analisis perbandingan kinerja manajemen koperasi syariah ... · analisis perbandingan kinerja...

104
ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA MANAJEMEN KOPERASI SYARIAH DAN KOPERASI KONVENSIONAL Studi Kasus KJKS BMT Bina Ummah Sejahtera dan Koperasi Pegawai Departemen Koperasi SKRIPSI RORY RIFKI ANDITA H34087026 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011

Upload: truongdieu

Post on 12-Mar-2019

260 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah ... · Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah dan Koperasi Konvensional. Skripsi. Departemen Agribisnis,

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA MANAJEMEN

KOPERASI SYARIAH DAN KOPERASI KONVENSIONAL Studi Kasus KJKS BMT Bina Ummah Sejahtera

dan Koperasi Pegawai Departemen Koperasi

SKRIPSI

RORY RIFKI ANDITA

H34087026

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR 2011

Page 2: Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah ... · Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah dan Koperasi Konvensional. Skripsi. Departemen Agribisnis,

RINGKASAN

RORY RIFKI ANDITA. Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi

Syariah dan Koperasi Konvensional. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas

Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan LUKMAN

M. BAGA)

Koperasi syariah mulai diperbincangkan banyak orang ketika menyikapi

semaraknya pertumbuhan Baitul Maal Wattamwil di Indonesia. Baitul Maal

Wattamwil yang dikenal dengan sebutan BMT yang dimotori pertama kalinya oleh

BMT Insan Kamil tahun 1992 di Jakarta, ternyata mampu memberi warna bagi

perekonomian para pengusaha mikro. Permasalahan yang terjadi adalah saat ini

mulai bermunculan lembaga-lembaga keuangan yang berlandaskan akan syariat

islam, salah satu nya koperasi syariah. Mereka menilai pola syariah lebih adil

dibandingkan pola konvensional. Namun hanya sebagian orang yang paham tentang

pola syariah. Oleh karena itu diperlukan analisis tentang perbedaan koperasi syariah

dan koperasi konvensional dilihat dari sisi manajemen.

Tujuan yang hendak dicapai adalah mengetahui perbedaan manajemen kedua koperasi tersebut. Penelitian ini dilakukan pada Koperasi Pegawai Deprtemen

Koperasi (konvensional) dan KJKS BMT Bina Ummat Sejahtera (syariah). Selain itu

juga akan diteliti tentang kemampuan koperasi syariah untuk berkembang di masa

yang akan datang. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan cara

pendekatan wawancara terhadap kedua koperasi yang dituju dan analisis data

sekunder dari literatur penunjang yang tersedia.

Hasil penelitian diketahui bahwa terdapat perbedaan manajemen yang

mendasar dari koperasi syariah dan koperasi konvensional. Dalam setiap pembuatan

dan penerapan kebijakan, koperasi syariah selalu berpatokan pada nilai-nilai syariat

islam. Koperasi syariah mengharamkan riba dan sesuatu yang tidak jelas. Produk-

produk yang diusahakan oleh koperasi syariah juga tidak membolehkan yang haram.

Anggota yang ingin meminjam dana untuk usaha, harus jelas dahulu usaha yang akan

dijalankannya. Apabila usaha tersebut dinilai haram berdasarkan fatwa MUI, maka

dana pinjaman tersebut tidak akan cair. Sedangkan potensi koperasi syariah di masa

yang akan datang dinilai mampu bersaing dan berkembang. Salah satu hasil

penelitian menyebutkan bahwa kinerja keuangan koperasi syariah secara keseluruhan

dinilai lebih baik dibandingkan dengan koperasi konvensional. Selain itu para pakar

koperasi optimis bahwa koperasi syariah akan mampu berkembang dan bersaing.

Page 3: Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah ... · Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah dan Koperasi Konvensional. Skripsi. Departemen Agribisnis,

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA MANAJEMEN

KOPERASI SYARIAH DAN KOPERASI KONVENSIONAL Studi Kasus KJKS BMT Bina Ummah Sejahtera

dan Koperasi Pegawai Departemen Koperasi

RORY RIFKI ANDITA

H34087026

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada

Departeman Agribisnis

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR 2011

Page 4: Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah ... · Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah dan Koperasi Konvensional. Skripsi. Departemen Agribisnis,

Judul Skripsi :Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah dan

Koperasi Konvensional

Nama :Rory Rifki Andita

NRP :H34087026

Disetujui,

Pembimbing

Ir. Lukman M. Baga, MA.Ec

NIP. 19640220 198903 1 001

Diketahui

Ketua Departemen Agribisnis

Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS

NIP. 19580908 198403 1 002

Tanggal Lulus :

Page 5: Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah ... · Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah dan Koperasi Konvensional. Skripsi. Departemen Agribisnis,

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul ”Analisis

Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah dan Koperasi Konvensional”

adalah karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan

tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang

diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan

dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, Agustus 2011

Rory Rifki Andita

H34087026

Page 6: Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah ... · Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah dan Koperasi Konvensional. Skripsi. Departemen Agribisnis,

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Cimahi, Bandung pada tanggal 15 Juni 1987. Penulis

adalah anak pertama dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Sutarjo dan Ibu

A.Miswati.

Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SDN Sukamaju 1 Depok pada

Tahun 1999 dan pendidikan menengah pertama diselesaikan pada Tahun 2002 di

SLTPN 7 Depok. Pendidikan lanjutan menengah atas di SMUN 3 Bogor diselesaikan

pada tahun 2005.

Penulis melanjutkan ke jenjang D3 perguruan tinggi di program studi

Teknologi Produksi dan Manajemen Perikanan Budidaya, Institut Pertanian Bogor

jalur regular pada Tahun 2005 dan diselesaikan pada Tahun 2008. Selanjutnya

tercatat sebagai mahasiswa Program Sarjana Agribisnis Penyelenggaraan Khusus

pada Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian

Bogor.

Page 7: Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah ... · Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah dan Koperasi Konvensional. Skripsi. Departemen Agribisnis,

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan karunia-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ”Analisis Perbandingan

Kinerja Manajemen fKoperasi Syariah dan Koperasi Konvensional”.

Penelitian ini bertujuan menganalisis perbedaan manajemen yang diterapkan

oleh koperasi syariah dan koperasi konvensional.

Bogor, Agustus 2011

Rory Rifki Andita

Page 8: Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah ... · Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah dan Koperasi Konvensional. Skripsi. Departemen Agribisnis,

UCAPAN TERIMAKASIH

Penyelesaian skripsi ini juga tidak terlepasdari bantuan berbagai pihak.

Sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, penulis ingin

menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada:

1. Ir. Lukman M. Baga, MA.Ec selaku dosen pembimbing atas arahan, waktu dan

kesabaran yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini.

2. Ir. Netti Tinaprilla, MM selaku dosen penguji pada sidang yang telah memberikan

banyak saran dan masukan untuk kesempurnaan skripsi ini.

3. Yeka Hendra Fatika, SP selaku dosen penguji pada sidang yang telah memberikan

banyak saran dan masukan untuk kesempurnaan skripsi ini.

4. Dr. Ir Ratna Winandi, MS selaku dosen evaluator pada kolokium yang telah

memberikan banyak saran dan masukan untuk kesempurnaan skripsi ini.

5. Seluruh dosen dan staf Departemen Agribisnis.

6. Pihak Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT BUS, Bapak Lili selaku Manajer

Cabang beserta staf.

7. Pihak Koperasi Pegawai Departemen Koperasi, Bapak Boy Indra K selaku

Manajer USP beserta staf.

8. Orang tua dan saudara tercinta untuk setiap dukungan dan do’a yang diberikan.

Semoga ini bisa menjadi persembahan yang terbaik.

9. Teman-teman Agribisnis angkatan V, VI dan VII atas semangat dan sharing

selama penelitian hingga penulisan skripsi, serta seluruh pihak yang tidak dapat

disebutkan satu per satu, terima kasih atas bantuannya.

Page 9: Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah ... · Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah dan Koperasi Konvensional. Skripsi. Departemen Agribisnis,

i

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ………………………………………………………. iii

DAFTAR GAMBAR ………………………………………………....... iv

DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………. v

I PENDAHULUAN ……………………………………………...... 1

1.1. Latar Belakang …………………………………………….... 1

1.2. Perumusan Masalah ……………………………………….... 3

1.3. Tujuan ……………………………………………………….. 6

1.4. Manfaat ……………………………………………………... 6

1.5. Ruang Lingkup …………………………………………….... 6

II TINJAUAN PUSTAKA ……..…………………………………... 7

2.1. Definisi Koperasi …..……………………………………...... 7

2.2. Pondasi Ekonomi Islam:Keadilan …………………………… 9

2.3. Menuju Ekonomi Islam ……………………………………… 10

2.4. Prinsip-prinsip Dasar Ekonomi Syariah ……………………… 10

2.5. Prinsip Bagi Hasil …………………………………………… 13

2.6. Syariah Sebagai Solusi ……………………………………… 14

2.7. Analisis Kinerja Keuangan …………………………………. 15

2.7. Penelitian Terdahulu ………………………………………… 16

III KERANGKA PEMIKIRAN ……………………………………… 19

3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis ………………………………… 19

3.1.1. Pengertian Manajemen ………………………………. 19

3.1.2. Fungsi dan Proses Manajemen ………………………. 20

3.1.3. Sistem Penggajian (Renumerasi) …………………….. 21

3.1.4. Sistem Karir …………………………………………… 23

3.1.5. Efisiensi Usaha ……………………………………….. 24

3.1.6. Kinerja keuangan ……………………………………. 24

3.1. Kerangka Pemikiran Operasional ……………………………. 27

IV METODOLOGI PENELITIAN …………………………………... 28

4.1. Metode Penelitian …………………………………………….. 28

4.2. Tempat dan Waktu Penelitian ………………………………... 28

4.2.1. Tempat Penelitian ……………………………………... 28

4.2.2. Waktu Penelitian …………………………………….... 28

4.3. Jenis dan Sumber Data ……………………………………....... 29

4.3.1. Jenis Data ……………………………………………... 29

4.3.2. Sumber Data …………………………………………... 29

4.4. Metode Penarikan Sampel dan Pengumpulan Data ………...... 29

4.5. Metode Pengolahan Analisis Data ……………………..... 30

Page 10: Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah ... · Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah dan Koperasi Konvensional. Skripsi. Departemen Agribisnis,

ii

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN ……………….... 31

5.1. KJKS BMT Bina Ummat Sejahtera ………………………...... 31

5.2. Koperasi Pegawai Departemen Koperasi (KPDK) ………....... 37

VI PEMBAHASAN ………………………………………………….. 43

6.1. Perbandingan Manajemen KPDK dan KJKS BMT BUS ……. 43

6.1.1. Fungsi dan Proses Manajemen ………………………... 45

6.1.1.1. Planning …………………………………….... 45

6.1.1.2. Organizing …………………………………..... 47

6.1.1.3. Directing ……………………………………... 51

6.1.1.4. Controlling …………………………………… 53

6.1.2. Sistem Penggajian (Renumerasi) …………………….... 56

6.1.3. Sistem Karir ………………………………………….... 57

6.1.4. Efisiensi Usaha ………………………………………... 59

6.1.5. Kinerja Keuangan ……………………………………. 64

6.2. Potensi Perkembangan KJKS BMT BUS …………………..... 69

6.2.1. Kinerja Keuangan ……………………………………. 69

6.2.2. Kinerja Manajemen …………………………………… 70

VII KESIMPULAN DAN SARAN …………………………………... 74

7.1. Kesimpulan ………………………………………………....... 74

7.2. Saran …………………………………………………………. 75

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………....... 76

LAMPIRAN …………………………………………………………….. 78

Page 11: Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah ... · Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah dan Koperasi Konvensional. Skripsi. Departemen Agribisnis,

iii

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Perbandingan Penelitian Sebelumnya ................................................ 17

2. Perbandingan Visi, Misi dan Tujuan .................................................. 45

3. Perbandingan Directing ...................................................................... 52

4. Perbandingan Controlling ................................................................... 53

5. Sistem Karir ………………………………………..……………….. 57

6. Perkembangan Jumlah Anggota KJKS BMT BUS ………………… 60

7. Perkembangan Asset ........................................................................... 60

8. Prosentase per Sektor .......................................................................... 61

9. Perkembangan Jumlah Anggota KPDK ............................................. 62

10. Kas dan Hutang Lancar ...................................................................... 70

Page 12: Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah ... · Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah dan Koperasi Konvensional. Skripsi. Departemen Agribisnis,

iv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Jumlah Koperasi Konvensional ......................................................... 4

2. Analisis RADAR ................................................................................ 68

3. Jumlah Anggota INKOPSYAH .......................................................... 71

Page 13: Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah ... · Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah dan Koperasi Konvensional. Skripsi. Departemen Agribisnis,

v

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Perkembangan Usaha Koperasi ......................................................... 78

2. Hasil Wawancara KPDK .................................................................... 79

3. Hasil Wawancara KJKS BMT BUS 1 ................................................ 83

4. Hasil Wawancara KJKS BMT BUS 2 ................................................ 87

5. Struktur Organisasi KPDK ................................................................. 91

6. Struktur Organisasi KJKS BMT BUS ................................................ 92

7. Neraca Konsolidasi KPDK ................................................................. 93

8. SHU KPDK ......................................................................................... 94

9. Arus Kas KPDK .................................................................................. 95

10. Neraca KJKS BMT BUS .................................................................... 96

11. Laporan Perubahan Equitas KJKS BMT BUS ................................... 97

12. Laporan Arus Kas KJKS BMT BUS .................................................. 98

13. Pembagian Hasil Usaha KJKS BMT BUS ......................................... 99

Page 14: Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah ... · Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah dan Koperasi Konvensional. Skripsi. Departemen Agribisnis,

1

I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pemberdayaan masyarakat pedesaan melalui koperasi bukanlah konsep

baru, banyak kendala dan hambatan yang harus diperhatikan dalam

pengembangan koperasi di pedesaan, diantaranya adalah rendahnya minat

masyarakat untuk bergabung dalam kelompok tani/koperasi, hal ini disebabkan

karena kegagalan-kegagalan dan stigma negatif tentang kelembagaan

tani/koperasi yang terbentuk di dalam masyarakat. Kegagalan yang dimaksud

diantaranya adalah ketidakmampuan kelembagaan tani/koperasi dalam

memberikan kebutuhan anggotanya dan ketidakmampuan dalam memasarkan

hasil produk pertanian anggotanya. Rendahnya SDM petani di pedesaan

menimbulkan pemahaman dan arti penting koperasi terabaikan.

Peningkatan posisi tawar petani pada dasarnya adalah untuk dapat

meningkatkan akses masyarakat pedesaan dalam kegiatan ekonomi yang adil,

sehingga bentuk kesenjangan dan kerugian yang dialami oleh para petani dapat

dihindarkan. Pengembangan masyarakat petani melalui kelembagaan pedesaan

atau koperasi ataupun kelembagaan pertanian/kelompok tani merupakan suatu

upaya pemberdayaan terencana yang dilakukan secara sadar dan sungguh-

sungguh melalui usaha bersama petani untuk memperbaiki keragaan sistem

perekonomian masyarakat pedesaan. Arah pemberdayaan masyarakat desa/petani

akan disesuaikan dengan kesepakatan yang telah dirumuskan bersama. Dengan

partisipasi yang tinggi terhadap koperasi, diharapkan rasa ikut memiliki dari

masyarakat atas semua kegiatan yang dilaksanakan koperasi juga akan tinggi.

Karena di dalam koperasi terdapat nilai dan prinsip berdasarkan asas kekeluargaan

dan gotong royong dan merupakan landasan koperasi itu sendiri, sehingga

demikian diperlukan peran berbagai pihak untuk menggerakkan dan

mengembangkan kelembagaan pedesaan/koperasi dengan basis kekuatan yang

dimiliki oleh anggota tersebut. Pengembangan kelembagaan dalam bentuk

perencanaan yang baik berdasarkan kebutuhan, kekuatan dan kondisi yang ada

Page 15: Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah ... · Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah dan Koperasi Konvensional. Skripsi. Departemen Agribisnis,

2

tentunya akan memberikan panduan bagi pelakunya atau lembaga tersebut untuk

mengembangkan diri.

Secara umum prinsip operasional koperasi adalah membantu kesejahteraan

para anggota dalam bentuk gotong royong dan tentunya prinsip tersebut tidaklah

menyimpang dari sudut pandang syariah yaitu prinsip gotong royong (ta’awun

alal birri) dan bersifat kolektif (berjamaah) dalam membangun kemandirian

hidup. Melalui hal inilah perlu adanya proses internalisasi terhadap pola

pemikiran tata cara pengelolaan, produk-produk, dan hukum yang diberlakukan

harus sesuai dengan syariah. Dengan kata lain Koperasi Syariah merupakan

sebuah konversi dari Koperasi Konvensional melalui pendekatan yang sesuai

dengan syariat Islam dan peneladanan ekonomi yang dilakukan Rasulullah dan

para sahabatnya.

Konsep utama operasional Koperasi Syariah adalah menggunakan akad

Syirkah Mufawadhoh yakni sebuah usaha yang didirikan secara bersama-sama

oleh dua orang atau lebih, masing-masing memberikan kontribusi dana dalam

porsi yang sama besar dan berpartisipasi dalam kerja dengan bobot yang sama

pula. Masing-masing partner saling menanggung satu sama lain dalam hak dan

kewajiban. Selain itu tidak diperkenankan salah seorang memasukkan modal yang

lebih besar dan memperoleh keuntungan yang lebih besar pula dibanding dengan

partner lainnya.1

Koperasi syariah mulai diperbincangkan banyak orang ketika menyikapi

semaraknya pertumbuhan Baitul Maal Wattamwil di Indonesia. Baitul Maal

Wattamwil yang dikenal dengan sebutan BMT yang dimotori pertama kalinya

oleh BMT Insan Kamil tahun 1992 di Jakarta, ternyata mampu memberi warna

bagi perekonomian para pengusaha mikro.

Kendati awalnya hanya merupakan KSM (kelompok swadaya masyarakat)

Syariah namun memiliki kinerja layaknya sebuah bank. Diklasifikasikannya BMT

sebagai KSM pada saat itu adalah untuk menghindari jeratan hukum sebagai bank

gelap dan adanya program PHBK Bank Indonesia (Pola Hubungan kerjasama

1 Buchori, Nur S. Koperasi Syariah, 2009, hal 15-16

Page 16: Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah ... · Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah dan Koperasi Konvensional. Skripsi. Departemen Agribisnis,

3

antar Bank dengan Kelompok Swadaya Masyarakat) hasil kerjasama Bank

Indonesia dengan GTZ sebuah LSM dari Jerman.

Seiring dengan adanya Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang

Perbankan menyebutkan bahwa segala kegiatan dalam bentuk penghimpunan

dana masyarakat dalam bentuk tabungan dan menyalurkan dalam bentuk kredit

harus berbentuk Bank. Maka munculah beberapa LPSM (Lembaga

Pengembangan Swadaya Masyarakat) yang memayungi KSM BMT. LPSM

tersebut antara lain : P3UK sebagai penggagas awal, PINBUK yang dimotori oleh

ICMI dan FES Dompet Dhuafa Republika. Mereka turut membantu

mengembangkan sistem perekonomian Indonesia melalui perannya dengan cara

memfasilitasi bantuan dana pembiayaan oleh BMI yang merupakan satu-satunya

Bank Umum Syariah pada saat itu. Disamping itu diberikan pula bantuan

peningkatan skill SDM melalui pelatihan katalis BMT termasuk akses jaringan

software BMT.

Lembaga BMT yang memiliki basis kegiatan ekonomi rakyat dengan

falsafah yang sama yaitu “dari anggota oleh anggota untuk anggota” maka

berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 25 tahun 1992 tersebut berhak

menggunakan badan hukum koperasi, letak perbedaannya dengan koperasi

konvensional (non syariah) salah satunya terletak pada teknis operasionalnya yang

mengharamkan bunga dan mengusung etika moral dengan melihat kaidah halal

dan haram dalam melakukan usahanya.2

1.2 Rumusan Masalah

Pemahaman yang keliru tentang manajemen koperasi menjadi awal

terpuruknya daya saing koperasi. Jumlah koperasi Indonesia mencapai 150 ribu

unit dengan hampir 30 juta anggota, tetapi volume usaha keseluruhan hanya

mencapai Rp 68 trilliun dengan total SHU Rp 5 trilliun. Bandingkan dengan PD

Indonesia yang mencapai lebih dari Rp 5000 trilliun maka koperasi hanya

menyumbang kurang dari 2%.3

Perkembangan koperasi di Indonesia hingga kini masih memprihatinkan.

Dari 140an ribu koperasi yang ada di Indonesia, hanya ±29,5% yang aktif, dan

2 Ibid, hal 10-12

3 www.gudangmateri.com,2010

Page 17: Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah ... · Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah dan Koperasi Konvensional. Skripsi. Departemen Agribisnis,

4

lebih sedikit lagi koperasi yang memiliki manajemen kelembagaan yang baik,

partisipasi anggota yang optimal,usaha yang fokus,terlebih lagi skala usaha yang

besar.4

Sumber: Diolah dari hasil pengkajian kementerian koperasi

Gambar 1. Jumlah Koperasi Konvensional (non syariah)

Pengembangan koperasi di Indonesia dianggap mengalami kegagalan,

karena koperasi pada akhirnya lebih banyak dijadikan alat kebijakan pemerintah.

Sehingga koperasi menjadi lembaga top down mulai dari inisiatif pendirian

sampai pengelolaan yang bergantung pada aparat pemerintah. Dengan intervensi

yang kuat dari pemerintah, terutama di sisi permodalan, koperasi juga kemudian

menjadi bersifat capital centered, bukan lagi people centered.

Pada akhirnya,banyak koperasi yang kemudian menjadi sangat bergantung

pada permodalan dan bantuan dari pemerintah dan segera hilang aktivitasnya

ketika bantuan terhenti. Koperasi telah kehilangan jati dirinya yang bottom up, self

help, dan self empowering. Dengan kondisi perkoperasian seperti inilah maka

kemudian banyak muncul koperasi syariah di Indonesia. Sejak kemunculan

pertamanya pada akhir dekade 1990-an, koperasi syariah mengalami pertumbuhan

yang signifikan dan telah memberi kontribusi nyata pada peningkatan

kesejahteraan rakyat.

4 http://kjks-manfaat.blogspot.com/2009/02/dinamika-koperasi-syariah-di-indonesia.html

Page 18: Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah ... · Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah dan Koperasi Konvensional. Skripsi. Departemen Agribisnis,

5

Kini terdapat lebih dari 3.000 koperasi syariah di Indonesia yang dalam

waktu relatif singkat telah mampu membantu lebih dari 920.000 usaha mikro di

Tanah Air dan telah merambah ke seluruh kabupaten di Tanah Air. Baik dalam

bentuk koperasi pondok pesantren (kopontren), koperasi masjid, koperasi

perkantoran, hingga koperasi pasar (kopas). Secara konseptual, koperasi sendiri

pada hakikatnya sangat selaras dengan budaya dan nilai-nilai Islam, agama

mayoritas di negeri ini.

Tidak heran bila kemudian koperasi yang beroperasi berdasarkan syariat

Islam, dengan mudah diterima oleh masyarakat Indonesia. Dalam perspektif

Islam, koperasi yang menjunjung asas kebersamaan dan kekeluargaan dapat

dipandang sebagai bentuk syirkah ta’awunniyah yang bermakna bekerja sama dan

tolong-menolong dalam kebaikan. Ketika koperasi bekerja dalam bingkai syariah

Islam, seperti tidak berhubungan dengan aktivitas riba, maysir (judi), dan gharar

(spekulasi), maka lengkaplah keselarasan koperasi dengan nilai-nilai Islam.5

Sebagai salah satu lembaga ekonomi rakyat, koperasi perlu menjaga agar

dapat beroperasi secara optimal. Terlebih lagi koperasi syariah harus bersaing

dengan koperasi konvensional yang dominan dan telah berkembang terlebih

dahulu di Indonesia. Persaingan tersebut harus dibarengi dengan manajemen yang

baik untuk dapat bertahan. Salah satu faktor yang harus diperhatikan oleh koperasi

untuk bisa terus bertahan hidup adalah kinerja dari koperasi itu sendiri baik dari

kinerja keuangan maupun kinerja manajemen organisasi. Oleh karena itu penulis

tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Perbandingan

Kinerja Manajemen Koperasi Syariah dan Koperasi Konvensional. Studi

Kasus KJKS BMT Bina Ummat Sejahtera dan Koperasi Pegawai

Departemen Koperasi.”

Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut, maka yang menjadi

permasalahan dalam penelitian ini adalah :

1. Apa yang membedakan Koperasi Syariah dengan Koperasi Konvensional

(non syariah) dari sisi manajemen perusahaan?

2. Apakah KJKS BMT BUS memiliki potensi untuk berkembang?

5 Ibid

Page 19: Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah ... · Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah dan Koperasi Konvensional. Skripsi. Departemen Agribisnis,

6

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam kegiatan penelitian ini antara lain :

1. Menganalisis perbandingan kinerja manajemen antara Koperasi Syariah

dengan Koperasi Konvensional.

2. Menganalisis kesempatan/kemungkinan KJKS BMT BUS untuk mampu

bersaing dan berkembang di masa yang akan datang.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi penulis, dengan melakukan penelitian ini penulis memperoleh

pengalaman dan ilmu pengetahuan baru mengenai koperasi syariah.

2. Bagi Koperasi Syariah, dapat dijadikan sebagai catatan atau koreksi untuk

mempertahankan dan meningkatkan kinerjanya serta memperbaiki apabila

ada kelemahan dan kekurangan.

3. Bagi Koperasi Konvensional, hasil penelitian ini diharapkan dapat

dijadikan acuan atau pertimbangan untuk menambah unit usaha syariah

atau menambah pengetahuannya mengenai lembaga ekonomi rakyat

dengan basis syariah.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Batasan Masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Koperasi konvensional yang dipilih dalam penelitian ini adalah Koperasi

Pegawai Departemen Koperasi dan UKM yang telah berdiri sejak 1952.

b. Koperasi Syariah yang dipilih dalam penelitian ini adalah BMT Bina

Ummat Sejahtera yang berdiri sejak tahun 1996, namun berubah menjadi

lembaga keungan berupa Koperasi Jasa Keuangan Syariah mulai di tahun

2006.

c. Waktu penelitian yang dipilih oleh penulis adalah tahun 2011.

Page 20: Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah ... · Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah dan Koperasi Konvensional. Skripsi. Departemen Agribisnis,

7

II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Koperasi

Koperasi yang didefinisikan oleh Ropke (1987 dalam Sudarsono) adalah

sebagai organisasi bisnis yang para pemilik atau anggotanya adalah juga

pelangggan utama perusahaan tersebut (kriteria identitas). Kriteria identitas suatu

koperasi akan merupakan dalil atau prinsip identitas yang membedakan unit usaha

koperasi dari unit usaha yang lainnya. Berdasarkan definisi tersebut, menurut

Hendar dan Kusnadi (2005 dalam sudarsono), kegiatan koperasi secara ekonomis

harus mengacu pada prinsip identitas (hakikat ganda) yaitu anggota sebagai

pemilik yang sekaligus sebagai pelanggan. Organisasi koperasi dibentuk oleh

sekelompok orang yang mengelola perusahaan bersama yang diberi tugas untuk

menunjang kegiatan ekonomi individu para anggotanya. Koperasi adalah

organisasi otonom, yang berada didalam lingkungan sosial ekonomi, yang

menguntungkan setiap anggota, pengurus dan pemimpin. Setiap anggota,

pengurus dan pemimpin merumuskan tujuan-tujuannya secara otonom dan

mewujudkan tujuan-tujuan itu melalui kegiatan-kegiatan ekonomi yang

dilaksanakan secara bersama-sama (Hanel, 1989 dalam Sudarsono).

Di Indonesia pengenalan koperasi memang dilakukan oleh dorongan

pemerintah, bahkan sejak pemerintahan penjajahan Belanda telah mulai

diperkenalkan. Gerakan koperasi sendiri mendeklarasikan sebagai suatu gerakan

sudah dimulai sejak tanggal 12 Juli 1947 melalui Kongres Koperasi di

Tasikmalaya. Pengalaman di tanah air kita lebih unik karena koperasi yang pernah

lahir dan telah tumbuh secara alami di jaman penjajahan, kemudian setelah

kemerdekaan diperbaharui dan diberikan kedudukan yang sangat tinggi dalam

penjelasan undang-undang dasar. Berdasarkan hal tersebut maka kemudian

melahirkan berbagai penafsiran bagaimana harus mengembangkan koperasi

(Soetrisno, 2003 dalam Sudarsono). 6

6 Koperasi Dalam Teori dan Praktik, Drs. Sudarsono, SH.,M.Si dan Edilius, SE, Rineka Cipta, 2010,

hal. 5

Page 21: Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah ... · Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah dan Koperasi Konvensional. Skripsi. Departemen Agribisnis,

8

Lembaga koperasi sejak awal diperkenalkan di Indonesia memang sudah

diarahkan untuk berpihak kepada kepentingan ekonomi rakyat yang dikenal

sebagai golongan ekonomi lemah. Strata ini biasanya berasal dari kelompok

masyarakat kelas menengah kebawah. Eksistensi koperasi memang merupakan

suatu fenomena tersendiri, sebab tidak satu lembaga sejenis lainnya yang mampu

menyamainya, tetapi sekaligus diharapkan menjadi penyeimbang terhadap pilar

ekonomi lainnya. Lembaga koperasi oleh banyak kalangan, diyakini sangat sesuai

dengan budaya dan tata kehidupan bangsa Indonesia. Di dalamnya terkandung

muatan menolong diri sendiri, kerjasama untuk kepentingan bersama (gotong

royong), dan beberapa esensi moral lainnya. Sangat banyak orang mengetahui

tentang koperasi meski belum tentu sama pemahamannya, apalagi juga hanya

sebagian kecil dari populasi bangsa ini yang mampu berkoperasi secara benar dan

konsisten. Sejak kemerdekaan diraih, organisasi koperasi selalu memperoleh

tempat sendiri dalam struktur perekonomian dan mendapatkan perhatian dari

pemerintah.

Keberadaan koperasi sebagai lembaga ekonomi rakyat ditinjau dari sisi

usianya pun yang sudah lebih dari 50 tahun berarti sudah relatif matang. Sampai

dengan bulan November 2001, berdasarkan data Departemen Koperasi dan Usaha

Kecil Menengah (UKM), jumlah koperasi di seluruh Indonesia tercatat sebanyak

103.000 unit lebih, dengan jumlah keanggotaan ada sebanyak 26.000.000 orang.

Jumlah itu jika dibanding dengan jumlah koperasi per-Desember 1998 mengalami

peningkatan sebanyak dua kali lipat. Jumlah koperasi aktif, juga mengalami

perkembangan yang cukup menggembirakan. Jumlah koperasi aktif per- 5

November 2001, sebanyak 96.180 unit (88,14 persen). Hingga tahun 2004 tercatat

130.730, tetapi yang aktif mencapai 28,55 %, sedangkan yang menjalani Rapat

Anggota Tahunan (RAT) hanya 35,42 % koperasi saja. Data terakhir tahun 2006

ada 138.411 unit dengan anggota 27.042.342 orang akan tetapi yang aktif 94.708

unit dan yang tidak aktif sebesar 43.703 unit.

Namun uniknya, kualitas perkembangannya selalu menjadi bahan

perdebatan karena tidak jarang koperasi dimanfaatkan di luar kepentingan

generiknya. Secara makro pertanyaan yang paling mendasar berkaitan dengan

kontribusi koperasi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), pengentasan

Page 22: Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah ... · Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah dan Koperasi Konvensional. Skripsi. Departemen Agribisnis,

9

kemiskinan, dan penciptaan lapangan kerja. Sedangkan secara mikro pertanyaan

yang mendasar berkaitan dengan kontribusi koperasi terhadap peningkatan

pendapatan dan kesejahteraan anggotanya. Menurut Merza (2006 dalam

Sudarsono), dari segi kualitas, keberadaan koperasi masih perlu upaya yang

sungguh-sungguh untuk ditingkatkan mengikuti tuntutan lingkungan dunia usaha

dan lingkungan kehidupan dan kesejahteraan para anggotanya. Pangsa koperasi

dalam berbagai kegiatan ekonomi masih relatif kecil, dan ketergantungan koperasi

terhadap bantuan dan perkuatan dari pihak luar, terutama pemerintah masih sangat

besar. 7

2.2 Pondasi Ekonomi Islam:Keadilan

Selain istilah ekonomi islam, juga dipakai sistem ekonomi syariah.

Keadilan adalah pondasi dan pilar utama rancang bangun sistem ekonomi islam.

Di dalam Al-Hisbah fi al_Islam Syaikh Ibnu Taimiyah menyatakan bahwa

keadilan adalah aturan main segala urusan tanpa kecuali. Ketika urusan dunia

ditegakkan dengan keadilan, tegaklah dunia itu. Meskipun penghuninya kafir dan

di akhirat tidak akan memperoleh apapun. Sebaliknya jika tidak ditegakkan

dengan keadilan, maka hancurlah dunia itu. Meskipun penghuninya beriman dan

dapat memperoleh pahala akhirat dari imannya.

Dengan kata lain wujud nyata pelaksanaan sistem Ekonome islam adalah

tegaknya keadilan dalam segenap aspek. Dari hulu hingga hilir, dari produksi,

distribusi hingga konsumsi. Dalam setiap transaksi bisnis, dalam setiap jenis

investasi dan dalam setiap akad perjanjian kerjasama bisnis.

Sejalan dengan itu, Syaikh Abul Al-Maududi juga menyimpulkan bahwa

saka guru dari sistem ekonomi islam terkandung di dalam kalimat sederhana yang

universal di QS Al Hasyr ayat 7-8:

“Agar harta itu jangan hanya beredar di kalangan orang-orang kaya saja

diantara kalian”

Pada gilirannya hal ini tentunya akan menggerakkan sektor riil,

menumbuhkembangkan sektor perdagangan, memacu investasi, membuka lebar-

7 Ibid, hal. 6

Page 23: Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah ... · Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah dan Koperasi Konvensional. Skripsi. Departemen Agribisnis,

10

lebar berbagai jenis lapangan pekerjaan dan pada akhirnya menguatkan

fundamental perekonomian negara.8

2.3 Menuju Ekonomi Islam

Kita semua tentunya bisa bertindak masing-masing untuk memberikan

kontribusi positif, yaitu dengan cara berhijrah dari sistem ekonomi konvensional

yang kapitalistik menuju praktek ekonomi syariah yang adil.

Dalam posisi apapun, kita bisa melakukan hijrah al-quwub wa al-jawarih.

Menghijrahkan pusat kesadaran dan organ tubuh kita dari praktek ekonomi dan

bisnis yang kapitalistik, yang hedonistik, monopolistik, serakah dan kolutif.

Menuju praktek ekonomi dan bisnis yang lebih adil, beretika, beradab dan lebih

manusiawi.9

2.4 Prinsip-prinsip Dasar Ekonomi Syariah

Tiga dekade yang lalu, Bank Syariah sebagai representasi keuangan Islam,

belum dikenal oleh masyarakat. Kini sistem keuangan syariah telah beroperasi di

lebih dari 55 negara yang pasarnya tengah bangkit dan berkembang (Lewis dan

Algaoud, 2007 dalam Sudrajat). Meskipun pemikiran ekonomi syariah baru

muncul beberapa tahun terakhir ini di negara-negara muslim, namun ide-ide

tentang ekonomi Islam dapat dirunut dalam Alquran yang di turunkan pada abad

ke-7.

Makna harfiah syariah adalah jalan menuju mata air, dan dalam pengertian

teknis berarti sistem hukum dan aturan perilaku yang sesuai dengan Alquran dan

Hadist, seperti yang dituntunkan oleh Rasulullah Muhammad SAW. Oleh karena

itu, kaum muslim tidak dapat memilah perilaku mereka ke dalam dimensi religius

dan dimensi sekuler. Selain itu, tindakan mereka harus selalu mengikuti syariah

sebagai hukum Islam. Adapun prinsip-prinsip keuangan syariah meliputi:10

1. Riba

Riba secara bahasa bermakna ziyadah (tambahan). Sedangkan menurut istilah

teknis riba berarti pengambilan dari harta pokok atau modal secara batil

(Antonio, 1999 dalam Sudrajat). Ada beberapa pendapat dalam menjelaskan

8 http://salmanitb.com/2009/11/mendambakan-keterwujudan-ekonomi-islam/ 9 ibid 10 http://salmanitb.com/2010/02/prinsip-prinsip-dasar-ekonomi-syariah/

Page 24: Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah ... · Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah dan Koperasi Konvensional. Skripsi. Departemen Agribisnis,

11

riba. Namun secara umum terdapat benang merah yang menegaskan bahwa

riba adalah pengambilan tambahan, baik dalam transaksi jual beli maupun

pinjam-meminjam secara batil atau bertentangan dengan prinsip muamalah

dalam Islam.

Secara garis besar, riba dikelompokkan menjadi dua. Masing-masing adalah

riba utang-piutang dan riba jual beli. Kelompok pertama terbagi lagi menjadi

riba qardh dan riba jahiliyyah. Adapun kelompok kedua, riba jual beli terbagi

lagi menjadi riba fadhl dan riba nasiah. Riba Qardh adalah suatu manfaat atau

tingkat kelebihan tertentu yang disyaratkan terhadap yang berhutang. Riba

Jahiliyyah adalah utang yang dibayar lebih dari pokoknya karena si peminjam

tidak mampu membayar utang pada waktu yang telah ditetapkan. Riba Fadhl

adalah pertukaran antar barang sejenis dengan kadar atau takaran berbeda,

sedangkan barang yang dipertukarkan itu termasuk dalam jenis barang ribawi.

Riba Nasiah adalah penangguhan penyerahan atau penerimaan jenis barang

ribawi yang dipertukarkan dengan jenis barang ribawi lainnya. Riba nasiah

muncul karena adanya perbedaan, perubahan, atau penambahan antara yang

diserahkan saat ini dan yang diserahkan kemudian.

2. Zakat

Zakat merupakan instrumen keadilan dan kesetaraan dalam Islam. Keadilan

dan kesetaraan berarti setiap orang harus memiliki peluang yang sama dan

tidak berarti bahwa mereka harus sama-sama miskin atau sama-sama kaya.

Negara Islam wajib menjamin terpenuhinya kebutuhan minimal warga

negaranya, dalam bentuk sandang, pangan, papan, perawatan kesehatan dan

pendidikan (QS. 58:11 dalam Sudrajat). Tujuan utamanya adalah untuk

menjembatani perbedaan sosial dalam masyarakat dan agar kaum muslimin

mampu menjalani kehidupan sosial dan material yang bermartabat dan

memuaskan.

3. Haram

Sesuatu yang diharamkan adalah sesuatu yang dilarang oleh Allah sesuai yang

telah diajarkan dalam Alquran dan Hadist. Oleh karena itu, untuk memastikan

bahwa praktek dan aktivitas keuangan syariah tidak bertentangan dengan

hukum Islam, maka diharapkan lembaga keuangan syariah membentuk Dewan

Page 25: Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah ... · Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah dan Koperasi Konvensional. Skripsi. Departemen Agribisnis,

12

Penyelia Agama atau Dewan Syariah. Dewan ini beranggotakan para ahli

hukum Islam yang bertindak sebagai auditor dan penasihat syariah yang

independen.

Aturan tegas mengenai investasi beretika harus dijalankan. Oleh karena itu

lembaga keuangan syariah tidak boleh mendanai aktivitas yang haram, seperti

perdagangan minuman keras, obat-obatan terlarang atau daging babi. Selain

itu, lembaga keuangan syariah juga didorong untuk memprioritaskan produksi

barang-barang primer untuk memenuhi kebutuhan umat manusia.

4. Gharar dan Maysir

Alquran melarang secara tegas segala bentuk perjudian (QS. 5:90-91 dalam

Sudrajat). Alquran menggunakan kata maysir untuk perjudian, berasal dari

kata usr (kemudahan dan kesenangan): penjudi berusaha mengumpulkan harta

tanpa kerja dan saat ini istilah itu diterapkan secara umum pada semua bentuk

aktivitas judi. Selain mengharamkan judi, Islam juga mengharamkan setiap

aktivitas bisnis yang mengandung unsur judi. Hukum Islam menetapkan

bahwa demi kepentingan transaksi yang adil dan etis, memperkaya diri

melalui permainan judi harus dilarang.

Islam juga melarang transaksi ekonomi yang melibatkan unsur spekulasi,

gharar (secara harfiah berarti “resiko”). Apabila riba dan maysir dilarang

dalam Alquran, maka gharar dilarang dalam beberapa hadis. Menurut istilah

bisnis, gharar artinya menjalankan suatu usaha tanpa pengetahuan yang jelas,

atau menjalankan transaksi dengan resiko yang berlebihan. Jika unsur

ketidakpastian tersebut tidak terlalu besar dan tidak terhindarkan, maka Islam

membolehkannya (Algaoud dan Lewis, 2007 dalam Sudrajat).

5. Takaful

Takaful adalah kata benda yang berasal dari kata kerja bahasa arab kafala,

yang berarti memperhatikan kebutuhan seseorang. Kata ini mengacu pada

suatu praktik ketika para partisipan suatu kelompok sepakat untuk bersama-

sama menjamin diri mereka sendiri terhadap kerugian atau kerusakan. Jika ada

anggota partisipan ditimpa malapetaka atau bencana, ia akan menerima

manfaat finansial dari dana sebagaimana ditetapkan dalam kontrak asuransi

Page 26: Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah ... · Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah dan Koperasi Konvensional. Skripsi. Departemen Agribisnis,

13

untuk membantu menutup kerugian atau kerusakan tersebut (Algaoud dan

Lewis, 2007 dalam Sudrajat).

Pada hakikatnya, konsep takaful didasarkan pada rasa solidaritas,

responsibilitas, dan persaudaraan antara para anggota yang bersepakat untuk

bersama-sama menanggung kerugian tertentu yang dibayarkan dari aset yang

telah ditetapkan. Dengan demikian, praktek ini sesuai dengan apa yang disebut

dalam konteks yang berbeda sebagai asuransi bersama (mutual insurance),

karena para anggotanya menjadi penjamin (insurer) dan juga yang terjamin

(insured).11

2.5 Prinsip Bagi Hasil

Gagasan dasar sistem keuangan Islam secara sederhana didasarkan pada

adanya bagi hasil (profit and loss sharing). Menurut hukum perniagaan Islam,

kemitraan dan semua bentuk organisasi bisnis didirikan dengan tujuan pembagian

keuntungan melalui partisipasi bersama. Mudharabah dan musyarakah adalah dua

model bagi hasil yang lebih disukai dalam hukum Islam.12

Mudharabah (Investasi)

Mudharabah dipahami sebagai kontrak antara paling sedikit dua pihak, yaitu

pemilik modal (shahib al mal atau rabb al mal) yang mempercayakan sejumlah

dana kepada pihak lain, dalam hal ini pengusaha (mudharib) untuk menjalankan

suatu aktivitas atau usaha. Dalam mudharabah, pemilik modal tidak mendapat

peran dalam manajemen. Jadi mudharabah adalah kontrak bagi hasil yang akan

memberi pemodal suatu bagian tertentu dari keuntungan/kerugian proyek yang

mereka biayai. (Algaoud dan Lewis, 2007 dalam Sudrajat)

Musyarakah (Kemitraan)

Musyarakah adalah akad kerjasama antara dua belah pihak atau lebih untuk suatu

usaha tertentu yang masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan

kesepakatan bahwa keuntungan dan resiko akan ditanggung bersama sesuai

dengan kesepakatan.

11 http://salmanitb.com/2010/02/prinsip-prinsip-dasar-ekonomi-syariah/ 12 Ibid

Page 27: Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah ... · Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah dan Koperasi Konvensional. Skripsi. Departemen Agribisnis,

14

2.6 Syari’ah Sebagai Solusi

Salah satu solusi penting yang harus diperhatikan pemerintahan dalam me-

recovery ekonomi Indonesia adalah penerapan ekonomi syari’ah. Ekonomi

syari’ah memiliki komitmen yang kuat pada pengentasan kemiskinan, penegakan

keadilan pertumbuhan ekonomi, penghapusan riba, dan pelarangan spekulasi mata

uang sehingga menciptakan stabilitas perekonomian.

Ekonomi syari’ah yang menekankan keadilan, mengajarkan konsep yang

unggul dalam menghadapi gejolak moneter dibanding sistem konvensional.

Kedepan pemerintah perlu memberikan perhatian besar kepada sistem ekonomi

Islam yang telah terbukti ampuh dan lebih resisten di masa krisis. Sistem ekonomi

Islam yang diwakili lembaga perbankan syariah telah menunjukkan

ketangguhannya bisa bertahan. Bahkan perbankan syariah semakin berkembang di

masa-masa yang sangat sulit tersebut.

Sementara bank-bank raksasa mengalami keterpurukan hebat yang

berakhir pada likuidasi, sebagian bank konvensional lainnya terpaksa direkap oleh

pemerintah dalam jumlah besar Rp 650 triliun. Setiap tahun APBN kita dikuras

lagi oleh keperluan membayar bunga obligasi rekap tersebut. Dana APBN yang

seharusnya diutamakan untuk pengentasan kemiskinan rakyat, tetapi justru

digunakan untuk membantu bank-bank konvensional. Inilah faktanya, kalau kita

masih mempertahakan sistem ekonomi kapitalisme yang ribawi.

Selama ini, sistem ekonomi dan keuangan syari’ah kurang mendapat

tempat yang memungkinkannya untuk berkembang. Ekonomi Islam belum

menjadi perhatian pemerintah. Sistem ini mempunyai banyak keunggulan untuk

diterapkan, ekonomi islam bagaikan pohon tumbuhan yang bagus dan potensial,

tapi dibiarkan saja, tidak dipupuk dan disiram. Akibatnya, pertumbuhannya sangat

lambat, karena kurang mendapat dukungan penuh dari pemerintah dan pihak-

pihak yang berkompeten, seperti Menteri Keuangan, Menteri Perdagangan dan

Industri, BAPENAS, DPR dan Menteri yang terkait lainnya.13

Keberhasilan Malaysia mengembangkan ekonomi Islam secara signifikan

dan menjadi teladan dunia internasional, adalah disebabkan karena kebijakan

13http://www.pesantrenvirtual.com/index.php?option=com_content&view=article&id=1111:eko

nomi-syariah-sebagai-solusi&catid=8:kajian-ekonomi&Itemid=60

Page 28: Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah ... · Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah dan Koperasi Konvensional. Skripsi. Departemen Agribisnis,

15

Mahathir yang secara serius mengembangkan ekonomi Islam. Mereka tampil

sebagai pelopor kebangkitan ekonomi Islam, dengan kebijakan yang sungguh-

sungguh membangun kekuatan ekonomi berdasarkan prinsip syari’ah. Indonesia

yang jauh lebih dulu merdeka dan menentukan nasibnya sendiri, kini tertinggal

jauh dari Malaysia.

Kebijakan-kebijakan Mahathir dan juga Anwar Ibrahim ketika itu dengan

sistem syariah, telah mampu mengangkat ekonomi Malaysia setara dengan

Singapura. Tanpa kebijakan mereka, tentu tidak mungkin ekonomi Islam

terangkat seperti sekarang, tanpa kebijakan mereka tidak mungkin terjadi

perubahan pendapatan masyarakat Islam secara signifikan. Mereka bukan saja

berhasil membangun perbankan, asuransi, pasar modal, tabungan haji dan

lembaga keuangan lainnya secara sistem syari’ah, tetapi juga telah mampu

membangun peradaban ekonomi baik mikro maupun makro dengan didasari

prinsip nilai-nilai Islami.

2.7 Analisis Kinerja Keuangan

Munawir (1997), menganggap maksud dari perlunya mempelajari data

secara menyeluruh adalah untuk meyakinkan pada penganalisis bahwa laporan

sudah cukup jelas menggambarkan semua data keuangan yang relevan dan telah

diterapkannya prosedur akuntansi maupun penilaian yang tepat, sehingga

penganalisis akan betul-betul mendapatkan laporan keuangan yang dapat

diperbandingkan (comparable) setelah itu dapat menghitung, mengukur,

menginterprestasi dan memberi solusi terhadap keuangan badan usaha pada

periode tertentu.

Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (1999 dalam Munawir) kinerja

keuangan adalah suatu penilaian terhadap laporan keuangan perusahaan yang

menyangkut posisi keuangan perusahaan serta perubahan terhadap posisi

keuangan tersebut. Penilaian kinerja keuangan yang berlandaskana pada data dan

irformasi keuangan merupakan suatu tolak ukur yang sering digunakan dalam

memperoleh informasi tentang posisi keuangan suatu badan usaha. Penelitian ini

sebagai penilaian kinerja dengan menganalisis dan interpretasi terhadap laporan

keuangan suatu badan usaha pada periode tertentu.

Page 29: Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah ... · Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah dan Koperasi Konvensional. Skripsi. Departemen Agribisnis,

16

2.8 Penelitian Terdahulu

Pada bab ini akan dibahas penelitian terdahulu dengan topik perbandingan

antara ekonomi syariah dan konvensional, tinjauan pustaka, kerangka pemikiran

yang digunakan peneliti dalam penelitian ini serta metode penelitian. Dalam

penelitian ini, peneliti melihat hasil penelitian terdahulu,mengenai perbandingan

Kinerja Keuangan Perbankan Syariah dengan Perbankan Konvensional yaitu

penelitian berupa skripsi yang dilakukan oleh Rindawati (2007) dengan judul

“Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perbankan Syariah dengan Perbankan

Konvensional.”

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dan bertujuan untuk

menganalisis dan membandingkan kinerja keuangan perbankan syariah dengan

perbankan konvensional pada periode 2001-2007 dengan menggunakan rasio

keuangan. Rasio keuangan yang digunakan terdiri dari CAR, NPL, ROA, ROE,

BOPO dan LDR. Analisis yang dilakukan menunjukkan bahwa rata-rata rasio

keuangan perbankan syariah (NPL dan LDR) lebih baik secara signifikan

dibandingkan dengan perbankan konvensional, sedangkan pada rasio-rasio yang

lain perbankan syariah lebih rendah kualitasnya. Akan tetapi bila dilihat secara

keseluruhan perbankan syariah menunjukkan kinerja lebih baik dibandingkan

perbankan konvensional. Akan tetapi, ada beberapa rasio yang lebih rendah dari

perbankan konvensional, yaitu rasio permodalan (CAR), rasio rentabilitas (ROA,

ROE), dan rasio efisiensi (BOPO).

Penelitian berikutnya yang dipergunakan oleh peneliti sebagai bahan

referensi adalah hasil penelitan terdahulu yang dilakukan oleh Bambang Tri

S(2008) yang berjudul, “Analisis Komparasi Kesehatan Keuangan Pada Koperasi

Syariah BMT Insan Mandiri dan KSU Mitra Tani.”

Penelitian yang dilakukan oleh Bambang Tri menggunakan metode

kuantitatif dan kualitatif. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan

membandingkan tingkat kesehatan keuangan koperasi syariah BMT Insan Mandiri

dengan koperasi konvensional yakni KSU Mitra Tani dengan menggunakan rasio

keuangan. Rasio keuangan yang digunakan terdiri dari rasio permodalan, kualitas

aktiva produktif, analisis likuiditas, analisis efisiensi dan analisis rentabilitas.

Serta menganalisis lebih dalam mengenai faktor-faktor apa saja yang

Page 30: Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah ... · Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah dan Koperasi Konvensional. Skripsi. Departemen Agribisnis,

17

mempengaruhi tingkat kesehatan KSUS BMT Insan Mandiri dan KSU Mitra

Tani, misalnya perselisihan internal, campur tangan pihak diluar koperasi,

Rekayasa pembukuan, Pelampauan batasan maksimum pemberian pembiayaan,

dan lain sebagainya

Tabel 1. Perbandingan Penelitian Sebelumnya

Keterangan Ema Rindawati

2007

Bambang Tri S

2008

Rory Rifki Andita

2011

Judul

Karya

Ilmiah

“Analisis

Perbandingan Kinerja

Keuangan Perbankan

Syariah dengan

Perbankan

Konvensional.”

“Analisis Komparasi

Kesehatan Keuangan

Pada Koperasi Syariah

BMT Insan Mandiri

dan KSU Mitra Tani.”

“Analisis

Perbandingan

Manajemen

Perusahaan Koperasi

Syariah dan Koperasi

Konvensional.”

Masalah Bagaimana kinerja

keuangan perbankan

syariah jika

dibandingkan dengan

perbankan

konvensional untuk

masing-masing rasio

keuangan?

Adakah perbedaan

yang signifikan atas

kinerja keuangan

perbankan syariah

jika dibandingkan

dengan perbankan

konvensional secara

keseluruhan?

Bagaimana

perkembangan

tingkat kesehatan

financial pada KSUS

BMT Insan Mandiri

dan KSU Mitra Tani

untum masing-

masing rasio

keuangan?

Faktor-faktor apakah

yang mempengaruhi

tingkat kesehatan

keuangan KSUS

BMT Insan Mandiri

dan KSU Mitra

Tani?

Apa yang

membedakan

Koperasi Syariah

dan Koperasi

Konvensional dari

sisi manajemen

koperasi?

Apakah koperasi

syariah mampu

bersaing dengan

koperasi

konvensional?

Tujuan

Penelitian Menganalisa kinerja

keuangan perbankan

syariah jika

dibandingkan dengan

perbankan

konvensional untuk

masing-masing rasio

keuangan.

Menganalisa kinerja

perbankan syariah

jika dibandingkan

dengan perbankan

konvensional secara

keseluruhan.

Menganalisa

perbandingan tingkat

kesehatan financial

antara koperasi

syariah dengan

koperasi

konvensional untuk

masing-masing rasio.

Menganalisa faktor-

faktor apakah yang

mempengaruhi

tingkat kesehatan

keuangan KSUS

BMT Insan Mandiri

dan KSU Mitra Tani.

Menganalisis

perbedaan antara

koperasi syariah dan

koperasi

konvensional.

Mengetahui apakah

koperasi syariah

mampu bersaing dan

memiliki

kesempatan

berkembang di masa

yang akan datang.

Hasil Secara umum, kinerja

perbankan syariah

lebih baik

dibandingkan dengan

perbankan

konvensional. Akan

Page 31: Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah ... · Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah dan Koperasi Konvensional. Skripsi. Departemen Agribisnis,

18

Sumber : Hasil Olahan Peneliti dari Berbagai Penelitian Sebelumnya.

Dari penelitian terdahulu dapat disimpulkan bahwa konsep syariah yang

diterapkan pada lembaga keuangan perbankan maupun koperasi ternyata memiliki

potensi keunggulan dibandingkan lembaga konvensional. Dengan demikian

penelitian ini pun mencoba mengambil hipotesis bahwa koperasi syariah

mempunyai kesempatan untuk berkembang.

tetapi, ada beberapa

rasio yang lebih

rendah dari

perbankan

konvensional, yaitu

rasio permodalan

(CAR), rasio

rentabilitas (ROA,

ROE), dan rasio

efisiensi (BOPO)

Page 32: Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah ... · Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah dan Koperasi Konvensional. Skripsi. Departemen Agribisnis,

19

III KERANGKA PEMIKIRAN

3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis

3.1.1 Pengertian Manajemen

Pengertian Manajemen dapat merujuk kepada orang/sekelompok orang

atau bisa kepada proses. Dalam hal pengertian manajemen ini menunjuk kepada

proses, maka manajemen dapat diberi batasan sebagai perencanaan,

pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian upaya anggota organisasi dan

proses penggunaan lain-lain sumberdaya organisasi untuk tercapainya tujuan

organisasi yang telah ditetapkan. Keempat fungsi tersebut merupakan kunci bagi

keberhasilan suatu manajemen. 14

Manajemen sebagaimana di definisikan oleh (Stoner) adalah proses

perencanaan, pengorganisasian dan penggunakan sumberdaya organisasi lainnya

agar mencapai tujuan organisasi tang telah ditetapkan. 15

Pemahaman terhadap konsep manajemen tidak dapat dipisahkan dari

konsep organisasi. Secara sederhana organisasi adalah tempat orang-orang yang

bekerjasama untuk mencapai tujuan tertentu sebagai elemen mendasar. Masalah

pokok manajemen organisasi tidak lain adalah bagaimana mengelola dan

mengalokasikan sumber daya (manusia, modal, fisik, uang, dll) untuk mencapai

sasaran atau tujuannya.

Stoner, dkk. (1996 dalam Burhanuddin) mendefinisikan manajemen

adalah kebiasaan yang dilakukan secara sadar dan terus menerus dalam

membentuk dan menjalankan organisasi. Semua organisasi mempunyai

penanggung jawab terhadap organisasi untuk mencapai sasarannya, orang tersebut

adalah manajer. Memperkuat pendapat Stoner itu, Gibson, (1996 dalam

Burhanuddin) mendefinisikan manajemen adalah suatu proses yang dilakukan

oleh satu individu atau lebih untuk mengkordinasikan berbagai aktivitas untuk

mencapai hasil lebih baik yang tidak dapat dicapai apabila individu bertindak

sendiri sendiri.

14

Baga, Lukman M, dkk. Koperasi dan Kelembagaan Agribisnis, 2009, h.135 15

www.revolsirait.com, 2010

Page 33: Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah ... · Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah dan Koperasi Konvensional. Skripsi. Departemen Agribisnis,

20

3.1.2 Fungsi dan Proses Manajemen

Para pakar manajemen sejak akhir abad ke-XIX, mendefinisikan

manajemen dalam empat fungsi spesifik, yaitu Planning, Organizing, Directing,

dan Controlling. Perkembangan terkini, para pakar manajemen Amerika

cenderung hanya menganut tiga fungsi utama yaitu Planning, Organizing, dan

Controlling sebab dianggap bahwa Directing sebenarnya termasuk dalam fungsi

perencanaan (Gibson, et. al., 1996:174 dalam Burhanuddin). Proses manajemen

adalah cara sistematik yang sudah ditetapkan dalam melakukan kegiatan yang

menekankan manajer terlibat dalam aktivitas yang saling terkait dalam fungsi-

fungsi manajemen untuk mencapai suatu tujuan organisasi yang diinginkan.

Dalam praktek, penerapan fungsi pengendalian dalam manajemen modern

dikaitkan dengan orientasi peningkatan kualitas secara menyeluruh. Konsep ini

dikenal sebagai Total Quality Management (TQM) dan istilah total mengandung

makna every process, every job and every person (Lewis and Smith, 1994 dalam

Burhanuddin).

Pengertian TQM dibedakan dalam dua aspek (Goetsch and Davis, 1994

dalam Burhanuddin). Aspek pertama menguraikan pengertian TQM yaitu

pendekatan dalam menjalankan bisnis/usaha yang berupaya memaksimalkan daya

saing melalui penyempurnaan terus-menerus atas produk, jasa, manusia, proses

dan li

ngkungan organisasi. Aspek kedua adalah cara mencapainya dan berkaitan

dengan 10 karakteristik TQM. Creech (1996 dalam Burhanuddin) di sisi lain

mengemukakan terdapat lima pilar untuk berhasil menerapkan TQM, yaitu

produk, proses, organisasi, pemimpin dan komitmen.

1. Perencanaan

Perencanaan dapat didefinisikan sebagai penentuan terlebih dahulu apa yang

harus dikerjakan, kapan harus di kerjakan dan siapa yang mengerjakan.

Dalam perencanaan ini terlibat unsur penentuan, yang berarti bahwa

perencanaan tersebut tersirat pengambilan keputusan.

Page 34: Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah ... · Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah dan Koperasi Konvensional. Skripsi. Departemen Agribisnis,

21

2. Pengorganisasian

Pengorganisasian adalah proses menejerial yang berkelanjutan. Tujuan dari

pengorganisasian adalah untuk mengelompokann kegiatan, sumberdaya

manusia dan sumberdaya lainnya yang di miliki organisasi agar pelaksanaan

dari suatu rencana dapat dicapai secara efektif dan efisien. Langkah pertama

dalam pengorganisasian ini yang umumnya harus dilakukan sesudah

perencanaan adalah proses mendesain organisasi yaitu penentuan struktur

organisasi yang paling memadai untuk strategi, orang, teknologi dan tugas

organisasi.

3. Kepemimpinan

Menurut (Stogdill dalam Baga et al), kepemimpinan adalah suatu proses

mempengaruhi aktivitas kelompok untuk tujuan tertentu. (Stoner dalam

Baga et al) memberikan definisi kepemimpinan manajerial sebagai suatu

proses pengarahan dan pemberian pengaruh pada kegiatan-kegiatan dari

sekelompok anggota yang saling berhubungan tugasnya.

4. Pengendalian

Menurut (Mockler dalam Baga et al), pengendalian adalah suatu upaya yang

sistematis untuk menetapkan standar prestasi dengan sasaran perencanaan,

merancang sistem umpan balik informasi dengan membandingkan prestasi

sesungguhnya dengan standar yang terlebih dahulu ditetapkan, menentukan

apakah ada penyimpangan dan mengukur signifikasi penyimpangan yang di

perlukan untuk menjamin bahwa penggunaan sumberdaya sedapat mungkin

dengan cara yang paling efektif dan efisien guna tercapainya sasaran

perusahaan.16

3.1.3 Sistem Penggajian (Renumerasi)

Para peneliti dan praktisi manajemen telah berusaha mengembangkan

pemahaman terhadap hubungan antara struktur organisasi dengan kinerja, sikap

karyawan, kepuasan kerja dan berbagai variabel lain yang dianggap penting.

Namun usaha pemahaman tersebut terhambat oleh kerumitan hubungan diantara

16 Baga, Lukman M, dkk. Koperasi dan Kelembagaan Agribisnis, 2009, h.135-138

Page 35: Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah ... · Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah dan Koperasi Konvensional. Skripsi. Departemen Agribisnis,

22

variabel-variabel tersebut dan kesulitan dalam mengukur dan menentukan konsep

struktur organisasi itu (Gibson, et. al., 1996: 235 dalam Burhanuddin).

Oleh sebab itu, dimensi sistem penggajian dan sistem karir dimasukkan

dalam ranah struktur organisasi untuk kemudian menjadi variabel sendiri dalam

ranah manajemen sumberdaya manusia sebagai cabang ilmu manajemen yang

mendalami masalah tersebut. Sistem penggajian (renumerasi) atau sistem

kompensasi merupakan hal yang paling mendasar dari manajemen sumberdaya

manusia sebab adanya tenaga dan pikiran yang dicurahkan untuk mendapatkan

kompensasi. Kompensasi dapat mencakup insentif untuk meningkatkan motivasi

karyawan yang pada gilirannya meningkatkan produktivitas karyawan.

Kompensasi didefinisikan sebagai what employees receive in exchange for their

work, including pay and benefits. (Werther, 1994 dalam Burhanuddin).

Definisi lain menyebutkan Compensation refers to all forms of financial

returns, tangible services, and benefits employees recieve as part of an

employment relationship. (Milkovich, 1988 dalam Burhanuddin) Pengertian ini

menjelaskan bahwa kompensasi merupakan hal penting karena pendapatan dan

benefit lainnya pada dasarnya merupakan sesuatu untuk memenuhi banyak

kebutuhan karyawan. Selain itu juga pendapatan dan benefit lain merupakan

simbol prestise, kekuasaan, prestasi dan status karyawan dalam masyarakat.

Setiap orang yang menukarkan jasanya kepada organisasi dengan harapan akan

memperoleh imbalan. Penentuan besarnya kompensasi memerlukan banyak

pertimbangan.

Milcovich (1988 dalam Burhanuddin) menciptakan suatu model yang

menggambarkan faktor-faktor yang terlibat dalam pengambilan keputusan dalam

hal kompensasi bagi karyawan. Pada model tersebut dapat dilihat bahwa faktor-

faktor yang berada di luar teknik kompensasi sebenarnya bertujuan untuk

menciptakan efisiensi serta equity bagi karyawan dan perusahaan.

Model ini memperlihatkan secara garis besar faktor-faktor yang

mempengaruhi kepuasan maupun ketidakpuasan karyawan dalam hal kompensasi.

Hal ini dibandingkan dengan beban pekerjaan serupa yang ditangani karyawan

setingkat di organisasi lain, misalnya tentang karakteristik pekerjaan, hasil yang

didapat dari sisi non finansial, pendapatan yang pernah diperoleh karyawan

Page 36: Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah ... · Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah dan Koperasi Konvensional. Skripsi. Departemen Agribisnis,

23

sebelumnya, pendapatan yang diperoleh karyawan setingkat di organisasi lain

serta pendapatan yang diperolehnya di organisasi. Kompensasi langsung berupa

upah/gaji dan insentif, sedangkan kompensasi tidak langsung dapat berupa

tunjangan-tunjangan.

Dalam hal ini (Flippo dalam Burhanuddin) membedakan tiga jenis

kompensasi, yaitu kompensasi dasar, kompensasi variabel, dan kompensasi

tambahan tunjangan. Kompensasi dasar berupa upah/gaji biasanya didasarkan

pada hasil evaluasi pekerjaan. Evaluasi pekerjaan jika dikaji bersamaan dengan

survey atas dasar tarif-tarif yang dibayar oleh perusahaan pesaing, akan membantu

perumusan kebijakan upah dan gaji yang memadai. Ini berarti penyusunan

kebijakan upah atau gaji harus konsisten dengan kondisi internal dan kondisi

eksternal organisasi.

3.1.4 Sistem Karir

Dalam manajemen sumberdaya manusia, sistem karir karyawan

merupakan bagian dari program pengembangan, penghargaan dan pemeliharaan

(maintaining) karyawan. Dalam kondisi kompetisi perusahaan industri terdapat

suatu kendala yang dirasakan setiap perusahaan, yaitu keterbatasan tersedianya

sumberdaya manusia yang handal agar perusahaan mampu bertahan. Untuk

mengatasi masalah tersebut sering perusahaan mengambil jalan pintas dengan

membajak atau memberi tawaran karir dan penghargaan yang lebih menarik

dibandingkan dengan perusahaan asal.

Khusus mengenai sistem karir, rotasi dan penghargaan diakui oleh para

ahli dan kalangan praktisi manajemen bisnis dapat menunjang produktivitas kerja

para karyawan, sebab faktor tersebut berpengaruh terhadap motivasi kerja. Kaitan

antara sistem karir dan rotasi kerja dengan motivasi kerja diungkapkan oleh

Mondy dkk (1999 dalam Burhanuddin) bahwa transfer karyawan dari satu bidang

ke bidang kerja lainnya diantaranya adalah untuk menumbuhkan kepuasan kerja

dalam diri karyawan.

Sementara itu kepuasan kerja amat berpengaruh terhadap motivasi kerja

para karyawan suatu perusahaan. Hal senada dikemukakan oleh Robert Kreitner

dkk (1998 dalam Burhanuddin) bahwa rotasi kerja adalah bagian dari sistem

karier karyawan yang bertujuan untuk menciptakan variasi pekerjaan bagi

Page 37: Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah ... · Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah dan Koperasi Konvensional. Skripsi. Departemen Agribisnis,

24

karyawan, sebab firms often find it necessary to reorganize, to make positions

available in the primary promotion channels. Another reason is to satisfy

employees personal desires and is an effective dealing with personality clashes.

3.1.5 Efisiensi Usaha

Efisiensi usaha merupakan ukuran keberhasilan manajemen dalam

mengelola sumberdaya perusahaan yang dikenal dengan istilah the six M’s, yaitu

Man, Material, Machines, Methods, Money and Market. Efisiensi merupakan

ukuran produktivitas dari managerial skill suatu organisasi/ perusahaan. Hanya

perusahaan yang efisien yang akan mampu bertahan dalam pasar yang kompetitif.

Boediono (1986 dalam Burhanuddin), mengemukakan bahwa efisiensi

manajemen pada koperasi dapat diukur dengan cooperative effect yaitu seberapa

banyak anggota koperasi yang bisa diangkat dari bawah garis kemiskinan.

Pendapat Boediono lebih menekankan efisiensi koperasi pada efisiensi

pengembangan dan efisiensi pemenuhan kebutuhan anggotanya.

Konsep efisiensi dalam kajian ini lebih menekankan pada efisiensi usaha

koperasi dan manfaat yang diberikan koperasi kepada anggotanya. Pengukuran

efisiensi usaha menggunakan rasio keuangan yang umum digunakan dalam

perusahaan seperti rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio pengungkit (leverage

ratio) dan rasio provitabilitas Riyanto (1995 dalam Burhanuddin). Sedangkan

pengukuran efisiensi di tingkat anggota akan menggunakan konsep Hanel dan

Boediono.

3.1.6 Kinerja Keuangan

Dalam mengukur efisiensi modal kerja suatu koperasi dapat diukur dengan

menggunakan beberapa rasio diantaranya rasio likuiditas, aktivitas, solvabilitas

dan profitabilitas. Hasil dari perhitungan rasio tersebut dapat memberikan

gambaran tentang efisien dan tidak efisien keadaan suatu koperasi apabila

dibandingkan dengan angka rasio standar.

Page 38: Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah ... · Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah dan Koperasi Konvensional. Skripsi. Departemen Agribisnis,

25

Rasio keuangan dapat dibagi kedalam tiga bentuk umum yang sering

dipergunakan yaitu : Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas ( Leverage ), dan Rasio

Rentabilitas. 17

1. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio) merupakan rasio yang digunakan untuk

mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajian financial jangka

pendek yang berupa hutang–hutang jangka pendek (short time debt) Menurut

Horne ”Sistem pembelanjaan yang baik Current Ratio harus berada pada batas

200% dan Quick Ratio berada pada 100%”. Adapun yang tergabung dalam rasio

ini adalah :

Current Ratio ( Rasio Lancar)

Merupakan Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan

dalam membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva

lancar yang dimiliki.

Quick Ratio ( Rasio Cepat )

Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan

dalam membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva

yang lebih likuid .

2. Ratio Solvabilitas disebut juga ratio leverage yaitu mengukur perbandingan

dana yang disediakan oleh pemiliknya dengan dana yang dipinjam dari kreditur

perusahaan tersebut. Rasio ini dimaksudkan untuk mengukur sampai seberapa

jauh aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang rasio ini menunjukkan indikasi

tingkat keamanan dari para pemberi pinjaman (bank). Adapun Rasio yang

tergabung dalam Ratio Leverage adalah :

Total Debt to Equity Ratio (Rasio Hutang terhadap Ekuitas)

Merupakan Perbandingan antara hutang–hutang dan ekuitas dalam pendanaan

perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiri, perusahaan untuk

memenuhi seluruh kewajibanya.

17 www.shelmi-wordpress.com

Page 39: Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah ... · Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah dan Koperasi Konvensional. Skripsi. Departemen Agribisnis,

26

Total Debt to Total Asset Ratio ( Rasio Hutang terhadap Total Aktiva)

Rasio ini merupakan perbandingan antara hutang lancar dan hutang jangka

panjang dan jumlah seluruh aktiva yang diketahui. Rasio ini menunjukkan

berapa bagian dari keseluruhan aktiva yang dibelanjai oleh hutang.

3. Rasio Rentabilitas disebut juga sebagai Rasio Profitabilitas yaitu rasio yang

digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba atau

keuntungan, profitabilitas suatu perusahaan mewujudkan perbandingan antara

laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut. Yang termasuk

dalam ratio ini adalah :

Gross Profit Margin ( Margin Laba Kotor).

Merupakan perandingan antar penjualan bersih dikurangi dengan Harga Pokok

penjualan dengan tingkat penjualan, rasio ini menggambarkan laba kotor yang

dapat dicapai dari jumlah penjualan.

Net Profit Margin (Margin Laba Bersih).

Merupakan rasio yang digunaka nuntuk mengukur laba bersih sesudah pajak

lalu dibandingkan dengan volume penjualan.

Earning Power of Total investment

Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan dari modal

yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan

keuntungan netto.

Return on Equity (Pengembalian atas Ekuitas)

Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan dari modal

sendiri untuk menghasilkan keuntungan bagi seluruh pemegang saham, baik

saham biasa maupun saham preferen.

3.1.7 Analisis RADAR

Metode analisis rasio RADAR merupakan penyempurnaan analisis rasio

keuangan. Tujuannya untuk memberikan gambaran yang menyeluruh tentang

perusahaan dan kemungkinan perkembangannya. Analisis RADAR memberikan

wawasan jangka menengah dan jangka panjang, hal ini berbeda dengan analisis

rasio tradisional (Du-pont) yang bersifat jangka pendek. Analisis keuangan

metode RADAR dalam perbankan yang umum dilakukan penelitian

Page 40: Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah ... · Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah dan Koperasi Konvensional. Skripsi. Departemen Agribisnis,

27

mengelompokkan rasio dalam lima kelompok besar yaitu: analisis likuiditas untuk

segi liquidity, analisis solvabilitas untuk segi capital adequacy, analisis

productivity, analisis profitabilitas untuk segi profitabillity, analisa pertumbuhan

untuk segi growth possibility.

3.2 Kerangka Pemikiran Operasional

Gambar 2. Kerangka Pemikiran Operasional Penelitian

Dewasa ini koperasi konvensional mengalami keterpurukan. Banyak kalangan yang memiliki pandangan bahwa masalah tersebut terjadi karena

kinerja manajemen yang kurang baik. Seiring berkembangnya paham

ekonomi syariah, muncul koperasi syariah yang saat ini mulai berkembang

dan jumlahnya meningkat.

Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen

Koperasi Syariah dan

Koperasi Konvesional

Kondisi Kinerja

Manajemen Koperasi

Syariah dan Koperasi

Konvensional

Deskriptif Analisis Manajerial

Fungsi dan Proses Manajemen

Sistem Penggajian

Sistem Karir

Efisiensi Usaha

Potensi Perkembangan

Koperasi Jasa Keuangan

Syariah BMT Bina Ummat

Sejahtera

Page 41: Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah ... · Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah dan Koperasi Konvensional. Skripsi. Departemen Agribisnis,

28

IV METODE PENELITIAN

4.1 Metode Penelitian

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan latar alamiah,

dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan

melibatkan berbagai metode yang ada. Dalam penelitian kualtitatif metode yang

biasanya dimanfaatkan adalah wawancara, pengamatan dan pemanfaatan

dokumen.

Penelitian kualitatif dari sisi definisi lain dikemukakan bahwa hal itu

merupakan penelitian yang memanfaatkan wawancara terbuka untuk menelaah

dan memahami sikap, pandangan, perasaan dan perilaku individu atau

sekelompok orang. Hal terpenting adalah upaya memahami sikap, pandangan,

perasaan dan perilaku baik individu maupun sekelompok orang.

Oleh karena itu disimpulkan dalam meneliti skripsi ini, penulis

menggunakan pendekatan kualitatif yakni penelitian yang dimaksud untuk

memahami fenomena tentang apa yang di alami oleh subjek penelitian misalnya

perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain sebagainya dengan cara deskripsi

dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan

dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.18

4.2 Tempat dan Waktu Penelitian

4.2.1 Tempat Penelitian

Dalam penelitian ini, tidak ada site khusus tempat peneliti melakukan

penelitiannya karena pengambilan data tidak dilakukan hanya di satu tempat.

Penentuan tempat penelitian dilakukan berdasarkan beberapa pertimbangan dan

kriteria, yang menjadi tempat dilakukannya penelitian ini antara lain :

a. Koperasi Syariah KJKS BMT Bina Ummat Sejahtera

b. Koperasi KPDK (Non Syariah)

18 Metode Penelitian Kualitatif, Prof Dr.Lexy J. Maleong, M.A, 2005, hal.5-6

Page 42: Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah ... · Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah dan Koperasi Konvensional. Skripsi. Departemen Agribisnis,

29

4.2.2 Waktu Penelitian

Berdasarkan dimensi waktu, penelitian yang dilakukan oleh penulis

merupakan penelitian cross sectional karena penelitian ini mengambil satu bagian

dari gejala pada satu waktu tertentu. Penelitian ini dilakukan untuk menjelaskan

tentang fenomena perkembangan koperasi syariah dan koperasi non syariah di

tahun 2011. Penelitian ini dilakukan antara bulan Mei dan Juni 2011.

4.3 Jenis dan Sumber Data

4.3.1 Jenis Data

Jenis data yang dikemukakan melalui penelitian ini menggunakan data primer dan

data sekunder.

1. Data Primer adalah data yang secara langsung diambil dari objek

penelitian, baik oleh peneliti perorangan maupun organisasi. Misalnya

melalui wawancara.

2. Data Sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari objek

penelitian. Peneliti mendapatkan data yang sudah jadi yang dikumpulkan

oleh pihak lain dengan berbagai cara atau metode baik secara komersial

maupun non komersial. Misalnya melalui data statistik, hasil riset,

majalah, koran, internet dan lain sebagainya,

4.3.2 Sumber Data

Dalam penelitian ini, penulis mendapatkan sumber data dari hasil

wawancara dan studi literatur. Wawancara adalah percakapan dengan maksud

tertentu antara 2 pihak yakni ada pewawancara dan terwawancara.

Studi literatur (kajian pustaka) merupakan penelusuran literatur yang

bersumber pada buku, media, pakar ataupun hasil penelitian orang lain yang

bertujuan untuk menyusun dasar teori yang kita gunakan dalam melakukan

penelitian.

4.4 Metode Penarikan Sampel dan Pengumpulan Data

Metode penarikan sampel yang di gunakan adalah purposive sampling

yakni teknik penentuan sampel untuk tujuan tertentu saja. Purposive sampling

juga bisa berarti sampling yang menentukan target kelompok tertentu. Ketika

Page 43: Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah ... · Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah dan Koperasi Konvensional. Skripsi. Departemen Agribisnis,

30

populasi yang diinginkan untuk penelitian ini sangat langka atau sangat sulit

untuk ditemukan dan diajak untuk menyelesaikan studi maka digunakanlah

purposive sampling dalam penelitian ini.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan data kualitatif yaitu berupa19 :

1. Field Research

Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu studi

lapangan dengan melakukan wawancara dengan beberapa informan dan

mencari data yang mendukung objek pembahasan yang terjadi di lapangan.

Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini bersifat terstruktur dimana

peneliti telah mempersiapkan pertanyaan sebagai pedoman wawancara yang

akan diajukan dan kemudian membacakan pertanyaan yang telah disiapkan

kepada informan. Namun peneliti tidak membatasi jawaban informan, sehingga

informan dalam penelitian ini mampu menjawab bebas sesuai dengan

pendapatnya. Tapi, tidak menutup kemungkinan peneliti melakukan

wawancara yang tidak berstruktur.

2. Library Research

Studi kepustakaan (Library Research) yang dilakukan dalam

mengumpulkan data penelitian ini adalah mempelajari beberapa literatur-

literatur seperti buku, skripsi atau tesis terdahulu, majalah, artikel, penulusuran

internet serta dokumen lain yang mendukung untuk mendapatkan data

sekunder dan tulisan yang relevan dengan permasalahan yang diangkat dalam

penelitian ini.

4.5 Metode Pengolahan dan Analisis Data

Wawancara yang dilakukan adalah wawancara terstruktur sebagai tekhnik

pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan

pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh. Peneliti telah menyiapkan

instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis. Setiap responden

diberi pertanyaan yang sama yang kemudian dicatat untuk mengumpulkan data.

Metode ini menerapkan teori ke dalam situasi deskriptif atau situasi sosial nyata

19 Ibid.

Page 44: Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah ... · Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah dan Koperasi Konvensional. Skripsi. Departemen Agribisnis,

31

yang akan diteliti. Selain itu peneliti menggunakan metode RADAR untuk

melihat kinerja keuangan dari kedua koperasi yang diteliti.

Page 45: Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah ... · Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah dan Koperasi Konvensional. Skripsi. Departemen Agribisnis,

32

V GAMBARAN UMUM KOPERASI

5.1 KJKS BMT Bina Ummat Sejahtera

5.1.1 Pendahuluan

Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) BMT Bina Ummat Sejahtera

berdiri, bermula dari keprihatinan realitas perekonomian masyarakat lapis bawah

yang tidak siap dalam mengantisipasi perubahan masyarakat global.

Tahun 1996 Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Orsat

Rembang menggerakkan organisasi dengan mendirikan sebuah lembaga keuangan

alternatif yakni usaha simpan pinjam melalui gerakan Kelompok Swadaya

Masyarakat (KSM). Perkembangan lembaga ini mendapat tanggapan yang baik

dari masyarakat sehingga pada Tahun 1998 berubah menjadi Koperasi Serba

Usaha (KSU), lalu kemudian pada Tahun 2002 berubah menjadi Koperasi

Simpan Pinjam Syari’ah (KSPS) BMT Bina Ummat Sejahtera sampai pada

akhirnya pada Tahun 2006 berubah menjadi Koperasi Jasa Keuangan Syariah

(KJKS).

Sebagaimana motto KJKS BMT Bina Ummat Sejahtera yaitu sebagai

“Wahana Kebangkitan Ekonomi Ummat” Dari Ummat Untuk Ummat Sejahtera

Untuk Semua., maka menurut KJKS sangat penting menumbuhkan dan

mengembangkan potensi ekonomi rakyat serta mewujudkan demokrasi ekonomi

yang mempunyai ciri–ciri demokratif, keterbukaan dan kekeluargaan.

5.1.2 Sasaran

KJKS memiliki jaringan dan pengalaman yang sudah cukup luas dan ingin

terus mengembangkan usahanya sebagai lembaga keuangan syariah dengan

sasaran memberdayakan pengusaha kecil menjadi mayarakat yang berpotensi

handal, sebagai lembaga intermediary dengan menghimpun dan menyalurkan

dana untuk mengembangkan ekonomi produktif bagi kemaslahatan masyarakat,

proaktif dalam berbagai program pengembangan sarana sosial kemasyarakatan,

mengangkat harkat dan martabat fakir miskin ke tingkat yang lebih baik serta

mewujudkan kehidupan yang seimbang dalam keselamatan, kedamaian,

Page 46: Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah ... · Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah dan Koperasi Konvensional. Skripsi. Departemen Agribisnis,

33

kesejahteraan dan pemerataan keadilan ekonomi antara kaum fakir miskin dengan

aghniya (kaum berpunya).

5.1.3 Motto

”Wahana Kebangkitan Ekonomi Ummat Dari Ummat Untuk Ummat

Sejahtera Untuk Semua”

5.1.4 Visi

Visi dari KJKS BMT Bina Ummah Sejahtera adalah menjadi Lembaga

Keuangan Mikro Syariah terdepan dalam pendampingan usaha kecil yang

mandiri.

5.1.5 Misi

KJKS BMT Bina Ummah Sejahtera mempunyai misi yakni :

1. Membangun lembaga jasa keuangan mikro syari’ah yang mampu

memberdayakan jaringan ekonomi mikro syari’ah, sehingga menjadikan

ummat yang mandiri.

2. Menjadikan lembaga jasa keuangan mikro syari’ah yang tumbuh dan

berkembang melalui kemitraan yang sinergi dengan lembaga syari’ah lain,

sehingga mampu membangun tatanan ekonomi yang penuh kesetaraan dan

keadilan.

3. Mengutamakan mobilisasi pendanaan atas dasar ta’awun dari golongan

aghniya, untuk disalurkan ke pembiyaan ekonomi kecil dan menengah serta

mendorong terwujudnya manajemen zakat, infaq dan shodakoh, guna

mempercepat proses menyejahterakan ummat, sehingga terbebas dari

dominasi ekonomi ribawi.

4. Mengupayakan peningkatan permodalan sendiri, melalui penyertaan modal

dari para pendiri, anggota, pengelola dan segenap potensi ummat, sehingga

menjadi lembaga jasa keuangan mikro syariah yang sehat dan tangguh.

5. Mewujudkan lembaga yang mampu memberdayakan, membebaskan dan

membangun keadilan ekonomi ummat, sehingga menghantarkan ummat Islam

sebagai Khoera Ummat.

BMT Bina Ummat Sejahtera merupakan lembaga jasa keuangan mikro

syariah menetapkan budaya kerja dengan prinsip syariah yang mengacu pada

Page 47: Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah ... · Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah dan Koperasi Konvensional. Skripsi. Departemen Agribisnis,

34

sikap akhlaqul karimah dan kerahmatan. Sikap tersebut terinspirasi dengan empat

sifat Rosulullah yang disingkat SAFT yakni Shidiq, Amanah, Fathonah dan

Tablig. Dengan demikian, KJKS BMT BUS menjadi lembaga yang mampu

menjaga integritas pribadi yang bercirikan ketulusan niat, kebersihan hati, pikiran,

berkata benar, bersikap terpuji dan mampu jadi teladan, terpercaya, peka, obyektif

dan disiplin serta penuh tanggung jawab. Profesinalisme dengan penuh inovasi,

cerdas, terampil dengan semangat belajar dan berlatih yang berkesinambungan.

Dan yang terakhir mempunyai kemampuan berkomunikasi atas dasar transparansi,

pendampingan dan pemberdayaan yang penuh keadilan.

BMT Bina Ummat Sejahtera adalah Lembaga Keuangan Mikro Syariah

yang menjalankan ilmu kewirausahaan lewat pendampingan manajemen,

pengembangan sumberdaya insani dan teknologi tepat guna, kerjasama bidang

finansial dan pemasaran, sehingga mampu memberdayakan wirausaha-wirausaha

baru yang siap menghadapi persaingan dan perubahan pasar.

BMT Bina Ummat Sejahtera, menerapkan azas kesepakatan, keadilan,

kesetaraan dan kemitraan, baik antara lembaga dan anggota maupun antar sesama

anggota dalam menerapkan bagi hasil usaha. Sebagai Lembaga Keuangan Mikro

Syari’ah, BMT Bina Ummat Sejahtera yang berazaskan akhlaqul karimah dan

kerahmatan, melalui produk-produknya, insya Allah akan mampu membebaskan

ummat dari penjajahan ekonomi, sehingga menjadi pelaku ekonomi yang mandiri

dan siap menjadi tuan di negeri sendiri.

Secara garis besar produk–produk KJKS BMT Bina Ummah Sejahtera

terbagi menjadi dua bagian yaitu Produk Simpanan dan Produk Pembiayaan

(Kredit). Produk Simpanan adalah simpanan-simpanan yang dapat dilakukan oleh

anggota KJKS. Produk Simpanan pada KJKS BMT Bina Ummah Sejahtera terdiri

atas 5 Simpanan yaitu Simpanan Sukrela Lancar (Si Rela) yakni simpanan dengan

sistem penyetoran dan pengambilannya dapat dilakukan setiap saat, Simpanan

Sukarela berjangka (Si Suka) yakni simpanan berjangka dengan sistem setoran

dapat dilakukan setiap saat dan pengambilannya disesuaikan dengan tanggal

valuta bisa dalam 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan dan 1 tahun, Simpanan Siswa

Pendidikan (Si Sidik) yakni simpanan yang dipersiapkan sebagai penunjang

khusus untuk biaya pendidikan dengan cara penyetorannya setiap bulan dan

Page 48: Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah ... · Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah dan Koperasi Konvensional. Skripsi. Departemen Agribisnis,

35

pengambilannya pada saat siswa akan masuk Perguruan Tinggi, Simpanan Haji

(SI HAJI) yakni simpanan anggota yang berencana menunaikan ibadah haji yang

dikelola dengan menggunakan prinsip wadhiah yadh dhamanah dimana atas ijin

penitip dana, BMT dapat memanfaatkan dana tersebut sebelum dipergunakan oleh

penitip serta yang terakhir adalah Simpanan Ta’awun Sejahtera (Si TARA) yakni

simpanan dengan akad Mudhorobah anggota sebagai shohibul maal (pemilik

dana) sedangkan BMT sebagai mudhorib (pelaksana/pengelola usaha), atas

kerjasama ini berlaku sistem bagi hasil dengan nisbah yang telah disepakati di

muka.

Usaha yang dilakukan oleh KJKS BMT Bina Ummah Sejahtera melalui

produk pembiayaan atau kredit ditujukan pada sasaran-sasaran tertentu yakni bagi

usaha yang berkaitan dengan perdagangan, pertanian, nelayan, serta Industri dan

Jasa. Kredit yang di berikan kepada pedagang memiliki sistem angsuran harian,

mingguan dan bulanan dengan jangka waktu pembayaran sesuai kesepakatan

kedua belah pihak. Sementara itu kredit yang di berikan pada pembiayaan

pertanian dititikberatkan pada modal tanam dan pemupukan, jumlah modal yang

dibutuhkan disesuaikan dengan luas lahan garapan, pembiayaan ini dengan sistem

musiman, atau jatuh tempo yang telah disepakati kedua belah pihak. Jenis

pembiayaan yang diberikan kepada anggota nelayan berupa pemupukan modal

nelayan dan pengadaan sarana penangkapan ikan, dengan sistem angsuran yang

telah ditentukan oleh KJKS BMT Bina Ummat Sejahtera dan Mudhorib. Produk

pembiayaan industri dan jasa dikhususkan bagi para pengusaha yang bergerak

dalam bidang pengembangan jasa, dan Industri, PNS melalui sistem angsuran

ataupun jatuh tempo yang telah disepakati kedua belah pihak.

KJKS BMT Bina Ummah Sejahtera bagian pendampingan mempunyai

keterkaitan yang kuat dalam pengamanan dan keberhasilan produk–produk

pembiayaan, sehingga antara kedua bagian ini saling mendukung dan

mengevaluasi perencanaan dan pencapaian kinerjanya. Agar mata rantai tersebut

dapat berjalan dengan baik, maka tugas yang harus dilakukan oleh bagian

pendampingan adalah melalui pendampingan manajemen usaha, pendampingan

permodalan, pendampingan pemasaran dan pendampingan jaringan usaha.

Page 49: Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah ... · Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah dan Koperasi Konvensional. Skripsi. Departemen Agribisnis,

36

Pendampingan Manajemen Usaha dilakukan karena masih banyak anggota

di sektor informal masih kurang memiliki kemampuan dalam manajemen usaha.

Oleh karena itu perlu diberikan asistensi tentang manajemen usaha yang baik,

diantaranya :

1. Pembukuan sederhana

2. Manajemen keuangan sederhana

3. Manajemen pemasaran

Pendampingan Permodalan dilakukan karena salah satu faktor yang

menjadi kendala dalam penumbuhan usaha anggota adalah disisi permodalan.

Lembaga membuka lebar bagi anggota untuk mendapatkan permodalan lewat

pembiayaan dengan sistem bagi hasil yang sudah barang tentu sesuai dengan

ketentuan dan persyaratan yang ada.

Pendampingan Pemasaran dilakukan karena dalam hal pemasaran produk,

lembaga mengupayakan untuk membantu mempromosikan produk-produk

mereka ke pihak-pihak tertentu terutama lewat media pameran, baik yang

diselenggarakan oleh pemeritah maupun swasta. Kualitas produk dari usaha

anggota sering dikomunikasikan agar di pasaran tidak ketinggalan dengan produk-

produk lain.

Pendampingan Jaringan Usaha dilakukan karena melalui jaringan usaha

(networking) khususnya jaringan usaha antar anggota diharapkan mereka mampu

mengelola usahanya dengan baik, agar tidak kalah dalam persaingan usaha yang

semakin ketat. Komunikasi yang dilakukan diantaranya melalui kegiatan formal

yang berupa temu bisnis anggota maupun melalui kegiatan non formal seperti

pengajian ataupun kegiatan lain yang bermanfaat untuk kemajuan usaha.

Selain itu, KJKS BMT Bina Ummah Sejahtera juga memiliki Baitul Mal.

Bagian ini sangat potensial untuk menjadi kekuatan di lembaga ini, karena dengan

di intensifkannya baitul maal akan menjadi kekuatan yang luar biasa untuk

pemberdayaan umat, termasuk pembinaan usaha lewat pembiayaan Qordul

Hasan. Penyaluran Zakat, Infaq dan Sodaqoh antara lain diberikan pada santunan

kepada fakir miskin dan yatim piatu, pembudayaan pelaku ekonomi mikro

khususnya anggota KJKS BMT BUS, bantuan fasilitas ibadah untuk masjid dan

mushola, beasiswa bagi penduduk yang tidak mampu dan sumbangan sosial

Page 50: Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah ... · Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah dan Koperasi Konvensional. Skripsi. Departemen Agribisnis,

37

kepada anggota maupun masyarakat yang terkena musibah. Sumberdana yang

diperoleh Baitul Maal antara lain :

a. Zakat, infaq dan shodaqoh baik dari anggota zakat tijaroh dari modal kerja

maupun dari masyarakat.

b. Pemberdayaan zakat dari pengelola pada setiap bulannya (2,5 % dari gaji).

c. Bekerjasama dengan Laznas BMT Pusat, berkaitan dengan program

penghimpunanan maupun penyaluran zakat.

d. Bekerjasama dengan Dompet Dhuafa Republika melalui program Tebar

Hewan Qurban.

KJKS BMT Bina Ummah Sejahtera diresmikan Tanggal 10 November

1996 oleh Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (Orsat Kabupaten Rembang)

dengan alamat Kantor Pusat di Jl. Raya No. 16 Lasem Telp./Fax.(0295) 532376.

KJKS BMT BUS mulai beroperasional tanggal 10 November 1996 dengan 25

orang pendiri, 5 orang pengurus dan 457 oarng pengelola. Jumlah anggota KJKS

BMT BUS adalah sebanyak 63.500 orang dengan jangkauan Pelayanan wilayah

Jawa Tengah, Jawa Timur, DIY, DKI Jakarta dan Kabupaten Pontianak.

5.2 Koperasi Pegawai Departemen Koperasi

Koperasi Pegawai Departemen Koperasi (KPDK) dibentuk di Jakarta pada

tanggal 22 Desember 1952, yang bertempat di Gedung Kementerian Koperasi dan

UKM Jl. Rasuna Said Kav 3-5 Jakarta Selatan. Disahkan oleh Kepala Djawatan

Koperasi pada tanggal 11 Februari 1953 dengan Badan Hukum Nomor

813.e/BH/I dengan akte perubahan terakhir No. 09/PAD/MENEG.I/XI/2000

tanggal 23 November 2000.Koperasi Pegawai Departemen Koperasi dibentuk

dengan tujuan mempererat hubungan dan kerjasama dalam memperbaiki dan

mempertinggi derajat penghidupan para anggotanya.

Dasar pembentukan KPDK adalah untuk memenuhi dan mencapai peran

dan fungsi KPDK, pengurus KPDK melaksanakan rencana kegiatan organisasi

dan usaha berlandaskan:

1. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Koperasi Pegawai Departemen

Koperasi (KPDK) tahun 2008

2. Saran anggota dalam Rapat Anggota Tahunan (RAT) tahun buku (TB) 2009

Page 51: Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah ... · Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah dan Koperasi Konvensional. Skripsi. Departemen Agribisnis,

38

3. Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja KPDK TB 2010

KPDK memiliki visi yaitu “KPDK berkembang untuk meningkatkan

kesejahteraan anggotanya”. Sedangkan misi dari KPDK adalah untuk

mewujudkan KPDK menjadi Koperasi Karyawan yang handal, tangguh dan

berdaya saing tinggi. Melalui pengelolaaan yang efektif, efisien, professional dan

mandiri.

KPDK memiliki tujuan yang sejalan dengan dan dalam rangka

mewujudkan misi KPDK, maka tujuan yang hendak dicapai oleh pengurus KPDK

baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Tujuan jangka pendek dari

KPDK adalah memberikan solusi atas kebutuhan anggota atas modal dan usaha,

memberikan pelayanan pada anggota dalam jumlah dan kualitas yang lebih baik

dan memperbaiki struktur kelembagaan dan operasional usaha agar dimungkinkan

pengelolaan yang lebih efektif, efisien, produktif dan professional. Sedangkan

tujuan jangka panjang dari KPDK adalah untuk meningkatkan posisi tawar

(bargaining power) KPDK terhadap mitra usahanya, sehingga lebih mampu

mempertahankan eksistensinya dan memberikan pelayanan yang lebih baik dan

mewujudkan KPDK sebagai badan usaha yang handal dan berdaya saing,

terutama dalam memberikan pelayanan kepada anggota dan non anggotanya

(dinas).

Kebijakan KPDK dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan

adalah melalui pembenahan internal yang meliputi: revitalisasi dan restrukturisasi

sumberdaya manusia (SDM) KPDK, penyesuaian sistem pengelolaan dan struktur

organisasi, pembenahan sistem administrasi dan pengelolaan keuangan serta

pembenahan eksternal, meliputi antara lain: reorientasi usaha (sementara hanya

berkonsentrasi pada usaha yang berkaitan dengan kepentingan anggota yang

paling profitable dengan risiko usaha rendah), serta meningkatkan peran dalam

memanfaatkan jaringan/kerjasama dengan lembaga lain bagi kepentingan

pengembangan KPDK.

Tujuan dan kegiatan KPDK tidak akan berjalan jika tidak dibarengi

dengan strategi yang baik, oleh karena ini strategi KPDK adalah melalui

peningkatan kualitas SDM sesuai dengan kebutuhan, penyesuaian struktur

organisasi KPDK dan penempatan SDM sesuai dengan bidang keahlian dan

Page 52: Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah ... · Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah dan Koperasi Konvensional. Skripsi. Departemen Agribisnis,

39

pengalaman kerjanya, penerapan manajemen “terbuka” dan pendelegasian dan

pendelegasian wewenang pada semua lini, penerapan sistem dan mekanisme

“reward and punishment” secara konsisten, nondiskriminatif dan tegas dan

perubahan sistem dan mekanisme pengelolaan keuangan dari “banyak pintu”

menjadi “satu pintu”. Selain itu dalam bidang usaha strategi dari KPDK adalah

nventarisasi jenis usaha (Usaha Simpan Pinjam, ATK dan computer, photo copy,

toko kredit motor dan lain-lain) dan melakukan penilaian usaha-usaha mana yang

layak untuk dikembangkan dan usaha-usaha mana yang harus dihentikan dengan

memperhatikan kepentingan anggotanya serta menjalin dan meningkatkan

kerjasama dengan anggota, sesama koperasi/lembaga lain secara lebih efisien dan

berdaya guna bagi KPDK dalam melayani anggotanya.

Sasaran dari kebijakan dan kegiatan yang dilakukan oleh KPDK adalah untuk :

1. Memberikan pelatihan keterampilan, baik secara insidentil (sesuai kebutuhan)

maupun periodik.

2. Memberikan kesempatan magang pada perusahaan atau koperasi sejenis yang

telah sukses menjalankan kegiatan usahanya seperti KOPEL bulog, KOPKAR

Perum Peruri, Kopkar PT Telkom, Kopkas PT Astra dll.

3. Sasaran yang hendak dicapaai melalui penyesuaian struktur organisasi KPDK

dan penempatan SDM sesuai dengan bidang keahlian dan pengalaman

kerjanya adalah berjalannya mekanisme dan prosedur organisasi, peningkatan

efektifitas dan efisiensi pengelolaan organisasi

4. Sasaran utama penerapan manajemen terbuka adalah menjamin masuknya

secara utuh seluruh komponen pendapatan (fee, diskon dan sejenisnya) ke

kas/rekening KPDK, diperolehnya umpan balik dengan cepat, berjalannya

sistem dan mekanisme control dan pengembangan KPDK, serta memudahkan

terbangunnya sinergi (karena konflik internal dapat diminimalkan)

5. Sasaran yang hendak dicapai melalui pendelegasian wewenang pada setiap lini

organisasi adalah untuk meningkatkan kreativitas dan sekaligus tanggung

jawab karyawan dalam upaya memaksimalkan pencapaian target usaha

masing-masing

6. Sasaran dari penerapan “reward and punishment” adalah meningkatnya

motivasi dan tanggungjawab karyawan KPDK, sebagai salah satu syarat

Page 53: Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah ... · Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah dan Koperasi Konvensional. Skripsi. Departemen Agribisnis,

40

majunya usaha KPDK. Sejalan dengan hal tersebut, akan dilakukan evaluasi

dan perbaikan terhadap gaji dan sistem penilaian kinerja karyawan

7. Sasaran lain yang hendak dicapai melalui perubahan struktur organisasi

KPDK adalah bentuknya mekanisme aliran kas melalui “satu pintu”. Hal ini

sangat penting terutama untuk keperluan control dan evaluasi atas penerimaan

dan penggunaan dana KPDK

8. Sasaran yang hendak dicapai melalui inventarisasi jenis usaha penilaian usaha

adalah diperolehnya kepastian jenis usaha mana yang layak untuk

dikembangkan dan usaha-usaha mana yang harus dihentikan. Pemilihan jenis

usahanya menggunakan criteria keterkaitan usaha dengan kepentingan

anggota, memiliki profitabilitas yang tinggi dan risiko usaha yang rendah.

Kriteria ini berlaku pula bagi usaha-usaha yang berbentuk kerjasama antara

KPDK dan lembaga lain. Terhadap usaha-usaha yang dinilai layak untuk

dikembangkan akan dilakukan penilaian secara periodik, terutama terhadap

kemampuannya untuk meningkatkan SHU.

9. Sasaran yang hendak dicapai melalui peningkatan kerja sama dengan anggota,

sesama koperasi/lembaga lain adalah meningkatnya usaha anggota,

meningkatnya peran dan citra KPDK, meningkatnya efektivitas dan

pemanfaaatan kerja sama, meningkatnya bargaining position KPDK terhadap

mitranya serta meningkatnya akses terhadap sumber dan pasar yang

dibutuhkan bagi pengembangan KPDK

Bidang usaha yang dilakukan oleh KPDK terdiri atas bidang usaha simpan

pinjam dan bidang usaha sektor Riil. Bidang usaha simpan pinjam melayani

pinjaman dan simpanan anggota. Unit simpanan melayani anggota untuk

kepentingan penyimpanan dana anggota pada KPDK. Simpanan anggota terdiri

dari Simpanan Pokok yakni adalah simpanan yang disetorkan oleh anggota pada

saat menjadi anggota KPDK sebesar Rp 100.000,- dan hanya dapat ditarik pada

saat anggota keluar/berhenti, Simpanan Wajib yakni simpanan yang wajib disetor

oleh anggota setiap bulan sebesar Rp 20.000,-. Simpanan sukarela yakni simpanan

yang disetor oleh anggota yang jumlahnya tidak ditentukan dan tidak diwajibkan

untuk setiap bulannya dan dapat ditarik oleh anggota sewaktu-waktu, Simpanan

Khusus yakni simpanan yang tidak berasal dari setoran anggota tetapi merupakan

Page 54: Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah ... · Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah dan Koperasi Konvensional. Skripsi. Departemen Agribisnis,

41

hasil pembagian dari KPDK kepada anggota dan hanya bisa diambil pada saat

anggota tersebut keluar/berhenti dan Simpanan Wajib Pinjam yakni simpanan

yang harus disetor oleh anggota pada saat mencairkan pinjaman, besarnya adalah

3% dari jumlah pinjaman yang dicairkan. Simpanan Wajib Pinjam ini dapat

diambil pada saat pinjaman tersebut lunas.

Unit pinjaman pada KPDK melayani anggota untuk kepentingan pinjaman

konsumtif, leasing dan pinjaman dinas. Pinjaman konsumtif adalah pinjaman

untuk memenuhi kebutuhan anggota yang dikategorikan dalam pinjaman jangka

pendek dan jangka panjang. Pinjaman jangka pendek adalah pinjaman untuk

memenuhi kebutuhan anggota sehari-hari atau kebutuhan yang sifatnya mendesak

seperti berobat, dengan plafon pinjaman sebesar Rp 2.500.000,- untuk masa

angsuran 0 s/d 12 bulan. Jasa yang dikenakan sebesar 1% dan profisi 0,5% apabila

pinjaman diatas Rp. 1.000.000,- maka dikenakan Simpanan Wajib Pinjam (SWP)

sebesar 3% sedangkan Pinjaman Jangka Panjang adalah pinjaman untuk

memenuhi kebutuhan anggota yang sifatnya investasi antara lain perbaikan

rumah, pendidikan dengan plafon sebesar Rp. 10.000.000,- masa angsuran 20

bulan, jasa 1%, provisi 0,5%, SWP 3%.

Leasing merupakan pinjaman pembiayaan kepada anggota dalam bentuk

barang maupun usaha anggota. Leasing yang pertama adalah leasing kredit

motor/elektronik yang merupakan pinjaman untuk memenuhi kebutuhan anggota

untuk memiliki kendaraan roda dua dan alat-alat elektronika dengan suku bunga 1

tahun 21%, 2 tahun 22%3 tahun 23%. Pinjaman Usaha adalah pinjaman untuk

mengembangkan usaha anggota yang sudah berjalan namun membutuhkan

penambahan modal kerja. Pinjaman usaha ini harus memberikan jaminan berupa

surat-surat berharga seperti BPKB mobil, sertifikat rumah/tanah dan lain-lain

dengan suku bunga 1 tahun 20%, 2 tahun 20%, 3 tahun 22%. Sedangkan pinjaman

dinas adalah pinjaman yang diberikan kepada dinas di lingkungan Kementerian

Koperasi dan UKM dalam rangka memenuhi kebutuhan biaya perjalanan dinas

maupun operasional proyek dengan plafon pinjaman sebesar Rp. 150.000.000,-

dengan masa 1 bulan pengembalian dan jasa 5%.

KPDK juga memiliki bidang usaha sektor riil terdiri dari unit pengadaan

barang yang meliputi toko, motor, ATK, komputer, dan unit pengadaan jasa yang

Page 55: Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah ... · Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah dan Koperasi Konvensional. Skripsi. Departemen Agribisnis,

42

meliputi jasa photo copy. Bidang sektor riil ini memiliki 2 unit yakni Unit

Pengadaan Barang dan Unit Pengadaan jasa. Unit pengadaan barang melayani

kebutuhan anggota dan non anggota atau pegawai di sekitar kantor Kementerian

Koperasi dan UKM antara lain motor, elektronik, ATK dan kebutuhan sehari-hari.

Bagi anggota KPDK dapat melakukan transaksi secara tunai maupun kredit

sedangkan Unit usaha pengadaan jasa memberikan pelayanan jasa photo copy

kepada anggota dan non anggota didalam menjalani kegiatan rutinitas di kantor

Kementerian Koperasi dan UKM

Bidang administrasi dan keuangan di KPDK mempunyai ruang lingkup

kerja mengadministrasi seluruh kegiatan organisasi dan membuat seluruh

transaksi keuangan kedalam laporan. Bidang administrasi dan keuangan meliputi

lingkup bidang keanggotaan yang membuat laporan antara lain

mengadministrasikan dan menginventarisasi nama-nama anggota yang keluar,

masuk, meninggal dunia dan melaporkan perkembangan jumlah anggota serta

melaksanakan administrasi kepegawaian (karyawan) KPDK. Bidang umum yang

bertugas mengadministrasikan semua dokumen-dokumen KPDK maupun

karyawan serta menyampaikan surat menyurat keluar dan masuk Kasir dan

Pembukuan. Kasir KPDK mencatat/pembukuan, merekapitulasi semua transaksi

keuangan baik pembayaran maupun penerimaan sedangkan pembukuan KPDK

adalah menginput transaksi dan membukukan hingga menjadi laporan keuangan.

Adapun laporan keuangan disusun terdiri dari neraca, laporan sisa hasil usaha,

laporan perubahan equitas dan laporan arus kas.

Page 56: Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah ... · Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah dan Koperasi Konvensional. Skripsi. Departemen Agribisnis,

43

VI PEMBAHASAN

6.1 Perbandingan KPDK dan KJKS BMT BUS

Dilihat dari sejarahnya, Koperasi memang dilahirkan sebagai badan Usaha

dengan tujuan untuk memajukan kepentingan ekonomi dari anggota-anggotanya.

Latar belakang kelahirannya telah memberikan ciri khusus kepada koperasi,

berbeda dengan bentuk usaha yang lainnya. Bagaimanapun besarnya perbedaan

koperasi dengan bentuk usaha kumpulan modal, tidak berarti koperasi lepas dari

fungsi-fungsi manajemen untuk menangani usaha Koperasi. Semua unsur-unsur

manajemen koperasi harus bekerja menurut fungsinya masing-masing dalam

kegiatan-kegiatan yang perlu dilaksanakan untuk mencapai tujuan bersama.

Fungsi-fungsi dimaksud setidaknya meliputi 20

:

a. Planning

b. Organizing

c. Directing

d. Controlling

Berfikir secara manajemen adalah berfikir secara mengendalikan, mengarahkan

dan memanfaatkan segala apa (faktor-faktor sumber daya) yang menurut

perencanaan (planning) diperlukan untuk menyelesaikan atau mencapai suatu

tujuan (goal) tertentu. 21

Praktek manajemen menunjukan bahwa fungsi atau kegiatan manajemen

(planning, organizing, directing, controlling) secara langsung maupun tidak

langsung selalu bersangkutan dengan unsur manusia. Planning dalam manajemen

adalah ciptaan manusia, organizing adalah mengatur unsur manusia, directing

adalah proses menggerakan manusia manusia anggota organisasi, sedang

controlling diadakan agar pelaksanaan manajemen (manusia-manusia) selalu

dapat meningkatkan hasil kerjanya.

Dari fakta tersebut, dapat dibenarkan pendapat yang menyatakan bahwa

sukses tidaknya suatu organisasi untuk bagian yang besar tergantung pada orang-

20 Manajemen Koperasi, Dra.Ninik Widiyati, Rineka Cipta, 2010, hal. 2 21 Ibid, hal. 6

Page 57: Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah ... · Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah dan Koperasi Konvensional. Skripsi. Departemen Agribisnis,

44

orang yang menjadi anggotanya. Betapapun sempurna rencana-rencana, organisasi

dan pengawasam serta penelitiannya. Bila orang-orang tidak mau melakukan

pekerjaan yang diwajibkan, maka seorang manajer tidak akan mencapai hasil yang

sebenarnya dapat dicapai.

Berhasilnya manajemen koperasi harus jelas terlebih dahulu konsep,

tujuan, sasaran yang harus dicapai sampai waktu tertentu, perencanaan dan

bagaimana kebijaksanaan harus diletakkan sebagai dasar prosedur kerja yang

harus dirumuskan dengan jelas. 22

Kinerja sebuah perusahaan biasanya lebih banyak diukur berdasarkan

rasio-rasio keuangan selama satu periode tertentu. Pengukuran berdasarkan rasio

keuangan ini sangatlah bergantung pada metode atau perlakuan akuntansi yang

digunakan dalam menyusun laporan keuangan perusahaan. Sehingga seringkali

kinerja perusahaan terlihat baik dan meningkat, yang mana sebenarnya kinerja

tidak mengalami peningkatan dan bahkan menurun. Diperlukannya suatu alat ukur

kinerja yang menunjukkan prestasi manajemen sebenarnya dengan tujuan untuk

mendorong aktivitas atau strategi yang menambah nilai ekonomis (value added

activities) dan menghapuskan aktivitas yang merusak nilai (non-value added

activities).

Namun dalam penelitian kali ini, penulis hanya akan menjabarkan

mengenai perbedaan sistem manajemen antara koperasi syariah dengan koperasi

konvensional. Menurut Drs. P. Hasibuan, setiap bentuk usaha termasuk koperasi,

harus berpegang pada fungsi-fungsi manajemen, dalam rangka melakukan fungsi-

fungsi perusahaan untuk mencapai tujuan usaha masing-masing.

22 Manajemen Koperasi, Dra.Ninik Widiyati, Rineka Cipta, 2010, hal. 37

Page 58: Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah ... · Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah dan Koperasi Konvensional. Skripsi. Departemen Agribisnis,

45

6.1.1 Fungsi dan Proses Manajemen

6.1.1.1 Planning

Tabel 2. Perbandingan Visi, Misi dan Tujuan Item KJKS BMT BUS KPDK

Tujuan Memberdayakan Pengusaha kecil menjadi

potensi masyarakat yang handal.

Sebagai lembaga intermediary dengan

menghimpun dan menyalurkan dana Anggota

dan Calon Anggota permanen dan kontinyu

untuk mengembangkan ekonomi produktif bagi

kemaslahatan masyarakat.

Proaktif dalam berbagai program pengembangan

sarana sosial kemasyarakatan

Mengangkat harkat dan martabat fakir miskin ke

tingkat yang lebih baik.

Mewujudkan kehidupan yang seimbang dalam

keselamatan, kedamaian, kesejahteraan dan

pemerataan keadilan ekonomi antara kaum

fakir miskin dengan aghniya (kaum berpunya).

Jangka Pendek

Memberikan solusi atas

kebutuhan anggota atas modal

dan usaha

Memberikan pelayanan pada

anggota dalam jumlah dan

kualitas yang lebih baik

Memperbaiki struktur

kelembagaan dan operasional

usaha agar dimungkinkan

pengelolaan yang lebih efektif,

efisien, produktif dan

professional

Jangka Panjang

Meningkatkan posisi tawar

(bargaining power) KPDK

terhadap mitra usahanya,

sehingga lebih mampu

mempertahankan eksistensinya

dan memberikan pelayanan

yang lebih baik.

Visi Menjadi Lembaga Keuangan Mikro Keuangan

Mikro Syari’ah Terdepan Dalam

Pendampingan Usaha Kecil Yang Mandiri.

KPDK berkembang untuk

meningkatkan kesejahteraan

anggotanya.

Misi Membangun lembaga jasa keuangan mikro

syari’ah yang mampu memberdayakan jaringan

ekonomi mikro syari’ah, sehingga menjadikan

ummat yang mandiri.

Mengutamakan mobilisasi pendanaan atas dasar

ta’awun dari golongan aghniya, untuk

disalurkan ke pembiyaan ekonomi kecil dan

menengah serta mendorong terwujudnya

manajemen zakat, infaq dan shodakoh, guna

mempercepat proses menyejahterakan ummat,

sehingga terbebas dari dominasi ekonomi

ribawi.

Mengupayakan peningkatan permodalan sendiri,

melalui penyertaan modal dari para pendiri,

anggota, pengelola dan segenap potensi ummat,

sehingga menjadi lembaga jasa keuangan mikro

syari’ah yang sehat dan tangguh.

Mewujudkan lembaga yang mampu

memberdayakan, membebaskan dan

membangun keadilan ekonomi ummat,

sehingga menghantarkan ummat Islam sebagai

Khoera Ummat.

Mewujudkan KPDK menjadi

Koperasi Karyawan yang

handal, tangguh dan berdaya

saing tinggi. Melalui

pengelolaaan yang efektif,

efisien, professional dan mandiri

Page 59: Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah ... · Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah dan Koperasi Konvensional. Skripsi. Departemen Agribisnis,

46

Bahwa untuk merencanakan suatu usaha harus terlebih dahulu ditentukan

tujuan usaha yang dimaksud, sebab jika tidak demikian masing-masing kegiatan

bisa berjalan sendiri-sendiri. Apabila tujuan (objektif) sudah ditentukan,

sebaiknya digariskan kebijakan-kebijakan, strategi dan taktik untuk mencapai

tujuan itu. Penentuan tujuan dan strategi hendaknya dilakukan menurut metode

dan teknik-teknik tertentu seperti teknik mengambil keputusan dan teknik

pelaksanaannya.

Manajemen dalam fungsi planning adalah menentukan dan

menginformasikan visi, misi dan tujuan-tujuan yang ingin dicapai suatu koperasi

kepada seluruh anggotanya. Visi bersifat luas dan merupakan gambaran kemana

para pemimpin suatu perusahaan ingin melangkah. Sedangan tujuan bersifat

spesifik, jelas dan merupakan sasaran jangka pendek dan jangka panjang. Tugas

Manajemen itu sendiri adalah untuk memastikan semua tujuan yang direncanakan

pada langkah ini diarahkan untuk mencapai prinsip ini.

Dilihat dari visi, misi dan tujuan yang ditetapkan oleh KPDK dan KJKS

BMT BUS. Keduanya memiliki tujuan yang sama, yaitu ingin mensejahterakan

para anggotanya. Hal ini sesuai dengan tujuan utama didirikannya koperasi.

KPDK pada salah satu tujuannya menyebutkan bahwa KPDK berkomitmen untuk

menjadikan para anggotanya sejahtera dan menjadikan KPDK ini menjadi

koperasi yang handal. Hal ini mengindikasikan bahwa KPDK memiliki orientasi

pengembangan internal koperasi.

Berbeda dengan KJKS BMT BUS. Dalam salah satu tujuannya disebutkan

bahwa KJKS BMT BUS akan proaktif dalam berbagai program pengembangan

sarana sosial kemasyarakatan. Hal ini mengindikasikan bahwa selain untuk

pengembangan internal, KJKS BMT BUS ini berkomitmen untuk melakukan

pengembangan eksternal. Pengembangan eksternal ini dilakukan dengan program-

program CSR seperti pengajian, pengobatan gratis, santunan fakir miskin dan

lain-lain. Dengan ini selain mensejahterakan anggotanya, KJKS BMT BUS juga

mensejahterakan masyarakat sekitarnya. Selain itu KJKS BMT BUS memiliki

tujuan untuk menghilangkan praktek ribawi yang saat ini berkembang di

masyarakat. Praktek ribawi ini dinilai haram dan memberatkan masyarakat yang

notabene memiliki penghasilan dan kesejahteraan yang rendah.

Page 60: Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah ... · Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah dan Koperasi Konvensional. Skripsi. Departemen Agribisnis,

47

Selain itu KJKS BMT BUS ini ingin menjadikan lembaga tersebut sebagai

lembaga penyalur zakat yang dipercaya. Mereka melihat kondisi saat ini banyak

masyarakat yang tidak percaya dengan lembaga penyalur zakat untuk

menyalurkan zakat yang mereka salurkan. Masyarakat merasa lebih nyaman

menyalurkan zakatnya langsung kepada yang berhak, ketimbang harus

menyalurkannya melalui lembaga penyalur zakat yang ada. Ini merupakan

tantangan bagi mereka untuk menjadikan KJKS BMT BUS ini sebagai lembaga

penyalur zakat yang dipercaya untuk menyalurkan zakat.

Dari perbandingan tersebut, terlihat bahwa dari segi manajemen

perencanaan KJKS BMT BUS lebih mengutamakan prinsip syariah untuk

kesejahteraan bagi anggota koperasi, akan tetapi tidak hanya kepada anggota

koperasi saja KJKS BMT BUS ingin juga mewujudkan kehidupan yang seimbang

dalam keselamatan, kedamaian, kesejahteraan dan pemerataan keadilan ekonomi

antara kaum fakir miskin dengan aghniya (kaum berpunya). Sedangkan KPDK

selain bertujuan untuk mensejahterakan anggota, KPDK juga ingin mewujudkan

KPDK sebagai badan usaha yang handal dan berdaya saing, terutama dalam

memberikan pelayanan kepada anggota dan non anggotanya (dinas).

6.1.1.2 Organizing

Sejalan dengan tujuan yang sudah direncanakan untuk mencapainya, perlu

segera di rumuskan struktur organisasi yang sesuai dengan jenis kegiatan dan

unsur-unsur manajemen yang ikut berfungsi di dalam kegiatan itu. Karena itu

setiap unsur manajemen yang turut bermain di dalamnya harus mempunyai

wewenang dan tanggung jawab. Serta dinamika wewenang dan tanggung jawab,

baik secara vertikal mapun secara horizontal. Bagi koperasi fungsi-fungsi

usahanya tidak hanya meliputi fungsi-fungsi usaha bentuk kumpulan modal tetapi

juga pembinaan anggotanya. Organizing dengan demikian merupakan fungsi

manajamen yang menentukan wewenang dan tanggung jawab unsur-unsur

manajemen dalam rangka melaksanakan fungsi-fungsi usaha koperasi untuk

mencapai tujuan yang telah ditentukan baik secara horizontal maupun secara

vertikal.

Page 61: Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah ... · Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah dan Koperasi Konvensional. Skripsi. Departemen Agribisnis,

48

Desain Struktur

Dilihat dari struktur organisasi, KPDK memiliki bentuk struktur yang

lebih ramping dibandingkan dengan struktur organisasi dari KJKS BMT BUS.

Burhanuddin (2008) menyebutkan bahwa koperasi yang memiliki struktur

organisasi gemuk, kurang fleksibel dan diorganisasikan dengan pola lama tanpa

memanfaatkan teknologi informasi menghadapi masalah jalan ditempat dan

cenderung tidak berkembang. Menurut penulis, struktur organisasi yang dimiliki

oleh KJKS BMT BUS lebih menggambarkan kejelasan fungsi dan wewenang tiap

bagian sehingga tiap bagian mengetahui tugas, wewenang dan batasan dalam

bekerja.

Dalam segi tugas, KJKS BMT BUS memiliki bagian Human Resources

Development (HRD) yang dalam hal ini berfungsi sebagai divisi pengembangan

sumber daya manusia dan inovasi koperasi. Selain itu, divisi ini juga dibawahi

oleh departemen yang berbeda dengan divisi unit usaha dan lainnya.

Disain tugas koperasi yang digambarkan dalam diagram struktur

organisasi, pada umumnya tidak memiliki divisi atau departemen Research and

Development (R&D) dan Human Resources Development (HRD). Padahal, kedua

departemen ini memiliki posisi vital dalam pengembangan kompetensi

sumberdaya manusia koperasi dan proses inovasi koperasi. Di perusahaan-

perusahaan modern pesaing koperasi biasanya memiliki kedua departemen

tersebut agar mampu bertahan dalam kompetisi. Tidak tertutup kemungkinan

disain organisasi seperti ini yang menyebabkan koperasi kalah bersaing dengan

perusahaan kapitalistik. Meski perlu dicatat bahwa perbedaan orientasi pada

kedua organisasi perusahaan kemungkinan menjadi penyebab lainnya.23

Pembagian Tugas dan Wewenang

Pembagian wewenang, tugas dan tanggung jawab perangkat organisasi

koperasi secara garis besar diatur oleh Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992,

tentang Perkoperasian, yang selanjutnya oleh masing-masing koperasi dijabarkan

dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Koperasi. Rapat Anggota

23 Burhanuddin “Tinjauan Prospek Koperasi Indonesia dari Perspektif Disiplin Ilmu Manajemen Bisnis, h.14

Page 62: Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah ... · Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah dan Koperasi Konvensional. Skripsi. Departemen Agribisnis,

49

memegang kekuasaan tertinggi dan memiliki kewenangan sentral dalam

pengambilan keputusan strategis koperasi.24

Pembagian tugas di dalam lingkup koperasi baik KPDK maupun KJKS

BMT BUS terdiri atas perincian serta pengelompokan aktivitas yang erat

hubungannya satu sama lain dalam koperasi itu sendiri serta yang berkaitan

dengan pihak luar koperasi.

Aktifitas yang erat hubungannya dalam koperasi itu sendiri menurut KJKS

BMT BUS, Dewan Pengurus mempunyai tugas dalam melaksanakan rencana

kerja yang sesuai dengan keputusan rapat anggota. Tugas lainnya adalah

mengawasi, mengevaluasi dan mengarahkan pelaksanaan pengelolaan BMT yang

dijalankan oleh pengelola agar tetap mengikuti kebijakan dan keputusan yang

telah disetujui oleh rapat anggota serta melaporkan operasional BMT pada

anggota setiap akhir tahun dalam RAT.

Aktifitas lainnya adalah yang dilakukan oleh Bidang Pengawasan dan

Personalia, Pihak ini bertugas membantu General Manager dalam menjabarkan

kebijaksanaan yang telah di gariskan oleh pengurus di bidang personalia,

pengembangan Sumber Daya Insani, pengawasan dan pembinaan. Pihak

personalia bertanggung jawab atas aktivitas pengelola, penambahan dan

pengurangan karyawan serta mengusulkan mutasi sesuai dengan kondisi yang

diperlukan. Bagian Pengawasan melaksanakan pengawasan dan pemeriksaan

terhadap operasional lembaga dan bertanggungjawab atas pelaksanaan

pengawasan aktifitas administrasi operasional meliputi laporan administrasi

keuangan dan syariah.

Sedangkan aktifitas yang mewakili koperasi dengan pihak luar KJKS

BMT BUS adalah Manager Cabang (Pemasaran) Mewakili kantor pusat untuk

bertanggungjawab atas operasional cabang-cabang yang berada di masing-masing

wilayah kerja untuk menjual produk dan meningkatkan citra pelayanan BMT baik

pembiayaan maupun simpanan dan membina, mengatur, mengawasi serta

melaksanakan kegiatan mengamankan posisi BMT.

Menurut Bapak Boy Indra K selaku manager USP (Unit Simpan Pinjam)

di KPDK, dijelaskan bahwa struktur organisasi di KPDK adalah sebagai berikut :

24 Ibid, h.14

Page 63: Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah ... · Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah dan Koperasi Konvensional. Skripsi. Departemen Agribisnis,

50

“Jumlah karyawan di KPDK sampai 2010 lalu adalah 23 orang

ditambah 1 orang EDP dari tenaga luar. Kita terbagi di 3

bagian Bidang administrasi dan Keuangan, Bidang Usaha

Simpan Pinjam dan satu lagi Bidang Usaha Sektor Riil. Masing-

masing ada Managernya, lalu kepala unitnya kemudian

kasirnya. Ada juga yang di tempatkan di unit usahanya masing-

masing, seperti di Toko SME’sco Mart KPDK di parkiran

belakang.”

Hal yang menarik dari KJKS BMT BUS dibandingkan dengan koperasi

konvensional adalah memiliki Divisi Syariah yang bertanggung jawab atas segala

bentuk produk yang dikeluarkan oleh lembaga yang berdasar pada kaidah-kaidah

syariah serta Divisi Transaksi yang bertanggung jawab dalam segala bentuk

transaksi yang sesuai dengan kaidah-kaidah syariah.

Wewenang adalah hak seseorang pejabat untuk mengambil tindakan yang

diperlukan agar tugas dan tanggung jawab dapat dilaksanakan dengan baik.

Sedangkan pelimpahan adalah penyerahan. Telah dijelaskan sebelumnya bahwa

wewenang anggota, pengurus dan pengawas adalah berbeda-beda sesuai dengan

jabatannya masing-masing. Anggota KJKS BMT BUS mempunyai wewenang

mengangkat pengurus dan pengawas melalui Rapat Anggota. Selain itu juga

anggota ikut serta berwenang dalam menghimpun potensi usaha dan organisasi

yang baik sesuai dengan prinsip-prinsip syariah atau Islam. Hal tersebut juga bisa

di lihat dari struktur organisasi di masing-masing koperasi baik itu Koperasi

KJKS BMT BUS maupun KPDK.

Rentangan Kontrol, Jenjang Organisasi dan Kesatuan Perintah

Fungsi pengurus dalam melaksanakan fungsi manajemen adalah

mengembangkan organisasi, membuat deskripsi kerja, menentukan rentang

kendali organisasi, mengangkat dan memberhentikan karyawan, menginventarisir

potensi internal dan eksternal serta menghimpun sumber daya.

Rentangan control adalah jumlah terbanyak bawahan langsung yang dapat

dipimpin dengan baik oleh seorang atasan. Sedangkan bawahan langsung adalah

merupakan sejumlah pejabat yang langsung dibawah seorang atasan. Hal yang

perlu diperhatikan dalam rentang kendali adalah bahwa seorang atasan tidak

mungkin dapat memimpin bawahan sebanyak-banyaknya, karena kemampuan

Page 64: Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah ... · Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah dan Koperasi Konvensional. Skripsi. Departemen Agribisnis,

51

seseorang itu terbatas. Makin banyak bawahan, beban pimpinan makin berat,

sehingga harus diperhatikan tidak hanya orang-orangnya saja tetapi hubungannya.

Jenjang organisasi adalah tingkat-tingkat satuan organisasi yang

didalamnya terdapat pejabat, tugas serta wewenang tertentu menurut

kedudukannya dari atas sampai bawah dalam suatu fungsi. Kesatuan perintah

berarti bahwa tiap-tiap pejabat dalam organisasi hendaknya hanya dapat

diperintah dan bertanggungjawab kepada seorang atasan tertentu.

Dilihat dari kedua jenis koperasi yang diteliti oleh penulis, struktur

organisasi tersebut sudah mampu menunjukan bahwa kedua koperasi tersebut

memiliki kejelasan fungsi dari masing-masing jabatan yang ada. Hal tersebut

menjadikan jelas rentang kontrol, jenjang organisasi dan satuan perintah

pertanggungjawaban dari bawahan kepada atasannya.

Hal yang menjadi perbedaan antara KJKS BMT BUS dan KPDK dalam

hal ini adalah, Bagian pengawasan KJKS BMT BUS secara struktural berada di

bawah kewenangan Manager Personalia dan Audit. Sedangkan Bagian

Pengawasan pada KPDK dikendalikan langsung oleh Rapat Anggota, sehingga

tampak lebih independent dan objektif dilihat secara struktural.

6.1.1.3 Directing

Masing-masing individu yang telah ditentukan menduduki fungsi dan

jabatan-jabatan untuk melakukan kegiatan-kegiatan organisasi. Pada hakikatnya

directing adalah usaha-usaha komunikasi yang membuat semua pihak yang

terlibat dalam kegiatan koperasi bekerja sesuai rencana. Directing / commanding

adalah fungsi manajemen yang berhubungan dengan usaha memberi bimbingan,

saran, perintah-perintah, agar tugas dapat dilaksanakan dengan baik dan benar-

benar tertuju kepada tujuan yang telah ditetapkan semula.

Koperasi hakekatnya dibangun untuk memberdayakan masyarakat dari

kesulitan, kekurangan, kelemahan dan kemiskinan. Misi ini sangat erat kaitannya

dengan pola pengaturan kelembagaan dari masyarakat itu (komunitas anggota

koperasi) sendiri membangun kesejahteraan secara bersama-sama (goal). Untuk

mencapai tujuan koperasi tersebut maka koperasi harus menunjukkan jatidirinya

yang mandiri.

Page 65: Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah ... · Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah dan Koperasi Konvensional. Skripsi. Departemen Agribisnis,

52

Tabel 3. Directing

KPDK KJKS BMT BUS

Hanya dilakukan oleh top management ke

low management

Dilakukan oleh Pengawas Umum,

Pengawas Syariah dan seluruh komponen

yang ada pada struktur organisasi

Directing pada KPDK hanya dilakukan oleh bagian tertinggi dalam

struktur organisasi ke bagian terendah dalam struktur saja. Rapat Anggota

memberikan komando kepada pengurus, pengurus memberikan komando kepada

manajer USP, manajer sektor riil dan manajer administrasi dan keuangan.

Kemudian tiap manajer tersebut memberikan komando kepada bawahannya.

Hal tersebut diungkapkan oleh Boy Indra K selaku Manajer USP KPDK.

“Kami melakukan kegiatan komando dari manajemen tertinggi

ke manajemen terendah. Mulai dari Rapat anggota, Pengurus,

Manajer-manajer (Manajer UPS, Manajer sector riil, Manajer

administrasi dan keuangan).

Berbeda dengan KJKS BMT BUS dalam melakukan kegiatan komando

yang melibatkan seluruh komponen dalam koperasi tersebut. Salah satu contoh

adalah Kabag HRD yang memberikan komando kepada Kasie HRD. Sebaliknya,

Kasie HRD memberikan saran dan masukan kepada Kabag HRD. Hal ini juga

dilakukan oleh tiap bagian unit yag ada di KJKS BMT BUS. Hal tersebut

diungkapkan oleh Lili selaku Kepala Cabang dan Manajer Regional KJKS BMT

BUS.

”Dikita seluruh bagian melakukan koordinasi agar seluruh

kegiatan berjalan sebagaimana mestinya. Koordinasi dilakukan

tidak hanya dari atas ke bawah,melainkan keduanya. Kasie HRD

boleh ngasi saran ke Kabag HRD, Kabag HRD boleh ngasi

perintah dan teguran ke Kasie HRD. Disini intinya keterbukaan

dan saling pengertian.”

Selain itu para pengelola selalu diberi masukan tentang agama. Mereka

berkeyakinan bahwa kekuatan spiritual ini memiliki peranan yang sangat besar

terhadap perilaku dan kinerja seseorang dibandingkan dari kekuatan akademis.

Oleh karena itu transformasi-transformasi spiritual tidak ada henti-hentinya

dilakukan mengantisipasi kesalahan-kesalahan. Sehingga seseorang itu akan

berfikir berkali-kali untuk melakukan perbuatan yang menyimpang. Karena

mereka telah mengetahui dampak-dampak apa saja yang akan diterima apabila

Page 66: Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah ... · Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah dan Koperasi Konvensional. Skripsi. Departemen Agribisnis,

53

perbuatan menyimpang itu dilakukan. Hal ini dianggap berhasil untuk menjalin

sinergi positif untuk mencapai tujuan bersama.

6.1.1.4 Controlling

Pengawasan adalah fungsi manajemen untuk mencegah terjadinya

penyimpangan-penyimpangan yang berlarut-larut sehingga dapat di atasi. Antara

perencanaan dan pengawasan tertanam suatu ikatan yang erat, karena tanpa

rencana yang ada, pengawasam tidak mempunyai arah. Sebaliknya suatu rencana

tanpa pengawasan dapat mengarahkan organisasi kepada kehancuran. Dalam

hubungan inilah jika di dalam koperasi sejalan dengan dibentuknya pengurus

serentak pula dipilih badan pemeriksa yang kedudukannya terhadap anggota

sama. Keduanya merupakan alat-alat perlengkapan koperasi.

Tugas pengawas dalam manajemen koperasi memiliki posisi strategis.

Mengingat secara tidak langsung, posisinya dapat menjadi pengaman dari

ketidakjujuran, ketidaktepatan pengelolaan atau ketidakprofesionalan pengurus.

Oleh sebab itu menjadi pengawas harus memiliki persyaratan kemampuan

(kompentensi), yaitu kompentensi pribadi dan kompentensi profesional.

Kompetensi pribadi menyangkut kharisma atau kewibawaan, kejujuran dan

kepemimpinan. Kompetensi pertama ini sangat ditentukan oleh personality yang

dimiliki oleh seorang pengawas. Kompetensi ini dapat terbentuk secara alamiah

tetapi juga dapat non-alamiah, karena status sosial ekonomi yang dimiliki.

Tabel 4. Controlling

KPDK KJKS BMT BUS

Dilakukan oleh pengawas umum

koperasi

Dilakukan oleh pengawas umum

koperasi dan pengawas syariah (divisi

transaksi dan divisi produk

Adanya pendampingan

Menurut KPDK, fungsi pengawas adalah perpanjangan tangan dari

anggota melalui Rapat Anggota dalam mendampingi pengurus untuk mengawasi

jalannya roda usaha perusahaan koperasi. Pengawas berada di satu posisi dengan

pengurus tetapi mempunyai fungsi yang berbeda.

Menurut Bapak Boy Indra selaku Manager USP Koperasi Pegawai Departemen

Koperasi, fungsi pengawas di KPDK adalah sebagai berikut :

Page 67: Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah ... · Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah dan Koperasi Konvensional. Skripsi. Departemen Agribisnis,

54

“Disini ada bagian pengawasnya, ya tugasnya mengawasi

jalannya koperasi dan operasionalisasinya. Semua unit diawasi

dari mulai kinerja, keuangan sampai ke laporannya setiap

periode. Pengurus atau divisi-divisi tertentu punya tugasnya

masing-masing, seperti unit simpan pinjam, unit usaha bidang

riil, dan keuangan. Ada managernya dan dibantu dengan staf-

stafnya agar dapat bekerja sama. “

Aspek pengawasan yang diterapkan pada koperasi KPDK adalah

pengawasan kinerja, ini berarti koperasi hanya mengawasi kinerja para pengurus

dalam mengelola koperasi. Berbeda dengan koperasi syariah, selain melakukan

pengawasan terhadap kinerjanya, tetapi juga pengawasan syariah. Prinsip-prinsip

syariah sangat dijunjung tinggi, maka dari itu kejujuran para intern koperasi

sangat diperhatikan pada pengawasan ini, bukan hanya pengurus, tetapi aliran

dana serta pembagian hasil tidak luput dari pengawasan.

Hal tersebut senada dengan yang dikatakan oleh Bapak Lili selaku

Manager Cabang Utama KJKS BMT BUS, sebagaimana berikut ini :

“untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, kita telah

menggunakan system IT. Sehingga apabila ada kegiatan yang

tidak sesuai dengan SOP yang telah ditentukan, maka system

tidak akan bekerja. Kemudian secara internal audit kita

mengunjungi cabang-cabang untuk melakukan audit.

Selanjutnya dari segi preventif kita selalu memberikan

wejangan-wejangan atau arahan tentang agama. Secara tidak

disadari kekuatan spiritual ini memiliki peranan yang sangat

besar terhadap perilaku dan kinerja seseorang dibandingkan

dari kekuatan akademis. Oleh karena itu transformasi-

transformasi spiritual tidak ada henti-hentinya mengantisipasi

kesalahan-kesalahan. Sehingga seseorang itu akan berfikir

berkali-kali untuk melakukan perbuatan yang menyimpang.

Karena mereka telah mengetahui dampak-dampak apa saja yang

akan diterima apabila perbuatan menyimpang itu dilakukan.”

KJKS BMT BUS, memiliki Bidang Pengawasan yang membantu General

Manager dan menjabarkan kebijaksanaan yang telah digariskan oleh pengurus di

bidang personalia, pengembangan Sumber Daya Insani (SDI), pengawasan dan

pembinaan. Pihak ini melaksanakan pengawasan dan pemeriksaan terhadap

operasional lembaga dan aktivitas administrasi operasional meliputi laporan

administrasi keuangan dan syariah.

Namun demikian, KJKS BMT BUS juga memiliki Divisi Syariah yang

bertanggungjawab atas segala bentuk produk yang dikeluarkan lembaga yang

Page 68: Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah ... · Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah dan Koperasi Konvensional. Skripsi. Departemen Agribisnis,

55

berdasar pada kaidah-kaidah syariah. Divisi Transaksi yang bertanggungjawab

dalam segala bentuk transaksi yang sesuai dengan kaidah-kaidah syariah.

Hal tersebut menyatakan bahwa, KJKS BMT BUS benar-benar diawasi

secara operasional maupun struktural. Sehingga diharapkan terdapat pengawasan

ke dalam manajemen koperasi dan dapat menghindari penyimpangan-

penyimpangan di dalam koperasi yang mengakibatkan keluarnya KJKS BMT

BUS dari tujuan, visi-misi serta perencanaan awal.

Selain itu dalam hal controlling KJKS BMT BUS juga memiliki bagian

pendampingan yang memiliki keterkaitan yang kuat dalam pengamanan dan

keberhasilan produk-produk pembiayaan, sehingga antara kedua bagian ini saling

mendukung dan mengevaluasi perencanaan dan pencapaian kinerjanya. Agar mata

rantai tersebut dapat berjalan dengan baik, maka tugas yang harus dilakukan oleh

bagian pendampingan adalah :

a. Pendampingan Manajemen Usaha

Kebanyakan anggota di sektor informal masih kurang memiliki

kemampuan dalam manajemen usaha. Oleh karena itu perlu diberikan

asistensi tentang manajemen usaha yang baik.

b. Pendampingan Permodalan

Salah satu faktor yang menjadi kendala dalam penumbuhan usaha

anggota adalah disisi permodalan. Lembaga membuka lebar bagi anggota

untuk mendapatkan permodalan lewat pembiayaan dengan sistem bagi

hasil yang sudah barang tentu sesuai dengan ketentuan dan persyaratan

yang ada.

c. Pendampingan Pemasaran

Dalam hal pemasaran produk, lembaga mengupayakan untuk membantu

mempromosikan produk – produk mereka ke pihak – pihak tertentu

terutama lewat media pameran, baik yang diselenggarakan oleh pemeritah

maupun swasta. Kualitas produk dari usaha anggota sering

dikomunikasikan agar di pasaran tidak ketinggalan dengan produk –

produk lain.

Page 69: Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah ... · Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah dan Koperasi Konvensional. Skripsi. Departemen Agribisnis,

56

d. Pendampingan Jaringan Usaha

Melalui jaringan usaha ( networking ) khususnya jaringan usaha antar

anggota diharapkan mereka mampu mengelola usahanya dengan baik,

agar tidak kalah dalam persaingan usaha yang semakin ketat. Komunikasi

yang dilakukan diantaranya melalui kegiatan formal yang berupa temu

bisnis anggota maupun melalui kegiatan non formal seperti pengajian

ataupun kegiatan lain yang bermanfaat untuk kemajuan usaha.

6.1.2 Sistem Penggajian (Renumerasi)

Pada KJKS BMT BUS penggajian dilakukan berdasarkan golongan

pengelola dan pengurus. Komposisi gaji yang didapat antara lain gaji pokok,

tunjangan struktural, tunjangan fungsional, tunjangan istri, tunjangan anak,

TASPEN. KJKS BMT BUS ini tidak memberikan tunjangan suami bagi

pengelola dan pengurus wanita, karena mengacu pada hukum islam. Hal tersebut

diungkapkan oleh Lili selaku manajer regional dan kepala cabang KJKS BMT

BUS.

“Untuk kompensasi kita hampir sama dengan lembaga lainnya.

Ada gaji pokok dan tunjangan-tunjangan lainnya. Untuk yang

putra, ada tunjangan istri dan anak. Kalaupun istri dan anaknya

lebih dari satu, tiap istri dan anak akan dapat tunjangan

masing-masing. Tetapi jika wanita, tidak ada tunjangan suami

karena menerapkan sistem syariat islam. Ada juga tunjangan

struktur, mulai dari teller hingga manajer. Ada juga tunjangan

taspen.”

KPDK menerapkan sistem bagi yang tidak berbeda jauh dengan KJKS

BMT BUS dan lembaga lainnya. Hal tersebut diungkapkan oleh Boy Indra selaku

manajer USP KPDK.

“sistem penggajian di Koperasi Pegawai Departemen Koperasi

(KPDK) itu adalah memakai upah minimum regional untuk

daerah jakarta kalau gak salah minimum Rp. 972.000,--atau Rp.

1.072.000 kalau masih belum berubah lupa saya pokoknya Upah

minimum terakhir itupun karena kita sbg karyawan yg selalu

melaporkan ke pengurus kalau ada upah minum baru krn di

kpdk ini gaji harus kita2 yg aktif bila ada perubahan, tidak ada

otomatis dr pemerintah krn kita ini swasta. Mengenai gaji ini

tidak bergantung sepenuhnya kepada aturan pemerintah tapi

dari kemampuan spt contoh tahun ini kan ada gaji 13 tapi di

KPDK gak dapet karena kemampuan keuangan KPDK tidak

memungkinan untuk keluarkan gaji 13”.

Page 70: Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah ... · Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah dan Koperasi Konvensional. Skripsi. Departemen Agribisnis,

57

Secara keseluruhan komponen penggajian dan tunjangan yang diberikan

oleh kedua koperasi sama. Menurut peneliti hal yang membedakan keduanya

adalah besaran tunjangan yang diberikan oleh masing-masing koperasi. Kedua

koperasi memiliki ketentuan kebijakan guna meningkatkan kinerja para pengelola

dan pengurus mereka. Semakin besar tunjangan yang diberikan berbanding positif

dengan kinerja kemampuan yang akan dicurahkan mereka terhadap pekerjaan

yang mereka jalani. Apabila mereka bersungguh-sungguh menjalankan tugas

mereka, maka koperasi tersebut akan berkembang.

6.1.3 Sistem Karir

Tabel 5. Sistem Karir

KPDK KJKS BMT BUS

- Tidak ada penggolongan

- Tidak ada kebijakan “upgrade”

karyawan

- Hanya berdasarkan kinerja saja

- “Menunggu bola” seminar dan

pelatihan

- Ada penggolongan

- Ada kebijakan “upgrade” karyawan

- Pembuatan karya tulis ilmiah untuk

kenaikan jabatan

- “Jemput bola” seminar dan pelatihan

Masalah utama dari KJKS BMT BUS ini adalah kualitas SDM yang

rendah. Sistem perekrutannya pun tidak menetapkan kualifikasi untuk calon

pengelolanya. Sehingga banyak pengelola yang menempati unit kerja yang tidak

sesuai dengan latar belakang pendidikannya. Namun hal ini mereka atasi dengan

melakukan “up grade” terhadap para karyawannya. Peningkatan kualitas Sumber

Daya Insani Pengelola yang professional dilakukan melalui beberapa program.

Program utama yang dilakukan adalah peningkatan strata pendidikan ke jenjang

yang lebih tinggi dengan memberikan peluang kepada pengelola yang

berpendidikan SLTA untuk mengikuti program pendidikan S1 dan jenjang

pendidikan S2 bagi yang sudah memiliki ijazah S1. KJKS BMT BUS

mengadakan seminar dan pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan tentang

ilmu dan pengembangan koperasi dengan mengundang para pakar sebagai

pembicaranya.

KJKS BMT BUS ini menerapkan sistem golongan seperti halnya PNS

kepada para pengelola dan pengurusnya. Sistem penggolongan yang ditetapkan

KJKS BMT BUS ini sama dengan sistem pada PNS. Hal yang membedakannya

adalah kriteria kenaikan dan prosedur kenaikan golongan. KJKS BMT BUS lebih

Page 71: Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah ... · Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah dan Koperasi Konvensional. Skripsi. Departemen Agribisnis,

58

mengutamakan sisi Rukhiyyah dalam menentukan layak atau tidaknya pengelola

dan pengurus untuk naik ke golongan yang lebih tinggi. Selain itu, KJKS BMT

BUS mengharuskan para pengelola dan pengurus membuat karya tulis yang

ditujukan untuk pengembangan unit kerja yang mereka tempati dan jalani. Hal

tersebut senada dengan yang diungkapkan oleh Lili selaku manajer regional.

“Bagi kita masalah knowledge adalah no 2. Yang terpenting

adalah komitmen, loyalitas, dedikasi dan integritas. Untuk

perekrutan pertama masuk diposisikan sebagai training selama

tiga bulan. Apabila kinerja nya baik maka akan dikontrak

selama satu tahun. Apabila layak akan menjadi calon pengelola

setelah satu tahun juga. Setelah satu tahun berjalan dan dinilai

layak, maka akan dijadikan pengelola tetap. Tinggal disesuaikan

dari latar belakang pendidikan nya. Apabila SMA, maka

golongan nya 2A. Apabila sarjana, maka golongannya 2C. Jika

ingin mengajukan kenaikan golongan maka mereka harus

membuat karya tulis yang ditujukan untuk pengembangan tiap

unit kerja yang mereka jalani. Apabila karya tuis yang diajukan

dinilai layak berdasarkan kriteria-kriteria penilaian, maka

golongan mereka akan naik. Untuk sistem golongan di kita sama

tetapi tidak sama dengan PNS. Maksudnya untuk tingkatan

golongan sama dengan PNS. Tetapi kriteria yang digunakan

oleh kami lebih mengutamakan sisi rukhiyah.”

Jabatan tertinggi bagi pada sistem manajemen di KPDK adalah setingkat

dengan level manajer. Jika menurut urutannya terbagi atas :

1. Staf

2. Kepala Sub Unit

3. Kepala Unit

4. Manajer

Manajemen sistem karir di KPDK adalah tidak melihat dari kemampuan

seseorang saja, tapi juga di lihat dari tanggung jawabnya. Apabila dari segi

kemampuan, tanggung jawab dan kinerja baik, maka pengurus atau karyawan bisa

saja naik tingkat ke level yang lebih tinggi. Pengembangan SDM (Sumber Daya

Manusia) bagi pengurusnya pun hanya di fokuskan jika ada pelatihan-pelatihan

yang berkaitan dengan kebutuhan KPDK seperti pelatihan perpajakan, bisnis dan

usaha simpan pinjam saja.

Rotasi pekerjaan di KPDK biasanya dilakukan dalam 1 sampai 2 tahun,

atau kapanpun di perlukan agar karyawan atau pengurus tidak mengalami

Page 72: Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah ... · Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah dan Koperasi Konvensional. Skripsi. Departemen Agribisnis,

59

kejenuhan dalam melakukan pekerjaan. Sehingga terdapat penyegaran dalam

melaksanakan pekerjaan dan memberikan semangat terhadap lingkungan koperasi

itu sendiri. Sebagaimana dijelaskan sebelumnya mengenai sistem penggajian

KPDK layaknya swasta, maka sistem karir di KPDK tidak terdapat

penggogolongan. Jabatan-jabatan yang telah disebutkan diatas dengan gaji pokok

yang berbeda sesuai dengan perhitungan masa kerjanya.

6.1.4 Efisiensi Usaha

KPDK dan KJKS BMT BUS belum memiliki alat analisis yang mampu

melihat apakah usaha yang dilakukan telah efisien atau tidak. KJKS BMT BUS

menetapkan produk-produk yang ditawarkan berdasarkan kebutuhan anggotanya.

Hal ini diungkapkan oleh Lili selaku manajer regional dan kepala cabang.

”Untuk penentuan produk kita selalu mengacu kepada keinginan

dan kebutuhan anggota. Salah satu contoh produk adalah

SiSidik (Simpanan Siswa Pendidikan). Produk ini dibutuhkan

karena sebagian besar masyarakat kita memiliki sifat konsumtif.

Setiap penghasilan yang didapatkan, selalu dibelanjakan untuk

kepentingan konsumsi. Sehingga tidak ada simpanan untuk

pendidikan anak. Oleh karena itu dengan adanya produk ini bisa

membantu para orang tua untuk mempersiapkan biaya untuk

pendidikan anaknya di masa yang akan datang.”

Berdasarkan pernyataan diatas dapat dilihat bahwa tujuan, visi, misi dan

realisasi produk yang ditawarkan oleh KJKS BMT BUS ini berjalan selaras dan

konsisten. Hal ini dikarenakan produk-produk yang ditawarkan telah

mengakomodasi kebutuhan-kebutuhan yang dimiliki oleh para anggotanya.

Produk-produk yang ditawarkan antara lain:

1. Simpanan Sukarela Lancar (Si Rela)

2. Simpanan Sukarela Berjangka (Si Suka)

3. Simpanan Siswa Pendidikan (Si Sidik)

4. Simpanan Haji (Si Haji)

5. Simpanan Ta’awun Sejahtera (Si Tara)

Simpanan Sukarela Lancar (Si Rela) yakni simpanan dengan sistem

penyetoran dan pengambilannya dapat dilakukan setiap saat, Simpanan Sukarela

berjangka (Si Suka) yakni simpanan berjangka dengan sistem setoran dapat

dilakukan setiap saat dan pengambilannya disesuaikan dengan tanggal valuta bisa

Page 73: Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah ... · Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah dan Koperasi Konvensional. Skripsi. Departemen Agribisnis,

60

dalam 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan dan 1 tahun, Simpanan Siswa Pendidikan (Si

Sidik) yakni simpanan yang dipersiapkan sebagai penunjang khusus untuk biaya

pendidikan dengan cara penyetorannya setiap bulan dan pengambilannya pada

saat siswa akan masuk Perguruan Tinggi, Simpanan Haji (SI HAJI) yakni

simpanan anggota yang berencana menunaikan ibadah haji yang dikelola dengan

menggunakan prinsip wadhiah yadh dhamanah dimana atas ijin penitip dana,

BMT dapat memanfaatkan dana tersebut sebelum dipergunakan oleh penitip serta

yang terakhir adalah Simpanan Ta’awun Sejahtera (Si TARA) yakni simpanan

dengan akad Mudhorobah anggota sebagai shohibul maal (pemilik dana)

sedangkan BMT sebagai mudhorib (pelaksana/pengelola usaha), atas kerjasama

ini berlaku sistem bagi hasil dengan nisbah yang telah disepakati di muka.

Efisiensi KJKS BMT BUS juga dapat dilihat dari perkembangan jumlah

anggota, asset, pembiayaan dan simpanan para anggotanya.

Tabel 6. Perkembangan Jumlah Angggota KJKS BMT BUS

Uraian Jumlah Anggota

Jumlah Laki-laki Perempuan

Desember 2009 11.166 17.028 28.194

Anggota Masuk 2.101 2.466 4.567

Anggota Keluar 526 384 910

Desember 2010 12.741 19.110 31.851

Tabel 7. Perkembangan Asset

Tahun Asset (Rp) Pembiayaan (Rp) Simpanan Anggota (Rp)

1996 8.148.200 6.448.600 6.800.000

1997 88.601.400 80.976.625 71.172.685

1998 139.544.450 114.058.550 94.055.244

1999 437.721.000 379.450.900 305.862.749

2000 1.127.733.900 853.827.100 922.237.283

2001 2.924.254.180 2.199.362.605 2.219.443.932

2002 7.571.615.023 5.790.150.326 5.306.871.265

2003 15.908.524.179 13.282.794.000 11.882.662.084

2004 24.400.017.886 21.450.796.829 17.099.230.425

2005 30.200.148.163 24.346.497.817 21.795.904.495

2006 40.505.413.328 32.760.396.965 32.246.021.361

2007 65.107.519.265 52.407.044.202 44.251.630.549

2008 97.865.643.097 77.760.846.035 66.915.001.957

2009 118.183.881.438 97.517.059.326 76.189.458.435

2010 157.157.387.796 128.537.491.141 102.707.728.952

Page 74: Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah ... · Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah dan Koperasi Konvensional. Skripsi. Departemen Agribisnis,

61

Sedangkan prosentase pemenuhan pembiayaan sektor-sektor usaha

didominasi oleh sektor perdagangan yang memiliki prosentase yang paling tinggi.

Tabel 8. Prosentase per Sektor

No Sektor Prosentase

1 Perdagangan 42 %

2 Pertanian 25 %

3 Industri 12 %

4 Nelayan 13 %

5 PNS/Jasa/Investasi 8 %

Berdasarkan data diatas dapat dilihat perkembangan jumlah anggota yang

berimplikasi positif dengan bertambahnya jumlah asset dan pembiayaan yang ada

di KJKS BMT BUS ini. Bertambahnya jumlah anggota disebabkan oleh kepuasan

anggota-anggota terhadap pelayanan dan produk yang ditawarkan. Sehingga

mereka mempromosikan produk-produk KJKS BMT BUS ini kepada kerabat dan

masyarakat sekitar yang sama-sama membutuhkan produk yang disediakan oleh

koperasi ini.

Dengan meningkatnya volume pembiayaan yang dilakukan oleh KJKS

BMT BUS ini, maka semakin banyak masyarakat yang diberdayakan potensi dan

usahanya oleh pembiayaan ini. Secara tidak langsung hal ini dapat membantu

program pemerintah yang ingin meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang

sebagian besar didominasi oleh kalangan menengah ke bawah yang merupakan

sasaran dari program yang dijalankan KJKS BMT BUS ini.

Sektor usaha yang paling besar dibiayai oleh KJKS BMT BUS ini adalah

sektor perdagangan. Hal ini dikarenakan sebagian besar masyarakat yang perlu

diberdayakan potensi dan usahanya adalah sektor perdagangan, tanpa

mengesampingkan sektor-sektor lain seperti pertanian, industri dan lain-lain.

Dengan demikian tujuan-tujuan dari KJKS BMT BUS ini telah tercapai.

Koperasi Pegawai Departemen Koperasi (KPDK) memiliki unit usaha

simpan pinjam dan sektor riil. Unit pinjaman tersebut terdiri dari unit kredit

motor, elektronik, pinjaman usaha dan jasa perumahan. Sedangkan sektor riil

terdiri dari toko SMEsCO Mart KPDK, kantin KPDK lantai 2, tiketing umrah dan

haji plus, ATK, perumahan, fotocopy, sewa tempat dan lain-lain. Menurut

pengamatan yang dilakukan oleh peneliti, produk-produk tersebut banyak yang

Page 75: Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah ... · Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah dan Koperasi Konvensional. Skripsi. Departemen Agribisnis,

62

tidak tepat sasaran. Banyak konsumen di luar anggota KPDK yang memanfaatkan

produk-produk tersebut. Contoh yang terlihat adalah banyak karyawan di luar

anggota KPDK yang berbelanja d toko SMEsCO dan makan di kantin KPDK.

Selain itu produk rental kendaraan pun banyak digunakan oleh konsumen di luar

anggota KPDK. Sedangkan anggota KPDK jarang memanfaatkan produk yang

ditawarkan oleh KPDK sendiri. Produk yang sering dimanfaatkan oleh anggota

KPDK itu sendiri hanya produk unit pinjaman. Hal ini merupakan salah satu

indikasi adanya penyimpangan dari tujuan utama dari KPDK tersebut yang ingin

mensejahterakan anggotanya.

Dari jumlah anggota yang terdata di KPDK sendiri mengalami penurunan

dari tahun 2009-2010.

Tabel 9. Perkembangan Jumlah Anggota KPDK

Tahun Jumlah Anggota

2004 1.409 orang

2005 1.396 orang

2006 1.366 orang

2007 1.349 orang

2008 1.334 orang

2009 1.442 orang

2010 1.383 orang

Dari data tersebut terlihat adanya penurunan jumlah anggota dari Tahun

2004-2008 dan Tahun 2009-2010. Menurut peneliti hal ini diindikasikan karena

tujuan dari KPDK tersebut kurang tepat sasaran, sehingga banyak anggota yang

merasa kebutuhannya kurang bahkan tidak terpenuhi. Selain itu,jumlah Sisa Hasil

Usaha (SHU) tahun berjalan yang didapatkan oleh KPDK pada tahun 2010

mengalami menurunan sebesar Rp. 79.538.067,52. (contoh penjelasan Neraca dan

SHU terlampir)

Masalah efisiensi koperasi di negara-negara berkembang (termasuk di

Indonesia) telah menjadi bahan diskusi panjang terhadap penyebab kegagalan

koperasi. Hanel (1985) mengkritisi kegagalan koperasi di negara-negara

berkembang disebabkan oleh25

25 Burhanuddin “Tinjauan Prospek Koperasi Indonesia dari Perspektif Disiplin Ilmu Manajemen

Biasnis, h.19-20

Page 76: Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah ... · Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah dan Koperasi Konvensional. Skripsi. Departemen Agribisnis,

63

1. Dampak koperasi terhadap pembangunan yang kurang atau sangat kurang

dari organisasi koperasi, khususnya karena koperasi tidak banyak

memberikan sumbangan dalam mengatasi kemiskinan dan dalam mengubah

struktur kekuasaan sosial politik setempat bagi kepentingan golongan

masyarakat yang miskin.

2. Jasa-jasa pelayanan yang diberikan oleh organisasi koperasi seringkali

dinilai tidak efisien dan tidak mengarah kepada kebutuhan anggotanya.

3. Tingkat efisiensi perusahaan-perusahaan koperasi rendah (manajemen tidak

mampu, terjadi penyelewengan, korupsi, nepotisme, dll).

4. Tingkat ofisialisasi yang yang sering kali terlampau tinggi pada koperasi

(khususnya koperasi pertanian), ditandai dengan dukungan/bantuan dan

pengawasan yang terlalu besar, struktur komunikasi dan pengambilan

keputusan memperlihatkan sama seperti pada lembaga-lembaga birokrasi

pemerintah, ketimbang sebagai suatu organisasi swadaya yang otonom,

partisipatif dan berorientasi pada anggota.

Untuk mengatasi masalah tersebut, Hanel merumuskan beberapa

rekomendasi tentang upaya meningkatkan efektivitas dan efisiensi perusahaan

koperasi sebagai berikut:

1. Organisasi koperasi harus berusaha secara efisien dan produktif, artinya

koperasi harus memberikan manfaat dan menghasilkan potensi peningkatan

pelayanan yang cukup bagi anggotanya.

2. Organisasi koperasi harus efisien dan efektif bagi anggotanya, artinya setiap

anggota akan menilai manfaat partisipasi dalam usaha bersama lebih efektif

untuk mencapai kepentingan dan tujuannya dibandingkan dengan pihak lain.

3. Koperasi harus mampu menghindari terjadinya situasi dimana kemanfaatan

yang dihasilkan oleh usaha bersama/koperasi menjadi milik umum. Artinya

koperasi harus mampu mencegah timbulnya dampak dari penumpang gelap

(free riders) yang terjadi karena usaha koperasi mengarah kepada usaha

bukan untuk anggota.

Page 77: Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah ... · Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah dan Koperasi Konvensional. Skripsi. Departemen Agribisnis,

64

Yuyun Wirasasmita (1991) berpendapat bahwa kondisi koperasi setelah

era 80-an dan 90-an, masih belum banyak mengalami perubahan karena masih

dalam kondisi26

:

1. Fungsi dan tujuan koperasi belum sesuai keinginan anggotanya.

2. Karyawan koperasi dan para manajer dalam menjalankan organisasi sangat

tanggap terhadap arahan pengurus atau pemerintah tetapi tidak tanggap

terhadap arahan anggota.

3. Fasilitas koperasi terbuka juga bagi non anggota sehingga tidak ada

perbedaan manfaat yang diperoleh anggota dan non anggota.

6.1.5 Kinerja Keuangan

Dalam mengukur efisiensi modal kerja suatu koperasi dapat diukur dengan

menggunakan beberapa rasio diantaranya rasio likuiditas, aktivitas, solvabilitas

dan profitabilitas. Hasil dari perhitungan rasio tersebut dapat memberikan

gambaran tentang efisien dan tidak efisien keadaan suatu koperasi apabila

dibandingkan dengan angka rasio standar.

Rasio keuangan dapat dibagi kedalam tiga bentuk umum yang sering

dipergunakan yaitu : Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas ( Leverage ), dan Rasio

Rentabilitas.

1. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio).

a. Current Ratio ( Rasio Lancar).

Merupakan Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan

perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya dengan

menggunakan aktiva lancar yang dimiliki.

Current Ratio dapat dihitung dengan rumus :

Current Ratio = Aktiva Lancar

Hutang Lancar

KPDK 2010

Current Ratio = Aktiva Lancar

Hutang Lancar

26 ibid

Page 78: Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah ... · Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah dan Koperasi Konvensional. Skripsi. Departemen Agribisnis,

65

= Rp 18.846.374.822,89

Rp 1.670.107.640,73

= 11,28

KJKS BMT BUS 2010

Current Ratio = Aktiva Lancar

Hutang Lancar

= Rp 112.870.607.349,86

Rp 76.193.037.437,08

= 1,48

Artinya, kemampuan untuk membayar hutang yang segera harus dipenuhi

dengan aktiva lancar bagi KPDK di tahun 2010 adalah setiap Rp 1 hutang

lancar di jamin oleh aktiva lancar Rp 11,28. Sedangkan untuk KJKS BMT

BUS adalah setiap hutang lancar Rp 1 dijamin oleh Rp 1,48.

b. Quick Ratio ( Rasio Cepat )

Merupakan rasio yang digunaka untuk mengukur kemampuan perusahaan

dalam membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva

yang lebih likuid . Quick Ratio dapat dihitung dengan rumus yaitu :

Quick Ratio = (Aktiva Lancar – Persediaan)

Hutang Lancar

KPDK 2010

Quick Ratio = Aktiva Lancar – Persediaan

Hutang Lancar

= Rp 18.846.374.822,89 – Rp 7.288.045.915,33

Rp 1.670.107.640,73

= 6,92

KJKS BMT BUS 2010

Quick Ratio = Aktiva Lancar – Persediaan

Hutang Lancar

= Rp.112.870.607.349,86 – Rp.4.625.171.676,00

Rp. 76.193.037.437,08

= 1,42

Page 79: Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah ... · Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah dan Koperasi Konvensional. Skripsi. Departemen Agribisnis,

66

2. Rasio Solvabilitas

a. Total Debt to Equity Ratio (Rasio Hutang terhadap Ekuitas).

Merupakan Perbandingan antara hutang–hutang dan ekuitas dalam

pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiri,

perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibanya .

Rasio ini dapat dihitung denga rumus yaitu :

Total Debt to equity Ratio = Total Hutang

Ekuitas Pemegang Saham

KPDK 2010

Total Debt to equity Ratio = Total Hutang

Ekuitas Pemegang Saham

= (Rp 1.670.107.640,37+Rp 11.053.011.506,89)

Rp 28.572.900.626,98

= 0,445

KJKS BMT BUS 2010

Total Debt to equity Ratio = Total Hutang

Ekuitas Pemegang Saham

= (Rp 76.193.037.437,08 + Rp 29.985.934.567)

Rp 12.017.694548,77

= 8, 835

b. Total Debt to Total Asset Ratio ( Rasio Hutang terhadap Total Aktiva)

Rasio ini merupakan perbandingan antara hutang lancar dan hutang jangka

panjang dan jumlah seluruh aktiva diketahui. Rasio ini menunjukkan berapa

bagian dari keseluruhan aktiva yang dibelanjai oleh hutang. Rasio ini dapat

dihitung dengan rumus yaitu :

Total Debt to Total Asset Ratio = Total Hutang

Total Aktiva

KPDK 2010

Total Debt to Total Asset Ratio = Total Hutang

Total Aktiva

= (Rp 1.670.107.640 + Rp 11.053.011.506)

Rp 41.296.019.774

= 0, 308

Page 80: Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah ... · Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah dan Koperasi Konvensional. Skripsi. Departemen Agribisnis,

67

KJKS BMT BUS 2010

Total Debt to Total Asset Ratio = Total Hutang

Total Aktiva

= (Rp.76.193.037.437,08+Rp.29.985.934.567)

Rp.118.183.884.438,86

= 0,898

3. Rasio Rentabilitas

a. Gross Profit Margin ( Margin Laba Kotor)

Merupakan perandingan antar penjualan bersih dikurangi dengan Harga Pokok

penjualan dengan tingkat penjualan, rasio ini menggambarkan laba kotor yang

dapat dicapai dari jumlah penjualan. Rasio ini dapat dihitung dengan rumus

yaitu :

Gross Profit Margin = Laba kotor : Penjualan Bersih

b. Net Profit Margin (Margin Laba Bersih)

Merupakan rasio yang digunaka nuntuk mengukur laba bersih sesudah pajak

lalu dibandingkan dengan volume penjualan. Rasio ini dapat dihitung dengan

Rumus yaitu :

Net Profit Margin = Laba Setelah Pajak : Penjualan Bersih

c. Earning Power of Total investment

Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan dari modal

yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan

keuntungan netto. Rasio ini dapat dihitung dengan rumus yaitu :

Earning Power of Total investment = Laba Sebelum Pajak : Total aktiva

d. Return on Equity (Pengembalian atas Ekuitas)

Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan dari modal

sendiri untuk menghasilkan keuntungan bagi seluruh pemegang saham, baik

saham biasa maupun saham preferen. Rasio ini dapat dihitung dengan rumus

yaitu :

Return on Equity = Laba Setelah Pajak : Ekuitas Pemegang Saham

Page 81: Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah ... · Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah dan Koperasi Konvensional. Skripsi. Departemen Agribisnis,

68

KPDK Tahun 2010

1. Rasio Laba Besih Sebelum Pajak dengan Total Aktiva

Laba Usaha Sebelum Pajak x 100% = Rp 92.033.354,68 x 100%

Total Aktiva Rp 41.296.019.774,60

= 0,22 %

2. Profitabilitas Modal Sendiri

Laba bersih (sesudah pajak) x 100% = Rp 92.033.354,68 x 100%

Total Modal Sendiri Rp 28.572.900.626

= 0,322%

KJKS BMT BUS Tahun 2010

1. Rasio Laba Besih Sebelum Pajak dengan Total Aktiva

Laba Usaha Sebelum Pajak x 100% = Rp 765.529.471 x 100%

Total Aktiva Rp 118.183.884.438,86

= 0,647%

2. Profitabilitas Modal Sendiri

Laba bersih (sesudah pajak) x 100% = Rp 574.147.103.25 x 100%

Total Modal Sendiri Rp 12.017.694.584,77

= 4,77%

Berdasarkan perhitungan analisis rasio keuangan KPDK dan KJKS BMT

BUS diatas, hasil tersebut dapat disajikan dalam bentuk gambar RADAR

6 1

5 2

4 3

Sumber: diolah

Keterangan:

1. Current Ratio = KPDK 2. Quick Ratio = KJKS BMT BUS 3. Total Debt to Equity Ratio 4. Total Debt to Total Asset Ratio 5. Rasio Laba Besih Sebelum Pajak dengan Total Aktiva

6. Profitabilitas Modal Sendiri Gambar 2. Analisis RADAR

Page 82: Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah ... · Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah dan Koperasi Konvensional. Skripsi. Departemen Agribisnis,

69

Dengan menggunakan gambar RADAR, dapat terlihat kinerja keuangan

masing-masing koperasi. Bentuk jaring laba-laba yang lebih besar, menunjukkan

kinerja keuangan yang lebih baik dibandingkan dengan bentuk jaring laba-laba

yang lebih kecil.

6.2. Potensi Perkembangan KJKS BMT BUS

6.2.1. Kinerja Keuangan

Kinerja dan prestasi manajemen dapat diukur dengan perhitungan analisa

rasio rasio keuangan yang dapat dihitung dari laporan keuangan perusahaan yaitu

neraca (balance sheet) dan laporan laba rugi (income statement). Pada Laporan

Keuangan yang ditampilkan oleh Koperasi Pegawai Departemen Koperasi

(KPDK) dan KJKS BMT Bina Ummah Sejahtera kita dapat melihat kinerja kedua

koperasi tersebut. Laporan keuangan kedua koperasi tersebut meliputi tahun buku

2009 dan 2010 serta dapat memperlihatkan keadaan keuangan mereka pada 2

tahun ke belakang.

KPDK menampilkan laporan keuangan yang terdiri dari Neraca

Konsolidasi, Laporan Sisa Hasil Usaha yang dapat disamakan dengan laporan laba

rugi perusahaan dan laporan arus kas koperasi. Sedangkan KJKS BMT Bina

Ummat Sejahtera menampilkan Laporan Keuangan yang telah di audit oleh

lembaga audit independent dan terdiri atas Neraca, Laporan Perubahan Ekuitas,

Laporan Pembagian Hasil Usaha serta Laporan Arus Kas.

Laporan Laba Rugi (Perhitungan SHU) harus memberikan gambaran

mengenai pendapatan yang diperoleh serta beban yang dikeluarkan selama

periode akuntansi tertentu. Dalam perhitungan SHU KJKS BMT harus dipisahkan

antara pendapatan dan beban sesuai dengan standar akuntansi keuangan pada

umumnya.

Laporan Sisa Hasil Usaha Koperasi Pegawai Departemen Koperasi

(KPDK) terbagi atas 2 unit yakni, unit Operasional dan USP. Namun pada unit

operasional, KPDK mengalami kerugian atau defisit sebesar Rp.1.876.954.130,26

sedangkan pada unit USP mengalami laba senilai Rp.1.968.987.484,34 sehingga

pada tahun 2011 Sisa Hasil Usaha pada tahun berjalan secara keseluruhan adalah

senilai Rp.92.033.354,08 dan jumlah itu mengalami penurunan dibandingkan

tahun sebelumnya yakni Rp.171.571.421,65.

Page 83: Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah ... · Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah dan Koperasi Konvensional. Skripsi. Departemen Agribisnis,

70

Laporan Pembagian Hasil Usaha KJKS BMT Bina Ummat Sejahtera

menunjukan kenaikan sisa hasil usaha, dari tahun 2009 ke tahun 2010. Bagi hasil

yang diperoleh di tahun 2009 oleh KJKS BMT BUS adalah Rp.278.944.508,16

dan mengalami peningkatan sebesar 48,58% di tahun 2010 menjadi

Rp.564.147.103,25.

Neraca adalah suatu laporan keuangan yang menggambarkan posisi

keuangan atau kekayaan suatu perusahaan atau organisasi pada saat tertentu.

Tujuan dari neraca ini adalah untuk menyediakan informasi mengenai harta,

kewajiban dan saldo dana serta informasi mengenai hubungan diantara unsur-

unsur tersebut pada waktu tertentu.

Berdasarkan Neraca konsolidasi pada KPDK terlihat bahwa anggota pada

KPDK itu sendiri telah mengalami peningkatan, hal tersebut terlihat dari kenaikan

nilai kekayaan bersih yang terdiri dari simpanan anggota-anggotanya. Namun

demikian, jumlah harta (aktiva) dari KPDK itu sendiri mengalami peningkatan

dengan pembelian dari sisi tanah, bangunan, inventaris dan perlengkapan selama

Tahun 2010

Tabel 10. Kas dan Hutang Lancar

KPDK KJKS BMT BUS

Kas 352.263.185.93 15.482.888.337.0

Hutang Lancar 317.708.980.31 445.412.806.9

Sumber: Diolah dari RAT KPDK dan KJKS BMT BUS

Dari data tersebut, secara sekilas tampak bahwa KJKS BMT Bina Ummat

Sejahtera lebih likuid karena memiliki kas yang lebih besar dan menanggung

hutang lancar lebih sedikit. Sedangkan KPDK memiliki kas yang cukup besar

namun memiliki hutang lancar yang hampir sama dengan kas.

6.2.2. Kinerja Manajemen

Sebagaimana dijelaskan sebelumnya tujuan dari KJKS BMT BUS adalah

proaktif dalam berbagai program pengembangan sarana sosial kemasyarakatan.

Hal ini menunjukan bahwa selain untuk pengembangan internal, KJKS BMT BUS

ini berkomitmen untuk melakukan pengembangan eksternal. Kinerja manajemen

pada KJKS BMT BUS dinilai sudah baik, karena selain dikembangkan secara

internal tapi juga eksternal. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh

Page 84: Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah ... · Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah dan Koperasi Konvensional. Skripsi. Departemen Agribisnis,

71

peneliti, fungsi manajemen dari mulai perencanaan, pengorganisasian,

kepemimpinan dan pengendalian pada KJKS BMT BUS telah mampu

mengendalikan koperasi dengan prinsip syariah

Manajemen KJKS BMT BUS itu sendiri lebih mengutamakan prinsip

syariah untuk kesejahteraan bagi anggota koperasi, akan tetapi tidak hanya kepada

anggota koperasi saja KJKS BMT BUS ingin juga mewujudkan kehidupan yang

seimbang dalam keselamatan, kedamaian, kesejahteraan dan pemerataan keadilan

ekonomi antara kaum fakir miskin dengan aghniya (kaum berpunya).

Menurut Kepala Cabang Region Jakarta KJKS BMT BUS, untuk saat ini

KJKS BMT BUS belum memiliki parameter untuk menilai apakah manajemen

yang selama ini sudah berjalan efektif dan efisien. Namun dengan manajemen

yang sekarang berjalan KJKS sudah mampu memberikan kontribusi yang baik

bagi anggota koperasi maupun masyarakat. Terbukti dari pendapatan yang

diterima oleh KJKS BMT BUS dan terutama bagi hasilnya bagi anggota selalu

meningkat setiap tahunnya.

Tahun 2009 iklim usaha perkoperasian khususnya yang menggunakan

prinsip syariah memasuki masa kondusif, dimana sudah banyak Bank, Lembaga

Keuangan Non Bank maupun lembaga keuangan atau lembaga donor lainnya

sangat tertarik dengan industri BMT, yang notabene mampu menjadi agen

pembangunan di beberapa pelosok daerah. Menurut data yang didapat dari

INKOPSYAH, jumlah koperasi syariah mengalami peningkatan setiap tahunnya.

142 147170 175

225

0

50

100

150

200

250

2005 2006 2007 2008 2009

Sumber : Induk Koperasi Syariah diolah Gambar 3. Jumlah Anggota INKOPSYAH

Page 85: Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah ... · Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah dan Koperasi Konvensional. Skripsi. Departemen Agribisnis,

72

Ditengah perkembangan masyarakat muslim yang mulai sadar dan

membutuhkan pengelolaan syariah, nampaknya menjadi lahan subur bagi koperasi

syariah untuk tumbuh dan berkembang. Sehingga manfaat berganda dari

pengelolaan koperasi syariah adalah bagi para anggota, pengurus dan pengelola

koperasi syariah. Kopersi syariah dinilai mampu terus berkembang dan tumbuh di

tengah masyarakat Indonesia.

Sebagai koperasi yang berprinsip syariah, KJKS BMT Bina Ummat

Sejahtera sudah mampu menunjukan eksistensinya di dunia perkoperasian.

Kekuatan yang dimiliki oleh KJKS BMT BUS adalah kemauan dan kemampuan

untuk maju dan berkembang serta mampu menarik kalangan kecil menengah

untuk ikut bergabung.

“Sisi kekuatan pertama dari KJKS ini adalah sisi heroik nya.

Maksudnya adalah kemauan, daya juang untuk maju dan

berkembang. Dengan semangat, apapun bisa dikerjakan.

Berbeda dengan orang yang memiliki knowledge baik, tetapi

tidak punya semangat. Maka ilmu yang mereka miliki tidak akan

ada manfaatnya. Kedua adalah KJKS ini bergerak di arus

bawah. Maksudnya kami lebih luwes dalam melayani mereka

yang memiliki penghasilan rendah. Dengan yang kecil-kecil

seperti ini, tidak terasa akan menghantarkan kita menjadi besar.

Selain itu kemungkinan kerugian yang diakibatkan dari kredit

macet anggota akan kecil. Berbeda dengan lembaga keuangan

lain yang menangani anggota middle up. Kerugian mereka akan

lebih besar apabila terjadi kredit macet.”

Hal lain yang juga mendukung koperasi syariah untuk terus tumbuh dan

berkembang di masyarakat adalah dukungan yang kuat dari pemerintah.

Pemerintah sangat mendukung adanya koperasi syariah di Indonesia. Karena

tujuan utama dari koperasi syariah ini adalah memberdayakan masyarakat kecil,

para pedagang, petani, dll. Dengan memberdayakan masyarakat kecil secara tidak

langsung juga membantu program pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan

masyarakat. Walau bagaimanapun sebagian besar masyarakat Indonesia adalah

kalangan menengah ke bawah.

KJKS BMT BUS dengan kinerja keuangan yang semakin tahun semakin

membaik serta perkembangan usaha yang semakin meningkat. Kinerja

manajemen yang juga mampu terus melakukan perbaikan, pengembangan dan

upgrade pada SDM yang ada di dalam KJKS BMT BUS. Oleh karena itu bukan

Page 86: Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah ... · Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah dan Koperasi Konvensional. Skripsi. Departemen Agribisnis,

73

tidak mungkin KJKS BMT BUS yang juga sudah memiliki banyak cabang di

seluruh Indonesia untuk terus berkembang dan memperluas wilayah usahanya.

Page 87: Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah ... · Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah dan Koperasi Konvensional. Skripsi. Departemen Agribisnis,

74

VII KESIMPULAN dan SARAN

7.1. Kesimpulan

Berdasarkan Pembahasan yang dilakukan oleh peneliti pada bab-bab

sebelumnya mengenai “Analisis Perbandingan Manajemen Perusahaan Koperasi

Syariah dan Koperasi Konvensional (Non Syariah) studi kasus KJKS BMT Bina

Ummah Sejahtera dan Koperasi Pegawai Departemen Koperasi” maka dapat

diambil kesimpulan bahwa terdapat beberapa perbedaan manajemen yang

dijalankan oleh kedua koperasi tersebut. Koperasi Pegawai Departemen Koperasi

(KPDK) dan KJKS BMT Bina Ummat Sejahtera telah melakukan kinerja

manajemen organisasi dengan baik. Penulis menjabarkan perbedaan KPDK dan

KJKS BMT BUS dilihat dari sisi fungsi dan proses manajemennya.

1. Perbedaan KPDK dan KJKS BMT BUS pada penelitian ini di bahas melalui

fungsi manajemen yang terdiri atas Planning, Organizing, Directing dan

Controling, kemudian dilihat dari sistem penggajian, sistem karir serta

efisiensi usaha di kedua koperasi tersebut. Fungsi Manajemen di KJKS BMT

BUS lebih memperlihatkan ketegasannya dalam menerapkan konsep-konsep

syariah dalam setiap kegiatan maupun program yang dijalankannya.

Sedangkan KPDK lebih mengutamakan perbaikan internal dan eksternal

koperasi.

a. Fungsi manajemen koperasi menunjukan bahwa KJKS BMT BUS lebih

baik daripada KPDK. Hal tersebut terlihat dari awal mulai perencanaan,

pelaksanaan sampai pengendalian yang memegang teguh prinsip-prinsip

islam. Serta terdapat faktor-faktor yang lebih unggul daripada koperasi

konvensional pada umumnnya. Salah satunya KJKS BMT BUS tidak

hanya mengawasi dari segi kinerja manajemen tapi juga pengawasan

syariah.

b. Sistem penggajian KPDK dan KJKS BMT BUS tidak berbeda jauh.

Keduanya sama-sama berupaya untuk memberikan timbal balik atas usaha

dan tenaga yang dicurahkan untuk kegiatan koperasi. Mungkin yang

membedakan besaran tunjangan yang diterima dari kedua koperasi

tersebut.

Page 88: Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah ... · Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah dan Koperasi Konvensional. Skripsi. Departemen Agribisnis,

75

c. Sistem Karir di KPDK dan KJKS BMT BUS pun terdapat perbedaan,

jika di KPDK pelatihan dan seminar-seminar untuk peningkatan kualitas

SDM-nya hanya apabila ada program dari pihak luar dan pemerintah.

Sedangkan KJKS BMT BUS berusaha untuk terus meningkatkan

kualitas SDM agar menjadi professional dengan menyelenggarakan

sendiri seminar dan pelatihan.

d. Efisiensi Usaha lebih terlihat pada KJKS BMT BUS. Hal ini

dikarenakan adanya konsistensi dari tujuan dan produk yang dikeluarkan

oleh koperasi. Produk dari KJKS BMT BUS lebih memenuhi apa yang

diperlukan para anggota. Sedangkan pada KPDK, produk yang

dikeluarkan lebih cenderung dimanfaatkan oleh orang diluar anggota.

2. Pemerintah sangat mendukung adanya koperasi syariah di Indonesia. Karena

tujuan utama dari koperasi syariah ini adalah memberdayakan masyarakat

kecil, para pedagang, petani, dll. Dengan memberdayakan masyarakat kecil

secara tidak langsung juga membantu program pemerintah dalam

meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Walau bagaimanapun sebagian besar

masyarakat Indonesia adalah kalangan menengah ke bawah. KJKS BMT BUS

dengan kinerja keuangan yang semakin tahun semakin membaik serta

perkembangan usaha yang semakin meningkat. Kinerja manajemen yang juga

mampu terus melakukan perbaikan, pengembangan dan upgrade pada SDM

yang ada di dalam KJKS BMT BUS. Oleh karena itu bukan tidak mungkin

KJKS BMT BUS yang juga sudah memiliki banyak cabang di seluruh

Indonesia untuk terus berkembang dan memperluas wilayah usahanya.

7.2. Saran

Melihat kesimpulan yang telah didapatkan, diharapkan pada penelitian

selanjutnya dapat menelaah efektivitas organisasi antara 2 jenis koperasi dengan

metodologi yang lebih tajam.

Page 89: Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah ... · Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah dan Koperasi Konvensional. Skripsi. Departemen Agribisnis,

76

DAFTAR PUSTAKA

Baga, Lukman M et al. 2009. Koperasi dan Kelembagaan Agribisnis.

Buchori, Nur S. 2009. Koperasi Syariah. Sidoarjo: Mashun.

Burhanuddin. 2008. Tinjauan Prospek Koperasi Indonesia dari Perspektif Disiplin

Ilmu Manajemen Bisnis.

http://www.smecda.com/kajian/files/Jurnal_3_2008/06_Burhanuddin.pdf

Gaol, Jimmy L. 2008. Sistem Informasi Manajemen: Pemahaman dan Aplikasi.

Jakarta: PT. Grasindo.

Hadhikusuma, R.T. Sutantya Rhardja. 2005. Hukum Koperasi Indonesia. Jakarta: PT.

Raja Grafindo Persada.

Moleong, Lexy J. 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung:

ROSDA.

Munawir, S. 2002. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty Yogyakarta.

Puspitawati, Lilis. 2011. Economic Value Added (EVA) : Konsep Baru Untuk

Mengukur Laba Ekonomi Suatu

Perusahaan.http://jurnal.unikom.ac.id/jurnal/economic-value-added-eva.17

Rasmussen, EA. 1975. Finansial Management in Co-operative Enterprises.

Saskatchewan: Co-operative College of Canada.

Sijabat, Saudin. 2008. Kajian Pengendalian Anggota Pada Koperasi Dalam Rangka

Peningkatan Kinerja Koperasi. Jurnal Koperasi 3: 90-113.

Sudarsono dan Edilius. 2010. Koperasi Dalam Teori dan Praktek. Jakarta: PT.

Rineka Cipta.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: CV.

Alfabeta.

Sumiyanto, Ahmad. 2008. BMT Menuju Koperasi Modern. Yogyakarta: ISES

Publishing.

Widiyanti, Ninik. 2010. Manajemen Koperasi. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Page 90: Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah ... · Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah dan Koperasi Konvensional. Skripsi. Departemen Agribisnis,

77

LAMPIRAN

Page 91: Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah ... · Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah dan Koperasi Konvensional. Skripsi. Departemen Agribisnis,

78

Lampiran 1. Perkembangan Usaha Koperasi

periode Jumlah

Unit

Jumlah

Anggota(juta

orang)

Koperasi Aktif RAT (% dari

koperasi

aktif) Jumlah %

Des 1998 52.000 - - - -

2000 103.077 27,3 - 86,3 40,8

2001 110.766 23,7 96.180 81,0 41,9

2002 117.906 24,0 - 78,9 46,3

2003 123.181 27,3 93.800 76,20 47,6

2004 130.730 27,5 93.402 71,50 49,6

2005 132.965 27,4 94.818 71,0 47,4

2006 141.738 28,1 94.708 70,1 46,7

Mei 2007 138.000 - 96.600 70,00 -

Page 92: Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah ... · Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah dan Koperasi Konvensional. Skripsi. Departemen Agribisnis,

79

LAMPIRAN 2. Hasil Wwancara KPDK

Nama : Boy Indra K, SH

Jabatan : Manager USP

Waktu : Jumat, 10 Juni 2011

Tempat : Koperasi Pegawai Departemen Koperasi (KPDK)

Jln. Rasuna Said Kav.3-5 Kuningan Jakarta

1. Apakah Tujan di bentuknya koperasi konvensional KPDK?

Tujuan dari KPDK itu sendiri dibagi jadi 2, jangka panjang dan jangka

pendek. Kalau jangka panjang misalnya, memberi solusi atas kebutuhan

anggota akan modal usahanya, memberi pelayanan pada anggota yang lebih

baik. Kalau jangka pendek, kita punya tujuan meningkatkan kekuatan untuk

lebih eksis dalam memberikan pelayanan yang lebih baik dan mewujudkan

KPDK suapaya jadi badan usaha yang berdaya saing baik ke anggotanya.

2. Apakah visi misi dari koperasi konvensional KPDK?

Visinya itu adalah KPDK berkembang untuk meningkatkan kesejahteraan

anggotanya. Kalau misinya supaya KPKD jadi koperasi karyawan yang

handal, tangguh dan berdaya saing melalui pengelolaan yang efektif, efisien,

profesional dan mandiri.

3. Apa landasan dalam rencana kegiatan yang akan dilakukan oleh

koperasi konvensional KPDK?

Jadi, kita tuh pengurus KPDK membuat rencana kegiatan organisasi dan

usaha melalui rapat anggota berdasarkan Anggaran dasar dan Anggara

Rumah Tangga KPDK ditambah lagi sama Saran/Usul anggota dalam Rapat

Anggota Tahunan (RAT) tahun sebelumnya, trus lagi dari Rencana Anggaran

Pendapatan dan Belanja KPDK tahun terakhir. Dari situ kita susun rencana-

rencana tahun 2011 yang akan dijalankan apa-apa saja, misalnya untuk

tahun ini kita sedang mempersiapkan unit usaha Riil yaitu perumahan real

estate di kawasan Studio Alam Depok.

Page 93: Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah ... · Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah dan Koperasi Konvensional. Skripsi. Departemen Agribisnis,

80

4. Bagaimanakah kebijakan dan strategi dalam manajemen koperasi

KPDK?

Intinya sih pembenahan koperasi secara internal dan eksternal yah.. baik dari

dalem usaha koperasinya sendiri diperbaiki kualitas SDM KPDKnya, struktur

organisasinya, keuangannya dan lain-lain. Kalau pembenahan keluar seperi

reorientasi usaha serta meningkatkan kerjasama dengan lembaga lain bagi

kepentingan pengembangan KPDK.

5. Bagaimanakah sistem permodalan koperasi KPDK?

Modal KPDK itu terdiri dari Modal Sendiri sama Modal dari Luar, kalau

Modal Sendiri kita dapet dari Simpanan Pokok, Simpanan Wajib, Simpanan

Sukarela, Simpanan Wajib Pinjam dan Simpanan Khusus. Modal dari luar itu

misalnya berasal pari anggota KPDK, pinjaman dari Bank ataupun lembaga

keuangan non Bank atau sumber-sumber lainnya.

6. Syarat seperti apakah untuk menjadi anggota koperasi KPDK?

Sebenarnya ngga ada syarat khusus buat jadi anggota KPDK, tapi memang

anggota koperasi adalah pegawai Kementrian Koperasi dan UKM jumlahnya

sebanyak 1433 anggota sampai akhir 2010 yang lalu.

7. Apakah fungsi dan wewenang dari rapat anggota?

Rapat anggota itu adalah kekuasaan tertinggi yah dalam KPDK, dimana

dikumpulkan suara-suara anggota berkumpul. Diadakannya sih sewaktu di

perlukan aja yah.. yang hadir anggota, pengurus, pengawasnya semua.

Misalnya pemilihan anggota, pengurus atau pengawasnya, trus kalau ada

masalah di koperasi lalu membahas kegiatan usahanya, trus kalau pembagian

SHU juga.

8. Bagaimanakah struktur organisasi koperasi KPDK?

Jumlah karyawan di KPDK sampai 2010 lalu adalah 23 orang ditambah 1

orang EDP dari tenaga luar. Kita terbagi di 3 bagian Bidang administrasi

dan Keuangan, Bidang Usaha Simpan Pinjam dan satu lagi Bidang Usaha

Sektor Riil. Masing-masing ada Managernya, lalu kepala unitnya kemudian

Page 94: Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah ... · Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah dan Koperasi Konvensional. Skripsi. Departemen Agribisnis,

81

kasirnya. Ada juga yang di tempatkan yang di unit usahanya masing-masing,

seperti di Toko SME’sco Mart KPDK di parkiran belakang.

9. Aktivitas koperasi apa saja yang dijalankan koperasi KPDK?

Disini kita banyak yah Unit Usahanya dari simpan pinjam, kemudian dari

Unit Usaha Bidang Sektor Riil mulai dari Penjualan Elektronik, Penjualan

ATK, Jasa Photo Copy, Penjualan motor baru dan second, Jasa Sewa

Counter, Kantin dan Jasa Perumahan, Kerjasama Munatour dan Salon Mobil

juga.

10. Berkaitan dengan sisa hasil usaha (SHU), seperti apakah sistemnya bagi

koperasi KPDK?

(contoh penjelasan Neraca dan SHU 2010 terlampir)

11. Bagaimanakah cara bagian-bagian atau jabatan yang ada untuk

mengarahkan kegiatan agar berjalan sesuai tujuan?

Disini ada bagian pengawasnya, ya tugasnya mengawasi jalannya koperasi

dan operasionalisasinya. Semua unit diawasi dari mulai kinerja, keuangan

sampai ke laporannya setiap periode. Pengurus atau divisi-divisi tertentu

punya tugasnya masing-masing, seperti unit simpan pinjam, unit usaha

bidang riil, dan keuangan. Ada managernya dan dibantu dengan staf-stafnya

agar dapat bekerja sama.

12. Masalah apa yang timbul dalam kegiatan perkoperasian? Bagaimanakah

cara mengatasinya?

Permasalahan dalam simpan pinjam ya klasik lah ya, kurang komitmen dan

disiplin terhadap pembayaran aja. karena bukan hanya pembayaran yang

dilakukan melalui potongan gaji tapi terlebih yang melalui pembayaran

langsung. Ada juga anggota yang mengajukan pinjaman kepada kita melalui

Bank Jabar atau Bank BTN untuk kebutuhan modal usaha, lalu melakukan

pinjaman lagi di USP dengan alasan untuk kebutuhan anak sekolah atau

sehari-hari (kebutuhan jangka pendek), sehingga KPDK terpaksa tidak dapat

memberikan sebesar pengajuannya. Tapi tergantung dari kas KPDK juga dan

kemampuan dari saldo gajinya.

Page 95: Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah ... · Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah dan Koperasi Konvensional. Skripsi. Departemen Agribisnis,

82

13. Apakah dengan sistem pengawasan yang ada selama ini berjalan, mampu

mengatasi masalah masalah yang ada?

Sejauh ini dengan sistem pengawasan yang ada, masih bisa diatasi ya. Secara

tanggungjawab dan etika kerja memang tetap ada kebijakan dan

keputusannya biasanya di tangan pengurus. Biasanya yang jadi faktor

pertimbangan moral dalam pemberian pinjaman. Tapi KPDK berhasil

mendapat kepercayaan dari bank, dimana KPDK sebagai channeling bagi

Kredit Usaha Kecil, keterbatasan modal internal dan kebutuhan anggota itu

masih dapat teratasi.

Page 96: Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah ... · Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah dan Koperasi Konvensional. Skripsi. Departemen Agribisnis,

83

LAMPIRAN 3. Hasil Wawancara KJKS BMT BUS

Nama : Lili

Jabatan : Manager Cabang Utama

Waktu : Kamis, 30 Juni 2011 (07.30 - 08.15 WIB)

Tempat : Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT Bina Ummah Sejahtera

Jln. Pondok Gede No.1 Kel.Lubang Buaya Cipayung Jakarta Timur

1. Apakah yang mendasari pembuatan kebijakan-kebijakan dan strategi dalam

manajemen koperasi syariah ini?

“Di kita dasar kebijakan yg dipakai dalam menjalankan strategi tidak terlepas

dari karakter nabi nabi yaitu Sidik, Amanah, Fathonah, Tabligh. Salah satu

contoh adalah pada manajemen dagang nabi, beliau menerapkan strategi dengan

cara berdagang dengan orang-orang terdekat nabi. Begitupun strategi yang

diterapkan oleh BMT kami yaitu dengan mencari anggota yang ingin bergabung

mulai dari keluarga, saudara dan tetangga terdekat kami. Begitupun dengan

strategi dalam membuka cabang-cabang koperasi kami. Kami mulai membuka

cabang di pinggiran kota terlebih dahulu, tidak langsung ke kota-kota besar.

Selanjutnya tentang penanganan manajemen d kantor, kami menerapkan system

kaffah atau totalitas atau tidak mendua. Oleh karena itu kita mewajibkan para

pengurus yang terlibat dalam kelembagaan ini harus konsentrasi penuh dalam

pengembangan kelembagaan ini, tidak boleh memiliki pekerjaan lain diluar

kelembagaan ini.

2. Bagaimanakah system permodalan dari koperasi syariah ini?

”dalam hal ini kita mempengaruhi aghniya atau orang-orang yang mempunyai

uang dan kita selaku fasilitator atau intermediasi untuk kita serahkan atau

pinjamkan kepada orang-orang yang membutuhkan. Untuk komposisi

permodalan di kita itu terdiri dari pemilik, pengurus bahkan ada juga dari

pengelola. Dengan pengelola menaruh modal di kelembagaan ini, mereka merasa

Page 97: Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah ... · Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah dan Koperasi Konvensional. Skripsi. Departemen Agribisnis,

84

memiliki. Sehingga pengelola juga bisa sungguh-sungguh dalam menjalankan

pekerjaan nya. Sedangkan anggota belum menanamkan modalnya di BMT ini.”

3. Aktivitas koperasi apa saja yang dijalankan oleh koperasi syariah ini?

“pada umumnya koperasi dibagi menjadi tiga, antara lain adalah koperasi

konvensional, Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) dan KJKS BMT. KJKS

dan KJKS BMT sama-sama menjalankan kegiatan koperasinya dengan

menerapkan pola/system syariah. Tetapi pada KJKS BMT memiliki kegiatan

pengelolaan maal dan tamwil (perniagaan).”

4. Bagaimanakah pembagian dan komposisi SHU pada koperasi syariah ini?

“yang mendasari dari pembagian dan komposisi SHU adalah AKTA Pendirian

KJKS BMT no. 13801/BH/KWK.11/III 1998 tanggal 31 maret 1998 bab XVI

pasal 41. Komposisinya adalah:

Dana cadangan 35%

Jasa anggota 40%

Pengurus 6%

Dana pendidikan 5%

Dana Pembangunan perkoperasian 2%

Manajer dan pengelola 5%

Dana social 5%

Dana audit 2%

5. Perbedaan pembagian SHU antara koperasi konvensional dsan syariah?

“menurut saya pembagian SHU tergantung dari intern koperasi masing-masing,

tidak ada peraturan baku yang mengatur tentang penetapan SHU. Tetapi pada

koperasi ini, sebagian besar pembagian SHU dialokasikan untuk CSR atau

kegiatan-kegiatan social kemasyarakatan lainnya. Sebagai contoh adalah untuk

kegiatan pengajian, pengobatan gratis dll.”

Page 98: Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah ... · Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah dan Koperasi Konvensional. Skripsi. Departemen Agribisnis,

85

6. Bagaimanakah cara koperasi ini dalam melakukan pengawasan?

“untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, kita telah menggunakan

system IT. Sehingga apabila ada kegiatan yang tidak sesuai dengan SOP yang

telah ditentukan, maka system tidak akan bekerja. Kemudian secara internal

audit kita mengunjungi cabang-cabang untuk melakukan audit. Selanjutnya dari

segi preventif kita selalu memberikan wejangan-wejangan atau arahan tentang

agama. Secara tidak disadari kekuatan spiritual ini memiliki peranan yang

sangat besar terhadap perilaku dan kinerja seseorang dibandingkan dari

kekuatan akademis. Oleh karena itu transformasi-transformasi spiritual tidak ada

henti-hentinya mengantisipasi kesalahan-kesalahan. Sehingga seseorang itu akan

berfikir berkali-kali untuk melakukan perbuatan yang menyimpang. Karena

mereka telah mengetahui dampak-dampak apa saja yang akan diterima apabila

perbuatan menyimpang itu dilakukan.”

7. Masalah apa yang pernah timbul dalam kegiatan koperasi syariah ini?

“permasalahan yang ada di koperasi kami adalah masalh SDM. Karena BMT ini

adalah kelembagaan yang muncul dari bawah, sehingga SDM yang dimiliki

masih kurang potensial dan professional. Istilah dari orang-orang yang

berkomentar orang-orang yang bekerja di BMT ini adalah “orang-orang gila”.

Karena orang yang bekerja di sini tidak ada yang sesuai dengan latar belakang

pendidikan mereka dahulu. Tetapi mereka mampu menjalankan tugasnya dengan

baik. Untuk mengatasi masalah ini koperasi kami sedang merencanakan untuk

“mengupgrade” pengurus nya untuk melanjutkan studinya. Dengan harapan

kualitas mereka akan semakin meningkat. Selain itu ada jg masalah yang semua

lembaga keuangan pun mengalaminya. Masalah tersebut adalah kredit macet.

Untuk mengatasi masalah tersebut, kami melakukan kegiatan preventif yaitu

dengan melakukan analisis 5C(character, capital, capacity, coleteral, condition)

untuk mengetahui layak atau tidaknya anggota ini untuk diberi pinjaman? Selain

itu untuk mengantisipasi masalah tersebut di kita ada yang namanya bagian

pendampingan. Bagian marketing di kami dibagi menjadi 3 antara lain bagian

Page 99: Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah ... · Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah dan Koperasi Konvensional. Skripsi. Departemen Agribisnis,

86

pendanaan(mencari dana), bagian pembiayaan(meminjamkan dana), bagian

pendampingan(pengawasan dana). Bagian pendampingan ini ditujukan untuk

mendampingi anggota yang meminjam dana agar dananya tersebutt tepat

sasaran dan pengembaliannya pun lancar dan tepat waktu.”

Page 100: Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah ... · Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah dan Koperasi Konvensional. Skripsi. Departemen Agribisnis,

87

LAMPIRAN 4. HASIL WAWANCARA KJKS BMT BUS

Nama : Lili

Jabatan : Manager Cabang Utama

Waktu : Kamis, 28 Juli 2011 (09.30 - 10.40 WIB)

Tempat : Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT Bina Ummah Sejahtera

Jln. Pondok Gede No.1 Kel.Lubang Buaya Cipayung Jakarta Timur

1. Sistem karir di KJKS ini seperti apa?

”Bagi kita masalah knowledge adalah no 2. Yang terpenting adalah komitmen,

loyalitas, dedikasi dan integritas. Untuk perekrutan pertama masuk diposisikan

sebagai training selama tiga bulan. Apabila kinerja nya baik maka akan

dikontrak selama satu tahun. Apabila layak akan menjadi calon pengelola setelah

satu tahun juga. Setelah satu tahun berjalan dan dinilai layak, maka akan

dijadikan pengelola tetap. Tinggal disesuaikan dari latar belaang pendidikan

nya. Apabila SMA, maka golongan nya 2A. Apabila sarjana, maka golongannya

2C. Jika ingin mengajukan kenaikan golongan maka mereka harus membuat

karya tulis yang ditujukan untuk pengembangan tiap unit kerja yang mereka

jalani. Apabila karya tuis yang diajukan dinilai layak berdasarkan kriteria-

kriteria penilaian, maka golongan mereka akan naik. Untuk sistem golongan di

kita sama tetapi tidak sama dengan PNS. Maksudnya untuk tingkatan golongan

sama dengan PNS. Tetapi kriteria yang digunakan oleh kami lebih

mengutamakan sisi rukhiyah.”

2. Sistem kompensasi seperti apa?

“Untuk kompensasi kita hampir sama dengan lembaga lainnya. Ada gaji pokok

dan tunjangan-tunjangan lainnya. Untuk yang putra, ada tunjangan istri dan

anak. Kalaupun istri dan anaknya lebih dari satu, tiap istri dan anak akan dapat

tunjangan masing-masing. Tetapi jika wanita, tidak ada tunjangan suami karena

menererapkan sistem syariat islam. Ada juga tunjangan struktur, mulai dari teller

hingga manajer. Ada juga tunjangan taspen.”

Page 101: Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah ... · Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah dan Koperasi Konvensional. Skripsi. Departemen Agribisnis,

88

3. Untuk penentuan produk yang dikeluarkan oleh KJKS seperti apa?

“Untuk penentuan produk kita selalu mengacu kepada keinginan dan kebutuhan

anggota. Salah satu contoh produk adalah SiSidik (Simpanan Siswa Pendidikan).

Produk ini dibutuhkan karena sebagian besar masyarakat kita memiliki sifat

konsumtif. Setiap penghasilan yang didapatkan, selalu dibelanjakan untuk

kepentingan konsumsi. Sehingga tidak ada simpanan untuk pendidikan anak.

Oleh karena itu dengan adanya produk ini bisa membantu para orang tua untuk

mempersiapkan biaya untuk pendidikan anaknya di masa yang akan datang.”

4. Kekuatan dan kelemahan yang bs diliat di KJKS ini?

“Sisi kekuatan pertama dari KJKS ini ada lah sisi heroik nya. Maksudnya adalah

kemauan, daya juang untuk maju dan berkembang. Dengan semangat, apapun

bisa dikerjakan. Berbeda dengan orang yang memiliki knowledge baik, tetapi

tidak punya semangat. Maka ilmu yang mereka miliki tidak akan ada manfaatnya.

Kedua adalah KJKS ini bergerak di arus bawah. Maksudnya kami lebih luwes

dalam melayani mereka yang memiliki penghasilan rendah. Dengan yang kecil-

kecil seperti ini, tidak terasa akan menghantarkan kita menjadi besar. Selain itu

kemungkinan kerugian yang diakibatkan dari kredit macet anggota akan kecil.

Berbeda dengan lembaga keuangan lain yang menangani anggota middle up.

Kerugian mereka akan lebih besar apabila terjadi kredit macet.

Kelemahan pertama adalah dari sisi sosialisasi paham syariah kepada

masyarakat. Contohnya pada produk modharabah, masyarakat tidak ingin tahun

sistem pembagian keuntungan nya seperti apa. Mereka hanya ingin tahu berapa

nominal yang harus disetorkan oleh mereka. Hal ini sangat bertolak belakang

dengan sistem modharabah yang menerapkan sistem bagi hasil(nisbah) yang

disetujui oleh kedua belah pihak.

Kedua adalah dari sisi SDM. SDM yang kita miliki masih sangat kurang. Oleh

karena itu kita melakukan “upgrade” kepada SDM kita.”

Page 102: Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah ... · Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah dan Koperasi Konvensional. Skripsi. Departemen Agribisnis,

89

5. Bagaimanakan prosedur pinjaman?

“Peminjam harus menjadi anggota terlebih dahulu. Kewajiban sebagai anggota

harus terpenuhi seperti simpanan pokok, simpanan wajib dll. Mengisi form

peminjaman dan melengkapi syarat-syaratnya seperti fotocopy KTP suami-istri,

rekening telp, tabungan dll. Setelah itu dilakukan analisis lapangan dengan

melihat 5C(character, capital, capacity, condition, collateral). Apabila layak

maka pinjaman akan cair, apabila tidak maka akan ditolak. Ataupun akan

dicairkan sebagian dari jumlah pinjaman yang diajukan.”

6. Apakah pemerintah mendukung koperasi syariah pada umumnya dan KJKS

pd khusus nya?

“Pemerintah sangat mendukung adanya koperasi syariah di Indonesia. Karena

tujuan utama dari koperasi syariah ini adalah memberdayakan masyarakat kecil,

para pedagang, petani dll. Dengan memberdayakan masyarakat kecil agar bisa

berkembang, secara tidak langsung membantu program pemerintah dalam

meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Karena sebagian besar masyarakat

Indonesia adalah kalangan menengah kebawah.”

7. Apakah dari anggota ada yang non islam?

“Ada, nabi juga dahulu sering bekerjasama dengan non islam. Salah satu contoh

nya anggota kami ada yang beragama budha. Setiap kali beliau dapaat kiriman

uang dari Jakarta, beliau langsung mengambilnya di BRI dan menyetorkan

kembali ke BMT.”

8. Apakah dengan manajemen yang ada sekarang ini sudah efisien

meningkatkan kinerja anggota, pengurus dan pengelola?

“Untuk saat ini kami belum punya parameter untuk menilai apakah sudah efektif

atau belum. Tetapi dilihat dari pendapatan yang dierima oleh kita, selalu

meningkat setiap tahunnya.”

Page 103: Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah ... · Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah dan Koperasi Konvensional. Skripsi. Departemen Agribisnis,

90

9. Rencana kedepan dari BMT ini apa?

“Di pondok gede kami harus mampu member pembiayaan-pembiayaan kepada

masyarakat yang memiliki potensi tinggi. Selain itu kami berencana

memperbanyak cabang-cabang BMT ini diantaranya cabang karawang dan

sukabumi. Dengan harapan dengan banyak cabang BMT kita bisa menyaingi

praktek-praktek riba yang saat ini sudah merajalela. Serta dapat membantu para

pedagang yang saat ini melakukan praktek riba, agar keluar dari jeratan praktek

riba tersebut.”

10. Bagaimana promosi yang dilakukan agar produk-produk BMT ini dikenal

masyarakat?

“Promosi dilakukan dengan brosur, famplet, sosialisasi dengan tokoh-tokoh

masyarakat, kepala sekolah, pengurus masjid, pengurus perguruan tinggi dll.

Untuk saat ini kami lebih fokus untuk promosi dari mulut ke mulut. Memang cara

promosi ini terlihat lebih lambat. Tetapi ke depannya kita memunculkan ikatan

emosional yang erat. Mereka akan merasa lebih puas dan mengenal daripada

melihat pamphlet dan brosur. Dari sisi permodalan dibandingkan perbankan dan

lembaga keuangan lainnya kita memang kalah. Tetapi dari segi pelayanan insya

Allah kita lebih baik dan unggul. Dari segi pelayanan bank menyediakan ATM

untuk memudahkan transaksi. Kita memiliki pelayanan yang melebihi ATM. Kita

bisa melakukan antar jemput dana untuk anggota yang ingin menyetor dan

mengambil dana di BMT. Dengan begitu mereka akan bercerita kepada orang

lain tentang keunggulan dari BMT ini.”

Page 104: Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah ... · Analisis Perbandingan Kinerja Manajemen Koperasi Syariah dan Koperasi Konvensional. Skripsi. Departemen Agribisnis,

91

Lampiran 5. Struktur Organisasi KPDK

Keterangan:

Garis Pengawasan

Garis Instruksional

PENGAWAS

RAPAT

ANGGOTA

MANAJER USP MANAJER SEKTOR

RIIL

MANAJER ADM

DAN KEUANGAN

KEPALA UNIT

LEASING

PENGURUS

KEPALA UNIT

SIMPAN

PINJAM

KEPALA UNIT

PENGADAAN

BARANG

PHOTO COPY

KEPALA UNIT

URUSAN

UMUM

PEMBUKUAN

KEPALA UNIT

PINJAMAN TOKO

(MOTOR, ATK

DAN

ELEKTRONIK)

KEPALA UNIT

PENGADAAN

JASA

KASIR

KEPALA UNIT

KEANGGOTAAN