analisis spm okt2014
DESCRIPTION
mutu rsTRANSCRIPT
Analisa SPM Oktober 2014
A. IRJA
Dari hasil laporan didapatkan :
1. Masih ada beberapa poli yang waktu pelayanannya belum sesuai dengan ketentuan, yakni
poli bedah umum, poli bedah tumor, poli bedah TKV, poli urologi, dan poli TB MDR. Hal ini
berakibat pada belum terpenuhinya standar 100% pada indikator “Pemberi pelayanan di
klinik spesialis” (78.84%) dan “Jam buka pelayanan Rawat Jalan” (84.83%). Keterbatasan
tenaga dokter spesialis menjadi penyebab utama belum terpenuhinya standar pada indikator
ini.
Dampak: pelayanan spesialis yang tidak buka setiap hari dapat berdampak pada
penumpukan pasien ketika pelayanan dibuka.
2. Ketersediaan pelayanan rawat jalan –terpenuhi—
3. Waktu tunggu di rawat jalan (survey belum dilakukan)
4. Kepuasan pelanggan di pelayanan rawat jalan (survey belum dilakukan)
5. Penegakan diagnose TB melalui pemeriksaan mikroskopis TB –terpenuhi—
6. Kegiatan pencatatan dan pelaporan TB di rumah sakit –terpenuhi—
Saran:
……………………
Dari 7 indikator yang ada, 2 indikator belummemenuhi standar, dan 2 indikator lainnya
belum dilakukan survey.
B. Pelayanan Gizi
Dari laporan yang didapatkan diketahui bahwa :
1. Kebutuhan tenaga pemberi layanan gizi
Masih kurang. Jika berdasarkan standar (untuk RS tipe A), seharusnya terdapat 72 orang
tenaga pemberi layanan gizi, yg terdiri dari 56 orang (RD) dan 16 orang (TRD), namun
hingga bulan Oktober 2014 hanya terdapat 12 orang atau 21.43% (RD) dan 3 orang atau
18.75% (TRD). Secara keseluruhan, tenaga pemberi layanan gizi pada bulan Okt adalah
sebesar 20.83% (15 orang dari dari standar 72 orang).
2. Ketersediaan pelayanan konsultasi gizi –tersedia—
3. Ketepatan waktu pemberian makanan pada pasien –terpenuhi—
Sudah memenuhi standar indikator yang ada, meski dalam pelaksanaannya mengalami
penurunan dari pencapaian bulan sebelumnya.
4. Tidak adanya kesalahan pemberian diet –terpenuhi—
5. Sisa makanan yang tidak termakan oleh pasien
Pada indikator ini, belum memenuhi standar yang ada, yakni masih berada di angka 26.13%
(standar ≤20%). Hal ini menunjukkan cukup banyak pasien yang tidak menghabiskan sisa
makanannya, dalam hal ini bisa disebabkan oleh beberapa hal:
a. selera makan pasien yang dapat dipengaruhi oleh cita rasa makanan, kondisi fisik/psikis
pasien
b. Pasien membawa makanan sendiri dari luar
Dampak:
kurangnya asupan gizi pasien memperlama proses penyembuhan, memperparah
penyakit
makanan dari luar belum tentu terjamin kebersihannya dan sesuai dengan diet pasien
6. Kepuasan pelanggan (survey belum dilakukan)
Saran:
Penambahan SDM / pendidikan-pelatihan bagi SDM yang sudah ada untuk memenuhi standar
RD dan TRD
Variasi pemberian makanan pada pasien
Lakukan survey penyebab kenapa makanan pasien tidak habis
Dari 6 indikator yang ada, terdapat dua indikator yang belum memenuhi standar, dan 1
indikator belum dilakukan survey
C. PPI
Dalam menjalankan tugasnya sebagai pencegah dan pengendali infeksi di rumah sakit, PPI
melakukan beberapa program kerja yang merupakan rencana kegiatan tahunan. Adapun
program kerja yang disusun oleh PPI antara lain:
1. Hand hygiene
a. Kampanye hand hygiene
Kampanye/sosialisasi 6 langkah hand hygiene ini ditujukan kepada semua instalasi/unit
yang ada di rumah sakit termasuk kantin dan petugas parkir, dan dalam pelaksanaannya
telah mencapai target sebesar 75%. Pelaksanaan sosialisasi hand hygiene ini memang
belum mencapai target 100%, hal ini bisa jadi disebabkan karena banyaknya
unit/instalasi/ruangan yang ada di rumah sakit, sedangkan SDM yang dimiliki PPI masih
minim.
b. Fasilitas dan kepatuhan
Telah dilakukan penambahan fasilitas hand hygiene berupa handrubs, tempat tissue di
setiap unit dan telah mencapai target sebesar 90%. Masih ada beberapa lokasi di rs yang
tidak tersedia handrubs maupun tempat tissue.
Sedangkan kepatuhan petugas dalam pelaksanaan hand hygiene masih rendah, yakni
berkisar di angka 50-55%, dimana masih banyak karyawan yang masih salah dalam
tahapan melakukan hand hygiene.
2. Penggunaan APD
a. Sosialisasi APD
Pelaksanaan sosialisasi penggunaan APD telah dilakukan di semua unit di rs dan
mencapai target sebesar 75%
b. Fasilitas dan kepatuhan
Penambahan fasilitas tempat APD di masing-masing unit baru mencapai 70%, karena
sebagian fasilitas yang dipesan belum datang. Sedangkan kepatuhan petugas dalam
pemakaian APD berkisar diangka 75%. Untuk ruang/unit yang wajib APD telah ditempel
poster area wajib APD.
3. Hygiene dan sanitasi
a. Pengelolaan sampah infeksius
Telah memenuhi target 80% di setiap ruang perawatan, meski masih ditemui kesalahan
dalam penggunaan kantong plastik untuk sampah medis kurangnya penyediaan dari
petugas kebersihan
Dampak: jika penggunaan plastik tidak sesuai, maka akan sampah medis/infeksius
bisa saja tercampur dengan sampah domestic, dan pada saat pembuangan akhir dapat
terjadi kesalahan dalam penanganan.
b. Pengelolaan makanan dan bahan makanan
Hasil pantauan PPI menunjukkan bahwa pengelolaan makanan dan bahan makanan
sudah sesuai prosedur, dimana kepatuhan petugas gizi dalam pengelolaan makanan
mencapai target 70%. Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah mengenai
kebersihan kereta diet, dan petugas pramusaji yang ISPA diharap untuk memakai
masker
c. Pengawasan pengelolaan limbah medis
Penanganan limbah medis di unit perawatan sudah sesuai prosedur dan memenuhi
target sebesar 70%
d. Pengawasan pengelolaan darah dan komponen darah –belum ada pelaporan—
e. Pengawasan pengelolaan benda tajam dan jarum
Sosialisasi pengelolaan benda tajam dan jarum bekas pakai pada karyawan telah
memenuhi target sebesar 80-85%.
Meski sosialisasi sudah sering dilakukan, namun masih ditemui kejadian tertusuk jarum
pada petugas. Sejak januari 2014 hingga September 2014, tercatat ada 18 kasus tertusuk
jarum. Angka kejadian naik turun di setiap bulannya. Dari laporan PPi, kejadian tertusuk
jarum paling banyak terjadi pada perawat/bidan, yakni sebanyak 7 orang, lalu disusul
oleh mahasiswa praktik sebanyak 5 orang. Perawat/bidan merupakan orang-orang yang
sering berhadapan dengan pasien, sehingga resiko untuk tertusuk jarum pun lebih besar
jika dibandingkan dengan petugas yang lain. Pada mahasiswa praktik, kejadian bisa jadi
disebabkan karena mereka masih dalam proses belajar dan belum terampil saat
memasang-melepas-membuang jarum. Angka kejadian tertinggi juga diketahui terjadi
pada saat siang-pagi, karena memang umumnya aktivitas yang padat dan banyaknya
pasiennya pada pagi-siang dibandingkan malam hari.
f. Pengawasan pengelolaan kamar jenazah
Pemantauan oleh tim PPI telah mencapai target sebesar 70%, meski masih sering
didapati brankar pasien yang kotor (tidak segera dibersihkan)
4. Program Isolasi
Telah dilakukan bagi pasien-pasien yang terindikasi harus diisolasi. PPI juga telah
melakukan edukasi pada petugas rawat inap ttg pencegahan infeksi airborne dan pengusulan
renovasi ruangan untuk pasien TB MDR.
Edukasi etika batuk pada pengunjung dan pasien sudah terlaksana kpd 26 org pengunjung.
Hasil pantauan PPI menunjukkan penggunaan masker pada pasien dan pengunjung poli paru
masih inkonsisten, dan penggunaan APD juga masih rendah.
PPI juga telah melakukan edukasi dan pengecekan data pasien MRSA, serta menganjurkan
untuk melakukan isolasi pada pasien MRSA sesuai dengan prosedur.
Terdata sejak januari-september ada sebanyak 35 orng pasien MRSA, dan pasien terbanyak
berada di ruang cempaka 1 dan 2 (11 orang)
5. Program Sterilisasi –sudah terlaksana dan sesuai standar-
6. Surveilans HAIs (hasil survey 24 ruangan)
a. Phlebitis
Hanya 1 ruangan yang memenuhi target (<5‰). Kejadian terbanyak terjadi di ruang
teratai, tulip, dan sakura.
b. ISK
Terdapat 2 ruangan yang belum memenuhi target (<5‰), yakni ruangan cempaka 1
(21,97) dan ruangan edelwais (6,73).
c. Dekubitus
Terdapat 8 ruangan yang belum memenuhi target (<4‰), dan kejadian tertinggi terjadi
di ruang ICU (26,36) dan HCU (26,13).
d. HAP
Terdapat 2 ruangan yang belum memenuhi target (<2‰), dan kejadian tertinggi terjadi
di ruang ICU (34,69) dan rg. melati (26,13)
e. VAP
Terdapat 1 ruangan yang belum memenuhi target (<25‰), yakni di ruangan ICU (52,6)
7. Program surveilans IDO –belum ada laporan--
8. Program Pendidikan dan Pelatihan PPI
Program ini telah dilakukan sebanyak 16 kali selama juli-semptember, dengan materi : etika
batuk, hand hygiene, APD, kesersihan lingkungan, edukasi pencegahan infeksi, tata linen,
pengarahan infeksi airborne, serta alur dan renovas rg. TB MDR. Dengan sasaran petugas,
pasien, dan keluarga pasien.
9. Kesehatan Karyawan – belum terlaksana— (koordinasi dengan unit K3)
Indikator mutu PPI:
1. Tersedianya Anggota Tim PPI yang terlatih –data belum ada—
2. Ketersediaan APD di setiap instalasi/dept
Penyediaan APD telah mencapai target 70%, namun masih belum memenuhi standar yakni
≥75%
3. Rencana program PPI
PPI telah memiliki rencana program tahunan
4. Pelaksanaan program PPI sesuai rencana
Pelaksanaan program PPI sesuai rencana baru memenuhi target sebesar 66.67%, yakni baru
6 program yang terlaksanan dari 9 program yang ada. Belum memenuhi standar 100%
3 program yang belum terlaksana yaitu surveilans IDO, program kesehatan karyawan, dan
program pemantauan antibiotic dan peta kuman RSUD
5. Penggunaan APD saat melakukan tugas
Pantauan PPI menunjukkan bahwa penggunaan APD saat melaksanakan tugas baru
mencapai 75% (belum memenuhi standar 100%)
6. Pencatatan dan pelaporan infeksi nosokomial di rumah sakit
Telah memenuhi standar 100%
Dari 6 indikator yang ada, hanya satu indikator yang telah memenuhi standar
D. Adm. Manajemen
Dari hasil laporan didapatkan :
1. Kelengkapan pengisisan jabatan
Belum memenuhi standar ≥90%, namun telah mencapai ≥80%
2. Peraturan internal rumah sakit –ada-
3. Peraturan karyawan rumah sakit –ada-
4. Daftar urutan kepangkatan –ada-
5. Perencanaan strategis rumah sakit -----
6. Perencanaan pengembangan SDM –ada-
7. Tindak lanjut hasil pertemuan direksi -----
8. Ketepatan waktu pengusulan kenaikan pangkat –ada-
9. Ketepatan waktu pengurusan gaji berkala –ada-
10. Pelaksanaan rencana pengembangan SDM -----
11. Ketepatan waktu penyusunan laporan keuangan -----
12. Kecepatan waktu pemberian informasi ttg tagihan pasien rawat inap -----
13. Cost recovery -----
14. Kelengkapan laporan akuntabilitas kerja -----
15. Karyawan yang mendapat pelatihan min. 20 jam per tahun -----
16. Ketepatan waktu pemberian insentif -----
Dari 16 indikator yang ada, 6 indikator telah memenuhi standar, 1 indikator belum
memenuhi standar, dan 9 indikator belum ada survey/pelaporan.
E. Pelayanan Keamanan
Dari hasil laporan didapatkan :
1. Petugas keamanan bersertifikat
Untuk petugas keamanan yang memiliki sertifikat baru memenuhi 76% dari standar yang
ada (34 org yang memiliki sertifikat dari 45 org petugas).
2. System pengamanan –ada-
System pengamanan di RS apakah hanya sekedar pembagian regu keamanan dan shift kerja??
Sedangkan system keamanan ini juga berkaitan dengan keamanan lingkungan RS, masalah
jemuran, pedagang asongan, dan KTR. Pola pengamanan? (khususnya bagi bayi, anak dan
usia lanjut serta tempat yg diidentifikasi rawan keamanan??) SOP??
3. Petugas keamanan melakukan keliling RS –ada-
4. Evaluasi terhadap system –ada-
Hasil evaluasinya apa saja, apa ada perbaikan setelah proses evaluasi dilakukan??
5. Tidak adanya barang milik pasien, pengunjung karyawan yang hilang –terpenuhi—
Dari 5 indikator yang ada, 1 indikator belum memenuhi standar
F. Inst. Patologi Klinik
Dari hasil laporan didapatkan:
1. Pemberi pelayanan PK
Baru memenuhi target sebesar 95%
2. Ketersediaan Fasilitas dan Peralatan Lab PK
Baru memenuhi target sebesar 95%
3. Waktu tunggu hasil pelayanan Lab –terpenuhi-
4. Tidak adanya kejadian tertukar specimen pemeriksaan Lab –terpenuhi-
5. Kemampuan memeriksa HIV/AIDS –terpenuhi-
6. Kemampuan memeriksa mikroskopis TB Paru –terpenuhi-
7. Pelaksana ekspertisi hasil pemeriksaan Lab
Baru memenuhi target sebesar 80%
8. Tidak adanya kesalahan penyerahan hasil pemeriksaan Lab –terpenuhi-
9. Kesesuaian hasil pemeriksaan Baku Mutu eksternal
Baru memenuhi target sebesar 97.67%
10. Kepuasan pelanggan –terpenuhi-
Dari 10 indikator, baru 6 indikato yang memenuhu standar, 4 indikator lainnya belum