antigen

8
ANTIGEN A. Pengertian Antigen Istilah antigen mengandung dua arti, pertama untuk mengambarkan molekul yang memacu respon imun (juga disebut imunogen) dan kedua untuk menunjukkan molekul yang dapat bereaksi dengan antibodi atau sel T yang sudah disensitasi. Antigen yaitu setiap substansi asing yang dapat menginduksi timbulnya respon imun. B. Letak Antigen Antigen ditemukan di permukaan seluruh sel, tetapi dalam keadaan normal, sistem kekebalan seseorang tidak bereaksi terhadap sel-nya sendiri. Sehingga dapat dikatakan antigen merupakan sebuah zat yang menstimulasi tanggapan imun, terutama dalam produksi antibodi. Antigen biasanya protein atau polisakarida, tetapi dapat juga berupa molekul Iainnya. Permukaan bakteri mengandung banyak protein dan polisakarida yang bersifat antigen, sehingga antigen bisa merupakan bakteri, virus, protein, karbohidrat, sel-sel kanker, dan racun. C. Bagian Antigen Secara fungsional antigen terbagi menjadi 2, yaitu: 1. Imunogen, yaitu molekul besar (disebut molekul pembawa). Bagian dari molekul antigen besar yang dikenali olehsebuah antibodi (oleh reseptor sel-T) atau bagian antigen yang dapat membuat kontak fisik dengan reseptor

Upload: nickjr

Post on 09-Apr-2016

17 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

antigen

TRANSCRIPT

Page 1: Antigen

ANTIGEN

A. Pengertian Antigen

Istilah antigen mengandung dua arti, pertama untuk mengambarkan molekul yang

memacu respon imun (juga disebut imunogen) dan kedua untuk menunjukkan molekul yang

dapat bereaksi dengan antibodi atau sel T yang sudah disensitasi. Antigen yaitu setiap

substansi asing yang dapat menginduksi timbulnya respon imun.

B. Letak Antigen

Antigen ditemukan di permukaan seluruh sel, tetapi dalam keadaan normal, sistem

kekebalan seseorang tidak bereaksi terhadap sel-nya sendiri. Sehingga dapat dikatakan

antigen merupakan sebuah zat yang menstimulasi tanggapan imun, terutama dalam produksi

antibodi. Antigen biasanya protein atau polisakarida, tetapi dapat juga berupa molekul

Iainnya. Permukaan bakteri mengandung banyak protein dan polisakarida yang bersifat

antigen, sehingga antigen bisa merupakan bakteri, virus, protein, karbohidrat, sel-sel kanker,

dan racun.

C. Bagian Antigen

Secara fungsional antigen terbagi menjadi 2, yaitu:

1. Imunogen, yaitu molekul besar (disebut molekul pembawa). Bagian dari molekul

antigen besar yang dikenali olehsebuah antibodi (oleh reseptor sel-T) atau bagian

antigen yang dapat membuat kontak fisik dengan reseptor antibodi, menginduksi

pembentukan antibodi yang dapat diikat dengan spesifik oleh bagian dari antibodi

atau oleh reseptor antibodi, bisa juga disebut determinan antigen atau epitop.

2. Hapten, yaitu kompleks yang terdiri atas molekul kecil. Bahan kimia ukuran kecil

seperti dinitrofenol dapat diikat antibodi, tetapi bahan tersebut sendiri tidak dapat

mengaktifkan sel B (tidak imunogenik). Untuk mengacu respon antibodi, bahan kecil

tersebut perlu diikat oleh molekul besar. Hapten merupakan sejumlah molekul kecil

yang dapat bereaksi dengan antibodi namun tidak dapat menginduksi produksi

antibodi.

Page 2: Antigen

D.Klasifikasi Antigen

1.Pembagian antigen menurut epitop

a.Unideterminan, univalen. Hanya satu jenis determinan/ epitop pada satu molekul.

b. Unideterminan, multivalen. Hanya satu jenis determinan tetapi dua atau lebih determinan

tersebut ditemukan pada satu molekul.

c. Multideterminan, univalen. Banyak epitop yang bermacam-macam tetapi hanya satu dari

setiap macamnya (kebanyaan protein).

d. Multideterminan, multivalen. Banyak macam determinan dan banyak dari setiap macam

pada satu molekul

2. Pembagian antigen menurut spesifisitas

a. Heteroantigen, yang dimiliki oleh banyak spesies

b. Xenoantigen, yang hanya dimiliki oleh banyak spesies tertentu

c. Aloantigen (isoantigen), yang spesifik untuk individu dalam satu spesies

d. Atigen organ spesifik, yang hanya dimiliki organ tertentu

e. Autoantigen, yang dimiliki alat tubuh sendiri

3. Pembagian antigen menurut ketergantungan terhadap sel T

a. T dependen, yang memerlukan pengenalan sel T terlebih dahulu untuk dapat menimbulkan

respon antibodi.

b. T independen, yang dapat merangsang sel B tanpa bantuan sel T untuk mebentuk antibodi.

E. Sifat-Sifat Antigen

Antigen memiliki beberapa sifat-sifat yang khas pada antigen tersebut, sifat-sifat tersebut

antaralain:

1. Keasingan

Page 3: Antigen

Kebutuhan utama dan pertama suatu molekul untuk memenuhi syarat sebagai imunogen

adalah bahwa zat tersebut secara genetik asing terhadap hospes.

2. Sifat-sifat Fisik

Agar suatu zat dapat menjadi imunogen, ia harus mempunyai ukuran minimum tertentu,

imunogen yang mempunyai berat molekul yang kecil, respon terhadap hospes minimal, dan

fungsi zat tersebut sebagai hapten sesudah bergabung dengan proten-proten jaringan.

3. Kompleksitas

Faktor-faktor yang mempengaruhi kompleksitas imunogen meliputi baik sifat fisik maupun

kimia molekul.

4. Bentuk-bentuk (Conformation)

Tidak adanya bentuk dari molekul tertentu yang imunogen. Polipeptid linear atau bercabang,

karbohidrat linear atau bercabang, serta protein globular, semuanya mampu merangsang

terjadinya respon imun.

5. Muatan (charge)

Imunogenitas tidak terbatas pada molekuler tertentu; tidak terbatas pada molekuler tertentu,

zat-zat yang bermuatan positif, negatif, dan netral dapat imunogen. Namun demikian

imunogen tanpa muatan akan memunculkan antibodi yang tanpa kekuatan.

6. Kemampuan masuk

Kemampuan masuk suatu kelompok determinan pada sistem pengenalan akan menentukan

hasil respon imun.

F. Reaksi Antigen dan Antibodi

Dalam lingkungan sekitar kita terdapat banyak substansi bermolekul kecil yang bisa

masuk ke dalam tubuh. Substansi kecil tersebut bisa menjadi antigen bila dia melekat pada

protein tubuh kita. Substansi kecil yang bisa berubah menjadi antigen tersebut dikenal dengan

istilah hapten. Substansi-substansi tersebut lolos dari barier respon non spesifik (eksternal

maupun internal), kemudian substansi tersebut masuk dan berikatan dengan sel limfosit B

yang akan mensintesis pembentukan antibodi. Sebelum pertemuan pertamanya dengan

sebuah antigen, sel-sel-B menghasilkan molekul immunoglobulin IgM dan IgD yang

tergabung pada membran plasma untuk berfungsi sebagai reseptor antigen. Jumlahnya

mencapai 50.000 sampai 100.000 per sel dan semuanya spesifik bagi satu determinan

antigen. Sebuah antigen merangsang sel untuk membuat dan menyisipkan dalam

Page 4: Antigen

membrannya molekul immunoglobulin yang memiliki daerah pengenalan spesifik untuk

antigen itu. Setelah itu, limfosit harus membentuk immunoglobulin untuk antigen yang sama.

Pemaparan kedua kali terhadap antigen yang sama memicu respon imun sekunder yang

segera terjadi dan meningkatkan titer antibodi yang beredar sebanyak 10 sampai 100 kali

kadar sebelumnya. Sifat molekul antigen yang memungkinkannya bereaksi dengan antibodi

disebut antigenisitas. Kesanggupan molekul antigen untuk menginduksi respon imun disebut

imunogenitas.

Kespesifikan reaksi antara antigen dan antibodi telah ditunjukkan melalui penelitian-

penelitian yang dilakukan oleh Landsteiner. Ia menggabungkan radikal-radikal organik

kepada protein dan menghasilkan antibodi terhadap antigen-antigen tersebut. Keputusan yang

diperolehi menunjukkan antibodi dapat membedakan antara kelompok berbeda pada protein

ataupun kumpulan kimia yang sama tetapi berbeda kedudukan. Ikatan yang terjadi terdiri dari

ikatan non kovalen (seperti ikatan hidrogen, van der Waals, elektrostatik, hidrofobik),

sehingga reaksi ini dapat kembali ke semula (reversible). Kekuatan ikatan ini bergantung

kepada jarak antara paratop dan bagian-bagian tertentu pada epitop.

Terdapat berbagai kategori Interaksi antigen-antibodi, kategori tersebut antara lain:

1. Primer

Interaksi tingkat primer adalah saat kejadian awal terikatnya antigen dengan antibodi pada

situs identik yang kecil, bernama epitop.

2. Sekunder

Interaksi tingkat sekunder terdiri atas beberapa jenis interaksi, di antaranya:

a. Netralisasi

Adalah jika antibodi secara fisik dapat menghalangi sebagian antigen menimbulkan effect

yang merugikan. Contohnya adalah dengan mengikat toksin bakteri, antibody mencegah zat

kimia ini berinteraksi dengan sel yang rentan.

b. Aglutinasi

Adalah jika sel-sel asing yang masuk, misalnya bakteri atau transfusi darah yang tidak cocok

berikatan bersama-sama membentuk gumpalan

c. Presipitasi

Adalah jika komplek antigen-antibodi yang terbentuk berukuran terlalu besar, sehingga tidak

dapat bertahan untuk terus berada di larutan dan akhirnya mengendap.

d. Fagositosis

Page 5: Antigen

Adalah jika bagian ekor antibodi yang berikatan dengan antigen mampu mengikat reseptor

fagosit (sel penghancur) sehingga memudahkan fagositosis korban yang mengandung antigen

tersebut.

e. Sitotoksis

Adalah saat pengikatan antibodi ke antigen juga menginduksi serangan sel pembawa antigen

oleh killer cell (sel K). Sel K serupa dengan natural killer cell kecuali bahwa sel K

mensyaratkan sel sasaran dilapisi oleh antibodi sebelum dapat dihancurkan melalui proses

lisis membran plasmanya.

3. Tersier

Interaksi tingkat tersier adalah munculnya tanda-tanda biologik dari interaksi antigen-

antibodi yang dapat berguna atau merusak bagi penderitanya. Pengaruh menguntungkan

antara lain: aglutinasi bakteri, lisis bakteri, immnunitas mikroba,dan lain-lain. Sedangkan

pengaruh merusak antara lain: edema, reaksi sitolitik berat, dan defisiensi yang menyebabkan

kerentanan terhadap infeksi.

PERTANYAAN

A. Jelaskan Definisi : antigen, imunogen, hapten, epitop, ajuvan !!B. Jelaskan Faktor-faktor mempengaruhi imunogenisitas !C. Bagaimana reseptor limfosit B dan T mengenali beragam antigen ?D. Apakah perbedaan jenis antigen yang dikenal oleh antibodi dan reseptor sel T ?E. Jelaskan mekanisme dan berikan 1 contoh ajuvan !!

PUSTAKA

- Abbas, A. K., dan A. H. Lichtman. 2012. Cellular and Molecular Immunology

Seventh Edition. Saunders : Philadelphia. p. 139-148;154-185

- Baratawidjaja, 2006, Imunologi Dasar, Edisi ke-7, Penerbit FKUII, Jakarta.

- Bloom, 2002, Buku Ajar Histologi, Edisi 12, diterjemahkan oleh Jan Tambayong,

Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.