analisis urine
TRANSCRIPT
I. JUDUL
Analisis Urine
II. TUJUAN
1. Untuk melakukan tes untuk menunjukkan hasil metabolism normal di
dalam urine
2. Untuk melakukan tes untuk menunjukkan zat-zat abnormal atau patologi
di dalam urine.
3. Untuk mendemonstrasikan perilaku buffer urine
III. TINJAUAN PUSTAKA
Urin atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh
ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi.
Eksreksi urin diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang
disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh. Dalam
mempertahankan homeostasis tubuh peranan urin sangat penting, karena sebagian
pembuangan cairan oleh tubuh adalah melalui sekresi urin. Selain urin juga terdapat
mekanisme berkeringat dan juga rasa haus yang kesemuanya bekerja sama dalam
mempertahankan homeostasis ini. (http://wikipediaindonesia.com)
Fungsi utama urin adalah untuk membuang zat sisa seperti racun atau obat-
obatan dari dalam tubuh.Anggapan umum menganggap urin sebagai zat yang “kotor”.
Hal ini berkaitan dengan kemungkinan urin tersebut berasal dari ginjal atau saluran
kencing yang terinfeksi, sehingga urinnyapun akan mengandung bakteri. Namun jika
urin berasal dari ginjal dan saluran kencing yang sehat, secara medis urin sebenarnya
cukup steril dan hampir tidak berbau ketika keluar dari tubuh. Hanya saja, beberapa
saat setelah meninggalkan tubuh, bakteri akan mengkontaminasi urin dan mengubah
zat-zat di dalam urin dan menghasilkan bau yang khas, terutama bau amonia yang
dihasilkan dari urea.
Dalam basoeki (2000) disebutkan bahwa pada proses urinalisis terdapat
banyak cara metode yang dapat digunakan untuk mendeteksi zat-zat apa saja yang
terkandung di dalam urin. Analisis urin dapat berupa analisis fisik, analisi kimiawi
dan anlisis secara mikroskopik.
Analisis urin secara fisik meliputi pengamatan warna urin, berat jenis cairan
urin dan pH serta suhu urin itu sendiri. Sedangkan analisis kimiawi dapat meliputi
analisis glukosa, analisis protein dan analisis pigmen empedu. Untuk analisis
kandungan proteinm ada banyak sekali metode yang ditawarkan , mulai dari metode
uji millon sampai kuprisulfa dan sodium basa. Yang terakhir adalah analisis secara
mikroskopik, sampel urin secara langsung diamati dibawah mikroskop sehingga akan
diketahui zat-zat apa saja yang terkandung di dalam urin tersebut, misalnya kalsium
phospat, serat tanaman, bahkan bakteri. (basoeki, 2000).
Urin atau air kencing dihasilkan dari proses penyaringan darah melalui ginjal.
Kandungan urin bergantung kepada keadaan kesihatan dan pemakanan harian
seseorang individu.
pH
Individu normal mempunyai julat pH antara 5.0 hingga 7.0. Faktor yang
mempengaruhi pH urin seseorang individu adalah pemakanan harian, tempoh
selepas pengutipan sampel, infeksi saluran urinari dan ketakseimbangan
hormonal.
Glukos
Ujian saringan kehadiran glukos dalam urin adalah petanda seseorang individu itu
mempunyai penyakit diabetes melitus. Namun demikian, kehadiran glukos dalam
urin individu yang normal mungkin berlaku dalam individu yang mempunyai
ambang glukos rendah; keadaan yang dikenali sebagai glukosuria.
Keton
Keton adalah hasil sampingan daripada metabolisma lemak dan dikumuhkan
dalam urin. Keton biasanya hadir dalam pesakit diabetes mellitus kerana sel-sel
badan tidak dapat menggunakan glukos sebagai sumber tenaga secara efektif.
Darah
Kehadiran darah dalam urin; hematuria;mungkin berpunca dari ginjal, saluran
urinari atau pundi kencing. Hematuria dengan kesakitan adalah satu petanda
kehadiran batu karang dalam salur urinari. Namun demikian, kehadiran darah
dalam perempuan semasa haid biasanya dianggap normal.
Protein
Kandungan protein meningkat dalam individu yang mengalami infeksi saluran
urinari, individu yang mempunyai tekanan darah tinggi, diabetes mellitus dan
penyakit ginjal.
Specific Graviti (S.G.)
S.G. adalah indikasi daya pemekatan dan perkumuhan ginjal. Individu normal
mempunyai julat S.G. antara 1.015 hingga 1.030.
Mikroskopi
Permeriksaan kandungan urin di bawah mikroskop.
Sel Darah Putih (SDP)
Hitungan kurang dari 5 dalam satu HPF dianggap normal. Peningkatan SDP dan
kehadiran bakteria dalam urin adalah berhubungkait dengan infeksi saluran
urinari. Ujian kultur perlu dilakukan untuk menentukan jenis bakteria dan
antibiotik yang perlu diberikan.
Sel Darah Merah (SDM)
SDM menandakan kehadiran darah dalam urin.
Sel Epithelia
Hitungan lebih dari 10 dalam satu HPF adalah indikasi infeksi saluran urinari.
Casts
Kehadiran cast granular mungkin menandakan kegagalan fungsi ginjal. Cast
hialin boleh hadir dalam urin individu normal selepas senaman berat atau individu
yang mengamalkan pemakanan diet kaya protein.
Kristal
Kristal urin yang biasa dilihat adalah kristal asid urik dan kalsium oksalat.
Kehadiran kristal triple phosphate menandakan kemungkinan besar kehadiran
batu karang ginjal.
Urin yang kita keluarkan terdiri dari berbagai unsur seperti : air, protein,
amoniak, glukosa, sedimen, bakteri, epitel dsb. Unsur-unsur tersebut sangat bervariasi
perbandingannya pada orang yang berbeda dan juga pada waktu yang berbeda dan
dipengaruhi oleh makanan yang kita konsumsi. Kandungan urin inilah yang
menentukan tampilan fisik air urin seperti kekentalannya, warna, kejernihan, bau,
busa, dsb.
Dalam keadaan normal kencing memang tampak sedikit berbusa karena
kencing mengandung unsur-unsur tersebut. Apalagi jika kencing dicurahkan kedalam
tempat berwadah dari posisi tinggi, akan terjadi reaksi yang menyebabkan urin
tampak berbusa. Barangkali untuk memastikan adanya kelainan perlu diperhatikan
beberapa hal lain seperti warna, bau, kejernihan, kekentalan dsb. Warna yang
memerah menandakan adanya darah yang bercampur dalam urin. Ini bisa terjadi pada
keadaan infeksi, luka, batu saluran kemih, tumor, minum obat tertentu dsb. Jika
warna sangat merah menyerupai fanta ini menandakan adanya perdarahan yang masif
di saluran kemih.
Urin yang terlalu keruh menandakan tinhgginya kadar unsur-unsur yang
terlarut di dalamnya. Hal ini bisa terjadi karena faktor makanan, karena adanya
infeksi yang mengeluarkan bakteri atau karena konsumsi air yang kurang. Bau urin
dapat bervariasi karena kandungan asam organik yang mudah menguap. Diantara bau
yang berlainan dari normal seperti: bau oleh makanan yang mengandung zat-zat atsiri
seperti jengkol, petai, durian, asperse dll. Bau obat-obatan seperti terpentin, menthol
dsb, Bau amoniak biasanya terjadi kalau urin dibiarkan tanpa pengawet atau karena
reaksi oleh bakteri yang mengubah ureum di dalam kantong kemih.Bau keton sering
pada penderita kencing manis, dan bau busuk sering terjadi pada penderita keganasan
(tumor) di saluran kemih. (http://su.wikipedia.org/wiki/Urin)
IV. ALAT DAN BAHAN
IV.1 Alat
Pipet tetes
Tabung reaksi
pH meter atau pH paper
kompor listrik
Pemanas air
IV.2 Bahan
Urine, urine orang tidak normal seperti sakit DM, hamil dll.
HNO3 encer, AgNO3 encer, HCl encer, ammonium molybdate.
Glukosa oksidase, Bennedict, CH3COOH encer.
V. CARA KERJA
1. Tes untuk zat-zat yang terdapat pada urine
a. pH
b. Chlorida
asamkan
tambahkan beberapa tetes
menunjukkan adanya klorida.
urine
Uji pH urine dengan pH meter atau pH paper
Catat hasil yang diperoleh
5 ml urine
Asam nitrat encer
Larutan perak nitrat
Endapan putih
c. Sulfat
asamkan
tambahkan
d. Phosphates
asamkan
tambahkan
letakkan selama beberapa menit
menunjukkan adanya phosphat
5 ml urine
HCl encer
2 atau 3 ml Barium Clorida
Endapan putih Ba SO4, menunjukkan adanya klorida
5 ml urine
Nitrat encer
2 ml ammonium molybdate
Beaker glass berisi air 60o C
Endapan kuning kehijauan
e. Uji gula (glukosa) dalam urine
Uji gula oksidase
uji
Catat hasil pengamatan.
Tambahkan pada kedua tabung reaksi
untuk semua sampel urine
Mencatat hasil
f. Uji albumin dalam urine
Metode tabung uji (test tube)
uji
urine
Potongan kertas yang mengandung glukosa oksidase
3 ml reagen benedict
10 tetes
Penangas air mendidih
Sampel urine
Potongan yang telah di desain untuk mendeteksi adanya albumin
catat hasil
isi
Panaskan
jika keruh
tetap keruh
Tabung reaksi
Sampel sampai setengah penuh
Adanya albumin
Beberapa tetes 5 % asam asetat