anfisman_urin__

12
Sistem urin terdiri dari ginjal, ureter, kantong kemih dan uretra dengan menghasilkan urin yang membawa serta berbagai produk sisa metabolisme untuk dibuang. Ginjal juga berfungsi dalam pengaturan keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh dan merupakan tempat pembuangan hormon renin dan eritropitin. Renin ikut berperan dalam pengaturan tekanan darah dan eritropitin berperan dalam merangsang produksi sel darah merah. Urin juga dihasilkan oleh ginjal berjalan melalui ureter ke kantung kemih melalui uretra (Juncquiera, 1997). Urine merupakan cairan sisa yang diekskresikan oleh organ ginjal kemudian dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Ekskresi urin penting sekali untuk membuang molekul- molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh. Namun, ada juga beberapa spesies yang menggunakan urine sebagai sarana komunikasi olfaktori. Urin disaring di dalam ginjal, dibawa melalui ureter menuju kandung kemih, akhirnya dibuang keluar tubuh melalui uretra. Urin terdiri dari air yang mengandung zat terlarut berupa sisa metabolisme tubuh diantaranya adalah urea, garam terlarut, dan materi organik. Cairan dan materi pembentuk urin berasal dari darah atau cairan interstisial. Komposisi urin berubah sepanjang proses reabsorpsi ketika molekul yang penting bagi tubuh, misal glukosa, diserap kembali ke dalam tubuh melalui molekul pembawa. Cairan yang tersisa mengandung urea dalam kadar yang tinggi dan berbagai senyawa yang berlebih atau berpotensi racun yang akan dibuang keluar tubuh. Urea yang dikandung oleh urin dapat menjadi sumber nitrogen

Upload: alvionita-arum-p

Post on 08-Nov-2015

218 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

file

TRANSCRIPT

Sistem urin terdiri dari ginjal, ureter, kantong kemih dan uretra dengan menghasilkan urin yang membawa serta berbagai produk sisa metabolisme untuk dibuang. Ginjal juga berfungsi dalam pengaturan keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh dan merupakan tempat pembuangan hormon renin dan eritropitin. Renin ikut berperan dalam pengaturan tekanan darah dan eritropitin berperan dalam merangsang produksi sel darah merah. Urin juga dihasilkan oleh ginjal berjalan melalui ureter ke kantung kemih melalui uretra (Juncquiera, 1997).

Urine merupakan cairan sisa yang diekskresikan oleh organ ginjal kemudian dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Ekskresi urin penting sekali untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh. Namun, ada juga beberapa spesies yang menggunakan urine sebagai sarana komunikasi olfaktori. Urin disaring di dalam ginjal, dibawa melalui ureter menuju kandung kemih, akhirnya dibuang keluar tubuh melalui uretra.

Urin terdiri dari air yang mengandung zat terlarut berupa sisa metabolisme tubuh diantaranya adalah urea, garam terlarut, dan materi organik. Cairan dan materi pembentuk urin berasal dari darah atau cairan interstisial. Komposisi urin berubah sepanjang proses reabsorpsi ketika molekul yang penting bagi tubuh, misal glukosa, diserap kembali ke dalam tubuh melalui molekul pembawa. Cairan yang tersisa mengandung urea dalam kadar yang tinggi dan berbagai senyawa yang berlebih atau berpotensi racun yang akan dibuang keluar tubuh. Urea yang dikandung oleh urin dapat menjadi sumber nitrogen yang baik untuk tumbuhan dan dapat digunakan untuk mempercepat pembentukan kompos.

Sifat dan susunan urin dipengaruhi oleh faktor fisiologis (misalkan masukan diet, berbagai proses dalam tubuh, suhu, lingkungan, stress, mental, dan fisik) dan faktor patologis (seperti pada gangguan metabolisme misalnya diabetes mellitus dan penyakit ginjal) (Scanlon dan Sanders, 2000). Oleh karena itu pemeriksaan urin berguna untuk menunjang diagnosis suatu penyakit. Wulangi (1990), menyatakan bahwa analisa urin itu penting, karena banyak penyakit dan gangguan metabolisme dapat diketahui dari perubahan yang terjadi didalam urin.

Zat tertentu yang terdapat didalam urin, meskipun dalam keadaan normal zat tersebut tidak tampak. Seperti glukosa, asaton, albumin, darah dan nanah. Berbagai keadaan ketidaknormalan komponen urin adalah : (a) Glikosuria, yaitu terdapatnya glukosa dalam air kemih. Hal ini merupakan gejala terlalu banyak makan gula, meningkatkan aktifitas kelenjar adranal yang mengakibatkan banyak penguraian glikogen dan pembebasan glukosa dari hati, hipoinsulin, yaitu berkurangnya jumlah insulin (b) Aseonaria, adalah terdapatnya senyawa keton dalam urin karena terlalu banyak mengkonsumsi lemak atau jumlah karbohidrat yang tersedia untuk pembakaran berkurang. Aseton juga terbentuk saat keadaan lapar. (c) Proteinuria, adalah salah satu keadan dimana satu macam protein plasma yang terdapat dalam urin. Seperti terdapatnya albumin dalam urin (albuminaria). Hal ini menunjukan gejala penyakit (d) hematuria, yaitu terdapatnya darah dalam urin karena infeksi pada ginjal atau salah satu air kemih (Walungi, 1990).

Urine memiliki sifat-sifat sebagai berikut :1. Volume urin normal orang dewasa 600 2500 ml/hari, ini tergantung pada masukan air, suhu luar, makanan dan keadaan mental/fisik individu. Produk akhir nitrogen dan kopi, teh, alkohol menpunyai efek diuresis.

2. Berat jenis berkisar antara 1,003 1,030.

3. Reaksi urin biasanya asam dengan pH kurang dari 6 (bekisar 4,7-8). Bila masukan protein tinggi, urin menjadi asam sebab fosfat dan sulfat berlebihan dari hasil katabolisme protein. Keasaman meningkat pada asidosis dan demam. Urin menjadi alkali karena perubahan urea menjadi amonia dan kehilangan CO2 di udara. Urin menjadi alkali pada alkaliosis seperti setelah banyak muntah.4. Warna urin normal adalah kuning pucat atau ambar. Pigmen utamanya urokrom, sedikit urolobin dan hematopofirin. Pada keadaan demam, urin berwarna kuning tua atau kecoklatan, pada penyakit hati pigmen empedu mewarnai urin menjadi hijau, coklat, atau kuning tua. Darah (hemoglobin) memberi warna seperti asap sampai merah pada urin. Urin sangat asam mengendapakan garam-garam asam urat dengan warna dadu.5. Urin segar beraroma sesuai dengan zat-zat yang dimakan. Unsur-unsur dalam urin

1. Unsur-unsur normal dalam urin.

a. Urea (25-30 gram) merupakan hasil akhir dari metabolisme protein pada mamalia.Amonia, pada keadaan normal terdapat sedikit dalam urin segar. Pada penderita diabetes millitus, kandungan amonia dalam urinnya sangat tinggi.

b. Kreatinin dan kreatin (kreatinin : produk pemecahan kreatin), normalnya 20-26 mg/kg pada laki-laki, dan 14-22 mg/kg pada perempuan.

c. Asam urat, adalah hasil akhir terpenting oksidasi purin dalam tubuh. Asam urat sangat sukar larut dalam air, tetapi mengendap membentuk garam-garam yang larut dengan alkali. Pengeluaran asam urat meningkat pada penderita leukimia, penyakit hati berat.Asam amino: hanya sedikit dalam urin. Pada penderita penyakit hati yang lanjut karena

d. keracunan, maka jumlah asam amino yang diekskresikan meningkat.

e. Klorida (terutama NaCl), pengeluarannya tergantung dari masukan.

f. Sulfur, berasal dari protein yang mengandung sulfur pada makanan.

g. Fosfat di urin adalah gabungan dari natrium dan kalium fosfat, berasal dari makanan yang mengandung protein berikatan denagn fosfat. Oksalat dalam urin rendah. Pada penderita hiperoksaluria jumlah oksalat relatif tinggi. Mineral: Na, Ca, K, Mg ada sedikit dalam urin.

h. Vitamin, hormon dan enzim dalam urin sedikit.

Unsur abnormal dalam urin.

Protein: Proteinuria (albuminuria) yaitu adanya albumin dan globulin dalam urin dengan konsentrasi abnormal. Proteinuria fisiologis terdapat + 0.5% protein, ini dapat terjadi setelah latihan berat, setelah makan banyak protein, atau sebagai akibat dari gangguan sementara pada sirkulasi ginjal bila seseorang berdiri tegak. Kasus kehamilan disertai Proteinuria sebesar 30-35%. Proteinuria patologis, disebabkan karena adanya kelainan dari organ ginjal karena sakit. Misalnya nefrosklerosis suatu bentuk vaskuler penyakit ginjal, dihubungkan dengan hipertensi arterial. Proteinuria pada penyakit ini meningkat dengan makin beratnya kerusakan ginjal. Proteinuria dapat juga terjadi karena keracunan tubulus ginjal oleh logam-logam berat (raksa(Hg), arsen(As), bimut(Bi)).

Glukosa: glukosuria tidak tetap dapat ditemukan setelah stress emosi (pertandingan atletik yang menegangkan), 15% kasus glikosuria tidak karena diabetes. Galaktosuria dan laktosuria dapat terjadi pada ibu selama kehamilan, laktasi maupun menyapih. Pentosuria terjadi sementara sesudah makan makanan yang mengandung gula pentosa. Benda-benda keton dapat terjadi pada saat kelaparan, diabetes, kehamilan, anestesia eter. Terdapat bilirubin, dan adanya kandungan darah karena kerusakan pada ginjal. Jenis pemeriksaan urin meliputi jumlah urin, warna dan jernihnya urin, berat jenis, protein, glukosa, pemeriksaan sedimen.Jumlah Urin

Mengukur jumlah urin bermanfaat untuk ikut menentukan adanya gangguan faaal ginjal,kelainan dalam keseimbangan cairan badana dan berguna juga untuk menafsirkan hasil pemeriksaan kuantitatif dan semikuantitatif dengan urin.Adapun mengukur jumlah urin dapat dilakukan dengan :

1. Urin 24 jam

2. Urin siang 12 jam dan urin malam 12 jam

3. Timed specimen pada sesuatu percobaan tertentu

4. Urin sewaktuJumlah urin 24 jam sangat berbeda dari seseorang ke orang lain.banyak sekali faktor yang berpengaruh kepada dieresis itu ,umpamanya umur,berat badan ,kelamin ,makanan dan minuman,suhu badan,iklim dan aktivitasvorang yang bersangkutan .Rata rata didapat didaerah tropik jumlah urin 24 jam antara 800 1300 ml untuk orang dewasa.Jumlah urin siang normal 12 jam keadaan normal 2 sampai 4 lebih besar dari urin malam 12 jam.perbandingan itu tidak berubah ,biarpun misalnya banyaknya minuman pada malam hari dijadikan sama dengan yang siang hari.Perbandingan antara urin siang 12 jam dan urin malam 12 jam seperti ditulis tadi,tidak berlaku sepenuhnya pada anak anak.

Penelitian terhadap dieresis urin 24 jam atau 12 jam menentukan adanya kelainan seperti poliuria dan oliguria yang dapat dipertalikan dengan keadaan klinik tertentu.

Warna UrinMemperhatikan warna urin bermakna karena kadang kadang didapat kelainan yang bermakna untuk klinik.Warna urin diuji pada tebal lapisan 7-10 cm dengan cahaya tembus ,tindakan itu dapat dilakukan dengan mengisis tabung reaksi sampai penuh dan ditinjau dalam sikap serong/miring.Nyatakan warna urin dengan:tidak berwarna ,kuning muda, kuning, kuning tua, kuning bercampur merah, merah bercampur kuning, merah, coklat kuning bercampur hijau ,putih serupa susu,dll.

Pada umumnya warna urin ditentukan oleh besarnya dieresis,makin besar dieresis makin muda warna urin itu,,biasanya warna normal urin berkisar antara kuning muda dan kuning tua.warna itu disebabkan oleh beberapa macam zat warna,terutama urochrom dan urobilin. Berikut beberapa penyebab berbeda-bedanya warna urin :Kuning

1. Zat warna normal dalam jumlah besar: urochrom dan urobilin.

2. Zat warna abnormal: bilirubin

3. Obat obat dan diagnostika:sanatonin ,PSV,riboflavin dan lain lain

Hijau

1. Zat warna abnormal dalam jumlah besar:indikan

2. Obat obat dan diagnostika:methylenblue,Evans blue

3. Kuman kuman:Ps.aeruginosa

Merah

1. Zat warna normal dalam jumlah besar:uroerythrin.

2. Zat warna abnormal:hemoglobin,porfirin,porfobilin.

3. Obat obat dan diagnostika: santonin,psp,amidoprin dan lain lain

4. Kuman kuman:B.poridigous

Coklat

1. Zat warna normal dalam jumlah besar:urobilin

2. Zat warna abnormal:bilirubin,hematin,porfobilin

Coklat tua atau hitam

1. Zat warna normal dalam jumlah besar:indikan

2. Zat warna abnormal:darah tua,alkapton.melamin

3. Obat obat:derivate derivate fenol,argyol

Serupa susu

1. Zat warna normal dalam jumlah besar:fosfat,urat

2. Zat warna abnormal:pus.getah pospat,shylus

Kejernihan

Cara mengujji kejernihan sama seperti menguji warna.Nyatakan pendapat dengan:jernih,agak keruh,keruh atau sangat keruh.Pentinglah untuk menemukan apakah urin itu telah keruh pada waktu dikeluarkan atau baru kemudian,yaitu jika dibiarkan. Tidak semua macam kekeruhan bersifat abnormal.Urin normalpun akan menjadi agak keruh jika dibiarkan atau didinginkan:kekeruhan ringan itu disebut nubecula dan terjadi dari lender,sel epitel dan leukosit.Berikut ini adalah penyebab terjadinya kekeruhan pada urin1. Fosfat amorf dan karbonat dalam jumlah besar.Mungkin terjadi setelah seseorang makan banyak.Kekeruhan itu hilang jika urin diberikan asam asetat encer.Sediment mengandung banyak Kristal fosfat atau karbonat

2. Bakteri bakteri.Kekeruhan yang terjadi bukan saja disebabkan oleh berkembangbiaknya kuman,tetapi juga oleh bertambahnya unsure sediment seperti sel epitel,leukosit,dsb.

3. Unsur-unsur sediment dalam jumlah besar. a. Eritrosit eritosit yang menyebabkan urin menjadi keruh dan berupa serupa air dagingb. Leukosit leukosit: adanya dibenarkan dengan pemeriksaan mikroskopik sediment.c. Sel sel epitel.akan terlihat juga dalam sediment pada pemeriksaan lebih lanjut.

Berat Jenis

Penetapan berat jenis urin biasanya cukup teliti dengan menggunakan urinometer.Apabila sering melakukan penetapan berat jenis dengan contoh urin yang volumenya kecil,sebaiknya memakai refraktometer untuk tujuan itu.Berat jenis urin sangat erat hubunganya dengan dieresis,makin besar diuresis, makin rendah berat jenis dan sebaliknya.Berat jenis urin 24 jam dari orang normal biasanya berkisar antara ,1,016 1,024

Derajat Keasaman UrinPenetapan reaksi atau PH urin tidak banyak berarti dalam pemeriksaan penyaring.Akan tetapi pada gangguan keseimbangan asam basa penetapan itu dapat member kesan tentang keadaan dalam tubuh,apalagi bila disertai penetapan jumlah asam yang diekskresikan dalam waktu tertentu,jumlah ion NH4,dsb.Protein

Pemeriksaaan terhadap protein termasuk pemeriksaan rutin.Kebanyakan cara rutin untuk menyatakan adanya protein dalam urin berdasarkan pada timbulnya kekeruhan.Karena padatnya atau kasarnya kekeruhan itu menjadi satu ukuran untuk jumlah protein yang ada,maka menggunakan urin yang jernih betul menjadi syarat penting pada test test terhadap protein. hasil yang didapatkan dari praktikum ini dapat dijelaskan melalui derajat5 kepositifan, sebagai berikut : Negatif (-) = Tidak ada kekeruhan sedikit juga

Positif (+) atau (1 +) = Ada kekeruhan ringan tanpa butir butir,kadar protein kira kira 0,01 0,05 Positif(+ +) atau (2 +)kekeruhan mudah dapat dilihat dan nampak butir butir dalam kekeruhan itu ( 0,05-0,2) Positif(+ + +) atau (3 +) urin jelas keruh dan kekeruhan itu berkeping keping (0,2-0,5) Positif (+ + + +) atau (4 +) urin sangat keruh dan kekeruhan berkeping keping dan bergumpal ataupun memadat (lebih dari 0,5 %). Jika dapat lebih dari 3% protein akan terjadi bekuan

Glukosa

Pemeriksaan terhadap adanya glukosa dalam urin termasuk pemeriksaan penyaring.menyatakan adanya glukosa dapat dilakukan dengan cara yang berbeda beda asasnya.Cara yang tidak spesifik menggunakan sifat glukosa sebagai zat pereduksi,pada test semacam itu terdapat suatu zat dalam reagens yang berubah warna dan sifatnya jika direduksi oleh glukosa.Diantara banyak macam reagens yang dapat dipakai untuk menyatakan adanya reduksi yang mengandung garam cuprilah banyak dipergunakan. Glukosa dapat dibuktikan juga dengan cara spesifik yang menggunakan enzim glukosa oxidasa untuk merintis serentetan reaksi dan berakhir dengan perubahan warna dalam reagens yang digunakan. Hasil yang didapati pada uji ini, sebagai berikut :Negatif( -)= tetap biru jernih atau sedikit kehijau hijauan dan agak keruh

Positif (+)atau (1 +)=hijau kekuning kuningan dan Keruh ( 0,5 -1% glukosa)

Positif( + +) atau (2 +) = kuning keruh ( 1 -1,5% glukosa)

Positif(+ + +) atau (3 +) =jingga atau kuning keruh (2 -3,5% glukosa)

Positif(+ + + +) atau (4 +) = merah keruh (lebih dari 3,5%glukosa)Pemeriksaan Sedimen UrinPemeriksaan sediment urin termasuk pemeriksaan rutin.Urin yang dipakai itu ialah urin segar atau urin yang dikumpulkan dengan pengawet .Yang paling baik untuk pemeriksaan urin adalah urin pekat,yaitu yang mempunyai berat jenis 1023 atau lebih tinggi ,urin yang pekat lebih muda didapat bila memakai urin pagi sebagai pemeriksaan.Hasil yang mungkin ditemukan ( unsure unsure sediment): Organik : epitel, eritrosit, lukosit, Kristal, jamur (Trichomonas), spermatozoa.

Anorganik : bahan amorf, Kristal-kristal normal seperti kalsium oksalat, ammonium-magnesium, Kristal abnormal seperti sistein, leusin, tirosin. Dahelmi. 1991. Fisiologi Hewan. UNAND. Padang.Despopoulus,A. 1998. Atlas Berwarna dan Teks Fisiologi. Hipokratea: Jakarta

Ganong, William F. 2001. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC.

Juncquiera, L, Carlos dkk. 1997. Histologi Dasar. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran

Probosunu, N. 1994 . Fisiologi Umum. Yogjakarta : Gajah Mada University Press

Sabariah, Ike. 1995. Penuntun Biologi. Ganesha exact. Bandung

Scanlon, Valerie C. dan Tina Sanders. 2000. Buku Ajar Anatomi dan Fisiologi. Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta

Soebroto ,G. 1989. Penuntun Laboratorium Klinik. Jakarta: Dian rakyat

Sherwood, Lauralee. 2001. Fisiologi Manusia. Jakarta:EGC.Thenawijaya, M. 1995. Uji Biologi. Erlangga: Jakarta

Wattimena,JR dan Elin Yuilinah S. 1989. Fisiologi Manusia II Sistem Transfort dan Metabolisme. ITB : Bandung

Wilson, J. A. 1979. Prinsiple of Animal Physiology. Collier Mc Millan. S Publisher:LondonWulangi, Kartolo. 1990. Prinsip-prinsip Fisiologi Hewan. ITB: Bandung