antibodi poliklonal elisa

4
Enzyme-Linked Immune-Sorbent Assay atau ELISA atau yang sering sebut uji kekebalan enzimatis. ELISA relatif murah dan lebih aman dibanding RIA (radio Immuno Assay) yang menggunakan bahan radiokatif dan dapat dikerjakan di laboratorium kecil tanpa alat pemecah radioaktif gamma. Metode ELISA (enzym-linked immunosorbent assay) metode dalam penelitian dengan Berdasarkan : Ikatan spesifik antara antigen (Ag) – antibody(Ab). ELISA dipakai untuk pengujian semua antigen, hapten atau antibody. Paling banyak dipakai di laboratorium klinis, misalnya uji immunoglobulin G dan E, hormone seperti insulin, esterogen dan gonadotrofin. Antibody yaitu Antibodi disekresi oleh Sel Plasma (Sel B), Biasanya digunakan monoklonal Antibody karena lebih spesifik untuk epitop tertentu daripada policlonal antibodi. Dapat dibeli terpisah atau dalam paket ELISA Kit, biasanya diproduksi dengan cara induksi respon imun humoral pada hewan coba ( rat, mouse) dengan cara injeksi Antigen berulang, dilakukan ekstraksi sel dan purifikasi Ab. Dapat juga diekstraksi dari manusia yang telah diimunisasi dengan Ag tertentu. Terdapat 2 Teknik Metode ELISA T eknik Kualitatif adalah Berdasarkan bahwa tiap antibodi berikatan pada antigen yang spesifik. Teknik kuantitatif berdasarkan jumlah ikatan antigen-antibodi yang ditentukan dengan nilai absorbansi. Teknik ini menggabungkan spesifitas antibody dengan kepekaan uji enzymatis dengan spektrofotometer biasa atau antigen dilekatkan pada enzyme yang mudah ditera. Beberapa type ELISA , sebagai berikut : 1. Direct ELISA , biasanya digunakan dengan kompetisi dan Inhibisi ELISA. Digunakan untuk deteksi antigen. 2. Indirect ELISA , antigen terikat pada plate. Digunakan untuk deteksi antibody.

Upload: nur-anisyah

Post on 25-Dec-2015

9 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Antibodi Poliklonal Elisa

Enzyme-Linked Immune-Sorbent Assay atau ELISA atau yang sering sebut uji kekebalan enzimatis. ELISA relatif murah dan lebih aman dibanding RIA (radio Immuno Assay) yang menggunakan bahan radiokatif dan dapat dikerjakan di laboratorium kecil tanpa alat pemecah radioaktif gamma. Metode ELISA (enzym-linked immunosorbent assay) metode dalam penelitian dengan Berdasarkan : Ikatan spesifik antara antigen (Ag) – antibody(Ab).

ELISA dipakai untuk pengujian semua antigen, hapten atau antibody. Paling banyak dipakai di laboratorium klinis, misalnya uji immunoglobulin G dan E, hormone seperti insulin, esterogen dan gonadotrofin.

Antibody  yaitu Antibodi disekresi oleh Sel Plasma (Sel B), Biasanya digunakan monoklonal Antibody karena lebih spesifik untuk epitop tertentu daripada policlonal antibodi. Dapat dibeli terpisah atau dalam paket ELISA Kit, biasanya diproduksi dengan cara induksi respon imun humoral pada hewan coba ( rat, mouse) dengan cara injeksi Antigen berulang, dilakukan ekstraksi sel dan purifikasi Ab. Dapat juga diekstraksi dari manusia yang telah diimunisasi dengan Ag tertentu. 

Terdapat 2 Teknik Metode ELISA  Teknik Kualitatif adalah   Berdasarkan bahwa tiap antibodi berikatan pada antigen yang spesifik. Teknik kuantitatif  berdasarkan jumlah ikatan antigen-antibodi yang ditentukan dengan nilai absorbansi. Teknik ini menggabungkan spesifitas antibody dengan kepekaan uji enzymatis dengan spektrofotometer biasa atau antigen dilekatkan pada enzyme yang mudah ditera. 

Beberapa type ELISA, sebagai berikut :1. Direct ELISA, biasanya digunakan dengan kompetisi dan Inhibisi ELISA. Digunakan untuk

deteksi antigen.2. Indirect ELISA, antigen terikat pada plate. Digunakan untuk deteksi antibody.3. Sandwich ELISA, antibodi terikat pada Plate. Digunakan untuk deteksi antigen.4. Capture ELISA, antihuman antibodi terikat pada Plate. Digunakan untuk deteksi antibody. 

ELISA dapat dipakai untuk pengujian antigen lewat cara persaingan (kompetitip) atau cara antibody ganda (double antibody). Cara Persaingan. Campuran dari antigen yang dilekatkan pada enzim yang diketahui jumlahnya dengan antigen tanpa enzim yang belum diketahui jumlahnya, direaksikan dengan antibody yang dilekatkan pada permukaan padat. Setelah reaksi selesai membentuk kompleks lalu dicuci, kemudian ditambahkan substrat yang cocok untuk enzim dan aktivitas enzim diukur. Sejumlah antigen yang belum diketahui jenisnya direaksikan dengan antibody tertentu yang dilekatkan pada permukaan padat, dicuci dan direaksikan dengan antibody berenzim. Setelah dicuci lagi, ditambahkan substrat enzim khusus. Aktivitas enzim

Page 2: Antibodi Poliklonal Elisa

yang diuji dengan cara biasa menunjukkan jumlah antigen yang ada. Antiserum yang dicurigai, direaksikan dengan antigen khusus yang dilekatkan pada bahan padat,kemudian dicuci. Selanjutnya direaksikan dengan antibody yang bersifat anti-immunoglobulin berenzim yang akan melekat pada antibody yang tadi tererap dari anti serum mula-mula. Kompleks yang terjadi dicuci, ditambahkan substrat, aktivitas enzim sesuai jumlah antibody pada serum mula-mula.

Beberapa bahan yang digunakan dalam teknik ELISA, yaitu :1. Bahan padat yang dipakai dalam ELISA termasuk selulosa, dextran berangkai silang,

poliacrilamide, polistiren dan polipropilen. Bentuknya dapat berupa butiran, lempeng atau tabung.

2. Antigen dapat dilekatkan secara adsorpsi pasif atau diikat secara kovalen dengan sianoben-bromida.

3. Enzim dipilih yang aktivitasnya tinggi misalnya fosfatse alkalis dan peroksidase. Bahan pengabung yang sering dipakai adalah glutaraldehide.

4. Substrat paling baik jika stabil, aman dan murah. Substrat tidak berwarna yang menjadi berwarna karena perubahan oleh enzim. Misalnya : p-nitrofenilfosfat berubah menjadi p-nitrofenol berwarna kuning oleh enzim fosfatase alkalis. Substrat lain, misalnya diamino benzidine,5-aminosalisilat, O-fenilen-diamin dipakai untuk enzim peroksidase.Material dalam metode ELISA

AntigenM onoclonal Ab Microplate Blocking Buffer Serum sample Conjugate (secondary Ab + Enzyme) Subtrate Stop Sol.

Alat yang digunakan dalam metode ELISA 96-Wells Microplate Micropipettes Multichannel pipette Elisa test kit

Parameters utama : Solid phase (microplate)  1 reactant  Separation  bound & free reagent  Color development   enzyme

Setelah sekian lama para ilmuwan mengeksplorasi imunoterapi kanker, akhirnya pada

dekade terakhir (menjelang tahun 2000), produk berbasis antibodi di bidang onkologi

mulai digunakan dalam tatalaksana berbagai macam kanker. Terapi antibodi

monoklonal merupakan bentuk pasif dari imunoterapi (imunoterapi pasif), karena

antibodi dibuat dalam kuantitas besar di luar tubuh. Jadi terapi ini tidak membutuhkan

sistem imun pasien untuk bersikap aktif melawan kanker.

Page 3: Antibodi Poliklonal Elisa

Antibodi diproduksi secara masal dalam laboratorium dengan menggabungkan sel

myeloma (tipe kanker sumsum tulang) dari sel B mencit yang menghasilkan antibodi

spesifik. Sel hasil penggabungan ini disebut hibridoma. Kombinasi sel B yang bisa

mengenali antigen khusus dan sel myeloma yang hidup akan membuat sel hibridoma

menjadi semacam pabrik produksi antibodi yang tidak ada habisnya. Karena semua

antibodi yang dihasilkan identik, berasal dari satu (mono) sel hibridoma, mereka disebut

antibodi monoklonal (disingkat MAb).

Mono: Satu

Klon: strain sel yang diturnkan dari satu sel.

Antibodi monoklonal diproduksi dari fusi sel B dan sel myeloma membentuk

hibridoma.

Antibodi monoklonal hanya mengenal satu epitop.

Apa perbedaaan antibodi poliklonal dan monoklonal?

Antibodi poliklonal adalah di dalam suatu populasi antibodi terdapat lebih dari satu

macam antibodi, atau campuran antibodi yang mengenal epitop yang berbeda pada

antigen yang sama.

Proses yang terjadi pada antibodi poliklonal:1. Diproduksi dengan imunisasi hewan dengan antigen yang tepat.

2. Serum dari hewan terimunisasi dikumpulkan

3. Antibodi dalam serum dapat dimurnikan lebih lanjut.

4. Karena satu antigen menginduksi produksi banyak antibodi maka hasilnya berupa

‘polyclonal’ /campuran antibodi