artikel csr

Upload: cinddereta-nyah-gita

Post on 02-Mar-2016

137 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

bbb

TRANSCRIPT

  • SKRIPSI

    PENGARUH SIKAP KONSUMEN TENTANG PENERAPAN PROGRAM

    CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) TERHADAP

    LOYALITAS KONSUMEN PASTA GIGI PEPSODENT

    PADA MAHASISWA FAKULTAS KESEHATAN

    MASYARAKAT UNIVERSITAS

    SUMATERA UTARA

    OLEH :

    PASRI Y J S PASARIBU

    100521064

    PROGRAM STUDI MANAJEMEN

    DEPARTEMEN MANAJEMEN

    FAKULTAS EKONOMI

    UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

    MEDAN

    2012

  • ABSTRAK

    Pengaruh Sikap Konsumen Tentang Program Corporate Social Responsibility

    (CSR) Terhadap Loyalitas Konsumen Pasta Gigi Pepsodent Pada Mahasiswa

    Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

    Tujuan penelitian ini adalah untuk adalah untuk mengetahui dan

    menganalisis pengaruh sikap konsumen tentang penerapan program Corporate

    Social Responsibility (CSR) terhadap loyalitas konsumen pasta gigi Pepsodent.

    Metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pengaruh sikap

    konsumen tentang penerapan program Corporate Social Responsibility (CSR)

    terhadap loyalitas konsumen pasta gigi Pepsodent adalah analisis deskriptif dan

    metode regresi linier berganda.

    Populasi pada penelitianini adalah seluruh mahasiswa Fakultas Kesehatan

    Masyarakat USU program S-1 angkatan 2009-2011 yang berjumlah 447 orang.

    Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 82 orang. Ukuran sampel

    dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin. Penulis

    menggunakan metode sampel random sampling, dengan ketentuan sampel adalah

    mahasiswa yang menggunakan Pepsodent minimal 3 bulan.

    Hasil penelitian dari Uji Signifikan Simultan (Uji F) menunjukkan bahwa

    variabel sikap konsumen terhadap penerapan program Corporate Social

    Responsibility yang terdiri dari variabel komponen kognitif, komponen afektif,

    komponen konatif secara simultan berpengaruh signifikan terhadap loyalitas

    konsumen pasta gigi Pepsodent pada mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat

    Universitas Sumatera Utara. Hasil penelitian dari Uji Parsial (Uji-t) variabel sikap

    yang terdiri dari komponen kognitif, komponen afektif, komponen konatif

    berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas konsumen pasta gigi

    Pepsodent pada mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera

    Utara. Variabel sikap komponen konatif berpengaruh lebih dominan dibandingkan

    dengan komponen kognitif, komponen afektif .

    Kata Kunci : Kognatif, Afektif, Konatif, Loyalitas

  • ABSTRACT

    The influence of consumer behavior in Corporate Social Responsibility

    program in loyalty Pepsodent tooth paste consumer of Public Health Faculty

    student in Sumatera Utara University

    The aim of research is to understand and analyze the influence of

    consumer behaviour about the implementation in Corporate Social Responsibility

    program in loyalty Pepsodent tooth paste consumer.

    The research method which used to analyze the influence of consumer

    behavior in using Corporate Social Responsibility program in loyalty Pepsodent

    tooth paste consumer are descriptive Analysis and regresi linier plural method.

    The population in the research are overall of student in S-1 Program at the

    conscripts of 2009-2011 class of Public Health Faculty student in Sumatera Utara

    University which amount 447 students. The sample which used in this research is

    about 82 students. The sample measure in this research decide with Slovin

    formula. The writer used sampling random sample method, with sample rule is the

    student must used the Pepsodent at least 3 months.

    The result of Simultan Significant Test (Test F) show that variable of

    consumer behavior in using Corporate Social Responsibility program which

    consist of variable likes cognitive component, affective component, conative

    component in simultant influenced signify in loyalty Pepsodent tooth paste

    consumer at Public Health Faculty student in Sumatera Utara University. The

    result of Parcial Test (Test-t) behavior variable which consist of variable likes

  • cognitive component, affective component, conative component have positive

    influenced and signify in in loyalty Pepsodent tooth paste consumer at Public

    Health Faculty student in Sumatera Utara University. The conative component

    behavior variable influence more dominant than cognitive component and

    affective component.

    Key words : cognitive, affective, conative, loyalty consumer.

  • KATA PENGANTAR

    Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Taala, karena berkat pertolongan

    Nya peneliti dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini yang berjudul Pengaruh

    Sikap Konsumen Tentang Penerapan Program Corporate Social

    Responsibility (CSR) Terhadap Loyalitas konsumen Pesta Gigi Pepsodent

    Pada Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera

    Utara. Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dan masih

    banyak kekurangan dalam penyajiannya karena kemampuan yang masih terbatas.

    Peneliti juga dengan rendah hati akan menerima saran-saran dan petunjuk yang

    bersifat membangun yang ditujukan untuk lebih menyempurnakan skripsi ini.

    Pada kesempatan ini dengan hati yang tulus peneliti ucapkan terima kasih

    yang tak terhingga kepada:

    1. Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas

    Sumatera Utara.

    2. Dr. Isfenti Sadalia, SE., ME., selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas

    Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

    3. Dra. Marhayanie, MSi selaku Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas

    Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

    4. Dr. Endang Sulistya Rini, SE., M.Si selaku Ketua Program Studi Manajemen

    Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

    5. Liasta Ginting, SE., M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah bersedia

    meluangkan waktunya kepada peneliti dan menyumbangkan pikiran untuk

    kesempurnaan skripsi ini.

  • 6. Syafrizal Helmi Situmorang, SE., M.Si selaku Dosen Pembaca Penilai yang

    telah memberikan saran dan kritik kepada peneliti dalam penyusunan skripsi

    ini.

    7. Bapak dan Ibu Dosen serta seluruh staf dan pegawai Fakultas Ekonomi

    Universitas Sumatera Utara yang telah membantu, mendidik dan membimbing

    peneliti selama masa perkuliahan.

    8. Teristimewa buat papaku Pardomuan Pasaribu, mamaku Rina br Sinaga,

    abangku Ripayandi, dan adik-adikku Padriyanda dan Ripaldi yang telah

    memberikan kasih sayang dan doa serta dorongan semangat selama ini

    kepada peneliti sehingga terselesaikannya skripsi ini.

    9. Buat sahabat-sahabat selama dikampus, Ruwaida, Fika, Noni, Dyah, Pipit,

    dan kepada teman-teman Teknik Pertanian stambuk 07, serta buat Cici, terima

    kasih atas dukungan kalian semua. Aku sayang kalian.

    Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, masih

    banyak kekurangan baik dari isi maupun penyajiannya. Semoga skripsi ini

    bermanfaat bagi semua pihak.

    Medan, Juli 2012

    Penelti

    Pasri Y J S Pasaribu

  • DAFTAR ISI

    Halaman

    ABSTRAK .................................................................................................... i

    ABSTRACT ................................................................................................... ii

    KATA PENGANTAR ................................................................................ iii

    DAFTAR ISI ................................................................................................. v

    DAFTAR TABEL ........................................................................................ vii

    DAFTAR GAMBAR .................................................................................... viii

    DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xi

    BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1

    1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................. 1

    1.2 Perumusan Masalah .................................................................... 9

    1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................. 9

    1.3.1 Tujuan Penelitian ............................................................ 9

    1.3.2 Manfaat Penelitian .......................................................... 10

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................. 11

    2.1 Perilaku Konsumen ..................................................................... 11

    2.2 Sikap. ................................................................ 15 2.2.1 Pengertian Sikap ................................................................ 14

    2.2.2 Karakteristik Sikap ............................................................. 17

    2.2.3 Fungsi-fungsi Sikap............................................................ 19

    2.2.4 Model Sikap ...................................................................... 20

    2.2.5 Faktor-faktor Yang Dapat Mempengaruhi Sikap ............... 21

    2.3 Loyalitas Konsumen ..................................................................... 23

    2.3.1 Fungsi loylitas Merek ......................................................... 24

    2.3.2 Tingkatan Loyalitas Merek ................................................. 25

    2.4 Corporate Social Responsibility (CSR) ......................................... 29

    2.4.1 Pengertian Corporate Social Responsibility (CSR) ............ 29

    2.4.2 Manfaat Corporate Social Responsibility (CSR) .............. 31

    2.5 Penelitian Terdahulu ....................................................................... 33

    2.6 Kerangka Konseptual...................................................................... 35

    2.7 Hipotesis ......................................................................................... 37

    BAB III METODE PENELITIAN ........................................................... 38

    3.1 Jenis Penelitian ............................................................................. 38

    3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................... 38

    3.3 Batasan Operasional ..................................................................... 38

    3.3.1 Variabel Independent (X) .................................................. 38

    3.3.2 Variabel Dependent (Y) .................................................... 38

    3.4 Definisi Operasional ..................................................................... 39

    3.4.1 Variabel Bebas (Independent Variabel) ............................. 39

    3.4.2 Variabel Terikat (Dependent Variabel) ............................. 40

    3.5 Skala Pengukuran Variabel .................................................. 41

    3.6 Populasi dan Sampel ..................................................................... 42

    3.6.1 Populasi .... ................................................................... 42

  • 3.6.2 Sampel ................................................................................ 43

    3.7 Jenis Data . ..................................................................................... 44

    3.8 Metode Pengumpulan data ............................................................ 44

    3.9 Uji Validitas dan Reliabilias ......................................................... 45

    3.9.1 Uji Validitas ...................................................................... 45

    3.9.2 Uji Reliabilitas.................................................................... 48

    3.10 Teknik Analisis .............................................................................. 48

    3.10.1 Metode Analisis Deskriptif ............................................. 48

    3.10.2 Uji Asumsi Klasik ............................................................ 48

    3.10.3 Metode Analisis Statistik ................................................. 50

    3.10.3.1 Analisis Regresi Linier Berganda ..................... 50

    3.10.3.2 Pengujian Hipotesis .......................................... 51

    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................ 54

    4.1 Gambaran Umum Perusahaan ....................................................... 54

    4.1.1 Sejarah singkat Perusahaan ................................................ 54

    4.1.2 Perkembangan Perusahaan ................................................. 55

    4.1.2.1 Misi Unilever .......................................................... 55

    4.1.3. Tinjauan Mengenai Pepsodent ........................................... 56

    4.2 Analisis Data ................................................................................... 60

    4.2.1 Analisis Deskriptif ............................................................. 60

    4.2.1.1 Analisis Deskriptif Responden ................................60

    1. Analisis Deskriptif Responden

    Berdasarkan Jenis Kelamin .....................60

    2. Analisis Deskriptif Responden

    Berdasarkan Lama Penggunaan ..............61

    4.2.1.2 Analisis Deskriptif Variabel .................................. 61

    1. Distribusi Jawaban Responden

    Terhadap variabel komponen kognitif

    sebagai X1 ........................................... 62

    2. Distribusi Jawaban Responden

    Terhadap variabel komponen afektif

    sebagai X2 ............................................ 64

    3. Distribusi Jawaban Responden

    Terhadap variabel komponen konatif

    sebagai X3 ............................................ 65

    4. Distribusi Jawaban Responden

    Terhadap variabel brand loyalty

    sebagai Y .............................................. 66

    4.3 Uji Asumsi Klasik ........................................................................... 69

    4.3.1 Uji Normalitas ...................................................................... 69

    4.3.1.1 Analisis Grafik ........................................................ 70

    4.3.1.2 Analisis Statistik ..................................................... 70

    4.3.2 Uji Heteroskedastisitas ......................................................... 71

    4.3.2.1 Metode Grafik ......................................................... 72

    4.3.2.2 Uji Glejser ............................................................... 73

  • 4.4.3. Uji Multikolinieritas ............................................................. 73

    4.4 Metode Analisis Statistik ............................................................... 74

    4.4.1 Analisis Regresi Linier Berganda ......................................... 74

    4.4.2 Pengujian Hipotesis ............................................................... 76

    4.5.2.1 Uji secara serempak / Simultan (Uji F) ..................... 76

    4.5.2.2 Uji Signifikan Parsial (Uji-t) ..................................... 78

    4.5.2.3 Pengujian Koefisien Determinasi (R2) ...................... 81

    4.5 Pembahasan ................................................................................... 83

    BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................... 88

    5.1. Kesimpulan .................................................................................... 88

    5.2. Saran .............................................................................................. 89

    DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 91

  • DAFTAR TABEL

    Halaman

    Tabel 1.1 Penghargaan yang diraih Pepsode......................................................... 4

    Tabel 1.2 Kinerja Produk Personal 20085 Tabel 1.3 Jumlah Omset Penjualan Pasta Gigi Pepsodent.8 Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel.....................................................................37

    Tabel 3.2 Instrumen Skala Likert...38 Tabel 3.3 Jumlah Mahasiswa FKM USU Program S-1 Angkatan 20092011 ....... 39 Tabel 3.4 Uji Validitas I ....................................................................................... 43

    Tabel 3.5 Uji Validitas II .................................................................................... 44

    Tabel 3.6 Reliability Statistcs .............................................................................. 45

    Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ......................... 58

    Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Penggunaan .................. 59

    Tabel 4.3 Pendapat Responden Terhadap Variabel Komponen

    Kognitif sebagai X1 .................................................................................................................. 60

    Tabel 4.4 Pendapat Responden Terhadap Variabel Komponen

    Afektif sebagai X2 ..................................................................................................................... 62

    Tabel 4.5 Pendapat Responden Terhadap Variabel Komponen

    Konatif sebagai X3 .................................................................................................................... 63

    Tabel 4.6 Pendapat Responden Terhadap Variabel Brand Loyalty sebagai Y .... 65

    Tabel 4.7 Kolmogorov-Smirnov Test ............................................................................................. 70

    Tabel 4.8 Uji Glejser ................................................................................................................................... 72

    Tabel 4.9 Uji Nilai Tolerance dan VIF ............................................................................................. 73

    Tabel 4.10 Analisis Regresi Linier Berganda ............................................................................. 74

    Tabel 4.11 Hasil Uji F .................................................................................................................................. 77

    Tabel 4.12 Hasil Uji t ................................................................................................................................... 80

    Tabel 4.13 Hasil Pengujian Koefisien Determinasi ................................................................... 82

  • DAFTAR GAMBAR

    Halaman

    Gambar 2.1 Model Perilaku Pembelian .......................................................... 12

    Gambar 2.2 Kerangka Konseptual Penelitian ................................................. 36

    Gambar 4.1 Histogram Uji Normalitas .......................................................... 69

    Gambar 4.2 Plot Uji Normalitas .................................................................... 70

    Gambar 4.3 Scatterplot .................................................................................. 72

  • DAFTAR LAMPIRAN

    Halaman

    Lampiran 1 Kuesioner. 93 Lampiran 2 Data Kuesioner Uji Validitas dan Reliabilitas I................... 98

    Lampiran 3 Data Kuesioner Uji Validitas dan Reliabilitas II................. 99

    Lampiran 4 Analisis Regresi Linear Berganda.......................................100

    Lampiran 5 Output Uji Validitas dan Reliabilitas I103 Lampiran 6 Output Uji Validitas dan Reliabilitas II...104 Lampiran 7 Output Analisis Regresi Linear Berganda...........................106

    Lampiran 8 Output Uji Asumsi Klasik....................................................107

    Lampiran 9 Hasil Perhitungan Regresi Linier Berganda.109 Lampiran 10 Hasil Jawaban Responden111 Lampiran 11 Hasil Jawaban Responden115

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang Penelitian

    Globalisasi ditandai dengan perkembangan teknologi yang sangat

    cepat dan informasi menjadi semakin mudah diakses, dunia ekonomi

    semakin transparan. Era keterbukaan ini menempatkan perusahaan semakin

    di bawah pengawasaan lensa mikroskop yang dapat dilihat siapa saja, kapan

    saja, artinya siapapun dapat mengetahui tentang apapun aktifitas tanggung

    jawab sosial perusahaan dengan cepat (Susanto, 2007:23).

    Perusahaan baik yang skala besar ataupun kecil merupakan bagian

    dari lingkungan bisnis global. Setiap perusahaan memiliki hubungan yang

    kompleks dengan masyarakat, kelompok-kelompok dan organisasi-

    organisasi tertentu. Secara langsung ataupun tidak, perusahaan terpengaruh

    dengan isu-isu, kejadian-kejadian sosial maupun tekanan dari seluruh dunia.

    Memasuki tahun 1990-an, telah banyak perusahaan yang menyadari arti

    penting dari pertanggung jawaban sosial dan memasukan tanggung jawab

    sosial dalam isu strategis bisnis mereka, bahkan tidak jarang perusahaan

    yang memasukkan isu tanggung jawab sosial kedalam visi dan misi

    perusahaan.

    Bisnis dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan salah satu nilai

    yang membawa perubahan mendasar yaitu konsep Corporate social

    responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial. Tanggung jawab tersebut

    adalah perusahaan meluaskan perannya lebih dari sekedar menggunakan

    sumber-sumber dayanya dan terlibat dalam aktivitas yang dirancang untuk

    meningkatkan keuntungan sesuai dengan peraturan yang ada. Ketatnya

    persaingan sering menjadi penyebab bagi perusahaan untuk menghalalkan

    segala cara untuk menekan biaya serendah-rendahnya dan mendapatkan

    keuntungan yang tinggi. Perusahaan sering melupakan masalah sosial

    seperti kesejahteraan karyawan serta keamanan lingkungan karena alasan

    untuk mendapatkan seuntungan yang tinggi tersebut. (Swa, Desember

    2005).

    Pemerintah menyadari perlunya tanggung jawab sosial perusahaan

    terhadap lingkungannya, untuk itu, pemerintah menetapkan dalam Undang-

    undang No.40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Pasal 74, bahwa

    Perusahaan berbentuk Perseroan Terbatas dan beroperasi dalam bidang atau

    berkaitan dengan sumberdaya alam harus melaksanakan tanggung jawab

    sosial perusahaan (CSR).

    Survei yang dilakukan oleh Business in the Community tahun 2001,

    terdapat sejumlah bukti bahwa saat ini semakin banyak perusahaan yang

  • menempatkan masalah-masalah sosial sebagai inti dari strategi

    pemasarannya. Survei yang meliputi 400 pemimpin bisnis dunia

    memperlihatkan bahwa 70% dari CEO menempatkan tanggung jawab sosial

    sebagai isu yang pokok di bisnisnya. Para pemasar pun menunjukkan yang

    sama 89%, dan sebanyak 96% para pemimpin bisnis mengakui bahwa

    kegiatan-kegiatan sosial ternyata memberikan manfaat timbal balik. Dengan

    persentasi 69%, sejumlah kalangan elit bisnis bahkan sangat mempercayai

    dan memperkirakan bahwa praktek-praktek seperti ini terus tumbuh dalam

    tahun-tahun mendatang.(www.wikipedia.com, diakses 27 Maret 2012).

    Hasil riset yang dilakukan oleh Roper Search Worldwide dalam

    Susanto (2007:5), melalui program pengembangan responden memberi nilai

    75% kepada produk dan jasa yang dipasarkan oleh perusahaan yang

    memberi kontribusi nyata kepada komunitas. Responden juga menunjukkan

    sekitar 66% bahwa mereka siap berganti merek kepada merek perusahaan

    yang memiliki citra sosial yang positif yang didapatkan melalui CSR.

    Unilever merupakan perusahaan besar yang telah menerapkan

    Corporate Social Responsibility selama bertahun-tahun. Unilever telah

    membuat program CSR dengan baik dan sistematis. Bahkan telah

    memasukkan unsur-unsur tanggung jawab sosial dalam visi dan misi

    perusahaan. Misi Unilever adalah peningkatan vitalitas hidup. Unilever

    memenuhi kebutuhan akan nutrisi, kesehatan dan perawatan pribadi sehari-

    hari dengan produk-produk yang membuat para pemakainya merasa

    nyaman, berpenampilan baik dan lebih menikmati kehidupan. Pasta gigi

    pepsodent adalah salah satu merek andalan Unilever yang sudah lebih dari

    30 tahun memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia. Berikut adalah

    penghargaan yang pernah diraih oleh pepsodent.

    Tabel 1.1

    Penghargaan yang diraih Pepsodent

    Tahun Jenis Penghargaan

    2006 Indonesian Customer Loyalty Index (ICLI)

    2007 Indonesian Customer Satisfaction Award (ICSA)

    2009 Indonesian Best Brand Award (IBBA)

    Sumber : www.Unilever.com

    Peps

    odent memenangkan Platinum Indonesian Best Brand Award (IBBA) 2008

  • pada kategori pasta gigi yang menjadi pilihan utama konsumen yang

    merupakan penghargaan yang diberikan setiap tahun oleh majalah SWA

    bekerjasama dengan lembaga konsultan Mars (www.Unilever.com,

    September 2008).

    Tabel 1.2

    Kinerja Produk Personal 2008

    Pasta Gigi Pepsodent Ciptadent Close Up Formula Sensodyne

    Harga 7 varian

    Rp. 2.435/

    75 gr

    2 varian

    Rp. 1.995/

    80 gr

    4 varian

    Rp.

    2.860/

    65 gr

    4 varian

    Rp. 3.855/

    120 gr

    3 varian

    Rp. 10.500/

    65 gr

    Top of Mind

    Brand (%)

    79,2 10,0 5,2 2,7 0,6

    Brand Share

    (%)

    80,1 9,9 5,3 2,6 0,5

    Brand Value

    (%) 79,3 9,5 6,3 2,7 0,9

    Sumber : Majalah SWA Edisi 18/XXVI/21 Agustus 3 November 2008.

    Keterangan Tabel 1.2 :

    1. Top of Mind Brand adalah merek yang paling diingat.

    2. Brand Share adalah merek yang sering digunakan.

    3. Brand Value adalah merek yang paling disukai.

    Berdasarkan data yang diperoleh dari majalah SWA tersebut, untuk

    kategori produk toiletris, pasta gigi Pepsodent merupakan produk dengan

    Top of Mind Brand (99,2%), Brand Share (80,1%), dan Brand Value

    (79,3%) tertinggi dan sangat jauh diatas produk pasta gigi terkenal lainnya.

    Dari sekian banyak merek pasta gigi yang tersedia di pasar, Pepsodent

    terbukti mendapatkan tempat khusus di hati masyarakat Indonesia dan

    menjadi pilihan sebagian besar masyarakat. Pepsodent sangat besar di

    pangsa pasar selama bertahun-tahun sehingga konsumen jatuh hati pada

    pepsodent dan setia menggunakan produk ini.

    Meningkatkan kesehatan mulut adalah komitmen Pepsodent untuk

    masyarakat. Oleh karena itu, sejak bertahun-tahun tang lalu. Pepsodent telah

    membuat program-program pertanggung jawaban sosial untuk memberikan

    pengertian dan pemahaman kepada masyarakat tentang arti penting

    meningkatkan kesehatan mulut. Program-program yang telah dilakukan oleh

    Pepsodent antara lain program sekolah Pepsodent dan pemeriksaan gigi

    gratis, kampanye Pepsodent untuk menyikat gigi dimalam hari.

  • Sejak tahun 1990an Pepsodent telah melakukan program sekolah

    Pepsodent dengan terjun langsung ke sekolah-sekolah yang hingga tahun

    2006 telah menjangkau lebih dari 3,2 juta anak-anak berusia di bawah 12

    tahun di seluruh Indonesia dan jumlah ini terus meningkat. Program sekolah

    Pepsodent pada intinya merupakan sebuah kegiatan edukatif bagi siswa

    sekolah dasar di Indonesia, mengenai kesehatan organ gigi dan mulut.

    Program ini dimulai pada tahun 2001, dilakukan di kota Malang, Semarang,

    Bandung, dan Surabaya. Kota Surabaya sendiri dilakukan pada tahun 2002

    hingga tahun 2005 ini. Dikota Surabaya ini dilakukan untuk pertama kalinya

    di Kecamatan Gubeng dan secara khusus wilayah Puskesmas Pucang. Hal

    ini dilakukan oleh pihak penyelenggara atas dasar pertimbangan keberadaan

    sekolah dasar favorit di wilayah tersebut.

    Awalnya kegiatan pemeriksaan gigi gratis yang dilakukan pepsodent

    diadakan di Jakarta. Kegiatan pemeriksaan gigi gratis ini dilakukan di bulan

    Agustus hingga bulan Desember 2008, dengan target jumlah orang yang

    ingin dicapai kurang lebih 10.000 orang. Setelah Jakarta, pemeriksaan gigi

    dan perawatan gigi gratis juga akan dilakukan di delapan kota di Jawa

    Timur, yaitu Probolinggo, Pasuruan, Jember, Situbondo, Malang,

    Mojokerto, Jombang, Kediri, dan empat kota di Sumatera, yaitu Medan,

    Palembang, Lampung, Pekan Baru. Dengan edukasi mengenai kesehataan

    gigi dan mulut serta pemeriksaan gigi gratis meningkatkan kualitas

    kesehatan gigi dan mulut masyarakat Indonesia agar dapat menikmati hidup

    lebih baik.

    Survei tentang kebiasaan dan sikap menunjukkan hanya sekitar 34%

    dari rakyat Indonesia yang menyikat gigi mereka sebelum tidur. Oleh karena

    itu, mengapa Pepsodent merasa perlu menggunakan tema menyikat gigi

    pada malam hari sehingga kampanye kesehatannya untuk membuat orang

    Indonesia menyikat gigi mereka sebelum tidur pada malam hari sebagai

    bagian dari kebiasaan mencegah gigi berlubang.

    Pepsodent memimpin pasar di kategori pasta gigi dengan pangsa pasar

    lebih dari 70%. Hal ini dapat dilihat dari omset penjualan pasta gigi

    Pepsodent yang terus meningkat. Berikut ini adalah data omset penjualan

    Pepsodent :

    Tabel 1.3

    Jumlah Omset Penjualan Pasta Gigi Pepsodent

    Tahun Omset Penjualan (dalam miliar)

    2005 1,44

    2006 1,72

    2007 1,96

    2008 2,40

    Sumber : www.Unilever.com

  • Peningkatan omset yang terjadi pada pasta gigi Pepsodent terjadi

    karena program Corporate Social Responsibility yang telah di umumkan

    melalui media cetak dan elektronik, sehingga mempermudah konsumen

    mengetahui informasi seputar program kesehatan gigi dan mulut yang

    dilakukan oleh Pepsodent. Pepsodent juga melakukan inonasi-inovasi

    seperti membuat segmentasi pasar terbagi dua yakni dewasa dan anak-anak

    dan inovasi kemasan, rasa, bentuk dan ukuran serta telah memenuhi standar

    kesehatan karena terdapat label halal pada kemasannya., kampanye website

    tanya Pepsodent yang mempermudah konsumen dalam berkonsultasi

    langsung dengan dokter.

    Program Corporate Social Responsibility jika dikembangkan dengan

    baik akan menciptakan kesan yang positif terhadap produk. Hal tersebut

    akan menimbulkan suatu ikatan emosional antara masyarakat dengan

    perusahaan akan membuat sebuah merek menjadi lebih dikenal, diingat,

    yang sering juga disebut sebagai loyalitas konsumen.

    Loyalitas konsumen terbentuk karena adanya keterikatan antara

    konsumen dengan suatu produk, dimana konsumen merasa produk tersebut

    memberikan dampak yang positif dari penggunaannya, sehingga sering

    tanpa disadari konsumen tersebut mengajak rekan-rekannya untuk

    menggunakan produk tersebut. Loyalitas konsumen dapat dilihat juga dari

    penggunaan maupun pembelian yang dilakukan secara berulang-ulang.

    Loyalitas konsumen dapat memberikan dampak yang positif terhadap

    pertumbuhan perusahaan.

    Berdasarkan uraian diatas, penulis melakukan penelitian untuk

    mengetahui bagaimana sikap konsumen tentang penerapan Corporate Social

    Responsibility terhadap loyalitas konsumen pasta gigi Pepsodent. Survei

    penelitian ini dilakukan pada mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat

    Universitas Sumatera Utara, dengan judul penelitian Pengaruh Sikap

    Konsumen Program Corporate Social Responsibility (CSR) terhadap

    Loyalitas Konsumen Pasta Gigi Pepsodent Pada Mahasiswa Kesehatan

    Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

    1.2 Perumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang yang diuraikan sebelumnya, perumusan

    masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah terdapat pengaruh sikap

  • konsumen tentang penerapan program corporate social responsibility ini

    terhadap loyalitas konsumen pasta gigi Pepsodent?

    1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

    1.3.1 Tujuan Penelitian

    Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini

    adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh sikap konsumen

    tentang penerapan program Corporate Social Responsibility (CSR)

    terhadap loyalitas konsumen pasta gigi Pepsodent.

    1.3.2 Manfaat Penelitian

    Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :

    1. Bagi Perusahaan

    Sebagai bahan masukan bagi perusahaan tentang penerapan

    program Corporate Social Responsibility.

    2. Bagi Peneliti

    Penelitian ini merupakan suatu kempatan bagi peneliti untuk

    menerapkan materi-materi perkuliahan yang peneliti dapatkan

    selama perkuliahan.

    3. Bagi Peneliti Selanjutnya

    Sebagai bahan referensi dan informasi yang nantinya

    dapatmemberikan perbandingan dalam mengadakan penelitian

    pada bidang yang sama dimasa yang akan datang khususnya

  • penelitian yang berkaitan dengan penerapan program Corporate

    Social Responsibility.

  • BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Perilaku Konsumen

    Menurut Ginting (2007:58), perilaku konsumen adalah tindakan

    perorangan dalam memperoleh, menggunakan serta membuang barang dan jasa

    ekonomi, termasuk proses pengambilan keputusan sebelum menetapkan tindakan.

    Model perilaku konsumen menunjukkan penekanan pada interaksi antara pemasar

    dan konsumen. Komponen sentral dari model adalah pengambilan keputusan

    konsumen, yaitu pemahaman dan evaluasi informasi merek, bagaimana

    pertimbangan alternatif merek disesuaikan dengan kebutuhan konsumen, dan

    keputusan untuk merek., faktor yang mempengaruhi keputusan membeli di

    antaranya: Kebudayaan, Kelas Sosial, Kelompok Referensi Kecil, Keluarga,

    Pengalaman, Kepribadian, Sikap dan Kepercayaan, serta Konsep Diri. (Daryanto,

    2011:69)

    Perusahaan yang benar-benar memahami bagaimana konsumen akan

    memberi tanggapan terhadap tampilan produk, harga, dan daya tarik iklan yang

    beraneka-ragam memiliki keunggulan besar atas pesaing-pesaingnya. Titik tolak

    perusahaan adalah model rangsangan tanggapan dari perilaku pembeli yang

    ditunjukkan dalam Gambar 2.1. Gambar ini menunjukkan bahwa rangsangan

    pemasaran dan rangsangan lain masuk ke dalam kotak hitam konsumen dan

    menghasilkan tanggapan-tanggapan tertentu (Kotler, 2002:122).

  • Sumber: Kotler (2002:122)

    Gambar 2.1. Model Perilaku Pembelian

    Berdasarkan beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa

    perilaku konsumen adalah tindakan yang dilakukan oleh individu atau

    kelompok yang berkaitan dengan proses pengambilan keputusan dan

    pertukaran dalam mendapatkan barang dan jasa. Perilaku pembelian

    konsumen banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik internal maupun

    eksternal. Menurut Setiadi (2008:11) ada beberapa faktor yang

    mempengaruhi perilaku konsumen, diantaranya adalah sebagai berikut :

    1. Faktor-faktor Kebudayaan

    1) Kebudayaan

    Kebudayaan merupakan faktor penentu yang paling dasar dari

    keinginandan perilaku seseorang. Bila mahluk-mahluk lainnya

    bertindak berdasarkan naluri, maka perilaku manusia umumnya

    dipelajari.

    2) Sub Budaya

    Setiap kebudayaan terdiri dari sub budaya yang lebih kecil yang

    memberikan identifikasi dan sosialisasi yang lebih spesifik untuk para

    anggotanya. Sub budaya dapat dibedakan menjadi empat jenis yaitu:

    Rangsangan

    Pemasaran

    Produk

    Harga

    Tempat

    Promosi

    Rangsangan

    Lain

    Ekonomi

    Teknologi

    Politik

    Kebudayaan

    KOTAK HITAM

    PEMBELI

    Karakteristi Proses pembeli Keputusan

    pembeli

    TANGGAPAN

    PEMBELI

    Pilihan Produk Pilihan Merek

    Jumlah Penyalur

    Pilihan waktu pembelian

    Penentuan pembelian

  • kelompok nasionalisme, kelompok keagamaan, kelompok ras, dan era

    geografis.

    3) Kelas Sosial

    Kelas-kelas sosial adalah kelompok-kelompok yang relatif homogen

    dan bertahan lama dalam suatu masyarakat, yang tersusun secara hirarki

    dan keanggotaannya mempunyai nilai, minat, dan perilaku yang serupa.

    2. Faktor-faktor Sosial

    1) Kelompok Referensi

    Kelompok referensi seseorang terdiri dari seluruh kelompok yang

    mempunyai pengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap sikap

    atau perilaku seseorang.

    2) Keluarga

    Keluarga dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu: keluarga orientasi,

    yang merupakan orang tua seseorang. Dari orang itulah

    seseorangmendapatkan pandangan tentang agama, polotik, ekonomi,

    dan merasakan ambisi peribadi nilai atu harga diri dan cinta. Keluarga

    prokreasi yaitu pasangan hidup anak-anak seseorang keluarga

    merupakan organisasi pembeli dan konsumen yang paling penting

    dalam suatu masyarakat dan telah diteliti secara intensif.

    3) Peran dan Setatus

    Seseorang pada umumnya berpartisipasi dalam kelompok selama

    hidupnya keluarga, kelompok, dan organisasi. Posisi seseorang dalam

    kelompok dapat diidentifikasi dalam peran dan ststus.

  • 3. Faktor Pribadi

    1) Umur dan Tahapan dalam Siklus Hidup

    Konsumsi seseorang juga dibentuk oleh tahapan siklus hidup keluarga.

    Orang-orang dewasa biasanya mengalami perubahan atau transformasi

    tertentu pada saat mereka menjalani hidupnya.

    2) Pekerjaan

    Para pemasar berusaha mengidentifikasi kelompok-kelompok pekerja

    yang memiliki minat diatas rata-rata terhadap produk atau jasa tertentu.

    3) Keadaan Ekonomi

    Keadaan ekonomi seseorang terdiri dari pendapatan yang dapat

    dibelanjakan (tingkatnya, stabilitas, dan polanya), tabungan dan

    hartanya (termasuk persentase yang mudah dijadikan uang), dan

    kemampuan untuk meminjam.

    4. Faktor-faktor Psikologis

    1) Motivasi

    Beberapa kebutuhan bersifat biogenetik, kebutuhan ini timbul dari suatu

    keadaan fisiologis tertentu, seperti rasa lapar, rasa haus, dan rasa tidak

    nyaman. Sedangkan kebutuhan lain bersifat psikogenik yaitu kebutuhan

    yang timbul dari keadaan fifiologis tertentu, seperti kebutuhan untuk

    diakui, kebutuhan harga diri atau kebutuhan diterima.

    2) Persepsi

  • Persepsi didefinisikan sebagai proses dimana seseorang memilih,

    mengorganisasikan, mengartikan masukan informasi untuk

    menciptakan suatu gambaran yang berarti dari dunia ini.

    3) Proses Belajar

    Proses belajar menjelaskan perubahan dalam perilaku seseorang yang

    timbul dari pengalaman.

    4) Kepercayaan dan Sikap

    Kepercayaan adalah suatu gagasan deskriptif yang dimiliki seseorang

    terhadap sesuatu.

    2.2 Sikap

    2.2.1 Pengertian Sikap

    Menurut Schifman dan Kanuk dalam Umar (2002: 152) sikap

    adalah ekspresi perasaan (inner feeling), yang mencerminkan apakah

    seseorang senang atau tidak senang, suka atau tidak suka, setuju atau

    tidak setuju terhadap suatu objek.

    Sikap menggambarkan kepercayaan konsumen terhadap

    berbagai atribut dan manfaat dari objek tersebut. Selain itu, sikap juga

    menjelaskan suatu organisasi dari motivasi, perasaan emosional,

    proses kognitif kepada suatu aspek. Lebih lanjut, sikap adalah cara

    kita berpikir, merasa, dan bertindak melalui aspek di lingkungan

    seperti toko retail, program televisi atau produk.

    Tiga komponen dalam pembentuk sikap adalah (Simamora,

    2003: 12):

  • 1. Komponen kognitif

    Komponen ini terdiri dari kepercayaan konsumen dan pengetahuan

    tentang obyek.

    2. Komponen afektif

    Merupakan komponen sikap yang terdiri dari perasaan dan reaksi

    emosional kepada suatu obyek.

    3. Komponen konaktif

    Komponen ini adalah respons dari seseorang terhadap obyek atau

    aktivitas.

    2.2.2 Karakteristik Sikap

    Menurut Sumarwan (2003:136) mengkarakteristikkan sikap

    sebagai berikut:

    1. Sikap Memiliki Objek

    Di dalam Konteks pemasaran, sikap konsumen harus terkait dengan

    objek, objek tersebut bisa terkait dengan berbagai konsep konsumsi

    dan pemasaran seperti produk, merek, iklan, harga,kemasan,

    penggunaan, media, dan sebagainya.

    2. Konsistensi Sikap

    Sikap adalah gambaran perasaan dari seorang konsumen, dan

    perasaan tersebut akan direfleksikan oleh pelakunya. Oleh karena

    itu sikap memiliki konsistensi terhadap perilakunya.

  • 3. Sikap Positif, Negatif dan Netral

    Seseorang mungkin menyukai makanan rendang (sikap positif),

    atau tidak menyukai minuman alkohol (sikap negatif), atau bahkan

    ia tidak memiliki sikap (sikap netral). Sikap yang memiliki dimensi

    positif, negatif, dan netral disebut sebagai karakteristik valace dari

    sikap.

    4. Intensitas Sikap

    Sikap seorang konsumen terhadap suatu merek produk akan

    bervariasi tingkatannya, ada yang sangat menyukainya atau bahkan

    ada yang begitu sangat tidak mentukainya. Ketika konsumen

    menyatakan derajat tingkat kesukaan terhadap suatu produk, maka

    ia mengungkapkan intensitas sikapnya.

    5. Resistensi Sikap

    Resistensi adalah Seberapa besar sikap seorang konsumen bisa

    berubah. Sikap seorang konsumen dalam menggunakan produk

    tertentu mungkin memiliki resistensi yang tinggi untuk berubah,

    akan tetapi kondisi ini bisa saja berubah apabila ada pengaruh dari

    luar mengenai suatu produk tersebut dengan alasan tertentu.

    6. Persistensi Sikap

    Persistensi adalah karakteristik sikap yang menggambarkan bahwa

    sikap akan berubah karena berlalunya waktu.

    7. Keyakinan Sikap

  • Keyakinan adalah kepercayaan konsumen mengenai keberadaan

    sikap yang dimilikinya.

    8. Sikap dan Situasi

    Sikap seseorang terhadap suatu objek sering kali muncul dalam

    konteks situasi. Ini artinya situasi akan mempengaruhi sikap

    konsumen terhadap suatu objek.

    2.2.3 Fungsi-Fungsi Sikap

    Daniel Katz dalam Walgito (2011:38) mengemukakan empat

    fungsi dari sikap yaitu:

    1. FungsiInstrumental

    Fungsi instrumental merupakan fungsi sikap dengan melihat sejauh

    mana obyek sikap dapat dijadikan instrumen atau alat untuk tujun

    individu yang bersangkutan.Individu akan membetuk sikap positif

    terhadap obyek sikap apabila hal itu dirasakannya mendatangkan

    keuntungan dan membantu dalam mencpai tujuannya sebaliknya

    bila obyek sikap dirasakan menghambat dan tidak menguntungkan

    dalam pencapaian tujuan, maka orang akan bersikap negatif

    terhadap obyek sikap fungsi ini juga disebut fungsi penyesuaian

    karena dengan sikap yang di ambil seseorang, ia akan dapat

    menyesuaikan diri dengan baik terhadap lingkungan sekitarnya

    2. Fungsi Mempertahankan Ego

  • Sikap berfungsi untuk melindungi seseorang (citra diri-self image)

    dari keraguan yang muncul dari dalam dirinya atau dari faktor luar

    yang mungkin jadi ancaman bagi dirinya. Sikap tersebut berfungsi

    untuk meningkatkan rasa aman dan akan menimbulkan

    kepercayaan yang lebih baik untuk meningkatkan citra diri.

    3. Fung

    si Ekspresi Nilai

    Sikap berfungsi untuk menyatakan nilai-nilai, gaya hidup dan

    identitas sosial dari seseorang. Sikap akan menggambarkan hobi,

    minat, kegiatan dan opini dari seorang konsumen.

    4. Fungsi Pengetahuan

    Pengetahuan yang baik mengenai suatu produk seringkali

    mendorong seseorang menyukai produk tersebut. Karena itu sikap

    positif terhadap suatu produk seringkali mencerminkan

    pengetahuan konsumen terhadap suatu produk.

    2.2.4 Model Sikap

    Sumarwan (2003:147) mengungkapkan secara garis besar bahwa

    terdapat beberapa model sikap yaitu :

    1. The Tricomponent Attitude Model (Triandis)

    Sikap konsumen terhadap suatu produk terbentuk dari tiga

    komponen yaitu kepercayaan (kognitif), emosi (afektif), dan

    keinginan berperilaku (konatif)

  • 2. Multiatribute Model (Fishbein)

    Model ini secara singkat menyatakan bahwa sikap seoarang

    konsumen terhadap suatu objek (produk atau merek)akan

    ditentukan oleh sikapnya terhadap berbagai atribut yang dimiliki

    oleh objek tersebut yang telah dievavaluasi. Model tersebut disebut

    multiatribubut karena evaluasi konsumen terhadap objek

    berdasarkan kepada evaluasinya terhadap banyak atribut yang

    dimilikinya oleh objek tersebut.

    3. Ideal Point Model (Model Angka Ideal)

    Engel et al. mengemukakan bahwa model angka ideal ini akan

    memberikan informasi mengenai sikap konsumen terhadap merek

    suatu produk dan sekaligus bisa memberikan informasi mengenai

    merek ideal yang dirasakan konsumen.

    2.2.5 Faktor-faktor Yang Dapat Mempengaruhi Sikap

    Menurut (Setiadi, 2008:229) sikap seseorang dapat dipengaruhi

    oleh beberapa faktor, yaitu:

    1.

    Peng

    aruh Keluarga

    Keluarga mempunyai pengaruh yang sangat penting dalam

    keputusan pembelian. Dengan mengabaikan kecenderungan anak

    usia belasan tahun yang sering memberontak pada orang tua,

    sebenarnya terdapat hubungan yang kuat antara sikap orang tua dan

  • sikap anaknya. Dari data yang ada terbukti bahwa sekitar kurang

    lebih 58 % keputusan pembelian dipengaruhi oleh anak-anak.

    2.

    Peng

    aruh Kelompok Kawan Sebaya (Peer Group Influences)

    Banyak studi yang memperlihatkan bahwa kawan sebaya mampu

    mempengaruhi dalam perilaku pembelian. Kazt dan Lazarsfeld

    yang dikutip Assel menemukan bahwa pengaruh kelompok kawan

    sebaya lebih memungkinkan mempengaruhi sikap dan perilaku

    pembelian dari pada iklan. Anak-anak usia belasan tahun sering

    melakukan pembelian terhadap suatu produk karena teman

    sekolahnya telah membeli produk itu.

    3.

    Peng

    alaman

    Pengalaman masa lalu mempengaruhi sikap terhadap merek.

    Pengalaman penggunaan suatu merek produk pada masa lalu akan

    memberikan evaluasi atas merek produk tersebut, bergantung

    apakah pengalaman itu menyenangkan atau tidak. Jika pengalaman

    masa lalu itu menyenangkan maka sikap konsumen di masa

    mendatang akan positif, tetapi jika pengalaman pada masa lalu itu

    tidak menyenangkan maka sikap konsumen di masa mendatang pun

    akan negatif.

  • 4.

    Kepri

    badian

    Kepribadian konsumen mempengaruhi sikap. Sifat-sifat seperti

    suka menyerang, terbuka, kepatuhan atau otoritarianisme mungkin

    mempengaruhi sikap terhadap merek dan produk. Individu yang

    agresif mungkin lebih mungkin terlibat dalam persaingan olah raga

    dan akan membeli peralatan yang paling mahal dalam usahanya

    untuk mengungguli lawannya.

    2.3 Loyalitas Konsumen

    Loyalitas secara harfiah diartikan sebagai kesetiaan, yaitu kesetiaan

    seseorang terhadap suatu objek. Konsumen/pelanggan adalah seseorang yang

    terbiasa membeli suatu produk. Kebiasan itu terbentuk melalui pembelian dan

    interaksi yang sering selama periode waktu tertentu. Tanpa ada stock record

    hubungan yang kuat dan pembelian ulang, orang tersebut bukanlah pelanggan

    (Griffin, 2003:31). Konsumen yang merasa puas terhadap produk atau merek yang

    dikonsumsi atau dipakai akan membeli ulang produk tersebut. Jika pembelian

    ulang tersebut dilakukan secara terus-menerus, hal inilah yang dikatakan

    Loyalitas konsumen (Tjiptono, 2003:45).

    Engel (Mangkunegara, 2003:3) menyebutkan perilaku konsumen sebagai

    tindakan-tindakan individu yang secara langsung terlibat dalam usaha

    memperoleh dan menggunakan barangbarang jasa ekonomis termasuk proses

  • dalam pengambilan keputusan yang mendahului dan menentukan tindakan-

    tindakan tersebut.

    Loyalitas konsumen dapat dikelompokkan atas dua kelompok, yaitu:

    Loyalitas merek (brand loyality) dan loyalitas toko (store loyality). Loyalitas

    merek merupakan suatu sikap menyenangi suatu merek yang direpresentasikan

    dalam pembelian yang konsisten terhadap merek itu sepanjang waktu.

    Loyalitas merek merupakan suatu ukuran keterkaitan pelanggan dengan suatu

    merek. Seorang pelanggan yang sangat loyal terhadap suatu merek tidak akan

    dengan mudah pindah ke merek lain apapun yang terjadi dengan merek tersebut.

    Bila loyalitas pelanggan terhadap suatu merek meningkat, kerentanan kelompok

    pelanggan tersebut dari ancaman dan serangan dari produk lain dapat dikurangi.

    Loyalitas merek adalah salah satu indikator dari ekuitas merek yang jelas terkait

    dengan peluang penjualan, yang berarti pula jaminan perolehan laba perusahaan

    dimasa yang akan datang.

    Pelanggan yang loyal pada umumnya akan melanjutkan pembelian suatu

    merek walaupun dihadapkan pada alternatif merek produk pesaing yang

    menawarkan karakteristik produk yang lebih unggul dipandang dari berbagai

    sudut atributnya. Bila banyak pelanggan dari suatu merek masuk dalam kategori

    ini memiliki ekuitas merek yang kuat. Sebaliknya, pelanggan yang tidak loyal

    kepada suatu merek pada saat mereka melakukan pembelian terhadap suatu merek

    pada umumnya tidak didasarkan karena ketertarikan mereka pada suatu merek

    lebih didasarkan pada suatu harga. Bila sebagian besar pelanggan dari suatu

    merek dalam kategori ini, berarti ekuitas merek produk tersebut adalah lemah.

  • 1. Fungsi Loyalitas Merek.

    Dengan pengelolaan dan pemanfaatan yang benar, loyalitas merek dapat

    menjadi assets strategis bagi perusahaan, sehingga loyalitas merek memiliki

    fungsi potensial bagi perusahaan yaitu:

    1) Mengurangi biaya pemasaran.

    Dalam kaitannya dengan biaya pemasaran, akan lebih murah

    mempertahankan pelanggan dibandingkan dengan upaya untuk

    mendapatkan pelanggan baru.

    2) Meningkatkan perdagangan

    Loyalitas yang kuat terhadap suatu merek akan menghasilkan peningkatan

    perdagangan dan memperkuat keyakinan perantara pemasaran.

    3) Menarik minat pelanggan baru.

    Pelanggan suatu merek yang merasa puas dan suka pada suatu merek akan

    menimbulkan perasaan yakin bagi calon pelanggan untuk mengkonsumsi

    suatu merek terutama jika pembelian yang mereka lakukan mengandung

    resiko yang tinggi.

    4) Memberi waktu untuk merespon ancaman persaingan.

    Loyalitas merek akan memberikan waktu pada sebuah perusahaan untuk

    merespon gerakan pesaing. Jika salah satu pesaing mengembangkan produk

    yang unggul, pelanggan yang loyal akan memberikan waktu pada

  • perusahaan untuk memperbaikin produknya dengan cara menetralisasikan.

    (Durianto, 2001:127).

    2. Tingkatan loyalitas merek

    Loyalitas merek suatu produk, ada beberapa tingkatan loyalitas merek. Masing-

    masing tingkatan menunjukkan tantangan pemasaran yang harus dihadapi

    sekaligus asset yang dapat dimanfaatkan. Tingkatan loyalitas merek tersebut

    yaitu:

    1) Berpindah-pindah (Switcher)

    Pelanggan yang berada pada tingkat loyalitas ini dikatakan sebagai

    pelanggan yang berada pada tingkat yang paling dasar. Pada tingkatan ini

    merek apapun mereka anggap memadai serta memegang peranan yang

    sangat kecil dalam keputusan pembelian.

    2) Pembeli yang bersifat kebiasaan (Habitual buyer)

    Pembeli yang berada pada tingkat loyalitas ini dapat dikategorikan sebagai

    pembeli yang puas dengan merek produk yang dikonsumsinya. Pada

    tingkatan ini pada dasarnya tidak didapati alasan yang cukup untuk

    menciptakan keinginan untuk membeli merek produk yang lain.

    3) Pembeli yang puas (Satisfied buyer)

    Pada tingkatan ini pembeli masuk dalam kategori puas bila mereka

    mengkonsumsi merek tersebut.

    4) Menyukai merek (likes the brand)

  • Pembeli yang masuk dalam kategori loyalitas ini merupakan pembeli yang

    sungguh-sungguh menyukai suatu merek. Pada tingkatan ini dijumpai

    perasaan emosional yang terkait pada suatu merek.

    5) Pembeli yang komit (Comitted buyer)

    Pembeli pada tahap ini merupakan pelanggan yang setia. Mereka memiliki

    suatu kebanggaan sebagai pengguna suatu merek dan bahkan merek tersebut

    menjadi sangat penting bagi mereka dari segi fungsinya maupun sebagai

    suatu ekspresi diri.

    Tiap tingkatan loyalitas merek mewakili tantangan pemasaran yang berbeda

    dan juga mewakili tipe assets yang berbeda dalam pengelolaan dan eksploitasinya

    (Durianto, 2001:128).

    Empat hal yang menunjukkan kecenderungan konsumen yang loyal, yaitu:

    1) Konsumen yang loyal terhadap merek cenderung lebih percaya diri terhadap

    pilihannya.

    2) Konsumen yang loyal lebih memungkinkan merasakan tingkat resiko yang

    lebih tinggi dalam pembelian.

    3) Konsumen yang loyal terhadap merek juga memungkinkan loyal terhadap

    toko.

    4) Kelompok konsumen yang minoritas cenderung untuk lebih loyal terhadap

    merek.

    Seperti halnya, loyalitas merek, loyalitas toko juga ditunjukkan oleh perilaku

    konsistensi, tetapi tindakan konsistensi pada loyalitas toko merupakan perilaku

    yang konsistensinya dalam mengunjungi toko dimana disitu konsumen bisa

  • membeli merek produk yang diinginkannya. Jika konsumen menjadi loyal

    terhadap suatu merek karena kualitas produk, maka loyalitas toko yang

    menyebabkan kepuasan adalah kualitas pelayanan toko.

    Loyalitas konsumen secara langsung berkaitan erat dengan asosiasi antara

    kepercayaan, sikap dan perilaku konsumen. Assael (Setiadi, 2008:225)

    mengemukakan kondisi-kondisi yang dapat menyebabkan kurangnya asosiasi

    antara kepercayaan, sikap dan perilaku sebagai berikut:

    1) Kurangnya keterlibatan. Sikap akan kurang mempunyai hubungan dengan

    perilaku pada katagori produk Low Involvement.

    2) Kurangnya pengalaman penggunaan produk secara langsung. Studi yang

    dilakukan Berger dan Mitchell menemukan bahwa ketika konsumen

    mempunyai pengalaman langsung, maka sikap mereka akan lebih mungkin

    berhubungan dengan perilaku.

    3) Kurangnya hal-hal yang bersifat instrumental dirasakan oleh konsumen.

    Sikap tidak mungkin berkaitan dengan perilaku jika kepercayaan terhadap

    merek tidak berkaitan dengan nilai-nilai konsumen. Fakta menunjukkan

    bahwa kepercayaan konsumen pada sereal yang mengandung kalori lebih

    sedikit, tdak bisa dijadikan dasar untuk memprediksi perilaku jika

    konsumen tidak mempunyai keinginan untuk menurunkan berat badannya.

    4) Perubahan kondisi pasar. Peningkatan dalam harga dari merek yang

    disenangi menyebabkan konsumen mengubah pilihan dengan tidak

    mengubah sikapnya. Potongan harga spesial dari merek lain, akan

    memungkinkan konsumen memilih merek produk itu. Hal lain juga

  • misalnya ketidaksediaan merek produk yang disenangi akan mengubah

    pilihan tanpa mengubah sikap.

    5) Sulit mengakses sikap pada memori. Beberapa informasi yang tersimpan

    dalam memori agak sulit diakses. Sikap yang tersimpan kurang kuat dalam

    memori, akan menyulitkan seseorang untuk memanggil kembali sikap

    tersebut. Karena kesulitan mengakses informasi itulah sering terjadi bahwa

    sikap tidak berhubungan dengan perilaku.

    2.4. Corporate Social Responsibility(CSR)

    2.4.1 Pengertian Corporate Social Responsibility (CSR)

    CSR bukan hanya sekedar kegiatan amal, di mana CSR

    mengharuskan suatu perusahaan dalam pengambilan keputusannya agar

    dengan sungguh-sungguh memperhitungkan akibat terhadap seluruh

    pemangku kepentingan (stakeholder) Konsep CSR dapat dilihat dari

    dua sudut pandang yang berbeda. Konsep pertama menyatakan bahwa

    tujuan perusahaan adalah mencari profit, sehingga CSR merupakan

    bagian dari operasi bisnis. Sedangkan konsep kedua menyatakan bahwa

    tujuan perusahaan adalah perusahaan mencari laba (profit),

    menyejahterahkan orang (people) dan menjamin keberlanjutan hidup

    dari pelanet. Kedua konsep ini sangat berbeda.(Kodrat, 2009:261)

    Menurut Making Good Business Sense dalam Wibisono (2007:7)

    mendefinisikan Corporate Social Responsibility (CSR) adalah sebagai

    komitmen dunia usaha untuk terus menerus bertindak secara etis,

  • beroperasi secara legal dan berkontribusi untuk peningkatan ekonomi,

    bersamaan dengan peningkatan kualitas hidup dari kariawan dan

    keluarganya sekaligus juga peningkatan kualitas komunitas lokal dan

    masyarakat secara lebih luas.

    Sementara itu World Bussiness Council for Sustainable

    Development (WBCSD) mendefinisikan CSR sebagai tanggungjawab

    Sosial perusahaan adalah komitmen berkelanjutan perusahaan untuk

    berperilaku secara etis dan memberikan kontribusi apada pembangunan

    ekonomi untuk meningkatkan kualitas hidup ditempat kerja dan

    keluarganya serta komunitas lokal dan masyarakat secara lebih luas.

    Dalam Sukirno,dkk (2004:357) terdapat beberapa hal yang perlu

    diperhatikan perusahaan dalam melaksanakan tanggung jawab

    sosialnya adalah

    1. Memperhatikan kepentingan masyarakat umum.

    2. Menjaga kelestarian lingkungan alam di sekitar kita.

    3. Menjaga kepentingan dan kesejahteraan pekerja.

    4. Menjaga kepentingan konsumen.

    5. Menjaga kepentingan pemegang saham.

    6. Menjaga agar setiap tindakan tidak menyalahi undang-undang.

    2.4.2 Manfaat Corporate Social Responsibility (CSR)

    Menurut Elkington dalam Wibisono (2007:32) memberi

    pandangan bahwa perusahaan yang ingin berkelanjutan haruslah

  • memperhatikan 3P yaitu keuntungan (profit), masyarakat (people),

    lingkungan (planet).

    Keuntungan (profit) merupakan unsur terpenting dan menjadi

    tujuan utama dari setiap kegiatan usaha. Profit sendiri pada hakikatnya

    merupakan tambahan pendapatan yang dapat digunakan untuk

    menjamin kelangsungan hidup perusahaan. Dengan berkomitmen untuk

    berupaya memberikan manfaat sebesar besarnya kepada masyarakat

    akan mendukung keberadaan, kelangsungan hidup, dan perkembangan

    perusahaan.

    Intinya, jika ingin eksis dan akseptabel, perusahaan harus

    menyertakan pula tanggung jawab yang bersifat sosial. Untuk

    memperkokoh komitmen dalam tanggung jawab perusahaan memang

    perlu memiliki pandangan bahwa CSR adalah investasi masa depan.

    Artinya, CSR bukan lagi dilihat sebagai sentra biaya, melainkan sentra

    laba dimasa mendatang. Karena melalui hubungan yang harmonis dan

    citra yang baik, timbal baliknya perusahaan juga akan ikut menjaga

    eksistensi perusahaan.

    Dari sisi perusahaan terdapat berbagai manfaat yang dapat

    diperoleh dari aktivitas CSR (Susanto, 2007:28) antara lain:

    1) Mengurangi resiko dan tuduhan terhadap perlakuan tidak pantas

    yang diterima perusahaan.

    2) CSR dapat berfungsi sebagai pelindung dan membantu perusahaan

    meminimalkan dampak buruk yang diakibatkan suatu krisis.

  • 3) Keterlibatan dan kebanggaan karyawan, karyawan akan merasa

    bangga bekerja pada perusahaan yang memiliki reputasi yang baik,

    yang secara berkelanjutan melakukan upaya-upaya untuk membantu

    meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat dan

    lingkungan sekitarnya.

    4) CSR yang dilaksanakan secara berkelanjutan akan mampu

    memperbaiki hubungan antara perusahaan dengan para

    stakeholdernya.

    5) Meningkatkan penjualan, konsumen akan lebih menyukai produk-

    produk yang dihasilkan oleh perusahaan menjalankan tanggung

    jawab sosialnya secara berkelanjutan sehingga memiliki reputasi

    yang baik.

    Berdasarkan riset yang dilakukan oleh United States-based

    Business for Social Responsibility (BSR), banyak sekali keuntungan

    yang didapatkan oleh perusahaan yang telah mempraktekkan Corporate

    Social Responsibility antara lain:

    1) Meningkatkan kinerja keuangan

    2) Mengurangi biaya operasional.

    3) Meningkatkan brand image dan reputasi perusahaan.

    4) Meningkatkan penjualan dan loyalitas pelanggan.

    2.5 Penelitian Terdahulu

    Hutahuruk (2008), dengan judul penelitian Pengaruh Sikap Konsumen

    Tentang Pererapan CSR Terdapat Brand Loyalty Sabun Mandi Lifebuoy Pada

  • Mahasiswa Fakultas Ekonomi USU. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh

    mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Program S1 angkatan

    2005-2007 yang berjumlah 1693 orang, dimana objek yang dijadikan sebagai

    populasi adalah seluruh mahasiswa yang sudah membeli sabun mandi Lifebuoy 3

    kali dalam 3 bulan terakhir dan mengetahui tentang hal penerapan program CSR

    dari Lifebuoy. Pada penelitian ini, jumlah sampel yang diambil adalah sebanyak

    100 orang, dengan menggunakan metode penarikan Purposive Sampling.

    Teknik analisis data pada penelitian ini adalah analisis deskriptif, analisis

    tabulasi sederhana, analisis crosstabulation, analisis regresi linier sederhana. Hasil

    penelitian ini menunjukan sikap konsumen tentang penerapan program Corporate

    Social Responsibility memiliki hubungan yang erat (substansial) terhadap brand

    loyalty sabun mandi Lifebuoy dengan nilai R sebesar 0,663 dan koefisien

    Determinasi (KD) sebesar 44%. Persamaan regresi penelitian ini adalah Y = 5,510

    + 0,704X + e. Secara parsial, variabel sikap konsumen tentang penerapan program

    CSR berpengaruh positif dan signifikan terhadap brand loyalty sabun mandi

    Lifebuoy pada mahasiswa Fakultas Ekonomi USU.

    Situmeang (2008), dengan judul penelitian Pengaruh Sikap Konsumen

    Tentang Penerapan CSR Terdapat Brand Loyalty Operator Seluler Indosat Pada

    Mahasiswa Fakultas Ekonomi USU. Populasi pada penelitian inimerupakan

    seluruh mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Program S1

    angkatan 2005-2007 yang berjumlah 1693 orang, dimana objek yang dijadikan

    sebagai populasi adalah seluruh mahasiswa yang sudah menggunakan opertor

    selular Indosat minimal satu tahun. Pada penelitian ini, jumlah sampel yang

  • diambil adalah sebanyak 100 orang. Dengan metode penarikan Purposive

    Sampling.

    Teknis analisis data pada penelitian ini adalah analisis deskriptif, analisis

    regresi. Hasil penelitian ini menunjukkan pengaruh yang positif dan signifikan

    antara sikap konsumen tentang penerapan program Corporate Social

    Responsibility terhadap brand loyalty operator seluler Indosat pada mahasiswa

    Regular S-1 Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Koefisien determinan

    menunjukkan menunjukkan bahwa variabel sikap konsumen tentang penerapan

    sikap konsumen CSR (X) memiliki hubungan substansial (kuat) terhadap brand

    loyalty Indosat (Y) dengan nilai R sebesar 0.547 dan pengujian nilai (R2) sebesar

    29%. Persamaan regresi penilai adalah Y= 2.394 + 0,794X + e.

    2.6 Kerangka Konseptual

    Menurut Kodrat (2009:261) CSR bukan hanya sekedar kegiatan amal, di

    mana CSR mengharuskan suatu perusahaan dalam pengambilan keputusannya

    agar dengan sungguh-sungguh memperhitungkan akibat terhadap seluruh

    pemangku kepentingan (stakeholder) konsep CSR dapat dilihat dari dua sudut

    pandang yang berbeda. Konsep pertama menyatakan bahwa tujuan perusahaan

    adalah mencari profit, sehingga CSR merupakan bagian dari operasi bisnis.

    Sedangkan konsep kedua menyatakan bahwa tujuan perusahaan adalah

    perusahaan mencari laba (profit), mensejahterahkan orang (people) dan menjamin

    keberlanjutan hidup dari pelanet. Kedua konsep ini sangat berbeda.

    Menurut Schiffman dan Kanuk et al. dalam Sumarwan (2002:147), sikap

    terdiri dari tiga komponen yaitu:

  • 1) Komponen Kognitif, yaitu merupakan kepercayaan konsumen terhadap

    motivasi dan kesesuain program Corporate Social Responsibility (CSR)

    yang dilakukan oleh pasta gigi Pepsodent.

    2) Komponen Afektif, yaitu gambaran perasaan dan emosi (baik atau buruk,

    disukai atau tidak disukai) konsumen terhadap penerapan pada program

    Corporate Social Responsibility (CSR) yang dilakukan oleh pasta gigi

    Pepsodent

    3) Komponen Konatif, yaitu menggambarkan kecendrungan dari seseorang

    untuk melakukan tindakan tertentu yang berkaitan denganpenerapan

    program Corporate Social Responsibility (CSR) yang dilakukan oleh pasta

    gigi Pepsodent.

    Konsumen yang merasa puas terhadap produk atau merek yang dikonsumsi

    atau dipakai akan membeli ulang produk tersebut. Jika pembelian ulang tersebut

    dilakukan secara terus-menerus, maka ini lah yang dikatakan Loyalitas konsumen

    (Tjiptono, 2003:45). Loyalitas konsumen dapat dikelompokkan atas dua

    kelompok, yaitu: Loyalitas merek (brand loyality) dan loyalitas toko (store

    loyality). Maka kerangka konseptual dari penelitian ini dapat digambarkan sebagai

    berikut:

  • Sumber : Sumarwan (2002:147), diolah oleh peneliti (2012)

    Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Penelitian

    2.7 Hipotesis

    Hipotesis merupakan jawaban yang sifatnya sementara atas rumusan masalah,

    yang kebenarannya akan diuji dalam pengajian hipotesis (Sugiyono, 2006:306).

    Berdasarkan perumusan masalah, maka hipotesis penelitian ini adalah:

    Pengaruh sikap konsumen tentang penerapan program Corporate Social

    Responsibility mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap

    loyalitas konsumen pasta gigi Pepsodent.

    Sikap Konsumen Tentang

    Penerapan Program CSR

    Pasta Gigi Pepsodent (X)

    1. Komponen Kognitif (X1)

    2. Komponen Afektif (X3)

    3. Komponen Konatif (X2)

    Loyalitas

    Konsumen (Y)

  • BAB III

    METODE PENELITIAN

    3.1 Jenis Penelitian

    Jenis penelitian yang digunakan adalah explanatory survey, yaitu

    penyelidikan kausalitas dengan cara mendasarkan pada pengamatan terhadap

    akibat yang terjadi dan mencari faktor-faktor yang mungkin menjadi

    penyebabnya, melalui data tertentu. (Ginting, 2008:56).

    3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

    Penelitian dilakukan di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera

    Utara Jl. Universitas No. 21 .Penelitian ini di mulai dari bulan Mei 2012 sampai

    dengan bulan Juni 2012.

    3.3 Batasan Operasional

    Batasan operasional dalam penelitian ini adalah :

    3.3.1 Variabel Independent (X) adalah sikap konsumen terdiri dari komponen

    kognitif (X1) yaitu kepercayaan, komponen afektif (X2) yaitu perasaan,

    komponen konatif (X3) yaitu keinginan untuk melakukan tindakan

    tertentu.

    3.3.2 Variabel Dependent (Y) adalah loyalitas konsumen pasta gigi

    Pepsodent.

    3.4 Definisi Operasional

  • Definisi operasional merupakan penjelasan mengenai pengertian teoritis dan

    pengukuran variabel sehingga dapat diamati dan diukur. Untuk menjelaskan

    variabel yang sudah didefinisikan, maka perlu definisi operasional masing-masing

    variabel sebagaimana upaya dalam penelitian, antara lain:

    3.4.1 Variabel Bebas (Independet variable)

    Variabel bebas dalam penelitian ini adalah sikap konsumen terhadap

    penerapan Corporate Social Responsibility. Sikap konsumen (X) menjelaskan

    kepercayaan, perasaan dan juga tindakan konsumen terhadap penerapan program

    Corporate Social Responsibility yang dilakukan oleh Pepsodent, yang terdiri dari:

    4) Komponen Kognitif (X1), yaitu merupakan kepercayaan konsumen terhadap

    motivasi dan kesesuaian program Corporate Social Responsibility (CSR)

    yang dilakukan oleh pasta gigi Pepsodent.

    5) Komponen Afektif (X2), yaitu gambaran perasaan dan emosi (baik atau

    buruk, disukai atau tidak disukai) konsumen terhadap penerapan pada

    program Corporate Social Responsibility (CSR) yang dilakukan oleh pasta

    gigi Pepsodent.

    6) Komponen Konatif (X3), yaitu menggambarkan kecendrungan dari seseorang

    untuk melakukan tindakan tertentu yang berkaitan dengan penerapan program

    Corporate Social Responsibility (CSR) yang dilakukan oleh pasta gigi

    Pepsodent.

    3.4.2 Variabel Terikat (Dependent variable)

  • Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang

    menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2006:33).

    Variabel terikat (Y) dalam penelitian ini adalah loyalitas konsumen terhadap

    pasta gigi Pepsodent, setelah perusahaan merupakan kegiatan Corporate

    Social Responsibility. Variabel loyalitas konsumen (Y) merupakan perilaku

    konsumen sebagai yang diperlihatkan konsumen dalam mencari, membeli,

    menggunakan, mengevaluasi dan menghabiskan produk dan jasa yang

    mereka harapkan akan memuaskan kebutuhan mereka.

    Loyalitas konsumen (Y) yaitu tindakan-tindakan individu yang secara

    langsung terlibat dalam usaha memperoleh dan menggunakan barang-

    barang jasa ekonomis termasuk proses dalam pengambilan keputusan yang

    mendahului dan menentukan tindakantindakan tersebut.

    Tabel 3.1

    Operasionalisasi Variabel

  • V Variabel Definisi Indikator Skala

    Sikap

    Konsumen (X)

    1. Kognitif

    (X1)

    Merupakan kepercayaan

    konsumen terhadap motivasi dan

    kesesuain program Corporate

    Social Responsibility (CSR) yang

    dilakukan oleh pasta gigi

    Pepsodent.

    a. Pengetahuan

    konsumen

    b. Persepsi

    Konsumen

    Likert

    2. Afektif

    (X2)

    Gambaran perasaan dan emosi

    (baik atau buruk, disukai atau

    tidak disukai) konsumen terhadap

    penerapan pada program

    Corporate Social Responsibility

    (CSR) yang dilakukan oleh pasta

    gigi Pepsodent

    a. Kesenangan

    terhadap

    program CSR

    b. Penilaian

    konsumen

    Likert

    3. Konatif

    (X3)

    Menggambarkan kecendrungan

    dari seseorang untuk melakukan

    tindakan tertentu yang berkaitan

    dengan penerapan program

    Corporate Social Responsibility

    (CSR) yang dilakukan oleh pasta

    gigi Pepsodent

    a. Mendukung

    program CSR

    b. Keinginan

    membeli lagi.

    Likert

    4. Loyalitas

    Konsumen

    (Y)

    Sejauh mana seseorang

    menunjukkan sikap positif

    terhadap suatu merek, mempunyai

    komitmen pada merek tertentu

    dan berniat untuk terus

    membelinya dimasa depan.

    a. Kualitas produk

    b. Harga

    c. Promosi

    Likert

    3.5 Skala Pengukuran Variabel

    Pada proses pengolahan data, untuk menghitung masing-masing variabel

    digunakan Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi

    yang dijabarkan menjadi indikator variabel dan dijadikan sebagai titik tolak untuk

    menyusun beberapa instrumen dengan menghadapkan responden terhadap

    pernyataan yang diajukan. Dalam melakukan penelitian terhadap variabel-variabel

  • yang akan diuji, pada setiap jawaban akan diberi skor yang dapat dilihat pada

    tabel 3.2 di bawah ini :

    Tabel 3.2

    Instrumen Skala Likert

    Keterangan Skor

    Sangat Setuju (SS) 5

    Setuju (S) 4

    Kurang Setuju (KS) 3

    Tidak Setuju (TS) 2

    Sangat Tidak Setuju (STS) 1

    Sumber: Sugiyono (2008:115)

    3.6 Populasi dan Sampel Penelitian

    3.6.1 Populasi

    Populasi adalah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang

    mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

    dipelajari dan kemudian di tarik kesimpulannya (Sugiyono, 2006:72). Populasi

    penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat USU

    program S-1 angkatan 2009-2011 yang berjumlah 447 orang.

    Tabel 3.3

    Jumlah Mahasiswa FKM USU

    Program S-1 Angkatan 2009 - 2011

    Angkatan Jumlah Mahasiswa

  • Tahun 2009 150 orang

    Tahun 2010 163 orang

    Tahun 2011 134 orang

    Jumlah 447 orang

    Sumber: Fakultas Kesehatan Masyarakat USU

    3.6.2 Sampel

    Sampel adalah suatu bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

    oleh populasi (Sugiyono, 2008:116). Dalam pengambilan sampel peneliti

    menggunakan metode sampel random sampling, yaitu teknik penentuan

    sampel dari populasi yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata

    yang ada dalam populasi tersebut. Pada penelitian ini sampel yang digunakan

    adalah mahasiswa yang dijadikan sampel penelitian adalah mahasiswa yang

    menggunakan Pepsodent minimal tiga (3) bulan. Menentukan ukuran sampel

    pada penelitian ini, penulis menggunakan rumus Slovin (Ginting, 2008:132)

    yaitu:

    n = N

    1+ Ne2

    Keterangan:

    n = Jumlah sampel

    N = Ukuran populasi

    e = Batas kesalahan

    Sehingga dalam penelitian ini jumlah sampel yang diperoleh adalah:

    n = N =

    447 =

    81,71 = 82 orang

    1+ Ne2

    1 + (447)(0.1)2

  • 3.7 Jenis Data

    Dalam penelitian yang dilakukan, penulis menggunakan dua jenis data, yaitu :

    1. Data Primer

    Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari

    responden melalui wawancara dan pengamatan langsung terhadap sumber

    yang diteliti.

    2. Data Sekunder

    Data Sekunder merupakan data yang diperoleh melalui dokumentasi,

    literatur buku-buku ilmiah, jurnal-jurnal ilmiah, dan internet yang

    berkaitan dan mendukung penelitian ini.

    3.8 Metode Pengumpulan Data

    Meto

    de yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah

    sebagai berikut:

    1. Angket (Kuisioner)

    Metode yang digunakan angket atau kuisioner adalah suatu cara

    pengumpulan data dengan memberikan dan menyebarkan daftar

    pertanyaan kepada responden, dengan harapan mereka dapat memberikan

    respon atas nama daftar pertanyaan tersebut.

    2. Wawancara

    Pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan wawancara langsung

    dengan responden secara sistematis sesuai dengan tujuan penelitian.

  • 3. Dokumentasi

    Dokumentasi yaitu mengadakan pencatatan langsung terhadap dokumen

    atau arsip yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

    3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas

    Uji validitas dan reliabilitas dilakukan untuk menguji apakah suatu

    kuesioner layak dijadikan sebagai instrument penelitian. Validitas menunjukkan

    seberapa nyata suatu pengujian mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas

    berhubungan dengan ketepatan alat ukur melakukan tugasnya untuk mencapai

    sasarannya. Adapun tempat untuk menguji validitas dan reliabilitas tersebut

    adalah di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara dengan

    responden sebanyak 30 orang mahasiswa diluar sampel penelitian, untuk uji

    validitas dan reliabilitas menggunakan alat bantu SPSS.

    3.9.1 Uji Validitas

    Uji validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur

    apa yang diukur (Ginting, 2007:172). Pengujian validitas dilakukan kepada 30

    responden diluar sampel, dengan kriteria sebagai berikut:

    1. Jika r hitung > r tabel, maka pertanyaan dinyatakan valid.

    2. Jika r hitung < r tabel, maka pertanyaan dinyatakan tidak valid.

    Penyebaran kuesioner khusus dalam uji validitas dan reabilitas diberikan kepada

    30 responden diluar dari responden penelitian. Nilai r tabel dengan ketentuan df =

    N-4, dalam hal ini N adalah jumlah responden = 30 dan tingkat signifikasi sebesar

    5 % maka nilai r tabel yang diperoleh = 0,37, tetapi menurut Situmorang,dkk,

  • (2008:36) bila harga korelasi positif dan r > = 0.3 maka butir instrument tersebut

    dinyatakan valid atau memiliki validitas konstruk yang baik.

    Tabel 3.4

    Uji Validitas Pertama

    Scale Mean if Item Deleted

    Scale Variance if Item Deleted

    Corrected Item-Total Correlation

    Cronbach's Alpha if Item

    Deleted

    VAR00001 59.3333 37.333 .580 .863

    VAR00002 59.1333 38.326 .470 .868

    VAR00003 59.1000 36.231 .710 .858

    VAR00004 58.9333 38.616 .379 .872

    VAR00005 59.0333 37.826 .606 .863

    VAR00006 59.1000 41.334 .116 .880

    VAR00007 59.5333 40.533 .157 .881

    VAR00008 59.3667 39.413 .348 .872

    VAR00009 59.3000 39.114 .454 .868

    VAR00010 59.5333 38.602 .453 .868

    VAR00011 59.2667 37.375 .500 .867

    VAR00012 58.9333 37.030 .619 .862

    VAR00013 59.4333 36.944 .677 .860

    VAR00014 59.3667 38.171 .467 .868

    VAR00015 59.7000 35.941 .633 .860

    VAR00016 59.3000 36.631 .625 .861

    VAR00017 59.1000 35.886 .755 .856

    Sumber : Hasil pengolahan SPSS 17,0 (1 Juni 2012)

    Hasil pengolahan data pada Tabel 3.4 dapat dilihat VAR0001 sampai

    dengan VAR00017 merupakan pernyataan yang berkaitan dengan variabel

    penelitian yaitu pernyataan 1 sampai dengan pernyataan 17. Pada VAR0006 dan

    VAR0007 tidak valid karena corrected item total correlation lebih kecil dari nilai

    rtabel untuk 30 sampel yaitu 0,3, maka VAR0006 dan VAR0007 harus dieliminasi,

    lalu dilakukan pengujian kembali, dapat dilihat pada Tabel 3.4

    Tabel 3.5

    Uji Validitas Kedua

    Scale Mean if Item

    Deleted Scale Variance if

    Item Deleted Corrected Item-Total

    Correlation Cronbach's Alpha if

    Item Deleted

  • VAR00001 52.0333 34.171 .630 .880

    VAR00002 51.8333 35.454 .475 .886

    VAR00003 51.8000 33.338 .729 .875

    VAR00004 51.6333 35.895 .363 .891

    VAR00005 51.7333 34.754 .646 .880

    VAR00008 52.0667 36.616 .337 .891

    VAR00009 52.0000 36.414 .429 .887

    VAR00010 52.2333 35.771 .451 .887

    VAR00011 51.9667 34.654 .490 .886

    VAR00012 51.6333 34.171 .630 .880

    VAR00013 52.1333 34.464 .634 .880

    VAR00014 52.0667 35.099 .499 .885

    VAR00015 52.4000 33.490 .598 .881

    VAR00016 52.0000 33.448 .679 .877

    VAR00017 51.8000 32.993 .777 .873

    Sumber : Hasil pengolahan SPSS 17,0 (1 Juni 2012)

    Setelah dilakukan pengujian validitas kembali telihat pada Tabel 3.5,

    seluruh pernyataan telah valid yaitu nilai corrected item total correlation

    seluruhnya telah bernilai lebih besar atau sama dengan 0,3.

    3.9.2 Uji Reliabilitas

    Menurut Trihendradi (2011:211), pengujian dilakukan dengan

    menggunakan program SPSS, butiran pertanyaan valid dalam uji validitas

    ditentukan reliabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut: pertanyaan dinyatakan

    reliable jika memberikan nilai Cronbanch Alpha > 0,6

    Tabel 3.6

    Reliability Statistics

    Cronbach's

    Alpha N of Items

  • Cronbach's

    Alpha N of Items

    .890 15

    Sumber : Hasil pengolahan SPSS 17,0 (1 Juni 2012)

    Pada 15 pernyataan dengan tingkat signifikansi 5% diketahui bahwa

    Cronbach Alpha adalah sebesar 0, 890. Ini berarti 0, 890 > 0,6 sehingga dapat

    dinyatakan bahwa kuesioner tersebut telah realibel dan dapat disebarkan kepada

    responden untuk dapat dijadikan sebagai instrument penelitian ini.

    3.10 Teknik Analisis

    3.10.1 Metode Analisis Deskriptif

    Metode ini merupakan suatu metode analisis dimana data yang

    dikumpulkan mula-mula disusun, diklasifikasikan dan dianalisis

    sehingga akan memberikan gambaran yang jelas mengenai

    perusahaan dan masalah yang sedang diteliti.

    3.10.2 Uji Asumsi Klasik

    Uji asumsi klasik terdiri dari atas uji normalitas, uji

    heteroskedastisitas, dan uji multikolinieritas:

    1. Uji Normalitas

    Tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah distribusi

    sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal, yakni

    distribusi data dengan bentuk loncenga dan distribusi data

  • tersebut tidak melenceng ke kiri ke kanan. Uji normalitas

    dilakukan dengan menggunakan pendekatan Kolmogorov

    Smirnov. Dengan menggunakan tingkat signifikan 5% (0,05)

    maka jika nilai Asymp Sig (2-tailed) diatas nilai signifikan 5%

    artinya variabel residual berdistribusi normal (Situmorang,

    2008:55)

    2. Uji Heteroskedastisitas

    Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas.

    Jika variabel independent signifikan secara statistik

    mempengaruhi variabel dependent, maka ada indikasi terjadi

    heteroskedastisitas. Jika probabilitas signifikannya diatas tingkat

    kepercayaan 5% dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak

    mengarah adanya heteroskedastisitas.

    3. Uji Multikolinieritas

    Uji ini digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi

    ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Jika terdapat

    kolerasi antara variabel bebas maka dapat dikatakan terdapat

    masalah multikolinieritas. Model regresi yang baik seharusnya

    tidak terjadi korelasi antara variabel bebas. Uji multikolinieritas

    menggunakan kriteria Variance Inflation Factor (VIF) dengan

    ketentuan:

    1) Bila VIF > 5 terdapat masalah multikolinieritas yang serius..

  • 2) Bila VIF < 5 tidak terdapat masalah multikolinieritas yang

    serius.

    3.10.3 Metode Analisis Statistik

    3.10.3.1 Analisis Regresi Linier Berganda

    Metode Analisis Linier berganda berfungsi untuk

    mengetahui pengaruh/hubungan variabel bebas dengan variabel

    terikat, formulasi yang digunakan adalah

    Y=a+b1X1+b2X2+b3X3+e

    Keterangan:

    Y

    =

    Loyalitas konsumen terhadap pasta gigi Pepsodent

    a

    =

    Konstanta

    b1,...b3 =

    Koefisien regresi

    X1

    =

    Komponen kognitif

    X2

    =

    Komponen afektif

  • X3

    =

    Kompnen konatif

    e

    =

    Standar error

    Alasan digunakan metode analisis regresi linier berganda

    adalah teknik analisis ini dapat memberikan informasi

    mengenai besarnya pengaruh variabel bebas (loyalitas

    konsumen) terhadap variabel terikat (komponen kognitif,

    komponen afektif, komponen konatif).

    3.10.3.2 Pengujian Hipotesis

    Adapun pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah :

    1. Uji secara serempak/Simultan (Uji - F)

    Uji F dilakukan untuk melihat secara bersam-sama

    apakah ada pengaruh signifikan dari variabel bebas (X1, X2,

    X3) terdapat variabel terikat (Y). Model hipotesis yang

    digunakan dalam uji F statistik ini adalah:

    H0 : bi = 0, artinya variabel bebas secara bersama-sama

    tidak berpengaruh secara signifikan terdapat variabel bebas.

    Ha : bi 0, artinya variabel bebas secara bersama-sama

    berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat.

  • Nilai Fhitung akan dibandingkan dengan nilai Ftabel dengan

    tingkat kesalahan () = 5%. Kriteria uji digunakan:

    H0 diterima bila Fhitung < Ftabel dan nilai signifikannya

    Fhitung > tingkat kesalahan ().

    Ha diterima bila Fhitung > Ftabel dan nilai signifikannya

    Fhitung < tingkat kesalahan ().

    2. Uji Signifikan Parsial (Uji-t)

    Uji t dimaksudkan untuk melihat secara parsial

    apakah ada pengaruh yang positif dan signifikan dari

    variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y).

    Bentuk pengujiannya yaitu:

    Ho : b1, b2, b3 = 0 (variabel bebas secara parsial tidak

    berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel

    terikat).

    Ha : b1, b2, b3 0 (variabel bebas secara parsial

    berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel

    terikat).

    Pada penelitian ini nilai Thitung akan dibandingkan dengan

    nilai Ttabel pada tingkat signifikan () = 5%

    Kriteria pengambilan keputusan, yaitu:

    Ho diterima bila Thitung < Ttabel dan nilai signifikan Thitung >

    tingkat kesalahan ().

  • Ha diterima bila Thitung > Ttabel dan nilai signifikan Thitung <

    tingkat kesalahan ().

    3. Pengujian Koefisien Determinan (R2)

    Determinan digunakan untuk melihat seberapa besar

    pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.

    Koefisien determinan (R2) berkisar antara 0 (nol) sampai

    dengan 1 (satu), (0 R2 1). Hal ini berarti bila R2 = 0,

    menunjukkan tidak adanya pengaruh variabel bebas

    terhadap variabel terikat, dan bila R2 mendekati 1,

    menunjukkan semakin kuatnya pengaruh variabel bebas

    terhadap variabel terikat.

  • BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    4.1 Gambaran Umum Perusahaan

    4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan PT. Unilever Indonesia,Tbk.

    Unilever Indonesia terdaftar dengan nama PT. Unilever Indonesia Tbk.

    Yang didirikan pada tanggal 5 Desember 1933 dengan No. NPWP 1.001.701.0-

    054. Klasifikasinya adalah barang kosmetik dan keperluan rumah tangga misalnya

    Pepsodent, Sariwangi, Molto, Rinso, Ponds, Kecap Bango dan lain lain. Pada

    awal pendirian memiliki modal sebesar Rp. 76.300.000.000,00. Kantor pusatnya

    berada di Graha Unilever Jl. Gatot Subroto Kav. 15, Jakarta.

    Unilever Indonesia baru saja berulang tahun yang ke 75 tahun, dan sejak

    tahun 1933 Unilever berusaha memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia.

    Perusahaan ini tumbuh menjadi perusahaan penyedia consumer goods yang

    mempunyai peran penting di Indonesia. Unilever memiliki dua pabrik besar di

    Indonesia yang terletak di Cikarang dan Rungkut (Surabaya). Pabrik di Surabaya

    memproduksi produk home care sedangkan di Cikarang memproduksi es krim,

    margarine, kecap, the, dan berbagai jenis makanan ringan. Saat ini PT. Unilever

    Indonesia Tbk. memiliki 33 merek dan beroperasi pada 13 kategori produk.

    Unilever memiliki strategi memfokuskan usaha pada core categories pada

    produk-produk yang sudah banyak memimpin.

    Perusahaan ini telah go public di awal 1982 dan sahamnya tercatat dan

    diperdagangkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta dan Surabaya.

    Produk Unilever sangat terkenal, setiap hari masyarakat memiliki kemungkinan

  • menggunakan produk Unilever. Perusahaan Unilever memiliki dua kekuatan

    kunci, yaitu :

    1. Mempunyai dasar yang kuat dalam pasar local dan pengetahuan yang baik

    dalam budaya local.

    2. Unilever merupakan bisnis kelas dunia yang menguasai pasar Internasional

    dan mampu melayani semua tingkatan masyarakat.

    4.1.2 Perkembangan Perusahaan

    4.1.2.1 Misi

    Unilever

    Misi Unilever adalah peningkatan vitalitas hidup. Unilever memenuhi

    kebutuhan akan nutrisi, kesehatan dan perawatan pribadi sehari-hari dengan

    produk-produk yang membuat para pemakainya merasa nyaman, berpenampilan

    baik dan lebih menikmati kehidupan. Prinsip bisnis Unilever menjabarkan standar

    operasion