anmal fakhri skenario b kelompok 1 blok 26 dengue shock syndrome

28
1. Widya Sistha 2. Desiyanti 3. Rezky Novia 4. Km Syarif Azhar 5. Rafenia Nayani 6. Sangeethaa 7. Fakhri 8. Timotius Wira 9. Kirubhashini 10. Ratri Shintya Dewi 11. Avyandara 12. Shulaksana Deadline dimulai dari SELASA JAM 5 SORE – JAM 6 MALAM ! Yang JADI PRESENTAN dan NGEPRINT LAPORAN adalah : 1. 3 TERAKHIR 2. TIDAK LENGKAP 3. TANPA SUMBER 4. TIDAK RAPI ( harus rapi dan jangan langsung di copas, gunakan font 12, Times New roman, spacing 1,5 ) 5. LI dan TEMPLATE harus lengkap JAWABAN HARUS WAJIB DIKIRIM KE :

Upload: muhammad-fakhri-altyan

Post on 11-Feb-2016

229 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

DSS

TRANSCRIPT

Page 1: Anmal Fakhri Skenario B Kelompok 1 Blok 26 DENGUE SHOCK SYNDROME

1. Widya Sistha

2. Desiyanti

3. Rezky Novia

4. Km Syarif Azhar

5. Rafenia Nayani

6. Sangeethaa

7. Fakhri

8. Timotius Wira

9. Kirubhashini

10. Ratri Shintya Dewi

11. Avyandara

12. Shulaksana

Deadline dimulai dari SELASA JAM 5 SORE – JAM 6 MALAM !

Yang JADI PRESENTAN dan NGEPRINT LAPORAN adalah :

1. 3 TERAKHIR

2. TIDAK LENGKAP

3. TANPA SUMBER

4. TIDAK RAPI

( harus rapi dan jangan langsung di copas, gunakan font 12, Times

New roman, spacing 1,5 )

5. LI dan TEMPLATE harus lengkap

JAWABAN HARUS WAJIB DIKIRIM KE :

[email protected] dan [email protected]

Page 2: Anmal Fakhri Skenario B Kelompok 1 Blok 26 DENGUE SHOCK SYNDROME

Skenario B

Anto, seorang anak laki-laki berusia 5 tahun, dibawa oleh ibunya berobat karena kaki dan

tangannya teraba dingin seperti es. Empat hari yang lalu Anto demam tinggi terus menerus,

tidak mengigil, disertai sakit kepala, pegal-pegal dan sakit perut. Tidak ada batuk pilek,

buang air besar dan buang air kecil seperti biasa. Anto sudah diberi obat penurun panas,

namun panas turun sebentar dan kemudian naik lagi. Satu hari yang lalu panas mulai turun

dan Anto mulai batuk-batuk serta sedikit sesak napas,disertai mimisan. Sejak 6 jam yang

lalu pasien tidak buang air kecil disertai tangan dan kaki teraba dingin seperti es.

Riwayat mimisan sebelumnya disangkal.

Pemeriksaan fisik:

Keadaan umum: gelisah/delirium, TD 70/50 mmHg, Nadi: filiformis, RR: 36 x/menit, T:

36,2oC, BB: 15 kg, TB: 98 cm. Rumple leede test (+)

Keadaan spesifik:

Kepala : konjungtiva tidak pucat, nafas cuping hidung (-)

Thoraks: simetris, dyspnea (-), Jantung: bunyi jantung I-II normal, bising jantung (-), irama

derap (-). Paru: suara nafas vesikuler, kiri=kanan, wheezing (-).

Abdomen: datar, lemas, hati teraba 2 cm dibawah arcus costae, lien tidak teraba, BU (+)

normal

Extremitas: akral dingin, “capillary refill time 4”.

Pemeriksaan Penunjang:

Hb: 12 g/dL, Ht: 45vol%, Leukosit: 2.800/mm3, Trombosit 45.000/mm3

Klarifikasi istilah

1. akral dingin :terjadi karena jaringan jaringan perifer kekurangan oksigen.

Page 3: Anmal Fakhri Skenario B Kelompok 1 Blok 26 DENGUE SHOCK SYNDROME

2. demam tinggi terus menerus : peningkatan temperature tubuh diatas normal biasanya 39,4oc

sampai 41,1c

3.sesak napas : (dyspnea) adalah kesulitan bernapas yang disebabkan karena suplai oksigen yang

masuk ke dalam jaringan tubuh tidak sebanding dengan oksigen yang dibutuhkan oleh tubuh.

4.mimisan :pendarahan hidung biasanya diakibatkan karena pecahnya pembuluh darah kecil

yang terletak di bagian anterior septum nasal cartilaginosa.

5.filliformis :perabaan halus pada nadi seperti benang.

6.delirium gangguan kesadaran yang ditandai dengan berkurangnya kemampuan

menfokuskan,mempertahankan dan mengalihkan perhatian.

7.rumple leede test :suatu permeriksaan yang digunakan untuk mengetahui permeabilitas

pembuluh darah yang ditandai dengan timbunya ptekie.Pemeriksaanni bertujuan untuk

menentukan seorang menderita demam berdarah atau tidak.

8.irama derap :bunyi jantung rangkap tiga (gallop) yang disebabkan adanya satu atau lebih bunyi

ekstra.

9. capillary refill time : waktu pengisian pembuluh kapiler yang digunakan untuk memonitor

dehidrasi dan untuk menilai aliran darah ke jaringan

Identifikasi masalah

1. Anto, seorang anak laki-laki berusia 5 tahun, dibawa oleh ibunya berobat karena kaki dan

tangannya teraba dingin seperti es.

2. . Empat hari yang lalu Anto demam tinggi terus menerus, tidak mengigil, disertai sakit kepala,

pegal-pegal dan sakit perut. Tidak ada batuk pilek, buang air besar dan buang air kecil seperti

biasa. Anto sudah diberi obat penurun panas, namun panas turun sebentar dan kemudian naik

lagi.

Page 4: Anmal Fakhri Skenario B Kelompok 1 Blok 26 DENGUE SHOCK SYNDROME

3. .Satu hari yang lalu panas mulai turun dan Anto mulai batuk-batuk serta sedikit sesak

napas,disertai mimisan.

4. .Sejak 6 jam yang lalu pasien tidak buang air kecil disertai tangan dan kaki teraba dingin

seperti es. Riwayat mimisan sebelumnya disangkal.

5. Pemeriksaan fisik:

Keadaan umum: gelisah/delirium, TD 70/50 mmHg, Nadi: filiformis, RR: 36 x/menit, T: 36,2oC,

BB: 15 kg, TB: 98 cm. Rumple leede test (+)

Keadaan spesifik:

Kepala : konjungtiva tidak pucat, nafas cuping hidung (-)

Thoraks: simetris, dyspnea (-), Jantung: bunyi jantung I-II normal, bising jantung (-), irama

derap (-). Paru: suara nafas vesikuler, kiri=kanan, wheezing (-).

Abdomen: datar, lemas, hati teraba 2 cm dibawah arcus costae, lien tidak teraba, BU (+) normal

Extremitas: akral dingin, “capillary refill time 4”.

6.Pemeriksaan Penunjang:

Hb: 12 g/dL, Ht: 45vol%, Leukosit: 2.800/mm3, Trombosit 45.000/mm3

Analisis masalah

2. Empat hari yang lalu Anto demam tinggi terus menerus, tidak mengigil, disertai sakit kepala,

pegal-pegal dan sakit perut. Tidak ada batuk pilek, buang air besar dan buang air kecil seperti

biasa. Anto sudah diberi obat penurun panas, namun panas turun sebentar dan kemudian naik

lagi

b.etiologi dan mekanisme dari gejala :

-pegal-pegal dan sakit perut

Setiap kenaikan 1 derajat terjadi peningkatan 13% konsumsi O2, peningkatan

kebutuhan kalori, dan katabolisme otot menjadi cepat. Pada kasus ini, karena terjadi

peningkatan permeabilitas dan perembesan plasma yang terus berlangsung, perfusi ke

Page 5: Anmal Fakhri Skenario B Kelompok 1 Blok 26 DENGUE SHOCK SYNDROME

jaringan menurun, menyebabkan hipoksia jaringan sehingga timbul manifestasi klinis

berupa tidak menggigil, sakit kepala, pegal-pegal dan sakit perut.

c. mengapa panas tinggi tetapi tidak menggigil ? 9,8,7

Demam memiliki tiga fase yaitu: fase kedinginan, fase demam, dan fase

kemerahan. Fase pertama yaitu fase kedinginan merupakan fase peningkatan suhu

tubuh yang ditandai dengan vasokonstriksi pembuluh darah dan peningkatan

aktivitas otot yang berusaha untuk memproduksi panas sehingga tubuh akan

merasa kedinginan dan menggigil. Fase kedua yaitu fase demam merupakan fase

keseimbangan antara produksi panas dan kehilangan panas di titik patokan suhu

yang sudah meningkat. Fase ketiga yaitu fase kemerahan merupakan fase

penurunan suhu yang ditandai dengan vasodilatasi pembuluh darah dan

berkeringat yang berusaha untuk menghilangkan panas sehingga tubuh akan

berwarna kemerahan (Dalal& Zhukovsky, 2006). Pada fase kemerahan ini terjadi

vasodilatasi sehingga menjadi faktor predisposisi mimisan.

6. pem.penunjang

a. intepretasi dan mekanisme abnormal 7,6,5

Pemeriksaan Kasus Normal Interpretasi Mekanisme

Hemoglobin 12 g/dl 11-14 g/dl Normal

Hematokrit 45% 31-40% Meningkat Terjadi

hemokonsentrasi

akibat

kebocoran

plasma sehingga

kadar Ht seolah-

Page 6: Anmal Fakhri Skenario B Kelompok 1 Blok 26 DENGUE SHOCK SYNDROME

olah meningkat

didalam plasma.

Leukosit 2800/mm3 > 5000/mm3 Leukopenia Infeksi virus

dengue

menyebabkan

banyak leukosit

mati

Trombosit 45000/mm3 Trombositopenia

berat

Trombositopenia

terjadi akibat

pemendekan

umur trombosit

akibat destruksi

berlebihan oleh

virus dengue dan

sistem

komplemen

(pengikatan

fragmen C3g);

depresi fungsi

megakariosit,

serta supresi

sumsum tulang.

Jawab: Pada dasarnya pengobatan penderita DBD/SSD bersifat simptomatik dan

supportif.

Template

a. How To Diagnose 8,7,6

Page 7: Anmal Fakhri Skenario B Kelompok 1 Blok 26 DENGUE SHOCK SYNDROME

Diagnosa ditegakkan berdasarkan kriteria diagnosis WHO (1997).

Terdiri dari Kriteria klinis dan Laboratorium sebagai berikut:

1) Kriteria Klinis

a. Demam tinggi mendadak, tanpa sebab jelas, berlangsung terus menerus

selama 2-7 hari.

b. Terdapat manifestasi perdarahan ditandai dengan uji tourniquet positif, petekie,

ekimosis, perdarahan mukosa, epistaksis, perdarahan gusi, hematemesis, dan

melena.

c. Pembesaran hati

d. Shock ditandai dengan nadi cepat dan lemah serta penurunan tekanan nadi,

hipotensi, kaki dan tangan dingin, kulit lembab, dan pasien tampak gelisah.

2) Laboratorium

a. Trombositopenia (< 100.000/mm3)

b. Hemokonsentrasi (kadar Ht > 20% dari normal)

WHO (1997) membagi derajat penyakit DBD dalam 4 derajat yaitu:

Derajat I : Demam dengan uji bendung positif.

Derajat II : Derajat I disertai perdarahan spontan di kulit atau perdarahan lain.

Derajat III : Ditemui kegagalan sirkulasi, yaitu nadi cepat dan lemah, tekan nadi

menurun (< 20mmHg) atau hipotensi disertai kulit yang lembab dan

pasien menjadi gelisah.

Derajat IV : Shock berat dengan nadi yang tidak teraba dan tekanan darah tidak

dapat diukur.

Pemeriksaan penunjang

1. Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium dilakukan terutama untuk mendeteksi perubahan hematologis,

antara lain:

a. Leukosit

Page 8: Anmal Fakhri Skenario B Kelompok 1 Blok 26 DENGUE SHOCK SYNDROME

Dapat normal atau menurun. Mulai hari ke-3 dapat ditemui limfositosis relatif (>45%

dari total leukosit) disertai adanya limfosit plasma biru (>15% dari jumlah total

leukosit) yang pada fase syok meningkat.

b. Trombosit

Umumnya terdapat trombositopenia (jumlah trombosit < 100.000/μl) pada hari ke 3-

8.

c. Hematokrit

Kebocoran plasma dibuktikan dengan ditemukannya peningkatan hematokrit ≥20%

dari hematokrit awal, umumnya dimulai pada hari ke-3 demam

d. Hemostasis

Dilakukan pemeriksaan prothrombin time (PT), partial thromboplastin time (aPTT),

thrombin time (TT) atau fibrinogen pada keadaan yang dicurigai terjadi perdarahan

atau kelainan pembekuan darah

e. Protein/albumin

Dapat terjadi hipoproteinemia akibat kebocoran plasma. Nilai normal albumin adalah

3-5,5 g/dl, nilai normal protein total adalah 5-8 g/dl (Price, 2003).

f. SGOT/SGPT (serum alanin aminotransferase)

Dapat meningkat. Nilai normal alanin aminotransferase adalah 0-40 IU/l. Menurut

Kalayanarooj (1997) anak dengan level enzim hati yang meningkat sepertinya lebih

rentan mengalami dengue yang parah dibandingkan dengan yang memiliki level

enzim hati yang normal saat didiagnosis.

g. Elektrolit

Sebagai parameter pemantauan pemberian cairan. Jumlah kalium normal serum

adalah 3,5-5,2 mEq/l, sedangkan natrium 135-145 mEq/l.

h. Golongan darah dan cross match

Bila akan diberikan transfusi darah dan komponen darah.

i. Imunoserologi

Dilakukan pemeriksaan IgM dan IgG terhadap dengue. IgM terdeteksi mulai hari ke

3-5, meningkat sampai minggu ke-3, menghilang setelah 60-90 hari. IgG pada infeksi

primer mulai terdeteksi pada hari ke-14, pada infeksi sekunder IgG mulai terdeteksi

pada hari ke-2.

Page 9: Anmal Fakhri Skenario B Kelompok 1 Blok 26 DENGUE SHOCK SYNDROME

2. Radiologis

Pada foto dada didapatkan efusi pleura, terutama pada hemitoraks kanan. Tetapi

apabila terjadi perembesan plasma hebat, efusi pleura dapat dijumpai pada kedua

hemitoraks. Asites dan efusi pleura dapat pula dideteksi dengan pemeriksaan USG.

b. Working Diagnosis 9,8,7

Budi 3 tahun dengan keluhan utama kaki dan tangan teraba dingin menderita

demam berdarah dengue.

Hipotesis

Anto, anak laki-laki berusia 5 tahun mengalami akral dingin karena menderita dengue shock

syndrome.

Learning issue

1. DBD 1-12

DBD

1. IDENTIFIKASI PENYAKIT DEMAM BERDARAH

Demam dengue / Dengue fever / DF dan demam berdarah dengue / DBD / dengue

haemorrhagic fever / DHF, adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue

dengan manifestasi klinis demam, nyeri otot, dan atau nyeri sendi yang disertai penurunan

dari sel darah putih, adanya bercak kemerahan  di kulit, pembesaran kelenjar getah bening,

penurunan jumlah trombosit dan kondisi terberat adalah perdarahan dari hampir seluruh

jaringan tubuh. 

Page 10: Anmal Fakhri Skenario B Kelompok 1 Blok 26 DENGUE SHOCK SYNDROME

Pemeriksaan rutin dapat dilakukan berupa pemeriksaan  laboratorium dengan

pemeriksaan : haemoglobin, haematokrit, leukosit, dan trombosit. Pemeriksaan antibodi

yang lebih spesifik adalah IgG dan IgM dengue. 

a. Trombosit : umumnya terdapat penurunan pada hari ke 3 – 8. Angka trombosit

kurang dari 100.000 merupakan indikasi untuk perawatan.

b. Hematokrit : kebocoran plasma menyebabkan pengentalan dari darah, ditentukan

dengan peningkatan kadar hematokrit yaitu > 20% yang biasanya terjadi pada hari

ke c.       Faktor pembekuan darah (PT, aPTT) :  akan meningkat apabila di curigai

sudah terjadi fase perdarahan. 

c. Ureum/kreatinin : merupakan pemeriksaan fungsi ginjal, dapat terjadi peningkatan

akibat perdarahan yang hebat tanpa terapi yang adekuat. 

d. Elektrolit : melihat kekurangan cairan dalam tubuh akibat demam yang

berkepanjangan dan asupan cairan yang kurang.

e. Golongan darah : apabila diperlukan tambahan darah akibat pendarahan yang cukup

banyak.

f. IgM : terdeteik setelah hari ke 3 – 5, meningkat sampai minggu ke-3 dan

menghilang setelah hari ke 60-90. 

g. IgG : pada infeksi primer terdeteksi pada hari ke 14, sedangkan infeksi sekunder

terdeteksi pada hari ke 2.

Agent penyakit DBD Ciri – ciri nyamuk penyebar penyakit yaitu:

a. Warna hitam dan bercak putih pada badan dan kaki

b. Hidup dan berkembang biak didalam rumah dan sekitarnya (bak mandi, tempayan,

drum, kaleng, ban bekas, pot tanaman air dll).

c. Hinggap pada pakaian yang bergantung, kelambu dan ditempat yang gelap dan

lembab

d. Menggigit disiang hari

e. Kemamapuan terbang kira – kira 100 meter

2.  ETIOLOGI DAN SIFAT PENYAKIT DBD

DBD disebabkan oleh Gigitan nyamuk Aedes aegypti yang membawa virus dengue

(sejenis arbovirus), yang  merupakan virus dari genus Flavivirus, yang memiliki

Page 11: Anmal Fakhri Skenario B Kelompok 1 Blok 26 DENGUE SHOCK SYNDROME

beberapa jenis yaitu DEN-1 sampai DEN-4, dan di Indonesia palng banyak adalah virus

DEN-3. Infeksi virus dengue ini dapat terjadi reaksi silang dengan virus lain seperti

virus yellow fever, japanese enchepalitis dan west nile virus, yang akan memperberat

gejala dari infeksi virus ini sendiri. 

Etiologi Penyakit DBD :

a. Virus dengue

Virus dengue yang menjadi penyebab penyakit ini termasuk ke dalam Arbovirus

(Arthropodborn virus) group B, tetapi dari empat tipe yaitu virus dengue tipe

1,2,3 dan 4. Keempat tipe virus dengue tersebut terdapat di Indonesia dan dapat

dibedakan satu dari yang lainnya secara serologis.

b. Vektor

Virus dengue serotipe 1, 2, 3, dan 4 yang ditularkan melalui vektor yaitu nyamuk

aedes aegypti, nyamuk aedes alboptictus, aedes polynesiensis dan beberapa

spesies lain merupakan vektor yang kurang berperan.

Nyamuk Aedes berkembang biak pada genangan Air bersih yang terdapat bejana

– bejana yang terdapat di dalam rumah (Aedes Aegypti) maupun yang terdapat di

luar rumah di lubang – lubang pohon di dalam potongan bambu, dilipatan daun

dan genangan air bersih alami lainnya ( Aedes Albopictus). Nyamuk betina lebih

menyukai menghisap darah korbannya pada siang hari terutama pada waktu pagi

hari dan senja hari.

c. Host

Jika seseorang mendapat infeksi dengue untuk pertama kalinya maka ia akan

mendapatkan imunisasi yang spesifik tetapi tidak sempurna, sehingga ia masih

mungkin untuk terinfeksi virus dengue yang sama tipenya maupun virus dengue

tipe lainnya. Dengue Haemoragic Fever (DHF) akan terjadi jika seseorang yang

pernah mendapatkan infeksi virus dengue tipe tertentu mendapatkan infeksi

ulangan untuk kedua kalinya atau lebih dan dapat pula terjadi pada bayi yang

mendapat infeksi virus dengue untuk pertama kalinya jika ia telah mendapat

imunitas terhadap dengue dari ibunya melalui plasenta.

    3.  MASA INKUBASI /MASA PENULARAN

a. Masa Inkubasi

Page 12: Anmal Fakhri Skenario B Kelompok 1 Blok 26 DENGUE SHOCK SYNDROME

Masa inkubasi selama 3 - 15 hari sejak seseorang terserang virus dengue, Selanjutnya

penderita akan menampakkan berbagai tanda dan gejala demam berdarah  sebagai

berikut:

Demam tinggi yang mendadak 2 – 7 hari ( 38 – 40 derajat Celsius ).

Pada pemeriksaan uji tomiquet, tampak adanya jentik (pupura) perdarah.

Adanya perdarahan dikelopak mata bagian dalam (konjungtiva), mimisan

(Epitaksis), buang air besar dengan kotoran (Peaces) berupa lender bercampur

darah (melena) dan lain – lainnya.

Terjadi pembesaran hati (Hepatomegali).

Tekanan darah menurun sehingga menyebabkan syok.

Pada pemeriksaan laboratorium (darah) hari 3 – 7 terjadi penurunan trombosit

dibawah 100.000/mm3 (Trombositopeni), terjadi peningkatan nilai hematokrit

diatas 20% dari nilai normal (Hemokonsentrasi).

Timbulnya beberapa gejala klinik yang menyertai seperti mual, muntah,

penurunan nafsu makan (Anoreksia), sakit perut, diare, menggigil, kejang dan

sakit kepala.

Mengalami pendarahan pada hidung (mimisan) dan gusi.

Demam yang dirasakan penderita menyebabkan keluhan pegal/sakit pada

persendian.

Munculnya bintik – bintik merah pada kulit akibat pecahnya pembuluh darah.

Rasa sakit pada persendian.

b. Masa Penularan ke Manusia

Orang yang terinfeksi DBD, yang masih dalam periode 3-7 hari setelah demam,

kemudian digigit oleh nyamuk Aedes betina, lalu nyamuk itu menyebarkan virus DBD

di dalam tubuhnya.

4.   FASE PENYAKIT DBD

a. Fase Demam Tinggi.

Terjadi pada hari 1 - 3. Ditandai dengan demam yang mendadak tinggi disertai sakit

kepala, badan terasa ngilu dan nyeri, mual. Seringkali disertai dengan bintik merah di

Page 13: Anmal Fakhri Skenario B Kelompok 1 Blok 26 DENGUE SHOCK SYNDROME

kulit yang tidak hilang saat kulit diregangkan. Tanda ini adalah tanda umum yang

mudah diketahui oleh orang-orang yang awam dalam bisang kesehatan.

b. Fase Kritis.

Fase ini terjadi pada hari ke 4-5. Fase ini ditandai dengan demam yang mulai menurun

disertai dengan penurunan kadar trombosit dalam darah dan fase ini seringkali

mengecohkan karena seolah-olah demamnya turun dan penyakitnya sembuh. namun

inilah yang disebut fase kritis dan kemungkinan terjadinya "dengue Shock Sindrome".

Pada fase ini dapat terjadi pendarahan hidung, mulut, kulit pucat dan dingin, serta

terjadi penurunan kesadaran.

c. Fase Penyembuhan.

Fase ini terjadi pada hari ke 6-7. Dalam fase ini keadaan umum dari penderita mulai

membaik. Pada fase ini sebaiknya penderita diberikan gizi yang baik untuk

meningkatkan keadaannya serta juga meningkat kadar daripada trombositnya

    5. DISTRIBUSI KEJADIAN PENYAKIT

a. Distribusi Penyakit DBD Menurut Orang

DBD dapat diderita oleh semua golongan umur, walaupun saat ini DBD lebih  banyak

pada anak-anak, tetapi dalam dekade terakhir ini DBD terlihat kecenderungan  kenaikan

proporsi pada kelompok dewasa, karena pada kelompok umur ini  mempunyai mobilitas

yang tinggi dan sejalan dengan perkembangan transportasi  yang lancar, sehingga

memungkinkan untuk tertularnya virus dengue lebih besar, dan  juga karena adanya

infeksi virus dengue jenis baru yaitu DEN 1, DEN 2, DEN 3 dan  DEN 4  yang

sebelumya belum pernah ada pada suatu daerah.

Pada awal terjadinya wabah di suatu negara, distribusi umur memperlihatkan  jumlah

penderita terbanyak dari golongan anak berumur kurang dari 15 tahun         (86-95%).

Namun pada wabah-wabah selanjutnya jumlah penderita yang digolongkan  dalam usia

dewasa muda meningkat. Di  Indonesia penderita DBD terbanyak pada  golongan anak

berumur 5-11 tahun, proporsi penderita yang berumur lebih dari 15  tahun meningkat

sejak tahun 1984.

b. Distribusi Penyakit DBD Menurut Tempat

Page 14: Anmal Fakhri Skenario B Kelompok 1 Blok 26 DENGUE SHOCK SYNDROME

Penyakit DBD dapat menyebar pada semua tempat kecuali tempat-tempat  dengan

ketinggian 1000 meter dari permukaan laut karena pada tempat yang tinggi  dengan

suhu yang rendah  perkembangbiakan Aedes aegypti tidak sempurna. Dalam kurun

waktu 30 tahun sejak ditemukan virus dengue di Surabaya dan  Jakarta tahun 1968

angka kejadian sakit infeksi virus dengue meningkat  dari         0,05 per 100.000

penduduk menjadi 35,19 per 100.000 penduduk tahun 1998. Sampai  saat ini DBD telah

ditemukan diseluruh propinsi di Indonesia.

Meningkatnya kasus serta bertambahnya wilayah yang terjangkit disebabkan  karena

semakin baiknya sarana transportasi penduduk, adanya pemukiman baru, dan

terdapatnya vektor nyamuk hampir di seluruh pelosok tanah air serta adanya empat  tipe

virus yang menyebar sepanjang tahun.

c. Distribusi Penyakit DBD Menurut Waktu

Pola berjangkitnya infeksi virus  dengue dipengaruhi oleh iklim dan  kelembaban udara.

Pada suhu yang panas (28-32 ) derajad celcius , dengan kelembaban yang tinggi,

nyamuk  Aedes aegypti  akan tetap bertahan hidup untuk jangka waktu lama. Di

Indonesia karena suhu udara dan kelembaban tidak sama di setiap tempat maka  pola

terjadinya penyakit agak berbeda untuk setiap tempat. Di pulau Jawa pada  umumnya

infeksi virus dengue terjadi mulai awal Januari, meningkat terus sehingga  kasus

terbanyak terdapat pada sekitar bulan April-Mei setiap tahun.

    6. RESERVOIR

Penyakit DBD ditularkan oleh vektor (inang penular) nyamuk aedes aegypti. Untuk

mematangkan telur-telurnya nyamuk betina akan menghisap darah manusia secara

berulang-ulang atau berganti ke manusia lain sampai yang dibutuhkannya tercukupi.

     7. CARA PENULARAN

Demam berdarah  dengue tidak menular melalui kontak manusia dengan  manusia.

Virus  dengue sebagai penyebab demam berdarah hanya dapat ditularkan  melalui

nyamuk. Oleh karena itu, penyakit ini termasuk kedalam kelompok  arthropod borne

diseases. Virus dengue berukuran 35-45 nm. Virus ini dapat terus  tumbuh dan

berkembang dalam tubuh manusia dan nyamuk.

Page 15: Anmal Fakhri Skenario B Kelompok 1 Blok 26 DENGUE SHOCK SYNDROME

Terdapat tiga faktor yang memegang  peran pada penularan infeksi dengue,  yaitu

manusia, virus, dan vektor perantara.

a. Virus dengue masuk ke dalam tubuh  nyamuk pada saat  menggigit manusia yang

sedang mengalami viremia.

b. Kemudian  virus dengue ditularkan kepada manusia melalui gigitan nyamuk Aedes

aegypti dan Aedes albopictus yang infeksius.

c. Seseorang yang di dalam darahnya memiliki virus dengue (infektif)  merupakan

sumber penular DBD. Virus dengue berada dalam darah  selama 4-7 hari  mulai 1-2

hari sebelum demam (masa inkubasi instrinsik).

d. Bila penderita DBD digigit  nyamuk penular, maka virus dalam darah akan ikut

terhisap masuk ke dalam lambung  nyamuk. Selanjutnya virus akan berkembangbiak

dan menyebar ke seluruh bagian  tubuh nyamuk, dan juga dalam kelenjar  saliva.

e. Kira-kira satu minggu setelah  menghisap darah penderita (masa inkubasi

ekstrinsik), nyamuk tersebut siap untuk  menularkan kepada orang lain. Virus ini

akan tetap berada dalam tubuh nyamuk  sepanjang hidupnya. Oleh karena itu

nyamuk  Aedes aegypti  yang telah menghisap  virus dengue menjadi penular

(infektif) sepanjang hidupnya.

f. Penularan ini terjadi karena setiap kali nyamuk menggigit (menusuk),  sebelum

menghisap darah akan mengeluarkan air liur melalui saluran alat tusuknya 

(probosis), agar darah yang dihisap tidak membeku. Bersama air liur inilah virus 

dengue dipindahkan dari nyamuk ke orang lain.

Hanya nyamuk  Aedes aegypti betina yang dapat  menularkan virus dengue. Nyamuk

betina sangat menyukai darah manusia (anthropophilic)  dari pada  darah binatang.

Page 16: Anmal Fakhri Skenario B Kelompok 1 Blok 26 DENGUE SHOCK SYNDROME

Kebiasaan menghisap darah terutama pada pagi hari jam 08.00-10.00  dan sore hari jam

16.00-18.00. Nyamuk  betina mempunyai kebiasaan menghisap  darah berpindah-

pindah berkali-kali dari satu individu ke individu lain (multiple  biter).  Hal ini

disebabkan karena pada siang hari manusia yang menjadi sumber  makanan darah

utamanya dalam keadaan aktif bekerja/bergerak sehingga nyamuk  tidak bisa menghisap

darah dengan tenang sampai kenyang pada satu individu.  Keadaan inilah yang

menyebabkan penularan penyakit DBD menjadi lebih mudah  terjadi.

    8. KERENTANAN DAN KEKEBALAN

Kerentanan :

Tingkat kerawanan wilayah terhadap perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti dan 

Aedes albopictus didapatkan dari hasil analisis data yang merupakan variabel  penentu,

seperti pola permukiman, kepadatan permukiman, vegetasi, curah hujan, saluran  air

hujan, tempat pembuangan sampah, dan kepadatan penduduk. Daerah dengan kondisi

agak rentan terhadap perkembangbiakan nyamuk Aedes  aegypti dan  Aedes albopictus

merupakan daerah yang kualitas lingkungannya relatif  sedang. Pemutusan rantai

perkembangbiakan nyamuk  Aedes aegypti dan  Aedes  albopictus dengan cara fogging

atau pengasapan dan program 3M (Menguras, Menutup, Menimbun) merupakan

tindakan prefentif untuk menangkal terjadinya wabah DBD.   Daerah yang rentan dan

sangat rentan terhadap perkembangbiakan nyamuk Aedes  aegypti dan  Aedes

albopictus merupakan daerah yang menjadi prioritas utama untuk  pencegahan wabah

penyakit DBD. Daerah yang rentan dan sangat rentan tersebut  biasanya mempunyai

kualitas lingkungan yang kurang baik, bahkan minim. Lingkungan  yang kurang baik

dan tidak memenuhi persyaratan kesehatan menjadi salah satu faktor  penyebab mudah

tersebar dan menularnya penyakit DBD. Oleh karena itu, perbaikan  kualitas

permukiman merupakan hal mutlak yang perlu dilakukan.

Kekebalan :

Pembentukan antibodi pada infeksi pertama oleh salah satu dari keempat jenis virus

dengue di atas akan menghasilkan kekebalan humoral silang (cross protection) yang

berlaku untuk keempat jenis virus dengue, sehingga infeksi kedua oleh jenis virus

Page 17: Anmal Fakhri Skenario B Kelompok 1 Blok 26 DENGUE SHOCK SYNDROME

dengue lainnya akan lebih ringan. Infeksi kedua oleh virus dengue dengan tipe yang

sama bahkan dapat menimbulkan kekebalan seluler (sel mediated immunity) yang dapat

bertahan seumur hidup. Sel darah putih menjadi sel pertahanan tubuh pertama untuk

menghadang infeksi. Jumlahnya bertambah jika infeksinya cukup berat. Namun, pada

demam berdarah, sel darah putih justru berkurang. Apalagi anak-anak cenderung

mengonsumsi makanan dan minuman yang tidak bergizi dan mengandung banyak gula,

sehingga mereka kekurangan vitamin A, C, B 12, asam folat, kalsium, fosfor, dan zat

besi. Padahal, zat-zat gizi itu berperan sangat penting dalam proses pertumbuhan sel

darah, terutama sel darah putih dan trombosit, dan pembekuan darah.

Pada anak berumur di bawah 12 tahun yang masih didominasi antibodi humoral,

serangan virus dengue merupakan Beban berat. Itu sebabnya, pertahanan badan harus

prima agar hal-hal yang mengganggu proses pertahanan badan, terutama pola makan

dan minum, jangan sampai menghambat pertumbuhan sel-sel darah.

   9.  CARA PENCEGAHAN DAN PENGAWASAN

Pencegahan:

Hingga kini, belum ada vaksin atau obat antivirus bagi penyakit ini. Tindakan paling

efektif untuk menekan epidemi demam berdarah adalah dengan mengontrol keberadaan

dan sedapat mungkin menghindari vektor nyamuk pembawa virus dengue. 

Pengendalian nyamuk tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa metode

yang tepat, yaitu:

a. Lingkungan

Pencegahan demam berdarah dilakukan dengan mengendalikan vektor nyamuk, antara

lain:

- menguras bak mandi/penampungan air sekurang-kurangnya sekali seminggu,

- mengganti/menguras vas bunga dan tempat minum burung seminggu sekali,

- menutup dengan rapat tempat penampungan air,

- mengubur kaleng-kaleng bekas, aki bekas dan ban bekas di sekitar rumah, dan

- perbaikan desain rumah.

b. Biologis

Page 18: Anmal Fakhri Skenario B Kelompok 1 Blok 26 DENGUE SHOCK SYNDROME

Secara biologis, vektor nyamuk pembawa virus dengue dapat dikontrol dengan

menggunakan ikan pemakan jentik dan bakteri. Pencegahan yang dilakukan

-      Pemberantasan Sarang Nyamuk dengan cara ; Menguras , menutup, mengubur

barang bekas yang dapat menjadi tempat perindukan nyamuk.

-      Fogging atau pengasapan

-      Abatisasi

c. Kimiawi

Pengasapan (fogging) dapat membunuh nyamuk dewasa, sedangkan pemberian bubuk

abate pada tempat-tempat penampungan air dapat membunuh jentik-jentik nyamuk.

Selain itu dapat juga digunakan larvasida.

- Menggunakan senyawa anti nyamuk yang mengandung DEET, pikaridin, atau

minyak lemon eucalyptus.

- Gunakan pakaian tertutup untuk dapat melindungi tubuh dari gigitan nyamuk bila

sedang beraktivitas di luar rumah. Selain itu, segeralah berobat bila muncul gejala-

gejala penyakit demam berdarah sebelum berkembang menjadi semakin parah

- Memutus daur hidup nyamuk dengan menggunakan ovitrap dan memelihara ikan

cupang atau ikan pemakan jentik dapat menggunakan serbuk ABATE, dengan

komposisi takaran 1 gram serbuk ABATE untuk 10 liter air.

Cara yang paling efektif dalam mencegah penyakit Demam Berdarah Dengue adalah

dengan mengkombinasikan cara-cara di atas, yang disebut dengan “3 M PLUS” yaitu

menutup, menguras, menimbun. Selain itu juga melakukan beberapa plus lainnya yang

sesuai dengan kondisi setempat.

Pengawasan :

Dalam hal pemeriksaan dan pemantauan oleh Jumantik dilaksanakan sekurang-

kurangnya 1 (satu) minggu sekali, dengan kegiatan sebagai berikut:

a. Memeriksa setiap tempat, media, atau wadah yang dapat menjadi tempat

perkembangbiakan nyamuk aedes aegypti dan aedes albopictus pada tatanan

masyarakat dan mencatat di kartu jentik.

b. Memberikan penyuluhan dan memotivasi masyarakat.

c. Melaporkan hasil pemeriksaan dan pemantauan kepada lurah.

Page 19: Anmal Fakhri Skenario B Kelompok 1 Blok 26 DENGUE SHOCK SYNDROME