analisis posisi persaingan pebisnis retail
TRANSCRIPT
![Page 1: Analisis Posisi Persaingan Pebisnis Retail](https://reader037.vdokumen.com/reader037/viewer/2022100315/5571f41b49795947648f0567/html5/thumbnails/1.jpg)
ANALISIS POSISI PERSAINGAN PADA BISNIS RITEL
BERDASARKAN PERSEPSI PELANGGAN DI BANJARMASIN
Disusun untuk memenuhi tugas yang diberikan pada Kolokium
DISUSUN OLEH
MUHAMMAD NOORFAJERI
D1A206050
PROGRAM KONSENTRASI KEBIJAKAN BISNIS
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NIAGA
JURUSAN ILMU ADMINISTRASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2010
![Page 2: Analisis Posisi Persaingan Pebisnis Retail](https://reader037.vdokumen.com/reader037/viewer/2022100315/5571f41b49795947648f0567/html5/thumbnails/2.jpg)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Banyaknya pebisnis ritel yang ada memberikan banyak pilihan bagi
konsumen untuk memilih tempat berbelanja. Untuk merebut perhatian
konsumen, suatu riteler harus mempunyai karakteristik atau ciri tertentu yang
berbeda dari pesaingnya yang dapat diunggulkan. Hal ini dapat mendorong
minat konsumen untuk berkunjung dan berbelanja di tempat bisnis ritel
mereka. Di Banjarmasin terdapat beberapa pelaku bisnis ritel yang sangat
dikenal di masyarakat, antara lain :
1. Indra Department Store, Jalan Lambung Mangkurat, Junjung Buih Plaza
2. Lima Cahaya Pasaraya, Jalan Ahmad Yani Km 5,5
3. Ramayana (PT. Ramayana Lestari Sentosa,tbk), Sentra Antasari
Banjarmasin
4. Matahari Department Store, Duta Mall Banjarmasin
5. Roberta Department Store
6. Hypermart, Duta Mall Banjarmasin
7. Makro Banjarmasin, Jalan Ahmad Yani Km 4,5
Kota Banjarmasin merupakan kota yang merupakan ruang pasar dengan
jumlah penduduk 720.743 jiwa menjadikan persaingan dalam bisnis ritel menjadi
semakin kompetitif. Hal ini membawa konsekuensi bagi pelaku bisnis untuk dapat
menerapkan strategi pemasaran yang tepat agar dapat mempertahankan atau
![Page 3: Analisis Posisi Persaingan Pebisnis Retail](https://reader037.vdokumen.com/reader037/viewer/2022100315/5571f41b49795947648f0567/html5/thumbnails/3.jpg)
bahkan memperluas pangsa pasarnya. Salah satu cara yang dapat ditempuh untuk
mengetahui posisi persaingan suatu riteler dibanding dengan pesaing yang lain
adalah dengan mengevaluasi posisi relatif suatu riteler diantara para pesaingnya
berdasarkan persepsi konsumen. Dari hasil evaluasi akan dapat diketahui kekuatan
citra suatu riteler. Citra di sini adalah persepsi, kesan atau kepercayaan yang
dimiliki seseorang atau masyarakat umum terhadap riteler. Citra yang baik dari
riteler akan mempengaruhi pembelian suatu barang atau jasa di riteler yang
bersangkutan.
Persepsi memegang peranan yang penting dalam konsep positioning karena
persepsi merupakan faktor dasar yang mampu mendorong konsumen untuk
melakukan pembelian atau membentuk perilaku konsumen.
Persepsi adalah bagaimana pembeli memilih, mengorganisir dan
mengintepretasikan rangsangan pemasaran seperti iklan, penjualan pribadi, harga
dan produk ( Cravens, 1996).
Positioning menurut Kotler (1997) adalah tindakan yang dilakukan oleh
marketer untuk membuat citra produk dan hal-hal yang ingin ditawarkan kepada
pasarnya berhasil memperoleh posisi yang jelas dan mengandung arti dalam
benak konsumennya. Sehingga tugas seorang marketer adalah melakukan
tindakan-tindakan untuk membangun persepsi di benak konsumen agar dapat
memperoleh posisi dalam pasar sasaran secara relatif dalam persaingan.
Persepsi konsumen lebih bersifat subyektif, tergantung dari apa yang dijadikan
dasar penilaiannya, karena tidak semua konsumen memiliki pengetahuan yang
lengkap mengenai kondisi produk.
![Page 4: Analisis Posisi Persaingan Pebisnis Retail](https://reader037.vdokumen.com/reader037/viewer/2022100315/5571f41b49795947648f0567/html5/thumbnails/4.jpg)
Persepsi konsumen memegang peranan penting dalam konsep positioning
karena manusia menafsirkan suatu produk atau merek melalui persepsi yaitu
hubungan asosiatif yang disimpan melalui proses sensasi Persepsi konsumen
akan menentukan bagaimana posisi masing-masing pelaku bisnis ritel diantara
pesaing-pesaingnya sehingga akan dapat diketahui apakah persepsi konsumen
sudah sesuai dengan apa yang diinginkan perusahaan ataukah justru sebaliknya.
Bagaimana orang itu bertindak akan dipengaruhi oleh persepsi mengenai
situasi, hal ini berarti persepsi merupakan realitas bagi konsumen. Dua orang
dalam kondisi motivasi yang sama dan tujuan situasi yang sama mungkin
bertindak secara berbeda karena persepsi mereka terhadap situasi itu
berbeda.Persepsi adalah proses di mana individu memilih, merumuskan dan
menafsirkan masukan informasi untuk menciptakan suatu gambaran yang berarti
dunia (Kotler dan Armstrong,2001).masukan informasi atau stimuli adalah setiap
input yang dapat ditangkap oleh indera seperti produk, kemasan, merek, iklan,
harga dan lainnya. Stimuli tersebut diterima oleh pancaindera, seperti mata,
telinga, mulut, hidung dan kulit. Persepsi pelanggan lebih bersifat subyektif,
tergantung dari apa yang dijadikan dasar penilaianya, karena tidak semua
konsumen memiliki pengetahuan yang lengkap mengenai kondisi produk.
Marketer untuk membuat citra produk dan hal-hal yang ingin ditawarkan
kepada pasarnya berhasil memperoleh posisi yang jelas dan mengandung arti
dalam benak konsumennya, sehingga dapat dipetakan secara tepat. Ini oleh Kotler
(1997) disebut sebagai positioning. Sehingga tugas seorang marketer adalah
melakukan tindakan-tindakan untuk membangun persepsi dibenak konsumen
![Page 5: Analisis Posisi Persaingan Pebisnis Retail](https://reader037.vdokumen.com/reader037/viewer/2022100315/5571f41b49795947648f0567/html5/thumbnails/5.jpg)
agar dapat memperoleh posisi dalam pasar sasaran secara relatif dalam
persaingan. Penelitian ini mencoba untuk menganalisis posisi persaingan
kosmetik berdasarkan persepsi pelanggan di Banjarmasin.
Dengan demikian penelitian ini perlu dilaksanakan untuk mengetahui posisi
persaingan para pelaku bisnis ritel berdasarkan persepsi konsumen. dan melihat
pengaruhnya terhadap jumlah pelanggan serta langkah-langkah apa yang dapat
dilakukan perusahaan agar persepsi konsumen sesuai dengan maksud perusahaan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat disimpulkan rumusan masalah
dalam penelitian ini yaitu : Bagaimanakah posisi persaingan bisnis ritel yang
terbentuk berdasarkan persepsi konsumen di Banjarmasin?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana posisi
persaingan bisnis ritel yang terbentuk berdasarkan persepsi konsumen di
Banjarmasin.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Akademis
Hasil penelitian ini bermanfaat sebagai tambahan dalam khasanah
keilmuan dalam bidang bisnis serta dapat menjadi bahan referensi dalam studi
tentang perceptual mapping.
![Page 6: Analisis Posisi Persaingan Pebisnis Retail](https://reader037.vdokumen.com/reader037/viewer/2022100315/5571f41b49795947648f0567/html5/thumbnails/6.jpg)
1.4.2 Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini dapat memberikan suatu feedback bagi bisnis ritel
yang diteliti guna meningkatkan daya saing dan dapat menjadi bahan
pertimbangan dalam decision making yang berkaitan dengan persaingan bisnis
ritel di Banjarmasin.