antigen golongan darahabo dan rh

Upload: anang

Post on 02-Mar-2018

236 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/26/2019 Antigen Golongan DarahABO Dan Rh

    1/30

    KOTAK 16-2.PENDALAMAN: Antigen Golongan darahABO dan Rh

    sistem alloantigen pertama yang akan dijelaskan pada mamalia adalah

    keluarga antigen permukaan sel darah merah yang dinamakan ABO, yang menjadi

    target reaksi transfusi darah (lihat teks). antigen pada sistem ini adalah

    glikospingolipid permukaan sel. semua individu normal mensintesis sebuah glikan

    inti yang biasa, yang dinamakan antigen O, yang menempel pada sebuah sfingolipid.

    kebanyakan individu mempunyai sebuah fukosiltransferase yang menambahkan

    sebagian fukosa pada sebuah residu gula non-terminal dari antigen O, dan glikan

    terfukosilasi yang bernama antigen H. sebuah gen tunnggal pada monosom

    mengkode sebuah en!im glukoriltransferase, yang lebih jauh memodifikasi antigen

    H. terdapat tiga varian allel dari gen ini. produk gen allel O tidak memiliki aktifitas

    en!imatik. en!im terkode allel A menyalurkan sebuah bagian "-asetilgalaktosamin

    terminal., dan produk gen allel B menyalurkan bagian galaktosa terminal. individu

    yang mempunyai sifat homo!igot terhadap terhadap allel O tidak dapat

    menempelkan gula terminal ke antigen H dan hanya mengekspresikan antigen H.

    sebaliknya, iindividu yang mempunyai allel A (AA homo!igot, AO hetero!igot, atau

    AB hetero!igot) membentuk antigen A dengan menambahkan "-asetilgalaktosaminterminal terhadap beberapa antigen-H nya. dengan #ara yang sama, individu yang

    mengekspresikan allel B (BB homo!igot, BO hetero!igot, atau AB hetero!igot)

    membentuk antigen A dan B dengan menambahkan galaktosa terminal dari beberapa

    antigen H nya. terminologinya telah disederhanakan sehingga individu dengan OO

    akan dikatakan sebagai golongan darah O$ individu dengan AA dan AO adalah

    golongan darah A$ individu dengan BB dan BO adalah golongan darah B$ individu

    dengan AB adalah golongan darah AB. mutasi pada gen akan mengkode

    fukosiltransferase yang akan memproduksi antigen H adalah jarang. orang dengan

    homo!igot untuk mutasi sema#am itu idak bisa memproduksi antigen A, B, atau H.

    individu seperti ini membuat antibodi mela%an antigen, A B, dan H dan tidak bisa

    kita menerima golongan darah ,A, B, O, dan AB.

    &likosfinolipid yang sama yang memba%a determinan ABO bisa dimodifikasi

  • 7/26/2019 Antigen Golongan DarahABO Dan Rh

    2/30

    oleh glikosiltransferase yang lain untuk membangkitkan antigen golongan darah

    minor yang bisa mendatangkan reaksi transfusi ringan daripada antigen ABO.

    'ebagai #ontoh, penambahan bagian fukosa pada posisi non-terminal lainnya bisa

    dikatalisasi oleh fukosiltransferase yang berbeda dan berakibat pada epitope dari

    system antigen e%is. Antigen-antigen e%is akhir-akhir ini banyak mendapat

    perhatian dari para imunologis karena grup-grup karbohidrat tersebut berfungsi

    sebagai ligan untuk selektin- dan selektin-*.

    Antigen-antigen rhesus, dinamakan menurut spesies monyet yang mereka

    pertama kali diperkenalkan. Adalah golongan yang penting se#ara klinis yang lain

    dari antigen-antigen golongan darah. Antigen-antigen +h adalah protein-protein

    permukaan sel yang hidrofobik dan tidak terglikosilasi yang ditemukan pada

    membran sel darah merah yang se#ara struktural berkaitan dengan glikoprotein

    membrane sel darah merah lain dengan fungsi sebagai transporterpemba%a.

    *rotein-protein +h dikodekan oleh dua gen yang sangat homolog dan berkaitan

    erat,tapi hanya satu diantaranya yang diberi nama +h, yang sering digunakan

    pada penggolongan darah se#ara klinis. Hal ini dikarenakan oleh hingga /0 dari

    populasi mempunyai delesi atau alterasi yang lain dari allel +h. Orang-orang

    tersebut disebut sebagai +h negatif, yang tidak bisa toleran terhadap antigen +h

    dan akan membentuk antibodi terhadap antigen apabila mereka terekspos dengan +h

    positif sel darah. Artipenting se#ara klinis dari antibodi anti-+h adalah terkait

    dengan masalah dengan kehamilan, sebagaimana yang akan didiskusikan.

    Baik sel CD4+T maupun sel CD8+T bisa berkontribusi terhadap penolakan

    akut. Beberapa rentetan bukti menyatakan bahwa pengenalan dan pembunuhan dari

    sel-sel cangkokan oleh CD8+CTLs alloreakti adalah sebuah mekanisme penting dari

    penolakan akut.

    !niltrasi seluler "ampak pada pemindahan yang mengalami

    penolakan seluler akut #gbr. $%-%B& yang secara nyata diperkaya untuk

    spesiik terhadap CD8+CTLs untuk alloantigen yang dicangkok.

  • 7/26/2019 Antigen Golongan DarahABO Dan Rh

    3/30

    'enampakan dari CTLs pada specimen biopsy pencangkokan

    gin(al)sebagaimana diindikasikan oleh pengu(ian reaksi berantai reverse-

    transferase polymeraseyang sensiti untuk *" pengkode gen spesiik CTL

    #misalnya)perorin dan ,ranyme B&) adalah sebuah indicator yang spesiik

    dan sensiti pada penolakan akut secara klinis.

    lloreakti CD8+CTLs bisa digunakan untuk secara adopti

    memindahkan penolakan cangkok seluler akut.

    'engrusakan dari sel-sel allogenik pada sebuah cangkok adalah sangat

    spesiik) sebuah tanda dari pembunuhan CTL. Bukti terbaik untuk spesiitas

    ini dating dari eksperimen pencangkokan kulit tikus menggunakan cangkok

    #himeri#yang mengandung dua populasi sel yang berbeda) yang satu bersiat

    singenikterhadap inang dan yang satu allogenik terhadap inang. etika

    cangkokan kulit ini ditransplantasikan) sel-sel yang allogenik mati tanpa

    cedera terhadap /penonton0) yaitu sel-sel singenik.

    1el-sel CD4+T bisa berperan penting dalam memediasi penolakan cangkok

    akut dengan cara mensekresi sitokin dan menginduksi reaksi-reaksimirip DT2 pada

    cangkok) dan beberapa bukti memperlihatkan bahwa sel-sel CD4+T adalah cukup

    untuk memediasi penolakan akut.

    'enolakan-penolakan akut (uga ter(adi pada tikus yang tak berdaya

    kekurangan sel-sel CD4+T atau perorin) dengan catatan bahwa mekanisme

    eektor lain (uga berperan.

    Transer adopti dari sel-sel CD4+T alloreakti pada sebuah tikus dapat

    menyebabkan penolakan dari sebuah allograt.

    ntibodi-antibodi (uga dapat memediasi penolakan akut (ika cangkok

    penerima meningkatkan respon imun humoral antigen-antigen pembuluh darah dan

    terhadap antibodi yang memproduksi ikatan terhadap dinding pembuluh darah dan

    mengaktiasi komplemen. 'ola histologik dari bentuk ini dari penolakan akut adalah

  • 7/26/2019 Antigen Golongan DarahABO Dan Rh

    4/30

    satu dari nekrosis transmural dari dinding pembuluh darah cangkok berupa

    peradangan akut. #lihat gambar $%-%C&) yang berbeda dari sumbatan trombotik tanpa

    nekrosis dinding pembuluh darah yang "ampak pada penolakan hiperakut.

    !dentiikasi imunohistokimia dari ragmen komplemen CD4 dari kapiler allograt

    renal digunakan secara klinis sebagai indicator dari akti3asi (alur komponen klasik

    dan penolakan humoral.

    a!"#lo$ati %ang"o" dan Penola"an Kroni"

    Cangkok bervaskuler yang bertahan lebih dari 6 bulan secara perlahan membuat

    sumbatan arterial sebagai akibat dari proliferasi sel-sel otot halus intimal, dan

    pada akhirnya gagal akibat kerusakan iskemik. 'erubahan arterial disebut sebagai

    3askulopati cangkok atau aterosklerotik cangkok yang dipercepat.#lihat gbr. $%-%D&.

    3askulopati cangkok sering terlihat pada allograt renal dan cardiac yang gagal dan

    dapat berkembang pada organ-organ ber3askuler yang ditransplantasi dalam enam

    bulan hingga setahun setelah transplantasi. 'athogenesis dari lesi nampaknya

    melibatkan kombinsai dari beberapa proses) termasuk dari pembuluh darah terhadap

    cedera yang disebabkan oleh iskemia perioperati dan episode penolakan akut) yangbergabung dengan reaksi mirip-DT2 kronik dari limosit inang terhadap allogen

    donor dalam pembuluh darah cangkok. kumulasi sel otot polos pada intima arterial

    cangkok nampaknya distimulasi oleh aktor-aktor pertumbuhan dan kemokin yang

    disekresi oleh sel-sel endotel) sel-sel otot polos) dan makroag sebagai respon

    terhadap intereron- #!5"-& dan aktor nekrosis tumor ##T"5& yang diproduksi oleh

    sel-sel T alloreakti #lihat gbr. $%-6C&.

    Tikus yang tak berdaya kekurangan komponen-komponen yang

    berbeda dari system imuin adapti digunakan sebagai resipien cangkok

    dan menun(ukkan resistensi yang berbeda-beda terhadap

    arteriosklerosis cangkok. 7isalnya) arteriosklerosis cangkok yang

    dipercepat tidak berkembang pada resipien dengan deisiensi !5"-)

  • 7/26/2019 Antigen Golongan DarahABO Dan Rh

    5/30

    konsisten dengan hipotesis bahwa DT2 terlibat pada pembentukan

    lesi) penelitian lain yang menggunakan tikus tidak berdaya

    mengindikasikan bahwa sel-sel CD4+T dan limosit B lebih penting

    dalam perkembangan dari arteriosklerosis cangkok dibandingkan sel-

    sel CD8+T.

    1ebagai akibat lesi arterial dari per(alanan arteriosklerosis cangkok)aliran

    darah menu(u parenkim cangkok terkompromisasi) dan parenkkimnya secara perlahan

    digantikan oleh (aringan ikat yang tidak berungsi. Dan lagi) ibrosis pada cangkokan

    tua bisa (uga menggambarkan hasil akhir dari cedera parenkim akibat episode

    penolakan akut. Beberapa aktor pertumbuhan dan sitokin diimplikasikan pada

    ibrosis cangkok) termasuk aktor pertumbuhan ibroblast) 1ransforming &ro%th

    2aktor-#T,5-&) dan interleukin-$9#!L-$9&. Biasanya) proses darinibrosis cangkok)

    dinamakan) $enola"an "roni". 1ebagai terapi untuk mengontrol penolakan akut)

    telah meningkat) 3askulopati cangkok dan penolakan kronik telah muncul sebagai

    penyebab utama dari hilangnya allograt.

    'enolakan kronik dari organ berbeda yang ditransplantasi dihubungkan

    dengan perubahan patologik yang berbeda. Transplantasi paru yang mengalami

    penolakan kronik menun(ukkan penebalan (alan naas kecil#bronkiolitis obliterans&)

    dan transplantasi hati menun(ukkan duktus biliaris yang ibrotic dan non-

    ungsional#sindromhilangnya duktus biliaris&.

    PEN%EGA&AN DAN PENGOBATAN DAR' PENOLAKAN

    ALLOGRA(T

    :ika resipien dari allogra mempunyai system imun yang berungsi penuh)

    transplantasi hamper secara tetap berakhir pada suatu bentuk penolakan. 1trategi yang

    dipakai dalam praktik klinik dan pada model eksperimental untuk menghindari atau

    menunda penolakan adalah imunosupresi umum. Dan meminimalkan kekuatan dari

    reaksi allogenik spesiik. Tu(uan yang penting dalam transplantasi adalah

    untukmenyebabkan toleransi spesiik-donor)yang akan membuat cangkok untuk

  • 7/26/2019 Antigen Golongan DarahABO Dan Rh

    6/30

    bertahan tanpa imunosupresi non-spesiik.

    ')#no!#$re!i #nt#" )en*egah ata# )engo+ati $enola"an

    allogra,t

    !munosupresiadalah pendekatan yang utama dalam mencegah dan menangani

    penolakan transplant. Beberapa metode dari imunosupresi telah umum digunakan.

    #table $%-$&

    Obat-obat imunosupresi yang menghambat atau membunuh limfosit T

    adalah prinspi regimen pengobatan untuk penolakan cangkok.

    gen-agen imunosupresi yang paling penting dalam penggunaan klinis saat

    ini adalah inhibitor kalsineurin) termasuk siklosporin dan 5-;. 1itokin adalah

    sebuah peptide siklik yang dibuat oleh sebuah spesies (amur)yang terikat

    denganainitas tinggi pada sebuah protein seluler yang ada dimana yang disebut

    sebagai sikloilin. 1ebagaimana telah didiskusikan pada bab ?) kompleksdari

    siklosporin dan sikloilin terikat pada dan menghambat aktiitas enimatik dari

    protein pengakti kalsium@kalmodulin) kalsineurin osatase. arena kalmodulin

    dibutuhkan untuk mengaktiasi aktor transkripsi "5T#nu#lear faktor of a#tivated 1

    #ells).1iklosporin memblok akti3asi "5T dan transkripsi dari !L-> dan gen-gen

    sitokin yang lain. 2asil bersihnya dalah bahwa siklosporin memblok pertumbuhan

    !L-> dependen dan dierensiasi dari sel T. 5-;

  • 7/26/2019 Antigen Golongan DarahABO Dan Rh

    7/30

    5-;

  • 7/26/2019 Antigen Golongan DarahABO Dan Rh

    8/30

    rapamycin (uga terikat pada 5B') tapi kompleks rapamycin-5B' tidak

    menghambat kalsineurin. :ustru) kompleks ini terikat pada mT*) yangmana protein

    kinase serin@theorin dibutuhkan untuk translasi dari protein yang mempercepat

    prolierasi sel. !nteraksi dari kompleks rapamycin-5B' dengan mT* menghambat

    ungsi dari mT* dengan demikian menghalangi prolierasi seluler. ombinasi dari

    siklosporin #yang menghalangi sintesis !L->& dan rapamycin #yang menghalangi

    prolierasi !L-> terkendali& adalah penghambat poten dari respon selT. 1ebagai

    tambahan pada rapamycin) penghambat mT* yang lain telah dikembangkan untuk

    imunosupresi dari penerima allogra dan untuk terapi kanker.

    racun metaboolik yang membunuh selT yang berproliferasi juga

    digunakan untuk mengobati penolakan cangkok. gen-agen ini menghambat

    maturasi dari limosit dari precursor immature dan(uga membunuh selT matur yang

    berprolierasi yang telah distimulasi oleh alloantigen. bat pertama semacam itu yang

    dikembangkan untuk pencegahan dan pengobatan dari penolakan adalah athriopin.

    bat ini masih digunakan) namun bersiat toksik terhadap precursor darileukosit pada

    sum-sum tulang belakang dan enterosit pada usus. bat paling baru dan secara luas

    digunakan pada kelas ini adalah )i*o$henolate )o,etil 0MM(. 77

    dimetabolisme pada asam mikoenolat) yang memblok sebuah isoorm spesiik-

    limosit inosin monoosat dehidrogenase)sebuah enim yang dibutuhkan untuk

    sintesis de no3o dari nukleotida guanine. arena 775 secara selekti menghambat

    isoorm spesiik-limosit dari enim ini) maka 775 secara relati mempunyai eek

    toksik pada sel-sel lain. 775 sekarang secara rutin digunakan)paling sering pada

    kombinasi dengan siklosporin) untuk mencegah penolakan allogra akut.

    Antibodi-antibodi yang bereaksi dengan strutur permukaan selT dan

    mengosongkan atau menghambat selT digunakan untuk mengobati episode

    penolakan akut. ntibodi yang paling luas digunakan adalah sebuah antibodi

    monoclonal tikus yang disebut T9 yang spesiik untuk CD9 manusia. Bisa

    "ampak mengherankan bahwa seseorang akan menggunakan sebuah akti3ator

    poliklonal potensial semacam antibodi anti-CD9 untuk mengurangi reaktiitas sel T.

  • 7/26/2019 Antigen Golongan DarahABO Dan Rh

    9/30

    namun) secara in 3i3o) T9 (uga bertindak sebagai sebuah antibodi litik dengan

    mengakti3asi sistemkom komplemen untuk mengeliminasi selT atau sel oponis-T

    untuk agositosis. selT yang melewati eliminasi kemungkinan melakukan hal tersebut

    dengan mengendositosis #/memodulasi0& CD9 dari permukaan mereka. Tapi bisa sel-

    sel seperti ini akan berubah men(adi tidak berungsi. ntibodi yang lain sekarang ini

    digunakan di klinik adalah spesiik untuk CD>;) subunit- dari reseptor !L->. *eagen

    ini) yang digunakan pada saat transplantasi ) bisamencegah akti3asi selT dengan

    memblok ikatan !L-> untuk mengaktikan selT) dan hal ini bisa membuat CD>; tidak

    bisa mengekspresikan selT yang terakti3asi dengan mekanisme yang sama dengan

    yang sudah di(elaskan pada T9. eterbatasan utama dalam penggunaan antibodi

    monoclonal tikus adalah bahwa manusia yang diberikan agen-agen ini membentuk

    immunoglobulin anti-tikus.antibodi yang akan mengeliminasi !g tikus yang

    disuntikkan. Entuk alasan ini) antibodi simerik-tikus-manusia #/humanisasi0&

    terhadap CD9 dan CD>; yang bisa kurang imunogenik telah berkembang.

    Obat-obatan yang memblok jakur kostimulus selT sekarang digunakan

    untuk mencegah penolakan allograf akut. *asionalisasi dari penggunaanobat-

    obatan tipe ini adalah untuk mencegah pengiriman sinyal-sinyal kedua yang

    dibutuhkan untuk akti3asi dari sel-selT #lihat bab ?&. 1ebuah bentuk larutan dari

    CTL-4 menyatu kedalam domain !g, 5c #disebut !g-CTL-4& mencegah molekul

    B6 pada 'Cs dari berinteraksi dengan selT CD>8 dan di setu(ui untukdigunakan

    pada penerima allogra.

    1tudi klinis telah menun(ukkan bahwa !g-CTL-4 bisa sama

    eektinya dengan siklosporin dalam mencegah penolakan akut.

    'enelitian menggunakan hewan percobaan menun(ukkan bahwa

    penolakan cangkok dapat dikurangi atau ditunda oleh !g-CTL-4) dan

    sebagaimana oleh sebuah antibodi yang terikat pada ligan selT CD4& memproduksi !g7 anti-B. :ika seorang pasien menerima transusi

    darah merah dari seorang donor yang mengekspresikan antigen yang tidak

    diekspresikan oleh sel darahnya sendiri) reaksi transusi bisa ter(adi. #di(elaskan

    kemudian&. 1elan(utnya bahwa indi3idu B dapat mentoleransi transusi dari donor

    potensial dan oleh sebab itu disebut donor unirsalA hal yang samaA indi3idu dapat

    mentoleransi transusi hanya dari sehingga disebut sebagai donor unirsal. 'ada

    umumnya) perbedaan pada kelompok minor darah menyebabkan pecahnya sel darah

    merah hanya setelah transusi yang berulang memicu ter(adinya reaksi antibodi

    sekunder.

    ntigen B diekspresikan pada banyak (enis sel selain sel darah merah)

    termasuk sel endotel. arena alas an ini) 'engelompokan B penting untuk

    menghindari penolakan hiperakut dari allograt organ padat) yang telah didiskusikan

    dahulu pada bab ini.

  • 7/26/2019 Antigen Golongan DarahABO Dan Rh

    23/30

    ntigen *hesus#*h& (uga salah satu antigen penting pada sel darah merah

    yang bisa menyebabkan reaksi transusi#lihat boM $%->&. Oalaupun tidak terdapat

    antibodi alami untuk antigen *h) indi3idu yang tidak mengekspresikan antigen

    *hD#kira-kira $;J dari populasi& dapat tersensitasi dengan antigen ini dan

    memproduksi antibodi anti-*h (ika mereka menerima transusi darah dari indi3idu

    pengekspresi antigen *hD. *eaksi transusi dapat ter(adi setelah transusi yang kedua

    dari darah *h positi. 1ebagai tambahan) !bu yang *h negati yang mengandung bayi

    yang *h positi dapat tersensitasioleh sel darah merah dari etus yang memasuki

    sirkulasi maternal) yang biasanya ter(adi pada saat persalinan. 'ada kehamilan

    selan(utnya dimana etus adalah *h positi adalah berisiko tinggi karena antibodi anti-

    *h maternal dapat menembus placenta dan menyebabkan hancurnya sel-sel darah.2al

    ini menyebabkan Erthro+la!to!i! ,etali!#hemolytic disease o the "ewborn& dan

    dapat mematikan etus. 'enyakit ini dapat dicegah dengan pemberian antibodi anti-

    *hD kepadasang ibu selama 6> (am dari kelahiran bayi yang *h positi. 'engobatan

    itu mencegah sel darah merah *h positi dari bayi yang memasuki sirkulasi ibu dalam

    mensimulasi pembentukan antibodi antirhesus. 7ekanisme pasti dari antibodi tidak

    (elas)namun dapat termasuk pembersihan agositik dari lisis-termediasi komplemen

    dari sel darah merah bayi) atau umpan balik negati dari 5c-tergantung reseptor dari

    sel B spesiik *hD !bu.

    TRAN5PLANTA5' 5M-5M TLANG

    Transplantasi sum-sum tulang adalah transplantasi dari sel stem pluripoten

    hemopoetik) pada sebagian besar dalam inokulum dari sel-sel sum-sum tulang yang

    diambil dengan aspirasi. 1el stem hemopoetik dapat (uga dipisahkan dari darah dari

    pendonor setelah pengobatan dengan #olony 'timulating 2aktor) yang memobilisasi

    sel stem dari sum-sum tulang. 1etelah transplantasi) sel stem merepopulasi kembali

    sum-sum tulang resipien dan berdierensiasi melalui (alur pembelahan masing-

    masing. ami memisahkan transplantasi sum-sum tulang pada bab ini karena

  • 7/26/2019 Antigen Golongan DarahABO Dan Rh

    24/30

    beberapa hal yang unik dari (enis pencangkokan ini tidak dimiliki oleh transplantasi

    organ padat.

    Transplantasi sum-sum tulang dapat digunakan secara medis untuk mengobati

    beberapa deek yang didapatkan dari system hemopoetik atau system imun karena sel

    darah dan limosit berkembang dari sel stem yang sama. 2al ini (uga dapat digunakan

    untuk mengoreksi kelainan herediter dan abnormalitas enim atau protein

    lain#hemoglobin abnormal& dengan cara menyediakan sumber pembaharuan untuk sel

    stem normal.Beberapa sel stem dalam sum-sum tulang (uga memiliki potensi untuk

    berdierensiasi men(adi berbagai macam (aringan nonhemopoetik) yang merupakan

    area yang dapat diselidiki untuk mengetahui pengobatan yang bisa dari banyak

    system organ. 1ebagai tambahan) transplantasi sum-sum tulang alogenik dapat

    digunakan sebaga! obat dari keganasan tulangl seperti leukemia dan tumor solid yang

    luas. Dalam hal ini) agen kemoterapiutik dibutuhkan untuk menghancurkan sel

    kanker dan (uga menghancurkan elemen sel normal) dan transplantasi sum-sum

    tulang (uga digunakan untuk /menyelamatkan0 pasien dari eek samping kemoterapi.

    1ebagai tambahan) dalam beberapa bentuk leukemia) sel yang men(adi grat dapat

    men(adi eekti dalam menghancurkan sel-sel residual leukemia dengan proses yang

    analog dengan grat-3s-host disease yang akan dibicarakan lebihlan(ut pada bab

    selan(utnya.

    1ebelum sum-sum tulang ditransplantasikan) resepien harus /dipersiapkan0

    dengan radiasidan kemoterapi untuk menurunkan (umlah sel sum-sum tulang mereka

    sendiri dan mengosongkan tempat ini untuk membuatsum-sum tulang yang

    ditransplantasikan /pulang0 menu(u ke /rumah0 dalam tulang dan menempatkan diri

    mereka sendiri dalam lingkungan yang sesuai. 1el stem alogenik sudah ditolak

    bahkan dengan resipien yang sangat rendah imunokompetennya) dan oleh sebab itu

    donor dan resepien harus dengan hati-hati dicocokkan pada semua lokus 72C yang

    polimorik. 1ebagai tambahan) sering kali perlu untuk menekan system imun resipien

    untuk mengi(inkan transplantasi sum-sum tulang yang sukses. !(in tersebut dilakukan

  • 7/26/2019 Antigen Golongan DarahABO Dan Rh

    25/30

    dengan cara radiasi dan kemoterapi) 7ekanisme penolakan dari sel sum-sum tulang

    belum terungkapsepenuhnya) namun disamping mekanisme imun teradaptasi) sel

    stem hemopoetik (uga dapat ditolak oleh sel ". 'eran sel " pada sum-sum tulang

    telah diteliti pada hewan percobaan.

    Tikus hybrid 5$ yang teriritasi menolak sum-sum tolang yang diberikan dari

    kedua orang tua. 5enomena ini)yang disebut resistensi hybrid) adalah berbeda dari

    hukum klasik dari transplantasi (aringan padat. *esistensi hybrid terlihat pada tikus-

    deisiensi sel T) dan penurunan sel " resipien dengan antibodi anti-" mencegah

    re(eksi dari sum-sum tulang parenteral. *esistensi hybrid bisa disebabkan oleh sel "

    yang bereaksi dengan precursor sum-sum tulang yang kurang mengekspresikan

    molekul 72C$.

    7eskipun setelah transplantasi dilakukan) ada dua masalah tambahan sering

    dihubungkan dengan transplantasi sum-sum) berdasarkan penamaan) ,N2D dan

    immunodeisiensi

    Gra,t-er!#!-&o!t-Di!ea!e

    &9H disebabkan oleh reaksi sel 1 de%asa donor dengan alloantigen dari sel-sel

    resepien.2al ini ter(adi ketika imun resepien menurun sehingga tidak bisa menolak

    sel alogenik dalam grat. Dalam kebanyakan kasus)reaksi tersebut ditargetkan

    melawan antigen histokompatibilitas minor dari resipien karena transplantasi sum-

    sum tulang tidak dilakukan ketika donor dan resipien memiliki perbedaan dalam

    molekul 72C. ,N2D (uga dapat ter(adi ketika organ padat yang mengandung

    se(umlah sel T yang ditransplantasikan) seperti usus kecil) paru) hati.

    ,N2D adalah pembatas prinsipil pada transplantasi sum-sum tulang. 1eperti pada

    transplantasi organ padat) ,N2D dapat diklasiikasikan dalam basis corak histologik

    ke dalam bentuk kronik dan akut.

  • 7/26/2019 Antigen Golongan DarahABO Dan Rh

    26/30

    G&D a"#t ditandai dengan matinya sel epitel pada kulit) hati#terutama epitel

    biliaris&) dan traktus gastrointestinal#gambar $%-$

  • 7/26/2019 Antigen Golongan DarahABO Dan Rh

    27/30

    eek grat-3ersus-leukemia yang sering penting dalam menangani leukemia oleh

    transplantasi sum-sum tulang.

    7eskipun ,N2D dimulai dengan pengenalan sel T terhadap alloantigen) sel eektor

    yang menyebabkan kerusakan sel epitel kurang dikenal. 'ada pemeriksaan histologik)

    sel " sering menempel pada sel epitel yang sekarat) memberi inormasi bahwa sel

    " adalah sel eektor yang penting yang menyebabkan ,N2D akut. CD8+ dan

    sitokin (uga tampaknya terlibat dalam kerusakan (aringan pada ,N2D akut.

    2ubungan antara ,N2D kronik dan ,N2D akut tidak diketahui dan menimbulkan

    isu-isuyang sama pada isu yang berhubungan dengan penolakan kronis alograt

    men(adi penolakan akut. 1ebagai contoh) ,N2D kronik dapat menun(ukkan ibrosis

    dari penyembuhan luka sebagai akibat dari kehilangan sel epitel. Bagaimanapun (uga)

    ,N2D kronik dapat ter(adi tanpa adanya ,N2D akut sebelumnya. 'en(elasan lebih

    lan(ut mengatakan bahwa ,N2D kronik menun(ukkan respon iskemia akibat

    kerusakan 3askuler.

    Baik ,N2D kronik dan akut biasanya ditangani dengan imunosupresi yang intens.

    7asih belum (elas kondisi manakah yang merespon lebih baik. 'en(elasan yang bisa

    dari kegagalan terapi adalah imunosupresi kon3ensional ditargetkan pada limosit T)

    terutama CTL) tetapi kurang eekti dalam mengontrol sel ". gen yang menekan

    produksi sitokin) seperti thalidomide) atau antagonis terhadap ker(a sitokin telah

    digunakan dalam menangani ,N2D dalam percobaan klinis. Lebih banyak upaya

    yang diokuskan pada pencegahan ,N2D) dan 2L typing merupakan unsur yang

    penting dalam hal ini. Cyclosporine dan toksin antimetabolit methotreMate

    (ugadigunakan untuk pencegahan ,N2D

    '))#node,i!ien!i 5etelah Tran!$lanta!i 5#)-!#) T#lang

    Transplantasi sum-sum tulang sering disertakan dengan imunodeisiensi klinis.

    Beberapa aktor dapat memeberi peran dalam kelainan respon imun pada resipien.

  • 7/26/2019 Antigen Golongan DarahABO Dan Rh

    28/30

    Transplantasi sum-sum bisa sa(a tidak dapat meregenerasi reser3oir baru untuk

    limnosit. *adiasi dan kemoterapi yang digunakan untuk mempersiapkan pasien

    untuk transplantasi nampaknya menurunkan (umlah sel memori dan sel plasma yang

    telah lama hidup dari pasien) dan akan membutuhkan waktu yang lama untuk

    membuat populasi ini.

    onsekuensi dari imunodeisiensi adalah resipien mudah terkena ineksi 3irus)

    terutama ineksi C7N) dan terhadap banyak ineksi bakteri. 'asien (uga rentan

    terhadap KBN. !munodeisiensi dari resipien dapat men(adi lebih parah daripada yang

    secara kon3ensional ditekan sistem imunnya.leh sebab itu) resipien transplantasi

    sum-sum biasanya diberikan antibiotik proilaktik dan terapi anti-cytomegalo3irusdan

    sering secara akti diimunisasikan dari bakteri kapsul seperti pneumococcus setelah

    transplantasi.

    R'NGKA5AN

    Transplantasi (aringan dari satu indi3idual ke indi3idual yang secara genetis

    berbeda akan menyebabkan respon imun spesiik yang dinamakan re(eksi

    yang dapat menghancurkan grat. Target molekuler utama dalam re(eksi

    transplantasi adalah molekul 72C! dan 72C !! allogenik

    Banyak klon sel T spesiik untuk protein asing berbeda )yang secara normal

    ada) dapat bereaksi silang dengan molekul 72C alogenik. 5rekuensi yang

    tinggi dari sel T ini mampu secara langsung mengenal molekul 72C alogenik

    dengan kekuatan lebih kuat dibanding respon terhadap antigen kon3ensional

    7olekul 72C alogenik dapat diperkenalkan oleh 'C donor kepada sel T

    resipien#(alur langsung&)atau alloantigen dapat diangkut oleh 'C yang

    memasuki grat atau terikut dalam organ yang terdrainase lime dan diproses

    dan diperkenalkan kepada sel T sebagai peptida yang dihubungkan dengan

    72C sendiri#(alur tidak langsung&

  • 7/26/2019 Antigen Golongan DarahABO Dan Rh

    29/30

    *e(eksi grat dimediasi oleh sel T) termasuk CTL yang membunuh sel grat

    dan sel T helper yang menyebabkan reaksi DT2) dan oleh antibodi

    Beberapa mekanisme eektor menyebabkan re(eksi dari organ padat) dan

    masing-masing mekanisme dapat menyebabkan reaksi terkarakteristik secara

    histologis. ntibodi yang sudah ada menyebabkan re(eksi hiperakut yang

    ditandai oleh thrombosis dari pembuluh darah grat. 1l T alloreakti dan

    antibodi yang dihasilkan sebagai respon terhadap grat menyebabkan

    kerusakan dinding pembuluh darah dan kematian sel parenkimal) yang disebut

    re(eksi akut.

    *e(eksi kronis ditandai dengan ibrosis dan kelainan 3askular#arterioclerosis

    terakselerasi&) yang dapat mewakili reaksi DT2 kronis pada dinding

    pembuluh darah arteri

    *e(eksi dapat dicegah atau diobati dengan imunosupresi resepien dan

    meminimalisasi imunogenitas grat#dengan membatasi perbedaan alel 72C&.

    ebanyakan dari imunosupresan ditu(ukan pada respon sel T dan

    menggunakan obat sitotoksik) agen imunosupresi spesiik) atau antibodi anti-

    T. =ang paling banyak digunakan adalah cyclosporine) yang menghalangi

    sintesis sitokin sel T. !munosupresi sering dikombinasikan dengan obat anti-

    inlamasi seperti corticosteroid yang menghalangi sintesis sitokin dari

    makroag.

    'asien yang menerima transplan organ padat dapat men(adi imunodeisiensi

    karena terapi mereka dan rentan terhadap ineksi 3irus dan tumor maligna

    3irus

    Transplantasi Menogenic organ padat dibatasi pada kehadiran antibodi natural

    terhadap antibodi karbohidrat dari sel dari spesies yang berbeda yang

    menyebabkan re(eksi hiperakut) re(eksi 3askular akut-termediasi antibodi)dan

  • 7/26/2019 Antigen Golongan DarahABO Dan Rh

    30/30

    respon imun terhadap molekul 72C Menogenic yang dimediasi sel T yang

    kuat

    Transplan sum-sum tulang rentan terhadap re(eksi) dan pasien membutuhkan

    persiapan imunosupresi yang intens. 1ebagai tambahan) limosit T pada grat

    sum-sum tulang dapat berespon terhadap aloantigen dari resipien dan

    menyebabkan ,N2D. ,N2D akut ditandai dengan kematian sel epitel pada

    kulit) saluran cerna) dan hati.2al ini dapat atal. ,N2D kronis ditandai

    dengan ibrosis dan atropi dari satu atau lebih organ termasuk paru-paru dan

    dapat pula berakibat atal. *esipien sum-sum tulang (uga sering mengalami

    imunodeisiensi kronis) yang membuat mereka rentan terhadap ineksi.