analisis prospektus ks

20
ANALISIS PROSPEKTUS KRAKATAU STEEL A. Persyaratan IPO IPO (Initial Public Offering) atau yang lebih dikenal dengan Go Public dapat diartikan dengan Penawaran Umum. Penawaran Umum itu sendiri adalah kegiatan penawaran Efek yang dilakukan oleh Emiten untuk menjual Efek kepada masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur dalam undang-undang ini dan peraturan-peraturan lainnya. Alasan untuk melakukan penawaran umum adalah agar PT. Krakatau Steel (dalam hal ini adalah emiten) dapat mendapatkan dana untuk pengembangan perusahaannya atau membayar hutang 1 PT. Krakatau Steel. Untuk melakukan proses IPO, maka PT. Krakatau Steel harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: 1. Berbadan Hukum yang harus berbentuk PT. 2. Pernyataan pendaftaran ke BAPEPAM LK 3. Komisaris Indepeneden min. 30%, terdapat direktur tidak terafiliasi. 4. Nilai Nominal saham minimal Rp.100,00,- 5. Tidak dalam sengketa hukum 6. Bidang usaha tidak dilarang undang-undang 7. Ada Amdal untuk membuktikan ramah lingkungan. 1 Hamud M. Balfas, Hukum Pasar Modal Indonesia, ed. revisi, (Jakarta: Tatanusa, 2012), Hal. 25.

Upload: widya-naseva

Post on 28-Dec-2015

142 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

Analisis Prospektus Krakatau Steel

TRANSCRIPT

ANALISIS PROSPEKTUS KRAKATAU STEEL

A. Persyaratan IPO

IPO (Initial Public Offering) atau yang lebih dikenal dengan Go Public dapat diartikan dengan Penawaran Umum. Penawaran Umum itu sendiri adalah kegiatan penawaran Efek yang dilakukan oleh Emiten untuk menjual Efek kepada masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur dalam undang-undang ini dan peraturan-peraturan lainnya. Alasan untuk melakukan penawaran umum adalah agar PT. Krakatau Steel (dalam hal ini adalah emiten) dapat mendapatkan dana untuk pengembangan perusahaannya atau membayar hutang[footnoteRef:1] PT. Krakatau Steel. [1: Hamud M. Balfas, Hukum Pasar Modal Indonesia, ed. revisi, (Jakarta: Tatanusa, 2012), Hal. 25.]

Untuk melakukan proses IPO, maka PT. Krakatau Steel harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:1. Berbadan Hukum yang harus berbentuk PT.2. Pernyataan pendaftaran ke BAPEPAM LK3. Komisaris Indepeneden min. 30%, terdapat direktur tidak terafiliasi.4. Nilai Nominal saham minimal Rp.100,00,-5. Tidak dalam sengketa hukum6. Bidang usaha tidak dilarang undang-undang7. Ada Amdal untuk membuktikan ramah lingkungan.

Ad. 1.Berbadan Hukum yang harus berbentuk PTBadan hukum di Indonesia terdiri dari Perseroan Terbatas dan Yayasan. Maksud dari Badan hukum disini adalah suatu badan hukum tertentu dapat dikenakan kewajiban dan seseorang dapat menuntut Badan Hukum tersebut, degnan kata lain, Badan Hukum dapat dihukum. Perseroan Terbatas itu sendiri diartikan sebagai badan huum yang merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam Undang-undang ini serta peraturan pelaksanannya. [footnoteRef:2] [2: Indonesia, Undang-undang Perseroan Terbats, UU no. 40 Tahun 2007, LN No. xx Tahun 2007, TLN No. xx Ps. 1 angka 1.]

BEI mensyaratkan agar Perusahaan yang akan melakukan IPO agar berbentuk Badan Hukum dan wajib berbentuk PT. hal tersebut dikarenakan karena PT adalah perkumpulan modal sehingga harta PT dan pemegang saham terpisah, jadi apabila terdapat kerugian Pemegang Saham hanya bertanggung jawab sebatas uang yang ia investasikan.Berdasarkan fakta dari Prospektus PT. Krakatau Steel, PT Krakatau Steel didirkan pada tanggal 31 Agustus 1970. Pendirian PT Krakatau Steel harus didaftarkan terlebih dahulu kepada Menteri Hukum dan HAM[footnoteRef:3] Jadi apabila dihubungkan dengan Prospektus, maka PT. Krakatau Steel telah memenuhi syarat mengenai badan hukum yang berbentuk Perseroan Terbatas karena PT. Krakatau Steel telah mendapatkan Akta Perseroan No. 34 tanggal 27 Oktober 1971. [3: Ibid, Ps. 7,]

Ad. 2.Pernyataan pendaftaran ke BAPEPAM LKPernyataan Pendaftaran adalah dokumen yang wajib disampaikan kepada Badan Pengawas Pasar Modal oleh Emiten dalam rangka Penawaran Umum atau Perusahaan Publik.[footnoteRef:4] [4: Indonesia, Undang-undang tentang Pasar Modal, UU No. 8 Tahun 1995, LN No. 64 Tahun 1995, TLN No. 3608, Ps. 1 angka 19.]

Berdasarkan Pasal 6 ayat (1) UU No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal disebutkan bahwa :yang dapat menyelenggarakan kegiatan usaha sebagai Bursa Efek adalah Perseroan yang telah memperoleh izin usaha dari Bapepam.

Pasal 70 ayat (1) UU No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal menyebutkan bahwa:yang dapat melakukan Penawaran Umum hanyalah Emiten yang telah menyampaikan Pernyataan Pendaftaraan kepada Bapepam untuk menawarkan atau menjual Efek Kepada masyarakat dan Pernyataan Pendaftaran tersebut telah efektif.

Berdasarkan Peraturan Nomor III.A.1 Peraturan Bapepam tentang Perizinan Bursa Efek disebutkan bahwa: Permohonan izin usaha Bursa Efek diajukan kepada ketua Bapepam.

Berdasarkan fakta yang didapatkan dari Prospektus PT. Krakatau Steel, maka dapat diketahui bahwa PT. Krakatau Steel, Tbk telah menyatakan pernyataan pendaftaran Emisi Efek tentang Penawaran Umum kepada Bapepam LK pada tanggal 6 September 2010 dengan Nomor Surat No.371/DU-KS/2010. Oleh sebab itu maka PT. Krakatau Steel telah meenuhi salah satu persyaratan mengenai prosedur IPO. Apabila Persyaratan Pendaftaran tersebut telah terpenuhi, maka pada hari ke-45 sejak diterimanya Pernyataan Pendaftaran secara lengkap maka pernyataan pendaftaran telah menjadi efektif (Pasal 74 ayat (1) UU No. 8 Tahun 1995). Jadi, unsure pendaftaran telah terpenuhi oleh PT. Krakatau Steel.

Ad. 3.Komisaris Indepeneden min. 30%, terdapat direktur tidak terafiliasiKrakatau Steel adalah sebuah perusahaan dengan menggunakan bentuk Perseroan, oleh sebab itu selain Peraturan Pasar Modal, maka Perauran mengenai Perseroan Terbatas juga perlu diperhatikan untuk menganalisa Prospektus tersebut. Berdasarkan pasal 120 ayat (1)&(2) UU No. 40 Tahun 2007 menyebutkan bahwa berdasarkan AD maka Perseroan dapat mengangkat 1 komisaris independen atau lebih serta Komisaris Independen diangkat berdasarkan keputusan RUPS dari pihak yang tidak terafiliasi. Sehingga apabila dihitung dan diumpamakan terdapat 3 Komisaris dan terdapat 1 Komisaris Independen, maka telah memenuhi syarat dari BEI yaitu 30% Komisaris Indpenden, serta Komisaris tersebut tidak boleh terafiliasi (memiliki hubungan darah) dengan Komisaris lainnya.Berdasrkan fakta pada Prosepektus PT. Krakatau Steel, maka tidak ada salah satu Komisaris yang memiliki afiliasi dengan Komisaris atau direksi lainnya. Sehingga PT. Krakatau Steel telah memenuhi salah satu syarat untuk syarat pencatatan saham oleh BEI. Ad. 4.Nilai Nominal saham minimal Rp.100,00,-Pada persyaratan yang diberikan oleh BEI agar suatu perusahaan dapat mencatatakan sahamnya di Pasar Modal, maka PT. Krakatau Steel harus memenuhi syarat dimana nilai saham yang akan dijual harus melebihi Rp 100,00,- Apabila dilihat dari isi prospectus maka harga nominal per lembar saham yang ditawarkan oleh PT. Krakatau Steel adalah RP. 850,00 dengan alasan pada harga tersebut, terdapat 32 miliar lembar saham yang diminati oleh para pembeli. Jadi, apabila dilihat dari perysaratan BEI dan prospectus yang ada, maka PT. Krakatau Steel telah memenuhi persyaratan tersebut.

Ad. 5.Tidak dalam sengketa hukumPada persyaratan yang disyaratkan oleh BEI mka apabila suatu perseroan ingin mencatatkan sahamnya di Pasar Modal, maka Perusahaannya tidak dalam sengekata hukum. Apabila dilihat dari Prospektus Krakatau Steel, maka PT. KS pada saat permohonan pendaftaran untuk mencatatkan sahamnya di Pasar modal, maka Perusahaan tersebut sedang tidak ada sengketa hukum.Jadi, PT. Krakatau Steel telah memenuhi salah satu persyaratan mengenai tidak adanya sengketa hukum selama proses permohonan untuk mencatatkan sahamnya di Pasar Modal.

Ad. 6.Bidang usaha tidak dilarang undang-undangBidang usaha yang dilarang undang-undang maksudnya adalah suatu bidang usaha yang dimana dalam Undang-undang Republik Indonesia melarang untuk memperdagangkan barang dan atau jasa tertentu karena bertentangan dengan norma hukum positif yang ada di Inodonesia. Misalnya saja perjudian, mucikari, dan lain sebagainya. Apabila kita melihat dari prospectus PT. Krakatau Steel maka bidang usaha dari PT. Krakatau Steel adalah Perusahaan yang berhubungan dengan Pembuatan Baja. Jadi, usaha pembuatan baja yang dilakukan oleh PT. Krakatau Steel tidak bertentangan dengan undang-undang yang ada di Indonesia karena sampai saat ini tidak ada peraturan perundang-undangan yang melarang mengenai pembuatan baja. Sehingga PT. Krakatau Steel telah memenuhi unur usaha yang tidak dilarang dengan undang-undang.

Ad. 7.Ada Amdal untuk membuktikan ramah lingkunganAMDAL adalah singkatan dari Analisa mengenai dampak lingkungan hidup yang artinya adalah kajian mengenai dampak penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilalian keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan.[footnoteRef:5] AMDAL akan dikeluarkan untuk setiap usaha dan/atau kegiatan yang berdampak penting terhadap lingkungan hidup dimana dampak itu berdasarakn besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak usaha; luas wilayah penyebaran dampak; intensitas dan lamanya dampak berlangsung; banyaknya komponen lingkungan hidup yang akan terkena dampak; sifat kumulatif dampak; berbalik atau tidak berbaliknya dampak; kriteria lain.[footnoteRef:6] [5: Indonesia, undang-undang tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, UU No. 32 Tahun 2009, LN No. 32 Tahun 2009, TLN No. 5059, Ps. 1 angka 11] [6: Ibid, Ps. 22.]

Usaha yang akan dilakukan oleh PT. Krakatau Steel adalah usaha mengenai pembautan baja. Pada proses pembuatan baja itu sendiri yang perlu diperhatikan adalah limbah hasil pembuatan baja tersebut, akan dibuang kemana dan apakah limbah hasil pembuatan baja tersebut akan berbahaya bagi penduduk di sekitarnya atau tidak, oleh sebab itu PT. Krakatau Steel memerlukan AMDAL. Apabila dilihat dari prospectus PT. Krakatau Steel maka berdasarkan isi Prospektus Perseroan halaman 173 maka Perseroan telah memiliki izin AMDAL dari Pertambangan dan Energi Kota Cilegon nomor 660/140/ANDAL,RKL-RPL/PDL tahun 2006 tertanggal 16 Juni 2006.Jadi, PT. Krakatau Steel telah memenuhi unsure memiliki AMDAL.

Dari keseluruhan dapat diketahui bahwa PT. Krakatau Steel telah memenuhi syarat yang dipersyaratkan oleh BEI, sehingga Perseroan tersebut dapat melakukan IPO.

B. Proses Penawaran Umum

Penawaran umum perdana merupakan salah satu tahap yang harus dilalui oleh sebuah perusahaan dalam proses go public. Untuk dapat melakukan listing di pasar modal, suatu perusahaan haruslah memenuhi persyaratan tertentu. Jadi tidak semua perusahaan dapat go public. Karena itu, misalnya ada hal-hal yang belum beres dalam perusahaan tersebut sehingga belum memenuhi standar atau persyaratan go public, maka hal hal tersebut perlu terlebih dahulu dibereskan[footnoteRef:7]. [7: Munir Fuady, Hal. 52.]

Tidak jarang bahwa proses pemberesan, termasuk membereskan dari segi yuridis tersebut terkadang memakan waktu yang lama. Di samping itu, untuk memastikan apakah perusahaan yang bersangkutan telah siap dan memenuhi syarat go public, dibutuhkan serangkaian prosedur, dokumentasi, pemeriksaan, analisis oleh pihak-pihak tertentu seperti pihak profesional misalnya. Karena itu pula keseluruhan rangkaian proses go public suatu perusahaan dapat digolongkan ke dalam:[footnoteRef:8] [8: Ibid.,hlm 82.]

1. Proses persiapan2. Proses pendahuluan3. Proses pelaksanaanPenawaran umum perdana sendiri adalah merupakan bagian dalam proses pelaksanaan go public suatu perusahaan yaitu setelah ditempuhnya proses persiapan dan proses pendahuluan untuk go public. Dan setelah proses ini dilakukan, khususnya setelah efektifnya pernyataan pendaftaran kepada Bapepam, maka barulah perusahaan tersebut dapat melakukan penawaran saham-sahamnya kepada publik.[footnoteRef:9] Apabila Bapepam tidak melakukan sesuatu, maka pernyataan pendaftaran tersebut [9: Ibid, Hal. 66]

telah menjadi efektif dengan sendirinya pada hari ke-45 sejak diterimanya pernyataan pendaftaran oleh Bapepam secara lengkap.[footnoteRef:10] [10: Bismar Nasution, Beberapa Aspek Hukum Pasar Modal Dalam TransaksiSaham, disampaikan pada Pelatihan Corporate Lawyer V LPSH-HIL C, Jakarta, 24 Mei 2000,Hal. 5.]

Emisi efek dapat diartikan sebagai suatu aktivitas dikeluarkannya atau diterbitkannya suatu jenis efek tertentu untuk pertama kalinya dan melakukan pendistribusian efek itu kepada masyarakat melalui penawaran umum dengan maksud menghimpun modal. UUPM Pasal 1 memuat definisi penawaran umum (public offering) yaitu kegiatan penawaran efek yang dilakukan oleh emiten untuk menjual efek kepada masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur dalam undang-undang inidan peraturan pelaksananya. Proses penawaran saham kepada publik ini sering juga disebut dengan emisi efek. Dalam Rangka Penawaran Umum Saham Perdana di Pasar Modal (IPO), PT Krakatau Steel (Persero) tbk melakukan Inspeksi dan Penilaian Properti dan dikuasai olehnya dan anak-anak perusahaannya.Maka dengan itu PT Krakatau Steel Melakukan Penunjukan kepada Jasa Penilai Kantor Jasa Penilai Publik Antonius Setiadi dan Rekan dengan surat penunjukan nomor. 198/DU-KS/2010 tertanggal 14 Mei 2010 dan Surat Perjanjian Jasa Penilaian No. 31/DU-KS/kontr/2010 tertanggal 4 Agustus 2010 dengan tujuan untuk mengungkapkan penilaian terhadap property yang dimilikinya.Penilaian umum ini bertujuan untuk memeriksa lokasi-lokasi usaha perseroan serta melakukan penilaian berdasarkan nilai pasar atas aktiva tetap yang dimiliki dan atau dikusai perseroan per tanggal 30 Juni 2010 yang terdiri dari tanah,bangunan,dan sarana pelengkap mesin-mesin dan peralatan, dan kendaraan yang terletak di berbagai wilayah di Indonesia.

Beberapa hal yang menjadi dasar suatu perusahaan dalammelaksanakan penawaran umum yaitu :a. Meningkatkan kepememilikan saham bagi pemodal individual (retailinvestor)b. Melepas sebagian dari kepemilikan perusahaanc. Mencari proceed yang sebesar-besarnyad. Menciptakan dasar bagi distribusi yang berlingkup internasional(untuk penawaran di luar negeri)e. Mengalokasikan saham kepada pemodal jangka panjang sebagaipendukung.Apabila perusahaan tidak atau belum siap untuk melakukan penawaran umum ataupun karena kondisi pasar belum memungkinkan, maka sebaiknya perusahaan tidak terlalu memaksakan diri dan sedapat mungkin memutuskan untuk mencari pendanaan dari sumber dana jangka pendek yang dalam hal ini akan lebih baik daripada melakukan penawaran umum yang dipaksakan, karena kegagalan dalam penawaran umum dapat merupakan malapetaka bagi perusahaan dan tentunya jugabagi pemilik dan para pegawainya.Ada beberapa indikator yang dapat dipedomani sebagai anjuran untuk bahan pertimbangan sebelum memutuskan akan melakukan penawaran umum perdana, pertimbangan ini antara lain adalah :a. Perusahaan memilik piutang yang dapat ditagih, persediaan barang, tanah, pabrik dan peralatan (mesin-mesin) dalam jumlah yang cukup besar yang tidak sedang dijadikan agunan. Bila terdapat indikator ini perusahaan maka pendanaan yang dilakukan melalui pinjaman dengan jaminan aset-aset perusahaan adalah merupakan alternatif yang cukup baik.b. Perusahaan membutuhkan dana sangat besar untuk membeli tanah, pabrik ataupun peralatan. Hal ini bukan merupakan hal yang luar biasa, pendanaan dari sumber-sumber komersial dapat menjadi alternative yang baik.c. Teknologi yang diterapkan perusahaan belum canggih akan tetapi mempunyai prospek yang menarik di masa depan. Untuk ini joint venture, atau kerja sama riset dan pengembangan merupakan alternative yang baik bagi perusahaan untuk mendapatkan dana atau suntikan modal, dan juga dapat merupakan suatu komitmen untuk memberikan suatu bagian yang lebih besar dalam peningkatan perusahaan kepada mitra kerja.

Keuntungan melakukan penawaran umum :1. Perusahaan menginginkan potensi untuk mendapatkan tambahan modal daripada harus melalui kredit pembiayaan (debt financing).2. Peningkatan likuiditas perusahaan terhadap kepentingan pemegang saham utama dan pemegang saham minoritas.3. Dapat melakukan penawaran efek di pasar sekunder.4. Meningkatkan prestise dan publisitas perusahaan.5. Kemampuan untuk mengadopsi karyawan kunci dengan menawarkan opsi (option).

B. Perencanaan Penggunaan Dana IPO

Sebagaimana yang diatur dan dinyatakan dalam Peraturan Bapepam-LK Nomor IX.C.2 tentang Pedoman Mengenai Bentuk dan Isi Prospektus Dalam Rangka Penawaran Umum dan Peraturan IX.C.3 Pedoman Mengenai Bentuk dan Isi Prospektus Ringkas Dalam Rangka Penawaran Umum, suatu prospektus harus mencakup semua rincian dan fakta material mengenai penawaran umum dari emiten, yang dapat mempengaruhi keputusan pemodal, yang diketahui atau layak diketahui oleh emiten dan penjamin pelaksana emisi efek (jika ada). Salah satu informasi yang harus diungkap dalam prospektus adalah informasi mengenai penggunaan dana yang diperoleh dari hasil penawaran umum. Dalam kedua peraturan tersebut dikatakan bahwa keterangan tentang tujuan penawaran umum dan penggunaan dana yang diperoleh dari hasil penawaran umum setelah dikurangi dengan biaya-biaya dibuat secara rinci yang mencakup antara:1. Rincian penggunaan dana sesuai dengan tujuan dari penawaran umum seperti pengembangan sarana yang ada, diversifikasi, penambahan modal kerja dan sebagainya;2. Rincian untuk pembayaran utang, seluruhnya atau sebagian. Jika kreditur yang akan dibayar adalah afiliasi dari emiten, fakta tersebut dan sifat hubungannya dengan Emiten harus diungkapkan; dan3. Rincian yang diperkirakan akan digunakan secara langsung atau tidak langsung untuk pembelian atau investasidalam perusahaan lain (jika ada). Jika perusahaan dimaksud adalah pihak terafiliasi dengan emiten, maka fakta tersebut dan sifat hubungannya dengan emiten harus diungkapkan. Dalam Peraturan Nomor IX.D.3 tentang Pedoman Mengenai Bentuk dan Isi Prospektus Dalam Rangka Penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu juga diatur bahwa uraian tentang penggunaan dana secara terinci yang diperoleh dari penawaran umum harus diinformasikan di dalam prospektus untuk menghimpun dana masyarakat melalui hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) dan meliputi informasi-informasi berikut:1. Dalam hal penggunaan dana untuk membayar utang wajib mengungkapkan jumlah utang, nama kreditur, terafiliasi atau tidak terafiliasi, penggunaan utang dan riwayat utang; 2. Dalam hal penggunaan dana untuk transaksi yang mengandung benturan kepentingan wajib mengungkapkan informasi sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Nomor IX.E.1 tentang Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu; dan3. Dalam hal penggunaan dana untuk transaksi material namun tidak mengandung benturan kepentingan wajib mengungkapkan informasi sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Nomor IX.E.2 tentang Transaksi Material Dan Perubahan Kegiatan Usaha Utama. Keterbukaan informasi mengenai penggunaan dana yang diperoleh dari hasil penawaran umum yang harus dimuat dalam prospektus, prospektus ringkas, dan prospektus HMETD tersebut di atas pada dasarnya menginformasikan tentang rencana penggunaan dana hasil penawaran umum. Sementara itu, keterbukaan informasi tentang realisasi keterbukaan dana hasil penawaran umum secara khusus diatur dalam Peraturan Bapepam-LKNomor X.K.4 tentang Laporan Realisasi Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum. Dalam peraturan tersebut emiten yang pernyataan pendaftarannya telah efektif diwajibkan menyampaikan laporan realisasi penggunaan dana hasil penawaran umum kepada Bapepam-LK dan wajib pula dipertanggungjawabkan pada Rapat UmumPemegang Saham Tahunan dan atau disampaikan kepada Wali Amanat. Laporan tersebut harus disampaikan kepada Bapepam-LK dan Wali Amanat secara berkala setiap 3 (tiga) bulan (Maret, Juni, September, dan Desember). Penyampaian laporan tersebut selambat-lambatnya pada tanggal 15 bulan berikutnya. Bentuk dan isi laporan dimaksud disusun sesuai dengan Formulir Nomor: X.K.4-1.4. Khusus bagi emiten yang telah mempergunakan seluruh dana, wajib menyampaikan laporan realisasi penggunaan dana terakhir kepada Bapepam-LKdan mempertanggungjawabkan realisasi penggunaan dana terakhir tersebut pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan dan atau menyampaikannya kepada Wali Amanat sesuai periodenya. Dalam Formulir Nomor: X.K.4-1 tersebut pada intinya emiten diminta untuk melaporkan empat hal, yaitu nilai realisasi hasil penawaran umum, rencana pengunaan menurut prospektus, realisasi penggunaan dana menurut prospektus, dan sisa dana hasil penawaran umum. Dalam laporan realisasi hasil penawaran umum, emiten diminta melaporkan tentang jumlah hasil penawaran umum, biaya penawaran umum dan hasil bersih. Sementara itu, dalam laporan rencana dan realisasi penggunaan dana menurut prospektus, emiten diminta merinci penggunaan dana menurut prospektus, dengan ketentuan sebagai berikut:1. Dalam hal penggunaan dana mengenai ekspansi, sertakan menurut jenis ekspansi;2. Dalam hal penggunaan dana mengenai refinancing, sertakan rincian mengenai refinancing termasuk nama debitur;3. Dalam hal penggunaan dana mengenai divestasi, sebutkan secara rinci pihak-pihak yang melakukan divestasi.Selain kewajiban laporan berkala triwulanan sebagaimana dimaksud dalam Peraturan X.K.4 dimaksud di atas, emiten yang belum menggunakan seluruh dana hasil penawaran umumnya juga diwajibkan untuk menginformasikan hal tersebut kepada para pemegang saham melalui laporan tahunan sebagaimana diatur dalam Peraturan Bapepam-LK Nomor VIII.G.2 tentang Laporan Tahunan. Dalam peraturan tersebut disebutkan bahwa laporan tahunan emiten harus memberikan penjelasan khusus tentang realiasasi penggunaan dana hasil penawaran umum secara kumulatif sampai dengan saat terakhir apabila belum dinyatakan habis, termasuk penjelasan jika terdapat perubahan dari prospektus.

Adapun perencaan penggunaan dana hasil IPO PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk. sebagai berikut :Dalam hal ini, Perseroan bermaksud untuk menggunakan keseluruhan dana kas bersih yang akan diperoleh dari Penawaran Umum, setelah dikurangi dengan biaya emisi dan estimasi biaya-biaya lainnya yang terkait dengan Penawaran Umum, untuk :a. Sekitar 35% untuk mendanai investasi barang modal sehubungan dengan rencana modernisasi dan ekspansi kapasitas produksi pabrik baja lembaran canai panas menjadi 3,5 juta ton yang diharapkan akan selesai pada tahun 2013. Modernisasi dan ekspansi produksi pabrik baja lembaran canai panas ini dilakukan dengan menambah beberapa peralatan/mesin pada jalur produksinya. Penambahan beberapa peralatan/mesin yang bersifat spesifik akan disuplai oleh mainpalant builder ;b. Sekitar 24,3 % untuk meningkatkan modal kerja Perseroan dalam bentuk pembelian bahan baku iron ore pellet, scrap, billet, slab, dan bahan pembantu lainnya ;c. Sekitar 25,0 % untuk membiayai pematangan lahan seluas kurang lebih 399 hektar yang akan digunakan oleh Perseroan sebagai penyertaan pada proyek pabrik baja terpadu PT. KRAKATAU POSCO.