standar nasional indonesianspkjembatan.pu.go.id/public/uploads/tahappelaksanaan/...aggregate (sni...

20
Standar Nasional Indonesia SNI ASTM C123:2012 Metode uji partikel ringan dalam agregat (ASTM C 123-03,IDT.) ICS 91.100.30 Badan Standardisasi Nasional ” Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis 91-01 Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil pada Subpanitia Teknis 91-01-S2 Rekayasa Jalan dan Jembatan “

Upload: vonhan

Post on 11-May-2019

3.421 views

Category:

Documents


739 download

TRANSCRIPT

Page 1: Standar Nasional Indonesianspkjembatan.pu.go.id/public/uploads/TahapPelaksanaan/...aggregate (SNI 1970:2008, Cara uji berat jenis dan penyerapan air agregat halus). C 702, Practice

Standar Nasional Indonesia

SNI ASTM C123:2012

Metode uji partikel ringan dalam agregat (ASTM C 123-03,IDT.)

ICS 91.100.30 Badan Standardisasi Nasional

” Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis 91-01 Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil pada Subpanitia Teknis 91-01-S2 Rekayasa Jalan dan Jembatan “

Page 2: Standar Nasional Indonesianspkjembatan.pu.go.id/public/uploads/TahapPelaksanaan/...aggregate (SNI 1970:2008, Cara uji berat jenis dan penyerapan air agregat halus). C 702, Practice

© BSN 2012 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang menyalin, menggandakan dan mengumumkan sebagian atau seluruh isi dokumen ini dengan cara dan dalam bentuk apapun dan dilarang mendistribusikan dokumen ini baik secara elektronik maupun tercetak tanpa izin tertulis dari BSN BSN Gd. Manggala Wanabakti Blok IV, Lt. 3,4,7,10. Telp. +6221-5747043 Fax. +6221-5747045 Email: [email protected] www.bsn.go.id Diterbitkan di Jakarta

” Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis 91-01 Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil pada Subpanitia Teknis 91-01-S2 Rekayasa Jalan dan Jembatan “

Page 3: Standar Nasional Indonesianspkjembatan.pu.go.id/public/uploads/TahapPelaksanaan/...aggregate (SNI 1970:2008, Cara uji berat jenis dan penyerapan air agregat halus). C 702, Practice

SNI ASTM C123:2012

i © BSN 2012

Daftar isi

Daftar isi .................................................................................................................................... i

Prakata .................................................................................................................................... ii

Pendahuluan ........................................................................................................................... iii

1 Ruang lingkup .................................................................................................................. 1

2 Acuan normatif ................................................................................................................. 1

3 Istilah dan definisi ........................................................................................................... 1

4 Arti dan kegunaan ............................................................................................................ 2

5 Peralatan ......................................................................................................................... 2

6 Larutan berat ................................................................................................................... 2

7 Pengambilan contoh uji ................................................................................................... 3

8 Prosedur uji ...................................................................................................................... 3

9 Perhitungan ..................................................................................................................... 5

10 Pelaporan ........................................................................................................................ 5

11 Ketelitian dan penyimpangan .......................................................................................... 5

12 Kata kunci ........................................................................................................................ 6

Lampiran A (normatif) Istilah dan definisi ............................................................................... 7

Lampiran B (informatif) Daftar penyimpangan teknis dan penjelasannya .............................. 8

Lampiran C (normatif) Contoh formulir uji ............................................................................... 9

Bibliografi .............................................................................................................................. 10

Tabel 1 - Jumlah minimum contoh uji ..................................................................................... 3

” Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis 91-01 Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil pada Subpanitia Teknis 91-01-S2 Rekayasa Jalan dan Jembatan “

Page 4: Standar Nasional Indonesianspkjembatan.pu.go.id/public/uploads/TahapPelaksanaan/...aggregate (SNI 1970:2008, Cara uji berat jenis dan penyerapan air agregat halus). C 702, Practice

SNI ASTM C123:2012

ii © BSN 2012

Prakata

Standar Nasional Indonesia (SNI) tentang Metode uji partikel ringan dalam agregat adalah revisi dari SNI 03-3416-1994, Metode pengujian partikel ringan dalam agregat. Standar ini merupakan hasil adopsi identik dari ASTM C 123-03, Standard Test Method for Lightweight Particles in Aggregate. Pada SNI 03-3416-1994 tentang Metode pengujian partikel ringan dalam agregat, jenis larutan yang lebih berat yang digunakan hanya satu jenis yaitu larutan seng klorida (ZnCl2) dalam air, sedangkan pada revisi SNI 03-3416 bisa juga digunakan larutan seng bromida (ZnBr2) dalam air dan campuran kerosin dengan 1,1,2,2 tetrabromoetana. Standar ini dipersiapkan oleh Panitia Teknis 91-01 Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil pada Subpanitia Teknis 91-01-S2 Rekayasa Jalan dan Jembatan melalui Gugus Kerja Jembatan dan Bangunan Pelengkap Jalan. Tata cara penulisan disusun mengikuti Pedoman PSN Nomor 03.1: 2007 dan dibahas dalam forum konsensus yang diselenggarakan pada tanggal 23 Juni 2009 di Bandung, oleh Subpanitia Teknis yang melibatkan para narasumber, pakar dan lembaga terkait.

” Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis 91-01 Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil pada Subpanitia Teknis 91-01-S2 Rekayasa Jalan dan Jembatan “

Page 5: Standar Nasional Indonesianspkjembatan.pu.go.id/public/uploads/TahapPelaksanaan/...aggregate (SNI 1970:2008, Cara uji berat jenis dan penyerapan air agregat halus). C 702, Practice

SNI ASTM C123:2012

iii © BSN 2012

Pendahuluan

Agregat yang mengandung terlalu banyak partikel ringan dapat mengakibatkan terbentuknya pori kapiler dalam proses pemadatan campuran beton sehingga menyebabkan beton menjadi keropos. Metode uji ini dimaksudkan sebagai acuan dan pegangan bagi pelaksana, teknisi laboratorium atau produsen dalam melakukan pengujian partikel ringan dalam agregat sehingga kadar partikel ringan dalam agregat dapat diketahui. Secara garis besar metode uji ini mencakup cara menentukan kadar partikel ringan di dalam agregat dengan cara memisahkannya menggunakan larutan yang lebih berat sehingga partikel ringan tersebut terapung. Dalam proses uji ini harus memperhatikan kesehatan dan keselamatan kerja karena bahan yang digunakan merupakan bahan yang berbahaya dan beracun.

” Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis 91-01 Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil pada Subpanitia Teknis 91-01-S2 Rekayasa Jalan dan Jembatan “

Page 6: Standar Nasional Indonesianspkjembatan.pu.go.id/public/uploads/TahapPelaksanaan/...aggregate (SNI 1970:2008, Cara uji berat jenis dan penyerapan air agregat halus). C 702, Practice

” Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis 91-01 Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil pada Subpanitia Teknis 91-01-S2 Rekayasa Jalan dan Jembatan “

Page 7: Standar Nasional Indonesianspkjembatan.pu.go.id/public/uploads/TahapPelaksanaan/...aggregate (SNI 1970:2008, Cara uji berat jenis dan penyerapan air agregat halus). C 702, Practice

SNI ASTM C123:2012

1 dari 10 © BSN 2012

Metode uji partikel ringan dalam agregat 1 Ruang lingkup 1.1 Metode uji ini meliputi cara menentukan persentase partikel ringan dalam agregat dengan cara memisahkannya dalam suatu larutan yang lebih berat yang mempunyai berat jenis yang sesuai. 1.2 Angka-angka dinyatakan dalam unit SI sebagai standar. Angka-angka dalam kurung adalah sebagai tambahan informasi. 1.3 Standar ini mencakup bahan-bahan, cara operasional, atau peralatan yang berbahaya. Standar ini tidak mencakup ketentuan kesehatan dan keselamatan kerja, bila ada menjadi tanggung jawab dari pengguna. Untuk pernyataan yang lebih spesifik mengenai resiko dapat dilihat pada 6.1.4. 2 Acuan normatif 2.1 Standar ASTM C 33, Specification for concrete aggregates.

C 125, Terminology relating to concrete and concrete aggregates.

C 127, Test method for density, relative density (specific gravity), and absorption of coarse aggregate (SNI 1969:2008, Cara uji berat jenis dan penyerapan air agregat kasar).

C 128, Test method for density, relative density (specific gravity), and absorption of fine aggregate (SNI 1970:2008, Cara uji berat jenis dan penyerapan air agregat halus).

C 702, Practice for reducing field samples of aggregate to testing size.

C 1005, Specification reference masses and devices for determining mass and volume for use in the physical testing of hydraulic cements.

D 75, Practice for sampling aggregates (SNI 03-6889, Tata cara pengambilan contoh

agregat).

D 3665, Practice for random sampling of construction materials (SNI 03-6868, Tata cara pengambilan contoh uji secara acak untuk bahan konstruksi).

E 11, Specification for wire cloth and sieves for testing purposes (SNI 03-6866, Spesifikasi saringan anyaman kawat untuk keperluan pengujian).

E 100, Specification for ASTM hydrometers. 3 Istilah dan definisi 3.1 Istilah dan definisi yang digunakan dalam standar ini mengacu kepada istilah yang ada dalam ASTM C 125 (Lihat lampiran A).

” Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis 91-01 Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil pada Subpanitia Teknis 91-01-S2 Rekayasa Jalan dan Jembatan “

Page 8: Standar Nasional Indonesianspkjembatan.pu.go.id/public/uploads/TahapPelaksanaan/...aggregate (SNI 1970:2008, Cara uji berat jenis dan penyerapan air agregat halus). C 702, Practice

SNI ASTM C123:2012

2 dari 10 © BSN 2012

4 Arti dan kegunaan 4.1 Metode uji ini digunakan untuk menentukan kesesuaian dengan ketentuan pada spesifikasi ASTM C 33 yang berkaitan dengan jumlah partikel ringan dalam agregat kasar dan agregat halus. Larutan yang lebih berat dengan massa jenis 2,0, digunakan untuk memisahkan partikel-partikel yang diklasifikasikan sebagai batu bara atau batu bara muda. Larutan yang lebih berat digunakan untuk memeriksa persentase partikel ringan lain seperti chart dan serpihan (shell) yang mempunyai massa jenis kurang dari 2,40. 4.2 Metode uji ini berguna juga untuk mengetahui partikel agregat yang porous pada kegiatan penelitian atau dalam analisis petrografik. 5 Peralatan 5.1 Timbangan dengan kapasitas:

a) minimal 500 gram dengan sensitivitas 0,1 gram untuk menentukan massa agregat halus;

b) minimal 5 000 gram dengan sensitivitas 1 gram untuk menentukan massa agregat kasar.

Timbangan yang digunakan harus sesuai dengan spesifikasi pada ASTM C 1005 (SNI 03-6414).

5.2 Wadah yang kapasitasnya sesuai untuk mengeringkan agregat dan wadah untuk menempatkan larutan yang lebih berat selama proses pemisahan. 5.3 Kain/kawat penyaring ukuran 300 µm (No. 50) yang sesuai dengan spesifikasi pada ASTM E 11 (SNI 03-6866), ukuran dan bentuknya harus sesuai untuk memisahkan partikel terapung dari larutan yang lebih berat. 5.4 Hot plate atau Oven yang mampu mempertahankan temperatur konstan pada (110 ± 5) oC. 5.5 Saringan ukuran 300 µm (No. 50) dan 4,75 mm (No. 4) yang sesuai dengan spesifikasi pada ASTM E 11 (SNI 03-6866). 5.6 Pengukur massa jenis: Hidrometer atau kombinasi dari gelas ukur dan timbangan yang mampu untuk mengukur massa jenis dengan ketelitian ± 0,01 yang sesuai dengan ASTM E100. 6 Larutan berat 6.1 Larutan berat harus mengandung salah satu dari tiga campuran berikut (lihat 6.1.4) : 6.1.1 Larutan seng klorida (ZnCl2) dalam air (untuk material yang mempunyai massa jenis sampai dengan 2,0). 6.1.2 Campuran kerosin dengan 1,1,2,2 tetrabromoetana, menghasilkan massa jenis yang diinginkan (1,1,2,2-tetrabromoetana mempunyai berat jenis sekitar 2,95). (lihat CATATAN 1). 6.1.3 Larutan seng bromida (ZnBr2) dalam air (untuk material yang mempunyai massa jenis sampai dengan 2,4).

” Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis 91-01 Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil pada Subpanitia Teknis 91-01-S2 Rekayasa Jalan dan Jembatan “

Page 9: Standar Nasional Indonesianspkjembatan.pu.go.id/public/uploads/TahapPelaksanaan/...aggregate (SNI 1970:2008, Cara uji berat jenis dan penyerapan air agregat halus). C 702, Practice

SNI ASTM C123:2012

3 dari 10 © BSN 2012

6.1.4 PERHATIAN: Bahan–bahan kimia yang disebutkan dalam 6.1.2 mengandung racun, baik melalui penyerapan oleh kulit dan pernapasan. Bahan-bahan tersebut harus digunakan hanya di dalam ruang terbuka, dan harus berhati-hati untuk menghindari bahan terhisap atau kontak dengan kulit atau mata. Tidak ada bahaya khusus dari uap larutan seng klorida (lihat 6.1.1) atau larutan seng bromida (lihat 6.1.3), tetapi kaca mata pelindung dan sarung tangan harus digunakan untuk mencegah kontak dengan kulit atau mata. 6.2 Massa jenis dari larutan yang lebih berat selama pengujian harus dipertahankan ± 0,01 dari nilai yang ditetapkan. CATATAN 1 - 1,1,2,2-tetrabromoetana adalah bahan yang sangat berbahaya dan beracun untuk digunakan dan ketika dipanaskan akan memancarkan uap beracun dari brom, hidrogen bromida dan karbonil bromida. Bahan ini dalam penggunaannya harus ditangani oleh orang yang terampil dan terlatih. Penyimpanannya harus di tempat yang aman. 7 Pengambilan contoh uji 7.1 Contoh uji diambil dari kumpulan agregat di lapangan sesuai dengan ASTM D 75 (SNI 03-6889) dan ASTM D 3665 (SNI 03-6868). Contoh uji dikurangi sampai ukurannya sesuai ketentuan dalam ASTM C 702 (SNI 13-6717). 7.2 Sebelum pengujian contoh uji dikeringkan sampai massa tetap pada temperatur (110 ± 5) °C dan disaring untuk menghilangkan material di bawah ukuran yang telah ditentukan pada 8.1 dan 8.2. Ukuran minimum dari contoh uji adalah sebagai berikut:

Tabel 1 - Jumlah minimum contoh uji

Ukuran agregat maksimum nominal (Saringan bukaan persegi)

Massa minimum Contoh uji

(gram) 4,75 mm (No 4) 200

19,5 mm ( 3/8 inci) 1 500

19,0 mm ( 3/4 inci) 3 000

37,5 mm (11/2 inci) 5 000

75,0 mm (3 inci) 10 000

Bila ukuran maksimum nominal agregat yang akan diuji tidak sesuai pada tabel di atas, ukuran berikutnya yang lebih besar dapat digunakan untuk menentukan ukuran contoh uji. 8 Prosedur uji 8.1 Agregat halus Benda uji dari agregat halus yang telah dikeringkan, didinginkan sampai temperatur ruang dan kemudian disaring dengan saringan ukuran 300 µm (No. 50) sampai butiran yang lolos kurang dari satu persen selama 1 menit penyaringan menerus. Massa dari butiran yang tertahan oleh saringan ukuran 300 µm (No. 50) ditentukan sampai ketelitian 0,1 gram dan usahakan butiran ini dalam kondisi jenuh kering permukaan dengan melakukan prosedur seperti yang ditetapkan dalam ASTM C 128/SNI 1970:2008 (lihat 8.1.1),

” Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis 91-01 Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil pada Subpanitia Teknis 91-01-S2 Rekayasa Jalan dan Jembatan “

Page 10: Standar Nasional Indonesianspkjembatan.pu.go.id/public/uploads/TahapPelaksanaan/...aggregate (SNI 1970:2008, Cara uji berat jenis dan penyerapan air agregat halus). C 702, Practice

SNI ASTM C123:2012

4 dari 10 © BSN 2012

kemudian masukkan butiran tersebut ke larutan yang lebih berat (lihat 6.1.4) dalam suatu wadah yang sesuai. Volume larutan sedikitnya tiga kali dari volume padat butiran. Larutan termasuk partikel terapung dituangkan dalam wadah kedua melalui kain/kawat penyaring, lakukan dengan hati-hati sehingga hanya partikel terapung yang dituangkan bersama dengan larutan dan tidak ada agregat halus yang mengendap yang ikut dituangkan pada kain/kawat penyaring. Larutan yang ada di wadah kedua dikembalikan ke wadah pertama selanjutnya benda uji dikocok, ulangi proses penuangan sampai benda uji bersih dari partikel terapung. Partikel ringan yang terdapat pada kain/kawat penyaring dicuci dalam bahan pelarut yang sesuai untuk memisahkannya dari larutan berat. Alkohol digunakan untuk mencuci 1,1,2,2 tetrabromoetana sedangkan air digunakan untuk mencuci seng klorida dan seng bromida. Setelah partikel ringan dituangkan dan dibersihkan, biarkan sampai kering (lihat 8.1.2). Sisa partikel ringan dibersihkan dari kain penyaring ke baki timbangan dan timbang massanya sampai ketelitian 0,1 gram. Jika perhitungan yang lebih tepat diperlukan, partikel ringan dikeringkan sampai massa tetap pada temperatur (110 ± 5) oC untuk menentukan nilai W1 yang digunakan pada rumus 9.1 (lihat 8.1.3.). 8.1.1 Bila penyerapan yang ditentukan sesuai dengan metode pengujian pada ASTM C 128 (SNI 1970:2008) diketahui, agregat halus dapat dipersiapkan untuk pengujian dengan menambahkan air yang diserap pada massa pasir kering yang tertentu, dicampur dengan merata, dan pasir didiamkan dalam baki tertutup selama 30 menit sebelum digunakan. 8.1.2 Jika selain dari seng klorida atau seng bromida yang digunakan, proses pengeringan harus berlangsung di ruang tebuka. Oven atau plat panas bisa digunakan untuk mempercepat proses pengeringan yang dilaksanakan di ruang terbuka atau oven yang dilengkapi ventilasi udara dan temperatur 115 °C tidak dilampaui. 8.1.3 Biasanya perbedaan antara massa kering oven dengan massa jenuh kering permukaan dari partikel ringan tidak banyak mempengaruhi perhitungan persentase dari partikel ringan. 8.2 Agregat kasar Benda uji dari agregat kasar yang telah dikeringkan didinginkan sampai temperatur ruang dan disaring dengan saringan ukuran 4,75 mm (No. 4). Massa dari butiran yang tertahan oleh saringan ukuran 4,75 mm (No. 4) ditentukan sampai ketelitian 1 gram dan buatlah butiran ini kepada kondisi jenuh kering permukaan dengan melakukan prosedur seperti yang ditetapkan dalam ASTM C 127 (SNI 1969:2008) kemudian masukkan butiran tersebut ke larutan yang lebih berat dalam suatu wadah. Volume larutan sedikitnya tiga kali dari volume padat butiran. Dengan menggunakan kain/kawat penyaring, pindahkan partikel yang mengapung ke permukaan, lalu simpan dalam wadah yang lain. Larutan tersebut diaduk kemudian partikel terapung dipindahkan. Hal ini dilakukan berulang kali sampai tidak ada lagi partikel terapung yang naik ke permukaan. Partikel ringan dicuci dalam bahan pelarut yang sesuai untuk memisahkannya dari larutan berat. Setelah larutan yang lebih berat dipindahkan, partikel ringan dibiarkan sampai kering (lihat 8.1.2).

” Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis 91-01 Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil pada Subpanitia Teknis 91-01-S2 Rekayasa Jalan dan Jembatan “

Page 11: Standar Nasional Indonesianspkjembatan.pu.go.id/public/uploads/TahapPelaksanaan/...aggregate (SNI 1970:2008, Cara uji berat jenis dan penyerapan air agregat halus). C 702, Practice

SNI ASTM C123:2012

5 dari 10 © BSN 2012

Massa partikel ringan ditentukan dengan ketelitian 1 gram. Jika perhitungan yang lebih tepat diperlukan, partikel ringan dikeringkan sampai massa tetap pada temperatur (110 ± 5) °C untuk menentukan nilai W1 yang digunakan dalam rumus 9.1 (lihat 8.1.3.). 9 Perhitungan 9.1 Rumus-rumus yang digunakan untuk menentukan persentase massa dari partikel ringan (partikel yang mengapung di atas larutan yang lebih berat) adalah sebagai berikut: a) Untuk agregat halus:

x100L2

1

W

W

b) Untuk agregat kasar :

x100L3

1

W

W

Keterangan: L adalah persentase massa partikel ringan dari agregat; W1 adalah massa partikel kering yang terapung, gram; W2 adalah massa agregat kering yang tertahan di atas saringan 300 µm ( No.50), gram; W3 adalah massa agregat kering yang tertahan di atas saringan 4,75 mm ( No.4), gram. 10 Pelaporan 10.1 Laporan harus mencakup hal-hal berikut: 10.1.1 Identifikasi agregat seperti sumber, jenis, dan ukuran maksimum nominal. 10.1.2 Massa contoh uji yang digunakan. 10.1.3 Jenis dan massa jenis larutan yang lebih berat yang digunakan untuk pengujian. 10.1.4 Persentase massa partikel ringan yang dihitung mendekati 0,1 %. 11 Ketelitian dan penyimpangan 11.1 Ketelitian

Tidak ada studi laboratorium yang telah dilakukan dengan menggunakan cara uji ini untuk menentukan indeks ketelitian. Panitia masih mencari data yang berkaitan dari pengguna cara uji ini.

11.2 Penyimpangan

Penyimpangan metode uji ini dapat diperkirakan dengan melakukan ketentuan berat jenis dan penyerapan agregat secara terpisah untuk masing-masing partikel pada wadah yang terpisah.

” Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis 91-01 Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil pada Subpanitia Teknis 91-01-S2 Rekayasa Jalan dan Jembatan “

Page 12: Standar Nasional Indonesianspkjembatan.pu.go.id/public/uploads/TahapPelaksanaan/...aggregate (SNI 1970:2008, Cara uji berat jenis dan penyerapan air agregat halus). C 702, Practice

SNI ASTM C123:2012

6 dari 10 © BSN 2012

12 Kata kunci 12.1 Agregat, larutan berat, partikel ringan.

” Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis 91-01 Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil pada Subpanitia Teknis 91-01-S2 Rekayasa Jalan dan Jembatan “

Page 13: Standar Nasional Indonesianspkjembatan.pu.go.id/public/uploads/TahapPelaksanaan/...aggregate (SNI 1970:2008, Cara uji berat jenis dan penyerapan air agregat halus). C 702, Practice

SNI ASTM C123:2012

7 dari 10 © BSN 2012

Lampiran A (normatif)

Istilah dan definisi A.1 agregat material yang berbentuk butiran, seperti pasir, kerikil, batu pecah atau terak besi hasil pembakaran suhu tinggi A.1.1 agregat halus agregat yang lolos saringan ukuran 4,75 mm (No. 4) dan dominan tertahan saringan ukuran 75 μm (No. 200) A.1.2 agregat kasar agregat yang tertahan di saringan ukuran 4,75 mm (No. 4) A.2 benda uji bagian dari contoh uji yang telah disiapkan dengan cara tertentu dan siap uji di laboratorium A.3 contoh uji material yang diambil dari satu kelompok material dengan cara tertentu sehingga mewakili kelompok tersebut A.4 larutan berat larutan yang mempunyai massa jenis 2,0 sampai dengan 2,95 A.5 massa jenis perbandingan massa benda dengan massa air suling yang sama besar volumenya dalam temperatur yang tetap A.6 partikel ringan partikel yang mengapung di atas larutan yang lebih berat dan mempunyai massa jenis lebih kecil dari larutan berat yang digunakan sesuai material yang diuji

” Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis 91-01 Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil pada Subpanitia Teknis 91-01-S2 Rekayasa Jalan dan Jembatan “

Page 14: Standar Nasional Indonesianspkjembatan.pu.go.id/public/uploads/TahapPelaksanaan/...aggregate (SNI 1970:2008, Cara uji berat jenis dan penyerapan air agregat halus). C 702, Practice

SNI ASTM C123:2012

8 dari 10 © BSN 2012

Lampiran B (informatif)

Daftar penyimpangan teknis dan penjelasannya

Uraian / Pasal/Sub Pasal SNI 03-3416-1994 SNI ASTM C123:2012 Judul standar Metode pengujian partikel

ringan dalam agregat Metode uji partikel ringan dalam agregat

Format penulisan Tidak mengacu pada PSN Nomor 03:1 Tahun 2007

Perubahan format dan layout SNI sesuai PSN Nomor 03:1 Tahun 2007

Acuan normatif Hanya satu rujukan Banyak rujukannya Istilah dan definisi Sudah ada Ada penambahan beberapa

istilah - Ketentuan dan

persyaratan - Cara pengujian

Masih kurang Perubahan tata letak dan penambahan beberapa materi

Prosedur Masih Kurang Penambahan beberapa materi - Formulir uji - Contoh isian formulir

hasil uji

Sudah ada Ada perubahan

” Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis 91-01 Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil pada Subpanitia Teknis 91-01-S2 Rekayasa Jalan dan Jembatan “

Page 15: Standar Nasional Indonesianspkjembatan.pu.go.id/public/uploads/TahapPelaksanaan/...aggregate (SNI 1970:2008, Cara uji berat jenis dan penyerapan air agregat halus). C 702, Practice

SNI ASTM C123:2012

9 dari 10 © BSN 2012

Lampiran C (normatif)

Contoh formulir uji

Lampiran surat/lap. no. : Terima tanggal : Pekerjaan : Tanggal uji : Jumlah contoh uji : Diuji oleh : Nomor contoh uji : Dihitung oleh : Jenis contoh uji : Diperiksa oleh : Sumber contoh uji :

PENGUJIAN PARTIKEL RINGAN DALAM AGREGAT

1.PENENTUAN MASSA PARTIKEL RINGAN DARI AGREGAT HALUS BENDA UJI (gram) I II

Massa agregat kering yang tertahan di atas saringan 300 µm ( No.50) (W2)

Massa wadah + partikel kering yang terapung

Massa wadah kosong

Massa partikel kering yang terapung (W1)

2.PENENTUAN MASSA PARTIKEL RINGAN DARI AGREGAT KASAR BENDA UJI (gram) I II

Massa agregat kering yang tertahan di atas saringan 4,75 mm ( No.4) (W3)

Massa wadah + partikel kering yang terapung

Massa wadah kosong

Massa partikel kering yang terapung (W1)

3.PENENTUAN KADAR PARTIKEL RINGAN DARI AGREGAT HALUS DAN AGREGAT KASAR BENDA UJI (%) I II

a) Untuk agregat halus :

L = 1002

1 xW

W

RATA - RATA b) Untuk agregat kasar :

L = 1003

1 xW

W

RATA - RATA

CATATAN : ................, …...………………20...

Mengetahui, Penyelia

Teknisi Lab.

(________________________) .

(_________________________)

” Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis 91-01 Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil pada Subpanitia Teknis 91-01-S2 Rekayasa Jalan dan Jembatan “

Page 16: Standar Nasional Indonesianspkjembatan.pu.go.id/public/uploads/TahapPelaksanaan/...aggregate (SNI 1970:2008, Cara uji berat jenis dan penyerapan air agregat halus). C 702, Practice

SNI ASTM C123:2012

10 dari 10 © BSN 2012

Bibliografi

SNI 03-6414, Spesifikasi timbangan yang digunakan pada pengujian bahan.

SNI 13-6717, Tata cara penyiapan benda uji dari contoh agregat.

PP No.18/1999, Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3).

PP No.74/ 2001, Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3).

Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per.05/MEN/1996, Sistem Manajemen Keselamatan

dan Kesehatan Kerja (SMK3).

” Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis 91-01 Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil pada Subpanitia Teknis 91-01-S2 Rekayasa Jalan dan Jembatan “

Page 17: Standar Nasional Indonesianspkjembatan.pu.go.id/public/uploads/TahapPelaksanaan/...aggregate (SNI 1970:2008, Cara uji berat jenis dan penyerapan air agregat halus). C 702, Practice

 

© BSN 2012

” Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis 91-01 Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil pada Subpanitia Teknis 91-01-S2 Rekayasa Jalan dan Jembatan “

Page 18: Standar Nasional Indonesianspkjembatan.pu.go.id/public/uploads/TahapPelaksanaan/...aggregate (SNI 1970:2008, Cara uji berat jenis dan penyerapan air agregat halus). C 702, Practice

 

© BSN 2012

” Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis 91-01 Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil pada Subpanitia Teknis 91-01-S2 Rekayasa Jalan dan Jembatan “

Page 19: Standar Nasional Indonesianspkjembatan.pu.go.id/public/uploads/TahapPelaksanaan/...aggregate (SNI 1970:2008, Cara uji berat jenis dan penyerapan air agregat halus). C 702, Practice

 

© BSN 2012

” Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis 91-01 Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil pada Subpanitia Teknis 91-01-S2 Rekayasa Jalan dan Jembatan “

Page 20: Standar Nasional Indonesianspkjembatan.pu.go.id/public/uploads/TahapPelaksanaan/...aggregate (SNI 1970:2008, Cara uji berat jenis dan penyerapan air agregat halus). C 702, Practice

BADAN STANDARDISASI NASIONAL - BSN Gedung Manggala Wanabakti Blok IV Lt. 3,4,7,10 Jl. Jend. Gatot Subroto, Senayan Jakarta 10270

Telp: 021- 574 7043; Faks: 021- 5747045; e-mail : [email protected]

© BSN 2012

” Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis 91-01 Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil pada Subpanitia Teknis 91-01-S2 Rekayasa Jalan dan Jembatan “