perancangan dan pembuatan film animasi 3d...
TRANSCRIPT
PERANCANGAN DAN PEMBUATAN FILM ANIMASI 3D “ROBOBATTLE” DENGAN MENGOPTIMALKAN 3DS MAX DAN
ADOBE AFTEREFFECT
Naskah Publikasi
diajukan oleh
Rahmad Wahid Saleh Insani 08.11.2053
kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER
AMIKOM YOGYAKARTA
2012
NASKAH PUBLIKASI
PERANCANGAN DAN PEMBUATAN FILM ANIMASI 3D “ROBOBATTLE” DENGAN MENGOPTIMALKAN 3DS MAX DAN
ADOBE AFTEREFFECT
disusun oleh
Rahmad Wahid Saleh Insani 08.11.2053
Dosen Pembimbing
Hanif Al Fatta, M.Kom NIK. 190302096
Tanggal, 17 Februari 2012
Ketua Jurusan Teknik Informatika
Sudarmawan, MT NIK. 190302035
DESIGNING AND CREATING "ROBOBATTLE" 3D ANIMATION MOVIE USING 3D STUDIO MAX AND ADOBE AFTEREFFECTS
PERANCANGAN DAN PEMBUATAN FILM ANIMASI 3D “ROBOBATTLE” DENGAN
MENGOPTIMALKAN 3DS MAX DAN ADOBE AFTEREFFECT
Rahmad Wahid Saleh Insani Jurusan Teknik Informatika
STMIK AMIKOM YOGYAKARTA
ABSTRACT
Nowadays, unstoppable technology evolution has a fast animation movie quality growth. There's so much 3D animation movies impress the audience with the beauty of their character form. However, its just a few people who knows 3D animation movie understands that special effect from 3D animation movie is necessary.
With my knowledge and idea, I would like to optimize the special effect elements inside 3D animation movie. I will create a 3D animation movie with a unique special effects by optimizing the Adobe AfterEffects, a special effect application.
The advantage from creating this 3D animation movie is to show an animation effort which is have its own special effect point in order to make an amazing 3D animation movie. Keyword : Animation Movie, Three Dimension, Special Effect
1. Pendahuluan
Dunia animasi telah tumbuh dan berkembang seiring dengan semakin
berkembangnya kemajuan teknologi. Kualitas dan keindahan dari film – film layar lebar
mampu membuat para penontonnya tidak menyadari bahwa setiap adegan yang tidak
mungkin terjadi ataupun dilakukan di dalam film itu adalah hasil kreatifitas dari para
pembuat film yang menggunakan teknologi animasi tiga dimensi.
Setiap film animasi yang telah sukses di layar lebar memiliki cerita yang
mengandung nilai moral bagi penontonnya. Nilai moral inilah yang merupakan bagian
yang unik dan menjadi daya tarik tersendiri di dalam film animasi. Perkembangan
teknologi dan komputer di dunia menjadikan animasi menjadi salah satu aspek penting di
dalam masyarakat.
Di dalam film animasi 3D ini penulis akan menambahkan beberapa nilai moral
agar film ini menjadi sebuah film yang dapat memberikan kesan yang indah bagi
penontonnya. Di dalam alur cerita, penulis akan menunjukkan sebuah nilai persahabatan
dan perjuangan tanpa menyerah yang dilakukan oleh salah satu karakter. Penulis
mengoptimalkan software Adobe After Effect yang mampu membuat film animasi 3D
menjadi lebih menarik dan indah dengan menambahkan efek – efek animasi yang unik
didalam setiap adegan.
2. Landasan Teori
2.1 Pengertian Multimedia
Multimedia merupakan perpaduan dari dua kata yaitu multi dan media. “Multi”
berarti banyak atau lebih dari satu, sedangankan “media” berarti sarana atau piranti
untuk berkomunikasi. Multimedia merupakan kombinasi dari beberapa elemen yaitu teks,
gambar, suara, video dan animasi.
2.2 Pengertian Animasi
Kata “animasi” itu sendiri sebenarnya penyesuaian dari kata “animation” (dalam
bahasa inggris), yang berasal dari kata dasar “to animate”, dalam kamus umum Inggris-
Indonesia berarti menghidupkan sesuatu.
2.3 Sejarah Animasi
Sejak jaman dahulu kala, manusia telah mencoba untuk meng-animasikan gerak
gambar binatang mereka seperti yang ditemukan ahli purbakala di gua Lascaux Spanyol
Utara yang telah berumur dua ratus ribu tahun lebih. Mereka mencoba untuk menangkap
gerak cepat lari binatang, seperti kuda, bison dan atau celeng yang mereka gambarkan
dengan delapan kaki dalam posisi yang berbeda dan bertumpuk.1
1 John Hallas & Roger Manvell, 1973, The Technique of Film Animation, Hal. 23
2.4 Beberapa Jenis Teknik Animasi2
2.4.1 Berdasarkan Materi Film Animasi
Berdasarkan materi atau bahan dasar obyek animasi yang dipakai, secara umum
jenis teknik film animasi digolongkan menjadi dua bagian besar yaitu film animasi dwi-
matra (flat animation) dan film animasi tri-matra (object animation).
2.4.1.1 Film Animasi Dwi-Matra (Flat Animation)
Jenis film animasi ini seluruhnya menggunakan bahan paper yang dapat
digambar di atas permukaannya. Disebut juga jenis film animasi gambar, sebab hampir
semua obyek animasinya melalui runtun kerja gambar. Semua runtun kerja jenis film
animasi ini dikerjakan di atas bidang datar atau papar.
2.4.1.2 Film Animasi Tri-Matra (Object Animation)
Secara keseluruhan, jenis film animasi tri-matra menggunakan teknik runtun kerja
yang sama dengan jenis film animasi dwi-matra. Dengan memperhitungkan karakter
obyek animasi, sifat bahan yang dipakai, waktu, cahaya dan ruang.
2.4.2 Berdasarkan Proses Produksi Film Animasi
Berdasarkan proses produksinya, teknik film animasi dibagi dalam 3 kategori,
yaitu :
2.4.2.1 Film Animasi Klasik (Classic Animation)
Jenis film animasi ini menggunakan teknik film animasi gambar sel (cell
animation). Teknik tertua yang digunakan dalam industri film animasi.
2.4.2.2 Film Animasi Stop-Motion (Stop-Motion Animation)
Karena inti dari proses produksi film animasi ini adalah menganalisis langsung
gerak animasi yang dihentikan sesaat pada saat merekam gambar suatu objek.
2.4.2.3 Film Animasi Komputer (Digital Animation)
Film animasi digital 3D (3D animation/tri-matra), hampir seluruh bagian proses
produksi animasi dikerjakan komputer. Seperti membuat model, memberikan material
tubuh, menggerakkan/menganimasikan objek, dan membuat setting lingkungannya,
rendering dan lain-lain.
2.5 Bentuk Film Animasi
Bentuk film animasi didasarkan pada panjang pendeknya cerita yang tergantung
pada penggunaan jenis filmnya.
2.5.1 Film Spot
Film dengan masa putar 10-60 detik.
2 G.Djalle Zaharuddin, 2007, The Making of 3D Animation Movie Using 3DStudioMax, Hal.3
2.5.2 Film Pocket Cartoon
Film masa putar sekitar 50 detik – 2 menit.
2.5.3 Film Pendek (short)
Film dengan masa putar 2-20 menit.
2.5.4 Film setengah panjang (medium length film)
Film cerita dengan masa putar sekitar 20-50 menit.
2.5.5 Film panjang (full-length)
Film cerita panjang dengan masa putar minimal 50 menit.
2.6 Prinsip Film Animasi
Prinsip film animasi merupakan aturan dasar yang memungkinkan karakter yang
diciptakannya dapat bergerak dan hidup wajar, dalam arti dapat diterima oleh akal
manusia.
2.7 Teknik Kamera
Ada 3 informasi penting didalam pengambilan gambar atau shot, yaitu :
2.7.1 Pembingkaian Kamera (Camera Framing)
2.7.1.1 ECU (Extreme Close Up)
ECU menampilkan gambar yang sangat detail.
2.7.1.2 VCU (Very Close Up)
VCU menampilkan hampir seluruh permukaan wajah.
2.7.1.3 BCU (Big Close Up)
BCU menampilkan seluruh permukaan wajah hingga keleher.
2.7.1.4 CU (Close Up)
CU menampilkan seluruh permukaan wajah hingga sedikit bahu dan sedikit
bagian dada.
2.7.1.5 MCU (Medium Close Up)
MCU menampilkan seluruh permukaan wajah hingga pada bagian dada dengan
patokan tangan pada bagian siku sedikit ke atas.
2.7.1.6 MS (Medium Shot)
MS hampir sama dengan MCU tetapi didalam MS, siku tangan sudah kelihatan
hingga sedikit ke bawah.
2.7.1.7 TQS (Three Quarter Shot)
TQS menampilkan badan hingga bagian lutut ke atas.
2.7.1.8 MLS (Medium Long Shot)
MLS menampilkan seluruh badan dan besarnya memenuhi layar screen (fit to
screen).
2.7.1.9 LS (Long Shot)
LS menampilkan seluruh badan. Besar obyek sekitar 1/3 sampai ¾ dari layar
lebar.
2.7.2 Sudut Kamera (Kamera Angle)
2.7.2.1 High Angle
High Angle yaitu penempatan kamera berada diatas obyek dan menyorot
kebawah.
2.7.2.2 Low Angle Low Angle adalah penempatan kamera dibawah obyek yang memberikan kesan
obyek seakan-akan menjadi superior, gagah, angkuh dan besar.
2.7.2.3 Eye-Level Shot
Eye-Level Shot biasanya dipakai untuk mengganti sudut pandang seseorang
yaitu menganggap bahwa mata atau pandangan orang tersebut adalah kamera.
2.7.2.4 Bird Eye View
Bird Eye View memiliki jangkauan pandangan yang lebih luas untuk menampilkan
landscape kota, seperti suasana stadion sepakbola dan lain-lain.
2.7.2.5 Over The Shoulder Shot
Posisi pengambilan kamera ini terletak dibelakang salah satu karakter dan
dipakai untuk membingkai adegan percakapan 2 orang yang bergantian.
2.7.3 Perpindahan kamera (Camera Movement)
2.7.3.1 Pan
Perpindahan kamera yang bergerak dari kiri ke kanan namun terkunci pada
porosnya.
2.7.3.2 Ped
Pergerakan kamera ke atas dan ke bawah pada satu titik poros seperti naik turun
tangga dengan tangga sebagai titik porosnya.
2.7.3.3 Tilt
Merupakan pergerakan kamera menengadah ke atas dan kebawah dengan titik
poros leher kita.
2.7.3.4 Dolly
Dolly adalah pergerakan maju dan mundur pada keseluruhan kamera ibarat
sedang melangkah maju (out) dan mundur (in).
2.7.3.5 Truck
Pada dasarnya Truck adalah pergerakan Dolly yang bergesar kiri dan kanan.
2.7.3.6 Arc
Arc adalah perpindahan yang membuat gerakan melingkar.
2.8 Tahapan Pembuatan Film Animasi 3D
2.8.1 Pra Produksi
2.8.1.1 Mencari ide cerita
Ide cerita adalah inti dan awal mula kita menciptakan suatu cerita dalam bentuk
apapun, baik narasi maupun drama. Ide cerita harus mengandung suatu konflik.3
2.8.1.2. Menentukan tema cerita
Tema cerita adalah pokok pikiran dalam sebuah karangan. Atau, dapat diartikan
pula sebagai dasar cerita yang ingin disampaikan oleh penulisnya.
2.8.1.3. Pembuatan logline
Logline adalah sebuah kalimat yang berisi sinopsis dan sebuah "pancingan yang
menarik" dari sebuah cerita.
2.8.1.4. Pembuatan sinopsis
Sinopsis adalah suatu ringkasan cerita yang menceritakan garis besar cerita yang
akan di tampilkan.
2.8.1.5. Pembuatan diagram scene
Diagram scene akan membantu kita dalam merancang sebuah naskah. Dengan
membuat diagram scene kita akan dengan mudah mengetahui struktur cerita dari awal
sampai mengakhiri cerita dengan jelas dan cepat untuk menyelesaikan film.
2.8.1.6. Pembuatan scenario
Skenario adalah desain penyampaian cerita atau gagasan dengan media film.
2.8.1.7. Pembuatan storyboard
Storyboard adalah area berseri dari sebuah gambar sketsa yang digunakan
sebagai alat perencanaan untuk menunjukkan secara visual bagaimana aksi dari sebuah
cerita berlangsung.4
2.8.1.8. Pembuatan concept art/desain (character, environment, property)
Concept Art adalah bentuk ilustrasi dimana tujuan utama adalah untuk
menyampaikan representasi visual dari desain, ide, dan / atau mood untuk digunakan
dalam film, video game, animasi, atau buku komik sebelum dimasukkan ke dalam produk
akhir.
2.8.2 Produksi
2.8.2.1 Modelling Pembuatan model 3D di komputer dengan menggunakan dasar koordinat XYZ.
2.8.2.2 Texturing
3 MSV Animation, 2006, Modul Perancangan Film Kartun, Hal : 3 4 Sofyan F. Amir, 2005, Modul Multimedia STMIK AMIKOM. Hal : 23
Menempelkan image map pada model yang telah dibuat. Image dapat berupa
photo atau hasil painting.
2.8.2.3 Rigging
Pembuatan tulang pada character dan membuat pengaturannya agar tulang
dapat bergerak dengan baik.
2.8.2.4 Skinning
Menempelkan kulit pada tulang yang telah di-setup.
2.8.2.5 Animation Memulai proses animasi manual dengan menggerakkan object dan tulang frame
by frame.
2.8.2.6 Rendering
Memfinalisasi semua object wireframe dan partikel menjadi gambar yang dapat
dinikmati.
2.8.2.7 Visual Effect
Memasukkan elemen effect seperti api, asap, ledakan, menggunakan perticle
system ke dalam hasil animasi. Di dalam pembuatan film animasi 3D “Robobattle”,
proses visual effect dilakukan setelah proses rendering karena menggunakan software
Adobe After Effect yang hanya dapat memproses hasil render dari software 3ds Max.
3. Perancangan
3.1 Pra Produksi
Di dalam tahap ini, penulis menyiapkan bagian-bagian penting yang harus
direncanakan terlebih dahulu di dalam pembuatan film animasi ini, mulai dari ide, tema,
logline, sinopsis, diagram scene, skenario hingga storyboard.
3.1.1 Ide Cerita
Ide cerita sebenarnya merupakan inti dari sebuah film. Ide merupakan hal yang
mendasar untuk mengembangkan sebuah karya film animasi.
Film animasi 3D yang berjudul Robobattle ini akan mengisahkan perjuangan Tyco
dalam usahanya membawa kembali temannya Nio yang telah diculik bangsa Havoc. Di
dalam perjuangannya Tyco dibantu oleh bangsa Robo yang merupakan bangsa Tyco
sendiri, hal ini memicu peperangan antar 2 bangsa robot.
3.1.2 Tema Cerita
Film animasi 3D “Robobattle” mengambil tema “Persahabatan”.
3.1.3 Logline
Logline dari film animasi 3D ini adalah “Bagaimana jika Tyco pergi
menyelamatkan Nio dan kemudian dia berhadapan dengan bangsa Havoc yang jahat
dan kuat”.
3.1.4 Sinopsis
Langkah selanjutnya adalah pembuatan sinopsis. Sinopsis merupakan gambaran
keseluruhan cerita kasar dari sebuah film. Terdapat 7 pertanyaan yang penulis
cantumkan dalam pembuatan film animasi 3D “Robobattle”, sebagai berikut :
1. Siapakah tokoh utama?
Jawab : Tokoh utamanya adalah Tyco
2. Apa yang diinginkan atau didambakan oleh tokoh utama?
Jawab : Menyelamatkan Nio
3. Siapa/apa yang menghalangi tokoh utama untuk mendapatkan apa yang
diinginkannya?
Jawab : Bangsa Havoc yang memiliki pasukan yang banyak dan kuat.
4. Bagaimana pada akhirnya tokoh utama berhasil mencapai apa yang dicita-citakan
dengan cara yang luar biasa, menarik dan unik?
Jawab : Tyco berhasil menyelamatkan Nio dari tangan bangsa Havoc setelah dibantu
oleh bangsa Robo.
5. Apa yang ingin anda sampaikan dengan mengakhiri cerita seperti ini?
Jawab : Bersatu kita teguh bercerai kita runtuh. Dengan bersama-sama, masalah apapun
dapat diselesaikan dengan baik.
6. Bagaimana anda mengisahkan cerita anda?
Jawab : Dengan sudut pandang orang ketiga, tanpa flashback.
7. Bagaimana tokoh utama dan tokoh-tokoh pendukung lain mengalami perubahan
dalam cerita ini?
Jawab : Tyco membawa Nio pulang ke rumah dan kembali menjalani hari-hari yang
damai.
Sinopsis “Robobattle”
Di sebuah planet robot yang dulunya merupakan planet yang damai, kini telah
menjadi planet yang penuh dengan peperangan dan kehancuran. Planet itu dinamakan
planet Mekans. Terdapat dua kubu yang saling berperang, Thor yang merupakan
pemimpin bangsa Robo, menginginkan kedamaian dan mengakhiri ambisi dari Tron yang
memimpin bangsa Havoc serta menginginkan kekuasaan penuh atas planet Mekans.
Dan suatu ketika, bangsa Havoc menculik Nio, sang penjaga kristal. Kristal ini
memiliki kekuatan untuk mengendalikan setiap jaringan sumber kekuatan robot. Tron
sangat menginginkan kristal tersebut.
Tyco pergi meninggalkan wilayah negara Robo untuk menyelamatkan Nio. Di
dalam perjalanannya, Tyco menghadapi banyak musuh yang melindungi upacara
pembangkitan robot ciptaan Tron. Tyco berjuang menyelamatkan Nio sekaligus
2 bangsa yang saling bertikai, bangsa Robo
dan bangsa Havoc
Unsur-unsur Pemadu Film
Situasi yang damai di negara Robo
Nio mengirim pesan ke negara Robo
Tyco pergi menyelamatkan Nio
Ninro dan Deva mengikuti Tyco
Mengha dapi prajurit negara Havoc
Menuju negara Havoc
Bertarung dengan Tron
Menyelamatkan Nio dan kristalnya
Nio diculik oleh bangsa
Havoc
Kepahlawanan
Tyco marah dan ingin
menyelamatkan Nio
Tyco menjadi semangat karena dibantu Ninro dan
Deva
Tyco berjuang mencari Nio
Tyco berhasil menyelamatkan
Nio
Robobattle Karya : Rahmad Wahid S
I
menghentikan usaha Tron untuk membangkitkan robot ciptaannya. Namun Tyco dibantu
oleh kedua sahabatnya, Ninro dan Deva. Upacara pembangkitan robot itu pun berhasil
dicegah Tyco dan teman-temannya. Namun Tron beserta pengikutnya berhasil kabur.
Dan perang pun belum usai.
3.1.5 Diagram Scene
Gambar 3.2 Diagram Scene film animasi 3D “Robobattle”
Babak I
Pada babak ini, alur cerita film animasi 3D “Robobattle” adalah sebagai berikut :
• Pengenalan tokoh utama
• Pengenalan Setting
• Pengenalan masalah
Babak II
Pada babak ini, alur ceritanya adalah sebagai berikut :
• Pertemuan tokoh utama dengan teman-temannya
• Pertemuan tokoh utama dengan musuh, yaitu prajurit Havoc
• Di dalam babak ini, ciri khas masing-masing tokoh akan diperlihatkan
Judul Babak I Penculikan Nio
Judul Babak II Jangan
Menyerah
Judul Babak III Ayo Kita Pulang
Babak III
Pada babak terakhir ini, alur ceritanya adalah sebagai berikut :
• Babak ini akan berlangsung dengan cepat dengan desakan yang spontan
menuju akhir cerita
• Setiap adegan di babak ini berisi klimaks yang diakhiri dengan ending yang
mengagumkan.
• Pada akhirnya persahabatan dapat mengalahkan segala-galanya dan
memecahkan berbagai masalah dengan baik
3.1.6 Skenario
Pada skenario, sudah lebih detil dari mulai suasana lingkungan, durasi, dialog,
pergerakan kamera, hingga sound FX (suara riuh angin, petir, dsb). Berikut adalah
contoh skenario dari sebuah scene di dalam film animasi 3D “Robobattle”.
Scene 5 Tyco Meninggalkan Markas Robo
Cut to
Bird Eye View memperlihatkan padang pasir wilayah luar negara Robo shot kamera Dolly
dari depan mengikuti Tyco yang terbang menuju negara Havoc.
3.1.7 Storyboard
Di dalam tahap ini adalah saat untuk membuat ide-ide di dalam skenario menjadi
bentuk visual, sehingga lebih bisa dipahami apa yang dimaksudkan di dalam skenario.
Scen
e
Cut Board Durasi Naskah
1 1
10 detik Medium Long Shot, disana
Nio sedang dikejar-kejar
oleh para pasukan Havoc.
Gambar 3.2 contoh Storyboard film animasi “3D Robobattle”
3.1.8 Concept Art
Adapun tokoh-tokoh dari film animasi 3D “Robobattle” ini adalah Tyco, Nio, Ninro,
Deva, Thor dan Tron. Semua sketsa yang dibuat ini pada tahap produksi akan diproses
dalam bentuk 3D.
3.2 Produksi
Tahap produksi didalam proses pembuatan film animasi “Robobattle” adalah
modeling, texturing, rigging, animation kemudian rendering.
3.2.1 Modeling
Pada proses modeling, digunakan metode Polygon Modeling sebagai objek dasar
karena metode ini adalah metode yang paling banyak digunakan dan tergolong mudah
dan efektif. Modeling dilakukan dengan membuat 3 bagian objek Soldier yaitu badan,
tangan kiri dan tangan kanan.
Gambar 3.3 Modeling karakter Soldier
3.2.2 Texturing
Di dalam proses ini, diambil contoh proses texturing objek padang pasir. Dengan
Bitmap padang pasir yang telah disiapkan, sebuah objek padang pasir yang indah telah
dibuat.
Gambar 3.4 Hasil teksturing objek Padang Pasir
3.2.3 Rigging
Karakter Nio yang telah dibuat pada proses modeling akan diberi tulang (Bip)
agar dapat bergerak.
Gambar 3.5 Rigging karakter Nio
3.2.4 Animation
Animasi karekter Nio menggunakan sedikit gerakan pada lengan dan telapak
tangan didalam satu adegan.
Gambar 3.6 Animasi karakter Nio
3.2.5 Rendering
Proses rendering didalam pembuatan film “Robobattle” tidak terlalu kompleks.
Gambar 3.7 Jendela Composition Setting Adobe AfterEffect CS4
3.2.6 Special Effect
Di tahap pemberian special effect, dilakukan penerapan Plug-In Optical Flares
pada sebuah adegan didalam film “Robobattle”, plug-in tersebut dapat dibeli di website
www.videocopilot.net.
Gambar 3.8 Special effect pada pedang Ninro
3.3 Pasca Produksi
Proses pasca produksi meliputi tahap pengkomposisian sekaligus tahap editing.
3.3.1 Pengkomposisian dan Editing
Setelah semua scene diberi special effect, scene-scene tersebut disusun sesuai
skenario.
Gambar 3.9 Susunan Composition
Setiap scene memiliki sound effect tersendiri, sesuai dengan skenario yang telah
dibuat. Di dalam pembuatan film animasi 3D “Robobattle” ini, proses pengambilan suara
karakter dilakukan sendiri oleh penulis dengan menggunakan program GarageBand.
Gambar 3.10 Rekaman di area Tracks aplikasi GarageBand
Kemudian langkah terakhir yaitu mengimport hasil rekaman ke dalam format
.mp3. Import file .mp3 yang telah dihasilkan di Finder kemudian masukkan kedalam
project di aplikasi Adobe AfterEffects.
Gambar 3.11 Time Slider hasil rekaman
Setelah semua scene memiliki sound effect yang sesuai, barulah tahap akhir
dapat dilakukan yaitu tahap final rendering. Tahap ini telah dijelaskan di subbab 4.1.5
Rendering.
4. Hasil Perancangan
Setelah semua proses pra produksi, produksi, dan pasca produksi selesai. Film
animasi 3D "Robobattle" yang berdurasi 9 menit telah berhasil dibuat.
5. Kesimpulan
Didalam pembuatan film animasi 3d dilakukan dalam 3 tahap utama yaitu pra
produksi dengan mempersiapkan tema cerita, skenario dan storyboard kemudian
produksi dengan membuat karakter berbentuk 3D, memberi tekstur, menganimasikannya
kedalam adegan didalam storyboard kemudian memberikan special effect, lalu ditahap
terakhir menambahkan audio kemudian menyusun adegan per adegan setelah itu film
pun di-render.
DAFTAR PUSTAKA
G.Djalle Zaharuddin. 2007. The Making of 3D Animation Movie Using
3DstudioMax.
John Hallas & Roger Manvell. 1973. The Technique of Film Animation. Hastings
House
MSV Animation. 2006. Modul Perancangan Film Kartun. Yogyakarta: STMIK
AMIKOM.
Sofyan F. Amir. 2005. Modul Multimedia STMIK AMIKOM. Yogyakarta: STMIK
AMIKOM.