mk-annisa putri adisty.pdf

23
NOMIKAI SEBAGAI SARANA MENINGKATKAN JENJANG KARIER DISUSUN OLEH : ANNISA PUTRI ADISTY 0906535284 PROGRAM STUDI JEPANG Program Studi Jepang Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013 Nomikai sebagai ..., Annisa Putri Adisty, FIB UI, 2013

Upload: lamhanh

Post on 13-Jan-2017

226 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: MK-Annisa Putri Adisty.pdf

NOMIKAI SEBAGAI SARANA MENINGKATKAN JENJANG KARIER

DISUSUN OLEH :

ANNISA PUTRI ADISTY

0906535284

PROGRAM STUDI JEPANG

Program Studi Jepang

Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya

Universitas Indonesia, 2013

Nomikai sebagai ..., Annisa Putri Adisty, FIB UI, 2013

Page 2: MK-Annisa Putri Adisty.pdf

LEMBAR ANTI PLAGIARISME

Saya yang bertanda tangan di bawah ini.

Nama : Annisa Putri Adisty

Program Studi : Sastra Jepang

NPM : 0906535284

Judul Makalah : Nomikai Sebagai Sarana Meningkatkan Jenjang Karier

Menyatakan bahwa makalah ini bukan merupakan hasil plagiarisme. Adapun data atau

sumber yang dipergunakan dalam penyusunan makalah ini telah dicantumkan melalui

catatan kaki maupun daftar pustaka.

Jakarta, 31 Januari 2013

Annisa Putri Adisty

Penulis Makalah

i

Nomikai sebagai ..., Annisa Putri Adisty, FIB UI, 2013

Page 3: MK-Annisa Putri Adisty.pdf

Nomikai sebagai ..., Annisa Putri Adisty, FIB UI, 2013

Page 4: MK-Annisa Putri Adisty.pdf

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai civitas akademika Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di

bawah ini:

Nama : Annisa Putri Adisty

NPM : 0906535284

Program Studi : Sastra Jepang

Jenis Karya : Makalah Non-Seminar

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada

Universitas Indonesia hak bebas royalty noneksklusif (non-exclusive royalty-free

right) atas karya ilmiah ini. Dengan hak tersebut, Universitas Indonesia berhak

menyimpan, mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data

(datavase), merawat, dan memublikasikan tugas akhir saya selama tetap

mencantumkan nama saya sebagai penulis dan pemilik hak cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Jakarta, 31 Januari 2013

Annisa Putri Adisty

Nomikai sebagai ..., Annisa Putri Adisty, FIB UI, 2013

Page 5: MK-Annisa Putri Adisty.pdf

KATA PENGANTAR

Pertama-tama, saya ingin mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT,

Tuhan Yang Maha Esa, di mana karena berkat rahmat dan karunia-Nya makalah

berjudul “Nomikai Sebagai Sarana Meningkatkan Jenjang Karier” ini dapat

terselesaikan. Tak lupa pula shalawat dan salam saya sampaikan kepada junjungan

kami, Rasulullah SAW.

Tak lupa pula, saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Didit Dwi

Subagio selaku pembimbing akademis, atas bimbingan dan ilmu yang telah diberikan

kepada penulis, karena tanpa bimbingan dari Didit-sensei, makalah ini tidak dapat

diselesaikan dengan sebaik mungkin.

Saya juga mengucapkan terima kasih juga kepada semua pihak yang telah

membantu terselesaikannya makalah ini, serta senantiasa memberikan dukungan dan

motivasi kepada saya, sehingga pada akhirnya makalah ini dapat terselesaikan. Kritik

dan saran yang membangun sangat saya harapkan dari para pengguna makalah ini.

Jakarta, Januari 2013

Penulis

iv

Nomikai sebagai ..., Annisa Putri Adisty, FIB UI, 2013

Page 6: MK-Annisa Putri Adisty.pdf

ABSTRAK

Nama : Annisa Putri Adisty

Program Studi : Sastra Jepang

NPM : 0906535284

Banyak faktor yang melandasi seseorang diberikan promosi jabatan atau peningkatan

jenjang karier oleh pihak yang memimpin perusahaan di tempat mereka bekerja.

Faktor-faktor tersebut antara lain latar belakang pendidikan, performa dalam bekerja,

hingga ikatan kekerabatan atau koneksi. Di Jepang, aktivitas sosial dapat menjadi

salah satu sarana untuk dapat memperoleh promosi jabatan. Salah satu aktivitas sosial

yang dimaksud adalah nomikai, yakni ‘pesta minum’ yang biasa diadakan setelah

melakukan aktivitas bekerja selama satu hari penuh. Etika dalam nomikai pun bukan

tidak mungkin dapat menjadi pertimbangan pemberian promosi.

Kata kunci : promosi, jabatan, karier, pegawai, nomikai, Jepang.

v

Nomikai sebagai ..., Annisa Putri Adisty, FIB UI, 2013

Page 7: MK-Annisa Putri Adisty.pdf

ABSTRACT

Name : Annisa Putri Adisty

Major : Sastra Jepang

Student Number : 0906535284

There are several factors which may cause the promotion in a company, from the

management of the company, to their officers. Those factors such as educational

background, their performance while working, and even when someone has

‘connection’, like his/her family or colleague, who works in the company. In Japan,

social activities might cause the promotion itself. For the example, nomikai, or

‘drinking party’, this usually held after work. Some etiquettes should be obeyed in

nomikai, if someone want to get a chance to be promoted.

Keyword : promotion, career, officer, nomikai, Japan.

vi

Nomikai sebagai ..., Annisa Putri Adisty, FIB UI, 2013

Page 8: MK-Annisa Putri Adisty.pdf

DAFTAR ISI

Lembar Anti Plagiarisme ……………………………………………….i

Lembar Pengesahan ……………………………………………….ii

Lembar Persetujuan Publikasi ……………………………………………….iii

Kata Pengantar ……………………………………………….iv

Abstrak ……………………………………………….v

Abstrak (bahasa Inggris) ……………………………………………….vi

Daftar Isi ……………………………………………….vii

BAB I – PENDAHULUAN

Latar Belakang ……………………………………………….1

Perumusan Masalah ……………………………………………….3

Tujuan Penelitian ……………………………………………….3

Metode Penelitian ……………………………………………….3

BAB II – ISI

Promosi Jabatan ……………………………………………….4

Faktor Pendorong Promosi ……………………………………………….5

Nomikai Sebagai Sarana

Meningkatkan Jenjang Karier ……………………………………………….6

BAB III – PENUTUP

Kesimpulan ………………………………………………14

Daftar Pustaka ………………………………………………15

Nomikai sebagai ..., Annisa Putri Adisty, FIB UI, 2013

Page 9: MK-Annisa Putri Adisty.pdf

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setiap negara memiliki sistem kerja yang berlaku, salah satunya adalah sistem

promosi yang diberikan kepada para karyawan. Jepang sebagai negara maju dan juga

kekuatan Asia, Jepang memiliki sistem kerja yang berlaku, dan sistem ini dipegang

teguh oleh perusahaan-perusahaan di negara mereka.

Salah satu bagian dari sistem kerja Jepang yang seringkali menjadi perhatian

adalah mengenai sistem promosi. Pada umumnya, masa jabatan seseorang merupakan

pertimbangan utama untuk menentukan apakah seorang pekerja layak atau tidak untuk

mendapatkan promosi. Pertimbangan berdasarkan masa jabatan inilah yang seringkali

disebut sebagai seniority rule pada perusahaan-perusahaan di Jepang1.

Hal lain yang menjadi pertimbangan pemberian promosi adalah pendidikan

yang ditempuh pekerja. Setiap pekerja memiliki latar belakang pendidikan yang

berbeda-beda, seperti jenjang pendidikan terakhir yang ditempuh, dan juga dari

1 Jurnal berjudul “Promotion, Incentives, and Wages”, karya Toshiaki Tachibanaki dan Tetsuya Maruyama.

1

Nomikai sebagai ..., Annisa Putri Adisty, FIB UI, 2013

Page 10: MK-Annisa Putri Adisty.pdf

perguruan tinggi mana pekerja tersebut lulus. Semakin tinggi jenjang pendidikan, serta

semakin kredibel perguruan tinggi tempatnya menempuh pendidikan, semakin

memungkinkan pekerja tersebut menerima promosi pekerjaan. Namun, bagaimana

dengan sebagian pekerja lainnya? Apakah jika mereka berasal dari perguruan tinggi

yang kurang atau bahkan tidak terkenal akan reputasi baik maupun kredibilitasnya

maka seseorang tidak dapat menerima promosi?

Ada satu hal yang dapat dilakukan seorang pekerja Jepang untuk dapat

menerima promosi meskipun mereka memiliki latar belakang pendidikan yang ‘kalah

saing’ dengan kolega mereka yang berasal dari perguruan tinggi papan atas, yakni

melakukan pendekatan melalui interaksi sosial. Salah satu cara yang bisa ditempuh

adalah dengan mengikuti suatu aktivitas sosial yang terkenal dengan sebutan nomikai.

Nomikai, berasal dari kata ‘nomu’ yang berarti minum, dan kata ‘kai’ yang

berarti pesta. Kegiatan ini biasa dilakukan oleh para pekerja di perusahaan-perusahaan

di Jepang setelah seharian bekerja, dengan berkumpul bersama di sebuah tempat dan

melakukan ‘pesta minum’. Lalu, bagaimanakah dengan suatu aktivitas ‘pesta minum’

yang disebut dengan nomikai ini mampu menjadi ‘senjata’ bagi mereka yang sedikit

kalah bersaing dengan kolega lainnya, untuk mendapatkan promosi pekerjaan? Hal

inilah yang akan dibahas pada penelitian ini.

Nomikai sebagai ..., Annisa Putri Adisty, FIB UI, 2013

Page 11: MK-Annisa Putri Adisty.pdf

1.2 Perumusan Masalah

Masalah penelitian yang diangkat dalam makalah ini adalah bagaimana suatu

aktivitas sosial di Jepang yakni nomikai, dapat menjadi salah satu sarana

meningkatkan jenjang karier.

1.3 Tujuan Penulisan

Penulisan makalah ini bertujuan untuk menjelaskan mengenai definisi promosi

jabatan, faktor-faktor yang mendasari pemberian promosi jabatan, hingga bagaimana

suatu aktivitas sosial (nomikai) dapat menjadi salah satu sarana meningkatkan jenjang

karier.

1.4 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah metode kualitatif dengan

teknik deskriptif analisis. Dalam hal teknik pengumpulan data, penulis menggunakan

metode studi kepustakaan. Bahan bacaan yang digunakan adalah buku-buku teks dan

publikasi elektronik.

3

Nomikai sebagai ..., Annisa Putri Adisty, FIB UI, 2013

Page 12: MK-Annisa Putri Adisty.pdf

BAB II

ISI

2.1 Promosi Jabatan

Promosi jabatan adalah sesuatu yang sangat diharapkan oleh para pekerja di

manapun. Mengenai definisi dari ‘promosi jabatan’, seorang ahli bernama Bambang

Wahyudi (2002:166) berpendapat bahwa promosi jabatan adalah perubahan posisi

(jabatan) atau pekerjaan dari tingkat lebih rendah ke tingkat yang lebih tinggi,

biasanya akan diikuti dengan meningkatnya tanggung jawab, hak, serta status sosial

seseorang.

Sedangkan menurut Marihot Tua Efendi Hariandja (2002:157), promosi

jabatan adalah menaikkan jabatan seseorang ke jabatan lain yang memiliki tanggung

jawab yang lebih besar, gaji yang lebih besar, dan pada level organisasi yang lebih

besar.

Hampir senada dengan dua pernyataan sebelumnya, Filippo, seperti dikutip

oleh H. Malayu Hasibuan (2000:108) mengemukakan bahwa promosi jabatan adalah

perpindahan dari suatu jabatan ke jabatan yang lain yang mempunyai status lebih

tinggi. Biasanya, perpindahan jabatan ke jabatan yang lebih tinggi ini disertai dengan

peningkatan gaji dan lainnya, meskipun tidak selalu demikian.

Nomikai sebagai ..., Annisa Putri Adisty, FIB UI, 2013

Page 13: MK-Annisa Putri Adisty.pdf

Dari ketiga pengertian yang dikemukakan oleh para ahli tersebut, dapat ditarik

kesimpulan bahwa promosi jabatan adalah suatu perubahan jenjang karier seorang

pekerja ke tingkatan yang lebih tinggi dari jenjang sebelumnya.

2.2 Faktor Pendorong Pemberian Promosi

Pimpinan suatu perusahaan tentu memiliki pertimbangan tersendiri mengenai

pemberian promosi jabatan kepada para pegawai yang bekerja di perusahaan yang

mereka pimpin. Tentu bukan hal yang mudah untuk memilih para pekerja yang

memiliki kredibilitas dan kompetensi yang tinggi. Ada beberapa hal yang menjadi

pertimbangan dalam memberikan kesempatan peningkatan jenjang karier seseorang,

seperti halnya adalah latar belakang pendidikan, masa jabatan, performa selama

bekerja, hingga hal-hal non-teknis lainnya seperti ikatan pertemanan atau

persaudaraan.

Menurut pendapat Alex S. Nitisemito, ada beberapa hal yang mendasari

pemberian promosi terhadap seorang pekerja2. Faktor pertama adalah kecakapan kerja,

yang juga disebut sebagai sistem merit. Menurut Alex, melalui pertimbangan

2 Dikutip dari tulisan milik Ridwan Iskandar Sudayat, SE., yang diakses melalui situs pribadi beliau, yang

dipublikasikan pada bulan Mei 2009.

5

Nomikai sebagai ..., Annisa Putri Adisty, FIB UI, 2013

Page 14: MK-Annisa Putri Adisty.pdf

kecakapan kerja maka pegawai akan memiliki kecenderungan untuk terus

mengembangkan kariernya. Faktor pertama ini memiliki objektivitas yang tinggi,

karena memang didasari pada kemampuan yang dimiliki oleh masing-masing individu.

Selanjutnya, yang mendasari peningkatan jenjang karier menurut Alex adalah

sistem senioritas. Senioritas yang dimaksud dalam poin ini adalah lamanya masa kerja

seseorang yang diakui oleh instansi terkait. Pada umumnya, faktor ini menjadi

pertimbangan karena perusahaan ingin member suatu ‘penghargaan’ dari mereka

untuk pegawai, atas dedikasi dan loyalitas mereka terhadap perusahaan.

Faktor terakhir yang juga disebutkan oleh Alex sebagai penyebab pemberian

promosi kepada seseorang adalah nepotisme. Inilah yang biasanya terjadi karena

adanya hubungan kekerabatan antara pimpinan dengan ‘bawahan’ mereka. Hal ini

merupakan penyebab yang paling tidak objektif, atau memiliki subjektivitas tinggi.

2.3 Nomikai Sebagai Sarana Meningkatkan Jenjang Karier

Pada bagian sebelumnya, telah diberikan sedikit definisi mengenai nomikai.

Nomikai atau ‘pesta minum’ adalah suatu kegiatan yang biasa, bahkan seringkali

dilakukan oleh masyarakat Jepang kalangan pekerja setelah seharian penuh bekerja.

Kegiatan yang melibatkan minuman keras dan makanan pendamping untuk

dikonsumsi ini biasanya dilakukan dengan tujuan tertentu, seperti perayaan promosi

Nomikai sebagai ..., Annisa Putri Adisty, FIB UI, 2013

Page 15: MK-Annisa Putri Adisty.pdf

jabatan, menyambut kedatangan rekan kerja baru, dan lain sebagainya. Pada umumnya,

nomikai diselenggarakan di sebuah tempat yang disebut sebagai izakaya.

Proses pelaksanaan nomikai sendiri bisa dikatakan cukup unik, karena

meskipun hanya berupa ‘pesta minum’, namun tetap diadakan satu momen ketika

seseorang memberikan welcome speech 3 kepada para peserta nomikai. Ketika

seseorang telah selesai memberikan sambutan selamat datang, maka diikuti dengan

toast4 yang dilakukan dengan mengangkat gelas minuman ke udara, dan kemudian

meminumnya bersama-sama.

Dalam pelaksanaannya, terdapat etika yang harus dijunjung tinggi oleh setiap

peserta nomikai, yakni tradisi menuangkan minuman ke dalam gelas milik orang lain.

Hal ini bertujuan untuk menunjukkan respek terhadap para rekan kerja, dan

juga ’atasan’. Namun demikian, ada satu hal tabu terkait dengan etika ini. Ketika

seseorang akan dituangkan miinuman ke dalam gelasnya, apabila orang tersebut

menolak, maka si penuang tidak memiliki hak untuk memaksakan diri menuangkan

minuman. Hal ini memiliki makna bahwa orang yang melakukan penolakan tersebut

3 Sambutan selamat datang.

4 Bersulang.

7

Nomikai sebagai ..., Annisa Putri Adisty, FIB UI, 2013

Page 16: MK-Annisa Putri Adisty.pdf

sudah tidak ingin lagi minum. Jika seseorang tetap memaksa untuk menuangkan

minuman, maka orang tersebut akan dianggap tidak memiliki sopan santun.

Lalu, bagaimana caranya nomikai dapat menjadi salah satu sarana yang tepat

untuk dapat meningkatkan jenjang karier seseorang?

Pada bagian pendahuluan, telah disebutkan bahwa pada perusahaan-

perusahaan di Jepang terdapat beberapa aspek yang sangat diperhitungkan untuk

memberikan promosi jabatan atau peningkatan jenjang karier kepada seorang pekerja.

Terkait dengan aspek tersebut dapat ditunjukkan dari tabel5 berikut ini.

5 Dikutip dari jurnal berjudul “Promotion, Incentives, and Wages”, karya Toshiaki Tachibanaki dan

Tetsuya Maruyama.

8

Nomikai sebagai ..., Annisa Putri Adisty, FIB UI, 2013

Page 17: MK-Annisa Putri Adisty.pdf

Tabel 1 menunjukkan tiga aspek utama yang dijadikan penilaian bagi

kelayakan seseorang untuk memperoleh promosi jabatan atau peningkatan jenjang

karier. Tabel ini mengambil contoh promosi jabatan dengan menjadi kepala bagian

dan direktur.

Untuk promosi menjadi kepala bagian, aspek terpenting yang dinilai oleh

‘atasan’ adalah performa seseorang dalam melakukan pekerjaan. Bagaimana seseorang

mampu memecahkan masalah, berpikir, menganalisis, serta hasil yang diperoleh

dalam bekerja, menjadi pertimbangan utama bagi para ‘atasan’ untuk memberikan

promosi. Selain performa dalam bekerja, usia dan masa jabatan juga menjadi

pertimbangan. Mayoritas pemimpin suatu perusahaan memiliki anggapan bahwa

apabila ada beberapa kandidat untuk menerima peningkatan jabatan atau promosi,

maka kandidat dengan usia tertua memiliki nilai plus dibandingkan dengan kandidat

lain yang usianya lebih muda. Para pimpinan perusahaan menganggap bahwa semakin

tua usia seseorang, maka semakin matang dan dewasa pemikiran dan kemampuan

analisis yang dimiliki. Masa jabatan sendiri merupakan transformasi dari sistem

senioritas, di mana mereka yang bekerja lebih lama akan mendapatkan pertimbangan

lebih untuk menerima promosi. Dan untuk aspek ketiga adalah latar belakang

pendidikan yang dimiliki.

Sedangkan untuk promosi jabatan menjadi direktur, berbeda dengan promosi

untuk menjadi kepala bagian, hal utama yang dilihat oleh para pimpinan perusahaan

Nomikai sebagai ..., Annisa Putri Adisty, FIB UI, 2013

Page 18: MK-Annisa Putri Adisty.pdf

adalah usia dan masa jabatan. Kembali lagi konsep senioritas dalam lingkungan

pekerjaan muncul dalam kasus ini. Dua aspek selanjutnya adalah performa kerja dan

karakter pribadi. Terkait hal tersebut, tak ayal seringkali terlihat bahwa direktur suatu

perusahaan jarang ditemukan yang berusia muda.

Meski terlihat bahwa aspek-aspek tersebut menunjukkan bahwa untuk

memperoleh promosi atau peningkatan jabatan merupakan perkara yang tidak mudah,

disebutkan pula bahwa aspek-aspek tersebut bukan merupakan hal yang mutlak.

Terdapat faktor lain atau faktor X yang memungkinkan seseorang untuk memperoleh

promosi jabatan dengan pertimbangan selain dari yang telah disebutkan. Salah satunya

adalah faktor sosial. Hal inilah yang akan dibahas pada penelitian kali ini, yakni

bagaimana nomikai sebagai salah satu aktivitas sosial yang paling digemari oleh

masyarakat Jepang khususnya kalangan pekerja, dapat menjadi salah satu sarana yang

tepat untuk memperoleh promosi jabatan atau peningkatan jenjang karier.

Telah diketahui bersama bahwa yang menjadi peserta nomikai bukan hanya

kolega yang memiliki tingkatan karier setara saja, namun para atasan pun turut serta

dalam melaksanakannya. Tanpa disadari oleh para ‘bawahan’, sesungguhnya para

‘atasan’ seringkali menjadikan nomikai sebagai ajang ‘penilaian’ mereka terhadap

‘bawahan’ melalui sikap dan perilaku yang mereka lakukan selama nomikai

Nomikai sebagai ..., Annisa Putri Adisty, FIB UI, 2013

Page 19: MK-Annisa Putri Adisty.pdf

berlangsung. Ada beberapa hal yang menjadi perhatian penting para ‘atasan’ ketika

nomikai berlangsung6.

Hal pertama yang paling diperhatikan adalah mengenai ketepatan waktu.

Orang Jepang memiliki karakter sangat menghargai waktu. Mereka tidak akan

menolerir seseorang yang terlambat, karena keterlambatan merupakan hal yang tabu

dilakukan oleh orang-orang Jepang. Para ‘atasan’ ini menganggap bahwa apabila

‘bawahan’ mereka saja sudah menganggap sepele nomikai dengan datang terlambat,

bagaimana orang tersebut akan pantas untuk diberikan promosi. Oleh karena itu,

seorang ‘bawahan’ yang memang dengan alasan tertentu terpaksa datang terlambat

biasanya menelepon koleganya untuk memberitahukan bahwa ia akan datang

terlambat.

Etika terpenting dalam penyelenggaraan nomikai adalah mereka yang ‘junior’

atau memiliki pangkat yang lebih rendah memiliki kewajiban untuk menuangkan

minuman ke dalam gelas ‘senior’ atau ‘atasan’ mereka. Hal ini merupakan hal yang

tidak bisa tidak dilakukan, karena jika seseorang tidak melakukannya maka akan

sangat dianggap tidak memiliki sopan santun. Seorang pekerja yang ingin

6 Tulisan karya Adam Miller berjudul “Surviving the Nomikai”, yang dipublikasikan pada Axiom Magazine Japan, pada 18 Desember 2011.

11

Nomikai sebagai ..., Annisa Putri Adisty, FIB UI, 2013

Page 20: MK-Annisa Putri Adisty.pdf

memenangkan hati ‘atasan’ mereka sebaiknya menuangkan minuman ke dalam gelas

milik ‘atasan’ mereka terlebih dahulu untuk menunjukkan respek mereka terhadap

‘atasan’.

Satu hal penting lainnya yang wajib dilakukan adalah menunjukkan sikap

ramah tamah. Bersikap ramah terhadap siapapun yang mengikuti nomikai menjadi

modal kuat bagi pekerja dengan latar belakang pendidikan yang kurang bersaing

dengan pekerja lainnya untuk bisa dipertimbangkan memperoleh promosi pekerjaan.

Bersikap ramah dan rendah diri juga menjadi penilaian penting para ‘atasan’, karena

apabila seseorang mampu bersikap ramah dan tulus terhadap siapapun, maka orang

tersebut juga akan memiliki sikap baik ketika memperoleh promosi jabatan. Ia akan

bersikap ramah tidak hanya kepada ‘atasan’ maupun kolega saja, namun juga kepada

para klien.

Meskipun terkadang seseorang mau tidak mau meminum minuman keras

hingga mabuk, namun bagi kalangan pekerja Jepang, dengan ikut serta dalam nomikai

dapat memberikan manfaat bagi hubungan atau interaksi sosial mereka. Terdapat

ikatan yang lebih kuat antara kolega yang satu dengan kolega lainnya karena bersama-

sama menghabiskan waktu sepulang kerja dengan ‘pesta minum’. Di samping itu,

mereka yang mengikuti nomikai pun memiliki rasa kedekatan yang lebih besar dengan

‘atasan’, dibandingkan dengan para pekerja yang tidak ikut nomikai.

Nomikai sebagai ..., Annisa Putri Adisty, FIB UI, 2013

Page 21: MK-Annisa Putri Adisty.pdf

Dengan memenuhi peraturan maupun etika dalan berpartisipasi dalam nomikai

di mana yang ikut serta bukan hanya kolega dengan tingkatan yang sama saja, namun

juga diikuti oleh para ‘atasan’ membuat nomikai dapat menjadi salah satu sarana untuk

meningkatkan jenjang karier seseorang di Jepang. Pekerja yang memiliki jam terbang

yang ‘agak’ lebih sedikit daripada pekerja lainnya, pekerja dengan latar belakang

pendidikan yang tidak sebaik pekerja lainnya, serta hal-hal lainnya yang

mempengaruhi, pada dasarnya bukan merupakan suatu jalur yang ‘kaku’, karena

perilaku yang ditunjukkan, salah satunya pada aktivitas sosial seperti nomikai, juga

dapat menjadi bahan pertimbangan untuk dapat memberikan promosi kepada pekerja-

pekerja tersebut.

13

Nomikai sebagai ..., Annisa Putri Adisty, FIB UI, 2013

Page 22: MK-Annisa Putri Adisty.pdf

BAB III

PENUTUP

Dari pembahasan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, dapat ditarik

beberapa kesimpulan terkait dengan permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini.

Jepang, sama seperti negara-negara lainnya, memiliki sistem jenjang karier

tersendiri. Seseorang yang ingin memperoleh promosi jabatan atau kenaikan jenjang

karier diharapkan untuk dapat memenuhi standar dari beberapa aspek. Contohnya

adalah masa jabatan yang telah ditempuh, performa dalam bekerja, serta latar belakang

pendidikan. Bagaimana dengan orang yang ingin memperoleh promosi namun tidak

memenuhi beberapa aspek? Jawabannya adalah: melalui aktivitas sosial.

Nomikai sebagai salah satu contoh nyata dari aktivitas sosial yang terjadi di

Jepang, dapat dimanfaatkan sebagai sarana interaksi dan sosialisasi bagi tiap individu,

terutama kalangan pekerja. Aktivitas ini pun memiliki beberapa etika yang sebaiknya

dijunjung tinggi. Karena relasinya terhadap interaksi dan sosialisasi, maka nomikai

tentu dapat dimanfaatkan sebagai sarana seseorang untuk melakukan ‘pendekatan’,

atau ‘mengambil hati’ para ‘atasan’ mereka, sehinggi para ‘atasan’ tersebut dapat

mempertimbangkan mereka sebagai kandidat yang juga layak untuk mendapatkan

promosi.

Nomikai sebagai ..., Annisa Putri Adisty, FIB UI, 2013

Page 23: MK-Annisa Putri Adisty.pdf

DAFTAR PUSTAKA

Clammer, John. 1995. Difference and Modernity, Social Theory and

Contemporary Japanese Society. Inggris: TJ Press, Ltd.

Ember, Carol R. and Melvin Ember. 1973. Cultural Anthropology. New York:

Appleton Century Crofts.

Gakken. 1997. Japan As It Is. Jepang: Gakken Co. Ltd.

Martinez, D.P. 1998. The World of Japanese Popular Culture: Gender,

Shifting Boundaries, and Global Cultures. Cambridge: Cambridge University Press.

Powers, Richard Gid. 1989. Handbook of Japanese Popular Culture. Amerika

Serikat: Greenwood Press.

Schilling, Mark. 1997. The Encyclopedia of Japanese Popular Culture. New

York: Weatherhill, Inc.

Schodt, Frederick L. 1983. Manga! Manga! The World of Japanese Comics.

Tokyo: Kodansha.

Sugimoto, Yoshio. 2003. An Introduction to Japanese Society. Cambridge:

Cambridge University Press.

15

Nomikai sebagai ..., Annisa Putri Adisty, FIB UI, 2013