peraturan ks

Upload: danuwinata

Post on 20-Jul-2015

207 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PERATURAN PERUSAHAAN XBAB I KETENTUAN UMUM PASAL 1

1. X adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan paripurna melalui pelayanan rawat jalan, rawat inap, gawat darurat dan penunjang medis lain. 2. X dipimpin oleh Direktur Utama sebagai penanggung jawab tertinggi dibantu para direktur, dan bertanggung jawab kepada Komisaris Utama 3. Direksi Xadalah direktur utama beserta para direktur yang lain. 4. Pelaksanaan operasional X diawasi oleh Dewan Pengawas yang di bentuk melalui keputusan Komisaris Utama. 5. Peraturan Perusahaan X adalah seperangkat peraturan yang ditetapkan oleh x, berlaku dan mengikat bagi setiap karyawan, dimaksudkan sebagai peraturan kerja agar ada kepastian tugas, kewajiban dan hak-hak karyawan , sehingga tercipta dan terpelihara keserasian hubungan kerja untuk menjamin keseimbangan antara kesejahteraan dan kinerja pelayanan. 6. X melaksanakan kegiatan operasional dengan mempekerjakan tenaga kerja yang disebut Karyawan 7. Karyawan adalah tenaga kerja yang bekerja di X yang ditetapkan dengan surat keputusan Direktur Utama sesuai persyaratan yang ditetapkan oleh x 8. Karyawan Tetap (organik) adalah tenaga kerja yang telah memenuhi persyaratan yang ditetapkan dan mendapat surat keputusan pengangkatan. 9. Karyawan Tidak Tetap ( non organik) adalah karyawan yang tenaga dan keahliannya sangat diperlukan x tetapi karena situasinya tidak atau belum bisa memenuhi persyaratan sebagai karyawan Tetap. Karyawan Tidak Tetap yang dimaksud terdiri dari : a. Karyawan Kontrak ( Perjanjian Kerja Waktu Tertentu/PKWT ) sesuai Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor : Kep. 100/MEN/VI/2004 b. Karyawan Perbantuan merupakan karyawan paruh waktu yang berfungsi membantu tugas atau pekerjaan XXdalam suatu waktu tertentu. 10. Mangkir adalah ketidakhadiran karyawan pada hari kerja ditempat yang telah ditentukan dan tidak memberitahukan ketidakhadirannya dengan alasan sah 11. Rotasi adalah perpindahan tugas dari satu tugas tertentu pada tugas lain dalam satu unit kerja 12. Mutasi adalah perpindahan tempat tugas dari suatu unit tertentu ke unit lain (antar unit kerja) di jajaran XX 13. Demosi adalah perubahan jabatan ke jenjang yang lebih rendah berdasarkan turunnya prestasi dan kondite kerja karyawan yang bersangkutan.

1

14. Penugasan sementara adalah penempatan karyawan pada suatu tugas tertentu dan dari atau tempat tertentu untuk jangka waktu tertentu di jajaran kerja XXdan instansi diluar XXberdasarkan surat keputusan direksi XXdan /atau pejabat yang ditunjuk 15. Promosi adalah adalah upaya peningkatan dari suatu kedudukan/jabatan tertentu menuju pada kedudukan/jabatan yang lebih tinggi dengan disertai penyesuaian atas hak dan kewajibannya berdasarkan surat keputusan direksi XXdan atau pejabat yang ditunjuk. 16. Peningkatan kompetensi karyawan adalah rangkaian usaha dan kesempatan yang diberikan kepada setiap karyawan untuk meningkatkan kemampuan, kesanggupan dan prestasi kerja tertentu sesuai dengan bidang profesi dan spesialisasi keahliannya 17. Penghargaan adalah suatu bentuk penghormatan dan ucapan terima kasih kepada setiap karyawan yang telah menunjukkan jasa dan prestasi kerja serta kesetiaan melayani bersama Xsakit 18. Hari libur resmi adalah hari libur yang mengacu penetapan dari pemerintah yang diberikan XXkepada setiap karyawan secara resmi dengan Surat Keputusan Direktur Utama. 19. Upah adalah penerimaan sebagai imbalan termasuk tunjangan dari x kepada karyawan untuk suatu pekerjaan yang telah dilakukan dinyatakan atau dinilai dalam bentuk uang yang ditetapkan dengan Surat Keputusan. 20. Cuti adalah hari libur khusus yang diberikan x sebagai hak karyawan yang dapat diminta oleh setiap karyawan yang memerlukan 21. Cuti tahunan adalah cuti yang menjadi hak setiap karyawan setelah bekerja selama 12 bulan secara berturut turut di RS.Ken Saras 22. Cuti Xadalah cuti yang diberikan kepada karyawan karena keadaan Xyang diderita karyawan sehingga karyawan yang bersangkutan sesuai keadaannya tidak dimungkinkan untuk masuk kerja / melakukan pekerjaannya 23. Cuti melahirkan adalah cuti yang diberikan kepada setiap karyawati yang sedang hamil untuk mempersiapkan diri menjalani proses persalinan dengan tetap mendapat upah penuh 24. Cuti diluar tanggungan XXadalah cuti yang dapat diberikan kepada karyawan yang telah habis hak cuti tahunannya karena alasan tertentu yang sangat penting sesuai permohonannya, namun karyawan tersebut tidak berhak atas upah selama cuti dijalani meskipun masih dalam status sebagai karyawan Xsakit. 25. Cuti karena alasan penting adalah cuti yang diberikan kepada karyawan untuk sesuatu kepentingan yang tidak dapat dihindarkan tanpa pengurangan hak atas upah. a. Jaminan sosial adalah suatu program perlindungan yang diberikan kepada setiap karyawan XXdalam bentuk santunan berupa upah dan pelayanan sebagai akibat dari suatu peristiwa atau keadaan yang dialami karyawan 26. Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) adalah jaminan sosial yang diberikan kepada karyawan karena kecelakaan yang menimpa karyawan yang berhubungan dengan pekerjaan termasuk penyakit yang timbul karena kecelakaan yang berhubungan dengan kerja tersebut 27. Jaminan Kematian (JKM) atas meninggalnya karyawan merupakan jaminan sosial yang diberikan kepada karyawan sesuai ketentuan JAMSOSTEK dalam program Jaminan Kematian 28. Jaminan Hari Tua (JHT) adalah jaminan sosial yang diberikan dan dibayarkan secara sekaligus kepada karyawan yang telah mencapai usia tertentu dan / atau telah mencapai masa kepesertaan tertentu sesuai ketentuan dalam JAMSOSTEK dalam program Jaminan Hari Tua 29. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK) merupakan jaminan yang diberikan kepada karyawan untuk upaya penanggulangan gangguan kesehatan (termasuk kehamilan dan persalinan) yang memerlukan pemeriksaan pengobatan dan perawatan 30. Tunjangan Hari Raya Keagamaan adalah tunjangan yang diberikan 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun kepada karyawan sesuai agamanya masing-masing pada perayaan hari Raya keagamaan yang diakui oleh pemerintah.

2

31. Keselamatan dan kesehatan kerja adalah upaya memberi perlindungan atas keselamatan karyawan di dalam melakukan pekerjaan untuk memperkecil terjadinya kecelakan kerja dan timbulnya penyakit diantara para karyawan bagi kesejahteraan hidup guna peningkatan kualitas kuantitas dan produktivitas pelayanan 32. Pakaian dinas adalah pakaian kerja yang wajib dipakai oleh setiap karyawan yang sedang dinas sesuai peraturan. 33. Inventaris dinas adalah barang bergerak dan atau barang tidak bergerak milik XXyang dipinjamkan kepada karyawannya sebagai fasilitas dinas berdasarkan Surat Keputusan Direktur Utama dan atau Pejabat yang berwenang. 34. Fasilitas dinas adalah segala bentuk fasilitas yang dapat digunakan oleh karyawan sesuai hak dan kewajibannya. 35. Berakhirnya fasilitas dinas adalah akhir dari sesuatu hak karyawan atas hak menggunakan fasilitas dinas Xsakit. 36. Uang penghargaan masa kerja adalah uang yang diberikan kepada karyawan yang mengundurkan diri dengan hormat sebagai bentuk penghargaan atas pekerjaan yang telah dilakukan selama kurun waktu tertentu. 37. Pemberhentian dengan hormat adalah diberhentikannya seseorang karyawan dari status kekaryawanan XXkarena suatu sebab suatu keadaan tertentu secara terhormat 38. Pemberhentian sementara/pembebasan tugas sementara adalah suatu keadaan dimana status aktif seseorang karyawan diberhentikan dalam suatu periode tertentu dan kepadanya dibebas tugaskan dengan suatu Surat Keputusan Direktur Utama X atau Pejabat yang ditunjuk karena tenaganya dibutuhkan oleh Negara Republik Indonesia. 39. Hukuman dinas adalah sanksi yang bersifat administrasi kedinasan terhadap karyawan yang patut diduga dan / atau yang telah terbukti melakukan perbuatan melawan hukum melanggar etika atau peraturan yang berlaku 40. Jenis hukuman dinas adalah segala bentuk dan jenis sanksi yang dapat dikenakan kepada setiap karyawan yang diduga dan atau terbukti melakukan perbuatan melawan hukum, etika, kelalaian, kecerobohan, pelanggaran peraturan atau kejahatan tertentu 41. Pemberhentian dengan tidak hormat adalah diberhentikannya seseorang karyawan dari status kekaryawanan X sebagai hukuman kedinasan karena sesuatu sebab dan dalam suatu keadaan yang tidak terhormat

PASAL 2 MAKSUD DAN TUJUAN Maksud dan tujuan dari Peraturan ini adalah untuk menciptakan hubungan kerja yang baik, mengatur hak dan kewajiban karyawan , terhadap XX ataupun sebaliknya sehingga terwujud ketenangan kerja dan ketenangan berusaha serta untuk meningkatkan produktivitas kerja agar mencapai hasil maksimal dan bermanfaat bagi kedua belah pihak .

3

PASAL 3 RUANG LINGKUP Ruang lingkup peraturan perusahaan X ini mengatur hal-hal yang bersifat khusus dan hal-hal lain yang belum diatur akan diatur secara tersendiri yang merupakan satu kesatuan dengan peraturan perusahaan ini.

BAB II HUBUNGAN KERJA PASAL 4 PERJANJIAN KERJA 1. Hubungan kerja terjadi karena adanya perjanjian kerja antara XXdan karyawan. 2. Perjanjian kerja dibuat secara Tertulis 3. Perjanjian kerja yang dipersyaratkan secara tertulis dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku.

BAB III KETENTUAN PENERIMAAN KARYAWAN PASAL 5 KETENTUAN UMUM PENERIMAAN KARYAWAN 1. Mengajukan surat permohonan/lamaran kerja 2. Warga Negara Indonesia 3. Warga Negara Asing setelah mendapat ijin dari Pemerintah menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku 4. Menunjukkan ijasah asli negara dan menyerahkan foto copy ijasah tersebut yang dilegalisir. 5. Sehat jasmani dan rohani berdasarkan hasil pemeriksaan dokter dan psikolog yang ditunjuk X 6. Bersedia mengikuti psikotes. 7. Surat Keterangan Berkelakuan Baik dari Kepolisian Republik Indonesia. 8. Bersedia menjalani dan lulus seleksi 9. Bersedia ditempatkan di segenap unit kerja XXyang memerlukan tenaga dan pemikirannya, serta bersedia dimutasikan dalam lingkungan jajaran kerja XXuntuk melaksanakan tugas pekerjaan serta tanggungjawab sesuai penetapan dan pengangkatan melalui surat keputusan dan atau pejabat XXyang diberi kewenangan untuk itu

4

PASAL 6 KETENTUAN KHUSUS PENERIMAAN KARYAWAN TIDAK TETAP 1. Ketentuan penerimaan dokter atau dokter gigi atau tenaga keperawatan atau tenaga kesehatan non keperawatan atau tenaga non medis dapat diterima sebagai karyawan tidak tetap X Ken Saras jika telah memenuhi ketentuan umum. 2. Ketentuan lebih lanjut mengenai Karyawan Tidak Tetap diatur tersendiri dengan mengindahkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. PASAL 7 KETENTUAN KHUSUS PENERIMAAN KARYAWAN SEBAGAI KARYAWAN TETAP 1. Ketentuan penerimaan dokter atau dokter gigi atau tenaga keperawatan atau tenaga kesehatan non keperawatan atau tenaga non medis dapat diterima sebagai karyawan tetap XKen Saras jika memenuhi Ketentuan umum dan Ketentuan khusus. 2. Ketentuan khusus penerimaan dokter sebagai dokter tetap meliputi : a. Berumur maksimal 40 (empat puluh) tahun. b. Sudah memiliki Surat Ijin Praktek Dokter dan persyaratan lain dari instansi yang berwenang sesuai peraturan yang berlaku c. Menyatakan kesediaannya untuk melaksanakan tugas dinas jaga menurut jadwal tugas sesuai kepentingan dinas yang telah ditentukan. d. Menyatakan kesediannya untuk sewaktu waktu dipanggil guna melaksanakan tugas memberi pertolongan kepada penderita dan atau melaksanakan tugas kemanusiaan diluar jadwal yang telah ditentukan. e. Menyatakan kesediaannya untuk melaksanakan tugas tanggungjawabnya dengan penuh pengabdian berdasarkan visi, misi, dan kebijakan XSakit. f. Pernyataan kesediaan dibuat secara tertulis dan bermeterai cukup 3. Ketentuan khusus penerimaan tenaga keperawatan atau tenaga kesehatan non keperawatan sebagai Karyawan tetap meliputi : a. Berumur maksimal 40 (empat puluh ) tahun. b. Memiliki ijin kerja yang sah dan persyaratan lain dari instansi yang berwenang sesuai peraturan yang berlaku. c. Bersedia dan wajib menyimpan rahasia jabatan. d. Menyatakan kesediaannya untuk melaksanakan tugas dan tanggungjawab sesuai dengan jadwal tugas yang telah ditentukan dan khususnya bagi tenaga kerja wanita bersedia bertugas di malam hari. e. Menyatakan kesediaannya sewaktu waktu dipanggil guna melaksanakan tugas kemanusiaan di luar jadwal yang telah ditentukan f. Pernyataan kesediaan dibuat secara tertulis dan bermeterai cukup 4. Ketentuan khusus penerimaan tenaga non medis sebagai karyawan tetap meliputi : a. Berumur 18 (delapan belas) tahun sampai 40 (empat puluh) tahun.

5

b.

Tidak mempunyai ikatan kerja dengan lembaga / instansi kerja diluar jajaran kerja X.

5. Karyawan yang melebihi batas umur yang telah ditetapkan didalam peraturan karyawan ini diatur secara tersendiri didalam peraturan khusus dengan mempertimbangkan keahlian yang dimiliki oleh Karyawan Tersebut . PASAL 8 PENGANGKATAN KARYAWAN

1. Calon karyawan yang telah memenuhi persyaratan sebagaimana disebutkan pada pasal 6 dan 7, ditetapkan melalui Surat Keputusan Pengangkatan. 2. Surat Keputusan Pengangkatan sebagaimana dimaksud ayat 1 ditetapkan dengan surat keputusan Direktur Utama. 3. Karyawan yang telah menerima Surat Keputusan Pengangkatan bertanggungjawab penuh kepada XXuntuk mewujudkan visi, misi dan kebijakan XXserta tunduk kepada seluruh ketentuan dan peraturan yang berlaku di XSakit 4. Karyawan wajib mewujudkan Visi dan Misi X dalam sikap dan perilaku. 5. Karyawan wajib tunduk, taat dan patuh pada peraturan dan atau tata tertib yang berlaku di XX 6. Karyawan berhak mendapatkan penghasilan menurut Peraturan Penggajian X dan hak-hak lain yang ditetapkan dalam peraturan ini. PASAL 9 USIA PENSIUN 1. Karyawan tetap non dokter memiliki batasan usia pensiun 55 ( limapuluh lima) tahun dan jika tenaga atau keahliannya masih dibutuhkan dan masih memenuhi persyaratan, serta yang bersangkutan bersedia maka dapat diperpanjang sampai dengan usia 60( Enampuluh) tahun. Dokter tetap memiliki batasan usia pensiun 60 ( enampuluh) tahun dan jika tenaga atau keahliannya masih dibutuhkan dan masih memenuhi persyaratan, serta yang bersangkutan bersedia maka dapat diperpanjang sampai dengan usia 65 ( Enampuluh lima ) tahun . BAB IV HAK DAN KEWAJIBAN KARYAWAN PASAL 10 HAK KARYAWAN 1. Setiap karyawan berhak atas imbalan berupa gaji, tunjangan dan pendapatan lain yang ditetapkan sesuai dengan pekerjaan dan tanggungjawabnya; 2. Setiap karyawan berhak atas waktu dan hari istirahat kerja serta cuti 3. Setiap karyawan berhak atas penggantian biaya perawatan dan pengobatan atas penyakit yang diderita sesuai peraturan yang berlaku.

2.

6

4. Setiap karyawan berhak diikutsertakan dalam JAMSOSTEK ( Jaminan Sosial Tenaga Kerja) sesuai Undang-undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 1992 yang programnya meliputi jaminan kecelakaan kerja, jaminan hari tua, jaminan kematian serta jaminan pemeliharaan kesehatan. 5. Setiap karyawan yang terancam dan atau terkena tindakan hukum oleh yang berwajib dalam rangka menjalankan tugas yang diberikan oleh XXberhak memperoleh bantuan hukum dari XX. PASAL 11 KEWAJIBAN KARYAWAN 1. Setiap karyawan berkewajiban mendapatkan tugas dan pekerjaan sesuai dengan uraian tugas dan jabatan dengan penuh kesadaran . 2. Setiap karyawan berkewajiban melaksanakan tugas dan kewajibannya dengan penuh kesadaran dan tanggungjawab 3. Setiap karyawan bekerja dengan jujur, tertib, cermat, dan bersemangat untuk kepentingan X. 4. Setiap karyawan memelihara dan meningkatkan keutuhan, kekompakan,persatuan dan kesatuan sesama karyawan X. 5. Setiap karyawan berkewajiban menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik. 6. Setiap karyawan berkewajiban memberi contoh dan keteladanan yang baik. 7. Setiap karyawan berkewajiban untuk meningkatkan prestasi kerjanya 8. Setiap atasan berkewajiban memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk menggembangkan kariernya. PASAL 12 TATA TERTIB KERJA Dalam menjalankan pekerjaannya karyawan wajib menaati tata tertib yakni : 1. Karyawan diharapkan masuk kerja 10 (Sepuluh) menit sebelum waktu yang telah ditentukan dengan melakukan presensi pada saat masuk dan pulang kerja. Waktu kerja non shift : Senin Jumat pukul 08.00 15.30 Sabtu pukul 08.00 14.00 Waktu kerja shift : I . 07.00-14.00 II. 14.00 21.00 III.21.00 07.00 Waktu kerja untuk bagian tertentu seperti yang telah diatur didalam Surat keputusan Direktur Utama disesuaikan dengan kondisi dan jam efektif masing-masing bagian. 2. Karyawan mendapat waktu istirahat: - Karyawan non shift : Senin kamis dan Sabtu pukul 12.00-12.30 Jumat pukul 12.00-13.00 - Karyawan Shift : Istirahat diantara waktu kerja . Istirahat untuk karyawan dilakukan secara bergantian dengan rekan sejawat . 3. Karyawan wajib selalu hadir dan bekerja pada jam kerja yang telah ditentukan. 4. Karyawan wajib menjaga penampilan kerja sesuai ketentuan penampilan karyawan X yang berlaku.

5. Karyawan wajib mengenakan pakaian kerja dan tanda pengenal yang telah ditentukan selama bekerja. 6. Karyawan dilarang merokok di lingkungan x.

7

7. 8. 9. 10. 11. 12. 13.

Karyawan harus selalu menjaga kebersihan lingkungan dan ketertiban kerja di lingkungan kerja masing-masing maupun lingkungan Xsakit. Setiap karyawan berkewajiban untuk melaksanakan tugas-tugas yang menjadi tanggungjawabnya untuk memberikan pelayanan dengan mengutamakan mutu. Karyawan wajib melaksanakan tugas tambahan lain sepanjang masih dalam batas kelayakan untuk dilakukan dan berhubungan dengan kepentingan pelayanan Xsakit. Dalam melaksanakan tugas-tugas tersebut diatas, setiap karyawan harus mematuhi semua petunjuk maupun perintah yang diberikan oleh pejabat yang berwenang. Setiap karyawan menggunakan peralatan XXhanya untuk kepentingan XXdan memelihara sebagaimana mestinya. Setiap karyawan wajib membaca dan menaati pengumuman-pengumuman yang dikeluarkan oleh XXmelalui papan-papan pengumuman dan / atau media yang tersedia. Setiap karyawan wajib melapor pada bagian SDM apabila terjadi perubahan tentang hal-hal Sbb : status keluarga ( kawin,meninggal, kelahiran dsb), pindah alamat rumah, ganti no. Handphone / telepon. PASAL 13 RAHASIA JABATAN

1. Karyawan diwajibkan menyimpan semua rahasia yang bersangkutan dengan Xsakit. 2. Karyawan tidak dibenarkan menyimpan di luar kantor, memperlihatkan kepada Pihak Ketiga atau membawa keluar catatan atau dokumen-dokumen yang bersifat rahasia tanpa ijin khusus dari Direksi. 3. Pada waktu pemutusan hubungan kerja semua surat-surat , catatan atau dokumen-dokumen yang berkaitan dengan pekerjaan dan XXharus diserahkan oleh karyawan kepada atasannya. BAB V JABATAN PASAL 14 PENETAPAN JABATAN 1. Direksi XXmenetapkan jabatan-jabatan yang perlu ada, sesuai dengan kebutuhan atau pengembangan XXyang dituangkan ke dalam struktur organisasi. 2. Persyaratan dan ruang lingkup setiap jabatan ditetapkan oleh direksi XXberdasarkan usulan atasan bagian terkait. 3. Direksi XXmenempatkan karyawan dalam suatu jabatan tertentu sesuai dengan kualifikasinya agar karyawan dapat bekerja sesuai bidang dan kemampuannya.

PASAL 15 PERUBAHAN POSISI

8

1. Direksi XXdapat mengalih tugaskan karyawan setelah berkonsultasi dengan atasan yang bersangkutan dan Bidang Sumber Daya Manusia ke posisi lain. 2. Ada 4 (empat) jenis perubahan posisi yaitu : a. Promosi : Perubahan posisi ke jenjang yang lebih tinggi , berdasarkan pertimbangan prestasi yang baik dan posisi yang ada . b. Rotasi : perpindahan tugas dari satu tugas tertentu pada tugas lain yang setara dalam satu unit kerja c. Mutasi : Perubahan posisi pada jenjang yang setara dan antar unit kerja, berdasarkan pertimbangan kebutuhan organisasi dan kelancaran pekerjaan. d. Demosi : Perubahan posisi ke jenjang yang lebih rendah , berdasarkan pertimbangan turunnya prestasi dan kondite karyawan yang bersangkutan. PASAL 16 MUTASI 1. Setiap karyawan dapat dimutasikan atas dasar : a. pertimbangan direksi karena kebutuhan XX b. kesepakatan antar pimpinan unit kerja dalam persetujuan direksi XX c. permintaan sendiri 2. Permintaan mutasi antar unit kerja diajukan kepada direksi XXmelalui pimpinan unit kerja yang bersangkutan . 3. Dalam usulan dicantumkan dasar pertimbangan mengenai prestasi dan kondite karyawan maupun kebutuhan dari bagian yang terkait. 4. Apabila usulan disetujui direksi maka Bidang Sumber Daya Manusia akan menyiapkan Surat Mutasi yang wajib diterimakan kepada karyawan yang bersangkutan paling lama 1 ( satu) bulan sebelumnya. 5. Setiap karyawan yang dimutasikan wajib menyelesaikan segala tugas dan tanggungjawab pekerjaan di unit kerja yang akan ditinggalkan. 6. Setiap karyawan yang menolak adanya perintah mutasi dapat dianggap telah melakukan pelanggaran dan kepadanya dapat dikenakan sangsi kedinasan. PASAL 17 PROMOSI 1. Promosi didasarkan pada penilaian kondite , prestasi kerja serta usaha peningkatan kinerja karyawan. 2. Penilaian kondite karyawan dilaksanakan oleh atasan/pimpinan dari karyawan tersebut dan wajib menyampaikan laporannya kepada direksi Xsakit

PASAL 18 PENINGKATAN KOMPETENSI KARYAWAN

9

1. Peningkatan kompetensi karyawan dilaksanakan atas dasar kebutuhan dan kemampuan XXserta kesanggupan masing masing karyawan. 2. Peningkatan kompetensi karyawan harus seijin direksi Xsakit. 3. Pelanggaran untuk ketentuan pada pasal 18 ayat 2 dalam peraturan ini dapat dikenakan sanksi kedinasan. 4. Karyawan yang menjalani studi lanjut atas perintah dan biaya XXdan tidak dapat melakukan tugas pekerjaannya diatur dengan surat keputusan direksi Xsakit.

PASAL 19 PENUGASAN SEMENTARA 1. Jangka waktu penugasan sementara adalah maksimal 1 satu tahun dapat diperpanjang 1 satu kali berdasarkan surat keputusan direksi XXatau pejabat yang ditunjuk. 2. Jangka waktu penugasan dan hak serta kewajiban karyawan selama dalam penugasan sementara ditentukan dalam surat keputusan direksi XXatau pejabat yang ditunjuk. 3. Karyawan yang meninggalkan tugas sebelum jangka waktu penugasan sementara berakhir, karyawan yang bersangkutan dapat dikenakan hukuman dinas 4. Karyawan yang bertugas di luar lingkungan kerja Xatas persetujuan direksi XXdiatur tersendiri BAB VI WAKTU KERJA PASAL 20 WAKTU KERJA 1. Waktu kerja di XXyaitu 7 (tujuh) jam dalam sehari dan 40 (empat puluh) jam dalam seminggu sesuai dengan ketentuan Pemerintah. 2. Waktu kerja setiap karyawan dapat dimulai dengan tidak serempak karena perbedaan jenis pekerjaan dan tugas tanggungjawabnya. Hal ini akan diatur oleh unit kerja yang bersangkutan sesuai kebutuhan. 3. Bagi karyawan yang kerjanya melebihi maksimal waktu kerja mendapat kompensasi berupa uang lembur. PASAL 21 KELEBIHAN JAM KERJA 1. Kelebihan jam kerja adalah kelebihan waktu kerja diluar ketentuan sebagaimana pada pasal 20 ayat 1. 2. Kelebihan jam kerja dapat bersifat rutin atau lembur. 3. Kelebihan jam kerja yang bersifat rutin adalah kelebihan jam kerja yang terjadwal sebagai akibat kondisi Xsakit. 4. Lembur adalah waktu untuk melaksanakan pekerjaan diluar waktu kerja yang disepakati, dan pekerjaan itu dilaksanakan untuk kepentingan Xsakit, serta atas persetujuan atasan.

5. Pekerjaan sebagaimana dimaksud pada ayat 4 dapat dilakukan tanpa persetujuan atasan untuk kondisi khusus antara lain :

10

a. Menyelamatkan jiwa atau kesehatan seseorang b. Menghindarkan kerugian bagi Xsakit, masyarakat, bangsa dan negara c. Memenuhi rencana kerja Xsakit/Unit Kerja XSakit d. Melanjutkan pekerjaannya karena penggantinya berhalangan dan pengganti lain belum ada. 6. Pekerjaan sebagaimana dimaksud pada ayat 5, harus dilaporkan pada hari berikutnya kepada atasan dan bidang Sumber Daya Manusia. 7. Untuk petugas lapangan yang bertugas didalam jam kerja, tidak dianggap sebagai lembur.

PASAL 22 KOMPENSASI DAN UANG LEMBUR 1. Karyawan dengan kelebihan jam kerja rutin berhak mendapat kompensasi 2. Karyawan yang melaksanakan lembur berhak mendapatkan uang lembur atau kompensasi. 3. Perhitungan besarnya uang lembur dilakukan sesuai dengan keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor :Kep.102/MEN/VI/2004.

BAB VII HARI LIBUR PASAL 23 HARI LIBUR 1. Setiap karyawan XXdiberi hak mendapat hari libur sesuai dengan ketentuan Pemerintah sebagai hari libur Nasional 2. Hari libur Nasional yang bertepatan dengan hari Minggu tidak diberikan penggantian hari libur 3. Untuk tugas tugas yang tidak dapat ditinggalkan secara bersama sama pada hari libur, maka kepada karyawan yang bersangkutan diberi hari libur pengganti yang ditentukan kemudian dan disesuaikan dengan kondisi PASAL 24 CUTI 1. XXmenyediakan 6 (enam ) jenis cuti sebagai berikut a. Cuti Tahunan b. Cuti X c. Cuti Melahirkan d. Cuti Haid e. Cuti Diluar Tanggungan f. Cuti Alasan Penting

2. Pada prinsipnya setiap bentuk cuti harus mendapat ijin terlebih dahulu dari direksi XXdan atau kepala bidang Sumber Daya Manusia setelah karyawan yang bersangkutan mengajukan permohonan secara tertulis.

11

PASAL 25 CUTI TAHUNAN 1. Cuti tahunan diberikan selama maksimum 12 (dua belas) hari kerja setelah karyawan yang bersangkutan menyelesaikan 12 (dua belas) bulan pertama masa kerja di XXsecara berturut turut . 2. Cuti tahunan dijalani tanpa mengurangi hak hak lainnya sebagai karyawan. 3. Cuti tahunan dapat diambil secara bertahap. Pengajuan cuti diajukan secara tertulis minimal 1 (satu) minggu sampai dengan 1(satu) bulan sebelumnya, dan disetujui oleh direksi Xsakit. 4. Cuti tahunan yang tertunda karena kepentingan dinas maka penundaan tersebut tidak lebih dari 6 (enam) bulan. 5. Permohonan cuti tahunan yang ditunda oleh direksi Xdan ternyata pekerjaan yang dimaksud tidak mungkin ditinggalkan maka pelaksanaan cuti tahunan sesuai kesepakatan antara direksi XXdan karyawan yang bersangkutan 6. Cuti tahunan harus diajukan tertulis kepada direksi XXdan pelaksanaan cuti dapat dimulai setelah yang bersangkutan mendapat ijin tertulis dari direksi Xsakit. 7. Cuti tahunan tidak dapat dikumpulkan dan atau digabungkan dengan cuti cuti tahunan berikutnya. 8. Hak cuti tahunan yang tidak digunakan karyawan,bukan karena penundaan dari Xsakit, dalam waktu 6 ( enam) bulan dinyatakan hangus untuk tahun yang bersangkutan, dan karyawan tidak berhak untuk menuntut ganti rugi dalam bentuk apapun. 9. Cuti yang tidak di setujui oleh atasan karena alasan pekerjaan yang tidak bisa ditunda sampai akhir tahun, maka hak cuti bisa diberikan tahun berikutnya maksimal 3 (tiga) bulan pertama.

PASAL 26 CUTI SAKIT 1. Cuti Xdiberikan apabila karyawan yang bersangkutan benar benar menderita sesuatu penyakit dan hal itu dinyatakan dengan surat keterangan dokter yang ditunjuk oleh manajemen Xsakit. 2. Cuti Xdapat diberikan untuk waktu paling lama 1 (satu) tahun bagi karyawan yang sebab sakitnya bukan timbul karena hubungan pekerjaan 3. Cuti Xdapat diberikan untuk waktu paling lama 3 (tiga) tahun bagi karyawan yang sebab sakitnya timbul karena hubungan pekerjaan. 4. Selama cuti Xyang sebab sakitnya bukan timbul karena hubungan pekerjaan sebagaimana diatur pada pasal 26 ayat (2), karyawan yang bersangkutan tetap berhak menerima penghasilan/upah dengan ketentuan : a. Pada masa 4 (empat ) bulan pertama berhak menerima upah penuh. b. Empat bulan kedua berhak menerima 3/4 (tiga perempat) dari upah penuh c. Empat bulan ketiga berikutnya menerima 1/2 (setengah) dari upah penuh d. Empat bulan keempat berhak menerima 1/4 (seperempat) dari upah penuh e. Selebihnya waktu tersebut kepada karyawan yang bersangkutan dapat diproses untuk pemberhentian dengan hormat serta memperoleh hak sesuai peraturan yang berlaku. 5. Selama cuti Xyang sebab sakitnya timbul karena hubungan pekerjaan sebagaimana diatur pada pasal 26 ayat (3) karyawan yang bersangkutan tetap berhak menerima penghasilan /upah dengan ketentuan : a. Pada masa 6 (enam) bulan pertama berhak menerima atas upah penuh b. Enam bulan berikutnya berhak menerima 3/4 (tiga perempat) dari upah penuh c. Enam bulan berikutnya berhak menerima 1/2 (setengah) dari upah penuh d. Sisa waktu berikutnya diberikan 1/4 (seperempat) upah

12

penuh sampai cuti sakitnya habis dan selanjutnya karyawan yang bersangkutan diproses untuk pemberhentian dengan hormat serta memperoleh hak sesuai peraturan yang berlaku. 6. Karyawan yang cuti Xkemudian masuk kerja dan kurang dari waktu 4 (empat) minggu jika karyawan yang bersangkutan menderita Xlagi maka cuti berikutnya dianggap sebagai cuti X bersambungan dengan cuti Xsebelumnya dan kedua cuti tersebut tidak dapat diberikan untuk waktu lebih dari 1 (satu) tahun 7. Cuti Xkarena keguguran diberikan sesuai surat keterangan dari dokter yang merawat.

e.

PASAL 27 CUTI HAMIL/MELAHIRKAN 1. Cuti melahirkan dimintakan kepada pimpinan unit kerja yang bersangkutan secara tertulis disertai surat keterangan dokter yang ditunjuk Direksi XSakit. 2. Cuti melahirkan diberikan untuk waktu maksimal selama 3 (tiga) bulan hari kerja. 3. Cuti melahirkan dimulai 1 (satu setengah ) bulan sebelum melahirkan sampai 1 (satu setengah) bulan sesudah melahirkan. PASAL 28 CUTI HAID 1. Karyawan perempuan yang dalam masa haid mengalami gangguan rasa Xyang sangat, dapat memberitahukan kepada atasan dengan disertai surat keterangan dokter yang ditunjuk direksi XXdan tidak wajib bekerja pada hari pertama dan atau hari kedua waktu haid, dengan tetap mendapat upah penuh. 2. Pemberitahuan kepada atasan wajib dilakukan pada hari itu juga saat karyawan ijin tidak masuk kerja karena mengalami gangguan rasa Xyang sangat pada saat haid. Kelalaian memberitahukan kepada atasan akan dianggap tidak masuk kerja tanpa ijin/ mangkir. PASAL 29 CUTI DILUAR TANGGUNGAN XSAKIT 1. Cuti diluar tanggungan dapat dilaksanakan oleh karyawan yang bersangkutan setelah mendapat ijin dari direksi Xdengan mengajukan permohonan disertai alasan yang jelas dan benar dan permohonannya harus disampaikan paling lambat antara 1 (satu) minggu sampai dengan 1 (satu) bulan sebelum tanggal cuti tersebut dimulai.

2. Cuti diluar tanggungan dapat diberikan untuk waktu maksimal selama 6 (enam) bulan hari kerja 3. Masa cuti diluar tanggungan yang sedang dijalani tidak dapat diperhitungkan sebagai masa kerja karyawan baik untuk kenaikan gaji berkala promosi maupun pensiun 4. Apabila terdapat kekosongan yang ditinggalkan oleh karyawan yang sedang cuti diluar tanggungan, direksi XXberhak mengambil kebijakan guna menentukan penggantinya dan jika karyawan yang bersangkutan masuk kerja lagi kepadanya tidak mutlak dikembalikan pada posisi /jabatan semula. 5. Selama menjalani masa cuti di luar tangungan, segala resiko/beban yang terjadi tentang kesehatan dan lain sebagainya menjadi tanggungan karyawan yang bersangkutan dan bukan menjadi tanggungan Xsakit.

13

6. Direksi XXberhak menolak permohonan cuti diluar tanggungan berdasarkan pertimbangan kepentingan Xsakit. PASAL 30 IJIN MENINGGALKAN PEKERJAAN KARENA ALASAN PENTING

1. Alasan yang mendasari dapat diberikan ijin tersebut bagi karyawan XXditentukan sebagai berikut a. Meninggalnya istri atau suami, anak kandung/anak angkat sah paling lama 3 (tiga) hari. b. Merawat anak kandung/anak angkat sah, istri sah/suami sah yang Xdan dirawat inap serta perlu ditunggu, dapat diberi ijin sesuai surat keterangan dokter yang merawat paling lama 3 (tiga) hari kerja. c. Meninggalnya orang tua/mertua atau kakek /nenek atau menantu, dapat diberi ijin paling lama 2 (dua) hari kerja d. Meninggalnya saudara kandung atau saudara ipar paling lama 1 (satu) hari kerja. e. Menengok saudara kandung/orang tua / mertua yang menderita Xkeras paling lama 1 (satu) hari kerja. f. Melakukan pernikahan yang sah paling lama 3 (tiga) hari kerja. g. Menikahkan anak kandung/anak angkat sah paling lama 2 (dua) hari kerja h. Membaptiskan / mengkhitankan anak paling lama 1 (satu) hari kerja i. Istri sah karyawan melahirkan paling lama 2 (dua) hari kerja 2. Apabila terjadi kelebihan waktu cuti sebagaimana disebutkan pada ayat 1 maka diperhitungkan sebagai pengurangan cuti tahunan . 3. Untuk keperluan-keperluan tersebut pada butir f,g, h diatas, permohonan ijin kepada atasan selambatlambatnya 2 ( dua) minggu sebelumnya. PASAL 31 MANGKIR 1. Apabila terjadi perbuatan mangkir sebanyak 3 (tiga) hari kerja secara berturut turut, karyawan bersangkutan dikenakan sangsi kedinasan. 2. Apabila terjadi alasan mendesak dan sah sebagaimana dimaksud pada ayat 1, maka ketidakhadiran karyawan bersangkutan diperhitungkan dengan hak atas cuti tahunannya

PASAL 32 PENGHARGAAN 1. Bentuk pemberian penghargaan diatur dalam peraturan tersendiri. 2. Dimungkinkan adanya pemberian penghargaan kepada pihak lain yang berjasa kepada XXdan setiap pemberian penghargaan akan diatur dengan ketentuan tersendiri yang ditetapkan dengan surat keputusan direksi XX BAB VIII UPAH

14

PASAL 33 UPAH 1. Upah diberikan kepada setiap karyawan pada waktu tertentu menurut sistem pengupahan yang diatur dalam Peraturan Pengupahan XSakit. 2. Besar kecilnya upah setiap karyawan ditentukan : a. Ijasah dan tingkat pendidikan karyawan yang diakui b. Masa kerja c. Keahlian/ketrampilan d. Jabatan dan fungsi 3. Besar kecilnya upah setiap karyawan pada pasal 33 ayat 2 dalam peraturan ini ditentukan pula oleh : a. Prestasi kerja b. Formasi yang tersedia c. Loyalitas dan dedikasi kerja d. Situasi pasar kerja 4. Setiap bentuk pemotongan upah yang semata mata untuk kepentingan karyawan bersangkutan dan/ atau untuk penggantian kerugian diatur dalam peraturan tersendiri dengan besar pemotongan maksimal 25% (dua puluh lima per seratus) dari upah tiap bulannya 5. Upah karyawan terendah pada prinsipnya tidak kurang dari Upah Minimum Regional yang ditetapkan Pemerintah PASAL 34 KOMPONEN UPAH Komponen upah diatur tersendiri dalam Peraturan Pengupah. PASAL 35 PEMBAYARAN UPAH Upah karyawan dibayarkan pada awal bulan berikutnya.

BAB IX PROGRAM JAMINAN SOSIAL DAN KESEJAHTERAAN KARYAWAN PASAL 36 JAMINAN SOSIAL 1. Ruang lingkup jaminan sosial karyawan XXmeliputi a. Jaminan kecelakaan kerja

15

b. Jaminan kematian c. Jaminan hari tua d. Jaminan pemeliharaan kesehatan 2. Kelengkapan program jaminan sosial sebagaimana dimaksud dalam pasal 36 ayat 1 dalam peraturan ini adalah untuk kesejahteraan karyawan termasuk diantaranya tunjangan Hari Raya Keagamaan yang besarnya diatur dalam peraturan tersendiri.

PASAL 37 JAMINAN KECELAKAAN KERJA Jaminan Kecelakaan Kerja diatur sesuai dengan peraturan Jaminan Sosial Tenaga Kerja.

PASAL 38 JAMINAN KEMATIAN 1. Bila Karyawan meninggal dunia bukan karena kecelakaan kerja, disamping mendapatkan uang pesangon dan uang jasa sesuai dengan peraturan yang berlaku, kepada keluarganya atau ahli warisnya diberikan : a. Upah dalam bulan yang sedang berjalan . b. Uang duka yang besarnya diatur sesuai kebijakan direksi Xsakit. c. Santunan kematian yang dilaksanakan melalui program Jamsostek sesuai ketentuan perundangan yang berlaku ( UU No. 03 Tahun 1992 Jo PP No. 79 Tahun 1998 ). 2. Bila karyawan meninggal dunia karena kecelakaan kerja, disamping mendapatkan uang pesangon dan uang jasa sesuai dengan peraturan yang berlaku, kepada keluarganya atau ahli warisnya diberikan : a. Upah dalam bulan yang sedang berjalan. b. Uang duka yang besarnya diatur sesuai kebijakan direksi Xsakit. c. Santunan kecelakaan kerja yang dilaksanakan melalui program Jamsostek sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku ( UU No. 03 Tahun 1992 Jo PP No. 79 Tahun 1998 ). 3. Bila yang meninggal adalah istri / suami karyawan , anak karyawan, orangtua ( bukan mertua ) karyawan maka akan diberikan uang duka yang besarnya sesuai kebijakan direksi Xsakit.

PASAL 39 JAMINAN HARI TUA 1. Jaminan hari tua dapat diberikan kepada ahli waris dari karyawan yang meninggal dunia sebelum mencapai usia pensiun. 2. Jaminan hari tua diatur sesuai dengan peraturan Jaminan Sosial Tenaga Kerja. PASAL 40 JAMINAN PEMELIHARAAN KESEHATAN

16

1. XXmemberikan jaminan pemeliharaan kesehatan bagi pekerja baik pengobatan, pemulihan maupun pemeliharaan kesehatannya. 2. Tunjangan kesehatan bagi pekerja dan keluarga pelaksanaannya sesuai dengan peraturan X yang diatur dalam surat keputusan tersendiri. 3. Pekerja dengan resiko tinggi terhadap pekerjaannya diberikan fasilitas pemeliharaan kesehatan tersendiri sesuai dengan : a. Kep. Menkes No.1244 / Kes / SK /XII /1994 b. Skala prioritas Pelaksanaan keputusan tersebut akan diatur dalam surat keputusan direksi .

PASAL 41 TUNJANGAN HARI RAYA ( THR ) KEAGAMAAN 1. Tunjangan Hari Raya keagamaan diberikan bagi karyawan yang mempunyai masa kerja 1 (satu) tahun lebih sebesar 1 (satu) kali upah pokok dan tunjangan Fungsional. Bagi karyawan yang mempunyai masa kerja 3 (tiga) bulan lebih tetapi kurang dari 1 (satu) tahun diberikan secara proposional dengan ketentuan masa kerja : 12 x upah sebulan. 2. Tunjangan Hari Raya diberikan pada hari raya keagamaan masing-masing. BAB X KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PASAL 42 KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA 1. XXmenyediakan dan menentukan jenis dari alat alat keselamatan dan kesehatan sesuai kebutuhan serta peraturan yang berlaku. 2. Perlengkapan kerja yang disediakan XXdan digunakan karyawan, adalah milik XXdan hanya dapat digunakan pada waktu dinas atau keperluan dinas.

3. Karyawan yang karena sifat pekerjaannya memerlukan alat keselamatan kerja maka perlengkapan kerja yang disediakan harus dipakai karyawan saat melaksanakan pekerjaan sesuai sifat pekerjaan tersebut PASAL 43 PAKAIAN DINAS 1. XXmemberi pakaian dinas kepada setiap karyawan dan wajib dikenakan selama berdinas. 2. Pakaian dinas tidak boleh digunakan untuk keperluan lain selain keperluan dinas

17

BAB XI FASILITAS DINAS PASAL 44 INVENTARIS DINAS 1. Setiap karyawan yang menggunakan inventaris dinas wajib menjaga dan memelihara inventaris dinas 2. Segala macam inventaris dinas dan bentuk penggunaan inventaris dinas serta hal hal yang berkaitan dengan fasilitas dinas akan diatur dalam peraturan tersendiri. PASAL 45 MACAM FASILITAS DINAS Macam fasilitas dinas diantaranya dapat berbentuk a. Telepon dinas b. Kendaraan dinas c. Alat alat kerja dinas / perkantoran d. Perjalanan dinas yang akan diatur dalam peraturan tersendiri. PASAL 46 BERAKHIRNYA FASILITAS DINAS 1. Inventaris dinas yang dipinjamkan kepada karyawan XXsebagai fasilitas dinas akan berakhir apabila a. Dicabut Haknya b. Karyawan yang bersangkutan tidak menjabat jabatan tertentu lagi c. Karyawan yang bersangkutan pensiun d. Karyawan yang bersangkutan meninggal dunia 2. Apabila inventaris dinas yang dipinjamkan kepada karyawan sudah berakhir hak atas guna kemanfaatannya kepadanya wajib mengembalikan inventaris dinas tersebut kepada XXdalam keadaan terawat baik dan dapat digunakan sebagaimana fungsi, guna dan kemanfaatannya. BAB XII PEMBERHENTIAN PASAL 47 PEMBERHENTIAN DENGAN HORMAT 1. Alasan pemberhentian dengan hormat dapat diberikan kepada karyawan meliputi : a. Atas permintaan karyawan yang bersangkutan b. Karyawan yang bersangkutan pensiun berdasar peraturan yang mengatur tentang usia pensiun c. Karyawan yang bersangkutan tidak mampu untuk bekerja lagi berdasarkan rekomendasi dari tim kesehatan Xsakit. 2. Pemberhentian dengan hormat ditetapkan dengan surat keputusan oleh direksi Xsakit 3. Permintaan berhenti dilakukan oleh karyawan yang bersangkutan secara tertulis kepada Direktur Utama XXatau pejabat yang mempunyai wewenang untuk itu selambatnya 1 (satu) bulan sebelum pelaksanaan pemberhentian

18

4. Apabila permintaan berhenti karyawan dapat mengakibatkan terhentinya salah satu bidang pelayanan XXdi bidang kesehatan dan / atau pelayanan sosial kepada masyarakat, Direktur Utama XXberhak menunda sampai ada penggantinya. 5. Karyawan yang berhenti sebagaimana ayat (3) diberikan uang penghargaan masa kerja sebesar : - Masa kerja 3 ( tiga) tahun atau lebih tetapi kurang dari 6 (enam) tahun , 1 ( satu) bulan upah; - Masa kerja 6 (enam) tahun atau lebih tetapi kurang dari 9 (Sembilan) tahun, 2 (dua ) bulan upah; - Masa kerja 9 ( Sembilan) tahun atau lebih tetapi kurang dari 12 ( duabelas) tahun, 3 bulan upah; - Masa kerja 12 (duabelas) tahun atau lebih tetapi kurang dari 15 ( limabelas) tahun, 4 bulan upah; - Masa kerja 15 ( limabelas) tahun atau lebih tetapi kurang dari 18 (delapanbelas) tahun, 5 bulan upah; - Masa kerja 18 (delapanbelas) tahun atau lebih tetapi kurang dari 21 (duapuluh satu) tahun, 6 bulan upah; - Masa kerja 21(duapuluh satu) tahun atau lebih tetapi kurang dari 24 (duapuluh empat ) tahun, 7 bulan upah; - Masa kerja 24 ( duapuluh empat) tahun atau lebih, 8 bulan upah; 6. Karyawan yang berhak atas uang penghargaan masa kerja adalah karyawan yang telah menjalankan pekerjaan sebagai karyawan tetap minimal selama 3 ( tiga) tahun. PASAL 48 PEMBERHENTIAN SEMENTARA /PEMBEBASAN TUGAS (SEMENTARA NON AKTIF) 1. Pemberhentian sementara/pembebasan tugas sementara hanya dapat dilakukan apabila karyawan yang bersangkutan tenaganya diperlukan oleh Negara Republik Indonesia.

2. Karyawan yang diberhentikan sementara, masih berada dalam ikatan kerja dengan XXtetapi karyawan yang bersangkutan tidak berhak menerima gaji/upah dari XXdan selama periode tidak aktif itu tidak dapat diperhitungkan untuk kenaikan gaji berkala dan untuk kenaikan tingkat 3. Jika pemberhentian sementara/pembebasan tugas berakhir karyawan yang bersangkutan dapat diterima kembali untuk bekerja sebagai karyawan di X. 4. Apabila karyawan yang diberhentikan sementara pada kenyataannya tidak aktif kembali secara efektif dan telah melebihi batas waktu yang ditentukan maka karyawan yang bersangkutan dengan sendirinya dianggap telah mengundurkan diri dan atau memutuskan hubungan kerja dengan X, dan ditetapkan melalui Surat Keputusan Direktur Utama XXdan atau Pejabat yang ditunjuk.

BAB XIII HUKUMAN DINAS PASAL 49 HUKUMAN DINAS

19

1. Setiap ucapan, tulisan atau perbuatan karyawan yang melanggar ketentuan X ( Terlampir pada pedoman pemberian hukuman dinas ) dapat dikenakan Hukuman Dinas. 2. Setiap karyawan yang terbukti melakukan perbuatan melawan hukum, melakukan pelanggaran tindak pidana dan kejahatan kepadanya dapat secara langsung dikenai sanksi hukuman dinas yang terberat sebagaimana pasal 50. 3. Karyawan yang merusak citra XXkepadanya dapat dikenakan hukuman dinas sebagaimana pasal 50 dan disesuaikan dengan jenis kesalahan seperti yang diatur didalam lampiran pedoman pemberian hukuman dinas.

PASAL 50 JENIS HUKUMAN DINAS

Jenis hukuman dinas terhadap seorang karyawan pelaksanaannya disesuaikan dengan berat ringannya kesalahan pelanggaran dan kejahatan yang dilakukan oleh karyawan yang bersangkutan dengan beberapa jenis hukuman dinas sebagai berikut : a. Teguran/peringatan secara lisan b. Teguran/perngatan secara tertulis SP I, SP II dan SP III yang masing-masing berlaku 6 (enam) bulan. c. Penundaan kenaikan gaji/upah berkala atau penundaan kenaikan tingkat d. Skorsing jabatan. e. Penurunan tingkat/pangkat/golongan/jabatan f. Pemberhentian dengan tidak hormat/pemutusan hubungan kerja

PASAL 51 PELAKSANAAN HUKUMAN DINAS 1. Pelaksanaan ketentuan pasal 50 huruf b,c,d,e,f, harus dilaksanakan secara tertulis dan atau ditetapkan dengan Surat Keputusan Direktur Utama X atau pejabat yang ditunjuk untuk itu 2. Karyawan yang telah ditegur secara lisan atau tertulis dalam bentuk surat peringatan sampai tiga kali, namun apabila karyawan yang bersangkutan melakukan kesalahan berat maka kepadanya dapat langsung dikenai sanksi hukuman pemutusan hubungan kerja dan atau pemberhentian dengan tidak hormat sesuai hukum yang berlaku. 3. Jika seorang karyawan patut diduga telah melakukan sesuatu kesalahan pelanggaran dan atau kejahatan diluar jajaran kerja X maka kepadanya diberi waktu selama 6 ( Enam) bulan untuk penyelesaian perkaranya dan jika penyelesaian lebih dari waktu 6 ( enam) bulan maka dapat dikenai sanksi Pemutusan Hubungan kerja dan ditetapkan dengan Surat Keputusan Direktur Utama. 4. XXtidak memberikan upah kepada karyawan jika selama proses pemeriksaan, penyelidikan karyawan dalam posisi ditahan sehingga karyawan tidak bisa bekerja, namun demikian X memberikan bantuan kepada keluarga dalam bentuk bantuan yaitu : a. Untuk 1(satu) orang tanggungan : 25 % (duapuluh lima perseratus) dari upah .

20

b. c. d. e.

Untuk 2 ( dua) orang tanggungan : 35 % ( tigapuluh lima perseratus ) dari upah. Untuk 3 (tiga) orang tanggungan : 45 % ( Empatpuluh lima perseratus ) dari upah. Untuk 4 ( empat) orang tanggungan atau lebih : 50 % ( limapuluh perseratus) dari upah. Hukuman dinas dapat dikenakan secara tunggal atau beberapa jenis sesuai berat ringannya kesalahan dan pelanggaran . f. Jika kesalahan pelanggaran dan atau kejahatan karyawan yang bersangkutan tidak dapat dibuktikan berdasar hasil bukti pemeriksaan dan atau penyidikan telah dilakukan maka karyawan yang bersangkutan dapat dipekerjakan lagi dan kepadanya berhak atas kekurangan gaji/upah yang tidak dibayarkan . g. Pada prinsipnya kewenangan memberikan hukuman dinas adalah Direktur Utama X kecuali ada pelimpahan wewenang kepada Pejabat yang ditunjuk untuk itu

PASAL 52 PEMBERHENTIAN DENGAN TIDAK HORMAT 1. Pemberhentian dengan tidak hormat ditetapkan dengan Surat Keputusan Direktur Utama X dan atau pejabat yang ditunjuk untuk itu. 2. Perbuatan karyawan X yang dapat langsung diancam dengan sanksi pemberhentian dengan tidak hormat adalah apabila karyawan tersebut terbukti melakukan kesalahan sebagai berikut : a. Penipuan pencurian dan penggelapan barang dan uang milik XXatau milik mitra kerja XXyang terbukti. b. Mabuk minum-minuman keras yang memabukkan memakai obat bius atau menyalahgunakan obat-obatan terlarang atau perangsang lainnya ditempat kerja.

c. Melakukan perjudian dilingkungan kerja XX d. Menganiaya menyerang mengintimidasi mengancam secara fisik atau mental menghina secara kasar pemimpin XXatau teman sekerja di Xsakit. 3. Selanjutnya pemberhentian dengan tidak dengan hormat dilaksanakan berdasar peraturan perundangundangan yang berlaku 4. Daftar jenis pelanggaran dan sanksinya tertulis didalam lampiran peraturan perusahaan ini.

PASAL 53 PENETAPAN UANG PESANGON DAN UANG PENGHARGAAN MASA KERJA Uang pesangon atau uang penghargaan masa kerja diberikan kepada karyawan yang terkena sanksi pemutusan hubungan kerja sesuai perundang-undangan yang berlaku

BAB XV

21

PERATURAN PERALIHAN PASAL 54 Segala sesuatu yang belum diatur dalam Peraturan Karyawan X akan diatur lebih lanjut secara tersendiri sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan XXdengan tidak menyimpang dari Peraturan Karyawan X.

BAB XVI PENUTUP PASAL 55 1. Setiap karyawan XXwajib mengetahui dan mentaati Peraturan Karyawan XXini maka kepadanya masing-masing akan mendapatkan sebuah salinan Peraturan Karyawan XX ini Sebagai bukti bahwa setiap karyawan telah menerima dan mengetahui Peraturan Karyawan XXini, kepadanya diwajibkan untuk memberi bukti tanda terima 2. Pada Peraturan Karyawan XXini,dilengkapi penjelasan pasal demi pasal, dan merupakan kesatuan yang tidak terpisahkan dari Peraturan Karyawan XXserta mempunyai kekuatan hukum yang sama 3. Peraturan Karyawan XXini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

4. Apabila terdapat persyaratan kerja pada pasal pasal Peraturan Karyawan ini kurang/bertentangan dari Peraturan Perundang-undangan yang berlaku maka persyaratan kerja tersebut batal demi hukum dan yang diberlakukan adalah yang sudah diatur dalam Peraturan Perundang-undangan yang berlaku .

Ditetapkan di Pada tanggal X,

: Kab. Semarang :

22

23