analisis swot pak edwin
TRANSCRIPT
ANALISIS SWOT DINAS TATA RUANG DAN TATA BANGUNAN KOTA PADANGVisi
Visi menjelaskan cara pandang jauh kedepan kemana dan bagaimana Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan Kota Padang harus dibawa dan berkarya agar tetap konsisten dan dapat eksis, antisipatif, dan inovatif, serta produktif. Dengan demikian, visi adalah suatu gambaran keadaan masa depan yang diinginkan Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan Kota Padang dalam jangka panjang. Visi Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan Kota Padang adalah : Terciptanya tata ruang kota yang tertib, teratur dan seimbang serta tat letak bangunan yang rapi, indah, nyaman dan asri
Dalam menjalankan tugas dan fungsi pokoknya, dinas tata ruang dan tata bangunan mengedepankan profesionalisme yang bertitik tolak pada landasan keimanan dan ketaqwaan sebagai fondasi utama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. MisiMisi merepresentasikan sesuatu yang diemban atau dilaksanakan oleh Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan Kota Padang sesuai visi yang ditetapkan, agar tujuan dapat terlaksana dan behasil dengan baik. Dengan pernyataan misi diharapkan seluruh pegawai dan pihak yang berkepentingan dapat mengenal Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan Kota Padang, dan mengetahui peran dan program-programnya serta hasil yang akan diperoleh di waktu-waktu yang akan datang. Misi yang telah dirumuskan oleh Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan Kota Padang adalah sebagai berikut : a. Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya Keterangan Rencana Kota (advice plannning) dan Izin Mendirikan Bangunan (IMB).
b. Meningkatkan perencanaan kota yang berwawasan lingkungan
c. Melestarikan aset-aset bangunan bersejarah
d. Meningkatkan profesionalisme petugas dalam memberikan pelayanan
e. Meningkatkan pengawasan dan penertiban terhadap pelanggaran dan penyimpangan IMB.
Analisis SWOT
Usaha dalam meningkatkan optimalisasi kinerja petugas dalam penegakan perda penertiban bangunan di Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan Kota Padang pada masa yang akan datang memiliki kekuatan penghambat yang dapat menghalangi tercapainya tujuan dan sasaran. Namun juga terdapat kekuatan pendorong yang mempunyai pengaruh positif.
Selanjutnya untuk melakukan identifikasi berkaitan dengan masalah yang menyebabkan belum optimalnya kinerja petugas dalam penegakkan peraturan daerah pada dinas tata ruang dan tata bangunan kota, digunakan teknik SWOT dengan mempertimbangkan faktor yang datangnya dari dalam organisasi (internal) maupun faktor yang datangnya dari luar organisasi (eksternal).
Faktor internal dan eksternal dikelompokan dan diklasifikasikan ke dalam kategori kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dengan rincian sebagai berikut :
1. Strenghs (kekuatan)
a. Adanya perda tentang tata bangunan
b. Adanya peraturan walikota tentang tugas pokok dan fungsi
c. Adanya komitmen dari pimpinan terhadap kebijakan
2. Weaknesses (kelemahan)
a. Kurangnya sarana dan prasarana
b. Ketidakjelasan aturan hukum tentang mekanisme penertiban bangunan
c. Kurangnya pemahaman petugas tentang perda
3. Opportunities (keluang)
a. Adanya koordinasi dengan dinas/instansi terkait
b. Adanya keinginan dari dinas/instansi untuk menegakkan aturan
c. Meningkatnya pembangunan pasca gempa
4. Threats (ancaman)
a. Adaptasi terhadap perkembangan peraturan perundangan lambat
b. Kurangnya kesadaran warga untuk mematuhi peraturan perundang undangan
c. Belum optimalnya penataan kota pasca gempa
Untuk mengelompokkan faktor-faktor tersebut diatas dapat dibagi 2 (dua) kelompok, yaitu :
a. Faktor internal (kekuatan dan kelemahan)
b. Faktor eksternal ( peluang dan ancaman)
Tabel 1. Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal
FAKTOR INTERNAL
Strenghs (Kekuatan)Weaknesses (Kelemahan)
S1Adanya perda tentang tata bangunanW1Kurangnya sarana dan prasarana
S2Adanya peraturan walikota tentang tugas pokok dan fungsiW2Ketidakjelasan aturan hukum tentang mekanisme penertiban bangunan
S3Adanya komitmen dari pimpinan terhadap kebijakan W3Kurangnya pemahaman petugas tentang perda
FAKTOR EKSTERNAL
Opportunities (Peluang)Threats (Ancaman)
O1Adanya koordinasi dengan dinas/instansi terkait T1Adaptasi terhadap perkembangan peraturan perundangan lambat
O2Adanya keinginan dari dinas/instansi untuk menegakkan aturan T2Kurangnya kesadaran warga untuk mematuhi peraturan perundang undangan
O3Meningkatnya pembangunan pasca gempa T3Belum optimalnya penataan kota pasca gempa
Faktor-Faktor Kunci Keberhasilan
Untuk mengetahui faktor kunci keberhasilan terlebih dahulu harus memberikan penilaian terhadap faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi kinerja melalui analisis dengan metode komparasi selanjutnya kedua faktor tersebut dianalisa dengan menggunakan teknik analisa SWOT sehingga didapat penyebab utama dari masalah utama. Suatu faktor disebut dikatakan strategis bila memiliki nilai lebih dari yang lain, aspek yang dinilai adalah sebagai berikut: 1. Nilai Urgensi (NU) hasil nilai rata-rata tim. Dengan memakai model rating skala 1-5. TNU (total nilai urgensi).
2. Bobot Faktor (BF), rumus menentukan BF = NU/TNU x 100%.
3. Nilai Dukungan (ND) adalah sebagai faktor atau elemen kerja pada potensi untuk meraih nilai suskes yang benar, penilaian dengan skala 1 sampai 5. Cara penilaian sama dengan NU.
a. Angka 5 menyatakan dukungan sangat besar
b. Angka 4 menyatakan dukungan besar
c. Angka 3 menyatakan dukungan sedang
d. Angka 2 menyatakan dukungan rendah
e. Angka 1 menyatakan dukungan kecil
4. Nilai Bobot Dukungan (NBD) = ND x BF/100
5. Nilai Keterkaitan setiap faktor (NK) ditetapkan dengan skala 0 sampai 5
6. Nilai Rata-rata Keterkaitan (NRK) = TNK/N-1
7. Nilai Bobot Keterkaitan (NBK) = NRK x BF
8. Total Nilai Bobot (TNB) = NBD + NBK
9. FKK (Faktor Kunci Keberhasilan) caranya pilih 2 FKK berdasarkan urutan TNB yang besar, jika TNB sama pilih BF terbesar, kalau BF sama pilih NBD terbesar, kalau NBD sama pilih NBK terbesar, kalau NBK sama pilih berdasarkan pengalaman pertimbangan rasional.
Faktor kunci sukses adalah faktor yang memiliki Total Nilai Bobot (TNB) terbesar diantara faktor-faktor yang berpengaruh terhadap sasaran yang akan dicapai. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tahap-tahap berikut:
Tabel 2. Evaluasi Faktor Internal dan Eksternal
NOFAKTOR INTERNALNUBFNDNBDNILAI KETERKAITAN (NK)NRKNBKTNBFKK
(%)123456789101112
Strenghs
1Adanya Perda tentang tata bangunan52351,2x555545445544,641,072.221
2Adanya peraturan walikota tentang tupoksi42840,75x55354232223,450,621,34
3Adanya komitmen dari pimpinan terhadap kebijakan52351,255x5454434223,910,902,052
JUMLAH5,61
Weaknesses
4Kurangnya sarana dan prasarana 2920,2211x112121111,270,110,29
5Ketidakjelasan aturan hukum ttg mekanisme penertiban bangunan31430,42111x11121111,180,170,592
6Kurangnya pemahaman petugas tentang perda31430,412111x2112111,270,180,601
JUMLAH221,48
NO.FAKTOR EKSTERNALNUBFNDNBDNILAI KETERKAITAN (NK)NRKNBKTNBFKK
(%)123456789101110
Opportunities
7Adanya koordinasi dengan dinas/instansi terkait52951,5434422x221222,550,742,191
8Adanya keinginan dari dinas/instansi untuk menegakkan aturan424414332344x22312,820,681,642
9Meningkatnya pembangunan pasca gempa31830,533422324x2212,550,461,00
JUMLAH4,83
Threaths
10Adaptasi terhadap perkembangan peraturan perundangan lambat21220,2211122111x111,270,150,391
11Kurangnya kesadaran warga untuk mematuhi peraturan perundang undangan21220,22111111121x11,180,140,382
12Belum optimalnya penataan kota pasca gempa1610,111111111112x1,090,070,13
JUMLAH170,90
Memilih dan Menetapkan Kunci Keberhasilan Prioritas
Dari hasil evaluasi sebagaimana tergambar dalam tabel 2 terlihat bahwa faktor kunci keberhasilan prioritas yang diperoleh dari hasil analisis SWOT adalah yang memiliki skor tertinggi. Dengan demikian faktor kunci keberhasilan dapat dilihat pada tabel berikut.Tabel 3. Faktor Kunci Keberhasilan
FAKTOR URGENSIBOBOT YANG TERTINGGI
Internal
Kekuatan
(strenghs)1.Adanya Perda tentang tata bangunan
2.Adanya komitmen dari pimpinan terhadap kebijakan
Kelemahan
(weaknesses)1.Kurangnya pemahaman petugas tentang perda
2.Ketidakjelasan aturan hukum tentang mekanisme penertiban bangunan
Eksternal
Peluang
(opportunities)1.Adanya koordinasi dengan dinas/instansi terkait
2.Adanya keinginan dari dinas/instansi untuk menegakkan aturan
Ancaman
(threats)1.Adaptasi terhadap perkembangan peraturan perundangan lambat
2.Kurangnya kesadaran warga untuk mematuhi peraturan perundang undangan
Dengan membandingkan hasil seperti yang terdapat pada tabel 3 diatas dapat disimpulkan bahwa Total Nilai Bobot (TNB) terdiri dari nilai kekuatan (strenghs) = 5,61, nilai kelemahan (weaknesses) = 1,48, nilai peluang (oportunities) = 4,83 serta nilai ancaman (threats) = 0,90, maka gambaran posisi kekuatan dapat dilihat pada kekuatan yang ada di Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan Kota Padang adalah sebagai berikut :Gambar 1. Peta Kekuatan Organisasi
Keterangan :
S
= 5,61
W
= 1,48
O
= 4,83
T
= 0,90
S W = 5,61 1,48 = 4,13O T = 4,83 0.90 = 3,93Dengan kekuatan dinas tata ruang dan tata bangunan yang terletak pada kuadran I, artinya dinas tata ruang dan tata bangunan harus menggunakan kekuatan dengan memanfaatkan peluang untuk mengatasi kelemahan. Dengan demikian tujuan dinas tata ruang dan tata bangunan untuk mengatasi kelemahan dari perda dapat dirumuskan sebagai berikut :
Tabel 4. Perumusan Tujuan
NoFaktor Kekuatan Kunci (FKK)
Kekuatan kunciPeluang KunciAlternatif Tujuan
1Adanya Perda tentang tata bangunanAdanya koordinasi dengan dinas/instansi terkaitMeningkatkan operasional penegakan Perda
2Adanya komitmen dari pimpinan terhadap kebijakanAdanya keinginan dari dinas / instansi untuk menegakkan aturanMeningkatkan kompetensi personil
Berdasarkan tabel 4 dapat dilihat alternatif tujuan dari kekuatan kunci dan peluang kunci yang ada untuk mengatasi permasalahan penertiban bangunan.
Selanjutnya untuk menentukan tujuan mana yang akan menjadi prioritas dilakukan penilaian, seperti tabel berikut :
Tabel 5. Penilaian dan Penentuan Tujuan
NoFaktorKekuatan KunciAlternatif TujuanMKMLKMATN
Kekuatan KunciPeluang Kunci
1Adanya Perda tentang tata bangunanAdanya koordinasi dengan dinas / instansi terkaitMeningkatkan operasional penegakkan perda54413
2Adanya komitmen dari pimpinan terhadap kebijakanAdanya keinginan dari dinas / instansi untuk menegakkan aturanMeningkatkan kompetensi personil54312
Berdasarkan tabel 5 dapat dilihat prioritas alternatif tujuan dari kekuatan kunci dan peluang kunci dengan mempertimbangkan manfaat, kemampuan menangani kelemahan dan kemampuan menangani ancaman yang ada untuk mengatasi permasalahan penertiban bangunan.
Aternatif Pemecahan Masalah
Berdasarkan tabel diatas maka alternatif tujuan yang ingin dicapai dari permasalahan belum optimalnya penegakkan perda adalah meningkatkan operasionalisasi penegakkan perda. Untuk mencapai tujuan maka ditetapkanlah beberapa alternatif pemecahan masalah, seperti pada tabel berikut.
Tabel 6. Perumusan Alternatif Pemecahan
NoPenyebabHarapanTujuanAlternatif Pemecahan Masalah
1.Kurangnya jumlah dan pemahaman petugas terhadap perda
Tercapainya peningkatan jumlah dan pemahaman petugas terhadap perda
Meningkatkan operasional penegakkan Perda1. Mengirimkan petugas untuk mengikuti diklat tentang teknis bangunan gedung dan tata ruang2. Melaksananakan sosialisasi tentang Perda
3. Meningkatkan kerjasama dan koordinasi dengan instansi terkait untuk penambahan jumlah petugas
Berdasarkan perumusan alternatif diatas dapat diketahui 3 alternatif pemecahan masalah, untuk menentukan alternatif pemecahan masalah yang dipilih dilakukan dengan menggunakan teknik USG untuk mengukur tingkat urgensi, seriousness dan growth dari pemecahan masalah, seperti tabel di bawah ini :
Tabel 7. Alternatif Pemecahan Masalah
NoPenyebabHarapanAlternatifAnalisa
USGJml
1Kurangnya pemahaman petugas terhadap Perda
Tercapainya peningkatan pemahaman petugas ter-hadap Perda
1. Mengirimkan petugas untuk mengikuti diklat tentang teknis bangunan gedung dan tata ruang2. Melaksananakan sosialisasi tentang Perda
3. Meningkatkan kerjasama dan koordinasi ke pemerintah kota untuk penambahan jumlah petugas5
4
3
5
5
45
5
215
14
9
Jumlah38
Tabel 7 dapat diketahui harapan dan penyebab dari alternatif pemecahan yang akan dilakukan. Setelah ditetapkan alternatif pemecahan masalah, maka langkah selanjutnya adalah menentukan sasaran, indikator untuk mengukur tingkat keberhasilan dari kegiatan yang dilakukan, seperti tabel berikut :
Tabel 8. Penentuan Sasaran dan Indikator
No.TujuanSasaranIndikatorSatuan UkuranRealisasi
123456
Meningkatkan operasio-nal penegakan perda
Terwujud-nya optimalisasi penegakan peraturan daerah
1Pendidikan dan pelatihan formal dan informalkegiatan1
2Adanya rasa tentram dari masyarakat dalam melaksanakan aktifitas%90
3Adanya kesadaran masyarakat untuk mematuhi Perda%80
4Meningkatnya PAD%80
5Meningkatnya kompetensi petugas%90
Tabel 8 dapat diketahui tujuan dan sasaran serta indikator dari alternatif pemecahan yang akan dilakukan. Indikator yang ditetapkan digunakan untuk menilai tingkat keberhasilan dari kegiatan yang dilakukan.
Rencana Kerja
Penyusunan Strategi
a. Kebijakan Operasional
Setelah menganalisis faktor-faktor lingkungan internal dan eksternal, dapat disusun suatu formulasi strategi dengan melakukan interaksi kunci keberhasilan sebagaimana tabel dibawah ini :
Tabel 9. Formulasi StrategiFKK INTERNALSTRENGHS (KEKUATAN)WEAKNESS (KELEMAHAN)
1. Adanya Perda tentang tata bangunan1. Kurangnya pemahaman petugas tentang perda
FKK EKSTERNAL2. Adanya komitmen dari pimpinan terhadap kebijakan2. Ketidakjelasan aturan hukum tentang mekanisme penertiban bangunan
OPORTUNITIES (PELUANG)STRATEGI SOSTRATEGI WO
1. Adanya koordinasi dengan dinas/instansi terkait1. Tingkatkan profesionalisme petugas dalam penegakan perda1. Siapkan seleksi diklat teknis
2. Adanya keinginan dari dinas/instansi untuk menegakan aturan2. Tingkatkan kompetensi petugas2. Tingkatkan keterampilan petugas
THREATH (ANCAMAN)STRATEGI STSTRATEGI WT
1. Adaptasi terhadap perkembangan peraturan perundangan lambat1. Bentuk tim kerja untuk penegakan perda1. Tingkatkan sosialisasi perda
2. Kurangnya kesadaran warga untuk mematuhi peraturan perundang-undangan2. Pertegas komitmen terhadap perkembangan perda2. Mantapkan budaya disiplin kerja
Setelah formulasi strategi ditentukan, maka langkah selanjutnya adalah menetapkan strategi prioritas untuk dikembangkan menjadi program dan kegiatan untuk mengatasi kelemahan kinerja Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan Kota Padang. Karena letak peta kekuatan dinas tata ruang dan tata bangunan berada pada kuadran I maka strategi yang dipilih adalah strategi SO (Strenghs Opportunities) artinya mendayagunakan kekuatan internal dengan memanfaatkan peluang yang dimiliki untuk mengatasi hambatan dan meningkatkan kinerja Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan Kota Padang.
Berdasarkan penentuan atau pemilihan alternatif strategi yang paling efektif dalam mencapai sasaran kinerja yang telah ditetapkan, dan paling murah biayanya serta paling praktis dalam pelaksanaannya. Adapun alternatif strategi yang dipilih dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 10. Alternatif Strategi
NoAlternatifEfektifitasKemudahanBiayaTotalKet
1Tingkatkan profesionalisme petugas dalam penegakan Perda55515
2Tingkatkan kompetensi petugas44513
Berdasarkan pada tabel 10, penentuan alternatif strategi yang dipilih adalah yang memiliki skor tertinggi. Dengan demikian alternatif strategi yang paling efektif dalam mencapai sasaran kinerja adalah tingkatkan profesionalisme petugas dalam penegakkan peraturan daerah.Program dan Kegiatan
Untuk menjamin strategi terlaksana dengan baik dalam mencapai kinerja, maka perlu disusun kebijakan operasional sebagai pedoman atau acuan yang memberikan arah yang jelas. Kebijakan operasional tersebut disusun berdasarkan program dan kegiatan yang ditetapkan untuk mencapai tujuan dan sasaran.(6)
Adapun implementasi kebijakan operasional tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 11. Implementasi Strategi Kedalam Kebijakan Program dan Kegiatan
Tujuan
Sasaran
Strategi
Kebijakan
Program
Kegiatan
Meningkat-kan operasionalpenegakkan perda
Tercapainya penegakan
PerdaTingkatkan profesiona-lisme petugas dalam penegakan perda1.Penyeleng-garaan diklat dengan dana APBD1.Pengem-bangan diklat profesio-nalisme petugas1. Susun biaya diklat
2. Persiapkan petugas yg akan diklat
3. Siapkan peralatan dan tempat penyelenggaran diklat
4. Evaluasi
2.Pengembangan standar profesionelisme petugas2. Penyusu-nan standar kompetensi profesionalime petugas dalam penegakan perda1. Analisa dan disain standar kompetensi profesionalisme
2. Rancang tandar operasional prosedur (SOP) yang baku
3. Susun bahan untuk rancangan SOP
Rencana Kegiatan
Dalam rangka melaksanakan rencana kegiatan perlu dibentuk suatu tim kerja sebagai upaya terwujudnya peningkatan kinerja yang diharapkan. Untuk lebih terkendalikan kegiatan-kegiatan yang sudah disusun tersebut dipandang perlu membuat tim kerja penanggung jawab dalam rangka peningkatan kinerja petugas dinas tata ruang dan tata bangunan, dengan susunan sebagai berikut :
a. Penanggungjawab: Kepala dinas tata ruang dan tata bangunan
b. Ketua Pelaksana: Kabid pengendalian dan penertipan
c. Sekretaris: salah satu anggota sekretariatd. Anggota:
1. Kasi Penyuluhan dan Pembinaan
2. Kasi Konservasi dan Penataan Lingkungan
Peran tim kerja, tugas dan tanggungjawab :
a. Penanggungjawab:Memberikan masukan kebijakan dan rekomendasi terhadap kinerja dan operasional rencana kerja sesuai dengan strategi dan operasional yang telah ditetapkan.
b. Ketua Pelaksana:Bertanggungjawab terhadap proses kegiatan pembinaan dan bimbingan.
c. Sekretaris:Membantu ketua dalam menyiapkan administrasi pembinaan dan bimbingan kegiatan lapangan
d. Anggota:Membantu sekretaris dalam melengkapi data administrasi pembinaan dan bimbingan ke lapangan secara terpadu.
Untuk mendukung kebijakan operasional, maka perlu disusun program kegiatan yang akan dilaksanakan untuk meningkatkan kinerja, seperti pada tabel dibawah ini Tabel 12. Anggaran Rencana KegiatanKegiatanRincian KegiatanPenanggung JawabWaktuBiaya (Rp)
12345
Penyusunan biaya diklatPersiapan
Koordinasi dengan kabid pengendalian dan penertiban
Pelaksanaan
a. Menyusun draft kebutuhan anggaran diklat
b. Mengidentifi-kasi kebutuhan anggaran pada APBD 2011
Evaluasi
Penyempurnaan draft anggaranSekretariat
Tim anggaran bidang pengendalian dan penertiban
SekretariatM.2.4/11
M.3.4/11
M.4.4/11
M.1.4/11200.000
250.000
150.000
200.000
Persiapkan petugas yang akan diklatPersiapan
a. Mengumumkan tentang adanya diklat
b. Mendata petugas yang belum ikuti diklat
c. Menetapkan alokasi petugas yg ikut diklat
d. Rapat koordinasi
e. Pembentukan panitia kegiatan
Pelaksanaana. Menetapkan petugas yang ikut diklat
b. Mengidentifi-kasi kebutuhan diklat
Evaluasi
Melengkapi persyaratan diklatKasi Penyuluhan &Pembinaan
Kabid Pengendalian dan Penertiban
SekretariatM.2.5/11
M.2.5/11
M.2.5/11
M.3.5/11
M.4.5/11
M.1.6/11
M.1.6/11
M.1.6/110
0
0
500.000
0
0
0
200.000
Siapkan peralatan dan tempat penyelengga-ran diklatPersiapan
a. Koordinasi dengan petugas bidang pengendalian dan penertiban
b. Rapat koordinasi
c. Membentuk tim pengawasanPelaksanaan
a. Menyediakan tempat penyelengga-raan diklatb. Mengirimkan petugas untuk mengikuti diklat
Evaluasi
Pengawasan diklatKasi Penyuluhan dan Pembinaan
Kasi Penyuluhan dan Pembinaan
Kepala Dinas TRTBM.2.6/11
M.3.6/11
M.3.6/11
M.4.6/11M.1-4.7/11
M.2.6/11250.000
500.000
250.000
10.000.000
20.000.000
5.000.000
Jumlah37.500.000
Penetapan Tolok Ukur
Untuk mengukur tingkat keberhasilan kinerja agar rencana kegiatan dapat terlaksana dengan baik perlu adanya penetapan tolok ukur sebagai berikut :
a.Input: Peraturan Daerah, dana, SDM, prasarana
b.Proses: 1. Mengumpulkan data peraturan daerah yang ditegakkan
2. Melaksanakan rapat koordinasi dengan instansi terkait
3. Personil dan mengalokasikan dana
4. Mengirim peserta diklat
5. Melengkapi sarana dan prasarana
6. Melaksanakan monitoring dan evaluasi
c.Out Put:1. Terkumpulnya data Perda yang ditegakkan
2. Terlaksananya rapat koordinasi dengan instansi terkait
3. Tersedianya petugas dan dana untuk diklat
4. Terkirimnya peserta diklat
5. Tersedianya sarana dan prasarana
6. Terlaksananya monitoring dan evaluasi
d.Benefit:Meningkatnya kesadaran dan kepatuhan masyarakat terhadap Perda tentang tata ruang dan tata bangunan
e.Impact:Berkurangnya pelanggaran Perda tentang tata ruang dan tata bangunan
Perkiraan Kesulitan dan Rencana Antisipasi
Setiap kegiatan yang telah direncanakan sematang mungkin, tidak tertutup kemungkinan akan ditemui kesulitan. Untuk mencapai hasil yang maksimal diperlukan antisipasi kesulitan dengan memperkirakan apa yang akan terjadi dan rencana antisipasinya seperti dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 13. Hambatan dan Solusi
NoPerkiraan KesulitanRencana Antisipasi
1.Terbatasnya dana yang tersediaPelaksanaan kegiatan sesuai dengan skala prioritas
2.Terganggunya operasionalisasi tugasPengiriman petugas yang mengikuti diklat berdasarkan angkatan
3Jadwal diklat berbenturan dengan operasionalisasi tugas rutinMengkoordinasikan dengan petugas bidang pengendalian dan penertiban untuk penyesuaian jadwal diklat
Penjadwalan
Untuk pelaksanaan kegiatan dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 14. Penjadwalan
NoRincian KegiatanFebruariMaretAprilMeiJuniJuliKet
123412341234123412341234
1Penyusunan biaya diklat
Persiapan
Koordinasi dengan kabid pengendalian dan penertiban
Pelaksanaan
Menyusun draft kebutuhan anggaran diklat
Mengidentifikasi kebutuhan anggaran pada APBD 2011
2Persiapkan petugas yang akan diklat
Persiapan
Mengumumkan tentang adanya diklat
Mendata petugas yang belum ikuti diklat
Menetapkan alokasi petugas yang ikut diklat
Rapat koordinasi
Pembentukan panitia kegiatan
Pelaksanaan
Menetapkan petugas yang ikut diklat
Mengidentifikasi kebutuhan diklat
3Siapkan peralatan dan tempat penyelenggaran diklat
Persiapan
Koordinasi dengan petugas bidang pengendalian dan penertiban
Rapat koordinasi
Membentuk tim pengawasan
Pelaksanaan
Menyediakan tempat penyelenggaraan diklat
Mengirimkan petugas untuk mengikuti diklat
4Monitoring dan evaluasi
PAGE 2