anestesi spinal pada seksio cesaria

2
Anestesi Spinal pada Seksio Cesaria dr. Afifi Ruchili Bagian Anestesiologi Fakultas Kedokteran Universitas Pajajaran/RS Dr. Hasan Sadikin, Bandung PENDAHULUAN Tahun 1973 di Inggris terdapat 50 kematian ibu. Kebanyak- an kematian ibu ini sehubungan dengan anestesi umum, 50% diantaranya karena aspirasi isi lambung. Tabun 1980 di Inggris terdapat 29 kematian ibu dengan anestesi umum, 16 orang di antaranya disebabkan aspirasi isi lambung, sedangkan yang 11 orang mengalami cardiac arrest karena kesukaran intubasi. Dengan anestesi regional ibu masih dalam keadaan sadar, refleks protektif masih ada, sehingga ke- mungkinan terjadinya aspirasi isi lambung kecil sekali. Ibu ti- dak menerima banyak macam obat dan perdarahannya lebih sedikit. Dari segi janin, anestesi regional ini bebas daripada obat-obat yang mempunyai efek depresi terhadap janin. Tahun 1970, menurut American College of Obstetric and Gynecologists untuk Sectio caesarea elektif 50% digunakan anes- tesi spinal. Sampai tahun 1975 di klinik-klinik swasta masih banyak digunakan anestesi spinal dibandingkan dengan anal- gesi epidural. Di dalam tulisan ini kami melakukan anestesi spinal pada penderita-penderita yang akan dioperasi sectio caesarea dengan pemikiran bahwa : -- Analgesi epidural lebih banyak membutuhkan waktu dan ketrampilan, juga adanya stimulasi alat-alat dalam yang menimbulkan perasaan tidak enak pada waktu manipula- si (terutama manipulasi segmen bawah uterus) serta adanya kegagalan-kegagalan walaupun dilakukan oleh seorang ahli (1,4% Bromage 1954; 6% Bonica 1957). -- Sedangkan anestesi spinal lebih mudah dilakukan, onset le- bih cepat, blokade sarafnya meyakinkan, kemungkinan toksisitas tidak ada karena dosis yang rendah, dan karena adanya blokade saraf sakral yang sempurna, perasaan tidak enak seperti pada anestesi epidural tidak ada. Teknik apapun yang dipakai, agar keadaan ibu dan anak tetap baik. Usahakan : -- mempertahankan kestabilan sistim kardiovaskuler -- oksigenisasi yang cukup -- mempertahankan perfusi placenta yang cukup. Pemberian cairan pre-operatif, pencegahan aortacaval compression (tilting, uterine displacement), oksigenisasi dan pemberian efedrin merupakan hal-hal yang penting sekali dilakukan. ANESTESI SPINAL (SUB ARACHNOID NERVE BLOCK)

Upload: kyle-winchesters

Post on 04-Dec-2015

230 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Anestesi SAB pada SC

TRANSCRIPT

Page 1: Anestesi Spinal Pada Seksio Cesaria

Anestesi Spinal pada Seksio Cesariadr. Afifi Ruchili

Bagian Anestesiologi Fakultas Kedokteran Universitas Pajajaran/RS Dr. Hasan Sadikin, Bandung

PENDAHULUANTahun 1973 di Inggris terdapat 50 kematian ibu. Kebanyak-an kematian ibu ini sehubungan dengan anestesi umum, 50%diantaranya karena aspirasi isi lambung.Tabun 1980 di Inggris terdapat 29 kematian ibu dengananestesi umum, 16 orang di antaranya disebabkan aspirasi isilambung, sedangkan yang 11 orang mengalami cardiac arrestkarena kesukaran intubasi. Dengan anestesi regional ibu masihdalam keadaan sadar, refleks protektif masih ada, sehingga ke-mungkinan terjadinya aspirasi isi lambung kecil sekali. Ibu ti-dak menerima banyak macam obat dan perdarahannya lebihsedikit. Dari segi janin, anestesi regional ini bebas daripadaobat-obat yang mempunyai efek depresi terhadap janin.Tahun 1970, menurut American College of Obstetric andGynecologists untuk Sectio caesarea elektif 50% digunakan anes-tesi spinal. Sampai tahun 1975 di klinik-klinik swasta masihbanyak digunakan anestesi spinal dibandingkan dengan anal-gesi epidural.Di dalam tulisan ini kami melakukan anestesi spinal padapenderita-penderita yang akan dioperasi sectio caesarea denganpemikiran bahwa :-- Analgesi epidural lebih banyak membutuhkan waktu danketrampilan, juga adanya stimulasi alat-alat dalam yangmenimbulkan perasaan tidak enak pada waktu manipula-si (terutama manipulasi segmen bawah uterus) serta adanyakegagalan-kegagalan walaupun dilakukan oleh seorang ahli(1,4% Bromage 1954; 6% Bonica 1957).-- Sedangkan anestesi spinal lebih mudah dilakukan, onset le-bih cepat, blokade sarafnya meyakinkan, kemungkinantoksisitas tidak ada karena dosis yang rendah, dan karenaadanya blokade saraf sakral yang sempurna, perasaan tidakenak seperti pada anestesi epidural tidak ada.Teknik apapun yang dipakai, agar keadaan ibu dan anaktetap baik. Usahakan :-- mempertahankan kestabilan sistim kardiovaskuler-- oksigenisasi yang cukup-- mempertahankan perfusi placenta yang cukup.Pemberian cairan pre-operatif, pencegahan aortacavalcompression (tilting, uterine displacement), oksigenisasi danpemberian efedrin merupakan hal-hal yang penting sekalidilakukan.ANESTESI SPINAL (SUB ARACHNOID NERVE BLOCK)Anestesi spinal merupakan teknik anestesi regional yangbaik untuk tindakan-tindakan bedah, obstetrik, operasi ope-rasi bagian bawah abdomen dan ekstremitas bawah. Teknikini baik sekali bagi penderita-penderita yang mempunyai ke-lainan paru-paru, diabetes mellitus, penyakit hati yang difusdan kegagalan fungsi ginjal, sehubungan dengan gangguan me-tabolisme dan ekskresi dari obat-obatan.Bagian motoris dan proprioseptis paling tahan terhadapblokade ini dan yang paling dulu berfungsi kembali. Sedangkan

Page 2: Anestesi Spinal Pada Seksio Cesaria

saraf otonom paling mudah terblokir dan paling belakang ber-fungsi kembali. Tingginya blokade saraf untuk otonom duadermatome lebih tinggi daripada sensoris, sedangkan untukmotoris dua-tiga segemen lebih bawah. Secara anatomis dipi-lih segemen L2 ke bawah pada penusukan oleh karena ujungbawah daripada medula spinalis setinggi L2 dan ruang intereg-mental lumbal ini relatif lebih lebar dan lebih datar dibanding-kan dengan segmen-segmen lainnya.Lokasi interspace ini dicari dengan menghubungkan cristailiaca kiri dan kanan. Maka titik pertemuan dengan segmenlumbal merupakan processus spinosus L4 atau L4--5interspa-ce.Ligamenta yang dilalui pada waktu penusukan yaitu :-- Ligamentum supraspinosus-- Ligamentum interspinosus-- Ligamentum flavumPada orang tua biasanya terjadi kalsifikasi legamentum ter-atas, sehingga menyulitkan penusukan. Untuk mengatasi halini, kita sarankan penusukan paramedian, dimana jarum hanyamelalui otot dan fascia kemudian ligamentum flavum