anmal - aji muhammad iqbal blok 27 a

8
1. Anatomi dinding dada Dinding toraks dada secara anatomis tersusun dari kulit, fasia, otot dada, jurai neurovascular pada dinding dada serta kerangka dada. Kerangka dada sendiri terdiri dari sternum, 12 pasang tulang iga beserta tulang rawan iga dan vertebra torakalis beserta diskus intervertebralis. Otot dada terdiri atas dua bagian, yaitu otot intrinsik yang membentuk dinding dada yang sesungguhnya, serta otot ekstrinsik yang berperan pada gerakan dada, seperti otot ekstremitas superior, otot dinding abdomen dan punggung. Otot intrinsik terdiri dari 3 lapisan, yaitu lapisan luar, lapisan tengah dan dalam. Lapisan luar tersusun atas muskulus interkostalis eksternus dan muskulus levatores kostarum, lapisan tengah hanya dibentuk oleh muskulus interkostalis internus sedangkan lapisan dalam disusun oleh muskulus interkostalis intimus, muskulus subkostalis. Dan muskulus transversus kostalis. Jurai neurovascular pada dinding dada terletak pada sulcus kostae diantara m.interkostalis internus dan m.interkostalis intimus. Rongga dada diatas dibatasi oleh thoracic outlet (pintu atas dada) yaitu bidang yang dibatasi oleh tulang belakang, iga I, dan manubrium sternum, sedangkan dibawah rongga dada (kavum thoraks) dipisahkan dari rongga perut oleh diafragma. Fungsi dinding dada tidak hanya melindungi isi rongga dada tetapi juga menyediakan fungsi

Upload: aji-muhammad-iqbal

Post on 10-Dec-2015

12 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

pinter dewa

TRANSCRIPT

Page 1: Anmal - Aji Muhammad Iqbal Blok 27 A

1. Anatomi dinding dada

Dinding toraks dada secara anatomis tersusun dari kulit, fasia, otot dada, jurai

neurovascular pada dinding dada serta kerangka dada. Kerangka dada sendiri terdiri dari

sternum, 12 pasang tulang iga beserta tulang rawan iga dan vertebra torakalis beserta diskus

intervertebralis. Otot dada terdiri atas dua bagian, yaitu otot intrinsik yang membentuk

dinding dada yang sesungguhnya, serta otot ekstrinsik yang berperan pada gerakan dada,

seperti otot ekstremitas superior, otot dinding abdomen dan punggung. Otot intrinsik terdiri

dari 3 lapisan, yaitu lapisan luar, lapisan tengah dan dalam.

Lapisan luar tersusun atas muskulus interkostalis eksternus dan muskulus

levatores kostarum, lapisan tengah hanya dibentuk oleh muskulus interkostalis internus

sedangkan lapisan dalam disusun oleh muskulus interkostalis intimus, muskulus

subkostalis. Dan muskulus transversus kostalis. Jurai neurovascular pada dinding dada

terletak pada sulcus kostae diantara m.interkostalis internus dan m.interkostalis intimus.

Rongga dada diatas dibatasi oleh thoracic outlet (pintu atas dada) yaitu bidang yang dibatasi

oleh tulang belakang, iga I, dan manubrium sternum, sedangkan dibawah rongga dada

(kavum thoraks) dipisahkan dari rongga perut oleh diafragma.

Fungsi dinding dada tidak hanya melindungi isi rongga dada tetapi juga menyediakan fungsi

mekanik pernapasan. Isi rongga dada adalah organ vital paru dan jantung.

2. Anatomi dan fisiologi femur

Femur adalah tulang terkuat, terpanjang, dan terberat di tubuh dan amat penting untuk

pergerakan normal. Tulang ini terdiri atas tiga bagian, yaitu femoral shaft atau diafisis,

metafisis proximal, dan metafisis distal. Femoral shaft adalah bagian tubular dengan slight

anterior bow, yang terletak antara trochanter minor hingga condylus femoralis. Ujung atas

femur memiliki caput, collum, dan trochanter major dan minor. Bagian caput merupakan

lebih kurang dua pertiga bola dan berartikulasi dengan acetabulum dari os coxae membentuk

articulatio coxae. Pada pusat caput terdapat lekukan kecil yang disebut fovea capitis, yaitu

tempat perlekatan ligamen dari caput. Sebagian suplai darah untuk caput femoris dihantarkan

sepanjang ligamen ini dan memasuki tulang pada fovea.

Page 2: Anmal - Aji Muhammad Iqbal Blok 27 A

Bagian collum, yang menghubungkan kepala pada batang femur, berjalan kebawah,

belakang, lateral dan membentuk sudut lebih kurang 125 derajat (pada wanita sedikit lebih

kecil) dengan sumbu panjang batang femur. Besarnya sudut ini perlu diingat karena dapat

dirubah oleh penyakit.

Trochanter major dan minor merupakan tonjolan besar pada batas leher dan batang. Yang

menghubungkan dua trochanter ini adalah linea intertrochanterica di depan dan crista

intertrochanterica yang mencolok di bagian belakang, dan padanya terdapat tuberculum

quadratum.

Bagian batang femur umumnya menampakkan kecembungan ke depan. Ia licin dan bulat

pada permukaan anteriornya, namun pada bagian posteriornya terdapat rabung, linea aspera.

Tepian linea aspera melebar ke atas dan ke bawah. Tepian medial berlanjut ke bawah sebagai

crista supracondylaris medialis menuju tuberculum adductorum pada condylus medialis.

Tepian lateral menyatu ke bawah dengan crista supracondylaris lateralis. Pada permukaan

posterior batang femur, di bawah trochanter major terdapat tuberositas glutealis, yang ke

bawah berhubungan dengan linea aspera. Bagian batang melebar ke arah ujung distal dan

membentuk daerah segitiga datar pada permukaan posteriornya, disebut fascia poplitea.

Ujung bawah femur memiliki condylus medialis dan lateralis, yang di bagian posterior

dipisahkan oleh incisura intercondylaris. Permukaan anterior condylus dihubungkan oleh

permukaan sendi untuk patella. Kedua condylus ikut membentuk articulatio genu. Di atas

condylus terdapat epicondylus lateralis dan medialis. Tuberculum adductorium berhubungan

langsung dengan epicondylus medialis.

3. Macam – Macam Deformitas

1. Deformitas tulang

Dapat terjadi karena :

– Pertumbuhan abnormal bawaan pada tulang (dapat berupa aplasia, displasia, duplikasi

atau pseudoartrosis)

– Akibat kelainan penyembuhan fraktur berupa mal-union atau non-union.

– Gangguan pertumbuhan lempeng epifis, baik karena trauma maupun kelainan

bawaan,

– Pembengkakan abnormal tulang (misalnya rakitis dan osteomalasia)

– Pertumbuhan berlebih pada tulang matur.

Page 3: Anmal - Aji Muhammad Iqbal Blok 27 A

2. Deformitas Sendi

Dapat terjadi karena :

– Pertumbuhan abnormal bawaan pada sendi, misalnya pada dislokasi panggul bawaan

atau fibrosis pada jaringan sekitar sendi.

– Dislokasi akuisita(didapat) karena trauma (yang mengakibatkan robekan pada

ligamen), infeksi tulang atau karena instabilitas sendi.

– Kontraktur otot, misalnya akibat spasme otot yang berkepanjangan atau pada iskemia

Volkmann.

– Ketidakseimbangan otot, misalnya pada penyakit poliomielitis, paralisis serebral dan

paralisis yang bersifat flaksid/spastik.

– Kontraktur fibrosa pada fasia dan kulit, baik kontraktur akibat adanya jaringan parut

pada fasia karena suatu sebab(mis, luka bakar) ataupun kontraktur Duduytren.

– Tekanan eksternal

Muttaqin, Arif. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem Muskuloskeletal. Jakarta : EGC.

4. Pemeriksaan penunjang

Foto Thorax, indikasi : Fraktur iga, Flail chest, Pneumtoraks, Hemotoraks

Foto Pelvis, indikasi : Curiga fraktur pelvis, fraktur collumna femoris, dll

Foto femur, indikasi : Fraktur femur

DPL / USG abdomen, indikasi : curiga perdarahan intra-abdomen, trauma organ

abdominal, nyeri abdomen yang tidak bisa diterangkan sebabnya, trauma pada bagian

bawah dari dada, hipotensi, hematokrit turun tanpa alasan yang jelas, pasien cedera

abdominal dengan gangguan kesadaran (obat,alkohol, cedera otak).

5. Pneumothorax, Tension Pneumothorax, Hemothorax dan Cardiac Tamponade

Pneumothorax

Pneumotoraks adalah suatu keadaan dimana terdapatnya udara pada rongga potensial

diantara pleura visceral dan pleura parietal. Pada keadaan normal rongga pleura dipenuhi

oleh paru – paru yang mengembang pada saat inspirasi disebabkan karena adanya tegangan

permukaaan ( tekanan negatif ) antara kedua permukaan pleura, adanya udara pada rongga

Page 4: Anmal - Aji Muhammad Iqbal Blok 27 A

potensial di antara pleura visceral dan pleura parietal menyebabkan paru-paru terdesak sesuai

dengan jumlah udara yang masuk kedalam rongga pleura tersebut, semakin banyak udara

yang masuk kedalam rongga pleura akan menyebabkan paru –paru menjadi kolaps karena

terdesak akibat udara yang masuk meningkat tekanan pada intrapleura. Secara otomatis

terjadi juga gangguan pada proses perfusi oksigen kejaringan atau organ, akibat darah yang

menuju kedalam paru yang kolaps tidak mengalami proses ventilasi, sehingga proses

oksigenasi tidak terjadi.

Tension Pneumothorax

Pneumotoraks ventil (tension pneumothorax) terjadi akibat cedera pada parenkim paru

atau bronkus yang berperan sebagai katup searah. Katup ini mengakibatkan udara bergerak

searah ke rongga pleura dan menghalangi adanya aliran balik dari udara tersebut.

Pneumotoraks ventil biasa terjadi ada perawatan intensif yang dapat menyebabkan

terperangkapnya udara ventilator (ventilasi mekanik tekanan positif) di rongga pleura tanpa

adanya aliran udara balik.

Udara yang terperangkap akan meningkatkan tekanan positif di rongga pleura sehingga

menekan mediastinum dan mendorong jantung serta paru ke arah kontra

lateral. Hal ini menyebabkan turunnya curah jantung dan timbulnya hipoksia. Curah jantung

turun karena venous return ke jantung berkurang, sedangkan hipoksia terjadi akibat gangguan

pertukaran udara pada paru yang kolaps dan paru yang tertekan di sisi kontralateral. Hipoksia

dan turunnya curah jantung akan menggangu kestabilan hemodinamik yang akan berakibat

fatal jika tidak ditangani secara tepat.

Hemothorax

Pada trauma tumpul dada, tulang rusuk dapat menyayat jaringan paru-paru atau arteri,

menyebabkan darah berkumpul di ruang pleura. Benda tajam seperti pisau atau peluru

menembus paru-paru. mengakibatkan pecahnya membran serosa yang melapisi atau

menutupi thorax dan paru-paru. Pecahnya membran ini memungkinkan masuknya darah ke

dalam rongga pleura. Setiap sisi toraks dapat menahan 30-40% dari volume darah seseorang.

Perdarahan jaringan interstitium, Pecahnya usus sehingga perdarahan Intra Alveoler, kolaps

terjadi pendarahan. arteri dan kapiler, kapiler kecil , sehingga takanan perifer pembuluh

Page 5: Anmal - Aji Muhammad Iqbal Blok 27 A

darah paru naik, aliran darah menurun. Vs :T ,S , N. Hb menurun, anemia, syok hipovalemik,

sesak napas, tahipnea,sianosis, tahikardia. Gejala / tanda klinis

Hemothorak tidak menimbulkan nyeri selain dari luka yang berdarah didinding dada.

Luka di pleura viseralis umumnya juga tidak menimbulkan nyeri. Kadang-kadang anemia

dan syok hipovalemik merupakan keluhan dan gejala yang pertama muncul. Secara klinis

pasien menunjukan distress pernapasan berat, agitasi, sianosis, tahipnea berat, tahikardia dan

peningkatan awal tekanan darah, di ikuti dengan hipotensi sesuai dengan penurunan curah

jantung.

Cardiac Tamponade

Tamponade jantung terjadi bila jumlah efusi pericardium menyebabkan hambatan serius

aliran darah ke jantung ( gangguan diastolik ventrikel ). Penyebab tersering adalah

neoplasma, dan uremi. (Penggabean, 2006 : 364 ). Neoplasma menyebabkan terjadinya

pertumbuhan sel secara abnorma pada otot jantung. Sehingga terjadi hiperplasia sel yang

tidak terkontrol, yang menyebabakan pembentukan massa (tumor). Hal ini yang dapat

mengakibatnya ruang pada kantong jantung (perikardium) terdesak sehingga terjadi

pergesekan antara kantong jantung (perikardium) dengan lapisan paling luar jantung

(epikardium). Pergesekan ini dapat menyebabkan terjadinya peradangan pada perikarditis

sehingga terjadi penumpukan cairan pada pericardium yang dapat menyebakan tamponade

jantung. Uremia juga dapat menyebabkan tamponade jantung (Price, 2005 : 954). Dimana

orang yang mengalami uremia, di dalam darahnya terdapat toksik metabolik yang dapat

menyebabkan inflamasi (dalam hal ini inflamasi terjadi pada perikardium).

Selain itu , tamponade jantung juga dapat disebabkan akibat trauma tumpul/ tembus. Jika

trauma ini mengenai ruang perikardium akan terjadi perdarahan sehingga darah banyak

terkumpul di ruang perikardium. Hal ini mengakibatkan jantung terdesak oleh akumulasi

cairan tersebut.

Lilly, L.S. 2007.Pathophysiology of Heart Disease-4th Ed. Lippincott Williams &

Wilkins:Philadelphia, 2007.