analisis prediksi kebangkrutan dengan metode …

114
ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE ALTMAN, DAN SPRINGATE PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2016 - 2018 SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Menjadi Sarjana (S1) Disusun Oleh: ENDANG PUSPA SARI NIM =111.510.905 PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI BISNIS DAN ILMU SOSIAL UNIVERSITAS PELITA BANGSA BANGSA BEKASI - 2019

Upload: others

Post on 14-Nov-2021

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE …

ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE

ALTMAN, DAN SPRINGATE PADA PERUSAHAAN

PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

INDONESIA TAHUN

2016 - 2018

SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat

Menjadi Sarjana (S1)

Disusun Oleh:

ENDANG PUSPA SARI

NIM =111.510.905

PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

BISNIS DAN ILMU SOSIAL UNIVERSITAS PELITA BANGSA

BANGSA BEKASI - 2019

Page 2: ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE …

ii

Page 3: ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE …

iii

Page 4: ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE …

iv

Page 5: ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE …

v

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Identitas Diri

Nama :Endang Puspa Sari

NIM :111510905

Tempat Tanggal Lahir :Karang Caya, 23 Januari 1998

Alamat Sekarang :Perum Gsp(Griya Setu Permai Blok aa2 No. 9 Desa

Ciledug Kec.Setu Kab. Bekasi

Email :[email protected]

No.Hp :085894741459

Riwayat Pendidikan

Pendidikan Formal :SDN 07 PENDOPO

SMPN 04 PENDOPO

SMAN 01 PENDOPO BARAT

Page 6: ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE …

vi

ABSTRAK

ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE

ALTMAN DAN SPRINGATE PADA PERUSAHAAN

PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

INDONESIA TAHUN 2016 - 2018

Oleh

ENDANG PUSPA SARI

NIM : 111510905

Investasi di sector pertambangan di nilai sebagai investasi yang beresiko tinggi

dikarenakan semakin makarnya penambangan liar, penambangan tanpa izin,

konflik dengan warga setempat dan adanya ketidakpastian menyangkut

implementasi undang- undang otonomi daerah dan permasalahan lainnya.

Masalah ini jika tidak diatasi maka, akan berdampak buruk pada perusahaan –

perusahaan tersebut. Salah satunya, akan terjadinya kebangkrutan. Penelitian ini

bertujuan untuk menganalisis prediksi kebangkrutan pada perusahaan

pertambangan yang terdafar di Bursa Efek Indonesia (BEI) DARI TAHUN 2016-

2018. populasi yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 47 perusahaan

yang terdaftar di BEI dengan metode purposive sampling, Data laporan keuangan

auditan dan laporan tahunan di peroleh dari Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui

situs www.idx.co.id

Kata Kunci:Prediksi Kebangrutan,Zona, dan Altman z- score.

Page 7: ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE …

vii

ABSTRACT

Investment in the mining sector is valued as a high- risk investment,because of the

increasingly widespread illegal mining,unclicensed mining, conflict with local

residents and uncertainty regarding the implementation of the autonomy law area

and other problems.This problem if not resolved, will have a negative impact on

these companies, one of which will be bankruptcy . This research aims to analyze

predictions of bankruptcy in mining companies lised on the Indonesia Stock

Exhange (IDX) from 2016 to 2018. The population used in the study consisted of

47 companies registered at Indonesia Stock Exchange (IDX) with a purposive

sampling method,(IDX) THROUGH THE WEBSITE www.idx.co.id and

www.yahoo.finance.com.

Keywords: Bankruptcy Prediction, Zone, And Altman z- score.

Page 8: ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE …

viii

KATA PENGANTAR

Alhamdulilah, puji syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT atas

segala rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

dengan judul”Analisis Prediksi Kebangkrutan Dengan Metode Altman dan

Springate Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar di Bursa Efek

Indonesia Tahun 2016-2018.

Adapun tujuan dari penulisan Skripsi adalah untuk memenuhi syarat dalam

mencapai gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen Universitas

Pelita Bangsa. Dalam menyusun skripsi ini, penulis banyak mendapat bimbingan,

dukungan, saran- saran dan pengarahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu

penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar- besarnya kepada pihak – pihak

antara lain:

1. Bapak Ir. H.Moh,Mardiana.,M.,M., selaku Ketua Yayasan Pelita Bangsa

2. Ibu Dr. Anna Wulandari.,M.M., selaku Ketua Yayasan Pelita Bangsa

3. Bapak Hamzah Muhammad Mardi putra, S.K.M M,M selaku sektor

Universitas Pelita Bangsa

4. Ibu Preatmi Nurastuti., SE.,MM selaku Dekan Fakultas Ekonomi Bisnis.

5. Ibu Yunita Ramadhani DS.,SE.,MSc selaku ketua Program Sarjana –

Program Studi Manajemen Universitas Pelita Bangsa.

6. Bapak Sunita., AT.,MM selaku Pembimbing Skripsi yang dengan sangat

sabar memberikan bimbingan dalam penyusunan skripsi.

7. Kedua orang tua dan semua keluarga yang telah memberi dukungan baik

secara spiritual maupun moril.

8. Rekan- rekan mahasiswa program Studi Manajemen Universitas pelita

Bangsa Angkatan 2015.

9. Segala pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu yang telah

membantu penulisan dalam pembuatan proposal skripsi.

Page 9: ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE …

ix

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan keterbatasan pada

penyusunan.Sehingga penulis tetap berharap semoga hasil penelitian ini dapat

memberikan manfaat bagi pihak yang berkepentingan.

Bekasi, 17 Oktober 2019

Endang Puspa Sari

Page 10: ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE …

x

DAFTAR ISI

Hal.

SURAT PERNYATAAN...........................................................................ii

LEMBAR PERSETUJUAN.......................................................................iii

LEMBAR PENGESAHAN........................................................................iv

RIWAYAT HIDUP.................................................................................... v

ABSTRAK.................................................................................................vi

ABSTRACK..............................................................................................vii

KATA PENGANTAR..............................................................................viii

DAFTAR ISI..............................................................................................x

DAFTAR TABEL....................................................................................xiii

DAFTAR GAMBAR................................................................................xiv

DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................xv

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................1

1.1 Latar Belakang......................................................................1

1.2 Perumusan Masalah..............................................................7

1.3 Tujuan Penelitian..................................................................7

1.4 Manfaat Penelitian................................................................8

1.5 Sistematika Penulisan Skripsi...............................................8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................10

2.1 Landasan Teori......................................................................10

2.1.1 Kebangkrutan..................................................................10

2.1.2 Model Prediksi Kebangkrutan.........................................13

2.1.3 Model Altman Z-score.....................................................15

2.1.4 Altman Z-core Modifikasi...............................................18

2.1.5 Rasio Altman Z-score Modifikasi...................................19

2.1.6 Model Springate23...........................................................23

2.2 Penelitian Terdahul................................................................24

2.3 Hipotesis................................................................................24

Page 11: ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE …

xi

BAB III METODE PENELITIAN.............................................................35

3.1 Jenis Penelitian........................................................................35

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian.................................................36

3.3 Kerangka Konsep....................................................................36

3.3.1 Desain Penlitian................................................................36

3.3.2 Diskrifsi Operasional Variabel Penelitian.........................37

3.4 Populasi dan Pengambilan Sampel.........................................40

3.4.1 Populasi.............................................................................40

3.4.2 Sampel...............................................................................42

3.5 Teknik Pengambilan sampel...................................................43

3.6 Metode Pengumpulan Data.....................................................44

3.7 Metode Analisis Data..............................................................45

3.7.1 Uji Asumsi Regresi Logistik............................................45

3.7.2 Menilai Kelayakan Model Regresi...................................47

3.7.4 Uji Hipotesis....................................................................48

3.7.4.1 Uji Wald.....................................................................48

3.7.4.2 Menilai Keseluruhan Model (Overall Model Fit)......49

3.7.4.3 Koefisien Determinasi (Nagelkerke R Square).........50

BAB IV GAMBARA UMUM OBJEK PENELITIAN..............................51

4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian..........................................51

4.2 Sejarah dan kegiatan Perusahaan..............................................51

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.............................64

5.1 Analisis Data Penelitian............................................................64

5.1.1 Menguji Kelayakan Model Regresi Logistik......................64

5.2 Interprestasi / Pembahasan........................................................65

5.2.1 Uji Wald..............................................................................65

5.2.2 Uji Overall Model Fit..........................................................72

5.2.3 Koefisien Determinasi ( Nagelkerke R Square ).................77

BAB V1 PENUTUP....................................................................................79

6.1 Kesimpulan..............................................................................79

6.2 Saran........................................................................................83

Page 12: ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE …

xii

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................85

LAMPIRAN..................................................................................................87

Page 13: ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE …

xiii

DAFTAR TABEL

No. Judul Tabel Hal.

1.01 Data Total Hutang Pada Perusahaan.......................................................... 5

3.02 Tempat Dan Waktu Penelitian.................................................................. 36

3.03

3.04

3.05

3.06

Tabel Deskripsi Operasional Variabel Penelitian………………………..

Populasi…………………………………………………………………..

Daftar Sampel Perusahaan Pertambangan……………………………….

Proses Seleksi Sampel Berdasakan Kriteria……………………………..

37

40

43

44

44

5.01 Hasil Uji Kelayakan Model....................................................................... 64

5.02 Hasil Uji Wald Model Altman (Z-score).................................................. 65

5.03 Hasil Uji Wald Model Springate (S-score)............................................... 69

5.04 Hasil Uji Nilai -2LL yang terdiri hanya konstanta Altman...................... 73

5.05 Hasil Uji Nilai -2LL yang terdiri dari konstanta dan Variabel bebas....... 73

5.06 Hasil Uji perbandingan -2LL.................................................................... 74

5.07 Hasil Uji nilai 2LL yang terdiri hanya konstanta springate...................... 75

5.08 Hasil Uji Nilai 2LL yang terdiri dari konstanta dan variabel bebas......... 75

5.09 Hasil Uji Perbandingan -2LL.................................................................... 76

5.10 Hasil Uji Koefisien Determinasi............................................................... 77

Page 14: ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE …

xiv

DAFTAR GAMBAR

No. Judul Tabel Hal

3.3.1 Desain Penelitian...................................................................................... 36

Page 15: ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE …

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Hal.

Lampiran 1. Hasil Perhitungan Rasio Altman Z-score............................. 88

Lampiran 2 Hasil Perhitungan Rasio Springate........................................ 90

Lampiran 3. Hasil Perhitungan Z-score..................................................... 92

Lampiran 4. Hasil Perhitungan S-score..................................................... 94

Lampiran 5. Hasil Output SPSS................................................................ 96

Page 16: ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE …

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Saat ini banyak perusahaan yang sulit untuk melanjutkan

operasionalnya yang disebabkan beberapa hal, seperti meningkatkan kurs

dollar terhadap rupiah, kenaikan BBM (bahan bakar minyak), bahan

makanan,biaya tenaga kerja, daan lain sebagainya. Ini disebabakan

perusahaan-perusahaan semakin sulit memperoleh laba dan yang paling parah

perusahaan dapat bangkrut. Ekonomi yang stabil menjadi suatu yang sangat

penting dalam memberikan kepastian berusaha bagi para stakeholder-

stakeholder terkait dalam ekonomi. Stabilitas ekonomi dapat dicapai ketika

hubungan variabel ekonomi yang utama berada dalam suatu keseimbangan

(Utami dan Susanti,2015). Stabilitas ekonomi tidak hanya bergantung pada

besarnya pengelolaan dalam ekonomi makro tetapi juga bergantung pada

besarnya pengelolaan dalam ekonomi makro,dan Struktur pasar sehingga

tidak menutup kemungkinan setiap perusahaan berusaha untuk menjadi pe

rusahaan yang lebih baik lagi bahkan menjadi perusahaan yang go

public (Utami dan Susanti 2015).

Tujuan utama perusahaan tersebut akan menimbulkan persaingan yang

semakin tajam yang membawa dampak kuat terhadap perusahaan dalam skala

nasional maupun internasional.Diterapkannya Masyarakat Ekonomi Asean

(MEA) di negara- negara ASEAN sejak akhir tahun 2015, membuat setiap

orang harus mampu berbisnis tanpa adanya batasan. Batasan dalam

memproduksi, mendistribusikan, bahkan berbisnis ke negara- negara lain

Page 17: ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE …

2

menjadikan sesuatu yang biasa dan diperbolehkan.Peningkatan kinerja harus

dijaga oleh perusahaan agar kondisi perusahaan tetap stabil sehingga

tercapainya keuntungan yang maksimal dengan menggunakan sumber-

sumber ekonomi yang tersedia. Kelancaran dan kestabilan jalanya

operasional perusahaan menjadi salah satu penunjang supaya perusahaan

terhindar dari kebangkrutan atau kepailitan.

Kebangkrutan adalah suatu kondisi akhir atau final dari perusahaan yang

dilihat dari hilangnya kesempatan dalam mendapatkan keuntungan dan

melanjutkan kegiatan usahanya (Dawir, 2010).Kebangkrutan juga dapat

diartikan kegagalan perusahaan dalam menjalankan operasi perusahaannya

mempunyai banyak penyebab seperti terjadinya Phk besar-besaran pada

karyawan, melakukan restrukrisasi dan juga dapat dibeli perusahaan

lain.Gejala awal kebangkrutan biasanya ditandai dengan kesulitan- kesulitan

keuangan yang dialami oleh masing-masing perusahaan, jika kesulitan

keuangan tersebut tidak langsung diatasi oleh pihak perusahaan maka

kebangkrutan atau likuidasi akan terjadi pada perusahaan tersebut dimasa

mendatang (Hanafi dan Halim, 2017).

Perusahaan memiliki berbagai masalah penting ada masalah yang berasal

dari dalam perusahaan atau internal dan masalah yang berasal dari luar

perusahaan atau eksternal yang dapat memicu kebangkrutan dalam

perusahaan (Fathuddin, 2012). Masalah internal disebabkan karena strategi

yang diterapkan manajemen tidak sesuai dengan kondisi pasar.Pihak

manajemen yang kurang teliti memperhatikan perubahan pasar yang semakin

berkembang sehingga keuntungan yang didapatkan perusahaan tidak bisa

Page 18: ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE …

3

menutupi kewajibannya (Fathuddin, 2012) Masalah eksternal biasanya dipicu

oleh kondisi perekonomian di Indonesia maupun di dunia yang masih belum

menentu (Fathuddin,2012). Penyebab tingginya risiko suatu perusahaan untuk

mengalami kesulitan keuangan atau bahkan kebangkrutan jika perusahaan

tersebut tidak siap menghadapi kondisi yang berkembang saat ini

(Fathuddin,2012).

Analisis mengenai kebangkrutan pada perusahaan sangat penting bagi

berbagai pihak.Kebangkrutan dalam perusahaan dapat menyebabkan kerugian

perusahaan itu sendiri dan juga merugikan pihak- pihak lain yang

berkepentingan dengan perusahaan tersebut.Analisis kebangkrutan dapat

dilakukan untuk mengantisipasi tanda-tanda dini terjadinya kebangkrutan

dalam perusahaan. Hanafi dan Halim (2017) menjelaskan tanda- tanda

kebangkrutan yang diketahui lebih awal menjadi lebih baik bagi pihak

manajemen karena manajemen bisa lebih cepat memperbaiki kinerjanya

sehingga kebangkrutan tersebut bisa dihindari.Studi mengenai kebangkrutan

pertama kali dikemukakan oleh Beaver pada tahun 1966 yang menggunakan

rasio keuangan perusahaan pada lima tahun sebelum terjadi

kebangkrutan.Metode ini kemudian di perbaiki oleh Altman 1968.Metode

Altman memperbaiki kelemahan-kelemahan dari pendekatan univariate.

Metode multivariate memasukan variabel- variabel penelitian dalam suatu

persamaan dan diuji secara bersamaan (Altman,1968).

Penelitian ini mengunakan metode Z-score Altman dan Springate dalam

memprediksi kebangkrutan.Tujuannya adalah ingin mengetahui perusahaan

yang paling mengindikasikan kebangkrutan dan seberapa besar tingkat

Page 19: ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE …

4

kemungkinan kebangkrutannya.Model Z-score Altman dan Springate

merupakan model yang tepat dan akurat dalam membahas penelitian -

penelitian mengenai analisis kebangkrutan perusahaan dibandingkan motode-

metode lain.Penelitian ini membahas tentang prediksi kebangkrutan pada

perusahaan – perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia karena adanya fenomena – fenomena yang terjadi di perusahaan

pertambangan.Fenomena tersebut diawali pada tahun 2000, Para ahli

memperkirakan sedikit sekali investor baru yang akan masuk ke sector

pertambangan di Indonesia karena risikonya tinggi. Para ahli berharap sector

pertambangan bisa menjadi sektor pemicu bagi perekonomian untuk bangkit,

setelah krisis moneter tahun 1997 (www.kompas.com,2017).

Perusahaan sektor pertambangan mengalami penurunan dan memiliki

pertumbuhan yang rendah sejak tahun 2013. Hal ini terjadi karena harga

komoditas pertambangan dunia sedang mengalami penurunan harga

mengikuti turunnya permintaan dari Tiongkok dan negara berkembang

lainnya. Serta adanya kebijakan Undang-undang Mineral dan Batubara yang

turut menekan pertumbuhan sektor pertambangan, tetapi juga bisa

menurunkan pertumbuhan jika proses pembangunan smelter oleh perusahaan

tidak berjalan sesuai rencana.

Page 20: ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE …

5

Tabel 1.1

Data total utang pada perusahaan pertambangan di Bursa Efek Indonesia

Periode 2013-2016

Emiten Total Utang (Dalam Ribuan Rupiah)

2013 2014 2015 2016

PT Bukit Asam

Tbk

4.125.586.000 6.141.181.000 7.606.496.000 8.024.369.000

PT Mitra

Investindo Tbk

46.050.950 88.989.919 138.014.960 142.275.119

PT Radiant Utama

Interinsco Tbk

1.023.110.858 962.876.563 753.340.426 619.413.387

PT Perdana Karya

Perkasa Tbk

189.390.421 159.801.460 87.083.602 87.917.337

PT Elnusa Tbk 2.118.153.000 1.707.428.000 1.772.327.000 1.313.213.000

PT Aneka

Tambang Tbk

9.071.629.859 9.954.166.791 12.040.131.928 11.572.740.239

Sumber:www.idx.co.id(Data diolah)

Dari Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa tingkat utang di beberapa perusahaan

pertambangan berbeda setiap tahunnya. PT Bukit Asam Tbk dan PT Mitra

Investindo Tbk menunjukkan peningkatan jumlah utang sepanjang tahun 2013-

2016. Pada PT Radiant Utama Interinsco Tbk, jumlah utang terus mengalami

penurunan sepanjang periode 2013-2016. Demikian juga pada PT Perdana Karya

Perkasa Tbk yang terus mengalami penurunan utang pada tahun 2013-2016,

Tetapi kembali mengalami sedikit peningkatan pada tahun 2016. Sedangkan PT

Elnusa Tbk dan PT Aneka Tambang Tbk mengalami peningkatan dan penurunan

jumlah utang yang relative berfluktuasi di tahun 2013-2016.

Penurunan laba yang dialami perusahaan selama terus menerus yang terlihat

lebih dari 3 tahun dapat mengakibatkan kondisi keuangan perusahaan

mengalami likuiditas yang kemudian berdampak pada kebangkrutan. Salah satu

motode model altman yang digunakan untuk memprediksi kebangkrutan sebagai

salah satu tolak ukur yang lebih akurat. Beberapa penelitian terkait model altman

Page 21: ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE …

6

z-score dalam prediksi kebangkrutan menyebutkan, penelitian yang dilakukan

oleh (Yuliana, 2015) dengan judul “Analisis kebangkrutan perusahaan batubara

di Bursa Efek Indonesia” memberikan kesimpulan bahwa dalam penelitian ini

rasio keuangan yang digunakan sebagai variabel independen yaitu Working

Capital to Total Assets (X1), Retained Earning to Total Assets (X2), Earning

Before Interst and Taxes to Total Assets (X3), Market Value of Equity to Book

Value of Debt (X4), dan Sales to Total Assets (X5) memiliki nilai sig < 0.05,

sehingga dapat disimpulkan bahwa perusahaan yang memiliki nilai diatas rata-

rata industri berada pada kategori tidak bangkrut, dan nilai yang di bawah rata-

rata industri berada pada kategori prediksi bangkrut.

Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh (Anita Tri Widiyawati, Supri

Wahyudi Utomo, dan Nik Amah, 2015) dengan judul “Analisis rasio altman

modifikasi pada prediksi kebangkrutan perusahaan property dan real estate yang

terdaftar di BEI” memberikan kesimpulan dalam penelitian ini variabel rasio

Net Working Capital to Total Assets (X1), Retained Earning to Total Assets

(X2), Earning Before Interest and Taxes to Total Assets (X3), dan Book Value

of Equity to Total Liability (X4) berpengaruh segnifikan, terdapat variabel

prediksi kebangkrutan mempunyai tingkat validasi yang cukup tinggi yaitu

95%.

Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

terkait perusahaan pertambangan yang ada di Indonesia dengan judul”ANALISIS

PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE ALTMAN DAN

SPRINGATE PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN YANG

TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2016 -2018.”

Page 22: ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE …

7

1.2 Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang diatas, dapat dirumuskan masalah dalam

penelitian adalah:

1. Apakah Metode Altman akurat dalam memprediksi kebangkrutan pada

perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI Tahun 2016-2018?

2. Apakah Metode Springate akurat dalam memprediksi kebangkrutan pada

perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI Tahun 2016-2018?

1.3 Tujuan penelitian

Tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk menganalisis apakah Metode Altman akurat dalam memprediksi

kebangkrutan pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI

Tahun 2016-2018

2. Untuk menganalisis apakah Metode Springate akurat dalam memprediksi

kebangkrutan pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI

Tahun 2016-2018

Page 23: ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE …

8

1.4 Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Penulis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan,

khususnya dalam menganalisis kinerja keuangan perusahaan

pertambangan.

b. Akademik

Dapat menjadi tambahan referensi atau literatur bagi penelitian

selanjutnya.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi perusahaan

Hasil penelitian ini secara praktis diharapkan dapat

menyumbangkan pemikiran terhadap pemecahan masalah yang

berkaitan dengan masalah prediksi kebangkrutan di perusahaan

pertambangan, selanjutnya hasil penelitian ini diharapkan menjadi

acuan bagi manajemen perusahaan untuk dapat memprediksi

kondisi sebelum terjadinya kebangkrutan.

b. Bagi Investor

Hasil penelitian ini secara praktis diharapkan dapat menjadi bahan

pertimbangan untuk para investor untuk menanamkan modal ke

perusahaan yang kondisi keuangannya baik.

1.5 Sistematika Penulisan Proposal

Sistematika penulisan proposal skripsi ini yang akan dilakukan peneliti

berdasarkan pada aturan sistematika yang sudah ditetapkan oleh program

Page 24: ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE …

9

studi Manajemen STIE Pelita Bangsa (Surya Bintarti, 2015), sehingga dapat

diuraikan sebagai berikut:

- Bab l : dimana pada bab ini menjelaskan tentang latar belakang,

perumusan masalah, batasan penelitian, tujuan penelitian, manfaa /

kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan proposal skripsi.

- Bab ll : dimana pada bab ini menjelaskan tentang teori landasan teori

meliputi pengertian kompetensi dan indikatornya, pengertian kebangkrutan

dan indikatornya, selanjutnya menjelaskan tentang penelitian terdahulu

yang relevan dan hipotesis.

- Bab lll : dimana bab ini menjelaskan tentang jenis penelitian, tempat -dan

waktu penelitian, kerangka konsep yang meliputi desain penelitian dan

deskripsi operasional variabel penelitian, selanjutnya menjelaskan tentang

populasi dan sample, metode pengumpulan data, metode analisis data yang

meliputi tahap pengelolahan data kuantitatif dan tahap pengujian

instrument penelitian.

- Bab lV : dimana pada bab ini menjelaskan tentang obyek penelitian yang

meliputi visi, misi, target, sasaran, selanjutnya menjelaskan struktur

organisasi yang terdiri dari gambar struktur organisasi .

- Bab V : dimana pada bab ini menjelaskan tentang hasil analisa data

meliputi uji validasi, uji reliabilitas, uji asumsi klasik, uji regresi, dan uji

hipotesis, dijelaskan pula interprestasi data / pembahasan.

- Bab Vl : dimana pada bab ini menjelaskan kesimpulan dan saran bagi

pihak- pihak yang terkait.

Page 25: ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE …

10

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

Bab ini akan menjabarkan tentang teori-reori yang mendukung hipotesis

yang digunakan dalam menganalisa hasil penelitian. Pada bagian ini berisi

penjelasan teori serta argumentasi yang disusun sebagai acuan dalam

memecahkan masalah penelitian serta masalah hipotesis.

2.1.1 Kebangkrutan

Kebangkrutan dapat diartikan kegagalan perusahaan dalam menjalankan

operasi perusahaannya mempunyai banyak penyebab seperti : terjadinya Phk

besar- besaran pada karyawan, melakukan restrukturisasi dan juga dapat

dibeli perusahaan lain.

Menurut Toto (2011), kebangkrutan (Bankcruptcy) adalah kondisi dimana

perusahaan tidak mampu lagi untuk melunasi kewajibannya. Kondisi ini

biasanya tidak muncul begitu saja di perusahaan, ada indikasi awal dari

perusahaan tersebut biasanya dapat dikenal lebih dini kalau laporan keuangan

dianalisis secara lebih cermat dengan suatu cara tertentu.

Kegagalan suatu bisnis adalah keadaan dimana suatu perusahaan telah

terhenti melakukan aktivitas kewajibannya atau bangkrut (Anjum, 2012).

Sedangkan kebangkrutan adalah kegagalan suatu perusahaan dalam

menjalankan kegiatan operasionya untuk menghasilkan laba (Fitriani, 2011).

Page 26: ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE …

11

Kebangkrutan suatu perusahaan ditandai dengan kesulitan keuangan yang

terus menerus untuk membiayai aktivitas operasi, kesulitan untuk menarik

pinjaman dari kreditur serta ada refinancing.

Menurut Hanafi (2014) menyatakan perusahaan dapat dikatakan bangkrut

apabila perusahaan itu mengalami kesulitan yang ringan (seperti masalah

likuiditas), dan sampai kesulitan yang lebih serius, yaitu solvable (utang lebih

besar dibandingkan dengan asset).

Laporan keuangan adalah laporan yang menunjukan kondisi keuangan

perusahaan pada saat ini atau dalam periode tertentu. (Kasmir, 2015). Analisis

laporan keuangan peril dilakukan secara cermat dengan menggunakan metode

dan teknik analisis yang tepat sehingga hasil yang diharapkan benar-benar

tepat pula. Kesalahan dalam memasukan angka atau rumus akan berakibat

pada tidak akuratnya hasil yang hendak dicapai. Dianalisis dan

diintrerpretasikan sehingga diketahui posisi keuangan yang sesungguhanya.

Kesemuanya ini harus dilakukan secara teliti, mendalam, dan jujur. (Kasmir,

2015).

Kebangkrutan merupakan kegagalan perusahaan untuk melunasi

kewajiban jangka pendek maupun jangka panjang yang dikarenakan tidak

mampu menghasilkan laba. Perusahaan yang tidak mampu menghasilkan laba

(defisit) akan terancam mengalami kebangkrutan sebab dengan laba diperoleh

perusahaan bisa digunakan untuk mengembalikan pinjaman, membiayai

Page 27: ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE …

12

operasi perusahaan, kewajiban- kewajiban yang harus dipenuhi bisa ditutup

dengan laba atau aktiva yang dimiliki.

Faktor faktor penyebab kebangkrutan

(Mar’ati Suhadak dan Rustam, 2014) faktor-faktor yang menyebabkan

terjadinya kebangkrutan pada perusahaan adalah:

1. Faktor Umum

a. Faktor ekonomi, dari gejala inflasi dan deflasi dalam harga barang dan

jasa, kebijakan keuangan serta suku bunga.

b. Faktor social, adanya perubahan gaya hidup masyarakat serta

kerusuhan atau kekacauan yang terjadi di masyarakat.

c. Faktor teknologi, dimana adanya pembengkakan biaya yang

ditanggung oleh perusahaan karena sistem tidak terpadu dan pengguna

yang kurang professional.

d. Faktor pemerintah, dimana kebijakan pemerintah terhadap pencabutan

subsidi pada perusahaan industry dan kebijakan undang-undang baru.

2. Faktor Esternal

a. Faktor pelanggan, dimana untuk menghindari kehilangan konsumen

perusahaan harus melakukan identifikasi sifat konsumen juga

menciptakan peluang mendapatkan konsumen baru.

b. Faktor pemasok atau kreditor, dimana kekuatannya terletak pada

pemberian pinjaman kreditor tergantung pada kepercayaan kreditor

terhadap kelikuiditan suatu perusahaan.

Page 28: ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE …

13

c. Faktor pesaing, dimana menyangkut perbedaan pemberian pelayanan

kepada konsumen.

3. Faktor Internal

Yang meliputi dari terlalu besarnya kredit yang diberikan kepada

nasabah, manajemen yang tidak efiden, penyalahgunaan wewenang

dan kecurangan.

2.1.2 Model prediksi kebangkrutan

Laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan merupakan salah

satu sumber informasi mengenai posisi keuangan perusahaan. Kinerja serta

perubahan posisi keuangan yang sangat berguna untuk mendukung

pengambilan keputusan yang tepat. Analisis laporan keuangan tidak hanya

digunakan untuk menunjukkan keberhasilan manajemen mengelola

perusahaan jangka pendek dengan menekankan pada satu aspek saja yaitu

keuangan. Untuk mengatasi kelemahan ini maka dapat digunakan alat

analisis yang menghubungkan beberapa rasio sekaligus untuk menilai

kondisi keuangan perusahaan. Analisis ini dikenal dengan nama analisis Z-

score. Model Altman (Z- score ) merupakan salah satu model analisis

multivariate yang berfungsi untuk memprediksi kebangkrutan perusahaan

dengan tingkat ketepatan dan keakuratan yang relative dapat dipercaya.

Model z-score merupakan skor yang ditentukan dari perhitungan standar

dikalikan rasio-rasio keuangan yang akan menunjukkan tingkat

kemungkinan kebangkrutan perusahaan.

Alternatif Perbaikan Kesulitan Keuangan:

Page 29: ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE …

14

Beberapa alternatif perbaikan kesulitan keuangan berdasarkan besar

kecilnya permasalahan keuangan yang dihadapi oleh perusahaan (Hanafi,

2014) :

1. Permasalahan secara formal dilakukan apabila masalah masih belum

parah. Cara pemecahannya adalah sebagai2. berikut :

a. Perpanjangan (Extension) dilakukan dengan memperpanjangan katuh

tempo hutang-hutang.

b. Komposisi (Composition) dilakukan dengan mengurangi besarnya

tagihan.

c. Likuiditas dilakukan apabila nilai likuiditas lebih besar dibandingkan

nilai going concern.

2. Pemecahan secara formal dilakukan apabila masalah sudah parah.

Pemecahan secara formal melibatkan pihak ketiga yaitu pengadilan. Cara

pemecahannya adalah sebagai berikut :

a. Apabila nilai perusahaan diteruskan > nilai perusahaan dilikuiditas, maka

perusahaan mengambil langkah reorginasasi, yaitu merubah struktur

modal menjadi layak.

b. Apabila nilai perusahaan diteruskan < nilai perusahaan dilikuidasi, maka

perusahaan lebih baik mengambil langkah likuidasi dengan menjual

asset-asset perusahaan kemudian didistribusikan ke pemasok modal di

bawah pengawasan pihak ketiga.

Page 30: ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE …

15

2.1.3 Model Altman Z-score

Model Altman (1968) adalah orang yang pertama yang menerapakan

Multiple Discriminant Analysis. Analisis diskriminan ini merupakan suatu

tektik statistic yang mengidentifikasikan beberapa macam rasio keuangan

yang dianggap memiliki nilai paling penting dalam mempengaruhi suatu

kejadian, lalu mengembangkannya dalam suatu model dengan maksud

untuk memudahkan menarik kesimpulan dari suatu kejadian. Penggunaan

model Altman sebagai salah satu pengukuran kinerja kebangkrutan tidak

bersifat tetap atau stagnanmelainkan berkembang dari waktu kewaktu.

Dimana pengujian dan penemuan model terus diperluas oleh Altman hingga

penerapannya tidak hanya pada perusahaan manufaktur non publik,

perusahaan non manufaktur, dan perusahaan obligasi korporasi . Berikut

perkembangan model Altma:

1. Model Altman pertama

Analisis Z-score Altman pertama dengan menggunakan rasio-rasio

keuangan. Berikut adalah rumus model Altman (z-score):

Z=1,2 X1 + 1,4 X2 + 3,3 X3 +0,6 X4 + 1,0 X5

Sumber: (Hanafi, 2014)

Keterangan:

Z = Indeks Kebangkrutan

X1 = Laba Ditahan / Total Aktiva

X3 = Laba Sebelum Bunga dan Pajak / Total Aktiva

Page 31: ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE …

16

X4 = Nilai Pasar Saham Biasa dan Saham Preferen / Nilai Buku Total

Hutang

X5 = Penjualan / Total Aktiva

Perusahaan – perusahaan yang diteliti kemudian digolongkan menjadi 3

golongan yaitu, perusahaan bangkrut yang termasuk rawan dan perusahaan

yang berpotensi bangkrut (Hanafi, 2014). Penggolongan berdasarkan nilai Z

yang merupakan indeks keseluruhan dari fungsi multiple discriminant

analysis dengan kriteria penilaian sebagai berikut:

1) Z-Score >2,99 dikategorikan sebagai perusahaan yang sangat sehat

sehingga dapat dikategorikan dalam perusahaan tidak bangkrut (Hanafi,

2014).

2) 1,81 <Z-Score <2,99 berada di daerah rawan dimana perusahaan

tersebut tidak dapat ditentukan apakah termasuk perusahaan yang

bangkrut atau tidak (Hanafi,2014).

3) Z-Score <1,81 dikategorikan sebagai perusahaan yang memiliki

kesulitan keuangan yang sangat besar dan berisiko bangkrut

(Hanafi,2014).

2. Model Altman Revisi

Model yang dikembangkan oleh Altman ini mengalami suatu revisi.

Revisi yang dilakukan oleh Altman merupakan penyesuaian yang

dilakukan agar model prediksis kebangkrutan ini tidak hanya untuk

perusahaan manufaktur yang go public melainkan juga dapat

diaplikasikan untuk perusahaan- perusahaan disektor swasta. Model yang

Page 32: ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE …

17

lama mengalami perubahan pada salah satu variabel yang digunakan.

Altman mengubah pembilang Market Value Of Equity pada X4 menjadi

book value of equity karena perusahaan privat tidak memiliki harga pasar

untuk ekiitasnya.

Z’=0,717X1 + 0,847X2 +3,108X3 +0,42X4 +0,988X5

Keterangan:

Z’ =bankruptcy index

X1 =working capital / total asset

X2 =retained earnings / total asset

X3 =earning before interest and taxes / total asset

X4 =book value of equity / book value of total debt

X5 =sales / total asset.

Klasifikasi perusahaan yang sehat dan bangkrut didasarkan pada nilai Z-

score model Altman (1983), yaitu:

a. Jika nilai Z’<1,23 maka termasuk perusahaan yang bangkrut.

b. Jika nilai 1,23 <Z’ <2,9 maka termasuk grey area (tidak dapat

ditentukan apakah perusahaan sehat ataupun mengalami

kebangkrutan).

c. Jika nilai Z’ > 2,9 maka termasuk perusahaan yang tidak bangkrut.

3. Model Altman Modifikasi

Seiring dengan berjalannya waktu dan penyesuaian terhadap berbagai

jenis perusahaan. Altman kemudian memodifikasi modelnya supaya

dapat diterapakan pada semua perusahaan, seperti manufaktur, non

Page 33: ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE …

18

manufaktur, dsn perusahaan penerbit obligasi di negara berkembang

(emerging market). Dalam Z-score modifikasi ini Altman mengeliminasi

variabel X5 (sales/total asset). Karena rasio ini sangat bervariatif pada

industri dengan ukuran asset yang berbeda-beda. Berikut persamaan Z-

score yang di Modifikasi Altman dkk (1995):

Z’ =bankruptcy index

X1 =working capital/total asset

X2 =retained earning / total asset

X3 =earning before interest and taxes/total asset

X4 =book value of equity /book value of total debt

Klasifikasi perusahaan yang sehat dan bangkrut didasarkan pada nilai Z-

score model Altman Modifikasi yaitu:

a. Jika nilai Z’ <1,1 maka termasuk perusahaan yang bangkrut.

b. Jika nilai 1,1 <Z’ <2,6 maka termasuk grey area (tidak dapat

ditentukan apakah perusahaan sehat ataupun mengalami

kebangkrutan).

c. Jika nilai Z’ > 2,6 maka termasuk perusahaan yang tidak bangkrut.

2.1.4 Altman Z-score Modifikasi

Pada tahun 1968, Edward 1. Altman (Assistant Proffesor of Finance di

Universitas New York) memberikan formula yang berfungsi untuk

memprediksi potensi kebangkrutan suatu perusahaan. Altman

mempergunakan angka-angka di dalam laporan keuangan dan

Page 34: ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE …

19

merepresentasikannya dalam suatu angka, yaiti Z-Score yang dapat menjadi

acuan untuk menentukan apakah perusahaan berpotensi untuk bangkrut atau

tidak (Parahita,2012).

Adapun formula untuk model Altman Modifikasi adalah sebagai berikut:

Z’-Score=6.56X1 + 3.26X2 + 6.72x3 +1.05X4

Keterangan:

X1 =Working capital/ capital asset

X2 =Retained earning/total asset

X3 =Earning before interest and taxes /total asset

X4 =Market value of equity / book value of debt

Kriteria yang digunakan untuk memprediksi kebangkrutan perusahaan

dengan model ini adalah:

Z>2.60 :Perusahaan sehat

2.60<Z<1.0 :Perusahaan pada grey area atau daerah kelabu

Z<1.10 :Perusahaan potensi bangkrut

2.1.5 Rasio Altman Z-score Modifikasi

Rasio Altman Modifikasi inilah yang nantinya akan digunakan dalam

penelitian yang akan dilakukan peneliti untuk memprediksi kebangkrutan

parusahaan. Adapun uraian dari masing-masing rasio yang digunakan

adalah:

a. Working Capital/Total Asset

Menurut Subramanyam dan Wild (2010), modal kerja (working capital)

adalah selisih asset lancar setelah dikurangi kewajiban lancar. Modal kerja

Page 35: ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE …

20

penting untuk mengukur cadangan likuiditas. Maka, rasio ini merupakan

salah satu rasio likuiditas. Fahmi(2013) menjelaskan bahwa rasio likuiditas

ini penting karena kegagalan dalam membayar kewajiban dapat

menyebabkan kesulitan keuangan. Modal kerja akan turun lebih cepat dari

pada total aktiva yang menyebabkan rasio ini turun. Modal kerja yang

bersifat negative yaitu apabila nilai hutang lancar yang lebih besar

dibandingkan dengan nilai aktiva lancar, kemungkinan besar perusahaan

akan menghadapi masalah dalam menutupi kewajiban jangka pendeknya

karena tidak tersedianya aktiva lancar yang cukup untuk menutupi

kewajiban tersebut. Sebaliknya perusahaan dengan modal kerja bersih

yang bernilai positif yaitu apabila nilai aktiva lancar lebih besar

dibandingkan dengan nilai hutang lancar, jarang sekali menghadapi

kesulitan dalam melunasi kewajibannya.

Berdasarkan penjelasan diatas, rasio working capital/total asset

merupakan rasio yang dapat menggambarkan likuiditas perusahaan. Nilai

modal kerja yang semakin menurun dibandingkan total aktiva

menyebabkan perusahaan kesulitan untuk melunasi kewajiban jangka

pendeknya. Maka, semakin kecil nilai rasio ini dapat memberikan indikasi

bahwa perusahaan mengalami kesulitan keuangan yang menyebabkan

kebangkrutan perusahaan.

Page 36: ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE …

21

b. Ratained Earning/Total Asset

Rasio ini menunjukan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba

ditahan dari total aktiva perusahaan. Labah ditahan adalah modal yang

berasal dari hasil operasi perusahaan yang ditahan sebelum dibagikan

dalam bentuk deviden (Sunyoto,2013). Maka laba ditahan menunjukkan

berapa banyak pendapatan perusahaan yang tidak dibayarkan dalam

bentuk deviden kepada para pemegang saham. Ratio ini juga

mencerminkan umur perusahaan, karena semakin muda perusahaan

semakin sedikit waktu yang dimilikinya untuk membangun laba

kumulatifnya. Bila perusahaan mulai merugi, maka nilai dari total laba

ditahan juga mulai menurun(Sinarwati,2012).

Berdasarkan penjelasan di atas, retained earning/total asset merupakan

perbandingan antara laba ditahan dengan total aktiva. Nilai laba ditahan

akan menurun jika perusahaan mengalami kerugian. Maka, semakin kecil

peranan laba ditahan terhadap total aktiva menunjukkan kemungkinan

financial distress perusahaan akan semakin tinggi.

c. Earning Before Interest And Taxes/Total Asset

EBIT merupakan laba yang diperoleh perusahaan sebelum dikurangi

pajak dan bunga. Rasio ini merupakan ukuran prodiktivitas dari aktiva

perusahaan yang sesungguhnya terlepas dari pajak. Keadaan bangkrut

terjadi saat total kewajiban melebihi penilaian wajar perusahaan terhadap

asset perusahaan dengan nilai ditentukan oleh kemampuan asset

menghasilkan laba (Gamayuni,2011). Rasio earning before interest and

Page 37: ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE …

22

tax/total asset merupakan rasio profitabilitas perusahaan yaitu

kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba/keuntungan. Semakin

kecil nilai rasio ini maka kemungkinan kebangkrutan adalah semakin

tinggi.

d. Market Value Of Equity/ Book Value of Debt

Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi

kewajiban-kewajiban dari nilai pasar sendiri (saham biasa). Nilai pasar

ekuitas (market value of equity) diperoleh dari jumlah lembar saham

beredar dikalikan harga saham (Sartono,2010). Sementara nilai buku

hutang diperoleh dengan menjumlahkan hutang jangka panjang dengan

hutang jangka pendek.

Maulana (2010) menjelaskan hubungan rasio nilai buku modal terhadap

nilai buku hutang dengan kondisi financial distress adalah negatif.

Semakin rendah rasio nilai buku modal terhadap nilai buku hutang

menunjukkan semakin kecilnya kemampuan perusahaan dalam memenuhi

kewajiban jangka panjangnya dari modal sendiri, sehingga probablitas

perusahaan terhadap financial distress semakin tinggi.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka rasio market value of equity/book

value of debt merupakan rasio yang mencerminkan 7kemampuan

perusahaan untuk memenuhi kewajibannya dengan modal sendiri.

Semakin kecil nilai rasio ini, maka semakin tinngi resiko kebangkrutan

yang akan dialami perusahaan.

Page 38: ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE …

23

2.1.6 Model Springate

Menurut Syafrida Hani (2014) model springate adalah model rasio yang

digunakan untuk mengukur kondisi keuangan perusahaan. Model ini

menggunakan lebih dari satu rasio keuangan yang dianggap berkaitan

dengan kondisi yang dapat mengukur tingkat kebangkrutan suatu

perusahaan. Untuk menentukan rasio-rasio mana saja yang dapat

mendeteksi kemungkinan kebangkrutan, Springate menggunakan model

discriminantAnalisys (MDA) untuk memilih 4 rasio dari 29 rasio euangan

yang popular dalam literature-literature yang mampu membedakan

perusahaan yang akan mengalami kebangkrutan dengan yang dalam kondisi

baik.

Model Springate Adalah:

S= 1,03 A + 3,07 B + 0,66 C + 0,4 D

Keterangan:

A= Working Capital / Total Assets

B= Ebit/Total Asset

C= Net Profit Before Taxs/ Current Liabilities

D= Sales/Total Asset

Adapun Kriterian yang ditetapkan untuk melihat kondisi perusahaan adalah:

1. Jika nilai S < 0,862 maka perusahaan yang bangkrut

2. Jika nilai S > 0,862 maka perusahaan dalam kondisi baik.

Variabel-variabel dan rasio keuangan yang digunakan dalam analisis

diskriminan model Springate dijelaskan sebagai berikut:

Page 39: ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE …

24

A= Working Capital /Total Asset

Rasio pertama ini dihitung dengan membandingkan rasio modal kerja

terhadap total aktiva. Rasio ini merupakan ukuran bersih aktiva lancar

perusahaan terhadap modal perusahaan. Modal kerja yang digunakan adalah

modal kerja bersih yakni selisih antara aktiva lancar dikurangi hutang

lancar.

B=EBIT/Total Asset

Rasio kedua ini dihitung dengan membandingkan laba sebelum bunga dan

pajak dengan total aktiva. Rasio ini merupakan ukuran produktivitas yakni

mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan menghasilkan kaba

sebelum bunga dan pajak dolihat dari aktiva perusahaan yang sesungguhnya.

C=Net Profit Before Tax/ Current Liabilities

Rasio ketiga ini dihitung membandingkan laba sebelum pajak dengan

kewajiban lancar.

D=Sales/Total Asset

Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan untuk meningkatkan

penjualan dari aktiva yang dimilikinya. Selain itu juga dapat digunakan untuk

mengukur seberapa besar kemampuan manajemen dalam menghadapi kondisi

yang kompetitif. Rasio ini digunakan dengan cara membandingkan penjualan

dengan total aktiva.

2.2 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu merupakan hasil-hasil penelitian terdahulu yang

memberikan informasi terkait dengan metode penelitian, hasil, pembahasan

Page 40: ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE …

25

yang digunakan sebagai dasar perbandingan dengan penelitian yang

dilakukan, penelitian terdahulu dari hasil penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Yuliana, dalam artikel yang berjudul “Analisis kebangkrutan pada

perusahaan Batubara di Bursa Efek Indonesia” terbit dijurnal e-Jurnal

Katalogis, Vol. 3 No. 5 Tahun 2015, menghasilkan kesimpulan bahwa

dalam penelitian ini Variabel independen , yaitu Working Capital to

Total Asset (X1), Retained Earning to Total Assets (X2), Earning Before

Interest and Taxes to Total Assets (X3), Market Value of Equity to Book

Value of Debt (X4), dan Sales to Total Assets (X5), memiliki nilai sig <

0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa perusahaan yang memiliki nilai

diatas rata-rata di industry berada pada kategori tidak bangkrut, dan nilai

yang berada dibawah rata-rata industry berada pada kategori prediksi

bangkrut.

2. Inggi Rovita Dewi, Siti Ragil Handayani, Nila Firdausi Nuzula, dalam

artikel yang berjudul “Pengaruh struktur modal terhadap nilai perusahaan

(Studi pada sektor pertambangan yang terdaftar di BEI periode 2009-

2012)” terbit di jurnal Administrasi Bisnis (JAB), Vol. 17 No. 1 tahun

2014, menghasilkan kesimpulan Nilai dari variabel bebas yaitu variabel

DAR dan DER adalah sebesar 4,902. Nilai F tersebut memiliki nilai

sebesar 3.18. Nilai segnifikasinya lebih kecil dari 0,05 yaitu sebesar

0.011 sehingga variabel DAR dan DER secara simultan memiliki

pengaruh terhadap rasio Tobin’s Q pada perusahaan pertambangan yang

Page 41: ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE …

26

terdaftar di BEI periode 2009-2012. Variabel DAR merupakan variabel

satu-satunya yang secara parsial memiliki pengaruh terhadap Tobin’s Q

pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI periode 2009-2012

Karena t ya sebesar 2,731, bernilai lebih kecil jika dibandingkan dengan

nilai signifikan yang lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,009.

3. Muhammad Taufiq Abadi, Nunung Ghoniyah, dalam artikel yang

berjudul “ Studi potensi kebangkrutan pada perusahaan industry property

yang Go Public di Bursa Efek Indonesia “ terbit dijurnal Riset Bisnis

Indonesia, Vol. 13 No. 1 Tahun 2016, menghasilkan kesimpulan terdapat

pengaruh kebangkrutan model Altman, Springate dan Zwijewski

terhadap harga saham perusahaan industry property.

4. M. Noor Salim, dalam artikel yang berjudul “Potensi kebangkrutan

perusahaan batubara terdaftar di BEI dengan pendekatan model altman,

springate, zmijewski periode 2011-2014” terbit dijurnal Ekonomi, Vol.

18 No. 3 tahun 2016, menghasilkan kesimpulan terdapat potensi

kebangkrutan perusahaan pertambangan batubara terdaftar di BEI

periode 2011-2014 dengan mengimplementasikan analisi Altman model

(z-score), model springate model (s-score) dan the zmijewski model (x-

score). Terdapat perbedaan antara model altman z-score , model

springate, dan model zmijeski dalam memprediksi kebangkrutan pada

perusahaan pertambangan Batubara yang terdaftar di BEI periode tahun

2011-2014. Dari tiga model analisis kebangkrutan dalam penelitian ini

model zmijewski merupakan model prediksi yang paling akurat yang

Page 42: ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE …

27

dapat diterapkan pada perusahaan pertambangan batubara terdaftar di

BEI. Karena model ini memiliki tingkat keakuratan yang paling tinggi

dibandingkan dengan model prediksi lainya yaitu sebesar 78,95%, diikuti

oleh model springate yang memiliki tingkat akurasi sebesar 47,37%, dan

yang terakhir model altman hanya 5, 26%.

5. Pasaman Silaban, dalam artikel yang berjudul “Analisis kebangkrutan

dengan menggunakan model altman z-score Studi kasus di perusahaan

telekomunikasi” terbit dijurnal Akuntansi, Vol. 18 No. 3 tahun 2014,

menghasilkan kesimpulan bahwa kinerja PT Telkom Tbk, dan PT indosat

Tbk, secara garis besar dalam keadaan sehat atau tidak berpotensi

bangkrut hal ini ditunjukkan dari hasil pengujian menggunakan model z-

score altman. Sedangkan kinerja keuangan PT XL Axiata, Tbk cenderung

menurun dan berpotensi bangkrut menurut metode z-score altman. Oleh

karena itu perlu dilakukan peningkatan kinerja keuangan dimasa yang

akan dating agar perusahaan tersebut berada pada kondisi sehat. Dilihat

dari laporan keuangan keuangan tahunan perusahaan yang sering

mengalami penurunan pada rasio daya laba maka secara umum dapat

ditawarkan bahwa: Masalah efektivitas dalam menjalankan kegiatan

operasional perusahaan harus diperhatikan baik dari kegiatan penjualan,

pembelian dan kegiatan lainnya. Sehingga mengurangi terjadinya

penurunan laba perusahaan dan setiap tahunya perusahaan dihadapkan

dengan peningkatan beban-beban perusahaan seperti gaji karyawan,

harga pokok penjualan. Sehingga perusahaan harus mencari alternative

Page 43: ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE …

28

agar penjualan terus meningkat sehingga tidak ada masalah untuk

likuiditas perusahaan.

6. Endang Purwanti, dalam artikel yang berjudul “Analisis perbedaan model

altman z-score dan springate dalam memprediksi kebangkrutan pada

perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI (Studi empiris pada

perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI tahun 2010-2014)” ,

terbit dijurnal Stie semarang, Vol. 8 No. 2 tahun 2016, menghasilkan

kesimpulan dengan menggunakan model altman dari empat perusahaan

ada satu perusahaan yang di prediksi bangkrut yaitu PT Antam Tbk,

sedangkan yang tiga perusahaan diprediksi tidak bangkrut yaitu PT

Adaro Ebergy Tbk, Pt Vale Indonesia Tbk, PT Timah (persero) Tbk,

kondisi ini dapat disimpulkan bahwa dengan metode altman tiga

perusahaan mempunyai kinerja keuangan yang baik, sedangkan satu

perusahaan yaitu PT Antam Tbk harus dapat meningkatkan kinerja

keuangan untuk dapat terlepas dari kebangkrutan. Kinerja keuangan

dapat ditingkatan dengan mengurangi hutang sehingga beban bunga

berkurang yang dapat berdampak pada kenaikan laba, atau adanya

efisiensi dala biaya-biaya yang dikeluarkan. Hasil penelitian dengan

menggunakan model springate dari empat perusahaan ada dua

perusahaan yang diprediksi bangkrut yaitu PT Antam Tbk dan PT Vale

Indonesia Tbk , sendagkan yang duan perusahaan diprediksi tidak

bangkrut yaitu PT Adaro Energy Tbk, PT Timah (persero) Tbk. Dengan

model springate diperoleh prediksi bangkrut ada dua perusahaan artinya

Page 44: ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE …

29

ada dua perusahaan yaitu PT Atman Tbk, dan PT Vale Indonesia Tbk

mempunyai kinerja keuangan tidak baik.

7. Edi Parsodjo, Santun R.P, Sitorus, Setyo Pertiwi, Eka I.K Putri, dalam

artikel yang berjudul “Analisis status keberlanjutan kegiatan

pertambangan batubara di kota samarinda provinsi kalimatan timur”,

terbit dijurnal Teknologi Mineral dan Batubara, Vol. 11 No. 1 tahun

2015, menghasilkan kesimpulan pengelolaan pertambangan dikota

samarinda pada saat dilakukan penelitian yang ditinjau dari lima dimensi

yaitu, dimensi linkungan, dan teknologi, tergolong belum berkelanjutan

dengan nilai IK multidimensi sebesar 47-57. Pemerintah perlu memiliki

focus yang jelas untuk merubah menjadi lebih berkelanjutan seperti:

pengendalian tingkat gangguan pertambangan terhadap ekosistem.

8. Rafles W. Tambunan, Dwiatmanto, M.G. Wi Endang N.P, dalam artikel

yang berjudul “Analisis prediksi kebangkrutan perusahaan dengan

menggunakanmetode altman z-score (Studi pada subcektor rokok yang

listing dan perusahaan delisting di BEI tahun 2009-2013)”, terbit dijurnal

Administrasi Bisnis (JAB), Vol. 2 No. 1 tahun 2015, menghasilakn

kesimpulan pada subsector yang listing di Bursa Efek Indonesia terdapat

1 perusahaan yang termasuk dala kategori rawan dan bangkrut

perusahaan tersebut adalah PT Bentoel Internasional Investama, Tbk.

Masuk dalam kategori sehat pada tahun 2009, 2010, dan 2011, sedangkan

2012 perusahaan masuk dalam kategori rawan. Kemudian 2013

perusahaan semakin terpuruk dengan menurunya z-score membuat

Page 45: ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE …

30

perusahaan masuk dalam kategori bangkrut. Berbada dengan 2

perusahaan lainya, yaitu PT Handjaya Mandala Sampoerna, Tbk dan PT

Gudang Garam Tbk yang selalu masuk dalam kategori sehat. Hasil

analisis penelitian ini menunjukkan bahwa kedua perusahaan mempunyai

kinerja keuangan yang baik. Pada perusahaan delisting yang menjadi

objek penelitian terlihat bahwa secara keuangan sehingga gejala-gejala

yang mengarah pada kehancuran perusahaan rokok saat mensponsori

konser, harus menjual rokok pada penonton sebagai pengganti tiket,

sehingga perputaran produk pun dapat terlkasana dan perusahaan tidak

merasa timpang sebelah. Bagi perusahaan delisting bisa melakukan

merger dengan perusahaan lain atau mengganti jenis produknya.

Sebaiknya para investor mengetahui kinerja perusahaan sebelum

menginvestasikan uangnya, begitu juga dengan krediktur supaya melihat

perkembangan perusahaan dan memeriksa terlebih dahulu keadaan

keuangan perusahaan.

9. Yudhian Pratama Putra, Dr Norita,SE.,Msi.,AK, Anisah Firli SMB.,MM

dalam artikel yang berjudul “Prediksi kebangkrutan dengan

menggunakan model altman z-score dan Zavgren (Studi pada perusahaan

subsector batubara yang terdaftar di BEI 2010-2014.)”, terbit dijurnal e-

Proceeding of Management, Vol. 3 No. 3 tahun 2016. Menghasilkan

kesimpulan hasil prediksi kebangkrutan pada model altman dan zavgren

cenderung tidak stabil setiap tahunya. Secara keseluruhan pada model

altman terdapat 34% yang berada pada zona nonbankruptcy, 37% yang

Page 46: ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE …

31

berda pada zona sehat.63% yang berada pada zona kritis dan 20% berada

pada zona bangkrut. Terdapat perbedaan antara prediksi kebangkrutan

model altman z-score dengan model zavgren. Pada penelitian ini model

altman z-score memiliki tingkat kesesuaian sebesar 71,42%.

10. Asep Muslihat, Edi Suswardji, Ray Malkhia Hidajat dalam artikel yang

berjudul “Analisis tingkat kebangkrutan perusahaan dengan

menggunakan z-score pada perusahaan tambang batubara yang terdaftar

di BEI periode 2011-2015”, terbit dijurnal management and

business,Vol. 2 No. 2 tahun 2018, menghasilkan kesimpulan berdasarkan

hasil z-score menunjukkan bahwa empat perusahaan diprediksi bangkrut

yaitu: PT Adaro Energy, Tbk PT Perdana Karya Perkasa,Tbk, PT Atlas

Resource, Tbk dan PT Byan Resource, Tbk dan empat perusahaan lainya

diprediksi dalam keadaan non bangkrut yaitu: PT Resource Alma

Indonesia, Tbk, PT Indo Tambngray Megah, Tbk, PT Bukit Asem Tbk,

dan PT Harum Energy Tbk, variabel-variabel altman z-score dapat

digunakan untuk memprediksi tingkat kebangkrutan pada perusahaan

tambang namun demikian hal ini hanya sebatas prediksi dan tidak

menjamin bahwa perusahaan akan benar-benar bangkrut atau tidak.

11. Anita Tri Widiyawati, Supri Wahyudi Utomo, dan Nik Amah dalam

artikel “Analisis rasio altman modifikasi pada prediksi kebangkrutan

perusahaan property dan real estate yang terdaftar di BEI”, terbit dijurnal

Akuntansi dan Pendidikan, Vol. 4 No. 2 tahun 2015, menghasilakn

kesimpulan bahwa dalam penelitian ini variabel rasio Net Working

Page 47: ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE …

32

Capital to Total Assets (X1), Retained Earning to Total Assets (X2),

Earning Before Interest and Tax to Total Assets (X3), dan Book Value of

Equity to Total Liability (X4) berpengaruh signifikan terhadap variabel

prediksi kebangkrutan mempunyai tingkat validasi yang cukup tinggi

yaitu 95%.

12. Maylani Wulandari, Abel Tasman, dalam artikel “Analisis komparatif

dalam memprediksi kebangkrutan pada perusahaan Telekomunikasi yang

listing di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2017”. Terbit dijurnal Kajian

Manajemen dan Wirausaha, Vol.01 No. 01 tahun 2019, menghasilkan

kesimpulan Berdasarkan hasil perhitungan dan analisis data didapatkan

tidak ada perbedaan score antara model kebangkrutan altman modifikasi,

springate, dan zmijewski dalam memprediksi kebangkrutan pada

perusahaan telekomunikasipada tahun 2008-2017. Meskipun tidak ada

perbedaan score namun masing-masing model prediksi kebangkrutan

memiliki tingkat akurasi yang berbeda-beda.

2.3 Hipotesis Penelitian

Atas dasar pertimbangan dari landasan teori, kerangka pemikiran serta

melihat dari beberapa penelitian terdahulu yang melakukan penelitian

mengenai prediksi kebangkrutan menggunkan metode Altman Z-Score dan

Springate. Dengan pertimbangan tersebut penelitian ini mengajukan hipotesa

alternative sebagai berikut:

Page 48: ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE …

33

Hipotesis Pertama: Metode Altman akurat dalam memprediksi

kebangkrutan pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI Tahun

2016-2018dimana dalam hipotesa ini didukung oleh:

1. Anita Tri Widiyawati, Supri Wahyudi Utomo, dan Nik Amah tahun

2015, dalam artikel yang berjudul “Analisis rasio altman modifikasi pada

prediksi kebangkrutan perusahaan property dan real astate” memberikan

kesimpulan bahwa dalam penelitian ini variabel rasio Net Working Capital

to Total Assets (X1), Retained Earning to Total Assets (X2), Earning

Before Interest and Tax to Total Assets (X3), dan Book Value of Equity to

Total Liability (x4) berpengaruh signifikan terhadap prediksi

kebangkrutan, mempunyai tingkat validasi yang cukup tinggi yaitu 95%.

2. M. Noor Salim, dalam artikel yang berjudul “Potensi kebangkrutan

perusahaan batubara yang terdaftar di BEI dengan pendekatan model

altman, springate, zmijewski periode 2011-2014” memberikan kesimpulan

bahwa terdapat potensi kebangkrutan pada perusahaan pertambangan

batubara dengan mengimplementasikan analisis altman model (z-

score),model springate model dan the zmijewski model.

3. Asep Muslihat, Edi Suswardji, Ray Malkhia Hidajat, dalam artikel yang

berjudul” Analisis tingkat kebangkrutan dengan menggunakan z-score

pada perusahaan tambang batubara yang terdaftar di BEI periode 2011-

2015:. Memberikan kesimpulan bahwa dalam penelitian ini metode altman

z-score berpengaruh positif dalam menganalisis tingkat kebangkrutan

perusahaan tambang batubara.

Page 49: ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE …

34

Hipotesis Kedua: Metode Springate akurat dalam memprediksi

kebangkrutan terhadap harga saham pada perusahaan pertambangan dimana

hipotesa ini didukung oleh:

1. Muhammad Taufiq Abadi, Nunung Ghoniyah tahun 2016, dalam

artikel yang berjudul ”Studi potensi kebangrutan pada perusahaan

industry properi yang Go public di Bursa Efek Indonesia “memberikan

kesimpulan bahwa dalam penelitian ini metode Altman Springate dan

Zmijewski berpengaruh signifikan dalam memprediksi kebangkrutan

terhadap harga saham pada perusahaan industry properti.

2. Endang Purwanti, dalam artikel yang berjudul “Analisis perbedaan model

altman z-score dan springate dalam memprediksi kebangkrutan pada

perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI (Studi empiris pada

perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI Tahun 2010-2016)”.

Memberikan kesimpulan bahwa dalam penelitian ini metode springate

berpengaruh positif dalam memprediksi kebangkrutan perusahaan

pertambangan.

3. M. Noor Salim,dalam artikel yang berjudul “potensi kebangkrutan

perusahaan batubara yang terdaftar di BEI dengan model altman,

springate, dan zmijewski periode 2011-2014” memberikan kesimpulan

bahwa dalam penelitian ini metode springate berpengaruh positif dalam

menganalisis potensi kebangkrutan pada perusahaan batubara

Page 50: ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE …

35

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan Penelitian explanatory. Karena telah melakukan

mengenai pengaruh suatu variabel independen terhadap variabel dependen

dan merumuskan hipotesis untuk di uji. Menurut Sugiyono (2015), Penelitian

explanatory adalah penelitian yang menjelaskan kedudukan variabel-variabel

yang diteliti serta hubungan antara satu variabel yang dipengaruhi (variabel

dependen) dan melakukan penyelidikan terhadap variabel-variabel yang

mempengaruhi (variabel independen). Penelitian ini bertujuan untuk

menganalisis “Prediksi Kebangkrutan Dengan Metode Altman, dan Springate

Pada Perusahaan Partambangan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Tahun 2016-2018.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Jadwal Kegiatan Penelitian

No Uraian Maret

2019

April

2019

Mei

2019

Juni

2019

Juli

2019

Agustus

2019

1 Observasi

2 Menyusun Proposal

3 Bimbingan Proposal

4 Bimbingan Skripsi

5 Penelitian

6 Mengumpulkan Data

7 Menganalisis Data

8 Ujian Skripsi

Sumber:Datadiolah,2019

Page 51: ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE …

36

3.3 Kerangka Konsep

3.3.1 Desain Penelitian

Gambar 3.1 Model Desain Penelitian

Keterangan: X1 Y :Maylani Wulandari, Abel Tasman, Jurnal kajian

Manajemen dan wirausaha Vol 01, No.01, 2019

Perusahaan pertambangan

Bankrupt Non Bankrupt

Tingkat Akurat

Model Altman Z-

Score Model Springate

Model

Page 52: ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE …

37

3.3.2 Deskripsi Operasional Variabel Penelitian

Tabel 3.3 Deskripsi Operasional

Model Altman Z-score

Uraian

Variabel

Indikator Penjelasan Atas Indikator Variabel

Model Altamn Z-

score

Altman z-score adalah

model yang

dikembangan oleh

Edward Altman

(1998) untuk

meramalkan tingkat

kebangkrutan,

Gumayuni (2011)

Z=0,717X1 +0,847X2 +3,107X3

+ 0,420X4 +0,998X5

Altman Zscore adalah suatu alayang

digunakan untuk memprediksi tingkat

kebangkrutan suatu perusahaan dengan

menghitung nilai dari berapa rasio,

kemudian dimasukkan diskriminan. Jika

nilai Z<1,8 sampai 2,99 maka termasuk

dalam perusahaan grey area (dalam

kondisi kritis) dan jika nilai z>2,99 maka

termasuk perusahaan sehat.

X1=Working Capital

to Total Asset WCTA=

Keterangan:

CA=Current Asset

CL=Current Liabilities

TA=Total Assets

Modal kerja terhadap total harta (working

capital of total assets) digunakan untuk

mengukur kemampuan perusahaan dalam

mengetahui kewajiban jangka pendek.

Rumus working capital to total assets

(X1)

(Anita Tri Widiyawati, Supri Wahyu

Utomo, dan Nik Amah,2015)

X2=Retained Earning

to Total Asset

X2=

Keterangan:

RE=Retained Earning

CA=Current Assets

FA= Fixed Asset

Laba ditahan terhadap total )retained

earning to total assets) digunakan untuk

mengukur keuntungan secara kumulatif .

Rasio ini mengukur akumulasi laba

selama perusahaan beroperasi. Rumus

retained earning to tatal assets (X2)

(Anita Tri Widiyawati, Supri Wahyu

Utomo, dan Nik Amah, 2015)

X3= Earning Before

Interenst and

Tax/Total

X3=

Keterangan:

EBIT=Earning Before Income

Taxs

TA= Total Assets

Pendapatan sebelum pajak dan bunga

terhadap total harta digunakan untuk

mengukur produktivitas perusahaan.

Rasio yang digunakan untuk mengukur

kemampuan perusahaan dalam

memperoleh laba suatu perusahaan

mewujudkan perbandingan antara laba

Page 53: ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE …

38

dengan aktiva.

(Anita Tri Widiyawati, SupriUtomo,NiK

Amah,2015

X4=Market Value of

Equity/ Total

Liabilities

X4=

Keterangan:

MV =Market value

TL=Total Liabilities

Nilai pasar ekuiditas terhadap nilai buku

dari hutang (market value equity to book

value of total debt) digunakan untuk

mengukur seberapa banyak asset

perusahaan dapat turun nilainya sebelum

jumlah hutang lebih besar daripada

asetnya dan perusahaan menjadi pailit.

(Anita Tri Widiyawati, Supri Wahyu

Utomo, dan Nik Amah, 2015)

X5= Sales / Total

assets

X5=

Keterangan:

Sales=Penjualan

TA =Total Aset

Efisiensi perusahaan dalam menggunakan

asset untuk memperoleh pinjaman

(Fraser dan Ormiston, 2008)

Sumber: Data diolah,2019

Tabel 3.3.2 Definisi Operasional

Model Springate

Variabel Indikator Penjelasan Indikator Variabel

Model Springate,

Springate membuat

model prediksi

kebangkrutan pada

tahun 1978. Dalam

pembuatannya

springate menggunakan

metode yang sama

dengan altman (1968)

yaitu Multiple Analysis

(MDA)

S=1,03A+3,07B+0,66C+0,4D Model Springate adalah model untuk

memprediksi financial distree, jika nilai

springate lebih besar dari 0,862 maka

perusahaan masuk ked ala kategori sehat,

yaitu area dimana perusahaan dikatakan

aman dan tidak bangkrut. Jika nilai springate

lebih kecil dari 0,862 maka perusahaan

masuk kedalam kategori bangkrut, yaitu area

dimana perusahaan memiliki potensi untuk

mengalami kebangkrutan.

(Ni Made Evi Dwi Prihanthini,dkk,2013)

A=Working Capital/

Total Assets

(Syafrida,2014)

A=

Keterangan:

CA= Current Asset

Perhitungan ini digunakan untuk mengukur

likuiditas dari total dan posisi modal kerja.

(Sunaryu,2015)

Page 54: ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE …

39

CL=Current Liabilities

TA=Total Assets

B= EBIT/Total Asset

(Syafrida,2014)

B=

Keterangan:

EBITA=Earning Before

Interest and Taxs

TA=Total Asset

Untuk menghitung Ebit Total Asset dengan

cara menghitung asset sebelum bunga dan

pajak dibagi asset lancar ditambah asset

tidak lancar.

(Made Evi Dwi Prihanthini,dkk,2013)

C=Net Profit Before

Taxs/Current Liabilities

(Syafrida,2014)

C=

Keterangan:

NPBT=Net Profit Before

Taxs

CL=Current Liabilities

Untuk menghitung Net Profit Before Taxs/

Current Liabilities dengan cara menghitung

laba sebelum pajak dibagi kewajiban lancar.

(Made Evi Dwi Prihanthini,dkk,2013)

D=Sales/Total Asset

(Syafrida,2014)

D=

Keterangan:

Sales=Penjualan

Ta=Total Asset

Untuk menghitung sales total Assets dengan

cara menghitung penjualan dibagi asset-asset

lancar ditambah asset tidak lancar.

(Made Evi Dwi Prihanthini,dkk,2013)

Sumber: Data diolah,2019

Page 55: ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE …

40

3.4 Populasi dan Pengambilan Sampel

3.4.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau

subjek yang mempunyai karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulanya (Sugiyono, 2017).

Populasi dalam penelitian ini adalah data tentang rasio keuangan perusahaan

pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2016-2018.

Jumlah populasi adalah sebanyak 47 perusahaan dan tidak semua populasi

ini akan menjadi objek penelitian.

Tabel 3.4 Populasi

No Kode Saham Nama Emiten

1 ADRO Adaro Energy Tbk

2 ARII Atlas Resources Tbk

3 ATPK Bara Jaya Tbk

4 BORN Borneo Lumbung Energi & Metal Tbk

5 BOSS Borneo Olah Sarana Sukses Tbk

6 BSSR Baramulti Suksesarna Tbk

7 BUMI Bumi ResourceTbk

8 BYAN Bayan Resource Tbk

9 DEWA Darma Henwa Tbk

10 DOID Dlta Dunia Makmur Tbk

11 DSSA Dian Swastatika Sentosa Tbk

Page 56: ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE …

41

12 FIRE Alfa Energy Investama Tbk

13 GEMS Golden Energy Mines Tbk

14 GTBO Garda Tujuh Buana Tbk

15 HRUM Harum Energy Tbk

16 INDY Indika Energy Tbk

17 ITMG Indo Tambangraya Megah Tbk.

18 KKGI Resource Alam Indonesia Tbk.

19 MBAP Mitrabara Adiperdana Tbk.

20 MYOH Samindo Resource Tbk

21 PKPK Perdana Karya Perkasa Tbk

22 PTBA Bukit Asam Tbk

23 PTRO Petrosea Tbk

24 SMMT Golden Eagle Energy Tbk

25 TOBA Toba Bara Sejahtra Tbk

26 APEX Apexindo Pratama Duta Tbk

27 ARTI Ratu Prabu Energi Tbk

28 BIPI Astrindo Nusantara Infrastruktur Tbk

29 ELSA Elnusa Tbk

30 ENRG Energi Mega Persada Tbk

31 ESSA Surya Esa Perkasa Tbk

32 MEDC Medco Energi Internasional Tbk

33 MITI Mitra Investindo Tbk

Page 57: ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE …

42

34 RUIS Radiant Utama Interinsco Tbk

35 SURE Super Energy Tbk

36 ANTM Aneka Tambang Tbk

37 CITA Cita Mineral Investindo Tbk

38 CKRA Cakra Mineral Tbk

39 DKFT Central Omega Resources Tbk

40 INCO5 Vale Indonesia Tbk

41 MDKA Merdeka Copper Gold Tbk

42 PSAB J Resources Asia Pasifik Tbk

43 SMRU SMR Utama Tbk

44 TINS9 Timah Tbk

45 ZINC Kapuas Prima Coal Tbk

46 CTTH Citatah Tbk

47 SIAP Sekawan Intipratama Tbk

Sumber:www.idx.co.id

3.4.2 Sampel

Menurut Sugiyono (2017) sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Bila populasi besar, peneliti tidak

mungkin mempelajari semua yang ada dipopulasi, Misalnya karena

keterbatasan dana, tenaga dan waktu maka peneliti dapat menggunakan

sampel yang diambil dari populasi. Jumlah sampel adalah sebanyak 25

perusahaan yang akan dijadikan objek penelitian.

Page 58: ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE …

43

Tabel 3.5

Daftar sampel perusahaan pertambangan

No Kode perusahaan Nama Emiten

1 ADRO Adro Energy Tbk

2 ARII Atlas Resources Tbk

3 ANTM Aneka Tambang Tbk

4 ATPK Bara Jaya Internasional Tbk

5 BSSR Baramulti Suksessarana Tbk

6 DEWA Darma Henwa Tbk

7 GEMS Golden Energy Mines Tbk

8 HRUM Harum Energy Tbk

9 ITMG Indo Tambangraya Megah Tbk

10 MYOH Samindo Resources Tbk

11 PTBA Bukit Asam Tbk

12 SMMT Golden Eagle Energy Tbk

Sumber:www.idx.co.id,2019

3.5 Teknik Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel dari populasi menggunakan teknik purposive

sampling. Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan

mempertimbangan tau kriteria tertentu (Surya Bintarti,2015). Sampel dalam

penelitian ini diambil dari tahun 2016 sampai dengan 2018. Adapun kriteria

yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada

periode 2016-2018

2. Perusahaan tidak tertib melaporkan laporan keuangan

3. Perusahaan yang bergerak dalam sektor minyak mentah dan gas bumi.

4. Harga saham perusahaan mengalami penurunan selama 2 tahun terakhir.

Page 59: ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE …

44

Tabel 3.6

Proses Seleksi sampel Berdasarkan Kriteria

No Keterangan Jumlah

Perusahaan

1 Perusahaan Tahun 2016-2018 47

2 Perusahaan tidak tertib melaporkan laporan keuangan (1)

3 Perusahaan yang tidak termasuk saham syariah (12)

4 Perusahaan yang bergerak dalam sektor logam, mineral dan

subsector tanah dan batu galian

(12)

5 Perusahaan yang bergerak dalam sektor minyak mentah dan

gas bumi

(10)

Jumlah sampel perusahaan yang di pakai 12

Sumber: Data diolah,2019

3.6 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu:

1. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan data

penyelidikanya ditunjukkan pada penguraian dan penjelasan apa yang telah

lalu. Melalui sumber-sumber dokumen. Dari metode ini diharapkan akan

memperoleh catatan mengenai data-data yang berhubungan dengan

penelitian.

2. Metode Pengumpulan Data Sekunder

Metode pengumpulan data sekunder sering disebut metode penggunaan

bahan dokumen, karena peneliti tidak secara langsung mengambil

mengambil data sendiri tetapi meneliti dan memanfaatkan data atau

dokumen yang dihasilkan oleh pihak-pihak lain. Dalam hal ini sekunder

Page 60: ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE …

45

merupakan data primer yang diperoleh pihak lain atau data primer yang

telah di olah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pengumpul data primer

atau pihak lain.

3. Metode Studi Pustaka

Studi pustaka digunakan dalam penelitian ini untuk mendapatkan teoro-

teori yang mendukung penelitian dengan mempelajari literature-litelatur ,

penelitian terdahulu, serta karya ilmiah yang berkaitan dengan penelitian.

3.7 Metode Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

menggunakan bantuan software Microsoft Excel dan software statistic SPSS

versi 2 dalam menganalisis data pada penelitian adalah sebagai berikut:

3.7.1 Uji Asumsi Regresi Logistik

Penelitian ini menggunakan analisis regresi logistik atau juga disebut

regresi binary response karena variabel terikat diukur dengan skala

nominal dua kategori, seperti bangkrut dan tidak bangkrut. Regresi logistik

mengkategorikan variabel menjadi angka 0 dan 1. Dalam penelitian ini

perusahaan yang mengalami bankrupt di beri angka 1 dan perusahaan not

bangkrupt diberi angka 0. Teknik analisis dalam mengeloah data tidak

memerlukan lagi uji normalitas dan uji asumsi klasik pada variabel

bebasnya (Ghozali,2017). Dalam melakukan analisis regresi logistik,

dilakukan pengujian kelayakan model regresi, menilai keseluruhan model

dan koefisien determinasi.

Page 61: ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE …

46

Model atau rumus regresi logistic yang digunakan untuk menguji hipotesis

model altman (Z-score) Revisi adalah sebagai berikut (Ghozali,2017):

= β0 + Βx1 + βx2 + βx3 + βx4 + βx5

Keterangan :

Ln

= Financial distress

β0 = Konstanta regresi

x1 = Working Capital to Total Assets

x2 = Retained Earning To Tatal Assets

x3 = EBIT to Total Assets

x4 = Book Value of Equity to Book Value of debt

x5 = Sales/Total Assets

Model Altman (Z-score) Revisi memiliki kategori khusus dalam

klasifikasi perusahaan yang mengalami bankrupt dan tidak mengalami

bankrupt. Hal ini disebabkan oleh model Altman yang memiliki tiga

kategori perusahaan yang mengalami bankrupt, grey are dan sehat (non

bankrupt). Menurut Primasari (2017) perusahaan yang berada dalam grey

dikategorikan dalam perusahaan yang sehat. Kategori untuk model Altman

(Z-score) Revisi pada penelitian ini menjadi bankrupt diberi angka 1 dan

non bankrupt diberi angka 0.

Page 62: ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE …

47

Model atau rumus regresi logistic yang digunakan untuk menguji hipotesis

model Springate (S-score) adalah sebagai berikut (Ghozali,2017):

= β0 + Βx1 + βx2 + βx3 + βx4

Keterangan:

= Financial distress

β0 = Konstanta regresi

x1 = Working capital to total assets

x2 = Earning Before Interest and Tax to Total Assets

x3 = Earning Before Tax to Current Liabilities

x4 =Sales to Total Assets

3.7.2 Menilai Kelayakan Model Regresi

Kelayakan model regresi dinilai dengan menggunakan Hosmer and

Lemeshow’s Goodness of fit test. Menguji hipitesis nol bahwa data empiris

yang cocok atau sesuai dengan model yang berarti tidak ada perbedaan

dengan data sehingga model dapat dikatakan fit (Ghozali,2017). Kriteria

hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Jika nilai statistic Hosmer and Lemeshow’s Goodness of fit test lebih

besar dari 0,05 maka hipotesis nol tidak ditolak, yang berarti ada

perbedaan signifikan antara model dengan nilai observasinya sehingga

Page 63: ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE …

48

Goodness fit model tidak baik karena model tidak dapat memprediksi

nilai observasinya.

2. Jika nilai statistic Hosmer and Lmeeshow’s Goodness of fit test lebih

besar dari 0,05 maka hipotesis nol tidak dapat di tolak, berarti model

mampu memprediksi nilai observasinya atau dapat dikatakan model

dapat diterima karena cocok dengan data observasinya.

3.7.4 Uji Hipotesis

Uji hipotesis adalah suatu uji yang dilakukan dengan tujuan memutuskan

apakah menerima atau menolak hipotesis itu.

3.7.4.1 Uji Wald

Uji Wald digunakan untuk menguji ada tidaknya pengaruh dari

variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial. Dengan cara

membandingkan nilai statistik wald dengan nilai pembandingan Chi

Square pada degree of freedom (df) = 1 pada alpha 5% dimana p-

value yang lebih kecil dari alpha menunjukkan hipotesis diterima

atau terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel bebas terhadap

variabel terikat secara parsial. Asumsi uji wald memiliki tingkat

kepercayaan yang digunakan adalah 95% atau taraf signifikan 5%

(α=0.05) dengan kriteria penilaian sebagai berikut :

1. Jika t hitung > t tabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima yang

berarti bahwa ada pengaruh yang signifikan dari masing – masing

variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial.

Page 64: ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE …

49

2. Jika t hitung < t tabel, maka H0 ditolak dan Ha ditolak yang

berarti bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan dari masing-

masing variabel independen terhadap variabel dependen secara

parsial.

3.7.4.2 Menilai Keseluruhan Model (Overall Model Fit )

Uji ini digunakan untuk menilai model yang telah di hipotesiskan

telah fit atau tidak dengan data. Hipotesis untuk menilai metode fit

adalah :

Ho : model di hipotesiskan fit dengan data

H1 : model di hipotesiskan tidak fit dengan data

Dari hipotesis ini, agar model fit dengan data maka Ho harus

diterima. Statistik yang digunakan berdasarkan Likelihood.

Likelihood L dari model adalah probabilitas bahwa model yang

dihipotesiskan menggambarkan data input. Adanya pengurangan

nilai antara nilai -2LogL dengan nilai -2LogL pada langkah

berikutnya menunjukkan bahwa model yang dihipotesiskan fit

dengan data. Penemuan Likelihood (-2LogL) menunjukkan model

regresi yang lebih baik atau dengan kata lain model yang

dihipotesiskan fit dengan data (Ghozali,2017).

3.7.4.3 Koefisien Determinasi (Nagelkerke R S quare )

Nagelkerke R Square merupakan pengujian dengan dilakukan

untuk mengetahui seberapa besar variabel independen mampu

menjelaskan dan mempengaruhi variabel dependen. Nilai

Page 65: ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE …

50

Nagelkerke R Square bervariasi antara 0 (nol) sampai dengan 1

(satu). Jika nilai semakin mendekati 1 maka model dianggap

semakin goodness of fit, sementara jika semakin mendekati 0 maka

model dianggap tidak goodness of fit (Ghozali,2017).

Page 66: ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE …

51

BAB IV

GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

Bursa Efek Indonesia atau sering disebut juga dengan Indonesia Stock

Exchange. Sejarah pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia merdeka.

Pasar modal atau bursa efek Indonesia telah hadir sejak jaman kolonial

Belanda dan tepatnya pada tahun 1912 di Batavia. Pasar modal ketika itu

didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk kepentingan pemerintah

Kolonial atau VOC. Meskipun pasar modal telah ada sejak tahun 1912,

perkembangan dan pertumbuhan pasar modal tidak berjalan seperti yang

diharapkan, bahkan pada beberapa periode kegiatan pasar modal mengalami

kevakuman. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor seperti perang

dunia ke I dan ke II, perpindahan kekuasaan dari pemerintah colonial kepada

pemerintah Republik Indonesia, dan berbagai kondisi yang menyebabkan

operasi bursa efek tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya. Pemerintah

Republik Indonesia mengaktifkan kembali pasar modal pada tahun1977 dan

beberapa tahun kemudian pasar modal mengalami pertumbuhan seiring

dengan berbagai insentif dan regulasi yang dikeluarkan pemerintah.

4.2 Sejarah Perusahaan

1. PT. Adaro Energy Tbk

Bermula dari tahun 1982 kontrak untuk mengeksplorasi dan

mengembangkan sumber daya batubara ditandatangani antara perusahaan

Page 67: ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE …

52

eskplorasi dan analisis mineral pemerintah Spanyol dengan pemerintah

Indonesia. PKP2B berlaku sampai dengan tahun 2022. Tahun 1989

perjanjian disepakati antara New Hope (Australia) dan pemegang saham

Indonesia untuk mengambil alih kepemilikan dan manajemen konsesi PT

Adaro Indonesia. Tahun 1991, PT Adaro Indonesia memperoleh merek

degang internasional untuk Envirocoal karena kadar abu, sulfur dan

nitrogen oksida yang sangat rendah.

PT Adaro Energy Tbk didirikan berdasarkan Akta Notaris Sukawaty

Sumadi, S.H., Notaris di Jakarta, No. 25, pada tanggal 28 juli 2004. Pada

bulan juli 2008, Adaro melakukan penawaran Umum Saham Perdana

sebanyak 11.139.331.000 lembar saham yang merupakan 34,8% dari

31.985.962.000 modal saham yang ditempatkan dan disetor penuh.

Penawaran kepada masyarakat tersebut dicatat di Bursa Efek Indonesia

tanggal 16 juli 2008. (http://www.adaro.com/)

2. PT. Atlas Resources Tbk

Atlas Resources Tbk (ARII) didirikan tanggal 26 januari 2007 dan

mulai beroprasi secara komersial pada bulan maret 2007. Kantor pusat

berlokasi di Sampoerna Strategic Square, South Tower, Lt, 18, Jl. Jend.

Sudirman kav. 45-46, Jakarta Selatan, Indonesia.

Berdasarkan anggaran perusahaan, ruang lingkup kegiatan usaha ARII

adalah bergerak dalam bidang perdagangan batubara, transportasi

pertambangan batubara, dan kegiatan penunjang operasi pertambangan

lainnya seperti penyewaan peralatan dan kendaraan. Saat ini kegiatan

Page 68: ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE …

53

utama ARII adalah ekspor-impor dan perdagangan bahan bakar padat,

yakni termasuk perdagangan batubara, batubara padat (bricket) batu abu

tahan api dan transportasi pertambangan dan batubara yang termasuk

pengelolaan dan penelitian fasilitas transportasi di bidang pertambangan

dan batubara.

Pada tanggal 31 oktober 2011 ARII memperoleh efektif Bapepan- LK

untuk melakukan penawaran umum perdana saham ARII (IPO) kepada

masyarakat sebanyak 650.000.000 saham dengan nilai nominal Rp200,-

per saham serta harga penawaran Rp 1.500,- per saham. Saham-saham

tersebut dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 08

november 2011.

3. Aneka Tambang Tbk

Aneka Tambang (Persero) Tbk (ANTM) didirikan dengan nama

“Perusahaan Negara (PN) Aneka Tambang “ tanggal 05 Juli 1968 dan

mulai beroperasi secara komersial pada tanggal 5 Juli 1968. Kantor Pusat

Antam berlokasi di Gedung Aneka Tambang , Jl. Letjen T.B Simatupang

No. 1, Lingkar Selatan, Tanjung Barat, Jakarta, Indonesia.

Telp: (62-21) 789-1234 (Hunting), Fax: (62-21) 789-1224

Pemegang saham pengendali Aneka Tambang (Persero) Tbk adalah

Pemerintah Republik Indonesia, dengan memiliki 1 saham Preferen

(saham Seri A Dwiwarna) dan 65% di saham Seri B.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan

ANTAM adalah di bidang pertambangan berbagai jenis bahan galian, serta

Page 69: ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE …

54

menjalankan usaha di bidang industry, perdagangan, pengangkutan dan

jasa lainnya yang berkaitan dengan galian tersebut. Kegiatan utama

ANTAM meliputi bidang eksplorasi, ekspoitasi, pengolahan, pemurnian,

serta pemasaran biji nikel, feronikel,emas,perak,bauksit,batubara dan jasa

pemurnian logam mulia. Di tahun 2014, perusahaan akan mulai

beroperasinya pabrik pengolahan CGA di Tayan, Kalimantan Barat. Selain

itu ANTAM juga tengah mengembangkan bisnis pembangkit tenaga

listrik.

Pada tanggal 27 November 1997, ANTM memperoleh pernyataan

efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan penawaran umum perdana

saham ANTM (IPO) kepada masyarakat sebanyak 430.769.000 saham

(Seri B) dengan nilai nominal Rp 500,- per saham dan harga penawaran

perdana sebesar Rp 1.400,- per saham. Saham-saham tersebut di catatkan

di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 27 November 1997.

4. PT. Bara Jaya Internasional Tbk

Bara Jaya Internsional Tbk (ATPK) didirikan pada tanggal 12 Januari

1988 dengan nama PT Anugrah Tambak Perasindo. Kantor Pusat ATPK

beralamat di Wisma GKBI Lantai 39, Jl Jendral Sudirman No. 28, Jakarta

10210 dan kantor operasional berlokasi di AXA Tower Lantai 29, Suite 01

Jl. Prof. Dr. Satrio Kav. 18, Kuningan City Jakarta 12940- Indonesia.

ATPK beberapa kali melakukan perubahan nama perusahaan antara lain:

1. PT Anugrah Tambak Perkasindo, 1988

2. Anugrah Tambak Perkasindo Tbk, 2006

Page 70: ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE …

55

3. ATPK Resources Tbk, 2006

4. Bara Jaya International Tbk, 16 September 2015

Telp: (62-21) 3005-6388 ( Huting), Fax: (62-21) 3005-6377.

Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Bara Jaya

Internasional Tbk, yaitu: PT Pacific Prima Coal (induk usaha) (82,70%)

dan DBS Vickers Secs Singapore Pte, Ltd A/C Clients (6,25%).

Berdasarkan anggaran dasar perusahaan, ruang lingkup kegiatan usaha

utama ATPK adalah bergerak dalam bidang pertambangan, infrastruktur

tambang, perdagangan yang berkaitan dengan produk tambang, dan

perdagangan di bidang produk tambang, transportasi di bidang

pertambangan, kegiatan utama ATPK adalah menjalankan usaha di bidang

pertambangan batubara.

Pada tanggal 28 Maret 2002, ATPK memperoleh pernyataan efektif

dari Bapepam-LK untuk melakukan penawaran umum perdana saham

ATPK (IPO) kepada masyarakatsebanyak 135.450.000 saham dengan nilai

nominal Rp200,- per saham dengan nilai penawaran perdana Rp300,- per

saham. Saham- saham tersebut di catatkan pada Bursa Efek Indonesia

(BEI) tanggal 17 April 2002.

5. PT. Baramulti Suksesarana Tbk

Baramulti Suksessarana Tbk (BSSR) didirikan pada tanggal 31 oktober

1990 dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1990.

Tambang batubara BSSR memulai tahap produksi pada bulan juni 2011.

Kantor pusat BSSR beralamat di Sahid Sudirman Centre, Suite C-D,

Page 71: ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE …

56

Lantai 56, Jl. Jend.Sudirman No. 86 Jakarta 10220 dan memiliki tambang

batubara yang terletak di Kalimantan Timur.

Berdasarkan anggaran dasar perusahaan ruang lingkup kegiatan BSSR

bergerak dalam bidang pertambangan dan perdagangan batubara,

pengangkut darat, perindustrian dan pemborongan bangunan. Batubara

yang dipasarkan Baramulti mempunyai kandungan kalori medium dan

kadar sulfur yang rendah. Sebagian besar penjualan batubaranya dijual ke

india.

Pada tanggal 29 0ktober 2012, BSSR memperoleh pernyataan efektif

dari Baperpam- LK untuk melakukan penawaran umum perdana saham

BSSR (IPO) kepada masyarakat sebanyak 261.500.000,- persaham.

Saham-saham tersebut dicatatkan di BEI pada tahun 08 november 2012.

6. PT. Darma Henwa Tbk

Darma Henwa Tbk (dahulu PT HWE Indonesia) (DEWA) didirikan

pada tanggal 08 Oktober 1991 dan memulai kegiatan usaha komersialnya

pada tahun 1996. Kantor pusat DEWA berlokasi di Gedung Bakrie Tower

Lantai 8, Rasuna Epicentrum, Jl. HR. Rasuan Said, Kuningan Jakarta,

12940 dan proyek berlokasi di Bengalon dan Binungan Timur, Kalimantan

Timur dan Asam Asam, Kalimantan Selatan. Pemegang saham yang

memiliki 5% atau lebih saham DEWA adalah Zurich Assets International

Ltd (21,61%) dan Goldwave Capital Limited (17,68%). DEWA beberapa

kali melakukan perubahan nama diantaranya:

1. PT Darma Henwa, per 08 Oktober 1991

Page 72: ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE …

57

2. PT Henry Walker Eltin (HWE), per 1996

3. PT HWE Indonesia, per Januari 2005

4. PT Darma Henwa, per 05 September 2005

Berdasarkan Anggaran dasar perusahaan, ruang lingkup kegiatan

DEWA terdiri dari jasa kontraktor pertambangan umum serta

pemeliharaan dan perawatan peralatan pertambangan. Saat ini kegiatan

usaha DEWA adalah dibidang jasa kontraktor pertambangan umum.

Pada tanggal 12 September 2007, DEWA memperoleh pernyataan

efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan penawaran umum perdana

saham DEWA (IPO) kepada masyarakat sebanyak 3.150.000.000 dengan

nilai nominal Rp 100,- per saham dengan harga penawaran Rp 335,- per

saham dan disertai 4.200.000.000 waran seri 1 dan periode pelaksanaan

mulai dari 26 Maret 2008 sampai dengan 24 September 2010 dengan harga

pelaksanaan sebesar Rp 340,- per saham. Saham dan waran seri 1 tersebut

di catatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 26 September

2007.

7. PT. Golden Energy Mines Tbk

Golden Energy Mines Tbk (GEMS) didirikan dengan nama PT Bumi

Kencana Eka Sakti tanggal 13 maret 1997 dan memulai aktivitas usaha

komersialnya sejak tahun 2010. GEMS berkedudukan di Sinar Mas Land

Plaza, Menara ll, Lantai 6, Jl.M.H. Thamrin Kav. 51, Jakarta 10350-

Indonesia.

Page 73: ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE …

58

Berdasarkan anggaran basar perusahaan ruang lingkup kegiatan GEMS

bergerak dalam bidang pertambangan melalui pernyataan pada anak usaha

dan perdagangan batubara serta perdagangan lainya. Pada tahun 2014

Gems memproduksi 6,58 juta ton dengan volume penjualan sebesar 9 juta

ton. Adapun penjualan batubara GEMS 59,99% untuk diekspor dan

sisanya 40,01% untuk domestik.

8. PT. Harum Energy Tbk

Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Harum Energy

Tbk adalah PT Karunia Perkasa (induk usaha) 73,60% . didirikan di

Indonesia pada tanggal 27 februari 2006.

Berdasarkan anggaran dasar perusahaan, ruang lingkup kegiatan

HRUM bergerak di bidang pertambangan, perdagangan dan jasa. Saat ini

kegiatan usaha utama HRUM adalah beroperasi dan berinvestasi pada

anak usaha yang bergerak dalam bidang pertambangan batubara (melalui

PT Mahakam Sumber Jaya, PT Tambang Batubara Harum ,PT Karya

Usaha Pertiwi dan PT Santan Batubara (perusahaan pengedali bersama

antara HRUM dengan Petrosea Tbk / PTRO, Pengangkutan laut dan

alihmuat batubara (melaui PT layar Lintas Jaya) dan investasi (melaui

Harum Energy Capital Limited dan Harum Energy Australia Ltd).

Pada tanggal 24 september 2010 HRUM memperoleh pernyataan

efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan penawaran umum perdana

saham HRUM (IPO) kepada masyarakat sebanyak 500.000 dengan nilai

nominal Rp 100,- per saham saham dengan harga penawaran Rp 5.200,-

Page 74: ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE …

59

per saham. Saham-saham tersebut di catatkan pada Bursa Efek Indonesia

(BEI) pada tanggal 06 oktober 2010.

9. PT. Indo Tambangraya Megah Tbk

Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) didirikan pada tanggal 02

september 1987 dan melalui kegiatan usaha komersialnya pada tahun

1988. Kantor pusat ITGM berlokasi di Pondok Indah Office Tower lll,

Lantai 3, Jln. Sultan Iskandar Muda, Pondok Indah Kav. V-TA, Jakarta

Selatan 12310- Indonesia.

Berdasarkan anggaran dasar perusahaan, ruang lingkup kegiatan ITGM

adalah dalam bidang pertambangan, pembangunan, pengangkutan,

perbengkelan, perindustrian, dan jasa. Kegiatan utama ITGM adalah

bidang pertambangan dengan melakukan investasi pada anak usaha dan

jasa pemasaran untuk pihak-pihak berelasi. Anak usaha yang memiliki

ITGM bergerak dalam industri penambangan batubara, jasa kontraktor

yang berkaitan dengan penambangan batubara dan perdagangan batubara.

Pada tanggal 07 Desember 2007 ITGM memperoleh pernyataan efektif

dari Bapepam-Lk untuk melakukan penawaran umum perdana saham

ITGM (IPO) kepada masyarakat sebanyak 225.985.000 dengan nilai

nominal Rp 500,- per saham dengan harga penawaran Rp 14.000,- per

saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI)

pada tanggal 18 Desember 2007.

Page 75: ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE …

60

10. PT. Samindo Resources Tbk

Samindo Resources Tbk (dahulu Myoh Technology Tbk) (MYOH)

didirikan dengan nama PT Myohdotcom Indonesia pada tanggal 15 Maret

2000 dan melalui kegiatan usaha komersialnya pada bulan Mei 2000.

Kantor pusat MYOH berdomisili di Menara Mulia lantai 16 Jl. Jend, Gatot

Subroto Kav 9-11 Jakarta 12930- Indonesia. Sedangkan anak usaha

berlokasi di Ds. Batu Kajang, Kec. Batu Sopang, Kab. Paser, Provinsi

Kalimantan Timur (Kaltim). Telp: (62-21) 525-7481 (Hunting), Fax: (62-

21) 525-7508.

Induk usaha dan induk usaha terakhir Samindo Resources Tbk adalah

Samtan Co.Ltd. Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham

Samindo Resources Tbk, antara lain: Santan Ltd (63,57%, terdiri dari

59,11% dimiliki langsung dan 4,46% dimiliki melalui Samtan

Internasional Co., Ltd) dan Favor Sun Investments Limited (15,12%).

Berdasarkan anggaran dasar perusahaan, ruang lingkup kegiatan

MYOH adalah bergerak dalam bidang investasi, pertambangan batubara

serta jasa pertambangan (sejak tahun 2012). Saat ini, kegiatan usaha utama

Samindo adalah sebagai perusahaan investasi. Kemudian melalui anak

usaha Samindo menjalankan usaha yang meliputi:jasa pemindahan lahan

penutup, jasa produksi batubara, jasa pengangkutan batubara dan jasa

pengeboran batubara.

Pada tanggal 30 Juni 2000, MYOH memperoleh pernyataan efektif dari

Bapepam-Lk untuk melakukan penawaran umum perdana saham MYOH

Page 76: ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE …

61

(IPO) kepada masyarakat sebanyak 150.000.000 dengan nilai nominal Rp

25,- per saham dengan harga penawaran Rp 150,- per saham. Saham-

saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal

30 Juli 2000.

11. PT. Bukit Asam Tbk

Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk atau di kenal dengan

nama Bukit Asam (persero) Tbk (PTBA) didirikan pada tanggal 02 Maret

1981. Kantor Pusat Bukit Asam berlokasi di Jl. Parigi No. 1 Tanjung Enim

31716, Sumatera Selatan dan kantor korespondensi terletak di Menara

Kadin Indonesia Lt. 9 & 15. Jln. H.R Rasuna Said X-5 Kav. 2-3, Jakarta

12950. Pada tahun 1993, Bukit Asam (persero) Tbk ditunjuk oleh

pemerintah Indonesia untuk mengembangkan satuan kerja pengusahaan

briket.

Berdasarkan anggaran dasar perusahaan, ruang lingkup kegiatan PTBA

adalah bergerak dalam bidang industry tambang batubara, meliputi

kegiatan penyelidikan umum, eksplorasi, eksploitasi, pengolahan,

pemurnian, pengangkutan dan perdagangan, pemeliharaan fasilitas

dermaga khusus batubara baik untuk keperluan sendiri maupun pihak lain,

pengoperasian pembangkit listrik tenaga uap baik untuk keperluan sendiri

ataupun pihak lain dan memberikan jasa-jasa konsultasi dan rekayasa

dalam bidang yang ada hubunganya dengan industry pertambangan

batubara beserta hasil olahanya dan pengembangan perkebunan.

Page 77: ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE …

62

Pada tanggal 03 Desember 2002, PTBA memperoleh pernyataan efektif

dari Bapepam-Lk untuk melakukan penawaran umum perdana saham

PTBA (IPO) kepada masyarakat sebanyak 346.500.000 dengan nilai

nominal Rp 500,- per saham dengan harga penawaran Rp 575,- per saham

disertai Waran Seri 1 sebanyak 173.250.000. saham dan Waran Seri 1

tersebut di catatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 23

Desember 2002.

12. PT. Golden Eagle Energy Tbk

Golden Eagle Energy Tbk (SMMT) didirikan dengan nama PT The

Green Pub tanggal 14 Maret 1980 dan mulai beroperasi secara komersial

pada tahun 1980. Kantor pusat Golden Eagle Energy berlokasi di Menara

Rajawali Lt. 21 Jln. DR. Ide Anak Agung Gede Agung Lot # 5.1, Kawasan

Mega Kuningan, Jakarta Selatan – 12950.

SMMT beberapa kali melakukan perubahan nama, antara lain:

1. PT The Green Pub, per 1980

2. PT Setiamandiri Mitratama, per 1996

3. Eatertaiment International Tbk, per 2004 ( bisnis restoran dan hiburan

yang dikelolanya adalah restoran Meksiko Amigos, restoran pizza siap

saji Papa Rons, dan fasilitas mini- golf putt Golf).

4. Golden Eagle Energy Tbk, per 2012 (pertambangan batubara)

pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Golden Eagle

Energy Tbk, antara lain: Cardinal International Holdings Ltd

(29,71%), PT Mutiara Timur Pratama (20,75%), Eagle Energy

Page 78: ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE …

63

Internasional Holdings Ltd,( 16,84%) dan Credit Suisse International

(5,84%).

SMMT tergabung dalam Grup Rajawali, dimana Grup Rajawali

mengendalikan SMMT melalui Carinal International Holdings Ltd, PT

Mutiara Timur Pratama, Eagle Energy International Holdings Ltd dan

Green Palm Resources Pte Ltd (meliliki 4,22% saham SMMT).

Berdasarkan anggaran dasar perusahaan, ruang lingkup SMMT

adalah bergerak dalam bidang pertambangan batubara dengan aktivitas

pendukung dalam bidang jasa, perdagangan, pembangunan,

perindustrian, dan pengangkutan darat.

Pada tanggal 28 Januari 2000, SMMT memperoleh pernyataan

efektif dari Bapepam- Lk untuk melakukan penawaran umum perdana

atas 5.000.000 saham SMMT kepada masyarakat dengan nilai nominal

Rp 500,- per saham dan harga penawaran Rp 500 per saham. Saham-

saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Surabaya (BES) pada

tanggal 29 Februari 2000.

Page 79: ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE …

64

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Analisis Data Penelitian

Objek penelitian yang digunakan adalah perusahaan pertambangan yang

terdaftar di BEI tahun 2016-2018. Penelitian ini menggunakan data sekunder

beberapa laporan keuangan perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI.

Penelitian ini menggunakan analisis regresi logistik atau juga disebut regresi

binary response karena variabel terikat diukur dengan skala nominal dua

kategori, seperti bangkrut dan tidak bangkrut. Regresi logistik

mengkategorikan variabel menjadi angka 0 dan 1. Dalam penelitian ini

perusahaan yang mengalami bankrupt di beri angka 1 dan perusahaan not

bangkrupt diberi angka 0. Teknik analisis dalam mengeloah data tidak

memerlukan lagi uji normalitas dan uji asumsi klasik pada variabel bebasnya

(Ghozali,2017).

5.1.1 Menguji Kelayakan Model Regresi Logistik

Menguji kelayakan model regresi logistic dengan uji Hosmer and

Lemeshow Test yang ditampilkan pada tabel 5.01 sebagai berikut :

Tabel 5.01

Hasil Uji Kelayakan Model

Hosmer and Lemeshow Test

Model Step Chi-square Df Sig

Altman 1 0.705 7 0.998

Springate 1 2.470 7 0.929

Page 80: ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE …

65

Sumber:Data diolah,SPSS versi 25,2019

5.2 Interprestasi Data/Pembahasan

5.2.1 Uji Wald

Uji hipotesis regresi logistik secara individual atau secara parsial

menggunakan uji ward. Pengujian ini untuk mengetahui pengaruh

masing- masing variabel independen terhadap variabel dependen.

1. Model Altman (Z-score) Revisi

Pengujian hipotesis model Altman (Z-score) Revisi dilakukan

dengan cara memasukkan variabel WC/TA, RE/TA, EBIT/TA, dan

BE/BVD serta SA/TA adalah sebagai berikut :

Tabel 5.02

Hasil Uji Ward Model Altman (Z-score)

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

95% C.I.for EXP(B)

Lower Upper

Step

1a

WC/TA -1.084 9.192 .014 1 .906 .338 .000 22559060.985

RE/TA -14.787 11.384 1.687 1 .194 .000 .000 1853.454

EBIT/TA -4.889 8.445 .335 1 .023 .008 .000 116160.985

BVE/BVD .281 6.682 .002 1 .966 1.324 .000 645677.407

SA/TA -.316 3.753 .007 1 .933 .729 .000 1142.005

Constant 1.470 4.861 .091 1 .762 4.349

a. Variable(s) entered on step 1: WC/TA, RE/TA, EBIT/TA, BVE/BVD,

SA/TA.

Sumber: Data diolah,SPSS versi 25,2019

Berdasarkan tabel 5.02 hasil pengujian secara parsial atau indivudul

sebagai berikut:

a. Working Capital to Total Assets (WC/TA)

Berdasarkan tabel 5.02 dapat diketahui bahwa nilai wald sebesar 0,906

(Sig 0,906). Nilai signifikan 0.906 lebih besar dari tingkat signifikan

Page 81: ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE …

66

sebesar 0,05 (5%) maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis ditolak

yaitu variabel working capital to total assets tidak berpengaruh

terhadap Z-score. Bila perusahaan mengalami kesulitan keuangan,

modal kerjakan turun lebih cepat daripada total aktiva yang

menyebabkan ratio ini turun.

Berdasarkan penjelasan di atas, rasio working capital / total assets

merupakan rasio yang dapat menggambarkan likuiditas perusahaan.

Nilai modal kerja yang semakin menurun disbanding total aktiva

menyebabkan perusahaan kesulitan untuk melunasi kewajiban jangka

pendeknya. Maka, semakin kecil nilai rasio ini dapat memberikan

indikasi bahwa perusahaan mengalami kesulitan keuangan yang

menyebabkan kebangkrutan perusahaan.

b. Retained Earning to Total Assets(RE/TA)

Berdasarkan tabel 5.02 dapat diketahui bahwa nilai wald sebesar 0,194

(Sig 0,194). Nilai signifikan 0,023 lebih besar dari tingkat signifikan

sebesar 0,05 (5%) maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis ditolak

yaitu variabel retained earning to total assets tidak berpengaruh

terhadap Z-score.Rasio ini menunjukkan kekampuan perusahaan untuk

menghasilkan laba ditahan dari total aktiva perusahaan. Laba ditahan

adalah modal yang berasal dari hasil operasi perusahaan yang ditahan

sebelum dibagikan dalam bentuk dividen maka, laba ditahan

menjukkan berapa banyak pendapatan perusahaan yang tidak

dibayarkan dalam bentuk deviden kepada para pemegang saham.

Page 82: ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE …

67

Berdasarkan penjelasan diatas, retained earning/total assets

merupakan perbandingan antara laba ditahan dengan total aktiva. Nilai

laba ditahan akan menurun jika perusahaan mengalami kerugian.

Maka, semakin kecil peranan laba ditahan terhadap total aktiva

menunjukkan kemungkinan terjadinya kebangkrutan perusahaan akan

semakin tinggi.

c. Earning Before Interest and Tax to Total Assets (EBIT/TA)

Berdasarkan tabel 5.02 dapat diketahui bahwa nilai wald sebesar 0,023

(Sig 0,023). Nilai signifikan 0,023 lebih kecil dari tingkat signifikan

sebesar 0,05 (5%) maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis diterima

yaitu variabel Earning Before Interest and Tax to Total Assets

berpengaruh signifikan terhadap Z-score. EBIT merupakan laba yang

diperoleh perusahaan sebelum dikurangin pajak dan bunga. Rasio ini

merupakan ukuran produktivitas dari aktiva perusahaan yang

sesungguhnya terlepas dari pajak. Berdasarkan penjelasan diatas

earning before interest and tax to total asset mengukur apakah asset-

sset perusahaan yang digunakan secara rasional untuk menghasilakn

laba dari kegiatan operasinya. Jika rasio yang dihasilkan tinggi, maka

asset- asset perusahaan telah digunakansecara rasional sehingga dapat

menurunkan terjadinya Financial distress. Sebaliknya jika rasio

EBIT/TA yang rendah menunjukkan kemungkinan perusahaan akan

mengalami Financial distress.

Page 83: ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE …

68

d. Book Value of Equity to Book Value of Debt (BE/BVD)

Berdasarkan tabel 5.02 dapat diketahui bahwa nilai wald sebesar 0,966

(Sig 0,966). Nilai signifikan 0,966 lebih besar dari tingkat signifikan

sebesar 0,05 (5%) maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis ditolak

yaitu variabel book value of equity to book value of debt. Rasio ini

menjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiba-

kewajiba dari nilai pasar modal sendiri (saham biasa). Nilai ekuitas

(market value of equity) diperoleh dari nilai jumlah lembar saham

beredar dikalikan harga saham. Sementara nilai buku hutang diperoleh

dengan menjumlahkan hutang jangka panjang dengan hutang jangka

pendek. Hubungan rasio nilai buku modal terhadap nilai buku hutang

dengan kondisi Financial distress adalah negatif.

Berdasarkan penjelasan diatas, maka rasio market value of equity/book

value of debt merupakan rasio yang mencerminkan kemampuan

perusahaan untuk memenuhi kewajiban dengan modal sendiri.

Semakin kecil nilai rasio ini , maka semakin tinggi resiko

kebangkrutan yang akan dialami perusahaan.

e. Sales to Total Asset (SA/TA)

Berdasarkan tabel 5.02 dapat diketahui bahwa nilai wald sebesar 0,933

(Sig 0,933). Nilai signifikan 0,933 lebih besar dari tingkat signifikan

sebesar 0,05 (5%). Maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis ditolak

yaitu variabel sales to total assets. Jika perusahaan perusahaan

menggunakan asetnya secara efisien untuk meningkatkan penjualan,

Page 84: ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE …

69

dan sebaliknya, kinerja keuangan dan profitabilitas berfokus pada

pendapatan penjualan, hal ini mengukur kemampuan menajemen untuk

mengelola asetnya sehingga dapat meningkatkan penjualan, karena

semakin rendah kemampuan perusahaan menggunakan asetnya untuk

meningkatkan penjualan. Maka semakin tinggi kemungkinan

perusahaan untuk mengalami Financial distress.

Berdasarkan hasil uji regresi logistic dari tabel 5.02, maka persamaan

regresi yang didapat adalah sebagai berikut :

Z= (-1.084) WC/TA +(-14.787) RE/TA + (-4.889) EBIT/TA + 0.281

BVE/BVD + (-0.316) SA/TA

2. Model Springate (S-score)

Pengujian hipotesis model Springate (S-core) dilakukan dengan cara

memasukkan variabel WC/TA, EBIT/TA, EBT/CL dan SA/TA.

Tabel 5.03

Hasil Uji Wald Model Springate (S-score)

B S.E. Wald Df Sig. Exp(B)

95% C.I.for EXP(B)

Lower Upper

Step

1a

WC/TA -7.132 9.061 .620 1 .431 .001 .000 41242.072

EBIT/TA -5.781 11.208 .266 1 .026 .003 .000 10705380.132

EBT/CL -10.464 7.987 1.717 1 .039 .000 .000 179.389

SA/TA 3.820 14.478 .070 1 .792 45.625 .000 960686849033

57.310

Constant 5.649 3.245 3.030 1 .082 283.945

a. Variable(s) entered on step 1: WC/TA, EBIT/TA, EBT/CL, SA/TA.

Sumber: Data diolah SPSS versi 25, 2019

Berdasarkan tabel 5.03 hasil pengujian secara parsial atau individu

sebagai berikut:

Page 85: ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE …

70

a. Working Capital to Total Assets (WC/TA)

Berdasarkan tabel 5.03 dapat diketahui bahwa nilai wald sebesar

0,431 (Sig 0,431). Nilai signifikan 0.431 lebih besar dari tingkat

signifikan sebesar 0,05 (5%) maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis

ditolak yaitu variabel working capital to total assets tidak berpengaruh

terhadap Z-score. Jadi jika perusahaan memiliki komposisi kewajiban

lancar yang tinggi pada modal kerjanya, sehingga modal kerja terlihat

besar yang berakibatkan pada tingginya rasio WC/TA. Kewajiban

lancar tersebut digunakan perusahaan untuk menutupi kewajiban

jangka panjanganya seperti kerugian dan kewajiban investasinya.

Kewajiban lancar yang besar sejalan dengan resikonya yang juga

besar. Maka resiko- resiko tersebut meningkatkan kemungkinan

terjadinya financial distress sehingga modal kerja yang tinggi belum

tentu menurunkan terjadinya financial distress.

b. Earning Before Interest and Tax to Total Assets (EBIT/TA)

Berdasarkan tabel 5.03 dapat diketahui bahwa nilai wald sebesar 0.026

(Sig 0,026). Nilai signifikan 0.026 lebih kecil dari tingkat signifikan

sebesar 0,05 (5%) maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis diterima

yaitu variabel earning before interest and to total assest berpengaruh

terhadap Z-score. EBIT merupakan laba yang diperoleh perusahaan

sebelum dikurangin pajak dan bunga. Rasio ini merupakan ukuran

produktivitas dari aktiva perusahaan yang sesungguhnya terlepas dari

pajak. Berdasarkan penjelasan diatas earning before interest and tax to

Page 86: ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE …

71

total asset mengukur apakah asset-sset perusahaan yang digunakan

secara rasional untuk menghasilakn laba dari kegiatan operasinya. Jika

rasio yang dihasilkan tinggi, maka asset- asset perusahaan telah

digunakansecara rasional sehingga dapat menurunkan terjadinya

Financial distress. Sebaliknya jika rasio EBIT/TA yang rendah

menunjukkan kemungkinan perusahaan akan mengalami Financial

distress.

c. Earning Before Tax to Current Liabilities (EBT/CL)

Berdasarkan tabel 5.03 dapat diketahui bahwa nilai wald sebesar

0.039 (Sig 0,039). Nilai signifikan 0.039 lebih kecil dari tingkat

signifikan sebesar 0,05 (5%) makan dapat dapat disimpulkan bahwa

hipotesis diterima yaitu variabel earning before tax to current

liabilities berpengaruh terhadap Z-score. Rasio EBT/CL bertujuan

mengukur perbandingan antara laba sebelum pajak yang telah

dipotong dengan bunga dan kewajiban lancar. Rasio ini dihitung agar

manajemen perusahaan dapat mengetahui berapa laba yang telah

dipotong dengan beban bunga dapat menutupi kewajiban lancar yang

ada. Dengan kata lain rasio ini mengukur apakah laba sebelum yang

telah dikurangi dapat menutupi kewajiban lancar yang dimiliki

perusahaan.

d. Sales to Total Assets (SA/TA)

Berdasarkan tabel 5.03 dapat diketahui bahwa nilai wald sebesar 0.792

(Sig 0,). Nilai signifikan 0.792 lebih besar dari tingkat signifikan

Page 87: ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE …

72

sebesar 0,05 (5%) makan dapat dapat disimpulkan bahwa hipotesis

ditolak yaitu variabel sales to tatal assets tidak berpengaruh terhadap

Z-score. Jika perusahaan perusahaan menggunakan asetnya secara

efisien untuk meningkatkan penjualan, dan sebaliknya, kinerja

keuangan dan profitabilitas berfokus pada pendapatan penjualan, hal

ini mengukur kemampuan menajemen untuk mengelola asetnya

sehingga dapat meningkatkan penjualan, karena semakin rendah

kemampuan perusahaan menggunakan asetnya untuk meningkatkan

penjualan. Maka semakin tinggi kemungkinan perusahaan untuk

mengalami Financial distress.

Berdasarkan hasil uji regresi logistic dari tabel 5.03, maka persamaan

regresi yang didapat adalah sebagai berikut :

S = (-3.641) WC/TA + (-8.360)EBIT/TA + (-12.496) EBT/CL +(-

3.098)SA/TA

5.2.2 Uji Overall Model Fit

Uji Overall model fit atau uji keseluruhan model ini adalah untuk

menguji variabel independen didalam regresi logistic secara serentak atau

simultan mempengaruhi variabel dependen. Uji overall model fit ini

dihitung dari perbandingan nilai -2 log likelihood antara model yang terdiri

dari konstanta dan variabel independen uji -2 log likelihood mengikuti Chi

Square dengan derajat kebebasan (Degree of fredom). Hasil uji overall

model fit dari model Altman (Z-score) Revisi dan Springate (S-score) adalah

sebagai berikut :

Page 88: ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE …

73

1. Model Altman (Z-score) Revisi

Hasil uji overall model fit dari model Altman (Z-score) Revisi

ditampilkan pada tabel 5.04 sampai dengan 5.06 sebagai berikut :

Tabel 5.04

Hasil Uji Nilai -2LL yang Terdiri Hanya Konstanta

Iteration Historya,b,c

Iteration -2 Log likelihood

Coefficients

Constant

Step 0 1 48.902 -.333

2 48.902 -.336

3 48.902 -.336

a. Constant is included in the model.

b. Initial -2 Log Likelihood: 48.902

c.Estimation terminated at iteration number 3 because parameter

estimates changed by less than .001. Sumber: Data diolah,SPSS versi 25,2019

Tabel 5.05

Hasil Uji Nilai -2LL yang Terdiri dari Konstanta dan variabel Bebas

Iteration Historya,b,c,d

Iteration

-2 Log

likelihood

Coefficients

Const

ant WC/TA RE/TA

EBIT/

TA

BVE/

BVD SA/TA

Step 1 1 16.033 .252 -.345 -3.792 -1.197 .047 .034

2 7.391 .488 -.469 -7.240 -2.217 .218 .069

3 3.307 .863 -.600 -10.900 -3.581 .323 .010

4 1.386 1.470 -1.084 -14.787 -4.889 .281 -.316

a. Method: Enter

b. Constant is included in the model.

c. Initial -2 Log Likelihood: 45.829

d. Estimation terminated at iteration number 4 because maximum iterations

has been reached. Final solution cannot be found.

Sumber : Data diolah SPSS versi 25,2019

Page 89: ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE …

74

Berdasarkan tabel 5.05 Iteration history block 1atau setelah variabel

independen dimasukan dalam model N=36. Degree of Fredom (DF) = N-

jumlah variabel independen – 1 = 36-5-1 =30. Chi-Square (x2) tabel pada DF

30 dan prob 0.05 = 139.921.

Nilai -2 Log Likelihood (45.829) < X2 tabel (139.921) sehingga

menerima H0, maka menunjukkan bahwa model dengan masukkan variabel

independen adalah Fit dengan data.

Hasil Output SPSS pada tabel 5.04 hanya terdiri dari konstanta dengan

nilai -2 log likelihood sebesar 48.902. pada tabel 5.05 terdiri dari konstanta

dan variabel bebas dengan -2 log likelihood sebesar 45.829. perbandingan

nilai kedua -2 log likelihood tersebut sebesar . Perbandingan nilai kedua -2

log likelihood tersebut sebesar 45.829. Perbandingan nilai kedua -2 log

likelihood tersebut sebesar 44.443 seperti yang ditunjukkan oleh Chi-Square

pada tabel 5.06.

Tabel 5.06

Hasil Uji Perbandingan -2LL

Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square Df Sig.

Step 1 Step 44.443 5 .000

Block 44.443 5 .000

Model 44.443 5 .000

Sumber : Data diolah SPSS versi 25,2019

2. Model Springate (S-score)

Hasil uji overall model fit dari modelSpringate (S-score) ditampilkan

pada tabel 5.07 sampai dengan 5.09 sebagai berikut :

Page 90: ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE …

75

Tabel 5.07

Hasil Uji 2LL yang Terdiri Hanya konstanta

Iteration Historya,b,c

Iteration -2 Log likelihood

Coefficients

Constant

Step 0 1 45.835 -.667

2 45.829 -.693

3 45.829 -.693

a. Constant is included in the model.

b. Initial -2 Log Likelihood: 45.829

b. Estimation terminated at iteration number 3 because

parameter estimates changed by less than .001.

Sumber : Data diolah SPSS versi 25,2019

Tabel 5.08

Hasil Uji Nilai 2LL yang Terdiri Kosntanta dan variabel Bebas

Iteration Historya,b,c,d

Iteration

-2 Log

likelihood

Coefficients

Constant

(X1)

WC/TA

(X2)

EBIT/TA

(X3)

EBT/CL

(X4)

SA/TA

Step 1 1 18.256 1.903 -3.808 -.726 -1.594 -.259

2 8.961 3.053 -4.827 -1.753 -3.975 .393

3 3.816 4.275 -5.744 -3.560 -7.106 1.904

4 1.516 5.649 -7.132 -5.781 -10.464 3.820

a. Method: Enter

b. Constant is included in the model.

c. Initial -2 Log Likelihood: 48.902

d. Estimation terminated at iteration number 4 because maximum iterations

has been reached. Final solution cannot be found.

Sumber : Data diolah SPSS versi 25,2019

Page 91: ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE …

76

Berdasarkan tabel 5.08 Iteration history Block 1 atau setelah variabel

independen dimasukkan dalam model :

N=36. Dengree of Fredom (DF) = n – jumlah variabel independen – 1 =

36-4-1 =31 Chi-Square (x2) tabel pada DF 30 dan prob 0.05 = 139.921.

Nilai -2 Log Likelihood (48.902) < X2 tabel (139.921) sehingga

menerima H0, maka menunjukkan bahwa model dengan masukkan variabel

independen adalah Fit dengan data.

Hasil Output SPSS pada tabel 5.05 hanya terdiri dari konstanta dengan

nilai -2 log likelihood sebesar 45.829 pada tabel 5.08 terdiri dari konstanta

dan variabel bebas dengan -2 log likelihood sebesar 48.902. perbandingan

nilai kedua -2 log likelihood tersebut sebesar . Perbandingan nilai kedua -2

log likelihood tersebut sebesar 48.902. Perbandingan nilai kedua -2 log

likelihood tersebut sebesar 44.443 seperti yang ditunjukkan oleh Chi-Square

pada tabel 5.08

Tabel 5.09

Hasil Uji Perbandingan -22LL

Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square Df Sig.

Step 1 Step 47.386 4 .000

Block 47.386 4 .000

Model 47.386 4 .000

Sumber: Data diolah SPSS versi 25, 2019

Hasil pada Tabel 5.09 merupakan tampilan perbandingan nilai -2log

likelihood antara sebelum variabel independen dimasukkan dan sesudah

dimasukkan memiliki nilai Chi-Square sebesar 47.386 dengan df 4.

Page 92: ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE …

77

Berdasarkan hasil tersebut diperoleh nilai sig sebesar 0.000 yang lebih

kecil dari 0.05 yang berarti WC/TA, EBIT/TA, EBT/CL, dan SA/TA

secara simultan berpengaruh terhadap S-score. Hasil penelitian ini sesuai

dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Muhammad Taufik Abadi

(2016),Endang Purwanti (2016), M. Noor salim (2016) bahwa secara

simultan variabel WC/TA, EBIT/TA, EBT/CL, dan SA/TA berpengaruh

dalam memprediksi nilai S-Score.

5.2.3 Koefisiensi Determinasi (Negelkerke R Square)

Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar

variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabilitas variabel

independen. Koefisien deterimanasi pada regresi logistic dapat dilihat pada

Nagelkerke R Square. Nilai Nagelkerke R Square dapat dilihat pada tabel

5.10 dibawah ini :

Tabel 5.10

Hasil Uji Koefisien Determinasi

Model Summary

Model

Step

-2 Log

likelihood

Cox & Snell R

Square

Nagelkerke R

Square

Altman 1 1.386a 00.709 0.985

Springate

1 1.056a .735 0.990

Sumber: Data diolah SPSS versi 25,2019

Berdasarkan nilai koefisien determinasi pada tabel 5.10 model regresi

logistic menunjukkan oleh nilai Nagelkerke R Square. Nilai Nagelkerke R

Square Altman (Z-score) adalah sebesar 0.985 yang berarti variabilitas

dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen adalah sebesar

Page 93: ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE …

78

98%, sedangkan sisanya sebesar 1,50% dijelaskan oleh variabel- variabel

lain diluar model penelitian.

Model Springate (S-score) memiliki Nagelkerke R square sebesar 0.990

atau sebesar 99% variabilitas variabel dependen dan sisanya 1% dijelaskan

oleh variabel – variabel lain diluar penelitian.

Model yang paling akurat dalam memprediksi kebangkrutan

berdasarkan hasil pengujian Nagelkerke R Square adalah model springate

dengan nilai 99% lebih besar dibandingkan dengan model Altman yang

hanya 98.5%. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang telah

dilakukan oleh M. Noor Salim (2016) yang mengatakan bahwa model

Springate paling akurat dibandingkan model prediktor lain.

Hasil dari pengujian Nagelkerke R Square antara model Altman (Z-

score) Revisi dan model Springate (S-score) menghasilkan bahwa kedua

model tersebut dapat digunakan dalam memprediksi kebangkrutan pada

sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Page 94: ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE …

79

BAB V1

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan hipotesis, maka dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut:

1. Model Altman (Z-score) Revisi

a. Hasil penelitian ini bahwa variabel working capital to Total Assets

(WC/TA) secara simultan tidak berpengaruh terhadap z-score

kesimpulan ini berarti bahwa working capital to total assest yang

berasal dari penggurangan current – current liabilities (current asset)

dibagi dengan total aktiva perusahaan tidak selalu berpengaruh dalam

memprediksi kebangkrutan. Hal ini mengindikasi bahwa perusahaan

memiliki komposisi kewajiban lancar yang tinggi pada modal

kerjanya. modal kerja terlihat besar yang berakibatkan pada tingginya

rasio WC/TA. Sehingga modal kerja yang tinggi belum tentu

menurunkan kemungkinan terjadinya kebangkrutan.

b. Variabel Retained Earning to Total asset (RE/TA)

Secara parsial tidak berpengaruh terhadap Z-score. Hasil kesimpulan

dari penelitian bahwa rasio laba yang ditahan terhadap total asset tidak

selalu berpengaruh dalam memprediksi kebangkrutan. retained

earning/total assets merupakan perbandingan antara laba ditahan

Page 95: ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE …

80

dengan total aktiva. Nilai laba ditahan akan menurun jika perusahaan

mengalami kerugian. Maka, semakin kecil peranan laba ditahan

terhadap total aktiva menunjukkan kemungkinan terjadinya

kebangkrutan perusahaan akan semakin tinggi.

c. Variabel Earning Before Interest and Tax to Total asset (EBIT/TA)

secara parsial berpengaruh terhadap Z-score. Kesimpulanya ini berarti

bahwa rasio probabilitas dari pendapatn yang dihasilkan sebelum

bunga dan pajak yerhadap penggunaan asetnya berpengaruh dalam

memprediksi kebangkrutan. Hal ini mengindikasi asset perusahaan

yang digunakan secara rasional untuk menghasilkan laba dari kegiatan

operasinya. Jika rasio yang dihasilkan tinggi maka, asset- asset

perusahaan telah digunakan secara rasional sehingga dapat

menurunkan terjadinya kebangkrutan.

d. Variabel Book Value of Equity to Book Value Of debt (BE/BVD)

secara parsial tidak berpengaruh terhadap Z-score .Apabila total utang

lebih tinggi dibandingkan keseluruhan total ekuitasnya maka dapat

berisiko terjadinya kondisi kebangkrutan. rasio market value of

equity/book value of debt merupakan rasio yang mencerminkan

kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban dengan modal

sendiri. Semakin kecil nalia rasio ini , maka semakin tinggi resiko

kebangkrutan yang akan dialami perusahaan

e. Variabel Sales to Total Assets (SA/TA)

Page 96: ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE …

81

Secara parsial tidak berpengaruh terhadap Z-score. Menurut

perhitungan model altman (s-score) Revisis bahwa penjualan pada

sektor pertambangan yang listing di BEI kurang efesien. kinerja

keuangan dan profitabilitas berfokus pada pendapatan penjualan, hal

ini mengukur kemampuan menajemen untuk mengelola asetnya

sehingga dapat meningkatkan penjualan, karena semakin rendah

kemampuan perusahaan menggunakan asetnya untuk meningkatkan

penjualan. Maka semakin tinggi kemungkinan perusahaan untuk

mengalami Financial distress.

f. Variabel model Altman (Z-score) Revisi meliputi WC/TA, RE/TA,

EBIT/TA dan BE/BVD serta SA/TA secara simultan berpengaruh

terhadap Z-score. Hal ini dilihat dari niai signifikansinya 0.000 nilai

tersebut < 0,05 sehingga secara keseluruhan variabel rasio altman

bepengaruh terhadap Z-score.

2. Model Springate (S-score)

a. Hasil dari penelitian ini bahwa variabel working capital to Total Asset

(WC/TA) secara parsial tidak berpengaruh terhadap S-score .modal

kerja berasal dari pengurangan asset lancar terhadap hutang lancar.

Berdasarkan penelitian ini yang telah dilakukan menghasilakn bahwa

perusahaan kurang efesien dalam mengelolah likuiditas perusahaanya.

Hal ini mengindikasi bahwa perusahaan memiliki komposisi

kewajiban lancar yang tinggi pada modal kerjanya. modal kerja terlihat

besar yang berakibatkan pada tingginya rasio WC/TA. Sehingga modal

Page 97: ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE …

82

kerja yang tinggi belum tentu menurunkan kemungkinan terjadinya

kebangkruta.

b. Variabel Earning Before and TAX to Total Asset (EBIT/YA) secara

parsial berpengaruh terhadap S-score. Probabilitas rendah yang kurang

optimalkan perusahaan dapat memicu kondisi kebangkrutan.

Hal ini mengindikasi asset perusahaan yang digunakan secara rasional

untuk menghasilkan laba dari kegiatan operasinya. Jika rasio yang

dihasilkan tinggi maka, asset- asset perusahaan telah digunakan secara

rasional sehingga dapat menurunkan terjadinya kebangkrutan.

c. Variabel Earning before to Current Liabilitiea (EBT/CL) secara parsial

berpengaruh terhadap S-score . pendapatan yang dihasilkan sebelum

pajak terhadap hutang lancarnya berpengaruh dalam memprediksi

kebangkrutan. Hal ini mengindikasi bahwa perusahaan mampu

mengukur perbandingan antara laba sebelum pajak yang telah dipotong

dengan bunga dankewajiban lancar dengan kata lain perusahaan

mampu menutupi kewajiban lancar yang ada.

d. Variabel Sales to Total Assets secara parsial tidak berpengaruh

terhadap S-score. Berdasarkan hasil penelitian menurut model

springate bahwa penjualan tidak selalu berpengaruh dalam

memprediksi kebangkrutan. kinerja keuangan dan profitabilitas

berfokus pada pendapatan penjualan, hal ini mengukur kemampuan

menajemen untuk mengelola asetnya sehingga dapat meningkatkan

penjualan, karena semakin rendah kemampuan perusahaan

Page 98: ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE …

83

menggunakan asetnya untuk meningkatkan penjualan. Maka semakin

tinggi kemungkinan perusahaan untuk mengalami Financial distress.

e. Variabel model springate (S-score) meliputi WC/TA, EBIT/TA,

EBT/CL dan SA/TA secara simultan berpengaruh terhadap S-score.

Hal ini dilihat dari niai signifikansinya 0.000 nilai tersebut < 0,05

sehingga secara keseluruhan variabel rasio altman bepengaruh

terhadap S-score.

3. Model yang Paling Akurat Dalam Memprediksi Kebangkrutan

Hasil uji koefisien determinasi Nagelkerke R Square didapatkan hasil

model ALTMAN (z-score) Revisi sebesar 98,5% dan model Springate (S-

score) sebesar 99%. Berdasarkan hasil teresbut nilai tertinggi diperoleh

model Springate . kondisi keuangan pada perusahaan sektor pertambangan

yang terdaftar di BEI tahun 2016-2018 dapat dianalisis oleh model

Springate (S-score) dalam memprediksi kebangkrutan.

6.2 Saran

Berdasarkan keterbatasan dalam penelitian ini, maka peneliti memberikan

saran agar dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam meneliti prediksi

kebangkrutan:

1. Bagi perusahaan yang dikategorikan dalam kondisi sehat,terus

meningkatkan pengambilan keputusan kebijakan perusahaan dan

meningkatkan kinerja keuangan serta memanfaatkan asset yang dimiliki

dengan seefektif mungkin untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal

Page 99: ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE …

84

dan perusahaan yang dikategorikan dalam grey area maka perusahaan

perlu berhati-hati dalam mengambil keputusan kebijakan perusahaan dan

terus berusaha menungkatkan kinerja keuangan serta memanfaatkan lebih

baik lagi asset yang dimiliki oleh perusahaan untuk mendapatkan

keuntungan yang lebih besar lagi.

2. Bagi Investor yng ingin berinvestasi disarankan untuk berhati-hati dalam

memilih perusahaan dan dapat menggunakan hasil penelitian sebagai salah

satu rujukan dalam membuat keputusan investasi serta memilih

perusahaan terutama perusahaan yang menunjukkan peningkatan kinerja

keuangan atau perusahaan yang memiliki kinerja baik menjadi pilihan

yang lebih aman. Hal ini bertujuan supaya investor tidak rugi dalam

penanaman modal.

3. Bagi peneliti selanjutnya sebaiknya menambah periode pengamatan

mengenai kondisi kebangkrutan perusahaan dan dapat menambah variabel

penelitian.

Page 100: ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE …

85

DAFTAR PUSTAKA

Anita Tri Widiyawati, 2015, Analisis rasio Altman modifikasi pada prediksi

kebangkrutan perusahaan property dan Real Estate yang terdaftar di BEI.

Jurnal Akuntansi dan Pendidikan, Vol.4 No. 2

Edi Prasodjo et al, 2015, Analisis Status Keberlanjutan Kegiatan Pertambangan

Batubara di kota Samarinda Provinsi Kalimantan Timur. Jurnal Teknologi

Mineral dan Batubara. Vol. 11 No. 1

Endang Purwanti, 2016, Analisis Perbedaan Model Altman z-score dan Model

Springate dalam Memprediksi Kebangkrutan pada Perusahaan

Pertambangan yang terdaftar di BEI 2010-2014. Jurnal Stie Semarang.

Vol. 8 No. 2.

Fitria Kartikasari. et al. 2014, Prediksi Kebangkrutan Berdasarkan Analisis z-

score altman (Studi pada Kelompok Perusahaan Textile and Garment yang

terdaftar di BEI selama tahun 2008-2012). Jurnal Administrasi Bisnis Vol.

9 No. 1

Ghazali Syamni, 2018, Bankruptcy Prediction Models and Stock Princes of The

Coal Mining Industry in Indonesia Jurnal Etikonomi. Vol. 17 No. 1.

Inggi Rovita Dewi. et al. 2014, Pengaruh Struktur Modal Terhadap Nilai

Perusahaan (Studi pada sektor pertambangan yang terdaftar di BEI

periode 2009-2012). Jurnal Administrasi Bisnis (JAB). Vol. 17 No. 1.

Komang Devi Methili Purnajaya, Ni K. Lely A. Merkusiwati, 2014, Analisis

Komparasi Potensi Kebangkrutan dengan Metode Z-score Altman,

Springate, dan Zmijewski pada Industri Kosmetik yang terdftar di BEI

Jurnal Akuntansi Vol. 7 No. 1.

Maylani Wulandari, Abel Tasman, 2019, Analisis Komparatif Dalam

Memprediksi Kebangkrutan Pada Perusahaan Telekomunikasi yang

Listing di BEI Tahun 2008-2017. Jurnal Kajian Manajemen dan

Wirausaha. Vol. 01 No. 01.

M.Noor Salim, 2016, Potensi Kebangkrutan Perusahaan Pertambangan Batubara

yang terdaftar di BEI Jurnal Ekonomi. Vol.18. No. 3.

Page 101: ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE …

86

Pasaman Silaban, 2014, Analisis Kebangkrutan dengan Model altman z-score

Studi kasus di perusahaan Telekomunikasi. Jurnal Akuntansi Vol. 18

No.3.

Putri Yudiastantri, et al. 2018, Analisis Prediksi Kebangkrutan Perusahaan dengan

Metode Altman pada Perusahaan Rokok yang Listing di BEI pada tahun

2012-2016. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Vol.07 No. 12.

Rafles W. Tambunan et al, 2015, Analisis Prediksi Kebangkrutan Perusahaan

dengan menggunakan Metode Altamn z-score (Studi pada subcektor rokok

yang terdaftar di BEI Tahun2009-2013). Jurnal Administrasi Bisnis (JAB).

Vol. 2 No. 1

Yuliana, 2015, Analisis kebangkrutan pada perusahaan Batubara di Bursa Efek

Indonesia. Jurnal e-Jurnal Katalogis, Vol.3 No. 5

www. Britama.com/index.php/2012/05/sejarah-dan-profil-singkat-aksi

www.Idx.co.id

Page 102: ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE …

87

LAMPIRAN

Page 103: ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE …

88

Lampiran 1. Hasil perhitungan Rasio Altman Z- Score

Z’=0,717X1 + 0,847X2 +3,108X3 +0,42X4 +0,988X5

Keterangan:

X1 : Modal kerja/Total Aset

X2 :Laba Ditahan / Total Asset

X3 :Laba Sebelum Bunga Dan Pajak/Total Aset

X4 :Nilai Buku Ekuitas/ Total Aset

X5 : Sales/Total Asset

KODE TAHUN X1 X2 X3 X4 X5

ADRO 2016 0.145372993 0.249546903 0.09009427 1.3835392 0.38701925

ADRO 2017 0.176964196 0.28862321 0.13968366 1.5028823 0.4781718

ADRO 2018 0.103939816 0.297849038 0.10354492 1.5124255 0.37291971

ARII 2016 -0.512712311 -0.26535608 -0.05870058 0.2054679 0.03526336

ARII 2017 -0.434156311 -0.3147758 -0.02181907 0.1384141 0.08784771

ARII 2018 -0.508027142 -0.31528968 -0.29344272 0.1074027 0.07795091

ANTM 2016 0.48444588 0.323040454 0.0079146 1.5907033 0.30372897

ANTM 2017 0.24476536 0.325369233 0.01513936 1.6045308 0.42158672

ANTM 2018 0.261052129 0.314993994 0.02843636 1.3968933 0.60742333

ATPK 2016 -0.045364344 -0.36885164 -0.17730124 0.8685603 0.00643315

ATPK 2017 -0.173858439 -0.91693304 -0.13723812 0.653057 0.01662633

ATPK 2018 -0.152723616 -0.00105481 -0.07822027 0.4760096 0.04384166

Page 104: ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE …

89

BSSR 2016 0.028738014 0.308830361 0.19958418 2.2484657 1.31859996

BSSR 2017 0.116316384 0.376727029 0.53159109 2.4713479 1.86817786

BSSR 2018 0.033183627 0.281465187 0.32036849 1.2788829 1.27900638

DEWA 2016 0.077434848 -0.2508326 0.00144193 1.4411984 0.6794349

DEWA 2017 -0.134866493 -0.23205154 0.00689178 1.3059147 0.60425789

DEWA 2018 -0.064293585 -0.24277177 0.00219047 1.4998966 0.49616667

GEMS 2016 0.395894351 0.117910505 0.13044506 2.3495832 1.0176605

GEMS 2017 0.284906432 0.122362785 0.28428053 0.9797716 1.28617748

GEMS 2018 0.088226649 0.150767629 0.18326888 0.8405573 1.06382428

HRUM 2016 2.418538351 0.358504634 0.07110337 6.1349268 -2.87379798

HRUM 2017 3.193063079 0.421101496 0.15895549 6.2259506 -1.56866143

HRUM 2018 0.492057944 0.368862412 0.08648892 4.3515516 -1.01665852

ITMG 2016 1.341258246 0.440317839 0.15869753 3.0011375 1.13035796

ITGM 2017 2.109707983 0.430389284 0.26647888 2.3922137 1.24352032

ITMG 2018 1.963618095 0.434448008 0.19080221 2.1269069 0.96055141

MYOH 2016 1.146339463 0.483926777 0.20001435 5.4962093 1.29100817

MYOH 2017 1.259607383 0.488611836 0.12506015 3.3937628 1.3821771

MYOH 2018 1.277480671 0.490819428 0.20181944 2.8281559 1.22868401

PTBA 2016 0.178027681 0.611825336 0.13623501 1.3150448 0.2184916

PTBA 2017 0.300376323 0.662400087 0.26826696 1.685495 0.8855507

PTBA 2018 0.300542688 0.613407246 0.2302431 1.9768245 0.71363429

SMMT 2016 -0.094083632 -0.08227665 -0.06330507 1.4916572 0.08804979

SMMT 2017 -0.13076162 -0.02939377 -0.08519232 1.3690974 0.07942657

SMMT 2018 -0.111983704 0.024259578 -0.02981428 1.3359754 0.15791305

Page 105: ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE …

90

Lampiran 2. Hasil Perhitungan Rasio Springante (S-score)

S = 1,03 A + 3,07 B + 0,66 C + 0,4 D

Keterangan :

A = Working Capital /Total Assets

B =Ebit/ Total Assets

C = Net Profit Taxs /Current Liabilities

KODE TAHUN X1 X2 X3 X4

ADRO 2016 0.244196912 0.0900943 0.84790285 0.3870192

ADRO 2017 0.290448974 0.1396837 1.20202850 0.4781718

ADRO 2018 0.233932115 0.1035449 0.69125612 0.3729197

ARII 2016 0.110403851 0.0022780 -0.09420523 0.0352634

ARII 2017 0.120496527 0.0218191 -0.03933824 0.0878477

ARII 2018 0.12599447 0.0293441 -0.04628255 0.0779509

ANTM 2016 0.354558953 0.0002720 0.05452088 0.3037290

ANTM 2017 0.29992194 0.0200107 0.08183703 0.4215867

ANTM 2018 0.332330615 0.0589755 0.13469426 0.6074233

ATPK 2016 0.100059968 -0.1773012 -1.26774665 0.0064331

ATPK 2017 0.042303742 -0.1372381 -1.43190262 0.0166263

ATPK 2018 0.071088256 -0.0782203 -0.38778272 0.0438417

BSSR 2016 0.29449899 0.1995842 0.72792901 1.3186000

BSSR 2017 0.375339926 0.5315911 2.05194833 1.8681779

BSSR 2018 0.41974057 0.3203685 0.82877437 1.2790064

Page 106: ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE …

91

DEWA 2016 0.338408722 0.0219500 0.02386172 0.6794349

DEWA 2017 0.29283333 0.0416613 0.07686197 0.6042579

DEWA 2018 0.321532029 0.0127362 0.01500126 0.4961667

GEMS 2016 0.538596485 0.1304451 0.90764151 1.0176605

GEMS 2017 0.702462811 0.2842805 0.68081952 1.2861775

GEMS 2018 0.483770182 0.1832689 0.46192465 1.0638243

HRUM 2016 0.648757 0.0711034 0.55527090 0.5252529

HRUM 2017 0.685176965 -0.0843277 1.26449779 0.7086838

HRUM 2018 0.66586157 0.0864889 0.49762438 0.5019154

ITMG 2016 0.445534463 0.1586975 0.80386458 1.1303580

ITGM 2017 0.586603174 0.2664789 1.10548451 1.2435203

ITMG 2018 0.565248606 0.1916206 0.70139046 0.9605514

MYOH 2016 0.570837722 0.2000144 1.50611613 1.2851621

MYOH 2017 0.631766867 0.1250601 0.56319318 1.3821771

MYOH 2018 0.655905306 0.2018194 0.79432733 1.2286840

PTBA 2016 0.449482079 0.1362350 1.20998119 0.7567982

PTBA 2017 0.505639754 0.2682670 1.19773550 0.8855507

PTBA 2018 0.483914641 0.2302431 1.66440517 0.7136343

SMMT 2016 0.034032622 -0.0633051 -0.22409503 0.0880498

SMMT 2017 0.035538486 -0.0851799 0.33210693 0.0794266

SMMT 2018 0.093351627 -0.0298143 0.28942261 0.1579130

Page 107: ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE …

92

Lampiran 3. Hasil Perhitungan Z-score

KODE TAHUN X1 X2 X3 X4 X5 Z-score Prediksi Y

ADRO

2016 0.10 0.21 0.28 0.58 0.38 1.56

Grey 0 ADRO 2017 0.13 0.24 0.43 0.63 0.47 1.91

Grey 0

ADRO 2018 0.07 0.25 0.32 0.64 0.37 1.65 Grey 0

ARII 2016 0.37 0.22 0.18 0.09 0.03 -0.65 Bangkrut 1

ARII 2017 0.31 0.27 0.07 0.06 0.09 -0.50 Bangkrut 1

ARII 2018 0.36 0.27 0.91 0.05 0.08 -1.42 Bangkrut 1

ANTM 2016 0.35 0.27 0.02 0.67 0.30 1.61 Grey 0

ANTM 2017 0.18 0.28 0.05 0.67 0.42 1.59 Grey 0

ANTM 2018 0.19 0.27 0.09 0.59 0.60 1.73 Grey 0

ATPK 2016 0.03 0.31 0.55 0.36 0.01 -0.52 Bangkrut 1

ATPK 2017 0.12 0.78 0.43 0.27 0.02 -1.04 Bangkrut 1

ATPK 2018 0.11 0.00 0.24 0.20 0.04 -0.11 Bangkrut 1

BSSR 2016

0.02 0.26 0.62 0.94 1.30 3.15

Tidak

Bangkrut 0

BSSR 2017

0.08 0.32 1.65 1.04 1.85 4.94

Tidak

Bangkrut 0

BSSR 2018

0.02 0.24 1.00 0.54 1.26 3.06

Tidak

Bangkrut 0

DEWA 2016 0.06 0.21 0.00 0.61 0.67 1.12 Bangkrut 1

DEWA 2017 0.10 0.20 0.02 0.55 0.60 0.87 Bangkrut 1

DEWA 2018 0.05 0.21 0.01 0.63 0.49 0.88 Bangkrut 1

GEMS 2016 0.28 0.10 0.41 0.99 1.01 2.78 Grey 0

Page 108: ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE …

93

GEMS 2017 0.20 0.10 0.88 0.41 1.27 2.87 Grey 0

GEMS 2018 0.06 0.13 0.57 0.35 1.05 2.16 Grey 0

HRUM 2016 1.73 0.30 0.22 2.58 2.84 2.00 Grey 0

HRUM 2017

2.29 0.36 0.49 2.61 1.55 4.21

Tidak

Bangkrut 0

HRUM 2018 0.35 0.31 0.27 1.83 1.00 1.76 Grey 0

ITMG 2016

0.96 0.37 0.49 1.26 1.12 4.21

Tidak

Bangkrut 0

ITGM 2017

1.51 0.36 0.83 1.00 1.23 4.94

Tidak

Bangkrut 0

ITMG 2018

1.41 0.37 0.59 0.89 0.95 4.21

Tidak

Bangkrut 0

MYOH 2016

0.82 0.41 0.62 2.31 1.28 5.44

Tidak

Bangkrut 0

MYOH 2017

0.90 0.41 0.39 1.43 1.37 4.50

Tidak

Bangkrut 0

MYOH 2018

0.92 0.42 0.63 1.19 1.21 4.36

Tidak

Bangkrut 0

PTBA 2016 0.13 0.52 0.42 0.55 0.22 1.84 Grey 0

PTBA 2017

0.22 0.56 0.83 0.71 0.87 3.19

Tidak

Bangkrut 0

PTBA 2018

0.22 0.52 0.72 0.83 0.71 2.99

Tidak

Bangkrut 0

SMMT 2016 0.07 0.07 0.20 0.63 0.09 0.38 Bangkrut 1

SMMT 2017 0.09 0.02 0.26 0.58 0.08 0.27 Bangkrut 1

SMMT 2018 0.08 0.02 0.09 0.56 0.16 0.56 Bangkrut 1

Page 109: ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE …

94

Lampiran 4. Hasil Perhitungan S-score

KODE TAHUN X1 X2 X3 X4 S-score Prediksi Y

ADRO 2016 0.25 0.28 0.56 0.15 1.24

Tidak

Bangkrut 0

ADRO 2017

0.30 0.43 0.79 0.19 1.71 Tidak

Bangkrut 0

ADRO 2018

0.24 0.32 0.46 0.15 1.16 Tidak

Bangkrut 0

ARII 2016 0.11 0.01 0.06 0.01 0.20 Bangkrut 1

ARII 2017 0.12 0.07 0.03 0.04 0.25 Bangkrut 1

ARII 2018 0.13 0.09 0.03 0.03 0.28 Bangkrut 1

ANTM 2016 0.37 0.00 0.04 0.12 0.52 Bangkrut 1

ANTM 2017 0.31 0.06 0.05 0.17 0.59 Bangkrut 1

ANTM 2018 0.34 0.18 0.09 0.24 0.86 Bangkrut 1

ATPK 2016 0.10 0.54 0.84 0.00 1.49 Bangkrut 1

ATPK 2017 0.04 0.42 0.95 0.01 1.42 Bangkrut 1

ATPK 2018 0.07 0.24 0.26 0.02 0.59 Bangkrut 1

BSSR 2016 0.30 0.61 0.48 0.53 1.92

Tidak

Bangkrut 0

BSSR 2017 0.39 1.63 1.35 0.75 4.12

Tidak

Bangkrut 0

BSSR 2018 0.43 0.98 0.55 0.51 2.47

Tidak

Bangkrut 0

DEWA 2016 0.35 0.07 0.02 0.27 0.70 Bangkrut 1

DEWA 2017 0.30 0.13 0.05 0.24 0.72 Bangkrut 1

Page 110: ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE …

95

DEWA 2018 0.33 0.04 0.01 0.20 0.58 Bangkrut 1

GEMS 2016 0.55 0.40 0.60 0.41 1.96

Tidak

Bangkrut 0

GEMS 2017 0.72 0.87 0.45 0.51 2.56

Tidak

Bangkrut 0

GEMS 2018 0.50 0.56 0.30 0.43 1.79

Tidak

Bangkrut 0

HRUM 2016 0.67 0.22 0.37 0.21 1.46

Tidak

Bangkrut 0

HRUM 2017 0.71 0.26 0.83 0.28 2.08

Tidak

Bangkrut 0

HRUM 2018 0.69 0.27 0.33 0.20 1.48

Tidak

Bangkrut 0

ITMG 2016 0.46 0.49 0.53 0.45 1.93

Tidak

Bangkrut 0

ITGM 2017 0.60 0.82 0.73 0.50 2.65

Tidak

Bangkrut 0

ITMG 2018 0.58 0.59 0.46 0.38 2.02

Tidak

Bangkrut 0

MYOH 2016 0.59 0.61 0.99 0.51 2.71

Tidak

Bangkrut 0

MYOH 2017 0.65 0.38 0.37 0.55 1.96

Tidak

Bangkrut 0

MYOH 2018 0.68 0.62 0.52 0.49 2.31

Tidak

Bangkrut 0

PTBA 2016 0.46 0.42 0.80 0.30 1.98

Tidak

Bangkrut 0

PTBA 2017 0.52 0.82 0.79 0.35 2.49

Tidak

Bangkrut 0

PTBA 2018 0.50 0.71 1.10 0.29 2.59

Tidak

Bangkrut 0

SMMT 2016 0.04 0.19 0.15 0.04 0.41 Bangkrut 1

SMMT 2017 0.04 0.26 0.22 0.03 0.55 Bangkrut 1

Page 111: ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE …

96

SMMT 2018 0.10 0.09 0.19 0.06 0.44 Bangkrut 1

Lampiran 5. Hasil Output Spss

1. Uji Hasil Uji Kelayakan Model

Hosmer and Lemeshow Test

Model Step Chi-square Df Sig

Altman 1 0.705 7 0.998

Springate 1 2.470 7 0.929

2. Uji Ward Model Altman (Z-score)

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

95% C.I.for EXP(B)

Lower Upper

Step

1a

WC/TA -1.084 9.192 .014 1 .906 .338 .000 22559060.985

RE/TA -14.787 11.384 1.687 1 .194 .000 .000 1853.454

EBIT/TA -4.889 8.445 .335 1 .023 .008 .000 116160.985

BVE/BVD .281 6.682 .002 1 .966 1.324 .000 645677.407

SA/TA -.316 3.753 .007 1 .933 .729 .000 1142.005

Constant 1.470 4.861 .091 1 .762 4.349

Page 112: ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE …

97

a.Variable(s) entered on step 1: WC/TA, RE/TA, EBIT/TA, BVE/BVD,

SA/TA.

3. Uji Wald Model Springate (S-score)

B S.E. Wald Df Sig. Exp(B)

95% C.I.for EXP(B)

Lower Upper

Step

1a

WC/TA -7.132 9.061 .620 1 .431 .001 .000 41242.072

EBIT/TA -5.781 11.208 .266 1 .026 .003 .000 10705380.132

EBT/CL -10.464 7.987 1.717 1 .039 .000 .000 179.389

SA/TA 3.820 14.478 .070 1 .792 45.625 .000 960686849033

57.310

Constant 5.649 3.245 3.030 1 .082 283.945

a.Variable(s) entered on step 1: WC/TA, EBIT/TA, EBT/CL, SA/TA.

4. Model Altman (Z-score) Revisi

Hasil Uji Nilai -2LL yang Terdiri Hanya Konstanta

Iteration Historya,b,c

Iteration -2 Log likelihood

Coefficients

Constant

Step 0 1 48.902 -.333

2 48.902 -.336

3 48.902 -.336

Page 113: ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE …

98

a. Constant is included in the model.

b. Initial -2 Log Likelihood: 48.902

c. Estimation terminated at iteration number 3 because parameter

estimates changed by less than .001.

Hasil Uji Nilai -2LL yang Terdiri dari Konstanta dan variabel Bebas

Iteration Historya,b,c,d

Iteration

-2 Log

likelihood

Coefficients

Const

ant WC/TA RE/TA

EBIT/

TA

BVE/

BVD SA/TA

Step 1 1 16.033 .252 -.345 -3.792 -1.197 .047 .034

2 7.391 .488 -.469 -7.240 -2.217 .218 .069

3 3.307 .863 -.600 -10.900 -3.581 .323 .010

4 1.386 1.470 -1.084 -14.787 -4.889 .281 -.316

5. Hasil Uji Perbandingan -22LL

Omnibus Tests Of Model Coeffients

Chi-square Df Sig.

Step 1 Step 44.443 5 .000

Block 44.443 5 .000

Model 44.443 5 .000

6. Model Springate (S-score)

Hasil Uji 2LL yang terdiri hanya konstanta Iteration History

Iteration -2 Log likelihood

Coefficients

Constant

Step 0 1 45.835 -.667

2 45.829 -.693

3 45.829 -.693

7. Hasil Uji Nilai -2LL yang Terdiri dari Konstanta dan variabel Bebas

Iteration -2 Log Coefficients

Page 114: ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE …

99

likelihood Constant WC/TA EBIT/TA EBT/CL SA/TA

Step 1 1 18.256 1.903 -3.808 -.726 -1.594 -.259

2 8.961 3.053 -4.827 -1.753 -3.975 .393

3 3.816 4.275 -5.744 -3.560 -7.106 1.904

4 1.516 5.649 -7.132 -5.781 -10.464 3.820

8. Hasil Uji Perbangingan -22LL Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square df Sig.

Step 1 Step 47.386 4 .000

Block 47.386 4 .000

Model 47.386 4 .000

9. Hasil Uji Koefisien Determinasi Model Summary

Model

Step

-2 Log

likelihood

Cox & Snell R

Square

Nagelkerke R

Square

Altman 1 1.386a 00.709 0.985

Springate

1 1.056a .735 0.990