analisis kinerja keuangan sebelum dan sesudah menerapkan csr

116
ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN SEBELUM DAN SESUDAH MENERAPKAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL (Corporate Social Responsibility_CSR) (Studi Kasus Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia) Disusun Oleh: RINI SHINTAWATI 105081002587 JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1430 H/2009 M

Upload: vitri-ithu-kity

Post on 26-Oct-2015

110 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Analisis Kinerja Keuangan Sebelum Dan Sesudah Menerapkan Csr

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN SEBELUM

DAN SESUDAH MENERAPKAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL

(Corporate Social Responsibility_CSR) (Studi Kasus Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)

Disusun Oleh:

RINI SHINTAWATI

105081002587

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1430 H/2009 M

i

Page 2: Analisis Kinerja Keuangan Sebelum Dan Sesudah Menerapkan Csr

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN SEBELUM

DAN SESUDAH MENERAPKAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL

(Corporate Social Responsibility_CSR) (Studi Kasus Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)

Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial

Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Disusun Oleh:

RINI SHINTAWATI

105081002587

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1430 H/2009 M

ii

Page 3: Analisis Kinerja Keuangan Sebelum Dan Sesudah Menerapkan Csr

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI

Nama : Rini Shintawati

Tempat Tanggal Lahir : Bekasi, 23 Juni 1987

Alamat Asal : Jl. Sultan Agung Km.28 Pondok Ungu

Rt 04/04 No.38 Kel./Kec. Medan Satria Kota

Bekasi 17132

Jenis Kelamin : Perempuan

Status : Belum Menikah

Anak ke dari : 2 dari 2 bersaudara

Hobby : Membaca, dengar musik, nonton, jalan-jalan

Telepon/HP : (021) 95132431 / 081288875166

Email : [email protected]

IPK Terakhir : 3.47

II. PENDIDIKAN FORMAL

2005-2009 : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Jurusan Manajemen Keuangan

2002-2005 : MA. Negeri 8 Kota Jakarta Timur

1999-2002 : MTs. Negeri 1 Kota Bekasi

1993-1999 : SDN Pondok Ungu V Bekasi

III. PENGALAMAN ORGANISASI

LK. I HMI Cabang Ciputat (2006)

Diklat KSR PMI UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2006)

Tim Kesehatan KSR PMI UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2007)

Tim Juri Pertolongan Pertama Tingkat Wira/Madya Se DKI Jakarta

(2007)

Kadiv PubHum KSR PMI UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

(2007/2008)

i

Page 4: Analisis Kinerja Keuangan Sebelum Dan Sesudah Menerapkan Csr

IV. SEMINAR DAN PELATIHAN

o Workshop “ Kiat Sukses Menghadapi Dunia Kerja” (2008)

o Workshop “ Menjelajah Dunia Kerja Korea Selatan” (2007)

o Seminar Ekonomi Islam “ Urgensitas Perekonomian Syari’ah Di

Indonesia dalam Arus Global” (2007)

o Visit Company To Bank Indonesia (BI), Obsevasi Ekonomi (2007)

o Seminar “ Audit Investigatif dan Perannya dalam pemberantasan

Korupsi” (2007)

o Seminar “ Cara Mudah Mahasiswa Menjadi Entrepreneur” (2006)

o Seminar Nasional “ Quo Vadis Perekonomian Indonesia” (2006)

ii

Page 5: Analisis Kinerja Keuangan Sebelum Dan Sesudah Menerapkan Csr

ABSTRACT

The entitled of this research is "Analyzing of financial firm performance before and after implementation Corporate Social Responsibility (CSR)". This researched to find out how much financial difference in performance before and after implementing corporate social responsibility (CSR). The sample used in this research 15 companies listed in Indonesia Stock Exchange (IDX). Research used the quantitative method measuring of the ratio as a financial performance. Used Ratio are: liquidity ratio, activity ratio, solvability ratio, the ratio of profitability, growth ratio, and the ratio of market value. The nonparametric test equipment wilcoxon test and kruskal wallis test using the SPSS program at alpha 5%. The calculation show, the wilcoxon test with Z-table of 1.96. In alpha stage and 5% overall Ho received as output Z <Z-table consisting of a current ratio, Fixed Asset turnover, Total Asset turnover, Debt Ratio, Return on Assets, Return on Equity, earning per Share, and Price to Book value. The conclusion of variable is the influence of responsibility (Corporate Social Responsibility) to the financial performance of companies before and after implementation Corporate Social Responsibility not significantly different. Meanwhile, a quick test for the variable ratio is the value of Z-output (-2840)> Z-Table (1.96) then Ho rejected. Thus, these variables can conclusion that there is a significant difference before and after implementation CSR. Apart from the value of Z, to make decisions can be based on the probability can be a whole have a value Asymp Sign > 0.05 so that it can be concluded that overall the variables have no significant differences between before and after CSR. Implementation but a quick test on a variable ratio that have a value of 0.005 Sign Asymp <0.05. Thus, for the variable ratio quick concluded that there are significant differences between before and after implementation CSR. However, the test for Kruskal Wallis Test that the column is 0005 or Asymp.Sig probability under 0.05 (0,005 <0.05). Thus Ho rejected or there is significant difference between the average of the ninth ratio of the implementation of CSR. Keywords: Financial performance, liquidity ratio, activity ratio, solvability ratio,

profitability ratio, growth ratio, market value ratio, Corporate Social Responsibility.

iii

Page 6: Analisis Kinerja Keuangan Sebelum Dan Sesudah Menerapkan Csr

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “ Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan

Sebelum dan Sesudah menerapkan Tanggung Jawab Sosial (Corporate Social Responsibility_CSR)”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui berapa besar perbedaan kinerja keuangan sebelum dan sesudah menerapkan corporate social responsibility (CSR). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini 15 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif yaitu dengan perhitungan rasio-rasio sebagai alat pengukur kinerja keuangan. Rasio yang digunakan yaitu: rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas, rasio pertumbuhan, dan rasio nilai pasar. Dengan alat uji nonparametric menggunakan wilcoxon test dan kruskal wallis test dengan mengunakan program spss pada alpha 5%.

Perhitungan dengan Wilcoxon Test menunjukkan dengan Z-tabel sebesar 1.96. Pada taraf alpha 5% maka secara keseluruhan H0 diterima karena Z output < Z-tabel yang terdiri dari Current Ratio, Fxed Asset Turnover, Total Asset Turnover, Debt Ratio, Return on Asset, Return on Equity, earning per Share, dan Price to Book Value. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pengaruh tanggung jawab (Corporate Social Responsibility) terhadap kinerja keuangan perusahaan sebelum dan sesudah diterapkannya Corporate Social Responsibilty tidak berbeda secara nyata. Sedangkan untuk variable quick Ratio diperoleh nilai Z-output (-2.840) > Z-Tabel (1,96) maka H0 ditolak. Dengan demikian variabel tersebut dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang nyata sebelum dan sesudah diterapkannya CSR.

Namun, dengan alat uji kruskal wallis test terlihat bahwa pada kolom Asymp.Sig adalah 0.005 atau probabilitas di bawah 0.05 (0.005 < 0.05). Dengan demikian H0 ditolak atau terdapat perbedaan yang nyata dari rata-rata kesembilan rasio terhadap penerapan CSR. Kata kunci: kinerja keuangan, rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio solvabilitas,

rasio profitabilitas, rasio pertumbuhan, rasio nilai pasar, Corporate Social Responsibility.

iv

Page 7: Analisis Kinerja Keuangan Sebelum Dan Sesudah Menerapkan Csr

HALAMAN PERSEMBAHAN

Segala puji hanya milik Allah SWT yang telah melimpahkan nikmat tak

terhingga kepada penulis, sholawat serta salam semoga tercurahkan kepada

panutan kita Nabi Muhammad SAW yang telah mengajarkan agama ini dengan

benar dan sempurna…………………….

Karya kecil ini, kupersembahkan

untuk:

Papa- mamaku tercinta dan tersayang

Kakak-kakak ku tersayang

Ponakanku, Zaidan Z,H

Abi ku “Fajri Wijayanto …I love U”!

Sahabat-sahabat terbaik ku.

v

Page 8: Analisis Kinerja Keuangan Sebelum Dan Sesudah Menerapkan Csr

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan seru

sekalian alam atas berkat rahmat, taufiq, hidayah, dan limpahan petunjuk-Nyalah

akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul:“ANALISIS

KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN SEBELUM DAN SESUDAH

MENERAPKAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL (CORPORATE SOCIAL

RESPONSIBILITY_CSR)”. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah

kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan para Sahabatnya yang telah

membawa petunjuk dan pedoman hidup bagi manusia.

Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat dalam

memperoleh gelar sarjana jenjang Strata 1 (S1) program Manajemen pada

Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta bagi penulis tugas ini merupakan tugas yang berat, karena perjalanan tidak

selamanya menyenangkan ada suka ada duka dan ketika seribu rasa kecemasan

dan rasa enggan datang menyelimuti penulis dalam penyelesaian skripsi ini,

bantuan dari berbagai pihak penulis rasakan sangat begitu berarti. Oleh karena itu,

pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada mereka yang telah berjasa memberi bantuannya baik secara

moril maupun materiil dalam penyelesaikan skripsi ini. Ucapan terima kasih yang

sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada:

• Allah SWT atas Segala Berkah dan Nikmat-Nya sehingga penulis mampu

menyelesaikan tulisan ini tepat pada waktu yang telah direncanakan.

• Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS. Selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Ilmu

Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

• Bapak Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM. Selaku Dosen Pembimbing I Skripsi

yang telah memberikan bimbingan dan saran yang bermanfaat dalam

penyusunan skripsi ini.

• Bapak Indo Yama Nasarudin, SE. MAB. Selaku Kepala Jurusan Manajemen

dan selaku Dosen Pembimbing II yang dengan segala kesungguhan dan

keikhlasannya telah banyak mengorbankan waktu, pikiran, dan tenaga untuk

vi

Page 9: Analisis Kinerja Keuangan Sebelum Dan Sesudah Menerapkan Csr

memberikan nasehat, bimbingan serta pengarahan sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

• Para dosen yang telah memberikan Ilmu kepada penulis di Fakultas Ekonomi

dan Ilmu sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

• Yang paling Utama untuk kedua orang tuaku tercinta, yang menaruh harapan

besar kepada penulis yang tak pernah berhenti memeras keringat dan air mata

untuk merawat, membesarkan dan memberikan penulis pendidikan terbaik.

Sehingga penulis mempunyai kesadaran dan semangat yang besar untuk

menyelesaikan skripsi ini, dan doa kalian yang tiada akhir untuk keberhasilan

penulis. Terimakasih atas segalanya, apa yang telah kalian berikan tidak akan

terbalas sepanjang hidupku. Terima kasih Pa, Ma.

• Teristimewa dalam hati kakak ku tersayang alm. Lia Herawati yang telah

memotivasi penulis untuk menyelesaikan kuliah.

• My sisters, my brothers, my uncle and my lovely families, Wiwi Kusumawati,

SE dan Budiman, S.Sos I, pa’le Kaseno, ponakanku “Zaidan Zidana Hidayat”.

Terima kasih atas segala bantuannya hingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini. Jasa baik kalian tidak akan terlupa seumur hidupku. Thanks For

All.

• Buat saudara-saudaraku di Bekasi Khususnya nenek dan kakek ku tersayang.

Terima kasih penulis ucapkan atas segala doanya dan dukungannya sehingga

penulis dapat menyelesaikan kuliah ini.

• Buat calon pendamping hidupku tercinta Fajri Wijayanto, Amd yang telah

memberikan semangat tersendiri kepada penulis terima kasih atas segala

kesabaran dan kesetiaanya kepada penulis, ditengah kesibukannya masih mau

menemani penulis hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Doaku

selalu demi harapan kita bersama.

• Untuk orang - orang terdekat penulis, sahabatku Devi, Anis, Eva, Ria, Nay,

Ibah, Lina, Amy, Rahma, Intan, Echa, Chama, Desie, CeuCeu Firda Miftah.

Terima kasih atas segala bantuan dan nasehatnya. Kenangan manis yang

pernah terukir selama kuliah tak akan pernah ku lupakan. Thanks for sharing

vii

Page 10: Analisis Kinerja Keuangan Sebelum Dan Sesudah Menerapkan Csr

selama ini yang telah mengurangi kebimbangan penulis saat menyeselaikan

skripsi ini.

• Teman-teman seperjuangan di Fakultas Ekonomi jurusan Manajemen

khususnya Manajemen E dan Manajemen Keuangan angkatan 2005. Empat

tahun kita bersama menimba ilmu, semoga ilmu yang telah kita dapat

bermanfaat.

• Yang tak terlupakan anak-anak kosan Manda Khususnya teman sekamarku,

Eva, Nay, Ummi, dan yang lainnya Ria, Lina, Sari, Icha, Upi, Farah, Mimi,

Ema, dll. Terima kasih atas segala pengertiannya. Suka duka hidup dikosan

takkan pernah terlupakan.

• Dan terima kasih pula kepada semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu

persatu oleh penulis. Terima kasih.

Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan

menjadi salah satu bahan literatur untuk Khazanah keilmuan. Kepada Allah SWT

penulis kembalikan segalanya, semoga usaha yang mulia ini selalu dalam

keridhaan-Nya. Amin.

Jakarta, 22 juni 2009

Penulis,

Rini Shintawati

viii

Page 11: Analisis Kinerja Keuangan Sebelum Dan Sesudah Menerapkan Csr

DAFTAR ISI

Daftar Riwayat Hidup ................................................................................... i

Abstract........................................................................................................... iii

Abstrak............................................................................................................ iv

Kata Pengantar .............................................................................................. vi

Daftar Isi ......................................................................................................... x

Daftar Tabel.................................................................................................... xii

Daftar Gambar............................................................................................... xiii

Daftar Lampiran ............................................................................................ xiv

BAB I : PENDAHULUAN ............................................................................ 1

A. Latar Belakang Penelitian............................................................ 1

B. Perumusan Masalah.................................................................... 13

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian.................................................... 15

1. Tujuan Penelitian...................................................................... 15

2. Manfaat Penelitian.................................................................... 15

BAB II : TINJAUAN PUSTAkA.................................................................... 17

A. Pengertian Pengukuran Kinerja.................................................... 17

B. Laporan Keuangan........................................................................ 18

C. Rasio Keuangan............................................................................ 23

D. Tata Kelola Perusahaan( Corporate governance)........................ 32

1. Latar Belakang Tata Kelola Perusahaan Di Indonesia.............. 32

2. Definisi Tata Kelola Perusahaan (Corporate Governance)...... 33

3. Perkembangan Konsep Corporate Governance ...................... 36

4. Prinsip-Prinsip OECD 2004 Mengenai Corporate Governance..40

E. Definisi Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social

Responsibility – CSR)................................................................... 47

1. Definisi Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

(Corporate Social Responsibility)......................................... 47

2. Evolusi Corporate Social Reponsibilit..................................... 49

3. Penerapan CSR di Indonesia..................................................... 51

ix

Page 12: Analisis Kinerja Keuangan Sebelum Dan Sesudah Menerapkan Csr

4.Hubungan Corporate Social Responsibility dengan

Good Corporate Governance............................................ 52

F. Penelitian Terdahul...................................................................... 53

G. Kerangka Pemikiran.................................................................... 55

H. Hipotesis..................................................................................... 58

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN................................................... 59

A. Ruang Lingkup Penelitian......................................................... 59

B. Pemilihan Sampel...................................................................... 59

C. Metode Pengumpulan Data........................................................ 60

D. Metode Analisis Data................................................................ 61

1. Menghitung rasio-rasio......................................................... 61

2. Uji Statistik............................................................................ 63

E. Operasional Variabel Penelitian................................................. 65

BAB IV : ANALISIS DAN PEMBAHASAN................................................ 68

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian................................ 68

1. Sejarah Singkat CSR................................................................ 68

B. Analisa dan Pembahasan............................................................. 70

1. Analisa Rasio Keuangan........................................................ 71

2. Pengujian Statistik Untuk Hipotesa Pertama......................... 88

3. Pengujian Statistik Untuk Hipotesis kedua ........................... 91

BAB V : KESIMPULAN DAN IMPLIKASI................................................ 94

A. Kesimpulan................................................................................... 94

B. Implikasi...................................................................................... 98

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 100

LAMPIRAN-LAMPIRAN.............................................................................. 104

x

Page 13: Analisis Kinerja Keuangan Sebelum Dan Sesudah Menerapkan Csr

DAFTAR TABEL

Nomor Keterangan Halaman

3.1 Data Perusahaan Sampel 60

4.1 Prinsip-Prinsip Berkelanjutan 70

4.2 Perusahaan Yang Menerapkan CSR 71

4.3 Perhitungan Current Ratio Pada Perusahaan Sampel 72

4.4 Perhitungan Quick Ratio 73

4.5 Perhitungan Fixed Asset Turnover Ratio 75

4.6 Perhitungan Total Asset Turnover Ratio 77

4.7 Perhitungan Debt Ratio 79

4.8 Perhitungan ROA Ratio 81

4.9 Perhitungan ROE Ratio 83

4.10 Perhitungan EPS Ratio 85

4.11 Perhitungan PBV Ratio 87

4.12 Hasil Uji Wilcoxon Test 89

4.13 Descriptive Statistics 91

4.14 Test Statistic (a,b) 92

xi

Page 14: Analisis Kinerja Keuangan Sebelum Dan Sesudah Menerapkan Csr

DAFTAR GAMBAR

Nomor Keterangan Halaman 2.1 Strategi Pengelolaan Tanggung Jawab 48

Perusahaan

2.2 Kerangka Pemikiran 57

xii

Page 15: Analisis Kinerja Keuangan Sebelum Dan Sesudah Menerapkan Csr

DAFATAR LAMPIRAN

Nomor Keterangan Halaman

1. Hasil Uji Wilcoxon Test Current Ratio 104

2. Hasil Uji Wilcoxon Test Quick Test Ratio 105

3. Hasil Uji Wilcoxon Test FATO Ratio 106

4. Hasil Uji wilcoxon Test TATO Ratio 107

5. Hasil Uji wilcoxon Test Debt Ratio 108

6. Hasil Uji wilcoxon Test ROA Ratio 109

7. Hasil Uji wilcoxon Test ROE Ratio 110

8. Hasil Uji wilcoxon Test EPS Ratio 111

9. Hasil Uji wilcoxon Test PBV Ratio 112

10 Hasil Uji Kruskal Wallis 113

xiii

Page 16: Analisis Kinerja Keuangan Sebelum Dan Sesudah Menerapkan Csr

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam era reformasi yang ditunjukkan dengan semakin meningkatnya

keterbukaan dan kepedulian perusahaan terhadap lingkungan yang semakin

meningkat. Perusahaan yang tidak memiliki kepedulian sosial dengan

lingkungan sekitarnya akan banyak menemui berbagai kendala. Selain itu

juga, globalisasi telah mendorong dan membawa dampak kepada semakin

kompetitifnya persaingan di dunia bisnis.

Akhir-akhir ini terdapat kecenderungan (trend) meningkatnya tuntutan

publik atas transparansi dan akuntabilitas perusahaan sebagai wujud

implementasi good corporate governance (GCG). Salah satu prinsip GCG

adalah masalah pertanggungjawaban (responsibility) yaitu kesesuaian dalam

pengelolaan perusahaan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku

dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat (Daniri, 2007:11).

Selain itu juga, terdapat tiga (3) kepentingan publik yang oleh

perusahaan cenderung terabaikan. Pertama, perusahaan hanya bertanggung

jawab secara hukum terhadap pemegang sahamnya (shareholder), sedangkan

masyarakat tempat di mana perusahaan tersebut berdomisili kurang

diperhatikan. Kedua, dampak negatif yang ditimbulkan oleh perusahaan

semakin meningkat dan harus ditanggung oleh masyarakat sekitar. Sementara

itu, sebagian besar keuntungan manfaat hanya dinikmati oleh pemilik saham

perusahaan saja. Ketiga, masyarakat sekitar perusahaan yang menjadi korban

1

Page 17: Analisis Kinerja Keuangan Sebelum Dan Sesudah Menerapkan Csr

sebagian besar mengalami kesulitan untuk menuntut ganti rugi kepada

perusahaan. Hal ini, terjadi karena belum adanya hukum (regulasi) yang

mengatur secara jelas tentang akuntabilitas dan kewajiban perusahaan kepada

publik.

Setiap manajer perusahaan tentunya menginginkan perusahaan yang

mereka kelola selalu berkembang, dari skala perusahaan yang kecil menjadi

skala perusahaan yang lebih besar. Ketika skala perusahaan masih terbilang

kecil, dimana perusahaan yang pemilik sahamnya merangkap manajer

perusahaan, jumlah konstituen yang berhubungan dengan perusahaan dalam

menjalankan aktivitasnya dapat dikatakan relatif sedikit. Namun, ketika

perusahaan mulai berkembang jumlah konstituen pun mulai berkembang.

Konstituen atau pihak-pihak lain yang berhubungan dengan

perusahaan ini mempunyai kepentingan yang berbeda-beda terhadap

perusahaan. Contoh investor atau pemilik perusahaan menginginkan laba yang

tinggi, karyawan perusahaan menginginkan gaji yang besar serta keamanan

dan kenyamanan dalam pekerjaan. Pelanggan menginginkan produk yang

berkualitas dan ramah lingkungan, dan pemerintah menginginkan perusahaan

membayar pajak tepat pada waktunya serta mematuhi semua peraturan yang

telah mereka buat. Pihak-pihak lain ini disebut dengan istilah stakeholder atau

pemangku kepentingan.

Kini, tekanan-tekanan yang diberikan oleh pemangku kepentingan

semakin meningkat, serta masyarakat yang takut akan konsekuensi lokal atau

global dari aktivitas perusahaan yang tidak bertanggung jawab atau investor

2

Page 18: Analisis Kinerja Keuangan Sebelum Dan Sesudah Menerapkan Csr

yang tidak ingin menerima resiko kehilangan reputasi dan penurunan profit

serta harga saham perusahaan (Collier, 2005 dalam Kodrat, 2008). Karena

tekanan dari pemangku kepentingan perusahaan tidak dapat hanya

memprioritaskan kepentingan satu pihak saja dengan mengorbankan atau

merugikan kepentingan pihak lain. Pemangku kepentingan mempunyai

kekuatan dalam mempengaruhi jalannya perusahaan sehingga ketika

perusahaan tidak melakukan apa yang harus dilakukan akan mengakibatkan

ancaman bagi perusahaan. Misalnya, kelompok pekerja dapat mempengaruhi

operasi perusahaan, yaitu ketika perusahaan memotong gaji karyawan demi

mencapai target laba tertentu, karyawan akan melakukan mogok kerja dan

menuntut perusahaan untuk menaikan gaji. Hal ini tentu saja dapat merugikan

perusahaan karena produksi barang akan terhenti sehingga mungkin saja

perusahaan tidak dapat mencapai target tertentu.

Atas kondisi diatas, dewasa ini konsep Sustainability Development dan

Corporate Social Responsibility_CSR sedang berkembang. Menurut ketua

komisi lingkungan dan pembangunan dunia Dr. Gro Harlem Brundhand

(Wibisono, 2007: 15) Sustainability Development adalah pembangunan yang

mencukupi kebutuhan generasi sekarang tanpa mengorbankan kemampuan

generasi yang akan datang untuk memenuhi kebutuhan mereka. Sedangkan

Corporate Social Responsibility menurut World Bank Group adalah komitmen

bisnis untuk memberikan kontribusi bagi pembangunan ekonomi

berkelanjutan, melalui kerja sama dengan para karyawan serta perwakilan

mereka, keluarga mereka, komunitas setempat maupun masyarakat umum

3

Page 19: Analisis Kinerja Keuangan Sebelum Dan Sesudah Menerapkan Csr

untuk meningkatkan kualitas hidup, dengan cara-cara yang bermanfaat baik

bagi bisnis sendiri maupun untuk pembangunan (Kiroyan, 2006). Konsep CSR

tidak dapat dipandang sebelah mata, konsep ini penting karena apabila

dijalankan oleh semua perusahaan, tidak hanya perusahaan yang berhubungan

langsung dengan alam seperti perusahaan tambang, gas dan minyak bumi,

perikanan, pertanian, perkebunan dan perhutanan. Perusahaan akan dapat

bertahan lama dalam indusri dimana perusahaan beroperasi sehingga

perusahaan akan dapat menjadi Sustainable Corporate.

Para pemangku kepentingan membutuhkan informasi yang lebih jelas

dan lengkap mengenai apakah kepentingan mereka telah terpenuhi atau

apakah mereka tidak dirugikan oleh perusahaan. Terkait dengan tiga elemen

dalam Good Corporate Governance, yaitu transparansi, akuntabilitas, dan

pertanggungjawaban kepada para pemangku kepentingan, perusahaan harus

melaporkan informasi-informasi ini (Daniri, 2006:9). Informasi yang

dibutuhkan pun beragam karena kepentingan para stakeholder yang berbeda.

Informasi ini dapat berupa informasi finansial seperti kinerja keuangan

perusahaan maupun non finansial seperti aktivitas-aktivitas CSR. Pelaporan

informasi-informasi kauntitatif telah diakomodir oleh PSAK no.1 sehingga

pemangku kepentingan dapat melihatnya pada laporan keuangan perusahaan

yang terdiri dari komponen-komponen seperti neraca, laporan laba rugi,

laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan

keuangan. Informasi non finansial seperti aktivitas CSR juga dapat dilihat

dilaporan keuangan tahunan perusahaan namun sifatnya terbatas. Hal ini

4

Page 20: Analisis Kinerja Keuangan Sebelum Dan Sesudah Menerapkan Csr

disebabkan belum ada peraturan yang mengharuskan perusahaan untuk

mengungkapkan hal tersebut dan standar untuk mengungkapkan laporan

tentang aktivitas CSR tersebut.

Kini, perusahaan yang peduli akan aktivitas-aktivitas CSR mulai

melaporkan aktivitas tersebut dalam laporan tahunan perusahaan bahkan

beberapa perusahaan ada yang melaporkanNya terpisah dari laporan tahunan.

Laporan yang terpisah ini biasanya disebut dengan sustainability reporting

atau laporan berkelanjutan. Laporan ini merefleksikan aktivitas CSR dalam

proses bisnis perusahaan dan terdiri tidak hanya dari kinerja ekonomi, namun

juga kinerja sosial dan juga kinerja lingkungan. Selain itu, pelaporan ini

diperkuat lagi dengan peran pemerintah sebagai salah satu pemangku

kepentingan perusahaaan yaitu dengan cara membuat peraturan. Dengan

adanya laporan berkelanjutan, perusahaan ingin menunjukan kepada

pemangku kepentingan, baik internal maupun eksternal bahwa perusahaan

mereka adalah perusahaan yang bertanggung jawab kepada lingkungan dan

sosial. Bagi para pemangku kepentingan sendiri, laporan berkelanjutan ini

dapat digunakan untuk menilai apakah kepentingan-kepentingan mereka telah

terpenuhi oleh perusahaan karena laporan ini tidak hanya mengungkapkan

bukti aktivitas perusahaan.

Selain tanggung jawab perusahaan kepada pemegang saham tanggung

jawab lainnya menyangkut tanggung jawab sosial perusahaan (corporate

social responsibility-CSR) dan tanggung jawab atas kelestarian lingkungan

hidup (sustainable environtment responsibility). Dalam era globalisasi,

5

Page 21: Analisis Kinerja Keuangan Sebelum Dan Sesudah Menerapkan Csr

kesadaran akan penerapan CSR menjadi penting seiring dengan semakin

maraknya kepedulian masyarakat terhadap produk (barang) yang ramah

lingkungan (Wibisono, 2007: xix).

Menurut Jackie Ambadar (2008:10), dalam bukunya : CSR dalam

praktek di Indonesia, wujud kepeduliaan usaha, menurutnya ada empat (4)

manfaat yang diperoleh bagi perusahaan dengan mengimplementasikan CSR,

yaitu :

1. Keberadaan perusahaan dapat tumbuh dan berkelanjutan dan perusahaan

mendapatkan citra (image) yang positif dari masyarakat luas.

2. Perusahaan lebih mudah memperoleh akses terhadap kapital (modal).

3. Perusahaan dapat mempertahankan sumber daya manusia (human

resources) yang berkualitas.

4. Perusahaan dapat meningkatkan pengambilan keputusan pada hal-hal yang

kritis (critical decision making) dan mempermudah pengelolaan

manajemen risiko (risk management).

Pada saat ini CSR dapat dianggap sebagai investasi masa depan bagi

perusahaan. Minat para pemilik modal dalam menanamkan modal di

perusahaan yang telah menerapkan CSR lebih besar, dibandingkan dengan

yang tidak menerapkan CSR. Melalui program CSR dapat dibangun

komunikasi yang efektif dan hubungan yang harmonis antara perusahaan

dengan masyarakat.

Selain hal tersebut, dalam menjalankan kegiatan usaha, setiap

perusahaan tidak pernah lepas dari masalah finansial hal ini diharapkan karena

6

Page 22: Analisis Kinerja Keuangan Sebelum Dan Sesudah Menerapkan Csr

adanya sistem keuangan di setiap perusahaan, tanpa adanya sistem keuangan

di dalam suatu perusahaan maka seluruh kegiatan usaha tidak akan berjalan

dengan baik dalam mencapai tujuan perusahaan. Pelaksanaan sistem keuangan

sendiri secara garis besar terdiri dari Neraca (balance sheet), laporan laba rugi

(income statement), laporan arus kas (cash flow). Dimana neraca

menggambarkan posisi aktiva, hutang, dan ekuitas para pemilik perusahaan

pada waktu tertentu. Sedangkan laporan laba rugi menggambarkan

pendapatan, beban-beban, serta keuntungan dan kerugian perusahaan selama

satu periode tertentu. Dan laporan arus kas menggambarkan kas selama

periode tertentu.

Laporan keuangan tersebut digunakan sebagai bahan untuk mengelola

data dalam menganalisis keuangan. Data-data yang terdapat dalam laporan

keuangan merupakan hasil kinerja perusahaan dalam melakukan kegiatan

usahanya. Pentingnya hasil analisis keuangan, dapat dipakai sebagai alat bantu

dalam pengambilan keputusan bagi para pemilik perusahaan, para investor dan

pihak-pihak lain yang memerlukan laporan keuangan.

Dengan analisis laporan keuangan akan dapat diketahui keadaan dan

perkembangan finansial dari perusahaan yang telah dicapai diwaktu yang lalu

dan berjalan, sehingga dapat diketahui kelemahan-kelemahan dari perusahaan

serta hasil-hasil yang dianggap cukup baik. Hasil analisis tersebut merupakan

suatu alat ukur bagi pimpinan perusahaan dalam mengambil suatu keputusan

atau kebijakan dimasa yang akan datang.

7

Page 23: Analisis Kinerja Keuangan Sebelum Dan Sesudah Menerapkan Csr

Penganalisaan dan penginterpretasian laporan keuangan perusahaan

merupakan salah satu cara untuk dapat memberikan penilaian yang dapat

dipertanggungjawabkan baik terhadap kondisi keuangan maupun hasil usaha

perusahaan sehingga dapat digunakan untuk menilai kinerja keuangan

perusahaan. Adapun alat untuk menganalisis dan menginterpretasikan laporan

keuangan adalah rasio-rasio keuangan. Rasio keuangan dapat memberikan

dasar ukuran bagi penilaian surat-surat berharga dan untuk mengevaluasi

kinerja perusahaan. Rasio keuangan digunakan untuk membandingkan kinerja

suatu perusahaan dan status perusahaan baik dengan perusahaan lain maupun

dengan perusahaan itu sendiri dalam kurun waktu yang berbeda.

Rasio keuangan dikelompokan dalam enam kelompok yaitu: (1) rasio

likuiditas, rasio yang menunjukan kemampuan perusahaan untuk memenuhi

kewajiban-kewajiban jangka pendek yang telah jatuh tempo, (2) rasio

aktivitas, rasio yang digunakan untuk memperkirakan kecepatan dimana

current account (inventory, account receivable, account payable) diubah

menjadi dalam bentuk cash, (3) rasio Solvabilitas (leverage), rasio yang

menunjukan tingkat hutang dan kemampuan dalam membayar hutang, dan (4)

rasio profitabilitas, rasio yang menunjukan kemampuan perusahaan dalam

memaksimalkan profit. (5) Rasio Pertumbuhan (Growth Ratio), digunakan

untuk mengukur seberapa baik perusahaan dalam mempertahankan posisi

ekonominya dalam pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan dan industri. (6)

Rasio nilai Pasar (Market Value Ratio), adalah sekumpulan rasio yang

8

Page 24: Analisis Kinerja Keuangan Sebelum Dan Sesudah Menerapkan Csr

menghubungkan harga saham perusahaan dengan laba dan nilai buku

perusahaan. (Sofyan Harahap, 2008 : 301).

Berbagai penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa jumlah

perusahaan yang melakukan pengungkapan informasi pertanggungjawaban

sosial (Corporate Social Responsibility) dalam laporan tahunannya semakin

bertambah. Demikian juga dengan jumlah dan jenis informasi CSR yang

diungkapkan semakin meningkat (Ernst & Ernst, 1978; Trotman, 1979; Kelly,

1981; Pang, 1982; Guthrie, 1982; Gray, 1990; Gray et al, 1993; Sayekti, 1994

dalam sayekti, 2007). Banyak perusahaan semakin menyadari pentingnya

menerapkan program CSR sebagai bagian dari strategi bisnisnya. Survey

global yang dilakukan oleh The Economist Intelligence Unit menunjukkan

bahwa 85% eksekutif senior dan investor dari berbagai organisasi menjadikan

CSR sebagai pertimbangan utama dalam pengambilan keputusan (Warta

Ekonomi, 2006). Penelitian Basamalah dan Jermias (2005) dalam sayekti

(2007), menunjukkan bahwa salah satu alasan manajemen melakukan

pelaporan sosial adalah untuk alasan strategis. Meskipun belum bersifat

compulsory, tetapi dapat dikatakan bahwa hampir semua perusahaan yang

terdaftar di Bursa Efek Jakarta sudah mengungkapkan informasi mengenai

CSR dalam laporan tahunannya dalam kadar yang beragam (Sayekti, 2007).

Perusahaan semakin menyadari bahwa kelangsungan hidup perusahaan

juga tergantung dari hubungan perusahaan dengan masyarakat dan

lingkungannya tempat perusahaan beroperasi. Hal ini sejalan dengan

legitimacy theory yang menyatakan bahwa perusahaan memiliki kontrak

9

Page 25: Analisis Kinerja Keuangan Sebelum Dan Sesudah Menerapkan Csr

dengan masyarakat untuk melakukan kegiatannya berdasarkan nilai-nilai

justice, dan bagaimana perusahaan menanggapi berbagai kelompok

kepentingan untuk melegitimasi tindakan perusahaan (Tilt, 1994, dalam

Haniffa et al, 2005 dalam Sayekti 2007). Jika terjadi ketidakselarasan antara

sistem nilai perusahaan dan sistem nilai masyarakat, maka perusahaan akan

kehilangan legitimasinya, yang selanjutnya akan mengancam kelangsungan

hidup perusahaan (Lindblom, 1994, dalam Haniffa et al, 2005 dalam Sayekti

2007). Pengungkapan informasi CSR dalam laporan tahunan merupakan salah

satu cara perusahaan untuk membangun, mempertahankan, dan melegitimasi

kontribusi perusahaan dari sisi ekonomi dan politis (Guthrie dan Parker, 1990

dalam Sayekti 2007). Penelitian Basamalah et. al, 2005 yang melakukan

review atas social and environmental reporting and auditing dari dua (2)

perusahaan di Indonesia, yaitu PT. Freeport Indonesia dan PT. Inti Indorayon,

mendukung prediksi legitimacy theory tersebut (Sayekti, 2007).

Pengungkapan informasi CSR itu sendiri merupakan suatu hal yang

bersifat endogeneous (Core, 2001; Healy dan Palepu, 2001 dalam Sayekti,

2007). Berbagai penelitian terdahulu mengenai faktor-faktor determinan yang

mempengaruhi perusahaan dalam melakukan pengungkapan informasi CSR

telah banyak dilakukan. Ukuran perusahaan, profitabilitas, dan profil industri

berkorelasi positif dengan pengungkapan informasi CSR (Haniffa et al, 2005;

Cowen et al, 1997; Trotman et al, 1981; Kelly, 1981; Sembiring, 2003;

Sembiring, 2005; Sayekti, 2006; McGure et al, 1988; Roberts, 1992, Utomo

2000, dan Anggraini, 2006 dalam Sayekti, 2007). Penelitian sebelumnya

10

Page 26: Analisis Kinerja Keuangan Sebelum Dan Sesudah Menerapkan Csr

menemukan bahwa tingkat leverage juga berkorelasi dengan tingkat

pengungkapan informasi CSR, meskipun hasilnya beragam. Roberts (1992)

dalam Sayekti (2007) menemukan korelasi yang positif, sedangkan Sembiring

(2003) dan Sayekti (2006) menemukan korelasi yang negatif. Selanjutnya,

Haniffa et al (2005) dan Sembiring (2005) dalam Sayekti (2007) tidak

menemukan korelasi antara tingkat leverage dan pengungkapan CSR. Faktor-

faktor corporate governance juga dikorelasikan dengan tingkat pengungkapan

informasi CSR dalam laporan tahunan perusahaan. Ukuran dewan komisaris,

ukuran komite audit, kualitas auditor eksternal, dan struktur kepemilikan

berkorelasi positif dengan pengungkapan CSR (Haniffa et al, 2005;

Sembiring, 2005; Anggraini, 2006; Sayekti, 2006 dalam Sayekti, 2007).

Ambar Retno (2007) yang melakukan analisis pengaruh corporate

social reporting terhadap corporate social responsibility dengan menganalisis

pengaruh ROE dan ROA terhadap corporate social reporting perusahaan

terbukti berpengaruh positif. Hal ini terjadi karena kinerja keuangan yang baik

mempunyai sumber daya berlebih yang dapat digunakan untuk aktivitas CSR

sehinggga nilai corporate social reporting perusahaan relatif lebih besar. Hal

ini juga menunjukan bahwa perusahaan yang mengimplementasikan CSR

yang dapat dilihat dari corporate social reporting akan mendapat banyak

keuntungan seperti kesetiaan pelanggan dan kepercayaan kreditor serta

investor. Semua ini memicu keuangan perusahaan menjadi lebih baik sehingga

perusahaan akan mendapatkan laba yang meningkat dimana ROE dan ROA

juga akan meningkat. Dapat disimpulkan bahwa salah satu cara untuk

11

Page 27: Analisis Kinerja Keuangan Sebelum Dan Sesudah Menerapkan Csr

meningkatkan kesejahteraan pemegang saham adalah dengan melakukan

aktivitas CSR.

Lely dahlia (2008) juga melakukan analisis pengaruh CSR terhadap

kinerja keuangan, hasil pengujian menunjukan bahwa tingkat pengungkapan

CSR dalam laporan tahunan perusahaan berpengaruh positif terhadap ROE

satu tahun kedepan (ukuran kinerja keuangan perusahaan). Sedangkan hasil

yang diperoleh dari pengujian kinerja saham menunjukan bahwa tingkat

pengungkapan CSR dalam laporan tahunan perusahaan tidak berpengaruh

signifikan terhadap variabel Cumulative Abnormal Return/CAR (ukuran

kinerja saham perusahaan).

Berdasarkan latar belakang penelitian diatas, maka laporan keuangan

dapat dijadikan bahan analisis. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh

tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility-disingkat

CSR) terhadap laporan kinerja keuangan perusahaan. Untuk itu, peneliti

mencoba menelitinya dalam sebuah bentuk skripsi dengan judul : “Analisis

Kinerja Keuangan Perusahaan Sebelum Dan Sesudah Menerapkan

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility-

CSR). “ (Studi Kasus Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek

Indonesia_BEI).

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, peneliti mencoba

mengidentifikasi permasalahan sebagai berikut:

1. Apakah penerapan Corporate Social Responsibility (CSR) memberi

dampak terhadap kinerja keuangan dalam hal ini adalah rasio

12

Page 28: Analisis Kinerja Keuangan Sebelum Dan Sesudah Menerapkan Csr

likuiditas, rasio aktivitas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas, rasio

pertumbuhan dan rasio nilai pasar.

2. Apakah penerapan Corporate Social Responsibility (CSR) memberi

dampak terhadap investasi, pertumbuhan, dan keberlanjutan

(sustainability) perusahaan.

Dalam penelitian ini, peneliti membatasi pembahasannya dalam ruang

lingkup sebagai berikut:

1. Ukuran kinerja keuangan digambarkan oleh rasio-rasio yang

dikelompokan sebagai berikut: rasio kiluiditas, rasio aktivitas, rasio

solvabilitas (leverage), rasio profitabilitas, rasio pertumbuhan, dan

rasio nilai pasar.

2. Penelitian dilakukan pada perusahaan yang menerapkan program

corporate social responsibility (CSR).

B. Perumusan Masalah

Corporate social responsibility_CSR merupakan konsep yang sulit

dinilai sehingga diperlukan suatu laporan yang mengungkapkan aktivitas CSR

tersebut. laporan ini nantinya akan digunakan oleh para pemangku

kepentingan perusahaan untuk menilai apakah perusahaan telah memuaskan

pemangku kepentingan yang satu tanpa merugikan atau mengorbankan

pemangku kepentingan lainnya.

Perusahaan yang telah memutuskan akan mengalokasikan sejumlah

dana untuk aktivitas CSR, biasanya memiliki sumber daya yang berlebih yang

disebabkan oleh kinerja keuangan yang baik. Dengan adanya alokasi dana ini,

13

Page 29: Analisis Kinerja Keuangan Sebelum Dan Sesudah Menerapkan Csr

laba akan diterima oleh para pemegang saham sebagai pemilik perusahaan

yang menurun. Namun dengan adanya aktivitas CSR yang direprentasikan

dalam laporan berkelanjuatan, reputasi perusahaan akan meningkat karena

dianggap sebagai perusahaan yang peduli terhadap masyarakat dan lingkungan

sekitar. Nantinya diharapkan para pelanggan akan tetap setia menggunakan

produk perusahaan bahkan perusahaan mungkin akan mendapat pelanggan

baru.

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, peneliti

merumuskan pokok permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana kinerja keuangan perusahaan dilihat di rasio likuiditas,

rasio aktivitas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas, rasio

pertumbuhan, rasio nilai pasar sebelum dan sesudah menerapkan

Tanggung Jawab Sosial (Corporate Social Responsibility- CSR) .

2. Berapa besar pengaruh Tanggung Jawab Sosial (Corporate Social

Responsibility- CSR) terhadap kinerja rasio keuangan perusahaan

dilihat di rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio solvabilitas, rasio

profitabilitas, rasio pertumbuhan, rasio nilai pasar sebelum dan

sesudah menerapkan Tanggung Jawab Sosial (Corporate Social

Responsibility- CSR).

14

Page 30: Analisis Kinerja Keuangan Sebelum Dan Sesudah Menerapkan Csr

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah peneliti

paparkan di atas maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Untuk menganalisis kinerja keuangan perusahaan dilihat di rasio

likuiditas, rasio aktivitas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas, rasio

pertumbuhan, rasio nilai pasar sebelum dan sesudah menerapkan

Corporate Social Responsibility_CSR.

b. Untuk menganalisis besarnya pengaruh tanggung jawab sosial

(Corporate Social Responsibility_CSR) terhadap kinerja keuangan

perusahaan dilihat di rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio solvabilitas,

rasio profitabilitas, rasio pertumbuhan, rasio nilai pasar .

2. Manfaat Penelitian

Sedangkan manfaat yang ingin di peroleh dari penelitian ini adalah :

a. Bagi Investor, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi

tambahan yang dapat digunakan sabagai bahan pertimbangan dalam

menentukan investasi yang lebih menguntungkan.

b. Bagi Perusahaan, perusahaan yang belum menerapkan tanggung jawab

sosial (Corporate Social Responsibility-CSR), penelitian ini dapat

dijadikan bahan pertimbangan untuk menerapkan program CSR, dan

hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk meningkatkan kinerja

keuangan perusahaan.

15

Page 31: Analisis Kinerja Keuangan Sebelum Dan Sesudah Menerapkan Csr

c. Bagi Para Akademis, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai

bahan perbandingan untuk penelitian-penelitian ilmiah yang lain atau

penelitian sejenis serta dapat menambah pengetahuan dan wawasan,

menambah pengalaman dalam mempraktekkan berbagai teori yang

pernah diterima selama kuliah terutama yang berhubungan dengan

manajemen keuangan.

16

Page 32: Analisis Kinerja Keuangan Sebelum Dan Sesudah Menerapkan Csr

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Pengukuran Kinerja

Arti kinerja adalah sesuatu yang dicapai, prestasi yang diperlihatkan

atau kemampuan kerja, sedangkan pengertian kinerja adalah suatu prestasi

yang diperlihatkan suatu perusahaan. Kinerja perusahaan adalah hasil dari

semua keputusan manajemen yang dilakukan secara terus menerus. Oleh

karena itu, untuk menilai kinerja perusahaan perlu mengkaitkannya dengan

kinerja kumulatif dan ekonomi dari keputusan-keputusan tersebut. Analisis

kinerja keuangan ini didasarkan pada data keuangan yang dipublikasikan

seperti tercermin dalam laporan keuangan yang dibuat sesuai dengan Prinsip-

Prinsip Akuntansi yang lazim digunakan (Christina, dkk 2001: 244).

Ada beberapa alternatif metode untuk menganalisis kinerja keuangan

yang biasa digunakan oleh perusahaan-perusahaan, antara lain : analisis

laporan keuangan (financial report), analisis arus kas (cash flow), neraca

(balance sheet), dan laporan rugi laba (income statement). Untuk mengukur

kinerja perusahaan dapat menggunakan beberapa indikator, salah satunya

indikatornya adalah menggunakan rasio keuangan. Analisis rasio-rasio

keuangan menjadi penting karena dapat digunakan sebagai alat ukur yang

akan menggambarkan kondisi dan prestasi yang dicapai oleh perusahaan

sekaligus akan menjawab pertanyaan kondisi perusahaan (Arifin, 2004: 8).

17

Page 33: Analisis Kinerja Keuangan Sebelum Dan Sesudah Menerapkan Csr

B. Laporan Keuangan

1. Pengertian Laporan Keuangan

Menurut Dewi Astuti (2004:29), ”Laporan Keuangan adalah segala

sesuatu yang menyangkut penggunaan informasi akuntansi untuk membuat

keputusan bisnis dan investasi”.

Sedangkan menurut Dermawan Sjahrial (2007:64), ”Laporan

Keuangan adalah suatu gambaran dari suatu perusahaan pada waktu tertentu

(biasanya 1 periode akuntansi) dan memberikan gambaran tentang kondisi

keuangan yang dicapai perusahaan dalam waktu tersebut.”

Menurut Bambang Riyanto (2001:261), ”Laporan Keuangan

(Financial Statement) memberikan ikhtisar mengenai keadaan finansial suatu

perusahaan, dimana neraca mencerminkan nilai aktiva, hutang dan modal

sendiri pada suatu saat tertentu, dan laporan laba rugi mencerminkan hasil-

hasil yang dicapai selama suatu periode tertentu biasanya meliputi periode

satu tahun.

Dari pengertian-pengertian tersebut bahwasannya laporan keuangan

yang utama adalah neraca dan laporan rugi laba. Tetapi sering kali di temukan

laporan-laporan keuangan lainnya, seperti (TotoPrihadi, 2007:110).

• Laporan Perubahan Modal

• Laporan Arus Kas

• Laba ditahan

• Laporan Sumber dan Penggunaan Dana

• Laporan Modal Kerja

18

Page 34: Analisis Kinerja Keuangan Sebelum Dan Sesudah Menerapkan Csr

2. Sifat Laporan Keuangan

Sebelum mengetahui sifat laporan keuangan dan untuk lebih memahami

sifat-sifat laporan keuangan maka perlu diketahui bahwa ada 3 (tiga) hal

dalam proses akuntansi (Kasmir, 2008:11), yakni:

a. Fakta yang dicacat (recorded fact), angka-angka atau jumlah-jumlah yang

tercantum dalam laporan rugi laba atau neraca merupakan kumpulan dan

ringkasan dari catatan historis, yakni catatan yang benar-benar terjadi pada

masa lampau/lalu.

b. Prinsip dan kebiasaan dalam akuntansi (accounting convertion &

postulate), untuk memudahkan pencatatan dalam proses akuntansi

berdasarkan anggapan-anggapan yang lazim (GAAP).

c. Pendapatan pribadi (personal judgment), contohnya : mencatat nilai

persediaan (dimana masalah dapat dipilih apakah dengan menggunakan

metode FIFO, LIFO, atau Average), menaksir umur aktiva, menentukan

metode penyusunan (apakah straight line method atau declining method,

dan dalam mencadangkan kerugian atas piutang apakah menggunakan

balance Sheet atau Income Approach).

Laporan keuangan dibuat oleh manajemen dengan maksud untuk

memberikan informasi dari posisi keuangan dan perubahan posisi keuangan

pada periode akuntansi sebagai hasil kegiatan usaha yang telah dilaksanakan

pada periode bersangkutan. Oleh karena itu, laporan keuangan memiliki 2

(dua) sifat, yaitu (Toto Prihadi,2007:7):

19

Page 35: Analisis Kinerja Keuangan Sebelum Dan Sesudah Menerapkan Csr

a. Historis, karena laporan merupakan akumulasi dari transaksi-transaksi

yang telah terjadi dalam suatu perusahaan pada masa yang bersangkutan.

b. Menyeluruh, karena merupakan akumulasi dari keseluruhan kegiatan usaha

yang diukur atau dinyatakan dengan satuan uang.

Laporan keuangan dibuat untuk menggambarkan perkembangan

kinerja suatu perusahaan. Dimana laporan keuangan bersifat historis dan

menyeluruh, yang dicatat berdasarkan fakta-fakta yang telah dicatat (recorded

fact), prinsip-prinsip kebiasaan atau anggapan-anggapan didalam akuntansi

(accounting convertion & postulate) dan pendapat pribadi (personal judment)

(Toto Prihadi,2007:7).

. 3. Jenis Laporan Keuangan

Menurut Brealey dkk (2008:56) laporan keuangan yang biasa

digunakan oleh perusahaan dalam menggambarkan kondisi keuangan dan

kinerja perusahaan adalah Neraca (Balance Sheet), laporan rugi laba (Income

Statement), dan laporan Arus Kas (cash Flow).

a. Neraca (Balance Sheet)

Menurut Toto Prihadi (2007:37), neraca (Balance Sheet) adalah

yang menggambarkan posisi keuangan perusahaan pada suatu waktu

tertentu, tentang aktiva, kewajiban, dan ekuitas para pemilik perusahaan.

Bentuk laporan mengikuti persamaan neraca sebagai berikut:

Aktiva = Kewajiban + Equitas pemegang saham.

Aktiva mewakili seluruh sumber daya yang dimiliki perusahaan. Di mana

aktiva terdiri dari 3 (tiga) kategori, yakni:

20

Page 36: Analisis Kinerja Keuangan Sebelum Dan Sesudah Menerapkan Csr

1) Aktiva Lancar (Current assets) yang terdiri atas kas, surat berharga

yang mudah dijual, piutang dagang, persediaan barang dagang serta

beban dibayar dimuka.

2) Aktiva Tetap atau jangka panjang (fixed or long term assets), yang

terdiri atas peralatan, bangunan, serta tanah, dan

3) Aktiva Lain (other assets), aktiva yang tidak termasuk dalam aktiva

lancar maupun tetap perusahaan, seperti hak paten, investasi jangka

panjang dalam surat berharga, dan goodwill.

Sedangkan kewajiban dan ekuitas pemegang saham (passiva)

menunjukkan bagaimana seluruh sumber daya perusahaan tersebut

didanai. Kewajiban (liabilities) mencakup kredit dari pemasok (kewajiban

dagang) atau pinjaman dari bank (termasuk wesel bayar atau hipotek).

Ekuitas pemegang saham terdiri dari investasi para pemegang saham

dalam perusahaan (nilai par + agio saham) serta saldo laba. Adapun

bentuk penyajian neraca dapat dilakukan dengan 2 (dua) bentuk, yaitu:

bentuk skontro dan bentuk stafel (Brealey dkk, 2008:56).

b. Laporan Rugi Laba (Income Statement)

Menurut Brealey dkk (2008:61) laporan Rugi Laba

menggambarkan pendapatan bersih (net income) perusahaan pada periode

tertentu. Laporan ini menunjukan pendapatan dari penjualan, berbagai

biaya, dan laba yang diperoleh oleh perusahaan selama periode tertentu.

21

Page 37: Analisis Kinerja Keuangan Sebelum Dan Sesudah Menerapkan Csr

c. Laporan Arus Kas (Cash Flow)

Dan menurut Brealey dkk (2008:56) Laporan Arus Kas merupakan

laporan keluar masuknya kas/dana. Informasi yang digunakan pada

laporan ini dari neraca dan laporan rugi laba untuk menggambarkan

sumber dan penggunaan kas pada periode tertentu dalam perusahaan.

Menurut Toto Prihadi (2007:68) Terdapat 3 (tiga) kelompok utama

dalam menghasilkan arus kas, yaitu:

1) Arus Kas Operasional, arus kas dihasilkan dari pengumpulan kas yang

berasal dari konsumen, pembayaran kepada pemasok, arus kas keluar

dari kegiatan operasi lainnya, seperti beban pemasaran dan

administrasi, serta pembayaran bunga dan pembayaran tunai untuk

pajak.

2) Arus Kas investasi, arus kas yang dikeluarkan untuk investasi, seperti

pembelian aktiva tetap, aktiva lancar, dan hak paten.

3) Arus Kas Transaksi Pendanaan, arus kas yang berkaitan dengan

pendanaan, termasuk semua arus kas baik masuk (inflow) maupun

keluar (outflow) kepada ataupun dari para investor perusahaan, baik

pemberi pinjaman maupun pemilik.

4. Pihak-Pihak Yang Membutuhkan Laporan Keuangan

Adapun pihak-pihak yang membutuhkan informasi laporan

keuangan adalah (Toto Prihadi, 2007:5):

22

Page 38: Analisis Kinerja Keuangan Sebelum Dan Sesudah Menerapkan Csr

a. Para pemilik perusahaan, yang berguna untuk menilai hasil kerja,

sukses atau tidaknya manajer yang diberi kepercayaan oleh pemegang

saham dalam mengendalikan perusahaan.

b. Manajer perusahaan, dimana untuk menyusun suatu rencana dan

kebijakan yang lebih baik, memperbaiki kepemimpinan yang lalu dan

lain sebagainya.

c. Investor, Bankers dan kreditor, untuk menentukan prospek keuntungan

perusahaan di masa yang akan datang, mengetahui jaminan kerja

investasinya, kondisi kerja pimpinan perusahaan dan kondisi keuangan

baik jangka pendek maupun jangka panjang.

d. Pemerintah, dimana untuk kepentingan pajak, dan masalah-masalah

tenaga kerja serta kebijaksanaan lain yang dapat menunjang peningkatan

ekonomi secara nasional.

C. Rasio Keuangan

1. Pengertian Rasio Keuangan

Menurut Bambang Riyanto (2001:263), ”Rasio Keuangan adalah alat

yang dinyatakan dalam ”Arithmatical Term” yang digunakan untuk

menjelaskan hubungan antara dua macam data finansial.”

Rasio Keuangan merupakan alat utama untuk menganalisis keuangan.

Analisis rasio keuangan merupakan instrumen analisis prestasi perusahaan

yang menjelaskan berbagai hubungan dan indikator keuangan yang ditunjukan

untuk menunjukan perubahan dalam kondisi keuangan atau prestasi dimasa

lalu dan membantu menggambarkan trend pola perubahan tersebut, kemudian

23

Page 39: Analisis Kinerja Keuangan Sebelum Dan Sesudah Menerapkan Csr

menunjukan resiko dan peluang yang melekat pada perusahaan yang

bersangkutan. Makna dan kegunaan rasio keuangan dalam praktek bisnis pada

kenyataannya bersifat subyektif tergantung kepada untuk apa suatu analisis

dilakukan dalam konteks apa analisis tersebut diaplikasikan. Dari pengertian

tersebut, bahwa analisis rasio merupakan suatu metode perhitungan untuk

menilai kinerja keuangan dan status suatu perusahaan (Arifin, 2004: 7).

2. Jenis Rasio Keuangan

Menurut Harahap Sofyan (2008:301), ada beberapa rasio keuangan

yang sering digunakan antara lain adalah:

a. Rasio Likuiditas

Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan dalam memenuhi

seluruh kewajibannya yang sudah jatuh tempo. Menurut Harahap Sofyan

(2008:301), pengertian likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk

menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya. Menurut Suad Husnan dan Enny

Pudjiastuti, rasio likuiditas mengukur kemampuan perusahaan untuk

memenuhi kewajiban keuangan jangka pendek.

Menurut Johar Arifin (2004:8), rasio likuiditas mengukur kemampuan

perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial jangka pendek. Rasio yang

mungkin digunakan adalah Modal kerja Netto dengan total aktiva, jadi,

likuiditas merupakan kemampuan perusahaan dalam memenuhi segala

kewajibannnya yang sudah jatuh tempo dengan menggunakan pembayaran

yang likuid. Alat-alat likuid ini merupakan suatu kekuatan untuk membayar

24

Page 40: Analisis Kinerja Keuangan Sebelum Dan Sesudah Menerapkan Csr

utang-utang jangka pendek, maka perusahaan itu dalam keadaan likuid. Rasio

likuiditas dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

%100x

lancarngtahulancaraktiva

likuiditas =

Ada beberapa rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat likuiditas

perusahaan antara lain adalah Current Ratio, Cash Ratio, dan Quick (Acid test)

Ratio (Toto Prihadi, 2007:118).

Current ratio atau Rasio Lancar adalah perbandingan antara jumlah aktiva

lancar (current ratio) dengan hutang lancar (current liabilities). Current

ratio merupakan ukuran yang sangat berharga untuk mengukur

kesanggupan suatu perusahaan untuk memenuhi current obligation-nya.

Perhitungan rasio ini bertujuan untuk mengetahui sampai seberapa jauh

sebenarnya jumlah aktiva lancar perusahaan dapat menjamin utang kepada

kreditur jangka pendek. Semakin tinggi rasio berarti semakin terjamin

utang-utang perusahaan kepada kreditor. Current Ratio dapat dihitung

dengan rumus sebagai berikut :

%100x

sLiabilitieCurrentAssetCurrentRatio =Current

Cash Ratio (Ratio of Immediate Solvency) adalah kemampuan perusahaan

untuk menunjukan kemampuan perusahaan untuk membayar hutang yang

harus dipenuhi dengan menggunakan kas atau setara dengan kas, misalnya

surat berharga yang dapat segera diuangkan. Rasio ini untuk mengukur

25

Page 41: Analisis Kinerja Keuangan Sebelum Dan Sesudah Menerapkan Csr

jumlah kas tersedia dibanding dengan utang lancar. Cash Ratio di hitung

dengan rumus :

%100xsLiabilitie

EfekCash+Current

RatioCash =

Quick Ratio merupakan Rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan

dalam membayar hutang yang harus segera dilunasi dengan aktiva lancar

yang lebih likuid tanpa memperhitungkan persediaan yang telah jatuh

tempo. Quick Ratio di hitung dengan rumus :

%100Re xsLiabilitie

b. Rasio Aktivitas (Activity Ratio)

Rasio aktivitas menunjukkan sejauh mana efisiensi perusahaan dalam

menggunakan asset-asset untuk memperoleh penjualan. Rasio Aktivitas

mengukur tingkat efektivitas penggunaan asset perusahaan. Rasio ini juga

sering disebut rasio perputaran atau turnover. Secara umum semakin tinggi

perputaran berarti semakin efektif tingkat penggunaan asset perusahaan. (Toto

Prihadi, 2007:115).

Adapun Ratio aktivitas ini dapat dihitung dengan menggunakan

rumus-rumus berikut ini :

CurrentceivableAccountEfekCashQuickRatioQuick + +

=

26

Page 42: Analisis Kinerja Keuangan Sebelum Dan Sesudah Menerapkan Csr

AssetFixedNetSalesTurnoverAsset =Fixed

x100%

AssetTotalNetSalesTurnoverAssetTotal = x100%

c. Rasio Solvabilitas (Solvency Ratio)

Rasio Solvabilitas (Solvency Ratio) bisa dikenal juga dengan istilah

Ratio Leverage. Menurut Harahap Sofyan (2008:303), Rasio Solvabilitas

menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka

panjangnya atau kewajiban-kewajibannya apabila perusahaan dilikuidasi.

Menurut Toto Prihadi (2007:123), Rasio Solvabilitas (Leverage Ratio)

adalah rasio hubungan antara utang aset dan resiko. Rasio ini menunjukkan

kapasitas perusahaan untuk memenuhi kewajiban baik jangka pendek maupun

jangka panjang. Menurut Bambang Riyanto (2001:331), Rasio Solvabilitas

adalah rasio-rasio yang dimaksudkan untuk mengukur sampai berapa jauh

aktiva perusahaan dibiayai dengan utang (debt to total asset ratio). Sedangkan

menurut Martono, Ratio Leverage merupakan rasio hutang dengan total

aktiva. Dalam hal ini, maka rasio tersebut menunjukan proporsi hutang yang

dipergunakan untuk membiayai perusahaan.

Tujuan dari rasio solvabilitas merupakan tujuan jangka pendek

maupun jangka panjang perusahaan dalam arti untuk mengantisipasi agar

investor dan pihak-pihak yang berpiutang pada suatu perusahaan dapat

27

Page 43: Analisis Kinerja Keuangan Sebelum Dan Sesudah Menerapkan Csr

menarik dananya dengan baik bila suatu perusahaan harus dibubarkan atau

dilikuidasi. Rasio solvabilitas akan sangat berpengaruh pada resiko tingkat

kreditur pada suatu perusahaan, oleh karena itu mempunyai tingkat

solvabilitas lebih dari 100% dapat dikatakan perusahaan itu cukup solvable,

karena apabila perusahaan terpaksa harus dilikuidasi maka akan dapat

membayar hutang-hutang jangka pendek maupun jangka panjang. Dasar

pendekatannya adalah neraca atau laba rugi. Perhitungan rasio ini dengan

mengunakan rumus berikut:

%100xAssetTotal

sLiabilitieTotalRatioDebt =

d. Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio)

Menurut Johar Arifin (2004:13), rasio profitabilitas merupakan rasio

ynag digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh

laba dengan menggunakan modal tertentu. Profitabilitas dianggap sebagai alat

yang valid dalam mengukur hasil pelaksanaan operasi perusahaan, karena

profitabilitas merupakan alat pembandingan pada berbagai alternatif investasi

yang sesuai dengan tingkat risiko. Semakin besar risiko investasi, diharapkan

profitabilitas yang diperoleh semakin tinggi pula.

Menurut Harahap Sofyan (2008:304) Profitabilitas adalah kemampuan

perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber yang

ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang,

dan sebagainya.

28

Page 44: Analisis Kinerja Keuangan Sebelum Dan Sesudah Menerapkan Csr

Menurut Toto Prihadi (2007:119), Profitabilitas adalah kemampuan

menghasilkan laba. Dalam analisis rasio, kemampuan menghasilkan laba

dapat dikaitkan dengan penjualan, aset, atau modal Adapun perhitungan Rasio

Profitabilitas ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus-rumus berikut :

%100Re xEBITAssetOn =

AssetTotalturn

EquitysrStockholdeIncomeNetEquityonturn

'Re = x100%

e. Rasio Pertumbuhan (Growth Ratio)

Rasio Pertumbuhan digunakan untuk mengukur seberapa baik

perusahaan dalam mempertahankan posisi ekonominya dalam pertumbuhan

ekonomi secara keseluruhan dan industri. Sehingga yang dimaksud

pertumbuhan dalam hal ini adalah pertumbuhan yang timbul sebagai

pencerminan produktivitas perusahaan. Menurut Harahap Sofyan (2008:309),

Rasio Pertumbuhan adalah rasio yang menggambarkan persentasi

pertumbuhan pos-pos perusahaan dari tahun ke tahun. Salah satu bagian dari

rasio ini adalah rasio Earning Per Share (EPS). Rasio ini sering kali disebut

pula sebagai jumlah kali dari pembelian hasil lancar dengan harga pasar.

Jadi, Earning Per Share (EPS) adalah pendapatan bersih dengan

jumlah saham yang dikeluarkan. EPS menunjukkan kemampuan perusahaan

untuk mendistribusikan pendapatan kepada pemegang saham. Semakin tinggi

kemampuan perusahaan untuk mendistribisikan pendapatan kepada pemegang

29

Page 45: Analisis Kinerja Keuangan Sebelum Dan Sesudah Menerapkan Csr

saham, mencerminkan semakin besar keberhasilan usaha yang dijalankan.

EPS perusahaan digunakan untuk mengukur pendapatan yang dapat dinikmati

pemegang saham setelah dikurangi pajak (Toto Prihadi,2007:125).

Laba merupakan alat pengukur utama kesuksesan suatu perusahaan,

namun dianalisis harus menghubungkan laba dengan total aktiva dan equitas

saham biasa untuk menghindari adanya kerancuan. Penentuan EPS adalah

pengembalian atas equitas pemegang saham dan nilai buku perlembar saham.

Tujuan perhitungan EPS adalah untuk melihat progress dari operasi

perusahaan, menentukan harga saham dan menentukan besarnya deviden yang

akan dibagikan. Pada umumnya pemegang saham tertarik pada EPS yang

besar karena hal ini merupakan salah satu indikator keberhasilan suatu

perusahaan. Dengan demikian EPS adalah pendapatan bersih yang diperoleh

dari setiap jumlah lembar saham yang beredar dengan tujuan untuk melihat

progress dari operasi perusahaan yang menentukan harga pasar saham dan

menentukan besarnya deviden yang akan dibagikan. EPS dapat di hitung

dengan rumus(Harahap, 2008:309) :

%100x

beredaryangsahambersihLabaEPS=

Jumlah

f. Rasio Nilai Pasar (Market Value Ratio)

Menurut Dewi astuti (2004:38), Rasio Nilai Pasar adalah sekumpulan

rasio yang menghubungkan harga saham perusahaan dengan laba dan nilai

buku per saham. Sedangkan menurut Toto Prihadi (2007:125), rasio ini untuk

mengetahui hubungan antara harga saham terhadap laba dan nilai buku saham.

30

Page 46: Analisis Kinerja Keuangan Sebelum Dan Sesudah Menerapkan Csr

Rasio ini juga digunakan untuk indikasi investor dalam melihat masa lalu dan

prospek di masa depan.

Rasio nilai pasar merupakan ukuran yang paling lengkap tentang

prestasi perusahaan, karena mencerminkan rasio resiko dan rasio

pengembalian. Salah satu bagian dari rasio ini adalah price book value (PBV).

Rasio PBV digunakan untuk mengetahui seberapa besar harga saham yang ada

di pasar dibandingkan dengan nilai buku sahamnya (Sofyan Harahap,

2008:311). Semakin tinggi resiko ini semakin besar tambahan wealth

(kekayaan) yang dimiliki oleh pemilik kekayaan.

3. Cara Menganalisis Rasio Keuangan

Menurut bambang Riyanto (2001:236), “cara menganalisis rasio

keuangan dilakukan dengan menggunakan 2 (dua) cara perbandingan, yaitu:

1. Membandingkan rasio sekarang (Present Ratio) dengan rasio-rasio dari

waktu-waktu yang lalu (Rasio historis) atau dengan rasio-rasio yang

diperkirakan untuk waktu-waktu yang akan datang dari perusahaan yang

sama.

2. Membandingkan rasio-rasio dari suatu perusahaan (company Ratio)

dengan rasio-rasio semacam dari perusahaan lain yang sejenis atau industri

untuk waktu yang sama. Dengan membandingkan rasio perusahaan dengan

rasio industri akan dapat diketahui apakah perusahaan yang bersangkutan

dalam aspek finansial tertentu berada diatas rata-rata industri (above

average) atau sebaliknya below average.

31

Page 47: Analisis Kinerja Keuangan Sebelum Dan Sesudah Menerapkan Csr

D. Tata Kelola Perusahaan (Corporate Governance)

1. Latar Belakang Tata Kelola Perusahaan Di Indonesia

Perusahaan membutuhkan modal untuk menjalankan aktivitas

operasionalnya. Modal ini dapat berasal dari pinjaman melalui hutang atau

melalui penjualan saham. Oleh karena itu, perusahaan harus memastikan

kepada pemberian dana bahwa dana tersebut digunakan sesuai dengan

perjanjian dan seefisien mungkin. Intinya manajemen akan melakukan yang

terbaik bagi perusahaan. Dengan adanya sistem tata kelola perusahaan

(Corporate Governance) manajemen dapat memberikan kepastian tersebut.

Sistem tata kelola perusahaan yang baik dapat memberikan perlindungan

efektif kepada para pemegang saham dan pihak kreditor sehingga mereka

yakin dapat memperoleh kembali investasinya dengan wajar dan bernilai

tinggi. Oleh karena itu, sistem tersebut harus juga membantu menciptakan

lingkungan yang kondusif terhadap pertumbuhan sektor usaha yang efisien

dan berkesinambungan (forum for governence in indonesia dalam Daniri,

2006:4).

Konsep tata kelola perusahaan mulai dikenal setelah terjadinya krisis

ekonomi pada tahun 1997-1998. Tata kelola perusahaan yang pernah

dikatakan sebagai salah satu penyebab krisis yang telah membuat banyak

masyarakat menderita (Kiroyan, 2006). Mulai dari harga-harga yang

meningkat drastis sampai krisis kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah

yang dirasa tidak mampu melakukan perubahan kearah yang lebih baik.

32

Page 48: Analisis Kinerja Keuangan Sebelum Dan Sesudah Menerapkan Csr

Atas dasar inilah pada bulan Agustus 1999 didirikanlah komite

nasional kebijakan Corporate Governance dengan Surat MenkoEKUIN.

Kemudian, pada bulan maret 2001 untuk pertama kalinya diterbitkan pedoman

Good Corporate Governance (Kiroyan, 2006). Sedangkan menurut Syakhroza

(2002) terdapat beberapa pemacu keburukan tata kelola perusahaan, antara

lain:

• Perubahan lingkungan yang sangat cepat dan berdampak pada perubahan

peta kompetisi pasar global. Kompetisi ini terus meningkat karena dipacu

oleh kecanggihan teknologi dan deregulasi ekonomi dan pada gilirannya

memberikan implikasi terhadap eksistensi perusahaan melalui privatisasi

dan restrukturisasi.

• Semakin banyak dan kompleksnya pihak-pihak yang berkepentingan

dengan perusahaan termasuk kompleksnya pola struktur kepemimpinan

sehingga berimplikasi terhadap manajemen pemangku kepentingan.

2. Definisi Tata Kelola Perusahaan (Corporate Governance)

Istilah Corporate Governance dapat didefinisikan dari berbagai

disiplin ilmu (Turnbull, 2000 dalam Tim study penerapan Prinsip-prisip

OECD 2004, Bapepam, 2006); misalnya hukum, pisikologi, ekonomi,

manajemen, keuangan, akuntansi, filsafat bahkan dalam disiplin ilmu agama.

Oleh karena itu, seringkali kita melihat beberapa pakar mendenifisikan

Corporate Governance secara eksplisit berbeda. Adapun beberapa definisi

Corporate Governance yang dapat dihimpun dari berbagai sumber antara lain

sebagai berikut :

33

Page 49: Analisis Kinerja Keuangan Sebelum Dan Sesudah Menerapkan Csr

Menurut Sir Adrian Cadbury dalam Daniri (2006:7) “Global

Corporate Governance Forum – World Bank, 2000”, menjelaskan Corporate

Governance sebagai berikut: "Corporate Governance is concerned with

holding the balance between economic and social goals and between

individual and communal goals. The corporate governance framework is there

to encourage the efficient use of resources and equally to require

accountability for the stewardship of those resources. The aim is to align as

nearly as possible the interests of individuals, corporations and society" .

Penjelasan ini menekankan bahwa Corporate Governance merupakan

keseimbangan antara tujuan ekonomi dan tujuan sosial serta tujuan individu

dan tujuan komunitas. Disamping itu juga menekankan akuntabilitas dalam

pengelolaan segala sumber daya yang memperhatikan seluruh kepentingan

baik individu, perusahaan dan masyarakat.

Menurut Shann Turnbull (2000 Turnbull, 2000 dalam Tim study

penerapan Prinsip-prisip OECD 2004, Bapepam, 2006) mendefinisikan

Corporate Governance sebagai berikut: “Corporate Governance describes all

the the influences affecting the institutional processes including those for

appointing the controllers and/or regulators, involved in organizing the

production and sale of goods and services”.

Turnbull lebih menekankan bagaimana melakukan tata kelola dalam

sebuah organisasi dengan memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi

kepada proses organisasi dalam rangka menghasilkan dan menjual barang atau

jasa. Disamping itu, Turnbull juga berpendapat bahwa penunjukkan

34

Page 50: Analisis Kinerja Keuangan Sebelum Dan Sesudah Menerapkan Csr

“controllers dan regulators” merupakan juga substansi penting dalam

membangun Good Corporate Governance.

Sedangkan Achmad Syakhroza (2002) mendefinisikan Corporate

Governance secara lebih gamblang, mudah dan jelas dimana ia mengatakan

bahwa: “Corporate Governance adalah suatu sistem yang dipakai “Board”

untuk mengarahkan dan mengendalikan serta mengawasi (directing,

controlling, and supervising) pengelolaan sumber daya organisasi secara

efisien, efektif, ekonomis, dan produktif – E3P dengan prinsip-prinsip

transparan, accountable, responsible, independent, dan fairness – TARIF -

dalam rangka mencapai tujuan organisasi”.

Kemudian definisi Corporate Governance sesuai dengan Surat

Keputusan Menteri BUMN No. Kep-117/M-MBU/2002 tanggal 31 Juli 2002

tentang penerapan praktik GCG pada BUMN adalah: “Suatu proses dan

struktur yang digunakan oleh organ BUMN untuk meningkatkan keberhasilan

usaha dan akuntabilitas perusahaan guna mewujudkan nilai pemegang saham

dalam jangka panjang dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholder

lainnya, berlandaskan peraturan perundangan dan nilai-nilai etika”.

Definisi ini menekankan pada keberhasilan usaha dengan

memperhatikan akuntabilitas yang berlandaskan pada peraturan perundangan

dan nilai-nilai etika serta memperhatikan stakeholders yang tujuan jangka

panjangnya adalah untuk mewujudkan dan meningkatkan nilai pemegang

saham.

35

Page 51: Analisis Kinerja Keuangan Sebelum Dan Sesudah Menerapkan Csr

Organization of Economic Cooperation and Development (OECD)

mendefiniskan Corporate Governance sebagai berikut: “Corporate

Governance is the system by which business corporations are directed and

controlled. The Corporate Governance structure specifies the distribution of

the right and responsibilities among different participants in the corporation,

such as the board, managers, shareholders, and other stakeholders, and spells

out the rules and procedures for making decisions on corporate affairs. By

doing this, it also provides this structure through which the company

objectives are set, and the means of attaining those objectives and monitoring

performance”.

OECD melihat Corporate Governance sebagai suatu sistem dimana

sebuah perusahaan atau entitas bisnis diarahkan dan diawasi. Sejalan dengan

itu, maka struktur dari Corporate Governance menjelaskan distribusi hak-hak

dan tanggung jawab dari masing-masing pihak yang terlibat dalam sebuah

bisnis, yaitu antara lain Dewan Komisaris dan Direksi, Manajer, Pemegang

saham, serta pihak-pihak lain yang terkait sebagai stakeholders. Selanjutnya,

struktur dari Corporate Governance juga menjelaskan bagaimana aturan dan

prosedur dalam pengambilan dan pemutusan kebijakan sehingga dengan

melakukan itu semua maka tujuan perusahaan dan pemantauan kinerjanya

dapat dipertangungjawabkan dan dilakukan dengan baik.

3. Perkembangan Konsep Corporate Governance

Selama 10 (sepuluh) tahun terakhir ini, istilah Good Corporate

Governance (GCG) kian populer. Tak hanya populer, tetapi istilah tersebut

36

Page 52: Analisis Kinerja Keuangan Sebelum Dan Sesudah Menerapkan Csr

juga ditempatkan di posisi terhormat. Hal itu, setidaknya terwujud dalam 2

(dua) keyakinan yang pertama, GCG merupakan salah satu kunci sukses

perusahaan untuk tumbuh dan menguntungkan dalam jangka panjang,

sekaligus memenangkan persaingan bisnis global, terutama bagi perusahaan

yang telah mampu berkembang sekaligus menjadi terbuka. Kedua, krisis

ekonomi dunia di kawasan Asia dan Amerika Latin yang diyakini muncul

karena kegagalan penerapan GCG. Di antaranya, Sistem Regulatory yang

payah, Standar Akuntansi dan Audit yang tidak konsisten, praktek perbankan

yang lemah, serta pandangan Board of Directors (BOD) yang kurang peduli

terhadap hak hak pemegang saham minoritas (Daniri, 2006:3).

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka tidak mengherankan jika

selama dasawarsa 1990-an, tuntutan terhadap penerapan GCG secara

konsisten dan komprehensif datang secara beruntun. Mereka yang

menyuarakan hal itu di antaranya adalah berbagai lembaga investasi baik

domestik maupun mancanegara, termasuk institusi sekaliber World Bank,

IMF, OECD, dan APEC. Dengan melontarkan beberapa prinsip umum dalam

Corporate Governance seperti fairness, transparency, accountability,

stakeholder concern, dapat disimpulkan bahwa penerapan GCG diyakini akan

menolong perusahaan dan perekonomian negara yang sedang tertimpa krisis

bangkit menuju ke arah yang lebih sehat, maju, mampu bersaing, dikelola

secara dinamis serta profesional. Ujungnya adalah dayasaing yang tangguh,

yang diikuti pulihnya kepercayaan investor. Sangat jelas bahwa perhatian

terhadap corporate governance belakangan ini terutama dipicu oleh skandal

37

Page 53: Analisis Kinerja Keuangan Sebelum Dan Sesudah Menerapkan Csr

spektakuler perusahaan-perusahaan publik di Amerika dan Eropa, seperti

Enron, Worldcom, Tyco, London & Commonwealth, Poly Peck, Maxwell,

dan lain-lain (Daniri, 2006:4).

Dalam tim studi pengkajian prinsip-prinsip OECD 2004, Cadbury

Report (UK) dan Treadway Report (US) secara mendasar menyebutkan bahwa

keruntuhan perusahaan-perusahaan publik tersebut dikarenakan oleh

kegagalan strategi maupun praktik curang dari manajemen puncak yang

berlangsung tanpa terdeteksi dalam waktu yang cukup lama karena lemahnya

pengawasan yang independen oleh Corporate Boards. Isu Corporate

Governance itu sendiri muncul sejak diperkenalkannya pemisahan antara

kepemilikan dan pengelolaan perusahaan. Namun, istilah Corporate

Governance itu sendiri secara eksplisit muncul pertama kali pada tahun 1984

dalam tulisan Robert I. Tricker berjudul “Corporate Governance – Practices,

Procedures, and Power in British Companies and Their Board of Directors”.

Di dalam bukunya tersebut Tricker memandang Corporate Governance

memiliki 4 (empat) kegiatan utama, kegiatan utama itu adalah :

a. Direction, formulating the strategic direction from the future of the

enterprise in the long term.

b. Executive action, involvement in crucial executive decisions.

c. Supervision, monitoring and oversight of management performance.

d. Accountability, recognizing responsibilities to those making legitimate

demand for accountability.

38

Page 54: Analisis Kinerja Keuangan Sebelum Dan Sesudah Menerapkan Csr

Sedangkan dalam konsep Corporate Governance terdapat 2 (dua) teori

utama yang terkait yaitu stewardship theory dan agency theory (Mas Achmad

Daniri, 2006:5). Stewardship theory dibangun diatas asumsi filosofis

mengenai sifat manusia yakni bahwa manusia pada hakekatnya dapat

dipercaya, mampu bertindak dengan penuh tanggung jawab, memiliki

integritas, dan kejujuran terhadap pihak lain. Inilah yang tersirat dalam

hubungan fidusia yang dikehendaki para pemegang saham. Dengan kata lain,

stewardship theory memandang manajemen sebagai dapat dipercaya untuk

bertindak dengan sebaik-baiknya bagi kepentingan publik pada umumnya

maupun shareholders pada khususnya. Sementara itu, agency theory yang

dikembangkan oleh Michael Johnson, seorang professor dari Harvard,

memandang bahwa manajemen perusahaan sebagai ‘agents’ bagi para

pemegang saham, akan bertindak dengan penuh kesadaran bagi

kepentingannya sendiri, bukan sebagai pihak yang arif dan bijaksana serta adil

terhadap pemegang saham sebagaimana diasumsikan dalam stewardship

model. Bertentangan dengan stewardship theory, agency theory memandang

bahwa manajemen tidak dapat dipercaya untuk bertindak dengan sebaik-

baiknya bagi kepentingan publik pada umumnya maupun shareholders pada

khususnya.

Dalam perkembangan selanjutnya, agency theory mendapat respons

lebih luas karena dipandang lebih mencerminkan kenyataan yang ada.

Berbagai pemikiran mengenai Corporase Governance berkembang dengan

bertumpu pada agency theory dimana pengelolaan perusahaan harus diawasi

39

Page 55: Analisis Kinerja Keuangan Sebelum Dan Sesudah Menerapkan Csr

dan dikendalikan untuk memastikan bahwa pengelolaan dilakukan dengan

penuh kepatuhan kepada berbagai peraturan dan ketentuan yang berlaku.

Upaya ini menimbulkan apa yang disebut sebagai agency costs, yang menurut

teori ini harus dikeluarkan sedemikian rupa sehingga biaya untuk mengurangi

kerugian yang timbul karena ketidakpatuhan setara dengan peningkatan biaya

enforcement-nya. Agency costs ini mencakup biaya untuk pengawasan oleh

pemegang saham; biaya yang dikeluarkan oleh manajemen untuk

menghasilkan laporan yang transparan, termasuk biaya audit yang independen

dan pengendalian internal, serta biaya yang disebabkan karena menurunnya

nilai kepemilikan pemegang saham sebagai bentuk ‘bonding expenditures’

yang diberikan kepada manajemen dalam bentuk opsi dan berbagai manfaat

untuk tujuan menyelaraskan kepentingan manajemen dengan pemegang

saham.

4. Prinsip-Prinsip OECD 2004 Mengenai Corporate Governance

Prinsip-prinsip OECD 2004 mengenai Coporate Governance ini

menjadi acuan masyarakat internasional dalam pengembangan Corporate

Governance, namun OECD menjelaskan tidak satu modal pengembangan

Corporate Governance yang cocok untuk semua negara, masing-masing

negara memiliki karakteristik yang berbeda. Salah satu contoh adalah

perbedaan sistem yang digunakan dalam perusahaan. Beberapa negara

menggunakan one tier system dimana pengawas perusahaan disebut “Board”

dan pengurus perusahaan disebut “Key Executives”. Sementara itu banyak

juga negara yang menggunakan two tier system dimana pengawasan

40

Page 56: Analisis Kinerja Keuangan Sebelum Dan Sesudah Menerapkan Csr

perusahaan dilakukan oleh “Board of Commisoner” dan pengurusan

perusahaan dilakukan oleh “Directors”. Oleh karena itu, penerjemahan yang

dilakukan dalam studi ini adalah mengikuti sistem dimana Indonesia

menggunakan two tier system, sehingga istilah “Board” dalam OECD

diartikan sebagai “Dewan Komisaris, dan “Key Executives” sebagai

“Direksi”.

Secara umum terdapat 6 (enam) prinsip Corporate Governance dalam

Prinsip-prinsip OECD 2004 mengenai Corporate Governance. Keenam

prinsip ini menjelaskan hal-hal yang mencakup, kerangka dasar Corporate

Governance, hak pemegang saham, kesetaraan perlakuan pemegang saham,

peranan stakeholders, keterbukaan dan transparansi, serta tanggung jawab

dewan komisaris (Tim studi pengkajian prinsip-prinsi OECD 2004, 2006).

Keenam prinsip-prinsip OECD 2004 mengenai Corporate Governance itu

dapat dijelaskan sebagai berikut :

• Prinsip I: Menjamin Kerangka Dasar Corporate Governance yang Efektif

Prinsip I OECD ini menekankan pada hal-hal untuk memastikan

bahwa dasar atau basis bagi pengembangan kerangka Corporate Governance

yang efektif. Secara umum prinsip I menyatakan bahwa “Corporate

Governance harus dapat mendorong terciptanya pasar yang transparan dan

efisien, sejalan dengan perundangan dan peraturan yang berlaku, dan dapat

dengan jelas memisahkan fungsi dan tanggungjawab otoritas-otoritas yang

memiliki pengaturan, pengawasan, dan penegakan hukum”. Dalam rangka

41

Page 57: Analisis Kinerja Keuangan Sebelum Dan Sesudah Menerapkan Csr

memastikan terciptanya kerangka Corporate Governance yang efektif

diperlukan kerangka hukum yang efektif.

Selanjutnya, pengaturan dan kelembagaan yang ada juga harus dapat

menjamin semua pihak dalam menjalankan kegiatannya. Kerangka Corporate

Governance ini biasanya mengandung unsur-unsur perundang-undangan,

peraturan pelaksana, peraturan lain yang disusun berdasarkan aturan Self-

Regulatory, komitmen-komitmen antar pihak yang disepakati, dan paktik

bisnis yang lazim di suatu negara atau wilayah. Selanjutnya, unsur-unsur

tersebut sangat dipengaruhi oleh keadaan suatu negara terkait dengan sejarah

dan budaya negara tersebut. Oleh karena itu, kerangka Corporate Governance

ini tentunya juga akan memerlukan penyesuaian berdasarkan keadaan dan

latar belakang negara yang bersangkutan.

Bagi negara yang akan menerapkan prinsip-prinsip Corporate

Governance perlu kiranya memperhatikan hal-hal tersebut di atas. Hal ini,

bertujuan untuk menjaga dan memperkuat kontribusi kepada integritas pasar

dan kinerja ekonomi secara umum.

• Prinsip II: Hak-hak Pemegang Saham dan Fungsi-fungsi Penting

Kepemilikan Saham

Prinsip Corporate Governance yang kedua dari OECD pada dasarnya

mengatur mengenai Hak-hak Pemegang Saham dan fungsi-fungsi kepemilikan

saham. Hal ini terutama mengingat investor saham dari suatu perusahaan

publik, memiliki hak-hak khusus seperti saham tersebut dapat dibeli, dijual

ataupun ditransfer. Pemegang saham tersebut juga berhak atas keuntungan

perusahaan sebesar porsi kepemilikannya. Selain itu, kepemilikan atas suatu

42

Page 58: Analisis Kinerja Keuangan Sebelum Dan Sesudah Menerapkan Csr

saham mempunyai hak atas semua informasi perusahaan dan mempunyai hak

untuk mempengaruhi jalannya perusahaan melalui Rapat Umum Pemegang

Saham (RUPS).

• Prinsip III: Perlakuan yang sama terhadap Pemegang Saham

Pada prinsip ke-3 ini ditekankan perlunya persamaan perlakuan kepada

seluruh pemegang saham termasuk pemegang saham minoritas dan pemegang

saham asing. Prinsip ini menekankan pentingnya kepercayaan investor di

pasar modal. Untuk itu, industri pasar modal harus dapat melindungi investor

dari perlakuan yang tidak benar yang mungkin dilakukan oleh manajer, dewan

komisaris, dewan direksi atau pemegang saham utama perusahaan. Pada

praktiknya pemegang saham utama perusahaan mempunyai kesempatan yang

lebih banyak untuk memberikan pengaruhnya dalam kegiatan operasional

perusahaan.

Dari praktik ini, seringkali transaksi yang terjadi memberikan manfaat

hanya kepada pemegang saham utama atau bahkan untuk kepentingan direksi

dan komisaris. Dari kemungkinan terjadinya usaha-usaha yang dapat

merugikan kepentingan investor, baik lokal maupun asing, maka prinsip ini

menyatakan bahwa untuk melindungi investor, perlu suatu informasi yang

jelas mengenai hak dari pemegang saham, seperti hak untuk memesan efek

terlebih dahulu, hak pemegang saham utama untuk memutuskan suatu

keputusan tertentu, dan hak untuk mendapatkan perlindungan hukum jika

suatu saat terjadi pelanggaran atas hak pemegang saham tersebut.

43

Page 59: Analisis Kinerja Keuangan Sebelum Dan Sesudah Menerapkan Csr

• Prinsip IV: Peranan Stakeholders dalam Corporate Governance

Prinsip IV (keempat) OECD ini membahas mengenai peranan

Stakeholders dalam Corporate Governance (CG). Secara umum, prinsip ini

menyatakan bahwa: “Kerangka Corporate Governance harus mengakui hak

stakeholders yang dicakup oleh perundang-undangan atau perjanjian (mutual

agreements) dan mendukung secara aktif kerjasama antara perusahaan dan

stakeholders dalam menciptakan kesejahteraan, lapangan pekerjaan, dan

pertumbuhan yang bekesinambungan (sustainibilitas) dari kondisi keuangan

perusahaan yang dapat diandalkan”.

Pernyataan di atas dapat dijelaskan sebagai berikut: para pemangku

kepentingan (stakeholder) seperti investor, karyawan, kreditur dan pemasok

memiliki sumberdaya yang dibutuhkan oleh perusahaan. Sumberdaya yang

dimiliki oleh stakeholder tersebut harus dialokasikan secara efektif untuk

meningkatkan efisiensi dan kompetisi perusahaan dalam jangka panjang.

Alokasi yang efektif dapat dilakukan dengan cara memelihara dan

mengoptimalkan kerja sama para stakeholder dengan perusahaan. Hal

tersebut, dapat tercapai dengan penerapan kerangka Corporate Governance

dalam pengelolaan perusahaan yaitu dengan adanya jaminan dari perusahaan

tentang perlindungan kepentingan para pemangku kepentingan baik melalui

perundang-undangan maupun perjanjian.

• Prinsip V: Keterbukaan dan Transparansi

Pada prinsip ke-5 ini ditegaskan bahwa kerangka kerja Corporate

Governance harus memastikan bahwa keterbukaan informasi yang tepat waktu

44

Page 60: Analisis Kinerja Keuangan Sebelum Dan Sesudah Menerapkan Csr

dan akurat dilakukan atas semua hal yang material berkaitan dengan

perusahaan, termasuk di dalamnya keadaan keuangan, kinerja, kepemilikan

dan tata kelola perusahaan. Dalam rangka perlindungan kepada pemegang

saham, perusahaan berkewajiban untuk melakukan keterbukaan (disclosure)

atas informasi atau perkembangan yang material baik secara periodik maupun

secara insindentil.

Pengalaman di banyak negara yang mempunyai pasar modal yang aktif

menunjukkan bahwa keterbukaan menjadi alat yang efektif dalam rangka

mempengaruhi perilaku perusahaan dan perlindungan investor. Keyakinan

yang kuat di pasar modal dengan sendirinya akan menarik investor untuk

menanamkan modalnya. Namun demikian, persyaratan mengenai

pengungkapan keterbukaan yang diminta oleh regulator diharapkan tidak akan

menimbulkan cost yang membebani perusahaan, atau membahayakan

kepentingan perusahaan terkait dengan posisi dalam persaingan. Untuk

menentukan batasan minimum informasi yang harus di-disclose, konsep

materialitas perlu diterapkan. Informasi material dapat didefinisikan sebagai

informasi yang apabila tidak disajikannya informasi tersebut akan dapat

mempengaruhi keputusan ekonomis bagi pengguna informasi.

• Prinsip VI: Tanggung Jawab Dewan Komisaris dan Direksi

Prinsip GCG dari OECD yang terakhir (ke-enam) berkaitan dengan

tanggung jawab dewan komisaris dan direksi perusahaan. Dalam prinsip ini

dinyatakan bahwa kerangka kerja tata kelola perusahaan harus memastikan

pedoman strategis perusahaan, monitoring yang efektif terhadap manajemen

45

Page 61: Analisis Kinerja Keuangan Sebelum Dan Sesudah Menerapkan Csr

oleh dewan, serta akuntabilitas dewan terhadap perusahaan dan pemegang

saham. Berkaitan dengan adanya dua macam struktur pengawasan dan

pengelolaan perusahaan di antara anggota OECD, yaitu two tier boards dan

unitary board, prinsip ini secara umum dapat diterapkan baik pada perusahaan

yang memisahkan fungsi dewan komisaris sebagai pengawas (non-executive

director) dan dewan direksi sebagai pengurus perusahaan (executive director),

maupun pada perusahaan yang menyatukan antara pengawas dan pengurus

perusahaan dalam satu dewan.

Menurut prinsip ini, tanggung jawab dewan yang utama adalah

memonitor kinerja manajerial dan mencapai tingkat imbal balik (return) yang

memadai bagi pemegang saham. Di lain pihak, dewan juga harus mencegah

timbulnya benturan kepentingan dan menyeimbangkan berbagai kepentingan

di perusahaan. Agar dewan dapat menjalankan tanggung jawab tersebut secara

efektif, maka dewan perlu dapat melakukan penilaian yang obyektif dan

independen. Selain itu, tanggung jawab lain yang tidak kalah penting yaitu

memastikan bahwa perusahaan selalu mematuhi ketentuan peraturan hukum

yang berlaku, terutama di bidang perpajakan, persaingan usaha, perburuhan,

dan lingkungan hidup. Dewan perlu memiliki akuntabilitas terhadap

perusahaan dan pemegang saham serta bertindak yang terbaik untuk

kepentingan mereka. Dewan juga diharapkan bertindak secara adil kepada

pemangku kepentingan (stakeholder) lainnya, seperti kepada karyawan,

kreditur, pelanggan, pemasok dan masyarakat sekitar perusahaan.

46

Page 62: Analisis Kinerja Keuangan Sebelum Dan Sesudah Menerapkan Csr

E. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social esponsibility_CSR)

1. Definisi Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social

Responsibility)

Konsep tanggung jawab social (Corporate Social Responsibility-

disingkat CSR) sendiri sebenarnya bukanlah baru dan pengertiannya tidaklah

statis. CSR pertama kali muncul dalam diskursus resmi-akademik sejak

munculnya tulisan Howard Bowen, Social Responsibility of the Businessmen

pada 1953 (Harper & Row, New York dalam Wibisono, 2007: 4). CSR yang

dimaksudkan Bowen mengacu pada kewajiban pelaku bisnis untuk membuat

dan melaksanakan kebijakan, keputusan, dan berbagai tindakan-tindakan yang

harus mengikuti tujuan dan nilai-nilai dalam suatu masyarakat.

World Bank Group mendefinisikan tanggung jawab sosial sebagai The

commitment of businesses to behave ethically and to contribute to sustainable

economic development by working with all relevant stakeholders to improve

their lives in ways that are good for business, the sustainable development

agenda, and society at large. Merupakan komitmen perusahaan dalam bentuk

kepedulian perusahaan terhadap lingkungan eksternal perusahaan melalui

berbagai kegiatan yang dilakukan dalam rangka penjagaan lingkungan, norma

masyarakat, partisipasi pembangunan, serta berbagai bentuk tanggung jawab

sosial lainnya (Wibisono, 2007: 7).

Dalam pandangan Falck dan Heblich (2007) dalam Teguh Kurniawan

2008, CSR merupakan perangkat sebuah perusahaan untuk menciptakan

ketertiban masyarakat sekaligus memperoleh keuntungan, CSR

dipertimbangkan sebagai strategi manajemen yang efisien bagi perusahaan

47

Page 63: Analisis Kinerja Keuangan Sebelum Dan Sesudah Menerapkan Csr

untuk mempromosikan kecenderungan sosial baru dalam masyarakat melalui

aktivitas baik yang bersifat jangka pendek seperti donasi dalam kegiatan sosial

maupun melalui sejumlah aktivitas lainnya yang bersifat investasi sosial

jangka panjang.

Pengertian tersebut diatas, dapat menimbulkan strategi dalam

pengelolaan tanggung jawab sosial (corporate social responsibility-CSR)

dalam perusahaan. Menurut sumber Robert Kreitner, 5th edition, Houghton

Mifflin Company, 1992, strategi pengelolaan tanggung jawab perusahaan

digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.1

Reaktif Cenderung Menolak tanggung Jawab Sosial

Akomodatif Melakukan tanggung jawab sosial untuk menghindari tekanan dari masyarakat

Defensif Cenderung membela diri dalam menghindari tanggung jawab sosial

Proaktif Mengambil inisiatif dalam tanggung jawab sosial; Membentuk model industri yang bertanggung jawab sosial

Rendah ----------------Tingkat Tanggung Jawab Sosial--------------Tinggi

Strategi Pengelolaan Tanggung Jawab Perusahaan

Sumber: www.csrindonesia.com

Philip Kotler, dalam buku CSR: “Doing the Most Good for Your

Company and Your Cause”, membeberkan beberapa alasan tentang perlunya

perusahaan menggelar aktivitas itu. Disebutkannya, CSR bisa membangun

positioning merek, mendongkrak penjualan, memperluas pangsa pasar,

48

Page 64: Analisis Kinerja Keuangan Sebelum Dan Sesudah Menerapkan Csr

meningkatkan loyalitas karyawan, mengurangi biaya operasional, serta

meningkatkan daya tarik korporat di mata investor.

2. Evolusi Corporate Social Reponsibility

Awal pembahasan mengenai CSR dimulai pada tahun 1953.

Berdasarkan literature dan penelitian terdahulu, Howard R. Bowen dipercaya

sebagai peneliti yang mengawali pembahasan tentang CSR secara ilmiah lewat

karyanya yang berjudul “Social Responsibility of The Businessman”. Dalam

karyanya itu, Bowen mengatakan bahwa CSR adalah “…Obligation of

businessman to pursue those policies, to make those decision or to follow

those lines of action which are desinable in term of the objectives and values

of our society (Bowen, 1953)”.

Sejak karya Bowen mengenai CSR muncul, pada tahun 1950-an

banyak peneliti yang berusaha untuk memberikan definisi yang lebih formal

mengenai CSR. David 1971 dalam wibisono 2007 mengutarakan Iron law of

Responsibility yang mengatakan bahwa : “ in the long run, those who don’t

use power in a way that society considers to be responsible will tend to have

their power taken from them.” Yang intinya adalah tanggung jawab sosial

perusahaan berbanding lurus dengan power (kekuatan) yang dimiliki oleh

perusahaan tersebut (Wibisono, 2007).

Dengan kata lain, semakin besar power yang dimiliki oleh perusahaan

maka harapan stakeholder terhadap pelaksanaan CSR perusahaan tersebut juga

akan semakin besar. Oleh sebab itu, perusahaan yang tidak menggunakan

kekuasaannya dengan cara yang disetujui oleh masyarakat, maka perusahaan

49

Page 65: Analisis Kinerja Keuangan Sebelum Dan Sesudah Menerapkan Csr

tersebut akan kehilangan kekuasaannya. Selain itu juga, David memberi cara

pandang dari sudut yang berbeda, David menggunakan istilah corporate atau

perusahaan pada masa ini. McGuire, dalam penelitiannya memberi istilah

corporate citizenship yang menyatakan the idea of social responsibilities

supposes that the corporation has not only economic and legal obligations but

also sertain responsibilities to society which extent beyond there obligations”.

Dengan kata lain, kewajiban perusahaan tidak hanya terbatas dalam profit

ekonomi dan legalitas usaha, namun perusahaan juga harus bertanggung jawab

pada seluruh permasalahan sosial kemasyarakatan lainnya. Oleh karena itu,

perusahaan harus bertindak dan berkelakuan “baik” sebagaimana warga

negara (citizent) yang baik pula.

Dalam pandangan McGuire, perusahaan dianggap sebagai warga

negara. Pembahasan yang signifikan sehubungan dengan konsep profit,

people, and planet yang disingkat 3P disumbangkan oleh Elkington (2005)

dituangkan dalam bukunya yang berjudul “cannibal with forks, the triple

bottom line of twentienht century business”. Pendapat dari Elkington

sebenarnya hampir sama dengan pendapat Thurow, namun Elkington

menyebutkan faktor-faktor yang harus diperhatikan oleh perusahaan dalam

menjalankan CSR.

Pertumbuhan dari konsep CSR dari waktu kewaktu tidaklah berjalan

semulus itu. Terdapat beberapa golongan yang tidak setuju dengan pengadaan

aktivitas CSR pada perusahaan. Pandangan ini mengatakan bahwa masalah

sosial bukanlah tujuan utama dari berhasil atau tidaknya sebuah bisnis.

50

Page 66: Analisis Kinerja Keuangan Sebelum Dan Sesudah Menerapkan Csr

Preston dan O’bannon berpendapat bahwa golongan tersebut mengatakan

bahwa CSR akan mengurangi maksimalisasi laba karena biaya yang akan

digunakan untuk melakukan investasi membutuhkan modal awal yang sangat

besar, dengan mengurangi biaya untuk investasi maka akan mengurangi

kemampuan perusahaan untuk bersaing dalam alokasi biaya yang dapat

diinvestasikan.

3. Penerapan CSR di Indonesia

Di antara negara-negara di Asia, pertumbuhan CSR di Indonesia dapat

dikategorikan sebagai yang terendah. Pada tahun 2005, perusahaan yang

memberikan laporan atas pertanggung jawaban sosial yang telah mereka

lakukan hanya sejumlah 27 perusahaan, perhitungan ini dilakukan oleh Ikatan

Akuntansi Indonesia (IAI) yang pada tahun 2005 hingga sekarang

menyelenggarakan Indonesia Sustainability Report Award (ISRA).

Penghargaan ini diberikan pada perusahaan di Indonesia yang mendaftarkan

diri serta membuat laporan terbaik mengenai aktivitas CSR.

Pada tahun 2007, diadakan perubahan kategori dengan menghilangkan

kategori impressive dan progressive, namun menambahkan penghargaan

khusus berupa commendation for sustainability reporting: first time

sustainability report. Sampai dengan ISRA 2007, perusahaan tambang,

otomotif, dan BUMN mendominasi keikutsertaan perusahaan yang terdaftar

dalam ISRA. Perusahaan yang menerima penghargaan-pengharagaan tersebut

akan dinilai baik oleh para pemangku kepentingan , baik internal maupun

51

Page 67: Analisis Kinerja Keuangan Sebelum Dan Sesudah Menerapkan Csr

eksternal. Beberapa perusahaan yang telah mengikuti kontes CSR ini adalah

TELKOM, Bukit Asam, Astra Argo Lestari, dan lain-lain (www.csrindo.com).

4. Hubungan Corporate Social Responsibility Dengan Good Corporate

Governance

Menurut Wibisono (2007:9) dalam menjalankan usahanya perusahaan

tidak hanya mempunyai kewajiban yang bersifat ekonomis dan legal, namun

juga kewajiban yang bersifat etis. Etika bisnis merupakan tuntutan perilku

bagi dunia usaha untuk bisa membedakan mana yang baik dan mana yang

buruk, mana yang boleh dan mana yang tidak boleh dilakukan.

Dalam keadaan bersaing ketat memperebutkan pasar demi mengejar

keuntungan semaksimal mungkin, tentu mudah terjadi pelanggaran etika, yaitu

pelanggaran asas-asas etika umum atau kaidah-kaidah dasar moral,

diantaranya:

a. kewajiban berbuat kebaikan.

b. menghormati otonomi manusia.

c. berlaku adil.

Untuk itu, diperlukan tata kelola perusahaan yang baik (Good

Corporate Governance) agar perilaku para pelaku bisnis mempunyai arahan

yang bisa dirujuk. Dalam dasawarsa terakhir ini Good Corporate Governance

(CGC) telah menjadi istilah dan gerakan yang begitu hangat diperbincangkan.

Dalam takaran praktis, di Indonesia telah memiliki pedoman GCG yang

disusun Komite Nasional Kebijakan Corporate Governance. Perusahaan yang

menerapkan GCG telah merasakan betapa besarnya manfaat yang bisa dipetik

52

Page 68: Analisis Kinerja Keuangan Sebelum Dan Sesudah Menerapkan Csr

setelah mempraktekkian konsep tersebut secara konsisten. Selain kinerja

perusahaan terus membaik, harga saham dan citra perusahaan terus

terdongkrak. Bahkan, kredibilitas perusahaan terus terkerek melampaui batas-

batas negara, baik di mata investor, mitra atau kreditor dan stakeholder lainnya

(Wibisono, 2007:10).

F. PENELITIAN TERDAHULU

Berbagai penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa jumlah

perusahaan yang melakukan pengungkapan informasi pertanggungjawaban

sosial (CSR– Corporate Social Responsibility) dalam laporan tahunannya

semakin bertambah. Demikian juga dengan jumlah dan jenis informasi CSR

yang diungkapkan semakin meningkat (Ernst & Ernst, 1978; Trotman, 1979;

Kelly, 1981; Pang, 1982; Guthrie, 1982; Gray, 1990; Gray et al, 1993;

Sayekti, 1994 dalam Sayekti, 2007). Banyak perusahaan semakin menyadari

pentingnya menerapkan program CSR sebagai bagian dari strategi bisnisnya.

Survey global yang dilakukan oleh The Economist Intelligence Unit

menunjukkan bahwa 85% eksekutif senior dan investor dari berbagai

organisasi menjadikan CSR sebagai pertimbangan utama dalam pengambilan

keputusan (Warta Ekonomi, 2006). Penelitian Basamalah dan Jermias (2005)

menunjukkan bahwa salah satu alasan manajemen melakukan pelaporan sosial

adalah untuk alasan strategis. Meskipun belum bersifat compulsory, tetapi

dapat dikatakan bahwa hampir semua perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek

Jakarta sudah mengungkapkan informasi mengenai CSR dalam laporan

tahunannya dalam kadar yang beragam (Sayekti, 2007).

53

Page 69: Analisis Kinerja Keuangan Sebelum Dan Sesudah Menerapkan Csr

Perusahaan semakin menyadari bahwa kelangsungan hidup perusahaan

juga tergantung dari hubungan perusahaan dengan masyarakat dan lingkungan

tempat perusahaan beroperasi. Hal ini, sejalan dengan legitimacy theory yang

menyatakan bahwa perusahaan memiliki kontrak dengan masyarakat untuk

melakukan kegiatannya berdasarkan nilai-nilai justice, dan bagaimana

perusahaan menanggapi berbagai kelompok kepentingan untuk melegitimasi

tindakan perusahaan (Tilt, 1994, dalam Haniffa et al, 2005 dalam Sayekti,

2007).

Jika terjadi ketidakselarasan antara sistem nilai perusahaan dan sistem

nilai masyarakat, maka perusahaan dalam kehilangan legitimasinya, yang

selanjutnya akan mengancam kelangsungan hidup perusahaan (Lindblom,

1994, dalam Haniffa et al, 2005). Pengungkapan informasi CSR dalam

laporan tahunan merupakan salah satu cara perusahaan untuk membangun,

mempertahankan, dan melegitimasi kontribusi perusahaan dari sisi ekonomi

dan politis (Guthrie dan Parker, 1990). Penelitian Basamalah et al (2005) yang

melakukan review atas social and environmental reporting and auditing dari 2

(dua) perusahaan di Indonesia, yaitu PT. Freeport Indonesia dan PT. Inti

Indorayon, mendukung prediksi legitimacy theory tersebut (Sayekti, 2007).

Pengungkapan informasi CSR itu sendiri merupakan suatu hal yang

bersifat endogeneous (Core, 2001; Healy dan Palepu, 2001). Berbagai

penelitian terdahulu mengenai faktor-faktor determinan yang mempengaruhi

perusahaan dalam melakukan pengungkapan informasi CSR telah banyak

dilakukan. Ukuran perusahaan, profitabilitas, dan profil industri berkorelasi

54

Page 70: Analisis Kinerja Keuangan Sebelum Dan Sesudah Menerapkan Csr

positif dengan pengungkapan informasi CSR (Haniffa et al, 2005; Cowen et

al, 1997; Trotman et al, 1981; Kelly, 1981; Sembiring, 2003; Sembiring, 2005;

Sayekti, 2006; McGure et al, 1988; Roberts, 1992, Utomo 2000, dan

Anggraini, 2006).

Penelitian sebelumnya menemukan bahwa tingkat leverage juga

berkorelasi dengan tingkat pengungkapan informasi CSR, meskipun hasilnya

beragam. Roberts (1992) menemukan korelasi yang positif, sedangkan

Sembiring (2003) dan Sayekti (2006) menemukan korelasi yang negatif.

Selanjutnya, Haniffa et al (2005) dan Sembiring (2005) tidak menemukan

korelasi antara tingkat leverage dan pengungkapan CSR. Faktor-faktor

Corporate Governance juga dikorelasikan dengan tingkat pengungkapan

informasi CSR dalam laporan tahunan perusahaan. Ukuran dewan komisaris,

ukuran komite audit, kualitas auditor eksternal, dan struktur kepemilikan

berkorelasi positif dengan pengungkapan CSR (Haniffa et al, 2005;

Sembiring, 2005; Anggraini, 2006; Sayekti, 2006 dalam Sayekti 2007).

G. Kerangka Pemikiran

Kinerja perusahaan dapat dilihat dari laporan keuangan, maka dari itu

setiap perusahaan tidak terlepas dari laporan keuangan (Financial Report),

yang setiap waktu atau periode dapat melaporkan kegiatan-kegiatan yang

bersifat historis dan menyeluruh.

Laporan Keuangan (Financial Report) sendiri disajikan berupa neraca

(Balance Sheet) yang menggambarkan aktiva, hutang, dan ekuitas pemegang

55

Page 71: Analisis Kinerja Keuangan Sebelum Dan Sesudah Menerapkan Csr

saham. Laporan rugi laba (income statement) menggambarkan pendapatan,

biaya dan laba/rugi perusahaan. Sedang laporan arus kas (cash flow) sendiri

memberikan gambaran masuk dan keluarnya kas/dana perusahaan.

Dengan laporan keuangan (financial report), berbagai pihak yang

membutuhkan dapat melihat dan mengetahui bahwa perusahaan dinilai likuid

atau tidak, profitnya besar atau tidak, terutama bagi para investor, kreditur

atau bankers. Bagi pihak manajemen atau perusahaan, untuk menyusun

planning dan kebijakan-kebijakan yang lebih baik lagi, memperbaiki system

pengawasan intern dan lain sebagainya.

Adapun ukuran yang digunakan dalam analisa laporan keuangan

adalah rasio keuangan. Didalam rasio keuangan terdapat 6 (enam) rasio,rasio-

rasio tersebut yaitu Rasio Likuiditas, Rasio Aktivitas, Rasio Leverage, Rasio

Profitabilitas, Rasio Pertumbuhan, dan Rasio Penilaian Pasar. Dengan

memakai laporan-laporan keuangan akan dihitung dengan menggunakan

rumus-rumus dari rasio-rasio tersebut dan hasil-hasil perhitungan akan

diketahui apakah kinerja perusahaan baik atau buruk yang dapat menjadi suatu

informasi bagi investor untuk mengambil keputusan dalam investasi.

Untuk memudahkan memahami penelitian ini, maka peneliti membuat

kerangka pemikiran penelitian. Kerangka tersebut dapat dilihat pada Gambar

2.2. berikut ini :

56

Page 72: Analisis Kinerja Keuangan Sebelum Dan Sesudah Menerapkan Csr

Likuiditas CR, QR

Penilaian Pasar PBV

Solvabilitas (leverage)

DEBT RATIO

Neraca Laporan Rugi Laba Laporan Arus Kas

Rasio Keuangan

Laporan Keuangan Sebelum Dan Sesudah Menerapkan CSR

Profitabilitas ROA, ROE

Aktivitas FATO, TATO

Pertumbuhan EPS

Analisis Wilcoxon Test, Analisis Kruskal wallis

1. Kinerja rasio keuangan 2. Perbedaan yang signifikan antara

rasio keuangan sebelum & sesudah menerapkan CSR

Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran

57

Page 73: Analisis Kinerja Keuangan Sebelum Dan Sesudah Menerapkan Csr

H. Hipotesis

Dengan adanya deskripsi teoritis dan kerangka pemikiran yang telah

peneliti paparkan diatas tentang rasio keuangan, maka dapat dirumuskan

hipotesis penelitian ini sebagai berikut:

Ho: µ1 = µ2 : Tidak terdapat perbedaan CR, QR, FATO, TATO, DR, ROA,

ROE, EPS, PBV sebelum dan sesudah menerapkan CSR.

Hi: μ2 ≠ µ2 : Terdapat perbedaan CR, QR, FATO. TATO. DR, ROA, ROE,

EPS, PBV Sebelum dan sesudah menerapak CSR.

Ho : Tidak terdapat perbedaan rata-rata dari kesembilan rasio (CR,

QR, FATO, TATO, DR, ROA,ROE, EPS, PBV) terhadap

penerapan CSR.

Hi : Terdapat perbedaan rata-rata dari kesembilan rasio (CR, QR,

FATO, TATO, DR, ROA,ROE, EPS, PBV) terhadap

penerapan CSR.

58

Page 74: Analisis Kinerja Keuangan Sebelum Dan Sesudah Menerapkan Csr

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Objek penelitian ini terbatas pada perusahaan yang telah menerapkan

tanggung jawab social (corporate social responsibility,disingkat CSR). Hal ini

menarik untuk diteliti mengenai kinerja keuangannya sebelum dan sesudah

menerapkan tanggung jawab social (corporate social responsibility-CSR).

Ruang lingkup penelitian ini membahas perbandingan kinerja :

Current Ratio, (CR), Quick Ratio (QR), Fixed Asset Turnover (FATO), Total

Asset Turnover (TATO), Debt Ratio (DR), Return on Asset (ROA) , Return on

Equity, (ROE), Earning Per Share (EPS), Price to Books Value (PBV)

sebelum dan sesudah penerapan tanggung jawab social perusahaan (corporate

social responsibility-CSR).

B. Pemilihan Sampel

Metode pemilihan sample yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode purposisve judgement sampling, yaitu tipe pemilihan sample secara

tidak acak yang informasinya diperoleh dengan menggunakan pertimbangan

tertentu. Adapun kriteria yang digunakan dalam penentuan sampel adalah:

1). Masih tercatat sebagai Emiten di Bursa Efek Indonesia tahun 2008.

2). Laporan tahunan perusahaan sampel secara fisik tersedia lengkap dan utuh

di Pusat Referensi Pasar Modal (PRPM) Bursa Efek Indonesia.

3). Perusahaan telah menerapkan corporate social responsibility-CSR.

59

Page 75: Analisis Kinerja Keuangan Sebelum Dan Sesudah Menerapkan Csr

Dari kriteria diatas dapat diambil sampel sebanyak 15 perusahaan,

perusahaan-perusahaan tersebut terdapat dalam Tabel 3.1 berikut ini:

TABEL 3.1

DATA PERUSAHAAN SAMPEL (PERUSAHAAN YANG MENERAPKAN CORPORATE SOCIAL

RESPONSIBILITY_CSR)

No. Nama Perusahaan KodePerusahaan 1. PT. Alfa Retailindo, Tbk ALFA 2. PT. Aneka Tambang, Tbk ANTAM 3. PT. Asia Plast Industries, Tbk APLI 4. PT. Astra Argo Lestari, Tbk AALI 5. PT. Astra Otopart, Tbk AUTO 6. PT. Fajar Surya Wisesa, Tbk FJSW 7. PT. Gudang Garam, Tbk GGRM 8. PT. HM Sampoerna, Tbk. HMSP 9. PT. Indah Kiat Pulp & Paper Corp, Tbk IKPP 10. PT. Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk INTP 11. PT. Indosat, Tbk ISAT 12. PT. Metro Data Elektronoc, Tbk MTDL 13. PT. Semen Gresik, Tbk SMGR 14. PT. Unilever Indonesia, Tbk UNVR 15. PT. Ultra Jaya Milk Industri, Tbk ULTJ

Sumber: Pusat Referensi Pasar Modal (PRPM) Bursa Efek Indonesia (BEI).

C. Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan dalam pengumpulan data guna melengkapi

penelitian ini dilakukan serangkaian kegiatan sebagai berikut:

1. Metode Kepustakaan (Library research). Penelitian dilakukan untuk

memperoleh data yang bersifat teoritis dan dapat menunjang materi

pembahasan penelitian. Data yang diperlukan untuk penelitian ini adalah

data yang diperoleh dengan membaca literature, majalah, buku, Koran,

artikel, dan hal lain yang berhubungan dengan aspek yang diteliti guna

60

Page 76: Analisis Kinerja Keuangan Sebelum Dan Sesudah Menerapkan Csr

memperoleh data yang valid. Sumber informasi ini dimaksudkan sebagai

landasan untuk menganalisa dan membahas permasalahan penelitian ini.

2. Penelitian Lapangan (field research), penelitian dilakukan dengan cara

pengambilan data perusahaan-perusahaan yang telah menerapkan CSR,

dengan mendatangi Pusat Referensi Pasar Modal Bursa Efek Indonesia.

Peneliti pencari data beberapa variabel keuangan antara lain variabel yang

berhubungan dengan rasio likuiditas, aktivitas, solvabilitas (leverage),

profitabilitas, pertumbuhan dan penilaian pasar yang terdapat pada laporan

keuangan, serta gambaran umum perusahaan.

D. Metode Analisis Data

Dalam melakukan penelitian ini peneliti menggunakan rumusan-

rumusan untuk menentukan variabel-variabel penelitian. Rumus yang

digunakan adalah sebagai berikut:

1. Menghitung rasio-rasio diantaranya:

a. Menghitung Rasio lancar (Current Ratio)

%100x

sLiabilitieCurrentAssetCurrentRatioCurrent =

b. Menghitung Rasio Cepat (Quick Ratio)

%100Re xsLiabilitieCurrent

ceivableAccountEfekCashQuickRatio + +Quick =

61

Page 77: Analisis Kinerja Keuangan Sebelum Dan Sesudah Menerapkan Csr

c. Menghitung Fixed Asset Turnover

AssetFixedNetSalesTurnoverAssetFixed = x100%

d. Menghitung Total Asset Turnover

AssetTotalNet

SalesTurnoverAssetTotal = x100%

e. Menghitung Debt Ratio

%100xAssetTotal

sLiabilitieTotalRatioDebt =

f. Menghitung Return on Asset

g. Menghitung Return On Equity

%100Re xAssetTotal

EBITAssetOnturn =

EquitysrStockholdeIncomeNetEquityonturn

'Re = x100%

62

Page 78: Analisis Kinerja Keuangan Sebelum Dan Sesudah Menerapkan Csr

h. Menghitung Earning Per Share (EPS)

%100xberedaryangsahamJumlah

bersihLabaEPS=

i. Menghitung Price to Books Value (PBV)

ShareperEquityVBSharepericePBV Pr

=

2. Uji Statistik

Pengujian hipotesa untuk membandingkan rasio likuiditas, aktivitas,

solvabilitas, profitabilitas, pertumbuhan, dan rasio penilaian pasar, pada saat

sebelum dan sesudah penerapan Corportare Sosial Responsibility (CSR) pada

perusahaan sampel, yaitu dengan alat uji nonparametrik

menggunakan (Stanislaus S. Uyanto (2009 :311):

a. Wilcoxon Test

Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan program SPSS pada

alpha 5%. Hipotesis yang dilakukan adalah sebagai berikut:

Hipotesis :

H0 : d = 0, nilai sebelum diterapkan CSR tidak berbeda secara nyata dengan

nilai sesudah diterapkan CSR.

H1 : d ≠ 0, nilai sebelum diterapkan CSR berbeda secara nyata dengan nilai

sesudah diterapkannya CSR.

Perhatikan pengujian pada kasus ini menggunakan uji dua sisi,

karena yang dicari adalah apakah ada perbedaan nilai karena perbedaan

63

Page 79: Analisis Kinerja Keuangan Sebelum Dan Sesudah Menerapkan Csr

setelah diterapkannya Corporate Social Responsibilty, bukan ingin

mengetahui cara mana yang lebih bagus dalam menaikkan nilai.

Pengambilan Keputusan :

Berdasarkan perbandingan nilai Z hitung dan Z tabel :

Jika statistik Hitung (angka z output) > Statistik Tabel (tabel z), maka H0

ditolak

Jika statistik Hitung (angka z output) < Statistik Tabel (tabel z), maka H0

diterima

Dari output didapatkan nilai z Hitung, sedangkan z tabel bisa dihitung

pada tabel z, dengan α = 5% dan diuji dua sisi (5% dibagi 2 menjadi 2.5%)

dan diuji dua sisi (5% dibagi 2 menjadi 2.5%), maka luas kurva normal adalah

50% - 2.5% = 47.5% atau 0.475. pada tabel z untuk luas 0.475 didapat angka z

tabel sekitar 1.96

Berdasarkan probabilitas (prob) :

Jika Probabilitas > 0.05, maka H0 diterima

Jika Probabilitas < 0.05, maka H0 ditolak.

b. Kruskal Wallis

Hipotesis :

H0 : tidak terdapat perbedaan rata-rata dari kesembilan metode terhadap

penerapan CSR

H1 : terdapat perbedaan rata-rata dari kesembilan metode terhadap penerapan

CSR

Pengambilan Keputusan :

Berdasarkan perbandingan nilai Chi-Square hitung dan Chi-Square tabel :

Jika Chi-Square Hitung < Chi-Square Tabel, maka H0 diterima.

Jika Chi-Square Hitung > Chi-Square Tabel, maka H0 ditolak.

64

Page 80: Analisis Kinerja Keuangan Sebelum Dan Sesudah Menerapkan Csr

Statistik hitung Kruskal-Waliis atau Chi-Square Hitung didapat dari

output, Sedang Chi-Square tabel bisa dihitung pada tabel Chi-Square, dengan

α = 0.05, dan df = 8 (didapat dari rumus k-1, dimana k adalah jumlah variabel,

9-1=8). Didapat Chi-Square tabel adalah 15.51.

Berdasarkan probabilitas (prob) :

Jika Probabilitas > 0.05, maka H0 diterima

Jika Probabilitas < 0.05, maka H0 ditolak.

E. Operasional Variabel Penelitian

Adapun variabel operasional yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas adalah rasio yang berhubungan dengan masalah

kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajibannya yang telah

jatuh tempo. Adapun skala pengukurannya adalah:

%100xsLiabilitieCurrent

AssetCurrentRatioCurrent =

%100Re xsLiabilitieCurrent

ceivableAccountEfekCashQuickRatioQuick ++=

b. Rasio Aktivitas

Rasio aktivitas adalah rasio yang menunjukan sajauh mana

efisiensi perusahaan dalam menggunakan aset-aset untuk memperolah

penjualan. Adapun skala pengukurannya adalah dengan :

65

Page 81: Analisis Kinerja Keuangan Sebelum Dan Sesudah Menerapkan Csr

AssetTotalNetSalesTurnoverAssetTotal = x100%

AssetFixedNetSalesTurnoverAssetFixed = x100%

c. Rasio Solvabilitas (Leverage)

Rasio solvabilitas adalah rasio yang menunjukan kapasitas

perusahaan untuk memenuhi kewajiban baik jangka panjang maupun

jangka pendek. Adapun skala pengukurannya adalah dengan:

%100xAssetTotal

sLiabilitieTotalRatioDebt =

d. Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas adalah rasio yang dapat mengukur seberapa

besar kemampuan perusahaan dalam memperoleh baik hubungannya

dengan penjualan, aset, maupun laba bagi modal sendiri. Adapun skala

pengukuranya dengan menggunakan rumusan sebagai berikut :

%100Re EBITAssetOn = xAssetTotal

turn

EquitysrStockholdeIncomeNetEquityonturn

'Re = x100%

66

Page 82: Analisis Kinerja Keuangan Sebelum Dan Sesudah Menerapkan Csr

e. Rasio Pertumbuhan

Rasio pertumbuhan digunakan untuk mengukur seberapa baik

perusahaan dalam mempertahankan posisi ekonominya dalam

pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan dan industri. Salah satu bagian

dari rasio ini adalah rasio earning pershare (EPS), Adapun skala

pengukuranya dengan menggunakan rumusan sebagai berikut :

%100xberedaryangsahamJumlah

bersihLabaEPS=

f. Rasio Nilai Pasar

Rasio ini bermanfaat untuk mengukur kemampuan manajemen

dalam menciptakan nilai pasar yang melampaui pengeluaran biaya

investasi.

Salah satu bagian dari rasio ini adalah price to book value (PBV).

Adapun skala pengukuranya dengan menggunakan rumusan sebagai

berikut :

ShareperEquityV

SharepericePBVB

Pr=

67

Page 83: Analisis Kinerja Keuangan Sebelum Dan Sesudah Menerapkan Csr

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Sejarah Singkat CSR (Corporate Social Responsibility)

The word business council for sustainable development (WBCSD),

mendefinisikan CSR atau tanggung jawab sosial perusahaan, sebagai

“continuing comminment by business to behave ethically and contribute to

economic development while improving the quality of life the workforce and

their families as well as of the local community and society at large” yang

dapat diartikan sebagai berikut “ komitmen dunia usaha untuk terus menerus

bertindak secara etis, beroperasi secara legal dan berkontribusi untuk

peningkatan ekonomi, bersamaan dengan peningkatan kualitas hidup dari

karyawan dan keluarganya sekaligus juga peningkatan kualitas komunitas

lokal dan masyarakat secara lebih luas (Wibisono, 2007:7).

Versi lain mengenai CSR dilontarkan oleh World Bank, menurut

World Bank CSR diartikan sebagai “ the commitment of business to contribute

to sustainable economic development working with amployees and their

representatives the local community and society at large to improve quality of

life, in ways that are both good for business and good for development”

(Wibisono, 2007:8).

Sedangkan dari sisi etimologi CSR kerap diterjemahkan sebagai

“Tanggung Jawab Sosial Perusahaan” atau “Tanggung Jawab Sosial

Korporasi” atau “Tanggung Jawab Sosial Dunia Usaha”. Yusuf Wibisono

68

Page 84: Analisis Kinerja Keuangan Sebelum Dan Sesudah Menerapkan Csr

(2007:8), mendefinisikan CSR sebagai tanggung jawab perusahaan kepada

para pemangku kepentingan untuk berlaku etis, meminimalkan dampak

negatif dan memaksimalkan dampak positif yang mencakup aspek ekonomi

sosial dan lingkungan (triple bottom line) dalam rangka mencapai tujuan

pembangunan berkelanjutan.

Selanjutnya, Dow Jones Sustainability Group Indexes dalam Yusuf

Wibisono (2007:43) mengembangkan prinsip-prinsip berkelanjutan

sebagaimana yang tertuang dalam tabel berikut:

69

Page 85: Analisis Kinerja Keuangan Sebelum Dan Sesudah Menerapkan Csr

TABEL 4.1 Prinsip-Prinsip Berkelanjutan

Prinsip-Prinsip Berkelanjutan Komponen 1. Teknologi Kreasi, produksi dan pengiriman barang

dan jasa yang didasarkan pada organisasi dan teknologi inovatif yang memanfaatkan sumber-sunber daya alam, finansial dan sosial secara efektif, efisien dan ekonomis dalam jangka panjang.

2. Tata Pamong Keberlanjutan perusahaan didasarkan pada standar tertinggi tata pamong termasuk tanggung jawab manajemen, kapasitas organisasional, kultur korporat, dan hubungan dengan stakeholders.

3. Pemegang Saham Tuntutan pemegang saham hendaknya sesuai dengan kebutuhan balikan (return) financial, pertumbuhan ekonomi berjangka panjang, peningkatan produktivitas berjangka panjang, menjamin daya kompetitif global, dan memberi sumbangan pada capital intelektual.

4. Industri Perusahaan-perusahaajn yang berkelanjutan hendaknya mengarahkan industrinya untuk beralih pada berkelanjutan dengan menunjukan komitmennya dan mempublikasikan kinerjanya yang unggul.

5. Masyarakat Perusahaan-perusahaan yang berkelanjtan hendaknya mendorong kesejahteraan social yang abadi melalui respons yang cepat dan tepat, peningkatan demografis, arus migrasi, pengesahan pola-pola cultural dan kebutuhan pada pendidikan sepanjang hayat dan pendidikan berkelanjutan.

Sumber : Wibisono, 2007:43

B. Analisa dan Pembahasan

Berdasarkan pemaparan penulis pada bab sebelumnya, dimana penulis

menggunakan 15 (lima belas) perusahaan sampel yang telah menerapkan

Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai bahan uji penelitian. Berikut

70

Page 86: Analisis Kinerja Keuangan Sebelum Dan Sesudah Menerapkan Csr

ini adalah perusahaan sampel yang terdiri 15 perusahaan yang menerapkan

CSR beserta tahun pertama penerapan CSR.

Tabel 4.2 Perusahaan yang menerapkan Corporate Social Responsibility (CSR)

No. Perusahaan Sampel Kode Perusahaan

Tahun pertama penerapan CSR

1. PT. Alfa Retailindo, Tbk ALFA Tahun 2002 2. PT. Aneka Tambang, Tbk ANTAM Tahun 2000 3. PT. Asia Plast Industries, Tbk APLI Tahun 2004 4. PT. Astra Argo Lestari, Tbk AALI Tahun 2003 5. PT. Astra Otopart, Tbk AUTO Tahun 2001 6. PT. Fajar Surya Wisesa, Tbk FJSW Tahun 2004 7. PT. Gudang Garam, Tbk GGRM Tahun 2004 8. PT. HM Sampoerna, Tbk. HMSP Tahun 2001 9. PT. Indah Kiat Pulp & Paper Corp, Tbk IKPP Tahun 2002 10. PT. Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk INTP Tahun 2001 11. PT. Indosat, Tbk ISAT Tahun 2004 12. PT. Metro Data Elektronic, Tbk MTDL Tahun 2001 13. PT. Semen Gresik, Tbk SMGR Tahun 1999 14. PT. Unilever Indonesia, Tbk UNVR Tahun 2000 15. PT. Ultra Jaya Milk Industri, Tbk ULTJ Tahun 1996

Sumber : PRPM Bursa Efek Indonesia

1 Analisa Rasio Keuangan

Laporan keuangan yang telah diaudit akuntan public merupakan

sumber informasi yang sangat penting bagi investor dalam melakukan analisa

fundamental. Laporan keuangan menggambarkan aspek-aspek fundamental

perusahaan yang bersifat kuantitatif. Laporan keuangan tersebut dianalisis

dengan diterapkannya Corporate Social Responsibility kemudian akan

dibandingkan bagaimana nilai rasio-rasio keuangan antara sebelum dan

sesudah diterapkannya CSR. Berikut ini hasil perhitungan rasio – rasio

keuangan sebelum dan sesudah menerapkan CSR yang terdiri dari:

71

Page 87: Analisis Kinerja Keuangan Sebelum Dan Sesudah Menerapkan Csr

a. Current Ratio (Rasio Lancar)

Pada Tabel 4.3 berikut ini adalah perhitungan Current Ratio

perusahaan-perusahaan sampel sebelum dan sesudah menerapkan CSR.

Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Current Rasio pada Perusahaan Sampel

Current Rasio (%) No. Perusahaan Sampel

Sebelum Sesudah 1. PT. Alfa Retailindo, Tbk 93.00 136.33 2. PT. Aneka Tambang, Tbk 277.21 262.56 3. PT. Asia Plast Industries, Tbk 88.16 81.55 4. PT. Astra Argo Lestari, Tbk 80.47 139.23 5. PT. Astra Otopart, Tbk 97.33 187.00 6. PT. Fajar Surya Wisesa, Tbk 116.67 173.33 7. PT. Gudang Garam, Tbk 208.20 172.57 8. PT. HM Sampoerna, Tbk. 994.67 330.00 9. PT. Indah Kiat Pulp & Paper Corp, Tbk 57.67 105.67 10 PT. Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk 127.00 229.67 11. PT. Indosat, Tbk 183.81 120.00 12. PT. Metro Data Elektronic, Tbk 224.22 245.72 13. PT. Semen Gresik, Tbk 219.38 218.51 14. PT. Unilever Indonesia, Tbk 124.13 216.43 15. PT. Ultra Jaya Milk Industri, Tbk 239.96 139.27

Sumber : Data diolah

Tabel 4.3 menunjukkan bahwa sebanyak 8 perusahaan mampu

meningkatkan current rasio yaitu kemampuan suatu perusahaan untuk

memenuhi kewajibannya dengan peningkatan tersebut. Sedangkan 7

perusahaan lainnya mengalami penurunan dalam memenuhi kewajibannya

yang telah jatuh tempo dengan perusahaan PT. H.M Sampoerna, Tbk yang

mengalami penurunan paling signifikan dengan penurunan sebesar

669,67%, kemudian diikuti oleh perusahaan PT. Ultra Jaya Milk Industri,

Tbk sebesar 100,69%, PT. Indosat, Tbk sebesar 63,81%, PT. Gudang

72

Page 88: Analisis Kinerja Keuangan Sebelum Dan Sesudah Menerapkan Csr

Garam, Tbk sebesar 35,63%, PT. Aneka Tambang, Tbk 14,65%, PT. Asia

Plast Industries, Tbk sebesar 6,61%, PT. Semen Gresik, Tbk sebesar 0,87%.

Dari pernyataan diatas menunjukan bahwa dengan penerapan CSR dapat

mempengaruhi Current Ratio pada perusahaan sampel, bagi perusahaan

yang mengalami peningkatan berarti Current Asset pada perusahaan tersebut

mampu menutupi kewajiban jangka pendeknya.

b. Quick Ratio Perhitungan Quick Ratio perusahaan sampel pada Tabel 4.4 berikut

ini: Tabel 4.4

Hasil Perhitungan Quick Test Rasio pada Perusahaan Sampel

Quick Rasio (%) No. Perusahaan Sampel

Sebelum Sesudah1. PT. Alfa Retailindo, Tbk 32.00 38.00 2. PT. Aneka Tambang, Tbk 80.16 191.46 3. PT. Asia Plast Industries, Tbk 28.03 97.40 4. PT. Astra Argo Lestari, Tbk 64.59 102.19 5. PT. Astra Otopart, Tbk 59.00 98.67 6. PT. Fajar Surya Wisesa, Tbk 40.67 92.67 7. PT. Gudang Garam, Tbk 27.73 27.56 8. PT. HM Sampoerna, Tbk. 33.33 92.70 9. PT. Indah Kiat Pulp & Paper Corp, Tbk 26.86 33.35 10. PT. Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk 51.49 85.83 11. PT. Indosat, Tbk 194.00 145.00 12. PT. Metro Data Elektronic, Tbk 139.14 144.72 13. PT. Semen Gresik, Tbk 47.54 113.56 14. PT. Unilever Indonesia, Tbk 35.00 154.89 15. PT. Ultra Jaya Milk Industri, Tbk 74.55 121.09

Sumber : Data diolah

Tabel 4.4 di atas menunjukkan quick rasio atau menghitung rasio

cepat dengan hasil yang diperoleh bahwa hampir rata-rata perusahaan

mengalami peningkatan dalam memenuhi kewajiban perusahaan yang telah

73

Page 89: Analisis Kinerja Keuangan Sebelum Dan Sesudah Menerapkan Csr

jatuh tempo, dengan rata-rata peningkatan sebesar 50,32%, walaupun ada

beberapa perusahaan yang mengalami penurunan juga. Perusahaan yang

paling tinggi peningkatannya adalah perusahaan PT. Unilever Indonesia,

Tbk dengan peningkatan sebesar 119,86%. Sedangkan perusahaan yang

mengalami penurunan adalah PT. Gudang Garam, Tbk sebesar 0,17% dan

perusahaan PT. Indosat, Tbk sebesar 49%. Dari hasil perhitungan dapat

dikatakan penerapan CSR mempengaruhi rasio ini terlihat dengan

peningkatan nilai rasio pada hampir seluruh perusahaan sampel.

74

Page 90: Analisis Kinerja Keuangan Sebelum Dan Sesudah Menerapkan Csr

c. Fixed Asset Turnover

Hasil perhitungan rasio fixed asset turnover terdapat pada Tabel 4.5 di bawah ini:

Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Fixed Asset Turnover pada Perusahaan Sampel

Fxed Asset Turnover %

No. Perusahaan Sampel Sebelum Sesudah

1. PT. Alfa Retailindo, Tbk 657.00 640.07

2. PT. Aneka Tambang, Tbk 159.28 147.67

3. PT. Asia Plast Industries, Tbk 79.00 104.67

4. PT. Astra Argo Lestari, Tbk 70.33 190.67

5. PT. Astra Otopart, Tbk 337.00 392.00

6. PT. Fajar Surya Wisesa, Tbk 50.33 63.00

7. PT. Gudang Garam, Tbk 509.33 358.00

8. PT. HM Sampoerna, Tbk. 262.17 756.33

9. PT. Indah Kiat Pulp & Paper Corp, Tbk 18.98 28.33

10. PT. Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk 25.33 42.67

11. PT. Indosat, Tbk 51.67 52.00

12. PT. Metro Data Elektronic, Tbk 389.33 158.00

13. PT. Semen Gresik, Tbk 54.67 71.33

14. PT. Unilever Indonesia, Tbk 597.33 663.00

15. PT. Ultra Jaya Milk Industri, Tbk 329.33 426.33

Sumber : Data diolah

Berbeda dengan tabel sebelumnya, pada Tabel 4.5 ini

menunjukkan hasil perhitungan fixed asset turnover pada perusahaan

sampel atau sajauh mana efisiensi perusahaan dalam menggunakan aset-

aset untuk memperoleh penjualan. Hasil yang diperoleh menunjukkan

bahwa hampir rata-rata perusahaan mengalami peningkatan fixed asset

turnover setelah menerapkan CSR dibandingkan sebelum menerapkan

75

Page 91: Analisis Kinerja Keuangan Sebelum Dan Sesudah Menerapkan Csr

CSR. Perusahaan yang mengalami peningkatan paling drastis adalah PT.

HM Sampoerna, Tbk dengan peningkatan sebesar 494,16%. Sedangkan

empat perusahaan lainnya yang mengalami penurunan adalah PT. Alfa

Retailindo, Tbk dengan persentase penurunan sebesar 16,93%, PT. Aneka

Tambang, Tbk mengalami penurunan sebesar 11,61%, PT. Gudang

Garam, Tbk sebesar 151,33% dan PT. Metro Data Elektronic, Tbk sebesar

231,33%.

Dari hasil perhitungan tersebut diatas perusahaan yang paling

drastis mengalami penurunan fixed asset turnover ratio adalah PT. Metro

Data Elektronik, Tbk. Walaupun ada beberapa perusahaan yeng

mengalami penurunan setelah menerapkan CSR, namun sebagian besar

perusahaan dari perusahaan sampel mengalami peningkatan. Dengan

demikian dapat dikatakan bahwa penerapan CSR mempengaruhi rasio

fixed asset turnover .

76

Page 92: Analisis Kinerja Keuangan Sebelum Dan Sesudah Menerapkan Csr

d. Total Asset Turnover

Hasil perhitungan rasio total asset turnover terdapat pada Tabel 4.6

dibawah ini:

Tabel 4.6

Hasil Perhitungan Total Asset Turnover pada perusahaan Sampel

Total Asset Turnover %

No. Perusahaan Sampel

Sebelum Sesudah 1. PT. Alfa Retailindo, Tbk 397.33 500.00 2. PT. Aneka Tambang, Tbk 395.67 539.00 3. PT. Asia Plast Industries, Tbk 60.67 76.33 4. PT. Astra Argo Lestari, Tbk 61.33 98.67 5. PT. Astra Otopart, Tbk 70.67 104.33 6. PT. Fajar Surya Wisesa, Tbk 43.67 64.00 7. PT. Gudang Garam, Tbk 134.00 116.67 8. PT. HM Sampoerna, Tbk. 107.00 148.67 9. PT. Indah Kiat Pulp & Paper Corp, Tbk 22.33 24.00 10. PT. Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk 12.40 32.67 11. PT. Indosat, Tbk 29.67 35.00 12. PT. Metro Data Elektronic, Tbk 261.00 212.67 13. PT. Semen Gresik, Tbk 319.60 480.00 14. PT. Unilever Indonesia, Tbk 223.33 222.00 15. PT. Ultra Jaya Milk Industri, Tbk 483.60 393.17

Sumber : Data diolah

Dari Tabel 4.6 menunjukkan bahwa hasil perhitungan total asset

turnover menunjukkan bahwa hampir semua perusahaan sampel

mengalami peningkatan tidak jauh berbeda dengan hasil perhitungan fixed

asset turnover. Akan tetapi perusahaan yang mengalami penurunan

berdasarkan perhitungan ini adalah perusahaan PT. Ultra Jaya Milk

Industri, Tbk dengan persentase penurunan sebesar 90,43%, PT. Unilever

Indonesia, Tbk sebesar 1,33%, PT. Metro Data Elektronic, Tbk sebesar

77

Page 93: Analisis Kinerja Keuangan Sebelum Dan Sesudah Menerapkan Csr

48,33% dan PT. Gudang Garam, Tbk sebesar 17,33%. Sedangkan

perusahaan yang paling signifikan peningkatannya adalah PT. Aneka

Tambang, Tbk dengan persentase kenaikan sebesar 143,33%.

Pada rasio aktivitas (Fixed asset turnover dan Total asset turnover),

dapat dikatakan terdapat pengaruh penerapan CSR terhadap rasio ini terlihat

dari hasil perhitungan pada perusahaan sample yang rata-rata mengalami

peningkatan. Seperti yang telah dituliskan pada bab sebelumnya bahwa salah

satu pengaruh implementasi CSR adalah mendokrak penjualan, terlihat pada

perhitungan terdapat peningkatan sesudah dibanding sebelum menerapkan

CSR.

78

Page 94: Analisis Kinerja Keuangan Sebelum Dan Sesudah Menerapkan Csr

e. Debt Ratio Hasil perhitungan Debt Ratio terdapat pada Tabel 4.7 dibawah ini:

Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Debt Rasio pada Perusahaan Sampel

Debt Rasio (%) No. Perusahaan Sampel

Sebelum Sesudah 1. PT. Alfa Retailindo, Tbk 51.90 53.03 2. PT. Aneka Tambang, Tbk 30.63 25.51 3. PT. Asia Plast Industries, Tbk 43.50 52.84 4. PT. Astra Argo Lestari, Tbk 50.00 32.27 5. PT. Astra Otopart, Tbk 41.33 15.60 6. PT. Fajar Surya Wisesa, Tbk 64.20 62.63 7. PT. Gudang Garam, Tbk 37.63 40.28 8. PT. HM Sampoerna, Tbk. 106.00 54.67 9. PT. Indah Kiat Pulp & Paper Corp, Tbk 57.00 65.33 10. PT. Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk 88.00 66.00 11. PT. Indosat, Tbk 51.67 42.67 12. PT. Metro Data Elektronic, Tbk 64.13 42.56 13. PT. Semen Gresik, Tbk 49.18 58.28 14. PT. Unilever Indonesia, Tbk 56.73 35.33 15. PT. Ultra Jaya Milk Industri, Tbk 20.79 36.44

Sumber : Data diolah

Dari Tabel 4.7 dapat dilihat bahwa berdasarkan perhitungan debt

rasio hampir seluruh perusahaan sampel mengalami penurunan dengan

rata-rata penurunan sebesar 14,94%. Perusahaan yang mengalami

penurunan paling signifikan adalah PT. HM Sampoerna, Tbk dengan

persentase penurunan sebesar 51,33%. Sedangkan 6 perusahaan lainnya

mengalami kenaikan sesudah dilakukan perhitungan debt rasio atau rasio

yang menunjukan kapasitas perusahaan untuk memenuhi kewajiban baik

jangka panjang maupun jangka pendek dengan rata-rata kenaikan sebesar

7,7%. Perusahaan yang paling signifikan kenaikannya adalah PT. Ultra

Jaya Milk Industri, Tbk dengan persentase sebesar 15,65%.

79

Page 95: Analisis Kinerja Keuangan Sebelum Dan Sesudah Menerapkan Csr

Dari perhitungan diatas, diikatakan bahwa rata-rata dari perusahan

sampel mengalami penurunan itu berarti bahwa rasio hutang perusahaan

menurun. Dengan demikian dapat disimpulkan dengan menerapkan CSR,

perusahaan mampu menutupi utangnya baik jangka panjang maupun

jangka pendek dengan lebih baik.

f. Return On Asset

Hasil perhitungan Rasio Return on asset terdapat pada Tabel 4.8 dibawah ini:

Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Return on Asset pada Perusahaan Sampel

Return on Asset % No. Perusahaan Sampel

Sebelum Sesudah 1. PT. Alfa Retailindo, Tbk 11.83 15.83 2. PT. Aneka Tambang, Tbk 12.17 13.78 3. PT. Asia Plast Industries, Tbk -0.65 -1.29 4. PT. Astra Argo Lestari, Tbk 4.57 19.47 5. PT. Astra Otopart, Tbk 2.61 13.03 6. PT. Fajar Surya Wisesa, Tbk 2.40 1.13 7. PT. Gudang Garam, Tbk 21.50 11.38 8. PT. HM Sampoerna, Tbk. 11.83 15.83 9. PT. Indah Kiat Pulp & Paper Corp, Tbk 8.55 -0.93 10. PT. Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk 0.06 0.11 11. PT. Indosat, Tbk 6.24 10.85 12. PT. Metro Data Elektronic, Tbk 1.35 3.71 13. PT. Semen Gresik, Tbk 4.30 4.33 14. PT. Unilever Indonesia, Tbk 30.47 43.87 15. PT. Ultra Jaya Milk Industri, Tbk 8.75 6.98

Sumber : Data diolah

Dari Tabel 4.8 dapat dilihat bahwa berdasarkan hasil perhitungan

Return on Asset atau perhitungan rasio yang dapat mengukur seberapa

besar kemampuan perusahaan dalam memperoleh baik hubungannya

80

Page 96: Analisis Kinerja Keuangan Sebelum Dan Sesudah Menerapkan Csr

dengan penjualan, aset, maupun laba bagi modal sendiri ada 10 perusahaan

yang mengalami peningkatan sesudah dilakukan perhitungan ini dengan

rata-rata kenaikan sebesar 5,538%. Perusahaan yang mengalami

peningkatan secara signifikan adalah PT. Astra Argo Lestari, Tbk dengan

persentase kenaikan sebesar 14,9%. Sedangkan perusahaan yang

mengalami penurunan sangat signifikan adalah PT. Gudang Garam, Tbk

dengan persentase penurunan sebesar 10,12%.

Dari perhitungan Tabel 4.8 diatas dikatakan bahwa rata-rata pada

perhitungan rasio perusahaan sampel mengalami peningkatan, dengan

demikian dapat dikatakan pula bahwa dengan mengimplementasikan CSR

perusahaan mampu meningkatkan laba perusahaan.

81

Page 97: Analisis Kinerja Keuangan Sebelum Dan Sesudah Menerapkan Csr

g. Return On Equity

Hasil perhitungan Rasio Return on Equity terdapat pada tabel 4.9

dibawah ini:

Tabel 4.9 Hasil Perhitungan Return on Equity pada Perusahaan Sampel

Return on Equity % No. Perusahaan Sampel

Sebelum Sesudah 1. PT. Alfa Retailindo, Tbk 9.70 4.60 2. PT. Aneka Tambang, Tbk 18.69 17.98 3. PT. Asia Plast Industries, Tbk -1.56 -2.83 4. PT. Astra Argo Lestari, Tbk 9.63 29.13 5. PT. Astra Otopart, Tbk -1.25 21.97 6. PT. Fajar Surya Wisesa, Tbk 14.77 3.20 7. PT. Gudang Garam, Tbk 23.42 12.70 8. PT. HM Sampoerna, Tbk. 27.67 32.37 9. PT. Indah Kiat Pulp & Paper Corp, Tbk -8.32 -4.00 10. PT. Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk 70.00 14.67 11. PT. Indosat, Tbk 13.23 24.04 12. PT. Metro Data Elektronic, Tbk -32.28 4.60 13. PT. Semen Gresik, Tbk 8.79 10.11 14. PT. Unilever Indonesia, Tbk 47.90 52.23 15. PT. Ultra Jaya Milk Industri, Tbk 6.79 3.51

Sumber : Data diolah

Dari Tabel 4.9 di atas dapat dilihat bahwa hasil perhitungan

Return on Equity lebih dari 50% perusahaan mengalami kenaikan.

Sebagian perusahaan lainnya mengalami penurunan dengan persentase

penurunan rata-rata sebesar 12,56%. Perusahaan yang paling signifikan

penurunannya adalah PT. Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk yang pada

saat sebelum dilakukan perhitungan Return on Equity sebesar 70% dan

setelah dilakukan perhitungan sebesar 14,67% dengan demikian

82

Page 98: Analisis Kinerja Keuangan Sebelum Dan Sesudah Menerapkan Csr

penurunannya sebesar 55,53%. Sedangkan perusahaan yang paling

signifikan kenaikannya adalah PT. Metro Data Elektronoc, Tbk sebesar

36,88%.

Menurut Toto Prihadi (2007) bagi pemodal rasio ini lebih penting

di banding rasio lain, untuk mengetahui berapa jauh hasil yang diperoleh

dari penanaman modalnya. Karena, yang dibandingkan adalah laba bersih

dengan modal sendiri. Dengan melihat hasil perhitungan, dapat dikatakan

CSR mampu meningkatkan laba perusahaan karena dari rata-rata

perusahaan sampel 50% mangalami peningkatan.

83

Page 99: Analisis Kinerja Keuangan Sebelum Dan Sesudah Menerapkan Csr

h. Earning Per Share

Hasil perhitungan rasio earning per share terdapat pada Tabel 4.10

dibawah ini:

Tabel 4.10 Hasil Perhitungan Erning Per Share pada Perusahaan Sampel

Earning Per Share Rp

No. Perusahaan Sampel

Sebelum Sesudah 1. PT. Alfa Retailindo, Tbk 54.00 35.33 2. PT. Aneka Tambang, Tbk 282.67 256.67 3. PT. Asia Plast Industries, Tbk 1.83 -2.43 4. PT. Astra Argo Lestari, Tbk 97.00 797.00 5. PT. Astra Otopart, Tbk 120.67 381.67 6. PT. Fajar Surya Wisesa, Tbk 36.47 14.97 7. PT. Gudang Garam, Tbk 1042.00 812.00 8. PT. HM Sampoerna, Tbk. 644.00 392.00 9. PT. Indah Kiat Pulp & Paper Corp, Tbk 446.67 -433.00 10. PT. Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk -90.00 211.33 11. PT. Indosat, Tbk 1001.67 303.33 12. PT. Metro Data Elektronic, Tbk -0.32 0.01 13. PT. Semen Gresik, Tbk 423.00 578.00 14. PT. Unilever Indonesia, Tbk 3.97 1.17 15. PT. Ultra Jaya Milk Industri, Tbk 171.33 44.67

Sumber : Data diolah

Dari Tabel 4.10 di atas dapat dilihat bahwa hasil perhitungan

earning per share yang merupakan bagian dari rasio pertumbuhan yang

digunakan untuk mengukur seberapa baik perusahaan dalam

mempertahankan posisi ekonominya dalam pertumbuhan ekonomi secara

keseluruhan dan industry hampir kesuluruhan perusahaan sampel

mengalami penurunan yang sangat signifikan.

84

Page 100: Analisis Kinerja Keuangan Sebelum Dan Sesudah Menerapkan Csr

Perusahaan yang mengalami penurunan yang sangat signifikan

antara lain PT. HM Sampoerna, Tbk. Dengan persentase penurunannya

sebesar 252%, PT. Gudang Garam, Tbk sebesae 230%, PT. Indah Kiat

Pulp & Paper Corp, Tbk sebesar 879,67 %, PT. Indosat, Tbk sebesar

698,34% dan PT. Ultra Jaya Milk Industri, Tbk sebesar 126,66%.

Sedangkan perusahaan yang mengalami kenaikan paling signifikan adalah

PT. Astra Argo Lestari, Tbk sebesar 700%.

i. Price to Book Value (PBV)

Hasil perhitungan rasio Price to Book Value terdapat pada Tabel

4.11 dibawah ini:

Tabel 4.11 Hasil Perhitungan Price to Book Value pada Perusahaan Sampel

Price to book Value %

No. Perusahaan Sampel

Sebelum Sesudah 1. PT. Alfa Retailindo, Tbk 1.51 1.45 2. PT. Aneka Tambang, Tbk 2.03 0.60 3. PT. Asia Plast Industries, Tbk 0.30 0.30 4. PT. Astra Argo Lestari, Tbk 1.45 2.38 5. PT. Astra Otopart, Tbk 2.34 1.06 6. PT. Fajar Surya Wisesa, Tbk 1.28 2.35 7. PT. Gudang Garam, Tbk 2.12 1.80 8. PT. HM Sampoerna, Tbk. 4.39 3.37 9. PT. Indah Kiat Pulp & Paper Corp, Tbk 0.28 0.23 10. PT. Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk 6.91 1.08 11. PT. Indosat, Tbk 1.06 2.27 12. PT. Metro Data Elektronoc, Tbk 3.34 0.85 13. PT. Semen Gresik, Tbk 1.45 1.64 14. PT. Unilever Indonesia, Tbk 6.81 8.56 15. PT. Ultra Jaya Milk Industri, Tbk 1.20 0.71

Sumber : Data diolah

85

Page 101: Analisis Kinerja Keuangan Sebelum Dan Sesudah Menerapkan Csr

Dari Tabel 4.11 dapat ditunjukkan bahwa hasil perhitungan Price

to book Value yang bermanfaat untuk m engukur kemampuan manajemen

dalam menciptakan nilai pasar yang melampaui pengeluaran biaya

investasi dapat diketahui bahwa ada 9 perusahaan sampel mengalami

penurunan nilai dengan persentase penurunan sebesar 1,44%. Perusahaan

yang paling signifikan penurunannya adalah PT. Indocement Tunggal

Prakarsa, Tbk dengan persentase sebesar 5,83%. Sedangkan perusahaan

yang mengalami kenaikan paling signifikan adalah PT. Unilever

Indonesia, Tbk dengan persentase kenaikan sebesar 1,75%. Adapun

perusahaan yang tidak mengalami perubahan setelah dan sebelum

dilakukan perhitungan price to book adalah PT. Asia Plast Industries, Tbk.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa penerapan CSR

mempengaruhi harga saham yang beredar, terlihat dari peningkatan rata-

rata perusahaan sampel. Walaupun masih ada perusahaan yang mengalami

penurunan dan tidak mengalami perubahan.

2. Pengujian Statistik Untuk Hipotesa Pertama

Pengujian hipotesa untuk membandingkan rasio pada saat sebelum dan

sesudah yaitu dengan uji nonparametric menggunakan Wilcoxon Test dengan

menggunakan program SPSS pada alpha 5%.

Dari output didapatkan nilai z Hitung, sedangkan z tabel bisa dihitung

pada tabel z, dengan α = 5% dan diuji dua sisi (5% dibagi 2 menjadi 2.5%)

dan diuji dua sisi (5% dibagi 2 menjadi 2.5%), maka luas kurva normal adalah

86

Page 102: Analisis Kinerja Keuangan Sebelum Dan Sesudah Menerapkan Csr

50% - 2.5% = 47.5% atau 0.475. pada tabel z untuk luas 0.475 didapat angka z

tabel sekitar 1.96. Pada Tabel 4.12 berikut hasil Uji Wilcoxon :

Tabel 4.12 Hasil Uji Wilcoxon

Variabel Z Asymp Sign Keputusan Current Ratio -0,625 0,532 H0 diterima Quick Ratio -2,840 0,005 H0 ditolak

Fxed Asset Turnover -1,363 0,173 H0 diterima Total Asset Turnover -1,761 0,078 H0 diterima

Debt Ratio -1,533 0,125 H0 diterima Return on Asset -1,363 0,173 H0 diterima Return on Equity -0,568 0,570 H0 diterima

Erning Per Share Rp -0,795 0,427 H0 diterima Price to book Value -0,910 0,363 H0 diterima

Sumber : Data diolah

Tabel 4.12 di atas menunjukkan dengan Z-tabel sebesar 1.96. Pada

taraf alpha 5% maka secara keseluruhan H0 diterima karena Z output < Z-tabel

yang terdiri dari Current Ratio (-0,625 < 1.96), Fxed Asset Turnover (-1,363 <

1.96), Total Asset Turnover (-1,761 < 1.96), Debt Ratio (-1,533 < 1.96),

Return on Asset (-1,363 < 1.96), Return on Equity (-0,568 < 1.96), Earning

per Share (-0,795 < 1.96) dan Price to Book Value (-0,910 < 1.96). Sehingga

dapat disimpulkan bahwa pengaruh tanggung jawab sosial (Corporate Social

Responsibility_CSR) terhadap kinerja keuangan perusahaan sebelum dan

sesudah diterapkannya Corporate Social Responsibilty_CSR tidak berbeda

secara nyata. Sedangkan untuk variabel quick Ratio diperoleh nilai Z-output (-

2.840) > Z-Tabel (1.96) maka H0 ditolak. Dengan demikian, variabel tersebut

dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang nyata sebelum dan sesudah

diterapkannya CSR.

87

Page 103: Analisis Kinerja Keuangan Sebelum Dan Sesudah Menerapkan Csr

Selain dilihat dari nilai Z, untuk mengambil keputusan dapat dilihat

berdasarkan probabilitas. Dari Tabel 4.12 dapat diketahui secara keseluruhan

memiliki nilai Asymp Sign > 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa secara

keseluruhan setiap variabel tidak memiliki perbedaan yang nyata antara

sebelum dan sesudah diterapkannya CSR kecuali pada variabel quick ratio

yang memiliki nilai Asymp Sign sebesar 0,005 < 0,05. Dengan demikian,

untuk variabel quick ratio disimpulkan terdapat perbedaan yang nyata antara

sebelum dan sesudah diterapkannya CSR.

Dari hasil pengujian Wilcoxon dapat dilihat bahwa hanya variabel

quick ratio yang berpengaruh secara signifikan karena nilai Z-output (-2.840)

> Z-Tabel (1.96) dan sig-nya 0,005 lebih kecil dibanding α (asumsi α. 5%).

Hal ini berarti hanya quick ratio yang berkolerasi dengan CSR.

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa penelitian ini gagal

membuktikan penelitian terdahulu seperti yang dilakukan oleh Ambar Retno

(2007) yang menganalisis CSR berpengaruh positif terhadap RAO dan ROE

sedang dalam penelitian ini yang melakukan pengujian dengan Wilcoxon

terdapat hasil ROA dan ROE tidak berpengaruh sacara signifikan. Menurut

Lely Dahlia (2009) tingkat pengungkapan CSR dalam laporan tahunan

perusahaan berpengaruh positif terhadap ROE satu tahun kedepan (ukuran

kinerja keuangan perusahaan). Penelitian sebelumnya menemukan bahwa

tingkat leverage juga berkorelasi dengan tingkat pengungkapan informasi

CSR, (Sembiring, 2003 dan Sayekti, 2006 dalam Sayekti, 2007) menemukan

korelasi yang negatif. Selanjutnya, (Haniffa et al (2005) dan Sembiring (2005)

88

Page 104: Analisis Kinerja Keuangan Sebelum Dan Sesudah Menerapkan Csr

dalam Sayekti 2007) tidak menemukan korelasi antara tingkat leverage dan

pengungkapan CSR. Namun, dengan pengujian wilcoxon ini juga peneliti

berhasil membuktikan bahwa penelitian yang dilakukan oleh Laan, et.al

(2008), yang mengatakan bahwa CSR dan kinerja keuangan tidak

berhubungan.

3. Pengujian Statistik Untuk Hipotesis Kedua

Metode ini digunakan untuk menguji beberapa sampel yang sifatnya

independent dan memiliki populasi yang sama. Berikut ini hasil analisis uji

Kruskal Wallis.

Tabel 4.13

Descriptive Statistics

N Mean Std.

Deviation Minimum Maximum Nilai Evaluasi 135 1.6944 150.96547 -879.67 700.00

Variabel 135 5.0000 2.59161 1.00 9.00Sumber: Data diolah

Output ini menampilkan hasil deskriptif dari kasus di atas yang terdiri

dari jumlah data (N), Mean (rata-rata) dimana rata-rata perbedaan rasio antara

sebelum dengan sesudah diterapkan CSR sebesar 1.6944 standar deviasi

sebesar 150.96547.

89

Page 105: Analisis Kinerja Keuangan Sebelum Dan Sesudah Menerapkan Csr

Tabel 4.14 Test Statistics(a,b)

Nilai

Evaluasi Chi-

Square 21.901

Df 8 Asymp.

Sig. .005

Sumber : Data diolah a Kruskal Wallis Test

b Grouping Variable: Variabel

Dari output didapatkan statistik hitung Kruskal-Wallis atau Chi-Square

Hitung adalah 21.901. Sedang Chi-Square tabel bisa dihitung pada tabel Chi-

Square, dengan α = 0.05, dan df = 8 (didapat dari rumus k-1, dimana k adalah

jumlah variabel, 9-1=8). Didapat Chi-Square tabel adalah 15.51.

Oleh karena, Chi-Square Hitung > Chi-Square Tabel (21.901 > 15.51),

maka H0 ditolak. Keputusan :Terlihat bahwa pada kolom Asymp.Sig adalah

0.005 atau probabilitas di bawah 0.05 (0.005 < 0.05). Dengan demikian H0

ditolak atau terdapat perbedaan rata-rata dari kesembilan rasio terhadap

penerapan CSR.

Analisis statistik deskriptif yang disajikan dalam Tabel 4.14 dapat

dilihat bahwa untuk ke-sembilan variabel (sebagai pengungkapan kinerja

perusahaan) memiliki rata-rata mean 1,6944%, standar deviasi sebesar

150.96547%. Hal ini menunjukan tingkat kinerja keuangan perusahaan sampel

sangat beragam, tergantung jenis usaha/industry, ataupun faktor lain (misalnya

faktor ekonomi yang tidak dibahas dalam penelitian ini). Dan nilai Chi-Square

Hitung > Chi-Square Tabel (21.901 > 15.51), maka H0 ditolak.

90

Page 106: Analisis Kinerja Keuangan Sebelum Dan Sesudah Menerapkan Csr

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh antara CSR

dengan kinerja keuangan perusahaan yang diukur dengan rasio likuiditas, rasio

aktivitas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas, rasio pertumbuhan dan rasio

nilai pasar. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori Kotler (2005) dalam

Corporate Social Responsibility: Doing The Most Good For Your Company

And Your Cause, yang menyatakan bahwa perusahaan pada dasarnya

mengungkapkan informasi sosial (CSR) dengan tujuan untuk membangun

image perusahaan dan mendapatkan perhatian dari masyarakat. Semakin

tinggi aktivitas dan pengungkapan CSR yang dilakukan oleh suatu

perusahaan, maka akan semakin meninngkatnya kinerja keuangan perusahaan

secara keseluruhan.

Hal ini juga sesuai dengan penelitian sebelumnya seperti yang dilakukan

oleh Ambar Retno (2007) yang menganalisis CSR berpengaruh positif

terhadap RAO dan ROE. Lely dahlia (2009) tingkat pengungkapan CSR

dalam laporan tahunan perusahaan berpengaruh positif terhadap ROE satu

tahun kedepan (ukuran kinerja keuangan perusahaan). Penelitian sebelumnya

juga menemukan bahwa tingkat leverage (solvabilitas) juga berkorelasi

dengan tingkat pengungkapan informasi CSR, Roberts (1992) dalam Sayekti

(2007) menemukan korelasi yang positif. Namun dengan pengujian ini

peneliti tidah berhasil membuktikan penelitian yang dilakukan oleh laan, et.al

(2008), yang mengatakan bahwa CSR dan kinerja keuangan tidak

berhubungan, karena dengan pengujian kruskal wallis ini peneli menemukan

bahwa terdapat pengaruh antar CSR dengan kinerja keuangan perusahaan.

91

Page 107: Analisis Kinerja Keuangan Sebelum Dan Sesudah Menerapkan Csr

BAB V

KESIMPULAN DAB IMPLIKASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan pada bab-bab

sebelumnya, maka kesimpulan yang diperoleh adalah sebagai berikut:

1. Rasio Likuiditas

Dari analisis rasio likuiditas, dapat disimpulkan bahwa kemampuan

perusahaan untuk menyelesaikan kewajiban jangka pendek dilihat dari

periode perhitungan sesudah menerapkan corporate social responsibility,

tidak jauh berbeda dibandingkan sebelum menerapkan corporate social

responsibility menunjukann bahwa perusahaan masih tetap dapat

memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya dengan tepat waktu,

walaupun banyak terjadi fluktuasi penurunan maupun peningkatan dalam

perhitungannya, kinerja keuangan perusahaan masih sangat baik.

Berdasarkan hasil uji beda (wilcoxont test) diperoleh terdapat perbedaan

kinerja keuangan namun tidak signifikan pada current rasio dan pada

quick test rasio terdapat perbedaan yang signifikan sebelum dan sesudah

menerapkan corporate social responsibility. Besarnya peningkatan dan

penurunan kinerja keuangan pada rasio ini yaitu sebesar rata-rata 50% dari

sebelum implementasi CSR.

2. Rasio Aktivitas

Dari analisis rasio aktivitas, dapat disimpulkan bahwa efisiensi

perusahaan dalam menggunakan asetnya untuk memperoleh penjualan

92

Page 108: Analisis Kinerja Keuangan Sebelum Dan Sesudah Menerapkan Csr

dilihat dari perhitungan pada periode sesudah menerapkan CSR lebih baik

dibandingkan sebelum menerapkan CSR, menunjukkan bahwa kinerja

keuangan perusahaan pada periode sesudah menerapkan CSR lebih tinggi.

Kondisi ini menunjukan bahwa dengan melakukan kebijakan implementasi

CSR akan dapat menghasilkan perubahan yang baik. Hal ini dikarenakan

dengan menerapkan CSR pada suatu perusahaan, maka nilai perusahaan

di mata investor akan semakin baik tidak hanya dimata investor namun

juga di mata masyarakat dan hal itu akan menyebabkan peningkatan

penjualan.

Hal tersebut terlihat dengan meningkatnya kinerja keuangan pada

rasio ini sesudah implementasi CSR dan peningkatan tersebut rata sebesar

17%.

3. Rasio Solvabilitas

Dari analisis rasio solvabilitas dapat disimpulkan bahwa kapasitas

perusahaan untuk memenuhi kewajiban baik untuk jangka pendek maupun

jangka panjang pada periode sesudah menerapkan CSR tidak jauh berbeda

dibandingkan sebelum menerapkan CSR, walaupun demikian menunjukan

bahwa kinerja keuangan perusahaan untuk membayar beban hutangnya

baik jangka pendek maupun jangka panjang masih sangat baik.

Berdasarkan hasil perhitungan terdapat perbedaan sebelum dan sesudah

menerapkan CSR. Namun, perbedaan tersebut berdasarkan hasil uji beda

(wilcoxont test) tidak terdapat perbedaan yang signifikan terhadap kinerja

keuangan (rasio solvabilitas/leverage) sebelum dan sesudah menerapkan

93

Page 109: Analisis Kinerja Keuangan Sebelum Dan Sesudah Menerapkan Csr

CSR. Perbedaan rasio ini sebelum dan sesudah implementasi CSR

menurun rata-rata sebesar 17% pada perusahaan sampel.

4. Rasio Profitabilitas

Dari analisis rasio profitabilitas dapat disimpulkan bahwa kemampuan

perusahaan untuk memperoleh laba baik dalam hubungan dengan

penjualan, assets, maupun laba bagi modal sendiri pada periode sesudah

menerapkan CSR lebih baik dibandingkan sebelum menerapkan CSR,

menunjukan bahwa kinerja keuangan perusahaan untuk mendapatkan laba

melalui sumber daya yang ada pada periode sesudah menerapkan CSR ini

lebih besar, sehingga kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba

menjadi meningkat. Namun berdasarkan hasil uji beda (wilcoxont test)

diperoleh tidak terdapat perbedaan kinerja keuangan (rasio profitabilitas)

sebelum menerapkan CSR dan sesudah menerapkan CSR.

Berdasarkan perhitungan, peningkatan rata-rata rasio profitabilitas

sebelum dan sesudah menerapkan CSR sebesar 28%.

5. Rasio Pertumbuhan

Dari analisis hasil perhitungan earning per share yang merupakan

bagian dari rasio pertumbuhan yang digunakan untuk mengukur seberapa

baik perusahaan dalam mempertahankan posisi ekonominya dalam

pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan dan industry, hampir

kesuluruhan perusahaan sampel mengalami peningkatan. Namun

peningkatan tersebut berdasarkan hasil uji beda (wilcoxson test) diperoleh

94

Page 110: Analisis Kinerja Keuangan Sebelum Dan Sesudah Menerapkan Csr

tidak terdapat perbedaan kinerja keuangan (rasio pertumbuhan) sebelum

menerapkan CSR dan Sesudah menerapkan CSR.

6. Rasio Market Value

Dapat ditunjukkan bahwa hasil perhitungan Price to Book Value yang

bermanfaat untuk mengukur kemampuan manajemen dalam menciptakan

nilai pasar yang melampaui pengeluaran biaya investasi dapat diketahui

bahwa ada 9 perusahaan sampel mengalami penurunan nilai dengan

persentase penurunan sebesar 1,44%. Dari analisis rasio market value

dapat disimpulkan bahwa kemampuan perusahaan untuk memperoleh

pendapatan dari pendapatan setiap lembar saham pada periode sebelum

menerapkan CSR lebih baik dibandingkan sesudah menerapkan CSR, hal

tersebut menunjukan bahwa kinerja keuangan perusahaan untuk

mendapatkan laba melalui sumber daya yang ada pada periode sesudah

menerapkan CSR ini lebih rendah, sehingga kemampuan perusahaan untuk

memperoleh pendapatan menjadi berkurang. Namun hasil perhitungan

tersebut berdasarkan hasil uji beda (wilcoxont test) diperoleh tidak terdapat

perbedaan kinerja keuangan (rasio market value) sebelum menerapkan

CSR dan sesudah menerapkan CSR.

95

Page 111: Analisis Kinerja Keuangan Sebelum Dan Sesudah Menerapkan Csr

B. Implikasi

Setelah diperoleh kesimpulan mengenai uraian-uraian permasalahan yang

ada pada penelitian ini, maka sebagai pelengkap akan diajukan beberapa

implikasi yang nantinya diharapkan dapat membantu dan berguna bagi

perusahaan itu sendiri dan pihak lain yang membutuhkan, adapun implikasi

tersebut adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan yang sudah menerapkan CSR diharapkan dapat terus

meningkatkan kepedulian sosialnya dengan kegiatan-kegiatan yang

bermanfaat atau menguntungkan bagi semua pihak yang berkepentingan.

Walaupun pada awal pelaksanaan akan menghabiskan banyak biaya

namun dampak yang akan terjadi sangatlah baik untuk perusahaan

selanjutnya, karena perusahaan yang telah melakukan kegiatan CSR akan

lebih baik dibanding perusahaan yang tidak melakukan CSR. CSR bisa

membangun positioning merek, mendongkrak penjualan, memperluas

pangsa pasar, meningkatkan loyalitas karyawan, mengurangi biaya

operasional, serta meningkatkan daya tarik korporat di mata investor.

2. Dengan menerapkan CSR, diharapkan perusahaan akan memperoleh

legitimasi sosial dan memaksimalkan kekuatan keuangannya dalam jangka

panjang. Hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan yang menerapkan

CSR mengharapkan akan direspon positif oleh para pelaku pasar.

Diharapkan bahwa investor mempertimbangkan informasi CSR yang

diungkapkan dalam laporan tahunan perusahaan, sehingga dalam

pengambilan keputusan investor tidak semata-mata mendasarkan pada

96

Page 112: Analisis Kinerja Keuangan Sebelum Dan Sesudah Menerapkan Csr

informasi laba saja. Pengungkapan informasi CSR diharapkan

memberikan informasi tambahan kepada para investor selain dari yang

sudah tercakup dalam laba akuntansi.

3. Pada rasio market value, perusahaan diharuskan untuk memperbaiki

kondisinya yaitu dengan menciptakan nilai pasar yang melampaui

pengeluaran biaya investasi, dengan mencari alternatif pemindahan dana

dari pos-pos yang kurang produktif ke pos yang lebih produktif, misal dari

pos kas ke investasi proyek yang dapat memberikan keuntungan yang

lebih baik, menekan biaya-biaya agar tidak terjadi pemborosan yang dapat

merugikan perusahaan, sehingga kemampuan perusahaan untuk

memperoleh nilai pasar yang lebih baik pada periode sesudah menerapkan

CSR dan masa yang akan datang lebih meningkat.

4. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan periode penelitian sebaiknya

lebih dari yang diteliti saat ini agar penelitian dapat dibandingkan dari

tahun ke tahun dan memprediksi hasil penelitian untuk jangka panjang.

5. Penelitian selanjutnya dapat memperbesar populasi pada berbagai tingkat

sektor industry untuk mengetahui pengaruhnya terhadap berbagai jenis

industry.

97

Page 113: Analisis Kinerja Keuangan Sebelum Dan Sesudah Menerapkan Csr

DAFTAR PUSTAKA

Ambadar, jackie, ”Corporate Social Responsibility: dalam praktek di indonesia,

wujud kepedulian dunia usaha”, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta, 2008.

Anjar, Fahmianto, ”Program CSR Inovatif”, Republika, Jakarta, 2008. Arifin, Johar. ”Analisis Laporan Keuangan berbasis komputer”, PT. Alex Media

Komputindo, Jakarta, 2004.

Astuti, Dewi. ”Manajemen Keuangan Perusahaan”, Ghalia Indonesia, Jakarta, 2004.

Aupperle, Kenneth, E, A.B. Carrol, dan S.D Hatfield, ”An Emperical Examination

of The Relationship Between Corporate Social Responsibility and Profitability”, The Academy of Management Journal, Vol.28. No.2. 1985.

Brealey, Myers, Marhus, ” Dasar-Dasar Manajemen Keuangan Perusahaan”. Edisi

5, Erlangga, Jakarta, 2008. Cochran, Philip L, dan Robert A. Wood, ” Corporate Social Responsibility and

Financial Performance”, Academy of Management Journal, 1984, Vol. 27, No. 1.

Cadbury, Sir Adrian, “Global Corporate Governance”, Forum Word Bank, 2000 Carrol, Archie.B, “ Corporate Social Responsibility: Evolution of Defitional

Contruct”, Business and Society, 1999. Christina, Ellen, dkk, “Anggaran Perusahaan: Suatu Pendekatn Praktis”, PT.

Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2001. Cooper, Donald R,. ”Business Research Methods”, 5 edition, Erlangga, 1996. st

Dahlia, Lely, “Pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap Kinerja

Keuangan perusahaan”, Studi empiris pada perusahaan yang tercatat di bursa efek Indonesia pada tahun 2005 dan 2006), Skripsi Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia, 2008.

Daniri, Mas Achmad, ”good corporate governance: Konsep & Penerapan dalam konteks Indonesia”, PT. Ray Indonesia, Jakarta, 2006.

Elkington, j, and Thorpe, j, “ Cannibal With Forks The Triple Bottom Line of 21st

Century Business”, 2005.

98

Page 114: Analisis Kinerja Keuangan Sebelum Dan Sesudah Menerapkan Csr

Harahap, Sofyan Syahfri, ”Analisis Kritis Laporan Keuangan”, Edisi.1, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2008.

Hasan, Iqbal, ”Analisis Data Penelitian Dengan Statstik”, PT. Bumi Aksara,

Jakarta, 2004. James c. Van Horne & John M. Washowize, jr. “Prinsip-prinsip Manajemen

Keuangan”, Edisi Indonesia, Salemba Empat, Jakarta, 2000. Kasmir, ” Analisis laporan keuangan”. Edisi 1, Rajawali Pers, Jakarta, 2008. Kiroyan, Noke, ” Good Corporate Governance dan Corporate Social

Responsibility: Adakah Kaitan diantara Keduanya”, Edisi III, Economic Business Accounting Review, 2006.

Keown, Arthur J. Martin, Jhon D. et,al.” Manajemen keuangan: Prinsip dan

penerapan”. Ed 10. jilid 1, Index, Jakarta, 2008. Kodrat, David Sukardi, ”Studi Penerapan Corporate Social Responsibility untuk

menciptakan Sustainable Growth di Indonesia”, The 2 nd National Conference UKMWS, Surabaya, 2008.

Kotler, Philip, ”Doing The Most Good For Your Company And Your Cause”,

2005 dari http://www.csrindonesia.com Kuniawan, Teguh, ”Penerapan Corporate Social: Perspektif Administrasi

Publik”, 2008. Laan, Van der Gerwin, Hans Van Ees, dan Arjen Van Witteloostuijin, ”Corporate

Social Responsibility and Financial Performance: An Extended Stakeholder Theory, and Empirical Test with Accounting Measures”, Jornal of Business Ethnic, 2008. DOI 10.1007/s10551-007-9398-0.

McGuire, Jean B, dan Alison Sundgren, Thomas Schneeweis, ”Corporate Social

Responsibility and Firm Financial Performance”, Academy of Management Journal, 1988. Vol 31. No.4.

O’bannon, D.P and L, E, Preston, ”The Corporate Social Financial Performance

Relationship: A Typology and Analysis”, Paper and Presented at the, 1993. Prihadi, Toto. “Mudah Memahami Laporan Keuangan”, PPM, Jakarta, 2007.

Rahayu, Hastanti Agustin, “Analysis Relationship Between Disclosure Of

Corporate Social Responsibility Concerning Performance And Corporate Value”, Theses from PFEUGM / 2008.

99

Page 115: Analisis Kinerja Keuangan Sebelum Dan Sesudah Menerapkan Csr

Retno, Ambar, “ Analisis Pengaruh Corporate Social Reporting terhadap corporate social responsibility”, Skripsi Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia, 2007.

Riyanto, Bambang, “Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan”, Edisi ke-4, BPFE, Yogyakarta, 2001.

Sayekti, Yosefa dan Ludovicus Sensi Wondabio, “Pengaruh CSR Disclosure

Terhadap Earning Response Coefficient”, Simposiun Nasional Akuntansi X, AKPM-08, Program Ilmu Akuntansi FEUI, 2007.

Sjahrial, Dermawan.,” Pengantar Manajemen keuangan”, Mintera wacana media,

Jakarta, 2007. Steiner, George Albert, ” Business, Government, And Society: a Managerial

Perspective, Text and Cases”, 11 edition, McGraw Hill, 2006. th

SWA, Sembada No.24/xxiv/13-23, Nov, 2008. Sudarmiatin, ”Analisis Rasio Sebagai Alat Evaluasi Kinerja Perusahaan”, Jurnal

Ilmu Pengetahuan Sosial, Th 33, Nomor 2, Desember 1999. Syakhroza, Ahmad, ” Makalah Mengenai Penerapan Corporate Governance”,

2002. Tim Studi pengkajian Prinsip-prinsip Organisasi for Economis Co opertarion and

Development 2004. Departemen Keuangan Indonesia BAPEPAM, 2006. Trunbull, Shann, ”Corporate Governance: Theories, Challenger and Paradigms

Governance”, Review Internasional, Vol.1 No.1, 2000. Umu, Khourohdan, Irany Widhayastih,”perbandingan Kinerja keuangan antara

perusahaan dengan status penanam modal asing (PMA) dan penanam Modal dalam Nederi (PMDN), Jurnal Ekonomi, Lipi, Jakarta, 2002.

Uyanto, Stanislaus S, ” Pedoman Analisis Data Dengan SPSS”, edisi ketiga,

Graha Ilmu, Yogyakarta, 2009. Warsidi, Agus, ” Evaluasi Kegunaan Rasio Keuangan Dalam Memprediksi

Perubahan Laba di Masa Yang Akan Datang”, Jurnal Akuntansi, Manajemen dan Ekonomi, Vol. 2 No.1 2002, Penerbit Program Magister Universitas Jendral Sudirman.

Warta Ekonomi, ”Konsep Bisnis Paling Bersinar 2006: Level Adopsinya Kian

Tinggi”, Warta Ekonomi, Desember, 2006 diakses dari http://www.wartaekonomi.com.

100

Page 116: Analisis Kinerja Keuangan Sebelum Dan Sesudah Menerapkan Csr

Wibisono, Yusuf. “Membedah Konsep dan APlikasi CSR”, Fascho Publishing,

Gresik, 2007.

Wiiliams, Chuck,. ”management”, 1 edition, Salemba Empat, Jakarta, 2001. st

www.csrindo.com www.csrindonesia.com www.google.com www.wartaekonomi.com

101