analisis pengaruh car, fdr, bopo dan npf terhadap...
TRANSCRIPT
“Analisis Pengaruh CAR, FDR, BOPO dan NPF terhadap Profitabilitas pada
PT Bank Muamalat Indonesia Tbk (Januari: 2005 – April: 2008)”
SKRIPSI
Disusun dan diajukan untuk memenuhi syarat ujian akhir
guna memperoleh gelar Sarjana Strata-1
disusun oleh
Desi Ariyani
NIM : 104046101674
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2009 M / 1430 H
“Analisis Pengaruh CAR, FDR, BOPO dan NPF terhadap
Profitabilitas pada PT Bank Muamalat Indonesia Tbk (Januari:
2005 – April: 2008)”
SKRIPSI
Diajukan kepada fakultas syariah dan hukum
untuk memenuhi persyaratan memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi Islam (SEI
Oleh:
Desi Ariyani
NIM : 104046101674
Di Bawah Bimbingan;
Pembimbing 1 Pembimbing 2
H.Ah. Azharuddin Lathif, M.Ag, M.H Dwi Nur’aini Ihsan, SE, MM
NIP 150318308
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2009 M / 1430 H
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa :
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Universitas Islam Negeri
(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya
atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, Januari 2009
Desi Ariyani
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi berjudul “Analisis Pengaruh CAR, FDR, BOPO dan NPF terhadap
Profitabilitas pada PT Bank Muamalat Indonesia Tbk (Januari: 2005 – April:
2008)” telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta pada 19 Februari 2009. Skripsi ini telah diterima sebagai
salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.EI) pada program studi
muamalat konsentrasi perbankan syariah.
Jakarta, 19 Februari 2009
Mengesahkan
Dekan Fakultas Syari’ah dan Hukum,
Prof. DR. H. Muhammad. Amin Suma, SH., MA., MM.
NIP: 150.210.422
Ketua : DR. Euis Amalia, M. Ag ( )
NIP. 150 289 264
Sekretaris : Ah. Azharuddin Lathif, M.Ag, M.H ( )
NIP 150 318 308
Pembimbing I : Ah. Azharuddin Lathif, M.Ag, M.H ( )
NIP 150318308
Pembimbing II: Dwi Nur’aini Ihsan, SE, MM ( )
Penguji I : Edi Setiadi,S.E, M.M ( )
Penguji II : Ir.Agus Edi Sumanto,MM ,M.Si, ( )
AAIJ, RFA
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah hi Rabbil ‘Alamin, ungkapan puji syukur tak terhingga ke
hadirat Allah SWT yang telah memberikan cahaya ilmu-Nya, shalawat dan salam
semoga selalu tercurah ke hadirat Rasul pembawa cahaya, Muhammad SAW,
sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan judul
“Pengaruh CAR, FDR, BOPO dan NPF terhadap Profitabilitas Bank
Muamalat Indonesia Periode (Januari: 2005 – April: 2008)”, sebagai syarat untuk
mendapat gelar Sarjana Ekonomi Islam pada Fakultas Syariah dan Hukum
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Maka penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. DR. H. Muhammad Amin Suma, SH., MA., MM., selaku Dekan
Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag, selaku Ketua Jurusan Muamalat dan Bapak Ah.
Azharudin Latief, M.Ag, M.H selaku Sekretaris Jurusan Muamalat yang telah
memberikan pengarahan dan membantu penulis secara tidak langsung dalam
menyiapkan skripsi ini.
3. Bapak Ah. Azharuddin Lathif, M.Ag, M.H dan ibu Dwi Nur’aini Ihsan, SE, MM
selaku dosen pembimbing yang telah memberikan waktu dan pemikirannya untuk
membimbing, mengarahkan, dan memberi nasihat untuk penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
4. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta yang dengan penuh kesabaran dan keikhlasan memberikan ilmunya
kepada penulis selama di bangku kuliah. Terutama Bapak Edi Setiadi,S.E, M.M
dan Ir.Agus Edi Sumanto,MM, M.Si, AAIJ, RFA sebagai penguji.
5. Pihak Bank Muamalat dan Muamalat Institut khususnya Mba Narti dan Mas
Rahim yang telah banyak membantu penulis dalam memperoleh data dan
informasi yang penulis butuhkan dalam menyelesaikan skripsi ini.
6. Ayahanda Hardi dan Ibunda Efni, yang tak henti memberi doa, cinta dan
dukungan sepenuh hati serta selalu memberikan cahaya inspirasi dalam melewati
setiap langkah kehidupanku. Tak lupa adik-adikku Ridwan Efendi dan Rahmat
Hidayat, nenek, etek, om yang telah memberikan dukungan baik moril maupun
material selama penulis menjalani studi di bangku kuliah, serta calon suamiku
tercinta adi waskita oktarian semoga Allah SWT meridhoi hubungan kita.
7. My Best Friends : Chammy, Eprot, Restifa, Bha2, dan Nha, yang telah bersama
selama ini. Tak lupa teman-temanku seangkatan, senasib, seperjuangan Perbankan
Syariah 2004 khususnya phita, nenk, ila, eva, ita, rikza, yana, isa, sarah dan
“Komunitas Bocah Rusuh” Perbankan Syariah D (FSH UIN Jakarta).
8. Semua pihak yang telah memberikan kontribusi terhadap penyelesaian skripsi ini
dan tidak dapat disebutkan satu persatu.
Jakarta, 19 Februari 2009
Desi Ariyani
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................ i
DAFTAR ISI ........................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL .................................................................................................. iv
DAFTAR GRAFIK ................................................................................................. vi
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah………………………………... 1
B. Pembatasan dan Rumusan Masalah……………………. . 8
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan………………………….. 9
D. Review Kajian Terdahulu ………………………………. 10
E. Kerangka Teori dan Pemikiran…………………………. 12
F. Hipotesis ……………………………………………….. 18
G. Sistematika Penulisan ………………………………….. 19
BAB II LANDASAN TEORI
A. Laporan Keuangan ……………………………………… 21
1. Laporan Keuangan Bank Syariah ……………… 21
2. Fungsi Laporan Keuangan ……………………… 24
3. Acuan Penyusunan Laporan Keuangan ………… 26
4. Keterbatasan Laporan Keuangan ………………. 29
B. Analisis Laporan Keuangan ……………………………. 29
1. Pengertian analisis laporan keuangan …………… 29
2. Tujuan analisis laporan keuangan bank ………… 30
C. Definisi Profitabilitas ……………………………………. 31
D. Rasio Kesehatan Bank …………………………………... 32
BAB III METODELOGI PENELITIAN
A. Jenis penelitian ………………………………………….. 38
B. Deskripsi Data ………………………………………….. 38
C. Defenisi Operasional Variabel ………………………….. 39
D. Pendekatan Penelitian …………………………………… 41
E. Model Analisis ………………………………………….. 41
F. Pengujian Secara Statistik ………………………………. 46
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Strategi Bank Muamalat Indonesia .....................………... 49
B. Produk Bank Muamalat Indonesia...................................... 50
C. Deskripsi Data …………………………………………… 51
D. Uji Asumsi Klasik ………………………………………. 57
E. Pengujian Secara Statistik ………………………………. 64
F. Interprestasi Koefisien Variabel Independen ……………. 70
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ……………………………………………… 78
B. Saran …………………………………………………….. 80
DAFTAR PUSTAKA ............................…………………………………….. 81
LAMPIRAN …………………………………………..…………………….. 84
Daftar Tabel
Halaman
Tabel 4.1 Struktur Kepengurusan Bank Muamalat Indonesia .................. 49
Table 4.2 Data ROE (Return on Equity) PT.Bank Muamalat Indonesia
Tbk tahun 2005-2008 ………………………………………… 61
Table 4.3 Deskripsi ROE (Return on Equity) …………………………… 61
Table 4.4 Data CAR (Capital Adequacy Ratio) PT. Bank Muamalat
Indonesia Tbk 2005-2008 ……………………………………. 62
Table 4.5 Deskripsi CAR (Capital Adequacy Ratio) …………………… 62
Table 4.6 Data FDR (Financing to Deposit Ratio) PT. Bank Muamalat
Indonesia Tbk 2005-2008 …………………………………….. 63
Table 4.7 Deskripsi FDR (Financing to Deposit Ratio) ……………….... 63
Table 4.8 Data BOPO PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk 2005-2008… .. 64
Table 4.9 Deskripsi BOPO ………………………………………………. 64
Table 4.10 Data NPF (Non Performing Financing) PT. Bank Muamalat
Indonesia Tbk 2005-2008…………………………………….... 65
Table 4.11 Deskripsi NPF (Non Performing Financing………...…………. 65
Tabel 4.12 Hasil Uji Multikolinieritas …………………………………….. 66
Tabel 4.13 Hasil Uji Autokorelasi ………………………………………… 70
Tabel 4.14 Hasil Uji F ……………………………………………………... 71
Tabel 4.15 Hasil Uji t ……………………………………………………… 73
Daftar Grafik dan Gambar
Halaman
Gambar 1.1 Bagan Kerangka Pemikiran ………………………………… 17
Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT. Bank Muamalat Indonesia ……….. 48
Gambar 4.2 Hasil Uji Heterokedasitas ...................................................... 68
Gambar 4.3 Hasil Uji Normalitas ............................................................... 69
Gambar 4.4 Daerah penerimaan Ho dan Penolakan Ho Uji F …………… 72
Gambar 4.5 Daerah penerimaan Ho dan Penolakan Ho Uji t CAR ……… 74
Gambar 4.6 Daerah penerimaan Ho dan Penolakan Ho Uji t FDR ……… 74
Gambar 4.5 Daerah penerimaan Ho dan Penolakan Ho Uji t BOPO ….... 75
Gambar 4.5 Daerah penerimaan Ho dan Penolakan Ho Uji t NPF ……… 76
BAB I
PENDAHULUAN
H. Latar Belakang Masalah
Pertumbuhan ekonomi suatu bangsa memerlukan pola pengaturan pengolahan
sumber-sumber ekonomi yang tersedia secara terarah dan terpadu serta
dimanfaatkan bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Lembaga-lembaga
perekonomian bahu-membahu mengelola dan menggerakkan semua potensi
ekonomi agar berguna secara optimal. Lembaga keuangan, khususnya lembaga
perbankan mempunyai peranan yang amat strategis dalam menggerakkan roda
perekonomian suatu Negara.
Perbankan Syariah di Indonesia telah memberikan kontribusi positif bagi
perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari parameter rasio pembiayaan
terhadap dana pihak ketiga dan ekuitas (FDR/financing to deposit ratio) yang
rata-rata mencapai 105%. Bandingkan dengan parameter sejenis di perbankan
konvensional, LDR (loan to deposit ratio) yang rata-rata tidak lebih dari 55%.
Konsep perbankan Syariah yang selalu menjaga keseimbangan antara sektor
moneter dan riil memengaruhi tercapainya prestasi itu.1
Namun krisis moneter dan ekonomi sejak Juli 1997, yang disusul dengan
krisis politik nasional telah membawa dampak besar dalam perekonomian
nasional. Krisis tersebut telah mengakibatkan perbankan Indonesia yang
1 Media Indonesia 11 Juli 2006 PPN bebani bank Syariah Diakses pada tanggal 10-30-2007
dari htpp://www.halalguide.info/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=348
didominasi oleh bank-bank konvensional mengalami kesulitan yang sangat parah.
Keadaan tersebut menyebabkan pemerintah Indonesia terpaksa mengambil
tindakan untuk merestrukturisasi dan merekapitalisasi sebagian bank-bank di
Indonesia. Lahirnya Undang-Undang No. 10 tahun 1998, tentang Perubahan atas
Undang-Undang No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan, pada bulan November
1998 telah memberi peluang yang sangat baik bagi tumbuhnya bank-bank syariah
di Indonesia. Undang-Undang tersebut memungkinkan bank beroperasi
sepenuhnya secara syariah atau dengan membuka cabang khusus syariah.
Ada tiga bank syariah yang bersifat full pledged alias berdiri sendiri sampai
saat ini, yaitu Bank Muamalat, Bank Mega Syariah dan Bank Syariah
Mandiri.2 PT Bank Muamalat Indonesia Tbk didirikan pada tahun 1991,
diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Pemerintah Indonesia, dan
memulai kegiatan operasinya pada bulan Mei 1992. Dengan dukungan nyata dari
eksponen Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) dan beberapa
pengusaha Muslim, pendirian Bank Muamalat juga menerima dukungan
masyarakat, terbukti dari komitmen pembelian saham Perseroan senilai Rp 84
miliar pada saat penandatanganan akta pendirian Perseroan. Selanjutnya, pada
acara silaturahmi peringatan pendirian tersebut di Istana Bogor, diperoleh
2 Reader's Digest Indonesia February 2008 Diakses pada tanggal 10-30-2007 dari
http://www.ditplb.or.id/2006/index.php?menu=news&id_news=4433&idsek
tambahan komitmen dari masyarakat Jawa Barat yang turut menanam modal
senilai Rp 106 miliar.3
Dari tahun 1998 sampai dengan 2007, total aset Bank Muamalat Indonesia
meningkat mendekati 2.100%, dan ekuitas tumbuh sebesar 2.000%.
Perkembangan tersebut menambah jumlah aset Bank Muamalat menjadi Rp 10,57
triliun di akhir tahun 2007, dengan modal pemegang saham mencapai Rp 846,16
miliar dan pencapaian laba bersih sebesar Rp 145,33 miliar, menjadikannya bank
syariah yang paling menguntungkan di Indonesia. Hingga pada juni tahun 2008,
Bank Muamalat tetap merupakan bank syariah terkemuka di Indonesia dengan
jumlah aktiva sebesar Rp 11,2 triliun, modal pemegang saham sebesar Rp 492,7
miliar serta perolehan laba bersih sebesar Rp 153,5 miliar pada juni 2008.4
Perkembangan yang begitu pesat ini barangkali tidak terbayangkan pada 17
ahun silam, saat industri keuangan Syariah baru saja menapaki jalan pertama
dengan berdirinya sebuah bank umum Syariah yaitu PT Bank Muamalat
Indonesia Tbk. Seiring waktu berlalu, ternyata penerimaan masyarakat yang
begitu besar menjadikan industri ini menjadi bintang.
Kunci dari keberhasilan manajemen bank adalah bagaimana bank tersebut
bisa merebut hati masyarakat sehingga peranannya sebagai financial intermediary
3 Di akses pada tanggal 31-10-2008 http://www.muamalatbank.com/profil/label.asp
4 Laporan keuangan publikasi Di akses pada tanggal 31-10-2008
http://www.muamalatbank.com
berjalan dengan baik. Bank adalah perantara keuangan masyarakat yaitu perantara
dari mereka yang kelebihan uang dengan mereka yang kekurangan uang.5
Bank adalah lembaga intermediasi antara para penabung dan investor.
Tabungan dapat berguna apabila diinvestasikan, sementara para penabung tidak
dapat diharapkan untuk sanggup melakukannya sendiri dengan terampil dan
sukses. Nasabah mau menyimpan dananya dibank karena ia percaya bahwa bank
dapat memilih alternatif investasi yang baik.6
Proses pemilihan investasi itu harus dilakukan dengan seksama, karena
kesalahan dalam pemilihan investasi akan mengakibatkan bank tidak dapat
memenuhi kewajibannya kepada para nasabahnya. Manajemen tidak bisa
semaunya menarik nasabah untuk menyimpan uangnya di bank, tanpa adanya
keyakinan bahwa dana itu dapat diinvestasikan secara menguntungkan dan dapat
dikembalikan ketika dana itu sewaktu-waktu ditarik oleh nasabah atau dana
tersebut telah jatuh tempo. Oleh karena itu manajemen harus secara simultan
mempertimbangkan berbagai risiko yang akan berpengaruh pada perubahan
tingkat laba yang diperoleh.7
Bank yang selalu dapat menjaga kinerjanya dengan baik terutama tingkat
profitabilitas yang tinggi dan mampu membagikan dividen dengan baik serta
prospek usahanya dapat selalu berkembang dan dapat memenuhi ketentuan
prudential banking regulation dengan baik, maka kemungkinan nilai saham dari
5 Muchdarsyah Sinungan, manajemen dana bank (Jakarta : Bumi aksara, 2000), h.
6 Zainul Arifin, Dasar-dasar manajemen bank syariah (Jakarta: pustaka alvabet. 2005), h.l21.
7 Ibid., h. 121.
bank yang bersangkutan di pasar sekunder dan jumlah dana dari pihak ketiga
yang berhasil dikumpulkan akan naik. Kenaikan nilai saham dan jumlah dana
pihak ketiga ini merupakan salah satu indikator naiknya kepercayaan masyarakat
kepada bank yang bersangkutan. Kepercayaan dan loyalitas pemilik dana
terhadap bank merupakan faktor yang sangat membantu dan mempermudah pihak
manajemen bank untuk menyusun strategi bisnis yang baik. Sebaliknya para
pemilik dana yang kurang menaruh kepercayaan kepada bank yang bersangkutan
maka loyalitasnya pun juga sangat tipis, hal ini sangat tidak menguntungkan bagi
bank yang bersangkutan karena para pemilik dana ini sewaktu-waktu dapat
menarik dananya dan memindahkannya ke bank lain.
Penilaian terhadap kinerja suatu bank dapat dilakukan dengan melakukan
analisis terhadap laporan keuangnya. Laporan keuangan bank berupa neraca
memberikan informasi kepada pihak di luar bank, misalnya bank sentral,
masyarakat umum, dan investor, mengenai gambaran posisi keuangannya, yang
lebih jauh dapat digunakan pihak eksternal untuk menilai besarnya resiko yang
ada pada suatu bank. Laporan laba rugi memberikan gambaran mengenai
perkembangan bank yang bersangkutan. Pengukuran tingkat kesehatan bank harus
dilakukan oleh semua bank baik bank konvensional maupun bank syariah karena
terkait dengan kepentingan semua pihak terkait, baik pemilik, pengelola
(manajemen) bank, masyarakat pengguna jasa bank, Bank Indonesia selaku
otoritas pengawasan bank, dan pihak lainnya. Informasi mengenai kondisi suatu
bank dapat digunakan oleh pihak-pihak tersebut untuk mengevaluasi kinerja bank
dalam menerapkan prinsip kehati-hatian, kepatuhan terhadap ketentuan ketentuan
yang berlaku dan manajemen resiko.
Perkembangan metedologi penilaian kondisi bank senantiasa bersifat dinamis
sehingga sistem penilaian tingkat kesehatan bank perlu di-review secara periodik
untuk menyesuaikan kondisi terkini. Tujuannya adalah agar lebih mencerminkan
kondisi bank saat ini dan di waktu yang akan datang. Dalam konteks inilah Bank
Indonesia senantiasa melakukan perbaikan kembali terhadap sistem penilaian
tingkat kesehatan yang meliputi penyempurnaan pendekatan penilaian kualitatif
dan kuantitatif dan penambahan faktor penilaian. Bagi perbankan, hasil akhir
penilaian kondisi bank tersebut dapat digunakan sebagai salah satu sarana dalam
menetapkan strategi usaha di waktu yang akan datang. Sedangkan bagi Bank
Indonesia, antara lain digunakan sebagai sarana penetapan dan implementasi
strategi pengawasan bank.
Analisis laporan finansial (financial statement analysis), khususnya
mencurahkan perhatian kepada perhitungan rasio agar dapat mengevaluasi
keadaan finansial pada masa lalu, sekarang dan memproyeksikan masa yang akan
datang. Analisis rasional merupakan bentuk atau cara yang umum digunakan
dalam analisis laporan finansial. Dengan kata lain, diantara alat-alat analisis yang
digunakan untuk mengukur kekuatan atau kelemahan yang dihadapi pasar
dibidang keuangan, adalah analisis ratio (financial ratio analysis). Rasio
merupakan alat yang dinyatakan dalam artian relatif maupun absolut untuk
menjelaskan hubungan tertentu antara faktor satu dengan yang lainnya dari suatu
laporan finansial. Rasio-rasio finansial umumnya diklasifikasikan menjadi 4
macam yaitu rasio likuiditas atau liquidity ratio, rasio laverage/solvabilitas, rasio
aktivitas atau activity ratio, dan rasio keuntungan atau profitability ratio.8
Rasio profitabilitas digunakan untuk mengukur efektifitas manajemen
berdasarkan hasil pengembalian yang dihasilkan dari pinjaman dan investasi.
Indikator yang biasa digunakan untuk mengukur kinerja profitabilitas bank adalah
ROE (Return on Equity) yaitu rasio yang menggambarkan besarnya kembalian
atas total modal untuk menghasilkan keuntungan, ROA (Return on Assets) yaitu
rasio yang menunjukkan kemampuan dari keseluruhan aktiva yang ada dan yang
digunakan untuk menghasilkan keuntungan.
Memperhatikan hal-hal yang telah diidentifikasi di atas, mendorong minat dan
gagasan penulis untuk mengangkatnya menjadi bahan dan judul skripsi. Atas
dasar itulah penulis memilih judul “ Pengaruh CAR, FDR, BOPO dan NPF
terhadap Profitabilitas pada PT Bank Muamalat Indonesia Tbk ( Januari:
2005 – April: 2008)” dalam sebuah skripsi sebagai tugas akhir jenjang S1 yang
ditempuh penulis.
8 Sofyan Syafri Harahap, Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan (Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada, 2002), h. 303.
I. Pembatasan dan Rumusan Masalah
1. Perumusan Masalah
Dalam rangka memfokuskan pembahasan, penulis merumuskan
beberapa hal yang perlu dikemukakan dalam skripsi ini, diantaranya :
a. Bagaimana secara simultan pengaruh CAR, FDR, BOPO dan NPF
terhadap Profitabilitas PT Bank Muamalat Indonesia Tbk?
b. Bagaimana secara parsial pengaruh CAR, FDR, BOPO dan NPF
terhadap Profitabilitas PT Bank Muamalat Indonesia Tbk?
c. Faktor manakah yang memberikan pengaruh paling besar terhadap
Profitabilitas PT Bank Muamalat Indonesia Tbk?
2. Pembatasan Masalah
Berdasarkan uraian pada masalah diatas, maka dalam hal ini
penulis membatasi permasalahan yang akan diteliti yaitu:
a. Variabel yang akan digunakan untuk meneliti adalah CAR, FDR,
BOPO dan NPF terhadap Profitabilitas.
b. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data bulanan laporan
keuangan PT Bank Muamalat Indonesia, Tbk yang dimulai dari
Januari: 2005 – April: 2008.
c. Tempat penelitian ini adalah PT Bank Muamalat Indonesia Tbk. di
Arthaloka Building Lt.5 Jl. Jend. Sudirman Kav.2 Jakarta 10220 Telp.
2511414/51/70.
J. Tujuan dan Manfaat Penulisan
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui secara simultan pengaruh CAR, FDR, BOPO dan
NPF terhadap Profitabilitas PT Bank Muamalat Indonesia Tbk.
b. Untuk mengetahui secara parsial pengaruh CAR, FDR, BOPO dan
NPF terhadap Profitabilitas PT Bank Muamalat Indonesia Tbk.
c. Untuk mengetahui faktor manakah yang memberikan distribusi paling
besar terhadap Profitabilitas PT Bank Muamalat Indonesia Tbk.
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penulisan penelitian ini sebagai berikut:
a. Bagi Penulis
Untuk memperdalam wawasan dan pengetahuan penulis tentang
analisis profitabilitas dari laporan keuangan yang dikeluarkan pada PT
Bank Muamalat Indonesia Tbk.
b. Bagi PT Bank Muamalat Indonesia Tbk.
Sebagai sarana evaluasi bagi PT Bank Muamalat Indonesia Tbk. untuk
terus melakukan perubahan kearah yang lebih baik khususnya pada
kinerja keuangan bank.
c. Bagi Ilmu Pengetahuan
Untuk menambah khazanah intelektual bagi perkembangan perbankan
syariah. khususnya dalam analisis profitabilitas dari laporan keuangan
yang dikeluarkan pada PT Bank Muamalat Indonesia Tbk.
d. Bagi Masyarakat
Memberikan kontribusi positif dalam rangka menyediakan informasi
tentang kondisi PT Bank Muamalat Indonesia Tbk, dan
mensosialisasikannya kepada masyarakat.
K. Review Kajian Terdahulu
1. Hartini Ningsih, Jurusan Perbankan Syariah, Fakultas Syariah dan
Hukum, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2008.
“Analisis Pengaruh Total asset turn over dan Bopo terhadap profitabilitas
bank syariah BTN Syariah”
Penelitian ini menganalisa pengaruh Analisis pengaruh Total asset
turn over dan Bopo terhadap profitabilitas bank syariah. Penelitian ini
menggunakan metode Regresi linier berganda. Berdasarkan hasil
penelitian menunjukkan bahwa Total Asset Turn Over memiliki hubungan
positif dengan tingkat profitabilitas bank syariah, sedangkan BoPo
memiliki hubungan negatif dengan profitabilitas bank syariah. Besarnya
kemampuan variabel independent (Total asset turn over dan BoPo)
menjelaskan variabel dependent, yaitu profitabilitas bank syariah adalah
62,7%, dan sisanya 27,3% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak
dimasukkan ke dalam model. Dan dari penelitian ini disimpulkan bahwa
variabel Bopo menjadi variabel yang dominan mempengaruhi
profitabilitas bank syariah.
2. Darma Putra, Jurusan Perbankan Syariah, Fakultas Syariah dan Hukum,
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2004.
“Tinjauan Ekonomi Islam terhadap rasio kecukupan modal (CAR) bank
syariah di Indonesia”
Penelitian ini menganalisa tinjauan ekonomi Islam terhadap rasio
kecukupan modal (CAR) bank syariah di Indonesia. Berdasarkan hasil
penelitian menunjukkan bahwa Islam menempatkan modal sebagai salah
satu faktor yang penting. Konsep tentang CAR (Capital Adequacy Ratio)
berawal dari fungsi bank sebagai lembaga intermediasi. Sehingga bank
harus menjaga modalnya agar tetap sehat. Untuk mengetahui tingkat
kesehatan modal bank digunakan suatu rasio tertentu yang disebut
kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR).
3. Mochammad Irfansyah, Jurusan Perbankan Syariah, Fakultas Syariah dan
Hukum, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2007
“Pengaruh Jumlah Pembiayaan yang disalurkan terhadap tingkat Rasio
NPF studi kasus pada PT Bank DKI Syariah”
Penelitian ini menganalisa pengaruh Jumlah Pembiayaan yang
disalurkan terhadap tingkat pembiayaan bermasalah. Penelitian ini
menggunakan metode regresi sederhana. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa jumlah pembiayaan yang disalurkan dan tingkat rasio NPF
mempunyai keterkaitan atau hubungan positif. Dimana perubahan jumlah
pembiayaan akan merubah tingkat rasio NPF.
L. Kerangka Teori dan Pemikiran
1. Kerangka Teori
Berdasarkan laporan keuangan diketahui kinerja keuangan bank
dengan cara melakukan analisis laporan keuangan melalui perhitungan rasio-
rasio keuangan. Analisis rasio merupakan bentuk atau cara yang umum
digunakan dalam analisis laporan finansial. Dengan kata lain, diantara alat-
alat analisis yang selalu digunakan untuk mengukur kekuatan atau kelemahan
yang dihadapi perusahaan dibidang keuangan, adalah analisis rasio keuangan
(financial ratio analysis).
Rasio keuangan yang sering digunakan untuk menganalisa laporan
keuangan, dikelompokkan dalam empat jenis yaitu: (1) rasio likuiditas; (2)
rasio aktivitas; (3) rasio rentabilitas/ profitabilitas; dan (4) rasio solvabilitas
(leverage). Selanjutnya, rasio profitabilitas juga dikelompokkan menjadi tujuh
rasio yaitu: gross profit margin (GPM), net profit margin (NPM), operating
return on assets (OPROA), return on asset (ROA) atau sering disebut return
on investment (ROI), return on equity (ROE), dan operating ratio (OPR).
Return on asset (ROA) yang sering disebut juga sebagai return on
investment (ROI).9 Rasio kedua dari rasio profitabilitas adalah ROE
10 yaitu
rasio antara laba setelah pajak atau net income after tax (NIAT) terhadap total
9 Rachmat Firdaus dan maya ariyanti, Manajemen Perkreditan Bank Umum (bandung:
Alfabeta, 2004), h. 223.
10 Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 3/30/DPNP tanggal 14 Desember 2001
modal sendiri (equity) yang berasal dari setoran modal pemilik, laba tak
dibagi dan cadangan lain yang dikumpulkan oleh perusahaan. Semakin tinggi
ROE menunjukkan semakin efisien bank menggunakan modal sendiri untuk
menghasilkan laba atau keuntungan bersih.
Return on Equity (ROE) digunakan untuk mengukur tingkat kembalian
bank atau efektivitas bank di dalam menghasilkan keuntungan dengan
memanfaatkan ekuitas (shareholders’ equity) yang dimiliki oleh bank. ROE
dapat diformulasikan sebagai berikut:
Net Income
ROE =
Total Equity
Bila ROA dikalikan rasio total asset-equity (disebut Equity Multiplier),
akan menghasilkan return on equity (ROE).11
Jadi, : ROE = ROA X EM
ROE = (Profit Margin)(Total asset turnover)( Equity Multiplier)
Dimana:
a. Profit Margin memperlihatkan pengawasan terhadap biaya.
b. Total asset turnover memperlihatkan efektifitas penggunaan aktiva.
c. Equity Multiplier memperlihatkan efektifitas penggunaan hutang.
Adapun variabel-variabel yang gunakan untuk mengukur tingkat
profitabilitas suatu bank adalah CAR, FDR, BOPO, dan NPL.
11 Lukas Setia Atmaja, Manajemen Keuangan Edisi Revisi (Yogyakarta: PT. ANDI, 2002) h.
419.
a. CAR (Capital Adequacy Ratio)
Modal merupakan salah satu faktor penting dalam rangka
pengembangan usaha bisnis dan menampung resiko kerugian, semakin
tinggi CAR maka semakin kuat kemampuan bank tersebut untuk
menanggung resiko dari setiap kredit/aktiva produktif yang berisiko. Jika
nilai CAR tinggi (sesuai ketentuan BI 8%) berarti bank tersebut mampu
membiayai operasi bank, keadaan yang menguntungkan bank tersebut
akan memberikan kontribusi yang cukup besar bagi profitabilitas. CAR
diukur dengan membagi modal dengan aktiva tertimbang menurut resiko
(ATMR).12
b. FDR (Financing Deposit Ratio)
FDR (Financing Deposit to Ratio) adalah rasio antara seluruh jumlah
kredit yang diberikan dengan dana yang diterima bank.13
FDR tersebut
menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali
penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit
yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Dengan kata lain, seberapa
jauh pemberian kredit kepada nasabah kredt dapat mengimbangi
kewajiban bank untuk segera memenuhi permintaan deposan yang ingin
menarik kembali uangnya yang telah digunakan oleh bank untuk
memberikan kredit.
12 Mudrajad Kuncoro dan Suhardjono , Manajemen Perbankan: Teori dan Aplikasi, (Penerbit
BPFE Yogyakarta: Yogyakarta), 2002. h. 573
13 Lukman Dendawijaya, Manajemen Perbankan Ed. 2, (Galia Indonesia: Bogor), 2005. h.
116
c. BOPO (Rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional)
BOPO menurut kamus keuangan adalah kelompok rasio yang
mengukur efisiensi dan efektivitas operasional suatu perusahaan dengan
jalur membandingkan satu terhadap lainnya. Berbagai angka pendapatan
dan pengeluaran dari laporan rugi laba dan terhadap angka-angka dalam
neraca. Rasio biaya operasional adalah perbandingan antara biaya
operasional dan pendapatan operasional. Rasio biaya operasional
digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam
melakukan kegiatan operasi.14
d. NPF (Non Performing Financing)
Perkembangan pemberian pembiayaan yang paling tidak
mengembirakan bagi pihak bank adalah apabila pembiayaan yang
diberikannya ternyata menjadi bermasalah. Hal ini terutama disebabkan
oleh kegagalan pihak debitur memenuhi kewajibannya untuk membayar
angsuran (cicilan) pokok pembiayaan beserta bagi hasil yang telah
disepakati kedua belah pihak dalam perjanjian pembiayaan.15
NPF (Non-Performing Financing) adalah tingkat pengembalian
pembiayaan yang diberikan deposan kepada bank dengan kata lain NPF
merupakan tingkat pembiayaan macet pada bank tersebut. NPF diketahui
dengan cara menghitung Pembiayaan Non Lancar Terhadap Total
14 Ibid, h. 120
15 Ibid, h. 81
Pembiayaan. Apabila semakin rendah NPF maka bank tersebut akan
semakin mengalami keuntungan, sebaliknya bila tingkat NPF tinggi bank
tersebut akan mengalami kerugian yang diakibatkan tingkat pengembalian
kredit macet.
Pada penelitian ini, penulis mencoba meneliti sejauh mana tingkat
Profitabilitas suatu bank dengan variabel CAR, FDR, BOPO, dan NPF
pada PT Bank Muamalat Indonesia Tbk .
Gambar 1.1 Bagan Kerangka Pemikiran
PT Bank Muamalat Indonesia Tbk
Profitabilitas
Analisa Regresi Linier Berganda
Interpretasi
Koefisien Determinasi Uji T secara parsial Uji F secara simultan
Uji Asumsi Klasik
Laporan Keuangan
Hipotesis
CAR, FDR, BOPO, dan NPF
M. Hipotesis
Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka hipotesisnya adalah :
Hipotesis 1
Ho = Tidak terdapat pengaruh signifikan secara simultan CAR, FDR, BOPO
dan NPF terhadap Profitabilitas PT Bank Muamalat Indonesia Tbk .
Ha = Terdapat pengaruh signifikan secara simultan CAR, FDR, BOPO dan
NPF terhadap Profitabilitas PT Bank Muamalat Indonesia Tbk .
Hipotesis 2
Ho1 = Tidak terdapat pengaruh signifikan pada CAR terhadap Profitabilitas
PT Bank Muamalat Indonesia Tbk .
Ha1 = Terdapat pengaruh signifikan pada CAR terhadap Profitabilitas PT
Bank Muamalat Indonesia Tbk .
Ho2 = Tidak terdapat pengaruh signifikan pada FDR terhadap Profitabilitas
PT Bank Muamalat Indonesia Tbk .
Ha2 = Terdapat pengaruh signifikan pada FDR terhadap Profitabilitas PT
Bank Muamalat Indonesia Tbk .
Ho3 = Tidak terdapat pengaruh signifikan pada BOPO terhadap
Profitabilitas PT Bank Muamalat Indonesia Tbk .
Ha3 = Terdapat pengaruh signifikan pada BOPO terhadap Profitabilitas PT
Bank Muamalat Indonesia Tbk .
Ho4 = Tidak terdapat pengaruh signifikan pada NPF terhadap Profitabilitas
PT Bank Muamalat Indonesia Tbk .
Ha4 = Terdapat pengaruh signifikan pada NPF terhadap Profitabilitas PT
Bank Muamalat Indonesia Tbk .
N. Sistematika Penulisan
Untuk pembahasan yang lebih terarah dan memudahkan pemahaman
isi, maka penulis membagi 5 bab dengan sistematika sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan secara singkat latar belakang masalah,
pembatasan dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penulisan, kerangka
teori dan pemikiran, hipotesis, sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini menjelaskan laporan keuangan, laporan keuangan bank
syariah, fungsi laporan keuangan, acuan penyusunan laporan keuangan,
analisis laporan keuangan, pengertian analisis laporan keuangan, tujuan
analisis laporan keuangan bank, definisi profitabilitas, rasio kesehatan bank.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Dalam bab ini penulis membahas mengenai jenis penelitian, deskripsi
data, pendekatan penelitian, model analisis, defenisi operasional variabel,
pengujian secara statistik (uji F, uji t, Koefisien Determinasi (R2)), uji Asumsi
Klasik (Multikoliniearitas, Heterokedastisitas, Autokorelasi).
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini penulis membahas mengenai hasil penelitian antara lain
Deskripsi Data, Spesifikasi Model, Hasil Regresi , Pengujian Secara Statistik,
Uji t, Uji F, Koefisien Determinasi Majemuk (R2), Uji Asumsi Klasik (Uji
Multikoliniearitas, Uji Heteroskedastisitas, Uji Autokorelasi) Interprestasi
Koefisien Variabel Independen pendapatan PT Bank Muamalat Indonesia
Tbk.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Dalam bab ini penulis mencoba menulis kesimpulan dari pembahasan
yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya dan memberikan saran-saran
yang kiranya bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Daftar
Pustaka dan Lampiran.
BAB II
LANDASAN TEORI
E. Laporan Keuangan
5. Laporan Keuangan Bank Syariah
Laporan keuangan pada sektor perbankan syariah, sama seperti sektor
lainnya, adalah untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi
keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan aktifitas operasi bank
yang bermanfaat dalam mengambil keputusan.16
Laporan keuangan (financial statement) menyimpulkan setiap kegiatan
dalam setiap bidang fungsional. Neraca mewakili kesimpulan tentang
keputusan manajemen yang telah diambil untuk bidang-bidang fungsional dan
pernyataan Laba-Rugi mengukur tingkat kemampuan menghasilkan laba
(profitability) dari keputusan manajemen selama periode tertentu.17
financial
statements terdiri atas:
a. Laporan Laba/Rugi (income statements) adalah laporan yang
menggambarkan kinerja dan kegiatan usaha bank syariah pada suatu
periode tertentu yang meliputi pendapatan dan beban yang timbul pada
operasi utama bank dan operasi lainnya.18
16 Tim Penyusun Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia (IAI), Pedoman
Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia (Jakarta: Ikatan Akuntan Indonesia, 2003). h. 1.
17 Zainul Arifin, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah, 2005. h.65
18 PAPSI 2003, h.195.
Penyusunan laporan laba rugi didasarkan pada pendapatan dan biaya
diakui secara akrual sedangkan perhitungan distribusi
pendapatan/hasil usaha menggunakan dasar kas. Oleh karena itu, bank
syariah harus mampu membedakan pendapatan akrual dan pendapatan
yang kasnya sudah diterima.
b. Neraca (balancesheet) berisi laporan sistematis keadaan aktiva/assets,
utang/liabilities, dan modal sendiri/owners’ equity perusahaan pada
saat tertentu.19
c. Laporan arus kas (statements of cash flows) merupakan laporan yang
menunjukkan penerimaan dan pengeluaran kas dan setara kas pada
bank selama periode tertentu yang dikelompokkan dalam aktivitas
operasi, investasi, dan pendanaan selama satu periode tertentu.20
d. Laporan perubahan ekuitas adalah laporan yang menunjukkan
perubahan ekuitas bank yang menggambarkan peningkatan atau
penurunan aktiva bersih atau kekayaan selama periode pelaporan.21
e. Laporan perubahan dana investasi terikat (Mudharabah Muqayyadah)
adalah laporan dari akad mudharabah dimana shahibul maal
memberikan batasan kepada mudharib mengenai tempat, cara, dan
objek investasi. Laporan perubahan dana investasi terikat memisahkan
19 Farah Margaretha, teori dan aplikasi manajemen keuangan. Grasindo: Jakarta, 2004. h.12
20 PAPSI 2003,h. 205.
21 Ibid, h. 213
dana investasi terikat berdasarkan sumber dana dan memisahkan
investasi berdasarkan jenisnya.
f. Pelaporan sumber dan penggunaan dana zakat, infaq, dan sadaqah
merupakan laporan yang menunjukkan sumber dan penggunaan dana
selama suatu jangka waktu tertentu, serta saldo ZIS pada tanggal
tertentu.22
g. Laporan sumber dan penggunaan dana qard merupakan laporan yang
menunjukkan sumber dan penggunaan dana selama suatu jangka
waktu tertentu, serta saldo qard pada tanggal tertentu.23
h. Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian tak terpisahkan dari
laporan keuangan. Catatan atas laporan keuangan memberikan
penjelasan mengenai gambaran umum bank syariah, ikhtisar kebijakan
akuntansi, penjelasan pos-pos laporan keuangan dan informasi penting
lainnya.24
6. Fungsi Laporan Keuangan
Sebagai bahan informasi yang dapat digunakan oleh pihak-pihak yang
membutuhkan, laporan keuangan setidaknya harus berfungsi sebagai
berikut:25
22 Ibid, h.224
23 Ibid, h. 227
24 Ibid, h. 231
25 Ibid, h. 2
a. Menyediakan informasi yang bermanfaat bagi pihak-pihak yang
berkepentingan dalam pengambilan keputusan yang rasional. Pihak-
pihak yang berkepentingan antara lain:
1). Sahibul maal/pemilik dana
2). Kreditur
3). Pembayar zakat, infak, dan sadaqah
4). Pemegang saham
5). Otoritas pengawasan
6). Bank Indonesia
7). Pemerintah
8). Lembaga penjamin simpanan
9). Masyarakat
b. Informasi dalam menilai prospek arus kas, bertujuan untuk
memberikan informasi yang dapat mendukung investor/pemilik dana,
kreditur, dan pihak-pihak lain dalam memperkirakan jumlah, aset, dan
ketidakpastian dalam penerimaan kas di masa depan atas deviden, bagi
hasil, dan hasil dari penjualan, pelunasan (redemption), dan jatuh
tempo dari surat berharga atau pinjaman.
c. Informasi atas sumber daya ekonomi, bertujuan memberikan informasi
tentang sumber daya ekonomis bank (economic resources), kewajiban
bank untuk mengalihkan sumber daya tersebut kepada entitas lain atau
pemilik saham serta kemungkinan terjadinya transaksi, dan peristiwa
yang dapat mempengaruhi perubahan sumber daya tersebut.
d. Informasi mengenai kepatuhan bank terhadap prinsip syariah serta
informasi mengenai pendapatan dan pengeluaran yang tidak sesuai
dengan prinsip syariah dan pegelolaan pendapatan dana bank tersebut.
e. Informasi untuk membantu pihak terkait di dalam menentukan zakat
bank atau pihak lainnya.
f. Informasi untuk membantu mengevaluasi pemenuhan bank terhadap
tanggung jawab amanah dalam mengamankan dana,
menginvestasikannya pada tingkat keuntungan yang rasional.
g. Informasi mengenai pemenuhan fungsi sosial bank.
A. Acuan Penyusunan Laporan Keuangan
Penyusunan laporan keuangan bank syariah didasarkan dari beberapa
acuan yang relevan, adapun acuan tersebut adalah:26
a. Peraturan yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia
b. Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan
Umum, Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan
Keuangan Syariah, Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Umum,
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Syariah (PSAKS) dan
Interprestasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK).
c. Accounting and Auditing Standard for Islamic Financial Institutions
yang dikeluarkan oleh AAOIFI (Accounting and Auditing
Organization of Islamic Financial Institutions).
26 Tim Penyusun Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia (IAI), Pedoman
Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia (Jakarta: Ikatan Akuntan Indonesia, 2003). h. 3
d. International Accounting Standard (IAS), Statement of Financial
Accounting Standard (SFAS), sepanjang tidak bertentangan dengan
prinsip syariah.
e. Peraturan perundang-undangan yang relevan dengan laporan
keuangan.
f. Praktik-praktik akuntansi yang berlaku umum, sepanjang tidak
bertentangan dengan prinsip syariah.
B. Sumber Dana Bank Syariah
Bagi sebuah bank, sebagai suatu lembaga keuangan, dana merupakan
darah dalam tubuh badan usaha dan persoalan paling utama. Tanpa dana,
bank itu tidak dapat berfungsi sama sekali. Keynes mengemukakan bahwa
orang membutuhkan uang untuk tiga kegunaan: transaksi, cadangan (jaga-
jaga), dan investasi. Oleh karena itu, produk penghimpunan dana pun sesuai
dengan tiga fungsi tersebut yaitu berupa giro, tabungan, dan deposito.
Dalam pandangan syariah uang bukanlah suatu komoditi melainkan
hanya sebagai alat untuk mencapai pertambahan nilai ekonomis (economic
added value). Hal ini bertentangan dengan perbankan berbasis bunga di mana
“uang mengembang-biakan uang”, tidak peduli apakah uang itu dipakai dalam
kegiatan produktif atau tidak.27
Untuk menghasilkan keuntungan, uang harus
dikaitkan dengan kegiatan ekonomi dasar (primary economic activities) baik
secara langsung maupun melalui transaksi perdagangan ataupun secara tidak
27 Zainul Arifin, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah. (Pustaka Alvabet, Cet 3:Jakarta)
2005. h.46
langsung melalui penyertaan modal guna melakukan salah satu atau seluruh
kegiatan usaha tersebut.
Berdasarkan prinsip tersebut Bank syariah dapat menarik dana pihak
ketiga atau masyarakat dalam bentuk:28
a. Titipan (wadiah) simpanan yang dijamin keamanan dan
pengembaliannya (guaranteed deposit) tetapi tanpa memperoleh
imbalan atau keuntungan. Berdasarkan fatwa dewan syariah nasional
No: 02/DSN-MUI/IV/2000, hal ini sesuai dengan firman Allah QS. al-
Nisa’ (29):
��������� �� ������ ��������� �� ������� !�"# $�%"&'��(��) *�+,�./
01�2+(&��3/ 4�35 6�) �7��%"# 9,:;��� <� =>�:"# …..?$�%@�A� BCD0
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling
memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan
jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara
kamu…
b. Partisipasi modal berbagi hasil dan berbagi resiko (non guaranteed
account) untuk investasi umum (general investment account/
mudharabah mutlaqah) di mana bank akan membayar bagian
keuntungan secara proporsional dengan porofolio yang didanai dengan
modal tersebut. Berdasarkan fatwa dewan syariah nasional No:
07/DSN-MUI/IV/2000, hal ini sesuai dengan firman Allah QS. al-
Baqarah (283):
28 Ibid. h.47
� 63E"! F<���) $�%�D�/ �GD�/
�HI⌧"�K!�"! L������ F<�☺�#(��
NPQ�@��) 0RST�K(&�� ����
NPS/�U …%
Artinya: Maka jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain,
Maka hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya
(hutangnya) dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya.
c. Investasi khusus (spesial investment account / mudharabah
muqayyadah) di mana bank bertindak sebagai manajer investasi untuk
memperoleh fee. Jadi bank tidak ikut berinvestasi sedangkan investor
sepenuhnya mengambil resiko atas investasi. Dengan demikian
sumber dana bank syariah terdiri dari:
1). Modal Inti (core capital)
2). Kuasi ekuitas (mudharabah account)
3). Titipan (wadiah) atau simpanan tanpa imbalan (non
remunerated deposit)
Berdasarkan fatwa dewan syariah nasional No: 07/DSN-
MUI/IV/2000, hal ini sesuai dengan firman Allah QS.al-Ma’idah (1):
��������� �� ������
���������� ����!��)
�I��5��(&��3/
Artinya:: Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad
itu[388]. dihalalkan bagimu binatang ternak, kecuali yang akan
dibacakan kepadamu. (yang demikian itu) dengan tidak menghalalkan
berburu ketika kamu sedang mengerjakan haji. Sesungguhnya Allah
menetapkan hukum-hukum menurut yang dikehendaki-Nya.
4. Keterbatasan Laporan Keuangan
Pengambilan keputusan ekonomi tidak dapat semata-mata didasarkan
atas informasi yang terdapat dalam laporan keuangan. Hal ini disebabkan
laporan keuangan memiliki keterbatasan, antara lain:29
a. Bersifat historis yang menunjukkan transaksi dan peristiwa yang telah
lampau.
b. Bersifat umum, baik dari sisi informasi maupun manfaat bagi pihak
pengguna.
c. Bersifat lebih menekankan pada penyajian suatu peristiwa atau
transaksi sesuai substansinya dan realitas ekonomi daripada bentuk
hukumnya (formalitas).
d. Hanya melaporkan informasi yang material.
e. Informasi yang bersifat kualitatif dan fakta yang tidak dapat
dikuantifikasikan umumnya diabaikan.
F. Analisis Laporan Keuangan (Financial Statement Analysis)
a. Pengertian analisis laporan keuangan
29 Tim Penyusun Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia (IAI), Pedoman
Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia (Jakarta: Ikatan Akuntan Indonesia, 2003). h. 17
Analisis laporan keuangan (financial Statement analysis) adalah
menghubungkan angka-angka yang terdapat dalam laporan keuangan
dengan angka lain atau menjelaskan perubahan (trend)nya. Angka-angka
dalam laporan keuangan akan menjadi sedikit artinya kalau dilihat secara
sendiri-sendiri. Dengan analisis, pemakaian laporan keuangan lebih
mudah menginterpretasikannya.
Interpretasi laporan keuangan (financial Statement Interpretation)
menghubungkan angka-angka dalam laporan keuangan, termasuk hasil
analisisnya, dengan keputusan usaha yang akan diambil. Analisis terhadap
laporan keuangan suatu perusahaan pada dasarnya karena ingin
mengetahui tingkat profitabilitas (keuntungan) dan tingkat risiko atau
tingkat kesehatan suatu perusahaan. Analisis keuangan yang mencakup
analisis rasio keuangan, analisis kelemahan dan kekuatan di bidang
finansial akan sangat membantu dalam menilai prestasi manajemen masa
lalu dan prospeknya di masa datang. Laporan keuangan yang disusun
secara baik dan akurat dapat memberikan gambaran keadaan yang nyata
mengenai hasil atau prestasi yang telah dicapai oleh suatu perusahaan
selama kurun waktu tertentu, keadaan inilah yang digunakan untuk
menilai kinerja keuangan.
b. Tujuan analisis laporan keuangan bank
Analisis laporan keuangan bank pada dasarnya untuk mengetahui
masalah:30
a. Posisi keuangan suatu bank.
b. Besarnya hasil operasi bank.
c. Perubahan-perubahan yang terjadi dalam posisi keuangan bank.
d. Laporan data-data di laporan rugi-laba bank.
e. Merumuskan indikator-indikator penunjang dan penghambat
operasional bank dalam pencapaian tujuan untuk tools of management
bank itu.
G. Definisi Profitabilitas
Rentabilitas atau Profitabilitas adalah alat ukur menganalisa atau
mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank
yang bersangkutan.31
Profitabilitas adalah ukuran spesifik dari performance
sebuah bank, dimana ia merupakan tujuan dari manajemen perusahaan dengan
memaksimalkan nilai dari para pemegang saham, optimalisasi dari berbagai
tingkat return, dan minimalisasi resiko yang ada.
30 Malayu S. P. Hasibuan, Manajemen Perbankan: Dasar dan Kunci Kehidupan
Perekonomian, cet 1, (CV: Haji Masagun: Jakarta), 1993. h 157.
31 Lukman Dendawijaya, Manajemen Perbankan Ed. 2, (Galia Indonesia: Bogor), 2005. h.
118
Tujuan analisis profitabilitas sebuah bank adalah untuk mengukur
tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank yang
bersangkutan.32
Net Income
ROE =
Total Equity
Bagi para pemilik bank/pemegang saham bank yang bersangkutan
maka rumus ini mempunyai arti yang sangat penting untuk mengukur
kemampuan manajemen dalam mengelola capital yang tersedia untuk
mendapatkan Net Income. Bagi manajemen bank yang mampu menaikkan
Return On Equity biasanya ada petunjuk tentang kemampuan manajemen
bank yang bersangkutan dalam menaikkan income-nya. Kenaikan Return On
Equity biasanya juga diikuti kenaikan dari saham-saham bank yang
bersangkutan di pasar.33
Semakin tinggi return semakin baik, berarti dividen
yang dibagikan atau ditanamkan kembali sebagai retained earning juga
semakin besar.
H. Rasio Kesehatan Bank
1. CAR (Capital Adequacy Ratio)
Modal merupakan salah satu faktor penting dalam rangka
pengembangan usaha bisnis dan menampung resiko kerugian, semakin tinggi
32 Teguh Pudja Muljono, Analisa laporan keuangan untuk perbankan, (Djambatan: Jakarta),
1990.h. 73
33 Teguh pudja muljono, Analisa laporan keuangan untuk perbankan, 1990.h. 74
CAR maka semakin kuat kemampuan bank tersebut untuk menanggung resiko
dari setiap kredit/aktiva produktif yang berisiko. Jika nilai CAR tinggi (sesuai
ketentuan BI 8%) berarti bank tersebut mampu membiayai operasi bank,
keadaan yang menguntungkan bank tersebut akan memberikan kontribusi
yang cukup besar bagi profitabilitas.34
Dalam menelaah CAR bank syariah,
terlebih dahulu harus dipertimbangkan, bahwa aktiva bank syariah dapat
dibagi atas:35
a. Aktiva yang didanai oleh modal sendiri dan/kewajiban atau hutang
(wadiah atau qard dan sejenisnya).
b. Aktiva yang didanai oleh rekening bagi hasil (Profit and loss Sharing
Investment Account) yaitu mudharabah (General Investment
Account/mudharabah mutlaqah, Restricted Investment
Account/mudharabah muqayyadah)
CAR diukur dengan membagi modal dengan aktiva tertimbang
menurut resiko (ATMR).
Modal Bank
CAR =
Total ATMR
Hasil perhitungan rasio diatas kemudian dibandingkan dengan
kewajiban penyediaan modal minimum (yakni senesar 8%). Berdasarkan hasil
perbandingan tersebut, dapatlah diketahui apakah bank yang bersangkutan
34 Mudrajad Kuncoro dan Suhardjono , Manajemen Perbankan: Teori dan Aplikasi, (Penerbit
BPFE Yogyakarta: Yogyakarta), 2002. h. 573
35 Zainul Arifin, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah.. h.138.
telah memenuhi ketentuan CAR atau tidak. Jika hasil perbandingan antara
rasio perhitungan rasio modal dan kewajiban penyediaan modal minimum
sama dengan 100% atau lebih, modal bank yang bersangkutan telah
memenuhi ketentuan CAR. Sebaliknya, bila hasilnya kurang dari 100%,
modal bank tersebut tidak memenuhi ketentuan CAR.36
2. FDR (Financing Deposit to Ratio)
FDR (Financing Deposit to Ratio) adalah rasio antara seluruh jumlah
kredit yang diberikan dengan dana yang diterima bank.37
Kebutuhan likuiditas
setiap bank berbeda-beda tergantung antara lain pada kekhususan usaha bank,
besarnya bank dan sebagainya.
Rasio ini menunjukkan salah satu penilaian likuiditas bank dan dapat
dirumuskan sebagai berikut:
Pembiayaan yang diberikan
FDR =
Dana Masyarakat
FDR tersebut menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam
membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan
mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Dengan
kata lain, seberapa jauh pemberian kredit kepada nasabah kredt dapat
mengimbangi kewajiban bank untuk segera memenuhi permintaan deposan
36 Lukman Dendawijaya, Manajemen Perbankan Ed. 2, 2005. h. 41
37 Ibid. h. 116
yang ingin menarik kembali uangnya yang telah digunakan oleh bank untuk
memberikan kredit.
Semakin tinggi rasio tersebut memberikan indikasi semakin rendahnya
kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan. Hal ini disebabkan karena
jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai kredit menjadi semakin
besar.38
Rasio ini juga merupakan indikator kerawanan dan kemampuan dari
suatu bank. Sebagian praktisi perbankan menyepakati bahwa batas aman dari
Financing Deposit to Ratio suatu bank adalah sekitar 80%. Namun, batas
toleransi antara 85% dan 100%.39
3. BOPO (Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional)
BOPO menurut kamus keuangan adalah kelompok rasio yang
mengukur efisiensi dan efektivitas operasional suatu perusahaan dengan jalur
membandingkan satu terhadap lainnya. Berbagai angka pendapatan dan
pengeluaran dari laporan rugi laba dan terhadap angka-angka dalam neraca.
Rasio biaya operasional adalah perbandingan antara biaya operasional dan
pendapatan operasional. Rasio biaya operasional digunakan untuk mengukur
tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasi.40
38 Ibid h. 116
39 Ibid h. 117
40 Ibid h. 120
Semakin rendah BOPO berarti semakin efisien bank tersebut dalam
mengendalikan biaya operasionalnya, dengan adanya efisiensi biaya maka
keuntungan yang diperoleh bank akan semakin besar.
Biaya Operasional
BOPO =
Pendapatan Operasional
BOPO merupakan upaya bank untuk meminimalkan resiko
operasional, yang merupakan ketidakpastian mengenai kegiatan usaha bank.
Resiko operasional berasal dari kerugian operasional bila terjadi penurunan
keuntungan yang dipengaruhi oleh struktur biaya operasional bank, dan
kemungkinan terjadinya kegagalan atas jasa-jasa dan produk-produk yang
ditawarkan.
4. NPF (Non-Performing Financing)
Perkembangan pemberian pembiayaan yang paling tidak
mengembirakan bagi pihak bank adalah apabila pembiayaan yang
diberikannya ternyata menjadi bermasalah. Hal ini terutama disebabkan oleh
kegagalan pihak debitur memenuhi kewajibannya untuk membayar angsuran
(cicilan) pokok pembiayaan beserta bagi hasil yang telah disepakati kedua
belah pihak dalam perjanjian pembiayaan.41
NPF (Non-Performing Financing) adalah tingkat pengembalian
pembiayaan yang diberikan deposan kepada bank dengan kata lain NPF
41 Ibid, h. 81
merupakan tingkat pembiayaan macet pada bank tersebut. NPF diketahui
dengan cara menghitung Pembiayaan Non Lancar Terhadap Total
Pembiayaan. Apabila semakin rendah NPF maka bank tersebut akan semakin
mengalami keuntungan, sebaliknya bila tingkat NPF tinggi bank tersebut akan
mengalami kerugian yang diakibatkan tingkat pengembalian kredit macet.
Pembiyaan non Lancar
NPF =
Total Pembiayaan
Implikasi bagi pihak bank sebagai akibat dari timbulnya pembiayaan
bermasalah tersebut dapat berupa berikut ini:42
a. Hilangnya kesempatan untuk memperoleh income (pendapata) dari kredit
yang diberikannya, sehingga mengurangi perolehan laba dan berpengaruh
buruk bagi profitabilitas bank,
b. Rasio kualitas aktiva produktif atau yang lebih dikenal dengan BDR (bad
debt ratio) menjadi semakin besar yang menggambarkan terjadinya situasi
yang memburuk.
c. Bank harus memperbesar penyisihan untuk cadangan aktiva produktif
yang diklasifikasikan berdasarkan ketentuan yang ada. Hal ini pada
akhirnya akan mengurangi besarnya modal bank dan akan sangat
berpengaruh terhadap CAR (Capital Adequacy Ratio).
42 Ibid h. 82-83
d. Return on assets (ROA) mengalami penurunan.
e. Sebagai akibat dari komplikasi butir 2, 3, dan 4 tersebut di atas adalah
menurunnya nilai tingkat kesehatan bank berdasarkan perhitungan
menurut metode CAMEL.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif, yaitu penelitian
yang menekankan pada pengujian teori-teori melalui variabel-variabel penelitian
dalam angka, dan melakukan analisis data dengan prosedur statistika atau permodalan
matematis43
B. Deskripsi Data
1. Jenis Dan Sumber Data
a. Data primer :
Wawancara langsung kepada pegawai atau pejabat bank.
b. Data sekunder :
Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder
sebanyak observasi, berdasarkan data bulanan laporan keuangan antara
lain: laporan neraca, laporan rugi/laba, laporan kualitas aktiva produktif,
dan perhitungan kewajiban penyediaan modal minimum yang dimulai dari
bulan Januari: 2005 – April: 2008.
2. Teknik Pengumpulan Data
Data yang diperlukan dalam penelitian ini, dikumpulkan melalui dua
cara yaitu, melalui Interview (wawancara) dan Studi kepustakaan.
43 Efferin Sujoko, dkk, Metode Penelitian Untuk Akuntansi, Suatu Pendekatan Praktis (Jawa
Timur, Bayu Media Publishing 2004) h. 18
a. Interview (wawancara) dilakukan secara insentif dan mendalam
terhadap pegawai bank, dengan cara wawancara yang tidak
terstruktur agar tidak kaku dalam memperoleh informasi dengan
mempersiapkan terlebih dahulu gambaran umum pertanyaan-
pertanyaan yang akan diajukan.
b. Studi kepustakaan, yang dilakukan dengan cara membaca buku-
buku seperti manajemen perbankan karangan mudrajat kuncoro,
manajemen dana bank, dasar-dasar manajemen bank syariah, serta
jurnal, karya ilmiah, makalah dan lain-lain yang mengandung
informasi berkaitan dengan masalah yang dibahas, yang dihimpun
dari berbagai tempat mulai dari perpustakaan hingga situs internet.
C. Definisi Operasional Variabel
Usaha untuk memperoleh penelitian yang sesuai dengan yang diharapkan
peneliti dan menghindari bias teori dalam hasil pengolahan, maka varibel-variabel
yang digunakan sebagai berikut :
1. Data ROE (Return on Equity)
Data variabel dependen dalam penelitian ini adalah ROE. Bersumber dari
laporan keuangan neraca dan laporan laba rugi PT. Bank Muamalat Indonesia periode
Januari: 2005 – April: 2008. Data ROE diperoleh dengan cara menghitung rasio laba
terhadap total modal.
2. Data CAR (Capital Adequacy Ratio)
Data variabel independen yang pertama dalam penelitian ini adalah CAR, data
tersebut bersumber dari laporan keuangan perhitungan kewajiban penyediaan modal
minimum PT. Bank Muamalat Indonesia. Periode Januari: 2005 – April: 2008. Data
CAR diperoleh dengan cara menghitung modal terhadap aktiva tertimbang menurut
resiko (ATMR).
3. Data FDR (Financing to Deposit Ratio)
Data variabel independen yang kedua dalam penelitian ini adalah FDR, data
tersebut bersumber dari laporan keuangan neraca PT. Bank Muamalat Indonesia.
periode Januari: 2005 – April: 2008. Data FDR diperoleh dengan cara menghitung
perbandingan antara jumlah pembiayaan yang diberikan kepada deposan dengan dana
masyarakat yang dihimpun yaitu mencakup giro, simpanan berjangka (deposito), dan
tabungan.
4. Data BOPO (Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional)
Data variabel yang ketiga dalam penelitian ini adalah BOPO, data tersebut
bersumber dari laporan keuangan laba-rugi PT. Bank Muamalat Indonesia. periode
Januari: 2005 – April: 2008. Data BOPO diperoleh dengan cara membandingkan
antara Biaya Operasional dengan Pendapatan Operasional.
5. Data NPF (Non Performing Financing)
Data variabel independen terakhir dari penelitian ini adalah NPF, data tersebut
bersumber dari laporan keuangan kualitas aktiva produktif dan laporan neraca PT.
Bank Muamalat Indonesia. periode Januari: 2005 – April: 2008. Data NPF diperoleh
dengan cara membandingkan Pembiayaan Non Lancar Terhadap Total Pembiayaan.
D. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan empiris dengan memakai statistik
inferensial parametrik, artinya setelah data dikumpulkan, maka dilakukan berbagai
metode statistic untuk menganalisa data dan kemudian menginterprestasikan hasil
analisis tersebut 44
dengan memakai skala rasio, yaitu skala dimana angka
mempunyai makna yang sesungguhnya, sehingga angka nol (0) dalam skala ini
diperlakukan sebagai dasar perhitungan dan pengukuran objek penelitian.45
E. Model Analisis
Untuk memperoleh informasi berpengaruh atau tidaknya variabel independent
(CAR, FDR, BOPO, NPF) secara langsung terhadap variabel dependen (ROE),
penulis menggunakan data laporan keuangan periode Januari: 2005 – April: 2008
untuk dianalisis menggunakan model regresi linier berganda.
1. Regresi linier berganda.
Analisis regresi adalah salah satu metode statistik yang paling banyak
digunakan dalam praktek. Dalam aplikasinya, terjadi berbagai variasi dari
model utama regresi, yakni persyaratan data kuantitatif pada variabel
44 Singgih Santoso, Latihan SPSS Statistik Parametrik (Jakarta PT Elex Media Komputindo
2000) hal. 4
45 Efferin Sujoko, dkk, Metode Penelitian Untuk Akuntansi, Suatu Pendekatan, hal 18.
dependen ataupun variabel independent. Ada model regresi yang memasukkan
data kualitatif (pengukuran secara nominal atau ordinal) sebagai variabel
independent/bebas. Ada pula model regresi yang dibuat dengan memasukkan
data kualitatif sebagai variabel tergantung (dependen).46
Regresi berganda sangat bermanfaat untuk mendeteksi beberapa
variabel yang berelasi dengan variabel yang diuji. Teknik analisi ini sangat
dibutuhkan dalam bebagai pengambilan keputusan baik dalam perumusan
kebijakan manajemen maupun dalam telaah ilmiah semata.47
Analisis ini dilakukan untuk berbagai situasi yang pada dasarnya
terdiri dari tiga keadaan berikut ini:48
a. Digunakan untuk situasi dimana diinginkan memprediksi variabel tidak
bebas dalam hubungan dengan sejumlah variabel bebas.
b. Digunakan dalam mengendalikan pengaruh beberapa variabel bebas
terhadap variabel tidak bebas yang telah ditetapkan.
c. Digunakan untuk studi Casual Theories. Hal ini untuk menentukan
langsung tidaknya pengaruh variabel independent apakah secara tidak
langsung berpengaruh terhadap variabel tidak bebas. Analisa ini disebut
analisi Path.
46 Singgih Santoso, Buku Latihan SPSS Statistik Parametric, h. 97.
47 Ibnu Subiyanto, Metodologi Penelitian. Manajemen dan Akuntansi, Ed.3, (UKP UPP AMP
YKPN, Yogyakarta: 2000)
48 Singgih Santoso, Buku Latihan SPSS Statistik Parametric.h. 97.
Secara matematis hubungan tersebut dijelaskan sebagai berikut
Dimana:
Y = ROE (%)
CAR = Capital Adequacy Ratio (%)
FDR = Financing to Deposit Ratio (%)
BOPO = Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (%)
NPF = Non Performing Financing (%)
e = error-terms (variabel gangguan/ residual).
Besarnya konstanta tercermin dalam "a", dan besarnya koefisien
regresi dari masing-masing variabel independen ditunjukkan dengan b1, b2, b3
dan b4. Dalam regresi berganda ada empat asumsi utama yang harus dipenuhi,
yaitu:
a. Multikoliniers
Multikoliniers bertujuan menguji apakah pada model regresi
ditemukan adanya korelasi antara variabel independent. Jika terjadi
korelasi, maka dinamakan terdapat problem multikolinieritas (multiko).
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara
variabel independent.
Menurut Singgih Santoso untuk mendeteksi ada atau tidaknya
multikolinieritas didalam model regresi adalah dengan melihat nilai VIF
di sekitar angka 1 dan mempunyai TOLERANCE mendekati 1, serta
Y = α+ b1 CAR + b2 FDR + b3 BOPO + b4 NPF + e;
koefisien korelasi antara variabel independent haruslah lemah (dibawah
0,5). Jika korelasi kuat, maka terjadi problem multiko.49
Jika terjadi multikolinieritas, bisa dilakukan langkah seperti:
1). Mengeluarkan salah satu variabel independent A dan B saling
berkorelasi dengan kuat, maka bisa dipilih variabel A atau B yang
dikeluarkan dari model regresi.
2). Menggunakan metode lanjutan seperti regresi Bayesian atau
regresi Ridge.
b. Heteroskedasitas
Heteroskedasitas bertujuan menguji apakah dalam sebuah model
regresi, terjadi ketidaksamaan varians residual dari satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Jika varians residual dari satu pengamatan ke
pengamatan yang lain tetap, maka disebut Homoskedasitas, dan jika
varians berbeda, disebut Heteroskedasitas. Model regresi yang baik
adalah tidak terjadi homoskedasitas.
Sebagai contoh seorang kaya akan bervariasi membelanjakan uangnya.
Sedangkan orang miskin hanya bisa sedikit bervariasi dalam berbelanja.
Hal ini menunjukkan varians yang tidak sama antara kedua golongan
tersebut, yang berarti timbul masalah heteroskedasitas.
Menurut Singgih Santoso mendeteksi ada atau tidaknya
heterokedasitas dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik,
49 Ibid. h. 214
dimana sumbu X dan Y yang telah dipredeksi, dan sumbu X adalah
residual (Y prediksi Y sesungguhnya) yang telah di studentized, dasar
pengambilan keputusan:
1). Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik (point-point) yang ada
membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang,
melebar kemudian menyempit), maka telah terjadi
heteroskedastisitas.
2). Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan
dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas.
c. Autokorelasi
Autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam sebuah model regresi
linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan
kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka
dinamakan ada problem autokorelasi. Model regresi yang baik adalah
regresi yang bebas dari autokorelasi.
Autokorelasi pada sebagian besar kasus ditemukan pada regresi yang
datanya adalah time series, atau berdasarkan waktu berkala, seperti
bulanan, tahunan, dan seterusnya.
Menurut Singgih Santoso mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi
dengan melihat pada table D-W (Durbin-Watson), dasar pengambilan
keputusannya adalah:50
1). Angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif.
2). Angka D-W diantara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi.
3). Angka diatas +2 berarti ada autokorelasi negative.
Jika ada masalah autokorelasi, maka model regresi yang seharusnya
signifikan (lihat angka F dan signifikansinya), menjadi tidak layak untuk
dipakai. Autokorelasi bisa dibatasi dengan berbagai cara, antara lain:51
1). Melakukan transformasi data.
2). Menambah data observasi.
F. Pengujian Secara Statistik
Suatu model dikatakan baik dan sesuai kaidah statistik, apabila dilakukan
pengujian terhadap hasil hasil regresi berganda tersebut. Pengujian-pengujian yang
akan dilakukan terhadap model penduga melalui uji F dan pengujian-pengujian untuk
parameter-parameter regresi melalui uji t serta melihat berapa persen variabel bebas
dapat dijelaskan oleh variabel-variabel terikatnya melalui koefisien determinasi (R2).
50 Ibid. h. 144.
51 Ibid. h. 216.
1. Uji F
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah model penduga yang
diajukan sudah layak untuk menduga parameter yang ada dalam fungsi.52
Hipotesis:
H0 : b1=b2=…=bi=0
H1 : minimal ada salah satu bi ≠ 0
Kriteria uji:
Probability F-statistik > taraf nyata (α), maka tolak H0
Probability F-statistik < taraf nyata (α), maka terima H0
Jika H0 ditolak, berarti minimal ada satu variabel bebas yang
berpengaruh nyata terhadap variabel terikat dan model layak digunakan.
Sebaliknya jika H0 diterima, maka tidak ada satupun variabel bebas yang
berpengaruh nyata.
2. Uji t
Uji t yang digunakan untuk menguji signifikansi pengaruh masing-
masing variabel independent secara parsial terhadap variabel dependen.
Pengujian ini ditujukan untuk mengetahui tingkat signifikansi variabel bebas
dengan hipotesis:
Ho = koefisien model regresi tidak signifikan
H1 = koefisien model regresi signifikan
52 Ibid. h. 110
Kriteria Uji Signifikan, membandingkan statistik t hitung dengan t table
a = 0,05 (t table)
jika thitung > ttable, maka Ho ditolak (ada hubungan yang signifikan)
jika thitung < ttable, maka Ho diterima (tidak ada hubungan yang
signifikan)
Jika H0 ditolak, maka variabel bebas berpengaruh nyata terhadap
variabel tak bebasnya. Sebaliknya jika H0 diterima berarti variabel bebas tidak
berpengaruh nyata terhadap variabel tak bebas.
3. Koefisien Determinasi (R2)
Dalam analisa korelasi terdapat suatu angka yang disebut dengan
koefisien determinasi, yang sebenarnya adalah kuadrat dari koefisien korelasi
(r2).
53 Uji koefisien determinasi ditujukan untuk melihat seberapa besar
kemampuan variabel independent menjelaskan variabel dependen yang dilihat
melalui adjusted r square karena variabel independennya lebih dari dua.
53 Ali Mauludi AC, Statistika I Penelitian Ekonomi Islam dan Sosial, (Ciputat, PT Prima
Herza Lestari, 2006) h. 101
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Strategi Bank Muamalat Indonesia
Dalam menerapkan konsep-konsep syari’ah yang Islami dan
meningkatkan fee based income, untuk mencapai tujuannya, Bank Muamalat
Indonesia mendasarkan usahanya dengan kegiatan sebagai berikut:
a. Sasaran pembinaan, yaitu membina dan mempercepat perkembangan
mayarakat ekonomi menengah ke bawah bangsa Indonesia untuk
menjembatani kesenjangan sosial ekonomi yang terjadi karena dampak
pembangunan, sehingga terbentuk dasar yang kokoh bagi pengembangan
manusia Indonesia seutuhnya dalam pembangunan nasional jangka
panjang 25 tahun ke-dua.
b. Strategi pengembangan yaitu:
1. Bekerjasama dengan baik dengan bank-bank perkreditan rakyat (BPR)
yang telah ada. Mendorong pengembangan BPR baru di daerah-daerah
potensial.
2. Bekerjasama dengan Badan Amil Zakat, Infaq dan Sedekah (BAZIS)
untuk menginsentifkan pengelolaan dana ZIS.
3. Merangsang lembaga penyedia bantuan teknik menajemen pengusaha
kecil dan menengah untuk tumbuh dan berkembang lebih baik.
4. Merangsang lembaga penyedia bantuan pembinaan keterampilan
akuntansi untuk tumbuh dan berkembang lebih baik.
5. Mengembangkan peranan kelembagaan penyediaan teknologi paska
panen.
6. Mengembangkan peranan kelembagaan pemasaran hasil produksi.54
B. Produk Bank PT Bank Muamalat Indonesia
1. Produk Penghimpunan Dana
a. Tabungan Ummat
b. Tabungan Arafah
c. Deposito Mudharabah
d. Deposito Fulinves
e. Giro Wadiah
2. Produk Penanaman Dana
a. Murabahah
b. Salam
c. Istishna’
3. Jasa Layanan
a. Pembayaran Zakat, Infak, Sedekah (ZIS)
b. Jasa-jasa lainnya
4. Sistem Bagi Hasil pada Bank Muamalat Indonesia
54 Jurnal Muamalat, tahun 2004
100
Nasabah Nisbah X * 1000-HI X
1000
Nasabah Dana Rata-RataNasabah Hasil Bagi =
Penetapan bagi hasil di Bank Muamalat dilakukan dengan terlebih
dahulu mengitung HI-1000 (baca: Ha-i-seribu), yakni angka yang
menunjukkan hasil investasi yang diperoleh dari penyaluran setiap seribu
rupiah dana nasabah. Sebagai contoh: HI-1000 Rupiah bulan Juni 2005 adalah
11,57. Hal tersebut berarti bahwa dari setiap Rp. 1.000,- dana nasabah yang
dikelola Bank Muamalat akan menghasilkan Rp. 11,57 (HI-1000 sebelum
bagi hasil). Apabila nisbah bagi hasil antara nasabah dan bank untuk deposito
1 bulan adalah 52:48, maka dari Rp. 11,57 tersebut, untuk porsi nasabah
dikalikan dahulu dengan 52% sehingga untuk setiap Rp. 1.000,- dana yang
dimiliki, nasabah akan memperoleh bagi hasil sebesar Rp. 6,01 (berarti HI-
1000 nasabah = 6,01 rupiah). Secara umum hal tersebut dirumuskan sebagai
berikut:55
*) HI-1000 Sebelum Bagi Hasil
C. Deskripsi Data
Data-data yang diperlukan dalam analisis ini didapat dari laporan
keuangan bulanan PT Bank Muamalat Indonesia Tbk, yang dimulai dari
Januari: 2005–April: 2008. dengan demikian diharapkan dapat diketahui
perkembangan laporan keuangan tiap bulannya. Dari hasil olah data yang
dilakukan dengan menggunakan SPSS for windows versi 11.0. dapat
55 Diakses tanggal 3-11-2008 dari http:// www.muamalat-institut.com
dijelaskan mengenai variabel-variabel yang terdapat pada model regresi
berganda dapat dilihat pada table-tabel dibawah ini:
a. Data ROE (Return on Equity)
Sebagaimana tercermin dalam table 4.2 dibawah ini:
Table 4.2
ROE (Return on Equity) PT Bank Muamalat Indonesia Tbk tahun 2005-2008
Return on Equity (%) PERIODE 2005 2006 2007 2008
JANUARI 24.47 17.54 38.17 37.35
FEBRUARI 21.88 17.18 32.70 38.39
MARET 24.55 23.61 31.15 37.48
APRIL 25.58 21.85 28.39 36.54
MEI 23.50 22.95 28.14
JUNI 22.49 21.29 29.72
JULI 21.42 21.43 29.48
AGUSTUS 21.79 20.57 26.52
SEPTEMBER 21.40 19.77 24.29
OKTOBER 21.62 20.65 24.52
NOVEMBER 20.43 20.52 24.91
DESEMBER 18.10 21.99 23.82 Sumber PT Bank Muamalat Indonesia Tbk
Table 4.3
Deskripsi ROE (Return on Equity)
Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
ROE 40 17.18 38.39 25.2037 5.87757
Valid N (listwise) 40
Sumber: data olahan SPSS 11.0
Table 4.2 menunjukkan bahwa variabel Y (Return on Equity) sebagai
variabel dependen memiliki nilai rata-rata (mean) sebesar 25.20%, standar
deviasi sebesar 5.87757 menunjukkan adanya variasi/perbedaan yang sangat
besar dari Return on Equity terendah dengan tertinggi dan jumlah data
sebanyak 40 data.
b. Data CAR (Capital Adequacy Ratio)
Sebagaimana tercermin dalam table 4.4 dibawah ini:
Table 4.4
CAR (Capital Adequacy Ratio) Bank Muamalat Indonesia Tbk 2005-2008
Capital Adequacy Ratio (%) PERIODE 2005 2006 2007 2008
JANUARI 14.00 19.96 16.18 11.52
FEBRUARI 13.78 17.64 16.66 11.27
MARET 11.72 16.88 14.85 11.34
APRIL 11.72 16.81 14.76 11.11
MEI 18.12 16.10 13.92
JUNI 18.08 15.08 12.66
JULI 16.34 15.18 11.89
AGUSTUS 16.70 14.96 11.51
SEPTEMBER 16.35 14.47 11.23
OKTOBER 15.74 14.14 11.03
NOVEMBER 15.63 14.36 10.56
DESEMBER 16.33 14.38 10.82 Sumber PT Bank Muamalat Indonesia Tbk
Table 4.5
Deskripsi CAR (Capital Adequacy Ratio)
Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
CAR 40 10.56 19.96 14.3945 2.44772 Valid N (listwise) 40
Sumber: data olahan SPSS 11.0
Table 4.4 menunjukkan bahwa variabel independent (X1) yaitu CAR
(Capital Adequacy Ratio) memiliki nilai rata-rata (mean) sebesar 14.39%,
standar deviasi sebesar 2.44772 hal ini menunjukkan adanya
variasi/perbedaan yang cukup besar dari Capital Adequacy Ratio terendah
dengan tertinggi dan jumlah data sebanyak 40 data.
c. Data FDR (Financing to Deposit Ratio)
Sebagaimana tercermin dalam table 4.6 dibawah ini:
Table 4.6
FDR (Financing to Deposit Ratio) Bank Muamalat Indonesia Tbk 2005-2008
Financing to Deposit Ratio (%) PERIODE 2005 2006 2007 2008
JANUARI 93.82 86.74 79.32 96.56
FEBRUARI 96.42 90.20 95.05 96.41
MARET 87.33 92.00 90.51 80.87
APRIL 84.17 90.49 95.11 82.93
MEI 87.33 87.08 95.38
JUNI 87.73 91.24 97.06
JULI 88.65 89.78 98.61
AGUSTUS 90.53 88.31 104.39
SEPTEMBER 92.29 87.29 102.87
OKTOBER 90.96 83.10 99.70
NOVEMBER 90.58 82.96 102.27
DESEMBER 89.08 83.60 98.71 Sumber PT Bank Muamalat Indonesia Tbk
Table 4.7
Deskripsi FDR (Financing to Deposit Ratio)
Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
FDR 40 79.32 104.39 91.1858 6.12960 Valid N (listwise) 40
Sumber: data olahan SPSS 11.0
Table 4.6 menunjukkan bahwa variabel independent (X2) yaitu FDR
(Financing to Deposit Ratio) memiliki nilai rata-rata (mean) sebesar
91.1858%, standar deviasi sebesar 6.12960 hal ini menunjukkan adanya
variasi/perbedaan yang cukup besar dari Financing to Deposit Ratio terendah
dengan tertinggi dan jumlah data sebanyak 40 data.
d. Data BOPO (Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional)
Sebagaimana tercermin dalam table 4.8 dibawah ini:
Table 4.8
BOPO PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk tahun 2005-2008
BOPO (%) PERIODE 2005 2006 2007 2008
JANUARI 79.91 80.17 72.29 76.41
FEBRUARI 81.32 80.61 75.44 75.08
MARET 79.73 79.29 77.69 75.51
APRIL 79.47 80.58 78.66 76.10
MEI 79.97 80.27 79.09
JUNI 78.71 81.37 84.52
JULI 78.92 81.37 78.40
AGUSTUS 78.35 81.86 80.22
SEPTEMBER 79.56 82.69 82.09
OKTOBER 78.42 82.24 81.63
NOVEMBER 79.49 82.51 81.59
DESEMBER 81.59 84.69 82.71 Sumber PT Bank Muamalat Indonesia Tbk
Table 4.9
Deskripsi BOPO (Biaya Operasional Pendapatan Operasional)
Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
BOPO 40 72.29 84.69 79.7630 2.58479 Valid N (listwise) 40
Sumber: data olahan SPSS 11.0
Table 4.8 menunjukkan bahwa variabel independent (X3) yaitu BOPO
(Biaya Operasional Pendapatan Operasional) memiliki nilai rata-rata (mean)
sebesar 79.7630%, standar deviasi sebesar 2.58479 hal ini menunjukkan
adanya variasi/perbedaan yang cukup besar dari BOPO (Biaya Operasional
Pendapatan Operasional) terendah dengan tertinggi dan jumlah data sebanyak
40 data.
e. Data NPF (Non Performing Financing)
Sebagaimana tercermin dalam table 4.10 dibawah ini:
Table 4.10
NPF (Non Performing Financing) PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk 2005-
2008
Non Performing Financing (%) PERIODE 2005 2006 2007 2008
JANUARI 2.45 2.29 3.36 3.36
FEBRUARI 2.60 2.36 3.76 3.36
MARET 2.15 2.77 3.67 3.14
APRIL 3.20 4.16 4.69 3.14
MEI 3.11 3.50 4.79
JUNI 3.01 3.89 4.89
JULI 3.55 2.36 6.35
AGUSTUS 3.16 4.14 6.35
SEPTEMBER 3.16 4.43 6.59
OKTOBER 3.03 3.90 6.06
NOVEMBER 3.14 3.88 6.07
DESEMBER 2.80 5.79 3.14 Sumber PT Bank Muamalat Indonesia Tbk
Table 4.11
Deskripsi NPF (Non Performing Financing)
Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
NPF 40 2.15 6.59 3.7888 1.22444 Valid N (listwise) 40
Sumber: data olahan SPSS 11.0
Table 4.10 menunjukkan bahwa variabel independent (X4) yaitu NPF
(Non Performing Financing) memiliki nilai rata-rata (mean) sebesar 3.7888%,
standar deviasi sebesar 1.22444 dan jumlah data sebanyak 40 data.
D. Hasil dan Pembahasan
1. Model Awal Regresi
Persamaan ini bertujuan untuk memprediksi pengaruh yang terjadi
antara variabel independent terhadap variabel dependen.
Y = 185,347 –1,134 CAR -7.612FDR -1,753BOPO +0,769 NPF
2. Uji asumsi klasik regresi berganda
Pengujian asumsi klasik meliputi pengujian Multikolinieritas,
Heterokedasitas, Autokorelasi.
a. Uji Multikolinieritas
Uji ini bertujuan bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi
ditemukan adanya korelasi antara variabel independent. Jika terjadi
korelasi, maka terdapat multikolinieritas (multikol). Dimana model
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel
independent.
Untuk mengetahui adanya korelasi antar variabel independent atau
tidak, dapat dilihat dalam tabel 4.12 dibawah ini:
Tabel 4.12
Hasil Uji Multikolinieritas
Coefficients Collinearity Statistics
Model Tolerance VIF 1 CAR .738 1.354
FDR .697 1.436 BOPO .901 1.110 NPF .614 1.629
a Dependent Variabel: ROE Sumber: data olahan SPSS 11.0
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa angka Tolerance mendekati
angka 1 dan VIF berkisar angka berada sekitar angka 1.110 sampai angka
1.629, pada umumnya berkisar pada angka 1 hingga 8. Angka-angka
tolerance dan VIF tersebut menunjukkan bahwa tidak terjadi
multikolinieritas antar variabel independen dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa model regresi ini layak dalam pengujian.
b. Uji Heterokedasitas
Uji ini untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi
ketidaksamaan varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan
yang lain tetap, maka hal tersebut disebut Homoskedasitas. Dan jika
varians berbeda disebut sebagai heterokedasitas. Model regresi yang baik
adalah tidak terjadi heterokedasitas.56
Dari hasil grafik Heterokedasitas, terlihat titik-titik yang menyebar
secara acak, dan tidak membentuk suatu pola tertentu yang jelas. Titik-
titik tersebut menyebar baik diatas namun dibawah angka 0 pada sumbu
Y. Hal ini berarti tidak terjadi heterokedasitas pada model regresi
berganda ini , sehingga model regresi berganda layak dipakai untuk
56 Singgih santoso, modul menggunakan SPSS untuk Statistik Parametrik. (Jakarta: PT. Elex
Media Komputindo) 2005. h. 137
memprediksi ROE terhadap variabel independen lainnya, hal ini terlihat
jelas pada gambar dibawah ini:
Gambar 4.2
Hasil Uji Heterokedasitas
Scatterplot
Dependent Variable: ROE
Regression Standardized Predicted Value
3210-1-2
Re
gre
ssio
n S
tud
en
tize
d R
esid
ua
l
5
4
3
2
1
0
-1
-2
Sumber: data olahan SPSS 11.0
c. Uji Normalitas
Uji ini untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel
dependen, variabel independen atau keduanya mempunyai distribusi
normal ataukah tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi data
normal atau mendekati normal. Dari hasil pengujian Normalitas diperoleh
suatu grafik, dimana pada grafik hasil uji normalitas terlihat bahwa titik-
titik menyebar disekitar garis diagonal, serta penyebarannya mengikuti
arah garis diagonal. Hasil tersebut dapat terlihat pada grafik hasil
pengolahan SPSS 11.0 dibawah ini:
Gambar 4.3
Hasil Uji Normalitas
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: ROE
Observed Cum Prob
1.00.75.50.250.00
Expecte
d C
um
Pro
b
1.00
.75
.50
.25
0.00
Sumber: data olahan SPSS 11.0
d. Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah didalam sebuah
model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada
periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya), dengan
ketentuan sebagai berikut : -2< DW < +2, maka tidak ada autokorelasi
sedangkan jika nilai angka berada pada DW< -2 terjadi autokorelasi
positif dan sebaliknya jika nilai angka berada pada DW> +2 terjadi
autokorelasi negatif. Hal ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.13
Hasil Uji Autokorelasi
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Std. Error of the Durbin-Watson
Square Estimate
1 .894 .799 .776 2.78360 1.510
a Predictors: (Constant), NPF, BOPO, CAR, FDR b Dependent Variabel: ROE Sumber: data olahan SPSS 11.0
Terlihat pada tabel diatas bahwa nilai Durbin-Watson yang diperoleh
dari hasil analisis regresi sebesar 1.510. Hal ini menunjukkan bahwa
angka DW diantara -2< DW < +2 maka Ho diterima yaitu model regresi
tidak terdapat masalah autokorelasi dan model ini layak untuk digunakan.
Hal ini mempengaruhi pada nilai F yang signifikan menunjukkan regresi
ini layak namun sebaliknya juka pada Durbin-Watson terdapat
autokorelasi maka hasil uji yang signifikan menjadi tidak layak untuk
digunakan.
e. Hasil Uji Koefisien Korelasi
Analisis korelasi digunakan untuk mengetahui apakah antara variabel
dependen dengan variabel independen terdapat hubungan. Tabel 4.12
diatas juga menunjukkan nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0.894 atau
89,4% yang berarti bahwa korelasi atau hubungan antara variabel
independen yaitu CAR, FDR, BOPO, dan NPF dengan Variabel Dependen
yaitu ROE adalah kuat.
f. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R Square)
Tabel 4.12 diatas juga menunjukkan koefisien determinasi (R Square)
adalah sebesar 0.799 atau 79,9% yang berarti bahwa 79,9% tingkat
profitabilitas Bank Muamalat dapat dijelaskan oleh CAR, FDR, BOPO,
dan NPF, selebihnya dijelaskan oleh faktor lain seperti return bagi hasil,
NPM (net profit margin) dan tidak termasuk dalam analisis ini. Hal
tersebut juga menunjukkan kemampuan variabel-variabel independen
dalam menjelaskan variabel dependen mempunyai korelasi cukup kuat.
E. Hasil Model Awal Regresi
Dari hasil uji MWD maka dapat dilihat model linier adalah baik, karena nilai
Durbin-Watson yang diperoleh dari hasil analisis regresi sebesar 1.510. Hal ini
menunjukkan bahwa angka DW diantara -2< DW < +2 maka Ho diterima yaitu
model regresi tidak terdapat masalah dan model ini layak untuk digunakan.
Y = 185,347 –1,134 CAR -7.612FDR -1,753BOPO +0,769 NPF
dapat diartikan bahwa:
1. Nilai elastisitas konstanta sebesar 185,347 menunjukkan bahwa apabila
nilai CAR, FDR, BOPO dan NPF adalah 0 (nol) maka nilai Y adalah
185,347.
2. CAR = –1,134
Nilai elastisitas CAR sebesar -1,134 menunjukkan bahwa CAR naik
sebesar 1% maka profitabilitas akan mengalami penurunan sebesar
1,134% dengan asumsi variabel lain dianggap tetap.
3. FDR = -7.612
Nilai elastisitas FDR sebesar -7.612 menunjukkan bahwa FDR naik
sebesar 1% maka profitabilitas akan mengalami penurunan sebesar -
7.612% dengan asumsi variabel lain dianggap tetap.
4. BOPO = -1,753
Nilai elastisitas BOPO sebesar -1,753 menunjukkan bahwa BOPO sebesar
1% maka profitabilitas akan mengalami penurunan sebesar sebesar -
1,753% dengan asumsi variabel lain dianggap tetap.
5. NPF = 0,769
Nilai elastisitas NPF sebesar 0,769 menunjukkan bahwa peningkatan NPF
sebesar 1% akan meningkatkan profitabilitas bank sebesar 0,769% dengan
asumsi variabel lain dianggap tetap.
F. Pengujian Hipotesis
Setelah pengujian persyaratan analisis dan asumsi dasar regresi, langkah
selanjutnya melakukan pengujian signifikan model dan interpretasi model regresi,
untuk melihat pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara
individual. Secara statistik dapat diukur dari nilai statistik Uji t dan Uji F
(ANOVA).
1. Hasil Uji F
Tabel 4.14
Hasil Uji F ANOVA
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 1076.093 4 269.023 34.720 .000 Residual 271.195 35 7.748 Total 1347.288 39
a Predictors: (Constant), NPF, BOPO, CAR, FDR b Dependent Variabel: ROE
Sumber: data olahan SPSS 11.0 Uji F digunakan untuk mengetahui hubungan variabel independen secara
simultan (bersama-sama) terhadap variabel dependen. Hasil dari uji pada tabel
diatas menunjukkan semua angka signifikan, karena tingkat probabilitas sig
0,000. Nilai probabilitas (0,000) lebih kecil dari 0,05. F hitung sebesar 34,720 dan
F tabel sebesar 2,64. Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang
signifikan antara CAR, FDR, BOPO, dan NPF terhadap ROE, maka Ho ditolak
dan Ha diterima karena F hitung (34,720) > F tabel (2,64).
Uji F dapat digambarkan sebagai berikut:
F hitung > F tabel, maka tolak Ho
34,720 > 2,64
Gambar 4.4
Daerah penerimaan Ho dan Penolakan Ho
Uji Dua Pihak
Ho ditolak Ho diterima Ho ditolak
Ftabel Ftabel Fhitung
-2,64 2,64 34,720
2. Hasil Uji t
Tabel 4.15
Hasil Uji t Coefficients
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Model B Std. Error Beta
1 (Constant) 185.347 15.788 11.740 .000
CAR -1.134 .212 -.472 -5.353 .000
FDR -7.612E-02 .087 -.079 -.874 .388
BOPO -1.753 .182 -.771 -9.647 .000
NPF .769 .465 .160 1.654 .107
a Dependent Variabel: ROE Sumber: data olahan SPSS 11.0
Uji t digunakan untuk mengetahui hubungan masing-masing variabel
independen secara individual terhadap variabel dependen. Berdasarkan pengujian
pada tabel diatas dapat disimpulkan sebagai berikut:
a. Pengaruh variabel CAR terhadap profitabilitas Bank Muamalat signifikan
dimana nilai t hitung (-5,353) < t tabel (-1,97) dan signifikansi sebesar
0,000 < α = 5% (0,05), sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Maka dapat
dirumuskan bahwa variabel CAR berpengaruh secara parsial terhadap
variabel ROE periode Januari 2005-April 2008, yang memiliki hubungan
negatif yang signifikan, artinya semakin besar nilai CAR maka semakin
kecil tingkat profitabilitas bank yang dihasilkan oleh bank.
Gambar 4.5
Daerah penerimaan Ho dan Penolakan Ho
Uji Dua Pihak
Ho ditolak Ho diterima Ho ditolak
thitung ttabel ttabel
-5,353 -1,97 1,97
b. Pengaruh variabel FDR terhadap profitabilitas Bank Muamalat tidak
signifikan dimana nilai t hitung (-0,874) > t tabel (-1,97) dan signifikansi
sebesar 0,388 > α = 5% (0,05), sehingga Ho diterima dan Ha ditolak.
Maka dapat dirumuskan bahwa variabel FDR tidak berpengaruh secara
parsial terhadap variabel ROE periode Januari 2005- April 2008.
Gambar 4.6
Daerah penerimaan Ho dan Penolakan Ho
Uji Dua Pihak
Ho ditolak Ho diterima Ho ditolak
ttabel thitung ttabel
-1,97 -0,874 1,97
c. Pengaruh variabel BOPO terhadap profitabilitas Bank Muamalat
signifikan dimana nilai t hitung (-9,647) < t tabel (-1,97) dan signifikansi
sebesar 0,000 < α = 5% (0,05), sehingga Ho ditolak dan Ha diterima.
Maka dapat dirumuskan bahwa variabel BOPO berpengaruh secara parsial
terhadap variabel ROE periode Januari 2005- April 2008, yang memiliki
hubungan negatif yang signifikan, artinya semakin besar nilai BOPO
maka semakin kecil tingkat profitabilitas bank yang dihasilkan oleh bank.
Gambar 4.7
Daerah penerimaan Ho dan Penolakan Ho
Uji Dua Pihak
Ho ditolak Ho diterima Ho ditolak
thitung ttabel ttabel
-9,647 -1,97 1,97
d. Pengaruh variabel NPF terhadap profitabilitas Bank Muamalat tidak
signifikan dimana nilai t hitung (1,654) > t tabel (-1,97) dan signifikansi
sebesar 0,107 > α = 5% (0,05), sehingga Ho diterima dan Ha ditolak.
Maka dapat dirumuskan bahwa variabel NPF tidak berpengaruh secara
parsial terhadap variabel ROE periode Januari 2005- April 2008.
Gambar 4.8
Daerah penerimaan Ho dan Penolakan Ho
Uji Dua Pihak
Ho ditolak Ho diterima Ho ditolak
thitung ttabel ttabel
-1,97 1,654 1,97
f. Hasil SPSS Korelasi Product Moment
Tabel 4.16
Uji korelasi CAR, FDR, BOPO, NPF dan ROE
Sumber: data olahan SPSS 11.0
Correlations
1 -.484** -.721** .050 .115
. .002 .000 .761 .478
40 40 40 40 40
-.484** 1 -.039 -.402* -.462**
.002 . .809 .010 .003
40 40 40 40 40
-.721** -.039 1 .186 .288
.000 .809 . .250 .071
40 40 40 40 40
.050 -.402* .186 1 .516**
.761 .010 .250 . .001
40 40 40 40 40
.115 -.462** .288 .516** 1
.478 .003 .071 .001 .
40 40 40 40 40
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
ROE
CAR
BOPO
FDR
NPF
ROE CAR BOPO FDR NPF
Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).**.
Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).*.
Sumber: data olahan SPSS 11.0
Dari analisis korelasi pada tabel 4.14 diatas terlihat bahwa korelasi
antara CAR dengan ROE sebesar -0,484. Hal ini menunjukkan hubungan
kedua variabel tersebut adalah kuat dan berlawanan arah (memiliki hubungan
negatif). Korelasi kedua variabel tersebut signifikan karena angka signifikansi
sebesar 0,002 < 0,05.
Sedangkan korelasi antara BOPO dengan ROE sebesar -0,721. Hal ini
menunjukkan hubungan kedua variabel tersebut adalah kuat dan berlawanan
arah (memiliki hubungan negatif). Korelasi kedua variabel tersebut signifikan
karena angka signifikansi sebesar 0,000 < 0,05.
Korelasi antara FDR dengan ROE sebesar 0,050. Hal ini menunjukkan
hubungan kedua variabel tersebut adalah lemah dan searah (memiliki
hubungan positif). Semakin besar nilai FDR maka semakin besar ROE yang
didapat oleh Bank Muamalat. Korelasi kedua variabel tersebut tidak
signifikan karena angka signifikansi sebesar 0,761 > 0,05.
Dan korelasi antara NPF dengan ROE sebesar 0,115. Hal ini
menunjukkan hubungan kedua variabel tersebut adalah lemah dan searah
(memiliki hubungan positif). Semakin besar nilai NPF maka semakin besar
mempengaruhi ROE yang didapat oleh Bank Muamalat. Korelasi kedua
variabel tersebut tidak signifikan karena angka signifikansi sebesar 0,478 >
0,05.
G. Interprestasi Koefisien Variabel Independen
Berdasarkan Uji t, dapat diketahui bahwa secara parsial terdapat
pengaruh yang signifikan variabel CAR dan BOPO terhadap profitabilitas
Bank Muamalat.sedangkan variabel FDR dan NPF secara parsial tidak
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap profitabilitas bank Muamalat.
1. Uji Regresi Stepwise
Uji regresi stepwise dilakukan untuk menghilangkan variabel
independent yang tidak signifikan mempengaruhi variabel dependen. Setelah
dilakukan uji regresi stepwise, berdasarkan tabel Tabel 4.17 dibawah ini,
terjadi perubahan persamaan regresi, yaitu menjadi:
persamaan Y = 77,335 – 1,233 CAR - 1,685 BOPO
Tabel 4.17
Sumber: data olahan SPSS 11.0
2. Hasil Uji Koefisien Korelasi
Tabel 4.18
Coefficientsa
155.926 20.406 7.641 .000 114.615 197.237
-1.639 .256 -.721 -6.409 .000 -2.157 -1.121 -.721 -.721 -.721 1.000 1.000
177.335 14.275 12.423 .000 148.411 206.260
-1.685 .174 -.741 -9.657 .000 -2.038 -1.331 -.721 -.846 -.740 .998 1.002
-1.233 .184 -.513 -6.690 .000 -1.606 -.859 -.484 -.740 -.513 .998 1.002
(Constant)
bopo
(Constant)
bopo
car
Model1
2
B Std. Error
Unstandardized
Coefficients
Beta
Standardized
Coefficients
t Sig. Lower BoundUpper Bound
95% Confidence Interval for B
Zero-order Partial Part
Correlations
Tolerance VIF
Collinearity
Statistics
Dependent Variable: roea.
Model Summary c
.721a .519 .507 4.12765 .519 41.078 1 38 .000
.885b .783 .771 2.81399 .263 44.761 1 37 .000 1.274
Model
1
2
R R Square
Adjusted
R Square
Std. Error of
the Estimate
R Square
Change F Change df1 df2 Sig. F Change
Change Statistics
Durbin-
Watson
Predictors: (Constant), bopoa.
Predictors: (Constant), bopo, carb.
Dependent Variable: roec.
Analisis korelasi digunakan untuk mengetahui apakah antara variabel
dependen dengan variabel independen terdapat hubungan. Tabel 4.18 diatas
juga menunjukkan nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0.885 atau 88,5% yang
berarti bahwa korelasi atau hubungan antara variabel independen yaitu CAR,
dan BOPO dengan Variabel Dependen yaitu ROE adalah kuat.
3. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R Square)
Tabel 4.18 diatas juga menunjukkan koefisien determinasi (R Square)
adalah sebesar 0.783 atau 78,3% yang berarti bahwa 78,3% tingkat
profitabilitas Bank Muamalat dapat dijelaskan oleh CAR dan BOPO,
selebihnya dijelaskan oleh faktor lain seperti return bagi hasil, NPM (net
profit margin) dan tidak termasuk dalam analisis ini. Hal tersebut juga
menunjukkan kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan
variabel dependen mempunyai korelasi cukup kuat.
4. Hasil Uji F Regresi Stepwise
Tabel 4.18
Hasil Uji F ANOVA(c)
Model Sum of
Squares Df Mean Square F Sig. Regression 699.865 1 699.865 41.078 .000(a)
Residual 647.423 38 17.037
1
Total 1347.288 39
Regression 1054.303 2 527.151 66.572 .000(b)
Residual 292.986 37 7.919
2
Total 1347.288 39
a Predictors: (Constant), bopo b Predictors: (Constant), bopo, car
c Dependent Variable: roe Sumber: data olahan SPSS 11.0
Uji F digunakan untuk mengetahui hubungan variabel independen secara
simultan (bersama-sama) terhadap variabel dependen. Hasil dari uji pada tabel
diatas menunjukkan semua angka signifikan, karena tingkat probabilitas sig
0,000. Nilai probabilitas (0,000) lebih kecil dari 0,05. F hitung sebesar 66.572
dan F tabel sebesar 2,64. Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang
signifikan antara CAR dan BOPO terhadap ROE, maka Ho ditolak dan Ha
diterima karena F hitung (66.572) > F tabel (2,64).
Uji F dapat digambarkan sebagai berikut:
F hitung > F tabel, maka tolak Ho
66.572 > 2,64
Gambar 4.9
Daerah penerimaan Ho dan Penolakan Ho
Uji Dua Pihak
Ho ditolak Ho diterima Ho ditolak
Ftabel Ftabel Fhitung
-2,64 2,64 66.572
5. Hasil Uji t Regresi Stepwise
Tabel 4.19
Hasil Uji t Coefficients
a Dependent Variabel: ROE Sumber: data olahan SPSS 11.0
Uji t digunakan untuk mengetahui hubungan masing-masing variabel
independen secara individual terhadap variabel dependen. Berdasarkan pengujian
pada tabel diatas dapat disimpulkan sebagai berikut:
a. Pengaruh variabel CAR terhadap profitabilitas Bank Muamalat signifikan
dimana nilai t hitung (-6.690) < t tabel (-1,97) dan signifikansi sebesar
0,000 < α = 5% (0,05), sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Maka dapat
dirumuskan bahwa variabel CAR berpengaruh secara parsial terhadap
variabel ROE periode Januari 2005-April 2008, yang memiliki hubungan
negatif yang signifikan, artinya semakin besar nilai CAR maka semakin
kecil tingkat profitabilitas bank yang dihasilkan oleh bank.
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig
Model
B Std.
Error
Beta
1 (Constant) 155.926 20.406 7.641 .000
Bopo -1.639 .256 -.721 -6.409 .000
2 (Constant) 177.335 14.275 12.423 .000
Bopo -1.685 .174 -.741 -9.657 .000
Car -1.233 .184 -.513 -6.690 .000
Gambar 4.10
Daerah penerimaan Ho dan Penolakan Ho
Uji Dua Pihak
Ho ditolak Ho diterima Ho ditolak
thitung ttabel ttabel
-6.690 -1,97 1,97
b. Pengaruh variabel BOPO terhadap profitabilitas Bank Muamalat
signifikan dimana nilai t hitung (-9.657) < t tabel (-1,97) dan signifikansi
sebesar 0,000 < α = 5% (0,05), sehingga Ho ditolak dan Ha diterima.
Maka dapat dirumuskan bahwa variabel BOPO berpengaruh secara parsial
terhadap variabel ROE periode Januari 2005- April 2008, yang memiliki
hubungan negatif yang signifikan, artinya semakin besar nilai BOPO
maka semakin kecil tingkat profitabilitas bank yang dihasilkan oleh bank.
Gambar 4.11
Daerah penerimaan Ho dan Penolakan Ho
Uji Dua Pihak
Ho ditolak Ho diterima Ho ditolak
thitung ttabel ttabel
-9.657 -1,97 1,97
6. Interprestasi Persamaan Regresi Stepwise
Persamaan ini bertujuan untuk memprediksi pengaruh yang terjadi
antara variabel independent terhadap variabel dependen setelah
dihilangkannya FDR dan NPF dari model analisis.
Dari persamaan Y = 77,335 – 1,233 CAR - 1,685 BOPO
dapat diartikan bahwa:
1. Nilai elastisitas konstanta sebesar 77,335 menunjukkan bahwa apabila
nilai CAR, dan BOPO adalah 0 (nol) maka nilai Y adalah 77,335.
2. CAR = –1,233
Nilai elastisitas CAR sebesar –1,233 menunjukkan bahwa CAR naik
sebesar 1% maka profitabilitas akan mengalami penurunan sebesar
1,233% dengan asumsi variabel lain dianggap tetap.
3. BOPO = - 1,685
Nilai elastisitas BOPO sebesar - 1,685 menunjukkan bahwa BOPO
sebesar 1% maka profitabilitas akan mengalami penurunan sebesar
sebesar 1,685 % dengan asumsi variabel lain dianggap tetap.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis penelitian mengenai analisis tingkat profitabilitas
pada Bank Muamalat, yang dianalisis dengan dua kali analisis yaitu analisis
regresi ganda dan analisis regresi stepwise maka dapat disimpulkan sebagai
berikut :
1. Dengan analisis regresi ganda:
a. Dilihat dari R-squared sebesar 0,799 yang berarti bahwa 79,9%
profitabilitas mampu dijelaskan oleh variabel independen yang
digunakan dalam model (CAR, FDR, BOPO, NPL) dan sisanya
sebesar 20,1% dijelaskan oleh variabel lain diluar model yang
digunakan.
b. Dari pengujian F statistik dengan menggunakan a = 5% diperoleh F-
tabel sebesar 2,64 sementara diperoleh F-statistik sebesar 34,72yang
berarti F-statistik > F-tabel, maka dapat disimpulkan bahwa semua
variabel independen secara bersama-sama (simultan) mempengaruhi
variabel dependen. Berdasarkan Uji t, dapat diketahui bahwa secara
parsial terdapat pengaruh yang signifikan variabel CAR dan BOPO
terhadap profitabilitas Bank Muamalat.sedangkan variabel FDR dan
NPF secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap profitabilitas bank Muamalat.
c. Pada model analisis pertama dengan regresi berganda maka variabel
BOPO menjadi variabel yang dominan mempengaruhi profitabilitas
Bank Muamalat dengan koefisien regresi sebesar 1,753 sehingga
dengan menurunkan 1% BOPO akan menaikkan profitabilitas sebesar
1,753%.
2. Dengan analisis stepwise
a. Dilihat dari R-squared sebesar 0.783 yang berarti bahwa 78,3% tingkat
profitabilitas Bank Muamalat dapat dijelaskan oleh variabel
independen yang digunakan dalam model (CAR dan BOPO) dan
sisanya sebesar 21,7% dijelaskan oleh variabel lain diluar model
yang digunakan.
b. Dari pengujian F statistik dengan menggunakan a = 5% diperoleh F-
tabel sebesar 2,64 sementara diperoleh F-statistik sebesar 66.572 yang
berarti F-statistik > F-tabel, maka dapat disimpulkan bahwa semua
variabel independen secara bersama-sama (simultan) mempengaruhi
variabel dependen. Berdasarkan Uji t, dapat diketahui bahwa secara
parsial terdapat pengaruh yang signifikan variabel CAR dan BOPO
terhadap profitabilitas Bank Muamalat Indonesia yang memiliki
hubungan negatif yang signifikan, artinya semakin besar nilai CAR
dan BOPO maka semakin kecil tingkat profitabilitas bank yang
dihasilkan.
c. Pada model analisis kedua dengan menggunakan regresi stepwise
maka variabel BOPO tetap menjadi variabel yang dominan
mempengaruhi profitabilitas Bank Muamalat dengan koefisien regresi
sebesar 1,685 sehingga dengan menurunkan 1% BOPO akan
menaikkan profitabilitas sebesar 1,685%.
B. Saran
Dari penelitian ini, maka dapat disarankan hal-hal sebagai berilkut:
1. Untuk Bank Muamalat Indonesia disarankan untuk menurunkan nilai
BOPO, karna dengan munurunkan 1% BOPO maka bank dapat
menaikkan profitabilitas sebesarnya 1,685%.
2. Bank memperhatikan nilai likuiditas dengan tepat. Terlalu banyak
likuiditas akan mengorbankan tingkat pendapatan dan terlalu sedikit akan
berpotensi untuk meminjam dana dengan harga yang tidak dapat diketahui
sebelumnya, yang dapat berakibat meningkatnya biaya dan menurunkan
profitabilitas.
3. Untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk melakukan penelitian lebih
lanjut mengenai faktor-faktor yang signifikan mempengaruhi
profitabilitas.
Daftar Pustaka
Al-Quran Al-karim dan Al-Hadis
Antonio. Syafi’i, bank dari teori ke praktik, Jakarta: Gema Insani, 2006
Arifin, Zainul., Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah. Jakarta: Pustaka alvabet.
2005
Dendawijaya, Lukman. Manajemen Perbankan Ed. 2, (Galia Indonesia: Bogor),
2005.
Firdaus, Rachmat dan maya ariyanti., Manajemen Perkreditan Bank Umum,
Bandung, Alfabeta:2004
Harahap, Sofyan syafri., Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada. 2002
Hasan, M. Iqbal., Pokok-Pokok Materi Statistic 2 (Statistic Infrensif), Jakarta, Bumi
Aksara, 2003
http://www.muamalatbank.com
htpp://www.halalguide.info/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=348
Diakses pada tanggal 10-30-2007 Media Indonesia 11 Juli 2006
Kuncoro, Mudrajad dan Suhardjono , Manajemen Perbankan: Teori dan Aplikasi,
(Penerbit BPFE Yogyakarta: Yogyakarta), 2002.
Mauludi, Ali., Statistika I Penelitian Ekonomi Islam dan Sosial, Ciputat, PT Prima
Herza Lestari, 2006
Media Indonesia 11 Juli 2006 PPN bebani bank Syariah
Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah. Yogyakarta, UPP AMP YPKN,
2005
Muljono, Teguh pudja., Analisa laporan keuangan untuk perbankan,
(Djambatan:Jakarta)1990.
Reader's Digest Indonesia February 2008
http://www.ditplb.or.id/2006/index.php?menu=news&id_news=4433&idsek
Rivai, Veithzal., Credit Management Handbook: Teori, Konsep, Prosedur Dan
Aplikasi Panduan Praktis Mahasiswa, Bankir Dan Nasabah, Jakarta, PT Raja
Grafindo Persada, 2006
Santoso, Singgih., Latihan SPSS Statistik Parametrik, Jakarta, PT Elex Media
Komputindo, 2000
Setia Atmaja, Lukas, Manajemen Keuangan edisi revisi. PT. ANDI, Yogyakarta.
2002.
Sinungan, Muchdarsyah., Manajemen Dana Bank. Bumi aksara, Jakarta : 2000
Siswanto, Sutojo., Strategi Manajemen Kredit Bank Umum, Jakarta, Damar Mulia
Pustaka
Subiyanto, Ibnu ., Metodologi Penelitian. Manajemen dan Akuntansi, Ed.3, UKP
UPP AMP YKPN, Yogyakarta: 2000
Sujoko, Efferin., dkk, Metode Penelitian Untuk Akuntansi, Suatu Pendekatan Praktis,
Jawa Timur, Bayu Media Publishing 2004
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 3/30/DPNP tanggal 14 Desember 2001
Syafri Harahap, Sofyan. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan (Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada, 2002).
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 3/30/DPNP tanggal 14 Desember 2001
Tim Penyusun Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia (IAI), Pedoman
Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia (Jakarta: Ikatan Akuntan Indonesia,
2003).
Margaretha, Farah . teori dan aplikasi manajemen keuangan, Grasindo:Jakarta, 2004.
Malayu S. P. Hasibuan, Manajemen Perbankan: Dasar dan Kunci Kehidupan
Perekonomian, cet 1, (CV: Haji Masagun: Jakarta), 1993.
Pudja Muljono, Teguh. Analisa laporan keuangan untuk perbankan, (Djambatan:
Jakarta), 1990.
Regression
Descriptive Statistics
25.2038 5.87757 40
14.3945 2.44772 40
91.1857 6.12960 40
79.7630 2.58479 40
3.7887 1.22444 40
ROE
CAR
FDR
BOPO
NPF
Mean Std. Deviation N
Correlations
1.000 -.484 .050 -.721 .115
-.484 1.000 -.402 -.039 -.462
.050 -.402 1.000 .186 .516
-.721 -.039 .186 1.000 .288
.115 -.462 .516 .288 1.000
. .001 .381 .000 .239
.001 . .005 .405 .001
.381 .005 . .125 .000
.000 .405 .125 . .036
.239 .001 .000 .036 .
40 40 40 40 40
40 40 40 40 40
40 40 40 40 40
40 40 40 40 40
40 40 40 40 40
ROE
CAR
FDR
BOPO
NPF
ROE
CAR
FDR
BOPO
NPF
ROE
CAR
FDR
BOPO
NPF
Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
N
ROE CAR FDR BOPO NPF
Variables Entered/Removedb
NPF,
BOPO,
CAR, FDRa
. Enter
Model
1
Variables
Entered
Variables
Removed Method
All requested variables entered.a.
Dependent Variable: ROEb.
ANOVAb
1076.093 4 269.023 34.720 .000a
271.195 35 7.748
1347.288 39
Regression
Residual
Total
Model
1
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), NPF, BOPO, CAR, FDRa.
Dependent Variable: ROEb.
Model Summaryb
.894a .799 .776 2.78360 .799 34.720 4 35 .000 1.510
Model
1
R R Square
Adjusted
R Square
Std. Error of
the Estimate
R Square
Change F Change df1 df2 Sig. F Change
Change Statistics
Durbin-
Watson
Predictors: (Constant), NPF, BOPO, CAR, FDRa.
Dependent Variable: ROEb.
Coefficientsa
185.347 15.788 11.740 .000
-1.134 .212 -.472 -5.353 .000 -.484 -.671 -.406 .738 1.354
-7.612E-02 .087 -.079 -.874 .388 .050 -.146 -.066 .697 1.436
-1.753 .182 -.771 -9.647 .000 -.721 -.852 -.732 .901 1.110
.769 .465 .160 1.654 .107 .115 .269 .125 .614 1.629
(Constant)
CAR
FDR
BOPO
NPF
Model
1
B Std. Error
Unstandardized
Coefficients
Beta
Standardized
Coefficients
t Sig. Zero-order Partial Part
Correlations
Tolerance VIF
Collinearity
Statistics
Dependent Variable: ROEa.
Collinearity Diagnosticsa
4.893 1.000 .00 .00 .00 .00 .00
9.063E-02 7.348 .00 .06 .00 .00 .44
1.368E-02 18.916 .01 .77 .04 .01 .46
2.038E-03 49.000 .05 .16 .89 .12 .03
4.564E-04 103.542 .95 .01 .07 .87 .07
Dimension
1
2
3
4
5
Model
1
Eigenvalue
Condition
Index (Constant) CAR FDR BOPO NPF
Variance Proportions
Dependent Variable: ROEa.
Casewise Diagnosticsa
3.767 29.72
Case Number
30
Std. Residual ROE
Dependent Variable: ROEa.
Residuals Statisticsa
17.3641 36.8488 25.2037 5.25282 40
-1.492 2.217 .000 1.000 40
.53042 1.64221 .94322 .28444 40
17.2120 36.1434 25.1406 5.26436 40
-3.8453 10.4864 .0000 2.63699 40
-1.381 3.767 .000 .947 40
-1.414 4.031 .010 1.016 40
-4.0299 12.0055 .0631 3.03908 40
-1.435 5.428 .045 1.172 40
.441 12.599 3.900 2.926 40
.000 .471 .031 .078 40
.011 .323 .100 .075 40
Predicted Value
Std. Predicted Value
Standard Error of
Predicted Value
Adjusted Predicted Value
Residual
Std. Residual
Stud. Residual
Deleted Residual
Stud. Deleted Residual
Mahal. Distance
Cook's Distance
Centered Leverage Value
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
Dependent Variable: ROEa.
Charts
Regression Standardized Residual
43210-1-2
Fre
qu
en
cy
12.5
10.0
7.5
5.0
2.5
0.0
Histogram
Dependent Variable: roe
Mean =1.53E-15�Std. Dev. =0.947�
N =40
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: ROE
Observed Cum Prob
1.00.75.50.250.00
Exp
ecte
d C
um
Pro
b
1.00
.75
.50
.25
0.00
Scatterplot
Dependent Variable: ROE
Regression Standardized Predicted Value
3210-1-2
Re
gre
ssio
n S
tud
en
tize
d R
esid
ua
l
5
4
3
2
1
0
-1
-2
Regression Stepwise [DataSet1] E:\butterfly\bahan\muamalat\data variabel spss.sav
Descriptive Statistics
25.2038 5.87757 40
14.3945 2.44772 40
79.7630 2.58479 40
91.1857 6.12960 40
3.7887 1.22444 40
roe
car
bopo
fdr
npf
Mean Std. Deviation N
Correlations
1.000 -.484 -.721 .050 .115
-.484 1.000 -.039 -.402 -.462
-.721 -.039 1.000 .186 .288
.050 -.402 .186 1.000 .516
.115 -.462 .288 .516 1.000
. .001 .000 .381 .239
.001 . .405 .005 .001
.000 .405 . .125 .036
.381 .005 .125 . .000
.239 .001 .036 .000 .
40 40 40 40 40
40 40 40 40 40
40 40 40 40 40
40 40 40 40 40
40 40 40 40 40
roe
car
bopo
fdr
npf
roe
car
bopo
fdr
npf
roe
car
bopo
fdr
npf
Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
N
roe car bopo fdr npf
Variables Entered/Removeda
bopo .
Stepwise (Criteria:
Probability-of-
F-to-enter <= .050,
Probability-of-
F-to-remove >= .100).
car .
Stepwise (Criteria:
Probability-of-
F-to-enter <= .050,
Probability-of-
F-to-remove >= .100).
Model
1
2
Variables
Entered
Variables
Removed Method
Dependent Variable: roea.
ANOVAc
699.865 1 699.865 41.078 .000a
647.423 38 17.037
1347.288 39
1054.303 2 527.151 66.572 .000b
292.986 37 7.919
1347.288 39
Regression
Residual
Total
Regression
Residual
Total
Model
1
2
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), bopoa.
Predictors: (Constant), bopo, carb.
Dependent Variable: roec.
Model Summaryc
.721a .519 .507 4.12765 .519 41.078 1 38 .000
.885b .783 .771 2.81399 .263 44.761 1 37 .000 1.274
Model
1
2
R R Square
Adjusted
R Square
Std. Error of
the Estimate
R Square
Change F Change df1 df2 Sig. F Change
Change Statistics
Durbin-
Watson
Predictors: (Constant), bopoa.
Predictors: (Constant), bopo, carb.
Dependent Variable: roec.
Excluded Variablesc
-.513a -6.690 .000 -.740 .998 1.002 .998
.190a 1.704 .097 .270 .965 1.036 .965
.352a 3.390 .002 .487 .917 1.091 .917
-.023b -.270 .789 -.045 .809 1.235 .809
.129b 1.436 .160 .233 .713 1.402 .713
car
fdr
npf
fdr
npf
Model
1
2
Beta In t Sig.
Partial
Correlation Tolerance VIF
Minimum
Tolerance
Collinearity Statistics
Predictors in the Model: (Constant), bopoa.
Predictors in the Model: (Constant), bopo, carb.
Dependent Variable: roec.
Coefficient Correlationsa
1.000
.065
1.000 .039
.039 1.000
.030 .001
.001 .034
bopo
bopo
bopo
car
bopo
car
Correlations
Covariances
Correlations
Covariances
Model
1
2
bopo car
Dependent Variable: roea.
Coefficientsa
155.926 20.406 7.641 .000 114.615 197.237
-1.639 .256 -.721 -6.409 .000 -2.157 -1.121 -.721 -.721 -.721 1.000 1.000
177.335 14.275 12.423 .000 148.411 206.260
-1.685 .174 -.741 -9.657 .000 -2.038 -1.331 -.721 -.846 -.740 .998 1.002
-1.233 .184 -.513 -6.690 .000 -1.606 -.859 -.484 -.740 -.513 .998 1.002
(Constant)
bopo
(Constant)
bopo
car
Model
1
2
B Std. Error
Unstandardized
Coefficients
Beta
Standardized
Coefficients
t Sig. Lower BoundUpper Bound
95% Confidence Interval for B
Zero-order Partial Part
Correlations
Tolerance VIF
Collinearity
Statistics
Dependent Variable: roea.
Collinearity Diagnosticsa
1.999 1.000 .00 .00
.001 62.519 1.00 1.00
2.981 1.000 .00 .00 .00
.019 12.623 .01 .01 .98
.001 77.043 .99 .99 .02
Dimension
1
2
1
2
3
Model
1
2
Eigenvalue
Condition
Index (Constant) bopo car
Variance Proportions
Dependent Variable: roea.
Residuals Statisticsa
16.9203 36.9451 25.2038 5.19937 40
-1.593 2.258 .000 1.000 40
.451 1.404 .741 .215 40
16.2402 36.6784 25.1365 5.18167 40
-4.18808 10.39321 .00000 2.74089 40
-1.488 3.693 .000 .974 40
-1.518 3.942 .011 1.024 40
-4.35857 11.84058 .06726 3.03464 40
-1.547 5.106 .041 1.153 40
.029 8.738 1.950 1.807 40
.000 .721 .037 .116 40
.001 .224 .050 .046 40
Predicted Value
Std. Predicted Value
Standard Error of
Predicted Value
Adjusted Predicted Value
Residual
Std. Residual
Stud. Residual
Deleted Residual
Stud. Deleted Residual
Mahal. Distance
Cook's Distance
Centered Leverage Value
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
Dependent Variable: roea.
Charts
CURRICULUM VITAE
Nama : Desi Ariyani
Tempat/Tgl Lahir : Bengkulu, 12 Agustus 1986
Alamat : Jln Kertamukti Gg Abdul Majid No 34 Pisangan Ciputat
15419
Telp/ HP : 08561163590
E-mail : [email protected]
Regression Standardized Predicted Value
3210-1-2
Reg
ress
ion
Stu
dent
ized
Res
idua
l
4
3
2
1
0
-1
-2
Scatterplot
Dependent Variable: roe
Pendidikan Formal : SDN 18 Bengkulu (1992-1998)
Mts Pon-Pes Darunnajah Jakarta (1998-2001)
MA IPA Pon-Pes Darunnajah Jakarta (2001-2004)
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta /
Ekonomi islam/perbankan syariah
Jenis Kelamin : Perempuan
Kebangsaan : Indonesia
Agama : Islam
Pendidkan Terakhir : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta april 2009
Keterampilan : Microsoft Office (Word, Power Point, Excel). Adobe
photoshop.
Jakarta, februari 2009
Desi Ariyani