monoklonal poliklonal
TRANSCRIPT
Melani
260110110061
Kelas A
ANTIBODI MONOKLONAL DAN POLIKLONAL
I Perbedaan Antibodi Monoklonal dan Poliklonal
Antibodi muncul pada hewan dalam menanggapi antigen khas yang heterogen karena
mereka dibentuk oleh beberapa klon yang berbeda dari sel plasma disebut poliklonal
Antibodi yang muncul dari klon tunggal sel misalnya pada tumor sel plasma (myeloma)
bersifat homogen disebut monoklonal (Levinson 2004)
ANTIBODI POLIKLONAL ANTIBODI MONOKLONAL
Murah untuk diproduksi Mahal untuk diproduksi
Tidak membutuhkan teknologi canggih Teknologi canggih diperlukan
Keterampilan yang diperlukan rendah Pelatihan diperlukan untuk penggunaan
teknologi
Skala waktu pendek Skala waktu yang panjang untuk hibridoma
Menghasilkan sejumlah besar antibodi non
spesifik
Dapat menghasilkan sejumlah besar antibodi
spesifik tapi mungkin terlalu spesifik
Mengenal beberapa epitop pada satu antigen Hanya mengenal satu epitop pada antigen
(Milner 2013)
II Antibodi Monoklonal
21 Pengertian Antibodi Monoklonal
Semua hewan terus-menerus menghadapi serangan virus bakteri kapang dan
kimiawi dalam lingkungannya Apabila gangguan ini memasuki tubuh dan individu selnya
akibatnya dapat membahayakan Barisan pertahanan pertama dibentuk oleh kulit dan
membran yang mengelilingi sel dan dalam banyak hal pertahanan ini dapat mengusir
ancaman bahaya tersebut Akan tetapi apabila sistem pertahanan ini dapat ditembus sel
memberikan senjata yang lebih baik dan ampuh untuk mengatasi penyerang Yang paling
utama diantara senjata sistem imunitas adalah segolongan protein yang dikenal sebagai
antibodi (Prentis 1990)
Antibodi adalah bagian dari pertahanan tubuh terhadap benda asing yang ingin
masuk tubuh termasuk organisme penyebab penyakit Antibodi merupakan semacam protein
yang dapat mengenal dan berikatan dengan benda asing yang masuk ke dalam tubuh
(Sardjoko 1991)
Antibodi dibuat oleh sel khusus dalam limpa darah dan kelenjar getah bening Sel-
sel pembuat antibodi yang disebut sel B ini melepaskan antibodi yang menjelajahi tubuh
memilih dan menempel pada mikroba atau benda asing lainnya Sekali penyerbu telah
dikenal oleh antibodi sisa sistem kekebalan tubuh akan bekerja dan berakhir dengan
peniadaan benda asing yang tidak diinginkan (Sardjoko 1991)
Bentuk setiap molekul antibodi ditentukan oleh urutan asam amino yang digunakan
untuk menyusunnya Semua antibodi memiliki bentuk dasar yang sama yaitu seperti huruf Y
Tetapi bila diperiksa lebih rinci ditemukan bahwa keseragaman yang tampak itu
menyembunyikan keanekaragaman yang sukar dipercaya (Sardjoko 1991)
Setiap antibodi mempunyai dua lekuk yang identik masing-masing satu pada ujung
tangan molekul Bentuk lekuk menunjukkan variasi yang kecil antara jenis antibodi yang satu
dengan jenis yang lainnya Variasi inilah yang memberikan ciri khas yang paling penting
bagi antibodi Lekuk antibodi itu sesuai dengan bangunan molekul dan membentuk
sambungan yang erat Dalam tubuh manusia terdapat jutaan antibodi dengan tipe yang
berbeda-beda Setiap tipe mempunyai lekuk-lekuk dengan bentuk yang khas (Sardjoko
1991)
Permukaan setiap substansi apakah itu virus bakteri atau bahkan plastik yang licin
bertaburan molekul-molekul yang menonjol ke dalam lingkungannya Jika antibodi
menjumpai tonjolan-tonjolan yang kebetulan sesuai dengan lekuk-lekuknya tonjolan akan
masuk ke dalam lekuk dan terjadilah perlekatan yang erat seperti terkunci Badan yang diikat
antibodi disebut antigen dan hubungan antibodi dan antigen merupakan sambungan yang
erat Antibodi hanya mengikat antigen yang bentuknya benar-benar sesuai Istilah antibodi
monoklonal digunakan untuk kelompok antibodi yang identik yang semuanya mempunyai
bentuk lekuk yang sama sehingga hanya akan mengenal antigen yang benar-benar sama
(Sardjoko 1991)
Antibodi monoklonal adalah antibodi dengan spesifisitas yang ditetapkan berasal dari
sel kloning atau organisme Mereka dapat diperoleh dari limfosit B immortal yang dikloning
dan diperluas sebagai garis sel yang berkesinambungan (mencit dan antibodi monoklonal
manusia) atau dari baris sel rDNA-rekayasa mamalia atau bakteri (antibodi monoklonal
direkayasa) Pertimbangan penting untuk penggunaan klinis antibodi monoklonal termasuk
kemungkinan reaktivitas silang immunological yang tidak disengaja dari antibodi dengan
antigen jaringan manusia yang tidak diinginkan dan kemungkinan adanya virus dalam
produk (Milanda et al 2007)
Antibodi monoklonal adalah antibodi yang disekresikan oleh sel plasma dari sel
limfosit yang berasal dari satu jenis klon sel sehingga hanya dapat berikatan dengan satu jenis
antigen determinant Berbeda dengan antibodi poliklonal yang merupakan populasi beberapa
sel antibodi monoklonal memiliki beberapa kelebihan
a Dapat menjamin keseragaman kandungan antibodi yang dihasilkan karena berasal
dari satu jenis klon saja yang diproduksi secara berulang dari suatu kumpulan sel
hibrid yang telah diseleksi sebelumnya
b Mengurangi kemungkinan terjadinya reaksi silang atau reaksi nonspesifik seperti
yang dapat terjadi pada penggunaan antibodi poliklonal
c Kekuatan atau afinitas kecepatan reaksi antigen-antibodi monoklonal pada
umumnya lebih kuat dibandingkan dengan ikatan antigen-antibodi poliklonal
d Prose pemurnian lebih mudah karena relatif lebih sedikit jenis kandungan
antibodinya
e Dapat digunakan untuk tujuan terapi yaitu antara lain untuk perbaikan overdosis
obat mengurangi resiko transplantasi organ deteksi tumor metastatis dan sebagai
obat target sitotoksik (Milanda et al 2007)
Kekurangan
1 Dapat menghasilkan sejumlah besar antibodi spesifik tapi mungkin terlalu spesifik
(misalnya lebih kecil kemungkinannya untuk mendeteksi di di berbagai spesies)
2 Lebih rentan terhadap hilangnya epitop melalui pengobatan kimiawi dari antigen
dibanding antibodi poliklonal Hal ini dapat diimbangi dengan menggabungkan dua
atau lebih antibodi monoklonal terhadap antigen yang sama (Milner 2013)
22 Jenis Antibodi Monoklonal
Antibodi monoklonal mempunyai 4 jenis yaitu
1 Murine murin didapat dari tikus dapat menyebabkan human antimouse antibodies
(HAMA) nama akhirannya ldquomomardquo
2 Chimeric gabungan Fc antibodi human dan Fab antibodi monoklonal tikus nama
akhirannya ldquoximabrdquo
3 Humanized hanya sebagian kecil Fab antibodi tikus yang digabungkan dengan
antibodi human (95-98) nama akhirannya ldquozumabrdquo
4 Fully human keseluruhan antibodi human nama akhirannya PrimemumabPrime (Jri 2007)
23 Produksi dan seleksi hibridoma
Sel memiliki dua jalur dalam sintesis nukleotida yaitu jalur de novo dan jalur salvage
(penyelamatan) Sel yang dikultur in vitro bisa bertahan hidup menggunakan kedua jalur
tersebut Jika dilakukan mutasi pada enzim yang terkait sintesis nukleotida maka kita bisa
memanipulasi sel mamalia tersebut HGPRT (Hipoxantin-guanin fosforibosil transferase)
merupakan enzim penting dalam jalur salvage HGPRT mengkatalis pembentukan nukleotida
purin dari ribosa hipoxantin dan guanine (Prentis 1990)
(Prentis 1990)
Mutasi gen HGPRT bisa diseleksi dengan cara menumbuhkan sel di medium yang
mengandung 8-azoguanin (analog purin) HGPRT akan menganggap 8-azoguanin adalah
substrat dan selanjutnya mengubahnya menjadi nukleotida monofosfat Senyawa ini bersifat
berbahaya kemudian diproses lebih lanjut dan berikatan dengan DNA dan RNA Sehingga
sel yang memiliki enzim HGPRT yang tumbuh pada medium yang mengandung 8-AG akan
mati (Prentis 1990)
Enzim HGPRT adalah diperlukan pada jalur salvage (non-esensial) sedangkan jalur de
novo masih ada jadi sel yang mengalami mutasi gen HGPRT pun tetap tumbuh Oleh karena
itu seleksi menggunakan 8-AG akan membunuh sel yang memiliki HGPRT tetapi tidak akan
berefek pada sel mutan HGPRT (Prentis 1990)
Apa hubungannya dengan produksi antibodi monoklonal Sel myeloma yang nantinya
akan difusikan dengan sel penghasil antibodi tidak mensintesis atau mensekresikan
imunoglobulin dan HGPRT Untuk menyeleksi hibridoma yang cocok bisa digunakan
medium HAT Obat-obatan seperti aminopterin akan memblok sintesis nukleotida jalur de
novo karena aminopterin adalah analog dengan koenzim f-THFAformyl tetrahidrofolic acid
yang penting untuk sintesis nukleotida purin via jalur de novo Hal ini menyebabkan adanya
pengeblokan pada jalur de novo karena kompetisi ikatan enzim dengan f-THFA Sehingga sel
akan dipaksa menggunakan jalur salvage untuk sintesis purin (Prentis 1990)
Namun sel myeloma sendiri adalah defisiensi enzim HGPRT dan akan mati pada media
yang mengandung aminopterin Splenosit tidak bisa tumbuh pada medium HAT karena
jangka hidupnya yang pendek sekitar satu minggu Sehingga hanya hibridoma yang
merupakan fusi sel dari myeloma dengan splenosit saja yang bisa bertahan hidup pada
medium HAT induk splenosit akan menyumbangkan enzim HGPRTnya dan sel myeloma
memberikan kemampuan untuk bisa hidup dan berkembang terus (Prentis 1990)
Dalam jangka waktu 7-10 hari pada medium akan terdapat banyak sel-sel mati tetapi
juga terdapat beberapa koloni sel yang hidup yaitu sel hibridoma Hibridoma yang terbentuk
ini akan terus menerus tumbuh secara in vitro dan mensekresikan antibodi monoklonal
Berikutnya penting untuk skrining hibridoma mana yang menghasilkan antibodi dan mana
yang tidak Skrining ini bisa menggunakan metode ELISA (Prentis 1990)
24 Produksi Antibodi Monoklonal
Antibodi monoklonal dapat diproduksi dengan cara in vivo atau dapat pula diproduksi
secara besar-besaran secara in vitro sehingga dapat digunakan untuk tujuan komersial
(Milanda et al 2007)
Kesukaran teknis utama terletak pada cara mendapatkan antibodi yang diperlukan Tidak
ada cara yang praktis untuk memisahkan antibodi yang diinginkan dari sekumpulan antibodi
dengan tipe yang lain sehingga perlu digunakan pendekatan yang berbeda (Sardjoko 1991)
Sel yang dapat membuat antibodi dapat dipisahkan dengan relatif mudah Tetapi setiap
sel B (pembuat antibodi) hanya menghasilkan satu jenis antibodi Ada kemungkinan dari sel
B dibuat klon sel yang identik yang dengan biakan sel dalam cawan kaca dan dengan
pemberian nutrien yang sesuai semua akan membuat antibodi yang sama Mungkin hasilnya
bukan antibodi yang diperlukan tetapi antibodi yang sifatnya murni atau monoklonal
(Sardjoko 1991)
Dengan mengulang proses ini untuk banyak sel secara individual akhirnya akan muncul
sel penghasil antibodi yang diinginkan Tetapi masalahnya adalah bahwa sel B akan segera
mati setelah dikeluarkan dari tubuh Umurnya dalam laboratorium yang demikian pendek
tidak cukup untuk menghasilkan klon yang memadai bahkan hanya untuk mengetahui
antibodi yang dihasilkan apalagi untuk mendapatkan antibodi yang diperlukan (Sardjoko
1991)
Kohler dan Milstein menemukan akal untuk memecahkan masalah tersebut Ironinya
penemuan yang memberikan harapan begitu besar untuk pengobatan dengan sel normal
diterapkan melalui penggunaan sel kanker Berbeda dengan sel normal sel kanker dapat
dibiakkan secara mudah Dalam kondisi laboratorium yang tepat sel kanker akan tumbuh dan
membelah dengan benar-benar tidak terbatas (Sardjoko 1991)
Penggabungan kemampuan sel B untuk menghasilkan antibodi dan sel kanker yang
tampaknya bersifat kekal itu dapat menghasilkan antibodi monoklonal dalam jumlah yang
besar Agak mengherankan bahwa hal ini dapat dilakukan dengan cara yang langsung Fusi
sel B dengan sel kanker dapat menghasilkan sel hibrida yang mempunyai sifat kedua sel
induknya dan dapat membuat antibodi yang hidup dalam waktu yang sangat panjang
(Sardjoko 1991)
Untuk menyempurnakan metode pembuatan sel hibridoma ini sulit dikerjakan Tetapi
dalam waktu yang tidak terlalu lama setelah keberhasilan Kohler dan Milstein tekniknya
telah disempurnakan dan sekarang telah umum dilakukan di ratusan laboratorium (Sardjoko
1991)
Pembuatan antibodi monoklonal terhadap suatu patogen atau toksin terentu dapat
dilakukan melalui beberapa cara salah satunya yang paling umum dilakukan adalah dengan
teknik teknologi hibridoma (Milanda et al 2007)
Prinsip teknologi hibridoma adalah memproduksi antibodi melalui hasil fusi sel limfosit
B dari hewan mamalia (mencit) dengan sel myeloma (sel tumor) dari spesies sejenis yang
memiliki sifat immortal Sel hibrid yang terjadi selanjunya diseleksi untuk menghasilkan sel-
sel yang hanya memproduksi antibodi monoklonal yang dituju Teknologi ini melibatkan
serangkaian proses antara lain
a Imunisasi hewan sumber antibodi
b Fusi sel B dari limfosit hewan tersebut dengan sel myeloma dari spesies hewan
sejenis untuk menghasilkan sel hibrid yang dapat menghasilkan antibodi dengan sifat
immortal sehingga dapat dikembangkan secara in vitro
c Seleksi sel hibrid yang menghasilkan antibodi yang diinginkan
d Kloning sel hibrid dan perbanyakan secara in vitro
e Karakterisasi antibodi yang dihasilkan
f Pemurnian (Milanda et al 2007)
Dalam pembuatan antibodi monoklonal yang terpenting adalah persiapan antigen (harus
memiliki sifat imunogenik dan antigenik) dan proses imunisasi dilakukan dengan selang
waktu tertentu untuk menginduksi terbentuknya antibodi dengan sempurna Penambahan
adjuvant (untuk meningkatkan respon imun) seringkali digunakan untuk hasil imunisasi yang
lebih baik (Milanda et al 2007)
Fusi antara sel limpa dengan sel myeloma dilakukan dengan penambahan larutan PEG
(polietilen glikol) dengan BM 4000-6000 konsentrasi tertentu sebagai penstabil fusi
Keberhasilan fusi sangat bergantung pada beberapa faktor antara lain suhu
inkubasiperbandingan jumlah sel limpa dan myeloma uang difusi teknik pencampuran
kedua jenis sel dan teknik penambahan PEG itu sendiri (Milanda et al 2007)
Pada saat kedua sel didifusikan proses seleksi perlu dilakukan untuk menghasilkan sel
hibrid yang memiliki sifat-sifat tertentu yang diinginkan Seleksi yang dilakukan adalah jalur
metabolisme sel di dalam medium HAT (Hypoxanthine-Aminopterin-Thymidine) (Milanda et
al 2007)
Sel hibrid yang terseleksi selanjutnya dikultur dan diuji supernatannya akan
keberadaan antibodinya dan sifat reaksi silangnya menggunakan metode analisis imunokimia
Supernatan kultur yang positif dan spesifik selanjutnya di klon dengan metode pengenceran
terbatas (limiting dilution) untuk memperbanyak klon sel yang hanya memproduksi antibodi
yang diinginkan (Milanda et al 2007)
Produksi in vivo dengan cara pembentukan tumor cair pada hewan sejenis tidak dapat
digunakan bila diinginkan produksi skala industri sehingga metode in vitro lebih dianjurkan
misalnya dengan cara fermentasi Hal ini kemudian dapat dikembangkan untuk memproduksi
antibodi monoklonal rekombinan yang bertujuan untuk memperoleh spesifitas yang lebih
tinggi dan dapat digunakan untuk tujuan diagnostik khusus dan untuk terapi (Milanda et al
2007)
Untuk produksi skala laboratorium umumnya digunakan wadah-wadah polisterin
Produksi antibodi monoklonal menggunakan tumor cair (ascites) di dalam mencit biasanya
berkisar antara 2-20 mgml sedangkan di dalam supernatan kultur in vitro biasanya berkisar
antara 5-50 microgml Namun saat ini perbanyakan antibodi sudah dilakukan di dalam
bioreaktor untuk produksi skala industry (Milanda et al 2007)
Metode pemurnian antibodi monoklonal dapat dilakukan dengan beberapa cara
antara lain
1 Pengendapan dengan Ammonium Sulfat
2 Elektroforesis
3 Kromatografi penukar ion
4 Filrasi gel
5 Kromatografi afinitas
6 Formulasi dan sterilisasi (Milanda et al 2007)
(Ward 2010)
Keterangan Gambar
Produksi antibodi monoklonal merupakan proses dimana sejumlah besar antibodi
(ditargetkan terhadap antigen tertentu X) dapat diproduksi Seekor tikus diimunisasi dengan
suntikan antigen X untuk menstimulasi produksi antibodi yang ditargetkan terhadap X Sel-
sel pembentuk antibodi terisolasi dari limpa tikus Antibodi monoklonal diproduksi dengan
menggabungkan satu sel pembentuk antibodi terhadap sel tumor yang tumbuh dalam kultur
Menghasilkan suatu sel yang disebut hibridoma (Ward 2010)
Setiap hibridoma menghasilkan molekul antibodi yang identik dengan jumlah yang
relatif besar Dengan membiarkan hibridoma berkembang biak dalam kultur ada
kemungkinan untuk menghasilkan populasi sel masing-masing menghasilkan molekul
antibodi yang identik Antibodi ini disebut antibodi monoklonal Setelah antibodi
monoklonal dibuat dapat digunakan sebagai probe khusus untuk melacak dan memurnikan
protein tertentu yang diinduksi pembentukannya (Ward 2010)
Produksi Antibodi Monoklonal
(Prescot et al 2005)
25 Mekanisme Kerja Antibodi Monoklonal
Antibodi monoklonal menggunakan mekanisme kombinasi untuk meningkatkan efek
sitotoksik sel tumor Mekanisme komponen sistem imun adalah antibody dependent cellular
cytotoxicity (ADCC) complement dependent cytotoxicity (CDC) mengubah signal transduksi
sel tumor atau menghilangkan sel permukaan antigen Antibodi dapat digunakan sebagai
target muatan (radioisotop obat atau toksin) untuk membunuh sel tumor atau mengaktivasi
prodrug di tumor antibody directed enzyme prodrug therapy (ADEPT) Antibodi
monoklonal digunakan secara sinergis melengkapi mekanisme kerja kemoterapi untuk
melawan tumor (Sardjoko 1991)
1 Antibody dependent cellular cytotoxicity (ADCC)
Antibody dependent cellular cytotoxicity (ADCC) terjadi jika antibodi mengikat
antigen sel tumor dan Fc antibodi melekat dengan reseptor Fc pada permukaan sel
imun efektor Interaksi Fc reseptor ini berdasarkan kemanjuran antitumor dan sangat
penting pada pemilihan suatu antibodi monoklonal Sel efektor yang berperan masih
belum jelas tapi diasumsikan sel fagosit mononuklear dan atau natural killer (NK)
Struktur Fc domain dimanipulasi untuk menyesuaikan jarak antibodi dan interaksi
dengan Fc reseptor Antibody dependent cellular cytotoxicity (ADCC) dapat
meningkatkan respons klinis secara langsung menginduksi destruksi tumor melalui
presentasi antigen dan menginduksi respons sel T tumor Antibodi monoklonal
berikatan dengan antigen permukaan sel tumor melalui Fc reseptor permukaan sel
NK Hal ini memicu penglepasan perforin dan granzymes untuk menghancurkan sel
tumor Sel - sel yang hancur ditangkap antigen presenting cell (APC) lalu
dipresentasikan pada sel B sehingga memicu penglepasan antibodi kemudian
antibodi ini akan berikatan dengan target antigen Sel cytotoxic T lymphocytes
(CTLs) dapat mengenali dan membunuh sel target antigen (Sardjoko 1991)
2 Complement dependent cytotoxicity (CDC)
Pengikatan antibodi monoklonal dengan antigen permukaan sel akan mengawali
kaskade komplement Complement dependent cytotoxicity (CDC) merupakan suatu
metode pembunuh sel tumor yang lain dari antibodi Imunoglobulin G1 dan G3
sangat efektif pada CDC melalui jalur klasik aktivasi komplemen Formasi kompleks
antigen antibodi merupakan komplemen C1q berikatan dengan IgG sehingga memicu
komplemen protein lain untuk mengawali penglepasan proteolitik sel efektor
kemotaktik agen aktivasi C3a dan C5a Kaskade komplemen ini diakhiri dengan
formasi membrane attack complex (MAC) sehingga terbentuk suatu lubang pada sel
membran Membrane attack complex (MAC) memfasilitasi keluar masuknya air dan
Na++ yang akan menyababkan sel target lisis (Sardjoko 1991)
3 Perubahan transduksi signal
Reseptor growth factor merupakan suatu antigen target tumor ekspresinya
berlebihan pada keganasan Aktivasi transduksi signal pada kondisi normal akan
menginduksi respons mitogenik dan meningkatkan kelangsungan hidup sel hal ini
diikuti dengan ekspresi perkembangan sel tumor yang berlebihan yang juga
menyebabkan tumor tidak sentitif terhadap zat kemoterapi Antibodi monoklonal
sangat potensial menormalkan laju perkembangan sel dan membuat sel sensitif
terhadap zat sitotoksik dengan menghilangkan signal reseptor ini Target antibodi
EGFR merupakan inhibitor yang kuat untuk transduksi signal Terapi antibodi
monoklonal memberikan efek penurunan densiti ekspresi target antigen contohnya
penurunan konsentrasi EGFR permukaan sel tumor atau membersihkan ligan seperti
VEGF Pengikatan ligand reseptor growth factor memicu dimerisasi dan aktivasi
kaskade signal sehingga terjadi proliferasi sel dan hambatan terhadap zat sitotoksik
Antibodi monoklonal menghambat signal dengan cara menghambat dimerisasi atau
mengganggu ikatan ligan (Sardjoko 1991)
4 Imunomodulasi
Beberapa percobaan menunjukkan antibodi yang langsung melawan cytotoxic T
lymphocyte antigen 4 (CTLA 4) terbukti dapat menginduksi regresi imun Pola
toksisiti yang diteliti pada uji klinis memperlihatkan hubungan perlekatan CTLA 4
dengan ligan dapat menginduksi respons autoimun hal ini terlihat pada aktivasi sel T
dependent Gabungan antibodi antiCTLA 4 dengan antibodi monoklonal
menginduksi ADCC kemoterapi sitotoksik atau radioterapi sehingga dapat
meningkatkan respons imun terhadap antigen spesifik tumor (Sardjoko 1991)
5 Penghantaran muatan sitotoksik
Antibodi monoklonal pada terapi kanker akan melawan target sel tumor dengan cara
mengikat sel spesifik tumor dan menginduksi respons imun Antibodi monoklonal
telah digunakan secara luas dalam percobaan sebagai zat sitotoksik sel - sel tumor
Modifikasi antibodi monoklonal dilakukan dengan tujuan sebagai zat penghantar
radioisotop toksin katalik obat ndash obatan sitokin enzim atau zat konjugasi aktif
lainnya Pola antibodi bispesifik pada kedua bagian Fab memungkinkan untuk
mengikat target antigen dan sel efektor (Sardjoko 1991)
6 Antibodi directed enzyme prodrug therapy (ADEPT)
Antibodi directed enzyme prodrug therapy (ADEPT) menggunakan antibodi
monoklonal sebagai penghantar untuk sampai ke sel tumor kemudian enzim
mengaktifkan prodrug pada tumor hal ini dapat meningkatkan dosis active drug di
dalam tumor Konjugasi antibodi monoklonal dan enzim mengikat antigen
permukaan sel tumor kemudian zat sitotoksik dalam bentuk inaktif prodrug akan
mengikat konjugasi antibodi monoklonal dan enzim permukaan sel tumor akhirnya
inaktivasi prodrug terpecah dan melepaskan aktif drug di dalam tumor (Sardjoko
1991)
26 Penggunaan Antibodi Monoklonal
Antibodi monoklonal juga dapat dibuat di laboratorium dengan menggabungkan sel
myeloma dengan sel yang memproduksi antibodi Hibridoma tersebut menghasilkan jumlah
hampir tak terbatas dari antibodi monoklonal yang berguna dalam tes diagnostik dan
penelitian (Levinson2004)
Antibodi monoklonal dapat digunakan untuk tiga tujuan berikut
1 Pemurnian reagen untuk tes atau penelitian
2 Sebagai penanda pada deteksi assay
3 Untuk eksperimental terapi (Prentis 1990)
Aplikasi terapi dari Antibodi monoklonal
1 Induksi imunisasi pasif
2 Diagnostik imaging
Antibodi monoklonal dapat digunakan untuk melihat protein tertentu dalam tubuh
misal antibodi monoklonal dikonjugasikan dengan logam inert pasien yang di-
rontgen Dari hasil rontgen tersebut dapat dikenali protein tertentu yang terlibat
dalam penyakit Cara ini juga diterapkan dalam melihat metastasis sel kanker
3 Diagnostik molekular
Antibodi monoklonal dapat diaplikasikan untuk identifikasi penyakit yang lebih
dikenal dengan imunologikal diagnostik Dimana deteksi imunologik merupakan
deteksi imunologik merupakan sistem deteksi yang sensitif spesifik dan sederhana
Misal membedakan DHF dan tifus
4 Monitoring terapi obat (untuk live-saving drug)
5 Sistem penghantaran obat (Drug delivery system DDS)
6 Isolasi dan atau purifikasi obat baru
7 Terapi kanker
Para ahli bisa membuat antibodi monoklonal yang mampu bereaksi dengan antigen
spesifik berbagai jenis sel kanker Dengan ditemukannya lebih banyak lagi antigen
kanker berarti akan semakin banyak antibodi monoklonal yang bisa digunakan untuk
terapi berbagai jenis kanker Bila antibodi berikatan dengan antigen tumor spesifik
yang terdapat di permukaan sel maka ia juga bisa menginduksi sel mengalami
apoptosis (Prentis 1990)
(Prentis 1990)
Toksin yang biasa dikonjugasikan dengan antibodi monoklonal persiapan untuk penggunaan
klinik sebagai agen antikanker
1 Ricin
2 Pokeweed
3 Gelonin
4 Pseudomonas endotoksin
5 Diptheria toksin
6 Abrin
7 Protein antiviral (Prentis 1990)
261 Penggunaan Klinik Antibodi Monoklonal
Fungsi Klinik Antibodi monoklonal Target Antibodi Penggunaan Spesifik
Secara Klinis
Transplantasi
terkait
imunosupresi
1 Basiliximab
daclizumab
2 Muromonab
(OKT3)
Reseptor IL-2
CD3 pada sel T
Mencegah atau
mengobati penolakan
allograft dan reaksi
graft-versus-host
Pengobatan
penyakit autoimun
1 Infliximab
2 Adalimumab
TNF α Mengobati rheumatoid
arthritis dan penyakit
Crohn (ileitis regional)
Pencegahan
penyakit menular
Palivizumab protein fusi virus
pernapasan sinsitial
Mencegah pneumonia
pada neonatus rentan
Pengobatan kanker 1 Rituximab Protein CD20 pada
sel B
Mengobati limfoma
non-Hodgkins
Mengobati kanker
2 Trastuzumab Reseptor faktor
pertumbuhan
epidermal
payudara
(Levinson 2004)
242 Penggunaan Antibodi Monoklonal Untuk Diagnosis
Hormon Polipeptida Gonatropin korlonik hormone pertumbuhan
hormone lutinizing hormone stimuli folikel
hormone stimuli prolaktin
Penanda tumor Antigen karsinoembrionik antigen spesifik
prostat reseptor IL2 Reseptor faktor tumbuh
epidermal
Sitokin IL 1-8 faktor stimuli koloni
Monitor Obat Teofilin gentamisin siklosporin
Penyakit Infeksi Klamidia herpes rubella hepatitis B
legionela HIV CMV
Target campuran Tiroksin Vitamin B12 feritin protein Tau
(Sudjadi 2008)
Banyak penyakit dicirikan oleh adanya senyawa yang tidak terdapat dalam badan
atau oleh adanya badan yang biasanya ada tetapi terdapat dalam jumlah yang berlebihan
Antibodi monoklonal akan segera digerakkan untuk mendeteksi adanya virus bakteri atau
benda asing lain dengan mencampur antibodi yang tepat dalam sampel darah atau cairan
tubuh Pemberian senyawa spesifik ini dalam takaran yang tepat ke dalam tubuh pasien
mungkin juga dapat digunakan untuk mendiagnosis berbagai gangguan yang lain seperti
beberapa bentuk kemandulan yang ditandai oleh kurangnya hormon tertentu (Sardjoko
1991)
Para pakar bioteknologi telah dapat mengembangkan antibodi monoklonal yang
spesifik untuk setiap senyawa yang sangat penting dalam bidang pengobatan Penerapan
antibodi monoklonal yang potensi diantaranya adalah peningkatan pertahanan alami pasien
peningkatan keberhasilan pencangkokan organ penyampaian obat ke bagian spesifik tubuh
dan pemurnian obat sebelum diberikan kepada pasien (Sardjoko 1991)
Secara teoritis dan juga semakin terasa dalam praktisnya pakar bioteknologi dapat
mengembangkan antibodi monoklonal yang bersifat spesifik bagi senyawa apa saja terutama
yang berkaitan dalam pengobatan kesehatan Sekian banyak jurnal ilmiah melaporkan
rincian percobaan yang mempergunakan antibodi monoklonal dalam puluhan cara dari
identifikasi sel kanker hingga melacak urat syaraf lintah raksasa Dalam lima tahun terakhir
ini teknik yang baru telah memainkan peranan yang bertambah penting di dalam penelitian
dasar Untuk memenuhi kebutuhan akan antibodi monoklonal perusahaan dengan nama
eksotik sepeti Hydriedtech Celltech dan Allergenetics bermunculan pada akhir tahun tujuh
puluhan dan awal delapan puluhan Pada pertengahan 1983 lebih dari 40 produk antibodi
monoklonal telah diizinkan bagi penggunaan diagnostik di Amerika Serikat termasuk untuk
alat-alat uji kehamilan diagnosis kanker dan deteksi virus rabies (Prentis 1990)
Teknologi baru ini sekarang diperhitungkan untuk memberikan dampak utama dalam
praktek kedokteran yang meliputi semua spektrum penyakit manusia dari kanker dan
gangguan ginjal sampai infeksi yang disebabkan oleh virus dan bakteri Potensi aplikasi
antibodi monoklonal termasuk meningkatkan pertahanan alamiah penderita memperbaiki
peluang transplantasi organ yang berhasil mengarahkan obat menuju bagian tubuh yang
spesifik dan memurnikan obat-obatan sebelum diberikan kepada penderita (Prentis 1990)
Contoh aplikasi terakhir ini adalah produksi antibodi monoklonal yang melekat
hanya pada molekul interferon dan menolak molekul lainnya Antibodi ini dapat diikat pada
suatu butiran yang kemudian ditempatkan pada suatu tabung Apabila campuran senyawa
yang mengandung sejumlah kecil interferon dituang ke dalam tabung tersebut antibodi akan
mengikat molekul interferon dari campuran senyawa sementara bahan-bahan yang tidak
diinginkan mengalir keluar Kemudian suatu bahan kimia ditambahkan dibiarkan mengalir
melalui tabung untuk melepaskan ikatan antibodi dengan interferon yang kemudian
dibebaskan ke luar Teknik ini menghasilkan larutan yang 5000 kali lebih kaya akan
interferon dibandingkan dengan campuran besar semula Hal ini dan penggunaan lain dari
antibodi monoklonal bergantung pada daya seleksi yang istimewa (Prentis 1990)
Penggunaan antibodi monoklonal telah dikenal sejak tahun 1975 yaitu ketika Kohler
dan Milstein berhasil mengkonstruksi sel hibridoma yang mensekresi antibodi dengn
spesifitas khusus Salah satu yang paling fenomenal adalah penggunaan antibodi monoklonal
sebagai pereaksi diagnostik dalam metode imunokimia Metode analisis imunokimia dengan
prinsip reaksi antigen-antibodi telah banyak digunakan dalam riset maupun laboratorium
klinik Perkembangan metode ini dimulai pada tahun 1959 oleh Yellow dan Berson yang
memperkenalkan metode Radio Immunoassay (RIA) untuk mengukur jumlah insulin dalam
serum Sejak saat itu berbagai metode dengan prinsip imunokimia ini telah dikembangkan
untuk tujuan klinis Keuntungan metode imunokimia dibandingkan metode analisis lainnya
adalah
1 Spesifias tinggi karena situs pengikat antibodi tertentu hanya dapat bereaksi
dengan determinan antigen (epitop) yang sesuai saja dan tidak akan terjadi ikatan
dengan antigen lainnya
2 Reaksi imunokimia dapat dikombinasikan dengan beberapa teknik analisis lain
seperti spektrofotometri atau kromatografi dan lain-lain untuk tujuan kuantitatif
3 Hasil reaksi umumnya dapat dengan cepat diamati
4 Sensitivitas tinggi (Milanda et al 2007)
Selain untuk analisis antibodi monoklonal digunakan pula dalam bidang farmasi
sebagai carrier untuk targeted drug dan dapat pula berfungsi sebagai obat (protein
terapeutik) (Milanda et al 2007)
243 Antibodi Monoklonal Generasi Baru
Terapi menggunakan antibodi monoklonal terganggu dengan munculnya beberapa
masalah Pada eksperimen awal terdapat reaksi alergi dari bagian asing antibodi
eksperimental dari tikus yang disebut HAMA (human anti-mouse antibody) yang mencegah
digunakan lebih dari sekali Para ahli mengatasi masalah ini dengan membuang bagian
antigen dari bagian tikus tersebut dengan membuat antibodi chimeric dan humanized mAb
1 Chimeric mAb
Rituximab adalah antibodi monoklonal pertama yang termasuk dalam chimeric mAb
Chimeric diambil dari nama sebuah hewan mistis Rituximab dibuat dari fusi dua sel dari
mencit dan manusia
2 Humanized mAb
(Prentis 1990)
III Antibodi Poliklonal
III1 Pengertian
Antibodi poliklonal adalah antibodi yang telah diperoleh dari beberapa sel B atau cell
lines pembuatan antibodi ini memiliki beberapa kemiripan dengan berbagai antibodi yang
ditemukan dalam serum normal yang merupakan komponen cairan yang memisahkan dari
darah yang membeku Kemiripan ini disebabkan oleh fakta bahwa antibodi yang merupakan
poliklonal mengenali epitop yang berbeda dan memiliki derajat yang berbeda kekhususan
Sebaliknya antibodi dalam persiapan monoklonal yang berasal dari satu jenis klon dan
mengenali epitop yang sama dengan derajat yang sama kekhususan (Loyd 2013)
Untuk menghasilkan antibodi poliklonal binatang seperti ayam tikus atau kelinci
diimunisasi dengan antigen dan persiapan adjuvan Sistem kekebalan hewan dirangsang
untuk memproduksi sel B yang mensekresikan antibodi yang spesifik untuk antigen Setelah
jangka waktu tertentu biasanya beberapa minggu atau bahkan berbulan-bulan serum hewan
dipanen (Loyd 2013)
Persiapan khusus antibodi poliklonal biasanya campuran antibodi spesifik dimana
seluruhnya mengenali antigen yang sama Antibodi mengikat dengan kekuatan yang berbeda
untuk epitop yang berbeda pada antigen (Loyd 2013)
III11 Ciri
1 Mengenali beberapa epitop pada satu antigen Serum yang diperoleh akan berisi
campuran kompleks heterogen dari antibodi dengan afinitas yang berbeda
2 Poliklonal tersusun sebagian besar dari subklas IgG
3 Imunogen peptida sering digunakan untuk menghasilkan antibodi poliklonal yang
menargetkan epitop yang unik terutama untuk keluarga protein homologi tinggi
(Milner 2013)
III12 Produksi Antibodi
1 Murah untuk memproduksinya
2 Teknologi dan keterampilan yang dibutuhkan untuk produksi rendah
3 Skala waktu produksi pendek
4 Antibodi Poliklonal tidak bermanfaat untuk menyelidiki domain spesifik antigen karena
antiserum poliklonal biasanya akan mengenali banyak domain (Milner 2013)
III13 Keuntungan
Poliklonal akan mengenali beberapa epitop pada satu antigen yang memiliki
keuntungan sebagai berikut
1 Poliklonal dapat membantu memperkuat sinyal dari target protein dengan tingkat
ekspresi rendah seperti protein target akan mengikat lebih dari satu molekul antibodi
pada beberapa eptitopes Ini tidak akan menjadi keuntungan bagi percobaan kuantifikasi
misalnya dalam aliran cytometry karena hasilnya akan menjadi tidak akurat
2 Karena dapat mengenali beberapa epitop polyclonals dapat memberikan hasil yang
lebih baik di IP ChIP
3 Lebih toleran terhadap perubahan kecil dalam antigen misalnya polimorfisme
heterogenitas glikosilasi atau perubahan kecil denaturasi dibandingkan monoklonal
antibodi (homogen)
4 Antibodi poliklonal akan mengidentifikasi protein homologi tinggi terhadap protein
imunogen atau untuk menyaring protein target dalam sampel jaringan dari spesies lain
dibandingkan dengan imunogen misalnya Antibodi poliklonal kadang-kadang
digunakan ketika sifat antigen dalam spesies belum teruji tidak diketahui Hal ini juga
penting untuk memeriksa urutan imunogen untuk setiap reaktivitas silang
5 Antibodi Poliklonal sering menjadi pilihan yang lebih disukai untuk mendeteksi protein
terdenaturasi
6 Beberapa epitop umumnya menyediakan deteksi lebih kuat
7 Antibodi Poliklonal tidak bermanfaat untuk menyelidiki domain spesifik antigen
karena antiserum biasanya akan mengenali banyak domain (Milner 2013)
III14 Kerugian
1 Mereka menghasilkan sejumlah besar antibodi non-spesifik yang kadang-kadang dapat
memberikan sinyal latar belakang dalam beberapa aplikasi
2 Beberapa epitop membuatnya penting untuk memeriksa urutan imunogen untuk setiap
reaktivitas silang (Milner 2013)
III2 Proses yang terjadi pada antibodi poliklonal
1 Diproduksi dengan imunisasi hewan dengan antigen yang tepat
2 Imunisasi atau vaksinasi adalah suatu prosedur untuk meningkatkan derajat imunitas
seseorang terhadap patogen tertentu atau toksin Imunisasi yang ideal adalah yang dapat
mengaktifkan sistem pengenalan imun dan sistem efektor yang diperlukan Hal tersebut
dapat diperoleh dengan pemberian antigen yang tidak patogenik
3 Serum dari hewan terimunisasi dikumpulkan
4 Antibodi dalam serum dapat dimurnikan lebih lanjut
5 Karena satu antigen menginduksi produksi banyak antibodi maka hasilnya berupa
polyclonal campuran antibody (Milner 2013)
DAFTAR PUSTAKA
Jri 2007 Jenis Antibodi Monoklonal Tersedia di httpwwwklikpdpicomjurnal-wartajri-
01-07jurnal-7html Diakses pada tanggal 1 Juni 2013
Levinson Warren 2004 Medical Microbiology and Immunology Eximination and Board
Review Eighth Edition USA McGraw-Hill
Loyd Emma 2013 Polyclonal Antibodies Available online at httpwwwwisegeekcom
what-are-polyclonal-antibodieshtm Accessed on May 27 2013
Milanda Tiana Sri Agung F dan Tina R 2007 Buku Ajar Matakuliah Bioteknologi
Farmasi Jatinangor Fakultas Farmasi Unpad
Milner Jonathan 2013 Polyclonal and monoclonal A comparison Available online at
httpwwwabcamcomindexhtmlpageconfig=resourceamprid=11269amppid=11287
Accessed on May 26 2013
Prentis Steve 1990 Bioteknologi Jakarta Erlangga
Prescot et al 2005 Animation Quiz 3 - Monoclonal Antibody Production Available online
at httphigheredmcgrawhillcom sites0072556781student_view0chapter32 anim
ation_quiz_3html Accessed on May 27 2013
Sardjoko 1991 Bioteknologi Latar Belakang dan Penerapannya Jakarta PT Gramedia
Sudjadi 2008 Bioteknologi Kesehatan Yogyakarta Kanisius
Ward VivianLee 2010 Monoclonal Antibody Available online at httpwwwaccessexcell
enceorgRC VLGGmonoclonalphp Accessed on May 27 2013
- III14 Kerugian
- 1 Mereka menghasilkan sejumlah besar antibodi non-spesifik yang kadang-kadang dapat memberikan sinyal latar belakang dalam beberapa aplikasi
-
Semua hewan terus-menerus menghadapi serangan virus bakteri kapang dan
kimiawi dalam lingkungannya Apabila gangguan ini memasuki tubuh dan individu selnya
akibatnya dapat membahayakan Barisan pertahanan pertama dibentuk oleh kulit dan
membran yang mengelilingi sel dan dalam banyak hal pertahanan ini dapat mengusir
ancaman bahaya tersebut Akan tetapi apabila sistem pertahanan ini dapat ditembus sel
memberikan senjata yang lebih baik dan ampuh untuk mengatasi penyerang Yang paling
utama diantara senjata sistem imunitas adalah segolongan protein yang dikenal sebagai
antibodi (Prentis 1990)
Antibodi adalah bagian dari pertahanan tubuh terhadap benda asing yang ingin
masuk tubuh termasuk organisme penyebab penyakit Antibodi merupakan semacam protein
yang dapat mengenal dan berikatan dengan benda asing yang masuk ke dalam tubuh
(Sardjoko 1991)
Antibodi dibuat oleh sel khusus dalam limpa darah dan kelenjar getah bening Sel-
sel pembuat antibodi yang disebut sel B ini melepaskan antibodi yang menjelajahi tubuh
memilih dan menempel pada mikroba atau benda asing lainnya Sekali penyerbu telah
dikenal oleh antibodi sisa sistem kekebalan tubuh akan bekerja dan berakhir dengan
peniadaan benda asing yang tidak diinginkan (Sardjoko 1991)
Bentuk setiap molekul antibodi ditentukan oleh urutan asam amino yang digunakan
untuk menyusunnya Semua antibodi memiliki bentuk dasar yang sama yaitu seperti huruf Y
Tetapi bila diperiksa lebih rinci ditemukan bahwa keseragaman yang tampak itu
menyembunyikan keanekaragaman yang sukar dipercaya (Sardjoko 1991)
Setiap antibodi mempunyai dua lekuk yang identik masing-masing satu pada ujung
tangan molekul Bentuk lekuk menunjukkan variasi yang kecil antara jenis antibodi yang satu
dengan jenis yang lainnya Variasi inilah yang memberikan ciri khas yang paling penting
bagi antibodi Lekuk antibodi itu sesuai dengan bangunan molekul dan membentuk
sambungan yang erat Dalam tubuh manusia terdapat jutaan antibodi dengan tipe yang
berbeda-beda Setiap tipe mempunyai lekuk-lekuk dengan bentuk yang khas (Sardjoko
1991)
Permukaan setiap substansi apakah itu virus bakteri atau bahkan plastik yang licin
bertaburan molekul-molekul yang menonjol ke dalam lingkungannya Jika antibodi
menjumpai tonjolan-tonjolan yang kebetulan sesuai dengan lekuk-lekuknya tonjolan akan
masuk ke dalam lekuk dan terjadilah perlekatan yang erat seperti terkunci Badan yang diikat
antibodi disebut antigen dan hubungan antibodi dan antigen merupakan sambungan yang
erat Antibodi hanya mengikat antigen yang bentuknya benar-benar sesuai Istilah antibodi
monoklonal digunakan untuk kelompok antibodi yang identik yang semuanya mempunyai
bentuk lekuk yang sama sehingga hanya akan mengenal antigen yang benar-benar sama
(Sardjoko 1991)
Antibodi monoklonal adalah antibodi dengan spesifisitas yang ditetapkan berasal dari
sel kloning atau organisme Mereka dapat diperoleh dari limfosit B immortal yang dikloning
dan diperluas sebagai garis sel yang berkesinambungan (mencit dan antibodi monoklonal
manusia) atau dari baris sel rDNA-rekayasa mamalia atau bakteri (antibodi monoklonal
direkayasa) Pertimbangan penting untuk penggunaan klinis antibodi monoklonal termasuk
kemungkinan reaktivitas silang immunological yang tidak disengaja dari antibodi dengan
antigen jaringan manusia yang tidak diinginkan dan kemungkinan adanya virus dalam
produk (Milanda et al 2007)
Antibodi monoklonal adalah antibodi yang disekresikan oleh sel plasma dari sel
limfosit yang berasal dari satu jenis klon sel sehingga hanya dapat berikatan dengan satu jenis
antigen determinant Berbeda dengan antibodi poliklonal yang merupakan populasi beberapa
sel antibodi monoklonal memiliki beberapa kelebihan
a Dapat menjamin keseragaman kandungan antibodi yang dihasilkan karena berasal
dari satu jenis klon saja yang diproduksi secara berulang dari suatu kumpulan sel
hibrid yang telah diseleksi sebelumnya
b Mengurangi kemungkinan terjadinya reaksi silang atau reaksi nonspesifik seperti
yang dapat terjadi pada penggunaan antibodi poliklonal
c Kekuatan atau afinitas kecepatan reaksi antigen-antibodi monoklonal pada
umumnya lebih kuat dibandingkan dengan ikatan antigen-antibodi poliklonal
d Prose pemurnian lebih mudah karena relatif lebih sedikit jenis kandungan
antibodinya
e Dapat digunakan untuk tujuan terapi yaitu antara lain untuk perbaikan overdosis
obat mengurangi resiko transplantasi organ deteksi tumor metastatis dan sebagai
obat target sitotoksik (Milanda et al 2007)
Kekurangan
1 Dapat menghasilkan sejumlah besar antibodi spesifik tapi mungkin terlalu spesifik
(misalnya lebih kecil kemungkinannya untuk mendeteksi di di berbagai spesies)
2 Lebih rentan terhadap hilangnya epitop melalui pengobatan kimiawi dari antigen
dibanding antibodi poliklonal Hal ini dapat diimbangi dengan menggabungkan dua
atau lebih antibodi monoklonal terhadap antigen yang sama (Milner 2013)
22 Jenis Antibodi Monoklonal
Antibodi monoklonal mempunyai 4 jenis yaitu
1 Murine murin didapat dari tikus dapat menyebabkan human antimouse antibodies
(HAMA) nama akhirannya ldquomomardquo
2 Chimeric gabungan Fc antibodi human dan Fab antibodi monoklonal tikus nama
akhirannya ldquoximabrdquo
3 Humanized hanya sebagian kecil Fab antibodi tikus yang digabungkan dengan
antibodi human (95-98) nama akhirannya ldquozumabrdquo
4 Fully human keseluruhan antibodi human nama akhirannya PrimemumabPrime (Jri 2007)
23 Produksi dan seleksi hibridoma
Sel memiliki dua jalur dalam sintesis nukleotida yaitu jalur de novo dan jalur salvage
(penyelamatan) Sel yang dikultur in vitro bisa bertahan hidup menggunakan kedua jalur
tersebut Jika dilakukan mutasi pada enzim yang terkait sintesis nukleotida maka kita bisa
memanipulasi sel mamalia tersebut HGPRT (Hipoxantin-guanin fosforibosil transferase)
merupakan enzim penting dalam jalur salvage HGPRT mengkatalis pembentukan nukleotida
purin dari ribosa hipoxantin dan guanine (Prentis 1990)
(Prentis 1990)
Mutasi gen HGPRT bisa diseleksi dengan cara menumbuhkan sel di medium yang
mengandung 8-azoguanin (analog purin) HGPRT akan menganggap 8-azoguanin adalah
substrat dan selanjutnya mengubahnya menjadi nukleotida monofosfat Senyawa ini bersifat
berbahaya kemudian diproses lebih lanjut dan berikatan dengan DNA dan RNA Sehingga
sel yang memiliki enzim HGPRT yang tumbuh pada medium yang mengandung 8-AG akan
mati (Prentis 1990)
Enzim HGPRT adalah diperlukan pada jalur salvage (non-esensial) sedangkan jalur de
novo masih ada jadi sel yang mengalami mutasi gen HGPRT pun tetap tumbuh Oleh karena
itu seleksi menggunakan 8-AG akan membunuh sel yang memiliki HGPRT tetapi tidak akan
berefek pada sel mutan HGPRT (Prentis 1990)
Apa hubungannya dengan produksi antibodi monoklonal Sel myeloma yang nantinya
akan difusikan dengan sel penghasil antibodi tidak mensintesis atau mensekresikan
imunoglobulin dan HGPRT Untuk menyeleksi hibridoma yang cocok bisa digunakan
medium HAT Obat-obatan seperti aminopterin akan memblok sintesis nukleotida jalur de
novo karena aminopterin adalah analog dengan koenzim f-THFAformyl tetrahidrofolic acid
yang penting untuk sintesis nukleotida purin via jalur de novo Hal ini menyebabkan adanya
pengeblokan pada jalur de novo karena kompetisi ikatan enzim dengan f-THFA Sehingga sel
akan dipaksa menggunakan jalur salvage untuk sintesis purin (Prentis 1990)
Namun sel myeloma sendiri adalah defisiensi enzim HGPRT dan akan mati pada media
yang mengandung aminopterin Splenosit tidak bisa tumbuh pada medium HAT karena
jangka hidupnya yang pendek sekitar satu minggu Sehingga hanya hibridoma yang
merupakan fusi sel dari myeloma dengan splenosit saja yang bisa bertahan hidup pada
medium HAT induk splenosit akan menyumbangkan enzim HGPRTnya dan sel myeloma
memberikan kemampuan untuk bisa hidup dan berkembang terus (Prentis 1990)
Dalam jangka waktu 7-10 hari pada medium akan terdapat banyak sel-sel mati tetapi
juga terdapat beberapa koloni sel yang hidup yaitu sel hibridoma Hibridoma yang terbentuk
ini akan terus menerus tumbuh secara in vitro dan mensekresikan antibodi monoklonal
Berikutnya penting untuk skrining hibridoma mana yang menghasilkan antibodi dan mana
yang tidak Skrining ini bisa menggunakan metode ELISA (Prentis 1990)
24 Produksi Antibodi Monoklonal
Antibodi monoklonal dapat diproduksi dengan cara in vivo atau dapat pula diproduksi
secara besar-besaran secara in vitro sehingga dapat digunakan untuk tujuan komersial
(Milanda et al 2007)
Kesukaran teknis utama terletak pada cara mendapatkan antibodi yang diperlukan Tidak
ada cara yang praktis untuk memisahkan antibodi yang diinginkan dari sekumpulan antibodi
dengan tipe yang lain sehingga perlu digunakan pendekatan yang berbeda (Sardjoko 1991)
Sel yang dapat membuat antibodi dapat dipisahkan dengan relatif mudah Tetapi setiap
sel B (pembuat antibodi) hanya menghasilkan satu jenis antibodi Ada kemungkinan dari sel
B dibuat klon sel yang identik yang dengan biakan sel dalam cawan kaca dan dengan
pemberian nutrien yang sesuai semua akan membuat antibodi yang sama Mungkin hasilnya
bukan antibodi yang diperlukan tetapi antibodi yang sifatnya murni atau monoklonal
(Sardjoko 1991)
Dengan mengulang proses ini untuk banyak sel secara individual akhirnya akan muncul
sel penghasil antibodi yang diinginkan Tetapi masalahnya adalah bahwa sel B akan segera
mati setelah dikeluarkan dari tubuh Umurnya dalam laboratorium yang demikian pendek
tidak cukup untuk menghasilkan klon yang memadai bahkan hanya untuk mengetahui
antibodi yang dihasilkan apalagi untuk mendapatkan antibodi yang diperlukan (Sardjoko
1991)
Kohler dan Milstein menemukan akal untuk memecahkan masalah tersebut Ironinya
penemuan yang memberikan harapan begitu besar untuk pengobatan dengan sel normal
diterapkan melalui penggunaan sel kanker Berbeda dengan sel normal sel kanker dapat
dibiakkan secara mudah Dalam kondisi laboratorium yang tepat sel kanker akan tumbuh dan
membelah dengan benar-benar tidak terbatas (Sardjoko 1991)
Penggabungan kemampuan sel B untuk menghasilkan antibodi dan sel kanker yang
tampaknya bersifat kekal itu dapat menghasilkan antibodi monoklonal dalam jumlah yang
besar Agak mengherankan bahwa hal ini dapat dilakukan dengan cara yang langsung Fusi
sel B dengan sel kanker dapat menghasilkan sel hibrida yang mempunyai sifat kedua sel
induknya dan dapat membuat antibodi yang hidup dalam waktu yang sangat panjang
(Sardjoko 1991)
Untuk menyempurnakan metode pembuatan sel hibridoma ini sulit dikerjakan Tetapi
dalam waktu yang tidak terlalu lama setelah keberhasilan Kohler dan Milstein tekniknya
telah disempurnakan dan sekarang telah umum dilakukan di ratusan laboratorium (Sardjoko
1991)
Pembuatan antibodi monoklonal terhadap suatu patogen atau toksin terentu dapat
dilakukan melalui beberapa cara salah satunya yang paling umum dilakukan adalah dengan
teknik teknologi hibridoma (Milanda et al 2007)
Prinsip teknologi hibridoma adalah memproduksi antibodi melalui hasil fusi sel limfosit
B dari hewan mamalia (mencit) dengan sel myeloma (sel tumor) dari spesies sejenis yang
memiliki sifat immortal Sel hibrid yang terjadi selanjunya diseleksi untuk menghasilkan sel-
sel yang hanya memproduksi antibodi monoklonal yang dituju Teknologi ini melibatkan
serangkaian proses antara lain
a Imunisasi hewan sumber antibodi
b Fusi sel B dari limfosit hewan tersebut dengan sel myeloma dari spesies hewan
sejenis untuk menghasilkan sel hibrid yang dapat menghasilkan antibodi dengan sifat
immortal sehingga dapat dikembangkan secara in vitro
c Seleksi sel hibrid yang menghasilkan antibodi yang diinginkan
d Kloning sel hibrid dan perbanyakan secara in vitro
e Karakterisasi antibodi yang dihasilkan
f Pemurnian (Milanda et al 2007)
Dalam pembuatan antibodi monoklonal yang terpenting adalah persiapan antigen (harus
memiliki sifat imunogenik dan antigenik) dan proses imunisasi dilakukan dengan selang
waktu tertentu untuk menginduksi terbentuknya antibodi dengan sempurna Penambahan
adjuvant (untuk meningkatkan respon imun) seringkali digunakan untuk hasil imunisasi yang
lebih baik (Milanda et al 2007)
Fusi antara sel limpa dengan sel myeloma dilakukan dengan penambahan larutan PEG
(polietilen glikol) dengan BM 4000-6000 konsentrasi tertentu sebagai penstabil fusi
Keberhasilan fusi sangat bergantung pada beberapa faktor antara lain suhu
inkubasiperbandingan jumlah sel limpa dan myeloma uang difusi teknik pencampuran
kedua jenis sel dan teknik penambahan PEG itu sendiri (Milanda et al 2007)
Pada saat kedua sel didifusikan proses seleksi perlu dilakukan untuk menghasilkan sel
hibrid yang memiliki sifat-sifat tertentu yang diinginkan Seleksi yang dilakukan adalah jalur
metabolisme sel di dalam medium HAT (Hypoxanthine-Aminopterin-Thymidine) (Milanda et
al 2007)
Sel hibrid yang terseleksi selanjutnya dikultur dan diuji supernatannya akan
keberadaan antibodinya dan sifat reaksi silangnya menggunakan metode analisis imunokimia
Supernatan kultur yang positif dan spesifik selanjutnya di klon dengan metode pengenceran
terbatas (limiting dilution) untuk memperbanyak klon sel yang hanya memproduksi antibodi
yang diinginkan (Milanda et al 2007)
Produksi in vivo dengan cara pembentukan tumor cair pada hewan sejenis tidak dapat
digunakan bila diinginkan produksi skala industri sehingga metode in vitro lebih dianjurkan
misalnya dengan cara fermentasi Hal ini kemudian dapat dikembangkan untuk memproduksi
antibodi monoklonal rekombinan yang bertujuan untuk memperoleh spesifitas yang lebih
tinggi dan dapat digunakan untuk tujuan diagnostik khusus dan untuk terapi (Milanda et al
2007)
Untuk produksi skala laboratorium umumnya digunakan wadah-wadah polisterin
Produksi antibodi monoklonal menggunakan tumor cair (ascites) di dalam mencit biasanya
berkisar antara 2-20 mgml sedangkan di dalam supernatan kultur in vitro biasanya berkisar
antara 5-50 microgml Namun saat ini perbanyakan antibodi sudah dilakukan di dalam
bioreaktor untuk produksi skala industry (Milanda et al 2007)
Metode pemurnian antibodi monoklonal dapat dilakukan dengan beberapa cara
antara lain
1 Pengendapan dengan Ammonium Sulfat
2 Elektroforesis
3 Kromatografi penukar ion
4 Filrasi gel
5 Kromatografi afinitas
6 Formulasi dan sterilisasi (Milanda et al 2007)
(Ward 2010)
Keterangan Gambar
Produksi antibodi monoklonal merupakan proses dimana sejumlah besar antibodi
(ditargetkan terhadap antigen tertentu X) dapat diproduksi Seekor tikus diimunisasi dengan
suntikan antigen X untuk menstimulasi produksi antibodi yang ditargetkan terhadap X Sel-
sel pembentuk antibodi terisolasi dari limpa tikus Antibodi monoklonal diproduksi dengan
menggabungkan satu sel pembentuk antibodi terhadap sel tumor yang tumbuh dalam kultur
Menghasilkan suatu sel yang disebut hibridoma (Ward 2010)
Setiap hibridoma menghasilkan molekul antibodi yang identik dengan jumlah yang
relatif besar Dengan membiarkan hibridoma berkembang biak dalam kultur ada
kemungkinan untuk menghasilkan populasi sel masing-masing menghasilkan molekul
antibodi yang identik Antibodi ini disebut antibodi monoklonal Setelah antibodi
monoklonal dibuat dapat digunakan sebagai probe khusus untuk melacak dan memurnikan
protein tertentu yang diinduksi pembentukannya (Ward 2010)
Produksi Antibodi Monoklonal
(Prescot et al 2005)
25 Mekanisme Kerja Antibodi Monoklonal
Antibodi monoklonal menggunakan mekanisme kombinasi untuk meningkatkan efek
sitotoksik sel tumor Mekanisme komponen sistem imun adalah antibody dependent cellular
cytotoxicity (ADCC) complement dependent cytotoxicity (CDC) mengubah signal transduksi
sel tumor atau menghilangkan sel permukaan antigen Antibodi dapat digunakan sebagai
target muatan (radioisotop obat atau toksin) untuk membunuh sel tumor atau mengaktivasi
prodrug di tumor antibody directed enzyme prodrug therapy (ADEPT) Antibodi
monoklonal digunakan secara sinergis melengkapi mekanisme kerja kemoterapi untuk
melawan tumor (Sardjoko 1991)
1 Antibody dependent cellular cytotoxicity (ADCC)
Antibody dependent cellular cytotoxicity (ADCC) terjadi jika antibodi mengikat
antigen sel tumor dan Fc antibodi melekat dengan reseptor Fc pada permukaan sel
imun efektor Interaksi Fc reseptor ini berdasarkan kemanjuran antitumor dan sangat
penting pada pemilihan suatu antibodi monoklonal Sel efektor yang berperan masih
belum jelas tapi diasumsikan sel fagosit mononuklear dan atau natural killer (NK)
Struktur Fc domain dimanipulasi untuk menyesuaikan jarak antibodi dan interaksi
dengan Fc reseptor Antibody dependent cellular cytotoxicity (ADCC) dapat
meningkatkan respons klinis secara langsung menginduksi destruksi tumor melalui
presentasi antigen dan menginduksi respons sel T tumor Antibodi monoklonal
berikatan dengan antigen permukaan sel tumor melalui Fc reseptor permukaan sel
NK Hal ini memicu penglepasan perforin dan granzymes untuk menghancurkan sel
tumor Sel - sel yang hancur ditangkap antigen presenting cell (APC) lalu
dipresentasikan pada sel B sehingga memicu penglepasan antibodi kemudian
antibodi ini akan berikatan dengan target antigen Sel cytotoxic T lymphocytes
(CTLs) dapat mengenali dan membunuh sel target antigen (Sardjoko 1991)
2 Complement dependent cytotoxicity (CDC)
Pengikatan antibodi monoklonal dengan antigen permukaan sel akan mengawali
kaskade komplement Complement dependent cytotoxicity (CDC) merupakan suatu
metode pembunuh sel tumor yang lain dari antibodi Imunoglobulin G1 dan G3
sangat efektif pada CDC melalui jalur klasik aktivasi komplemen Formasi kompleks
antigen antibodi merupakan komplemen C1q berikatan dengan IgG sehingga memicu
komplemen protein lain untuk mengawali penglepasan proteolitik sel efektor
kemotaktik agen aktivasi C3a dan C5a Kaskade komplemen ini diakhiri dengan
formasi membrane attack complex (MAC) sehingga terbentuk suatu lubang pada sel
membran Membrane attack complex (MAC) memfasilitasi keluar masuknya air dan
Na++ yang akan menyababkan sel target lisis (Sardjoko 1991)
3 Perubahan transduksi signal
Reseptor growth factor merupakan suatu antigen target tumor ekspresinya
berlebihan pada keganasan Aktivasi transduksi signal pada kondisi normal akan
menginduksi respons mitogenik dan meningkatkan kelangsungan hidup sel hal ini
diikuti dengan ekspresi perkembangan sel tumor yang berlebihan yang juga
menyebabkan tumor tidak sentitif terhadap zat kemoterapi Antibodi monoklonal
sangat potensial menormalkan laju perkembangan sel dan membuat sel sensitif
terhadap zat sitotoksik dengan menghilangkan signal reseptor ini Target antibodi
EGFR merupakan inhibitor yang kuat untuk transduksi signal Terapi antibodi
monoklonal memberikan efek penurunan densiti ekspresi target antigen contohnya
penurunan konsentrasi EGFR permukaan sel tumor atau membersihkan ligan seperti
VEGF Pengikatan ligand reseptor growth factor memicu dimerisasi dan aktivasi
kaskade signal sehingga terjadi proliferasi sel dan hambatan terhadap zat sitotoksik
Antibodi monoklonal menghambat signal dengan cara menghambat dimerisasi atau
mengganggu ikatan ligan (Sardjoko 1991)
4 Imunomodulasi
Beberapa percobaan menunjukkan antibodi yang langsung melawan cytotoxic T
lymphocyte antigen 4 (CTLA 4) terbukti dapat menginduksi regresi imun Pola
toksisiti yang diteliti pada uji klinis memperlihatkan hubungan perlekatan CTLA 4
dengan ligan dapat menginduksi respons autoimun hal ini terlihat pada aktivasi sel T
dependent Gabungan antibodi antiCTLA 4 dengan antibodi monoklonal
menginduksi ADCC kemoterapi sitotoksik atau radioterapi sehingga dapat
meningkatkan respons imun terhadap antigen spesifik tumor (Sardjoko 1991)
5 Penghantaran muatan sitotoksik
Antibodi monoklonal pada terapi kanker akan melawan target sel tumor dengan cara
mengikat sel spesifik tumor dan menginduksi respons imun Antibodi monoklonal
telah digunakan secara luas dalam percobaan sebagai zat sitotoksik sel - sel tumor
Modifikasi antibodi monoklonal dilakukan dengan tujuan sebagai zat penghantar
radioisotop toksin katalik obat ndash obatan sitokin enzim atau zat konjugasi aktif
lainnya Pola antibodi bispesifik pada kedua bagian Fab memungkinkan untuk
mengikat target antigen dan sel efektor (Sardjoko 1991)
6 Antibodi directed enzyme prodrug therapy (ADEPT)
Antibodi directed enzyme prodrug therapy (ADEPT) menggunakan antibodi
monoklonal sebagai penghantar untuk sampai ke sel tumor kemudian enzim
mengaktifkan prodrug pada tumor hal ini dapat meningkatkan dosis active drug di
dalam tumor Konjugasi antibodi monoklonal dan enzim mengikat antigen
permukaan sel tumor kemudian zat sitotoksik dalam bentuk inaktif prodrug akan
mengikat konjugasi antibodi monoklonal dan enzim permukaan sel tumor akhirnya
inaktivasi prodrug terpecah dan melepaskan aktif drug di dalam tumor (Sardjoko
1991)
26 Penggunaan Antibodi Monoklonal
Antibodi monoklonal juga dapat dibuat di laboratorium dengan menggabungkan sel
myeloma dengan sel yang memproduksi antibodi Hibridoma tersebut menghasilkan jumlah
hampir tak terbatas dari antibodi monoklonal yang berguna dalam tes diagnostik dan
penelitian (Levinson2004)
Antibodi monoklonal dapat digunakan untuk tiga tujuan berikut
1 Pemurnian reagen untuk tes atau penelitian
2 Sebagai penanda pada deteksi assay
3 Untuk eksperimental terapi (Prentis 1990)
Aplikasi terapi dari Antibodi monoklonal
1 Induksi imunisasi pasif
2 Diagnostik imaging
Antibodi monoklonal dapat digunakan untuk melihat protein tertentu dalam tubuh
misal antibodi monoklonal dikonjugasikan dengan logam inert pasien yang di-
rontgen Dari hasil rontgen tersebut dapat dikenali protein tertentu yang terlibat
dalam penyakit Cara ini juga diterapkan dalam melihat metastasis sel kanker
3 Diagnostik molekular
Antibodi monoklonal dapat diaplikasikan untuk identifikasi penyakit yang lebih
dikenal dengan imunologikal diagnostik Dimana deteksi imunologik merupakan
deteksi imunologik merupakan sistem deteksi yang sensitif spesifik dan sederhana
Misal membedakan DHF dan tifus
4 Monitoring terapi obat (untuk live-saving drug)
5 Sistem penghantaran obat (Drug delivery system DDS)
6 Isolasi dan atau purifikasi obat baru
7 Terapi kanker
Para ahli bisa membuat antibodi monoklonal yang mampu bereaksi dengan antigen
spesifik berbagai jenis sel kanker Dengan ditemukannya lebih banyak lagi antigen
kanker berarti akan semakin banyak antibodi monoklonal yang bisa digunakan untuk
terapi berbagai jenis kanker Bila antibodi berikatan dengan antigen tumor spesifik
yang terdapat di permukaan sel maka ia juga bisa menginduksi sel mengalami
apoptosis (Prentis 1990)
(Prentis 1990)
Toksin yang biasa dikonjugasikan dengan antibodi monoklonal persiapan untuk penggunaan
klinik sebagai agen antikanker
1 Ricin
2 Pokeweed
3 Gelonin
4 Pseudomonas endotoksin
5 Diptheria toksin
6 Abrin
7 Protein antiviral (Prentis 1990)
261 Penggunaan Klinik Antibodi Monoklonal
Fungsi Klinik Antibodi monoklonal Target Antibodi Penggunaan Spesifik
Secara Klinis
Transplantasi
terkait
imunosupresi
1 Basiliximab
daclizumab
2 Muromonab
(OKT3)
Reseptor IL-2
CD3 pada sel T
Mencegah atau
mengobati penolakan
allograft dan reaksi
graft-versus-host
Pengobatan
penyakit autoimun
1 Infliximab
2 Adalimumab
TNF α Mengobati rheumatoid
arthritis dan penyakit
Crohn (ileitis regional)
Pencegahan
penyakit menular
Palivizumab protein fusi virus
pernapasan sinsitial
Mencegah pneumonia
pada neonatus rentan
Pengobatan kanker 1 Rituximab Protein CD20 pada
sel B
Mengobati limfoma
non-Hodgkins
Mengobati kanker
2 Trastuzumab Reseptor faktor
pertumbuhan
epidermal
payudara
(Levinson 2004)
242 Penggunaan Antibodi Monoklonal Untuk Diagnosis
Hormon Polipeptida Gonatropin korlonik hormone pertumbuhan
hormone lutinizing hormone stimuli folikel
hormone stimuli prolaktin
Penanda tumor Antigen karsinoembrionik antigen spesifik
prostat reseptor IL2 Reseptor faktor tumbuh
epidermal
Sitokin IL 1-8 faktor stimuli koloni
Monitor Obat Teofilin gentamisin siklosporin
Penyakit Infeksi Klamidia herpes rubella hepatitis B
legionela HIV CMV
Target campuran Tiroksin Vitamin B12 feritin protein Tau
(Sudjadi 2008)
Banyak penyakit dicirikan oleh adanya senyawa yang tidak terdapat dalam badan
atau oleh adanya badan yang biasanya ada tetapi terdapat dalam jumlah yang berlebihan
Antibodi monoklonal akan segera digerakkan untuk mendeteksi adanya virus bakteri atau
benda asing lain dengan mencampur antibodi yang tepat dalam sampel darah atau cairan
tubuh Pemberian senyawa spesifik ini dalam takaran yang tepat ke dalam tubuh pasien
mungkin juga dapat digunakan untuk mendiagnosis berbagai gangguan yang lain seperti
beberapa bentuk kemandulan yang ditandai oleh kurangnya hormon tertentu (Sardjoko
1991)
Para pakar bioteknologi telah dapat mengembangkan antibodi monoklonal yang
spesifik untuk setiap senyawa yang sangat penting dalam bidang pengobatan Penerapan
antibodi monoklonal yang potensi diantaranya adalah peningkatan pertahanan alami pasien
peningkatan keberhasilan pencangkokan organ penyampaian obat ke bagian spesifik tubuh
dan pemurnian obat sebelum diberikan kepada pasien (Sardjoko 1991)
Secara teoritis dan juga semakin terasa dalam praktisnya pakar bioteknologi dapat
mengembangkan antibodi monoklonal yang bersifat spesifik bagi senyawa apa saja terutama
yang berkaitan dalam pengobatan kesehatan Sekian banyak jurnal ilmiah melaporkan
rincian percobaan yang mempergunakan antibodi monoklonal dalam puluhan cara dari
identifikasi sel kanker hingga melacak urat syaraf lintah raksasa Dalam lima tahun terakhir
ini teknik yang baru telah memainkan peranan yang bertambah penting di dalam penelitian
dasar Untuk memenuhi kebutuhan akan antibodi monoklonal perusahaan dengan nama
eksotik sepeti Hydriedtech Celltech dan Allergenetics bermunculan pada akhir tahun tujuh
puluhan dan awal delapan puluhan Pada pertengahan 1983 lebih dari 40 produk antibodi
monoklonal telah diizinkan bagi penggunaan diagnostik di Amerika Serikat termasuk untuk
alat-alat uji kehamilan diagnosis kanker dan deteksi virus rabies (Prentis 1990)
Teknologi baru ini sekarang diperhitungkan untuk memberikan dampak utama dalam
praktek kedokteran yang meliputi semua spektrum penyakit manusia dari kanker dan
gangguan ginjal sampai infeksi yang disebabkan oleh virus dan bakteri Potensi aplikasi
antibodi monoklonal termasuk meningkatkan pertahanan alamiah penderita memperbaiki
peluang transplantasi organ yang berhasil mengarahkan obat menuju bagian tubuh yang
spesifik dan memurnikan obat-obatan sebelum diberikan kepada penderita (Prentis 1990)
Contoh aplikasi terakhir ini adalah produksi antibodi monoklonal yang melekat
hanya pada molekul interferon dan menolak molekul lainnya Antibodi ini dapat diikat pada
suatu butiran yang kemudian ditempatkan pada suatu tabung Apabila campuran senyawa
yang mengandung sejumlah kecil interferon dituang ke dalam tabung tersebut antibodi akan
mengikat molekul interferon dari campuran senyawa sementara bahan-bahan yang tidak
diinginkan mengalir keluar Kemudian suatu bahan kimia ditambahkan dibiarkan mengalir
melalui tabung untuk melepaskan ikatan antibodi dengan interferon yang kemudian
dibebaskan ke luar Teknik ini menghasilkan larutan yang 5000 kali lebih kaya akan
interferon dibandingkan dengan campuran besar semula Hal ini dan penggunaan lain dari
antibodi monoklonal bergantung pada daya seleksi yang istimewa (Prentis 1990)
Penggunaan antibodi monoklonal telah dikenal sejak tahun 1975 yaitu ketika Kohler
dan Milstein berhasil mengkonstruksi sel hibridoma yang mensekresi antibodi dengn
spesifitas khusus Salah satu yang paling fenomenal adalah penggunaan antibodi monoklonal
sebagai pereaksi diagnostik dalam metode imunokimia Metode analisis imunokimia dengan
prinsip reaksi antigen-antibodi telah banyak digunakan dalam riset maupun laboratorium
klinik Perkembangan metode ini dimulai pada tahun 1959 oleh Yellow dan Berson yang
memperkenalkan metode Radio Immunoassay (RIA) untuk mengukur jumlah insulin dalam
serum Sejak saat itu berbagai metode dengan prinsip imunokimia ini telah dikembangkan
untuk tujuan klinis Keuntungan metode imunokimia dibandingkan metode analisis lainnya
adalah
1 Spesifias tinggi karena situs pengikat antibodi tertentu hanya dapat bereaksi
dengan determinan antigen (epitop) yang sesuai saja dan tidak akan terjadi ikatan
dengan antigen lainnya
2 Reaksi imunokimia dapat dikombinasikan dengan beberapa teknik analisis lain
seperti spektrofotometri atau kromatografi dan lain-lain untuk tujuan kuantitatif
3 Hasil reaksi umumnya dapat dengan cepat diamati
4 Sensitivitas tinggi (Milanda et al 2007)
Selain untuk analisis antibodi monoklonal digunakan pula dalam bidang farmasi
sebagai carrier untuk targeted drug dan dapat pula berfungsi sebagai obat (protein
terapeutik) (Milanda et al 2007)
243 Antibodi Monoklonal Generasi Baru
Terapi menggunakan antibodi monoklonal terganggu dengan munculnya beberapa
masalah Pada eksperimen awal terdapat reaksi alergi dari bagian asing antibodi
eksperimental dari tikus yang disebut HAMA (human anti-mouse antibody) yang mencegah
digunakan lebih dari sekali Para ahli mengatasi masalah ini dengan membuang bagian
antigen dari bagian tikus tersebut dengan membuat antibodi chimeric dan humanized mAb
1 Chimeric mAb
Rituximab adalah antibodi monoklonal pertama yang termasuk dalam chimeric mAb
Chimeric diambil dari nama sebuah hewan mistis Rituximab dibuat dari fusi dua sel dari
mencit dan manusia
2 Humanized mAb
(Prentis 1990)
III Antibodi Poliklonal
III1 Pengertian
Antibodi poliklonal adalah antibodi yang telah diperoleh dari beberapa sel B atau cell
lines pembuatan antibodi ini memiliki beberapa kemiripan dengan berbagai antibodi yang
ditemukan dalam serum normal yang merupakan komponen cairan yang memisahkan dari
darah yang membeku Kemiripan ini disebabkan oleh fakta bahwa antibodi yang merupakan
poliklonal mengenali epitop yang berbeda dan memiliki derajat yang berbeda kekhususan
Sebaliknya antibodi dalam persiapan monoklonal yang berasal dari satu jenis klon dan
mengenali epitop yang sama dengan derajat yang sama kekhususan (Loyd 2013)
Untuk menghasilkan antibodi poliklonal binatang seperti ayam tikus atau kelinci
diimunisasi dengan antigen dan persiapan adjuvan Sistem kekebalan hewan dirangsang
untuk memproduksi sel B yang mensekresikan antibodi yang spesifik untuk antigen Setelah
jangka waktu tertentu biasanya beberapa minggu atau bahkan berbulan-bulan serum hewan
dipanen (Loyd 2013)
Persiapan khusus antibodi poliklonal biasanya campuran antibodi spesifik dimana
seluruhnya mengenali antigen yang sama Antibodi mengikat dengan kekuatan yang berbeda
untuk epitop yang berbeda pada antigen (Loyd 2013)
III11 Ciri
1 Mengenali beberapa epitop pada satu antigen Serum yang diperoleh akan berisi
campuran kompleks heterogen dari antibodi dengan afinitas yang berbeda
2 Poliklonal tersusun sebagian besar dari subklas IgG
3 Imunogen peptida sering digunakan untuk menghasilkan antibodi poliklonal yang
menargetkan epitop yang unik terutama untuk keluarga protein homologi tinggi
(Milner 2013)
III12 Produksi Antibodi
1 Murah untuk memproduksinya
2 Teknologi dan keterampilan yang dibutuhkan untuk produksi rendah
3 Skala waktu produksi pendek
4 Antibodi Poliklonal tidak bermanfaat untuk menyelidiki domain spesifik antigen karena
antiserum poliklonal biasanya akan mengenali banyak domain (Milner 2013)
III13 Keuntungan
Poliklonal akan mengenali beberapa epitop pada satu antigen yang memiliki
keuntungan sebagai berikut
1 Poliklonal dapat membantu memperkuat sinyal dari target protein dengan tingkat
ekspresi rendah seperti protein target akan mengikat lebih dari satu molekul antibodi
pada beberapa eptitopes Ini tidak akan menjadi keuntungan bagi percobaan kuantifikasi
misalnya dalam aliran cytometry karena hasilnya akan menjadi tidak akurat
2 Karena dapat mengenali beberapa epitop polyclonals dapat memberikan hasil yang
lebih baik di IP ChIP
3 Lebih toleran terhadap perubahan kecil dalam antigen misalnya polimorfisme
heterogenitas glikosilasi atau perubahan kecil denaturasi dibandingkan monoklonal
antibodi (homogen)
4 Antibodi poliklonal akan mengidentifikasi protein homologi tinggi terhadap protein
imunogen atau untuk menyaring protein target dalam sampel jaringan dari spesies lain
dibandingkan dengan imunogen misalnya Antibodi poliklonal kadang-kadang
digunakan ketika sifat antigen dalam spesies belum teruji tidak diketahui Hal ini juga
penting untuk memeriksa urutan imunogen untuk setiap reaktivitas silang
5 Antibodi Poliklonal sering menjadi pilihan yang lebih disukai untuk mendeteksi protein
terdenaturasi
6 Beberapa epitop umumnya menyediakan deteksi lebih kuat
7 Antibodi Poliklonal tidak bermanfaat untuk menyelidiki domain spesifik antigen
karena antiserum biasanya akan mengenali banyak domain (Milner 2013)
III14 Kerugian
1 Mereka menghasilkan sejumlah besar antibodi non-spesifik yang kadang-kadang dapat
memberikan sinyal latar belakang dalam beberapa aplikasi
2 Beberapa epitop membuatnya penting untuk memeriksa urutan imunogen untuk setiap
reaktivitas silang (Milner 2013)
III2 Proses yang terjadi pada antibodi poliklonal
1 Diproduksi dengan imunisasi hewan dengan antigen yang tepat
2 Imunisasi atau vaksinasi adalah suatu prosedur untuk meningkatkan derajat imunitas
seseorang terhadap patogen tertentu atau toksin Imunisasi yang ideal adalah yang dapat
mengaktifkan sistem pengenalan imun dan sistem efektor yang diperlukan Hal tersebut
dapat diperoleh dengan pemberian antigen yang tidak patogenik
3 Serum dari hewan terimunisasi dikumpulkan
4 Antibodi dalam serum dapat dimurnikan lebih lanjut
5 Karena satu antigen menginduksi produksi banyak antibodi maka hasilnya berupa
polyclonal campuran antibody (Milner 2013)
DAFTAR PUSTAKA
Jri 2007 Jenis Antibodi Monoklonal Tersedia di httpwwwklikpdpicomjurnal-wartajri-
01-07jurnal-7html Diakses pada tanggal 1 Juni 2013
Levinson Warren 2004 Medical Microbiology and Immunology Eximination and Board
Review Eighth Edition USA McGraw-Hill
Loyd Emma 2013 Polyclonal Antibodies Available online at httpwwwwisegeekcom
what-are-polyclonal-antibodieshtm Accessed on May 27 2013
Milanda Tiana Sri Agung F dan Tina R 2007 Buku Ajar Matakuliah Bioteknologi
Farmasi Jatinangor Fakultas Farmasi Unpad
Milner Jonathan 2013 Polyclonal and monoclonal A comparison Available online at
httpwwwabcamcomindexhtmlpageconfig=resourceamprid=11269amppid=11287
Accessed on May 26 2013
Prentis Steve 1990 Bioteknologi Jakarta Erlangga
Prescot et al 2005 Animation Quiz 3 - Monoclonal Antibody Production Available online
at httphigheredmcgrawhillcom sites0072556781student_view0chapter32 anim
ation_quiz_3html Accessed on May 27 2013
Sardjoko 1991 Bioteknologi Latar Belakang dan Penerapannya Jakarta PT Gramedia
Sudjadi 2008 Bioteknologi Kesehatan Yogyakarta Kanisius
Ward VivianLee 2010 Monoclonal Antibody Available online at httpwwwaccessexcell
enceorgRC VLGGmonoclonalphp Accessed on May 27 2013
- III14 Kerugian
- 1 Mereka menghasilkan sejumlah besar antibodi non-spesifik yang kadang-kadang dapat memberikan sinyal latar belakang dalam beberapa aplikasi
-
masuk ke dalam lekuk dan terjadilah perlekatan yang erat seperti terkunci Badan yang diikat
antibodi disebut antigen dan hubungan antibodi dan antigen merupakan sambungan yang
erat Antibodi hanya mengikat antigen yang bentuknya benar-benar sesuai Istilah antibodi
monoklonal digunakan untuk kelompok antibodi yang identik yang semuanya mempunyai
bentuk lekuk yang sama sehingga hanya akan mengenal antigen yang benar-benar sama
(Sardjoko 1991)
Antibodi monoklonal adalah antibodi dengan spesifisitas yang ditetapkan berasal dari
sel kloning atau organisme Mereka dapat diperoleh dari limfosit B immortal yang dikloning
dan diperluas sebagai garis sel yang berkesinambungan (mencit dan antibodi monoklonal
manusia) atau dari baris sel rDNA-rekayasa mamalia atau bakteri (antibodi monoklonal
direkayasa) Pertimbangan penting untuk penggunaan klinis antibodi monoklonal termasuk
kemungkinan reaktivitas silang immunological yang tidak disengaja dari antibodi dengan
antigen jaringan manusia yang tidak diinginkan dan kemungkinan adanya virus dalam
produk (Milanda et al 2007)
Antibodi monoklonal adalah antibodi yang disekresikan oleh sel plasma dari sel
limfosit yang berasal dari satu jenis klon sel sehingga hanya dapat berikatan dengan satu jenis
antigen determinant Berbeda dengan antibodi poliklonal yang merupakan populasi beberapa
sel antibodi monoklonal memiliki beberapa kelebihan
a Dapat menjamin keseragaman kandungan antibodi yang dihasilkan karena berasal
dari satu jenis klon saja yang diproduksi secara berulang dari suatu kumpulan sel
hibrid yang telah diseleksi sebelumnya
b Mengurangi kemungkinan terjadinya reaksi silang atau reaksi nonspesifik seperti
yang dapat terjadi pada penggunaan antibodi poliklonal
c Kekuatan atau afinitas kecepatan reaksi antigen-antibodi monoklonal pada
umumnya lebih kuat dibandingkan dengan ikatan antigen-antibodi poliklonal
d Prose pemurnian lebih mudah karena relatif lebih sedikit jenis kandungan
antibodinya
e Dapat digunakan untuk tujuan terapi yaitu antara lain untuk perbaikan overdosis
obat mengurangi resiko transplantasi organ deteksi tumor metastatis dan sebagai
obat target sitotoksik (Milanda et al 2007)
Kekurangan
1 Dapat menghasilkan sejumlah besar antibodi spesifik tapi mungkin terlalu spesifik
(misalnya lebih kecil kemungkinannya untuk mendeteksi di di berbagai spesies)
2 Lebih rentan terhadap hilangnya epitop melalui pengobatan kimiawi dari antigen
dibanding antibodi poliklonal Hal ini dapat diimbangi dengan menggabungkan dua
atau lebih antibodi monoklonal terhadap antigen yang sama (Milner 2013)
22 Jenis Antibodi Monoklonal
Antibodi monoklonal mempunyai 4 jenis yaitu
1 Murine murin didapat dari tikus dapat menyebabkan human antimouse antibodies
(HAMA) nama akhirannya ldquomomardquo
2 Chimeric gabungan Fc antibodi human dan Fab antibodi monoklonal tikus nama
akhirannya ldquoximabrdquo
3 Humanized hanya sebagian kecil Fab antibodi tikus yang digabungkan dengan
antibodi human (95-98) nama akhirannya ldquozumabrdquo
4 Fully human keseluruhan antibodi human nama akhirannya PrimemumabPrime (Jri 2007)
23 Produksi dan seleksi hibridoma
Sel memiliki dua jalur dalam sintesis nukleotida yaitu jalur de novo dan jalur salvage
(penyelamatan) Sel yang dikultur in vitro bisa bertahan hidup menggunakan kedua jalur
tersebut Jika dilakukan mutasi pada enzim yang terkait sintesis nukleotida maka kita bisa
memanipulasi sel mamalia tersebut HGPRT (Hipoxantin-guanin fosforibosil transferase)
merupakan enzim penting dalam jalur salvage HGPRT mengkatalis pembentukan nukleotida
purin dari ribosa hipoxantin dan guanine (Prentis 1990)
(Prentis 1990)
Mutasi gen HGPRT bisa diseleksi dengan cara menumbuhkan sel di medium yang
mengandung 8-azoguanin (analog purin) HGPRT akan menganggap 8-azoguanin adalah
substrat dan selanjutnya mengubahnya menjadi nukleotida monofosfat Senyawa ini bersifat
berbahaya kemudian diproses lebih lanjut dan berikatan dengan DNA dan RNA Sehingga
sel yang memiliki enzim HGPRT yang tumbuh pada medium yang mengandung 8-AG akan
mati (Prentis 1990)
Enzim HGPRT adalah diperlukan pada jalur salvage (non-esensial) sedangkan jalur de
novo masih ada jadi sel yang mengalami mutasi gen HGPRT pun tetap tumbuh Oleh karena
itu seleksi menggunakan 8-AG akan membunuh sel yang memiliki HGPRT tetapi tidak akan
berefek pada sel mutan HGPRT (Prentis 1990)
Apa hubungannya dengan produksi antibodi monoklonal Sel myeloma yang nantinya
akan difusikan dengan sel penghasil antibodi tidak mensintesis atau mensekresikan
imunoglobulin dan HGPRT Untuk menyeleksi hibridoma yang cocok bisa digunakan
medium HAT Obat-obatan seperti aminopterin akan memblok sintesis nukleotida jalur de
novo karena aminopterin adalah analog dengan koenzim f-THFAformyl tetrahidrofolic acid
yang penting untuk sintesis nukleotida purin via jalur de novo Hal ini menyebabkan adanya
pengeblokan pada jalur de novo karena kompetisi ikatan enzim dengan f-THFA Sehingga sel
akan dipaksa menggunakan jalur salvage untuk sintesis purin (Prentis 1990)
Namun sel myeloma sendiri adalah defisiensi enzim HGPRT dan akan mati pada media
yang mengandung aminopterin Splenosit tidak bisa tumbuh pada medium HAT karena
jangka hidupnya yang pendek sekitar satu minggu Sehingga hanya hibridoma yang
merupakan fusi sel dari myeloma dengan splenosit saja yang bisa bertahan hidup pada
medium HAT induk splenosit akan menyumbangkan enzim HGPRTnya dan sel myeloma
memberikan kemampuan untuk bisa hidup dan berkembang terus (Prentis 1990)
Dalam jangka waktu 7-10 hari pada medium akan terdapat banyak sel-sel mati tetapi
juga terdapat beberapa koloni sel yang hidup yaitu sel hibridoma Hibridoma yang terbentuk
ini akan terus menerus tumbuh secara in vitro dan mensekresikan antibodi monoklonal
Berikutnya penting untuk skrining hibridoma mana yang menghasilkan antibodi dan mana
yang tidak Skrining ini bisa menggunakan metode ELISA (Prentis 1990)
24 Produksi Antibodi Monoklonal
Antibodi monoklonal dapat diproduksi dengan cara in vivo atau dapat pula diproduksi
secara besar-besaran secara in vitro sehingga dapat digunakan untuk tujuan komersial
(Milanda et al 2007)
Kesukaran teknis utama terletak pada cara mendapatkan antibodi yang diperlukan Tidak
ada cara yang praktis untuk memisahkan antibodi yang diinginkan dari sekumpulan antibodi
dengan tipe yang lain sehingga perlu digunakan pendekatan yang berbeda (Sardjoko 1991)
Sel yang dapat membuat antibodi dapat dipisahkan dengan relatif mudah Tetapi setiap
sel B (pembuat antibodi) hanya menghasilkan satu jenis antibodi Ada kemungkinan dari sel
B dibuat klon sel yang identik yang dengan biakan sel dalam cawan kaca dan dengan
pemberian nutrien yang sesuai semua akan membuat antibodi yang sama Mungkin hasilnya
bukan antibodi yang diperlukan tetapi antibodi yang sifatnya murni atau monoklonal
(Sardjoko 1991)
Dengan mengulang proses ini untuk banyak sel secara individual akhirnya akan muncul
sel penghasil antibodi yang diinginkan Tetapi masalahnya adalah bahwa sel B akan segera
mati setelah dikeluarkan dari tubuh Umurnya dalam laboratorium yang demikian pendek
tidak cukup untuk menghasilkan klon yang memadai bahkan hanya untuk mengetahui
antibodi yang dihasilkan apalagi untuk mendapatkan antibodi yang diperlukan (Sardjoko
1991)
Kohler dan Milstein menemukan akal untuk memecahkan masalah tersebut Ironinya
penemuan yang memberikan harapan begitu besar untuk pengobatan dengan sel normal
diterapkan melalui penggunaan sel kanker Berbeda dengan sel normal sel kanker dapat
dibiakkan secara mudah Dalam kondisi laboratorium yang tepat sel kanker akan tumbuh dan
membelah dengan benar-benar tidak terbatas (Sardjoko 1991)
Penggabungan kemampuan sel B untuk menghasilkan antibodi dan sel kanker yang
tampaknya bersifat kekal itu dapat menghasilkan antibodi monoklonal dalam jumlah yang
besar Agak mengherankan bahwa hal ini dapat dilakukan dengan cara yang langsung Fusi
sel B dengan sel kanker dapat menghasilkan sel hibrida yang mempunyai sifat kedua sel
induknya dan dapat membuat antibodi yang hidup dalam waktu yang sangat panjang
(Sardjoko 1991)
Untuk menyempurnakan metode pembuatan sel hibridoma ini sulit dikerjakan Tetapi
dalam waktu yang tidak terlalu lama setelah keberhasilan Kohler dan Milstein tekniknya
telah disempurnakan dan sekarang telah umum dilakukan di ratusan laboratorium (Sardjoko
1991)
Pembuatan antibodi monoklonal terhadap suatu patogen atau toksin terentu dapat
dilakukan melalui beberapa cara salah satunya yang paling umum dilakukan adalah dengan
teknik teknologi hibridoma (Milanda et al 2007)
Prinsip teknologi hibridoma adalah memproduksi antibodi melalui hasil fusi sel limfosit
B dari hewan mamalia (mencit) dengan sel myeloma (sel tumor) dari spesies sejenis yang
memiliki sifat immortal Sel hibrid yang terjadi selanjunya diseleksi untuk menghasilkan sel-
sel yang hanya memproduksi antibodi monoklonal yang dituju Teknologi ini melibatkan
serangkaian proses antara lain
a Imunisasi hewan sumber antibodi
b Fusi sel B dari limfosit hewan tersebut dengan sel myeloma dari spesies hewan
sejenis untuk menghasilkan sel hibrid yang dapat menghasilkan antibodi dengan sifat
immortal sehingga dapat dikembangkan secara in vitro
c Seleksi sel hibrid yang menghasilkan antibodi yang diinginkan
d Kloning sel hibrid dan perbanyakan secara in vitro
e Karakterisasi antibodi yang dihasilkan
f Pemurnian (Milanda et al 2007)
Dalam pembuatan antibodi monoklonal yang terpenting adalah persiapan antigen (harus
memiliki sifat imunogenik dan antigenik) dan proses imunisasi dilakukan dengan selang
waktu tertentu untuk menginduksi terbentuknya antibodi dengan sempurna Penambahan
adjuvant (untuk meningkatkan respon imun) seringkali digunakan untuk hasil imunisasi yang
lebih baik (Milanda et al 2007)
Fusi antara sel limpa dengan sel myeloma dilakukan dengan penambahan larutan PEG
(polietilen glikol) dengan BM 4000-6000 konsentrasi tertentu sebagai penstabil fusi
Keberhasilan fusi sangat bergantung pada beberapa faktor antara lain suhu
inkubasiperbandingan jumlah sel limpa dan myeloma uang difusi teknik pencampuran
kedua jenis sel dan teknik penambahan PEG itu sendiri (Milanda et al 2007)
Pada saat kedua sel didifusikan proses seleksi perlu dilakukan untuk menghasilkan sel
hibrid yang memiliki sifat-sifat tertentu yang diinginkan Seleksi yang dilakukan adalah jalur
metabolisme sel di dalam medium HAT (Hypoxanthine-Aminopterin-Thymidine) (Milanda et
al 2007)
Sel hibrid yang terseleksi selanjutnya dikultur dan diuji supernatannya akan
keberadaan antibodinya dan sifat reaksi silangnya menggunakan metode analisis imunokimia
Supernatan kultur yang positif dan spesifik selanjutnya di klon dengan metode pengenceran
terbatas (limiting dilution) untuk memperbanyak klon sel yang hanya memproduksi antibodi
yang diinginkan (Milanda et al 2007)
Produksi in vivo dengan cara pembentukan tumor cair pada hewan sejenis tidak dapat
digunakan bila diinginkan produksi skala industri sehingga metode in vitro lebih dianjurkan
misalnya dengan cara fermentasi Hal ini kemudian dapat dikembangkan untuk memproduksi
antibodi monoklonal rekombinan yang bertujuan untuk memperoleh spesifitas yang lebih
tinggi dan dapat digunakan untuk tujuan diagnostik khusus dan untuk terapi (Milanda et al
2007)
Untuk produksi skala laboratorium umumnya digunakan wadah-wadah polisterin
Produksi antibodi monoklonal menggunakan tumor cair (ascites) di dalam mencit biasanya
berkisar antara 2-20 mgml sedangkan di dalam supernatan kultur in vitro biasanya berkisar
antara 5-50 microgml Namun saat ini perbanyakan antibodi sudah dilakukan di dalam
bioreaktor untuk produksi skala industry (Milanda et al 2007)
Metode pemurnian antibodi monoklonal dapat dilakukan dengan beberapa cara
antara lain
1 Pengendapan dengan Ammonium Sulfat
2 Elektroforesis
3 Kromatografi penukar ion
4 Filrasi gel
5 Kromatografi afinitas
6 Formulasi dan sterilisasi (Milanda et al 2007)
(Ward 2010)
Keterangan Gambar
Produksi antibodi monoklonal merupakan proses dimana sejumlah besar antibodi
(ditargetkan terhadap antigen tertentu X) dapat diproduksi Seekor tikus diimunisasi dengan
suntikan antigen X untuk menstimulasi produksi antibodi yang ditargetkan terhadap X Sel-
sel pembentuk antibodi terisolasi dari limpa tikus Antibodi monoklonal diproduksi dengan
menggabungkan satu sel pembentuk antibodi terhadap sel tumor yang tumbuh dalam kultur
Menghasilkan suatu sel yang disebut hibridoma (Ward 2010)
Setiap hibridoma menghasilkan molekul antibodi yang identik dengan jumlah yang
relatif besar Dengan membiarkan hibridoma berkembang biak dalam kultur ada
kemungkinan untuk menghasilkan populasi sel masing-masing menghasilkan molekul
antibodi yang identik Antibodi ini disebut antibodi monoklonal Setelah antibodi
monoklonal dibuat dapat digunakan sebagai probe khusus untuk melacak dan memurnikan
protein tertentu yang diinduksi pembentukannya (Ward 2010)
Produksi Antibodi Monoklonal
(Prescot et al 2005)
25 Mekanisme Kerja Antibodi Monoklonal
Antibodi monoklonal menggunakan mekanisme kombinasi untuk meningkatkan efek
sitotoksik sel tumor Mekanisme komponen sistem imun adalah antibody dependent cellular
cytotoxicity (ADCC) complement dependent cytotoxicity (CDC) mengubah signal transduksi
sel tumor atau menghilangkan sel permukaan antigen Antibodi dapat digunakan sebagai
target muatan (radioisotop obat atau toksin) untuk membunuh sel tumor atau mengaktivasi
prodrug di tumor antibody directed enzyme prodrug therapy (ADEPT) Antibodi
monoklonal digunakan secara sinergis melengkapi mekanisme kerja kemoterapi untuk
melawan tumor (Sardjoko 1991)
1 Antibody dependent cellular cytotoxicity (ADCC)
Antibody dependent cellular cytotoxicity (ADCC) terjadi jika antibodi mengikat
antigen sel tumor dan Fc antibodi melekat dengan reseptor Fc pada permukaan sel
imun efektor Interaksi Fc reseptor ini berdasarkan kemanjuran antitumor dan sangat
penting pada pemilihan suatu antibodi monoklonal Sel efektor yang berperan masih
belum jelas tapi diasumsikan sel fagosit mononuklear dan atau natural killer (NK)
Struktur Fc domain dimanipulasi untuk menyesuaikan jarak antibodi dan interaksi
dengan Fc reseptor Antibody dependent cellular cytotoxicity (ADCC) dapat
meningkatkan respons klinis secara langsung menginduksi destruksi tumor melalui
presentasi antigen dan menginduksi respons sel T tumor Antibodi monoklonal
berikatan dengan antigen permukaan sel tumor melalui Fc reseptor permukaan sel
NK Hal ini memicu penglepasan perforin dan granzymes untuk menghancurkan sel
tumor Sel - sel yang hancur ditangkap antigen presenting cell (APC) lalu
dipresentasikan pada sel B sehingga memicu penglepasan antibodi kemudian
antibodi ini akan berikatan dengan target antigen Sel cytotoxic T lymphocytes
(CTLs) dapat mengenali dan membunuh sel target antigen (Sardjoko 1991)
2 Complement dependent cytotoxicity (CDC)
Pengikatan antibodi monoklonal dengan antigen permukaan sel akan mengawali
kaskade komplement Complement dependent cytotoxicity (CDC) merupakan suatu
metode pembunuh sel tumor yang lain dari antibodi Imunoglobulin G1 dan G3
sangat efektif pada CDC melalui jalur klasik aktivasi komplemen Formasi kompleks
antigen antibodi merupakan komplemen C1q berikatan dengan IgG sehingga memicu
komplemen protein lain untuk mengawali penglepasan proteolitik sel efektor
kemotaktik agen aktivasi C3a dan C5a Kaskade komplemen ini diakhiri dengan
formasi membrane attack complex (MAC) sehingga terbentuk suatu lubang pada sel
membran Membrane attack complex (MAC) memfasilitasi keluar masuknya air dan
Na++ yang akan menyababkan sel target lisis (Sardjoko 1991)
3 Perubahan transduksi signal
Reseptor growth factor merupakan suatu antigen target tumor ekspresinya
berlebihan pada keganasan Aktivasi transduksi signal pada kondisi normal akan
menginduksi respons mitogenik dan meningkatkan kelangsungan hidup sel hal ini
diikuti dengan ekspresi perkembangan sel tumor yang berlebihan yang juga
menyebabkan tumor tidak sentitif terhadap zat kemoterapi Antibodi monoklonal
sangat potensial menormalkan laju perkembangan sel dan membuat sel sensitif
terhadap zat sitotoksik dengan menghilangkan signal reseptor ini Target antibodi
EGFR merupakan inhibitor yang kuat untuk transduksi signal Terapi antibodi
monoklonal memberikan efek penurunan densiti ekspresi target antigen contohnya
penurunan konsentrasi EGFR permukaan sel tumor atau membersihkan ligan seperti
VEGF Pengikatan ligand reseptor growth factor memicu dimerisasi dan aktivasi
kaskade signal sehingga terjadi proliferasi sel dan hambatan terhadap zat sitotoksik
Antibodi monoklonal menghambat signal dengan cara menghambat dimerisasi atau
mengganggu ikatan ligan (Sardjoko 1991)
4 Imunomodulasi
Beberapa percobaan menunjukkan antibodi yang langsung melawan cytotoxic T
lymphocyte antigen 4 (CTLA 4) terbukti dapat menginduksi regresi imun Pola
toksisiti yang diteliti pada uji klinis memperlihatkan hubungan perlekatan CTLA 4
dengan ligan dapat menginduksi respons autoimun hal ini terlihat pada aktivasi sel T
dependent Gabungan antibodi antiCTLA 4 dengan antibodi monoklonal
menginduksi ADCC kemoterapi sitotoksik atau radioterapi sehingga dapat
meningkatkan respons imun terhadap antigen spesifik tumor (Sardjoko 1991)
5 Penghantaran muatan sitotoksik
Antibodi monoklonal pada terapi kanker akan melawan target sel tumor dengan cara
mengikat sel spesifik tumor dan menginduksi respons imun Antibodi monoklonal
telah digunakan secara luas dalam percobaan sebagai zat sitotoksik sel - sel tumor
Modifikasi antibodi monoklonal dilakukan dengan tujuan sebagai zat penghantar
radioisotop toksin katalik obat ndash obatan sitokin enzim atau zat konjugasi aktif
lainnya Pola antibodi bispesifik pada kedua bagian Fab memungkinkan untuk
mengikat target antigen dan sel efektor (Sardjoko 1991)
6 Antibodi directed enzyme prodrug therapy (ADEPT)
Antibodi directed enzyme prodrug therapy (ADEPT) menggunakan antibodi
monoklonal sebagai penghantar untuk sampai ke sel tumor kemudian enzim
mengaktifkan prodrug pada tumor hal ini dapat meningkatkan dosis active drug di
dalam tumor Konjugasi antibodi monoklonal dan enzim mengikat antigen
permukaan sel tumor kemudian zat sitotoksik dalam bentuk inaktif prodrug akan
mengikat konjugasi antibodi monoklonal dan enzim permukaan sel tumor akhirnya
inaktivasi prodrug terpecah dan melepaskan aktif drug di dalam tumor (Sardjoko
1991)
26 Penggunaan Antibodi Monoklonal
Antibodi monoklonal juga dapat dibuat di laboratorium dengan menggabungkan sel
myeloma dengan sel yang memproduksi antibodi Hibridoma tersebut menghasilkan jumlah
hampir tak terbatas dari antibodi monoklonal yang berguna dalam tes diagnostik dan
penelitian (Levinson2004)
Antibodi monoklonal dapat digunakan untuk tiga tujuan berikut
1 Pemurnian reagen untuk tes atau penelitian
2 Sebagai penanda pada deteksi assay
3 Untuk eksperimental terapi (Prentis 1990)
Aplikasi terapi dari Antibodi monoklonal
1 Induksi imunisasi pasif
2 Diagnostik imaging
Antibodi monoklonal dapat digunakan untuk melihat protein tertentu dalam tubuh
misal antibodi monoklonal dikonjugasikan dengan logam inert pasien yang di-
rontgen Dari hasil rontgen tersebut dapat dikenali protein tertentu yang terlibat
dalam penyakit Cara ini juga diterapkan dalam melihat metastasis sel kanker
3 Diagnostik molekular
Antibodi monoklonal dapat diaplikasikan untuk identifikasi penyakit yang lebih
dikenal dengan imunologikal diagnostik Dimana deteksi imunologik merupakan
deteksi imunologik merupakan sistem deteksi yang sensitif spesifik dan sederhana
Misal membedakan DHF dan tifus
4 Monitoring terapi obat (untuk live-saving drug)
5 Sistem penghantaran obat (Drug delivery system DDS)
6 Isolasi dan atau purifikasi obat baru
7 Terapi kanker
Para ahli bisa membuat antibodi monoklonal yang mampu bereaksi dengan antigen
spesifik berbagai jenis sel kanker Dengan ditemukannya lebih banyak lagi antigen
kanker berarti akan semakin banyak antibodi monoklonal yang bisa digunakan untuk
terapi berbagai jenis kanker Bila antibodi berikatan dengan antigen tumor spesifik
yang terdapat di permukaan sel maka ia juga bisa menginduksi sel mengalami
apoptosis (Prentis 1990)
(Prentis 1990)
Toksin yang biasa dikonjugasikan dengan antibodi monoklonal persiapan untuk penggunaan
klinik sebagai agen antikanker
1 Ricin
2 Pokeweed
3 Gelonin
4 Pseudomonas endotoksin
5 Diptheria toksin
6 Abrin
7 Protein antiviral (Prentis 1990)
261 Penggunaan Klinik Antibodi Monoklonal
Fungsi Klinik Antibodi monoklonal Target Antibodi Penggunaan Spesifik
Secara Klinis
Transplantasi
terkait
imunosupresi
1 Basiliximab
daclizumab
2 Muromonab
(OKT3)
Reseptor IL-2
CD3 pada sel T
Mencegah atau
mengobati penolakan
allograft dan reaksi
graft-versus-host
Pengobatan
penyakit autoimun
1 Infliximab
2 Adalimumab
TNF α Mengobati rheumatoid
arthritis dan penyakit
Crohn (ileitis regional)
Pencegahan
penyakit menular
Palivizumab protein fusi virus
pernapasan sinsitial
Mencegah pneumonia
pada neonatus rentan
Pengobatan kanker 1 Rituximab Protein CD20 pada
sel B
Mengobati limfoma
non-Hodgkins
Mengobati kanker
2 Trastuzumab Reseptor faktor
pertumbuhan
epidermal
payudara
(Levinson 2004)
242 Penggunaan Antibodi Monoklonal Untuk Diagnosis
Hormon Polipeptida Gonatropin korlonik hormone pertumbuhan
hormone lutinizing hormone stimuli folikel
hormone stimuli prolaktin
Penanda tumor Antigen karsinoembrionik antigen spesifik
prostat reseptor IL2 Reseptor faktor tumbuh
epidermal
Sitokin IL 1-8 faktor stimuli koloni
Monitor Obat Teofilin gentamisin siklosporin
Penyakit Infeksi Klamidia herpes rubella hepatitis B
legionela HIV CMV
Target campuran Tiroksin Vitamin B12 feritin protein Tau
(Sudjadi 2008)
Banyak penyakit dicirikan oleh adanya senyawa yang tidak terdapat dalam badan
atau oleh adanya badan yang biasanya ada tetapi terdapat dalam jumlah yang berlebihan
Antibodi monoklonal akan segera digerakkan untuk mendeteksi adanya virus bakteri atau
benda asing lain dengan mencampur antibodi yang tepat dalam sampel darah atau cairan
tubuh Pemberian senyawa spesifik ini dalam takaran yang tepat ke dalam tubuh pasien
mungkin juga dapat digunakan untuk mendiagnosis berbagai gangguan yang lain seperti
beberapa bentuk kemandulan yang ditandai oleh kurangnya hormon tertentu (Sardjoko
1991)
Para pakar bioteknologi telah dapat mengembangkan antibodi monoklonal yang
spesifik untuk setiap senyawa yang sangat penting dalam bidang pengobatan Penerapan
antibodi monoklonal yang potensi diantaranya adalah peningkatan pertahanan alami pasien
peningkatan keberhasilan pencangkokan organ penyampaian obat ke bagian spesifik tubuh
dan pemurnian obat sebelum diberikan kepada pasien (Sardjoko 1991)
Secara teoritis dan juga semakin terasa dalam praktisnya pakar bioteknologi dapat
mengembangkan antibodi monoklonal yang bersifat spesifik bagi senyawa apa saja terutama
yang berkaitan dalam pengobatan kesehatan Sekian banyak jurnal ilmiah melaporkan
rincian percobaan yang mempergunakan antibodi monoklonal dalam puluhan cara dari
identifikasi sel kanker hingga melacak urat syaraf lintah raksasa Dalam lima tahun terakhir
ini teknik yang baru telah memainkan peranan yang bertambah penting di dalam penelitian
dasar Untuk memenuhi kebutuhan akan antibodi monoklonal perusahaan dengan nama
eksotik sepeti Hydriedtech Celltech dan Allergenetics bermunculan pada akhir tahun tujuh
puluhan dan awal delapan puluhan Pada pertengahan 1983 lebih dari 40 produk antibodi
monoklonal telah diizinkan bagi penggunaan diagnostik di Amerika Serikat termasuk untuk
alat-alat uji kehamilan diagnosis kanker dan deteksi virus rabies (Prentis 1990)
Teknologi baru ini sekarang diperhitungkan untuk memberikan dampak utama dalam
praktek kedokteran yang meliputi semua spektrum penyakit manusia dari kanker dan
gangguan ginjal sampai infeksi yang disebabkan oleh virus dan bakteri Potensi aplikasi
antibodi monoklonal termasuk meningkatkan pertahanan alamiah penderita memperbaiki
peluang transplantasi organ yang berhasil mengarahkan obat menuju bagian tubuh yang
spesifik dan memurnikan obat-obatan sebelum diberikan kepada penderita (Prentis 1990)
Contoh aplikasi terakhir ini adalah produksi antibodi monoklonal yang melekat
hanya pada molekul interferon dan menolak molekul lainnya Antibodi ini dapat diikat pada
suatu butiran yang kemudian ditempatkan pada suatu tabung Apabila campuran senyawa
yang mengandung sejumlah kecil interferon dituang ke dalam tabung tersebut antibodi akan
mengikat molekul interferon dari campuran senyawa sementara bahan-bahan yang tidak
diinginkan mengalir keluar Kemudian suatu bahan kimia ditambahkan dibiarkan mengalir
melalui tabung untuk melepaskan ikatan antibodi dengan interferon yang kemudian
dibebaskan ke luar Teknik ini menghasilkan larutan yang 5000 kali lebih kaya akan
interferon dibandingkan dengan campuran besar semula Hal ini dan penggunaan lain dari
antibodi monoklonal bergantung pada daya seleksi yang istimewa (Prentis 1990)
Penggunaan antibodi monoklonal telah dikenal sejak tahun 1975 yaitu ketika Kohler
dan Milstein berhasil mengkonstruksi sel hibridoma yang mensekresi antibodi dengn
spesifitas khusus Salah satu yang paling fenomenal adalah penggunaan antibodi monoklonal
sebagai pereaksi diagnostik dalam metode imunokimia Metode analisis imunokimia dengan
prinsip reaksi antigen-antibodi telah banyak digunakan dalam riset maupun laboratorium
klinik Perkembangan metode ini dimulai pada tahun 1959 oleh Yellow dan Berson yang
memperkenalkan metode Radio Immunoassay (RIA) untuk mengukur jumlah insulin dalam
serum Sejak saat itu berbagai metode dengan prinsip imunokimia ini telah dikembangkan
untuk tujuan klinis Keuntungan metode imunokimia dibandingkan metode analisis lainnya
adalah
1 Spesifias tinggi karena situs pengikat antibodi tertentu hanya dapat bereaksi
dengan determinan antigen (epitop) yang sesuai saja dan tidak akan terjadi ikatan
dengan antigen lainnya
2 Reaksi imunokimia dapat dikombinasikan dengan beberapa teknik analisis lain
seperti spektrofotometri atau kromatografi dan lain-lain untuk tujuan kuantitatif
3 Hasil reaksi umumnya dapat dengan cepat diamati
4 Sensitivitas tinggi (Milanda et al 2007)
Selain untuk analisis antibodi monoklonal digunakan pula dalam bidang farmasi
sebagai carrier untuk targeted drug dan dapat pula berfungsi sebagai obat (protein
terapeutik) (Milanda et al 2007)
243 Antibodi Monoklonal Generasi Baru
Terapi menggunakan antibodi monoklonal terganggu dengan munculnya beberapa
masalah Pada eksperimen awal terdapat reaksi alergi dari bagian asing antibodi
eksperimental dari tikus yang disebut HAMA (human anti-mouse antibody) yang mencegah
digunakan lebih dari sekali Para ahli mengatasi masalah ini dengan membuang bagian
antigen dari bagian tikus tersebut dengan membuat antibodi chimeric dan humanized mAb
1 Chimeric mAb
Rituximab adalah antibodi monoklonal pertama yang termasuk dalam chimeric mAb
Chimeric diambil dari nama sebuah hewan mistis Rituximab dibuat dari fusi dua sel dari
mencit dan manusia
2 Humanized mAb
(Prentis 1990)
III Antibodi Poliklonal
III1 Pengertian
Antibodi poliklonal adalah antibodi yang telah diperoleh dari beberapa sel B atau cell
lines pembuatan antibodi ini memiliki beberapa kemiripan dengan berbagai antibodi yang
ditemukan dalam serum normal yang merupakan komponen cairan yang memisahkan dari
darah yang membeku Kemiripan ini disebabkan oleh fakta bahwa antibodi yang merupakan
poliklonal mengenali epitop yang berbeda dan memiliki derajat yang berbeda kekhususan
Sebaliknya antibodi dalam persiapan monoklonal yang berasal dari satu jenis klon dan
mengenali epitop yang sama dengan derajat yang sama kekhususan (Loyd 2013)
Untuk menghasilkan antibodi poliklonal binatang seperti ayam tikus atau kelinci
diimunisasi dengan antigen dan persiapan adjuvan Sistem kekebalan hewan dirangsang
untuk memproduksi sel B yang mensekresikan antibodi yang spesifik untuk antigen Setelah
jangka waktu tertentu biasanya beberapa minggu atau bahkan berbulan-bulan serum hewan
dipanen (Loyd 2013)
Persiapan khusus antibodi poliklonal biasanya campuran antibodi spesifik dimana
seluruhnya mengenali antigen yang sama Antibodi mengikat dengan kekuatan yang berbeda
untuk epitop yang berbeda pada antigen (Loyd 2013)
III11 Ciri
1 Mengenali beberapa epitop pada satu antigen Serum yang diperoleh akan berisi
campuran kompleks heterogen dari antibodi dengan afinitas yang berbeda
2 Poliklonal tersusun sebagian besar dari subklas IgG
3 Imunogen peptida sering digunakan untuk menghasilkan antibodi poliklonal yang
menargetkan epitop yang unik terutama untuk keluarga protein homologi tinggi
(Milner 2013)
III12 Produksi Antibodi
1 Murah untuk memproduksinya
2 Teknologi dan keterampilan yang dibutuhkan untuk produksi rendah
3 Skala waktu produksi pendek
4 Antibodi Poliklonal tidak bermanfaat untuk menyelidiki domain spesifik antigen karena
antiserum poliklonal biasanya akan mengenali banyak domain (Milner 2013)
III13 Keuntungan
Poliklonal akan mengenali beberapa epitop pada satu antigen yang memiliki
keuntungan sebagai berikut
1 Poliklonal dapat membantu memperkuat sinyal dari target protein dengan tingkat
ekspresi rendah seperti protein target akan mengikat lebih dari satu molekul antibodi
pada beberapa eptitopes Ini tidak akan menjadi keuntungan bagi percobaan kuantifikasi
misalnya dalam aliran cytometry karena hasilnya akan menjadi tidak akurat
2 Karena dapat mengenali beberapa epitop polyclonals dapat memberikan hasil yang
lebih baik di IP ChIP
3 Lebih toleran terhadap perubahan kecil dalam antigen misalnya polimorfisme
heterogenitas glikosilasi atau perubahan kecil denaturasi dibandingkan monoklonal
antibodi (homogen)
4 Antibodi poliklonal akan mengidentifikasi protein homologi tinggi terhadap protein
imunogen atau untuk menyaring protein target dalam sampel jaringan dari spesies lain
dibandingkan dengan imunogen misalnya Antibodi poliklonal kadang-kadang
digunakan ketika sifat antigen dalam spesies belum teruji tidak diketahui Hal ini juga
penting untuk memeriksa urutan imunogen untuk setiap reaktivitas silang
5 Antibodi Poliklonal sering menjadi pilihan yang lebih disukai untuk mendeteksi protein
terdenaturasi
6 Beberapa epitop umumnya menyediakan deteksi lebih kuat
7 Antibodi Poliklonal tidak bermanfaat untuk menyelidiki domain spesifik antigen
karena antiserum biasanya akan mengenali banyak domain (Milner 2013)
III14 Kerugian
1 Mereka menghasilkan sejumlah besar antibodi non-spesifik yang kadang-kadang dapat
memberikan sinyal latar belakang dalam beberapa aplikasi
2 Beberapa epitop membuatnya penting untuk memeriksa urutan imunogen untuk setiap
reaktivitas silang (Milner 2013)
III2 Proses yang terjadi pada antibodi poliklonal
1 Diproduksi dengan imunisasi hewan dengan antigen yang tepat
2 Imunisasi atau vaksinasi adalah suatu prosedur untuk meningkatkan derajat imunitas
seseorang terhadap patogen tertentu atau toksin Imunisasi yang ideal adalah yang dapat
mengaktifkan sistem pengenalan imun dan sistem efektor yang diperlukan Hal tersebut
dapat diperoleh dengan pemberian antigen yang tidak patogenik
3 Serum dari hewan terimunisasi dikumpulkan
4 Antibodi dalam serum dapat dimurnikan lebih lanjut
5 Karena satu antigen menginduksi produksi banyak antibodi maka hasilnya berupa
polyclonal campuran antibody (Milner 2013)
DAFTAR PUSTAKA
Jri 2007 Jenis Antibodi Monoklonal Tersedia di httpwwwklikpdpicomjurnal-wartajri-
01-07jurnal-7html Diakses pada tanggal 1 Juni 2013
Levinson Warren 2004 Medical Microbiology and Immunology Eximination and Board
Review Eighth Edition USA McGraw-Hill
Loyd Emma 2013 Polyclonal Antibodies Available online at httpwwwwisegeekcom
what-are-polyclonal-antibodieshtm Accessed on May 27 2013
Milanda Tiana Sri Agung F dan Tina R 2007 Buku Ajar Matakuliah Bioteknologi
Farmasi Jatinangor Fakultas Farmasi Unpad
Milner Jonathan 2013 Polyclonal and monoclonal A comparison Available online at
httpwwwabcamcomindexhtmlpageconfig=resourceamprid=11269amppid=11287
Accessed on May 26 2013
Prentis Steve 1990 Bioteknologi Jakarta Erlangga
Prescot et al 2005 Animation Quiz 3 - Monoclonal Antibody Production Available online
at httphigheredmcgrawhillcom sites0072556781student_view0chapter32 anim
ation_quiz_3html Accessed on May 27 2013
Sardjoko 1991 Bioteknologi Latar Belakang dan Penerapannya Jakarta PT Gramedia
Sudjadi 2008 Bioteknologi Kesehatan Yogyakarta Kanisius
Ward VivianLee 2010 Monoclonal Antibody Available online at httpwwwaccessexcell
enceorgRC VLGGmonoclonalphp Accessed on May 27 2013
- III14 Kerugian
- 1 Mereka menghasilkan sejumlah besar antibodi non-spesifik yang kadang-kadang dapat memberikan sinyal latar belakang dalam beberapa aplikasi
-
Kekurangan
1 Dapat menghasilkan sejumlah besar antibodi spesifik tapi mungkin terlalu spesifik
(misalnya lebih kecil kemungkinannya untuk mendeteksi di di berbagai spesies)
2 Lebih rentan terhadap hilangnya epitop melalui pengobatan kimiawi dari antigen
dibanding antibodi poliklonal Hal ini dapat diimbangi dengan menggabungkan dua
atau lebih antibodi monoklonal terhadap antigen yang sama (Milner 2013)
22 Jenis Antibodi Monoklonal
Antibodi monoklonal mempunyai 4 jenis yaitu
1 Murine murin didapat dari tikus dapat menyebabkan human antimouse antibodies
(HAMA) nama akhirannya ldquomomardquo
2 Chimeric gabungan Fc antibodi human dan Fab antibodi monoklonal tikus nama
akhirannya ldquoximabrdquo
3 Humanized hanya sebagian kecil Fab antibodi tikus yang digabungkan dengan
antibodi human (95-98) nama akhirannya ldquozumabrdquo
4 Fully human keseluruhan antibodi human nama akhirannya PrimemumabPrime (Jri 2007)
23 Produksi dan seleksi hibridoma
Sel memiliki dua jalur dalam sintesis nukleotida yaitu jalur de novo dan jalur salvage
(penyelamatan) Sel yang dikultur in vitro bisa bertahan hidup menggunakan kedua jalur
tersebut Jika dilakukan mutasi pada enzim yang terkait sintesis nukleotida maka kita bisa
memanipulasi sel mamalia tersebut HGPRT (Hipoxantin-guanin fosforibosil transferase)
merupakan enzim penting dalam jalur salvage HGPRT mengkatalis pembentukan nukleotida
purin dari ribosa hipoxantin dan guanine (Prentis 1990)
(Prentis 1990)
Mutasi gen HGPRT bisa diseleksi dengan cara menumbuhkan sel di medium yang
mengandung 8-azoguanin (analog purin) HGPRT akan menganggap 8-azoguanin adalah
substrat dan selanjutnya mengubahnya menjadi nukleotida monofosfat Senyawa ini bersifat
berbahaya kemudian diproses lebih lanjut dan berikatan dengan DNA dan RNA Sehingga
sel yang memiliki enzim HGPRT yang tumbuh pada medium yang mengandung 8-AG akan
mati (Prentis 1990)
Enzim HGPRT adalah diperlukan pada jalur salvage (non-esensial) sedangkan jalur de
novo masih ada jadi sel yang mengalami mutasi gen HGPRT pun tetap tumbuh Oleh karena
itu seleksi menggunakan 8-AG akan membunuh sel yang memiliki HGPRT tetapi tidak akan
berefek pada sel mutan HGPRT (Prentis 1990)
Apa hubungannya dengan produksi antibodi monoklonal Sel myeloma yang nantinya
akan difusikan dengan sel penghasil antibodi tidak mensintesis atau mensekresikan
imunoglobulin dan HGPRT Untuk menyeleksi hibridoma yang cocok bisa digunakan
medium HAT Obat-obatan seperti aminopterin akan memblok sintesis nukleotida jalur de
novo karena aminopterin adalah analog dengan koenzim f-THFAformyl tetrahidrofolic acid
yang penting untuk sintesis nukleotida purin via jalur de novo Hal ini menyebabkan adanya
pengeblokan pada jalur de novo karena kompetisi ikatan enzim dengan f-THFA Sehingga sel
akan dipaksa menggunakan jalur salvage untuk sintesis purin (Prentis 1990)
Namun sel myeloma sendiri adalah defisiensi enzim HGPRT dan akan mati pada media
yang mengandung aminopterin Splenosit tidak bisa tumbuh pada medium HAT karena
jangka hidupnya yang pendek sekitar satu minggu Sehingga hanya hibridoma yang
merupakan fusi sel dari myeloma dengan splenosit saja yang bisa bertahan hidup pada
medium HAT induk splenosit akan menyumbangkan enzim HGPRTnya dan sel myeloma
memberikan kemampuan untuk bisa hidup dan berkembang terus (Prentis 1990)
Dalam jangka waktu 7-10 hari pada medium akan terdapat banyak sel-sel mati tetapi
juga terdapat beberapa koloni sel yang hidup yaitu sel hibridoma Hibridoma yang terbentuk
ini akan terus menerus tumbuh secara in vitro dan mensekresikan antibodi monoklonal
Berikutnya penting untuk skrining hibridoma mana yang menghasilkan antibodi dan mana
yang tidak Skrining ini bisa menggunakan metode ELISA (Prentis 1990)
24 Produksi Antibodi Monoklonal
Antibodi monoklonal dapat diproduksi dengan cara in vivo atau dapat pula diproduksi
secara besar-besaran secara in vitro sehingga dapat digunakan untuk tujuan komersial
(Milanda et al 2007)
Kesukaran teknis utama terletak pada cara mendapatkan antibodi yang diperlukan Tidak
ada cara yang praktis untuk memisahkan antibodi yang diinginkan dari sekumpulan antibodi
dengan tipe yang lain sehingga perlu digunakan pendekatan yang berbeda (Sardjoko 1991)
Sel yang dapat membuat antibodi dapat dipisahkan dengan relatif mudah Tetapi setiap
sel B (pembuat antibodi) hanya menghasilkan satu jenis antibodi Ada kemungkinan dari sel
B dibuat klon sel yang identik yang dengan biakan sel dalam cawan kaca dan dengan
pemberian nutrien yang sesuai semua akan membuat antibodi yang sama Mungkin hasilnya
bukan antibodi yang diperlukan tetapi antibodi yang sifatnya murni atau monoklonal
(Sardjoko 1991)
Dengan mengulang proses ini untuk banyak sel secara individual akhirnya akan muncul
sel penghasil antibodi yang diinginkan Tetapi masalahnya adalah bahwa sel B akan segera
mati setelah dikeluarkan dari tubuh Umurnya dalam laboratorium yang demikian pendek
tidak cukup untuk menghasilkan klon yang memadai bahkan hanya untuk mengetahui
antibodi yang dihasilkan apalagi untuk mendapatkan antibodi yang diperlukan (Sardjoko
1991)
Kohler dan Milstein menemukan akal untuk memecahkan masalah tersebut Ironinya
penemuan yang memberikan harapan begitu besar untuk pengobatan dengan sel normal
diterapkan melalui penggunaan sel kanker Berbeda dengan sel normal sel kanker dapat
dibiakkan secara mudah Dalam kondisi laboratorium yang tepat sel kanker akan tumbuh dan
membelah dengan benar-benar tidak terbatas (Sardjoko 1991)
Penggabungan kemampuan sel B untuk menghasilkan antibodi dan sel kanker yang
tampaknya bersifat kekal itu dapat menghasilkan antibodi monoklonal dalam jumlah yang
besar Agak mengherankan bahwa hal ini dapat dilakukan dengan cara yang langsung Fusi
sel B dengan sel kanker dapat menghasilkan sel hibrida yang mempunyai sifat kedua sel
induknya dan dapat membuat antibodi yang hidup dalam waktu yang sangat panjang
(Sardjoko 1991)
Untuk menyempurnakan metode pembuatan sel hibridoma ini sulit dikerjakan Tetapi
dalam waktu yang tidak terlalu lama setelah keberhasilan Kohler dan Milstein tekniknya
telah disempurnakan dan sekarang telah umum dilakukan di ratusan laboratorium (Sardjoko
1991)
Pembuatan antibodi monoklonal terhadap suatu patogen atau toksin terentu dapat
dilakukan melalui beberapa cara salah satunya yang paling umum dilakukan adalah dengan
teknik teknologi hibridoma (Milanda et al 2007)
Prinsip teknologi hibridoma adalah memproduksi antibodi melalui hasil fusi sel limfosit
B dari hewan mamalia (mencit) dengan sel myeloma (sel tumor) dari spesies sejenis yang
memiliki sifat immortal Sel hibrid yang terjadi selanjunya diseleksi untuk menghasilkan sel-
sel yang hanya memproduksi antibodi monoklonal yang dituju Teknologi ini melibatkan
serangkaian proses antara lain
a Imunisasi hewan sumber antibodi
b Fusi sel B dari limfosit hewan tersebut dengan sel myeloma dari spesies hewan
sejenis untuk menghasilkan sel hibrid yang dapat menghasilkan antibodi dengan sifat
immortal sehingga dapat dikembangkan secara in vitro
c Seleksi sel hibrid yang menghasilkan antibodi yang diinginkan
d Kloning sel hibrid dan perbanyakan secara in vitro
e Karakterisasi antibodi yang dihasilkan
f Pemurnian (Milanda et al 2007)
Dalam pembuatan antibodi monoklonal yang terpenting adalah persiapan antigen (harus
memiliki sifat imunogenik dan antigenik) dan proses imunisasi dilakukan dengan selang
waktu tertentu untuk menginduksi terbentuknya antibodi dengan sempurna Penambahan
adjuvant (untuk meningkatkan respon imun) seringkali digunakan untuk hasil imunisasi yang
lebih baik (Milanda et al 2007)
Fusi antara sel limpa dengan sel myeloma dilakukan dengan penambahan larutan PEG
(polietilen glikol) dengan BM 4000-6000 konsentrasi tertentu sebagai penstabil fusi
Keberhasilan fusi sangat bergantung pada beberapa faktor antara lain suhu
inkubasiperbandingan jumlah sel limpa dan myeloma uang difusi teknik pencampuran
kedua jenis sel dan teknik penambahan PEG itu sendiri (Milanda et al 2007)
Pada saat kedua sel didifusikan proses seleksi perlu dilakukan untuk menghasilkan sel
hibrid yang memiliki sifat-sifat tertentu yang diinginkan Seleksi yang dilakukan adalah jalur
metabolisme sel di dalam medium HAT (Hypoxanthine-Aminopterin-Thymidine) (Milanda et
al 2007)
Sel hibrid yang terseleksi selanjutnya dikultur dan diuji supernatannya akan
keberadaan antibodinya dan sifat reaksi silangnya menggunakan metode analisis imunokimia
Supernatan kultur yang positif dan spesifik selanjutnya di klon dengan metode pengenceran
terbatas (limiting dilution) untuk memperbanyak klon sel yang hanya memproduksi antibodi
yang diinginkan (Milanda et al 2007)
Produksi in vivo dengan cara pembentukan tumor cair pada hewan sejenis tidak dapat
digunakan bila diinginkan produksi skala industri sehingga metode in vitro lebih dianjurkan
misalnya dengan cara fermentasi Hal ini kemudian dapat dikembangkan untuk memproduksi
antibodi monoklonal rekombinan yang bertujuan untuk memperoleh spesifitas yang lebih
tinggi dan dapat digunakan untuk tujuan diagnostik khusus dan untuk terapi (Milanda et al
2007)
Untuk produksi skala laboratorium umumnya digunakan wadah-wadah polisterin
Produksi antibodi monoklonal menggunakan tumor cair (ascites) di dalam mencit biasanya
berkisar antara 2-20 mgml sedangkan di dalam supernatan kultur in vitro biasanya berkisar
antara 5-50 microgml Namun saat ini perbanyakan antibodi sudah dilakukan di dalam
bioreaktor untuk produksi skala industry (Milanda et al 2007)
Metode pemurnian antibodi monoklonal dapat dilakukan dengan beberapa cara
antara lain
1 Pengendapan dengan Ammonium Sulfat
2 Elektroforesis
3 Kromatografi penukar ion
4 Filrasi gel
5 Kromatografi afinitas
6 Formulasi dan sterilisasi (Milanda et al 2007)
(Ward 2010)
Keterangan Gambar
Produksi antibodi monoklonal merupakan proses dimana sejumlah besar antibodi
(ditargetkan terhadap antigen tertentu X) dapat diproduksi Seekor tikus diimunisasi dengan
suntikan antigen X untuk menstimulasi produksi antibodi yang ditargetkan terhadap X Sel-
sel pembentuk antibodi terisolasi dari limpa tikus Antibodi monoklonal diproduksi dengan
menggabungkan satu sel pembentuk antibodi terhadap sel tumor yang tumbuh dalam kultur
Menghasilkan suatu sel yang disebut hibridoma (Ward 2010)
Setiap hibridoma menghasilkan molekul antibodi yang identik dengan jumlah yang
relatif besar Dengan membiarkan hibridoma berkembang biak dalam kultur ada
kemungkinan untuk menghasilkan populasi sel masing-masing menghasilkan molekul
antibodi yang identik Antibodi ini disebut antibodi monoklonal Setelah antibodi
monoklonal dibuat dapat digunakan sebagai probe khusus untuk melacak dan memurnikan
protein tertentu yang diinduksi pembentukannya (Ward 2010)
Produksi Antibodi Monoklonal
(Prescot et al 2005)
25 Mekanisme Kerja Antibodi Monoklonal
Antibodi monoklonal menggunakan mekanisme kombinasi untuk meningkatkan efek
sitotoksik sel tumor Mekanisme komponen sistem imun adalah antibody dependent cellular
cytotoxicity (ADCC) complement dependent cytotoxicity (CDC) mengubah signal transduksi
sel tumor atau menghilangkan sel permukaan antigen Antibodi dapat digunakan sebagai
target muatan (radioisotop obat atau toksin) untuk membunuh sel tumor atau mengaktivasi
prodrug di tumor antibody directed enzyme prodrug therapy (ADEPT) Antibodi
monoklonal digunakan secara sinergis melengkapi mekanisme kerja kemoterapi untuk
melawan tumor (Sardjoko 1991)
1 Antibody dependent cellular cytotoxicity (ADCC)
Antibody dependent cellular cytotoxicity (ADCC) terjadi jika antibodi mengikat
antigen sel tumor dan Fc antibodi melekat dengan reseptor Fc pada permukaan sel
imun efektor Interaksi Fc reseptor ini berdasarkan kemanjuran antitumor dan sangat
penting pada pemilihan suatu antibodi monoklonal Sel efektor yang berperan masih
belum jelas tapi diasumsikan sel fagosit mononuklear dan atau natural killer (NK)
Struktur Fc domain dimanipulasi untuk menyesuaikan jarak antibodi dan interaksi
dengan Fc reseptor Antibody dependent cellular cytotoxicity (ADCC) dapat
meningkatkan respons klinis secara langsung menginduksi destruksi tumor melalui
presentasi antigen dan menginduksi respons sel T tumor Antibodi monoklonal
berikatan dengan antigen permukaan sel tumor melalui Fc reseptor permukaan sel
NK Hal ini memicu penglepasan perforin dan granzymes untuk menghancurkan sel
tumor Sel - sel yang hancur ditangkap antigen presenting cell (APC) lalu
dipresentasikan pada sel B sehingga memicu penglepasan antibodi kemudian
antibodi ini akan berikatan dengan target antigen Sel cytotoxic T lymphocytes
(CTLs) dapat mengenali dan membunuh sel target antigen (Sardjoko 1991)
2 Complement dependent cytotoxicity (CDC)
Pengikatan antibodi monoklonal dengan antigen permukaan sel akan mengawali
kaskade komplement Complement dependent cytotoxicity (CDC) merupakan suatu
metode pembunuh sel tumor yang lain dari antibodi Imunoglobulin G1 dan G3
sangat efektif pada CDC melalui jalur klasik aktivasi komplemen Formasi kompleks
antigen antibodi merupakan komplemen C1q berikatan dengan IgG sehingga memicu
komplemen protein lain untuk mengawali penglepasan proteolitik sel efektor
kemotaktik agen aktivasi C3a dan C5a Kaskade komplemen ini diakhiri dengan
formasi membrane attack complex (MAC) sehingga terbentuk suatu lubang pada sel
membran Membrane attack complex (MAC) memfasilitasi keluar masuknya air dan
Na++ yang akan menyababkan sel target lisis (Sardjoko 1991)
3 Perubahan transduksi signal
Reseptor growth factor merupakan suatu antigen target tumor ekspresinya
berlebihan pada keganasan Aktivasi transduksi signal pada kondisi normal akan
menginduksi respons mitogenik dan meningkatkan kelangsungan hidup sel hal ini
diikuti dengan ekspresi perkembangan sel tumor yang berlebihan yang juga
menyebabkan tumor tidak sentitif terhadap zat kemoterapi Antibodi monoklonal
sangat potensial menormalkan laju perkembangan sel dan membuat sel sensitif
terhadap zat sitotoksik dengan menghilangkan signal reseptor ini Target antibodi
EGFR merupakan inhibitor yang kuat untuk transduksi signal Terapi antibodi
monoklonal memberikan efek penurunan densiti ekspresi target antigen contohnya
penurunan konsentrasi EGFR permukaan sel tumor atau membersihkan ligan seperti
VEGF Pengikatan ligand reseptor growth factor memicu dimerisasi dan aktivasi
kaskade signal sehingga terjadi proliferasi sel dan hambatan terhadap zat sitotoksik
Antibodi monoklonal menghambat signal dengan cara menghambat dimerisasi atau
mengganggu ikatan ligan (Sardjoko 1991)
4 Imunomodulasi
Beberapa percobaan menunjukkan antibodi yang langsung melawan cytotoxic T
lymphocyte antigen 4 (CTLA 4) terbukti dapat menginduksi regresi imun Pola
toksisiti yang diteliti pada uji klinis memperlihatkan hubungan perlekatan CTLA 4
dengan ligan dapat menginduksi respons autoimun hal ini terlihat pada aktivasi sel T
dependent Gabungan antibodi antiCTLA 4 dengan antibodi monoklonal
menginduksi ADCC kemoterapi sitotoksik atau radioterapi sehingga dapat
meningkatkan respons imun terhadap antigen spesifik tumor (Sardjoko 1991)
5 Penghantaran muatan sitotoksik
Antibodi monoklonal pada terapi kanker akan melawan target sel tumor dengan cara
mengikat sel spesifik tumor dan menginduksi respons imun Antibodi monoklonal
telah digunakan secara luas dalam percobaan sebagai zat sitotoksik sel - sel tumor
Modifikasi antibodi monoklonal dilakukan dengan tujuan sebagai zat penghantar
radioisotop toksin katalik obat ndash obatan sitokin enzim atau zat konjugasi aktif
lainnya Pola antibodi bispesifik pada kedua bagian Fab memungkinkan untuk
mengikat target antigen dan sel efektor (Sardjoko 1991)
6 Antibodi directed enzyme prodrug therapy (ADEPT)
Antibodi directed enzyme prodrug therapy (ADEPT) menggunakan antibodi
monoklonal sebagai penghantar untuk sampai ke sel tumor kemudian enzim
mengaktifkan prodrug pada tumor hal ini dapat meningkatkan dosis active drug di
dalam tumor Konjugasi antibodi monoklonal dan enzim mengikat antigen
permukaan sel tumor kemudian zat sitotoksik dalam bentuk inaktif prodrug akan
mengikat konjugasi antibodi monoklonal dan enzim permukaan sel tumor akhirnya
inaktivasi prodrug terpecah dan melepaskan aktif drug di dalam tumor (Sardjoko
1991)
26 Penggunaan Antibodi Monoklonal
Antibodi monoklonal juga dapat dibuat di laboratorium dengan menggabungkan sel
myeloma dengan sel yang memproduksi antibodi Hibridoma tersebut menghasilkan jumlah
hampir tak terbatas dari antibodi monoklonal yang berguna dalam tes diagnostik dan
penelitian (Levinson2004)
Antibodi monoklonal dapat digunakan untuk tiga tujuan berikut
1 Pemurnian reagen untuk tes atau penelitian
2 Sebagai penanda pada deteksi assay
3 Untuk eksperimental terapi (Prentis 1990)
Aplikasi terapi dari Antibodi monoklonal
1 Induksi imunisasi pasif
2 Diagnostik imaging
Antibodi monoklonal dapat digunakan untuk melihat protein tertentu dalam tubuh
misal antibodi monoklonal dikonjugasikan dengan logam inert pasien yang di-
rontgen Dari hasil rontgen tersebut dapat dikenali protein tertentu yang terlibat
dalam penyakit Cara ini juga diterapkan dalam melihat metastasis sel kanker
3 Diagnostik molekular
Antibodi monoklonal dapat diaplikasikan untuk identifikasi penyakit yang lebih
dikenal dengan imunologikal diagnostik Dimana deteksi imunologik merupakan
deteksi imunologik merupakan sistem deteksi yang sensitif spesifik dan sederhana
Misal membedakan DHF dan tifus
4 Monitoring terapi obat (untuk live-saving drug)
5 Sistem penghantaran obat (Drug delivery system DDS)
6 Isolasi dan atau purifikasi obat baru
7 Terapi kanker
Para ahli bisa membuat antibodi monoklonal yang mampu bereaksi dengan antigen
spesifik berbagai jenis sel kanker Dengan ditemukannya lebih banyak lagi antigen
kanker berarti akan semakin banyak antibodi monoklonal yang bisa digunakan untuk
terapi berbagai jenis kanker Bila antibodi berikatan dengan antigen tumor spesifik
yang terdapat di permukaan sel maka ia juga bisa menginduksi sel mengalami
apoptosis (Prentis 1990)
(Prentis 1990)
Toksin yang biasa dikonjugasikan dengan antibodi monoklonal persiapan untuk penggunaan
klinik sebagai agen antikanker
1 Ricin
2 Pokeweed
3 Gelonin
4 Pseudomonas endotoksin
5 Diptheria toksin
6 Abrin
7 Protein antiviral (Prentis 1990)
261 Penggunaan Klinik Antibodi Monoklonal
Fungsi Klinik Antibodi monoklonal Target Antibodi Penggunaan Spesifik
Secara Klinis
Transplantasi
terkait
imunosupresi
1 Basiliximab
daclizumab
2 Muromonab
(OKT3)
Reseptor IL-2
CD3 pada sel T
Mencegah atau
mengobati penolakan
allograft dan reaksi
graft-versus-host
Pengobatan
penyakit autoimun
1 Infliximab
2 Adalimumab
TNF α Mengobati rheumatoid
arthritis dan penyakit
Crohn (ileitis regional)
Pencegahan
penyakit menular
Palivizumab protein fusi virus
pernapasan sinsitial
Mencegah pneumonia
pada neonatus rentan
Pengobatan kanker 1 Rituximab Protein CD20 pada
sel B
Mengobati limfoma
non-Hodgkins
Mengobati kanker
2 Trastuzumab Reseptor faktor
pertumbuhan
epidermal
payudara
(Levinson 2004)
242 Penggunaan Antibodi Monoklonal Untuk Diagnosis
Hormon Polipeptida Gonatropin korlonik hormone pertumbuhan
hormone lutinizing hormone stimuli folikel
hormone stimuli prolaktin
Penanda tumor Antigen karsinoembrionik antigen spesifik
prostat reseptor IL2 Reseptor faktor tumbuh
epidermal
Sitokin IL 1-8 faktor stimuli koloni
Monitor Obat Teofilin gentamisin siklosporin
Penyakit Infeksi Klamidia herpes rubella hepatitis B
legionela HIV CMV
Target campuran Tiroksin Vitamin B12 feritin protein Tau
(Sudjadi 2008)
Banyak penyakit dicirikan oleh adanya senyawa yang tidak terdapat dalam badan
atau oleh adanya badan yang biasanya ada tetapi terdapat dalam jumlah yang berlebihan
Antibodi monoklonal akan segera digerakkan untuk mendeteksi adanya virus bakteri atau
benda asing lain dengan mencampur antibodi yang tepat dalam sampel darah atau cairan
tubuh Pemberian senyawa spesifik ini dalam takaran yang tepat ke dalam tubuh pasien
mungkin juga dapat digunakan untuk mendiagnosis berbagai gangguan yang lain seperti
beberapa bentuk kemandulan yang ditandai oleh kurangnya hormon tertentu (Sardjoko
1991)
Para pakar bioteknologi telah dapat mengembangkan antibodi monoklonal yang
spesifik untuk setiap senyawa yang sangat penting dalam bidang pengobatan Penerapan
antibodi monoklonal yang potensi diantaranya adalah peningkatan pertahanan alami pasien
peningkatan keberhasilan pencangkokan organ penyampaian obat ke bagian spesifik tubuh
dan pemurnian obat sebelum diberikan kepada pasien (Sardjoko 1991)
Secara teoritis dan juga semakin terasa dalam praktisnya pakar bioteknologi dapat
mengembangkan antibodi monoklonal yang bersifat spesifik bagi senyawa apa saja terutama
yang berkaitan dalam pengobatan kesehatan Sekian banyak jurnal ilmiah melaporkan
rincian percobaan yang mempergunakan antibodi monoklonal dalam puluhan cara dari
identifikasi sel kanker hingga melacak urat syaraf lintah raksasa Dalam lima tahun terakhir
ini teknik yang baru telah memainkan peranan yang bertambah penting di dalam penelitian
dasar Untuk memenuhi kebutuhan akan antibodi monoklonal perusahaan dengan nama
eksotik sepeti Hydriedtech Celltech dan Allergenetics bermunculan pada akhir tahun tujuh
puluhan dan awal delapan puluhan Pada pertengahan 1983 lebih dari 40 produk antibodi
monoklonal telah diizinkan bagi penggunaan diagnostik di Amerika Serikat termasuk untuk
alat-alat uji kehamilan diagnosis kanker dan deteksi virus rabies (Prentis 1990)
Teknologi baru ini sekarang diperhitungkan untuk memberikan dampak utama dalam
praktek kedokteran yang meliputi semua spektrum penyakit manusia dari kanker dan
gangguan ginjal sampai infeksi yang disebabkan oleh virus dan bakteri Potensi aplikasi
antibodi monoklonal termasuk meningkatkan pertahanan alamiah penderita memperbaiki
peluang transplantasi organ yang berhasil mengarahkan obat menuju bagian tubuh yang
spesifik dan memurnikan obat-obatan sebelum diberikan kepada penderita (Prentis 1990)
Contoh aplikasi terakhir ini adalah produksi antibodi monoklonal yang melekat
hanya pada molekul interferon dan menolak molekul lainnya Antibodi ini dapat diikat pada
suatu butiran yang kemudian ditempatkan pada suatu tabung Apabila campuran senyawa
yang mengandung sejumlah kecil interferon dituang ke dalam tabung tersebut antibodi akan
mengikat molekul interferon dari campuran senyawa sementara bahan-bahan yang tidak
diinginkan mengalir keluar Kemudian suatu bahan kimia ditambahkan dibiarkan mengalir
melalui tabung untuk melepaskan ikatan antibodi dengan interferon yang kemudian
dibebaskan ke luar Teknik ini menghasilkan larutan yang 5000 kali lebih kaya akan
interferon dibandingkan dengan campuran besar semula Hal ini dan penggunaan lain dari
antibodi monoklonal bergantung pada daya seleksi yang istimewa (Prentis 1990)
Penggunaan antibodi monoklonal telah dikenal sejak tahun 1975 yaitu ketika Kohler
dan Milstein berhasil mengkonstruksi sel hibridoma yang mensekresi antibodi dengn
spesifitas khusus Salah satu yang paling fenomenal adalah penggunaan antibodi monoklonal
sebagai pereaksi diagnostik dalam metode imunokimia Metode analisis imunokimia dengan
prinsip reaksi antigen-antibodi telah banyak digunakan dalam riset maupun laboratorium
klinik Perkembangan metode ini dimulai pada tahun 1959 oleh Yellow dan Berson yang
memperkenalkan metode Radio Immunoassay (RIA) untuk mengukur jumlah insulin dalam
serum Sejak saat itu berbagai metode dengan prinsip imunokimia ini telah dikembangkan
untuk tujuan klinis Keuntungan metode imunokimia dibandingkan metode analisis lainnya
adalah
1 Spesifias tinggi karena situs pengikat antibodi tertentu hanya dapat bereaksi
dengan determinan antigen (epitop) yang sesuai saja dan tidak akan terjadi ikatan
dengan antigen lainnya
2 Reaksi imunokimia dapat dikombinasikan dengan beberapa teknik analisis lain
seperti spektrofotometri atau kromatografi dan lain-lain untuk tujuan kuantitatif
3 Hasil reaksi umumnya dapat dengan cepat diamati
4 Sensitivitas tinggi (Milanda et al 2007)
Selain untuk analisis antibodi monoklonal digunakan pula dalam bidang farmasi
sebagai carrier untuk targeted drug dan dapat pula berfungsi sebagai obat (protein
terapeutik) (Milanda et al 2007)
243 Antibodi Monoklonal Generasi Baru
Terapi menggunakan antibodi monoklonal terganggu dengan munculnya beberapa
masalah Pada eksperimen awal terdapat reaksi alergi dari bagian asing antibodi
eksperimental dari tikus yang disebut HAMA (human anti-mouse antibody) yang mencegah
digunakan lebih dari sekali Para ahli mengatasi masalah ini dengan membuang bagian
antigen dari bagian tikus tersebut dengan membuat antibodi chimeric dan humanized mAb
1 Chimeric mAb
Rituximab adalah antibodi monoklonal pertama yang termasuk dalam chimeric mAb
Chimeric diambil dari nama sebuah hewan mistis Rituximab dibuat dari fusi dua sel dari
mencit dan manusia
2 Humanized mAb
(Prentis 1990)
III Antibodi Poliklonal
III1 Pengertian
Antibodi poliklonal adalah antibodi yang telah diperoleh dari beberapa sel B atau cell
lines pembuatan antibodi ini memiliki beberapa kemiripan dengan berbagai antibodi yang
ditemukan dalam serum normal yang merupakan komponen cairan yang memisahkan dari
darah yang membeku Kemiripan ini disebabkan oleh fakta bahwa antibodi yang merupakan
poliklonal mengenali epitop yang berbeda dan memiliki derajat yang berbeda kekhususan
Sebaliknya antibodi dalam persiapan monoklonal yang berasal dari satu jenis klon dan
mengenali epitop yang sama dengan derajat yang sama kekhususan (Loyd 2013)
Untuk menghasilkan antibodi poliklonal binatang seperti ayam tikus atau kelinci
diimunisasi dengan antigen dan persiapan adjuvan Sistem kekebalan hewan dirangsang
untuk memproduksi sel B yang mensekresikan antibodi yang spesifik untuk antigen Setelah
jangka waktu tertentu biasanya beberapa minggu atau bahkan berbulan-bulan serum hewan
dipanen (Loyd 2013)
Persiapan khusus antibodi poliklonal biasanya campuran antibodi spesifik dimana
seluruhnya mengenali antigen yang sama Antibodi mengikat dengan kekuatan yang berbeda
untuk epitop yang berbeda pada antigen (Loyd 2013)
III11 Ciri
1 Mengenali beberapa epitop pada satu antigen Serum yang diperoleh akan berisi
campuran kompleks heterogen dari antibodi dengan afinitas yang berbeda
2 Poliklonal tersusun sebagian besar dari subklas IgG
3 Imunogen peptida sering digunakan untuk menghasilkan antibodi poliklonal yang
menargetkan epitop yang unik terutama untuk keluarga protein homologi tinggi
(Milner 2013)
III12 Produksi Antibodi
1 Murah untuk memproduksinya
2 Teknologi dan keterampilan yang dibutuhkan untuk produksi rendah
3 Skala waktu produksi pendek
4 Antibodi Poliklonal tidak bermanfaat untuk menyelidiki domain spesifik antigen karena
antiserum poliklonal biasanya akan mengenali banyak domain (Milner 2013)
III13 Keuntungan
Poliklonal akan mengenali beberapa epitop pada satu antigen yang memiliki
keuntungan sebagai berikut
1 Poliklonal dapat membantu memperkuat sinyal dari target protein dengan tingkat
ekspresi rendah seperti protein target akan mengikat lebih dari satu molekul antibodi
pada beberapa eptitopes Ini tidak akan menjadi keuntungan bagi percobaan kuantifikasi
misalnya dalam aliran cytometry karena hasilnya akan menjadi tidak akurat
2 Karena dapat mengenali beberapa epitop polyclonals dapat memberikan hasil yang
lebih baik di IP ChIP
3 Lebih toleran terhadap perubahan kecil dalam antigen misalnya polimorfisme
heterogenitas glikosilasi atau perubahan kecil denaturasi dibandingkan monoklonal
antibodi (homogen)
4 Antibodi poliklonal akan mengidentifikasi protein homologi tinggi terhadap protein
imunogen atau untuk menyaring protein target dalam sampel jaringan dari spesies lain
dibandingkan dengan imunogen misalnya Antibodi poliklonal kadang-kadang
digunakan ketika sifat antigen dalam spesies belum teruji tidak diketahui Hal ini juga
penting untuk memeriksa urutan imunogen untuk setiap reaktivitas silang
5 Antibodi Poliklonal sering menjadi pilihan yang lebih disukai untuk mendeteksi protein
terdenaturasi
6 Beberapa epitop umumnya menyediakan deteksi lebih kuat
7 Antibodi Poliklonal tidak bermanfaat untuk menyelidiki domain spesifik antigen
karena antiserum biasanya akan mengenali banyak domain (Milner 2013)
III14 Kerugian
1 Mereka menghasilkan sejumlah besar antibodi non-spesifik yang kadang-kadang dapat
memberikan sinyal latar belakang dalam beberapa aplikasi
2 Beberapa epitop membuatnya penting untuk memeriksa urutan imunogen untuk setiap
reaktivitas silang (Milner 2013)
III2 Proses yang terjadi pada antibodi poliklonal
1 Diproduksi dengan imunisasi hewan dengan antigen yang tepat
2 Imunisasi atau vaksinasi adalah suatu prosedur untuk meningkatkan derajat imunitas
seseorang terhadap patogen tertentu atau toksin Imunisasi yang ideal adalah yang dapat
mengaktifkan sistem pengenalan imun dan sistem efektor yang diperlukan Hal tersebut
dapat diperoleh dengan pemberian antigen yang tidak patogenik
3 Serum dari hewan terimunisasi dikumpulkan
4 Antibodi dalam serum dapat dimurnikan lebih lanjut
5 Karena satu antigen menginduksi produksi banyak antibodi maka hasilnya berupa
polyclonal campuran antibody (Milner 2013)
DAFTAR PUSTAKA
Jri 2007 Jenis Antibodi Monoklonal Tersedia di httpwwwklikpdpicomjurnal-wartajri-
01-07jurnal-7html Diakses pada tanggal 1 Juni 2013
Levinson Warren 2004 Medical Microbiology and Immunology Eximination and Board
Review Eighth Edition USA McGraw-Hill
Loyd Emma 2013 Polyclonal Antibodies Available online at httpwwwwisegeekcom
what-are-polyclonal-antibodieshtm Accessed on May 27 2013
Milanda Tiana Sri Agung F dan Tina R 2007 Buku Ajar Matakuliah Bioteknologi
Farmasi Jatinangor Fakultas Farmasi Unpad
Milner Jonathan 2013 Polyclonal and monoclonal A comparison Available online at
httpwwwabcamcomindexhtmlpageconfig=resourceamprid=11269amppid=11287
Accessed on May 26 2013
Prentis Steve 1990 Bioteknologi Jakarta Erlangga
Prescot et al 2005 Animation Quiz 3 - Monoclonal Antibody Production Available online
at httphigheredmcgrawhillcom sites0072556781student_view0chapter32 anim
ation_quiz_3html Accessed on May 27 2013
Sardjoko 1991 Bioteknologi Latar Belakang dan Penerapannya Jakarta PT Gramedia
Sudjadi 2008 Bioteknologi Kesehatan Yogyakarta Kanisius
Ward VivianLee 2010 Monoclonal Antibody Available online at httpwwwaccessexcell
enceorgRC VLGGmonoclonalphp Accessed on May 27 2013
- III14 Kerugian
- 1 Mereka menghasilkan sejumlah besar antibodi non-spesifik yang kadang-kadang dapat memberikan sinyal latar belakang dalam beberapa aplikasi
-
(Prentis 1990)
Mutasi gen HGPRT bisa diseleksi dengan cara menumbuhkan sel di medium yang
mengandung 8-azoguanin (analog purin) HGPRT akan menganggap 8-azoguanin adalah
substrat dan selanjutnya mengubahnya menjadi nukleotida monofosfat Senyawa ini bersifat
berbahaya kemudian diproses lebih lanjut dan berikatan dengan DNA dan RNA Sehingga
sel yang memiliki enzim HGPRT yang tumbuh pada medium yang mengandung 8-AG akan
mati (Prentis 1990)
Enzim HGPRT adalah diperlukan pada jalur salvage (non-esensial) sedangkan jalur de
novo masih ada jadi sel yang mengalami mutasi gen HGPRT pun tetap tumbuh Oleh karena
itu seleksi menggunakan 8-AG akan membunuh sel yang memiliki HGPRT tetapi tidak akan
berefek pada sel mutan HGPRT (Prentis 1990)
Apa hubungannya dengan produksi antibodi monoklonal Sel myeloma yang nantinya
akan difusikan dengan sel penghasil antibodi tidak mensintesis atau mensekresikan
imunoglobulin dan HGPRT Untuk menyeleksi hibridoma yang cocok bisa digunakan
medium HAT Obat-obatan seperti aminopterin akan memblok sintesis nukleotida jalur de
novo karena aminopterin adalah analog dengan koenzim f-THFAformyl tetrahidrofolic acid
yang penting untuk sintesis nukleotida purin via jalur de novo Hal ini menyebabkan adanya
pengeblokan pada jalur de novo karena kompetisi ikatan enzim dengan f-THFA Sehingga sel
akan dipaksa menggunakan jalur salvage untuk sintesis purin (Prentis 1990)
Namun sel myeloma sendiri adalah defisiensi enzim HGPRT dan akan mati pada media
yang mengandung aminopterin Splenosit tidak bisa tumbuh pada medium HAT karena
jangka hidupnya yang pendek sekitar satu minggu Sehingga hanya hibridoma yang
merupakan fusi sel dari myeloma dengan splenosit saja yang bisa bertahan hidup pada
medium HAT induk splenosit akan menyumbangkan enzim HGPRTnya dan sel myeloma
memberikan kemampuan untuk bisa hidup dan berkembang terus (Prentis 1990)
Dalam jangka waktu 7-10 hari pada medium akan terdapat banyak sel-sel mati tetapi
juga terdapat beberapa koloni sel yang hidup yaitu sel hibridoma Hibridoma yang terbentuk
ini akan terus menerus tumbuh secara in vitro dan mensekresikan antibodi monoklonal
Berikutnya penting untuk skrining hibridoma mana yang menghasilkan antibodi dan mana
yang tidak Skrining ini bisa menggunakan metode ELISA (Prentis 1990)
24 Produksi Antibodi Monoklonal
Antibodi monoklonal dapat diproduksi dengan cara in vivo atau dapat pula diproduksi
secara besar-besaran secara in vitro sehingga dapat digunakan untuk tujuan komersial
(Milanda et al 2007)
Kesukaran teknis utama terletak pada cara mendapatkan antibodi yang diperlukan Tidak
ada cara yang praktis untuk memisahkan antibodi yang diinginkan dari sekumpulan antibodi
dengan tipe yang lain sehingga perlu digunakan pendekatan yang berbeda (Sardjoko 1991)
Sel yang dapat membuat antibodi dapat dipisahkan dengan relatif mudah Tetapi setiap
sel B (pembuat antibodi) hanya menghasilkan satu jenis antibodi Ada kemungkinan dari sel
B dibuat klon sel yang identik yang dengan biakan sel dalam cawan kaca dan dengan
pemberian nutrien yang sesuai semua akan membuat antibodi yang sama Mungkin hasilnya
bukan antibodi yang diperlukan tetapi antibodi yang sifatnya murni atau monoklonal
(Sardjoko 1991)
Dengan mengulang proses ini untuk banyak sel secara individual akhirnya akan muncul
sel penghasil antibodi yang diinginkan Tetapi masalahnya adalah bahwa sel B akan segera
mati setelah dikeluarkan dari tubuh Umurnya dalam laboratorium yang demikian pendek
tidak cukup untuk menghasilkan klon yang memadai bahkan hanya untuk mengetahui
antibodi yang dihasilkan apalagi untuk mendapatkan antibodi yang diperlukan (Sardjoko
1991)
Kohler dan Milstein menemukan akal untuk memecahkan masalah tersebut Ironinya
penemuan yang memberikan harapan begitu besar untuk pengobatan dengan sel normal
diterapkan melalui penggunaan sel kanker Berbeda dengan sel normal sel kanker dapat
dibiakkan secara mudah Dalam kondisi laboratorium yang tepat sel kanker akan tumbuh dan
membelah dengan benar-benar tidak terbatas (Sardjoko 1991)
Penggabungan kemampuan sel B untuk menghasilkan antibodi dan sel kanker yang
tampaknya bersifat kekal itu dapat menghasilkan antibodi monoklonal dalam jumlah yang
besar Agak mengherankan bahwa hal ini dapat dilakukan dengan cara yang langsung Fusi
sel B dengan sel kanker dapat menghasilkan sel hibrida yang mempunyai sifat kedua sel
induknya dan dapat membuat antibodi yang hidup dalam waktu yang sangat panjang
(Sardjoko 1991)
Untuk menyempurnakan metode pembuatan sel hibridoma ini sulit dikerjakan Tetapi
dalam waktu yang tidak terlalu lama setelah keberhasilan Kohler dan Milstein tekniknya
telah disempurnakan dan sekarang telah umum dilakukan di ratusan laboratorium (Sardjoko
1991)
Pembuatan antibodi monoklonal terhadap suatu patogen atau toksin terentu dapat
dilakukan melalui beberapa cara salah satunya yang paling umum dilakukan adalah dengan
teknik teknologi hibridoma (Milanda et al 2007)
Prinsip teknologi hibridoma adalah memproduksi antibodi melalui hasil fusi sel limfosit
B dari hewan mamalia (mencit) dengan sel myeloma (sel tumor) dari spesies sejenis yang
memiliki sifat immortal Sel hibrid yang terjadi selanjunya diseleksi untuk menghasilkan sel-
sel yang hanya memproduksi antibodi monoklonal yang dituju Teknologi ini melibatkan
serangkaian proses antara lain
a Imunisasi hewan sumber antibodi
b Fusi sel B dari limfosit hewan tersebut dengan sel myeloma dari spesies hewan
sejenis untuk menghasilkan sel hibrid yang dapat menghasilkan antibodi dengan sifat
immortal sehingga dapat dikembangkan secara in vitro
c Seleksi sel hibrid yang menghasilkan antibodi yang diinginkan
d Kloning sel hibrid dan perbanyakan secara in vitro
e Karakterisasi antibodi yang dihasilkan
f Pemurnian (Milanda et al 2007)
Dalam pembuatan antibodi monoklonal yang terpenting adalah persiapan antigen (harus
memiliki sifat imunogenik dan antigenik) dan proses imunisasi dilakukan dengan selang
waktu tertentu untuk menginduksi terbentuknya antibodi dengan sempurna Penambahan
adjuvant (untuk meningkatkan respon imun) seringkali digunakan untuk hasil imunisasi yang
lebih baik (Milanda et al 2007)
Fusi antara sel limpa dengan sel myeloma dilakukan dengan penambahan larutan PEG
(polietilen glikol) dengan BM 4000-6000 konsentrasi tertentu sebagai penstabil fusi
Keberhasilan fusi sangat bergantung pada beberapa faktor antara lain suhu
inkubasiperbandingan jumlah sel limpa dan myeloma uang difusi teknik pencampuran
kedua jenis sel dan teknik penambahan PEG itu sendiri (Milanda et al 2007)
Pada saat kedua sel didifusikan proses seleksi perlu dilakukan untuk menghasilkan sel
hibrid yang memiliki sifat-sifat tertentu yang diinginkan Seleksi yang dilakukan adalah jalur
metabolisme sel di dalam medium HAT (Hypoxanthine-Aminopterin-Thymidine) (Milanda et
al 2007)
Sel hibrid yang terseleksi selanjutnya dikultur dan diuji supernatannya akan
keberadaan antibodinya dan sifat reaksi silangnya menggunakan metode analisis imunokimia
Supernatan kultur yang positif dan spesifik selanjutnya di klon dengan metode pengenceran
terbatas (limiting dilution) untuk memperbanyak klon sel yang hanya memproduksi antibodi
yang diinginkan (Milanda et al 2007)
Produksi in vivo dengan cara pembentukan tumor cair pada hewan sejenis tidak dapat
digunakan bila diinginkan produksi skala industri sehingga metode in vitro lebih dianjurkan
misalnya dengan cara fermentasi Hal ini kemudian dapat dikembangkan untuk memproduksi
antibodi monoklonal rekombinan yang bertujuan untuk memperoleh spesifitas yang lebih
tinggi dan dapat digunakan untuk tujuan diagnostik khusus dan untuk terapi (Milanda et al
2007)
Untuk produksi skala laboratorium umumnya digunakan wadah-wadah polisterin
Produksi antibodi monoklonal menggunakan tumor cair (ascites) di dalam mencit biasanya
berkisar antara 2-20 mgml sedangkan di dalam supernatan kultur in vitro biasanya berkisar
antara 5-50 microgml Namun saat ini perbanyakan antibodi sudah dilakukan di dalam
bioreaktor untuk produksi skala industry (Milanda et al 2007)
Metode pemurnian antibodi monoklonal dapat dilakukan dengan beberapa cara
antara lain
1 Pengendapan dengan Ammonium Sulfat
2 Elektroforesis
3 Kromatografi penukar ion
4 Filrasi gel
5 Kromatografi afinitas
6 Formulasi dan sterilisasi (Milanda et al 2007)
(Ward 2010)
Keterangan Gambar
Produksi antibodi monoklonal merupakan proses dimana sejumlah besar antibodi
(ditargetkan terhadap antigen tertentu X) dapat diproduksi Seekor tikus diimunisasi dengan
suntikan antigen X untuk menstimulasi produksi antibodi yang ditargetkan terhadap X Sel-
sel pembentuk antibodi terisolasi dari limpa tikus Antibodi monoklonal diproduksi dengan
menggabungkan satu sel pembentuk antibodi terhadap sel tumor yang tumbuh dalam kultur
Menghasilkan suatu sel yang disebut hibridoma (Ward 2010)
Setiap hibridoma menghasilkan molekul antibodi yang identik dengan jumlah yang
relatif besar Dengan membiarkan hibridoma berkembang biak dalam kultur ada
kemungkinan untuk menghasilkan populasi sel masing-masing menghasilkan molekul
antibodi yang identik Antibodi ini disebut antibodi monoklonal Setelah antibodi
monoklonal dibuat dapat digunakan sebagai probe khusus untuk melacak dan memurnikan
protein tertentu yang diinduksi pembentukannya (Ward 2010)
Produksi Antibodi Monoklonal
(Prescot et al 2005)
25 Mekanisme Kerja Antibodi Monoklonal
Antibodi monoklonal menggunakan mekanisme kombinasi untuk meningkatkan efek
sitotoksik sel tumor Mekanisme komponen sistem imun adalah antibody dependent cellular
cytotoxicity (ADCC) complement dependent cytotoxicity (CDC) mengubah signal transduksi
sel tumor atau menghilangkan sel permukaan antigen Antibodi dapat digunakan sebagai
target muatan (radioisotop obat atau toksin) untuk membunuh sel tumor atau mengaktivasi
prodrug di tumor antibody directed enzyme prodrug therapy (ADEPT) Antibodi
monoklonal digunakan secara sinergis melengkapi mekanisme kerja kemoterapi untuk
melawan tumor (Sardjoko 1991)
1 Antibody dependent cellular cytotoxicity (ADCC)
Antibody dependent cellular cytotoxicity (ADCC) terjadi jika antibodi mengikat
antigen sel tumor dan Fc antibodi melekat dengan reseptor Fc pada permukaan sel
imun efektor Interaksi Fc reseptor ini berdasarkan kemanjuran antitumor dan sangat
penting pada pemilihan suatu antibodi monoklonal Sel efektor yang berperan masih
belum jelas tapi diasumsikan sel fagosit mononuklear dan atau natural killer (NK)
Struktur Fc domain dimanipulasi untuk menyesuaikan jarak antibodi dan interaksi
dengan Fc reseptor Antibody dependent cellular cytotoxicity (ADCC) dapat
meningkatkan respons klinis secara langsung menginduksi destruksi tumor melalui
presentasi antigen dan menginduksi respons sel T tumor Antibodi monoklonal
berikatan dengan antigen permukaan sel tumor melalui Fc reseptor permukaan sel
NK Hal ini memicu penglepasan perforin dan granzymes untuk menghancurkan sel
tumor Sel - sel yang hancur ditangkap antigen presenting cell (APC) lalu
dipresentasikan pada sel B sehingga memicu penglepasan antibodi kemudian
antibodi ini akan berikatan dengan target antigen Sel cytotoxic T lymphocytes
(CTLs) dapat mengenali dan membunuh sel target antigen (Sardjoko 1991)
2 Complement dependent cytotoxicity (CDC)
Pengikatan antibodi monoklonal dengan antigen permukaan sel akan mengawali
kaskade komplement Complement dependent cytotoxicity (CDC) merupakan suatu
metode pembunuh sel tumor yang lain dari antibodi Imunoglobulin G1 dan G3
sangat efektif pada CDC melalui jalur klasik aktivasi komplemen Formasi kompleks
antigen antibodi merupakan komplemen C1q berikatan dengan IgG sehingga memicu
komplemen protein lain untuk mengawali penglepasan proteolitik sel efektor
kemotaktik agen aktivasi C3a dan C5a Kaskade komplemen ini diakhiri dengan
formasi membrane attack complex (MAC) sehingga terbentuk suatu lubang pada sel
membran Membrane attack complex (MAC) memfasilitasi keluar masuknya air dan
Na++ yang akan menyababkan sel target lisis (Sardjoko 1991)
3 Perubahan transduksi signal
Reseptor growth factor merupakan suatu antigen target tumor ekspresinya
berlebihan pada keganasan Aktivasi transduksi signal pada kondisi normal akan
menginduksi respons mitogenik dan meningkatkan kelangsungan hidup sel hal ini
diikuti dengan ekspresi perkembangan sel tumor yang berlebihan yang juga
menyebabkan tumor tidak sentitif terhadap zat kemoterapi Antibodi monoklonal
sangat potensial menormalkan laju perkembangan sel dan membuat sel sensitif
terhadap zat sitotoksik dengan menghilangkan signal reseptor ini Target antibodi
EGFR merupakan inhibitor yang kuat untuk transduksi signal Terapi antibodi
monoklonal memberikan efek penurunan densiti ekspresi target antigen contohnya
penurunan konsentrasi EGFR permukaan sel tumor atau membersihkan ligan seperti
VEGF Pengikatan ligand reseptor growth factor memicu dimerisasi dan aktivasi
kaskade signal sehingga terjadi proliferasi sel dan hambatan terhadap zat sitotoksik
Antibodi monoklonal menghambat signal dengan cara menghambat dimerisasi atau
mengganggu ikatan ligan (Sardjoko 1991)
4 Imunomodulasi
Beberapa percobaan menunjukkan antibodi yang langsung melawan cytotoxic T
lymphocyte antigen 4 (CTLA 4) terbukti dapat menginduksi regresi imun Pola
toksisiti yang diteliti pada uji klinis memperlihatkan hubungan perlekatan CTLA 4
dengan ligan dapat menginduksi respons autoimun hal ini terlihat pada aktivasi sel T
dependent Gabungan antibodi antiCTLA 4 dengan antibodi monoklonal
menginduksi ADCC kemoterapi sitotoksik atau radioterapi sehingga dapat
meningkatkan respons imun terhadap antigen spesifik tumor (Sardjoko 1991)
5 Penghantaran muatan sitotoksik
Antibodi monoklonal pada terapi kanker akan melawan target sel tumor dengan cara
mengikat sel spesifik tumor dan menginduksi respons imun Antibodi monoklonal
telah digunakan secara luas dalam percobaan sebagai zat sitotoksik sel - sel tumor
Modifikasi antibodi monoklonal dilakukan dengan tujuan sebagai zat penghantar
radioisotop toksin katalik obat ndash obatan sitokin enzim atau zat konjugasi aktif
lainnya Pola antibodi bispesifik pada kedua bagian Fab memungkinkan untuk
mengikat target antigen dan sel efektor (Sardjoko 1991)
6 Antibodi directed enzyme prodrug therapy (ADEPT)
Antibodi directed enzyme prodrug therapy (ADEPT) menggunakan antibodi
monoklonal sebagai penghantar untuk sampai ke sel tumor kemudian enzim
mengaktifkan prodrug pada tumor hal ini dapat meningkatkan dosis active drug di
dalam tumor Konjugasi antibodi monoklonal dan enzim mengikat antigen
permukaan sel tumor kemudian zat sitotoksik dalam bentuk inaktif prodrug akan
mengikat konjugasi antibodi monoklonal dan enzim permukaan sel tumor akhirnya
inaktivasi prodrug terpecah dan melepaskan aktif drug di dalam tumor (Sardjoko
1991)
26 Penggunaan Antibodi Monoklonal
Antibodi monoklonal juga dapat dibuat di laboratorium dengan menggabungkan sel
myeloma dengan sel yang memproduksi antibodi Hibridoma tersebut menghasilkan jumlah
hampir tak terbatas dari antibodi monoklonal yang berguna dalam tes diagnostik dan
penelitian (Levinson2004)
Antibodi monoklonal dapat digunakan untuk tiga tujuan berikut
1 Pemurnian reagen untuk tes atau penelitian
2 Sebagai penanda pada deteksi assay
3 Untuk eksperimental terapi (Prentis 1990)
Aplikasi terapi dari Antibodi monoklonal
1 Induksi imunisasi pasif
2 Diagnostik imaging
Antibodi monoklonal dapat digunakan untuk melihat protein tertentu dalam tubuh
misal antibodi monoklonal dikonjugasikan dengan logam inert pasien yang di-
rontgen Dari hasil rontgen tersebut dapat dikenali protein tertentu yang terlibat
dalam penyakit Cara ini juga diterapkan dalam melihat metastasis sel kanker
3 Diagnostik molekular
Antibodi monoklonal dapat diaplikasikan untuk identifikasi penyakit yang lebih
dikenal dengan imunologikal diagnostik Dimana deteksi imunologik merupakan
deteksi imunologik merupakan sistem deteksi yang sensitif spesifik dan sederhana
Misal membedakan DHF dan tifus
4 Monitoring terapi obat (untuk live-saving drug)
5 Sistem penghantaran obat (Drug delivery system DDS)
6 Isolasi dan atau purifikasi obat baru
7 Terapi kanker
Para ahli bisa membuat antibodi monoklonal yang mampu bereaksi dengan antigen
spesifik berbagai jenis sel kanker Dengan ditemukannya lebih banyak lagi antigen
kanker berarti akan semakin banyak antibodi monoklonal yang bisa digunakan untuk
terapi berbagai jenis kanker Bila antibodi berikatan dengan antigen tumor spesifik
yang terdapat di permukaan sel maka ia juga bisa menginduksi sel mengalami
apoptosis (Prentis 1990)
(Prentis 1990)
Toksin yang biasa dikonjugasikan dengan antibodi monoklonal persiapan untuk penggunaan
klinik sebagai agen antikanker
1 Ricin
2 Pokeweed
3 Gelonin
4 Pseudomonas endotoksin
5 Diptheria toksin
6 Abrin
7 Protein antiviral (Prentis 1990)
261 Penggunaan Klinik Antibodi Monoklonal
Fungsi Klinik Antibodi monoklonal Target Antibodi Penggunaan Spesifik
Secara Klinis
Transplantasi
terkait
imunosupresi
1 Basiliximab
daclizumab
2 Muromonab
(OKT3)
Reseptor IL-2
CD3 pada sel T
Mencegah atau
mengobati penolakan
allograft dan reaksi
graft-versus-host
Pengobatan
penyakit autoimun
1 Infliximab
2 Adalimumab
TNF α Mengobati rheumatoid
arthritis dan penyakit
Crohn (ileitis regional)
Pencegahan
penyakit menular
Palivizumab protein fusi virus
pernapasan sinsitial
Mencegah pneumonia
pada neonatus rentan
Pengobatan kanker 1 Rituximab Protein CD20 pada
sel B
Mengobati limfoma
non-Hodgkins
Mengobati kanker
2 Trastuzumab Reseptor faktor
pertumbuhan
epidermal
payudara
(Levinson 2004)
242 Penggunaan Antibodi Monoklonal Untuk Diagnosis
Hormon Polipeptida Gonatropin korlonik hormone pertumbuhan
hormone lutinizing hormone stimuli folikel
hormone stimuli prolaktin
Penanda tumor Antigen karsinoembrionik antigen spesifik
prostat reseptor IL2 Reseptor faktor tumbuh
epidermal
Sitokin IL 1-8 faktor stimuli koloni
Monitor Obat Teofilin gentamisin siklosporin
Penyakit Infeksi Klamidia herpes rubella hepatitis B
legionela HIV CMV
Target campuran Tiroksin Vitamin B12 feritin protein Tau
(Sudjadi 2008)
Banyak penyakit dicirikan oleh adanya senyawa yang tidak terdapat dalam badan
atau oleh adanya badan yang biasanya ada tetapi terdapat dalam jumlah yang berlebihan
Antibodi monoklonal akan segera digerakkan untuk mendeteksi adanya virus bakteri atau
benda asing lain dengan mencampur antibodi yang tepat dalam sampel darah atau cairan
tubuh Pemberian senyawa spesifik ini dalam takaran yang tepat ke dalam tubuh pasien
mungkin juga dapat digunakan untuk mendiagnosis berbagai gangguan yang lain seperti
beberapa bentuk kemandulan yang ditandai oleh kurangnya hormon tertentu (Sardjoko
1991)
Para pakar bioteknologi telah dapat mengembangkan antibodi monoklonal yang
spesifik untuk setiap senyawa yang sangat penting dalam bidang pengobatan Penerapan
antibodi monoklonal yang potensi diantaranya adalah peningkatan pertahanan alami pasien
peningkatan keberhasilan pencangkokan organ penyampaian obat ke bagian spesifik tubuh
dan pemurnian obat sebelum diberikan kepada pasien (Sardjoko 1991)
Secara teoritis dan juga semakin terasa dalam praktisnya pakar bioteknologi dapat
mengembangkan antibodi monoklonal yang bersifat spesifik bagi senyawa apa saja terutama
yang berkaitan dalam pengobatan kesehatan Sekian banyak jurnal ilmiah melaporkan
rincian percobaan yang mempergunakan antibodi monoklonal dalam puluhan cara dari
identifikasi sel kanker hingga melacak urat syaraf lintah raksasa Dalam lima tahun terakhir
ini teknik yang baru telah memainkan peranan yang bertambah penting di dalam penelitian
dasar Untuk memenuhi kebutuhan akan antibodi monoklonal perusahaan dengan nama
eksotik sepeti Hydriedtech Celltech dan Allergenetics bermunculan pada akhir tahun tujuh
puluhan dan awal delapan puluhan Pada pertengahan 1983 lebih dari 40 produk antibodi
monoklonal telah diizinkan bagi penggunaan diagnostik di Amerika Serikat termasuk untuk
alat-alat uji kehamilan diagnosis kanker dan deteksi virus rabies (Prentis 1990)
Teknologi baru ini sekarang diperhitungkan untuk memberikan dampak utama dalam
praktek kedokteran yang meliputi semua spektrum penyakit manusia dari kanker dan
gangguan ginjal sampai infeksi yang disebabkan oleh virus dan bakteri Potensi aplikasi
antibodi monoklonal termasuk meningkatkan pertahanan alamiah penderita memperbaiki
peluang transplantasi organ yang berhasil mengarahkan obat menuju bagian tubuh yang
spesifik dan memurnikan obat-obatan sebelum diberikan kepada penderita (Prentis 1990)
Contoh aplikasi terakhir ini adalah produksi antibodi monoklonal yang melekat
hanya pada molekul interferon dan menolak molekul lainnya Antibodi ini dapat diikat pada
suatu butiran yang kemudian ditempatkan pada suatu tabung Apabila campuran senyawa
yang mengandung sejumlah kecil interferon dituang ke dalam tabung tersebut antibodi akan
mengikat molekul interferon dari campuran senyawa sementara bahan-bahan yang tidak
diinginkan mengalir keluar Kemudian suatu bahan kimia ditambahkan dibiarkan mengalir
melalui tabung untuk melepaskan ikatan antibodi dengan interferon yang kemudian
dibebaskan ke luar Teknik ini menghasilkan larutan yang 5000 kali lebih kaya akan
interferon dibandingkan dengan campuran besar semula Hal ini dan penggunaan lain dari
antibodi monoklonal bergantung pada daya seleksi yang istimewa (Prentis 1990)
Penggunaan antibodi monoklonal telah dikenal sejak tahun 1975 yaitu ketika Kohler
dan Milstein berhasil mengkonstruksi sel hibridoma yang mensekresi antibodi dengn
spesifitas khusus Salah satu yang paling fenomenal adalah penggunaan antibodi monoklonal
sebagai pereaksi diagnostik dalam metode imunokimia Metode analisis imunokimia dengan
prinsip reaksi antigen-antibodi telah banyak digunakan dalam riset maupun laboratorium
klinik Perkembangan metode ini dimulai pada tahun 1959 oleh Yellow dan Berson yang
memperkenalkan metode Radio Immunoassay (RIA) untuk mengukur jumlah insulin dalam
serum Sejak saat itu berbagai metode dengan prinsip imunokimia ini telah dikembangkan
untuk tujuan klinis Keuntungan metode imunokimia dibandingkan metode analisis lainnya
adalah
1 Spesifias tinggi karena situs pengikat antibodi tertentu hanya dapat bereaksi
dengan determinan antigen (epitop) yang sesuai saja dan tidak akan terjadi ikatan
dengan antigen lainnya
2 Reaksi imunokimia dapat dikombinasikan dengan beberapa teknik analisis lain
seperti spektrofotometri atau kromatografi dan lain-lain untuk tujuan kuantitatif
3 Hasil reaksi umumnya dapat dengan cepat diamati
4 Sensitivitas tinggi (Milanda et al 2007)
Selain untuk analisis antibodi monoklonal digunakan pula dalam bidang farmasi
sebagai carrier untuk targeted drug dan dapat pula berfungsi sebagai obat (protein
terapeutik) (Milanda et al 2007)
243 Antibodi Monoklonal Generasi Baru
Terapi menggunakan antibodi monoklonal terganggu dengan munculnya beberapa
masalah Pada eksperimen awal terdapat reaksi alergi dari bagian asing antibodi
eksperimental dari tikus yang disebut HAMA (human anti-mouse antibody) yang mencegah
digunakan lebih dari sekali Para ahli mengatasi masalah ini dengan membuang bagian
antigen dari bagian tikus tersebut dengan membuat antibodi chimeric dan humanized mAb
1 Chimeric mAb
Rituximab adalah antibodi monoklonal pertama yang termasuk dalam chimeric mAb
Chimeric diambil dari nama sebuah hewan mistis Rituximab dibuat dari fusi dua sel dari
mencit dan manusia
2 Humanized mAb
(Prentis 1990)
III Antibodi Poliklonal
III1 Pengertian
Antibodi poliklonal adalah antibodi yang telah diperoleh dari beberapa sel B atau cell
lines pembuatan antibodi ini memiliki beberapa kemiripan dengan berbagai antibodi yang
ditemukan dalam serum normal yang merupakan komponen cairan yang memisahkan dari
darah yang membeku Kemiripan ini disebabkan oleh fakta bahwa antibodi yang merupakan
poliklonal mengenali epitop yang berbeda dan memiliki derajat yang berbeda kekhususan
Sebaliknya antibodi dalam persiapan monoklonal yang berasal dari satu jenis klon dan
mengenali epitop yang sama dengan derajat yang sama kekhususan (Loyd 2013)
Untuk menghasilkan antibodi poliklonal binatang seperti ayam tikus atau kelinci
diimunisasi dengan antigen dan persiapan adjuvan Sistem kekebalan hewan dirangsang
untuk memproduksi sel B yang mensekresikan antibodi yang spesifik untuk antigen Setelah
jangka waktu tertentu biasanya beberapa minggu atau bahkan berbulan-bulan serum hewan
dipanen (Loyd 2013)
Persiapan khusus antibodi poliklonal biasanya campuran antibodi spesifik dimana
seluruhnya mengenali antigen yang sama Antibodi mengikat dengan kekuatan yang berbeda
untuk epitop yang berbeda pada antigen (Loyd 2013)
III11 Ciri
1 Mengenali beberapa epitop pada satu antigen Serum yang diperoleh akan berisi
campuran kompleks heterogen dari antibodi dengan afinitas yang berbeda
2 Poliklonal tersusun sebagian besar dari subklas IgG
3 Imunogen peptida sering digunakan untuk menghasilkan antibodi poliklonal yang
menargetkan epitop yang unik terutama untuk keluarga protein homologi tinggi
(Milner 2013)
III12 Produksi Antibodi
1 Murah untuk memproduksinya
2 Teknologi dan keterampilan yang dibutuhkan untuk produksi rendah
3 Skala waktu produksi pendek
4 Antibodi Poliklonal tidak bermanfaat untuk menyelidiki domain spesifik antigen karena
antiserum poliklonal biasanya akan mengenali banyak domain (Milner 2013)
III13 Keuntungan
Poliklonal akan mengenali beberapa epitop pada satu antigen yang memiliki
keuntungan sebagai berikut
1 Poliklonal dapat membantu memperkuat sinyal dari target protein dengan tingkat
ekspresi rendah seperti protein target akan mengikat lebih dari satu molekul antibodi
pada beberapa eptitopes Ini tidak akan menjadi keuntungan bagi percobaan kuantifikasi
misalnya dalam aliran cytometry karena hasilnya akan menjadi tidak akurat
2 Karena dapat mengenali beberapa epitop polyclonals dapat memberikan hasil yang
lebih baik di IP ChIP
3 Lebih toleran terhadap perubahan kecil dalam antigen misalnya polimorfisme
heterogenitas glikosilasi atau perubahan kecil denaturasi dibandingkan monoklonal
antibodi (homogen)
4 Antibodi poliklonal akan mengidentifikasi protein homologi tinggi terhadap protein
imunogen atau untuk menyaring protein target dalam sampel jaringan dari spesies lain
dibandingkan dengan imunogen misalnya Antibodi poliklonal kadang-kadang
digunakan ketika sifat antigen dalam spesies belum teruji tidak diketahui Hal ini juga
penting untuk memeriksa urutan imunogen untuk setiap reaktivitas silang
5 Antibodi Poliklonal sering menjadi pilihan yang lebih disukai untuk mendeteksi protein
terdenaturasi
6 Beberapa epitop umumnya menyediakan deteksi lebih kuat
7 Antibodi Poliklonal tidak bermanfaat untuk menyelidiki domain spesifik antigen
karena antiserum biasanya akan mengenali banyak domain (Milner 2013)
III14 Kerugian
1 Mereka menghasilkan sejumlah besar antibodi non-spesifik yang kadang-kadang dapat
memberikan sinyal latar belakang dalam beberapa aplikasi
2 Beberapa epitop membuatnya penting untuk memeriksa urutan imunogen untuk setiap
reaktivitas silang (Milner 2013)
III2 Proses yang terjadi pada antibodi poliklonal
1 Diproduksi dengan imunisasi hewan dengan antigen yang tepat
2 Imunisasi atau vaksinasi adalah suatu prosedur untuk meningkatkan derajat imunitas
seseorang terhadap patogen tertentu atau toksin Imunisasi yang ideal adalah yang dapat
mengaktifkan sistem pengenalan imun dan sistem efektor yang diperlukan Hal tersebut
dapat diperoleh dengan pemberian antigen yang tidak patogenik
3 Serum dari hewan terimunisasi dikumpulkan
4 Antibodi dalam serum dapat dimurnikan lebih lanjut
5 Karena satu antigen menginduksi produksi banyak antibodi maka hasilnya berupa
polyclonal campuran antibody (Milner 2013)
DAFTAR PUSTAKA
Jri 2007 Jenis Antibodi Monoklonal Tersedia di httpwwwklikpdpicomjurnal-wartajri-
01-07jurnal-7html Diakses pada tanggal 1 Juni 2013
Levinson Warren 2004 Medical Microbiology and Immunology Eximination and Board
Review Eighth Edition USA McGraw-Hill
Loyd Emma 2013 Polyclonal Antibodies Available online at httpwwwwisegeekcom
what-are-polyclonal-antibodieshtm Accessed on May 27 2013
Milanda Tiana Sri Agung F dan Tina R 2007 Buku Ajar Matakuliah Bioteknologi
Farmasi Jatinangor Fakultas Farmasi Unpad
Milner Jonathan 2013 Polyclonal and monoclonal A comparison Available online at
httpwwwabcamcomindexhtmlpageconfig=resourceamprid=11269amppid=11287
Accessed on May 26 2013
Prentis Steve 1990 Bioteknologi Jakarta Erlangga
Prescot et al 2005 Animation Quiz 3 - Monoclonal Antibody Production Available online
at httphigheredmcgrawhillcom sites0072556781student_view0chapter32 anim
ation_quiz_3html Accessed on May 27 2013
Sardjoko 1991 Bioteknologi Latar Belakang dan Penerapannya Jakarta PT Gramedia
Sudjadi 2008 Bioteknologi Kesehatan Yogyakarta Kanisius
Ward VivianLee 2010 Monoclonal Antibody Available online at httpwwwaccessexcell
enceorgRC VLGGmonoclonalphp Accessed on May 27 2013
- III14 Kerugian
- 1 Mereka menghasilkan sejumlah besar antibodi non-spesifik yang kadang-kadang dapat memberikan sinyal latar belakang dalam beberapa aplikasi
-
medium HAT induk splenosit akan menyumbangkan enzim HGPRTnya dan sel myeloma
memberikan kemampuan untuk bisa hidup dan berkembang terus (Prentis 1990)
Dalam jangka waktu 7-10 hari pada medium akan terdapat banyak sel-sel mati tetapi
juga terdapat beberapa koloni sel yang hidup yaitu sel hibridoma Hibridoma yang terbentuk
ini akan terus menerus tumbuh secara in vitro dan mensekresikan antibodi monoklonal
Berikutnya penting untuk skrining hibridoma mana yang menghasilkan antibodi dan mana
yang tidak Skrining ini bisa menggunakan metode ELISA (Prentis 1990)
24 Produksi Antibodi Monoklonal
Antibodi monoklonal dapat diproduksi dengan cara in vivo atau dapat pula diproduksi
secara besar-besaran secara in vitro sehingga dapat digunakan untuk tujuan komersial
(Milanda et al 2007)
Kesukaran teknis utama terletak pada cara mendapatkan antibodi yang diperlukan Tidak
ada cara yang praktis untuk memisahkan antibodi yang diinginkan dari sekumpulan antibodi
dengan tipe yang lain sehingga perlu digunakan pendekatan yang berbeda (Sardjoko 1991)
Sel yang dapat membuat antibodi dapat dipisahkan dengan relatif mudah Tetapi setiap
sel B (pembuat antibodi) hanya menghasilkan satu jenis antibodi Ada kemungkinan dari sel
B dibuat klon sel yang identik yang dengan biakan sel dalam cawan kaca dan dengan
pemberian nutrien yang sesuai semua akan membuat antibodi yang sama Mungkin hasilnya
bukan antibodi yang diperlukan tetapi antibodi yang sifatnya murni atau monoklonal
(Sardjoko 1991)
Dengan mengulang proses ini untuk banyak sel secara individual akhirnya akan muncul
sel penghasil antibodi yang diinginkan Tetapi masalahnya adalah bahwa sel B akan segera
mati setelah dikeluarkan dari tubuh Umurnya dalam laboratorium yang demikian pendek
tidak cukup untuk menghasilkan klon yang memadai bahkan hanya untuk mengetahui
antibodi yang dihasilkan apalagi untuk mendapatkan antibodi yang diperlukan (Sardjoko
1991)
Kohler dan Milstein menemukan akal untuk memecahkan masalah tersebut Ironinya
penemuan yang memberikan harapan begitu besar untuk pengobatan dengan sel normal
diterapkan melalui penggunaan sel kanker Berbeda dengan sel normal sel kanker dapat
dibiakkan secara mudah Dalam kondisi laboratorium yang tepat sel kanker akan tumbuh dan
membelah dengan benar-benar tidak terbatas (Sardjoko 1991)
Penggabungan kemampuan sel B untuk menghasilkan antibodi dan sel kanker yang
tampaknya bersifat kekal itu dapat menghasilkan antibodi monoklonal dalam jumlah yang
besar Agak mengherankan bahwa hal ini dapat dilakukan dengan cara yang langsung Fusi
sel B dengan sel kanker dapat menghasilkan sel hibrida yang mempunyai sifat kedua sel
induknya dan dapat membuat antibodi yang hidup dalam waktu yang sangat panjang
(Sardjoko 1991)
Untuk menyempurnakan metode pembuatan sel hibridoma ini sulit dikerjakan Tetapi
dalam waktu yang tidak terlalu lama setelah keberhasilan Kohler dan Milstein tekniknya
telah disempurnakan dan sekarang telah umum dilakukan di ratusan laboratorium (Sardjoko
1991)
Pembuatan antibodi monoklonal terhadap suatu patogen atau toksin terentu dapat
dilakukan melalui beberapa cara salah satunya yang paling umum dilakukan adalah dengan
teknik teknologi hibridoma (Milanda et al 2007)
Prinsip teknologi hibridoma adalah memproduksi antibodi melalui hasil fusi sel limfosit
B dari hewan mamalia (mencit) dengan sel myeloma (sel tumor) dari spesies sejenis yang
memiliki sifat immortal Sel hibrid yang terjadi selanjunya diseleksi untuk menghasilkan sel-
sel yang hanya memproduksi antibodi monoklonal yang dituju Teknologi ini melibatkan
serangkaian proses antara lain
a Imunisasi hewan sumber antibodi
b Fusi sel B dari limfosit hewan tersebut dengan sel myeloma dari spesies hewan
sejenis untuk menghasilkan sel hibrid yang dapat menghasilkan antibodi dengan sifat
immortal sehingga dapat dikembangkan secara in vitro
c Seleksi sel hibrid yang menghasilkan antibodi yang diinginkan
d Kloning sel hibrid dan perbanyakan secara in vitro
e Karakterisasi antibodi yang dihasilkan
f Pemurnian (Milanda et al 2007)
Dalam pembuatan antibodi monoklonal yang terpenting adalah persiapan antigen (harus
memiliki sifat imunogenik dan antigenik) dan proses imunisasi dilakukan dengan selang
waktu tertentu untuk menginduksi terbentuknya antibodi dengan sempurna Penambahan
adjuvant (untuk meningkatkan respon imun) seringkali digunakan untuk hasil imunisasi yang
lebih baik (Milanda et al 2007)
Fusi antara sel limpa dengan sel myeloma dilakukan dengan penambahan larutan PEG
(polietilen glikol) dengan BM 4000-6000 konsentrasi tertentu sebagai penstabil fusi
Keberhasilan fusi sangat bergantung pada beberapa faktor antara lain suhu
inkubasiperbandingan jumlah sel limpa dan myeloma uang difusi teknik pencampuran
kedua jenis sel dan teknik penambahan PEG itu sendiri (Milanda et al 2007)
Pada saat kedua sel didifusikan proses seleksi perlu dilakukan untuk menghasilkan sel
hibrid yang memiliki sifat-sifat tertentu yang diinginkan Seleksi yang dilakukan adalah jalur
metabolisme sel di dalam medium HAT (Hypoxanthine-Aminopterin-Thymidine) (Milanda et
al 2007)
Sel hibrid yang terseleksi selanjutnya dikultur dan diuji supernatannya akan
keberadaan antibodinya dan sifat reaksi silangnya menggunakan metode analisis imunokimia
Supernatan kultur yang positif dan spesifik selanjutnya di klon dengan metode pengenceran
terbatas (limiting dilution) untuk memperbanyak klon sel yang hanya memproduksi antibodi
yang diinginkan (Milanda et al 2007)
Produksi in vivo dengan cara pembentukan tumor cair pada hewan sejenis tidak dapat
digunakan bila diinginkan produksi skala industri sehingga metode in vitro lebih dianjurkan
misalnya dengan cara fermentasi Hal ini kemudian dapat dikembangkan untuk memproduksi
antibodi monoklonal rekombinan yang bertujuan untuk memperoleh spesifitas yang lebih
tinggi dan dapat digunakan untuk tujuan diagnostik khusus dan untuk terapi (Milanda et al
2007)
Untuk produksi skala laboratorium umumnya digunakan wadah-wadah polisterin
Produksi antibodi monoklonal menggunakan tumor cair (ascites) di dalam mencit biasanya
berkisar antara 2-20 mgml sedangkan di dalam supernatan kultur in vitro biasanya berkisar
antara 5-50 microgml Namun saat ini perbanyakan antibodi sudah dilakukan di dalam
bioreaktor untuk produksi skala industry (Milanda et al 2007)
Metode pemurnian antibodi monoklonal dapat dilakukan dengan beberapa cara
antara lain
1 Pengendapan dengan Ammonium Sulfat
2 Elektroforesis
3 Kromatografi penukar ion
4 Filrasi gel
5 Kromatografi afinitas
6 Formulasi dan sterilisasi (Milanda et al 2007)
(Ward 2010)
Keterangan Gambar
Produksi antibodi monoklonal merupakan proses dimana sejumlah besar antibodi
(ditargetkan terhadap antigen tertentu X) dapat diproduksi Seekor tikus diimunisasi dengan
suntikan antigen X untuk menstimulasi produksi antibodi yang ditargetkan terhadap X Sel-
sel pembentuk antibodi terisolasi dari limpa tikus Antibodi monoklonal diproduksi dengan
menggabungkan satu sel pembentuk antibodi terhadap sel tumor yang tumbuh dalam kultur
Menghasilkan suatu sel yang disebut hibridoma (Ward 2010)
Setiap hibridoma menghasilkan molekul antibodi yang identik dengan jumlah yang
relatif besar Dengan membiarkan hibridoma berkembang biak dalam kultur ada
kemungkinan untuk menghasilkan populasi sel masing-masing menghasilkan molekul
antibodi yang identik Antibodi ini disebut antibodi monoklonal Setelah antibodi
monoklonal dibuat dapat digunakan sebagai probe khusus untuk melacak dan memurnikan
protein tertentu yang diinduksi pembentukannya (Ward 2010)
Produksi Antibodi Monoklonal
(Prescot et al 2005)
25 Mekanisme Kerja Antibodi Monoklonal
Antibodi monoklonal menggunakan mekanisme kombinasi untuk meningkatkan efek
sitotoksik sel tumor Mekanisme komponen sistem imun adalah antibody dependent cellular
cytotoxicity (ADCC) complement dependent cytotoxicity (CDC) mengubah signal transduksi
sel tumor atau menghilangkan sel permukaan antigen Antibodi dapat digunakan sebagai
target muatan (radioisotop obat atau toksin) untuk membunuh sel tumor atau mengaktivasi
prodrug di tumor antibody directed enzyme prodrug therapy (ADEPT) Antibodi
monoklonal digunakan secara sinergis melengkapi mekanisme kerja kemoterapi untuk
melawan tumor (Sardjoko 1991)
1 Antibody dependent cellular cytotoxicity (ADCC)
Antibody dependent cellular cytotoxicity (ADCC) terjadi jika antibodi mengikat
antigen sel tumor dan Fc antibodi melekat dengan reseptor Fc pada permukaan sel
imun efektor Interaksi Fc reseptor ini berdasarkan kemanjuran antitumor dan sangat
penting pada pemilihan suatu antibodi monoklonal Sel efektor yang berperan masih
belum jelas tapi diasumsikan sel fagosit mononuklear dan atau natural killer (NK)
Struktur Fc domain dimanipulasi untuk menyesuaikan jarak antibodi dan interaksi
dengan Fc reseptor Antibody dependent cellular cytotoxicity (ADCC) dapat
meningkatkan respons klinis secara langsung menginduksi destruksi tumor melalui
presentasi antigen dan menginduksi respons sel T tumor Antibodi monoklonal
berikatan dengan antigen permukaan sel tumor melalui Fc reseptor permukaan sel
NK Hal ini memicu penglepasan perforin dan granzymes untuk menghancurkan sel
tumor Sel - sel yang hancur ditangkap antigen presenting cell (APC) lalu
dipresentasikan pada sel B sehingga memicu penglepasan antibodi kemudian
antibodi ini akan berikatan dengan target antigen Sel cytotoxic T lymphocytes
(CTLs) dapat mengenali dan membunuh sel target antigen (Sardjoko 1991)
2 Complement dependent cytotoxicity (CDC)
Pengikatan antibodi monoklonal dengan antigen permukaan sel akan mengawali
kaskade komplement Complement dependent cytotoxicity (CDC) merupakan suatu
metode pembunuh sel tumor yang lain dari antibodi Imunoglobulin G1 dan G3
sangat efektif pada CDC melalui jalur klasik aktivasi komplemen Formasi kompleks
antigen antibodi merupakan komplemen C1q berikatan dengan IgG sehingga memicu
komplemen protein lain untuk mengawali penglepasan proteolitik sel efektor
kemotaktik agen aktivasi C3a dan C5a Kaskade komplemen ini diakhiri dengan
formasi membrane attack complex (MAC) sehingga terbentuk suatu lubang pada sel
membran Membrane attack complex (MAC) memfasilitasi keluar masuknya air dan
Na++ yang akan menyababkan sel target lisis (Sardjoko 1991)
3 Perubahan transduksi signal
Reseptor growth factor merupakan suatu antigen target tumor ekspresinya
berlebihan pada keganasan Aktivasi transduksi signal pada kondisi normal akan
menginduksi respons mitogenik dan meningkatkan kelangsungan hidup sel hal ini
diikuti dengan ekspresi perkembangan sel tumor yang berlebihan yang juga
menyebabkan tumor tidak sentitif terhadap zat kemoterapi Antibodi monoklonal
sangat potensial menormalkan laju perkembangan sel dan membuat sel sensitif
terhadap zat sitotoksik dengan menghilangkan signal reseptor ini Target antibodi
EGFR merupakan inhibitor yang kuat untuk transduksi signal Terapi antibodi
monoklonal memberikan efek penurunan densiti ekspresi target antigen contohnya
penurunan konsentrasi EGFR permukaan sel tumor atau membersihkan ligan seperti
VEGF Pengikatan ligand reseptor growth factor memicu dimerisasi dan aktivasi
kaskade signal sehingga terjadi proliferasi sel dan hambatan terhadap zat sitotoksik
Antibodi monoklonal menghambat signal dengan cara menghambat dimerisasi atau
mengganggu ikatan ligan (Sardjoko 1991)
4 Imunomodulasi
Beberapa percobaan menunjukkan antibodi yang langsung melawan cytotoxic T
lymphocyte antigen 4 (CTLA 4) terbukti dapat menginduksi regresi imun Pola
toksisiti yang diteliti pada uji klinis memperlihatkan hubungan perlekatan CTLA 4
dengan ligan dapat menginduksi respons autoimun hal ini terlihat pada aktivasi sel T
dependent Gabungan antibodi antiCTLA 4 dengan antibodi monoklonal
menginduksi ADCC kemoterapi sitotoksik atau radioterapi sehingga dapat
meningkatkan respons imun terhadap antigen spesifik tumor (Sardjoko 1991)
5 Penghantaran muatan sitotoksik
Antibodi monoklonal pada terapi kanker akan melawan target sel tumor dengan cara
mengikat sel spesifik tumor dan menginduksi respons imun Antibodi monoklonal
telah digunakan secara luas dalam percobaan sebagai zat sitotoksik sel - sel tumor
Modifikasi antibodi monoklonal dilakukan dengan tujuan sebagai zat penghantar
radioisotop toksin katalik obat ndash obatan sitokin enzim atau zat konjugasi aktif
lainnya Pola antibodi bispesifik pada kedua bagian Fab memungkinkan untuk
mengikat target antigen dan sel efektor (Sardjoko 1991)
6 Antibodi directed enzyme prodrug therapy (ADEPT)
Antibodi directed enzyme prodrug therapy (ADEPT) menggunakan antibodi
monoklonal sebagai penghantar untuk sampai ke sel tumor kemudian enzim
mengaktifkan prodrug pada tumor hal ini dapat meningkatkan dosis active drug di
dalam tumor Konjugasi antibodi monoklonal dan enzim mengikat antigen
permukaan sel tumor kemudian zat sitotoksik dalam bentuk inaktif prodrug akan
mengikat konjugasi antibodi monoklonal dan enzim permukaan sel tumor akhirnya
inaktivasi prodrug terpecah dan melepaskan aktif drug di dalam tumor (Sardjoko
1991)
26 Penggunaan Antibodi Monoklonal
Antibodi monoklonal juga dapat dibuat di laboratorium dengan menggabungkan sel
myeloma dengan sel yang memproduksi antibodi Hibridoma tersebut menghasilkan jumlah
hampir tak terbatas dari antibodi monoklonal yang berguna dalam tes diagnostik dan
penelitian (Levinson2004)
Antibodi monoklonal dapat digunakan untuk tiga tujuan berikut
1 Pemurnian reagen untuk tes atau penelitian
2 Sebagai penanda pada deteksi assay
3 Untuk eksperimental terapi (Prentis 1990)
Aplikasi terapi dari Antibodi monoklonal
1 Induksi imunisasi pasif
2 Diagnostik imaging
Antibodi monoklonal dapat digunakan untuk melihat protein tertentu dalam tubuh
misal antibodi monoklonal dikonjugasikan dengan logam inert pasien yang di-
rontgen Dari hasil rontgen tersebut dapat dikenali protein tertentu yang terlibat
dalam penyakit Cara ini juga diterapkan dalam melihat metastasis sel kanker
3 Diagnostik molekular
Antibodi monoklonal dapat diaplikasikan untuk identifikasi penyakit yang lebih
dikenal dengan imunologikal diagnostik Dimana deteksi imunologik merupakan
deteksi imunologik merupakan sistem deteksi yang sensitif spesifik dan sederhana
Misal membedakan DHF dan tifus
4 Monitoring terapi obat (untuk live-saving drug)
5 Sistem penghantaran obat (Drug delivery system DDS)
6 Isolasi dan atau purifikasi obat baru
7 Terapi kanker
Para ahli bisa membuat antibodi monoklonal yang mampu bereaksi dengan antigen
spesifik berbagai jenis sel kanker Dengan ditemukannya lebih banyak lagi antigen
kanker berarti akan semakin banyak antibodi monoklonal yang bisa digunakan untuk
terapi berbagai jenis kanker Bila antibodi berikatan dengan antigen tumor spesifik
yang terdapat di permukaan sel maka ia juga bisa menginduksi sel mengalami
apoptosis (Prentis 1990)
(Prentis 1990)
Toksin yang biasa dikonjugasikan dengan antibodi monoklonal persiapan untuk penggunaan
klinik sebagai agen antikanker
1 Ricin
2 Pokeweed
3 Gelonin
4 Pseudomonas endotoksin
5 Diptheria toksin
6 Abrin
7 Protein antiviral (Prentis 1990)
261 Penggunaan Klinik Antibodi Monoklonal
Fungsi Klinik Antibodi monoklonal Target Antibodi Penggunaan Spesifik
Secara Klinis
Transplantasi
terkait
imunosupresi
1 Basiliximab
daclizumab
2 Muromonab
(OKT3)
Reseptor IL-2
CD3 pada sel T
Mencegah atau
mengobati penolakan
allograft dan reaksi
graft-versus-host
Pengobatan
penyakit autoimun
1 Infliximab
2 Adalimumab
TNF α Mengobati rheumatoid
arthritis dan penyakit
Crohn (ileitis regional)
Pencegahan
penyakit menular
Palivizumab protein fusi virus
pernapasan sinsitial
Mencegah pneumonia
pada neonatus rentan
Pengobatan kanker 1 Rituximab Protein CD20 pada
sel B
Mengobati limfoma
non-Hodgkins
Mengobati kanker
2 Trastuzumab Reseptor faktor
pertumbuhan
epidermal
payudara
(Levinson 2004)
242 Penggunaan Antibodi Monoklonal Untuk Diagnosis
Hormon Polipeptida Gonatropin korlonik hormone pertumbuhan
hormone lutinizing hormone stimuli folikel
hormone stimuli prolaktin
Penanda tumor Antigen karsinoembrionik antigen spesifik
prostat reseptor IL2 Reseptor faktor tumbuh
epidermal
Sitokin IL 1-8 faktor stimuli koloni
Monitor Obat Teofilin gentamisin siklosporin
Penyakit Infeksi Klamidia herpes rubella hepatitis B
legionela HIV CMV
Target campuran Tiroksin Vitamin B12 feritin protein Tau
(Sudjadi 2008)
Banyak penyakit dicirikan oleh adanya senyawa yang tidak terdapat dalam badan
atau oleh adanya badan yang biasanya ada tetapi terdapat dalam jumlah yang berlebihan
Antibodi monoklonal akan segera digerakkan untuk mendeteksi adanya virus bakteri atau
benda asing lain dengan mencampur antibodi yang tepat dalam sampel darah atau cairan
tubuh Pemberian senyawa spesifik ini dalam takaran yang tepat ke dalam tubuh pasien
mungkin juga dapat digunakan untuk mendiagnosis berbagai gangguan yang lain seperti
beberapa bentuk kemandulan yang ditandai oleh kurangnya hormon tertentu (Sardjoko
1991)
Para pakar bioteknologi telah dapat mengembangkan antibodi monoklonal yang
spesifik untuk setiap senyawa yang sangat penting dalam bidang pengobatan Penerapan
antibodi monoklonal yang potensi diantaranya adalah peningkatan pertahanan alami pasien
peningkatan keberhasilan pencangkokan organ penyampaian obat ke bagian spesifik tubuh
dan pemurnian obat sebelum diberikan kepada pasien (Sardjoko 1991)
Secara teoritis dan juga semakin terasa dalam praktisnya pakar bioteknologi dapat
mengembangkan antibodi monoklonal yang bersifat spesifik bagi senyawa apa saja terutama
yang berkaitan dalam pengobatan kesehatan Sekian banyak jurnal ilmiah melaporkan
rincian percobaan yang mempergunakan antibodi monoklonal dalam puluhan cara dari
identifikasi sel kanker hingga melacak urat syaraf lintah raksasa Dalam lima tahun terakhir
ini teknik yang baru telah memainkan peranan yang bertambah penting di dalam penelitian
dasar Untuk memenuhi kebutuhan akan antibodi monoklonal perusahaan dengan nama
eksotik sepeti Hydriedtech Celltech dan Allergenetics bermunculan pada akhir tahun tujuh
puluhan dan awal delapan puluhan Pada pertengahan 1983 lebih dari 40 produk antibodi
monoklonal telah diizinkan bagi penggunaan diagnostik di Amerika Serikat termasuk untuk
alat-alat uji kehamilan diagnosis kanker dan deteksi virus rabies (Prentis 1990)
Teknologi baru ini sekarang diperhitungkan untuk memberikan dampak utama dalam
praktek kedokteran yang meliputi semua spektrum penyakit manusia dari kanker dan
gangguan ginjal sampai infeksi yang disebabkan oleh virus dan bakteri Potensi aplikasi
antibodi monoklonal termasuk meningkatkan pertahanan alamiah penderita memperbaiki
peluang transplantasi organ yang berhasil mengarahkan obat menuju bagian tubuh yang
spesifik dan memurnikan obat-obatan sebelum diberikan kepada penderita (Prentis 1990)
Contoh aplikasi terakhir ini adalah produksi antibodi monoklonal yang melekat
hanya pada molekul interferon dan menolak molekul lainnya Antibodi ini dapat diikat pada
suatu butiran yang kemudian ditempatkan pada suatu tabung Apabila campuran senyawa
yang mengandung sejumlah kecil interferon dituang ke dalam tabung tersebut antibodi akan
mengikat molekul interferon dari campuran senyawa sementara bahan-bahan yang tidak
diinginkan mengalir keluar Kemudian suatu bahan kimia ditambahkan dibiarkan mengalir
melalui tabung untuk melepaskan ikatan antibodi dengan interferon yang kemudian
dibebaskan ke luar Teknik ini menghasilkan larutan yang 5000 kali lebih kaya akan
interferon dibandingkan dengan campuran besar semula Hal ini dan penggunaan lain dari
antibodi monoklonal bergantung pada daya seleksi yang istimewa (Prentis 1990)
Penggunaan antibodi monoklonal telah dikenal sejak tahun 1975 yaitu ketika Kohler
dan Milstein berhasil mengkonstruksi sel hibridoma yang mensekresi antibodi dengn
spesifitas khusus Salah satu yang paling fenomenal adalah penggunaan antibodi monoklonal
sebagai pereaksi diagnostik dalam metode imunokimia Metode analisis imunokimia dengan
prinsip reaksi antigen-antibodi telah banyak digunakan dalam riset maupun laboratorium
klinik Perkembangan metode ini dimulai pada tahun 1959 oleh Yellow dan Berson yang
memperkenalkan metode Radio Immunoassay (RIA) untuk mengukur jumlah insulin dalam
serum Sejak saat itu berbagai metode dengan prinsip imunokimia ini telah dikembangkan
untuk tujuan klinis Keuntungan metode imunokimia dibandingkan metode analisis lainnya
adalah
1 Spesifias tinggi karena situs pengikat antibodi tertentu hanya dapat bereaksi
dengan determinan antigen (epitop) yang sesuai saja dan tidak akan terjadi ikatan
dengan antigen lainnya
2 Reaksi imunokimia dapat dikombinasikan dengan beberapa teknik analisis lain
seperti spektrofotometri atau kromatografi dan lain-lain untuk tujuan kuantitatif
3 Hasil reaksi umumnya dapat dengan cepat diamati
4 Sensitivitas tinggi (Milanda et al 2007)
Selain untuk analisis antibodi monoklonal digunakan pula dalam bidang farmasi
sebagai carrier untuk targeted drug dan dapat pula berfungsi sebagai obat (protein
terapeutik) (Milanda et al 2007)
243 Antibodi Monoklonal Generasi Baru
Terapi menggunakan antibodi monoklonal terganggu dengan munculnya beberapa
masalah Pada eksperimen awal terdapat reaksi alergi dari bagian asing antibodi
eksperimental dari tikus yang disebut HAMA (human anti-mouse antibody) yang mencegah
digunakan lebih dari sekali Para ahli mengatasi masalah ini dengan membuang bagian
antigen dari bagian tikus tersebut dengan membuat antibodi chimeric dan humanized mAb
1 Chimeric mAb
Rituximab adalah antibodi monoklonal pertama yang termasuk dalam chimeric mAb
Chimeric diambil dari nama sebuah hewan mistis Rituximab dibuat dari fusi dua sel dari
mencit dan manusia
2 Humanized mAb
(Prentis 1990)
III Antibodi Poliklonal
III1 Pengertian
Antibodi poliklonal adalah antibodi yang telah diperoleh dari beberapa sel B atau cell
lines pembuatan antibodi ini memiliki beberapa kemiripan dengan berbagai antibodi yang
ditemukan dalam serum normal yang merupakan komponen cairan yang memisahkan dari
darah yang membeku Kemiripan ini disebabkan oleh fakta bahwa antibodi yang merupakan
poliklonal mengenali epitop yang berbeda dan memiliki derajat yang berbeda kekhususan
Sebaliknya antibodi dalam persiapan monoklonal yang berasal dari satu jenis klon dan
mengenali epitop yang sama dengan derajat yang sama kekhususan (Loyd 2013)
Untuk menghasilkan antibodi poliklonal binatang seperti ayam tikus atau kelinci
diimunisasi dengan antigen dan persiapan adjuvan Sistem kekebalan hewan dirangsang
untuk memproduksi sel B yang mensekresikan antibodi yang spesifik untuk antigen Setelah
jangka waktu tertentu biasanya beberapa minggu atau bahkan berbulan-bulan serum hewan
dipanen (Loyd 2013)
Persiapan khusus antibodi poliklonal biasanya campuran antibodi spesifik dimana
seluruhnya mengenali antigen yang sama Antibodi mengikat dengan kekuatan yang berbeda
untuk epitop yang berbeda pada antigen (Loyd 2013)
III11 Ciri
1 Mengenali beberapa epitop pada satu antigen Serum yang diperoleh akan berisi
campuran kompleks heterogen dari antibodi dengan afinitas yang berbeda
2 Poliklonal tersusun sebagian besar dari subklas IgG
3 Imunogen peptida sering digunakan untuk menghasilkan antibodi poliklonal yang
menargetkan epitop yang unik terutama untuk keluarga protein homologi tinggi
(Milner 2013)
III12 Produksi Antibodi
1 Murah untuk memproduksinya
2 Teknologi dan keterampilan yang dibutuhkan untuk produksi rendah
3 Skala waktu produksi pendek
4 Antibodi Poliklonal tidak bermanfaat untuk menyelidiki domain spesifik antigen karena
antiserum poliklonal biasanya akan mengenali banyak domain (Milner 2013)
III13 Keuntungan
Poliklonal akan mengenali beberapa epitop pada satu antigen yang memiliki
keuntungan sebagai berikut
1 Poliklonal dapat membantu memperkuat sinyal dari target protein dengan tingkat
ekspresi rendah seperti protein target akan mengikat lebih dari satu molekul antibodi
pada beberapa eptitopes Ini tidak akan menjadi keuntungan bagi percobaan kuantifikasi
misalnya dalam aliran cytometry karena hasilnya akan menjadi tidak akurat
2 Karena dapat mengenali beberapa epitop polyclonals dapat memberikan hasil yang
lebih baik di IP ChIP
3 Lebih toleran terhadap perubahan kecil dalam antigen misalnya polimorfisme
heterogenitas glikosilasi atau perubahan kecil denaturasi dibandingkan monoklonal
antibodi (homogen)
4 Antibodi poliklonal akan mengidentifikasi protein homologi tinggi terhadap protein
imunogen atau untuk menyaring protein target dalam sampel jaringan dari spesies lain
dibandingkan dengan imunogen misalnya Antibodi poliklonal kadang-kadang
digunakan ketika sifat antigen dalam spesies belum teruji tidak diketahui Hal ini juga
penting untuk memeriksa urutan imunogen untuk setiap reaktivitas silang
5 Antibodi Poliklonal sering menjadi pilihan yang lebih disukai untuk mendeteksi protein
terdenaturasi
6 Beberapa epitop umumnya menyediakan deteksi lebih kuat
7 Antibodi Poliklonal tidak bermanfaat untuk menyelidiki domain spesifik antigen
karena antiserum biasanya akan mengenali banyak domain (Milner 2013)
III14 Kerugian
1 Mereka menghasilkan sejumlah besar antibodi non-spesifik yang kadang-kadang dapat
memberikan sinyal latar belakang dalam beberapa aplikasi
2 Beberapa epitop membuatnya penting untuk memeriksa urutan imunogen untuk setiap
reaktivitas silang (Milner 2013)
III2 Proses yang terjadi pada antibodi poliklonal
1 Diproduksi dengan imunisasi hewan dengan antigen yang tepat
2 Imunisasi atau vaksinasi adalah suatu prosedur untuk meningkatkan derajat imunitas
seseorang terhadap patogen tertentu atau toksin Imunisasi yang ideal adalah yang dapat
mengaktifkan sistem pengenalan imun dan sistem efektor yang diperlukan Hal tersebut
dapat diperoleh dengan pemberian antigen yang tidak patogenik
3 Serum dari hewan terimunisasi dikumpulkan
4 Antibodi dalam serum dapat dimurnikan lebih lanjut
5 Karena satu antigen menginduksi produksi banyak antibodi maka hasilnya berupa
polyclonal campuran antibody (Milner 2013)
DAFTAR PUSTAKA
Jri 2007 Jenis Antibodi Monoklonal Tersedia di httpwwwklikpdpicomjurnal-wartajri-
01-07jurnal-7html Diakses pada tanggal 1 Juni 2013
Levinson Warren 2004 Medical Microbiology and Immunology Eximination and Board
Review Eighth Edition USA McGraw-Hill
Loyd Emma 2013 Polyclonal Antibodies Available online at httpwwwwisegeekcom
what-are-polyclonal-antibodieshtm Accessed on May 27 2013
Milanda Tiana Sri Agung F dan Tina R 2007 Buku Ajar Matakuliah Bioteknologi
Farmasi Jatinangor Fakultas Farmasi Unpad
Milner Jonathan 2013 Polyclonal and monoclonal A comparison Available online at
httpwwwabcamcomindexhtmlpageconfig=resourceamprid=11269amppid=11287
Accessed on May 26 2013
Prentis Steve 1990 Bioteknologi Jakarta Erlangga
Prescot et al 2005 Animation Quiz 3 - Monoclonal Antibody Production Available online
at httphigheredmcgrawhillcom sites0072556781student_view0chapter32 anim
ation_quiz_3html Accessed on May 27 2013
Sardjoko 1991 Bioteknologi Latar Belakang dan Penerapannya Jakarta PT Gramedia
Sudjadi 2008 Bioteknologi Kesehatan Yogyakarta Kanisius
Ward VivianLee 2010 Monoclonal Antibody Available online at httpwwwaccessexcell
enceorgRC VLGGmonoclonalphp Accessed on May 27 2013
- III14 Kerugian
- 1 Mereka menghasilkan sejumlah besar antibodi non-spesifik yang kadang-kadang dapat memberikan sinyal latar belakang dalam beberapa aplikasi
-
dibiakkan secara mudah Dalam kondisi laboratorium yang tepat sel kanker akan tumbuh dan
membelah dengan benar-benar tidak terbatas (Sardjoko 1991)
Penggabungan kemampuan sel B untuk menghasilkan antibodi dan sel kanker yang
tampaknya bersifat kekal itu dapat menghasilkan antibodi monoklonal dalam jumlah yang
besar Agak mengherankan bahwa hal ini dapat dilakukan dengan cara yang langsung Fusi
sel B dengan sel kanker dapat menghasilkan sel hibrida yang mempunyai sifat kedua sel
induknya dan dapat membuat antibodi yang hidup dalam waktu yang sangat panjang
(Sardjoko 1991)
Untuk menyempurnakan metode pembuatan sel hibridoma ini sulit dikerjakan Tetapi
dalam waktu yang tidak terlalu lama setelah keberhasilan Kohler dan Milstein tekniknya
telah disempurnakan dan sekarang telah umum dilakukan di ratusan laboratorium (Sardjoko
1991)
Pembuatan antibodi monoklonal terhadap suatu patogen atau toksin terentu dapat
dilakukan melalui beberapa cara salah satunya yang paling umum dilakukan adalah dengan
teknik teknologi hibridoma (Milanda et al 2007)
Prinsip teknologi hibridoma adalah memproduksi antibodi melalui hasil fusi sel limfosit
B dari hewan mamalia (mencit) dengan sel myeloma (sel tumor) dari spesies sejenis yang
memiliki sifat immortal Sel hibrid yang terjadi selanjunya diseleksi untuk menghasilkan sel-
sel yang hanya memproduksi antibodi monoklonal yang dituju Teknologi ini melibatkan
serangkaian proses antara lain
a Imunisasi hewan sumber antibodi
b Fusi sel B dari limfosit hewan tersebut dengan sel myeloma dari spesies hewan
sejenis untuk menghasilkan sel hibrid yang dapat menghasilkan antibodi dengan sifat
immortal sehingga dapat dikembangkan secara in vitro
c Seleksi sel hibrid yang menghasilkan antibodi yang diinginkan
d Kloning sel hibrid dan perbanyakan secara in vitro
e Karakterisasi antibodi yang dihasilkan
f Pemurnian (Milanda et al 2007)
Dalam pembuatan antibodi monoklonal yang terpenting adalah persiapan antigen (harus
memiliki sifat imunogenik dan antigenik) dan proses imunisasi dilakukan dengan selang
waktu tertentu untuk menginduksi terbentuknya antibodi dengan sempurna Penambahan
adjuvant (untuk meningkatkan respon imun) seringkali digunakan untuk hasil imunisasi yang
lebih baik (Milanda et al 2007)
Fusi antara sel limpa dengan sel myeloma dilakukan dengan penambahan larutan PEG
(polietilen glikol) dengan BM 4000-6000 konsentrasi tertentu sebagai penstabil fusi
Keberhasilan fusi sangat bergantung pada beberapa faktor antara lain suhu
inkubasiperbandingan jumlah sel limpa dan myeloma uang difusi teknik pencampuran
kedua jenis sel dan teknik penambahan PEG itu sendiri (Milanda et al 2007)
Pada saat kedua sel didifusikan proses seleksi perlu dilakukan untuk menghasilkan sel
hibrid yang memiliki sifat-sifat tertentu yang diinginkan Seleksi yang dilakukan adalah jalur
metabolisme sel di dalam medium HAT (Hypoxanthine-Aminopterin-Thymidine) (Milanda et
al 2007)
Sel hibrid yang terseleksi selanjutnya dikultur dan diuji supernatannya akan
keberadaan antibodinya dan sifat reaksi silangnya menggunakan metode analisis imunokimia
Supernatan kultur yang positif dan spesifik selanjutnya di klon dengan metode pengenceran
terbatas (limiting dilution) untuk memperbanyak klon sel yang hanya memproduksi antibodi
yang diinginkan (Milanda et al 2007)
Produksi in vivo dengan cara pembentukan tumor cair pada hewan sejenis tidak dapat
digunakan bila diinginkan produksi skala industri sehingga metode in vitro lebih dianjurkan
misalnya dengan cara fermentasi Hal ini kemudian dapat dikembangkan untuk memproduksi
antibodi monoklonal rekombinan yang bertujuan untuk memperoleh spesifitas yang lebih
tinggi dan dapat digunakan untuk tujuan diagnostik khusus dan untuk terapi (Milanda et al
2007)
Untuk produksi skala laboratorium umumnya digunakan wadah-wadah polisterin
Produksi antibodi monoklonal menggunakan tumor cair (ascites) di dalam mencit biasanya
berkisar antara 2-20 mgml sedangkan di dalam supernatan kultur in vitro biasanya berkisar
antara 5-50 microgml Namun saat ini perbanyakan antibodi sudah dilakukan di dalam
bioreaktor untuk produksi skala industry (Milanda et al 2007)
Metode pemurnian antibodi monoklonal dapat dilakukan dengan beberapa cara
antara lain
1 Pengendapan dengan Ammonium Sulfat
2 Elektroforesis
3 Kromatografi penukar ion
4 Filrasi gel
5 Kromatografi afinitas
6 Formulasi dan sterilisasi (Milanda et al 2007)
(Ward 2010)
Keterangan Gambar
Produksi antibodi monoklonal merupakan proses dimana sejumlah besar antibodi
(ditargetkan terhadap antigen tertentu X) dapat diproduksi Seekor tikus diimunisasi dengan
suntikan antigen X untuk menstimulasi produksi antibodi yang ditargetkan terhadap X Sel-
sel pembentuk antibodi terisolasi dari limpa tikus Antibodi monoklonal diproduksi dengan
menggabungkan satu sel pembentuk antibodi terhadap sel tumor yang tumbuh dalam kultur
Menghasilkan suatu sel yang disebut hibridoma (Ward 2010)
Setiap hibridoma menghasilkan molekul antibodi yang identik dengan jumlah yang
relatif besar Dengan membiarkan hibridoma berkembang biak dalam kultur ada
kemungkinan untuk menghasilkan populasi sel masing-masing menghasilkan molekul
antibodi yang identik Antibodi ini disebut antibodi monoklonal Setelah antibodi
monoklonal dibuat dapat digunakan sebagai probe khusus untuk melacak dan memurnikan
protein tertentu yang diinduksi pembentukannya (Ward 2010)
Produksi Antibodi Monoklonal
(Prescot et al 2005)
25 Mekanisme Kerja Antibodi Monoklonal
Antibodi monoklonal menggunakan mekanisme kombinasi untuk meningkatkan efek
sitotoksik sel tumor Mekanisme komponen sistem imun adalah antibody dependent cellular
cytotoxicity (ADCC) complement dependent cytotoxicity (CDC) mengubah signal transduksi
sel tumor atau menghilangkan sel permukaan antigen Antibodi dapat digunakan sebagai
target muatan (radioisotop obat atau toksin) untuk membunuh sel tumor atau mengaktivasi
prodrug di tumor antibody directed enzyme prodrug therapy (ADEPT) Antibodi
monoklonal digunakan secara sinergis melengkapi mekanisme kerja kemoterapi untuk
melawan tumor (Sardjoko 1991)
1 Antibody dependent cellular cytotoxicity (ADCC)
Antibody dependent cellular cytotoxicity (ADCC) terjadi jika antibodi mengikat
antigen sel tumor dan Fc antibodi melekat dengan reseptor Fc pada permukaan sel
imun efektor Interaksi Fc reseptor ini berdasarkan kemanjuran antitumor dan sangat
penting pada pemilihan suatu antibodi monoklonal Sel efektor yang berperan masih
belum jelas tapi diasumsikan sel fagosit mononuklear dan atau natural killer (NK)
Struktur Fc domain dimanipulasi untuk menyesuaikan jarak antibodi dan interaksi
dengan Fc reseptor Antibody dependent cellular cytotoxicity (ADCC) dapat
meningkatkan respons klinis secara langsung menginduksi destruksi tumor melalui
presentasi antigen dan menginduksi respons sel T tumor Antibodi monoklonal
berikatan dengan antigen permukaan sel tumor melalui Fc reseptor permukaan sel
NK Hal ini memicu penglepasan perforin dan granzymes untuk menghancurkan sel
tumor Sel - sel yang hancur ditangkap antigen presenting cell (APC) lalu
dipresentasikan pada sel B sehingga memicu penglepasan antibodi kemudian
antibodi ini akan berikatan dengan target antigen Sel cytotoxic T lymphocytes
(CTLs) dapat mengenali dan membunuh sel target antigen (Sardjoko 1991)
2 Complement dependent cytotoxicity (CDC)
Pengikatan antibodi monoklonal dengan antigen permukaan sel akan mengawali
kaskade komplement Complement dependent cytotoxicity (CDC) merupakan suatu
metode pembunuh sel tumor yang lain dari antibodi Imunoglobulin G1 dan G3
sangat efektif pada CDC melalui jalur klasik aktivasi komplemen Formasi kompleks
antigen antibodi merupakan komplemen C1q berikatan dengan IgG sehingga memicu
komplemen protein lain untuk mengawali penglepasan proteolitik sel efektor
kemotaktik agen aktivasi C3a dan C5a Kaskade komplemen ini diakhiri dengan
formasi membrane attack complex (MAC) sehingga terbentuk suatu lubang pada sel
membran Membrane attack complex (MAC) memfasilitasi keluar masuknya air dan
Na++ yang akan menyababkan sel target lisis (Sardjoko 1991)
3 Perubahan transduksi signal
Reseptor growth factor merupakan suatu antigen target tumor ekspresinya
berlebihan pada keganasan Aktivasi transduksi signal pada kondisi normal akan
menginduksi respons mitogenik dan meningkatkan kelangsungan hidup sel hal ini
diikuti dengan ekspresi perkembangan sel tumor yang berlebihan yang juga
menyebabkan tumor tidak sentitif terhadap zat kemoterapi Antibodi monoklonal
sangat potensial menormalkan laju perkembangan sel dan membuat sel sensitif
terhadap zat sitotoksik dengan menghilangkan signal reseptor ini Target antibodi
EGFR merupakan inhibitor yang kuat untuk transduksi signal Terapi antibodi
monoklonal memberikan efek penurunan densiti ekspresi target antigen contohnya
penurunan konsentrasi EGFR permukaan sel tumor atau membersihkan ligan seperti
VEGF Pengikatan ligand reseptor growth factor memicu dimerisasi dan aktivasi
kaskade signal sehingga terjadi proliferasi sel dan hambatan terhadap zat sitotoksik
Antibodi monoklonal menghambat signal dengan cara menghambat dimerisasi atau
mengganggu ikatan ligan (Sardjoko 1991)
4 Imunomodulasi
Beberapa percobaan menunjukkan antibodi yang langsung melawan cytotoxic T
lymphocyte antigen 4 (CTLA 4) terbukti dapat menginduksi regresi imun Pola
toksisiti yang diteliti pada uji klinis memperlihatkan hubungan perlekatan CTLA 4
dengan ligan dapat menginduksi respons autoimun hal ini terlihat pada aktivasi sel T
dependent Gabungan antibodi antiCTLA 4 dengan antibodi monoklonal
menginduksi ADCC kemoterapi sitotoksik atau radioterapi sehingga dapat
meningkatkan respons imun terhadap antigen spesifik tumor (Sardjoko 1991)
5 Penghantaran muatan sitotoksik
Antibodi monoklonal pada terapi kanker akan melawan target sel tumor dengan cara
mengikat sel spesifik tumor dan menginduksi respons imun Antibodi monoklonal
telah digunakan secara luas dalam percobaan sebagai zat sitotoksik sel - sel tumor
Modifikasi antibodi monoklonal dilakukan dengan tujuan sebagai zat penghantar
radioisotop toksin katalik obat ndash obatan sitokin enzim atau zat konjugasi aktif
lainnya Pola antibodi bispesifik pada kedua bagian Fab memungkinkan untuk
mengikat target antigen dan sel efektor (Sardjoko 1991)
6 Antibodi directed enzyme prodrug therapy (ADEPT)
Antibodi directed enzyme prodrug therapy (ADEPT) menggunakan antibodi
monoklonal sebagai penghantar untuk sampai ke sel tumor kemudian enzim
mengaktifkan prodrug pada tumor hal ini dapat meningkatkan dosis active drug di
dalam tumor Konjugasi antibodi monoklonal dan enzim mengikat antigen
permukaan sel tumor kemudian zat sitotoksik dalam bentuk inaktif prodrug akan
mengikat konjugasi antibodi monoklonal dan enzim permukaan sel tumor akhirnya
inaktivasi prodrug terpecah dan melepaskan aktif drug di dalam tumor (Sardjoko
1991)
26 Penggunaan Antibodi Monoklonal
Antibodi monoklonal juga dapat dibuat di laboratorium dengan menggabungkan sel
myeloma dengan sel yang memproduksi antibodi Hibridoma tersebut menghasilkan jumlah
hampir tak terbatas dari antibodi monoklonal yang berguna dalam tes diagnostik dan
penelitian (Levinson2004)
Antibodi monoklonal dapat digunakan untuk tiga tujuan berikut
1 Pemurnian reagen untuk tes atau penelitian
2 Sebagai penanda pada deteksi assay
3 Untuk eksperimental terapi (Prentis 1990)
Aplikasi terapi dari Antibodi monoklonal
1 Induksi imunisasi pasif
2 Diagnostik imaging
Antibodi monoklonal dapat digunakan untuk melihat protein tertentu dalam tubuh
misal antibodi monoklonal dikonjugasikan dengan logam inert pasien yang di-
rontgen Dari hasil rontgen tersebut dapat dikenali protein tertentu yang terlibat
dalam penyakit Cara ini juga diterapkan dalam melihat metastasis sel kanker
3 Diagnostik molekular
Antibodi monoklonal dapat diaplikasikan untuk identifikasi penyakit yang lebih
dikenal dengan imunologikal diagnostik Dimana deteksi imunologik merupakan
deteksi imunologik merupakan sistem deteksi yang sensitif spesifik dan sederhana
Misal membedakan DHF dan tifus
4 Monitoring terapi obat (untuk live-saving drug)
5 Sistem penghantaran obat (Drug delivery system DDS)
6 Isolasi dan atau purifikasi obat baru
7 Terapi kanker
Para ahli bisa membuat antibodi monoklonal yang mampu bereaksi dengan antigen
spesifik berbagai jenis sel kanker Dengan ditemukannya lebih banyak lagi antigen
kanker berarti akan semakin banyak antibodi monoklonal yang bisa digunakan untuk
terapi berbagai jenis kanker Bila antibodi berikatan dengan antigen tumor spesifik
yang terdapat di permukaan sel maka ia juga bisa menginduksi sel mengalami
apoptosis (Prentis 1990)
(Prentis 1990)
Toksin yang biasa dikonjugasikan dengan antibodi monoklonal persiapan untuk penggunaan
klinik sebagai agen antikanker
1 Ricin
2 Pokeweed
3 Gelonin
4 Pseudomonas endotoksin
5 Diptheria toksin
6 Abrin
7 Protein antiviral (Prentis 1990)
261 Penggunaan Klinik Antibodi Monoklonal
Fungsi Klinik Antibodi monoklonal Target Antibodi Penggunaan Spesifik
Secara Klinis
Transplantasi
terkait
imunosupresi
1 Basiliximab
daclizumab
2 Muromonab
(OKT3)
Reseptor IL-2
CD3 pada sel T
Mencegah atau
mengobati penolakan
allograft dan reaksi
graft-versus-host
Pengobatan
penyakit autoimun
1 Infliximab
2 Adalimumab
TNF α Mengobati rheumatoid
arthritis dan penyakit
Crohn (ileitis regional)
Pencegahan
penyakit menular
Palivizumab protein fusi virus
pernapasan sinsitial
Mencegah pneumonia
pada neonatus rentan
Pengobatan kanker 1 Rituximab Protein CD20 pada
sel B
Mengobati limfoma
non-Hodgkins
Mengobati kanker
2 Trastuzumab Reseptor faktor
pertumbuhan
epidermal
payudara
(Levinson 2004)
242 Penggunaan Antibodi Monoklonal Untuk Diagnosis
Hormon Polipeptida Gonatropin korlonik hormone pertumbuhan
hormone lutinizing hormone stimuli folikel
hormone stimuli prolaktin
Penanda tumor Antigen karsinoembrionik antigen spesifik
prostat reseptor IL2 Reseptor faktor tumbuh
epidermal
Sitokin IL 1-8 faktor stimuli koloni
Monitor Obat Teofilin gentamisin siklosporin
Penyakit Infeksi Klamidia herpes rubella hepatitis B
legionela HIV CMV
Target campuran Tiroksin Vitamin B12 feritin protein Tau
(Sudjadi 2008)
Banyak penyakit dicirikan oleh adanya senyawa yang tidak terdapat dalam badan
atau oleh adanya badan yang biasanya ada tetapi terdapat dalam jumlah yang berlebihan
Antibodi monoklonal akan segera digerakkan untuk mendeteksi adanya virus bakteri atau
benda asing lain dengan mencampur antibodi yang tepat dalam sampel darah atau cairan
tubuh Pemberian senyawa spesifik ini dalam takaran yang tepat ke dalam tubuh pasien
mungkin juga dapat digunakan untuk mendiagnosis berbagai gangguan yang lain seperti
beberapa bentuk kemandulan yang ditandai oleh kurangnya hormon tertentu (Sardjoko
1991)
Para pakar bioteknologi telah dapat mengembangkan antibodi monoklonal yang
spesifik untuk setiap senyawa yang sangat penting dalam bidang pengobatan Penerapan
antibodi monoklonal yang potensi diantaranya adalah peningkatan pertahanan alami pasien
peningkatan keberhasilan pencangkokan organ penyampaian obat ke bagian spesifik tubuh
dan pemurnian obat sebelum diberikan kepada pasien (Sardjoko 1991)
Secara teoritis dan juga semakin terasa dalam praktisnya pakar bioteknologi dapat
mengembangkan antibodi monoklonal yang bersifat spesifik bagi senyawa apa saja terutama
yang berkaitan dalam pengobatan kesehatan Sekian banyak jurnal ilmiah melaporkan
rincian percobaan yang mempergunakan antibodi monoklonal dalam puluhan cara dari
identifikasi sel kanker hingga melacak urat syaraf lintah raksasa Dalam lima tahun terakhir
ini teknik yang baru telah memainkan peranan yang bertambah penting di dalam penelitian
dasar Untuk memenuhi kebutuhan akan antibodi monoklonal perusahaan dengan nama
eksotik sepeti Hydriedtech Celltech dan Allergenetics bermunculan pada akhir tahun tujuh
puluhan dan awal delapan puluhan Pada pertengahan 1983 lebih dari 40 produk antibodi
monoklonal telah diizinkan bagi penggunaan diagnostik di Amerika Serikat termasuk untuk
alat-alat uji kehamilan diagnosis kanker dan deteksi virus rabies (Prentis 1990)
Teknologi baru ini sekarang diperhitungkan untuk memberikan dampak utama dalam
praktek kedokteran yang meliputi semua spektrum penyakit manusia dari kanker dan
gangguan ginjal sampai infeksi yang disebabkan oleh virus dan bakteri Potensi aplikasi
antibodi monoklonal termasuk meningkatkan pertahanan alamiah penderita memperbaiki
peluang transplantasi organ yang berhasil mengarahkan obat menuju bagian tubuh yang
spesifik dan memurnikan obat-obatan sebelum diberikan kepada penderita (Prentis 1990)
Contoh aplikasi terakhir ini adalah produksi antibodi monoklonal yang melekat
hanya pada molekul interferon dan menolak molekul lainnya Antibodi ini dapat diikat pada
suatu butiran yang kemudian ditempatkan pada suatu tabung Apabila campuran senyawa
yang mengandung sejumlah kecil interferon dituang ke dalam tabung tersebut antibodi akan
mengikat molekul interferon dari campuran senyawa sementara bahan-bahan yang tidak
diinginkan mengalir keluar Kemudian suatu bahan kimia ditambahkan dibiarkan mengalir
melalui tabung untuk melepaskan ikatan antibodi dengan interferon yang kemudian
dibebaskan ke luar Teknik ini menghasilkan larutan yang 5000 kali lebih kaya akan
interferon dibandingkan dengan campuran besar semula Hal ini dan penggunaan lain dari
antibodi monoklonal bergantung pada daya seleksi yang istimewa (Prentis 1990)
Penggunaan antibodi monoklonal telah dikenal sejak tahun 1975 yaitu ketika Kohler
dan Milstein berhasil mengkonstruksi sel hibridoma yang mensekresi antibodi dengn
spesifitas khusus Salah satu yang paling fenomenal adalah penggunaan antibodi monoklonal
sebagai pereaksi diagnostik dalam metode imunokimia Metode analisis imunokimia dengan
prinsip reaksi antigen-antibodi telah banyak digunakan dalam riset maupun laboratorium
klinik Perkembangan metode ini dimulai pada tahun 1959 oleh Yellow dan Berson yang
memperkenalkan metode Radio Immunoassay (RIA) untuk mengukur jumlah insulin dalam
serum Sejak saat itu berbagai metode dengan prinsip imunokimia ini telah dikembangkan
untuk tujuan klinis Keuntungan metode imunokimia dibandingkan metode analisis lainnya
adalah
1 Spesifias tinggi karena situs pengikat antibodi tertentu hanya dapat bereaksi
dengan determinan antigen (epitop) yang sesuai saja dan tidak akan terjadi ikatan
dengan antigen lainnya
2 Reaksi imunokimia dapat dikombinasikan dengan beberapa teknik analisis lain
seperti spektrofotometri atau kromatografi dan lain-lain untuk tujuan kuantitatif
3 Hasil reaksi umumnya dapat dengan cepat diamati
4 Sensitivitas tinggi (Milanda et al 2007)
Selain untuk analisis antibodi monoklonal digunakan pula dalam bidang farmasi
sebagai carrier untuk targeted drug dan dapat pula berfungsi sebagai obat (protein
terapeutik) (Milanda et al 2007)
243 Antibodi Monoklonal Generasi Baru
Terapi menggunakan antibodi monoklonal terganggu dengan munculnya beberapa
masalah Pada eksperimen awal terdapat reaksi alergi dari bagian asing antibodi
eksperimental dari tikus yang disebut HAMA (human anti-mouse antibody) yang mencegah
digunakan lebih dari sekali Para ahli mengatasi masalah ini dengan membuang bagian
antigen dari bagian tikus tersebut dengan membuat antibodi chimeric dan humanized mAb
1 Chimeric mAb
Rituximab adalah antibodi monoklonal pertama yang termasuk dalam chimeric mAb
Chimeric diambil dari nama sebuah hewan mistis Rituximab dibuat dari fusi dua sel dari
mencit dan manusia
2 Humanized mAb
(Prentis 1990)
III Antibodi Poliklonal
III1 Pengertian
Antibodi poliklonal adalah antibodi yang telah diperoleh dari beberapa sel B atau cell
lines pembuatan antibodi ini memiliki beberapa kemiripan dengan berbagai antibodi yang
ditemukan dalam serum normal yang merupakan komponen cairan yang memisahkan dari
darah yang membeku Kemiripan ini disebabkan oleh fakta bahwa antibodi yang merupakan
poliklonal mengenali epitop yang berbeda dan memiliki derajat yang berbeda kekhususan
Sebaliknya antibodi dalam persiapan monoklonal yang berasal dari satu jenis klon dan
mengenali epitop yang sama dengan derajat yang sama kekhususan (Loyd 2013)
Untuk menghasilkan antibodi poliklonal binatang seperti ayam tikus atau kelinci
diimunisasi dengan antigen dan persiapan adjuvan Sistem kekebalan hewan dirangsang
untuk memproduksi sel B yang mensekresikan antibodi yang spesifik untuk antigen Setelah
jangka waktu tertentu biasanya beberapa minggu atau bahkan berbulan-bulan serum hewan
dipanen (Loyd 2013)
Persiapan khusus antibodi poliklonal biasanya campuran antibodi spesifik dimana
seluruhnya mengenali antigen yang sama Antibodi mengikat dengan kekuatan yang berbeda
untuk epitop yang berbeda pada antigen (Loyd 2013)
III11 Ciri
1 Mengenali beberapa epitop pada satu antigen Serum yang diperoleh akan berisi
campuran kompleks heterogen dari antibodi dengan afinitas yang berbeda
2 Poliklonal tersusun sebagian besar dari subklas IgG
3 Imunogen peptida sering digunakan untuk menghasilkan antibodi poliklonal yang
menargetkan epitop yang unik terutama untuk keluarga protein homologi tinggi
(Milner 2013)
III12 Produksi Antibodi
1 Murah untuk memproduksinya
2 Teknologi dan keterampilan yang dibutuhkan untuk produksi rendah
3 Skala waktu produksi pendek
4 Antibodi Poliklonal tidak bermanfaat untuk menyelidiki domain spesifik antigen karena
antiserum poliklonal biasanya akan mengenali banyak domain (Milner 2013)
III13 Keuntungan
Poliklonal akan mengenali beberapa epitop pada satu antigen yang memiliki
keuntungan sebagai berikut
1 Poliklonal dapat membantu memperkuat sinyal dari target protein dengan tingkat
ekspresi rendah seperti protein target akan mengikat lebih dari satu molekul antibodi
pada beberapa eptitopes Ini tidak akan menjadi keuntungan bagi percobaan kuantifikasi
misalnya dalam aliran cytometry karena hasilnya akan menjadi tidak akurat
2 Karena dapat mengenali beberapa epitop polyclonals dapat memberikan hasil yang
lebih baik di IP ChIP
3 Lebih toleran terhadap perubahan kecil dalam antigen misalnya polimorfisme
heterogenitas glikosilasi atau perubahan kecil denaturasi dibandingkan monoklonal
antibodi (homogen)
4 Antibodi poliklonal akan mengidentifikasi protein homologi tinggi terhadap protein
imunogen atau untuk menyaring protein target dalam sampel jaringan dari spesies lain
dibandingkan dengan imunogen misalnya Antibodi poliklonal kadang-kadang
digunakan ketika sifat antigen dalam spesies belum teruji tidak diketahui Hal ini juga
penting untuk memeriksa urutan imunogen untuk setiap reaktivitas silang
5 Antibodi Poliklonal sering menjadi pilihan yang lebih disukai untuk mendeteksi protein
terdenaturasi
6 Beberapa epitop umumnya menyediakan deteksi lebih kuat
7 Antibodi Poliklonal tidak bermanfaat untuk menyelidiki domain spesifik antigen
karena antiserum biasanya akan mengenali banyak domain (Milner 2013)
III14 Kerugian
1 Mereka menghasilkan sejumlah besar antibodi non-spesifik yang kadang-kadang dapat
memberikan sinyal latar belakang dalam beberapa aplikasi
2 Beberapa epitop membuatnya penting untuk memeriksa urutan imunogen untuk setiap
reaktivitas silang (Milner 2013)
III2 Proses yang terjadi pada antibodi poliklonal
1 Diproduksi dengan imunisasi hewan dengan antigen yang tepat
2 Imunisasi atau vaksinasi adalah suatu prosedur untuk meningkatkan derajat imunitas
seseorang terhadap patogen tertentu atau toksin Imunisasi yang ideal adalah yang dapat
mengaktifkan sistem pengenalan imun dan sistem efektor yang diperlukan Hal tersebut
dapat diperoleh dengan pemberian antigen yang tidak patogenik
3 Serum dari hewan terimunisasi dikumpulkan
4 Antibodi dalam serum dapat dimurnikan lebih lanjut
5 Karena satu antigen menginduksi produksi banyak antibodi maka hasilnya berupa
polyclonal campuran antibody (Milner 2013)
DAFTAR PUSTAKA
Jri 2007 Jenis Antibodi Monoklonal Tersedia di httpwwwklikpdpicomjurnal-wartajri-
01-07jurnal-7html Diakses pada tanggal 1 Juni 2013
Levinson Warren 2004 Medical Microbiology and Immunology Eximination and Board
Review Eighth Edition USA McGraw-Hill
Loyd Emma 2013 Polyclonal Antibodies Available online at httpwwwwisegeekcom
what-are-polyclonal-antibodieshtm Accessed on May 27 2013
Milanda Tiana Sri Agung F dan Tina R 2007 Buku Ajar Matakuliah Bioteknologi
Farmasi Jatinangor Fakultas Farmasi Unpad
Milner Jonathan 2013 Polyclonal and monoclonal A comparison Available online at
httpwwwabcamcomindexhtmlpageconfig=resourceamprid=11269amppid=11287
Accessed on May 26 2013
Prentis Steve 1990 Bioteknologi Jakarta Erlangga
Prescot et al 2005 Animation Quiz 3 - Monoclonal Antibody Production Available online
at httphigheredmcgrawhillcom sites0072556781student_view0chapter32 anim
ation_quiz_3html Accessed on May 27 2013
Sardjoko 1991 Bioteknologi Latar Belakang dan Penerapannya Jakarta PT Gramedia
Sudjadi 2008 Bioteknologi Kesehatan Yogyakarta Kanisius
Ward VivianLee 2010 Monoclonal Antibody Available online at httpwwwaccessexcell
enceorgRC VLGGmonoclonalphp Accessed on May 27 2013
- III14 Kerugian
- 1 Mereka menghasilkan sejumlah besar antibodi non-spesifik yang kadang-kadang dapat memberikan sinyal latar belakang dalam beberapa aplikasi
-
adjuvant (untuk meningkatkan respon imun) seringkali digunakan untuk hasil imunisasi yang
lebih baik (Milanda et al 2007)
Fusi antara sel limpa dengan sel myeloma dilakukan dengan penambahan larutan PEG
(polietilen glikol) dengan BM 4000-6000 konsentrasi tertentu sebagai penstabil fusi
Keberhasilan fusi sangat bergantung pada beberapa faktor antara lain suhu
inkubasiperbandingan jumlah sel limpa dan myeloma uang difusi teknik pencampuran
kedua jenis sel dan teknik penambahan PEG itu sendiri (Milanda et al 2007)
Pada saat kedua sel didifusikan proses seleksi perlu dilakukan untuk menghasilkan sel
hibrid yang memiliki sifat-sifat tertentu yang diinginkan Seleksi yang dilakukan adalah jalur
metabolisme sel di dalam medium HAT (Hypoxanthine-Aminopterin-Thymidine) (Milanda et
al 2007)
Sel hibrid yang terseleksi selanjutnya dikultur dan diuji supernatannya akan
keberadaan antibodinya dan sifat reaksi silangnya menggunakan metode analisis imunokimia
Supernatan kultur yang positif dan spesifik selanjutnya di klon dengan metode pengenceran
terbatas (limiting dilution) untuk memperbanyak klon sel yang hanya memproduksi antibodi
yang diinginkan (Milanda et al 2007)
Produksi in vivo dengan cara pembentukan tumor cair pada hewan sejenis tidak dapat
digunakan bila diinginkan produksi skala industri sehingga metode in vitro lebih dianjurkan
misalnya dengan cara fermentasi Hal ini kemudian dapat dikembangkan untuk memproduksi
antibodi monoklonal rekombinan yang bertujuan untuk memperoleh spesifitas yang lebih
tinggi dan dapat digunakan untuk tujuan diagnostik khusus dan untuk terapi (Milanda et al
2007)
Untuk produksi skala laboratorium umumnya digunakan wadah-wadah polisterin
Produksi antibodi monoklonal menggunakan tumor cair (ascites) di dalam mencit biasanya
berkisar antara 2-20 mgml sedangkan di dalam supernatan kultur in vitro biasanya berkisar
antara 5-50 microgml Namun saat ini perbanyakan antibodi sudah dilakukan di dalam
bioreaktor untuk produksi skala industry (Milanda et al 2007)
Metode pemurnian antibodi monoklonal dapat dilakukan dengan beberapa cara
antara lain
1 Pengendapan dengan Ammonium Sulfat
2 Elektroforesis
3 Kromatografi penukar ion
4 Filrasi gel
5 Kromatografi afinitas
6 Formulasi dan sterilisasi (Milanda et al 2007)
(Ward 2010)
Keterangan Gambar
Produksi antibodi monoklonal merupakan proses dimana sejumlah besar antibodi
(ditargetkan terhadap antigen tertentu X) dapat diproduksi Seekor tikus diimunisasi dengan
suntikan antigen X untuk menstimulasi produksi antibodi yang ditargetkan terhadap X Sel-
sel pembentuk antibodi terisolasi dari limpa tikus Antibodi monoklonal diproduksi dengan
menggabungkan satu sel pembentuk antibodi terhadap sel tumor yang tumbuh dalam kultur
Menghasilkan suatu sel yang disebut hibridoma (Ward 2010)
Setiap hibridoma menghasilkan molekul antibodi yang identik dengan jumlah yang
relatif besar Dengan membiarkan hibridoma berkembang biak dalam kultur ada
kemungkinan untuk menghasilkan populasi sel masing-masing menghasilkan molekul
antibodi yang identik Antibodi ini disebut antibodi monoklonal Setelah antibodi
monoklonal dibuat dapat digunakan sebagai probe khusus untuk melacak dan memurnikan
protein tertentu yang diinduksi pembentukannya (Ward 2010)
Produksi Antibodi Monoklonal
(Prescot et al 2005)
25 Mekanisme Kerja Antibodi Monoklonal
Antibodi monoklonal menggunakan mekanisme kombinasi untuk meningkatkan efek
sitotoksik sel tumor Mekanisme komponen sistem imun adalah antibody dependent cellular
cytotoxicity (ADCC) complement dependent cytotoxicity (CDC) mengubah signal transduksi
sel tumor atau menghilangkan sel permukaan antigen Antibodi dapat digunakan sebagai
target muatan (radioisotop obat atau toksin) untuk membunuh sel tumor atau mengaktivasi
prodrug di tumor antibody directed enzyme prodrug therapy (ADEPT) Antibodi
monoklonal digunakan secara sinergis melengkapi mekanisme kerja kemoterapi untuk
melawan tumor (Sardjoko 1991)
1 Antibody dependent cellular cytotoxicity (ADCC)
Antibody dependent cellular cytotoxicity (ADCC) terjadi jika antibodi mengikat
antigen sel tumor dan Fc antibodi melekat dengan reseptor Fc pada permukaan sel
imun efektor Interaksi Fc reseptor ini berdasarkan kemanjuran antitumor dan sangat
penting pada pemilihan suatu antibodi monoklonal Sel efektor yang berperan masih
belum jelas tapi diasumsikan sel fagosit mononuklear dan atau natural killer (NK)
Struktur Fc domain dimanipulasi untuk menyesuaikan jarak antibodi dan interaksi
dengan Fc reseptor Antibody dependent cellular cytotoxicity (ADCC) dapat
meningkatkan respons klinis secara langsung menginduksi destruksi tumor melalui
presentasi antigen dan menginduksi respons sel T tumor Antibodi monoklonal
berikatan dengan antigen permukaan sel tumor melalui Fc reseptor permukaan sel
NK Hal ini memicu penglepasan perforin dan granzymes untuk menghancurkan sel
tumor Sel - sel yang hancur ditangkap antigen presenting cell (APC) lalu
dipresentasikan pada sel B sehingga memicu penglepasan antibodi kemudian
antibodi ini akan berikatan dengan target antigen Sel cytotoxic T lymphocytes
(CTLs) dapat mengenali dan membunuh sel target antigen (Sardjoko 1991)
2 Complement dependent cytotoxicity (CDC)
Pengikatan antibodi monoklonal dengan antigen permukaan sel akan mengawali
kaskade komplement Complement dependent cytotoxicity (CDC) merupakan suatu
metode pembunuh sel tumor yang lain dari antibodi Imunoglobulin G1 dan G3
sangat efektif pada CDC melalui jalur klasik aktivasi komplemen Formasi kompleks
antigen antibodi merupakan komplemen C1q berikatan dengan IgG sehingga memicu
komplemen protein lain untuk mengawali penglepasan proteolitik sel efektor
kemotaktik agen aktivasi C3a dan C5a Kaskade komplemen ini diakhiri dengan
formasi membrane attack complex (MAC) sehingga terbentuk suatu lubang pada sel
membran Membrane attack complex (MAC) memfasilitasi keluar masuknya air dan
Na++ yang akan menyababkan sel target lisis (Sardjoko 1991)
3 Perubahan transduksi signal
Reseptor growth factor merupakan suatu antigen target tumor ekspresinya
berlebihan pada keganasan Aktivasi transduksi signal pada kondisi normal akan
menginduksi respons mitogenik dan meningkatkan kelangsungan hidup sel hal ini
diikuti dengan ekspresi perkembangan sel tumor yang berlebihan yang juga
menyebabkan tumor tidak sentitif terhadap zat kemoterapi Antibodi monoklonal
sangat potensial menormalkan laju perkembangan sel dan membuat sel sensitif
terhadap zat sitotoksik dengan menghilangkan signal reseptor ini Target antibodi
EGFR merupakan inhibitor yang kuat untuk transduksi signal Terapi antibodi
monoklonal memberikan efek penurunan densiti ekspresi target antigen contohnya
penurunan konsentrasi EGFR permukaan sel tumor atau membersihkan ligan seperti
VEGF Pengikatan ligand reseptor growth factor memicu dimerisasi dan aktivasi
kaskade signal sehingga terjadi proliferasi sel dan hambatan terhadap zat sitotoksik
Antibodi monoklonal menghambat signal dengan cara menghambat dimerisasi atau
mengganggu ikatan ligan (Sardjoko 1991)
4 Imunomodulasi
Beberapa percobaan menunjukkan antibodi yang langsung melawan cytotoxic T
lymphocyte antigen 4 (CTLA 4) terbukti dapat menginduksi regresi imun Pola
toksisiti yang diteliti pada uji klinis memperlihatkan hubungan perlekatan CTLA 4
dengan ligan dapat menginduksi respons autoimun hal ini terlihat pada aktivasi sel T
dependent Gabungan antibodi antiCTLA 4 dengan antibodi monoklonal
menginduksi ADCC kemoterapi sitotoksik atau radioterapi sehingga dapat
meningkatkan respons imun terhadap antigen spesifik tumor (Sardjoko 1991)
5 Penghantaran muatan sitotoksik
Antibodi monoklonal pada terapi kanker akan melawan target sel tumor dengan cara
mengikat sel spesifik tumor dan menginduksi respons imun Antibodi monoklonal
telah digunakan secara luas dalam percobaan sebagai zat sitotoksik sel - sel tumor
Modifikasi antibodi monoklonal dilakukan dengan tujuan sebagai zat penghantar
radioisotop toksin katalik obat ndash obatan sitokin enzim atau zat konjugasi aktif
lainnya Pola antibodi bispesifik pada kedua bagian Fab memungkinkan untuk
mengikat target antigen dan sel efektor (Sardjoko 1991)
6 Antibodi directed enzyme prodrug therapy (ADEPT)
Antibodi directed enzyme prodrug therapy (ADEPT) menggunakan antibodi
monoklonal sebagai penghantar untuk sampai ke sel tumor kemudian enzim
mengaktifkan prodrug pada tumor hal ini dapat meningkatkan dosis active drug di
dalam tumor Konjugasi antibodi monoklonal dan enzim mengikat antigen
permukaan sel tumor kemudian zat sitotoksik dalam bentuk inaktif prodrug akan
mengikat konjugasi antibodi monoklonal dan enzim permukaan sel tumor akhirnya
inaktivasi prodrug terpecah dan melepaskan aktif drug di dalam tumor (Sardjoko
1991)
26 Penggunaan Antibodi Monoklonal
Antibodi monoklonal juga dapat dibuat di laboratorium dengan menggabungkan sel
myeloma dengan sel yang memproduksi antibodi Hibridoma tersebut menghasilkan jumlah
hampir tak terbatas dari antibodi monoklonal yang berguna dalam tes diagnostik dan
penelitian (Levinson2004)
Antibodi monoklonal dapat digunakan untuk tiga tujuan berikut
1 Pemurnian reagen untuk tes atau penelitian
2 Sebagai penanda pada deteksi assay
3 Untuk eksperimental terapi (Prentis 1990)
Aplikasi terapi dari Antibodi monoklonal
1 Induksi imunisasi pasif
2 Diagnostik imaging
Antibodi monoklonal dapat digunakan untuk melihat protein tertentu dalam tubuh
misal antibodi monoklonal dikonjugasikan dengan logam inert pasien yang di-
rontgen Dari hasil rontgen tersebut dapat dikenali protein tertentu yang terlibat
dalam penyakit Cara ini juga diterapkan dalam melihat metastasis sel kanker
3 Diagnostik molekular
Antibodi monoklonal dapat diaplikasikan untuk identifikasi penyakit yang lebih
dikenal dengan imunologikal diagnostik Dimana deteksi imunologik merupakan
deteksi imunologik merupakan sistem deteksi yang sensitif spesifik dan sederhana
Misal membedakan DHF dan tifus
4 Monitoring terapi obat (untuk live-saving drug)
5 Sistem penghantaran obat (Drug delivery system DDS)
6 Isolasi dan atau purifikasi obat baru
7 Terapi kanker
Para ahli bisa membuat antibodi monoklonal yang mampu bereaksi dengan antigen
spesifik berbagai jenis sel kanker Dengan ditemukannya lebih banyak lagi antigen
kanker berarti akan semakin banyak antibodi monoklonal yang bisa digunakan untuk
terapi berbagai jenis kanker Bila antibodi berikatan dengan antigen tumor spesifik
yang terdapat di permukaan sel maka ia juga bisa menginduksi sel mengalami
apoptosis (Prentis 1990)
(Prentis 1990)
Toksin yang biasa dikonjugasikan dengan antibodi monoklonal persiapan untuk penggunaan
klinik sebagai agen antikanker
1 Ricin
2 Pokeweed
3 Gelonin
4 Pseudomonas endotoksin
5 Diptheria toksin
6 Abrin
7 Protein antiviral (Prentis 1990)
261 Penggunaan Klinik Antibodi Monoklonal
Fungsi Klinik Antibodi monoklonal Target Antibodi Penggunaan Spesifik
Secara Klinis
Transplantasi
terkait
imunosupresi
1 Basiliximab
daclizumab
2 Muromonab
(OKT3)
Reseptor IL-2
CD3 pada sel T
Mencegah atau
mengobati penolakan
allograft dan reaksi
graft-versus-host
Pengobatan
penyakit autoimun
1 Infliximab
2 Adalimumab
TNF α Mengobati rheumatoid
arthritis dan penyakit
Crohn (ileitis regional)
Pencegahan
penyakit menular
Palivizumab protein fusi virus
pernapasan sinsitial
Mencegah pneumonia
pada neonatus rentan
Pengobatan kanker 1 Rituximab Protein CD20 pada
sel B
Mengobati limfoma
non-Hodgkins
Mengobati kanker
2 Trastuzumab Reseptor faktor
pertumbuhan
epidermal
payudara
(Levinson 2004)
242 Penggunaan Antibodi Monoklonal Untuk Diagnosis
Hormon Polipeptida Gonatropin korlonik hormone pertumbuhan
hormone lutinizing hormone stimuli folikel
hormone stimuli prolaktin
Penanda tumor Antigen karsinoembrionik antigen spesifik
prostat reseptor IL2 Reseptor faktor tumbuh
epidermal
Sitokin IL 1-8 faktor stimuli koloni
Monitor Obat Teofilin gentamisin siklosporin
Penyakit Infeksi Klamidia herpes rubella hepatitis B
legionela HIV CMV
Target campuran Tiroksin Vitamin B12 feritin protein Tau
(Sudjadi 2008)
Banyak penyakit dicirikan oleh adanya senyawa yang tidak terdapat dalam badan
atau oleh adanya badan yang biasanya ada tetapi terdapat dalam jumlah yang berlebihan
Antibodi monoklonal akan segera digerakkan untuk mendeteksi adanya virus bakteri atau
benda asing lain dengan mencampur antibodi yang tepat dalam sampel darah atau cairan
tubuh Pemberian senyawa spesifik ini dalam takaran yang tepat ke dalam tubuh pasien
mungkin juga dapat digunakan untuk mendiagnosis berbagai gangguan yang lain seperti
beberapa bentuk kemandulan yang ditandai oleh kurangnya hormon tertentu (Sardjoko
1991)
Para pakar bioteknologi telah dapat mengembangkan antibodi monoklonal yang
spesifik untuk setiap senyawa yang sangat penting dalam bidang pengobatan Penerapan
antibodi monoklonal yang potensi diantaranya adalah peningkatan pertahanan alami pasien
peningkatan keberhasilan pencangkokan organ penyampaian obat ke bagian spesifik tubuh
dan pemurnian obat sebelum diberikan kepada pasien (Sardjoko 1991)
Secara teoritis dan juga semakin terasa dalam praktisnya pakar bioteknologi dapat
mengembangkan antibodi monoklonal yang bersifat spesifik bagi senyawa apa saja terutama
yang berkaitan dalam pengobatan kesehatan Sekian banyak jurnal ilmiah melaporkan
rincian percobaan yang mempergunakan antibodi monoklonal dalam puluhan cara dari
identifikasi sel kanker hingga melacak urat syaraf lintah raksasa Dalam lima tahun terakhir
ini teknik yang baru telah memainkan peranan yang bertambah penting di dalam penelitian
dasar Untuk memenuhi kebutuhan akan antibodi monoklonal perusahaan dengan nama
eksotik sepeti Hydriedtech Celltech dan Allergenetics bermunculan pada akhir tahun tujuh
puluhan dan awal delapan puluhan Pada pertengahan 1983 lebih dari 40 produk antibodi
monoklonal telah diizinkan bagi penggunaan diagnostik di Amerika Serikat termasuk untuk
alat-alat uji kehamilan diagnosis kanker dan deteksi virus rabies (Prentis 1990)
Teknologi baru ini sekarang diperhitungkan untuk memberikan dampak utama dalam
praktek kedokteran yang meliputi semua spektrum penyakit manusia dari kanker dan
gangguan ginjal sampai infeksi yang disebabkan oleh virus dan bakteri Potensi aplikasi
antibodi monoklonal termasuk meningkatkan pertahanan alamiah penderita memperbaiki
peluang transplantasi organ yang berhasil mengarahkan obat menuju bagian tubuh yang
spesifik dan memurnikan obat-obatan sebelum diberikan kepada penderita (Prentis 1990)
Contoh aplikasi terakhir ini adalah produksi antibodi monoklonal yang melekat
hanya pada molekul interferon dan menolak molekul lainnya Antibodi ini dapat diikat pada
suatu butiran yang kemudian ditempatkan pada suatu tabung Apabila campuran senyawa
yang mengandung sejumlah kecil interferon dituang ke dalam tabung tersebut antibodi akan
mengikat molekul interferon dari campuran senyawa sementara bahan-bahan yang tidak
diinginkan mengalir keluar Kemudian suatu bahan kimia ditambahkan dibiarkan mengalir
melalui tabung untuk melepaskan ikatan antibodi dengan interferon yang kemudian
dibebaskan ke luar Teknik ini menghasilkan larutan yang 5000 kali lebih kaya akan
interferon dibandingkan dengan campuran besar semula Hal ini dan penggunaan lain dari
antibodi monoklonal bergantung pada daya seleksi yang istimewa (Prentis 1990)
Penggunaan antibodi monoklonal telah dikenal sejak tahun 1975 yaitu ketika Kohler
dan Milstein berhasil mengkonstruksi sel hibridoma yang mensekresi antibodi dengn
spesifitas khusus Salah satu yang paling fenomenal adalah penggunaan antibodi monoklonal
sebagai pereaksi diagnostik dalam metode imunokimia Metode analisis imunokimia dengan
prinsip reaksi antigen-antibodi telah banyak digunakan dalam riset maupun laboratorium
klinik Perkembangan metode ini dimulai pada tahun 1959 oleh Yellow dan Berson yang
memperkenalkan metode Radio Immunoassay (RIA) untuk mengukur jumlah insulin dalam
serum Sejak saat itu berbagai metode dengan prinsip imunokimia ini telah dikembangkan
untuk tujuan klinis Keuntungan metode imunokimia dibandingkan metode analisis lainnya
adalah
1 Spesifias tinggi karena situs pengikat antibodi tertentu hanya dapat bereaksi
dengan determinan antigen (epitop) yang sesuai saja dan tidak akan terjadi ikatan
dengan antigen lainnya
2 Reaksi imunokimia dapat dikombinasikan dengan beberapa teknik analisis lain
seperti spektrofotometri atau kromatografi dan lain-lain untuk tujuan kuantitatif
3 Hasil reaksi umumnya dapat dengan cepat diamati
4 Sensitivitas tinggi (Milanda et al 2007)
Selain untuk analisis antibodi monoklonal digunakan pula dalam bidang farmasi
sebagai carrier untuk targeted drug dan dapat pula berfungsi sebagai obat (protein
terapeutik) (Milanda et al 2007)
243 Antibodi Monoklonal Generasi Baru
Terapi menggunakan antibodi monoklonal terganggu dengan munculnya beberapa
masalah Pada eksperimen awal terdapat reaksi alergi dari bagian asing antibodi
eksperimental dari tikus yang disebut HAMA (human anti-mouse antibody) yang mencegah
digunakan lebih dari sekali Para ahli mengatasi masalah ini dengan membuang bagian
antigen dari bagian tikus tersebut dengan membuat antibodi chimeric dan humanized mAb
1 Chimeric mAb
Rituximab adalah antibodi monoklonal pertama yang termasuk dalam chimeric mAb
Chimeric diambil dari nama sebuah hewan mistis Rituximab dibuat dari fusi dua sel dari
mencit dan manusia
2 Humanized mAb
(Prentis 1990)
III Antibodi Poliklonal
III1 Pengertian
Antibodi poliklonal adalah antibodi yang telah diperoleh dari beberapa sel B atau cell
lines pembuatan antibodi ini memiliki beberapa kemiripan dengan berbagai antibodi yang
ditemukan dalam serum normal yang merupakan komponen cairan yang memisahkan dari
darah yang membeku Kemiripan ini disebabkan oleh fakta bahwa antibodi yang merupakan
poliklonal mengenali epitop yang berbeda dan memiliki derajat yang berbeda kekhususan
Sebaliknya antibodi dalam persiapan monoklonal yang berasal dari satu jenis klon dan
mengenali epitop yang sama dengan derajat yang sama kekhususan (Loyd 2013)
Untuk menghasilkan antibodi poliklonal binatang seperti ayam tikus atau kelinci
diimunisasi dengan antigen dan persiapan adjuvan Sistem kekebalan hewan dirangsang
untuk memproduksi sel B yang mensekresikan antibodi yang spesifik untuk antigen Setelah
jangka waktu tertentu biasanya beberapa minggu atau bahkan berbulan-bulan serum hewan
dipanen (Loyd 2013)
Persiapan khusus antibodi poliklonal biasanya campuran antibodi spesifik dimana
seluruhnya mengenali antigen yang sama Antibodi mengikat dengan kekuatan yang berbeda
untuk epitop yang berbeda pada antigen (Loyd 2013)
III11 Ciri
1 Mengenali beberapa epitop pada satu antigen Serum yang diperoleh akan berisi
campuran kompleks heterogen dari antibodi dengan afinitas yang berbeda
2 Poliklonal tersusun sebagian besar dari subklas IgG
3 Imunogen peptida sering digunakan untuk menghasilkan antibodi poliklonal yang
menargetkan epitop yang unik terutama untuk keluarga protein homologi tinggi
(Milner 2013)
III12 Produksi Antibodi
1 Murah untuk memproduksinya
2 Teknologi dan keterampilan yang dibutuhkan untuk produksi rendah
3 Skala waktu produksi pendek
4 Antibodi Poliklonal tidak bermanfaat untuk menyelidiki domain spesifik antigen karena
antiserum poliklonal biasanya akan mengenali banyak domain (Milner 2013)
III13 Keuntungan
Poliklonal akan mengenali beberapa epitop pada satu antigen yang memiliki
keuntungan sebagai berikut
1 Poliklonal dapat membantu memperkuat sinyal dari target protein dengan tingkat
ekspresi rendah seperti protein target akan mengikat lebih dari satu molekul antibodi
pada beberapa eptitopes Ini tidak akan menjadi keuntungan bagi percobaan kuantifikasi
misalnya dalam aliran cytometry karena hasilnya akan menjadi tidak akurat
2 Karena dapat mengenali beberapa epitop polyclonals dapat memberikan hasil yang
lebih baik di IP ChIP
3 Lebih toleran terhadap perubahan kecil dalam antigen misalnya polimorfisme
heterogenitas glikosilasi atau perubahan kecil denaturasi dibandingkan monoklonal
antibodi (homogen)
4 Antibodi poliklonal akan mengidentifikasi protein homologi tinggi terhadap protein
imunogen atau untuk menyaring protein target dalam sampel jaringan dari spesies lain
dibandingkan dengan imunogen misalnya Antibodi poliklonal kadang-kadang
digunakan ketika sifat antigen dalam spesies belum teruji tidak diketahui Hal ini juga
penting untuk memeriksa urutan imunogen untuk setiap reaktivitas silang
5 Antibodi Poliklonal sering menjadi pilihan yang lebih disukai untuk mendeteksi protein
terdenaturasi
6 Beberapa epitop umumnya menyediakan deteksi lebih kuat
7 Antibodi Poliklonal tidak bermanfaat untuk menyelidiki domain spesifik antigen
karena antiserum biasanya akan mengenali banyak domain (Milner 2013)
III14 Kerugian
1 Mereka menghasilkan sejumlah besar antibodi non-spesifik yang kadang-kadang dapat
memberikan sinyal latar belakang dalam beberapa aplikasi
2 Beberapa epitop membuatnya penting untuk memeriksa urutan imunogen untuk setiap
reaktivitas silang (Milner 2013)
III2 Proses yang terjadi pada antibodi poliklonal
1 Diproduksi dengan imunisasi hewan dengan antigen yang tepat
2 Imunisasi atau vaksinasi adalah suatu prosedur untuk meningkatkan derajat imunitas
seseorang terhadap patogen tertentu atau toksin Imunisasi yang ideal adalah yang dapat
mengaktifkan sistem pengenalan imun dan sistem efektor yang diperlukan Hal tersebut
dapat diperoleh dengan pemberian antigen yang tidak patogenik
3 Serum dari hewan terimunisasi dikumpulkan
4 Antibodi dalam serum dapat dimurnikan lebih lanjut
5 Karena satu antigen menginduksi produksi banyak antibodi maka hasilnya berupa
polyclonal campuran antibody (Milner 2013)
DAFTAR PUSTAKA
Jri 2007 Jenis Antibodi Monoklonal Tersedia di httpwwwklikpdpicomjurnal-wartajri-
01-07jurnal-7html Diakses pada tanggal 1 Juni 2013
Levinson Warren 2004 Medical Microbiology and Immunology Eximination and Board
Review Eighth Edition USA McGraw-Hill
Loyd Emma 2013 Polyclonal Antibodies Available online at httpwwwwisegeekcom
what-are-polyclonal-antibodieshtm Accessed on May 27 2013
Milanda Tiana Sri Agung F dan Tina R 2007 Buku Ajar Matakuliah Bioteknologi
Farmasi Jatinangor Fakultas Farmasi Unpad
Milner Jonathan 2013 Polyclonal and monoclonal A comparison Available online at
httpwwwabcamcomindexhtmlpageconfig=resourceamprid=11269amppid=11287
Accessed on May 26 2013
Prentis Steve 1990 Bioteknologi Jakarta Erlangga
Prescot et al 2005 Animation Quiz 3 - Monoclonal Antibody Production Available online
at httphigheredmcgrawhillcom sites0072556781student_view0chapter32 anim
ation_quiz_3html Accessed on May 27 2013
Sardjoko 1991 Bioteknologi Latar Belakang dan Penerapannya Jakarta PT Gramedia
Sudjadi 2008 Bioteknologi Kesehatan Yogyakarta Kanisius
Ward VivianLee 2010 Monoclonal Antibody Available online at httpwwwaccessexcell
enceorgRC VLGGmonoclonalphp Accessed on May 27 2013
- III14 Kerugian
- 1 Mereka menghasilkan sejumlah besar antibodi non-spesifik yang kadang-kadang dapat memberikan sinyal latar belakang dalam beberapa aplikasi
-
2 Elektroforesis
3 Kromatografi penukar ion
4 Filrasi gel
5 Kromatografi afinitas
6 Formulasi dan sterilisasi (Milanda et al 2007)
(Ward 2010)
Keterangan Gambar
Produksi antibodi monoklonal merupakan proses dimana sejumlah besar antibodi
(ditargetkan terhadap antigen tertentu X) dapat diproduksi Seekor tikus diimunisasi dengan
suntikan antigen X untuk menstimulasi produksi antibodi yang ditargetkan terhadap X Sel-
sel pembentuk antibodi terisolasi dari limpa tikus Antibodi monoklonal diproduksi dengan
menggabungkan satu sel pembentuk antibodi terhadap sel tumor yang tumbuh dalam kultur
Menghasilkan suatu sel yang disebut hibridoma (Ward 2010)
Setiap hibridoma menghasilkan molekul antibodi yang identik dengan jumlah yang
relatif besar Dengan membiarkan hibridoma berkembang biak dalam kultur ada
kemungkinan untuk menghasilkan populasi sel masing-masing menghasilkan molekul
antibodi yang identik Antibodi ini disebut antibodi monoklonal Setelah antibodi
monoklonal dibuat dapat digunakan sebagai probe khusus untuk melacak dan memurnikan
protein tertentu yang diinduksi pembentukannya (Ward 2010)
Produksi Antibodi Monoklonal
(Prescot et al 2005)
25 Mekanisme Kerja Antibodi Monoklonal
Antibodi monoklonal menggunakan mekanisme kombinasi untuk meningkatkan efek
sitotoksik sel tumor Mekanisme komponen sistem imun adalah antibody dependent cellular
cytotoxicity (ADCC) complement dependent cytotoxicity (CDC) mengubah signal transduksi
sel tumor atau menghilangkan sel permukaan antigen Antibodi dapat digunakan sebagai
target muatan (radioisotop obat atau toksin) untuk membunuh sel tumor atau mengaktivasi
prodrug di tumor antibody directed enzyme prodrug therapy (ADEPT) Antibodi
monoklonal digunakan secara sinergis melengkapi mekanisme kerja kemoterapi untuk
melawan tumor (Sardjoko 1991)
1 Antibody dependent cellular cytotoxicity (ADCC)
Antibody dependent cellular cytotoxicity (ADCC) terjadi jika antibodi mengikat
antigen sel tumor dan Fc antibodi melekat dengan reseptor Fc pada permukaan sel
imun efektor Interaksi Fc reseptor ini berdasarkan kemanjuran antitumor dan sangat
penting pada pemilihan suatu antibodi monoklonal Sel efektor yang berperan masih
belum jelas tapi diasumsikan sel fagosit mononuklear dan atau natural killer (NK)
Struktur Fc domain dimanipulasi untuk menyesuaikan jarak antibodi dan interaksi
dengan Fc reseptor Antibody dependent cellular cytotoxicity (ADCC) dapat
meningkatkan respons klinis secara langsung menginduksi destruksi tumor melalui
presentasi antigen dan menginduksi respons sel T tumor Antibodi monoklonal
berikatan dengan antigen permukaan sel tumor melalui Fc reseptor permukaan sel
NK Hal ini memicu penglepasan perforin dan granzymes untuk menghancurkan sel
tumor Sel - sel yang hancur ditangkap antigen presenting cell (APC) lalu
dipresentasikan pada sel B sehingga memicu penglepasan antibodi kemudian
antibodi ini akan berikatan dengan target antigen Sel cytotoxic T lymphocytes
(CTLs) dapat mengenali dan membunuh sel target antigen (Sardjoko 1991)
2 Complement dependent cytotoxicity (CDC)
Pengikatan antibodi monoklonal dengan antigen permukaan sel akan mengawali
kaskade komplement Complement dependent cytotoxicity (CDC) merupakan suatu
metode pembunuh sel tumor yang lain dari antibodi Imunoglobulin G1 dan G3
sangat efektif pada CDC melalui jalur klasik aktivasi komplemen Formasi kompleks
antigen antibodi merupakan komplemen C1q berikatan dengan IgG sehingga memicu
komplemen protein lain untuk mengawali penglepasan proteolitik sel efektor
kemotaktik agen aktivasi C3a dan C5a Kaskade komplemen ini diakhiri dengan
formasi membrane attack complex (MAC) sehingga terbentuk suatu lubang pada sel
membran Membrane attack complex (MAC) memfasilitasi keluar masuknya air dan
Na++ yang akan menyababkan sel target lisis (Sardjoko 1991)
3 Perubahan transduksi signal
Reseptor growth factor merupakan suatu antigen target tumor ekspresinya
berlebihan pada keganasan Aktivasi transduksi signal pada kondisi normal akan
menginduksi respons mitogenik dan meningkatkan kelangsungan hidup sel hal ini
diikuti dengan ekspresi perkembangan sel tumor yang berlebihan yang juga
menyebabkan tumor tidak sentitif terhadap zat kemoterapi Antibodi monoklonal
sangat potensial menormalkan laju perkembangan sel dan membuat sel sensitif
terhadap zat sitotoksik dengan menghilangkan signal reseptor ini Target antibodi
EGFR merupakan inhibitor yang kuat untuk transduksi signal Terapi antibodi
monoklonal memberikan efek penurunan densiti ekspresi target antigen contohnya
penurunan konsentrasi EGFR permukaan sel tumor atau membersihkan ligan seperti
VEGF Pengikatan ligand reseptor growth factor memicu dimerisasi dan aktivasi
kaskade signal sehingga terjadi proliferasi sel dan hambatan terhadap zat sitotoksik
Antibodi monoklonal menghambat signal dengan cara menghambat dimerisasi atau
mengganggu ikatan ligan (Sardjoko 1991)
4 Imunomodulasi
Beberapa percobaan menunjukkan antibodi yang langsung melawan cytotoxic T
lymphocyte antigen 4 (CTLA 4) terbukti dapat menginduksi regresi imun Pola
toksisiti yang diteliti pada uji klinis memperlihatkan hubungan perlekatan CTLA 4
dengan ligan dapat menginduksi respons autoimun hal ini terlihat pada aktivasi sel T
dependent Gabungan antibodi antiCTLA 4 dengan antibodi monoklonal
menginduksi ADCC kemoterapi sitotoksik atau radioterapi sehingga dapat
meningkatkan respons imun terhadap antigen spesifik tumor (Sardjoko 1991)
5 Penghantaran muatan sitotoksik
Antibodi monoklonal pada terapi kanker akan melawan target sel tumor dengan cara
mengikat sel spesifik tumor dan menginduksi respons imun Antibodi monoklonal
telah digunakan secara luas dalam percobaan sebagai zat sitotoksik sel - sel tumor
Modifikasi antibodi monoklonal dilakukan dengan tujuan sebagai zat penghantar
radioisotop toksin katalik obat ndash obatan sitokin enzim atau zat konjugasi aktif
lainnya Pola antibodi bispesifik pada kedua bagian Fab memungkinkan untuk
mengikat target antigen dan sel efektor (Sardjoko 1991)
6 Antibodi directed enzyme prodrug therapy (ADEPT)
Antibodi directed enzyme prodrug therapy (ADEPT) menggunakan antibodi
monoklonal sebagai penghantar untuk sampai ke sel tumor kemudian enzim
mengaktifkan prodrug pada tumor hal ini dapat meningkatkan dosis active drug di
dalam tumor Konjugasi antibodi monoklonal dan enzim mengikat antigen
permukaan sel tumor kemudian zat sitotoksik dalam bentuk inaktif prodrug akan
mengikat konjugasi antibodi monoklonal dan enzim permukaan sel tumor akhirnya
inaktivasi prodrug terpecah dan melepaskan aktif drug di dalam tumor (Sardjoko
1991)
26 Penggunaan Antibodi Monoklonal
Antibodi monoklonal juga dapat dibuat di laboratorium dengan menggabungkan sel
myeloma dengan sel yang memproduksi antibodi Hibridoma tersebut menghasilkan jumlah
hampir tak terbatas dari antibodi monoklonal yang berguna dalam tes diagnostik dan
penelitian (Levinson2004)
Antibodi monoklonal dapat digunakan untuk tiga tujuan berikut
1 Pemurnian reagen untuk tes atau penelitian
2 Sebagai penanda pada deteksi assay
3 Untuk eksperimental terapi (Prentis 1990)
Aplikasi terapi dari Antibodi monoklonal
1 Induksi imunisasi pasif
2 Diagnostik imaging
Antibodi monoklonal dapat digunakan untuk melihat protein tertentu dalam tubuh
misal antibodi monoklonal dikonjugasikan dengan logam inert pasien yang di-
rontgen Dari hasil rontgen tersebut dapat dikenali protein tertentu yang terlibat
dalam penyakit Cara ini juga diterapkan dalam melihat metastasis sel kanker
3 Diagnostik molekular
Antibodi monoklonal dapat diaplikasikan untuk identifikasi penyakit yang lebih
dikenal dengan imunologikal diagnostik Dimana deteksi imunologik merupakan
deteksi imunologik merupakan sistem deteksi yang sensitif spesifik dan sederhana
Misal membedakan DHF dan tifus
4 Monitoring terapi obat (untuk live-saving drug)
5 Sistem penghantaran obat (Drug delivery system DDS)
6 Isolasi dan atau purifikasi obat baru
7 Terapi kanker
Para ahli bisa membuat antibodi monoklonal yang mampu bereaksi dengan antigen
spesifik berbagai jenis sel kanker Dengan ditemukannya lebih banyak lagi antigen
kanker berarti akan semakin banyak antibodi monoklonal yang bisa digunakan untuk
terapi berbagai jenis kanker Bila antibodi berikatan dengan antigen tumor spesifik
yang terdapat di permukaan sel maka ia juga bisa menginduksi sel mengalami
apoptosis (Prentis 1990)
(Prentis 1990)
Toksin yang biasa dikonjugasikan dengan antibodi monoklonal persiapan untuk penggunaan
klinik sebagai agen antikanker
1 Ricin
2 Pokeweed
3 Gelonin
4 Pseudomonas endotoksin
5 Diptheria toksin
6 Abrin
7 Protein antiviral (Prentis 1990)
261 Penggunaan Klinik Antibodi Monoklonal
Fungsi Klinik Antibodi monoklonal Target Antibodi Penggunaan Spesifik
Secara Klinis
Transplantasi
terkait
imunosupresi
1 Basiliximab
daclizumab
2 Muromonab
(OKT3)
Reseptor IL-2
CD3 pada sel T
Mencegah atau
mengobati penolakan
allograft dan reaksi
graft-versus-host
Pengobatan
penyakit autoimun
1 Infliximab
2 Adalimumab
TNF α Mengobati rheumatoid
arthritis dan penyakit
Crohn (ileitis regional)
Pencegahan
penyakit menular
Palivizumab protein fusi virus
pernapasan sinsitial
Mencegah pneumonia
pada neonatus rentan
Pengobatan kanker 1 Rituximab Protein CD20 pada
sel B
Mengobati limfoma
non-Hodgkins
Mengobati kanker
2 Trastuzumab Reseptor faktor
pertumbuhan
epidermal
payudara
(Levinson 2004)
242 Penggunaan Antibodi Monoklonal Untuk Diagnosis
Hormon Polipeptida Gonatropin korlonik hormone pertumbuhan
hormone lutinizing hormone stimuli folikel
hormone stimuli prolaktin
Penanda tumor Antigen karsinoembrionik antigen spesifik
prostat reseptor IL2 Reseptor faktor tumbuh
epidermal
Sitokin IL 1-8 faktor stimuli koloni
Monitor Obat Teofilin gentamisin siklosporin
Penyakit Infeksi Klamidia herpes rubella hepatitis B
legionela HIV CMV
Target campuran Tiroksin Vitamin B12 feritin protein Tau
(Sudjadi 2008)
Banyak penyakit dicirikan oleh adanya senyawa yang tidak terdapat dalam badan
atau oleh adanya badan yang biasanya ada tetapi terdapat dalam jumlah yang berlebihan
Antibodi monoklonal akan segera digerakkan untuk mendeteksi adanya virus bakteri atau
benda asing lain dengan mencampur antibodi yang tepat dalam sampel darah atau cairan
tubuh Pemberian senyawa spesifik ini dalam takaran yang tepat ke dalam tubuh pasien
mungkin juga dapat digunakan untuk mendiagnosis berbagai gangguan yang lain seperti
beberapa bentuk kemandulan yang ditandai oleh kurangnya hormon tertentu (Sardjoko
1991)
Para pakar bioteknologi telah dapat mengembangkan antibodi monoklonal yang
spesifik untuk setiap senyawa yang sangat penting dalam bidang pengobatan Penerapan
antibodi monoklonal yang potensi diantaranya adalah peningkatan pertahanan alami pasien
peningkatan keberhasilan pencangkokan organ penyampaian obat ke bagian spesifik tubuh
dan pemurnian obat sebelum diberikan kepada pasien (Sardjoko 1991)
Secara teoritis dan juga semakin terasa dalam praktisnya pakar bioteknologi dapat
mengembangkan antibodi monoklonal yang bersifat spesifik bagi senyawa apa saja terutama
yang berkaitan dalam pengobatan kesehatan Sekian banyak jurnal ilmiah melaporkan
rincian percobaan yang mempergunakan antibodi monoklonal dalam puluhan cara dari
identifikasi sel kanker hingga melacak urat syaraf lintah raksasa Dalam lima tahun terakhir
ini teknik yang baru telah memainkan peranan yang bertambah penting di dalam penelitian
dasar Untuk memenuhi kebutuhan akan antibodi monoklonal perusahaan dengan nama
eksotik sepeti Hydriedtech Celltech dan Allergenetics bermunculan pada akhir tahun tujuh
puluhan dan awal delapan puluhan Pada pertengahan 1983 lebih dari 40 produk antibodi
monoklonal telah diizinkan bagi penggunaan diagnostik di Amerika Serikat termasuk untuk
alat-alat uji kehamilan diagnosis kanker dan deteksi virus rabies (Prentis 1990)
Teknologi baru ini sekarang diperhitungkan untuk memberikan dampak utama dalam
praktek kedokteran yang meliputi semua spektrum penyakit manusia dari kanker dan
gangguan ginjal sampai infeksi yang disebabkan oleh virus dan bakteri Potensi aplikasi
antibodi monoklonal termasuk meningkatkan pertahanan alamiah penderita memperbaiki
peluang transplantasi organ yang berhasil mengarahkan obat menuju bagian tubuh yang
spesifik dan memurnikan obat-obatan sebelum diberikan kepada penderita (Prentis 1990)
Contoh aplikasi terakhir ini adalah produksi antibodi monoklonal yang melekat
hanya pada molekul interferon dan menolak molekul lainnya Antibodi ini dapat diikat pada
suatu butiran yang kemudian ditempatkan pada suatu tabung Apabila campuran senyawa
yang mengandung sejumlah kecil interferon dituang ke dalam tabung tersebut antibodi akan
mengikat molekul interferon dari campuran senyawa sementara bahan-bahan yang tidak
diinginkan mengalir keluar Kemudian suatu bahan kimia ditambahkan dibiarkan mengalir
melalui tabung untuk melepaskan ikatan antibodi dengan interferon yang kemudian
dibebaskan ke luar Teknik ini menghasilkan larutan yang 5000 kali lebih kaya akan
interferon dibandingkan dengan campuran besar semula Hal ini dan penggunaan lain dari
antibodi monoklonal bergantung pada daya seleksi yang istimewa (Prentis 1990)
Penggunaan antibodi monoklonal telah dikenal sejak tahun 1975 yaitu ketika Kohler
dan Milstein berhasil mengkonstruksi sel hibridoma yang mensekresi antibodi dengn
spesifitas khusus Salah satu yang paling fenomenal adalah penggunaan antibodi monoklonal
sebagai pereaksi diagnostik dalam metode imunokimia Metode analisis imunokimia dengan
prinsip reaksi antigen-antibodi telah banyak digunakan dalam riset maupun laboratorium
klinik Perkembangan metode ini dimulai pada tahun 1959 oleh Yellow dan Berson yang
memperkenalkan metode Radio Immunoassay (RIA) untuk mengukur jumlah insulin dalam
serum Sejak saat itu berbagai metode dengan prinsip imunokimia ini telah dikembangkan
untuk tujuan klinis Keuntungan metode imunokimia dibandingkan metode analisis lainnya
adalah
1 Spesifias tinggi karena situs pengikat antibodi tertentu hanya dapat bereaksi
dengan determinan antigen (epitop) yang sesuai saja dan tidak akan terjadi ikatan
dengan antigen lainnya
2 Reaksi imunokimia dapat dikombinasikan dengan beberapa teknik analisis lain
seperti spektrofotometri atau kromatografi dan lain-lain untuk tujuan kuantitatif
3 Hasil reaksi umumnya dapat dengan cepat diamati
4 Sensitivitas tinggi (Milanda et al 2007)
Selain untuk analisis antibodi monoklonal digunakan pula dalam bidang farmasi
sebagai carrier untuk targeted drug dan dapat pula berfungsi sebagai obat (protein
terapeutik) (Milanda et al 2007)
243 Antibodi Monoklonal Generasi Baru
Terapi menggunakan antibodi monoklonal terganggu dengan munculnya beberapa
masalah Pada eksperimen awal terdapat reaksi alergi dari bagian asing antibodi
eksperimental dari tikus yang disebut HAMA (human anti-mouse antibody) yang mencegah
digunakan lebih dari sekali Para ahli mengatasi masalah ini dengan membuang bagian
antigen dari bagian tikus tersebut dengan membuat antibodi chimeric dan humanized mAb
1 Chimeric mAb
Rituximab adalah antibodi monoklonal pertama yang termasuk dalam chimeric mAb
Chimeric diambil dari nama sebuah hewan mistis Rituximab dibuat dari fusi dua sel dari
mencit dan manusia
2 Humanized mAb
(Prentis 1990)
III Antibodi Poliklonal
III1 Pengertian
Antibodi poliklonal adalah antibodi yang telah diperoleh dari beberapa sel B atau cell
lines pembuatan antibodi ini memiliki beberapa kemiripan dengan berbagai antibodi yang
ditemukan dalam serum normal yang merupakan komponen cairan yang memisahkan dari
darah yang membeku Kemiripan ini disebabkan oleh fakta bahwa antibodi yang merupakan
poliklonal mengenali epitop yang berbeda dan memiliki derajat yang berbeda kekhususan
Sebaliknya antibodi dalam persiapan monoklonal yang berasal dari satu jenis klon dan
mengenali epitop yang sama dengan derajat yang sama kekhususan (Loyd 2013)
Untuk menghasilkan antibodi poliklonal binatang seperti ayam tikus atau kelinci
diimunisasi dengan antigen dan persiapan adjuvan Sistem kekebalan hewan dirangsang
untuk memproduksi sel B yang mensekresikan antibodi yang spesifik untuk antigen Setelah
jangka waktu tertentu biasanya beberapa minggu atau bahkan berbulan-bulan serum hewan
dipanen (Loyd 2013)
Persiapan khusus antibodi poliklonal biasanya campuran antibodi spesifik dimana
seluruhnya mengenali antigen yang sama Antibodi mengikat dengan kekuatan yang berbeda
untuk epitop yang berbeda pada antigen (Loyd 2013)
III11 Ciri
1 Mengenali beberapa epitop pada satu antigen Serum yang diperoleh akan berisi
campuran kompleks heterogen dari antibodi dengan afinitas yang berbeda
2 Poliklonal tersusun sebagian besar dari subklas IgG
3 Imunogen peptida sering digunakan untuk menghasilkan antibodi poliklonal yang
menargetkan epitop yang unik terutama untuk keluarga protein homologi tinggi
(Milner 2013)
III12 Produksi Antibodi
1 Murah untuk memproduksinya
2 Teknologi dan keterampilan yang dibutuhkan untuk produksi rendah
3 Skala waktu produksi pendek
4 Antibodi Poliklonal tidak bermanfaat untuk menyelidiki domain spesifik antigen karena
antiserum poliklonal biasanya akan mengenali banyak domain (Milner 2013)
III13 Keuntungan
Poliklonal akan mengenali beberapa epitop pada satu antigen yang memiliki
keuntungan sebagai berikut
1 Poliklonal dapat membantu memperkuat sinyal dari target protein dengan tingkat
ekspresi rendah seperti protein target akan mengikat lebih dari satu molekul antibodi
pada beberapa eptitopes Ini tidak akan menjadi keuntungan bagi percobaan kuantifikasi
misalnya dalam aliran cytometry karena hasilnya akan menjadi tidak akurat
2 Karena dapat mengenali beberapa epitop polyclonals dapat memberikan hasil yang
lebih baik di IP ChIP
3 Lebih toleran terhadap perubahan kecil dalam antigen misalnya polimorfisme
heterogenitas glikosilasi atau perubahan kecil denaturasi dibandingkan monoklonal
antibodi (homogen)
4 Antibodi poliklonal akan mengidentifikasi protein homologi tinggi terhadap protein
imunogen atau untuk menyaring protein target dalam sampel jaringan dari spesies lain
dibandingkan dengan imunogen misalnya Antibodi poliklonal kadang-kadang
digunakan ketika sifat antigen dalam spesies belum teruji tidak diketahui Hal ini juga
penting untuk memeriksa urutan imunogen untuk setiap reaktivitas silang
5 Antibodi Poliklonal sering menjadi pilihan yang lebih disukai untuk mendeteksi protein
terdenaturasi
6 Beberapa epitop umumnya menyediakan deteksi lebih kuat
7 Antibodi Poliklonal tidak bermanfaat untuk menyelidiki domain spesifik antigen
karena antiserum biasanya akan mengenali banyak domain (Milner 2013)
III14 Kerugian
1 Mereka menghasilkan sejumlah besar antibodi non-spesifik yang kadang-kadang dapat
memberikan sinyal latar belakang dalam beberapa aplikasi
2 Beberapa epitop membuatnya penting untuk memeriksa urutan imunogen untuk setiap
reaktivitas silang (Milner 2013)
III2 Proses yang terjadi pada antibodi poliklonal
1 Diproduksi dengan imunisasi hewan dengan antigen yang tepat
2 Imunisasi atau vaksinasi adalah suatu prosedur untuk meningkatkan derajat imunitas
seseorang terhadap patogen tertentu atau toksin Imunisasi yang ideal adalah yang dapat
mengaktifkan sistem pengenalan imun dan sistem efektor yang diperlukan Hal tersebut
dapat diperoleh dengan pemberian antigen yang tidak patogenik
3 Serum dari hewan terimunisasi dikumpulkan
4 Antibodi dalam serum dapat dimurnikan lebih lanjut
5 Karena satu antigen menginduksi produksi banyak antibodi maka hasilnya berupa
polyclonal campuran antibody (Milner 2013)
DAFTAR PUSTAKA
Jri 2007 Jenis Antibodi Monoklonal Tersedia di httpwwwklikpdpicomjurnal-wartajri-
01-07jurnal-7html Diakses pada tanggal 1 Juni 2013
Levinson Warren 2004 Medical Microbiology and Immunology Eximination and Board
Review Eighth Edition USA McGraw-Hill
Loyd Emma 2013 Polyclonal Antibodies Available online at httpwwwwisegeekcom
what-are-polyclonal-antibodieshtm Accessed on May 27 2013
Milanda Tiana Sri Agung F dan Tina R 2007 Buku Ajar Matakuliah Bioteknologi
Farmasi Jatinangor Fakultas Farmasi Unpad
Milner Jonathan 2013 Polyclonal and monoclonal A comparison Available online at
httpwwwabcamcomindexhtmlpageconfig=resourceamprid=11269amppid=11287
Accessed on May 26 2013
Prentis Steve 1990 Bioteknologi Jakarta Erlangga
Prescot et al 2005 Animation Quiz 3 - Monoclonal Antibody Production Available online
at httphigheredmcgrawhillcom sites0072556781student_view0chapter32 anim
ation_quiz_3html Accessed on May 27 2013
Sardjoko 1991 Bioteknologi Latar Belakang dan Penerapannya Jakarta PT Gramedia
Sudjadi 2008 Bioteknologi Kesehatan Yogyakarta Kanisius
Ward VivianLee 2010 Monoclonal Antibody Available online at httpwwwaccessexcell
enceorgRC VLGGmonoclonalphp Accessed on May 27 2013
- III14 Kerugian
- 1 Mereka menghasilkan sejumlah besar antibodi non-spesifik yang kadang-kadang dapat memberikan sinyal latar belakang dalam beberapa aplikasi
-
Produksi Antibodi Monoklonal
(Prescot et al 2005)
25 Mekanisme Kerja Antibodi Monoklonal
Antibodi monoklonal menggunakan mekanisme kombinasi untuk meningkatkan efek
sitotoksik sel tumor Mekanisme komponen sistem imun adalah antibody dependent cellular
cytotoxicity (ADCC) complement dependent cytotoxicity (CDC) mengubah signal transduksi
sel tumor atau menghilangkan sel permukaan antigen Antibodi dapat digunakan sebagai
target muatan (radioisotop obat atau toksin) untuk membunuh sel tumor atau mengaktivasi
prodrug di tumor antibody directed enzyme prodrug therapy (ADEPT) Antibodi
monoklonal digunakan secara sinergis melengkapi mekanisme kerja kemoterapi untuk
melawan tumor (Sardjoko 1991)
1 Antibody dependent cellular cytotoxicity (ADCC)
Antibody dependent cellular cytotoxicity (ADCC) terjadi jika antibodi mengikat
antigen sel tumor dan Fc antibodi melekat dengan reseptor Fc pada permukaan sel
imun efektor Interaksi Fc reseptor ini berdasarkan kemanjuran antitumor dan sangat
penting pada pemilihan suatu antibodi monoklonal Sel efektor yang berperan masih
belum jelas tapi diasumsikan sel fagosit mononuklear dan atau natural killer (NK)
Struktur Fc domain dimanipulasi untuk menyesuaikan jarak antibodi dan interaksi
dengan Fc reseptor Antibody dependent cellular cytotoxicity (ADCC) dapat
meningkatkan respons klinis secara langsung menginduksi destruksi tumor melalui
presentasi antigen dan menginduksi respons sel T tumor Antibodi monoklonal
berikatan dengan antigen permukaan sel tumor melalui Fc reseptor permukaan sel
NK Hal ini memicu penglepasan perforin dan granzymes untuk menghancurkan sel
tumor Sel - sel yang hancur ditangkap antigen presenting cell (APC) lalu
dipresentasikan pada sel B sehingga memicu penglepasan antibodi kemudian
antibodi ini akan berikatan dengan target antigen Sel cytotoxic T lymphocytes
(CTLs) dapat mengenali dan membunuh sel target antigen (Sardjoko 1991)
2 Complement dependent cytotoxicity (CDC)
Pengikatan antibodi monoklonal dengan antigen permukaan sel akan mengawali
kaskade komplement Complement dependent cytotoxicity (CDC) merupakan suatu
metode pembunuh sel tumor yang lain dari antibodi Imunoglobulin G1 dan G3
sangat efektif pada CDC melalui jalur klasik aktivasi komplemen Formasi kompleks
antigen antibodi merupakan komplemen C1q berikatan dengan IgG sehingga memicu
komplemen protein lain untuk mengawali penglepasan proteolitik sel efektor
kemotaktik agen aktivasi C3a dan C5a Kaskade komplemen ini diakhiri dengan
formasi membrane attack complex (MAC) sehingga terbentuk suatu lubang pada sel
membran Membrane attack complex (MAC) memfasilitasi keluar masuknya air dan
Na++ yang akan menyababkan sel target lisis (Sardjoko 1991)
3 Perubahan transduksi signal
Reseptor growth factor merupakan suatu antigen target tumor ekspresinya
berlebihan pada keganasan Aktivasi transduksi signal pada kondisi normal akan
menginduksi respons mitogenik dan meningkatkan kelangsungan hidup sel hal ini
diikuti dengan ekspresi perkembangan sel tumor yang berlebihan yang juga
menyebabkan tumor tidak sentitif terhadap zat kemoterapi Antibodi monoklonal
sangat potensial menormalkan laju perkembangan sel dan membuat sel sensitif
terhadap zat sitotoksik dengan menghilangkan signal reseptor ini Target antibodi
EGFR merupakan inhibitor yang kuat untuk transduksi signal Terapi antibodi
monoklonal memberikan efek penurunan densiti ekspresi target antigen contohnya
penurunan konsentrasi EGFR permukaan sel tumor atau membersihkan ligan seperti
VEGF Pengikatan ligand reseptor growth factor memicu dimerisasi dan aktivasi
kaskade signal sehingga terjadi proliferasi sel dan hambatan terhadap zat sitotoksik
Antibodi monoklonal menghambat signal dengan cara menghambat dimerisasi atau
mengganggu ikatan ligan (Sardjoko 1991)
4 Imunomodulasi
Beberapa percobaan menunjukkan antibodi yang langsung melawan cytotoxic T
lymphocyte antigen 4 (CTLA 4) terbukti dapat menginduksi regresi imun Pola
toksisiti yang diteliti pada uji klinis memperlihatkan hubungan perlekatan CTLA 4
dengan ligan dapat menginduksi respons autoimun hal ini terlihat pada aktivasi sel T
dependent Gabungan antibodi antiCTLA 4 dengan antibodi monoklonal
menginduksi ADCC kemoterapi sitotoksik atau radioterapi sehingga dapat
meningkatkan respons imun terhadap antigen spesifik tumor (Sardjoko 1991)
5 Penghantaran muatan sitotoksik
Antibodi monoklonal pada terapi kanker akan melawan target sel tumor dengan cara
mengikat sel spesifik tumor dan menginduksi respons imun Antibodi monoklonal
telah digunakan secara luas dalam percobaan sebagai zat sitotoksik sel - sel tumor
Modifikasi antibodi monoklonal dilakukan dengan tujuan sebagai zat penghantar
radioisotop toksin katalik obat ndash obatan sitokin enzim atau zat konjugasi aktif
lainnya Pola antibodi bispesifik pada kedua bagian Fab memungkinkan untuk
mengikat target antigen dan sel efektor (Sardjoko 1991)
6 Antibodi directed enzyme prodrug therapy (ADEPT)
Antibodi directed enzyme prodrug therapy (ADEPT) menggunakan antibodi
monoklonal sebagai penghantar untuk sampai ke sel tumor kemudian enzim
mengaktifkan prodrug pada tumor hal ini dapat meningkatkan dosis active drug di
dalam tumor Konjugasi antibodi monoklonal dan enzim mengikat antigen
permukaan sel tumor kemudian zat sitotoksik dalam bentuk inaktif prodrug akan
mengikat konjugasi antibodi monoklonal dan enzim permukaan sel tumor akhirnya
inaktivasi prodrug terpecah dan melepaskan aktif drug di dalam tumor (Sardjoko
1991)
26 Penggunaan Antibodi Monoklonal
Antibodi monoklonal juga dapat dibuat di laboratorium dengan menggabungkan sel
myeloma dengan sel yang memproduksi antibodi Hibridoma tersebut menghasilkan jumlah
hampir tak terbatas dari antibodi monoklonal yang berguna dalam tes diagnostik dan
penelitian (Levinson2004)
Antibodi monoklonal dapat digunakan untuk tiga tujuan berikut
1 Pemurnian reagen untuk tes atau penelitian
2 Sebagai penanda pada deteksi assay
3 Untuk eksperimental terapi (Prentis 1990)
Aplikasi terapi dari Antibodi monoklonal
1 Induksi imunisasi pasif
2 Diagnostik imaging
Antibodi monoklonal dapat digunakan untuk melihat protein tertentu dalam tubuh
misal antibodi monoklonal dikonjugasikan dengan logam inert pasien yang di-
rontgen Dari hasil rontgen tersebut dapat dikenali protein tertentu yang terlibat
dalam penyakit Cara ini juga diterapkan dalam melihat metastasis sel kanker
3 Diagnostik molekular
Antibodi monoklonal dapat diaplikasikan untuk identifikasi penyakit yang lebih
dikenal dengan imunologikal diagnostik Dimana deteksi imunologik merupakan
deteksi imunologik merupakan sistem deteksi yang sensitif spesifik dan sederhana
Misal membedakan DHF dan tifus
4 Monitoring terapi obat (untuk live-saving drug)
5 Sistem penghantaran obat (Drug delivery system DDS)
6 Isolasi dan atau purifikasi obat baru
7 Terapi kanker
Para ahli bisa membuat antibodi monoklonal yang mampu bereaksi dengan antigen
spesifik berbagai jenis sel kanker Dengan ditemukannya lebih banyak lagi antigen
kanker berarti akan semakin banyak antibodi monoklonal yang bisa digunakan untuk
terapi berbagai jenis kanker Bila antibodi berikatan dengan antigen tumor spesifik
yang terdapat di permukaan sel maka ia juga bisa menginduksi sel mengalami
apoptosis (Prentis 1990)
(Prentis 1990)
Toksin yang biasa dikonjugasikan dengan antibodi monoklonal persiapan untuk penggunaan
klinik sebagai agen antikanker
1 Ricin
2 Pokeweed
3 Gelonin
4 Pseudomonas endotoksin
5 Diptheria toksin
6 Abrin
7 Protein antiviral (Prentis 1990)
261 Penggunaan Klinik Antibodi Monoklonal
Fungsi Klinik Antibodi monoklonal Target Antibodi Penggunaan Spesifik
Secara Klinis
Transplantasi
terkait
imunosupresi
1 Basiliximab
daclizumab
2 Muromonab
(OKT3)
Reseptor IL-2
CD3 pada sel T
Mencegah atau
mengobati penolakan
allograft dan reaksi
graft-versus-host
Pengobatan
penyakit autoimun
1 Infliximab
2 Adalimumab
TNF α Mengobati rheumatoid
arthritis dan penyakit
Crohn (ileitis regional)
Pencegahan
penyakit menular
Palivizumab protein fusi virus
pernapasan sinsitial
Mencegah pneumonia
pada neonatus rentan
Pengobatan kanker 1 Rituximab Protein CD20 pada
sel B
Mengobati limfoma
non-Hodgkins
Mengobati kanker
2 Trastuzumab Reseptor faktor
pertumbuhan
epidermal
payudara
(Levinson 2004)
242 Penggunaan Antibodi Monoklonal Untuk Diagnosis
Hormon Polipeptida Gonatropin korlonik hormone pertumbuhan
hormone lutinizing hormone stimuli folikel
hormone stimuli prolaktin
Penanda tumor Antigen karsinoembrionik antigen spesifik
prostat reseptor IL2 Reseptor faktor tumbuh
epidermal
Sitokin IL 1-8 faktor stimuli koloni
Monitor Obat Teofilin gentamisin siklosporin
Penyakit Infeksi Klamidia herpes rubella hepatitis B
legionela HIV CMV
Target campuran Tiroksin Vitamin B12 feritin protein Tau
(Sudjadi 2008)
Banyak penyakit dicirikan oleh adanya senyawa yang tidak terdapat dalam badan
atau oleh adanya badan yang biasanya ada tetapi terdapat dalam jumlah yang berlebihan
Antibodi monoklonal akan segera digerakkan untuk mendeteksi adanya virus bakteri atau
benda asing lain dengan mencampur antibodi yang tepat dalam sampel darah atau cairan
tubuh Pemberian senyawa spesifik ini dalam takaran yang tepat ke dalam tubuh pasien
mungkin juga dapat digunakan untuk mendiagnosis berbagai gangguan yang lain seperti
beberapa bentuk kemandulan yang ditandai oleh kurangnya hormon tertentu (Sardjoko
1991)
Para pakar bioteknologi telah dapat mengembangkan antibodi monoklonal yang
spesifik untuk setiap senyawa yang sangat penting dalam bidang pengobatan Penerapan
antibodi monoklonal yang potensi diantaranya adalah peningkatan pertahanan alami pasien
peningkatan keberhasilan pencangkokan organ penyampaian obat ke bagian spesifik tubuh
dan pemurnian obat sebelum diberikan kepada pasien (Sardjoko 1991)
Secara teoritis dan juga semakin terasa dalam praktisnya pakar bioteknologi dapat
mengembangkan antibodi monoklonal yang bersifat spesifik bagi senyawa apa saja terutama
yang berkaitan dalam pengobatan kesehatan Sekian banyak jurnal ilmiah melaporkan
rincian percobaan yang mempergunakan antibodi monoklonal dalam puluhan cara dari
identifikasi sel kanker hingga melacak urat syaraf lintah raksasa Dalam lima tahun terakhir
ini teknik yang baru telah memainkan peranan yang bertambah penting di dalam penelitian
dasar Untuk memenuhi kebutuhan akan antibodi monoklonal perusahaan dengan nama
eksotik sepeti Hydriedtech Celltech dan Allergenetics bermunculan pada akhir tahun tujuh
puluhan dan awal delapan puluhan Pada pertengahan 1983 lebih dari 40 produk antibodi
monoklonal telah diizinkan bagi penggunaan diagnostik di Amerika Serikat termasuk untuk
alat-alat uji kehamilan diagnosis kanker dan deteksi virus rabies (Prentis 1990)
Teknologi baru ini sekarang diperhitungkan untuk memberikan dampak utama dalam
praktek kedokteran yang meliputi semua spektrum penyakit manusia dari kanker dan
gangguan ginjal sampai infeksi yang disebabkan oleh virus dan bakteri Potensi aplikasi
antibodi monoklonal termasuk meningkatkan pertahanan alamiah penderita memperbaiki
peluang transplantasi organ yang berhasil mengarahkan obat menuju bagian tubuh yang
spesifik dan memurnikan obat-obatan sebelum diberikan kepada penderita (Prentis 1990)
Contoh aplikasi terakhir ini adalah produksi antibodi monoklonal yang melekat
hanya pada molekul interferon dan menolak molekul lainnya Antibodi ini dapat diikat pada
suatu butiran yang kemudian ditempatkan pada suatu tabung Apabila campuran senyawa
yang mengandung sejumlah kecil interferon dituang ke dalam tabung tersebut antibodi akan
mengikat molekul interferon dari campuran senyawa sementara bahan-bahan yang tidak
diinginkan mengalir keluar Kemudian suatu bahan kimia ditambahkan dibiarkan mengalir
melalui tabung untuk melepaskan ikatan antibodi dengan interferon yang kemudian
dibebaskan ke luar Teknik ini menghasilkan larutan yang 5000 kali lebih kaya akan
interferon dibandingkan dengan campuran besar semula Hal ini dan penggunaan lain dari
antibodi monoklonal bergantung pada daya seleksi yang istimewa (Prentis 1990)
Penggunaan antibodi monoklonal telah dikenal sejak tahun 1975 yaitu ketika Kohler
dan Milstein berhasil mengkonstruksi sel hibridoma yang mensekresi antibodi dengn
spesifitas khusus Salah satu yang paling fenomenal adalah penggunaan antibodi monoklonal
sebagai pereaksi diagnostik dalam metode imunokimia Metode analisis imunokimia dengan
prinsip reaksi antigen-antibodi telah banyak digunakan dalam riset maupun laboratorium
klinik Perkembangan metode ini dimulai pada tahun 1959 oleh Yellow dan Berson yang
memperkenalkan metode Radio Immunoassay (RIA) untuk mengukur jumlah insulin dalam
serum Sejak saat itu berbagai metode dengan prinsip imunokimia ini telah dikembangkan
untuk tujuan klinis Keuntungan metode imunokimia dibandingkan metode analisis lainnya
adalah
1 Spesifias tinggi karena situs pengikat antibodi tertentu hanya dapat bereaksi
dengan determinan antigen (epitop) yang sesuai saja dan tidak akan terjadi ikatan
dengan antigen lainnya
2 Reaksi imunokimia dapat dikombinasikan dengan beberapa teknik analisis lain
seperti spektrofotometri atau kromatografi dan lain-lain untuk tujuan kuantitatif
3 Hasil reaksi umumnya dapat dengan cepat diamati
4 Sensitivitas tinggi (Milanda et al 2007)
Selain untuk analisis antibodi monoklonal digunakan pula dalam bidang farmasi
sebagai carrier untuk targeted drug dan dapat pula berfungsi sebagai obat (protein
terapeutik) (Milanda et al 2007)
243 Antibodi Monoklonal Generasi Baru
Terapi menggunakan antibodi monoklonal terganggu dengan munculnya beberapa
masalah Pada eksperimen awal terdapat reaksi alergi dari bagian asing antibodi
eksperimental dari tikus yang disebut HAMA (human anti-mouse antibody) yang mencegah
digunakan lebih dari sekali Para ahli mengatasi masalah ini dengan membuang bagian
antigen dari bagian tikus tersebut dengan membuat antibodi chimeric dan humanized mAb
1 Chimeric mAb
Rituximab adalah antibodi monoklonal pertama yang termasuk dalam chimeric mAb
Chimeric diambil dari nama sebuah hewan mistis Rituximab dibuat dari fusi dua sel dari
mencit dan manusia
2 Humanized mAb
(Prentis 1990)
III Antibodi Poliklonal
III1 Pengertian
Antibodi poliklonal adalah antibodi yang telah diperoleh dari beberapa sel B atau cell
lines pembuatan antibodi ini memiliki beberapa kemiripan dengan berbagai antibodi yang
ditemukan dalam serum normal yang merupakan komponen cairan yang memisahkan dari
darah yang membeku Kemiripan ini disebabkan oleh fakta bahwa antibodi yang merupakan
poliklonal mengenali epitop yang berbeda dan memiliki derajat yang berbeda kekhususan
Sebaliknya antibodi dalam persiapan monoklonal yang berasal dari satu jenis klon dan
mengenali epitop yang sama dengan derajat yang sama kekhususan (Loyd 2013)
Untuk menghasilkan antibodi poliklonal binatang seperti ayam tikus atau kelinci
diimunisasi dengan antigen dan persiapan adjuvan Sistem kekebalan hewan dirangsang
untuk memproduksi sel B yang mensekresikan antibodi yang spesifik untuk antigen Setelah
jangka waktu tertentu biasanya beberapa minggu atau bahkan berbulan-bulan serum hewan
dipanen (Loyd 2013)
Persiapan khusus antibodi poliklonal biasanya campuran antibodi spesifik dimana
seluruhnya mengenali antigen yang sama Antibodi mengikat dengan kekuatan yang berbeda
untuk epitop yang berbeda pada antigen (Loyd 2013)
III11 Ciri
1 Mengenali beberapa epitop pada satu antigen Serum yang diperoleh akan berisi
campuran kompleks heterogen dari antibodi dengan afinitas yang berbeda
2 Poliklonal tersusun sebagian besar dari subklas IgG
3 Imunogen peptida sering digunakan untuk menghasilkan antibodi poliklonal yang
menargetkan epitop yang unik terutama untuk keluarga protein homologi tinggi
(Milner 2013)
III12 Produksi Antibodi
1 Murah untuk memproduksinya
2 Teknologi dan keterampilan yang dibutuhkan untuk produksi rendah
3 Skala waktu produksi pendek
4 Antibodi Poliklonal tidak bermanfaat untuk menyelidiki domain spesifik antigen karena
antiserum poliklonal biasanya akan mengenali banyak domain (Milner 2013)
III13 Keuntungan
Poliklonal akan mengenali beberapa epitop pada satu antigen yang memiliki
keuntungan sebagai berikut
1 Poliklonal dapat membantu memperkuat sinyal dari target protein dengan tingkat
ekspresi rendah seperti protein target akan mengikat lebih dari satu molekul antibodi
pada beberapa eptitopes Ini tidak akan menjadi keuntungan bagi percobaan kuantifikasi
misalnya dalam aliran cytometry karena hasilnya akan menjadi tidak akurat
2 Karena dapat mengenali beberapa epitop polyclonals dapat memberikan hasil yang
lebih baik di IP ChIP
3 Lebih toleran terhadap perubahan kecil dalam antigen misalnya polimorfisme
heterogenitas glikosilasi atau perubahan kecil denaturasi dibandingkan monoklonal
antibodi (homogen)
4 Antibodi poliklonal akan mengidentifikasi protein homologi tinggi terhadap protein
imunogen atau untuk menyaring protein target dalam sampel jaringan dari spesies lain
dibandingkan dengan imunogen misalnya Antibodi poliklonal kadang-kadang
digunakan ketika sifat antigen dalam spesies belum teruji tidak diketahui Hal ini juga
penting untuk memeriksa urutan imunogen untuk setiap reaktivitas silang
5 Antibodi Poliklonal sering menjadi pilihan yang lebih disukai untuk mendeteksi protein
terdenaturasi
6 Beberapa epitop umumnya menyediakan deteksi lebih kuat
7 Antibodi Poliklonal tidak bermanfaat untuk menyelidiki domain spesifik antigen
karena antiserum biasanya akan mengenali banyak domain (Milner 2013)
III14 Kerugian
1 Mereka menghasilkan sejumlah besar antibodi non-spesifik yang kadang-kadang dapat
memberikan sinyal latar belakang dalam beberapa aplikasi
2 Beberapa epitop membuatnya penting untuk memeriksa urutan imunogen untuk setiap
reaktivitas silang (Milner 2013)
III2 Proses yang terjadi pada antibodi poliklonal
1 Diproduksi dengan imunisasi hewan dengan antigen yang tepat
2 Imunisasi atau vaksinasi adalah suatu prosedur untuk meningkatkan derajat imunitas
seseorang terhadap patogen tertentu atau toksin Imunisasi yang ideal adalah yang dapat
mengaktifkan sistem pengenalan imun dan sistem efektor yang diperlukan Hal tersebut
dapat diperoleh dengan pemberian antigen yang tidak patogenik
3 Serum dari hewan terimunisasi dikumpulkan
4 Antibodi dalam serum dapat dimurnikan lebih lanjut
5 Karena satu antigen menginduksi produksi banyak antibodi maka hasilnya berupa
polyclonal campuran antibody (Milner 2013)
DAFTAR PUSTAKA
Jri 2007 Jenis Antibodi Monoklonal Tersedia di httpwwwklikpdpicomjurnal-wartajri-
01-07jurnal-7html Diakses pada tanggal 1 Juni 2013
Levinson Warren 2004 Medical Microbiology and Immunology Eximination and Board
Review Eighth Edition USA McGraw-Hill
Loyd Emma 2013 Polyclonal Antibodies Available online at httpwwwwisegeekcom
what-are-polyclonal-antibodieshtm Accessed on May 27 2013
Milanda Tiana Sri Agung F dan Tina R 2007 Buku Ajar Matakuliah Bioteknologi
Farmasi Jatinangor Fakultas Farmasi Unpad
Milner Jonathan 2013 Polyclonal and monoclonal A comparison Available online at
httpwwwabcamcomindexhtmlpageconfig=resourceamprid=11269amppid=11287
Accessed on May 26 2013
Prentis Steve 1990 Bioteknologi Jakarta Erlangga
Prescot et al 2005 Animation Quiz 3 - Monoclonal Antibody Production Available online
at httphigheredmcgrawhillcom sites0072556781student_view0chapter32 anim
ation_quiz_3html Accessed on May 27 2013
Sardjoko 1991 Bioteknologi Latar Belakang dan Penerapannya Jakarta PT Gramedia
Sudjadi 2008 Bioteknologi Kesehatan Yogyakarta Kanisius
Ward VivianLee 2010 Monoclonal Antibody Available online at httpwwwaccessexcell
enceorgRC VLGGmonoclonalphp Accessed on May 27 2013
- III14 Kerugian
- 1 Mereka menghasilkan sejumlah besar antibodi non-spesifik yang kadang-kadang dapat memberikan sinyal latar belakang dalam beberapa aplikasi
-
(Prescot et al 2005)
25 Mekanisme Kerja Antibodi Monoklonal
Antibodi monoklonal menggunakan mekanisme kombinasi untuk meningkatkan efek
sitotoksik sel tumor Mekanisme komponen sistem imun adalah antibody dependent cellular
cytotoxicity (ADCC) complement dependent cytotoxicity (CDC) mengubah signal transduksi
sel tumor atau menghilangkan sel permukaan antigen Antibodi dapat digunakan sebagai
target muatan (radioisotop obat atau toksin) untuk membunuh sel tumor atau mengaktivasi
prodrug di tumor antibody directed enzyme prodrug therapy (ADEPT) Antibodi
monoklonal digunakan secara sinergis melengkapi mekanisme kerja kemoterapi untuk
melawan tumor (Sardjoko 1991)
1 Antibody dependent cellular cytotoxicity (ADCC)
Antibody dependent cellular cytotoxicity (ADCC) terjadi jika antibodi mengikat
antigen sel tumor dan Fc antibodi melekat dengan reseptor Fc pada permukaan sel
imun efektor Interaksi Fc reseptor ini berdasarkan kemanjuran antitumor dan sangat
penting pada pemilihan suatu antibodi monoklonal Sel efektor yang berperan masih
belum jelas tapi diasumsikan sel fagosit mononuklear dan atau natural killer (NK)
Struktur Fc domain dimanipulasi untuk menyesuaikan jarak antibodi dan interaksi
dengan Fc reseptor Antibody dependent cellular cytotoxicity (ADCC) dapat
meningkatkan respons klinis secara langsung menginduksi destruksi tumor melalui
presentasi antigen dan menginduksi respons sel T tumor Antibodi monoklonal
berikatan dengan antigen permukaan sel tumor melalui Fc reseptor permukaan sel
NK Hal ini memicu penglepasan perforin dan granzymes untuk menghancurkan sel
tumor Sel - sel yang hancur ditangkap antigen presenting cell (APC) lalu
dipresentasikan pada sel B sehingga memicu penglepasan antibodi kemudian
antibodi ini akan berikatan dengan target antigen Sel cytotoxic T lymphocytes
(CTLs) dapat mengenali dan membunuh sel target antigen (Sardjoko 1991)
2 Complement dependent cytotoxicity (CDC)
Pengikatan antibodi monoklonal dengan antigen permukaan sel akan mengawali
kaskade komplement Complement dependent cytotoxicity (CDC) merupakan suatu
metode pembunuh sel tumor yang lain dari antibodi Imunoglobulin G1 dan G3
sangat efektif pada CDC melalui jalur klasik aktivasi komplemen Formasi kompleks
antigen antibodi merupakan komplemen C1q berikatan dengan IgG sehingga memicu
komplemen protein lain untuk mengawali penglepasan proteolitik sel efektor
kemotaktik agen aktivasi C3a dan C5a Kaskade komplemen ini diakhiri dengan
formasi membrane attack complex (MAC) sehingga terbentuk suatu lubang pada sel
membran Membrane attack complex (MAC) memfasilitasi keluar masuknya air dan
Na++ yang akan menyababkan sel target lisis (Sardjoko 1991)
3 Perubahan transduksi signal
Reseptor growth factor merupakan suatu antigen target tumor ekspresinya
berlebihan pada keganasan Aktivasi transduksi signal pada kondisi normal akan
menginduksi respons mitogenik dan meningkatkan kelangsungan hidup sel hal ini
diikuti dengan ekspresi perkembangan sel tumor yang berlebihan yang juga
menyebabkan tumor tidak sentitif terhadap zat kemoterapi Antibodi monoklonal
sangat potensial menormalkan laju perkembangan sel dan membuat sel sensitif
terhadap zat sitotoksik dengan menghilangkan signal reseptor ini Target antibodi
EGFR merupakan inhibitor yang kuat untuk transduksi signal Terapi antibodi
monoklonal memberikan efek penurunan densiti ekspresi target antigen contohnya
penurunan konsentrasi EGFR permukaan sel tumor atau membersihkan ligan seperti
VEGF Pengikatan ligand reseptor growth factor memicu dimerisasi dan aktivasi
kaskade signal sehingga terjadi proliferasi sel dan hambatan terhadap zat sitotoksik
Antibodi monoklonal menghambat signal dengan cara menghambat dimerisasi atau
mengganggu ikatan ligan (Sardjoko 1991)
4 Imunomodulasi
Beberapa percobaan menunjukkan antibodi yang langsung melawan cytotoxic T
lymphocyte antigen 4 (CTLA 4) terbukti dapat menginduksi regresi imun Pola
toksisiti yang diteliti pada uji klinis memperlihatkan hubungan perlekatan CTLA 4
dengan ligan dapat menginduksi respons autoimun hal ini terlihat pada aktivasi sel T
dependent Gabungan antibodi antiCTLA 4 dengan antibodi monoklonal
menginduksi ADCC kemoterapi sitotoksik atau radioterapi sehingga dapat
meningkatkan respons imun terhadap antigen spesifik tumor (Sardjoko 1991)
5 Penghantaran muatan sitotoksik
Antibodi monoklonal pada terapi kanker akan melawan target sel tumor dengan cara
mengikat sel spesifik tumor dan menginduksi respons imun Antibodi monoklonal
telah digunakan secara luas dalam percobaan sebagai zat sitotoksik sel - sel tumor
Modifikasi antibodi monoklonal dilakukan dengan tujuan sebagai zat penghantar
radioisotop toksin katalik obat ndash obatan sitokin enzim atau zat konjugasi aktif
lainnya Pola antibodi bispesifik pada kedua bagian Fab memungkinkan untuk
mengikat target antigen dan sel efektor (Sardjoko 1991)
6 Antibodi directed enzyme prodrug therapy (ADEPT)
Antibodi directed enzyme prodrug therapy (ADEPT) menggunakan antibodi
monoklonal sebagai penghantar untuk sampai ke sel tumor kemudian enzim
mengaktifkan prodrug pada tumor hal ini dapat meningkatkan dosis active drug di
dalam tumor Konjugasi antibodi monoklonal dan enzim mengikat antigen
permukaan sel tumor kemudian zat sitotoksik dalam bentuk inaktif prodrug akan
mengikat konjugasi antibodi monoklonal dan enzim permukaan sel tumor akhirnya
inaktivasi prodrug terpecah dan melepaskan aktif drug di dalam tumor (Sardjoko
1991)
26 Penggunaan Antibodi Monoklonal
Antibodi monoklonal juga dapat dibuat di laboratorium dengan menggabungkan sel
myeloma dengan sel yang memproduksi antibodi Hibridoma tersebut menghasilkan jumlah
hampir tak terbatas dari antibodi monoklonal yang berguna dalam tes diagnostik dan
penelitian (Levinson2004)
Antibodi monoklonal dapat digunakan untuk tiga tujuan berikut
1 Pemurnian reagen untuk tes atau penelitian
2 Sebagai penanda pada deteksi assay
3 Untuk eksperimental terapi (Prentis 1990)
Aplikasi terapi dari Antibodi monoklonal
1 Induksi imunisasi pasif
2 Diagnostik imaging
Antibodi monoklonal dapat digunakan untuk melihat protein tertentu dalam tubuh
misal antibodi monoklonal dikonjugasikan dengan logam inert pasien yang di-
rontgen Dari hasil rontgen tersebut dapat dikenali protein tertentu yang terlibat
dalam penyakit Cara ini juga diterapkan dalam melihat metastasis sel kanker
3 Diagnostik molekular
Antibodi monoklonal dapat diaplikasikan untuk identifikasi penyakit yang lebih
dikenal dengan imunologikal diagnostik Dimana deteksi imunologik merupakan
deteksi imunologik merupakan sistem deteksi yang sensitif spesifik dan sederhana
Misal membedakan DHF dan tifus
4 Monitoring terapi obat (untuk live-saving drug)
5 Sistem penghantaran obat (Drug delivery system DDS)
6 Isolasi dan atau purifikasi obat baru
7 Terapi kanker
Para ahli bisa membuat antibodi monoklonal yang mampu bereaksi dengan antigen
spesifik berbagai jenis sel kanker Dengan ditemukannya lebih banyak lagi antigen
kanker berarti akan semakin banyak antibodi monoklonal yang bisa digunakan untuk
terapi berbagai jenis kanker Bila antibodi berikatan dengan antigen tumor spesifik
yang terdapat di permukaan sel maka ia juga bisa menginduksi sel mengalami
apoptosis (Prentis 1990)
(Prentis 1990)
Toksin yang biasa dikonjugasikan dengan antibodi monoklonal persiapan untuk penggunaan
klinik sebagai agen antikanker
1 Ricin
2 Pokeweed
3 Gelonin
4 Pseudomonas endotoksin
5 Diptheria toksin
6 Abrin
7 Protein antiviral (Prentis 1990)
261 Penggunaan Klinik Antibodi Monoklonal
Fungsi Klinik Antibodi monoklonal Target Antibodi Penggunaan Spesifik
Secara Klinis
Transplantasi
terkait
imunosupresi
1 Basiliximab
daclizumab
2 Muromonab
(OKT3)
Reseptor IL-2
CD3 pada sel T
Mencegah atau
mengobati penolakan
allograft dan reaksi
graft-versus-host
Pengobatan
penyakit autoimun
1 Infliximab
2 Adalimumab
TNF α Mengobati rheumatoid
arthritis dan penyakit
Crohn (ileitis regional)
Pencegahan
penyakit menular
Palivizumab protein fusi virus
pernapasan sinsitial
Mencegah pneumonia
pada neonatus rentan
Pengobatan kanker 1 Rituximab Protein CD20 pada
sel B
Mengobati limfoma
non-Hodgkins
Mengobati kanker
2 Trastuzumab Reseptor faktor
pertumbuhan
epidermal
payudara
(Levinson 2004)
242 Penggunaan Antibodi Monoklonal Untuk Diagnosis
Hormon Polipeptida Gonatropin korlonik hormone pertumbuhan
hormone lutinizing hormone stimuli folikel
hormone stimuli prolaktin
Penanda tumor Antigen karsinoembrionik antigen spesifik
prostat reseptor IL2 Reseptor faktor tumbuh
epidermal
Sitokin IL 1-8 faktor stimuli koloni
Monitor Obat Teofilin gentamisin siklosporin
Penyakit Infeksi Klamidia herpes rubella hepatitis B
legionela HIV CMV
Target campuran Tiroksin Vitamin B12 feritin protein Tau
(Sudjadi 2008)
Banyak penyakit dicirikan oleh adanya senyawa yang tidak terdapat dalam badan
atau oleh adanya badan yang biasanya ada tetapi terdapat dalam jumlah yang berlebihan
Antibodi monoklonal akan segera digerakkan untuk mendeteksi adanya virus bakteri atau
benda asing lain dengan mencampur antibodi yang tepat dalam sampel darah atau cairan
tubuh Pemberian senyawa spesifik ini dalam takaran yang tepat ke dalam tubuh pasien
mungkin juga dapat digunakan untuk mendiagnosis berbagai gangguan yang lain seperti
beberapa bentuk kemandulan yang ditandai oleh kurangnya hormon tertentu (Sardjoko
1991)
Para pakar bioteknologi telah dapat mengembangkan antibodi monoklonal yang
spesifik untuk setiap senyawa yang sangat penting dalam bidang pengobatan Penerapan
antibodi monoklonal yang potensi diantaranya adalah peningkatan pertahanan alami pasien
peningkatan keberhasilan pencangkokan organ penyampaian obat ke bagian spesifik tubuh
dan pemurnian obat sebelum diberikan kepada pasien (Sardjoko 1991)
Secara teoritis dan juga semakin terasa dalam praktisnya pakar bioteknologi dapat
mengembangkan antibodi monoklonal yang bersifat spesifik bagi senyawa apa saja terutama
yang berkaitan dalam pengobatan kesehatan Sekian banyak jurnal ilmiah melaporkan
rincian percobaan yang mempergunakan antibodi monoklonal dalam puluhan cara dari
identifikasi sel kanker hingga melacak urat syaraf lintah raksasa Dalam lima tahun terakhir
ini teknik yang baru telah memainkan peranan yang bertambah penting di dalam penelitian
dasar Untuk memenuhi kebutuhan akan antibodi monoklonal perusahaan dengan nama
eksotik sepeti Hydriedtech Celltech dan Allergenetics bermunculan pada akhir tahun tujuh
puluhan dan awal delapan puluhan Pada pertengahan 1983 lebih dari 40 produk antibodi
monoklonal telah diizinkan bagi penggunaan diagnostik di Amerika Serikat termasuk untuk
alat-alat uji kehamilan diagnosis kanker dan deteksi virus rabies (Prentis 1990)
Teknologi baru ini sekarang diperhitungkan untuk memberikan dampak utama dalam
praktek kedokteran yang meliputi semua spektrum penyakit manusia dari kanker dan
gangguan ginjal sampai infeksi yang disebabkan oleh virus dan bakteri Potensi aplikasi
antibodi monoklonal termasuk meningkatkan pertahanan alamiah penderita memperbaiki
peluang transplantasi organ yang berhasil mengarahkan obat menuju bagian tubuh yang
spesifik dan memurnikan obat-obatan sebelum diberikan kepada penderita (Prentis 1990)
Contoh aplikasi terakhir ini adalah produksi antibodi monoklonal yang melekat
hanya pada molekul interferon dan menolak molekul lainnya Antibodi ini dapat diikat pada
suatu butiran yang kemudian ditempatkan pada suatu tabung Apabila campuran senyawa
yang mengandung sejumlah kecil interferon dituang ke dalam tabung tersebut antibodi akan
mengikat molekul interferon dari campuran senyawa sementara bahan-bahan yang tidak
diinginkan mengalir keluar Kemudian suatu bahan kimia ditambahkan dibiarkan mengalir
melalui tabung untuk melepaskan ikatan antibodi dengan interferon yang kemudian
dibebaskan ke luar Teknik ini menghasilkan larutan yang 5000 kali lebih kaya akan
interferon dibandingkan dengan campuran besar semula Hal ini dan penggunaan lain dari
antibodi monoklonal bergantung pada daya seleksi yang istimewa (Prentis 1990)
Penggunaan antibodi monoklonal telah dikenal sejak tahun 1975 yaitu ketika Kohler
dan Milstein berhasil mengkonstruksi sel hibridoma yang mensekresi antibodi dengn
spesifitas khusus Salah satu yang paling fenomenal adalah penggunaan antibodi monoklonal
sebagai pereaksi diagnostik dalam metode imunokimia Metode analisis imunokimia dengan
prinsip reaksi antigen-antibodi telah banyak digunakan dalam riset maupun laboratorium
klinik Perkembangan metode ini dimulai pada tahun 1959 oleh Yellow dan Berson yang
memperkenalkan metode Radio Immunoassay (RIA) untuk mengukur jumlah insulin dalam
serum Sejak saat itu berbagai metode dengan prinsip imunokimia ini telah dikembangkan
untuk tujuan klinis Keuntungan metode imunokimia dibandingkan metode analisis lainnya
adalah
1 Spesifias tinggi karena situs pengikat antibodi tertentu hanya dapat bereaksi
dengan determinan antigen (epitop) yang sesuai saja dan tidak akan terjadi ikatan
dengan antigen lainnya
2 Reaksi imunokimia dapat dikombinasikan dengan beberapa teknik analisis lain
seperti spektrofotometri atau kromatografi dan lain-lain untuk tujuan kuantitatif
3 Hasil reaksi umumnya dapat dengan cepat diamati
4 Sensitivitas tinggi (Milanda et al 2007)
Selain untuk analisis antibodi monoklonal digunakan pula dalam bidang farmasi
sebagai carrier untuk targeted drug dan dapat pula berfungsi sebagai obat (protein
terapeutik) (Milanda et al 2007)
243 Antibodi Monoklonal Generasi Baru
Terapi menggunakan antibodi monoklonal terganggu dengan munculnya beberapa
masalah Pada eksperimen awal terdapat reaksi alergi dari bagian asing antibodi
eksperimental dari tikus yang disebut HAMA (human anti-mouse antibody) yang mencegah
digunakan lebih dari sekali Para ahli mengatasi masalah ini dengan membuang bagian
antigen dari bagian tikus tersebut dengan membuat antibodi chimeric dan humanized mAb
1 Chimeric mAb
Rituximab adalah antibodi monoklonal pertama yang termasuk dalam chimeric mAb
Chimeric diambil dari nama sebuah hewan mistis Rituximab dibuat dari fusi dua sel dari
mencit dan manusia
2 Humanized mAb
(Prentis 1990)
III Antibodi Poliklonal
III1 Pengertian
Antibodi poliklonal adalah antibodi yang telah diperoleh dari beberapa sel B atau cell
lines pembuatan antibodi ini memiliki beberapa kemiripan dengan berbagai antibodi yang
ditemukan dalam serum normal yang merupakan komponen cairan yang memisahkan dari
darah yang membeku Kemiripan ini disebabkan oleh fakta bahwa antibodi yang merupakan
poliklonal mengenali epitop yang berbeda dan memiliki derajat yang berbeda kekhususan
Sebaliknya antibodi dalam persiapan monoklonal yang berasal dari satu jenis klon dan
mengenali epitop yang sama dengan derajat yang sama kekhususan (Loyd 2013)
Untuk menghasilkan antibodi poliklonal binatang seperti ayam tikus atau kelinci
diimunisasi dengan antigen dan persiapan adjuvan Sistem kekebalan hewan dirangsang
untuk memproduksi sel B yang mensekresikan antibodi yang spesifik untuk antigen Setelah
jangka waktu tertentu biasanya beberapa minggu atau bahkan berbulan-bulan serum hewan
dipanen (Loyd 2013)
Persiapan khusus antibodi poliklonal biasanya campuran antibodi spesifik dimana
seluruhnya mengenali antigen yang sama Antibodi mengikat dengan kekuatan yang berbeda
untuk epitop yang berbeda pada antigen (Loyd 2013)
III11 Ciri
1 Mengenali beberapa epitop pada satu antigen Serum yang diperoleh akan berisi
campuran kompleks heterogen dari antibodi dengan afinitas yang berbeda
2 Poliklonal tersusun sebagian besar dari subklas IgG
3 Imunogen peptida sering digunakan untuk menghasilkan antibodi poliklonal yang
menargetkan epitop yang unik terutama untuk keluarga protein homologi tinggi
(Milner 2013)
III12 Produksi Antibodi
1 Murah untuk memproduksinya
2 Teknologi dan keterampilan yang dibutuhkan untuk produksi rendah
3 Skala waktu produksi pendek
4 Antibodi Poliklonal tidak bermanfaat untuk menyelidiki domain spesifik antigen karena
antiserum poliklonal biasanya akan mengenali banyak domain (Milner 2013)
III13 Keuntungan
Poliklonal akan mengenali beberapa epitop pada satu antigen yang memiliki
keuntungan sebagai berikut
1 Poliklonal dapat membantu memperkuat sinyal dari target protein dengan tingkat
ekspresi rendah seperti protein target akan mengikat lebih dari satu molekul antibodi
pada beberapa eptitopes Ini tidak akan menjadi keuntungan bagi percobaan kuantifikasi
misalnya dalam aliran cytometry karena hasilnya akan menjadi tidak akurat
2 Karena dapat mengenali beberapa epitop polyclonals dapat memberikan hasil yang
lebih baik di IP ChIP
3 Lebih toleran terhadap perubahan kecil dalam antigen misalnya polimorfisme
heterogenitas glikosilasi atau perubahan kecil denaturasi dibandingkan monoklonal
antibodi (homogen)
4 Antibodi poliklonal akan mengidentifikasi protein homologi tinggi terhadap protein
imunogen atau untuk menyaring protein target dalam sampel jaringan dari spesies lain
dibandingkan dengan imunogen misalnya Antibodi poliklonal kadang-kadang
digunakan ketika sifat antigen dalam spesies belum teruji tidak diketahui Hal ini juga
penting untuk memeriksa urutan imunogen untuk setiap reaktivitas silang
5 Antibodi Poliklonal sering menjadi pilihan yang lebih disukai untuk mendeteksi protein
terdenaturasi
6 Beberapa epitop umumnya menyediakan deteksi lebih kuat
7 Antibodi Poliklonal tidak bermanfaat untuk menyelidiki domain spesifik antigen
karena antiserum biasanya akan mengenali banyak domain (Milner 2013)
III14 Kerugian
1 Mereka menghasilkan sejumlah besar antibodi non-spesifik yang kadang-kadang dapat
memberikan sinyal latar belakang dalam beberapa aplikasi
2 Beberapa epitop membuatnya penting untuk memeriksa urutan imunogen untuk setiap
reaktivitas silang (Milner 2013)
III2 Proses yang terjadi pada antibodi poliklonal
1 Diproduksi dengan imunisasi hewan dengan antigen yang tepat
2 Imunisasi atau vaksinasi adalah suatu prosedur untuk meningkatkan derajat imunitas
seseorang terhadap patogen tertentu atau toksin Imunisasi yang ideal adalah yang dapat
mengaktifkan sistem pengenalan imun dan sistem efektor yang diperlukan Hal tersebut
dapat diperoleh dengan pemberian antigen yang tidak patogenik
3 Serum dari hewan terimunisasi dikumpulkan
4 Antibodi dalam serum dapat dimurnikan lebih lanjut
5 Karena satu antigen menginduksi produksi banyak antibodi maka hasilnya berupa
polyclonal campuran antibody (Milner 2013)
DAFTAR PUSTAKA
Jri 2007 Jenis Antibodi Monoklonal Tersedia di httpwwwklikpdpicomjurnal-wartajri-
01-07jurnal-7html Diakses pada tanggal 1 Juni 2013
Levinson Warren 2004 Medical Microbiology and Immunology Eximination and Board
Review Eighth Edition USA McGraw-Hill
Loyd Emma 2013 Polyclonal Antibodies Available online at httpwwwwisegeekcom
what-are-polyclonal-antibodieshtm Accessed on May 27 2013
Milanda Tiana Sri Agung F dan Tina R 2007 Buku Ajar Matakuliah Bioteknologi
Farmasi Jatinangor Fakultas Farmasi Unpad
Milner Jonathan 2013 Polyclonal and monoclonal A comparison Available online at
httpwwwabcamcomindexhtmlpageconfig=resourceamprid=11269amppid=11287
Accessed on May 26 2013
Prentis Steve 1990 Bioteknologi Jakarta Erlangga
Prescot et al 2005 Animation Quiz 3 - Monoclonal Antibody Production Available online
at httphigheredmcgrawhillcom sites0072556781student_view0chapter32 anim
ation_quiz_3html Accessed on May 27 2013
Sardjoko 1991 Bioteknologi Latar Belakang dan Penerapannya Jakarta PT Gramedia
Sudjadi 2008 Bioteknologi Kesehatan Yogyakarta Kanisius
Ward VivianLee 2010 Monoclonal Antibody Available online at httpwwwaccessexcell
enceorgRC VLGGmonoclonalphp Accessed on May 27 2013
- III14 Kerugian
- 1 Mereka menghasilkan sejumlah besar antibodi non-spesifik yang kadang-kadang dapat memberikan sinyal latar belakang dalam beberapa aplikasi
-
meningkatkan respons klinis secara langsung menginduksi destruksi tumor melalui
presentasi antigen dan menginduksi respons sel T tumor Antibodi monoklonal
berikatan dengan antigen permukaan sel tumor melalui Fc reseptor permukaan sel
NK Hal ini memicu penglepasan perforin dan granzymes untuk menghancurkan sel
tumor Sel - sel yang hancur ditangkap antigen presenting cell (APC) lalu
dipresentasikan pada sel B sehingga memicu penglepasan antibodi kemudian
antibodi ini akan berikatan dengan target antigen Sel cytotoxic T lymphocytes
(CTLs) dapat mengenali dan membunuh sel target antigen (Sardjoko 1991)
2 Complement dependent cytotoxicity (CDC)
Pengikatan antibodi monoklonal dengan antigen permukaan sel akan mengawali
kaskade komplement Complement dependent cytotoxicity (CDC) merupakan suatu
metode pembunuh sel tumor yang lain dari antibodi Imunoglobulin G1 dan G3
sangat efektif pada CDC melalui jalur klasik aktivasi komplemen Formasi kompleks
antigen antibodi merupakan komplemen C1q berikatan dengan IgG sehingga memicu
komplemen protein lain untuk mengawali penglepasan proteolitik sel efektor
kemotaktik agen aktivasi C3a dan C5a Kaskade komplemen ini diakhiri dengan
formasi membrane attack complex (MAC) sehingga terbentuk suatu lubang pada sel
membran Membrane attack complex (MAC) memfasilitasi keluar masuknya air dan
Na++ yang akan menyababkan sel target lisis (Sardjoko 1991)
3 Perubahan transduksi signal
Reseptor growth factor merupakan suatu antigen target tumor ekspresinya
berlebihan pada keganasan Aktivasi transduksi signal pada kondisi normal akan
menginduksi respons mitogenik dan meningkatkan kelangsungan hidup sel hal ini
diikuti dengan ekspresi perkembangan sel tumor yang berlebihan yang juga
menyebabkan tumor tidak sentitif terhadap zat kemoterapi Antibodi monoklonal
sangat potensial menormalkan laju perkembangan sel dan membuat sel sensitif
terhadap zat sitotoksik dengan menghilangkan signal reseptor ini Target antibodi
EGFR merupakan inhibitor yang kuat untuk transduksi signal Terapi antibodi
monoklonal memberikan efek penurunan densiti ekspresi target antigen contohnya
penurunan konsentrasi EGFR permukaan sel tumor atau membersihkan ligan seperti
VEGF Pengikatan ligand reseptor growth factor memicu dimerisasi dan aktivasi
kaskade signal sehingga terjadi proliferasi sel dan hambatan terhadap zat sitotoksik
Antibodi monoklonal menghambat signal dengan cara menghambat dimerisasi atau
mengganggu ikatan ligan (Sardjoko 1991)
4 Imunomodulasi
Beberapa percobaan menunjukkan antibodi yang langsung melawan cytotoxic T
lymphocyte antigen 4 (CTLA 4) terbukti dapat menginduksi regresi imun Pola
toksisiti yang diteliti pada uji klinis memperlihatkan hubungan perlekatan CTLA 4
dengan ligan dapat menginduksi respons autoimun hal ini terlihat pada aktivasi sel T
dependent Gabungan antibodi antiCTLA 4 dengan antibodi monoklonal
menginduksi ADCC kemoterapi sitotoksik atau radioterapi sehingga dapat
meningkatkan respons imun terhadap antigen spesifik tumor (Sardjoko 1991)
5 Penghantaran muatan sitotoksik
Antibodi monoklonal pada terapi kanker akan melawan target sel tumor dengan cara
mengikat sel spesifik tumor dan menginduksi respons imun Antibodi monoklonal
telah digunakan secara luas dalam percobaan sebagai zat sitotoksik sel - sel tumor
Modifikasi antibodi monoklonal dilakukan dengan tujuan sebagai zat penghantar
radioisotop toksin katalik obat ndash obatan sitokin enzim atau zat konjugasi aktif
lainnya Pola antibodi bispesifik pada kedua bagian Fab memungkinkan untuk
mengikat target antigen dan sel efektor (Sardjoko 1991)
6 Antibodi directed enzyme prodrug therapy (ADEPT)
Antibodi directed enzyme prodrug therapy (ADEPT) menggunakan antibodi
monoklonal sebagai penghantar untuk sampai ke sel tumor kemudian enzim
mengaktifkan prodrug pada tumor hal ini dapat meningkatkan dosis active drug di
dalam tumor Konjugasi antibodi monoklonal dan enzim mengikat antigen
permukaan sel tumor kemudian zat sitotoksik dalam bentuk inaktif prodrug akan
mengikat konjugasi antibodi monoklonal dan enzim permukaan sel tumor akhirnya
inaktivasi prodrug terpecah dan melepaskan aktif drug di dalam tumor (Sardjoko
1991)
26 Penggunaan Antibodi Monoklonal
Antibodi monoklonal juga dapat dibuat di laboratorium dengan menggabungkan sel
myeloma dengan sel yang memproduksi antibodi Hibridoma tersebut menghasilkan jumlah
hampir tak terbatas dari antibodi monoklonal yang berguna dalam tes diagnostik dan
penelitian (Levinson2004)
Antibodi monoklonal dapat digunakan untuk tiga tujuan berikut
1 Pemurnian reagen untuk tes atau penelitian
2 Sebagai penanda pada deteksi assay
3 Untuk eksperimental terapi (Prentis 1990)
Aplikasi terapi dari Antibodi monoklonal
1 Induksi imunisasi pasif
2 Diagnostik imaging
Antibodi monoklonal dapat digunakan untuk melihat protein tertentu dalam tubuh
misal antibodi monoklonal dikonjugasikan dengan logam inert pasien yang di-
rontgen Dari hasil rontgen tersebut dapat dikenali protein tertentu yang terlibat
dalam penyakit Cara ini juga diterapkan dalam melihat metastasis sel kanker
3 Diagnostik molekular
Antibodi monoklonal dapat diaplikasikan untuk identifikasi penyakit yang lebih
dikenal dengan imunologikal diagnostik Dimana deteksi imunologik merupakan
deteksi imunologik merupakan sistem deteksi yang sensitif spesifik dan sederhana
Misal membedakan DHF dan tifus
4 Monitoring terapi obat (untuk live-saving drug)
5 Sistem penghantaran obat (Drug delivery system DDS)
6 Isolasi dan atau purifikasi obat baru
7 Terapi kanker
Para ahli bisa membuat antibodi monoklonal yang mampu bereaksi dengan antigen
spesifik berbagai jenis sel kanker Dengan ditemukannya lebih banyak lagi antigen
kanker berarti akan semakin banyak antibodi monoklonal yang bisa digunakan untuk
terapi berbagai jenis kanker Bila antibodi berikatan dengan antigen tumor spesifik
yang terdapat di permukaan sel maka ia juga bisa menginduksi sel mengalami
apoptosis (Prentis 1990)
(Prentis 1990)
Toksin yang biasa dikonjugasikan dengan antibodi monoklonal persiapan untuk penggunaan
klinik sebagai agen antikanker
1 Ricin
2 Pokeweed
3 Gelonin
4 Pseudomonas endotoksin
5 Diptheria toksin
6 Abrin
7 Protein antiviral (Prentis 1990)
261 Penggunaan Klinik Antibodi Monoklonal
Fungsi Klinik Antibodi monoklonal Target Antibodi Penggunaan Spesifik
Secara Klinis
Transplantasi
terkait
imunosupresi
1 Basiliximab
daclizumab
2 Muromonab
(OKT3)
Reseptor IL-2
CD3 pada sel T
Mencegah atau
mengobati penolakan
allograft dan reaksi
graft-versus-host
Pengobatan
penyakit autoimun
1 Infliximab
2 Adalimumab
TNF α Mengobati rheumatoid
arthritis dan penyakit
Crohn (ileitis regional)
Pencegahan
penyakit menular
Palivizumab protein fusi virus
pernapasan sinsitial
Mencegah pneumonia
pada neonatus rentan
Pengobatan kanker 1 Rituximab Protein CD20 pada
sel B
Mengobati limfoma
non-Hodgkins
Mengobati kanker
2 Trastuzumab Reseptor faktor
pertumbuhan
epidermal
payudara
(Levinson 2004)
242 Penggunaan Antibodi Monoklonal Untuk Diagnosis
Hormon Polipeptida Gonatropin korlonik hormone pertumbuhan
hormone lutinizing hormone stimuli folikel
hormone stimuli prolaktin
Penanda tumor Antigen karsinoembrionik antigen spesifik
prostat reseptor IL2 Reseptor faktor tumbuh
epidermal
Sitokin IL 1-8 faktor stimuli koloni
Monitor Obat Teofilin gentamisin siklosporin
Penyakit Infeksi Klamidia herpes rubella hepatitis B
legionela HIV CMV
Target campuran Tiroksin Vitamin B12 feritin protein Tau
(Sudjadi 2008)
Banyak penyakit dicirikan oleh adanya senyawa yang tidak terdapat dalam badan
atau oleh adanya badan yang biasanya ada tetapi terdapat dalam jumlah yang berlebihan
Antibodi monoklonal akan segera digerakkan untuk mendeteksi adanya virus bakteri atau
benda asing lain dengan mencampur antibodi yang tepat dalam sampel darah atau cairan
tubuh Pemberian senyawa spesifik ini dalam takaran yang tepat ke dalam tubuh pasien
mungkin juga dapat digunakan untuk mendiagnosis berbagai gangguan yang lain seperti
beberapa bentuk kemandulan yang ditandai oleh kurangnya hormon tertentu (Sardjoko
1991)
Para pakar bioteknologi telah dapat mengembangkan antibodi monoklonal yang
spesifik untuk setiap senyawa yang sangat penting dalam bidang pengobatan Penerapan
antibodi monoklonal yang potensi diantaranya adalah peningkatan pertahanan alami pasien
peningkatan keberhasilan pencangkokan organ penyampaian obat ke bagian spesifik tubuh
dan pemurnian obat sebelum diberikan kepada pasien (Sardjoko 1991)
Secara teoritis dan juga semakin terasa dalam praktisnya pakar bioteknologi dapat
mengembangkan antibodi monoklonal yang bersifat spesifik bagi senyawa apa saja terutama
yang berkaitan dalam pengobatan kesehatan Sekian banyak jurnal ilmiah melaporkan
rincian percobaan yang mempergunakan antibodi monoklonal dalam puluhan cara dari
identifikasi sel kanker hingga melacak urat syaraf lintah raksasa Dalam lima tahun terakhir
ini teknik yang baru telah memainkan peranan yang bertambah penting di dalam penelitian
dasar Untuk memenuhi kebutuhan akan antibodi monoklonal perusahaan dengan nama
eksotik sepeti Hydriedtech Celltech dan Allergenetics bermunculan pada akhir tahun tujuh
puluhan dan awal delapan puluhan Pada pertengahan 1983 lebih dari 40 produk antibodi
monoklonal telah diizinkan bagi penggunaan diagnostik di Amerika Serikat termasuk untuk
alat-alat uji kehamilan diagnosis kanker dan deteksi virus rabies (Prentis 1990)
Teknologi baru ini sekarang diperhitungkan untuk memberikan dampak utama dalam
praktek kedokteran yang meliputi semua spektrum penyakit manusia dari kanker dan
gangguan ginjal sampai infeksi yang disebabkan oleh virus dan bakteri Potensi aplikasi
antibodi monoklonal termasuk meningkatkan pertahanan alamiah penderita memperbaiki
peluang transplantasi organ yang berhasil mengarahkan obat menuju bagian tubuh yang
spesifik dan memurnikan obat-obatan sebelum diberikan kepada penderita (Prentis 1990)
Contoh aplikasi terakhir ini adalah produksi antibodi monoklonal yang melekat
hanya pada molekul interferon dan menolak molekul lainnya Antibodi ini dapat diikat pada
suatu butiran yang kemudian ditempatkan pada suatu tabung Apabila campuran senyawa
yang mengandung sejumlah kecil interferon dituang ke dalam tabung tersebut antibodi akan
mengikat molekul interferon dari campuran senyawa sementara bahan-bahan yang tidak
diinginkan mengalir keluar Kemudian suatu bahan kimia ditambahkan dibiarkan mengalir
melalui tabung untuk melepaskan ikatan antibodi dengan interferon yang kemudian
dibebaskan ke luar Teknik ini menghasilkan larutan yang 5000 kali lebih kaya akan
interferon dibandingkan dengan campuran besar semula Hal ini dan penggunaan lain dari
antibodi monoklonal bergantung pada daya seleksi yang istimewa (Prentis 1990)
Penggunaan antibodi monoklonal telah dikenal sejak tahun 1975 yaitu ketika Kohler
dan Milstein berhasil mengkonstruksi sel hibridoma yang mensekresi antibodi dengn
spesifitas khusus Salah satu yang paling fenomenal adalah penggunaan antibodi monoklonal
sebagai pereaksi diagnostik dalam metode imunokimia Metode analisis imunokimia dengan
prinsip reaksi antigen-antibodi telah banyak digunakan dalam riset maupun laboratorium
klinik Perkembangan metode ini dimulai pada tahun 1959 oleh Yellow dan Berson yang
memperkenalkan metode Radio Immunoassay (RIA) untuk mengukur jumlah insulin dalam
serum Sejak saat itu berbagai metode dengan prinsip imunokimia ini telah dikembangkan
untuk tujuan klinis Keuntungan metode imunokimia dibandingkan metode analisis lainnya
adalah
1 Spesifias tinggi karena situs pengikat antibodi tertentu hanya dapat bereaksi
dengan determinan antigen (epitop) yang sesuai saja dan tidak akan terjadi ikatan
dengan antigen lainnya
2 Reaksi imunokimia dapat dikombinasikan dengan beberapa teknik analisis lain
seperti spektrofotometri atau kromatografi dan lain-lain untuk tujuan kuantitatif
3 Hasil reaksi umumnya dapat dengan cepat diamati
4 Sensitivitas tinggi (Milanda et al 2007)
Selain untuk analisis antibodi monoklonal digunakan pula dalam bidang farmasi
sebagai carrier untuk targeted drug dan dapat pula berfungsi sebagai obat (protein
terapeutik) (Milanda et al 2007)
243 Antibodi Monoklonal Generasi Baru
Terapi menggunakan antibodi monoklonal terganggu dengan munculnya beberapa
masalah Pada eksperimen awal terdapat reaksi alergi dari bagian asing antibodi
eksperimental dari tikus yang disebut HAMA (human anti-mouse antibody) yang mencegah
digunakan lebih dari sekali Para ahli mengatasi masalah ini dengan membuang bagian
antigen dari bagian tikus tersebut dengan membuat antibodi chimeric dan humanized mAb
1 Chimeric mAb
Rituximab adalah antibodi monoklonal pertama yang termasuk dalam chimeric mAb
Chimeric diambil dari nama sebuah hewan mistis Rituximab dibuat dari fusi dua sel dari
mencit dan manusia
2 Humanized mAb
(Prentis 1990)
III Antibodi Poliklonal
III1 Pengertian
Antibodi poliklonal adalah antibodi yang telah diperoleh dari beberapa sel B atau cell
lines pembuatan antibodi ini memiliki beberapa kemiripan dengan berbagai antibodi yang
ditemukan dalam serum normal yang merupakan komponen cairan yang memisahkan dari
darah yang membeku Kemiripan ini disebabkan oleh fakta bahwa antibodi yang merupakan
poliklonal mengenali epitop yang berbeda dan memiliki derajat yang berbeda kekhususan
Sebaliknya antibodi dalam persiapan monoklonal yang berasal dari satu jenis klon dan
mengenali epitop yang sama dengan derajat yang sama kekhususan (Loyd 2013)
Untuk menghasilkan antibodi poliklonal binatang seperti ayam tikus atau kelinci
diimunisasi dengan antigen dan persiapan adjuvan Sistem kekebalan hewan dirangsang
untuk memproduksi sel B yang mensekresikan antibodi yang spesifik untuk antigen Setelah
jangka waktu tertentu biasanya beberapa minggu atau bahkan berbulan-bulan serum hewan
dipanen (Loyd 2013)
Persiapan khusus antibodi poliklonal biasanya campuran antibodi spesifik dimana
seluruhnya mengenali antigen yang sama Antibodi mengikat dengan kekuatan yang berbeda
untuk epitop yang berbeda pada antigen (Loyd 2013)
III11 Ciri
1 Mengenali beberapa epitop pada satu antigen Serum yang diperoleh akan berisi
campuran kompleks heterogen dari antibodi dengan afinitas yang berbeda
2 Poliklonal tersusun sebagian besar dari subklas IgG
3 Imunogen peptida sering digunakan untuk menghasilkan antibodi poliklonal yang
menargetkan epitop yang unik terutama untuk keluarga protein homologi tinggi
(Milner 2013)
III12 Produksi Antibodi
1 Murah untuk memproduksinya
2 Teknologi dan keterampilan yang dibutuhkan untuk produksi rendah
3 Skala waktu produksi pendek
4 Antibodi Poliklonal tidak bermanfaat untuk menyelidiki domain spesifik antigen karena
antiserum poliklonal biasanya akan mengenali banyak domain (Milner 2013)
III13 Keuntungan
Poliklonal akan mengenali beberapa epitop pada satu antigen yang memiliki
keuntungan sebagai berikut
1 Poliklonal dapat membantu memperkuat sinyal dari target protein dengan tingkat
ekspresi rendah seperti protein target akan mengikat lebih dari satu molekul antibodi
pada beberapa eptitopes Ini tidak akan menjadi keuntungan bagi percobaan kuantifikasi
misalnya dalam aliran cytometry karena hasilnya akan menjadi tidak akurat
2 Karena dapat mengenali beberapa epitop polyclonals dapat memberikan hasil yang
lebih baik di IP ChIP
3 Lebih toleran terhadap perubahan kecil dalam antigen misalnya polimorfisme
heterogenitas glikosilasi atau perubahan kecil denaturasi dibandingkan monoklonal
antibodi (homogen)
4 Antibodi poliklonal akan mengidentifikasi protein homologi tinggi terhadap protein
imunogen atau untuk menyaring protein target dalam sampel jaringan dari spesies lain
dibandingkan dengan imunogen misalnya Antibodi poliklonal kadang-kadang
digunakan ketika sifat antigen dalam spesies belum teruji tidak diketahui Hal ini juga
penting untuk memeriksa urutan imunogen untuk setiap reaktivitas silang
5 Antibodi Poliklonal sering menjadi pilihan yang lebih disukai untuk mendeteksi protein
terdenaturasi
6 Beberapa epitop umumnya menyediakan deteksi lebih kuat
7 Antibodi Poliklonal tidak bermanfaat untuk menyelidiki domain spesifik antigen
karena antiserum biasanya akan mengenali banyak domain (Milner 2013)
III14 Kerugian
1 Mereka menghasilkan sejumlah besar antibodi non-spesifik yang kadang-kadang dapat
memberikan sinyal latar belakang dalam beberapa aplikasi
2 Beberapa epitop membuatnya penting untuk memeriksa urutan imunogen untuk setiap
reaktivitas silang (Milner 2013)
III2 Proses yang terjadi pada antibodi poliklonal
1 Diproduksi dengan imunisasi hewan dengan antigen yang tepat
2 Imunisasi atau vaksinasi adalah suatu prosedur untuk meningkatkan derajat imunitas
seseorang terhadap patogen tertentu atau toksin Imunisasi yang ideal adalah yang dapat
mengaktifkan sistem pengenalan imun dan sistem efektor yang diperlukan Hal tersebut
dapat diperoleh dengan pemberian antigen yang tidak patogenik
3 Serum dari hewan terimunisasi dikumpulkan
4 Antibodi dalam serum dapat dimurnikan lebih lanjut
5 Karena satu antigen menginduksi produksi banyak antibodi maka hasilnya berupa
polyclonal campuran antibody (Milner 2013)
DAFTAR PUSTAKA
Jri 2007 Jenis Antibodi Monoklonal Tersedia di httpwwwklikpdpicomjurnal-wartajri-
01-07jurnal-7html Diakses pada tanggal 1 Juni 2013
Levinson Warren 2004 Medical Microbiology and Immunology Eximination and Board
Review Eighth Edition USA McGraw-Hill
Loyd Emma 2013 Polyclonal Antibodies Available online at httpwwwwisegeekcom
what-are-polyclonal-antibodieshtm Accessed on May 27 2013
Milanda Tiana Sri Agung F dan Tina R 2007 Buku Ajar Matakuliah Bioteknologi
Farmasi Jatinangor Fakultas Farmasi Unpad
Milner Jonathan 2013 Polyclonal and monoclonal A comparison Available online at
httpwwwabcamcomindexhtmlpageconfig=resourceamprid=11269amppid=11287
Accessed on May 26 2013
Prentis Steve 1990 Bioteknologi Jakarta Erlangga
Prescot et al 2005 Animation Quiz 3 - Monoclonal Antibody Production Available online
at httphigheredmcgrawhillcom sites0072556781student_view0chapter32 anim
ation_quiz_3html Accessed on May 27 2013
Sardjoko 1991 Bioteknologi Latar Belakang dan Penerapannya Jakarta PT Gramedia
Sudjadi 2008 Bioteknologi Kesehatan Yogyakarta Kanisius
Ward VivianLee 2010 Monoclonal Antibody Available online at httpwwwaccessexcell
enceorgRC VLGGmonoclonalphp Accessed on May 27 2013
- III14 Kerugian
- 1 Mereka menghasilkan sejumlah besar antibodi non-spesifik yang kadang-kadang dapat memberikan sinyal latar belakang dalam beberapa aplikasi
-
kaskade signal sehingga terjadi proliferasi sel dan hambatan terhadap zat sitotoksik
Antibodi monoklonal menghambat signal dengan cara menghambat dimerisasi atau
mengganggu ikatan ligan (Sardjoko 1991)
4 Imunomodulasi
Beberapa percobaan menunjukkan antibodi yang langsung melawan cytotoxic T
lymphocyte antigen 4 (CTLA 4) terbukti dapat menginduksi regresi imun Pola
toksisiti yang diteliti pada uji klinis memperlihatkan hubungan perlekatan CTLA 4
dengan ligan dapat menginduksi respons autoimun hal ini terlihat pada aktivasi sel T
dependent Gabungan antibodi antiCTLA 4 dengan antibodi monoklonal
menginduksi ADCC kemoterapi sitotoksik atau radioterapi sehingga dapat
meningkatkan respons imun terhadap antigen spesifik tumor (Sardjoko 1991)
5 Penghantaran muatan sitotoksik
Antibodi monoklonal pada terapi kanker akan melawan target sel tumor dengan cara
mengikat sel spesifik tumor dan menginduksi respons imun Antibodi monoklonal
telah digunakan secara luas dalam percobaan sebagai zat sitotoksik sel - sel tumor
Modifikasi antibodi monoklonal dilakukan dengan tujuan sebagai zat penghantar
radioisotop toksin katalik obat ndash obatan sitokin enzim atau zat konjugasi aktif
lainnya Pola antibodi bispesifik pada kedua bagian Fab memungkinkan untuk
mengikat target antigen dan sel efektor (Sardjoko 1991)
6 Antibodi directed enzyme prodrug therapy (ADEPT)
Antibodi directed enzyme prodrug therapy (ADEPT) menggunakan antibodi
monoklonal sebagai penghantar untuk sampai ke sel tumor kemudian enzim
mengaktifkan prodrug pada tumor hal ini dapat meningkatkan dosis active drug di
dalam tumor Konjugasi antibodi monoklonal dan enzim mengikat antigen
permukaan sel tumor kemudian zat sitotoksik dalam bentuk inaktif prodrug akan
mengikat konjugasi antibodi monoklonal dan enzim permukaan sel tumor akhirnya
inaktivasi prodrug terpecah dan melepaskan aktif drug di dalam tumor (Sardjoko
1991)
26 Penggunaan Antibodi Monoklonal
Antibodi monoklonal juga dapat dibuat di laboratorium dengan menggabungkan sel
myeloma dengan sel yang memproduksi antibodi Hibridoma tersebut menghasilkan jumlah
hampir tak terbatas dari antibodi monoklonal yang berguna dalam tes diagnostik dan
penelitian (Levinson2004)
Antibodi monoklonal dapat digunakan untuk tiga tujuan berikut
1 Pemurnian reagen untuk tes atau penelitian
2 Sebagai penanda pada deteksi assay
3 Untuk eksperimental terapi (Prentis 1990)
Aplikasi terapi dari Antibodi monoklonal
1 Induksi imunisasi pasif
2 Diagnostik imaging
Antibodi monoklonal dapat digunakan untuk melihat protein tertentu dalam tubuh
misal antibodi monoklonal dikonjugasikan dengan logam inert pasien yang di-
rontgen Dari hasil rontgen tersebut dapat dikenali protein tertentu yang terlibat
dalam penyakit Cara ini juga diterapkan dalam melihat metastasis sel kanker
3 Diagnostik molekular
Antibodi monoklonal dapat diaplikasikan untuk identifikasi penyakit yang lebih
dikenal dengan imunologikal diagnostik Dimana deteksi imunologik merupakan
deteksi imunologik merupakan sistem deteksi yang sensitif spesifik dan sederhana
Misal membedakan DHF dan tifus
4 Monitoring terapi obat (untuk live-saving drug)
5 Sistem penghantaran obat (Drug delivery system DDS)
6 Isolasi dan atau purifikasi obat baru
7 Terapi kanker
Para ahli bisa membuat antibodi monoklonal yang mampu bereaksi dengan antigen
spesifik berbagai jenis sel kanker Dengan ditemukannya lebih banyak lagi antigen
kanker berarti akan semakin banyak antibodi monoklonal yang bisa digunakan untuk
terapi berbagai jenis kanker Bila antibodi berikatan dengan antigen tumor spesifik
yang terdapat di permukaan sel maka ia juga bisa menginduksi sel mengalami
apoptosis (Prentis 1990)
(Prentis 1990)
Toksin yang biasa dikonjugasikan dengan antibodi monoklonal persiapan untuk penggunaan
klinik sebagai agen antikanker
1 Ricin
2 Pokeweed
3 Gelonin
4 Pseudomonas endotoksin
5 Diptheria toksin
6 Abrin
7 Protein antiviral (Prentis 1990)
261 Penggunaan Klinik Antibodi Monoklonal
Fungsi Klinik Antibodi monoklonal Target Antibodi Penggunaan Spesifik
Secara Klinis
Transplantasi
terkait
imunosupresi
1 Basiliximab
daclizumab
2 Muromonab
(OKT3)
Reseptor IL-2
CD3 pada sel T
Mencegah atau
mengobati penolakan
allograft dan reaksi
graft-versus-host
Pengobatan
penyakit autoimun
1 Infliximab
2 Adalimumab
TNF α Mengobati rheumatoid
arthritis dan penyakit
Crohn (ileitis regional)
Pencegahan
penyakit menular
Palivizumab protein fusi virus
pernapasan sinsitial
Mencegah pneumonia
pada neonatus rentan
Pengobatan kanker 1 Rituximab Protein CD20 pada
sel B
Mengobati limfoma
non-Hodgkins
Mengobati kanker
2 Trastuzumab Reseptor faktor
pertumbuhan
epidermal
payudara
(Levinson 2004)
242 Penggunaan Antibodi Monoklonal Untuk Diagnosis
Hormon Polipeptida Gonatropin korlonik hormone pertumbuhan
hormone lutinizing hormone stimuli folikel
hormone stimuli prolaktin
Penanda tumor Antigen karsinoembrionik antigen spesifik
prostat reseptor IL2 Reseptor faktor tumbuh
epidermal
Sitokin IL 1-8 faktor stimuli koloni
Monitor Obat Teofilin gentamisin siklosporin
Penyakit Infeksi Klamidia herpes rubella hepatitis B
legionela HIV CMV
Target campuran Tiroksin Vitamin B12 feritin protein Tau
(Sudjadi 2008)
Banyak penyakit dicirikan oleh adanya senyawa yang tidak terdapat dalam badan
atau oleh adanya badan yang biasanya ada tetapi terdapat dalam jumlah yang berlebihan
Antibodi monoklonal akan segera digerakkan untuk mendeteksi adanya virus bakteri atau
benda asing lain dengan mencampur antibodi yang tepat dalam sampel darah atau cairan
tubuh Pemberian senyawa spesifik ini dalam takaran yang tepat ke dalam tubuh pasien
mungkin juga dapat digunakan untuk mendiagnosis berbagai gangguan yang lain seperti
beberapa bentuk kemandulan yang ditandai oleh kurangnya hormon tertentu (Sardjoko
1991)
Para pakar bioteknologi telah dapat mengembangkan antibodi monoklonal yang
spesifik untuk setiap senyawa yang sangat penting dalam bidang pengobatan Penerapan
antibodi monoklonal yang potensi diantaranya adalah peningkatan pertahanan alami pasien
peningkatan keberhasilan pencangkokan organ penyampaian obat ke bagian spesifik tubuh
dan pemurnian obat sebelum diberikan kepada pasien (Sardjoko 1991)
Secara teoritis dan juga semakin terasa dalam praktisnya pakar bioteknologi dapat
mengembangkan antibodi monoklonal yang bersifat spesifik bagi senyawa apa saja terutama
yang berkaitan dalam pengobatan kesehatan Sekian banyak jurnal ilmiah melaporkan
rincian percobaan yang mempergunakan antibodi monoklonal dalam puluhan cara dari
identifikasi sel kanker hingga melacak urat syaraf lintah raksasa Dalam lima tahun terakhir
ini teknik yang baru telah memainkan peranan yang bertambah penting di dalam penelitian
dasar Untuk memenuhi kebutuhan akan antibodi monoklonal perusahaan dengan nama
eksotik sepeti Hydriedtech Celltech dan Allergenetics bermunculan pada akhir tahun tujuh
puluhan dan awal delapan puluhan Pada pertengahan 1983 lebih dari 40 produk antibodi
monoklonal telah diizinkan bagi penggunaan diagnostik di Amerika Serikat termasuk untuk
alat-alat uji kehamilan diagnosis kanker dan deteksi virus rabies (Prentis 1990)
Teknologi baru ini sekarang diperhitungkan untuk memberikan dampak utama dalam
praktek kedokteran yang meliputi semua spektrum penyakit manusia dari kanker dan
gangguan ginjal sampai infeksi yang disebabkan oleh virus dan bakteri Potensi aplikasi
antibodi monoklonal termasuk meningkatkan pertahanan alamiah penderita memperbaiki
peluang transplantasi organ yang berhasil mengarahkan obat menuju bagian tubuh yang
spesifik dan memurnikan obat-obatan sebelum diberikan kepada penderita (Prentis 1990)
Contoh aplikasi terakhir ini adalah produksi antibodi monoklonal yang melekat
hanya pada molekul interferon dan menolak molekul lainnya Antibodi ini dapat diikat pada
suatu butiran yang kemudian ditempatkan pada suatu tabung Apabila campuran senyawa
yang mengandung sejumlah kecil interferon dituang ke dalam tabung tersebut antibodi akan
mengikat molekul interferon dari campuran senyawa sementara bahan-bahan yang tidak
diinginkan mengalir keluar Kemudian suatu bahan kimia ditambahkan dibiarkan mengalir
melalui tabung untuk melepaskan ikatan antibodi dengan interferon yang kemudian
dibebaskan ke luar Teknik ini menghasilkan larutan yang 5000 kali lebih kaya akan
interferon dibandingkan dengan campuran besar semula Hal ini dan penggunaan lain dari
antibodi monoklonal bergantung pada daya seleksi yang istimewa (Prentis 1990)
Penggunaan antibodi monoklonal telah dikenal sejak tahun 1975 yaitu ketika Kohler
dan Milstein berhasil mengkonstruksi sel hibridoma yang mensekresi antibodi dengn
spesifitas khusus Salah satu yang paling fenomenal adalah penggunaan antibodi monoklonal
sebagai pereaksi diagnostik dalam metode imunokimia Metode analisis imunokimia dengan
prinsip reaksi antigen-antibodi telah banyak digunakan dalam riset maupun laboratorium
klinik Perkembangan metode ini dimulai pada tahun 1959 oleh Yellow dan Berson yang
memperkenalkan metode Radio Immunoassay (RIA) untuk mengukur jumlah insulin dalam
serum Sejak saat itu berbagai metode dengan prinsip imunokimia ini telah dikembangkan
untuk tujuan klinis Keuntungan metode imunokimia dibandingkan metode analisis lainnya
adalah
1 Spesifias tinggi karena situs pengikat antibodi tertentu hanya dapat bereaksi
dengan determinan antigen (epitop) yang sesuai saja dan tidak akan terjadi ikatan
dengan antigen lainnya
2 Reaksi imunokimia dapat dikombinasikan dengan beberapa teknik analisis lain
seperti spektrofotometri atau kromatografi dan lain-lain untuk tujuan kuantitatif
3 Hasil reaksi umumnya dapat dengan cepat diamati
4 Sensitivitas tinggi (Milanda et al 2007)
Selain untuk analisis antibodi monoklonal digunakan pula dalam bidang farmasi
sebagai carrier untuk targeted drug dan dapat pula berfungsi sebagai obat (protein
terapeutik) (Milanda et al 2007)
243 Antibodi Monoklonal Generasi Baru
Terapi menggunakan antibodi monoklonal terganggu dengan munculnya beberapa
masalah Pada eksperimen awal terdapat reaksi alergi dari bagian asing antibodi
eksperimental dari tikus yang disebut HAMA (human anti-mouse antibody) yang mencegah
digunakan lebih dari sekali Para ahli mengatasi masalah ini dengan membuang bagian
antigen dari bagian tikus tersebut dengan membuat antibodi chimeric dan humanized mAb
1 Chimeric mAb
Rituximab adalah antibodi monoklonal pertama yang termasuk dalam chimeric mAb
Chimeric diambil dari nama sebuah hewan mistis Rituximab dibuat dari fusi dua sel dari
mencit dan manusia
2 Humanized mAb
(Prentis 1990)
III Antibodi Poliklonal
III1 Pengertian
Antibodi poliklonal adalah antibodi yang telah diperoleh dari beberapa sel B atau cell
lines pembuatan antibodi ini memiliki beberapa kemiripan dengan berbagai antibodi yang
ditemukan dalam serum normal yang merupakan komponen cairan yang memisahkan dari
darah yang membeku Kemiripan ini disebabkan oleh fakta bahwa antibodi yang merupakan
poliklonal mengenali epitop yang berbeda dan memiliki derajat yang berbeda kekhususan
Sebaliknya antibodi dalam persiapan monoklonal yang berasal dari satu jenis klon dan
mengenali epitop yang sama dengan derajat yang sama kekhususan (Loyd 2013)
Untuk menghasilkan antibodi poliklonal binatang seperti ayam tikus atau kelinci
diimunisasi dengan antigen dan persiapan adjuvan Sistem kekebalan hewan dirangsang
untuk memproduksi sel B yang mensekresikan antibodi yang spesifik untuk antigen Setelah
jangka waktu tertentu biasanya beberapa minggu atau bahkan berbulan-bulan serum hewan
dipanen (Loyd 2013)
Persiapan khusus antibodi poliklonal biasanya campuran antibodi spesifik dimana
seluruhnya mengenali antigen yang sama Antibodi mengikat dengan kekuatan yang berbeda
untuk epitop yang berbeda pada antigen (Loyd 2013)
III11 Ciri
1 Mengenali beberapa epitop pada satu antigen Serum yang diperoleh akan berisi
campuran kompleks heterogen dari antibodi dengan afinitas yang berbeda
2 Poliklonal tersusun sebagian besar dari subklas IgG
3 Imunogen peptida sering digunakan untuk menghasilkan antibodi poliklonal yang
menargetkan epitop yang unik terutama untuk keluarga protein homologi tinggi
(Milner 2013)
III12 Produksi Antibodi
1 Murah untuk memproduksinya
2 Teknologi dan keterampilan yang dibutuhkan untuk produksi rendah
3 Skala waktu produksi pendek
4 Antibodi Poliklonal tidak bermanfaat untuk menyelidiki domain spesifik antigen karena
antiserum poliklonal biasanya akan mengenali banyak domain (Milner 2013)
III13 Keuntungan
Poliklonal akan mengenali beberapa epitop pada satu antigen yang memiliki
keuntungan sebagai berikut
1 Poliklonal dapat membantu memperkuat sinyal dari target protein dengan tingkat
ekspresi rendah seperti protein target akan mengikat lebih dari satu molekul antibodi
pada beberapa eptitopes Ini tidak akan menjadi keuntungan bagi percobaan kuantifikasi
misalnya dalam aliran cytometry karena hasilnya akan menjadi tidak akurat
2 Karena dapat mengenali beberapa epitop polyclonals dapat memberikan hasil yang
lebih baik di IP ChIP
3 Lebih toleran terhadap perubahan kecil dalam antigen misalnya polimorfisme
heterogenitas glikosilasi atau perubahan kecil denaturasi dibandingkan monoklonal
antibodi (homogen)
4 Antibodi poliklonal akan mengidentifikasi protein homologi tinggi terhadap protein
imunogen atau untuk menyaring protein target dalam sampel jaringan dari spesies lain
dibandingkan dengan imunogen misalnya Antibodi poliklonal kadang-kadang
digunakan ketika sifat antigen dalam spesies belum teruji tidak diketahui Hal ini juga
penting untuk memeriksa urutan imunogen untuk setiap reaktivitas silang
5 Antibodi Poliklonal sering menjadi pilihan yang lebih disukai untuk mendeteksi protein
terdenaturasi
6 Beberapa epitop umumnya menyediakan deteksi lebih kuat
7 Antibodi Poliklonal tidak bermanfaat untuk menyelidiki domain spesifik antigen
karena antiserum biasanya akan mengenali banyak domain (Milner 2013)
III14 Kerugian
1 Mereka menghasilkan sejumlah besar antibodi non-spesifik yang kadang-kadang dapat
memberikan sinyal latar belakang dalam beberapa aplikasi
2 Beberapa epitop membuatnya penting untuk memeriksa urutan imunogen untuk setiap
reaktivitas silang (Milner 2013)
III2 Proses yang terjadi pada antibodi poliklonal
1 Diproduksi dengan imunisasi hewan dengan antigen yang tepat
2 Imunisasi atau vaksinasi adalah suatu prosedur untuk meningkatkan derajat imunitas
seseorang terhadap patogen tertentu atau toksin Imunisasi yang ideal adalah yang dapat
mengaktifkan sistem pengenalan imun dan sistem efektor yang diperlukan Hal tersebut
dapat diperoleh dengan pemberian antigen yang tidak patogenik
3 Serum dari hewan terimunisasi dikumpulkan
4 Antibodi dalam serum dapat dimurnikan lebih lanjut
5 Karena satu antigen menginduksi produksi banyak antibodi maka hasilnya berupa
polyclonal campuran antibody (Milner 2013)
DAFTAR PUSTAKA
Jri 2007 Jenis Antibodi Monoklonal Tersedia di httpwwwklikpdpicomjurnal-wartajri-
01-07jurnal-7html Diakses pada tanggal 1 Juni 2013
Levinson Warren 2004 Medical Microbiology and Immunology Eximination and Board
Review Eighth Edition USA McGraw-Hill
Loyd Emma 2013 Polyclonal Antibodies Available online at httpwwwwisegeekcom
what-are-polyclonal-antibodieshtm Accessed on May 27 2013
Milanda Tiana Sri Agung F dan Tina R 2007 Buku Ajar Matakuliah Bioteknologi
Farmasi Jatinangor Fakultas Farmasi Unpad
Milner Jonathan 2013 Polyclonal and monoclonal A comparison Available online at
httpwwwabcamcomindexhtmlpageconfig=resourceamprid=11269amppid=11287
Accessed on May 26 2013
Prentis Steve 1990 Bioteknologi Jakarta Erlangga
Prescot et al 2005 Animation Quiz 3 - Monoclonal Antibody Production Available online
at httphigheredmcgrawhillcom sites0072556781student_view0chapter32 anim
ation_quiz_3html Accessed on May 27 2013
Sardjoko 1991 Bioteknologi Latar Belakang dan Penerapannya Jakarta PT Gramedia
Sudjadi 2008 Bioteknologi Kesehatan Yogyakarta Kanisius
Ward VivianLee 2010 Monoclonal Antibody Available online at httpwwwaccessexcell
enceorgRC VLGGmonoclonalphp Accessed on May 27 2013
- III14 Kerugian
- 1 Mereka menghasilkan sejumlah besar antibodi non-spesifik yang kadang-kadang dapat memberikan sinyal latar belakang dalam beberapa aplikasi
-
Antibodi monoklonal juga dapat dibuat di laboratorium dengan menggabungkan sel
myeloma dengan sel yang memproduksi antibodi Hibridoma tersebut menghasilkan jumlah
hampir tak terbatas dari antibodi monoklonal yang berguna dalam tes diagnostik dan
penelitian (Levinson2004)
Antibodi monoklonal dapat digunakan untuk tiga tujuan berikut
1 Pemurnian reagen untuk tes atau penelitian
2 Sebagai penanda pada deteksi assay
3 Untuk eksperimental terapi (Prentis 1990)
Aplikasi terapi dari Antibodi monoklonal
1 Induksi imunisasi pasif
2 Diagnostik imaging
Antibodi monoklonal dapat digunakan untuk melihat protein tertentu dalam tubuh
misal antibodi monoklonal dikonjugasikan dengan logam inert pasien yang di-
rontgen Dari hasil rontgen tersebut dapat dikenali protein tertentu yang terlibat
dalam penyakit Cara ini juga diterapkan dalam melihat metastasis sel kanker
3 Diagnostik molekular
Antibodi monoklonal dapat diaplikasikan untuk identifikasi penyakit yang lebih
dikenal dengan imunologikal diagnostik Dimana deteksi imunologik merupakan
deteksi imunologik merupakan sistem deteksi yang sensitif spesifik dan sederhana
Misal membedakan DHF dan tifus
4 Monitoring terapi obat (untuk live-saving drug)
5 Sistem penghantaran obat (Drug delivery system DDS)
6 Isolasi dan atau purifikasi obat baru
7 Terapi kanker
Para ahli bisa membuat antibodi monoklonal yang mampu bereaksi dengan antigen
spesifik berbagai jenis sel kanker Dengan ditemukannya lebih banyak lagi antigen
kanker berarti akan semakin banyak antibodi monoklonal yang bisa digunakan untuk
terapi berbagai jenis kanker Bila antibodi berikatan dengan antigen tumor spesifik
yang terdapat di permukaan sel maka ia juga bisa menginduksi sel mengalami
apoptosis (Prentis 1990)
(Prentis 1990)
Toksin yang biasa dikonjugasikan dengan antibodi monoklonal persiapan untuk penggunaan
klinik sebagai agen antikanker
1 Ricin
2 Pokeweed
3 Gelonin
4 Pseudomonas endotoksin
5 Diptheria toksin
6 Abrin
7 Protein antiviral (Prentis 1990)
261 Penggunaan Klinik Antibodi Monoklonal
Fungsi Klinik Antibodi monoklonal Target Antibodi Penggunaan Spesifik
Secara Klinis
Transplantasi
terkait
imunosupresi
1 Basiliximab
daclizumab
2 Muromonab
(OKT3)
Reseptor IL-2
CD3 pada sel T
Mencegah atau
mengobati penolakan
allograft dan reaksi
graft-versus-host
Pengobatan
penyakit autoimun
1 Infliximab
2 Adalimumab
TNF α Mengobati rheumatoid
arthritis dan penyakit
Crohn (ileitis regional)
Pencegahan
penyakit menular
Palivizumab protein fusi virus
pernapasan sinsitial
Mencegah pneumonia
pada neonatus rentan
Pengobatan kanker 1 Rituximab Protein CD20 pada
sel B
Mengobati limfoma
non-Hodgkins
Mengobati kanker
2 Trastuzumab Reseptor faktor
pertumbuhan
epidermal
payudara
(Levinson 2004)
242 Penggunaan Antibodi Monoklonal Untuk Diagnosis
Hormon Polipeptida Gonatropin korlonik hormone pertumbuhan
hormone lutinizing hormone stimuli folikel
hormone stimuli prolaktin
Penanda tumor Antigen karsinoembrionik antigen spesifik
prostat reseptor IL2 Reseptor faktor tumbuh
epidermal
Sitokin IL 1-8 faktor stimuli koloni
Monitor Obat Teofilin gentamisin siklosporin
Penyakit Infeksi Klamidia herpes rubella hepatitis B
legionela HIV CMV
Target campuran Tiroksin Vitamin B12 feritin protein Tau
(Sudjadi 2008)
Banyak penyakit dicirikan oleh adanya senyawa yang tidak terdapat dalam badan
atau oleh adanya badan yang biasanya ada tetapi terdapat dalam jumlah yang berlebihan
Antibodi monoklonal akan segera digerakkan untuk mendeteksi adanya virus bakteri atau
benda asing lain dengan mencampur antibodi yang tepat dalam sampel darah atau cairan
tubuh Pemberian senyawa spesifik ini dalam takaran yang tepat ke dalam tubuh pasien
mungkin juga dapat digunakan untuk mendiagnosis berbagai gangguan yang lain seperti
beberapa bentuk kemandulan yang ditandai oleh kurangnya hormon tertentu (Sardjoko
1991)
Para pakar bioteknologi telah dapat mengembangkan antibodi monoklonal yang
spesifik untuk setiap senyawa yang sangat penting dalam bidang pengobatan Penerapan
antibodi monoklonal yang potensi diantaranya adalah peningkatan pertahanan alami pasien
peningkatan keberhasilan pencangkokan organ penyampaian obat ke bagian spesifik tubuh
dan pemurnian obat sebelum diberikan kepada pasien (Sardjoko 1991)
Secara teoritis dan juga semakin terasa dalam praktisnya pakar bioteknologi dapat
mengembangkan antibodi monoklonal yang bersifat spesifik bagi senyawa apa saja terutama
yang berkaitan dalam pengobatan kesehatan Sekian banyak jurnal ilmiah melaporkan
rincian percobaan yang mempergunakan antibodi monoklonal dalam puluhan cara dari
identifikasi sel kanker hingga melacak urat syaraf lintah raksasa Dalam lima tahun terakhir
ini teknik yang baru telah memainkan peranan yang bertambah penting di dalam penelitian
dasar Untuk memenuhi kebutuhan akan antibodi monoklonal perusahaan dengan nama
eksotik sepeti Hydriedtech Celltech dan Allergenetics bermunculan pada akhir tahun tujuh
puluhan dan awal delapan puluhan Pada pertengahan 1983 lebih dari 40 produk antibodi
monoklonal telah diizinkan bagi penggunaan diagnostik di Amerika Serikat termasuk untuk
alat-alat uji kehamilan diagnosis kanker dan deteksi virus rabies (Prentis 1990)
Teknologi baru ini sekarang diperhitungkan untuk memberikan dampak utama dalam
praktek kedokteran yang meliputi semua spektrum penyakit manusia dari kanker dan
gangguan ginjal sampai infeksi yang disebabkan oleh virus dan bakteri Potensi aplikasi
antibodi monoklonal termasuk meningkatkan pertahanan alamiah penderita memperbaiki
peluang transplantasi organ yang berhasil mengarahkan obat menuju bagian tubuh yang
spesifik dan memurnikan obat-obatan sebelum diberikan kepada penderita (Prentis 1990)
Contoh aplikasi terakhir ini adalah produksi antibodi monoklonal yang melekat
hanya pada molekul interferon dan menolak molekul lainnya Antibodi ini dapat diikat pada
suatu butiran yang kemudian ditempatkan pada suatu tabung Apabila campuran senyawa
yang mengandung sejumlah kecil interferon dituang ke dalam tabung tersebut antibodi akan
mengikat molekul interferon dari campuran senyawa sementara bahan-bahan yang tidak
diinginkan mengalir keluar Kemudian suatu bahan kimia ditambahkan dibiarkan mengalir
melalui tabung untuk melepaskan ikatan antibodi dengan interferon yang kemudian
dibebaskan ke luar Teknik ini menghasilkan larutan yang 5000 kali lebih kaya akan
interferon dibandingkan dengan campuran besar semula Hal ini dan penggunaan lain dari
antibodi monoklonal bergantung pada daya seleksi yang istimewa (Prentis 1990)
Penggunaan antibodi monoklonal telah dikenal sejak tahun 1975 yaitu ketika Kohler
dan Milstein berhasil mengkonstruksi sel hibridoma yang mensekresi antibodi dengn
spesifitas khusus Salah satu yang paling fenomenal adalah penggunaan antibodi monoklonal
sebagai pereaksi diagnostik dalam metode imunokimia Metode analisis imunokimia dengan
prinsip reaksi antigen-antibodi telah banyak digunakan dalam riset maupun laboratorium
klinik Perkembangan metode ini dimulai pada tahun 1959 oleh Yellow dan Berson yang
memperkenalkan metode Radio Immunoassay (RIA) untuk mengukur jumlah insulin dalam
serum Sejak saat itu berbagai metode dengan prinsip imunokimia ini telah dikembangkan
untuk tujuan klinis Keuntungan metode imunokimia dibandingkan metode analisis lainnya
adalah
1 Spesifias tinggi karena situs pengikat antibodi tertentu hanya dapat bereaksi
dengan determinan antigen (epitop) yang sesuai saja dan tidak akan terjadi ikatan
dengan antigen lainnya
2 Reaksi imunokimia dapat dikombinasikan dengan beberapa teknik analisis lain
seperti spektrofotometri atau kromatografi dan lain-lain untuk tujuan kuantitatif
3 Hasil reaksi umumnya dapat dengan cepat diamati
4 Sensitivitas tinggi (Milanda et al 2007)
Selain untuk analisis antibodi monoklonal digunakan pula dalam bidang farmasi
sebagai carrier untuk targeted drug dan dapat pula berfungsi sebagai obat (protein
terapeutik) (Milanda et al 2007)
243 Antibodi Monoklonal Generasi Baru
Terapi menggunakan antibodi monoklonal terganggu dengan munculnya beberapa
masalah Pada eksperimen awal terdapat reaksi alergi dari bagian asing antibodi
eksperimental dari tikus yang disebut HAMA (human anti-mouse antibody) yang mencegah
digunakan lebih dari sekali Para ahli mengatasi masalah ini dengan membuang bagian
antigen dari bagian tikus tersebut dengan membuat antibodi chimeric dan humanized mAb
1 Chimeric mAb
Rituximab adalah antibodi monoklonal pertama yang termasuk dalam chimeric mAb
Chimeric diambil dari nama sebuah hewan mistis Rituximab dibuat dari fusi dua sel dari
mencit dan manusia
2 Humanized mAb
(Prentis 1990)
III Antibodi Poliklonal
III1 Pengertian
Antibodi poliklonal adalah antibodi yang telah diperoleh dari beberapa sel B atau cell
lines pembuatan antibodi ini memiliki beberapa kemiripan dengan berbagai antibodi yang
ditemukan dalam serum normal yang merupakan komponen cairan yang memisahkan dari
darah yang membeku Kemiripan ini disebabkan oleh fakta bahwa antibodi yang merupakan
poliklonal mengenali epitop yang berbeda dan memiliki derajat yang berbeda kekhususan
Sebaliknya antibodi dalam persiapan monoklonal yang berasal dari satu jenis klon dan
mengenali epitop yang sama dengan derajat yang sama kekhususan (Loyd 2013)
Untuk menghasilkan antibodi poliklonal binatang seperti ayam tikus atau kelinci
diimunisasi dengan antigen dan persiapan adjuvan Sistem kekebalan hewan dirangsang
untuk memproduksi sel B yang mensekresikan antibodi yang spesifik untuk antigen Setelah
jangka waktu tertentu biasanya beberapa minggu atau bahkan berbulan-bulan serum hewan
dipanen (Loyd 2013)
Persiapan khusus antibodi poliklonal biasanya campuran antibodi spesifik dimana
seluruhnya mengenali antigen yang sama Antibodi mengikat dengan kekuatan yang berbeda
untuk epitop yang berbeda pada antigen (Loyd 2013)
III11 Ciri
1 Mengenali beberapa epitop pada satu antigen Serum yang diperoleh akan berisi
campuran kompleks heterogen dari antibodi dengan afinitas yang berbeda
2 Poliklonal tersusun sebagian besar dari subklas IgG
3 Imunogen peptida sering digunakan untuk menghasilkan antibodi poliklonal yang
menargetkan epitop yang unik terutama untuk keluarga protein homologi tinggi
(Milner 2013)
III12 Produksi Antibodi
1 Murah untuk memproduksinya
2 Teknologi dan keterampilan yang dibutuhkan untuk produksi rendah
3 Skala waktu produksi pendek
4 Antibodi Poliklonal tidak bermanfaat untuk menyelidiki domain spesifik antigen karena
antiserum poliklonal biasanya akan mengenali banyak domain (Milner 2013)
III13 Keuntungan
Poliklonal akan mengenali beberapa epitop pada satu antigen yang memiliki
keuntungan sebagai berikut
1 Poliklonal dapat membantu memperkuat sinyal dari target protein dengan tingkat
ekspresi rendah seperti protein target akan mengikat lebih dari satu molekul antibodi
pada beberapa eptitopes Ini tidak akan menjadi keuntungan bagi percobaan kuantifikasi
misalnya dalam aliran cytometry karena hasilnya akan menjadi tidak akurat
2 Karena dapat mengenali beberapa epitop polyclonals dapat memberikan hasil yang
lebih baik di IP ChIP
3 Lebih toleran terhadap perubahan kecil dalam antigen misalnya polimorfisme
heterogenitas glikosilasi atau perubahan kecil denaturasi dibandingkan monoklonal
antibodi (homogen)
4 Antibodi poliklonal akan mengidentifikasi protein homologi tinggi terhadap protein
imunogen atau untuk menyaring protein target dalam sampel jaringan dari spesies lain
dibandingkan dengan imunogen misalnya Antibodi poliklonal kadang-kadang
digunakan ketika sifat antigen dalam spesies belum teruji tidak diketahui Hal ini juga
penting untuk memeriksa urutan imunogen untuk setiap reaktivitas silang
5 Antibodi Poliklonal sering menjadi pilihan yang lebih disukai untuk mendeteksi protein
terdenaturasi
6 Beberapa epitop umumnya menyediakan deteksi lebih kuat
7 Antibodi Poliklonal tidak bermanfaat untuk menyelidiki domain spesifik antigen
karena antiserum biasanya akan mengenali banyak domain (Milner 2013)
III14 Kerugian
1 Mereka menghasilkan sejumlah besar antibodi non-spesifik yang kadang-kadang dapat
memberikan sinyal latar belakang dalam beberapa aplikasi
2 Beberapa epitop membuatnya penting untuk memeriksa urutan imunogen untuk setiap
reaktivitas silang (Milner 2013)
III2 Proses yang terjadi pada antibodi poliklonal
1 Diproduksi dengan imunisasi hewan dengan antigen yang tepat
2 Imunisasi atau vaksinasi adalah suatu prosedur untuk meningkatkan derajat imunitas
seseorang terhadap patogen tertentu atau toksin Imunisasi yang ideal adalah yang dapat
mengaktifkan sistem pengenalan imun dan sistem efektor yang diperlukan Hal tersebut
dapat diperoleh dengan pemberian antigen yang tidak patogenik
3 Serum dari hewan terimunisasi dikumpulkan
4 Antibodi dalam serum dapat dimurnikan lebih lanjut
5 Karena satu antigen menginduksi produksi banyak antibodi maka hasilnya berupa
polyclonal campuran antibody (Milner 2013)
DAFTAR PUSTAKA
Jri 2007 Jenis Antibodi Monoklonal Tersedia di httpwwwklikpdpicomjurnal-wartajri-
01-07jurnal-7html Diakses pada tanggal 1 Juni 2013
Levinson Warren 2004 Medical Microbiology and Immunology Eximination and Board
Review Eighth Edition USA McGraw-Hill
Loyd Emma 2013 Polyclonal Antibodies Available online at httpwwwwisegeekcom
what-are-polyclonal-antibodieshtm Accessed on May 27 2013
Milanda Tiana Sri Agung F dan Tina R 2007 Buku Ajar Matakuliah Bioteknologi
Farmasi Jatinangor Fakultas Farmasi Unpad
Milner Jonathan 2013 Polyclonal and monoclonal A comparison Available online at
httpwwwabcamcomindexhtmlpageconfig=resourceamprid=11269amppid=11287
Accessed on May 26 2013
Prentis Steve 1990 Bioteknologi Jakarta Erlangga
Prescot et al 2005 Animation Quiz 3 - Monoclonal Antibody Production Available online
at httphigheredmcgrawhillcom sites0072556781student_view0chapter32 anim
ation_quiz_3html Accessed on May 27 2013
Sardjoko 1991 Bioteknologi Latar Belakang dan Penerapannya Jakarta PT Gramedia
Sudjadi 2008 Bioteknologi Kesehatan Yogyakarta Kanisius
Ward VivianLee 2010 Monoclonal Antibody Available online at httpwwwaccessexcell
enceorgRC VLGGmonoclonalphp Accessed on May 27 2013
- III14 Kerugian
- 1 Mereka menghasilkan sejumlah besar antibodi non-spesifik yang kadang-kadang dapat memberikan sinyal latar belakang dalam beberapa aplikasi
-
(Prentis 1990)
Toksin yang biasa dikonjugasikan dengan antibodi monoklonal persiapan untuk penggunaan
klinik sebagai agen antikanker
1 Ricin
2 Pokeweed
3 Gelonin
4 Pseudomonas endotoksin
5 Diptheria toksin
6 Abrin
7 Protein antiviral (Prentis 1990)
261 Penggunaan Klinik Antibodi Monoklonal
Fungsi Klinik Antibodi monoklonal Target Antibodi Penggunaan Spesifik
Secara Klinis
Transplantasi
terkait
imunosupresi
1 Basiliximab
daclizumab
2 Muromonab
(OKT3)
Reseptor IL-2
CD3 pada sel T
Mencegah atau
mengobati penolakan
allograft dan reaksi
graft-versus-host
Pengobatan
penyakit autoimun
1 Infliximab
2 Adalimumab
TNF α Mengobati rheumatoid
arthritis dan penyakit
Crohn (ileitis regional)
Pencegahan
penyakit menular
Palivizumab protein fusi virus
pernapasan sinsitial
Mencegah pneumonia
pada neonatus rentan
Pengobatan kanker 1 Rituximab Protein CD20 pada
sel B
Mengobati limfoma
non-Hodgkins
Mengobati kanker
2 Trastuzumab Reseptor faktor
pertumbuhan
epidermal
payudara
(Levinson 2004)
242 Penggunaan Antibodi Monoklonal Untuk Diagnosis
Hormon Polipeptida Gonatropin korlonik hormone pertumbuhan
hormone lutinizing hormone stimuli folikel
hormone stimuli prolaktin
Penanda tumor Antigen karsinoembrionik antigen spesifik
prostat reseptor IL2 Reseptor faktor tumbuh
epidermal
Sitokin IL 1-8 faktor stimuli koloni
Monitor Obat Teofilin gentamisin siklosporin
Penyakit Infeksi Klamidia herpes rubella hepatitis B
legionela HIV CMV
Target campuran Tiroksin Vitamin B12 feritin protein Tau
(Sudjadi 2008)
Banyak penyakit dicirikan oleh adanya senyawa yang tidak terdapat dalam badan
atau oleh adanya badan yang biasanya ada tetapi terdapat dalam jumlah yang berlebihan
Antibodi monoklonal akan segera digerakkan untuk mendeteksi adanya virus bakteri atau
benda asing lain dengan mencampur antibodi yang tepat dalam sampel darah atau cairan
tubuh Pemberian senyawa spesifik ini dalam takaran yang tepat ke dalam tubuh pasien
mungkin juga dapat digunakan untuk mendiagnosis berbagai gangguan yang lain seperti
beberapa bentuk kemandulan yang ditandai oleh kurangnya hormon tertentu (Sardjoko
1991)
Para pakar bioteknologi telah dapat mengembangkan antibodi monoklonal yang
spesifik untuk setiap senyawa yang sangat penting dalam bidang pengobatan Penerapan
antibodi monoklonal yang potensi diantaranya adalah peningkatan pertahanan alami pasien
peningkatan keberhasilan pencangkokan organ penyampaian obat ke bagian spesifik tubuh
dan pemurnian obat sebelum diberikan kepada pasien (Sardjoko 1991)
Secara teoritis dan juga semakin terasa dalam praktisnya pakar bioteknologi dapat
mengembangkan antibodi monoklonal yang bersifat spesifik bagi senyawa apa saja terutama
yang berkaitan dalam pengobatan kesehatan Sekian banyak jurnal ilmiah melaporkan
rincian percobaan yang mempergunakan antibodi monoklonal dalam puluhan cara dari
identifikasi sel kanker hingga melacak urat syaraf lintah raksasa Dalam lima tahun terakhir
ini teknik yang baru telah memainkan peranan yang bertambah penting di dalam penelitian
dasar Untuk memenuhi kebutuhan akan antibodi monoklonal perusahaan dengan nama
eksotik sepeti Hydriedtech Celltech dan Allergenetics bermunculan pada akhir tahun tujuh
puluhan dan awal delapan puluhan Pada pertengahan 1983 lebih dari 40 produk antibodi
monoklonal telah diizinkan bagi penggunaan diagnostik di Amerika Serikat termasuk untuk
alat-alat uji kehamilan diagnosis kanker dan deteksi virus rabies (Prentis 1990)
Teknologi baru ini sekarang diperhitungkan untuk memberikan dampak utama dalam
praktek kedokteran yang meliputi semua spektrum penyakit manusia dari kanker dan
gangguan ginjal sampai infeksi yang disebabkan oleh virus dan bakteri Potensi aplikasi
antibodi monoklonal termasuk meningkatkan pertahanan alamiah penderita memperbaiki
peluang transplantasi organ yang berhasil mengarahkan obat menuju bagian tubuh yang
spesifik dan memurnikan obat-obatan sebelum diberikan kepada penderita (Prentis 1990)
Contoh aplikasi terakhir ini adalah produksi antibodi monoklonal yang melekat
hanya pada molekul interferon dan menolak molekul lainnya Antibodi ini dapat diikat pada
suatu butiran yang kemudian ditempatkan pada suatu tabung Apabila campuran senyawa
yang mengandung sejumlah kecil interferon dituang ke dalam tabung tersebut antibodi akan
mengikat molekul interferon dari campuran senyawa sementara bahan-bahan yang tidak
diinginkan mengalir keluar Kemudian suatu bahan kimia ditambahkan dibiarkan mengalir
melalui tabung untuk melepaskan ikatan antibodi dengan interferon yang kemudian
dibebaskan ke luar Teknik ini menghasilkan larutan yang 5000 kali lebih kaya akan
interferon dibandingkan dengan campuran besar semula Hal ini dan penggunaan lain dari
antibodi monoklonal bergantung pada daya seleksi yang istimewa (Prentis 1990)
Penggunaan antibodi monoklonal telah dikenal sejak tahun 1975 yaitu ketika Kohler
dan Milstein berhasil mengkonstruksi sel hibridoma yang mensekresi antibodi dengn
spesifitas khusus Salah satu yang paling fenomenal adalah penggunaan antibodi monoklonal
sebagai pereaksi diagnostik dalam metode imunokimia Metode analisis imunokimia dengan
prinsip reaksi antigen-antibodi telah banyak digunakan dalam riset maupun laboratorium
klinik Perkembangan metode ini dimulai pada tahun 1959 oleh Yellow dan Berson yang
memperkenalkan metode Radio Immunoassay (RIA) untuk mengukur jumlah insulin dalam
serum Sejak saat itu berbagai metode dengan prinsip imunokimia ini telah dikembangkan
untuk tujuan klinis Keuntungan metode imunokimia dibandingkan metode analisis lainnya
adalah
1 Spesifias tinggi karena situs pengikat antibodi tertentu hanya dapat bereaksi
dengan determinan antigen (epitop) yang sesuai saja dan tidak akan terjadi ikatan
dengan antigen lainnya
2 Reaksi imunokimia dapat dikombinasikan dengan beberapa teknik analisis lain
seperti spektrofotometri atau kromatografi dan lain-lain untuk tujuan kuantitatif
3 Hasil reaksi umumnya dapat dengan cepat diamati
4 Sensitivitas tinggi (Milanda et al 2007)
Selain untuk analisis antibodi monoklonal digunakan pula dalam bidang farmasi
sebagai carrier untuk targeted drug dan dapat pula berfungsi sebagai obat (protein
terapeutik) (Milanda et al 2007)
243 Antibodi Monoklonal Generasi Baru
Terapi menggunakan antibodi monoklonal terganggu dengan munculnya beberapa
masalah Pada eksperimen awal terdapat reaksi alergi dari bagian asing antibodi
eksperimental dari tikus yang disebut HAMA (human anti-mouse antibody) yang mencegah
digunakan lebih dari sekali Para ahli mengatasi masalah ini dengan membuang bagian
antigen dari bagian tikus tersebut dengan membuat antibodi chimeric dan humanized mAb
1 Chimeric mAb
Rituximab adalah antibodi monoklonal pertama yang termasuk dalam chimeric mAb
Chimeric diambil dari nama sebuah hewan mistis Rituximab dibuat dari fusi dua sel dari
mencit dan manusia
2 Humanized mAb
(Prentis 1990)
III Antibodi Poliklonal
III1 Pengertian
Antibodi poliklonal adalah antibodi yang telah diperoleh dari beberapa sel B atau cell
lines pembuatan antibodi ini memiliki beberapa kemiripan dengan berbagai antibodi yang
ditemukan dalam serum normal yang merupakan komponen cairan yang memisahkan dari
darah yang membeku Kemiripan ini disebabkan oleh fakta bahwa antibodi yang merupakan
poliklonal mengenali epitop yang berbeda dan memiliki derajat yang berbeda kekhususan
Sebaliknya antibodi dalam persiapan monoklonal yang berasal dari satu jenis klon dan
mengenali epitop yang sama dengan derajat yang sama kekhususan (Loyd 2013)
Untuk menghasilkan antibodi poliklonal binatang seperti ayam tikus atau kelinci
diimunisasi dengan antigen dan persiapan adjuvan Sistem kekebalan hewan dirangsang
untuk memproduksi sel B yang mensekresikan antibodi yang spesifik untuk antigen Setelah
jangka waktu tertentu biasanya beberapa minggu atau bahkan berbulan-bulan serum hewan
dipanen (Loyd 2013)
Persiapan khusus antibodi poliklonal biasanya campuran antibodi spesifik dimana
seluruhnya mengenali antigen yang sama Antibodi mengikat dengan kekuatan yang berbeda
untuk epitop yang berbeda pada antigen (Loyd 2013)
III11 Ciri
1 Mengenali beberapa epitop pada satu antigen Serum yang diperoleh akan berisi
campuran kompleks heterogen dari antibodi dengan afinitas yang berbeda
2 Poliklonal tersusun sebagian besar dari subklas IgG
3 Imunogen peptida sering digunakan untuk menghasilkan antibodi poliklonal yang
menargetkan epitop yang unik terutama untuk keluarga protein homologi tinggi
(Milner 2013)
III12 Produksi Antibodi
1 Murah untuk memproduksinya
2 Teknologi dan keterampilan yang dibutuhkan untuk produksi rendah
3 Skala waktu produksi pendek
4 Antibodi Poliklonal tidak bermanfaat untuk menyelidiki domain spesifik antigen karena
antiserum poliklonal biasanya akan mengenali banyak domain (Milner 2013)
III13 Keuntungan
Poliklonal akan mengenali beberapa epitop pada satu antigen yang memiliki
keuntungan sebagai berikut
1 Poliklonal dapat membantu memperkuat sinyal dari target protein dengan tingkat
ekspresi rendah seperti protein target akan mengikat lebih dari satu molekul antibodi
pada beberapa eptitopes Ini tidak akan menjadi keuntungan bagi percobaan kuantifikasi
misalnya dalam aliran cytometry karena hasilnya akan menjadi tidak akurat
2 Karena dapat mengenali beberapa epitop polyclonals dapat memberikan hasil yang
lebih baik di IP ChIP
3 Lebih toleran terhadap perubahan kecil dalam antigen misalnya polimorfisme
heterogenitas glikosilasi atau perubahan kecil denaturasi dibandingkan monoklonal
antibodi (homogen)
4 Antibodi poliklonal akan mengidentifikasi protein homologi tinggi terhadap protein
imunogen atau untuk menyaring protein target dalam sampel jaringan dari spesies lain
dibandingkan dengan imunogen misalnya Antibodi poliklonal kadang-kadang
digunakan ketika sifat antigen dalam spesies belum teruji tidak diketahui Hal ini juga
penting untuk memeriksa urutan imunogen untuk setiap reaktivitas silang
5 Antibodi Poliklonal sering menjadi pilihan yang lebih disukai untuk mendeteksi protein
terdenaturasi
6 Beberapa epitop umumnya menyediakan deteksi lebih kuat
7 Antibodi Poliklonal tidak bermanfaat untuk menyelidiki domain spesifik antigen
karena antiserum biasanya akan mengenali banyak domain (Milner 2013)
III14 Kerugian
1 Mereka menghasilkan sejumlah besar antibodi non-spesifik yang kadang-kadang dapat
memberikan sinyal latar belakang dalam beberapa aplikasi
2 Beberapa epitop membuatnya penting untuk memeriksa urutan imunogen untuk setiap
reaktivitas silang (Milner 2013)
III2 Proses yang terjadi pada antibodi poliklonal
1 Diproduksi dengan imunisasi hewan dengan antigen yang tepat
2 Imunisasi atau vaksinasi adalah suatu prosedur untuk meningkatkan derajat imunitas
seseorang terhadap patogen tertentu atau toksin Imunisasi yang ideal adalah yang dapat
mengaktifkan sistem pengenalan imun dan sistem efektor yang diperlukan Hal tersebut
dapat diperoleh dengan pemberian antigen yang tidak patogenik
3 Serum dari hewan terimunisasi dikumpulkan
4 Antibodi dalam serum dapat dimurnikan lebih lanjut
5 Karena satu antigen menginduksi produksi banyak antibodi maka hasilnya berupa
polyclonal campuran antibody (Milner 2013)
DAFTAR PUSTAKA
Jri 2007 Jenis Antibodi Monoklonal Tersedia di httpwwwklikpdpicomjurnal-wartajri-
01-07jurnal-7html Diakses pada tanggal 1 Juni 2013
Levinson Warren 2004 Medical Microbiology and Immunology Eximination and Board
Review Eighth Edition USA McGraw-Hill
Loyd Emma 2013 Polyclonal Antibodies Available online at httpwwwwisegeekcom
what-are-polyclonal-antibodieshtm Accessed on May 27 2013
Milanda Tiana Sri Agung F dan Tina R 2007 Buku Ajar Matakuliah Bioteknologi
Farmasi Jatinangor Fakultas Farmasi Unpad
Milner Jonathan 2013 Polyclonal and monoclonal A comparison Available online at
httpwwwabcamcomindexhtmlpageconfig=resourceamprid=11269amppid=11287
Accessed on May 26 2013
Prentis Steve 1990 Bioteknologi Jakarta Erlangga
Prescot et al 2005 Animation Quiz 3 - Monoclonal Antibody Production Available online
at httphigheredmcgrawhillcom sites0072556781student_view0chapter32 anim
ation_quiz_3html Accessed on May 27 2013
Sardjoko 1991 Bioteknologi Latar Belakang dan Penerapannya Jakarta PT Gramedia
Sudjadi 2008 Bioteknologi Kesehatan Yogyakarta Kanisius
Ward VivianLee 2010 Monoclonal Antibody Available online at httpwwwaccessexcell
enceorgRC VLGGmonoclonalphp Accessed on May 27 2013
- III14 Kerugian
- 1 Mereka menghasilkan sejumlah besar antibodi non-spesifik yang kadang-kadang dapat memberikan sinyal latar belakang dalam beberapa aplikasi
-
2 Trastuzumab Reseptor faktor
pertumbuhan
epidermal
payudara
(Levinson 2004)
242 Penggunaan Antibodi Monoklonal Untuk Diagnosis
Hormon Polipeptida Gonatropin korlonik hormone pertumbuhan
hormone lutinizing hormone stimuli folikel
hormone stimuli prolaktin
Penanda tumor Antigen karsinoembrionik antigen spesifik
prostat reseptor IL2 Reseptor faktor tumbuh
epidermal
Sitokin IL 1-8 faktor stimuli koloni
Monitor Obat Teofilin gentamisin siklosporin
Penyakit Infeksi Klamidia herpes rubella hepatitis B
legionela HIV CMV
Target campuran Tiroksin Vitamin B12 feritin protein Tau
(Sudjadi 2008)
Banyak penyakit dicirikan oleh adanya senyawa yang tidak terdapat dalam badan
atau oleh adanya badan yang biasanya ada tetapi terdapat dalam jumlah yang berlebihan
Antibodi monoklonal akan segera digerakkan untuk mendeteksi adanya virus bakteri atau
benda asing lain dengan mencampur antibodi yang tepat dalam sampel darah atau cairan
tubuh Pemberian senyawa spesifik ini dalam takaran yang tepat ke dalam tubuh pasien
mungkin juga dapat digunakan untuk mendiagnosis berbagai gangguan yang lain seperti
beberapa bentuk kemandulan yang ditandai oleh kurangnya hormon tertentu (Sardjoko
1991)
Para pakar bioteknologi telah dapat mengembangkan antibodi monoklonal yang
spesifik untuk setiap senyawa yang sangat penting dalam bidang pengobatan Penerapan
antibodi monoklonal yang potensi diantaranya adalah peningkatan pertahanan alami pasien
peningkatan keberhasilan pencangkokan organ penyampaian obat ke bagian spesifik tubuh
dan pemurnian obat sebelum diberikan kepada pasien (Sardjoko 1991)
Secara teoritis dan juga semakin terasa dalam praktisnya pakar bioteknologi dapat
mengembangkan antibodi monoklonal yang bersifat spesifik bagi senyawa apa saja terutama
yang berkaitan dalam pengobatan kesehatan Sekian banyak jurnal ilmiah melaporkan
rincian percobaan yang mempergunakan antibodi monoklonal dalam puluhan cara dari
identifikasi sel kanker hingga melacak urat syaraf lintah raksasa Dalam lima tahun terakhir
ini teknik yang baru telah memainkan peranan yang bertambah penting di dalam penelitian
dasar Untuk memenuhi kebutuhan akan antibodi monoklonal perusahaan dengan nama
eksotik sepeti Hydriedtech Celltech dan Allergenetics bermunculan pada akhir tahun tujuh
puluhan dan awal delapan puluhan Pada pertengahan 1983 lebih dari 40 produk antibodi
monoklonal telah diizinkan bagi penggunaan diagnostik di Amerika Serikat termasuk untuk
alat-alat uji kehamilan diagnosis kanker dan deteksi virus rabies (Prentis 1990)
Teknologi baru ini sekarang diperhitungkan untuk memberikan dampak utama dalam
praktek kedokteran yang meliputi semua spektrum penyakit manusia dari kanker dan
gangguan ginjal sampai infeksi yang disebabkan oleh virus dan bakteri Potensi aplikasi
antibodi monoklonal termasuk meningkatkan pertahanan alamiah penderita memperbaiki
peluang transplantasi organ yang berhasil mengarahkan obat menuju bagian tubuh yang
spesifik dan memurnikan obat-obatan sebelum diberikan kepada penderita (Prentis 1990)
Contoh aplikasi terakhir ini adalah produksi antibodi monoklonal yang melekat
hanya pada molekul interferon dan menolak molekul lainnya Antibodi ini dapat diikat pada
suatu butiran yang kemudian ditempatkan pada suatu tabung Apabila campuran senyawa
yang mengandung sejumlah kecil interferon dituang ke dalam tabung tersebut antibodi akan
mengikat molekul interferon dari campuran senyawa sementara bahan-bahan yang tidak
diinginkan mengalir keluar Kemudian suatu bahan kimia ditambahkan dibiarkan mengalir
melalui tabung untuk melepaskan ikatan antibodi dengan interferon yang kemudian
dibebaskan ke luar Teknik ini menghasilkan larutan yang 5000 kali lebih kaya akan
interferon dibandingkan dengan campuran besar semula Hal ini dan penggunaan lain dari
antibodi monoklonal bergantung pada daya seleksi yang istimewa (Prentis 1990)
Penggunaan antibodi monoklonal telah dikenal sejak tahun 1975 yaitu ketika Kohler
dan Milstein berhasil mengkonstruksi sel hibridoma yang mensekresi antibodi dengn
spesifitas khusus Salah satu yang paling fenomenal adalah penggunaan antibodi monoklonal
sebagai pereaksi diagnostik dalam metode imunokimia Metode analisis imunokimia dengan
prinsip reaksi antigen-antibodi telah banyak digunakan dalam riset maupun laboratorium
klinik Perkembangan metode ini dimulai pada tahun 1959 oleh Yellow dan Berson yang
memperkenalkan metode Radio Immunoassay (RIA) untuk mengukur jumlah insulin dalam
serum Sejak saat itu berbagai metode dengan prinsip imunokimia ini telah dikembangkan
untuk tujuan klinis Keuntungan metode imunokimia dibandingkan metode analisis lainnya
adalah
1 Spesifias tinggi karena situs pengikat antibodi tertentu hanya dapat bereaksi
dengan determinan antigen (epitop) yang sesuai saja dan tidak akan terjadi ikatan
dengan antigen lainnya
2 Reaksi imunokimia dapat dikombinasikan dengan beberapa teknik analisis lain
seperti spektrofotometri atau kromatografi dan lain-lain untuk tujuan kuantitatif
3 Hasil reaksi umumnya dapat dengan cepat diamati
4 Sensitivitas tinggi (Milanda et al 2007)
Selain untuk analisis antibodi monoklonal digunakan pula dalam bidang farmasi
sebagai carrier untuk targeted drug dan dapat pula berfungsi sebagai obat (protein
terapeutik) (Milanda et al 2007)
243 Antibodi Monoklonal Generasi Baru
Terapi menggunakan antibodi monoklonal terganggu dengan munculnya beberapa
masalah Pada eksperimen awal terdapat reaksi alergi dari bagian asing antibodi
eksperimental dari tikus yang disebut HAMA (human anti-mouse antibody) yang mencegah
digunakan lebih dari sekali Para ahli mengatasi masalah ini dengan membuang bagian
antigen dari bagian tikus tersebut dengan membuat antibodi chimeric dan humanized mAb
1 Chimeric mAb
Rituximab adalah antibodi monoklonal pertama yang termasuk dalam chimeric mAb
Chimeric diambil dari nama sebuah hewan mistis Rituximab dibuat dari fusi dua sel dari
mencit dan manusia
2 Humanized mAb
(Prentis 1990)
III Antibodi Poliklonal
III1 Pengertian
Antibodi poliklonal adalah antibodi yang telah diperoleh dari beberapa sel B atau cell
lines pembuatan antibodi ini memiliki beberapa kemiripan dengan berbagai antibodi yang
ditemukan dalam serum normal yang merupakan komponen cairan yang memisahkan dari
darah yang membeku Kemiripan ini disebabkan oleh fakta bahwa antibodi yang merupakan
poliklonal mengenali epitop yang berbeda dan memiliki derajat yang berbeda kekhususan
Sebaliknya antibodi dalam persiapan monoklonal yang berasal dari satu jenis klon dan
mengenali epitop yang sama dengan derajat yang sama kekhususan (Loyd 2013)
Untuk menghasilkan antibodi poliklonal binatang seperti ayam tikus atau kelinci
diimunisasi dengan antigen dan persiapan adjuvan Sistem kekebalan hewan dirangsang
untuk memproduksi sel B yang mensekresikan antibodi yang spesifik untuk antigen Setelah
jangka waktu tertentu biasanya beberapa minggu atau bahkan berbulan-bulan serum hewan
dipanen (Loyd 2013)
Persiapan khusus antibodi poliklonal biasanya campuran antibodi spesifik dimana
seluruhnya mengenali antigen yang sama Antibodi mengikat dengan kekuatan yang berbeda
untuk epitop yang berbeda pada antigen (Loyd 2013)
III11 Ciri
1 Mengenali beberapa epitop pada satu antigen Serum yang diperoleh akan berisi
campuran kompleks heterogen dari antibodi dengan afinitas yang berbeda
2 Poliklonal tersusun sebagian besar dari subklas IgG
3 Imunogen peptida sering digunakan untuk menghasilkan antibodi poliklonal yang
menargetkan epitop yang unik terutama untuk keluarga protein homologi tinggi
(Milner 2013)
III12 Produksi Antibodi
1 Murah untuk memproduksinya
2 Teknologi dan keterampilan yang dibutuhkan untuk produksi rendah
3 Skala waktu produksi pendek
4 Antibodi Poliklonal tidak bermanfaat untuk menyelidiki domain spesifik antigen karena
antiserum poliklonal biasanya akan mengenali banyak domain (Milner 2013)
III13 Keuntungan
Poliklonal akan mengenali beberapa epitop pada satu antigen yang memiliki
keuntungan sebagai berikut
1 Poliklonal dapat membantu memperkuat sinyal dari target protein dengan tingkat
ekspresi rendah seperti protein target akan mengikat lebih dari satu molekul antibodi
pada beberapa eptitopes Ini tidak akan menjadi keuntungan bagi percobaan kuantifikasi
misalnya dalam aliran cytometry karena hasilnya akan menjadi tidak akurat
2 Karena dapat mengenali beberapa epitop polyclonals dapat memberikan hasil yang
lebih baik di IP ChIP
3 Lebih toleran terhadap perubahan kecil dalam antigen misalnya polimorfisme
heterogenitas glikosilasi atau perubahan kecil denaturasi dibandingkan monoklonal
antibodi (homogen)
4 Antibodi poliklonal akan mengidentifikasi protein homologi tinggi terhadap protein
imunogen atau untuk menyaring protein target dalam sampel jaringan dari spesies lain
dibandingkan dengan imunogen misalnya Antibodi poliklonal kadang-kadang
digunakan ketika sifat antigen dalam spesies belum teruji tidak diketahui Hal ini juga
penting untuk memeriksa urutan imunogen untuk setiap reaktivitas silang
5 Antibodi Poliklonal sering menjadi pilihan yang lebih disukai untuk mendeteksi protein
terdenaturasi
6 Beberapa epitop umumnya menyediakan deteksi lebih kuat
7 Antibodi Poliklonal tidak bermanfaat untuk menyelidiki domain spesifik antigen
karena antiserum biasanya akan mengenali banyak domain (Milner 2013)
III14 Kerugian
1 Mereka menghasilkan sejumlah besar antibodi non-spesifik yang kadang-kadang dapat
memberikan sinyal latar belakang dalam beberapa aplikasi
2 Beberapa epitop membuatnya penting untuk memeriksa urutan imunogen untuk setiap
reaktivitas silang (Milner 2013)
III2 Proses yang terjadi pada antibodi poliklonal
1 Diproduksi dengan imunisasi hewan dengan antigen yang tepat
2 Imunisasi atau vaksinasi adalah suatu prosedur untuk meningkatkan derajat imunitas
seseorang terhadap patogen tertentu atau toksin Imunisasi yang ideal adalah yang dapat
mengaktifkan sistem pengenalan imun dan sistem efektor yang diperlukan Hal tersebut
dapat diperoleh dengan pemberian antigen yang tidak patogenik
3 Serum dari hewan terimunisasi dikumpulkan
4 Antibodi dalam serum dapat dimurnikan lebih lanjut
5 Karena satu antigen menginduksi produksi banyak antibodi maka hasilnya berupa
polyclonal campuran antibody (Milner 2013)
DAFTAR PUSTAKA
Jri 2007 Jenis Antibodi Monoklonal Tersedia di httpwwwklikpdpicomjurnal-wartajri-
01-07jurnal-7html Diakses pada tanggal 1 Juni 2013
Levinson Warren 2004 Medical Microbiology and Immunology Eximination and Board
Review Eighth Edition USA McGraw-Hill
Loyd Emma 2013 Polyclonal Antibodies Available online at httpwwwwisegeekcom
what-are-polyclonal-antibodieshtm Accessed on May 27 2013
Milanda Tiana Sri Agung F dan Tina R 2007 Buku Ajar Matakuliah Bioteknologi
Farmasi Jatinangor Fakultas Farmasi Unpad
Milner Jonathan 2013 Polyclonal and monoclonal A comparison Available online at
httpwwwabcamcomindexhtmlpageconfig=resourceamprid=11269amppid=11287
Accessed on May 26 2013
Prentis Steve 1990 Bioteknologi Jakarta Erlangga
Prescot et al 2005 Animation Quiz 3 - Monoclonal Antibody Production Available online
at httphigheredmcgrawhillcom sites0072556781student_view0chapter32 anim
ation_quiz_3html Accessed on May 27 2013
Sardjoko 1991 Bioteknologi Latar Belakang dan Penerapannya Jakarta PT Gramedia
Sudjadi 2008 Bioteknologi Kesehatan Yogyakarta Kanisius
Ward VivianLee 2010 Monoclonal Antibody Available online at httpwwwaccessexcell
enceorgRC VLGGmonoclonalphp Accessed on May 27 2013
- III14 Kerugian
- 1 Mereka menghasilkan sejumlah besar antibodi non-spesifik yang kadang-kadang dapat memberikan sinyal latar belakang dalam beberapa aplikasi
-
peningkatan keberhasilan pencangkokan organ penyampaian obat ke bagian spesifik tubuh
dan pemurnian obat sebelum diberikan kepada pasien (Sardjoko 1991)
Secara teoritis dan juga semakin terasa dalam praktisnya pakar bioteknologi dapat
mengembangkan antibodi monoklonal yang bersifat spesifik bagi senyawa apa saja terutama
yang berkaitan dalam pengobatan kesehatan Sekian banyak jurnal ilmiah melaporkan
rincian percobaan yang mempergunakan antibodi monoklonal dalam puluhan cara dari
identifikasi sel kanker hingga melacak urat syaraf lintah raksasa Dalam lima tahun terakhir
ini teknik yang baru telah memainkan peranan yang bertambah penting di dalam penelitian
dasar Untuk memenuhi kebutuhan akan antibodi monoklonal perusahaan dengan nama
eksotik sepeti Hydriedtech Celltech dan Allergenetics bermunculan pada akhir tahun tujuh
puluhan dan awal delapan puluhan Pada pertengahan 1983 lebih dari 40 produk antibodi
monoklonal telah diizinkan bagi penggunaan diagnostik di Amerika Serikat termasuk untuk
alat-alat uji kehamilan diagnosis kanker dan deteksi virus rabies (Prentis 1990)
Teknologi baru ini sekarang diperhitungkan untuk memberikan dampak utama dalam
praktek kedokteran yang meliputi semua spektrum penyakit manusia dari kanker dan
gangguan ginjal sampai infeksi yang disebabkan oleh virus dan bakteri Potensi aplikasi
antibodi monoklonal termasuk meningkatkan pertahanan alamiah penderita memperbaiki
peluang transplantasi organ yang berhasil mengarahkan obat menuju bagian tubuh yang
spesifik dan memurnikan obat-obatan sebelum diberikan kepada penderita (Prentis 1990)
Contoh aplikasi terakhir ini adalah produksi antibodi monoklonal yang melekat
hanya pada molekul interferon dan menolak molekul lainnya Antibodi ini dapat diikat pada
suatu butiran yang kemudian ditempatkan pada suatu tabung Apabila campuran senyawa
yang mengandung sejumlah kecil interferon dituang ke dalam tabung tersebut antibodi akan
mengikat molekul interferon dari campuran senyawa sementara bahan-bahan yang tidak
diinginkan mengalir keluar Kemudian suatu bahan kimia ditambahkan dibiarkan mengalir
melalui tabung untuk melepaskan ikatan antibodi dengan interferon yang kemudian
dibebaskan ke luar Teknik ini menghasilkan larutan yang 5000 kali lebih kaya akan
interferon dibandingkan dengan campuran besar semula Hal ini dan penggunaan lain dari
antibodi monoklonal bergantung pada daya seleksi yang istimewa (Prentis 1990)
Penggunaan antibodi monoklonal telah dikenal sejak tahun 1975 yaitu ketika Kohler
dan Milstein berhasil mengkonstruksi sel hibridoma yang mensekresi antibodi dengn
spesifitas khusus Salah satu yang paling fenomenal adalah penggunaan antibodi monoklonal
sebagai pereaksi diagnostik dalam metode imunokimia Metode analisis imunokimia dengan
prinsip reaksi antigen-antibodi telah banyak digunakan dalam riset maupun laboratorium
klinik Perkembangan metode ini dimulai pada tahun 1959 oleh Yellow dan Berson yang
memperkenalkan metode Radio Immunoassay (RIA) untuk mengukur jumlah insulin dalam
serum Sejak saat itu berbagai metode dengan prinsip imunokimia ini telah dikembangkan
untuk tujuan klinis Keuntungan metode imunokimia dibandingkan metode analisis lainnya
adalah
1 Spesifias tinggi karena situs pengikat antibodi tertentu hanya dapat bereaksi
dengan determinan antigen (epitop) yang sesuai saja dan tidak akan terjadi ikatan
dengan antigen lainnya
2 Reaksi imunokimia dapat dikombinasikan dengan beberapa teknik analisis lain
seperti spektrofotometri atau kromatografi dan lain-lain untuk tujuan kuantitatif
3 Hasil reaksi umumnya dapat dengan cepat diamati
4 Sensitivitas tinggi (Milanda et al 2007)
Selain untuk analisis antibodi monoklonal digunakan pula dalam bidang farmasi
sebagai carrier untuk targeted drug dan dapat pula berfungsi sebagai obat (protein
terapeutik) (Milanda et al 2007)
243 Antibodi Monoklonal Generasi Baru
Terapi menggunakan antibodi monoklonal terganggu dengan munculnya beberapa
masalah Pada eksperimen awal terdapat reaksi alergi dari bagian asing antibodi
eksperimental dari tikus yang disebut HAMA (human anti-mouse antibody) yang mencegah
digunakan lebih dari sekali Para ahli mengatasi masalah ini dengan membuang bagian
antigen dari bagian tikus tersebut dengan membuat antibodi chimeric dan humanized mAb
1 Chimeric mAb
Rituximab adalah antibodi monoklonal pertama yang termasuk dalam chimeric mAb
Chimeric diambil dari nama sebuah hewan mistis Rituximab dibuat dari fusi dua sel dari
mencit dan manusia
2 Humanized mAb
(Prentis 1990)
III Antibodi Poliklonal
III1 Pengertian
Antibodi poliklonal adalah antibodi yang telah diperoleh dari beberapa sel B atau cell
lines pembuatan antibodi ini memiliki beberapa kemiripan dengan berbagai antibodi yang
ditemukan dalam serum normal yang merupakan komponen cairan yang memisahkan dari
darah yang membeku Kemiripan ini disebabkan oleh fakta bahwa antibodi yang merupakan
poliklonal mengenali epitop yang berbeda dan memiliki derajat yang berbeda kekhususan
Sebaliknya antibodi dalam persiapan monoklonal yang berasal dari satu jenis klon dan
mengenali epitop yang sama dengan derajat yang sama kekhususan (Loyd 2013)
Untuk menghasilkan antibodi poliklonal binatang seperti ayam tikus atau kelinci
diimunisasi dengan antigen dan persiapan adjuvan Sistem kekebalan hewan dirangsang
untuk memproduksi sel B yang mensekresikan antibodi yang spesifik untuk antigen Setelah
jangka waktu tertentu biasanya beberapa minggu atau bahkan berbulan-bulan serum hewan
dipanen (Loyd 2013)
Persiapan khusus antibodi poliklonal biasanya campuran antibodi spesifik dimana
seluruhnya mengenali antigen yang sama Antibodi mengikat dengan kekuatan yang berbeda
untuk epitop yang berbeda pada antigen (Loyd 2013)
III11 Ciri
1 Mengenali beberapa epitop pada satu antigen Serum yang diperoleh akan berisi
campuran kompleks heterogen dari antibodi dengan afinitas yang berbeda
2 Poliklonal tersusun sebagian besar dari subklas IgG
3 Imunogen peptida sering digunakan untuk menghasilkan antibodi poliklonal yang
menargetkan epitop yang unik terutama untuk keluarga protein homologi tinggi
(Milner 2013)
III12 Produksi Antibodi
1 Murah untuk memproduksinya
2 Teknologi dan keterampilan yang dibutuhkan untuk produksi rendah
3 Skala waktu produksi pendek
4 Antibodi Poliklonal tidak bermanfaat untuk menyelidiki domain spesifik antigen karena
antiserum poliklonal biasanya akan mengenali banyak domain (Milner 2013)
III13 Keuntungan
Poliklonal akan mengenali beberapa epitop pada satu antigen yang memiliki
keuntungan sebagai berikut
1 Poliklonal dapat membantu memperkuat sinyal dari target protein dengan tingkat
ekspresi rendah seperti protein target akan mengikat lebih dari satu molekul antibodi
pada beberapa eptitopes Ini tidak akan menjadi keuntungan bagi percobaan kuantifikasi
misalnya dalam aliran cytometry karena hasilnya akan menjadi tidak akurat
2 Karena dapat mengenali beberapa epitop polyclonals dapat memberikan hasil yang
lebih baik di IP ChIP
3 Lebih toleran terhadap perubahan kecil dalam antigen misalnya polimorfisme
heterogenitas glikosilasi atau perubahan kecil denaturasi dibandingkan monoklonal
antibodi (homogen)
4 Antibodi poliklonal akan mengidentifikasi protein homologi tinggi terhadap protein
imunogen atau untuk menyaring protein target dalam sampel jaringan dari spesies lain
dibandingkan dengan imunogen misalnya Antibodi poliklonal kadang-kadang
digunakan ketika sifat antigen dalam spesies belum teruji tidak diketahui Hal ini juga
penting untuk memeriksa urutan imunogen untuk setiap reaktivitas silang
5 Antibodi Poliklonal sering menjadi pilihan yang lebih disukai untuk mendeteksi protein
terdenaturasi
6 Beberapa epitop umumnya menyediakan deteksi lebih kuat
7 Antibodi Poliklonal tidak bermanfaat untuk menyelidiki domain spesifik antigen
karena antiserum biasanya akan mengenali banyak domain (Milner 2013)
III14 Kerugian
1 Mereka menghasilkan sejumlah besar antibodi non-spesifik yang kadang-kadang dapat
memberikan sinyal latar belakang dalam beberapa aplikasi
2 Beberapa epitop membuatnya penting untuk memeriksa urutan imunogen untuk setiap
reaktivitas silang (Milner 2013)
III2 Proses yang terjadi pada antibodi poliklonal
1 Diproduksi dengan imunisasi hewan dengan antigen yang tepat
2 Imunisasi atau vaksinasi adalah suatu prosedur untuk meningkatkan derajat imunitas
seseorang terhadap patogen tertentu atau toksin Imunisasi yang ideal adalah yang dapat
mengaktifkan sistem pengenalan imun dan sistem efektor yang diperlukan Hal tersebut
dapat diperoleh dengan pemberian antigen yang tidak patogenik
3 Serum dari hewan terimunisasi dikumpulkan
4 Antibodi dalam serum dapat dimurnikan lebih lanjut
5 Karena satu antigen menginduksi produksi banyak antibodi maka hasilnya berupa
polyclonal campuran antibody (Milner 2013)
DAFTAR PUSTAKA
Jri 2007 Jenis Antibodi Monoklonal Tersedia di httpwwwklikpdpicomjurnal-wartajri-
01-07jurnal-7html Diakses pada tanggal 1 Juni 2013
Levinson Warren 2004 Medical Microbiology and Immunology Eximination and Board
Review Eighth Edition USA McGraw-Hill
Loyd Emma 2013 Polyclonal Antibodies Available online at httpwwwwisegeekcom
what-are-polyclonal-antibodieshtm Accessed on May 27 2013
Milanda Tiana Sri Agung F dan Tina R 2007 Buku Ajar Matakuliah Bioteknologi
Farmasi Jatinangor Fakultas Farmasi Unpad
Milner Jonathan 2013 Polyclonal and monoclonal A comparison Available online at
httpwwwabcamcomindexhtmlpageconfig=resourceamprid=11269amppid=11287
Accessed on May 26 2013
Prentis Steve 1990 Bioteknologi Jakarta Erlangga
Prescot et al 2005 Animation Quiz 3 - Monoclonal Antibody Production Available online
at httphigheredmcgrawhillcom sites0072556781student_view0chapter32 anim
ation_quiz_3html Accessed on May 27 2013
Sardjoko 1991 Bioteknologi Latar Belakang dan Penerapannya Jakarta PT Gramedia
Sudjadi 2008 Bioteknologi Kesehatan Yogyakarta Kanisius
Ward VivianLee 2010 Monoclonal Antibody Available online at httpwwwaccessexcell
enceorgRC VLGGmonoclonalphp Accessed on May 27 2013
- III14 Kerugian
- 1 Mereka menghasilkan sejumlah besar antibodi non-spesifik yang kadang-kadang dapat memberikan sinyal latar belakang dalam beberapa aplikasi
-
spesifitas khusus Salah satu yang paling fenomenal adalah penggunaan antibodi monoklonal
sebagai pereaksi diagnostik dalam metode imunokimia Metode analisis imunokimia dengan
prinsip reaksi antigen-antibodi telah banyak digunakan dalam riset maupun laboratorium
klinik Perkembangan metode ini dimulai pada tahun 1959 oleh Yellow dan Berson yang
memperkenalkan metode Radio Immunoassay (RIA) untuk mengukur jumlah insulin dalam
serum Sejak saat itu berbagai metode dengan prinsip imunokimia ini telah dikembangkan
untuk tujuan klinis Keuntungan metode imunokimia dibandingkan metode analisis lainnya
adalah
1 Spesifias tinggi karena situs pengikat antibodi tertentu hanya dapat bereaksi
dengan determinan antigen (epitop) yang sesuai saja dan tidak akan terjadi ikatan
dengan antigen lainnya
2 Reaksi imunokimia dapat dikombinasikan dengan beberapa teknik analisis lain
seperti spektrofotometri atau kromatografi dan lain-lain untuk tujuan kuantitatif
3 Hasil reaksi umumnya dapat dengan cepat diamati
4 Sensitivitas tinggi (Milanda et al 2007)
Selain untuk analisis antibodi monoklonal digunakan pula dalam bidang farmasi
sebagai carrier untuk targeted drug dan dapat pula berfungsi sebagai obat (protein
terapeutik) (Milanda et al 2007)
243 Antibodi Monoklonal Generasi Baru
Terapi menggunakan antibodi monoklonal terganggu dengan munculnya beberapa
masalah Pada eksperimen awal terdapat reaksi alergi dari bagian asing antibodi
eksperimental dari tikus yang disebut HAMA (human anti-mouse antibody) yang mencegah
digunakan lebih dari sekali Para ahli mengatasi masalah ini dengan membuang bagian
antigen dari bagian tikus tersebut dengan membuat antibodi chimeric dan humanized mAb
1 Chimeric mAb
Rituximab adalah antibodi monoklonal pertama yang termasuk dalam chimeric mAb
Chimeric diambil dari nama sebuah hewan mistis Rituximab dibuat dari fusi dua sel dari
mencit dan manusia
2 Humanized mAb
(Prentis 1990)
III Antibodi Poliklonal
III1 Pengertian
Antibodi poliklonal adalah antibodi yang telah diperoleh dari beberapa sel B atau cell
lines pembuatan antibodi ini memiliki beberapa kemiripan dengan berbagai antibodi yang
ditemukan dalam serum normal yang merupakan komponen cairan yang memisahkan dari
darah yang membeku Kemiripan ini disebabkan oleh fakta bahwa antibodi yang merupakan
poliklonal mengenali epitop yang berbeda dan memiliki derajat yang berbeda kekhususan
Sebaliknya antibodi dalam persiapan monoklonal yang berasal dari satu jenis klon dan
mengenali epitop yang sama dengan derajat yang sama kekhususan (Loyd 2013)
Untuk menghasilkan antibodi poliklonal binatang seperti ayam tikus atau kelinci
diimunisasi dengan antigen dan persiapan adjuvan Sistem kekebalan hewan dirangsang
untuk memproduksi sel B yang mensekresikan antibodi yang spesifik untuk antigen Setelah
jangka waktu tertentu biasanya beberapa minggu atau bahkan berbulan-bulan serum hewan
dipanen (Loyd 2013)
Persiapan khusus antibodi poliklonal biasanya campuran antibodi spesifik dimana
seluruhnya mengenali antigen yang sama Antibodi mengikat dengan kekuatan yang berbeda
untuk epitop yang berbeda pada antigen (Loyd 2013)
III11 Ciri
1 Mengenali beberapa epitop pada satu antigen Serum yang diperoleh akan berisi
campuran kompleks heterogen dari antibodi dengan afinitas yang berbeda
2 Poliklonal tersusun sebagian besar dari subklas IgG
3 Imunogen peptida sering digunakan untuk menghasilkan antibodi poliklonal yang
menargetkan epitop yang unik terutama untuk keluarga protein homologi tinggi
(Milner 2013)
III12 Produksi Antibodi
1 Murah untuk memproduksinya
2 Teknologi dan keterampilan yang dibutuhkan untuk produksi rendah
3 Skala waktu produksi pendek
4 Antibodi Poliklonal tidak bermanfaat untuk menyelidiki domain spesifik antigen karena
antiserum poliklonal biasanya akan mengenali banyak domain (Milner 2013)
III13 Keuntungan
Poliklonal akan mengenali beberapa epitop pada satu antigen yang memiliki
keuntungan sebagai berikut
1 Poliklonal dapat membantu memperkuat sinyal dari target protein dengan tingkat
ekspresi rendah seperti protein target akan mengikat lebih dari satu molekul antibodi
pada beberapa eptitopes Ini tidak akan menjadi keuntungan bagi percobaan kuantifikasi
misalnya dalam aliran cytometry karena hasilnya akan menjadi tidak akurat
2 Karena dapat mengenali beberapa epitop polyclonals dapat memberikan hasil yang
lebih baik di IP ChIP
3 Lebih toleran terhadap perubahan kecil dalam antigen misalnya polimorfisme
heterogenitas glikosilasi atau perubahan kecil denaturasi dibandingkan monoklonal
antibodi (homogen)
4 Antibodi poliklonal akan mengidentifikasi protein homologi tinggi terhadap protein
imunogen atau untuk menyaring protein target dalam sampel jaringan dari spesies lain
dibandingkan dengan imunogen misalnya Antibodi poliklonal kadang-kadang
digunakan ketika sifat antigen dalam spesies belum teruji tidak diketahui Hal ini juga
penting untuk memeriksa urutan imunogen untuk setiap reaktivitas silang
5 Antibodi Poliklonal sering menjadi pilihan yang lebih disukai untuk mendeteksi protein
terdenaturasi
6 Beberapa epitop umumnya menyediakan deteksi lebih kuat
7 Antibodi Poliklonal tidak bermanfaat untuk menyelidiki domain spesifik antigen
karena antiserum biasanya akan mengenali banyak domain (Milner 2013)
III14 Kerugian
1 Mereka menghasilkan sejumlah besar antibodi non-spesifik yang kadang-kadang dapat
memberikan sinyal latar belakang dalam beberapa aplikasi
2 Beberapa epitop membuatnya penting untuk memeriksa urutan imunogen untuk setiap
reaktivitas silang (Milner 2013)
III2 Proses yang terjadi pada antibodi poliklonal
1 Diproduksi dengan imunisasi hewan dengan antigen yang tepat
2 Imunisasi atau vaksinasi adalah suatu prosedur untuk meningkatkan derajat imunitas
seseorang terhadap patogen tertentu atau toksin Imunisasi yang ideal adalah yang dapat
mengaktifkan sistem pengenalan imun dan sistem efektor yang diperlukan Hal tersebut
dapat diperoleh dengan pemberian antigen yang tidak patogenik
3 Serum dari hewan terimunisasi dikumpulkan
4 Antibodi dalam serum dapat dimurnikan lebih lanjut
5 Karena satu antigen menginduksi produksi banyak antibodi maka hasilnya berupa
polyclonal campuran antibody (Milner 2013)
DAFTAR PUSTAKA
Jri 2007 Jenis Antibodi Monoklonal Tersedia di httpwwwklikpdpicomjurnal-wartajri-
01-07jurnal-7html Diakses pada tanggal 1 Juni 2013
Levinson Warren 2004 Medical Microbiology and Immunology Eximination and Board
Review Eighth Edition USA McGraw-Hill
Loyd Emma 2013 Polyclonal Antibodies Available online at httpwwwwisegeekcom
what-are-polyclonal-antibodieshtm Accessed on May 27 2013
Milanda Tiana Sri Agung F dan Tina R 2007 Buku Ajar Matakuliah Bioteknologi
Farmasi Jatinangor Fakultas Farmasi Unpad
Milner Jonathan 2013 Polyclonal and monoclonal A comparison Available online at
httpwwwabcamcomindexhtmlpageconfig=resourceamprid=11269amppid=11287
Accessed on May 26 2013
Prentis Steve 1990 Bioteknologi Jakarta Erlangga
Prescot et al 2005 Animation Quiz 3 - Monoclonal Antibody Production Available online
at httphigheredmcgrawhillcom sites0072556781student_view0chapter32 anim
ation_quiz_3html Accessed on May 27 2013
Sardjoko 1991 Bioteknologi Latar Belakang dan Penerapannya Jakarta PT Gramedia
Sudjadi 2008 Bioteknologi Kesehatan Yogyakarta Kanisius
Ward VivianLee 2010 Monoclonal Antibody Available online at httpwwwaccessexcell
enceorgRC VLGGmonoclonalphp Accessed on May 27 2013
- III14 Kerugian
- 1 Mereka menghasilkan sejumlah besar antibodi non-spesifik yang kadang-kadang dapat memberikan sinyal latar belakang dalam beberapa aplikasi
-
(Prentis 1990)
III Antibodi Poliklonal
III1 Pengertian
Antibodi poliklonal adalah antibodi yang telah diperoleh dari beberapa sel B atau cell
lines pembuatan antibodi ini memiliki beberapa kemiripan dengan berbagai antibodi yang
ditemukan dalam serum normal yang merupakan komponen cairan yang memisahkan dari
darah yang membeku Kemiripan ini disebabkan oleh fakta bahwa antibodi yang merupakan
poliklonal mengenali epitop yang berbeda dan memiliki derajat yang berbeda kekhususan
Sebaliknya antibodi dalam persiapan monoklonal yang berasal dari satu jenis klon dan
mengenali epitop yang sama dengan derajat yang sama kekhususan (Loyd 2013)
Untuk menghasilkan antibodi poliklonal binatang seperti ayam tikus atau kelinci
diimunisasi dengan antigen dan persiapan adjuvan Sistem kekebalan hewan dirangsang
untuk memproduksi sel B yang mensekresikan antibodi yang spesifik untuk antigen Setelah
jangka waktu tertentu biasanya beberapa minggu atau bahkan berbulan-bulan serum hewan
dipanen (Loyd 2013)
Persiapan khusus antibodi poliklonal biasanya campuran antibodi spesifik dimana
seluruhnya mengenali antigen yang sama Antibodi mengikat dengan kekuatan yang berbeda
untuk epitop yang berbeda pada antigen (Loyd 2013)
III11 Ciri
1 Mengenali beberapa epitop pada satu antigen Serum yang diperoleh akan berisi
campuran kompleks heterogen dari antibodi dengan afinitas yang berbeda
2 Poliklonal tersusun sebagian besar dari subklas IgG
3 Imunogen peptida sering digunakan untuk menghasilkan antibodi poliklonal yang
menargetkan epitop yang unik terutama untuk keluarga protein homologi tinggi
(Milner 2013)
III12 Produksi Antibodi
1 Murah untuk memproduksinya
2 Teknologi dan keterampilan yang dibutuhkan untuk produksi rendah
3 Skala waktu produksi pendek
4 Antibodi Poliklonal tidak bermanfaat untuk menyelidiki domain spesifik antigen karena
antiserum poliklonal biasanya akan mengenali banyak domain (Milner 2013)
III13 Keuntungan
Poliklonal akan mengenali beberapa epitop pada satu antigen yang memiliki
keuntungan sebagai berikut
1 Poliklonal dapat membantu memperkuat sinyal dari target protein dengan tingkat
ekspresi rendah seperti protein target akan mengikat lebih dari satu molekul antibodi
pada beberapa eptitopes Ini tidak akan menjadi keuntungan bagi percobaan kuantifikasi
misalnya dalam aliran cytometry karena hasilnya akan menjadi tidak akurat
2 Karena dapat mengenali beberapa epitop polyclonals dapat memberikan hasil yang
lebih baik di IP ChIP
3 Lebih toleran terhadap perubahan kecil dalam antigen misalnya polimorfisme
heterogenitas glikosilasi atau perubahan kecil denaturasi dibandingkan monoklonal
antibodi (homogen)
4 Antibodi poliklonal akan mengidentifikasi protein homologi tinggi terhadap protein
imunogen atau untuk menyaring protein target dalam sampel jaringan dari spesies lain
dibandingkan dengan imunogen misalnya Antibodi poliklonal kadang-kadang
digunakan ketika sifat antigen dalam spesies belum teruji tidak diketahui Hal ini juga
penting untuk memeriksa urutan imunogen untuk setiap reaktivitas silang
5 Antibodi Poliklonal sering menjadi pilihan yang lebih disukai untuk mendeteksi protein
terdenaturasi
6 Beberapa epitop umumnya menyediakan deteksi lebih kuat
7 Antibodi Poliklonal tidak bermanfaat untuk menyelidiki domain spesifik antigen
karena antiserum biasanya akan mengenali banyak domain (Milner 2013)
III14 Kerugian
1 Mereka menghasilkan sejumlah besar antibodi non-spesifik yang kadang-kadang dapat
memberikan sinyal latar belakang dalam beberapa aplikasi
2 Beberapa epitop membuatnya penting untuk memeriksa urutan imunogen untuk setiap
reaktivitas silang (Milner 2013)
III2 Proses yang terjadi pada antibodi poliklonal
1 Diproduksi dengan imunisasi hewan dengan antigen yang tepat
2 Imunisasi atau vaksinasi adalah suatu prosedur untuk meningkatkan derajat imunitas
seseorang terhadap patogen tertentu atau toksin Imunisasi yang ideal adalah yang dapat
mengaktifkan sistem pengenalan imun dan sistem efektor yang diperlukan Hal tersebut
dapat diperoleh dengan pemberian antigen yang tidak patogenik
3 Serum dari hewan terimunisasi dikumpulkan
4 Antibodi dalam serum dapat dimurnikan lebih lanjut
5 Karena satu antigen menginduksi produksi banyak antibodi maka hasilnya berupa
polyclonal campuran antibody (Milner 2013)
DAFTAR PUSTAKA
Jri 2007 Jenis Antibodi Monoklonal Tersedia di httpwwwklikpdpicomjurnal-wartajri-
01-07jurnal-7html Diakses pada tanggal 1 Juni 2013
Levinson Warren 2004 Medical Microbiology and Immunology Eximination and Board
Review Eighth Edition USA McGraw-Hill
Loyd Emma 2013 Polyclonal Antibodies Available online at httpwwwwisegeekcom
what-are-polyclonal-antibodieshtm Accessed on May 27 2013
Milanda Tiana Sri Agung F dan Tina R 2007 Buku Ajar Matakuliah Bioteknologi
Farmasi Jatinangor Fakultas Farmasi Unpad
Milner Jonathan 2013 Polyclonal and monoclonal A comparison Available online at
httpwwwabcamcomindexhtmlpageconfig=resourceamprid=11269amppid=11287
Accessed on May 26 2013
Prentis Steve 1990 Bioteknologi Jakarta Erlangga
Prescot et al 2005 Animation Quiz 3 - Monoclonal Antibody Production Available online
at httphigheredmcgrawhillcom sites0072556781student_view0chapter32 anim
ation_quiz_3html Accessed on May 27 2013
Sardjoko 1991 Bioteknologi Latar Belakang dan Penerapannya Jakarta PT Gramedia
Sudjadi 2008 Bioteknologi Kesehatan Yogyakarta Kanisius
Ward VivianLee 2010 Monoclonal Antibody Available online at httpwwwaccessexcell
enceorgRC VLGGmonoclonalphp Accessed on May 27 2013
- III14 Kerugian
- 1 Mereka menghasilkan sejumlah besar antibodi non-spesifik yang kadang-kadang dapat memberikan sinyal latar belakang dalam beberapa aplikasi
-
III11 Ciri
1 Mengenali beberapa epitop pada satu antigen Serum yang diperoleh akan berisi
campuran kompleks heterogen dari antibodi dengan afinitas yang berbeda
2 Poliklonal tersusun sebagian besar dari subklas IgG
3 Imunogen peptida sering digunakan untuk menghasilkan antibodi poliklonal yang
menargetkan epitop yang unik terutama untuk keluarga protein homologi tinggi
(Milner 2013)
III12 Produksi Antibodi
1 Murah untuk memproduksinya
2 Teknologi dan keterampilan yang dibutuhkan untuk produksi rendah
3 Skala waktu produksi pendek
4 Antibodi Poliklonal tidak bermanfaat untuk menyelidiki domain spesifik antigen karena
antiserum poliklonal biasanya akan mengenali banyak domain (Milner 2013)
III13 Keuntungan
Poliklonal akan mengenali beberapa epitop pada satu antigen yang memiliki
keuntungan sebagai berikut
1 Poliklonal dapat membantu memperkuat sinyal dari target protein dengan tingkat
ekspresi rendah seperti protein target akan mengikat lebih dari satu molekul antibodi
pada beberapa eptitopes Ini tidak akan menjadi keuntungan bagi percobaan kuantifikasi
misalnya dalam aliran cytometry karena hasilnya akan menjadi tidak akurat
2 Karena dapat mengenali beberapa epitop polyclonals dapat memberikan hasil yang
lebih baik di IP ChIP
3 Lebih toleran terhadap perubahan kecil dalam antigen misalnya polimorfisme
heterogenitas glikosilasi atau perubahan kecil denaturasi dibandingkan monoklonal
antibodi (homogen)
4 Antibodi poliklonal akan mengidentifikasi protein homologi tinggi terhadap protein
imunogen atau untuk menyaring protein target dalam sampel jaringan dari spesies lain
dibandingkan dengan imunogen misalnya Antibodi poliklonal kadang-kadang
digunakan ketika sifat antigen dalam spesies belum teruji tidak diketahui Hal ini juga
penting untuk memeriksa urutan imunogen untuk setiap reaktivitas silang
5 Antibodi Poliklonal sering menjadi pilihan yang lebih disukai untuk mendeteksi protein
terdenaturasi
6 Beberapa epitop umumnya menyediakan deteksi lebih kuat
7 Antibodi Poliklonal tidak bermanfaat untuk menyelidiki domain spesifik antigen
karena antiserum biasanya akan mengenali banyak domain (Milner 2013)
III14 Kerugian
1 Mereka menghasilkan sejumlah besar antibodi non-spesifik yang kadang-kadang dapat
memberikan sinyal latar belakang dalam beberapa aplikasi
2 Beberapa epitop membuatnya penting untuk memeriksa urutan imunogen untuk setiap
reaktivitas silang (Milner 2013)
III2 Proses yang terjadi pada antibodi poliklonal
1 Diproduksi dengan imunisasi hewan dengan antigen yang tepat
2 Imunisasi atau vaksinasi adalah suatu prosedur untuk meningkatkan derajat imunitas
seseorang terhadap patogen tertentu atau toksin Imunisasi yang ideal adalah yang dapat
mengaktifkan sistem pengenalan imun dan sistem efektor yang diperlukan Hal tersebut
dapat diperoleh dengan pemberian antigen yang tidak patogenik
3 Serum dari hewan terimunisasi dikumpulkan
4 Antibodi dalam serum dapat dimurnikan lebih lanjut
5 Karena satu antigen menginduksi produksi banyak antibodi maka hasilnya berupa
polyclonal campuran antibody (Milner 2013)
DAFTAR PUSTAKA
Jri 2007 Jenis Antibodi Monoklonal Tersedia di httpwwwklikpdpicomjurnal-wartajri-
01-07jurnal-7html Diakses pada tanggal 1 Juni 2013
Levinson Warren 2004 Medical Microbiology and Immunology Eximination and Board
Review Eighth Edition USA McGraw-Hill
Loyd Emma 2013 Polyclonal Antibodies Available online at httpwwwwisegeekcom
what-are-polyclonal-antibodieshtm Accessed on May 27 2013
Milanda Tiana Sri Agung F dan Tina R 2007 Buku Ajar Matakuliah Bioteknologi
Farmasi Jatinangor Fakultas Farmasi Unpad
Milner Jonathan 2013 Polyclonal and monoclonal A comparison Available online at
httpwwwabcamcomindexhtmlpageconfig=resourceamprid=11269amppid=11287
Accessed on May 26 2013
Prentis Steve 1990 Bioteknologi Jakarta Erlangga
Prescot et al 2005 Animation Quiz 3 - Monoclonal Antibody Production Available online
at httphigheredmcgrawhillcom sites0072556781student_view0chapter32 anim
ation_quiz_3html Accessed on May 27 2013
Sardjoko 1991 Bioteknologi Latar Belakang dan Penerapannya Jakarta PT Gramedia
Sudjadi 2008 Bioteknologi Kesehatan Yogyakarta Kanisius
Ward VivianLee 2010 Monoclonal Antibody Available online at httpwwwaccessexcell
enceorgRC VLGGmonoclonalphp Accessed on May 27 2013
- III14 Kerugian
- 1 Mereka menghasilkan sejumlah besar antibodi non-spesifik yang kadang-kadang dapat memberikan sinyal latar belakang dalam beberapa aplikasi
-
5 Antibodi Poliklonal sering menjadi pilihan yang lebih disukai untuk mendeteksi protein
terdenaturasi
6 Beberapa epitop umumnya menyediakan deteksi lebih kuat
7 Antibodi Poliklonal tidak bermanfaat untuk menyelidiki domain spesifik antigen
karena antiserum biasanya akan mengenali banyak domain (Milner 2013)
III14 Kerugian
1 Mereka menghasilkan sejumlah besar antibodi non-spesifik yang kadang-kadang dapat
memberikan sinyal latar belakang dalam beberapa aplikasi
2 Beberapa epitop membuatnya penting untuk memeriksa urutan imunogen untuk setiap
reaktivitas silang (Milner 2013)
III2 Proses yang terjadi pada antibodi poliklonal
1 Diproduksi dengan imunisasi hewan dengan antigen yang tepat
2 Imunisasi atau vaksinasi adalah suatu prosedur untuk meningkatkan derajat imunitas
seseorang terhadap patogen tertentu atau toksin Imunisasi yang ideal adalah yang dapat
mengaktifkan sistem pengenalan imun dan sistem efektor yang diperlukan Hal tersebut
dapat diperoleh dengan pemberian antigen yang tidak patogenik
3 Serum dari hewan terimunisasi dikumpulkan
4 Antibodi dalam serum dapat dimurnikan lebih lanjut
5 Karena satu antigen menginduksi produksi banyak antibodi maka hasilnya berupa
polyclonal campuran antibody (Milner 2013)
DAFTAR PUSTAKA
Jri 2007 Jenis Antibodi Monoklonal Tersedia di httpwwwklikpdpicomjurnal-wartajri-
01-07jurnal-7html Diakses pada tanggal 1 Juni 2013
Levinson Warren 2004 Medical Microbiology and Immunology Eximination and Board
Review Eighth Edition USA McGraw-Hill
Loyd Emma 2013 Polyclonal Antibodies Available online at httpwwwwisegeekcom
what-are-polyclonal-antibodieshtm Accessed on May 27 2013
Milanda Tiana Sri Agung F dan Tina R 2007 Buku Ajar Matakuliah Bioteknologi
Farmasi Jatinangor Fakultas Farmasi Unpad
Milner Jonathan 2013 Polyclonal and monoclonal A comparison Available online at
httpwwwabcamcomindexhtmlpageconfig=resourceamprid=11269amppid=11287
Accessed on May 26 2013
Prentis Steve 1990 Bioteknologi Jakarta Erlangga
Prescot et al 2005 Animation Quiz 3 - Monoclonal Antibody Production Available online
at httphigheredmcgrawhillcom sites0072556781student_view0chapter32 anim
ation_quiz_3html Accessed on May 27 2013
Sardjoko 1991 Bioteknologi Latar Belakang dan Penerapannya Jakarta PT Gramedia
Sudjadi 2008 Bioteknologi Kesehatan Yogyakarta Kanisius
Ward VivianLee 2010 Monoclonal Antibody Available online at httpwwwaccessexcell
enceorgRC VLGGmonoclonalphp Accessed on May 27 2013
- III14 Kerugian
- 1 Mereka menghasilkan sejumlah besar antibodi non-spesifik yang kadang-kadang dapat memberikan sinyal latar belakang dalam beberapa aplikasi
-
DAFTAR PUSTAKA
Jri 2007 Jenis Antibodi Monoklonal Tersedia di httpwwwklikpdpicomjurnal-wartajri-
01-07jurnal-7html Diakses pada tanggal 1 Juni 2013
Levinson Warren 2004 Medical Microbiology and Immunology Eximination and Board
Review Eighth Edition USA McGraw-Hill
Loyd Emma 2013 Polyclonal Antibodies Available online at httpwwwwisegeekcom
what-are-polyclonal-antibodieshtm Accessed on May 27 2013
Milanda Tiana Sri Agung F dan Tina R 2007 Buku Ajar Matakuliah Bioteknologi
Farmasi Jatinangor Fakultas Farmasi Unpad
Milner Jonathan 2013 Polyclonal and monoclonal A comparison Available online at
httpwwwabcamcomindexhtmlpageconfig=resourceamprid=11269amppid=11287
Accessed on May 26 2013
Prentis Steve 1990 Bioteknologi Jakarta Erlangga
Prescot et al 2005 Animation Quiz 3 - Monoclonal Antibody Production Available online
at httphigheredmcgrawhillcom sites0072556781student_view0chapter32 anim
ation_quiz_3html Accessed on May 27 2013
Sardjoko 1991 Bioteknologi Latar Belakang dan Penerapannya Jakarta PT Gramedia
Sudjadi 2008 Bioteknologi Kesehatan Yogyakarta Kanisius
Ward VivianLee 2010 Monoclonal Antibody Available online at httpwwwaccessexcell
enceorgRC VLGGmonoclonalphp Accessed on May 27 2013
- III14 Kerugian
- 1 Mereka menghasilkan sejumlah besar antibodi non-spesifik yang kadang-kadang dapat memberikan sinyal latar belakang dalam beberapa aplikasi
-