anc2

48
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berbagai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kebidanan dapat dikembangkan sehingga dapat menurunkan angka kematian ibu (AKI) 390/100.000 dan angka kematian perinatal (AKP) 56/100.000 persalinan hidup yang merupakan angka tertinggi di Asean. Angka kematian perinatal (AKP) dengan cepat dapat diturunkan karena sebagian besar dirawat di rumah sakit, tetapi angka kematian ibu (AKI) memerlukan perjalanan panjang untuk dapat mencapai sasaran yang berarti. Sebagai negara dengan keadaan geografis yang beraneka dan luas, angka kematian ibu bervariasi antara: 5.800/100.000 sedangkan angka kematian perinatal berkisar antara 25- 750/100.000 persalinan hidup. Untuk dapat mempercepat tercapainya penurunan angka kematian ibu dan angka kematian perinatal disetiap rumah sakit baik pemerintah maupun rumah sakit swasta telah dicanangkan

Upload: sugard-darmanto

Post on 23-Dec-2015

214 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

free

TRANSCRIPT

Page 1: anc2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berbagai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kebidanan dapat

dikembangkan sehingga dapat menurunkan angka kematian ibu (AKI) 390/100.000 dan

angka kematian perinatal (AKP) 56/100.000 persalinan hidup yang merupakan angka

tertinggi di Asean.

Angka kematian perinatal (AKP) dengan cepat dapat diturunkan karena sebagian

besar dirawat di rumah sakit, tetapi angka kematian ibu (AKI) memerlukan perjalanan

panjang untuk dapat mencapai sasaran yang berarti.

Sebagai negara dengan keadaan geografis yang beraneka dan luas, angka kematian

ibu bervariasi antara: 5.800/100.000 sedangkan angka kematian perinatal berkisar antara 25-

750/100.000 persalinan hidup.

Untuk dapat mempercepat tercapainya penurunan angka kematian ibu dan angka

kematian perinatal disetiap rumah sakit baik pemerintah maupun rumah sakit swasta telah

dicanangkan gagasan untuk meningkatkan pelayanan terhadap ibu dan bayinya melalui RS

sayang bayi dan RS sayang ibu.

Kalau dikaji lebih mendalam bahwa proses kematian ibu mempunyai perjalanan

yang panjang sehingga pencegahan dapat dilakukan sejak melakukan “Antenatal Care”

(pemeriksaan kehamilan) melalui pendidikan berkaitan dengan kesehatan ibu hamil,

menyusui dan kembalinya kesehatan alat reproduksi, serta menyampaikan betapa pentingnya

interval kehamilan berikutnya sehingga dapat tercapai sumber daya manusia yang

diharapkan (Mannabe IBG, 2001:88 – 93).

Page 2: anc2

Pemeriksaan antenatal adalah pemeriksaan kehamilan yang dilakukan untuk

memeriksakan kehamilan ibu dan janin secara berkala, yang diikuti dengan upaya koreksi

terhadap penyimpangan yang ditemukan. Tujuannya adalah untuk menjaga agar ibu hamil

dapat melalui masa kehamilannya, persalinan dan nifas dengan baik dan selamat, serta

menghasilkan bayi yang sehat. Pemeriksaan antenatal dilakukan oleh dokter umum, bidan,

perawat bidan dan dukun terlatih (Mochtar, 1998:47).

Secara nasional cakupan K1 (kunjungan pertama kali) ke fasilitas kesehatan adalah

84,54% sedang cakupan K4 adalah 64,06% ini berarti masih terdapat 15,46% ibu hamil yang

tidak melakukan kunjungan ulang ke fasilitas kesehatan (DEPKES RI, 1997).

Khusus untuk di puskesmas Tipo Palu, cakupan K1 untuk tahun 2004 jumlah

kunjungan 200 orang (52%) sedang untuk cakupan K4 adalah 182 orang (48%) jumlah

kunjungan. Dan untuk tahun 2005 dari bulan Januari sampai dengan bulan September jumlah

kunjungan ibu hamil 268 orang. Cakupan K1 adalah 152 orang dan cakupan K4 adalah 116

orang (43%) (Profil Puskesmas Tipo Palu dan Laporan KIA 2004 – 2005).

Pengetahuan ibu hamil tentang Antenatal Care (pemeriksaan kehamilan) sangat

penting karena akan dapat membantu mengurangi angka kematian ibu dan bayi.

Dari uraian di atas peneliti tertarik untuk mengetahui gambaran yang berhubungan

dengan tingkat pengetahuan ibu hamil tentang Antenatal Care (pemeriksaan kehamilan) pada

bulan Januari 2006 sehingga nantinya petugas kesehatan bisa menetapkan suatu strategi

pelayanan yang memadai guna meningkatkan kunjungan secara menyeluruh bagi ibu hamil

di Puskesmas Tipo Palu.

B. Rumusan Masalah

Page 3: anc2

Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah "Bagaimana

pengetahuan ibu hamil tentang Antenatal Care di Puskesmas Tipo Palu ditinjau dari segi

umur, pendidikan, pekerjaan dan paritas”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan ibu hamil dan karakteristiknya tentang

Antenatal Care.

2. Tujuan khusus

a. Diperolehnya informasi tentang gambaran tingkat pengetahuan ibu hamil tentang

Antenatal Care.

b. Untuk memperoleh informasi tentang pengetahuan ibu hamil tentang Antenatal Care

ditinjau dari segi umur.

c. Untuk memperoleh informasi tentang pengetahuan ibu hamil tentang Antenatal Care

ditinjau dari segi pendidikan

d. Untuk memperoleh informasi pengetahuan ibu hamil tentang Antenatal Care ditinjau

dari segi pekerjaan

e. Untuk memperoleh informasi pengetahuan ibu hamil tentang Antenatal Care ditinjau

dari segi paritas.

D. Manfaat Penelitian

1. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi salah satu bahan masukan bagi pengelola KIA

untuk meningkatkan pengetahuan ibu hamil yang datang ke Puskesmas Tipo Palu tentang

Antenatal Care.

2. Sebagai sumbangan ilmiah dan informasi tambahan bagi peneliti selanjutnya.

Page 4: anc2

3. Bagi peneliti merupakan pengalaman berharga dalam rangka menambah wawasan

pengetahuan serta pengembangan diri, khususnya dalam bidang penelitian lapangan.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Tipo Palu pada bulan Januari 2006.

Page 5: anc2

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang Antenatal Care (ANC)

1. Pengertian

a. Antenatal Care : Pengawasan sebelum persalinan terutama ditentukan pada

pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim (Mannabe IBG, 2001 : 93).

b. Antenatal Care : Perawatan sebelum masa persalinan atau perawatan pada ibu hamil

(Ibrahim Cristina. S, 1993 : 49).

c. Antenatal Care : Pemeriksaan kehamilan yang dilakukan untuk memeriksakan ibu

dan janin secara berkala yang diikuti dengan upaya koreksi terhadap penyimpangan

yang ditemukan (Mochtar, 1998 : 48).

2. Tujuan Antenatal Care

a. Tujuan Umum

Menyiapkan seoptimal mungkin fisik, mental ibu dan janin selama kehamilan,

persalinan dan nifas sehingga didapatkan ibu dan anak yang sehat (Mochtar, 1998 :

47).

b. Tujuan Khusus

1) Mengenali dan menangani penyulit-penyulit yang mungkin dijumpai dalam

kehamilan, persalinan dan nifas.

2) Mengenali dan mengobati penyakit-penyakit yang mungkin diderita sedini

mungkin.

3) Menurunkan angka morbiditas dan mortalitas ibu dan anak.

Page 6: anc2

4) Memberikan nasehat tentang cara hidup sehari-hari dan Keluarga Berencana,

kehamilan persalinan, nifas dan laktasi (Mochtar, 1998 : 48).

3. Manfaat Antenatal Care

a. Dapat mengikuti dan mengetahui tindakan kesehatan ibu dan janin sehingga kalau

ada kelainan bisa segera diperbaiki.

b. Memperoleh pelayanan 5 T (Timbang, Tensi, Tinggi fundus uteri, Tetanus Toxoid,

Tablet Fe) dan pelayanan lainnya.

c. Supaya memperoleh nasehat tentang kesehatan dan keluarga berencana yang meliputi

berbagai hal seperti :

1) Perawatan diri selama hamil

2) Kebutuhan makanan

3) Penjelasan tentang kehamilan

4) Persiapan persalinan

5) Tanda dan bahaya pada kehamilan dan persalinan

6) Penyuluhan keluarga berencana (Dep-kes RI, 1997)

4. Jadwal Pemeriksaan Antenatal Care

a. Jadwal melakukan pemeriksaan Antenatal Care sebanyak 12 - 13 kali selama

kehamilan. Di negara berkembang pemeriksaan Antenatal Care dilakukan sebanyak 4

kali sudah cukup sebagai kasus tercatat.

1) Pemeriksaan pertama dilaksanakan segera setelah diketahui terlambat haidnya

satu bulan.

2) Pemeriksaan ulang setiap dua minggu sampai umur kehamilan delapan bulan.

Page 7: anc2

3) Pemeriksaan ulang setiap minggu sesudah umur kehamilan delapan bulan sampai

terjadinya persalinan.

b. Jadwal pemeriksaan Antenatal Care sebanyak 12-13 kali selama kehamilan. Di

negara berkembang pemeriksaan Antenatal Care dilakukan sebanyak 4 kali sudah

cukup sebagai kasus tercatat.

c. Kunjungan Antenatal Care sebaiknya dilakukan 4 kali selama kehamilan yaitu

trimester pertama 1 kali, trimester kedua 1 kali dan trimester ketiga 2 kali.

d. Perlu segera memeriksakan kehamilan bila dilaksanakan ada gangguan atau bila janin

tidak bergerak lebih dari 12 jam (Pusdiknaes, 2003:45).

5. Tinjauan Tentang Kunjungan Ibu Hamil

Kontak ibu hamil dan petugas yang memberikan pelayanan untuk mendapatkan

pemeriksaan kehamilan, istilah kunjungan tidak mengandung arti bahwa selalu ibu hamil

yang ke fasilitas tetapi dapat juga sebaliknya, yaitu ibu hamil yang dikunjungi oleh

petugas kesehatan (Depkes RI, 1997:57).

6. Kebijakan Pelayanan Antenatal Care

a. Kebijakan Program

Walaupun pelayanan antenatal care selengkapnya mencakup banyak hal yang

meliputi anamnese, pemeriksaan fisik (umum dan kebidanan),

pemeriksaan laboratorium atas indikasi serta intervensi dasar dan khusus (sesuai

resiko yang ada), namun dalam penerapan operasional dikenakan standar minimal 7

T, yang terdiri dari :

1) Timbang BB dan ukur tinggi badan2) Ukur tekanan darah3) Pemberian imunisasi tetanus toxoid (TT) lengkap4) Pemberian tablet zat besi minimum 90 tablet selama kehamilan

Page 8: anc2

5) Ukur tinggi fundus uteri6) Tes terhadap penyakit menular seksual7) Tes wicara dalam rangka mempersiapkan rujukan

b. Kebijakan Tekhnis

Setiap kehamilan dapat berkembang menjadi masalah atau komplikasi setiap saat. Itu

sebabnya mengapa ibu hamil memerlukan pemantauan selama kehamilannya.

Penatalaksanaan ibu hamil secara keseluruhan meliputi komponen-komponen sebagai

berikut :

1) Mengupayakan kehamilan sehat

2) Melakukan deteksi dini komplikasi, melakukan penatalaksanaan serta rujukan bila

diperlukan

3) Persiapan persalinan yang bersih dan aman (Saefudin AB, dkk, 2002:73).

7. Pemeriksaan Dalam Pelayanan Antenatal Care

a. Pemeriksaan fisik

1) Pemeriksaan fisik umum

a) Tinggi badan

b) Berat badan, TTV : Tekanan darah, nadi, pernapasan, suhu

2) Kepala dan leher

a) Edema pada wajah

b) Ikterus pada mata

c) Mulut pucat

d) Leher, pembesaran kelenjar tiroid

3) Tangan dan kaki

a) Edema di ujung jari

b) Kuku jari pucat

Page 9: anc2

c) Varices vena

d) Reflek/patella resiko atau tidak

4) Payudara

a) Ukuran simetris

b) Puting susu menonjol atau masuk

c) Keluarnya kolustrum atau cairan lain

d) Massa, ada/tidak ada

e) Nodul axilla

5) Abdomen

a) Luka bekas operasi

b) Tinggi fundus uteri (jika > 12 minggu)

c) Letak presentasi, posisi dan penurunan kepala (kalau > 36 minggu)

d) Denyut jantung janin (DJJ) jika > 18 minggu

6) Genetalia Luar (Eksternal)

a) Varices

b) Perdarahan

c) Luka

d) Cairan yang keluar

e) Pengeluaran dari uretra dan skene

f) Kelenjar bartholin, bengkak (massa), cairan yang keluar

7) Genetalia Dalam (Internal)

a) Serviks meliputi cairan yang keluar, luka (lesi), kelunakan, posisi mobilitas,

tertutup atau terbuka.

Page 10: anc2

b) Vagina meliputi cairan yang keluar

c) Ukuran adneksa, bentuk, posisi, mobilitas, kelunakan massa (pada trimester

pertama) (Syarifudin AB, dkk, 2002:73).

8. Intervensi Dalam Pelayanan Antenatal Care (Mochtar R, 1998:73)

Intervensi dalam pelayanan antenatal care adalah perlakuan yang diberikan

kepada ibu hamil setelah dibuat diagnosa kehamilan.

Adapun intervensi dalam pelayanan antenatal care adalah :

a. Intervensi Dasar

1) Pemberian Tetanus Toxoid

a) Tujuan pemberian TT adalah untuk melindungi janin dari tetanus neonatorum,

pemberian TT baru menimbulkan efek perlindungan bila diberikan sekurang-

kurangnya 2 kali dengan interval minimal 4 minggu, kecuali bila sebelumnya

ibu telah mendapatkan TT 2 kali pada kehamilan yang lalu atau pada masa

calon pengantin, maka TT cukup diberikan satu kali (TT ulang). Untuk

menjaga efektifitas vaksin perlu diperhatikan cara penyimpanan serta dosis

pemberian yang tepat.

b) Dosis dan pemberian 0,5 cc pada lengan atas

c) Jadwal pemberian

(1) Bila ibu hamil belum pernah mendapat TT atau meragukan perlu

diberikan suntikan TT sedini mungkin (sejak kunjungan yang pertama),

sebanyak 2 kali dengan jarak minimal satu bulan. Pemberian TT kepada

ibu hamil tidak membahayakan, walaupun diberikan pada kehamilan

muda.

Page 11: anc2

(2) Bila ibu pernah mendapatkan suntikan ulang/booster 1 kali pada

kunjungan antenatal yang pertama.

2) Pemberian tablet zat besi (Fe)

a) Tujuan pemberian tablet Fe adalah untuk memenuhi kebutuhan Fe pada ibu

hamil dan nifas karena pada masa kehamilan dan nifas kebutuhan meningkat.

b) Dimulai dengan pemberian satu tablet sehari dengan segera mungkin, setelah

rasa mual hilang, tiap tablet mengandung Fe So4 320 mg (zat besi 60 mg) dan

asam folat 500 mg, minimal masing-masing 90 tablet sebaiknya tidak

diminum bersama-sama teh/kopi karena akan mengganggu penyerapan.

3) Pemberian Tablet multivitamin yang mengandung mineral

a) Tujuan pemberian tablet multivitamin yang mengandung mineral adalah untuk

memenuhi kebutuhan akan berbagai vitamin dan mineral bagi ibu hamil dan

janin/bayi selama hamil dan nifas.

b) Cara pemberian 1 tablet/hari, selama masa kehamilan dan nifas.

(Mochtar R., 1998:73)

4) Penyuluhan bagi ibu hamil

a) Penyuluhan bagi ibu hamil sangat diperlukan, untuk memberikan pengetahuan

mengenai kehamilan, pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim,

perawatan diri selama hamil serta tanda bahaya yang perlu diwaspadai.

b) Prinsip penyuluhan, meliputi :

(1) Memperlakukan ibu hamil dengan sopan dan baik

Page 12: anc2

(2) Memahami, menghargai dan merasa keadaan ibu (status, pendidikan,

sosial ekonomi, emosi) sebagaimana mestinya.

(3) Memberikan penjelasan dengan bahasa yang sederhana dan sudah

dipahami.

(4) Menggunakan alat peraga yang menarik dan mengambil contoh dari

kehidupan sehari-hari.

(5) Menyesuaikan isi penyuluhan dengan keadaan resiko yang dipunyai ibu.

c) Isi penyuluhan meliputi:

(1) Gizi tinggi protein dan tinggi kalori ibu, dianjurkan untuk:

(a) Tidak membatasi jumlah dan jenis makanan

(b) Makan makanan yang bergizi, tinggi kalori dan tinggi protein

(c) Minum lebih banyak dari biasanya (10 gelas)

(Mochtar R., 1998:73)

(2) Perawatan Payudara

Penyuluhan meliputi :

(a) Manfaat perawatan payudara sejak kehamilan 7 bulan

(b) Cara perawatan payudara

(3) Kebersihan diri

Selama hamil, ibu perlu lebih menjaga kebersihan diri, karena dengan

adanya perubahan hormonal, maka rongga mulut dan jalan lahir peka

terhadap infeksi, ibu perlu mandi dan sikat gigi secara teratur, minimal 2

kali sehari

(4) Istirahat cukup dan mengurangi kerja fisik berat

Page 13: anc2

(5) Senam hamil

Senam hamil yang baik sangat berguna dalam menghadapi persalinan,

manfaat senam hamil adalah:

(a) Melatih pernapasan

(b) Melatih alat panggul dan vagina agar lentur/tidak kaku

(c) Melancarkan peredaran darah yang pada kehamilan relatif lamban

b. Intervensi Khusus

Intervensi khusus adalah melakukan khusus yang diberikan kepada ibu hamil

sesuai dengan faktor resiko dan kelainan yang ditemukan, meliputi:

1) Faktor resiko, meliputi:

a) Umur

(1) Terlalu muda, yaitu dibawah 20 tahun

(2) Terlalu tua, yaitu diatas 35 tahun

b) Paritas

(1) Paritas 0 (primi gravidarum, belum pernah melahirkan)

(2) Paritas > 3

c) Interval

Jarak persalinan terakhir dengan awal kehamilan sekurang-kurangnya 2 tahun.

d) Tinggi badan kurang dari 145 cm

e) Lingkar lengan atas kurang dari 23,5 cm

2) Komplikasi Kehamilan

a) Komplikasi obstetri langsung

Page 14: anc2

(1) Perdarahan

(2) Pre eklamasi/eklamsia

(3) Kelainan letak lintang, sungsang primi gravida

(4) Anak besar, hidramnion, kelainan kembar

(5) Ketuban pecah dini dalam kehamilan.

b) Komplikasi obstetri tidak langsung

(1) Penyakit jantung

(2) Hepatitis

(3) TBC (Tuberkolosis)

(4) Anemia

(5) Malaria

(6) Diabetes militus

c) Komplikasi yang berhubungan dengan obstetri, komplikasi akibat kecelakaan

(kendaraan, keracunan, kebakaran) (Mochtar R, 1998:75).

9. Perilaku Masyarakat Sehubungan Pelayanan Kesehatan

Masyarakat bila diserang penyakit dan juga merasakan sakit akan timbul berbagai macam

perilaku usaha.

a. Tidak bertindak apa-apa (No-Action). Alasannya antara lain bahwa kondisi yang

demikian tidak menggangu kegiatan atau kerja mereka sehari-hari. Masyarakat

memprioritaskan tugas-tugas lain yang dianggap lebih penting daripada mengobati

sakitnya. Hal ini merupakan suatu bukti bahwa kesehatan belum merupakan prioritas

hidup dan kehidupannya. Alasan lain adalah fasilitas kesehatan yang dibutuhkan

Page 15: anc2

sangat jauh letaknya, para petugas kesehatan tidak simpati, judes, tidak responsive,

dan sebagainya. Dan akhirnya alasan takut dokter, takut pergi ke rumah sakit, takut

biaya, dan lain-lain.

b. Bertindak mengobati sendiri (Self Treatment)

Masyarakat tersebut sudah percaya kepada diri sendiri, dan sudah merasa bahwa

berdasarkan yang lalu pengobatan sendiri sudah dapat mendatangkan kesembuhan.

c. Mencari pengobatan ke fasilitas pengobatan tradisional

Untuk masyarakat pedesaan, pengobatan tradisional masih menduduki tempat

teratas dibanding pengobatan lainnya. Dukun (bermacam-macam dukun) yang

melakukan pengobatan tradisional merupakan bagian dari masyarakat, berada

ditengah-tengah masyarakat, dekat dengan masyarakat dan pengobatan yang

dihasilkan adalah kebudayaan masyarakat dari pada dokter, perawat, bidan dan

sebagainya yang masih asing bagi mereka seperti juga pengobatan yang dilakukan,

obat-obatnya pun merupakan kebudayaan mereka.

d. Mencapai pengobatan dengan membeli obat-obatan diwarung obat yang sejenisnya,

termasuk tukang jamu, obat-obat yang mereka dapat pada umumnya adalah obat-obat

yang tidak memakai resep sehingga sukar untuk dikontrol.

e. Mencari pengobatan ke fasilitas pengobatan modern yang diadakan oleh pemerintah

atau lembaga kesehatan swasta, yang dikategorikan kedalam balai pengobatan,

puskesmas dan rumah sakit.

f. Mencari pengobatan ke fasilitas pengobatan modern yang diselenggarakan oleh

dokter praktek (Privacy Medicare).

Page 16: anc2

Dari uraian tersebut diatas tampak jelas bahwa prestasi masyarakat terhadap

sehat-sakit adalah berbeda dengan konsep kita tentang sehat-sakit (Notoatmodjo

1993:85).

B. Tinjauan Tentang Karakteristik

1. Tinjauan Tentang Pengetahuan

Pengetahuan merupakan kemampuan seseorang untuk mengingat fakta, simbol,

prosedur, tehnik dan teori (Notoatmodjo, 1996:127). Pada umumnya pengetahuan

seseorang dipengaruhi oleh pendidikan yang pernah diterima, semakin tinggi tingkat

pendidikan seseorang maka semakin baik pula tingkat pengetahuannya (Nursalam,

2001:163).

Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan

penginderaan terhadap suatu objek tertentu (Notoatmodjo, 1996:130). Pengetahuan juga

merupakan suatu kemampuan seseorang untuk mengingat pengertian, tujuan, manfaat

pemeriksaan kehamilan.

Secara umum tingkat Pengetahuan yang dicakup dalam domain kognitif menurut

Bloom (1908) dalam Notoatmotjo memiliki 6 tingkatan yaitu:

a. Tahu (Know)

Diartikan sebagai mengingat sesuatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.

Termasuk dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall)

terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan

yang telah diterima. Oleh sebab itu, tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang

paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang

Page 17: anc2

dipelajarinya antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan,

dan sebagainya.

b. Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar

tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara

benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan,

menyebutkan. Contoh: menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap objek

yang dipelajari.

c. Aplikasi (Aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah

dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan

sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum rumus, metode, prinsip dan

sebagainya dalam konteks atau langsung.

d. Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek

kedalam komponen-komponen tetapi masih dalam suatu struktur organisasi tersebut

dan masih ada kaitannya. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan

kata-kata kerja, dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan,

memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya.

e. Sintesis (Synthesis)

Sintesis menunjukkan pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan

kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari

Page 18: anc2

formulasi-formulasi yang ada. Misalnya dapat menyusun, dapat merencanakan,

dapat meringkas, dapat menyesuaikan, dan sebagainya terhadap suatu teori atau

rumusan-rumusan yang telah ada.

f. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap

suatu materi atau objek penilaian berdasarkan suatu kriteria yang telah ada.

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang

menanyakan tentang isi meteri yang ingin diukur dari subjek penelitian, kedalam

pengetahuan yang ingin kita ketahui.

2. Tinjauan Tentang Umur

Adalah umur individu terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat berulang tahun.

Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang

dalam berpikir dan bekerja (Nursalam 2001:133). Dengan bertambahnya umur seseorang

maka kematangan dalam berpikir semakin baik sehingga akan termotivasi dalam

memeriksakan kehamilan, juga mengetahui akan pentingnya Antenatal Care. Semakin

muda umurnya semakin tidak mengerti tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan.

3. Tinjauan Tentang Pendidikan

Pendidikan adalah suatu proses ilmiah yang terjadi pada manusia. Menurut Crow,

pendidikan adalah suatu proses dimana pengalaman atau informasi diperoleh sebagai

hasil dari proses belajar.

Menurut Dictionary of Education, pendidikan dapat diartikan suatu proses dimana

seseorang mengembangkan kemampuan sikap dan bentuk tingkah laku lainnya dalam

masyarakat dan kebudayaan.

Page 19: anc2

Pada umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin baik pula tingkat

pengetahuannya (Notoatmodjo, 1996:127).

4. Tinjauan Tentang Pekerjaan Ibu

Adalah kesibukan yang harus dilakukan terutama untuk menunjang kehidupannya

dan kehidupan keluarga. Pekerjaan bukanlah sumber kesenangan tetapi lebih banyak

merupakan cara mencari nafkah yang membosankan, berulang dan banyak tantangan.

(Nursalam 2001:133). Bekerja yang pada umumnya menyita waktu, ibu yang bekerja

mempunyai kesibukan yang banyak sehingga tidak mempunyai waktu untuk

memeriksakan kehamilan.

5. Paritas

Paritas adalah keadaan seorang ibu yang melahirkan janin lebih dari satu orang.

Sueheilif Paritas adalah status seorang wanita sehubungan dengan jumlah anak yang

pernah dilahirkannya. Ibu yang baru pertama kali hamil merupakan hal yang sangat baru

sehingga termotivasi dalam memeriksakan kehamilannya ketenaga kesehatan. Sebaliknya

ibu yang sudah pernah melahirkan lebih dari satu orang mempunyai anggapan bahwa ia

sudah berpengalaman sehingga tidak termotivasi untuk memeriksakan kehamilannya

(Sarwono, 2001:132).

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep

Pada penelitian ini terdapat beberapa variabel yang akan diteliti yang didasarkan atas

opini peneliti dan kemungkinan untuk dapat dilaksanakannya penelitian, maka dapat disusun

kerangka konsep sebagai berikut :

Page 20: anc2

Gambar 3.1Kerangka Konsep Penelitian

Variabel Independen Variabel Dependen

Kerangka konsep/paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah

paradigma tunggal sederhana. Pada penelitian ini yang akan diteliti adalah tingkat

pengetahuan ibu hamil tentang Antenatal Care yang dihubungkan dengan

karakteristiknya yaitu umur, pendidikan, pekerjaan dan paritas.

B. Definisi Operasional

1. Tingkat pengetahuan

Definisi : Kemampuan untuk mengingat dan menjelaskan hal-hal yang berkaitan

dengan Antenatal Care (Pemeriksaan kehamilan).

Alat ukur : Kuesioner

Cara ukur : Wawancara dengan ibu hamil pada saat penelitian dilaksanakan.

Skala ukur : Ordinal

Hasil ukur : 0 = kurang ( jika skor < 13 )

1 = baik ( jika skor ≥ 13 )

2. Umur

Definisi : Umur dihitung berdasarkan ulang tahun terakhir responden yang

dihitung berdasarkan tanggal, bulan dan tahun kelahiran.

Paritas

Umur

Pendidikan

Pekerjaan

Tingkat Pengetahuan Antenatal Care

Page 21: anc2

Alat ukur : Kuesioner

Cara ukur : Wawancara dengan ibu hamil pada saat penelitian dilaksanakan.

Skala ukur : Ordinal

Hasil ukur : 1 = < 20 tahun

2 = 20-30 tahun

3 = > 30 tahun

3. Pendidikan

Definisi : Pendidikan formal responden berdasarkan pendidikan ijasah terakhir.

Alat ukur : Kuesioner

Cara ukur : Wawancara dengan ibu hamil pada saat penelitian dilaksanakan.

Skala ukur : Ordinal

Hasil ukur : 0 = rendah ( < SMA)

1 = tinggi ( ≥ SMA )

4. Pekerjaan

Definisi : Merupakan kegiatan utama ibu dalam rangka mendapatkan penghasilan,

yang dikelompokkan ke dalam ibu bekerja dan tidak bekerja.

Alat ukur : Kuesioner

Cara ukur : Wawancara dengan ibu hamil pada saat penelitian dilaksanakan.

Skala ukur : Ordinal

Hasil ukur : 0 = tidak bekerja (URT)

1 = bekerja

5. Paritas

Page 22: anc2

Definisi : Merupakan suatu angka/jumlah, kesekian kalinya ibu merasakan masa

hamil.

Alat ukur : Kuesioner

Cara ukur : Wawancara dengan ibu hamil pada saat penelitian dilaksanakan.

Skala ukur : Ordinal

Hasil ukur : 0 = ≤ 2

1 = > 2

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Page 23: anc2

Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian deskriptif, dengan maksud

untuk memberikan gambaran tentang tingkat pengetahuan ibu hamil tanpa membuat

perbandingan atau hubungan antara variabel independen dan variabel dependen.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi Penelitian

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian yang akan diteliti (Notoatmojo,

1993:33). Pada penelitian ini populasinya adalah semua wanita hamil yang datang

memeriksakan kehamilannya ditempat-tempat pelayanan kesehatan didalam wilayah

kerja Puskesmas Tipo Palu Propinsi Sulawesi Tengah dengan jumlah perbulan 30 orang.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang dipilih dengan ‘non random sampling’

tertentu untuk bisa memenuhi atau mewakili populasi (Nursalam, 2001:64). Pada

penelitian ini sampel yang diambil adalah ibu hamil yang berkunjung untuk

memeriksakan kehamilannya di Puskesmas Tipo Palu.

a. Tehnik Pengambilan Sampel

Dalam penelitian ini, tehnik pengambilan sampel yang digunakan adalah non

random sampling dengan cara accidental sampling, yaitu semua ibu-ibu hamil yang

datang memeriksakan kehamilannya dijadikan sebagai responden.

1) Kriteria Sampel

a) Kriteria inklusi

Adalah sampel yang dapat dimasukkan atau yang layak untuk diteliti, yaitu :

(1) Ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya di Puskesmas Tipo Palu

yang bersedia untuk diteliti dengan menandatangani surat persetujuan

peserta penelitian.

Page 24: anc2

(2) Tidak ada kelainan jiwa

b) Kriteria eksklusi

Adalah karakteristik sampel yang tidak layak untuk diteliti, yaitu :

(1) Tidak bersedia untuk diteliti

(2) Ibu yang tidak kooperatif

b. Besar sampel

Pada penelitian ini yang menjadi sampel adalah ibu hamil yang berkunjung ke

Puskesmas Tipo Palu selama bulan Januari 2006. Besar sampel yang diteliti

berdasarkan jumlah sampel yang ditentukan berdasarkan jumlah rata-rata kunjungan

ibu hamil di Puskesmas Tipo yaitu 30 orang sesuai dengan total populasi.

C. Pengumpulan Data

1. Data Primer

Data yang diperlukan dari hasil pengumpulan dan pengolahan sendiri, dan tehnik yang

akan dilakukan untuk pengumpulan data adalah turun ke lapangan dengan cara

wawancara dengan setiap responden untuk memperoleh informasi serta data-data yang

akurat yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti.

2. Data Sekunder

Data yang diperoleh dari Puskesmas Tipo Palu pada bulan Desember 2005 tentang

kunjungan Antenatal di wilayah kerja Puskesmas Tipo mengenai cakupan K1 dan K4.

D. Pengolahan Data

Pada penelitian ini penulis menggunakan tahap-tahap pengolahan data sebagai berikut

:

Page 25: anc2

1. Editing : Memeriksa kembali data dan menyelesaikannya dengan rencana

semula seperti yang diinginkan, apakah tidak ada yang salah.

2. Coding : Pemberian nomor kode atau bobot pada jawaban yang bersifat kategori

3. Tabulating : Penyusunan data berdasarkan variabel yang diteliti

4. Cleaning : Membersihkan data dengan melihat variabel yang digunakan apakah

datanya sudah benar atau belum.

5. Describing : Menggambarkan atau menerangkan data.

E. Analisa Data

Penelitian ini menggunakan analisa data deskriptif, yaitu memberikan gambaran

tentang kondisi objek tanpa membuat suatu perbandingan. Analisa yang digunakan adalah

analisa univariat dengan menghitung distribusi frekuensi dan proporsi tiap variabel yang

diteliti.

F. Etika Penelitian

1. Informed Consent

Sebelum melakukan penelitian maka akan diedarkan lembar persetujuan untuk menjadi

responden, dengan tujuan agar subyek mengerti maksud dan tujuan penelitian, serta

mengetahui dampaknya. Jika subyek bersedia, maka responden harus menanda tangani

lembar persetujuan dan jika responden bersedia maka peneliti harus menghormati hak

pasien.

2. Anomity (tanpa nama)

Menjelaskan bentuk alat ukur dengan tidak perlu mencantumkan nama pada lembar

pengumpulan data, hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data.

3. Confidentiality

Page 26: anc2

Kerahasiaan informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaan oleh peneliti, hanya

kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset.

G. Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian ini, keterbatasan yang dihadapi oleh peneliti adalah:

1. Keterbatasan waktu.

2. Disamping itu, pada saat mengumpulkan data juga sangat ditentukan oleh kemampuan

pewawancara dalam menanyakan dan kemampuan responden dalam menjawab

pertanyaan.

BAB VHASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Page 27: anc2

Berikut ini, akan disajikan hasil penelitian dari 30 responden yang dilakukan di

Puskesmas Tipo Palu, pada bulan Januari 2006.

Adapun hasil penelitian ini akan disajikan dalam bentuk analisis univariat yaitu:

1. Karateristik Ibu

a. Umur responden

Tabel 5.1Distribusi Responden Menurut Umur

Ibu Hamil Tentang Antenatal CareDi Puskesmas Tipo Palu

Tahun 2006

No. Umur Jumlah %

1.2.3.

< 20 tahun 20-30 tahun

> 30 tahun

11811

3,360

36,7

Jumlah 30 100

Sumber: Data Primer yang diolah

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa umur ibu yang relatif muda adalah <20

sebanyak 1 orang (3,3%), ibu yang berumur 20-30 tahun sebanyak 18 orang (60%),

sedangkan ibu yang berumur >30 tahun sebanyak 11 orang (36,7%).

b. Tingkat pendidikan responden

Tabel 5.2Distribusi Responden Menurut Tingkat Pendidikan

Ibu Hamil Tentang Antenatal CareDi Puskesmas Tipo Palu

Tahun 2006

No. Tingkat Pendidikan Jumlah %

1. < SMA 13 43.3

Page 28: anc2

2. ≥ SMA 17 56.7

Jumlah 30 100

Sumber: Data Primer yang diolah

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa distribusi tingkat pendidikan responden

memperlihatkan bahwa sebagian besar tingkat pendidikan ≥ SMA yaitu sebanyak 17

orang (56.7%) sedangkan responden yang memiliki tingkat pendidikan < SMA adalah

13 orang (43.3%).

c. Status pekerjaan responden

Pada penelitian ini status pekerjaan responden hanya dibagi dua yaitu bekerja

dan tidak bekerja. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 5.3Distribusi Responden Menurut Pekerjaan

Ibu Hamil Tentang Antenatal CareDi Puskesmas Tipo Palu

Tahun 2006

No. Pekerjaan Jumlah %

1.

2.

Tidak Bekerja

Bekerja

24

6

80

20

Jumlah 30 100

Sumber: Data Primer yang diolah

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar ibu tidak bekerja yaitu

sebanyak 24 orang (80%) sedangkan ibu yang bekerja adalah 6 orang (20%).

d. Status kehamilan (Paritas)

Dalam penelitian ini status kehamilan juga dibagi menjadi dua kategori yaitu ≤2

dan >2. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 5.4Distribusi Responden Menurut Status Kehamilan (Paritas)

Di Puskesmas Tipo PaluTahun 2006

Page 29: anc2

No.Status Kehamilan

(Paritas)Jumlah %

1.

2.

> 2

≤ 2

10

20

33.3

66.7

Jumlah 30 100

Sumber: Data Primer yang diolah

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa ibu yang hamil ≤2 sebanyak 20 orang

(66.7%) sedangkan ibu yang hamil >2 adalah 10 orang (33.3%).

2. Pengetahuan Responden

Tabel 5.5Distribusi Responden Menurut Tingkat Pengetahuan Ibu

Di Puskesmas Tipo PaluTahun 2006

No. Tingkat Pengetahuan Jumlah %

1.

2.

Kurang baik

Baik

15

15

50

50

Jumlah 30 100

Sumber: Data PrimerDari tabel di atas dapat dilihat bahwa tingkat pengetahuan tentang antenatal care

yang baik adalah 15 orang (50%) sedangkan yang memiliki tingkat pengetahuan kurang

baik juga berjumlah 15 orang (50%).

B. Pembahasan

1. Karateristik Responden

a. Umur

Penelitian ini menunjukkan bahwa ibu yang datang memeriksakan

kehamilannya sebagian besar atau 60% ibu pada rentang usia 20-30 tahun. Hal ini

menunjukkan bahwa responden memiliki usia yang ideal untuk hamil dan

mempunyai anak. Karena dengan usia yang ideal diharapkan responden tersebut

juga telah memiliki pengetahuan yang cukup tentang kehamilan itu sendiri. Dengan

Page 30: anc2

demikian kesiapan mental seseorang lebih baik terutama dalam menghadapi

kehamilannya. Karena dengan bertambahnya umur seseorang maka kematangan

dalam berpikir semakin baik sehingga akan termotivasi dalam memeriksakan

kehamilan, juga mengetahui akan pentingnya Antenatal Care. Sejalan dengan

pendapat Nursalam 2001:133 bahwa semakin cukup umur, tingkat kematangan dan

kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berpikir dan bekerja.

b. Tingkat pendidikan ibu

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki

tingkat pendidikan menengah ke atas ≥ SMA (56.67%). Oleh karena itu tingkat

pengetahuan responden diharapkan baik pula. Dan dengan pendidikan yang tinggi

diharapkan akan lebih mudah menerima dan menerapkan informasi tentang

antenatal care Nursalam, 2001:163 berpendapat bahwa semakin tinggi tingkat

pendidikan seseorang maka semakin baik pula tingkat pengetahuannya. Dan

menurut Crow, pendidikan adalah suatu proses dimana pengalaman atau informasi

diperoleh sebagai hasil dari proses belajar. Sedangkan Dictionary of Education,

mengatakan bahwa pendidikan dapat diartikan suatu proses dimana seseorang

mengembangkan kemampuan sikap dan bentuk tingkah laku lainnya dalam

masyarakat dan kebudayaan.

c. Status pekerjaan ibu

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar ibu tidak bekerja

yaitu 24 orang (80%). Hal tersebut menunjukkan bahwa ibu hamil berperan lebih

banyak sebagai ibu rumah tangga, dibandingkan harus bekerja di luar rumah.

Dengan demikian diharapkan para ibu lebih mempunyai waktu dalam memeriksakan

Page 31: anc2

kehamilannya, karena ibu yang bekerja lebih sering tidak mempunyai waktu dalam

memeriksakan kehamilannya seperti yang dikatakan oleh Nursalam (2001:133)

bahwa pekerjaan bukanlah sumber kesenangan tetapi lebih banyak merupakan cara

mencari nafkah yang membosankan, berulang dan banyak tantangan dan bekerja

pada umumnya menyita waktu. Ibu yang bekerja mempunyai kesibukan yang

banyak sehingga tidak mempunyai waktu untuk memeriksakan kehamilan.

d. Status kehamilan (Paritas}

Hasil penelitian memperlihatkan bahwa ibu hamil ≤ 2 kali mempunyai

jumlah yang lebih besar yaitu 66.67%. dengan demikian diharapkan pula telah

memiliki pengetahuan yang cukup tentang arti NKKBS yaitu Norma Keluarga Kecil

Bahagia Sejatera dan tidak percaya lagi dengan mitos banyak anak banyak rejeki.

Ibu yang baru pertama kali hamil merupakan hal yang sangat baru sehingga

termotivasi dalam memeriksakan kehamilannya ketenaga kesehatan. Sebaliknya ibu

yang sudah pernah melahirkan lebih dari satu orang mempunyai anggapan bahwa ia

sudah berpengalaman sehingga tidak termotivasi untuk memeriksakan kehamilannya

(Sarwono, 2001:132).

2. Tingkat pengetahuan responden tentang antenatal care.

Dari hasil analisa pengetahuan responden tentang antenatal care, didapatkan hasil bahwa

responden yang memiliki tingkat pengetahuan baik yaitu 50%. Ini berarti responden

telah memiliki pengetahuan yang baik karena telah mendapatkan informasi dari bidan

praktek atau dokter dan lain sebagainya. Sedangkan yang memiliki pengetahuan kurang

baik adalah 50%. Ini dipengaruhi oleh kurangnya informasi yang diterima terutama

tentang pentingnya perawatan kehamilan dan lebih cenderung mencari pengobatan ke

Page 32: anc2

fasilitas pengobatan tradisional karena untuk masyarakat pedesaan, pengobatan

tradisional masih menduduki tempat teratas dibanding pengobatan lainnya. Dukun yang

melakukan pengobatan tradisional merupakan bagian dari masyarakat, berada ditengah-

tengah masyarakat, dekat dengan masyarakat dan pengobatan yang dihasilkan adalah

kebudayaan masyarakat dari pada dokter, perawat, bidan dan sebagainya yang masih

asing bagi mereka seperti juga pengobatan yang dilakukan, obat-obatnya pun

merupakan kebudayaan mereka. Dalam hal ini peran petugas kesehatan dalam upaya

meningkatkan tingkat pengetahuan ibu hamil sangatlah diharapkan. Karena pada

umumnya pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh pendidikan yang pernah diterima,

semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin baik pula tingkat

pengetahuannya Nursalam, 2001:163. dan menurut Notoatmodjo, 1996:130

Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan

penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera

manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian

besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau

kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang.

BAB VIKESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Umur responden yang paling banyak berada pada rentang usia 20-30 tahun sebesar

60% dan tingkat pendidikan menengah keatas lebih besar yaitu 56.67% sedangkan

jumlah responden yang tidak bekerja lebih besar yaitu 80% serta status kehamilan

(Paritas} ≤ 2 adalah sebesar 66.67%.

Page 33: anc2

2. Tingkat pengetahuan responden tentang antenatal care yang baik dan yang kurang

baik adalah sama besar.

B. Saran

Berdasarkan hasil kesimpulan yang ada maka penulis mengajukan saran sebagai berikut:

1. Untuk Puskesmas Tipo diharapkan lebih memperhatikan ibu-ibu hamil terutama di

daerah terpencil dimana tingkat kematian ibu dan bayi masih tinggi.

2. Bagi petugas kesehatan yang bertugas di Puskesmas Tipo agar meningkatkan kegiatan

penyuluhan yang berkaitan dengan kehamilan agar pengetahuan ibu hamil lebih baik.

3. Untuk peneliti selanjutnya diharapkan untuk melaksanakan dan membuat penelitian

yang lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI, 1997, Pedoman Pelayanan Antenatal Di Tingkat Pelayanan Dasar, Jakarta.

Ibrahim Christina. S, 1993, Perawatan Kebidanan, Buana Karya Aksara, Jakarta.

Mannaba IBG, 2001, Kapita Selecta Penatalaksanaan Rutin Obstetric Ginecologi dan KB, EGC, Jakarta.

Mochtar Rustam, 1998, Sinopsis Obstetri, Obstetri Operatif, Obstetri Sosial, Jilid 2, Edisi 2, EGC, Jakarta.

Notoatmodjo, 1993, Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Prilaku Kesehatan, Andi Offset, Yogyakarta.

Notoatmodjo, 1996, Ilmu Kesehatan Masyarakat, PT. Rineka Cipta, Jakarta.

Page 34: anc2

Nursalam, 2003, Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan, Jakarta.

Pusdiknakes. WHO Jh Piego, 2003, Panduan Pengajaran Asuhan Kebidanan Bagi Dosen Diploma II Kebidanan, Buku 2 Agustus Antenatal, Pusdiknakes, Jakarta.

Saifudin Abdul Bari, dkk, 2002, Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, YBP-YS, Jakarta.

Sarwono, 2000, Pelayanan Kesehatan Anternal dan Neonatal 2, NPPKN, Rogi, Jakarta.