antropologi

Upload: hani-el-erliana

Post on 13-Oct-2015

20 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangIndonesia merupakan negara yang dikenal sebagai negara multikultural, multi etnik, agama, ras dan multi golongan. Budaya indonesia tercermin dalam Bhennika Tunggal Ika yang merupakan bukti kemajuan budaya bangsa dalam naungan negara kesatuan republik Indonesia (Syueb, 2011). Sistem nilai budaya merupakan tingkat yang paling tinggi dan paling abstrak dari adat istiadat. Kemajuan budaya dalam konteks masyarakat Indonesia merupakan pengertian yang majemuk, oleh karena itu pengertian budaya itu sendiri bergantung pada aspeks di dalam kehidupan masyarakat secara teoritis dianggap sebagai bagian pokok untuk pemahaman perilaku warga masyarakat (Hanna, 2010).Fenomena agama sendiri merupakan suatu fenomena universal manusia dan suatu fenomena abadi dalam memberikan gambaran bahwa keberadaan agama tidak lepas dari pengaruh realitas disekelilingnya. Studi tentang Islam dalam artian kegiatan keilmuan sangatlah luas, sehingga dimungkinkan untuk diubah, dikembangkan, diperbaiki, dan dirumuskan kembali seta disempurnakan sesuai zaman. Studi agama tidak hanya cukup difahami dengan pendekatan normatif, tetapi perlu menggunakan pendekatan baru yang sesaui dengan perkembangan pemikiran, dinamika sosial bahkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Memahami islam dengan menggunakan berbagai pendekatan atau cara pandang disiplin suatu keilmuan adalah sangat mungkin dilakukan karena islam memiliki sumber ajaran utamanya yang terdapat dalam Al-Quran dan As-sunah memang bukan hanya berbicara masalah akidah, ibadah dan kehidupan akhirat saja namun berbicara tentang ilmu pengetahuan, teknologi, sejarah, sosial, pendidikan, politik, ekonomi, kebudayaan, seni dan sebagainya (Al-Ghazali, 1996 dalam Saadah 2012). Pengunaan teori dan pendekatan perlu digarasi bawahi dikarenakan bukan sekedar menguji benar atau tidaknya aspek esensi ajaran islam yang bersifat normatif, namun yang dijadikan obyek penelitian merupakan aspek lahiriah atau pengamalan dari ajaran wahyu tersebut (Nata, 2011). Melihat dari beberapa alasan maka makalah ini berusaha menjelaskan tentang asal mula antropologi dalam konsep islam. Antropologi sendiri merupakan ilmu yang mempelajari manusia serta perilaku mereka dalam memahami perbedaan budaya. Antropologi sendiri sesungguhnya merupakan ilmu yang penting untuk mempelajari agama dan interaksi sosial dan budaya (Baharun, 2011).

1.2 Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dalam makalah ini yaitu:1. Apa yang dimaksud dengan antropologi dan pendekatan antropologi?2. Bagaimana sejarah perkembangan antropologi?3. Bagaimana konsep islam mengenai asal mula antropologi?

1.3 TujuanTujuan dari makalah ini adalah menjelaskan tentang antropologi dan pendekatannya, menjabarkan tentang sejarah perkembangan antropologi dan konsep islam mengenai asal mula antropologi.

BAB IIISI2.1 Pengertian Antropologi dan PendektannyaIstilah antropologi berasal dari bahasa yunani asal kata anthropos yang berarti manusia dan logos berarti ilmu dengan demikian secara harfiah antropologi berarti ilmu tentang manusia. Sedangkan definisi antropologi sendiri adalah ilmu yang mengkaji manusia dan budayanya. Tujuannya adalah memperoleh suatu pemahaman totalitas dari manusia sebagai makhluk, baik di masa lampau maupun sekarang, baik sebagai organisme biologis maupun sebagai makhluk berbudaya (Ghazali, 2011). Menurut Akbar S. Ahmad, antropologi adalah ilmu yang didasarkan atas observasi yang luas tentang kebudayaan , menggunakan data yang terkumpul, dnegna menetralkan nilai, analisis yang tenang (tidak memihak) (Baharun, 2011). Sedangkan menurut Kentjaranigrat mendifinisikan, antropologi adlah ilmu tentang manusia, khuusnya tentang asal-usul, ankea warna, bentuk fisik, adat istiadat dan kebudayaan yang dihasilkan. Dari definisi di atas dapat dismpulkan bahwa antropologi merupakan ilmu yang mempelajari segala aspeks dari manusia, yang teridri dari aspek fisik dan non fisik berupa warna kulit, bentuk rambut, bentuk mata, kebudayaan dan berbagai pengetahuan tentang corak kehidupan lain nya bermanfaat. Secara khusus ilmu antropologi terbagi kedalam lima sub-lima:

Gambar 1. Bagan pembagian ilmu antropologi ( Koentjaranigrat, 1980)

Dari bagan diatas, secara makroilmu antropologi dapat dibagi menjadi dua bagian yakni antropologi fisik dan budaya. Antropologi fisik mempelajari manusia sebgai organisme biologis yang melacak perkembangan manusia menurut evolosinya dan menyelidik variasi biologisnya dalam berbagai jenisnya, antropologi fisik sangat berkaitan dnegan ilmu evolusi. Antopologi budaya menfokuskan perhatian nya pada kebudayan manusia ataupun cara hidupnya dalam masyarakat. Antropologi budaya menjadi 3 bagian yaitu, 1). Hakikat kebudayaan yang menyangkut tentang konsep kebudayaan dan karakteristik-karakteristiknya, 2). Ba hasa dan komunikasi, 3). Kebudayaan dna keperibadian. (Haviland, 1999). Antropologi merupakan contoh konsep yang menjelaskan tentan, 1) Kebudayaan 2) Tradisi 3) Evolusi 4) culture area 5) tradisi 6) kekerabatan. Pengertian pendekatan antropologi dapat diartikan sebagai salah satu upaya memahami agama dengan cara melihat wujud praktik keagamaan yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat. Salah satu konsep antropologi modern adalah holisme yaitu, pandangan bahwa praktik-praktik sosial harus diteliti dalam konteks dan secara esensial dalam masyarakat (Nata, 2011).2.2 Sejarah Perkembangan AntropologiMenurut David N. Gellner, Antropologi bermula pada abad 19 M. Pada abad ini antropologi dimaknai sebagai penelitian yang difokuskan pada kajian asal-usul manusia. Penelitian antropologi tersebut mencakup pencarian fosil yang masih ada dan mengkaji keluarga binatang yang terdekat dengan manusia (primate) serta meneliti masyarakat manusia yang mana paling tua dan tetap bertahan (survive). Pada masa ini antropologi dikembangkan dalam paradigma evolusi sebagai ide kunci. Pada abad ke 19 M menghasilkan 2 karya besar yairu :The golden Bough (1890) Karya Sir James Frazer dan The Element Forms of religions Life (1912) Karya Emil Durkheim (Connnoly, 2011).Setelah Frazer dan Durkheim muncul antropologi agama misalnya, pada tahun 1950-an seorang antropologi bernaman Clifford Greetz menuliskan buku The Religion Of Java dengan meodel penelitian yaitu dengan penelitian lapangan dan pendekatan kualitatif. Pada abad ke-20 ilmuan antropologi banyak mencurahkan perhatikan untuk melakukan field reseacrh secara langsung tentang kelompok-kelompok manusia. Antropologi tidak mutlak lahir dari ilmuwan namun juga lahir dari ilmuwan islam seperti Ibn Khaldun, al Biruni, Ibn Bathuthah, al Masudi dan lain-lain. Fase pertama dalam perkembangan antropologi. Pada awal tahun 1800-an negara-negara Eropa Barat melakukkan kolonialisasi atas negaranegara Afrika, Asia dan Amerika. Menurut pandangan orang Eropa bangsa-bangsa yang dijajah masih primitif, buas dan sering dikatakan bangsa-bangsa yang masih asli, yang belum mengalami perubahan dan kemajuan. Fase kedua dimulai dari abad ke 19 yang ditemukan banyak tulisan mengenai aneka warna kebudayaan dan tingkat evolusinya. Fase ketiga Pada awal abad ke 20 ilmu Antropologi mengalami kemajuan, ilmu Antropologi dipergunakan oleh bangsa Eropa untuk mempelajari adat-istiadat dan keabiasaan bangsa yang terjajah.Dengan mengetahui data tentang kebiasaan itu dapat dipergunakan untuk mempertahankan kolonialismenya di negara yang dijajah tersebut. Fase keempat Sesudah tahun 1930-an ilmu Antropologi mengalami perkembangan luar biasa, dipengaruhi oleh metode ilmiah dalam melakukan penelitian. Masyarakat terjajah mengalami perkembangan, maka Antropologi seakan mengalami kehilangan objek penelitian. Antropologi mengembangkan metode ilmiah terutama PT di Eropa dan Amerika, dan seluruh dunia (Koentjaranigrat, 1990).2.3 Konsep Islam Mengenai Asal Mula Antropologi2.3.1 Asal-Mula Manusia dalam Pandangan AntropologiPada mulanya di dunia ini hanya ada satu sel yang kemudian berkembang dan mengalami percabangan-percabangan. Percabangan ini mengakibatkan adanya variasi makhluk hidup didunia ini. Menurut Charles Darwin dalam teori evolusinya Manusia merupakan hasil evolusi dari kera yang mengalami perubahan secara bertahap dalam waktu yang sangat lama dalam perjalanan waktu yang sangat lama terjadilah seleksi alam. Dalam Teorinya dikatakan Suatu benda (bahan) mengalami perubahan dari yang tidak sempurana menuju kepada kesempurnaan. Manusia dalam pandangan antropologi terbentuk dari satu sel sederhana yang mengalami perubahan secara bertahap dengan waktu yang sangat lama (evolusi). Berdasarkan teori ini, manusia dan semua makhluk hidup di dunia ini bersal dari satu moyang yang sama. Nenek moyang manusia tersebut adalah kera. Teori evolusi yang dikenalkan oleh charles Darwin ini akhirnya meluas dan terus dipakai dalam antropologi. Tetapi dalam perjalanan Charles Darwin mengalami kebingungan dikarenakan adanya beberapa jenis tumbuhan yang tidak mengalami evolusi. Titik kelemahan teori Charles Darwin adalah tidak adanya titik temu antara teori dengan kenyataan ( McHenry. 2000)2.3.2 Asal-Mula Manusia dalam pandangan al-quranDalam al-quran dijelaskan bahwa penciptaan manusia mempunyai dua tahapan yang berbeda, yaitu; 1)tahapan promodial, manusia pertama yaitu Adam A.s yang diciptakan dari tanah, hal tersebut tercantum dalam al-quran surat Al-anam (6):2, Al- Ruum (30):20, 2)tahapan Biologi yaitu penciptaan manusia selanjutnya adalah melalui proses biologi yang mana dapat difahami secara sains-emperik. Proses biologi menjelaskan bahwa manusia beraal dari inti sari tanah yang dijadikan airmani (nutfah) sebagaimana firman Allah : Apakah manusia mengira akan dibiarkan tak terurus? Bukankah nyanya setitik mani yang dipancarkan? (QS Al-Qiyamah 6-37).Kemudian tersimpan dalam rahim dan menjadi segumpal darah beku (alaqah) serta menjadi sgeumpal daging (Mudghah) hingga akhirnya terbentuk tulang-belulang dan setelah itu roh pun di tiupkan. Hal ini diterangkan dalam Q.S Al muminuun 23);12-14). Terwujudnya alam semesta oleh Allah melewati 6 masa sebagai mana firman Allah :Yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada diantara keduanya dalam 6 masa, kemudian bersemaam di atas arsy (Dialah)yang Maha pemurah, maka tanyakan itu kepada Yang Maha mengetahui (QS. Al Furqon (25);59).Keenam masa tersebut adalah ; Azoikum, Ercheozoikum, Protovozoikum, Paleozoikum, Mesozoikum, dan Cenozoikum. Dari perpaduan Al-quran dengan hasil teori Darwin menyatakan bahwa teori tersebut tidak dapat diterima.Dari penelitan membuktikan bahwa kurun akhir (cenozoikum) adalah masa muncul manusia berbudaya (Bucaille, 1984)Penciptaan manusia dan aspek-aspeknya itu ditegaskan dalam banyak ayat. Beberapa di antaranya sebagai berikut:1. Manusia tidak diciptakan dari mani yang lengkap, tetapi dari sebagian kecilnya (spermazoa).2. Sel kelamin laki-lakilah yang menentukan jenis kelamin bayi.3. Janin manusia melekat pada rahim sang ibu bagaikan lintah.4. Manusia berkembang di tiga kawasan yang gelap di dalam rahim. Setetes ManiSebelum proses pembuahan terjadi, 250 juta sperma terpancar dari si laki-laki pada satu waktu dan menuju sel telur yang jumlahnya hanya satu setiap siklusnya. Sperma-sperma melakukan perjalanan yang sulit di tubuh si ibu sampai menuju sel telur karena saluran reproduksi wanita yang berbelok2, kadar keasaman yang tidak sesuai dengan sperma, gerakan menyapu dari dalam saluran reproduksi wanita, dan juga gaya gravitasi yang berlawanan. Sel telur hanya akan membolehkan masuk satu sperma saja. Artinya, bahan manusia bukan mani seluruhnya, melainkan hanya sebagian kecil darinya. Ini dijelaskan dalam Al-Quran :Apakah manusia mengira akan dibiarkan tak terurus? Bukankah ia hanya setitik mani yang dipancarkan? (QS Al Qiyamah:36-37). Segumpal Darah Yang Melekat di RahimSetelah lewat 40 hari, dari air mani tersebut, Allah menjadikannya segumpal darah yang disebut alaqah."Dia telah menciptakan manusia dengan segumpal darah". (al Alaq/96:2).Ketika sperma dari laki-laki bergabung dengan sel telur wanita, terbentuk sebuah sel tunggal yang dikenal sebagai zigot , zigot ini akan segera berkembang biak dengan membelah diri hingga akhirnya menjadi segumpal daging. Tentu saja hal ini hanya dapat dilihat oleh manusia dengan bantuan mikroskop. Zigot tersebut tidak melewatkan tahap pertumbuhannya begitu saja. Ia melekat pada dinding rahim seperti akar yang kokoh menancap di bumi dengan carangnya. Melalui hubungan semacam ini, zigot mampu mendapatkan zat-zat penting dari tubuh sang ibu bagi pertumbuhannya. Pada bagian ini, satu keajaiban penting dari Al Quran terungkap. Saat merujuk pada zigot yang sedang tumbuh dalam rahim ibu, Allah menggunakan kata alaq dalam Al Quran. Arti kata alaq dalam bahasa Arab adalah sesuatu yang menempel pada suatu tempat. Kata ini secara harfiah digunakan untuk menggambarkan lintah yang menempel pada tubuh untuk menghisap darah. Pembungkusan Tulang oleh OtotDisebutkan dalam ayat-ayat Al Quran bahwa dalam rahim ibu, mulanya tulang-tulang terbentuk, dan selanjutnya terbentuklah otot yang membungkus tulang-tulang ini.Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang-belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik (QS Al Muminun:14)Para ahli embriologi beranggapan bahwa tulang dan otot dalam embrio terbentuk secara bersamaan. Karenanya, sejak lama banyak orang yang menyatakan bahwa ayat ini bertentangan dengan ilmu pengetahuan. Namun, penelitian canggih dengan mikroskop yang dilakukan dengan menggunakan perkembangan teknologi baru telah mengungkap bahwa pernyataan Al-Quran adalah benar. Penelitian di tingkat mikroskopis ini menunjukkan bahwa perkembangan dalam rahim ibu terjadi dengan cara persis seperti yang digambarkan dalam ayat tersebut. Pertama, jaringan tulang rawan embrio mulai mengeras. Kemudian sel-sel otot yang terpilih dari jaringan di sekitar tulang-tulang bergabung dan membungkus tulang-tulang ini. Saripati Tanah dalam Campuran Air ManiCairan yang disebut mani tidak mengandung sperma saja. Ketika mani disinggung di Al-Quran, fakta yang ditemukan oleh ilmu pengetahuan modern, juga menunjukkan bahwa mani itu ditetapkan sebagai cairan campuran: Dialah Yang menciptakan segalanya dengan sebaik-baiknya, Dia mulai menciptakan manusia dari tanah liat. Kemudian Ia menjadikan keturunannya dari sari air yang hina. (Al-Quran, 32:7-8)Menurut Raghib Al Asfahani seorang pakar bahasa Al-Quran, sebagaimana dikutip Quraish Shihab memandang kata taqwim pada ayat ini sebagai isyarat tentang keistimewaan manusia dibandingkan binatang, yaitu akal, pemahaman dan bentuk fisiknya yang tegak lurus. Jadi, kalimat ahsanu taqwim berarti bentuk fisik dan psikis yang sebaik-baiknya, yang dapat melaksanakan fungsinya sebaik mungkin. Allah berbuat demikian karena Allah ingin menjadikan manusia sebagai khalifah di bumi. Oleh karenanya Allah menciptakan manusia dalam sebaik-baik bentuk, sehingga tidak ada satu makhlukpun yang lebih tinggi derajatnya dari manusia.Selayaknya ilmu perakitan komputer, maka Allah telah merakit manusia dengan sistem hardware dan software, lengkap, berkualitas tinggi dan multifungsi. Kesemua perangkat ini bekerja secara sinergis dan dinamis agar manusia bisa menjalankan fungsinya sebagai khalifah Allah di bumi. Manusia diciptakan Allah sebagai makhluk berpribadi, sebagai makhluk yang hidup bersama-sama dengan orang lain, sebagai makhluk yang hidup di tengah-tengah alam dan sebagai makhluk yang diciptakan dan diasuh oleh Allah. Manusia sebagai makhluk berpribadi, mempunyai fungsi terhadap diri pribadinya. Manusia sebagai anggota masyarakat mempunyai fungsi terhadap masyarakat. Manusia sebagai makhluk yang hidup di tengah-tengah alam, berfungsi terhadap alam. Manusia sebagai makhluk yang diciptakan dan diasuh, berfungsi terhadap yang menciptakan dan yang mengasuhnya. Selain itu manusia sebagai makhluk pribadi terdiri dari kesatuan tiga unsur yaitu : unsur perasaan, unsur akal, dan unsur jasmani. Al-Qur'an menggambarkan manusia sebagai makhluk pilihan Tuhan, sebagai khalifah-Nya di muka bumi, serta sebagai makhluk semi-samawi dan semi duniawi, yang di dalam dirinya ditanamkan sifat-sifat : mengakui Tuhan, bebas, terpercaya, rasa tanggungjawab terhadap dirinya maupun alam semesta, serta karunia keunggulan atas alam semesta, langit dan bumi. Manusia dipusakai dengan kecenderungan jiwa ke arah kebaikan maupun kejahatan. Kemaujudan mereka dimulai dari kelemahan dan ketidakmampuan, yang kemudian bergerak ke arah kekuatan. Tetapi itu tidak akan menghapuskan kegelisahan psikis mereka, kecuali jika mereka dekat dengan Tuhan dan selalu mengingat-Nya.Tujuan utama penciptaan manusia adalah agar manusia itu mengabdi kepada Allah artinya sebagai hamba Allah agar menuruti apa saja yang diperintahkan oleh Allah swt. Sedangkan fungsi dari penciptaan manusia ini secara global kami menyebutkan tiga kalsifikasi, yaitu:1. Manusia sebagai Khalifah Allah di muka bumiKhalifah disini maksudnya menjadi penguasa untuk mengatur dan mengendalikan segala isinya. Sebagai pedoman hidup manusia dalam melaksanakan tugas itu, Allah menurunkan agama-Nya. Agama menjelaskan dua jalan yaitu jalan yang bahagia dan jalan yang akan membahayakannya.Perbedaan tingkat yang akan diadakan oleh Allah di dalam masyarakat manusia, bukanlah suatu kesempatan bagi si kuat untuk menganiaya si lemah atau si kaya tidak memperdulikan si miskin, melainkan suatu penyusunan masyarakat ke arah kebaikan hidup bersama melalui tolong menolong.2. Manusia sebagai Warosatul AnbiyaKehadiran Nabi Muhammad saw. di muka bumi ini mengemban misi sebagai Rahmatal lil Alamiin yakni suatu misi yang membawa dan mengajak manusia dan seluruh alam untuk tunduk dan taat pada syariat-syariat dan hukum-hukum Allah swt. guna kesejahteraan perdamaian, dan keselamatan dunia akhirat.Misi tersebut berpijak pada trilogy hubungan manusia, yaitu: Hubungan manusia dengan Tuhan, karena manusia sebagai makhluk ciptaan-Nya. Hubungan manusia dengan masyarakat, karena manusia sebagai anggota masyarakat. Hubungan manusia dengan alam sekitarnya, karena manusia selaku pengelola, pengatur, serta pemanfaatan kegunaan alam.3. Manusia sebagai Abd (Pengabdi Allah)Fungsi ini mengacu pada tugas-tugas individual manusia sebagai hamba Allah swt. Tugas ini diwujudkan dalam bentuk pengabdian ritual kepada Allah swt. dengan penuh keikhlasan. Secara luas konsep abd ini meliputi seluruh aktivitas manusia dalam kehidupannya. Semua yang dilakukan oleh manusia dalam kehidupannya dapat dinilai sebagai ibadah jika semua yang dilakukan (perbuatan manusia) tersebut semata-mata hanya untuk mencari ridha Allah swt (Bisri, 2011)2.3.3 Antropologi dalam Kajian Agama IslamPendekatan antrpologi dalam kajian agama islam dikaitkan dalam 4 kerangka yaitu; intellectualist, structuralist, fuctionalist dan symbolist. Dalam hal ini pandangan antropologi diawali dnegan melihat intelektualismenya. Dalam alquran dijelaskan bahwa mempelajari tentang manusi adalah hal yan penting.Saat ini kecendrungan untuk melihat islam secara menyeluruh dengan menonjolkan ciri-ciri islam lokal. Kajian semacam Marshal Hodgson yang mecoba menggabungkan perjalanan islam dengan budaya maupun peradaban lokal menunjukan suatu hasi yang memuaskan. Pada dasarnya kajian-kajian tentang agama dan budaya dapat kita arahkan dalam berbagai kerangka yangmana dapat kita terapkan dalam upaya mencari konsep-konsep lokal tentang bagaimana agama dan budaya berinteraksi, dan kajian tersebut dapat dipusatkan untuk mempetakan islam dalam peta besar islam universal serta local discourse yang tumbuh dari pergumulan agama dan budaya yang dapat dijadikan sebagai tambahan wacana globalisasi. Sesungguhnya pemahaman agama tidak akan lengkap tanpa memahami realitas manusia yang tercermin dalam budayanya. Posisi penting manusia dalam islam seperti digambarkan dalam proses penciptaan nya yang mana ruhnya merupakan tiupan dari ruh tuhan nya- memberikan indikasi bahwa manusia menmpatkan posisi penting dalam mengetahui tentang Tuhannya. Pemhaman agama secara keseluruhan tidaka akan tercapai tanpa memahami separuh dari agama tersebut yaitu manusia. Dari sinilah terlihat betapa pentingnya mengkaji antropologi berkenaan dengan islam bahwa sesungguhnya adalah realitas manusia adalah ketuhanan yang emperis dan antropologi sendiri merupakan separuh dari agama (Siregar, 2010)Untuk lebih jelas bahwa pentingnya antara kajian islam tentang antropologi telah dijelaskan di atas tentang penciptaan manusia sebagai mana dalam QS. As-sajadah Allah lah yang memeulai penciptaan manusia dari tanah, kemudian menciptakan keturunan nya dari saripati tanah yang hina (air mani) kemudian menyempurnakan dan meniupkan roh kedalam tubuhnyaBAB IIIPENUTUP

4.1 Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKABisri,M.2011. Risalah qawaid Ushul Fiqh Alfaraidul bahiyah.Menara kudus:KudusBaharun, H. Metodelogi Studi Islam. PT Ar-ruz media: JogjakartaBucaille, M. (1984). Asal-Usul Manusia Menurut Bibel, Al-Quran dan Sains. Bandung: Penerbit Mizan.Conolly, P. 2011. Aneka Pendekatan studi agama. Lkis :JogjakartaDaradjat, Zakiah. dkk. (1986). Dasar-dasar Agama Islam. Jakarta.Dinal mudra, Mahyu.2008.warisan budaya dan makna pelestarianya.melayu online:Malaysia.Fauzi, A. Pandangan Islam Tentang Teori Asal-Usul Kehidupan Oleh Charles Darwin. (http//biohikmah. Wordpress.com.08/01/2011/ Pandangan- Islam Tentang -Teori Asal-Usul -Kehidupan Oleh- Charles Darwin. Diaskes tanggal 12 Mei 2014)Ghazali, A. 2011. Antropologi Agama. CV Alfabeta :BandungHanna, R. 2010. Pendekatan Antropologi dalam Kajian Islam. Gramediapress :JakartaKoentjaraningrat. 1990. Sejarah Teori Antropologi. Jilid 2. UI Press: JakarataKoentjaraningrat. 1980. Sejarah Teori Antropologi. Jilid 1. UI Press: JakarataMcHenry. 2000. Evolusi Manusia dalam Adam Kuper dan Jesica Kupper (Ensklipodi ilmu-ilmu sosial) diterjemahkan oleh haris munandar. Raja Grafindo husada: JakartaNata, A. 2011. Metodelogi Studi Islam. PT Grafindo: JakartaNurshodik, KH. 2009. Metode berfikir ( Manhajul fikri)atau ciri-ciri dasar kaum nahdliyin.KebumenSaadah, S. 2012. Pendekatan Antropologi dalam Studi Islam. IAIN walisono : Semarang Siregar, L. 2010. Antropologi dan konsep kehidupan.Universitas Cendrawasih: JayapuraSyueb, S. 2011. Buku Pintar Agama Islam. Percetakan Bushido Indonesia: Delta MediaWattles, W. 2008. The Science Of Being Great. jakarta: gramedia utama.Kajian islam mengenai asal_mula kejadian Antropologi 5