perbandingan sistem asuransi syariah & konvensional

54
Perbandingan Sistem Asuransi Perbandingan Sistem Asuransi Syariah Dan Konvensional Syariah Dan Konvensional SESI IV By. Rikza Maulan, Lc., M.Ag By. Rikza Maulan, Lc., M.Ag Sekretaris Dewan Pengawas Syariah Sekretaris Dewan Pengawas Syariah Takaful Indonesia Takaful Indonesia

Upload: forgethiro

Post on 25-Jun-2015

603 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

SESI IVPerbandingan Sistem Asuransi Syariah Dan KonvensionalBy. Rikza Maulan, Lc., M.Ag Sekretaris Dewan Pengawas Syariah Takaful IndonesiaPembahasan1 Perbedaan sifat akad antara asuransi syariah dan konvensional. 2 Definisi asuransi syariah dan konvensional 3 Pandangan ulama terhadap asuransi konvensional 4 Gharar Dalam Asuransi 5 Maisir Dalam Asuransi 6 Riba Dalam Asuransi 7 Konsep asuransi syariah (Takaful)Perbedaan Sifat Akad Antara Asuransi Syariah & KonvensionalAKADKonvension

TRANSCRIPT

Page 1: Perbandingan Sistem Asuransi Syariah & Konvensional

Perbandingan Sistem Asuransi Perbandingan Sistem Asuransi Syariah Dan KonvensionalSyariah Dan Konvensional

SESI IV

By. Rikza Maulan, Lc., M.AgBy. Rikza Maulan, Lc., M.AgSekretaris Dewan Pengawas SyariahSekretaris Dewan Pengawas Syariah

Takaful IndonesiaTakaful Indonesia

Page 2: Perbandingan Sistem Asuransi Syariah & Konvensional

PembahasanPembahasan

1 Perbedaan sifat akad antara asuransi syariah dan konvensional.

2 Definisi asuransi syariah dan konvensional

3 Pandangan ulama terhadap asuransi konvensional

4 Gharar Dalam Asuransi5 Maisir Dalam Asuransi6 Riba Dalam Asuransi7 Konsep asuransi syariah (Takaful)

Page 3: Perbandingan Sistem Asuransi Syariah & Konvensional

Perbedaan Sifat Akad Antara Perbedaan Sifat Akad Antara Asuransi Syariah & KonvensionalAsuransi Syariah & Konvensional

AKADAKAD

Konvensional Syariah

Akad Jual Beli

(Tabaduli/ Mu'awadhah)

Yaitu pertukaran hak milik.

Akad Pemberian Hak Milik

(Ta'awuni/ Tabarru'),

yaitu mendermakan

hak milik

Haram Halal

Page 4: Perbandingan Sistem Asuransi Syariah & Konvensional

Pengalihan Risiko (transfer of risk)Pengalihan Risiko (transfer of risk)

Dalam Asuransi Konvensional terjadi pengalihan risiko finansial dari satu pihak kepada pihak lain :

Tertanggung 2

Tertanggung ..Penanggung(asuransi)

Tertanggung 1(Premi 1)

(Premi 2)

(Premi ..)(Uang Pertanggungan)

Page 5: Perbandingan Sistem Asuransi Syariah & Konvensional

Konsep Pengelolaan Risiko Dalam Asuransi Syariah

Peserta 1 Peserta 2

Peserta ..Pemegang Amanah

(Takaful)

DanaTerkumpul

(donasi)

Bagi Risiko (sharing of risk)

Dalam Asuransi syariah terjadi pembagian risiko finansial diantara peserta.

Asuransi berfungsi sebagai Pemegang Amanah Pooling of Fund

(iuran 1) (iuran 2)

(iuran ..)

Page 6: Perbandingan Sistem Asuransi Syariah & Konvensional

Definisi Asuransi Syariah & Definisi Asuransi Syariah & KonvensionalKonvensionalDefinisi Asuransi Syariah : Asuransi Syariah (Ta’min, Takaful atau Tadhamun)

adalah usaha saling melindungi dan tolong menolong diantara sejumlah orang/ pihak melalui investasi dalam bentuk aset dan / atau tabarru’ yang memberikan pola pengembalian untuk menghadapi resiko tertentu melalui akad (perikatan) yang sesuai dengan syariah.

Akad yang sesuai dengan syariah adalah yang tidak mengandung gharar (penipuan), maysir (perjudian), riba, dzulm (penganiayaan), risywah (suap), barang haram dan maksiat.

Fatwa DSN-MUI No 21/DSN-MUI/X/2001 Tentang Pedoman Umum Asuransi Syariah

Page 7: Perbandingan Sistem Asuransi Syariah & Konvensional

Definisi Asuransi Syariah & Definisi Asuransi Syariah & KonvensionalKonvensional• Definisi Asuransi (Konvensional) : • Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua

pihak atau lebih yang pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung dengan menerima premi asuransi untuk memberikan pernggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul akibat suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.

Undang-Undang No 2/1992 Tentang Usaha Perasuransian Bab I Pasal 1.

Page 8: Perbandingan Sistem Asuransi Syariah & Konvensional

Pandangan Ulama Terhadap Pandangan Ulama Terhadap Asuransi (Konvensional)Asuransi (Konvensional)

1. Fatwa Syekh Ahmad bin Yahya Al-Murtadha (w.840 H), dalam kitabnya "Al-Bahruz Zakhar"* :

أن ضمان ما يسرق أو يغرق باطل“Bahwa penjaminan terhadap sesuatu dari kecurian atau

ketenggelaman adalah bathil."

Menurut para ulama, ini merupakan fatwa pertama yang dikeluarkan oleh ulama' berkenaan dengan hukum asuransi.

* Atta'min Al-Islami, Dirasah Fiqhiyah Ta'shiliyah Muqaranah Bitta'min At-Tijari Ma'at Tatbiqat Al-Amaliyah, Prof. Dr. Ali Muhyiddin Al-Qarh Dhaghi, hal. 144.

Page 9: Perbandingan Sistem Asuransi Syariah & Konvensional

Pandangan Ulama Terhadap Pandangan Ulama Terhadap Asuransi (Konvensional)Asuransi (Konvensional)2. Fatwa Al-Alamah Ibnu Abidin (Muhammad Amin bin Umar

bin Abdul Aziz Abidin Ad-Dimasyqi) (w. 1252 H) dalam Hasyiahnya "Raddul Mukhtar Alad Dur Al-Mukhtar* :

والذي يظهر لي أنه ل يحل للتاجر أخذ بدل الهالك من ماله، لن هذا...التزام مالم يلزم

“Dan yang tampak olehku, bahwasanya tidak halal bagi seorang pedagang mengambil ganti rugi atas rusaknya barang miliknya. Karena ini merupakan pengharusan

terhadap sesuatu yang tidak mengikat...

* Atta'min Al-Islami, Dirasah Fiqhiyah Ta'shiliyah Muqaranah Bitta'min At-Tijari Ma'at Tatbiqat Al-Amaliyah, Prof. Dr. Ali Muhyiddin Al-Qarh Dhaghi, hal. 145.

Page 10: Perbandingan Sistem Asuransi Syariah & Konvensional

Pandangan Ulama Terhadap Pandangan Ulama Terhadap Asuransi (Konvensional)Asuransi (Konvensional)Ibnu Abidin merupakan Ulama pertama yang panjang lebar

berbicara mengenai asuransi. Diantara ulasan beliau adalah :

جرت العادة أن التجار إذا استأجروا مركبا من حربي يدفعون له•أجرته، ويدفعون أيضا مال معلوما لرجل حربي مقيم في بلده،ويسمى ذلك المال سوكرة على أنه مهما هلك من المال الذي فيالمركب بحرق أو غرق أو نهب أو غيره فذلك الرجل ضامن لهبمقابلة ما يأخذه منهم، وله وكيل عنه مستأمن في دار يقيم فيبض من التجار مال سلطان يق سواحل السلمية بإذن ال بلد ليء يؤدي ذلك حر ش في الب هم من مال لك سوكرة، وإذا ه ال

المستأمن للتجار بدله تماما

Page 11: Perbandingan Sistem Asuransi Syariah & Konvensional

Pandangan Ulama Terhadap Pandangan Ulama Terhadap Asuransi (Konvensional)Asuransi (Konvensional)

"Bahwa telah menjadi kebiasaan bilamana para pedagang menyewa kapal dari seorang harby, mereka membayar upah pengangkutannya. Ia juga membayar sejumlah uang untuk seorang harby yang merada di negeri asal penyewa kapal, yang dsebut sebagai sukarah (premi asuransi), dengan ketentuan bahwa barang-barang pemakai kapal yang berada di kapal yang disewanya itu bilama musnah karena kebakaran, atau kapal tenggelam, atau dibajak dan sebagainya, maka penerima uang premi asuransi itu menjadi penanggung sebagai imbalan dari uang yang diambil dari pedagang itu. Penanggung itu mempunyai wakil yang mendapat perlindungan (musta'man) yang di negeri kita berdiam di kota-kota pelabuhan negara Islam atas izin penguasa. Si wakil tersebut menerima uang premi asuransi dari para pedagang itu, dan bilamana barang-barang mereka tertimpa peristiwa yang disebutkan di atas maka penjamin memberikan ganti rugi secara utuh kepada para pedagang tersebut."

Page 12: Perbandingan Sistem Asuransi Syariah & Konvensional

Pandangan Ulama Terhadap Pandangan Ulama Terhadap Asuransi (Konvensional)Asuransi (Konvensional)

3. Fatwa Mahkamah Syar'iyah Kubra Mesir pada th 1906 ( محكمة مصر الشرعية الكبرى ) :

قررت محكمة مصر الشرعية الكبرى أن1906 ديسمبر 4 في دعوى غير صحيحة(دعوى المطالبة بمبلغ التأمين على الحياة

)شرعا، لشتمالها على مال تجوز المطالبة به شرعا

(

Pada 4 Desember 1906 Mahkamah Syar'iyah Kubra Mesir menetapkan bahwa tuntutan klaim asuransi jiwa, merupakan tuntutan yang tidak dibenarkan secara syar'i, karena mengandung unsur yang

tidak diperbolehkan secara syariah.

Page 13: Perbandingan Sistem Asuransi Syariah & Konvensional

Pandangan Ulama Terhadap Pandangan Ulama Terhadap Asuransi (Konvensional)Asuransi (Konvensional)

4. Fatwa Syekh Muhammad Bakhit Al-Muthi'i, Mufti Mesir, pada tahun 1906 dalam risalahnya "Ahkam Sukarah" :

أن عقد التأمين فاسد، وأن سبب فساده يعود إلى الغرروالخطر، وما فيه معنى القمار

Bahwa kontrak asuransi merupakan kontrak yang fasid. Dan sebab kefasidannya adalah karena gharar (ketidak jelasan) dan khatr (risiko) serta mengandung makna qimar (perjudian).

Page 14: Perbandingan Sistem Asuransi Syariah & Konvensional

Pandangan Ulama Terhadap Pandangan Ulama Terhadap Asuransi (Konvensional)Asuransi (Konvensional)5. Fatwa Majlis A'la Lil Auqaf. Majlis A'la secara terus menerus mengeluarkan

keputusan mengenai tidak bolehnya asuransi. Diantaranya sebagaimana yang disampaikan Syekh Bakri Asyur As Shorfi :

إن الشركة المؤمنة تقع تحت حكم الذين يأكلون أموال...الناس بالباطل

Sesungguhnya perusahaan asuransi secara hukum seperti hukum orang-orang yang memakan harta manusia dengan cara yang bathil.

Page 15: Perbandingan Sistem Asuransi Syariah & Konvensional

Pandangan Ulama Terhadap Pandangan Ulama Terhadap Asuransi (Konvensional)Asuransi (Konvensional)6. Syekh Abu Zahrah :

أن المذاهب السلمية القائمة ل يوجد فيها من العقود التي تجيزها ما•، يتشابه مع عقد التأمين، أيا ما كان نوعه

أن قاعدة • حة(و في العقود والشروط البا في لباحة) الصل ل تكالتأمين، لشتماله على أمور غير جائزة، وهي الغرر والقمار، وأنهعقد ل محل له، وفيه التزام ما ل يلزم، وليس فيه تبرع واضح، بلهو في نظر أهله قائم على المعاوضة ول مساواة فيه، فأحد طرفيهمغبون ل محالة، وأنه ل توجد حاجة ول ضرورة تدعو إلى التأمين

مع إمكان دفع الحاجة بما ليس محرما... مع قيام السباب المحرمةستغلل عند• سائل ال من و فس، و لى الن ين ع با يلزم التأم أن الر

الشركات القراض بفائدة، وليس عملها من باب المضاربة

Page 16: Perbandingan Sistem Asuransi Syariah & Konvensional

Pandangan Ulama Terhadap Pandangan Ulama Terhadap Asuransi (Konvensional)Asuransi (Konvensional)

Bahwa seluruh madzhab-madzhab Islam yang ada, tidak memperbolehkan asuransi dan tidak mendapatkan adanya akad yang menyerupai akad asuransi, apapun jenis dan bentuknya.

Dan bahwa kaidah "Hukum asal dalam akad dan syarat adalah mubah", tidak cukup untuk memperbolehkan asuransi, karena mengandung perkara-perkara yang tidak diperbolehkan, yaitu gharar dan judi. Asuransi merupakan kontrak yang tidak ada timbangan akadnya. Di dalam kontrak asuransi terdapat unsur mengharuskan sesuatu yang tidak seharusnya, dan tidak ada aspek tabarru' yang jelas. Bahkan dalam benak pesertanya asuransi berdiri atas dasar mu'awadhah (jual beli) yang tiada aspek "persamaan" di dalamnya. Kedua belah pihak sama-sama "samar" tanpa diragukan lagi. Oleh karenanya tidak ada kebutuhan atau urgensitas untuk membolehkan asuransi, jika terdapat sebab-sebab keharamannya.... sementara masih memungkinkan melaksanakan suatu kebutuhan, yang tidak haram.

Dan bahwa riba sangat erat hubungannya dalam asuransi jiwa. Juga diantara bentuk investasi dananya pada perusahaan asuransi umumnya adalah dengan investasi ribawi. Sehingga asuransi bukan merupakan akad mudharabah.

Page 17: Perbandingan Sistem Asuransi Syariah & Konvensional

Pandangan Ulama Terhadap Pandangan Ulama Terhadap Asuransi (Konvensional)Asuransi (Konvensional)Para Ulama lainnya yang mengharamkan

asuransi: 1. Syekh Ahmad Ibrahim Al-Faqih, 2. Syekh

Isawi Ahmad Isawi, 3. Syekh Ahmad Al-Syarbashi, 4. Syekh Abdullah Al-Qalqily (Mufti Jordania), 5. Syekh Abdus Satar Assayid, 6. Syekh Fahruddin Al-Husni, 7. Syekh Najmuddin Al-Wa'idz (Iraq), 8. Syekh Amjad Azzahawi, 9. Syekh Sayid Zuhdi (Libanon), 10. Syekh Azmi Athiya (Libia), 11. Syekh Ahmad Al-Kharishi (Maroko), dll

Page 18: Perbandingan Sistem Asuransi Syariah & Konvensional

ASURANSI

TIJARI TA'AWUNI

Bersifat Jual Beli Prinsip Tolong Menolong

Memindahkan resiko kepada perusahaan

(Perusahaan sbg penanggung)

p

Membagi resiko kepada sesama peserta (Peserta

saling menanggung)

m

Haram menurut jumhur ulama

Boleh Menurut Jumhur Ulama

Page 19: Perbandingan Sistem Asuransi Syariah & Konvensional

Gharar Dalam AsuransiGharar Dalam AsuransiGharar adalah sesuatu yang tidak diketahui hasil (akhirnya), apakah

akan diperoleh atau tidak. Atau dengan bahasa lain, Gharar adalah keraguan atas keberadaan objek suatu akad (antara ada dan tidak ada).

Gharar merupakan bentuk muamalah yang dilarang dalam syariah Islam, dalam sebuah hadits Rasulullah SAW bersabda, "

ع�ن� أ�بي ه�ر�ي�ر�ة� ق�ال� ن�ه�ى ر�س�ول� الل�ه ص�ل�ى الل�ه� ع�ل�ي�ه و�س�ل�م� ع�ن� ب�ي�ع ال�ح�ص�اة و�ع�ن� ب�ي�ع )رواه مسلم(ال�غ�ر�ر

“Bahwa Rasulullah SAW melarang jual beli dengan melempar batu, dan melarang jual beli yang mengandung unsur gharar.” (HR.

Muslim)

M

Konsekwensi dari adanya gharar dalam suatu akad adalah tidak sahnya akad tersebut secara huikum syariah, DI samping itu, akad yang mengandung gharar merupakan akad yang diharamkan untuk dilakukan.

Page 20: Perbandingan Sistem Asuransi Syariah & Konvensional

Gharar Dalam AsuransiGharar Dalam AsuransiSecara fiqh, gharar setidaknya dapat terjadi dalam tujuh

jenis transaksi : • Dalam wujud ( الغرر في الوجود ) yaitu ada tidaknya

barang yang ditransaksikan. Seperti jual beli hewan dalam kandungan induknya, sebelum hewan tersebut hamil.

• Dalam memperolehnya ( الغرر في الحصول ), yaitu bisa tidaknya suatu benda/ barang yang ditransaksikan didapatkan, sementara wujudnya ada. Seperti jual beli burung di angkasa dan ikan di lautan.

• Dalam jenisnya ( الغرر في الجنس )yaitu ketidak jelasan dari jenis barang apa yang diperjual belikan. Seperti jual beli barang barang yang tersembunyi (misalnya dalam karung), sementara di dalam karung tersebut terdapat beberapa jenis barang.

Page 21: Perbandingan Sistem Asuransi Syariah & Konvensional

Gharar Dalam Asuransi

• Dalam jenisnya ( الغرر في النوع ) yaitu ketidak jelasan macam-macam dari satu jenis barang. Seperti jual beli sapi namun tidak jelas sapi yang mana.

• Dalam kuantitinya ( الغرر في المقدار ), yaitu ketidak jelasan dari kuatiti barang/ objek yang ditransaksikan, seperti jual beli tanah sejauh lemparan batu (bai’ al-hashoh)

• Dalam penentuannya ( الغرر في التعيين ) yaitu ketidak jelasan dalam menentukan salah satu dari kedua barang/ objek yang diperjual belikan. Seperti jual beli satu baju dari dua baju.

• Dalam keberadaannya ( الغرر في البقاء ) yaitu seperti jual beli buah-buahan sebelum jelas jadi tidaknya buah tersebut.

Page 22: Perbandingan Sistem Asuransi Syariah & Konvensional

Gharar Dalam AsuransiDalam praktek asuransi, gharar terjadi setidaknya dalam empat hal, dalam wujud, husul, miqdar dan ajalnya. 1.Gharar dalam wujud. Yaitu ketidak jelasan ada atau tidaknya “klaim/ pertanggungan” atau manfaat yang akan diperoleh nasabah dari perusahaan asuransi. Karena keberadaan klaim/ pertanggungan tersebut terkait dengan ada tidaknya resiko. Jika resiko terjadi, klaim didapatkan, dan jika resiko tidak terjadi maka klaim tidak akan didapatkan. Hal ini seperti pada jual beli hewan dalam kandungan sebelum induknya mengandung. Meskipun si induk memiliki kemungkinan mengandung. 2.Gharar dalam husul (merealisasikan/ memperolehnya) Yaitu ketidak jelasan dalam memperoleh klaim/ pertanggungan, kendatipun wujudnya atau keberadaan klaim tersebut bisa diperkirakan, namun dalam mendapatkannnya terdapat ketidak jelasan. Seperti seorang peserta, ia tidak mengetahui apakah bisa mendapatkan klaim atau tidak. Karena bisa tidaknya mendapatkan klaim tergantung dari resiko yang menimpanya. Hal ini seperti yang terdapat dalam jual beli ikan di laut. Wujudnya ada, namun memperolehnya belum tentu bisa.

Page 23: Perbandingan Sistem Asuransi Syariah & Konvensional

Gharar Dalam Asuransi3. Gharar dalam miqdar (Jumlah Pembayaran) Yaitu ketidak jelasan dari jumlah, baik jumlah premi yang

dibayar oleh nasabah, maupun jumlah klaim yang dibayarkan oleh perusahaan asuransi. Misalnya dalam asuransi jiwa, bisa jadi seseorang membayar 17 kali, namun tidak klaim sama sekali. Dan bisa juga seseorang baru bayar premi satu kali namun mendapatkan klaim 50 juta. Demikian juga perusahaan bagi asuransi, dimana ia tidak tahu seberapa besar seroang nasabah membayar premi dan seberapa lama ia akan menerima klaim.

4. Gharar dalam ajal (waktu) Yaitu ketidak jelasan seberapa lama nasabah membayar

premi. Karena bisa jadi seorang nasabah baru membayar satu kali kemudian mendapatkan klaim, bisa juga terjadi seorang nasabah belasan kali membayar premi namun tidak memperoleh apapun dari pembayarannya tersebut. Bahkan dalam asuransi jiwa (kematian), klaim sangat tergantung dengan ajal. Dan ajal hanya Allah SWT saja yang

Page 24: Perbandingan Sistem Asuransi Syariah & Konvensional

Maisir Dalam AsuransiMaisir Dalam Asuransi

Dalam bahasa Arab, maisir memiliki beberapa padanan kata yang memiliki kemiripan makna, yaitu muqamarah/ qimar ( المقامرة/ القمار ) dan rihan/ murahanah ( المراهنة/ الرهان ).

Qimar lebih pada permainan (taruhan) antara sesama pemain. Misalkan pada balapan sepeda motor, dua orang saling bertaruhan masing-masing Rp. 1 juta. Yang menang akan mendapatkan satu juta dari lawannya, sementara yang kalah mengeluarkan satu juta untuk lawannya yang menang.

Page 25: Perbandingan Sistem Asuransi Syariah & Konvensional

Maisir Dalam AsuransiMaisir Dalam Asuransi Sedangkan rihan merupakan taruhan yang dilakukan

oleh para penontonnya yang saling menjagokan “jagonya” masing-masing, tanpa harus mereka ikut bermain. Jika taruhannya menang, ia mendapatkan uang. Namun jika “jago”nya kalah ia harus mengeluarkan uang.

Namun ada juga yang menyebutkan bahwa qimar lebih luas dibandingkan dengan maisir. Karena maisir lebih pada permainan judi yang dilakukan oleh ahli jahiliyah. Sedangkan qimar/ muqamarah mencakup segala bentuk dan jenis perjudian atau aktivitas untung-untungan.

Page 26: Perbandingan Sistem Asuransi Syariah & Konvensional

Maisir Dalam AsuransiMaisir Dalam AsuransiPraktek Maisir Dalam Asuransi (Konvensional) : Dari sisi “nasabah”, nasabah "wajib" membayar premi

kepada pihak asuransi. Sementara pihak asuransi belum tentu memberikan klaim kepada nasabah tersebut . Karena klaim sangat tergantung dengan resiko. Sedangkan resiko ada kemungkinan terjadi dan kemungkinan t idak terjadi. Sehingga dalam asuransi terjadi adanya keharusan/ kepast ian membayar premi untuk klaim yang belum tentu terjadi. Jika terjadi resiko maka klaim dibayarkan, namun j ika t idak ada resiko maka klaim t idak dibayarkan.

Demikian juga dari sisi perusahaan, dimana perusahaan memilik i keharusan melakukan pembayaran (baca ; k laim) sebagai konpensasi dari terjadinya sesuatu (resiko) pada nasabahnya. Sementara resiko tersebut t idak past i; bisa terjadi dan bisa juga t idak. Sehingga perusahaan bisa untung besar j ika nasabah yang klaim jumlahnya sedikit . Namun perusahaan bisa rugi besar j ika banyak nasabahnya yang klaim. Dan penyebab adanya klaim adalah sesuatu yang t idak past i; yaitu resiko.

Page 27: Perbandingan Sistem Asuransi Syariah & Konvensional

Maisir Dalam AsuransiMaisir Dalam AsuransiSebagaimana gharar, maisir juga memiliki dampak hukum dalam transaksi yang dilakukan, yaitu : Haramnya transaksi tersebut. Tidak sahnya transaksi yang dilakukan.

Dampak hukum ini berdasarkan pada firman Allah SWT QS. 5 : 90 :

“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya meminum khamer, berjudi, berkorban untuk berhala, mengundi nasib dengan panah adalah perbuatan keji

termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.”

Page 28: Perbandingan Sistem Asuransi Syariah & Konvensional

Riba Dalam AsuransiRiba Dalam Asuransi Secara bahasa, riba ( الربا ) berarti ziyadah ( الزيادة ) yaitu

‘tambahan’ Dan dilihat dari sudut pandang tehnis, riba adalah pengambilan tambahan dari harta pokok atau modal secara bathil.

Dari segi istilah, menurut Dr. Yusuf Al-Qardhawi riba adalah ‘Setiap pinjaman yang di dalamnya disyaratkan adanya tambahan tertentu.’ Sedangkan menurut ulama Hambali, riba adalah ‘kelebihan suatu harta tanpa penggantian di dalam suatu kontrak pertukaran harta dengan harta.

Sebagai tambahan, Syekh Muhammad Abduh mendefiniskan riba dengan; ‘penambahan-penambahan yang diisyaratkan oleh orang yang memiliki harta kepada orang yang meminjam hartanya karena pengunduran janji pembayaran oleh peminjam dari waktu telah ditentukan.’

Page 29: Perbandingan Sistem Asuransi Syariah & Konvensional

Riba Dalam AsuransiRiba Dalam AsuransiSecara garis besar riba terbagi dua :1. Riba Nasi’ah Nasi’ah berasal dari kata nasa’a yang berarti menunda,

menangguhkan atau menunggu dan merujuk pada waktu yang diberikan kepada peminjam untuk membayar kembali pinjamannya dengan imbalan ‘tambahan’ atau premium. Jadi Riba Nasi’ah sama dengan bunga yang dikenakan atas pinjaman

2. Riba Fadhl Dari segi bahasa, fadhl adalah ‘lebihan’. Sedangkan dari

istilah riba fadhl adalah, lebihan atau penambahan kuantitas dalam transaksi pertukaran atau jual beli barang yang jenisnya sama, seperti emas dengan emas, perak dengan perak, gandum dengan gandum dsb, yang jumlahnya tidak sama.

Page 30: Perbandingan Sistem Asuransi Syariah & Konvensional

Riba Dalam AsuransiRiba Dalam AsuransiDalam asuransi (konvensional), riba terjadi sebagai berikut ; Adanya pertukaran antara uang dengan uang, dengan

jumlah yang tidak sama, yaitu dis satu sisi premi yang dibayar oleh nasabah, dan di sisi yang lain klaim yang dibayarkan perusahaan asuransi. Jumlah premi yang dibayarkanpun tidak sama dengan jumlah klaim yang diterima. Sehingg dalam hal ini terjadi pertukaran antara uang dengan uang (barang sejenis) dengan jumlah yang tidak sama (riba fadhl).

Serah terima uangnya pun (antara premi yang dibayarkan dengan klaim yang diterima) tidak dalam waktu yang bersamaan, melainkan setelah waktu tertentu. Sementara pertukaran barang sejenis dengan waktu yang tidak bersamaan adalah masuk dalam kategori Riba Nasi’ah.

Investasi dana yang terkumpul yang bersumber dari pembayaran premi tertanggung (peserta), pada tempat-tempat yang ribawi.

Page 31: Perbandingan Sistem Asuransi Syariah & Konvensional

Konsep Asuransi SyariahKonsep Asuransi Syariah Secara umum asuransi konvensional menggunakan sistem

tabaduli (transfer of risk), dimana resiko nasabah dipindahkan kepada perusahaan asuransi, dengan konpensasi nasabah tersebut harus membayar sejumlah uang tertentu (premi) kepada pihak asuransi. Dalam sistem seperti ini, sangat mungkin terjadi unsur gharar, riba dan maisir, yang dilarang dalam syariah Islam.

Sedangkan konsep asuransi syariah, adalah menggunakan sistem ta'awuni (sharing of risk), dimana antara sesama nasabah berkontribusi (infak/ tabarru') dengan sejumlah dana tertentu yang ditujukan untuk 'menolong' nasabah yang lainnya yang tertimpa musibah. Kontribusi dana nasabah dimasukkan dalam akun khusus (tabarru' fund), dan perusahaan asuransi syariah tidak berhak sedikitpun mengambil atau memanfaatkan dana tersebut. Sehingga dalam konsep seperti ini tidak terjadi gharar, riba dan maisir, bahkan mengimplementasikan konsep wata'awanu alal birri wattaqwa.

Page 32: Perbandingan Sistem Asuransi Syariah & Konvensional

Konsep Asuransi SyariahKonsep Asuransi Syariah

Landasan 1 : Firman Allah SWT, QS Al-Maidah : 2

و�ت�ع�او�ن�وا ع�ل�ى ال�ب ر� و�الت�ق�و�ى و�ل� ت�ع�او�ن�وا ع�ل�ى ا�ل ث�م و�ال�ع�د�و�ان و�ات�ق�وا الل�هإ ن% الل�ه� ش�د يد� ال�ع ق�اب

Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan

tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah,

sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.

Page 33: Perbandingan Sistem Asuransi Syariah & Konvensional

Konsep Asuransi SyariahKonsep Asuransi Syariah

Landasan 2 :Firman Allah SWT. QS. Al-Hasyr : 18

ي�اأ�ي5ه�ا ال�ذ ين� ء�ام�ن�وا ات�ق�وا الل�ه� و�ل�ت�ن�ظ�ر� ن�ف�س, م�ا ق�د%م�ت� ل غ�د' و�ات�ق�وا الل�ه� إ ن% الل�هخ�ب ي, ب م�ا ت�ع�م�ل�ون

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang diperbuatnya untuk hari esok, dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui

apa yang kamu kerjakan.

Page 34: Perbandingan Sistem Asuransi Syariah & Konvensional

Konsep Asuransi SyariahKonsep Asuransi Syariah

Landasan 3: Firman Allah SWT QS. Annisa : 9

و�ل�ي�خ�ش� ال�ذ ين� ل�و� ت�ر�ك�وا م ن� خ�ل�ف ه م� ذ�ر�ي%ة= ض ع�اف=ا خ�اف�وا ع�ل�ي�ه مف�ل�ي�ت�ق�وا الل�ه� و�ل�ي�ق�ول�وا ق�و�ل= س�د يدEا

Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-

anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah

mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.

Page 35: Perbandingan Sistem Asuransi Syariah & Konvensional

Konsep Asuransi SyariahKonsep Asuransi SyariahLandasan 4 : Firman Allah SWT QS. Yusuf : 46 – 49 :

ي�وس�ف� أ�ي5ه�ا الص�د�يق� أ�ف�ت ن�ا ف ي س�ب�ع ب�ق�ر�ات' س م�ان' ي�أ�ك�ل�ه�ن% س�ب�ع, ع ج�افو�س�ب�ع س�ن�ب�ل�ت' خ�ض�ر' و�أ�خ�ر� ي�اب س�ات' ل�ع�لRي أ�ر�ج ع� إ ل�ى الن%اس ل�ع�ل�ه�م

ق�ال� ت�ز�ر�ع�ون� س�ب�ع� س ن ي� د�أ�بEا ف�م�ا ح�ص�د�ت�م� ف�ذ�ر�وه� ف ي(46)ي�ع�ل�م�ونث�م% ي�أ�ت ي م ن� ب�ع�د ذ�ل ك� س�ب�ع, ش د�اد(47)س�ن�ب�ل ه إ ل� ق�ل يلE م م%ا ت�أ�ك�ل�ون

ث�م% ي�أ�ت ي م ن� ب�ع�د(48)ي�أ�ك�ل�ن� م�ا ق�د%م�ت�م� ل�ه�ن% إ ل� ق�ل يلE م م%ا ت�ح�ص ن�ون(49)ذ�ل ك� ع�ام, ف يه ي�غ�اث� الن%اس� و�ف يه ي�ع�ص ر�ون

Page 36: Perbandingan Sistem Asuransi Syariah & Konvensional

Konsep Asuransi SyariahKonsep Asuransi SyariahLandasan 4 : Firman Allah SWT QS. Yusuf : 46 – 49 :"Yusuf, hai orang yang amat dipercaya, terangkanlah kepada

kami tentang tujuh ekor sapi betina yang gemuk-gemuk yang dimakan oleh tujuh ekor sapi betina yang kurus-kurus

dan tujuh bulir (gandum) yang hijau dan (tujuh) lainnya yang kering agar aku kembali kepada orang-orang itu, agar mereka mengetahuinya." Yusuf berkata: "Supaya

kamu bertanam tujuh tahun (lamanya) sebagaimana biasa; maka apa yang kamu tuai hendaklah kamu biarkan

dibulirnya kecuali sedikit untuk kamu makan. Kemudian sesudah itu akan datang tujuh tahun yang amat sulit, yang

menghabiskan apa yang kamu simpan untuk menghadapinya (tahun sulit), kecuali sedikit dari (bibit

gandum) yang kamu simpan. Kemudian setelah itu akan datang tahun yang padanya manusia diberi hujan (dengan

cukup) dan di masa itu mereka memeras anggur."

Page 37: Perbandingan Sistem Asuransi Syariah & Konvensional

Konsep Asuransi SyariahKonsep Asuransi SyariahLandasan 5 : Hadits Riwayat Imam Bukhari :

إ�ن$ك... ع�ن س�عد� بن� أ�ب�ي و�ق�اص� ق�ال� ر�س�ول� الل�ه� ص�ل�ى الل�ه� ع�ل�يه� و�س�ل�م� أ�ن3 ت�ذ�ر� و�ر�ث�ت�ك� أ�غ3ن�ي�اء8 خ�ير5 م�ن أ�ن3 ت�ذ�ر�ه�م ع�ال�ة. ي�ت�ك�ف�ف�ون� الن$اس� و�إ�ن$كل�ن ت�نف�ق� ن�ف�ق�ة. ت�بت�غ�ي ب�ه�ا و�جه� الل�ه� إ�ل� أ�ج�رت� ب�ه�ا ح�ت$ى م�ا ت�جع�ل� ف�ي ف�ي

...امر�أ�ت�كDari Sa'd bin Abi Waqas ra berkata, bahwa Rasulullah SAW bersabda, "... Sesungguhnya engkau jika meninggalkan anak-

anakmu dalam keadaan kaya (berkecukupan) adalah lebih baik daripada engkau meninggalkan mereka dalam kondisi miskin meminta-minta pada manusia. Dan sesungguhnya tidaklah

engkau memberikan nafkah kepada keluargamu dengan tujuan mengharap keridhaan Allah SWT, melainkan akan Allah berikan pahala atasnya, bahkan suapan yang engkau suapkan ke mulut

istrimu..." (HR. Bukhari)

i

Page 38: Perbandingan Sistem Asuransi Syariah & Konvensional

Konsep Asuransi SyariahKonsep Asuransi SyariahLandasan 6 : Hadits Riwayat Imam Muslim :

ع�ن� أ�بي ه�ر�ي�ر�ة� ق�ال� ق�ال� ر�س�ول� الل�ه ص�ل�ى الل�ه� ع�ل�ي�ه و�س�ل�م� م�ن� ن�ف�س ع�ن� م�ؤ�من7 ك�ر�ب�ة2 من� ك�ر�ب الد5ن�ي�ا ن�ف�س� الل�ه� ع�ن�ه� ك�ر�ب�ة2 من� ك�ر�ب ي�و�م

ال�قي�ام�ة و�م�ن� ي�س>ر� ع�ل�ى م�ع�سر7 ي�س>ر� الل�ه� ع�ل�ي�ه في الد5ن�ي�ا و�ا�لخر�ةDari Abu Hurairah ra berkata bahwa Rasulullah SAW

bersabda, "Barang siapa yang membantu menghilangkan kesulitan dunia seorang muslim, maka Allah akan

menghilangkan kesulitannya pada hari kiamat. Dan barang siapa yang memudahkan urusan seorang muslim, maka Allah akan memudahkan urusannya pada hari kiamat.

(HR. Muslim)

(

Page 39: Perbandingan Sistem Asuransi Syariah & Konvensional

Konsep Asuransi SyariahKonsep Asuransi Syariah

Landasan 7 : Hadits riwayat Turmudzi dan Abu Daud :

ع�ن� ع�م�ر�و ب�ن ع�و�ف7 ال�م�ز�نى أ�ن� ر�س�و�ل� ال ص�ل�ى ال? ع�ل�ي�ه و�س�ل�مال�م�س�لم�و�ن� ع�ل�ى ش�ر�و�طهم� إل� ش�ر�ط2ا ح�ر>م� ح�ل�ل: ... ق�ال�

) رواه الترمذي(أ�و� أ�ح�ل� ح�ر�امNا Dari Amru bin Auf Al-Nuzani ra bahwasanya Rasulullah

SAW bersabda, "Kaum muslimin itu terikat dengan syarat yang mereka sepakati, kecuali syarat yang

mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram." (HR. Turmudzi)

h

Page 40: Perbandingan Sistem Asuransi Syariah & Konvensional

Konsep Asuransi SyariahKonsep Asuransi SyariahLandasan 8 : Hadits Riwayat Imam Muslim :

ع�ن� الن5ع�م�ان ب�ن ب�شي7 ق�ال� ق�ال� ر�س�ول� الل�ه ص�ل�ى الل�ه� ع�ل�ي�ه و�س�ل�م� م�ث�ل ال�م�ؤ�مني� في ت�و�ادZهم� و�ت�ر�اح�مهم� و�ت�ع�اط�فهم� م�ث�ل� ال�ج�س�د إذ�ا اش�ت�ك�ى

)رواه مسلم(من�ه� ع�ض�̂و ت�د�اع�ى ل�ه� س�ائر� ال�ج�س�د بالس>ه�ر و�ال�ح�م>ى Dari Nu'man bin Basyir ra berkata, bahwa Rasulullah SAW

bersabda, "Perumpamaan orang-orang yang beriman dalam cinta, kasih sayang dan kelemah lembutan diantara

mereka adalah seumpama satu tubuh. Jika salah satu anggota tubuh ada yang sakit, maka anggota tubuh

lainnya juga turut merasakannya, (seperti) ketika tidak bisa tidur dan demam." (HR. Muslim)

t

Page 41: Perbandingan Sistem Asuransi Syariah & Konvensional

Konsep Asuransi SyariahKonsep Asuransi Syariah

Landasan 9 ; Kaidah Ushuliyah :

الbص�ل� في ال�م�ع�ام�ل�ت ا�لب�اح�ة� إل� م�ا د�ل� الد>لي�ل� ع�ل�ىت�ح�ري�مه�ا

Hukum asal dalam muamalat adalah mubah, kecuali jika ada dalil yang mengharamkannya.

Page 42: Perbandingan Sistem Asuransi Syariah & Konvensional

Konsep Asuransi SyariahKonsep Asuransi SyariahLandasan 10 : Fatwa Majma' Al-Fiqh Ad-Dauly, No 9 (2/9) Tentang "bolehnya"

asuransi ta'awuni :

أن العقد البديل الذي يترم أصول التعامل السلمي هو عقد التأميالتعاون القائم على أساس التبع والتعاون، وكذلك الال بالنسبة

لعادة التأمي القائم على أساس التأمي التعاون Bahwasanya akad alternatif yang menjunjung tinggi dasar-dasar

muamalat dalam Islam adalah akad asuransi ta'awuni yang dibangun atas pondasi tabarru (derma) dengan prinsip saling

tolong menolong. Demikian juga halnya dengan reasuransi yang dibangun atas dasar tolong menolong.

At-Ta'min Al-Islamy Dirasah Fiqhiyah Ta'shiliyah Muqaranah Bit Ta'min At-Tijari Ma'at Tatbiqat Al-Amaliyah, Prof. Dr. Ali Muhyiddin Al-Qarh Dhaghi, hal. 199.

Page 43: Perbandingan Sistem Asuransi Syariah & Konvensional

Konsep Asuransi SyariahKonsep Asuransi Syariah

Sharing Risk (Ta’awuni)

S

Dimana antara sesama peserta bertabarru’ untuk saling memikul resiko bila salah satu atau lebih tertimpa musibah.

Catatan : Bahwa peserta bertabarru’ kepada sesama peserta, dan bukan bertabarru’ kepada perusahaan asuransi syariah.

Pool of Tabarru’ Fund

Page 44: Perbandingan Sistem Asuransi Syariah & Konvensional

Konsep Asuransi SyariahKonsep Asuransi Syariah

Akad antara (kumpulan) peserta dengan Takaful untuk mengelola kumpulan dana tabarru' tersebut adalah dengan akad tijari. Dan oleh karenanya Takaful diperkenankan mengambil ujrah atas pengelolaan tersebut. Dalam hubungan seperti ini akad yang digunakan adalah : wakalah bil ujrah, ijarah, mudharabah musytarakah dsb. Dalam akad ini Takaful bertindak hanya sebagai operator/ wakil untuk mengelola resiko nasabah. Dan oleh karenanya Takaful tidak berhak sedikitpun mengambil dana tabarru' tersebut, selain ujrah yang disepakati bersama antara nasabah dengan Takaful

Akad Tijari : Wakalah bil ujrah, Mudharabah,

ijarah dsb.

Page 45: Perbandingan Sistem Asuransi Syariah & Konvensional

Konsep Asuransi SyariahKonsep Asuransi Syariah

Investasi dengan skim : Mudharabah, Wakalah bil ujrah,

dsb

Hasil Investasi

Dana tabarru’ diinvestasikan oleh Takaful dalam investasi yang sesuai

dengan syariah dengan skim mudharabah/ mudharabah

musytarakah. Hasil dari investasi tersebut dibagi berdasarkan akad

yang digunakan. (Mudharabah dengan bagi hasil, wakalah dengan fee/ ujrah)

b

Page 46: Perbandingan Sistem Asuransi Syariah & Konvensional

Konsep Asuransi SyariahKonsep Asuransi Syariah• Dalam literatur klasik fiqh Islam, terdapat beberapa

akad yang dalam beberapa sisi memiliki kemiripan dengan sistem asuransi syariah yang tentunya memiliki corak dan warna keislaman (ta'awuni), diantaranya adalah :

1. Nidzam Aqilah

2. Al-Qasamah

3. Al-Muwalah

4. At-Tanahud

5. Aqdul Hirasah

6. Dhaman Khatr At-Thariq

Page 47: Perbandingan Sistem Asuransi Syariah & Konvensional

Konsep Asuransi SyariahKonsep Asuransi SyariahNidzam Al-Aqila : • Al-Aqilah ( العاقلة ) yaitu saling memikul atau bertanggung jawab

untuk keluarganya. Jika salah seorang dari anggota suatu suku terbunuh oleh anggota satu suku yang lain, maka pewaris korban akan dibayar dengan uang darah (diyat) sebagai konpensasi oleh saudara terdekat dari pembunuh. Saudara terdekat dari pembunuh disebut aqilah. Lalu mereka mengumpulkan dana (al-kanzu) yang diperuntukkan membantu keluarga yang terlibat dalam pembunuhan tidak disengaja.

• Ibnu Hajar Al-Asqolani mengemukakan bahwa sistem Aqilah ini diterima dan menjadi bagian dari hukum Islam. Hal ini terlihat dari hadits yang menceritakan pertengkaran antara dua wanita dari suku Huzail, dimana salah seorang dari mereka memukul yang lainnya dengan batu hingga mengakibatkan kematian wanita tersebut dan juga bayi yang sedang dikandungnya. Pewaris korban membawa permasalahan tersebut ke Pengadilan. Rasulullah memberikan keputusan bahwa konpensasi bagi pembunuh anak bayi adalah membebaskan budak, baik laki-laki maupun wanita. Sedangkan konpensasi atas membunuh wanita adalah uang darah (diyat) yang harus dibayar oleh Aqilah (saudara pihak ayah).

Page 48: Perbandingan Sistem Asuransi Syariah & Konvensional

Konsep Asuransi SyariahKonsep Asuransi Syariah• Dalam sebuah riwayat digambarkan

ع�ن أ�8ب�ي ه�ر�ير�ة� ر�ض�ي� الل�ه� ع�نه� ق�ال� اق3ت�ت�ل�ت امر�أ�ت�ان� م�ن ه�ذ�يل� ف�ر�م�تإ�حد�اه�م�ا ا3لPخر�ى ب�ح�ج�ر� ف�ق�ت�ل�ته�ا و�م�ا ف�ي ب�ط3ن�ه�ا ف�اخت�ص�م�وا إ�ل�ى الن$ب�يص�ل�ى الل�ه� ع�ل�يه� و�س�ل�م� ف�ق�ض�ى أ�ن� د�ي�ة� ج�ن�ين�ه�ا غ�ر$ةS ع�بد5 أ�و و�ل�يد�ةS و�ق�ض�ى

)رواه البخاري(أ�ن� د�ي�ة� ال3م�رأ�ة� ع�ل�ى ع�اق�ل�ت�ه�ا Dari Abu Hurairah ra berkata, Dua orang wanita dari Suku Huzail

berselisih, kemudian salah seorang wanita tersebut melempar batu ke wanita yang lainnya hingga mengakibatkan kematian wanita tersebut

beserta janin yang dikandungnya. Maka ahli waris wanita yang meninggal tersebut mengadukan ke Rasulullah SAW, maka Rasulullah

SAW memutuskan ganti rugi dari pembunuhan terhadap tersebut dengan pembebasan seorang budak laki-laki atau perempuan, dan

memutuskan gantu rugi kematian wanita tersebut degnan uang darah (diyat) yang dibayarkan oleh aqilahnya (kerabat dari orang tua laki-laki).

(HR. Bukhari)

(

Page 49: Perbandingan Sistem Asuransi Syariah & Konvensional

Konsep Asuransi SyariahKonsep Asuransi Syariah

• Al-Qasamah : • Yaitu sebuah konsep perjanjian yang

berhubungan dengan manusia. Sistem ini melibatkan usaha pengumpulan dana dalam sebuah tabungan atau pengumpulan uang iuran dari peserta atau majlis. Manfaatnya akan dibayarkan kepada ahli waris yang dibunuh jika kasus pembunuhan itu tidak diketahui siapa pembunuhnya atau tidak ada keterangan saksi yang layak untuk benar-benar secara pasti mengetahui siapa pembunuhnya.

Page 50: Perbandingan Sistem Asuransi Syariah & Konvensional

Konsep Asuransi SyariahKonsep Asuransi Syariah• Al-Muwalat : • Al-Muwalat yaitu perjanjian jaminan, dimana

seorang penjamin menjamin seseorang yang tidak memiliki waris dan tidak dikeketahui ahli warisnya. Penjamin setuju untuk menanggung bayaran dia, jika orang yang dijamin tersebut melakukan jinayah. Apabila orang yang dijamin meninggal, maka penjamin boleh mewarisi hartanya sepanjang tidak ada ahli warisnya.

(Az Zarqa’ dalam Aqdud Ta’min).

Page 51: Perbandingan Sistem Asuransi Syariah & Konvensional

Konsep Asuransi SyariahKonsep Asuransi Syariah• Tanahud : • Tanahud merupakan ibarat dari makanan yang

dikumpulkan dari para peserta safar yang dicampur menjadi satu. Kemudian makanan tersebut dibagikan pada saatnya kepada mereka, kendati mereka mendapatkan porsi yang berbeda-beda.

• Dalam sebuah riwayat disebutkan, “Marga Asy’ari (Asy’ariyin) ketika keluarganya mengalami kekurangan makanan, maka mereka mengumpulkan apa yang mereka miliki dalam satu kumpulan. Kemudian dibagi diantara mereka secara merata. Mereka adalah bagian dari kami dan kami adalah bagian dari mereka.” (HR. Bukhari)

B

• Dalam kasus ini, makanan yang diserahkan bisa jadi sama kadarnya atau berbeda-beda. Begitu halnya dengan makanan yang diterima, bisa jadi sama porsinya atau berbeda-beda.

Page 52: Perbandingan Sistem Asuransi Syariah & Konvensional

Konsep Asuransi SyariahKonsep Asuransi Syariah• Dalam Atta’rifat, karya Imam Al-Jurjani (hal 93),

dikatakan :

إخراج كل واحد من الرفقة نفقة على قدار: لتناهد انفقة صاحبه

• Tanahud : setiap orang mengeluarkan sesuai dengan kadar kebutuhan anggota yang lainnya.

Page 53: Perbandingan Sistem Asuransi Syariah & Konvensional

Konsep Asuransi SyariahKonsep Asuransi Syariah• Teks Hadits Tentang Tanahud :

ع�ن أ�ب�ي م�وس�ى ق�ال� ق�ال� الن$ب�يa ص�ل�ى الل�ه� ع�ل�يه� و�س�ل�م� إ�ن� ا3ل8شع�ر�ي_ي� إ�ذ�اأ�رم�ل�وا ف�ي ال3غ�زو� أ�و ق�ل� ط�ع�ام� ع�ي�ال�ه�م ب�ال3م�د�ين�ة� ج�م�ع�وا م�ا ك�ان� ع�ند�ه�م

ف�ي ث�وب� و�اح�د� ث�م$ اق3ت�س�م�وه� ب�ين�ه�م ف�ي إ�ن�اء� و�اح�د� ب�الس$و�ي$ة� ف�ه�م م�ن_ي و�أ�ن�ا )رواه البخاري(م�نه�م

(

Dari Abu Musa ra berkata, bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Marga Asy’ari (Asy’ariyin) ketika keluarganya mengalami

kekurangan makanan, maka mereka mengumpulkan apa yang mereka miliki dalam satu kumpulan. Kemudian dibagi diantara mereka secara merata. Mereka adalah bagian dari kami dan

kami adalah bagian dari mereka.” (HR. Bukhari)

k

Page 54: Perbandingan Sistem Asuransi Syariah & Konvensional

وال تعال أعلى وأعلم بالصوابوالمد ل رب العالي

[email protected]@[email protected][email protected]