laporan magang - annisa uns
DESCRIPTION
analisa kandungan logam berat pada tanah pertanianTRANSCRIPT
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Indonesia adalah negara yang sangat kaya akan sumber daya alamnya.
Indonesia memiliki tanah yang sangat subur karena berada di kawasan yang strategis,
sehingga dialam ini terdapat gunung-gunung berapi yang mampu mengembalikan
permukaan yang baru dan kaya akan unsur hara. Namun seiring berjalannya waktu,
kesuburan yang dimiliki oleh tanah menjadi berkurang karena banyak tanah ataupun
lahan pertanian yang seharusnya digunakan untuk mendukung pertanian di negara ini
malah digunakan sebagai perumahan, perkantoran sehingga banyak bangunan
gedung-gedung yang tanpa memperhatikan dampak jangka panjang yang dihasilkan
dari pengolahan tanah tersebut.
Salah satu diantaranya adalah masalah utama yang dihadapi oleh industri gula
dalam beberapa tahun terakhir ini adalah banyaknya lahan pertanian yang dialih
fungsikan sebagai lahan marginal, sehingga lahan yang dahulunya subur menjadi
tidak subur. Penyelenggaraan pembangunan di lahan pertanian, tidak bisa disangkal
lagi telah menimbulkan berbagai dampak positif bagi masyarakat luas, seperti
pembangunan industri dan pertambangan telah menciptakan lapangan kerja baru bagi
penduduk di sekitarnya. Namun keberhasilan itu seringkali diikuti oleh dampak
negatif yang merugikan masyarakat dan lingkungan khususnya menjadikan
pencemaran tanah. Pembangunan kawasan industri di daerah-daerah pertanian dan
sekitarnya menyebabkan berkurangnya luas areal pertanian, pencemaran tanah dan
air yang dapat menurunkan kualitas dan kuantitas produk tanaman tebu,
terganggunya kenyamanan dan kesehatan manusia atau makhluk hidup lain.
-
2
Masuknya unsur lain kedalam tanah memberi dampak pada keseimbangan
ekosistem secara keseluruhan. Logam berat adalah unsur logam yang memiliki berat
molekul yang tinggi. Contonya Hg, Pb, Ni, Cd, Cr. As dan masih banyak lagi.
Logam berat walaupun dalam jumlah yang kecil sudah dapat mencemari lingkungan
dan sifat racun. Tanaman sebenarnya memiliki kemapuan untuk menetralisir logam
berat. Namun apabila terlalu banyak akan bersifat racun bagi tanaman tersebut
(Verloo, 1993). Akumulasi logam berat di tanah antara lain berasal dari limbah cair
pabrik yang dibuang di sungai yang digunakan untuk irigasi dan residu pestisida dan
pupuk sintetis dari usaha pertanian di lahan itu sendiri maupun dari lahan lain yang
terbawa air irigasi.
Persoalan yang muncul akibat akumulasi logam berat pada tanah adalah
masuknya logam berat ke tanah dapat mempengaruhi seluruh kehidupan yang ada
ditanah yang merupakan faktor penentu produktifitas tanah, masuknya logam berat
tanah juga menyebabkan penurunan kualitas sifat kimia tanah dan dengan
menurunnya produktifitas tanah maka hasil panen tanaman akan menurun. Untuk
menentukan jumlah hara makro dan mikro tanah serta unsur lain misalnya logam
berat yang mengganggu proses pertumbuhan tanahan tebu maka perlu adanya analisa
tanah untuk mengetahui seberapa besar zat pencemar yang mengkontaminasi tanah
lahan perkebunan tebu. Dengan mengetahui kondisi tanah pada lahan pertanian
tanaman tebu, maka diharapkan hasil produksi tebu dengan rendemen yang tinggi.
Dengan kegiatan magang ini, diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang
kandungan logam berat pada tanah, penyebab akumulasinya, dampaknya serta
penanggulangan tanah yang mengalami pencemaran akibat akumulasi logam berat.
-
3
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana cara menganalisa logam berat pada tanah lahan perkebunan tanaman
tebu dengan menggunakan Stektrofotometer Serapan Atom (SSA)?
2. Bagaimana dampak pencemaran logam berat dan cara penaggulangan tanah pada
tanah lahan perkebunan tanaman tebu?
3. Berapa besar logam berat yang terkandunagn dalam tanah di Daerah Tulangan
Sidoarjo?
C. TUJUAN
1. Mengetahui cara menganalisa logam berat pada tanah lahan perkebunan tebu
dengan menggunakan metode Stektrofotometer Serapan Atom (SSA).
2. Mengetahui dampak pencemaran logam berat dan cara penanggulangan tanah
yang terjadi akibat pencemaran logam beratpada tanah lahan perkebunan
tanaman tebu.
3. Mengetahui seberapa besar kandungan logam berat pada sampel tanah dari
Tulangan Sidoarjo
D. MANFAAT
1. Menambah ilmu pengetahuan tentang metode yang digunakan dalam
menganalisis logam berat pada tanah di perkebunan tebu.
2. Mengetahui cara pengolahan tanah yang baik.
3. Mengetahui kegiatan yang dilakukan di puslit gula jengkol.
4. Mengetahui hubungan tanah dengan budidaya, kultur jaringan dan pengendalian
hama penyakit pada tanaman tebu.
-
4
BAB II
PROFIL INSTANSI MITRA
A. SEJARAH INSTANSI
PT Perkebunan Nusantara X (Persero) didirikan berdasarkan Peraturan
Pemerintah R.I No.15 Tanggal 14 Februari Tahun 1996 tentang pengalihan bentuk
Badan Usaha Milik Negara dari PT Perkebunan (Eks.PTP 19, Eks.PTP 21-22 dan
Eks.PTP 27) yang dilebur menjadi PT Perkebunan Nusantara X (Persero) dan
tertuang dalam akte Notaris Harun Kamil, SH No.43 tanggal 11 Maret 1996 yang
mengalami Perubahan kembali sesuai Akte Notaris Sri Eliana Tjahjoharto, SH. No. 1
tanggal 2 Desember 2011.
Bisnis utama PT Perkebunan Nusantara X (Persero) adalah industri gula dan
tembakau. Industri gula yang dipasarkan didalam negeri melalui persaingan bebas
dan terkoordinir. Sedangkan tembakau, dilakukan penjualan langsung kepada
pembeli industri dan pembeli pedagang, juga dipasarkan ke luar negeri melalui
lelang dengan mengirim produk contoh.
Unit Usaha lain yang merupakan kerjasama dan anak perusahaan bergerak di PT
Nusantara Medika Utama, anak perusahaan yang bergerak di bidang pelayanan
kesehatan, membawahkan tiga rumah sakit, yaitu RS Gatoel di Mojokerto, RS
Toeloengredjo di Pare Kediri, dan RS Perkebunan di Jember. PT Dasaplast
Nusantara, bekerja sama dengan PT Surya Satria Sembada, Jakarta. Produk Plastik,
Innerbag dan Waring utamanya untuk memenuhi kebutuhan pabrik gula dan kebun
tembakau sendiri, juga dilakukan ekspor ke Malaysia dan pasar dalam Negeri. PT
Energi Agro Nusantara (EAN), berlokasi di Mojokerto. PT EAN memroduksi
bioetanol berbahan baku tetes.
-
5
Puslit Gula Jengkol merupakan salah satu pusat penelitian gula yang berada
dikawasan Penataran Jengkol Plosokidul Plosoklaten - Kediri. Jarak dari kota
Kediri sekitar 16 km ke arah timur. Penataran Jengkol adalah wilayah perkebunan
tebu berupa Hak Guna Usaha (HGU) milik PG. Pesanten Baru, yaitu salah satu dari
11 Pabrik Gula di PTPN X (Persero). Dalam sejarahnya wilayah ini merupakan
perkebunan jaman Belanda yang merupakan lokasi pabrik serat yang didirikan pada
tahun 1850 dengan perkebunan Nanas dan Ketela Pohon. Setelah kemerdekaan
kemudian diambil alih oleh pemerintah Indonesia. Hingga era 1980-an area ini
termasuk wilayah yang eksklusif, artinya tidak sembarang orang dapat masuk
dikawasan ini. Namun kini kondisinya sudah berubah karena banyak masyarakat
yang mulai masuk dan memiliki kehidupan di area ini. Semua bangunan kantor dan
rumah merupakan bekas peninggalan Belanda kecuali kantor Pusat Penelitian gula
Jengkol PTPN X yang baru dibangun pada Tahun 1990-an. Pusat penelitian Gula
Jengkol berada dibawah naungan PT. Perkebunan Nusantara X (Persero) Surabaya.
Dulunya Pusat penelitian Gula Jengkol merupakan satu unit bagian dari Pabrik Gula
(PG) Pesantren Baru. Puslit Gula Jengkol dibangun sebagai sarana pengembangan
dan investasi untuk penelitian peningkatan Produktivitas tebu. Puslit ini melayani 11
Pabrik Gula (PG) dalam proses produksi gula yaitu PG Kremboong, PG Watoetoelis,
PG Toelangan, PG Gempolkrep, PG Djombang Baru, PG Tjoekir, PG Lestari, PG
Meritjan, PG Pesantren Baru, PG Ngadirejo dan PG Modjopanggoong.
B. VISI DAN MISI
VISI
Menjadi penelitian aplikasi perkebunan tebu terkemuka di Indonesia
-
6
MISI
1. Melakukan penelitian dan kajian teknologi terapan peningkatan produksi gula
meliputi aspek-aspek: agronomi, pemuliaan tanaman, proteksi tanaman,
kesuburan tanah dan pemupukan, pasca panen, efektifitas dan efisiensi kerja serta
sosial ekonomi.
2. Menyiapkan paket-paket informasi atau teknologi terapan, peningkatan
produktivitas dan efisiensi kerja.
C. STRUKTUR ORGANISASI
Untuk menunjang manajemen dalam menangani masalah administrasi yang
menyangkut ekonomi dan efisiensi kerja, maka diperlukan adanya suatu wadah atau
organisasi. Puslit Gula Jengkol merupakan salah satu Pusat Penelitian yang dimiliki
oleh PT. Perkebunan Nusantara X (Persero) Surabaya. Puslit Gula Jengkol berada di
bawah naungan Divisi Perencanaan dan Pengembangan. Gambar dibawah ini
ditunjukkan dengan garis bentuk kotak berwarna merah.
-
7
Pusat penelitian Gula Jengkol dipimpin oleh seorang Kepala Pusat Penelitian.
Puslit Gula Jengkol memiliki 4 divisi yaitu bidang Kesuburan tanah dan Mikrobiologi,
Pemuliaan tanaman dan Kultur Jaringan, Proteksi tanaman serta Budidaya. Masing-
masing divisi di Puslit juga memiliki struktur organisasi sebagai pedoman alur kerja
dalam melaksanakan tugas. Puslit memiliki tanggungjawab secara langsung kepada
Divisi Perencanaan dan Pengembangan PT. Perkebunan Nusantara X (Persero)
Surabaya didalam tugasnya.
Divisi Kesuburan Tanah dan Pupuk dipimpin oleh Sandi Gunawan, S.Si yang
memiliki arahan kerja antara lain penyediaan stater (dekomposer) Bio N10, analisa
unsur makro dan mikro tanah, analisa logam berat pada tanah dan air di area lahan tebu,
penetapan dosis pupuk yang akan diaplikasikan ke lahan dan analisa klimatologi. Divisi
Kesubuaran Tanah dan Pupuk memiliki program kerja pada masa tanam 2014/2015
yaitu:
1. Pengaruh POC Vinase limbah pabrik bioetanol terhadap pertumbuhan tanaman tebu.
2. Peningkatan kualitas dekomposer Bio N10.
3. Kajian pembuatan Biochar.
4. Kajian pemupukan tanaman tebu dengan metode bud chips.
5. Penyediaan data klimatologi dan prakiraan cuaca.
6. Pemanfaatan limbah nira di laboratorium analisa pendahuluan dan bud chips sebagai
substrat pembuatan nata de cane.
7. Uji profisiensi/ cross checking dan persiapan reakreditasi laboratorium tanah.
-
8
D. LOKASI PERUSAHAAN
Pusat Penelitian Gula Jengkol PT Perkebunan Nusantara X (persero) ini
terletak di Penataran Jengkol, Desa Plosokidul, Kecamatan Plosoklaten, Kota Kediri,
Propinsi Jawa Timur.
E. BIDANG PENELITIAN
1. Laboratorium analisa tanah dan pupuk
Laboratorium Pengujian Tanah dan Pupuk diresmikan oleh Menteri
Pertanian RI pada tanggal 28 April 1992. Laboratorium Pengujian Tanah dan
Pupuk ini, lebih tepat dikatakan sebagai Laboratorium Kimia Tanah, karena
peralatan pendukungnya sebagian besar merupakan alat analisa kimia tanah,
pupuk, dan daun. Keberadaan Laboratorium Tanah ini diharapkan dapat
membantu melayani kebutuhan analisa kimia tanah khususnya Pabrik Gula di
lingkungan PT. Perkebunan Nusantara X (Persero) maupun masyarakat luas
dalam rangka memberikan rekomendasi pemupukan secara berimbang.
Pada tanggal 21 Juli 2011 Laboratorium Pengujian Tanah dan Pupuk
Pusat Penelitian (Puslit) Gula PTPN X berhasil mendapatkan sertifikat SNI
ISO/IEC 17025:2008 (ISO/IEC 17025:2005) dari komite Akreditasi Nasional
(KAN) sebagai laboratorium penguji yang telah memenuhi persyaratan
kompetensi laboratorium pengujian dengan nomor kode laboratorium LP-526-
IDN. Sertifikat Akreditasi ini berlaku empat tahun mulai 21 Juli 2011 hingga 20
Juli 2015. Dengan diraihnya sertifikat ISO/IEC 17025:2005 ini, Laboratorium
Pengujian Tanah dan Pupuk Puslit Gula telah diakui secara nasional dan
internasional sebagai laboratorium penguji tanah dan pupuk dengan kompetensi
pengujian yang dapat dipercaya dan berstandar internasional.
-
9
Laboratorium Mikrobiologi di Puslit Gula selesai dibangun pada
pertengahan 2003. Laboratorium mikrobiologi memproduksi bioaktivator BIO
N10 yang digunakan oleh unit produksi kompos pabrik gula di lingkungan
PTPN X (Persero) untuk membuat kompos dengan bahan baku blotong dan abu
ketel.
Program kerja di Pusat Penelitian Gula Jengkol pada masa tanam
2014/2015 adalah analisa tanah, pupuk dan daun (unsur makro dan mikro)
dengan target 600 sampel. Penyediaan dekomposer Bio N10 dengan target
360.000 liter. Penyediaan bibit kultur jaringan G1 pada masa tanam 2017/2018
adalah 52.500 polybag. Dan penyediaan bibit G2.
2. Pemuliaan tanaman dan kultur jaringan
PT. Perkebunan Nusantara X (Persero) telah mengantisipasi era
globalisasi dengan membangun Laboratorium Kultur Jaringan yang sudah
beroperasi sejak tahun 1992. Kebutuhan akan laboratorium kultur jaringan ini
didasari pada upaya untuk segera dapat mengembangkan tebu varietas unggul
baru dan varietas-varietas yang mempunyai prospek baik dalam waktu yang
cepat dan dalam jumlah yang lebih banyak.
Dengan berhasilnya teknik kultur jaringan tebu, maka beberapa
keuntungan yang dapat diperoleh antara lain :
b. Tanaman yang dihasilkan secara genetik adalah sama dengan induknya
c. Dapat menghasilkan turunan dalam jumlah lebih banyak
d. Memuliakan kemampuan produksi bibit yang mengalami tekanan penyakit
sistemik
-
10
e. Memperoleh bibit yang murni dan sehat untuk selanjutnya dikembangkan
melalui jenjang kebun pembibitan yang terprogram
3. Budidaya tanaman tebu
Budidaya tanaman tebu menghasilkan produksi yang seragam, hal ini
terkait dengan bibit yang murni, sehat dan adanya sistem irigasi tanah sehingga
tanaman tebu menunjukan ruas-ruas yang seragam. Inti dari budidaya tanama
tebu adalah :
a. Pengolahan tanah dan tanam tanaman tebu yang tepat
b. Pemilihan bibit tanaman tebu yang tepat
c. Garapan/budidaya tanaman tebu yang tepat
d. Pemberian pupuk pada tanaman tebu secara tepat
e. Proses pengairan pada tanaman tebu dilakukan dengan aturan yang tepat
f. Pengendalian hama dan gulma dengan cara yang tepat
g. Penebangan tanaman tebu dengan pola yang tepat
h. Pengolahan hasil tanam tanaman tebu yang tepat
80% dari keberhasilan budidaya tanaman tebu berada di daerah kebun,
sedangkan 20% nya pengaruh dari pengolahan di pabrik. Fase pertumbuhan
tanaman tebu ada 5 yaitu fase perkecambahan, fase pertumbuhan anakan, fase
pertumbuhan dipercepat, fase pertumbuhan diperlambat dan fase kematian
(Purwo, 2003).
4. Proteksi dan pengendalian hayati
Salah satu cara yang diterapkan di puslit gula jengkol untuk
mengendalikan hama adalah dengan menjaga kestabilan lalat jatiroto dan
tricogramma sebagai musuh dari ulat penggerek pucuk, batang dan tunas
-
11
tanaman tebu. Hama adalah gangguan pada tanaman yang disebabkan oleh
binatang yang mengakibatkan kerugian secara ekonomis. Macam hama pada
tanaman tebu yaitu penggerek, uret, boktor, tikus, kutu bulu putih dan belalang.
Sedangkan macam penyakit pada tanaman tebu adalah mosaik, RSD atau
penyakit pembuluh, luka api, pokahboeng, noda kuning dan karat. Untuk
mengendalikan penyakit maka dilakukan pemberian pestisida dengan dosis yang
tepat sehingga tidak mengganggu aktivitas organisme lainya dan tidak
menjadikan pencemaran tanah.
-
12
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
A. TANAMAN TEBU
Hampir semua orang Indonesia mengenal tanaman tebu yang memiliki nama
ilmiah Saccharum officinarum. Tanaman ini masuk dalam famili Gramineae
(rumput-rumputan). Tebu merupakan bahan dasar dalam pembuatan gula. Gula yang
dihasilkan dari tebu disebut dengan gula putih atau juga gula pasir karena berbentuk
butiran-butiran kristal putih. Klasifikasi ilmiah dari tanaman tebu adalah sebagai
berikut:
Kingdome : Plantae
Divisio : Spermathophyta
Sub Divisio : Angiospermae
Class : Monocotyledone
Ordo : Glumiflorae
Famili : Graminae
Genus : Saccharum
Spesies : Saccharum officinarum L.
(Tarigan dan Sinulingga, 2006).
Secara morfologi, tanaman tebu dapat dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu
batang, daun, akar, dan bunga. Tanaman tebu mempunyai tubuh yang tinggi kurus,
tidak bercabang, dan tumbuh tegak. Tinggi batangnya dapat mencapai 3-5 m atau
lebih. Kulit batang keras berwarna hijau, kuning, ungu, merah tua, atau
kombinasinya. Pada batang terdapat lapisan lilin yang berwarna putih keabu-abuan
dan umumnya terdapat pada tanaman tebu yang masih muda (Purwono, 2003).
-
13
Daun tebu merupakan daun tidak lengkap, karena hanya terdiri dari pelepah dan
helaian daun, tanpa tangkai daun. Daun berpangkal pada buku batang dengan
kedudukan yang berseling. Pelepah memeluk batang, makin ke atas makin sempit.
Pada pelepah terdapat bulu-bulu dan telinga daun. Pertulangan daun sejajar
(Purwono, 2003).
Tebu mempunyai akar serabut yang panjangnya dapat mencapai satu meter.
Sewaktu tanaman masih muda atau berupa bibit, ada 2 macam akar, yaitu akar setek
dan akar tunas. Akar setek/bibit berasal dari setek batangnya, tidak berumur panjang,
dan hanya berfungsi sewaktu tanaman masih muda. Akar tunas berasal dari tunas,
berumur panjang, dan tetap ada selama tanaman masih tumbuh (Purwono, 2003).
Bunga tebu merupakan bunga majemuk yang tersusun atas malai dengan
pertumbuhan terbatas. Panjang bunga majemuk 70-90 cm. Setiap bunga mempunyai
tiga daun kelopak, satu daun mahkota, tiga benang sari, dan dua kepala putik
(Supriyadi, 1992).
Proses terbentuknya rendemen gula di dalam batang tebu berjalan dari ruas ke
ruas yang tingkat kemasakannya tergantung pada umur ruas. Ruas di bawah (lebih
tua) lebih banyak tingkat kandungan gulanya dibandingkan dengan ruas diatasnya
(lebih muda), demikian seterusnya sampai ruas bagian pucuk. Oleh karena itu, tebu
dikatakan sudah mencapai masak optimal apabila kadar gula di sepanjang batang
telah seragam, kecuali beberapa ruas di bagian pucuk (Purwono, 2003).
B. TANAH
Tanah secara alami telah mengandung logam berat meskipun hanya sedikit.
Berdasarkan analisis Notohadiprawiro dkk (1991) jenis tanah Vertisol Sragen,
Ferrassol Karanganyar (Solo), dan Regosol kuningan Yogyakarta mengandung
-
14
logam berat 20.9-49.8 (Zn), 18.7- 35.4 (Cu), 5.6- 15.1 (Pb), dan 6.4-28.8 ppm (Ni).
Kadarnya pun tergantung dari bahan induk pembentuk tanah itu sendiri. Tanah pun
memiliki kemampuan dalam menyerap logam berat yang berbeda untuk tiap jenis
tanah berdasarkan bahan induk penyusun tanah tersebut. Menurut standar umum
kadar Pb dan Cd yang boleh ada pada tanah adalah masing-masing 150 ppm dan 2
ppm (Charlena, 2004).
Pupuk serta pestisida sintetis yang merupakan salah satu bahan pencemar yang
menyebabkan unsur logam berat masuk ke lahan pertanian mengandung banyak
sekali logam berat yang sebenarnya berada di atas ambang toleransi yang bisa
diterima tanah.
Kisaran umum konsentrasi logam berat pada pupuk N dan pupuk P (ppm)
Unsur pupuk P pupuk N
B 5 115 0
Cd 0.1 170 0.05 - 8.5
Co 1.0 12 5.4 - 12
Cr 66 245 3.2 - 19
Cu 1.0 30 0
Hg 0.01 - 1.2 0.3 - 2.9
Ni 3.0 38 7.0 - 34
Pb 7 225 2.0 - 27
(Alloway, 1995).
Kualitas lahan yang berhubungan dan berpengaruh terhadap hasil atau
produksi tanaman, antara lain terdiri atas :
Ketersediaan air
Ketersediaan hara
Ketersediaan oksigen dalam zona perakaran
Kondisi dan sifat fisik dan morfologi tanah
-
15
Kemudahan lahan untuk diolah
Salinitas dan alkalinitas
Toksisitas tanah (misalnya aluminium, pirit)
Ketahanan terhadap erosi
Hama dan penyakit tanaman yang berhubungan dengan kondisi lahan
Bahaya banjir
Rezim temperatur
Energi radiasi
Bahaya unsur iklim terhadap pertumbuhan tanaman (angin, kekeringan)
Kelembaban udara yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman
(Simanjuntak, 2009).
C. ZAT PENCEMAR TANAH
Logam berat adalah unsur logam yang memiliki berat molekul yang tinggi.
Umumnya bersifat racun, baik bagi tanaman maupun hewan. Contonya Hg, Pb, Ni,
Cd, Cr. As dan masih banyak lagi ( Am. Geol. Inst, 1976). Karakteristik logam berat
ialah memiliki berat jenis > 4, bernomor atom 22-34 dan 40-50. Logam berat
memilki respon biokimia spesifik pada makhluk hidup. Logam berat yang telah
diketahui berjumlah lebih dari 70 unsur dan yang perlu diperhatikan adalah Hg, Pb,
Cd, Cu, Cr, Co dan Mo karena unsur-usnsu ini yang lebih sering terkandung pada
tanah yang tercemar ( Soemarwoto, 1991).
-
16
Pencemaran yang terjadi pada tanah, air tanah, badan air, atau sungai, udara
dapat menyebabkan terganggunya ekosistem. Hal ini karena terputusnya rantai dalam
satu tatanan lingkungan atau matinya organism yang menyebabkan terganggunya
ekosistem ( Soemarwoto, 1991).
Cara masuknya logam berat kelahan pertanian adalah melalui:
1. Pencemaran limbah yang terjadi di sungai yang masuk ke lahan pertanian melalui
sistem irigasi. Adapun limbah yang dapat mengandung logam berat yang dapat
mencemari lahan pertanian berasal dari
- Pabrik kimia.
- Limbah Industri listrik dan elektronika.
- Limbah Industri logam dan penyepukan elektro.
- Limbah Industri kulit.
- Metalurgi.
- Limbah cat dan bahan pewarna.
2. Residu pestisida dan pupuk sintetis dari usaha pertanian di lahan itu sendiri
maupun dari lahan lain yang terbawa air irigasi ( Endang Kurnia et. al, 2003).
Persoalan yang muncul akaibat akumulasi logam berat yang terjadi di tanah antara
lain;
1. Masuknya logam berat ke tanah dapat mepengaruhi seluruh kehidupan pada
tanah yang merupakan faktor penentu produktivitas tanah. Dengan matinya
mikrobia dalam tanah atau makhluk hidup yang ada ditanah akan ikut
mempengaruhi sifat tanah terutama sifat biologi.
-
17
2. Masuknya logam berat tanah juga menyebabkan penurunnan kualitas sifat kimia
tanah. Karena unsur hara yang ada di dalam tanah tidak tersedia bagi tanaman
dan menghambat penyerapan unsur hara.
3. Dengan menurunnya produktifitas tanah maka hasil panen tanaman akan
menurun baik kualiatas maupun kuantiatas (Notohadiprawiro, 1991).
Logam tembaga, seng, kadmium dan timbal merupakan bahan pencemar tanah.
Bahan pencemar tanah dapat dipilah menjadi dua, yakni bahan anorganik dan bahan
organik. Bahan anorganik terutama logam berat seperti seng, tembaga, timbal, dan
arsenikum. Bahan bahan tersebut cenderung berada di dalam tanah dalam waktu
yang lama, meskipun status kimianya kemungkinan berubah menurut waktu
(Hanafiah , 2005).
Walaupun tanah telah terkontaminasi bahan pencemar anorganik dalam jumlah
yang cukup besar, tetapi kemungkinan masalah yang timbul berasal dari beberapa
unsur saja. Unsur yang bersifat meracuni tanaman atau menurunkan produksi jika
konsentrasinya tinggi yakni termasuk seng, tembaga, cadmium dan timbal. Namun
dalam konsentrasi yang rendah, beberapa unsur mikro tersebut bermanfaat untuk
tanaman. Kebanyakan senyawa organik hilang dari dalam tanah melalui proses
volatilisasi atau terurai melalui proses dekomposisi dan hasil peruraian tersebut dapat
berlaku sebagai bahan pencemar (Hanafiah , 2005).
-
18
Tabel 1. Kisaran Logam Berat Sebagai Pencemaran Dalam Tanah
Unsur
Kisaran Kadar Logam Berat Dalam
Tanah (ppm)
As
B
F
Cd
Mn
Ni
Zn
Cu
Pb
0,1-4,0
2-100
30-300
0,1-7,0
100-4000
10-1000
10-300
2-100
2-200
(Pickering, 1980).
D. SOLUSI PENCEMARAN TANAH
Solusi untuk menanggulangi pencemaran logam berat yang terjadi di lahan
pertanian dapat di bagi menjadi tiga yaitu, penaggulangan logam berat secara fisik,
kimia dan biologi. Tanah sawah yang telah tercemar logam berat dapat ditanggulangi
secara fisik melalui pencucian dan penggunaan bahan organik (Sukmana et al.,
1986). Prinsip dari metode ini adalah dengan penghilangan logam berat dengan
pencucian atau dengan membuat logam berat itu tidak aktif dengan bahan organik.
Pencucian dilakukan dengan memasukkan air irigasi yang tidak tercemar logam berat
ke tanah yang sedang diolah, kemudian membuang air tersebut melalui saluran
drainase.
Selain penanggulangan pencemaran logam berat secara fisik ada juga
penanggulangan pencemaran logam berat secara kimia. Ada dua metode yang dapat
digunakan dalam penaggulangan secara kimia ini, yaitu dengan metode pengapuran.
Sebagian dari unsur logam berat terutama Pb dapat larut ditanah atau tersedia bagi
-
19
tanaman dalam keadaan tanah masam, sehingga dapat menyebabkan tanaman
menyerap Pb secara berlebihan dan bersifat racun bagi tanaman itu sendiri. Dengan
pengapuran tanah tidak akan terlalu masam sehingga logam berat seperti Pb tidak
akan berada ditanah dalam bentuk tersedia bagi tanaman (Tan, 1991). Dalam
keadaan basa terjadi penambahan muatan negatif jadi, peningkatan pH tanah
umumnya akan meningkatkan muatan negatif sehingga kemapuan koloid tanah
dalam menjerap kation akan meningkat (Priyono, 2005).
Selain cara kima dan fisik ada pula cara biologi yang dapat digunakan sebagai
alternatif cara penaggulangan pencemaran logam berat di tanah. Penanggulangan
pencemaran logam berat secara biologi di bagi dua yaitu metode Fitoremediasi (
menggunakan tumbuhan untuk menyerap logam berat) dan metode Bioremediasi
(menggunakan mikrobia).
Metode Fitoremediasi dapat dilakukan dengan memanfaatkan tumbuhan yang
dapat menyerap logam berat di tanah. Salah satu tumbuhan yang dapat menyerap
logam berat adalah Eceng Gondok (Eichormia crassipes). Walaupun dalam petanian
Eceng Gondok dikenal sebagi gulma namun tumbuhan ini dapat menyerap logam
berat dan resisten terhadap toksisitas logam berat tersebut. Tumbuhan eceng gondok
yang hidup di atas air dapat menyerap logam berat Pb sebanyak 5,167 ppm atau 96,4
% dan logam berat Fe turun sebanyak 3,177 ppm atau 65,45 % dalam kurun waktu
tujuh hari (Hasim, 2005).
Fitoremediasi (phytoremediation) merupakan suatu sistem dimana tanaman
tertentu yang bekerja sama dengan mikroorganisme dalam media (tanah, koral dan
air). Perpaduan ini dapat mengubah zat kontaminan (pencemar/polutan) menjadi
kurang atau tidak berbahaya bahkan menjadi bahan yang berguna secara ekonomi.
-
20
Proses yang dilakukan tumbuhan untuk menguraikan zat kontaminan yang
mempunyai rantai molekul kompleks menjadi bahan yang tidak berbahaya dengan
susunan molekul yang lebih sederhana yang dapat berguna bagi pertumbuhan
tumbuhan itu sendiri (Anam et al., 2013).
Metode terakhir yang dapat digunakan dalam menaggulangi pencemaran logam
berat di tanah adalah dengan metode Bioremediasi. Metode Bioremediasi
memanfaatkan mikrobia sebagai perantara reaksi kimia dan proses fisika yang
berlangsung secara metabolik. Proses ini mengubah bahan kimia yang mengandung
logam berat dalam tanah menjadi tidak berbahaya (Sklandany dan Metting, 1993).
Mikroorganisme merupakan bioremediator yang ampuh untuk memindahkan atau
menghilangkan logam-logam berat melalui mekanisme serapan (transport) aktif
maupun pasif (Volesky dan Holand,1995). Keberhasilan dari cara ini ditentukan oleh
beberapa faktor, antara lain;
1. Heterogenitas unsur pencemar.
2. Kesentrasi senyawa yang mengandung logam berat.
3. Toksisitas logam berat tersebut
4. Kondisi yang sesuai untuk pertumbuhan mikrobia (Simp et al., 1990).
Adapun bakteri yang bisa digunakan untuk metode ini adalah bakteri
Pseudomonas sp. yang dapat menggunakan senyawa yang mengandung logam berat
tersebut sebagai makanannya melalui mekanisme oksidasireduksi. Bakteri lain yang
dapat digunakan antara lain Bacillus sp., Thiobacillus sp. dan bakteri penambat N.
-
21
BAB IV
PROGRAM KERJA
A. WAKTU DAN TEMPAT KEGIATAN
Program kerja KMM/Magang dilaksanakan di Pusat Penelitian Gula Jengkol
PT. Perkebunan Nusantara X (Persero) Kediri pada tanggal 6 Januari sampai dengan
30 Januari 2014. Sampel tanah yang dianalisis berasal dari daerah Tulangan Sidoarjo.
B. ALAT DAN BAHAN
Alat
1. Neraca analitik 1 set
2. Tabung kimia volume 20 ml 10 buah
3. Vortex mixer 1 set
4. Dilutor skala 10 ml/ pipet ukur volume 10 ml 1 buah
5. Dispenser skala 10 ml/pipet volume 1 ml 1 set
6. Spektrometer serapan atom (SSA) 1 set
7. Labu ukur 1.000 ml 6 buah
Bahan
1. HNO3 pekat (65%) p.a. 50 ml
2. HClO4 pekat (60%) p.a. 5 ml
3. Aquades 1.000 ml
4. Standar pokok 1.000 ppm Pb (Titrisol) 10 ml
5. Standar pokok 1.000 ppm Cd (Titrisol) 10 ml
6. Standar pokok 1.000 ppm Mo (Titrisol) 10 ml
7. Standar pokok 1.000 ppm Si (Titrisol) 10 ml
8. Standar pokok 1.000 ppm Al (Titrisol) 10 ml
-
22
C. CARA KERJA
1. Pengambilan sampel tanah
- Sampel tanah diambil dengan menentukan titik pengambilan pada tiap petak
sebanyak 5 25 titik untuk lahan seluas 1 25 ha.
- Teknik pengambilan dapat berupa zig-zag, diagonal atau acak.
- Pemilihan titik pengambilan dihindarkan dekat selokan, bekas genangan air
atau bekas pembakaran sampah.
- Sampel tanah diambil menggunakan bor tanah atau skop dengan kedalaman 0
30 cm.
- Volume yang diambil diusahakan hampir sama.
- Sampel tanah dikumpulkan dalam ember dan dicampur sampai merata.
Kemudian diambil 1 2 kg tanah dan dimasukkan kedalam kantong plastik.
- Setiap kantong plastik diberi label yang mencantumkan nama pemilik, nama
pabrik gula, alamat kebun, luas kebun, tanggal pengambilan, lahan
sawah/tegal, jenis tanah, topografi, kondisi lahan pada saat pengambilan
sampel tanah dan rencana tanam.
- Sampel tanah dikirim ke Laboratorium Pengujian Tanah dan Pupuk Puslit
Gula Jengkol.
2. Membuat larutan standar Pb
- 10 ml standar pokok Pb dimasukkan kedalam labu ukur 1.000 ml.
- Standar pokok Pb diencerkan dengan aquades sampai volume 1000 ml.
- Standar pokok Pb dibuat deret standar dengan konsentrasi 1 ppm, 3 ppm, 5
ppm, 10 ppm, 15 ppm dan 20 ppm.
-
23
- Larutan diencerkan dengan larutan standar 0 hingga 250 ml kemudian
dikocok.
- Pembuatan standar pokok juga dilakukan untuk Cd, Mo dan Si.
3. Destruksi sampel tanah
- 0,5 g sampel tanah halus < 0,5 mm ditimbang dan dimasukkan ke tabung
digestion.
- 5 ml asam nitrat p.a. dan 0,5 ml asam perlkorat p.a. ditambahkan kedalamnya
dan dibiarkan selama satu malam.
- Sampel tanah dipanaskan pada suhu 100 C selama 1 jam dan dilakukan
penambahan suhu secara bertahap yaitu 130 C selama 1 jam, 150 C selama
2 jam 30 menit (sampai uap kuning habis, bila masih ada uap kuning maka
waktu pemanasan ditambah lagi).
- Setelah uap kuning habis, suhu ditingkatkan menjadi 170 C selama 1 jam,
kemudian suhu ditingkatkan menjadi 200 C selama 1 jam (hingga terbentuk
uap putih).
- Destruksi selesai dengan terbentuknya uap putih atau sisa larutan jernih
sekitar 1 ml.
- Ekstrak didinginkan kemudian diencerkan dengan aquades sampai volume
25 ml.
- Labu dikocok hingga homogen dan didiamkan hingga 1 malam.
-
24
4. Analisa logam berat dengan metode nyala
- Ekstrak jernih digunakan untuk pengukuran logam berat Pb, Cd, Mo dan Si
menggunakan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) metode nyala untuk
tingkat konsentrasi ppm. Panjang gelombang yang digunakan yaitu Pb 283,3
nm, Cd 228,8 nm, Si 251,6 nm dan Mo 313,3 nm.
- Untuk analisa Pb dan Cd menggunakan acetylin, sedangkan Si dan Mo
menggunakan nitros.
- Hasil dari Spektrofotometer Serapan Atom kemudian dihitung kandungan
logam beratnya dan dibandingkan dengan literatur.
D. ANALISA DATA
Sampel tanah dianalisa menggunakan alat Spektrofotometer Serapan Atom
(SSA) dengan menggunakan metode pendahuluan yaitu destruksi. Hasil dari analisa
kemudian dimasukkan kedalam kurva persamaan regresi sehingga terbentuk grafik.
Dari grafik tersebut kemudian dikorelasikan kedalam tabel yang menunjukkan angka
kadar unsur didalam tanah. Satuan yang digunakan adalah ppm. Hasil ini kemudian
dibandingkan dengan literatur yang menunjukkan seberapa besar kandungan unsur
yang dibutuhkan dalam tanah. Jika melebihi dari ambang batas toleransi maka segera
dilakukan penanggulangan.
-
25
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL
Tabel berat sampel tanah
No Nomor Order Berat Alas
(gram)
Berat Sampel
(gram)
1 AGT. 002 0,6712 0,5010
0,6637 0,5003
2 AGT. 003 0,6631 0,5006
0,6634 0,5005
3 AGT. 004 0,6629 0,5007
0,6631 0,5008
4 AGT. 005 0,6629 0,5007
0,6638 0,5003
5 KONTROL 0,6632 0,5004
0,6631 0,5006
Tabel hasil analisa logam berat pada tanah
No Unsur Kandungan dalam tanah (ppm)
Sampel Tanah Literatur
(Nasution et al., 2003).
1 Pb -4,1 2-200
2 Cd -2 0,1-7,0
3 Si -345 0,01-0,3
4 Mo -5,4 0,05-0,5
-
26
B. PEMBAHASAN
Tujuan dari analisa ini yaitu untuk mengetahui seberapa besar kandungan
logam berat pada sampel tanah dari kebun tanaman tebu didaerah Tulangan Sidoarjo
Jawa Timur. Prinsip dari penetapan logam berat total dalam tanah adalah sampel
dioksidasi basah dengan HNO3 dan HClO4 . Ekstrak yang diperoleh digunakan untuk
mengukur unsur logam berat Pb, Cd, Si, dan Mo menggunakan Spektrometer
Serapan Atom (SSA). Salah satu metode untuk menganalisis logam adalah secara
Spektrofotometri Serapan Atom (SSA). Metode ini merupakan suatu metode analisis
unsur secara kualitatif dan kuantitatif yang pengukurannya berdasarkan penyerapan
cahaya pada panjang gelombang tertentu oleh atom dalam keadaan bebas.
Pengukuran dengan menggunakan metode ini memiliki ketepatan dalam analisis dan
tidak memerlukan pemisahan terlebih dahulu karena tiap-tiap logam memiliki lampu
katoda khusus. Kelebihan metode ini adalah memiliki kepekaan dan keselektifan
yang tinggi serta pelaksanaan analisis yang relatif sederhana.
Dengan absorbsi energi, berarti memperoleh lebih banyak energi, suatu atom
pada keadaan dasar dinaikkan tingkat energinya ketika eksitasi. Keberhasilan analisis
ini bergantung pada proses eksitasi dan memperoleh garis resonansi yang tepat
(Chan, 2011).
Destruksi adalah suatu metoda pendahuluan yang digunakan untuk
menganalisis logam dengan matrik organik yang terikat pada logam tersebut.
Destruksi merupakan suatu tahap yang penting dalam prosedur analisis kimia, tahap-
tahap yang dilalui adalah pengeringan sampel, penimbangan sampel dan diikuti
dengan tahap destruksi menggunakan asam kuat seperti asam nitrat dan asam
perklorat.
-
27
Dari analisa hasil diatas dapat dilihat bahwa kandungan Pb, Cd, Si dan Mo
pada tanah sampel adalah masih dibawah ambang batas toleransi. Hal ini
dikarenakan beberapa faktor yaitu :
1. Sistem irigasi dari lahan pertanian tebu tersebut menggunakan sistem tadah air
hujan sehingga tidak memiliki potensi zat pencemar dari air sungai.
2. Lingkungan lahan tanaman tebu tidak terdapat pabrik-pabrik industri sehingga
tidak ada pencemaran melalui limbah pabrik tersebut.
3. Residu pestisida dan pupuk sintetis dari usaha pertanian di lahan itu sendiri dapat
diatasi dengan fitoremidiasi.
4. Penggunaan pupuk kompos untuk mendukung pertumbuhan tanaman tebu, dan
pengurangan penggunaan pupuk anorganik, sehingga menambah bahan organik
dan unsur hara pada tanah.
Pb merupakan pencemar kimiawi utama terhadap lingkungan dan sangat
beracun bagi tumbuhan, hewan dan manusia. Kandungan Pb total pada tanah
pertanian berkisar antara 2-200 ppm (Nasution, 2003). Sedangkan hasil analisa
menunjukkan angka -4,1 ppm yang artinya menunjukkan kadar unsur Pb yang
tersedia dalam tanah sangat rendah. Timbal (Pb) tidak akan larut ke dalam tanah jika
tanah tidak masam. Pengapuran tanah mengurangi ketersediaan timbal (Pb) dan
penyerapan oleh tanaman. Timbal akan diendapkan sebagai hidroksida fosfat dan
karbonat
Hasil analisa unsur Cd dalam sampel tanah menunjukkan hasil yang rendah
yaitu -2 ppm. Sedangkan menurut literatur adalah 0,1-7,0 ppm. Kadar Cd dalam
tanah dipengaruhi oleh reaksi tanah dan fraksi fraksi tanah yang bersifat dapat
mengikat ion Cd. Dengan peningkatan pH kadar Cd dalam fase larutan menurun
-
28
akibat meningkatnya reaksi hidrolisis, kerapatan kompleks adsorpsi dan muatan yang
dimiliki koloid tanah. pH bersama sama dengan bahan mineral liat dan kandungan
oksida oksida hidrat dapat mengatur adsorpsi spesifik Cd yang meningkat dengan
pH sampai tingkat maksimum. Penambahan kadmium (Cd) pada tanah terjadi
melalui penggunaan pupuk fosfat, pupuk kandang, dari buangan industri yang
menggunakan bahan bakar batubara dan minyak
Menurut hasil analisa unsur Si dalam tanah menunjukkan angka -345 ppm
yaitu angka yang sangat rendah dibandingkan dengan ketersediaan dalam tanah yaitu
0,01-0,3 ppm. Daerah lahan Puslit Gula Jengkol itu sendiri menggunakan sistem
dekomposisi yang bertujuan untuk menambah ketersediaan unsur hara dalam tanah
yaitu dengan ditanami tanaman Crotalia sp., Mucuna sp., Leguminae dan tanaman
wijen yang ditanam setelah masa panen tanaman tebu. Tanaman ini memiliki
kandunagn Si yang diperlukan sebagai salah satu unsur hara bagi tanaman tebu.
Kekurangan Si tersedia pada tanah dapat mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan tanaman tersebut. Peranan Si itu sendiri bagi tanaman terutama adalah
untuk meningkatkan produktivitas dan memperkuat pertumbuhan tanaman sehingga
tahan terhadap serangan hama. Unsur Si pada tanah di perkebunan tebu disebabkan
oleh tidak adanya pemupukan Si. Sementara itu, biomassa tebu sebagai sumber Si
setelah panen biasanya diangkut dan dibakar sehingga tidak ada pengembalian Si ke
dalam tanah.
-
29
Mikroorganisme tanah sangat berperan terhadap dekomposisi bahan organik
tanah dan sebagai produk akhir dari proses ini adalah pelepasan CO2 ke udara. Ada
dua proses dekomposisi yang terjadi pada bahan organik tanah, yaitu dekomposisi
bahan organik tanah dari humus, dan dekomposisi dari sisa tanaman yang
ditambahkan.
Ketersediaan Mo dalam tanah antara 0,005-0,5 ppm, hasil analisa menunjukkan
angka -5,4 ppm, sedangkan kebutuhan normal pada tanaman antara 0,2-1 ppm. Mo
dalam tanah diserap tanaman dalam bentuk ion MoO4. Bila tanaman tebu
mengandung Mo terlalu tinggi maka akan menyebabkan toksik bagi tanaman itu
sendiri. Fungsi Mo dalam tanaman adalah mengaktifkan enzim nitrogenase, nitrat
reduktase dan xantine oksidase. Kekurangan Mo juga dapat menghambat
pertumbuhan tanaman, karena Mo hampir menyerupai unsur N (Nasution, 2003).
Menurut hasil analisa ketersediaan Si dan Mo dalam tanah sangat rendah.
Dengan adanya sistem dekomposisi menggunakan tanaman kacang-kacangan
diharapkan dapat menaikkan kadar Si dan Mo dalam tanah, namun kenyataannya
tidak. Hal ini dikarenakan kurang validnya dalam pengambilan sampel tanah.
Sehingga analisa tidak mendeteksi adanya Si dan Mo yang tinggi.
Komponen anorganik tanah sangat penting dalam produktivitas tanah. Dalam
bentuk koloid komponen anorganik merupakan penyimpan air dan nutrien yang
dapat tersedia bagi tanaman bila diperlukan. Unsur-unsur dalam tanah, seperti Al, Fe,
Si, Ca, Na, K dan Mg serta oksigen dapat bergabung membentuk fraksi mineral
anorganik, seperti kuarsa (SiO2), orthoklase (KalSi3O8), albite (NaAl SiO8) dan
magnetit (Fe3O4). Bagi tanaman yang penting adalah unsur anorganik tanah atau
mineral tanah sebagai hara tanaman (Nasution, 2003).
-
30
Salah satu kunci keberhasilan penanaman tebu berorientasi agroindustri
sangat ditentukan oleh tersedianya unsur hara pada tanah yang mendukung
pertumbuhan tanaman dalam jumlah yang mencukupi. Tanah merupakan media
pertumbuhan tanaman yang menyediakan air, unsur hara, enzim dan asam organik
bagi kebutuhan tanaman. Tanah juga sebagai tempat hidup organisme tanah yang
baik dan menguntungkan tanaman, walaupun ada organisme tanah yang merugikan
tanaman.
-
31
BAB VI
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kandungan logam berat Pb, Cd, Si dan Mo pada tanah Tulangan Sidoarjo
masih dibawah ambang batas normal, yang artinya yaitu tanah tersebut tidak
mengandung zat pencemar dari logam berat. Dengan tidak tercemarnya tanah
tersebut karena memiliki beberapa faktor yaitu lahan pertanian yang jauh dari sumber
pencemar, sehingga sistem irigasinya juga bersih, tanah tetap subur. Dengan
diadakanya sistem dekomposisi menggunakan tanaman kacang-kacangan, Crotalia
sp., Mucuna sp. dan tanaman wijen diharapkan dapat membantu menambah
kesuburan tanah di lahan tersebut terutama dapat meningkatkan ketersediaan Si dan
Mo dalam tanah.
B. SARAN
Untuk menjaga kestabilan tanah yang semakin hari semakin tercemar maka
diharapkan untuk mengurangi aktivitas-aktivitas yang menyebabkan tanah tercemar.
Penggunaan sistem irigasi yang selektif dapat mengurangi bertambahnya zat
pencemar bagi tanah pertanian.
-
32
DAFTAR PUSTAKA
Alloway, B. J.1990.Heavy Metal in Soil.Jhon Willey and Sons Inc.New York.
American Geological Institute.1976.Dictionary Of Geological Term.Resived
Edition.Anchor Books.New York.
Anam, M.M. Kurniati, Evi dan Suharto, B. 2013. Penurunan Kandungan Logam Pb dan
Cr Leachate Melalui Fitoremediasi Bambu Air (Equisetum Hyemale) dan Zeolit.
Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem. Vol: 1 (2) : 43-59
Chan, Al Izzah. 2011. Penentuan Kandungan Besi (Fe) dan Seng (Zn) dalam Bijih Besi
Secara Spektrofotometri Serapan Atom.Padang UNP.
Chrlena.2004.Pencemaran Logam Berat Pb Dan Cd Pada Sayur-Sayuran.IPB.Bogor.
Hasim.2005.Eceng Gondok Pembersih Polutan Logam Berat.Kompas.Jakarta.
Kurnia, U. dkk.2003.Strategi Pencegahan dan Penanggulangan Pencemaran
Lingkungan.Badan Penelitian dan Pengambangan Pertanian.Bogor.
Nasution, I., M.A. Jabri, dan A. Wihardjaka, 2003. Identifikasi pencemaran logam berat
pada tanaman padi sawah di DAS Bengawan Solo. Dalam: Prosiding Seminar
Nasional Pengelolaan Lingkungan Pertanian. Pusat Penelitian dan
Pengembangan Tanah dan Agroklimat. Surakarta.
Notohadiprawiro, T. dkk.1991.Nilai Pupuk Sari Kering Limbah Kawasan Industry Dan
Dampak Penggunaan Sebagai Pupuk Atas Lingkungan.Ilmu Pertanian.
Purwo, 2003. Penentuan Rendemen Gula Tebu Secara Cepat, Science Philosophy (PPs 702), Institut Pertanian Bogor.
Priyono, joko.2006.Kimia Tanah. Mataram university press. Mataram.
Simp, J.L, R.C Sims, and J.E. Metthew.1990.Approach To Bioremediation Of
Contaminated Soil Hazard.Waste Hazard Mater.
Sklandany. GJ dan FB Metting.1993.Bioremediation of Contaminated Soil.Marce
Dekker Inc.NY.
Soemarwoto, O.1991.Indonesia Dalam Kancah Isu Lingkungan Global.P.T. Gramedia
Pustaka Utama.Jakarta.
Sukmana et al.1986.Laporan Penelitian Mengatasi Keracunan Limbah Pengeboran
Minyak. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.
-
33
Tan. K H.1991.Dasar-Dasar Kimia. Tanah.Gadjah Mada University.Yogyakarta.
Verloo, M. 1993. Chemical Aspect of Soil Pollution. ITC-Gen Publications series No.
4:17-46.
Voleslay, B. and Z. R. Holand.1995.Biotechnol.Prog II. In Biotechnology Latter.
-
34
UCAPAN TERIMAKASIH
Penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada Kepala Puslit Gula Jengkol
PT Perkebunan Nusantara X (Persero) atas ijin pengunaan kemikalia dan fasilitas
laboratorium analisa tanah dan pupuk. Bapak Sandi Gunawan, S.Si atas bimbingannya,
bapak Slamet Riyadi dan pak Purwo Nur Hadianto atas bimbingan di laboratorium
analisa tanah dan pupuk. Tidak lupa juga saya ucapkan terimakasih kepada Bu Nanik,
Bu Tatik dan Bu Ririn atas ilmu-ilmu yang beliau berikan kepada saya untuk
melengkapi laporan magang ini. Terimakasih kepada Bapak Dr. Prabang Setyono, M.Si
atas bimbingannya selama dikampus. Tidak lupa saya ucapkan terimakasih kepada
keluarga atas doa dan dukungannya selama saya magang. Penulis juga mengucapkan
terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu pelaksankaan KMM/Magang ini.