anmal dan li skenario a blok 8

17
SKENARIO A I. Klarifikasi Istilah No Istilah Arti 1 Aerobic Suatu system latihan fisik yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi pemasukan oksigen kedalam jaringan tubuh. 2 Lemak Jaringan adipose membentuk bantalan lunak diantara organ berperan dalam menghaluskan dan membulatkan kontur tubuh, serta menyediakan cadangan energy. 3 Protein Setiap kelompok senyawa organic kompleks yang mengandung karbon, hydrogen, oksigen, dan sulfur. 4 Slimming Tea Bahan bakunya adalah teh yang dapat menurunkan berat badan. 5 Body Weight - 6 Common Cold Influenza ; gangguan berlendir pada saluran napas bagian atas yang dapat disebabkan oleh virus, infeksi campuran atau reaksi alergi dan ditandai degan hidung berlendir, peningkatan temperature badan yang kecil, perasaan menggigil dan rasa kurang enak badan. 7 Tired Kekurangan tenaga atau perasaan kehilangan semangat. 8 Obese Peningkatan berat badan melampaui batas kebutuhan fisik dan skeletal akibat penimbunan lemak tubuh yang berlebih. 10 MCV Mean Corpuscular Volume, adalah ukuran rata- rata sel darah merah (80-100 fentoliter) 11 MCH Mean Corpuscular Hb, kandungan Hb eritrosit rata-rata. 12 Ureum Produk sisa metabolisme protein yang menandakan bahwa fungsi ginjal masih normal. 13 Creatinine Suatu anhidrida keratin, hasil akhir

Upload: nissashibly

Post on 16-Jan-2016

30 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

dkabcsbd

TRANSCRIPT

Page 1: Anmal Dan LI Skenario a Blok 8

SKENARIO A

I. Klarifikasi Istilah

No Istilah Arti

1 Aerobic Suatu system latihan fisik yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi pemasukan oksigen kedalam jaringan tubuh.

2 Lemak Jaringan adipose membentuk bantalan lunak diantara organ berperan dalam menghaluskan dan membulatkan kontur tubuh, serta menyediakan cadangan energy.

3 Protein Setiap kelompok senyawa organic kompleks yang mengandung karbon, hydrogen, oksigen, dan sulfur.

4 Slimming Tea Bahan bakunya adalah teh yang dapat menurunkan berat badan.

5 Body Weight -

6 Common Cold Influenza ; gangguan berlendir pada saluran napas bagian atas yang dapat disebabkan oleh virus, infeksi campuran atau reaksi alergi dan ditandai degan hidung berlendir, peningkatan temperature badan yang kecil, perasaan menggigil dan rasa kurang enak badan.

7 Tired Kekurangan tenaga atau perasaan kehilangan semangat.

8 Obese Peningkatan berat badan melampaui batas kebutuhan fisik dan skeletal akibat penimbunan lemak tubuh yang berlebih.

10 MCV Mean Corpuscular Volume, adalah ukuran rata-rata sel darah merah (80-100 fentoliter)

11 MCH Mean Corpuscular Hb, kandungan Hb eritrosit rata-rata.

12 Ureum Produk sisa metabolisme protein yang menandakan bahwa fungsi ginjal masih normal.

13 Creatinine Suatu anhidrida keratin, hasil akhir metabolism fosfokreatine dipakai sebagai indikator diagnostik fungsi ginjal dan massa otot.

14 Uric Acid Produk akhir katabolisme urin pada primata, meningkatkan kadar asam urat dikaitkan dengan gout dan nefrolitiasis.

15 BSN Gula Darah Puasa

16 HbA1c Mengarah terglikasi Hb (A1c), yang digunakan untuk mengindentifikasi rata-rata konsentrasi plasma glukosa.

17 HDL High Density Lipoprotein, kelas lipoprotein plasma yang mempercepat transport kolesterol dari jaringan ekstra hepatic ke hati untuk dieksresikan dalam empedu.

Page 2: Anmal Dan LI Skenario a Blok 8

18 LDL Low Density Lipoprotein, kelas lipoprotein plasma yang mengangkut kolesterol ke jaringan ekstra hepatic.

19 Kolesterol Sterol pada eukariotik yang pada hewan tingkat tinggi merupakan precursor asam empedu dari hormone steroid, serta merupakan unsur utama membrane sel.

20 Trigliserida Senyawa yang terdiri dari tiga molekul asam lemak yang teresterifikasi menjadi gliserol.

21 Hypochrome

mycrocyter

anemia

Anemia yang ditandai dengan penurunan Hb sel darah merah yang tidak proposional dan peningkatan daerah yang pucat pada bagian tengah sel darah merah. | Tipe anemia yang dikarateristikan oleh kecilnya volume sel darah merah.

22 Hypopotasium Kadar kalium yang abnormal rendah dalam darah, dapat menyebabkan gangguan neuromuscular dan ginjal.

23 Hyponatremia Defisiensi atau kekurangan kadar natrium dalam darah.

III. Analisis Masalah

1. Miss. A 36 years old. Her BW is 85 kg and height is 165 cm.2. Since a month a go, she always exercises (aerobic, running & swimming) around 2

hours (one hour in the morning and one hour in evening), and she does not eat fat and protein, she only eat fruits and vegetables and a little rice.a) 6,1Apa dampak olahraga pada kasus ini?

Dampak dari pelatihan fisik yang berlebihan adalah adanya ketidakseimbangan antara pelatihan fisik dengan waktu pemulihan. Pelatihan fisik yang berlebihan dapat berefek buruk pada kondisi homeostasis dalam tubuh, yang akhirnya berpengaruh juga terhadap sistem kerja organ tubuh.

Efek dan banyaknya penggunaan kalori dengan olahraga lari & berenang 2 jam- AKTIFITAS Kkal/mnt- Duduk sambil istirahat 0,7-2,0- Berjalan 2,0-0,6- Lari cepat 15 atau lebih

- Lari jarak jauh/Maraton 10 atau lebih

- Balap sepeda 10 atau lebih

Jadi kalau olahraga aerobik 2 jam sehari kalori yang digunakan : 10 x 120 = 1200 kal

Catatan buat anmal obes : - Komplikasi obesitas dan sindroma metabolik DM, Atherosclerosis dan serangan jantung.

Diperburuk miss A sudah prahipertensi- Gangguan menstruasi dengan penurunan berat badan yang drastis kadar kolesterol rendah

menyebabkan gangguan menstruasi (cholesterol adalah precursor hormon estrogen & progesteron untuk wanita dan untuk laki : androgen)

- Idealnya penurunan BB seminggu 0,5-1 kg/minggu

Page 3: Anmal Dan LI Skenario a Blok 8

- Sebaiknya penurunan asupan kalori sekitar 500-1000 kalori perhari secara bertahap dan minimal asupan kalori sehari 1200 kalori

- Bila 500 x 7 = 3500 : 9 = 389 g. Lemak akan hilang perminggu bila olahraga erobik

- Bila 1200 x 7 = 8400 : 9 = 933 g. Lemak akan hilang perminggu bila olahraga aerobik

- Idealnya olahraga sekitar ½- 1 jam perhari dan sebaiknya dipagi hari atau selama masih ada matahari, dan jangan olahraga setelah matahari terbenam

Miss A : mengalami anemia hypocrome microcyter, kemungkinan kekurangan zat besi, sehingga perlu memeriksa ferritin, TIBC.

b) 11,6Apa dampak tidak mengonsumsi lemak dan protein?Tidak mengkonsumsi lemak menyebabkan sulit berkonsentrasi, serng merasa lelah, daya ingat lemah, dan melemahnya fungsi otakTidak mengkonsumsi protein menyebabkan kurangnya pertumbuhan daya tahan berkurarng, kerusakan pada liver, dan marasmurTerkait dengan skenario bahwa dia sering mengalami lelah ata lemah.

3. She also drinks slimming tea everday 2-3 cups, her BW decreases 10 kg a months (formerly her BW = 95kg). Now she always feels tired and always suffers from common cold.a) 6,1Bagaimana penurunan berat badan normal dengan mengonsumsi slimming tea?

1. Penurunan lemak tubuh untuk mencapai berat badan diantara 20% Berat badan ideal 2. Jangan Turunkan BB dengan drastis. (Maksimal 0.5-1 kg/mg) 3.Buatlah kebiasaan makan yang lebih sehat. (Tinggi serat, rendah kalori, rendah lemak dan gula) 4. Cegah kehilangan otot selama penurunan berat badan. 5.Modifikasi Prilaku & Olahraga teratur 6. Pertahankan penurunan berat badan 7. Bila tidak berhasil gunakan Obat

a. Sibutramin (Reductil)- Sudah ditarik tahun 2010 b. Orlystatc. Penggunaan Teh ( diuretika & stimulansia)

Setelah mengkonsumsi slimming tea, berat badan memang dapat menurun secara drastis. Banyak orang yang telah membuktikannya. Wanita yang baru saja melahirkan adalah konsumen terbanyak yang mengkonsumsi pelangsing ini. Dengan mengkonsumsi slimming tea berat badan dapat menurun dalam waktu singkat. Tetapi dibalik semua itu ada efek samping yang berbahaya yang menyerang kesehatan. Beberapa diantaranya yaitu:

1. Dalam jangka pendek

Efek samping slimming tea dalam jangka pendek diantaranya yaitu timbulnya rasa mual, diare, muntah. Efek samping ini akan berlangsung selama berhari-hari.

2. Kronis

Jika dikonsumsi dalam waktu yang cukup lama, slimming tea akan mengakibatkan kerusakan usus. Hal ini dapat memerlukan tindakan operasi untuk membuang usus yang rusak tersebut.

3. Semakin Parah

Page 4: Anmal Dan LI Skenario a Blok 8

Jika efek samping yang diberikan tidak ditangani dengan benar dan masih mengkonsumsi pelangsing tubuh ini, maka efek samping yang ditimbulkan akan semakin parah. Beberapa efek samping slimming tea dalam kondisi parah diantaranya yaitu pingsan berkelanjutan, detak jantung tidak teratur, dehidrasi dan dapat menyebabkan kematian.

Efek samping yang diberikan jika Anda mengkonsumsi obat pelangsing ini tentu saja tidak akan langsung Anda rasakan. Tetapi pada dasarnya tergantung dari hormon dan sistem imun seseorang.

- Pengaruh minum slimming Tea tiap hariteh bersifat diuretik, sehingga menyebabkan Hiponatremia & Hipokalemia, yang lebih banyak cairan bukan pembakaran/ mengheluarkan lemak tubuh. Akibatnya ginjal akan kerja keras dan jangka panjang bisa menyebabkan Gagal ginjal atau Batu ginjal

- Slimming tea menghambat penyerangan zat besi dan B1 (Tiamin) anemia

- Thiamin sebegai ko factor dari enzim transketolase pada HMP shunt, jadi bila tidak ada atau sangat urang sehingga akan memperngaruhi pembentukan Ribosa & NADH

Kopi mengandung Caffein (1,3,7-trimetil Xantin) Coklat mengandung Teobromin (3,7-dimetil xantin) Teh mengandung Teofilin (1,3-dimetil xantin) Teofilin juga dipakai sebagai obat untuk pengobatan asthma

- Jadi slimming tea karena mengandung Theophylin maka bersifat Stimulasia, jadi pada orang tertentu sulit tidur dan gelisah serta jantung berdebar-debar dan tekanan darah meningkat.

4. Both of her parents are obese.a) 11,6Bagaimana metabolism tubuh pada orang yang obesitas?

Obesitas dalam tubuh seseorang terjadi karena adanya kelebihan energi yang

disimpan dalam bentuk jaringan lemak.Gangguan keseimbangan energi ini dapat

disebabkan oleh faktor eksogen (obesitas primer) sebagai akibat nutrisional

(90%) dan faktor endogen (obesitas sekunder) akibat adanya kelainan hormonal,

sindrom atau defek genetik (meliputi 10%). Pengaturan keseimbangan energi

diperankan oleh hipotalamus melalui 3 proses fisiologis, yaitu: pengendalian rasa

lapar dan kenyang, mempengaruhi laju pengeluaran energi, dan regulasi sekresi

hormon.

Proses dalam pengaturan penyimpanan energi ini terjadi melalui sinyal-sinyal

eferen (yang berpusat di hipotalamus) setelah mendapatkan sinyal aferen dari

perifer (jaringan adipose, usus dan jaringan otot). Sinyal-sinyal tersebut bersifat

anabolik (meningkatkan rasa lapar serta menurunkan pengeluaran energi) dan

dapat pula bersifat katabolik (anoreksia, meningkatkan pengeluaran energi) dan

dibagi menjadi 2 kategori, yaitu sinyal pendek dan sinyal panjang.Sinyal pendek

mempengaruhi porsi makan dan waktu makan, serta berhubungan dengan faktor

distensi lambung dan peptida gastrointestinal, yang diperankan oleh

Page 5: Anmal Dan LI Skenario a Blok 8

kolesistokinin (CCK) sebagai stimulator dalam peningkatan rasa lapar.Sinyal

panjang diperankan oleh fat-derived hormon leptin dan insulin yang mengatur

penyimpanan dan keseimbangan energi.

5. The Result of Physical exams: BP : 140/90 mmHg ; RR = 26 x/minute. Pulse Rate: 100 x/minute.

6. The Result : Hb: 9,7 g/dl, MCV = 75 fl MCH = 26 pg ;Ureum : 50 mg/dl, Creatinine 1,1 mg/dl ; Uric acid : 5 mg/dLBSN : 80 mg/dl, HbA1c : 5 %Total Kolesterol: 80 Mg/dl, HDL: 60 mg/dl, LDL : 60 mg/dl, Trigliserida : 90 mg/dLNa(Sodium) : 115 mEq/L, K(Potassium) : 2 mEq/La) 6,1Bagaimana interpretasi BSN dan HbA1c?

Ket : dampak,kadar normal, hubungan

NILAI NORMAL RUJUKAN Laboraturium RSMHNilai Hb Normal perempuan : 11.7 – 15.5 g/dl ; MCH = 28 – 32pg : MCV = 85-95 flNilai normal BSN : 70-110 mg/dl HbA1c : <6.5%Ureum/urea : 16.6 – 48.5 mg/dL ; Kreatinine ; 0.5 – 0.9 mg/dL ; asam urat <5.7mg/dLCholesterol : <200 mg/dL ; LDL ; < 100 mg/dL HDL : >65 mg/dL; Trigliserida: <150 mg/dLN natrium : 136-155 mEq/L. Nilai kritis < 120 atay > 160 mEq/LKalium : 3.6 – 5.5 mEq/L. Nilai kritis <2.5 atay >6 mEq/L

- Hba1c% Berat Glukosa Darah (mg/dL) interpretasi glukosa plasma rata2

- 4 61 65

- 5 92 100

- 6 124 135

- 7 156 170

- 8 188 205

- 9 219 240

- 10 251 275

- 11 283 310

- 12 314 345rentang non diabetes

Target untuk mengendalikan diabetes Tindakan yang disarankan menurut pedoman ADA

7. The doctor diagnose Miss A with hypochrome mycrocyter anemia with hypotasium and hyponatremia ec drastically reducing body weight.

a) 11,6Bagaimana patofisiologi hypochrome mycrocyter anemia?1. Anemia defisiensi besi terjadi dalam 3 tahap

a. Tahap perelaten, dimana yang terjadi penurunan hanya kadar feritin (simpanan besi)

b. Tahap laten, dimana feritin dan saturasi transferin turun (terapi Hb masih normal)c. Tahap def. besi, dimana feritin, saturasi transferin dan Hb turun (eritrosit menjadi

mikrositik hipokrom)

Page 6: Anmal Dan LI Skenario a Blok 8

2. Anemia pada penyakit kronis Anemia ini biasanya bersifat sekunder, dalam arti ada penyakit primer

yangmendasarinya. Perbedaan anemia ini dengananemia defisiensi besi tampak padda feritin yang tinggi dan TIBC yang rendah

3. Anemia sideroblastik

Terjadi karena adanya gangguan pada rantai protoporifin. Menyebabkan besi yang ada di sumsum tulang meningkat sehingga besi masuk ke dalam eritrosit yang baru terbentuk dan menumpuk pada mitokondria perinukleus.

4. Thalasemia Terjadi karena gangguan pada rantai globin. Thalasemia dapat terjadi karena

sintesis Hb yang abnormal dan juga karena berkurangnya kecepatan sintesis rantai alfa atau beta yang normal

b) 6,1Bagaimana tatalaksana hypochrome mycrocyter anemia?1. Anemia defisiensi besi

a. Terapi besi oral

Berhasilnya terapi anemia defesiensi besi dengan preparat besi oral akan mengakibatkan

retikulositosis yang cepat dalam waktu kira-kira satu minggu, peningkatan kadar hemoglobin

yang berarti dalam 2-4 minggu, dan perbaikan anemia yang sempurna dalam 1-3 bulan. Terapi

harus dilanjutkan selama 3-6 bulan untuk mengisi kembali cadangan besi tubuh.

b. Terapi besi parenteral

Biasa digunakan untuk pasien yang tidak bisa mentoleransi penggunaan besi oral. Besi-

sorbitol-sitrat diberikan secara injeksi intramuskular. Ferri hidroksida-sukrosa diberikan secara

injeksi intramuskular. Ferri hidroksida-sukrosa dberikan secara injeksi intravena lambat atau

infus.

c. Pengobatan lain

Diet, diberikan makanan bergizi tinggi protein terutama yang berasal dari protein dari protein

hewani. Vitamin C diberikan 3 x 100mg/hari untuk meningkatkan absorbsi besi. Transfusi

darah, pada anemia def. besi dan sideroblastik jarang dilakukan (untuk menghindari

penumpukan besi pada eritrosit)

2. Anemia pada penyakit kronik. Tidak ada pengobatan khusus yang mengobati penyakit ini,

sehingga pengobatan ditunjukan untuk penyakit yang mendasarinya. Jika anemia menjadi berat,

dapat dilakukan transfusi darah pemberian eritropoitein.

3. Anemia sideroblastik. Penatalaksanaan anemia ini dapat dilakukan dengan veneseksi dan

pemberian vit B6 (pyriodoxal fosfat). Setiap unti darah yang hilang pada veneseksi mengandung

2001250 mg besi.

4. Thalasemia. Transfusi darah dapat dilakukan untuk mempertahankan kadar Hb >10 g/dL. Tetapi

transfusi darah yang berulang kadang mengakibatkan penimbunan besi, sehingga perlu dilakukan

terapi kelasi besi.

Page 7: Anmal Dan LI Skenario a Blok 8

NAMA : NICHO SAPUTRA NUGRAHA KELAS : ALPHA 2014 NIM : 04011181419045

METABOLISME LIPOPROTEIN

Lipoprotein

Cluster lipid terkait dengan protein yang berfungsi sebagai alat transportasi untuk lipid dalam

darah dan getah bening. Lipoprotein terbagi atas :

Chylomicrons

VLDL – Very low density lipoprotein

IDL – Intermediate density lipoprotein

LDL – Low density lipoprotein

HDL – High density lipoprotein

Lipoprotein Dibedakan oleh ukuran dan kepadatan masing-masing berisi berbagai jenis dan

jumlah lemak dan protein. Semakin banyak lemak, semakin rendah kerapatan. Semakin banyak

protein, semakin tinggi densitas .

Lipids (%) in Plasma Lipoproteins

Page 8: Anmal Dan LI Skenario a Blok 8

Metabolisme lipoprotein dapat dibagi atas tiga jalur yaitu jalur metabolisme eksogen, jalur

metabolisme endogen, dan jalur reverse cholesterol transport. Kedua jalur pertama berhubungan

dengan metabolisme kolesterol-LDL dan trigliserid, sedang jalur reverse cholesterol transport khusus

mengenai metabolisme kolesterol-HDL.

Jalur Metabolisme Eksogen

Makanan berlemak yang kita makan terdiri atas trigliserid dan kolesterol. Selain kolesterol

yang berasal dari makanan, dalam usus juga terdapat kolesterol dari hati yang diekskresikan bersama

empedu ke usus halus. Baik lemak di usus halus yang berasal dari makanan maupun yang berasal dari

hati disebut lemak eksogen.

Jalur Metabolisme Endogen

Trigliserid dan kolesterol yang disintesis di hati dan disekresi ke dalam sirkulasi sebagai

lipoprotein VLDL. Apolipoprotein yang terkandung dalam VLDL adalah apolipoprotein B100. Dalam

sirkulasi, trigliserid dalam VLDL akan mengalami hidrolisis oleh enzim lipoprotein lipase (LPL), dan

VLDL berubah menjadi IDL yang juga akan mengalami hidrolisis dan berubah menjadi LDL.

Sebagian dari VLDL, IDL, dan LDL akan mengangkut kolesterol ester kembali ke hati. LDL adalah

lipoprotein yang paling banyak mengandung kolesterol. Sebagian dari kolesterol dalam LDL akan

dibawa ke hati dan jaringan steroidogenik lainnya seperti kelenjar adrenal, testis, dan ovarium yang

mempunyai reseptor untuk kolesterol-LDL. Sebagian lagi dari kolesterol-LDL akan mengalami

oksidasi dan ditangkap oleh reseptor scavenger-A (SRA) di makrofag dan akan menjadi sel busa

(foam cell). Makin banyak kadar kolesterol-LDL dalam plasma makin banyak yang akan mengalami

oksidasi dan ditangkap oleh sel makrofag. Jumlah kolesterol yang akan teroksidasi tergantung dari

kadar kolesterol yang terkandung di LDL.

Beberapa keadaan mempengaruhi tingkat okdidasi seperti :

• Meningkatnya jumlah LDL kecil padat (small dense LDL) seperti pada sindrom metabolik dan

diabetes melitus.

• Kadar kolesterol-HDL, makin tinggi kadar kolesterol –HDL akan bersifat protektif terhadap oksidasi

LDL.

Jalur Reverse Cholester

Transport Suatu proses yang membawa kolesterol dari jaringan kembali ke hepar. HDL

merupakan lipoprotein yang berperan pada jalur ini.

Dapus

IT Biochemistry Lipoprotein & Dyslipidemia dr. LIN

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21914/4/Chapter%20II.pdf

Page 9: Anmal Dan LI Skenario a Blok 8

Anemia Mikrositik Hipokrom Dengan Hiponatremia dan Hipokalemia

Anemia dengan ukuran eritrosit yang lebih kecil dari normal dan mengandung konsentrasi

hemoglobin yang kurang dari normal. (Indeks eritrosit : MCV < 73 fl, MCH < 23 pg, MCHC 26 - 35

%). Penyebab anemia mikrositik hipokrom:

1) Berkurangnya zat besi: Anemia Defisiensi Besi.

2) Berkurangnya sintesis globin: Thalasemia dan Hemoglobinopati.

3) Berkurangnya sintesis heme: Anemia Sideroblastik.

PATOFISIOLOGI ANEMIA MIKROSITIK HIPOKROM

1. Anemia defisiensi besi terjadi dalam 3 tahap

a. Tahap perelaten, dimana yang terjadi penurunan hanya kadar feritin (simpanan besi)

b. Tahap laten, dimana feritin dan saturasi transferin turun (terapi Hb masih normal)

c. Tahap def. besi, dimana feritin, saturasi transferin dan Hb turun (eritrosit menjadi mikrositik

hipokrom)

2. Anemia pada penyakit kronis

Anemia ini biasanya bersifat sekunder, dalam arti ada penyakit primer yangmendasarinya.

Perbedaan anemia ini dengananemia defisiensi besi tampak padda feritin yang tinggi dan TIBC yang

rendah.

3. Anemia sideroblastik

Terjadi karena adanya gangguan pada rantai protoporifin. Menyebabkan besi yang ada di

sumsum tulang meningkat sehingga besi masuk ke dalam eritrosit yang baru terbentuk dan menumpuk

pada mitokondria perinukleus.

Page 10: Anmal Dan LI Skenario a Blok 8

4. Thalasemia

Terjadi karena gangguan pada rantai globin. Thalasemia dapat terjadi karena sintesis Hb yang

abnormal dan juga karena berkurangnya kecepatan sintesis rantai alfa atau beta yang normal.

PENATALAKSANAAN ANEMIA MIKROSITIK HIPOKROM

1. Anemia defisiensi besi

a. Terapi besi oral

Berhasilnya terapi anemia defesiensi besi dengan preparat besi oral akan mengakibatkan

retikulositosis yang cepat dalam waktu kira-kira satu minggu, peningkatan kadar hemoglobin

yang berarti dalam 2-4 minggu, dan perbaikan anemia yang sempurna dalam 1-3 bulan. Terapi

harus dilanjutkan selama 3-6 bulan untuk mengisi kembali cadangan besi tubuh.

b. Terapi besi parenteral

Biasa digunakan untuk pasien yang tidak bisa mentoleransi penggunaan besi oral. Besi-

sorbitol-sitrat diberikan secara injeksi intramuskular. Ferri hidroksida-sukrosa diberikan secara

injeksi intramuskular. Ferri hidroksida-sukrosa dberikan secara injeksi intravena lambat atau

infus.

c. Pengobatan lain

Diet, diberikan makanan bergizi tinggi protein terutama yang berasal dari protein dari protein

hewani. Vitamin C diberikan 3 x 100mg/hari untuk meningkatkan absorbsi besi. Transfusi

darah, pada anemia def. besi dan sideroblastik jarang dilakukan (untuk menghindari

penumpukan besi pada eritrosit)

5. Anemia pada penyakit kronik. Tidak ada pengobatan khusus yang mengobati penyakit ini,

sehingga pengobatan ditunjukan untuk penyakit yang mendasarinya. Jika anemia menjadi berat,

dapat dilakukan transfusi darah pemberian eritropoitein.

6. Anemia sideroblastik. Penatalaksanaan anemia ini dapat dilakukan dengan veneseksi dan

pemberian vit B6 (pyriodoxal fosfat). Setiap unti darah yang hilang pada veneseksi mengandung

2001250 mg besi.

7. Thalasemia. Transfusi darah dapat dilakukan untuk mempertahankan kadar Hb >10 g/dL. Tetapi

transfusi darah yang berulang kadang mengakibatkan penimbunan besi, sehingga perlu dilakukan

terapi kelasi besi.

HIPERNATREMIA

Hiponatremia adalah tingkat natrium di bawah 135 mEq / L tetapi sebenarnya kelebihan air ,

tanpa efek dari jumlah total natrium tubuh. Hipotonisitas selalu dikaitkan dengan hiponatremia,

sedangkan hiponatremia dapat dikatakan hiper, iso atau hipotonik.

Page 11: Anmal Dan LI Skenario a Blok 8

• Hypertonic hiponatremia disebabkan oleh partikel osmotik aktif dalam cairan ekstraseluler

(seperti glukosa) dan pergeseran air dari intraseluler cairan ekstrasel sebagai hasilnya. Dengan

demikian, natrium serum rendah disertai dengan normal atau tinggi osmolalitas.

• Isotonik hiponatremia juga disebut pseudohyponatremia karena artefak yang disebabkan oleh

lipid tinggi atau protein dalam serum.

• Hiponatremia juga hipotonik adalah dengan natrium di bawah 125 mEq / L dan serum

osmolalitas bawah 0.250 Osm / kg.

Hiponatremia selanjutnya dapat dibagi menjadi hipovolemik (GI, kerugian ginjal atau ketiga-

space), negara euvolemic dan negara hipovolemik (CHF, sindrom nefrotik, sirosis).

HIPOKALEMIA

Potasium/kalium (K+) adalah kation mayor dalam tubuh, di dalam sel jaringan dengan kadar

sekitar 150 mmol/L. Kadar dalam intraselular yang tinggi harus dipertahankan karena K+ berdifusi

sangat lambat keluar dari membran sel, sedangkan Na-K-ATPase pump membutuhkan energi dari

hasil oksidatif, secara terus-menerus membawa K+ ke dalam sel melawan gradien konsentrasi. Pompa

tersebut merupakan faktor penting untuk mempertahankan pengaturan gradien ion yang dibutuhkan

untuk transmisi impuls syaraf, kontraktilitas otot jantung dan skeletal. Sekitar 98% total kalium tubuh

ditemukan dalam rongga ICW (intracellular waters) yang akan mencapai kadar sekitar 150–160

mmol/L. Dalam rongga ECW (extracellular waters) kadar kalium hanya 3,5–5,0 mmol/L.1,2

Abnormalitas kadar potasium plasma akan terjadi bukan hanya karena abnormalitas total

kalium tubuh, tetapi juga karena pertukaran kalium antara kompartemen ekstraselular dan intraselular.

Sebanyak 98% kalium total dalam tubuh berada dalam intraselular, maka pertukaran (shiff) efeknya

lebih terlihat pada kalium plasma. Alkalosis menyebabkan terjadinya penurunan kadar kalium tubuh

karena kalium bergerak dari rongga ekstraselular ke intraselular. Pada sel nefron distal ginjal,

kenaikan kalium intraselular tersebut menstimulasi sekresi kalium dan karenanya meningkatkan

ekskresi kalium renal.

Kelainan metabolisme kalium (hipokalemia dan alkalosis metabolik) dapat terjadi pada

congenital pottasium wasting seperti pada sindrom Bartter’s, Gitelman’s, Liddle’s. Dapat juga terjadi

pada adrenal hiperplasia kongenital, hiperaldosteronisme dan lain-lain. Kami akan melaporkan suatu

kasus dengan diagnosa banding: sindrom Bartter’s, Gitelman’s, Liddle’s, hiperaldosteronisme, cystic

fibrosis,3-17 pada pasien wanita berusia 45 tahun.

Dapus

IT Metabolisme Mineral dr. Kusumo

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/22921/4/Chapter%20II.pdf

http://eprints.undip.ac.id/43853/3/Elsa_G2A009017_BAB_2.pdf