analisis tingkat resiko keselamatan kerja

Upload: rafai-anwar

Post on 14-Apr-2018

277 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

  • 7/27/2019 Analisis Tingkat Resiko Keselamatan Kerja

    1/219

    ANALISIS TINGKAT RISIKO KESELAMATAN KERJA

    PADA PROSES PEMINTALAN(SPINNING) DI BAGIAN PRODUKSI

    PT UNITEX TBK TAHUN 2010

    (STUDI KUALITATIF)

    Skripsi

    Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

    Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM)

    OLEH :

    WIWIN LISTYOWATI

    NIM : 106101003362

    PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

    FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

    JAKARTA

    2010

  • 7/27/2019 Analisis Tingkat Resiko Keselamatan Kerja

    2/219

    i

    LEMBAR PERNYATAAN

    Dengan ini saya menyatakan bahwa :

    1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satupersyaratan memperoleh gelar strata 1 di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

    Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

    2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuaidengan ketentuan yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas

    Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarata.

    3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya ataumerupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yangberlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN)

    Syarif Hidayatullah Jakarta.

    Jakarta, 25 Agustus 2010

    Wiwin Listyowati

  • 7/27/2019 Analisis Tingkat Resiko Keselamatan Kerja

    3/219

    ii

    FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATANPROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

    KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJASkripsi, September 2010

    Wiwin Listyowati, NIM : 106101003362

    ANALISIS TINGKAT RISIKO KESELAMATAN KERJA PADA PROSES

    PEMINTALAN(SPINNING) DI BAGIAN PRODUKSI PT UNITEX Tbk TAHUN 2010

    (STUDI KUALITATIF)

    xix + 195 halaman, 38 tabel ,12 gambar, 5 diagram , lampiran.

    ABSTRAKSI

    PT Unitex Tbk terletak di jalan raya Tajur No.1 Desa Sindang Rasa Kecamatan Ciawi,

    Bogor Jawa Barat. PT Unitex Tbk merupakan salah satu Industri tekstil yang terdiri dari empatbagian yaitu Spinning, Wieving, Dyeing dan Utility. PT Unitex Tbk memproduksi barang

    terutama kain jadi untuk kalangan menengah ke atas. Barang hasil produksi yang dihasilkanberupa benang tenun, kain mentah dan kain jadi.

    Bagianspinningmenyimpan risiko keselamatan kerja yang besar, hal ini disebabkan lebihberagamnya proses kerja yang terjadi di bagian spinning. Salah satu proses kerja yang

    mempunyai risiko keselamatan kerja terbesar di bagian spinningadalah proses winding, karenapada proses spinning menggunakan bejana tekan atau heat setter yang bersuhu 150 celcius.

    Risiko yang terbesar dalam tahap ini adalah peledakan yang dapat menyebabkan disaster. Didepartemen spinning sendiri, tahap proses kerjanya terdiri dari blowing,carding, pre drawing,

    lap former, combing, drawing 1st, 2

    nd, 3

    rd, simplex frame, ring spinningdan winding.

    Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat risiko keselamatan kerja pada

    proses spinning di bagian produksi PT. Unitex Tbk, Bogor Jawa Barat. Sedangkan tujuankhususnya adalah untuk mengetahui tahapan pekerjaan proses spinning, risiko keselamatan, dan

    faktor tingkat risiko yang terdiri dari konsekuensi, paparan, dan kemungkinan serta tingkatrisiko.

    Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan melakukan observasi langsung dan

    wawancara dengan supervisor departemen, operator mesin di bagian pemintalan/spinning, P2K3departemen spnning dan petugas klinik perusahaan(dokter perusahaan) yang ada didalamnyadengan menggunakan instrumen observasi (kamera digital) dan panduan wawancara. Setelah itu

    dilakukan penilaian risiko dengan menggunakan metode analisis semi kuantitatif.

    Daftar bacaan : 36 (1982 - 2010)

  • 7/27/2019 Analisis Tingkat Resiko Keselamatan Kerja

    4/219

    iii

    FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCES

    DEPARTMENT OF PUBLIC HEALTH

    MAJOR OF OCCUPATIONAL SAFETY AND HEALTH

    Thesis, September 2010

    Wiwin Listyowati, NIM : 106101003362

    Analysis of the level of occupational safety risk in the spinning process of the production

    section PT Unitex Tbk Year 2010

    (qualitative studies)

    xxiii+ 195 pages, 38 tables, 12 pictures, 5 diagram, attachments

    ABSTRACT

    PT Unitex Tbk is located in Tajur Street No.1 Sindang Rasa, Ciawi, Bogor West Java. PT UnitexTbk is one of the textile companies that consist of four parts, such as spinning, wieving, dyieing

    and utility. PT Unitex Tbk produced things especially yarn finished for the middle class. Theproduced good is yarn, yarn dyeing and yarn finished.

    The spinning department saved a big safety occupational risk, it was caused by more typesof working process have been done in spinning department. One of work process which has a

    biggest safety occupational risk in spinning department is winding process, because of windingprocess using a pressure vessel or heat setter with temperature more than 150

    0Celsius. The

    biggest risk in this process is blasting that can cause of disaster. Spinning department itself,working process such as blowing, carding, pre drawing, lap former, combing, drawing 1

    st, 2

    nd,

    3rd, simplex frame, ring spinningand winding.

    General purpose of this study was to determine the level of safety risk in spinningdepartment of the production section PT Unitex Tbk Bogor West Java. While the aim particularis to know the stages of the process of spinning, safety risk and factors comprising the level of

    risk consist of consequences, exposure and level of risk.This research is a qualitative research which doing direct observation and interview with

    supervisor department, machine operator in spinning, P2K3 spinning department and companydoctor which inside by observation instrument(digital camera ) and interview guide and then it

    was done risk assessment through semi quantitative analyze method.

    References: 36 (1982 - 2010)

  • 7/27/2019 Analisis Tingkat Resiko Keselamatan Kerja

    5/219

    iv

    PERNYATAAN PERSETUJUAN

    Skripsi Dengan Judul

    ANALISIS TINGKAT RISIKO KESELAMATAN KERJA

    PADA PROSES PEMINTALAN (SPINNING)DI BAGIAN PRODUKSI

    PT. UNITEX TBK TAHUN 2010

    (STUDI KUALITATIF)

    Telah disetujui, diperiksa dan dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi

    Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

    Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

    Jakarta, 28 September 2010

    Riastuti Kusuma Wardani, SKM, MKM

    Pembimbing Skripsi I

    Drs.M.Farid Hamzens.M.si

    Pembimbing Skripsi II

  • 7/27/2019 Analisis Tingkat Resiko Keselamatan Kerja

    6/219

    v

    PANITIA SIDANG UJIAN SKRIPSI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

    FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

    Jakarta, 28 September 2010

    Riastuti Kusuma Wardani, SKM, MKM

    Ketua

    Drs.M.Farid Hamzens.M.siAnggota I

    (Rulyenzi Rasyid.MKKK)Anggota II

  • 7/27/2019 Analisis Tingkat Resiko Keselamatan Kerja

    7/219

    vi

    DAFTAR RIWAYAT HIDUP

    Di dalam Daftar Riwayat Hidup ini menerangkan bahwa :

    Nama : Wiwin Listyowati

    No. KTP : 32.77.02.2008/03763/02013288

    Tempat/Tgl. Lahir : Lampung, 25 Agustus 1987

    Umur : 23 Tahun

    Agama : Islam

    Status Pernikahan : Belum Menikah

    Status Kewarganegaraan : WNI

    Alamat : Jl. Mangga No. 68 Komplek Taman Serua, Kecamatan

    Sawangan, Kabupaten Depok, Jawa Barat

    No.Telp : 081386050638/081906078957

    Email/blog : [email protected]

    PENDIDIKAN FORMALNo Lembaga Jurusan Tahun

    1

    UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

    Fakultas Kedokteran dan IlmuKesehatan

    K3 (Keselamatan

    dan Kesehatan

    Kerja) Kesehatan

    Masyarakat

    2006 - Sekarang

    2 SMAN 1 Lampung - Lulus tahun 2006

    3 MTS Darul Huda. Lampung - Lulus tahun 2003

    4 MI Darul Huda. Lampung - Lulus tahun 2000

    SERTIFIKASI DAN SEMINARNo Lembaga Tahun

    1Survey Kematian Ibu dan Bayi di Kabupaten Tangerang

    tahun 20092009

    2 Training Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001 ; 2004 2008

    2 Training Sistem Manajemen K3 OSHA 18001 ; 2007 2008

    3 Debat Refleksi Kesehatan Masyarakat Indonesia 2008

    4 Seminar Kesehatan Pencegahan Dini terhadap 2008

  • 7/27/2019 Analisis Tingkat Resiko Keselamatan Kerja

    8/219

    vii

    Osteoporosis

    5 Seminar Populer Move Your Body, Your Hearts Healthy 2008

    6Training Jurnalistik Televisi Mempersiapkan Jurnalis

    Handal dan Professional Menuju Era Informasi Global2008

    7

    Sarasehan Mahasiswa Lintas Agama dan Peringatan Hari

    Perempuan Internasional Kerukunan Umat Beragama

    Menuju NKRI dan Kekerasan Terhadap Perempuan,

    Kesehatan Reproduksi, dan Trafficking Dalam Prespektif

    Gender

    2007

    8Menjawab Tantangan Masa Depan Melalui Upaya

    Peningkatan Derajat Kesehatan2007

    9Seminar Kesehatan Tahukah Anda Kolesterol dan

    Resikonya?2006

    ORGANISASINo Lembaga Tahun

    1Ketua Organisasi Seni dan Olah Raga(OSERA)

    MTS Darul Huda. Lampung2000 2001

    2 Ketua OSIS MTS Darul Huda. Lampung 2002 2003

    5 Ketua PMR SMAN I Lampung 2003 2004

    6 Angota Seni Tari Daerah SMAN I Lampung 2003 2004

    3 Ketua OSIS SMAN I Lampung 2004 2005

    4Ketua KIR(Karya Ilmiah Remaja) SMAN I

    Lampung2004 2006

    7 PASKIBRAKA SMAN I Lampung 2004

    8Anggota Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat

    Indonesia Pergerakan Anggota Muda IAKMI2008

    9Dewan Perwakilan Mahasiswa Kesehatan

    Masyarakat2008 2009

    10

    Panitia Penyelenggara Kegiatan Pengalaman

    Belajar Lapangan (PBL) I dan II DI Kecamatan

    Curug Kabupaten Tangerang

    2008 2009

    11Panitia Penyelenggara Seminar Pengembangan

    Profesi Kesmas Pro Kontra PLTN di Indonesia2009

    12Anggota Paduan Suara Fakultas Kedokteran Dan

    Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah2008 sekarang

  • 7/27/2019 Analisis Tingkat Resiko Keselamatan Kerja

    9/219

    viii

    LEMBAR PERSEMBAHAN

    Di langitSore makin menuaCahayanya terus melinsirMenyisakan lembayung pucat di ujung hariSenja meluruh dalam bisuDan pertempuran kehidupanBaru saja akan di mulaiBersama doa - doa yang berpendarDari mentari yang bersinar esok pagi

    Dedicated to Ayah dan Ibu, kedua kakak dan ketiga adik ku,Mas Alif,Guru-guru ku serta sahabat dekat dan semua yang telah mendukungdalam menempuh studi

  • 7/27/2019 Analisis Tingkat Resiko Keselamatan Kerja

    10/219

    ix

    KATA PENGANTAR

    Segala puja dan puji bagi Allah SWT yang menciptkan dunia dan seisinya dengan beraneka

    ragam, dan menjadikan perbedaan sebagai rahmat-NYA, syukur tak pernah henti penulis

    ucapkan atas ridho-NYA akhirnya laporan magang yang berjudul ANALISIS TINGKAT

    RISIKO KESELAMATAN KERJA PADA PROSES PEMINTALAN (SPINNING) DI

    BAGIAN PRODUKSI PT. UNITEX TBK TAHUN 2010 (STUDI KUALITATIF) telah

    penulis selesaikan, shalawat beserta salam tak lupa penulis sampaikan kepada baginda Rasulallah

    SAW yang membawa umatnya dari jaman gelap gulita ke jaman terang benderang.

    Dalam proses penyusunan skripsi ini penulis mendapatkan banyak bantuan, bimbingan,

    petunjuk dan motivasi dari banyak orang, dan tanpa bantuannya penulis belum tentu bisa

    menyelesaikannya.

    Dengan kerendahan hati penulis memberikan rasa hormat dan ucapan terimakasih

    sebanyak - banyaknya kepada:

    1.

    Kedua orang tua penulis tercinta, Ayah juara satu seluruh dunia Bapak Suyitno Sumarjodan Dewi Sri ku, Bunda Sriatin yang selalu memberikan motivasi dan inventarisasi baik

    moril maupun materil dari lahir sampai sekarang, selalu mebimbing penulis untuk tetap

    kuat dan tegar dimanapun dan kapanpun. Kakak-kakakku tersayang Marheni Widiasih

    dan Darsono.MS, Tutut Marheni Famularsih S.Pd dan Wawan Setiawan.SIP. Adik-

    adikku tercinta, pembangkit semangat dan perjuangan ku Laily Ramadhani, Syaira Afifah

    Salsabilla, El-Zerrina Ayla Varda dan si Bontot Jagoan ku Arya Pramodya al-Ghifari

    yang selalu membuat hari- hari ceria tetap semangat. Perjuangan Kakak untuk kalian

    adik-adikku.

    2. Orang tua kedua ku,Dosen pribadi ku, Ir. Suwadi Darmatyas Adipranoto dan SitiMasykuriyah S.ag yang telah memberikan dorongan baik moril dan materil bagi penulis.

    Serta keponakan ku yang lucu Elmerelllia balqis safira maharsiwi dan Irvan Haq

  • 7/27/2019 Analisis Tingkat Resiko Keselamatan Kerja

    11/219

  • 7/27/2019 Analisis Tingkat Resiko Keselamatan Kerja

    12/219

    xi

    13.Mas Alif yang selalu mensupport dan menemani penulis dalam susah dan senang,terakhir selalu terurai doa yang tulus untuk Alm.Yardiyansyah Kusuma semoga Allah

    memberikan tempat yang indah di Surga. Miss u always... ever and forever.

    Terakhir dengan memanjatkan doa kepada Allah SWT semoga semua amal kebaikan

    semua pihak dibalas oleh Allah SWT amin. dan semoga laporan magang ini dapat menambah

    khazanah pengetahuan penulis khususnya dan pembaca umumnya.

    Jakarta, 28 September 2010

    Penulis

  • 7/27/2019 Analisis Tingkat Resiko Keselamatan Kerja

    13/219

    xii

    DAFTAR ISI

    BAB I PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1

    1.2 Perumusan masalah........................................................................... 6

    1.3 Pertanyaan penelitian ........................................................................ 6

    1.4 Tujuan penelitian ............................................................................. 7

    1.4.1 Tujuan Umum ....................................................................... 7

    1.4.2 Tujuan Khusus ...................................................................... 7

    1.5 Manfaat ......................................................................................... 8

    1.5.1 Bagi peneliti ................................................................................... 8

    1.5.2 Bagi prodi kesmas.......................................................................... 8

    1.5.3 Bagi perusahaan ............................................................................. 9

    1.6 Ruang Lingkup penelitian .............................................................. 9

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Analisis Risiko ............................................................................. 11

    2.2 manajemen risiko .......................................................................... 12

    2.3 Proses manajemen risiko Risiko ................................................... 16

    2.4 Pemintalan(spinning) ................................................................... 31

  • 7/27/2019 Analisis Tingkat Resiko Keselamatan Kerja

    14/219

    xiii

    BAB III KERANGKA BERFIKIR DAN DEFINISI ISTILAH

    3. 1 Kerangka berfikir ............................................................................ 39

    3.2. Definisi istilah ................................................................................ 41

    BAB IV METODE PENELITIAN

    4.1 Desain penelitian ............................................................................ 46

    4.2 Lokasi dan waktu penelitian ............................................................. 46

    4.3 Informan .......................................................................................... 46

    4.4 Instrumen penelitian......................................................................... 47

    4.5 Teknik pengumpulan data ................................................................ 47

    4.6 Pengolahan data .............................................................................. 51

    4.7 Teknik analisis data.......................................................................... 52

    4.8 Validitas data ................................................................................... 52

    BAB V HASIL

    5.1 Gambaran Umum Perusahaan .......................................................... 53

    5.2 Gambaran tahapan pekerjaan proses pemintalan (spinning) di bagian

    produksi PT Unitex Tbk................................ ................................ ... 62

    5.3 Identifikasi risiko pada setiap tahapan proses kerja pemintalan (spinning)

    di bagian produksi PT Unitex Tbk..................................................... 64

    5.4 Analisis risiko pada setiap tahapan pekerjaan proses pemintalan

    (spinning) di bagian produksi PT Unitex Tbk................................... 96

    5.5 Evaluasi risiko pada setiap tahapan pekerjaan proses pemintalan

    (spinning) di bagian produksi PT Unitex Tbk..................................129

  • 7/27/2019 Analisis Tingkat Resiko Keselamatan Kerja

    15/219

    xiv

    BAB VI PEMBAHASAN

    6.1 Keterbatasan Penelitian ...................................................................144

    6.2 Pembahasan Hasil Identifikasi Risiko Pada Setiap Tahapan Pekerjaan

    Proses Pemintalan/ Spinningdi Departemen SpinningBagian Produksi PT Unitex

    Tbk .................................................................................................144

    6.3 Pembahasan Hasil Analisis Risiko Pada Setiap Tahapan Pekerjaan Proses

    Pemintalan/ Spinningdi Departemen SpinningBagian Produksi PT Unitex Tbk

    .......................................................................................................145

    BAB VII SIMPULAN DAN SARAN

    7.1 Simpulan ..........................................................................................187

    7.2 Saran................................................................................................188

  • 7/27/2019 Analisis Tingkat Resiko Keselamatan Kerja

    16/219

    xv

    DAFTAR TABEL

    Nomor Tabel Halaman

    2.1 Tingkat Konsekuensi Metode Analisis Semi Kuantitatif................... 23

    2.1 Tingkat Paparan Metode Analisis Semi Kuantitatif .......................... 25

    2.3 Tingkat Kemungkinan Metode Analisis Semi Kuantitatif................. 26

    2.4 Tingkat Risiko Metode Analisis Semi Kuantitatif............................. 27

    2.5 Perbandingan Metode Analisis Risiko.............................................. 28

    3.1 Tingkat Konsekuensi Metode Analisis Semi Kuantitatif................... 42

    3.2 Tingkat Paparan Metode Analisis Semi Kuantitatif .......................... 43

    3.3 Tingkat Kemungkinan Metode Analisis Semi Kuantitatif................. 44

    3.4 Tingkat RisikoMetode Analisis Semi Kuantitatif............................. 45

    4.1 Tabel Pengumpulan Data Primer...................................................... 48

    5.1 Jumlah Sumber Daya Manusia Di PT Unitex Tbk. .......................... 56

    5.2 Hasil identifikasi risiko pada tahap blowingdi departemenspinningPT

    Unitex Tbk tahun 2010...................................................................... 68

    5.3 Hasil identifikasi risiko pada tahap carding di departemenspinningPT

    Unitex Tbk tahun 2010...................................................................... 71

    5.4 Hasil identifikasi risiko pada tahappre drawingdi departemenspinning

    PT Unitex Tbk tahun 2010 ............................................................... 74

    5.5 Hasil identifikasi risiko pada tahap Lap former di departemenspinning

    PT Unitex Tbk tahun 2010 .............................................................. 77

    5.6 Hasil identifikasi risiko pada tahap Combingdi departemenspinningPT

  • 7/27/2019 Analisis Tingkat Resiko Keselamatan Kerja

    17/219

    xvi

    Unitex Tbk tahun 2010...................................................................... 80

    5.7 Hasil identifikasi risiko pada tahap drawing 1st, 2

    nd, 3

    rd di departemen

    spinningPT Unitex Tbk tahun 2010 ................................................. 83

    5.8 Hasil identifikasi risiko pada tahap Simplex frame di departemenspinning

    PT Unitex Tbk tahun 2010 ................................................................ 87

    5.9 Hasil identifikasi risiko pada tahap ring spinning di departemen

    spinning PT Unitex Tbk tahun 2010................................................ 90

    5.10 Hasil identifikasi risiko pada tahap windingdi departemenspinningPT

    Unitex Tbk tahun 2010.................................................................... 94

    5.11 Hasil analisis risiko pada tahap blowingdi departemenspinningPT

    Unitex Tbk Tahun 2010 .................................................................. 99

    5.12 Hasil analisis risiko pada tahap Cardingdi departemenspinningPT

    Unitex Tbk Tahun 2010 .................................................................102

    5.13 Hasil analisis risiko pada tahappre drawingdi departemenspinningPT

    Unitex Tbk Tahun 2010 ................................................................105

    5.14 Hasil analisis risiko pada tahap lap formerdi departemenspinningPT

    Unitex Tbk Tahun 2010 ................................................................109

    5.15 Hasil analisis risiko pada tahap combingdi departemenspinningPT

    Unitex Tbk Tahun 2010 ................................................................111

    5.16 Hasil analisis risiko pada tahapDrawing 1st, 2

    nd, 3

    rddi departemen

    spinningPT Unitex Tbk Tahun 2010.............................................114

    5.17 Hasil analisis risiko pada tahap Simplex frame departemenspinningPT

    Unitex Tbk Tahun 2010 ................................................................119

    5.18 Hasil analisis risiko pada tahapRing spinningdepartemenspinningPT

  • 7/27/2019 Analisis Tingkat Resiko Keselamatan Kerja

    18/219

    xvii

    Unitex Tbk Tahun 2010 .................................................................124

    5.19 Hasil analisis risiko pada tahap WindingdepartemenspinningPT

    Unitex Tbk Tahun 2010 .................................................................128

    5.20 Hasil Evaluasi Risiko TahapBlowingPada Proses Spinningdi Bagian

    Produksi PT. Unitex Tbk Tahun 2010 ............................................130

    5.21 Hasil Evaluasi Risiko Tahap CardingPada Proses Spinningdi Bagian

    Produksi PT. Unitex Tbk Tahun 2010 ............................................132

    5.22 Hasil Evaluasi Risiko Tahappre drawingPada Proses Spinningdi

    Bagian Produksi PT. Unitex Tbk Tahun 2010 .................................133

    5.23 Hasil Evaluasi Risiko Tahap lap formerPada Proses Spinningdi Bagian

    Produksi PT. Unitex Tbk Tahun 2010 ............................................135

    5.24 Hasil Evaluasi Risiko Tahap CombingPada Proses Spinningdi Bagian

    Produksi PT. Unitex Tbk Tahun 2010 ............................................136

    5,25 Hasil Evaluasi Risiko TahapDrawing 1st, 2

    nd, 3

    rdPada Proses Spinning

    di Bagian Produksi PT. Unitex Tbk Tahun 2010 ............................138

    5.26 Hasil Evaluasi Risiko Tahapsimplex frame Pada Proses Spinningdi

    Bagian Produksi PT. Unitex Tbk Tahun 2010 ................................139

    5.27 Hasil Evaluasi Risiko TahapRing SpinningPada Proses Spinningdi

    Bagian Produksi PT. Unitex Tbk Tahun 2010 .................................141

    5.28 Hasil Evaluasi Risiko Tahap WindingPada Proses Spinningdi Bagian

    Produksi PT. Unitex Tbk Tahun 2010 .............................................143

  • 7/27/2019 Analisis Tingkat Resiko Keselamatan Kerja

    19/219

    xviii

    DAFTAR GAMBAR

    Nomor Gambar Halaman

    2.1 Tahapan Manajemen Risiko MenurutAS / NZS4360 : 1999............. 13

    2.2 Rincian tahapan manajemen risiko menurutAS / NZS4360 : 2004... 15

    3.1 Kerangka Berfikir ............................................................................ 40

    5.1 Mesin Blowing................................................................................ 67

    5.2 Mesin Carding................................................................................ 70

    5.3 mesinpre drawing........................................................................... 73

    5.4 MesinLap former............................................................................ 76

    5.5 Mesin Combing................................................................................ 79

    5.6 MesinDrawing 1st, 2

    nd, 3

    rd.............................................................. 83

    5.7 Mesinsimplex frame ........................................................................ 86

    5.8 Mesin ring spinning......................................................................... 89

    5.9 Mesin Winding................................................................................. 94

  • 7/27/2019 Analisis Tingkat Resiko Keselamatan Kerja

    20/219

    xix

    DAFTAR DIAGRAM

    Nomor Diagram Halaman

    5.1 Struktur Organisasi PT. Unitex. Tbk ................................................ 55

    5.2 Struktur organisasi bagianspinning.................................................. 57

    5.3 Struktur organisasi bagian Wieving g................................................ 57

    5.4 Struktur organisasi departemenDyeing ........................................... 58

    5.5 Alur Proses produksi bagian pemintalan/spinning ........................... 63

  • 7/27/2019 Analisis Tingkat Resiko Keselamatan Kerja

    21/219

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 LATAR BELAKANG

    Keselamatan kerja merupakan faktor yang sangat diperhatikan dalam dunia

    industri modern terutama bagi mereka yang berstandar internasional. Berdasarkan

    penelitian Calvin dan Joseph (2006) dinyatakan bahwa sistem kerja di industri garmen

    mempunyai risiko keselamatan kerja yang dapat menimbulkan kecelakaan kerja,

    meliputi kecelakaan pada jari tangan (terjepit), terbakar, peledakan, dan lainnya.

    Menurut Cross (1998), risiko adalah kemungkinan suatu kejadian yang akan

    menimbulkan dampak pada suatu objek. Risiko merupakan suatu ukuran yang meliputi

    kemungkinan suatu kejadian dan akibat yang terjadi.

    ILO memperkirakan kerugian yang dialami sebagai akibat kecelakaan-

    kecelakaan dan penyakit- penyakit akibat kerja setiap tahun lebih dari US$1.25 triliun

    atau sama dengan 4% dari Produk Domestik Bruto (GDP). Tingkat kecelakaan-

    kecelakaan fatal di negara-negara berkembang empat kali lebih tinggi dibanding negara-

    negara industri. Di negara-negara berkembang, kebanyakan kecelakaan dan penyakit

    akibat kerja terjadi di bidang-bidang pertanian, perikanan dan perkayuan, pertambangan

    dan konstruksi.( ILO, 2004).

    Sektor tekstil Eropa dan Amerika merupakan produsen terbesar yang memenuhi

    pangsa pasar dunia, dimana omset yang diperoleh lebih dari EUR 200 miliar. Sektor

  • 7/27/2019 Analisis Tingkat Resiko Keselamatan Kerja

    22/219

    2

    tekstil dan pakaian di Eropa dan Amerika berubah sebagai hasil dari pengembangan

    teknologi dan kondisi ekonomi, dengan restrukturisasi usaha, modernisasi serta

    beradaptasi dengan perubahan teknologi. Ada kecenderungan bergerak pada produksi

    massal produk sederhana menuju produk yang lebih luas. Berbagai produk yang

    dihasilkan bernilai tambah yang tinggi. Teknis dan industri khususnya produk subsektor

    adalah wilayah di mana produsen Eropa mampu memimpin pangsa pasar dunia.

    Perkembangan ini juga berdampak pada kerja di sektor ini, dengan perubahan model

    kerja (misalnya subkontrak), dan sebagai hasil dari teknik yang terlibat, dilakukan

    penilaian tentang bahaya dan risiko yang mungkin terjadi pada pekerja yang terkena

    paparan bahan baku untuk mencegah terjadinya kecelakaan.(OSHA Team.europa, 2007)

    Berdasarkan ketentuan yang dikeluarkan Badan Keselamatan dan Kesehatan

    Kerja Eropa tentang Keselamatan dan kesehatan kerja di sektor tekstil, mencakup semua

    bahaya dan risiko di seluruh bagian sektor tekstil, tetapi menyoroti beberapa isu kunci

    yang terjadi pada pekerja dan bagaimana keselamatan dan kesehatan pekerja dapat

    dikelola. Untuk itu dilakukan pendekatan untuk pencegahan yaitu dengan penilaian

    risiko yang diikuti dengan langkah-langkah pencegahan berdasarkan prinsip-prinsip

    umum pencegahan, diantaranya mengidentifikasi bahaya dan mereka yang beresiko,

    mengevaluasi dan memprioritaskan risiko, mengambil tindakan, monitoring dan

    meninjau. (OSHA Team.europa, 2007)

    Di Asia, khususnya Asia Selatan pernah terjadi kecelakaan di industry tekstil dan

    garmen. Kejadian kecelakaan di perusahaan textil atau garmen terjadi di Bangladesh

    yaitu kebakaran pabrik pada tanggal 24 Februari 2006 yang menyebabkan 51 pekerja

    tewas dan ratusan lainnya mengalami cedera serius. Kejadian tersebut diakibatkan oleh

  • 7/27/2019 Analisis Tingkat Resiko Keselamatan Kerja

    23/219

    3

    buruknya standar keamanan yang menyebabkan sering terjadi kecelakaan di pabrik-

    pabrik garmen (Deutsche, 2009).

    Di Indonesia Kejadian kebakaran di pabrik garmen juga banyak terjadi, seperti

    contoh kejadian kebakaran di gudang kapas pabrik garmen PT. Bintara Bandung pada

    tanggal 2 September 2008. Kebakaran ini menyebabkan satu orang terluka, pemicu

    kebakaran disebabkan oleh ledakan tabung gas yang terdapat pada gudang tersebut

    (Ramdani,Tempo, 2009).

    Di Jawa Barat, kejadian kecelakaan di pabrik tekstil juga beberapa kali terjadi,

    pertama yaitu pada tanggal 11 februari 2009, Pabrik tekstil PT Politek di kawasan

    Batujajar, Bandung, Jawa Barat hangus terbakar.( Santoso, Liputan6, 2009). Kedua,

    terbakarnya gudang penyimpanan benang ekspor yang letaknya persis disebelah gedung

    spinning milik sebuah pabrik tekstil di Sumedang, Jawa Barat pada 12 februari 2010,

    hingga menimbulkan ledakan.( Anita, MetroTVNews, 2010). Terakhir pada 6 April

    2010 kecelakaan kerja terjadi di Pabrik tekstil PT Ever Fhinetex di Cibinong, Bogor,

    Jawa Barat hingga terjadi peledakan yang menyebabkan delapan karyawan terluka,

    selain itu ledakan itu merusak bangunan di sekitar pabrik.( Santoso,Liputan6, 2010)

    Upaya pencegahan kecelakaan akibat kerja dapat direncanakan,dilakukan dan

    dipantau dengan melakukan studi karakteristik tentang kecelakaan agar upaya

    pencegahan dan penananggulanganya dapat dipilih melalui pendekatan yang paling

    tepat. Analisa tentang kecelakaan dan resikonya dilakukan atas dasar pengenalan atau

    identifikasi bahaya di lingkungan kerja dan pengukuran bahaya di tempat kerja. Secara

    garis besar ada empat faktor utama yang mempengaruhi kecelakaan yaitu faktor

    manusia, alat atau mesin, material dan lingkungan.(Sumamur, 1985)

  • 7/27/2019 Analisis Tingkat Resiko Keselamatan Kerja

    24/219

    4

    Proses identifikasi bahaya merupakan salah satu bagian dari manajemen resiko.

    Penilaiaan resiko merupakan proses untuk menentukan prioritas pengendalian terhadap

    tingkat resiko kecelakaan atau penyakit akibat kerja. Proses idenfikasi bahaya bisa

    dimulai berdasarkan kelompok, seperti: kegiatan, lokasi, aturan-aturan, dan fungsi atau

    proses produksi. Ada berbagai cara yang dapat dilakukan guna mengidentifikasi bahaya

    di lingkungan kerja, misalnya melalui inspeksi, informasi mengenai data kecelakaan

    kerja, penyakit dan absensi, laporan dari tim K3, P2K3, supervisor dan keluhan pekerja,

    pengetahuan tentang industri, lembar data keselamatan bahan dan lain-lain.(Depnaker,

    1991)

    PT Unitex Tbk merupakan perusahaan besar pengekspor tektil yang telah

    disertifikasi oleh ISO 9001:2000, sehingga di akui di pasar internasional dan

    memberikan jaminan bahwa produk yang di keluarkan telah memenuhi persyaratan yang

    ditetapkan. PT Unitex Tbk dapat di bagi menjadi dua bagian, yaitu bagian Produksi yang

    terdiri darispinning, wievingdan dyeingserta bagian non produksi yaitu utility. (Annual

    report PT Unitex Tbk.2008)

    Disamping itu, dalam kurun waktu tiga tahun terakhir laporan P2K3 mencatat

    kejadian kecelakaan di departemen spinning yang diketahui dari tahun 2007 jumlah

    kejadian kecelakaan mulai dari departemenspinningberjumlah 2 kasus, wieving2 kasus

    dan dyeing 4 kasus. Tahun berikutnya, yaitu tahun 2008 jumlah kejadian kecelakaan

    mulai dari departemenspinningberjumlah 1 kasus, wieving4 kasus dan dyeing2 kasus.

    Terakhir tahun 2009, jumlah kejadian kecelakaan yang tercatat mulai dari departemen

    spinningberjumlah 2 kasus, wieving4 kasus dan dyeing tidak terdapat kasus kecelakaan

    atau 0 (Nol) kasus. Secara rinci terdapat dalam table sebagai berikut:

  • 7/27/2019 Analisis Tingkat Resiko Keselamatan Kerja

    25/219

    5

    Table 1.1 Data kejadian kecelakaan PT Unitex Tbk tahun 2007 s/d 2009

    *sumber: lap P2K3 PT Unitex Tbk.2009

    Dari penjelasan di atas, riwayat kejadian kecelakaan di bagian produksi PT

    Unitex Tbk menunjukkan fluktuasi jumlah kecelakaan kerja. Dari keempat department

    tersebut, departemen spinning adalah satu-satunya department yang mengalami

    peningkatan pada tahun terakhir. Meskipun wieving tercatat mengalami kasus

    kecelakaan lebih besar dari spinning namun tidak menjadi prioritas, karena jumlah

    pekerja di wieving tiga kali lipat lebih banyak dibanding spinning. Dalam persentase

    dapat digambarkan jumlah kasus di wieving0.85% sedangkan spinning1.05%. Hal itu

    mengindikasikan adanya risiko keselamatan kerja di pemintalan(spinning) lebih besar di

    banding wieving. Meskipun PT Unitex Tbk memiliki program K3 yang di sebut KYT

    (Kiken Yochi Training) dimana program ini identifikasi bahaya di lakukan setiap

    departemen dan terfokus setelah terjadi kecelakaan kerja dalam bentuk pelatihan untuk

    melakukan identifikasi bahaya, namun program tersebut belum dapat mewakili aspek-

    aspek dalam melakukan identifikasi bahaya dan melihat beberapa bahaya dari tiap

    masing-masing tahapan proses kerja. Untuk itu, diperlukan analisis risiko keselamatan

  • 7/27/2019 Analisis Tingkat Resiko Keselamatan Kerja

    26/219

    6

    kerja untuk mengetahui tingkat risiko keselamatan kerja pada proses

    pemintalan(spinning) di bagian produksi PT Unitex Tbk tahun 2010.

    1.2 PERUMUSAN MASALAH

    Berdasarkan penelitian Calvin dan Joseph (2006) dinyatakan bahwa sistem kerja

    di industri garmen/tekstil mempunyai risiko keselamatan kerja yang dapat menimbulkan

    kecelakaan kerja. Kecelakan tersebut di antaranya kecelakaan pada jari tangan (terjepit),

    terbakar, peledakan, dan lainnya.

    Meskipun telah menganut prinsip Zero Accident, Berdasarkan laporan

    kecelakaan pada jam kerja yang tercatat oleh P2K3 PT Unitex Tbk, periode bulan

    Januari 2009 - Desember 2009 tercatat masih terjadi 8 kasus kecelakaan kerja dan 1

    kasus kebakaran yang tejadi di ruangRing Spinning. Dari ketiga department yang ada di

    bagian produksi PT Unitex departement spinning adalah department yang mengalami

    peningkatan kejadian kecelakaan dari 1 kasus menjadi 2 kasus kecelakaan ditambah

    dengan 1 kasus kebakaran di ringspinning.

    Spinning merupakan permulaan atau awal dari rangkaian proses produksi,

    kecelakaan yang terjadi bisa berdampak pada penurunan produktivitas kerja dan

    menyebabkan keterlambatan proses produksi di departemen selanjutnya yaitu wieving

    dan dyeing yang akhirnya menyebabkan kerugian bagi perusahaan. Adanya kasus

    kecelakaan kerja tersebut juga menunjukkan perlu adanya perlindungan yang lebih

    serius terhadap pekerja. Oleh karena itu, perlu dilakukan analisis risiko keselamatan

    kerjadengan terlebih dahulu melihat dan menilai proses kerja, jenis risiko,konsekuensi,

    paparan dan kemungkinan sehingga diketahui tingkat risiko keselamatan kerja pada

    proses pemintalan(spinning) di bagian produksi PT Unitex Tbk tahun 2010.

  • 7/27/2019 Analisis Tingkat Resiko Keselamatan Kerja

    27/219

    7

    1.3 PERTANYAAN PENELITIAN

    1. Bagaimana gambaran struktur organisasi dan tahapan proses kerja didepartemenspinningbagian produksi PT Unitex Tbk tahun 2010?

    2. Bagaimana gambaran identifikasi risiko keselamatan kerja (meliputi kejadiankecelakaan yang pernah terjadi dan yang berpotensi untuk terjadi kecelakaan),

    penyebab dan upaya pengendalian yang terdapat pada setiap tahapan

    pekerjaan proses pemintalan(spinning) di bagian produksi PT Unitex Tbk

    tahun 2010?

    3. Bagaimana gambaran konsekuensi (consequence), paparan (exposure),kemungkinan (likelihood) keselamatan kerja yang terdapat pada setiap

    tahapan pekerjaan proses pemintalan(spinning) di bagian produksi PT Unitex

    Tbk tahun 2010?

    4. Bagaimana gambaran evaluasi risiko keselamatan kerja pada setiap tahapanpekerjaan proses pemintalan(spinning) di bagian produksi PT Unitex Tbk

    tahun 2010?

    5. Bagaimana gambaran tingkat risiko keselamatan kerja pada setiap tahapanpekerjaan proses pemintalan(spinning) di bagian produksi PT Unitex Tbk

    tahun 2010?

    1.4 TUJUAN PENELITIAN

    1.4.1 TUJUAN UMUM

    Diketahuinya tingkat risiko keselamatan kerja pada proses

    pemintalan(spinning) di bagian produksi PT Unitex Tbk tahun 2010.

  • 7/27/2019 Analisis Tingkat Resiko Keselamatan Kerja

    28/219

    8

    1.4.2 TUJUAN KHUSUS

    1. Diketahuinya gambaran struktur organisasi dan tahapan proses kerja didepartemenspinningbagian produksi PT Unitex Tbk tahun 2010.

    2. Diketahuinya gambaran identifikasi risiko keselamatan kerja (meliputikejadian kecelakaan yang pernah terjadi dan yang berpotensi untuk terjadi

    kecelakaan), penyebab dan upaya pengendalian yang terdapat pada setiap

    tahapan pekerjaan proses pemintalan(spinning) di bagian produksi PT

    Unitex Tbk tahun 2010.

    3. Diketahuinya gambaran konsekuensi (consequence), paparan (exposure),kemungkinan (likelihood) keselamatan kerja yang terdapat pada setiap

    tahapan pekerjaan proses pemintalan(spinning) di bagian produksi PT

    Unitex Tbk tahun 2010.

    4. Diketahuinya gambaran evaluasi risiko keselamatan kerja pada setiaptahapan pekerjaan proses pemintalan(spinning) di bagian produksi PT

    Unitex Tbk tahun 2010.

    5. Diketahuinya gambaran tingkat risiko keselamatan kerja pada setiaptahapan pekerjaan proses pemintalan(spinning) di bagian produksi PT

    Unitex Tbk tahun 2010.

    1.5 MANFAAT PENELITIAN

    1.5.1 BAGI PENELITI

    Memberikan manfaat bagi peneliti untuk memperdalam pengetahuan

    tentang analisis risiko. Terutama mengenai analisis risiko keselamatan kerja pada

    tahapan pekerjaan prosesspinningdi bagian produksi perusahaan tekstil.

  • 7/27/2019 Analisis Tingkat Resiko Keselamatan Kerja

    29/219

    9

    1.5.2 BAGI PRODI KESMAS

    Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi tambahan

    bagi civitas akademik Prodi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah

    Jakarta. Terutama mengenai analisis risiko keselamatan kerja pada setiap tahapan

    pekerjaan prosesspinningdi bagian produksi perusahaan tekstil.

    1.5.3 BAGI PERUSAHAAN

    Penelitian tentang kaitan analisis risiko dengan tingkat risiko ini dapat

    menjadi bahan pertimbangan atas masukan-masukan tentang potensi bahaya

    yang terdapat di departemenspinningdan cara pengendalianya.

    1.6 RUANG LINGKUP PENELITIAN

    Penelitian ini berjudul Analisis risiko keselamatan kerja pada proses spinning

    di bagian produksi PT Unitex Tbk Bogor Jawa Barat tahun 2010. Penelitian ini di

    lakukan di PT Unitex Tbk Jl Raya Tajur No.1, Bogor Jawa Barat khususnya di

    departemen spinning, bagian produksi pada bulan Agustus - September 2010 karena di

    departmentspinning, data kecelakaan menunjukkan adanya peningkatan dari tahun 2008

    terjadi 1 kasus kemudian tahun 2009 terjadi 2 kasus kecelakaan di bagianspinning, hal

    itu tidak menutup kemungkinan bahwa bagian spinning juga mengandung risiko

    keselamatan kerja. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan sasaran pekerja

    departemenspnningPT Unitex Tbk.

    Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis semi kuantitatif untuk

    mengetahui tingkat konsekuensi, paparan, dan kemungkinan risiko keselamatan pada

  • 7/27/2019 Analisis Tingkat Resiko Keselamatan Kerja

    30/219

    10

    proses spinning untuk mengetahui tingkat risiko keselamatan kerja berdasarkan

    Australian Standard / New Zealand Standard4360 : 1999. Data yang digunakan dalam

    penelitian ini adalah data primer dan sekunder, data sekunder dengan telaah dokumen

    yang ada di P2K3 perusahaan dan data primer dilakukan dengan wawancara kepada

    manajemen departemen(manager departemen), supervisor departemen, operator mesin di

    bagian pemintalan/spinning, P2K3 departemen spinning dan petugas klinik

    perusahaan(dokter perusahaan).

    Penelitian ini dilakukan oleh mahasiswa semester VIII peminatan Kesehatan dan

    Keselamatan Kerja, Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran dan

    Ilmu Kesehatan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

  • 7/27/2019 Analisis Tingkat Resiko Keselamatan Kerja

    31/219

    11

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 ANALISIS RISIKO

    2.1.1 PENGERTIAN RISIKO

    Risiko adalah kemungkinan terjadinya kerugian atau keuntungan. Juga,

    suatu takaran dari potensi kerugian yang mempertimbangkan besarnya kerugian

    dan kemungkinan terjadinya.(Bird.1996)

    MenurutAustralian Standard / New Zealand Standard4360 : 2004, risiko

    adalah kemungkinan atau peluang terjadinya sesuatu yang dapat menimbulkan

    suatu dampak dari suatu sasaran, risiko diukur berdasarkan adanya kemungkinan

    terjadinya suatu kasus atau konsekuensi yang dapat ditimbulkannya. Menurut

    Kolluru (1996) ada 5 macam tipe risiko, yaitu :

    1. Risiko KeselamatanRisiko keselamatan memiliki probabilitas rendah, tingkat paparan dan

    konsekuensi tinggi, bersifat akut, dan jika terjadi kontak akan langsung

    terlihat efeknya. Penyebab risiko keselamatan lebih dapat diketahui serta

    lebih berfokus pada keselamatan manusia dan pencegahan kecelakaan di

    tempat kerja.

    2. Risiko Kesehatan

  • 7/27/2019 Analisis Tingkat Resiko Keselamatan Kerja

    32/219

    12

    Risiko kesehatan memiliki probabilitas tinggi, tingkat paparan dan

    konsekuensi rendah, dan bersifat kronis. Penyebab risiko kesehatan sulit

    diketahui serta lebih berfokus pada kesehatan manusia.

    3. Risiko Lingkungan dan EkologiRisiko lingkungan dan ekologi melibatkan interaksi yang beragam

    antara populasi, komunitas. Fokus risiko lingkungan dan ekologi lebih

    kepada dampak yang ditimbulkan terhadap habitat dan ekosistem yang jauh

    dari sumber risiko.

    4. Risiko FinansialRisiko finansial memiliki risiko jangka panjang dan jangka pendek

    dari kerugian properti terkait dengan perhitungan asuransi dan pengembalian

    asuransi. Fokus risiko finansial lebih kepada kemudahan pengoperasian dan

    aspek keuangan.

    5. Risiko Terhadap MasyarakatRisiko terhadap masyarakat memperhatikan pandangan masyarakat

    terhadap kinerja organisasi dan produksi, semua hal pada risiko terhadap

    masyarakat terfokus pada penilaian dan persepsi masyarakat.

    2.2 MANAJEMEN RISIKO

    Menurut Australian Standard / New Zealand Standard4360 : 1999, manajemen

    risiko adalah pemeliharaan, proses, dan struktur yang mengacu langsung pada

    pengetahuan efektif terhadap kesempatan potensial dan efek yang merugikan.

  • 7/27/2019 Analisis Tingkat Resiko Keselamatan Kerja

    33/219

    13

    Menurut Kolluru (1996), manajemen risiko merupakan sebuah proses evaluasi

    dan jika dibutuhkan dapat digunakan untuk mengendalikan sumber paparan dan risiko.

    Manajemen risiko adalah pendeskripsian sejumlah prosedur yang berhubungan dengan

    identifikasi risiko, penilaian risiko, upaya pengendalian, dan peninjauan kembali hasil

    pengendalian.

    Gambar 2.1

    Tahapan Manajemen Risiko MenurutAS / NZS4360 : 1999

    Beberapa tahapan dalam melaksanakan manajemen risiko menurut Australian

    Standard / New Zealand Standard4360 : 1999, yaitu :

    1. Menetapkan tujuan dan lingkup pelaksanaan manajemen risiko.2. Melaksanakan identifikasi risiko.3. Melakukan analisis risiko untuk menetapkan kemungkinan dan konsekuensi

    yang akan terjadi serta menetapkan tingkat risiko.

    4. Menetapkan evaluasi untuk menetapkan skala prioritas dan membandingkandengan kriteria yang ada.

    ESTABLISH CONTEXT

    IDENTIFY RISKS

    ANALYSE RISKS

    EVALUATE RISKS

    TREAT RISKSCOMMUNICATEANDCONSUL

    MONITORANDREVIEW

    RISKSASSESMENT

  • 7/27/2019 Analisis Tingkat Resiko Keselamatan Kerja

    34/219

    14

    5. Melakukan pengendalian risiko yang tidak dapat diterima.6. Melakukan pemantauan dan tinjauan ulang program manajemen risiko yang telah

    dilaksanakan.

    7. Komunikasi dan konsultasi yang dilakukan dalam proses manajemen risiko yangmelibatkan pihak internal dan eksternal.

    2.2.1 Tujuan Manajemen Risiko

    Tujuan manajemen risiko menurut Australian Standard / New Zealand

    Standard4360 : 1999, yaitu :

    1. Membantu meminimalisasi meluasnya efek yang tidak diinginkan terjadi.2. Memaksimalkan pencapaian tujuan organisasi dengan meminimalkan

    kerugian.

    3. Melaksanakan program manajemen secara efisien sehingga memberikankeuntungan bukan kerugian.

    4. Melakukan peningkatan pengambilan keputusan pada semua level.5. Menyusun program yang tepat untuk meminimalisasi kerugian pada saat

    terjadi kegagalan.

    6. Menciptakan manajemen yang bersifat proaktif bukan bersifat reaktif.

  • 7/27/2019 Analisis Tingkat Resiko Keselamatan Kerja

    35/219

    15

    Analyse riskDetermine exizting controls

    No

    Yes

    Establish context

    The strategic context The organizational context Develop criteria

    Comm

    unicateandconsult

    Mon

    itorandreview

    Accept

    risks

    Evaluate risks

    Compare against criteria Set risk properties

    Determine

    conse uences

    Determine

    likelihood

    Treat risks Identify treatment options Evaluate treatment options Select treatment options Prepare treatment plans

    Identify Risk

    How can happen? How can it happen?

    Estimate level of

    Gambar 2.2 rincian tahapan manajemen risiko berdasarkan AS/NZS 4369/2004

  • 7/27/2019 Analisis Tingkat Resiko Keselamatan Kerja

    36/219

    16

    2.2.2 Manfaat Manajemen Risiko

    Manfaat manajemen risiko menurut Australian Standard / New

    Zealand Standard4360 : 2004, yaitu :

    1. Memperkecil kemungkinan suatu kejadian yang tidak diinginkan danmengurangi efek yang ditimbulkan dari kemungkinan tersebut.

    2. Meningkatkan produktivitas kerja.3. Membantu meningkatkan perencanaan kerja perusahaan yang efektif,

    lingkungan kerja, produksi, dan mencapai performa perusahaan yang

    lebih baik.

    4. Mendapat keuntungan dari segi ekonomi dan kemudahan untukmemenuhi target perusahaan dan perlindungan aset.

    5. Meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan karyawan.

    2.3 PROSES MANAJEMEN RISIKO

    2.3.1 Identifikasi Risiko

    Sebelum identifikasi resiko terlebih dahulu dilakukan penentuan ruang

    lingkup merupakan parameter dasar proses manajemen risiko. Ruang lingkup

    tersebut mencakup 3 komponen, yaitu ruang lingkup eksternal, internal, dan

    manajemen risiko di mana proses manajemen risiko akan diterapkan (AS / NZS

    4360 : 1999).

    Identifikasi risiko merupakan suatu tahapan yang dilakukan dengan cara

    mengidentifikasi hal-hal tertentu (hazard) dalam pekerjaan yang dapat

    menyebabkan sebuah risiko terjadi (Kolluru, 1996). Menurut Australian

  • 7/27/2019 Analisis Tingkat Resiko Keselamatan Kerja

    37/219

    17

    Standard / New Zealand Standard4360 : 2004, identifikasi risiko adalah langkah

    dalam proses manajemen risiko untuk mengidentifikasi apa penyebab atau

    kemungkinan terjadinya kegagalan dan bagaimana skenario dari kegagalan

    tersebut terjadi.

    Identifikasi risiko dimulai dengan melakukan identifikasi semua sumber

    bahaya pada area konsekuensi atau dampak. Dalam melakukan sebuah

    identifikasi dibutuhkan metode yang logis dan terstruktur untuk memastikan

    bahwa tidak ada area lain yang terlewatkan. Struktur tersebut dijadikan sebagai

    dasar untuk menanyakan pertanyaan dengan cara yang imajinatif tentang apa

    yang mungkin terjadi dan bagaimana hal itu dapat terjadi (Cross, 1998).

    Berdasarkan menurut PERMENAKER No: PER.05/ MEN/ 1996 standar

    tentang identifikasi resiko, antara lain:

    Identifikasi kondisi yang ada dibandingkan dengan ketentuan pedoman ini.

    Identifikasi sumber bahaya yang berkaitan dengan kegiatan perusahaan.

    Penilaian tingkat pengetahuan, pemenuhan peraturan perundangan danstandar K3.

    Meninjau sebab dan akibat kejadian yang membahayakan, kompensasi dangangguan serta hasil penilaian sebelumnya yang berkaitan dengan K3.

    Beberapa contoh metode identifikasi tersebut, yaitu :

    1. Preliminary Hazard Analysis (PHA)Preliminary Hazard Analysis adalah suatu metode yang dilakukan

    sebagai analisis awal (Budiono, 2003). Preliminary Hazard Analysis

    dilakukan jika tidak ada suatu informasi mengenai sistem (Colling, 1990).

  • 7/27/2019 Analisis Tingkat Resiko Keselamatan Kerja

    38/219

    18

    2. Hazard and Operability Study (HAZOPS)Hazard and Operability Study adalah suatu metode analisis yang

    lebih detail pada desain dan operasi (Budiono, 2003). Hazard and

    Operability Study digunakan untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi

    proses yang berhubungan dengan safety dan bahaya pada lingkungan, serta

    memproses masalah yang dapat berdampak pada efisisensi operasi (Kolluru,

    1996).

    3. Failure Modes and Effects Analysis (FMEA)Failure Modes and Effects Analysis adalah suatu metode analisis yang

    mendalam sebagai akibat kegagalan peralatan dan pengaruhnya (Budiono,

    2003). Failure Modes and Effects Analysis secara sistematis menilai

    komponen dari suatu sistem tentang bagaimana sistem tersebut dapat

    mengalami kegagalan, kemudian mengevaluasi efek yang terjadi dari

    kegagalan tersebut dan tingkat bahaya yang dihasilkan akibat kegagalan

    sistem, serta bagaimana kegagalan tersebut dapat dicegah atau diminimalisasi

    (Colling, 1990).

    4. Fault Tree Analysis (FTA)Fault Tree Analysis adalah suatu model analisis desain, prosedur, dan

    kesalahan pada faktor manusia (Budiono, 2003). Fault Tree Analysis dapat

    digunakan untuk memprediksi dan mencegah terjadinya kecelakaan atau alat

    investigasi setelah terjadinya kecelakaan (Geotsch, 1996).

  • 7/27/2019 Analisis Tingkat Resiko Keselamatan Kerja

    39/219

    19

    5. JobSafetyAnalysis (JSA)Menurut Soeripto (1997), JobSafetyAnalysis adalah suatu cara yang

    digunakan untuk memeriksa metode kerja dan menentukan bahaya yang

    sebelumnya telah diabaikan dalam merencanakan pabrik atau gedung dan di

    dalam rancang bangun masin-mesin, alat-alat kerja, material, lingkungan

    tempat kerja, dan proses kerja. Terdapat 4 langkah dalam membuat Job

    SafetyAnalysis :

    a. Memilih (menyeleksi) pekerjaan yang akan dianalisa. Pekerjaan tidakdapat dipilih secara acak, pekerjaan dengan pengalaman kecelakaan

    terburuk seharusnya di analisis terlebih dahulu. Dalam memilih pekerjaan

    untuk di analisis dan dalam menyusun tata cara analisis, pengawasan

    utama yang harus diikuti adalah :

    Banyaknya kecelakaan yang terjadi dalam sebuah pekerjaan.

    Kecelakaan yang menghasilkan luka berat.

    Kecelakaan yang menghasilkan luka cacat. Pekerjaan baru dengan perubahan di dalam peralatan kerja atau proses.b. Membagi pekerjaan ke dalam beberapa langkah atau kegiatan. Sebelum

    penelitian terhadap bahaya dimulai, pekerjaan harus di bagi ke dalam

    beberapa langkah yang menggambarkan apa yang telah selesai

    dikerjakan. Untuk menghindari 2 kesalahan umum, yaitu :

    Membagi pekerjaan menjadi terlalu rinci yang seharusnya tidak perlumenghasilkan sejumlah banyak langkah.

  • 7/27/2019 Analisis Tingkat Resiko Keselamatan Kerja

    40/219

    20

    Membuat rincian kerja yang terlalu umum, sehingga langkah dasar tidaktertulis.

    c.

    Melakukan identifikasi terhadap bahaya dan kecelakaan yang potensial.

    d. Mengembangkan prosedur kerja yang aman untuk menghilangkan bahayadan mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan. Mengembangkan

    suatu prosedur kerja yang aman untuk :

    Mencegah timbulnya kecelakaan. Mencari data baru untuk melakukan pekerjaan itu. Merubah kondisi fisik yang menimbulkan risiko. Mehilangkan bahaya yang masih ada dan mengganti prosedur. Mengurangi frekuensi melaksanakan tugas.

    Menurut Diberardinis (1999), beberapa keuntungan yang dapat

    diperoleh dengan menggunakan metodeJobSafetyAnalysis adalah :

    a. Pendekatan Job Safety Analysis sangat mudah dipahami dan tidakmembutuhkan suatu tahapan training, serta dapat dengan cepat

    disesuaikan dengan pandangan individu yang berpengalaman.

    b. Proses pada Job SafetyAnalysis dapat memberikan kesempatan padaindividu untuk mengenali atau memberikan pengetahuan mengenai

    operasi.

    c. Hasil dari analisis dapat digunakan untuk dokumentasi yang dapatdigunakan untuk melatih pekerja baru.

    d. Dokumentasi Job SafetyAnalysis juga dapat digunakan sebagai bahanaudit.

  • 7/27/2019 Analisis Tingkat Resiko Keselamatan Kerja

    41/219

    21

    Menurut Colling (1990), Job SafetyAnalysis berisikan beberapa

    informasi yang berkaitan dengan suatu proses pekerjaan, yaitu :

    a.

    Job (Pekerjaan), berisikan mengenai jenis pekerjaan yang dilakukan

    dalam unit produksi untuk diidentifikasi risikonya.

    b. Task(Rincian Kegiatan), berisikan penjelasan mengenai rincian kegiatanyang dilakukan untuk masing-masing tahapan kegiatan yang dapat

    menggambarkan faktor-faktor terjadinya dampak.

    c. Hazard(Bahaya), untuk mengetahui jenis bahaya apa yang ditimbulkandari kegiatan pekerjaan.

    d. Probability (Kemungkinan), berisikan tentang kemungkinan pekerjauntuk terkena cidera dari bahaya yang ditimbulkan oleh kegiatan

    pekerjaan.

    e. Consequency (Konsekuensi), berisikan penjelasan mengenai dampakyang ditimbulkan dari setiap kegiatan kerja.

    2.3.2 Proses Analisis Risiko

    Analisis resiko adalah mengidentifikasi bahaya yang dapat

    mempengaruhi durasi atau sumber daya pembiayaan pengembangan tersebut.

    Yang dikatakan bahaya disini adalah suatu keadaan yang dapat dan akan terjadi ,

    dan jika keadaan muncul, dapat menciptakan suatu problem terhadap

    keberhasilan penyelesaian pengembangan.(SI.ITS.2008)

    Analisis risiko adalah sebuah bentuk sistematika dalam penggunaan

    informasi yang telah tersedia untuk mengidentifikasi bahaya (hazard) dan untuk

  • 7/27/2019 Analisis Tingkat Resiko Keselamatan Kerja

    42/219

    22

    memperkirakan suatu risiko terhadap individu, populasi, bangunan, dan

    lingkungan (Kolluru, 1996)

    Tujuan melakukan analisis risiko adalah untuk membedakan antara risiko

    kecil dengan risiko besar dan menyediakan data untuk membantu evaluasi dan

    penanganan risiko. Terdapat 3 metode dalam melakukan analisis risiko, yaitu :

    1. Analisis KualitatifAnalisis kualitatif menggunakan bentuk kata atau skala deskriptif

    untuk menjelaskan seberapa besar kondisi potensial dari kemungkinan

    yang akan di ukur. Pada umumnya analisis kualitatif digunakan untuk

    menentukan prioritas tingkat risiko yang lebih dahulu harus diselesaikan

    (AS / NZS4360 : 1999).

    2. Analisis KuantitatifAnalisis kuantitatif menggunakan hasil perhitungan numerik

    untuk tiap konsekuensi dan tingkat probabilitas dengan menggunakan

    data variasi, seperti catatan kejadian, literatur, dan eksperimen. Dengan

    adanya sumber data tersebut, hasil analisis memiliki keakuratan lebih

    tinggi dibandingkan dengan analisis risiko yang lain (Kolluru, 1996).

    3. Analisis Semi KuantitatifAnalisis semi kuantitatif bukan bagian dari analisis kuantitatif

    maupun analisis kualitatif. Analisis semi kuantitatif menghasilkan

    prioritas yang lebih rinci dibandingkan dengan analisis kualitatif karena

    risiko di bagi menjadi beberapa kategori.

  • 7/27/2019 Analisis Tingkat Resiko Keselamatan Kerja

    43/219

    23

    Metode ini pada prinsipnya hampir sama dengan metode analisis

    kualitatif, perbedannya terletak pada uraian atau deskripsi dari parameter

    yang ada pada analisis semi kuantitatif dinyatakan dengan nilai atau skor

    tertentu. Menurut Australian Standard / New Zealand Standard 4360 :

    1999, analisis semi kuantitatif mempertimbangkan kemungkinan untuk

    menggabungkan 2 elemen, yaitu probabilitas (likelihood) dan paparan

    (exposure) sebagai frekuensi. Terdapat hubungan yang sangat kuat antara

    frekuensi dari paparan dengan probabilitas terjadinya risiko.

    Dalam metode analisis semi kuantitatif terdapat 3 unsur yang

    dijadikan pertimbangan, yaitu :

    a. Konsekuensi (Consequence)Konsekuensi adalah nilai yang menggambarkan suatu

    keparahan dari efek yang ditimbulkan oleh sumber risiko pada setiap

    tahapan pekerjaan. Tingkat konsekuensi metode analisis semi

    kuantitatif dibagi ke dalam beberapa kategori, yaitu : Catastropic,

    Disaster, Very Serious, Serious,Important, dan Noticeable (AS / NZS

    4360 : 1999).

    Dibawah ini merupakan table penentuan konsekuensi dengan

    metode semi kuantitatif.

    Table.2.1 Tingkat Konsekuensi Metode Analisis Semi Kuantitatif

    Kategori Deskripsi Rating

    Catastropic Kerusakan yang sangat parah, terhentinya aktifitas,

    kerusakan besar, dan menetap terhadap lingkungan.

    100

  • 7/27/2019 Analisis Tingkat Resiko Keselamatan Kerja

    44/219

    24

    Disaster Kematian, kerusakan setempat, dan menetap

    terhadap lingkungan.

    50

    Very

    Serious

    Cacat atau penyakit yang menetap dan kerusakan

    sementara terhadap lingkungan.

    25

    Serious Cedera atau penyakit yang serius tetapi sementara

    dan efeknya merugikan terhadap lingkungan.

    15

    Important Butuh penanganan medis & efek tidak terlalu

    merugikan.

    5

    Noticeable Luka ringan, memar, atau penyakit yang ringan dan

    kerugian setempat yang sangat kecil dengan efek

    yang juga setempat.

    1

    Sumber : Risk Management AS / NZS 4360 : 1999 (Modifikasi)

    b. Paparan (Exposure)Paparan menggambarkan tingkat frekuensi interaksi antara

    sumber risiko yang terdapat di tempat kerja dengan pekerja dan

    menggambarkan kesempatan yang terjadi ketika sumber risiko ada

    yang akan diikuti oleh dampak atau konsekuensi yang akan

    ditimbulkan. Tingkat frekuensi tersebut akan ditentukan ke dalam

    kategori tingkat paparan yang mempunyai nilai rating yang berbeda,

    yaitu : Continously, Frequently, Occasionally, Infrequent, Rare, dan

    Very Rare (AS / NZS 4360 : 1999). Dibawah ini merupakan table

    penentuan tingkat paparan dengan metode semi kuantitatif:

  • 7/27/2019 Analisis Tingkat Resiko Keselamatan Kerja

    45/219

    25

    Tabel 2.2

    Tingkat Paparan Metode Analisis Semi Kuantitatif

    Kategori Deskripsi Rating

    Continously Terjadi secara terus menerus setiap hari. 10

    Frequently Terjadi sekali setiap hari. 6

    Occasionally Terjadi sekali seminggu sampai dengan

    sekali sebulan.

    3

    Infrequent Terjadi sekali sebulan sampai dengan

    sekali setahun.

    2

    Rare Pernah terjadi tetapi jarang, diketahui

    kapan terjadinya.

    1

    Very Rare Sangat jarang, tidak diketahui kapan

    terjadinya.

    0,5

    Sumber : Risk Management AS / NZS 4360 : 1999

    c. Kemungkinan (Likelihood)Kemungkinan adalah nilai yang menggambarkan

    kecenderungan terjadinya konsekuensi dari sumber risiko pada setiap

    tahapan pekerjaan. Kemungkinan tersebut akan ditentukan ke dalam

    kategori tingkat kemungkinan yang mempunyai nilai rating yang

    berbeda, yaitu : Almost Certain, Likely, Unusual, Remotely Possible,

    Conceivable, danPractically Impossible (AS / NZS4360 : 1999).

  • 7/27/2019 Analisis Tingkat Resiko Keselamatan Kerja

    46/219

    26

    Table 2.3

    Tingkat Kemungkinan Metode Analisis Semi Kuantitatif

    Kategori Deskripsi Rating

    Almost

    Certain

    Akibat yang paling mungkin timbul

    apabila kejadian tersebut terjadi.

    10

    Likely Kemungkinan terjadi 50 50. 6

    Unusual Mungkin saja terjadi tetapi jarang. 3

    Remotely

    Possible

    Kejadian yang sangat kecil

    kemungkinannya untuk terjadi. 1

    Conceivable Mungkin saja terjadi, tetapi tidak pernah

    terjadi meskipun dengan paparan yang

    bertahun tahun.

    0,5

    Practically

    Impossible

    Tidak mungkin terjadi atau sangat tidak

    mungkin terjadi

    0,1

    Sumber : Risk Management AS / NZS 4360 : 1999

    Tingkat risiko pada analisis semi kuantitatif merupakan hasil

    perkalian nilai variabel konsekuensi, paparan, dan kemungkinan dari

    risiko-risiko keselamatan kerja yang terdapat pada setiap tahapan

    pekerjaan. Tingkat risiko metode analisis semi kuantitatif dibagi ke

    dalam beberapa kategori, yaitu : Very High, Priority 1, Substansial,

    Priority 3, dan Acceptable (AS / NZS4360 : 1999).

  • 7/27/2019 Analisis Tingkat Resiko Keselamatan Kerja

    47/219

    27

    Tabel 2.4

    Tingkat RisikoMetode Analisis Semi Kuantitatif

    Tingkat

    Risiko

    Kategori Tindakan

    > 350 Very High Aktifitas dihentikan sampai risiko bisa

    dikurangi hingga mencapai batas yang

    dibolehkan atau diterima.

    180

    350

    Priority 1

    Perlu pengendalian sesegera mungkin.

    70

    180

    Substansial Mengharuskan adanya perbaikan secara

    teknis.

    20 70 Priority 3 Perlu diawasi dan diperhatikan secara

    berkesinambungan.

    < 20 Acceptable Intensitas yang menimbulkan risiko

    dikurangi seminimal mungkin.

    Sumber : Risk Management AS / NZS 4360 : 1999

    Menurut Cross (1998) masing-masing metode analisis risiko

    yang telah dijelaskan di atas mempunyai beberapa kelebihan dan

    kekurangan di antara satu sama lain. Berikut tabel perbandingan

    antara 3 metode analisis tersebut :

  • 7/27/2019 Analisis Tingkat Resiko Keselamatan Kerja

    48/219

    28

    Tabel 2.5

    Perbandingan Metode Analisis Risiko

    (Menurut Cross, 1998)

    No Metode

    Analisis

    Kelebihan Kekurangan

    1. Kualitatif Lebih MudahLebih Cepat

    Hasil analisis Kurang

    akurat jika dibanding

    dengan hasil analisis

    metode yang lain.

    2. Kuantitatif

    Lebih Akurat

    dibandingkan

    Analisis lainnya

    Waktu Lebih LamaLebih SulitSumber Data harus

    Representatif

    3. Semi

    Kuantitatif

    Lebih Akuratdibanding

    Analisis

    Kualitatif

    Lebih Mudah& Lebih

    Cepat

    dibanding

    Analisis

    Kurang Akuratdibanding Analisis

    Kuantitatif

    Skala yang dipakaiharus tepat untuk

    menentukan tingkat

    risiko

  • 7/27/2019 Analisis Tingkat Resiko Keselamatan Kerja

    49/219

    29

    Kuantitatif

    Sumber : Risk Management AS / NZS 4360 : 1999

    2.3.3 Evaluasi Risiko

    Menurut Australian Standard / New Zealand Standard 4360 : 2004,

    evaluasi risiko merupakan suatu proses membandingkan estimasi nilai risiko

    dengan kriteria yang telah disusun terlebih dahulu dan mempertimbangkan

    keseimbangan antara manfaat potensial dan hasil yang tidak menguntungkan.

    Selanjutnya akan dilakukan proses menilai dan menentukan prioritas

    pengendalian risiko berdasarkan kriteria yang ditetapkan mengenai batasan risiko

    mana yang bisa diterima, risiko mana yang harus dikurangi, atau risiko mana

    yang bisa dikendalikan dengan cara yang lain.

    2.3.4 Pengendalian Risiko

    Menurut PERMENAKER No. 05 / MEN / 1996, pengendalian risiko

    kecelakaan dan penyakit akibat kerja dilakukan dengan berbagai macam metode,

    yaitu :

    a. Pengendalian teknis atau rekayasa yang meliputi eliminasi, subtitusi,isolasi, ventilasi, higiene, dan sanitasi (engineering control).

    b. Pendidikan dan pelatihan.c. Pembangunan kesadaran dan motivasi yang meliputi sistem bonus,

    insentif, penghargaan, dan motivasi diri.

    d. Evaluasi melalui internal audit, penyelidikan dan etiologi.e. Penegakan hukum.

  • 7/27/2019 Analisis Tingkat Resiko Keselamatan Kerja

    50/219

    30

    Menurut Suardi (2005), dalam melakukan langkah-langkah untuk

    mengatasi risiko yang timbul, dibutuhkan suatu skala prioritas yang dapat

    membantu dalam pemilihan pengendalian yang disebut dengan hierarki

    pengendalian. Urutan prioritas atau hierarki tersebut, yaitu :

    a. Eliminasi adalah langkah ideal yang dapat dilakukan dan harus menjadipilihan pertama dalam melakukan pengendalian risiko. Eliminasi berarti

    menghilangkan peralatan yang dapat menimbulkan bahaya.

    b. Substitusi, prinsip dari alat kendali ini adalah mengendalikan sumberrisiko dengan sarana atau peralatan lain yang tingkat risikonya lebih

    rendah atau tidak ada.

    c. Rekayasa Engineeringdilakukan dengan mengubah desain tempat kerja,peralatan, atau proses kerja untuk mengurangi tingkat risiko. Ciri khusus

    dari tahap ini adalah melibatkan pemikiran yang lebih mendalam

    bagaimana membuat lokasi kerja yang lebih aman dengan melakukan

    pengaturan ulang lokasi kerja, memodifikasi peralatan, melakukan

    kombinasi kegiatan, perubahan prosedur, dan mengurangi frekuensi

    dalam melakukan kegiatan berbahaya.

    d. Pengendalian Administrasi, dalam tahap ini menggunakan prosedur,standar operasi kerja, atau panduan sebagai langkah untuk mengurangi

    risiko. Akan tetapi banyak kasus yang ada, pengendalian administrasi

    tetap membutuhkan sarana pengendalian risiko lainnya.

    e. Alat Pelindung Diri (APD) adalah pilihan terakhir yang dapat dilakukanuntuk mencegah paparan bahaya pada pekerja. Penggunaan APD ini

  • 7/27/2019 Analisis Tingkat Resiko Keselamatan Kerja

    51/219

    31

    disarankan hanya digunakan bersamaan dengan penggunaan alat

    pengendali lainnya. Dengan demikian perlindungan keamanan dan

    kesehatan personel akan lebih efektif.

    2.3.5 Pemantauan dan Tinjauan Ulang

    Menurut Mulya (2008), pemantauan bertujuan untuk melakukan survey

    rutin terhadap hasil yang dicapai, kemudian dibandingkan dengan hasil yang

    diharapkan atau target yang telah di buat. Sedangkan tinjauan ulang bertujuan

    melakukan investigasi secara berkala terhadap situasi terkini. Menurut Australian

    Standard / New Zealand Standard4360 : 2004, pemantauan dan tinjauan ulang

    perlu dilakukan untuk memonitor efektifitas seluruh tahapan proses manajemen

    risiko. Hal ini penting untuk perbaikan berkelanjutan. Risiko dan efektifitas

    pengendalian risiko perlu dimonitor untuk meyakinkan bahwa perubahan situasi

    tidak mengubah prioritas risiko.

    2.4 PEMINTALAN(SPINNING)

    2.4.1 Pengertian Pemintalan

    Industri Spinning (pemintalan) termasuk sebagai industri intermediate

    dari industri tekstil. Industri spinning adalah memproses bahan baku berupa

    kapas, rayonfiber, acrylic danpolyesterstaplefibermenjadi benang.

    Industrispinningmenghasilkan out putberupa benang yang berbeda-beda

    jenisnya berdasarkan bahan bakunya. Output berupa benang dikonsumsi oleh

    industri weaving untuk ditenun menjadi kain (facbric) dan ada juga yang

    dikonsumsi oleh industri knittinguntuk dirajut menjadi kain rajut.

  • 7/27/2019 Analisis Tingkat Resiko Keselamatan Kerja

    52/219

    32

    Pada industri spinning terdapat beberapa mesin yang melakukan proses

    pemintalan yaitu blowing, carding, pre drawing, lap former, combing, drawing,

    speed, ring spinning, winding.

    a.Blowingdan Carding

    Merupakan proses dalam pembuatan benang, dimana bahan baku kapas atau

    polyester dimasukkan dalam mesin Blowing untuk diuraikan gumpalan-

    gumpalan seratnya, dibersihkan kotoran-kotorannya, dan diaduk sehingga terjadi

    pencampuran yang merata antara beberapa jenis kapas. Dari proses ini dihasilkan

    Lap yang selanjutnya diproses dalam mesin Carding dan menghasilkan

    "Sliver".

    b. Combing, Drawing dan Finishing

    Proses ini merupakan kelanjutan dari proses blowingdan cardingyang berfungsi

    meluruskan dan mensejajarkan serat, memperbaiki kerataan serat dan membuat

    sliver dengan berat persatuan panjang tertentu. Tugas seksi ini juga membuat

    campuran antarapolyesterdengan kapas melalui prosesDrawing.

    c.Ring Spinningdan Finishing

    Bagian ini menyiapkan benang dari hasil pemintalan dalam bentuk "Cones"

    dengan mesinMach Conner. (ICN, 2009).

    2.4.2 HAZARD DALAM INDUSTRI TEKSTIL

    Frekuensi klaim terbanyak dalam industri tekstil berasal dari proses

    produksi yang sering menimbulkan kerugian berupa kebakaran.

  • 7/27/2019 Analisis Tingkat Resiko Keselamatan Kerja

    53/219

    33

    Disamping prosesnya, material dan cairan yang digunakan

    bersifat combustible seperti dyes, coating,glues, danfilms. Serat tekstil sebagai

    bahan baku sangat mudah terbakar dan juga sangat mudah rusak karena air.

    Terlebih lagi proses produksi tekstil menghasilkan sisa kain atau bahan yang

    terakumulasi selama proses yang bersifat combustible atau mudah terbakar. Stok

    bahan baku dan bahan jadi seharusnya disimpan dengan sebaik-baiknya terpisah

    dari aktifitas atau operasi yang bisa membuat stok tersebut terbakar.

    Secara umum, kondisi instalasi kabel (wiring) harus diperhatikan karena

    pada umumnya pabrik tekstil menggunakan beban tenaga listrik yang tinggi yang

    tentunya kabel akan dialiri arus listrik yang tinggi. Bila keadaan kabel kurang

    baik karena sudah tua atau kabel yang dipakai tidak layak, risiko kebakaran akan

    sangat tinggi karena akan timbul akumulasi panas pada kabel yang ditimbulkan

    oleh arus listrik tadi yang akan memicu kebakaran jika didekatnya terdapat bahan

    yang mudah terbakar.

    2.4.2.1Hazardpada proses spinning

    Tahapan produksi yang sangat berisiko adalah proses pemintalan

    (spinning), khususnya untuk bahan kapas (cotton). Serat kapas sangat

    mudah dan cepat terbakar. Debu yang berasal dari proses pemintalan bisa

    menjadi bahan risiko kebakaran yang sangat tinggi bila terkonsentrasi

    pada tingkat tertentu. Kebakaran dapat diawali oleh kesalahan sistem

    kelistrikan, kerusakan mekanik mesin, atau percik api yang timbul karena

    adanya benda asing dalamfibre conveying system. Risiko kerusakan pada

    sistem kelistrikan secara umum yaitu berupa kerusakan pada motor,

  • 7/27/2019 Analisis Tingkat Resiko Keselamatan Kerja

    54/219

    34

    masalah pada kabel, lampu, dan kotak saklar. Potensi kebakaran bisa

    ditimbulkan juga pada proses pemintalan dimana benang-benang tersebut

    diputar pada kecepatan yang lumayan tinggi yang bisa menyebabkan

    sumbu pemutarnya panas.( lippo insurance. 2009)

    2.4.2.2 Proses Pemintalan

    Pada permulaannya, spinning muncul dengan memintal serat

    menggunakan tangan. Sekarang kayu yang dipanggil spindle digunakan

    untuk mencampurkan pintalan dan memegang serat yang dipintal. Pada

    kebiasaannya lingkaran atau berat menstabilkan spindle. Spindle ialah

    span dan memusingkan serat sehingga serat menjadi seutas benang

    (yarn). Spindle boleh mengantung dan membantu. Kemudian spinning

    wheelberkembang dimana yarn dihasilkan secara cepat dan berterusan.

    Spinning wheel berkemungkinan menggunakan kaki, tangan dan kuasa

    elektrik. Spinning wheelmenggunakan tangan dipanggil charkha tersebar

    luas di India dan digunakan oleh Gandhi dan pengikut-pengikutnya.

    2.4.2.3 Perkembangan Industri Tekstil

    Bidang tekstil sering dikatakan sebagai sunset industry, terutama

    di masa-masa terjadinya kenaikan cost, seperti cost tenaga dan biaya

    tenaga kerja. Faktanya, costtenaga industri tekstil sekarang ini hanyalah

    sebahagian kecil dari jumlah cost produksi. Begitu juga dengan cost

    tenaga kerjanya tidak lebih 10% dari jumlah costproduksi. Maksudnya

    bukan disebabkan komponen-komponen tersebut industri ini jatuh.

    Kenaikan harga minyak dan kenaikan upah buruh untuk industri tekstil

  • 7/27/2019 Analisis Tingkat Resiko Keselamatan Kerja

    55/219

    35

    berlaku di seluruh dunia di sepanjang 12 bulan akhir-akhir ini. Semua

    negara penghasil tekstil di Asia berhadapan dengan masalah yang sama,

    termasuk negara-negara penghasil utama, seperti Republik Rakyat Cina

    (RRC), Indonesia, Vietnam, India, dan Bangladesh.

    Kilang kapas pertama di Amerika Syarikat telah dibina di

    Beverly, Massachusetts pada 1787 oleh seorang usahawan John Cabot

    bersaudara dan pelabur-pelabur Amerika di kilang kain yaitu Thomas

    Somers dan James Leonard. Kilang ini berlainan dengan kilang lain

    kerana menggunakan kuasa kuda (horse power). Pembangunan komersial

    cotton-spinning pertama berjaya dengan sebuah kilang yang

    menggunakan sistem jentera kuasa air sepenuhnya di Amerika Syarikat

    pada 1790 oleh Samuel Slater di Blackstone River, Pawtucket, Rhode

    Island. Pada 1813, Boston Manufacturing Company telah dibina di

    Charles River di Waltham, Massachusetts The Boston Associates.

    Pemiliknya ialah Francis Cabot Lowell, yang mengkaji sistem kilang dan

    pembinaan di Manchester, England.

    Pusat perindustrian di Lowell, Massachusetts di Merrimack -

    Manchester, New Hampshire digabungkan pada 1831 dengan Amoskeag

    Manufacturing Company, yang wujud sepanjang abad ke-19 menjadi

    kilang tekstil (kapas) terbesar di dunia, dengan 30 kilang-kilang dan

    sehingga 17,000 pekerja-pekerja.

    Sejak dahulu, pembatasan kuota akan dihapuskan mulai 1 Januari

    2005. Semua berpendapat bahawa persaingan akan semakin ketat. Namun

  • 7/27/2019 Analisis Tingkat Resiko Keselamatan Kerja

    56/219

  • 7/27/2019 Analisis Tingkat Resiko Keselamatan Kerja

    57/219

    37

    2.4.2.5 Cara Pemprosesan Benang

    a. Bales ke lap

    Kapas mentah yang dihantar ke kilang biasanya dalam bentuk

    bales. Bales tersebut akan dihantar ke mesin blendomet untuk proses

    pembuangan kotoran atau bendasing yang terdapat pada kapas-kapas

    tersebut. Kapas mungkin tidak konsisten dalam kualitas dari bales dan

    contoh bagi setiap bales akan diambil.

    Pada bahagian ini kapas akan dicampurkan dan dibersihkan dari

    kotoran seperti habuk, kapas dalam bentuk bales juga akan dibuka

    kepada bentuk lapisan. Kemudian akan disedut oleh mesin Blendomet

    BDT 019. Setelah kapas yang berbeda kualitasnya akan dicampurkan

    dalam mesinMultipel MixerMM6 235. Seterusnya akan dihantar kepada

    mesin cardingmelalui saluran perpipaan bumbung udara ( SPBU ). (ICN,

    2009).

    b.Lap keSliver Terdapat dua proses yiaitu CardingdanDrawing

    CardingKapas yang telah dibersihkan akan dihantar ke mesin carding melalui

    aliran angin, ini dinamakan chute feeding yiaitu penyambungan terus

    saluran dari proses blowingke carding. Di cardingproses membuat spun

    yarn (sliver) apabila serat-serat pendek atau staple yarn di buka dan

    dibersihkan serta diselarikan kepada benang berterusan yang tidak

    berpintal disebut sliver. Prinsip carding ialah memisah, membuka dan

  • 7/27/2019 Analisis Tingkat Resiko Keselamatan Kerja

    58/219

    38

    menyusun serat-serat pendek menjadi selari. Ia juga memindahkan serat

    dari satu permukaan kepada permukaan lain.

    Drawing

    Prinsip drawing ialah penggabungan beberapa serat sliver yang

    menyerupai ukuran dan berat per unit asal. Percampuran berlaku semasa

    jumlah sliveryarn digandakan dan dimasukkan serentak pada mesin

    seterusnya.

    c. SliverkeRoving

    Proses roving (simplex) ialah proses mengurangkan saiz berat per

    unit panjangsliver. Selepas draftingutas-utas rovingakan menjadi lemah

    dan lembut. Oleh itu, sedikit twist diperlukan untuk menahan tekanan

    pada proses seterusnya. Mesin yang biasa digunakan ialah Simplex

    Frame, Speed Frame dan Roving Frame.

    d. Rovingke Yarn (Spinning)

    Proses spinningadalah untuk menguatkan yarn dengan memberi

    twistserat-serat yang telah didrafpada rollerhadapan serta melilit yarn

    pada bobbin menghasilkan cop yang bersesuaian untuk penyimpanan,

    penghantaran dan proses penyimpanan.

    e. Winding

    Proses winding ialah untuk memeriksa yarn dan membuang

    kecacatan-kecacatan yang terdapat pada yarn seperti bahagian nipis,

    bahagian tebal, bulu dan neps. (ICN, 2009).

  • 7/27/2019 Analisis Tingkat Resiko Keselamatan Kerja

    59/219

    39

    BAB III

    KERANGKA BERFIKIR DAN DEFINISI ISTILAH

    3.1 KERANGKA BERFIKIR

    Kerangka konsep ini berdasarkan kepada teori tahapan manajemen risiko yang

    ditetapkan Australian Standard / New Zealand Standard 4360 : 1999. Penelitian ini

    bertujuan untuk menganalisis tingkat risiko pada proses pemintalan di departemen

    spinningbagian produksi PT Unitex Tbk. Kerangka berpikir tersebut di gambarkan pada

    table 3.1. Peneliti ini dimulai dengan melakukan wawancara dengan informan

    bersangkutan untuk menentukan batasan ruang lingkup dan tahapan proses kerja yang

    ada di departemen spinning. Kemudian di lanjutkan dengan identifikasi risiko pada

    setiap tahapan prosesspinning. Setelah itu baru dilakukan analisis risiko dengan menilai

    konsekuensi, paparan dan kemungkinan berdasarkan standar yang ditetapkanAustralian

    Standard / New Zealand Standard4360 : 1999. Selanjutnya mengevaluasi hasil analisis

    tersebut dengan membandingkan estimasi nilai risiko dengan kriteria yang terdapat

    dalam standar. Dari tahap tersebut di dapat kategori tingkat risiko dari setiap tahapan

    pekerjaan di departemen spinning dan dilakukan kajian mendalam mengenai tingkat

    risiko kecelakaan kerja secara kualitatif.

  • 7/27/2019 Analisis Tingkat Resiko Keselamatan Kerja

    60/219

    40

    Gambar 3.1

    Kerangka Berfikir

    Menentukan Ruang Lingkup

    Struktur Organisasi dan Tahapan Pekerjaan

    pada proses pemintalan(spinning) di bagian

    produksi PT Unitex Tbk Bogor Jawa Barat

    Identifikasi Risiko

    Job Safety Analysis

    (Risiko, Penyebab, dan Upaya Pengendalian) pada tahapan

    proses pemintalan di deptspinning

    Analisis Risiko

    Konsekuensi(Concequency) Paparan (Exposure) Kemungkinan (Likelihood)

    Evaluasi Risiko

    Nilai Risiko = Konsekuensi x Paparan x Kemungkinan

    Tingkat Risiko

  • 7/27/2019 Analisis Tingkat Resiko Keselamatan Kerja

    61/219

    41

    3.2 DEFINISI ISTILAH

    1. Menentukan Ruang LingkupMerupakan sebuah proses penentuan ruang lingkup internal, ruang lingkup

    eksternal, dan ruang lingkup manajemen risiko di mana proses manajemen risiko

    akan diterapkan(AS / NZS4360 : 1999).

    Cara ukur : Wawancara dan observasi.

    Alat ukur : Pedoman wawancara, lembar observasi dan kamera

    Hasil ukur : Struktur organisasi dan tahapan pekerjaan proses

    pemintalan(spinning) di bagian produksi PT Unitex Tbk Bogor

    Jawa Barat.

    2. Identifikasi RisikoMerupakan kegiatan dengan melakukan identifikasi terhadap setiap tahapan

    pekerjaan dengan mencari risiko baik yang berpotensi untuk terjadinya

    kecelakaan dan yang pernah terjadi kecelakaan, penyebab, dan upaya

    pengendalian yang telah dilakukan pada proses pemintalan(spinning) di bagian

    produksi.(AS / NZS4360 : 1999).

    Cara Ukur : Wawancara dan observasi.

    Alat ukur : Tabel identifikasi risikoJob Safety Analysis(JSA), lembar

    Observasi dan kamera

    Hasil Ukur : Diketahuinya Risiko yang telah terjadi dan berpotensi terjadi

    kecelakaan, Penyebab, dan Upaya Pengendalian yang

    telah dilakukan pada setiap tahapan pekerjaan proses

    pemintalan(spinning) di bagian produksi.

  • 7/27/2019 Analisis Tingkat Resiko Keselamatan Kerja

    62/219

    42

    3. Analisis RisikoMerupakan suatu proses ilmiah untuk menentukan tingkat konsekuensi, paparan,

    dan kemungkinandari risiko-risiko keselamatan kerja secara sistematik dengan

    menggunakan informasi seberapa sering suatu kejadian dapat terjadi dan

    besarnya tingkat kerugian yang dihasilkan, bertujuan untuk memisahkan risiko

    yang dapat diterima dan risiko yang memerlukan penanganan yang terdapat di

    setiap tahapan pekerjaan proses pemintalan(spinning) di bagian produksi. Pada

    penelitian ini analisis risiko yang dilakukan menggunakan metode semi

    kuantitatif berdasarkan AS / NZS4360 : 1999.

    a. Konsekuensi (Consequence)Konsekuensi adalah nilai yang menggambarkan suatu keparahan dari efek

    suatu kejadian yang dapat menimbulkan kerugian, injury, atau keadaan yang

    merugikan yang ditimbulkan oleh risiko pada setiap tahapan pekerjaan proses

    pemintalan(spinning) di bagian produksi.

    Cara Ukur : Wawancara dan Observasi.

    Alat ukur : Pedoman wawancara, lembar observasi dan kamera

    Hasil Ukur : Berbagai kategori dan rating tingkat konsekuensi pada

    table 3.1

    Tabel 3.1

    Tingkat Konsekuensi Metode Analisis Semi Kuantitatif

    Kategori Deskripsi Rating

    Catastropic Kerusakan yang sangat parah, terhentinyaaktifitas, kerusakan besar, dan menetap

    terhadap lingkungan.100

    Disaster Kematian, kerusakan setempat, dan

    menetap terhadap lingkungan.50

    Very Serious Cacat atau penyakit yang menetap dan

    kerusakan sementara terhadap lingkungan.25

  • 7/27/2019 Analisis Tingkat Resiko Keselamatan Kerja

    63/219

    43

    Serious Cedera atau penyakit yang serius tetapi

    sementara dan efeknya merugikan terhadaplingkungan.

    15

    Important Butuh penanganan medis & efek tidak

    terlalu merugikan.

    5

    Noticeable Luka ringan, memar, atau penyakit yangringan dan kerugian setempat yang sangat

    kecil dengan efek yang juga setempat.

    1

    Sumber : Risk Management AS / NZS 4360 : 1999 (Modifikasi)

    b. Paparan (Exposure)Paparan menggambarkan tingkat frekuensi yang merupakan pengukuran

    kemungkinan kejadian dari suatu peristiwa yang digunakan sebagai jumlah

    kejadian yang terjadi suatu waktu karena adanya interaksi antara risiko yang

    terdapat di tempat kerja dengan pekerja proses pemintalan(spinning) di

    bagian produksi.

    Cara Ukur : Wawancara dan Observasi.

    Alat ukur : Pedoman wawancara, lembar observasi dan kamera

    Hasil Ukur : Berbagai kategori dan rating tingkat konsekuensi pada

    table 3.2

    Tabel 3.2

    Tingkat Paparan Metode Analisis Semi Kuantitatif

    Kategori Deskripsi Rating

    Continously Terjadi secara terus menerus setiap hari. 10Frequently Terjadi sekali setiap hari. 6

    Occasionally Terjadi sekali seminggu sampai dengan sekalisebulan. 3

    Infrequent Terjadi sekali sebulan sampai dengan sekali

    setahun.2

    Rare Pernah terjadi tetapi jarang, diketahui kapan

    terjadinya.1

    Very Rare Sangat jarang, tidak diketahui kapan terjadinya. 0,5

    Sumber : Risk Management AS / NZS 4360 : 1999

  • 7/27/2019 Analisis Tingkat Resiko Keselamatan Kerja

    64/219

    44

    c Kemungkinan (Likelihood)Kemungkinan terjadinya suatu kejadian yang spesifik atau outcome yang

    diukur dengan rasio dari suatu kejadian dan jumlah total kemungkinan

    terjadinya suatu kejadian pada setiap tahapan pekerjaan proses

    pemintalan(spinning) di bagian produksi.

    Cara Ukur : Wawancara dan Observasi.

    Alat ukur : Pedoman wawancara, lembar observasi dan kamera

    Hasil Ukur : Berbagai kategori dan rating tingkat konsekuensi pada

    table 3.3

    Tabel 3.3

    Tingkat Kemungkinan Metode Analisis Semi Kuantitatif

    Kategori Deskripsi Rating

    Almost Certain Akibat yang paling mungkin timbul apabilakejadian tersebut terjadi.

    10

    Likely Kemungkinan terjadi 50 50. 6

    Unusual Mungkin saja terjadi tetapi jarang. 3

    Remotely

    Possible

    Kejadian yang sangat kecil kemungkinannya

    untuk terjadi.

    1

    Conceivable Mungkin saja terjadi, tetapi tidak pernah terjadimeskipun dengan paparan yang bertahun tahun.

    0,5

    PracticallyImpossible

    Tidak mungkin terjadi atau sangat tidak mungkinterjadi

    0,1

    Sumber : Risk Management AS / NZS 4360 : 1999

    4. Evaluasi RisikoEvaluasi risiko yaitu membandingkan nilai risiko yang di temukan selama proses

    analisis dengan kriteria risiko yang telah di tentukan untuk menilai dan

    menentukan prioritas pengendalian risiko berdasarkan kriteria yang ditetapkan

    mengenai batasan risiko mana yang bisa diterima, risiko mana yang harus

    dikurangi atau dikendalikan dengan cara yang lain(AS / NZS4360 : 1999).

  • 7/27/2019 Analisis Tingkat Resiko Keselamatan Kerja

    65/219

    45

    a. Nilai RisikoNilai risiko adalah hasil perkalian nilai variabel konsekuensi, paparan, dan

    likelihood dari risiko-risiko keselamatan kerja yang terdapat pada setiap

    tahapan pekerjaan proses proses pemintalan(spinning) di bagian produksi

    dengan menggunakan rumus berdasarkanAS / NZS4360 : 1999.

    Cara Ukur : Nilai Risiko = Konsekuensi x Paparan x Kemungkinan.

    Alat ukur : Tabel analisis risiko

    Hasil Ukur : Nilai Risiko

    b. Tingkat RisikoKategori tingkat risiko ditentukan berdasarkan hasil perhitungan nilai risiko

    pada tahapan pekerjaan proses pemintalan(spinning) di bagian produksi.

    Cara Ukur : Membandingkan Nilai Risiko dengan Tingkat Risiko.

    Alat ukur : Tabel kategori tingkat risiko

    Hasil Ukur : Berbagai kategori dan rating tingkat konsekuensi pada

    table 3.4

    Tabel 3.4

    Tingkat RisikoMetode Analisis Semi Kuantitatif

    Tingkat Risiko Kategori Tindakan

    > 350 Very High Aktifitas dihentikan sampai risiko bisadikurangi hingga mencapai batas yang

    dibolehkan atau diterima.180 350 Priority 1 Perlu pengendalian sesegera mungkin.

    70 180 Substansial Mengharuskan adanya perbaikan secarateknis.

    20 70 Priority 3 Perlu diawasi dan diperhatikan secaraberkesinambungan.

    < 20 Acceptable Intensitas yang menimbulkan risikodikurangi seminimal mungkin.

    Sumber : Risk Management AS / NZS 4360 : 1999

  • 7/27/2019 Analisis Tingkat Resiko Keselamatan Kerja

    66/219

    46

    BAB IV

    METODE PENELITIAN

    4.1 DESAIN PENELITIAN

    Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Pengamatan diawali

    dengan mendefinisikan ruang lingkup untuk membatasi sejauh mana penelitian

    dilakukan dilanjutkan dengan mengidentifikasi risiko pada proses kerja pemintalan

    sehingga di dapatkan rincian pekerjaan, bahaya, risiko dan pengendalian yang dilakukan,

    kemudian dilanjutkan dengan analisis risiko untuk mengetahui konsekuensi, paparan dan

    kemungkinan, selanjutnya evaluasi dengan menghitung nilai risiko sehingga di dapat

    tingkat risiko yang ada di tempat penelitian dan membandingk