laporan magang - annisa uns

Upload: annisaul-baroroh

Post on 12-Oct-2015

266 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

analisa kandungan logam berat pada tanah pertanian

TRANSCRIPT

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. LATAR BELAKANG

    Indonesia adalah negara yang sangat kaya akan sumber daya alamnya.

    Indonesia memiliki tanah yang sangat subur karena berada di kawasan yang strategis,

    sehingga dialam ini terdapat gunung-gunung berapi yang mampu mengembalikan

    permukaan yang baru dan kaya akan unsur hara. Namun seiring berjalannya waktu,

    kesuburan yang dimiliki oleh tanah menjadi berkurang karena banyak tanah ataupun

    lahan pertanian yang seharusnya digunakan untuk mendukung pertanian di negara ini

    malah digunakan sebagai perumahan, perkantoran sehingga banyak bangunan

    gedung-gedung yang tanpa memperhatikan dampak jangka panjang yang dihasilkan

    dari pengolahan tanah tersebut.

    Salah satu diantaranya adalah masalah utama yang dihadapi oleh industri gula

    dalam beberapa tahun terakhir ini adalah banyaknya lahan pertanian yang dialih

    fungsikan sebagai lahan marginal, sehingga lahan yang dahulunya subur menjadi

    tidak subur. Penyelenggaraan pembangunan di lahan pertanian, tidak bisa disangkal

    lagi telah menimbulkan berbagai dampak positif bagi masyarakat luas, seperti

    pembangunan industri dan pertambangan telah menciptakan lapangan kerja baru bagi

    penduduk di sekitarnya. Namun keberhasilan itu seringkali diikuti oleh dampak

    negatif yang merugikan masyarakat dan lingkungan khususnya menjadikan

    pencemaran tanah. Pembangunan kawasan industri di daerah-daerah pertanian dan

    sekitarnya menyebabkan berkurangnya luas areal pertanian, pencemaran tanah dan

    air yang dapat menurunkan kualitas dan kuantitas produk tanaman tebu,

    terganggunya kenyamanan dan kesehatan manusia atau makhluk hidup lain.

  • 2

    Masuknya unsur lain kedalam tanah memberi dampak pada keseimbangan

    ekosistem secara keseluruhan. Logam berat adalah unsur logam yang memiliki berat

    molekul yang tinggi. Contonya Hg, Pb, Ni, Cd, Cr. As dan masih banyak lagi.

    Logam berat walaupun dalam jumlah yang kecil sudah dapat mencemari lingkungan

    dan sifat racun. Tanaman sebenarnya memiliki kemapuan untuk menetralisir logam

    berat. Namun apabila terlalu banyak akan bersifat racun bagi tanaman tersebut

    (Verloo, 1993). Akumulasi logam berat di tanah antara lain berasal dari limbah cair

    pabrik yang dibuang di sungai yang digunakan untuk irigasi dan residu pestisida dan

    pupuk sintetis dari usaha pertanian di lahan itu sendiri maupun dari lahan lain yang

    terbawa air irigasi.

    Persoalan yang muncul akibat akumulasi logam berat pada tanah adalah

    masuknya logam berat ke tanah dapat mempengaruhi seluruh kehidupan yang ada

    ditanah yang merupakan faktor penentu produktifitas tanah, masuknya logam berat

    tanah juga menyebabkan penurunan kualitas sifat kimia tanah dan dengan

    menurunnya produktifitas tanah maka hasil panen tanaman akan menurun. Untuk

    menentukan jumlah hara makro dan mikro tanah serta unsur lain misalnya logam

    berat yang mengganggu proses pertumbuhan tanahan tebu maka perlu adanya analisa

    tanah untuk mengetahui seberapa besar zat pencemar yang mengkontaminasi tanah

    lahan perkebunan tebu. Dengan mengetahui kondisi tanah pada lahan pertanian

    tanaman tebu, maka diharapkan hasil produksi tebu dengan rendemen yang tinggi.

    Dengan kegiatan magang ini, diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang

    kandungan logam berat pada tanah, penyebab akumulasinya, dampaknya serta

    penanggulangan tanah yang mengalami pencemaran akibat akumulasi logam berat.

  • 3

    B. RUMUSAN MASALAH

    1. Bagaimana cara menganalisa logam berat pada tanah lahan perkebunan tanaman

    tebu dengan menggunakan Stektrofotometer Serapan Atom (SSA)?

    2. Bagaimana dampak pencemaran logam berat dan cara penaggulangan tanah pada

    tanah lahan perkebunan tanaman tebu?

    3. Berapa besar logam berat yang terkandunagn dalam tanah di Daerah Tulangan

    Sidoarjo?

    C. TUJUAN

    1. Mengetahui cara menganalisa logam berat pada tanah lahan perkebunan tebu

    dengan menggunakan metode Stektrofotometer Serapan Atom (SSA).

    2. Mengetahui dampak pencemaran logam berat dan cara penanggulangan tanah

    yang terjadi akibat pencemaran logam beratpada tanah lahan perkebunan

    tanaman tebu.

    3. Mengetahui seberapa besar kandungan logam berat pada sampel tanah dari

    Tulangan Sidoarjo

    D. MANFAAT

    1. Menambah ilmu pengetahuan tentang metode yang digunakan dalam

    menganalisis logam berat pada tanah di perkebunan tebu.

    2. Mengetahui cara pengolahan tanah yang baik.

    3. Mengetahui kegiatan yang dilakukan di puslit gula jengkol.

    4. Mengetahui hubungan tanah dengan budidaya, kultur jaringan dan pengendalian

    hama penyakit pada tanaman tebu.

  • 4

    BAB II

    PROFIL INSTANSI MITRA

    A. SEJARAH INSTANSI

    PT Perkebunan Nusantara X (Persero) didirikan berdasarkan Peraturan

    Pemerintah R.I No.15 Tanggal 14 Februari Tahun 1996 tentang pengalihan bentuk

    Badan Usaha Milik Negara dari PT Perkebunan (Eks.PTP 19, Eks.PTP 21-22 dan

    Eks.PTP 27) yang dilebur menjadi PT Perkebunan Nusantara X (Persero) dan

    tertuang dalam akte Notaris Harun Kamil, SH No.43 tanggal 11 Maret 1996 yang

    mengalami Perubahan kembali sesuai Akte Notaris Sri Eliana Tjahjoharto, SH. No. 1

    tanggal 2 Desember 2011.

    Bisnis utama PT Perkebunan Nusantara X (Persero) adalah industri gula dan

    tembakau. Industri gula yang dipasarkan didalam negeri melalui persaingan bebas

    dan terkoordinir. Sedangkan tembakau, dilakukan penjualan langsung kepada

    pembeli industri dan pembeli pedagang, juga dipasarkan ke luar negeri melalui

    lelang dengan mengirim produk contoh.

    Unit Usaha lain yang merupakan kerjasama dan anak perusahaan bergerak di PT

    Nusantara Medika Utama, anak perusahaan yang bergerak di bidang pelayanan

    kesehatan, membawahkan tiga rumah sakit, yaitu RS Gatoel di Mojokerto, RS

    Toeloengredjo di Pare Kediri, dan RS Perkebunan di Jember. PT Dasaplast

    Nusantara, bekerja sama dengan PT Surya Satria Sembada, Jakarta. Produk Plastik,

    Innerbag dan Waring utamanya untuk memenuhi kebutuhan pabrik gula dan kebun

    tembakau sendiri, juga dilakukan ekspor ke Malaysia dan pasar dalam Negeri. PT

    Energi Agro Nusantara (EAN), berlokasi di Mojokerto. PT EAN memroduksi

    bioetanol berbahan baku tetes.

  • 5

    Puslit Gula Jengkol merupakan salah satu pusat penelitian gula yang berada

    dikawasan Penataran Jengkol Plosokidul Plosoklaten - Kediri. Jarak dari kota

    Kediri sekitar 16 km ke arah timur. Penataran Jengkol adalah wilayah perkebunan

    tebu berupa Hak Guna Usaha (HGU) milik PG. Pesanten Baru, yaitu salah satu dari

    11 Pabrik Gula di PTPN X (Persero). Dalam sejarahnya wilayah ini merupakan

    perkebunan jaman Belanda yang merupakan lokasi pabrik serat yang didirikan pada

    tahun 1850 dengan perkebunan Nanas dan Ketela Pohon. Setelah kemerdekaan

    kemudian diambil alih oleh pemerintah Indonesia. Hingga era 1980-an area ini

    termasuk wilayah yang eksklusif, artinya tidak sembarang orang dapat masuk

    dikawasan ini. Namun kini kondisinya sudah berubah karena banyak masyarakat

    yang mulai masuk dan memiliki kehidupan di area ini. Semua bangunan kantor dan

    rumah merupakan bekas peninggalan Belanda kecuali kantor Pusat Penelitian gula

    Jengkol PTPN X yang baru dibangun pada Tahun 1990-an. Pusat penelitian Gula

    Jengkol berada dibawah naungan PT. Perkebunan Nusantara X (Persero) Surabaya.

    Dulunya Pusat penelitian Gula Jengkol merupakan satu unit bagian dari Pabrik Gula

    (PG) Pesantren Baru. Puslit Gula Jengkol dibangun sebagai sarana pengembangan

    dan investasi untuk penelitian peningkatan Produktivitas tebu. Puslit ini melayani 11

    Pabrik Gula (PG) dalam proses produksi gula yaitu PG Kremboong, PG Watoetoelis,

    PG Toelangan, PG Gempolkrep, PG Djombang Baru, PG Tjoekir, PG Lestari, PG

    Meritjan, PG Pesantren Baru, PG Ngadirejo dan PG Modjopanggoong.

    B. VISI DAN MISI

    VISI

    Menjadi penelitian aplikasi perkebunan tebu terkemuka di Indonesia

  • 6

    MISI

    1. Melakukan penelitian dan kajian teknologi terapan peningkatan produksi gula

    meliputi aspek-aspek: agronomi, pemuliaan tanaman, proteksi tanaman,

    kesuburan tanah dan pemupukan, pasca panen, efektifitas dan efisiensi kerja serta

    sosial ekonomi.

    2. Menyiapkan paket-paket informasi atau teknologi terapan, peningkatan

    produktivitas dan efisiensi kerja.

    C. STRUKTUR ORGANISASI

    Untuk menunjang manajemen dalam menangani masalah administrasi yang

    menyangkut ekonomi dan efisiensi kerja, maka diperlukan adanya suatu wadah atau

    organisasi. Puslit Gula Jengkol merupakan salah satu Pusat Penelitian yang dimiliki

    oleh PT. Perkebunan Nusantara X (Persero) Surabaya. Puslit Gula Jengkol berada di

    bawah naungan Divisi Perencanaan dan Pengembangan. Gambar dibawah ini

    ditunjukkan dengan garis bentuk kotak berwarna merah.

  • 7

    Pusat penelitian Gula Jengkol dipimpin oleh seorang Kepala Pusat Penelitian.

    Puslit Gula Jengkol memiliki 4 divisi yaitu bidang Kesuburan tanah dan Mikrobiologi,

    Pemuliaan tanaman dan Kultur Jaringan, Proteksi tanaman serta Budidaya. Masing-

    masing divisi di Puslit juga memiliki struktur organisasi sebagai pedoman alur kerja

    dalam melaksanakan tugas. Puslit memiliki tanggungjawab secara langsung kepada

    Divisi Perencanaan dan Pengembangan PT. Perkebunan Nusantara X (Persero)

    Surabaya didalam tugasnya.

    Divisi Kesuburan Tanah dan Pupuk dipimpin oleh Sandi Gunawan, S.Si yang

    memiliki arahan kerja antara lain penyediaan stater (dekomposer) Bio N10, analisa

    unsur makro dan mikro tanah, analisa logam berat pada tanah dan air di area lahan tebu,

    penetapan dosis pupuk yang akan diaplikasikan ke lahan dan analisa klimatologi. Divisi

    Kesubuaran Tanah dan Pupuk memiliki program kerja pada masa tanam 2014/2015

    yaitu:

    1. Pengaruh POC Vinase limbah pabrik bioetanol terhadap pertumbuhan tanaman tebu.

    2. Peningkatan kualitas dekomposer Bio N10.

    3. Kajian pembuatan Biochar.

    4. Kajian pemupukan tanaman tebu dengan metode bud chips.

    5. Penyediaan data klimatologi dan prakiraan cuaca.

    6. Pemanfaatan limbah nira di laboratorium analisa pendahuluan dan bud chips sebagai

    substrat pembuatan nata de cane.

    7. Uji profisiensi/ cross checking dan persiapan reakreditasi laboratorium tanah.

  • 8

    D. LOKASI PERUSAHAAN

    Pusat Penelitian Gula Jengkol PT Perkebunan Nusantara X (persero) ini

    terletak di Penataran Jengkol, Desa Plosokidul, Kecamatan Plosoklaten, Kota Kediri,

    Propinsi Jawa Timur.

    E. BIDANG PENELITIAN

    1. Laboratorium analisa tanah dan pupuk

    Laboratorium Pengujian Tanah dan Pupuk diresmikan oleh Menteri

    Pertanian RI pada tanggal 28 April 1992. Laboratorium Pengujian Tanah dan

    Pupuk ini, lebih tepat dikatakan sebagai Laboratorium Kimia Tanah, karena

    peralatan pendukungnya sebagian besar merupakan alat analisa kimia tanah,

    pupuk, dan daun. Keberadaan Laboratorium Tanah ini diharapkan dapat

    membantu melayani kebutuhan analisa kimia tanah khususnya Pabrik Gula di

    lingkungan PT. Perkebunan Nusantara X (Persero) maupun masyarakat luas

    dalam rangka memberikan rekomendasi pemupukan secara berimbang.

    Pada tanggal 21 Juli 2011 Laboratorium Pengujian Tanah dan Pupuk

    Pusat Penelitian (Puslit) Gula PTPN X berhasil mendapatkan sertifikat SNI

    ISO/IEC 17025:2008 (ISO/IEC 17025:2005) dari komite Akreditasi Nasional

    (KAN) sebagai laboratorium penguji yang telah memenuhi persyaratan

    kompetensi laboratorium pengujian dengan nomor kode laboratorium LP-526-

    IDN. Sertifikat Akreditasi ini berlaku empat tahun mulai 21 Juli 2011 hingga 20

    Juli 2015. Dengan diraihnya sertifikat ISO/IEC 17025:2005 ini, Laboratorium

    Pengujian Tanah dan Pupuk Puslit Gula telah diakui secara nasional dan

    internasional sebagai laboratorium penguji tanah dan pupuk dengan kompetensi

    pengujian yang dapat dipercaya dan berstandar internasional.

  • 9

    Laboratorium Mikrobiologi di Puslit Gula selesai dibangun pada

    pertengahan 2003. Laboratorium mikrobiologi memproduksi bioaktivator BIO

    N10 yang digunakan oleh unit produksi kompos pabrik gula di lingkungan

    PTPN X (Persero) untuk membuat kompos dengan bahan baku blotong dan abu

    ketel.

    Program kerja di Pusat Penelitian Gula Jengkol pada masa tanam

    2014/2015 adalah analisa tanah, pupuk dan daun (unsur makro dan mikro)

    dengan target 600 sampel. Penyediaan dekomposer Bio N10 dengan target

    360.000 liter. Penyediaan bibit kultur jaringan G1 pada masa tanam 2017/2018

    adalah 52.500 polybag. Dan penyediaan bibit G2.

    2. Pemuliaan tanaman dan kultur jaringan

    PT. Perkebunan Nusantara X (Persero) telah mengantisipasi era

    globalisasi dengan membangun Laboratorium Kultur Jaringan yang sudah

    beroperasi sejak tahun 1992. Kebutuhan akan laboratorium kultur jaringan ini

    didasari pada upaya untuk segera dapat mengembangkan tebu varietas unggul

    baru dan varietas-varietas yang mempunyai prospek baik dalam waktu yang

    cepat dan dalam jumlah yang lebih banyak.

    Dengan berhasilnya teknik kultur jaringan tebu, maka beberapa

    keuntungan yang dapat diperoleh antara lain :

    b. Tanaman yang dihasilkan secara genetik adalah sama dengan induknya

    c. Dapat menghasilkan turunan dalam jumlah lebih banyak

    d. Memuliakan kemampuan produksi bibit yang mengalami tekanan penyakit

    sistemik

  • 10

    e. Memperoleh bibit yang murni dan sehat untuk selanjutnya dikembangkan

    melalui jenjang kebun pembibitan yang terprogram

    3. Budidaya tanaman tebu

    Budidaya tanaman tebu menghasilkan produksi yang seragam, hal ini

    terkait dengan bibit yang murni, sehat dan adanya sistem irigasi tanah sehingga

    tanaman tebu menunjukan ruas-ruas yang seragam. Inti dari budidaya tanama

    tebu adalah :

    a. Pengolahan tanah dan tanam tanaman tebu yang tepat

    b. Pemilihan bibit tanaman tebu yang tepat

    c. Garapan/budidaya tanaman tebu yang tepat

    d. Pemberian pupuk pada tanaman tebu secara tepat

    e. Proses pengairan pada tanaman tebu dilakukan dengan aturan yang tepat

    f. Pengendalian hama dan gulma dengan cara yang tepat

    g. Penebangan tanaman tebu dengan pola yang tepat

    h. Pengolahan hasil tanam tanaman tebu yang tepat

    80% dari keberhasilan budidaya tanaman tebu berada di daerah kebun,

    sedangkan 20% nya pengaruh dari pengolahan di pabrik. Fase pertumbuhan

    tanaman tebu ada 5 yaitu fase perkecambahan, fase pertumbuhan anakan, fase

    pertumbuhan dipercepat, fase pertumbuhan diperlambat dan fase kematian

    (Purwo, 2003).

    4. Proteksi dan pengendalian hayati

    Salah satu cara yang diterapkan di puslit gula jengkol untuk

    mengendalikan hama adalah dengan menjaga kestabilan lalat jatiroto dan

    tricogramma sebagai musuh dari ulat penggerek pucuk, batang dan tunas

  • 11

    tanaman tebu. Hama adalah gangguan pada tanaman yang disebabkan oleh

    binatang yang mengakibatkan kerugian secara ekonomis. Macam hama pada

    tanaman tebu yaitu penggerek, uret, boktor, tikus, kutu bulu putih dan belalang.

    Sedangkan macam penyakit pada tanaman tebu adalah mosaik, RSD atau

    penyakit pembuluh, luka api, pokahboeng, noda kuning dan karat. Untuk

    mengendalikan penyakit maka dilakukan pemberian pestisida dengan dosis yang

    tepat sehingga tidak mengganggu aktivitas organisme lainya dan tidak

    menjadikan pencemaran tanah.

  • 12

    BAB III

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. TANAMAN TEBU

    Hampir semua orang Indonesia mengenal tanaman tebu yang memiliki nama

    ilmiah Saccharum officinarum. Tanaman ini masuk dalam famili Gramineae

    (rumput-rumputan). Tebu merupakan bahan dasar dalam pembuatan gula. Gula yang

    dihasilkan dari tebu disebut dengan gula putih atau juga gula pasir karena berbentuk

    butiran-butiran kristal putih. Klasifikasi ilmiah dari tanaman tebu adalah sebagai

    berikut:

    Kingdome : Plantae

    Divisio : Spermathophyta

    Sub Divisio : Angiospermae

    Class : Monocotyledone

    Ordo : Glumiflorae

    Famili : Graminae

    Genus : Saccharum

    Spesies : Saccharum officinarum L.

    (Tarigan dan Sinulingga, 2006).

    Secara morfologi, tanaman tebu dapat dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu

    batang, daun, akar, dan bunga. Tanaman tebu mempunyai tubuh yang tinggi kurus,

    tidak bercabang, dan tumbuh tegak. Tinggi batangnya dapat mencapai 3-5 m atau

    lebih. Kulit batang keras berwarna hijau, kuning, ungu, merah tua, atau

    kombinasinya. Pada batang terdapat lapisan lilin yang berwarna putih keabu-abuan

    dan umumnya terdapat pada tanaman tebu yang masih muda (Purwono, 2003).

  • 13

    Daun tebu merupakan daun tidak lengkap, karena hanya terdiri dari pelepah dan

    helaian daun, tanpa tangkai daun. Daun berpangkal pada buku batang dengan

    kedudukan yang berseling. Pelepah memeluk batang, makin ke atas makin sempit.

    Pada pelepah terdapat bulu-bulu dan telinga daun. Pertulangan daun sejajar

    (Purwono, 2003).

    Tebu mempunyai akar serabut yang panjangnya dapat mencapai satu meter.

    Sewaktu tanaman masih muda atau berupa bibit, ada 2 macam akar, yaitu akar setek

    dan akar tunas. Akar setek/bibit berasal dari setek batangnya, tidak berumur panjang,

    dan hanya berfungsi sewaktu tanaman masih muda. Akar tunas berasal dari tunas,

    berumur panjang, dan tetap ada selama tanaman masih tumbuh (Purwono, 2003).

    Bunga tebu merupakan bunga majemuk yang tersusun atas malai dengan

    pertumbuhan terbatas. Panjang bunga majemuk 70-90 cm. Setiap bunga mempunyai

    tiga daun kelopak, satu daun mahkota, tiga benang sari, dan dua kepala putik

    (Supriyadi, 1992).

    Proses terbentuknya rendemen gula di dalam batang tebu berjalan dari ruas ke

    ruas yang tingkat kemasakannya tergantung pada umur ruas. Ruas di bawah (lebih

    tua) lebih banyak tingkat kandungan gulanya dibandingkan dengan ruas diatasnya

    (lebih muda), demikian seterusnya sampai ruas bagian pucuk. Oleh karena itu, tebu

    dikatakan sudah mencapai masak optimal apabila kadar gula di sepanjang batang

    telah seragam, kecuali beberapa ruas di bagian pucuk (Purwono, 2003).

    B. TANAH

    Tanah secara alami telah mengandung logam berat meskipun hanya sedikit.

    Berdasarkan analisis Notohadiprawiro dkk (1991) jenis tanah Vertisol Sragen,

    Ferrassol Karanganyar (Solo), dan Regosol kuningan Yogyakarta mengandung

  • 14

    logam berat 20.9-49.8 (Zn), 18.7- 35.4 (Cu), 5.6- 15.1 (Pb), dan 6.4-28.8 ppm (Ni).

    Kadarnya pun tergantung dari bahan induk pembentuk tanah itu sendiri. Tanah pun

    memiliki kemampuan dalam menyerap logam berat yang berbeda untuk tiap jenis

    tanah berdasarkan bahan induk penyusun tanah tersebut. Menurut standar umum

    kadar Pb dan Cd yang boleh ada pada tanah adalah masing-masing 150 ppm dan 2

    ppm (Charlena, 2004).

    Pupuk serta pestisida sintetis yang merupakan salah satu bahan pencemar yang

    menyebabkan unsur logam berat masuk ke lahan pertanian mengandung banyak

    sekali logam berat yang sebenarnya berada di atas ambang toleransi yang bisa

    diterima tanah.

    Kisaran umum konsentrasi logam berat pada pupuk N dan pupuk P (ppm)

    Unsur pupuk P pupuk N

    B 5 115 0

    Cd 0.1 170 0.05 - 8.5

    Co 1.0 12 5.4 - 12

    Cr 66 245 3.2 - 19

    Cu 1.0 30 0

    Hg 0.01 - 1.2 0.3 - 2.9

    Ni 3.0 38 7.0 - 34

    Pb 7 225 2.0 - 27

    (Alloway, 1995).

    Kualitas lahan yang berhubungan dan berpengaruh terhadap hasil atau

    produksi tanaman, antara lain terdiri atas :

    Ketersediaan air

    Ketersediaan hara

    Ketersediaan oksigen dalam zona perakaran

    Kondisi dan sifat fisik dan morfologi tanah

  • 15

    Kemudahan lahan untuk diolah

    Salinitas dan alkalinitas

    Toksisitas tanah (misalnya aluminium, pirit)

    Ketahanan terhadap erosi

    Hama dan penyakit tanaman yang berhubungan dengan kondisi lahan

    Bahaya banjir

    Rezim temperatur

    Energi radiasi

    Bahaya unsur iklim terhadap pertumbuhan tanaman (angin, kekeringan)

    Kelembaban udara yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman

    (Simanjuntak, 2009).

    C. ZAT PENCEMAR TANAH

    Logam berat adalah unsur logam yang memiliki berat molekul yang tinggi.

    Umumnya bersifat racun, baik bagi tanaman maupun hewan. Contonya Hg, Pb, Ni,

    Cd, Cr. As dan masih banyak lagi ( Am. Geol. Inst, 1976). Karakteristik logam berat

    ialah memiliki berat jenis > 4, bernomor atom 22-34 dan 40-50. Logam berat

    memilki respon biokimia spesifik pada makhluk hidup. Logam berat yang telah

    diketahui berjumlah lebih dari 70 unsur dan yang perlu diperhatikan adalah Hg, Pb,

    Cd, Cu, Cr, Co dan Mo karena unsur-usnsu ini yang lebih sering terkandung pada

    tanah yang tercemar ( Soemarwoto, 1991).

  • 16

    Pencemaran yang terjadi pada tanah, air tanah, badan air, atau sungai, udara

    dapat menyebabkan terganggunya ekosistem. Hal ini karena terputusnya rantai dalam

    satu tatanan lingkungan atau matinya organism yang menyebabkan terganggunya

    ekosistem ( Soemarwoto, 1991).

    Cara masuknya logam berat kelahan pertanian adalah melalui:

    1. Pencemaran limbah yang terjadi di sungai yang masuk ke lahan pertanian melalui

    sistem irigasi. Adapun limbah yang dapat mengandung logam berat yang dapat

    mencemari lahan pertanian berasal dari

    - Pabrik kimia.

    - Limbah Industri listrik dan elektronika.

    - Limbah Industri logam dan penyepukan elektro.

    - Limbah Industri kulit.

    - Metalurgi.

    - Limbah cat dan bahan pewarna.

    2. Residu pestisida dan pupuk sintetis dari usaha pertanian di lahan itu sendiri

    maupun dari lahan lain yang terbawa air irigasi ( Endang Kurnia et. al, 2003).

    Persoalan yang muncul akaibat akumulasi logam berat yang terjadi di tanah antara

    lain;

    1. Masuknya logam berat ke tanah dapat mepengaruhi seluruh kehidupan pada

    tanah yang merupakan faktor penentu produktivitas tanah. Dengan matinya

    mikrobia dalam tanah atau makhluk hidup yang ada ditanah akan ikut

    mempengaruhi sifat tanah terutama sifat biologi.

  • 17

    2. Masuknya logam berat tanah juga menyebabkan penurunnan kualitas sifat kimia

    tanah. Karena unsur hara yang ada di dalam tanah tidak tersedia bagi tanaman

    dan menghambat penyerapan unsur hara.

    3. Dengan menurunnya produktifitas tanah maka hasil panen tanaman akan

    menurun baik kualiatas maupun kuantiatas (Notohadiprawiro, 1991).

    Logam tembaga, seng, kadmium dan timbal merupakan bahan pencemar tanah.

    Bahan pencemar tanah dapat dipilah menjadi dua, yakni bahan anorganik dan bahan

    organik. Bahan anorganik terutama logam berat seperti seng, tembaga, timbal, dan

    arsenikum. Bahan bahan tersebut cenderung berada di dalam tanah dalam waktu

    yang lama, meskipun status kimianya kemungkinan berubah menurut waktu

    (Hanafiah , 2005).

    Walaupun tanah telah terkontaminasi bahan pencemar anorganik dalam jumlah

    yang cukup besar, tetapi kemungkinan masalah yang timbul berasal dari beberapa

    unsur saja. Unsur yang bersifat meracuni tanaman atau menurunkan produksi jika

    konsentrasinya tinggi yakni termasuk seng, tembaga, cadmium dan timbal. Namun

    dalam konsentrasi yang rendah, beberapa unsur mikro tersebut bermanfaat untuk

    tanaman. Kebanyakan senyawa organik hilang dari dalam tanah melalui proses

    volatilisasi atau terurai melalui proses dekomposisi dan hasil peruraian tersebut dapat

    berlaku sebagai bahan pencemar (Hanafiah , 2005).

  • 18

    Tabel 1. Kisaran Logam Berat Sebagai Pencemaran Dalam Tanah

    Unsur

    Kisaran Kadar Logam Berat Dalam

    Tanah (ppm)

    As

    B

    F

    Cd

    Mn

    Ni

    Zn

    Cu

    Pb

    0,1-4,0

    2-100

    30-300

    0,1-7,0

    100-4000

    10-1000

    10-300

    2-100

    2-200

    (Pickering, 1980).

    D. SOLUSI PENCEMARAN TANAH

    Solusi untuk menanggulangi pencemaran logam berat yang terjadi di lahan

    pertanian dapat di bagi menjadi tiga yaitu, penaggulangan logam berat secara fisik,

    kimia dan biologi. Tanah sawah yang telah tercemar logam berat dapat ditanggulangi

    secara fisik melalui pencucian dan penggunaan bahan organik (Sukmana et al.,

    1986). Prinsip dari metode ini adalah dengan penghilangan logam berat dengan

    pencucian atau dengan membuat logam berat itu tidak aktif dengan bahan organik.

    Pencucian dilakukan dengan memasukkan air irigasi yang tidak tercemar logam berat

    ke tanah yang sedang diolah, kemudian membuang air tersebut melalui saluran

    drainase.

    Selain penanggulangan pencemaran logam berat secara fisik ada juga

    penanggulangan pencemaran logam berat secara kimia. Ada dua metode yang dapat

    digunakan dalam penaggulangan secara kimia ini, yaitu dengan metode pengapuran.

    Sebagian dari unsur logam berat terutama Pb dapat larut ditanah atau tersedia bagi

  • 19

    tanaman dalam keadaan tanah masam, sehingga dapat menyebabkan tanaman

    menyerap Pb secara berlebihan dan bersifat racun bagi tanaman itu sendiri. Dengan

    pengapuran tanah tidak akan terlalu masam sehingga logam berat seperti Pb tidak

    akan berada ditanah dalam bentuk tersedia bagi tanaman (Tan, 1991). Dalam

    keadaan basa terjadi penambahan muatan negatif jadi, peningkatan pH tanah

    umumnya akan meningkatkan muatan negatif sehingga kemapuan koloid tanah

    dalam menjerap kation akan meningkat (Priyono, 2005).

    Selain cara kima dan fisik ada pula cara biologi yang dapat digunakan sebagai

    alternatif cara penaggulangan pencemaran logam berat di tanah. Penanggulangan

    pencemaran logam berat secara biologi di bagi dua yaitu metode Fitoremediasi (

    menggunakan tumbuhan untuk menyerap logam berat) dan metode Bioremediasi

    (menggunakan mikrobia).

    Metode Fitoremediasi dapat dilakukan dengan memanfaatkan tumbuhan yang

    dapat menyerap logam berat di tanah. Salah satu tumbuhan yang dapat menyerap

    logam berat adalah Eceng Gondok (Eichormia crassipes). Walaupun dalam petanian

    Eceng Gondok dikenal sebagi gulma namun tumbuhan ini dapat menyerap logam

    berat dan resisten terhadap toksisitas logam berat tersebut. Tumbuhan eceng gondok

    yang hidup di atas air dapat menyerap logam berat Pb sebanyak 5,167 ppm atau 96,4

    % dan logam berat Fe turun sebanyak 3,177 ppm atau 65,45 % dalam kurun waktu

    tujuh hari (Hasim, 2005).

    Fitoremediasi (phytoremediation) merupakan suatu sistem dimana tanaman

    tertentu yang bekerja sama dengan mikroorganisme dalam media (tanah, koral dan

    air). Perpaduan ini dapat mengubah zat kontaminan (pencemar/polutan) menjadi

    kurang atau tidak berbahaya bahkan menjadi bahan yang berguna secara ekonomi.

  • 20

    Proses yang dilakukan tumbuhan untuk menguraikan zat kontaminan yang

    mempunyai rantai molekul kompleks menjadi bahan yang tidak berbahaya dengan

    susunan molekul yang lebih sederhana yang dapat berguna bagi pertumbuhan

    tumbuhan itu sendiri (Anam et al., 2013).

    Metode terakhir yang dapat digunakan dalam menaggulangi pencemaran logam

    berat di tanah adalah dengan metode Bioremediasi. Metode Bioremediasi

    memanfaatkan mikrobia sebagai perantara reaksi kimia dan proses fisika yang

    berlangsung secara metabolik. Proses ini mengubah bahan kimia yang mengandung

    logam berat dalam tanah menjadi tidak berbahaya (Sklandany dan Metting, 1993).

    Mikroorganisme merupakan bioremediator yang ampuh untuk memindahkan atau

    menghilangkan logam-logam berat melalui mekanisme serapan (transport) aktif

    maupun pasif (Volesky dan Holand,1995). Keberhasilan dari cara ini ditentukan oleh

    beberapa faktor, antara lain;

    1. Heterogenitas unsur pencemar.

    2. Kesentrasi senyawa yang mengandung logam berat.

    3. Toksisitas logam berat tersebut

    4. Kondisi yang sesuai untuk pertumbuhan mikrobia (Simp et al., 1990).

    Adapun bakteri yang bisa digunakan untuk metode ini adalah bakteri

    Pseudomonas sp. yang dapat menggunakan senyawa yang mengandung logam berat

    tersebut sebagai makanannya melalui mekanisme oksidasireduksi. Bakteri lain yang

    dapat digunakan antara lain Bacillus sp., Thiobacillus sp. dan bakteri penambat N.

  • 21

    BAB IV

    PROGRAM KERJA

    A. WAKTU DAN TEMPAT KEGIATAN

    Program kerja KMM/Magang dilaksanakan di Pusat Penelitian Gula Jengkol

    PT. Perkebunan Nusantara X (Persero) Kediri pada tanggal 6 Januari sampai dengan

    30 Januari 2014. Sampel tanah yang dianalisis berasal dari daerah Tulangan Sidoarjo.

    B. ALAT DAN BAHAN

    Alat

    1. Neraca analitik 1 set

    2. Tabung kimia volume 20 ml 10 buah

    3. Vortex mixer 1 set

    4. Dilutor skala 10 ml/ pipet ukur volume 10 ml 1 buah

    5. Dispenser skala 10 ml/pipet volume 1 ml 1 set

    6. Spektrometer serapan atom (SSA) 1 set

    7. Labu ukur 1.000 ml 6 buah

    Bahan

    1. HNO3 pekat (65%) p.a. 50 ml

    2. HClO4 pekat (60%) p.a. 5 ml

    3. Aquades 1.000 ml

    4. Standar pokok 1.000 ppm Pb (Titrisol) 10 ml

    5. Standar pokok 1.000 ppm Cd (Titrisol) 10 ml

    6. Standar pokok 1.000 ppm Mo (Titrisol) 10 ml

    7. Standar pokok 1.000 ppm Si (Titrisol) 10 ml

    8. Standar pokok 1.000 ppm Al (Titrisol) 10 ml

  • 22

    C. CARA KERJA

    1. Pengambilan sampel tanah

    - Sampel tanah diambil dengan menentukan titik pengambilan pada tiap petak

    sebanyak 5 25 titik untuk lahan seluas 1 25 ha.

    - Teknik pengambilan dapat berupa zig-zag, diagonal atau acak.

    - Pemilihan titik pengambilan dihindarkan dekat selokan, bekas genangan air

    atau bekas pembakaran sampah.

    - Sampel tanah diambil menggunakan bor tanah atau skop dengan kedalaman 0

    30 cm.

    - Volume yang diambil diusahakan hampir sama.

    - Sampel tanah dikumpulkan dalam ember dan dicampur sampai merata.

    Kemudian diambil 1 2 kg tanah dan dimasukkan kedalam kantong plastik.

    - Setiap kantong plastik diberi label yang mencantumkan nama pemilik, nama

    pabrik gula, alamat kebun, luas kebun, tanggal pengambilan, lahan

    sawah/tegal, jenis tanah, topografi, kondisi lahan pada saat pengambilan

    sampel tanah dan rencana tanam.

    - Sampel tanah dikirim ke Laboratorium Pengujian Tanah dan Pupuk Puslit

    Gula Jengkol.

    2. Membuat larutan standar Pb

    - 10 ml standar pokok Pb dimasukkan kedalam labu ukur 1.000 ml.

    - Standar pokok Pb diencerkan dengan aquades sampai volume 1000 ml.

    - Standar pokok Pb dibuat deret standar dengan konsentrasi 1 ppm, 3 ppm, 5

    ppm, 10 ppm, 15 ppm dan 20 ppm.

  • 23

    - Larutan diencerkan dengan larutan standar 0 hingga 250 ml kemudian

    dikocok.

    - Pembuatan standar pokok juga dilakukan untuk Cd, Mo dan Si.

    3. Destruksi sampel tanah

    - 0,5 g sampel tanah halus < 0,5 mm ditimbang dan dimasukkan ke tabung

    digestion.

    - 5 ml asam nitrat p.a. dan 0,5 ml asam perlkorat p.a. ditambahkan kedalamnya

    dan dibiarkan selama satu malam.

    - Sampel tanah dipanaskan pada suhu 100 C selama 1 jam dan dilakukan

    penambahan suhu secara bertahap yaitu 130 C selama 1 jam, 150 C selama

    2 jam 30 menit (sampai uap kuning habis, bila masih ada uap kuning maka

    waktu pemanasan ditambah lagi).

    - Setelah uap kuning habis, suhu ditingkatkan menjadi 170 C selama 1 jam,

    kemudian suhu ditingkatkan menjadi 200 C selama 1 jam (hingga terbentuk

    uap putih).

    - Destruksi selesai dengan terbentuknya uap putih atau sisa larutan jernih

    sekitar 1 ml.

    - Ekstrak didinginkan kemudian diencerkan dengan aquades sampai volume

    25 ml.

    - Labu dikocok hingga homogen dan didiamkan hingga 1 malam.

  • 24

    4. Analisa logam berat dengan metode nyala

    - Ekstrak jernih digunakan untuk pengukuran logam berat Pb, Cd, Mo dan Si

    menggunakan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) metode nyala untuk

    tingkat konsentrasi ppm. Panjang gelombang yang digunakan yaitu Pb 283,3

    nm, Cd 228,8 nm, Si 251,6 nm dan Mo 313,3 nm.

    - Untuk analisa Pb dan Cd menggunakan acetylin, sedangkan Si dan Mo

    menggunakan nitros.

    - Hasil dari Spektrofotometer Serapan Atom kemudian dihitung kandungan

    logam beratnya dan dibandingkan dengan literatur.

    D. ANALISA DATA

    Sampel tanah dianalisa menggunakan alat Spektrofotometer Serapan Atom

    (SSA) dengan menggunakan metode pendahuluan yaitu destruksi. Hasil dari analisa

    kemudian dimasukkan kedalam kurva persamaan regresi sehingga terbentuk grafik.

    Dari grafik tersebut kemudian dikorelasikan kedalam tabel yang menunjukkan angka

    kadar unsur didalam tanah. Satuan yang digunakan adalah ppm. Hasil ini kemudian

    dibandingkan dengan literatur yang menunjukkan seberapa besar kandungan unsur

    yang dibutuhkan dalam tanah. Jika melebihi dari ambang batas toleransi maka segera

    dilakukan penanggulangan.

  • 25

    BAB V

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    A. HASIL

    Tabel berat sampel tanah

    No Nomor Order Berat Alas

    (gram)

    Berat Sampel

    (gram)

    1 AGT. 002 0,6712 0,5010

    0,6637 0,5003

    2 AGT. 003 0,6631 0,5006

    0,6634 0,5005

    3 AGT. 004 0,6629 0,5007

    0,6631 0,5008

    4 AGT. 005 0,6629 0,5007

    0,6638 0,5003

    5 KONTROL 0,6632 0,5004

    0,6631 0,5006

    Tabel hasil analisa logam berat pada tanah

    No Unsur Kandungan dalam tanah (ppm)

    Sampel Tanah Literatur

    (Nasution et al., 2003).

    1 Pb -4,1 2-200

    2 Cd -2 0,1-7,0

    3 Si -345 0,01-0,3

    4 Mo -5,4 0,05-0,5

  • 26

    B. PEMBAHASAN

    Tujuan dari analisa ini yaitu untuk mengetahui seberapa besar kandungan

    logam berat pada sampel tanah dari kebun tanaman tebu didaerah Tulangan Sidoarjo

    Jawa Timur. Prinsip dari penetapan logam berat total dalam tanah adalah sampel

    dioksidasi basah dengan HNO3 dan HClO4 . Ekstrak yang diperoleh digunakan untuk

    mengukur unsur logam berat Pb, Cd, Si, dan Mo menggunakan Spektrometer

    Serapan Atom (SSA). Salah satu metode untuk menganalisis logam adalah secara

    Spektrofotometri Serapan Atom (SSA). Metode ini merupakan suatu metode analisis

    unsur secara kualitatif dan kuantitatif yang pengukurannya berdasarkan penyerapan

    cahaya pada panjang gelombang tertentu oleh atom dalam keadaan bebas.

    Pengukuran dengan menggunakan metode ini memiliki ketepatan dalam analisis dan

    tidak memerlukan pemisahan terlebih dahulu karena tiap-tiap logam memiliki lampu

    katoda khusus. Kelebihan metode ini adalah memiliki kepekaan dan keselektifan

    yang tinggi serta pelaksanaan analisis yang relatif sederhana.

    Dengan absorbsi energi, berarti memperoleh lebih banyak energi, suatu atom

    pada keadaan dasar dinaikkan tingkat energinya ketika eksitasi. Keberhasilan analisis

    ini bergantung pada proses eksitasi dan memperoleh garis resonansi yang tepat

    (Chan, 2011).

    Destruksi adalah suatu metoda pendahuluan yang digunakan untuk

    menganalisis logam dengan matrik organik yang terikat pada logam tersebut.

    Destruksi merupakan suatu tahap yang penting dalam prosedur analisis kimia, tahap-

    tahap yang dilalui adalah pengeringan sampel, penimbangan sampel dan diikuti

    dengan tahap destruksi menggunakan asam kuat seperti asam nitrat dan asam

    perklorat.

  • 27

    Dari analisa hasil diatas dapat dilihat bahwa kandungan Pb, Cd, Si dan Mo

    pada tanah sampel adalah masih dibawah ambang batas toleransi. Hal ini

    dikarenakan beberapa faktor yaitu :

    1. Sistem irigasi dari lahan pertanian tebu tersebut menggunakan sistem tadah air

    hujan sehingga tidak memiliki potensi zat pencemar dari air sungai.

    2. Lingkungan lahan tanaman tebu tidak terdapat pabrik-pabrik industri sehingga

    tidak ada pencemaran melalui limbah pabrik tersebut.

    3. Residu pestisida dan pupuk sintetis dari usaha pertanian di lahan itu sendiri dapat

    diatasi dengan fitoremidiasi.

    4. Penggunaan pupuk kompos untuk mendukung pertumbuhan tanaman tebu, dan

    pengurangan penggunaan pupuk anorganik, sehingga menambah bahan organik

    dan unsur hara pada tanah.

    Pb merupakan pencemar kimiawi utama terhadap lingkungan dan sangat

    beracun bagi tumbuhan, hewan dan manusia. Kandungan Pb total pada tanah

    pertanian berkisar antara 2-200 ppm (Nasution, 2003). Sedangkan hasil analisa

    menunjukkan angka -4,1 ppm yang artinya menunjukkan kadar unsur Pb yang

    tersedia dalam tanah sangat rendah. Timbal (Pb) tidak akan larut ke dalam tanah jika

    tanah tidak masam. Pengapuran tanah mengurangi ketersediaan timbal (Pb) dan

    penyerapan oleh tanaman. Timbal akan diendapkan sebagai hidroksida fosfat dan

    karbonat

    Hasil analisa unsur Cd dalam sampel tanah menunjukkan hasil yang rendah

    yaitu -2 ppm. Sedangkan menurut literatur adalah 0,1-7,0 ppm. Kadar Cd dalam

    tanah dipengaruhi oleh reaksi tanah dan fraksi fraksi tanah yang bersifat dapat

    mengikat ion Cd. Dengan peningkatan pH kadar Cd dalam fase larutan menurun

  • 28

    akibat meningkatnya reaksi hidrolisis, kerapatan kompleks adsorpsi dan muatan yang

    dimiliki koloid tanah. pH bersama sama dengan bahan mineral liat dan kandungan

    oksida oksida hidrat dapat mengatur adsorpsi spesifik Cd yang meningkat dengan

    pH sampai tingkat maksimum. Penambahan kadmium (Cd) pada tanah terjadi

    melalui penggunaan pupuk fosfat, pupuk kandang, dari buangan industri yang

    menggunakan bahan bakar batubara dan minyak

    Menurut hasil analisa unsur Si dalam tanah menunjukkan angka -345 ppm

    yaitu angka yang sangat rendah dibandingkan dengan ketersediaan dalam tanah yaitu

    0,01-0,3 ppm. Daerah lahan Puslit Gula Jengkol itu sendiri menggunakan sistem

    dekomposisi yang bertujuan untuk menambah ketersediaan unsur hara dalam tanah

    yaitu dengan ditanami tanaman Crotalia sp., Mucuna sp., Leguminae dan tanaman

    wijen yang ditanam setelah masa panen tanaman tebu. Tanaman ini memiliki

    kandunagn Si yang diperlukan sebagai salah satu unsur hara bagi tanaman tebu.

    Kekurangan Si tersedia pada tanah dapat mempengaruhi pertumbuhan dan

    perkembangan tanaman tersebut. Peranan Si itu sendiri bagi tanaman terutama adalah

    untuk meningkatkan produktivitas dan memperkuat pertumbuhan tanaman sehingga

    tahan terhadap serangan hama. Unsur Si pada tanah di perkebunan tebu disebabkan

    oleh tidak adanya pemupukan Si. Sementara itu, biomassa tebu sebagai sumber Si

    setelah panen biasanya diangkut dan dibakar sehingga tidak ada pengembalian Si ke

    dalam tanah.

  • 29

    Mikroorganisme tanah sangat berperan terhadap dekomposisi bahan organik

    tanah dan sebagai produk akhir dari proses ini adalah pelepasan CO2 ke udara. Ada

    dua proses dekomposisi yang terjadi pada bahan organik tanah, yaitu dekomposisi

    bahan organik tanah dari humus, dan dekomposisi dari sisa tanaman yang

    ditambahkan.

    Ketersediaan Mo dalam tanah antara 0,005-0,5 ppm, hasil analisa menunjukkan

    angka -5,4 ppm, sedangkan kebutuhan normal pada tanaman antara 0,2-1 ppm. Mo

    dalam tanah diserap tanaman dalam bentuk ion MoO4. Bila tanaman tebu

    mengandung Mo terlalu tinggi maka akan menyebabkan toksik bagi tanaman itu

    sendiri. Fungsi Mo dalam tanaman adalah mengaktifkan enzim nitrogenase, nitrat

    reduktase dan xantine oksidase. Kekurangan Mo juga dapat menghambat

    pertumbuhan tanaman, karena Mo hampir menyerupai unsur N (Nasution, 2003).

    Menurut hasil analisa ketersediaan Si dan Mo dalam tanah sangat rendah.

    Dengan adanya sistem dekomposisi menggunakan tanaman kacang-kacangan

    diharapkan dapat menaikkan kadar Si dan Mo dalam tanah, namun kenyataannya

    tidak. Hal ini dikarenakan kurang validnya dalam pengambilan sampel tanah.

    Sehingga analisa tidak mendeteksi adanya Si dan Mo yang tinggi.

    Komponen anorganik tanah sangat penting dalam produktivitas tanah. Dalam

    bentuk koloid komponen anorganik merupakan penyimpan air dan nutrien yang

    dapat tersedia bagi tanaman bila diperlukan. Unsur-unsur dalam tanah, seperti Al, Fe,

    Si, Ca, Na, K dan Mg serta oksigen dapat bergabung membentuk fraksi mineral

    anorganik, seperti kuarsa (SiO2), orthoklase (KalSi3O8), albite (NaAl SiO8) dan

    magnetit (Fe3O4). Bagi tanaman yang penting adalah unsur anorganik tanah atau

    mineral tanah sebagai hara tanaman (Nasution, 2003).

  • 30

    Salah satu kunci keberhasilan penanaman tebu berorientasi agroindustri

    sangat ditentukan oleh tersedianya unsur hara pada tanah yang mendukung

    pertumbuhan tanaman dalam jumlah yang mencukupi. Tanah merupakan media

    pertumbuhan tanaman yang menyediakan air, unsur hara, enzim dan asam organik

    bagi kebutuhan tanaman. Tanah juga sebagai tempat hidup organisme tanah yang

    baik dan menguntungkan tanaman, walaupun ada organisme tanah yang merugikan

    tanaman.

  • 31

    BAB VI

    PENUTUP

    A. KESIMPULAN

    Kandungan logam berat Pb, Cd, Si dan Mo pada tanah Tulangan Sidoarjo

    masih dibawah ambang batas normal, yang artinya yaitu tanah tersebut tidak

    mengandung zat pencemar dari logam berat. Dengan tidak tercemarnya tanah

    tersebut karena memiliki beberapa faktor yaitu lahan pertanian yang jauh dari sumber

    pencemar, sehingga sistem irigasinya juga bersih, tanah tetap subur. Dengan

    diadakanya sistem dekomposisi menggunakan tanaman kacang-kacangan, Crotalia

    sp., Mucuna sp. dan tanaman wijen diharapkan dapat membantu menambah

    kesuburan tanah di lahan tersebut terutama dapat meningkatkan ketersediaan Si dan

    Mo dalam tanah.

    B. SARAN

    Untuk menjaga kestabilan tanah yang semakin hari semakin tercemar maka

    diharapkan untuk mengurangi aktivitas-aktivitas yang menyebabkan tanah tercemar.

    Penggunaan sistem irigasi yang selektif dapat mengurangi bertambahnya zat

    pencemar bagi tanah pertanian.

  • 32

    DAFTAR PUSTAKA

    Alloway, B. J.1990.Heavy Metal in Soil.Jhon Willey and Sons Inc.New York.

    American Geological Institute.1976.Dictionary Of Geological Term.Resived

    Edition.Anchor Books.New York.

    Anam, M.M. Kurniati, Evi dan Suharto, B. 2013. Penurunan Kandungan Logam Pb dan

    Cr Leachate Melalui Fitoremediasi Bambu Air (Equisetum Hyemale) dan Zeolit.

    Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem. Vol: 1 (2) : 43-59

    Chan, Al Izzah. 2011. Penentuan Kandungan Besi (Fe) dan Seng (Zn) dalam Bijih Besi

    Secara Spektrofotometri Serapan Atom.Padang UNP.

    Chrlena.2004.Pencemaran Logam Berat Pb Dan Cd Pada Sayur-Sayuran.IPB.Bogor.

    Hasim.2005.Eceng Gondok Pembersih Polutan Logam Berat.Kompas.Jakarta.

    Kurnia, U. dkk.2003.Strategi Pencegahan dan Penanggulangan Pencemaran

    Lingkungan.Badan Penelitian dan Pengambangan Pertanian.Bogor.

    Nasution, I., M.A. Jabri, dan A. Wihardjaka, 2003. Identifikasi pencemaran logam berat

    pada tanaman padi sawah di DAS Bengawan Solo. Dalam: Prosiding Seminar

    Nasional Pengelolaan Lingkungan Pertanian. Pusat Penelitian dan

    Pengembangan Tanah dan Agroklimat. Surakarta.

    Notohadiprawiro, T. dkk.1991.Nilai Pupuk Sari Kering Limbah Kawasan Industry Dan

    Dampak Penggunaan Sebagai Pupuk Atas Lingkungan.Ilmu Pertanian.

    Purwo, 2003. Penentuan Rendemen Gula Tebu Secara Cepat, Science Philosophy (PPs 702), Institut Pertanian Bogor.

    Priyono, joko.2006.Kimia Tanah. Mataram university press. Mataram.

    Simp, J.L, R.C Sims, and J.E. Metthew.1990.Approach To Bioremediation Of

    Contaminated Soil Hazard.Waste Hazard Mater.

    Sklandany. GJ dan FB Metting.1993.Bioremediation of Contaminated Soil.Marce

    Dekker Inc.NY.

    Soemarwoto, O.1991.Indonesia Dalam Kancah Isu Lingkungan Global.P.T. Gramedia

    Pustaka Utama.Jakarta.

    Sukmana et al.1986.Laporan Penelitian Mengatasi Keracunan Limbah Pengeboran

    Minyak. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.

  • 33

    Tan. K H.1991.Dasar-Dasar Kimia. Tanah.Gadjah Mada University.Yogyakarta.

    Verloo, M. 1993. Chemical Aspect of Soil Pollution. ITC-Gen Publications series No.

    4:17-46.

    Voleslay, B. and Z. R. Holand.1995.Biotechnol.Prog II. In Biotechnology Latter.

  • 34

    UCAPAN TERIMAKASIH

    Penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada Kepala Puslit Gula Jengkol

    PT Perkebunan Nusantara X (Persero) atas ijin pengunaan kemikalia dan fasilitas

    laboratorium analisa tanah dan pupuk. Bapak Sandi Gunawan, S.Si atas bimbingannya,

    bapak Slamet Riyadi dan pak Purwo Nur Hadianto atas bimbingan di laboratorium

    analisa tanah dan pupuk. Tidak lupa juga saya ucapkan terimakasih kepada Bu Nanik,

    Bu Tatik dan Bu Ririn atas ilmu-ilmu yang beliau berikan kepada saya untuk

    melengkapi laporan magang ini. Terimakasih kepada Bapak Dr. Prabang Setyono, M.Si

    atas bimbingannya selama dikampus. Tidak lupa saya ucapkan terimakasih kepada

    keluarga atas doa dan dukungannya selama saya magang. Penulis juga mengucapkan

    terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu pelaksankaan KMM/Magang ini.