analisis pengaruh investasi dan kualitas sumber …digilib.unila.ac.id/57667/3/skripsi tanpa bab...
TRANSCRIPT
ANALISIS PENGARUH INVESTASI DAN KUALITAS SUMBER
DAYA MANUSIA TERHADAP PRODUK DOMESTIK
REGIONAL BRUTO (PDRB) PROVINSI DI PULAU SUMATERA
(Skripsi)
Oleh
Armandi Krismawan
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
2019
ABSTRAK
ANALISIS PENGARUH INVESTASI DAN KUALITAS SUMBER DAYA
MANUSIA TERHADAP PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO
(PDRB) PROVINSI DI PULAU SUMATERA
Oleh
Armandi Krismawan
Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator dari keberhasilan
pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi dan pertumbuhan ekonomi
sendiri memiliki pengertian yang berbeda. Pertumbuhan ekonomi dipengaruhi
oleh beberapa faktor. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang kualitas
sumber daya manusia yang meliputi angka harapan hidup dan rata-rata lama
sekolah, serta variabel investasi modal fisik terhadap Produk Domestik Regional
Bruto provinsi di Pulau Sumatera. Penelitian ini menggunakan data skunder yang
diperoleh langsung dari badan pusat statistik indonesia dengan jumlah cross-
section sebanyak 10 Provinsi di pulau seumatera selama periode 2010-2017.
Model data panel menggunakan model Fixed Effect Model. Hasil estimasi
menunjukan produk domestik regional bruto secara signifikan dipengaruhi oleh
variabel investasi modal fisik dengan pengaruh sebesar 0,007085 persen, angka
harapan hidup berpengaruh sebesar 5,496531 persen dan rata-rata lama sekolah
berpengaruh sebesar 3,000633 persen. Sehingga secara bersama sama Investasi
Modal Fisik, Angka Harapan Hidup, dan Rata-rata Lama Sekolah berpengaruh
terhadap Produk Domestik Regional Bruto Provinsi di Pulau Sumatera
Kata Kunci: Data panel, PDRB, Sumber daya manusia
ABSTRACT
ANALYSIS OF THE INFLUENCE OF INVESTMENT AND QUALITY
OF HUMAN RESOURCES ON BROOM REGIONAL DOMESTIC
PRODUCTS (GRDP) IN SUMATERA ISLAND
By
Armandi Krismawan
Economic growth is one of indicator of the success of economic development.
Economic development and economic growth itself have different meanings.
Economic growth is influenced by several factors. This research aims to recognize
the effects of the quality of human resources covering school life expectancy and
average length, as well as the economies to invest in physical capital for the Gross
Regional Domestic Product in the Island of Sumatera. The research used
secundary data obtained directly from the central statistics of Indonesia by cross-
section 10 provinces on segregated islands during the 2010-2017 period. Model
data panel uses fixed effect models. The estimate shows the gross regional
domestic product is significantly affected by the present variable in physical
capital investment with an effect amount 0,007085 percent, amount of the life
expectancy effect 5,496531 percent and amount of average provincial school
effect 3,000633 percent. So that conclusions can be obtained physical capital
investment, life expectancy, average provincial school affect to Regional
Domestic Product in the Island of Sumatera.
Keywords : GRDP, Human resources, Panel data
ANALISIS PENGARUH INVESTASI DAN KUALITAS SUMBER
DAYA MANUSIA TERHADAP PRODUK DOMESTIK
REGIONAL BRUTO (PDRB) PROVINSI DI PULAU SUMATERA
Oleh
Armandi Krismawan
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar
SARJANA EKONOMI
pada
Jurusan Ekonomi Pembangunan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
2019
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Jakarta, pada tanggal 14 Desember 1994 dari pasangan
Andhika Harintoyo dan Sri Bekti Sudharmani Penulis merupakan putra kedua dari
dua bersaudara.
Pendidikan Sekolah Dasar (SD) di sekolah Negeri Tlogosari Wetan 01 dan lulus
pada tahun 2007. Sekolah Menengah Pertama (SMP) diselesaikan pada tahun
2010 dari SMP Negeri 15 Semarang. Kemudian penulis melanjutkan ke tingkat
Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMA Negeri 11 Semarang dan lulus pada
tahun 2013.
Pada tahun 2013 penulis diterima sebagai mahasiswa jurusan Ekonomi
Pembangunan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
MOTTO
“Innalaha ma'asshobirin, Sesungguhnya Allah bersama dengan orang-orang yang
sabar”
(Al-Baqarah ayat 153)
“I am a beacon of knowledge blazing out across a black sea of ignorance”.
(Invoker)
“Being deeply loved by someone gives you strength, while loving someone
deeply gives you courage”
(Lao Tzu)
PERSEMBAHAN
Sujud syukurku kusembahkan kepadamu ALLAH SWT telah kau jadikan
aku manusia yang senantiasa berpikir, berilmu, beriman dan bersabar dalam
menjalani kehidupan ini. Semoga keberhasilan ini menjadi satu langkah awal
bagiku untuk meraih cita-cita impianku.
Lantunan Al-fatihah beriring Shalawat dalam silahku merintih, menadahkan
doa dalam syukur yang tiada terkira, terima kasihku untukmu. Kupersembahkan
sebuah karya kecil ini untuk kedua orang tuaku tercinta, Bapak Andhika
Harintoyo dan Ibu Sri Bekti Sudarmani, yang tiada pernah hentinya selama ini
memberiku semangat, doa, dorongan, nasehat dan kasih sayang serta pengorbanan
yang tak tergantikan hingga aku selalu kuat menjalani setiap rintangan yang ada
didepanku. Terimalah bukti kecil ini sebagai kado keseriusanku untuk membalas
semua pengorbananmu. Dalam hidupmu demi hidupku kalian ikhlas
mengorbankan segala perasaan tanpa kenal lelah, dalam lapar berjuang separuh
nyawa hingga segalanya dan Almamater tercinta Jurusan Ekonomi Pembangunan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
SANWACANA
Puji syukur kepada Allah SWT, atas karunia serta kemudahan yang diberikan
sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Skripsi yang
berjudul “Analisis Pengaruh Investasi Dan Kualitas Sumber Daya Manusia
Terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Di Pulau
Sumatera” adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung penulis menyadari bahwa
dalam penyelesaian penelitian ini tidak akan berjalan lancar tanpa adanya
dukungan dari pihak lain baik dari segi moral dan materi. Untuk itu dengan segala
kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Hi. Satria Bangsawan, S.E., M.Si. selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
2. Bapak Dr. Nairobi, S.E., M.Si. sebagai Ketua Jurusan Ekonomi
Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
3. Ibu Emi Maimunah, S.E., M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi
Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
4. Ibu Zulfa Emalia, S.E., M.Sc. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
banyak memberikan bimbingan, pelajaran, perhatian, motivasi dan nasihat
yang sangat berharga bagi penulis.
5. Ibu Emi Maimunah, S.E., M.Si. selaku dosen pembahas yang telah banyak
memberikan pelajaran, bimbingan, masukan dan perhatian yang sangat
berharga bagi penulis.
6. Ibu Arivina Ratih Y.T, S.E., M.Si. selaku dosen pembahas yang telah banyak
memberikan bimbingan, pelajaran, perhatian, motivasi dan nasihat yang
sangat berharga bagi penulis.
7. Syafirin Abdullah S.E., M.Si selaku pembimbing akademik yang memberikan
nasehat dan bimbingan untuk perkembangan studi penulis.
8. Para Dosen dan Staf di Jurusan Ekonomi Pembangunan yang telah mengajar
dengan penuh kedisiplinan namun penuh cinta.
9. Ibu ku tercinta Sri Bekti Sudarmani, Ayahku tercinta Andhika Harintoyo, dan
kakak ku tercinta Adisti Ratna Yudhani serta semua keluarga yang telah
mendukung selama ini.
10. Pacarku tercinta Annisa Eka Kusumaningrum, terimakasih selalu setia, selalu
menyemangati mengerjakan skripsi ini. Akan aku balas dengan cara
menghalalkanmu
11. Sahabat-sahabat sepermainan Sandy, Alsion, Adit, Fajar, Monic, Yunita,,
yang telah memberikan keceriaan,motivasi semangat dan pengalaman yang
berharga.
12. Rekan-rekan ku di Wils Project terimakasih telah membebaskanku untuk
berkarya dan berskripsi.
13. Teman-teman dan sahabatku di Ekonomi Pembangunan 2013 Sandy, Alsion,
Adit, Fajar, Monic, Yunita, Boy, Tio, Untungzen, Yahya, Mas Ahmad dan
semua teman-teman yang namanya tidak dapat penulis sebutkan satu persatu,
terima kasih atas dukungannya kepada penulis dalam proses perkuliahan ini.
14. Teman seperjuangan KKN di Desa Air Naningan, Tanggamus. Cinthya, Irfan,
Agung, Nia, Sichilia. yang selalu memberi doa dan dukungan agar skripsi ini
selesai
15. Teman-teman sepermainan DOTA 2 StandByMe, TicTacToe, Idiotlogi,
Jalak, Aldi aneh, Kamiki. Terimakasih atas waktunya untuk membakar
MMR.
16. Teman-teman Surya Maxima ,Terimakasih atas pelajaranya dan semangatnya.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini tentunya mempunyai
banyak kekurangan sehingga informasi tambahan, saran dan kritik untuk
pengembangan lebih lanjut sangatlah penulis harapkan. Akhir kata penulis
berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Bandar Lampung, 4 Juli 2019
Penulis,
Armandi Krismawan
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI............................................................................................................i
DAFTAR TABEL...................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................iii
DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................iv
I. PENDAHULUANA. Latar Belakang .............................................................................................1B. Rumusan Masalah ........................................................................................9C. Tujuan Penelitian .........................................................................................9D. Manfaat Penelitian.....................................................................................10
II. TINJAUAN PUSTAKAA. Landasan Teori...........................................................................................11
1. TeoriPertumbuhan Klasik......................................................................122. Teori Pertumbuhan Neo Klasik .............................................................133. Teori Pertumbuhan Baru .......................................................................144. Model Pertumbuhan David N. Weil ......................................................165. Kaitan Sumber daya Manusia Terhadap Pertumbuhan Ekonomi..........17
B. Tinjauan Empiris........................................................................................20C. Kerangka Pemikiran...................................................................................22D. Hipotesis.....................................................................................................24
III. METODE PENELITIANA. Jenis Sumber Data......................................................................................25B. Definisi dan Oprasional Variabel...............................................................25C. Wilayah Penelitian .....................................................................................27D. Teknik Pengumpulan Data.........................................................................27E. Model Dasar ...............................................................................................27F. Metode Analisis .........................................................................................28G. Pemilihan Model Panel ..............................................................................28
1) Pendekatan Pooled Least Square (PLS) ..........................................29
a) Pooling Cross Sections Over Time ................................................292. Uji Chow ..............................................................................................293. Uji Husman ..........................................................................................304. Uji Lagrange Multiplier (LM)..............................................................31
H. Pengujian Asumsi Klasik ...........................................................................321) Deteksi Multikolenearitas................................................................322) Uji Heterokedastisitas......................................................................333) Uji Autokolerasi ..............................................................................33
I. Alat Analisis...............................................................................................341) Uji t (t-test) ......................................................................................342) Uji F Statistik...................................................................................353) R2 (Goodness of fit) .........................................................................36
J. Individual effect .........................................................................................36
IV. HASIL DAN PEMBAHASANA. Gambaran Umum Subjek Penelitian...............................................................38B. Hasil ...........................................................................................................38
1) Pemilihan Teknik Estimasi Regresi Data Panel .................................38a) Uji Cow...................................................................................39b) Uji Hausman ...........................................................................39
2) Pengujian Asumsi Klasik....................................................................40a) Deteksi Multikoleniaritas .........................................................40b) Deteksi Heterokedastisitas .......................................................41c) Deteksi Autokolerasi ................................................................42
C. Hasil Estimasi Regresi Data Panel denganModel Fixed Effect .................433) Pengujian Hipotesis ............................................................................44
A. Hasil Uji t (Parsial)...................................................................44B. Hasil Uji F-Statistik .................................................................45C. Hasil Koefisien Determinasi ( R2) ...........................................46
D. Analisis Individual Effect ...........................................................................464) Pembahasan ........................................................................................50
A. Interpretasi Hasil Regresi ........................................................50
V. SIMPULAN DAN SARANA. Kesimpulan ................................................................................................55B. Saran...........................................................................................................55
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Share dan Pertumbuhan Ekonomi Pulau-pulau di IndonesiaTahun 2010 dan 2017 (dalam persen) .................................................................... 3
2. Rata-rata Pertumbuhan PDRB, AHH, Pertumbuhan PMTD dan RLSTahun 2010-2017 ................................................................................................... 5
3. Tinjauan Empiris .................................................................................................. 214. Variabel Penelitian, Simbol, Satuan Pengukuran, dan Sumber Data ................... 265. Hasil uji chow....................................................................................................... 396. Hasil uji husman ................................................................................................... 407. Uji Multikolinearitas dengan VIF......................................................................... 408. Hasil UjiHeterokedastis ........................................................................................ 419. Hasil Uji Autokolerasi .......................................................................................... 4310. Hasil perhitungan Regresi Model Fixed Effect..................................................... 4311. Hasil Uji t metode OLS ....................................................................................... 4412. Hasil Uji F Statistik .............................................................................................. 4613. individual Effect Pada Masing-Masing Kecamatan di Kabupaten
Tanggamus............................................................................................................ 47
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Kurva Fungsi Produksi ........................................................................................ 192. Skema Kerangka Pemikiran ................................................................................ 233. Langkah Penentuan Model Data Panel................................................................ 28
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Sumatera Tahun 2010-2017menurut Harga Konstan 2010 ( Milyar Rupiah) ..................................................L-1
2. Angka Harapan Hidup saat lahir Provinsi SumateraTahun 2010-2017 (Tahun)...................................................................................L-2
3. PMTD Provinsi Sumatera Tahun 2010-2017(Milyar).........................................L-34. Rata-rata lama sekolah Provinsi Sumatera Tahun 2010-2017 (Tahun)...............L-45. LN PDRB, PMTD, Rata lama sekolah, dan Aangka Harapan Hidup
Tahun 2010-2017 .................................................................................................L-56. Uji Chow..............................................................................................................L-67. Uji Chow..............................................................................................................L-78. Hasil Uji Heterokedastisitas ................................................................................L-89. Hasil Uji Multikolenieritas ..................................................................................L-910. Hasil Uji Autokolerasi .......................................................................................L-1011. Hasil Estimasi regresi ........................................................................................L-1112. Individual Effect Pada Masing-Masing Provinsi di Pulau Sumatera................L-1213. Tabel t-statistik df..............................................................................................L-1314. Tabel F statistik df .............................................................................................L-1415. Chi-Square df.....................................................................................................L-15
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator dari keberhasilan
pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi dan pertumbuhan ekonomi
sendiri memiliki pengertian yang berbeda. Pembangunan ekonomi meliputi ruang
lingkup yang lebih luas dari pada pertumbuhan ekonomi. Pembangunan ekonomi
mencangkup pendidikan, kesempatan kerja yang lebih besar, kesetaraan gender,
kesehatan dan nutrisi yang meningkat, lingkungan alam yang lebih bersih dan
lestari, sistem hukum dan pengadilan yang lebih adil, kebebasan politik dan sipil
yang lebih luas, dan kehidupan budaya yang lebih kaya. Sedangkan pertumbuhan
ekonomi mengandung angka-angka numerik indikator ekonomi, seperti Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB). Dari pengertian di atas dapat dipahami bahwa
pembangunan ekonomi lebih penting dari pada pertumbuhan ekonomi. Meskipun
ada perbedaan substansial antara pertumbuhan ekonomi dan pembangunan
ekonomi, banyak pihak yang sering mengangap hal tersebut sama.
Beberapa ekonom menyatakan bahwa tujuan dari ekonomi adalah mencapai
pertumbuhan, dan saat pertumbuhan ekonomi tercapai maka pembangunan
ekonomi dengan sendirinya akan tercapai. Amartya Sen (1997) mengajukan
pendapat yang sangat meyakinkan bahwa pembangunan seharusnya didefinisikan
dalam terminologi Gross National Product. Pembangunan ekonomi adalah tujuan
2
yang harus dicapai, sedangkan pertumbuhan ekonomi adalah alat yang digunakan
untuk mencapai suatu tujuan tersebut.
Pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut pandangan
neoklasik, pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh akumulasi modal,
pertumbuhan angkatan kerja, dan kemajuan teknologi. Adanya perbedaan tingkat
modal, angkatan kerja, dan teknologi di tiap-tiap negara juga menimbulkan
terjadinya perbedaan tingkat pertumbuhan yang berbeda-beda pula dari masing
masing negara. Dalam teori pertumbuhan endogenous growth model yang
dikemukakan oleh Mankiw, Barrow, dan Lucas terdapat beberapa variabel yang
menjelaskan pertumbuhan ekonomi dan salah satu variabel yang dapat
menjelaskan terjadinya pertumbuhan ekonomi adalah sumber daya manusia. Teori
ini merupakan pengembangan dari teori pertumbuhan Sollow.
Sumatera, sebagai salah satu pulau dengan provinsi terbanyak di Indonesia
sekaligus menjadi pulau dengan PDRB terbesar ke dua setelah Pulau Jawa.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Riau pada tahun 2016 tercatat
nomor lima terbesar secara nasional dan tertinggi di Pulau Sumatera, sehingga
masih menjadi daerah utama penopang perekonomian Indonesia di luar Pulau
Jawa dengan tetap mengandalkan Sumber Daya Alam (SDA). Sumatera dengan
pertumbuhan perekonomian yang tinggi di atas rata- rata. Aktivitas PDRB yang
terjadi di pulau – pulau Indonesia tidak semua sama dan cukup bervariasi, hal ini
terlihat dari share dan pertumbuhan ekonomi pulau-pulau di Indonesia.
3
Tabel 1. Share dan Pertumbuhan Ekonomi Pulau-pulau di IndonesiaTahun 2010 dan 2017 (dalam persen).
Pulau2010 2017
SharePDRB
PertumbuhanEkonomi
SharePDRB
PertumbuhanEkonomi
Sumatera 22,38 5,97 21,66 4,41Jawa 57,27 6,17 58,49 5,53Kalimantan 9,4 6,27 8,19 5,38Sulawesi 5,19 9,16 6,12 6,82Papua 2,21 1,50 1,91 4,33Kepulauan NusaTenggara
3,03 3,56 3,12 3,62
Kepulauan Maluku 0.49 7,62 0,52 6,74Total 100% 40,25% 100% 36,83%Rata-rata 12,5% 5,75% 12,5% 5,26%
Sumber : Badan Pusat Statistik, data diolah (2018)
Tabel 1 menunjukkan bahwa perkembangan PDRB pulau – pulau di Indonesia
secara umum cukup bervariasi. Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa
tahun 2010 kontribusi PDRB terhadap perekonomian di Indonesia yang paling
tinggi adalah Pulau Jawa sebesar 57,27 persen dan di tempat kedua adalah pulau
Sumatera sebesar 22,38 persen dan di tahun 2017 yang tertinggi tetap Pulau Jawa
sebesar 58,49 persen dan ditempat kedua adalah Pulau Sumatera dengan
kontribusi perekonomian di Indonesia sebesar 21,66 persen. Penelitian ini hanya
memfokuskan pada wilayah Pulau Sumatera, dimana Pulau Sumatera merupakan
pulau terbesar kedua dalam kontribusi pembentukan PDB Indonesia. Pulau
sumatera terdiri dari 10 provinsi yaitu Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat,
Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung, Kepulauan Bangka Belitung,
Kepulauan Riau.
Pertumbuhan ekonomi yang terbentuk berhubungan juga dengan kemajuan
teknologi dan berkaitan dengan sumber daya manusia. Dalam pertumbuhan
ekonomi peranan penting teknologi merupakan salah satu faktor pertumbuhan
4
ekonomi. Teknologi dapat berupa metode-metode baru, pengetahuan baru, alat-
alat baru, dan bahkan sistem sosial yang lebih baik. Dalam teori pertumbuhan
baru, teknologi berasal dari sebuah proses pencarian yang dilakukan oleh
manusia, dimana penemuan teknologi-teknologi baru berasal dari sumber daya
manusia.
Sumber daya manusia memiliki peranan yang cukup penting dalam kinerja
pertumbuhan ekonomi, baik seacara cross-sectionally maupun secara terus-
menerus karena saling berkaitan. Investasi pada modal fisik adalah investasi yang
dipergunakan dalam pertumbuhan ekonomi berupa sarana penunjang seperti
infrastruktur, pembangunan sekolah, rumah sakit dan berbagai layanan dan
fasilitas yang diperlukan untuk pembangunan. Investasi pada sumber daya
manusia dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk termasuk pendidikan informal,
on the job training, perbaikan kesehatan, dan sebagainya. Pendidikan formal
biasanya dianggap sebagi faktor fundamental dalam pembentukan akumulasi
sumber daya manusia yang belum dapat digantikan oleh bentuk lain investasi
yang sejenis. kesehatan memegang peranan penting dalam produktivitas
seseorang dan sedangkan rata-rata lama sekolah dan kesehatan yang diukur
dengan angka harapan hidup dalam pertumbuhan ekonomi.
Berikut ini tabel yang menunjukkan data pertumbuhan pendapatan domestik
regional bruto (PDRB), angka harapan hidup (AHH), Investasi Modal Fisik
(PMTD), dan rata-rata lama sekolah (RLS).
5
Tabel 2. Rata – rata Pertumbuhan PDRB, AHH, Pertumbuhan PMTD dan RLSTahun 2010 – 2017.
ProvinsiPertumbuhan
PDRB(Persen)
AHH(Tahun)
PertumbuhanPMTD
(Persen)
RLS(Tahun)
Aceh 2,6 69,3 7,83 8,6Sumatera Utara 5,8 68,0 0,47 8,9Sumatera Barat 5,8 68,3 1,86 8,4Riau 3,0 70,7 0,79 8,4Jambi 6,2 70,4 1,41 7,8Sumatera Selatan 5,5 68,8 0,61 7,6Bengkulu 5,8 68,3 8,77 8,2Lampung 5,6 69,5 1,23 7,5Kep. Bangka Belitung 5,1 69,6 160,72 7,4Kep. Riau 6,1 69,1 4,47 9,6Nasional 5,8% 70,5 5,61% 7,7
Sumber : Badan Pusat Statistik, data diolah (2018)
Tabel 2 menunjukkan bahwa perkembangan PDRB, AHH, PTMD dan RLS
perprovinsi di Pulau Sumatera cukup bervariasi. Berdasarkan data tersebut dapat
diketahui bahwa rata-rata pertumbuhan PDRB tertinggi adalah Provinsi Jambi
sebesar 6,2% dan terendah adalah Provinsi Aceh sebesar 2,6% sedangkan rata-rata
pertumbuhan PDB nasional sebesar 5,8%. Angka harapan hidup tertinggi terdapat
pada Provinsi Riau selama 70,7 tahun dan terendah adalah Provinsi Sumatera
Utara yaitu selama 68 tahun dan hasil rata-rata angka harapan hidup nasional
adalah 70,5 tahun. Rata-rata pertumbuhan investasi tertinggi adalah Kepulauan
Bangka Belitung mencapai 160% pada tahun 2011 dan Provinsi Sumatera Utara
adalah provinsi terendah yaitu sebesar 0,47%. Rata-rata lama sekolah terendah
adalah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung selama 7,4 tahun dan tertinggi adalah
Provinsi Kepulauan Riau selama 9,6 tahun.
Sumber daya manusia (human capital investment) berinvestasi berupa nilai-nilai
pembelajaran dan pengalaman yang ada dalam diri tenaga kerja seperti
peningkatan produktivitas dan pendapatan. Teori neo-klasik menjelaskan bahwa
6
untuk membangun kinerja perekonomian suatu negara maka dibutuhkan
akumulasi kapital (Kuncoro, 2000). Negara berkembang lebih memerlukan
investasi terutama asing karena pada umumnya tingkat tabungan domestik rendah.
Investasi asing dapat berperan sebagai medium transfer kebutuhan akan sumber
daya seperti teknologi, kemampuan manajerial, jalur ekspor dan modal dari
negara-negara industri ke negara-negara berkembang, oleh karena itu, investasi
akan meningkatkan produktivitas dan terkait pula dengan pertumbuhan ekonomi.
Teori ekonomi menjelaskan investasi mengarah kepada akumulasi modal yang
bisa meningkatkan output potensial negara dan mengembangkan pertumbuhan
ekonomi jangka panjang (Samuelson,2003).
Investasi merupakan suatu faktor krusial bagi kelangsungan proses pembangunan
ekonomi (suistanable development), atau pertumbuhan ekonomi jangka panjang.
Pembangunan ekonomi melibatkan kegiatan-kegiatan produksi (barang dan jasa)
di semua sektor-sektor ekonomi. Perusahaan melakukan kegiatan produksi akan
tercipta kesempatan kerja dan pendapatan masyarakat meningkat, yang
selanjutnya menciptakan/ meningkatkan permintaan di pasar. Pasar berkembang
dan berarti juga volume kegiatan produksi, kesempatan kerja dan pendapatan di
dalam negeri meningkat, dan seterusnya, maka terciptalah pertumbuhan ekonomi
(Tambunan, 2001).
Peranan sumber daya manusia dalam pertumbuhan ekonomi sangat penting karena
pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan atau pertumbuhan ekonomi dalam
jangka panjang tidak hanya tergantung pada sumber daya alam (endowment)
seperti tanah, barang tambang, dan barang mineral lainnya. Pertumbuhan ekonomi
yang berkelanjutan akan tercapai dengan dukungan sumber daya manusia yang
7
kuat. Kapasitas produktif sumberdaya manusia juga merupakan salah satu faktor
yang penting dalam produksi. Pembentukan sumber daya manusia yang
berkualitas meliputi banyak aspek, antara lain kesehatan, pendidikan, pemberian
nutrisi yang baik, dan lain-lain. UNDP telah menentukan suatu indeks untuk
mengukur pembangunan sumber daya manusia yaitu Human Development Index
(HDI). HDI diukur berdasarkan angka harapan hidup, angka melek huruf, rata-rata
lama sekolah, dan daya beli.
Untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas, maka pendidikan
merupakan suatu hal yang penting dan untuk itu peningkatan kualitas sumber daya
manusia mutlak harus dilakukan. Karena dengan kualitas sumber daya manusia
yang berkualitas dapat memberikan multiplier efect terhadap pembangunan suatu
negara, khususnya pembangunan bidang ekonomi (Yuhendri, 2013).
Dua aspek penting dari pembanguan sumber daya manusia adalah kesehatan dan
pendidikan. Pendidikan dan kesehatan juga merupakan faktor yang penting dalam
pembangunan. Todaro dan Smith (2006) menyatakan bahwa ‘Without some
minimal levels of education and health like basic literacy, specific skills and good
health, an individual is difficult to be productive’. Dengan kata lain, jika individu
mempunyai tingkat pendidikan dan kesehatan yang rendah, maka produktivitas
ekonominya akan rendah juga dan tidak mampu mendorong pertumbuhan
ekonomi berkelanjutan. Oleh karena itu, pembangunan ekonomi berkelanjutan
dapat tercapai dengan meningkatkan human capital lewat peningkatan pendidikan
dan kesehatan. Pendidikan penting untuk memuaskan kehidupan, dan kesehatan
adalah pokok untuk kehidupan yang baik. Pendidikan dan kesehatan
8
mempengaruhi kualitas hidup individu dan partisipasinya dalam kegiatan
ekonomi, dan keseluruhan pembangunan ekonomi dengan berbagai cara.
Beberapa penelitian menunjukan bahwa pembangunan pendidikan dan kesehatan
(sumber daya manusia) dapat mendorong pertumbuhan ekonomi. Mankiw, Romer
dan Weil (1992) dengan memodifikasi model pertumbuhan ekonomi Sollow
menemukan bahwa sumber daya manusia meningkatkan output di tingkat kapital
fisik. Dengan meningkatnya output, menyebabkan peningkatan investasi pada
sumber daya manusia. Sai Ding dan John Knight (2008) meneliti apakah model
augmented Solow dapat menjelaskan pertumbuhan ekonomi di China yang tinggi
dan gap pertumbuhan ekonomi yang besar antara China dengan negara-negara
lain dengan menggunakan data panel 146 negara tahun 1980-2004. Hasilnya
mendukung bahwa kapital fisik dan sumber daya manusia mendorong
pertumbuhan ekonomi. David E. Bloom dan David Canning (2005) mengestimasi
effek kesehatan dan pendidikan secara makro ekonomi dan mikro ekonomi dan
menemukan bahwa keduanya mempunyai efek positif dengan menggunakan data
panel negara-negara dari tahun 1960–1995.
Barro dan Sala-I Martin (1995) menjelaskan kerangka teori yang mendasarkan
spesifikasi model augmented Solow dan hampir semua penelitiannya menunjukan
bahwa life expectancy berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan
ekonomi. Seen Meng Chew (2002) meneliti peranan investasi sumber daya
manusia yang diukur dengan investasi pendidikan dan kesehatan terhadap
pertumbuhan ekonomi dengan menggunakan pendekatan data panel negara-negara
di dunia dari tahun 1990–1999. Negara-negara tersebut dibagi menjadi tiga
golongan yaitu negara non-oil, negara intermediate, dan negara OECD. Hasil
9
penelitian tersebut menunjukan bahwa investasi SDM berpengaruh positif
terhadap pendapatan perkapita.
Beberapa penelitian menunjukan bahwa pembangunan pendidikan dan kesehatan
(sumber daya manusia) dapat mendorong pertumbuhan ekonomi. Mankiw, Romer
dan Weil (1992) dengan memodifikasi model pertumbuhan ekonomi Sollow
menemukan bahwa sumber daya manusia meningkatkan output di tingkat kapital
fisik. Dengan meningkatnya output, menyebabkan peningkatan investasi pada
sumber daya manusia.
Melihat perkembangan variabel-variabel diatas, maka penulis dalam penelitian ini
ingin melihat perkembangan dari Investasi Modal Fisik, Angka Harapan Hidup
dan Rata-rata Lama Sekolah terhadap PDRB di Pulau Sumatera dari tahun 2010-
2017.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah Investasi Modal Fisik berpengaruh terhadap PDRB Provinsi di Pulau
Sumatera?
2. Apakah Angka Harapan Hidup berpengaruh terhadap PDRB Provinsi di Pulau
Sumatera?
3. Apakah Rata-rata lama sekolah berpengaruh terhadap PDRB Provinsi di Pulau
Sumatera?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk menguji pengaruh Investasi Modal Fisik terhadap PDRB Provinsi di
Pulau Sumatera.
10
2. Untuk menguji pengaruh Angka Harapan Hidup terhadap PDRB Provinsi di
Pulau Sumatera.
3. Untuk menguji pengaruh Rata-rata lama sekolah terhadap PDRB Provinsi di
Pulau Sumatera.
D. Manfaat Penelitian
Beberapa manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Memberikan gambaran tentang peranan kesehatan dan pendidikan terhadap
pertumbuhan ekonomi.
2. Sebagai bahan tambahan dan perbandingan bagi penelitian-penelitian terdahulu
dan acuan untuk penelitian-penelitian yang akan datang.
3. Sebagai masukan dan pertimbangan bagi para pengambil keputusan dalam
menentukan kebijakan di sektor kesehatan dan pendidikan agar di masa depan
para pengambil keputusan dapat mengambil keputusan yang terbaik bagi
bangsa Lampung.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
Pertumbuhan ekonomi dapat didefinisikan sebagai kenaikan kemampuan suatu
negara untuk menyediakan semakin banyak jenis barang-barang ekonomis kepada
penduduknya dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi dapat dihitung dari
perkembangan pendapatan atau gros domestic product (GDP) suatu negara.
Adanya pertumbuhan berarti adanya peningkatan pendapatan yang terjadi. Namun
untuk memperbandingkan tingkat kesejahteraan suatu negara dengan negara lain,
konsep pendapatan suatu negara tidak dapat digunakan. Pertumbuhan ekonomi
menjadi sangat penting dan lajunya harus jauh lebih besar dari pada laju
pertumbuhan penduduk agar peningkatan pendapatan masyarakat per kapita dapat
tercapai. Pertumbuhan terjadi dalam jangka panjang dan berkesinambungan (
Yuhendri, 2013).
Menurut definisinya, pertumbuhan ekonomi ditekankan pada tiga aspek. Yang
pertama adalah proses, karena melihat aspek dinamis dari pereonomian yaitu
melihat bagaimana suatu perekonoamian berkembang dari waktu ke waktu. Yang
kedua adalah output per kapita, karena kenaikan pendapatan per kapita akan
mengakibatkan perbaikan kesejahteraan ekonomi masyarakat. Ada dua sisi yang
diperhatikan, yaitu output total dan jumlah penduduk. Aspek berikutnya adalah
perspektif jangka panjang, yaitu pertumbuhan pendapatan per kapita harus terus
12
berlangsung dalam jangka panjang. Kenaikan output per kapita bukanlah
merupakan pertumbuhan ekonomi. Apabila selama jangka waktu yang cukup
panjang output per kapita mempunyai kecenderungan yang menaik dapat
dikatakan terjadi pertumbuhan ekonomi, walaupun bisa saja terjadi pada suatu
tahun tertentu output per kapita menurun (Boediono, 1981).
Teori pertumbuhan ekonomi adalah penjelasan mengenai faktor-faktor apa yang
menentukan kenaikan output dalam jangka panjang, sekaligus menjelaskan
mengenai faktor-faktor tersebut berinteraksi satu sama lain sehingga terjadi proses
pertumbuhan. Berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi, beberapa teori yang
utama adalah Teori Pertumbuhan Klasik, Teori Pertumbuhan Neoklasik, dan
Teori Pertumbuhan Baru.
1. Teori Pertumbuhan Klasik
Teori pertumbuhan klasik beranggapan bahwa pertumbuhan ekonomi hanya
bersifat sementara, yaitu pada saat terjadi peningkatan pendapatan per kapita riil
di atas level subsistence. Ledakan populasi akan membawa GDP riil per kapita
kembali menuju ke level subsistence. Teori dikemukakan oleh para ekonom
klasik, seperti Adam Smith, Thomas Robert Maltus, dan David Ricardo. Namun
teori ini lebih banyak dikaitkan dengan Thomas Robert Maltus sehingga teori ini
sering disebut Malthusian theory. Teori ini berpendapat bahwa kemajuan
teknologi akan meningkatkan produktivitas yang akan membawa pertumbuhan.
Namum pertumbuhan ini tidak berlangsung terus menerus.
13
2. Teori Pertumbuhan Neoklasik
Teori pertumbuhan neoklasik sering disebut juga dengan teori pertumbuhan
Solow. Hal ini dikarenakan model pertumbuhan dalam perspektif neoklasik ini
diciptakan oleh seorang ekonom bernama Robert Solow (1960). Model
pertumbuhan Solow dirancang untuk menunjukan bagaimana pertumbuhan
persediaan modal, pertumbuhan angkatan kerja, dan kemajuan teknologi
berinteraksi dalam perekonomian, serta bagaimana pengaruhnya terhadap output
barang dan jasa suatu negara secara keseluruhan. Model ini diawali dari sisi
penawaran. = ( , )Penawaran barang dalam model Solow didasarkan pada fungsi produksi yang
menyatakan bahwa output dipengaruhi oleh persediaan modal dan angkatan kerja.
Model pertumbuhan Solow menggunakan asumsi constant return to scale. Hal
tersebut terjadi apabila: = ( , )Dengan ini kita dapat menganalisa seluruh variabel dalam perekonomian
dibandingkan dengan jumlah angkatan kerja. Kita anggap z = 1/L, sehinga :
⁄ = (Persaman di atas menunjukan bahwa jumlah output per pekerja (Y/L) adalah
fungsi dari jumlah model per pekerja (K/L0). Angka 1 adalah kostan sehingga
bisa dihilangkan.
14
3. Teori Pertumbuhan Baru
Ketidakpuasan tehadap teori-teori tradisional atau teori-teori neoklasik
memunculkan teori pertumbuhan baru, disebut new growth theory atau teori
pertumbuhan endogenous. Menurut teori neo klasik, tidak ada variabel yang dapat
menjelaskan mengapa terdapat proses tambah dan berkembang selama periode
yang cukup panjang. Ketiadaan shock eksternal yang berupa kemajuan teknologi,
semua perekonomian akan mengalami pertumbuhan nol. Setiap kenaikan GDP
yang tidak bersumber pada penyesuaian jangka pendek atas stok modal atau
tenaga kerja dimasukan dalam kategori disebut Solow residual. Asal mula
pembahasan pertumbuhan endogen berkaitan dengan perdebatan tentang masalah
konvergensi (Romer, 1994). Berarti apakah terdapat kecenderungan internasional
bagi negara-negara yang memiliki pendapatan per kapita rendah untuk tumbuh
lebih cepat dari negara-negara dengan pendapatan yang lebih tinggi dan mengejar
tingkat pertumbuhan negara-negara maju.
Teori pertumbuhan baru beranggapan bahwa GDP per kapita tumbuh karena
pilihan yang dibuat oleh orang-orang dalam mengejar laba dan pertumbuhan dapat
terjadi dalam waktu yang tidak terbatas. Teori pertumbuhan baru berpendapat
bahwa penemuan teknologi baru tidak tergantung pada adanya kesempatan,
namun karena berapa banyak orang yang berusaha mencari teknologi baru dan
seberapa tekun mereka mencari. Angapan lain adalah bahwa laba merupakan
pemacu dari perubahan teknologi. Bentuk kompetisi mengurangi laba sehingga
untuk meningkatkan laba orang-orang mencari metode-metode yang menuju pada
biaya produksi yang rendah atau produk baru yang lebih bagus di mana orang-
15
orang bersedia membeli dengan harga tinggi. Model pertumbuhan endogen ini
dapat diawali dari fungsi produksi sederhana sebagai berikut :=Di mana Y adalah output, K adalah persediaan modal, dan A adalah konstanta
yang mengukur jumlah output yang diproduksi untuk setiap unit modal. Fungsi ini
tidak menunjukan diminishing return of capital. Perlu diingat bahwa∆ = −Maka kita dapatkan dari persamaan itu, selama sA > δ, pendapatan perekonomian
tumbuh selamanya, meskipun tanpa asumsi kemajuan teknologi eksogen. Dalam
pertumbuhan endogen, tabungan dan investasi bisa mendorong pertumbuhan yang
berkesinambungan. Teori pertumbuhan endogen berpendapat bahwa asumsi
pengembalian modal konstan lebih berguna jika K diasumsikan secara lebih luas.
Model ini menggolongkan ilmu pengetahuan sebagai sejenis modal. Model
pertumbuhan endogen tidak menggunakan asumsi seperti pada model neo klasik,
yaitu asumsi tentang diminishing marginal return to capital investment, tetapi
mengasumsikan increasing return to scale pada fungsi produksi agregatenya.
Selain itu model pertumbuhan endogen ini juga menekankan pada peran
eksternalitas dalam
menentukan tingkat pengembalian investasi modal. Tidak adanya diminishing
return to capital diimbangi dengan eksternalitas yang ada. Investasi fisik maupun
investasi sumber daya manusia menyebabkan naiknya produktivitas tenaga kerja
melebihi keuntungan pribadi.
Model ini membuka kemungkinan bahwa kenaikan tingkat investasi dapat
mendorong pertumbuhan yang berkelanjutan jika terdapat eksternalitas ekonomi
16
yang kuat yang digerakkan oleh investasi itu sendiri (Pack, 1994). Dalam
kebanyakan kasus, eksternalitas tersebut biasanya meupakan knowledge spillover
dalam modal fisik dan manusia. Kegiatan investasi atau produksi oleh salah satu
perusahaan menimbukkan eksternalitas positif yang bermanfaat bagi
perekonomian secara keseluruhan. Selain itu, eksternalitas juga dihasilkan oleh
investasi pendidikan dalam pendidikan umum dan investasi dalam beberapa
kegiatan produksi tertentu yang menyebabkan proses learning by doing (Ray,
1995).
Dalam model endogen, teknologi masih tetap memiliki peranan yang penting.
Namun bukan berarti faktor ini mampu menjelaskan pertumbuhan dalam jangka
panjang. Asumsi tentang increasing return to scale inilah yang akan menjelaskan
mengapa negara kaya tetap memiliki tingkat pertumbuhan yang tinggi apabila
dibandingkan dengan negara-negara miskin.
4. Model Pertumbuhan David N. Weil
Model pertumbuhan Weil merupakan pengembangan dari Teori Pertumbuhan
Ekonomi Neoklasik yang dikembangkan oleh Robert Solow (1956). Weil
menggunakan kerangka estimasi input kesehatan terhadap upah yang dapat
digunakan untuk mengestimasi secara agregat perbedaan kesehatan terhadap
pendapatan nasional. Dengan kata lain, Weil menggunakan estimasi mikro untuk
membuat estiamsi pentingnya kesehatan dalam tingkat makro. Model Weil
berasumsi sama dengan Solow mengenai constant returns to scale dan
diminishing returns to substitution growth model. Model ini juga mepunyai
kesamaan dengan asumsi pada model perttumbuhan endogenous yaitu constan
17
treturns to combined investment in physical and human capital. Model ini
didasarkan pada model produksi aggregate Cobb-Douglas yaitu:
= ( ) 1 −dimana Y adalah output, K adalah kapital fisik, L adalah labour dan A adalah
teknologi, dimana Hi ditentukan oleh: = ℎdimana hi adalah human capital per tenaga kerja dalam bentuk pendidikan, adalah
human capital per tenaga kerja dalam bentuk kesehatan, dan adalah jumlah tenaga
kerja. Dalam bentuk per kapita, persamaan di atas menjadi:
= (ℎ ) 1 −5. Kaitan Sumber Daya Manusia terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Teknologi memiliki peranan penting dalam pertumbuhan ekonomi. Teknologi
merupakan salah satu faktor pertumbuhan ekonomi. Teknologi dapat berupa
metode-metode baru, pengetahuan baru, alat-alat baru, dan bahkan system sosial
yang lebih baik. Dalam teori pertumbuhan baru, teknologi berasal dari sebuah
proses pencarian yang dilakukan oleh manusia, dimana penemuan teknologi-
teknologi baru berasal dari sumber daya manusia.
Penemuan teknologi-teknologi baru dapat juga meningkatkan kualitas sumber
daya manusia itu sendiri. Robert J. Barro dan Xavier sala-I-Martin dalam
penelitiannya mencoba menjelaskan faktor-faktor penentu pertumbuhan per kapita
di 87 negara pada tahun 1965-1975 dan di 97 negara selama 1975-1985. Selain
ingin mengetahui faktor-faktor penentu dari pertumbhan per kapita, mereka juga
18
menggunakan interaksi antar tingkat GDP per kapita awal dengan tingkat sumber
daya manusia awal yang dimiliki suatu negara dalam regresi mereka, karena
mereka percaya bahwa tingkat sumber daya manusia yang lebih tinggi akan
meningkatkan respon dari pertumbuhan untuk mengurangi tingkat awal GDP per
kapita dan pengeluaran publik pada pendidikan mempunyai efek positif yang jelas
terhadap pertumbuhan. Sementara itu, konsumsi pemerintah, ketidakstabilan
politik, dan distorsi pasar memiliki efek negatif. Tingkat pendaftaran di sekolah
menegah dan sekolah tinggi oleh wanita serta harapan hidup saat kelahiran untuk
pria dan wanita juga memilki efek positif yang signifikan terhadap pertumbuhan.
Kruger menemukan di tahun 1960-an bahwa hampir 60% dari perbedaan antara
negara-negara berkembang dan negara-negar kurang berkembang dialamatkan
pada sumber daya manusia. David N. Weil (2007) mengestimasi pengaruh
kesehatan terhadap pendapatan dengan data cross-section dan hasilnya kesehatan
signifikan berpengaruh terhadap pendapatan. Bhargava dan lain-lainnya meneliti
efek status kesehatan pada pertumbuhan ekonomi pada periode jangka pendek (5
tahun) dengan data panel negara dan menemukan bahwa efek yang kuat tetapi
hanya pada negara yang berpendapatan rendah. Dari berbagai penelitian di atas
sumber daya manusia tampaknya memiliki peranan yang cukup penting dalam
kinerja pertumbuhan ekonomi, baik seacara cross-sectionally maupun secara
terus-menerus. Seperti halnya investasi pada modal fisik, investasi pada sumber
daya manusia dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk termasuk pendidikan
informal, on the job training, perbaikan kesehatan, dan sebagainya. Pendidikan
formal biasanya dianggap sebagi faktor fundamental dalam pembentukan
akumulasi sumber daya manusia yang belum dapat digantikan oleh bentuk lain
19
investasi yang sejenis. Selain itu, kesehatan juga memegang peranan penting
dalam produktivitas seseorang. Karena alasan inilah dan juga karena ketersediaan
data, model pertumbuhan empiris memusatkan pada rata-rata lama sekolah dan
kesehatan yang diukur dengan angka harapan hidup.
Gambar berikut di bawah ini menunjukan hubungan teknologi,sumber daya
manusia dan modal fisik terhadap pertumbuhan. Mula-mula dengan jumlah tenaga
kerja dan tingkat pendidikan tenaga kerja tertentu, adanya penambahan modal
fisik yang berarti adanya peningkatan modal fisik per tenaga kerja hanya akan
sedikit meningkatkan produktivitas tenaga kerja, yang ditunjukan dengan
pergeseran dari A ke B dalam kurva produksi yang sama, karena adanya hukum
diminishing marginal rate of return. Apabila tingkat pendidikan tenaga kerja
meningkat, adanya peningkatan modal fisik per tenaga kerja dengan jumlah yang
sama akan menigkatkan porduktivitas tenaga kerja lebih banyak, yaitu dari A ke C
dengan fungsi produksi bergeser ke atas.
Gambar 1. Kurva Fungsi Produksi
20
Hal ini dikarenakan dengan pendidikan memungkinkan tenaga kerja untuk
menggunakan modal fisik secara lebih baik. Demikian juga, bila terjadi
peningkatan teknologi, penggunaan modal fisik akan lebih efisien, sehingga
produktivitas tenaga kerja meningkat lebih banyak lagi, yang ditunjukan oleh
pergeseran dari A ke D, dengan fungsi produksi yang bergeser lebih tinggi
(McMahon, 2002;Ghozali, 2005).
Walaupun lebih memusatkan perhatian pada pendidikan dan kesehatan sebagai
sumber daya manusia tetapi hal ini tidak dapat menjelaskan seluruh proses
pembentukan sumber daya manusia, namun telah dapat mencakup komponen
yang paling penting.
B. Tinjauan Empiris
Tinjaun Empiris dari penelitian terdahulu dijelaskan secara sistematis tentang
hasil-hasil penelitian. Sebelum melakukan penelitian ini, penulis mencoba untuk
mempelajari beberapa penelitian yang berkaitan dengan relevan dengan topik
yang telah ditulis oleh peneliti sebelumnya. Penelitian-penelitian tersebut
ditampilkan dalam Tabel 3. berikut.
21
Tinjauan Empiris 1
Penulis/Tahun Yuhendri (2013)Lokasi Penelitian Sumatera BaratMetode Penelitian Analisis yang digunakan deskriptif, asosiatif, uji asumsi
klasik, analisis linier bergandaData Variabel Data yang digunakan adalah kualitas pendidikan,
kesehatan dan investasi terhadap pertumbuhan ekonomiHasil dan Kesimpulan Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat pengaruh
yang positif dan signifikan pendidikan terhadappertumbuhan ekonomi Sumatera Barat, terdapatpengaruh yang negatif dan signifikan kesehatan terhadappertumbuhan ekonomi Sumatera Barat. Selain ituTerdapat pengaruh yang positif dan signifikan investasiterhadap pertumbuhan ekonomi Sumatera Barat sertasecara bersama-sama pendidikan, kesehatan daninvestasi berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhanekonomi di Sumatera Barat.
Tinjauan Empiris 2
Penulis/Tahun Achmad Sjafii (2009)
Lokasi Penelitian Jawa Timur
Metode Penelitian Analisis yang di gunakan kualitatif, kuantitatif, modelregresi linier berganda dengan data panel
Data Variabel Data yang digunakan adalah pertumbuhan ekonomi,modal fisik, investasi pembangunan manusia
Hasil dan Kesimpulan Seluruh variabel bebas dalam penelitian berpengaruhsecara signifikan terhadap variabel terikat yaknipertumbuhan ekonomi Jawa Timur. Peningkatan inves-tasi swasta, pertumbuhan tenaga kerja, pengeluaranpemerintah untuk bidang pembangunan manusia,maupun konsumsi pemerintah lokal mempunyai peranandalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi Jawa Timur.Adapun perubahan eksternal pada makro ekonomi yaknikrisis ekonomi akan berdampak terhadap penurunanpertumbuhan ekonomi.
Bersambung...
22
Sambungan....Tinjauan Empiris 3
Penulis/Tahun Shome dan Tondon (2010)
Lokasi Penelitian ASEAN
Metode Penelitian Analisis yang di gunakan korelasi Pearson
Data Variabel Data yang digunakan adalah IPM dan PDRB per kapita
Hasil dan Kesimpulan Hasil penelitian menunjukkan bahwa di Filipina terdapathubungan negatif antara pendapatan per kapita denganIPM dengan koefisien korelasi sebesar -0,070. Artinyapada saat pendapatan per kapita tinggi, IPM rendah.Namun demikian berdasar koefisien korelasi ini dapatdiketahui bahwa hubungan antara pendapatan per kapitadan IPM di Filipina lemah. Singapura yang memilikiIPM termasuk ke dalam kelompok negara IPM SangatTinggi memiliki hubungan positif dan lemah antarapendapatan per kapita dan IPM dengan koefisien korelasisebesar 0,471.
C. Kerangka Pemikiran
Menurut Deliarnov (1995:104) pengaruh investasi terhadap pendapatan nasional
(output nasional) adalah positif artinya jika investasi meningkat, maka output
nasional juga akan mengalami peningkatan. Sementara itu menurut Sukirno
(2001:367-368) kegiatan investasi memungkinkan suatu masyarakat terus
menerus meningkatkan kegiatan ekonomi dan kesempatan kerja, meningkatkan
pendapatan nasional dan meningkatkan taraf kemakmuran rakyat.
Menurut Theoderore W. Schultz (dalam Mukhlish, 2010:1), proses peningkatan
pengetahuan dan keterampilan melalui pendidikan bukan merupakan suatu bentuk
konsumsi semata, namun merupakan suatu investasi yang amat besar dan
berharga. Investasi dalam bidang pendidikan hasilnya tidak akan dirasakan dalam
23
waktu yang singkat, tetapi akan dirasakan di kemudian hari, dan memerlukan
waktu yang relatif lama. Nilai modal manusia (human capital) suatu bangsa tidak
hanya ditentukan oleh jumlah populasi penduduk atau tenaga kerja kasar
(intensive labor) tetapi sangat ditentukan oleh tenaga kerja intelektual (intensive
brain). Tjiptoherijanto (1994:86) mengatakan bahwa secara umum sumber
pembiayaan kesehatan berasal dari pemerintah swasta, lembaga kementrian dan
pengeluaran langsung oleh rumah tangga versi terbesar dari segi kualitas
pembiayaan kesehatan secara nasional berasal dari pengeluaran rumah tangga.
Program-program di bidang kesehatan dan pendidikan lebih berhubungan dengan
peningkatan kualitas sumber daya manusia.
Menurut Todaro (2003: 404) kesehatan merupakan prasyarat bagi peningkatan
produktivitas. Oleh karena itu, kesehatan juga dapat dilihat dari sebagai
komponen pertumbuhan ekonomi dan pembangun ekonomi yang vital sebagai
input produksi agregat, peran gandanya sebagai input maupun output
menyebabkan kesehatan sangat penting dalam pertumbuhan ekonomi
Gambar 2. Skema Kerangka Pemikiran
Investasi ModalFisik
Rata-rata LamaSekolah
Angka HarapanHidup
ProdukDomestik
Regional Bruto
PembangunanEkonomi
24
D. Hipotesis
1. Investasi Modal Fisik berpengaruh positif dan signifikan terhadap PDRB
provinsi di Pulau Sumatera.
2. Angka Harapan Hidup berpengaruh positif dan signifikan terhadap PDRB
provinsi di Pulau Sumatera.
3. Rata-rata Lama Sekolah berpengaruh positif dan signifikan terhadap PDRB
provinsi di Pulau Sumatera.
III. METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Sumber Data
Jenis penelitian ini digolongkan sebagai penelitian deskriptif kuantitatif, karena
penelitian ini disajikan dengan angka-angka yang diperoleh dari populasi dan
sampel dianalisis dengan metode statistik yang digunakan kemudian
diinterprestasikan. Dalam penyusunan penelitian ini jenis data yang digunakan
oleh peneliti adalah data sekunder. Keseluruhan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari data runtut waktu (time
series) dari periode 2010 – 2017 dan data silang (cross section). Sumber data 10
Provinsi di Pulau Sumatera yang berasal dari hasil publikasi BPS dan lain-lain.
B. Definisi dan Operasional Variabel
Penelitian ini terdiri dari satu variabel terikat dan tiga variabel bebas, yaitu :
1. Produk Domestik Regional Bruto
Variabel ini menggunakan data PDRB menurut pengeluaran atas dasar
harga konstan tahun 2010 provinsi-provinsi di Pulau Sumatera tahun 2010
-2017 dengan satuan juta rupiah PDRB sebagai variabel dependen. PDRB
di dapat dari jumlah nilai tambah barang dan jasa yang dihasilkan dari
seluruh kegiatan perekonomian.
26
2. Investasi Modal Fisik
Variabel ini merupakan data PMTD (penanaman modal tetap domestik)
menggunakan data pengeluaran untuk barang modal yang mempunnyai
umur lebih dari satu tahun meliputi bangunan tempat tinggal , jalan, sarana
mesin, peralatan dan pembangunan investasi yang tidak merupakan barang
konsumsi dengan satuan miliar rupiah.
3. Angka Harapan Hidup
Variabel ini menggunakan data rata-rata tahun hidup yang masih akan
dijalani oleh seseorang yang telah berhasil mencapai umur x, pada suatu
tahun tertentu, dalam situasi mortalitas yang berlaku di lingkungan
masyarakatnya dengan satuan tahun.
4. Rata – rata Lama Sekolah
Variabel ini menggunakan data dari jenjang pendidikan yang pernah /
sedang diduduki oleh seseorang dengan melihat pertahun, satuan tahunan.
Tabel 4. Variabel Penelitian, Simbol, Satuan Pengukuran, dan Sumber Data
Variabel SimbolSatuan
PengukuranSumber Data
Produk DomestikRegional Bruto
PDRB Juta RupiahBadan Pusat
Statistik
Investasi Modal Fisik PMTD Miliar RupiahBadan Pusat
Statistik
Angka Harapan Hidup AHH TahunBadan Pusat
Statistik
Rata – rata LamaSekolah
RLS TahunBadan Pusat
Statistik
27
C. Wilayah Penelitian
Wilayah yang menjadi fokus dari penelitian ini adalah Pulau Sumatera. Dalam
penelitian ini menggunakan 10 provinsi-provinsi yang ada di Pulau Sumatera
yaitu, Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Jambi, Sumatera Selatan,
Bengkulu, Lampung, dan Bangka Belitung, dan Kepulauan Riau
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah metode
dokumentasi. Metode ini dilakukan dengan mengumpulkan data - data berupa
publikasi tentang PDRB menurut lapangan usaha, PDRB menurut pengeluaran
setiap provinsi di Pulau Sumatera yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik
(BPS), penelitian ini dilakukan dari tahun 2010 sampai 2017.
E. Model dasar
Untuk mengetahui pengaruh variabel dependen terhadap variabel independen,
maka digunakan model regresi data panel dengan persamaan sebagai berikut :
LnPDRB = β + β LnPMTD + β LnAHH + β LnRLS + ε
Keterangan :Y = PDRBi = Provinsit = Waktuα = KonstantaPMTD = Investasi Modal FisikAHH = Angka Harapan HidupRLS = Rata – rata Lama Sekolahεit = Error termβ1, β2, β3 = Koefisien regresi dari masing-masing variabel yang
mempengaruhi.Ln = Logaritma Natural
28
Metode analisis yang dilakukan menggunakan data runtut waktu (time series) dari
Tahun 2010-2017 dan data Cross section yang terdiri dari 10 Provinsi di pulau
Sumatera.
F. Metode Analisis
Analisis yang akan digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode
kuantitatif dengan alat bantu ekonometrika. Metode yang digunakan adalah
metode estimasi data panel. Oleh karena itu, perlu dilakukan beberapa pengujian
untuk menentukan model yang terbaik yang akan digunakan, yaitu uji chow, uji
LM dan uji hausman. Untuk mendapatkan model yang tidak bias dan efisien,
model terbaik tersebut perlu di uji heteroskeditas dan uji serial autokorrelasi
dengan menggunakan tes likelihood ratio dan uji Wooldridge.
G. Pemilihan Model Data Panel
Pada dasarnya terdapat empat model yang digunakan dalam analisis data panel,
yaitu pooled least square, pooling independent cross sections over times, least
square dummy variable (fixed effects), dan random effects. Ketiga model tersebut
dapat dijelaskan dengan gambar sebagai berikut :
Gambar 3. Pemilihan Model Data Panel
Pooled LeastSquare
Fixed Effect
Random Effect
LM Test
HausmanTest
Chow Test
29
1. Pooled Least Square
Pada model ini diasumsikan bahwa semua koefisien konstan untuk semua silang
tempat dan titik-titik waktu. Bentuk model umumnya adalah sebagai berikut := + + i=1,...,N t=1,...,T,
dimana i adalah negara, persuahaan, dan lain-lain dan t adalah waktu. Asumsi dari
model di atas adalah intersep semuanya sama dan slope koefisien variabel X
identik untuk semua tempat.
a. Pooling Cross Sections over Time
Model ini merupakan model Pooled least square dengan menambah variabel
dummy. Bentuk modelnya adalah sebagai berikut := + + i=1,...,N t=1,...,T,
Dtime menunjukan variabel dummy waktu yang biasanya dimulai dari urutan
waktu yang kedua misalnya tahun kedua dan tahun pertama sebagai dasar (α).
2. Uji Chow
Uji chow digunakan untuk mengetahui apakah teknik regresi data panel dengan
fixed effect (FE) lebih baik daripada model regresi data panel common effect (CE)
dengan melihat residual sum squares.
Chow test
RRSS : Restricted Sum of Square Residual
Yang merupakan nilai Sum of Square Residual dari model PLS / common effect
URSS : Unrestricted Sum of Square Residual
Yang merupakan nilai Sum of Square Residual dari model LSDV/ fixedeffect.
n = Jumlah individu data
t = Panjang waktu data
30
k = Jumlah variabel independen
Nilai chow test yang didapat kemudian dibandingkan dengan F-tabel pada
numerator sebesar N-1 dan denumerator NT-N-K. Nilai F-tabel menggunakan a
sebesar 1% dan 5%. Perbandingan tersebut dilakukan dengan hipotesis sebagai
berikut:
Ho= menerima model common effect, jika nilai Chow <F-tabel
Hi= menerima model fixed effect, jika nilai Chow >F-tabel
3. Uji Hausman
Untuk menentukan metode apa yang sebaiknya dipakai antara fixed effect atau
random effect, digunakan metode yang dikembangkan oleh Hausman. Uji
Hausman ini didasarkan bahwa penggunaan variabel dummy dalam metode fixed
effect dan GLS adalah efisien sedangkan OLS tidak efisien, di lain pihak
alternatifhya adalah metode OLS efisien dan metode GLS tidak efisien. Karena uji
hipotesis nolnya adalah hasil estimasi keduanya tidak berbeda sehingga Uji
Hausman bisa dilakukan berdasarkan perbedaan estimasi tersebut.
Statistik uji Hausman mengikuti distribusi statistik chi-square dengan df sebesar k
dimana k adalah jumlah variabel independen. Jika nilai statistik Hausman lebih
besar daripada nilai kritisnya maka model yang tepat adalah model fixed effect dan
sebaliknya.
Secara matematis, uji ini dapat ditulis sebagai berikut:= − − ( ) − ~ ( )Estimasi dari matriks kovarian sebenarnya = estimator dari FEM =
estimator dari REM. Statistik uji Hausman mengikuti distribusi statistik chi-
31
square dengan degree of freedom (df) sebesar k di mana k adalah jumlah variabel
independen perbandingan tersebut dilakukan dalam kerangka hipotesis sebagai
berikut:
Ho = menggunakan pendekatan random effect, jika nilai Hausman < nilai chi-
squares
Hi = menggunakan pendekatan fixedeffect, jika nilai Hausman > nilai chi-squares
4. Uji Lagrange Multiplier (LM)
Untuk mengetahui apakah model random effect lebih baik daripada metode
common effect maka digunakan uji Lagrange Multiplier (LM) yang
dikembangkan oleh Breusch-Pagan. Hipotesis dari LM Test adalah:
Ho: Common effect
Ha: Random Effect
Untuk melakukannya diperlukan formulasi sebagai berikut:
LM = ( ) ∑ [∑ ]∑ ∑ − 1 Jumlah dari kuadrat jumlah residual
∑ [∑ ]∑ ∑ Sum Squared of Residual dari random
effect
n= Jumlah individu data
t= Jumlah tahun data
Nilai LM kemudian dibandingkan dengan nilai chi-squares pada degree of
freedom (df) sebanyak jumlah variabel independen dan a = 1% dan a = 5%.
Perbandingan tersebut dilakukan dalam kerangka hipotesis sebagai berikut:
Ho= menggunakan model PLS, jika nilai LM < nilai chi-squares
32
Hi= menggunakan REM, jika nilai LM>nilai chi-squares
H. Pengujian Asumsi Klasik
1) Deteksi Multikolinearitas
Adanya dua asumsi penting tentang variabel gangguan yang akan memengaruhi
sifat estimator yang BLUE. Pertana, varian dari variabel gangguan adalah tetap
atau konstan (homokedastisitas). Kedua, tidak adanya korelasi atau hubungan
antara variabel gangguan satu observasi dengan variabel gangguan observasi yang
lain atau sering disebut tidak ada masalah autokorelasi (Widarjono, 2013).
Pendeteksian terhadap multikolinieritas dapat dilakukan dengan melihat nilai
Variance – Inflating Factor (VIF) dari hasil analisis regresi. Jika nilai VIF>10
maka terdapat gejala multikolinieritas yang tinggi (Sanusi, 2014).
Kecepatan dari meningkatnya varians atau kovarians dapat dilihat dengan
Variance Inflation Factor (VIF), yang didefinisikan sebagai :
= 1(1 − )Seiring dengan R2 mendekati 1, VIF mendekati tidak terhingga. Hal tersebut
menunjukkan sebagaimana jangkauan kolinieritas meningkat, varian dari sebuah
estimator juga meningkat, dan pada suatu nilai batas dapat menjadi tidak
terhingga (Gujarati, 2010).
H0: VIF > 10, terdapat multikolinearitas antar variabel bebas
Ha: VIF < 10, tidak ada multikolinearitas antar variabel bebas
33
2) Uji Heterokedastisitas
Menurut Widarjono (2016), heteroskedastisitas adalah varian dari residual model
regresi yang digunakan dalam penelitian tidak homokedastis atau dengan kata lain
tidak konstan.Uji heteroskedastisitas adalah uji untuk melihat apakah terdapat
ketidaksamaan varians dari residual satu ke pengamatan ke pengamatan yang lain.
Model regresi yang memenuhi persyaratan adalah di mana terdapat kesamaan
varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap atau disebut
homoskedastis. Dalam penelitian ini metode statistik yang digunakan untuk
mendeteksi masalah heterokedastisitas adalah metode White. Uji keberadaan
heteroskedastisitas dilakukan dengan menguji residual hasil estimasi
menggunakan metode White Heteroskedasticity Test (No Cross Term) dengan
membandingkan nilai Obs*R-squared dengan nilai Chi-Square. Jika Obs*R-
square (χ2 hitung) > Chi-Square (χ2 tabel), berarti terdapat masalah
heteroskedastis di dalam model. Jika Obs*R-squared (χ 2 hitung) < Chi-Square
(χ2 tabel), berarti tidak ada masalah heteroskedastis. Hipotesis pendugaan masalah
heteroskedastisitas adalah sebagai berikut:
H0 : Obs*R-squared (χ 2 hitung) > Chi-Square (χ2 tabel), model mengalami
masalah heteroskedastisitas
Ha : Obs*R-squared (χ 2 hitung) < Chi-Square (χ2 tabel), model terbebas dari
masalah heteroskedastisitas
3) Uji Autokorelasi
Menurut Widarjono (2016), secara harafiah, autokorelasi berarti adanya korelasi
antara anggota observasi satu dengan observasi lain yang berlainan waktu. Dalam
34
kaitannya dengan OLS, autokorelasi merupakan korelasi antara satu variabel
gangguan dengan variabel gangguan yang lain. Sedangkan salah satu asumsi
penting metode OLS berkaitan dengan gangguan adalah tidak adanya hubungan
antara variabel gangguan satu dengan variabel gangguan yang lain. Dalam
penelitian ini metode statistik yang digunakan untuk menguji autokorelasi adalah
metode Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test dengan membandingkan
nilai Obs*R-squared dengan nilai Chi-Square. Jika Obs*R-squared (χ2 hitung) >
Chi-Square (χ2 –tabel), berarti hasil uji Breusch-Godfrey Serial Correlation LM
Test mengindikasikan bahwa terdapat masalah autokolerasi di dalam model. Jika
nilai Obs*R-squared ( χ2 hitung) < ChiSquare (χ2 tabel), berarti hasil uji Breusch-
Godfrey Serial Correlation LM Test mengindikasikan bahwa tidak ada masalah
autokolerasi. Hipotesis deteksi masalah autokolerasi adalah sebagai berikut :
H0 : Obs*R-squared (χ 2 hitung) > Chi-Square (χ2 tabel), model mengalami
masalah autokolerasi
Ha : Obs*R-squared ( χ2 hitung ) < Chi-Square (χ2 –tabel), model terbebas
dari masalah autokolerasi
I. Alat analisis
1. Uji t (t-test)
Uji statistik t ini digunakan untuk melihat signifikansi pengaruh dari masing-
masing variabel independen (variabel bebas) terhadap variabel dependen (variabel
terikat) dengan asumsi variabel lain yang dianggap konstan. Untuk menguji
pengaruh dari masing-masing variabel independen, maka harus dilakukan dengan
membandingkan antara t-hitung dengan t-tabel. Untuk nilai t-tabel dapat diperoleh
35
dengan melihat tabel distribusi t untuk α = 0,05 dengan derajat kebebasan n-k.
Sedangkan untuk memperoleh t-hitung dapat dilakukan dengan melihat t-statistik
dalam hasil regresi Eviews. Hipotesis yang akan diuji adalah:
H0 : β1 ≤ 0 variabel bebas tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel
terikat
Ha : βi> 0 variabel bebas berpengaruh terhadap variabel terikat
Membandingkan t-hitung dengan t-tabel Jika t-hitung < t-tabel maka H0 diterima
dan Ha ditolak, yang berarti variabel bebas tidak mempunyai pengaruh terhadap
variabel terikat.
Jika t-hitung > t-tabel maka H0 ditolak dan Ha diterima, yang berarti variabel
bebas mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat.
Jika H0 ditolak, berarti perubah bebas yang diuji berpengaruh nyata terhadap
perubah terikat. Jika H0 diterima berarti perubah bebas yang diuji tidak
berpengaruh nyata terhadap peubah terikat (Gujarati, 2003)
2. Uji F Statistik
Menurut Ghozali (2012) Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua
variabel independen atau bebas yang dimasukkan ke dalam model mempunyai
pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen/terikat. Berikut ini
adalah langkah - langkah dalam uji-F statistik pada tingkat kepercayaan 95%
dengan derajat kebebasan df 1 = (k-1) dan df 2 = (n-k):
36
H : β1,2,3 = 0 artinya tidak ada pengaruh signifikan antara modal fisik, angka
harapan hidup, rata – rata lama sekolah secara bersama-sama terhadap
perekonomian di Pulau Sumatera.H : β1,2,3 ≠ 0 artinya ada pengaruh signifikan antara variabel modal fisik, angka
harapan hidup, rata – rata lama sekolah secara bersama-sama terhadap
perekonomian di Pulau Sumatera.
Dengan penilaian sebagai berikut:
Jika F-hitung > F-tabel maka H ditolak, artinya secara bersama-sama variabel
bebas berpengaruh positif terhadap variabel terikat.
Jika F-hitung < F-tabel maka H diterima, artinya secara bersama-sama variabel
bebas tidak berpengaruh terhadap variabel terikat.
3. R2 (Goodness of fit)
Pada dasarnya R2 (koefisien determinasi) mengukur proporsi variasi variabel.
Variabel dependent yang mampu dijelaskan oleh berbagai variasi variabel-
variabel independent. R2 merupakan salah satu kriteria memilih model yang baik,
dimana R2menjelaskan mampu tidaknya suatu model untuk menjelaskan data
yang ada. Nilai R2 berkisar antara 0 sampai 1. Nilai R2 yang semakin mendekati
angka 1 menunjukan bahwa variabel-variabel independent semakin mampu
menjelaskan perubahan variabel independent dengan baik. Adanya penambahan
variabel baru akan membuat R2 selalu meningkat. Karena itu untuk menjaga
keseluruhan goodness of fit digunakan adjusted R2.
J. Individual Effect
Individual effect merupakan nilai individu masing-masing cross-section yang di
dapat dari Fixed Effect model. Rumus individual effect yaitu :
37
= +Di mana :
Ci = Individual Effect
C = konstanta
β = koefisien dari masing-masing provinsi
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan tujuan dan rumusan masalah pada bab sebelumnya maka dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Pembentukan Investasi Modal Fisik berpengaruh positif dan signifikan
terhadap perekonomian di Pulau Sumatera.
2. Angka Harapan Hidup berpengaruh positif dan signifikan terhadap
perekonomian di Pulau Sumatera.
3. Rata-rata Lama Sekolah berpengaruh positif dan signifikan terhadap
perekonomian di Pulau Sumatera.
B. Saran
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian ini, maka saran yang dapat
diajukan oleh penulis adalah:
1. Untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia dan pertumbuhan
ekonomi perlu meningkatkan proporsi investasi modal fisik.
2. Pendidikan yang menunjukan rata lama sekolah dan kesehatan yang
berupa angka harapan hidup secara umum merupakan variabel yang dapat
meingkatkan pertumbuhan ekonomi, karena itu peningkatan kuantitas
pendidikan dan kesehatan perlu dilakukan untuk mencapai pertumbuhan
ekonomi yang berkesinambungan.
DAFTAR PUSTAKA
A Samuelson, dkk, 2003. Ilmu Makro Ekonomi.PT Media Global Edukasi.Jakarta.
Badan Pusat Statistik, 2018. PDRB Provinsi-provinsi di Indonesia MenurutLapangan Usaha. Jakarta. Indonesia.
Badan Pusat Statistik, 2018. PDRB Provinsi-provinsi di Indonesia MenurutPengeluaran. Jakarta. Indonesia.
Badan Pusat Statistik, 2018. Statistik Indonesia. Jakarta. Indonesia.
Baltagi, B.H. 2005. Econometric Analysis of Panel Data. John Wiley & SonsLTD. London.
Boediono. 1981. Teori Pertumbuhan Ekonomi, Seri Pengantar Ilmu EkonomiNo.4. BPFE. Yogyakarta.
Combes, Pierre-Philippe. 2000. Economic Structure and Local Growth: France,1984-1993. Journal of Urban Economics.
Glaeser, Kallal H.D, Scheinkman J.A, & Shleifer A. 1992. Growth in Cities.Journal of Political Economy. 100 (6). 11261152.
Gujarati, Damodar, 1995. Ekonometrika Dasar. Penerbit Erlangga, Jakarta
Jhingan, ML. 1990. Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan. Rajawali Pers.Jakarta.
Kuncoro, Mudrajad. 2000. Ekonomi Pembangunan: Teori, Masalah danKebijakan. UPP AMP YKPN.
Mankiw, N. Gregory. 2003. Teori Makroekonomi Edisi Kelima. Terjemahan.Penerbit Erlangga. Jakarta.
Richardson, HW. 2001. Dasar-dasar Ilmu Ekonomi Regional. Fakultas EkonomiUniversitas Indonesia. Jakarta.
Sjafii, Achmad. 2009. Pengaruh Investasi Fisik dan Investasi PembangunanManusia Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur 1990-2004.Fakultas Ekonomi Universitas Airlangga. Surabaya.
Solow, Robert. 1956. A Contribution to The Theory of Economic Growth.Quarterly Journal of Economics (The MIT Press).
Sukirno, Sadono. 2000. Makroekonomi Modern: Perkembangan Pemikiran DariKlasik Hingga Keynesian Baru. Raja Grafindo Pustaka. Jakarta.
Suryana, 2000, Ekonomi Pembangunan: Problematika dan Pendekatan, SalembaEmpat. Jakarta.
Tambunan, Tulus T.H. 2001. Transformasi Ekonomi di Indonesia: Teori danPenemuan Empiris, Edisi Pertama. Salemba Empat. Jakarta.
Tambunan, Tulus T.H. 2001. Perekonomian Indonesia: Teori dan PenemuanEmpiris. Penerbit Ghalia Indonesia. Jakarta.
Todaro, Michael P. 2004. Pembangunan ekonomi di dunia ketiga, Ed.kedelapan.Erlangga. Jakarta.
Todaro, Michael P. Smith, Stephen C. 2006. Pembangunan Ekonomi di DuniaKetiga. Erlangga. Jakarta.
Yuhendri, 2013. Pengaruh Kualitas Pendidikan, Kesehatan, dan InvestasiTerhadap Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Barat. Fakultas EkonomiUniversitas Negeri Padang. Padang.
Widarjano, Agus. 2016. Ekonometrika Pengantar dan Aplikasi. Yogyakarta: UPPSTIM YKPN