perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id eksperimentasi ... · metode dokumentasi, metode angket...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) PADA SUB
POKOK BAHASAN MENGHITUNG KELILING DAN LUAS
LINGKARAN DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA
KELAS VIII SEMESTER II SMP NEGERI 16 SURAKARTA
TAHUN AJARAN 2010/2011
SKRIPSI
Oleh:
JUMILAH
NIM: K 1304004
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) PADA SUB
POKOK BAHASAN MENGHITUNG KELILING DAN LUAS
LINGKARAN DI TINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA
KELAS VIII SEMESTER II SMP NEGERI 16 SURAKARTA
TAHUN AJARAN 2010/2011
SKRIPSI
Oleh:
JUMILAH
NIM: K 1304004
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapat gelar
Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika
Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji
Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta
Hari :
Tanggal : April 2012
Persetujuan Pembimbing
Pembimbing I
Ira Kurniawati, S.Si, M.Pd
NIP. 19720106 199802 2 001
Pembimbing II
Rosihan Ariyuana, M.Kom
NIP. 19790901 200212 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima
untuk memenuhi persyaratan mendapat gelar Sarjana Pendidikan
Hari :
Tanggal :
Tim Penguji Skripsi :
Ketua : Sutopo, S.Pd, M.Pd (………………)
Sekretaris : Henny Ekana Ch, S.Si, M. Pd (………………)
Anggota I : Ira Kurniawati, S. Si, M. Pd (………………)
Anggota II : Rosihan Ariyuana, S. Si, M. Kom (………………)
Disahkan oleh
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Dekan
Prof. Dr. HM. Furqon Hidayatullah, M. Pd
NIP. 19600727 198702 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
ABSTRAK
Jumilah. EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) PADA SUB
POKOK BAHASAN MENGHITUNG KELILING DAN LUAS
LINGKARAN DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS
VIII SEMESTER II SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN AJARAN
2010/2011. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
Universitas Sebelas Maret Surakarta, April 2012. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) apakah pembelajaran
matematika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD
menghasilkan prestasi belajar matematika yang lebih baik jika dibandingkan
dengan model langsung pada sub pokok bahasan Menghitung Keliling dan Luas
Lingkaran, (2) diantara siswa yang mempunyai motivasi belajar tinggi, sedang
dan rendah, manakah yang memiliki prestasi belajar matematika yang lebih baik
pada sub pokok bahasan Menghitung Keliling dan Luas Lingkaran, (3) apakah
terdapat interaksi antara model pembelajaran dan motivasi belajar siswa terhadap
prestasi belajar matematika pada sub pokok bahasan Menghitung Keliling dan
Luas Lingkaran.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental semu. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 16 Surakarta tahun
ajaran 2010/2011 sejumlah 190 siswa. Sampel diambil dengan teknik cluster
random sampling sejumlah 75 siswa. Sampel penelitian ini adalah kelas VIII-B
sejumlah 37 siswa sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII-C sejumlah 38 siswa
sebagai kelas kontrol. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah dengan
metode dokumentasi, metode angket dan metode tes. Teknik analisa data yang
digunakan adalah analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama. Dalam
penelitian ini digunakan uji persyaratan eksperimen yaitu uji keseimbangan
menggunakan uji-t dan uji normalitas dengan metode Lilliefors. Sedangkan uji
persyaratan analisis yaitu uji normalitas dengan metode Lilliefors dan uji
homogenitas dengan metode Bartlett.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: (1) tidak ada
perbedaan prestasi belajar matematika antara model pembelajaran kooperatif tipe
STAD dan model langsung pada sub pokok bahasan Menghitung Keliling dan
Luas Lingkaran. Hal ini ditunjukkan dari analisis variansi dua jalan dengan sel tak
sama yaitu tabela F 3,988 2006,0 F , pada taraf signifikansi 5%, (2) motivasi
belajar siswa untuk kategori tinggi, sedang maupun rendah memberikan
perbedaan prestasi belajar matematika pada sub pokok bahasan Menghitung
Keliling dan Luas Lingkaran. Hal ini ditunjukkan dari analisis variansi dua jalan
dengan sel tak sama yaitu Fb = 3,4931 > 3,138 = Ftabel, pada taraf signifikansi 5%.
Siswa dengan motivasi belajar tinggi mempunyai prestasi lebih baik daripada
siswa dengan motivasi belajar sedang. Siswa dengan motivasi belajar tinggi
mempunyai prestasi sama baik dengan siswa yang mempunyai motivasi belajar
rendah dan siswa dengan motivasi belajar sedang mempunyai prestasi sama baik
dengan siswa dengan motivasi belajar rendah., (3) tidak terdapat interaksi yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
signifikan antara model pembelajaran dan motivasi belajar siswa terhadap prestasi
belajar matematika pada sub pokok bahasan Menghitung Keliling dan Luas
Lingkaran. Hal ini ditunjukkan dari analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama
yaitu Fab = 0,0541 < 3,138 = Ftabel, pada taraf signifikansi 5%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
MOTTO
“Perubahan tak datang sendiri, kita yang harus memulainya.
Berubahlah untuk maju...”
“Jangan takut untuk melakukan kesalahan, karena dari kesalahan
kita dapat belajar...”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
PERSEMBAHAN
Karya yang tersusun dengan ketulusan dan kesungguhan hati ini
kupersembahkan kepada:
Ibuku Tercinta dan Bapakku Terhormat, terima kasih atas segala doa, kasih
sayang, perhatian dan perjuangan yang tiada henti yang telah diberikan
kepada penulis.
Mey dan Keluarga, terima kasih atas segala doa, kasih sayang, perhatian
dan perjuangan yang tiada henti yang telah diberikan.
Rekan-rekan pendidikan matematika angkatan 2004
Keluarga besar kost BUNAKEN dan sahabat-sahabatku yang telah mengisi
hari-hariku dan memberiku canda tawa..
Almamater
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi dengan judul “Eksperimentasi Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD pada
Materi Sub Pokok Bahasan Menghitung Keliling dan Luas Lingkaran ditinjau
dari Motivasi Belajar Siswa Kelas VIII Semester II” yang dilaksanakan di SMP
Negeri 16 Surakarta tahun ajaran 2010/2011 sebagai persyaratan mendapatkan
gelar Sarjana Pendidikan pada Program Pendidikan Matematika Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
Selain karena kemudahan yang telah diberikan oleh-Nya, keberhasilan
penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, dorongan dan bimbingan dari
berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan banyak
terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan izin
untuk menulis skripsi ini.
2. Sukarmin, M.Si, Ph.D, Ketua Jurusan P.MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan izin
untuk menulis skripsi ini.
3. Triyanto, S.Si, M.Si, Ketua Program Pendidikan Matematika Jurusan P.MIPA
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta
yang telah memberikan izin untuk menulis skripsi ini.
4. Ira Kurniawati, S.Si, M.Pd sebagai dosen pembimbing I yang telah
memberikan bimbingan dan motivasi selama penyusunan skripsi ini.
5. Rosihan Ariyuana, S.Si, M.Kom, sebagai dosen pembimbing II yang telah
memberikan bantuan, dan bimbingan selama penyusunan skripsi ini.
6. Dra. Siti Mundjajanah, Kepala SMP Negeri 13 Surakarta yang telah
memberikan izin melakukan try out.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
7. Abdul Haris Alamsah, S.Pd, M.Pd, Kepala SMP Negeri 16 Surakarta yang
telah memberikan izin melakukan penelitian.
8. Nur Hidayati, S.Pd, guru matematika SMP Negeri 13 Surakarta yang telah
memberikan bantuan dan bimbingan serta meluangkan waktu untuk
membantu terlaksananya try out.
9. Wiyono, S.Pd, guru matematika SMP Negeri 16 Surakarta yang telah
memberikan bantuan dan bimbingan serta meluangkan waktu untuk
membantu terlaksananya penelitian ini.
10. Siswa-siswi kelas VIII C dan kelas VIII B SMP Negeri 16 Surakarta yang
telah membantu pelaksanaan penelitian ini.
11. Seluruh pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini
yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu.
Semoga amal kebaikan semua pihak tersebut di atas mendapatkan imbalan
dari Allah SWT. Penulis berharap penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis
pada khususnya, bagi dunia pendidikan dan pembaca pada umumnya.
Surakarta, April 2012
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iv
HALAMAN ABSTRAK .................................................................................. v
HALAMAN MOTTO ...................................................................................... vii
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... viii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... ix
DAFTAR ISI .................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ..................................................................... 4
C. Pembatasan Masalah .................................................................... 5
D. Perumusan Masalah ..................................................................... 5
E. Tujuan Penelitian ......................................................................... 6
F. Manfaat Penelitian ....................................................................... 7
BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................ 8
A. Tinjauan Pustaka .......................................................................... 8
1. Prestasi Belajar Matematika .................................................... 8
2. Model Pembelajaran ............................................................... 12
3. Motivasi Belajar Siswa .......................................................... 19
4. Tinjauan Materi Tentang Sub Pokok Bahasan Menghitung
Luas dan Keliling Lingkaran ................................................... 23
B. Kerangka Pemikiran ....................................................................... 24
C. Perumusan Hipotesis .................................................................... 26
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................................ 23
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
A. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................... 23
1. Tempat Penelitian ................................................................... 23
2. Waktu Penelitian .................................................................... 23
B. Metode Penelitian ......................................................................... 24
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel .................... 24
1. Populasi .................................................................................. 24
2. Sampel .................................................................................... 24
3. Teknik Pengambilan Sampel .................................................. 24
D. Metode Pengumpulan Data .......................................................... 25
1. Variabel Penelitian ................................................................. 25
2. Rancangan Penelitian ............................................................. 27
3. Metode Pengumpulan Data dan Penyusunan Instrumen ........ 27
E. Teknis Analisis Data .................................................................... 32
1. Uji Keseimbangan .................................................................. 32
2. Uji Prasyarat Analisis .............................................................. 33
3. Uji Hipotesis .......................................................................... 35
4. Uji Komparasi Ganda ............................................................. 40
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data
1. Data Hasil Uji Coba Instrumen ............................................. .. 48
2. Data Skor Prestasi Belajar Matematika Siswa ...................... .. 50
3. Data Skor Motivasi Belajar Matematika Siswa .................... .. 50
B. Pengujian Persyaratan Analisis
1. Pengujian Persyaratan Eksperimen ....................................... .. 51
2. Persyaratan Analisis
a. Uji Normalitas ................................................................. .. 52
b. Uji Homogenitas ............................................................. .. 52
C. Pengujian Hipotesis
1. Analisis Variansi Dua Jalan dengan Sel Tak Sama .............. .. 53
2. Uji Komparasi Ganda ............................................................ .. 54
D. Pembahasan Hasil Analisis Data
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
1. Hipotesis Pertama.................................................................. .. 56
2. Hipotesis Kedua .................................................................... .. 57
3. Hipotesis Ketiga .................................................................... .. 59
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Kesimpulan ................................................................................. .. 60
B. Implikasi ...................................................................................... .. 61
C. Saran ........................................................................................... .. 62
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... .. 64
LAMPIRAN ........................................................................................................ 65
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Fase-Fase Pembelajaran Langsung ................................................. 15
Tabel 2.2 Pnentuan Nilai Perkembangan Individu Berdasarkan Nilai Quis ... 19
Tabel 3.1 Rancangan Penelitian ...................................................................... 32
Tabel 3.2 Notasi dan Tata Letak Data ............................................................. 43
Tabel 3.3 Rataan dan Jumlah Rataan .............................................................. 43
Tabel 3.4 Rangkuman Analisis Variansi Dua Jalan dengan Sel Tak Sama .... 40
Tabel 4.1 Deskripsi Data Skor Prestasi Belajar Matematika Siswa Pada Sub
Pokok Bahasan Menghitung Keliling dan Luas Lingkaran
Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol .............................. 50
Tabel 4.2 Harga Statistik Uji dan Harga Kritik Uji Normalitas ....................... 51
Tabel 4.3 Harga Statistik Uji dan Harga Kritik Uji Normalitas ....................... 52
Tabel 4.4 Harga Statistik Uji dan Harga Kritik Uji Homogenitas ................... 53
Tabel 4.5 Rangkuman Analisis Variansi Dua Jalan dengan Sel Tak Sama ..... 48
Tabel 4.6 Rataan Skor Prestasi Belajar Matematika Siswa ............................. 49
Tabel 4.7 Rangkuman Hasil Uji Komparasi Ganda Antar Kolom................... 50
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kisi-kisi Tes Prestasi Matematika ............................................. 63
Lampiran 2 Uji Coba Tes Prestasi Matematika ............................................ 65
Lampiran 3 Pembahasan Kunci Jawaban Uji Coba Tes Prestasi
Matematika ................................................................................. 72
Lampiran 4 Kunci Jawaban Uji Coba Tes Prestasi Matematika ................... 83
Lampiran 5 Lembar Jawab Uji Coba Tes Prestasi Matematika .................... 84
Lampiran 6 Kisi-kisi Angket Motivsi Belajar Matematika........................... 85
Lampiran 7 Uji Coba Angket Motivasi Belajar Matematika ........................ 86
Lampiran 8 Lembar Jawab Uji Coba Angket Motivasi Belajar
Matematika ................................................................................ 90
Lampiran 9 Penilaian Validasi Tes Prestasi Belajar Matematika ................. 91
Lampiran 10 Konsistensi Internal Tes Prestasi ............................................... 95
Lampiran 11 Reliabilitas Tes Prestasi ............................................................. 98
Lampiran 12 Penilaian Validasi Angket Motivasi Belajar Matematika ......... 100
Lampiran 13 Konsistensi Internal Angket Motivasi Belajar Matematika……104
Lampiran 14 Reliabilitas Angket Motivasi Belajar Matematika .................... 106
Lampiran 15 Rencana Pembelajaran ............................................................... 108
Lampiran 16 Soal Tes Prestasi Belajar Matematika ....................................... 122
Lampiran 17 Kunci Jawaban Tes Prestasi Matematika .................................. 127
Lampiran 18 Pembahasan Kunci Jawaban Tes Prestasi Matematika ............. 128
Lampiran 19 Lembar Jawab Tes Prestasi Matematika .................................. 135
Lampiran 20 Angket Motivasi Belajar Matematika........................................ 136
Lampiran 21 Lembar Jawab Angket Motivasi Belajar Matematika ............... 139
Lampiran 22 Data Induk Penelitian Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol .... 140
Lampiran 23 Skor Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas Eksperimen
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
dan Kelas Kontrol ...................................................................... 145
Lampiran 24 Skor Motivasi Belajar Matematika Siswa Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol .................................................. 147
Lampiran 25 Lembar Kerja Kelompok ........................................................... 149
Lampiran 26 Kuis Individual .......................................................................... 156
Lampiran 27 Penghargaan Kelompok ............................................................. 158
Lampiran 28 Uji Normalitas Kemampuan Awal Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol ............................................................................ 160
Lampiran 29 Uji Keseimbangan ..................................................................... 163
Lampiran 30 Uji Normalitas Tes Prestasi Belajar Matematika Kelas
Kontrol ...................................................................................... 166
Lampiran 31 Uji Normalitas Tes Prestasi Belajar Matematika Kelas
Eksperimen ................................................................................ 168
Lampiran 32 Uji Normalitas Tes Prestasi Belajar Matematika Kelompok
Motivasi Belajar Matematika Tinggi ........................................ 170
Lampiran 33 Uji Normalitas Tes Prestasi Belajar Matematika Kelompok
Motivasi Belajar Matematika Sedang ....................................... 171
Lampiran 34 Uji Normalitas Tes Prestasi Belajar Matematika Kelompok
Motivasi Belajar Matematika Rendah ....................................... 174
Lampiran 35 Uji Homogenitas Variabel Model Pembelajaran ....................... 175
Lampiran 36 Uji Homogenitas Variabel Motivasi Belajar Matematika ......... 178
Lampiran 37 Anava Dua Jalan dengan Sel Tak Sama .................................... 182
Lampiran 38 Uji Komparasi Ganda ................................................................ 187
Lampiran 39 Perijinan .................................................................................... 189
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam situasi masyarakat yang selalu berubah, idealnya pendidikan tidak
harus berorientasi pada masa lalu dan masa kini, tetapi sudah seharusnya
merupakan proses yang mengantisipasi dan membicarakan masa depan.
Pendidikan hendaknya melihat jauh ke depan dan memikirkan apa yang dihadapi
peserta didik di masa yang akan dating. Menurut Buchori (2001) dalam khabibah
(2006: 1), bahwa pendidikan yang baik adalah pendidikan yang tidak hanya
mempersiapkan para siswanya untuk suatu profesi atau jabatan, tetapi untuk
menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari.
Salah satu masalah pokok dalam pembelajaran pada pendidikan formal
(sekolah) dewasa ini adalah masih rendahnya daya serap peserta didik. Hal ini
nampak rerata hasil belajar peserta didik yang senantiasa masih sangat
memprihatinkan. Prestasi ini tentunya merupakan hasil kondisi pembelajaran yang
masih bersifat konvensional dan tidak menyentuh ranah dimensi peserta didik itu
sendiri, yaitu bagaimana sebenarnya belajar itu (belajar untuk belajar). Dalam arti
yang substansial, bahwa proses pembelajaran hingga dewasa ini masih
memberikan dominasi guru dan tidak memberikan akses bagi anak didik untuk
berkembamg secara mandiri dalam penemuan dan proses bepikirnya.
Di pihak lain secara empiris, berdasarkan hasil analisis penelitian terhadap
rendahnya hasil belajar peserta didik, hal tersebut disebabkan hasil pembelajaran
yang didominasi oleh pembelajaran tradisional. Pada pembelajaran ini suasana
kelas cenderung teacher-centered sehingga siswa menjadi pasif. Meskipun
demikian guru lebih suka menerapkan model tersebut, sebab tidak memerlukan
alat dan bahan praktek, cukup menjelaskan konsep-konsep yang ada pada buku
ajar atau referensi lain. Dalam hal ini siswa tidak diajarkan strategi belajar
bagaimana dapat memahami belajar, berpikir dan memotivasi diri sendiri.
Masalah ini banyak dijumpai dalam Kegiatan Proses Belajar Mengajar di kelas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Oleh karena itu, perlu menerapkan suatu strategi belajar yang dapat membantu
siswa untuk memahami materi ajar dan aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari.
Salah satu materi yang ada dalam mata pelajaran matematika kelas VIII
Sekolah Menengah Pertama (SMP) semester 2 adalah Menghitung Keliling dan
Luas Lingkaran. Berdasarkan keterangan dari guru matematika SMP Negeri 16
Surakarta bahwa masih banyak siswa yang mengalami kesulitan untuk
menyelesaikan soal tentang lingkaran terutama pada sub pokok bahasan
Menghitung Keliling dan Luas Lingkaran. Kesulitan tersebut diantaranya siswa
kurang memahami soal cerita maupun soal dalam bentuk gambar sehingga tidak
dapat menyelesaikannya dengan benar. Dari fakta-fakta tersebut bahwa salah satu
penyebab kurangnya prestasi belajar matematika siswa adalah kurang tepatnya
penggunaan model pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam menyampaikan
materi ini.
Model pembelajaran merupakan suatu pola yang digunakan sebagai
pedoman dalam merencanakan pembelajaran untuk mencapai tujuan dari materi
tersebut. Dalam memilih model pembelajaran harus disesuaikan dengan tujuan
pembelajaran, materi pelajaran, waktu yang tersedia, bentuk pengajaran (individu
atau kelompok) serta hal-hal lain yang berkaitan dengan proses belajar mengajar
sehingga guru dapat memilih model pembelajaran yang tepat yang harus
diterapkan pada kelas tertentu dan sub pokok bahasan Menghitung Keliling dan
Luas Lingkaran. Pada dasarnya tidak ada model pembelajaran yang paling baik,
sebab setiap model pembelajaran yang digunakan pasti mempunyai kelemahan
atau kelebihan. Oleh karena itu dalam mengajar dapat digunakan berbagai model
sesuai materi yang diajarkan, siswa, sarana prasarana, tujuan, dan lain sebagainya.
Salah satu model pembelajaran yang dapat dikembangkan dalam
pembelajaran matematika adalah model pembelajaran kooperatif. Dalam model
pembelajaran ini diharapkan adanya kerjasama, kebersamaan, dan komunikasi
antar anggota kelompok dalam menyelesaikan suatu permasalahan. Salah satu
model pembelajaran kooperatif adalah tipe STAD (Student Teams Achievement
Division). Model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah suatu model
pembelajaran dengan cara mengkondisikan para siswa bekerja dalam kelompok-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
kelompok pembelajaran kooperatif dan bertanggung jawab dalam pengaturan dan
pengecekan secara rutin, saling membantu memecahkan masalah, dan saling
mendorong untuk berprestasi. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD
memotivasi siswa untuk saling membantu anggota kelompoknya. Dengan model
ini kesulitan pemahaman materi yang tidak dapat dipecahkan secara individu
dapat dipecahkan bersama kelompoknya beserta bimbingan guru.
Selain model pembelajaran, masih banyak hal yang mempengaruhi
prestasi siswa, salah satunya adalah motifasi belajar siswa. Siswa yang secara
potensial diharapkan memperoleh hasil yang baik banyak yang menunjukkan hasil
yang sebaliknya, dimana prestasi yang diperoleh biasa-biasa saja atau bahkan
lebih rendah daripada teman-temannya. Masalah yang demikian disebabkan
terutama karena kurangnya motivasi dalam belajar karena materi yang diajarkan
dianggapnya tidak bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari. Kegiatan belajar yang
berkualitas tinggi merupakan wujud dari upaya yang terus-menerus dan tidak
kenal lelah dari siswa untuk mengatasi kurangnya motivasi belajar yang
dihadapinya agar mendapatkan prestasi yang baik. Kegiatan belajar seperti itu
tidak hanya diukur dari lamanya waktu yang digunakan untuk belajar, melainkan
lebih ditentukan oleh motivasi, semangat, sikap, dan kebiasaan yang ada serta cara
dan sarana yang digunakan. Tolak ukur tersebut pada akhirnya akan menentukan
kemantapan dan kesinambungan belajar siswa.
Pada Sub Pokok Bahasan menghitung Keliling dan Luas Lingkaran
merupakan materi yang diperoleh siswa kelas VIII semester genap Sekolah
Menengah Pertama. Dalam pokok bahasan ini dibutuhkan pemahaman dan
penguasaan konsep serta ketelitian. Oleh karena itu dengan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD dan ditunjang dengan motivasi belajar yang tinggi
diharapkan siswa dapat memahami dan bisa mengerjakan soal-soal yang
bervariasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
Berdasar latar belakang masalah yang telah diungkap di atas, maka
penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul:
“EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE STUDENT TEM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) PADA SUB
POKOK BAHASAN MENGHITUNG KELILING DAN LUAS
LINGKARAN DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS
VIII SEMESTER II SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN AJARAN
2010/2011”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas dapat
di identifikasi masalah sebagai berikut :
1. Banyak siswa yang menganggap matematika itu rumit dan membingungkan,
sehingga siswa hanya menghafal materi pelajaran untuk memenuhi syarat
ujian. Hal ini merupakan salah satu akibat rendahnya prestasi belajar siswa.
2. Kurang tepatnya model pembelajaran yang digunakan guru matematika di
dalam menyampaikan pokok bahasan tertentu teutama pada sub pokok
bahasan Menghitung Keliling dan Luas Lingkaran merupakan salah satu
kemungkinan yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa. Terkait
dengan permasalahan tersebut, muncul pertanyaan apakah kalau model
pembelajaran yang diubah, prestasi belajar siswa menjadi lebih baik. untuk
menjawab hal itu, maka perlu diteliti apakah siswa yang mengikuti
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran tipe STAD (Student
Teams Achievement Division) akan menghasilkan prestasi belajar yang lebih
baik daripada prestasi belajar siswa yang mengikuti pembelajaran dengan
model pembelajaran langsung.
3. Kegiatan belajar mengajar yang baik adalah kegiatan belajar mengajar yang
berorientasikan kepada keaktifan siswa, namun saat ini masih banyak terjadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
bahwa siswa cenderung pasif dalam kegiatan belajar mengajar karena
pembelajaran berpusat pada guru.
4. Perbedaan tingkat motivasi yang dimiliki siswa diduga juga ikut
mempengaruhi prestasi belajar siswa. Rendahnya prestasi belajar siswa
terutama pada sub pokok bahasan Menghitung Keliling dan Luas Lingkaran
kemungkinan juga disebabkan karena kurangnya motivasi belajar yang
dimliki oleh siswa. Oleh karena itu, perlu diteliti apakah motivasi belajar
siswa yang tinggi akan menghasilkan prestasi belajar yang lebih baik daripada
siswa yang memiliki motivasi belajar sedang, motivasi belajar siswa yang
sedang akan menghasilkan prestasi belajar yang lebih baik daripada siswa
yang memiliki motivasi belajar rendah, dan apakah siswa yang memiliki
motivasi belajar tinggi akan menghasilkan prestasi belajar yang lebih baik
daripada siswa yang memiliki motivasi belajar rendah.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka penulis membatasi ruang
lingkup penelitian sebagai berikut:
1. Model pembelajaran kooperatif yang digunakan dibatasi pada model
pembelajaran koperatif tipe STAD pada kelas eksperimen dan model
pembelajaran langsung pada kelas kontrol.
2. Prestasi belajar matematika dalam penelitian ini dibatasi pada prestasi belajar
matematika siswa yang dicapai setelah proses pembelajaran pada sub pokok
bahasan Menghitung Keliling dan Luas Lingkaran untuk siswa SMP Negeri
16 Surakarta kelas VIII semester genap tahun ajaran 2010/2011.
3. Motivasi belajar siswa dibagi atas tiga kategori yaitu tinggi, sedang, dan
rendah dan juga dibatasi pada motivasi belajar siswa dalam kegiatan
pembelajaran matematika.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka penulis merumuskan
beberapa permasalahan yang berkaitan dengan penelitian tersebut, yaitu :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
1. Apakah prestasi belajar matematika siswa yang menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD akan lebih baik dengan yang
menggunakan model pembelajaran langsung dalam pelajaran matematika
pada kelas VIII semester genap pada sub pokok bahasan Menghitung Keliling
dan Luas Lingkaran?
2. Apakah motivasi belajar siswa yang tinggi akan menghasilkan prestasi belajar
yang lebih baik daripada siswa yang memiliki motivasi belajar sedang, apakah
motivasi belajar siswa yang sedang akan menghasilkan prestasi belajar yang
lebih baik daripada siswa yang memiliki motivasi belajar rendah, dan apakah
siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi akan menghasilkan prestasi
belajar yang lebih baik daripada siswa yang memiliki motivasi belajar rendah
pada sub pokok bahasan Menghitung Keliling dan Luas Lingkaran?
3. Apakah terdapat interaksi antara penggunaan model pembelajaran dengan
motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar matematika siswa pada sub
pokok bahasan Menghitung Keliling dan Luas Lingkaran?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan dari perumusan masalah, penelitian ini bertujuan :
1. Untuk mengetahui model pembelajaran mana yang menghasilkan prestasi
belajar yang lebih baik antara model kooperatif tipe STAD dan model
konvensional dalam pembelajaran matematika pada sub pokok bahasan
Menghitung Keliling dan Luas Lingkaran.
2. Untuk mengetahui manakah yang memberi prestasi belajar lebih baik antara
siswa yang mempunyai motivasi belajar tinggi, sedang atau rendah dalam
pembelajaran matematika pada sub pokok bahasan Menghitung Keliling dan
Luas Lingkaran.
3. Untuk mengetahui ada atau tidaknya interaksi antara model pembelajaran
kooperatif tipe STAD dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar
matematika siswa dalam pembelajaran matematika pada sub pokok bahasan
Menghitung Keliling dan Luas Lingkaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
F. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Sebagai bahan informasi bagi guru SMP untuk menentukan model
pembelajaran yang tepat sebagai alternatif lain dalam menyampaikan materi
pelajaran matematika yang lebih mudah dipahami oleh siswa yang dapat
meningkatkan prestasi belajar matematika siswa.
2. Memberikan masukan kepada guru atau calon guru untuk lebih
memperhatikan motivasi siswa belajar siswa dalam pembelajaran matematika.
3. Sebagai bahan pertimbangan dan masukan bagi penelitian yang sejenis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
8
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Prestasi Belajar Matematika
a. Pengertian Prestasi
Dalam kehidupannya sehari-hari manusia selalu berusaha untuk mencapai
prestasi guna meningkatkan taraf hidupnya. Oleh karena itu, banyak para ahli
yang mengungkapkan pendapatnya tentang pengertian dari prestasi belajar
diantaranya;
1) Prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan,
dikerjakan dan lain sebagainya). (Kamus Besar Bahasa Indonesia,
1999: 787)
2) Prestasi adalah hasil dari kemampuan, keterampilan dan sikap
seseorang dalam menyelesaikan suatu hal. (Zainal Arifin, 1990: 3), “
3) Prestasi adalah bukti usaha yang dicapai. (Winkle, 1996:391)
4) Prestasi adalah hasil yang telah dicapai, dilakukan, dikerjakan, dan
sebagainya. (W.S. Winkel, 1995: 67)
5) Prestasi adalah hasil yang telah dicapai seseorang dalam melakukan
kegiatan. (Gagne, 1985:40)
6) prestasi adalah apa yang telah dapat diciptakan, hasil pekerjaan, hasil
yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keuletan.
(Syaiful Bahri Djamarah, 1994:20)
Dari pendapat-pendapat diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa prestasi
adalah hasil yang dicapai setelah melaksanakan usaha sebaik-baiknya.
b. Pengertian Belajar
Belajar adalah kegiatan yang tidak terpisahkan dalam kehidupan manusia.
Sejak lahir manusia telah memulai kegiatan belajar untuk memenuhi kebutuhan
sekaligus mengembangkan dirinya. Belajar merupakan proses membangun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
makna/pemahaman terhadap informasi dan atau pengalaman. Dalam kaitanya
dengan pendidikan, proses membangun makna tersebut dapat dilakukan sendiri
oleh siswa atau bersama orang lain. Proses itu disaring dengan persepsi, pikiran
(pengetahuan awal), dan perasaan siswa. Belajar bukanlah proses menyerap
pengetahuan yang sudah jadi bentukan guru. Hal ini terbukti, yakni hasil ulangan
para siswa berbeda-beda padahal mendapat pengajaran yang sama, dari guru yang
sama, dan pada saat yang sama.Oleh karena itu ada bermacam-macam pengertian
tentang belajar yang d ungkapkan oleh para ahli.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1999: 13), “Belajar adalah
berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu; berlatih; berubah tingkah laku atau
tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman”. Beberapa ahli telah
mengemukakan definisi belajar antara lain :
1) Belajar adalah tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif
menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang
melibatkan proses kognitif (Muhibbin Syah, 2006: 92)
2) Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
(Slameto,2003:2)
3) Belajar adalah suatu proses yang berlangsung dari keadaan tidak tahu menjadi
tahu, atau dari tahu menjadi lebih tahu, dari tidak terampil menjadi terampil,
dari belum cerdas menjadi cerdas, dari sikap belum baik menjadi baik, dari
pasif menjadi aktif, dari tidak teliti menjadi teliti dan seterusnya. (Purwoto,
2003:24)
4) Belajar adalah suatu proses yang berlangsung didalam diri seseorang yang
mengubah tingkah lakunya, baik tingkah laku dalam berpikir, bersikap dan
berbuat. (W.Gulo, 2002:8)
5) Belajar adalah salah satu aktivitas mental dan psikis yang berlangsung dalam
interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan
dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap. Perubahan ini
relatif tetap dan berbekas. (Winkel, 1996:53)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
6) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan. Jadi, Belajar pada
dasarnya merupakan suatu bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri
seseorang yang dinyatakan dalam cara bertingkah laku yang berkat
pengalaman dan latihan (M. Surya, 1982: 7).
7) Belajar adalah proses perubahan yang relative tetap dalam perilaku individu
sebagai hasil dari pengalaman. (Udin S. Winataputra, 1995:2)
8) belajar adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian manusia, dan
perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan
kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap,
kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir, dll. (Thursan Hakim,
2000:1)
Berdasarkan beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa belajar
adalah proses perubahan tingkah laku meliputi aspek pengetahuan, keterampilan
dan aspek sikap sebagai hasil dari pengalaman dan latihan serta interaksi dengan
lingkungannya .
c. Pengertian Prestasi Belajar
Dalam kegiatan manusia untuk mencapai tujuan, selalu diikuti dengan
pengukuran dan penilaian. Demikian juga di dalam proses pembelajaran Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia (1999: 787), “Prestasi balajar adalah penguasaan
pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya
ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru”.
Sedangkan Sutratinah Tirtonegoro (2001:43) mengatakan bahwa “Prestasi belajar
adalah hasil dari pengukuran serta penilaian usaha belajar”. Dengan mengetahui
prestasi belajar anak, dapat diketahui kedudukan anak dalam kelas, apakah anak
tersebut kelompok anak pandai, sedang, atau kurang. Prestasi anak ini dinyatakan
dalam bentuk simbol, angka, huruf, atau kalimat yang mencerminkan hasil yang
dicapai oleh anak dalam periode tertentu. Sedangkan Zainal Arifin (1990:3)
menyatakan bahwa “Prestasi belajar adalah kemampuan, ketrampilan, dan sikap
dalam menyelesaikan msalah”. Dalam hal ini prestasi belajar tidak hanya dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
ditunjukkan dengan nilai tes tetapi dapat juga ditunjukkan dengan ketrampilan
siswa dalam menyelesaikan masalah. Kemampuan intelektual siswa sangat
menentukan keberhasilan siswa dalam memperoleh prestasi. Untuk mengetahui
berhasil tidaknya seseorang dalam belajar maka perlu dilakukan suatu evaluasi,
tujuannya untuk mengetahui prestasi yang diperoleh siswa setelah proses belajar
mengajar berlangsung. Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan
dari kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan
prestasi merupakan hasil dari proses belajar. Memahami pengertian prestasi
belajar secara garis besar harus bertitik tolak kepada pengertian belajar itu sendiri.
Untuk itu para ahli mengemukakan pendapatnya yang berbeda-beda sesuai dengan
pandangan yang mereka anut. Namun dari pendapat yang berbeda itu dapat kita
temukan satu titik persamaan
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar
adalah hasil usaha siswa dalam proses belajar yang dinyatakan dalam simbol,
angka, atau huruf yang menyatakan hasil yang sudah dicapai oleh siswa pada
periode tertentu.
d. Pengertian Matematika
Matematika berasal dari bahasa latin manthanein atau mathema yang
berarti belajar atau hal yang dipelajari. Matematika dalam bahasa Belanda disebut
wiskunde atau ilmu pasti, yang kesemuanya berkaitan dengan penalaran. Ciri
utama matematika adalah penalaran deduktif, yaitu kebenaran suatu konsep atau
pernyataan diperoleh sebagai akibat logis dari kebenaran sebelumnya sehingga
kaitan antar konsep atau pernyataan dalam matematika bersifat konsisten.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1999: 637), “Matematika adalah
ilmu tentang bilangan-bilangan, hubungan antara bilangan dan prosedur
operasional yang digunakan dalam menyelesaikan masalah tentang bilangan”.
Sedangkan menurut Purwoto (2003: 14) mengemukakan bahwa, “Matematika
adalah pengetahuan tentang pola keteraturan pengetahuan tentang sruktur yang
terorganisasikan mulai dari unsur-unsur yang tidak didefinisikan ke aksioma dan
teorema dan akhirnya ke dalil”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
Di bawah ini diberikan beberapa pengertian tentang matematika, antara
lain:
1. Matematika adalah cabang ilmu pengetahuan eksak dan terorganisir secara
sistematik.
2. Matematika adalah pengetahuan tentang bilangan dan kalkulasi.
3. Matematika adalah pengetahuan tentang penalaran logik dan berhubungan
dengan bilangan.
4. Matematika adalah pengetahuan tentang fakta-fakta kuantitatif dan masalah
tentang ruang dan bentuk.
5. Matematika adalah pengetahuan tentang struktur-struktur yang logik.
6. Matematika adalah pengetahuan tentang aturan-aturan yang ketat
(Soedjadi, 2000: 11)
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa matematika
adalah ilmu tentang struktur yang terorganisasikan yang berhubungan dengan
bilangan-bilangan dan cara untuk menyelesaikan msalah mengenai bilangan.
e. Prestasi Belajar Matematika
Berdasarkan pengertian prestasi belajar dan matematika yang telah
diuraikan di atas, dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar matematika adalah
hasil usaha siswa dalam proses belajar matematika yang dinyatakan dalam simbol,
angka, huruf yang menyatakan hasil yang sudah dicapai oleh siswa pada periode
tertentu.
Prestasi belajar matematika dalam penelitian ini yaitu prestasi belajar pada
sub pokok bahasan menghitung keliling dan luas lingkaran.
f. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Matematika
Menurut Ngalim Purwanto (2006: 102) faktor–faktor yang
memengaruhi prestasi belajar matematika dibedakan menjadi dua,yaitu:
1) Faktor Intern
Yaitu faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar. Faktor intern
ini dibedakan menjadi tiga faktor yaitu faktor jasmaniah, faktor psikologis dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
faktor kelelahan. Diantara faktor itu yang besar pengaruhnya terhadap prestasi
belajar siswa adalah faktor psikologis seperti intelegensi, perhatian, minat,
motivasi, dan cara belajar.
2) Faktor Ekstern
Yaitu faktor yang ada di luar individu. Faktor ekstern dalam proses belajar
mengajar dapat dibedakan menjadi tiga lingkungan yaitu lingkungan keluarga,
lingkungan masyarakat, dan lingkungan sekolah. Diantara lingkungan tersebut
yang paling besar pengaruhnya terhadap prestasi siswa adalah lingkungan
sekolah seperti metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi
siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar
pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, dan tugas rumah..
2. Model Pembelajaran
a. Pengertian Model Pembelajaran
Menurut Joyce dkk (2000: 6) suatu model pembelajaran adalah suatu
perencanaan/ suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan
pembelajaran di kelas/ pembelajaran tutorial dan untuk menentukan perangkat-
perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, computer, kurikulum
dan lain-lain.
Jadi model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan
prosedur sistematik dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk
mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi perancang
dan para guru dalam melaksanakan pembelajaran.
b. Model pembelajaran konvensional
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1999: 467) disebutkan bahwa,
konvensional adalah tradisional. Sedangkan tradisional sendiri diartikan sebagai
sikap, cara berfikir, dan cara bertindak yang selalu berpegang teguh pada norma
dan adat kebiasaan yang secara turun temurun. Oleh karena itu, model
pembelajaran konvensional dapat juga disebut model pembelajaran tradisional..
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
Pada model ini guru cenderung mendominasi dan memegang peranan utama
dalam menentukan isi dan mengakibatkan siswa hanya pasif, mudah jenuh,
kurang inisiatif, sangat tergantung pada guru, dan tidak terlatih mandiri dalam
belajar.
c. Model Pembelajaran Kooperatif
Model pembelajaran kooperatif adalah suatu teknik-teknik dimana siswa
belajar bersama dalam kelompok-kelompok kecil yang saling membantu satu
sama lain. Kelas disusun dalam kelompok yang terdiri dari 4 atau 5 siswa, dengan
kemampuan yang heterogen. Maksud kelompok heterogen adalah terdiri dari
campuran kemampuan siswa, jenis kelamin dan suku. Hal ini bermanfaat untuk
melatih siswa menerima perbedaan pendapat dan bekerja dengan teman yang
berbeda latar belakangnya. Pada pembelajaran kooperatif diajarkan keterampilan-
keterampilan khusus agar dapat bekerjasama di dalam kelompoknya, seperti
menjadi pendengar yang baik, memberikan penjelasan kepada teman sekelompok
dengan baik, siswa diberi lembar kegiatan yang berisi pertanyaan atau tugas yang
direncanakan untuk diajarkan. Selama kerja kelompok, tugas anggota kelompok
adalah mencapai ketuntasan ( Slavin, 1995 : 6-7 )
Perlu ditekankan kepada siswa bahwa mereka belum boleh mengakhiri
diskusinya sebelum mereka yakin bahwa seluruh anggota timnya dapat
menyelesaikan seluruh tugas. Pada saat siswa bekerja dalam kelompok, guru
berkeliling diantara anggota kelompok, memberikan pujian dan mengamati
bagaimana kelompok bekerja.
Kelebihan model pembelajaran kooperatif dibandingkan dengan model
lain,yaitu :
1) Meningkatkan kemampuan siswa.
2) Meningkatkan rasa percaya diri.
3) Menumbuhkan keinginan untuk menggunakan pengetahuan dan keahlian
yang dimiliki.
4) Memperbaiki hubungan antar kelompok.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
5) Dapat mengembangkan keterampilan-keterampilan kooperatif
(kerjasama).
Anita Lie (2004 : 84) menyatakan pembelajaran dalam suatu kelompok
kecil ini akan benar-benar mencerminkan belajar kooperatif apabila telah
menunjukkan lima unsur dasar dan ciri. Lima unsur dasar itu meliputi :
1) Ketergantunan positif (positive interfendence)
2) Interaksi tatap muka antar siswa (face to face interaction)
3) Pertanggungjawaban individu (individual accountability)
4) Keterampilan interaksi antar individu dan kelompok (interpersonal and
small group skills)
5) Proses kelompok (group processing)
Pembelajara kooperatif secara umum terbagi menjadi beberapa tipe.
Tipe pembelajarn kooperatif diantaranya, yaitu :
1) Student Teams Achievement Division (STAD)
2) Teams Games Tournament (TGT)
3) Teams Assisted Individualization (TAI)
4) Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)
5) Jigsaw
d. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams
Achievement Division)
Pada dasarnya siswa memasuki kelas dengan berbekal pengetahuan dan
kemampuan berbeda-beda, sehingga ketika guru menyampaikan suatu materi di
dalam kelas, ada siswa yang dengan mudah bisa menerima materi tersebut dan
ada juga siswa yang masih sulit untuk menerimanya.
Untuk mengatasi masalah di atas pembelajaran kooperatif tipe STAD
merancang sebuah bentuk pengajaran kelompok dengan cara menyuruh para
siswa bekerja dalam kelompok-kelompok pembelajaran kooperatif d an
bertanggungjawab dalam pengaturan dan pengecekan secara rutin, saling
membantu memecahkan masalah dan saling mendorong untuk berprestasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
Secara umum STAD terdiri dari 5 komponen utama, yaitu :
1) Presentasi kelas
Bahan ajar dalam STAD mula-mula diperkenalkan melalui presentasi
kelas. Presentasi ini paling sering menggunakan pengajaran langsung atau suatu
ceramah-diskusi yang dilakukan oleh guru, namum presentasi dapat meliputi
presentasi audio-visual atau kegiatan penemuan kelompok. Setelah guru
melakukan presentasi materi ajar di kelas kemudian guru membagi kelompok
secara heterogen. Dengan cara ini siswa menyadari bahwa mereka harus sungguh-
sungguh memperhatikan presentasi kelas tersebut, karena dengan begitu akan
membantu mereka mengerjakan kuis dengan baik, dan skor kuis mereka
menentukan skor timnya.
2) Kerja Tim
Tim tersusun dari empat atau lima siswa yang mewakili heteroginitas
kelas dalam kinerja akademik, jenis kelamin, dan suku. Fungsi utama tim adalah
menyiapkan anggotanya agar berhasil menghadapi kuis. Setelah guru
mempresentasikan bahan ajar, tim tersebut berkumpul untuk mempelajari LKS
atau bahan lain. LKS dapat diperoleh dari hasil penelitian dan pengembangan
sebuah pusat, lembaga, atau proyek yang telah punya LKS siap pakai atau dapat
dibuat sendiri oleh guru. Ketika siswa mendiskusikan masalah bersama dan
membandingkan jawaban, kerja tim yang paling sering dilakukan adalah
membetulkan dari setiap kekeliruan atau miskonsepsi apabila teman sesama tim
membuat kesalahan.
Kerja tim tersebut merupakan ciri terpenting STAD. Pada setiap saat
penekanan diberikan pada anggota tim agar melakukan yang terbaik untuk
timnya, dan untuk setiap tim agar melakukan yang terbaik untuk anggotanya. Tim
tersebut memberikan dukungan bagi anggotanya untuk kinerja akademik yang
memiliki pengaruh berarti pada pembelajaran, dan tim yang menunjukkan saling
peduli dan hormat, memiliki pengaruh pada hasil-hasil belajar, seperti hubungan
antar kelompok, dan penerimaan terhadap kebanyakan siswa.
3) Kuis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
Setelah satu sampai dua periode presentasi guru dan satu sampai dua
periode latihan tim, para siswa tersebut dikenai kuis individual. Siswa tidak
dibenarkan saling membantu selama kuis berlangsung. Hal ini menjamin agar
siswa secara individual bertanggung jawab untuk memahami bahan ajar tersebut.
4) Skor perbaikan individu
Setiap siswa dapat menyumbang poin maksimum kepada timnya dalam
sistem penskoran, namun tidak seorang siswa pun dapat melakukan seperti itu
tanpa menunjukkan perbaikan atas kinerja masa lalu. Setiap siswa diberikan
sebuah skor dasar, yang dihitung dari kinerja rata-rata siswa pada kuis serupa
sebelumnya. Kemudian siswa memperoleh poin untuk timnya didasarkan pada
berapa banyak skor kuis mereka melampaui skor dasar mereka. Menurut
Mohamad Nur kriteria point perbaikannya sebagai berikut:
Tabel 2.1 Penentuan Nilai Perkembangan Individu Berdasarkan Nilai
Kuis
Skor kuis Point perbaikan
Nilai sempurna tidak memandang skor dasar.
Lebih dari 10 poin di atas skor dasar.
Skor dasar sampai 10 poin di atas skor dasar.
Sepuluh poin di bawah sampai satu poin di
bawah skor dasar.
Lebih dari 10 oin di bawah skor perbaikan.
30
30
20
10
5
5) Penghargaan Tim
Rekognisi Tim
Tim akan mendapatkan sertifikat atau bentuk penghargaan yang lain
apabila skor rata-rata mereka mencapai kriteria tertentu. Menurut Ratumanan
dalam (Trianto, 2007: 56), berdasarkan skor kemajuan yang diperoleh
kelompok terdapat tiga tingkat penghargaan yang diberikan untuk tiap
kelompok, yaitu:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
(1) Superteam (tim super): diberikan bagi kelompok yang memperoleh rata-
rata antara 25 sampai 30.
(2) Greatteam (tim hebat): diberikan bagi kelompok yang memperoleh skor
rata-rata antara 15 sampai 25.
(3) Goodteam (tim baik): diberikan bagi kelompok yang memperoleh skor
rata-rata antara 5 sampai 15.
Seluruh tim dapat memperoleh penghargaan tersebut. Di dalam sebuah
kelas dapat terjadi lebih dari satu tim yang criteria di atas terpenuhi. Criteria di
atas dibuat sedemikian rupa sehingga untuk mendapatkan tim hebat, sebagian
besar siswa mendapat skor dasar mereka, dan untuk mendapatkan tim super,
sebagian besar anggota tim paling sedikit mendapatkan 10 poin di atas skor dasar
mereka. Bila perlu kriteria ini dapat diubah.
Guru seharusnya mempersiapkan sejenis penghargaan atau hadiah untuk
tim yang mencapai tingkat “tim hebat” atau “tim super”. Penghargaan atau hadiah
tersebut dapat berupa sertifikat dengan ukuran besar untuk tim super dan yang
lebih kecil untuk tim hebat, sedangkan tim baik dapat diberikan sekedar ucapan
selamat di kelas. Selain berupa sertifikat guru juga dapat menyiapkan selebaran
satu halaman, memberi siswa lencana atau pin untuk dipakai, perlakuan simpatik,
atau apapun yang sesuai sebagai penghargaan atau hadiah.
3. Motivasi Belajar
a) Pengertian motivasi belajar
Motivasi belajar sangat diperlukan dalam proses belajar mengajar karena
dengan adanya motivasi seorang siswa akan tergerak untuk melakukan kegiatan
belajar mengajar. Motivasi berhubungan dengan arah perilaku, kekuatan, respon
yakni usaha siswa memilih mengikuti tindakan tertentu dan ketahanan perilaku
atau berapa lama seseorang itu terus menerus berperilaku menurut cara tertentu.
Menurut Ngalim Purwanto (2006: 71) “Motivasi adalah suatu usaha yang
disadari untuk menggerakkan, mengarahkan dan menjaga tingkah laku seseorang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
agar ia terdorong untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil
atau tujuan tertentu”. Menurut Sardiman A.M (2001: 75) “ Motivasi adalah
serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi–kondisi tertentu sehingga
seseorang itu mau dan ingin berusaha untuk meniadakan atau mengelakkan
perasaan tidak suka itu”, dan “Motivasi belajar adalah keseluruhan daya
penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar sehingga
tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai”.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar
adalah dorongan dari dalam diri ataupun dari luar diri siswa untuk melakukan
kegiatan belajar mengajar sehingga tujuan yang diinginkan dapat tercapai.
b) Macam–Macam Motivasi Belajar
Macam–macam motivasi belajar menurut Sardiman A.M (2001: 86-90)
dapat dilihat dari berbagai sudut pandang, yaitu:
1) Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya
a) Motif–motif bawaan: motif yang dibawa sejak lahir, jadi motivasi itu
tanpa dipelajari seperti kebutuhan fisiologis, makan, minum, bekerja dan
sebagainya.
b) Motif–motif yang dipelajari: motif yang diisyaratkan secara sosial seperti
motif belajar, motif berprestasi, dan sebagainya.
2) Motivasi menurut penbagian Woodworth dan Marquis
a) Motif akan kebutuhan organis seperti kebutuhan makan, minum, bernafas,
seksual, dan istirahat.
b) Motif darurat seperti dorongan untuk menyelamatkan diri, memburu,
membalas. Biasanya timbul karena rangsangan dari luar.
c) Motif–motif obyektif yaitu yang menyangkut kebutuhan melakukan
eksplorasi, manipulasi, minat. Motif ini muncul agar dapat menghadapi
dunia luar secara selektif.
3) Motivasi jasmani dan rohani
Yang termasuk motivasi jasmani seperti refleks, instink otomatis, nafsu.
Sedangkan motivasi rohani yaitu kemauan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
4) Motivasi Intrinsik dan Ekstrinsik
Motivasi intrinsik yaitu motif–motif yang menjadi aktif atau berfungsinya
tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri individu sudah ada
dorongan untuk melakukan sesuatu. Motivasi ekstrinsik adalah motif–motif
yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsang dari luar.
c) Fungsi Motivasi Belajar
Orang melakukan sesuatu tentunya didorong oleh keinginan dalam
dirinya. Misalnya seorang siswa belajar karena ingin mendapat nilai yang bagus.
Motivasi merupakan pendorong bagi perbuatan seseorang yang menyangkut soal
“mengapa” dan “apa tujuannya” berbuat demikian. Dalam proses belajar,
keterlibatan kejiwaan sangat menentukan. Fungsi motivasi menurut Ngalim
Purwanto (2006: 70) adalah sebagai berikut:
5) Mendorong manusia untuk berbuat dan bertindak. Motif sebagai penggerak
atau motor yang memberikan energi (kekuatan) kepada seseorang untuk
melakukan suatu tugas.
6) Menentukan arah perbuatan, yakni kearah perwujudan suatu tujuan atau cita–
cita. Motivasi mencegah penyelewengan dari jalan yang harus ditempuh untuk
mencapai tujuan itu.
7) Menyeleksi perbuatan. Artinya menentukan perbuatan–perbuatan mana yang
harus dilakukan, yang serasi, guna mencapai tujuan dengan menyampingkan
perbuatan yang tak bermanfaat bagi tujuan itu.
Seseorang melakukan suatu usaha karena adanya motivasi. Adanya
motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik. Dengan kata
lain bahwa dengan adanya usaha yang tekun dan didasari motivasi, maka
seseorang akan belajar melahirkan prestasi yang baik. Sehingga dapat
disimpulkan fungsi motivasi adalah pemberi semangat dan akan menentukan
tingkat keberhasilan seseorang dalam mencapai suatu tujuan termasuk dalam
kegiatan pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
d) Bentuk – Bentuk Motivasi di Sekolah
Di dalam kegiatan pembelajaran, peranan motivasi sangat diperlukan.
Adapun bentuk–bentuk motivasi di sekolah menurut Sardiman A.M (2001: 91-94)
yaitu:
8) Memberi angka; angka sebagai simbol dari hasil kegiatan belajar. Keinginan
memperoleh angka yang baik bagi siswa merupakan motivasi yang sangat
kuat.
9) Hadiah; hadiah dapat juga dikatakan sebagai motivasi, tetapi tidak selalu
demikian. Hadiah untuk suatu pekerjaan belum tentu menarik bagi seseorang
yang tidak senang pada pekerjaan tersebut.
10) Saingan atau kompetisi; Saingan atau kompetisi dapat digunakan sebagai alat
motivasi untuk mendorong belajar siswa. Persaingan baik individu atau
kelompik dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
11) Ego involvemen; Menumbuhkan kesadaran pada siswa agar merasakan
pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras
mempertahankan harga diri.
12) Memberi ulangan; siswa akan belajar lebih giat kalau mengetahui akan ada
ulangan. Memberikan ulangan juga sarana motivasi akan tetapi jangan terlalu
sering Karena akan terasa membosankan.
13) Mengetahui hasil; dengan mengetahui hasil, apalagi kalau terjadi kemajuan
akan mendorong siswa untuk lebih giat belajar.
14) Pujian; pujian adalah bentuk reinforcement yang positif sekaligus merupakan
motivasi yang baik.
15) Hukuman; hukuman adalah bentuk reinforcement yang negatif akan tetapi
kalau diberikan secara tepat akan bisa menjadi alat motivasi.
16) Hasrat untuk belajar; hasrat untuk belajar berarti ada unsur kesengajaan, ada
maksud untuk belajar.
17) Minat; minat merupakan alat motivasi yang pokok. Proses belajar akan
berjalan lancar kalau ada minat dari siswa untuk belajar.
18) Tujuan yang diakui; rumusan tujuan yang diakui dan diterima baik oleh siswa
akan merupakan alat motivasi yang sangat penting.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
e) Ciri–Ciri Motivasi Belajar
Menurut Sardiman A.M (2001: 83) seseorang yang termotivasi akan
mempunyai ciri–ciri sebagai berikut:
1) Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus menerus dalam waktu yang
lama dan tidak berhenti sebelum selesai).
2) Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa).
3) Ingin mendalami bahan dan bidang pengetahuan yang diberikan.
4) Selalu berusaha berprestasi sebaik mungkin (tidak cepat puas dengan
prestasinya).
5) Menunjukkan minat terhadap bermacam–macam masalah orang dewasa.
6) Senang dan rajin belajar, penuh semangat serta cepat bosan dengan tugas–
tugas rutin.
7) Dapat mempertahankan pendapat–pendapatnya (kalau sudah yakin sesuatu
tidak mudah melepaskan hal yang diyakininya tersebut).
8) Mengerjakan tujuan–tujuan jangka panjang (dapat menunda pemuasan
kebutuhan sesaat yang ingin dicapai kemudian).
9) Senang mencari dan memecahkan masalah.
10) Tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi.
Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan indikator yang digunakan
dalam penelitian adalah tujuan, minat, keinginan untuk mencoba, perasaan ingin
tahu, pujian dan hadiah, celaan dan hukuman, perhatian orang tua, dan perhatian
guru.
4. Sub Pokok Bahasan Menghitung Menghitung keliling dan luas
lingkaran
Materi pada sub pokok bahasan menghitung menghitung keliling dan luas
lingkaran
a. Nilai
= 3,14
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
b. Keliling lingkaran
Untuk setiap lingkaran yang berukuran diameter = d, jari-jari = r, dan keliling
lingkaran = K
c. Luas Lingkaran
Untuk setiap lingkaran yang berukuran diameter = d, jari-jari = r, dan luas
lingkaran = L , maka:
(Bambang Wijanarko dkk, 2004)
B. Kerangka Pemikiran
Dalam proses belajar mengajar terjadi interaksi antara guru dan siswa,
melalui kegiatan terpadu dari dua bentuk kegiatan yaitu kegiatan belajar siswa dan
kegiatan mengajar guru. Belajar pada hakikatnya adalah aktivitas yang membuat
perubahan tingkah laku yang bersifat permanen dan kontinu serta mencakup aspek
kognitif, afektif, dan psikomotorik. Sedangkan mengajar adalah suatu proses
mengatur, mengorganisasi lingkungan yang ada di sekitar siswa untuk
Keliling lingkaran ( k ) = πd atau
= 2πr ,dengan d = 2r
Luas lingkaran ( L ) =
=
=
=
=
=
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
menumbuhkan dan mendorong siswa melakukan proses belajar. Guru harus
mampu melaksanakan tugasnya dengan mengatur dan menciptakan kondisi yang
memungkinkan siswa untuk melaksanakan kegiatan belajar. Dengan demikian
tujuan pembelajaran akan tercapai dan siswa memperoleh prestasi belajar yang
tinggi.
Salah satu cara mencapai prestasi belajar adalah dengan cara
menentukan model pembelajaran yang tepat. Dalam proses belajar mengajar,
pemilihan dan penggunaan model pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan
materi atau bahan pelajaran akan membantu siswa dalam menstransfer segala
sesuatu yang disampaikan oleh guru. Penggunaan model pembelajaran cukup
besar pengaruhnya terhadap keberhasilan guru dalam mengajar. Pemilihan model
pembelajaran yang tidak tepat justru dapat menghabat tercapainya tujuan
mengajar. Agar model pemebelajaran terpilih dengan tepat seorang guru harus
mengetahui pula model pembelajaran yang sesuai dengan materi pada pokok
bahasan.
Matematika bukanlah pelajaran yang dapat dipelajari dengan menghafal
saja. Dalam matematika sangat diperlukan pemahaman dan penguasaan konsep.
Selama belajar, jika siswa hanya menghafal prosedur penyelesaian soal, maka
tidak ada kebermaknaan dalam belajar matematika. Oleh karena itu diperlukan
suatu model pembelajaran yang dapat mengakomodir kebutuhan siswa akan
kebermaknaan matematika dan aplikasinya dalam kehidupan sehari–hari.
Model pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan model
pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran matematika agar bisa
menjadi lebih bermakna. Dengan menggunakan model ini pada sub pokok
bahasan Menghitung menghitung keliling dan luas lingkaran, siswa lebih mudah
memahami konsep dasar yang berkaitan dengan Menghitung Menghitung keliling
dan luas lingkaran. Dengan mengaitkan Menghitung menghitung keliling dan
luas lingkaran dengan masalah-masalah dalam kehidupan sehari-hari maka siswa
akan termotivasi untuk membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya
dan penerapannya dalam permasalahan yang dihadapi. Hal tersebut akan sangat
membantu siswa dalam memahami konsep-konsep dasar dari materi tersebut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar matematika karena siswa tahu akan
makna belajar.
Dengan demikian siswa mengetahui arah, tujuan dan kegunaan dari apa
yang mereka pelajari sehingga siswa akan termotivasi untuk belajar. Pada metode
ini siswa akan belajar dari konsep sehingga pembelajaran menjadi bermakna.
Selain pemilihan model, guru juga perlu menciptakan suasana belajar
yang menyenangkan bagi siswa, sehingga siswa dapat belajar dengan optimal.
Dengan pengalaman belajar yang menyenangkan, diharapkan siswa mampu
memperoleh pemahaman konsep yang melekat.
Adapun prestasi belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh adanya
motivasi belajar. Motivasi belajar adalah dorongan dari dalam diri atau dari luar
diri siswa untuk melakukan kegiatan belajar mengajar sehingga tujuan yang
diinginkan tercapai. Motivasi belajar siswa berbeda-beda, dengan motivasi belajar
yang berbeda-beda, maka penguasaan materi pelajaran matematikanya juga
berbeda, sehingga dimungkinkan prestasi belajar matematikanya juga berbeda
Jika dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional, Model
pembelajaran kooperatif tipe STAD akan menghasilkan prestasi belajar yang lebih
baik. Tetapi hal ini hanya terbatas pada siswa yang memiliki motivasi belajar
tinggi atau sedang. Hal tersebut disebabkan karena model pembelajaran kooperatif
tipe STAD menitik beratkan pada keaktifan siswa, jadi model ini dapat
meningkatkan prestasi belajar matematika bagi siswa yang memiliki motivasi
belajar tinggi atau sedang. Sedangkan bagi siswa yang motivasi belajarnya rendah
nilainya tidak akan lebih baik dari pada yang diberi model pembelajaran
konvensional karena pada model pembelajaran konvensional guru lebih banyak
aktif memberikan materi dan contoh soal, sedangkan siswa hanya mencatat dan
meniru pola-pola yang dilakukan guru. Dengan kata lain, terdapat interaksi antara
motivasi belajar dan model pembelajaran terhadap prestasi belajar matematika
siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
Berdasarkan pemikiran di atas dapat digambarkan paradigma
penelitian sebagai berikut :
Gambar 1. Paradigma Penelitian
C. Perumusan Hipotesis
Berdasar tinjauan pustaka dan kerangka pemikiran diatas, hipotesis yang
diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Prestasi belajar matematika siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih baik daripada siswa yang mengikuti
pembelajaran dengan model pembelajaran konvensional dalam pelajaran
matematika pada sub pokok bahasan Menghitung keliling dan luas lingkaran.
2. Terdapat pengaruh motivasi belajar matematika siswa terhadap prestasi
belajar matematika pada sub pokok bahasan Menghitung keliling dan luas
lingkaran.
3. Terdapat interaksi antara model pembelajaran dengan motivasi belajar
matematika siswa terhadap prestasi belajar matematika pada sub pokok
bahasan Menghitung keliling dan luas lingkaran.
Model Pembelajaran
Motivasi Belajar
Siswa
Prestasi Belajar
Matematika
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A.Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 16 Surakarta pada kelas VIII
semester II tahun pelajaran 2010/2011. Sedangkan Uji coba tes maupun angket
dilaksanakan di SMP Negeri 13 Surakarta pada kelas VIII semester II tahun
pelajaran 2010/2011.
2. Waktu Penelitian
Waktu pelaksanaan penelitian dibagi menjadi tiga tahap yaitu :
a. Tahap Persiapan
Tahap persiapan dilaksanakan mulai bulan Oktober 2011 sampai bulan
Desember 2011. Tahap ini meliputi penyusunan proposal skripsi,
penyusunan instrumen dan angket, pelaksanaan survei di sekolah,
permohonan ijin penelitian.
b. Tahap Pelaksanaan
Tahap ini dilaksanakan pada bulan Januari 2011 dengan perincian sebagai
berikut:
1) Pelaksanaan eksperimen model pembelajaran dilaksanakan pada bulan
Januari 2011.
2) Pelaksanaan uji coba instrumen dilaksanakan pada minggu ke IV bulan
Januari 2011.
3) Pengambilan data prestasi belajar matematika dan motivasi belajar siswa
dilaksanakan pada minggu ke I bulan Februari 2011.
c. Tahap Pengolahan Data dan Penyusunan Laporan :
1. Pengolahan data hasil penelitian akan dilaksanakan bulan Februari 2011
2. Penyusunan laporan akan dilaksanakan mulai bulan Maret 2011
28
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
B. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimen semu (quasi-
experimental research), karena peneliti tidak mungkin untuk mengontrol semua
variabel yang relevan. Hal ini sesuai dengan pendapat Budiyono (2003: 82)
bahwa, "Tujuan penelitian eksperimental semu adalah untuk memperoleh
informasi yang merupakan perkiraan bagi informasi yang dapat diperoleh
dengan eksperimen sebenarnya dalam keadaan yang tidak memungkinkan untuk
mengontrol dan atau memanipulasi semua variabel yang relevan". Dalam
penelitian ini terdapat dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol. Kelompok eksperimen diberi perlakuan dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD dan kelompok kontrol diberi perlakuan
dengan model pembelajaran langsung. Kedua kelompok diasumsikan sama dalam
semua segi dan hanya berbeda dalam pemberian model pembelajaran.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi Penelitian
Suharsimi Arikunto (2002: 108) menyatakan bahwa "Populasi adalah
keseluruhan subyek penelitian". Dari pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa
populasi merupakan keseluruhan subyek/individu yang memiliki karakteristik
tertentu yang hendak diteliti. Dalam penelitian ini, populasi adalah semua siswa
kelas VIII SMP Negeri 16 Surakarta tahun pelajaran 2010/2011 sebanyak 5
kelas dengan jumlah 190 siswa.
2. Sampel Penelitian
Menurut Suharsimi Arikunto (2002: 109), "Sampel adalah sebagian atau
wakil populasi yang diteliti". Sampel dalam penelitian ini diambil sebanyak 2
kelas dari 5 kelas yang ada di SMP Negeri 16 Surakarta tahun ajaran 2010/2011
yang diambil secara acak sehingga terpilih kelas VIII C dengan banyak siswa 38
orang sebagai kelas kontrol sedangkan kelas VIII B dengan banyak siswa 37
orang sebagai kelas eksperimen.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
3. Teknik Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel dilakukan dengan cluster random sampling dengan
cara memandang populasi sebagai kelompok-kelompok. Sampling random
Budiyono (2003:37) menyatakan bahwa “Sampling random kluster adalah
sampling random yang dikenakan berturut-turut terhadap unit-unit atau sub-sub
populasi. Unit-unit atau sub-sub populasi ini disebut kluster”. Dari 5 kelas yang
ada, kemudian diambil dua kelas secara acak yaitu kelas VIII B yang berfungsi
sebagai kelompok eksperimen dan kelas VIII C yang berfungsi sebagai
kelompok kontrol. Untuk mengetahui bahwa keadaan kelas seimbang, dilakukan
uji keseimbangan.
D. Teknik Pengumpulan Data
1. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel bebas dan satu variabel terikat,
yaitu :
a. Variabel Bebas
1) Model Pemebelajaran
a). Definisi Operasional : model pembelajaran adalah suatu kerangka
konseptual yang menggambaran prosedur yang sistematis dalam
mengorganisasikan pengalaman belajar bagi para siswa untuk
mencapai tujuan pembelajaran.
b). Indikator : model pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk kelas
eksperimen dan model konvensional dalam hal ini model pembelajaran
langsung untuk kelas kontrol.
c). Skala Pengukuran : skala nominal.
d). Variabel : ia , i := 1, 2 ; dengan
1a = model pembelajaran koperatif tipe STAD
2a = model pembelajaran langsung
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
2) Motivasi belajar matematika
a) Definisi operasional Motivasi belajar matematika adalah dorongan
yang timbul baik dari dalam maupun dari luar diri siswa yang
menimbulkan usaha-usaha agar mengerti matematika, yang datanya
diperoleh dari skor angket motivasi belajar matematika.
b) Indikator : skor angket motivasi belajar siswa.
c) Skala Pengukuran : skala interval yang diubah ke skala ordinal yang
terdiri dari tiga kategori yaitu tinggi, sedang, dan rendah.
Tinggi (b1) : X > X + s
Sedang (b2) : X - s X X + s
Rendah (b3) : X < X - s
Ket: s = standar deviasi
X = skor siswa
X = rerata skor seluruh siswa
d) Variabel : jb , j := 1, 2, 3; dengan
1b = motivasi belajar tinggi
2b = motivasi belajar sedang
3b = motivasi belajar rendah
b. Variabel terikat.
Prestasi belajar matematika
1) Definisi operasional : prestasi belajar matematika adalah hasil belajar
matematika siswa pada sub pokok bahasan Menghitung Keliling dan
Luas Lingkaran.
2) Skala pengukuran : skala interval.
3) Indikator : nilai tes prestasi belajar matematika pada sub pokok
bahasan Menghitung Keliling dan Luas Lingkaran.
4) Variabel : jiba ; i := 1, 2 ; j := 1, 2, 3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
2. Rancangan penelitian
Penelitian ini menggunakan rancangan faktorial 2 x 3, dengan maksud
untuk mengetahui pengaruh dua variabel bebas terhadap variabel terikat.
Tabel 3.1. Rancangan Penelitian
Motivasi Belajar
Tinggi
(b1)
Sedang
(b2)
Rendah
(b3)
Model
Pembelajaran
Kooperatif tipe STAD
(a1)
ab11 ab12 ab13
Langsung (a2) ab21 ab22 ab23
3. Pelaksanaan Penelitian
Sebelum diadakan eksperimen, antara kelas eksperimen dan kelas
kontrol diuji keseimbangannya terlebih dahulu berdasarkan nilai UAS semester
I kelas VIII mata pelajaran matematika. Hal ini bertujuan untuk mengetahui
apakah kedua kelas yang akan diteliti dalam keadaan seimbang atau tidak.
Dalam penelitian ini kedua kelompok yang dibandingkan diasumsikan
sama dalam semua segi yang sesuai dan hanya berbeda dalam penggunaan
model pembelajaran. Pada akhir eksperimen kedua kelompok diukur dengan
soal-soal tes yang sama. Hasil pengukuran tersebut digunakan sebagai data
eksperimen, kemudian data yang diperoleh diolah dan hasilnya dibandingkan
dengan tabel uji statistiknya.
4. Metode Pengambilan Data dan Penyusunan Instrumen
Metode yang digunakan untuk pengambilan data dalam penelitian:
a. Metode Dokumentasi
Menurut Budiyono (2003 : 54) “Metode dokumentasi adalah cara
pengumpulan data dengan melihatnya dalam dokumen yang telah ada. Dokumen
biasanya merupakan dokumen resmi yang telah terjamin keakuratannya”.
Penggunaan metode dokumentasi pada penelitian ini adalah untuk mendapatkan
data tentang nilai Ujian Akhir semester (UAS) kelas VIII semester I tahun
ai
bj
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
pelajaran 2010/2011 mata pelajaran matematika. Data ini digunakan untuk
mengetahui apakah antara kelas eksperimen dan kelas kontrol dalam keadaan
seimbang.
b. Metode Tes
Menurut Budiyono (2003 : 54) “Metode tes adalah cara pengambilan data
yang menghadapkan sejumlah pertanyaan atau suruhan-suruhan kepada subyek
penelitian”.
Di dalam penelitian ini teknik tes digunakan untuk mengumpulkan data
mengenai prestasi belajar matematika siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen.
Tes yang dibuat berisi tentang materi-materi dalam sub pokok bahasan
Menghitung Keliling dan Luas Lingkaran. Langkah-langkah dalam penyusunan
tes terdiri dari membuat kisi-kisi soal tes, menyusun soal-soal tes, mengadakan uji
coba tes
Uji coba dilakukan untuk mengetahui apakah instrumen tes yang telah
dibuat telah memenuhi syarat-syarat instrumen yang baik, yaitu validitas isi,
validitas konsistensi internal, dan reliabilitas.
1) Uji Validitas Isi
Dalam penelitian ini uji validitas yang dilakukan adalah uji validitas isi.
Budiyono (2003 : 59) menyatakan bahwa “Untuk menilai apakah suatu
instrumen mempunyai validitas yang tinggi maka, yang biasanya dilakukan
adalah melalui expert judgement (penilaian yang dilakukan oleh pakar)”.
Dalam penelitian ini butir instrumen dikatakan valid menurut validitas
isi jika validator setuju dengan semua kriteria yang ditentukan sehingga butir
telah sesuai/cocok dengan semua kriteria yang ditentukan. Kriteria yang
dimaksud meliputi: kesesuaian butir soal dengan pokok bahasan, kesesuaian
butir soal dengan kisi-kisi, soal tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar,
kalimat soal mudah dipahami, dan item soal tidak memberikan interprestasi
ganda.
2) Uji Konsistensi Internal
Sebuah instrumen terdiri dari sejumlah butir-butir instrumen.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
Kesemua butir harus mengukur hal yang sama dan menunjukkan
kecenderungan yang sama pula. Konsistensj internal masing-masing butir soal
dilihat dari korelasi antara skor-skor butir soal dengan skor totalnya.
Untuk menghitung konsistensi internal untuk setiap butir soal ke-i digunakan
rumus korelasi momen produk dan Karl Pearson sebagai berikut :
2222xy
YYnXXn
YXXYnr
Keterangan :
xyr : indeks konsistensi internal butir ke-i
n : banyak subjek yang dikenai tes (instrumen)
X : skor untuk butir ke-i (dan subyek uji coba)
Y : total skor (dari subyek uji coba)
Soal dikatakan konsisten jika rxy ≥ 0,3 dan jika rxy < 0,3 maka soal
dikatakan tidak konsisten dan harus dibuang.
(Budiyono, 2003 : 65)
3) Reliabilitas
Budiyono mengatakan bahwa “Suatu instrumen dikatakan reliabel
apabila hasil pengukuran dengan instrumen tersebut adalah sama jika sekiranya
pengukuran tersebut dilakukan pada orang yang sama pada waktu yang
berlainan (tetapi mempunyai kondisi yang sama) pada waktu yang sama atau
pada waktu yang berlainan. Untuk mengukur reliabilitas tes objektif dapat
digunakan rumus Kuder Richardson (KR-20) sebagai berikut:
2
t
ii
2
t
11s
qps
1n
nr
dengan :
11r : indeks reliabilitas instrumen
n : banyaknya butir instrumen
pi : proporsi banyaknya subjek yang menjawab benar pada butir ke-i
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
qi :1-pi
2
ts : variansi total
(Budiyono, 2003 : 69)
Hasil perhitungan dan uji reliabilitas kemudian diinterpretasikan ke
dalam kriteria reliabilitas sebagai berikut :
0,80 x 1,00 : sangat tinggi
0,60 x < 0,80 : tinggi
0,40 x < 0,60 : cukup
0,20 x < 0,40 : rendah
0,00 x < 0,20 : sangat rendah
Dalam penelitian ini, instrumen dikatakan reliabel jika mempunyai
indeks reliabilitas 0,7 (tinggi atau sangat tinggi).
c. Metode Angket
Budiyono (2003 : 47) menyatakan bahwa: “Metode angket adalah cara
pengumpulan data melalui pengajuan pertanyaan tertulis kepada subyek
penelitian, responden atau sumber data dan jawabannya diberikan pula secara
tertulis”. Metode angket pada penelitian ini digunakan untuk menggali data
mengenai motivasi belajar siswa. Dalam penelitian ini digunakan angket memuat
pernyataan-pernyataan mengenai motivasi belajar siswa yang terdiri dari 30 soal
pilihan ganda dengar 4 alternatif jawaban. Adapun prosedur pemberian skor untuk
masing-masing item angket adalah sebagal berikut ;
(1) Untuk instrumen positif
Jawaban a, skor 4 menunjukkan motivasi belajar paling tinggi
Jawaban b, skor 3 menunjukkan motivasi belajar tinggi
Jawaban c, skor 2 menunjukkan motivasi belajar sedang
Jawaban d, skor 1 menunjukkan motivasi belajar rendah
(2) Untuk instrumen negatif
Jawaban a, skor 1 menunjukkan motivasi belajar rendah
Jawaban b, skor 2 menunjukkan motivasi belajar sedang
Jawaban c, skor 3 menunjukkan motivasi belajar tinggi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
Jawaban d, skor 4 menunjukkan motivasi belajar paling tinggi
Sebelum digunakan, maka dilakukan uji coba terlebih dahulu terhadap
angket yang telah disusun untuk mengetahui validitas isi, konsistensi internal dan
reliabilitasnya.
1) Uji Validitas Isi
Seperti halnya uji validitas butir tes uji validitas angket dalam
penelitian juga dilakukan dengan uji validitas isi. Budiyono (2003 : 59)
menyatakan bahwa “Untuk menilai apakah suatu instrumen mempunyai
validitas yang tinggi maka, yang biasanya dilakukan adalah melalui expert
judgement (penilaian yang dilakukan oleh pakar)”.
2) Konsistensi Internal
Untuk menguji konsistensi internal instrumen angket motivasi belajar
siswa digunakan rumus yang sama dengan instrumen tes yaitu rnenggunakan
rumus korelasi momen produk dari Karl Pearson:
YYnXXn
YXXYnr
222xy
Keterangan :
xyr : indeks konsistensi internal butir ke-i
n : banyak subjek yang dikenai tes (instrumen)
X : skor untuk butir ke-i (dari subyek uji coba)
Y : total skor (dari subyek uji coba)
(Budiyono, 2003 : 65)
Dalam penelitian ini butir angket dikatakan konsisten jika xyr ≥0,3 dan
jika xyr <0,3 maka butir angket dikatakan tidak konsisten dan harus direvisi atau
dibuang.
3) Reliabilitas
Untuk menguji reliabilitas angket dalam penelitian ini digunakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
rumus alpha. Rumus alpha tersebut adalah sebagai berikut :
2
t
2
i
11s
s1
1n
nr
Keterangan :
11r : indeks reliabilitas instrumen
n : cacah butir instrumen
2
is : variansi belahan ke-i, i = 1, 2,. . . ,k (k < N)
atau variansi butir ke-i, i 1, 2,…,n
2
ts : variansi skor-skor yang diperoleh subjek uji coba
(Budiyono, 2003 : 70)
Hasil perhitungan dan uji reliabilitas kemudian diinterpretasikan ke
dalam kriteria reliabilitas sebagai berikut :
0,80 x 1,00 : sangat tinggi
0,60 x < 0,80 : tinggi
0,40 x < 0,60 : cukup
0,20 x < 0,40 : rendah
0,00 x < 0,20 : sangat rendah
Dalam penelitian ini, instrumen dikatakan reliabel jika mempunyai
indeks reliabilitas 0,7 (tinggi atau sangat tinggi).
E. Teknik Analisis Data
1. Uji Keseimbangan
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah sampel penelitian ini memiliki
kemampuan awal yang sama. Untuk menguji keseimbangan kedua sampel dipakai
uji Z dengan alasan bahwa cacah siswa pada kedua kelompok sampel lebih dari
30 siswa. Data yang digunakan untuk uji keseimbangan diambil dari dokumentasi
nilai Ujian Akhir Semester (UAS) kelas VIII semester I tahun pelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
2010/2011 untuk mata pelajaran matematika kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Sebelum dilakukan uji keseimbangan, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas
terhadap kemampuan awal masing-masing sampel.
Langkah-langkahnya sebagai berikut :
a. Hipotesis
H0 : 1 = 2 (kedua kelompok sampel berasal dari populasi seimbang)
H1 : 1 2 (kedua kelompok sampel berasal dari populasi tidak
seimbang)
b. Taraf signifikan ( ) = 0,05
c. Statistik uji yang digunakan :
Z =
2
2
2
1
2
1
21
n
s
n
s
XX ~ N(0,1) dengan 2s =
n
X
n
X
Keterangan :
Z : Z hitung ; Z ~ (0, 1 )
1X : rata-rata nilai ulangan akhir semester I kelas VIII mata pelajaran
matematika kelompok eksperimen
2X : rata-rata nilai ulangan akhir semester I kelas VIII mata pelajaran
matematika kelompok kontrol
2
1s : variansi dari kelompok eksperimen
2
2s : variansi dari kelompok kontrol
n1 : ukuran sampel kelompok eksperimen
n2 : ukuran sampel kelompok kontrol
d. Daerah kritik
DK = { Z / Z< ─ 2/Z atau Z > 2/Z }
e. Keputusan uji
H0 ditolak jika Z DK
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
f. Kesimpulan
Jika Ho tidak ditolak maka kedua kelompok berasal dari populasi yang
seimbang.
(Budiyono, 2004 : 151)
2. Uji Prasyarat Analisis
Uji prasyarat yang dipakai dalam penelitian ini adalah uji normalitas dan
uji homogenitas.
a. Uji Normalitas
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh berdistribusi
normal atau tidak. Untuk menguji normalitas ini digunakan metode Lilliefors.
Langkah-langkahnya sebagai berikut :
1) Hipotesis
H0 : sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal
H1 : sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal
2) Taraf signifikan ( ) = 0,05
3) Statistik uji yang digunakan :
L = max │F(Zi) - S (Zi)│
Keterangan:
F(Zi) = P(Z≤Zi), Z ~ N(0,1)
Zi : skor standar, s
XXZ i
i
)(
s : standar deviasi
S(Zi) : proporsi cacah Z≤Zi terhadap seluruh cacah Zi
Xi : skor responden
4) Daerah kritik
DK = {L│L > Lα:n } dengan n adalah ukuran sampel.
Lα:n diperoleh dari tabel Lilliefors
5) Keputusan uji
H0 ditolak jika Z DK
6) Kesimpulan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
Jika Ho tidak ditolak maka sampel berasal dari populasi yang
berdistribusi normal.
(Budiyono, 2004 : 170)
b. Uji Homogenitas
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah populasi penelitian
mempunyai variansi yang sama atau tidak. Untuk menguji homogenitas ini
digunakan metode Bartlett dengan statistik uji chi kuadrat dengan prosedur
sebagai berikut :
1) Hipotesis
Ho : 2
2
2
1 = …= 2
k (sampel berasal dari populasi homogen)
H1 : Paling tidak ada satu i dan satu j sehingga 22
ji dengan i≠j
(sampel berasal dari populasi tak homogen)
2) Taraf Signifikansi ( α ) = 0,05
3) Statistik Uji yang digunakan :
k
1j
2
jj
2 SlogfRKGlog.fC
303,2
Keterangan:
χ2~ χ
2(k-1)
k : banyaknya sampel
f : derajat kebebasan untuk RKG = N - k
N : banyaknya seluruh nilai ( pengukuran ).
fj : derajat kebebasan untuk S j2 = nj - 1
j : l, 2, ..., k
nj : cacah pengukuran pada sampel ke-j
c = ffk j
11
)1(3
11
RKG = j
i
f
SS
j
j
jjn
XXSS
2
2
4) Daerah Kritik (DK)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
DK= 1:222
k
5) Keputusan Uji
Ho ditolak jika χ2
DK
6) Kesimpulan
Jika H0 tidak ditolak maka populasi-populasi homogen.
(Budiyono, 2004 : 176-177)
3. Uji Hipotesis
Untuk pengujian hipotesis digunakan analisis variansi dua jalan dengan sel
tak sama.
a. Model
Model dari analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama adalah sebagai
berikut :
Xijk = µ + αi + βj + (αβ )ij + εijk
Keterangan :
Xijk : data (nilai) ke-k pada baris ke-i dan kolom ke-j
µ : rerata dari seluruh data (rerata besar)
αi : efek baris ke-i pada variabel terikat
βj : efek kolom ke j pada variabel terikat
(αβ)ij : kombinasi efek baris ke-i dan kolom k-j pada variabel terikat
εijk : Deviasi data Xijk terhadap rataan populasinya (µ ijk) yang
berdistribusi normal dengan rataan 0
i : 1, 2;
1 : model pembelajaran koperatif tipe STAD
2 : model pembelajaran langsung
j : 1, 2, 3;
1 : motivasi belajar tinggi
2 : motivasi belajar sedang
3 : motivasi belajar rendah
k : 1, 2, ..., nij ; nij : cacah data amatan pada setiap sel
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
(Budiyono, 2004 : 228)
b. Hipotesis
1) H0A : αi = 0 untuk setiap i (tidak ada perbedaan efek antara baris
terhadap variabel terikat)
H1A : ada satu αi 0(ada perbedaan efek antar baris terhadap
variabel terikat)
2) H0B : βj = 0 untuk setiap j (tidak ada perbedaan efek antara kolom
terhadap variabel terikat)
H1B : ada satu βj 0(ada perbedaan efek antar kolom terhadap
variabel terikat)
3) H0AB : (αβ)ij = 0 untuk setiap pasang (i, j) (tidak terdapat interaksi
baris dan kolom terhadap variabel terikat)
H1AB : ada satu (αβ)ij 0 (terdapat interaksi baris dan kolom terhadap
variabel terikat).
(Budiyono, 2004 : 228)
c. Komputasi
Notasi dan Tata Letak Data
Tabel 3.2. . Data Amatan, Rataan, dan Jumlah Kuadrat Deviasi
Motivasi Belajar Siswa
b1 b2 b3
Model
Pembalajaran
1a
n11 n12 n13
ΣX11k ΣX12k ΣX13k
X 11 X 12 X 13
ΣX2
11k ΣX2
12k ΣX2
13k
C11 C12 C13
SS11 SS12 SS13
2a n21 n22 n23
ai
bj
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
Tabel 3.3 Rataan dan Jumlah Rataan
b1 b2 b3 Total
a1 11AB 12AB
13AB A1
- _ a2 21AB 22AB
23AB A2
Total B1 B2 B3 G
- -
Keterangan:
nij = ukuran sel ij (sel pada baris ke-i dan kolom ke-j)
= cacah data amatan pada sel ij = frekuensi sel ij
n h : rataan harmonik frekuensi seluruh sel
n h =
ji ijn
pq
,
1
N : cacah seluruh data amatan
ji
ijnN,
SSij : jumlah kuadrat deviasi data amatan pada sel ij
2
2
ij
ijkk
ijkk
ijn
X
XSS
ijAB : rataan pada sel ij = ij
k
ijk
n
X
Ai : Jumlah rataan pada baris ke-i = j
ijAB
ΣX21k ΣX22k ΣX23k
X 21 X 22 X 23
ΣX2
21k ΣX2
22k ΣX2
23k
C21 C22 C23
SS21 SS22 SS2 3
ai
bj
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
Bi : Jumlah rataan pada kolom ke-j = i
ijAB
G : Jumlah rataan semua sel =j
j
i
i
ji
ij BAAB,
Untuk memudahkan perhitungan, didefinisikan besaran-besaran (l), (2),
(3), (4) dan (5) sebagai berikut :
pq
G 2
)1(
ji
ijSS,
)2(
i
i
q
A2
)3(
j
j
p
B 2
)4(
ji
ijAB,
2)5(
Pada analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama terdapat lima jumlah
kuadrat, yaitu :
JKA = )1()3(hn
JKB = )1()4(hn
JKAB = )4()3()5()1(hn
JKG = (2)
JKT = JKA + JKB + JKAB + JKG
dengan :
JKA : jumlah kuadrat baris
JKB : jumlah kuadrat kolom
JKAB : jumlah kuadrat interaksi antara baris dan
JKG : jumlah kuadrat galat
JKT : jumlah kuadrat total
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
Derajat kebebasan (dk) untuk rnasing-masing jumlah kuadrat tersebut
adalah:
dkA = p-1 dkAB = (p-1)(q-1) dkG = N-pq
dkB = q-1 dkT = N-1
Berdasarkan jumlah kuadrat dan derajat kebebasan masing-masing
diperoleh rataan kuadrat berikut
RKA = dkA
JKA RKAB=
dkAB
JKAB RKB =
dkB
JKB RKG =
dkG
JKG
d. Statistik Uji
Untuk H A0 adalah Fa = RKG
RKA
Untuk H OB adalah Fb = RKG
RKB
Untuk H AB0 adalah Fab = RKG
RKAB
e. Taraf Signifikansi (α) = 0,05
f. Daerah Kritik
1) Daerah kritik untuk Fa adalah DK = { Fa│Fa > F α:p-1, N-pq}
2) Daerah kritik untuk Fb adalah DK = { Fb │ Fb > Fα:q-1, N-pq}
3) Daerah kritik untuk Fab adalah DK = { Fab │ Fab > Fα:(p-1)(q-1), N-pq }
g. Keputusan Uji
Ho ditolak jika Fhit DK
Rangkuman analisis
Tabel 3.4. Rangkuman Analisis Variansi Dua Jalan Sel Tak Sama
Sumber JK Dk RK Fh i t Fα
A(baris) JKA dkA RKA Fa Fα,p-1,N-pq
B(kolom) JKB dkB RKB Fb Fα:q-1,N-pq
AB JKAB dkAB RKAB Fab Fα:(p -1 ) (q -1 ) ,N-p q
Galat JKG dkG RKG - -
Total JKT dkT - - -
(Budiyono, 2004:228-230)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
4. Uji Komparasi Ganda
Komparasi ganda adalah tindak lanjut dari analisis variansi apabila hasil
analisis variansi tersebut menunjukkan bahwa hipotesa nol ditolak. Untuk uji
lanjutan setelah analisis variansi digunakan metode Scheffe karena metode
tersebut akan menghasilkan beda rerata dengan tingkat signifikansi yang kecil.
Statistik Uji
a . Komparasi rataan antar baris
Karena dalam penelitian ini hanya terdapat 2 variabel model
pembelajaran maka jika H0A ditolak tidak perlu dilakukan komparasi pasca
anava antar baris. Untuk mengetahui model pembelajaran manakah yang lebih
baik cukup dengan membandingkan besarnya rerata marginal dari masing-
masing model pembelajaran. Jika rataan marginal untuk model pembelajaran
kooperatif tipe STAD lebih besar dari rataan marginal untuk model
pembelajaran langsung berarti model pembelajaran kooperatif tipe STAD
dikatakan lebih baik dibandingkan dengan model pembelajaran langsung atau
sebaliknya.
b. Komparasi rataan antar kolom
ji
ji
ji
nnRKG
XXF
..
2
..
..
11
jiF .. : nilai Fob s pada perbandingan kolom ke-i dan kolom ke-j
iX . : rerata pada kolom ke-i
jX : rerata pada kolom ke-j
RKG : rerata kuadrat galat, yang diperoleh dari perhitungan analisis
variansi
n.i : ukuran sampel kolom ke-i
n.j : ukuran sampel kolom ke-j
dengan daerah kritik DK = { jiF .. │ jiF .. > (q-1 ) pqNpF ;1; }
c. Komparasi rataan antar sel pada kolom yang sama
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
kjij
kjij
kjij
nnRKG
XXF
11
2
kjijF : nilai Fobs pada perbandingan rataan pada sel ij dan rataan
pada sel kj
ijX : rerata pada sel ij
kjX : rerata pada sel kj
RKG : rerata kuadrat galat, yang diperoleh dari perhitungan analisis
variansi
nij : ukuran sel ij
nkj : ukuran sel kj
dengan daerah kritik Dk = { Fij.kj │Fij.kj > (pq-1) pqNpqF ;1; }
d. Komparasi rataan antar sel pada baris yang sama
Fij-ik =
ikij
ikij
nnRKG
XX
11
2
Fij-ik : nilai Fhit pada perbandingan kolom ke-i dan kolom ke-j
ijX : rerata pada sel ij
ikX : rerata pada sel kj
RKG : rerata kuadrat galat, yang diperoleh dari perhitungan analisis
variansi
nij : ukuran sel ij
nkj : ukuran sel kj
dengan daerah kritik Dk = { Fij.ik Fij.ik > (p-1)Fα:p-1,N-pq }
(Budiyono, 2004 : 213-215)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data
Data dalam penelitian ini meliputi data skor uji coba tes prestasi belajar
matematika, data uji coba angket motivasi belajar matematika siswa, data skor
prestasi belajar matematika pada sub pokok bahasan Menghitung Keliling dan
Luas Lingkaran dan data angket motivasi belajar matematika siswa. Berikut ini
diberikan uraian mengenai data-data tersebut:
1. Data Hasil Uji Coba Instrumen
Instrumen yang diujicobakan dalam penelitian ini terdiri dari dua yaitu
berupa angket untuk mengungkapkan data mengenai motivasi belajar dan tes
prestasi belajar matematika siswa pada sub pokok bahasan Menghitung Keliling
dan Luas Lingkaran.
a. Hasil uji coba tes prestasi belajar matematika
1) Validitas isi uji coba tes prestasi matematika
Tes prestasi belajar matematika pada sub pokok bahasan
Menghitung Keliling dan Luas Lingkaran terdiri dari 40 butir. Melalui dua
orang validator, yaitu seorang guru SMP Negeri 16 Surakarta yaitu
Wiyono, S.Pd dan seorang guru SMP Negeri 13 Surakarta yaitu Sri
Nurjanah, diperoleh bahwa 40 butir tes prestasi dinyatakan valid secara
validitas isi karena memenuhi kriteria yang diberikan setelah dilakukan
beberapa revisi. (Hasil validasi dapat dilihat pada Lampiran 9)
2) Konsistensi internal uji coba tes prestasi matematika
Tes prestasi yang diuji cobakan terdiri dari 40 soal tes obyektif.
Dari hasil uji konsistensi internal menggunakan rumus korelasi produk
moment diperoleh 25 soal yang valid, sebab rhit dari 25 soal tersebut lebih
besar sama dengan dari rtab = 0,3. Sedang 15 soal tidak valid karena rhit
dari 15 soal tersebut kurang dari rtab = 0,3. (Perhitungan konsistensi
48
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
internal tes prestasi belajar matematika siswa pada sub pokok bahasan
Menghitung Keliling dan Luas Lingkaran disajikan pada Lampiran 10)
3) Reliabilitas uji coba tes prestasi
Dengan menggunakan rumus Alpha, diperoleh r11 = 0,815357.
Karena 0,80 x 1,00 maka soal tes prestasi belajar matematika siswa
tersebut termasuk dalam kategori reliabilitas sangat tinggi dan karena
r11 = 0,815357 > 0,7 maka soal tes prestasi belajar dikatakan reliabel.
Dari persyaratan tersebut diperoleh 25 soal dari 40 soal yang dapat
digunakan untuk penelitian. (Perhitungan reliabilitas tes prestasi belajar
matematika siswa pada sub pokok bahasan Menghitung Keliling dan Luas
Lingkaran disajikan pada Lampiran 11)
b. Hasil uji coba angket motivasi belajar matematika siswa
1) Validitas isi uji coba angket
Angket motivasi belajar siswa terdiri dari 30 butir. Melalui dua
orang validator, yaitu seorang guru SMP Negeri 16 Surakarta dan seorang
guru SMP Negeri 13 Surakarta. Berdasarkan uji validitas isi diperoleh
bahwa 26 butir angket dinyatakan valid secara validitas isi karena
memenuhi kriteria yang diberikan setelah dilakukan beberapa revisi. (Hasil
validasi dapat dilihat pada Lampiran 12)
2) Konsistensi internal angket
Angket yang diuji cobakan terdiri dari 26 butir. Dari hasil uji
konsistensi internal dengan menggunakan rumus korelasi produk moment
diperoleh 20 butir yang konsisten sebab rhit lebih besar dari rtab = 0,3.
Sedang 6 butir tidak valid sebab rhit kurang dari rtab = 0,3. (Perhitungan
konsistensi internal angket motivasi belajar matematika siswa disajikan
pada Lampiran 13)
3) Reliabilitas uji coba angket
Dalam menghitung reliabelitas angket digunakan rumus Alpha.
Dari perhitungan diperolah r11 = 0,719994. Karena 0,60 r11 < 0,80 maka
angket tentang motivasi belajar matematika siswa tersebut termasuk dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
kategori reliabilitas tinggi dan karena r11 = 0,719994 > 0,7 maka angket
dikatakan reliabel.
Dari persyaratan tersebut diperoleh 20 soal dari 26 soal yang dapat
digunakan untuk penelitian. (Perhitungan reliabilitas angket motivasi
belajar matematika siswa disajikan pada Lampiran 14)
2. Data Skor Prestasi Belajar Matematika Siswa
Berdasarkan data prestasi belajar matematika siswa pada sub pokok
bahasan menghitung keliling dan luas lingkarandicari ukuran tendensi sentralnya
yang meliputi rerata ( X ), median (Me), modus (Mo) dan ukuran penyebaran
dispersi yang meliputi jangkauan (J) dan deviasi standar (s) yang dirangkum pada
Tabel 4.1 berikut. (Perhitungan skor prestasi belajar matematika disajikan pada
Lampiran 23)
Tabel 4.1 Deskripsi Data Skor Prestasi Belajar Matematika Siswa Pada Sub pokok
bahasan menghitung keliling dan luas lingkaran Kelompok Eksperimen dan
Kelompok Kontrol
Kelompok Ukuran Tendensi Sentral Ukuran Dispersi
X Mo Me Skor min Skor maks J s
Eksperimen 71,4594 72 72 36 96 60 16,5506
Kontrol 67,7895 68 68 28 100 72 14,2850
Keterangan : X : rataan J : jangkauan
Mo : modus s : standar deviasi
Me : median
3. Data Skor Motivasi Belajar Matematika Siswa
Data tentang motivasi belajar matematika siswa diperoleh dari angket
tentang motivasi belajar matematika siswa, selanjutnya data tersebut
dikelompokkan dalam tiga kategori berdasarkan rata-rata gabungan ( gabX ) dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
standar deviasi gabungan (sgab). Dari hasil perhitungan kedua kelompok, diperoleh
gabX = 57,5733 dan sgab = 6,8461.
Penentuan kategorinya adalah sebagai berikut: tinggi
jika gabgab sXX , sedang jika gabgabgabgab sXXsX , rendah jika
gabgab sXX , sehingga untuk skor yang kurang dari atau sama dengan 50,7272
dikategorikan rendah, skor antara 50,7272 dan 64,4195 dikategorikan sedang, dan
skor lebih dari atau sama dengan 64,4195 dikategorikan tinggi.
Berdasarkan data yang telah terkumpul, dalam kelas eksperimen terdapat
5 siswa yang termasuk kategori tinggi, 28 siswa yang termasuk kategori sedang
dan 4 siswa yang termasuk kategori rendah. Sedangkan untuk kelas kontrol
terdapat 4 siswa yang termasuk kategori tinggi, 32 siswa yang termasuk kategori
sedang, dan 2 siswa yang termasuk kategori rendah. (Perhitungan selengkapnya
dapat dilihat pada Lampiran 22)
B. Pengujian Persyaratan Analisis
1. Pengujian Persyaratan Eksperimen
Uji keseimbangan dilakukan untuk mengetahui apakah sampel
mempunyai kemampuan awal sama atau tidak. Sebelum diuji keseimbangan,
masing-masing sampel terlebih dahulu diuji apakah berdistribusi normal atau
tidak. Hasil uji normalitas sebelum penelitian kelas eksperimen dan kelas kontrol
dapat disajikan dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 4. 2 Harga Statistik Uji dan Harga Kritik Uji Normalitas
Sampel Lhit Ltab Keputusan Uji
1. Kelompok Eksperimen 0,0627 0,1457 H0 tidak ditolak
2. Kelompok Kontrol 0,1385 0,1437 H0 tidak ditolak
Dari tabel tampak bahwa harga Lhit untuk masing-masing sampel tidak
melebihi harga Ltab, sehingga H0 tidak ditolak yang berarti masing-masing sampel
tersebut berasal dari populasi yang berdistribusi normal. (Perhitungan
selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 28).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
Hasil uji keseimbangan dengan menggunakan uji-t diperoleh
tobs = 1,8715. Karena tobs = 1,8715 DK = {t | t < – 1,960atau t > 1,960, maka H0
tidak ditolak. Hal ini berarti kelompok eksperimen dan kelompok kontrol berasal
dari dua populasi yang memiliki sebelum penelitian sama. Akibatnya dapat ditarik
kesimpulan bahwa sebelum penelitian kedua kelompok tersebut dalam keadaan
seimbang. (Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 29).
2. Persyaratan Analisis
a. Uji Normalitas
Untuk melakukan uji normalitas masing-masing sampel digunakan
pendekatan Lilliefors. Dengan menggunakan pendekatan Lilliefors diperoleh
harga statistik uji untuk taraf signifikan 0,05 pada masing-masing sampel sebagai
berikut:
Tabel 4. 3 Harga Statistik Uji dan Harga Kritik Uji Normalitas
Sumber Lmaks Ltab Keputusan Uji
1. Kelompok Eksperimen 0,0691 0,1457 H0 tidak ditolak
2. Kelompok Kontrol 0,1365 0,1437 H0 tidak ditolak
3. Motivasi Belajar Tinggi 0,2017 0,2710 H0 tidak ditolak
4. Motivasi Belajar Sedang 0,1128 0,1144 H0 tidak ditolak
5. Motivasi Belajar Rendah 0,2347 0,3190 H0 tidak ditolak
Dari tabel tampak bahwa harga L = Maksimal {| F (zi) - S (zi) |} pada
kelompok eksperimen, kelompok kontrol, motivasi belajar tinggi, motivasi belajar
sedang, motivasi belajar rendah tidak melebihi harga Ltab, sehingga H0 tidak
ditolak. Hal ini berarti masing-masing sampel tersebut berasal dari populasi yang
berdistribusi normal. (Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 30,
31, 32, 33, dan 34).
b. Uji Homogenitas
Untuk mengetahui apakah sampel penelitian berasal dari populasi yang
homogen atau tidak, maka dilakukan uji homogenitas. Dalam penelitian ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
digunakan model pembelajaran Bartlett untuk uji homogenitas yang hasilnya
disajikan pada Tabel 4.4 sebagai berikut:
Tabel 4. 4 Harga Statistik Uji dan Harga Kritik Homogenitas
Sumber 2
hit 2
tabel Keputusan Uji
Model Pembelajaran 0,7114 3,841 H0 tidak ditolak
Motivasi Belajar Siswa 0,1633 5,991 H0 tidak ditolak
Nilai statistik uji dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol adalah
2
hit = 0,7114 sedangkan 2
tabel untuk tingkat signifikansi 0,05 adalah
2
1;05,0 = 3,841. Karena
2
hit = 0,7114 < 2
1;05,0 = 3,841 maka H0 tidak ditolak. Hal
ini berarti kedua kelompok tersebut homogen.
Nilai statistik uji dari kelompok siswa dengan motivasi belajar tinggi,
sedang, dan rendah adalah 2
hit = 0,1633 sedangkan 2
tabel untuk tingkat
signifikansi 0,05 adalah 2
2;05,0 = 5,991. Karena
2
hit = 0,1633 < 2
2;05,0= 5,991
maka H0 tidak ditolak. Hal ini berarti kedua kelompok tersebut homogen.
(Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 35 dan 36).
C. Pengujian Hipotesis
1. Analisis Variansi Dua Jalan dengan Sel Tak Sama
Hasil perhitungan analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama
disajikan pada Tabel 4.5 berikut
Tabel 4. 5 Rangkuman Analisis Variansi Dua Jalan dengan Sel Tak Sama
Sumber JK dk RK Fhit Ftabel Kep. Uji
A 45,9327 1 45,9327 0,2006 3,988 H0A tidak ditolak
B 1599,7217 2 799,8608 3,4931 3,138 H0B ditolak
AB 24,7534 2 12,3767 0,0541 3,138 H0AB tidak ditolak
Galat 15799,6571 69 228,9805 - - -
Total 17470,0649 74 - - - -
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
Tabel 4.5 di atas menunjukkan bahwa,
1. Pada efek utama baris (A), H0A tidak ditolak.
Hal ini berarti tidak ada perbedaan prestasi belajar matematika siswa yang
menggunakan model pembelajaran pembelajaran kooperatif tipe STAD dan
model pembelajaran langsung pada sub pokok bahasan Menghitung Keliling
dan Luas Lingkaran.
2. Pada efek utama kolom (B), H0B ditolak.
Hal ini berarti ada perbedaan prestasi belajar matematika siswa yang
mempunyai motivasi belajar matematika tinggi, motivasi belajar matematika
sedang, dan motivasi belajar matematika rendah pada sub pokok bahasan
Menghitung Keliling dan Luas Lingkaran. Dengan kata lain terdapat pengaruh
motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar matematika siswa.
3. Pada efek utama interaksi (AB), H0AB tidak ditolak.
Hal ini berarti tidak terdapat interaksi antara model pembelajaran mengajar
dan motivasi belajar matematika siswa terhadap prestasi belajar siswa pada
sub pokok bahasan Menghitung Keliling dan Luas Lingkaran.
(Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 37).
2.Uji Komparasi Ganda
Sebagai tindak lanjut dari anava variansi maka dilakukan uji komparasi
ganda yaitu dengan metode Scheffe dengan taraf signifikansi 0,05. Tujuannya
untuk mengetahui beda rerata setiap pasangan baris, setiap pasangan kolom dan
setiap pasangan sel. Dari hasil perhitungan diperoleh rerata skor prestasi belajar
matematika siswa yang disajikan pada Tabel 4.6 berikut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
Tabel 4.6 Rataan Skor Prestasi Belajar Matematika Siswa
Model Pembelajaran
Motivasi Belajar Siswa
Tinggi Sedang Rendah Rataan
Marginal
STAD 83,2 70,4286 64 71,4595
Langsung 80 66 64 67,3684
Rataan Marginal 81,7778 68,0667 64
a. Uji Komparasi Antar Kolom
Dari anava dua jalan dengan sel tak sama yang terangkum dalam Tabel 4.5
diperoleh bahwa H0B ditolak. Ini berarti ada perbedaan prestasi belajar
matematika dari ketiga kategori motivasi belajar matematika siswa pada sub
pokok bahasan Menghitung Keliling dan Luas Lingkaran. Karena variabel
motivasi belajar matematika siswa mempunyai tiga kategori (tinggi, sedang,
dan rendah), maka uji komparasi ganda antar kolom perlu dilakukan untuk
mengetahui perbedaan rerata setiap pasangan kolom sehingga dapat diketahui
motivasi belajar matematika siswa manakah yang mungkin memberi prestasi
belajar matematika lebih baik atau sama baiknya pada sub pokok bahasan
Menghitung Keliling dan Luas Lingkaran. Setelah dilakukan perhitungan
dengan metode Scheffe diperoleh hasil uji komparasi ganda antar kolom yang
terangkum pada tabel berikut ini:
Tabel 4.7 Rangkuman Hasil Uji Komparasi Ganda Antar Kolom
Komparasi Fhit Ftabel Keputusan Kesimpulan
.1 vs .2 6,4253 6,257334 Ditolak ada perbedaan rataan
.1 vs .3 4,9689 6,257334 tidak ditolak tidak ada perbedaan rataan
.2 vs .3 0,3939 6,257334 tidak ditolak tidak ada perbedaan rataan
Keterangan : µ.1 : rataan siswa yang mempunyai motivasi belajar tinggi
µ.2 : rataan siswa yang mempunyai motivasi belajar sedang
µ.3 : rataan siswa yang mempunyai motivasi belajar rendah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
(Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 38)
Berdasarkan uji pasca anava tersebut dapat disimpulkan secara rinci bahwa:
1. H0 ditolak karena Fhit = 6,4253 > 6,257334. Hal ini berarti ada perbedaan
prestasi belajar matematika antara siswa dengan motivasi belajar tinggi
dengan siswa yang mempunyai motivasi belajar sedang pada sub pokok
bahasan Menghitung Keliling dan Luas Lingkaran.
2. H0 tidak ditolak karena Fhit = 4,9689 < 6,257334. Hal ini berarti tidak ada
perbedaan prestasi belajar matematika antara siswa dengan motivasi
belajar tinggi dengan siswa yang mempunyai motivasi belajar rendah pada
sub pokok bahasan Menghitung Keliling dan Luas Lingkaran.
3. H0 tidak ditolak karena Fhit = 0,3939 < 6,257334. Hal ini berarti tidak
terdapat perbedaan prestasi belajar matematika antara siswa dengan
motivasi belajar sedang dengan siswa yang mempunyai motivasi belajar
rendah pada sub pokok bahasan menghitung Keliling dan Luas Lingkaran.
b. Uji Komparasi Antar Sel
Dari hasil analisis variansi dengan sel tak sama diperoleh H0AB tidak ditolak,
berarti tidak terdapat interaksi antara model pembelajaran pembelajaran
dengan motivasi belajar siswa. Oleh karena itu, uji komparasi ganda pasca
anava antar sel tidak perlu dilakukan.
D. Pembahasan Hasil Analisis Data
1. Hipotesis Pertama
Dari perhitungan anava dua jalan dengan sel tak sama pada Tabel 4.5
diperoleh tabela F 3,988 2006,0 F , sehingga H0A tidak ditolak. Hal ini berarti
tidak ada perbedaan prestasi belajar matematika antara model pembelajaran
kooperatif tipe STAD dan model pembelajaran langsung pada sub pokok bahasan
Menghitung Keliling dan Luas Lingkaran. Dari rataan marginalnya memang
menunjukkan bahwa rata-rata marginal kelas dengan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD lebih tinggi daripada rata-rata marginal kelas dengan model
pembelajaran Langsung tetapi perbedaan rataan skor prestasi belajar tidak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
memberikan pengaruh yang signifikan terhadap prestasi belajar. Jadi dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif
tipe STAD tidak lebih baik daripada model pembelajaran langsung pada sub
pokok bahasan menghitung Keliling dan Luas Lingkaran.
Tidak dipenuhinya hipotesis pertama mungkin disebabkan oleh banyak
faktor, diantaranya yaitu:
1) Siswa belum bisa menyesuaikan diri dengan adanya penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam pembelajaran karena masih
terbiasa dengan pembelajaran menggunakan model pembelajaran langsung,
2) Kurangnya alokasi waktu untuk pembelajaran dengan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD karena perlu mengkondisikan siswa ke dalam
kelompok-kelompok dan dalam membimbing siswa dalam berdiskusi
kelompok masih perlu bimbingan lebih,
3) Peneliti kurang mampu membimbing semua kelompok saat kegiatan diskusi
berlangsung,
4) Siswa kurang bersungguh-sungguh dalam mengerjakan tugas-tugas dan kuis
yang diberikan guru,
5) Saat diskusi kelompok berlangsung seringkali terdapat siswa yang hanya
mencontoh jawaban temannya yang pandai tanpa mau memahami konsepnya.
Selain faktor-faktor di atas mungkin masih ada faktor lain di luar kegiatan
belajar-mengajar yang tidak terkontrol oleh peneliti.
2. Hipotesis Kedua
Dari hasil perhitungan analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama
diperoleh Fb = 3,4931 > 3,138 = Ftabel, maka H0B ditolak. Hal ini berarti terdapat
perbedaaan prestasi belajar matematika siswa ditinjau dari motivasi belajar
matematika siswa pada sub pokok bahasan Menghitung Keliling dan Luas
Lingkaran.
Berdasarkan uji pasca anava diperoleh F1-2 = 6,4253; F1-3 = 4,9689;
F2-3 = 0,3939; DK = { 257334,6FF }, sehingga dapat disimpulkan bahwa:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
a. Siswa yang mempunyai motivasi belajar tinggi dan prestasi belajar
matematika siswa dengan motivasi belajar sedang secara signifikan memiliki
prestasi belajar yang berbeda. Karakteristik perbedaan tersebut sesuai dengan
karakteristik perbedaan rataan marginalnya. Dari Tabel 4.6 diperoleh rataan
marginal prestasi belajar matematika siswa kelompok motivasi belajar tinggi
sama dengan 81,6 dan rataan prestasi belajar matematika siswa kelompok
motivasi belajar sedang sama dengan 68,2143. Jadi dapat disimpulkan bahwa
siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi mempunyai prestasi belajar
matematika yang lebih baik dibandingkan dengan siswa yang memiliki
motivasi belajar sedang.
b. Siswa yang mempunyai motivasi belajar tinggi dengan kelompok siswa yang
mempunyai motivasi belajar rendah secara signifikan memiliki prestasi
belajar yang sama. Meskipun dilihat dari rataan marginalnya berbeda, tetapi
perbedaan tersebut secara signifikan tidak memberikan pengaruh terhadap
prestasi belajar matematika siswa. Dari Tabel 4.6 diperoleh rataan marginal
prestasi belajar matematika siswa kelompok motivasi belajar tinggi sama
dengan 81,6 dan rataan prestasi belajar matematika siswa kelompok motivasi
belajar rendah sama dengan 64. Jadi dapat disimpulkan bahwa siswa yang
memiliki motivasi belajar tinggi mempunyai prestasi belajar matematika yang
sama baiknya dengan siswa yang memiliki motivasi belajar rendah. Hal ini
dimungkinkan karena siswa yang memiliki motivasi belajar rendah memiliki
tingkat kecerdasan yang lebih tinggi daripada siswa yang memiliki motivasi
belajar tinggi.
c. Siswa yang mempunyai motivasi belajar sedang dengan kelompok siswa yang
mempunyai motivasi belajar rendah secara signifikan memiliki prestasi
belajar yang sama. Meskipun dilihat dari rataan marginalnya berbeda, tetapi
perbedaan tersebut secara signifikan tidak memberikan pengaruh terhadap
prestasi belajar matematika siswa. Dari Tabel 4.6 diperoleh rataan marginal
prestasi belajar matematika siswa kelompok motivasi belajar sedang sama
dengan 68,2143 dan rataan prestasi belajar matematika siswa kelompok
motivasi belajar rendah sama dengan 64. Jadi dapat disimpulkan bahwa siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
yang memiliki motivasi belajar sedang mempunyai prestasi belajar
matematika yang sama baiknya dengan siswa yang memiliki motivasi belajar
rendah.
3. Hipotesis Ketiga
Dari hasil perhitungan analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama
diperoleh Fab = 0,0541 < 3,138 = Ftabel, maka H0AB tidak ditolak sehingga tidak
perlu dilakukan uji pasca anava. Dengan tidak ditolaknya H0AB berarti tidak
terdapat interaksi antara model pembelajaran pembelajaran dan motivasi belajar
siswa terhadap prestasi belajar matematika siswa pada sub pokok bahasan
menghitung keliling dan luas lingkaran.
Siswa yang diberi pengajaran dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD maupun siswa yang diberi pengajaran dengan model
pembelajaran langsung mempunyai prestasi yang tidak berbeda untuk tiap
kategori motivasi belajar matematika siswa dimana siswa yang mempunyai
motivasi belajar tinggi mempunyai prestasi yang lebih baik daripada siswa yang
mempunyai motivasi belajar sedang dan rendah. Sebaliknya, siswa yang
mempunyai motivasi belajar tinggi mempunyai prestasi yang lebih baik daripada
siswa yang mempunyai motivasi belajar sedang dan rendah baik pada pengajaran
dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD maupun model pembelajaran
langsung. Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa tidak ada interaksi
antara model pembelajaran pembelajaran dan motivasi belajar siswa terhadap
prestasi belajar matematika siswa pada sub pokok bahasan Menghitung Keliling
dan Luas Lingkaran. Ini berarti siswa dengan motivasi belajar tinggi akan lebih
baik prestasi belajarnya untuk setiap model pembelajaran pembelajaran.
Tidak adanya interaksi antara model pembelajaran pembelajaran dengan
motivasi belajar mungkin dikarenakan siswa kurang disiplin dalam mengikuti
kegiatan belajar matematika dan kurang serius dalam mengisi angket motivasi
belajar matematika. Selain itu adanya variabel bebas lain yang tidak termasuk
dalam penelitian ini, yang memberikan pengaruh lebih besar terhadap prestasi
belajar matematika siswa yang tidak terkontrol oleh peneliti.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan kajian teori dan didukung adanya hasil analisis serta
mengacu pada perumusan masalah yang telah diuraikan pada bab sebelumnya,
dapat disimpulkan sebagai berikut:
a. Secara umum, tidak ada perbedaan prestasi belajar matematika antara model
pembelajaran kooperatif tipe STAD dan model pembelajaran langsung
pada sub pokok bahasan Menghitung Keliling dan Luas Lingkaran. Dari
rataan marginalnya memang menunjukkan bahwa rata-rata marginal kelas
dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih tinggi daripada
rata-rata marginal kelas dengan model pembelajaran langsung tetapi
perbedaan rataan skor prestasi belajar tidak memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap prestasi belajar. Jadi dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD
tidak lebih baik daripada model pembelajaran langsung pada sub pokok
bahasan Menghitung Keliling dan Luas Lingkaran.
Tidak dipenuhinya hipotesis pertama mungkin disebabkan oleh banyak
faktor, diantaranya yaitu:
1) Siswa belum bisa menyesuaikan diri dengan adanya penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam pembelajaran yang
sebelumnya masih terbiasa dengan model pembelajaran langsung.
2) Kurangnya alokasi waktu untuk pembelajaran dengan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD karena perlu mengkondisikan
siswa ke dalam kelompok-kelompok dan dalam membimbing siswa
dalam berdiskusi kelompok masih perlu bimbingan lebih.
3) Peneliti kurang mampu membimbing semua kelompok saat kegiatan
diskusi berlangsung.
4) Siswa kurang bersungguh-sungguh dalam mengerjakan tugas-tugas dan
kuis yang diberikan guru.
55 60
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
5) Saat diskusi kelompok berlangsung seringkali terdapat siswa yang
hanya mencontoh jawaban temannya yang pandai tanpa mau
memahami konsepnya.
Selain faktor-faktor di atas mungkin masih ada faktor lain di luar kegiatan
belajar-mengajar yang tidak terkontrol oleh peneliti.
b. Secara umum, motivasi belajar siswa untuk kategori tinggi, sedang maupun
rendah memberikan perbedaan prestasi belajar matematika pada sub pokok
bahasan Menghitung Keliling dan Luas Lingkaran.
1) Siswa dengan motivasi belajar tinggi mempunyai prestasi lebih baik
daripada siswa dengan motivasi belajar sedang pada sub pokok
bahasan Menghitung Keliling dan Luas Lingkaran.
2) Siswa dengan motivasi belajar tinggi mempunyai prestasi sama baik
dengan siswa yang mempunyai motivasi belajar rendah pada sub pokok
bahasan Menghitung Keliling dan Luas Lingkaran.
3) Siswa dengan motivasi belajar sedang mempunyai prestasi sama baik
dengan siswa dengan motivasi belajar rendah pada sub pokok bahasan
Menghitung Keliling dan Luas Lingkaran.
c. Tidak terdapat interaksi yang signifikan antara model pembelajaran dan
motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar matematika pada sub pokok
bahasan Menghitung Keliling dan Luas Lingkaran. Siswa yang mengikuti
pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD maupun
siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran langsung
mempunyai prestasi yang tidak berbeda untuk tiap kategori motivasi belajar
siswa, baik kategori tinggi, sedang, maupun rendah.
B. Implikasi
Berdasar atas kajian teori serta mengacu pada hasil penelitian ini, maka
penulis akan menyampaikan implikasi yang berguna baik secara teoritis maupun
secara praktis dalam upaya meningkatkan prestasi belajar matematika.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
1. Implikasi Teoritis
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran matematika
dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD menghasilkan
prestasi belajar yang tidak lebih baik dengan pembelajaran matematika
menggunakan model pembelajaran langsung. Hal ini mungkin disebabkan oleh
banyak faktor baik dari dalam diri siswa maupun dari luar diri siswa di luar
kegiatan belajar-mengajar. Meskipun pembelajaran matematika dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD menghasilkan prestasi
belajar yang tidak lebih baik dengan menggunakan model pembelajaran langsung
namun ada beberapa kelebihan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.
Adapun kelebihan tersebut antara lain: guru dapat mengetahui perkembangan nilai
siswa baik secara individu maupun kelompok dan dalam model pembelajaran
kooperatif tipe STAD terdapat penghargaan kelompok dimana hal tersebut dapat
membantu membangkitkan motivasi siswa dalam belajar dan bersaing secara
sehat. Selain itu dalam model pembelajaran kooperatif tipe STAD siswa dapat
belajar untuk bekerjasama untuk kepentingan bersama.
Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa siswa yang mempunyai
motivasi belajar tinggi mempunyai prestasi belajar matematika yang lebih baik
dibandingkan dengan siswa yang mempunyai motivasi belajar sedang. Siswa yang
mempunyai motivasi belajar tinggi mempunyai prestasi belajar matematika yang
sama baiknya dengan siswa yang mempunyai motivasi belajar rendah. Dan siswa
yang mempunyai motivasi belajar sedang mempunyai prestasi belajar matematika
yang sama baiknya dengan siswa yang mempunyai motivasi belajar rendah.
Bertolak dari hal tersebut guru harus memperhatikan motivasi belajar siswa
sehingga dapat memberikan perlakuan yang tepat untuk siswa yang mempunyai
motivasi belajar tinggi, sedang, maupun rendah sehingga dapat meningkatkan
prestasi belajar matematika siswa.
2. Implikasi Praktis
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi guru dan
calon guru dalam upaya peningkatan kualitas proses belajar-mengajar dan prestasi
belajar matematika siswa. Dengan memperhatikan faktor-faktor yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
mempengaruhi proses belajar mengajar, guru dapat memilih metode yang tepat,
efektif dan efisien serta memperhatikan motivasi belajar siswa sehingga dapat
meningkatkan prestasi belajar matematika siswa pada sub pokok bahasan
Menghitung Keliling dan Luas Lingkaran. Misalkan untuk menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD pada sub pokok bahasan Menghitung Keliling
dan Luas Lingkaran.
C. Saran
Berdasarkan kesimpulan dan implikasi di atas maka ada beberapa saran
yang ditujukan pada guru, calon guru dan peneliti lain sebagai berikut:
a. Kepada kepala sekolah hendaknya menghimbau kepada guru agar guru mau
menerapkan dan menggunakan metode-metode pembelajaran yang dapat
membangkitkan keaktifan siswa dalam belajar. Selain itu seorang kepala
sekolah juga harus menyediakan sarana dan prasarana yang mendukung
kelancaran proses belajar mengajar.
b. Kepada guru dan calon guru bidang studi matematika khususnya untuk
Sekolah Menengah Pertama (SMP) hendaknya menggunakan model
pembelajaran yang tepat dalam menyampaikan materi pelajaran matematika.
c. Kepada peneliti lain, mungkin dapat melakukan penelitian dengan peninjauan
lain misalnya kemampuan awal, minat belajar, kreativitas belajar, aktivitas
belajar, gaya belajar, tingkat intelegensi dan lain-lain agar lebih dapat
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar. Selain itu
peneliti lain dapat meneliti pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe
STAD pada sub pokok bahasan lain selain sub pokok bahasan Menghitung
Keliling dan Luas Lingkaran.
d. Kepada siswa hendaknya meningkatkan intensitas dan keaktifan belajar
matematika baik di sekolah maupun di luar sekolah, sehingga dapat
meningkatkan prestasi belajar matematikanya.