animasi 3d: sebuah awal menuju dunia imaginasi tanpa batas

13
Animasi 3D: Sebuah Awal Menuju Dunia Imaginasi Tanpa Batas by hizaro.com “Sponge bob kembali dari istana negara. Ia baru saja mendapat undangan makan siang dari SBY. Mendarat di lapangan monas dengan kapal titanic dan dikawal oleh pasukan berkuda para dewa yunani. Sesampai dirumah, ia kemudian berkunjung ke jaman para nabi. Berdiskusi dengan Musa, ikut menyebarkan dasa titah. Keesokan harinya, ia sudah melancong di kawasan mojokerto. Misinya kali ini adalah menyelamatkan situs Trowulan dari pencuri benda purbakala. Ini dilakukannya semata-mata karena nenek moyang sponge bob adalah raja Brawijaya V.” Animasi dan Imajinasi Bayangkan jika dunia tanpa imajinasi. Mungkin tidak akan ada peradaban. Bisa jadi dunia hanya sebuah citra gelap dan rutinitas siang malam. Statisme perubahan tanpa kebaruan lagi. Imajinasi adalah kekuatan menghasilkan ide. Sebagai proses membangun kembali persepsi dari suatu benda yang terlebih dahulu diberi persepsi pengertian (wikipedia). Ide biasanya diwujudkan menjadi citra (gambar) dan diolah sedemikian rupa menjadi sesuatu. Seorang seniman menghasilkan ciptaan dari proses pengendapan ide yang muncul dari imajinasi dan proses lainnya. Kemudia ia mencoba mempresentasikan dalam bentuk gambar (sketsa) sampai akhirnya menjadi terjemahan visual. Lewat media yang ia kuasai, imajinasi dalam ide visual tersebut diproduksi sesuai konsep. Konsep inilah yang mengandung pesan dan kemudian dikomunikasikan secara visual dan mempunyai daya ubah terhadap sesuatu. Gambar: Scene film animasi Cloudy with a Chance of Meatballs (2009)

Upload: blender-indonesia-open-studio-society

Post on 01-Dec-2014

5.891 views

Category:

Education


0 download

DESCRIPTION

Materi ini disampaikan sebagai handout pada seminar COMPFEST 2011 - Fasilkom UI - 26 Juni 2011 di @America Pacific Building Jakarta

TRANSCRIPT

Page 1: Animasi 3D: Sebuah Awal Menuju Dunia Imaginasi Tanpa Batas

Animasi 3D:Sebuah Awal Menuju Dunia Imaginasi Tanpa Batasby hizaro.com

“Sponge bob kembali dari istana negara. Ia baru saja mendapat undangan makan siang dari SBY. Mendarat di lapangan monas dengan kapal titanic dan dikawal oleh pasukan berkuda para dewa yunani. Sesampai dirumah, ia kemudian berkunjung ke jaman para nabi. Berdiskusi dengan Musa, ikut menyebarkan dasa titah. Keesokan harinya, ia sudah melancong di kawasan mojokerto. Misinya kali ini adalah menyelamatkan situs Trowulan dari pencuri benda purbakala. Ini dilakukannya semata-mata karena nenek moyang sponge bob adalah raja Brawijaya V.”

Animasi dan Imajinasi

Bayangkan jika dunia tanpa imajinasi. Mungkin tidak akan ada peradaban. Bisa jadi dunia hanya sebuah citra gelap dan rutinitas siang malam. Statisme perubahan tanpa kebaruan lagi.

Imajinasi adalah kekuatan menghasilkan ide. Sebagai proses membangun kembali persepsi dari suatu benda yang terlebih dahulu diberi persepsi pengertian (wikipedia). Ide biasanya diwujudkan menjadi citra (gambar) dan diolah sedemikian rupa menjadi sesuatu. Seorang seniman menghasilkan ciptaan dari proses pengendapan ide yang muncul dari imajinasi dan proses lainnya. Kemudia ia mencoba mempresentasikan dalam bentuk gambar (sketsa) sampai akhirnya menjadi terjemahan visual. Lewat media yang ia kuasai, imajinasi dalam ide visual tersebut diproduksi sesuai konsep. Konsep inilah yang mengandung pesan dan kemudian dikomunikasikan secara visual dan mempunyai daya ubah terhadap sesuatu.

Gambar: Scene film animasi Cloudy with a Chance of Meatballs (2009)

Page 2: Animasi 3D: Sebuah Awal Menuju Dunia Imaginasi Tanpa Batas

Terlepas dari teknis dasar, animasi adalah media. Media untuk mengubah sesuatu, dari sebuah imajinasi, ide, konsep, visual, sampai akhirnya memberi pengaruh kepada dunia (penonton). Tidak ada pembatas dalam dunia animasi. Semua imajinasi, baik berupa kisah nyata, fiksi, bahkan fantasi radikal, BISA dibuat dalam animasi. Ia tak ubahnya alam pikir manusia, tanpa batas, ruang, waktu. Hanya ‘dibatasi’ oleh imajinasi si penciptanya sendiri.

Dalam kontek waktu, animasi bisa menjadi ‘mesin waktu’. Mempresentasikan dunia lampau atau masa depan. Bisa juga melompat dari waktu ke waktu, jaman ke jaman, sekali lagi tidak ada batas. Bebas!

Animasi & Industri

“The creative freedom is inspiring, enlightening and makes working as an animator that much more enjoyable.”

Sejak Walt Disney menghasilkan film animasi panjang pertamanya (Snow White and the Seven Dwarfs 1937). Industri animasi (modern) khususnya Hollywood berkembang pesat. Film-film lain diciptakan, singkatnya industri animasi dan segala aktifitasnya menjadi sumber devisa baru di negeri paman Sam tersebut.

Saat itu animasi hanya dibuat menggunakan teknik 2D. Adegan demi adegan digambar satu per satu oleh senimannya (animator). Dengan konsep 25 fps s/d 30 fps (Frame per Second), maka untuk menghasilkan durasi 1 detik dibutuhkan 25 s/d 30 gambar. Ini berarti skil menggambar manual bagi seorang aniamtor adalah mutlak. Animasi pada waktu itu menyerap banyak sekali tenaga kerja spesial, dibutuhkan teamwork yang solid, koordinasi dan penyutradaraan yang handal.

Dekade 1990 teknik pembuatan animasi semakin beragam semenjak ditemukan komputer grafis yang digawangi PIXAR. Animasi menjadi lebih beragam dan mulai merambah ke dunia 3 dimensi. Toy Story (1995) adalah film panjang pertama dari PIXAR yang sukses besar menyihir jutaan penggemar animasi. Berturut-turut PIXAR melahirkan Bugs Life (1998), Toy Story 2 (1999), Monsters, Inc. (2001), Finding Nemo (2003), The Incredibles (2004), Cars (2006), Ratatouille (2007), WALL-E (2008), Up (2009), Toy Stiry 3 (2010).

Sejak itu animasi 3D berikutnya lahir dan mulai dikombinasikan dengan animasi 2D dan real shoot. Studio pesaing mulai bermunculan, sebut saja Dreamworks SKG (Shrek), Blue Sky (Ice Age), Sony Pictures (Cloudy with a Chance of Meatballs), dll. Tak ketinggalan studio skala kecil dan berbagai serial animasi 3D menjamur di etiap negara. Genre dan style animasi kian berkembang dan masing-masing mempunyai karakter. Baik dari segi grafis (visual) maupun storytelling (script).

Page 3: Animasi 3D: Sebuah Awal Menuju Dunia Imaginasi Tanpa Batas

Gambar: Scene Snow White and the Seven Dwarfs (1937 film)

Di Asia Jepang, Korea dan India menjadi trend setter tersendiri bagi kawasan ini. Beberapa negara berkembang juga mengalami grafik pertumbuhan yang signifikan. India terkenal dengan serial Little Krisna, Malaysia maju dengan serial Upin & Upin, Indonesia? Anda bisa jawab sendiri ;)

“When your work makes people laugh or smile or just gives them a few moments of uninterrupted joy, that makes it all worthwhile.”

Page 4: Animasi 3D: Sebuah Awal Menuju Dunia Imaginasi Tanpa Batas

Blender 3D & Animasi

Blender 3D? Mungkin masih sebagian kecil dari Anda yang benar-benar mengerti software canggih ini. Sebagian lain mendengar rumornya di berbagai media, sebagian lain belum tentu kenal. Bahkan seseorang dari kalian mungkin bercletuk, “Yeah, software untuk bikin juice!”.

Gambar: Antarmuka Blender 2.5x

Baik. Blender adalah perangkat lunak untuk grafis 3 dimensi (www.blender.org). Software open source dan bisa didapatkan secara gratis (free). Free disini mengandung arti ‘freedom’ atau kemerdekaan dalam mendownload, menggunakan, memodifikasi kode sumbernya, bahkan mengkomersilkannya. Blender dikembangkan di Amsterdam Belanda dibawah naungan Blender Institute pimpinan Ton Rossendaal. Walaupun dikembangkan di Belanda, namun karena distribusinya yang free (Baca: GPL - General Public License), Blender cepat sekali menyebar melalui komunitas dan merubah mindset industri animasi khususnya 3D. Blender berhasil menyihir ribuan pengguna software 3D hingga melahirkan beberapa karya film 3D fenomenal.

Pada tahun 2006 lahir film 3D (open movie) pertama di dunia, Elephant Dream. Berturut-turut Big Buck Bunny (2007), Sintel (2010) dan Open Games Yo Franky! (2008). Sebuah film pendek dan Games yang hampir seluruhnya menggunakan perangkat lunak (kecuali audio) open source.

Page 5: Animasi 3D: Sebuah Awal Menuju Dunia Imaginasi Tanpa Batas
Page 6: Animasi 3D: Sebuah Awal Menuju Dunia Imaginasi Tanpa Batas

Gambar: Open movie (1) Elephant Dream 2006 (2) Big Buck Bunny 2007 (3) Sintel 2010Open Game: Yo Franky! (2008)

Kehadiran Blender dalam daftar perangkat lunak 3D berhasil merubah mindset Industri. Jika tadinya sebuah produksi animasi membutuhkan biaya pembelian lisensi software (Maya, 3DS Max, XSI Softimage, dll) yang menguras sebagian besar budget produksi, kini dengan Blender Anda tidak perlu BAYAR alias GRATIS. Hal ini membuka peluang baru industri studio independent dan skala kecil. Tidak terkecuali animator freelance, dimana mereka bisa berkarya secara legal tanpa dibatasi pembelian lisensi software. Awesome!

Page 7: Animasi 3D: Sebuah Awal Menuju Dunia Imaginasi Tanpa Batas

Open Movie dan Kolaborasi

Open movie adalah seuah film yang diproduksi dan didistribusikan dengan menggunakan perangkat lunak open source. Open movie juga identik dengan kolaborasi. Kolaborasi yang dimaksud adalah sebuah proses produksi yang dikoordinasikan secara terbuka melalui komunitas. Peran komunitas tidak hanya sebagai penonton pasif, melainkan penyumbang produksi secara aktif. Biasanya prosesnya melalui cloud computing (manajemen file) dan blog (news, update, report).

Konsep produksi inilah yang berhasil diusung Blender dan komunitasnya. Pada awalnya mereka saling support & sharing teknis melalui blenderartist.org, kemudian muncul banyak sekali animator berbakat dan programer, sampai akhirnya diadakan perekrutan team yang dinilai dari portofolio/showreel.

Gambar: Proses produksi Sintel

Proses pengerjaan open movie Blender rata-rata berlangsung setahun. Elephant dream membutuhkan 8 bulan (durasi 10 min 54 sec), BigBuckBunny 7 bulan produksi (9 minutes 56 sec), dan Sintel 1 tahun produksi (14 minutes 48 sec). Yang menarik dalam produksi open movie Blender adalah proses pengembangan software itu sendiri. Secara bersamaan Blender mengalami pengembangan dari produksi open movie. Animator dan programer secra berkala membangun kembali kode-kode software menjadi lebih stabil dan user friendly. Revolusi signifikan Blender terjadi dari rilis 2.49b ke 2.56. Developer membutuhkan 3 th untuk proses awal hingga versi stabil. Sebuah kerja besar yang luar biasa. Sekali lagi, komunitas berperan sangat besar dalam hal ini!

Page 8: Animasi 3D: Sebuah Awal Menuju Dunia Imaginasi Tanpa Batas

Gambar: Proses distribusi open movie Blender

Page 9: Animasi 3D: Sebuah Awal Menuju Dunia Imaginasi Tanpa Batas

Blender 3D, Komunitas, dan peluang di Indonesia

Sampai hari ini belum terjadi ‘fenomena’ mengejutkan dunia animasi di Indonesia. Beberapa karya animasi memang berhasil diciptakan ‘datang dan pergi’. Sejak awal animasi pertama lahir (“Si Doel Memilih” karya Dukut Hendronoto 1955), Si Huma (1980-an) sampai Janus Prajurit Terakhir (2001), Homeland (2004), Meraih Mimpi (2009) - versi Indonesia SIng to The Dawn (2008), animasi Indonesia mengalami “Quo Vadis” berlarut-larut.

Selain beberapa faktor penyebab, faktor dana sering menjadi kendala utama dalam produksi animasi. Mahalnya software animasi, editing video, grafis, dll. menjadi kambing hitam yang ‘tepat’ seraya mempersalahkan iklim bisnis film dalam negeri. Wajar jika produser film keberatan dengan ongkos produksi yang berbanding terbalik dengan hasil/keuntungannya. Alhasil pergerakan animasi Indonesia justru ramai mewarnai dunia iklan (TVC) di berbagai stasiun TV. Peluang lain muncul dalam dunia arsitektural yang semakin membutuhkan animasi dan visualisasi dalam bentuk 3D.

Mahalnya software animasi dan suburnya ‘bajak-membajak’ perangkat lunak dan OS inilah yang melatarbelakangi lahirnya komunitas Blender Indonesia pada tahun 2009. Beberapa animator mulai mempertimbangkan Blender. Contoh film pendek “langganan’ INAICTA (2x juara), SI HEBRING berhasil menyita penonton dan terkenal berkat jejaring sosial maupun komunitas. Bahkan sempat menjadi Best Animation dalam Suzane Award (Kompetisi film animasi tahunan Blender).

Page 10: Animasi 3D: Sebuah Awal Menuju Dunia Imaginasi Tanpa Batas

Gambar: Komik & Film pendek ‘Hebring’ karya Main Studio, Jakarta

Beberapa studio kecil dan komunitas regional sesama pengguna Blender bermunculan di kota-kota besar maupun kecil. Rupanya indikasi ‘gratis’ inilah yang membuat Blender cepat menyebar. Meraka berlomba melakukan research untuk meningkatkan skil animasi, aik secara visual maupun cerita. Beberapa berkolaborasi dan mencoba mengikuti cara Blender melalui berbagai project internal, maupun komunitas (serulingproject.blogspot.com). Semakin banyak lomba animasi yang karyanya menggunakan Blender 3D dan software open source pendukung.

Jakarta, Bandung, Jogja, Semarang, Malang, Kediri, Surabaya, dan berbagai kota lainnya tersebar komunitas regional. Meraka bahu membahu membuat film dengan modal semampunya. Secara sadar memang industri dan peluang bisnislah yang memotivasi komunitas berkompetisi dan bekerjasama. Namun research produksi dan kerja teamwork-lah yang ‘memaksa’ mereka menemukan karakter animasi Indonesia dalam proses produksinya.

Page 11: Animasi 3D: Sebuah Awal Menuju Dunia Imaginasi Tanpa Batas

Gambar: Scen film pendek ‘Dagelan Bakoel’ karya Cleomotion Studio, Jogja

Page 12: Animasi 3D: Sebuah Awal Menuju Dunia Imaginasi Tanpa Batas

Gambar: Film pendek “Ibu Pertiwi” karya SIANIMA studio, Malang

Tidak dipungkiri lagi secara otomatis gerakan open source, baik itu sistem operasi (LINUX) maupun perangkat lunak semakin terkenal dan didukung pemerintah melalui IGOS (Indonesia Goes Open Source). Blender dan animasi berperan didalamnya.

Animasi adalah indikasi puncak perkembangan teknologi. Baik itu hardware maupun software. Kenapa? Semua cabang ilmu (fotografi, seni rupa, desain, teater, multimedia, pemograman, dll) ada dalam produksi animasi. Peluang pekerjaan, sumber daya manuasia, dan kreatifitas tanpa batas ada disini. Sungguh!

Dimasa depan terdapat peluang yang menantang kamu menapakinya. Karena kualitas animasi kita ditentukan oleh kreatifitas dan kerjasama semua pihak terkait. Baik itu animatornya sendiri, prosuses, pebisnis kreatif, agency/producton house, penonton, kritikus, dan tentu saja dukungan pemerintah. Yang terakhir disebut tentu saja bersedia memfasilitasi industri ini jika inisiatif dari pelakunya lebih dulu ada.

Komunitas Blender Indonesia berperan cukup baik untuk menjaga iklim belajar dan saling berkolaborasi dalam bidang animasi. Ditahun ketiganya semakin kuat ‘mempengaruhi’ dan ‘merubah’ midset produksi animasi yang terkenal mahal dan bajakan. Nilai gotong-royong dan keinginan ‘berubah’ menjadi lebih baik ada dalam karakter komunitas ini.

Page 13: Animasi 3D: Sebuah Awal Menuju Dunia Imaginasi Tanpa Batas

Gambar: Scene open movie Seruling Project

Generasi animasi berikutnya butuh ‘revolusi’! Indonesia mempunyai sumber daya manusia dan kreatifitas hebat. Kekayaan visual, warna, ide cerita, dan budaya yang belum tergali secara profesional. Sepatutnya kedepan kita berharap muncul film-film animasi berkualitas dan diproduksi secara ‘legal’. Tidak menggunakan software tanpa lisensi (bajakan) dan dikemas berkualitas serta menjual. Ini butuh Anda!

---------------HizaRo adalah founder Blender Indonesia ORG. Serius mendalami animasi sejak 2004 dan Blender sejak 2007. Karir profesional dimulai sejak 1998 sebagai desainer di beberapa studio dan agency, pengajar di sekolah multimedia, dan animator di sebuah game developer (2007-2009). Saat ini total mengembangkan konsep industri animasi open source di Indonesia, aktif di forum Blender, workshop, seminar, dan komunitas animasi di berbagai kota. Membangun jejaring ekosistem Open Source Artist lewat Open Studio Society (openstudio.web.id) untuk memfasilitasi dan mengembangkan Digital ART berbasis FOSS di indonesia.

Website:hizaro . com ; slideshare . net / hizaro

Portal & forum:blenderindonesia . org ; /forum