analisis permainan tradisional jawa barat …antologi.upi.edu/file/mtk._koswara_._1203882_1.pdf ·...
TRANSCRIPT
Kalimaya, Volume 4, Nomor 3, Desember 2016
ANALISIS PERMAINAN TRADISIONAL JAWA BARAT ORAY-
ORAYAN SEBAGAI ALTERNATIF METODE PEMBELAJARAN
PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN CACAH
BAGI SISWA KELAS SATU SEKOLAH DASAR
Koswara
Tiurlina1
Deni Wardana2
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, UPI Kampus Serang, Universitas Pendidikan
Indonesia.
e-mail : [email protected]
Abstrak
Permainan oray-orayan merupakan permainan tradisional yang berasal dari jawa
barat.permainan ini biasa dimainkan oleh anak-anak yang terdiri dari beberapa orang, karena
dalam permainan ini lebih banyak anak atau orang akan jauh lebih menyenangkan. Dalam
permainan ini terdapat sebuah lagu daerah yang berasal dari Jawa Barat yang biasa
digunakan untuk mengiringi permainan. Dalam permainan oray-orayan ini terdapat sebuah
cara atau metode pembelajaran yang dapat digunakan oleh pendidik untuk mengajarkan
penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah pada kelas satu sekolah dasar. Dalam
permainan oray-orayan terdapat bagian dimana anak harus mampu mengurangkan dan
menjumlahkan bilangan cacah dengan tepat sehingga dengan demikian akan membuat anak
jauh lebih kreatif dan logis terhadap hasil penemuannya sendiri. Permainan ini merupakan
suatu cara atau metode yang tepat digunakan dalam pembelajaran penjumlahan dan
pengurangan bilangan cacah, walaupun dalam metode permainan oray-orayan ini sangat
membuang banyak waktu, akan tetapi metode atau permainan ini terbukti mampu
meningkatkan hasil belajar siswa terutama dalam pembelajaran penjumlahan dan
pengurangan bilangan cacah di kelas satu sekolah dasar. Selain itu juga dengan metode
permainan ini dapat mempermudah kerja para pendidik, karena pendidik hanya harus
memperhatikan dan membimbing siswa terhadap jalannya proses pembelajaran sehingga
siswa tidak hanya bermain saja, akan tetapi mereka juga melakukan proses pembelajaran di
dalamnya. Semua itu dapat dilihat dari hasil wawancara dan tes uji kemampuan berfikir
matematika siswa yang dilakukan peneliti terhadap siswa, banyak siswa yang awalnya belum
begitu mengerti mengenai penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah dapat mengerti
setelah proses pembelajaran menggunakan metode permainan. Jadi dapat disimpulkan bahwa
metode permainan oray-orayan walaupun membutuhkan banyak waktu dalam proses
pembelajarannya, tetapi juga mampu meningkatkan hasil belajar siswa kelas satu terhadap
pembelajaran khususnya materi pokok penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah, dan
juga mampu mempermudah kerja guru sehingga mereka tidak lagi bingung memikirkan cara
yang tepat dalam mengajar penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah kepada siswa.
Kata Kunci :metode permainan alternatif Jawa Barat oray-orayan
Koswara, Tiurlina, Deni Wardana. Analisis Permainan Tradisional Jawa Barat Oray-
Orayan Sebagai Alternatif Metode Pembelajaran Penjumlahan Dan Pengurangan Bilangan
Cacah Bagi Siswa Kelas Satu Sekolah Dasar.
GAME ANALYSIS OF TRADITIONAL WEST JAVA oray-orayan AS AN ALTERNATIVE METHOD OF LEARNING AND REDUCING ADDITIVE valid whole number GRADE ONE FOR PRIMARY
Koswara
Tiurlina1
Deni Wardana2
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, UPI Kampus Serang, Universitas Pendidikan
Indonesia.
e-mail : [email protected]
Abstract
Games oray-orayan is a traditional game that originated from west Java. Game
commonly played by children of a few people, because in this game more children or people
will be much more enjoyable. In this game there is a song that comes from the area of West
Java that used to accompany the game. In the game-orayan oray there are a method or
methods that can be used by teachers to teach addition and subtraction of numbers count in
the first grade. In the gameorayan-oray there is a section where children must be able to
subtract and add up the numbers count precisely and thus will make children much more
creative and logical on the results of his own discovery. This game is a way or method that is
appropriate for use in learning addition and subtraction of numbers count, although in a
game method oray-orayan this very waste a lot of time, but the method or the game is proven
to improve student learning outcomes, especially in learning addition and subtraction of
numbers count in the first grade of primary school. In addition, with this game method can
simplify the teacher, because the teacher only have to pay attention and guide students on the
course of the learning process so that students not only play alone, but they also make the
learning process in it. All that can be seen from the results of interviews and tests students'
mathematical thinking ability test conducted by researchers of the students, many students
who initially do not quite understand about the addition and subtraction of numbers count
can understand after the learning process using the game. So we can conclude that the
method of game oray-orayan although it takes a lot of time in the learning process, but also
can improve student learning outcomes one way towards learning in particular subject matter
of addition and subtraction of numbers count, and is also able to facilitate the work of
teachers so that they are no longer confused thinking way right in teaching addition and
subtraction of numbers count to students.
Keywords: alternative methods of West Java games oray-orayan
Kalimaya, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016
Ilmu pendidikan merupakan suatu
hal yang sangat penting bagi setiap insan
manusia di dunia ini, dengan ilmu
pendidikan yang banyak maka semua
manusia akan mampu berfikir sendiri
baik secara logis maupun non logis.
Dengan ilmu pendidikan pula mampu
membuat manusia bersaing dalam segala
bidang, hal ini di akui oleh seluruh
lapisan dunia.Maka dari itu sebagai
generasi perubah bangsa sudah
selayaknya kita melakukan atau
mempelajari segala bentuk pendidikan
yang ada, sehingga kita mampu bersaing
dengan kerasnya dunia.
Menurut (Russefendi ET, 1980) kata
matematika asalnya dari bahasa Yunani
mathema dan mathein yang artinya
sesuatu yang diketahui atau ilmu
(knowledge , science) dan belajar
(berfikir), jadi berdasarkan asal katanya
matematika dapat diartikan sebagai ilmu
yang diketahui atau yang didapat dengan
cara berfikir (bernalar). Matematika lebih
bertitik pada penekanan kehidupan dunia
rasio dan logika, bukan berdasarkan pada
hasil eksperimen atau observasi, karena
matematika berasal dari pemikiran-
pemikiran manusia yang berhubungan
dengan ide-ide, proses dan penalaran
yang empiris.
Pada umumnya cara belajar
matematika di kelas satu sekolah dasar
masih menggunakan cara lama, cara
dimana pendidik sebagai pusat
pembelajaran dan pesertadidik hanya
sebagai pendengar saja. Pembelajaran
dengan cara yang monoton seperti itu
dirasa masih belum maksimal jika harus
diajarkan untuk peserta didik di kelas
rendah, karena pada prinsipnya anak usia
6 atau 7 – 11 atau 12 tahun, dikatakan
periode berfikir konkrit, karena pada
periode ini anak hanya mampu berfikir
dengan logika. Jika untuk memecahkan
persoalan yang sifatnya konkrit atau
nyata saja, yaitu dengan cara mengamati
atau melakukan suatu yang berkaitan
dengan persoalan-persoalan itu.
(Yusnandar, E. Dan Saabighoot, A Y.
2013). Sehingga pada anak usia kelas
satu sekolah dasar merupakan usia
dimana anak atau individu masih sangat
senang dalam bermain.
Anak pada usia sekolah dasar
merupakan periode dimana pola berfikir
anak masih secara konkrit, mereka hanya
mampu mengerjakan suatu soal atau
persoalan yang mereka lihat secara nyata
saja, bukan berupa soal atau persoalan
penalaran. Dengan kata lain anak pada
usia ini masih menggunakan suatu alat
peraga yang bersifat nyata dan
menggunakan metode yang masih
berkaitan dengan kehidupan yang dialami
oleh anak sekolah dasar itu sendiri. Oleh
sebab itu Pendidikan bagi anak
seharusnya terus melihat kemajuan dan
perkembangan anak itu sendiri atau
bahkan jika memang diharuskan terus
melihat mengenai kesenangan dari
peserta didik itu sendiri karena pada
hakekatnya anak sekolah dasar masih
berfikir secara konkrit atau nyata maka
pendidikan yang cocok untuk anak
sekolah dasar hendaknya disesuaikan
dengan pola berpikir mereka.Begitu juga
dengan pendidikan setelah sekolah dasar.
Indonesia negeri yang kaya,
sentuhan-sentuhan kearifan lokalnya
tidak hanya tercermin dalam berbagai
kerajinan, tetapi juga tervisualisasi dalam
budaya sosial. Jika dikupas satu persatu
mengenai kulturpermainan tradisional,
permainan-permainan itu memiliki suatu
arti yang dalam. Tidak hanya pada efek
sosialisasi, tetapi juga cetusan euphoria
cinta.Rasa cinta terhadap orang tua, cinta
kepada lingkungan, dan empati kepada
teman – teman sebaya.(Fad, A. 2014 hlm
5).
Permainan tradisional di Indonesia
sangat beragam macamnya, dalam
permainan tradisional bukan hanya
menekankan pada kesenangan saja, akan
Koswara, Tiurlina, Deni Wardana. Analisis Permainan Tradisional Jawa Barat Oray-
Orayan Sebagai Alternatif Metode Pembelajaran Penjumlahan Dan Pengurangan Bilangan
Cacah Bagi Siswa Kelas Satu Sekolah Dasar.
tetapi banyak pelajaran yang dapat
diambil dari permainan tradisional
tersebut, baik secara kerja kelompok,
kejujuran, lapang dada, bahkan dalam
permainan tradisional juga mengajarkan
kita tentang pembelajaran yang biasa kita
pelajari di sekolah. Sebagai contoh dalam
permainan tradisional oray-orayan atau
ular-ularan mengajarkan kita mengenai
pembelajaran penjumlahan dan
pengurangan bilangan cacah untuk siswa
kelas satu sekolah dasar.
Berdasarkan penjelasan diatas, maka
peneliti ingin menerapkan metode
bermain sambil belajar pada penjumlahan
dan pengurangan bilangan
cacah.Permainan yang digunakan dalam
metode ini adalah permainan tradisional
yang berasal dari jawa barat yaitu
permainan oray-orayan. Permainan ini
berpusat pada kerjasama timdan
sportifitas. Selain itu juga pada
permainan ini mengajarkan siswa
mengenai penjumlahan dan pengurangan
bilangan cacah secara langsung.
Oleh sebab itu peneliti sangat tertarik
untuk mengadakan suatu penelitian
mengenai analisis permainan oray-orayan
sebagai alternatif pembelajaran
penjumlahan dan pengurangan bilangan
cacah. Kemudian peneliti mengangkat
judul “Analisis Permainan Tradisional
Jawa Barat Oray–OrayanSebagai
Alternatif Metode Pembelajaran
Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan
Cacah bagi Siswa Kelas Satu Sekolah
Dasar”
METODE
Pendekatan yang digunakan dalam
kegiatan meneliti ini adalah pendekatan
kualitatif dalam bentuk kegiatan
penelitian yang dilakukan di luar kelas
dan dilakukan oleh peneliti itu sendiri.
Menurut Sugiyono (2015).
Pendekatan kualitatif adalah
pendekatan penelitian yang berlandaskan
pada filsafat postpositivisme, penelitian
ini digunakan untuk meneliti pada
kondisi objek yang alamiah saja, dimana
peneliti adalah sebagai instrumen kunci
atau pekerja sendiri, pengambilan sampel
sumber data dilakukan secara purposive
dan snowball atau mengacak, teknik
pengumpulan dengan trianggulasi,
analisis data bersifat induktif atau
kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif
lebih menekankan makna daripada
generalisasi.
Penelitian ini menggunakan suatu
desain penelitian analisis konsep, maksud
analisis konsep disini peneliti akan
melakukan suatu analisis mengenai
permainan oray-orayan guna
mendapatkan suatu data temuan yang
selanjutnya akan coba digunakan sebagai
metode alternatif pembelajaran
penjumlahan dan pengurangan bilangan
cacah pada siswa kelas satu sekolah
dasar.
Bentuk penelitian ini bersifat
kolaboratif yang artinya memberikan
suatu tindakan melalui proses anak
melakukan praktek diluar. Aspek yang
ada ini akan dilakukan oleh peneliti
secara langsung, munculnya masalah
yang dirasakan oleh peneliti atau
pendidik, tempat penelitian dilakukan di
luar ruangan, proses pengambilan data
dilakukan oleh peneliti sendiri, hasil
penelitian ini akan berfungsi atau
bermanfaat bagi pendidik dan dapat pula
dirasakan oleh peserta didik.
Penelitian ini dijalankan di kelas 1
SDN IX Kota Serang pada tanggal 25
Mei 2016 dengan jumlah peserta didik 34
orang, yang terdiri dari 18 orang pria 16
orang perempuan. Alasan penelitian
ditempatkan di SDN IX Kota Serang
karena dalam pembelajaran matematika
khususnya mata pelajaran penjumlahan
dan pengurangan bilangan cacah di kelas
Kalimaya, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016
satu SDN IX Kota Serang masih jauh dari
nilai kelulusan yang telah ditetapkan,
sehingga peneliti ingin menguji cobakan
hasil data temuan dan data penelitian
yang didapatkan berdasarkan sumber
temuan kepada seluruh peserta didik
kelas satu SDN IX Kota Serang.
Penelitian ini bertujuan untuk
meningkatkan hasil belajar peserta didik
dengan menggunakan metode permainan,
dalam mendapatkan hasil yang maksimal
pengujiakan mencari data berdasarkan
buku sumber, dan melakukan wawancara
terhadap pendidik kelas satu sekolah
dasar hingga akhirnya terjun langsung
atau memberikan pengajaran kepada
peserta didik secara langsung dengan cara
bermain oray-orayan.
Model yang dipakai dalam penelitian
ini adalah model Miles and Hubberman
yang pada intinya berupa kumpulan suatu
alat yang terdiri atas tiga bagian, yaitu
Data Reduction, Data Display,
Conclusion Drawing/Verification.
Sultona, R. (Dalam Sugiyono 2012)
Data Reduction atau mereduksi data
dalam penelitian ini maksudnya adalah
mencari dan menentukan data yang
sesuai dengan tujuan penelitian, yaitu
teknik atau cara bermain oray-orayan
menurut buku peperenian urang sunda
dan pemanfaatannya terhadap
pembelajaran penjumlahan dan
pengurangan bilangan cacah di kelas satu
sekolah dasar, Data display dalam
penelitian ini adalah bentuk penyajian
data berupa uraian hasil pengamatan
peneliti terhadap respon atau kemampuan
peserta didik dalam menjawab pertanyaan
mengenai penjumlahan dan pengurangan
bilangan cacah dengan metode
permainan. Dan yang terakhir merupakan
suatu penarikan kesimpulan dan
verifikasi mengenai data temuan dan
hasil rumusan masalah yang telah
dikemukakan di awal penelitian.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pembahasan selanjutnya mengenai hasil
penelitian dan pembahasan penelitian
sehingga akan terlihat secara jelas
berhasil atau tidaknya penelitian yang
dilakukan oleh peneliti.
Hasil penelitian
1. Data Temuan Berdasarkan Buku
Sumber
Sesuai dengan buku sumber
temuan yang berjudul peperenian
urang sunda Hidayat, R. T. dkk.
(2005). permainan oray-orayan atau
biasa disebut dengan ular-ularan
termasuk suatu permainan anak-anak
tradisional yang biasa dimainkan
diluar ruangan, permainan ini
dimainkan oleh tujuh orang atau lebih
karena dalam permainan ini semakin
banyak jumlah orang atau anak yang
bermain akan lebih menyenangkan.
Berikut ini merupakan hasil
analisis isi buku tentang permainan
tradisional jawa barat oray-orayan
sehingga dapat digunakan sebagai
metode alternatif pembelajaran
penjumlahan dan pengurangan
bilangan cacah di sekolah dasar kelas
satu.
a. Analisis system permainan oray-
orayan
Permainan oray-orayan
menurut buku karangan Hidayat, R.
T. dkk. (2005) Merupakan suatu
permainan yang berasal dari jawa
barat, permainan ini biasa
dilakukan oleh tujuh orang atau
lebih, dalam permainan ini terdapat
sebuah lagu sunda yang harus
dihafalkan oleh setiap pemain dan
permainan ini juga memiliki suatu
aturan main, yaitu dua anak diminta
Koswara, Tiurlina, Deni Wardana. Analisis Permainan Tradisional Jawa Barat Oray-
Orayan Sebagai Alternatif Metode Pembelajaran Penjumlahan Dan Pengurangan Bilangan
Cacah Bagi Siswa Kelas Satu Sekolah Dasar.
saling berpegangan tangan
membentuk suatu terowongan yang
nantinya akan dilewati oleh
temannya yang menjadi ular,
selanjutnya anak yang lainnya
diminta membentuk suatu garis
lurus berbentuk seperti ular dan
anak yang paling depan berperan
sebagai kepala ular dan anak yang
paling belakang berperan sebagai
buntut atau ekor ular. Anak yang
berperan sebagai kepala ular akan
mengejar anak yang berperan
sebagai buntut atau ekor ular pada
saat lagu yang dinyanyikan
berhenti. Anak yang telah berhasil
tertangkap akan memisahkan diri
dan diminta untuk memilih menjadi
bulan atau bintang sampai semua
anak tertangkap, maka selanjutnya
permainan akan dilanjutkan dengan
saling tarik-menarik antara regu
bulan dan bintang untuk
menentukan siapa pemenangnya.
Permainan akan terus berlanjut
sampai semua bagian ular
tertangkap.
Dibawah ini juga ada lagu yang
sering digunakan dalam permainan
oray-orayan yang dikemukakan
oleh Hidayat, R. T. dkk. (2005).
Oray-orayan
Luar-leor mapay sawah
Entong ka sawah
Parena keur sedeng beukah
Oray-orayan
Luar-leor mapay leuwi
Entong ka leuwi
di leuwi loba nu mandi
Saha nu mandi
Anu mandina pandeuri
Oray-orayan
Luar-leor mapay kebon
Entong ka kebon
Loba barudak ker ngangon
Mending ge teuleum di leuwi loba
nu mandi
Saha nu mandi
Anu mandina pandeuri
Huluna tuluy ngudag-ngudag
buntutna bari disada, “Kok, kok,
kok, kok…
2. Data Temuan Berdasarkan Hasil
Wawancara
Hasil wawancara ini selain
digunakan sebagai alat ukur pendidik
kelas dalam mengajarkan
penjumlahan dan pengurangan
bilangan cacah di kelas satu, juga
sebagai tolak ukur apakah metode
atau cara permainan oray-orayan
juga layak digunakan dalam
pembelajaran pokok bahasan
penjumlahan dan pengurangan
bilangan cacah di kelas satu sekolah
dasar. Adapun hasil wawancara yang
di dapat pada proses penelitian
adalah sebagai berikut.
Tabel 1.1
Format Hasil Wawancara Guru Kelas
No
Aspek yang
di
Wawancara
Jawaban
Ya Tidak
1 Sebelumnya
apakah ibu
mengetahui
tentang
permainan
oray-
orayan?
Ya
2 Apakah ibu
pernah
mengajarka
n anak
dengan
metode
pembelajara
n yang ada
pada
Tidak
Kalimaya, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016
permainan
anak sehari-
hari
khususnya
permainan
oray-
orayan?
3 Apakah ibu
mengetahui
jika pada
permainan
oray-orayan
terdapat
metode
yang bisa
digunakan
untuk
mengajarka
n
penjumlaha
n dan
penguranga
n?
Tidak
4 Dalam
setiap
pembelajara
n, apakah
sebelumnya
ibu sering
menyusun
suatu
rencana
pembelajara
n?
Ya
5 Apakah
dengan
metode
permainan
oray-orayan
peserta
didik
menjadi
lebih
terampil
dan mudah
memahami
pelajaran?
Tidak
a. Cara penilaian
Keterangan :
Skor = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑌𝑎 𝑥 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝐴𝑠𝑝𝑒𝑘
Nilai= 2 𝑥 100%
5 = 20%
b. Kriteria penilaian
Keterangan :
Nilai 70% - 100% = Baik
40% - 60% = Cukup
10% - 30% = Kurang
3. Hasil Tes Peserta Didik
Setelah melakukan wawancara
dengan guru kelas satu, maka
penelitian dilanjutkan dengan
menguji cobakan terhadap peserta
didik kelas satu sekolah dasar,
adapun hasil uji coba yang didapat
dalam penelitian ini sebagian peserta
didik mudah mengerti atau
memahami pelajaran penjumlahan
dan pengurangan bilangan cacah
dengan metode permainan oray-
orayan, walaupun banyak memakan
waktu akan tetapi dengan metode ini
banyak peserta didik yang dengan
mudah memahami pembelajaran
penjumlahan dan pengurangan
bilangan cacah dengan cepat.
Dalam penelitian ini dapat
diambil suatu simpulan bahwa
dengan menggunakan metode
permainan oray-orayan mampu
membuat peserta didik atau anak
dengan mudah mengerti pokok
konsep penjumlahan dan
pengurangan bilangan cacah, ini
dikarenakan dengan metode ini
peserta didikakan mencari sendiri
atau menemukan sendiri maksud dari
konsep tersebut. Dengan cara
permainan seperti ini juga memiliki
suatu kekurangan, yaitu dengan
metode ini akan banyak waktu yang
dibutuhkan, akan tetapi apabila kita
melihat dari hasil kerja atau tes
peserta didik tidak ada salahnya
apabila metode ini digunakan oleh
guru kelas satu sekolah dasar dalam
mengajarkan pokok materi ajar
Koswara, Tiurlina, Deni Wardana. Analisis Permainan Tradisional Jawa Barat Oray-
Orayan Sebagai Alternatif Metode Pembelajaran Penjumlahan Dan Pengurangan Bilangan
Cacah Bagi Siswa Kelas Satu Sekolah Dasar.
penjumlahan dan pengurangan
bilangan cacah, sebab dengan teori
ini dapat memudahkan peserta didik
dalam memahami pelajaran
penjumlahan dan pengurangan
bilangan cacah. Adapun hasil uji
coba terhadap peserta didik kelas
satu setelah melakukkan pengajaran
dengan metode permainan adalah
sebagai berikut.
Tabel 1.2
Hasil Uji Coba Siswa
No Nama Siswa Nilai
1 Ardian 20
2 Ravabani 60
3 Naja 60
4 Nadia 60
5 Siti Syaqilla 60
6 Andika 60
7 Gaida 60
8 Aditya 100
9 Diki Firmansyah 80
10 Khaerunnisa 100
11 Lisnawati Fajrin 100
12 Revan 40
13 Aura Maulida 80
14 Renita Rani 100
15 Sidiq 100
16 Rian Firmanda 80
17 Doni Rida
Prabawa
80
18 Desi Lisnawati 80
19 Rika 100
20 Neneng Wahyuni 100
21 Dika 60
22 Rizal 80
23 Nurizah 60
24 Ridwan 80
25 Ali 80
26 Rina 100
27 Rusdiana 60
28 Mitha 80
29 Sulastri 80
30 Danang 100
31 Irfan Adhari 100
32 Sri Ningsih 100
33 Anisa Rifdiyanti 100
34 Asep Soekamti 60
Pembahasan Penelitian
Berdasarkan hasil paparan di atas
maka dalam permainan tradisonal jawa
barat oray-orayan yang telah dianalisis
dari buku sumber, ada beberapa unsur
pembelajaran materi pokok penjumlahan
dan pengurangan bilangan cacah di kelas
satu sekolah dasar, berikut pembahasan
dari setiap unsur-unsur metode
pembelajaran yang terdapat pada sistem
permainan oray-orayan.
1. System permainan oray-orayan
Permaianan oray-orayan
merupakan permaian yang dimainkan
oleh tujuh orang atau lebih dan
biasanya dimainkan di luar ruangan,
karena dalam permainan ini
membutuhkan banyak sekali orang
Kalimaya, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016
untuk bermain.Dalam permainan ini
memiliki suatu aturan main yang
diiringi dengan sebuah lagu yang
berjudul oray-orayan seperti yang
sudah dijelaskan
sebelumnya.Permainan ini akan
berakhir apabila seluruh anak yang
bertugas menjadi ular habis tertangkap
oleh kepala ular, apabila orang atau
anak yang bermain sudah habis
tertangkap, permainan akan
dilanjutkan dengan anak-anak akan
saling tarik menarik antara kedua
kelompok untuk menentukan
kelompok mana yang menjadi
pemenangnya.
2. Keterkaitan system permainan oray-
orayan terhadap pembelajaran
penjumlahan dan pengurangan
bilangan cacah
Dalam permainan oray-orayan
secara tidak langsung mengajarkan
anak khususnya anak kelas satu
sekolah dasar mengenai konsep dasar
penjumlahan dan pengurangan
bilangan cacah, seperti kita ketahui
apabila kita perhatikan baik-baik
dalam permainan oray-orayan akan
ada anak yang tertangkap atau
terambil dari urutan mereka sebagai
ular atau oray, itu secara tidak
langsung mengajarkan anak mengenai
konsep dasar pengurangan bilangan
cacah dan pada saat anak yang sudah
tertangkap itu akan diminta memilih
masuk kedalam kelompok bulan atau
bintang sehingga kelompok tersebut
akan terus bertambah sampai bagian
ular benar-benar habis tertangkap,
pada bagian itu secara tidak langsung
anak diajarkan mengenai konsep
penjumlahan bilangan cacah. Selain
dari itu pada saat anak melakukan
kegiatan saling tarik menarik antara
kelompok bulan dan bintang sehingga
ada anak yang akan berpindah
kelompok juga sebenarnya
mengajarkan anak mengenai konsep
penjumlahan dan pengurangan
bilangan cacah.
Jadi dapat diambil suatu
kesimpulan bahwa sebenarnya dalam
permainan oray-orayan anak diminta
untuk memahami secara langsung apa
itu penjumlahan dan pengurangan
bilangan cacah, sehingga tugas
pendidik atau peneliti dalam penelitian
ini hanya perlu membimbing peserta
didik agar peserta didik teratur dalam
permainan atau sesuai konsep
penelitian yang akan ditujukan dan
benar-benar paham apa yang
dimaksud dengan penjumlahan dan
pengurangan bilangan cacah itu
sendiri melalui permainan yang sudah
Koswara, Tiurlina, Deni Wardana. Analisis Permainan Tradisional Jawa Barat Oray-
Orayan Sebagai Alternatif Metode Pembelajaran Penjumlahan Dan Pengurangan Bilangan
Cacah Bagi Siswa Kelas Satu Sekolah Dasar.
mereka mainkan yakni permainan
oray-orayan.
3. Pembelajaran penjumlahan dan
pengurangan bilangan cacah dengan
metode permainan oray-orayan
Penjumlahan dan pengurangan
bilangan cacah merupakan suatu
operasi hitung dalam pekajaran
matematika yang harus dipahami oleh
setiap peserta didik khususnya bagi
anak kelas satu sekolah dasar.Anak
kelas satu sekolah dasar harus bisa
memahami sendiri konsep mengenai
pokok pelajaran penjumlahan dan
pengurangan bilangan cacah serta
dapat mengaplikasikannya terhadap
kehidupan sehari-hari.Jika kita melihat
bahwa penjumlahan dan pengurangan
merupakan operasi hitung yang wajib
peserta didik pahami dan maknai maka
dari itu dalam penelitian ini
mengambil suatu judul mengenai
metode alternatif yang dapat
digunakan dalam mengajarkan
penjumlahan dan pengurangan
bilangan cacah pada siswa kelas satu
sekolah dasar.
Dalam penelitian ini metode yang
digunakan adalah metode permainan
oray-orayan, dalam permainan ini
sudah sangat jelas mengajarkan siswa
mengenai penjumlahan dan
pengurangan bilangan cacah sehingga
cocok digunakan sebagai metode
pembelajaran bagi pendidik yang akan
mengajarksn pokok bahasan
penjumlahan dan pengurangan.
Dengan metode ini pendidik dapat
dengan mudah mengajarkan atau
membimbing peserta didik, dan
peserta didik pun dapat jauh lebih
cepat mengerti dan tidak akan cepat
bosan sebab dengan metode ini peserta
didik melakukan suatu hal yang sangat
digemarinya, yakni bermain. Dengan
kata lain metode permainan ini dapat
mengajarkan anak jauh lebih aktif baik
dalam segi bertindak atau bermain,
maupun dalam segi berfikir sendiri
untuk mencari jawaban yang sesuai.
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil data temuan dalam
penelitian yang sudah dipaparkan
sebelumnya dapat diambil suatu
kesimpulan mengenai metode alternative
penjumlahan dan pengurangan bilangan
cacah kelas satu sekolah dasar.Adapun
kesimpulan dan saran yang dapat diambil
dari hasil penelitian yang sudah
dilakukan adalah sebagai berikut.
Kesimpulan
Berdasarkan seluruh paparan diatas dapat
diambil suatu kesimpulan bahwa
pembelajaran dengan menggunakan
metode atau cara permainan oray-orayan
pada pokok pelajaran penjumlahan dan
pengurangan bilangan cacah di kelas satu
SDN IX Kota Serang walaupun banyak
memakan waktu, akan tetapi dengan
menggunakan metode atau cara
permainan oray-orayan atau ular-ularan
dapat meningkatkan kualitas belajar atau
Kalimaya, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016
hasil belajar peserta didiksehingga nilai
yang mereka dapatkan juga dapat
memenuhi nilai kelulusan apabila
dibandingkan dengan metode ceramah.
Dengan metode ini juga anak akan jauh
lebih senang dan antusias dalam belajar.
Selain itu juga pembelajaran dengan cara
permainan seperti ini juga membuat
pendidik jauh lebih mudah dalam hal
mengajarkan pelajaran yang akan dicapai
yaitu materi pelajaran penjumlahan dan
pengurangan, karena pendidik hanya
tinggal mangajarkan system permainan
oray-orayan dan memperhatikan serta
membimbing anak dalam bermain
sehingga sesuai dengan tujuan
pembelajaran.
Saran
Dengan penelitian ini diharapkan peserta
didik sebagai penerima pendidikan dapat
mampu lebih rajin lagi dalam menuntut
ilmu dan bagi pengajar sendiri
diharapkan hasil penelitian ini menjadi
salah satu referensi cara atau metode
pembelajaran yang dapat digunakan
dalam proses belajar mengajar, artinya
pendidik bisa jauh lebih kreatif lagi
dalam mengajar sehingga peserta didik
tidak merasa jenuh atau bosan dalam
belajar.
REFERENSI
Russefendi, ET. (1980). Pembelajaran
Matematika.Bandung :Alfabeta
Yusnandar, E. Dan Saabighoot, A Y. (2013).
Edisi Kedua. Belajar Dan
Pembelajaran Di SD. Ikhwan
Mandiri Press
Fad, A. (2014).Kumpulan Permainan Anak
Tradisional Indonesia.Jakarta :
Cerdas Interaktif (Penebar
Swadaya Group)
Sugiyono, (2015). Metode Penelitian
Pendidikan, pendekatan
kuantitatif, kualitatif dan R&D.
Bandung : Alfabeta.
Sugiyono (2009).Metode Penelitian
Pendidikan. Bandung : Alfabeta