analisis kondisi cuaca saat terjadi banjir di … filemengakibatkan jalur lintas liwa-krui...

10
ANALISIS KONDISI CUACA SAAT TERJADI BANJIR DI KEC.KUBU PERAHU KAB.LAMPUNG BARAT DAN KEC.KARYA PENGGAWA KAB.PESISIR BARAT (Studi Kasus Tanggal 26 Nopember 2017) Adi Saputra 1 , Fahrizal 2 Stasiun Meteorologi Klas I Radin Inten II Bandar Lampung Email : [email protected] ABSTRAK Dari sejumlah bencana banjir dan longsor yang terjadi, dapat diketahui bahwa penyebab utama adalah faktor meteorologis unsur curah hujan terutama intensitas hujan, distribusi hujan, dan durasi hujan. Faktor lain penyebab banjir adalah sifat-sifat fisis dari permukaan tanah, kandungan air tanah, dan permukaan tanah(tanah gundul, tanah yang ditumbuhi tanaman-tanaman dan lain-lain). Kondisi Iklim di wilayah Lampung bagian barat sangat berbeda dengan kabupaten- kabupaten lainnya yang ada di wilayah Provinsi Lampung karena Topografi Lampung bagian Barat memiliki khas tersendiri yaitu diapit oleh Bukit Barisan disebelah Timur dan Samudra Hindia sebelah Barat. Oleh karenanya iklim wilayah Lampung bagian barat dan pesisir bersifat lokal dan sangat mudah berubah dan memiliki potensi terjadinya cuaca ekstrim. Berdasarkan informasi media www.lampost.co dan www.tribunnews.com lihat Lampiran III hal.10. Pada tanggal 26 Nopember 2017 telah terjadi cuaca ekstrim berupa hujan dengan intensitas lebat yang mengakibatkan jalur lintas liwa-krui dikabarkan terputus dan satu rumah hanyut tersapu banjir bandang setelah hujan lebat dan banjir bandang pada minggu, 26 Nopember 2017, banjir terjadi di Pekon Kubu Perahu, Liwa Lampung Barat. Kemudian Banjir bandang juga terjadi di aliran Way(sungai) Laay, Kec.Karya Penggawa Kab.Pesisir Barat, sekitar pukul 16.00 WIB, luapan aliran sungai Way Laay merendam areal persawahan milik warga setempat dan merendam jalan akses ke beberapa Desa. Hasil analisis citra satelit dengan aplikasi Soft.SATAID menunjukan terlihat suhu puncak awan Cb mencapai rata-rata -60 s.d -72,5 dan suhu yang sangat dingin ini merupakan kreteria jenis awan Cb yang sangat kuat dan menjulang tinggi, konsentrasi awan di sebagian wilayah Lampung bagian Barat sangat kuat, dan dari data angin 3000 feet, pengaruh tekanan rendah (1006 s.d 1004 MB) di sebelah Selatan Jawa menyebabkan terbentuknya Trough diatas wialayah Lampung bagian barat sehingga memengaruhi terbentuk pertemuan massa udara di atas wilayah Lampung bagian barat dan mengakibatkan tumbuhnya awan-awan konvektif kuat yang menghasilkan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat dan berdurasi lama. Kata kunci : Cuaca Ekstrem, Iklim Lokal, Topografi, Konvergensi, Awan Konvektif 1. PENDAHULUAN Awan konvektif jenis cumulus banyak muncul karena Indonesia merupakan daerah konvektif aktif. Jika awan ini tumbuh menjadi cumulonimbus (Cb) dalam sistem cuaca lokal maka akan menghasilkan hujan deras dan kemungkinan petir. Hujan deras ini sering menimbulkan banjir lokal dalam waktu relatif singkat. Wilayah Provinsi Lampung memiliki 15 (lima belas) kabupaten/kota, dimana ada beberapa Kabupaten di Lampung bagian Barat yang memiliki ciri khas Iklim nya tidak dipengaruji oleh Musim hujan/kemarau atau bersifat lokal. Hal ini karena Topografi kabupaten tersebut yang membuat kondisi cuaca lokalnya berperan sangat kuat. Yaitu adanya Bukit Barisan dan Samudra Hindia. Kabupaten Lampung Barat yang ibu kotanya Liwa dan Pesisir Barat yang ibu kotanya Krui adalah salah satu contoh yang memiliki khas cuaca lokal, letaknya yang diapit oleh sebelah Barat Samudra Hindia dan sebelah timur oleh Bukit Barisan. Karena pengaruh Topografi tersebut, cuaca di sebagian besar wilayah Lampung bagian Barat sangat mudah berubah dan memiliki potensi terjadinya cuaca ekstrim.

Upload: nguyenmien

Post on 12-Aug-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS KONDISI CUACA SAAT TERJADI BANJIR DI … filemengakibatkan jalur lintas liwa-krui dikabarkan terputus dan satu rumah hanyut tersapu banjir bandang setelah hujan lebat dan

ANALISIS KONDISI CUACA SAAT TERJADI BANJIR DI KEC.KUBU PERAHU KAB.LAMPUNG BARAT DAN KEC.KARYA PENGGAWA

KAB.PESISIR BARAT (Studi Kasus Tanggal 26 Nopember 2017)

Adi Saputra1, Fahrizal2 Stasiun Meteorologi Klas I Radin Inten II Bandar Lampung

Email : [email protected]

ABSTRAK Dari sejumlah bencana banjir dan longsor yang terjadi, dapat diketahui bahwa penyebab utama adalah faktor meteorologis unsur curah hujan terutama intensitas hujan, distribusi hujan, dan durasi hujan. Faktor lain penyebab banjir adalah sifat-sifat fisis dari permukaan tanah, kandungan air tanah, dan permukaan tanah(tanah gundul, tanah yang ditumbuhi tanaman-tanaman dan lain-lain). Kondisi Iklim di wilayah Lampung bagian barat sangat berbeda dengan kabupaten- kabupaten lainnya yang ada di wilayah Provinsi Lampung karena Topografi Lampung bagian Barat memiliki khas tersendiri yaitu diapit oleh Bukit Barisan disebelah Timur dan Samudra Hindia sebelah Barat. Oleh karenanya iklim wilayah Lampung bagian barat dan pesisir bersifat lokal dan sangat mudah berubah dan memiliki potensi terjadinya cuaca ekstrim. Berdasarkan informasi media www.lampost.co dan www.tribunnews.com lihat Lampiran III hal.10. Pada tanggal 26 Nopember 2017 telah terjadi cuaca ekstrim berupa hujan dengan intensitas lebat yang mengakibatkan jalur lintas liwa-krui dikabarkan terputus dan satu rumah hanyut tersapu banjir bandang setelah hujan lebat dan banjir bandang pada minggu, 26 Nopember 2017, banjir terjadi di Pekon Kubu Perahu, Liwa Lampung Barat. Kemudian Banjir bandang juga terjadi di aliran Way(sungai) Laay, Kec.Karya Penggawa Kab.Pesisir Barat, sekitar pukul 16.00 WIB, luapan aliran sungai Way Laay merendam areal persawahan milik warga setempat dan merendam jalan akses ke beberapa Desa. Hasil analisis citra satelit

dengan aplikasi Soft.SATAID menunjukan terlihat suhu puncak awan Cb mencapai rata-rata -60 s.d -72,5 dan suhu yang sangat dingin ini merupakan kreteria jenis awan Cb yang sangat kuat dan menjulang tinggi, konsentrasi awan di sebagian wilayah Lampung bagian Barat sangat kuat, dan dari data angin 3000 feet, pengaruh tekanan rendah (1006 s.d 1004 MB) di sebelah Selatan Jawa menyebabkan terbentuknya Trough diatas wialayah Lampung bagian barat sehingga memengaruhi terbentuk pertemuan massa udara di atas wilayah Lampung bagian barat dan mengakibatkan tumbuhnya awan-awan konvektif kuat yang menghasilkan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat dan berdurasi lama. Kata kunci : Cuaca Ekstrem, Iklim Lokal, Topografi, Konvergensi, Awan Konvektif

1. PENDAHULUAN

Awan konvektif jenis cumulus banyak muncul karena Indonesia merupakan daerah konvektif aktif. Jika awan

ini tumbuh menjadi cumulonimbus (Cb) dalam sistem cuaca lokal maka akan menghasilkan hujan deras dan

kemungkinan petir. Hujan deras ini sering menimbulkan banjir lokal dalam waktu relatif singkat. Wilayah

Provinsi Lampung memiliki 15 (lima belas) kabupaten/kota, dimana ada beberapa Kabupaten di Lampung

bagian Barat yang memiliki ciri khas Iklim nya tidak dipengaruji oleh Musim hujan/kemarau atau bersifat

lokal. Hal ini karena Topografi kabupaten tersebut yang membuat kondisi cuaca lokalnya berperan sangat

kuat. Yaitu adanya Bukit Barisan dan Samudra Hindia. Kabupaten Lampung Barat yang ibu kotanya Liwa

dan Pesisir Barat yang ibu kotanya Krui adalah salah satu contoh yang memiliki khas cuaca lokal, letaknya

yang diapit oleh sebelah Barat Samudra Hindia dan sebelah timur oleh Bukit Barisan. Karena pengaruh

Topografi tersebut, cuaca di sebagian besar wilayah Lampung bagian Barat sangat mudah berubah dan

memiliki potensi terjadinya cuaca ekstrim.

Page 2: ANALISIS KONDISI CUACA SAAT TERJADI BANJIR DI … filemengakibatkan jalur lintas liwa-krui dikabarkan terputus dan satu rumah hanyut tersapu banjir bandang setelah hujan lebat dan

Cuaca Ekstrim adalah kejadian cuaca yang tidak normal, tidak lazim yang dapat mengakibatkan kerugian

terutama keselamatan jiwa dan harta. Salah satu bentuk cuaca ekstrim adalah peristiwa hujan dengan

intensitas lebat yang mengakibatkan banjir, longsor, Jembatan terputus dan lain sebagianya.

Peristiwa hujan dengan intensitas sedang hingga lebat dengan durasi lama dari pagi hingga sore yang

terjadi di Kecamatan Karya Penggawa Kab.Pesisir Barat dan Kecamatan Kubu Perahu kab.Lampung Barat

Tanggal 26 Nopember 2017, mengakibatkan satu rumah hanyut tergerus air dan ratusan hektar sawah serta

rumah warga terendam banji, lihat lampiran III hal 10. Hujan yang melanda Lampung pada tanggal 26

Nopember 2017 mulai pagi hingga sore hari tergolong ekstrem, berdasarkan data satelit dan data GSMap

bahwa Hujan yang turun termasuk kategori sedang hingga lebat dan bersumber dari awan CB multi sel atau

berkelompok besar.

Tujuan penulisan ini adalah untuk menganalisis kondisi cuaca dan mengidentifikasi penyebab hujan lebat

yang terjadi pada tanggal 26 Nopember 2017 di wilayah Kecamatan Kubu Perahu dan Karya Penggawa

kabupaten Pesisir Barat dan Lampung Barat. Hasil analisis diharapkan menjadi bahan informasi bagi

masyarakat untuk meminimalisir dampak buruk yang mungkin timbul dari kejadian serupa di masa

mendatang.

2. METODE PENELITIAN

2.1 Data

2.1.1 Data SATAID

Data SATAID yang penulis gunakan dalam menganalisa kejadian cuaca ekstrim (banjir) yaitu data Satelit

Himawari 8 dengan kanal WV (Water Vavor) tanggal 26 Nopember 2017 jam 00-23 UTC.

2.1.2 Data Angin 3000 feet

Data angin yang penulis gunakan adalah data angin 3000 feet jam 00 dan 12 UTC tanggal 25-26 Nopember

2017. Data ini digunakan karena dapat mewakili kondisi cuaca Skala Meso. Dari data angin 3000 feet juga

dapat diketahui pengaruh gangguan cuaca skala Meso yang memberikan (triger) pada gangguan cuaca

skala lokal.

2.1.3 Data Presipitasi GSMap

Data ini digunakan untuk melihat distribusi presipitasi di sekitar wilayah kejadian cuaca ekstrim. Data spasial

presipitasi GSMap merupakan solusi bilamana tidak ada data pengamatan di tempat kejadian cuaca ekstrim.

Adapun data yang penulis gunakan data tanggal 26 Nopember 2017dari jam 00 – 23 UTC.

2.2 Metode

Metode untuk membahas kejadian cuaca ekstrim ini adalah dengan menganalisa kondisi awan mulai dari

tahap tumbuh hingga punah dengan aplikasi SATAID, Analisis Medan Angin dan Analisis Peta Spasial

Hujan GSMap.

2.2.1 Analisa SATAID

Metode ini sudah lama dikembangkan oleh JMA (Jepang Meteorological Agents), dimana dengan software

ini, dapat mengetahui pertumbuhan dan perkembangan awan samapai tahap matang. Pada fungsi Measure

terdapat beberapa tool seperti: (a) Brit, digunakan untuk mengetahui Reflektansi/ Temperatur Kanal, (b)

Time, digunakan untuk membuat plot time series di satu titik,dan (c) Contour, digunakan untuk membuat

kontur di wilayah tertentu.

2.2.2 Analisa Medan Angin

Page 3: ANALISIS KONDISI CUACA SAAT TERJADI BANJIR DI … filemengakibatkan jalur lintas liwa-krui dikabarkan terputus dan satu rumah hanyut tersapu banjir bandang setelah hujan lebat dan

Tujuan analisa ini dimaksudkan untuk mengetahui sifat gerakan dan aliran udara. Di daerah Tropik analisa

medan angin perlu diperhatikan karena peubah ruang dan waktu cukup cepat. Dalam menganalisa medan

angin biasanya kita membuat Streamline. Khusus pada peta sinoptik permukaan antara 200

LU dan 200

LS,

analisa Isobar perlu diganti, dengan Streamline dengan pertimbangan kurang signifikan hubungan antara

tekanan udara dan cuaca di sekitar Equator. Pola medan angin lebih memberikan informasi yang berkaitan

dengan cuaca. Dalam menganalisa streamline akan kita temui titik simpang, anti siklon, siklon, low

depression, Shear, trough, ridge, konvergen, dan divergen serta masih ada variasai-variasi streamline

lainnya.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Data SATAID

Berdasarkan gambar 1, terlihat tampilan kontur suhu puncak awan Cumulunimbus (Cb), terlihat suhu puncak

awan Cb dapat mencapai rata-rata -60 s.d -72,5 dan suhu yang sangat dingin ini merupakan kreteria jenis

awan Cb yang sangat kuat dan menjulang tinggi. Kemudian dari gambar 2, terlihat historis pertumbuhan

awan dari tahap tumbuh sampai tahap matang dan meluruh. Untuk pertumbuhan Awan Cb di wilayah

Kec.Kubu Perahu, pertumbuhan awan Cb terjadi pada jam 02.00 s/d 05.00 UTC (09.00 s/d 12.00 WIB)

pertumbuhan awan konvektif mulai terjadi, dan pada jam 05.00-09.00 UTC (12.00-16.00 WIB) tahap dewasa

awan mulai terbentuk dimana suhu puncak awan mencapai rata-rata -60 s.d -72,5 , dan pada jam 10.00-

13.00 UTC (17.00-20.00 WIB) awan CB mulai meluruh atau punah. Sedangkan Untuk pertumbuhan Awan

Cb di wilayah Kec.Karya Penggawa, pertumbuhan awan Cb terjadi pada jam 05.00 s/d 08.00 UTC (12.00 s/d

15.00 WIB) pertumbuhan awan konvektif mulai terjadi, dan pada jam 08.00-11.00 UTC (15.00-18.00 WIB)

tahap dewasa awan mulai terbentuk dimana suhu puncak awan mencapai rata-rata -60 s.d -67,5 , dan

pada jam 11.00-13.00 UTC (18.00-20.00 WIB) awan CB mulai meluruh atau punah. Dapat dipastikan banjir

yang terjadi merupakan hasil dari Intensitas hujan yang lebat dengan durasi yang cukup lama di wilayah

hulu sungai Way Laay Pesisir Barat dan Way Kubu Perahu di kec.Kubu Perahu sehingga air dari hulu

sungai turun sangat deras dan meluap sehingga merendam puluhan hektar sawah, satu rumah di pingiran

sungai terhanyut banjir.

Pada times series citra Satelit Himawari kanal WV lihat gambar.3, terlihat tahap-tahap pertumbuhan awan,

dari awan tunggal (singel sel) sampai menjadi multi sel. Kondisi awan singel sel (Cb tunggal) bisa terjadi

bilamana faktor lokal lebih dominan yang membentuk awan itu sendiri. Sebaliknya awan multi sel (Cb

berkelompok) terbentuk bilamana faktor skala Meso (efek adanya Tekanan rendah) ikut berperan dalam

mempengaruhi faktor lokal.

Kontur Awan Cb di Kec.Kubu

Perahu Kab.Lambar

Page 4: ANALISIS KONDISI CUACA SAAT TERJADI BANJIR DI … filemengakibatkan jalur lintas liwa-krui dikabarkan terputus dan satu rumah hanyut tersapu banjir bandang setelah hujan lebat dan

Gambar 1. Peta Kontur Suhu Puncak Awan Cumulunimbus (Cb)

Gambar 2. Historis Pertumbuhan Awan Cumulunimbus (Cb)

Kontur Awan Cb di Kec.Karya

Penggawa Kab.Pesibar

sore hari

Historis Pertmbuhan Awan Cb di

Kec.Kubu Perahu Kab.Lambar

Historis Pertmbuhan Awan Cb di

Kec.Karya Penggawa Kab.Pesibar

Page 5: ANALISIS KONDISI CUACA SAAT TERJADI BANJIR DI … filemengakibatkan jalur lintas liwa-krui dikabarkan terputus dan satu rumah hanyut tersapu banjir bandang setelah hujan lebat dan

Gambar 3. Times Series Awan Cumulunimbus (Cb) pada Citra Satelit.

3.3 Data Angin 3000 Feet

Dari data angin 3000 feet pada gambar 4, terlihat bahwa di sebelah Selatan Jawa terbentuk Low

Presure (1006 s.d 1004 MB), pola inilah yang membentuk daerah Trough (massa udara yang

berkumpul karena ada perlambatan angin) diatas Wilayah Lampung bagian Barat sehingga

memperkuat mekanisme pengangkatan massa udara dan memperlama proses labilitas atmosfer,

sehingga hampir sebagian besar Lampung bagian Barat banyak terdapat awan-awan konvektif

yang nantinya berkembang menjadi awan-awan Cb yang terbentuk sangat kuat dan berkelompok

menjadi awan Cb multi sel.

Times Series Awan Cb di

Kec.Kubu Perahu Kab.Lambar

Times Series Awan Cb di

Kec.Karya Penggawa Kab.Pesibar

Page 6: ANALISIS KONDISI CUACA SAAT TERJADI BANJIR DI … filemengakibatkan jalur lintas liwa-krui dikabarkan terputus dan satu rumah hanyut tersapu banjir bandang setelah hujan lebat dan

Gambar 4. Analisis Angin 3000 feet Tanggal 25-26 Nopember 2017 jam 00 dan 12 UTC.

3.4 Data Presipitasi GSMap

Dari data GSMap terlihat wilayah sebagian besar Lampung bagian barat memiliki intensitas curah

hujan sedang hingga lebat lihat gambar 5, meskipun tidak ada data pengamatan di titik kejadian.

Tapi dapat diperkirakan cuaca ekstrim yang terjadi pada tanggal 26 Nopember 2017 Pagi, Sore dan

Malam hari, berasal dari awan Cb yang sangat kuat dan berkelompok (multi sel) sehingga hujan

yang dihasilkan berlangsung lama. Dapat diperkirakan cuaca ekstrim (banjir) yang melanda

Kec.Kubu Perahu Kab.Lambar dan Kec.Karya Penggawa Kab.Pesibar Lampung bersumber dari

pengaruh gangguan cuaca skala lokal dan Meso.

Gambar 5. Data Jumlah Presipitasi GSMap Tanggal 26 Nopember 2017.

TROUGH TROUGH

Page 7: ANALISIS KONDISI CUACA SAAT TERJADI BANJIR DI … filemengakibatkan jalur lintas liwa-krui dikabarkan terputus dan satu rumah hanyut tersapu banjir bandang setelah hujan lebat dan

4 KESIMPULAN

Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Dari analisi SATAID, terlihat suhu puncak awan Cb mencapai rata-rata -60 s.d -72,5 dan suhu yang

sangat dingin ini merupakan kreteria jenis awan Cb yang sangat kuat dan menjulang tinggi. Untuk

pertumbuhan Awan Cb di wilayah Kec.Kubu Perahu, pertumbuhan awan Cb terjadi pada jam 02.00 s/d

05.00 UTC (09.00 s/d 12.00 WIB) pertumbuhan awan konvektif mulai terjadi, dan pada jam 05.00-09.00

UTC (12.00-16.00 WIB) tahap dewasa awan mulai terbentuk dimana suhu puncak awan mencapai rata-

rata -60 s.d -72,5 , dan pada jam 10.00-13.00 UTC (17.00-20.00 WIB) awan CB mulai meluruh atau

punah. Sedangkan Untuk pertumbuhan Awan Cb di wilayah Kec.Karya Penggawa, pertumbuhan awan

Cb terjadi pada jam 05.00 s/d 08.00 UTC (12.00 s/d 15.00 WIB) pertumbuhan awan konvektif mulai

terjadi, dan pada jam 08.00-11.00 UTC (15.00-18.00 WIB) tahap dewasa awan mulai terbentuk dimana

suhu puncak awan mencapai rata-rata -60 s.d -67,5 , dan pada jam 11.00-13.00 UTC (18.00-20.00

WIB) awan CB mulai meluruh atau punah

2. Dari data angin 3000 feet pada gambar 4, terlihat bahwa di sebelah Selatan Jawa terbentuk Low

Presure (1006 s.d 1004 MB), pola inilah yang membentuk daerah Trough (massa udara yang

berkumpul karena ada perlambatan angin) diatas Wilayah Lampung bagian Barat sehingga

memperkuat mekanisme pengangkatan massa udara dan memperlama proses labilitas atmosfer,

sehingga hampir sebagian besar Lampung bagian Barat banyak terdapat awan-awan konvektif yang

nantinya berkembang menjadi awan-awan Cb yang terbentuk sangat kuat dan berkelompok menjadi

awan Cb multi sel.

3. Dari data GSMap terlihat wilayah sebagian besar Lampung bagian barat memiliki intensitas curah hujan

sedang hingga lebat lihat gambar 5, meskipun tidak ada data pengamatan di titik kejadian. Tapi dapat

diperkirakan cuaca ekstrim yang terjadi pada tanggal 26 Nopember 2017 Pagi, Sore dan Malam hari,

berasal dari awan Cb yang sangat kuat dan berkelompok (multi sel) sehingga hujan yang dihasilkan

berlangsung lama.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.lampost.co-berita-banjir-bandang-way-laay-rendam-sawah-petani. Di akses tanggal 27

Nopember 2017.

http://www.tribunnews.com.detik-detik-rumah-tersapu-banjir-bandang. Di akses tanggal 27 Nopember

2017.

Pusdiklat BMKG. 2017. Pemanfaatan Data Presipitasi GSMAP Untuk Analisis Kejadian Cuaca Ekstrim.

Online Group Discussion BMKG, Jakarta.

Puslitbang BMKG. 2009. Kajian Cuaca Ekstrim di Wilayah Indonesia. Laporan Penelitian, Pusat Penelitian

dan Pengembangan, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Jakarta.

Suharsono.1973. Pedoman Analisa Cuaca. Pusat Meteorologi dan Geofisika. Jakarta.

Tjasyono, B. 2006. Meteorologi Indonesia Volume 1. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika. Jakarta.

Tjasyono, B. 2006. Meteorologi Indonesia Volume 2. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika. Jakarta.

Page 8: ANALISIS KONDISI CUACA SAAT TERJADI BANJIR DI … filemengakibatkan jalur lintas liwa-krui dikabarkan terputus dan satu rumah hanyut tersapu banjir bandang setelah hujan lebat dan

Lampiran I. Lembar Pengesahan

Page 9: ANALISIS KONDISI CUACA SAAT TERJADI BANJIR DI … filemengakibatkan jalur lintas liwa-krui dikabarkan terputus dan satu rumah hanyut tersapu banjir bandang setelah hujan lebat dan

Lampiran II. Lokasi Tempat Kejadian

Page 10: ANALISIS KONDISI CUACA SAAT TERJADI BANJIR DI … filemengakibatkan jalur lintas liwa-krui dikabarkan terputus dan satu rumah hanyut tersapu banjir bandang setelah hujan lebat dan

Lampiran III. Sumber Berita