analisis swot pak edwin

26
ANALISIS SWOT DINAS TATA RUANG DAN TATA BANGUNAN KOTA PADANG Visi Visi menjelaskan cara pandang jauh kedepan kemana dan bagaimana Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan Kota Padang harus dibawa dan berkarya agar tetap konsisten dan dapat eksis, antisipatif, dan inovatif, serta produktif. Dengan demikian, visi adalah suatu gambaran keadaan masa depan yang diinginkan Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan Kota Padang dalam jangka panjang. Visi Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan Kota Padang adalah : “Terciptanya tata ruang kota yang tertib, teratur dan seimbang serta tat letak bangunan yang rapi, indah, nyaman dan asri” Dalam menjalankan tugas dan fungsi pokoknya, dinas tata ruang dan tata bangunan mengedepankan profesionalisme yang bertitik tolak pada landasan keimanan dan ketaqwaan sebagai fondasi utama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Misi Misi merepresentasikan sesuatu yang diemban atau dilaksanakan oleh Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan Kota Padang sesuai visi yang ditetapkan, agar tujuan dapat terlaksana dan behasil dengan baik. Dengan pernyataan misi diharapkan seluruh pegawai dan pihak yang berkepentingan dapat mengenal Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan Kota Padang, dan mengetahui peran dan program-programnya serta hasil yang akan diperoleh di waktu- waktu yang akan datang. 1

Upload: tessa-safitri-koto

Post on 26-Nov-2015

32 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

ANALISIS SWOT DINAS TATA RUANG DAN TATA BANGUNAN KOTA PADANGVisi

Visi menjelaskan cara pandang jauh kedepan kemana dan bagaimana Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan Kota Padang harus dibawa dan berkarya agar tetap konsisten dan dapat eksis, antisipatif, dan inovatif, serta produktif. Dengan demikian, visi adalah suatu gambaran keadaan masa depan yang diinginkan Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan Kota Padang dalam jangka panjang. Visi Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan Kota Padang adalah : Terciptanya tata ruang kota yang tertib, teratur dan seimbang serta tat letak bangunan yang rapi, indah, nyaman dan asri

Dalam menjalankan tugas dan fungsi pokoknya, dinas tata ruang dan tata bangunan mengedepankan profesionalisme yang bertitik tolak pada landasan keimanan dan ketaqwaan sebagai fondasi utama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. MisiMisi merepresentasikan sesuatu yang diemban atau dilaksanakan oleh Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan Kota Padang sesuai visi yang ditetapkan, agar tujuan dapat terlaksana dan behasil dengan baik. Dengan pernyataan misi diharapkan seluruh pegawai dan pihak yang berkepentingan dapat mengenal Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan Kota Padang, dan mengetahui peran dan program-programnya serta hasil yang akan diperoleh di waktu-waktu yang akan datang. Misi yang telah dirumuskan oleh Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan Kota Padang adalah sebagai berikut : a. Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya Keterangan Rencana Kota (advice plannning) dan Izin Mendirikan Bangunan (IMB).

b. Meningkatkan perencanaan kota yang berwawasan lingkungan

c. Melestarikan aset-aset bangunan bersejarah

d. Meningkatkan profesionalisme petugas dalam memberikan pelayanan

e. Meningkatkan pengawasan dan penertiban terhadap pelanggaran dan penyimpangan IMB.

Analisis SWOT

Usaha dalam meningkatkan optimalisasi kinerja petugas dalam penegakan perda penertiban bangunan di Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan Kota Padang pada masa yang akan datang memiliki kekuatan penghambat yang dapat menghalangi tercapainya tujuan dan sasaran. Namun juga terdapat kekuatan pendorong yang mempunyai pengaruh positif.

Selanjutnya untuk melakukan identifikasi berkaitan dengan masalah yang menyebabkan belum optimalnya kinerja petugas dalam penegakkan peraturan daerah pada dinas tata ruang dan tata bangunan kota, digunakan teknik SWOT dengan mempertimbangkan faktor yang datangnya dari dalam organisasi (internal) maupun faktor yang datangnya dari luar organisasi (eksternal).

Faktor internal dan eksternal dikelompokan dan diklasifikasikan ke dalam kategori kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dengan rincian sebagai berikut :

1. Strenghs (kekuatan)

a. Adanya perda tentang tata bangunan

b. Adanya peraturan walikota tentang tugas pokok dan fungsi

c. Adanya komitmen dari pimpinan terhadap kebijakan

2. Weaknesses (kelemahan)

a. Kurangnya sarana dan prasarana

b. Ketidakjelasan aturan hukum tentang mekanisme penertiban bangunan

c. Kurangnya pemahaman petugas tentang perda

3. Opportunities (keluang)

a. Adanya koordinasi dengan dinas/instansi terkait

b. Adanya keinginan dari dinas/instansi untuk menegakkan aturan

c. Meningkatnya pembangunan pasca gempa

4. Threats (ancaman)

a. Adaptasi terhadap perkembangan peraturan perundangan lambat

b. Kurangnya kesadaran warga untuk mematuhi peraturan perundang undangan

c. Belum optimalnya penataan kota pasca gempa

Untuk mengelompokkan faktor-faktor tersebut diatas dapat dibagi 2 (dua) kelompok, yaitu :

a. Faktor internal (kekuatan dan kelemahan)

b. Faktor eksternal ( peluang dan ancaman)

Tabel 1. Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal

FAKTOR INTERNAL

Strenghs (Kekuatan)Weaknesses (Kelemahan)

S1Adanya perda tentang tata bangunanW1Kurangnya sarana dan prasarana

S2Adanya peraturan walikota tentang tugas pokok dan fungsiW2Ketidakjelasan aturan hukum tentang mekanisme penertiban bangunan

S3Adanya komitmen dari pimpinan terhadap kebijakan W3Kurangnya pemahaman petugas tentang perda

FAKTOR EKSTERNAL

Opportunities (Peluang)Threats (Ancaman)

O1Adanya koordinasi dengan dinas/instansi terkait T1Adaptasi terhadap perkembangan peraturan perundangan lambat

O2Adanya keinginan dari dinas/instansi untuk menegakkan aturan T2Kurangnya kesadaran warga untuk mematuhi peraturan perundang undangan

O3Meningkatnya pembangunan pasca gempa T3Belum optimalnya penataan kota pasca gempa

Faktor-Faktor Kunci Keberhasilan

Untuk mengetahui faktor kunci keberhasilan terlebih dahulu harus memberikan penilaian terhadap faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi kinerja melalui analisis dengan metode komparasi selanjutnya kedua faktor tersebut dianalisa dengan menggunakan teknik analisa SWOT sehingga didapat penyebab utama dari masalah utama. Suatu faktor disebut dikatakan strategis bila memiliki nilai lebih dari yang lain, aspek yang dinilai adalah sebagai berikut: 1. Nilai Urgensi (NU) hasil nilai rata-rata tim. Dengan memakai model rating skala 1-5. TNU (total nilai urgensi).

2. Bobot Faktor (BF), rumus menentukan BF = NU/TNU x 100%.

3. Nilai Dukungan (ND) adalah sebagai faktor atau elemen kerja pada potensi untuk meraih nilai suskes yang benar, penilaian dengan skala 1 sampai 5. Cara penilaian sama dengan NU.

a. Angka 5 menyatakan dukungan sangat besar

b. Angka 4 menyatakan dukungan besar

c. Angka 3 menyatakan dukungan sedang

d. Angka 2 menyatakan dukungan rendah

e. Angka 1 menyatakan dukungan kecil

4. Nilai Bobot Dukungan (NBD) = ND x BF/100

5. Nilai Keterkaitan setiap faktor (NK) ditetapkan dengan skala 0 sampai 5

6. Nilai Rata-rata Keterkaitan (NRK) = TNK/N-1

7. Nilai Bobot Keterkaitan (NBK) = NRK x BF

8. Total Nilai Bobot (TNB) = NBD + NBK

9. FKK (Faktor Kunci Keberhasilan) caranya pilih 2 FKK berdasarkan urutan TNB yang besar, jika TNB sama pilih BF terbesar, kalau BF sama pilih NBD terbesar, kalau NBD sama pilih NBK terbesar, kalau NBK sama pilih berdasarkan pengalaman pertimbangan rasional.

Faktor kunci sukses adalah faktor yang memiliki Total Nilai Bobot (TNB) terbesar diantara faktor-faktor yang berpengaruh terhadap sasaran yang akan dicapai. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tahap-tahap berikut:

Tabel 2. Evaluasi Faktor Internal dan Eksternal

NOFAKTOR INTERNALNUBFNDNBDNILAI KETERKAITAN (NK)NRKNBKTNBFKK

(%)123456789101112

Strenghs

1Adanya Perda tentang tata bangunan52351,2x555545445544,641,072.221

2Adanya peraturan walikota tentang tupoksi42840,75x55354232223,450,621,34

3Adanya komitmen dari pimpinan terhadap kebijakan52351,255x5454434223,910,902,052

JUMLAH5,61

Weaknesses

4Kurangnya sarana dan prasarana 2920,2211x112121111,270,110,29

5Ketidakjelasan aturan hukum ttg mekanisme penertiban bangunan31430,42111x11121111,180,170,592

6Kurangnya pemahaman petugas tentang perda31430,412111x2112111,270,180,601

JUMLAH221,48

NO.FAKTOR EKSTERNALNUBFNDNBDNILAI KETERKAITAN (NK)NRKNBKTNBFKK

(%)123456789101110

Opportunities

7Adanya koordinasi dengan dinas/instansi terkait52951,5434422x221222,550,742,191

8Adanya keinginan dari dinas/instansi untuk menegakkan aturan424414332344x22312,820,681,642

9Meningkatnya pembangunan pasca gempa31830,533422324x2212,550,461,00

JUMLAH4,83

Threaths

10Adaptasi terhadap perkembangan peraturan perundangan lambat21220,2211122111x111,270,150,391

11Kurangnya kesadaran warga untuk mematuhi peraturan perundang undangan21220,22111111121x11,180,140,382

12Belum optimalnya penataan kota pasca gempa1610,111111111112x1,090,070,13

JUMLAH170,90

Memilih dan Menetapkan Kunci Keberhasilan Prioritas

Dari hasil evaluasi sebagaimana tergambar dalam tabel 2 terlihat bahwa faktor kunci keberhasilan prioritas yang diperoleh dari hasil analisis SWOT adalah yang memiliki skor tertinggi. Dengan demikian faktor kunci keberhasilan dapat dilihat pada tabel berikut.Tabel 3. Faktor Kunci Keberhasilan

FAKTOR URGENSIBOBOT YANG TERTINGGI

Internal

Kekuatan

(strenghs)1.Adanya Perda tentang tata bangunan

2.Adanya komitmen dari pimpinan terhadap kebijakan

Kelemahan

(weaknesses)1.Kurangnya pemahaman petugas tentang perda

2.Ketidakjelasan aturan hukum tentang mekanisme penertiban bangunan

Eksternal

Peluang

(opportunities)1.Adanya koordinasi dengan dinas/instansi terkait

2.Adanya keinginan dari dinas/instansi untuk menegakkan aturan

Ancaman

(threats)1.Adaptasi terhadap perkembangan peraturan perundangan lambat

2.Kurangnya kesadaran warga untuk mematuhi peraturan perundang undangan

Dengan membandingkan hasil seperti yang terdapat pada tabel 3 diatas dapat disimpulkan bahwa Total Nilai Bobot (TNB) terdiri dari nilai kekuatan (strenghs) = 5,61, nilai kelemahan (weaknesses) = 1,48, nilai peluang (oportunities) = 4,83 serta nilai ancaman (threats) = 0,90, maka gambaran posisi kekuatan dapat dilihat pada kekuatan yang ada di Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan Kota Padang adalah sebagai berikut :Gambar 1. Peta Kekuatan Organisasi

Keterangan :

S

= 5,61

W

= 1,48

O

= 4,83

T

= 0,90

S W = 5,61 1,48 = 4,13O T = 4,83 0.90 = 3,93Dengan kekuatan dinas tata ruang dan tata bangunan yang terletak pada kuadran I, artinya dinas tata ruang dan tata bangunan harus menggunakan kekuatan dengan memanfaatkan peluang untuk mengatasi kelemahan. Dengan demikian tujuan dinas tata ruang dan tata bangunan untuk mengatasi kelemahan dari perda dapat dirumuskan sebagai berikut :

Tabel 4. Perumusan Tujuan

NoFaktor Kekuatan Kunci (FKK)

Kekuatan kunciPeluang KunciAlternatif Tujuan

1Adanya Perda tentang tata bangunanAdanya koordinasi dengan dinas/instansi terkaitMeningkatkan operasional penegakan Perda

2Adanya komitmen dari pimpinan terhadap kebijakanAdanya keinginan dari dinas / instansi untuk menegakkan aturanMeningkatkan kompetensi personil

Berdasarkan tabel 4 dapat dilihat alternatif tujuan dari kekuatan kunci dan peluang kunci yang ada untuk mengatasi permasalahan penertiban bangunan.

Selanjutnya untuk menentukan tujuan mana yang akan menjadi prioritas dilakukan penilaian, seperti tabel berikut :

Tabel 5. Penilaian dan Penentuan Tujuan

NoFaktorKekuatan KunciAlternatif TujuanMKMLKMATN

Kekuatan KunciPeluang Kunci

1Adanya Perda tentang tata bangunanAdanya koordinasi dengan dinas / instansi terkaitMeningkatkan operasional penegakkan perda54413

2Adanya komitmen dari pimpinan terhadap kebijakanAdanya keinginan dari dinas / instansi untuk menegakkan aturanMeningkatkan kompetensi personil54312

Berdasarkan tabel 5 dapat dilihat prioritas alternatif tujuan dari kekuatan kunci dan peluang kunci dengan mempertimbangkan manfaat, kemampuan menangani kelemahan dan kemampuan menangani ancaman yang ada untuk mengatasi permasalahan penertiban bangunan.

Aternatif Pemecahan Masalah

Berdasarkan tabel diatas maka alternatif tujuan yang ingin dicapai dari permasalahan belum optimalnya penegakkan perda adalah meningkatkan operasionalisasi penegakkan perda. Untuk mencapai tujuan maka ditetapkanlah beberapa alternatif pemecahan masalah, seperti pada tabel berikut.

Tabel 6. Perumusan Alternatif Pemecahan

NoPenyebabHarapanTujuanAlternatif Pemecahan Masalah

1.Kurangnya jumlah dan pemahaman petugas terhadap perda

Tercapainya peningkatan jumlah dan pemahaman petugas terhadap perda

Meningkatkan operasional penegakkan Perda1. Mengirimkan petugas untuk mengikuti diklat tentang teknis bangunan gedung dan tata ruang2. Melaksananakan sosialisasi tentang Perda

3. Meningkatkan kerjasama dan koordinasi dengan instansi terkait untuk penambahan jumlah petugas

Berdasarkan perumusan alternatif diatas dapat diketahui 3 alternatif pemecahan masalah, untuk menentukan alternatif pemecahan masalah yang dipilih dilakukan dengan menggunakan teknik USG untuk mengukur tingkat urgensi, seriousness dan growth dari pemecahan masalah, seperti tabel di bawah ini :

Tabel 7. Alternatif Pemecahan Masalah

NoPenyebabHarapanAlternatifAnalisa

USGJml

1Kurangnya pemahaman petugas terhadap Perda

Tercapainya peningkatan pemahaman petugas ter-hadap Perda

1. Mengirimkan petugas untuk mengikuti diklat tentang teknis bangunan gedung dan tata ruang2. Melaksananakan sosialisasi tentang Perda

3. Meningkatkan kerjasama dan koordinasi ke pemerintah kota untuk penambahan jumlah petugas5

4

3

5

5

45

5

215

14

9

Jumlah38

Tabel 7 dapat diketahui harapan dan penyebab dari alternatif pemecahan yang akan dilakukan. Setelah ditetapkan alternatif pemecahan masalah, maka langkah selanjutnya adalah menentukan sasaran, indikator untuk mengukur tingkat keberhasilan dari kegiatan yang dilakukan, seperti tabel berikut :

Tabel 8. Penentuan Sasaran dan Indikator

No.TujuanSasaranIndikatorSatuan UkuranRealisasi

123456

Meningkatkan operasio-nal penegakan perda

Terwujud-nya optimalisasi penegakan peraturan daerah

1Pendidikan dan pelatihan formal dan informalkegiatan1

2Adanya rasa tentram dari masyarakat dalam melaksanakan aktifitas%90

3Adanya kesadaran masyarakat untuk mematuhi Perda%80

4Meningkatnya PAD%80

5Meningkatnya kompetensi petugas%90

Tabel 8 dapat diketahui tujuan dan sasaran serta indikator dari alternatif pemecahan yang akan dilakukan. Indikator yang ditetapkan digunakan untuk menilai tingkat keberhasilan dari kegiatan yang dilakukan.

Rencana Kerja

Penyusunan Strategi

a. Kebijakan Operasional

Setelah menganalisis faktor-faktor lingkungan internal dan eksternal, dapat disusun suatu formulasi strategi dengan melakukan interaksi kunci keberhasilan sebagaimana tabel dibawah ini :

Tabel 9. Formulasi StrategiFKK INTERNALSTRENGHS (KEKUATAN)WEAKNESS (KELEMAHAN)

1. Adanya Perda tentang tata bangunan1. Kurangnya pemahaman petugas tentang perda

FKK EKSTERNAL2. Adanya komitmen dari pimpinan terhadap kebijakan2. Ketidakjelasan aturan hukum tentang mekanisme penertiban bangunan

OPORTUNITIES (PELUANG)STRATEGI SOSTRATEGI WO

1. Adanya koordinasi dengan dinas/instansi terkait1. Tingkatkan profesionalisme petugas dalam penegakan perda1. Siapkan seleksi diklat teknis

2. Adanya keinginan dari dinas/instansi untuk menegakan aturan2. Tingkatkan kompetensi petugas2. Tingkatkan keterampilan petugas

THREATH (ANCAMAN)STRATEGI STSTRATEGI WT

1. Adaptasi terhadap perkembangan peraturan perundangan lambat1. Bentuk tim kerja untuk penegakan perda1. Tingkatkan sosialisasi perda

2. Kurangnya kesadaran warga untuk mematuhi peraturan perundang-undangan2. Pertegas komitmen terhadap perkembangan perda2. Mantapkan budaya disiplin kerja

Setelah formulasi strategi ditentukan, maka langkah selanjutnya adalah menetapkan strategi prioritas untuk dikembangkan menjadi program dan kegiatan untuk mengatasi kelemahan kinerja Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan Kota Padang. Karena letak peta kekuatan dinas tata ruang dan tata bangunan berada pada kuadran I maka strategi yang dipilih adalah strategi SO (Strenghs Opportunities) artinya mendayagunakan kekuatan internal dengan memanfaatkan peluang yang dimiliki untuk mengatasi hambatan dan meningkatkan kinerja Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan Kota Padang.

Berdasarkan penentuan atau pemilihan alternatif strategi yang paling efektif dalam mencapai sasaran kinerja yang telah ditetapkan, dan paling murah biayanya serta paling praktis dalam pelaksanaannya. Adapun alternatif strategi yang dipilih dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 10. Alternatif Strategi

NoAlternatifEfektifitasKemudahanBiayaTotalKet

1Tingkatkan profesionalisme petugas dalam penegakan Perda55515

2Tingkatkan kompetensi petugas44513

Berdasarkan pada tabel 10, penentuan alternatif strategi yang dipilih adalah yang memiliki skor tertinggi. Dengan demikian alternatif strategi yang paling efektif dalam mencapai sasaran kinerja adalah tingkatkan profesionalisme petugas dalam penegakkan peraturan daerah.Program dan Kegiatan

Untuk menjamin strategi terlaksana dengan baik dalam mencapai kinerja, maka perlu disusun kebijakan operasional sebagai pedoman atau acuan yang memberikan arah yang jelas. Kebijakan operasional tersebut disusun berdasarkan program dan kegiatan yang ditetapkan untuk mencapai tujuan dan sasaran.(6)

Adapun implementasi kebijakan operasional tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 11. Implementasi Strategi Kedalam Kebijakan Program dan Kegiatan

Tujuan

Sasaran

Strategi

Kebijakan

Program

Kegiatan

Meningkat-kan operasionalpenegakkan perda

Tercapainya penegakan

PerdaTingkatkan profesiona-lisme petugas dalam penegakan perda1.Penyeleng-garaan diklat dengan dana APBD1.Pengem-bangan diklat profesio-nalisme petugas1. Susun biaya diklat

2. Persiapkan petugas yg akan diklat

3. Siapkan peralatan dan tempat penyelenggaran diklat

4. Evaluasi

2.Pengembangan standar profesionelisme petugas2. Penyusu-nan standar kompetensi profesionalime petugas dalam penegakan perda1. Analisa dan disain standar kompetensi profesionalisme

2. Rancang tandar operasional prosedur (SOP) yang baku

3. Susun bahan untuk rancangan SOP

Rencana Kegiatan

Dalam rangka melaksanakan rencana kegiatan perlu dibentuk suatu tim kerja sebagai upaya terwujudnya peningkatan kinerja yang diharapkan. Untuk lebih terkendalikan kegiatan-kegiatan yang sudah disusun tersebut dipandang perlu membuat tim kerja penanggung jawab dalam rangka peningkatan kinerja petugas dinas tata ruang dan tata bangunan, dengan susunan sebagai berikut :

a. Penanggungjawab: Kepala dinas tata ruang dan tata bangunan

b. Ketua Pelaksana: Kabid pengendalian dan penertipan

c. Sekretaris: salah satu anggota sekretariatd. Anggota:

1. Kasi Penyuluhan dan Pembinaan

2. Kasi Konservasi dan Penataan Lingkungan

Peran tim kerja, tugas dan tanggungjawab :

a. Penanggungjawab:Memberikan masukan kebijakan dan rekomendasi terhadap kinerja dan operasional rencana kerja sesuai dengan strategi dan operasional yang telah ditetapkan.

b. Ketua Pelaksana:Bertanggungjawab terhadap proses kegiatan pembinaan dan bimbingan.

c. Sekretaris:Membantu ketua dalam menyiapkan administrasi pembinaan dan bimbingan kegiatan lapangan

d. Anggota:Membantu sekretaris dalam melengkapi data administrasi pembinaan dan bimbingan ke lapangan secara terpadu.

Untuk mendukung kebijakan operasional, maka perlu disusun program kegiatan yang akan dilaksanakan untuk meningkatkan kinerja, seperti pada tabel dibawah ini Tabel 12. Anggaran Rencana KegiatanKegiatanRincian KegiatanPenanggung JawabWaktuBiaya (Rp)

12345

Penyusunan biaya diklatPersiapan

Koordinasi dengan kabid pengendalian dan penertiban

Pelaksanaan

a. Menyusun draft kebutuhan anggaran diklat

b. Mengidentifi-kasi kebutuhan anggaran pada APBD 2011

Evaluasi

Penyempurnaan draft anggaranSekretariat

Tim anggaran bidang pengendalian dan penertiban

SekretariatM.2.4/11

M.3.4/11

M.4.4/11

M.1.4/11200.000

250.000

150.000

200.000

Persiapkan petugas yang akan diklatPersiapan

a. Mengumumkan tentang adanya diklat

b. Mendata petugas yang belum ikuti diklat

c. Menetapkan alokasi petugas yg ikut diklat

d. Rapat koordinasi

e. Pembentukan panitia kegiatan

Pelaksanaana. Menetapkan petugas yang ikut diklat

b. Mengidentifi-kasi kebutuhan diklat

Evaluasi

Melengkapi persyaratan diklatKasi Penyuluhan &Pembinaan

Kabid Pengendalian dan Penertiban

SekretariatM.2.5/11

M.2.5/11

M.2.5/11

M.3.5/11

M.4.5/11

M.1.6/11

M.1.6/11

M.1.6/110

0

0

500.000

0

0

0

200.000

Siapkan peralatan dan tempat penyelengga-ran diklatPersiapan

a. Koordinasi dengan petugas bidang pengendalian dan penertiban

b. Rapat koordinasi

c. Membentuk tim pengawasanPelaksanaan

a. Menyediakan tempat penyelengga-raan diklatb. Mengirimkan petugas untuk mengikuti diklat

Evaluasi

Pengawasan diklatKasi Penyuluhan dan Pembinaan

Kasi Penyuluhan dan Pembinaan

Kepala Dinas TRTBM.2.6/11

M.3.6/11

M.3.6/11

M.4.6/11M.1-4.7/11

M.2.6/11250.000

500.000

250.000

10.000.000

20.000.000

5.000.000

Jumlah37.500.000

Penetapan Tolok Ukur

Untuk mengukur tingkat keberhasilan kinerja agar rencana kegiatan dapat terlaksana dengan baik perlu adanya penetapan tolok ukur sebagai berikut :

a.Input: Peraturan Daerah, dana, SDM, prasarana

b.Proses: 1. Mengumpulkan data peraturan daerah yang ditegakkan

2. Melaksanakan rapat koordinasi dengan instansi terkait

3. Personil dan mengalokasikan dana

4. Mengirim peserta diklat

5. Melengkapi sarana dan prasarana

6. Melaksanakan monitoring dan evaluasi

c.Out Put:1. Terkumpulnya data Perda yang ditegakkan

2. Terlaksananya rapat koordinasi dengan instansi terkait

3. Tersedianya petugas dan dana untuk diklat

4. Terkirimnya peserta diklat

5. Tersedianya sarana dan prasarana

6. Terlaksananya monitoring dan evaluasi

d.Benefit:Meningkatnya kesadaran dan kepatuhan masyarakat terhadap Perda tentang tata ruang dan tata bangunan

e.Impact:Berkurangnya pelanggaran Perda tentang tata ruang dan tata bangunan

Perkiraan Kesulitan dan Rencana Antisipasi

Setiap kegiatan yang telah direncanakan sematang mungkin, tidak tertutup kemungkinan akan ditemui kesulitan. Untuk mencapai hasil yang maksimal diperlukan antisipasi kesulitan dengan memperkirakan apa yang akan terjadi dan rencana antisipasinya seperti dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 13. Hambatan dan Solusi

NoPerkiraan KesulitanRencana Antisipasi

1.Terbatasnya dana yang tersediaPelaksanaan kegiatan sesuai dengan skala prioritas

2.Terganggunya operasionalisasi tugasPengiriman petugas yang mengikuti diklat berdasarkan angkatan

3Jadwal diklat berbenturan dengan operasionalisasi tugas rutinMengkoordinasikan dengan petugas bidang pengendalian dan penertiban untuk penyesuaian jadwal diklat

Penjadwalan

Untuk pelaksanaan kegiatan dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 14. Penjadwalan

NoRincian KegiatanFebruariMaretAprilMeiJuniJuliKet

123412341234123412341234

1Penyusunan biaya diklat

Persiapan

Koordinasi dengan kabid pengendalian dan penertiban

Pelaksanaan

Menyusun draft kebutuhan anggaran diklat

Mengidentifikasi kebutuhan anggaran pada APBD 2011

2Persiapkan petugas yang akan diklat

Persiapan

Mengumumkan tentang adanya diklat

Mendata petugas yang belum ikuti diklat

Menetapkan alokasi petugas yang ikut diklat

Rapat koordinasi

Pembentukan panitia kegiatan

Pelaksanaan

Menetapkan petugas yang ikut diklat

Mengidentifikasi kebutuhan diklat

3Siapkan peralatan dan tempat penyelenggaran diklat

Persiapan

Koordinasi dengan petugas bidang pengendalian dan penertiban

Rapat koordinasi

Membentuk tim pengawasan

Pelaksanaan

Menyediakan tempat penyelenggaraan diklat

Mengirimkan petugas untuk mengikuti diklat

4Monitoring dan evaluasi

PAGE 2