analisis pendapatan usaha produk olahan susu sapi ( …

57
ANALISIS PENDAPATAN USAHA PRODUK OLAHAN SUSU SAPI ( STUDI KASUS DI DESA GUNUNG PERAK KECAMATAN SINJAI BARAT KABUPATEN SINJAI ) HASRAWATI 105960 1194 12 PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2016

Upload: others

Post on 17-Nov-2021

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS PENDAPATAN USAHA PRODUK OLAHAN SUSU SAPI ( …

ANALISIS PENDAPATAN USAHA PRODUK OLAHAN SUSUSAPI ( STUDI KASUS DI DESA GUNUNG PERAK

KECAMATAN SINJAI BARATKABUPATEN SINJAI )

HASRAWATI105960 1194 12

PROGRAM STUDI AGRIBISNISFAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR2016

Page 2: ANALISIS PENDAPATAN USAHA PRODUK OLAHAN SUSU SAPI ( …

i

ANALISIS PENDAPATAN USAHA PRODUK OLAHAN SUSU SAPI(STUDI KASUS DI DESA GUNUNG PERAK KECAMATAN SINJAI BARAT

KABUPATEN SINJAI)

HASRAWATI105960119412

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana PertanianStrata Satu (S-1)

PROGRAM STUDI AGRIBISNISFAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR2016

Page 3: ANALISIS PENDAPATAN USAHA PRODUK OLAHAN SUSU SAPI ( …

ii

HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Analisis Pendapatan Produk Olahan Susu Sapi (Studi KasusDi Desa Gunung Perak Kecamatan Sinjai Barat KabupatenSinjai)

Nama : Hasrawati

Stambuk : 105960119412

Konsentrasi : Sosial Ekonomi Pertanian

Program Studi : Agribisnis

Fakultas : Pertanian

Disetujui

Pembimbing I Pembimbing II

Ir.Siti Wardah M.Si Sitti Arwati S.P,.M.Si

Diketahui

Dekan Fakultas Pertanian Ketua Prodi Agribisnis

Ir. Saleh Molla, M.M. Amruddin S.Pt., M.Pd., M.Si

Page 4: ANALISIS PENDAPATAN USAHA PRODUK OLAHAN SUSU SAPI ( …

iii

PENGESAHAN KOMISI PENGUJI

Judul Skripsi : Analisis Pendapatan Produk Olahan Susu Sapi(StudiKasus di Desa Gunung Perak Kecamatan Sinjai BaratKabupaten Sinjai)

Nama : Hasrawati

Nomor Stambuk : 105960119412

Konsentrasi : Sosial Ekonomi Pertanian

Fakultas : Pertanian

KOMISI PENGUJI

Nama Tanda Tangan

1. Ir.Siti Wardah M.SiKetua Sidang

2. Sitti Arwati, S.P.,M.SiSekretaris

3. Amruddin, S.Pt., M.Pd., M.Si _______________Anggota

4. St.Aisyah,S.Pt.,M.Si _______________Anggota

Tanggal Lulus : .......................................................................

Page 5: ANALISIS PENDAPATAN USAHA PRODUK OLAHAN SUSU SAPI ( …

iv

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “ Analisis

Pendapatan Produk Olahan Susu Sapi Di Desa Gunung Perak Kecamatan Sinjai Barat

Kabupaten Sinjai adalah benar merupakan hasil karya yang belum diajukan dalam

bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun.Semua sumber data dan informasi

yang berasal ayau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari

penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka

dibagian akhir skripsi ini.

Makassar, April 2016

Hasrawati

105960119412

Page 6: ANALISIS PENDAPATAN USAHA PRODUK OLAHAN SUSU SAPI ( …

v

ABSTRAK

HASRAWATI.105960119412.Analisis Pendapatan Usaha Produk Olahan Susu Sapi,dibawah bimbingan SITI WARDAHdan SITTI ARWATI.

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Gunung Perak Kecamatan Sinjai BaratKabupaten Sinjai.Lokasi yang dipilih secara sengaja dengan pertimbangan bahwalokasi tersebut memiliki usaha Susu Sapi Perah.

Pengambilan informan dalam penelitian ini dilakukan dengan purposivesampling (secara sengaja) yaitu pengusaha produk pengolahan susu sapi (susin) yangpertama kali dan terbesar di Desa Gunung Perak. Analisis data yang digunakananalisis pendapatan.

Hasilpenelitianmenunjukkanbahwa pendapatan peternak sapi perah diKecamatan Sinjai Barat dari olahan susu perah dari tahun 2015 sampai tahun 2016sebesar Rp16.147.500.Dengan penerimaan sebesar Rp 60.000.000/tahun, dan totalbiaya sebesar Rp 43.852.500. Pendapatan masyarakat sangat besar pengaruhnyaterhadap tingkat kesejahteraan peternak sapi perah di Kecamatan Sinjai Barat sehinggadapat memenuhi kebutuhan pokok keluarga seperti kebutuhan akan pangan, sandang,papan, pendidikan serta kesehatan secara layak, keberadaan pabrik memberikankontribusi yang sangat besar terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat.

.

Page 7: ANALISIS PENDAPATAN USAHA PRODUK OLAHAN SUSU SAPI ( …

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala

rahmat dan hidayah yang tiada henti diberikan kepada hamban-Nya.Shalawat dan

salam tak lupa penulis kirimkan kepada Rasulullah SAW beserta para keluarga,sahabat

dan para pengikutnya,sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul.

Analisis Pendapatan Usaha Produk Olahan Susu Sapi Perah Di Desa Gunung Perak

Kecamatan Sinjai Barat Kabupaten Sinjai.

Dengan selesainya penulisan skripsi ini.Penulis mengucapakan banyak terima

kasih kepada Ibunda Ir Siti Wardah M.Si selaku pembimbing I dan Ibunda Sitti

Arwati, SP M,Si selaku pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu untuk

membimbing dan mengarahkan penulis pada penyusunan skripsi.

Ucapan yang sama saya sampaikan kepada:

1.Dekan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.

2. Ketua Jurusan Agribisnis dan seluruh staf dosen pengajar dan administrasi Fakultas

Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar,yang telah banyak memberikan

pelayanan selama penulis mengikuti kegiatan perkuliahan sampai pada penyesaian

studi.

3. Penghargaan istimewa kepada Ayahanda Abd Samad, Ibunda tercinta Sahria,dan

kakak serta adikku tercinta,dan segenap keluaarga yang senantiasa memberikan

bantuan,baik moril maupun material sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

Page 8: ANALISIS PENDAPATAN USAHA PRODUK OLAHAN SUSU SAPI ( …

vii

4. Terkhusus kepada suami Andi Mashadi terima kasih atas semangat, dukungan, serta

ketulusan yang diberikan kepada penulis selama ini.

5.Kepada pihak pemerintah Kecamatan Sinjai Barat Kabupaten Sinjai khususnya

Kepala Desa Gunung Perak beserta jajarannya yang telah mengisinkan penulis

untuk melakukan penelitian di Daerah tersebut.

7.Rekan mahasiswa angkatan 2012 terima kasih atas dukungan dan perhatiannya.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari

kesempurnaan. Karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat

membangun dalam penyempurnaan skripsi ini.

Akhir kata penulis mengucapkan banyak terimah kasih kepada semua pihak

yang terkait dalam penulisan skripsi ini,semoga karya tulis ini bermanfaat dan dapat

memberikan sumbangan yang berarti bagi pihak yang membutuhkan.semoga kristal-

kristal Allah senantiasa tercurah kepadanya.Amin.

Makassar, April 2016

Hasrawati

Page 9: ANALISIS PENDAPATAN USAHA PRODUK OLAHAN SUSU SAPI ( …

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i

HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... ii

KATA PENGANTAR ..................................................................................... iii

DAFTAR ISI.................................................................................................... iv

DAFTAR TABEL............................................................................................ v

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... vi

DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... vii

I.PENDAHULUAN ......................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 5

1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................. 5

1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................... 5

II.TINJAUAN PUSTAKA............................................................................... 6

2.1 Susu Perah........................................................................................... 6

2.2 Penerimaan dan Pendapatan................................................................ 8

2.3 Pendapatan .......................................................................................... 9

2.4 Produk Susin ( Susu Sinjai ) ............................................................... 10

2.5 Kerangka Pikir .................................................................................... 14

III. METODE PENELITIAN........................................................................... 16

3.1. Waktu Dan Tempat Penelitian ........................................................... 16

3.2. Teknik Penentuan Populasi dan Sampel ............................................ 16

3.3. Teknik Pengambilan Data.................................................................. 16

3.4. Sumber Data....................................................................................... 17

3.5.Teknik Analisis Data........................................................................... 17

Page 10: ANALISIS PENDAPATAN USAHA PRODUK OLAHAN SUSU SAPI ( …

ix

3.6.Defenisi Operasional............................................................................ 18

IV.GAMBAR UMUM HASIL PENELITIAN................................................ 19

4.1 Letak Geografis .................................................................................... 19

4.2 Kondisi Demografis ........................................................................... 21

4.3 Kondisi Pertanian ................................................................................. 24

4.4 Sejarah dan status hukum pusat pengembangan sapi perah............... 25

V. HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................. 33

5.1 Proses Pembuatan Produk Olahan Susu Sapi ...................................... 33

5.2 Biaya Produksi Usaha Produk Olahan Susu Sapi ................................ 34

53 Penerimaan Usaha Produk Olahan Susu............................................... 38

54 Pendapatan Usaha produk Olahan Susu.......................................... ..... 40

VI. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................. 43

6.1 Kesimpulan ........................................................................................ 43

6.2 Saran .................................................................................................. 43

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... viii

JADWAL PELAKSANAAN PENELITIAN .................................................. ix

LAMPIRAN..................................................................................................... x

RIWAYAT HIDUP.......................................................................................... xi

Page 11: ANALISIS PENDAPATAN USAHA PRODUK OLAHAN SUSU SAPI ( …

x

DAFTAR TABEL

No Teks Halaman

1. Penduduk Kecamatan Sinjai Barat, April 2015 ...................................... 26

2. Data Penduduk Kecamatan Sinjai Barat Berdasarkan Tingkat Desa

Dan Kelurarahan, April 2015.................................................................. 27

3. Biaya tetap produk Olahan Susu Sapi Perah Di Desa Gunung Perak

Kecamatan Sinjai Barat Kabupaten Sinjai .............................................. 35

4. Total Biaya Dari Usaha Produk Olahan Susu Sapi Perah....................... 36

5. Total Penerimaan Dari Usaha Produk Olahan Susu Sapi ....................... 38

6. Total Penerimaan Dari Usaha Produk Olahan Susu Sapi ....................... 39

7. Analisis Rata-rata/bulan Dari Usaha Produk Olahan Susu Perah .......... 41

Page 12: ANALISIS PENDAPATAN USAHA PRODUK OLAHAN SUSU SAPI ( …

xi

DAFTAR GAMBAR

No Teks Halaman

1 Kerangka Pikir ..............................................................................................15

2. Proses Pembuatan Produk Olahan Susu Sapi................................................38

Page 13: ANALISIS PENDAPATAN USAHA PRODUK OLAHAN SUSU SAPI ( …

xii

DAFTAR LAMPIRAN

No Teks Halaman

1. Total pendapatan per tahun susu perah kecamatan sinjai baratkabupaten sinjai, 2015................................................................ ..................46

2. Rekapitulasi Biaya Variabel Usaha Produk OlahanSusu Perah pada Unit Pengolahan Susu di Desa Gunung PerakKecamatan Sinjai Barat Kabupaten Sinjai .................................................. 47

3. Rekapitulasi Biaya Tenaga Kerja Usaha Produk OlahanSusu Perah pada Unit Pengolahan Susu di DesaGunung Perak Kecamatan Sinjai Barat Kabupaten Sinjai ......................... 48

4. Rekapitulasi Biaya Tetap Usaha Produk OlahanSusu Perah pada Unit Pengolahan Susu di Desa Gunung PerakKecamatan Sinjai BaratKabupaten Sinjai ................................................... 49

5. Rekapitulasi Biaya Penyusutan Alat Usaha ProdukOlahan Susu Perah pada Unit Pengolahan Susu di DesaGunung Perak Kecamatan Sinjai Barat Kabupaten Sinjai ......................... 50

6. Rekapitulasi Penerimaan Usaha Produk OlahanSusu Perah pada Unit Pengolahan Susu di DesaGunung Perak Kecamatan Sinjai Barat Kabupaten Sinjai ......................... 51

Page 14: ANALISIS PENDAPATAN USAHA PRODUK OLAHAN SUSU SAPI ( …

xiii

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di sinjai 14 November 1991 dari ayah

Abd Samad dan ibu Sahriah.Penulis merupakan anak kelima dari

keenam bersaudara.

Jenjang Pendidikan formal yang di lalui penulis adalah

Sekolah Dasar Negeri 136 Sinjai Barat pada tahun 1999.Setelah itu melanjutkan ke

Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Sinjai Barat dan lulus pada tahun

2008.Kemudian penulis lanjut di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Sinjai Barat dan

lulus pada tahun 2011. pada tahun 2012, penulis lulus seleksi masuk Program Studi

Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.

Selama mengikuti perkuliahan, penulis pernah melakukan kunjungan

dipengolahan Markisa dan di Balai Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian

Makassar.Selain itu penulis juga aktif menjadi pengurus Himpunan Mahasiswa

Agribisnis priode 2015-2016. Tugas akhir dalam pendidikan tinggi diselesaikan

dengan menulis skripsi yang berjudul Analisis Pendapatan Produk Olahan Susu Sapi

di Desa Gunung Perak Kecamatan Sinjai Barat Kabupaten Sinjai.

Page 15: ANALISIS PENDAPATAN USAHA PRODUK OLAHAN SUSU SAPI ( …

1

I.PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pembangunan sektor pertanian merupakan salah satu pilihan strategis

untuk menopang perekonomian nasional dan daerah, terutama setelah

terjadinya krisis ekonomi sejak pertengahan tahun 1997. Pilihan ini didasarkan

pada pertimbangan bahwa sektor pertanian telah berulang kali membuktikan

diri sebagai sektor yang tahan terhadap krisis ekonomi dan merupakan suatu

aset kekayaan dasar bagi kesejahteraan masyarakat serta bagi kegiatan

pembangunan perekonomian secara keseluruhan. Di samping itu resources

based negara memang terletak pada sektor-sektor primer (termasuk pertanian

dalam arti luas), baik dari sisi kelimpahan potensi sumberdaya alam maupun

besarnya potensi tenaga kerja yang tersedia, pemerintah Indonesia harus tetap

mengembangkan sektor pertanian karena mempunyai peranan penting sebagai

penghasil bahan makanan, penghasil devisa, kesempatan kerja dan juga

sebagai pasar bagi produk-produk industri.

Bidang peternakan sebagai subsektor dari pertanian merupakan bidang

usaha yang sangat penting dalam kehidupan umat manusia.Hal ini terkait

dengan kesiapan subsektor ini dalam menyediakan bahan pangan hewani

masyarakat, yang diketahui mutlak untuk perkembangan dan pertumbuhan.

Kandungan gizi hasil ternak dan produk olahannya mempunyai nilai yang

lebih baik dibandingkan dengan kandungan gizi asal tumbuhan. Dalam rangka

mencapai tujuan pembangunan, bidang peternakan dalam memenuhi

Page 16: ANALISIS PENDAPATAN USAHA PRODUK OLAHAN SUSU SAPI ( …

2

kebutuhan gizi maka pembangunan peternakan saat ini telah diarahkan pada

pengembangan peternakan yang lebih maju melalui pendekatan kewilayahan,

penggunaan teknologi tepat guna dan penerapan landasan baru yaitu efisiensi,

produktivitas dan berkelanjutan (sustainability)(Siti Nuraini, 2010).

Secara makro perkembangan sektor peternakan selama ini cukup

menggembirakan di mana populasi dan produksi hasil ternak terus meningkat

dari tahun ke tahun. Salah satu jenis usaha pada sektor peternakan yang cukup

mendapat perhatian yaitu usaha sapi perah yang dikembangkan untuk

memenuhi permintaan susu yang semakin meningkat dan juga melihat

tendensi pertambahan jumlah penduduk, pendapatan serta meningkatnya

kesadaran sebagian masyarakat akan pentingnya gizi. Meskipun produksi susu

mengalami peningkatan dari tahun ke tahun akan tetapi belum bisa

mengimbangi pertumbuhan permintaan susu di dalam negeri yang mencapai

1,5 milyar liter per tahun di mana 67% masih harus di impor karena peternak

sapi lokal hanya mampu menghasilkan sekitar 500 juta liter susu per tahun. Hal

ini menunjukkan antara persediaan dan permintaan susu di Indonesia terjadi

kesenjangan yang cukup besar. Kebutuhan atau permintaan jauh lebih besar

daripada ketersediaan susu yang ada (Sitti Nuraini, 2010).

Dalam pengembangannya daerah Sinjai terkhusus di kecamatan Sinjai

Barat telah didirikan pabrik Susu Sinjai (Susin) yang akan melakukan

pengolahan susu hasil dari peternakan sapi perah yang dilakukan oleh

masyarakat peternak di kecamatan Sinjai Barat sebelum dipasarkan sehingga

memungkinkan penghasilan masyarakat peternak dapat bertambah sebagai

Page 17: ANALISIS PENDAPATAN USAHA PRODUK OLAHAN SUSU SAPI ( …

3

pendapatan sampingan selain pendapatan utama yakni sebagai petani. Atas

dasar tersebut maka pengembangan sapi perah di Kabupaten Sinjai

dipertimbangan melalui pemilihan lokasi berdasarkan kondisi agroklimat

wilayah yang optimal untuk pertumbuhan dan produksi sapi perah,

ketersediaan lahan untuk mendukung pengembangannyadan ketersediaan

pasar.Atas dasar tersebut maka pengembangan sapi perah perlu dilakukan

dengan peningkatan kemampuan dibidang pengolahan dan pemasaran.Oleh

karena itu, pemerintah di harapkan sebagai penentu kebijakan dapat

mendukung pengembangan peternak tersebut.

Saat ini Populasi sapi perah di kabupaten Sinjai mencapai kurang lebih

500 ekor, tersebar di dua wilayah yakni Kecamatan Sinjai Barat dan

Kecamatan Sinjai Borong, dan kami juga sudah melirik beberapa kawasan

yang cukup potensial untuk pengembangan sapi perah dengan melihat

ketersediaan pakan ternak serta pola pikir masyarakat yang tertarik untuk

mengembangkan sektor peternakan.saat ini dari jumlah populasi ternak sapi

perah yang ada telah mampu menghasilkan lebih kurang 10,000 liter susu

setiap bulannya. saat ini ada sekitar 40 ekor sudah berproduksi dengan

kapasitas produksi perharinya antara 350 hingga 400 liter, sehingga bila

dikalkulasi perbulannya mampu memproduksi sekitar 8,000 hingga 10,000

liter. Selain itu penulis ingin menyajikan dalam bentuk karya tulis ilmiah yang

dapat dijadikan sebagai bahan pembelajaran atau sebagai informasi bagi

masyarakat setempat khususnya bagi peternak.

Page 18: ANALISIS PENDAPATAN USAHA PRODUK OLAHAN SUSU SAPI ( …

4

Usaha peningkatan produksi susu nasional oleh pemerintah Indonesia

sangat erat kaitannya dengan Industri pengolahan susu. Manakala industri

pengolahan susu hanya memperhatikan dari satu segi saja maka tetap saja sulit

mengatasi masalah persusuan di Indonesia. Untuk mendapatkan produk susu

yang sehat dan kerkualitas maka sebuah perusahaan industri pengolahan susu

semestinya tidak hanya berkecimpung khusus mengolah susu kalau ingin

produk susunya tetap dipercaya oleh konsumen. Perusahaan industri

pengolahan susu seharusnya memperhatikan sumber susu yang dikelolanya.

Perusahaan industri susu tidak akan berhasil apabila tidak melihat dari mana

asal susu yang diperolehnya yaitu peternak. Peternak dan ternak adalah kunci

apakah perusahaan atau industri akan tetap melaju atau stagnan atau malah

mundur kemudian bubar, dalam artian peternak tak akan mau memelihara sapi

perah sehingga Indonesia akan tetap menjadi pengimpor susu abadi. Oleh

sebab itu fungsi dari usaha industri susu adalah: (1) Membina peternak:

Perusahaan pengolahan susu seharusnya membina peternakan sapi perah mulai

dari kesehatan hewan sampai bagaimana meningkatkan produksi dan

bagaimana memproduksi susu yang aman. Hal ini sangat penting karena sekali

suatu industri menyebabkan wabah akibat minum susu yang diproduksinya

maka tidak akan dipercaya lagi oleh masyarakat konsumen. Demikian juga

petani peternak tidak bergairah meningkatkan produksi susunya bila harga susu

dibeli industri dengan harga yang tidak memadai (2) Melakukan pemeriksaan

kualitas susu.Setelah susu sampai di pabrik maka semestinya susu diperiksa

baik terhadap kualitas fisik dan kimianya dan terutama pemeriksaan terhadap

Page 19: ANALISIS PENDAPATAN USAHA PRODUK OLAHAN SUSU SAPI ( …

5

mikrobiologinya sehingga bisa diketahui layak tidaknya susu tersebut diolah

lebih lanjut. (3) Melakukan proses pengolahan yang higienis. Proses

pengolahan yang paling sederhana adalah melakukan proses pasteurisasi yang

dikombinasi dengan proses pendinginan. Pada prosessing ini diharapkan

semua hal yang bisa menyebabkan terjadinya kontaminasi produk harus

dihindari. (4) Melakukan pemeriksaan fisik, kimia dan mikrobiologisecara

rutin untuk menjamin keamanan konsumen.

Proses pasteurisasi terutama dilakukan bila skala produksi masih kecil

misalnya di bawah 1000 liter/hari. Oleh sebab itu produksi Susu Segar Sinjai

(SUSIN) yang dikelola oleh Koperasi susu Sintari bisa digolongkan sebagai

industri pengolahan susu meskipun dalam skala industri kecil yang

pengelolaannya masih berupa susu pasteurisasi dengan kapasitas produksi

maksimal 400 liter/hari. Koperasi ini merupakan koperasi yang anggotanya

terdiri dari 5 kelompok peternak yang tersebar di daerah Gunung Perak dan

sekitarnya di Sinjai Barat. Tentu saja diharapkan industri yang dikelola

koperasi ini menjadi cikal bakal industri persusuan di Sulawesi Selatan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdsarkan permasalahanyang muncul berdasarkan latar belakang diatas,

“Berapa BesarPendapatan Usaha produk olahan susu sapi perah di Desa Gunung

Perak Kecamatan Sinjai Barat Kabupaten Sinjai ? “

Page 20: ANALISIS PENDAPATAN USAHA PRODUK OLAHAN SUSU SAPI ( …

6

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui pendapatan usaha produk

olahan susu sapi perah di Desa Gunung Perak Kecamatan Sinjai Barat

Kabupaten Sinjai.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Tulisan ini diharapakan dapat memberi manfaat setidaknya berupa bahan

bacaan atau literatur bagi masyarakat peternak maupun calon peternak

sapi perah.

2. Bagi penulis/peneliti yakni melatih diri dalam mengaplikasikan teori dan

menghubungkan kenyataan di lapangan untuk kemudian dianalisis secara

ilmiah dan sistematis dalam bentuk karya tulis.

3. Bagi pemerintah/instansi terkaitdiharapkan dapat menjadi bahan informasi

dan sumbangsih pemikiran terhadap arah kebijakan yang ditempuh

pemerintah/pihak terkait dalam pengembangan peternakan sapi perah di

Kecamatan Sinjai Barat Kabupaten Sinjai.

Page 21: ANALISIS PENDAPATAN USAHA PRODUK OLAHAN SUSU SAPI ( …

7

II.TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Susu Perah

Sapi adalah hewan ternak terpenting sebagai sumber daging, susu,

tenaga kerja dan kebutuhan lainnya. Sapi menghasilkan sekitar 50% (45-55%)

kebutuhan daging di dunia, 95% kebutuhan susu dan 85% kebutuhan kulit.

Sapi berasal dari famili Bovidae.seperti halnya bison, banteng, kerbau

(Bubalus), kerbau Afrika (Syncherus), dan anoa. Domestikasi sapi mulai

dilakukan sekitar 400 tahun SM. Sapi diperkirakan berasal dari Asia Tengah,

kemudian menyebar ke Eropa, Afrika dan seluruh wilayah Asia. (Rochadi

Tawaf, 2010).Sentra peternakan sapi di dunia berada di negara Eropa

(Skotlandia, Inggris, Denmark, Perancis, Switzerland, Belanda,

Italia),Amerika, Australia, Afrika dan Asia (India dan Pakistan).Secara garis

besar, bangsa-bangsa sapi (Bos) yang terdapat di dunia ada dua, yaitu (1)

kelompok yang berasal dari sapi Zebu (Bos indicus) atau jenis sapi yang

berpunuk, yang berasal dan tersebar di daerah tropis serta (2) kelompok dari

Bos primigenius, yang tersebar di daerah sub tropis atau lebih dikenal dengan

Bos Taurus(Didin Taspirin, 2010).

Jenis sapi perah unggul dan paling banyak dipelihara adalah sapi

Shorhorn (dari Inggris),Friesian Holstein (dari Belanda), Yersey (dari selat

Channel antara Inggris dan Perancis), Brown Swiss (dari Switzerland), Red

Danish (dari Denmark) dan Droughtmaster (dari Australia).Secara umum, sapi

perah merupakan penghasil susu yang sangat dominan dibanding ternak perah

Page 22: ANALISIS PENDAPATAN USAHA PRODUK OLAHAN SUSU SAPI ( …

8

lainnya. Salah satu bangsa sapi perah yang terkenal adalah sapi perah Fries

Holland (FH).Sapi FH berasal propinsi Belanda Utara dan propinsi Friesland

Barat, sehingga sapi bangsa ini memiliki nama resmi Fries Holland dan sering

disebut Holstein atau Friesian saja. Bangsa sapi FH terbentuk dari nenek

moyang sapi liar Bos (Taurus) typicus primigenius yang ditemukan di Belanda

sekitar 2000 tahun yang lalu. (Williamson dan Payne, 1993).

Sapi FH, di Amerika Serikat disebut Holstein Friesian atau disingkat

Holstein, sedangkan di Eropa disebut Friesian. Bobot badan sapi betina dewasa

yang ideal adalah 628 kg, sedangkan sapi jantan dewasa bobotnya 1000

kg.Sapi FH merupakan jenis sapi perah dengan kemampuan produksi susu

tertinggi dengan kadar lemak lebih rendah dibandingkan bangsa sapi perah

lainya. Sapi FH memiliki komposisi susu: Air 88.01%, Protein 3.15%, Lemak

3.45%, Laktosa 4.65%, Abu 0.68%, Bahan Kering 11.93%. Produksi sapi

perah FH di negara asalnya mencapai 6000-8000 kg/ekor/laktasi, di Inggris

sekitar 35% dari total populasi sapi perah dapat mencapai 8069 kg/ekor/laktasi

danAmerika Serikat 7245 kg/laktasi. (Sudono, 2003)

Sapi perah FH masuk ke Indonesia dibawa oleh Hindia Belanda pada

tahun 1891-1893 dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas sapi perah

lokal.Perbaikan mutu genetik sapi ini dengan jalan menyilangkannya dengan

sapi Red Deen. Persilangan lain yaitu antara sapi lokal (peranakan Ongole)

dengan sapi perah Frisian Holstein sehingga diperoleh sapi perah jenis baru

yang sesuai dengan iklim dan kondisi di Indonesia. Sapi perah FH murni telah

ada di Jawa Barat sejak tahun 1900, tepatnya di daerah Cisarua dan

Page 23: ANALISIS PENDAPATAN USAHA PRODUK OLAHAN SUSU SAPI ( …

9

Lembang.Dari kedua daerah inilah sapi perah FH kemudian menyebar ke

beberapa daerah di Jawa Barat.(Peni S. Hardjosworo dkk., 1987).

Produksi susu yang dihasilkan oleh sapi perah FH di Indonesiaternyata

lebih rendah, berkisar antara 3000-4000 liter per laktasi. Produksirata-rata sapi

perah di Indonesia hanya mencapai 10,7 liter per ekor per hari (3.264 liter per

laktasi). Susu adalah hasil akhir dari rangkaian proses fisiologis yang kompleks

dan berulang sehingga terjadi banyak macam interaksi yang berperan dalam

menentukan produksi susu. intraksi yang mempengaruhi produksi susu yaitu,

hereditas. Faktor lingkungan memegang peranan penting terhadap proses

fisiologis dalam tubuh ternak sehingga pada gilirannya akan mempengaruhi

kapasitas produksi susu (Sudono, 2003).Menurut Daljoeni (1982) dalam

Haerfiadi mengemukakan bahwa, geografi tidak hanya mempengaruhi aspek

alamiah tetapi juga aspek sosial yang bercorak ekonomi, politik, sosial,

kultural, dan religius yang semuanya dipelajari dengan latar belakang

lingkungan alam.

2.2 Pendapatan

Soehardjo dan Patong (1973) mengemukakan defenisi dari pendapatan

adalah keuntungan yang diperoleh dengan mengurangkan biaya yang

dikeluarkan selama proses produksi dengan penerimaan. Tujuan utama dari

analisis pendapatan adalah untuk menggambarkan keadaan yang akan datang

dari perencanaan dan tindakan. Bentuk dan jumlah pendapatan ini mempunyai

fungsi yang sama, yaitu memenuhi keperluan sehari-hari dan memberikan

kepuasan petani agar dapat melanjutkan kegiatannya.Pendapatan ini juga

Page 24: ANALISIS PENDAPATAN USAHA PRODUK OLAHAN SUSU SAPI ( …

10

digunakan untuk mencapai keinginan-keinginan dan memenuhi kewajiban-

kewajiban.

Menurut Soekartawi (2006), Pendapatan dapat dibagi menjadi tiga

pendapatan yaitu sebagai berikut :

a. Pendapatan kotor (Gross Income) yaitu pendapatan usahatani yang belom

dikurangi biaya- biaya.

b. Pendapatan bersih (Net Income) yaitu pendapatan setelah dikurangi biaya.

c. Pendapatan pengelola (Management Income) yaitu pendapatan merupakan

hasil pengurangan dari total output dengan total input.

Menurut Soekartawi (2006) menjelaskan bahwa pendapatan dapat berupa

barang yang terdiri dari pendapatan kotor (gross farm income) yaitu nilai usaha

produk olahan susu sapi dalam skala waktu tertentu, baik yang dijual maupun

yang tidak dijual dan pendapatan bersih (net farm income) yaitu sebagai selisih

antara pendapatan kotor dengan pengeluaran total usaha produk olahan susu

sapi perah. Pendapatan merupakan selisih antara penerimaan semua biaya.

Lebih lanjut dikatakan bahwa pendapatan bersih usaha produk olahan susu sapi

menunjukkan imbalan yang diperoleh dari pengeluaran faktor produksi yang

berupa kerja, pengelolaan dan modal sendiri atau modal pinjaman yang

diinvestasikan.

2.3 Penerimaan

Menurut Soekartawi (2006),Penerimaan tunai usaha adalah nilai uang

yang diterima dari penjualan pruduk usaha. Dengan kata lain penerimaan ini

merupakan hasil perkalian dari jumlah produk total dengan harga

Page 25: ANALISIS PENDAPATAN USAHA PRODUK OLAHAN SUSU SAPI ( …

11

persatuan.Penerimaan adalah perkalian antara produksi yang dihasilkan

dengan harga jual dan biasanya produksi berhubungan negatif dengan harga,

artinya harga akan turun ketika produksi berlebihan.

Menurut Suratiyah (2006), bahwa penerimaan usahatani adalah perkalian

antar jumlah produksi yang diperoleh dengan harga produksi. Pendapatan

usahatani adalah selisih antara penerimaan dan seluruh biaya yang dikeluarkan

dalam sekali periode.

2.4 Biaya

Menurut Soekartawi (2006), berdasarkan jenisnya biaya dapat

dikategorikan menjadi :

a. Biaya tetap atau Fixed Cost (FC) merupakan biaya biaya yang tidak

tergantung pada tingkat output. Yang termasuk dalam biaya tetap ini

adalah bunga pinjaman modal, biaya sewa peralatan dan pabrik, tingkat

depresiasi yang ditetapkan, dan pajak kekayaan.

b. Biaya variabal atau variable (VC) merupakan biaya-biaya yang berubah –

ubah sesuai dengan tingkat output. Jadi biaya variabel merupakan fungsi

dari tingkat output. Biaya variabel ini adalah pengeluaran bahan baku,

depresiasi yang disebabkan oleh penggunaanperalatan, biaya-biaya tenaga

kerja, komisi-komisi penjualan dan semua biaya input-input yang berubah-

ubah sesuai dengan tingkat ouput.

Biaya merupakan salah satu kunci keberhasilan petani dalam

menjalankan usahanya. Hal ini disebabkan biaya sangat

Page 26: ANALISIS PENDAPATAN USAHA PRODUK OLAHAN SUSU SAPI ( …

12

menentukankeuntungan yang akan diperoleh petani. Biaya adalah semua

pengeluaran yang dapat diukur dengan uang, baik yang telah, sedang maupun

yang akan dikeluarkan untuk menghasilkan suatu produk. Biaya ini dapat

dibagi menjadi biaya tetap dan biaya variabel (Soekartawi,2006).

2.5 Produk Susin (Susu Sinjai)

Pengembangan sapi perah di daerah ini memang didukung oleh iklim

yang dingin dan lahan yang sangat luas. Hawa dingin pegunungan, lahan luas

dengan limpahan rumput dan daun segar, serta limbah kebun sayur menjadi

modal utama daerah ini dalam mengembangkan peternakan susu sapi. Air

bersih pun tak sulit diperoleh; mata air berlimpah yang seakan tak pernah

kering memudahkan peternak untuk memberi minum sapi, memandikan, dan

membersihkan kandang.

Tahun 2007 pemerintah kembali menambah 210 ekor dari APBD di

tambah dari bantuan APBD Tingkat I sebanyak 30 ekor. Dari aspek

pengembangannya ini, masyarakat mulai melakukan upaya-upaya

pemeliharaan secara baik untuk mendapatkan susu dengan produksi yang

berkualitas. Produksi susu rata-rata 10-15 liter/ekor sapi/hari dengan minimal

produksi 2000 liter/hari. Dalam setahun seekor sapi dapat diperah susunya

selama 7 bulan setelah itu dikandangkan untuk diinseminasi. Setelah anak sapi

lahir, sapi perah siap untuk diperah kembali. Sapi dapat diperah setelah usia

sapi mencapai 3,5 tahun dan setelah melahirkan 5-6 kali, produksi susu sudah

mulai berkurang.

Page 27: ANALISIS PENDAPATAN USAHA PRODUK OLAHAN SUSU SAPI ( …

13

Bantuan sejumlah sapi perah tersebut kini telah memberikan hasil yang

manis; limpahan susu sapi asli, murni, segar dan bergizi tinggi, rendah lemak,

bebas pengawet dan residu antibiotik. Pemeriksaan laboratorium yang

dilanjutkan dengan perlakuan menggunakan alat pasteurisasi dan pengemasan

otomatis secara higienis di bawah pengawasan tenaga ahli membuat susu sapi

ini aman untuk dikonsumsi. Bukan hanya sekedar dikonsumsi, kini susu sapi

perah tersebut telah bernilai ekonomi dengan masuknya koperasi sebagai mitra

pemasar bagi peternak. Susu sapi yang dijual tersedia dalam kemasan

ekonomis dalam bentuk susu gelas berukuran 150 ml dengan berbagai pilihan

rasa yaitu coklat, vanila, strawberry, melon, dan pisang. Selain kemasan gelas,

susu sapi perah juga dikemas dalam bentuk susu sachet (susu bantal) tanpa rasa

berukuran 500 ml. Dengan potensi yang sangat menjanjikan ini, susu sapi

Sinjai dengan mengusung brand ”Susin” (Susu Sinjai), pabrik yang beroperasi

di daerah Sinjai Barat ini siap bersaing dengan brand sejenis lainnya.

Mekanisme proses pembuatan pasteurisasi susu cukup sederhana; Susu

sapi yang sudah diperah di bawa ke laboratorium. Selanjutnya susu sapi dibawa

ke ruangan khusus tempat proses menetralisir bakteri dengan cara dimasak

dengan menggunakan mesin pasteurisasi modern dengan suhu 80oC dengan

tujuan untuk menghilangkan kuman-kuman. Pasteurisasi tersebut membuat

vitamin, mineral, enzim dan protein masih relatif utuh, namun bakteri patogen

sudah mati. Setelah susu dimasak secara higienis di bawah pengawasan tenaga

ahli kemudian dimasukkan ke dalam mesin pengemasan otomatis, dipress,

diberi label, akhirnya disimpan di tempat pendingin dengan suhu yang sangat

Page 28: ANALISIS PENDAPATAN USAHA PRODUK OLAHAN SUSU SAPI ( …

14

rendah agar susu tersebut tetap segar saat dikonsumsi. Susin ini dikemas tanpa

pengawet sehingga hanya dapat bertahan maksimal 3 hari di dalam lemari

pendingin.

Selain dipasarkan untuk tujuan ekonomi, Dinas Peternakan juga

bekerja sama dengan Dinas Pendidikan Kab. Sinjai untuk mendistribusikan

susu sapi dalam bentuk susu gelas ke sekolah-sekolah dasar yang masih

menerima PMKT (Pemberian Makanan Khusus Tambahan) sebanyak 750

gelas setiap minggunya. Awalnya pemberian PMKT dilakukan dalam bentuk

sachet, namun animo anak-anak yang pada umumnya tidak menyukai susu

segar asli yang tanpa rasa membuat mereka enggan meminumnya sehingga

akhirnya susu sachet diganti dengan susu gelas dengan beragam rasa. Tidak

puas dengan pengembangan susin yang mendapat respon yang sangat positif

dari masyarakat, dinas Peternakan Kab. Sinjai juga mengolah susu sapi ini

menjadi ice cream dengan brand ”sanshu”. Diberi nama Sansu dengan arti, S

adalah Sinjai, AN adalah aman untuk berinvestasi, S adalah sejahtera dengan

tujuan untuk mensejahterakan masyarakat dan U berarti unik. Sama halnya

dengan Susin, Sanshu ice cream tampil tanpa bahan pengawet dan aman untuk

dikonsumsi dalam jumlah banyak tanpa menimbulkan efek samping pada

pencernaan. Ini adalah added value Susin yang membedakannya dengan

produk sejenis lainnya yang pada umumnya sudah menambahkan bahan

pengawet pada produknya. Sama halnya dengan susin, sanshu ice cream juga

tersedia dalam 4 rasa; strawberry, vanilla, coklat, dan durian. Selain dijadikan

ice cream, susu sapi perah juga dibuat dalam bentuk kerupuk yang diberi nama

Page 29: ANALISIS PENDAPATAN USAHA PRODUK OLAHAN SUSU SAPI ( …

15

”Elektrika”. Menurut ketua Klp. Ternak Ds. Gunung Perak, kerupuk susu ini

diproduksi langsung oleh kelompok peternak dan bekerja sama dengan

koperasi dan PT. PLN. Dipilihnya nama ”Elektrika” tidak terlepas dari bantuan

PT. PLN pada masyarakat lokal dalam pengembangan kerupuk susu ini.

Sapi perah merupakan salah satu jenis ternak yang populasinya tersebar

luas di seluruh Indonesia, terutama pada daerah yang produksi pertaniannya

dapat mendukung pengembangan sapi perah. DiGunung Perak Kabupaten

Sinjai Selawesi Selatan merupakan daerah fokus pengembangan sapi perah di

Indonesia bagian Timur dengan produksi susu rata-rata pertahun mencapai

54750 liter/tahun (Malaka, 2010). Produksi susu yang dihasilkan dari ternak

sapi perah di Gunung Perak memang belum mampu mensuplai kebutuhan susu

masyarakat di Sulawesi Selatan.Hal ini disebabkan permintaan yang terus

bertambah dari berbagai konsumen. Diantaranya adalah pengolahan susu segar

menjadi susu kemasan yaitu produk susin. Kebutuhan akan susu segaryang

semakin lama semakin meningkat haruslah diimbangi dengan peningkatan

kualitas susu untuk menjaga kepercayaan dan kredibilitas peternakan sapi

perah di Gunung Perak.

Susu dipandang dari segi peternakan adalah suatu sekresi kelenjar-

kelenjar susu dari sapi yang sedang laktasi atau ternak yang sedang laktasi dan

dilakukan pemerahan yang sempurna, tidak termasuk kolostrum serta tidak

ditambah atau dikurangi suatu komponen.Susu merupakan bahan makanan

yang baik bagi manusia karena susu banyak mengandung vitamin dan mineral

yang baik bagi pertumbuhan dan kesehatan manusia. Tetapi di lain pihak, susu

Page 30: ANALISIS PENDAPATAN USAHA PRODUK OLAHAN SUSU SAPI ( …

16

juga merupakan media yang baik dan sesuai bagi pertumbuhan dan

perkembangbiakan bakteri. Higiene dan sanitasi susu harus diperhatikan agar

dapat diperoleh susu segar yang berkualitas baik. Kualitas susu yang tidak

stabil dan sering tidak menentu menyebabkan penjualan susu segar dari

peternakan sapi perah dan koperasi sintari menurun.

Salah satu penilaian yang penting terhadap kualitas susu segar adalah

kualitas fisik. Oleh karena itu perlu dilaksanakan penelitian tentang uji kualitas

fisik susu sapi segar di Gunung Perak Kabupaten Sinjai Sulawesi Selatan.Susu

segar merupakan susu murni yang tidak mengalami pemanasan dan tidak

mengalami penambahan bahan pengawet.

2.5 Kerangka Pikir

Indusrti pengolahan susu perah merupakan salah satu jenis industri

dengan memanfaatkan susu murni sebagai bahan baku utamanya, dimana susu

murni tersebut diolah menjadi susin.

Pada proses produksi industri pengolahan susu murni tak lepas dari

biaya produksi. Biaya produksi yang dikeluarkan oleh pengusaha terbagi atas

biaya tetap antara lain biaya penyusutan dari peralatan yang digunakan,biaya

pajak serta biaya listrik. Sedangkan biaya variabel terdiri dari biaya bahan

baku, biaya tenaga kerja, biaya pengemasan, serta biaya transportasi. Dalam

industri pengolahan susin ini menjadi hal utama adalah produksi yaitu susin

yang dihasilkan dari susu murni. Untuk menghasilkan produksi yang tinggi dan

berkualitas diperlukan suatu penanganan yang baik dari semua aspek oleh

produsen sehingga dapat meningkatkan nilai tambah dari hasil yang diproses,

Page 31: ANALISIS PENDAPATAN USAHA PRODUK OLAHAN SUSU SAPI ( …

17

yaitu dari bahan baku susu murni di olah menjadi susin yang kemudian dapat

dijadikan minuman. Dari kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan nilai

tambah yang berkontribusi langsung pada peningkatan pendapatan pengusaha.

Setelah berproduksi, maka susin yang dihasilkan akan dipasarkan

langsung ke toko, swalayan dan langsung kepada konsumen.penjualan bagi

setiap unit akan menghasilkanpenerimaan bagi pengusaha. Seluruh totalitas

dalam uaha susin ini sangat menentukan jumlah biaya yang dikeluarkan oleh

pengusaha dalam suatu periode produksi. Total biaya inilah yang akan

mengurangi penerimaan pengusaha dan memperoleh pendapatan bersih.

Page 32: ANALISIS PENDAPATAN USAHA PRODUK OLAHAN SUSU SAPI ( …

18

Produk hasil olahan susu

Sapi perah

Sapi perah

Penerimaan

Pendapatan

Gambar 1.Kerangka Pikir Analisis Pendapatan Usaha Produk Olahan SusuSapi Perah.

Biaya tetapBiaya Variabel

Susin

Penerimaan

Page 33: ANALISIS PENDAPATAN USAHA PRODUK OLAHAN SUSU SAPI ( …

19

III.METODE PENELITIAN

3.1 Waktu Dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai April 2016 yang

berlokasi di unit pengolahan susu sapi Desa Gunung Perak Kecamatan Sinjai

Barat Kabupaten Sinjai.

3.2 Teknik Penentuan informan

Teknik penentuan informan pada penelitian ini dilakukan secara sengaja

(purposive sampling). Yaitu pengusaha produk pengolahan susu sapi (Susin)

yang pertama kali dan terbesar di Desa Gunung Perak. Pengusaha tersebut

bernama bapak Rajab sebagai pemilik usaha yang sudah ada sejak tahun 2001.

3.3 Jenis Dan Sumber Data

Penelitian ini menggunakan 2 metode pengumpulan data yaitu data primer

dan data sekunder.

1. Data Primer yaitu data yang diperoleh langsung di lapangan baik melalui

observasi maupun wawancara langsung dengan petani.

2. Data Sekunder yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung baik dari

Dinas Pertanian dan lembaga-lembaga yang ada di Desa setempat.

3.4 Teknik Pengambilan Data

Adapun metode pengambilan data yang dilakukan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

Page 34: ANALISIS PENDAPATAN USAHA PRODUK OLAHAN SUSU SAPI ( …

20

1. Metode wawancara (interview)

Penelitian ini menggunakan metode interview secara terstruktur berupa

kusioner sebagai panduan utama.Dalam metode ini digunakan untuk membantu

menjelaskan kepada responden apabila responden kurang jelas dalam

menjawab angket

2. Metode kuesioner

Kuesioner merupakan tekhnik pengumpulan data yang eisien karena

peneliti sudah tahu dengan pasti variable yang akan diukur, dan apa saja yang

bisa diharapkan dari responden.

3. Metode dokumentasi

Dokumentasi yaitu cara pengumpulan data dengan jalan mengumpulkan

data melalui keterangan secara tertulis yang merupakan dokumen-dokumen

yang ada hubungannya dengan data yang dibutuhkan dalam penelitian.

3.5Teknik Analisis Data

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

deskriptif kuantitatif yang diarahkan untuk melihat pendapatan usaha produk

olahan susu sapi di Desa Gunung Perak Kecamatan Sinjai Barat Kabupaten

Sinjai dengan kriteria biaya dan pendapatan.

Analisis pendapatan bersih merupakan penerimaan yang telah

dikurangidengan seluruh biaya produksi, yaitu dengan rumus sebagai

berikut : Pd = TR – TC

Keterangan

Page 35: ANALISIS PENDAPATAN USAHA PRODUK OLAHAN SUSU SAPI ( …

21

Pd = Pendapatan

TR (Total Revenue) = Penerimaan Total

TC (Total Cost) =Biaya Total

1. Analisis penerimaan total adalah hasil kali antara jumlah produk yang

dihasilkan (unit) dengan harga produk per unit, dapat diketahui dengan

rumus sebagai berikut (Soekartawi, 2006):

TR = P x Q

Keterangan

TR (Total Revenue) = Penerimaan Total

P (Price) = Harga

Q (Quantity) = Jumlah Produk

2. Analisis biaya total usaha produk olahan susu sapi Desa Gunung Perak

Kecamatan Sinjai Barat Kabupaten Sinjai dikeluarkan pengusaha

diperoleh dari penjumlahan antara biaya tetap total dan biaya variabel

total, dapat diketahui dengan rumus sebagai berikut (Soekartawi, 2006):

Keterangan:

TC (Total Cost) = Biaya Total

TFC(Total Fixed Cost) = Biaya Tetap Total

TVC(Total Variable Cost) = Biaya Variabel Total

3. Penyusutan alat yang digunakan petani responden dihitung dengan

menggunakan metode garis lurus (Straight Line Mhetod) dengan

TC = TFC + TVC

Page 36: ANALISIS PENDAPATAN USAHA PRODUK OLAHAN SUSU SAPI ( …

22

asumsi bahwa alat yang digunakan dalam usahatani menyusut dalam

besaran yang sama setiap tahunnya.

Keterangan:

NPA = Nilai Penyusutan Alat ( Rp/Tahun)

HB = Harga Baru ( Rp)

HS = Harga Sisa ( Rp)

JA = Jumlah Alat (Unit)

LP = Lama Pemakaian

3.6 Defenisi Operasional

1. Pabrik Susin adalah tempat yang digunakan untuk mengolah susu perah

menjadi produk yangmemiliki nilai tambah.

2.Proses produksi adalah kegiatan mengolah input sehingga menghasilkan

output.

3.Hasil olahan Susin adalah produk yang dihasilkan dari susu sapi perah.

4. Pendapatan adalah selisih antara penerimaan dan total biaya.

NPA = HB – HS x JA

LP

Page 37: ANALISIS PENDAPATAN USAHA PRODUK OLAHAN SUSU SAPI ( …

23

IV. GAMBARAN UMUM

4.1 Letak Geografis

Kabupaten Sinjai merupakan salah satu daerah yang berada di pesisir

Timur Sulawesi Selatan yang secara administratif terdiri dari 9 (sembilan)

kecamatan, 13 kelurahan dan 67 desa. Letaknya berjarak sekitar 223 km dari

Timur Kota Makassar. Mempunyai garis pantai sepanjang 28 km dari arah

selatan kearah utara. Secara astronomis, kabupaten Sinjai berada pada posisi

5o2 30" sampai 5o17' 47" LS dan 119o55' 43" sampai 120o 21' 36" BT.

Wilayah kabupaten Sinjai dibagi dalam 9 kecamatan yaitu,

Kecamatan Sinjai Utara, Kecamatan Sinjai Timur, Kecamatan Sinjai

Tengah, Kecamatan Sinjai Barat, Kecamatan Sinjai Selatan, Kecamatan

Sinjai Borong, Kecamatan Bulupoddo, Kecamatan Tellu Limpoe,dan

Kecamatan Pulau Sembilan. Luas wilayahnya berdasarkan data yang ada

sekitar 819,96 km2 (81.996 ha)dengan batas wilayah sebagai berikut

:Sebelah Utara berbatasan Kabupaten Bone, sebelah Selatan berbatasan

Kabupaten Bulukumba, sebelah Timur berbatasan Teluk Bone, sebelah

Barat berbatasan Kabupaten Gowa.

Kecamatan Sinjai Barat adalah salah satu kecamatan yang berada

dalam Kabupaten Sinjai. Jaraknya sekitar 63 km ke kota kabupaten dengan

luas wilayah 135,35 km2. Secara astronomis Kecamatan Sinjai Barat berada

pada posisi 5o 6’ 54” – 5o 21’ 00” LS dan 119o 55’ 43” – 120o 5’ 00” BT.

Untuk mencapai lokasi ini dapat ditempuh denganmenggunakan kendaraan

Page 38: ANALISIS PENDAPATAN USAHA PRODUK OLAHAN SUSU SAPI ( …

24

angkutan umum antar daerah, maupun angkutan pribadi. Kecamatan Sinjai

Barat memiliki batas-batas administrasi sebagai berikut :

- Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Bone

- Sebelah Timur berbatasan dengan Sinjai Tengah dan Sinjai Borong,

- Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Bulukumba, dan

- Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Gowa.

Secara administrasi wilayah Kecamatan Sinjai Barat terdiri dari 2

kelurahan dan 7 desa, 37 dusun, 10 lingkungan, 254 RT dan 508 RW.

Kelurahan tersebut meliputi Kelurahan Tassililu sebagai Ibu Kota Kecamatan

dan Kelurahan Balakia, sedangkan desa tersebut meliputi Desa Arabika, Desa

Gunung Perak , Desa Barania, Desa Bonto Lempangan, Desa Terasa, Desa

Turungan Baji dan Desa Bontosalama.

4.4.1.1 Keadaan Morfologi

a. Topografi

Topografi merupakan tinggi rendahnya suatu wilayah dari permukaan

laut. Ketinggian tempat merupakan salah faktor fisik yang berpengaruh pada

keadaan suhu udara, cara pengolahanan lahan dan tempat pengembangan pada

suatu daerah. Ketinggian tempat berkaitan erat dengan temperatur. Semakin

tinggi suatu tempat dari permukaan laut semakin rendah temperaturnya. Hal ini

menunjukkan bahwa bumi sebagai massa yang mampu menyerap panas serta

memantulkan kembali ke atmosfer.Secara umum Kecamatan Sinjai Barat

memiliki permukaan yang berbukit-bukit dengan ketinggian 300-1900 m di

atas permukaan laut. Adapun ketinggian berdasarkan desa/kelurahan adalah,

Page 39: ANALISIS PENDAPATAN USAHA PRODUK OLAHAN SUSU SAPI ( …

25

Desa Turungan Baji, Desa Bonto Salama, Desa Arabika, Kelurahan Tassililu,

Desa Bontolempangan, Kelurahan Balakia masing-masing berada pada

ketinggian antara 500-1000 m di atas permukaan laut, Desa Terasaa antara,

Desa Barania dan Gunung Perak pada ketinggian diatas 1000 mdpl. (lihat peta

topografi pada halaman 45)

b. Penggunaan lahan

Adapun penggunaan lahan di Kecamatan Sinjai Barat yaitu, hutan

dengan luas 7.189 hektar, tegal atau ladang seluas 103 hektar, semak belukar

2,41 hektar dan luas sawah adalah 2.128 hektar dan kebun dengan luas 8.744

hektar. (lihat peta penggunaan lahan pada halaman 46).

4.1.1 Kondisi Demografis

a. Keadaan Penduduk

Penduduk merupakan pemegang peranan yang sangat penting dalam

segala bentuk aktifitas yang dilakukan dalamkegiatan di alam ini, baik dalam

aktifitasnya berinteraksi dengan sesamanya, mahluk lainnya dan interaksinya

terhadap lingkungannya. Penduduk diartikan sebagai orang yang bertempat

tinggal disuatu wilayah atau daerah tertentu. Besarnya jumlah penduduk tiap

daerah akan berbeda dengan daerah lainnya akibat terjadinya proses demografi,

yaitu : kelahiran (fertilasi), kematian (mortalitas), perkawinan, migrasi, dan

mobilitas sosial.

Berdasarkan data penduduk Kecamatan Sinjai Barat, menunjukkan

bahwa jumlah penduduk pada bulan April 2015 sebanyak sebanyak 24.426

jiwa, yang terdiri atas laki-laki 12. 020 jiwa dan perempuan 12.404 jiwa,

Page 40: ANALISIS PENDAPATAN USAHA PRODUK OLAHAN SUSU SAPI ( …

26

sedangkan jumlah kepala keluargayaitu 7.061 KK. Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Penduduk Kecamatan Sinjai Barat, April 2015

Jenis Kelamin Frekwensi Persentase (%)

Laki-laki 12.020 49,21

Perempuan 12.406 50,79

Jumlah 24,426 100,00

Sumber: Kantor Camat Sinjai Barat,Tahun 2015

Berdasarkan Tabel 1, menunjukkan bahwa jumlah penduduk

Kecamatan Sinjai Barat pada April 2015 hampir seimbang antara penduduk

laki-laki dan perempuan dimana laki-laki sebanyak 49,21 persen dan

perempuan sebanyak 50,79 persen.Berikut ini akan dibahas mengenai data

penduduk berdasarkan desa dan kelurahan.

Tabel 2. Data penduduk Kecamatan Sinjai Barat berdasarkan tingkat desadan kelurahan, April 2015

Kelurahan/Desa L/PJumlah

Persentase (%)

Tassililu 4.546 18,16Balakia 1.517 6,2Gunung Perak 3.277 13,42Arabika 2.517 10,29Bonto Salama 2.958 12,11Turungan Baji 1.904 7,79Barania 1.829 7,48Boto Lempangan 2.966 12,14Terasa 2.880 11,70

Jumlah 24.426 100,00Sumber : Kantor Camat Sinjai Barat, Tahun 2015

Tabel 2menujukkan bahwa penduduk di Kecamatan Sinjai Barat yang

paling padat penduduknya adalah penduduk di Kelurahan Tassililu sebanyak

4.546 jiwa atau 18,61 persen dari penduduk yang ada di Kecamatan Sinjai

Page 41: ANALISIS PENDAPATAN USAHA PRODUK OLAHAN SUSU SAPI ( …

27

Barat. Kemudian Desa Gunung Perak sebanyak 3.277 jiwa atau 13,42 persen,

Desa Bonto Lempangan sebanyak 2.966 jiwa atau 12,14 persen, Desa Boto

Salama sebanyak 2.958 jiwa atau 12,11 persen, Desa Terasa sebanyak 2.880

jiwa atau 11,70 persen, Desa Arabika 2.517 jiwa atau 10,29 persen, Desa

Turungan Baji sebanyak 1.094 jiwa atau 7,79 persen, Desa Barania sebanyak

1.829 jiwa atau 7,48 persen dan Kelurahan Balakia sebanyak 1.517 jiwa atau

6,2 persen. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa daerah yang paling

banyak penduduknya di Kecamatan Sinjai Barat adalah Kelurahan Tassililu,

hal ini kerena wilayah tersebut merupakan Ibu Kota Kecamatan atau pusat

pemerintahan, perekonomian dan lain-lain. Sedangkan wilayah yang paling

sedikit penduduknya adalah kelurahan Balakia selain karena kondisi wilayah

yang berbukit-bukit, daerah tersebut juga memiliki daerah yang tidak terlalu

luas.

4.3 Kondisi Pertanian

Pertanian yang menonjol dari kabupaten Sinjai adalah lada dan coklat

Lada tumbuh hampir di semua kecamatan kecuali di kecamatan Pulau

Sembilan. Luas areal tanamnya mencapai 3.249 hektare dengan jumlah

produksi 2.380 per tahun. Sedangkan coklat atau kakao tumbuh hampir di

semua kecamatan dengan luas area tanam 4.178 hektare dan hasil panen per

tahun mencapai 2.129 ton. Sinjai mengkespor coklat-coklat ini ke

Eropa.Kemajuan disektor pertanian kita dapat dilihat pada PDRB kabupaten

sinjai atas dasar harga berlaku tahun 2011 mengalami kenaikan 14,98 persen

jika dibandingkan PDRB atas dasar harga berlaku tahun 2010. Jadi ini

Page 42: ANALISIS PENDAPATAN USAHA PRODUK OLAHAN SUSU SAPI ( …

28

membuktikan struktur perekonomian kita masih didominasi oleh sektor

pertanian dengan sumbangan sektor terhadap total PDRB kabupaten sinjai

sebesar 48,83 persen pada tahun 2011.Nikmat mewakilibupati saat

membuka sosialisasi tersebut. Sensus pertanian yang akan dimulai 1-31 mei

mendatang merupakan agenda nasional yang dimaksudkan untuk memperoleh

potret petani indonesia yang akurat sehingga pemerintah dapat merumuskan

kebijakan sektor pertanian yang teatsasaran sehingga dapat terwujud

kesejahteraan petani yang baik.

4.4 Sejarah dan status hukum pusat pengembangan agribisnis sapi perah.

Sejarah susu di Indonesia ini menarik untuk diketahui mengingat tidak

semua orang mengetahuinya. Tahun 1906 atas anjuran Pemerintah Hindia

Belanda, maka diimporlah beberapa jenis sapi pedaging ke Sumba, Nusa

Tenggara Timur. Pemerintah Hindia Belanda kemudian menetapkan Sumba

sebagai pusat pengembangbiakan ternak sapi daging dari jenis O ngole (India).

Sekitar tahun ini pula, sapi perah mulai masuk ke Hindia Belanda. Namun,

tahun masuknya sapi perah ini perlu dipertanyakan lagi. Alasannya, sejak akhir

abad ke-19, wilayah Bandung terkenal sebagai penghasil susu sapi berkualitas

tinggi di Nusantara. Restorasi kereta pos pada awal abad ke-20 yang melewati

jalur Cirebon-Bandung-Bogor-Batavia konon menghidangkan susu sapi segar

kepada para penumpangnya. Lumayan sebagai pelepas dahaga dan obat lapar

di perjalanan. Bahkan jauh sebelumnya , berdasarkan catatan Heer Medici pada

1786 yang melancong ke negeri Bandoeng dengan rombongan berkuda dari

Batavia, sudah mencicipi segarnya susu Bandung tatkala rombongan sampai di

Page 43: ANALISIS PENDAPATAN USAHA PRODUK OLAHAN SUSU SAPI ( …

29

Cianjur.Menurut catatan sejarah, pada tahun 1938 di wilayah Bandung terdapat

22 usaha pemerahan susu dengan produksi 13.000 liter susu per hari. Hasil

produksi susu ini semua ditampung oleh “Bandoengsche Melk Centrale” untuk

diolah (pasturisasi) sebelum disalurkan kepada para langganan di dalam

maupun luar kota Bandung. Direktur B.M.C dengan nada sedikit sombong

menulis: ‘Vergeet U niet, dat er in geheel Nederlandsch Oost-Indië slechts een

Melk centrale is, en dat is de Bandoengsche Melkcentrale’ (Anda jangan lupa,

bahwa di seantero Nusantara ini cuma ada satu Pusat Pengolahan Susu dan itu

adalah Bandoengsche Melk Centrale). Dari sejarah persusuan di Indonesia, di

wilayah Bandung ada 3 perusahaan pemerahan susu (Boerderij) yang

terkemuka. Mereka inilah yang merupakan cikal bakal usaha peternakan sapi

perah dari jenis unggul yang didatangkan dari Friesland, salah satu propinsi di

Belanda.

Model peternakan sapi perah yang terkenal adalah perusahaan

‘Generaalde Wet Hoeve’ milik Tuan Hirschland dan Van Zijll di Cisarua,

kabupaten Bandung. Mereka inilah yang pertama kali mendatangkan sapi perah

Friesland ke Nusantara pada awal abad ke-20. Kemudian tercatat pula

Lembangsche Melkerij ‘Ursone’, sebuah perusahaan pemerahan susu di

Lembang yang didirikan oleh tiga diantara empat bersaudara Ursone pada

tahun 1895. Keluarga Ursone yang berkebangsaan Italia ini terkenal sebagai

pemain musik gesek ulung di kota Bandung. Usaha keluarga Ursone diawali

dengan 30 ekor sapi dengan hasil hanya 100 botol per hari. Kemudian pada

tahun 1940 telah berkembang menjadi 250 ekor sapi dengan produksi ribuan

Page 44: ANALISIS PENDAPATAN USAHA PRODUK OLAHAN SUSU SAPI ( …

30

liter susu perhari. Selain kedua perusahaan ini, di Pangalengan, sekitar danau

Cileunca, ratusan ekor sapi perah diternakkan orang Eropa di sana. Begitu

banyaknya sapi perah bibit luar negeri di lembah danau Cileunca, hingga

majalah Mooi Bandoeng sering menyebut wilayah di Pangalengan sebagai

‘Friesland in Indië (Friesland di Hindia)’.

Selain minuman dengan bahan baku susu seperti es krim, susu coklat

(chocomelk), B.M.C mengolah susu menjadi mentega, keju dan cream untuk

kosmetika. Hampir seluruh produksi susu di Jawa Barat tertampung oleh

B.M.C pada jaman sebelum perang. Jika demikian hebatnya sejarah susu di

Indonesia lalu mengapa di Indonesia yang lebih populer adalah susu bubuk

dibandingkan susu segar? Hal ini pun ada alasannya. Sekitar tahun 1920,

Pemerintah Hindia Belanda menetapkan aturan mengenai produksi susu yang

disebut Melk-Codex. Salah satu aturan persusuan ini adalah mengenai kondisi

mikroba atau bakteri Psychotropic pada susu segar di bawah satu juta mikroba

untuk setiap satu sentimeter kubik susu segar. Standar ini dibuat untuk

memenuhi kualitas susu segar yang siap minum tanpa melalu proses

pengolahan lebih lanjut. Dapatlah dibayangkan betapa Pemerintah Hindia

Belanda pada masa itu telah menyosialisasikan kualitas susu segar untuk siap

minum tanpa proses lebih lanjut. Namun, kebanyakan kualitas susu segar kita

di atas satu juta mikroba sehingga kita terpaksa harus melupakan kebiasaan

minum susu segar dan susu tersebut harus diolah dalam bentuk bubuk dan

diminum dalam keadaan hangat.

Menariknya lagi tradisi minum susu segar pada masa Hindia Belanda

Page 45: ANALISIS PENDAPATAN USAHA PRODUK OLAHAN SUSU SAPI ( …

31

ternyata juga tak tersosialisasi dengan baik meski sudah ada Melk-Codex.

Masyarakat kita pada masa itu masih menganggap susu adalah minuman yang

hanya dikonsumsi oleh orang kulit putih (baca: Belanda) serta golongan

tertentu yang berkuasa. Sehingga muncul anekdot jika mau berkuasa, maka

minumlah susu. Lucunya lagi ada yang berpendapat sinis, tak perlulah bangsa

kita punya tradisi minum susu (segar) nanti kelewat pintar. Alasannya, dahulu

kala nenek moyang kita sangat getol puasa mutih atau hanya minum air segar

(putih), nasi serta umbi-umbian saja mampu menjadi orang “pintar” dan

ditakuti. Apalagi jika minum susu (putih), bisa-bisa kita menjadi “super

pintar”. Ketika Pemerintah Hindia Belanda sedang gencar-gencarnya

mempromosikan pariwisata di Hindia, peternakan sapi menjadi salah satu daya

tarik fasilitas yang ditawarkan. Promosi tersebut dimuat Gids voor Indie:

Handleiding en Hotel Pension-, Toko en Dienstengids voor New Comers en

Touristen in Ned-Indie. Misalnya iklan peternakan sapi di beberapa kota besar

seperti Batavia, Bandung dan Semarang. Salah satunya iklan Melkerij

“Petamboeran” yang merupakan peternakan tertua dan terbesar di

Petamboeran, Paalmerah (Jakarta). Iklan tersebut memperlihatkan bahwa para

turis (kulit putih) tak perlu khawatir jika di Hindia juga tersedia minuman susu.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

Page 46: ANALISIS PENDAPATAN USAHA PRODUK OLAHAN SUSU SAPI ( …

32

5.1 Proses Pembuatan Produk Olahan Susu Sapi ( Susin)

Proses pembuatan susu perah menjadi susin. Skema proses pembuatan

susin dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Proses pembuatan susin

Proses pembuatan produk olahan susu dilakukan melalui 2 uji

pengamatan yang pertama uji kualitas secara manual dan yang kedua uji

dengan mencampurkan alkohol kedalam 70% lalu diaduk.

Sapi perah

Pengamatan uji kualitas

Pemanasan

Pencampuran

Pendinginan

Uji Manual(Manusia)

Uji Alkohol

Gula pasir

Pewarna

Pengemasan

Penyimpanan / Prizer

Page 47: ANALISIS PENDAPATAN USAHA PRODUK OLAHAN SUSU SAPI ( …

33

Susu dimasukkan kedalam tangki pemanas (pasteurisasi) lalu

dipanaskan selama 30 menit dengan suhu 30okemudian di tambahkan gula dan

pewarna (strawberi dan coklat).

Kemudian didinginkan kurang lebih 4o C sambil ditambahkan perasa

lalu di aletkan kedalam mesin pengemas gelas sambil dikemas setelah

pengemasan lalu dimasukkan kedalam prizer.

5.2 Biaya Produksi Usaha Produk Olahan Susu ( Susin)

Biaya produksi adalahbiaya yang dikeluarkan untuk

membiayaioperasional perusahaan selama perusahaan beroperasi atau kegiatan

perusahaan berlangsung. Biaya produksi terdiri dari biaya tetap (fixed cost) dan

biaya variabel (variable cost).

Biaya tetap adalah biaya yang tidak mempengaruhi besar kecilnya

produksi yang dihasilkan. Biaya tetap usaha ini dikeluarkan dalam sekali

setahun yaitubiaya pajak dan biaya penyusutan alat (ember, Baskom, mesin

pemanas (pasteurisasi), mesin pengemas, mesin pendingin (prizer), kuling

yunit, dan printer). Dalam 1 periode industri pengolahan susin menggunakan 2

unit ember dengan harga lama sebesar Rp 30.000 dan harga baru sebesar Rp

15.000, 1 buah baskom dengan harga lama sebesar Rp 20.000 dan harga baru

sebesar Rp 10.000, 1 unit mesin pemanas (pasteurisasi) dangan harga

lamasebesar Rp 70.000.000 dan harga baru sebesar Rp 45.000.000, 1 unit

mesin pengemas dengan harga lama sebesar Rp 60.000.000 dan harga baru

sebesar Rp 30.000.000, 1 unit mesin pedingin (frizer) dengan harga lama

sebesar Rp 5.000.000 dan harga baru sebesar Rp 2.000.000, 1 unit kuling yunit

Page 48: ANALISIS PENDAPATAN USAHA PRODUK OLAHAN SUSU SAPI ( …

34

dengan harga lama sebesar Rp 40.000.000 dan harga baru sebesar Rp

20.000.000, 1 unit printer dangan harga lam sebesar Rp 700.000 dan harga baru

sebesar Rp 500.000. sehingga mendapatkan jumlah nilai penyusutan alat

sebesar Rp 15.712.500biaya tetap yang dikeluarkan selama proses produksi

pertahun dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Biaya Tetap Olahan Susu Sapi Di Desa Gunung Perak Kecamatan

Sinjai Barat Kabupaten Sinjai.

TahunBiaya Tetap

Jumlah (Rp)Pajak (Rp) NPA (Rp)

2015 60.000 15.712.500 16.432.500

Sumber : Data primer setelah di Olah 2016.

Tabel 3 menunjukkan bahwa biaya tetap usaha produk olahan susu sapi

yang terdiri dari pajak, biaya listrik, dan biaya penyusutan alat. Biaya pajak

sebesar Rp 60.000. Nilai penyusutan alat didapat dari nilai (harga) baru

dikurangi nilai (harga) lama dibagi dengan lama pemakaian. Biaya penyusutan

alat sebesar Rp15.712.500

Biaya tidak tetap adalah biaya yang mempengaruhi naik turunnya

produksi. Biaya tidak tetap yang dikeluarkan dari usaha produk olahan susu

perah terdiri dari biaya bahan baku (susu perah) dan bahan tambahan (gula

psir, pewarna( stawberi dan coklat), kemasan gelas, dan tenaga kerja). Biaya

tidak tetap yang dikeluarkan selama proses produksi perbulan dapat dilihat

pada Tabel 4.

Tabel 4. Biaya Variabel Usaha Produk Olahan Susu Perah Di Desa GunungPerak Kecamatan Sinjai Barat Kabupaten Sinjai

Tahun Bulan Jumlah (Rp)2015 Maret 185.000

Page 49: ANALISIS PENDAPATAN USAHA PRODUK OLAHAN SUSU SAPI ( …

35

April 185.000Mei 185.000Juni 185.000Juli 185.000

Agustus 185.000September 185.000Oktober 185.000

November 185.000Desember 185.000

2016 Januari 185.000Februari 185.000

Jumlah 2.220.000Rata-rata 185.000

Sumber: Data primer setelah diolah, 2016

Tabel 4, menunjukkan bahwa biaya variabel usaha produk olahan susu

perah yang terdiri dari ( susu perah, gula pasir, pewarna (strawberi dan coklat),

kemasan (gelas), dan tenaga kerja). Pada tahun 2015 dari bulan maret sampai

bulan februari tahun 2016 biaya variabel adalah sebesar Rp 185.000

Bulan maret jumlah bahan baku (susu perah) yang diolah menjadi susin

sebanyak 2000 liter sehingga pada bulan berikutnya biaya variabel yang

dikeluarkan sebanyak Rp 2.220.000. Hal ini disebabkan oleh usaha produk

olahan susu perah di Desa Gunung Perak Kecamatan Sinjai Barat Kabupaten

Sinjai yang membeli produk olahan susu perah masih sedikit sehingga jumlah

bahan baku utama yang diolah masih sedikit, dan masyarakat sedikit yang

mengenal produk susin.

Semakin banyak jumlah bahan baku (susu perah) maka semakin besar

biaya biaya bahan tambahan seperti gula pasir, pewarna (strawberi dan coklat),

kemasan (gelas), dan listrik. Jumlah bahan tambahan yang digunakan jika

bahan baku sebanyak 100 liter susu perah yakni 5 kg gula pasir, 3 liter pewarna

Page 50: ANALISIS PENDAPATAN USAHA PRODUK OLAHAN SUSU SAPI ( …

36

strawberi dan 3 liter pewarna coklat, 700 kemasan gelas, dan biaya listrik

bervariasi karena di pengaruhi oleh banyaknya jumlah bahan baku yang diolah

menjadi Susin.

Tenaga kerja yang ada produk olahan susu perah di Desa Gunung Perak

Kecamatan Sinjai Barat Kabupaten Sinjai sebanyak 3 orang yang terdiri dari

anggota keluarga pemilik. Dalam pengolahan Susin ada beberapa uraian

kegiatan yakni dimulai dari pengamatan uji kualitas dimana ada uji kualiatas

secara alkohal dan uji manual (manusia), pemanasan, pencampuran (gula pasir

dan pewarna), pendinginan, pengemasan, dan penyimpanan (prizer). Jumlah

tenaga kerja yang digunakan dalam pengolahan susu perah 100 liter yakni 3

0rang. Upah tenaga kerja dalam 1 bulan Maret sampai februari sebesar Rp

700.000.

Total biaya merupakan jumlah keseluruhan biaya produksi yang terdiri

dari biaya tetap dan biaya variabel yang dikeluarkan setiap memulai kegiatan

produksi. Biaya tetap terdiri dari pajak dan biaya penyusutan alat yang

digunakan. Sedangkan biaya variabel terdiri dari Susu Perah, Gula Pasir,

Pewarna, Kemasan (gelas), Listrik, Tenaga kerja. Total biaya produksi usaha

produk olahan susu dapat di lihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Total Biaya Dari Usaha Produk Olahan Susu Perah di Desa GunungPerak Kecamatan Sinjai Barat Kabupaten Sinjai.

Tahun

Total biaya

Jumlah (Rp)Biaya tetap (Rp)

Biaya variabel

(Rp)

2015 16.432.500 27.420.000 43.852.500

Page 51: ANALISIS PENDAPATAN USAHA PRODUK OLAHAN SUSU SAPI ( …

37

Sumber : Data Primer Setelah Diolah 2016.

Tabel 5, menunjukkan bahwa total biaya usaha produk olahan susu perah

terbagi menjadi dua yakni biaya tetap dan biaya variabel. Pada tahun 2015 total

biaya usaha produk olahan susu perah sebesar Rp 43.852.500 yang diperoleh

dari penjumlahan biaya tetap yang terdiri dari pajak dan biaya penyusutan alat

sebesar Rp 16.432.500 dan biaya variabel terdiri dari susu perah, gula pasir,

pewarna, kemasan (gelas), listrik dan tenaga kerja sebesar Rp 27.420.000.

5.3 Penerimaan Usaha Produk Olahan Susu Sapi Perah

Penerimaan adalah total produksi yang dihasilkan dikali dengan harga

jual. Sedangkan pendapatan adalah penerimaan dikurangi dengan biaya- biaya

produksi dalam satu kali periode produksi. Dari penerimaan dan pendapatan

suatu usaha tersebut dibutuhkan informasi tentang biaya tetap (fixed cost) dan

biaya tidak tetap ( variabel cost). Biaya adalah pengorbanan-pengorbanan

mutlak yang harus diadakan atau harus dikeluarkan agar dapat diperoleh suatu

hasil. Untuk menghasilkan barabg atau jasa tentu ada bahan baku, bahan

tambahan, tenaga kerja, dan jenis pengorbanan lain yang tidak dapat

dihindarkan. Tanpa adanya pengorbanan-pengorbanan tersebut tidak akan

dapat diperoleh suatu hasil.

Tabel 6. Total Penerimaan Dari Usaha Produk Olahan Susu Sapi di DesaGunung Perak Kecamatan Sinjai Barat Kabupaten Sinjai.

Tahun Bulan Nilai (Rp)

2015

Maret 5.000.000April 5.000.000Mei 5.000.000Juni 5.000.000

Page 52: ANALISIS PENDAPATAN USAHA PRODUK OLAHAN SUSU SAPI ( …

38

Juli 5.000.000Agustus 5.000.000September 5.000.000Oktober 5.000.000November 5.000.000Desember 5.000.000

2016Januari 5.000.000Februari 5.000.000

Jumlah 60.000.000

Sumber: Data primer Setelah Diolah 2016

Tabel 6 menunjukkan bahwa penerimaan usah produk olahan susu sapi

perah berasal dari penjualan susin yang satu dosnya terdiri dari 20 unit.

Penjualan susu perah masih sangat rendah karena disebabkan oleh kurangnya

masyarakat yang mengetahui tentang adanya pengolahan susu perah.

5.4Pendapatan Produk Olahan Susu Perah

Pendapatan dalam hal ini adalah total penerimaan yang diperoleh dari

peternak dengan menghitung jumlah produksi susu perah yang diperoleh

kemudian dikalikan dengan harga jual.Selanjutnya total penerimaan tersebut

dikurangi dengan seluruh total biaya yang dikeluarkan meliputi biaya tetap dan

biaya tidak tetap.Adapun biaya tetap berupa pajak bangunan dan nilai

penyusutan alat yang digunakan dalam proses pembuatan sapi perah,sedangkan

biaya tidak tetap berupa tenaga kerja , kemasan, perasa, dan gula pasir.

Pendapatan usaha produk olahan susu sapi di Desa Gunung Perak Kecamatan

Sinjai Barat Kabupaten Sinjai dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Total pendapatan per tahun susu perah kecamatan sinjai baratkabupaten sinjai, 2015

NO Uraian Jumlah

(unit)

Harga

(Rp/unit)

Nilai

Page 53: ANALISIS PENDAPATAN USAHA PRODUK OLAHAN SUSU SAPI ( …

39

1 Produksi (Liter) 24.000 2.500 60.000.000

2 Biaya

-Biaya tetap

a) Penyusutan alat

b) pajak

- Biaya variabel

a) Tenaga kerja

(Orang)

b) Kemasan

(Unit/gelas)

c) Perasa (unit)

d) Gula pasir (kg)

36

250

6

5

700.000

300

35.000

15.000

15.712.500

60.000

27.420.000

25.200.000

75.000

35.000

75.000

3 Total biaya 43.853.500

4 Total pendapatan 16.147.500

Tabel7. menunjukkan hasil analisis bahwa per tahun usaha sapi perah

yaitu sebesar Rp 60.000.000 per tahun yang diperoleh dari hasil kali jumlah

produksi dikali dengan harga yaitu sebesar 24.000 liter dikali Rp 2.500 per

liter. Total biaya sebesar Rp 43.853.500 yang diperoleh dari biaya tetap dan

biaya tidak tetap,biaya tetap terdiri dari penyusutan alat sebesar Rp 15.712.500

dan pajak bangunan sebesar Rp 60.000, sedangkan biaya tidak tetap terdiri dari

kemasan Rp 75.000, tenaga kerja sebesar Rp 25.200.000,perasa sebesar Rp

35.000 dan gula pasir sebesar 75.000 Total pendapatan sebesar Rp 16.147.500

yang diperoleh dari penerimaan dimana produksi dikali harga susu murni.

Page 54: ANALISIS PENDAPATAN USAHA PRODUK OLAHAN SUSU SAPI ( …

40

Komponen biaya dalam penelitian ini yakni biaya tetap dan biaya tidak

tetap.Biaya tetap adalah biaya yang tidak mempengaruhi besar kecilnya

produksi yang dihasilkan.Biaya tetap usaha sapi perah yang dikeluarkan yakni

biaya pajak,biaya penyusutan alat.

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Page 55: ANALISIS PENDAPATAN USAHA PRODUK OLAHAN SUSU SAPI ( …

41

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendapatan peternak sapi perah di

Kecamatan Sinjai Barat dari olahan susu perah dari tahun 2015 sampai tahun

2016 sebesar Rp16.147.500.Dengan penerimaan sebesar Rp 60.000.000 /

tahun, dan total biaya sebesar Rp 43.852.500. pendapatan masyarakat sangat

besar pengaruhnya terhadap tingkat kesejahteraan peternak sapi perah di

Kecamatan Sinjai Barat sehingga dapat memenuhi kebutuhan pokok keluarga

seperti kebutuhan akan pangan, sandang, papan, pendidikan serta kesehatan

secara layak, keberadaan pabrik memberikan kontribusi yang sangat besar

terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat.

6.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah dikemukakan,

maka berikut ini dikemukakan beberapa saran sebagai berikut :

1. Parapeternak diharapkan banyak mencari informasi tentang cara-cara

pengelolaan sapi perah yang baik dan benar, terutama kepada penyuluh

peternakan maupun kepada sesama peternak didaerah lain yang sudah

berhasil dan tetap membudidayakan sapi perah karena dapat membantu

perekonomian keluarga.

2. Bagi tenaga kerja lebih meningkatkan kinerjanya untuk peningkatan

produksi yang berkualitas agar lebih bertambah kontribusi yang

didapatkan dari peternakan sapi perah.

Page 56: ANALISIS PENDAPATAN USAHA PRODUK OLAHAN SUSU SAPI ( …

42

3. Bagi peneliti berikutnya yang berkaitan dengan sapi perah kiranya dapat

menggambarkan lebih luas lagi tentang berbagai hal yang berkaitan

dengan usaha peternakan.

DAFTAR PUSTAKA

Page 57: ANALISIS PENDAPATAN USAHA PRODUK OLAHAN SUSU SAPI ( …

43

Arikunto, Suharsini. 2002. Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktis )Edisi Revisi V. Jakarta : Rineka Cipta.

Data Hasil Peternakan Tahun 2014.Potensi Peternakan. Di akses Februari2016.http://www.sinjai.go.id/sinjai

Djarijah, Abbas Sirega. 1996. Usaha ternak sapi. Yogyakarta, Kanisius.

Haefiadi. 2010. Aspek-aspek geografis yang mendukung usaha peternakanayam ras di Desa Lise Kecamatan Panca Lautang KabupatenSidrap. Skripsi. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,UNM: Makassar

Hardjosworo, Peni. Dkk. 1987.Pengembangan Peternakan Di Indonesia,Model, Sistem Dan Peranannya. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia

Nuraini, Sitti. 2010.Kebijakan Kelembagaan Pada Pengembangan PeternakanSapi Perah di Sulawesi Selatan.

Suryanto DKK. 1988. Ilmu Usaha Peternakan. Semarang, Fakultas PeternakanUNDIP.

Sudono, DKK. 2003. Beternak Sapi Perah Secara Intensif. Agro MediaPustaka: Jakarta

Tawaf, Rochadi. 2011. Budidaya ternak sapi perah (Bos sp.). Di akses Februari2011. http://www.Dunia Sapi.com

Taspirin, Didin. 2010. Deskripsi Sapi Perah Frie Holland. UniversitasPadjajaranMedia-2. Semarang: www.Britanika.com.Di akses Februari 2011

Wardana.2010. Kajian Prospek Usaha Industri gula Aren di Desa Ajang PuluKecamatan Cina Kabupaten Bone.Skripsi. Fakultas Matematika danIlmu Pengetahuan Alam, UNM: Makassar

Willamson, G dan W.J.A. Payne.1993. Pengantar Peternakan di DaerahTropis. Gadjah Mada University Press,Yogyakarta (Terjemahan oleh: SGN Djiwa Darmaja).