anestesi keke

17
ANESTESI A. PENGERTIAN Anestesi (pembiusan; berasal dari bahasa Yunani an- "tidak, tanpa" dan aesthētos, "persepsi, kemampuan untuk merasa"), secara umum berarti suatu tindakan menghilangkan rasa sakit ketika melakukan pembedahan dan berbagai prosedur lainnya yang menimbulkan rasa sakit pada tubuh. Istilah anestesi digunakan pertama kali oleh Oliver Wendel Holmes pada tahun 1846. Pada ilmu anestesi dikenal tiga teknik pembiusan, yakni : 1. Anestesi General : suatu tindakan untuk menghilangkan rasa nyeri pada semua bagian tubuh disertai dengan hilangnya kesadaran. 2. Anestesi Lokal : suatu tindakan untuk menghilangkan rasa nyeri pada daerah tertentu yang diinginkan (pada sebagian kecil daerah tubuh) tanpa disertai hilangnya kesadaran. 3. Anestesi Regional : suatu tindakan untuk menghilangkan rasa nyeri pada bagian tubuh yang lebih luas oleh blokade selektif pada jaringan spinal atau saraf yang berhubungan dengan tubuh. B. PROSEDUR ANESTESI 1. Anestesi General Beberapa tahap yang dilakukan pada anestesi general antara lain:

Upload: arie-arizandi-kurnianto

Post on 01-Jul-2015

776 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANESTESI keke

ANESTESI

A. PENGERTIAN

Anestesi (pembiusan; berasal dari bahasa Yunani an- "tidak, tanpa" dan

aesthētos, "persepsi, kemampuan untuk merasa"), secara umum berarti suatu tindakan

menghilangkan rasa sakit ketika melakukan pembedahan dan berbagai prosedur lainnya

yang menimbulkan rasa sakit pada tubuh. Istilah anestesi digunakan pertama kali oleh

Oliver Wendel Holmes pada tahun 1846.

Pada ilmu anestesi dikenal tiga teknik pembiusan, yakni :

1. Anestesi General : suatu tindakan untuk menghilangkan rasa nyeri pada semua bagian

tubuh disertai dengan hilangnya kesadaran.

2. Anestesi Lokal : suatu tindakan untuk menghilangkan rasa nyeri pada daerah tertentu

yang diinginkan (pada sebagian kecil daerah tubuh) tanpa disertai hilangnya

kesadaran.

3. Anestesi Regional : suatu tindakan untuk menghilangkan rasa nyeri pada bagian tubuh

yang lebih luas oleh blokade selektif pada jaringan spinal atau saraf yang

berhubungan dengan tubuh.

B. PROSEDUR ANESTESI

1. Anestesi General

Beberapa tahap yang dilakukan pada anestesi general antara lain:

a. Pra anestesi, yaitu dengan persiapan sebelum dilakukan anestesi dengan melakukan

kunjungan terhadap pasien dan memastikan kondisi pasien sebelum dianestesi.

b. Pre-medikasi, yaitu pemberian obat sebelum induksi anestesi diberikan dengan tujuan

untuk melancarkan induksi, rumatan, dan bangun dari anestesi, diantaranya:

meredakan kecemasan dan ketakutan, mengurangi sekresi kelenjar ludah dan bronkus,

mengurangi mual dan muntah pasca bedah, mengurangi isi cairan lambung, membuat

amnesia, memperlancar induksi anestesi, meminimalkan jumlah obat anestesi, dan

mengurangi reflek membahayakan.

c. Induksi, yaitu tindakan untuk membuat pasien dari sadar menjadi tidak sadar, maka

memungkinkan dimulainya anestesi dan pembedahan.

d. Maintenance

Page 2: ANESTESI keke

Anestesi general dapat diperoleh baik dengan pemberian agen anestesi intravena dan

anestesi inhalasi (gas).

1) Anestesi intravena

2) Anestesi inhalasi

Open drop method. Cara ini dapat digunakan untuk anestesi yang menguap,

peralatan sangat sederhana dan tidak mahal. Obat anestesi diteteskan pada

kapas yang diletakkan di depan hidung pasien sehingga kadar obat anestesi

yang dihisap tidak diketahui dan pemakaiannya boros karena obat anestesi

menguap ke udara terbuka.

Semi open drop method. Cara ini hampir sama dengan open drop, hanya untuk

mengurangi terbuangnya obat anestesi digunakan masker. Karbon dioksida

yang dikeluarkan sering terhisap kembali sehingga dapat terjadi hipoksia.

Untuk menghindari hal ini dapat dialirkan oksigen melalui pipa yang

ditempatkan di bawah masker.

Semi closed method. Udara yang dihisap diberikan bersama oksigen murni

yang dapat ditentukan kadarnya, kemudian dilewatkan pada vaporizer

sehingga kadar obat anestesi dapat ditentukan. Sesudah dihisap pasien, udara

napas yang dikeluarkan akan dibuang ke udara luar. Keuntungan cara ini ialah

dalamnya anestesi dapat diatur dengan memberikan kadar tertentu dari obat

anestesi, dan hipoksia dapat dihindari dengan pemberian oksigen.

Closed method. Cara ini hampir sama seperti cara semi closed, hanya udara

ekspirasi dialirkan melalui NaOH yang dapat mengikat CO2, sehingga udara

yang mengandung anestesi dapat digunakan lagi. Cara ini lebih hemat, aman

dan lebih mudah, tetapi harga alatnya cukup mahal.

2. Anestesi Regional

a. Anestesi blok sentral (blok neuroaksial), misalnya :

blok spinal. Obat disuntikkan di tulang punggung dan diperoleh pembiusan dari kaki

sampai tulang dada hanya dalam beberapa menit. Anestesi spinal ini bermanfaat untuk

operasi perut bagian bawah, perineum atau tungkai bawah.

Page 3: ANESTESI keke

blok epidural. Suntikan dilakukan di bawah L2. Anestesi epidural segmental dapat

dikerjakan dengan menyuntikkan jarum pada ruang yang diinginkan. Masuknya jarum

dalam ruang epidural dapat mudah dikontrol dengan berbagai cara berdasarkan

adanya tekanan negatif di dalam ruang epidural tersebut. Epinefrin yang digunakan

untuk memperpanjang waktu anestesi tidak mempengaruhi anelgesik. Untuk blokade

simpatis digunakan larutan lidokain 0,5-1%; blokade sensoris dengan larutan lidokain

1-1,5%, dan blokade motoris dengan larutan 2%. Pemilihan obat yang digunakan pada

anestesi epidural terutama tergantung dari berapa lama waktu yang diperlukan untuk

operasi tersebut. Bila operasi memerlukan waktu yang lama, bupivakain merupakan

obat pilihan, lidokain untuk operasi dengan jangka waktu sedang, dan untuk operasi

yang singkat dipilih kloroprokain.

Beda dari injeksi epidural dan spinal adalah pada teknik injeksi. Pada epidural, injeksi

dapat dipertahankan dengan meninggalkan selang kecil untuk menambah obat

anestesi jika diperlukan perpanjangan waktu tindakan. Sedang pada spinal

membutuhkan jarum lebih panjang dan hanya bisa dilakukan dalam sekali injeksi

untuk sekitar 2 jam ke depan.

blok kaudal. Bentuk anestesi epidural yang disuntikkan melalui tempat yang berbeda

yaitu ke dalam kanalis sakralis melalui hiatus sakralis.

b. Anestesi blok perifer (blok saraf), misalnya :

Blok pleksus brakialis

Aksiler

Analgesia regional intravena

3. Anestesi Lokal

a. Anestesi permukaan

Digunakan pada mukosa / permukaan luka, dari mukosa tersebut berdifusi ke

organ akhir sensorik dan ke percabangan saraf terminal. Pada epidermis yang utuh

(tidak terluka), maka anestetik lokal hampir tidak berkhasiat karena anestetik lokal

hampir tidak menembus lapisan tanduk.

b. Anestesi infiltrasi

Tujuan teknik ini untuk menimbulkan anestesi ujung saraf melalui kontak

langsung dengan obat. Larutan obat ini disuntikkan secara intradermal atau SC.

Cara anestesi infiltrasi yang sering digunakan yaitu blokade lingkar (ring block).

Dengan cara ini obat disuntikkan SC mengelilingi daerah yang akan dioperasi,

Page 4: ANESTESI keke

terjadi blokade saraf sensoris secara efektif di daerah yang akan dioperasi.

Campuran dengan epinefrin tidak dianjurkan pada blokade lingkar untuk anestesi

jari atau penis, agar tidak terjadi iskemia setempat.

C. MEKANISME KERJA dan PENGGOLONGAN OBAT ANESTESI

1. Anestesi General

Beberapa teori mekanisme kerja anestesi berdasarkan sifat obat anestesi, yaitu :

Teori koloid. Teori ini mengatakan bahwa dengan pemberian zat anestesi terjadi

penggumpalan sel koloid yang menimbulkan anestesi yang bersifat reversibel diikuti

dengan proses pemulihan.

Teori lipid. Teori ini mengatakan bahwa ada hubungan antara kelarutan zat anestesi

dalam lemak dan timbulnya anestesi. Makin larut anestesi dalam lemak, makan kuat

sifat anestesinya. Teori ini hanya cocok untuk beberapa obat anestesi yang larut dalam

lemak.

Teori adsorpsi dan tegangan permukaan. Teori ini menghubungkan potensi zat

anestesi dengan kemampuan menurunkan tegangan permukaan. Pengumpulan obat

anestesi pada permukaan sel menyebabkan proses metabolisme dan transmisi neural

terganggu sehingga timbul anestesi.

Teori biokimia. Teori ini menyatakan bahwa pemberian zat anestesi in vitro

menghambat pengambilan oksigen di otak dengan cara menghambat sistem fosforilasi

oksidatif.

Teori neurofisiologi. Teori ini menyatakan bahwa pemberian obat anestesi akan

menurunkan transmisi sinaps di ganglion cervicalis superior dan menghambat

formasio retikularis asenden untuk berfungsi mempertahankan kesadaran.

Saat ini, teori yang paling banyak digunakan adalah teori neurofisiologi.

Obat anestesi umum berdasarkan cara pemberiannya dibedakan menjadi :

1. Anestesi inhalasi

Obat Anestesi Mekanisme Kerja

Anestesi gas

Nitrogen monoksida

(NO)

Siklopropan

Anestesi menguap

Page 5: ANESTESI keke

Eter (dietil eter)

Enfluran Enflurane, a volatile halogenated anaesthetic, depresses the CNS causing loss of consciousness associated with an inability to perceive pain.

Isofluran Isoflurane, a volatile halogenated anaesthetic, causes a reversible loss of consciousness and pain sensations, suppression of voluntary motor activity, modification of autonomic reflexes, and depression of the respiratory and the CV system

Halotan (fluotan) Halothane causes reversible CNS depression; sympathetic system is more depressed than the parasympathetic. Respiration is progressively depressed. BP, heart rate, cardiac output and coronary blood flow are reduced.

Metoksifluran

Etil klorida Ethyl chloride is a vapocoolant (skin refrigerant) local anaesthetic, evaporizes rapidly and when applied as fine spray, produces freezing of superficial tissues, resulting in insensitivity of peripheral nerve endings and local anaesthesia.Duration: 1 min.

Trikloretilen

Fluroksen

2. Anestesi intravena (parenteral)

Obat Anestesi Mekanisme Kerja

Barbiturat Short-acting barbiturate with sedative, hypnotic, and anticonvulsant properties. Barbiturates depress the sensory cortex, decrease motor activity, alter cerebellar function, and produce drowsiness, sedation, and hypnosis. In high doses, barbiturates exhibit anticonvulsant activity, barbiturates produce dose-dependent respiratory depression

Natrium thiopental Short-acting barbiturate with sedative, hypnotic, and anticonvulsant properties. Barbiturates depress the sensory cortex, decrease motor activity, alter cerebellar function, and produce drowsiness, sedation, and hypnosis. In high doses, barbiturates exhibit anticonvulsant activity, barbiturates produce dose-dependent respiratory depression

Natrium tiamilalNatrium metoheksital

Methohexital is a very short-acting barbiturate anaesthetic. It is at least twice as potent as thiamylal and thiopental with a duration of action only around half as long

Ketamin Produces a cataleptic-like state in which patient is dissociated from the surrounding environment by direct action on the cortex and limbic system. Releases endogenous catecholamines (epinephrine, norepinephrine) which maintain blood pressure and heart rate. Reduces polysynaptic spinal reflexes

Droperidol dan fentanyl

Binds with stereospesific receptors at many sites within the CNS, increases pain threshold, alters pain reception, inhibits ascending

Page 6: ANESTESI keke

pain pathwaysDiazepam Binds to stereospesific benzodiazepine receptotors on the

postsynaptic GABA neuron at several sites within the central nervous system

Propofol Propofol is a sterically hindered, alkyl-phenolic compound with intravenous general anesthetic properties. The drug is unrelated to any of the currently used barbiturate, opioid, benzodiazepine, arylcyclohexylamine, or imidazole intravenous anesthetic agents

Etomidat Etomidate is a carboxylated imidazole. It is a sedative and hypnotic agent used commonly for induction anaesthesia

2. Anestesi Regional

Obat-obat yang digunakan pada anestesi regional antara lain:

No Obat Anestesi Mekanisme Kerja

1 Tetrakain Tetracaine acts by preventing the generation and transmission of impulses along nerve fibres and at nerve endings; depolarisation and ion-exchange are inhibited. In general, loss of pain occurs before loss of sensory, autonomic and motor functions

2 Dibukain 3 Mepivakain Mepivacaine is an amide local anesthetic similar to lidocaine,

like all local anesthetics, mepivacaine acts by preventing the generation and conduction of nerve impulses

4 Piperokain HCl5 Prilokain HCl Prilocaine is a local anaesthetic of the amide group. It has

similar anesth potency to lignocaine but it has slower onset of action, less vasodilator activity and a slightly longer duration of action; it is also less toxic.

3. Anestesi Lokal

Anestesi lokal mencegah pembentukan dan konduksi impuls saraf. Tempat

kerjanya terutama di membran sel. Potensial aksi saraf terjadi karena adanya

peningkatan sesaat permeabilitas membrane terhadap ion Na+ akibat depolarisasi

ringan pada membrane. Proses inilah yang dihambat oleh anestesi lokal, hal ini terjadi

akibat adanya interaksi langsung antara zat anestesi local dengan kanal Na+ yang peka

terhadap adanya perubahan voltase muatan listrik (voltage sensitive Na+ channels).

Dengan semakin bertambahnya efek anestesi local di dalam saraf, maka ambang

rangsang membrane akan meningkat secara bertahap, kecepatan peningkatan

potensial aksi menurun dan konduksi impuls melambat. Faktor-faktor ini akan

mengakibatkan penurunan kemungkinan menjalarnya potensial aksi, dan dengan

demikian mengakibatkan kegagalan konduksi saraf.

Page 7: ANESTESI keke

Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa obat anestesi lokal akan bergabung

dengan reseptor spesifik yang terdapat pada kanal Na, sehingga mengakibatkan

terjadinya blokade pada kanal tersebut, dan hal ini akan mengakibatkan hambatan

gerakan ion melalui membran.

Obat-obat yang digunakan pada anestesi lokal yaitu:

No Obat Anestesi Mekanisme Kerja

1 Kokain Binds to opiate receptors in the CNS, causing inhibition of ascending pain pathway, altering the perception of and response to pain, causes cough suppression by direct central action in the medulla, produces generalized CNS depression

2 Prokain Blocks both the initiation and conduction of nerve impulses by decreasing the neuronal membranes permeability to sodium ions, which results in inhibition of depolarization with resultant blockade of conduction

3 Lidokain Class 1b antiarrhythmic, suppresses automaticity of conduction tissue, by increasing electrical stimulation threshold of ventricle, His-Purkinje system, and spontaneous depolarization of the ventricle during diastole by a direct action an the tissues, blocks both the initiation and conduction of nerve impulses by decreasing the neuronal membranes permeability to sodium ions, which results in inhibition of depolarization with resultant blockade of conduction

D. OBAT DAN ALAT KESEHATAN DI RUMAH SAKIT BETHESDA

I. Anestesi Lokala. Obat anestesi

No Obat anestesi Mekanisme Kerja1 Lidocaine

Xylocaine Jelly® 2% injeksi(Komposisi: Lidocaine HCl)

Class 1b antiarrhythmic, suppresses automaticity of conduction tissue, by increasing electrical stimulation threshold of ventricle, His-Purkinje system, and spontaneous depolarization of the ventricle during diastole by a direct action an the tissues, blocks both the initiation and conduction of nerve impulses by decreasing the neuronal membranes permeability to sodium ions, which results in inhibition of depolarization with resultant blockade of conduction

Page 8: ANESTESI keke

2 Bupivacaine Buvanest® 0,5% injeksi

(Komposisi : Bupivacaine HCl anhidrat 5mg)

Blocks both the initiation and conduction of nerve impulses by decreasing the neuronal membranes permeability to sodium ions, which results in inhibition of depolarization with resultant blockade of conduction

b. Alat kesehatan- Spuit injeksi 10 cc

II. Anastesi Regionala. Obat anestesi

No Obat Anestesi Mekanisme Kerja1 Bupivacaine

Buvanest® Spinal 0,5% Heavy injeksi(Komposisi: Bupivacaine HCl anhidrat setara dengan Bupivacaine HCl anhidrat 5mg dan Dextrose Monohidrat 80 mg)

Marcain® Spinal 0,5% Heavy injeksi

Decain Spinal 0,5% Heavy injeksi

Blocks both the initiation and conduction of nerve impulses by decreasing the neuronal membranes permeability to sodium ions, which results in inhibition of depolarization with resultant blockade of conduction

4 Ropivacaine Naropin® injeksi

(Komposisi: Ropivacaine HCl 7,5mg/ml, Sodium Chloride 7,5 mg/ml, pH 4-6)

Blocks both the initiation and conduction of nerve impulses by decreasing the neuronal membranes permeability to sodium ions, which results in inhibition of depolarization with resultant blockade of conduction

b. Alat kesehatan- Jarum Spinal (Spinocan)- Spuit injeksi 3 cc dan 5 cc- Perivix 400 filter set khusus untuk penggunaan obat Naropin®

III. Anestesi Generala. Obat anestesi

No Obat Anestesi Mekanisme Kerja

Page 9: ANESTESI keke

1 Atropine Atropine Sulfas 0,25 mg/ml

injeksi

Blocks the action acetylcholine at parasymphathetic sites in smooth muscle, secretory glands, and the CNS, increases cardiac output, dries secretion. Atropine reverses the muscarinic effect of cholinergic poisoning. The primary goal in cholinergic poisoning is reversal of bronchorrhea and bronchoconstriction. Atropine has no effect on the nicotinic receptors responsible for muscle weakness, fasculations, and paralysis

2 Neostigmin 0,5 mg/ml Prostigmin injeksi

1amp=1ml=0,5 mg

Inhibits destruction of acetylcholine by acetylcholinesterase which facilitates transmission of impulses across myoneural junction

3 Propofol Recofol® 100mg/ml injeksi

Propofol is a sterically hindered, alkyl-phenolic compound with intravenous general anesthetic properties. The drug is unrelated to any of the currently used barbiturate, opioid, benzodiazepine, arylcyclohexylamine, or imidazole intravenous anesthetic agents

4 Fentanyl Fentanyl injeksi

(Komposisi: Fentanyl Dihydrogenum Citrate)

Binds with stereospesific receptors at many sites within the CNS, increases pain threshold, alters pain reception, inhibits ascending pain pathways

AnalgetikNo Obat Analgetik Mekanisme Kerja1 Tramadol 50 mg/ml

Tramal® 100 mg/2ml injeksi(Komposisi: Tramadol HCl 50 mg/ml)

Orasic® 50 mg/ml injeksi(Komposisi: Tramadol HCl 50 mg/ml)

Tragesik® injeksi(Komposisi: Tramadol HCl 2 ml)

Tramadol and active metabolite (M1) binds to µ-opiate receptors in the CNS causing inhibition of ascending pain pathways, altering the perception of and response to pain, also inhibits the reuptake of norepinephrine and serotonin, which also modifies the ascending pain pathway

2 Ketorolac Ketoroloac 3% injeksi Remopain® 3% injeksi

(ketorolac tromethamine)

Inhibits prostaglandin synthesis by decreasing the activity of the enzyme, cyclooxygenase, which result in decreased formation of prostaglandin precursors

3 Dexketoprofen Inhibits prostaglandin synthesis by

Page 10: ANESTESI keke

Ketesse® 2,5% injeksi(Komposisi: Dexketoprofen trometamol)

decreasing the activity of the enzyme, cyclooxygenase, which result in decreased formation of prostaglandin precursors, has antipyretic, analgesic, and antiinflamatory properties

5 Parecoxib Dynastat® 40 mg injeksi

(Komposisi: Parecoxib Na)

Antimual dan antimuntah

No Obat Antimual dan Antimuntah Mekanisme Kerja1 Ondansetron 4mg/2ml

Narfoz® 4mg/2ml injeksi Cedantron® 4mg/2ml

injeksi

Selective 5-HT3-receptor antagonist, blocking serotonin, both peripherally on vagal nerve terminals and centrally in the chemoreceptor trigger zone

4 Granisetron Granon® 1mg/ml injeksi

Selective 5-HT3-receptor antagonist, blocking serotonin, both peripherally on vagal nerve terminals and centrally in the chemoreceptor trigger zone

5 Metoklopramid Primperan® 5mg/ml

injeksi(Komposisi: Metoklopramid HCl)

Blocks dopamine receptors and (when given in higher doses) also blocks serotonin receptors in chemoreceptor trigger zone of the CNS, enhances the response to acetylcholine of tissue in upper GI tract causing enhanced motility and accelerated gastric emptying without stimulating gastric, biliary, or pancreatic secretions, increases lower esophageal sphincter tone

RelaxanNo Obat Antimual dan Antimuntah Mekanisme Kerja1 Atracurium

Tramus® 10 mg/ml injeksi(Komposisi: Atracurium besylate)

Tacrium®

Blocks neural transmission at the myoneural junction by binding with cholinergic receptor sites

2 Rocuronium Roculax® injeksi

(Komposisi: Rocuronium Bromide 10 mg)

Blocks acetylcholine from binding to receptors on motor endplate inhibiting depolarization

3 Vecuronium Ecron® injeksi

(Komposisi: Vecuronium Bromide 4 mg dan 10 mg)

Blocks acetylcholine from binding to receptors on motor endplate inhibiting depolarization

Page 11: ANESTESI keke

b. Alat kesehatan- Endotracheal Tube- Mayo- Suction