analisis kemampuan pemecahan masalah...

20
ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA BERDASARKAN LANGKAH-LANGKAH POLYA PADA MATERI ARITMATIKA SOSIAL SISWA KELAS VII SMP N 1 BRINGIN JURNAL Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Disusun oleh: Danang Tricahyo Gumilang 202012072 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2016

Upload: trantram

Post on 06-Mar-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA

BERDASARKAN LANGKAH-LANGKAH POLYA PADA MATERI

ARITMATIKA SOSIAL SISWA KELAS VII SMP N 1 BRINGIN

JURNAL

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Disusun oleh:

Danang Tricahyo Gumilang 202012072

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2016

ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA

BERDASARKAN LANGKAH-LANGKAH POLYA PADA MATERI

ARITMATIKA SOSIAL SISWA KELAS VII SMP N 1 BRINGIN

Danang Tricahyo Gumilang1, Kriswandani

2 Helti Lygia Mampouw

2

Program Studi Pendidikan Matematika

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Kristen Satya Wacana

Jl. Diponegoro No 52-60, Salatiga 50711, Indonesia

[email protected]

ABSTRAK

Penelitian deskriptif kualitatif ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan pemecahan

masalah matematika pada materi aritmatika sosial bagi Siswa Kelas VII SMP N 1 Bringin.

Subyek penelitian ini terdiri dari 5 siswa yang dipilih dengan teknik purposive sampling. Teknik

pengumpulan data menggunakan teknik tes dan wawancara. Hasil penelitian menunjukan pada

indikator 1 terdapat satu subjek berada pada tingkat 2 yang berarti mampu memahami masalah;

satu subjek berada pada tingkat 3 yang berarti siswa mampu melaksanakan tahap memahami

masalah, menyusun rencana penyelesaian, dan tahap melaksanakan rencana penyelesaian; serta 3

subjek berada pada tingkat 4 yang berarti siswa mampu melaksanakan tahap memahami soal,

menyusun rencana penyelesaian, melaksanakan rencana penyelesaian, dan tahap memeriksa

kembali. Pada indikator 2 terdapat satu subjek berada pada tingkat 2, satu subjek pada tingkat 3,

dan 3 subjek pada tingkat 4. Pada indikator 3 terdapat satu subjek berada pada tingkat 1 yang

berarti siswa tidak mampu melaksanakan empat langkah Polya, 2 subjek pada tingkat 3, dan 2

subjek pada tingkat 4. Pada indikator 4 terdapat 2 subjek berada pada tingkat 2, 2 subjek pada

tingkat 3, dan 1 subjek pada tingkat 4. Pada indikator 5 terdapat satu subjek berada pada tingkat

1, 2 subjek pada tingkat 2, 1 subjek pada tingkat 3, dan 1 subjek pada tingkat 4. Pada indikator 6

terdapat satu subjek berada pada tingkat 1, 3 pada tingkat 2, dan 1 subjek pada tingkat 3. Hasil

penelitian juga menunjukan bahwa subjek 1 berada pada tingkat 3, subjek 2 pada tingkat 2,

subjek 3 pada tingkat 3, subjek 4 pada tingkat 4, dan subjek 5 pada tingkat 4.

Kata Kunci: kemampuan pemecahan masalah, matematika SMP, aritmatika sosial

PENDAHULUAN

Menurut Hudojo dalam Rofiqoh (2015), matematika berkenaan dengan ide, aturan-

aturan, hubungan-hubungan yang diatur secara logis sehingga matematika berkaitan dengan

konsep-konsep abstrak. Sedangkan menurut Yunanto (2004), matematika adalah materi yang

mengajak anak untuk terlibat dalam hal logika dan pemecahan masalah yang berhubungan

dengan angka-angka. Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, matematika adalah alat yang

digunakan manusia untuk mengembangkan cara berfikir, menggambarkan obyek yang bersifat

abstrak, yang memiliki aturan-aturan tertentu, dan digunakan untuk mempermudah manusia

dalam memecahkan suatu masalah. Oleh karena itu, salah satu tujuan matematika diberikan di

pendidikan dasar, menengah dan tinggi adalah mengembangkan kemampuan pemecahan

masalah siswa baik masalah matematika maupun masalah lain yang secara nyata menggunakan

matematika untuk memecahkannya.

Polya (1973), mendefinisikan pemecahan masalah sebagai suatu usaha mencari jalan

keluar dari suatu kesulitan guna mencapai suatu tujuan yang tidak begitu mudah dicapai.

Pemecahan masalah mempunyai arti khusus di dalam pembelajaran matematika, istilah tersebut

mempunyai interpretasi yang berbeda, misalnya menyelesaikan cerita yang tidak rutin dan

mengaplikasikan matematika dalam kehidupan sehari-hari. Pemecahan masalah merupakan

bagian dari kurikulum matematika yang sangat penting karena dalam proses pembelajaran

maupun penyelesaiannya, siswa dimungkinkan memperoleh pengalaman menggunakan

pengetahuan serta keterampilan yang sudah dimiliki untuk diterapkan pada pemecahan masalah

yang bersifat tidak rutin. Aspek-aspek kemampuan matematik penting seperti penerapan aturan

pada masalah tidak rutin, penemuan pola, penggeneralisasian, komunikasi matematik, dan lain-

lain dapat dikembangkan secara lebih baik melalui kegiatan ini. Namun demikian, pada

kenyataan menunjukan kegiatan pemecahan masalah dalam proses pembelajaran matematik

belum dijadikan kegiatan utama (Kadir, 2008).

Kemampuan pemecahan masalah matematika melibatkan aktivitas berpikir yang akan

selalu berkembang dalam pembelajaran matematika. Tatang (2000), mengemukakan bahwa

kemampuan seseorang dalam pemecahan masalah melibatkan suatu aktivitas kognitif dimana

siswa tidak saja harus dapat mengerjakan tetapi juga harus yakin dapat memecahkan masalah.

Ada tiga aktivitas kognitif dalam memecahkan masalah antara lain sebagai berikut: 1) penyajian

masalah meliputi aktivitaaas mengingat konteks pengetahuan yang sesuai dan melakukan

identifikasi tujuan serta kondisi awal yang relevan untuk masalah yang dihadapi; 2) pencarian

pemecahan masalah meliputi aktivitas penghalusan (penetapan) tujuan dan pengembangan

rencana tindakan untuk mencapai tujuan; dan 3) penerapan solusi meliputi tindakan pelaksanaan

rencana tindakan dan mengevaluasi hasilnya.

Dodson dan Hollander dalam Wahyudi dan Inawati (2009) menjelaskan bahwa

kemampuan yang harus dimiliki dan dikembangkan agar dapat memecahkan masalah

matematika adalah 1) kemampuan mengerti konsep dan istilah matematika; 2) kemampuan untuk

mencatat kesamaan, perbedaan, dan analogi; 3) kemampuan untuk mengidentifikasi elemen

terpenting dan memilih prosedur yang benar; 4) kemampuan untuk mengetahui hal yang tidak

berkaitan; 5) kemampuan untuk menaksir dan menganalisa; 6) kemampuan untuk memperumum

berdasarkan beberapa contoh; 7) kemampuan untuk berganti metode yang diketahui; serta 8)

mempunyai kepercayaan diri yang cukup dan merasa senang terhadap materinya.

Menurut Polya (1973), tahap pemecahan masalah meliputi 1) memahami masalah, 2)

membuat rencana penyelesaian, 3) melaksanakan rencana, dan 4) melihat kembali. Yuwono

(2010), menyatakan bahwa empat langkah Polya tersebut agar siswa lebih terampil dalam

menyelesaikan masalah, yaitu dalam menjalankan prosedur-prosedur dalam menyelesaikan

masalah secara cepat dan cermat. Tahapan dari Polya ini dapat digambarkan dalam diagram

berikut ini

Diagram 1. Tahapan Polya

Tahap pertama pada penyelesaian masalah adalah memahami soal. Siswa perlu

mengidentifikasi apa yang diketahui, apa saja yang ada, jumlah, hubungan dan nilai-nilai

yang terkait serta apa yang sedang mereka cari. Tahap kedua adalah membuat rencana,

dimana siswa perlu mengidentifikasi operasi yang terlibat untuk menyelesaikan masalah yang

diberikan. Tahap ketiga adalah melaksanakan rencana, dimana pada tahap ini hal yang

diterapkan tergantung pada apa yang telah direncanakan sebelumnya, mengartikan informasi

yang diberikan ke dalam bentuk matematika, dan melaksanakan rencana selama proses dan

perhitungan yang berlangsung. Tahap terakhir adalah melihat kembali dengan hal yang perlu

diperhatikan adalah mengecek kembali informasi yang penting, mengecek semua perhitungan

yang sudah terlibat, mempertimbangkan apakah solusinya logis, melihat alternatif lain, dan

membaca pertanyaan kembali dan bertanya kepada diri sendiri apakah pertanyaannya sudah

benar-benar terjawab.

Berdasarkan empat tahapan pemecahan masalah Polya tersebut, Herlambang (2013)

mengklasifikasikan empat tingkatan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal permasalahan

sebagai berikut:

Tingkat 1 : Subjek tidak mampu melaksanakan empat langkah pemecahan masalah

Polya sama sekali

Tingkat 2 : Subjek mampu memahami masalah.

Tingkat 3 : Subjek mampu melaksanakan tahap memahami masalah, tahap menyusun

rencana penyelesaian, dan tahap melaksanakan rencana penyelesaian

Tingkat 4 : Subjek mampu melaksanakan tahap memahami soal, menyusun rencana

penyelesaian, melaksanakan rencana penyelesaian, dan tahap memeriksa

kembali

Aritmatika sosial merupakan salah satu materi matematika yang dipelajari di kelas VII

semester 2. Untuk kelas VII permasalahan yang ditampilkan mencangkup tentang jual beli yang

ada dalam kehidupan sehari-hari, soal-soal yang disajikan biasanya berupa soal cerita terkait

kegiatan ekonomi yang ada dalam masyarakat. Berdasarkan wawancara kepada salah satu guru

matematika di SMP N 1 Bringin, kemampuan pemecahan malah matematika siswa masih

tergolong kurang. Sebagian besar siswa mengalami masalah pada saat menyelesaikan soal

matematika. Siswa cenderung untuk menggunakan rumus atau cara cepat yang sudah biasa

digunakan daripada menggunakan langkah prosedural dari penyelesaian masalah

matematika. Misalnya saja pada pengerjaan soal: sebuah toko memberikan diskon sebesar 20%

untuk setiap barang yang akan dibeli. Jika seseorang akan membeli sepasang sepatu seharga

Rp. 80.000,00. Maka berapa uang yang harus dibayarkan? Hasil jawaban siswa ditunjukan pada

bambar berikut:

Gambar 1. Contoh Hasil Pekerjaan Siswa

Pada gambar 1 diatas terlihat bahwa siswa sudah menuliskan apa yang diketahui dan

ditanyakan, artinya siswa sudah bisa memahami masalah. Siswa tersebut juga tidak menuliskan

rumus, artinya siswa tersebut tidak membuat rencana penyelesaiannya. Pada hasil perhitungan

yang dilakukan siswa tersebut, terjadi kesalahan pada hasilnya. Siswa menuliskan uang yang

harus dibayarkan adalah Rp. 16.000,00, yang seharusnya itu merupakan diskonnya bukan

merupakan harga yang harus dibayarkan.

Berdasarkan permasalahan penelitian diatas maka dapat dirumuskan suatu penelitian

tentang analisis kemampuan pemecahan masalah juga dapat digunakan untuk membantu guru

dalam mengukur kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah matematika. Oleh karena itu,

penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah matematika pada

materi aritmatika sosial bagi Siswa Kelas VII SMP N 1 Bringin berdasar Teori Polya.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk

menggambarkan secara sistematis mengenai kemampuan pemecahan masalah matematika pada

materi aritmatika sosial bagi Siswa Kelas VII SMP N 1 Bringin Kabupaten Semarang. Subjek

penelitian ini adalah 5 siswa kelas VII SMP N 1 Bringin yang diambil secara porposive sampling

yakni teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu (Sugiono, 2010).

Tempat penelitian ini berada di SMP N 1 Bringin yang beralamat di Jl. Raya Bringin-Gogodalem

Km. 4, Gogodalem. Waktu pelaksanaan penelitian ini pada bulan April semester II Tahun Ajaran

2015/2016 pada materi aritmatika sosial. Teknik pengambilan data pada penelitian ini dilakukan

dengan menggunakan tes dalam bentuk essay dan wawancara secara mendalam pada subyek

penelitian. Analisis data dilakukan dalam tiga tahap, yaitu reduksi data, penyajian data dan

kesimpulan. Tahap reduksi data dengan menganalisis jawaban siswa dibantu dengan melakukan

wawancara untuk menentukan tahapan siswa dalam menjawab soal berdasarkan Tahapan Polya.

Tahap penyajian data, menyajikan data yang telah dianalisis dalam bentuk tabel ataupun

diagram. Tahap kesimpulan, dilakukan kesimpulan data yang telah diperoleh dari proses reduksi

dan penyajian data. Adapun kisi-kisi instrumen penelitian ini sebagai berikut

Tabel 1. Kisi-Kisi Instrumen Tes

SK KD Indikator No

Soal

3. Menggunakan

bentuk aljabar,

permaan dan

pertidaksamaan

linier satu variabel,

dan perbandingan

dalam pemecahan

masalah

Menggunakan

konsep aljabar

dalam

pemecahan

masalah

aritmatika

sosial

sederhana

Menghitung harga jual jika diketahui harga beli, kerugian,

dan biaya perbaikan 1

Menghitung besar keuntungan jika diketahui harga beli

keseluruhan dan harga jual per unit. 2

Menghitung berat netto jika diketahui bruto dan tara. 3

Menghitung presentase netto jika diketahui bruto dan tara. 4

Menghitung harga bayar sebuah barang jika dikehui harga

yang tertera dengan diskon yang ada. 5

Menghitung harga sebuah barang jika diketahui harga

bayar dan diskon yang tertera. 6

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penskoran kemampuan pemecahan masalah matematika pada materi aritmatika

sosial bagi Siswa Kelas VII SMP N 1 Bringin Kabupaten Semarang sebagai berikut

Tabel 2. Penskoran Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Kelas VII SMP N

1 Bringin Kabupaten Semarang

Subjek

Tahap-

tahap

Polya

Nomor Soal Tingkatan Subjek

Berdasarkan

Langkah Polya 1 2 3 4 5 6

1

1 4 4 4 4 4 4

Tingkat 3 2 4 4 4 4 4 4

3 4 4 4 4 4 4

4 0 0 0 0 0 0

2

1 4 4 2 4 2 2

Tingkat 2 2 4 4 1 3 0 0

3 4 2 1 0 0 0

4 2 0 0 0 0 0

3

1 3 4 3 4 4 4

Tingkat 3 2 3 4 1 1 1 3

3 2 4 4 1 4 1

4 0 2 0 0 0 0

4

1 4 4 4 4 4 4

Tingkat 4 2 4 4 4 4 4 3

3 4 4 4 4 4 1

4 3 3 3 0 2 0

5

1 4 4 4 4 4 4

Tingkat 4 2 4 1 1 1 1 1

3 4 2 4 3 2 1

4 2 0 2 2 2 0

Hasil analisis menunjukan bahwa tahap Polya yang jarang digunakan siswa adalah tahap

yang ke-4 yaitu memeriksa kembali. Alasan siswa tidak melakukan pemeriksaan kembali antara

lain karena merasa yakin dengan jawabannya, lupa memeriksa kembali, atau tidak biasa

memeriksa kembali jawabannya tiap kali mengerjakan soal. Hal ini dapat dilihat dari hasil

penskoran diatas, terdapat 60% dari subjek tidak meneliti kembali setelah mendapatkan jawaban.

Membuktikan bahwa 2 dari 5 subjek telah meneliti kembali hasil pekerjaannya. Adapun hasil

analisis kemampuan pemecahan masalah matematika berdasarkan Teori Polya adalah sebagai

berikut:

a. Indikator 1 : Menghitung harga jual jika diketahui harga beli, kerugian, dan biaya

perbaikan

Hasil penelitian menunjukan untuk indikator 1, semua subjek dapat melalui tingkat 2,

yaitu memahami masalah. Sedangkan pada langkah Polya selanjutnya terdapat 4 subjek

(80%) dapat menyusun rencana dan melaksanakan rencana penyelesaian terdapat yang

berarti subjek tersebut telah mencapai tingkat 3, dan terdapat 3 subjek (60%) pada tingkat 4.

Hal ini bermakna bahwa untuk indikator penentuan harga jual jika diketahui harga beli,

kerugian dan biaya perbaikan, semua subyek penelitian dapat memahami persoalan yang

diberikan, 80% siswa dapat memahami permasalahan yang diberikan kemudian menyusun

rencana dan melaksanakan rencana penyelesaian serta tidak seluruh siswa sampai pada tahap

evaluasi kembali karena hanya terdapat 60% siswa yang melakukan tahap memahami

masalah, menyusun rencana, melaksanakan rencana penyelesaian, serta mengevaluasi

kembali sedangkan 20% siswa lainnya tidak melakukan tahap keempat Polya yakni tidak

melakukan evaluasi kembali. Salah satu pekerjaan siswa yang berada pada tingkat 4 adalah

sebagai berikut:

Gambar 1. Hasil Pekerjaan Soal No 1 pada Subyek 5

Berdasarkan jawaban Subjek 5 diatas, dapat disimpulkan bahwa subjek tersebut dapat

menyelesaikan permasalahan dengan baik. Bahkan subjek menuliskan secara rinci langkah-

langkahnya dalam menyelesaikan masalah pada soal nomor 1 sehingga dapat disimpulkan

bahwa paling tidak Subjek 5 telah mencapai tingkat 3 yang berarti subjek mampu

memahami masalah, menyusun rencana, dan melaksanakan rencana. Akantetapi, Subyek 5

tidak melakukan tahap ke-4 yakni memeriksa kembali.

b. Indikator 2 : Menghitung besar keuntungan jika diketahui harga beli keseluruhan

dan harga jual per unit

Semua siswa dapat memahami masalah dalam indikator ini. Namun pada hanya ada 3

subjek (60%) yang berada pada tingkat 3 yakni dapat merencanakan rencana dan

melaksanakan rencana. Sedangkan pada tingkat 4 hanya terdapat 2 siswa (40%), hal ini

dikarenakan hanya ada 2 subjek memeriksa kembali. Hal ini bermakna bahwa untuk

indikator penentuan besar keuntungan jika diketahui harga beli keseluruhan dan harga jual

per unit, semua subyek penelitian dapat memahami persoalan yang diberikan, 60% siswa

dapat memahami permasalahan yang diberikan kemudian menyusun rencana dan

melaksanakan rencana penyelesaian serta tidak seluruh siswa sampai pada tahap evaluasi

kembali karena hanya terdapat 40% siswa yang melakukan tahap memahami masalah,

menyusun rencana, melaksanakan rencana penyelesaian, serta mengevaluasi kembali

sedangkan 20% siswa lainnya tidak melakukan tahap keempat Polya yakni tidak melakukan

evaluasi kembali. Salah satu pekerjaan dapat dilihat dapat dilihat sebagai berikut:

Gambar

2. Hasil Pekerjaan Soal No 2 pada Subyek 4

Berdasarkan jawaban diatas dapat dilihat bahwa Subjek 4 menuliskan jawaban secara

rinci untuk menjawab soal pemecahan masalah pada nomor 2. Subjek juga mengerjakan soal

permasalahan dengan baik, mulai dari diketahui, ditanya dan jawab dapat diselesaikan

dengan baik dan benar sehingga dapat disimpulkan bahwa Subjek 4 berada pada tingkat 3,

yaitu subjek telah memahami masalah, merencanakan rencana, dan melaksanakan rencana,

dan pada tahap memeriksa kembali. Subyek 4 telah melakukan pengecekan kembali dengan

cara membalik operasi dari jawaban yang telah diperoleh untuk mengetahui apa yang

ditanyakan, dan jika hasilnya sesuai dengan yang ditanyakan maka jawaban yang

diperolehnya adalah benar. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa Subjek 4 berada pada

tingkat 4 dalam menyelesaikan soal enentuan besar keuntungan jika diketahui harga beli

keseluruhan dan harga jual per unit.

c. Indikator 3 : Menghitung Berat Netto Jika Diketahui Bruto dan Tara

Berdasarkan hasil penelitian terdapat 1 subjek (20%) berada pada tingkat 1, 4 subjek

(80%) berada pada tingkat 2, 4 subjek (80%) berada pada tingkat 3, dan 2 subjek (40%)

berada pada tingkat 4. Hal ini bermakna bahwa dalam menghitung berat netto jika diketahui

bruto dan netto, terdapat 1 subjek (20%) yang tidak memahami permasalahan yang

diberikan, 4 siswa (80%) dapat memahami permasalahan yang diberikan bahkan mereka

sampai pada tahap merencanakan penyelesaian dan melaksanakannya. Akantetapi, dari 4

siswa (80%) yang sudah mencapai tingkat ke 3, hanya terdapat 2 siswa (40%) saja yang

melakukan evaluasi kembali sedangkan 2 siswa lainnya (40%) tidak melakukannya. Salah

satu pekerjaan subjek berada pada tingkat 4 dapat dilihat sebagai berikut:

Gambar 3. Hasil Pekerjaan Soal No 3 pada Subyek 3

Berdasarkan Gambar 3 diatas dapat dilihat bahwa subjek 3 dapat menuliskan

informasi apa saja yang ada pada soal nomor 3. Subjek 3 menuliskan diketahui dan ditanya

dengan benar, dapat disimpulkan bahwa Subjek 3 dapat memahami masalah yang ada. Hasil

wawancara kepada subjek 3 dapat memperkuat bahwa subjek 3 dapat menyusun rencana

dan melaksanakan rencana dan melaksanakan rencana. Wawancara dilakukan kembali untuk

mengungkap apakah subjek memeriksa kembali. Dari hasil wawancara dapat disimpulkan

bahwa subjek telah meneliti kembali jawabannya dengan menghitung kembali operasi

perhitungan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa subjek 3 berada pada tingkat 4 karena telah

melakukan semua langkah Polya dalam menyelesaikan permasalahan terkait netto, bruto dan

tara.

d. Indikator 4: Menghitung presentase netto jika diketahui bruto dan tara

Semua subjek dapat memahami masalah terkait menghitung prosentase netto jika

diketahui bruto dan tara, dapat disimpulkan 100% subjek berada pada tingkat 2. Sedangkan

hanya 60% subjek yang berada pada tingkat 3, dan hanya ada 20% yang berada pada tingkat

4. Hal ini bermakna bahwa seluruh siswa dalam indikator penghitungan persentase netto jika

diketahui bruto dan tara telah dapat memahami permasalahan yang diberikan, tetapi hanya

terdapat 3 siswa (60%) yang dapat melanjutkan ke tahap menyusun rencana penyelesaian

dan melaksanakannya. Dari 3 siswa (60%) ini hanya terdapat 1 siswa yang melakukan

evaluasi kembali sedangkan 2 siswa lainnya tidak melakukan evaluasi kembali. Salah satu

pekerjaan subjek yang dapat mencapai tingkat 3 dapat dilihat sebagai berikut:

Gambar 4. Hasil Pekerjaan Soal No 4 pada Subyek 4

Pada langkah memahami masalah Subjek 4 telah menuliskan semua informasi yang

ada pada soal. Subjek 4 juga mengaitkan apa yang ada pada soal dengan apa yang dia tau

seperti menyebut berat keseluruhan adalah bruto, berat wadah adalah tara, dan berat bersih

adalah netto. Subjek 4 memahami maksud dari soal nomer 4, berdasarkan hasil wawancara

terhadap Subjek 4 dapat disimpulkan subjek memahami masalah yang ada. Pada langkah

menyusun rencana, Subjek 2 sudah menuliskan pada lembar jawabnya rencana atau cara dia

menyelesaikan permasalahan tersebut berseta langakah dia menyelesaikan rencana. Namun

pada langkah memeriksa kembali, subjek 2 tidak melakukan kegiatan tersebut dikarenakan

sudah merasa yakin dengan jawabannya. Sehingga subjek tersebut hanya berada pada

tingkat 3 dalam menyelesaikan permasalahan terkait bruto, tara, dan prosentase netto.

e. Indikator 5 : Menghitung Harga Bayar Sebuah Barang Jika Diketahui Harga yang

Tertera Dengan Diskon

Hasil analisis menunjukan 80% subjek telah mencapai tingkat 2, yaitu dapat

memahami masalah. Sedangkan pada tingkat 3 hanya terdapat 60% dari subjek, dan hanya

ada 40% subjek yang mencapai tingkat 4. Hal ini bermakna bahwa pada soal penghitungan

harga bayar sebuah barang jika diketahui harga yang tertera dengan diskon, terdapat 1 siswa

yang tidak memahami permasalahan yang diberikan dan 4 siswa lainnya telah memahami

permasalahan yang diberikan. Setelah memahami permasalahan yang diberikan, terdapat 3

siswa yang dapat menyusun rencana dan melaksanakan rencana penyelesaian pada soal ini

dan 1 siswa lainnya tidak dapat menyusun rencana dan melaksanakan rencana

penyelesaiannya. Dari 3 siswa yang dapat melaksanakan rencana penyelesaian, terdapat 2

siswa yang melakukan evaluasi kembali sedangkan 1 siswa lainnya tidak melakukannya.

Salah satu jawaban siswa dapat dilihat sebagai berikut:

Gambar 5. Hasil Pekerjaan Soal No 5 pada Subyek 5

Berdasarkan Gambar 5, subjek tersebut telah menuliskan apa yang diketahui dan

ditanya dengan benar, sehingga dapat dikatakan subjek tersebut memahami masalah dengan

baik. Langkah selanjutnya adalah menyusun rencana untuk menyelesaikan permasalahan,

subjek tidak menuliskan rencananya untuk menyelesaikan permasalahan namun telah

melakukan perhitungan untuk mencari jawaban, maka dari itu untuk mengungkap rencana

yang telah dibuat dibutuhkan wawancara. Setelah dilakukan wawancara, dapat disimpulkan

bahwa Subjek 5 telah merencanakan penyelesaian untuk soal nomor 5, namun tidak

menuliskannya pada lembar jawab dikarenakan lupa. Langkah selanjutnya yaitu

melaksanakan penyelesaian, pada langkah ini subjek 5 melakukan kesalahan yaitu salah

mengalikan diskon dengan harga bayar, dapat disimpulkan terjadi kesalahan pada tahap

melaksanakan, maka subjek tersebut hanya sampai pada tahap 2 dalam menyelesaikan

masalah pada soal nomor 5.

f. Indikator 6 : Menghitung Harga Sebuah Barang Jika Diketahui Harga Setelah Diskon

dan Diskon yang Tertera

Hasil analisis menunjukan 80% telah mencapai tingkat 2, yaitu dapat memahami

masalah. Pada tingkat 3 hanya terdapat 20% dari subjek, dan tidak ada subjek yang

mencapai tingkat 4. Makna dari hal ini adalah pada soal perhitungan harga barang jika

diketahui harga setelah diskon dan diskon yang tertera, terdapat 1 siswa yang tidak

memahami permasalahan yang diberikan dan 4 siswa lainnya telah memahami permasalahan

yang diberikan. Dari 4 siswa yang telah memahami permasalahan, hanya ada seorang siswa

yang dapat menyusun rencana dan melaksanakan rencana penyelesaian pada soal ini dan 2

siswa lain tidak dapat menyusun dan melaksanakan rencana penyelesaian. Sedangkan pada

tahap selanjutnya yaitu memeriksa kembali, tidak ada satu subjek melakukan. Salah satu

jawaban siswa dapat dilihat sebagai berikut:

Gambar 6. Hasil Pekerjaan Soal No 6 pada Subyek 1

Berdasarkan jawaban diatas, Subjek 1 telah menuliskan diketahui dan ditanya dengan

menggunakan bahasanya sendiri sehingga subjek telah melakukan langkah memahami

masalah pada soal ini. Hasil wawancara untuk menguatkan bahwa subjek tersebut telah

memahami masalah. Setelah dilakukan wawancara, dapat disimpulkan bahwa Subjek 1

menuliskan informasi yang ada dari soal sesuai dengan jawaban yang telah dituliskan pada

lembar jawab. Bukti tersebut menandakan bahwa Subjek 1 telah konsisten menuliskan dan

mengatakan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan, disamping itu juga subjek telah

mengatakan tujuan dari permasalahan yang ada pada nomor 6.

Langkah yang dilakukan selanjutnya adalah menyusun rencana. Gambar 6 telah

menunjukan bahwa subjek tidak menuliskan rencana yang dia buat untuk menyelesaikan

masalah pada soal nomor 6. Langkah yang dilakukan Subjek 1 selanjutnya adalah melakukan

rencana. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya subjek telah menjalankan rencana yang

telah dibuat. Tidak hanya melaksanakannya saja, subjek juga menggunakan prosedur tertentu

yang benar dan menghasilkan jawaban yang benar. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa

pada materi harga sesudah diskon, diskon, dan harga sebelum diskon subjek telah mencapai

tingkat 3, yaitu subjek mampu memahami masalah, menyusun rencana, dan melaksanakan

rencana penyelesaian.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa

kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas VII SMP N 1 Bringin dalam

menyelesaikan permasalahan matematika pada materi aritmatika sosial berdasarkan teori Polya

yang mampu memecahkan masalah pada indikator 1 pada materi harga jual, harga beli, dan

kerugian terdapat satu subjek berada pada tingkat 2 yang berarti mampu memahami masalah;

satu subjek berada pada tingkat 3 yang berarti siswa mampu melaksanakan tahap memahami

masalah, menyusun rencana penyelesaian, dan tahap melaksanakan rencana penyelesaian; serta 3

subjek berada pada tingkat 4 yang berarti siswa mampu melaksanakan tahap memahami soal,

menyusun rencana penyelesaian, melaksanakan rencana penyelesaian, dan tahap memeriksa

kembali. Pada materi harga beli, harga jual, dan untung terdapat satu subjek berada pada tingkat

2, satu subjek pada tingkat 3, dan 3 subjek pada tingkat 4. Pada materi netto, bruto dan tara

terdapat satu subjek berada pada tingkat 1 yang berarti siswa tidak mampu melaksanakan empat

langkah Polya, 2 subjek pada tingkat 3, dan 2 subjek pada tingkat 4. Pada materi presentase

netto, bruto, dan tara terdapat 2 subjek berada pada tingkat 2, 2 subjek pada tingkat 3, dan 1

subjek pada tingkat 4. Pada materi harga bayar, diskon dan harga beli terdapat satu subjek berada

pada tingkat 1, 2 subjek pada tingkat 2, 1 subjek pada tingkat 3, dan 1 subjek pada tingkat 4.

Pada materi harga sebelum diskon, diskon, dan harga setelah diskon terdapat satu subjek berada

pada tingkat 1, 3 pada tingkat 2, dan 1 subjek pada tingkat 3. Langkah yang jarang dilakukan

subjek dalam menyelesaikan permasalahan adalah memeriksa kembali. Alasan subjek tidak

melakukan kegiatan ini diakarenakan subjek lupa memeriksa jawabannya, atau tidak terbiasa

memeriksa jawabannya, atau sudah merasa yakin dengan jawabannya.

Daftar Pustaka

Anikrohmah,dkk.Identifikasi Strategi Pemecahan Masalah Luas Permukaan Dan Volume Balok

Pada Peserta Didik.Sidoarjo: STKIP PGRI Sidoarjo

Imroatun, Siti. 2014. Strategi Pemecahan Masalah Matematika Siswa Kelas VII SMP Kristen 2

Salatiga ditinjau dari Langkah Polya. Jurnal tidak diterbitkan. Salatiga: UKSW

Indrajaya, Emilia Silvi,dkk.Strategi Pemecahan Masalah Dalam Menyelesaikan Soal Cerita

Pada Materi SPLDV Siswa Kelas VIII Di SMP Kristen 2 Salatiga.Salatiga: Universitas

Kristen Satya Wacana

Herlambang.2013.Analisis Kemampuan Pemeccahan Masalah Matematika Siswa Kelas VII-A

SMP Negeri 1 Kepahiang Tentang Bangun Datar Ditinjau Dari Teori Van

Hiele.Bengkulu: Universitas Bengkulu

Nuraprilliani.2014.Efektivitas Strategi Pemecahan Masalah Polya Untuk Meningkatkan

Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa Di Kelas MI AL Mursyidiyyah.Jakarta:

Universitas Negeri Syarif Hidayatullah

Herman,Tatang.2000.Strategi Pemecahan Masalah.Bandung: LPM Institut Teknologi Bandung

Kadir.2009. Evaluasi Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik Siswa Kelas VIII

SMP.Lampung, Universitas Lampung

Liddirillah, Didin Abdul Muiz. Strategi Pembelajaran Pemecahan Masalah di Sekolah Dasar.

Jurnal Pendidikan Dasar. Tasikmalaya; tidak diterbitkan

Polya, G. 1973. How to Solve It: A New Aspect of Mathematical Method (Second Edition). New

Jersey: Princeton University Press.

Rofiqoh, Zeni. 2015. Analisis Kemampuan Pemecahan Masalajh Siswa Kelas X Dalam

Pembelajaran Discovery Learning Berdasarkan Gaya Belajar Siswa. Semarang:

Universitas Negeri Semarang

Sugiyono. Dr. 2010. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R &

D. Bandung: ALFABETA

Tatang, H. 2000. Strategi Pemecahan Masalah (Problem-Solving) dalam Pembelajaran

Matematika. UPI Bandung

Wahyudi dan Inawati Budiono.Strategi Pemecahan Masalah Matematika.Salatiga: Widya Sari

Press Salatiga

Yunanto, S. Joko. 2004. Sumber Belajar Anak Cerdas. Jakarta: PT. Grafindo