pengaruh perubahan komoditas tanaman pangan...

14
Antologi Pendidikan Geografi, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016 | 1 http://antologi.upi.edu/index.php/main/antologi/B035 PENGARUH PERUBAHAN KOMODITAS TANAMAN PANGAN MENJADI TANAMAN NANAS TERHADAP KESEJAHTERAAN PETANI DI DESA ASTOMULYO KECAMATAN PUNGGUR KABUPATEN LAMPUNG TENGAH Oleh : N. H. Mari’a, D. Rohmat, D. Sungkawa Departemen Pendidikan Geografi, Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Pendidikan Indonesia Email : [email protected] , [email protected] , [email protected] ABSTRAK Perkembangan komoditas nanas di Desa Astomulyo, Kecamatan Punggur, Kabupaten Lampung Tengah semakin pesat. Namun dengan adanya perkembangan ini mengakibatkan banyaknya lahan pertanian tanaman pangan diubah menjadi lahan untuk kebun nanas. Perubahan ini banyak dilatarbelakangi oleh keinginan masyarakat petani untuk mencapai kesejahteraan keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk melihat faktor dominan apa yang menyebabkan adanya perubahan, membandingkan kondisi kesejahteraan masyarakat sebelum dan setelah perubahan, dan bagaimana pengaruh dari perubahan komoditas tanaman tersebut terhadap kondisi kesejahteraan petani. Metode penelitian ini menggunakan metode deskripsi dengan analisis data menggunakan skoring kesejahteraan menggunakan indikator dari Badan Pusat Statistik, tabulasi silang (crosstab) dan regresi linear berganda dengan menggunakan software SPSS 23. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor dominan penyebab perubahan adalah untuk mengejar keuntungan yang lebih tinggi. Kesejahteraan masyarakat sebelum perubahan masih tergolong sedang-rendah namun setelah perubahan terjadi peningkatan kesejahteraan menjadi tinggi-rendah. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa terdapat pengaruh dari perubahan komoditas ini terhadap kesejahteraan petani. Sebelum adanya perubahan, luas lahan dan pendapatan produksi bersih 15,2% berpengaruh terhadap kesejahteraan petani. Sedangkan setelah adanya perubahan, luas lahan dan pendapatan produksi bersih berpengaruh sebesar 32,5% terhadap kesejahteraan petani. Berdasarkan analisis ini, terjadi peningkatan pengaruh sebesar 17,3%. Direkomendasikan untuk para petani agar menjaga kualitas tanah dengan menggunakan sistem pergiliran tanaman, untuk pemerintah daerah agar memperhatikan pola perubahan komoditas tanaman agar tidak lepas kendali dan merugikan petani komoditas lain. Kata Kunci : Perubahan komoditas, Tanaman Pangan, Nanas, Kesejahteraan. ABSTRACT Pineapple commodity development in the village Astomulyo, Punggur sub-district, Central Lampung regency is more rapidly. This development result many crop lands converted

Upload: lambao

Post on 19-Jun-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH PERUBAHAN KOMODITAS TANAMAN PANGAN …antologi.upi.edu/file/Pengaruh_Perubahan_Komoditas_Tanaman_Pangan...bersih berpengaruh sebesar 32,5% terhadap kesejahteraan petani. Berdasarkan

Antologi Pendidikan Geografi, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016 | 1

http://antologi.upi.edu/index.php/main/antologi/B035

PENGARUH PERUBAHAN KOMODITAS TANAMAN PANGAN MENJADI TANAMAN NANAS TERHADAP KESEJAHTERAAN

PETANI DI DESA ASTOMULYO KECAMATAN PUNGGUR KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

Oleh :

N. H. Mari’a, D. Rohmat, D. Sungkawa

Departemen Pendidikan Geografi, Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Pendidikan Indonesia

Email :

[email protected] , [email protected] , [email protected]

ABSTRAK

Perkembangan komoditas nanas di Desa Astomulyo, Kecamatan Punggur, Kabupaten

Lampung Tengah semakin pesat. Namun dengan adanya perkembangan ini mengakibatkan

banyaknya lahan pertanian tanaman pangan diubah menjadi lahan untuk kebun nanas.

Perubahan ini banyak dilatarbelakangi oleh keinginan masyarakat petani untuk mencapai

kesejahteraan keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk melihat faktor dominan apa yang

menyebabkan adanya perubahan, membandingkan kondisi kesejahteraan masyarakat sebelum

dan setelah perubahan, dan bagaimana pengaruh dari perubahan komoditas tanaman tersebut

terhadap kondisi kesejahteraan petani. Metode penelitian ini menggunakan metode deskripsi

dengan analisis data menggunakan skoring kesejahteraan menggunakan indikator dari Badan

Pusat Statistik, tabulasi silang (crosstab) dan regresi linear berganda dengan menggunakan

software SPSS 23. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor dominan penyebab perubahan

adalah untuk mengejar keuntungan yang lebih tinggi. Kesejahteraan masyarakat sebelum

perubahan masih tergolong sedang-rendah namun setelah perubahan terjadi peningkatan

kesejahteraan menjadi tinggi-rendah. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa terdapat

pengaruh dari perubahan komoditas ini terhadap kesejahteraan petani. Sebelum adanya

perubahan, luas lahan dan pendapatan produksi bersih 15,2% berpengaruh terhadap

kesejahteraan petani. Sedangkan setelah adanya perubahan, luas lahan dan pendapatan produksi

bersih berpengaruh sebesar 32,5% terhadap kesejahteraan petani. Berdasarkan analisis ini,

terjadi peningkatan pengaruh sebesar 17,3%. Direkomendasikan untuk para petani agar menjaga

kualitas tanah dengan menggunakan sistem pergiliran tanaman, untuk pemerintah daerah agar

memperhatikan pola perubahan komoditas tanaman agar tidak lepas kendali dan merugikan

petani komoditas lain.

Kata Kunci : Perubahan komoditas, Tanaman Pangan, Nanas, Kesejahteraan.

ABSTRACT Pineapple commodity development in the village Astomulyo, Punggur sub-district,

Central Lampung regency is more rapidly. This development result many crop lands converted

Page 2: PENGARUH PERUBAHAN KOMODITAS TANAMAN PANGAN …antologi.upi.edu/file/Pengaruh_Perubahan_Komoditas_Tanaman_Pangan...bersih berpengaruh sebesar 32,5% terhadap kesejahteraan petani. Berdasarkan

2 | Mari’a, dkk.

Pengaruh Perubahan Komoditas Tanaman Pangan menjadi Tanaman Nanas…

http://antologi.upi.edu/index.php/main/antologi/B035

into land for pineapple. This change is caused by the farmer’s desire to increase the welfare of

the family. This study aimed to see what the dominant factor that causes the change, compare

the welfare of the community before and after the change, and how the influence of changes in

the agricultural orientation of the condition of the welfare of farmers. This research method use

the description method and data analysis use a scoring wellbeing use indicators of the Badan

Pusat Statistik, cross tabulation and multiple linear regression using SPSS 23. The result

showed that the dominant factor caused the changes is for the pursuit of higher profits. The

welfare of society before the changes are classified as low to medium, but once the changes

occurs increased prosperity into medium to high. Statistic analysis showed that there is an

influence of this shift towards the farmer’s welfare. Before the change, the land area and the

net production revenue 15.2% influence on the farmer’s welfare meanwhile, after the change,

the land area and the net production revenue 32.5% impact on the welfare of farmers. So, based

on this analysis, there was an increase of 17.3% influence. Recommendation for the farmers is

to keep the quality of soil using crop rotation system, for the government to pay attention the

orientation farm changing pattern to lost control and harm the other farmer.

Keyword : Changes in commodity, crops, pineapple, welfare.

PENDAHULUAN

Salah satu pertanian yang sangat

berpotensi di Indonesia adalah pertanian

hortikultura. Dengan semakin majunya

Negara Indonesia, masyarakat akan

semakin peduli dengan gizi sehari-hari yang

dihasilkan dari komoditas hortikultura ini

akan semakin meningkat. Komoditas

hortikultura ini antara lain buah-buahan,

sayuran, tanaman hias dan obat-obatan yang

semakin potensial untuk mendukung

pertumbuhan ekonomi negara.

Salah satu komoditas hortikultura yang

menonjol dalam mendukung pertumbuhan

ekonomi saat ini di Indonesia adalah nanas.

Nanas merupakan salah satu komoditas

hortikultura Indonesia yang mampu

bersaing di pasar Internasional. Hal ini

dapat dilihat dari tingginya angka ekspor

nanas dari Indonesia. Berdasarkan data

Indonesian Trade Promotion Center tahun

2012, Indonesia kini tercatat sebagai negara

pengekspor nanas terbesar di dunia dengan

nilai ekspor mencapai 139 juta US dolar.

Salah satu eksportir terbesar nanas di

Indonesia adalah PT. Great Giant Pineapple

di Lampung yang mencatatkan diri sebagai

eksportir koktail terbesar ketiga di dunia

(Indonesian Trade Promotion Center,

2013). Dan didukung oleh produksinya

pada tahun 2014 mencapai 1.835.483 ton

(Taufik, Y. 2014 hlm 20) yang mengalami

peningkatan dari tahun sebelumnya yaitu

1.390.375 ton pada tahun 2013.

Produsen tertinggi nasional adalah

provinsi Lampung dan mengalami

kecenderungan peningkatan di setiap

Page 3: PENGARUH PERUBAHAN KOMODITAS TANAMAN PANGAN …antologi.upi.edu/file/Pengaruh_Perubahan_Komoditas_Tanaman_Pangan...bersih berpengaruh sebesar 32,5% terhadap kesejahteraan petani. Berdasarkan

Antologi Pendidikan Geografi, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016 | 3

http://antologi.upi.edu/index.php/main/antologi/B035

tahunnya. Rincian jumlah produksi nanas

kabupaten 5 tertinggi di Provinsi Lampung

dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1 Produksi Nanas 5 Tertinggi di

Lampung dalam Kuintal

No. Kabupaten Produksi

Nanas

1. Kab. Lampung Tengah 5.244.767

2. Kab. Lampung Timur 10.360

3. Kab. Lampung Selatan 1.380

4. Kab. Tulang Bawang

Barat 940

5. Kab. Pesawaran 900

Jumlah 5.258.347

Sumber : Badan Pusat Statistik, 2014

Dari data pada tabel 1 dapat diketahui

bahwa produksi nanas tertinggi berada di

Kabupaten Lampung Tengah dengan

persentase 99,68% dari keseluruhan

produksi provinsi dan memiliki selisih yang

sangat jauh dibandingkan dengan dengan

kabupaten lainnya yang hanya berkisar

kurang dari sama dengan 0,19% dari

keseluruhan produksi.

Mengingat Kabupaten Lampung Tengah

merupakan kabupaten dengan penghasil

nanas tertinggi di Provinsi Lampung. Untuk

lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2

Tabel 2 Produksi Nanas 5 Tertinggi di

Lampung Tengah dalam Kuintal

No Kecamatan Produksi

Nanas

1. Punggur 5.227.231

2. Bumi Ratu Nuban 9.093

3. Kota Gajah 3.485

4. Gunung Sugih 2.945

5. Seputih Raman 363

Jumlah 5.243.117

Sumber : Badan Pusat Statistik, 2014

Kecamatan Punggur menduduki peringkat

pertama produksi nanas tertinggi di

Kabupaten Lampung Tengah yaitu dengan

99, 66% dari keseluruhan produksi di

kabupaten. Kecamatan Punggur merupakan

salah satu kecamatan dengan produksi

nanas terbesar di Lampung Tengah. Dari 9

desa yang ada di kecamatan tersebut, Desa

Astomulyo merupakan desa yang

mengalami paling banyak konversi lahan

dari lahan pertanian tanaman pangan

menjadi perkebunan nanas. Hal ini

dikarenakan Desa Astomulyo merupakan

produsen terbesar nanas di Kecamatan

Punggur sehingga mendorong para petani

untuk mengubahan komoditas

pertaniannya. Perubahan luas lahan nanas

dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 3 Luas Lahan Kebun Nanas per

Tahun di Desa Astomulyo dalam ha

No. Tahun Lahan Kebun Nanas

1. 2010 78,75

2. 2011 186,25

3. 2012 228,75

4. 2013 322,25

5. 2014 320

6. 2015 322,28

Page 4: PENGARUH PERUBAHAN KOMODITAS TANAMAN PANGAN …antologi.upi.edu/file/Pengaruh_Perubahan_Komoditas_Tanaman_Pangan...bersih berpengaruh sebesar 32,5% terhadap kesejahteraan petani. Berdasarkan

4 | Mari’a, dkk.

Pengaruh Perubahan Komoditas Tanaman Pangan menjadi Tanaman Nanas…

http://antologi.upi.edu/index.php/main/antologi/B035

Sumber : UPTD Pertanian Kecamatan

Punggur, 2016

Dari tabel 3 luasan lahan kebun nanas

meningkat setiap tahunnya kecuali pada

tahun 2014 mengalami penurunan.

Peningkatan terbesar terjadi pada tahun

2011 yaitu naik sekitar 40,57 % dari tahun

sebelumnya tahun 2010. Semakin

meningkatnya luas lahan kebun nanas, pasti

akan menggerus lahan pertanian lainnya

sehingga lahan lainnya semakin sempit.

Dalam hal ini adalah pertanian dengan

komoditas tanaman pangan yang

memanfaatkan lahan kering seperti ubi kayu

dan palawija lainnya. Namun dengan

adanya perubahan dengan penanaman

komoditas hortikultura diperkirakan dapat

lebih meningkatkan kesejahteraan petani

dibandingkan dengan pertanian tanaman

pangan sehingga petani banyak beralih

menjadi petani nanas. Desa Astomulyo

merupakan salah satu lumbung padi di

Kabupaten Lampung Tengah. Namun saat

ini, ada komoditas baru yang berkembang

semakin pesat sehingga semakin

menyempitnya lahan pertanian sawah

(Hardiansyah, 2015) yaitu komoditas nanas.

Komoditas nanas di Desa Astomulyo saat

ini dijadikan salah satu komoditas unggulan

yang diekspor hingga ke Pulau Jawa dan

sekitarnya.

METODE

Penelitian ini menggunakan metode

deskriptif. Pendekatan geografi yang

digunakan adalah pendekatan kelingkungan

yang membahas aspek penggunaan lahan

pertanian dan dampaknya terhadap manusia

baik fisik maupun sosialnya. Populasi

wilayahnya yaitu seluruh wilayah Desa

Astomulyo yang lahan pertaniannya

berubah dari tanaman pangan menjadi

nanas. Sampel wilayahnya yaitu dusun 4

Ngadiluih, 5 Mulyodadi, dan 7 Umbul

Camas yang merupakan daerah yang paling

banyak mengalami perubahan. Populasi

manusia mencakup petani yang lahannya

mengalami perubahan komoditas dari

tanaman pangan ke tanaman nanas. Dalam

proses pengambilan sampel, teknik yang

digunakan peneliti adalah purposive

sampling dan terpenuhi sebanyak 48 orang.

Dengan kriteria : 1) Melakukan perubahan

orientasi pertanian dari tanamn pangan, 2)

Perubahan dilakukan dalam rentang waktu

5 tahun terakhir, 3) Luas lahan yang

mengalami perubahan ≥0,25 Ha,4) Lahan

bukan merupakan lahan pekarangan.

Pengumpulan data menggunakan teknik

wawancara berstruktur dan studi

dokumentasi. Analisis data menggunakan

skoring untuk kesejahteraan petani

berdasarkan indikator BPS tahun 2005,

Page 5: PENGARUH PERUBAHAN KOMODITAS TANAMAN PANGAN …antologi.upi.edu/file/Pengaruh_Perubahan_Komoditas_Tanaman_Pangan...bersih berpengaruh sebesar 32,5% terhadap kesejahteraan petani. Berdasarkan

Antologi Pendidikan Geografi, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016 | 5

http://antologi.upi.edu/index.php/main/antologi/B035

tabulasi silang, dan regresi linear berganda.

Adapun indikator kesejahteraan yang

diambil dari indikator BPS tahun 2005

adalah sebagai berikut :

Tabel 4 Indikator Kesejahteraan BPS 2005

No. Indikator

Kesejahteraan Kelas Skor

1. Pendapatan Tinggi 3

Sedang 2

Rendah 1

2. Konsumsi atau

pengeluaran

rumah tangga

Tinggi 3

Sedang 2

Rendah 1

3. Keadaan tempat

tinggal

Permanen 3

Semi

Permanen

2

Tidak

Permanen

1

4. Fasilitas tempat

tinggal

Lengkap 3

Cukup 2

Kurang 1

5. Kesehatan

anggota

keluarga

Baik 3

Cukup 2

Kurang 1

6. Kemudahan

mendapatkan

pelayanan

kesehatan

Mudah 3

Cukup 2

Sulit 1

7. Kemudahan

memasukkan

anak ke jenjang

pendidikan

Mudah 3

Cukup 2

Sulit 1

8. Kemudahan

mendapatkan

fasilitas

transportasi

Mudah 3

Cukup 2

Sulit 1

Sumber : Sugiharto, Eko (2007, hlm. 3)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Desa Astomulyo terletak pada

koordinat 105o15’21,6”BT-105o17’34,8”

BT dan 5o0’28,8” LS – 5o2’16,8”. Desa

Astomulyo memiliki luas wilayah sebesar

1.050 Ha atau 10,50 km2 (BPS, 2015)

dengan klasifikasi iklim Schmidt-Ferguson

iklim B, topografi datar dengan kemiringan

lereng 0-7%. Batuan yang membentuknya

adalah batuan pasir dengan campuran

batulempung, dengan tanah podzolik.

Secara umum kondisi wilayah Desa

Astomulyo sangat cocok untuk ditanami

komoditas pertanian.

a. Perubahan Komoditas Tanaman

Perubahan komoditas tanaman terjadi

karena adanya peralihan/ pergantian jenis

tanaman di suatu lahan pertanian.

Perubahan komoditas tanaman ini akan

banyak berpengaruh dalam segi budidaya

karena setiap tanaman memiliki cara atau

tahap-tahap pemudidayaan yang berbeda

satu sama lainnya sehingga perlakuan petani

terhadap setiap tanaman pun juga ikut

berbeda. Penyebab perubahan dan jenis

tanaman yang diubah dapat dilihat pada

gambar 1.

Page 6: PENGARUH PERUBAHAN KOMODITAS TANAMAN PANGAN …antologi.upi.edu/file/Pengaruh_Perubahan_Komoditas_Tanaman_Pangan...bersih berpengaruh sebesar 32,5% terhadap kesejahteraan petani. Berdasarkan

6 | Mari’a, dkk.

Pengaruh Perubahan Komoditas Tanaman Pangan menjadi Tanaman Nanas…

http://antologi.upi.edu/index.php/main/antologi/B035

Gambar 1 Perbandingan Penyebab

Perubahan berdasarkan Jenis Tanaman.

Sumber : Hasil Penelitian, 2016

Berdasarkan gambar 1 dapat diketahui

bahwa kebanyakan petani yang mengubah

komoditasnya adalah dari petani palawija

yaitu 67%. Perubahan dari padi ke nanas

29% dan penanam padi dan palawija

sebelum perubahan adalah 4%.

2. Perubahan Budidaya

a. Input

1) Luas Lahan

Konversi lahan yang terjadi ini

diakibatkan oleh faktor ekonomi. Hal ini

mengakibatkan banyaknya perubahan yang

didorong oleh tekanan ekonomi. Luas lahan

tanaman pangan pun menjadi semakin

sempit. Hasil temuan di lapangan

menunjukkan bahwa terdapat konversi

lahan seluas sekitar 32,55 ha dalam 5 tahun

terakhir. Petani yang banyak mengubah

orientasi pertaniannya adalah petani kecil

dengan lahan luas sempit. Banyaknya

luasan lahan yang berubah dan status

kepemilikan lahan dapat dilihat pada

gambar 2

Gambar 2 Perbandingan Perubahan Luas

Lahan Berdasarkan Status Kepemilikan

Sumber : Hasil Penelitian, 2016

Dari gambar 2 menunjukkan bahwa

petani dengan lahan 0,5 -0,99 dan status

kepemilikannya milik sendiri paling banyak

melakukan perubahan. Hal ini dikarenakan

dengan luas lahan tersebut akan lebih

mudah untuk melakukan perubahan. Lahan

tidak terlalu luas dan tidak terlalu sempit

sehingga tidak memerlukan banyak

pengeluaran berupa tenaga dan materiil

untuk mengubah lahan tersebut. Status

kepemilikan lahan-lahan yang berubah ini

didominasi oleh lahan milik sendiri dari

usaha membeli dan hibah. Terdapat 1 petani

dengan lahan bagi hasil. “Lahan bagi hasil

yaitu lahan sewa yang telah ditentukan

proporsi pembagiannya dan pembayaran

Page 7: PENGARUH PERUBAHAN KOMODITAS TANAMAN PANGAN …antologi.upi.edu/file/Pengaruh_Perubahan_Komoditas_Tanaman_Pangan...bersih berpengaruh sebesar 32,5% terhadap kesejahteraan petani. Berdasarkan

Antologi Pendidikan Geografi, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016 | 7

http://antologi.upi.edu/index.php/main/antologi/B035

sewanya dibayarkan setelah panen”.

Hanafie (2010, hlm 54)

b. Proses Budidaya

1) Perubahan Tahapan Budidaya

a) Pembibitan

Pembibitan untuk padi diperoleh dari

pembelian bibit. Petani ubi kayu tidak

terlalu sering membeli bibit, untuk 4-5 kali

periode tanam hanya 1 kali membeli bibit

sedangkan sisanya menggunakan bibit

vegetatif. Sedangkan untuk nanas

pembibitannya dapat dilakukan dengan

pembelian maupun vegetatif yang dapat

dilakukan sendirir oleh petani.

b) Pengolahan lahan

Pengolahan lahan untuk tanaman pangan

dan nanas tidak berbeda. Keduanya sama-

sama menggunakan bajak traktor untuk

lahan sempit (< 1 Ha) dan bajak rotavator

untuk lahan luas (>1 Ha).

c) Penanaman

Penanaman untuk tanaman pangan tidak

terlalu bervariasi, Hal ini disebabkan jika

tanaman pagan di tumpang sari maka akan

mengurangi produktiitas tanaman

sedangkan untuk tanaman nanas dapat di

tumpang sari meskipun tidak penuh dalam 1

periode tanam.

Gambar 3 Perbandingan Pola Tanam

Tanaman Pangan dan Nanas

Sumber : Hasil Penelitian, 2016

d) Pemupukan

Pupuk yang banyak digunakan oleh

petani sawah atau ladang adalah Urea,

Phonska, ZA, KCL, TSP untuk merangsang

penyuburan dan berfungsi untuk memberi

nutrisi bagi tanah. Pemupukan tanaman

nanas lebih mengutamakan penggunakan

pupuk kandang sebagai pupuk utama.

Pupuk kandang yang dimaksud adalah

berasal dari kotoran sapi dan ayam. Adapun

pupuk kimia yag digunakan adalah Urea,

Phonska, SP, TS, dan Mutiara.

e) Pemupukan

Dalam pemeliharaan tanaman pangan

lebih banyak digunakan obat-obatan kimia

dan pestisida untuk mengusir

hama.Sedangkan untuk pemeliharaan

tanaman nanas lebih banyak dengan cara-

cara tradisional untuk mengurangi

kandungan bahan kimia dalam buah nanas.

Hama yang menyerang tanaman nanas pun

Page 8: PENGARUH PERUBAHAN KOMODITAS TANAMAN PANGAN …antologi.upi.edu/file/Pengaruh_Perubahan_Komoditas_Tanaman_Pangan...bersih berpengaruh sebesar 32,5% terhadap kesejahteraan petani. Berdasarkan

8 | Mari’a, dkk.

Pengaruh Perubahan Komoditas Tanaman Pangan menjadi Tanaman Nanas…

http://antologi.upi.edu/index.php/main/antologi/B035

tidak sebanyak hama yang menyerang

tanaman pangan sehingga penanganannya

pun tidak sesulit penanganan hama pada

tanaman padi.

f) Pemanenan

Pertanian tanaman pangan

menghasilkan rata-rata 1.027 kg per 0,25 Ha

dengan jumlah produksi terbanyak adalah

dari kisaran 900-1.199 kg/0,25 Ha dengan

persentase 67% yang didominasi oleh

tanaman padi. Produksi nanas dihitung

dengan satuan buah dengan jumlah

penanaman bibit berkisar antara 6.000-

12.000 batang bibit. Dari penanaman bibit

tersebut, tidak semua pohon nanas dapat

tumbuh buah. Setiap panen 0,25 Ha, maka

ada sekitar 100-200 pohon yang tidak

mnghasilkan buah atau menghasilkan buah

yang tidak dapat dijual (rusak karena hama).

g) Pasca Panen

Sistem penjualan yang digunakan petani

saat bertani tanaman pangan adalah

langsung menjualnya ke pabrik

penggilingan untuk padi dan jagung dan

pabrik pengolahan tapioka untuk ubi kayu.

Petani nanas cenderung lebih memiliih

menjual hasi panen nanasnya langsung

kepada tengkulak. Hal ini disebabkan oleh

kemudahan yang ditawarkan olek

tengkulak. Dan pemasarannya hingga ke

Pulau Jawa dan Bali

2) Perubahan Biaya Produksi

Perubahan komoditas tanaman

mengakibatkan adanya perubahan pula pada

biaya produksi. Biaya produksi dalam

budidaya tanaman pangan dan budidaya

nanas tentu berbeda karena kebutuhan dan

perlakuan budidayanya juga berbeda.

Gambar 4 Perbandingan Rerata Biaya

Produksi Tanaman Pangan dan Nanas

Sumber : Hasil Penelitian, 2016

c. Output Budidaya

1) Perubahan Pendapatan Produksi

Perubahan komoditas tanaman juga

akan mengubah pula pendapatan produksi

dalam 1 kali. Pendapatan inilah yang dapat

mempengaruhi kesejahteraan petani.

Page 9: PENGARUH PERUBAHAN KOMODITAS TANAMAN PANGAN …antologi.upi.edu/file/Pengaruh_Perubahan_Komoditas_Tanaman_Pangan...bersih berpengaruh sebesar 32,5% terhadap kesejahteraan petani. Berdasarkan

Antologi Pendidikan Geografi, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016 | 9

http://antologi.upi.edu/index.php/main/antologi/B035

Gambar 5Perbandingan Rerata Pendapatan

Tanaman Pangan dan Nanas

Sumber : Hasil Penelitian, 2016

2. Kesejahteraan Petani

Perubahan komoditas tanaman dalam

hal ini mempengaruhi pola kehidupan

masyarakat termasuk dalam bidang

kesejahteraannya. Perubahan orientasi

pertanian termasuk dalam perubahan sosial

yang dikehendaki Dalam Soekanto (1995

hlm. 347) bahwa Perubahan yang

dikehendaki merupakan perubahan yang

sebelumnya direncanakan terlebih dahulu

oleh suatu kelompok yang akan mengubah

masyarakat. Maksudnya dalam hal ini

perubahan terjadi karena usaha sadar

masyarakat yang mengubah pola

pertaniannya.

a. Pendapatan

Kenaikan pendapatan didorong oleh

adanya penambahan pendapatan dari panen

nanas yang cukup besar. Perbandingan

dapat dilihat pada tabel 5.

Tabel 5 Pendapatan Total Sebelum dan

Sesudah Perubahan

Sumber : Hasil Penelitian, 2016

b. Pengeluaran

Pengeluaran yang semakin tinggi

didukung dengan meningkatnya kualitas

pangan, dan banyaknya biaya non pangan.

Perbandingannya dapat dilihat pada gambar

6.

Gambar 6 Perbandingan Pengeluaran

sebelum dan sesudah Perubahan

Sumber : Hasil Penelitian, 2016

c. Keadaan Tempat tinggal

Perubahan yang terjadi mengakibatkan

adanya kenaikan kualitas tempat tinggal

masyarakat. Perbandingannya dapat dilihat

pada gambar 7.

Gambar 6 Perbandingan Bangunan Tempat

Tinggal Sebelum dan Sesudah Perubahan

No. Pendapatan Total Sebelum Sesudah

Jumlah Persentase Jumlah Persentase

1 Rp 0 -Rp 999.999 11 23% 0 0%

2 Rp 1.000.000-Rp 1.999.999 15 31% 9 19%

3 Rp 2.000.000-Rp 2.999.999 4 8% 10 21%

4 Rp 3.000.000-Rp 3.999.999 7 15% 6 13%

5 Rp 4.000.000-Rp 4.999.999 1 2% 3 6%

6 Rp 5.000.000-Rp 5.999.999 4 8% 7 15%

7 Rp 6.000.000-Rp 6.999.999 1 2% 2 4%

8 ≥Rp 7.000.000 5 10% 11 23%

Jumlah 48 100% 48 100%

Page 10: PENGARUH PERUBAHAN KOMODITAS TANAMAN PANGAN …antologi.upi.edu/file/Pengaruh_Perubahan_Komoditas_Tanaman_Pangan...bersih berpengaruh sebesar 32,5% terhadap kesejahteraan petani. Berdasarkan

10 | Mari’a, dkk.

Pengaruh Perubahan Komoditas Tanaman Pangan menjadi Tanaman Nanas…

http://antologi.upi.edu/index.php/main/antologi/B035

Sumber : Hasil Penelitian, 2016

d. Fasilitas Tempat Tinggal

Fasilitas tempat tinggal semakin baik

seiring dengan dengan jalannya perubahan.

Perbandingannya pada gambar 7.

Gambar 7 Perbandingan Kelengkapan

Fasilitas Tempat Tinggal Sebelum Dan

Sesudah Perubahan

Sumber : Hasil Penelitian, 2016

f. Kesehatan Keluarga

Kesehatan keluarga di Desa

Astomulyo sudah baik. Masyarakat sudah

sadar akan pentingnya menjaga kesehatan

sehingga sering melakukan pemeriksaan

kesehatan dan tidak banyak masyarakat

yang mengidap penyakit sedang hingga

berat.

Gambar 8 Perbandingan Intensitas

Pemeriksaan Kesehatan dalam 1 tahun

Sumber : Hasil Penelitian, 2016

g. Kemudahan Pelayanan Kesehatan

Gambar 9 Perbandingan kemudahan

pelayanan kesehatan sebelum dan sesudah

Perubahan

Sumber : Hasil Penelitian ,2016

Terdapat kenaikan kriteria mudah

karena banyak masyarakat yang memiliki

kendaraan sendiri untuk menuju fasilitas

kesehatan.

h. Kemudahan Memasukkan Anak ke

Jenjang Pendidikan

Kemudahan memasukkan anak ke jenjang

pendidikan meningkat hal ini disebabkan

oleh kepemilikan kendaraan yang

mempermudah akses menuju sekolah dan

peningkatan pendapatan yang dapat

menunjang tercukupinya biaya sekolah.

Tabel 6 Kemudahan Memasukkan Anak

ke Jenjang Pendidikan

No. Kriteria Sebelum Sesudah

Jumlah Persentase Jumlah Persentase

1 Mudah 0 0% 23 48%

2 Cukup 48 100% 25 52%

3 Sulit 0 0% 0 0%

Jumlah 48 100% 48 100%

Page 11: PENGARUH PERUBAHAN KOMODITAS TANAMAN PANGAN …antologi.upi.edu/file/Pengaruh_Perubahan_Komoditas_Tanaman_Pangan...bersih berpengaruh sebesar 32,5% terhadap kesejahteraan petani. Berdasarkan

Antologi Pendidikan Geografi, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016 | 11

http://antologi.upi.edu/index.php/main/antologi/B035

Sumber : Hasil Penelitian, 2016

i. Kemudahan Fasilitas Transportasi

Kemudahan mendapatkan fasilitas

transportasi berkaitan dengan dengan jarak,

kepemilikan kendaraan dan aksesibilitas

wilayah tersebut.

Tabel 7 Kepemilikan Kendaraan

Pribadi Sebelum dan Sesudah Perubahan

Sumber : Hasil Penelitian, 2016

Tabel 8 Kemudahan Mendapatkan Fasilitas

Transportasi

Sumber : Hasil Penelitian, 2016

Pada tabel 8 terlihat bahwa terjadi

peningkatan masyarakat yang memiliki

kendaraan, dengan kata lain akses

masyarakat menuju suatu tempat semakin

mudah tanpa menggunakan transportasi

umum

3. Pengaruh Perubahan Komoditas

Tanaman Pangan Menjadi Tanaman

Nanas terhadap Kesejahteraan

a. Kesejahteraan Petani Sebelum Perubahan

Dalam perhitungan, maka ditemukan untuk

pengaruh perubahan terhadap kesejahteraan

saat penanaman tanaman pangan memiliki

persamaan sebagai berikut :

Dari persamaan tersebut, maka dapat

diterjemahkan bahwa nilai konstanta

sebesar 14,721 memiliki nilai positif yang

menunjukkan adanya pengaruh positif

variabel bebas. Artinya bila variabel bebas

naik yaitu luas lahan dan pendapatan dari

hasil pertanian tanaman pangan naik atau

berpengaruh dalam satu satuan, maka

kesejahteraan petani saat itu pun akan naik

atau terpenuhi.

Koefisien korelasi (R) yang didapatkan

adalah 0,39 yang berarti tingkat hubungan

antara kedua luas lahan dan pendapatan

bersih terhadap kesejahteraan dikategorikan

rendah. Dan nilai koefisien determinasi (R2)

adalah 0,152 atau sebesar 15,2 % variabel

luas lahan dan pendapatan produksi bersih

mempengaruhi kesejahteraan petani

sedangkan sisanya adalah 84,8%

kesejahteraan petani dipengaruhi oleh hal-

hal lain yang tidak dimasukkan dalam

perhitungan ini.

Uji F atau uji koefisien regresi secara

bersama-sama digunakan untuk mengetahui

Y = (14,721) + 0,154 X1 + 0,000000004924

X2

No. Jenis

Kendaraan

Sebelum Sesudah

Jumlah Persentase Jumlah Persentase

1 Tidak memiliki 13 27% 0 0%

2 Sepeda 8 17% 8 17%

3 Sepeda Motor 29 60% 48 100%

4 Mobil Pribadi 1 2% 4 8%

5 Mobil Angkutan 4 8% 4 8%

Jumlah 55 115% 64 133%

No. Kriteria Sebelum Sesudah

Jumlah Persentase Jumlah Persentase

1 Mudah 0 0% 29 60%

2 Cukup 44 92% 19 40%

3 Sulit 4 8% 0 0%

Jumlah 48 100% 48 100%

Page 12: PENGARUH PERUBAHAN KOMODITAS TANAMAN PANGAN …antologi.upi.edu/file/Pengaruh_Perubahan_Komoditas_Tanaman_Pangan...bersih berpengaruh sebesar 32,5% terhadap kesejahteraan petani. Berdasarkan

12 | Mari’a, dkk.

Pengaruh Perubahan Komoditas Tanaman Pangan menjadi Tanaman Nanas…

http://antologi.upi.edu/index.php/main/antologi/B035

apakah variabel luas lahan dan pendapatan

produksi bersih secara bersama-sama

berpengaruh signifikan terhadap

kesejahteraan petani. Dari perhitungan ini

didapatkan bahwa F hiung bernilai 4,039,

nilai F tabel pada taraf kesalahan 5% adalah

3,20 sehingga jika dibandingkan adalah F

hitung > F tabel (4,039 > 3,20). Jika :

• Ho : Tidak terdapat pengaruh luas lahan dan

pendapatan produksi bersih terhadap

kesejahteraan petani.

• Ha : Terdapat pengaruh luas lahan dan

pendapatan produksi bersih terhadap

kesejahteraan petani.

Karena F hitung > F tabel (4,039 > 3,20),

maka Ho ditolak artinya terdapat pengaruh

secara signifikan antara luas lahan dan

pendapatan bersih produksi secara bersama-

sama terhadap kesejahteraan petani.

b. Kesejahteraan Petani Setelah Perubahan

Perhitungan statistika dengan

menggunakan SPSS 23 maka didapatkan

hasil persamaan yaitu :

Dari persamaan diatas, maka dapat

diterjemahkan bahwa nilai konstanta positif

yaitu 17,567 yang artinya variabel luas

lahan dan pendapatan produksi bersih dari

hasil budidaya nanas naik atau berpengaruh,

maka kesejahteraan petani pun akan naik.

Koefisien korelasi (R) yang didapatkan

dari hasil perhitungan adalah 0,570 artinya

bahwa hubungan korelasi antara luas lahan

dan pendapatan bersih produksi cukup kuat.

Dan nilai koefisien determinasinya adalah

0,325 yang artinya sebanyak 32,5 %

kesejahteraan petani ditentukan oleh luas

lahan dan pendapatan produksi bersih

sedangkan sisanya 67,5% adalah faktor lain

yang tidak dimasukkan ke dalam variabel

tetapi berpengaruh terhadapa kesejahteraan

petani.

Uji F dari perhitungan ini didapatkan

bahwa F hitung bernilai 10,850. Nilai F

tabel pada taraf kesalahan 5% adalah 3,20

sehingga jika dibandingkan adalah F hitung

> F tabel (10,850 > 3,20). Karena F hitung

> F tabel (10,850 > 3,20), maka Ho ditolak

artinya terdapat pengaruh secara signifikan

antara luas lahan dan pendapatan bersih

produksi secara bersama-sama terhadap

kesejahteraan petani.

Y = (17,567) + 0,728X2 + 0,000000002102 X2

Page 13: PENGARUH PERUBAHAN KOMODITAS TANAMAN PANGAN …antologi.upi.edu/file/Pengaruh_Perubahan_Komoditas_Tanaman_Pangan...bersih berpengaruh sebesar 32,5% terhadap kesejahteraan petani. Berdasarkan

13│ Antologi Geografi, Volume 2, Nomor 3, Desember, 2015

http://antologi.upi.edu/index.php/main/antologi/B035

Gambar 10. Peta Komoditas Tanaman Desa AstomulyoTahun 2010

Sumber: Citra Ikonos Google Earth 2010; Peta RBI Lembar Bandar Jaya 1111-11 Skala

1:25.000; ; Peta RBI Lembar Seputih Raman 1111-12 Skala 1:25.000

Gambar 11. Peta Komoditas Tanaman Desa AstomulyoTahun 2013

Sumber: Citra Ikonos Google Earth 2013; Peta RBI Lembar Bandar Jaya 1111-11 Skala

1:25.000; ; Peta RBI Lembar Seputih Raman 1111-12 Skala 1:25.000

Page 14: PENGARUH PERUBAHAN KOMODITAS TANAMAN PANGAN …antologi.upi.edu/file/Pengaruh_Perubahan_Komoditas_Tanaman_Pangan...bersih berpengaruh sebesar 32,5% terhadap kesejahteraan petani. Berdasarkan

14 | Mari’a, dkk.

Pengaruh Perubahan Komoditas Tanaman Pangan menjadi Tanaman Nanas…

http://antologi.upi.edu/index.php/main/antologi/B035

KESIMPULAN

Faktor penyebab dominan

perubahan komoditas tanaman ini adalah

karena keinginan untuk mengejar

keuntungan lebih bes ar. Kondisi

kesejahteraan sebelum masih terdapat

keluarga dengan kesejaheraan rendah,

sedangkan setelah perubahan terjadi

peningkatan sehingga tidak ada lagi

keluarga dengan kesejahteraan rendah. Hal

yang berpengaruh pada kesejahteraan petani

adalah luas lahan dan pendapatan produksi

bersih dan terjadi peningkatan pengaruh

sebelum dan sesudah perubahan.

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku

Hanafie, Rita.(2010). Pengantar Ekonomi

Pertanian. Yogyakarta. Peneribit

Andi

Soekanto, Soerjono. (1995). Sosiologi

sebuah Pengantar. Jakarta

Supriyadi, Anton. (2004). Kebijakan Alih

Fungsi Lahan dan Proses Konversi

Lahan Pertanian. Fakultas

Pertanian. Bogor: Institut Pertanian

Bogor.

Taufik, Yasid. (2013). Statistik Produksi

Hortikultura. Direktorat Jenderal

Hortikultura, Kementerian

Pertanian: Jakarta

Sumber Dokumen

Badan Pusat Statistik. (2014). Lampung

dalam Angka 2014. BPS : Jakarta

Badan Pusat Statistik. (2014). Lampung

Tengah dalam Angka 2014. BPS :

Jakarta

Badan Pusat Statistik. (2015). Punggur

Dalam Angka 2015. BPS : Jakarta

UPTD Pertanian Kecamatan Punggur.

(2016). Laporan Tanaman Buah-

buahan dan Sayuran Tahunan.

Kementerian Pertanian : Lampung

Tengah

Sumber Jurnal

Sugiharto, Eko. (2006). Tingkat

Kesejahteraan Masyarakat Nelayan

Desa Benua Baru Ilir Berdasarkan

Indikator Badan Pusat Statistik.

Jurnal EPP. Vol.4. No.2 2007.

Sumber Internet

Hardiansyah : Sawah di Lampung Makin

Habis. (2015, 3 Agustus). Tribun

Lampung Online. Diakses dari

http://lampung.tribunnews.com/2015/

08/03/sawah-di-lampung-makin-

habis.

Indonesian Trade Promotion Center. (2013).

Online. Diakses dari

http://djpen.kemendag.go.id/app_fronten

d/admin/docs/researchcorner/590138026

7620.docx.