analisis pengaruh jalur pembiayaan terhadap...

116
ANALISIS PENGARUH JALUR PEMBIAYAAN TERHADAP INFLASI DALAM SISTEM MONETER SYARIAH DI INDONESIA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi (S.E) Oleh: ANNISA MAYA NADHILAH NIM: 1113086000043 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1438 H/2017 M

Upload: dangmien

Post on 25-Mar-2019

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS PENGARUH JALUR PEMBIAYAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36313/1/ANNISA... · Uji Stasioneritas Data & Derajat Integrasi ... Sektor Perbankan

1

ANALISIS PENGARUH JALUR PEMBIAYAAN TERHADAP INFLASI

DALAM SISTEM MONETER SYARIAH DI INDONESIA

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

Oleh:

ANNISA MAYA NADHILAH

NIM: 1113086000043

JURUSAN EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1438 H/2017 M

Page 2: ANALISIS PENGARUH JALUR PEMBIAYAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36313/1/ANNISA... · Uji Stasioneritas Data & Derajat Integrasi ... Sektor Perbankan

2

Page 3: ANALISIS PENGARUH JALUR PEMBIAYAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36313/1/ANNISA... · Uji Stasioneritas Data & Derajat Integrasi ... Sektor Perbankan

3

Page 4: ANALISIS PENGARUH JALUR PEMBIAYAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36313/1/ANNISA... · Uji Stasioneritas Data & Derajat Integrasi ... Sektor Perbankan

4

Page 5: ANALISIS PENGARUH JALUR PEMBIAYAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36313/1/ANNISA... · Uji Stasioneritas Data & Derajat Integrasi ... Sektor Perbankan

5

Page 6: ANALISIS PENGARUH JALUR PEMBIAYAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36313/1/ANNISA... · Uji Stasioneritas Data & Derajat Integrasi ... Sektor Perbankan

iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. IDENTITAS PRIBADI

1. Nama Lengkap : Annisa Maya Nadhilah

2. Tempat & Tanggal Lahir : Tangerang, 23 Mei 1995

3. Agama : Islam

4. Jenis Kelamin : Perempuan

5. Alamat : Jl. Pintu Air 3 No. 10 RT003 RW06

Parung Serab Ciledug Tangerang 15153

6. Nomor Telepon : 081212608081

7. Email : [email protected] /

[email protected]

B. PENDIDIKAN FORMAL

1. SDI Annajah Jakarta Selatan Tahun 2001-2007

2. MTs Annajah Jakarta Selatan Tahun 2007-2010

3. MA Sahid Bogor Tahun 2010-2013

4. S1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013-2017

C. PENGALAMAN ORGANISASI

1. Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ekonomi Syariah Departemen

Olahraga Periode 2016-2017

2. Bendahara 2 Kuliah Kerja Nyata (KKN) Ekadasa Arka 054 di Desa

Cikopomayak, Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor 25 Juli- 25 Agustus

2016.

3. Anggota biasa kader HMI (Himpunan Mahasiswa Islam) Cabang Ciputat

Komisariat Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Page 7: ANALISIS PENGARUH JALUR PEMBIAYAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36313/1/ANNISA... · Uji Stasioneritas Data & Derajat Integrasi ... Sektor Perbankan

v

4. Aktif dalam kepanitiaan beragam acara seperti OPAK DEMA FEB 2014

dan OPAK DEMA U 2015 dll.

D. SEMINAR DAN WORKSHOP

1. Diskusi interaktif ,“Muda Bicara APEC 2013 „APEC di Mata Anak

Muda‟” yang diselenggarakan oleh KOMPAS, 2013.

2. Seminar Kewirausahaan dengan tema, “Menciptakan Entrepreneur yang

Sip dan Berprinsip”, Pekan Koperasi. Koperasi Mahasiswa UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta., 2013.

3. Seminar Internasional Ekonomi Islam Indonesia dengan tema, “Building

Strategic Alliance In Islamic Economic, Finance, and Business Policies”,

Gedung Dhanapala, Kompleks Kementerian Keuangan RI, 2015.

4. Company Visit to Dana Reksa Sekuritas, PT Dana Reksa Sekuritas, 2015.

5. Seminar Nasional Ikatan Ahli Ekonomi Islam Indonesia denga tema,

“Pembiayaan Properti dan Investasi Syariah Untuk Meningkatkan

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia”, Gedung Dhanapala, Kompleks

Kementerian Keuangan RI, 2016.

E. LATAR BELAKANG KELUARGA

1. Ayah : Slamet

2. Tempat, Tanggal Lahir : Purwerejo, 05 Februari 1965

3. Ibu : Sumaryati

4. Tempat, Tanggal Lahir : Purwerejo, 19 Oktober 1968

Page 8: ANALISIS PENGARUH JALUR PEMBIAYAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36313/1/ANNISA... · Uji Stasioneritas Data & Derajat Integrasi ... Sektor Perbankan

vi

5. Alamat : Jl. Pintu Air 3 No. 10 RT003 RW06 Parung

Serab Ciledug Tangerang 15153

6. Anak ke dari : 1 dari 3 bersaudara.

Page 9: ANALISIS PENGARUH JALUR PEMBIAYAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36313/1/ANNISA... · Uji Stasioneritas Data & Derajat Integrasi ... Sektor Perbankan

vii

ABSTRACT

This study aimed to anylize the impact of financing channel towards inflasi

in sharia monetary system. This study used Vector Error Regression Model

(VECM), Causality Granger Test, Forecast Error Variance Decompossition

(FEVD), and Impulse Reponse Function (IRF) to analyze the impact of sharia

financing channel towards inflation. Using monthly data, the study covers the

period from Januari 2012 to December 2016. Variables used inflation rates, fee

SBIS, yield PUAS, total Depositor Funds, total financing.

The result of Causality Granger Test, IRF, and FEVD showed that sharia

monetary instrument is SBIS and PUAS through financing channel significantly

influence to inflation rates. But, there was different result in the other test.

Furthermore, total Depositor Funds, and total financing through financing

channel significantly influence to inflation rates.

Keywords: Sharia Monetary Transmission Mechanisme, Sharia Monetary

Instument, Sharia Financing

Page 10: ANALISIS PENGARUH JALUR PEMBIAYAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36313/1/ANNISA... · Uji Stasioneritas Data & Derajat Integrasi ... Sektor Perbankan

viii

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh jalur pembiayaan

terhadap inflasi dalam sistem moneter syariah di Indonesia. Penelitian ini

menggunakan Vector Error Regression Model (VECM), uji kausalitas Granger,

Forecast Error Variance Decompossition (FEVD), dan Impulse Reponse

Function (IRF) untuk menguji pengaruh jalur pembiayaan moneter syariah

terhadap inflasi. Penelitian ini menggunakan data bulanan periode Januari 2012

hingga periode Desember 2016. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini

yaitu tingkat inflasi, fee SBIS, Imbal Hasil PUAS, total DPK, total pembiayaan

yang diberikan oleh bank syariah.

Berdasarkan hasil Uji kausalitas Granger, IRF dan Forecast Error

Variance Decompositions, instrumen moneter syariah yaitu berupa tingkat SBIS

dan PUAS melalui jalur pembiayaan memberikan pengaruh secara signifikan

terhadap tingkat inflasi. Namun, terdapat hasil yang berbeda pada uji lainnya.

Selain itu, jumlah dana pihak ketiga bank syariah serta jumlah pembiayaan bank

syariah juga memberikan pengaruh terhadap tingkat inflasi.

Kata Kunci: Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Syariah, Instrumen

Moneter Syariah, Pembiayaan bank syariah

Page 11: ANALISIS PENGARUH JALUR PEMBIAYAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36313/1/ANNISA... · Uji Stasioneritas Data & Derajat Integrasi ... Sektor Perbankan

ix

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr, Wb.

Segala puji bagi Allah SWT, yang telah melimpahkan segala rahmat,

rezeki, karunia, berkah, dan hidayahNya kepada penulis dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul “Analisis Pengaruh Jalur Pembiayaan Terhadap Inflasi

dalam Sistem Moneter Syariah di Indonesia” dengan baik. Shalawat serta

salam tak lupa penulis hanturkan kepada nabi besar Muhammad SAW sebagai

panutan bagi kita semua.

Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi syarat-syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta. Terselesaikannya skripsi ini tentu dengan dukungan, bantuan, bimbingan,

semangat, dan do‟a dari orang-orang terbaik yang ada di sekeliling penulis selama

proses penyelesaian skripsi ini. Maka dari itu penulis menyampaikan terima kasih

yang sebesar-besarnya kepada :

1. Allah SWT yang telah menghendaki, menunjukan jalan dan memberi

pertolongan dari awal perkuliahan hingga akhirnya penulis dapat mengerjakan

tugas akhir ini. Terimakasih atas segala nikmatMu ya Allah.

2. Keluarga tercinta, terimakasih atas kasih sayang yang tulus tanpa pamrih.

Bapak Slamet dan Ibu Sumaryati yang dengan sabar mendoakan anak-anaknya,

dengan gigih bekerja untuk memenuhi kebutuhan anaknya. Yusuf Fauzan dan

Salsabila Nadhifah, atas candaannya dan berantemnya menjadi hiburan bagi

penulis.

Page 12: ANALISIS PENGARUH JALUR PEMBIAYAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36313/1/ANNISA... · Uji Stasioneritas Data & Derajat Integrasi ... Sektor Perbankan

x

3. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, Lc. M.Si selaku dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta semoga Fakultas Ekonomi semakin

baik lagi.

4. Bapak Yoghi Citra Pratama, M.Si, selaku Ketua Jurusan Ekonomi Syariah

Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Bapak Ali Rama SE., M.E selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang dengan

kesabarannya selalu bersedia meluangkan waktunya untuk membimbing,

memberikan pengarahan, ilmu yang sangat bermanfaat dan motivasi kepada

penulis selama penyelesaian skripsi ini. Semoga Allah SWT membalas

kebaikannya dengan sebaik-baiknya balasan.

6. Seluruh jajaran dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah memberikan

ilmu dan pembelajaran yang sangat berharga dan bermanfaat bagi penulis.

Serta jajaran karyawan dan staf UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah

melayani dan membantu penulis selama perkuliahan. Semoga ini dapat menjadi

ladang amal kebaikan untuk kita semua.

7. Ketua dan pegawai Perpustakaan Utama UIN, kalian telah memberi pelayanan

terbaik sehingga dapat memenuhi kebutuhan pustaka penulis.

8. Terima kasih banyak kepada Ilhamsyah, yang selalu sabar dan tenang dalam

membantu, mendampingi, mendengarkan curahan, memotivasi, dan

menghibur tiada henti selama pembuatan skripsi ini.

9. Sahabat-sahabatku Aliyah Ahmad, Gita Oktavia, Irmawati, Isnaeni Octaviani,

Diyanah Nurmalasari, Nurulita Dewi, Nur Awaliyah, Putri Khikmatul, dan

Page 13: ANALISIS PENGARUH JALUR PEMBIAYAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36313/1/ANNISA... · Uji Stasioneritas Data & Derajat Integrasi ... Sektor Perbankan

xi

Riska Asri Agustina. Terimakasih kalian telah membantu dan menjadi panutan

bagi penulis selama 4 tahun ini. Kalian menginspirasi!

10. Teman-teman Ekonomi Syariah angkatan 2013 yang tidak bisa penulis

sebutkan satu-persatu, terimakasih atas semua perjuangan bersama selama

empat tahun, suka-duka, canda-tawa mewarnai kebersamaan dengan kalian.

11. Kelompok KKN Ekadasa Arka 054 yang telah bersama-sama memberikan

pengabdian langsung ke masyarakat selama sebulan. Semoga Allah SWT

senantiasa memberikan keberkahan kepada kita semua.

12. Penyedia layanan ojek online, para driver ojek online dan pihak-pihak lain

yang turut membantu dari awal perkuliahan hingga penyelesaian skripsi ini.

Semoga Allah melimpahkan rahmatNya untuk kalian semua.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena

keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman yang dimiliki penulis. Oleh sebab

itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan, baik kritik yang

membangun dari berbagai pihak.

Wassalamu‟alaikum Wr, Wb

Jakarta, 30 Mei 2017

Annisa Maya Nadhilah

Page 14: ANALISIS PENGARUH JALUR PEMBIAYAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36313/1/ANNISA... · Uji Stasioneritas Data & Derajat Integrasi ... Sektor Perbankan

xii

DAFTAR ISI

DAFTAR RIWAYAT HIDUP .......................................................................... iv

ABSTRACT ....................................................................................................... vii

ABSTRAK ........................................................................................................ viii

KATA PENGANTAR ........................................................................................ ix

DAFTAR ISI ...................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xvi

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xviii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian ........................................................... 1

B. Rumusan Masalah ....................................................................... 6

C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 6

D. Manfaat Penelitian ...................................................................... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori yang Berkenaan dengan Variabel .................................... 8

1. Kebijakan moneter ............................................................... 9

a. Operasi Pasar Terbuka ................................................... 9

b. Persyaratan Cadangan .................................................. 10

c. Tingkat Diskonto ......................................................... 10

2. Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter ....................... 11

Page 15: ANALISIS PENGARUH JALUR PEMBIAYAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36313/1/ANNISA... · Uji Stasioneritas Data & Derajat Integrasi ... Sektor Perbankan

xiii

a. Jalur Suku Bunga ......................................................... 12

b. Jalur Nilai Tukar .......................................................... 13

c. Jalur Harga Aset .......................................................... 14

d. Jalur Kredit .................................................................. 14

e. Jalur Ekspektasi ........................................................... 16

3. Kebijakan Moneter Islam .................................................. 16

4. Transmisi Kebijakan Moneter Islam ................................. 19

5. Pembiayaan Syariah .......................................................... 20

6. Inflasi ................................................................................. 24

B. Keterkaitan Antar Variabel ...................................................... 27

C. Penelitian Terdahulu ................................................................ 29

D. Kerangka Pemikiran ................................................................ 33

E. Hipotesa Penelitian .................................................................. 36

BAB III METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian ....................................................... 38

B. Metode Pengumpulan Data ..................................................... 38

1. Field Research .................................................................... 38

2. Library Research ................................................................ 39

3. Internet Research ............................................................... 39

C. Metode Analisis Data .............................................................. 39

1. Uji Stasioneritas Data & Derajat Integrasi ........................ 41

2. Penentuan Lag Optimal ..................................................... 42

3. Uji Stabilitas VAR ............................................................. 44

Page 16: ANALISIS PENGARUH JALUR PEMBIAYAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36313/1/ANNISA... · Uji Stasioneritas Data & Derajat Integrasi ... Sektor Perbankan

xiv

4. Uji Kointegrasi .................................................................. 44

5. Model dan Estimasi VAR .................................................. 45

6. Impulse Response Function (IRF) ..................................... 47

7. Variance Decomposition ................................................... 47

8. Granger Causality ............................................................. 48

D. Model Penelitian ...................................................................... 49

E. Operasional Data Penelitian .................................................... 50

1. Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) ......................... 50

2. Pasar Uang Antar Bank Syariah (PUAS) .......................... 51

3. Dana Pihak Ketiga Syariah ................................................ 51

4. Pembiayaan ........................................................................ 51

5. Inflasi ................................................................................. 52

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ............................ 53

1. Perkembangan Inflasi ........................................................ 53

2. Perkembangan Sertifikat Bank Indonesia Syariah ............ 54

3. Perkembangan Pasar Uang Antarbank Syariah ................. 55

4. Perkembangan Jumlah Dana Pihak Ketiga ........................ 56

5. Perkembangan Pembiayaan Bank Syariah ........................ 58

B. Analisis Uji Ekonometrik ........................................................ 59

1. Uji Stasioneritas / Unit Root Test ..................................... 59

2. Uji Lag Length Criteria ..................................................... 60

3. Uji Stabilitas VAR ............................................................. 61

Page 17: ANALISIS PENGARUH JALUR PEMBIAYAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36313/1/ANNISA... · Uji Stasioneritas Data & Derajat Integrasi ... Sektor Perbankan

xv

4. Uji Kointegrasi .................................................................. 62

5. Uji Kausalitas .................................................................... 63

6. Estimasi VECM ................................................................. 65

7. Impulse Response Function ............................................... 66

8. Variance Decomposition ................................................... 68

C. Analisis Penelitian ................................................................... 69

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ............................................................................ 73

B. Saran ....................................................................................... 74

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 75

LAMPIRAN-LAMPIRAN

A. Data Penelitian ......................................................................... 79

B. Uji Stasioneritas Tingkat Level ................................................ 81

C. Uji Stasioneritas Tingkat First Difference ............................... 83

D. Uji Lag Length Criteria ............................................................ 85

E. Uji Stabilitas VAR ................................................................... 86

F. Uji Kointegrasi ......................................................................... 87

G. Uji Kausalitas Granger ............................................................. 88

H. Estimasi VECM ....................................................................... 89

I. Uji Impulse Response Function ............................................... 91

J. Uji Variance Decomposition .................................................... 92

Page 18: ANALISIS PENGARUH JALUR PEMBIAYAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36313/1/ANNISA... · Uji Stasioneritas Data & Derajat Integrasi ... Sektor Perbankan

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1

Data Instrumen Moneter Syariah, Sektor Perbankan Syariah, dan Inflasi ............. 4

Table 2.1

Ringkasan Penelitian Terdahulu ...................... .................................................... 29

Table 3.1

Model Peneltian Analisis Pengaruh Jalur Pembiayaan Terhadap Inflasi Dalam

System Moneter Syariah di Indonesia ............. ................................................... 50

Table 3.2

Model VAR Penelitian Analisis Pengaruh Jalur Pembiayaan Terhadap Inflasi

Dalam Sistem Moneter Syariah di Indonesia ... ................................................... 50

Table 4.1

Hasil Uji Akar Unit .......................................... ................................................... 59

Table 4.2

Hasil Uji Lag Length Criteria .......................... ................................................... 60

Table 4.3

Uji Stabilitas VAR ........................................... ................................................... 62

Table 4.4

Hasil Uji Kointegrasi ........................................ ................................................... 63

Page 19: ANALISIS PENGARUH JALUR PEMBIAYAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36313/1/ANNISA... · Uji Stasioneritas Data & Derajat Integrasi ... Sektor Perbankan

xvii

Table 4.5

Hasil Uji Kausalitas Granger ............................ ................................................... 64

Table 4.6

Hasil Estimasi VECM ...................................... ................................................... 65

Table 4.7

Hasil Uji Variance Decomposition .................. ................................................... 68

Page 20: ANALISIS PENGARUH JALUR PEMBIAYAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36313/1/ANNISA... · Uji Stasioneritas Data & Derajat Integrasi ... Sektor Perbankan

xviii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1

Data Tingkat Inflasi........................................... ...................................................... 1

Gambar 2.1

Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter ....... .................................................... 12

Gambar 4.1

Perkembangan Inflasi Periode Januari 2012 s.d Desember 2016 Di Indonesia ..... 54

Gambar 4.2

Perkembangan SBIS Periode Januari 2012 s.d Desember 2016 di Indonesia ..... 55

Gambar 4.3

Perkembangan Pasar Uang Antarbank Syariah (PUAS) Periode Januari 2012 s.d

Desember 2016 Di Indonesia ........................... ................................................... 56

Gambar 4.4

Perkembangan Jumlah Dana Pihak Ketiga Bank Syariah Periode 2012 s.d 2016.. 57

Gambar 4.5

Perkembangan Pembiayaan di Indonesia Tahun 2012 s.d Tahun 2016 ............... 58

Gambar 4.6

Hasil Uji Impulse Response Function .............. .................................................... 67

Page 21: ANALISIS PENGARUH JALUR PEMBIAYAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36313/1/ANNISA... · Uji Stasioneritas Data & Derajat Integrasi ... Sektor Perbankan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Kebijakan moneter yang dikeluarkan oleh bank sentral selaku otoritas

moneter diarahkan untuk dapat mempengaruhi aktifitas perekonomian sektor

rill dan juga tingkat harga. Bank sentral di berbagai negara banyak menjadikan

pengendalian tingkat inflasi sebagai tujuannya. Inflasi merupakan sebuah

fenomena ekonomi berupa kenaikan harga yang terjadi secara terus menerus.

Inflasi yang berbahaya ialah inflasi yang tidak dapat diprediksikan sehingga

menimbulkan keterkejutan masyarakat karena naiknya harga.

Gambar 1.1

Data Tingkat Inflasi

Sumber : Bank Indonesia

Untuk mengendalikan inflasi maka digunakan mekanisme transmisi

kebijakan moneter. Mekanisme transmisi kebijakan moneter merupakan

sebuah proses yang menggambarkan dari terbentuknya kebijakan moneter

hingga kebijakan tersebut mempengaruhi perputaran uang dan akhirnya akan

0

2

4

6

8

10

2012 2013 2014 2015 2016

Inflasi

Inflasi

Page 22: ANALISIS PENGARUH JALUR PEMBIAYAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36313/1/ANNISA... · Uji Stasioneritas Data & Derajat Integrasi ... Sektor Perbankan

2

berpengaruh ke sektor riil. Mekanisme transmisi kebijakan moneter

menggunakan 5 jalur yaitu jalur suku bunga, jalur nilai tukar, jalur kredit, jalur

harga aset, dan jalur ekspektasi.

Transmisi kebijakan moneter pada hakikatnya menunjukan interaksi

tercermin dengan adanya 2 tahap proses perputaran uang. Pertama, interaksi

yang terjadi di pasar keuangan, yaitu interaksi antara bank sentral dengan

perbankan dan lembaga keuangan lainnya dalam berbagai aktivitas transaksi

keuangan. Kedua, interaksi yang berkaitan dengan fungsi intermediasi, yaitu

interaksi antara perbankan dan lembaga keuangan lainnya dengan para pelaku

ekonomi dalam berbagai aktivitas ekonomi sektor riil (Warjiyo, 2004).

Fungsi utama dari perbankan ialah intermediasi, yakni sebuah proses

pengumpulan dana dari sektor usaha, rumah tangga ataupun pemerintah lalu

dana tersebut disalurkan melalui kredit yang diberikan perbankan. Menurut

Ali dan Rama, (2016) hal ini dapat memperbaiki alokasi sumber daya karena

lembaga intermediasi mempertemukan antara unit surplus (pihak kelebihan

dana) dengan unit defisit (pihak kekurangan dana).

Di Tahun 1992, berdiri Bank Muamalat sebagai bank syariah pertama di

Indonesia. Secara resmi Indonesia mulai menerapkan sistem perbankan ganda

setelah diterbitkannya kebijakan perbankan pada tahun 1998 UU No. 10

tentang sistem perbankan ganda. Pada September 2016 menunjukan jumlah

bank syariah di Indonesia saat ini terdiri dari 13 Bank Umum Syariah, dan 21

Unit Usaha Syariah dengan jumlah kantor sebanyak 2.540. Adapun komposisi

Total Aset, Pembiayaan, Dana Pihak Ketiga (BUS dan UUS) masing-masing

Page 23: ANALISIS PENGARUH JALUR PEMBIAYAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36313/1/ANNISA... · Uji Stasioneritas Data & Derajat Integrasi ... Sektor Perbankan

3

mencapai sebesar Rp. 331.76 triiun, Rp. 235.01 triliun, dan Rp. 263.52 triliun

(Otoritas Jasa Keuangan, 2016).

Sejalan dengan ditetapkannya sistem perbankan ganda, Bank Indonesia

pun diberi amanah sebagai otoritas moneter ganda yang dapat menjalankan

kebijakan moneter konvensional dan juga syariah sesuai dengan ketetapan

UUNo. 3 Tahun 2004. Mekanisme transmisi kebijakan moneter di Indonesia

akhirnya semakin berkembang dan kompleks. Demikian isu mengenai

mekanisme transmisi kebijakan moneter menjadi sangatlah penting.

Menariknya, mekanisme transmisi kebijakan moneter ini adalah hal yang

masih banyak diperdebatkan oleh para ahli ekonomi di dunia. Banyak yang

masih mempertanyakan bagaimana mekanisme transmisi kebijakan moneter

tersebut. Terlebih di Indonesia yang memiliki sistem moneter ganda yaitu

konvensional dan syariah. Sehingga sering muncul pertanyaan di masyarakat

mengenai bagaimana kedua sistem mekanisme transmisi terjadi sampai

mempengaruhi kegiatan ekonomi serta keuangan dan akhirnya mencapai

tujuan akhir kebijakan moneter tersebut.

Wulandari (2014) menganalisis efektivitas mekanisme transmisi moneter

melalui jalur pembiayaan bank syariah di Indonesia. Hasil penelitiannya

menyimpulkan bahwa secara keseluruhan pengaruh terbesar dalam alur

transmisi kebijakan moneter menuju pertumbuhan output dan inflasi diberikan

oleh pembiayaan syariah. Demikian perbankan syariah memliki peran penting

dalam transmisi kebijakan moneter di Indonesia.

Page 24: ANALISIS PENGARUH JALUR PEMBIAYAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36313/1/ANNISA... · Uji Stasioneritas Data & Derajat Integrasi ... Sektor Perbankan

4

Begitupun dengan Ascarya (2012) dalam penelitiannya Alur Transmisi

dan Efektivitas Kebijakan Moneter Ganda di Indonesia. Dari ketiga uji yang

dilakukan yaitu uji kausalitas, uji IRF dan uji Variance Decomposition

mengarahkan pada kesimpulan empiris bahwa kebijakan moneter untuk

„pengurangan inflasi‟ dengan pola syariah lebih efektif dari pada dengan pola

konvensional.

Kebijakan moneter syariah menggunakan instrumen moneter syariah

yaitu Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS). Tingkat fee SBIS akan

menjadi rate untuk kebijakan bagi pendanaan dan pembiayaan bank syariah

melalui pasar uang antar bank syariah (PUAS). Kegiatan PUAS bertujuan

untuk mengelola kelebihan atau kekurangan likuiditas bank. Jika bank syariah

mengalami kekurangan likuditas, maka bank syariah harus mencari tempat

untuk menutupi kekurangan tunai mereka agar tidak terjadi bank run dan

pihak Dana Pihak Ketiga (DPK) bank syariah tidak perlu khawatir ketika akan

mengambil tunai. Dana Pihak Ketiga yang telah terkumpul umumnya

digunakan untuk pembiayaan bank syariah.

Tabel 1.1

Data Instrumen Moneter Syariah dan Sektor Perbankan Syariah

Tahun SBIS PUAS DPK Pembiayaan Inflasi

2012 4,80% 4,42% 147,512 147.505 4.3%

2013 7,22% 6,25% 183,534 184.122 8.38%

2014 6,90% 6,30% 217,858 199.303 8.36%

2015 7,10% 6,73% 231,174 212.966 3.35%

2016 5,90% 6,08% 329,135 248.007 3.06%

Sumber : Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan. Dalam persen dan triliyun

rupiah.

Page 25: ANALISIS PENGARUH JALUR PEMBIAYAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36313/1/ANNISA... · Uji Stasioneritas Data & Derajat Integrasi ... Sektor Perbankan

5

Berdasarkan teori kebijakan moneter jika bank sentral mengeluarkan

kebijakan kontraktif berupa naiknya tingkat suku bunga maka akan

mengurangi pendanaan dan pembiayaan yang disalurkan oleh bank. Hal ini

dimaksudkan untuk memperlambat laju ekonomi sehingga dapat mengurangi

tingkat inflasi. Kebijakan moneter ekspansif merupakan kebalikan dari

kebijakan kontraktif.

Namun, dari data yang disajikan dari tabel 1.1 terlihat pada tahun 2013

tingkat SBIS dan PUAS mengalami kenaikan yaitu sebesar 7.22% dan 6.25%

diikuti dengan naiknya jumlah dana pihak ketiga bank syariah sebesar 183,

534 triliyun rupiah dan pembiayaan bank syariah sebesar 184.122 triliyun

rupiah. Namun, hal ini diikuti dengan naiknya tingkat inflasi sebesar 8.38%.

Tahun 2014 terjadi penurunan tingkat SBIS menjadi 6.90% namun PUAS naik

menjadi 6.30% dan diikuti lagi dengan kenaikan jumlah dana pihak ketiga

bank syariah, dan jumlah pembiayaan bank syariah. Namun, terjadi turunnya

tingkat inflasi.

Mekanisme transmisi kebijakan moneter melalui jalur pembiayaan dapat

dikatakan sangatlah penting karena pembiayaan yang diberikan perbankan

dapat menunjang sektor riil sehingga dapat mempengaruhi inflasi. Maka

berangkat dari penjelasan tersebut penelitian ini mengambil judul “ANALISA

PENGARUH JALUR PEMBIAYAAN TERHADAP INFLASI DALAM

SISTEM MONETER SYARIAH DI INDONESIA”.

Page 26: ANALISIS PENGARUH JALUR PEMBIAYAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36313/1/ANNISA... · Uji Stasioneritas Data & Derajat Integrasi ... Sektor Perbankan

6

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, adapun rumusan masalah

yang akan diangkat dalam penelitian ini adalah ketidakkonsistenan hubungan

antar SBIS, PUAS, DPK bank syariah dan jumlah pembiayaan bank syariah

dan inflasi menjadi suatu masalah yang perlu untuk dilakukan penelitian lebih

lanjut. Demikian, penelitian ini berfokus kepada variabel SBIS, PUAS, DPK

bank syariah dan jumlah pembiayaan bank syariah dan inflasi pada tahun

2012-2016.

Dari rumusan masalah yang diuraikan, maka diperlukan penelitian lebih

lanjut sehingga dapat merumuskan sebuah masalah yang akan dibahas adalah

bagaimanakah pengaruh SBIS, PUAS, DPK bank syariah, dan pembiayaan

bank syariah melalui jalur pembiayaan terhadap inflasi di Indonesia?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini berkaitan dengan rumusan masalah yang

telah dikemukan yaitu sebagai berikut:

1. Menganalisis pengaruh SBIS dalam transmisi kebijakan moneter syariah

melalui jalur pembiayaan terhadap inflasi di Indonesia

2. Menganalisis pengaruh PUAS dalam transmisi kebijakan moneter

syariah melalui jalur pembiayaan terhadap inflasi di Indonesia

3. Menganalisis pengaruh DPK bank syariah dalam transmisi kebijakan

moneter syariah melalui jalur pembiayaan terhadap inflasi di Indonesia

Page 27: ANALISIS PENGARUH JALUR PEMBIAYAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36313/1/ANNISA... · Uji Stasioneritas Data & Derajat Integrasi ... Sektor Perbankan

7

4. Menganalisis pengaruh pembiayaan bank syariah dalam transmisi

kebijakan moneter melalui jalur pembiayaan terhadap inflasi di

Indonesia

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan menjadi rujukan atau referensi dan pedoman

bagi peneliti lainnya yang berminat di bidang ini :

1. Bagi peneliti, penelitian ini adalah sebuah kesempatan bagi peneliti

untuk mengimplementasikan ilmu pengetahuan yang telah di peroleh di

semasa kuliah sehingga dapat menambah pengetahuan bagi peneliti

dalam bidang ekonomi syariah khususnya dengan konsentrasi moneter

syariah.

2. Penelitian ini dapat dipergunakan bagi sebagai referensi bagi penelitian

selanjutnya.

Page 28: ANALISIS PENGARUH JALUR PEMBIAYAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36313/1/ANNISA... · Uji Stasioneritas Data & Derajat Integrasi ... Sektor Perbankan

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori yang Berkenaan dengan Variabel

1. Kebijakan Moneter

Kebijakan moneter adalah kebijakan bank sentral atau orotitas

moneter dalam bentuk pengendalian besaran moneter dan/atau suku bunga

untuk mencapai tujuan perekonomian yang diinginkan (Mishkin, 2010).

Stabilitas harga merupakan tujuan utama dari kebanyakan bank sentral,

lima tujuan lainnya yaitu: (1) penyediaan lapangan kerja yang tinggi, (2)

pertumbuhan ekonomi, (3) stabilitas pasar keuangan, (4) stabilitas suku

bunga, dan (5) stabilitas di pasar valuta asing (Mishkin, 2009).

Jika yang dilakukan adalah menambah jumlah uang yang beredar,

maka pemerintah dikatakan menempuh kebijakan moneter ekspansif.

Sebaliknya, jika jumlah uang beredar dikurangi, pemerintah menempuh

kebijakan kontraktif adalah kebijakan uang ketat (Rahardja dan Manurung,

2002).

Kerangka operasional kebijakan moneter mencakup instrumen,

sasaran operasional, dan sasaran antara yang digunakan untuk mencapai

sasaran akhir. Demikian, perlu adanya indikator yang dapat segera dilihat

untuk mengetahui indikasi arah pergerakan ekonomi dan inflasi ke depan

dan respon kebijakan moneter yang diperlukan yang biasa disebut sasaran

antara. Ada 2 indikator yang biasa digunakan dalam kebijakan moneter

yaitu tingkat suku bunga dan jumlah uang yang beredar.

Page 29: ANALISIS PENGARUH JALUR PEMBIAYAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36313/1/ANNISA... · Uji Stasioneritas Data & Derajat Integrasi ... Sektor Perbankan

9

Dalam kerangka tersebut, sasaran akhir kebijakan moneter tidak

dapat langsung dicapai, dan harus melalui sasaran antara dan sasaran

operasional. Sasaran antara (intermediate target) dapat berupa jumlah

uang beredar, apakah uang beredar dalam arti sempit (M1) atau uang

beredar dalam arti luas (M2). Sasaran antara berupa jumlah uang beredar

biasa digunakan dalam pelaksanaaan kebijakan moneter yang berbasis

agregat moneter. Disamping itu, sasaran antara juga dapat berupa suku

bunga jangka panjang. Sasaran antara suku bunga jangka panjang biasa

digunakan dalam pelaksanaan kebijakan moneter yang berbasis suku

bunga. Sementara itu, untuk mencapai sasaran antara tersebut, perlu

adanya sasaran operasional dapat berupa uang primer (M0) atau suku

bunga jangka pendek (Suseno dan Aisyah, 2009).

Menurut Mankiw (2007), bank sentral mempunyai 3 instrumen

kebijakan moneter yaitu operasi pasar terbuka, persyaratan cadangan, dan

tingkat diskonto.

a. Operasi Pasar Terbuka (open-market operations)

Pembelian dan penjualan obligasi pemerintah oleh bank sentral.

Ketika bank sentral membeli obligasi dari publik, jumlah uang yang

dibayarkan untuk obligasi itu akan meningkatkan basis moneter

sekaligus meningkatkan jumlah uang beredar. Ketika bank sentral

menjual obligasi ke publik, jumlah uang yang diterima akan

menurunkan basis moneter dan dengan demikian menurunkan

jumlah uang beredar. Operasi pasar terbuka adalah instrumen

Page 30: ANALISIS PENGARUH JALUR PEMBIAYAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36313/1/ANNISA... · Uji Stasioneritas Data & Derajat Integrasi ... Sektor Perbankan

10

kebijakan yang paling sering digunakan oleh bank sentral di Amerika

Serikat.

b. Persyaratan Cadangan (reserve requirements)

Peraturan bank sentral yang menuntut bank-bank untuk memiliki

rasio-deposito cadangan minimum. Kenaikan dalam persyaratan

cadangan akan meningkatkan rasio-deposito cadangan dan

menurunkan pengganda uang serta jumlah uang yang beredar

perubahan-perubahan dalam persyaratan cadangan paling jarang

digunakan dari ketiga instrumen kebijakan bank sentral Amerika

Serikat.

c. Tingkat Diskonto (discount rate)

Tingkat bunga yang dikenakan bank sentral ketika memberi

pinjaman kepada bank-bank. Bank meminjam dari bank sentral

ketika cadangan mereka terlalu sedikit untuk memenuhi persyaratan

cadangan. Semakin kecil tingkat diskonto, semakin murah cadangan

yang dipinjamkan, dan semakin banyak bank yang meminjam

dengan fasilitas discount window bank sentral. Jadi, penurunan

tingkat diskonto meningkatkan basis moneter dan jumlah uang yang

beredar.

Selain 3 instrumen diatas menurut Rahardja dan Manurung

(2002), terdapat instrumen lain yaitu berupa imbauan moral yaitu

dimana otoritas moneter mencoba mengarahkan atau mengendalikan

jumlah uang beredar. Misalnya, Gubernur Bank Indonesia dapat

Page 31: ANALISIS PENGARUH JALUR PEMBIAYAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36313/1/ANNISA... · Uji Stasioneritas Data & Derajat Integrasi ... Sektor Perbankan

11

memberi kredit atau membatasi kegiatan meminjam uang dari bank

sentral (berhati-hati menggunakan fasilitas diskonto).

2. Mekanisme Tranmsisi Kebijakan Moneter

Mekanisme transmisi kebijakan moneter ialah sebuah proses dari

terbentuknya suatu kebijakan moneter sampai akhirnya kebijakan tersebut

dapat menyentuh sektor riil. Pendekatan ini mempelajari dampak

perubahan uang beredar terhadap aktivitas ekonomi dengan membentuk

model struktural, yaitu deskripsi mengenai bagaimana perekonomian

bekerja dengan menggunakan sekumpulan persamaan yang menunjukan

perilaku perusahaan dan konsumen dalam banyak sektor dalam

perekonomian (Mishkin, 2009).

Transmisi kebijakan moneter pada hakikatnya menunjukan

bagaimana interaksi antara bank sentral selaku ototitas moneter, perbankan

dan lembaga keuangan lainnya serta para pelaku ekonomi melalui sektor

riil. Interaksi ini tercermin dengan adanya 2 tahap proses perputaran uang.

Pertama, interaksi yang terjadi di pasar keuangan, yaitu interaksi antara

bank sentral dengan perbankan dan lembaga keuangan lainnya dalam

berbagai aktivitas transaksi keuangan. Kedua, interaksi yang berkaitan

dengan fungsi intermediasi, yaitu interaksi antara perbankan dan lembaga

keuangan lainnya dengan para pelaku ekonomi dalam berbagai aktivitas

ekonomi sektor riil (Warjiyo, 2004).

Page 32: ANALISIS PENGARUH JALUR PEMBIAYAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36313/1/ANNISA... · Uji Stasioneritas Data & Derajat Integrasi ... Sektor Perbankan

12

Berikut merupakan bagan dari mekanisme transmisi kebijakan

moneter:

Gambar 2.1

Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter

Sumber: Bank Indonesia

Pada awalnya mekanisme transmisi kebijakan moneter ini hanya

menggunakan jalur langsung yaitu dengan menggunakan jalur uang yang

beredar. Namun, jalur moneter yang bersifat langsung ini dianggap tidak

dapat menjelaskan pengaruh faktor-faktor selain uang terhadap inflasi,

seperti suku bunga, nilai tukar, jalur kredit, harga aset, dan ekspektasi.

a. Jalur Suku Bunga

Mekanisme transmisi kebijakan moneter melalui jalur suku

bunga menekankan bahwa kebijakan moneter dapat memengaruhi

permintaan agregat melalui perubahan suku bunga. Dalam hal ini,

pengaruh perubahan suku bunga jangka pendek ditransmisikan pada

suku bunga jangka menengah-panjang melalui mekanisme

penyeimbangan sisi permintaan dan penawaran di pasar uang. Dalam

Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter

Jalur Suku Bunga

Jalur Nilai Tukar

Jalur Kredit

Jalur Harga Aset

Jalur Ekspektasi

Output dan

Inflasi

Page 33: ANALISIS PENGARUH JALUR PEMBIAYAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36313/1/ANNISA... · Uji Stasioneritas Data & Derajat Integrasi ... Sektor Perbankan

13

hal ini, apabila perubahan harga tidak dapat terjadi segera atau bersifat

kaku (sticky prices), perubahan suku bunga nominal jangka pendek

yang dipengaruhi kebijakan moneter bank sentral akan mendorong

perubahan suku bunga rill jangka pendek dan jangka panjang. Dengan

demikian, dengan kekacauan harga tersebut, kebijakan moneter

ekspansif akan mendorong penurunan suku bunga rill jangka pendek,

yang selanjutnya mendorong penurunan suku bunga rill jangka

panjang.

b. Jalur Nilai Tukar

Mekanisme transmisi melalui jalur nilai tukar menekankan

bahwa pergerakan nilai tukar dapat memengaruhi perkembangan

penawaran dan permintaan agregat dan selanjutnya memengaruhi

output dan harga. Besar kecilnya pengaruh pergerakan nilai tukar

tergantung pada sistem nilai tukar yang dianut suatu negara. Misalnya,

dalam sistem nilai tukar mengambang, kebijakan moneter ekspansif

oleh bank sentral akan mendorong depresiasi mata uang domestik dan

meningkatkan harga barang ekspor/impor. Hal itu selanjutnya akan

mendorong kenaikan harga barang domestik walaupun tidak terdapat

ekspansi disisi permintaan agregat. Sementara itu, dalam sistem nilai

tukar mengambang terkendali, pengaruh kebijakan moneter pada

perkembangan output rill dan inflasi menjadi semakin lemah (dengan

time lag [tenggat waktu] yang lama), terutama apabila terdapat

Page 34: ANALISIS PENGARUH JALUR PEMBIAYAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36313/1/ANNISA... · Uji Stasioneritas Data & Derajat Integrasi ... Sektor Perbankan

14

susbtitusi yang tidak sempurna antara aset domestik dan aset luar

negri.

c. Jalur Harga Aset

Mekanisme transmisi melalui jalur harga aset menekankan

bahwa kebijakan moneter berpengaruh pada perubahan harga aset dan

kekayaan masyarakat yang selanjutnya memengaruhi pengeluaran

investasi dan konsumsi. Apabila bank sentral melakukan kebijakan

moneter kontraktif, kebijakan tersebut akan mendorong peningkatan

suku bunga yang pada gilirannya akan menekan harga pasar aset

perusahaan. Penurunan harga aset dapat berakibat pada dua hal.

Pertama, mengurangi kemampuan perusahaan untuk melakukan

ekspansi. Kedua, menurunkan nilai kekayaan dan pendapatan yang

pada gilirannya mengurangi pengeluaran konsumsi. Secara

keseluruhan, kedua hal tersebut berdampak pada penurunan

pengeluaran agregat.

d. Jalur Kredit

Mekanisme transmisi melalui jalur kredit menekankan bahwa

pengaruh kebijakan moneter terhadap output dan harga terjadi melalui

kredit perbankan. Transmisinya dapat dibedakan menjadi dua jalur.

Pertama, bank lending channel (jalur pinjaman bank) yang

menekankan pengaruh kebijakan moneter pada kredit karena kondisi

keuangan bank, khususnya sisi aset. Kedua, firms balance sheet

channel yang menekankan pengaruh kebijakan moneter pada kondisi

Page 35: ANALISIS PENGARUH JALUR PEMBIAYAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36313/1/ANNISA... · Uji Stasioneritas Data & Derajat Integrasi ... Sektor Perbankan

15

keuangan perusahaan, seperti cash flow (arus kas), dan leverage (rasio

utang terhadap modal), dan selanjutnya memengaruhi akses

perusahaan untuk mendapatkan kredit. Menurut jalur pinjaman bank,

selain sisi aset, sisi liabilitas bank juga merupakan komponen penting

dalam mekanisme transmisi kebijakan moneter.

Apabila bank sentral melaksanakan kebijakan moneter kontraktif,

misalnya, melalui peningkatan rasio giro wajib minimum di bank

sentral cadangan yang ada di bank akan mengalami penurunan

sehingga loanable fund (dana yang dapat dipinjamkan) oleh bank akan

mengalami penurunan. Apabila hal tersebut tidak diatasi dengan

melakukan penambahan dana atau pengurangan surat-surat berharga,

kemampuan bank untuk memberikan pinjaman akan menurun. Kondisi

ini menyebabkan penurunan investasi dan selanjutnya mendorong

penurunan output.

Sementara itu, jalur neraca perusahaan menekankan bahwa

kebijakan moneter yang dilakukan oleh bank sentral akan

memengaruhi kondisi keuangan perusahaan. Dalam hal ini, apabila

bank sentral melakukan kebijakan moneter ekspansif, suku bunga di

pasar uang akan turun, dan mendorong harga saham mengalami

peningkatan. Sejalan dengan peningkatan harga saham tersebut, nilai

pasar dari modal perusahaan (networth) akan meningkat dan rasio

leverage perusahaan menurun, yang selanjutnya memperbaiki tingkat

kelayakan permohonan kredit yang diajukan perusahaan kepada bank.

Page 36: ANALISIS PENGARUH JALUR PEMBIAYAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36313/1/ANNISA... · Uji Stasioneritas Data & Derajat Integrasi ... Sektor Perbankan

16

Kondisi itu mendorong peningkatan pemberian kredit oleh bank yang

selanjutnya meningkatkan investasi dan pada akhirnya meningkatkan

output.

e. Jalur Ekspektasi

Mekanisme transmisi melalui jalur ekspektasi menekankan

bahwa kebijakan moneter dapat diarahkan untuk memengaruhi

pembentukan ekspektasi mengenai inflasi dan kegiatan ekonomi.

Kondisi tesebut memengaruhi perilaku agen-agen ekonomi dalam

melakukan keputusan konsumsi dan investasi yang pada gilirannya

akan mendorong perubahan permintaan agregat dan inflasi. Sebagai

contoh, dalam hal bank sentral menempuh kebijakan moneter

ekspansif, kenaikan jumlah uang beredar akan mendorong naiknya laju

inflasi. Dengan harga-harga yang meningkat, ekspektasi inflasi

masyarakat akan meningkat pula, dan selanjutnya, apabila tidak diatasi

dengan kebijakan moneter kontraktif, kebijakan moneter ekspansif

akan mendorong laju inflasi meningkat lebih tinggi.

3. Kebijakan Moneter Islam

Sektor keuangan dalam Islam pada hakikatnya merupakan sektor

yang erat kaitannya dengan arus uang dengan aktivitas banyak utamanya

adalah investasi. Oleh karena itu, sektor keuangan sangat erat kaitannya

dengan sektor riil karena aktivitas investasi merupakan aktivitas produksi

di sektor riil. Kondisi inilah yang merupakan corak ekonomi islam yang

sesungguhnya. Sehingga dapat dikatakan bahwa corak ekonomi Islam

Page 37: ANALISIS PENGARUH JALUR PEMBIAYAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36313/1/ANNISA... · Uji Stasioneritas Data & Derajat Integrasi ... Sektor Perbankan

17

yang sebenernya adalah aktivitas sektor riil yang didukung oleh

kelancaran sektor moneter (Simorangkir, 2014).

Menurut Chapra (2000), untuk menjamin bahwa pertumbuhan

moneter mencukupi dan tidak berlebihan, perlu memonitor secara hati-hati

tiga sumber utama ekspansi moneter. Pertama adalah membiayai defisit

anggaran, ekspansi deposito melalui penciptaan kredit pada bank-bank

komersial dan bersifat eksternal atau menggunakan surplus neraca

pembayaran.

Dalam kebijakan moneter menurut Islam sangat diperlukan

kerjasama antara bank sentral dan pemerintah seperti sistem lainnya.

Apabila pemerintah tidak bertekad memiliki stabilitas harga sebagai suatu

sasaran kebijakan yang tidak dapat diatur pada pusatnya, penyesuaian

minor yang diperlukan karena perubahan kondisi perekonomian atau

karena terjadi kesalahan dalam memprediksi harus dilakukan oleh bank

sentral melalui penggunaan instrumen yang ada padanya (Chapra, 2000).

Bank Indonesia selaku otoritas moneter menggunakan instrumennya

untuk mempengaruhi sasaran-sararan moneter. Instrumen yang biasanya

digunakan ialah Operasi Pasar Terbuka (OPT). Operasi Pasar Terbuka

ialah kegiatan transaksi di pasar uang yang dilakukan oleh Bank Indonesia

dengan bank/pihak lain dalam rangka Operasi Moneter. Kegiatan OPT

berdasarkan prinsip syariah diatur dalam Pasal 6 PBI/10/36/PBI/2008

tentang Operasi Moneter Syariah dan terdiri dari penerbitan Sertifikat

Bank Syariah Indonesia (SBIS), jual-beli surat berharga dalam rupiah yang

Page 38: ANALISIS PENGARUH JALUR PEMBIAYAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36313/1/ANNISA... · Uji Stasioneritas Data & Derajat Integrasi ... Sektor Perbankan

18

memenuhi prinsip syariah, dan penyerapan dana tanpa penerbitan surat

berharga (Simorangkir, 2014).

Menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor 1/11/PBI tanggal 31

Maret 28 tentang Sertifikat Bank Indonesia Syariah. SBIS adalah surat

berharga berdasarkan Prinsip Syariah berjangka waktu pendek dalam mata

uang rupiah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia. SBIS memiliki

karakteristik sebagai berikut, yaitu:

a. Menggunakan akad Ju’alah, berdasarkan fatwa Dewan Syariah

Nasional-Majelis Ulama Indonesia, SBIS juga dapat diterbitkan

dengan menggunakan akad mudharabah, musyarakah, wadiah, qardh,

dan wakalah.

b. Satuan unit sebesar Rp. 1 (satu juta rupiah)

c. Berjangka waktu paling kurang 1 bulan dan paling lama 12 bulan

d. Diterbitkan tanpa warkat

e. Dapat diagunkan kepada Bank Indonesia

f. Tidak dapat diperdagangkan di pasar sekunder

Tingkat fee SBIS berperan sebagai rate kebijakan bank syariah

yang akan mempengaruhi pendanaan dan pembiayaan melalui pasar uang

antarbank syariah (PUAS) dan kemudian mempengaruhi biaya dana

perbankan dalam menyalurkan pembiayaannya (Sangidi, 2014).

Peraturan Bank Indonesia Nomor 2/8/PBI/2000 tanggal 23

Februari 2000 mengenai Pasar Uang Antarbank Berdasarkan Prinsip

Syariah (PUAS). Peserta PUAS terdiri atas Bank Syariah dan Bank

Page 39: ANALISIS PENGARUH JALUR PEMBIAYAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36313/1/ANNISA... · Uji Stasioneritas Data & Derajat Integrasi ... Sektor Perbankan

19

Konvensional. Bank Syariah dapat melakukan penanaman dana dan atau

pengelolaan dana, sedangkan Bank Konvensional hanya dapat melakukan

penanaman dana. asar uang antar bank syariah (PUAS) menggunakan

piranti sertifikat investasi mudhrabah antar bank (IMA) yang berjangka

waktu maksimum 90 hari diterbitkan oleh kantor pusat bank syariah atau

unit usaha syariah bank konvensional (Sudarsono, 2003).

4. Transmisi Kebijakan Moneter Islam

Instrumen-instrumen kebijakan moneter Islam banyak yang mirip

dengan instrumen kebijakan moneter syariah. Namun, cara kerja instrumen

tersebut dapat sama atau juga berbeda dengan instrumen moneter

konvensional. Sehingga dapat terjadi perbedaan atau persamaan pada

transmisi kebijakan moneternya. Perkembangan teori moneter Islam

selanjutnya juga belum ada yang menyinggung tentang transmisi

kebijakan moneter Islam, termasuk pass-through atau jalur-jalurnya

(Ascarya, 2012).

Menurut Ningsih (2013), hingga saat ini belum ditemukan teori baku

mengenai mekanisme transmisi kebijakan moneter dalam konteks

ekonomi Islam, begitu pula dengan jalur-jalurnya. Namun, bukan berarti

penelitian mengenai hal tersebut tidak tersedia. Penelitian mengenai jalur

transmisi kebijakan moneter syariah sebagian besar masih mengkaji jalur

pembiayaan bank syariah (yang dalam ekonomi konvensional disebut jalur

kredit). Penelitian dalam bidang ini diantaranya dilakukan oleh Rusydiana

(2009), Ascarya (2010), dan Sukmana (2011).

Page 40: ANALISIS PENGARUH JALUR PEMBIAYAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36313/1/ANNISA... · Uji Stasioneritas Data & Derajat Integrasi ... Sektor Perbankan

20

5. Pembiayaan Syariah

Bank syariah adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya

memberikan kredit dan jasa-jasa lain dalam lalu lintas pembayaran serta

peredaran uang yang beroperasi disesuaikan dengan prinsip syariah. Saat

ini bank syariah telah memiliki 474 kantor pusat operasional/kantor

cabang dan 1.207 kantor cabang pembantu. Sedangkan unit usaha syariah

(UUS) memiliki 150 kantor cabang/kantor pusat operasional dan 135

kantor cabang pembantu (Ototitas Jasa Keuangan, 2017).

Produk penghimpun dana bank syariah secara umum terbagi menjadi

2 yaitu wadhiah dan mudharabah. Al Wadhiah dalam teknisnya berarti

dapat diartikan sebagai titipan murni dari satu pihak ke pihak lain, baik

individu maupun badan hukum, yang harus dijaga dan dikembalikan kapan

saja dikehendaki. Sedangkan mudharabah dana tersebut digunakan bank

untuk melakukan pembiayaan mudharabah atau ijarah. Hasil usaha dari

pembiayaan mudharabah akan dibagihasilkan berdasarkan nisbah yang

disepakati (Sudarsono, 2003).

Dalam menyalurkan dana pada nasabah, secara garis besar produk

pembiayaan syariah terbagi kedalam 4 kategori yang dibedakan

berdasarkan tujuan penggunaannya yaitu (Karim, 2013) :

a. Pembiayaan dengan prinsip jual beli

b. Pembiayaan dengan prinsip sewa

c. Pembiayaan dengan prinsip bagi hasil

d. Pembiayaan dengan akad pelengkap

Page 41: ANALISIS PENGARUH JALUR PEMBIAYAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36313/1/ANNISA... · Uji Stasioneritas Data & Derajat Integrasi ... Sektor Perbankan

21

Pembiayaan dengan prinsip jual beli ditujukan untuk memiliki

barang, sedangkan yang menggunakan prinsip sewa ditujukan untuk

mendapat jasa. Prinsip bagi hasil digunakan untuk usaha kerja sama yang

ditujukan guna mendapatkan barang dan jasa sekaligus. Pada kategori

pertama dan kedua, tingkat keuntungan bank ditentukan didepan dan

menjadi bagian harga atas barang atau jasa yang dijual. Produk yang

termasuk dalam kelompok ini adalah produk yang menggunakan prinsip

jual beli seperti murabahah, salam, isthisna serta produk yang

menggunakan prinsip sewa yaitu ijarah dan IMBT. Sedangkan pada

kategari ketiga tingkat keuntungan bank ditentukan dari besarnya

keuntungan usaha sesuai dengan prinsip bagi hasil.

a. Prinsip Jual-beli

Prinsip jual-beli dilaksanakan sehubungan dengan adanya

perpindahan kepemilikan barang atau benda (transfer of property).

Tingkat keuntungan bank ditentukan di depan dan menjadi bagian

harga atas barang yang dijual. Transaksi jual-beli dapat dibedakan

berdasarkan bentuk pembayarannya dan waktu penyerahan barangnya,

yakni sebagai berikut:

1) Pembiayaan Murabahah

Lebih dikenal sebagai murabahah saja. Murabahah yang berasal

dari kata ribhu (keuntungan) adalah transaksi jual-beli dimana bank

menyebutkan jumlah keuntungannya. Bank bertindak sebagai penjual,

Page 42: ANALISIS PENGARUH JALUR PEMBIAYAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36313/1/ANNISA... · Uji Stasioneritas Data & Derajat Integrasi ... Sektor Perbankan

22

sementara nasabah sebagai pembeli. Harga jual adalah harga beli bank

dari pemasok ditambah keuntungan (marjin).

Keduabelah pihak harus menyepakati harga jual dan jangka waktu

pembayaran. Harga jual dicantumkan dalam akad jual-beli dan jika

telah disepakati tidak dapat berubah selama berlakunya akad. Dalam

perbankan, murabahah selalu dilakukan dengan cara pembayaran

cicilan (bi tsaman ajil, atau muajal). Dalam transaksi ini barang

diserahkan segera setalah akad, sementara pembayaran dilakukan

secara tangguh atau cicilan.

2) Pembiayaan Salam

Salam adalah transaksi jual-beli dimana barang yang

diperjualbelikan belum ada. Oleh karena itu, barang diserahkan secara

tangguh sementara pembayaran dilakukan tunai. Bank bertindak

sebagai pembeli, sementara nasabah sebagai penjual. Sekilas transaksi

ini mirip jual beli ijon, namun dalam transaksi ini kuantitas, kualitas,

harga, dan waktu penyerahan barang harus ditentukan secara pasti.

3) Pembiayaan Istishna

Produk istishna’ menyerupai produk salam, tapi dalam istishna’

pembayaran dapat dilakukan oleh bank dalam beberapa kali (termin)

pembayaran. Skim istishna’ dalam Bank Syariah umumnya

diaplikasikan pada pembiayaan manufaktur dan konstruksi.

Ketentuan umum pembiayaan istishna’ adalah spesifikasi barang

pesanan harus jelas seperti jenis, macam ukuran, mutu, dan jumlahnya.

Page 43: ANALISIS PENGARUH JALUR PEMBIAYAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36313/1/ANNISA... · Uji Stasioneritas Data & Derajat Integrasi ... Sektor Perbankan

23

Harga jual yang telah disepakati dicantumkan dalam akad istishna’ dan

tidak boleh berubah salam berlakunya akad. Jika terjadi perubahan dari

kriteria pesanan dan terjadi perubahan harga setelah akad ditandangani,

seluruh biaya tambahan tetap ditanggung nasabah.

b. Prinsip Sewa (Ijarah)

Transaksi Ijarah dilandasi adanya perpindahan manfaat yaitu berupa

jasa. Pada akhir masa sewa, bank dapat saja menjual barang yang

disewakan pada nasabah. Transaksi ini dinamakan ijarah muntahiyya

bitamlik (sewa yang diikuti dengan berpindahnya kepemilikan). Harga

sewa dan jual disepakati pada awal perjanjian.

c. Prinsip Bagi Hasil (Syirkah)

Produk pembiayaan syariah yang didasarkan atas prinsip bagi-hasil

adalah sebagai berikut:

1) Pembiayaan Musyarakah

Bentuk umum dari usaha bagi-hasil adalah musyarakah (syirkah

atau syarikah). Transaksi musyarakah dilandasi adanya keinginan para

pihak yang bekerja sama untuk meningkatkan nilai aset yang mereka

miliki secara bersama-sama. Semua bentuk usaha yang melibatkan dua

pihak atau lebih dimana mereka secara bersama-sama memadukan

seluruh bentuk sumber daya baik yang berwujud maupun tak

berwujud.

2) Pembiayaan Mudharabah

Page 44: ANALISIS PENGARUH JALUR PEMBIAYAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36313/1/ANNISA... · Uji Stasioneritas Data & Derajat Integrasi ... Sektor Perbankan

24

Secara spesifik terdapat bentuk musyarakah yang popular dalam

perbankan syariah yaitu mudharabah. Mudharabah adalah bentuk

kerja sama antara dua atau lebih pihak dimana pemilik modal (shahib

al-mal) mempercayakan sejumlah modal kepada pengelola (mudharib)

dengan suatu perjanjian pembagian keuntungan. Bentuk ini

menegaskan kerja sama dalam paduan kontribusi 100% modal kas dari

shahib al-mal dan keahlian dari mudharib.

Perbedaan yang esensial dari musyarakah dan mudharabah terletak

pada besarnya kontribusi pada besarnya manajemen dan keuangan atau

salah satu di antara itu. Dalam mudharabah, modal hanya berasal dari

satu pihak, sedangkan dalam musyarakah modal berasa dari dua pihak

atau lebih.

d. Akad Pelengkap

Ditujukan untuk mempermudah pelaksanaan pembiayaan.

Meskipun tidak ditujukan untuk mengambil keuntungan, dalam akad

pelengkap dibolehkan untuk meminta pengganti biaya-biaya yang

dikeluarkan untuk melaksanakan akad ini. Besarnya pengganti biaya

ini sekedar untuk menutupi biaya-biaya yang benar-benar timbul.

Yang termasuk dalam akad pelengkap adalah Hiwalah, Kafalah,

Qardh, Rahn, dan Wakalah.

6. Inflasi

Inflasi secara singkat dapat diartikan sebagai suatu kecenderungan

meningkatnya harga-harga barang dan jasa secara umum dan terus

Page 45: ANALISIS PENGARUH JALUR PEMBIAYAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36313/1/ANNISA... · Uji Stasioneritas Data & Derajat Integrasi ... Sektor Perbankan

25

menerus. Laju inflasi dihitung berdasarkan angka indeks yang disusun dari

harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat atau disebut

sebagai Indeks Harga Konsumen (IHK). Inflasi juga dapat dihitung

berdasarkan Indeks Biaya Hidup (IBH), Indeks Harga Produsen (IBP),

Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB), atau juga dapat dihitung dengan

deflator Produk Domestik Bruto (PDB Deflator) (Suseno dan Aisyah,

2009).

Menurut Al-Maqrizi faktor penyebab inflasi dapat diklasifikasikan

ke dalam dua hal, yaitu inflasi yang disebabkan oleh faktor alamiah dan

inflasi yang disebabkan oleh kesalahan manusia. Inflasi alamiah

disebabkan berbagai faktor alamiah yang tidak dapat dihindari oleh

manusia seperti bencana alam, peperangan dan sangat signifikannya

barang tersebut sehingga terjadi peningkatan yang drastis terhadap

permintaan barang tersebut. Sedangkan inflasi karena kesalahan manusia

yaitu disebabkan karena korupsi dan administrasi yang buruk, pajak yang

berlebihan dan peningkatan sirkulasi mata uang fulus (Amalia, 2010).

Ada beberapa masalah sosial yang muncul dari inflasi yang tinggi

yaitu lebih dari 1% pertahun, diantaranya yaitu (Rahardja dan Manurung,

2008).

a. Menurunnya tingkat kesejahteraan rakyat, diukur dari tingkat daya beli

pendapatan yang diperoleh masyarakat. Inflasi menyebabkan daya beli

pendapatan makin rendah, bagi masyarakat yang berpenghasilan kecil

Page 46: ANALISIS PENGARUH JALUR PEMBIAYAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36313/1/ANNISA... · Uji Stasioneritas Data & Derajat Integrasi ... Sektor Perbankan

26

atau tetap. Sehingga semakin tinggi inflasi, makin cepat penurunan

tingkat kesejateraan.

b. Makin buruknya distribusi pendapatan, dampak buruk inflasi terhadap

tingkat kesejahteraan dapat dihindari jika pertumbuhan tingkat

pendapatan lebih tinggi dari tingkat inflasi. Namun, jika hanya

segelintir orang yang mampu meningkatkan pendapatannya lebih besar

dari kenaikan inflasi.

c. Akibatnya hanya sebagian orang yang mampu menaikan pendapatan

riil, tetapi sebagaian besar masyarakat mengalami penurunan

pendapatan riil. Distribusi pendapatan dilihat dari pendapatan rill,

makin memburuk.

d. Terganggunya stablitas ekonomi, pengertian paling sederhana dari

stabilitas ekonomi adalah sangat kecilnya tindakan spekulasi dalam

perekonomian. Produsen berproduksi pada kapasitas penuh. Konsumen

juga memakai barang dan jasa optimal dengan kebutuhan mereka.

Kondisi nyaman ini akan mulai terganggu bila inflasi yang relatif

tinggi telah menjadi kronis.

Inflasi dalam mempengaruhi permintaan agregat melalui kebijakan

moneter yaitu dengan mengerahkan ekonomi makro ke kondisi yang

diinginkan (yang lebih baik) dengan mengatur jumlah uang yang beredar.

Kebijakan uang ketat (kontraktif) akan mengurangi jumlah uang beredar

dalam masyarakat. Kebalikannya, kebijakan moneter ekspansif akan

menambah jumlah uang beredar. Jika pemerintah mengambil kebijakan

Page 47: ANALISIS PENGARUH JALUR PEMBIAYAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36313/1/ANNISA... · Uji Stasioneritas Data & Derajat Integrasi ... Sektor Perbankan

27

uang ketat, jumlah uang beredar akan berkurang. Besar kemungkinan hal

ini akan dapat mengurangi daya beli secara agregat. Sebaliknya dengan

kebijakan moneter ekspansif yang menyebabkan uang beredar bertambah.

Pengaruh kebijakan moneter terhadap permintaan agregat (Rahardja dan

Manurung, 2008).

Menurut Huda dkk (2008) agar ekonomi tumbuh lebih cepat, bank

sentral bisa memberikan lebih banyak kredit kepada sistem perbankan

melalui operasi pasar terbuka, atau bank sentral menurunkan persyaratan

cadangan dari bank-bank atau menurunkan tingkat diskonto, yang harus

dibayar oleh bank jika hendak meminjam dari bank sentral. Akan tetapi,

apabila ekonomi tumbuh terlalu cepat dan inflasi menjadi masalah yang

semakin besar, maka bank sentral dapat melakukan operasi pasar terbuka,

menarik uang dari sistem perbankan, menaikan persyaratan cadangan

minimum, atau menaikan tingkat diskonto, sehingga dengan demikian

akan memperlambat pertumbuhan ekonomi.

B. Keterkaitan Antar Variabel

Bank sentral sebagai otoritas moneter melakukan kebijakan moneternya

melalui mekanisme transmisi kebijakan moneter dengan menggunakan

instrumen langsung ataupun tidak langsung. Mekanisme ini menggambarkan

tindakan Bank Indonesia melalui perubahan-perubahan instrumen moneter

dan target operasionalnya mempengaruhi berbagai variabel ekonomi dan

keuangan sebelum akhirnya berpengaruh ke tujuan akhir inflasi. Mekanisme

tersebut terjadi melalui interaksi antara bank sentral, perbankan dan sektor

Page 48: ANALISIS PENGARUH JALUR PEMBIAYAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36313/1/ANNISA... · Uji Stasioneritas Data & Derajat Integrasi ... Sektor Perbankan

28

keuangan, serta sektor riil. Perubahan BI Rate mempengaruhi inflasi melalui

berbagai jalur, diantaranya jalur suku bunga, jalur kredit, jalur nilai tukar, jalur

harga aset, dan jalur ekspektasi (Bank Indonesia, 2015).

Sebelum mendapatkan sasaran akhir untuk mencapai stabilitas harga

(inflasi) terdapat tahap-tahap yang dilakukan dalam transmisi kebijakan

moneter. Untuk menjalankan transmisi tersebut diperlukan instrumen Operasi

Pasar Terbuka seperti SBI dan SBIS. SBI merupakan salah satu mekanisme

yang digunakan oleh Bank Indonesia untuk mengontrol kestabilan nilai

rupiah. Begitupun SBIS yang merupakan surat berharga berdasarkan prinsip

syariah yang berjangka waktu pendek dengan menggunakan akad Jualah.

Digunakan dengan maksud menyerap uang primer yang beredar di

masyarakat. Tingkat fee SBIS berperan sebagi rate kebijakan bank syariah

yang akan mempengaruhi pendanaan dan pembiayaan melalui Pasar Uang

Antar Bank Syariah (PUAS) dan kemudian memengaruhi biaya dana

perbankan dalam menyalurkan pembiayaannya (Sangidi, 2014).

Interaksi antara bank sentral dengan perbankan di pasar uang di atas

akan mempengaruhi tidak saja perkembangan suku bunga jangka pendek di

pasar uang tetapi juga besarnya dana yang akan di alokasikan bank dalam

bentuk instrumen likuiditas maupun penyaluran kreditnya. Mekanisme ini

akan mempengaruhi jumlah DPK (Dana Pihak Ketiga) yang ada di perbankan

syariah. Karena DPK merupakan sumber loanable funds, maka besar kecilnya

DPK akan mempengaruhi jumlah pembiayaan yang akan disalurkan (Ningsih,

2013).

Page 49: ANALISIS PENGARUH JALUR PEMBIAYAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36313/1/ANNISA... · Uji Stasioneritas Data & Derajat Integrasi ... Sektor Perbankan

29

Dengan meningkatnya pembiayaan akan berdampak pada sektor riil,

baik itu kegiatan investasi oleh perusahaan atau konsumsi serta produksi oleh

rumah tangga. Meningkatnya kegiatan-kegiatan ekonomi tersebut akan

berdampak pada harga barang dan jasa. Adapun pengaruh kebijakan moneter

yang ditempuh BI dalam mempengaruhi jalur pembiayaan sebelum akhirnya

menentukan tingkat inflasi.

C. Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1

Ringkasan Penelitian Terdahulu

No. Peneliti dan

Judul

Variabel Metode dan Hasil

1. Amine, Najib dan

Ridha

(2015).

Judul :

The Effectiveness

of Monetary

Policy

Transmission

Channels in The

Pressence of

Islamic Banks :

The Case of Saudi

Arabia.

Sumber :

International

Journal of

Business

Target Variable

(CPI and

PIBNPRSP), Short

Term Interest Rate

(T3MAS and

T3MUS),

Transmission

Variable (CBI),

Budget Balance

(BUD), Oil Price

(OIL), and The US

Output (PIBUS).

Analisis SVAR

Hasil :

Hasil menunjukan jalur

pinjaman bank relatif

efektif dalam

mempengaruhi output

perusahaan swasta non-

minyak tetapi kurang

efektif dalam

mempengaruhi

konsumen. Memang,

goncangan positif pada

pembiayaan bank

diperpanjang oleh bank

syariah dan

konvensional dalam

mempengaruhi

kegiatan ekonomi.

2. Guslielmo,

Abdurrahman,

Islamic Credit,

Conventional

Analisis TVAR

Page 50: ANALISIS PENGARUH JALUR PEMBIAYAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36313/1/ANNISA... · Uji Stasioneritas Data & Derajat Integrasi ... Sektor Perbankan

30

Mohammad, Faek,

dan Mohammad

Tajik

(2016).

Judul :

The Bank Lending

Channel in a Dual

Banking System

Evidence from

Malaysia.

Sumber : CESifo

Working Paper

Credit, Money

Supply (M2),

Consumer Price

Index (CPI),

Industrial

Production Index

(IPI), and

Overnight Policy

Rate (I).

Hasil :

Hasil menunjukan

perubahan pembiayaan

syariah kurang

responsive

dibandingkan kredit

konvensional terhadap

gejolak suku bunga

yang naik dan turun.

Sebaliknya, saling

keterkaitan perubahan

kredit syariah/

pembiayaan dalam

mendorong

pertumbuhan output

lebih besar pada saat

tingkat suku bunga

rendah, efeknya positif.

3. Wulandari Sangidi

(2013).

Judul :

Efektivitas

Mekanisme

Transmisi

Kebijakan

Moneter Melalui

Jalur Pembiayaan

Bank Syariah di

Indonesia.

Sumber : Skripsi

terpublikasi

Institut Pertanian

Bogor

Bonus SWBI, Fee

SBIS, Imbal Hasil

PUAS, Indeks

Harga Konsumen

(IHK), Indeks

Produksi Industri

(IPI), Total DPK,

dan Pembiayaan

Bank Syariah

Analisis VECM

Hasil :

Hasilnya adalah

menunjukan perbankan

syariah memiliki peran

penting dalam

transmisis kebijakan

moneter di Indonesia.

Secara keseluruhan,

pegaruh terbesar dalam

alur transmisi

kebijakan moneter

menuju pertumbuhan

output dan inflasi

diberikan oleh

pembiayaan bank

syariah.

4. Kurnia Ningsih

(2013).

Judul :

Sertifikat Bank

Indonesia Syariah

(SBIS), Pasar

Uang Antarbank

Analiis VECM dan Uji

Kausalitas Granger.

Hasil :

Page 51: ANALISIS PENGARUH JALUR PEMBIAYAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36313/1/ANNISA... · Uji Stasioneritas Data & Derajat Integrasi ... Sektor Perbankan

31

Jalur Pembiayaan

Bank Syariah

dalam Mekanisme

Tranmisi

Kebijakan

Moneter di

Indonesia

Sumber : Jurnal

Ilmiah

terpublikasi

Universitas

Brawijaya

Syariah (PUAS),

Islamic Deposits,

Pembiayaan Modal

Kerja (MK),

Pembiayaan

Investasi (INV),

Pembiayaan

Konsumsi (KON),

Inflasi (INF),

Output (Y), dan

Output Gap

(YGAP)

Hasil analisis IRF

diketahui variabel

output Dan output gap

lebih responsif dalam

merespon pembiayaan

konsumsi

dibandingkan

pembiayaan modal

kerja dan investasi.

Berdasarkan analisis

Variance

Decompositions, output

dijelaskan sebagian

besar oleh pembiayaan

investasi dibandingkan

pembiayaan konumsi

dan modal kerja. Selain

itu inflasi dijelaskan

sebagian besar oleh

pembiayaan konsumsi

dibandingkan

pembiayaan modal

kerjadan investasi.

Sementara hasil uji

kausalitas Granger

menunjukan SBIS

lebih sebagai instrumen

yang dipengaruhi

bukan mempengaruhi.

5. Eva misfah

bahyuni dan

Ascarya

(2010).

Judul :

Analisis Pengaruh

Instrumen

Moneter Terhadap

Stabilitas Besaran

Moneter Dalm

Sertifikat Bank

Indonesia (SBI)

dan Sertifikat Bank

Indonesia Syariah

(SBIS) sebagai

variabel

independen dan

komponen besaran

moneter, SBI rate,

SBIS return dan

IHK sebagai

Analisis VAR dan

VECM.

Hasil :

Hasil pengujian

menunjukan bahwa

perubahan pada

besaran moneter stabil

dalam jangka pendek.

Perubahan pada SBI

dan SBIS tidak

Page 52: ANALISIS PENGARUH JALUR PEMBIAYAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36313/1/ANNISA... · Uji Stasioneritas Data & Derajat Integrasi ... Sektor Perbankan

32

Sistem Moneter

Ganda di

Indonesia

Sumber : Islamic

Finance &

Business Review.

Vol. 5 No. 1

variabel dependen. terdefinisi dalam

jangka panjang.

Selanjutnya pada

komponen besaran

moneter, hanya

tabungan yang stabil

dan berpengaruh dalam

jangka panjang.

Sedangkan variabel

lainnya, hanya stabil

dan efektif jangka

pendek. Selain itu,

hubungan perubahan

besaran moneter

dengan perubahan IHK

hanya stabil dalam

jangka pendek, dan

tidak terdefinisi dalam

jangka panjang.

6. Ascarya

2012

Judul:

Alur Transmisi

dan Efektifitas

Kebijakan

Moneter Ganda di

Indonesia

Sumber : Buletin

Ekonomi Moneter

dan Perbankan.

Vol. 14 No. 3

Sertifikat Bank

Indonesia (SBI)

dan Sertifikat Bank

Indonesia Syariah

(SBIS), Pasar

Uang Antar Bank

(PUAB), Pasar

Uang Antarbank

Syariah (PUAS),

Suku Bunga Kredit

bank konvensional

(INT), Tingkat

Bagi Hasil

Pembiayaan (PLS),

kredit bank

konvensional

(LOAN) ,

pembiayaan bank

syariah (FINC) dan

tingkat inflasi

(IHK).

Metode VAR dan Uji

Kausalitas Granger

Hasil:

Mekanisme transmisi

kebijakan konvensional

semuanya terkait

dengan inflasi,

sementara kebijakan

Islam tidak terkait

dengan output dan

inflasi. Selain itu,

guncangan dari suku

bunga kredit, PUAB

memberikan dampak

negatif dan permanen

kepada inflasi dan

output. Sementara PLS,

FINC (pembiayaan),

PUAS serta SBIS

memberikan dampak

Page 53: ANALISIS PENGARUH JALUR PEMBIAYAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36313/1/ANNISA... · Uji Stasioneritas Data & Derajat Integrasi ... Sektor Perbankan

33

positif kepada inflasi

dan output.

SBI sebagai instrumen

kebijakan konvensional

memberikan dampak

positif kepada inflasi

dan negatif kepada

output.

D. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran merupakan fondasi dimana seluruh proyek

penelitian didasarkan. Kerangka pemikiran adalah jaringan asosiasi antar

variabel yang disusun, dijelaskan, dan dielaborasi secara logis yang dianggap

relevan pada situasi masalah serta diidentifikasi melalui proses seperti

wawancara, pengamatan, dan survei literatur. Pengalaman dan intuisi juga

berperan dalam menyusun kerangka berpikir (Uma Sekaran, 2007).

Kerangka pemikiran dalam penelitan ini adalah mengenai inflasi

dipengaruhi oleh mekanisme transmisi kebijakan moneter melalui jalur

pembiayaan. Dalam teori mekanisme transmisi kebijakan moneter yang

merupakan sebuah proses dari suatu kebijakan moneter dibentuk sampai pada

akhirnya kebijakan itu akan mempengaruhi sektor riil dan stabilitas harga.

Dari teori mekanisme transmisi kebijakan moneter dapat kita ambil

variabel-variabel independen yang mana mempengaruhi inflasi yaitu SBIS,

PUAS, jumlah DPK, dan jumlah pembiayaan (jual-beli dan bagi-hasil). Data-

data yang berhubungan dengan variabel independen dan dependen di peroleh

Page 54: ANALISIS PENGARUH JALUR PEMBIAYAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36313/1/ANNISA... · Uji Stasioneritas Data & Derajat Integrasi ... Sektor Perbankan

34

dari berbagai sumber resmi diantaranya website Bank Indonesia dan Otoritas

Jasa Keuangan. Setelah mendapatkan data tersebut, data akan di uji apakah

stasioner atau tidak menggunakan uji akar root. Uji stabilitas VAR dilakukan

untuk memastikan sistem VAR yang dibentuk sudah stabil. Lalu dilakukan

penentuan uji lag optimum dan uji kointegrasi untuk menentukan model apa

yang akan digunakan (VAR atau VECM).

Selanjutnya, dilakukan uji hipotesis berupa uji Kausalitas Granger,

Variance Decompossitions, dan Impulse Response Function dan uji estimasi

VAR. Dari uji-uji tersebut maka akan didapatkan hasil yang setelahnya akan

diinterpretasikan. Hasil interpretasi tersebut akan menjawab masalah yang

telah dirumuskan dalam bab 1. Jawaban atas rumusan masalah tersebut akan

disimpulkan dan disertai saran. Berikut bagan kerangka pemikiran:

Page 55: ANALISIS PENGARUH JALUR PEMBIAYAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36313/1/ANNISA... · Uji Stasioneritas Data & Derajat Integrasi ... Sektor Perbankan

35

Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter

SBIS

(X1)

PUAS

(X2)

DPK

(X3)

Pembiayaan (jual-

beli dan bagi-hasil)

(X4)

ANALISIS PENGARUH JALUR PEMBIAYAAN TERHADAP INFLASI

DALAM SISTEM MONETER SYARIAH DI INDONESIA

Inflasi (Y)

Pra-estimasi VAR

Uji Stabilitas

VAR

Uji Hipotesis

Uji Impulse

Response Function

Uji Kausalitas

Garnger

Uji Variance

Decompossitions

Interpretasi

Kesimpulan dan Saran

Uji

Kointegrasi

Uji Estimasi VAR/VECM

Uji Akar

Root

Uji Lag

Optimal

Page 56: ANALISIS PENGARUH JALUR PEMBIAYAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36313/1/ANNISA... · Uji Stasioneritas Data & Derajat Integrasi ... Sektor Perbankan

36

E. Hipotesa Penelitian

Hipotesa merupakan jawaban sementara atas suatu persoalan yang masih

perlu dibuktikan kebenarannya dan harus bersifat logis, jelas, dan dapat diuji.

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

1. H0: Tidak ada pengaruh positif signifikan SBIS dalam transmisi kebijakan

moneter syariah melalui jalur pembiayaan terhadap inflasi di Indonesia.

H1: Terdapat pengaruh positif signifikan SBIS dalam transmisi moneter

syariah melalui jalur pembiayaan terhadap inflasi di Indonesia.

H0: Tidak ada pengaruh positif signifikan PUAS dalam transmisi moneter

syariah melalui jalur pembiayaan terhadap inflasi di Indonesia.

H1: Terdapat pengaruh positif signifikan PUAS dalam transmisi moneter

syariah melalui jalur pembiayaan terhadap inflasi di Indonesia.

2. H0: Tidak ada pengaruh positif signifikan PUAS dalam transmisi moneter

syariah melalui jalur pembiayaan terhadap inflasi di Indonesia.

H1: Terdapat pengaruh positif signifikan PUAS dalam transmisi kebijakan

moneter melalui jalur pembiayaan terhadap inflasi di Indonesia.

3. H0: Tidak ada pengaruh positif signifikan DPK bank syariah dalam

transmisi moneter syariah melalui jalur pembiayaan terhadap inflasi di

Indonesia.

H1: Terdapat pengaruh positif signifikan DPK bank syariah dalam

transmisi moneter syariah melalui jalur pembiayaan terhadap inflasi di

Indonesia.

Page 57: ANALISIS PENGARUH JALUR PEMBIAYAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36313/1/ANNISA... · Uji Stasioneritas Data & Derajat Integrasi ... Sektor Perbankan

37

4. H0: Tidak ada pengaruh positif signifikan pembiayaan bank syariah dalam

transmisi moneter syariah melalui jalur pembiayaan terhadap inflasi di

Indonesia.

H1: Terdapat pengaruh positif signifikan pembiayaan bank syariah dalam

transmisi moneter syariah melalui jalur pembiayaan terhadap inflasi di

Indonesia.

Page 58: ANALISIS PENGARUH JALUR PEMBIAYAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36313/1/ANNISA... · Uji Stasioneritas Data & Derajat Integrasi ... Sektor Perbankan

38

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Perhitungan dan pengelolaan data dalam penelitian ini menggunakan

bantuan perangkat lunak komputer yaitu E-Views. Luasnya objek penelitian

sehingga ruang lingkup variabel yang akan digunakan berdasarkan pada data-

data berikut ini:

1. Data statistik Bank Indonesia (BI) berupa data bulanan Sertifikat Bank

Indonesia Syariah (SBIS), Pasar Uang Antar Bank Syariah (PUAS), dan

tingkat inflasi.

2. Data statistik Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berupa data bulanan jumlah

dana pihak ketiga bank syariah dan jumlah pembiayaan bank syariah

periode Januari 2012 - Desember 2016.

B. Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini adalah penelitian statistik deskriptif dan menggunakan data

sekunder maka metode yang digunakan dalam pengumpulan data untuk

melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut :

4. Field Research

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang bersifat

sekunder yaitu data yang diperoleh melalui hasil pengolahan pihak kedua

(data eksternal atau data yang sudah dipublikasi) untuk menjelaskan gejala

dari suatu fenomena, seperti pusat referensi Bank Indonesia (BI) dan

Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Page 59: ANALISIS PENGARUH JALUR PEMBIAYAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36313/1/ANNISA... · Uji Stasioneritas Data & Derajat Integrasi ... Sektor Perbankan

39

5. Library Research

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh

dari membaca literatur, buku, artikel, jurnal, dan sejenisnya yang

berhubungan dengan aspek yang diteliti sebagai upaya untuk memperoleh

data yang valid.

6. Internet Research

Terkadang buku referensi atau literatur yang kita miliki atau pinjam

di perpustakaan tertinggal selama beberapa waktu atau kadaluarsa, karena

ilmu selalu berkembang. Oleh karena itu, untuk mengantisipasi hal

tersebut penulis melakukan penelitian dengan teknologi yang juga

berkembang yaitu internet sehingga data yang diperoleh merupakan data

yang sesuai dengan perkembangan zaman.

C. Metode Analisis Data

Pada penelitian ini akan menganalisis dan mengolah data dengan uji

Vector Autoregressive (VAR) jika data yang digunakan stasioner pada level

namun, jika data yang digunakan stasioner pada first difference maka akan

dilanjutkan dengan uji Vector Error Correction Model (VECM). VAR

dianggap sebagai multivariate time series dalam konteks ekonometrika

modern. Model VAR menjadikan semua varabel bersifat endogen dan VAR

memungkinkan data untuk menceritakan apa yang sebenernya terjadi.

Bentuk VAR yang teretriksi disebut sebagai Vector Error Correction

Model (VECM). Retriksi diberikan karena data tidak stasioner pada level

namun terkointegrasi. Model ini digunakan untuk deret nonstasioner yang

Page 60: ANALISIS PENGARUH JALUR PEMBIAYAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36313/1/ANNISA... · Uji Stasioneritas Data & Derajat Integrasi ... Sektor Perbankan

40

berpotensi memiliki hubungan kointegrasi. VECM digunakan untuk mencoba

mencari hubungan dinamis dalam sistem yang terkointegrasi. VECM dapat

mengestimasi hubungan jangka pendek maupun jangka panjang antar variabel

(Sangidi, 2013).

Asumsi yang harus dipenuhi dalam analisis VAR adalah semua variabel

tak bebas bersifat stasioner, semua sisaan bersifat white nose, yaitu memiliki

rerataan nol, ragam konstan, dan diantara variabel tak bebas tidak ada korelasi.

Uji kestasioneran data dapat dilakukan melalui pengujian terhadap ada

tidaknya unit roor dalam variabel dengan diuji Augmented Dekey Fuller

(ADF), adanya unit root akan menghasilkan persamaan atau model regresi

yang lancing (Ajija,dkk, 2011).

Menurut Fauziyah (2015), pendekatan VAR sangat lazim digunakan

untuk meneliti dampak kebijakan moneter terhadap variabel ekonomi lainnya

yang banyak ditunjuk oleh peneliti lain untuk menganalisa hubungan dan

dampak kebijakan moneter. Seperti dalam penelitian ini yang menggunakan

alat transmisi kebijakan moneter syariah melalui jalur pembiayaan dalam

memengaruhi stabilitas harga (inflasi).

Analisis data menggunakan VAR dan VECM yang umumnya digunakan

yaitu impulse response function (IRF), forecast error decompositions

variance (FEVD), dan uji kausalitas. Sebelum melakukan uji estimasi

VAR/VECM, maka ada beberapa tahapan yang harus dilakukan yaitu

pengujian pra-estimasi. Pengujian-pengujian tersebut antara lain stasioneritas

data, penentuan lag optimal, uji stabilitas VAR, dan uji kointegrasi.

Page 61: ANALISIS PENGARUH JALUR PEMBIAYAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36313/1/ANNISA... · Uji Stasioneritas Data & Derajat Integrasi ... Sektor Perbankan

41

1. Uji Stasioneritas Data & Derajat Integrasi

Proses yang bersifat random atau skokastik merupakan kumpulan

dari variabel random dalam urutan waktu. Setiap data time series yang kita

punyai merupakan suatu data dari hasil proses skokastik. Suatu data hasil

proses random dikatakan stasioner jika memenuhi 3 kriteria yaitu jika rata-

rata dan variannya konstan sepanjang waktu dan kovarian antara dua data

runtut waktu hanya tergantung dari kelambanan antara dua periode waktu

tersebut. Terdapat beberapa metode uji stasioneritas. Metode yang akhir-

akhir ini banyak digunakan adalah uji akar unit Dickey-Fuller (ADF)

(Widarjono, 2009).

Dalam prakteknya uji ADF inilah yang sering digunakan untuk

mendekteksi apakah data stasioner atau tidak. Adapun formulasi uji ADF

sebagai berikut (Widarjono, 2009) :

dimana :

Y = variabel yang diamati

=

T = trend waktu

Uji stasioneritas data dalam ADF dilihat dari nilai t-statistik yyang

dibandingkan dengan nilai kritis Mac-Kinnon pada level 1 persen, 5

persen, atau 10 persen. Apabila nilai mutlak t-statistik ADF lebih besar

dari nilai mutlak MacKinnon Critical Value maka data telah stasioner pada

taraf nyata yang telah ditentukan. Apabila berdasarkan hasil uji ADF data

Page 62: ANALISIS PENGARUH JALUR PEMBIAYAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36313/1/ANNISA... · Uji Stasioneritas Data & Derajat Integrasi ... Sektor Perbankan

42

tidak stasioner pada tingkat level maka harus dilakukan penarikan

diferensial sampai data stasioner pada tingkat first difference atau second

difference. Langkah-langkah pengujian akar unit sebagai berikut:

Hipotesis Ho: Data tersebut tidak stasioner pada tingkat level

Ha: Data tersebut stasioner pada tingkat level

Pengambilan keputusan dilakukan dengan kriteria:

Jika ADF > MacKinnon Critical Value (critical value)

α = 5% maka Ho ditolak.

Jika ADF < MacKinnon Critical Value (critical value)

α= 5% maka Ha diterima.

Uji akar unit ini digunakan untuk melihat apakah data yang diamati

stasioner atau tidak. Test ini sebenernya hanya merupakan pelengkap dari

analisis VAR, mengingat tujuan dari analisis VAR adalah untuk menilai

adanya hubungan timbal balik di antara variabel-variabel yang diamati,

dan bukan test untuk data. Akan tetapi, apabila data yang diamati adalah

stasioner, hal ini akan meningkatkan akurasi dari analisis VAR (Fauziyah,

2015).

2. Penentuan Lag Optimal

Dampak sebuah kebijakan ekonomi seperti kebijakan moneter dan

fiskal biasanya tidak secara langsung berdampak pada aktivitas ekonomi

tetapi memerlukan waktu atau kelambanan (lag). Bekerjanya kebijakan

ekonomi mungkin memerlukan beberapa waktu misalnya 6 bulan sampai

Page 63: ANALISIS PENGARUH JALUR PEMBIAYAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36313/1/ANNISA... · Uji Stasioneritas Data & Derajat Integrasi ... Sektor Perbankan

43

dengan 12 bulan. Ketika kita menganalisis model kelambanan, pertanyaan

krusial yang muncul adalah bagaimana menentukan panjangnya

kelambanan. Ada beberapa metode untuk melakukan hal ini. Salah satunya

adalah nilai koefisien determinasi yang disesuaikan ( ). Berikut

formulanya sebagai berikut (Widarjono, 2009):

Dimana k adalah jumlah variabel independen dan n adalah jumlah

observasi. Dalam formula tersebut jika kita tambah variabel independen di

dalam model maka dapat menurun atau naik. Oleh karena itu metode

penentuan panjangnya kelambanan dipilih jika nilai tidak lagi naik

ketika kita menambah panjangnya kelambanan.

Selain menggunakan nilai koefisien determinasi yang disesuaikan,

kita bisa menggunakan kriteria yang dikemukanan oleh Akike Informatin

Criterion (AIC) dan Schwarz Information Criterion (SIC). Berikut

formulasi kedua kriteria tersebut:

(

)

(

)

dimana :

RSS = jumlah residual kuadrat (Residual sum of squares)

k = jumlah variabel parameter estimasi

n = jumlah observasi

Page 64: ANALISIS PENGARUH JALUR PEMBIAYAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36313/1/ANNISA... · Uji Stasioneritas Data & Derajat Integrasi ... Sektor Perbankan

44

Penentuan panjang lag optimal harus secara tepat karena apabila lag

yang dipilih terlalu panjang maka model akan menjadi tidak signifikan

akibat banyak derajat bebas yang terbuang. Penentuan panjang lag optimal

juga dapat dilihat menggunakan kriteria lainnya seperti Final Prediction

Error (FPE), Likelihood Ratio (LR), dan Hannan-Quin Information (HQ)

(Sangidi, 2014).

3. Uji Stabilitas VAR

Uji stabilitas VAR dilakukan dengan menghitung akar-akar dari

fungsi polimonial atau dikenal dengan roots of characteristic polimonial.

Jika semua akar dari fungsi polimonial tersebut berada di dalam unit circle

atau jika nilai absolutnya < 1 maka model VAR tersebut dianggap stabil

sehingga hasil Impulse Response Function (IRF) dan Forecast Error

Varince Decomposition (FEVD) yang dihasilkan dianggap valid (Sangidi,

2014).

4. Uji Kointegrasi

Regresi yang menggunakan data time series yang tidak stasioner

kemungkinan besar akan menghasilkan regresi lancing (spurious

regression). Regresi lancing terjadi jika koefisien determinasi cukup tinggi

tapi hubungan antara variabel independen dan variabel dependen tidak

mempunyai makna. Hal ini terjadi karena hubungan keduanya yang

merupakan data time series hanya menunjukan trend saja. Jadi tingginya

koefisien determinasi karena trend bukan karena hubungan antar keduanya

(Widarjono, 2009).

Page 65: ANALISIS PENGARUH JALUR PEMBIAYAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36313/1/ANNISA... · Uji Stasioneritas Data & Derajat Integrasi ... Sektor Perbankan

45

Uji yang dikembangkan Johanssen dapat digunakan untuk

menentukan kointegrasi sejumlah variabel (vektor). Untuk menjelaskan uji

Johanssen perhatikan model autoregresif dengan order p berikut ini

(Widarjono, 2009):

dimana adalah vektor k dari variabel l(1) non-stasioner, adalah

vektor d dari variabel deterministik dan adalah vektor inovasi.

Uji kointegrasi yang dilakukan uji kointegrasi Johanssen bertujuan

untuk mengetahui adanya kointegrasi dilihat dari nilai trace statistic

dibandingkan dengan nilai kritis. Apabila nilai trace statistic > nilai kritis,

maka dapat disimpulkan bahwa variabel-variabel tersebut terkointegrasi

(Fauziyah, 2015).

5. Model dan Estimasi VAR

Penggunaan pendekatan struktural atau teoritis atas permodelan

persamaan simultan biasanya menerapkan teori ekonomi di dalam

usahanya untuk mendeksripsikan hubungan antar variabel yang ingin di

uji. Disebut persamaan struktural karena hubungan variabel di dalam

persamaan dibentuk atas dasar teori ekonomi. Estimasi persamaan

struktural tersebut akan menyediakan informasi numerik dan sekaligus alat

uji kepada teori. Akan tetapi sering kali teori ekonomi belum mampu

menentukan spesifikasi yang tepat (Fauziyah, 2015).

Menurut Widarjono (2009), teori ekonomi terlalu komplek sehingga

semlifikasi harus dijelaskan dengan teori yang ada. VAR muncul sebagai

Page 66: ANALISIS PENGARUH JALUR PEMBIAYAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36313/1/ANNISA... · Uji Stasioneritas Data & Derajat Integrasi ... Sektor Perbankan

46

jalan keluar atas permasalahan ini, model VAR dibangun dengan

pertimbangan meminimalkan pendekatan teori dengan tujuan agar mampu

menangkap fenomena ekonomi yang baik. Dengan demikian VAR adalah

model non structural atau merupakan model tidak teoritis (ateoritis).

Dengan VAR kita hanya perlu memperlihatkan dua hal, yang

pertama adalah kita tidak perlu membedakan mana yang merupakan

variabel endogen dan eksogen. Semua variabel baik endogen atau eksogen

yang dipercaya saling berhubungan seharusnya dimasukan di dalam

model. Namun kita juga bisa memasukan variabel eksogen di dalam VAR,

dan yang kedua adalah untuk melihat hubungan antar variabel di dalam

VAR kita membutuhkan sejumlah kelambanan variabel yang ada.

Kelambanan variabel ini diperlukan untuk menangkap efek dari variabel

tersebut terhadap variabel yang lain di dalam model (Widarjono, 2007).

Secara umum model VAR dengan n variabel endogen bisa ditulis

sebagai berikut:

Diperlukan sebuah strategi dalam pembentukan VAR agar tidak

terjadi miss-spesifikasi di dalam pembentukannya. Karenanya estimasi

model VAR dilakukan dengan tahapan-tahapan secara berurutan. Setelah

melakukan beberapa pengujian pra-estimasi seperti yang sudah dipaparkan

sebelumnya hasil dari pengujian tersebut akan berujung pada penggunaan

VAR pada dua pilihan VAR ataupun VAR dalam bentuk difference atau

Page 67: ANALISIS PENGARUH JALUR PEMBIAYAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36313/1/ANNISA... · Uji Stasioneritas Data & Derajat Integrasi ... Sektor Perbankan

47

VECM (Vector Error Correction Model). Setelah di tentukan selanjutnya

akan dilakukan beberapa uji hipotesis yaitu uji estimasi VAR/VECM, uji

Impulse Response Function (IRF), uji Forecast Error Variance

Decompositions (FEVD), dan uji kausalitas.

Hal yang krusial di dalam estimasi VAR adalah masalah penentuan

panjangnya kelambanan di dalam sistem VAR. Panjangnya kelambanan

variabel yang optimal diperlukan untuk menangkap pengaruh dari setiap

variabel terhadap variabel yang lain di dalam sistem VAR.

6. Impulse Response Function (IRF)

Impulse response function (IRF) menggambarkan tingkat laju dari

guncangan variabel yang satu terhadap variabel lainnya pada suatu rentang

periode tertentu, sehingga dapat dilihat lamanya pengaruh guncangan satu

variabel terhadap variabel lain hingga pengaruh tersebut hilang dan

mencapai keseimbangan. IRF digunakan untuk melihat pengaruh

kontemporer dari sebuah variabel dependen jika mendapatkan guncangan

atau inovasi dari variabel independen sebesar satu standar deviasi. Selain

itu, IRF dapat mengukur kekuatan relatif dari berbagai guncangan dan

menelusuri pola dan arah transmisi guncangan. (Sangidi, 2014).

7. Variance Decomposition

Variance Decomposition atau disebut Forecast Eror Decomposition

of Variance merupakan perangkat pada model VAR yang akan

memisahkan variasi dari sejumlah variabel yang diestimasi menjadi

komponen-komponen shock atau menjadi variabel innovation, dengan

Page 68: ANALISIS PENGARUH JALUR PEMBIAYAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36313/1/ANNISA... · Uji Stasioneritas Data & Derajat Integrasi ... Sektor Perbankan

48

asumsi bahwa variabel-variabel innovation tidak saling berkolerasi.

Kemudian Variance Decomposition akan memberikan informasi mengenai

proporsi dari pergerakan pengaruh shock pada ebuah variabel terhadap

shock variabel lainnya pada periode saat ini dan periode yang akan datang.

(Ajija, dkk, 2011).

Menurut Rama dan Musri (2015), variance decomposition digunakan

untuk menggali lebih dalam hubungan dinamis antar variabel. Variance

decomposition memungkinkan kita untuk menguji diluar dari kausalitas

sampel antar variabel di dalam sistem VAR. Metode ini mengukur

presentase dari variasi variabel yang bisa dijelaskan oleh variabel yang

lain. Dengan kata lain, untuk menunjukan dampak dari suatu variabel

terhadap variabel yang lain.

8. Granger Causality

Uji kausalitas Granger digunakan untuk mengevaluasi kemampuan

peramalan dari suatu peubah deret waktu pada periode sebelumnya

terhadap peubah deret waktu lainnya pada periode saat ini. Dengan kata

lain uji ini bertujuan untuk melihat pengaruh masa lalu dari suatu variabel

terhadap kondisi variabel lain pada masa sekarang. Dalam uji ini dapat

dilihat apakah terdapat hubungan satu arah atau hubungan 2 arah antar

variabel.

Secara matematis, untuk melihat apakah X menyebabkan Y atau

tidak, dapat dilakukan dengan beberapa tahapan (Nachrowi dan Usman,

2006) :

Page 69: ANALISIS PENGARUH JALUR PEMBIAYAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36313/1/ANNISA... · Uji Stasioneritas Data & Derajat Integrasi ... Sektor Perbankan

49

1.

Dalam regresi tentunya hal ini berarti bahwa semua koefisien regresi

bernilai 0, sehingga hipotesis dapat dituliskan juga dengan :

2. Buat regresi penuh dan dapatkan Sum Square of Error (SSE)

∑ ∑

3. Buat regresi terbatas dan dapatkan pula Sum Square of Error (SSE)

4. Lakukan uji F berdasarkan SSE yang di dapat, dengan formula :

dimana N adalah banyaknya pengamatan, k adalah banyaknya

parameter model penuh, dan q adalah banyaknya parameter model

terbatas.

5. Bila ditolak, berarti X mempengaruhi Y. Cara yang sama juga

dapat dilakukan untuk melihat apakah Y mempunyai pengaruh

terhadap X.

D. Model Penelitian

Model yang digunakan dalam penelitian ini mengenai mekanisme

transmisi kebijakan moneter syariah melalui jalur pembiayaan. Berikut model

yang digunakan dalam penelitian ini:

Page 70: ANALISIS PENGARUH JALUR PEMBIAYAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36313/1/ANNISA... · Uji Stasioneritas Data & Derajat Integrasi ... Sektor Perbankan

50

Tabel 3.1

Model Penelitian Analisis Pengaruh Jalur Pembiayaan Terhadap

Inflasi Dalam Sistem Moneter Syariah di Indonesia

Model Penjabaran

I

Keterangan :

= jumlah dana pihak ketiga bank syariah

= jumlah pembiayaan bank syariah

Adapun penerapannya dalam model VAR sebagai berikut :

Tabel 3.2

Model VAR Penelitian Analisis Pengaruh Jalur Pembiayaan Terhadap

Inflasi Dalam Sistem Moneter Syariah di Indonesia

Model Pejabaran

I ∑

E. Operasional Data Penelitian

Sebagaimana disebutkan sebelumnya, berikut ini definisi operasional

variabel yang digunakan dalam penelitian :

6. Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS)

SBIS adalah surat berharga berdasarkan Prinsip Syariah berjangka

waktu pendek dalam mata uang rupiah yang diterbitkan oleh Bank

Indonesia. SBIS memiliki karakteristik sebagai berikut, yaitu

Page 71: ANALISIS PENGARUH JALUR PEMBIAYAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36313/1/ANNISA... · Uji Stasioneritas Data & Derajat Integrasi ... Sektor Perbankan

51

Menggunakan akad Ju’alah, berdasarkan fatwa Dewan Syariah Nasional-

Majelis Ulama Indonesia, SBIS juga dapat diterbitkan dengan

menggunakan akad mudharabah, musyarakah, wadiah, qardh, dan

wakalah. Satuan unit sebesar Rp. 1 (satu juta rupiah). Berjangka waktu

paling kurang 1 bulan dan paling lama 12 bulan. Diterbitkan tanpa warkat.

Dapat diagunkan kepada Bank Indonesia. Tidak dapat diperdagangkan di

pasar sekunder.

7. Pasar Uang Antar Bank Syariah (PUAS)

Merupakan kegiatan transaksi keuangan jangka pendek antarbank

berdasarkan prinsip syariah baik dalam rupiah ataupun valuta asing.

Bermanfaat bagi industri perbankan syariah untuk memenuhi likuiditas

jangka pendek. Piranti yang digunakan oleh PUAS yaitu Sertifikat

Mudharabah Antar Bank Syariah (SIMA).

8. Dana Pihak Ketiga Syariah

Sumber dana yang terdapat di bank umum syariah. Dana ini diperoleh

dari masyarakat yang terhimpun di bank syariah dalam bentuk

titipan/wadiah, partisipasi modal berbagi hasil dan berbagi resiko serta

investasi khusus.

9. Pembiayaan

Dalam menyalurkan dana pada nasabah, secara garis besar produk

pembiayaan syariah terbagi kedalam 4 kategori yang dibedakan

berdasarkan tujuan penggunaannya yaitu pembiayaan denagn prinsip jual

Page 72: ANALISIS PENGARUH JALUR PEMBIAYAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36313/1/ANNISA... · Uji Stasioneritas Data & Derajat Integrasi ... Sektor Perbankan

52

beli, pembiayaan dengan prinsip sewa, pembiayaan dengan prinsip bagi

hasil, dan pembiayaan dengan akad pelengkap.

Pembiayaan dengan prinsip jual beli ditujukan untuk memiliki

barang, sedangkan yang menggunakan prinsip sewa ditujukan untuk

mendapat jasa. Prinsip bagi hasil digunakan untuk usaha kerjasama yang

ditujukan guna mendapatkan barang dan jasa sekaligus. Pada kategori

pertama dan kedua, tingkat keuntungan bank ditentukan didepan dan

menjadi bagian harga atas barang atau jasa yang dijual. Produk yang

termasuk dalam kelompok ini adalah produk yang menggunakan prinsip

jual beli seperti murabahah, salam, isthisna serta produk yang

menggunakan prinsip sewa yaitu ijarah dan IMBT. Sedangkan pada

kategari ketiga tingkat keuntungan bank ditetukan dari besarnya

keuntungan usaha sesuai dengan prinsip bagi hasil.

10. Inflasi

Merupakan sebuah fenomena ekonomi berupa kenaikan harga secara

umum dan terjadi secara terus menerus. Bahkan Milton Friedman, ekonom

besar penerima Nobel di tahun 1976 pernah mengatakan “inflasi selalu dan

dimanapun merupakan fenomena moneter”. Inflasi yang berbahaya ialah

inflasi yang tidak dapat diprediksikan sehingga menimbulkan keterkejutan

masyarakat akan kenaikan harga. Banyak ekonom yang berpendapat

tingkat inflasi yang rendah merupakan hal yang baik apabila itu terjadi

akibat dari adanya inovasi yang dilakukan. Demikian tingkat inflasi harus

terus di pantau dan dikendalikan agar tetap berada di tingkat yang aman.

Page 73: ANALISIS PENGARUH JALUR PEMBIAYAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36313/1/ANNISA... · Uji Stasioneritas Data & Derajat Integrasi ... Sektor Perbankan

53

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian

Pada penelitian analisis pengaruh jalur pembiayaan terhadap inflasi ini,

menggunakan SBIS dan PUAS sebagai instrumen moneter syariah yang

diduga mempengaruhi jumlah dana pihak ketiga bank syariah. Jumlah dana

pihak ketiga (DPK) akan mempengaruhi jumlah pembiayaan yang diberikan

oleh bank syariah. Besarnya jumlah pembiayaan yang diberikan oleh bank

syariah mempengaruhi tingkat ouput dan pada akhirnya akan mempengaruhi

inflasi.

6. Perkembangan Inflasi

Inflasi merupakan salah satu kajian terpenting dalam lingkup

makroekonomi. Karena inflasi adalah kenaikan harga barang dan jasa

secara umum. Tentunya inflasi yang tinggi dapat menjadi beban bagi

banyak pihak. Inflasi akan menurunkan daya beli dari mata uang suatu

negara. Jika daya beli mata uang menurun maka kemampuan masyarakat

yang berpenghasilan tetap untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari

dalam bentuk barang dan jasa, juga akan menurun.

Selain itu, inflasi juga menimbulkan ketidakpastian karena laju

inflasi yang tidak stabil. Hal ini akan mempengaruhi minat masyarakat

untuk menabung dan menyulitkan perencanaan dalam dunia usaha. Oleh

karena itu, inflasi merupakan fenomena yang penting untuk terus di

Page 74: ANALISIS PENGARUH JALUR PEMBIAYAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36313/1/ANNISA... · Uji Stasioneritas Data & Derajat Integrasi ... Sektor Perbankan

54

cermati oleh setiap negara. Tak hanya dicermati, setiap negara juga

berupaya untuk menjaga laju inflasi agar tetap rendah dan stabil.

Pada gambar 4.1 terlihat pergerakan dari awal tahun 2012 sampai

dengan akhir tahun 2016. Di tahun 2013 sampai dengan 2015 tercatat laju

inflasi yang cukup tinggi menyebabkan tunrunnya daya beli masyarakat.

Namun, di tahun 2016 laju inflasi mengalami penurunan dari tahun-tahun

sebelumnya. Berikut gambar mengenai perkembangan tingkat inflasi dari

awal tahun 2012 hingga akhir tahun 2016 :

Gambar 4.1

Perkembangan Inflasi (IHK) Periode Januari 2012 s.d Desember 2016

Di Indonesia

2

3

4

5

6

7

8

9

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2012 2013 2014 2015 2016

Inflasi

Sumber : Bank Indonesia, diolah

7. Perkembangan Sertifikat Bank Indonesia Syariah

Menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor 10/11/PBI tanggal 31

Maret 2008 tentang Sertifikat Bank Indonesia Syariah. SBIS adalah surat

berharga berdasarkan prinsip syariah berjangka waktu pendek dalam mata

uang rupiah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia. SBIS memiliki

Page 75: ANALISIS PENGARUH JALUR PEMBIAYAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36313/1/ANNISA... · Uji Stasioneritas Data & Derajat Integrasi ... Sektor Perbankan

55

karakteristik yaitu menggunakan akad ju’alah, namun menurut fatwa

Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia, SBIS juga dapat

diterbitkan dengan menggunakan akad mudharabah, musyarakah, wadiah,

qardh, dan wakalah. Selain itu, dijual dengan dalam satuan unit sebesar

Rp. 1 (satu juta rupiah), berjangka waktu paling kurang 1 bulan dan paling

lama 12 bulan.

Dari gambar 4.2 terlihat posisi SBIS cenderung terus mengalami

kenaikan dari tahun 2013 hingga tahun 2015. Selanjutnya di tahun 2016

mengalami penurunan namun lebih sedikit jika dibandingkan dengan

tingkat SBIS pada tahun 2012. Berikut gambaran mengenai perkembangan

tingkat SBIS dari awal tahun 2012 hingga akhir tahun 2016 :

Gambar 4.2

Perkembangan SBIS Periode Januari 2012 s.d Desember 2016 di

Indonesia

3.5

4.0

4.5

5.0

5.5

6.0

6.5

7.0

7.5

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2012 2013 2014 2015 2016

SBIS

Sumber : Bank Indonesia, diolah

8. Perkembangan Pasar Uang Antarbank Syariah

Peraturan Bank Indonesia Nomor 2/8/PBI/2000 tanggal 23 Februari

2000 mengenai Pasar Uang Antarbank Berdasarkan Prinsip Syariah

Page 76: ANALISIS PENGARUH JALUR PEMBIAYAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36313/1/ANNISA... · Uji Stasioneritas Data & Derajat Integrasi ... Sektor Perbankan

56

(PUAS). Peserta PUAS terdiri atas bank syariah dan bank konvensional.

Bank syariah dapat melakukan penanaman dana dan atau pengelolaan

dana, sedangkan bank konvensional hanya dapat melakukan penanaman

dana. Pasar uang antar bank syariah (PUAS) menggunakan piranti

sertifikat investasi mudhrabah antar bank (IMA) yang berjangka waktu

maksimum 90 hari diterbitkan oleh kantor pusat bank syariah atau unit

usaha syariah bank konvensional (Sudarsono, 2003).

Dari gambar 4.3 didapatkan bahwa tingkat PUAS cenderung

mengalami kenaikan dimulai akhir tahun 2013 sampai pada tahun 2014

dan di tahun 2015 dan 2016 tingkat PUAS cenderung fluktuatif. Berikut,

gambar 4.3 mengenai perkembangan tingkat PUAS:

Gambar 4.3

Perkembangan Pasar Uang Antarbank Syariah (PUAS) Periode

Januari 2012 s.d Desember 2016 Di Indonesia

3.5

4.0

4.5

5.0

5.5

6.0

6.5

7.0

7.5

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2012 2013 2014 2015 2016

PUAS

Sumber : Bank Indonesia, diolah

9. Perkembangan Jumlah Dana Pihak Ketiga

Menurut Rama (2015), perbankan syariah mengalami pertumbuhan

yang pesat setelah dikeluarkannya UU Perbankan No. 10/1998 dan UU

Page 77: ANALISIS PENGARUH JALUR PEMBIAYAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36313/1/ANNISA... · Uji Stasioneritas Data & Derajat Integrasi ... Sektor Perbankan

57

Bank Sentral No. 23/1998. Dana pihak ketiga biasanya juga disebut

dengan dana masyarakat. Hal ini dikarenakan dana diperoleh dari

masyarakat sebagai individu, perusahaan, pemerintah, rumah tangga,

sekolah, yayasan, dan lain-lain baik dalam bentuk rupiah ataupun mata

uang asing. Sumber dana ini merupakan sumber dana terpenting atau

sumber utama dalam kegiatan operasional suatu bank menjadi salah satu

faktor keberhasilan suatu bank jika mereka dapat membiayai segala

operasi bank dengan menggunakan dana ini (Syariahbank.com, 2015).

Berikut, jumlah dana pihak ketiga dari awal tahun 2012 hingga akhir

tahun 2016:

Gambar 4.4

Perkembangan Jumlah Dana Pihak Ketiga Bank Syariah Periode

2012 s.d 2016

11.6

11.8

12.0

12.2

12.4

12.6

2012

Jan

2012

Mar

2012

Mei

2012

Jul

2012

Sep

2012

Nov

e

2013

Jan

2013

Mar

2013

Mei

2013

Jul

2013

Sep

2013

Nov

2014

Jan

2014

Mar

2014

Mei

2014

Jul

2014

Sep

2014

Nov

2015

Jan

2015

Mar

2015

Mei

2015

Jul

2015

Sep

2015

Nov

2016

Jan

2016

Mar

2016

Mei

2016

Jul

2016

Sep

2016

Nov

DPKX

Sumber : Ototitas Jasa Keuangan, diolah

Dilihat dari gambar 4.4 diatas perkembangan jumlah dana pihak

ketiga bank syariah cenderung terus mengalami kenaikan namun stabil.

Mengindikasikan setiap tahunnya jumlah dana pihak ketiga terus

Page 78: ANALISIS PENGARUH JALUR PEMBIAYAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36313/1/ANNISA... · Uji Stasioneritas Data & Derajat Integrasi ... Sektor Perbankan

58

bertambah. Jika terjadi penurunan hanyalah sedikit sehingga tidak terjadi

perubahan yang signifikan.

10. Perkembangan Pembiayaan Bank Syariah

Dalam menyalurkan dana pada nasabah, secara garis besar produk

pembiayaan syariah terbagi kedalam 4 kategori yang dibedakan

berdasarkan tujuan penggunaannya yaitu pembiayaan dengan prinsip jual

beli, pembiayaan dengan prinsip sewa, pembiayaan dengan prinsip bagi

hasil, dan pembiayaan dengan akad pelengkap (Karim, 2013).

Gambar 4.5

Perkembangan Pembiayaan Bank Syariah di Indonesia Tahun 2012

s.d Tahun 2016

11.4

11.6

11.8

12.0

12.2

12.4

12.6

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2012 2013 2014 2015 2016

LNFINC

Sumber : Ototitas Jasa Keuangan, diolah

Bersdasarkan gambar di atas jumlah pembiayaan yang diberikan oleh

bank syariah cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Jumlah

pembiayaan meningkat namun tetap stabil. Terjadi peningkatan yang

cukup signifikan menjelang akhir tahun 2016. Hal ini disebabkan adanya

dukungan pemerintah untuk terus mengembangkan keuangan syariah di

Indonesia.

Page 79: ANALISIS PENGARUH JALUR PEMBIAYAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36313/1/ANNISA... · Uji Stasioneritas Data & Derajat Integrasi ... Sektor Perbankan

59

B. Analisis Uji Ekonometrik

9. Uji Stasioneritas / Unit Root Test

Uji akar unit ini digunakan untuk melihat apakah data yang diamati

stasioner atau tidak. Uji stasioneritas data dalam ADF dilihat dari nilai t-

statistik yyang dibandingkan dengan nilai kritis Mac-Kinnon pada level 1

persen, 5 persen, atau 10 persen. Apabila nilai mutlak t-statistik ADF lebih

besar dari nilai mutlak MacKinnon Critical Value maka data telah

stasioner pada taraf nyata yang telah ditentukan. Apabila berdasarkan hasil

uji ADF data tidak stasioner pada tingkat level maka harus dilakukan

penarikan diferensial sampai data stasioner pada tingkat first difference

atau second difference.

Tabel 4.1

Hasil Uji Akar Unit

Variabel

Level 1st Difference

t-statistics Prob-ADF t-statistics Prob-ADF

Inflasi -2.283540 0.4358 -6.048422*** 0.0000

SBIS -1.045355 0.9291 -8.271767*** 0.0000

PUAS -1.769515 0.7067 -10.98163*** 0.0000

LnDPK -1.613710 0.7757 -8.803891*** 0.0000

LnFINC -2938787 0.1583 -1.825521 0.6790

Page 80: ANALISIS PENGARUH JALUR PEMBIAYAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36313/1/ANNISA... · Uji Stasioneritas Data & Derajat Integrasi ... Sektor Perbankan

60

Catatan: ***, signifikan pada ketiga nilai kritis MacKinnon 1%, 5%, dan

10%. Sumber : data yang diolah.

Berdasarkan hasil uji akar ADF menunjukan bahwa semua variabel

tidak stasioner pada tingkat level dikarenakan nilai probabilitas ADF yang

didapat lebih dari 0.05. Demikian, uji dilakukan lagi pada tingkat first

difference. Dari hasil uji stasioner pada tingkat first difference semua

variabel stasioner di setiap nilai kritis MacKinnon dan nilai probalitas

ADF kurang dari 0.05. Namun, untuk variabel LNFINC atau pembiayaan

stasioner di tingkat second difference dengan probabilitas sebesar 0.0000

dan t-statistik -6.249722.

10. Uji Lag Length Criteria

Dampak sebuah kebijakan ekonomi seperti kebijakan moneter dan

fiskal biasanya tidak secara langsung berdampak pada aktivitas ekonomi

tetapi memerlukan waktu atau kelambanan (lag). Bekerjanya kebijakan

ekonomi mungkin memerlukan beberapa waktu misalnya 6 bulan sampai

dengan 12 bulan. Ketika kita menganalisis model kelambanan, pertanyaan

krusial yang muncul adalah bagaimana menentukan panjangnya

kelambanan.

Dalam menentukan lag kita bisa menggunakan kriteria yang

dikemukanan oleh Akike Informatin Criterion (AIC) dan Schwarz

Information Criterion (SIC). Dalam penelitian ini akan menggunakan

kriteria SIC karena kriteria SIC memberikan pertimbangan yang lebih

Page 81: ANALISIS PENGARUH JALUR PEMBIAYAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36313/1/ANNISA... · Uji Stasioneritas Data & Derajat Integrasi ... Sektor Perbankan

61

besar dan jika terjadi kontradiksi antara nilai AIC dan SIC maka gunakan

kriteria SIC. Berikut hasil uji lag length:

Tabel 4.2

Hasil Uji Lag Length Criteria

Schwarz Information Criteria

0 1 2

-1.92777 -8.024313* -7.275801

Sumber: data di olah

Dari tabel diatas merupakan hasil uji lag length criteria. Dalam

menentukan panjang lag menggunakan kriteria SIC. Sehingga dapat

disimpulkan akan menggunakan lag ke 1. Dilihat dari nilai SIC yang

paling kecil dan berbintang. Demikian, panjang lag ini akan digunakan

untuk uji selanjutnya seperti stabilitas VAR, kointegrasi dsb.

11. Uji Stabilitas VAR

Uji stabilitas VAR dilakukan dengan menghitung akar-akar dari

fungsi polimonial atau dikenal dengan roots of characteristic polimonial.

Jika semua akar dari fungsi polimonial tersebut berada di dalam unit circle

atau jika nilai absolutnya < 1 maka model VAR tersebut dianggap stabil

sehingga hasil Impulse Response Function (IRF) dan Forecast Error

Varince Decomposition (FEVD) yang dihasilkan dianggap valid (Sangidi,

2014).

Page 82: ANALISIS PENGARUH JALUR PEMBIAYAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36313/1/ANNISA... · Uji Stasioneritas Data & Derajat Integrasi ... Sektor Perbankan

62

Tabel 4.3

Uji Stabilitas VAR

Nilai Modulus Keterangan

0.978799 Stabil

0.888683 Stabil

0.888683 Stabil

0.76166 Stabil

0,199027 Stabil

Sumber : data di olah

Tabel di atas menunjukan hasil uji stabilitas VAR. Dapat dikatakan

stabil jika nilai modulus < 1. Dapat dilihat nilai modulus yang didapat

kurang dari 1. Dapat disimpulkan bahwa model VAR tersebut dianggap

stabil. Sehingga hasil uji Impulse Response Function (IRF) dan Forecast

Error Variable Decompossiton (FEVD) yang dihasilkan dianggap valid.

12. Uji Kointegrasi

Pegujian kointegrasi dapat dilakukan dengan uji kointegrasi Engle-

Granger, uji kointegrasi Johanssen, dan uji kointegrasi Durbin Watson.

Pengujian ini dilakukan dalam rangka memperoleh hubungan jangka

panjang antar variabel yang telah memenuhi persyaratan dimana terdapat

variabel yang stasioner pada derajat first difference.

Uji kointegrasi yang dilakukan uji kointegrasi Johanssen bertujuan

untuk mengetahui adanya kointegrasi dilihat dari nilai trace statistic

dibandingkan dengan nilai kritis. Apabila nilai trace statistic > nilai kritis,

maka dapat disimpulkan bahwa variabel-variabel tersebut terkointegrasi

(Fauziyah, 2015).

Page 83: ANALISIS PENGARUH JALUR PEMBIAYAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36313/1/ANNISA... · Uji Stasioneritas Data & Derajat Integrasi ... Sektor Perbankan

63

Tabel 4.4

Hasil Uji Kointegrasi

Hipotesa Trace

Statistics

5% critical

value

Prob. Kesimpulan

None 116.9850 69.81889 0.0000 Terdapat

Kointegrasi

At most 1 57.06715 47.85613 0.0054 Terdapat

Kointegrasi

At most 2 31.25192 29.79707 0.0338 Terdapat

Kointegrasi

At most 3 13.56936 15.49471 0.0955 Tidak

Terkointegrasi

At most 4 0.219614 3.841486 0.6393 Tidak

Terkointegrasi

Sumber: data yang di olah

Dilihat dari tabel di atas menunjukan hasil dari uji kointegrasi

Johannsen. Dapat disimpulkan dari hasil uji kointegrasi di atas bahwa

terdapat hubungan kointegrasi. Ini menandakan adanya hubungan

keseimbangan jangka panjang antar variabel tersebut. Hal ini dikarenakan

nilai probabilitas berada di bawah nilai probabilitas , sehingga

untuk uji selanjutnya dapat untuk uji jangka panjang yaitu menggunakan

VECM.

13. Uji Kausalitas

Uji ini bertujuan untuk melihat pengaruh masa lalu dari suatu

variabel terhadap kondisi variabel lain pada masa sekarang. Dalam uji ini

dapat dilihat apakah terdapat hubungan satu arah atau hubungan 2 arah

antar variabel.

Page 84: ANALISIS PENGARUH JALUR PEMBIAYAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36313/1/ANNISA... · Uji Stasioneritas Data & Derajat Integrasi ... Sektor Perbankan

64

Kriteria dalam penentuan kausalitas dilihat dari nilai probabilitas

yang dibandingkan dengan nilai kritis. Nilai kritis yang digunakan dalam

penelitian ini ialah 5 persen. Apabila nilai probabilitasnya < 0.05 dan nilai

f statistiknya > f tabel (> 3,20) maka terdapat hubungan kausalitas diantara

variabel. Berikut hasil uji kausalitas:

Tabel 4.5

Hasil Uji Kausalitas Granger

SBIS, PUAS, LNDPKS, LNFINC Terhadap Inflasi

Null Hypothesis Obs F Statistik Prob

SBIS doest not granger cause INFLASI 60 2.11239 0.1517

INFLASI does not granger cause SBIS 60 20.1356 4.E-0.5*

PUAS does not granger cause INFLASI 60 1.15428 0.2873

INFLASI does not granger cause PUAS 60 9.55348 0.0031*

LNDPKS does not granger cause INFLASI 60 1.21732 0.2746

INFLASI does not granger cause LNDPKS 60 3.04106 0.0867

LNFINC does not granger cause INFLASI 60 0.81961 0.3692

INFLASI does not granger cause LNFINC 60 7.70548 0.0075*

Sumber : data diolah

Hasil uji kausalitas Granger menunjukan terdapat hubungan searah

antara SBIS terhadap inflasi yaitu SBIS berpengaruh signifikan terhadap

tingkat inflasi namun, inflasi tidak mempengaruhi tingkat SBIS. Begitu

juga dengan tingkat PUAS dan jumlah pembiayaan bank syariah memiliki

hubungan searah dengan tingkat inflasi. Demikian tingkat PUAS dan

jumlah pembiayaan berpengaruh signifikan terhadap inflasi.

Page 85: ANALISIS PENGARUH JALUR PEMBIAYAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36313/1/ANNISA... · Uji Stasioneritas Data & Derajat Integrasi ... Sektor Perbankan

65

14. Estimasi VECM

Estimasi model VAR dilakukan dengan tahapan-tahapan secara

berurutan. Setelah melakukan beberapa pengujian pra-estimasi seperti

yang sudah dipaparkan sebelumnya hasil dari pengujian tersebut akan

berujung pada penggunaan VAR pada dua pilihan VAR ataupun VAR

dalam bentuk difference atau VECM (Vector Error Correction Model).

Setelah di lakukan uji kointegrasi Johansen terlebih dahulu hasil

yang didapatkan adalah terdapat kointegrasi atau hubungan jangka

panjang. Maka selanjutnya dilakukan estimasi VECM. Tabel 4.6

menyajikan hasil estimasi dengan VECM. Uji-t dilakukan pada level of

significant ( ) 5% dengan nilai t-tabel 2,005. Berikut adalah hasil dari

estimasi VECM:

Tabel 4.6

Hasil Estimasi VECM

(Jangka Panjang)

Cointegration E.q : CointEq1

INF (-1) 1.000000

SBIS (-1) 14.57770*

[-3.33327]

PUAS (-1) 2.155328

[0.61263]

LNDPKS (-1) 18.85146

[0.67058]

LNFINC (-1) -18.25030

[-0.56409]

C 63.91866

(Jangka Pendek)

Page 86: ANALISIS PENGARUH JALUR PEMBIAYAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36313/1/ANNISA... · Uji Stasioneritas Data & Derajat Integrasi ... Sektor Perbankan

66

CointEq1 0.011275

[1.13687]

D(INFLASI(-1)) 0.201035

[1.43111]

D(SBIS(-1)) -0.097520

[0.21238]

D(PUAS(-1)) -0.080366

[-0.40183]

D(LNDPKS(-1)) 4.027927

[0.71974]

D(LNFINC(-1)) -2.052752

[-0.22941]

C -0.034793

[-0.23146]

Catatan : *, tingkat signifikansi 5%

Sumber : data yang di olah

Dari hasil uji pada tabel jangka panjang dapat dilihat bahwa dalam

jangka panjang variabel instrumen moneter syariah (SBIS) dapat

mempengaruhi tingkat inflasi. Instrumen moneter syariah yaitu SBIS

dalam jangka panjang dari hasil uji di atas memberikan pengaruh positif

yaitu sebesar 14.5 persen. Artinya, jika terjadi kenaikan tingkat SBIS

maka akan menyebabkan naiknya tingkat inflasi yaitu sebesar 14.5 persen.

Hal tersebut dikarenakan nilai t-statistik pada variabel lebih besar dari nilai

t-tabelnya.

15. Impulse Response Function

Impulse response function (IRF) digunakan untuk melihat pengaruh

kontemporer dari sebuah variabel dependen jika mendapatkan guncangan

Page 87: ANALISIS PENGARUH JALUR PEMBIAYAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36313/1/ANNISA... · Uji Stasioneritas Data & Derajat Integrasi ... Sektor Perbankan

67

atau inovasi dari variabel independen sebesar satu standar deviasi. Selain

itu, IRF dapat mengukur kekuatan relatif dari berbagai guncangan dan

menelusuri pola dan arah transmisi guncangan (Sangidi, 2014).

Variabel dikatakan merespon positif terhadap variabel lainnya jika

pada grafik hasil uji IRF garis biru berada di atas 0.00. Sementara variabel

dikatakan merespon negatif jika pada grafik hasil uji IRF garis biru berada

di bawah 0.00. Berikut hasil uji IRF dalam bentuk grafik:

Gambar 4.6

Hasil Uji Impulse Response Function

-0.4

-0.2

0.0

0.2

0.4

0.6

0.8

1.0

1.2

2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30

Response of INFLASI to SBIS

-0.4

-0.2

0.0

0.2

0.4

0.6

0.8

1.0

1.2

2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30

Response of INFLASI to PUAS

-0.4

-0.2

0.0

0.2

0.4

0.6

0.8

1.0

1.2

2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30

Response of INFLASI to LNDPKS

-0.4

-0.2

0.0

0.2

0.4

0.6

0.8

1.0

1.2

2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30

Response of INFLASI to LNFINC

Page 88: ANALISIS PENGARUH JALUR PEMBIAYAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36313/1/ANNISA... · Uji Stasioneritas Data & Derajat Integrasi ... Sektor Perbankan

68

Dari grafik hasil uji IRF di atas dapat dilihat bahwa guncangan

variabel SBIS direspon negatif oleh tingkat inflasi pada periode ke-3

hingga periode ke-30. Sebaliknya, guncangan variabel PUAS tidak

direspon oleh tingkat inflasi pada periode ke-1 hingga ke-7 lalu mulai

direspon positif oleh tingkat inflasi dimulai dari periode ke-8 hingga ke-

30. Guncangan variabel LNDPKS dan LNFINC juga direspon positif oleh

tingkat inflasi pada periode ke-4 hingga ke-30.

16. Variance Decomposition

Variance Decomposition akan memberikan informasi mengenai

proporsi dari pergerakan pengaruh shock pada sebuah variabel terhadap

shock variabel lainnya pada periode saat ini dan periode yang akan datang.

(Ajija, dkk, 2011).

Berikut telah disajikan tabel hasil uji variance decomposition:

Tabel 4.9

Hasil Uji Variance Decomposition

Periode S.E. DINFLASI DSBIS DPUAS DLNDPKS DLNFINC

1 0.745535 100.0000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000

5 2.038408 98.22272 0.681156 0.017556 1.033768 0.044795

10 2.948179 95.75906 2.047809 0.024633 1.973059 0.195434

15 3.649585 93.30867 3.479393 0.064446 2.761610 0.385885

20 4.248267 91.11650 4.780714 0.114164 3.417800 0.570821

25 4.781183 89.25322 5.895248 0.163020 3.954067 0.734442

30 5.266322 87.70379 6.826039 0.206954 4.389573 0.873648

Sumber: data yang di olah

Tabel 4.9 menjelaskan mengenai besarnya kontribusi yang diberikan

oleh variabel SBIS, PUAS, LNDPKS, dan LNFINC terhadap tingkat

inflasi. Pada periode ke-1 tingkat inflasi berkontribusi terhadap variabel itu

Page 89: ANALISIS PENGARUH JALUR PEMBIAYAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36313/1/ANNISA... · Uji Stasioneritas Data & Derajat Integrasi ... Sektor Perbankan

69

sendiri. Lalu dimulai pada periode ke-2 kontribusi yang paling besar

diberikan oleh jumlah dana pihak ketiga bank syariah lalu disusul oleh

tingkat SBIS, jumlah pembiayaan bank syariah dan tingkat PUAS. Pada

periode ke-30 variabel yang paling berkontribusi ialah variabel SBIS yaitu

sebesar 6.82 persen dan yang terkecil kontribusi yang dibeikan oleh PUAS

yaitu sebesar 0.2 persen.

C. Analisis Penelitian

Bank Indonesia memiliki peran dan fungsi sebagai otoritas moneter yang

diberikan mandat untuk membuat dan melaksanakan kebijakan moneter.

Mekanisme transmisi kebijakan moneter dengan menggunakan berbagai jalur

diharapkan sebagai formulasi yang tepat untuk mempengaruhi stabilitas

ekonomi makro salah satunya ialah stabilitas harga (inflasi).

Transmisi kebijakan moneter syariah melalui jalur pembiayaan

berdasarkan hasil uji kausalitas Granger melalui metode VECM didapati hasil

terdapat hubungan searah antar tingkat SBIS dan tingkat Inflasi. Hasil ini

sejalan dengan teori kebijakan moneter dimana melalui OPT menerbitkan

SBIS sebagai sasaran operasional lalu memepengaruhi sasaran antara dan

menuju sasaran akhir yaitu inflasi.

Dalam uji IRF, variabel tingkat infasi merespon negatif terhadap

guncangan dari variabel SBIS. Artinya jika terjadi penambahan tingkat SBIS

akan mengurangi tingkat inflasi. Hal ini sejalan dengan teori kebijakan

moneter kontraktif. Bank sentral akan berupaya untuk menjaga tingkat inflasi

tetap rendah dengan melakukan kegiatan OPT berdasarkan prinsip dan

Page 90: ANALISIS PENGARUH JALUR PEMBIAYAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36313/1/ANNISA... · Uji Stasioneritas Data & Derajat Integrasi ... Sektor Perbankan

70

menerbitkan SBIS dengan imbal hasil yang tinggi. Hal ini akan membuat bank

syariah tertarik untuk menempatkan uangnya di bank sentral dan mengurangi

jumlah uang beredar.

Pada hasil Uji Variance Decomposition menampilkan pada periode awal

pergerakan dari tingkat inflasi seluruhnya dipengaruhi oleh guncangan dari

variabel tingkat inflasi itu sendiri. Guncangan variabel SBIS memberikan

kontribusi dimulai pada periode ke 2 sebesar 0.04 persen dan periode ke-30

sebesar 6.8 persen terhadap tingkat inflasi.

Berdasarkan hasil uji Kausalitas Granger terdapat hubungan satu arah

antara PUAS terhadap tingkat inflasi. Hal ini sejalan dengan teori kebijakan

moneter dimana PUAS sebagai wadah bank syariah untuk mengelola

likuditasnya. Bank syariah yang memiliki likuditas yang baik dapat

memberikan pelayanan dan penyaluran dana. Dengan semakin meningkatnya

pembiayaan yang diberikan akhirnya akan berpengaruh terhadap tingkat harga

(Inflasi).

Dalam uji IRF, tingkat inflasi tidak merespon guncangan pada variabel

PUAS pada periode ke-1 hingga ke-8. Hal ini disebabkan adanya time lag atau

tenggat waktu dari terbentuknya suatu kebijakan hingga dapat mempengaruhi

sasarannya. Tingkat Inflasi merespon positif terhadap guncangan pada

variabel PUAS dari periode ke-9 hingga ke-30.

Hasil uji Variance Decompositions menampilkan guncangan variabel

PUAS memberikan kontribusi mulai pada periode ke-2 sebesar 0.03 persen

dan periode ke-30 sebesar 0.2 persen terhadap tingkat inflasi. Jumlah ini

Page 91: ANALISIS PENGARUH JALUR PEMBIAYAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36313/1/ANNISA... · Uji Stasioneritas Data & Derajat Integrasi ... Sektor Perbankan

71

masih sangat kecil dibandingkan kontribusi yang diberikan oleh Pasar Uang

Antar Bank Konvensional terhadap tingkat inflasi dalam penelitian Sanrego

dan Rusydiana (2013) yaitu sebesar 2.1 persen.

Dari hasil uji IRF menunjukan bahwa tingkat inflasi tidak merespon

guncangan pada variabel dana pihak ketiga bank syariah pada periode ke-1.

Tingkat inflasi merespon positif terhadap guncangan pada variabel dana pihak

ketiga bank syariah dari periode ke-2 himgga ke-30. Hasil uji Variance

Decompositions menampilkan guncangan variabel dana pihak ketiga

memberikan kontribusi mulai pada periode ke-2 sebesar 0.3 persen dan

periode ke-30 sebesar 4.3 persen terhadap tingkat inflasi.

Berdasarkan hasil uji Kausalitas Granger terdapat hubungan satu arah

antara jumlah pembiayaan yang diberikan oleh bank syariah terhadap tingkat

inflasi. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Sangidi (2014) yang

menyatakan bahwa terdapat hubungan antara jumlah pembiayaan bank syariah

terhadap tingkat inflasi.

Dalam uji IRF, didapati hasil tingkat inflasi merespon negatif guncangan

pada variabel jumlah pembiayaan bank syariah pada periode ke-1 dan 2.

Tingkat inflasi merespon positif guncangan jumlah pembiayaan bank syariah

dimulai dari periode ke-3 hingga ke-30. Hasil ini sesuai dengan hasil uji

Sangidi (2014), dikarenakan masih rendahnya jumlah pembiayaan

menggunakan prinsip bagi-hasil seperti musyarakah dan mudharabah.

Hasil Uji Variance Decompositions menampilkan guncangan variabel

jumlah pembiayaan bank syariah memberikan kontribusi mulai pada periode

Page 92: ANALISIS PENGARUH JALUR PEMBIAYAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36313/1/ANNISA... · Uji Stasioneritas Data & Derajat Integrasi ... Sektor Perbankan

72

ke-2 sebesar 0.04 persen dan periode ke-30 sebesar 0.8 persen terhadap

tingkat inflasi. Jumlah ini masih sangat kecil jika dibandingkan dengan

kontribusi yang diberikan oleh kredit bank konvensional terhadap tingkat

inlfasi dalam penelitian Ascarya (2012) yaitu sebesar 19,4 persen.

Page 93: ANALISIS PENGARUH JALUR PEMBIAYAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36313/1/ANNISA... · Uji Stasioneritas Data & Derajat Integrasi ... Sektor Perbankan

73

BAB V

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis pada bab

IV, maka pada penelitian ini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Dalam hasil uji Kausalitas Granger tingkat SBIS memiliki pengaruh

terhadap tingkat inflasi. Pada uji IRF tingkat inflasi merespon negatif

terhadap guncangan SBIS. Artinya, kenaikan tingkat SBIS akan

menurunkan tingkat inflasi. Kontribusi yang diberikan tingkat SBIS

kepada tingkat inflasi sebesar 6.8 persen.

2. Dalam hasil uji Kausalitas Granger tingkat PUAS memiliki pengaruh

terhadap tingkat inflasi. Pada hasil uji IRF, tingkat inflasi merespon positif

terhadap guncangan tingkat PUAS. Kontribusi yang diberikan tingkat

PUAS terhadap tingkat inflasi sebesar 0.2 persen.

3. Dalam hasil uji Kausalitas Granger jumlah dana pihak ketiga bank syariah

memiliki pengaruh terhadap tingkat inflasi. Pada hasil uji IRF, tingkat

inflasi merespon positif terhadap guncangan jumlah dana pihak ketiga.

Kontribusi yang diberikan jumlah dana pihak ketiga terhadap tingkat

inflasi sebesar 4.8 persen.

4. Dalam hasil uji Kausalitas Granger jumlah pembiayaan bank syariah

memiliki pengaruh terhadap tingkat inflasi. Pada hasil uji IRF, tingkat

inflasi merespon positif terhadap guncangan jumlah pembiayaan bank

Page 94: ANALISIS PENGARUH JALUR PEMBIAYAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36313/1/ANNISA... · Uji Stasioneritas Data & Derajat Integrasi ... Sektor Perbankan

74

syariah. Kontribusi yang diberikan jumlah pembiayaan bank syariah

terhadap tingkat inflasi sebesar 0.8 persen.

B. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis sampaikan hal-hal sebagai

berikut :

1. Untuk penelitian selanjutnya dapat menggunakan subjek yang sama

namun diharapkan menggunakan metode yang berbeda agar dapat menjadi

pembanding. Selain itu, dapat juga menambah atau mengganti variabel-

variabel lain yang berkaitan dengan transmisi kebijakan moneter syariah

melalui jalur pembiayaan.

2. Untuk perbankan syariah diharapkan untuk meningkatkan kembali jumlah

pembiayaan yang diberikan terutama pembiayaan skim yang bersifat

produktif seperti mudharabah dan musyarakah.

3. Untuk Bank Indonesia selaku otoritas moneter, diharapkan untuk terus

melakukan penelitian dan pengembangan terhadap instumen kebijakan

moneter syariah. Selain itu, Bank Indonesia diharapkan juga untuk

memberikan perhatian kepada perbankan syariah.

Page 95: ANALISIS PENGARUH JALUR PEMBIAYAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36313/1/ANNISA... · Uji Stasioneritas Data & Derajat Integrasi ... Sektor Perbankan

75

DAFTAR PUSTAKA

Ajija, Shochrul R dkk. “Cara Cerdas Menguasai Eviews”, Salemba Empat,

Jakarta, 2011.

Ali, Herny dan Ali Rama. “The Ranking Performance On Sharia Financial

Institutions Based On Maqashid Al-Shari’ah”, Jurnal Penelitian dan Kajian

Keagamaan DIALOG Vol. 39 No. 2 Hal. 139-154, Jakarta, 2016.

Amalia, Euis. “Sejarah Pemikiran Ekonomi Indonesia”, Gramata Publishing,

Depok, 2010.

Ascarya. “Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan : Alur Transmisi dan

Efektifitas Kebijakan Moneter Ganda Di Indonesia”, Bank Indonesia Vol 14

No. 3 Hal. 283-315, Jakarta, 2012.

Bahyuni, Eva Misfah dan Ascarya. “Analisis Pengaruh Instrumen Moneter

Terhadap Stabilitas Besaran Moneter Dalam Sistem Moneter Ganda Di

Indonesia”, TAZKIA Islamic Finance and Bussines Review, Vol. 5 No. 1

Hal. 76-100, 2010

Amine Ben Amar dkk. “The Effectiveness of Monetary Policy Transmission

Channels in The Pressence of Islamic Banks : The Case of Saudi Arabia.”.

INTERNATIONAL JOUNAL OF BUSINESS, Vol. 20 No.3 Hal. 238-260,

2015.

Chapra, Umer. “Sistem Moneter Islam : Towards a Just Monetary System”, Gema

Insani, Jakarta, 2000.

Fauziyah, Farah. “Analisis Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter

Konvensional dan Syariah Melalui Jalur Harga Aset Terhadap Inflasi di

Page 96: ANALISIS PENGARUH JALUR PEMBIAYAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36313/1/ANNISA... · Uji Stasioneritas Data & Derajat Integrasi ... Sektor Perbankan

76

Indonesia Periode 2011-2014”, (Skripsi Terpublikasi) Jakarta : UIN Syarif

Hidayatullah, 2015.

Guglielmo Maria Caporale, dkk. “The Bank Lending Channel in a Dual Banking

System: Evidence from Malaysia”, CESifo Working Paper No. 5807 Hal. 2-

32, 2016.

Karim, Adiwarman. “Bank Islam : Analisis Fiqh dan Keuangan”, Rajawali Pers,

Jakarta, 2008.

Mankiw, Gregory. “Makroekonomi”, Penerbit Erlangga, Jakarta, 2006.

Mishkin, Frederic. “Ekonomi, Uang, Perbankan, dan Pasar Keuangan”, Salemba

Empat, Jakarta, 2008.

Ningsih, Kurnia. “Jalur Pembiayaan Bank Syariah Dalam Mekanisme Transmisi

Kebijakan Moneter Di Indonesia”. (Jurnal Ilmiah Terpublikasi) Malang :

Universitas Brawijaya, 2013.

Nurul Huda, dkk. “Ekonomi Makro Islam : Pendekatan Teoritis”, Kencana

Pranada Media Grup, Jakarta, 2008.

Raharja, Pratama dan Mandala Manurung. “Pengantar Ilmu Ekonomi :

Makroekonomi dan Mikroekonomi”, FEUI, Jakarta, 2008.

Rama, Ali. “Analisis Deksriptif Perkembangan Perbankan Syariah Di Asia

Tenggara”, The Jounal of Tauhidinomics Vol. 1 No. 2 Hal. 105-128,

Jakarta, 2015.

Rama, Ali . “Perbankan Syariah dan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia”, Jurnal

Ilmu Ekonomi Signifikan Vol. 2 No. 1 Hal. 33-56, Jakarta, 2013.

Page 97: ANALISIS PENGARUH JALUR PEMBIAYAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36313/1/ANNISA... · Uji Stasioneritas Data & Derajat Integrasi ... Sektor Perbankan

77

Rama, Ali dan Mustabsyirah Musri. “Analisis Perilaku Deposan Perbankan di

Indonesia (Studi Kasus Bank Syariah dan Konvensional)” The Journal of

Tauhidionomics Vol. 1 No. 1 Hal. 1-34, Jakarta, 2015.

Rama, Ali. “Monetary Dynamics And Commodity Money : A Discussion In The

Context of a Fiat Money VS Commodity Money”,Jurnal Bisnis dan

Manajemen Esensi Vol. 4 No. 1 Hal. 30-43, Jakarta, 2013.

Rusydiana, Aam Slamet. “Mekanisme Transmisi Syariah Pada Sistem Moneter

Ganda Di Indonesia”, Buletin Ekonomi dan Perbankan Hal. 346-366,

Jakarta, 2009.

Sekaran, Uma. “Metodologi Penelitian Bisnis”, Salemba Empat, Jakarta, 2007.

Sangidi, Wulandari. “Efektivitas Mekansime Transmisi Moneter Melalui Jalur

Pembiayaan Bank Syariah Di Indonesia”, (Skripsi Terpublikasi) Bogor :

Institut Pertanian Bogor, 2014.

Simorangkir, Iskandar. “Pengantar Kebanksentralan : Teori dan Praktik di

Indonesia”, Rajawali Pers, Jakarta, 2014.

Suseno dan Siti Aisyah. “Inflasi”, Seri Kebansentralan No. 22 Pusat Pendidikan

dan Studi Kebanksentralan Bank Indonesia, Jakarta, 2009.

Sudarsono, Heri. “Bank dan Lembaga Keuangan Syariah : Deskripsi dan

Ilustrasi”,Ekonisia, Yogyakarta, 2008.

Warjiyo, Perry. “Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter di Indonesia”, Seri

Kebansentralan No. 11 Pusat Pendidikan Dan Studi Kebansentralan, Jakarta

2004.

Page 98: ANALISIS PENGARUH JALUR PEMBIAYAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36313/1/ANNISA... · Uji Stasioneritas Data & Derajat Integrasi ... Sektor Perbankan

78

Widarjono, Agus. “Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya”, Ekonisia,

Yogyakarta, 2004.

Yeniwati dan Nova Zulva Riani. “Jalur Kredit Perbankan dalam Mekanisme

Transmisi Kebijakan Moneter di Indonesia”. Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu Sosial,

Budaya, dan Ekonomi TINGKAP Vol. VI No. 2 Hal. 101-114, Padang,

2010.

Website:

www.ojk.go.id

www.bi.go.id

www.syariahbank.com

www.julfahmisalim.com

https://uinjkt.academia.edu/AliRama

Page 99: ANALISIS PENGARUH JALUR PEMBIAYAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36313/1/ANNISA... · Uji Stasioneritas Data & Derajat Integrasi ... Sektor Perbankan

79

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1

Data Penelitian

TAHUN_BULAN SBIS PUAS LNDPKS LNFINC Inflasi

2012Jan 4.88 4.25 11.6658 11.52967 3.65

2012Feb 3.82 3.96 11.64934 11.54938 3.56

2012Mar 3.82 4.13 11.69223 11.55444 3.97

2012Apr 3.92 4.09 11.64411 11.59696 4.5

2012Mei 4.23 4.09 11.65448 11.63376 4.45

2012Jun 4.32 4.74 11.68922 11.67498 4.53

2012Jul 4.45 4.17 11.70369 11.7028 4.56

2012Agus 4.54 4.3 11.7254 11.73564 4.58

2012Sep 4.67 4.43 11.75727 11.77083 4.31

2012Okt 4.74 4.7 11.80897 11.81732 4.61

2012Nove 4.77 4.33 11.83986 11.85167 4.32

2012Dec 4.8 4.42 11.90166 11.90162 4.3

2013Jan 4.84 4.51 11.90989 11.91623 4.57

2013Feb 4.86 4.23 11.92368 11.94518 5.31

2013Mar 4.86 4.28 11.9638 11.98966 5.9

2013Apr 4.89 4.29 11.9736 12.004 5.57

2013Mei 5.02 4.14 12.0068 12.0273 5.47

2013Jun 5.27 5.01 12.0074 12.05075 5.9

2013Jul 5.52 5.38 12.0225 12.0696 8.61

2013Agu 5.85 5.56 12.0449 12.06989 8.79

2013Sep 6.6 6.11 12.0535 12.08571 8.4

2013Okt 6.97 6.19 12.0669 12.09673 8.32

2013Nov 7.22 6.54 12.0799 12.10533 8.37

2013Des 7.21 6.25 12.1202 12.12335 8.38

2014Jan 7.23 6.48 12.0891 12.10845 8.22

2014Feb 7.17 6.31 12.0904 12.11051 7.75

2014Mar 7.12 6.62 12.1059 12.12792 7.32

2014Apr 7.13 6.47 12.1309 12.14359 7.25

2014Mei 7.14 6.57 12.1589 12.15457 7.32

2014Jun 7.13 6.35 12.1625 12.17115 6.7

2014Jul 7.09 7.3 12.1772 12.17602 4.53

2014Agu 6.97 6.73 12.1857 12.17553 3.99

2014Sep 6.88 6.36 12.1917 12.18874 4.53

Page 100: ANALISIS PENGARUH JALUR PEMBIAYAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36313/1/ANNISA... · Uji Stasioneritas Data & Derajat Integrasi ... Sektor Perbankan

80

2014Okt 6.84 6.17 12.2411 12.18837 4.83

2014Nov 6.86 5.19 12.2532 12.19792 6.23

2014Des 6.9 6.3 12.2916 12.20272 8.36

2015Jan 6.93 6.27 12.25848 12.19237 6.96

2015Feb 6.67 5.88 12.25628 12.19371 6.29

2015Mar 6.65 6.89 12.26899 12.20963 6.38

2015Apr 6.65 5.84 12.27361 12.21367 6.79

2015Mei 6.66 5.77 12.27997 12.22536 7.15

2015Jun 6.66 5.21 12.27128 12.2359 7.26

2015Jul 6.68 5.87 12.28342 12.22996 7.26

2015Agu 6.75 5.73 12.28468 12.23502 7.18

2015Sep 7.1 6.95 12.29826 12.24598 6.83

2015Okt 7.1 5.84 12.29901 12.24418 6.25

2015Nov 7.1 6.05 12.30427 12.25068 4.89

2015Des 7.1 6.73 12.35093 12.26903 3.35

2016Jan 6.65 5.13 12.34191 12.26066 4.14

2016Feb 6.65 5.2 12.35372 12.26232 4.42

2016Mar 6.6 4.82 12.35732 12.27131 4.45

2016Apr 6.6 4.67 12.36226 12.27134 3.6

2016Mei 6.6 4.93 12.38156 12.2916 3.33

2016Jun 6.4 5.53 12.39395 12.31122 3.45

2016Jul 6.4 4.82 12.40157 12.30203 3.21

2016Agu 6.4 4.67 12.40837 12.30344 2.79

2016Sep 6.45 4.66 12.48189 12.36736 3.07

2016Okt 5.9 4.83 12.48627 12.37592 3.31

2016Nov 5.9 4.68 12.50795 12.38998 3.58

2016Des 5.9 6.08 12.54017 12.42121 3.02

Page 101: ANALISIS PENGARUH JALUR PEMBIAYAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36313/1/ANNISA... · Uji Stasioneritas Data & Derajat Integrasi ... Sektor Perbankan

81

Lampiran 2

Uji Stasioner Tingkat Level

INFLASI

Null Hypothesis: INFLASI has a unit root

Exogenous: Constant, Linear Trend

Lag Length: 1 (Automatic - based on SIC, maxlag=10)

t-Statistic Prob.*

Augmented Dickey-Fuller test statistic -2.283540 0.4358

Test critical values: 1% level -4.124265

5% level -3.489228

10% level -3.173114

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

SBIS

Null Hypothesis: SBIS has a unit root

Exogenous: Constant, Linear Trend

Lag Length: 1 (Automatic - based on SIC, maxlag=10)

t-Statistic Prob.*

Augmented Dickey-Fuller test statistic -1.045355 0.9291

Test critical values: 1% level -4.124265

5% level -3.489228

10% level -3.173114

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

PUAS

Null Hypothesis: PUAS has a unit root

Exogenous: Constant, Linear Trend

Lag Length: 1 (Automatic - based on SIC, maxlag=10)

t-Statistic Prob.*

Augmented Dickey-Fuller test statistic -1.769515 0.7067

Test critical values: 1% level -4.124265

5% level -3.489228

10% level -3.173114

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Page 102: ANALISIS PENGARUH JALUR PEMBIAYAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36313/1/ANNISA... · Uji Stasioneritas Data & Derajat Integrasi ... Sektor Perbankan

82

Dana Pihak Ketiga Bank Syariah

Null Hypothesis: LNDPKS has a unit root

Exogenous: Constant, Linear Trend

Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=10)

t-Statistic Prob.*

Augmented Dickey-Fuller test statistic -1.613710 0.7757

Test critical values: 1% level -4.121303

5% level -3.487845

10% level -3.172314

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Pembiayaan Bank Syariah

Null Hypothesis: LNFINC has a unit root

Exogenous: Constant, Linear Trend

Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=10)

t-Statistic

Augmented Dickey-Fuller test statistic -2.938787

Test critical values: 1% level -4.121303

5% level -3.487845

10% level -3.172314

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Page 103: ANALISIS PENGARUH JALUR PEMBIAYAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36313/1/ANNISA... · Uji Stasioneritas Data & Derajat Integrasi ... Sektor Perbankan

83

Lampiran 3

Uji Stasioner Tingkat First Difference

Inflasi

Null Hypothesis: D(INFLASI) has a unit root

Exogenous: Constant, Linear Trend

Lag Length: 1 (Automatic - based on SIC, maxlag=10)

t-Statistic Prob.*

Augmented Dickey-Fuller test statistic -6.048422 0.0000

Test critical values: 1% level -4.127338

5% level -3.490662

10% level -3.173943

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

SBIS

Null Hypothesis: D(SBIS) has a unit root

Exogenous: Constant, Linear Trend

Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=10)

t-Statistic Prob.*

Augmented Dickey-Fuller test statistic -8.271767 0.0000

Test critical values: 1% level -4.124265

5% level -3.489228

10% level -3.173114

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

PUAS

Null Hypothesis: D(PUAS) has a unit root

Exogenous: Constant, Linear Trend

Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=10)

t-Statistic Prob.*

Augmented Dickey-Fuller test statistic -10.98163 0.0000

Test critical values: 1% level -4.124265

5% level -3.489228

10% level -3.173114

Page 104: ANALISIS PENGARUH JALUR PEMBIAYAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36313/1/ANNISA... · Uji Stasioneritas Data & Derajat Integrasi ... Sektor Perbankan

84

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

DPK

Null Hypothesis: D(LNDPKS) has a unit root

Exogenous: Constant, Linear Trend

Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=10)

t-Statistic Prob.*

Augmented Dickey-Fuller test statistic -8.803891 0.0000

Test critical values: 1% level -4.124265

5% level -3.489228

10% level -3.173114

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Pembiayaan Bank Syariah

Null Hypothesis: D(LNFINC) has a unit root

Exogenous: Constant, Linear Trend

Lag Length: 2 (Automatic - based on SIC, maxlag=10)

t-Statistic Prob.*

Augmented Dickey-Fuller test statistic -1.825521 0.6790

Test critical values: 1% level -4.130526

5% level -3.492149

10% level -3.174802

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Pembiayaan Bank Syariah (2nd

Difference)

Null Hypothesis: D(LNFINC,2) has a unit root

Exogenous: Constant, Linear Trend

Lag Length: 4 (Automatic - based on SIC, maxlag=10)

t-Statistic Prob.*

Augmented Dickey-Fuller test statistic -6.249722 0.0000

Test critical values: 1% level -4.140858

5% level -3.496960

10% level -3.177579

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Page 105: ANALISIS PENGARUH JALUR PEMBIAYAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36313/1/ANNISA... · Uji Stasioneritas Data & Derajat Integrasi ... Sektor Perbankan

85

Lampiran 4

Uji Lag Length Criteria

VAR Lag Order Selection Criteria

Endogenous variables: INFLASI SBIS PUAS LNDPKS

LNFINC

Exogenous variables: C

Date: 06/17/17 Time: 21:50

Sample: 2012M01 2016M12

Included observations: 55

Lag LogL LR FPE AIC SC HQ

0 -42.99535 NA 3.94e-06 1.745285 1.927770 1.815854

1 280.7786 576.9063 7.57e-11 -9.119222 -8.024313* -8.695812*

2 310.2862 47.21214 6.57e-11* -9.283134* -7.275801 -8.506882

3 325.1522 21.08272 1.01e-10 -8.914626 -5.994869 -7.785532

4 359.3949 42.33646* 8.10e-11 -9.250725 -5.418543 -7.768789

5 380.5124 22.26929 1.15e-10 -9.109541 -4.364935 -7.274763

* indicates lag order selected by the criterion

LR: sequential modified LR test statistic (each test at 5%

level)

FPE: Final prediction error

AIC: Akaike information criterion

SC: Schwarz information criterion

HQ: Hannan-Quinn information criterion

Page 106: ANALISIS PENGARUH JALUR PEMBIAYAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36313/1/ANNISA... · Uji Stasioneritas Data & Derajat Integrasi ... Sektor Perbankan

86

Lampiran 5

Uji Stabilitas VAR

Roots of Characteristic Polynomial

Endogenous variables: INFLASI SBIS PUAS LNDPKS LNFINC

Exogenous variables: C

Lag specification: 1 1

Date: 06/17/17 Time: 21:51

Root Modulus

0.978799 0.978799

0.878587 - 0.133580i 0.888683

0.878587 + 0.133580i 0.888683

0.761660 0.761660

0.199027 0.199027

No root lies outside the unit circle.

VAR satisfies the stability condition.

Page 107: ANALISIS PENGARUH JALUR PEMBIAYAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36313/1/ANNISA... · Uji Stasioneritas Data & Derajat Integrasi ... Sektor Perbankan

87

Lampiran 6

Uji Kointegrasi

Date: 06/17/17 Time: 22:05

Sample (adjusted): 2012M03 2016M12

Included observations: 58 after adjustments

Trend assumption: Linear deterministic trend

Series: INFLASI SBIS PUAS LNDPKS LNFINC

Lags interval (in first differences): 1 to 1

Unrestricted Cointegration Rank Test (Trace)

Hypothesized Trace 0.05

No. of CE(s) Eigenvalue Statistic Critical Value Prob.**

None * 0.644086 116.9850 69.81889 0.0000

At most 1 * 0.359233 57.06715 47.85613 0.0054

At most 2 * 0.262782 31.25192 29.79707 0.0338

At most 3 0.205600 13.56936 15.49471 0.0955

At most 4 0.003779 0.219614 3.841466 0.6393

Trace test indicates 3 cointegrating eqn(s) at the 0.05 level

Page 108: ANALISIS PENGARUH JALUR PEMBIAYAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36313/1/ANNISA... · Uji Stasioneritas Data & Derajat Integrasi ... Sektor Perbankan

88

Lampiran 7

Uji Kausalitas Granger

Pairwise Granger Causality Tests

Date: 06/17/17 Time: 23:05

Sample: 2012M01 2016M12

Lags: 1

Null Hypothesis: Obs F-Statistic Prob.

SBIS does not Granger Cause INFLASI 59 2.11239 0.1517

INFLASI does not Granger Cause SBIS 20.1356 4.E-05

PUAS does not Granger Cause INFLASI 59 1.15428 0.2873

INFLASI does not Granger Cause PUAS 9.55348 0.0031

LNDPKS does not Granger Cause INFLASI 59 1.21732 0.2746

INFLASI does not Granger Cause LNDPKS 3.04106 0.0867

LNFINC does not Granger Cause INFLASI 59 0.81961 0.3692

INFLASI does not Granger Cause LNFINC 7.70548 0.0075

PUAS does not Granger Cause SBIS 59 1.36261 0.2480

SBIS does not Granger Cause PUAS 7.55930 0.0080

LNDPKS does not Granger Cause SBIS 59 0.06904 0.7937

SBIS does not Granger Cause LNDPKS 0.98677 0.3248

LNFINC does not Granger Cause SBIS 59 1.35239 0.2498

SBIS does not Granger Cause LNFINC 11.7723 0.0011

LNDPKS does not Granger Cause PUAS 59 1.40578 0.2408

PUAS does not Granger Cause LNDPKS 2.53429 0.1170

LNFINC does not Granger Cause PUAS 59 2.74998 0.1028

PUAS does not Granger Cause LNFINC 14.1180 0.0004

LNFINC does not Granger Cause LNDPKS 59 3.81848 0.0557

LNDPKS does not Granger Cause LNFINC 0.01092 0.9171

Page 109: ANALISIS PENGARUH JALUR PEMBIAYAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36313/1/ANNISA... · Uji Stasioneritas Data & Derajat Integrasi ... Sektor Perbankan

89

Lampiran 8

Estimasi VECM

Vector Error Correction Estimates

Date: 06/17/17 Time: 23:07

Sample (adjusted): 2012M03 2016M12

Included observations: 58 after adjustments

Standard errors in ( ) & t-statistics in [ ]

Cointegrating Eq: CointEq1

INFLASI(-1) 1.000000

SBIS(-1) -14.57770

(4.37339)

[-3.33327]

PUAS(-1) 2.155328

(3.51815)

[ 0.61263]

LNDPKS(-1) 18.85146

(28.1122)

[ 0.67058]

LNFINC(-1) -18.25030

(32.3537)

[-0.56409]

C 63.91866

Error Correction: D(INFLASI) D(SBIS) D(PUAS) D(LNDPKS) D(LNFINC)

CointEq1 0.011275 0.008060 0.001548 -5.27E-05 0.000863

(0.00992) (0.00179) (0.00701) (0.00027) (0.00017)

[ 1.13687] [ 4.49688] [ 0.22099] [-0.19559] [ 5.19870]

D(INFLASI(-1)) 0.201035 0.057706 0.064993 -0.003432 -0.005600

(0.14047) (0.02539) (0.09923) (0.00382) (0.00235)

[ 1.43111] [ 2.27296] [ 0.65497] [-0.89946] [-2.38105]

D(SBIS(-1)) -0.097520 0.368111 0.461889 -0.001105 0.018259

(0.45917) (0.08299) (0.32436) (0.01247) (0.00769)

[-0.21238] [ 4.43578] [ 1.42402] [-0.08856] [ 2.37504]

D(PUAS(-1)) -0.080366 -0.006201 -0.471166 -0.008448 -0.007467

(0.20000) (0.03615) (0.14128) (0.00543) (0.00335)

Page 110: ANALISIS PENGARUH JALUR PEMBIAYAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36313/1/ANNISA... · Uji Stasioneritas Data & Derajat Integrasi ... Sektor Perbankan

90

[-0.40183] [-0.17156] [-3.33503] [-1.55507] [-2.22999]

D(LNDPKS(-1)) 4.027927 -1.169781 -4.144539 -0.286374 0.047396

(5.59637) (1.01144) (3.95322) (0.15202) (0.09370)

[ 0.71974] [-1.15656] [-1.04840] [-1.88385] [ 0.50582]

D(LNFINC(-1)) -2.052752 -4.794406 4.739340 0.568233 -0.024505

(8.94814) (1.61720) (6.32087) (0.24306) (0.14982)

[-0.22941] [-2.96463] [ 0.74979] [ 2.33783] [-0.16356]

C -0.034793 0.117604 0.021880 0.011167 0.014434

(0.15032) (0.02717) (0.10618) (0.00408) (0.00252)

[-0.23146] [ 4.32887] [ 0.20606] [ 2.73478] [ 5.73508]

R-squared 0.111358 0.508854 0.228367 0.181375 0.477312

Adj. R-squared 0.068120 0.451072 0.137587 0.085066 0.415819

Sum sq. resids 28.34695 0.925912 14.14474 0.020916 0.007947

S.E. equation 0.745535 0.134741 0.526638 0.020251 0.012483

F-statistic 1.065156 8.806468 2.515598 1.883268 7.762081

Log likelihood -61.53665 37.68673 -41.37652 147.6051 175.6693

Akaike AIC 2.363333 -1.058163 1.668156 -4.848451 -5.816182

Schwarz SC 2.612007 -0.809489 1.916830 -4.599777 -5.567508

Mean dependent -0.009310 0.035862 0.036552 0.015359 0.015032

S.D. dependent 0.748087 0.181862 0.567093 0.021172 0.016332

Determinant resid covariance (dof

adj.) 8.32E-11

Determinant resid covariance 4.37E-11

Log likelihood 280.2416

Akaike information criterion -8.284194

Schwarz criterion -6.863199

Page 111: ANALISIS PENGARUH JALUR PEMBIAYAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36313/1/ANNISA... · Uji Stasioneritas Data & Derajat Integrasi ... Sektor Perbankan

91

Lampiran 9

Uji Impulse Response Function

-0.4

0.0

0.4

0.8

1.2

5 10 15 20 25 30

Response of INFLASI to INFLASI

-0.4

0.0

0.4

0.8

1.2

5 10 15 20 25 30

Response of INFLASI to SBIS

-0.4

0.0

0.4

0.8

1.2

5 10 15 20 25 30

Response of INFLASI to PUAS

-0.4

0.0

0.4

0.8

1.2

5 10 15 20 25 30

Response of INFLASI to LNDPKS

-0.4

0.0

0.4

0.8

1.2

5 10 15 20 25 30

Response of INFLASI to LNFINC

- .1

.0

.1

.2

5 10 15 20 25 30

Response of SBIS to INFLASI

- .1

.0

.1

.2

5 10 15 20 25 30

Response of SBIS to SBIS

- .1

.0

.1

.2

5 10 15 20 25 30

Response of SBIS to PUAS

- .1

.0

.1

.2

5 10 15 20 25 30

Response of SBIS to LNDPKS

- .1

.0

.1

.2

5 10 15 20 25 30

Response of SBIS to LNFINC

- .2

.0

.2

.4

.6

5 10 15 20 25 30

Response of PUAS to INFLASI

- .2

.0

.2

.4

.6

5 10 15 20 25 30

Response of PUAS to SBIS

- .2

.0

.2

.4

.6

5 10 15 20 25 30

Response of PUAS to PUAS

- .2

.0

.2

.4

.6

5 10 15 20 25 30

Response of PUAS to LNDPKS

- .2

.0

.2

.4

.6

5 10 15 20 25 30

Response of PUAS to LNFINC

- .01

.00

.01

.02

.03

5 10 15 20 25 30

Response of LNDPKS to INFLASI

- .01

.00

.01

.02

.03

5 10 15 20 25 30

Response of LNDPKS to SBIS

- .01

.00

.01

.02

.03

5 10 15 20 25 30

Response of LNDPKS to PUAS

- .01

.00

.01

.02

.03

5 10 15 20 25 30

Response of LNDPKS to LNDPKS

- .01

.00

.01

.02

.03

5 10 15 20 25 30

Response of LNDPKS to LNFINC

- .03

- .02

- .01

.00

.01

.02

5 10 15 20 25 30

Response of LNFINC to INFLASI

- .03

- .02

- .01

.00

.01

.02

5 10 15 20 25 30

Response of LNFINC to SBIS

- .03

- .02

- .01

.00

.01

.02

5 10 15 20 25 30

Response of LNFINC to PUAS

- .03

- .02

- .01

.00

.01

.02

5 10 15 20 25 30

Response of LNFINC to LNDPKS

- .03

- .02

- .01

.00

.01

.02

5 10 15 20 25 30

Response of LNFINC to LNFINC

Response to Cholesky One S.D. Innovations

Page 112: ANALISIS PENGARUH JALUR PEMBIAYAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36313/1/ANNISA... · Uji Stasioneritas Data & Derajat Integrasi ... Sektor Perbankan

92

Lampiran 10

Uji Variance Decomposition

Varia

nce

Deco

mposi

tion of

INFL

ASI:

Perio

d S.E. INFLASI SBIS PUAS LNDPKS LNFINC

1 0.745535 100.0000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000

2 1.188555 99.56943 0.048963 0.039294 0.308539 0.033775

3 1.527350 99.17208 0.230124 0.027888 0.548054 0.021852

4 1.802536 98.69681 0.445171 0.022435 0.807953 0.027632

5 2.038408 98.22272 0.681156 0.017556 1.033768 0.044795

6 2.249064 97.74335 0.933679 0.014840 1.240077 0.068056

7 2.441744 97.25700 1.199127 0.014476 1.433980 0.095421

8 2.620812 96.76228 1.475632 0.016133 1.619617 0.126340

9 2.788975 96.26190 1.759434 0.019624 1.799177 0.159861

10 2.948179 95.75906 2.047809 0.024633 1.973059 0.195434

11 3.099841 95.25711 2.338005 0.030916 2.141560 0.232408

12 3.245051 94.75889 2.627903 0.038233 2.304654 0.270318

13 3.384651 94.26683 2.915682 0.046377 2.462364 0.308744

14 3.519315 93.78290 3.199901 0.055167 2.614676 0.347359

15 3.649585 93.30867 3.479393 0.064446 2.761610 0.385885

16 3.775904 92.84537 3.753246 0.074081 2.903204 0.424102

17 3.898643 92.39393 4.020758 0.083958 3.039523 0.461831

18 4.018113 91.95503 4.281403 0.093982 3.170654 0.498930

19 4.134578 91.52913 4.534806 0.104073 3.296704 0.535289

20 4.248267 91.11650 4.780714 0.114164 3.417800 0.570821

21 4.359376 90.71728 5.018979 0.124201 3.534078 0.605464

22 4.468078 90.33147 5.249535 0.134137 3.645686 0.639172

23 4.574525 89.95898 5.472386 0.143938 3.752780 0.671915

24 4.678854 89.59964 5.687589 0.153573 3.855520 0.703674

25 4.781183 89.25322 5.895248 0.163020 3.954067 0.734442

26 4.881623 88.91943 6.095502 0.172262 4.048585 0.764220

27 4.980272 88.59795 6.288515 0.181284 4.139235 0.793015

28 5.077218 88.28843 6.474473 0.190077 4.226180 0.820839

29 5.172543 87.99050 6.653577 0.198635 4.309574 0.847710

30 5.266322 87.70379 6.826039 0.206954 4.389573 0.873648

Varia

nce 8179

Page 113: ANALISIS PENGARUH JALUR PEMBIAYAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36313/1/ANNISA... · Uji Stasioneritas Data & Derajat Integrasi ... Sektor Perbankan

93

Deco

mposi

tion of

SBIS:

Perio

d S.E. INFLASI SBIS PUAS LNDPKS LNFINC

1 0.134741 0.884177 99.11582 0.000000 0.000000 0.000000

2 0.229615 1.401975 88.10488 0.178284 5.982746 4.332117

3 0.306690 5.748220 78.80453 0.181970 8.234136 7.031144

4 0.363152 10.33977 73.03072 0.191171 8.657553 7.780790

5 0.405788 13.45086 69.73837 0.265435 8.457687 8.087650

6 0.438846 15.68924 67.60085 0.360089 8.192901 8.156924

7 0.465638 17.39039 66.05028 0.490138 7.902010 8.167174

8 0.487887 18.82206 64.77823 0.648482 7.620262 8.130966

9 0.506750 20.08176 63.66622 0.835611 7.344542 8.071869

10 0.522972 21.22730 62.64887 1.049073 7.080432 7.994325

11 0.537114 22.28471 61.69358 1.287518 6.829348 7.904846

12 0.549594 23.27161 60.77931 1.549236 6.593324 7.806527

13 0.560741 24.19870 59.89332 1.832545 6.373326 7.702114

14 0.570808 25.07356 59.02736 2.135664 6.169999 7.593420

15 0.579999 25.90141 58.17634 2.456762 5.983588 7.481895

16 0.588475 26.68612 57.33718 2.793979 5.814076 7.368642

17 0.596367 27.43064 56.50813 3.145453 5.661225 7.254548

18 0.603778 28.13735 55.68836 3.509347 5.524624 7.140321

19 0.610796 28.80827 54.87760 3.883869 5.403724 7.026536

20 0.617488 29.44519 54.07598 4.267293 5.297872 6.913659

21 0.623912 30.04976 53.28386 4.657974 5.206334 6.802068

22 0.630112 30.62354 52.50172 5.054360 5.128322 6.692064

23 0.636128 31.16799 51.73011 5.454999 5.063014 6.583889

24 0.641988 31.68457 50.96958 5.858546 5.009570 6.477730

25 0.647719 32.17468 50.22067 6.263768 4.967145 6.373732

26 0.653341 32.63968 49.48387 6.669538 4.934907 6.271999

27 0.658870 33.08090 48.75961 7.074841 4.912038 6.172606

28 0.664319 33.49964 48.04825 7.478764 4.897750 6.075599

29 0.669701 33.89714 47.35008 7.880497 4.891284 5.981002

30 0.675023 34.27462 46.66532 8.279325 4.891919 5.888821

Varia

nce

Deco

mposi

tion of

PUAS

:

Perio

d S.E. INFLASI SBIS PUAS LNDPKS LNFINC

Page 114: ANALISIS PENGARUH JALUR PEMBIAYAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36313/1/ANNISA... · Uji Stasioneritas Data & Derajat Integrasi ... Sektor Perbankan

94

1 0.526638 3.450084 12.09358 84.45633 0.000000 0.000000

2 0.606811 2.658566 14.15198 82.06219 0.563476 0.563791

3 0.731495 1.999585 15.96420 80.94729 0.602388 0.486530

4 0.816218 1.614179 15.90889 81.24714 0.818351 0.411443

5 0.898844 1.331055 15.72091 81.83568 0.772997 0.339357

6 0.971184 1.140913 15.20116 82.60681 0.742612 0.308506

7 1.039153 0.996913 14.65539 83.38060 0.682455 0.284645

8 1.102504 0.886466 14.05701 84.14896 0.626977 0.280585

9 1.162521 0.799412 13.46449 84.87942 0.572653 0.284029

10 1.219617 0.729361 12.88037 85.56950 0.523786 0.296985

11 1.274281 0.672299 12.31803 86.21341 0.480526 0.315732

12 1.326836 0.625242 11.78019 86.81161 0.443214 0.339751

13 1.377552 0.586134 11.26976 87.36489 0.411663 0.367552

14 1.426643 0.553398 10.78720 87.87551 0.385510 0.398383

15 1.474281 0.525850 10.33238 88.34602 0.364313 0.431438

16 1.520609 0.502566 9.904495 88.77922 0.347583 0.466132

17 1.565745 0.482817 9.502423 89.17797 0.334837 0.501954

18 1.609790 0.466020 9.124851 89.54503 0.325608 0.538494

19 1.652828 0.451704 8.770378 89.88305 0.319460 0.575410

20 1.694932 0.439482 8.437579 90.19452 0.315991 0.612425

21 1.736164 0.429036 8.125043 90.48177 0.314838 0.649311

22 1.776581 0.420103 7.831408 90.74693 0.315674 0.685885

23 1.816231 0.412462 7.555371 90.99196 0.318206 0.721998

24 1.855156 0.405926 7.295700 91.21867 0.322177 0.757532

25 1.893395 0.400339 7.051237 91.42867 0.327357 0.792396

26 1.930983 0.395570 6.820903 91.62346 0.333546 0.826517

27 1.967951 0.391503 6.603692 91.80439 0.340569 0.859843

28 2.004328 0.388044 6.398672 91.97268 0.348272 0.892335

29 2.040139 0.385109 6.204980 92.12942 0.356522 0.923968

30 2.075410 0.382629 6.021818 92.27563 0.365204 0.954725

Varia

nce

Deco

mposi

tion of

LNDP

KS:

Perio

d S.E. INFLASI SBIS PUAS LNDPKS LNFINC

1 0.020251 1.982715 4.233653 1.208604 92.57503 0.000000

2 0.027746 1.153934 2.384232 0.794958 91.73052 3.936357

3 0.034033 0.988172 2.116069 0.535694 92.73799 3.622076

4 0.039001 0.842144 1.742662 0.409154 93.00148 4.004562

5 0.043613 0.758115 1.473332 0.338042 93.36330 4.067209

Page 115: ANALISIS PENGARUH JALUR PEMBIAYAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36313/1/ANNISA... · Uji Stasioneritas Data & Derajat Integrasi ... Sektor Perbankan

95

6 0.047856 0.692094 1.239344 0.294133 93.53083 4.243600

7 0.051888 0.652920 1.055889 0.268288 93.64032 4.382585

8 0.055722 0.628704 0.917159 0.254082 93.66525 4.534800

9 0.059402 0.615851 0.816643 0.248020 93.64320 4.676281

10 0.062947 0.610008 0.748992 0.247785 93.57943 4.813788

11 0.066377 0.609154 0.708508 0.251703 93.48674 4.943893

12 0.069704 0.611702 0.690650 0.258653 93.37137 5.067625

13 0.072939 0.616670 0.691291 0.267776 93.23960 5.184659

14 0.076091 0.623325 0.707008 0.278459 93.09587 5.295339

15 0.079166 0.631148 0.734867 0.290229 92.94389 5.399863

16 0.082170 0.639754 0.772416 0.302729 92.78656 5.498542

17 0.085108 0.648860 0.817593 0.315685 92.62619 5.591673

18 0.087984 0.658254 0.868683 0.328889 92.46460 5.679572

19 0.090802 0.667778 0.924257 0.342176 92.30325 5.762543

20 0.093564 0.677316 0.983128 0.355425 92.14325 5.840885

21 0.096274 0.686780 1.044318 0.368539 91.98548 5.914884

22 0.098934 0.696105 1.107018 0.381447 91.83062 5.984813

23 0.101545 0.705244 1.170566 0.394096 91.67916 6.050929

24 0.104112 0.714164 1.234423 0.406445 91.53149 6.113474

25 0.106634 0.722841 1.298148 0.418468 91.38786 6.172678

26 0.109114 0.731260 1.361388 0.430145 91.24846 6.228752

27 0.111554 0.739410 1.423861 0.441464 91.11337 6.281896

28 0.113955 0.747289 1.485341 0.452419 90.98266 6.332296

29 0.116318 0.754894 1.545655 0.463009 90.85632 6.380125

30 0.118645 0.762227 1.604671 0.473234 90.73432 6.425545

Varia

nce

Deco

mposi

tion of

LNFI

NC:

Perio

d S.E. INFLASI SBIS PUAS LNDPKS LNFINC

1 0.012483 0.693221 0.256672 4.330067 34.69052 60.02952

2 0.017740 1.461563 0.244231 2.145899 39.04926 57.09905

3 0.021741 2.120036 0.636173 2.294582 39.51819 55.43102

4 0.025697 1.987882 2.109763 2.289824 39.65834 53.95419

5 0.029868 1.872062 4.145214 2.552299 39.79033 51.64010

6 0.034289 1.794323 6.567788 2.758245 39.51881 49.36084

7 0.038880 1.785785 8.979114 2.974790 39.15021 47.11010

8 0.043600 1.804518 11.29603 3.164814 38.66196 45.07268

9 0.048405 1.839101 13.43521 3.336098 38.15508 43.23451

10 0.053268 1.878128 15.38819 3.485843 37.64330 41.60454

11 0.058165 1.918337 17.15284 3.616930 37.15197 40.15993

Page 116: ANALISIS PENGARUH JALUR PEMBIAYAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36313/1/ANNISA... · Uji Stasioneritas Data & Derajat Integrasi ... Sektor Perbankan

96

12 0.063076 1.957337 18.74230 3.731332 36.68691 38.88212

13 0.067985 1.994294 20.17158 3.831426 36.25305 37.74965

14 0.072878 2.028737 21.45743 3.919254 35.85074 36.74384

15 0.077745 2.060573 22.61572 3.996615 35.47938 35.84771

16 0.082577 2.089847 23.66114 4.065033 35.13726 35.04672

17 0.087367 2.116700 24.60682 4.125793 34.82239 34.32830

18 0.092109 2.141307 25.46437 4.179975 34.53260 33.68175

19 0.096800 2.163857 26.24396 4.228484 34.26576 33.09795

20 0.101436 2.184536 26.95446 4.272081 34.01983 32.56909

21 0.106013 2.203519 27.60360 4.311406 33.79294 32.08854

22 0.110532 2.220969 28.19811 4.347002 33.58332 31.65059

23 0.114989 2.237033 28.74387 4.379328 33.38941 31.25035

24 0.119385 2.251846 29.24601 4.408776 33.20977 30.88360

25 0.123719 2.265529 29.70900 4.435681 33.04310 30.54669

26 0.127991 2.278187 30.13679 4.460331 32.88825 30.23644

27 0.132201 2.289918 30.53283 4.482975 32.74417 29.95011

28 0.136349 2.300808 30.90018 4.503827 32.60992 29.68527

29 0.140436 2.310932 31.24153 4.523075 32.48465 29.43982

30 0.144464 2.320360 31.55928 4.540880 32.36760 29.21188

Chole

sky

Orderi

ng:

INFL

ASI

SBIS

PUAS

LNDP

KS

LNFI

NC