analisa prediksi terjadinya kebangkrutan terhadap

29
LAPORAN PENELITIAN ANALISA PREDIKSI TERJADINYA KEBANGKRUTAN TERHADAP PERUSAHAAN SEKTOR PERTAMBANGAN SUB SEKTOR MINYAK DAN GAS BUMI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2014-2018 DENGAN MENGGUNAKAN MODEL ALTMAN Z-SCORE, MODEL SPRINGATE, MODEL GROVER, DAN MODEL ZMIJEWSKI Klemens Bonifasius Tiono Fredella Colline Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Manajemen Universitas Kristen Krida Wacana 2020

Upload: others

Post on 15-Oct-2021

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISA PREDIKSI TERJADINYA KEBANGKRUTAN TERHADAP

LAPORAN PENELITIAN

ANALISA PREDIKSI TERJADINYA

KEBANGKRUTAN TERHADAP PERUSAHAAN

SEKTOR PERTAMBANGAN SUB SEKTOR MINYAK

DAN GAS BUMI YANG TERDAFTAR DI BURSA

EFEK INDONESIA PERIODE 2014-2018 DENGAN

MENGGUNAKAN MODEL ALTMAN Z-SCORE,

MODEL SPRINGATE, MODEL GROVER, DAN

MODEL ZMIJEWSKI

Klemens Bonifasius Tiono

Fredella Colline

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Program Studi Manajemen

Universitas Kristen Krida Wacana

2020

Page 2: ANALISA PREDIKSI TERJADINYA KEBANGKRUTAN TERHADAP

2

Halaman Pengesahan

Penelitian Mandiri

1. Judul Penelitian : ANALISA PREDIKSI TERJADINYA KEBANGKRUTAN

TERHADAP PERUSAHAAN SEKTOR PERTAMBANGAN SUB SEKTOR

MINYAK DAN GAS BUMI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

INDONESIA PERIODE 2014-2018 DENGAN MENGGUNAKAN MODEL

ALTMAN Z-SCORE, MODEL SPRINGATE, MODEL GROVER, DAN

MODEL ZMIJEWSKI

2. Peneliti :

Nama Lengkap : Fredella Colline

NIDN dan GOL : 0417068501/ IIIC

Fakultas/Program Studi : Ekonomi dan Bisnis / Manajemen

Perguruan Tinggi : Universitas Kristen Krida Wacana

Alamat Kantor/No.Telp/Fax : Jl. Tanjung Duren Raya No.4, Jakarta Barat

/ 5666952 / 5666956

Alamat Rumah : Westmark Apartment Lt 06 no. 12

Jl. Tanjung Duren Selatan – Jakarta Barat

Alamat email/No.HP : [email protected] /081320515253

Bidang Ilmu : Manajemen

3. Peneliti :

Nama Lengkap : Klemens Bonifasius Tiono

NIDN dan GOL : -

Fakultas/Program Studi : Ekonomi dan Bisnis / Manajemen

Perguruan Tinggi : Universitas Kristen Krida Wacana

Alamat Kantor/No.Telp/Fax : Jl. Tanjung Duren Raya No.4, Jakarta Barat 11470

/ 5666952 / 5666956

Alamat Rumah : Jl. Lippo Karawaci , Tangerang

Alamat email/No.HP : [email protected] / 087873503383

Bidang Ilmu : Manajemen

Page 3: ANALISA PREDIKSI TERJADINYA KEBANGKRUTAN TERHADAP

3

4. Biaya Penelitian : Rp. 5.000.000 , -

5. Jangka Waktu : 6 bulan

Page 4: ANALISA PREDIKSI TERJADINYA KEBANGKRUTAN TERHADAP

4

DAFTAR ISI

Halaman Pengesahan Penelitian Mandiri ................................................................ 2

DAFTAR ISI ............................................................................................................ 4

ABSTRAK ............................................................................................................... 5

ABSTRACT ............................................................................................................... 6

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 7

1.1. Latar Belakang ..................................................................................................... 7

BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................ 11

2.1. Metode Altman Z-score .................................................................................... 11

2.2. Metode Springate ............................................................................................. 12

2.3. Metode Grover ................................................................................................. 13

2.4. Metode Zmijewski ............................................................................................. 14

2.5. Penelitian Terdahulu ......................................................................................... 15

2.6. Hipotesis Penelitian .......................................................................................... 17

BAB III METODE PENELITIAN ........................................................................ 18

3.1. Jenis dan Sumber Data ...................................................................................... 18

3.2. Populasi dan Sampel ......................................................................................... 18

3.3. Metode Analisis Data ........................................................................................ 19

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................... 20

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 25

5.1. Kesimpulan ........................................................................................................ 25

11.1. Saran ................................................................................................................. 26

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 28

Page 5: ANALISA PREDIKSI TERJADINYA KEBANGKRUTAN TERHADAP

5

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah : (1) untuk mengetahui apakah perusahaan yang berada di sektor

minyak dan gas bumi berpotensi mengalami kebangkrutan berdasarkan model Altman Z-score,

Springate, Gorver dan Zmijewski, (2) untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan hasil yang

signifikan di antara ke 4 model prediksi (3) untuk mengetahui model prediksi manakah yang tingkat

akurasinya paling tinggi.

Dari 7 perushaaan yang bergerak di bidang minyak dan gas bumi yang telah dianalisa menggunakan

ke 4 model prediksi, kami mendapat hasil berupa : (1) berdasarkan model Altman Z-score terdapat 5

perusahaan yang berpotensi mengalami kebangkrutan, 1 perusahaan berada dalam zona abu-abu dan

hanya 1 perushaaan yang dalam kondisi sehat, (2) berdasarkan model Springate terdapat 5

perusahaan yang berpotensi mengalami kebangkrutan dan 2 perusahaan dalam kondisi sehat, (3)

berdasarkan model Grover terdapat 2 perusahaan yang berpotensi mengalami kebangkrutan dan 5

perusahaan dalam kondisi sehat, (4) berdasarkan model Zmijewski terdapat 1 perusahaan yang

berpotensi mengalami kebangkrutan dan 6 perusahaan dalam kondisi sehat.

Berdasarkan hasil pengujian satisitik Independent Samples Test menggunakan aplikasi IBM SPSS 24

bahwa model Altman Z-score dan Zmijewski serta model Springate dan model Grover memiliki hasil

rata-rata yang sama.Tingkat akurasi model prediksi yang paling tinggi adalah model Zmijewski dengan

tingkat akurasi mencapai 86%.

Kata Kunci : Kebangkrutan, Financial Distress, metode Altman Z-score, metode Springate, metode

Grover, metode Zmijewski

Page 6: ANALISA PREDIKSI TERJADINYA KEBANGKRUTAN TERHADAP

6

ABSTRACT

The purpose of this research to know: (1), to find out which firm is predicted being

bankruptcy according to the Altman Z-score model, Springate model, Grover model

and Zmijewski model, (2) to find out wether there is difference between the fourth model

of bankruptcy prediction (3) to find out which model have highest level accuration to

predict bankruptcy of the oil and gas firm.After the oil and gas firm was analyzed with

the fourth model of bankruptcy prediction, the result is (1) according the altman Z-

score model there is 5 firm that predicted have potential to being bankruptcy and only

1 firm have a healthy financial condition (2) according the Springate model there is 5

firm that predicted have potential to being bankruptcy and 2 firm have a healthy

financial condition, (3) according the Grover model there is 2 firm that predicted have

potential to being bankruptcy and 5 furm have a healthy financial condition, (4)

according the altman Zmijewski model there is 1 firm that predicted have potential to

being bankruptcy and 6 furm have a healthy financial condition.According to the result

of Independent Samples Test using IBM SPSS 24 that Altman Z-score model with

Zmijewski model and Springate model with Grover model have same average score

result. The highest accuration level achieved by Zmijewski model with 86% level

accuration.

Key Words : Bankruptcy, Financial Distress, Altman Z-score model, Springate model,

Grover model, Zmijewski model

Page 7: ANALISA PREDIKSI TERJADINYA KEBANGKRUTAN TERHADAP

7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pertumbuhan perekonomian semakin berkembang setiap tahunnya, setiap sektor industri saling

berlomba untuk mencapai kinerja yang lebih baik, namun ketiakpastian di masa mendatang

kerap kali mengakibatkan kondisi keuangan suatu perusahaan menjadi tidak stabil dan bahkan

ada beberapa perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan dan terancam bangkrut. Fungsi

manajemen disini sangatlah berperan dimana keuangan perusahaan harus dikelola sebaik-

baiknya agar operasional perusahaan dapat berjalan dengan lancar dan ancaman kebangkrutan

atau financial distress dapat diminimalisir.

Salah satu pemasukan terbesar perekonomian Indonesia adalah berasal dari sektor minyak

dan gas, dimana Indonesia menjadi salah satu negara pengekspor minyak mentah. Hal ini

membuat para investor tertarik untuk menanamkan modal di sektor pertambangan minyak dan

gas bumi, namun memang kekhawatiran akan kinerja perusahaan dan kondisi perekonomian

menjadi sebuah pertanyaan besar yang dipikirkan oleh investor apakah hasil dari

menginvestasikan modalnya akan mendapatkan keuntungan atau mengalami kerugian. Berikut

ini adalah daftar nama-nama perusahaan yang bergerak di sektor pertambangan sub sektor

minyak dan gas bumi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Tabel 1.

Daftar Perusahaan Sektor Pertambangan Sub Sektor Minyak dan Gas Bumi

Sumber : www.idx.co.id

Fluktuasi harga minyak dunia serta nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika menjadi hal

yang sangat diperhatikan dikarenakan mempengaruhi harga jual minyak mentah dan

keuntungan yang akan didapatkan oleh perusahaan. Jika dilihat dari segi biaya, perusahaan-

perusahaan di bidang minyak dan gas ini memerlukan biaya yang sangat besar dalam

Nama Perusahaan Kode Saham

PT Ratu Prabu Energi Tbk ARTI

PT Elnusa Tbk ELSA

PT Energi Mega Persada Tbk ENRG

PT Medco Energi Internasional Tbk MEDC

PT Radiant Utama Interinsco Tbk RUIS

PT Benakat Integra Tbk BIPI

PT Surya Esa Perkasa Tbk ESSA

Page 8: ANALISA PREDIKSI TERJADINYA KEBANGKRUTAN TERHADAP

8

menjalankan kegiatan operasi dan produksi, sehingga dapatkah perusahaan meraih keuntungan

yang lebih, jika dilihat dari harga penjualan minyak yang setiap harinya berfluktuasi.

Tabel 2.

Data Produksi Minyak Bumi dan Gas Alam, 1996-2017

Produksi Minyak Bumi dan Gas Alam, 1996-2017

Sumber : www.bps.go.id

Tahun

Minyak Mentah

dan Kondensat

(000 barel)

Gas Alam

(MMscf)

1996 548.648,30 3.164.016,20

1997 543.752,60 3.166.034,90

1998 534.892,00 2.978.851,90

1999 494.643,00 3.068.349,10

2000 484.393,30 2.845.532,90

2001 480.116,10 3.762.828,50

2002 397.308,50 2.279.373,90

2003 383.700,00 2.142.605,00

2004 404.992,90 3.026.069,30

2005 387.653,50 2.985.341,00

2006 357.477,40 2.948.021,60

2007 348.348,00 2.805.540,30

2008 358.718,70 2.790.988,00

2009 346.313,00 2.887.892,20

2010 344.888,00 3.407.592,30

2011 329.249,30 3.256.378,90

2012 314.665,90 2.982.753,50

2013 301.191,90 2.969.210,80

2014 287.902,20 2.999.524,40

2015 286.814,20 2.948.365,80

2017 292.373,80 2.781.154,00

Page 9: ANALISA PREDIKSI TERJADINYA KEBANGKRUTAN TERHADAP

9

Jika dilihat dari data diatas jumlah produksi migas setiap tahunnya berfluktuatif/tidak

menetap, hal ini dikarenakan minyak dan gas bumi merupakan sumber daya alam yang tidak

dapat diperbaharui dan perlahan akan habis, dapat dilihat dari tahun 2009 – 2015 jumlah

produksi minyak mentah mengalami penurunan tiap tahunnya, sebelumnya pada tahun 2008

produksi minyak berada di angka 358.718,70 ribu barel, namun di tahun 2015 menurun

menjadi 286.814,20 ribu barel dan kembali berfluktuatif, begitupun juga hasil produksi gas

bumi yang tidak menentu tiap tahunnya. Menurut Djoko Siswanto selaku Ditjen Minyak dan

Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, penyebab menurunnya hasil

produksi migas dikarenakan lapangan migas yang sudah menua dan secara alamiah terjadi

penurunan hasil produksi (economy.okezone.com). Masalah lainnya terdapat pada terjadinya

defisit neraca perdaganagan sektor migas yang terjadi beberapa tahun belakangan.

Tabel 3. Neraca Perdagangan Indonesia

Sumber : www.kemendag.go.id

Berdasarkan data di atas dapat kita lihat pada tahun 2014 neraca perdagangan sektor

migas mengalami kerugian sebesar $13.441,10, pada tahun 2015-2017 defisit neraca

perdagangan migas sedikit demi sedikit berhasil di tekan, namun pada tahun 2018 kembali

membengkak dengan kerugian sebesar $12.696,70, yang menjadi faktor membengkaknya nilai

impor migas ialah peningkatan kebutuhan dalam negeri akan minyak, namun ketidakmampuan

perusahaan dalam meningkatkan produksi migas, sehingga negara harus mengimpor migas dari

luar negeri.

Penurunan ekspor ini dikarenakan naiknya harga minyak dunia dan melemahnya nilai tukar

rupiah, pada tahun 2016 rata-rata harga minyak jenis Brent berada di angka US$ 45,17/barel,

Page 10: ANALISA PREDIKSI TERJADINYA KEBANGKRUTAN TERHADAP

10

pada tahun 2017 harga minyak Brent meningkat menjadi US$ 54,78/barel atau peningkatan

sebesar 21,27% YoY, sepanjang tahun 2018 harga minyak Brent juga kembali meningkat di

angka US$ 78,13/barel, namun nilai tukar rupiah mengalami penurunan sehingga

menyebabkan harga minyak menjadi terlampau mahal. (CNBC Indonesia)

Akibat terjadinya perang dagang Amerika dan Tiongkok tingkat perekonomian dunia

menurun, sehingga menyebabkan para investor segera menarik dananya dan menghindari aset-

aset yang berisiko tinggi termasuk berinvestasi pada perusahaan-perusahaan yang tingkat

penjualannya berfluktuatif seperti di sektor migas. Dampak dari penarikan dana investasi,

perusahaan menjadi kekurangan modal untuk menjalankan kegiatan produksinya sehingga

perusahaan mengandalkan hutang dari bank. Hutang yang membengkak dan jumlah produksi

yang tidak menentu menyebabkan masalah keuangan timbul.

Beberapa perusahaan disektor ini mencatatkan tingkat debt equitiy ratio di atas 100%, hal ini

dapat mengkhawatirkan jikala perusahaan gagal dalam memnuhi kewajiban-kewajibannya. PT.

Energi Mega Persada tbk, PT. Benakat Integra tbk, PT. Surya Esa Perkasa, PT. Radiant Utama

Interinsco Tbk, dan PT. Medco Energi International tbk dalam 3 tahun berturut-turut mulai dari

tahun 2016-2018 mencatatkan tingkat debt equitiy ratio di atas 100%, bahkan ada yang di atas

300%, hal ini berarti tingkat hutang perusahaan tersebut jauh di atas ekuitas yang dimiliki.

Hanya ada dua perusahaan yang memiliki tingkat debt equitiy ratio dibawah 100%, yaitu PT.

Elnusa tbk, dan PT. Ratu Prabu Energi tbk, walaupun demikian kedua perusahaan tersebut juga

mengalami peningkatan tingkat hutang mereka, maka dari itu penelitian ini dilakukan untuk

melihat kinerja keuangan perusahaan sektor minyak dan gas bumi apakah perusahaan-

perusahaan tersebut memiliki kinerja yang positif atau sebaliknya semakin merugi dan

mengarah kepada kesulitan keuangan atau financial distress.

Page 11: ANALISA PREDIKSI TERJADINYA KEBANGKRUTAN TERHADAP

11

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Metode Altman Z-score

Metode Altman Z-score dibuat pada tahun 1968, dimana ia menggabungkan

sejumlah laporan keuangan dan ukuran nilai pasar. Hasil dari perhitungan

digunakan untuk mengklasifikasikan perusahaan ke dalam kategori bangkrut atau

tidak bangkrut. Model ini diciptakan dengan manggunakan metode Multiple

Discriminant Analysis yang merupakan salah satu teknik statistik untuk

memastikan kondisi kesehatan perusahaan serta untuk mengetahui besaran

koefesien tiap variabel dalam model Z-score (Altman & Hotckiss, 2010).

Menghitung tingkat kebangkrutan suatu perusahaan dapat menggunakan metode

diskriminan dari Altman dengan persamaan (Altman & Hotckiss, 2010) :

Z=1,2 (X1) + 1,4 (X2) +3,3 (X3) + 0,6 (X4) + 1 (X5)

Dimana :

Working Capital to Total Asset Ratio (X1), rasio ini digunakan untuk menilai

tingkat lukuiditas suatu perusahaan terhadap total asetnya, dengan menghitung

rasio ini maka akan diketahui kemampuan perusahaan dalam memnuhi kewajiban

jangka pendeknya.

X1 = ( Aktiva Lancar-Hutang Lancar)/(Total Aktiva)

Retained Earning to Total Asset Ratio (X2), rasio ini digunakan untuk mengukur

kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba ditahan dari total aktiva

perusahaan.

X2 = (Laba Ditahan)/(Total Aktiva)

Earning Before Interest &Taxes to Total Asset (X3), rasio ini digunakan untuk

mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba perusahaan

menggunakan total aset yang dimiliki perusahaan tanpa melihat unsur hutang yang

digunakan.

X3 = (Laba Operasi)/(Total Aktiva)

Page 12: ANALISA PREDIKSI TERJADINYA KEBANGKRUTAN TERHADAP

12

Market Value Of Equity Book Value of Total Liabilities (X4), rasio ini digunakan

untuk mengukur nilai aset terhadap total hutang perusahaan.

X4 = (Nilai Pasar ekuitas)/(Nilai Total Hutang)

Sales to Total Asset Ratio (X5), rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan

perusahaan dalam menggunakan aset untuk meningkatkan penjualan perusahaan.

X5 = Penjualan/(Total Aset)

Jika hasil dari perhitungan nilai Z-score ≤ 1,81, maka perusahaan berpotensi

mengalami kebangkrutan. Jika nilai Z-score ≥ 2,99, maka perusahaan berada dalam

zona aman. Jika nilai Z-score berada di antara 1,81 sampai 2,99 atau 1,81 < Z-score

< 2,99, berarti perusahaan berada didalam zona abu-abu namun kemungkinan

terselamatkan dan kebangkrutan sama, sehingga keputusan dari pihak manajemen

menjadi penentu apakah perusahaan tersebut dapat terselamatkan.

2.2. Metode Springate

Metode ini dibuat oleh Gorgon L.V. Springate pada tahun 1978. Gorgon juga

menggunakan sebuah model yang sama dengan yang digunakan oleh Altman

sebelumnya, yaitu model Multiple Discriminant Analysis, dari 19 rasio keuangan

yang ada, Gorgon menggunakan 4 rasio yang dipercaya dapat mengelompokkan

mana perusahaan yang sedang mengalami masalah keuangan dan berujung pada

kebangkrutan dan mana perusahaan yang sehat atau terhindar dari risiko

kebangkrutan (Jenny & Tarigan, 2018). Dalam Menghitung tingkat kebangkrutan

suatu perusahaan dapat menggunakan metode diskriminan dari Springate dengan

persamaan, (Jenny & Tarigan, 2018):

Z = 1,03A + 3,07B + 0,66C + 0,4D

Dimana :

Working Capital to Total Asset Ratio (A), rasio ini digunakan untuk menilai tingkat

lukuiditas suatu perusahaan terhadap total asetnya, dengan menghitung rasio ini

maka akan diketahui kemampuan perusahaan dalam memnuhi kewajiban jangka

pendeknya.

A = ( Current Asset – Current Liabilities)/(Total Asset)

Page 13: ANALISA PREDIKSI TERJADINYA KEBANGKRUTAN TERHADAP

13

Net Profit Before Interest and Taxes to Total Asset (B), rasio ini digunakan untuk

mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba perusahaan

menggunakan total aset yang dimiliki perusahaan tanpa melihat unsur hutang yang

digunakan.

B = ( Net Profit Before Interest and taxes )/(Total Asset)

Net Profit Before Taxes to Current Liabilities (C), rasio ini digunakan untuk

menilai tingkat keuntungan perusahaan sebelum pajak terhadap kewajiban jangka

pendek.

C = ( Net Profit Before taxes )/(Current Liabilities)

Sales to Total Asset (D), rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan

perusahaan dalam menggunakan aset untuk meningkatkan penjualan perusahaan.

D = ( Sales )/(Total Asset)

Jika nilai Z < dari 0,862, maka perusahaan masuk ke dalam kategori bangkrut

dimana besar kemungkinannya perusahaan mengalami kebangkrutan. Jika nilai Z

> dari 0,862, maka kondisi keuangan perusahaan berada dalam kondisi sehat dan

dikatakan aman dari kebangkrutan.

2.3. Metode Grover

Metode ini ditemukan oleh Jeffrey S. Grover dengan melakukan pengkajian ulang

dan pendesainan terhadap metode Altman Z-score. Jeffrey S. Grover menggunakan

sampel yang sama juga dengan yang digunakan dalam metode Altman Z-score

tahun 1968 dengan adanya penambahan sebanyak 13 rasio baru (Prihanthini & Sari

2013). Menghitung tingkat kebangkrutan suatu perusahaan dapat menggunakan

metode dari Grover dengan persamaan, (Prihanthini & Sari, 2013) :

G-score = 1,650X1 + 3,404X3 - 0,016ROA + 0,057

Dimana :

Working Capital to Total Asset (X1), rasio ini digunakan untuk menilai tingkat

lukuiditas suatu perusahaan terhadap total asetnya, dengan menghitung rasio ini

maka akan diketahui kemampuan perusahaan dalam memnuhi kewajiban jangka

pendeknya.

Page 14: ANALISA PREDIKSI TERJADINYA KEBANGKRUTAN TERHADAP

14

X1 = ( Current Asset – Current Liabilities)/(Total Asset)

Earning Before Interest &Taxes to Total Asset (X3), rasio ini digunakan untuk

mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba perusahaan

menggunakan total aset yang dimiliki perusahaan tanpa melihat unsur hutang yang

digunakan.

X3 = (Earning Before Interest &Taxes)/(Total Asset)

Return on Asset (ROA), rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi

perusahaan dalam menggunakan aset perusahaan dalam menghasilkan laba bersih.

ROA = (Net Income)/(Total Asset)

Jika nilai G-score ≤ -0,02 maka perusahaan masuk dalam kategori bangkrut.

Jika nilai G-score ≥ 0,01, maka perusahaan dalam keadaan sehat atau tidak

mengalami kebangkrutan. Jika nilai G-score berada di antara batas atas dan batas

bawah, maka perusahaan berada di grey area dan masih ada kemungkinan untuk

selamat dari kebangkrutan tergantung kepada kebijakan manajemen perusahaan.

2.4. Metode Zmijewski

Metode ini ditemukan oleh Zmijewski pada tahun 1984. Metode ini mengkritik

metode pengambilan sampel yang digunakan pendahulunya, maka dari itu

Zmijewski membuat suatu perbedaan teknik pengambilan sampel yang berbeda

dari pendahulunya yaitu menggunakan teknik random sampling. Untuk

mendapatkan suatu besaran frekuensi kemungkinan terjadinya kebangkrutan, maka

dari itu Zmijewski berpendapat bahwa proporsi dari sampel dan populasi harus

ditentukan di awal. Dengan membagi jumlah sampel yang mengalami

kebangkrutan dengan jumlah sampel keseluruhan maka akan didapat sebuah hasil

yang menentukan besaran frekuensi kemungkinan terjadinya kebangkrutan suatu

perusahaan (Jenny & Tarigan, 2018).

Dalam metode ini sama-sama menghitung tingkat likuiditas perusahaan dan

ROA, namun perbedaannya terdapat pada perhitungan leverage, dimana rasio ini

digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban

jangka panjangnya.

Page 15: ANALISA PREDIKSI TERJADINYA KEBANGKRUTAN TERHADAP

15

Menghitung tingkat kebangkrutan suatu perusahaan dapat menggunakan metode

dari Zmijewski dengan persamaan, (Jenny & Tarigan, 2018):

X = -4,3 – 4,5X1 + 5,7X2 - 0,004 X3

Dimana :

Return on Asset (X1), rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi

perusahaan dalam menggunakan aset perusahaan dalam menghasilkan laba bersih.

ROA = (Net Income)/(Total Asset)

Leverage (X2), rasio ini digunakan untuk mengukur kesehataan keuangan

perusahaan dengan membandingkan total aset perusahaan dengan total hutang

perusahaan dan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi

kewajiban baik jangka pendek atau jangka panjang.

X2 = (Total Liabilities)/(Total Asset)

Liquidity (X3), rasio ini digunakan untuk mengukur likuiditas perusahaan dan

melihat tingkat kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka

pendeknya.

X3 = (Current Asset)/(Current Liabilities)

Jika nilai X > dari 0, maka perusahaan tersebut berpotensi mengalami

kebangkrutan. Jika nilai X < dari 0, maka perusahaan tersebut tidak berpotensi

mengalami kebangkrutan.

2.5. Penelitian Terdahulu

Tabel 4. Penelitian Terdahulu

Pengarang dan

Tahun

Topik Penelitian Hasil Penelitian

(Krusita &

Wiagustini,

2019

PREDIKSI FINANCIAL

DISTRESS

MENGGUNAKAN

MODEL ZMIJEWSKI

DAN MODEL

GROVER PADA

PERUSAHAAN

MIGAS DI BEI

Dari 7 perusahaan yang

diteliti terdapat 1

perusahaan yang diprediksi

mengalami financial distress

yaitu PT. Energi Mega

Persada Tbk. Dengan

manggunakan model

Grover, dari 7 perusahaan

yang diteliti terdapat 1

perusahaan yang diprediksi

Page 16: ANALISA PREDIKSI TERJADINYA KEBANGKRUTAN TERHADAP

16

mengalami financial distress

yaitu PT. Benakat Integra

Tbk dan terdapat 2

perusahaan yang diprediksi

berada di zona abu-abu

yaitu PT. Energi Mega

Persada dan PT. Surya Esa

Perkasa tbk.

Prihanthini &

Sari, 2013

PREDIKSI

KEBANGKRUTAN

DENGAN MODEL

GROVER, ALTMAN Z-

SCORE, SPRINGATE

DAN ZMIJEWSKI

PADA PERUSAHAAN

FOOD AND

BEVERAGE DI

BURSA EFEK

INDONESIA

Dari 10 perusahaan yang

digunakan, model Grover

memprediksi bahwa seluruh

perusahaan berada dalam

kondisi sehat, model altman

Z-score memprediksi bahwa

ada 2 dari 10 perusahaan

yang terancam bangkrut

sedangkan model

Zmijewski memprediksi

bahwa ada 1 dari 10

perusahaan yang akan

mengalami kebangkrutan

Berdasarkan semua

perhitungan, penulis

menyimpulkan bahwa

model Grover menunjukkan

tingkat akurasi 100%,

diikuti dengan model

Springate dan Zmijewski

dengan tingkat akurasi 90%,

dan model altman Z-score

memiliki tingkat akurasi

80%.

Page 17: ANALISA PREDIKSI TERJADINYA KEBANGKRUTAN TERHADAP

17

Harlen et al,

2019

ANALISIS

PENGGUNAAN

MODEL ALTMAN (Z-

SCORE) UNTUK

MEMPREDIKSI

POTENSI

KEBANGKRUTAN

(STUDI KASUS PADA

PERUSAHAAN SUB

SEKTOR

PERTAMBANGAN

MINYAK DAN GAS

BUMI YANG

TERDAFTAR DI

BURSA EFEK

INDONESIA TAHUN

2012 – 2016)

Dari 7 perusahaan terdapat

3 perusahaan yang di

prediksikan mengalami

financial distress yaitu PT.

Benakat Petroleum Energi

tbk, 3 perusahan berada di

zona abu-abu, yaitu PT.

Ratu Prabu Energi tbk, PT.

Radiant Utama tbk, PT.

Surya Eka Perkasa tbk, dan

hanya 1 perusahaan yang

sehat atau terhindar dari

risiko kebangkrutan yaitu

PT. Elnusa tbk.

2.6. Hipotesis Penelitian H1 : Terdapat perbedaan rata-rata score yang signifikan antara model Altman Z-

score dengan model Springate.

H2 : Terdapat perbedaan rata-rata score yang signifikan antara model Altman Z-

score dengan model Grover.

H3 : Terdapat perbedaan rata-rata score yang signifikan antara model Altman Z-

score dengan model Zmijewski.

H4 : Terdapat perbedaan rata-rata score yang signifikan antara model Springate

dengan model Grover.

H5 : Terdapat perbedaan rata-rata score yang signifikan antara model Springate

dengan model Zmijewski.

H6 : Terdapat perbedaan rata-rata score yang signifikan antara model Grover dan

model Zmijewski.

H7 : Terdapat satu metode yang tingkat akurasinya paling tinggi.

Page 18: ANALISA PREDIKSI TERJADINYA KEBANGKRUTAN TERHADAP

18

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diambil dari data historik atau

rekapitulasi hasil kinerja perusahaan berupa laporan keuangan PT Ratu Prabu Energi

Tbk, PT Benakat Integra Tbk, PT Elnusa Tbk, PT Energi Mega Persada Tbk, PT Medco

Energi Internasional Tbk, PT Radiant Utama Interinsco Tbk, PT Surya Esa perkasa Tbk

melalui pengambilan data dari sumber yang terpecaya dan berkompeten.

Jenis data yang diambil dalam penelitian ini adalah :

1. Data Kuantitatif, yaitu data yang disajikan dalam bentuk angka yang menunjukkan

jumlah atau total dari sesuatu, yaitu laporan keuangan perusahaan berupa neraca, laporan

laba rugi, dan Cashflow.

2. Data Kualitatif, yaitu data yang tidak dinyatakan dalam bentuk angka, seperti nama

perusahaan dan kode saham perusahaan, serta bidang usaha yang dijalankan perusahaan.

Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data dengan cara melihat nilai

yang disajikan dalam laporan keuangan PT Ratu Prabu Energi Tbk , PT Elnusa Tbk, PT

Energi Mega Persada Tbk, , PT Medco Energi Internasional Tbk, PT Radiant Utama

Interinsco Tbk, yang menjadi acuan standar dalam menilai kemungkinan terjadinya

Financial Distress. Data kualitatif dan kuantitatif diperoleh melalui website resmi Bursa

Efek Indoneisa dan website resmi dari masing-masing perusahaan.

3.2. Populasi dan Sampel

3.2.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan sektor pertambangan sub sektor

minyak dan gas bumi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

3.2.2. Sampel

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik sensus,

dimana keseluruhan dari anggota populasi dijadikan sampel. Sampel yang digunakan

adalah laporan keuangan perusahaan sektor pertambangan sub sektor minyak dan gas

bumi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2014-2018. Berikut adalah daftar

perusahaan yang dijadikan sampel pada penelitian ini :

Page 19: ANALISA PREDIKSI TERJADINYA KEBANGKRUTAN TERHADAP

19

Tabel 5. Sampel Penelitian

Nama Perusahaan Kode Saham

PT Ratu Prabu Energi Tbk ARTI

PT Elnusa Tbk ELSA

PT Energi Mega Persada Tbk ENRG

PT Medco Energi Internasional

Tbk

MEDC

PT Radiant Utama Interinsco Tbk RUIS

PT Benakat Integra Tbk BIPI

PT Surya Esa Perkasa Tbk ESSA

3.3. Model Penelitian

1) Model Altman Z-score (Z score)

2) Model Springate (Z)

3) Model Grover (G-score)

4) Model Zmijewski (X)

3.3. Metode Analisis Data

Dalam penelitian ini menggunakan data yang diperoleh dari website resmi bursa efek

Indonesia www.idx.co.id sebagai sumber informasi nama-nama perusahaan sektor

pertambangan sub sektor minyak dan gas yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan

data laporan keuangan dari masing-masing perusahaan diperoleh dari website resmi

perusahaan tersebut yang kemudian dianalisa menggunakan keempat model prediksi

kebangkrutan. Untuk mencari apakah terdapat perbedaan rata-rata score yang signifikan

akan digunakan pengujian statistik menggunakan uji Independent Samples Test dan

akan dilakukan pengujian tingkat akurasi dari masing-masing model prediksi.

Page 20: ANALISA PREDIKSI TERJADINYA KEBANGKRUTAN TERHADAP

20

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 6. Model Altman Z-score

Sumber : Hasil Pengolahan Data

Jika dilihat dari hasil perhitungan menggunakan model Altman Z-score rata-rata

perusahaan mengalami masalah keuangan hal ini dikarenakan adanya perusahaan yang

mencatatkan total laba bersih negatif serta rugi ditahan, modal kerja bersih merupakan hal

yang penting bagi kelangsungan kegiatan operasional perusahaan, jika perusahaan

mencatatkan modal kerja bersih negatif, maka dapat dikatakan bahwa perusahaan tersebut

mengalami masalah dalam menjalankan kegiatan operasionalnya, selain hal tersebut

perusahaan yang diprediksi bangkrut memiliki tingkat efektifitas penggunaan aset yang

cukup rendah diamana perusahaan mengalami pertumbuhan aset yang cukup baik, namun

pertumbuhan aset tersebut tidak dapat dimanfaatkan sehingga tingkat penjualan serta

pendapatan tidak bertumbuh secara signifikan bahkan ada yang mengalami kerugian.

Tabel 7. Model Springate

Sumber : Hasil Pengolahan Data

Model Springate dan model Altman memiliki beberapa persamaan rasio yang

dihitung, kedua dari model ini sama-sama mengukur tingkat efektifitas penggunaan aset

perusahaan dalam menghasilka keuntungan, perusahaan yang diprediksi bangkrut

Page 21: ANALISA PREDIKSI TERJADINYA KEBANGKRUTAN TERHADAP

21

berdasarkan model Springate dikarenakan perusahaan tersebut mencatatkan modal kerja

bersih negatif, serta mengalami kerugian.

Tabel 8. Model Grover

Sumber : Hasil Pengolahan Data

Jika dilihat dari tabel diatas, rata-rata perusahaan berada dalam kondisi sehat hal ini

dikarenakan model Grover menitikberatkan kepada total laba yang diperoleh perusahaan,

selama perusahaan tersebut memperoleh laba atau tidak mengalami kerugian, maka

perusahaan tersebut dapat dikatakan masih berada dalam kondisi sehat, bagi perusahaan

yang diprediksi bangkrut dikarenakan perusahaan tersebut mengalami kerugian yang

cukup besar.

Tabel 9. Model Zmijewski

Sumber : Hasil Pengolahan Data

Berdasarkan Model Zmijewski perusahaan-perusahaan yang berada di sektor minyak

dan gas bumi memiliki kinerja keuangan yang cukup baik, hanya ada 1 perusahaan

yang mengalami masalah. Model Zmijewski menitikberatkan kepada kemampuan

perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajiban-kewajibannya, dikarenakan jika

perusahaan tidak dapat memenuhi kewajibannya maka perusahaan tidak akan dapat

beroperasi dengan baik dan akan menyebabkan kebangkrutan. Perusahaan-perusahan

Page 22: ANALISA PREDIKSI TERJADINYA KEBANGKRUTAN TERHADAP

22

yang dinyatakan sehat merupakan perusahaan-perusahaan yang mampu memenuhi

kewajiban baik jangka pendek maupun jangka panjangnya walaupun ada perusahaan

yang sempat merugi, selama kewajibannya dapat terpenuhi maka perusahaan itu masih

dalam kondisi yang aman, walaupun pihak manajemen juga harus memperhatikan

tingkat profitabilitas perusahaan tersebut.

Uji Independent Sample T test

Tabel 10. Independent Sample Test Altman dan Springate

Tabel 11. Independent Sample Test Altman dan Grover

Tabel 12. Independent Sample Test Altman dan Zmijewski

Page 23: ANALISA PREDIKSI TERJADINYA KEBANGKRUTAN TERHADAP

23

Tabel 13. Independent Sample Test Springate dan Grover

Tabel 14. Independent Sample Test Springate dan Zmijewski

Tabel 15. Independent Sample Test Grover dan Zmijewski

Berdasarkan hasil pengujian bahwa model Altman dengan Springate, Altman dengan Grover,

Springate dengan Zmijewski serta Zmijewski dengan Grover memiliki perbedaan rata-rata

score yang signifikan dikarenakan hasil dari nilai sig dibawah 0,05, sedangkan model Altamn

dengan Zmijewski dan Springate dengan Grover memiliki persamaan rata-rata score

dikarenakan hasil dari nilai sig atas 0,05.

Uji Tingkat Akurasi Model Prediksi

Page 24: ANALISA PREDIKSI TERJADINYA KEBANGKRUTAN TERHADAP

24

Tabel 16. Tingkat Akurasi Model Prediksi

Prediksi Model Prediksi

Altman Z-score Springate Grover Zmijewski

Bangkrut 5 5 2 1

Tidak Bangkrut 2 2 5 6

Total Sampel 7 7 7 7

Kenyataan :

Bangkrut 0 0 0 0

Tingkat Akurasi 29% 29% 71% 86%

Sumber : Hasil Pengolahan Data

Berdasarkan tabel diatas bahwa model Altman Z-score memprediksi terdapat 5

perusahaan yang berpotensi akan mengalami kebangkrutan, model Springate juga memprediksi

terdapat 5 perusahaan yang berpotensi mengalami kebangkrutan, model Grover memprediksi

terdapat 2 perusahaan yang berpotensi mengalami kebangkrutan dan model Zmijewski

memprediksi terdapat 1 perusahaan yang berpotensi mengalami kebangkrutan dengan tingkat

akurasi mencapai 86%.

Page 25: ANALISA PREDIKSI TERJADINYA KEBANGKRUTAN TERHADAP

25

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui perusahaan manakah yang

diprediksi akan mengalami kebangkrutan berdasarkan ke empat model prediksi,

untuk mengetahui apakah terdaat perbedaan rata-rata hasil dari ke empat model

prediksi dan mengetahui model prediksi manakah yang memiliki tingkat akurasi

tertinggi dalam memprediksi kebangkrutan terhadap perusahaan minyak dan gas

bumi. Setelah dilakukan penelitian maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Berdasarkan model Altman Z-score terdapat lima perusahaan yang diprediksi

berpotensi mengalami kebangkrutan yaitu PT. Ratu Prabu Energi Tbk, PT. Energi

Mega Persada Tbk, PT. Benakat Integra Tbk, PT. Surya Esa Perkasa Tbk dan PT.

Medco Energi International Tbk.

2. Berdasarkan model Springate terdapat lima perusahaan yang diprediksi berpotensi

mengalami kebangkrutan yaitu PT. Ratu Prabu Energi Tbk, PT. Energi Mega

Persada Tbk, PT. Benakat Integra Tbk, PT. Surya Esa Perkasa Tbk dan PT. Medco

Energi International Tbk.

3. Berdasarkan model Grover terdapat dua perusahaan yang diprediksi berpotensi

mengalami kebangkrutan yaitu PT. Energi Mega Persada Tbk dan PT. Benakat

Integra Tbk.

4. Berdasarkan model Zmijewski hanya terdapat satu perusahaan yang diprediksi

berpotensi mengalami kebangkrutan yaitu PT. Energi Mega Persada Tbk.

5. Terdapat perbedaan rata-rata hasil score antara model altman Z-score dan model

Springate. Berdasarkan hasil pengujian Independent Samples Test menunjukkan

nilai sig sebesar 0,038 dimana hasil tersebut menunjukan nilai probabilitas < 0,05,

sehingga antara model Altman Z-score dan model Springate terdapat perbedaan

hasil rata-rata yang signifikan.

6. Terdapat perbedaan rata-rata hasil score antara model altman Z-score dan model

Grover. Berdasarkan hasil pengujian Independent Samples Test menunjukkan nilai

sig sebesar 0,021 dimana hasil tersebut menunjukan nilai probabilitas < 0,05,

sehingga antara model Altman Z-score dan model Grover terdapat perbedaan hasil

rata-rata yang signifikan.

Page 26: ANALISA PREDIKSI TERJADINYA KEBANGKRUTAN TERHADAP

26

7. Tidak terdapat perbedaan rata-rata hasil score antara model altman Z-score dan

model Zmijewski. Berdasarkan hasil pengujian Independent Samples Test

menunjukkan nilai sig sebesar 0,9 dimana hasil tersebut menunjukan nilai

probabilitas > 0,05, sehingga antara model Altman Z-score dan model Zmijewski

tidak terdapat perbedaan hasil rata-rata yang signifikan.

8. Tidak terdapat perbedaan rata-rata hasil score antara model Springate dan model

Grover. Berdasarkan hasil pengujian Independent Samples Test menunjukkan nilai

sig sebesar 0,707 dimana hasil tersebut menunjukan nilai probabilitas > 0,05,

sehingga antara model Springate dan model Grover tidak terdapat perbedaan hasil

rata-rata yang signifikan.

9. Terdapat perbedaan rata-rata hasil score antara model Springate dan model

Zmijewski. Berdasarkan hasil pengujian Independent Samples Test menunjukkan

nilai sig sebesar 0,027 dimana hasil tersebut menunjukan nilai probabilitas < 0,05,

sehingga model Springate dan model Zmijewski terdapat perbedaan hasil rata-rata

yang signifikan.

10. Terdapat perbedaan rata-rata hasil score antara model Grover dan model

Zmijewski. Berdasarkan hasil pengujian Independent Samples Test menunjukkan

nilai sig sebesar 0,014 dimana hasil tersebut menunjukan nilai probabilitas < 0,05,

sehingga model Grover dan model Zmijewski terdapat perbedaan hasil rata-rata

yang signifikan.

11. Model Zmijewski merupakan model prediksi dengan tingkat akurasi tertinggi

mencapai 86%, model Grover memiliki tingkat akurasi sebesar 71%, model

Altman Z-score dan model Springate sama-sama memiliki tingkat akurasi sebesar

29% dalam memprediksi terjadinya kebangkrutan terhadap perusahaan minyak dan

gas bumi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

5.2. Saran

Saran yang dapat diberikan peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk penelitian selanjutnya sebaiknya menambah variabel-variabel lain selain

subsektor minyak dan gas bumi, agar dapat memberikan pemahaman lebih luas

mengenai kondisi perusahaan – perusahaan Tbk. di Indonesia. Selain itu sebaiknya

menilai perusahaan yang masuk kategori sehat atau berpotensi mengalami

kebangkrutan juga harus melihat faktor eksternal perusahaan.

Page 27: ANALISA PREDIKSI TERJADINYA KEBANGKRUTAN TERHADAP

27

2. Bagi pihak investor sebaiknya memperhatikan perusahaan mana saja yang sehat

dan baik dalam hal kondisi keuangan sebelum mengambil keputusan untuk

melakukan investasi.

3. Bagi pihak manajemen perusahaan sebaiknya memperhatikan kondisi

perusahaannya dan juga melihat kondisi pesaing mereka, agar dapat meningkatkan

kinerja dan tetap bersaing dalam industri mereka.

Page 28: ANALISA PREDIKSI TERJADINYA KEBANGKRUTAN TERHADAP

28

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Altman, Edward L & Hotckiss, Edith. 2010. Corporate Financial Distress and Banktuptcy.

Third Edition : Wiley.

Ghozali, Imam. 2016. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 23. Edisi

Kedelapan. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro

Harahap, Sofyan Syafri. 2009. Teori Kritis Laporan Keuangan. Jakarta : Bumi Aksara.

Horne, James C. Van & Wachowicz, John M.. 2013. Fundamentals of Financial Management.

13th Edition : Dryden Press

Kasmir . 2009. Pengantar Manajemen Keuangan. Edisi Pertama. Jakarta : Kencana.

Munawir, S. 2010. Analisis Laporan Keuangan. Cetakan Kelima Belas. Yogyakarta: Liberty.

Kariyoto. 2017. Analisa Laporan Keuangan. Cetakan Pertama. Malang : Universitas

Brawijaya Press.

Jurnal

Desmawati, et al (2016)," Analisis Prediksi Kebangkrutan Dengan Model Altman, Springate,

Grover & Zmijewski Pada IndustriI Manufaktur di BEI". Universitas Riau.

Ebenezer, et al. (2018). “Mengembangkan Opini Audit: Analisis Prediksi Kebangkurtan Model

Altman Z-Score.” Jurnal Ilmiah Manajemen, Ekonomi, & Akuntansi (MEA) 2(3):1–27.

Gamayuni (2011). “ Analisis Ketepatan Model Altman Sebagai Alat Untuk Memprediksi

Kebangkrutan (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Di BEI)”. Jurnal. Fakultas

Ekonomi Universitas Lampung.

Harlen, et al (2019) .” Analisis Pengunaan Model Alatman (Z-score) Untuk Memprediksi

Potensi Kebangkrutan (Studi Kasus Pada Perusahaan Sub Sektor Pertambangan Minyak

dan Gas Bumi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2016)”. Jurnal.

Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya.

Jenny & Tarigan (2018)," Analisa Perbandingan Model Altman Z-Score, Model Zmijewski,

Model Springate, dan Model Grover, Dalam Memprediksi Kebangkrutan Pada

Perusahaan Pertambangan di BEI (Periode 2012-2016) ". Jurnal. Universitas Kristen

Page 29: ANALISA PREDIKSI TERJADINYA KEBANGKRUTAN TERHADAP

29

Indonesia.

Krusita & Wiagustini. (2019). “Prediksi Financial Distress Menggunakan Model Zmijewski

dan Model Grover Pada Perusahaan Migas di BEI ". Jurnal. Fakultas Ekonomi Dan

Bisnis Universitas Udayana ( Unud ), Bali , Indonesia

Prihanthini, et al. (2013). “Prediksi Kebangkrutan Dengan Model Grover, Altman Z-score,

Springate dan Zmijewski Pada Perusahaan Food and Beverage di Bursa Efek Indonesia".

Jurnal. Ni Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Udayana ( UNUD ), Bali , Indonesia

Putra & Moch T (2014), “Analisis Prediksi Tingkat Kebangkrutan Perusahaan Dengan Metode

Altman Z-Score dan Springate (Studi Kasus Pada Perusahaan Sub Sektor Pertambangan

Minyal dan Gas Bumi yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2009 – 2012)”.

Jurnal. Universitas Telkom.

Sari & Yunita (2019),. “Analisis Prediksi Kebangkrutan dam Tingkat Akurasi Model

Springate, Zmijewski, dan Grover Pada Perusahaan Sub Sektor Logam dan Mineral

Lainnya Yang Terdaftar di Brsa Efek Indonesia Tahun 2012-2016". Jurnal. Universitas

Telkom.

Website

www.bps.go.id

www.kemendag.go.id

www.idx.co.id

www.ratuprabuenergi.com

www.elnusa.co.id

www.emp.id

www.medcoenergi.com

www.radiant.co.id

www.sep.co.id

https://m.cnnindonesia.com

https://economy.okezone.com