studi tingkat resiko bahaya seismik berdasarkan …repositori.uin-alauddin.ac.id/7999/1/a.resqy nur...

123
STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN ANALISIS PENGUKURAN MIKROTREMOR DI KECAMATAN ALLA KABUPATEN ENREKANG Skripsi Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat meraih gelar Sarjana Sains Jurusan Fisika pada Fakultas Sains dan Teknologi UIN Alauddin Makassar Oleh: A.RESQY NUR AMALIYAH NIM. 60400113007 FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UIN ALAUDDIN MAKASSAR 2017

Upload: leanh

Post on 13-Mar-2019

229 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN …repositori.uin-alauddin.ac.id/7999/1/A.RESQY NUR AMALIYAH.pdf · STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN ANALISIS PENGUKURAN

STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN ANALISIS PENGUKURAN MIKROTREMOR DI KECAMATAN

ALLA KABUPATEN ENREKANG

Skripsi

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat meraih gelar Sarjana Sains Jurusan Fisika

pada Fakultas Sains dan Teknologi UIN Alauddin Makassar

Oleh: A.RESQY NUR AMALIYAH

NIM. 60400113007

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UIN ALAUDDIN MAKASSAR

2017

Page 2: STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN …repositori.uin-alauddin.ac.id/7999/1/A.RESQY NUR AMALIYAH.pdf · STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN ANALISIS PENGUKURAN

i

Page 3: STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN …repositori.uin-alauddin.ac.id/7999/1/A.RESQY NUR AMALIYAH.pdf · STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN ANALISIS PENGUKURAN

ii

Page 4: STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN …repositori.uin-alauddin.ac.id/7999/1/A.RESQY NUR AMALIYAH.pdf · STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN ANALISIS PENGUKURAN

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah Subhanahu

Wata’ala atas segala limpahan berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan serta menyusun skripsi ini yang berjudul “Studi Tingkat Resiko

Bahaya Seismik Berdasarkan Analisis Pengukuran Mikrotremor Di

Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang”. Salam dan salawat selalu tercurah

kepada junjungan baginda Rasulullah saw, yang telah membawa manusia dari

alam jahiliyah menuju alam yang berilmu seperti sekarang. Skripsi ini disusun

sebagai salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk menyelesaikan program

Strata-I di Jurusan Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri

(UIN) Alauddin Makassar.

Skripsi ini penulis persembahkan dengan penuh rasa terima kasih kepada

Ayahanda tercinta A.Syafruddin, S.Pd dan Ibunda tercinta Nurhefi Rahmat

selaku orang tua yang telah menjadi motivator dan pemberi semangat yang luar

biasa agar penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan cepat serta tiada henti-

hentinya mendoakan penulis dengan penuh kesabaran dan ketulusan agar penulis

diberi kemudahan dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

Penulis juga mengucapkan rasa hormat dan terima kasih kepada Bapak

Muh. Said L, S.Si., M.Pd dan Ibu Ria Rezki Hamzah, S.Pd., M.Pd, selaku

pembimbing I dan II yang telah mencurahkan ilmu dan waktu untuk membimbing

penulis serta mendengarkan segala keluh kesah penulis dengan penuh kesabaran,

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Page 5: STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN …repositori.uin-alauddin.ac.id/7999/1/A.RESQY NUR AMALIYAH.pdf · STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN ANALISIS PENGUKURAN

iv

Penulis juga menyadari sepenuhnya, dalam penyusunan skripsi ini tidak

lepas dari tantangan dan hambatan namun berkat pertolongan dari Allah Swt dan

dukungan, bantuan serta doa dari berbagai pihak sehingga penyelesaian skripsi ini

dapat terwujud. Oleh karena itu penulis juga mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Musafir Pabbari, M.Si selaku Rektor UIN Alauddin

Makassar beserta Wakil Rektor I, Wakil Rektor II dan Wakil Rektor III.

2. Bapak Prof. Dr. H. Arifuddin, M.Ag selaku Dekan Fakultas Sains dan

Teknologi beserta Wakil Dekan I Ibu Dr. Wasilah, S.T., M.T, Wakil

Dekan II Bapak Dr. M. Thahir Maloko, M.HI dan Wakil Dekan III Ibu

Dr. Ir. Andi Suarda, M.Si.

3. Ibu Sahara, S.Si., M.Sc., Ph.D selaku Ketua Jurusan Fisika, Fakultas

Sains dan Teknologi UIN Alauddin Makassar.

4. Bapak Ihsan, S.Pd., M.Si selaku Sekretaris Jurusan Fisika sekaligus

sebagai penguji I dan Bapak Dr. H. Muh. Sadik Sabry, M.Ag selaku

penguji II yang telah memberikan kritikan dan saran yang membangun

untuk perbaikan skripsi ini.

5. Ibu Rahmaniah, S.Si., M.Si selaku Kepala Laboratorium Jurusan Fisika,

Fakultas Sains dan Teknologi UIN Alauddin Makassar.

6. Ibu Hernawati, S.Pd., M.Pfis selaku Penasehat Akademik yang telah setia

dan sabar membimbing dan memberikan masukan akademik kepada

penulis.

7. Bapak Ibu Dosen Jurusan Fisika yang telah memberikan ilmunya dan

mendidik penulis dengan ketulusan serta kesabarannya sejak penulis masih

semester pertama hingga selesai melewati masa perkuliahan.

Page 6: STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN …repositori.uin-alauddin.ac.id/7999/1/A.RESQY NUR AMALIYAH.pdf · STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN ANALISIS PENGUKURAN

v

8. Bapak A. Fachri Radjab, S.Si, M.Si selaku Kepala Balai BMKG Wilayah

IV Makassar yang telah memberikan izin peminjaman alat penelitian

kepada penulis sehingga proses penelitian dapat berjalan lancar.

9. Seluruh Staf Bidang Observasi Geofisika dan Pembimbing Lapangan

di BBMKG Wilayah IV Makassar yang telah memberikan pengajaran dan

bimbingan selama proses penelitian hingga pengolahan data skripsi.

10. Bapak Muhtar, S.T, Bapak Abdul Mun’im Thariq, S.T, Bapak Ahmad

Yani, S.Si, dan Ibu Nurhaisah, S.Si selaku laboran Jurusan Fisika yang

telah sabar dan tulus membimbing dan mendidik penulis selama proses

praktikum.

11. Seluruh Staf Akademik Fakultas Sains dan Teknologi UIN Alauddin

Makassar.

12. Ibu Hadiningsih, SE selaku staf akademik Jurusan Fisika yang telah

membantu penulis dalam penyelesaian administrasi persuratan penulis

sejak menjadi mahasiswa baru hingga selesai.

13. Ibu Sulistiyani, Ibu Harlia, Bapak Harno, Bapak Jono dan Mas Dwi

dari BPPTKG Yogyakarta yang telah membagikan ilmunya dan

memberikan pengarahan serta masukan-masukan hingga selesainya skripsi

ini.

14. Dzulkifli, Adnan dan Adhitya selaku saudara kandung penulis yang telah

memberikan dorongan semangat dalam meyelesaikan skripsi ini.

15. Teman-teman magang di BPPTKG Yogyakarta Aida, Rian, Dian, Pipit,

Winda, Annisa, Fairuz, Yossita, Meindy, Ayub, Edo, Danis, Aidil,

Page 7: STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN …repositori.uin-alauddin.ac.id/7999/1/A.RESQY NUR AMALIYAH.pdf · STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN ANALISIS PENGUKURAN

vi

Febri, Fachrul, Sudigyo, Waskita dan Ardian telah menjadi teman

berbagi ilmu selama proses penulisan skripsi ini.

16. Teman-teman dari pengurus HMGI Wilayah 5 (Sudarmadi, Adimaher,

Ichsan, Andi Hasyruddin) dan teman-teman Geofisika Unhas yang telah

menjadi teman berbagi ilmu dan semangat selama proses penulisan skripsi

ini.

17. Keluarga besar Sains Fisika baik itu senior maupun junior yang telah

memberikan bantuan moril dan dorongan semangat untuk penyelesaikan

tugas akhir ini.

18. Sahabat-sahabat tercinta Hikmah, Manda, Putri, Fatma, Marwah, Titi

dan Safwan Saifullah serta keluarga besar Asas 13lack, yang selalu setia

mendengarkan segala kepusingan dan keluh kesah penulis selama menjadi

mahasiswa. Terima kasih atas semuanya, semoga persahabatan kita kekal

dunia dan akhirat. Amin.

Semoga Allah swt memberikan balasan yang berlipat ganda kepada

semuanya. Penulis menyadari skripsi ini tidak luput dari berbagai kekurangan,

maka dari itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi

kesempurnaan dan perbaikan sehingga akhirnya skripsi ini dapat memberikan

manfaat khususnya kepada penulis sendiri serta bagi bidang pendidikan dan

masyarakat.

Gowa, November 2017 Penulis

A.RESQY NUR AMALIYAH NIM: 60400113019

Page 8: STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN …repositori.uin-alauddin.ac.id/7999/1/A.RESQY NUR AMALIYAH.pdf · STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN ANALISIS PENGUKURAN

vii

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ................................................................. i

PENGESAHAN SKRIPSI ..................................................................................... ii

KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ vii

DAFTAR TABEL ................................................................................................. ix

DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. x

DAFTAR SIMBOL .............................................................................................. xii

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xiii

ABSTRAK .......................................................................................................... xiv

ABSTRACT .......................................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah Penelitian ..................................................................... 6

1.3 Tujuan Penelitian ....................................................................................... 6

1.4 Ruang Lingkup Penelitian .......................................................................... 7

1.5 Manfaat Penelitian ..................................................................................... 8

BAB II TINJAUAN TEORETIS ............................................................................ 9

2.1 Gempabumi ................................................................................................ 9

2.2 Gelombang Seismik ................................................................................. 17

2.3 Mikrozonasi Mikrotremor ........................................................................ 20

Page 9: STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN …repositori.uin-alauddin.ac.id/7999/1/A.RESQY NUR AMALIYAH.pdf · STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN ANALISIS PENGUKURAN

viii

2.4 Metode HVSR (Horizontal Vertical Spectral Ratio) ................................ 22

2.5 Frekuensi Dominan (f0) ............................................................................ 25

2.6 Faktor Amplifikasi (A0) ........................................................................... 26

2.7 Periode Dominan (T0) .............................................................................. 27

2.8 Indeks Kerentanan Seismik (Kg) .............................................................. 28

2.9 Percepatan Getaran Tanah (PGA) ............................................................ 29

2.10 Tinjauan Umum Kecamatan Alla .......................................................... 31

BAB III METODE PENELITIAN ........................................................................ 34

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian .................................................................. 34

3.2 Data Penelitian ......................................................................................... 35

3.3 Alat dan Bahan ......................................................................................... 35

3.4 Prosedur Penelitian .................................................................................. 37

3.5 Diagram Alir Penelitian ........................................................................... 41

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 43

4.1 Hasil Penelitian ........................................................................................ 43

4.2 Pembahasan .............................................................................................. 63

BAB V PENUTUP ................................................................................................ 69

5.1 Kesimpulan .............................................................................................. 69

5.2. Saran ....................................................................................................... 70

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 71

RIWAYAT HIDUP ............................................................................................... 74

LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................... L1

Page 10: STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN …repositori.uin-alauddin.ac.id/7999/1/A.RESQY NUR AMALIYAH.pdf · STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN ANALISIS PENGUKURAN

ix

DAFTAR TABEL

No. Tabel Keterangan Tabel Halaman

2.1 Klasifikasi Tanah Berdasrkan Nilai Frekuensi Dominan 25

Mikrotremor Oleh Kanai

2.2 Klasifikasi Nilai Faktor Amplifikasi 27

2.3 Klasifikasi Tanah Kanai Dan Omote – Nakajima 27

2.4 Klasifikasi Nilai Indeks Kerentanan Seismik 29

2.5 Skala Intensitas Gempabumi 30

4.1 Hasil Analisis Data Nilai Frekuensi Dominan (F0) 44

4.2 Hasil Analisis Data Nilai Periode Dominan (T0) 47

4.3 Hasil Analisis Data Nilai Faktor Amplifikasi (A0) 49

4.4 Hasil Analisis Data Nilai Indeks Kerentanan Seismik (Kg) 51

4.5 Hasil Analisis Data Nilai Percepatan Getaran Tanah / PGA 53

4.6 Hubungan Parameter-Parameter Mikrotremor Terhadap 63

Resiko Bahaya Seismik

Page 11: STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN …repositori.uin-alauddin.ac.id/7999/1/A.RESQY NUR AMALIYAH.pdf · STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN ANALISIS PENGUKURAN

x

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Keterangan Gambar Halaman

1.1 Peta Tektonik Dan Struktur Sulawesi 2

1.2 Peta Distribusi Gempabumi Wilayah Sulawesi Selatan 3

Periode 2006-2016

1.3 (a) Peta Geologi Daerah Enrekang Dan Tana Toraja, Provinsi 4

Sulawesi Selatan, (b) Peta Lokasi Penelitian Yang Di Overlay

Dengan Peta Geologi

2.1 Penjalaran Gelombang Badan (Body Wave) Dan Gelombang 20

Permukaan (Surface Wave)

2.2 Perbandingan Kurva HVSR 24

2.3 Peta Percepatan Gempa Maksimum Di Batuan Dasar (SB) 31

Indonesia Dalam SNI 03-1726-2002 Yang Saat Ini Berlaku

Di Indonesia

2.4 Peta Administrasi Kecamatan Alla 32

3.1 Peta Lokasi Penelitian 34

3.2 Desain Grid Titik Pengukuran Mikrotremor Di Kecamatan Alla, 38

Kabupaten Enrekang

4.1 Kontur Sebaran Frekuensi Dominan (F0) 45

4.2 Kontur Sebaran Periode Dominan (T0) 48

4.3 Kontur Sebaran Nilai Faktor Amplifikasi (A0) 50

4.4 Kontur Sebaran Nilai Kerentanan Seismik (Kg) 52

4.5 Kontur Sebaran Nilai Percepatan Getaran Tanah / PGA 54

4.6 Peta Mikrozonasi Sebaran Nilai Frekuensi Dominan Overlay 56

Dengan Peta Geologi Kecamatan Alla, Kabupaten Enrekang

4.7 Peta Mikrozonasi Sebaran Nilai Periode Dominan Overlay 57

Dengan Peta Geologi Kecamatan Alla, Kabupaten Enrekang

4.8 Peta Mikrozonasi Sebaran Nilai Faktor Amplifikasi Overlay 59

Dengan Peta Geologi Kecamatan Alla, Kabupaten Enrekang

4.9 Peta Mikrozonasi Sebaran Nilai Indeks Kerentanan Sesmik 60

Page 12: STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN …repositori.uin-alauddin.ac.id/7999/1/A.RESQY NUR AMALIYAH.pdf · STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN ANALISIS PENGUKURAN

xi

(Kg) Overlay Dengan Peta Geologi Kecamatan Alla, Kabupaten

Enrekang

4.10 Peta Mikrozonasi Sebaran Nilai Percepatan Getaran Tanah 62

/PGA Overlay Dengan Peta Geologi Kecamatan Alla, Kabupaten

Enrekang

Page 13: STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN …repositori.uin-alauddin.ac.id/7999/1/A.RESQY NUR AMALIYAH.pdf · STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN ANALISIS PENGUKURAN

xii

DAFTAR SIMBOL

Simbol Keterangan Satuan

R(F) Spektrum Ratio HVSR Hz

( ) Spektrum Komponen Barat-Timur Hz

( ) Spektrum Komponen Horizontal Utara-Selatan Hz

( ) Spektrum Komponen Vertikal Hz

F0 Frekuensi Dominan Hz

T0 Periode Dominan s

A0 Faktor Amplifikasi

Kg Indeks Kerentanan Seismik

A Percepatan Getaran Tanah / PGA Gal

R Jarak Dari Titik Pengukuran Ke Sumber Gempa M

M Magnitude Gempa SR

Page 14: STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN …repositori.uin-alauddin.ac.id/7999/1/A.RESQY NUR AMALIYAH.pdf · STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN ANALISIS PENGUKURAN

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Keterangan Lampiran Halaman

1 Data Hasil Penelitian Lapangan L2

2 Analisis Data Penelitian L14

3 Peta Geologi Dan Peta Administrasi L29

4 Dokumentasi Penelitian L31

5 Persuratan L35

Page 15: STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN …repositori.uin-alauddin.ac.id/7999/1/A.RESQY NUR AMALIYAH.pdf · STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN ANALISIS PENGUKURAN

xiv

ABSTRAK

Nama : A. Resqy Nur Amaliyah NIM : 604001130007 Judul : Studi Tingkat Resiko Bahaya Seismik Berdasarkan Analisis

Pengukuran Mikrotremor Di Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang

Telah dilakukan analisis tingkat resiko bahaya seismik di kecamatan Alla

kabupaten Enrekang melalui pengukuran mikrotremor dan perhitungan percepatan getaran tanah (PGA) berdasarkan data gempa serta membuat pemetaan mikrozonasi dari sebaran nilai frekuensi dominan, periode dominan, faktor amplifikasi, indeks kerentanan seismik dan nilai PGA. Pengukuran mikrotremor dilakukan secara grid sebanyak 15 titik pengukuran dengan spasi 500 m. Hasil pengukuran mikrotremor, diketahui beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat resiko bahaya seismik dengan menganalisis menggunakan software Geopsy sebaran nilai frekuensi dominan, periode dominan, faktor amplifikasi dan indeks kerentanan seismik di Kecamatan Alla cenderung termasuk dalam kategori rendah sampai tinggi (sesuai hasil pemetaan mikrozonasi menggunakan software Surfer 12). Hal ini diakibatkan pengaruh dari adanya lapisan sedimen yang tebal dibawah permukaan yang di bawahnya terdapat bedrock berupa batugamping yang sifatnya keras. Sedangkan untuk analisis pengaruh nilai PGA terhadap intensitas gempabumi, diketahui sebaran nilai PGA cenderung terdapat pada kategori rendah hingga sedang yaitu pada rentang 0,8501 sampai 31,7304 gal dengan nilai skala percepatan getaran tanahnya berkisar antara < 2,9 - 88 gal. Nilai PGA yang diperoleh, dipengaruhi oleh kondisi geologi daerah setempat dan jauhnya jarak sumber gempabumi yang dijadikan sebagai referensi gempa ke lokasi pengukuran. Kata Kunci: Mikrotremor, indeks kerentanan, PGA, gempabumi.

Page 16: STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN …repositori.uin-alauddin.ac.id/7999/1/A.RESQY NUR AMALIYAH.pdf · STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN ANALISIS PENGUKURAN

xv

ABSTRACT

Name : A.Resqy Nur Amaliyah NIM : 60400113007 Title : Level of Seismic Hazard Risk Study Based on

Microtremor Measurement Analysis in Alla Sub-District of Enrekang District

An analysis level of the risk on seismic hazard in Alla district of Enrekang

district through microtremor measurement and peak ground acceleration (PGA) calculation based on earthquake data and microzonation mapping of dominant frequency distribution, period dominant, amplification factor, seismic vulnerability index and PGA value. Microtremor measurements were performed grid by 15 point measurements with 500 m. The results of microtremor measurements, it is known that some factors that influence the level of the risk on seismic hazard by analyzing using Geopsy software distribution of dominant frequency values, dominant period, amplification factor and seismic vulnerability index in Alla Subdistrict tend to be included in low to high moderate category (according to microzonation mapping result using Surfer 12 software). This is due to the influence of the presence of a thick layer of sediment beneath the surface beneath which there is bedrock in the form of hard limestone. While for the analysis of PGA value influence to earthquake intensity, it is known that PGA value distribution tend to be in low to medium category that is in the range 0,8501 to 31,7304 gal with the vibration scale acceleration scale of the land ranges between < 2.9 - 88 gal. The value of PGA obtained, influenced by the geological condition of the local area and the distance of the earthquake source used as reference of the earthquake to the measurement location. Keywords : Microtremor, vulnerability index, PGA, earthquake

Page 17: STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN …repositori.uin-alauddin.ac.id/7999/1/A.RESQY NUR AMALIYAH.pdf · STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN ANALISIS PENGUKURAN

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kondisi tektonik Indonesia yang terletak pada pertemuan tiga lempeng

dunia yaitu lempeng Eurasia, lempeng Pasifik dan lempeng Indo-Australia yang

saling bergerak menempatkannya sebagai wilayah dengan tingkat aktifitas

tektonik yang sangat aktif dan rawan terhadap bencana gempabumi. Akibat dari

kondisi tersebut, maka banyak pula daerah-daerah di Indonesia yang sering

mengalami guncangan atau getaran gempabumi, salah satunya yaitu Pulau

Sulawesi yang diapit oleh dua lempeng besar dunia yaitu lempeng Eurasia dan

Indo-Australia.

Selain dari pengaruh letak Pulau Sulawesi yang diapit oleh dua lempeng

besar, yang menyebabkan wilayah ini menjadi rawan terhadap bencana alam

khususnya gempabumi yaitu karena terdapat beberapa jalur sesar yang tersebar di

beberapa daerah diantaranya sesar Walanae (yang memotong diagonal wilayah

Sulawesi Selatan), Palu Koro (dari Flores, Palu hingga ke Selat Makassar), sesar

Gorontalo, sesar Batui (Sulawesi Tengah), sesar naik Selat Makassar dan sesar

Matano, sesar Lawanoppo dan Kolaka (Sulawesi Tenggara) seperti pada gambar

1.1.

Page 18: STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN …repositori.uin-alauddin.ac.id/7999/1/A.RESQY NUR AMALIYAH.pdf · STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN ANALISIS PENGUKURAN

2

Gambar 1.1. Peta tektonik dan struktur Sulawesi (Yeni 2016, 12-13)

Sesar merupakan rekahan pada lapisan batuan bumi yang menyebabkan

suatu blok batuan bergerak relatif terhadap blok lainnya. Sulawesi selatan menjadi

daerah yang dilalui oleh sesar-sesar aktif seperti sesar Walanae, sesar Matano dan

sesar Palu koro. Sesar Walanae yang berada pada potongan diagonal wilayah

Sulawesi Selatan, melewati beberapa daerah diantaranya dari wilayah Mamuju,

Toraja, Enrekang hingga ke Bulukumba. Sesar ini sangat mempengaruhi aktifitas

tektonik daerah-daerah yang dilaluinya, sehingga daerah tersebut rentan terhadap

besarnya guncangan atau getaran gempabumi yang terjadi baik itu di daerah

tersebut ataupun di sekitar daerah yang dilalui oleh sesar tersebut. Tingkat

keaktifan gempa-gempa tektonik yang terjadi di Sulawesi Selatan dapat dilihat

dari catatan distribusi gempabumi oleh BMKG dalam rentan tahun 2006 – 2016.

Page 19: STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN …repositori.uin-alauddin.ac.id/7999/1/A.RESQY NUR AMALIYAH.pdf · STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN ANALISIS PENGUKURAN

3

Gambar 1.2. Peta Distribusi Gempabumi Wilayah Sulawesi Selatan Periode 2006-2016 (Sumber: BBMKG Wilayah IV Makassar)

Kabupaten Enrekang menjadi salah satu daerah yang dialui oleh sesar

Walanae yang melewati beberapa kecamatan, salah satunya di kecamatan Alla.

Secara geografis, kecamatan Alla terletak pada koordinat 119037’19,16” BT dan

4001’06,80” LS serta memiliki luas 34,66 km

2. Kecamatan Alla terdiri dari 8

desa/kelurahan, dengan struktur geologi yang didominasi oleh dua formasi batuan

yaitu Date terdiri dari batulanau gampingan dan batupasir gampingan serta

formasi Makale terdiri dari batugamping terumbu. Kecamatan Alla menjadi pusat

perekonomian di Kabupaten Enrekang dikarenakan daerah ini menjadi wilayah

agrobisnis hasil perkebunan daerah. Berdasarkan kondisi tersebut menjadikan

daerah ini juga sebagai pusat pembangunan sarana dan prasarana yang dapat

mengembangkan potensi daerah tersebut, baik itu berupa bangunan-bangunan

maupun infrastruktur jalan, khususnya jalan trans antar kabupaten di Sulawesi

Selatan.

Page 20: STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN …repositori.uin-alauddin.ac.id/7999/1/A.RESQY NUR AMALIYAH.pdf · STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN ANALISIS PENGUKURAN

4

(a) (b)

Gambar 1.3. (a) Peta geologi daerah Enrekang dan Tana Toraja, Provinsi Sulawesi Selatan, (b) Peta lokasi penelitian yang di overlay dengan peta geologi

Berdasarkan kondisi geologi kecamatan Alla yang dilalui oleh sesar

Walanae serta kondisi pembangunan yang semakin meningkat tiap tahunnya di

daerah tersebut, maka sangat diperlukan adanya antisipasi dan perlakuan dini

dalam hal melakukan survei awal untuk mengetahui tingkat resiko bahaya seismik

didaerah tersebut. Untuk mengetahui tingkat resiko bahaya seismik pada suatu

daerah, dapat dilakukan dengan pembuatan mikrozonasi wilayah rentan terhadap

aktivitas seismik dengan menggunakan metode mikrozonasi mikrotremor.

Mikrotremor merupakan getaran yang sangat kecil amplitudonya yang terjadi

secara kontinyu dari tanah atau struktur batuan yang disebabkan oleh adanya

aktifitas alami bawah permukaan ataupun akibat aktifitas manusia seperti lalu

lintas, orang berjalan, mesin pabrik dan lain – lain. Metode ini dianggap lebih

Page 21: STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN …repositori.uin-alauddin.ac.id/7999/1/A.RESQY NUR AMALIYAH.pdf · STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN ANALISIS PENGUKURAN

5

murah dan mudah dilaksakan sehingga pemetaan daerah rawan bencana maupun

perencanaan mitigasi bencana gempabumi dapat dengan cepat dibuat.

Mikrozonasi mikrotremor telah banyak dilakukan pada penelitian -

penelitian sebelumnya, diantaranya yang dilakukan oleh Reza (2013) di

Kelurahan Kejawan Putih Tambak Surabaya dengan membagi zona gempa

menggunakan metode HVSR. Pada penelitian tersebut diperoleh nilai frekuensi

alami berkisar 1,00 – 2,65 Hz, faktor amplifikasi antara 2,19–8,04, indeks

kerentanan antara 3,25 – 58,81 dan ketebalan sedimen antara 23,73 –107,52 m.

Selain itu, kajian mengenai potensi bahaya gempabumi berdasarkan efek tapak

lokal juga pernah dilakukan oleh Bambang (2012) di daerah Sumbawa. Penelitian

ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik dinamis kondisi geologi lokal

diantaranya frekuensi dominan, indeks kerentanan seismik serta nilai percepatan

getaran tanah / PGA. Pengukuran yang dilakukan selama 30 menit pada masing-

masing titik pengukuran, menghasilkan nilai frekuensi dominan yang relatif tinggi

berkisar 24,4 hingga 48,14 Hz serta indeks kerentanan seismik yang relatif rendah

yaitu berkisar antara 0,1 hingga 4,8. Sedagkan nilai PGA berkisar antara 0,25

hingga 0,36 gal.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Reza (2013) dan

Bambang (2012), dapat disimpulkan bahwa berdasarkan pengukuran mikrotemor

dapat dilakukan mikrozonasi daerah rawan bencana gempa bumi baik itu pada

daerah yang memiliki efek tapak lokal dari kejadian gempa yang pernah terjadi

pada daerah tersebut maupun daerah yang tidak memiliki pengaruh efek tapak

lokal kejadian gempa. Pada penelitian yang dilakukan di kecamatan Alla

Page 22: STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN …repositori.uin-alauddin.ac.id/7999/1/A.RESQY NUR AMALIYAH.pdf · STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN ANALISIS PENGUKURAN

6

kabupaten Enrekang lebih berfokus pada seberapa besar tingkat resiko bahaya

seismik di daerah tersebut akibat pengaruh kondisi geologi daerah setempat

berdasarkan analisis pengukuran mikrotremor dan nilai percepatan getaran tanah.

Dari penelitian ini, maka diharapkan dapat menjadi referensi bagi pemerintah

setempat dalam melakukan mikrozonasi daerah rentan terhadap resiko bahaya

seismik maupun dari segi perencanaan tata ruang wilayah / RTRW.

1.2. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dalam penelitian ini diangkat

rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana tingkat resiko bahaya seismik berdasarkan analisis pengukuran

mikrotremor di Kecamatan Alla, Kabupaten Enrekang Sulawesi Selatan?

2. Bagaimana pengaruh nilai percepatan getaran tanah terhadap intensitas

gempabumi di Kecamatan Alla, Kabupaten Enrekang Sulawesi Selatan

menggunakan persamaan empiris Kanai?

3. Bagaimana mikrozonasi sebaran nilai amplifikasi , frekuensi dominan,

periode dominan, indeks kerentanan seismik serta pecepatan getaran tanah /

PGA di Kecamatan Alla, Kabupaten Enrekang Sulawesi Selatan?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan yang dicapai pada penelitian yaitu:

1. Mengetahui tingkat resiko bahaya seismik berdasarkan analisis pengukuran

mikrotremor di Kecamatan Alla, Kabupaten Enrekang Sulawesi Selatan.

Page 23: STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN …repositori.uin-alauddin.ac.id/7999/1/A.RESQY NUR AMALIYAH.pdf · STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN ANALISIS PENGUKURAN

7

2. Mengetahui pengaruh nilai percepatan getaran tanah terhadap intensitas

gempabumi di Kecamatan Alla, Kabupaten Enrekang Sulawesi Selatan

menggunakan persamaan empiris Kanai.

3. Membuat mikrozonasi sebaran nilai amplifikasi , frekuensi dominan, periode

dominan, indeks kerentanan seismik serta pecepatan getaran tanah / PGA di

Kecamatan Alla, Kabupaten Enrekang Sulawesi Selatan.

1.4. Ruang Lingkup Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, maka ruang lingkup

dari penelitian ini yaitu:

1. Penelitian ini bersifat survei awal yang meninjau tingkat resiko bahaya

seismik dari kondisi geologi daerah setempat meliputi formasi batuan dan

letak sesar.

2. Metode yang dilakukan pada penelitian ini yaitu metode HVSR (Horizontal

Vertical Spectral Ratio), sedangkan untuk perhitungan percepatan getaran

tanah / PGA dengan menggunakan persamaan empiris Kanai.

3. Alat yang digunakan pada pengukuran mikrotremor yaitu Portable Digital

Seismograph type TDS.

4. Pengukuran mikrotremor ini dilakukan pada 15 titik pengukuran dengan spasi

antar titik pengukuran 500 meter.

5. Parameter yang dianalisis yaitu faktor amplifikasi tanah, frekuensi dominan,

periode dominan, indeks kerentanan seismik serta perhitungan percepatan

getaran tanah / PGA.

Page 24: STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN …repositori.uin-alauddin.ac.id/7999/1/A.RESQY NUR AMALIYAH.pdf · STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN ANALISIS PENGUKURAN

8

1.5. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Ilmiah

Sebagai referensi bagi peneliti, dosen, dan mahasiswa yang ingin

melakukan dan mengembangkan penelitian ini lebih lanjut.

2. Manfaat Praktis

a. Memberikan informasi awal kepada masyarakat tentang bahaya aktifitas

seismik yang dapat menyebabkan bencana alam.

b. Memberikan informasi mengenai peta sebaran zonasi daerah rentan bahaya

seismik.

c. Sebagai referensi untuk pemerintah kabupaten Enrekang, khususnya

kecamatan Alla dalam rangka perencanaan tata ruang wilayah (RTRW)

daerah.

d. Sebagai tambahan informasi kepada pihak Badan Penanggulangan Bencana

Daerah (BPBD) kabupaten Enrekang ataupun pihak Balai Meteorologi

Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dalam rangka mitigasi bencana

gempabumi.

Page 25: STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN …repositori.uin-alauddin.ac.id/7999/1/A.RESQY NUR AMALIYAH.pdf · STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN ANALISIS PENGUKURAN

9

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

2.1. Gempabumi

Gempabumi adalah gejala alam yang berupa gerakan goncangan atau

getaran tanah yang ditimbulkan oleh adanya sumber-sumber getaran tanah akibat

terjadinya patahan atau sesar akibat aktifitas tektonik, letusan gunungapi akibat

aktifitas vulkanik, hantaman benda langit (misalnya meteor dan asteroid), atau

ledakan bom akibat ulah manusia.

Pada umumnya, gempabumi disebabkan oleh pergeseran/penyeseran di

dalam kerak bumi. Bumi terdiri dari beberapa lapisan yang berbeda sifat-sifatnya.

Bagian inti bumi mengeluarkan panas secara terus-menerus. Panas bumi ini

menimbulkan energi yang dapat mengakibatkan gerakan pada lapisan bumi.

Gempabumi terjadi akibat adanya pelepasan energi yang mendadak pada pusat

gempabumi. Pusat-pusat gempabumi berada di pertemuan lempeng tektonik dan

jalur sesar/patahan. Di dunia dikenal adanya cincin api (ring of fire), sedangkan di

Indonesia merupakan tempat pertemuan lempeng Indo-Australia dan Eurasia serta

lempeng Pasifik.

Bumi ini akan selalu mengalami pergerakan. Gerakan dari bumi ini akan

menimbulkan suatu tekanan yang apabila tekanan yang terjadi itu sudah terlalu

besar untuk dapat ditahan oleh lempeng tektonik, maka akan terjadilah

gempabumi. Proses pelepasan energi ini berupa gelombang elastis, yaitu

9

Page 26: STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN …repositori.uin-alauddin.ac.id/7999/1/A.RESQY NUR AMALIYAH.pdf · STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN ANALISIS PENGUKURAN

10

gelombang seismik atau gempa yang sampai ke permukaan bumi dan

menimbulkan getaran sehingga menimbulkan kerusakan pada benda-benda atau

bangunan di permukaan bumi. Besarnya kerusakan sangat bergantung dengan

besar dan lamanya getaran yang sampai ke permukaan bumi. Para ahli gempa

mengklasifikasikan gempa menjadi dua kategori, yaitu gempa intralempeng

(intraplate) dan gempa antarlempeng (interplate). Gempa intraplate adalah gempa

yang terjadi di dalam lempeng itu sendiri. Sedangkan gempa interplate adalah

gempa yang terjadi di batas antara dua lempeng (Evi, 2009: 13).

Gempabumi merupakan fenomena alam yang memiliki dampak yang

sangat besar bagi kehidupan mahkluk hidup di alam semesta, khususnya manusia.

Waktu, tempat dan besarnya kekuatan yang diakibatkan dari gempabumi tersebut

menjadikan manusia seharusnya lebih waspada, karena seperti yang diketahui

bahwa gempabumi tidak bisa dihentikan, namun kita dapat mengurangi dan

meminimalisasi dampak kerusakan yang diakibatkan dari gempabumi tersebut.

Sebagaimana telah dijelaskan bahwa tujuan penciptaan manusia bukan hanya

untuk beribadah kepada Allah swt, melainkan juga sebagai khalifah di muka

bumi. Sebagai khalifah, manusia memiliki tugas untuk memanfaatkan serta

memelihara alam semesta yang berguna untuk kepentingan dan kesejahteraan

semua makhluk-Nya di alam semesta ini.

Manusia sebagai makhuk yang bertempat tinggal di bumi, sudah

seharusnya menjaga dan melindungi bumi dari kerusakan. Namun, keserakahan

dan perlakuan buruk sebagian manusia terhadap alam menjadikan sebagian dari

Page 27: STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN …repositori.uin-alauddin.ac.id/7999/1/A.RESQY NUR AMALIYAH.pdf · STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN ANALISIS PENGUKURAN

11

mereka tidak peduli dengan lingkungan dengan seenaknya saja merusak alam

tanpa memperhatikan akibatnya. Allah swt berfirman dalam QS al-Ru`m/30: 41.

TerjemahNya:

“Telah tampak kerusakan di darat dan di laut, disebabkan karena perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).”

Menurut tafsir Al – Azhar, ayat tersebut menjelaskan bahwa “telah nyata

kerusakan di darat dan di laut dari sebab buatan tangan manusia.” Allah telah

mengirimkan manusia ke atas bumi ini ialah untuk menjadi khalifah Allah, yang

berarti pelaksana dari kemudahan Tuhan. Banyaklah rahasia kebesaran dan

kekuasaan Ilahi menjadi jelas dalam dunia, karena usaha manusia. Sebab itu maka

menjadi Khalifah hendaklah mushlih, berarti suka memperbaiki dan memperindah

(Hamka, 2003: 5532).

Maka janganlah kita terpesona melihat berdirinya bangunan-bangunan

raksasa, jembatan-jembatan panjang, gedung-gedung bertingkat menjulang langit,

menara eifel, sampainya manusia ke bulan di penggal kedua dari abad keduapuluh

ini; janganlah dikatakan bahwa itu pembangunan, kalau kiranya jiwa bertambah

jauh dari Tuhan. Terasa dan dikeluhkan oleh manusia seisi alam di zaman

sekarang dalam kemajuan ilmu pengetauan ini hidup mereka bertambah sengsara.

Kemajuan teknik tidak membawa bahagia, melainkan cahaya. Perang selalu

mengancam. Perikemanusiaan tinggal dalam sebutan lidah, namun niat jahat

bertambah subur hendak menghancurkan orang lain (Hamka, 2003: 5533).

Page 28: STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN …repositori.uin-alauddin.ac.id/7999/1/A.RESQY NUR AMALIYAH.pdf · STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN ANALISIS PENGUKURAN

12

Di daratan memang telah maju pengangkutan, jarak dunia bertambah

dekat. Namun hati bertambah jauh. Heran! Banyak orang membunuh diri karena

bosan dengan hidup yang serba mewah dan serba mudah ini. Banyak orang yang

dapat sakit jiwa! Tepat sambungan ayat “Supaya mereka deritakan setengah dari

apa yang mereka kerjakan.” Dalam sambungan ayat ini terang sekali bahwa

tidaklah semua pekerjaan manusia jahat, bahkan hanya setengah. Seumpama

kemajuan kecepatan kapal udara: yang setengah ada faedahnya bagi manusia,

sehingga mudah berhubungan. Tetapi yang setengahnya lagi kapal udara itu telah

digunakan untuk melempar bom, bahkan bom atom, bom hidrogen dan senjata-

senjata nuklir (Hamka, 2003: 5533).

Kemudian diperhitungkan orang pula kerusakan yang timbul di lautan. Air

laut yang rusak karena kapal tengki yang besar-besar membawa minyak tanah

atau bensin pecah di laut. Demikian pula air dari pabrik-pabrik kimia yang

mengalir melalui sungai-sungai menuju lautan, kian lama kian banyak. Hingga air

laut penuh racun dan ikan-ikan jadi mati. Pernah sungai Seine di Eropa

menghempaskan bangkai seluruh ikan yang hidup dalam air itu, terdampar ke tepi

sungai jadi membusuk, tidak bisa dimakan. Demikian pula pernah beratus ribu,

berjuta ikan mati terdampar ke tepi pantai Selat Terberau di antara Ujung

Semenanjung Tanah Melayu dan pulau Singapura. Besar kemungkinan bahwa

ikan-ikan itu keracunan. Itu semua adalah setengah daripada bekas buatan

manusia (Hamka, 2003: 5533 - 5534).

Di ujung ayat disampaikan seruaan agar manusia berfikir: “Mudah-

mudahan mereka kembali.” Arti kembali itu tentu sangat dalam. Bukan

Page 29: STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN …repositori.uin-alauddin.ac.id/7999/1/A.RESQY NUR AMALIYAH.pdf · STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN ANALISIS PENGUKURAN

13

maksudnya mengembalikan jarum sejarah ke belakang. Melainkan kembali

menilik diri mengoreksi niat, kembali memperbaiki hubungan dengan Tuhan.

Jangan hanya ingat akan keuntungan diri sendiri, lalu merugikan orang lain.

Jangan hanya ingat laba sebentar dengan merugikan bersama, tegasnya dengan

meninggalkan kerusakan di muka bumi. Dengan ujung ayat “mudah-mudahan“,

dinampakkanlah bahwa harapan putus (Hamka, 2003: 5534).

Berdasarkan tafsir Al- Azhar serta melihat dari terjemahannya, ayat

tersebut menjelaskan bahwa telah banyak terjadi kerusakan di alam disebabkan

oleh ulah manusia dan akan berdampak kembali ke manusia itu sendiri. Di muka

bumi ini sering terjadi fenomena alam seperti gempabumi, tanah longsor, banjir,

kekeringan, tata ruang daerah yang tidak sesuai dan udara serta air yang tercemar.

Sebagian dari fenomena tersebut merupakan akibat dari kelakuan manusia yang

justru merugikan manusia dan makhluk hidup lainnya.

Mengenai gempabumi itu sendiri, telah dijelaskan pada QS al-Ankabut/29:

37 yang berbunyi:

TerjemahNya:

Maka mereka mendustakan Syu'aib, lalu mereka ditimpa gempa yang dahsyat, dan jadilah mereka mayat-mayat yang bergelimpangan di tempat-tempat tinggal mereka.

Menurut tafsir Al- Azhar, ayat tersebut menjelaskan bahwa “Maka mereka

dustakanlah dia.” Artinya seruan dari Nabi Syu’aib itu tidak mau mereka

menerimanya, bahkan mereka dustakan. Alhasil tidaklah mereka terima baik

Page 30: STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN …repositori.uin-alauddin.ac.id/7999/1/A.RESQY NUR AMALIYAH.pdf · STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN ANALISIS PENGUKURAN

14

seruan Nabi mereka itu. Nabi yang timbul dalam kalangan mereka sendiri. Bahkan

mereka cemuhkan. Maka datanglah azab Allah! (Hamka, 2003: 5428 - 5429).

“Lalu mereka ditarik oleh gempa gegaran dahsyat.” Terjadi gempabumi

yang amat dahsyat, bergoyang seluruh bumi tempat mereka diam. Mungkin

karena tanah longsor di baik kulit bumi tempat mereka diam. Mungkin karena

tanah longsor di balik kulit bumi, atau tanah bergeser dari tempatnya, atau gunung

berapi meletus ke dalam. “Maka jadilah mereka di dalam kampong halaman

mereka mayat-mayat yang bergelimpangan.” (Hamka, 2003: 5429).

Pada saat terjadi gempabumi, beban-beban yang terdapat di dalam bumi

dikeluarkan, seperti yang dijelaskan dalam QS al-Zalzalah/99: 2.

TerjemahNya:

“Dan bumi telah mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandung)nya.”

Menurut tafsir Al – Azhar, ayat tersebut menjelaskan bahwa “Dan

mengeluarkan bumi itu akan segala isi-isinya.” Ini pun menambah lagi pengertian

kita atas kuat hebatnya gempa besar itu, sehingga goncangan bumi yang

sedemikian hebat, menjadikan bumi laksana dihindang dan dihayunkan, sehingga

segala isi yang tersimpan di sebalik bumi itu terbongkar keluar, tidak ada lagi

yang tersembunyi, sampai pun tulang-tulang manusia yang berates beribu tahun

telah terkubur dibalik kulit bumi itu akan terbongkar keluar (Hamka, 2003: 8082 -

8083).

Menurut al-Qurthubi sebagaimana yang dikutip oleh Hamka, ada juga

orang yang mentafsirkan segala isi-isi yang berat dalam bumi itu bukan saja

Page 31: STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN …repositori.uin-alauddin.ac.id/7999/1/A.RESQY NUR AMALIYAH.pdf · STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN ANALISIS PENGUKURAN

15

tulang-tulang manusia, melainkan perbendaharaan emas perak yang menjadi

kekayaan bumi pun terbongkar. Dengan tafsiran demikian itu, kita di zaman

sekarang yang telah melihat betapa banyaknya kekayaan terpendam di dalam

bumi, sejak dari benzin dan minyak tanah, akan dapat menggambarkan betapa

hebatnya pada waktu itu. Kalau isi bumi terbongkar keluar, lahar tanah,

bayangkanlah, alangkah dahsyat pada waktu itu (Hamka, 2003: 8083).

Menurut tafsir Al-Mishbah ayat tersebut menjelaskan tentang awal

terjadinya hari kemudian itu. “dan” persada bumi di seluruh penjurunya tanpa

kecuali telah mengeluarkan beban-beban berat yan dikandung-nya. Dengan

demikian ayat di atas mengisyaratkan kepastian terjadinya guncangan bumi yang

diuraikan ini (Quraish, 2002: 528).

Berdasarkan tafsir Al- Azhar, tafir Al - Mishbah serta melihat terjemahan

dari ayat di atas, menjelaskan bahwa ketika gempabumi itu terjadi, maka seluruh

beban-beban berat yang terkandung di dalam bumi akan dikeluarkan. Beban berat

yang dimaksudkan dalam hal ini berupa energi yang tertekan dari dalam bumi.

Setelah semua kejadian yang dilakukan manusia di alam semua keadaan

tersebut dapat diperbaiki oleh manusia itu sendiri, tergantung bagaimana caranya.

Penegasan Allah swt bahwa di atas tanah yang subur, akan tumbuh berbagai

macam tanaman yang baik. Sebaliknya di atas tanah yang tandus tanaman-

tanamannya tidak tumbuh dengan baik. Orang-orang yang bersyukur (syakirin)

akan menyadari bahwa hal itu merupakan tanda-tanda kebesaran Allah swt.

Seperti dalam QS al-A’Raf/7: 58.

Page 32: STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN …repositori.uin-alauddin.ac.id/7999/1/A.RESQY NUR AMALIYAH.pdf · STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN ANALISIS PENGUKURAN

16

TerjemahNya:

“Dan tanah yang baik, tanaman-tanamannya tumbuh subur dengan seizin Allah; dan tanah yang tidak subur, tanaman-tanamannya hanya tumbuh merana. Demikianlah Kami mengulangi tanda-tanda kebesaran (Kami) bagi orang-orang yang bersyukur.” (Kementerian Agama, 2013).

Menurut tafsir Al – Azhar, ayat tersebut menjelaskan bahwa (Dan

negeri/tanah yang baik akan keluarlah tumbuh-tumbuhannya dengan izin

Tuhannya, dan yang buruk tidaklah akan keluar melainkan dengan susah payah.

Artinya jika dapat tanah yang memang subur, tiba hujanpun akan hidup dia

kembali dengan segera. Kalau negerinya dasar tanah tandus, meskipun akan hidup

juga, namun tumbuhnya itu susah payah juga. Betapapun lebatnya hujan turun,

kalau tanahnya kersang sebagai padang pasir itu, hanyalah banjir yang akan

terjadi, dan bunga tanah akan dibawa hanyut oleh hujan itu ke laut. Tetapi kalau

tanah subur, misalnya adanya rimba belukar guna menahan air, tidak ada erosi,

niscaya hujan atau air itu akan menghasilkan “hidup subur dan berbuah” (Hamka,

2003: 2407).

Ayat inipun bisa direntang panjang. Dia dapat memberikan dorongan

kepada manusia bagaimana menghidupkan kembali tanah yang tandus. Dia pun

sebagai isyarat buat menjaga jangan terjadi erosi yang ditakuti itu. Dan

keseluruhan ayat menimbulkan perangsang guna mengatur pemberian Ilahi itu di

dalam menyusun kesihatan dalam kota, memelihara taman untuk mengatur udara

dan cuaca sihat, sehingga penduduk kota jangan diracuni oleh debu, yang

Page 33: STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN …repositori.uin-alauddin.ac.id/7999/1/A.RESQY NUR AMALIYAH.pdf · STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN ANALISIS PENGUKURAN

17

berbahaya di zaman modern ini bagi kesihatan. Diapun memberi perangsang

perseimbangan tanah rimba sebagai peliharaan hujan, mengatur agrarian dan

industri. Itu sebabnya maka ujung ayat berbunyi: “Demikianlah Kami

menjelaskan ayat-ayat bagi kaum yang mau berterimakasih.” (Hamka, 2003:

2407 - 2408).

Berdasarkan tafsir Al- Azhar serta melihat dari terjemahan ayat tersebut,

maka dapat disimpulkan bahwa telah diciptakan tanah yang memang subur yang

dimana apabila turun hujan sekalipun, tanah tersebut akan tetap cepat ditumbuhi

oleh tanaman. Begitupun sebaliknya jika tanah itu memang diciptakan tandus dan

kersang, maka apabila turun hujan tanaman akan susah untuk tumbuh. Oleh

karena itu, hendaklah kita sebagai manusia menjaga alam ini dengan mengelola

tanah dengan baik pula sehingga negeri inipun akan menggapai kemakmuran atas

tanaman-tanaman yang melimpah.

2.2. Gelombang Seismik

Gelombang secara umum merupakan fenomena perambatan usikan atau

gangguan sifat fisis suatu medium yang merambat pada medium di sekitarnya.

Gangguan ini mula-mula terjadi secara lokal yang menyebabkan terjadinya osilasi

(pergeseran) kedudukan partikel-partikel medium, osilasi tekanan ataupun osilasi

rapat massa. Karena gangguan merambat dari satu tempat ke tempat lain

mengakibatkan adanya transportasi energi (Munadi, 2000).

Gelombang seismik merupakan gelombang yang menjalar di dalam bumi

disebabkan adanya deformasi struktur, tekanan ataupun tarikan karena sifat

keelastisan kerak bumi. Gelombang ini membawa energi kemudian menjalarkan

Page 34: STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN …repositori.uin-alauddin.ac.id/7999/1/A.RESQY NUR AMALIYAH.pdf · STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN ANALISIS PENGUKURAN

18

ke segala arah di seluruh bagian bumi dan mampu dicatat oleh seismograf

(Siswowidjoyo et al 1997). Gelombang seismik dapat dianalogikan sebagai

gelombang yang menjalar seperti pada suatu kolam air yang dijatuhkan di atasnya

sebutir batu.

Gelombang seismik dapat dibedakan berdasarkan tempat penjalarannya

yaitu gelombang badan (body wave) dan gelombang permukaan (surface wave).

Gelombang badan yaitu gelombang yang arah rambatannya masuk ke bawah

permukaan bumi terdiri atas gelombang kompressional (gelombang longitudinal

atau P-wave) dan gelombang geser (gelombang transerval atau S-wave).

Gelombang P memiliki ciri arah gerakan partikel dalam medium searah dengan

arah perambatan gelombang sedangkan gelombang S arah perambatannya tegak

lurus dengan gerak partikel dalam medium. Gelombang permukaan merupakan

gelombang seismik yang arah rambatannya hanya pada batas permukaan

medium. Berdasarkan pada sifat gerakan partikel media elastik, gelombang

permukaan merupakan gelombang yang kompleks dengan frekuensi yang rendah

dan amplitude yang besar, yang menjalar akibat adanya efek free surface

dimana terdapat perbedaan sifat elastik. Jenis dari gelombang permukaan ada

dua yaitu gelombang Rayleigh dan gelombang Love (Telford dkk, 1976: 149).

2.1.1 Gelombang Badan (Body Wave)

Ada dua macam gelombang badan, yaitu gelombang primer atau gelombang

P (primary wave) dan gelombang sekunder atau gelombang S (secondary wave).

2.1.1.1 Gelombang Primer (P)

Page 35: STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN …repositori.uin-alauddin.ac.id/7999/1/A.RESQY NUR AMALIYAH.pdf · STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN ANALISIS PENGUKURAN

19

Gelombang primer atau gelombang kompresi merupakan gelombang

longitudinal yang arah gerakannya sejajar dengan arah perambatan gelombang.

Gelombang ini merupakan gelombang seismik tercepat yang merambat di sela-

sela bebatuan, yaitu dengan kecepatan 6 – 7 km/detik. Gelombang ini terjadi

karena adanya tekanan. Karena memiliki kecepatan tinggi gelombang ini memiliki

waktu tiba terlebih dahulu dari pada gelombang S. Kecepatan gelombang primer

(Vp) adalah ± 5 – 7 km/s di kerak bumi, > 8 km/s di dalam mantel dan inti bumi,

± 1,5 km/s di dalam air, dan ± 0,3 km/s di udara (Evi, 2009: 20).

2.1.1.2 Gelombang Sekunder (S)

Gelombang S atau gelombang transversal (shear wave) adalah salah satu

gelombang badan (body wave) yang memiliki gerak partikel tegak lurus terhadap

arah rambatnya serta waktu tibanya setelah gelombang P. Gelombang ini tidak

dapat merambat pada fluida, sehingga pada bagian inti bumi bagian luar tidak

dapat terdeteksi sedangkan pada inti bumi bagian dalam mampu dilewati.

Kecepatan gelombang S (Vs) adalah ± 3 - 4 km/s di kerak bumi, > 4,5 km/s di

dalam mantel bumi, dan 2,5 - 3 km/s di dalam inti bumi (Evi, 2009: 20-21).

2.1.2 Gelombang Permukaan

2.1.2.1 Gelombang Love

Gelombang ini merupakan gelombang yang arah rambat partikelnya

bergetar melintang terhadap arah penjalarannya. Gelombang Love merupakan

gelombang transversal, kecepatan gelombang ini di permukaan bumi (VL) adalah

± 2 – 4,4 km/s.

Page 36: STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN …repositori.uin-alauddin.ac.id/7999/1/A.RESQY NUR AMALIYAH.pdf · STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN ANALISIS PENGUKURAN

20

2.1.2.2.Gelombang Rayleigh

Gelombang Rayleigh merupakan jenis gelombang permukaan yang

memiliki kecepatan (VR) adalah ± 2 – 4,2 km/s di dalam bumi. Arah rambatnya

bergerak tegak lurus terhadap arah rambat dan searah bidang datar.

Gambar 2.1. Penjalaran gelombang badan (Body Wave) dan gelombang permukaan (Surface Wave) (Sumber: Mega, 2011: 6)

2.3. Mikrozonasi Mikrotremor

Mikrozonasi seismik dapat dikatakan sebagai proses untuk memperkirakan

respon dan tingkah laku dari lapisan tanah atau sedimen terhadap adanya

gempabumi. Sedangkan mikrotremor adalah getaran (vibrasi) yang sangat kecil

amplitudonya dan kontinyu dari tanah atau struktur yang disebabkan oleh adanya

aktifitas buatan manusia seperti lalu lintas, orang berjalan, mesin pabrik dan lain-

lain. Amplitudonya sangat kecil hanya berkisar antara 0,1 – 1,0 dan periodenya

antara 0,1 detik sampai 1,0 detik (Tenri, et al t.th: 2).

Mikrozonasi seismik ataupun mikrozonasi mikrotremor merupakan proses

pembagian area yang berpotensi memiliki kerusakan akibat aktifitas seismik dan

gempabumi dengan mempertimbangkan karakteristik geologi dan geografis dari

lapisan sedimen. Karakteristik yang dipertimbangkan meliputi getaran tanah

Page 37: STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN …repositori.uin-alauddin.ac.id/7999/1/A.RESQY NUR AMALIYAH.pdf · STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN ANALISIS PENGUKURAN

21

(ground shaking), kerentanan runtuh, gerakan tanah dan lain sebagainya (Irjan dan

Ahmad, 2011: t.h).

Survei mikrotremor dapat dilakukan dengan dua cara yaitu pendekatan

pertama adalah perekaman dilakukan secara simultan pada dua atau lebih lokasi.

Salah satu tempat perekaman harus dilakukan di daerah batuan keras (hard rock)

sehingga tidak menunjukkan adanya penguatan frekuensi akibat gerakan tanah.

Rasio spektrum yang didapatkan pada tempat lain akan dibandingkan dengan

yang terekam pada hard rock sehingga akan didapatkan respon site terhadap

mikrotremor. Pendekatan kedua diperkenalkan oleh Nakamura pada tahun 1989

bersamaan dengan metode analisisnya. Nakamura menemukan bahwa rasio

spektrum horizontal dan vertikal dari mikrotremor meningkat pada frekuensi

resonansi dan akan menunjukkan puncak pada frekuensi tersebut. Nakamura

mengasumsikan bahwa H/V merefleksikan tingkat faktor amplifikasi dari

gerakan tanah. Dengan metode ini pengukuran tidak perlu dilakukan dengan

syarat adanya batuan keras (hard rock) (Nakamura, 1989: 25-33).

Secara umum perekaman mikrotremor tidak berbeda dengan perekaman

gelombang seismik pada seismometer. Alat yang digunakan pun merupakan

seismometer. Untuk metode nakamura diperlukan seismometer yang memiliki tiga

komponen yang merekam komponen EW (East-West), NS (North-South), dan

komponen vertikal (Up-Down). Pada perekaman mikrotremor tidak dibutuhkan

adanya sumber buatan atau sumber berupa gempabumi, namun pengukuran

langsung dilakukan karena yang direkam merupakan gelombang yang timbul dari

alam. Spektra ambient noise yang diperoleh dari pengukuran mikrotremor dapat

Page 38: STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN …repositori.uin-alauddin.ac.id/7999/1/A.RESQY NUR AMALIYAH.pdf · STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN ANALISIS PENGUKURAN

22

digunakan untuk menentukan respon lokasi khususnya frekuensi dari puncak

utama atau frekuensi resonansi lapisan sedimen. Respon lokasi pada daerah

sedimen sangat berhubungan dengan ketebalan sedimen dan kecepatan gelombang

geser sehingga respon lokasi yang diperoleh dari teknik perbandingan spektra

dapat digunakan untuk menentukan ketebalan sedimen. Kajian mikrotremor telah

banyak digunakan untuk memperkirakan kerusakan yang timbul akibat bencana

gempabumi. Kajian ini sangat tepat dan baik dalam memperkirakan tingkat resiko

yang disebabkan oleh aktifitas seismik dengan kondisi geologi setempat

(Nakamura, 2000: 2).

2.4. Metode HVSR (Horizontal to Vertical Spectral Ratio)

Metode HVSR merupakan metode yang digunakan sebagai indikator

struktur bawah permukaan tanah yang memperlihatkan hubungan antara

perbandingan-perbandingan rasio spektrum fourier dari sinyal mikrotremor

komponen horizontal terhadap komponen vertikalnya (Nakamura, 1989: 25).

Metode HVSR merupakan metode geofisika yang sedang berkembang

pesat dan dapat memberikan informasi tentang nilai frekuensi dominan dan

penguatan gelombang gempa. Salah satu aplikasi metode ini adalah estimasi

tingkat kerentanan bahaya gempabumi dan juga dapat digunakan untuk

mengestimasi dinamika aktifitas gunungapi. Metode ini diusulkan oleh Nogoshi

dan Irarashi (1971), yang selanjutnya dikembangkan oleh Nakamura (1989, 2000,

2008). Metode HVSR digunakan dengan beberapa asumsi yaitu:

a. Mikrotremor sebagian besar terdiri dari gelombang geser.

Page 39: STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN …repositori.uin-alauddin.ac.id/7999/1/A.RESQY NUR AMALIYAH.pdf · STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN ANALISIS PENGUKURAN

23

b. Komponen vertikal gelombang tidak difaktor amplifikasi lapisan tanah lunak

dan hanya komponen horisontal yang teramplifikasi .

c. Batuan dasar (basement) menyebarkan gelombang ke segala arah.

d. Gelombang Rayleigh diasumsikan sebagai noise mikrotremor dan diusulkan

metode untuk mengeliminasi efek gelombang Rayleigh.

Pada metode HVSR terdapat 2 data komponen horizontal EW dan NS dan

satu data komponen vertikal. Penggabungan kedua data horizontal, biasanya

dilakukan berdasarkan kaidah Phytagoras dalam fungsi frekuensi. Secara

matematis dinyatakan sebagai berikut:

( ) √

( ) ( )

( ) (2.1)

Dimana R(f) adalah spektrum rasio HVSR, ( ) adalah spektrum komponen

barat-timur, ( ) adaah spektrum komponen horizontal utara-selatan, dan

( ) adalah spektrum komponen vertikal.

Gambar 2.2. Perbandingan Kurva HVSR (Dal Moro, 2010)

Metode HVSR dilakukan dengan cara estimasi rasio spektrum Fourier

komponen vertikal terhadap komponen horizontal. Frekuensi natural setempat

Page 40: STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN …repositori.uin-alauddin.ac.id/7999/1/A.RESQY NUR AMALIYAH.pdf · STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN ANALISIS PENGUKURAN

24

merupakan frekuensi natural merupakan nilai faktor amplifikasi geologi

setempat (SESAME, 2004: Tuladhar, 2002). Kemampuan teknik HVSR bisa

memberikan informasi yang bisa diandalkan dan diasosiasikan dengan efek lokal

yang ditunjukkan secara cepat yang dikorelasikan dengan parameter HVSR yang

dicirikan oleh frekuensi natural rendah (periode tinggi) dan faktor amplifikasi

tinggi. Sehingga untuk mengestimasi frekuensi, redaman dan indeks kerentanan

pada getaran bangunan dari eksitasi amplitudo kecil dinilai akurat dan stabil.

Penggunaan miktrotremor sendiri telah banyak dilakukan untuk mengidentifikasi

resonansi frekuensi dasar bangunan dan struktur tanah di bawahnya. Parameter

penting yang dihasilkan dari metode HVSR adalah frekuensi natural dan

amplifikasi . HVSR yang terukur pada tanah bertujuan untuk karakteristik geologi

setempat, frekuensi natural dan faktor amplifikasi yang berkaitan dengan

parameter fisik bawah permukaan (Herak, 2008: 1514–1526).

2.5 Frekuensi Dominan (f0)

Frekuensi dominan adalah nilai frekuensi yang kerap muncul sehingga

diakui sebagai nilai frekuensi dari lapisan batuan di wilayah tersebut sehingga

nilai frekuensi dapat menunjukkan jenis dan karakteristik batuan tersebut. Lachet

dan Brad (1994) melakukan uji simulasi dengan menggunakan model struktur

geologi sederhana dengan kombinasi variasi kontras kecepatan gelombang geser

dan ketebalan lapisan soil. Hasil simulasi menunjukkan nilai puncak frekuensi

berubah terhadap variasi kondisi geologi.

Page 41: STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN …repositori.uin-alauddin.ac.id/7999/1/A.RESQY NUR AMALIYAH.pdf · STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN ANALISIS PENGUKURAN

25

Tabel 2.1. Tabel Klasifikasi Tanah Berdasarkan Nilai Frekuensi Dominan

Mikrotremor oleh Kanai (Fachrul, 2016)

Klarifikasi Tanah Frekuensi Dominan (Hz)

Klarifikasi Kanai Deskripsi Tipe Jenis

Tipe IV

Jenis I 6,667 – 20

Batuan tersier atau lebih tua. Terdiri dari batuan hard sandy, gravel dan lain-lain.

Ketebalan sedimen permukaannya sangat tipis, didominasi oleh batuan keras.

Jenis II 4 -10

Batuan alluvial, dengan ketebalan 5 meter. Terdiri dari sandy, gravel, sandy hard clay, loam, dan lain-lain.

Ketealan sedimen permukaanya masuk dalam kategori menengah 5 – 10 meter.

Tipe III Jenis III 2,5 – 4

Batuan alluvial, dengan ketebalan > 5 meter. Terdiri dari sandy-gravel, sandy hard clay, loam, dan lain-lain.

Ketebalan sedimen permukaan masuk dalam kategori tebal, sekitar 10 – 30 meter.

Tipe II Jenis IV < 2,5

Batuan alluvial, yang terbentuk dari sedimentasi delta, top soil, lumpur dengan kedalaman 30 meter atau lebih.

Ketebalan sedimen permukaannya sangatlah tebal

Tipe I

2.6 Faktor Amplifikasi (A0)

Faktor amplifikasi merupakan perbesaran gelombang seismik yang

terjadi akibat adanya perbedaan yang signifikan antar lapisan, dengan kata lain

Page 42: STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN …repositori.uin-alauddin.ac.id/7999/1/A.RESQY NUR AMALIYAH.pdf · STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN ANALISIS PENGUKURAN

26

gelombang seismik akan mengalami perbesaran, jika merambat pada suatu

medium ke medium lain yang lebih lunak dibandingkan dengan medium awal

yang dilaluinya. Semakin besar perbedaan itu, maka perbesaran yang dialami

gelombang tersebut akan semakin besar.

Nakamura (2000) menyatakan bahwa nilai faktor penguatan (amplifikasi)

tanah berkaitan dengan perbandingan kontras impedansi kedua lapisan tersebut

tinggi maka nilai faktor penguatan juga tinggi, begitu pula sebaliknya. Faktor

amplifikasi berbanding lurus dengan nilai perbandingan spektral horizontal dan

vertikalnya (H/V). Nilai faktor amplifikasi bisa bertambah, jika batuan telah

mengalami deformasi (pelapukan, pelipatan, atau persesaran) yang mengubah

sifat fisik batuan. Pada batuan yang sama, nilai faktor amplifikasi dapat bervariasi

sesuai dengan tingkat deformasi dan pelapukan pada tubuh batuan tersebut.

Tabel 2.2 Klasifikasi nilai faktor amplifikasi (Setiawan, 2009)

Zona Klasifikasi Nilai Faktor Amplifikasi

1 Rendah < 3

2 Sedang 3-6

3 Tinggi 6 – 9

4 Sangat Tinggi ≥ 9

2.7. Periode Dominan (T0)

Nilai periode dominan merupakan waktu yang dibutuhkan gelombang untuk

merambat melewati lapisan sedimen atau mengalami satu kali pemantulan

terhadap bidang pantul ke permukaan. Nilai periode dominan dapat

mengindikasikan karakter lapisan batuan yang ada di wilayah tersebut. Nilai

Page 43: STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN …repositori.uin-alauddin.ac.id/7999/1/A.RESQY NUR AMALIYAH.pdf · STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN ANALISIS PENGUKURAN

27

periode dominan berkebalikan dengan nilai frekuensi dominan. Nilai periode

dominan didapatkan berdasarkan perhitungan berikut (Satria, dkk., 2013).

T0 =

(2.2)

Dimana: T0 = periode dominan (s)

f0 = frekuensi dominan (Hz)

Tabel 2.3. Klasifikasi Tanah Kanai dan Omote - Nakajima (Sumber: Bulletin

Meteorologi dan Geofisika No.4, 1998).

Klasifikasi Tanah Periode T (sekon)

Keterangan Karakter Kanai Omote-Nakajima

Jenis I

Jenis A

0,05 – 0,15 Batuan tersier atau lebih tua. Terdiri dari batuan hard sandy, gravel, dan lain-lain.

Keras

Jenis II 0,10 – 0,25 Batuan alluvial, dengan ketebalan 5 meter. Terdiri dari sandy-gravel, sandy hard clay, loam, dan lain-lain.

Sedang

Jenis III Jenis B 0,25 – 0,40 Batuan alluvial, dengan ketebalan > 5 meter. Terdiri dari sandy-gravel hard clay, loam, dan lain-lain.

Lunak

Jenis IV Jenis C ˃ 0, 40 Bahan alluvial, yang terbentuk dari sedimentasi delta, top soil, lumpur, dan lain-lain.

Sangat Lunak

Page 44: STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN …repositori.uin-alauddin.ac.id/7999/1/A.RESQY NUR AMALIYAH.pdf · STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN ANALISIS PENGUKURAN

28

2.8. Indeks Kerentanan Keismik (Kg)

Indeks kerentanan sesimik adalah indeks yang menggambarkan tingkat

kerentanan lapisan tanah permukaan terhadap deformasi saat terjadi gempabumi.

Nilai indeks kerentanan seismik diperoleh dengan menggunakan persamaan

berikut:

(2.3)

Keterangan:

Kg: indeks kerentanan seismik

A02: faktor amplifikasi

f0 : frekuensi dominan (Hz)

Beberapa penelitian sebelumnya, menunjukkan adanya korelasi antara nilai Kg

dengan kerusakan akibat gempabumi. Indeks kerentanan seismik yang tinggi

berasosiasi dengan kerusakan yang parah akibat gempabumi.

Tabel 2.4 Klasifikasi nilai indeks kerentanan seismik (Refrizon, 2013)

Zona Nilai Kg

Rendah < 3

Sedang 3-6

Tinggi >6

2.9. Peak Ground Acceleration (PGA)

Peak Ground Acceleration (PGA) atau biasa disebut dengan percepatan

getaran tanah adalah parameter yang menyatakan perubahan kecepatan mulai saat

diam sampai pada kecepatan tertentu. Percepatan getaran tanah terbagi menjadi

dua yakni percepatan tanah maksimum dan percepatan tanah sesaat. Percepatan

Page 45: STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN …repositori.uin-alauddin.ac.id/7999/1/A.RESQY NUR AMALIYAH.pdf · STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN ANALISIS PENGUKURAN

29

tanah maksimum adalah niai percepatan tanah yang dihitung pada titik

pengamatan dipermukaan bumi dari riwayat terjadinya gempabumi dalam periode

tertentu dan diambil nilai yang terbesar. Sedangkan nilai percepatan tanah sesaat

adalah nilai percepatan getaran tanah disaat terjadi gempa pada sesuatu titik

tertentu. Perhitungan nilai percepatan tanah maksimum / PGA dapat

menggunakan persamaan Kanai (1966), yaitu:

√ (

)

(2.4)

Dengan ( ) adalah percepatan getaran tanah (gal), M adalah magnitude gempa,

T0 adalah periode dominan daerah pengukuran (s) dan R adalah jarak titik

pengukuran dengan sumber gempa (km) (Sarlina, Eko dan Steven, 2015: 56).

Tabel 2.5. Skala Intensitas Gempabumi (Sumber: www.bmkg.go.id)

Skala SIG

BMKG Warna

Deskripsi Sederhana

Deskripsi Rinci Skala MMI

PGA (gal)

I Putih TIDAK

DIRASAKAN (No Felt)

Tidak dirasakan atau dirasakan hanya oleh beberapa orang tetapi

terekam oleh alat

I - II < 2,9

II Hijau DIRASAKAN

(Felt)

Dirasakan oleh orang banyak tetapi tidak

menimbulkan kerusakan. Benda-benda ringan yang

digantung bergoyang dan jendela bergetar

III – V 2,9–88

III Kuning KERUSAKAN

RINGAN (Slight

Bagian non struktur bangunan mengalami

kerusakan ringan, seperti retak rambut

VI 89-167

Page 46: STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN …repositori.uin-alauddin.ac.id/7999/1/A.RESQY NUR AMALIYAH.pdf · STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN ANALISIS PENGUKURAN

30

Damage) pada dinding, genteng bergeser ke bawah ke bawah dan sebagian

berjatuhan

IV Jingga

KERUSAKAN SEDANG (Modarate Damage)

Banyak retakan terjadi pada dinding bangunan sederhana, sebagian roboh, kaca

pecah. Sebagian plester dinding lepas.

Hamper sebagian besar genteng

bergeser ke bawah atau jatuh. Struktur

bangunan mengalami kerusakan ringan sampai sedang.

VII-VIII 168-564

V Merah

KERUSAKAN BERAT (Heavy

Damage)

Sebagian besar dinding bangunan permanen roboh.

Struktur bangunan mengalami kerusakan berat. Rel kereta api

melengkung

IX-XII >564

Berikut SNI tahun 2002 nilai percepatan tanah maksimum dan spektra

percepatan di permukaan tanah yang ditentukan berdasarkan lokasi dan kondisi

tanah lokal wilayah Indonesia (Masyur dkk, 2010: 5).

Page 47: STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN …repositori.uin-alauddin.ac.id/7999/1/A.RESQY NUR AMALIYAH.pdf · STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN ANALISIS PENGUKURAN

31

Gambar 2.3 Peta percepatan gempa maksimum di batuan dasar (SB) Indonesia dalam SNI 03-1726-2002 yang saat ini berlaku di Indonesia

2.10. Tinjauan Umum Kecamatan Alla

2.10.1. Kondisi Geografis

Kecamatan Alla terdiri dari delapan desa/kelurahan dengan luas

kecamatan ini adalah 34,66 Km2 yang terletak pada 119° 37’19,16” BT dan 4°

01’06,80” BT. Kecamatan Alla memiliki batas wilayah yaitu di sebelah utara

berbatasan dengan Kecamatan Baroko dan Kabupaten Tana Toraja, sebelah timur

berbatasan dengan Kecamatan Bungin, sebelah selatan berbatasan dengan

Kecamatan Anggeraja dan Kecamatan Masalle, dan di sebelah barat berbatasan

dengan Kabupaten Pinrang. Desa/Kelurahan yang terdapat pada Kecamatan Alla

memiliki ketinggian berkisar pada 500-1000 meter di atas permukaan laut.

Adapun pembagian desa/kelurahan dalam lingkup Kecamatan Alla antara lain

(Sumber: Statistik daerah kecamatan Alla tahun 2016):

Page 48: STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN …repositori.uin-alauddin.ac.id/7999/1/A.RESQY NUR AMALIYAH.pdf · STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN ANALISIS PENGUKURAN

32

1. Mata Allo 5. Sumillan

2. Kalosi 6. Pana

3. Kambiolangi 7. Bolang

4. Buntu Sugi 8. Taulo

Gambar 2.4 Peta administrasi Kecamatan Alla

2.10.2. Geologi Regional

Secara regional, Kecamatan Alla yang merupakan salah satu kecamatan

yang terdapat pada Kabupaten Enrekang termasuk dalam Peta Geologi Lembar

Majene dan Palopo bagian barat skala 1 : 250.000 yang secara administratif

terletak pada koordinat 118045’00” – 1200

30’00” BT dan 30 – 40 LS (Dan Djuri &

Sudjatmiko, 1a974). Kecamatan Alla yang merupakan salah satu kecamatan yang

terdapat pada Kabupaten Enrekang yang secara umum bentuk topografi wilayah

kabupaten Enrekang terbagi atas wilayah perbukitan karst (kapur), yang

terbentang di bagian utara dan tengah, lembah-lembah yang curam, sungai serta

tidak mempunyai wilayah pantai. (Armstrong, 2012: 11).

Page 49: STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN …repositori.uin-alauddin.ac.id/7999/1/A.RESQY NUR AMALIYAH.pdf · STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN ANALISIS PENGUKURAN

33

Berdasarkan pengamatan geologi pada penginderaan jauh dan lapangan,

Enrekang terletak pada formasi Mandala Barat bagian Barat maka batuan di

daerah Enrekang dapat dibagi menjadi 8 satuan, yaitu satuan batupasir malih,

satuan batuan serpih (Eosen – Oligosen awal), satuan batugamping (Eosen),

satuan batupasir gampingan ( Oligosen – Miosen tengah), satuan batugamping

berlapis (Oligosen – Miosen tengah), satuan klastik gunungapi (Miosen akhir),

satuan batugamping terumbu (Pliosen awal), dan satuan konglomerat (Pliosen).

(Armstrong, 2012).

Pada peta geologi lembar Majene dan Palopo bagian barat dapat diketahui

formasi batuan yang secara umum tersebar pada Kecamatan Alla yaitu formasi

Date dengan batuan napal diselingi batulanau gampingan dan batupasir

gampingan dengan ketebalan singkapan mencapai 500-1000 meter serta formasi

batuan Makale dengan batuan jenis batu gamping terumbu yang terbentuk di laut

dangkal yang umumnya diduga miosen awal - miosen tengah.

Page 50: STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN …repositori.uin-alauddin.ac.id/7999/1/A.RESQY NUR AMALIYAH.pdf · STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN ANALISIS PENGUKURAN

34

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari – Juli 2017 di Kecamatan

Alla, Kabupaten Enrekang.

Gambar 3.1. Peta lokasi penelitian

34

Page 51: STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN …repositori.uin-alauddin.ac.id/7999/1/A.RESQY NUR AMALIYAH.pdf · STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN ANALISIS PENGUKURAN

35

3.2 Data Penelitian

Data yang digunakan pada penelitian ini yaitu data primer untuk

pengukuran mikrotremor dan data sekunder dari BMKG berupa data gempabumi

untuk perhitungan percepatan getaran tanah / PGA di Kecamatan Alla, Kabupaten

Enrekang.

3.3 Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan pada penelitian ini sebagai berikut:

1. Portable Digital Seismograph type TDL-303S

2. Digitizer

Page 52: STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN …repositori.uin-alauddin.ac.id/7999/1/A.RESQY NUR AMALIYAH.pdf · STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN ANALISIS PENGUKURAN

36

3. GPS (Global Positioning System) Digital dan Tancap

4. Laptop/Komputer pengambilan data yang dilengkapi dengan Software

DataPro dan Minisheed.

5. Kabel konektor

6. Panel solar cell (catu daya)

Page 53: STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN …repositori.uin-alauddin.ac.id/7999/1/A.RESQY NUR AMALIYAH.pdf · STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN ANALISIS PENGUKURAN

37

7. Peta Geologi Lembar Majene dan Bagian Barat Lembar Palopo

8. Software geopsy 2.9.0

9. Software Google Earth Pro

10. Software Microsoft Word dan Excel 2010

11. Software ArcGis 10.1

12. Software Surfer 12

13. Software Global Mapper 12

3.4 Prosedur Penelitian

3.4.1 Tahap Persiapan

Sebelum melakukan pengukuran, ada beberapa hal yang harus disiapkan

yaitu:

1. Persiapan Desain Survei

Pada tahap desain survei dilakukan dengan pembuatan grid untuk

penentuan titik pengambilan data mikrotremor dengan spasi yang telah

Page 54: STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN …repositori.uin-alauddin.ac.id/7999/1/A.RESQY NUR AMALIYAH.pdf · STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN ANALISIS PENGUKURAN

38

ditentukan. Titik pengukurannya berjumlah 15 titik dengan spasi antar titik ±

500 meter.

2. Memasukkan titik pengukuran ke dalam peta administrasi daerah Kecamatan

Alla, Kabupaten Enrekang.

Gambar 3.2. Desain grid titik pengukuran mikrotremor di Kecamatan Alla, Kabupaten Enrekang

3.4.2 Tahap Pengukuran

1. Melakukan pengukuran mikrotremor

Pada proses pengambilan data mikrotremor diterapkan kaidah mikrotremor

yang sesuai dengan SESAME dengan durasi pengukuran selama 30 menit di

setiap titik pengukurannya pada interval sampling 100 Hz.

2. Meletakkan seismometer di atas tanah yang mengandung tanah yang keras dan

datar, jika keadaan kurang datar atau gembur maka diberikan landasan.

3. Mengatur posisi seismometer supaya menghadap ke barat geografis, dengan

melihat seismometer yang telah dipasangkan besi, dengan memakai kompas

sebagai acuannya.

Page 55: STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN …repositori.uin-alauddin.ac.id/7999/1/A.RESQY NUR AMALIYAH.pdf · STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN ANALISIS PENGUKURAN

39

4. Ketiga kaki seismometer bisa diberi landasan yang telah tersedia, kemudian

mengatur kaki-kaki tersebut dengan memutar kekiri ataupun kekanan

menyesuaikan dengan posisi gelombang air supaya tepat ditengah-tengah

(leveling) jika sudah, berarti posisi alat rata dengan tanah.

5. Menghubungkan masing-masing kabel konektor dengan instrumen seismograf

(Seismometer, GPS, digitizer, laptop) sesuai dengan fungsinya masing-

masing.

6. Meletakkan GPS di tempat yang terbuka tidak terhalang dengan sesuatu

supaya langsung terhubung dengan satelit.

7. Menghidupkan digitizer dengan menekan tombol ON, perhatikan power.

Diusahakan keluaran tegangan stabil 12 Volt.

8. Tunggu beberapa menit perhatikan lampu indikator GPS ketika berwarna hijau

di laptop maka pertanda GPS sudah berfungsi dengan baik, namun apabila

masih biru maka periksa kabel konektor dan keadaan lingkungan barangkali

ada yang menghalangi dari jangkauan satelit.

9. Mencatat data-data yang diperlukan pada format SESAME (Koordinat latitude

dan longitude), nama titik pengukuran, nama lokasi, waktu pengambilan data

dan keadaan sekitar titik penelitian.

10. Data yang diperoleh dari mikrotremor dibuka menggunakan software DataPro

yang merupakan program dari alat seismometer TDS.

11. Hasil pengukuran tercatat dalam tiga jenis gelombang yaitu gelombang

seismik vertikal, horizontal (utara – selatan) dan horizontal (barat – timur).

Page 56: STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN …repositori.uin-alauddin.ac.id/7999/1/A.RESQY NUR AMALIYAH.pdf · STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN ANALISIS PENGUKURAN

40

3.4.3. Tahap Pengolahan Data

1. Hasil pengukuran tersebut merupakan tampilan data pada software datapro

dan tidak dapat langsung diolah menggunakan software geopsy dan harus

diubah terlebih dahulu ke dalam format trace (*trc).

2. Data dalam format trace diubah dalam format minisheed. Setelah diubah

dalam format minisheed data, maka dapat diolah menggunakan software

geopsy.

3. Hasil data yang diperoleh dari software geopsy dengan meggunakan metode

HVSR yaitu nilai frekuensi dominan (f0) dan faktor amplifikasi (A0). Dari

parameter tersebut dimasukkan ke dalam persamaan 2.3 untuk memperoleh

niali periode dominan (T0) dan persamaan 2.4 untuk menghitung nilai indeks

kerentanan seismik (Kg).

4. Dari nilai periode dominan (T0), maka dapat pula dihitung nilai percepatan

getaran tanah / PGA dengan persamaan 2.4 dan dengan menambahkan

parameter dari data gempabumi dari BMKG di daerah Poso yang terjadi pada

tanggal 29 Mei 2017.

5. Selajutnya membuat kontur sebaran nilai dari frekuensi dominan (f0), periode

dominan (T0), faktor amplifikasi (A0), indeks kerentanan seismik (Kg) dan

nilai percepatan getaran tanah / PGA dengan menggunakan software Surfer

12.

6. Dari kontur tersebut, selanjutnya dibuat pemetaan mikrozonasi daerah dengan

meng-overlay kontur sebaran nilai dari setiap parameter dengan peta geologi

Page 57: STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN …repositori.uin-alauddin.ac.id/7999/1/A.RESQY NUR AMALIYAH.pdf · STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN ANALISIS PENGUKURAN

41

yang telah digitazi sebelumnya pada software ArcGis 10.1 dan software

Global Mapper 12.

7. Menginterpretasi sebaran nilai dari setiap parameter dengan mencocokkan

dari kondisi tanah dan kondisi geologi daerah sekitar titik pengukuran.

3.5 Diagram Alir Penelitian

Berikut merupakan diagram alir yang digunakan pada penelitian ini:

Sinyal dalam domain frekuensi

Mulai

Pembuatan Peta Sebaran Mikrozonasi

Frekuensi dominan, amplifikasi , periode dominan, indeks kerentanan seismik dan

PGA

Nilai frekuensi dominan (f0) faktor amplifikasi (A0), periode dominan (T0) dan indeks kerentanan seismik (Kg)

Data gempa sekitar lokasi penelitian

Studi Literatur dan Geologi Daerah

Pengukuran

Analisis Data

Perhitungan Nilai Percepatan Getaran Tanah (PGA) dengan Metode Kanai

Metode HVSR

Interpretasi

Data geologi dan hasil peta sebaran

Selesai

Page 58: STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN …repositori.uin-alauddin.ac.id/7999/1/A.RESQY NUR AMALIYAH.pdf · STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN ANALISIS PENGUKURAN

42

Analisis Data Percepatan Getaran

Tanah (PGA)

Analisis Data Metode HVSR

Menggunakan Software geopsy diperoleh nilai f0 dan A0

Menggunakan referensi data gempa Poso tanggal 29 Mei 2017 dengan magnitude gempa sebesar 6,6 SR

Pembuatan peta sebaran nilai f0, A0, T0, Kg dan PGA menggunakan software Surfer 12 yang di

overlay dengan peta geologi yang telah di digitazi menggunakan software Global Mapper 12

Pembuatan kontur sebaran nilai f0, A0, T0, Kg dan PGA menggunakan

software Surfer 12

Menghitung nilai periode dominan (T0) dan indeks kerentanan seismik (Kg)

menggunakan persamaan 2.2 dan persamaan 2.3

Menghitung PGA menggunakan persamaan

Kanai (persamaan 2.4)

Interpretasi dengan bantuan peta geologi lembar Majene dan Palopo

Bagian Barat

Page 59: STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN …repositori.uin-alauddin.ac.id/7999/1/A.RESQY NUR AMALIYAH.pdf · STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN ANALISIS PENGUKURAN

43

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Analisis Tingkat Resiko Bahaya Seismik

Analisis tingkat resiko bahaya seismik dilakukan menggunakan beberapa

parameter yaitu frekuensi dominan (f0), periode dominan (T0), indeks kerentanan

seismik (Kg) dan faktor amplifikasi (A0). Hasil analisis dapat dilihat sebagai

berikut:

a. Frekuensi dominan (f0)

Frekuensi dominan diperoleh dengan menganalisis sinyal pengukuran

mikrotremor yang telah diolah pada software geopsy. Berdasarkan analisis

tersebut diperoleh masing-masing nilai frekuensi dominan. Untuk nilai frekuensi

dominan kategori kerentanan yang tinggi terdapat pada titik pengukuran MT1,

MT3, MT8, MT5, MT13, MT12, MT 15, MT6, MT10, MT11 dan MT9 dengan

nilai frekuensi dominan terdapat pada rentan nilai < 2,5 Hz, dimana jika

dihubungkan dengan tabel klasifikasi tanah berdasarkan nilai frekuensi

mikrotremor oleh Kanai (Tabel.2.1) diketahui bahwa nilai frekuensi yang

diperoleh dari hasil olah data diklasifikasikan sebagai jenis tanah IV dengan

klasifikasi tanah berupa batuan alluvial yang terbentuk dari sedimentasi delta, top

soil, lumpur dengan ketebalan 30 meter atau lebih (ketebalan sedimen

permukaannya sangatlah tebal). Untuk nilai frekuensi dominan kategori

kerentanan yang sedang terdapat pada titik pengukuran MT14 dan MT2 dengan

43

Page 60: STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN …repositori.uin-alauddin.ac.id/7999/1/A.RESQY NUR AMALIYAH.pdf · STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN ANALISIS PENGUKURAN

44

nilai frekuensi dominan terdapat pada rentan nilai 4-10 Hz, dimana jika

dihubungkan dengan tabel klasifikasi tanah berdasarkan nilai frekuensi

mikrotremor oleh Kanai (Tabel.2.1) diketahui bahwa nilai frekuensi yang

diperoleh dari hasil olah data diklasifikasikan sebagai jenis tanah II dengan

klasifikasi tanah berupa batuan alluvial dengan ketebalan 5 meter yang terdiri dari

sandy, gravel, sandy hard clay, loam dan lain-lain. Sedangkan untuk nilai

frekuensi dominan kategori rendah berada pada titik pengukuran MT 7 dan MT4

yang jika dihubungkan dengan tabel klasifikasi tanah berdasarkan nilai frekuensi

mikrotremor oleh Kanai (Tabel 2.1) diketahui bahwa nilai frekuensi yang

diperoleh dari hasil olah data diklasifikasikan pada jenis tanah I dengan

klasifikasinya terdiri dari batuan tersier atau lebih tua serta terdiri dari batuan hard

sandy, gravel dan lain-lain. Berikut hasil analisis data nilai frekuensi dominan di

masing-masing titik pengukuran:

Tabel 4.1 Hasil analisis data nilai frekuensi dominan (f0)

Nama Titik

Latitude X (m)

Longitude Y (m)

Elevasi Z (m)

Frekuensi Dominan

f0 (Hz)

Kategori Kerentanan

MT1 813207,6 9632713 817 0,3897

Tinggi

MT3 813215,6 9632248 789 0,8342 MT8 813689,2 9632573 766 0,9956 MT5 813110,6 9631188 811 0,9990 MT13 814196,3 9631634 693 1,1172 MT12 814191,2 9632031 699 1,1344 MT15 813728,2 9631097 746 1,1815 MT6 813683,6 9631712 735 1,3360 MT10 814070,4 9632981 739 1,4375 MT11 814044,2 9632474 717 1,4759 MT9 813536,4 9633154 766 1,8026 MT14 814179,4 9631148 689 4,4971

Sedang MT2 813119,4 9633208 827 8,2019 MT7 813675,6 9632130 738 11,1372 Rendah

Page 61: STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN …repositori.uin-alauddin.ac.id/7999/1/A.RESQY NUR AMALIYAH.pdf · STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN ANALISIS PENGUKURAN

45

MT4 813171,1 9631812 792 12,9775

Berdasarkan nilai hasil analisis frekuensi dominan diatas, maka dapat

diperoleh secara umum sebaran nilai frekuensi dominan berada pada rentang

0,3897 Hz sampai 12,9775 Hz. Berikut hasil sebaran nilai frekuensi dominan

dapat diperoleh dalam bentuk kontur menggunakan software Surfer 12:

Gambar 4.1. Kontur sebaran nilai frekuensi dominan (f0)

b. Periode dominan (T0)

Nilai periode merupakan waktu yang yang dibutuhkan gelombang untuk

merambat melewati lapisan endapan sedimen permukaan atau mengalami satu kali

pemantulan terhadap bidang pantulnya ke permukaan. Nilai periode ini

berbanding terbalik dengan frekuensi dominan (persamaan 2.3), jadi jika frekuensi

rendah maka periode semakin tinggi begitupun sebaliknya jika frekuensi tinggi

maka periodenya semakin rendah. Untuk nilai periode dominan kategori

Page 62: STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN …repositori.uin-alauddin.ac.id/7999/1/A.RESQY NUR AMALIYAH.pdf · STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN ANALISIS PENGUKURAN

46

kerentanan yang tinggi terdapat pada titik pengukuran MT1, MT3, MT8, MT5,

MT13, MT12, MT 15, MT6, MT10, MT11 dan MT9 dengan nilai periode

dominan terdapat pada rentan nilai > 20,4 sekon, dimana jika dihubungkan

dengan tabel klasifikasi tanah berdasarkan nilai periode mikrotremor oleh Kanai

dan Omote-Nakajima (Tabel.2.3) diketahui bahwa nilai periode yang diperoleh

dari hasil olah data diklasifikasikan sebagai jenis tanah IV dengan karakter lapisan

tanah yang sangat lunak dan klasifikasi tanah berupa batuan alluvial yang

terbentuk dari sedimentasi delta, top soil, lumpur dengan ketebalan 30 meter atau

lebih (ketebalan sedimen permukaannya sangatlah tebal). Untuk nilai periode

dominan kategori kerentanan yang sedang terdapat pada titik pengukuran MT14

dan MT2 dengan nilai periode dominan terdapat pada rentan nilai 0,10 – 0,25

sekon, dimana jika dihubungkan dengan tabel klasifikasi tanah berdasarkan nilai

periode mikrotremor oleh Kanai Omote-Nakajima (Tabel.2.3) diketahui bahwa

nilai periode yang diperoleh dari hasil olah data diklasifikasikan sebagai jenis

tanah II dengan karakter lapisan tanah yang sedang dan klasifikasi tanah berupa

batuan alluvial dengan ketebalan 5 meter yang terdiri dari sandy, gravel, sandy

hard clay, loam dan lain-lain. Sedangkan untuk nilai periode dominan kategori

rendah berada pada titik pengukuran MT 7 dan MT4 yang jika dihubungkan

dengan tabel klasifikasi tanah berdasarkan nilai periode mikrotremor oleh Kanai

Omote-Nakajima (Tabel.2.3) diketahui bahwa nilai periode yang diperoleh dari

hasil olah data diklasifikasikan pada jenis tanah I dengan karakter lapisan tanah

yang keras dan klasifikasinya terdiri dari batuan tersier atau lebih tua serta terdiri

Page 63: STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN …repositori.uin-alauddin.ac.id/7999/1/A.RESQY NUR AMALIYAH.pdf · STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN ANALISIS PENGUKURAN

47

dari batuan hard sandy, gravel dan lain-lain. Berikut hasil analisis data nilai

periode dominan di masing-masing titik pengukuran:

Tabel 4.2 Hasil analisis data nilai periode dominan (T0)

Nama Titik

Latitude X (m)

Longitude Y (m)

Elevasi Z (m)

Periode Dominan

T0 (s)

Kategori Kerentanan

MT4 813171,1 9631812 792 0,0771 Rendah MT7 813675,6 9632130 738 0,0898

MT2 813119,4 9633208 827 0,1219 MT14 814179,4 9631148 689 0,2224 Sedang MT9 813536,4 9633154 766 0,5548

Tinggi

MT11 814044,2 9632474 717 0,6776 MT10 814070,4 9632981 739 0,6957 MT6 813683,6 9631712 735 0,7485 MT15 813728,2 9631097 746 0,8464 MT12 814191,2 9632031 699 0,8815 MT13 814196,3 9631634 693 0,8951 MT5 813110,6 9631188 811 1,0010 MT8 813689,2 9632573 766 1,0044 MT3 813215,6 9632248 789 1,1987 MT1 813207,6 9632713 817 2,5659

Berdasarkan nilai hasil analisis periode dominan diatas, maka dapat

diperoleh secara umum sebaran nilai periode dominan berada pada rentang 0,0771

sekon sampai 2,5659 sekon. Berikut kontur hasil sebaran nilai periode dominan

yang diperoleh dengan menggunakan software Surfer12:

Page 64: STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN …repositori.uin-alauddin.ac.id/7999/1/A.RESQY NUR AMALIYAH.pdf · STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN ANALISIS PENGUKURAN

48

Gambar 4.2. Kontur Sebaran Periode Dominan (T0)

c. Faktor amplifikasi (A0)

Faktor amplifikasi merupakan perbesaran gelombang seismik yang terjadi

akibat adanya perbedaan yang signifikan antar lapisan, dengan kata lain

gelombang seismik akan mengalami perbesaran, jika merambat pada suatu

medium ke medium lain yang lebih lunak. Berdasarkan hasil analisis kurva H/V

dengan metode HVSR menggunakan software geopsy, maka dapat diketahui nilai

faktor amplifikasi gelombang pada daerah penelitian. Untuk nilai amplifikasi

kategori rendah sesuai dengan klasifikasi faktor amplifikasi oleh Setiawan (Tabel

2.2) terdapat pada titik pengukuran MT2, MT15, MT1, MT5, MT14, MT8, MT7,

MT13, MT10 dan MT11 dengan nilai amplifikasi terdapat pada rentan nilai < 3.

Sedangkan untuk nilai amplifikasi kategori sedang sesuai dengan klasifikasi faktor

amplifikasi oleh Setiawan (Tabel 2.2) terdapat pada titik pengukuran MT12, MT9,

Page 65: STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN …repositori.uin-alauddin.ac.id/7999/1/A.RESQY NUR AMALIYAH.pdf · STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN ANALISIS PENGUKURAN

49

MT6, MT4 dan MT3 dengan nilai amplifikasi terdapat pada rentan nilai 3 – 6.

Berikut hasil analisis data nilai faktor amplisikasi di masing-masing titik

pengukuran:

Tabel 4.3 Hasil analisis data nilai faktor amplifikasi (A0)

Nama Titik

Latitude X (m)

Longitude Y (m)

Elevasi Z (m)

Faktor Amplifikasi

A0 Kategori

MT2 813119,4 9633208 827 1,8859

Rendah

MT15 813728,2 9631097 746 2,2174 MT1 813207,6 9632713 817 2,2817 MT5 813110,6 9631188 811 2,4723 MT14 814179,4 9631148 689 2,5002 MT8 813689,2 9632573 766 2,5420 MT7 813675,6 9632130 738 2,5987 MT13 814196,3 9631634 693 2,7432 MT10 814070,4 9632981 739 2,8318 MT11 814044,2 9632474 717 2,8343 MT12 814191,2 9632031 699 3,0124

Sedang MT9 813536,4 9633154 766 3,4611 MT6 813683,6 9631712 735 3,5222 MT4 813171,1 9631812 792 3,6796

MT3 813215,6 9632248 789 3,9758

Berdasarkan nilai hasil analisis faktor amplifikasi diatas, maka dapat

diperoleh secara umum sebaran nilai faktor amplifikasi gelombang pada daerah

penelitian berada pada rentang 1,8859 sampai 3,9758. Berikut hasil sebaran nilai

faktor amplifikasi pada daerah penelitian yang diperoleh menggunakan software

Surfer 12:

Page 66: STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN …repositori.uin-alauddin.ac.id/7999/1/A.RESQY NUR AMALIYAH.pdf · STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN ANALISIS PENGUKURAN

50

Gambar 4.3. Kontur sebaran nilai faktor amplifikasi tanah

d. Indeks kerentanan seismik (Kg)

Indeks kerentanan seismik ini diperoleh dengan membandingkan nilai

faktor amplifikasi dengan frekuensi dominan (persamaan 2.4). Berdasarkan hasil

perhitungan nilai indeks kerentanan seismik pada daerah penelitian didapatkan

untuk nilai indeks kerentanan seismik kategori rendah sesuai dengan klasifikasi

nilai indeks kerentanan seismik oleh Refrizon (Tabel 2.4) terdapat pada titik

pengukuran MT2, MT7, MT4 dan MT14 dengan nilai indeks kerentanan seismik

terdapat pada rentan nilai < 3. Untuk nilai indeks kerentanan seismik kategori

sedang sesuai dengan klasifikasi nilai indeks kerentanan seismik oleh Refrizon

(Tabel 2.4) terdapat pada titik pengukuran, MT15, M11 dan MT10 dengan nilai

indeks kerentanan seismik terdapat pada rentan nilai 3 - 6. Sedangkan untuk nilai

indeks kerentanan seismik kategori rendah sesuai dengan klasifikasi nilai indeks

kerentanan seismik oleh Refrizon (Tabel 2.4) terdapat pada titik pengukuran MT5,

Page 67: STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN …repositori.uin-alauddin.ac.id/7999/1/A.RESQY NUR AMALIYAH.pdf · STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN ANALISIS PENGUKURAN

51

MT8, MT9, MT13, MT12, MT6, MT1 dan MT3 dengan nilai indeks kerentanan

seismik terdapat pada rentan nilai > 6. Berdasarkan nilai tersebut maka dapat

diketahui bahwa semakin tinggi indeks kerentanan suatu daerah, maka daerah

tersebut lebih merasakan dampak dari gempabumi atau dengan kata lain daerah

tersebut memiliki skala intensitas gempabumi yang tinggi pula. Berikut hasil

analisis data nilai indeks kerentanan seismik di masing-masing titik pengukuran:

Tabel 4.4 Hasil analisis data nilai indeks kerentanan seismik (Kg)

Nama Titik

Latitude X (m)

Longitude Y (m)

Elevasi Z (m)

Indeks Kerentanan Seismik Kg

Kategori

MT2 813119,4 9633208 827 0,4336

Rendah MT7 813675,6 9632130 738 0,6064 MT4 813171,1 9631812 792 1,0433 MT14 814179,4 9631148 689 1,3900 MT15 813728,2 9631097 746 4,1617

Sedang MT11 814044,2 9632474 717 5,4431 MT10 814070,4 9632981 739 5,5787 MT5 813110,6 9631188 811 6,1186

Tinggi

MT8 813689,2 9632573 766 6,4901 MT9 813536,4 9633154 766 6,6457 MT13 814196,3 9631634 693 6,7355 MT12 814191,2 9632031 699 7,9994 MT6 813683,6 9631712 735 9,2863 MT1 813207,6 9632713 817 13,3585

MT3 813215,6 9632248 789 18,9480

Berdasarkan nilai hasil analisis indeks kerentanan seismik diatas, maka

dapat diperoleh secara umum sebaran nilai indeks kerentanan seismik pada daerah

penggukuran berada pada rentang 0,4336 – 18,9480 dengan persebaran nilainya

yang diperoleh menggunakan software Surfer 12 sebagai berikut:

Page 68: STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN …repositori.uin-alauddin.ac.id/7999/1/A.RESQY NUR AMALIYAH.pdf · STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN ANALISIS PENGUKURAN

52

Gambar 4.4. Kontur sebaran nilai indeks kerentanan seismik (Kg)

4.1.2 Analisis percepatan getaran tanah / PGA

Analisis percepatan getaran tanah / PGA dengan menggunakan referensi

data gempa Poso yang terjadi pada tanggal 29 Mei 2017 dihasilkan data

magnitude gempa sebesar 6,6 SR (Sumber:www.bmkg.go.id). Data ini dijadikan

sebagai sumber magnitude gempa terbesar dalam kurun terakhir terjadi dan

getaran gempa yang terjadi didaerah Poso tersebut telah mengalami getaran yang

sampai pada titik penelitian.

Berdasarkan data gempa tersebut diperoleh parameter-parameter yaitu

kedalaman titik gempa serta koordinat gempanya yang dapat digunakan untuk

menghitung nilai PGA. Berdasarkan perhitungan nilai PGA, maka diperoleh nilai

PGA yang dimana jika dihubungkan dengan skala intensitas gempabumi (Tabel

2.5), pada daerah penelitian diinterpretasikan untuk titik pengukuran MT3 dan

MT2 berada pada kategori rendah dengan nilai PGA berada pada skala I dengan

Page 69: STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN …repositori.uin-alauddin.ac.id/7999/1/A.RESQY NUR AMALIYAH.pdf · STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN ANALISIS PENGUKURAN

53

deskripsi ketika terjadi getaran gempabumi, maka getaran tersebut tidak terasa

atau hanya di rasakan oleh beberapa orang dan terekam oleh alat seismometer. Hal

ini terjadi karena pada daerah penelitian memiliki nilai PGA yang cenderung

nilainya < 2,9 gal. Sedangkan pada titik pengukuran lainnya berada pada skala II

dengan deskripsi ketika terjadi getaran gempabumi, maka akan dirasakan oleh

orang banyak tetapi tidak menimbulkan kerusakan dan benda-benda ringan yang

digantung akan bergoyang. Berikut hasil analisis data nilai percepatan getaran

tanah di masing-masing titik pengukuran:

Tabel 4.5 Hasil analisis data nilai percepatan getaran tanah / PGA

Nama Titik

Latitude X (m)

Longitude Y (m)

Elevasi Z (m)

Percepatan Getaran Tanah

PGA (gal)

Kategori

MT3 813216 9632249 789 0,8501 Rendah dengan

deskripsi intensitas gempa tidak dirasakan

MT2 813119 9633208 827 2,6652

MT1 813208 9632713 817 5,4978

Sedang dengan deskripsi

intensitas gempa dirasakan

MT8 813689 9632573 766 8,7875 MT5 813111 9631188 811 8,8044 MT13 814196 9631634 693 9,3100 MT12 814191 9632031 699 9,3806 MT15 813728 9631097 746 9,5749 MT6 813684 9631712 735 10,1803 MT10 814070 9632981 739 10,5578 MT11 814044 9632474 717 10,6991 MT9 813536 9633154 766 11,8229 MT14 814179 9631148 689 18,6807 MT7 813676 9632130 738 29,3925 MT4 813171 9631812 792 31,7304

Berdasarkan nilai hasil analisis percepatan getaran tanah diatas, maka

dapat diperoleh secara umum sebaran nilai percepatan getaran tanah / PGA pada

daerah pegukuran berada pada rentang 0,8501 sampai 31, 7304 gal. Berikut hasil

Page 70: STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN …repositori.uin-alauddin.ac.id/7999/1/A.RESQY NUR AMALIYAH.pdf · STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN ANALISIS PENGUKURAN

54

persebaran nilai percepatan getaran tanah pada daerah penelitian menggunakan

software Surfer 12:

Gambar 4.5. Kontur sebaran nilai percepatan getaran tanah / PGA

4.1.3 Pemetaan Mikrozonasi Sebaran

a. Frekuensi Dominan (f0)

Berdasarkan mikrozonasi sebaran nilai frekuensi dominan pada daerah

pengukuran, untuk nilai dengan frekuensi rendah umumnya tersebar pada daerah

dengan formasi geologi tipe formasi Date yang menjelaskan bahwa pada daerah

tersebut merupakan batuan napal diselingi batulanau gampingan dan batupasir

gampingan dengan ketebalan singkapannya mencapai 500 – 1000 meter. Daerah

dengan frekuensi yang rendah ini diindikasikan sebagai daerah dengan resiko

bahaya seismik yang tinggi, dapat dilihat pada Tabel 2.1 dengan karakter lapisan

tanahnya sangat lunak. Beberapa daerah yang berada pada kondisi yang rentan

Page 71: STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN …repositori.uin-alauddin.ac.id/7999/1/A.RESQY NUR AMALIYAH.pdf · STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN ANALISIS PENGUKURAN

55

resiko bahaya seismik yaitu pada titik pengukuran MT1, MT3, MT5, MT6, MT8,

MT9, MT10, MT11, MT12, MT13 dan MT15.

Gambar 4.6. Peta mikrozonasi sebaran nilai frekuensi dominan overlay dengan peta geologi Kecamatan Alla, Kabupaten Enrekang b. Periode dominan (T0)

Periode dominan merupakan kebalikan dari frekuensi dominan. Sesuai

dengan persamaan 2.3 dapat disimpulkan bahwa adanya hubungan yang

berbanding terbalik antara nilai frekuensi dominan dan periode dominan yaitu jika

frekuensi rendah maka periode semakin tinggi begitupun sebaliknya jika frekuensi

tinggi maka periodenya semakin rendah. Berdasarkan mikrozonasi sebaran nilai

periode dominan pada daerah pengukuran, untuk nilai dengan periode dominan

yang tinggi umumnya tersebar pada daerah dengan formasi geologi tipe formasi

Page 72: STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN …repositori.uin-alauddin.ac.id/7999/1/A.RESQY NUR AMALIYAH.pdf · STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN ANALISIS PENGUKURAN

56

Date yang menjelaskan bahwa pada daerah tersebut merupakan batuan napal

diselingi batulanau gampingan dan batupasir gampingan dengan ketebalan

singkapannya mencapai 500 – 1000 meter. Daerah dengan periode dominan yang

tinggi ini diindikasikan sebagai daerah dengan resiko bahaya seismik yang tinggi,

dapat dilihat pada Tabel 2.3 dengan karakter lapisan tanahnya sangat lunak.

Beberapa daerah yang berada pada kondisi yang rentan resiko bahaya seismik

yaitu pada titik pengukuran MT1, MT3, MT5, MT6, MT8, MT9, MT10, MT11,

MT12, MT13 dan MT15.

Gambar 4.7. Peta mikrozonasi sebaran nilai periode dominan overlay dengan peta geologi Kecamatan Alla, Kabupaten Enrekang

Page 73: STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN …repositori.uin-alauddin.ac.id/7999/1/A.RESQY NUR AMALIYAH.pdf · STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN ANALISIS PENGUKURAN

57

c. Faktor amplifikasi (A0)

Faktor amplifikasi pada suatu daerah berkaitan dengan resonansi gelombang

seismik di daerah tersebut. Fakrot faktor amplifikasi berbanding lurus dengan

periode dominan pada suatu daerah (persamaan 2.3). faktor amplifikasi

menggambarkan besarnya penguatan gelombang gempabumi pada saat melalui

medium tertentu. Periode dominan yang tinggi pada suatu daerah menunjukkan

kecenderungan suatu wilayah untuk mengalami faktor amplifikasi yang tinggi

sehingga rentan mengalami kerusakan saat terjadi gempabumi (Darsiman, 2016).

Berdasarkan sebaran nilai faktor amplifikasi pada daerah penelitian, maka dapat

diketahui berdasarkan klasifikasi nilai amplifikasi oleh Setiawan (Tabel 2.2) untuk

sebaran nilai faktor amplifikasi sedang terdapat pada titik pengukuran MT12,

MT9, MT6, MT4 dan MT3. Sedangkan untuk nilai faktor amplifikasi rendah

terdapat pada titik MT2, MT1, MT5, MT8, MT13, MT10, MT11, MT14 dan

MT15. Berdasarkan sebaran tersebut dapat disimpulkan bahwa terjadinya faktor

amplifikasi geombang seismik yang terjadi akibat adanya perbedaan yang

signifikan antar lapisan basement dan lapisan sedimen pada daerah penelitian.

Page 74: STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN …repositori.uin-alauddin.ac.id/7999/1/A.RESQY NUR AMALIYAH.pdf · STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN ANALISIS PENGUKURAN

58

Gambar 4.8. Peta mikrozonasi sebaran nilai faktor amplifikasi overlay dengan peta geologi Kecamatan Alla, Kabupaten Enrekang d. Indeks kerentana seismik (Kg)

Indeks kerentanan seismik menggambarkan tingkat kerentanan lapisan

permukaan terhadap deformasi saat terjadi gempabumi. Nilai indeks kerentanan

seismik di setiap titik pengamatan dapat bervariasi walaupun pada geologi yang

sama. Indeks kerentanan ini berguna untuk mendeteksi daerah yang merupakan

zona lemah (unconsolidated sediment) pada saat terjadi gempabumi. Berdasarkan

mikrozonasi sebaran nilai indeks kerentanan seismik pada daerah penelitian,

diketahui untuk nilai indeks kerentanan seismik sesuai dengan klasifikasi nilai

indeks kerentanan seismik oleh Refrizon (tabel 2.4) pada kategori rendah tersebar

di titik pengukuran MT2, MT7, MT4 dan MT14. Untuk nilai indeks kerentanan

Page 75: STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN …repositori.uin-alauddin.ac.id/7999/1/A.RESQY NUR AMALIYAH.pdf · STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN ANALISIS PENGUKURAN

59

seismik kategori sedang sesuai dengan klasifikasi nilai indeks kerentanan seismik

oleh Refrizon (Tabel 2.4) terdapat pada titik pengukuran, MT15, M11 dan MT10.

Sedangkan untuk nilai indeks kerentanan seismik kategori rendah sesuai dengan

klasifikasi nilai indeks kerentanan seismik oleh Refrizon (Tabel 2.4) terdapat pada

titik pengukuran MT5, MT8, MT9, MT13, MT12, MT6, MT1 dan MT3. Berikut

hasil mikrozonasi sebaran nilai indeks kerentanan seismik yang di overlay dengan

peta geologi daerah setempat:

Gambar 4.9. Peta mikrozonasi sebaran nilai indeks kerentanan seismik (Kg) overlay dengan peta geologi Kecamatan Alla, Kabupaten Enrekang

Page 76: STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN …repositori.uin-alauddin.ac.id/7999/1/A.RESQY NUR AMALIYAH.pdf · STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN ANALISIS PENGUKURAN

60

e. Percepatan Getaran Tanah / PGA

Pada mikrozonasi sebaran nilai percepatan getaran tanah / PGA diperoleh

nilai PGA yang dominan rendah pada daerah penelitian. Berdasarkan perhitungan

nilai PGA, maka diperoleh nilai PGA yang dimana jika dihubungkan dengan skala

intensitas gempabumi (Tabel 2.5), pada daerah penelitian diinterpretasikan untuk

titik pengukuran MT3 dan MT2 berada pada kategori rendah dengan nilai PGA

berada pada skala I dengan deskripsi ketika terjadi getaran gempabumi, maka

getaran tersebut tidak terasa atau hanya di rasakan oleh beberapa orang dan

terekam oleh alat seismometer. Hal ini terjadi karena pada daerah penelitian

memiliki nilai PGA yang cenderung nilainya < 2,9 gal. Sedangkan pada titik

pengukuran lainnya berada pada skala II dengan deskripsi ketika terjadi getaran

gempabumi, maka akan dirasakan oleh orang banyak tetapi tidak menimbulkan

kerusakan dan benda-benda ringan yang digantung akan bergoyang.

Page 77: STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN …repositori.uin-alauddin.ac.id/7999/1/A.RESQY NUR AMALIYAH.pdf · STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN ANALISIS PENGUKURAN

61

Gambar 4.10. Peta mikrozonasi sebaran nilai percepatan getaran tanah / PGA overlay dengan peta geologi Kecamatan Alla, Kabupaten Enrekang

Berdasarkan rentang nilai yang dihasilkan dan kategori kerentanan pada

daerah penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa secara umum daerah penelitian

memilki tingkat resiko bahaya seismik yang relatif aman yang didominasi dengan

klasifikasi kondisi rendah hingga sedang. Walaupun daerah ini termasuk dalam

kategori aman, tetap saja perlu diadakannya proses penanggulangan dini terhadap

mitigasi bencana geologi oleh pemerintah setempat yang dapat terjadi kapan saja

di daerah tersebut. Hal ini perlu dilakukan, dikarenakan kondisi tanah dan geologi

(dilihat dari peta geologi) sekitar daerah penelitian cenderung memiliki lapisan

tanah yang sangat lunak dengan ketebalan 30 meter atau lebih (dilihat dari

klasifikasi tanah berdasarkan nilai frekuensi dominan Tabel 2.1 dan periode

dominan Tabel 2.3).

Page 78: STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN …repositori.uin-alauddin.ac.id/7999/1/A.RESQY NUR AMALIYAH.pdf · STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN ANALISIS PENGUKURAN

62

Tabel 4.6. Hubungan parameter-parameter pengukuran mikrotremor terhadap resiko bahaya seismik

No. Parameter

Lokasi Pengukuran Rentang

Nilai

Kategori Kerentanan Nilai

Tertinggi

Nilai Terendah

1 Frekuensi dominan (f0)

MT4 MT1 0,3897-

12,9775 Hz

Tinggi hingga sedang

2 Periode

dominan (T0) MT1 MT4

0,0771 - 2,5659 s

Tinggi hingga sedang

3 Faktor

amplifikasi MT3 MT2

1,8859 – 3,9758

Rendah hingga sedang

4 Indeks

kerentanan seismik (Kg)

MT3 MT2 0,4336 – 18,9480

Rendah hingga tinggi

5 Percepatan

getaran tanah / PGA

MT4 MT3 0,8501 – 31,7304

Rendah hingga sedang

4.2 Pembahasan

4.2.1 Analisis tingkat resiko bahaya seismik

Berdasarkan hasil pengolahan data pengukuran mikrotremor, dapat

diketahui bahwa lokasi pengukuran di Kecamatan Alla berada pada formasi Tomd

dan formasi Tomm. Formasi Tomd (Formasi Date) menjelaskan bahwa di daerah

tersebut merupakan batuan napal diselingi batulanau gampingan dan batupasir

gampingan dengan ketebalan singkapannya mencapai 500 – 1000 meter.

Sedangkan pada formasi Tomm menjelaskan bahwa di daerah tersebut merupakan

batuan jenis batu gamping terumbu yang terbentuk di laut dangkal yang umumnya

Page 79: STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN …repositori.uin-alauddin.ac.id/7999/1/A.RESQY NUR AMALIYAH.pdf · STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN ANALISIS PENGUKURAN

63

diduga miosen awal – miosen tengah. Berdasarkan pengolahan data, maka dapat

diketahui pula efek lokal yang mempengaruhi resiko bahaya seismik di daerah

pengukuran yaitu dari kondisi geologi dimana pada daerah penelitian didominasi

oleh batuan gamping dan kondisi tanah yang dapat dilihat dari analisis parameter-

parameter gelombang seismik yaitu nilai frekuensi dominan (f0), periode dominan

(T0), faktor amplifikasi (A0) serta indeks kerentanan seismik (Kg).

a. Frekuensi dominan (f0)

Berdasarkan pengolahan data mikrotremor untuk analisis frekuensi

dominan (f0) pada titik pengukuran yaitu berkisar 0,3897 samapi 12,9775 Hz.

Nilai frekuensi tersebut dapat menunjukkan jenis dan karakteristik batuan di

daerah tersebut. Berdasarkan kisaran sebaran nilai frekuensi dominan, diketahui

bahwa daerah pengukuran didominasi oleh frekuensi rendah, sedang hingga

tinggi. Hal ini dapat dilihat pada klasifikasi jenis tanah oleh Kanai (Tabel 2.1),

dimana pada daerah pengukuran dengan frekuensi rendah didominisi oleh batuan

sedimen delta, top soil dan lumpur dengan ketebalan 30 meter atau lebih. Namun

pada daerah pengukuran ini juga terdapat daerah yang memiliki frekuensi

dominan yang tinggi. Hal ini disebabkan oleh adanya dua kemungkinan

diantaranya karena adanya banyak noise saat melakukan pengukuran atau akibat

pengaruh kondisi geologi di area tersebut yang memiliki batuan bedrock yang

tebal. Berdasarkan analisis tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa daerah

dengan nilai frekuensi dominan rendah diindikasikan sebagai daerah yang rentan

terhadap resiko bahaya seismik.

Page 80: STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN …repositori.uin-alauddin.ac.id/7999/1/A.RESQY NUR AMALIYAH.pdf · STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN ANALISIS PENGUKURAN

64

b. Periode dominan (T0)

Nilai periode merupakan waktu yang dibutuhkan gelombang untuk

merambat melewati lapisan endapan sedimen permukaan atau mengalami satu

kali pemantulan terhadap bidang pantulnya ke permukaan. Nilai periode ini

berbanding terbalik dengan frekuensi natural, yang mana jika frekuensi rendah

maka periode akan tinggi dan sebaliknya jika frekuensi tinggi maka periode

rendah. Untuk mengetahui daerah yang rentan dan tidak rentan terhadap

gelombang gempa bumi yaitu daerah yang memiliki nilai periode tinggi akan

rentan terhadap gempa bumi dan daerah yang memiliki nilai periode rendah akan

aman terhadap gempa bumi.

Berdasarkan analisis sebaran nilai periode dominan pada daerah

pengukuran, maka diperoleh nilai sebaran pada rentang 0,0771 sampai 2,5659 s,

dimana jika dihubungkan dengan tabel klasifikasi tanah berdasarkan nilai periode

mikrotremor oleh Kanai dan Omote - Nakajima (Tabel.2.3), maka akan diketahui

pula jenis tanah dan batuan yang tersebar di daerah tersebut. Berdasarkan hasil

analisis tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa daerah yang

rentan terhadap resiko bahaya seismik.

c. Faktor amplifikasi (A0)

Berdasarkan peta persebaran nilai faktor amplifikasi dapat diketahui

bahwa nilai faktor amplifikasi gelombang memiliki nilai yang berkisar antara

1,8859 sampai 3,9758. Berdasarkan analisis tersebut, dapat disimpulkan bahwa

pada daerah penelitian memiliki faktor amplifikasi gelombang kategori rendah

hingga sedang. Hal ini menggambarkan bahwa jika terjadi gempabumi, di daerah

Page 81: STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN …repositori.uin-alauddin.ac.id/7999/1/A.RESQY NUR AMALIYAH.pdf · STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN ANALISIS PENGUKURAN

65

tersebut masih tergolong aman dikarenakan perbesaran gelombang seismik yang

tiba ke daerah tersbut cenderung tidak besar. Pada faktor amplifikasi yang tinggi

dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu adanya lapisan lapuk yang terlalu

tebal di atas lapisan keras pada suatu tempat, suatu daerah mempunyai frekuensi

natural yang rendah, frekuensi gempabumi dan geologi setempat sama atau

mendekati sama, dan energi gempa terjebak di lapisan lapuk dalam waktu yang

lama.

d. Indeks kerentanan seismik (Kg)

Berdasarkan analisis nilai indeks kerentanan seismik pada daerah

pegukuran berada pada rentang 0,4336 sampai 18,9480 yang menandakan bahwa

daerah penelitian memiliki nilai indeks kerentanan seismik yang cenderung

rendah hingga tinggi. Nilai indeks kerentanan seismik berkaitan erat dengan

tingkat kerentanan suatu wilayah (tanah) yang deformasi. Semakin tinggi indeks

kerentanan seismik maka daerah tersebut semakin lemah (dapat mengalami

perubahan) jika terjadi gempabumi.

4.2.2 Pengaruh Nilai Percepatan Getaran Tanah / PGA Terhadap Intensitas

Gempabumi

Berdasarkan analisi nilai percepatan getaran tanah / PGA pada daerah

pengukuran berada pada rentang 0,8501 sampai 31,7304 gal. Jika dilihat dari peta

geologi, pada umumnya nilai PGA terdapat pada formasi Tomd (Formasi Date)

menjelaskan bahwa di daerah tersebut merupakan batuan napal diselingi batulanau

gampingan dan batupasir gampingan dengan ketebalan singkapannya mencapai

500 – 1000 meter. Sedangkan pada formasi Makale menjelaskan bahwa di daerah

Page 82: STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN …repositori.uin-alauddin.ac.id/7999/1/A.RESQY NUR AMALIYAH.pdf · STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN ANALISIS PENGUKURAN

66

tersebut merupakan batuan jenis batu gamping terumbu yang terbentuk di laut

dangkal yang umumnya diduga miosen awal – miosen tengah. Pada nilai

percepatan getaran tanah / PGA yang tersebar di daerah penelitian yang dimana

jika dihubungkan dengan Skala Intensitas Gempabumi (Tabel 2.3), pada daerah

penelitian diinterpretasikan berada pada skala I dan II dengan deskripsi ketika

terjadi getaran gempabumi, maka getaran tersebut tidak terasa atau hanya di

rasakan oleh beberapa orang hingga beberapa benda-benda yang tergantung juga

bergoyang serta getaran ini akan terekam oleh alat seismometer. Hal ini terjadi

karena pada daerah penelitian memiliki nilai PGA yang cenderung nilainya < 2,9 -

88 gal. Namun, dari nilai PGA yang diperoleh, jika dihubungkan dengan peta

percepatan gempa maksimum (Gambar 2.3), daerah penelitian termasuk dalam

wilayah 2 dengan nilai percepatan maksimum 0,10 g yang setara dengan 98,0665

gal.

Nilai percepatan getaran tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu

dapat dilihat dari kondisi geologi daerah setempat dan magnitude gempa yang

pernah terjadi di sekitar daerah tersebut. Selain itu dapat pula dipengaruhi oleh

jarak sumber gempa terhadap titik pengukuran mikrotremor. Sumber gempa yang

dimaksudkan yaitu kejadian gempabumi yang dijadikan sebagai referensi data

gempa untuk mengitung nilai PGA di lokasi penelitian.

4.2.3 Pemetaan Mikrozonasi

Berdasarkan mikrozonasi sebaran nilai frekuensi dominan, periode

dominan, faktor amplifikasi dan indeks kerentanan seismik pada daerah

penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa secara umum daerah ini memiliki

Page 83: STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN …repositori.uin-alauddin.ac.id/7999/1/A.RESQY NUR AMALIYAH.pdf · STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN ANALISIS PENGUKURAN

67

tingkat resiko bahaya seismik yang cukup tinggi. Hal ini dapat dilihat pada daerah

pengukuran yang didominasi oleh nilai-nilai frekuensi dominan, periode dominan,

faktor amplifikasi serta indeks kerentanan seismik yang termasuk dalam kategori

yang tinggi hingga sedang. Selain itu, faktor yang mempengaruhi tingkat resiko

bahaya seismik yang tinggi pada daerah ini dapat di lihat pula dari kondisi geologi

sekitar daerah penelitian (dilihat dari peta geologi dan klasifikasi jenis tanah Tabel

2.1 dan Tabel 2.3) yang menjelaskan bahwa pada daerah penelitian di dominasi

oleh lapisan tanah alluvial yang tebal serta di dominasi oleh batuan gamping

sebagai bedrock.

Namun pada mikrozonasi sebaran nilai percepatan getaran tanah / PGA

diperoleh nilai PGA yang dominan rendah pada daerah penelitian. Berdasarkan

hal tersebut, maka dapat disimpulkan pada daerah penelitian termasuk dalam

kategori nilai percepatan getaran tanah yang rendah dengan intensitas gempabumi

yang rendah, jika dihubungkan dengan Skala Intensitas Gempabumi (Tabel 2.5),

pada daerah penelitian diinterpretasikan berada pada skala I dan II dengan

deskripsi ketika terjadi getaran gempabumi, maka getaran tersebut tidak terasa

atau hanya di rasakan oleh beberapa orang hingga beberapa benda-benda yang

tergantung juga bergoyang serta getaran ini akan terekam oleh alat seismometer.

Hal ini terjadi karena pada daerah penelitian memiliki nilai PGA yang cenderung

nilainya < 2,9 - 88 gal. Namun, dari nilai PGA yang diperoleh, jika dihubungkan

dengan peta percepatan gempa maksimum (Gambar 2.3), daerah penelitian

termasuk dalam wilayah 2 dengan nilai percepatan maksimum 0,10 g yang setara

dengan 98,0665 gal.

Page 84: STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN …repositori.uin-alauddin.ac.id/7999/1/A.RESQY NUR AMALIYAH.pdf · STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN ANALISIS PENGUKURAN

68

BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Pengaruh efek lokal terhadap resiko bahaya seismik pada daerah penelitian

yang meliputi kondisi geologi dan kondisi tanah dapat dilihat dari nilai

frekuensi dominan (f0), periode dominan (T0), faktor amplifikasi (A0)

gelombang dan indeks kerentanan seismik (Kg), dimana dari hasil analisis

datanya dapat disimpulkan bahwa daerah tersebut rentan terhadap resiko

bahaya seismik dengan kategori tinggi hingga sedang.

2. Berdasarkan analisis sebaran nilai percepatan getaran tanah / PGA maka

dapat disimpulkan bahwa pada daerah ini memliki percepatan getaran tanah

yang relatif kecil dengan kisaran nilai antara 0,8501 sampai 31,7304 gal yang

pengaruhnya relatif sangat kecil terhadap intensitas gempabumi.

3. Berdasarkan mirozonasi daerah rentan terhadap resiko bahaya seismik pada

daerah pengukuran, maka dapat diketahui bahwa pada daerah pengukuran di

dominasi oleh daerah yang rentan terhadap resiko bahaya seismik yang data

dilihat dari sebaran mikrozonasi nilai frekuensi dominan (f0), periode

dominan (T0), faktor amplifikasi (A0) gelombang dan indeks kerentanan

seismik (Kg) yang termasuk dalam kategori sedang hingga tinggi akibat

pengaruh dari kondisi geologi di bawah tanah. Namun untuk pemetaan

68

Page 85: STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN …repositori.uin-alauddin.ac.id/7999/1/A.RESQY NUR AMALIYAH.pdf · STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN ANALISIS PENGUKURAN

69

mikrozonasi sebaran nilai percepatan getaran tanah / PGA padadaerah

pengukuran masih relatif rendah.

5.2.Saran

Saran yang diberikan pada penelitian ini yaitu perlunya pada proses

pengambilan data dilakukan pada daerah-daerah yang jauh dari banyaknya

aktifitas di jalan maupun aktifitas warga setempat untuk menghindari tingginya

jumlah noise yang akan mengurangi tingkat reliable data. Selain itu disarankan

pula untuk penelitian selanjutnya bahwa perlunya penelitian lebih lanjut

mengenai kondisi struktur batuan bawah permukaan menggunakan metode

geofisika lainnya seperti geolistrik dan metode seismik refraksi serta disarankan

pula bagi pihak pemerintah kabupaten Enrekang khususnya Kecamatan Alla

bahwa perlu adanya kajian lebih lanjut mengenai pemetaan bencana-bencana

geologi sebagai penunjang informasi awal kepada masyarakat setempat mengenai

mitigasi bencana geologi.

Page 86: STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN …repositori.uin-alauddin.ac.id/7999/1/A.RESQY NUR AMALIYAH.pdf · STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN ANALISIS PENGUKURAN

70

DAFTAR PUSTAKA

Bambang, Sunardi et al. “Kajian Potensi Bahaya Gempabumi Daerah Sumbawa

Berdasarkan Efek Tapak Lokal”. Meterologi dan Geofisika 13, no.2 (2012): hal.131.

Dal Moro, G. Some Thorny Aspects about Surface Wave and HVSR Analyses: an Overview. Bollettino di Geofisica Teorica e Applicate, Special Issue, Submitted (2010).

Hamka, Dr. Tafsir Al-Azhar Jilid 4.Singapura: Pustaka Nasional PTE LTD, 2003.

Hamka, Dr. Tafsir Al-Azhar Jilid 7.Singapura: Pustaka Nasional PTE LTD, 2003.

Hamka, Dr. Tafsir Al-Azhar Jilid 10.Singapura: Pustaka Nasional PTE LTD, 2003.

Herak, M. (2008). “Model HVSR: a Matlab tool to model horizontal-to-vertikal spectral ratio of ambient noise”. Computers and Geosciences 34, 1514–

1526.

Irjan dan Bukhori Ahmad. “Pemetaan Wilayah Rawan Bencana Berdasarkan Data Mikroseismik Menggunakan TDS (time Digital Seismograph) Tipe 303 S”. Jurnal Neutrino 3, no.2 (2011): t.h.

Kementerian Agama Republik Indonesia. “Al Qur’an dan Terjemahannya edisi

tahun 2013,” dalam Yayasan Penyelenggara Penerjemah Al-Qur’an. Semarang: Indonesia, 2013.

Lachet, C. dan Brad, P.Y. Numerical and Theoretical Investigations on The Possibilities and Limitations of Nakamura’s Technique. J. Phys. Earth, 42, (1994), hal: 377-397.

Masyhur, et al. Ringkasan Hasil Studi TimRevisi Peta Gempa Indonesia 2010.Bandung: (2010).

Mega, Utami. Analisis Mekanisme Pusat Gempa Soroako 15 Februari 2011.Skripsi. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah (2011).

Munadi, S. “Aspek Fisis Seismology Eksplorasi. Depok”. Program Studi

Geofisika Jurusan Fisika FMIPA UI (2000).

Nakamura, Y. A method for dynamic charateristics estimation od subsurface using microtremor on the ground surface. Tokyo: Quatrely Reports of the Railway Technical Research Institute, 30, (1989) hal: 25-33.

70

Page 87: STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN …repositori.uin-alauddin.ac.id/7999/1/A.RESQY NUR AMALIYAH.pdf · STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN ANALISIS PENGUKURAN

71

Nakamura, Y. Clear Identification of Fundamental Idea of Nakamura’s Technique

and its Applications. In: Proceedings of 12th World Conference on Earthquake Engineering, New Zealand. (2000).

Purnama sari, Yeni. Studi Mitigasi Bencana Gempabumi Dengan Pemetaan Mikrozonasi Daerah Makassar Sulawesi Selatan Menggunakan Data Mikrotremor Berdasarkan Analissi HVSR (Horizontal To Vertical Spectral Ratio).Skripsi. Lampung: Jurusan Teknik Geofisika Universitas Lampung (2016).

Refrizon, dkk. Analisis Percepatan Getaran Tanah Maksimum dan Tingkat Kerentanan Seismik Daerah Ratu Agung Kota Bengkulu. Lamupung: Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung (2013).

Reza, dkk. “Analisa Mikrotremor Dengan Metode HVSR (Horizontal to Vertical

Spectral Ratio) untuk Pemetaan Mikrozonasi di Kelurahan Kejawan Putih Tambak Surabaya”. Jurnal Teknik POMITS 1 no.1 (2013).

Rine Hartuti, Evi. Buku Pintar Gempa. Yogyakarta: Diva Press (Anggota IKAPI), 2009.

Rozi, Muhammad Fachrul. Laporan Kegiatan Magang “Analisa Seismisitas

Pulau Jwa Periode 1921-2016 dan Mikrozonasi Daerah Di Klaten Menggunakan Metode HVSR (Horizontal to Vertical Spectral Ratio)”.Solo: Program Studi Fisika, Fakultas MIPA UNS (2016).

Sarlina, Eko dan Steven. “Pemetaan Tingkat Resiko Gempabumi Di Sekitar Wilayah Kota Jayapura Berdasarkan Pengukuran Mikrotremor”. Jurnal Fisika dan Aplikasinya 16, no.1 (2015): hal.56.

Satria, et al. “Penentuan Zona Rawan Guncangan Bencana Gempabumi

Berdasarkan Analisis Faktor amplifikasi HVSR Mikrotremor dan Analisis Periode Dominan Daerah Liwa dan Sekitarnya”. Jurnal Geofisika Eksplorasi 2, no.1 (2013).

Setiawan J.R. “Mikrozonasi Seismitas Daerah Yogyakarta Dan Sekitarnya”.

Tesis. Bandung: Institut Teknologi Bandung, 2009

Sesame. Guidelines For The Implementation Of The H/V Spectral Ratio Technique On Ambient Vibrations Measurements, Processing and Interpretation. European Commission_Research General Directorate Project No. EVG1-CT, 2004.

Shihab, M Quraish. Tafsir Al_Misbah: pesan, kesan dan keserasias Al-Qur’an/M.

Quraish Shihab Volume 15. Jakarta: Lentera Hati, 2002

Page 88: STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN …repositori.uin-alauddin.ac.id/7999/1/A.RESQY NUR AMALIYAH.pdf · STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN ANALISIS PENGUKURAN

72

Siswowidjoyo, S., U. Sudarsono F., danWirakusumah,A. D. “The Threat Of

Hazards In The Semeru Volcano Region In East Java, Indonesia”. Jurnal Of Asian Earth Sciences 15, no.2-3, (1997): hal.185–194.

Sompotan, Amstrong F. Struktur Geologi Sulawesi. Bandung: Perpustakaan Sains Kebumian ITB, 2012.

Telford, W. M., Geldart, L. P., Sheriff, R. E., dan Keys, D. A. Applied Geophysics. \London: Cambridge University Press , 1976.

Tenri Andi, Lantu, Sabrianto. “Mikrozonasi Kawasan Rawan Gempabumi Daerah

Singaraja Menggunakan Metode Mikroseismik”. Jurnal Program Studi Geofisika FMIPA Unhas.t.th.

Tuladar, R. Seismic microzonation of greater bangkok of greater Bangkok using microtremor observations. Thesis Asian Institute of Technology School of Civil Engineering. Thailand, (2002).

“Skala Intensitas Gempabumi (SIG) BMKG”.

http://www.bmkg.go.id/BMKG_Pusat/GempabumiTsunami/Gempabumi/SIG.bmkg (7 September 2016).

Page 89: STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN …repositori.uin-alauddin.ac.id/7999/1/A.RESQY NUR AMALIYAH.pdf · STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN ANALISIS PENGUKURAN

73

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Enrekang pada tanggal 12

September 1995, sebagai anak ketiga dari pasangan

Bapak A.Syafruddin, S.Pd dan Ibu Nurhefi Rahmat

dan juga menjadi anak perempuan satu-satunya dari

empat bersaudara. Penulis mengawali

pendidikannya dari TK Aisyiah di Kabupaten Enrekang pada tahun 2000.

Kemudian dilanjutkan Sekolah Dasar (SD) di SDN 41 Enrekang pada tahun 2001.

Namun penulis menyelesaikan masa sekolah di bangku SD di SD Negeri Borong,

Kota Makassar setelah berpindah-pindah daerah mengikuti dinas orangtua.

Selanjutnya Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMPN 19 Makassar pada tahun

2007 dan pada tahun 2010 melanjutkan ke Sekolah Menengah Atas (SMA) di

SMAN 16 Makasar.

Pada tahun 2013, penulis terdaftar sebagai mahasiswa di Jurusan Fisika

Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar

melalui jalur SNMPTN undangan 2013. Selama menjadi mahasiswi, penulis juga

aktif di beberapa organisasi intra maupun ekstra kampus. Penulis aktif sebagai

anggota pengurus Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Fisika pada periode

2015, lalu diangkat sebagai wakil ketua 2 pada kepengurusan periode 2016. Selain

itu, penulis juga aktif dalam organisasi ekstra kampus yaitu Himpunan Mahasiswa

Geofisika Indonesia (HMGI) Regional V sebagai anggota pengurus di divisi

Event pada periode 2016/2017.

73

Page 90: STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN …repositori.uin-alauddin.ac.id/7999/1/A.RESQY NUR AMALIYAH.pdf · STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN ANALISIS PENGUKURAN

L1

LAMPIRAN-LAMPIRAN

L1

Page 91: STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN …repositori.uin-alauddin.ac.id/7999/1/A.RESQY NUR AMALIYAH.pdf · STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN ANALISIS PENGUKURAN

L2

LAMPIRAN I

Data Hasil Penelitian Lapangan

Page 92: STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN …repositori.uin-alauddin.ac.id/7999/1/A.RESQY NUR AMALIYAH.pdf · STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN ANALISIS PENGUKURAN

L3

Titik pengukuran MT1

Page 93: STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN …repositori.uin-alauddin.ac.id/7999/1/A.RESQY NUR AMALIYAH.pdf · STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN ANALISIS PENGUKURAN

L4

Titik pengukuran MT2

Page 94: STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN …repositori.uin-alauddin.ac.id/7999/1/A.RESQY NUR AMALIYAH.pdf · STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN ANALISIS PENGUKURAN

L5

Titik pengukuran MT3

Page 95: STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN …repositori.uin-alauddin.ac.id/7999/1/A.RESQY NUR AMALIYAH.pdf · STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN ANALISIS PENGUKURAN

L6

Titik pengukuran MT4

Titik pengukuran MT5

Page 96: STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN …repositori.uin-alauddin.ac.id/7999/1/A.RESQY NUR AMALIYAH.pdf · STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN ANALISIS PENGUKURAN

L7

Titik pengukuran MT6

Page 97: STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN …repositori.uin-alauddin.ac.id/7999/1/A.RESQY NUR AMALIYAH.pdf · STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN ANALISIS PENGUKURAN

L8

Titik pengukuran MT7

Page 98: STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN …repositori.uin-alauddin.ac.id/7999/1/A.RESQY NUR AMALIYAH.pdf · STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN ANALISIS PENGUKURAN

L9

Titik pengukuran MT8

Page 99: STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN …repositori.uin-alauddin.ac.id/7999/1/A.RESQY NUR AMALIYAH.pdf · STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN ANALISIS PENGUKURAN

L10

Titik pengukuran MT9

Titik pengukuran MT10

Page 100: STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN …repositori.uin-alauddin.ac.id/7999/1/A.RESQY NUR AMALIYAH.pdf · STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN ANALISIS PENGUKURAN

L11

Titik pengukuran MT11

Titik pengukuran MT12

Page 101: STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN …repositori.uin-alauddin.ac.id/7999/1/A.RESQY NUR AMALIYAH.pdf · STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN ANALISIS PENGUKURAN

L12

Titik pengukuran MT13

Titik pengukuran MT14

Page 102: STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN …repositori.uin-alauddin.ac.id/7999/1/A.RESQY NUR AMALIYAH.pdf · STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN ANALISIS PENGUKURAN

L13

Titik pengukuran MT15

Page 103: STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN …repositori.uin-alauddin.ac.id/7999/1/A.RESQY NUR AMALIYAH.pdf · STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN ANALISIS PENGUKURAN

L14

LAMPIRAN II

Analisis Data Penelitian

Page 104: STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN …repositori.uin-alauddin.ac.id/7999/1/A.RESQY NUR AMALIYAH.pdf · STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN ANALISIS PENGUKURAN

L15

1. Analisis nilai frekuensi dominan dan amplifikasi pada software geopsy

Titik pengukuran MT1

Page 105: STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN …repositori.uin-alauddin.ac.id/7999/1/A.RESQY NUR AMALIYAH.pdf · STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN ANALISIS PENGUKURAN

L16

Titik pengukuran MT2

Page 106: STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN …repositori.uin-alauddin.ac.id/7999/1/A.RESQY NUR AMALIYAH.pdf · STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN ANALISIS PENGUKURAN

L17

Titik pengukuran MT3

Page 107: STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN …repositori.uin-alauddin.ac.id/7999/1/A.RESQY NUR AMALIYAH.pdf · STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN ANALISIS PENGUKURAN

L18

Titik pengukuran MT4

Titik pengukuran MT5

Page 108: STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN …repositori.uin-alauddin.ac.id/7999/1/A.RESQY NUR AMALIYAH.pdf · STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN ANALISIS PENGUKURAN

L19

Titik pengukuran MT6

Page 109: STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN …repositori.uin-alauddin.ac.id/7999/1/A.RESQY NUR AMALIYAH.pdf · STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN ANALISIS PENGUKURAN

L20

Titik pengukuran MT7

Page 110: STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN …repositori.uin-alauddin.ac.id/7999/1/A.RESQY NUR AMALIYAH.pdf · STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN ANALISIS PENGUKURAN

L21

Titik pengukuran MT8

Page 111: STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN …repositori.uin-alauddin.ac.id/7999/1/A.RESQY NUR AMALIYAH.pdf · STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN ANALISIS PENGUKURAN

L22

Page 112: STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN …repositori.uin-alauddin.ac.id/7999/1/A.RESQY NUR AMALIYAH.pdf · STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN ANALISIS PENGUKURAN

L23

Titik pengukuran MT9

Page 113: STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN …repositori.uin-alauddin.ac.id/7999/1/A.RESQY NUR AMALIYAH.pdf · STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN ANALISIS PENGUKURAN

L24

Titik pengukuran MT10

Titik pengukuran MT11

Page 114: STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN …repositori.uin-alauddin.ac.id/7999/1/A.RESQY NUR AMALIYAH.pdf · STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN ANALISIS PENGUKURAN

L25

Titik pengukuran MT12

Page 115: STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN …repositori.uin-alauddin.ac.id/7999/1/A.RESQY NUR AMALIYAH.pdf · STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN ANALISIS PENGUKURAN

L26

Titik pengukuran MT13

Titik pengukuran MT14

Page 116: STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN …repositori.uin-alauddin.ac.id/7999/1/A.RESQY NUR AMALIYAH.pdf · STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN ANALISIS PENGUKURAN

L27

Titik pengukuran MT15

2. Hasil pengolahan data pada software Microsoft Excel

a. Tabel analisis parameter-parameter efek lokal daerah penelitian yang

mempengaruhi tingkat resiko bahaya seismik

Latitude X (m)

Longitude Y (m)

Elevasi Z (m)

Frekuensi Dominan f0

(Hz)

Faktor Amplifikasi

A0

Periode Dominan

T0 (s)

Indeks Kerentanan Seismik Kg

813207.6 9632712.7 817 0.3897 2.2817 2.5659 13.3585

813119.4 9633207.9 827 8.2019 1.8859 0.1219 0.4336

813215.6 9632248.5 789 0.8342 3.9758 1.1987 18.9480

813171.1 9631812.1 792 12.9775 3.6796 0.0771 1.0433

813110.6 9631188.2 811 0.9990 2.4723 1.0010 6.1186

813683.6 9631712.3 735 1.3360 3.5222 0.7485 9.2863

813675.6 9632130.4 738 11.1372 2.5987 0.0898 0.6064

813689.2 9632573 766 0.9956 2.5420 1.0044 6.4901

Page 117: STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN …repositori.uin-alauddin.ac.id/7999/1/A.RESQY NUR AMALIYAH.pdf · STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN ANALISIS PENGUKURAN

L28

813536.4 9633154.5 766 1.8026 3.4611 0.5548 6.6457

814070.4 9632980.8 739 1.4375 2.8318 0.6957 5.5787

814044.2 9632473.6 717 1.4759 2.8343 0.6776 5.4431

814191.2 9632030.5 699 1.1344 3.0124 0.8815 7.9994

814196.3 9631633.9 693 1.1172 2.7432 0.8951 6.7355

814179.4 9631148.3 689 4.4971 2.5002 0.2224 1.3900

813728.2 9631097.3 746 1.1815 2.2174 0.8464 4.1617

b. Tabel analisis nilai percepatan getaran tanah (PGA)

Page 118: STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN …repositori.uin-alauddin.ac.id/7999/1/A.RESQY NUR AMALIYAH.pdf · STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN ANALISIS PENGUKURAN

L29

LAMPIRAN III

Peta Geologi dan Peta Administrasi

Page 119: STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN …repositori.uin-alauddin.ac.id/7999/1/A.RESQY NUR AMALIYAH.pdf · STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN ANALISIS PENGUKURAN

L30

1. Peta Geologi Lokasi Penelitian

2. Peta Administrasi Kecamatan Alla

Page 120: STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN …repositori.uin-alauddin.ac.id/7999/1/A.RESQY NUR AMALIYAH.pdf · STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN ANALISIS PENGUKURAN

L31

LAMPIRAN IV

Dokumentasi Penelitian

Page 121: STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN …repositori.uin-alauddin.ac.id/7999/1/A.RESQY NUR AMALIYAH.pdf · STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN ANALISIS PENGUKURAN

L32

Foto bersama tim mikrotremor kecamatan Alla, Kabupaten Enrekang

Page 122: STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN …repositori.uin-alauddin.ac.id/7999/1/A.RESQY NUR AMALIYAH.pdf · STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN ANALISIS PENGUKURAN

L33

Foto proses menuju ke titik pengukuran

Foto persiapan pemasangan alat pengukuran mikrotremor

Page 123: STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN …repositori.uin-alauddin.ac.id/7999/1/A.RESQY NUR AMALIYAH.pdf · STUDI TINGKAT RESIKO BAHAYA SEISMIK BERDASARKAN ANALISIS PENGUKURAN

L34

Proses (leveling) mengatur ketiga kaki seismometer agar gelembung air tepat berada ditengah yang menandakan bahwa posisi alat sudah rata dengan tanah.

Proses melihat koordinat titik pengukuran tepat diatas sensor seismometer

Proses perekaman mikrotremor