dampak peningkatan kualitas sumber daya manusia …

24
30 30 Jurnal Ekonomi dan Pembangunan ISSN: 0852 - 9124 Vol. 4 No.1, Juli 2013 DAMPAK PENINGKATAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA DAN PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP PENURUNAN JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI PROVINSI ACEH Impact of Improvement Quality of Human Resources and Economic Growth on the Reduction of Poor People in Aceh Zakiah 1 1 Staf Pengajar Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala, Darussalam-Banda Aceh Email: [email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan menganalisis dampak peningkatan kualitas sumberdaya manusia dan pertumbuhan ekonomi terhadap masyarakat miskin di Aceh. Studi ini menggunakan data dari tahun 1996-2011. Analisis ekonometrik digunakan uuk mengetahui hubungan antara kualitas sumber daya manusia bidang kesehatan, pertumbuhan ekonomi, dan faktor kemiskinan lain di Aceh. Jumlah masyarakat miskin meningkat selama masa konflik antara RI dan GAM, akan tetapi setelah itu angka ini cenderung menurun disebabkan kondisi keamanan yang kondusif menyebabkan meningkatnya sumberdaya manusia dan pertumbuhan ekonomi. Kualitas sumberdaya manusia bidang pendidikan dan kesehatan secara signifikan mempengaruhi jumlah masyarakat miskin di Aceh. Pertumbuhan ekonomi, daya beli, dan jumlah angka pengangguran mempengaruhi secara signifikan jumlah masyarakat miskin Aceh, walaupun sangat kecil. Berdasarkan data ini, beberapa rekomendasi diperlukan untuk menurunkan jumlah masyarakat miskin yaitu peningkatan kualitas sumberdaya manusia, akselerasi pertanian dan industri, dan kontrol tingkat inflasi untuk mempertahankan daya beli masyarakat. Kata kunci: kualitas Sumber daya manusia, pertumbuhan ekonomi, penduduk miskin ABSTRACT This paper analyze the impact of improvement quality of human resources and economic growth on the number of poor people in Aceh. This paper used yearly data 1996-2011. Econometrics analyses were used to find out the linkage between human resources quality at education and healthy sector, economic growth, and other factors on poverty in Aceh. The number of poor people increase during conflict between RI and GAM, but after that, it has tendency to decrease because the condusive condition has improve quality of human resources and economic growth. Quality of human resources on education (literacy rate) and healthy sector (life expectancy), were significant and relatively high influence on the number of poor people in Aceh. The economic growth, purchasing power parity and number of unemployment were significant affecting the number of poor people in Aceh, even though in a relative small magnitude. Based on these finding, policy recommendation were needed to reduce the number of poor people such as improved quality of human resources, quality and fairness of growth as the obligatory requirement, accelaration of agricultural and rural industrialization, and the control of inflation rate to maintain purchasing ability of community.

Upload: others

Post on 04-Oct-2021

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: DAMPAK PENINGKATAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA …

30 30

Jurnal Ekonomi dan Pembangunan

ISSN: 0852 - 9124 Vol. 4 No.1, Juli 2013

DAMPAK PENINGKATAN KUALITAS SUMBER

DAYA MANUSIA DAN PERTUMBUHAN

EKONOMI TERHADAP PENURUNAN JUMLAH

PENDUDUK MISKIN DI PROVINSI ACEH

Impact of Improvement Quality of Human Resources and Economic

Growth on the Reduction of Poor People in Aceh

Zakiah1

1Staf Pengajar Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala, Darussalam-Banda Aceh

Email: [email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan menganalisis dampak peningkatan kualitas sumberdaya manusia dan pertumbuhan

ekonomi terhadap masyarakat miskin di Aceh. Studi ini menggunakan data dari tahun 1996-2011. Analisis

ekonometrik digunakan uuk mengetahui hubungan antara kualitas sumber daya manusia bidang kesehatan,

pertumbuhan ekonomi, dan faktor kemiskinan lain di Aceh. Jumlah masyarakat miskin meningkat selama masa

konflik antara RI dan GAM, akan tetapi setelah itu angka ini cenderung menurun disebabkan kondisi

keamanan yang kondusif menyebabkan meningkatnya sumberdaya manusia dan pertumbuhan ekonomi.

Kualitas sumberdaya manusia bidang pendidikan dan kesehatan secara signifikan mempengaruhi jumlah

masyarakat miskin di Aceh. Pertumbuhan ekonomi, daya beli, dan jumlah angka pengangguran mempengaruhi

secara signifikan jumlah masyarakat miskin Aceh, walaupun sangat kecil. Berdasarkan data ini, beberapa

rekomendasi diperlukan untuk menurunkan jumlah masyarakat miskin yaitu peningkatan kualitas sumberdaya

manusia, akselerasi pertanian dan industri, dan kontrol tingkat inflasi untuk mempertahankan daya beli

masyarakat.

Kata kunci: kualitas Sumber daya manusia, pertumbuhan ekonomi, penduduk miskin

ABSTRACT

This paper analyze the impact of improvement quality of human resources and economic growth on the

number of poor people in Aceh. This paper used yearly data 1996-2011. Econometrics analyses were used to

find out the linkage between human resources quality at education and healthy sector, economic growth, and

other factors on poverty in Aceh. The number of poor people increase during conflict between RI and GAM,

but after that, it has tendency to decrease because the condusive condition has improve quality of human

resources and economic growth. Quality of human resources on education (literacy rate) and healthy sector

(life expectancy), were significant and relatively high influence on the number of poor people in Aceh. The

economic growth, purchasing power parity and number of unemployment were significant affecting the

number of poor people in Aceh, even though in a relative small magnitude. Based on these finding, policy

recommendation were needed to reduce the number of poor people such as improved quality of human

resources, quality and fairness of growth as the obligatory requirement, accelaration of agricultural and rural

industrialization, and the control of inflation rate to maintain purchasing ability of community.

Page 2: DAMPAK PENINGKATAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA …

31 31

Key words: quality of human resources, economic growth, poor people

Page 3: DAMPAK PENINGKATAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA …

32 32

Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Zakiah Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Vol. 4 No.1, Juli 2013

PENDAHULUAN

Tantangan utama yang sedang dihadapi oleh negara-negara sedang berkembang

adalah kemiskinan. Indonesia sampai tahun 2012 masih mempunyai 29,13 juta orang

penduduk miskin dari jumlah penduduk 242,33 juta jiwa. Begitu pula dengan Aceh,

meskipun angka kemiskinannya semakin menurun, namun Aceh masih termasuk dalam

daerah dengan jumlah penduduk miskin yang besar (20,98 %), yakni menduduki

peringkat 10 besar provinsi termiskin selama periode 1996-2011. Peringkat pertama

Papua dengan persentase penduduk miskin mencapai 36,80 %, Maluku 27,74 %,

Gorontalo 23,19 %, NTT 23,03 %, dan NTB 21,55 % (BPS, 2012). Jika diperhatikan,

kemiskinan ini malah terjadi di wilayah dengan kekayaan sumber alam melimpah.

Karena itu pembangunan yang dilakukan oleh bangsa Indonesia benar-benar harus

mempunyai sasaran utama yaitu membangun masyarakat adil dan makmur yang dapat

meneruskan kelangsungan hidupnya dan bebas dari kemiskinan.

Istilah kemiskinan muncul ketika seseorang atau sekelompok orang tidak mampu

mencukupi tingkat kemakmuran ekonomi yang dianggap sebagai kebutuhan minimal

dari standar hidup tertentu. Salah satu sebab kemiskinan adalah karena kurangnya

pendapatan dan aset (lack of income and assets) untuk memenuhi kebutuhan dasar

seperti makanan, pakaian, perumahan, tingkat kesehatan, dan pendidikan, yang akhirnya

mempengaruhi kualitas sumber daya manusia. Di samping itu kemiskinan juga berkaitan

dengan keterbatasan lapangan pekerjaan dan tingkat pertumbuhan ekonomi suatu daerah.

Karena itu untuk mengatasi masalah kemiskinan tidak dapat dilakukan secara terpisah

dari masalah-masalah kualitas sumber daya manusia, pengangguran, dan masalah

ekonomi lainnya yang secara eksplisit berkaitan erat dengan masalah kemiskinan.

Rendahnya kualitas sumber daya manusia dapat menghambat proses pembangunan

dan upaya mengurangi jumlah penduduk miskin. Kualitas sumber daya manusia dapat

dilihat dari indeks kualitas hidup/indeks pembangunan manusia. Rendahnya Indeks

Pembangunan Manusia (IPM) akan berakibat pada rendahnya produktivitas kerja

penduduk. Produktivitas yang rendah berakibat pada rendahnya perolehan pendapatan.

Sehingga dengan rendahnya pendapatan menyebabkan tingginya jumlah penduduk

miskin.

United Nation Development Programme (UNDP) menyusun suatu indeks

komposit atau IPM untuk mengukur tingkat kemiskinan berdasarkan tiga indikator, yaitu

angka harapan hidup pada waktu lahir (life expectacy at birth), angka melek huruf

penduduk dewasa (adult literacy rate), dan rata-rata lama sekolah, serta pengeluaran per

kapita/kemampuan daya beli (purchasing power parity). Beberapa faktor lainnya yang

digunakan untuk mengukur tingkat kemiskinan diantaranya yaitu produk domestik

regional bruto (PDRB) dan jumlah pengangguran.

Angka harapan hidup merupakan alat untuk mengevaluasi kinerja pemerintah dalam

meningkatkan kesejahteraan penduduk pada umumnya dan meningkatkan derajat

kesehatan pada khususnya. Angka harapan hidup yang rendah di suatu daerah harus

diikuti dengan program pembangunan kesehatan dan program sosial lainnya termasuk

kesehatan lingkungan, kecukupan gizi dan kalori termasuk program pemberantasan

kemiskinan. Sedangkan di bidang pendidikan indeks pembangunan manusia diwakili

oleh Angka Melek Huruf (AMH) yaitu proporsi penduduk usia 15 tahun ke atas yang

Page 4: DAMPAK PENINGKATAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA …

33 33

Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Zakiah Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Vol. 4 No.1, Juli 2013

bisa membaca dan menulis (baik huruf latin maupun huruf lainnya) dan rata-rata lama

sekolah yang digunakan untuk mengidentifikasi jenjang kelulusan pendidikan penduduk

suatu daerah. Angka rata-rata lama sekolah di Provinsi Aceh pada tahun 2010 sebesar

Page 5: DAMPAK PENINGKATAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA …

34 34

Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Zakiah Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Vol. 4 No.1, Juli 2013

8,81 tahun, ini artinya Provinsi Aceh baru bisa menikmati pendidikan rata-rata sampai

kelas 2 SMP. Angka ini masih belum sesuai dengan target Program Wajib Belajar

(Wajar) 9 tahun yang dicanangkan pemerintah. Untuk itu adanya fasilitas pendidikan dan

kesehatan murah akan sangat membantu untuk meningkatkan produktivitas, dan pada

gilirannya meningkatkan pendapatan.

Provinsi Aceh terdiri atas 23 kabupaten/kota, memiliki jumlah penduduk yang rentan

terhadap kemiskinan. Jumlah penduduk sebanyak 4.363.477 jiwa, terdiri atas 2.171.388

jiwa laki-laki dan 2.192.089 jiwa perempuan seharusnya dapat menjadi modal dasar dari

pembangunan, namun sekaligus menjadi salah satu hambatan dalam pembangunan jika

kualitas penduduk yang ada tidak diperhatikan.

Aceh menduduki peringkat ke 20 pada angka harapan hidup (68,78 tahun),

sedangkan pada angka melek huruf Aceh menduduki peringkat ke 11 (96,7 %), dan pada

pengeluaran per kapita Aceh menduduki peringkat ke 29 (Rp. 609.700). IPM Aceh

menduduki peringkat ke 16 (71,7 %) (BPS, 2012). Ini menunjukkan bahwa kualitas

sumber daya manusia di Provinsi Aceh masih belum unggul jika dibandingkan dengan

propinsi-propinsi lain di Indonesia. Jika dibandingkan dengan angka rata-rata di

Indonesia, Angka Harapan Hidup Provinsi Aceh masih berada di bawah rata-rata angka

harapan hidup Indonesia. Ini menyebabkan sulitnya menurunkan jumlah penduduk

miskin di Aceh. Karena itu, saat ini Aceh masih menduduki peringkat 6 besar provinsi

termiskin di Indonesia.

Selain kualitas sumber daya manusia, pertumbuhan ekonomi merupakan kunci dari

penurunan kemiskinan di suatu wilayah. Produk domestik regional bruto merupakan

salah satu indikator pertumbuhan ekonomi suatu wilayah, dan untuk mengetahui sampai

sejauhmana keberhasilan pemerintah dalam memanfaatkan sumber daya yang ada, serta

digunakan sebagai perencanaan dan pengambilan keputusan. Pertumbuhan tersebut

dapat dipengaruhi beberapa faktor diantaranya infrastruktur ekonomi. Semakin tinggi

PDRB suatu daerah, maka semakin besar pula potensi sumber penerimaan daerah

tersebut (Kristiana, 2009). Bahkan, berhasil tidaknya program-program di negara-negara

dunia ketiga sering dinilai berdasarkan tinggi rendahnya tingkat output dan pendapatan

nasional (Todaro, 2000).

Pertumbuhan ekonomi di Aceh sempat menurun pada saat terjadi konflik antara RI

dan GAM. Kondisi keamanan yang tidak menentu saat itu menyebabkan semua sektor

mengalami perlambatan, bukan hanya karena sedikitnya investasi, tapi juga ketakutan

para penduduk untuk melakukan aktivitas, terutama di daerah-daerah kantong konflik.

Namun setelah adanya MoU antara kedua belah pihak tersebut (setelah tahun 2005),

pertumbuhan ekonomi di Aceh kembali menunjukkan peningkatan. Ini tentu saja

merupakan peluang dalam mengurangi jumlah kemiskinan di Aceh.

Kemiskinan juga tidak terlepas dari tersedianya lapangan pekerjaan bagi semua

penduduk angkatan kerja. Pendapatan masyarakat mencapai maksimum apabila kondisi

tingkat penggunaan tenaga kerja penuh (full employment) dapat terwujud. Pengangguran

akan menimbulkan efek mengurangi pendapatan masyarakat, dan itu akan mengurangi

tingkat kemakmuran. Semakin turunnya tingkat kemakmuran akan menimbulkan masalah

yaitu kemiskinan. (Sukirno, 2000). Bertambahnya angkatan kerja yang tidak diikuti dengan

Page 6: DAMPAK PENINGKATAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA …

35 35

Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Zakiah Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Vol. 4 No.1, Juli 2013

tersedianya lapangan dan kesempatan kerja akan menimbulkan pengangguran

(Anonymous, 2011).

Page 7: DAMPAK PENINGKATAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA …

36 36

Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Zakiah Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Vol. 4 No.1, Juli 2013

Gambar 1. Jumlah Penduduk Miskin dan Pengangguran di Provinsi Aceh 1996-2010

Perkembangan jumlah penduduk miskin dan jumlah pengangguran di Aceh

mengalami peningkatan drastis pada tahun 1997-2003 (Gambar 1), disebabkan dua hal

yaitu krisis ekonomi yang melanda Indonesia dan Asia bagian Timur dan Konflik antara

RI dan GAM. Kemiskinan cukup besar yaitu berkisar antara 29,76 persen sampai 36,78

persen pada periode 1998 sampai dengan 2004 (Bank Indonesia, 2012). Penurunan

angka kemiskinan mulai terjadi tahun 2005. Hal ini menandakan adanya perluasan

lapangan pekerjaan dan meningkatnya kegiatan perekonomian. Kondisi keamanan yang

kondusif dan perekonomian global sangat berperan dalam peningkatan pertumbuhan

ekonomi dan peningkatan kualitas sumber daya manusia.

Teori Kemiskinan Kemiskinan adalah kondisi seseorang tidak dapat menikmati segala macam pilihan

dan kesempatan dalam pemenuhan kebutuhan dasarnya, seperti tidak dapat memenuhi

kesehatan, standar hidup, kebebasan, harga diri, dan rasa dihormati seperti orang lain.

Ukuran kemiskinan menurut Arsyad (1999), dapat dibedakan menjadi dua

pengertian: (1) Kemiskinan absolut, apabila hasil pendapatannya berada di bawah garis

kemiskinan dan tidak cukup untuk menentukan kebutuhan dasar hidupnya. Konsep ini

dimaksudkan untuk menentukan tingkat pendapatan minimum yang cukup untuk

memenuhi kebutuhan fisik terhadap makanan, pakaian, dan perumahan untuk menjamin

kelangsungan hidup. (2) Kemiskinan relatif, seseorang telah dapat memenuhi kebutuhan

dasar hidupnya, tetapi masih jauh lebih rendah dibandingkan dengan keadaan

masyarakat sekitarnya. Berdasarkan konsep ini, garis kemiskinan akan mengalami

perubahan bila tingkat hidup masyarakat berubah sehingga konsep kemiskinan ini

bersifat dinamis atau akan selalu ada.

Page 8: DAMPAK PENINGKATAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA …

37 37

Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Zakiah Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Vol. 4 No.1, Juli 2013

Penyebab kemiskinan bermuara pada teori lingkaran kemiskinan (vicious circle of poverty) (Gambar 2), yaitu suatu rangkaian kekuatan yang saling mempengaruhi suatu keadaaan, suatu negara akan tetap miskin dan akan banyak mengalami kesukaran untuk mencapai tingkat pembangunan yang lebih baik. Adanya keterbelakangan, dan

Page 9: DAMPAK PENINGKATAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA …

38 38

Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Zakiah Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Vol. 4 No.1, Juli 2013

ketertinggalan SDM (yang tercermin oleh rendahnya IPM), ketidaksempurnaan pasar, dan kurangnya modal menyebabkan rendahnya produktivitas. Rendahnya produktifitas mengakibatkan rendahnya pendapatan yang mereka terima (yang tercermin oleh rendahnya PDRB). Rendahnya pendapatan akan berimplikasi pada rendahnya tabungan dan investasi. Rendahnya investasi berakibat pada rendahnya akumulasi modal sehingga proses penciptaan lapangan kerja rendah (tercemin oleh tingginya jumlah pengangguran). Rendahnya akumulasi modal disebabkan oleh keterbelakangan dan seterusnya seperti sebuah lingkaran yang tidak ada ujungnya (Kuncoro, 1997).

Gambar 2. Lingkaran kemiskinan

Seseorang yang berada pada garis kemiskinan memiliki tingkat konsumsi yang rendah.

Hal ini dikarenakan keterbatasan yang dimiliki. Dengan rendahnya tingkat konsumsi

berdampak pada rendahnya status gizi, karena kemampuan untuk membeli makanan dan

minuman yang rendah. Status gizi yang rendah secara langsung berdampak pada kesehatan

seseorang menjadi rendah. Kesehatan yang rendah berdampak pada rendahnya kinerja

seseorang dan berdampak langsung pada tingkat produksi yang rendah.

Apabila pendapatan yang dimiliki oleh seseorang rendah maka daya beli pendidikan dan informasi yang dimiliki oleh seseorang cenderung rendah. Dalam hal yang dimaksud adalah pendidikan formal. Secara umum pendidikan terbagi menjadi dua yaitu pendidikan formal dan pendidikan informal. Pendidikan informal tidak seluruhnya memerlukan biaya karena didapatkan dari pengalaman seseorang dan lainnya. Dengan rendahnya tingkat pendidikan seseorang menyebabkan pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang cenderung rendah. Tingkat pengetahuan yang rendah menyebabkan kemampuan seseorang untuk memproduksi menjadi rendah. Hal ini berdampak langsung seseorang menjadi miskin.

Rendahnya tingkat tabungan yang dimiliki oleh seseorang menyebabkan modal yang dimiliki untuk berusaha menjadi kecil, hal ini menyebabkan rendahnya tingkat produksi.

Tingkat produksi yang rendah berdampak langsung pada pendapatan yang dimiliki oleh

seseorang menjadi rendah. Pendapatan yang rendah menyebabkan seseorang menjadi

miskin.

Menurut Tambunan (2001), pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan mempunyai

korelasi yang sangat kuat, karena pada tahap awal proses pembangunan tingkat

Page 10: DAMPAK PENINGKATAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA …

39 39

Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Zakiah Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Vol. 4 No.1, Juli 2013

kemiskinan cenderung meningkat dan pada saat mendekati tahap akhir pembangunan

jumlah orang miskin berangsur-angsur berkurang. Pertumbuhan ekonomi merupakan

Page 11: DAMPAK PENINGKATAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA …

40 40

Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Zakiah Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Vol. 4 No.1, Juli 2013

syarat keharusan bagi pengurangan kemiskinan. Adapun syarat kecukupannya ialah

bahwa pertumbuhan tersebut efektif dalam mengurangi kemiskinan. Artinya,

pertumbuhan tersebut hendaklah menyebar di setiap golongan pendapatan, termasuk di

golongan penduduk miskin.

Pembangunan Kualitas Manusia Pembangunan manusia memiliki banyak dimensi dan menjadi indikator yang lebih

komprehensif dalam menjelaskan kemiskinan selain pertumbuhan ekonomi (Rollit,

2010). Komponen dasar kualitas hidup manusia dapat dilihat nilai IPM. Indeks

pembangunan manusia menggambarkan beberapa komponen kualitas hidup yaitu

capaian umur panjang dan sehat yang mewakili bidang kesehatan; angka melek huruf,

partisipasi sekolah dan rata-rata lamanya bersekolah mengukur kinerja pembangunan

bidang pendidikan; dan kemampuan daya beli masyarakat terhadap sejumlah kebutuhan

pokok yang dilihat dari rata-rata besarnya pengeluaran per kapita.

Napitupulu (2007) mengatakan bahwa IPM mempunyai pengaruh dalam penurunan

jumlah penduduk miskin. Peningkatan pada sektor kesehatan dan pendidikan serta

pendapatan memberikan kontribusi bagi pembangunan manusia, sehingga semakin

tinggi kualitas manusia pada suatu daerah akan mengurangi jumlah penduduk miskin di

daerah. Dengan angka harapan hidup, dapat dilihat perkembangan tingkat kesehatan

pada suatu wilayah serta dapat pula dilihat perbandingan tingkat kesehatan antar wilayah

(Preston, 2004). Todaro dan Smith (2000) juga menyatakan bahwa pembangunan manusia merupakan

tujuan pembangunan itu sendiri. Menurut Todaro dan Smith (2006), pendidikan merupakan cara untuk menyelamatkan diri dari kemiskinan. Pendidikan memainkan peranan kunci dalam membentuk kemampuan sebuah negara dalam menyerap teknologi modern dan untuk mengembangkan kapasitas agar tercipta pertumbuhan serta pembangunan yang berkelanjutan. Semakin tinggi angka kecakapan baca tulis semakin tinggi pula mutu dan kualitas SDM. Karena itu semakin tinggi nilai melek huruf berarti makin baik mutu penduduk di wilayah tersebut (Zuhaifah, 2012).

Tingkat kesejahteraan dikatakan meningkat jika terjadi peningkatan konsumsi riil

perkapita. Pengeluaran per kapita (Purchasing Power Parity) adalah kemampuan daya

beli penduduk dalam memenuhi kebutuhan hidupnya untuk setiap tahun, yang diukur

dengan pengeluaran perkapita penduduk (Rp). Semakin tinggi indeks daya beli maka

semakin tinggi daya beli per kapita penduduk (Siegel, 2002).

Pertumbuhan Ekonomi Menurut Sukirno (2000), laju pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan PDRB tanpa

memandang apakah kenaikan itu lebih besar atau lebih kecil. Selanjutnya pembangunan ekonomi tidak semata-mata diukur berdasarkan pertumbuhan produk domestik regional bruto (PDRB) secara keseluruhan, tetapi harus memperhatikan sejauh mana distribusi pendapatan telah menyebar ke lapisan masyarakat serta siapa yang telah menikmati hasil-hasilnya. Sehingga menurunnya PDRB suatu daerah berdampak pada kualitas konsumsi rumah tangga. Dan apabila tingkat pendapatan penduduk sangat terbatas, banyak rumah tangga miskin terpaksa merubah pola makanan pokoknya ke barang paling murah dengan jumlah barang yang berkurang.

Siregar (2006) menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi merupakan syarat

Page 12: DAMPAK PENINGKATAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA …

41 41

Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Zakiah Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Vol. 4 No.1, Juli 2013

keharusan (necessary condition) bagi pengurangan kemiskinan. Adapun syarat

kecukupan (sufficient condition) adalah bahwa pertumbuhan tersebut efektif dalam

mengurangi kemiskinan. Artinya pertumbuhan tersebut hendaklah menyebar di setiap

Page 13: DAMPAK PENINGKATAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA …

42 42

Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Zakiah Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Vol. 4 No.1, Juli 2013

JPM = jumlah penduduk miskin (jiwa) JPMt-1 = jumlah penduduk miskin satu tahun sebelumnya (jiwa) AHH = angka harapan hidup (tahun) AHHt-1 = angka harapan hidup 1 tahun sebelumnya (tahun)

golongan pendapatan, termasuk di golongan penduduk miskin dipastikan terjadi di

sektor-sektor tempat penduduk miskin bekerja (pertanian atau sektor padat karya).

Adapun secara tidak langsung, hal itu berarti diperlukan pemerintah yang cukup efektif

meredistribusi manfaat pertumbuhan yang boleh jadi didapatkan dari sektor modern

seperti jasa dan manufaktur yang padat modal.

Studi Terdahulu Balisacan et al. (2002) melakukan studi mengenai pertumbuhan dan pengurangan

kemiskinan di Indonesia. Studi tersebut menyatakan bahwa Indonesia memiliki catatan

yang mengesankan mengenai pertumbuhan ekonomi dan pengurangan kemiskinan.

Pertumbuhan dan kemiskinan menunjukkan hubungan yang kuat. Disamping

pertumbuhan ekonomi ada faktor lain yang juga mempengaruhi kemiskinan yaitu

infrastruktur, sumber daya manusia, insentif harga pertanian, dan akses terhadap

teknologi. Upaya memacu pertumbuhan ekonomi merupakan hal yang peting dilakukan,

namun selain itu juga diperlukan strategi pengentasan kemiskinan yang lebih lengkap

terkait dengan faktor-faktor yang relevan di atas.

Sukmaraga (2011) melakukan penelitian “Analisis Pengaruh Indeks Pembangunan

Manusia, PDRB per Kapita, dan Jumlah Pengangguran terhadap Jumlah Penduduk

Miskin di Jawa Tengah”. Kesimpulannya yaitu: IPM mempunyai pengaruh dalam

penurunan jumlah penduduk miskin. Indeks Pembangunan Manusia memiliki indikator

komposit dalam penghitungannya antara lain angka harapan hidup, angka melek huruf,

dan konsumsi per kapita. Peningkatan pada sektor kesehatan dan pendidikan serta

pendapatan per kapita memberikan kontribusi bagi pembangunan manusia, sehingga

semakin tinggi kualitas manusia pada suatu daerah akan mengurangi jumlah penduduk

miskin di daerah.

METODE PENELITIAN

Analisis yang dilakukan dalam studi ini adalah analisis deskriptif dan analisis

ekonometrika. Analisis deskriptif dilakukan dengan menyajikan data dalam bentuk tabel

dan grafik, sedangkan analisis ekonometrika dilakukan dengan menggunakan data time

series, dari tahun 1996 sampai 2010. Data yang digunakan adalah data sekunder yang

berasal dari berbagai institusi pemerintah terutama Badan Pusat Statistika dan Bank

Indonesia. Analisis yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan regresi linier berganda.

Model yang digunakan adalah modifikasi model ekonometrik. Model analisis ini digunakan untuk mengetahui faktor-faktor pengaruh Angka Harapan Hidup, Angka Melek Huruf, dan Pengeluaran per kapita (variabel yang mewakili kualitas sumber daya manusia) dan PDRB (yang mewakili pertumbuhan ekonomi) serta pengangguran terhadap jumlah pnduduk miskin di Provinsi Aceh. Model analisis regresi linear berganda tersebut adalah sebagai berikut:

JPM = a0 + a1(AHHt - AHHt-1) + a2(AMHt-1- AMHt-2) + a3( PPt-2) + a4 (PDt-1) + a5 (PG t-2) + JPMt-1 + e

Keterangan:

Page 14: DAMPAK PENINGKATAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA …

43 43

Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Zakiah Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Vol. 4 No.1, Juli 2013

Kota Desa Kota+Desa Kota Desa Kota+Desa

1996 57.700 434.100 491.800 8,74 14,07 12,72

1997 59.900 450.600 510.500 9,04 14,55 13,15

1998 158.883 1.195.198 1.354.081 22,87 36,78 33,24

1999 199.243 1.206.293 1.405.536 10,15 16,3 34,45

2000 228.710 1.229.644 1.458.354 10,45 16,78 35,05

2001 306.184 1.208.084 1.514.268 13,03 20,92 36,78

2002 201.100 998.800 1.199.900 20,09 33,06 29,83

2003 223.900 1.030.300 1.254.200 19,47 33,63 29,76

2004 198.700 957.500 1.156.100 17,49 32,57 28,37

2005 222.900 943.500 1.166.400 19,04 32,6 28,69

2006 226.900 922.800 1.149.700 19,22 31,98 28,28

2007 218.800 864.700 1.083.600 18,68 29,87 26,65

2008 195.800 763.900 959.700 16,67 26,3 23,53

2009 182.190 710.680 892.870 15,44 24,37 21,8

2010 173.370 688.480 861.850 14,65 23,54 20,98

AMH

=

angka melek huruf (persen)

AMHt-1 = angka melek huruf 1 tahun sebelumnya (persen) AMHt-2 = angka melek huruf dua tahun sebelumnya (persen) PPt-2 = pengeluaran per kapita dua tahun sebelumnya (rupiah) PDt-1 = produk domestik regional bruto satu tahun sebelumnya (rupiah) PG t-2

E = =

jumlah pengangguran dua tahun sebelumnya (jiwa) tern of error

a0 = Konstanta a1…a3 = koefisien regresi

Koefisien regresi yang diharapkan yaitu: a1 a2 a3 a4 < 0 dan a5 > 0

Metode pendugaan parameter yang digunakan adalah metode Ordinary Least Square (OLS) dengan memanfaatkan program komputer Shazam.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Perkembangan Jumlah Penduduk Miskin Penduduk yang tidak mampu memenuhi kebutuhan dasar minimum dikategorikan

sebagai penduduk miskin. Nilai garis kemiskinan yang digunakan mengacu pada

kebutuhan minimum 2.100 kkal per kapita per hari ditambah dengan kebutuhan

minimum non makanan yang merupakan kebutuhan dasar seseorang yang meliputi

kebutuhan dasar untuk papan, sandang, sekolah, transportasi, serta kebutuhan rumah

tangga, dan individu yang mendasar lainnya.

Tabel 1. Jumlah Penduduk Miskin di Provinsi Aceh tahun 1996-2010

Tahun Jumlah Penduduk Miskin (Jiwa) Persentase Penduduk Miskin (%)

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Aceh, beberapa tahun (diolah)

Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa jumlah penduduk miskin meningkat dari tahun 1998

sebesar 1.354.081 jiwa penduduk, dengan persentase sebesar 33,24%, sampai pada tahun

2001 sebesar 1.514.268 jiwa atau 36,78 persen. Penyebab meningkatnya jumlah penduduk

Page 15: DAMPAK PENINGKATAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA …

44 44

Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Zakiah Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Vol. 4 No.1, Juli 2013

miskin pada tahun-tahun tersebut karena pada kurun waktu tersebut masyarakat Aceh

sedang mengalami krisis moneter dan konflik yang berkepanjangan. Jumlah penduduk

Page 16: DAMPAK PENINGKATAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA …

45 45

Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Zakiah Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Vol. 4 No.1, Juli 2013

Aceh Indonesia Aceh Indonesia Aceh Indonesia

1996 66 63 91,37 87,4 7 6,24

1997 66,12 64.3 91,7 89 7 6,51

1998 67,1 65.25 92 89,4 7,04 6,57

1999 67,1 66.2 92,89 88 7,2 6,71

2000 67 67.1 93 88,1 7,4 6,79

2001 67,3 67.4 93,19 88,2 7,3 6,74

2002 67,6 66.2 94,57 89,5 7,7 7,05

2003 67,7 66 95 89,9 7,8 7,08

2004 67,9 68.7 95,7 90,5 8,4 7,24

2005 68 70 96 90,9 8,4 7,30

2006 68,34 70.2 96,2 91,5 8,5 7,44

2007 68,34 70.4 96,2 91,9 8,5 7,47

2008 68,47 70.5 96,2 92,2 8,5 7,52

2009 68,63 70.7 96.3 92,6 8,6 7,72

2010 68,78 70,9 96.7 92,9 8,8 7,92

Rata-rata 67,6 70,9 91,37 88,5 7 7

miskin di daerah perdesaan selalu lebih tinggi bila dibandingkan dengan daerah perkotaan.

Hal ini disebabkan oleh ketimpangan kemajuan pembangunan yang terjadi antara daerah

perkotaan dan perdesaan. Selama beberapa dekade terakhir, pembangunan yang dilakukan

cenderung lebih besar ke perkotaan sehingga menyebabkan keadaan sosial ekonomi

penduduk di daerah perdesaan jauh tertinggal dibandingkan dengan daerah perkotaan.

Perkembangan Kualitas Sumber Daya Manusia Peningkatan sumber daya manusia merupakan modal utama dan sekaligus juga

menjadi output dalam pembangunan. Tingkat pendidikan dan kesehatan yang tinggi

menjadi salah satu indikator untuk menilai keberhasilan pembangunan kualitas sumber

daya manusia di suatu wilayah.

Tabel 2. Angka Harapan Hidup (AHH), Angka Melek Huruf (AMH), Rata-rata Lama Sekolah

(RLS) di Provinsi Aceh dan Indonesia

AHH AMH RLS Tahun

Sumber: BPS Aceh dan BPS Indonesia, 2010 (diolah)

Data yang terdapat pada Tabel 2 menunjukkan angka harapan hidup Provinsi Aceh

selama kurun waktu 15 tahun masih berada di bawah rata-rata angka harapan hidup

nasional yaitu sebesar 67,6 tahun. Ini merupakan salah satu indikasi masih rendahnya

tingkat kesehatan masyarakat Aceh. Rendahnya tingkat kesehatan ini dapat disebabkan

rendahnya konsumsi zat-zat penting yang diperlukan tubuh disebabkan keterbatasan

daya beli karena kemiskinan. Rata-rata angka melek huruf Provinsi Aceh sebesar 91,37

%. Ini menunjukkan Aceh belum bebas dari buta huruf, begitu pula pada tingkat

nasional. Ini tentunya merupakan hambatan mengurangi jumlah penduduk miskin di

negara ini. Rata-rata lama sekolah baik di Aceh maupun pada tingkat nasional juga

Page 17: DAMPAK PENINGKATAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA …

46 46

Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Zakiah Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Vol. 4 No.1, Juli 2013

masih relatif rendah, rata-rata penduduknya hanya lulusan SD atau sekolah sampai di

tingkat SLTP kelas 1. Ini menunjukkan terjadinya kesenjangan yang sangat besar antara

penduduk, ada penduduk yang punya kesempatan melanjutkan sekolahnya sampai di

Page 18: DAMPAK PENINGKATAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA …

47 47

Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Zakiah Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Vol. 4 No.1, Juli 2013

14.277.000 12,66 0,000

-14186 -7,176 0,000

-8036,9 -6,436 0,018

-0,29032 -2,368 0,000

-9,1257 -5,732 0,000

1,8636 3,505 0,000

61,601

tingkat doktoral, sementara masyarakat kalangan bawah banyak yang tidak mempunyai

kesempatan untuk melanjutkan sekolahnya.

Analisis Faktor-faktor yang Memengaruhi Jumlah Penduduk Miskin di Aceh Hasil analisis regresi diperoleh nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,9536. Ini

menunjukkan variasi jumlah penduduk miskin di Provinsi Aceh dipengaruhi 95,36 %

oleh angka harapan hidup, angka melek huruf, pengeluaran per kapita, produk domestik

regional bruto (PDRB), dan jumlah pengangguran, sedangkan sisanya 4,64 %

dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Hal ini menunjukkan hubungan yang sangat erat

antara jumlah penduduk miskin dengan angka harapan hidup, angka melek huruf,

pengeluaran per kapita, PDRB, dan jumlah pengangguran di Provinsi Aceh. Hasil regresi

pengaruh angka harapan hidup, angka melek huruf, pengeluaran perkapita, PDRB, dan

jumlah pengangguran terhadap jumlah penduduk miskin disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3. Hasil regresi pengaruh angka harapan hidup, angka melek huruf, pengeluaran perkapita,

PDRB, dan jumlah pengangguran terhadap jumlah penduduk miskin.

Variabel Independen Koefisien Regresi t.cari Sig

Constanta (a0) Perubahan Angka Harapan Hidup

(AHHt - AHHt-1 ) Perubahan Angka Melek Huruf

(AMHt-1- AMHt-2)

Pengeluaran Perkapita dua tahun sebelumnya (PPt-2 ) Produk Domestik Regional Bruto

satu tahun sebelumnya (PDt-1) Jumlah Pengangguran dua tahun sebelumnya (PG t-2)

F hitung

Sign F 0,000

Pengujian statistik secara serempak menunjukkan bahwa perubahan angka harapan

hidup (AHHt-AHHt-1), perubahan angka melek huruf (AMHt-1 - AMHt-2), pengeluaran

per kapita dua tahun sebelumnya (PPt-2), produk domestik regional bruto satu tahun

sebelumnya (PDt-1), dan jumlah pengangguran dua tahun sebelumnya (PGt-2)

berpengaruh nyata terhadap jumlah penduduk miskin di Provinsi Aceh.

Angka harapan hidup berpengaruh positif terhadap penurunan jumlah penduduk

miskin, setiap penambahan perubahan angka harapan hidup satu tahun akan menurunkan

jumlah penduduk miskin sebesar 14.186 jiwa. Secara statistik angka harapan hidup juga

berpengaruh nyata terhadap jumlah penduduk miskin pada tingkat kepercayaan 99

persen. Ini disebabkan karena semakin tinggi angka harapan hidup menunjukkan bahwa

seseorang semakin sehat sehingga kemampuan untuk bertahan hidup lebih lama.

Semakin tinggi tingkat harapan hidup, maka semakin baik pula tingkat kesehatan

seseorang sehingga mampu untuk bekerja dan meningkatkan pendapatannya. Dengan

demikian pemerintah sudah seharusnya terus mengupayakan peningkatan tingkat

kesehatan masyarakat, bukan hanya dengan program Jaminan Kesehatan Aceh (JKA)

Page 19: DAMPAK PENINGKATAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA …

48 48

Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Zakiah Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Vol. 4 No.1, Juli 2013

tapi juga dengan peningkatan pelayanan di rumah sakit-rumah sakit pemerintah, yang

selama ini mendapat nilai agak negatif dari masyarakat. Selama ini masyarakat Aceh

masih lebih percaya pada pelayanan kesehatan di rumah sakit-rumah sakit di Malaysia.

Page 20: DAMPAK PENINGKATAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA …

49 49

Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Zakiah Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Vol. 4 No.1, Juli 2013

Untuk itu peningkatan pengetahuan dan kemampuan para dokter di Aceh perlu terus

diupayakan, selain penetapan standar pelayanan yang prima dari para dokter dan tenaga

medis lainnya kepada masyarakat. Tidak mustahil jika pemerintah dan pihak-pihak

terkait bekerja lebih tegas dan serius untuk ini, maka Aceh juga akan menjadi negara

tujuan wisata kesehatan seperti halnya Malaysia dan Singapura.

Sama halnya dengan angka harapan hidup, peningkatan kualitas sumber daya manusia

melalui peningkatan angka melek huruf juga berpengaruh positif terhadap penurunan

jumlah penduduk miskin di Aceh. Setiap penambahan perubahan angka melek huruf

sebesar 1% akan menurunkan jumlah penduduk miskin sebesar 8.036,9 jiwa. Secara

statistik pengaruh variabel ini juga signifikan pada α 0,01. Ini membuktikan bahwa

semakin tinggi angka melek huruf berarti makin baik mutu pendidikan penduduk di suatu

daerah. Dengan tingginya angka melek huruf, memberi gambaran bahwa seseorang

memiliki pendidikan yang tinggi, dengan pendidikan yang tinggi maka seseorang dapat

mencari pekerjaan yang sesuai dengan kemampuannya dan mendapatkan pendapatan

untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Karena itu sudah seharusnya pemerintah

memberikan kesempatan kepada semua penduduknya untuk mendapatkan pendidikan,

terutama di daerah-daerah pedesaan. Untuk ini selain menambah fasilitisas infrastruktur

untuk keperluan pendidikan, pemerintah juga perlu mengupayakan beasiswa dan bebas

biaya sekolah bagi orang-orang kurang mampu yang selama ini kadang-kadang enggan

melanjutkan sekolah karena terkendala masalah ekonomi.

Pengeluaran perkapita juga berpengaruh positif terhadap penurunan jumlah

penduduk miskin. Dari koefisien regresi pengeluaran perkapita sebesar - 0,29032,

menunjukkan bahwa setiap penambahan pengeluaran per kapita sebesar Rp. 100.000

akan menurunkan jumlah penduduk miskin sebesar 29.032 jiwa. Secara statistik

pengaruh variabel ini juga significant pada α 0,01. Ini membuktikan bahwa semakin

tinggi indeks daya beli maka jumlah penduduk miskin akan semakin menurun.

Konsumsi masyarakat dapat ditingkatkan dengan meningkatkan pendapatan masyarakat

terutama di kawasan pedesaan yang masyarakatnya lebih banyak hidup di bawah garis

kemiskinan. Sudah seharusnya pemerintah perlu memperhatikan pembangunan di sektor

pertanian yang selama ini masih kurang berkembang dibandingkan sektor industri dan

jasa di wilayah perkotaan. Rendahnya nilai tukar petani selama ini masih menyebabkan

desa-desa di Aceh menjadi kantong-kantong miskin. Karena itu seharusnya pemerintah

memberi perhatian yang lebih serius dan nyata untuk meningkatkan nilai tukar petani

dengan meningkatkan teknologi di bidang pertanian yang selama ini masih tertinggal

dibanding dengan negara-negara tetangga. Pengembangan UKM-UKM juga berpeluang

besar terhadap peningkatan perkapita masyarakat golongan menengah ke bawah.

Koefisien PDRB sebesar -9,1257 menunjukkan bahwa setiap penambahan PDRB

sebesar Rp. 10.000 akan menurunkan jumlah penduduk miskin sebesar 91.257 jiwa.

Pengaruh peningkatakan PDRB terhadap penurunan jumlah penduduk miskin juga

sangat signifikan. Ini disebabkan semakin tinggi PDRB di suatu daerah menunjukkan

pertumbuhan ekonomi di suatu daerah tersebut juga semakin baik. Karena itu sudah

seharusnya pemerintah terus mengupayakan pemasukan kas daerah dari berbagai sektor

dengan lebih mengoptimalkan penggunaan sumber daya dan memaksimalkan output,

Page 21: DAMPAK PENINGKATAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA …

50 50

Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Zakiah Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Vol. 4 No.1, Juli 2013

terutama di kantong-kantong kemiskinan. Selama ini pertumbuhan ekonomi di wilayah

pedesaan yang 2/3 penduduknya berada di bawah garis kemiskinan masih relatif lambat.

Ini disebabkan kinerja sektor pertanian yang masih kurang menggembirakan, padahal

Page 22: DAMPAK PENINGKATAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA …

51 51

Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Zakiah Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Vol. 4 No.1, Juli 2013

sektor ini menjadi tumpuan mata pencaharian sebagian besar penduduk pedesaan. Ini

menyebabkan lambannnya peningkatan kesejahteraan petani dibanding kesejahteraan

pekerja di luar sektor pertanian.

Sebaliknya laju pengangguran berlawanan dengan laju pertumbuhan ekonomi. Jika

jumlah pengangguran meningkat maka jumlah penduduk miskin juga akan meningkat.

Dari hasil regresi pengaruh tersebut dapat dilihat sangat signifikan. Karena itu perlu

terus diupayakan penciptaan lapangan kerja terutama di wilayah pedesaan yang selama

ini memiliki pengganguran lebih banyak dari wilayah kota. Penciptaan lapangan kerja di

pedesaan juga dapat mengurangi jumlah migrasi yang selama ini menimbulkan masalah

baru seperti kriminalisme dan penggangguran di perkotaan.

KESIMPULAN

Perekonomian Aceh sempat terhambat oleh konflik yang cukup lama terjadi di Aceh.

Jumlah penduduk miskin pun terus bertambah bukan hanya saat terjadi konflik tapi juga

sejak terjadi krisis ekonomi 1997 yang juga melanda seluruh Indonesia dan kawasan

Asia Timur lainnya. Namun setelah konflik dan krisis ekonomi berlalu, perekonomian di

Aceh kembali tumbuh, begitu juga dengan jumlah penduduk miskin yang semakin

menunjukkan penurunan. Namun penurunan tersebut tidak begitu signifikan dibanding

dengan kenaikan jumlah penduduk miskin pada saat terjadinya konflik dan krisis

ekonomi. Kemiskinan terutama terjadi di pedesaan dengan mata pencaharian utama

penduduk tergantung pada sektor pertanian.

Hasil analisis dampak peningkatan kualitas sumber daya manusia terhadap jumlah

penduduk miskin menunjukkan bahwa peningkatan tingkat kesehatan yang diukur dengan

angka harapan hidup berpengaruh signifikan dalam mengurangi jumlah penduduk miskin.

Begitu pula dengan pendidikan, yang diukur dengan angka melek huruf, juga berpengaruh

signifikan terhadap penurunan jumlah penduduk miskin. Besaran pengaruh tersebut juga

relatif besar. Variabel daya beli beli mayarakat juga signifikan terhadap penurunan jumlah

penduduk miskin, namun besaran pengaruh tersebut relatif kecil. Pertumbuhan ekonomi

dan pengangguran juga berpengaruh signifikan dalam mengurangi kemiskinan, namun

besaran pengaruh tersebut juga relatif tidak besar.

Permasalahan kemiskinan tidak dapat dipecahkan hanya dengan peningkatan kualitas

sumber daya manusia dan pertumbuhan ekonomi semata. Selain melalui kedua hal

tersebut, pengendalian laju inflasi, pengendalian populasi penduduk serta industrialisasi

pertanian/pedesaan yang tepat juga harus diupayakan untuk mengurangi jumlah

penduduk miskin.

Implikasi Kebijakan

Perlunya perhatian dari pemerintah provinsi Aceh untuk meningkatkan kualitas pada

sektor kesehatan dan pendidikan dengan menambah sarana dan prasarana penunjang,

penetapan standar pelayanan yang lebih baik serta menyediakan beasiswa bagi orang-

orang miskin disamping beasiswa-beasiswa unggulan yang terbuka bagi masyarakat

umum. Peningkatan keterampilan melalui pendidikan dan pelatihan yang ditujukan

Page 23: DAMPAK PENINGKATAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA …

52 52

Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Zakiah Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Vol. 4 No.1, Juli 2013

untuk orang-orang miskin juga perlu terus diupayakan. Dengan demikian masyarakat

miskin yang tidak mungkin lagi menempuh pendidikan umum tetap bisa pandai dan

memiliki ketrampilan untuk meningkatkan kesejahteraan mereka.

Page 24: DAMPAK PENINGKATAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA …

53 53

Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Zakiah Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Vol. 4 No.1, Juli 2013

Pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan berkeadilan perlu terus ditingkatkan.

Salah satunya adalah dengan investasi industrialisasi pertanian di pedesaan,

pengembangan UKM-UKM, serta perbaikan dan pengembangan infrastruktur pedesaan.

Untuk ini tentunya bukan saja membutuhkan peran pemerintah tapi juga partisipasi

pihak swasta.

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, L. 1999. Pengantar Perencanaan Dan Pembangunan Ekonomi Daerah, Edisi Pertama, BPFE- Yogyakarta.

Balisacan, A., E.M. Pernia, dan A. Asra. 2003. Revisiting Growth and Proverty in Indonesia: What Do

Sunational Data Show? Bulltein of Indonesia Economic Studies 39(3):329-351.

BPS. Beberapa Tahun. Indeks Pembangunan Manusia. Jakarta.

BPS. Beberapa Tahun. Aceh Dalam Angka. Banda Aceh.

Gudjarati dan N. Damodar. 2003. Basic Econometricz, Mc Graw Hill International Edition, USA.

Kuncoro, M. 1997. Ekonomi Pembangunan: Teori, Masalah, dan Kebijakan. Jakarta.

Preston, H., Samuel, et.all. 2004. Demography: Measuring and Modelling Population Processes, Blackwell,

USA.

Rollit. 2010. Gubernur: Indeks Pembangunan Manusia Aceh Harus Ditingkatkan. Diakses 15 Mei 2012.

Siegel, J. 2002. Applied Demography, Academic Press, USA.

Siregar, H. 2006. Perbaikan Struktur dan Pertumbuhan Ekonomi: Mendorong Investasi dan Menciptakan Lapangan Kerja. Jurnal Ekonomi Politik dan Keuangan, INDEF, Jakarta.

Sukirno, S. 2000. Makro Ekonomi Modern: Pengantar ekonomi dan Bisnis Global. Jakarta: Raja Grafindo

Persada.

Sukmaraga, P. 2011. Analisis Pengaruh Indeks Pembangunan Manusia, PDRB Per kapita, dan Jumlah

Pengangguran Terhadap Jumlah Penduduk Miskin di Provinsi Jawa Tengah, Skripsi, Universitas

Diponegoro, Semarang.

Tambunan, T.T.H. 2001. Perekonomian Indonesia: Teori dan Temuan Empiris. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Todaro, M.P. dan S.C. Smith. 2000. Pembangunan Ekonomi. (Jilid 1) Jakarta: Erlangga.

Todaro, M.P. dan S.C. Smith. 2006. Pembangunan Ekonomi. (Jilid 2). Jakarta: Erlangga.

Zuhaifah, S.S.T. 2012. Konsep Definisi Indeks Pembangunan Manusia, Yogyakarta.