andi_sitti_rohadatul_aisy_melestarikan_budaya_lokal_sebagai_aset_kekayaan_nasional.pdf

Upload: husli

Post on 06-Jul-2018

213 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/17/2019 Andi_Sitti_Rohadatul_Aisy_Melestarikan_Budaya_Lokal_Sebagai_Aset_Kekayaan_Nasional.pdf

    1/8

    Melestarikan Budaya Lokal Sebagai Aset Kekayaan

    Nasional

     Andi Sitti Rohadatul ‘Aisy 

    SMA N 1 Kendari 

    Indonesia merupakan suatu negara yang sangat kaya akan keanekaragaman budaya,

    hal ini dikarenakan Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa dimana masing-masing suku

     bangsa tersebut memiliki perbedaan dan keunikan baik dari segi bahasa daerah, adat istiadat,

    kebiasaan, dan berbagai hal lain yang memperkaya keanekaragaman dari budaya Indonesia

    itu sendiri. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk dalam berbagai hal,

    seperti anekaragaman budaya, lingkungan alam, dan wilayah geografisnya. Kebudayaan lokal

    Indonesia yang sangat beranekaragam menjadi suatu kebanggaan sekaligus tantangan untuk

    mempertahankan.

    Keanekaragaman budaya daerah tersebut merupakan potensi sosial yang dapat

    membentuk karakter dan citra budaya tersendiri pada masing-masing daerah, serta

    merupakan bagian penting bagi pembentukan citra dan identitas budaya suatu daerah. Di

    samping itu, keanekaragaman merupakan kekayaan intelektual dan kultural sebagai bagian

    dari warisan budaya yang perlu dilestarikan. Seiring dengan peningkatan teknologi dan

    transformasi budaya ke arah kehidupan modern serta pengaruh globalisasi, warisan budaya

    dan nilai-nilai tradisional masyarakat adat tersebut menghadapi tantangan terhadap

    eksistensinya. Hal ini perlu dicermati karena warisan budaya dan nilai-nilai tradisional

    tersebut mengandung banyak kearifan lokal yang masih sangat relevan dengan kondisi saat

    ini, dan seharusnya dilestarikan, diadaptasi atau bahkan dikembangkan lebih jauh.

     Nilai-nilai budaya lokal manusia adalah makhluk yang berbudaya. Budaya lahir dan

    dikembangkan oleh manusia, melalui akal dan pikiran, kebiasaan, dan tradisi. Kebudayaan

    merupakan hasil belajar yang sangat bergantung pada pengembangan kemampuan manusia

    yang unik yang memanfaatkan simbol, tanda-tanda, atau isyarat yang tidak ada paksaan atau

    hubungan alamiah dengan hal-hal yang mereka pertahankan.1  Maka setiap manusia baik

    individu atau atau kelompok dapat mengembangkan kebudayaan sesuai dengan cipta, rasa,

    dan karsa masing-masing.

    1 Dikutip dari artikel bertajuk Pemertahanan Nilai-Nilai Budaya Lokal dalam Pembelajaran Sastra di Sekolah , diakses

    melalui http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/artikel  

    http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/artikelhttp://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/artikelhttp://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/artikelhttp://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/artikel

  • 8/17/2019 Andi_Sitti_Rohadatul_Aisy_Melestarikan_Budaya_Lokal_Sebagai_Aset_Kekayaan_Nasional.pdf

    2/8

    Menurut Gidden, kebanyakan apa yang dianggap tradisi di masa kini, telah melewati

     batas waktu dengan mengalami penyesuaian dengan perkembangan-perkembangan baru.

    Artinya, bahwa budaya masa lalu dapat direvitalisasi untuk memperkuat identitas suatu

    kelompok sosial, sekalipun budaya itu tidak lagi asli sebagaimana budaya itu hidup dan

    dimaknai di masa lalu.2  Artinya, perkembangan pengetahuan dan pengalaman manusia

     pendukung budaya akan mampu mendukung eksistensi budaya dan mereduksi nilai-nilai

    artifisial sehingga ada kebudayaan yang bersifat mendalam dan ada yang hanya bersifat

    nampak dipermukaan dan akan bertahan sesaat. Berbeda dengan produk budaya yang

    mendalam dan subtansial, dalam hal ini diwakili oleh budaya lokal yang memiliki nilai-nilai

    yang tinggi. Baik nilai-nilai bersifat filosofis, sosiologis, dan produk budaya yang dihasilkan

    dari semangat budaya yang khas. Dengan bahasa lain, budaya lokal adalah sesuatu yang

    eksotis.

    Kebudayaan nasional Indonesia adalah kebudayaan yang berakar dari bangsa

    Indonesia itu sendiri yaitu nilai-nilai luhur serta falsafah yang berada dalam masyarakat dan

     budaya yang berasal dari luar yang telah diserap dan disesuaikan dengan budaya asli bangsa.

    Segala bentuk budaya yang diwakili bangsa Indonesia mulai dari bahasa, kesenian, makanan,

    tarian, serta kepercayaan.3 Budaya lokal merupakan budaya yang dimiliki oleh suatu wilayah

    dan mencerminkan keadaan sosial di wilayahnya. Beberapa hal yang termasuk budaya lokal

    diantaranya cerita rakyat, lagu daerah, ritual kedaerahan, adat istiadat daerah, dan segala

    sesuatu yang bersifat kedaerahan.

    Dinamika kebudayaan merupakan suatu hal tidak lepas dari aktivitas manusia dengan

     peran akalnya. Dinamika atau perubahan kebudayaan dapat terjadi karena berbagai hal.

    Secara fisik bertambahnya penduduk, berpindahnya penduduk, masuknya penduduk asing,

    serta mudahnya akses masuk ke daerah juga dapat menyebabkan perubahan pada kebudayaan

    tertentu. Dalam lingkup hubungan antar manusia, hubungan individual dan kelompok dapat

     juga mempengaruhi perubahan kebudayaan.4  Satu hal yang tidak bisa dihindari bahwa

     perkembangan dan perubahan akan selalu terjadi. Di kalangan antropolog ada tiga pola yang

    dianggap paling penting berkaitan dengan masalah perubahan kebudayaan, yaitu evolusi,

    difusi, dan akulturasi5.

    2 Giddens, Anthony. 2001. Runaway World: Bagaimana Globalisasi Merombak Kehidupan Kita, Jakarta: Gramedia. Hal. 343 Dikutip dari artikel bertajuk Pemerataan Nilai-Nilai Budaya Lokal dalam Pembelajaran Sastra di Sekolah , diakses

    melalui http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/artikel  4 Menggali Keaifan Lokal Nusantara Sebuah Kajian Filsafati, file pdf diunduh melalui http://dgi-indonesia.com 5 Antropologi Budaya, file doc diunduh melalui www.academia.edu 

    http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/artikelhttp://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/artikelhttp://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/artikelhttp://dgi-indonesia.com/http://dgi-indonesia.com/http://dgi-indonesia.com/http://www.academia.edu/http://www.academia.edu/http://www.academia.edu/http://www.academia.edu/http://dgi-indonesia.com/http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/artikel

  • 8/17/2019 Andi_Sitti_Rohadatul_Aisy_Melestarikan_Budaya_Lokal_Sebagai_Aset_Kekayaan_Nasional.pdf

    3/8

    Adapun pluralisme dalam hal kebudayaan ini secara konseptual dapat dipahami

    sebagai nilai-nilai yang menghargai perbedaan dan mendorong kerja sama berdasar

    kesetaraan, terkandung makna dialog membangun hubungan antarunsur dengan latar

     belakang berbeda, termasuk kerja sama mencapai tujuan searah. Pluralisme dalam perspektif

    filsafat budaya merupakan konsep kemanusiaan yang memuat kerangka interaksi dan

    menunjukkan sikap saling menghormati, toleransi satu sama lain, dan saling hadir bersama

    atas dasar persaudaraan dan kebersamaan, dilaksanakan secara produktif dan berlangsung

    tanpa konflik sehingga terjadi asimilasi dan akulturasi budaya.6  Pluralitas tidak bisa

    dihindarkan apalagi ditolak meskipun manusia tertentu cenderung menolaknya karena

     pluralitas dianggap ancaman terhadap eksistensi komunitas. Akhirnya, melalui pembelajaran

    terhadap keberagaman budaya dapat mengambil peran sebagai alat utama menuju kehidupan

    etika pluralisme Indonesia yang baik. Juga sekaligus mewujud sebagai sosok pluralisme

     budaya itu sendiri.

    Perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan sosial dan budaya dalam arti:

    (a) Bahwa masyarakat Indonesia adalah satu, perikehidupan bangsa harus merupakan

    kehidupan yang serasi dengan terdapatnya tingkat kemajuan masyarakat yang sama, merata

    dan seimbang serta adanya keselarasan kehidupan yang sesuai dengan tingkat kemajuan

     bangsa. (b) Bahwa budaya Indonesia pada hakikatnya adalah satu sedangkan corak ragam

     budaya yang ada menggambarkan kekayaan budaya bangsa yang menjadi model dan

    landasan pengembangan budaya bangsa seluruhnya dengan tidak menolak nilai-nilai budaya

    lain yang tidak bertentangan dengan nilai budaya bangsa, yang hasil-hasilnya dapat dinikmati

    oleh bangsa.7 

    Dari sisi etnis dan budaya daerah sejatinya menunjuk kepada karaktreristik masing-

    masing keragaman bangsa Indonesia. Pada sisi yang lain, karakteristik itu mengandung nilai-

    nilai luhur memiliki sumber daya kearifan, di mana pada masa-masa lalu merupakan sumber

    nilai dan inspirasi dalam strategi memenuhi kebutuhan hidup, mempertahankan diri, dan

    merajut kesejehteraan kehidupan mereka. Artinya masing-masing etnis itu memiliki kearifan

    lokal sendiri. Beberapa nilai dan bentuk kearifan lokal, termasuk hukum adat, nilai-nilai

     budaya dan kepercayaan yang ada sebagian bahkan sangat relevan untuk diaplikasikan ke

    dalam proses pembangunan kesejahteraan masyarakat.

    6 Dikutip dari artikel bertajuk Budaya Lokal: Posisi, Peran dan Permasalahannya dalam Penguatan Etika Pluralismedi Indonesia, diakses melalui http://islamlib.com 7 Makna dan Hakikat Pembangunan Nasional, file pdf diunduh melalui http://file.upi.edu 

    http://islamlib.com/http://islamlib.com/http://islamlib.com/http://file.upi.edu/http://file.upi.edu/http://file.upi.edu/http://file.upi.edu/http://islamlib.com/

  • 8/17/2019 Andi_Sitti_Rohadatul_Aisy_Melestarikan_Budaya_Lokal_Sebagai_Aset_Kekayaan_Nasional.pdf

    4/8

    Berbagai kesenian tradisional yang sesungguhnya menjadi aset kekayaan kebudayaan

    nasional jangan sampai hanya menjadi alat atau slogan para pemegang kebijaksanaan,

    khususnya pemerintah, dalam rangka keperluan politik, turisme, dan lain sebagainya. Padahal

    kesenian tradisional kita merupakan bagian dari khasanah kebudayaan nasional yang perlu

    dijaga kelestariannya. Di saat yang lain dengan teknologi informasi yang semakin canggih

    seperti saaat ini, kita disuguhi oleh banyak alternatif tawaran hiburan dan informasi yang

    lebih beragam, yang mungkin lebih menarik jika dibandingkan dengan kesenian tradisional

    kita. Selama ini pembinaan dan pengembangan kesenian tradisional yang dilakukan lembaga

     pemerintah masih sebatas unsur formalitas belaka, tanpa menyentuh esensi kehidupan

    kesenian yang bersangkutan. Akibatnya, kesenian tradisional tersebut bukannya berkembang

    dan lestari, namun justru semakin dijauhi masyarakat. Dengan demikian, tantangan yang

    dihadapi oleh kesenian rakyat cukup berat.

    Untuk mengahadapi hal-hal tersebut di atas ada beberapa alternatif untuk

    mengatasinya, yaitu meningkatkan sumber daya manusia bagi para seniman rakyat. Selain

    itu, mengembalikkan peran aparat pemerintah sebagai pengayom dan pelindung, dan bukan

    sebaliknya justru menghancurkannya demi kekuasaan dan pembangunan yang berorientasi

     pada dana-dana proyek atau dana-dana untuk pembangunan dalam bidang ekonomi saja.

    Memang diakui bahwa kesenian rakyat saat ini membutuhkan bantuan pemerintah sehingga

    sulit menghindari keterlibatan pemerintah dan bagi para seniman rakyat ini merupakan

    sesuatu yang sulit pula membuat keputusan sendiri untuk sesuai dengan keaslian yang

    diinginkan kesenian rakyat tersebut. Oleh sebab itu, pemerintah harus melakoni dengan benar

     perannya sebagai pengayom yang melindungi keaslian dan perkembangan secara estetis

    kesenian rakyat tersebut tanpa harus merubah dan menyesuaikan dengan kebijakan-kebijakan

     politik.

    Budaya lokal harus dilindungi oleh hukum yang mengikat semua elemen masyarakat.

    Peraturan daerah yang mengatur tentang pelestarian budaya yang harus dilakukan oleh semua

     pihak. Dengan digulirkan program otonomi daerah, diharapkan kedepannya masing-masing

    daerah memperoleh kekuasaan dalam hal menggerakkan kemajuan daerahnya sesuai dengan

     potensi lokal yang dimiliki. Kebebasan ini juga menyangkut segala aspek budaya yang ada di

    daerah tersebut, sehingga program otonomi daerah ini juga salah satu kebijakan yang

    mendukung pelestarian budaya-budaya daerah yang sudah mulai tenggelam. Kebudayaan

    akan tetap lestari jika ada kepedulian tinggi dari masyarakat. Selama ini kepedulian itu belum

    tampak secara nyata, padahal ancaman sudah kelihatan dengan jelas.

  • 8/17/2019 Andi_Sitti_Rohadatul_Aisy_Melestarikan_Budaya_Lokal_Sebagai_Aset_Kekayaan_Nasional.pdf

    5/8

    Perbaikan keadaan budaya bangsa adalah tanggung jawab bersama, baik keluarga,

    sekolah, pranat sosial, maupun masyarakatnya. Salah satu upayanya adalah memberikan

    arahan sejak anak-anak. Misalnya, memperkenalkan budayanya sendiri sejak dini. Di

    sekolah, usaha ini dapat dilakukan dengan memasukkan unsur-unsur budaya daerah ke dalam

    kurikulum. Pengintegrasian budaya lokal ke dalam pembelajaran sungguh sangat penting. Hal

    ini dilakukan dalam upaya penanaman nilai-nilai yang terkandung dalam budaya lokal dan

     juga sekaligus untuk meminimalisir pengaruh negatif budaya luar khususnya budaya barat.

    Rasa bangga akan nilai-nilai budaya dan kearifan lokal seharusnya mulai dipupuk

    sejak dini untuk menghindari krisis identitas dan jati diri generasi muda. Generasi muda

    memiliki peran yang sangat penting dalam memajukan budaya daerah. Dalam konteks

    keberlanjutan budaya, apabila generasi muda sudah tidak lagi peduli terhadap budaya

    daerahnya, maka budaya tersebut akan mati. Namun jika generasi mudanya memilki

    kecintaan dan keinginan untuk ikut serta dalam melestarikan budaya daerahnya, maka budaya

    tersebut akan tetap ada disetiap generasi.

    Pada hakikatnya, upaya pengembangan budaya dan potensi lokal termasuk kategori

    tindakan komposisi, yakni tindakan konstitutif dalam pengembangan budaya dan potensi

    lokal itu, atau dalam rangka yang lebih luas, yakni mengaitkannya dengan yang lain demi

    kepentingan yang lebih besar. Oleh karena itu, tindakan tersebut mengandalkan tidakan

    memilih-menolak, menaikkan-menurunkan, serta menggabungkan-memisahkan berbagai

    gagasan budaya dan potensi lokal.8 Dengan demikian, pemahaman bahwa setiap etnik lokal

    memiliki tema kulturalnya sendiri menjadi penting. Pemahaman itu bukan hal yang mustahil

    karena tema kultural dalam masyarakat etnik tertentu diorganisasikan dalam pola yang dapat

    dipahami.

    Dalam rangka pengembangan budaya dan potensi lokal demi pemenuhan fungsi

    kultural, edukatif, dan ideologis, kita perlu memilih strategi yang tepat dan jitu diantara

    sejumlah strategi yang tersedia. Adapun strategi yang dapat dijalankan untuk meningkatkan

    daya tahan budaya lokal antara lain upaya pembangunan jati diri bangsa, termasuk di

    dalamnya penghargaan pada nilai budaya dan bahasa, nilai-nilai solidaritas sosial,

    kekeluargaan dan rasa cinta tanah air. Jati diri bangsa sebagai nilai identitas masyarakat harus

    dibangun secara kokoh dengan menanamkan nilai-nilai kearifan lokal sejak dini kepada

    generasi muda.

    8 Kajian Budaya: Kecamatan Sebagai Pusat Pelestarian dan Pengembangan Kebudayaan Serta Sebagai Sumber

    Kekuatan dan Potensi Daerah, file pdf diunduh melalui http://bappeda.slemankab.go.id  

    http://bappeda.slemankab.go.id/http://bappeda.slemankab.go.id/http://bappeda.slemankab.go.id/http://bappeda.slemankab.go.id/

  • 8/17/2019 Andi_Sitti_Rohadatul_Aisy_Melestarikan_Budaya_Lokal_Sebagai_Aset_Kekayaan_Nasional.pdf

    6/8

    Upaya memperkuat jati diri bangsa dapat dilakukan melalui penanaman nilai-nilai

     budaya lokal dalam pembelajaran. Masyarakat adat daerah memiliki kewajiban untuk

    kembali kepada jati diri mereka melalui penggalian dan pemaknaan nilai-nilai luhur budaya

    yang ada sebagai sumber daya kearifan lokal. Upaya ini perlu dilakukan untuk menguak

    makna substantif kearifan lokal, di mana masyarakat harus membuka kesadaran, kejujuran

    dan sejumlah nilai budaya luhur untuk disosialisasikan dan dikembangkan menjadi prinsip

    hidup yang bermartabat. Kemudian pada gilirannya, nilai-nilai budaya ini harus

    disebarluaskan dan dibumikan ke dalam seluruh kehidupan masyarakat agar dapat menjadi

     jati diri masyarakat daerah. Sebagai tindak lanjut pembangunan jati diri bangsa melalui

    revitalisasi budaya daerah, pemahaman atas falsafah budaya lokal harus dilakukan. Yang

     jelas, upaya dan strategi apapun yang dilakukan dan dipilih hendaknya jangan sampai

    menjadi penghapusan identitas lokal tertentu. Nilai trans-lokal dan kesadaran multikultural

    tetap menjadi sandaran dan tujuan utama.

    Upaya pengembangan seni budaya dan tradisi selalu merupakan kesatuan yang padu

    antara gagasan dan wujud nyata, yang secara metologis bertolak pada prinsip dan aksi dan

    refleksi. Tindakan-tindakan konkret dilakukan bersama dengan ditumbuhkannya kesadaran

    terhadap realitas seni budaya. Untuk itu, cara dan bentuk upaya pengembangan hendaknya

    dilakukan secara strategis, artinya berbagai bentuk komunikasi artistik dalam dan lewat seni

     budaya dan tradisi sudah seharusnya diarahkan pada tumbuh kembangnya kesadaran budaya.

    Upaya pengembangan budaya juga tentu harus berkesinambungan, dan melembaga.

    Upaya menempatkan kembali kebudayaan sebagai kerja perencanaan manusia berikut

    tindakan nyatanya demi kesejahteraan bersama, merupakan upaya yang tidak bisa ditunda-

    tunda. Persoalannya, imperatif yang bagaimanakah yang mestinya ditunaikan bersama agar

    masyarakat dengan budaya lokalnya memiliki ketahanan budaya yang tangguh dalam

    memasuki sejumlah proses yang tidak terhindarkan itu. Karenanya, perlu ada upaya

    meluruskan agar proses dan produk budaya yang ada dapat diposisikan secara strategis.

    Artinya, di samping berbagai ragam seni, kebudayaan juga mencakupi hal-hal yang lain

    seperti tradisi masyarakat yang bersifat lisan dan turun-temurun, termasuk adat istiadat dan

    keyakinan-keyakinan yang diekspresikan melalui ritus-ritus tertentu. Dengan cara demikian,

    seluruh nilai budaya yang ada dapat dijadikan sumber kekuatan dan ketahanan masyarakat

    dalam membangun dirinya, serta masyarakat berbudaya sebagai cita-cita bersama

    diniscayakan dapat terwujud.

    Apa yang disebut dengan sebagai budaya dan potensi lokal meniscayakan adanya

    muatan budaya masa lalu. Budaya dan potensi lokal dapat dijadikan jembatan yang

  • 8/17/2019 Andi_Sitti_Rohadatul_Aisy_Melestarikan_Budaya_Lokal_Sebagai_Aset_Kekayaan_Nasional.pdf

    7/8

    menghubungkan antara masa lalu dan masa sekarang, antara generasi nenek moyang dan

    generasi sekarang, demi menyiapkan masa depan dan generasi mendatang. Di samping

    mempunyai arti penting bagi identitas daerah yang memilikinya, pengembangan budaya dan

     potensi lokal memiliki arti penting pula bagi berkembangnya budaya bangsa.

    Modal dasar bagi segenap elit dan segenap agen pembaharu bangsa adalah perlu

    adanya ketulusan untuk mengakui kelemahan, ikhlas membuang egoisme, keserakahan,

     bersedia menggali kekuatan nilai-nilai budaya yang ada pada kelompok masyarakat daerah

    masing-masing. Para elit di berbagai tingkatan harus mampu menjadi garda depan, bukan

    sekedar bisa berbicara dalam janji, tapi harus mampu memberikan bukti tindakan nyata

    dalam bentuk keberpihakan pada kepentingan masyarakat termasuk dalam hal pelestarian

    akan eksistensi budaya lokal Indonesia.

    Eksistensi budaya dan tradisi lokal selalu berada dalam jaringan strategis, baik dalam

    relasi dan interaksinya dengan seni lain maupun dalam relasi dan interaksinya dengan

    fenomena budaya yang lebih luas. Karenanya, kekhasan eksistensi tersebut harus dijaga

    keberlangsungannya. Sesungguhnya, “melestarikan suatu budaya lebih sulit dari pada

    membuat budaya yang baru”, demikian ungk apan orang bijak. Tapi itulah kenyataanya saat

    ini yang terjadi kita lebih sulit mempelajari budaya daerah yang tak lain milik kita sendiri.

    Sejatinya, kesadaran untuk melestarikan akan eksistensi budaya daerah ini idealnya memang

    harus dimulai dari diri sendiri, karena jika bukan kita, siapa lagi yang akan melestarikan

     budaya negara kita, Indonesia.

  • 8/17/2019 Andi_Sitti_Rohadatul_Aisy_Melestarikan_Budaya_Lokal_Sebagai_Aset_Kekayaan_Nasional.pdf

    8/8

    Daftar Pustaka

    Giddens, Anthony. 2001.  Runaway World: Bagaimana Globalisasi Merombak Kehidupan

     Kita, Jakarta: Gramedia. 

    Antropologi Budaya, file doc diunduh 20 November 2013 melalui www.academia.edu

    Budaya Lokal: Posisi, Peran dan Permasalahannya dalam Penguatan Etika Pluralisme

    di Indonesia, diakses 17 November 2013 melalui http://islamlib.com

    Kajian Budaya: Kecamatan Sebagai Pusat Pelestarian dan Pengembangan Kebudayaan

    Serta Sebagai Sumber Kekuatan dan Potensi Daerah, file pdf diunduh 17 November 2013

    melalui http://bappeda.slemankab.go.id

    Makna dan Hakikat Pembangunan Nasional, file pdf diunduh 17 November 2013 melalui

    http://file.upi.edu

    Menggali Keaifan Lokal Nusantara Sebuah Kajian Filsafati, file pdf diunduh 17

     November 2013 melalui http://dgi-indonesia.com 

    Pemerataan Nilai-Nilai Budaya Lokal dalam Pembelajaran Sastra di Sekolah, diakses

    17 November 2013 melalui http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/artikel 

    http://www.academia.edu/http://www.academia.edu/http://islamlib.com/http://islamlib.com/http://bappeda.slemankab.go.id/http://bappeda.slemankab.go.id/http://file.upi.edu/http://dgi-indonesia.com/http://dgi-indonesia.com/http://dgi-indonesia.com/http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/artikelhttp://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/artikelhttp://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/artikelhttp://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/artikelhttp://dgi-indonesia.com/http://file.upi.edu/http://bappeda.slemankab.go.id/http://islamlib.com/http://www.academia.edu/