angket dan tes

Upload: agustut-aryana

Post on 14-Oct-2015

102 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • 0

    TUGAS II

    EVALUASI PEMBELAJARAN

    PENYUSUNAN ANGKET DAN TES

    OLEH KELOMPOK IV

    I Nyoman Dwi Suputrajaya (1329051012)

    Ni Luh Made Diandra Giarsani (1329051021)

    Putu Ledyari Noviyanti (1329051022)

    Ni Wayan Meiriska Rahayuni (1329051023)

    Agus Tut Aryana (1329051027)

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

    PROGRAM PASCASARJANA

    UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

    2014

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Instrumen pengukuran memegang peran yang sangat penting dalam proses

    evaluasi. Akurasi skor yang diperoleh sangat tergantung kepada akurasi instrumen

    evaluasi. Oleh karena itu intrumen evaluasi harus disusun secermat mungkin, agar

    secara konsisten mampu mengukur apa yang semestinya diukur. Selain itu

    instrumen evaluasi harus diujicoba, dan bila perlu harus diujicoba beberapa kali,

    agar persyaratan validitas, reliabilitas, dan persyaratan instrumen lainnya dapat

    dipenuhi dengan baik.

    Secara garis besar alat evaluasi yang dapat digunakan digolongkan menjadi

    2 jenis, yaitu non-tes dan tes. Seringkali kedua jenis alat evaluasi tersebut

    dinamakan teknik evaluasi. Jadi teknik evaluasi mencakup teknik non-tes dan

    teknik tes.

    Dari latar belakang singkat diatas, maka dalam makalah ini akan membahas

    tentang teknik non-tes berupa angket dan teknik tes.

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka rumusan

    masalah yang diajukan dalam makalah ini adalah:

    1. Bagaimanakah pengertian angket, jenis-jenis angket, cara penyusunan

    angket dan keunggulan dan kelemahan angket?

    2. Bagiamanakah pengertian tes, jenis dan bentuknya, ciri tes yang baik,

    tujuan tes dan penyusunan tes?

  • 2

    C. Tujuan Penulisan

    Sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah di atas maka tujuan

    yang ingin dicapai adalah:

    1. Untuk mengetahui pengertian angket, jenis-jenis angket, cara

    penyusunan angket dan keunggulan dan kelemahan angket.

    2. Untuk mengetahui pengertian tes, jenis dan bentuknya, ciri tes yang

    baik, tujuan tes dan penyusunan tes.

  • 3

    BAB II

    PEMBAHASAN

    A. Pengertian Angket

    Menurut B.Uno Hamzah (2012) angket merupakan instrumen pengumpulan

    data penelitian berupa sejumlah pernyataan yang diberikan secara tertulis yang

    diberikan kepada subjek penelitian1. Menurut Sugiyono, (2010) angket merupakan

    teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat

    pertanyaan atau peryataan tertulis kepada responden untuk di jawab2. Menurut

    WS. Winkel (1987) angket adalah suatu daftar atau kumpulan pertanyaan tertulis

    yang harus dijawab secara tertulis juga3. I. Djumhur (1985) angket merupakan

    teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan mengadakan komunikasi dengan

    sumber data. Menurut Dewa Ketut Sukardi (1983) kuessioner atau angket

    merupakan teknik pengumpulan data yang tidak memerlukan kedatangan

    langsung dari sumber data. Menurut Bimo Walgito (1987) Kuessioner adalah

    suatu daftar yang berisi pertanyaan yang harus dijawab atau dikerjakan oleh

    orang/anak yang ingin diselidiki atau responden. Dari beberapa pengertian

    tersebut dapat disimpulkan pengertian angket adalah instrumen pengumpul data

    penelitian berupa sejumlah pertanyaan tertulis yang diberikan kepada responden

    atau subyek penelitian untuk mendapatkan suatu jawaban. Angket umumnya

    digunakan dalam penelitian yang mengungkap variabel konseptual, misalnya

    penelitian tentang motivasi belajar, sikap siswa terhadap mata pelajaran

    matematika, motivasi kerja guru, minat berwiraswasta, konsep diri siswa, atau

    gejala psikologis lainnya. Penyusunan angket dilakukan setelah konsep yang akan

    1 Uno Hamzah B. 2012. Assessment Pembelajaran. Jakarta. Bumi Aksara

    2 Sugiyono.2010.Metode Penelitian Pendidikan.Bandung. Alvabeta

    3 WS. Wingkel.1987.Psikologi Pengajaran.Jakarta.Gramedia

  • 4

    diukur didefinisikan dengan jelas. Angket tidak dimaksudkan untuk menguji

    responden, tetapi lebih mengutamakan pencarian atau pengungkapan dari

    responden.

    B. Jenis-Jenis Angket

    Seperi yang telah kita ketahui bahwa angket merupakan salah satu dari alat

    evaluasi non test. Angket sendiri dapat di klasifikasikan kedalam beberapa jenis,

    antara lain:

    1. Dilihat dari sisi orang yang menjawab angket terbagi menjadi:

    a. Angket/kuesioner langsung (direct questionnaire) adalah angket yang

    di berikan langsung kepada responden yang ingin di selidiki. Pada

    angket langsung responden diminta menjawab angket tersebut

    mengenai informasi atau keterangan yang berkenaan dengan data

    dirinya sendiri. Jawaban yang di peroleh dari angket langsung

    merupakan sumber pertama tanpa adnya perantara. Misalnya kita ingin

    mengumpulkan data tentang kebiasaan belajar para siswa di rumah,

    maka kuesionernya langsung kita berikan kepada siswa yang

    bersangkutan..

    b. Angket/kuesioner tidak langsung (indirect questionnaire) yaitu Bila

    angket di sampaikan kepada orang lain yang di minta pendapat tentang

    kondisi orang lain. Sehingga jawaban yang di peroleh tidak dari

    sumber pertama (melalui perantara). Pada angket tak langsung,

    jawaban yang diminta berkenaan dengan keterangan atau informasi di

    luar diri responden. Misalnya untuk mengetahui kebiasaan belajar para

  • 5

    siswa di rumah, kuesionernya tidak langsung diberikan kepada siswa

    yang bersangkutan melainkan diberikan kepada orang lain yang

    dianggap mengetahui kebiasaan belajar para siswa, misalnya orang

    tuanya atau walinya.

    2. Dilihat dari sisi kebebasan responden dalam memberikan jawaban, angket

    terbagi menjadi:

    a. Angket Terbuka atau angket tidak terstruktur, adalah angket yang

    disusun sedemikian rupa sehingga responden bebas mengemukakan

    pendapatnya karena memang tidak disediakan jawabannya untuk

    dipilih. Keterangan jawaban pengisi belum terperinci dengan jelas

    sehingga jawabannya akan beraneka ragam. Angket terbuka juga

    digunakan untuk meminta pendapat seseorang.

    Contoh bentuk kuesioner terbuka ini antara lain adalah sebagai berikut.

    Apabila anda disuruh duduk sebangku dengan orang yang tidak anda

    sukai, bagaimanakah sikap anda ?,

    Terhadap pertanyaan tersebut responden diberikan kebebasan

    menuliskan jawaban sesuai dengan sikap yang diambilnya.

    b. Angket tertutup atau angket terstruktur, adalah angket yang disusun

    dengan menyediakan pilihan jawaban lengkap sehingga responden

    hanya tinggal memberi tanda pada jawaban yang dipilih. Contoh item

    kuesioner tertutup antara lain adalah sebagai berikut.

    Apabila anda disuruh duduk sebangku dengan orang yang anda tidak

    senangi, bagaimanakah sikap anda ?

    a) Mengatakan terus terang bahwa anda tidak suka duduk dengan

    orang tersebut.

  • 6

    b) Mau, tetapi dengan wajah yang menunjukkan

    ketidaksenangan.

    c) Mau, tetapi bersikap masa bodoh.

    d) Mau, dan berusaha mendekatkan diri dengan orang yang tidak

    disenangi tersebut.

    c. Angket semi terbuka (semi open questionnaire), yaitu bentuk angket

    yang pertanyaan atau pernyataannya berbentuk tertutup, tetapi diikuti

    pertanyaan terbuka.

    Contoh Angket Semi Terbuka.

    Apakah anda mempunyai kebiasaan yang buruk saat tidur ?

    Ya Tidak

    Jika ya ataupun tidak, berikan alasan anda

    C. Cara Menyusun Angket

    Menyusun angket merupakan pekerjaan yang sulit dan memakan waktu

    lama dalam penelitian. Untuk itu kita perlu mengetahui bagaimana cara menyusun

    angket agar dapat membantu kita dalam melaksanakan penilaian. Berikut adalah

    petunjuk dalam menyusun angket.

    1. Susunlah instrumen sedemikian rupa sehingga mencerminkan mutu yang

    baik

    2. Menyusun instrumen diusahakan sesingkat mungkin, sehingga tidak

    menyita waktu responden penelitian

    3. Susunlah kalimat pertanyaan dalam angket itu sedemikian rupa sehingga

    mudah dipahami oleh setiap responden

    4. Susunlah pertanyaan dalam angket itu dengan baik sehingga tidak

    menimbulkan jawaban yang bermakna ganda

  • 7

    5. Diusahakan pertanyaan dalam angket tidak menghasilkan bias atau

    prasangka yang mempengaruhi responden

    6. Diusahakan pertanyaan yang ada dalam angket tidak menyesatkan karena

    adanya asumsi-asumsi yang tidak dinyatakan

    7. Alternatif jawaban terhadap berbagai pertanyaan dalam angket hendaknya

    lengkap

    8. Perlu dihindari pertanyaan-pertanyaan yang menimbulkan rasa curiga,

    atau permusuhan dipihak responden

    9. Untuk mengedarkan angket perlu disertakan surat tertutup dengan

    menuliskan nama lengkap responden, jika perlu sekalian gelarnya.

    10. Suatu tindak lanjut yang terencana perlu disiapkan apabila peneliti ingin

    mencapai persentase pengambilan angket secara maksimal.

    D. Keunggulan dan Kelemahan Penggunaan Angket

    Penggunaan angket dalam pengumpulan data penelitian memiliki beberapa

    keunggulan dan kelemahan yaitu sebagai berikut:

    1. Keunggulan-Keunggulan

    Adapun keunggulan-keunggulan dalam menggunakan angket di antaranya

    adalah:

    a. Biaya relatif murah dan waktu relatif singkat

    Bila ingin mengetahui informasi atau data pada sejumlah responden yang

    cukup banyak dan tempatnya tersebar, kita dapat mengumpulkan data

    yang dimaksud secara serentak dan efisien dengan menggunakan angket.

    Angket dibuat kemudian disebarkan, bisa oleh kita sendiri, oleh orang

  • 8

    lain, atau melalui pos. Dengan demikian biaya akan bisa ditekan minimal

    daripada mendatangi sendiri setiap responden.

    b. Penyebar angket tidak perlu ahli dalam bidangnya.

    Penyebar angket lebih berfungsi sebagai penyebar semata-mata. Tidak

    perlu orang yang mempunyai keahlian, sehingga orang yang diperlukan

    mudah dicari.

    c. Angket memuat pertanyaan atau instruksi yang sudah diatur sedemikian

    rupa oleh peneliti dan sudah menggambarkan keinginan dan atau

    perasaan subyek, sehingga data yang terkumpul tidak dipengaruhi lagi

    oleh penampilan, ucapan, perasaan, atau tingkah laku peneliti.

    2. Kelemahan-Kelemahan dalam Penggunaan Angket

    Adapun kelemahan-kelemahan dalam menggunakan angket di antaranya

    adalah:

    a. Angket hanya bisa disebarkan untuk responden yang tidak buta huruf.

    Bagi responden yang tidak mampu baca-tulis atau tidak mengerti materi

    yang ditanyakan, angket sulit dilaksanakan. Angket tidak mampu

    menjelaskan keraguan responden dalam mengisi jawaban ataupun bila

    responden ingin mengetahui pokok permasalahan yang sebenarnya dari

    pembuat angket itu. Sebagai contoh, bila respondennya masih di sekolah

    dasar dengan kelas rendah, tentulah penyebaran angket tidak dapat

    dilakukan.

    b. Angket yang baik sukar disusun

    Membuat angket yang tepat, mudah dipahami responden, isinya tidak

    menyimpang dengan informasi yang dikehendaki, bukanlah merupakan

  • 9

    pekerjaan yang mudah. Seringkali angket ditafsirkan salah oleh

    responden. Pada angket yang sulit diisi, umumnya responden sendiri

    kurang yakin dengan apa yang diisikannya. Hal ini mengakibatkan data

    yang diperoleh tidak sesuai lagi dengan kenyataan yang sebenarnya.

    E. Pengertian Tes

    Istilah tes berasal dari kata testum yang diambil dari bahasa Perancis

    kuno, yang berarti piring yang digunakan untuk memisahka (mendulang) logam

    mulia dari benda-benda lain seperti pasir, batu, tanah dan sebagainya. Berikut

    pendapat beberapa para ahli mengenai tes. Zaenal Arifin (2010) menyebutkan tes

    merupakan suatu teknik atau cara yang digunakan dalam rangka mlaksanakan

    kegiatan pengukuran, yang didalamnya terdapat berbagai pertanyaan, pernyataan,

    atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan atau dijawab oleh peserta didik

    untuk mengukur aspek prilaku peserta didik4. Menurut Terry Overton (2008) tes

    sebagai suatu metode untuk menentukan kecakapan siswa dalam menyelesaikan

    sesuatu tugas atau mempertunjukan penguasaan keterampilan atau penguasaan

    pengetahuan sesuatu bahan ajar5. Menurut Wayan Nurkancana (1993) tes adalah

    suatu cara untuk mengadakan penelitian yang berbentuk suatu tugas yang harus

    dikerjakan anak atau sekelompok anak sehingga menghasilkan sautu nilai tentang

    tingkah laku atau prestasi anak tersebut yang kemudian dapat dibandingkan

    dengan nilai yang dicapai oleh anak-anak lain atau standar yang telah di tetapkan6.

    Amir Daien Indrakusuma (1974) menyatakan bahwa tes adalah suatu alat atau

    4 Arifin, Zaenal.2010.Evaluasi Pembelajaran.Bandung.PT Remaja Rosda Karya

    5 Overton, Terry.2008.Assessing Learners with Special Needs, 7

    th Edition. New York: Prentice-

    Hall 6 Wayang Nurkancana. 1993. Evaluasi Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional

  • 10

    prosedur yang sistematis dan objektif untuk memperoleh data atau keterangan-

    keterangan yang diinginkan tentang seseorang, dengan cara yang boleh dikatakan

    tepat dan cepat7. menurut Hamzah B Uno (2012), tes adalah seperangkat

    rangsangan (stimulasi) yang diberikan kepada seseorang dengan maksud untuk

    mendapatkan jawaban-jawaban yang menjadi dasar bagi penetapan sekor angka8.

    Ismed Basuki (2014) menyatakan Bahwa tes adalah alat penilaian atau metode

    penilaian yang sistematis, sah, dapat dipercaya dan objektif untuk menentukan

    kecakapan, keterampilan, dan tingkat pengetahuan siswa terhadap bahan ajar,

    berupa suatu tugas atau persoalan yang harus diselesaikan oleh seorang siswa atau

    sekelompok siswa9.

    Berdasarkan pendapat beberapa ahli tersebut diatas dapat disimpulkan

    bahwa tes adalah alat atau metode penilaian yang tersusun secara sistematis, sah,

    dapat dipercaya dan objektif untuk mengetahui tingkat pengusaan siswa terhadap

    materi ajar berupa tugas atau permasalahan yang harus diselesaiakan oleh siswa

    baik secara individu maupun secara kelompok. Tes dikatakan sebagai alat

    penilaian ketika tes tersebut berupa instrumen yang diujikan kepada siswa guna

    mengetahui tingkat pemahaman atau tingkat pengetahuan siswa mengenai materi

    ajar yang telah diajarkan dalam kurun waktu tertentu yang dilakukan secara

    individau ataupun kelompok. Tes dikatakan sebagai metode penilaian adalah

    ketika tes tersebut berupa proses yang telah ditentukan dengan berdasarkan

    prosedur yang sistematis dalam mengukur tingkat pemahaman siswa.

    7 Indrakusuma, Amir Daien. 1997. Evaluasi Pendidikan. Terbitan Sendiri

    8 Uno Hamzah B. 2012. Assessment Pembelajaran. Jakarta. Bumi Aksara

    9 Basuki Ismed. 2014. Asesmen Pembelajaran. Bandung. PT Remaja Rosdakarya

  • 11

    F. Jenis Jenis Tes

    Menurut Ismed Basuki (2014) secara umum, bermacam-macam tes dapat

    diklasifikasikan menurut enam macam aspek, yaitu 1) menurut sifatmya, 2)

    menurut tujuannya, 3) menurut pembuatannya, 4) menurut pelaksanaannya, 5)

    menurut keruntunan pelaksanaannya dan 6) menurut acuan yang dipergunakan10

    .

    1. Menurut Sifatnya, tes dibagi menjadi 6 jenis yaitu.

    a. Tes Verbal, yaitu tes yang menggunakan bahasa sebagai alat

    medianya, baik secara lisan maupun tertulis.

    b. Tes Non-Verbal, yaitu tes yang tidak menggunakan bahasa, atau jika

    menggunakan bahasa sangat terbatas dan tidak berperan penting.

    Contohnya melihat persamaan, perbedaan atau hal-hal yang diluar

    nalar dari sebuah gambar

    c. Tes Kinerja, yaitu tes yang terdiri dari tugas-tugas untuk melakukan

    sesuatu. Tes kinerja adalah salah satu bentuk tes non-verbal.

    penilaiannya dapat meliputi cara mengerjakan, waktunya atau hasil

    ahir.

    d. Tes kertas dan pensil, yaitu tes yang menggunakan kertas dan pensil

    atau pena sebagai alat media. Hal ini mensyaratkan kemampuan testee

    dalam hal baca tulis.

    e. Tes Individu, yaitu tes yang pada pelaksanaannya seorang penguji

    dalam waktu yang sama hanya menguji seorang testee saja.

    f. Tes Kelompok, yaitu tes yang pada pelaksanaannya seorang penguji

    menguji sekelompok testee.

    10

    Basuki Ismed. 2014. Asesmen Pembelajaran. Bandung. PT Remaja Rosdakarya

  • 12

    2. Menurut Tujuan Penggunaannya, tes dibagi menjadi 4 jenis tes yaitu.

    a. Tes Bakat, yaitu suatu jenis tes baku yang bertujuan untuk mengukur

    kecakapan seseorang dalam mengembangkan keterampilan atau

    memperoleh pengetahuan.

    b. Tes Prestasi, yaitu suatu jenis tes baku yang dirancang untuk

    mengukur tingkat pengetahuan seseorang dalam bidang studi tertentu.

    c. Tes Diagnostik, yaitu tes yang diujikan secara individual dan

    dirancang untuk mengidentifikasi kelemahan-kelemahan dalam proses

    pembelajaran.

    d. Tes Penempatan, yaitu tes yang bertujuan menempatkan peserta tes

    sesuai dengan kelompok hasi tes.

    3. Menurut Pembuatannya, tes dibagi menjadi 2 jenis tes yaitu.

    a. Tes Baku, yaitu tes yang pembuatannya telah melalui proses

    standardisasi, baik mengenai reliabilitas, validitas.

    b. Tes Buatan Guru, yaitu tes yang dibuat guru, misalnya berupa

    ulangan-ualngan baik formatif ataupun sumatif

    4. Menurut Pelaksanaanya , tes dibagi menjadi 2 jenis tes yaitu.

    a. Pra-tes, yaitu suatu tes pendahuluan yang dilaksanakan untuk

    mengetahui pengatahuan dasar siswa serta kesiapan siswa menghadapi

    suatu pengalaman belajar.

    b. Pos-tes, yaitu tes yang diberikan kepada siswa setelah menyelesaiakan

    suatu progam pembelajaran.

    5. Menurut Keruntunan Pelaksanaannya, tes dibagi menjadi 2 jenis yaitu.

  • 13

    a. Tes Formastif, yaitu tes yang dilakukan secara perodik/runtut untuk

    mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan

    satu kompetensi dasar atau lebih.

    b. Tes Sumatif, yaitu suaut proses yang merupakan bagian dari evaluasi

    final untuk mengetahui apakah tujuan pembelajaran seperti yang

    digariskan dalam kurikulum terpenuhi.

    6. Menurut Acuannya, tes dibagi menjadi 2 jenis yaitu.

    a. Tes Acuan Norma (TAN), yaitu suatu tes yang menggunakan acuan

    perbandingan hasil kerja para siswa peserta tes yang lain.

    b. Tes Acuan Kriteria (TAK), yaitu suatu tes yang menggunakan acuan

    perbandingan hasil kerja siswa dengan kriteria yang ditetapkan

    ataudisepakati sebelumnya.

    G. Ciri-Ciri Tes yang Baik

    a. Reliabilitas Tes

    Suatu tes dikatakan reliabel jika dapat dipercaya. Suatu tes dikatakan dapat

    dipercaya apabila hasil yang dicapai oleh tes itu konstan atau tetap. Ketidak

    reliabelan suatu tes dapat disebabkan karena.

    1) Situasi pada waktu pengujian dilaksanakan

    2) Keadaan tes itu sendiri, misalnya pertanyaan bersifat ambigu, memiliki

    dwi arti, maksud dari pertanyaan tidak jelas.

  • 14

    b. Validitas Tes

    Valid artinya sah atau cocok, atau benar. Tes yang valid artinya benar-benar

    mengukur apa yang harus diukur. Tes tersebut dapat memberikan gambaran

    tentang apa yang diinginkan untuk diukur

    c. Objektivitas

    Suatu tes dikatakan objektif jika pendapat atau pertimbangan dari pemeriksa

    tes tidak ikut berpengaruh dalam proses penentuan angka atau proses pemberian

    skor. Berbeda dengan reliabilitas dan validitas objektifitas tidak dapat diukut. Hal-

    hal yang dapat dilakukan agar suatu tes dapat terjamin objektivitasnya adalah.

    1) Merumuskan pertanyaan-pertanyaan tes secara spesifik dan tepat sehingga

    jawabannya cukup jelas dan tertentu.

    2) Menghindari pertanyaan-pertanyaan yang bersifat ambigu yang

    memungkinkan berbagai macam penafsiran

    3) Menyusun tes yang hanya memerlukan jawaban-jawaban pendek, tepat,

    spesifik, dalam memeriksa hasil menggunakan kunci-kunci jawaban yang

    telah disebutkan sebelumnya

    4) Dalam pemberian skor, menggunakan kunci-kunci atau pedoman dalam

    pemberian angka yang telah ditentukan terlebih dahulu.

    d. Praktikabilitas

    Apabila sebuah tes bersifat praktis dan mudah pengadministrasiannya maka

    dikatakan bahwa tes tersebut memiliki praktikabilitas tinggi. Tes yang baik haus

    bersifat praktis yang indeksnya adalah.

    1) Dilengkapi oleh petunjuk-petunjuk yang jelas sehingga setiap guru atau

    siapapun dapat memberikannya dan setiap siswa yang dites dapat

  • 15

    memahami maksudnya, ia harus mengerjakan apa atau berbuat apa dalam

    tes

    2) Mudah pelaksanaannya, tidak terlalu menuntut persiapan yang terlalu

    rumit atau memerlukan barang barang yang bermacam-macam

    3) Memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengerjakan soal-soal yang

    dirasakannya lebih mudah terlebih dahulu.

    4) Mudah pemeriksaannya karena tes dilengkapi dengan lembar jawaban,

    kunci jawaban, pedoman pemberian skor maupun kunci pemberian skor

    H. Tujuan dari Tes

    Adapun tujuan diadakannya tes adalah sebagai berikut:

    1. Memperoleh umpan balik terhadap hasil pembelajaran

    Hasil pengukuran dari suatu tes dapat digunakan sebagai umpan balik, baik

    bagi guru maupun siswa peserta, ataupun pihak sekolah. Bagi guru, hasil tes

    memberikan indikasi efektifitas pembelajarannya sehingga berdasarkan hasil tes

    guru dapat memberpbaiki proses pembelajaran serta memahami sampai sejauh

    kemampouan para siswanya menafsirkan dan menguasai bahan ajar. Bagi siswa

    hasil tes memberikan indikasi sejauh mana tingkat pembelajarannya apakah perlu

    perbaikan atau peningkatkan. Bagi sekolah hasil tes dar sejumlah bidang studi

    memberikan indikasi seberapa ekfektif pembelajaran yang berlangsung disekolah

    tersebut.

    2. Memperbaiki kurikulum dan program pendidikan

    Biasanya sekolah langsung melaksanakan kurikulm yang digariskan oleh

    pemerintah, tetapi dengan laporan setiap sekolah tentang efektifitas pembelajaran

  • 16

    berdasaekan kurikulumj yang ditetapkan, pihak pemerintah juga akan tahu apakah

    kurikulum yang diberlakukan perlu diperbaiki atau tidak. Hasil tes yang dilakukan

    dipergunakan sebagai landasan evaluai sehingga akan menjadi landasan yang

    kokoh bagi perbaikan program pendidikan.

    3. Meningkatkan motivasi siswa

    Hasil dari tes formatif maupun sumatif yang telah dilakukan akan dijadikan

    landasan untuk menuju perbaikan pembelajaran. Hasil tes akan meningkatkan

    motivasi siswa untuk belajar jika masih belum memenuhi kriteria ketuntansan

    minimal (KKM) akan mencoba bangkit agar mencapai atau bahkan nelebihi

    KKM.

    4. Melaksanakan diagnosis dan remidial

    Hasil tes dapat dipergunakan untuk mengukur kekuatan dan kelemahan siswa

    dalam bidang studi tertentu sehingga siswa dapat memperbaiki penguasaan atau

    kemampuan siswa. Bagi guru hasil tes tersebut dapat dipergunakan untuk

    memperbaiki program pembelajarannya.

    5. Melakukan penempatan

    Hasil tes dapat dijadikan tolak ukur untuk menempatkan seseorang kedalam

    suatu tempat berdasarkan tingkat pemahaman dan pengetahuannya.

    6. Melakukan seleksi

    Pada umumnya tes diguakan bila jumlah kursi yang tersedia disuatu lembaga

    terbatas sementara peminatnya melebih kapasitas yang ditetapkan.

    7. Mengembangkan kazanah ilmu pengetahuan

    Ilmu-ilmu tertentu, utamannya yang terkait dengan pendidikan dan psikologi

    berkembang, diantaranya dengan cara memanfaatkan hasil tes. Dalam pendidikan,

  • 17

    evaluasi pendidikan berkembang karena hasil-hasil pengukuran, tes dan penilaian

    yang berkesinambungan.

    I. Penyusunan Tes

    1. Perencanaan Tes

    Dalam langkah perencanaan tes ada beberapa kegiatan yang harus dilakukan

    guru sebagai pendidik yaitu:

    a. Menentukan cakupan materi yang akan diukur yang menyangkut

    penetapan cakupan materi dan aspek (ranah) kemampuan yang akan diukur.

    Penetapan ini penting mengingat bahwa kemampuan belajar merupakan

    proses yg kompleks dan menyangkut pemahaman yang bersifat abstrak,

    sehingga harus jelas pada bagian mana cakupan materi yang akan diukur

    dan dikembangkan dalam soal tes, langkah ini biasanya dilakukan dengan

    menyusun kisi-kisi soal yaitu daftar spesifikasi, Ada tiga langkah dalam

    mengembangkan kisi-kisi tes dalam sistem penilaian berbasis kompetensi

    dasar, yaitu; (1) Menulis kompetensi dasar, (2) Menulis materi pokok, (3)

    Menentukan indikator, dan (4) Menentukan jumlah soal.

    b. Bentuk Tes: Pemilihan bentuk tes akan dapat dilakukan dengan tepat bila

    didasarkan pada tujuan tes, jumlah peserta tes, waktu yang tersedia untuk

    memeriksa lembar jawaban tes, cakupan materi tes, dan karakteristik mata

    pelajaran yang diujikan. Misalnya, bentuk tes objektif pilihan ganda dan

    bentuk tes benar salah cocok digunakan bila jumlah peserta tes banyak,

    waktu koreksi singkat, dan cakupan materi yang diujikan banyak. Bentuk

    tes objektif lebih cocok digunakan pada mata pelajaran yang batasnya jelas,

  • 18

    misalnya mata pelajaran Matematika, Biologi, dan sebagainya. Dalam

    memilih teknik tes mana yang akan digunakan Pendidik juga harus

    mempertimbangkan ciri indikator, contoh, apabila tuntutan indikator

    melakukan sesuatu, maka teknik penilaiannya adalah tes unjuk kerja

    (performance), sedang bila tuntutan indikator berkaitan dengan pemahaman

    konsep, maka teknik penilaiannya adalah tes tertulis. Tingkat berpikir yang

    digunakan dalam mengerjakan tes harus mencakup mulai yang rendah

    sampai yang tinggi, dengan proporsi yang sebanding sesuai dengan jenjang

    pendidikan.

    c. Menetapkan panjang Tes: langkah menetapkan panjang tes, meliputi

    berapa waktu yang tersedia untuk melakukan tes, hal ini terkait erat dengan

    penetapan jumlah item-item tes yang akan dikembangkan. Apabila oleh

    pendidik ada materi yang dinilai lebih penting dan mempunyai tingkat

    kesulitan yang lebih tinggi, guru bisa memberikan pembobotan yang

    berbeda dari setiap soal yang disusun. Ada tiga hal yang harus

    dipertimbangkan dalam menentukan jumlah soal, yaitu bobot masing-

    masing bagian yang telah ditentukan dalam kisi-kisi, keandalan yang

    diinginkan, dan waktu yang tersedia.

    2. Menulis Butir Pertanyaan

    Setelah selesai mencermati dan menjabarkan setiap indikator menjadi diskriptor-

    diskriptor, dan telah ditetapkan ukurannya, maka pendidik mulai dapat

    mengembangkan atau menulis butir pertanyaan sesuai dengan kisi-kisi yang telah

    ditetapkan. Ada 3 kegiatan pokok dalam menulis butir soal yaitu:

  • 19

    a. Menulis draft soal: Menulis soal bagi Anda pasti sudah menjadi pekerjaan

    rutin sebelum ulangan, tetapi seharusnya Anda perlu mencermatinya karena

    langkah ini juga memerlukan kecermatan dalam memilih kalimat-kalimat

    yang mudah dimengerti dan tidak menimbulkan interpretasi ganda. Ada dua

    hal yang perlu mendapat perhatian dalam penulisan butir pertanyaan yaitu

    format pertanyaan dan alternatif jawaban. Dalam hal ini perlu diperhatikan

    beberapa hal yaitu, (1) apakah pertanyaan mudah dimengerti? (2) apakah

    sudah sesuai dengan indikator (3) apakah tata letak keseluruhan baik? (4)

    apakah perlu pembobotan (5) apakah kunci jawaban sudah benar?

    b. Memantapkan Validitas Isi (Content Validity): Content validity atau

    validitas isi pada dasarnya merupakan koefisien yang menunjukkan

    kesesuaian antara draft tes yang telah disusun dengan isi dari konsep dan

    kisi-kisi yang telah disusun, apakah semua materi telah terjabar dalam item,

    dan apakah soal yang disusun telah pula sesuai ranah atau kawasan yang

    akan diukur. Langkah ini dapat dilakukan dengan beberapa cara misalnya

    diskusi dengan sesama pendidik ataupun dengan cara mencermati kembali

    substansi dari konsep yang akan diukur.

    c. Melakukan Uji Coba (try out): Mungkin Anda mengira bahwa try out

    hanya digunakan untuk tes standard dan tidak perlu dilakukan untuk tes

    buatan guru. Anggapan itu kurang benar karena uji coba tetap diperlukan

    dalam penyusunan tes buatan guru, try out tidak harus dilakukan secara

    formal dan dalam skala besar, yang perlu Anda perhatikan adalah bahwa try

    out dapat dilakukan untuk berbagai kepentingan diantaranya adalah untuk;

    (1) analisis item, (2) bagaimana rencana pelaksanaan, (3) memperkirakan

  • 20

    penggunaan waktu pengerjaan, (4) kejelasan format tes, (5) kejelasan

    petunjuk pengisian, dan (6) pemahaman bahasa yang digunakan dsbnya.

    d. Revisi soal: Hasil dari uji coba kemudian dilakukan analisis untuk mencari

    tingkat kesulitan soal dan penggunaan bahasa yang kurang komunikatif,

    untuk kemudian dilakukan revisi sesuai dengan kebutuhan. Misalnya revisi

    dilakukan untuk; (1) eliminasi butir-butir yang jelek, (2) menambah butir-

    butir baru, (3) memperjelas petunjuk, dan (4) memodifikasi format dan

    urutan, dsbnya.

    3. Melakukan pengukuran dengan tes

    Sekarang tes sebagai instrumen sudah selesai disusun! Apa saja yang harus

    Anda lakukan selanjutnya? Ada beberapa langkah yang harus diperhatikan pada

    saat menyelenggarakan tes untuk siswa yaitu:

    a. Menjaga obyektivitas pelaksanaan tes: Kegiatan pengukuran yang berupa

    penyelenggaraan tes juga sudah menjadi kegiatan Anda sehari-hari,

    meskipun demikian pendidik tetap harus menjaga obyektifitas, baik dalam

    pengawasan, menjaga kerahasiaan soal, dan berbagai kode etik

    penyelenggaraan tes yang lain. Setelah ujian dilaksanakan maka langkah

    berikut adalah koreksi, dan interpretasi dari hasil ujian tersebut, untuk

    kemudian berdasar data hasil analisis tersebut akan diambil keputusan

    dalam berbagai kepentingan.

    b. Memberikan skor pada hasil tes: Yaitu memeriksa hasil jawaban dari para

    siswa, untuk memberikan skor/angka sebagai penghargaan terhadap setiap

    poin soal yang dapat dikerjakan, hasilnya berupa angka yang disebut skor

    mentah, angka yang menunjukkan berapa soal yang bisa dijawab benar oleh

  • 21

    siswa. Penentuan jumlah soal yang bisa dijawab benar ini tidak menjadi

    masalah untuk tes obyektif. Namun untuk bentuk soal tes uraian masalah ini

    akan menjadi persoalan, karena setiap siswa akan mengemukakan

    argumentasi yang berbedabeda untuk menjawab soal dan permasalahan tes.

    Sehingga dalam melakukan langkah ini harus pula dijaga obyektivitas

    dengan selalu menggunakan kunci jawaban dan indikator keberhasilan.

    c. Melakukan Analisis Hasil Tes Setelah semua pekerjaan siswa dikoreksi

    langkah berikutnya adalah melakukan analisis terhadap skor hasil tes.

  • 22

    BAB III

    PENUTUP

    Simpulan

    Berdasarkan uraian di atas maka dapat ditarik beberapa simpulan yaitu:

    1. Angket adalah instrumen pengumpul data penelitian berupa sejumlah

    pertanyaan tertulis yang diberikan kepada responden atau subyek penelitian

    untuk mendapatkan suatu jawaban. Berdasarkan dari sisi orang yang

    menjawab, angket dibagi menjadi angket langsung dan tidak langsung,

    sedangkan dilihat berdasarkan dari sisi kebebasan responden dalam

    memberikan jawaban, angket dibagi menjadi angket terbuka (angket tidak

    terstruktur), angket tertutup (angket terstruktur) dan angket semi terbuka (semi

    open questionere). Dalam penyusunan angket sebagai alat evaluasi non test,

    perlu ada beberpa hal yang diperhatikan antara lain mengenai penggunaan

    kata-kata di dalam pertanyaannya. Kelebihan angket salah satunya responden

    dapat menjawab dengan bebas tanpa dipengaruhi oleh hubungannya dengan

    peneliti atau penilai dan kelemahan angket salah satunya adalah hanya

    diperuntukan bagi orang yang dapat melihat (membaca).

    2. Tes adalah alat atau metode penilaian yang tersusun secara sistematis, sah,

    dapat dipercaya dan objektif untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa

    terhadap materi ajar berupa tugas atau permasalahan yang harus diselesaikan

    oleh siswa baik secara individu maupun secara kelompok. Tes dapat

    diklasifikasikan menurut enam macam aspek, yaitu 1) menurut sifatmya, 2)

    menurut tujuannya, 3) menurut pembuatannya, 4) menurut pelaksanaannya, 5)

  • 23

    menurut keruntunan pelaksanaannya dan 6) menurut acuan yang

    dipergunakan. Beberapa ciri tes yang baik yaitu reliable, valid, objektif dan

    praktis. Suatu tes dibuat dapat bertujuan untuk memperoleh umpan balik

    terhadap hasil pembelajaran. Dalam penyusunan tes dapat diperhatikan

    beberapa langkah yaitu perencanaan tes, menulis butir pertanyaan dan

    melakukan pengukuran tes.