analisis kelayakan usaha mie mentah jagung (studi … · fakultas ekonomi dan manajemen . ......

159
ANALISIS KELAYAKAN USAHA MIE MENTAH JAGUNG (Studi Kasus: Usaha Mi Mentah Bapak Sukimin di Kelurahan Tegal Lega, Kota Bogor, Jawa Barat) SKRIPSI MEGA ARI SURYANI H34070021 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011

Upload: doankhuong

Post on 14-Mar-2019

270 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS KELAYAKAN USAHA MIE MENTAH JAGUNG (Studi … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN . ... sosial dan lingkungan, dan aspek hukum. ... pembukuan dan pencatatan yang jelas atas

i

ANALISIS KELAYAKAN USAHA MIE MENTAH JAGUNG

(Studi Kasus: Usaha Mi Mentah Bapak Sukimin di Kelurahan

Tegal Lega, Kota Bogor, Jawa Barat)

SKRIPSI

MEGA ARI SURYANI

H34070021

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR 2011

Page 2: ANALISIS KELAYAKAN USAHA MIE MENTAH JAGUNG (Studi … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN . ... sosial dan lingkungan, dan aspek hukum. ... pembukuan dan pencatatan yang jelas atas

ii

RINGKASAN

MEGA ARI SURYANI. Analisis Kelayakan Usaha Mi Mentah Jagung (Studi

Kasus: Usaha Mi Mentah Bapak Sukimin di Kelurahan Tegal Lega, Kota

Bogor, Jawa Barat). Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan

Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan YUSALINA).

Indonesia dengan kekayaan sumber daya alamnya yang besar memiliki

aneka jenis pangan sumber karbohidrat, beberapa di antaranya seperti, beras, ubi

kayu, sagu, dan jagung. Namun pada kenyataannya, sumber karbohidrat yang

paling banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia yaitu beras. Salah satu

bahan pangan alternatif non beras yang berpotensi dikembangkan di Indonesia

yaitu jagung. Jagung dapat dikonsumsi secara langsung maupun diolah menjadi

aneka panganan olahan. Salah satu produk olahan jagung yang disukai masyarakat

yaitu mi jagung. Mi merupakan makanan pokok selain beras yang biasanya

terbuat dari tepung terigu. Produk mi yang beredar di pasar hampir seluruhnya

menggunakan bahan baku tepung terigu dari gandum yang merupakan produk

impor. Jika ketergantungan Indonesia terhadap tepung terigu tidak segera diatasi,

dikhawatirkan akan membahayakan ketahanan pangan Indonesia.

Jagung dapat digunakan sebagai subtitusi bagi industri mi pengguna

terigu. Salah satu pengrajin mi di Kota Bogor yang berencana mengembangkan

produk mi mentah jagung yaitu Usaha Mi Mentah Bapak Sukimin di Ciheuleut,

Kelurahan Tegal Lega, Kota Bogor.

Dengan demikian, tujuan penelitian ini adalah: 1) Mengkaji kelayakan

aspek non finansial usaha mi mentah jagung 30 persen dan mi mentah jagung 100

persen di lokasi penelitian berdasarkan aspek pasar, aspek teknis, aspek

manajemen, aspek sosial lingkungan, dan aspek hukum; 2) Menganalisis

kelayakan finansial usaha mi mentah jagung 30 persen dan mi mentah jagung 100

persen; dan 3) Menganalisis switching value usaha mi mentah jagung terhadap

kenaikan harga input dan penurunan produksi output.

Penelitian dilakukan di Usaha Mi Mentah Bapak Sukimin yang terletak di

Ciheuleut, Kelurahan Tegal Lega, Kota Bogor. Pengambilan data di lapangan

dilaksanakan pada bulan April – Mei 2011. Data primer yang terkumpul diperoleh

melalui wawancara dengan Bapak Sukimin selaku pemilik usaha, karyawan-

karyawan Usaha Mi Mentah Bapak Sukimin, dan pemasok. Data sekunder

diperoleh dari studi literatur dari beberapa buku, skripsi, artikel-artikel terkait

yang diperoleh dari internet, dan pengolahan data-data yang didapat dari dinas-

dinas terkait. Analisis kualitatif dilakukan untuk mengkaji aspek-aspek

nonfinansial yang meliputi aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, aspek

sosial dan lingkungan, dan aspek hukum. Analisis kuantitatif dilakukan untuk

menganalisis kelayakan finansial usaha mi mentah jagung. Metode yang

digunakan dalam analisis kuantitatif adalah analisis kelayakan finansial berupa

NPV, IRR, Net B/C, Payback period, dan analisis switching value.

Usaha pembuatan mi mentah jika dilihat dari aspek pasar, aspek teknis,

dan aspek sosial dan lingkungan layak untuk diusahakan. Namun dari aspek

manajemen, usaha pembuatan mi mentah belum layak karena belum memiliki

pembukuan dan pencatatan yang jelas atas segala transaksi bisnis yang dilakukan.

Page 3: ANALISIS KELAYAKAN USAHA MIE MENTAH JAGUNG (Studi … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN . ... sosial dan lingkungan, dan aspek hukum. ... pembukuan dan pencatatan yang jelas atas

iii

Selain itu dari aspek hukum, usaha ini belum memiliki perizinan dari pihak

manapun sehingga dinilai belum layak karena tidak memiliki kekuatan secara

hukum.

Hasil perbandingan analisis finansial usaha mi mentah terigu, mi mentah

jagung 30 persen, dan mi mentah jagung 100 persen menunjukkan bahwa dari

ketiga jenis usaha, usaha pembuatan mi mentah jagung 100 persen merupakan

usaha yang paling layak diusahakan. Nilai NPV usaha pembuatan mi mentah

jagung 100 persen yang diperoleh sebesar Rp 1.011.003.777 lebih besar

dibandingkan usaha pembuatan mi mentah terigu maupun mi mentah jagung 30

persen, sehingga usaha mi mentah jagung 100 persen memberikan manfaat bersih

yang lebih besar daripada usaha mi mentah terigu dan mi mentah jagung 30

persen. Nilai Net B/C yang diperoleh juga lebih tinggi yaitu sebesar 3,96. Tingkat

pengembalian investasi juga berbeda cukup besar pada tingkat diskonto 7,47

persen. Namun, nilai IRR yang diperoleh usaha mi mentah terigu memiliki nilai

paling besar dibandingkan kedua usaha yang lain yaitu 39,06 persen. Nilai

payback period usaha pembuatan mi mentah jagung 30 persen memiliki nilai lebih

kecil daripada usaha mi mentah terigu dan mi mentah jagung 100 persen. Hal ini

berarti waktu yang diperlukan untuk menutupi pengeluaran investasi adalah paling

singkat dibandingkan umur proyek. Maka, usaha mi jagung 30 persen lebih layak

untuk diusahakan dari segi nilai payback period. Hal ini berdasarkan kriteria

investasi secara keseluruhan, usaha mi mentah jagung 100 persen merupakan

usaha yang paling layak untuk diusahakan karena memiliki nilai NPV dan IRR

yang paling besar.

Analisis switching value pada ketiga usaha menunjukkan bahwa perubahan

yang diakibatkan penurunan penjualan berpengaruh paling besar terhadap

kelayakan usaha dibandingkan dengan perubahan lainnya. Perubahan penurunan

penjualan pada ketiga usaha berkisar antara 16 – 24 persen. Perubahan ini lebih

kecil dibandingkan perubahan peningkatan harga bahan baku tepung yang

berkisar antara 27 – 60 persen. Sedangkan untuk perubahan yang terjadi karena

kenaikan harga bahan baku tepung menjadi variabel yang kurang berpengaruh

terhadap proyeksi aliran kas.

Page 4: ANALISIS KELAYAKAN USAHA MIE MENTAH JAGUNG (Studi … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN . ... sosial dan lingkungan, dan aspek hukum. ... pembukuan dan pencatatan yang jelas atas

iv

ANALISIS KELAYAKAN USAHA MIE MENTAH JAGUNG

(Studi Kasus: Usaha Mi Mentah Bapak Sukimin di Kelurahan

Tegal Lega, Kota Bogor, Jawa Barat)

MEGA ARI SURYANI

H34070021

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada

Departemen Agribisnis

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR 2011

Page 5: ANALISIS KELAYAKAN USAHA MIE MENTAH JAGUNG (Studi … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN . ... sosial dan lingkungan, dan aspek hukum. ... pembukuan dan pencatatan yang jelas atas

v

Judul Skripsi : Analisis Kelayakan Usaha Mi Mentah Jagung (Studi Kasus:

Usaha Mi Mentah Bapak Sukimin di Kelurahan Tegal Lega,

Kota Bogor, Jawa Barat)

Nama : Mega Ari Suryani

NIM : H34070021

Disetujui,

Pembimbing

Dra. Yusalina, MSi

NIP. 19650115 199003 2001

Diketahui,

Ketua Departemen Agribisnis

Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS

NIP. 19580908 198403 1 002

Tanggal Lulus:

Page 6: ANALISIS KELAYAKAN USAHA MIE MENTAH JAGUNG (Studi … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN . ... sosial dan lingkungan, dan aspek hukum. ... pembukuan dan pencatatan yang jelas atas

vi

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis

Kelayakan Usaha Mi Mentah Jagung (Studi Kasus: Usaha Mi Mentah Bapak

Sukimin di Kelurahan Tegal Lega, Kota Bogor, Jawa Barat)” adalah karya sendiri

dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun.

Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun

tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan

dalam bentuk daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, Oktober 2011

Mega Ari Suryani

H34070021

Page 7: ANALISIS KELAYAKAN USAHA MIE MENTAH JAGUNG (Studi … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN . ... sosial dan lingkungan, dan aspek hukum. ... pembukuan dan pencatatan yang jelas atas

vii

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Wonogiri, Jawa Tengah pada tanggal 17 April 1989.

Penulis adalah anak pertama dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Suparto

Kimin dan Ibu Sukatmi.

Penulis menyelesaikan pendidikan sekolah dasar di SDN Kebon Pedes I

Bogor dan lulus pada tahun 2001. Sekolah menengah pertama dilalui penulis di

SMPN 5 Bogor dan lulus pada tahun 2004. Kemudian penulis menyelesaikan

pendidikan sekolah menengah atas di SMAN 2 Bogor dan lulus pada tahun 2007.

Pada tahun yang sama, penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur

PMDK/ USMI sebagai mahasiswa Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan

Manajemen.

Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif mengikuti kepanitiaan dan

organisasi. Penulis menjadi anggota vocal group COAST FEM (2009) dan

menjadi ketua vocal group COAST FEM (2010). Kepanitiaan yang pernah diikuti

oleh penulis yaitu panitia fieldtrip AGB 44 Goes to Garut-Tasikmalaya sebagai

divisi Dokumentasi (2010), panitia Masa Perkenalan Fakultas dan Departemen

ORANGE FEM 2009 sebagai divisi Medis (2009), dan kepanitiaan lainnya.

Page 8: ANALISIS KELAYAKAN USAHA MIE MENTAH JAGUNG (Studi … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN . ... sosial dan lingkungan, dan aspek hukum. ... pembukuan dan pencatatan yang jelas atas

viii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas

segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

yang berjudul “Analisis Kelayakan Usaha Mi Mentah Jagung (Studi Kasus: Usaha

Mi Mentah Bapak Sukimin di Kelurahan Tegal Lega, Kota Bogor, Jawa Barat)”.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kelayakan usaha pembuatan

mi berbahan baku tepung jagung, baik mi jagung 30 persen maupun mi jagung

100 persen.

Skripsi ini merupakan tugas akhir sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Departemen Agribisnis, Fakultas

Ekonomi dan Manajemen, Instiut Pertanian Bogor. Hasil penelitian ini diharapkan

dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah

membantu proses penulisan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa penelitian ini

masih jauh dari sempurna karena keterbatasan-keterbatasan yang dihadapi selama

penelitian berlangsung.

Bogor, Oktober 2011

Mega Ari Suryani

Page 9: ANALISIS KELAYAKAN USAHA MIE MENTAH JAGUNG (Studi … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN . ... sosial dan lingkungan, dan aspek hukum. ... pembukuan dan pencatatan yang jelas atas

ix

UCAPAN TERIMAKASIH

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan

hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penyelesaian

skripsi ini juga tidak lepas dari bantuan yang diberikan oleh berbagi pihak. Pada

kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada :

1. Dra. Yusalina, MSi selaku dosen pembimbing atas bimbingan, arahan, waktu,

dan kesabaran yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi

ini.

2. Dr. Amzul Rifin, SP., MA. selaku dosen penguji utama pada ujian sidang

penulis yang telah meluangkan waktunya serta memberikan saran dan kritik

demi perbaikan skripsi ini.

3. Siti Jahroh, Ph. D. selaku dosen penguji dari wakil komisi pendidikan

Agribisnis pada ujian sidang penulis yang telah meluangkan waktunya serta

memberikan kritik dan saran demi perbaikan skripsi ini.

4. Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS selaku dosen pembimbing akademik atas

bimbingan, arahan, waktu, nasihat, dan kesabaran yang telah diberikan kepada

penulis selama masa perkuliahan di Departemen Agribisnis.

5. Seluruh dosen dan staf pengajar Departemen Agribisnis atas, terima kasih atas

segala ilmu yang telah diberikan kepada penulis.

6. Pemilik UKM Mi Ayam yaitu Bapak Sukimin beserta keluarga dan seluruh

karyawan atas kesediaan menjadi tempat penelitian penulis, atas waktu,

kesempatan, informasi dan dukungan yang diberikan kepada penulis.

7. Bapak dan Mama yang selalu memberikan doa, kasih sayang, dan dukungan

yang tiada henti kepada penulis, I dedicated this for both of you. Serta adik-

adik tercinta Ibnu dan Novelia yang selalu menyemangati dan mendukung

penulis. Kalian merupakan sumber semangat dan motivasi terbesarku. Semoga

skripsi ini dapat menjadi persembahan terbaik.

8. Keluarga besar baik dari pihak Bapak maupun Mama, yang telah memberikan

cinta, kasih sayang serta dukungan selama penyelesaian skripsi.

9. Saudari Leni Nurul Apriyani selaku pembahas seminar atas masukan dan

saran yang telah diberikan.

Page 10: ANALISIS KELAYAKAN USAHA MIE MENTAH JAGUNG (Studi … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN . ... sosial dan lingkungan, dan aspek hukum. ... pembukuan dan pencatatan yang jelas atas

x

10. Sahabat-sahabat terbaikku selama di Agribisnis, Anita, Asti, Nunu, Pipito, dan

Tari. Terima kasih atas segala bantuan, diskusi, doa, dan dukungan kalian

selama ini. Semoga persahabatan kita akan terus terjalin.

11. Teman-teman satu bimbingan skripsi Tia, Leni, dan Adi yang telah berbagi

baik suka maupun duka selama penyusunan skripsi.

12. Teman-teman selama Gladikarya di Cibinong, Fia, Feby, Mahardi, dan

Ganjar, terima kasih atas kebersamaan, kenangan, keceriaan yang kita lalui

bersama selama mempelajari komoditi ikan hias.

13. Teman-teman Agribisnis 44, terimakasih atas semangat, dukungan, keceriaan,

dan kebersamaan selama ini. AGB, Growing The Future !!

14. Teman-teman keluarga besar Agribisnis 43 dan 45, terima kasih atas

dukungan semangat yang telah memotivasi penulis.

15. Teman-teman satu kursus Bahasa Korea di UPTB-IPB, Kak Rani, Anisa, Nita,

dan teman-teman lain, terima kasih atas dukungan semangat selama ini.

16. Teman-teman sekamar saat TPB, Hana dan Mar‟ah, terima kasih atas

dukungan yang telah diberikan.

17. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu, terima kasih atas

bantuan yang telah diberikan kepada penulis.

Bogor, Oktober 2011

Mega Ari Suryani

Page 11: ANALISIS KELAYAKAN USAHA MIE MENTAH JAGUNG (Studi … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN . ... sosial dan lingkungan, dan aspek hukum. ... pembukuan dan pencatatan yang jelas atas

xi

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL……………………………………………………. xiv

DAFTAR GAMBAR………………………………………………… xvi

DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………. xvii

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang………………...…………………...…….

1.2. Perumusan Masalah……………...…………………...….

1.3. Tujuan……………………………...………………….....

1.4. Manfaat……………………………...…………………...

1.5. Ruang Lingkup………………………..………………….

1

7

9

10

10

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Diversifikasi Pangan Pokok Selain Beras……………......

2.2. Teknologi Pembuatan Mi……………………………...…

2.2.1. Pembuatan Mi secara Umum………….....………

2.2.2. Teknologi Mi Jagung…………………………….

2.3. Analisis Kelayakan Usaha Produk Pangan Olahan….…..

11

15

15

20

22

III. KERANGKA PEMIKIRAN

3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis………………...…………..

3.1.1. Studi Kelayakan Proyek………………...………..

3.1.2. Aspek Kelayakan Proyek………………...………

3.1.3. Analisis Kelayakan Investasi……………...……..

3.1.4. Analisis Switching Value…………………...……

3.1.5. Laporan Laba Rugi………………………..……..

3.2. Kerangka Pemikiran Operasional……………………......

29

29

30

38

40

40

41

IV. METODE PENELITIAN

4.1. Lokasi dan Waktu……………………………...………...

4.2. Jenis dan Sumber Data…………………………...………

4.3. Metode Pengumpulan Data...…………………………….

4.4. Metode Pengolahan………………..…………………….

4.5. Metode Analisis Data………………………………..…..

4.5.1. Analisis Kelayakan Finansial………………….....

4.5.2. Analisis Sensitivitas……………………………...

4.5.3. Laporan Laba Rugi…………………………..…...

4.6. Asumsi-asumsi yang Digunakan dalam Penelitian….…..

43

43

43

44

44

44

47

48

48

V. GAMBARAN UMUM

5.1. Sejarah Berdirinya Perusahaan…………………………..

5.2. Profil Perusahaan………………………………………...

5.3. Deskripsi Usaha………………………………………….

51

52

53

VI. ANALISIS NONFINANSIAL

Page 12: ANALISIS KELAYAKAN USAHA MIE MENTAH JAGUNG (Studi … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN . ... sosial dan lingkungan, dan aspek hukum. ... pembukuan dan pencatatan yang jelas atas

xii

6.1. Aspek Pasar………………………………………………

6.1.1. Permintaan……………………………………….

6.1.2. Penawaran………………………………………..

6.1.3. Bauran Pemasaran………………………………..

6.1.4. Hasil Analisis Aspek Pasar………………………

6.2. Aspek Teknis……………………………………………..

6.2.1. Lokasi Usaha……………………………………..

6.2.2. Bahan Baku dan Peralatan……………………….

6.2.3. Kapasitas Produksi……………………………….

6.2.4. Teknologi yang Digunakan………………………

6.2.5. Proses Produksi…………………………………..

6.2.6. Layout Bangunan………………………………...

6.2.7. Hasil Analisis Aspek Teknis……………………..

6.3. Aspek Manajemen……………………………………….

6.3.1. Hasil Analisis Aspek Manajemen………………..

6.4. Aspek Sosial dan Lingkungan……………………………

6.4.1. Analisis Dampak Sosial dan Lingkungan……….

6.4.2. Hasil Analisis Dampak Sosial dan Lingkungan….

6.5. Aspek Hukum……………………………………………

6.5.1. Badan Hukum……………………………………

6.5.2. Perizinan…………………………………………

6.5.3. Hasil Analisis Aspek Hukum…………………….

54

54

55

55

58

58

58

59

61

61

65

70

71

71

72

72

72

73

73

74

74

74

VII. ANALISIS FINANSIAL

7.1. Analisis Aspek Finansial Usaha Mi Mentah Terigu…….

7.1.1. Analisis Inflow Usaha Mi Mentah Terigu……….

7.1.2. Analisis Outflow Usaha Mi Mentah Terigu……..

7.1.3. Analisis Finansial Usaha Mi Mentah Terigu…….

7.1.4. Analisis Switching Value Usaha Mi Mentah

Terigu……………………………………………

7.1.5. Laporan Laba Rugi Usaha Mi Mentah Terigu…..

7.2. Analisis Aspek Finansial Usaha Mi Mentah Jagung 30

Persen….………………………………………………...

7.2.1. Analisis Inflow Usaha Mi Mentah Jagung 30

Persen….………………………………………...

7.2.2. Analisis Outflow Usaha Mi Mentah Jagung 30

Persen…….……………………………………...

7.2.3. Analisis Finansial Usaha Mi Mentah Jagung 30

Persen…….……………………………………...

7.2.4. Analisis Switching Value Usaha Mi Mentah

Jagung 30 Persen………………………………...

7.2.5. Laporan Laba Rugi Usaha Mi Mentah Jagung 30

Persen…….……………………………………...

7.3. Analisis Aspek Finansial Usaha Mi Mentah Jagung 100

Persen……………………………………………………

7.3.1. Analisis Inflow Usaha Mi Mentah Jagung 100

Persen……………………………………………

7.3.2. Analisis Outflow Usaha Mi Mentah Jagung 100

75

75

77

80

81

82

82

83

85

88

89

90

91

91

Page 13: ANALISIS KELAYAKAN USAHA MIE MENTAH JAGUNG (Studi … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN . ... sosial dan lingkungan, dan aspek hukum. ... pembukuan dan pencatatan yang jelas atas

xiii

Persen……………………………………………

7.3.3. Analisis Finansial Usaha Mi Mentah Jagung 100

Persen……………………………………………

7.3.4. Analisis Switching Value Usaha Mi Mentah

Jagung 100 Persen……………………………….

7.3.5. Laporan Laba Rugi Usaha Mi Mentah Jagung

100 Persen……………………………………….

7.4. Analisis Perbandingan Usaha Mi Mentah Terigu, Mi

Mentah Jagung 30 Persen, dan Mi Mentah Jagung 100

Persen……………………………………………………

93

96

97

98

99

VIII. KESIMPULAN SARAN

8.1. Kesimpulan………………………………………………

8.2. Saran……………………………………………………...

102

103

V. DAFTAR PUSTAKA………………………………………… 104

VI. LAMPIRAN………………………………………………….. 107

Page 14: ANALISIS KELAYAKAN USAHA MIE MENTAH JAGUNG (Studi … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN . ... sosial dan lingkungan, dan aspek hukum. ... pembukuan dan pencatatan yang jelas atas

xiv

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Perkembangan Konsumsi Jagung di Indonesia Tahun 2001-

2006…..………………………………………………….……

2

2. Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Jagung di 10

Provinsi Utama Penghasil Jagung di Indonesia Tahun

2010…………….………………………………………….….

3

3. Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Tanaman Jagung

untuk Provinsi Jawa Barat Tahun 2006-2010…............…...…

3

4. Kandungan Gizi Jagung Kuning Pipil dan Beras..........……... 4

5. Perbandingan Nilai Energi Beberapa Bahan Pangan

Pokok…………………………………………………….…...

5

6. Perkembangan Konsumsi Mi Instan Indonesia Tahun 1995-

2001…………………………………………………………...

6

7. Komposisi Kimia Tepung Jagung Varietas Pioneer-21........... 20

8. Fungsi Alat-alat yang Digunakan dalam Produksi Mi

Mentah………………………………………………………...

63

9. Proyeksi Pendapatan Penjualan Usaha Mi Mentah Terigu per

Tahun…………………………………………………............

76

10. Nilai Sisa Barang-barang Investasi pada Usaha Mi Mentah

Terigu……………………………………………………...….

77

11. Rician Biaya Operasional Usaha Pembuatan Mi Mentah

Terigu…………………………………………………………

79

12. Hasil Analisis Finansial Usaha Pembuatan Mi Mentah

Terigu…………………………………………………………

80

13. Hasil Analisis Switching Value Usaha Pembuatan Mi

Mentah Terigu………………………………………………..

81

14. Rincian Penerimaan Usaha Pembuatan Mi Mentah Jagung

Substitusi……………………………………………………..

84

15. Nilai Sisa Barang-barang Investasi pada Usaha Mi Mentah

Jagung Substitusi……………………………………………..

85

16. Rincian Biaya Operasional Usaha Pembuatan Mi Mentah

Jagung Substitusi……………………………………………..

87

Page 15: ANALISIS KELAYAKAN USAHA MIE MENTAH JAGUNG (Studi … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN . ... sosial dan lingkungan, dan aspek hukum. ... pembukuan dan pencatatan yang jelas atas

xv

17. Hasil Analisis Finansial Usaha Pembuatan Mi Mentah

Terigu…………………………………………………………

88

18. Hasil Analisis Switching Value Usaha Pembuatan Mi

Mentah Jagung Substitusi…………………………………….

90

19. Proyeksi Pendapatan Penjualan Usaha Mi Mentah Jagung

100 Persen per Tahun………………………………………...

92

20. Nilai Sisa Barang-barang Investasi pada Usaha Mi Mentah

Jagung 100 Persen……………………………………………

93

21. Rincian Biaya Operasional Usaha Pembuatan Mi Mentah

Jagung 100 Persen……………………………………………

95

22. Hasil Analisis Finansial Usaha Pembuatan Mi Mentah

Jagung 100 persen……………………………………………

96

23. Hasil Analisis Switching Value Usaha Pembuatan Mi

Mentah Jagung 100 Persen…………………………………...

98

24. Analisis Kelayakan Finansial Usaha Pembuatan Mi Mentah...

99

25. Perbandingan Nilai Switching Value pada Ketiga Jenis

Usaha…………………………………………………………

100

26. Perbandingan Keuntungan yang Diperoleh dari Ketiga Jenis

Usaha…………………………………………………………

101

Page 16: ANALISIS KELAYAKAN USAHA MIE MENTAH JAGUNG (Studi … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN . ... sosial dan lingkungan, dan aspek hukum. ... pembukuan dan pencatatan yang jelas atas

xvi

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Proses Umum dalam Produksi Mi dan Bihun/Soun..……….. 17

2. Grafik Hubungan antara NPV dan IRR…………………….. 39

3. Kerangka Pemikiran Operasional Analisis Kelayakan Usaha

Mi Mentah Jagung pada Usaha Mi Ayam Bapak Sukimin….

42

4. Saluran Pemasaran Mi Mentah Usaha Mi Ayam Bapak

Sukimin……………………………………………………...

57

5. Mesin Adonan dan Mesin Press Adonan…………………… 62

6. Mesin Kukus Adonan (Steaming Box)……………………..... 62

7. Proses Pembuatan Mi Mentah Terigu………………………. 66

8. Proses Pembuatan Mi Mentah Jagung 30 Persen.…………... 67

9. Proses Pembuatan Mi Mentah Jagung 100 Persen………….. 69

10. Layout Ruang Produksi Usaha Mi Mentah Bapak Sukimin

Tahun 2011………………………………………………….

70

Page 17: ANALISIS KELAYAKAN USAHA MIE MENTAH JAGUNG (Studi … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN . ... sosial dan lingkungan, dan aspek hukum. ... pembukuan dan pencatatan yang jelas atas

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Kuisioner Penelitian………………………………..….…….. 108

2. Penyusutan dan Nilai Sisa Usaha Mi Mentah Terigu………... 112

3. Biaya Investasi Usaha Mi Mentah Terigu dan Mi Mentah

Jagung 30 Persen…………………………………….…….....

113

4. Cashflow Usaha Mi Mentah Terigu………………………..… 115

5. Switching Value Usaha Mi Mentah Terigu - Peningkatan

Harga Tepung Terigu sebesar 27,725 Persen.………………

118

6. Switching Value Usaha Mi Mentah Terigu - Penurunan

Penjualan sebesar 16,536 Persen……………………....….…

119

7. Laba Rugi Usaha Pembuatan Mi Mentah Terigu……….…… 120

8. Penyusutan dan Nilai Sisa Usaha Mi Mentah Jagung 30

Persen…………………………………………………………

122

9. Cashflow Usaha Mi Mentah Jagung 30 Persen…………….... 124

10. Switching Value Usaha Mi Mentah Jagung 30 Persen -

Peningkatan Harga Tepung Terigu sebesar 42,891 Persen..…

128

11. Switching Value Usaha Mi Mentah Jagung 30 Persen -

Penurunan Penjualan sebesar 17,907 Persen..………………..

129

12. Laba Rugi Usaha Pembuatan Mi Mentah Jagung 30 Persen... 130

13. Penyusutan dan Nilai Sisa Usaha Mi Jagung 100 Persen……. 132

14. Biaya Investasi Usaha Mi Mentah Jagung 100 Persen………. 133

15. Cashflow Usaha Mi Mentah Jagung 100 Persen………..…… 135

16. Switching Value Usaha Mi Mentah Jagung 100 Persen -

Peningkatan Harga Tepung Jagung sebesar 59,051 Persen….

139

17. Switching Value Usaha Mi Mentah Jagung 100 Persen -

Penurunan Produksi sebesar 23,55 Persen…………………...

140

18. Laba Rugi Usaha Pembuatan Mi Mentah Jagung 100

Persen………………………………………………………..

141

Page 18: ANALISIS KELAYAKAN USAHA MIE MENTAH JAGUNG (Studi … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN . ... sosial dan lingkungan, dan aspek hukum. ... pembukuan dan pencatatan yang jelas atas

1

I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia dengan kekayaan sumber daya alamnya yang besar memiliki

aneka jenis pangan sumber karbohidrat, beberapa di antaranya seperti, beras, ubi

kayu, sagu, dan jagung. Namun pada kenyataannya, sumber karbohidrat yang

paling banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia yaitu beras. Ketergantungan

bangsa Indonesia terhadap beras begitu tinggi sehingga ketika kebutuhan beras

dalam negeri tidak tercukupi, Indonesia harus mengimpor beras dari luar negeri.

Untuk mengatasi masalah tersebut, diperlukan upaya untuk mengurangi

ketergantungan terhadap beras dan bahan pangan impor lainnya dengan mencari

alternatif bahan pangan lain yang dapat tumbuh di Indonesia. Kegiatan pencarian

bahan pangan alternatif lain tersebut dikenal dengan diversifikasi pangan

(Fadlillah 2005).

Salah satu bahan pangan alternatif non beras yang berpotensi

dikembangkan di Indonesia yaitu jagung. Jagung memiliki nilai gizi yang cukup

memadai dan di beberapa daerah di Indonesia digunakan sebagai makanan pokok.

Selain itu, Budiyah (2004) menyatakan bahwa di Indonesia, jagung merupakan

komoditas serelia utama setelah beras, sekaligus sebagai bahan baku sumber

karbohidrat utama setelah beras. Jagung berperan penting dalam penyediaan

bahan pangan, bahan baku industri dan pakan. Selain itu, jagung merupakan

bahan pangan alternatif yang dapat dimanfaatkan sebagai tepung komposit,

substitusi bagi industri pengguna terigu dan konsumen berpangan pokok beras.

Jagung merupakan salah satu palawija (tanaman pangan non-padi) yang

paling utama dan banyak ditanam di Indonesia. Perkembangan konsumsi jagung

di Indonesia dari tahun ke tahun cenderung meningkat secara konsumsi total. Hal

ini seperti terlihat pada Tabel 1.

Page 19: ANALISIS KELAYAKAN USAHA MIE MENTAH JAGUNG (Studi … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN . ... sosial dan lingkungan, dan aspek hukum. ... pembukuan dan pencatatan yang jelas atas

2

Tabel 1. Perkembangan Konsumsi Jagung di Indonesia Tahun 2001-2006

Tahun

Konsumsi Industri Pangan Industri Pakan Total

Ribu Ton

Persen Ribu Ton

Persen Ribu Ton

Persen Ribu Ton

Persen

2001 4.567 41,76 2.415 22,08 3.955 36,16 10.937 100

2002 4.478 40,11 2.489 22,29 4.197 37,59 11.164 100

2003 4.388 38,53 2.564 22,51 4.438 38,96 11.390 100

2004 4.229 37,01 2.638 22,71 4.680 40,29 11.617 100

2005 4.165 33,13 3.016 23,99 5.390 42,88 12.572 100

2006 4.100 32,54 2.900 23,02 5.600 44,44 12.600 100

Sumber : Departemen Pertanian (2007)

Tabel 1 menunjukkan bahwa selama periode 2001-2006, total penggunaan

jagung untuk konsumsi rumah tangga terus menurun dari tahun ke tahun.

Penurunan konsumsi jagung pada konsumsi rumah tangga kemungkinan besar

disebabkan oleh pergeseran konsumsi jagung dalam bentuk olahan. Hal ini dapat

dilihat dari nilai konsumsi jagung pada industri pangan yang terus meningkat dari

tahun 2001-2005 yang kemudian turun kembali di tahun 2006. Berlawanan

dengan konsumsi rumah tangga, konsumsi jagung pada industri pakan terus

mengalami peningkatan pada tahun 2001-2006. Dengan demikian, secara total

dapat dikatakan konsumsi jagung terus meningkat.

Seiring dengan perkembangan ekonomi, saat ini produksi jagung dalam

negeri sangat ditentukan oleh produksi delapan propinsi sentra jagung di

Indonesia, yaitu Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah, Lampung, Sumatera

Utara, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur, dan Gorontalo (Siregar 2009).

Pada tahun 2010 posisi produksi jagung Jawa Barat sebagai salah satu

sentra produksi jagung Indonesia berada pada posisi ke-6. Produksi jagung

propinsi-propinsi sentra jagung di Indonesia berdasarkan luas panen,

produktivitas, dan jumlah produksi tahun 2010 dapat dilihat pada Tabel 2.

Page 20: ANALISIS KELAYAKAN USAHA MIE MENTAH JAGUNG (Studi … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN . ... sosial dan lingkungan, dan aspek hukum. ... pembukuan dan pencatatan yang jelas atas

3

Tabel 2. Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Jagung di 10 Provinsi Utama

Penghasil Jagung di Indonesia Tahun 2010

No. Provinsi Luas Panen

(Ha)

Produktivitas

(Kuintal/Ha)

Produksi

(Ton)

1 Jawa Timur 1.257.721 44,42 5.587.318

2 Jawa Tengah 631.816 48,41 3.058.710

3 Lampung 447.509 47,52 2.126.571

4 Sumatera Utara 274.822 50,13 1.377.718

5 Sulawesi

Selatan

303.215 44,25 1.341.737

6 Jawa Barat 153.778 60,08 923.962

7 Gorontalo 143.833 47,22 679.167

8 Nusa Tenggara

Timur

244.686 26,70 653.410

9 Sulawesi Utara 134.630 36,59 492.614

10 DI Yogyakarta 86.837 39,80 345.576

Sumber: Badan Pusat Statistik, 20101.

Peningkatan produksi jagung juga dapat dilihat pada Tabel 4 yang

menunjukkan perkembangan produksi jagung di Jawa Barat sejak tahun 2006-

2010.

Tabel 3. Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Tanaman Jagung untuk Provinsi

Jawa Barat Tahun 2006-2010

Tahun Luas Panen (Ha) Produktivitas (Ton/Ha) Produksi (Ton)

2006 115.797 4,951 573.263

2007 113.373 5,094 577.513

2008 118.976 5,378 639.822

2009 136.707 5,761 787.599

2010 153.778 6,008 923.962

Sumber : Badan Pusat Statistik (2010)2.

Berdasarkan data Tabel 3 terlihat bahwa jumlah produksi jagung di Jawa

Barat cenderung meningkat setiap tahun. Peningkatan ini disebabkan oleh

peningkatan pada luas panen dan produktivitas jagung di Jawa Barat. Produksi

1 [BPS] Badan Pusat Statistik. 2010. http://dds.bps.go.id/tnmn_pgn.php?eng=1 [17 Maret

2011] 2 [BPS] Badan Pusat Statistik. 2010. Tabel Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi

Tanaman Jagung untuk Provinsi Jawa Barat Tahun 2006-2010.

http://dds.bps.go.id/tnmn_pgn.php?eng=1 [17 Maret 2011]

Page 21: ANALISIS KELAYAKAN USAHA MIE MENTAH JAGUNG (Studi … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN . ... sosial dan lingkungan, dan aspek hukum. ... pembukuan dan pencatatan yang jelas atas

4

jagung yang terus meningkat ini menunjukkan bahwa jagung perlu dimanfaatkan

sebaik-baiknya agar dapat mendorong terciptanya diversifikasi pangan selain

beras demi mencapai ketahanan pangan.

Jagung berpotensi untuk dikembangkan sebagai bahan pangan pokok

pengganti beras. Hal ini karena kandungan gizi jagung dapat dikatakan setara

dengan beras. Secara lengkap kandungan gizi jagung dan beras diperlihatkan

dalam Tabel 4.

Tabel 4. Kandungan Gizi Jagung Kuning Pipil dan Beras

Kandungan gizi Jagung Beras

Energi (kal) 361 360

Karbohidrat (gr/100 gr) 72 79

Protein (gr/100 gr) 9.0 7.6

Lemak (gr/100 gr) 4.5 0.7

Ca (mg/100 gr) 9 6

P (mg/100gr) 380 147

Fe (mg/100 gr) 4.6 0.8

Sumber: Beti et al. (1990) dalam Kamsiati dan Purwandari (2005)3.

Selama ini, jagung hanya dikonsumsi tanpa adanya pengolahan lebih

lanjut. Jika dikonsumsi langsung, jagung tidak memiliki nilai tambah. Nilai

tambah di mata konsumen dapat dilakukan dengan cara mengolah jagung menjadi

berbagai jenis produk olahan. Produk pangan hasil olahan jagung ini dapat

menjadi sebuah upaya peningkatan konsumsi jagung melalui program

diversifikasi produk olahan jagung, seperti beras jagung instan, tepung jagung,

tortila, emping jagung, dan mi jagung.

Salah satu produk olahan jagung yang disukai masyarakat yaitu mi jagung.

Jagung dapat diolah menjadi tepung jagung yang kemudian dapat digunakan

sebagai subtitusi bagi industri mi pengguna terigu. Mi biasanya terbuat dari

tepung terigu. Terdapat berbagai jenis mi yang ada di pasaran, yaitu mi basah, mi

kering, dan mi instan. Ada dua tipe mi basah yaitu mi basah mentah yang biasa

disebut „mi ayam‟ dan mi basah matang yang biasa disebut „mi kuning atau mi

3 Kamsiati dan Purwandari. 2005. Diversifikasi Pengolahan Jagung dalam Rangka

Meningkatkan Ketahanan Pangan di Kalimantan Tengah.

http://kalteng.litbang.deptan.go.id/ind/images/data/diversifikasi-jagung.pdf [15 Maret 2011]

Page 22: ANALISIS KELAYAKAN USAHA MIE MENTAH JAGUNG (Studi … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN . ... sosial dan lingkungan, dan aspek hukum. ... pembukuan dan pencatatan yang jelas atas

5

soto‟. Produk mi yang beredar di pasar hampir seluruhnya merupakan mi dengan

bahan baku tepung terigu dari gandum. Bahan baku lain sulit dibuat karena

karakteristik fungsional protein gluten pada gandum yang tidak dimiliki oleh

sumber bahan yang lain. Produk sejenis mi dari bahan non gandum biasanya

menggunakan pati sebagai basis pembuatannya. Produk mi berbasis pati yang

telah beredar di Indonesia diantaranya adalah soun, bihun dari pati beras, dan

bihun dari pati jagung.

Produk olahan jagung terutama mi jagung dapat menjadi substitusi mi

terigu. Hal tersebut cukup penting dalam usaha lebih memasyarakatkan jagung,

sebab menurut kajian preferensi konsumen terhadap produk-produk pangan non-

beras, mi merupakan produk yang sering dikonsumsi oleh sebagian besar

konsumen sebagai makanan sarapan maupun sebagai makanan selingan

(Juniawati 2003). Selanjutnya Juniawati (2003) menyatakan berdasarkan kajian

preferensi konsumen terhadap produk-produk asal jagung, dapat diketahui bahwa

semua responden menyukai produk-produk asal jagung. Oleh karena itu,

pengembangan produk asal jagung berupa mi jagung perlu dilakukan dalam upaya

diversifikasi pangan. Keunggulan mi jagung berdasarkan penelitian yang

dilakukan Juniawati (2003) dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Perbandingan Nilai Energi Beberapa Bahan Pangan Pokok

No. Bahan Pangan Pokok Nilai Energi (kalori)

1 Mi terigu 471

2 Mi jagung 360

3 Nasi 178

4 Singkong 146

5 Ubi jalar 123

Sumber: Juniawati (2003)

Tingginya nilai energi yang terdapat pada mi jagung menunjukkan bahwa

produk tersebut dapat dijadikan sebagai bahan pangan alternatif pilihan pengganti

nasi. Namun, untuk keseimbangan konsumsi gizi, tetap dibutuhkan bahan pangan

lain yang dapat mencukupi kebutuhan gizi seperti protein hewani, sayuran, dan

buah-buahan. Selain itu, kandungan lemak pada mi jagung (2.27 gram) jauh lebih

rendah dibandingkan dengan kandungan lemak pada mi terigu (21.4 gram).

Rendahnya lemak (low fat) pada mi jagung dapat menjadi nilai tambah bagi

Page 23: ANALISIS KELAYAKAN USAHA MIE MENTAH JAGUNG (Studi … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN . ... sosial dan lingkungan, dan aspek hukum. ... pembukuan dan pencatatan yang jelas atas

6

produk tersebut terutama untuk masyarakat tertentu yang menghindari

kegemukan.

Mi dari tepung jagung merupakan salah satu alternatif produk yang perlu

dikembangkan, mengingat kebutuhan mi di Indonesia yang sangat tinggi.

Kebutuhan tersebut meningkat dari tahun ke tahun sampai mendekati 1.000.000

ton pada tahun 20014. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Perkembangan Konsumsi Mi Instan Indonesia Tahun 1995-2001

Tahun Produksi (Ton) Ekspor (Ton) Impor (Ton) Konsumsi (Ton)

1995 650.109,0 15.169,4 572,7 635.512,3

1996 738.320,0 38.537,4 608,8 700.391,4

1997 795.555,6 21.936,1 1.950,5 775.570,0

1998 668.333,3 5.929,8 282,7 662.686,2

1999 730.000,0 19.960,5 631,6 710.671,1

2000 817.149,7 38.522,3 1.052,7 779.680,1

2001 862.449,3 47.933,3 1.391,9 815.907,9 Sumber: Indocommercial No. 294, 2002.

Berdasarkan Tabel 6 diketahui bahwa perkembangan konsumsi mi instan

cenderung meningkat setiap tahun dari tahun 1995 hingga tahun 2001. Hal ini

menunjukkan produk-produk mi seperti mi instan dapat menjadi alternatif

makanan pokok pengganti nasi. Produk mi instan biasa diolah menjadi mi goreng,

mi rebus, atau pelengkap bakso. Produk mi instan dan mi mentah merupakan

produk yang relatif sama. Mi instan juga berawal dari mi mentah yang mengalami

proses penggorengan sehingga memiliki daya tahan yang lebih lama dibandingkan

mi mentah. Oleh karena itu, karakteristik mi instan dengan mi mentah adalah

sama.

Meskipun permintaan mi cenderung meningkat, mi yang beredar di

Indonesia hampir seluruhnya berbahan baku terigu yang merupakan produk

impor. Jika ketergantungan Indonesia terhadap tepung terigu tidak segera diatasi,

dikhawatirkan akan membahayakan ketahanan pangan Indonesia.

Mi jagung memiliki keunggulan dibandingkan mi terigu, yaitu tidak perlu

menggunakan bahan pewarna makanan karena warna kuning mi jagung berasal

4 Anonim. 2002. Prospek Industri dan Pemasaran Mie Instant di Indonesia. Majalah

Indocommercial no. 294 Maret 2002.

Page 24: ANALISIS KELAYAKAN USAHA MIE MENTAH JAGUNG (Studi … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN . ... sosial dan lingkungan, dan aspek hukum. ... pembukuan dan pencatatan yang jelas atas

7

dari pigmen kuning pada jagung, sedangkan warna kuning pada mi terigu

menggunakan pewarna makanan tartrazine (Schmidt, 1991 dalam Budiyah, 2004).

Keunggulan lain dari mi jagung adalah bahan bakunya dapat ditanam di

Indonesia, sehingga dapat mengurangi ketergantungan impor terigu.

Sejak tahun 1998 hingga saat ini, penelitian tentang pengembangan mi

jagung telah dilakukan oleh Southeast Asian Food and Agricultural Science and

Technology (SEAFAST) Center yang bekerja sama dengan Departemen Ilmu dan

Teknologi Pangan Institut Pertanian Bogor melalui Riset Unggulan Strategi

Nasional (RUSNAS) Diversifikasi Pangan Pokok. Penelitian pengembangan mi

jagung ini akan menjadi suatu keuntungan tersendiri bagi para pengrajin mi di

daerah Bogor karena akan mendapat bimbingan langsung dari para peneliti IPB

melalui kegiatan seminar-seminar dan pelatihan. Salah satu pengrajin mi di Kota

Bogor yang berencana mengembangkan produk mi mentah jagung yaitu Usaha Mi

Mentah Bapak Sukimin di Ciheuleut, Kelurahan Tegal Lega, Kota Bogor.

1.2. Perumusan Masalah

Perusahaan Mi Mentah milik Bapak Sukimin merupakan salah satu

perusahaan UKM (Usaha Kecil Menengah) yang sudah memproduksi mi mentah

berbahan baku tepung terigu selama kurang lebih 30 tahun. Perusahaan Bapak

Sukimin yang berlokasi di Ciheuleut, Kota Bogor ini memiliki kapasitas produksi

sebesar 125 kilogram per hari atau 3.750 kilogram per bulan. Adapun kegiatan

yang akan dikembangkan di Perusahaan Mi Mentah milik Bapak Sukimin adalah

memproduksi mi mentah dengan bahan baku tepung jagung berupa mi mentah

jagung 30 persen atau mi mentah jagung 100 persen.

Selama ini, Usaha Mi Ayam Bapak Sukimin selalu menggunakan bahan

baku tepung terigu untuk mi yang diproduksinya. Tepung terigu yang beredar di

Indonesia selama ini berasal dari gandum yang harus diimpor dari negara lain. Hal

ini menyebabkan harga tepung terigu menjadi lebih mahal dibandingkan tepung

yang berbahan dasar pangan lokal. Harga tepung terigu per kilogram berkisar

antara Rp. 6.000,00 – Rp. 9.500,00 tetapi harga tepung jagung misalnya, hanya

berkisar antara Rp. 4.000,00 – Rp. 7.000,00. Mahalnya harga bahan baku tepung

terigu ini tentu akan sangat berpengaruh terhadap biaya produksi yang harus

Page 25: ANALISIS KELAYAKAN USAHA MIE MENTAH JAGUNG (Studi … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN . ... sosial dan lingkungan, dan aspek hukum. ... pembukuan dan pencatatan yang jelas atas

8

dikeluarkan oleh pengusaha. Maka dari itu, perusahaan perlu mencari alternatif

lain untuk mengatasi masalah bahan baku tersebut.

Pada pengembangan usaha ini, penggunaan tepung jagung sebagai

substitusi bahan baku pembuatan mi mentah memiliki potensi yang cukup besar.

Potensi-potensi tersebut yaitu harga bahan baku tepung jagung yang lebih murah

dibandingkan harga tepung terigu, pasokan tepung jagung yang dapat diperoleh

dari dalam negeri, dan warna kuning alami yang dimiliki tepung jagung.

Selain itu, beberapa alasan dikembangkannya teknologi mi jagung yaitu:

Pertama, produk mi sudah dikenal dan dikonsumsi secara luas oleh masyarakat,

mulai dari anak-anak, remaja, hingga dewasa. Namun, mi yang ada di pasaran saat

ini masih berbahan baku utama tepung terigu yang diimpor. Kedua, potensi

produksi jagung yang cukup tinggi di Indonesia, sehingga perlu dikembangkan

produk pangan yang dapat meningkatkan konsumsi produk olahan berbahan baku

jagung. Ketiga, pengolahan jagung menjadi produk mi diharapkan dapat

meningkatkan nilai tambah jagung dan dalam jangka panjang dapat mengurangi

ketergantungan terhadap tepung terigu impor, serta dapat berkontribusi dalam

program ketahanan pangan dan diversifikasi pangan (Kusnandar et al. 2009)

Perusahaan melihat adanya alternatif solusi dalam menangani masalah

bahan baku ini, yaitu dengan memproduksi mi mentah jagung 30 persen atau

memproduksi mi mentah jagung 100 persen. Mi mentah jagung 30 persen

merupakan mie mentah yang terbuat dari kombinasi tepung terigu dan tepung

jagung dengan perbandingan 70:30. Sedangkan mi mentah jagung100 persen

merupakan mi mentah yang 100 persen menggunakan tepung jagung.

Meskipun pengembangan usaha mi mentah jagung ini memiliki banyak

potensi, namun dari segi proses produksi memiliki beberapa perbedaan dengan

proses produksi mi terigu. Pada proses produksi mi terigu dan mi jagung 30

persen jagung, tidak dibutuhkan proses pengukusan adonan sebelum dilanjutkan

ke proses sheeting untuk memperoleh bentuk untaian mi. Sedangkan pada proses

produksi mi jagung 100 persen, sebelum adonan digiling menjadi lembaran mi

melalui proses sheeting, adonan mi jagung harus dikukus terlebih dahulu untuk

menyempurnakan proses gelatinisasi sehingga untaian mi jagung yang dihasilkan

dapat lentur atau elastis seperti mi terigu.

Page 26: ANALISIS KELAYAKAN USAHA MIE MENTAH JAGUNG (Studi … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN . ... sosial dan lingkungan, dan aspek hukum. ... pembukuan dan pencatatan yang jelas atas

9

Adanya tambahan aktivitas pengukusan adonan pada mi jagung ini

membuat perusahaan perlu melakukan investasi mesin pengukus dan mesin-mesin

lainnya. Karena itu, diperlukan analisis studi kelayakan mengenai Perusahaan Mi

Ayam Bapak Sukimin untuk melihat kelayakan usaha mi mentah dengan alternatif

bahan baku dan penambahan investasi mesin pengukus. Selain menganalisis

kelayakan usaha yang ada saat ini, dalam penelitian ini juga dilakukan analisis

tentang pengembangan usaha dengan menggunakan bahan baku alternatif tepung

jagung, baik sebagai mi mentah jagung 30 persen maupun mi mentah jagung 100

persen. Selain itu, akan dilihat pula kelayakan usaha dengan melakukan tambahan

investasi mesin pengukus.

Berdasarkan uraian tersebut maka permasalahan yang diangkat dalam

penelitian ini dirumuskan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan:

1) Bagaimanakah kelayakan aspek non finansial usaha mi mentah jagung 30

persen dan mi mentah jagung 100 persen yang meliputi aspek pasar, aspek

teknis, aspek manajemen, aspek sosial lingkungan, dan aspek hukum?

2) Bagaimanakah kelayakan finansial usaha mi mentah jagung 30 persen dan mi

mentah jagung 100 persen?

3) Bagaimanakah switching value usaha mi mentah jagung 30 persen dan mi

mentah jagung 100 persen jika terjadi kenaikan harga input dan penurunan

produksi output?

1.3. Tujuan

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah

dikemukakan sebelumnya, maka tujuan dari penelitian ini adalah:

1) Mengkaji kelayakan aspek non finansial usaha mi mentah jagung 30 persen

dan mi mentah jagung 100 persen di lokasi penelitian berdasarkan aspek

pasar, aspek teknis, aspek manajemen, aspek sosial lingkungan, dan aspek

hukum.

2) Menganalisis kelayakan finansial usaha mi mentah jagung 30 persen dan mi

mentah jagung 100 persen.

3) Menganalisis switching value usaha mi mentah jagung terhadap kenaikan

harga input dan penurunan produksi output.

Page 27: ANALISIS KELAYAKAN USAHA MIE MENTAH JAGUNG (Studi … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN . ... sosial dan lingkungan, dan aspek hukum. ... pembukuan dan pencatatan yang jelas atas

10

1.4. Manfaat

Kegunaan atau manfaat dari penelitian ini antara lain:

1) Sebagai bahan pertimbangan dan masukan bagi pengusaha mi tentang

kelayakan usaha dan pembuatan rencana usaha selanjutnya.

2) Sebagai sarana latihan dan pengembangan wawasan bagi penulis dalam

penerapan teori yang sudah didapat selama kuliah.

3) Memberikan tambahan informasi dan bahan pertimbangan untuk penelitian

selanjutnya.

1.5. Ruang Lingkup

Penelitian ini hanya dilakukan di Perusahaan Mi Mentah Bapak Sukimin

yang berlokasi di Ciheuleut, Kota Bogor. Penelitian ini membahas mengenai

pengusahaan produksi mi mentah dengan menggunakan bahan baku tepung terigu

dan tepung jagung. Ruang lingkup penelitian ini adalah mengkaji aspek-aspek non

finansial dan finansial. Aspek non finansial terdiri atas aspek pasar, aspek teknis,

aspek manajemen, aspek sosial lingkungan, dan aspek hukum. Sedangkan aspek

finansial meliputi kriteria kelayakan investasi seperti Net Present Value (NPV),

Net Benefit and Cost Ratio (Net B/C Ratio), Internal Rate of Return (IRR), dan

Payback Period (PBP). Hasil perhitungan pada aspek finansial menggunakan

cashflow yang diolah dengan menggunakan software Microsoft Excel 2007. Hal

ini dilakukan untuk meneliti kelayakan usaha mi mentah jagung pada perusahaan

yang diteliti.

Page 28: ANALISIS KELAYAKAN USAHA MIE MENTAH JAGUNG (Studi … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN . ... sosial dan lingkungan, dan aspek hukum. ... pembukuan dan pencatatan yang jelas atas

11

II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Diversifikasi Pangan Pokok Selain Beras

Penelitian mengenai bahan pangan pokok selain beras sudah banyak

dilakukan oleh peneliti untuk mensukseskan program diversifikasi pangan pokok

di Indonesia. Pengembangan pangan pokok non beras yang dikembangkan antara

lain dalam bentuk mi, roti, atau nasi berbahan dasar sumber karbohidrat lokal

seperti nasi jagung dan nasi tiwul.

Sugiyono et al (2008), Wonojatun (2010), dan Gilang (2008) melakukan

penelitian mengenai pengembangan pangan pokok dalam bentuk mi dengan

menggunakan bahan baku non terigu. Selama ini, mi yang sudah dikenal

masyarakat umumnya berbahan dasar terigu. Namun, bahan baku terigu ini

menggunakan gandum yang hampir seluruh pasokannya berasal dari impor.

Dengan demikian, perlu dicari alternatif bahan baku lain terutama bahan baku

lokal untuk membuat mi.

Penelitian yang dilakukan oleh Sugiyono et al (2008) mengembangkan

pangan pokok non beras berbahan dasar sagu. Penelitian ini didasarkan pada

pemikiran bahwa diversifikasi pangan pokok diharapkan dapat menyediakan

berbagai alternatif pilihan produk pangan, sehingga ketergantungan terhadap beras

yang sampai saat ini masih menjadi pangan pokok kebanyakan penduduk

Indonesia dapat dikurangi.

Di Indonesia, tanaman sagu tersebar di Papua, Maluku, Sulawesi, dan

Pulau Mentawai. Tanaman sagu ini kemudian diolah menjadi pati sagu yang

sangat berpotensi untuk dijadikan bahan baku produk pangan pokok sumber

karbohidrat. Sampai saat ini, masyarakat Papua masih menggunakan sagu sebagai

bahan pangan pokok dan mengolahnya menjadi berbagai pangan tradisional

seperti sagu lempeng, bagea, sinoli, kue kering dan sebagainya. Namun demikian,

konsumsi sagu sebagai makanan pokok terus mengalami penurunan karena mulai

tergeser oleh beras. Untuk dapat meningkatkan kembali konsumsi sagu terutama

di wilayah timur Indonesia, diperlukan pengmbangan produk yang dapat diterima

dengan baik oleh masyarakat.

Page 29: ANALISIS KELAYAKAN USAHA MIE MENTAH JAGUNG (Studi … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN . ... sosial dan lingkungan, dan aspek hukum. ... pembukuan dan pencatatan yang jelas atas

12

Sagu dapat digunakan untuk bahan baku produk mi yang merupakan

produk yang digemari oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Pengembangan

produk mi dari sagu diharapkan dapat meningkatkan popularitas sagu yang selama

ini dianggap sebagai pangan inferior. Pati sagu termodifikasi digunakan untuk

membuat mi melalui sebuah studi formulasi dan perbaikan proses produksi.

Formula yang digunakan adalah adanya penambahan STPP (Sodium tripolifosfat

dan guargum).

Aplikasi pati termodifikasi ikatan silang pada formula tersebut dapat

menghasilkan mi dengan berat rehidrasi, cooking loss, dan kelengketan yang lebih

baik. Aplikasi pati termodifikasi HMT (Heat Moisture Treatment) pada produk mi

menghasilkan adonan dengan kualitas yang lebih baik antara lain menurunkan

kelengketan dan memudahkan proses ekstruksi. Selain itu, mi yang dihasilkan

juga memiliki waktu rehidrasi yang lebih singkat dibandingkan dengan mi dari

pati alaminya, yaitu hanya mencapai dua menit.

Wonojatun (2010) melakukan penelitian mengenai pembuatan mi

berbahan dasar tepung sorgum. Sorgum bicolor (L.) Moench merupakan tanaman

serealia yang tergolong dalam famili yang sama dengan padi, jagung, tebu,

gandum, dan barley, yaitu famili Graminae. Penelitian ini bertujuan untuk

mengembangkan produk mi berbahan dasar sorgum dengan menggunakan

bantuan ekstruder pasta. Sasaran dari penelitian ini adalah mendapatkan formulasi

produk pasta berbasis 100 persen sorgum yang disukai konsumen, sehingga dapat

dijadikan model untuk pengembangan produk pangan non beras atau non gandum

di Indonesia. Bentuk produk mi yang akan dikembangkan adalah snack sorgum

siap santap.

Mi sorgum non sosoh juga memiliki total serat pangan yang lebih besar,

yaitu 16,61 persen, angka ini memenuhi 33 persen pemenuhan AKG serat pangan.

Sementara itu, total serat pangan dalam mi sorgum sosoh sebesar 14,03 persen

memenuhi 28 persen AKG serat pangan, sehingga kedua produk mi sorgum ini

dapat diklaim sebagai pangan tinggi serat. Secara keseluruhan mi sorgum non

sosoh memiliki sejumlah keunggulan dibandingkan mi sorgum sosoh, yaitu pada

sisi total serat pangan, aktivitas antioksidan dan kandungan mineral Ca.

Page 30: ANALISIS KELAYAKAN USAHA MIE MENTAH JAGUNG (Studi … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN . ... sosial dan lingkungan, dan aspek hukum. ... pembukuan dan pencatatan yang jelas atas

13

Gilang (2008) meneliti mi dengan bahan baku tepung jagung. Penelitian

ini menunjukkan bahwa teknologi pembuatan mi jagung dalam skala besar akan

membutuhkan peningkatan skala formulasi yang terbaik secara bertahap,

identifikasi terhadap beberapa aliran dan kondisi proses pembuatan mi jagung,

analisis dan spesifikasi alat-alat yang dapat digunakan dalam produksi skala besar.

Berdasarkan kegiatan-kegiatan tersebut, terdapat beberapa hasil yang

dapat digunakan sebagai tahapan produksi skala besar. Dalam proses pembuatan

mi jagung, pencampuran bahan sebaiknya digunakan varimixer yang

menggunakan tipe pengaduk bertipe jari-jari karena akan menghasilkan adonan

yang cukup homogen dan merata. Pembuatan adonan yang dilakukan pada skala

yang lebih besar akan mengalami kesulitan apabila dilakukan terhadap jumlah

adonan mi yang lebih dari satu kilogram. Hal ini dikarenakan proses pencetakan

lembaran dan pencetakan mi jagung harus kontinyu dan berkesinambungan.

Apabila dipaksa dilakukan akan terdapat sebagian lembaran adonan harus

menunggu untuk dilakukan proses selanjutnya. Akibat dari banyaknya jumlah

adonan mi akan menghasilkan lembaran adonan yang kurang baik, patah-patah

dan banyak adonan yang terbuang karena tidak tertekan dan tercetak dengan baik.

Untuk pengukusan dalam penggandaan skala, tidak dapat digunakan alat

pengukus dapur yang biasa dipakai, tetapi harus menggunakan alat steaming yang

berkapasitas besar yang memiliki pengontrolan proses. Hal ini disebabkan

pengukusan yang baik merupakan salah satu parameter proses penting atau titik

kritis dalam pembuatan mi jagung. Pengukusan pertama dan kedua yang cukup

memberikan hasil yang baik yaitu berturut-turut selama 15 menit dan 10 menit.

Proses pembuatan mi basah dari tepung jagung terdiri atas pencampuran

bahan-bahan, pengukusan, pengulian, pencetakan (pressing, slitting, dan cutting)

dan perebusan. Proses pencampuran merupakan tahapan untuk menghomogenkan

bahan-bahan dalam pembuatan mi. Selain itu, proses pencampuran bertujuan

untuk meratakan distribusi air ke dalam tepung sehingga adonan tidak membentuk

gumpalan. Keseragaman distribusi partikel mempengaruhi waktu penetrasi air ke

dalam granula pati. Proses pengukusan bertujuan untuk membentuk pati

tergelatinisasi yang akan berperan sebagai zat pengikat dalam proses

pembentukan lembaran mi. sedangkan proses pembuatan mi jagung kering terdiri

Page 31: ANALISIS KELAYAKAN USAHA MIE MENTAH JAGUNG (Studi … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN . ... sosial dan lingkungan, dan aspek hukum. ... pembukuan dan pencatatan yang jelas atas

14

dari pencampuran, pengukusan pertama, pengulian, pencetakan, pengukusan

kedua, dan pengeringan.

Selain pengembangan produk pangan pokok non beras dalam bentuk mi,

penelitian lain yang dilakukan Husnah (2010) dan Lisnan (2008) juga turut

mendukung program diversifikasi pangan non beras di Indonesia. Husnah (2010)

melakukan penelitian mengenai pembuatan roti tawar berbahan dasar ubi jalar

ungu. Pemanfaatan ubi jalar ungu dalam pengolahan pangan masih terbatas,

sehingga tujuan penelitian ini adalah mempelajari teknik pembuatan tepung ubi

jalar ungu varietas Ayamurasaki, mengaplikasikannya ke dalam formulasi roti

tawar, mengetahui tingkat substitusi tepung ubi jalar ungu ke dalam formulasi roti

tawar yang dapat diterima dan mengetahui karakteristik fisikokimia roti tawar ubi

jalar ungu.

Pembuatan tepung ubi jalar ungu varietas Ayamurasaki dapat dilakukan

dengan memodifikasi proses agar diperoleh penampakan warna ungu yang

optimal. Proses pengukusan potongan ubi jalar ungu setebal satu sentimeter

selama tujuh menit sebelum proses penyawutan merupakan salah satu alternatif

untuk memperbaiki penampakan warna ungu yang memudar pada tepung ubi jalar

ungu di pasaran. Teknologi ini lebih tepat jika diterapkan pada industri rumah

tangga atau kecil yang banyak melibatkan tenaga kerja.

Tepung ubi jalar ungu varietas Ayamurasaki dapat diaplikasikan dalam

pembuatan roti tawar. Penggunaannya dalam formulasi roti tawar mampu diterima

oleh panelis hingga substitusi 40 persen dengan nilai tingkat kesukaan agak

disukai hingga disukai secara keseluruhan. Bentuk yang sesuai untuk diterapkan

dalam pembuatan roti tawar ubi jalar ungu adalah bentuk loaf utuh.

Penelitian Lisnan (2008) membahas pembuatan beras artificial berbahan

dasar kombinasi dari ubi kayu dan ubi jalar. Banyaknya sumber daya pangan lain

selain beras yang berpotensi namun kurang dimanfaatkan sebagai makanan pokok

memungkinkan diversifikasi pangan dapat diwujudkan. Komoditi-komoditi

pertanian yang masih dapat dikembangkan dan dimanfaatkan lebih luas antara lain

serealia (jagung, sorgum), umbi-umbian (ubi jalar, ubi kayu, kentang, talas, garut),

serta tanaman pohon (sagu, pisang).

Page 32: ANALISIS KELAYAKAN USAHA MIE MENTAH JAGUNG (Studi … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN . ... sosial dan lingkungan, dan aspek hukum. ... pembukuan dan pencatatan yang jelas atas

15

Penelitian ini bertujuan mengembangkan produk pangan baru berbasis ubi

kayu dan ubi jalar yaitu beras artificial sebagai alternatif pangan pendamping nasi

dan menentukan formula yang tepat dalam pembuatan beras artificial serta

menganalisis sifat fisik, kimia dan sensorinya.

Proses pembuatan beras artificial meliputi pencampuran tepung, pati, dan

air, dilanjutkan dengan proses penghabluran menggunakan ayakan 8 mesh, proses

pembutiran dengan mesin pembutir, penyangraian selama 5-7 menit pada suhu 45-

500C, dan pengeringan menggunakan oven pada suhu 60

0C selama 72 jam. Hasil

rendemen pembuatan beras artificial ubi kayu dan ubi jalar menunjukkan bahwa

semakin banyak jumlah pati dalam rasio formula maka rendemen semakin

meningkat.

Pemilihan formula terbaik dilakukan berdasarkan hasil analisis sensori,

jumlah tepung yang digunakan dalam rasio formula, dan hasil rendemen. Formula

terpilih untuk beras artificial ubi kayu adalah 70:30, sedangkan untuk beras

artificial ubi jalar adalah 80:20 untuk perbandingan tepung:pati. Hasil analisis

kimia beras artificial ubi kayu formula 70:30 meliputi kadar air, kadar abu, kadar

lemak, kadar protein, kadar karbohidrat, serat larut, serat tidak larut, kadar

amilosa, dan daya cerna pati in vitro berturut-turut 6,0 persen, 0,7 persen (bk), 0,7

persen (bk), 1,9 persen (bk), 96,7 persen (bk), 6,0 persen, 7,1 persen, 29,6 persen,

62,4 persen. Sedangkan analisis kimia beras artificial ubi jalar formula 80:20

meliputi kadar air, kadar abu, kadar lemak, kadar protein, kadar karbohidrat, serat

larut, serat tidak larut, kadar amilosa, dan daya cerna pati in vitro berturut-turut

adalah 6,3 persen, 1,0 persen (bk), 0,8 persen (bk), 2,3 persen (bk), 95,9 persen

(bk), 4,8 persen, 7,1 persen, 31,7 persen, 54,8 persen.

2.2. Teknologi Pembuatan Mi

2.2.1. Pembuatan Mi secara Umum

Kusnandar (2008) menyatakan bahwa mi merupakan salah satu jenis

produk pasta yang sudah dikenal masyarakat. Produk mi dapat dikelompokkan

menjadi mi mentah, mi matang, mi kering, dan mi instan yang umumnya diproses

dari tepung terigu. Mi mentah adalah mi dari proses pemotongan lembaran adonan

dengan kadar air 35 persen. Mi matang adalah mi mentah yang sebelum

Page 33: ANALISIS KELAYAKAN USAHA MIE MENTAH JAGUNG (Studi … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN . ... sosial dan lingkungan, dan aspek hukum. ... pembukuan dan pencatatan yang jelas atas

16

dipasarkan mengalami pengukusan lebih dahulu sehingga mengandung kadar air

52 persen. Mi kering adalah mi mentah yang mengalami pengukusan dan

pengeringan (memiliki kadar air sekitar 10 persen), sedangkan mi instan adalah

mi mentah yang telah mengalami pengukusan dan penggorengan.

Perbedaan teknologi proses produksi antara mi mentah, mi kering dan mi

instan dan bihun/soun dapat dilihat pada Gambar 1. Proses produksi mi kering

mencakup tahapan proses formulasi bahan (terigu, garam, air), pembentukan

lembaran adonan (sheeting), pembentukan untaian mi, pengukusan, pemotongan,

dan pengeringan. Untuk produksi mi instan, proses pengeringan diganti dengan

proses penggorengan, sedangkan untuk mi mentah tidak dilakukan proses

pengeringan setelah pembentukan untaian mi, tetapi diberi pupur tepung tapioka.

Mi matang adalah mi mentah yang direbus dan dipupuri dengan minyak. Bihun

dan soun umumnya diproses dari tepung beras atau pati kacang hijau dengan

menggunakan teknologi ekstruksi. Proses pengukusan dilakukan untuk

menggelatinisasi pati agar dapat membentuk untaian bihun/soun pada saat

diekstruksi (Kusnandar 2008).

Page 34: ANALISIS KELAYAKAN USAHA MIE MENTAH JAGUNG (Studi … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN . ... sosial dan lingkungan, dan aspek hukum. ... pembukuan dan pencatatan yang jelas atas

17

Gambar 1. Proses umum dalam produksi mi dan bihun/soun

Sumber: Kusnandar (2008)

Teknologi produksi mi pada umumnya menggunakan teknologi sheeting.

Secara umum, pembuatan mi dengan teknologi sheeting meliputi tahapan proses

pencampuran, pengistirahatan, pembentukan lembaran (sheeting) dan

Tepung, garam,

air

Formulasi

Pencampuran

Pengistirahatan

campuran bahan Pengukusan

Pembentukan

lembaran

(sheeting) Ekstruksi

Pembentukan

untaian mi

(slitting)

Pengukusan

(steaming)

Pengukusan

(steaming)

Pemupuran

(dusting)

Pemupuran

dengan

minyak Pengeringan

Penggorengan Pengeringan

Bihun/soun Mi

instan

Mi

kering

Mi

matang

Mi

mentah

Page 35: ANALISIS KELAYAKAN USAHA MIE MENTAH JAGUNG (Studi … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN . ... sosial dan lingkungan, dan aspek hukum. ... pembukuan dan pencatatan yang jelas atas

18

pembentukan untaian mi (slitting), pengukusan (steaming), pemotongan untaian

mi, dan pengeringan (khusus untuk mi kering). Untuk memperoleh produk yang

awet dan mudah dihidangkan, maka setelah pengukusan dilakukan penggorengan

sehingga jadilah mi instan.

Bahan-bahan yang digunakan (tepung, garam alkali, dan air) dicampurkan

hingga homogen. Pencampuran dilakukan dengan mengguanakn dough mixer.

Sebelum pembentukan lembaran, adonan biasanya diistirahatkan untuk memberi

kesempatan penyebaran air dan pembentukan gluten. Pembentukan lembaran

dengan roll press menyebabkan pembentukan serat-serat gluten yang halus dan

ekstensibel.

Untuk mendapatkan adonan yang baik, faktor-faktor yang mempengaruhi

adalah jumlah air yang ditambahkan, waktu dan suhu pengadukan. Garam

diperlukan dalam jumlah sedikit karena adonan setelah bercampur air garam akan

memiliki sifat fungsional yang penting, yaitu sebagai pengokoh, tekstur dan

penguat flavor. Protein gandum akan larut sebagian dalam air dan membentuk

massa protein yang lengket.

Jenis protein yang membentuk massa lengket dengan larutan garam yang

sangat encer disebut gliadin. Sebagian protein lain yang tidak larut, yaitu

gluteninakan melemas dan membentuk struktur serat yang kokoh dengan protein

yang larut tersebut, sehingga mampu membentuk adonan yang sangat fleksibel

dan tahan banting.

Air akan menyebabkan serat-serat gluten mengembang karena gluten

menyerap air. Dengan peremasan, serat-serat gluten ditarik, disusun berselang dan

terbungkus dalam pati. Dengan demikian, terbentuklah adonan yang lunak, halus

serta elastis.

Jumlah air yang ditambahkan berkisar antara 28-38 persen, tergantung

jenis terigunya. Lebih dari 38 persen akan menyebabkan adonan menjadi terlalu

lembek. Sebaliknya jika terlalu sedikit, air adonan akan rapuh. Waktu pengadukan

berkisar antara 2-10 menit, dengan suhu adonan yang baik berkisar antara 25-450

C. Jika suhu lebih rendah dari 250 C, adonan menjadi keras, rapuh dan kasar.

Sedangkan jika lebih tinggi dari 450 C, kegiatan enzim akan meningkat dan akan

Page 36: ANALISIS KELAYAKAN USAHA MIE MENTAH JAGUNG (Studi … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN . ... sosial dan lingkungan, dan aspek hukum. ... pembukuan dan pencatatan yang jelas atas

19

merangsang perombakan gluten dengan akibat menurunnya densitas mi,

sebaliknya akan meningkatkan kelengketan.

Sebelum adonan dibentuk menjadi lembaran, diperlukan waktu untuk

memberi kesempatan adonan untuk beristirahat sejenak. Tujuannya adalah untuk

menyeragamkan penyebaran air dan mengembangkan gluten (terutama bila pH-

nya kurang dari 7,0). Pengistirahatan adonan mi yang lama dari gandum keras

akan menurunkan kekerasan mi setelah direbus.

Dalam proses pembentukan lembaran, adonan dimasukkan ke dalam roll

press dengan tujuan untuk menghaluskan serat-serat gluten. Dalam roll press,

serat-serat gluten yang tidak beraturan segera ditarik memanjang dan searah oleh

tekanan antara dua roller. Tekanan roller diatur sedemikian rupa sehingga mula-

mula ringan (clearance 4,0 mm), sampai kuat (clerance 1,6 mm) dengan reduksi

clearance rata-rata sebesar 15 persen.

Pada saat adonan mencapai roller terakhir, adonan yang pada awalnya

memiliki ketebalan 1,0 cm dari roll pertama, direntangkan sampai mencapai

lembaran adonan yang tipis yang siap untuk mengalami proses pengirisan

memanjang (slitting), dengan ketebalan 1,0-1,5 mm yang kemudian diikuti

dengan proses pemotongan dengan panjang mi sekitar 50 cm. Pada saat dipotong

menjadi untaian mi, mi dapat dibentuk menjadi kriting dan rapat dengan mengatur

kecepatan putar roller dan konveyor. Setelah dikukus, mi akan nampak kuning

pucat dan bersifat setengah matang. Mi kemudian dipotong-potong menjadi

bentuk segi empat dan dikeringkan hingga kadar air sekitar 10 persen.

Parameter mutu mi dapat dilihat dari mutu fisik, kimia dan organoleptik.

Mi kering yang bermutu baik (sebelum dimasak) memiliki tekstur yang kuat

(tidak rapuh/mudah patah), permukaan yang halus dan warna kuning yang

seragam. Apabila dimasak (direbus dalam air), mi cepat mengalami rehidrasi

(untuk mi instan kurang dari tiga menit), tidak hancur/larut dalam air rebusan

(cooking loss rendah, yaitu kurang dari dua persen), tidak lengket, cukup elastis,

dan tidak terlalu mengembang. Mi terigu instan mengandung kadar air sekitar 7

persen, protein 10 persen, lemak 21 persen, dan karbohidrat 62 persen.

Page 37: ANALISIS KELAYAKAN USAHA MIE MENTAH JAGUNG (Studi … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN . ... sosial dan lingkungan, dan aspek hukum. ... pembukuan dan pencatatan yang jelas atas

20

2.2.2. Teknologi Mi Jagung

Jagung yang digunakan dalam pembuatan mi jagung adalah jenis jagung

yang berwarna kuning. Setelah melewati proses pengeringan dan pemipilan, biji

jagung kering diolah menjadi tepung jagung dengan ukuran 100 mesh. Tepung

jagung inilah yang kemudian akan diolah menjadi mi jagung, baik sebagai mi

jagung subtisusi maupun mi jagung 100 persen.

Hasil penelitian Kusnandar (2008) menyatakan komposisi kimia tepung

jagung yang dihasilkan dari penggilingan kering yang dapat dilihat pada Tabel 7.

Kandungan utama dalam tepung jagung adalah karbohidrat sebesar 90,46 persen.

Selain itu, tepung jagung juga mengandung protein yang cukup tinggi yaitu

sebesar 7,24 persen.

Tabel 7. Komposisi Kimia Tepung Jagung Varietas Pioneer-21

No. Komponen Jumlah (%)

1 Kadar air 7.49

2 Protein 7.24

3 Lemak 1.77

4 Abu 0.53

5 Karbohidrat 90.46

Sumber: Kusnandar (2008)

Putra (2008) dalam Kusnandar (2008) menyatakan bahwa tepung jagung

adalah tepung yang diproduksi dari jagung pipil kering dengan cara menggiling

halus bagian endosperma jagung yang mengandung sekitar 86 – 89 persen pati.

Penepungan jagung mencakup tahap proses penggilingan kasar (penyosohan) dari

jagung pipil untuk menghasilkan grits, perendaman untuk memisahkan bagian

endosperma (grits) dari kulit dan lembaga, pengeringan dan penggilingan halus

untuk menghasilkan tepung jagung, dan pengayakan untuk menghasilkan tepung

jagung dengan ukuran 100 mesh.

Tepung jagung dapat digunakan sebagai bahan baku untuk menggantikan

sebagian atau semua tepung terigu dalam produksi mi. Penggunaan tepung jagung

dalam mi memiliki keunggulan, yaitu: (a) dapat mengurangi biaya bahan baku dan

produksi; (b) mengurangi ketergantungan terhadap bahan baku terigu; (c)

memberikan keunggulan terhadap mi, yaitu tanpa penggunaan pewarna makanan

Page 38: ANALISIS KELAYAKAN USAHA MIE MENTAH JAGUNG (Studi … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN . ... sosial dan lingkungan, dan aspek hukum. ... pembukuan dan pencatatan yang jelas atas

21

sintetis dan adanya kandungan beta karoten. Mi jagung yang dihasilkan dari 100

persen tepung jagung berwarna lebih kuning dibandingkan mi terigu atau mi

substitusi, karena kandungan beta karoten dalam mi jagung lebih banyak

(Kusnandar 2008).

Penggunaan tepung jagung dalam mi akan dibatasi oleh karakteristik

fungsional tepung jagung, terutama disebabkan oleh kandungan protein gluten

yang rendah dan karakteristik protein gluten jagung yang juga berbeda dengan

yang ada dalam tepung terigu. Hal ini menyebabkan tepung jagung tidak mampu

membentuk lembaran adonan yang elastik dan kompak sebagaimana tepung

terigu. Pembentukan lembaran adonan tepung jagung dapat terbentuk apabila

dilakukan proses pemanasan (pengukusan) terlebih dahulu untuk menggelatinisasi

sebagian pati yang akan berfungsi sebagai binding agent dalam pembentukan

lembaran adonan. Sebagai konsekuensinya, teknologi proses mi yang sudah ada di

industri mi tidak bisa langsung diadopsi untuk memproduksi 100 persen mi

jagung, karena harus menambah satu tahap proses pengukusan di antara tahap

pencampuran bahan dan proses sheeting. Alternatif lain dari proses produksi mi

jagung adalah dengan teknologi ekstruksi. Teknologi ekstruksi biasanya

digunakan untuk memproduksi bihun atau soun.

Mi jagung dapat diproses dengan memodifikasi teknologi sheeting yang

sudah ada, yaitu dengan melakukan proses pengukusan sebagian tepung jagung

sebelum dilakukan proses pembentukan lembaran adonan. Pengukusan ini

diperlukan untuk mengatasi kesulitan pembentukan lembaran adonan, yaitu

dengan mengandalkan pati jagung tergelatinisasi sebagai perekat (binding agent)

selama proses sheeting. Secara umum, proses produksi mi jagung dengan

teknologi sheeting mencakup tahapan formulasi bahan, pengukusan untuk

menggelatinisasi sebagian tepung jagung (10 persen dari total tepung),

pencampuran antara formulasi bahan yang tidak tegelatinisasi dengan tepung

gelatinisasi (mixing), pembentukan lembaran adonan dan untaian mi (sheeting dan

slitting) sehingga dihasilkan mi mentah. Jika dilanjutkan ke tahap pengukusan dan

pengeringan maka akan dihasilkan mi kering (Kusnandar 2008)

Hasil penelitian Juniawati (2003) menyatakan bahwa mi jagung

mengandung nilai gizi yang baik, yaitu menyumbangkan 360 kalori/kemasan.

Page 39: ANALISIS KELAYAKAN USAHA MIE MENTAH JAGUNG (Studi … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN . ... sosial dan lingkungan, dan aspek hukum. ... pembukuan dan pencatatan yang jelas atas

22

Tingginya nilai energi yang terdapat pada mi jagung instan menunjukkan bahwa

produk tersebut dapat dijadikan sebagai bahan pangan alternatif pilihan pengganti

nasi. Kandungan lemak mi jagung juga rendah, karena tidak ada proses

penggorengan. Mi jagung tidak menggunakan pewarna sintesis seperti halnya mi

terigu instan, karena warna kuning mi jagung berasal dari pigmen beta karoten,

lutein, dan xianthin yang secara alami terdapat dalam jagung. Keunggulan-

keunggulan tersebut dapat menjadi nilai jual dan promosi mi jagung.

Selanjutnya, Juniawati (2003) dan Budiyah (2005) menjelaskan bahwa

proses pembuatan adonan merupakan tahapan yang sangat kritis dalam pembuatan

mi jagung, karena kualitas adonan akan sangat mempengaruhi karakteristik mi

yang diperoleh. Untuk dapat menghasilkan adonan dan untaian mi yang kuat

(tidak mudah patah), maka perlu ada bagian dari pati yang digelatinisasi. Pati

tergelatinisasi ini berfungsi sebagai pengikat yang diperlukan pada saat

pembentukan lembaran adonan yang kohesif dan cukup elatis untuk dapat

dibentuk untaian mi. Hal ini disebabkan tepung jagung tidak mengandung protein

gliadin dan glutenin sebagaimana pada tepung gandum yang bertindak sebagai

pengikat (binding agent) untuk membentuk tekstur adonan yang elastic-cohesive

bila ditambah air dan diuleni.

Pengukusan adonan dengan menggunakan mesin steam blancher

dilakukan pada suhu 900C selama 15 menit. Pengurangan waktu pengukusan

menyebabkan lembaran yang dihasilkan rapuh dan mudah sobek. Proses

pregelatinisasi yang tepat akan menghasilkan gelatinisasi yang cukup dengan pati

tergelatinisasi menjadi zat pengikat antar granula pati di dalam adonan (Sigit

2008).

2.3. Analisis Kelayakan Usaha Produk Pangan Olahan

Penelitian mengenai analisis kelayakan usaha produk pangan olahan telah

dilakukan oleh peneliti terdahulu namun dengan jenis produk yang berbeda-beda.

Manijo (2005), Purnamawati (2007), dan Pramuji (2007) membahas mengenai

kelayakan pembuatan tepung bahan pangan sumber karbohidrat dari sumber daya

lokal. Usaha pembuatan tepung bahan pangan sumber karbohidrat ini akan

Page 40: ANALISIS KELAYAKAN USAHA MIE MENTAH JAGUNG (Studi … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN . ... sosial dan lingkungan, dan aspek hukum. ... pembukuan dan pencatatan yang jelas atas

23

menjadi awal munculnya beragam produk makanan jadi yang dapat menjadi

substitusi beras.

Manijo (2005) melakukan analisis kelayakan pada proyek Pemerintah

Daerah Kabupaten Sumedang yang bekerjasama dengan BPPT. Proyek tersebut

yaitu mengembangkan proyek agribisnis unit pengolahan jagung di Kecamatan

Sumedang Selatan yang terdiri dari budidaya jagung, pengolahan jagung menjadi

pati, dan pemasaran pati jagung beserta produk sampingannya yang berupa dedak.

Berdasarkan aspek teknis, daerah Sumedang Selatan layak untuk dijadikan

tempat pengembangan proyek unit pengolahan jagung karena hasil analisis tanah,

iklim, kondisi topografi dan kondisi tanah di lapangan, jumlah tenaga kerja yang

tersedia, serta sarana penunjang dapat disimpulkan bahwa daerah ini memiliki

lingkungan yang mendukung untuk pengembangan komoditas jagung. Hasil

analisis aspek pasar menyatakan usaha unit pengolahan jagung ini memiliki

prospek yang baik yaitu besarnya kebutuhan pati nasional selama ini yang

berkisar anatar 1,5 – 2,0 juta ton per tahun. Dilihat dari aspek sosial, sebagian

besar masyarakat sekitar proyek (90 persen) mendukung didirikannya unit usaha

pengolahan jagung karena diharapkan akan membuka lapangan kerja baru.

Berdasarkan hasil analisis finansial dan ekonomi, diperoleh nilai NPV

pada analisis kelayakan finansial yaitu sebesar Rp 1.111.815.320,78 dan Rp

169.206.001,27 untuk kelayakan ekonomi, sehingga proyek ini layak dilakukan

karena kedua NPV bernilai positif. Nilai Net B/C proyek ini memiliki nilai

sebesar 2,84 untuk finansial dan 1,28 untuk ekonomi, sehingga proyek ini layak

untuk dilaksanakan karena kedua nilai Net B/C telah lebih dari 1. Nilai IRR yang

diperoleh proyek pengolahan pati jagung yaitu sebesar 60,50 persen untuk

finansial dan 34,69 persen untuk ekonomi, dimana kedua nilai IRR ini sudah lebih

besar dibandingkan nilai diskono yang digunakan yaitu 17 persen sehingga proyek

ini layak untuk dijalankan. Berdasarkan perhitungan, diperoleh nilai PBP yaitu

sebesar 5,4 tahun untuk finansial dan 9,3 tahun untuk ekonomi, sehingga proyek

ini layak dilaksanakan karena mampu mengembalikan modal sebelum umur

ekonomis habis. Dengan demikian, secara keseluruhan usaha produksi pati jagung

ini layak untuk dilaksanakan.

Page 41: ANALISIS KELAYAKAN USAHA MIE MENTAH JAGUNG (Studi … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN . ... sosial dan lingkungan, dan aspek hukum. ... pembukuan dan pencatatan yang jelas atas

24

Purnamawati (2007) menganalisis kelayakan usaha pembuatan tepung

talas Safira pada PT. Bogor Agro Lestari. Perusahaan tersebut melihat adanya

peluang untuk memenuhi permintaan Jepang akan tepung talas yang selalu

meningkat setiap tahunnya. Menanggapi permintaan tersebut, PT. Bogor Agro

Lestari akan mendirikan pabrik yang berlokasi di daerah Subang untuk

memproduksi Safira Powder.

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan secara kualitatif dan

kuantitatif. Analisis kualitatif digunakan untuk menganalisis aspek pasar, aspek

teknis, aspek bahan baku, aspek manajemen dan aspek kelembagaan petani-

proyek. Analisis kuantitatif digunakan untuk menganalisis aspek finansial dengan

menggunakan kriteria investasi yang terdiri atas NPV, IRR, Net B/C, dan PBP.

Kemudian dilakukan analisis sensitivitas sebagai lanjutan atas hasil analisis

finansial untuk melihat tingkat kepekaan investasi usaha Safira Powder terhadap

perubahan pada faktor-faktor yang dapat mempengaruhi manfaat dan biaya.

Hasil analisis aspek pasar menunjukkan usaha Safira Powder ini layak

untuk diusahakan. Adanya permintaan dari Jepang dan pasar yang telah tersedia

(captive market) merupakan peluang yang baik bagi perusahaan.

Hasil analisis aspek teknis, bahan baku dan kelembagaan petani-proyek

menunjukkan usaha Safira Powder ini layak dilakukan. Lokasi pabrik, teknologi

yang digunakan dan layout pabrik sesuai untuk usaha ini serta mendukung

kelancaran proses produksi dan usaha.penyediaan bahan baku pun telah diatur

dengan baik melalui pengaturan mulai dari tingkat petani, penerimaan dan

penyimpanan di gudang sampai dengan penggunaan bahan baku untuk diolah

lebih lanjut. Selain itu, pola kemitraan yang dibentuk dalam hal pengadaan bahan

baku telah diatur dengan baik melalui perjanjian dan menguntungkan bagi kedua

belah pihak yang bekerja sama.

Analisis aspek manajemen menunjukkan usaha Safira Powder layak untuk

dilakukan. Struktur organisasi yang digunakan adalah struktur organisasi lini dan

staf. Tugas dan wewenang masing-masing jabatan telah diatur dengan baik

sehingga tidak ada perangkapan jabatan serta tenaga kerja yang dibutuhkan pun

telah terinci dengan baik.

Page 42: ANALISIS KELAYAKAN USAHA MIE MENTAH JAGUNG (Studi … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN . ... sosial dan lingkungan, dan aspek hukum. ... pembukuan dan pencatatan yang jelas atas

25

Untuk melihat manfaat yang diperoleh dari besarnya biaya yang harus

dikeluarkan pada usaha ini, maka perlu dilakukan analisis kelayakan finansial.

Analisis ini dilakukan pada dua pola, yaitu jika perusahaan menggunakan

kombinasi modal sendiri dan pinjaman bank, serta jika perusahaan menggunakan

modal sendiri. Hasil analisis aspek finansial pada pola yang menggunakan

kombinasi modal sendiri dan pinjaman bank menunjukkan usaha Safira Powder

menghasilkan NPV sebesar Rp 11.215.687.963, IRR sebesar 65,57 persen, Net

B/C sebesar 9,69 dan PBP selama 2 tahun 3,2 bulan. Hasil analisis aspek

fianansial pada pola yang menggunakan modal sendiri menunjukkan hasil NPV

sebesar Rp 11.577.961.558, IRR sebesar 46,56 persen, Net B/C sebesar 4,14 dan

PBP selama 2 tahun 5,9 bulan. Berdasarkan hasil yang diperoleh kedua pola ini

menunjukkan usaha Safira Powder layak untuk dilaksanakan karena nilai NPV,

IRR, Net B/C, dan PBP memenuhi kriteria kelayakan investasi. Berdasarkan

perbandingan hasil kriteria penilaian investasi, penggunaan modal sendiri lebih

baik dibandingkan dengan pola kombinasi penggunaan modal sendiri dan

pinjaman bank. Hal ini terlihat dari nilai NPV pada pola penggunaan modal

sendiri lebih besar dari pada nilai NPV pada penggunaan kombinasi modal sendiri

dan pinjaman bank.

Analisis sensitivitas hanya dilakukan pada pola kombinasi penggunaan

modal sendiri dan pinjaman bank karena kombinasi penggunaan modal ini yang

akan digunakan oleh perusahaan. Berdasarkan hasil analisis sensitivitas masing-

masing perubahan menunjukkan usaha ini tetap layak dilaksanakan. Usaha ini

sangat sensitif terhadap kenaikan harga bahan baku sebesar 10 persen, dan kurang

sensitif terhadap penurunan jumlah bahan baku sebesar 10 persen.

Pramuji (2007) juga meneliti mengenai kelayakan usaha agroindustri ubi

jalar, yaitu pembuatan tepung ubi jalar. Analisis yang dilakukan oleh Pramuji

(2007) mencakup analisis aspek non finansial dan aspek finansial. Hasil analisis

aspek pasar dan bahan baku menunjukkan bahwa usaha pengolahan tepung ubi

jalar ini tidak layak untuk dilaksanakan. Tingginya tingkat harga jual tepung ubi

jalar dibandingkan dengan tepung lainnya dan juga tingkat persaingan dalam

industri tepung yang cukup besar membuat perusahaan mengalami kesulitan

dalam memasarkan produknya. Berbeda dengan penelitian Purnamawati (2007),

Page 43: ANALISIS KELAYAKAN USAHA MIE MENTAH JAGUNG (Studi … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN . ... sosial dan lingkungan, dan aspek hukum. ... pembukuan dan pencatatan yang jelas atas

26

dimana produk tepung talas Safira sudah memiliki permintaan yang terus

meningkat dari Jepang. Belum adanya kontinuitas suplai bahan baku ubi jalar

membuat proses produksi menjadi terhambat dan ini sangat mengganggu kegiatan

operasional unit pengolahan tepung ubi jalar. Hasil analisis manajemen

menunjukkan bahwa usaha pengolahan tepung ubi jalar ini layak untuk

diusahakan. Struktur pengelola yang telah ada dan pembagian tugas dan

wewenang yang telah diatur sedemikian baik membuat proses pengelolaan dan

manajemen berjalan dengan lancar.

Analisis finansial dilakukan pada dua pola, yaitu jika perusahaan

menggunakan kombinasi modal Pemda Kabupaten Bogor dan pinjaman bank,

serta jika perusahaan menggunakan modal dari Pemda Kabupaten Bogor saja.

Hasil analisis aspek finansial pada pola yang menggunakan kombinasi modal

Pemda Kabupaten Bogor dan pinjaman bank menunjukkan usaha pengolahan

tepung ubi jalar menghasilkan NPV sebesar Rp -102.863.103, Net B/C sebesar

0,24 dan PBP selama 25 tahun 1 bulan. Untuk nilai IRR tidak bisa diperoleh

karena nilai NPV yang negatif. Hasil analisis aspek finansial yang menggunakan

seluruhnya modal dari Pemda Kabupaten Bogor menunjukkan usaha pengolahan

tepung ubi jalar menghasilkan NPV sebesar Rp -172.163.103, Net B/C sebesar

0,16 dan PBP selama 36 tahun 6,1 bulan. Untuk nilai IRR tidak dapat diperoleh

karena nilai NPV yang negatif. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari kedua pola

ini menunjukkan bahwa usaha pengolahan tepung ubi jalar tidak layak untuk

dilaksanakan karena nilai NPV, IRR, Net B/C, dan PBP tidak memenuhi kriteria

kelayakan investasi.

Hasil uji sensitivitas menunjukkan bahwa usaha ini sangat sensitif

terhadap penurunan harga bahan baku sebesar 10 persen dan 40 persen.

Berdasarkan perbandingan hasil analisis sensitivitas, menunjukkan bahwa

penggunaan kombinasi modal dari Pemda Kabupaten Bogor dan pinjaman bank

lebih layak daripada penggunaan modal seluruhnya dari Pemda Kabupaten Bogor.

Hal ini terlihat dari NPV, IRR, dan Net B/C yang lebih besar dan PBP yang lebih

pendek.

Hasil analisis switching value menunjukkan bahwa penurunan harga bahan

baku sebesar 5,61 persen dan kenaikan harga jual sebesar 3,08 persen pada

Page 44: ANALISIS KELAYAKAN USAHA MIE MENTAH JAGUNG (Studi … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN . ... sosial dan lingkungan, dan aspek hukum. ... pembukuan dan pencatatan yang jelas atas

27

penggunaan modal yang berasal dari Pemda Kabupaten Bogor dan pinjaman bank

serta penurunan harga bahan baku sebesar 10,34 persen dan kenaikan harga jual

sebesar 5,36 persen pada penggunaan modal yang berasal dari Pemda Kabupaten

Bogor masih memenuhi kriteria minimum kelayakan investasi sehingga usaha

pengolahan tepung ubi jalar masih dapat dikatakan layak untuk terus diusahakan.

Penelitian Manijo (2005) dan Purnamawati (2007) menunjukkan bahwa

usaha produksi tepung bahan pangan yang dibahas layak untuk dilaksanakan, baik

secara aspek non finansial maupun finansial. Namun, penelitian Pramuji (2007)

menghasilkan kesimpulan bahwa usaha tepung ubi jalar yang diteliti tidak layak

diusahakan. Hal ini disebabkan oleh harga jual tepung ubi yang terlalu tinggi dan

tidak adanya kontinuitas pasokan bahan baku ubi jalar. Selain itu, analisis

finansial pada kedua skenario dari usaha pembuatan tepung ubi jalar ini

dinyatakan tidak layak karena hasil perhitungan NPV, IRR, Net B/C dan PBP

tidak memenuhi kelayakan kriteria investasi.

Putera (2006) menganalisis kelayakan usaha pada Restoran Mie Kondang

yang berencana untuk berkembang menjadi usaha waralaba sehingga diperlukan

evaluasi menggunakan analisis kelayakan. Berbeda dengan penelitian Manijo

(2005), Purnamawati (2007), dan Pramuji (2007) yang menganalisis kelayakan

usaha dari usaha produksi tepung untuk bahan baku pembuatan makanan,

penelitian Putera (2006) menganalisis usaha yang ingin mengembangkan usaha

makanan jadi yaitu mi ayam.

Hasil analisis kelayakan non finansial seperti aspek teknis, aspek

manajemen, aspek hukum, dan aspek pasar menunjukkan bahwa usaha Restoran

Mie Kondang layak untuk dilaksanakan. Hal ini ditunjukkan oleh bauran

pemasaran yang dilakukan oleh restoran sudah cukup baik, kemudahan teknologi

yang digunakan sudah tepat guna dan sesuai dengan kebutuhan, aspek hukum

yang mendukung usaha berupa izin usaha dari pemerintah, dan struktur manajerial

yang ringkas sehingga memudahkan koordinasi antar bagian organisasi.

Hasil analisis aspek finansial pada tingkat diskonto 11,98 persen diperoleh

nilai NPV sebesar Rp 118.810.854,4, Net B/C sebesar 1,427, IRR sebesar 18,50

persen, dan PBP selama 3 tahun 5 bulan 25 hari. Berdasarkan hasil perhitungan

Page 45: ANALISIS KELAYAKAN USAHA MIE MENTAH JAGUNG (Studi … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN . ... sosial dan lingkungan, dan aspek hukum. ... pembukuan dan pencatatan yang jelas atas

28

aspek finansial, usaha Restoran Mie Kondang ini layak dilaksanakan karena nilai

NPV, IRR, Net B/C, dan PBP sudah memenuhi syarat kelayakan investasi.

Hasil analisis switching value menunjukkan bahwa Restoran Mie Kondang

memiliki kepekaan yang tinggi terhadap perubahan nilai penjualan produk

makanan dan terhadap perubahan biaya bahan baku. Penurunan nilai penjualan

produk makanan yang melebihi 4,00 persen atau kenaikan biaya bahan baku yang

melebihi 5,43 persen akan menyebabkan usaha yang dilakukan oleh Restoran Mie

Kondang menjadi tidak layak untuk dilaksanakan. Hal ini menunjukkan bahwa

terdapat risiko yang relatif tinggi bagi Restoran Mie Kondang dalam menjalankan

usahanya.

Persamaan penelitian dengan penelitian kelayakan usaha terdahulu yaitu

adanya kesamaan pada alat analisis yang digunakan. Studi kelayakan usaha yang

digunakan pada penelitian ini menggunakan analisis secara kualitatif dan

kuantitatif. Analisis kualitatif digambarkan melalui analisis aspek-aspek non

finansial, sedangkan analisis kuantitatif digambarkan melalui aspek finansial.

Perbedaan penelitian yang akan dilakukan dengan penelitian yang telah

ada yaitu bahwa penelitian ini akan menganalisis kelayakan usaha dari komoditas

yang berbeda. Penelitian ini akan menganalisis kelayakan usaha dari hasil olahan

tepung jagung yang berupa mi mentah, baik mi mentah 30 persen maupun mi

mentah jagung 100 persen. Penelitian yang akan dilakukan ini menganalisis

kelayakan usaha dari aspek non finansial dan finansial. Selain itu, belum ada

penelitian mengenai kelayakan usaha mi mentah yang berasal dari bahan baku

tepung jagung.

Page 46: ANALISIS KELAYAKAN USAHA MIE MENTAH JAGUNG (Studi … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN . ... sosial dan lingkungan, dan aspek hukum. ... pembukuan dan pencatatan yang jelas atas

29

III KERANGKA PEMIKIRAN

3.1.1. Kerangka Teoritis

3.1.2. Studi Kelayakan Proyek

Gittinger (1986) mendefinisikan proyek pertanian sebagai suatu kegiatan

investasi yang mengubah sumber-sumber finansial menjadi barang-barang kapital

yang dapat menghasilkan keuntungan-keuntungan atau manfaat-manfaat setelah

beberapa periode waktu. Akan tetapi, pada beberapa proyek biaya-biaya produksi

atau pemeliharaan yang telah dikeluarkan diharapkan dapat memberikan

keuntungan atau manfaat secara cepat, kira-kira dalam jangka waktu satu tahun.

Menurut Soeharto (2002) kegiatan proyek dapat diartikan sebagai suatu

kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan

alokasi sumber daya tertentu, dan bertujuan untuk menghasilkan produk

(deliverable) yang kriteria mutunya telah digariskan dengan jelas. Berdasarkan

pengertian tersebut, dapat dikatakan bahwa proyek memiliki ciri-ciri pokok

seperti (1) Bertujuan menghasilkan lingkup (deliverable) tertentu berupa produk

akhir atau hasil kerja akhir, (2) Dalam proses mewujudkan lingkup di atas,

ditentukan jumlah biaya, jadwal, serta kriteria mutu, (3) Bersifat sementara, dalam

arti umurnya dibatasi oleh selesainya tugas dimana titik awal dan akhir ditentukan

dengan jelas, (4) Bersifat non rutin atau tidak berulang-ulang dimana jenis dan

intensitas kegiatan berubah sepanjang proyek berlangsung.

Menurut Suratman (2002) studi kelayakan proyek merupakan suatu studi

untuk menilai proyek yang akan dikerjakan di masa mendatang. Penilaian yang

dilakukan berupa rekomendasi apakah suatu proyek layak dilaksanakan atau

sebaiknya ditunda dulu. Mengingat kondisi di masa mendatang yang penuh

dengan ketidakpastian, maka studi yang dilakukan meliputi berbagai aspek dan

membutuhkan pertimbangan-pertimbangan tertentu dari tim gabungan berbagai

ahli sesuai dengan bidangnya masing-masing, seperti ekonom, ahli hukum,

psikolog, akuntan, perekayasa teknologi, dan lain sebagainya.

Tujuan dari studi kelayakan proyek adalah untuk mengetahui untung atau

rugi yang akan didapat dari bisnis yang akan dijalankan. Studi kelayakan proyek

dilakukan untuk memperkecil kemungkinan terjadinya risiko kerugian sehingga

Page 47: ANALISIS KELAYAKAN USAHA MIE MENTAH JAGUNG (Studi … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN . ... sosial dan lingkungan, dan aspek hukum. ... pembukuan dan pencatatan yang jelas atas

30

pemilik proyek dapat mengetahui apakah investasi yang dilakukan akan

menguntungkan.

Suratman (2002) menyatakan bahwa tujuan studi kelayakan proyek adalah

untuk menghindari penyebab kegagalan pyoyek akibat kesalahan dalam

memutuskan dan menilai alternatif investasi. Sehingga tujuan utama dari studi

kelayakan proyek adalah untuk menghindari keterlanjuran investasi yang

memakan dana relatif besar yang ternyata justru tidak memberikan keuntungan

secara ekonomi.

Selain itu, Soeharto (2002) menyatakan pengkajian kelayakan atas suatu

usulan proyek bertujuan untuk mempelajari usulan tersebut dari segala segi secara

profesional agar setelah usulan proyek tersebut diterima dan dilaksanakan, betul-

betul dapat mencapai hasil sesuai dengan yang direncanakan. Hal ini dilakukan

untuk menghindari terjadinya hasil yang jauh dari harapan setelah proyek selesai

dibangun dan dioperasikan.

Dengan demikian, analisis proyek bertujuan untuk memperbaiki pilihan

investasi karena sumber-sumber yang tersedia terbatas, sehingga harus dipilih

alternatif proyek yang paling menguntungkan dan menentukan prioritas investasi.

Dalam menganalisis suatu proyek yang efektif harus mempertimbangkan aspek-

aspek yang saling berkaitan yang secara bersama-sama menentukan bagaimana

keuntungan yang diperoleh dari suatu penanaman investasi tertentu dan

mempertimbangkan seluruh aspek tersebut pada setiap tahap dalam perencanaan

proyek. Sedangkan siklus pelaksanaannya adalah: mengetahui tingkat keuntungan

yang dicapai dalam suatu proyek, menghindari pemborosan sumber daya, memilih

alternatif proyek yang menguntungkan, dan menentukan prioritas investasi.

Berdasarkan hasil analisis proyek, tingkat keuntungan dapat diketahui,

pemborosan terhadap sumber daya dapat dihindarkan, serta memilih proyek yang

paling menguntungkan di antara berbagai proyek investasi yang ada.

3.1.2. Aspek Kelayakan Proyek

Studi kelayakan dan analisa proyek yang efektif dilakukan dengan

mempertimbangkan aspek-aspek yang secara bersama-sama dapat mempengaruhi

keuntungan yang akan diperoleh dari suatu penanaman investasi tertentu. Seluruh

Page 48: ANALISIS KELAYAKAN USAHA MIE MENTAH JAGUNG (Studi … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN . ... sosial dan lingkungan, dan aspek hukum. ... pembukuan dan pencatatan yang jelas atas

31

aspek-aspek di dalam proyek ini saling berhubungan antara satu dengan lainnya,

dan suatu putusan terhadap satu aspek akan mempengaruhi putusan-putusan bagi

aspek-aspek yang lain. Seluruh aspek harus selalu dipertimbangkan pada setiap

tahap (stage) dalam perencanaan proyek dan siklus perencanaannya.

Menurut Gittinger (1986), terdapat enam aspek yang harus

dipertimbangkan dalam melaksanakan proyek pertanian, yaitu aspek teknis, aspek

institusional-organisasi-manajerial, aspek sosial, aspek komersial atau pasar,

aspek finansial, dan aspek ekonomi. Soeharto (2002) menyatakan terdapat tujuh

aspek yang harus dipertimbangkan dalam analisis proyek, yaitu aspek pasar, aspek

teknis, aspek finansial, aspek sosial-ekonomi, aspek manajemen dan organisasi,

aspek pendanaan proyek, serta aspek analisis dampak lingkungan. Sedangkan

Suratman (2002) menyatakan terdapat lima aspek yang perlu dipertimbangkan,

yaitu aspek pasar, aspek hukum-sosial-budaya, aspek teknis dan teknologi, aspek

manajemen, dan aspek keuangan.

Berdasarkan pembahasan di atas, dapat disimpulkan terdapat enam aspek

yang perlu dianalisis dalam studi kelayakan proyek, yaitu:

1) Aspek Pasar

Aspek pasar dalam suatu proyek adalah rencana pemasaran output yang

dihasilkan oleh proyek dan rencana penyediaan input yang dibutuhkan untuk

kelangsungan dan pelaksanaan proyek.

Dari segi output, analisa pasar untuk hasil proyek sangat penting

dilakukan untuk meyakinkan bahwa terdapat suatu permintaan pada suatu

harga yang menguntungkan karena produk harus dijual menurut harga pasar.

Dari segi input, rencana-rencana yang cocok harus dibuat untuk

menjamin tersedianya bahan baku yang akan diperlukan dalam menggunakan

teknologi baru atau pola produksi baru. Masalah-masalah seperti ketersediaan

saluran input, kapasitas yang cukup dan ketepatan waktu dari pemasok, dan

pembiayaan bagi penyedia input merupakan masalah-masalah yang juga perlu

dipertimbangkan oleh pemilik proyek karena hal-hal tersebut akan

berpengaruh bagi pelaksanaan proyek.

Page 49: ANALISIS KELAYAKAN USAHA MIE MENTAH JAGUNG (Studi … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN . ... sosial dan lingkungan, dan aspek hukum. ... pembukuan dan pencatatan yang jelas atas

32

a. Permintaan

Kasmir dan Jakfar (2003) mendefinisikan permintaan sebagai jumlah

barang dan jasa yang diminta konsumen pada berbagai tingkat harga pada

suatu waktu tertentu. Permintaan juga merupakan kegiatan yang didukung

oleh daya beli atau akses untuk membeli barang atau jasa yang ditawarkan.

Hukum permintaan menerangkan bahwa apabila harga suatu komoditas

naik, maka jumlah komoditas yang diminta akan turun, dengan catatan

bahwa variabel-variabel lainnya tetap. Variabel tersebut mencakup

variabel lain yang dapat mempengaruhi jumlah komoditas yang diminta

selain komoditas dimaksud, seperti tingkat pendapatan konsumen, selera

konsumen, harga komoditas lain selain komoditas yang dibicarakan,

jumlah penduduk, advertensi, distribusi, dan lain sebagainya.

b. Penawaran

Kasmir dan Jakfar (2003) mendefinisikan penawaran sebagai jumlah

barang atau jasa yang ditawarkan produsen pada berbagai tingkat harga

pada suatu waktu tertentu. Hukum penawaran menyatakan bahwa apabila

harga suatu komoditas naik, maka jumlah komoditas yang ditawarkan

akan meningkat, dengan catatan bahwa variabel-variabel lainnya tetap

(cateris paribus).

c. Program pemasaran

Program pemasaran terdiri dari empat aspek strategi bauran pemasaran

(marketing mix) yaitu strategi produk (product), strategi harga (price),

strategi lokasi dan distribusi (place), dan strategi promosi (promotion)

(Kasmir dan Jakfar 2003).

Jika suatu usaha memiliki peluang permintaan dan mampu memberikan

penawaran yang sesuai dengan keinginan pasar serta memiliki program bauran

pemasaran yang terencana, maka usaha tersebut layak berdasarkan aspek

pasar.

2) Aspek Teknis

Analisa teknis berhubungan dengan penyediaan input proyek dan

produksi output berupa barang-barang nyata dan jasa-jasa. Hal ini perlu dibuat

secara jelas dan teliti di dalam kerangka kerja proyek. Aspek-aspek lain dari

Page 50: ANALISIS KELAYAKAN USAHA MIE MENTAH JAGUNG (Studi … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN . ... sosial dan lingkungan, dan aspek hukum. ... pembukuan dan pencatatan yang jelas atas

33

analisa proyek hanya akan dapat berjalan bila analisa secara teknis dapat

dilakukan, walaupun asumsi-asumsi teknis dari suatu perencanaan proyek

mungkin sekali perlu direvisi sebagaimana aspek-aspek yang lain diteliti

secara terperinci.

Menurut Soeharto (2002), pengkajian aspek teknis mencakup hal-hal

berikut:

a) Menentukan lokasi

Karena bersifat strategis, maka pemilihan lokasi harus didasarkan atas

pengkajian seksama yang berkaitan dengan unit-ekonomi dari instalasi

spesifik yang hendak dibangun, baik dari segi teknis konstruksi (keadaan

tanah, iklim, gempa bumi) maupun kelangsungan operasi dan produksi di

masa depan.

Hal pertama yang dilakukan dalam menentukan letak geografis lokasi

yaitu mengidentifikasi daerah yang dilakukan berdasarkan faktor seperti

dekat daerah pemasaran, tersedianya bahan baku, tersedianya tenaga kerja,

kondisi iklim, dan gempa bumi. Selanjutnya, daerah pemilihan dapat

dipersempit dengan menentukan lokasi yang pasti di daerah yang dianggap

telah memenuhi persyaratan. Selain itu, faktor-faktor penunjang seperti

utiliti, infrastruktur, fasilitas pelayanan umum, sikap masyarakat terhadap

proyek atau investasi, masalah lingkungan hidup, dan peraturan-peraturan

yang mendukung (pajak, perburuhan, bea masuk) juga perlu diperhatikan.

b) Mencari dan memilih teknologi proses produksi

Proses produksi dapat dikatakan sebagai teknik atau metode yang dipakai

untuk meningkatkan kegunaan barang dan jasa, dimana kemajuan ilmu

pengetahuan dan teknologi telah menjanjikan banyak pilihan sekaligus

risiko yang terkandung. Di negara berkembang, proses produksi tidak

menekankan pada efisiensi, tetapi juga memperhitungkan hal-hal lain yang

terjadi di lingkungan sekitar, seperti menciptakan lapangan kerja sehingga

perlu dipertimbangkan teknologi yang padat karya. Di samping perlu

dipertimbangkan hal-hal yang langsung berpengaruh terhadap biaya, juga

perlu dipertimbangkan hal-hal seperti tersedianya bahan baku, teknologi

yang akan dipakai telah terbukti andal berdasarkan pengalaman pabrik-

Page 51: ANALISIS KELAYAKAN USAHA MIE MENTAH JAGUNG (Studi … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN . ... sosial dan lingkungan, dan aspek hukum. ... pembukuan dan pencatatan yang jelas atas

34

pabrik sejenis, dan sedapat mungkin dipilih teknologi terbaru karena

biasanya lebih efisien dan tidak segera usang.

c) Menentukan kapasitas produksi

Kapasitas produksi memberikan arti batas atas produksi yang dapat dicapai

oleh suatu instalasi, atau batas atas beban yang dapat ditampung oleh suatu

fasilitas hasil proyek. Besarnya kapasitas produksi merupakan parameter

penting yang dapat dipakai sebagai masukan dalam perhitungan aspek

ekonomi-finansial pada studi kelayakan dan sebagai dasar untuk membuat

desain-engineering di tahap-tahap berikutnya. Sedangkan pada masa

operasi dan produksi selalu dikaitkan antara kapasitas dan biaya operasi

untuk menghasilkan per unit produk. Pada umumnya, semakin besar

produksi semakin berkurang biaya produksi per unitnya. Oleh karena itu,

dalam menentukan kapasitas suatu instalasi perlu dikaji seteliti mungkin

berapa besar potensi penyerapan pasar, persediaan bahan baku, dan ongkos

produksi sebelum menentukan angka kapasitas.

d) Menyusun denah atau letak instalasi

Pengaturan secara tepat tata letak instalasi beserta peralatannya atau

disebut juga plant layout merupakan syarat penting karena erat

hubungannya dengan efisiensi dan keselamatan selama operasi. Hal ini

berarti bentuk dan tata ruang bangunan instalasi harus sesuai dengan

maksud kegunaan atau fungsinya. Tujuan ini ditentukan dengan

merancang atau merekayasanya sejak awal sewaktu mengkaji aspek teknis.

Pada dasarnya menyiapkan denah instalasi meliputi kegiatan pengaturan

letak serta hubungan antar fasilitas berikut:

Penampungan dan penyimpanan produk serta bahan baku dan

produk sampingan (by product)

Peralatan untuk melaksanakan proses produksi yang diberikan

alokasi ruang yang cukup, tidak terbatas hanya untuk tempat

kedudukan masing-masing peralatan tetapi juga bagi ruang gerak

operasi dan pemeliharaan

Peralatan dan ruang gerak untuk handling material

Page 52: ANALISIS KELAYAKAN USAHA MIE MENTAH JAGUNG (Studi … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN . ... sosial dan lingkungan, dan aspek hukum. ... pembukuan dan pencatatan yang jelas atas

35

e) Membuat bangunan instalasi (plant building)

Gedung atau bangunan civil pabrik (plant building) merupakan bagian

yang tidak dapat dipisahkan dari fasilitas instalasi industri dengan fungsi

pokok sebagai tempat kerja, tempat peralatan, produk, dan kadang-kadang

juga bahan baku agar terlindung dari pengaruh cuaca yang dapat merusak,

seperti panas, dingin, kelembaban, dan lain-lain. Selain itu, gedung ini

berfungsi juga sebagai tempat penyimpanan yang aman, misalnya dari

pencurian. Gedung atau bangunan civil pabrik dapat terdiri dari kantor

pusat administrasi di mana pimpinan pabrik berada, kantor desain-

engineering, bangunan tempat peralatan/mesin produksi disusun, gedung

pusat pengendalian, perbengkelan serta pemeliharaan, gudang, dan lain-

lain.

3) Aspek Manajemen

Masalah-masalah manajerial merupakan hal yang menentukan untuk

rancangan dan pelaksanaan proyek yang baik. Keahlian staf yang ada perlu

disesuaikan dengan kegiatan-kegiatan di dalam proyek. Bila ternyata

kemampuan manajerial terbatas, maka latihan untuk meningkatkan

kemampuan mereka harus dilakukan.

Soeharto (2002) menyatakan hal-hal pokok yang terkandung dalam

konsep manajemen proyek yaitu:

Menggunakan pengertian manajemen berdasarkan fungsinya, yaitu

merencanakan, mengorganisir, memimpin, dan mengendalikan sumber

daya perusahaan.

Kegiatan yang dikelola berjangka pendek dengan sasaran yang telah

digariskan secara spesifik. Hal ini memerlukan teknik dan metode

pengelolaan yang khusus, terutama aspek perencanaan dan pengendalian.

Memakai pendekatan sistem (system approach to management).

Mempunyai hierarki horisontal di samping hierarki vertikal.

Sedangkan proses mengorganisir mengikuti urutan sebagai berikut:

Melakukan identifikasi dan klasifikasi pekerjaan; mengidentifikasi lingkup

kegiatan proyek dan operasi yang terdiri dari sejumlah besar pekerjaan

untuk mengetahui seberapa besar volume, macam, dan jenisnya dalam

Page 53: ANALISIS KELAYAKAN USAHA MIE MENTAH JAGUNG (Studi … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN . ... sosial dan lingkungan, dan aspek hukum. ... pembukuan dan pencatatan yang jelas atas

36

rangka mengetahui sumber daya serta jadwal yang diperlukan sebelum

diserahkan kepada individu yang akan menanganinya.

Mengelompokkan pekerjaan ke dalam unit atau paket yang masing-masing

telah diidentifikasikan biaya, jadwal, dan mutunya.

Menyiapkan organisasi dan personel yang akan menangani pekerjaan,

seperti memilih keterampilan dan keahlian kelompok yang sesuai dengan

kebutuhan pekerjaan, serta memberitahukan sasaran yang ingin dicapai

yang berkaitan dengan unit atau paket kerja yang akan menjadi tanggung

jawabnya.

Mengetahui wewenang dan tanggung jawab masing-masing peserta proyek

agar hasil pekerjaan sesuai dengan harapan, dan untuk menghindari

tumpang tindih dan duplikasi.

Menyusun mekanisme koordinasi agar semua bagian pekerjaan proyek

yang ditangani para peserta yang ikut menangani penyelenggaraan proyek

dapat bergerak maju menuju sasaran secara sinkron.

Jika suatu usaha sudah dapat melaksanakan proses mengorganisir dalam

menjalankan usahanya, maka usaha tersebut sudah layak berdasarkan aspek

manajemen.

4) Aspek Sosial Lingkungan

Kelayakan proyek juga perlu mempertimbangkan pola dan kebiasaan-

kebiasaan sosial dari pihak yang akan dilayani oleh proyek. Selain itu,

implikasi sosial yang lebih luas dari investasi yang disusulkan juga perlu

diteliti secara lebih cermat.

Pertimbangan-pertimbangan sosial lain harus dipikirkan secara cermat

agar dapat menentukan apakah suatu proyek yang diusulkan tanggap

(responsive) terhadap keadaan sosial tersebut.

Hal lain yang juga penting untuk dipertimbangkan adalah masalah

dampak lingkungan yang merugikan. Dampak bisnis terhadap lingkungan

ekologi seperti adanya polusi udara, air, suara, dan limbah padat perlu dikelola

dengan baik agar tidak menimbulkan efek negatif bagi lingkungan. Masalah

seperti air limbah (waste) dari pabrik industri yang dapat merusak sumber-

sumber air masyarakat perlu mendapat perhatian khusus dari analis proyek

Page 54: ANALISIS KELAYAKAN USAHA MIE MENTAH JAGUNG (Studi … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN . ... sosial dan lingkungan, dan aspek hukum. ... pembukuan dan pencatatan yang jelas atas

37

agar tidak merugikan masyarakat sekitar pabrik. Untuk menjaga kelestarian

alam tersebut akan lebih baik dilakukan melalui rancangan proyek daripada

setelah mengeluarkan biaya untuk penggunaan teknologi yang kurang tepat

atau biaya penggantian tanah tetapi proyek tidak memberikan pengaruh baik

terhadap lingkungan. Jika suatu usaha sudah mengelola limbah yang

dihasilkannya dengan baik atau tidak menghasilkan limbah yang berbahaya

bagi lingkungan, maka usaha tersebut layak berdasarkan aspek lingkungan.

5) Aspek Hukum

Nurmalina, Sarianti, dan Karyadi (2009) menyatakan aspek hukum

diperlukan untuk mengidentifikasi bentuk badan usaha yang akan digunakan.

Hal ini akan terkait dengan kekuatan hukum dan konsekuensinya, dan

mempelajari jaminan-jaminan yang dapat disediakan bila akan menggunakan

sumber dana berupa pinjaman, berbagai akta, sertifikat, serta izin. Disamping

hal tersebut, aspek hukum dari suatu kegiatan bisnis diperlukan dalam hal

mempermudah dan memperlancar kegiatan bisnis pada saat menjalin jaringan

kerjasama dengan pihak lain.

Kasmir dan Jakfar (2003) menyatakan bahwa analisis mengenai aspek

hukum perlu dilakukan secara teliti dan cermat dengan mencari sumber-

sumber informasi yang jelas sampai ke tangan yang memang berkompeten

untuk mengeluarkan surat-surat yang hendak diteliti. Secara ringkas,

dokumen-dokumen yang perlu dipersiapkan untuk analisis aspek hukum dari

sebuah usaha yaitu Badan Hukum, Tanda Daftar Perusahaan, NPWP (Nomor

Pokok Wajib Pajak), Surat Izin Usaha, Izin Domisili, Izin Mendirikan

Bangunan, Bukti Diri (KTP atau SIM), dan izin-izin lainnya. Sedangkan

perizinan lain yang dibutuhkan terutama bagi usaha berbasis pangan yaitu

adanya sertifikasi dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Dinas

Kesehatan, dan sertifikasi halal.

6) Aspek Finansial

Aspek finansial bagi perusahaan-perusahaan swasta adalah untuk

menentukan berapa banyak modal yang diperlukan untuk mengembangkan

proyek yang ingin dijalankan, berapa besar hasil yang akan diterima oleh

Page 55: ANALISIS KELAYAKAN USAHA MIE MENTAH JAGUNG (Studi … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN . ... sosial dan lingkungan, dan aspek hukum. ... pembukuan dan pencatatan yang jelas atas

38

perusahaan dari investasi yang telah ditanamkan, dan apakah besarnya

keuntungan cukup menarik bagi perusahaan (Gittinger 1986).

3.1.3. Analisis Kelayakan Investasi

Kriteria investasi digunakan untuk mengukur manfaat yang diperoleh dan

biaya yang dikeluarkan dari suatu usaha. Untuk mengukur manfaat proyek dapat

dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan menggunakan perhitungan berdiskonto

dan tidak berdiskonto. Perbedaannya terletak pada konsep Time Value of Money

yang diterapkan pada perhitungan berdiskonto. Perhitungan diskonto adalah suatu

teknik yang dapat menurunkan manfaat yang diperoleh pada masa yang akan

datang dan arus biaya menjadi nilai biaya pada masa sekarang, sedangkan

perhitungan tidak berdiskonto memiliki kelemahan umum, yaitu: ukuran-ukuran

tersebut belum mempertimbangkan secara lengkap mengenai lamanya arus

manfaat yang diterima (Gittinger 1986).

Kriteria investasi yang digunakan untuk menentukan layak atau tidaknya

suatu usaha menurut Kadariah (1988) adalah Net Present Value (NPV), Net

Benefit-Cost Ratio (Net B/C), Internal Rate of Return (IRR), dan Payback Period

(PBP).

Net Present Value

Net Present Value (NPV) merupakan selisih antara nilai sekarang penerimaan

dengan nilai sekarang pengeluaran pada tingkat diskonto tertentu. Proyek akan

menguntungkan jika NPV bernilai positif. NPV dapat diartikan juga sebagai nilai

sekarang dari arus kas yang ditimbulkan oleh investasi, sehingga untuk

menghitungnya diperlukan tingkat bunga yang relevan (Nasution 2009).

Internal Rate of Return (IRR)

Internal Rate of Return (IRR) atau Tingkat Pengembalian Internal adalah tingkat

diskonto (discount rate) yang membuat NPV dari proyek sama dengan nol, yaitu

tingkat bunga atau tingkat diskonto yang menyamakan nilai sekarang arus

manfaat dengan nilai sekarang arus biaya. Tujuan perhitungan IRR adalah untuk

mengetahui persentase keuntungan dari suatu proyek tiap tahunnya dan

Page 56: ANALISIS KELAYAKAN USAHA MIE MENTAH JAGUNG (Studi … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN . ... sosial dan lingkungan, dan aspek hukum. ... pembukuan dan pencatatan yang jelas atas

39

menunjukkan kemampuan proyek dalam mengembalikan bunga pinjaman. Jika

nilai IRR lebih besar dari nilai discount rate yang digunakan, maka usaha layak

dijalankan. Grafik hubungan antara NPV dan IRR dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Grafik Hubungan NPV dan IRR

Sumber: Nurmalina, Sarianti, dan Karyadi (2009)

Net Benefit-Cost Ratio (Net B/C)

Net Benefit-Cost Ratio merupakan rasio keuntungan per biaya. Rasio ini

merupakan pembanding antara jumlah present value yang bernilai positif dengan

jumlah present value yang bernilai negatif. Perhitungan ini digunakan untuk

melihat tingkat manfaat yang akan diperoleh dari biaya yang dikeluarkan.

Payback Period

Payback Period atau Tingkat Pengembalian Investasi merupakan metode yang

mengukur periode jangka waktu atau jumlah tahun yang dibutuhkan untuk

menutupi pengeluaran awal (investasi). Periode pembayaran kembali yang

didiskontokan adalah umur dimana tingkat diskonto tertentu, penerimaan bersih

kumulatif sama dengan nol, dan menunjukkan pada umur berapa investasi dapat

dikembalikan. Semakin cepat investasi modal dapat kembali, maka semakin baik

suatu proyek diusahakan karena modal yang kembali dapat digunakan untuk

membiayai kegiatan lain.

DR1

NPV

Discount Rate (%)

NPV1

IRR

Page 57: ANALISIS KELAYAKAN USAHA MIE MENTAH JAGUNG (Studi … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN . ... sosial dan lingkungan, dan aspek hukum. ... pembukuan dan pencatatan yang jelas atas

40

3.1.4. Analisis Switching Value (Nilai Pengganti)

Semua biaya yang dikeluarkan dan penerimaan yang diperoleh setiap

tahun dihitung berdasarkan data yang ada. Sementara itu, kondisi lingkungan yang

selalu berubah akan mempengaruhi biaya dan manfaat yang diperoleh, sehingga

terdapat kemungkinan terjadinya suatu kekeliruan dan ketidaktepatan biaya dan

penerimaan akibat adanya perubahan-perubahan.

Analisis switching value (nilai pengganti) mencoba melihat kondisi

kelayakan yang terjadi apabila dilakukan perubahan-perubahan dalam biaya dan

manfaat. Switching value dilakukan untuk melihat sampai sejauh mana perubahan

yang terjadi dapat ditoleransi untuk dilaksanakan.

Pada analisis switching value, dicari beberapa nilai pengganti pada

komponen biaya dan manfaat yang terjadi, yang masih memenuhi kriteria

minimum kelayakan investasi atau masih mendapatkan keuntungan normal.

Keuntungan normal terjadi apabila nilai NPV sama dengan nol (NPV = 0). NPV

sama dengan nol akan membuat IRR sama dengan tingkat suku bunga dan Net

B/C sama dengan satu (cateris paribus). Artinya, sampai tingkat berapa proyek

yang akan dijalankan mentoleransi peningkatan harga atau penurunan input dan

penurunan harga atau jumlah output (Gittinger 1986).

3.1.5. Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi ialah suatu laporan keuangan yang meringkas

penerimaan dan pengeluaran suatu perusahaan selama periode akuntansi. Laporan

laba rugi juga merupakan suatu laporan yang menunjukkan hasil-hasil operasi

perusahaan selama waktu tersebut (Gittinger 1986). Laba merupakan apa saja

yang tersisa setelah dikurangkan dengan pengeluaran-pengeluaran yang timbul di

dalam memproduksi atau menjual barang dan jasa (Napitupulu 2009). Laporan

laba rugi ini menghasilkan suatu perhitungan yang akhirnya dapat melihat apakah

suatu proyek yang dijalankan mendapatkan keuntungan ataukah mendapatkan

kerugian selama proyek berlangsung.

Page 58: ANALISIS KELAYAKAN USAHA MIE MENTAH JAGUNG (Studi … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN . ... sosial dan lingkungan, dan aspek hukum. ... pembukuan dan pencatatan yang jelas atas

41

3.2. Kerangka Pemikiran Operasional

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya alternatif penggunaan bahan

baku untuk membuat mi mentah yang selama ini menggunakan tepung terigu,

yaitu dengan menggunakan tepung jagung. Selama ini, produsen mi mentah hanya

menggunakan tepung terigu untuk membuat mi dimana tepung terigu tersebut

berasal dari gandum yang harus diimpor dari luar negeri. Tepung jagung dapat

menjadi alternatif bahan baku untuk pembuatan mi jagung karena selain harganya

lebih murah dibandingkan tepung terigu, tepung jagung merupakan komoditas

lokal yang tidak perlu diimpor karena dapat diperoleh dari dalam negeri. Selain

itu, mi mentah yang menggunakan bahan baku tepung jagung tidak perlu lagi

menggunakan tambahan pewarna makanan karena sudah memiliki warna kuning

alami yaitu dari kandungan beta karoten yang terdapat di dalam jagung.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan pengembangan usaha

mi mentah dengan menggunakan bahan baku tepung jagung. Kelayakan

pengembangan usaha mi mentah jagung ini dinilai melalui beberapa aspek yaitu

aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, aspek sosial lingkungan, aspek

hukum, dan aspek finansial. Analisis finansial mengkaji NPV, IRR, Net B/C

Ratio, Payback Period, dan analisis switching value.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengusaha mi

mentah melalui informasi dan rekomendasi mengenai pengembangan usaha mi

mentah yaitu Usaha Mi Mentah Bapak Sukimin. Kerangka pemikiran operasional

penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.

Page 59: ANALISIS KELAYAKAN USAHA MIE MENTAH JAGUNG (Studi … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN . ... sosial dan lingkungan, dan aspek hukum. ... pembukuan dan pencatatan yang jelas atas

42

Gambar 3. Kerangka Pemikiran Operasional Analisis Kelayakan Usaha Mi

Mentah Jagung pada Usaha Mi Mentah Bapak Sukimin

Perusahaan Mie Mentah Bapak Sukimin mengolah mi mentah berbahan baku tepung jagung

Analisis Kelayakan Usaha

Aspek Non finansial: Aspek pasar, aspek teknis, aspek

manajemen, aspek sosial dan

lingkungan, aspek hukum

Aspek Finansial:

NPV (Net Present Value)

IRR (Internal Rate of Return)

Net B/C (Net Benefit-Cost Ratio)

PBP (Payback Period)

Analisis Switching Value karena perubahan harga

input atau output.

Tidak Layak Layak

Perbaikan usaha dengan

reorientasi alokasi sumber

daya Pengembangan usaha

Skenario I

Mi mentah 30 persen jagung

Skenario II

Mi mentah 100 persen jagung

Page 60: ANALISIS KELAYAKAN USAHA MIE MENTAH JAGUNG (Studi … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN . ... sosial dan lingkungan, dan aspek hukum. ... pembukuan dan pencatatan yang jelas atas

43

IV METODE PENELITIAN

4.1. Lokasi dan Waktu

Penelitian dilakukan di Usaha Mi Ayam Bapak Sukimin yang terletak di

Ciheuleut, Kelurahan Tegal Lega, Kota Bogor. Lokasi penelitian diambil secara

sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa Usaha Mi Ayam Bapak Sukimin

merupakan produsen mi mentah yang sudah sering mengikuti seminar dan

pelatihan tentang mi jagung yang diadakan oleh Southeast Asian Food and

Agricultural Science and Technology (SEAFAST) Center yang bekerja sama

dengan Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Institut Pertanian Bogor. Selain

itu, Usaha Mi Ayam Bapak Sukimin belum pernah melakukan analisis kelayakan

usaha maka penelitian kelayakan bisnis dilakukan di tempat ini. Pengambilan data

di lapangan dilaksanakan pada bulan April – Mei 2011.

4.2. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data

sekunder. Data primer mencakup biaya-biaya yang dikeluarkan selama umur

usaha, baik investasi maupun operasional dan penerimaan selama satu tahun

usaha. Data tersebut digunakan untuk membuat analisis kelayakan usaha produksi

mi berbahan dasar tepung jagung. Data sekunder diperoleh dari beberapa buku,

skripsi, dan artikel yang berkaitan dengan materi penelitian, serta pengolahan data

yang diperoleh dari dinas-dinas terkait.

4.3. Metode Pengumpulan Data

Data primer yang terkumpul diperoleh melalui wawancara dengan Bapak

Sukimin selaku pemilik usaha, karyawan-karyawan Usaha Mi Ayam Bapak

Sukimin, dan pemasok. Data sekunder diperoleh dari studi literatur dari beberapa

buku, skripsi, artikel-artikel terkait yang diperoleh dari internet, dan pengolahan

data-data yang didapat dari dinas-dinas terkait.

Page 61: ANALISIS KELAYAKAN USAHA MIE MENTAH JAGUNG (Studi … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN . ... sosial dan lingkungan, dan aspek hukum. ... pembukuan dan pencatatan yang jelas atas

44

4.4. Metode Pengolahan

Data kuantitatif yang diperoleh selama penelitian, terutama mengenai

biaya-biaya dan penerimaan di dalam cashflow diolah menggunakan program

Microsoft Excel 2007. Program ini dipilih karena telah lazim digunakan dan relatif

mudah digunakan. Data kualitatif diolah dengan menggunakan penjelasan secara

deskriptif.

4.5. Metode Analisis Data

Analisis kelayakan usaha pembuatan mi jagung 30 persen dan mi jagung

100 persen dilakukan dengan tujuan untuk menghindari terjadinya kerugian pada

saat rencana pengembangan usaha sudah berjalan. Data yang diperoleh dalam

penelitian ini dianalisis dengan metode analisis kualitatif dan kuantitatif. Analisis

kualitatif dilakukan untuk mengkaji karakteristik dan aspek-aspek kelayakan

usaha mi jagung di tempat penelitian. Aspek-aspek tersebut meliputi aspek pasar,

aspek teknis, aspek manajemen, aspek sosial dan lingkungan, dan aspek hukum.

Analisis kuantitatif dilakukan untuk menganalisis kelayakan finansial usaha mi

mentah jagung. Metode yang digunakan dalam analisis kuantitatif adalah analisis

kelayakan finansial dan analisis switching value.

4.5.1. Analisis Kelayakan Finansial

Analisis kelayakan finansial dilakukan dengan menilai kriteria-kriteria

investasi yang menyatakan layak atau tidak suatu usaha yang akan dijalankan.

Kriteria-kriteria investasi tersebut yaitu:

a. Net Present Value (NPV)

Net Present Value (NPV) adalah nilai sekarang dari arus pendapatan yang

ditimbulkan oleh investasi pada tingkat bunga tertentu. NPV juga dapat

dikatakan sebagai selisih antara nilai bersih dari manfaat dan biaya pada setiap

tahun kegiatan usaha.

Secara matematis NPV dapat dirumuskan sebagai berikut (Nurmalina,

Sarianti, dan Karyadi 2009) :

Page 62: ANALISIS KELAYAKAN USAHA MIE MENTAH JAGUNG (Studi … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN . ... sosial dan lingkungan, dan aspek hukum. ... pembukuan dan pencatatan yang jelas atas

45

Dimana :

Bt = Manfaat pada tahun t

Ct = Biaya pada tahun t

t = Tahun kegiatan bisnis (t = 0, 1, 2, 3, …, n)

Tahun awal bisa tahun 0 atau tahun 1, tergantung karakteristik bisnis.

i = Tingkat Discount Rate (DR) (%)

Dalam metode NPV terdapat tiga kriteria investasi, yaitu:

1) NPV < 0, proyek tidak dapat menghasilkan senilai biaya yang

dipergunakan sehingga proyek tidak dapat dilaksanakan.

2) NPV = 0, proyek tidak untung dan juga tidak rugi. Proyek menghasilkan

sebesar modal opportunity cost faktor produksi modal, pelaksanaan proyek

tergantung pada penilaian pengambil keputusan.

3) NPV > 0, proyek menguntungkan karena dapat menghasilkan lebih besar

dari modal opportunity cost faktor produksi modal, sehingga proyek dapat

dilaksanakan.

b. Internal Rate of Return (IRR)

Internal Rate of Return (IRR) adalah tingkat suku bunga (discount rate) pada

saat nilai NPV sama dengan nol. Sebuah usaha dapat dikatakan layak

dilakukan jika nilai IRR lebih besar atau sama dengan tingkat diskonto yang

telah ditentukan.

Berikut merupakan rumus IRR (Nurmalina, Sarianti, dan Karyadi 2009) :

Dimana :

i1 = Discount rate yang menghasilkan NPV positif

i2 = Discount rate yang menghasilkan NPV negatif

NPV1 = NPV positif

NPV2 = NPV negatif

Suatu proyek dikatakan layak apabila nilai IRR yang diperoleh tersebut lebih

besar dari tingkat diskonto. Sedangkan jika nilai IRR yang diperoleh lebih

Page 63: ANALISIS KELAYAKAN USAHA MIE MENTAH JAGUNG (Studi … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN . ... sosial dan lingkungan, dan aspek hukum. ... pembukuan dan pencatatan yang jelas atas

46

kecil dari tingkat diskonto, maka proyek tersebut tidak layak untuk

dilaksanakan.

c. Net Benefit-Cost Ratio (Net B/C)

Net Benefit-Cost Ratio merupakan perbandingan antara jumlah nilai bersih

yang bernilai positif sebagai pembilang dan nilai bersih yang bernilai negatif

sebagai penyebut. Analisis Net B/C ini digunakan untuk menilai tingkat

efisiensi setiap rupiah yang dikeluarkan yang diperoleh dari penerimaan.

Secara matematis dapat dinyatakan sebagai (Nurmalina, Sarianti, dan

Karyadi 2009) :

Dimana:

Bt = Manfaat pada tahun t

Ct = Biaya pada tahun t

i = Discount rate (%)

t = Tahun

Suatu proyek dikatakan layak jika Net B/C Ratio lebih besar atau sama

dengan satu (Net B/C Ratio ≥ 1). Hal ini berarti proyek tersebut layak untuk

dilaksanakan. Sedangkan jika nilai Net B/C Ratio lebih kecil dari satu (Net

B/C Ratio ≤ 1), maka proyek tersebut tidak layak untuk dilaksanakan karena

berarti manfaat yang akan diperoleh dari suatu proyek lebih kecil

dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan untuk pelaksanaan proyek

tersebut.

d. Payback Period

Payback Period merupakan jumlah tahun yang dibutuhkan untuk menutupi

pengeluaran awal dengan cara mengukur kecepatan proyek dalam

mengembalikan biaya awal. Semakin kecil angka yang dihasilkan, maka

usaha tersebut semakin baik untuk diusahakan.

Page 64: ANALISIS KELAYAKAN USAHA MIE MENTAH JAGUNG (Studi … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN . ... sosial dan lingkungan, dan aspek hukum. ... pembukuan dan pencatatan yang jelas atas

47

Rumusan Payback period yaitu (Nurmalina, Sarianti, dan Karyadi 2009):

Dimana :

I = Besarnya biaya investasi yang diperlukan

Ab = Manfaat bersih yang dapat diperoleh pada setiap tahunnya.

Usaha mi mentah Bapak Sukimin memiliki umur bisnis selama 10 tahun. Hal

ini berdasarkan umur ekonomis dari mesin-mesin produksi mi yang

digunakan dalam usaha. Apabila selama proyek dapat mengembalikan modal

sebelum berakhirnya umur proyek, maka proyek tersebut masih dapat

dilaksanakan. Akan tetapi, jika sampai saat proyek berakhir dan belum dapat

mengembalikan modal yang digunakan, maka sebaiknya proyek tersebut

tidak dilaksanakan.

4.5.2. Analisis Switching Value

Analisis sensitivitas dilakukan untuk melihat dampak terhadap hasil

analisis akibat dari suatu keadaan yang selalu berubah. Tujuan analisis sensitivitas

adalah untuk melihat kembali hasil analisis suatu kegiatan investasi atau aktivitas

ekonomi, apakah ada perubahan dan apabila terjadi kesalahan atau adanya

perubahan di dalam perhitungan biaya atau manfaat. Analisis sensitivitas ini perlu

dilakukan karena dalam kegiatan investasi, perhitungan didasarkan pada proyek-

proyek yang mengandung ketidakpastian tentang apa yang akan terjadi di waktu

mendatang (Gittinger 1986).

Analisis switching value merupakan variasi dari analisis sensitivitas.

Menurut Gittinger (1986), pada analisis sensitivitas secara langsung memilih

sejumlah nilai yang dengan nilai tersebut dapat dilakukan perubahan terhadap

masalah yang dianggap penting pada analisis proyek dan kemudian dapat

menentukan pengaruh perubahan tersebut terhadap daya tarik proyek. Dalam

penelitian ini, analisis switching value digunakan untuk mengetahui perubahan

maksimal pada kenaikan harga input atau bahan baku dan penurunan jumlah

penjualan, sehingga usaha ini masih layak untuk dilakukan.

Page 65: ANALISIS KELAYAKAN USAHA MIE MENTAH JAGUNG (Studi … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN . ... sosial dan lingkungan, dan aspek hukum. ... pembukuan dan pencatatan yang jelas atas

48

4.5.3. Laporan Laba Rugi

Perusahaan menggunakan laporan laba rugi untuk mengetahui

perkembangan usaha dalam periode waktu tertentu. Komponen laba rugi pada

usaha mi jagung 30 persen dan mi jagung 100 persen ini yaitu pendapatan

penjualan hasil produksi, biaya operasional, biaya penyusutan, dan pajak

penghasilan.

4.6. Asumsi-asumsi yang Digunakan dalam Penelitian

Asumsi-asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1) Usaha dilakukan dengan menggunakan modal sendiri.

2) Keadaan ekonomi selama umur bisnis diasumsikan tetap.

3) Terdapat dua skenario rencana usaha yang akan dilakukan. Skenario pertama

adalah usaha pembuatan mi mentah jagung 30 persen (campuran tepung terigu

dan tepung jagung dengan perbandingan 70:30). Skenario kedua adalah mi

mentah jagung 100 persen.

4) Tingkat diskonto yang digunakan adalah berdasarkan rata-rata suku bunga

seluruh bank selama satu tahun terakhir sebesar 7,47 persen untuk deposito 12

bulan.

5) Umur proyek adalah 10 tahun didasarkan dari usia ekonomis mesin-mesin

produksi mi.

6) Usaha mi mentah terigu merupakan usaha yang sudah berjalan. Oleh karena

itu, penjualan pada usaha ini diasumsikan sudah 100 persen selama umur

bisnis.

7) Usaha mi mentah jagung 30 persen dan mi mentah jagung 100 persen

memiliki penjualan pada tahun ke-1 hanya 50 persen dari total penjualan

karena perusahaan masih dalam tahap persiapan pengadaan mesin-mesin dan

peralatan. Sementara pada tahun ke-2, perusahaan mulai melakukan

produksinya menjadi 70 persen karena masih dalam tahap pengenalan produk

kepada konsumen. Pada tahun ke-3 sampai ke-10, perusahaan sudah

melakukan produksi 100 persen karena sudah memiliki pengalaman dan sudah

dikenal oleh konsumen.

Page 66: ANALISIS KELAYAKAN USAHA MIE MENTAH JAGUNG (Studi … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN . ... sosial dan lingkungan, dan aspek hukum. ... pembukuan dan pencatatan yang jelas atas

49

8) Inflow dan outflow merupakan proyeksi pada penelitian dan informasi yang

didapatkan pada saat penelitian.

9) Kegiatan produksi dilakukan setiap hari selama 11 bulan. Satu bulan

diasumsikan terdiri dari 30 hari.

10) Produksi mi mentah dilakukan selama 11 bulan. Sementara pada bulan

Ramadhan, perusahaan hanya berfokus pada produksi jasa penggilingan

pangsit saja.

11) Kapasitas Usaha Mi Mentah Bapak Sukimin saat ini adalah menghasilkan 140

kilogram mi mentah dan 20 kilogram pangsit per hari.

12) Harga-harga yang digunakan adalah harga yang berlaku selama bulan April –

Mei 2011 dan konstan selama penelitian. Harga-harga tersebut adalah harga

tepung terigu per bal yang digunakan oleh Usaha Mi Mentah Bapak Sukimin

yaitu terigu Cakra Kembar Rp 167.000, dan tepung jagung Rp 125.000. Harga

bahan-bahan lain yaitu garam Rp 17.000 per bal, tartrazine Rp 80.000 per kg,

soda as Rp 10.000 per kg, STPP Rp 50.000 per kg, dan potasium karbonat

Rp 70.000 per kg.

13) Harga jual mi mentah terigu, mi mentah jagung 30 persen, dan mi mentah

jagung 100 persen yaitu Rp 10.000 per kg, pangsit basah Rp 10.000, pangsit

kering Rp 12.000, dan jasa penggilingan pangsit Rp 4.000 per kilogram terigu.

14) Total produksi adalah jumlah mi dalam satuan kilogram yang dihasilkan

selama satu tahun. Nilai total penjualan adalah hasil kali antara total produksi

dengan harga jual.

15) Biaya yang dikeluarkan untuk usaha produksi mi jagung ini terdiri dari biaya

investasi dan biaya operasional. Biaya investasi dikeluarkan pada tahun

pertama dan biaya reinvestasi dikeluarkan untuk peralatan-peralatan yang

telah habis umur ekonomisnya.

16) Penyusutan dihitung menggunakan metode garis lurus. Penyusutan digunakan

untuk menghitung pajak penghasilan dimana pajak penghasilan merupakan

komponen dari laba rugi dan cash flow.

17) Nilai sisa dihitung berdasarkan perhitungan penyusutan dengan menggunakan

metode garis lurus dimana harga beli dibagi dengan umur ekonomis. Nilai sisa

Page 67: ANALISIS KELAYAKAN USAHA MIE MENTAH JAGUNG (Studi … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN . ... sosial dan lingkungan, dan aspek hukum. ... pembukuan dan pencatatan yang jelas atas

50

didapat dari hasil kali sisa umur ekonomis barang reinvestasi dengan nilai

penyusutannya.

18) Pajak pendapatan yang digunakan adalah pajak progresif berdasarkan

Undang-undang Republik Indonesia No. 36 Tahun 2008 tentang Perubahan

Keempat atas Undang-undang No. 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan,

pasal 17 ayat 2a, yaitu:

Pasal 17 ayat 1 b. Wajib Pajak badan dalam negeri dan bentuk usaha tetap

adalah sebesar 28 persen.

Pasal 17 ayat 2 a. Tarif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b menjadi

25 persen yang mulai berlaku sejak tahun pajak 2010.

Page 68: ANALISIS KELAYAKAN USAHA MIE MENTAH JAGUNG (Studi … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN . ... sosial dan lingkungan, dan aspek hukum. ... pembukuan dan pencatatan yang jelas atas

51

V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

5.1. Sejarah Berdirinya Perusahaan

Usaha Mi Mentah Bapak Sukimin berawal dari keinginan Bapak Sukimin

untuk merubah hidup keluarganya menjadi lebih baik. Pada awalnya, Bapak

Sukimin bekerja sebagai buruh bangunan di Jakarta. Penghasilan yang diterima

sebagai buruh bangunan dirasakan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan

keluarganya sehari-hari. Bekerja sebagai buruh bangunan akan sangat bergantung

kepada ada atau tidaknya proyek pembangunan. Jika dalam satu bulan tidak ada

proyek bangunan, maka selama waktu tersebut Bapak Sukimin tidak memperoleh

pendapatan. Oleh karena itu, Bapak Sukimin berusaha mencari alternatif lain

untuk mencari penghasilan.

Pada tahun 1983, Bapak Sukimin bertemu dengan Bapak Tarno yang

merupakan seorang pedagang mi ayam. Bapak Sukimin pun tertarik untuk belajar

menjadi penjual mi ayam. Bapak Sukimin pun berhenti menjadi seorang buruh

bangunan. Dan sejak saat itu, Bapak Sukimin bekerja dengan Bapak Tarno

sebagai penjual mi ayam keliling. Bapak Sukimin memulai usaha mi ayam dengan

membuat sendiri gerobak mi ayam keliling untuk berjualan. Gerobak tersebut

diperoleh dari uang tabungan hasil bekerja sebagai buruh bangunan. Pada saat itu,

pasokan mi masih diperoleh dari Bapak Tarno.

Saat baru memulai membuat mi sendiri, banyak kesulitan yang dialami

oleh Bapak Sukimin. Seringkali mi buatannya tidak memiliki kualitas yang baik

sehingga harus mengulangi produksi. Hal ini tentu saja menyebabkan biaya

produksi yang besar.

Pada tahun 1985, Bapak Sukimin dan keluarga memutuskan untuk pindah

ke Bogor. Bapak Sukimin melihat adanya peluang pasar yang lebih luas untuk

produk mi ayam di Kota Bogor. Pada saat itu, pesaing usaha mi ayam masih

belum banyak. Pada awalnya, usaha ini hanya memiliki satu gerobak mi ayam.

Bapak Sukimin juga membuat gerobak lain untuk pedagang baru yang ingin

berjualan mi ayam keliling. Namun seiring dengan berjalannya usaha, sekarang

sudah ada 35 unit gerobak mi ayam yang digunakan oleh pedagang-pedagang mi

ayam keliling. Keuntungan yang diperoleh akan ditabung untuk kemudian

Page 69: ANALISIS KELAYAKAN USAHA MIE MENTAH JAGUNG (Studi … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN . ... sosial dan lingkungan, dan aspek hukum. ... pembukuan dan pencatatan yang jelas atas

52

dijadikan modal membuat gerobak mi ayam baru. Begitu seterusnya hingga

mencapai jumlah yang sekarang. Kini, Bapak Sukimin sudah tidak lagi berjualan

mi ayam dan lebih fokus untuk memproduksi mi mentah.

5.2. Profil Perusahaan

Usaha Mi Mentah Bapak Sukimin beralamat di Ciheuleut RT 01 RW 06,

Kelurahan Tegal Lega, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor. Bapak Sukimin

pertama kali memulai usaha ini pada tahun 1984. Usaha mi ayam ini dipimpin

langsung oleh Bapak Sukimin selaku pemilik. Pemilik dibantu oleh seorang

karyawan yang bekerja di bagian produksi dan distribusi produk ke pelanggan.

Selain memproduksi mi mentah, usaha ini juga memproduksi pangsit dan

jasa penggilingan pangsit. Saat ini, Usaha Mi Mentah Bapak Sukimin memiliki

kapasitas produksi sebesar 125 kilogram tepung terigu setiap hari. Maka dalam

satu bulan, usaha ini dapat memproduksi hingga 3.750 kilogram tepung terigu.

Omset yang diterima usaha ini dengan kapasitas produksi tersebut yaitu sebesar

Rp 1.620.000,00 per hari atau Rp 48.600.000,00 per bulan.

Usaha Mi Mentah Bapak Sukimin tergolong ke dalam usaha perorangan

dimana Bapak Sukimin merupakan pemilik tunggal dari usaha ini. Bapak Sukimin

tidak menerapkan perekrutan karyawan secara formal. Bapak Sukimin membuka

kesempatan bagi siapapun yang ingin berjualan mi ayam bersama dengan beliau.

Bapak Sukimin akan menyediakan gerobak lengkap dengan segala perlengkapan

jualan secara gratis kepada penjual, namun dengan beberapa ketentuan yang telah

disepakati bersama. Penjual mi ayam keliling hanya boleh mengambil pasokan mi

mentah dari Bapak Sukimin. Jika penjual mi ayam keliling tersebut mengambil

pasokan mi mentah dari produsen lain, Bapak Sukimin akan menarik kembali

gerobak dan perlengkapan yang beliau pinjamkan di awal. Sistem seperti ini yang

sering diterapkan oleh produsen-produsen mi ayam di Kota Bogor.

Jika ada pedagang baru yang ingin mulai berjualan mi ayam, mereka dapat

datang kepada Bapak Sukimin walaupun tanpa modal. Bapak Sukimin akan

memberikan kemudahan dengan menyediakan perlengkapan untuk berjualan dan

gerobak keliling secara gratis. Gerobak yang dipinjamkan ini dapat dibawa pulang

Page 70: ANALISIS KELAYAKAN USAHA MIE MENTAH JAGUNG (Studi … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN . ... sosial dan lingkungan, dan aspek hukum. ... pembukuan dan pencatatan yang jelas atas

53

oleh peminjam, sehingga lebih memudahkan dalam proses berjualan. Peminjam

gerobak dapat langsung mempersiapkan usaha mi ayam di rumah.

Pada awal usaha, Bapak Sukimin menerapkan sistem sewa sampai

pedagang baru tersebut mampu membeli barang-barang modalnya sendiri. Bapak

Sukimin juga tidak menerapkan sistem kerja seperti atasan dan bawahan. Mereka

yang datang untuk belajar berjualan mi ayam tidak memiiki ikatan untuk terus

menjadi bawahan atau pegawai Bapak Sukimin. Mereka dapat membuka usaha

sendiri jika merasa sudah mampu berwirausaha sendiri.

5.3. Deskripsi Usaha

Usaha Mi Mentah Bapak Sukimin belum melakukan kegiatan produksi mi

mentah jagung dalam skala komersil. Sejak mengikuti beberapa seminar

mengenai pembuatan mi mentah jagung pada tahun 2008 lalu, Bapak Sukimin

masih melakukan kegiatan percobaan produksi di pabriknya sendiri. Produk yang

dicoba yaitu mi mentah jagung 30 persen. Sementara itu, Bapak Sukimin sudah

melakukan percobaan produksi mi jagung 100 persen saat mengikuti pelatihan

pembuatan mi jagung yang diadakan oleh SEAFAST Center IPB.

Produk-produk yang dihasilkan Usaha Mi Mentah Bapak Sukimin

didistribusikan secara langsung kepada para pemesan tanpa melalui distributor.

Bapak Sukimin dan seorang karyawannya mensuplai produk mi mentah ke

pedagang-pedagang mi ayam keliling di daerah sekitar Kota Bogor.

Usaha yang dilakukan oleh Bapak Sukimin secara tidak langsung berada

di bawah binaan Institut Pertanian Bogor. Hal ini karena Bapak Sukimin sering

kali mendapatkan seminar-seminar mengenai sanitasi dan kebersihan dalam

produksi, serta pelatihan-pelatihan mengenai pembuatan mi jagung yang baik.

Page 71: ANALISIS KELAYAKAN USAHA MIE MENTAH JAGUNG (Studi … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN . ... sosial dan lingkungan, dan aspek hukum. ... pembukuan dan pencatatan yang jelas atas

54

VI ASPEK NON FINANSIAL

Aspek-aspek non finansial yang akan dibahas pada penelitian ini yaitu

aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, aspek sosial lingkungan, dan aspek

hukum.

6.1. Aspek Pasar

Sebelum menjalankan suatu usaha, penting untuk mengkaji aspek pasar

untuk mengetahui adanya potensi pasar bagi suatu produk. Pada penelitian ini

aspek pasar yang dianalisis meliputi permintaan, penawaran, serta bauran

pemasaran yang terdiri dari aspek produk, harga, distribusi, dan promosi.

6.1.1. Permintaan

Peluang pasar mi mentah masih terbuka karena didukung oleh pergeseran

pola makan masyarakat Indonesia yang mulai mengkonsumsi pangan pokok selain

nasi. Mi mentah yang diolah menjadi mi ayam sudah lazim menjadi makanan

pokok pengganti nasi bagi masyarakat. Hal ini karena mi ayam merupakan

makanan yang mudah ditemukan, mulai dari pusat perbelanjaan hingga di pinggir

jalan.

Berdasarkan kajian perilaku konsumen yang dilakukan oleh Juniawati

(2003) dapat diketahui bahwa mi merupakan produk pangan non beras yang

paling sering dikonsumsi dibandingkan dengan produk pangan non beras lainnya.

Selain itu, tingginya potensi pasar untuk produk mi juga terlihat dari hasil

produksi yang habis terjual. Mi mentah yang dihasilkan oleh perusahaan adalah

sekitar 100 – 125 kilogram mi mentah dalam satu kali produksi.

Mi juga merupakan produk pangan yang memiliki cakupan segmentasi

konsumen yang luas dan berasal dari berbagai kalangan. Produk mi dapat

dinikmati oleh anak-anak hingga orang dewasa dari berbagai latar belakang

ekonomi. Penelitian Juniawati (2003) juga menyatakan bahwa sebanyak 84 persen

panelis menganggap bahwa produk mi jagung instan dapat menggantikan produk

mi instan yang sudah ada. Selain itu, hasil kajian Juniawati (2003) menunjukkan

84 persen panelis berminat untuk membeli produk mi jagung instan apabila telah

Page 72: ANALISIS KELAYAKAN USAHA MIE MENTAH JAGUNG (Studi … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN . ... sosial dan lingkungan, dan aspek hukum. ... pembukuan dan pencatatan yang jelas atas

55

tersedia di pasaran. Karakteristik produk yang diharapkan oleh konsumen secara

umum terdiri dari kandungan zat gizi, harga terjangkau, tidak berdampak buruk

bagi tubuh, produk bermutu tinggi, praktis untuk dikonsumsi, mudah didapat,

kemasan menarik, dan memiliki beberapa pilihan rasa (Juniawati 2003).

Hasil penelitian Putra (2009) juga menyatakan bahwa sebanyak 85 persen

responden pedagang mi bakso menyatakan bersedia menggunakan mi jagung,

sementara jumlah responden konsumen mi bakso yang bersedia adalah sebesar 87

persen. Penelitian Putra (2009) juga menghasilkan banyak alternatif penggunaan

mi jagung yaitu mi bakso (87 persen), mi ayam (36,4 persen), soto mi (32,6

persen), dan mi goreng (12,4 persen).

6.1.2. Penawaran

Jumlah penawaran industri dapat dilihat dari jumlah produksi perusahaan

karena seluruh hasil produksi perusahaan dijual ke pasar. Berdasarkan data dari

Paguyuban Pedagang Mi Ayam Tunggal Rasa wilayah Bogor terdapat 20 orang

produsen mi mentah di Bogor. Jika diasumsikan setiap produsen memproduksi

rata-rata 50 kilogram mi mentah setiap harinya maka dapat disimpulkan bahwa

penawaran industri di Bogor saja mencapai 1.000 kilogram mi mentah setiap

harinya atau mencapai 30 ton setiap bulannya.

Dalam industri mi mentah di Bogor, setiap produsen menetapkan harga

yang berbeda. Penetapan harga yang berbeda ini juga menunjukkan kualitas mi

yang dijual. Bapak Sukimin menetapkan harga yang sedikit lebih tinggi daripada

produsen lain yaitu Rp 10.000 per kilogram. Harga jual mi mentah yang

ditetapkan oleh produsen lain berkisar antara Rp 8.000 – Rp 9.000 per kilogram.

Bapak Sukimin berani menetapkan harga yang sedikit lebih tinggi karena mi

mentah buatan Bapak Sukimin memiliki daya tahan yang lebih lama. Mi mentah

buatan Bapak Sukimin mampu bertahan selama satu hari penuh tanpa berubah

warna, tidak berbau asam, dan masih tetap kenyal.

6.1.3. Bauran Pemasaran

Strategi bauran pemasaran diperlukan untuk menghadapi persaingan di

pasar. Startegi bauran pemasaran yang dilakukan oleh Usaha Mi Mentah Bapak

Page 73: ANALISIS KELAYAKAN USAHA MIE MENTAH JAGUNG (Studi … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN . ... sosial dan lingkungan, dan aspek hukum. ... pembukuan dan pencatatan yang jelas atas

56

Sukimin dalam memasarkan produknya adalah dengan menggunakan strategi 4P

yaitu produk (Product), harga (Price), tempat (Place), dan promosi (Promotion).

a. Produk (Product)

Menurut Kotler dan Armstrong (2008), produk merupakan segala

sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar agar menarik perhatian, akuisisi,

penggunaan, atau konsumsi yang dapat memuaskan suatu keinginan atau

kebutuhan. Jenis produk yang ditawarkan oleh usaha mi ayam Bapak Sukimin

yaitu mi mentah, pangsit basah, pangsit kering dan jasa penggilingan pangsit. Mi

mentah merupakan produk utama yang terbuat dari tepung terigu dan tepung

jagung. Produk pangsit, baik pangsit basah maupun pangsit kering, merupakan

produk yang biasa digunakan sebagai makanan pelengkap untuk mi ayam atau

dapat juga dikonsumsi sebagai pelengkap batagor. Sedangkan produk jasa

penggilingan pangsit merupakan jasa memproduksi pangsit mentah dimana

bahan-bahan pangsit dibawa sendiri oleh konsumen. Produk jasa penggilingan

pangsit ini biasa dilakukan saat bulan Ramadhan.

Produk yang saat ini dihasilkan oleh Usaha Mi Mentah Bapak Sukimin

adalah mi mentah terigu. Sedangkan produk yang direncanakan untuk diproduksi

yaitu mi mentah jagung 30 persen dan mi mentah jagung 100 persen. Produk mi

mentah dipasarkan dalam bentuk kemasan plastik dengan satuan kilogram. Berat

masing-masing kemasan disesuaikan dengan pesanan dari konsumen. Menurut

klasifikasinya, komoditi yang ditawarkan usaha ini termasuk ke dalam barang

konsumsi tidak langsung. Hal ini karena produk mi mentah dibeli oleh pedagang-

pedagang mi ayam keliling untuk kemudian diolah dan dijual ke konsumen akhir.

b. Harga (Price)

Harga merupakan sejumlah nilai yang ditukarkan konsumen dengan

manfaat memiliki atau menggunakan produk yang nilainya ditetapkan oleh

penjual untuk satu harga yang sama terhadap semua pembeli. Harga yang

ditetapkan untuk produk mi mentah terigu, mi mentah jagung 30 persen dan mi

mentah jagung 100 persen adalah sama yaitu Rp 10.000,00 per kilogram. Harga

jual untuk pangsit basah yaitu Rp 10.000,00 dan pangsit kering yaitu Rp

12.000,00. Harga untuk jasa penggilingan pangsit yaitu Rp 4.000,00 per kilogram

terigu.

Page 74: ANALISIS KELAYAKAN USAHA MIE MENTAH JAGUNG (Studi … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN . ... sosial dan lingkungan, dan aspek hukum. ... pembukuan dan pencatatan yang jelas atas

57

Harga jual ini ditetapkan berdasarkan perhitungan harga pokok

produksi ditambah dengan tingkat keuntungan yang ingin diperoleh oleh

pengusaha. Metode yang digunakan dalam menentukan harga jual produk adalah

metode Cost Plus Pricing. Harga jual ditentukan dengan cara menambah sejumlah

persentase tertentu dari harga pokok produksi pada harga jual produk.

c. Distribusi (Place)

Pemasaran produk mi mentah Usaha Mi Mentah Bapak Sukimin saat

ini hanya dilakukan di daerah sekitar Kota Bogor. Usaha Bapak Sukimin belum

berencana untuk merambah ke daerah lain di luar Kota Bogor. Hal ini karena,

Usaha Mi Mentah Bapak Sukimin belum dapat memenuhi permintaan yang ada

dari luar Kota Bogor.

Pemasaran produk mi Bapak Sukimin hanya terdapat satu saluran

distribusi yang digunakan. Saluran distribusi yang digunakan yaitu dari

perusahaan langsung disampaikan ke pedagang-pedagang mi ayam keliling di

Kota Bogor. Saluran distribusi Usaha Mi Mentah Bapak Sukimin dapat dilihat

pada Gambar 4.

Gambar 4. Saluran Pemasaran Mi Mentah Usaha Mi Ayam Bapak Sukimin

Sumber: UKM Mi Mentah Bapak Sukimin (2011)

d. Promosi (Promotion)

Sistem promosi yang digunakan yaitu dengan memberikan fasilitas

gerobak komplit dengan perlengkapannya secara gratis bagi siapapun yang ingin

memulai usaha berjualan mi ayam dengan memenuhi syarat tertentu. Syarat

tersebut yaitu harus mengambil pasokan mi dari Bapak Sukimin. Sistem pinjaman

gerobak ini memudahkan jalan usaha bagi calon penjual mi ayam keliling. Sistem

seperti ini akan memperluas jaringan pemasaran melalui pedagang gerobak

keliling sehingga dapat menjangkau konsumen yang lebih banyak.

Usaha Mi Mentah Bapak Sukimin sampai sejauh ini masih

menggunakan sistem promosi secara tradisional. Pemilik menawarkan produk

(Perusahaan)

Usaha Mi Mentah Bapak

Sukimin

(Konsumen)

Pedagang mi ayam

keliling

Page 75: ANALISIS KELAYAKAN USAHA MIE MENTAH JAGUNG (Studi … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN . ... sosial dan lingkungan, dan aspek hukum. ... pembukuan dan pencatatan yang jelas atas

58

kepada relasi-relasinya sehingga promosi dilakukan dengan cara mouth to mouth.

Selain promosi secara langsung, Bapak Sukimin juga kerap mengikuti pameran

pangan berbasis terigu yang dilakukan oleh Bogasari.

Media promosi yang digunakan oeh Bapak Sukimin masih terbatas

pada pemberian kartu nama kepada relasi-relasi dan calon pelanggan. Sampai saat

ini, beliau belum menggunakan media lain untuk mempromosikan usahanya.

6.1.4. Hasil Analisis Aspek Pasar

Berdasarkan analisis aspek pasar, dapat disimpulkan bahwa usaha

pembuatan mi mentah ini layak untuk dilaksanakan. Hal ini karena produk mi

yang dihasilkan memiliki harga jual yang cukup tinggi jika dibandingkan harga

yang ditetapkan oleh produsen lain. Namun harga jual yang lebih tinggi ini

sepadan dengan kualitas yang ditawarkan oleh perusahaan.

Berdasarkan hasil analisis aspek pasar diketahui bahwa potensi pasar bagi

mi mentah masih sangat potensal bagi pemasaran produk tersebut. Strategi

pemasaran meliputi strategi product, price, place, dan promotion yang dilakukan

oleh perusahaan ikut mendukung berjalannya usaha. Dengan demikian,

berdasarkan aspek pasar dapat disimpulkan bahwa usaha mi mentah ini layak

untuk dilakukan.

6.2. Aspek Teknis

Aspek teknis adalah suatu aspek yang akan berkenaan langsung dengan

proses berjalannya proyek secara teknis dan pengoperasiannya di lapangan.

Analisis dalam aspek teknis meliputi lokasi usaha, bahan baku dan peralatan,

kapasitas produksi, teknologi yang digunakan, proses produksi, dan layout

bangunan.

6.2.1. Lokasi Usaha

Lokasi usaha pembuatan mi mentah adalah di Ciheuleut, Kelurahan Tegal

Lega, Kota Bogor. Di Kelurahan Tegal Lega terdapat dua produsen mi mentah,

yaitu Bapak Sukimin dan Bapak Sugi. Kapasitas produksi usaha mi mentah Bapak

Page 76: ANALISIS KELAYAKAN USAHA MIE MENTAH JAGUNG (Studi … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN . ... sosial dan lingkungan, dan aspek hukum. ... pembukuan dan pencatatan yang jelas atas

59

Sukimin yaitu 125 kilogram per hari. Sedangkan kapasitas produksi mi Bapak

Sugi yaitu 10 kilogram per hari dan untuk kebutuhan penjualan sendiri.

Bapak Sukimin memilih lokasi di Kota Bogor karena lebih dekat dengan

konsumen. Pertimbangan pemilihan lokasi di Kelurahan Tegal Lega karena lokasi

tersebut dekat dengan kampus Universitas Pakuan sebagai target awal pasar mi

ayam Bapak Sukimin. Lokasi ini juga dinilai cukup strategis karena terletak di

pusat kota sehingga lebih memudahkan untuk menjangkau daerah-daerah tujuan

distribusi pesanan mi mentah. Saat ini, sebaran pemasaran mi mentah Bapak

Sukimin yaitu daerah Ciomas, Pasir Kuda, Sukasari, Makam Pahlawan, Tajur,

Ciawi, Merdeka, dan Gunung Batu.

Lokasi ini juga memudahkan pengusaha untuk mendapatkan pasokan

bahan baku tepung terigu yang berasal dari Cilegon melalui gudang yang ada di

Karadenan Kabupaten Bogor, karena lokasinya yang cukup strategis dengan akses

transportasi yang sudah baik. Lokasi ini jauh dari pemasok-pemasok tepung

jagung yang berasal dari Jawa Timur. Namun, terdapat alternatif pemasok tepung

jagung lain yang berasal dari Jawa Barat dan Jawa Tengah walaupun tidak

sebanyak pemasok dari Jawa Timur.

Berdasarkan segi fasilitas, instalasi air, listrik, dan telepon sudah tersedia

dengan baik. Akses jalan menuju lokasi juga sudah terbuka dengan adanya jalur

angkutan umum. Tidak ada kesulitan untuk menuju lokasi usaha karena fasilitas

jalan yang dapat diakses hingga kendaraan beroda empat.

6.2.2. Bahan Baku dan Peralatan

Bahan baku yang digunakan dalam memproduksi mi mentah cukup

beragam. Bahan baku utama untuk pembuatan mi mentah terigu, mi mentah

jagung 30 persen, dan mi mentah jagung 100 persen memiliki perbedaan. Bahan

baku utama untuk pembuatan mi mentah terigu yaitu tepung terigu. Bahan baku

utama untuk pembuatan mi mentah jagung 30 persen yaitu tepung terigu dan

tepung jagung dengan perbandingan 70:30. Bahan baku utama untuk pembuatan

mi mentah jagung 100 persen yaitu tepung jagung. Bahan baku lain yaitu tepung

tapioka, garam, soda abu, dan bahan pewarna makanan tartrazine.

Page 77: ANALISIS KELAYAKAN USAHA MIE MENTAH JAGUNG (Studi … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN . ... sosial dan lingkungan, dan aspek hukum. ... pembukuan dan pencatatan yang jelas atas

60

Data perkembangan konsumsi jagung di Indonesia pada tahun 2001-2006

yang terdapat pada Tabel 1 menunjukkan bahwa perkembangan konsumsi jagung

pada industri pangan cukup berfluktuasi. Perkembangan konsumsi jagung secara

total memiliki rata-rata peningkatan sebesar 2,9 persen. Sedangkan perkembangan

konsumsi jagung pada industri pangan memiliki rata-rata sebesar 3,8 persen.

Sementara itu, ketersediaan jagung terutama di provinsi Jawa Barat memiliki

perkembangan yang positif. Berdasarkan data produksi tanaman jagung untuk

provinsi Jawa Barat tahun 2001-2011 dapat diketahui bahwa rata-rata

perkembangan produksi jagung di Jawa Barat mencapai 10,35 persen5.

Perkembangan produksi jagung terutama di Jawa Barat yang memiliki nilai lebih

besar dibandingkan perkembangan konsumsi jagung pada industri pangan

diharapkan dapat memenuhi kebutuhan bahan baku tepung jagung untuk

memproduksi mi mentah jagung di kemudian hari.

Pada produksi mi mentah terigu, pasokan bahan baku tepung terigu

diperoleh dari gudang terigu di Karadenan Kabupaten Bogor. Pemesanan tepung

terigu dilakukan melalui telepon kemudian terigu diantarkan ke tempat pemesan.

Sedangkan pasokan tepung jagung diperoleh dari Ponorogo, Jawa Timur.

Pengiriman dapat dilakukan dengan sistem paket melalui pengiriman antar kota.

Standar dan spesifikasi bahan baku untuk pembuatan mi mentah yaitu

harus menggunakan tepung terigu dengan kandungan protein sekitar 13 persen.

Sedangkan spesifikasi tepung jagung yang digunakan harus berukuran 100 mesh.

Penggunaan bahan tambahan makanan seperti soda as, STPP, potasium karbonat,

guar gum, dan tartrazine harus disesuaikan dengan proporsi yang aman untuk

dikonsumsi. Berdasarkan pengalaman Bapak Sukimin, kualitas mi mentah yang

baik yaitu mi mentah mampu bertahan selama 12 jam setelah diproduksi. Oleh

karena itu, standar dan spesifikasi bahan baku yang digunakan harus sesuai

dengan yang ditetapkan.

5 [BPS] Badan Pusat Statistik. 2010. Tabel Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi

Tanaman Jagung untuk Provinsi Jawa Barat Tahun 2001-2011 (diolah).

http://www.bps.go.id/tnmn_pgn.php?eng=0 [13 September 2011]

Page 78: ANALISIS KELAYAKAN USAHA MIE MENTAH JAGUNG (Studi … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN . ... sosial dan lingkungan, dan aspek hukum. ... pembukuan dan pencatatan yang jelas atas

61

6.2.3. Kapasitas Produksi

Usaha produksi mi mentah Bapak Sukimin merupakan sebuah industri

rumah tangga. Namun untuk saat ini, kegiatan produksi mi mentah belum

dilakukan secara optimal. Hal ini karena masih terbatasnya wilayah cakupan

distribusi mi. Saat ini, kapasitas produksi usaha mi ayam Bapak Sukimin pada

hari normal berada pada kisaran 100 kilogram sampai 125 kilogram mi mentah

per satu periode produksi. Satu periode produksi dilakukan dalam satu hari. Maka

dalam satu bulan, kapasitas produksi mi mentah adalah 3.000 kilogram sampai

dengan 3.750 kilogram setiap bulan.

Produksi mi mentah cenderung stabil sepanjang tahun, kecuali pada bulan

Ramadhan produksi mi mentah akan menurun drastis karena banyak pedagang mi

ayam keliling yang libur. Namun, pada bulan Ramadhan produksi jasa

penggilingan pangsit mentah cenderung meningkat. Masyarakat menyukai produk

pangsit ini untuk dijadikan panganan camilan saat berbuka puasa atau camilan

saat Hari Raya.

6.2.4. Teknologi yang Digunakan

Teknologi pembuatan mi mentah dilakukan secara mekanik. Teknologi

yang digunakan dalam pembuatan mi mentah pada Usaha Mi Mentah Bapak

Sukimin menggunakan teknologi calendering. Mesin utama yang digunakan

dalam teknologi calendering ini yaitu mesin sheeting. Mesin sheeting yang

digunakan dalam usaha kini sudah dilengkapi juga dengan mesin potong mi

(slitting).

Teknologi yang digunakan dalam pembuatan mi mentah terigu dan mi

mentah jagung 30 persen adalah sama. Mesin-mesin yang digunakan dalam

pembuatan mi mentah terigu dan mi mentah jagung 30 persen yaitu mesin adonan

(dough mixer) dan mesin press adonan (sheeting). Sedangkan teknologi yang

digunakan dalam pembuatan mi mentah jagung 100 persen terdiri dari mesin

adonan (dough mixer), mesin pengukusan (steaming box), mesin penggiling

daging (grinder), dan mesin press adonan (sheeting).

Page 79: ANALISIS KELAYAKAN USAHA MIE MENTAH JAGUNG (Studi … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN . ... sosial dan lingkungan, dan aspek hukum. ... pembukuan dan pencatatan yang jelas atas

62

Gambar 5. Mesin Adonan (kiri) dan mesin press adonan (kanan)

Sumber: UKM Mi Mentah Bapak Sukimin (2011)

Setiap mesin yang digunakan dalam pembuatan mi mentah memiliki

fungsi yang berbeda-beda. Mesin adonan (dough mixer) digunakan untuk

mencampur bahan-bahan hingga homogen. Usaha Mi Mentah Bapak Sukimin

menggunakan dua mesin adonan dengan kapasitas yang berbeda. Mesin adonan

dengan kapasitas 25 kilogram digunakan untuk produksi mi mentah. Sedangkan

mesin adonan dengan kapasitas 15 kilogram digunakan untuk produksi pangsit.

Mesin press adonan (sheeting) digunakan untuk memadatkan dan memipihkan

adonan sehingga terbentuk lembaran. Mesin potong (slitting) yang terdapat dalam

mesin press berfungsi untuk memotong lembaran adonan menjadi untaian mi.

Gambar 6. Mesin kukus adonan (steaming box)

Sumber: Kusnandar F. (2010)6

6 Kusnandar F. 2010. Peluang Bisnis Mi Jagung dan Potensi Pengembangannya.

http://www.bangkittani.com [29 September 2010]

Page 80: ANALISIS KELAYAKAN USAHA MIE MENTAH JAGUNG (Studi … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN . ... sosial dan lingkungan, dan aspek hukum. ... pembukuan dan pencatatan yang jelas atas

63

Pada pembuatan mi mentah jagung 100 persen terdapat mesin pengukusan

(steaming box) yang berfungsi untuk mengukus sebagian adonan agar mengalami

proses glutenisasi. Mesin penggiling daging (grinder) berfungsi untuk

memampatkan dan menekan adonan agar lebih kompak sebelum diproses ke

dalam mesin press. Rincian fungsi alat-alat yang digunakan dalam usaha

pembuatan mi mentah dapat dilihat pada Tabel 8.

Page 81: ANALISIS KELAYAKAN USAHA MIE MENTAH JAGUNG (Studi … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN . ... sosial dan lingkungan, dan aspek hukum. ... pembukuan dan pencatatan yang jelas atas

64

Tabel 8. Fungsi Alat-alat yang Digunakan dalam Produksi Mi Mentah.

No. Peralatan Fungsi

1 Mesin adonan 25 kg Mengaduk adonan mi mentah agar homogen.

2 Mesin adonan 15 kg Mengaduk adonan pangsit agar homogen.

3 Mesin sheeting Memipihkan adonan mi dan memotong lembaran

adonan mi menjadi untaian mi.

4 Mesin steaming box Mengukus sebagian adonan mi jagung untuk

menyempurnakan proses gelatinisasi.

5 Mesin grinder

Menggiling adonan mi jagung untuk

memampatkan dan menekan adonan agar lebih

kompak.

6 Meja besar Proses pengemasan mi mentah dan tempat

pemotongan pangsit.

7 Timbangan digital Menimbang berat mi mentah dan pangsit.

8 Timbangan 20 kg Menimbang berat mi mentah dan pangsit.

9 Timbangan 60 kg Menimbang berat mi mentah dan pangsit.

10 Baskom sedang Menyimpan adonan, mi mentah, atau pangsit

mentah.

11 Baskom besar Menyimpan adonan, mi mentah, atau pangsit

mentah.

12 Ember Menampung air untuk bahan baku adonan.

13 Lumpang dan alu Menumbuk bumbu pangsit.

14 Toples besar Menyimpan bahan tambahan makanan.

15 Gentong besar Menyimpan tepung sagu.

16 Centong sagu Mengambil tepung sagu.

17 Pisau Memotong lembaran mi atau lembaran pangsit.

18 Strap besi Membersihkan mesin-mesin mi dari adonan yang

sudah kering.

19 Bangku kecil kayu Tempat duduk saat proses produksi.

20 Bangku kecil plastik Tempat duduk saat proses produksi.

21 Sapu Alat kebersihan ruang produksi.

22 Serokan Alat kebersihan ruang produksi.

23 Celemek Pelindung baju agar tidak kotor terkena adonan.

24 Kain saring Alas adonan tepung jagung saat proses

pengukusan di dalam mesin steam.

25 Motor Alat transportasi untuk distribusi produk.

26 Tas motor Tempat penyimpanan mi mentah siap antar yang

diletakkan di atas motor.

Sumber: UKM Mi Mentah Bapak Sukimin (2011)

Page 82: ANALISIS KELAYAKAN USAHA MIE MENTAH JAGUNG (Studi … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN . ... sosial dan lingkungan, dan aspek hukum. ... pembukuan dan pencatatan yang jelas atas

65

6.2.5. Proses Produksi

Proses produksi mi mentah terigu melalui beberapa tahap mulai dari

persiapan bahan baku sampai proses pengemasan. Berikut adalah tahapan proses

produksi mi mentah terigu:

Bahan: terigu Cakra Kembar, tepung sagu, garam, soda as, STPP, potasium

karbonat, dan air.

Peralatan: timbangan, mesin adonan (dough mixer), mesin sheeting, meja besar,

dan plastik kemasan.

Prosedur proses produksi:

1. Menimbang bahan-bahan yang digunakan untuk formulasi mi mentah (per 1

kg tepung): tepung terigu, tepung sagu, garam dapur (1 persen), soda as (0,1

persen), STPP (1 persen), potasium karbonat (0,5 persen), dan air (40 persen).

2. Menyiapkan pada tempat terpisah, buat larutan garam dengan cara melarutkan

garam, soda as, STPP, potasium karbonat ke dalam air.

3. Kemudian mencampur tepung tersebut dengan bahan-bahan lain sampai

homogen. Campuran tepung dimasukkan dalam dough mixer dengan ditambah

larutan garam sedikit demi sedikit, selama sekitar 10 menit.

4. Membentuk lembaran adonan dengan menggunakan mesin sheeting.

Pengepressan dilakukan sekitar 10-12 kali, sehingga dapat diperoleh ketebalan

lembaran adonan 1,6 mm.

5. Setelah lembaran merata dengan ketebalan yang diinginkan kemudian

dipotong dengan mesin slitting sehingga diperoleh untaian mi. Melakukan

proses dusting dengan menggunakan tepung sagu selama proses slitting agar

untaian mi tidak saling menempel. Kecepatan roll perlu diatur sehingga

untaian mi berbelok-belok (keriting). Meletakkan mi secara merata di atas

meja kemudian potong mi sesuai ukuran kemasan yang diinginkan.

6. Terakhir mengemas mi mentah terigu dalam plastik dan ditutup rapat.

Bagan urutan proses pembuatan mi mentah terigu dapat dilihat pada

Gambar 7.

Page 83: ANALISIS KELAYAKAN USAHA MIE MENTAH JAGUNG (Studi … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN . ... sosial dan lingkungan, dan aspek hukum. ... pembukuan dan pencatatan yang jelas atas

66

Gambar 7. Proses Pembuatan Mi Mentah Terigu

Sumber: UKM Mi Mentah Bapak Sukimin (2011)

Berikut adalah produksi mi mentah jagung 30 persen:

Bahan: tepung jagung ukuran 100 mesh, tepung terigu Cakra Kembar, tepung

sagu, garam, soda as, STPP, potasium karbonat, guar gum, dan air.

Peralatan: timbangan, mesin adonan (dough mixer), mesin sheeting, meja besar,

dan plastik kemasan.

Prosedur proses produksi:

1. Menimbang bahan-bahan yang digunakan untuk formulasi mi mentah (per 1

kg tepung): tepung terigu (70 persen) dan tepung jagung (30 persen), garam

dapur (1 persen), soda as (0,1 persen), STPP (1 persen), potasium karbonat

(0,5 persen), guar gum (0,5 persen) dan air (40 persen).

2. Mencampur tepung terigu dan tepung jagung hingga merata. Pada tempat

terpisah, membuat larutan garam dengan cara melarutkan garam, soda as,

STPP, potasium karbonat, guar gum ke dalam air.

3. Kemudian mencampur kering tepung tersebut dengan bahan-bahan lain

sampai homogen. Lalu campuran tepung dimasukkan dalam dough mixer

dengan ditambah larutan garam sedikit demi sedikit, selama sekitar 10 menit.

Tepung terigu

Pencampuran adonan

dengan dough mixer

selama 10 menit

Larutan garam

(Garam, soda as, STPP, potasium karbonat, air)

Pemipihan adonan sebanyak

10-12 kali

(sheeting)

Mi mentah terigu

Pemotongan lembaran adonan

menjadi untaian mi

(slitting)

Pemupuran dengan

tepung sagu (dusting)

Pemupuran dengan

tepung sagu (dusting)

Page 84: ANALISIS KELAYAKAN USAHA MIE MENTAH JAGUNG (Studi … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN . ... sosial dan lingkungan, dan aspek hukum. ... pembukuan dan pencatatan yang jelas atas

67

4. Membentuk lembaran adonan dengan menggunakan mesin sheeting.

Pengepressan dilakukan sekitar 10-12 kali, sehingga dapat diperoleh ketebalan

lembaran adonan 1,6 mm.

5. Setelah lembaran merata dengan ketebalan yang diinginkan, lembaran

dipotong dengan mesin slitting sehingga diperoleh untaian mi. Mengatur

kecepatan roll sehingga untaian mi berbelok-belok (keriting). Proses dusting

dilakukan dengan menggunakan tepung sagu agar untaian mi tidak saling

menempel. Meletakkan mi secara merata di atas meja kemudian mi dipotong

sesuai ukuran kemasan yang diinginkan.

6. Mengemas mi mentah jagung 30 persen dalam plastik dan ditutup rapat.

Bagan urutan proses pembuatan mi mentah jagung 30 persen dapat dilihat

pada Gambar 8.

Gambar 8. Proses Pembuatan Mi Mentah Jagung 30 Persen

Sumber: UKM Mi Mentah Bapak Sukimin (2011)

Tepung terigu (70 persen)

Pencampuran adonan dengan

dough mixer selama 10 menit

Larutan garam

(Garam, soda as, STPP,

potasium karbonat, air)

Pemipihan adonan sebanyak

10-12 kali (sheeting)

Mi mentah jagung 30 persen

Pemotongan lembaran

adonan menjadi untaian mi (slitting)

Pemupuran dengan

tepung sagu (dusting)

Pemupuran dengan

tepung sagu (dusting)

Tepung jagung (30 persen)

Page 85: ANALISIS KELAYAKAN USAHA MIE MENTAH JAGUNG (Studi … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN . ... sosial dan lingkungan, dan aspek hukum. ... pembukuan dan pencatatan yang jelas atas

68

Berikut merupakan proses produksi mi mentah jagung 100 persen:

Bahan: tepung jagung ukuran 100 mesh, tepung sagu, garam, guar gum, dan air

bersih.

Peralatan: timbangan, dough mixer, mesin sheeting, mesin steaming box, grinder,

kain saring, dan plastik kemasan.

Prosedur proses produksi:

1. Menimbang bahan-bahan untuk formulasi kering, yaitu tepung jagung (100

persen), garam (1 persen), guar gum (1 persen), dan air (50 persen). Tepung

jagung dibagi ke dalam 2 wadah, yaitu 70 persen pada wadah pertama dan 30

persen pada wadah kedua.

2. Pada tempat yang terpisah, membuat larutan garam dengan cara melarutkan

garam ke dalam air.

3. Mencampur tepung jagung pada wadah pertama (70 persen) dengan guar gum

dengan dough mixer selama 5 menit. Lalu adonan dicampurkan dengan

larutan garam yang telah dibuat, kemudian dicampur kembali selama 5 menit.

4. Meratakan adonan yang telah dicampur di atas kain saring yang terlebih

dahulu ditempatkan di tray steam (ketebalan sekitar 0,5 cm). Adonan dikukus

pada steaming box pada suhu 900C selama 15 menit (suhu dipertahankan agar

pengukusan konstan).

5. Setelah proses pengukusan selesai, adonan dikeluarkan dari steaming box,

kemudian dicampurkan dengan bagian 30 persen tepung jagung kering (yang

tidak dikukus).

6. Adonan campuran tersebut dimasukkan ke dalam grinder daging berdiameter

0,17 cm sebanyak dua kali. Adonan yang keluar dari grinder akan berbentuk

pipa silinder panjang.

7. Dalam keadaan panas, adonan dilewatkan dalam mesin sheeting. Proses

sheeting dilakukan selama 10-12 kali sehingga diperoleh lembaran adonan

mulai ketebalan 0,2 cm hingga 0,14 cm. Melakukan pemupuran (dusting)

dengan menggunakan tepung jagung kering (12 gram per 1 kg formulasi)

pada saat terbentuk ketebalan adonan sekitar 0,18 cm.

8. Setelah lembaran adonan seragam dengan ketebalan yang diinginkan,

pemotongan dilakukan dengan mesin slitting.

Page 86: ANALISIS KELAYAKAN USAHA MIE MENTAH JAGUNG (Studi … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN . ... sosial dan lingkungan, dan aspek hukum. ... pembukuan dan pencatatan yang jelas atas

69

9. Setelah semua lembaran adonan selesai dipotong, mi mentah jagung 100

persen dikemas dalam plastik dan ditutup rapat.

Bagan urutan proses pembuatan mi mentah jagung 100 persen dapat

dilihat pada Gambar 9.

Gambar 9. Proses Pembuatan Mi Mentah Jagung 100 Persen

Sumber: UKM Mi Mentah Bapak Sukimin (2011)

Tepung jagung (70 persen)

Pencampuran adonan

Tepung jagung dan guar

gum diaduk selama 5 menit

Larutan garam

(Garam, soda as, STPP,

potasium karbonat, air)

Pemipihan adonan

sebanyak 10-12 kali

(sheeting)

Mi mentah jagung 100 persen

Pemotongan lembaran

adonan menjadi untaian mi

(slitting)

Pemupuran dengan

tepung jagung (dusting)

Pemupuran dengan

tepung jagung (dusting)

Pengukusan dengan

steaming box pada suhu

900C selama 15 menit

Aduk kembali adonan

selama 5 menit

Giling adonan dengan

grinder sebanyak 2 kali

Tepung jagung (30

persen)

Page 87: ANALISIS KELAYAKAN USAHA MIE MENTAH JAGUNG (Studi … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN . ... sosial dan lingkungan, dan aspek hukum. ... pembukuan dan pencatatan yang jelas atas

70

6.2.6. Layout Bangunan

Lokasi produksi terletak menyatu dengan rumah kediaman pemilik usaha

dalam satu bangunan yang sama. Ruangan produksi memiliki luas 4 meter x 5

meter. Ruangan produksi ditata sesuai dengan alur proses produksi. Ruangan

produksi terbagi menjadi tiga bagian, yaitu bagian penyimpanan bahan baku

tepung, bagian mesin-mesin produksi, dan bagian pengemasan. Kegiatan

pengolahan mulai dari pengadukan bahan, penggilingan, dan pengemasan

dilakukan dalam satu ruangan yang sama. Setelah proses selesai, produk

ditimbang dan dikemas, kemudian siap untuk didistribusikan. Tata letak ruang

produksi dapat dilihat pada Gambar 10.

Gambar 10. Layout Ruang Produksi Usaha Mi Mentah Bapak Sukimin Tahun

2011

Sumber: UKM Mi Mentah Bapak Sukimin (2011)

Keterangan :

A : Bahan tambahan makanan

B : Tepung sagu

Penyimpanan tepung

Mesin

adonan

Mesin

sheeting

Meja besar

Meja

besar

A

B

Mesin

adonan

A

Page 88: ANALISIS KELAYAKAN USAHA MIE MENTAH JAGUNG (Studi … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN . ... sosial dan lingkungan, dan aspek hukum. ... pembukuan dan pencatatan yang jelas atas

71

6.2.7. Hasil Analisis Aspek Teknis

Berdasarkan hasil analisis aspek teknis, usaha produksi mi mentah dapat

dikatakan layak untuk dilakukan. Hal ini karena, lokasi usaha yang berada di

tengah kota Bogor sehingga mendukung kelancaran proses produksi karena dekat

dengan sumber bahan baku utama yaitu tepung terigu. Selain itu, lokasi yang

strategis ini juga mendukung kemudahan dalam melakukan proses distribusi

produk kepada para pemesan. Hal lain yang juga mendukung kelayakan usaha ini

dari segi aspek teknis yaitu ketersediaan fasilitas dan kemudahan dalam

transportasi. Sedangkan lokasi usaha yang jauh dari bahan baku tepung jagung

tidak terlalu berpengaruh signifikan karena pemenuhan bahan baku tepung jagung

ini dapat diperoleh dengan mengganti pemasok yang semula berasal dari Jawa

Timur menjadi pemasok yang lokasinya lebih dekat dengan lokasi usaha,

misalnya seperti pemasok tepung jagung yang berada di Jawa Tengah atau Jawa

Barat.

6.3. Aspek Manajemen

Usaha Mi Mentah Bapak Sukimin merupakan bentuk usaha perorangan.

Usaha ini merupakan sebuah usaha keluarga yang dijalankan secara tradisional.

Hal ini menyebabkan usaha dikelola secara non formal dan belum memiliki

struktur organisasi yang jelas. Pemilik usaha yaitu Bapak Sukimin memegang

kendali penuh atas semua keputusan yang berhubungan dengan usahanya.

Usaha Mi Mentah Bapak Sukimin melibatkan dua personil dalam kegiatan

produksi dan pemasaran mi mentah. Kedua personil tersebut yaitu Bapak Sukimin

sendiri dan satu orang pegawai. Usaha Mi Mentah Bapak Sukimin tidak memiliki

pegawai keluarga. Pegawai non keluarga berasal dari Madura atau berasal dari

daerah yang sama dengan pemilik usaha. Pegawai non keluarga ini memperoleh

gaji setiap bulan dan mendapatkan Tunjangan Hari Raya (THR) saat menjelang

Hari Raya Idul Fitri.

Pegawai tambahan saat bulan Ramadhan diperlukan untuk produksi jasa

penggilingan pangsit. Pegawai tambahan ini berjumlah sekitar delapan orang dan

berasal dari warga sekitar tempat usaha. Pegawai tambahan ini memperoleh upah

di akhir bulan. Selain memberikan THR kepada pegawai tetap, Bapak Sukimin

Page 89: ANALISIS KELAYAKAN USAHA MIE MENTAH JAGUNG (Studi … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN . ... sosial dan lingkungan, dan aspek hukum. ... pembukuan dan pencatatan yang jelas atas

72

juga memberikan THR kepada para pedagang keliling yang menggunakan

gerobak dari beliau. Hal ini dilakukan untuk menjaga hubungan baik dengan para

pedagang.

Usaha Mi Mentah Bapak Sukimin ini tidak memiliki pembagian tugas

yang jelas. Semua pekerjaan dilakukan bersama-sama. Mulai dari proses produksi

hingga proses distribusi dilakukan oleh Bapak Sukimin dan satu pegawainya.

Usaha Mi Mentah Bapak Sukimin belum menerapkan sistem pembukuan

dalam menjalankan usahanya. Pencatatan dilakukan hanya untuk pelanggan yang

mempunyai hutang. Sementara pencatatan lain tidak pernah dilakukan secara

terperinci. Pemilik usaha hanya melakukan perkiraan jumlah penjualan

berdasarkan penjualan yang biasa dilakukan setiap hari, sehingga pemilik usaha

tidak memiliki data yang pasti.

6.3.1. Hasil Analisis Aspek Manajemen

Berdasarkan hasil pembahasan, usaha ini dapat dikatakan kurang layak

untuk dilakukan dari segi aspek manajemen. Usaha pembuatan mi mentah ini

memang belum memiliki struktur organisasi formal tetapi telah memiliki

pembagian tugas yang jelas antara pemilik usaha dengan pegawai. Hal ini karena

usaha mi mentah ini masih tergolong usaha kecil-menengah yang dikelola secara

sederhana. Dari segi administrasi, usaha ini juga belum memiliki pencatatan yang

jelas dan terperinci atas setiap aktivitas usahanya.

6.4. Aspek Sosial dan Lingkungan

Suatu usaha perlu memperhatikan keadaan lingkungan di sekitarnya, baik

lingkungan fisik maupun lingkungan sosial ekonomi. Usaha yang baik adalah

suatu usaha yang senantiasa memperhatikan keseimbangan lingkungan dalam

setiap tahapan produksinya.

6.4.1. Analisis Dampak Sosial dan Lingkungan

Usaha mi mentah Bapak Sukimin memberikan dampak sosial yang baik,

yaitu dengan membuka lapangan kerja baru bagi orang lain. Hal ini dapat dilihat

dari adanya sistem peminjaman gerobak gratis hanya dengan syarat mengambil

Page 90: ANALISIS KELAYAKAN USAHA MIE MENTAH JAGUNG (Studi … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN . ... sosial dan lingkungan, dan aspek hukum. ... pembukuan dan pencatatan yang jelas atas

73

pasokan mi mentah dari Bapak Sukimin. Terutama saat bulan Ramadhan, saat

pesanan jasa penggilingan pangsit mentah meningkat, perusahaan biasanya akan

merekrut delapan orang dari warga sekitar untuk membantu proses produksi

pangsit.

Usaha mi mentah ini dapat membuka kesempatan kerja bagi penduduk

sekitar maupun bagi penduduk pendatang. Usaha mi mentah ini telah membuka

lapangan kerja terutama untuk tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih.

Pegawai yang bekerja pada Usaha Mi Mentah Bapak Sukimin ini tidak hanya

mendapatkan upah atas hasil kerjanya. Para pekerja juga mendapatkan ilmu dan

bimbingan langsung dari pemilik usaha dalam mempelajari pembuatan mi mentah

dan pangsit.

Dari segi keamanan lingkungan, usaha mi mentah Bapak Sukimin tidak

menghasikan limbah yang dapat merusak lingkungan. Hal yang sama juga berlaku

untuk usaha mi mentah jagung jika sudah berjalan nanti. Limbah yang dihasilkan

oleh usaha ini hanya berupa debu dan remah-remah mi mentah yang dapat

langsung dibuang ke tempat sampah. Usaha pembuatan mi mentah ini tidak

menghasilkan limbah berbahaya atau beracun, sehingga aman bagi kesehatan

lingkungan.

6.4.2. Hasil Analisis Dampak Sosial dan Lingkungan

Usaha mi mentah ini dapat dikatakan layak jika dilihat dari aspek sosial

dan lingkungan. Dari aspek lingkungan, walaupun usaha mi mentah ini belum

memiliki izin AMDAL yang menyatakan bahwa keseimbangan lingkungan di

daerah sekitar lokasi produksi dapat dijaga namun hal ini dapat diterima dengan

pertimbangan bahwa usaha mi mentah ini tidak menghasilkam limbah dalam

jumlah besar dan limbah yang dihasilkan pun tidak membahayakan masyarakat.

Limbah yang dihasilkan oleh usaha ini dapat dikelola oleh pemilik dengan

membuat penampungan sampah.

6.5. Aspek Hukum

Penelitian mengenai aspek hukum sangat penting dilakukan terhadap suatu

usaha. Sebelum usaha tersebut dijalankan, maka segala prosedur yang berkaitan

Page 91: ANALISIS KELAYAKAN USAHA MIE MENTAH JAGUNG (Studi … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN . ... sosial dan lingkungan, dan aspek hukum. ... pembukuan dan pencatatan yang jelas atas

74

dengan izin-izin atau berbagai persyaratan harus terlebih dahulu sudah dipenuhi.

Hal ini dilakukan agar usaha tersebut memiliki kekuatan hukum yang dapat diakui

oleh pemerintah sehingga mempermudah posisi usaha jika terlibat masalah.

6.5.1. Badan Hukum

Usaha mi mentah Bapak Sukimin merupakan bentuk usaha perorangan

dimana Bapak Sukimin adalah pemiliknya. Modal awal diperoleh dari tabungan

pribadi. Kelebihan dari bentuk usaha perorangan yaitu seluruh keuntungan dapat

dinikmati sendiri. Namun kekurangan dari bentuk usaha perorangan yaitu semua

bentuk kerugian dan beban usaha sepenuhnya menjadi tanggung jawab pemilik.

6.5.2. Perizinan

Usaha mi mentah Bapak Sukimin belum memiliki surat izin usaha dari

pihak manapun. Izin usaha yang perlu didapat oleh usaha mi mentah ini antara

lain izin usaha dari pemerintah setempat seperti izin usaha dari Kepala Desa

Kelurahan Tegal Lega, izin usaha dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota

Bogor, dan izin usaha dari pihak-pihak lain yang terkait dengan usaha makanan.

6.5.3. Hasil Analisis Aspek Hukum

Berdasarkan hasil analisis aspek hukum, usaha mi mentah ini masih belum

layak untuk dijalankan. Hal ini karena usaha ini belum memiliki izin usaha dari

pihak manapun. Usaha mi mentah ini tidak memiliki kekuatan secara hukum

sehingga dikhawatirkan akan menimbulkan masalah di kemudian hari.

Page 92: ANALISIS KELAYAKAN USAHA MIE MENTAH JAGUNG (Studi … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN . ... sosial dan lingkungan, dan aspek hukum. ... pembukuan dan pencatatan yang jelas atas

75

VII ASPEK FINANSIAL

Analisis aspek finansial digunakan untuk menganalisis kelayakan suatu

usaha dari segi keuangan melalui keputusan pengalokasian sumber daya yang

terbatas ke dalam suatu peluang investasi yang ada, sehingga dapat memberikan

keuntungan yang maksimal. Usaha Mi Mentah Bapak Sukimin merupakan salah

satu usaha kecil menengah yang melakukan aktivitas ekonomi yang menggunakan

sumber daya modal dalam menjalankan usahanya, sehingga memerlukan

perhitungan yang tepat untuk mengetahui besarnya manfaat yang diterima.

Analisis kelayakan finansial ini ditujukan untuk mengetahui tingkat

kelayakan Usaha Mi Mentah Bapak Sukimin. Analisis finansial dilakukan dengan

menggunakan kriteria-kriteria penilaian investasi, yaitu Net Present Value (NPV),

Internal Rate of Return (IRR), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C), dan Payback

Periode (PBP).

7.5. Analisis Aspek Finansial Usaha Mi Mentah Terigu

Usaha pembuatan mi mentah yang berkembang di berbagai daerah

biasanya menggunakan bahan baku tepung terigu sebagai input produksinya.

Usaha Mi Mentah Bapak Sukimin merupakan salah satu produsen mi mentah

yang menggunakan tepung terigu sebagai bahan baku utamanya. Skala produksi

untuk analisis usaha ini adalah 140 kilogram mi mentah terigu dalam satu periode

produksi. Selain memperoduksi mi mentah, usaha ini juga memproduksi pangsit

basah, pangsit kering, dan jasa penggilingan pangsit.

7.5.1. Analisis Inflow Usaha Mi Mentah Terigu

Arus manfaat dari Usaha Mi Mentah Bapak Sukimin merupakan nilai

penjualan total dari produk mi mentah, pangsit basah, pangsit kering, dan jasa

penggilingan pangsit. Selain penerimaan dari hasil penjualan produk dan jasa

tersebut, terdapat nilai sisa dari dari barang-barang investasi.

Pendapatan penjualan diperoleh dari hasil kali total penjualan produk

dengan harga jual. Karena usaha mi mentah terigu merupakan usaha yang sedang

berlangsung, maka sepanjang umur bisnis jumlah produksi sudah mencapai 100

Page 93: ANALISIS KELAYAKAN USAHA MIE MENTAH JAGUNG (Studi … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN . ... sosial dan lingkungan, dan aspek hukum. ... pembukuan dan pencatatan yang jelas atas

76

persen. Produksi optimal 100 persen yaitu sebesar 140 kilogram mi mentah, 10

kilogram pangsit basah, 10 kilogram pangsit kering, dan 90 kilogram tepung

untuk jasa penggilingan pangsit. Pada tahun ke-1 hingga tahun ke-10, total

penerimaan usaha mi mentah terigu adalah sebesar Rp 545,400,000,00. Rincian

penerimaan usaha dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Proyeksi Pendapatan Penjualan Usaha Mi Mentah Terigu per Tahun

Tahun

ke- Produk

Jumlah

(kg)

Harga

(Rp)

Pendapatan

(Rp)

Total

Pendapatan

(Rp)

1-10 Mi mentah 140 10,000 462,000,000

545,400,000

Pangsit basah 10 10,000 33,000,000

Pangsit kering 10 12,000 39,600,000

Jasa

penggilingan

pangsit

90 4,000 10,800,000

Sumber: UKM Mi Mentah Bapak Sukimin (2011)

Pendapatan lain diperoleh dari nilai sisa yang dipunyai barang-barang

modal yang tidak habis terpakai selama umur bisnis dan dinilai pada saat tahun

bisnis terakhir. Barang-barang yang mempunyai nilai sisa yaitu lahan, timbangan

digital, timbangan 20 kg, timbangan 60 kg, motor, dan tas motor. Rincian

penyusutan dan nilai sisa barang-barang investasi usaha mi mentah terigu dapat

dilihat pada Lampiran 2.

Lahan memiliki nilai Rp 1.416.000,00 per m2 dengan luas 125 m

2. Lahan

yang tidak didirikan bangunan di atasnya digunakan sebagai tempat pembuatan

gerobak, tempat penyimpanan gerobak baru, dan parkir motor. Timbangan digital,

timbangan 20 kg, timbangan 60 kg, motor, dan tas motor merupakan barang-

barang reinvestasi karena barang sudah tidak memiliki nilai ekonomis sebelum

umur proyek berakhir. Perusahaan melakukan pembelian ulang untuk timbangan

digital dan motor pada awal tahun ke-8. Perusahaan melakukan pembelian ulang

untuk timbangan 20 kg, timbangan 60 kg, dan tas motor pada awal tahun ke-4, ke-

7, dan ke-10.

Total nilai sisa adalah sebesar Rp 189.502.380. Lahan tidak mengalami

penyusutan, sehingga nilai lahan di akhir proyek adalah sama dengan nilai

Page 94: ANALISIS KELAYAKAN USAHA MIE MENTAH JAGUNG (Studi … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN . ... sosial dan lingkungan, dan aspek hukum. ... pembukuan dan pencatatan yang jelas atas

77

awalnya ytiu Rp 177.000.000. Timbangan digital memiliki nilai sisa pada akhir

proyek sebesar Rp 457.142. Timbangan 20 kg memiliki nilai sisa di akhir proyek

sebesar Rp 50.000. Timbangan 60 kg memiliki nilai sisa pada akhir proyek

sebesar Rp 233.333. Motor memiliki nilai sisa pada akhir proyek sebesar Rp

11.428.571 untuk dua unit motor. Tas motor memiliki nilai sisa pada akhir proyek

sebesar Rp 333.333 untuk dua unit tas motor. Rincian barang-barang investasi

yang memiliki nilai sisa dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Nilai Sisa Barang-barang Investasi pada Usaha Mi Mentah Terigu

No. Uraian Umur Nilai Beli (Rp) Nilai Sisa

1 Lahan - 177.000.000 177.000.000

2 Timbangan Digital 7 800.000 457.142

3 Timbangan 20 kg 3 75.000 50.000

4 Timbangan 60 kg 3 350.000 233.333

5 Motor 7 10.000.000 11.428.571

6 Tas motor 3 250.000 333.333

Total 189.502.380

Sumber: UKM Mi Mentah Bapak Sukimin (2011)

7.5.2. Analisis Outflow Usaha Mi Mentah Terigu

Arus pengeluaran dalam usaha pembuatan mi mentah terigu ini dibagi ke

dalam dua kelompok yaitu biaya investasi dan biaya operasional. Biaya investasi

merupakan biaya yang dikeluarkan di awal pelaksanaan proyek. Jika terdapat aset

yang umur ekonomisnya kurang dari umur bisnis, biaya investasi yang

dikeluarkan selama proyek bisnis berlangsung disebut dengan biaya reinvestasi.

Rincian biaya investasi yang dikeluarkan untuk pembuatan mi mentah terigu

dapat dilihat pada Lampiran 3.

Selain biaya investasi, biaya di dalam menjalankan suatu usaha dilihat dari

biaya operasional. Biaya operasional adalah biaya yang dikeluarkan secara

berkala sesuai dengan umur ekonomis suatu barang selama usaha berjalan. Biaya

operasional terdiri dari dua macam, yaitu biaya tetap dan biaya variabel. Biaya

tetap merupakan biaya yang besarnya tidak dipengaruhi oleh jumlah produk yang

dihasilkan oleh perusahaan dan nilainya sama setiap tahun. Sedangkan biaya

variabel merupakan biaya yang besarnya dipengaruhi oleh jumlah produk yang

dihasilkan oleh perusahaan.

Page 95: ANALISIS KELAYAKAN USAHA MIE MENTAH JAGUNG (Studi … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN . ... sosial dan lingkungan, dan aspek hukum. ... pembukuan dan pencatatan yang jelas atas

78

Biaya tetap yang dikeluarkan oleh usaha mi mentah Bapak Sukimin yaitu

biaya telepon, gaji pegawai, tunjangan hari raya pegawai, tunjangan hari raya

mitra usaha, Pajak Bumi Bangunan (PBB), service motor, service mesin-mesin,

dan pajak motor. Biaya variabel yang dikeluarkan terdiri atas biaya listrik, air,

upah tenaga kerja tambahan, tepung terigu, tepung sagu, garam, soda as, STPP,

potasium karbonat, tartrazine, bumbu pangsit, plastik kemasan, bahan bakar

transportasi, spidol marker dan tinta spidol. Rincian biaya operasional yang terdiri

dari biaya tetap dan biaya variabel dapat dilihat pada Tabel 11.

Page 96: ANALISIS KELAYAKAN USAHA MIE MENTAH JAGUNG (Studi … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN . ... sosial dan lingkungan, dan aspek hukum. ... pembukuan dan pencatatan yang jelas atas

79

Tabel 11. Rincian Biaya Operasional Usaha Pembuatan Mi Mentah Terigu

No. Uraian Satuan Jumlah per

Tahun

Harga per Satuan

(Rp)

Nilai per

Tahun (Rp)

A. Biaya Tetap

1 Telepon bulan 12 200.000 2.400.000

2 Gaji pegawai bulan 12 1.200.000 14.400.000

3 THR pegawai orang 1 600.000 600.000

4 THR mitra usaha orang 35 100.000 3.500.000

5 PBB tahun 1 259.120 259.120

6 Service motor unit 2 150.000 300.000

7 Service mesin-

mesin unit 3 250.000 750.000

8 Pajak motor unit 2 300.000 600.000

B. Biaya Variabel

9 Listrik bulan 12 270.000 3.240.000

10 Air bulan 12 170.000 2.040.000

11 Upah pegawai

tambahan orang 8 500.000 4.000.000

12 Tepung terigu 25 kg

(zak) 1,650 167.000 275.550.000

13 Sagu 50 kg

(zak) 72 250.000 18.000.000

14 Garam 3 lusin

(bal) 92 17.000 1.564.000

15 Soda As kg 112 10.000 1.120.000

16 STTP kg 22 50.000 1.100.000

17 Potasium

Karbonat kg 12 70.000 840.000

18 Tartrazin kg 6 80.000 480.000

19 Bumbu pangsit paket 335 52.500 17.587.500

20 Plastik 20x35 bungkus 110 3.500 385.000

21 Plastik 28x50 bungkus 124 4.000 496.000

22 Plastik 40x60 bungkus 50 8.000 400.000

23 Spidol Marker buah 4 8.000 32.000

24 Tinta spidol

marker botol 2 10.000 20.000

25 Bensin

transportasi liter 1,340 4.500 6.030.000

Total biaya Operasioanal 355.693.620

Sumber: UKM Mi Mentah Bapak Sukimin (2011)

Page 97: ANALISIS KELAYAKAN USAHA MIE MENTAH JAGUNG (Studi … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN . ... sosial dan lingkungan, dan aspek hukum. ... pembukuan dan pencatatan yang jelas atas

80

Biaya tetap yang dibutuhkan dalam pembuatan mi mentah terigu yaitu

sebesar Rp 22.809.120 per tahun. Sedangkan biaya variabel yang dibutuhkan

untuk memproduksi mi mentah terigu sebesar Rp 355.693.620 per tahun.

7.5.3. Analisis Finansial Usaha Mi Mentah Terigu

Kelayakan finansial usaha pembuatan mi mentah ini dapat dilihat dari

beberapa kriteria penilaian investasi yaitu Net Present Value (NPV), Net B/C,

Internal Rate of Return (IRR) dan Payback Period. Hasil cashflow pada usaha mi

mentah terigu ini menunjukkan hasil yang tertera pada Tabel 12. Rincian lebih

lengkap dapat dilihat pada Lampiran 4.

Tabel 12. Hasil Analisis Finansial Usaha Pembuatan Mi Mentah Terigu

Kriteria Hasil

NPV Rp 525.134.282

IRR 39,06 %

Net B/C 2,76

PBP 4 tahun 4 bulan

Berdasarkan analisis finansial di atas dapat dilihat bahwa usaha pembuatan

mi mentah terigu akan menghasilkan nilai NPV yang lebih besar dari nol, yaitu

Rp 525.134.282. Hal ini menunjukkan usaha pembuatan mi mentah terigu yang

dilaksanakan akan memberikan manfaat bersih kini sebesar Rp 525.134.282

selama jangka waktu 10 tahun. Dengan demikian, berdasarkan kriteria NPV usaha

ini layak untuk dilaksanakan.

Nilai IRR yang diperoleh yaitu sebesar 39,06 persen di mana IRR tersebut

lehih besar dari discount factor yang ditetapkan yaitu sebesar 7,47 persen. Hal ini

menunjukkan bahwa usaha ini mampu memberikan hasil sebesar 39,06 persen.

Dengan demikian, berdasarkan kriteria IRR usaha pembuatan mi mentah terigu ini

layak untuk dilaksanakan.

Nilai Net B/C yang diperoleh yaitu sebesar 2,76. Hal ini berarti setiap Rp

1,00 yang dikeluarkan akan menghasilkan manfaat bersih sebesar Rp 2,76. Nilai

Net B/C yang diperoleh lebih besar dari satu, sehingga usaha pembuatan mi

mentah terigu ini layak untuk dilaksanakan. Payback Period (PBP) yang diperoleh

adalah 4,79 tahun atau sama dengan 4 tahun 4 bulan. Nilai Payback Period ini

Page 98: ANALISIS KELAYAKAN USAHA MIE MENTAH JAGUNG (Studi … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN . ... sosial dan lingkungan, dan aspek hukum. ... pembukuan dan pencatatan yang jelas atas

81

lebih pendek dibandingkan umur proyek sehingga berdasarkan kriteria Payback

Period usaha ini layak untuk dijalankan.

7.5.4. Analisis Switching Value Usaha Mi Mentah Terigu

Analisis nilai pengganti (switching value) digunakan untuk mengetahui

seberapa besar perubahan maksimal pada biaya variabel dan penerimaan

penjualan yang dapat ditolerir, sehingga usaha ini masih layak untuk diusahakan.

Switching value ditentukan dengan uji coba, sehingga menghasilkan keuntungan

normal berdasarkan kriteria investasi, yaitu NPV sama dengan nol, IRR

mendekati atau sama dengan tingkat suku bunga, dan Net B/C sama dengan satu.

Variabel yang dibahas dalam analisis switching value adalah variabel yang

dianggap paling signifikan dalam mempengaruhi usaha atau proyek. Dalam

penelitian ini variabel yang akan dibahas yaitu jumlah produksi mi mentah dari

sisi inflow dan biaya bahan baku yaitu tepung terigu dari sisi outflow. Variabel

tersebut digunakan karena berdasarkan hasil wawancara, usaha mi mentah terigu

ini sangat bergantung kepada tepung terigu sebagai bahan baku utama yang

memiliki harga fluktuatif di pasar. Selain itu, jumlah produksi mi mentah sebagai

produk utama memiliki kemungkinan mengalami penurunan akibat penurunan

penjualan. Variabel tingkat harga jual tidak digunakan dalam analisis nilai

pengganti. Hal ini karena, harga jual mi mentah tidak pernah mengalami

penurunan. Pemikiran ini berdasarkan fakta dan hasil wawancara di lokasi

penelitian. Hasil analisis switching value usaha pembuatan mi mentah terigu dapat

dilihat pada Tabel 13.

Tabel 13. Hasil Analisis Switching Value Usaha Pembuatan Mi Mentah Terigu

Perubahan Persentase (%) NPV (Rp) Net B/C IRR (%)

Penurunan

penjualan mi

mentah terigu 16,54 24.676 1,00 7,47

Kenaikan harga

tepung terigu 27,73 25.243 1,00 7,47

Berdasarkan hasil analisis switching value, dapat dilihat perubahan-

perubahan variabel yang berpengaruh terhadap kelayakan usaha. Dengan asumsi

Page 99: ANALISIS KELAYAKAN USAHA MIE MENTAH JAGUNG (Studi … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN . ... sosial dan lingkungan, dan aspek hukum. ... pembukuan dan pencatatan yang jelas atas

82

cateris paribus, jika salah satu dari perubahan terjadi yaitu penurunan penjualan

mi mentah terigu sebesar 16,54 persen atau kenaikan harga tepung terigu sebesar

27,73 persen usaha pembuatan mi mentah terigu ini masih layak untuk diusahakan

dengan memperoleh keuntungan normal.

Usaha pembuatan mi mentah terigu ini masih layak untuk dilaksanakan

apabila penurunan penjualan mi mentah tidak melebihi 16,54 persen. Selain itu,

jika kenaikan harga tepung terigu juga tidak melebihi 27,73 persen, usaha ini

masih layak untuk dilaksanakan. Dengan demikian, dapat dilihat bahwa usaha

pembuatan mi mentah terigu ini paling sensitif terhadap penuruna penjualan mi

mentah. Sedangkan perubahan kenaikan harga tepung terigu menjadi variabel

yang paling rendah pengaruhnya terhadap kelayakan usaha.

7.5.5. Laporan Laba Rugi Usaha Mi Mentah Terigu

Analisis laba rugi digunakan untuk mengetahui perkembangan usaha

dalam periode tertentu. Komponen laba rugi usaha pembuatan mi mentah ini

terdiri atas, pendapatan penjualan hasil produksi, biaya operasional, biaya

penyusutan, dan pajak penghasilan. Laba sebelum pajak (EBT) diperoleh dari

pendapatan penjualan dikurangi dengan biaya operasional dan biaya penyusutan.

Laba setelah pajak (EAT) diperoleh dari laba sebelum pajak dikurangi pajak

penghasilan. Ketentuan pajak penghasilan yang digunakan yaitu pajak flat sebesar

25 persen berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia No. 36 Tahun 2008

tentang Perubahan Keempat atas Undang-undang No. 7 Tahun 1983 tentang Pajak

Penghasilan.

Laba rugi usaha pembuatan mi mentah terigu menunjukkan tingkat

keuntungan yang diperoleh setiap tahunnya. Pada tahun ke-1 sampai dengan tahun

ke-10, usaha pembuatan mi mentah terigu ini memperoleh keuntungan sebesar Rp

139.208.267. Rincian perhitungan laba rugi dapat dilihat pada Lampiran 7.

7.6. Analisis Aspek Finansial Usaha Mi Mentah Jagung 30 Persen

Usaha pembuatan mi mentah dapat menggunakan bahan baku campuran

tepung terigu dan tepung jagung sebagai input produksinya. Penggunaan tepung

terigu dan tepung jagung dilakukan dengan proporsi 70:30. Mi mentah yang

Page 100: ANALISIS KELAYAKAN USAHA MIE MENTAH JAGUNG (Studi … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN . ... sosial dan lingkungan, dan aspek hukum. ... pembukuan dan pencatatan yang jelas atas

83

menggunakan tepung terigu dan tepung jagung sebagai bahan baku utamanya

disebut mi mentah jagung 30 persen. Pada dasarnya proses pembuatan mi mentah

terigu dan mi mentah jagung 30 persen adalah sama saja. Namun, terdapat

beberapa perbedaan dalam manfaat dan biaya.

7.6.1. Analisis Inflow Usaha Mi Mentah Jagung 30 Persen

Pendapatan penjualan diperoleh dari hasil kali total penjualan produk

dengan harga jual. Pendapatan penjualan diperoleh dari produk mi mentah terigu,

pangsit mentah, pangsit kering, dan jasa penggilingan pangsit. Pada tahun ke-1

dan ke-2, usaha belum mampu berproduksi secara optimal. Nilai produksi pada

tahun ke-1 dan ke-2 masing-masing sebesar 50 persen dan 70 persen. Hal ini

karena usaha masih dalam tahap pengenalan produk kepada konsumen sehingga

usaha membatasi jumlah produksinya. Sedangkan mulai tahun ke-3 sampai tahun

ke-10 jumlah produksi sudah mencapai 100 persen. Produksi optimal 100 persen

yaitu sebesar 140 kilogram mi mentah, 10 kilogram pangsit basah, 10 kilogram

pangsit kering, dan 90 kilogram tepung untuk jasa penggilingan pangsit.

Sedangkan harga yang ditetapkan untuk mi mentah jagung 30 persen sama dengan

mi mentah terigu, yaitu Rp 10.000.

Penetapan harga dan kapasitas produksi pada mi mentah jagung 30 persen

adalah sama dengan mi mentah terigu. Hal ini menyebabkan jumlah penerimaan

mi mentah jagung 30 persen dan mi mentah terigu adalah sama saat kapasitas

produksinya sudah 100 persen. Pada tahun ke-1, total penerimaan usaha mi

mentah jagung 30 persen adalah sebesar Rp 272.700.000. Pada tahun ke-2 total

penerimaan usaha mi mentah jagung 30 persen adalah sebesar Rp 381.780.000.

Pada tahun ke-3 hingga tahun ke-10, total penerimaan usaha mi mentah jagung 30

persen adalah sebesar Rp 545.400.000. Rincian penerimaan usaha dapat dilihat

pada Tabel 14.

Page 101: ANALISIS KELAYAKAN USAHA MIE MENTAH JAGUNG (Studi … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN . ... sosial dan lingkungan, dan aspek hukum. ... pembukuan dan pencatatan yang jelas atas

84

Tabel 14. Rincian Penerimaan Usaha Pembuatan Mi Mentah Jagung 30 persen

Tahun

ke- Produk

Jumlah

(kg)

Harga

(Rp)

Pendapatan

(Rp)

Total

Pendapatan

(Rp)

1 Mi mentah 70 10.000 231.000.000

272.700.000

Pangsit basah 5 10.000 16.500.000

Pangsit kering 5 12.000 19.800.000

Jasa

penggilingan

pangsit

45 4.000 5.400.000

2 Mi mentah 98 10.000 323.400.000

381.780.000

Pangsit basah 7 10.000 23.100.000

Pangsit kering 7 12.000 27.720.000

Jasa

penggilingan

pangsit

63 4.000 7.560.000

3-10 Mi mentah 140 10.000 462.000.000

545.400.000

Pangsit basah 10 10.000 33.000.000

Pangsit kering 10 12.000 39.600.000

Jasa

penggilingan

pangsit

90 4.000 10.800.000

Sumber: UKM Mi Mentah Bapak Sukimin (2011)

Pendapatan lain diperoleh dari nilai sisa yang dipunyai barang-barang

modal yang tidak habis terpakai selama umur bisnis dan dinilai pada saat tahun

bisnis terakhir. Barang-barang yang mempunyai nilai sisa yaitu lahan, timbangan

digital, timbangan 60 kg, motor, dan tas motor.

Lahan memiliki nilai Rp 1.416.000 per m2. Lahan memiliki luas 125 m

2.

Lahan yang tidak didirikan bangunan di atasnya digunakan sebagai tempat

pembuatan gerobak, tempat penyimpanan gerobak baru, dan parkir motor.

Timbangan digital, timbangan 60 kg, motor, dan tas motor merupakan barang-

barang reinvestasi karena barang sudah tidak memiliki nilai ekonomis sebelum

umur proyek berakhir. Perusahaan melakukan pembelian ulang untuk timbangan

digital dan motor pada awal tahun ke-8. Perusahaan melakukan pembelian

pembelian ulang untuk timbangan 60 kg, dan tas motor pada awal tahun ke-4, ke-

7, dan ke-10.

Total nilai sisa adalah sebesar Rp 189.452.380. Lahan tidak mengalami

penyusutan, sehingga nilai lahan di akhir proyek adalah sama dengan nilai

Page 102: ANALISIS KELAYAKAN USAHA MIE MENTAH JAGUNG (Studi … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN . ... sosial dan lingkungan, dan aspek hukum. ... pembukuan dan pencatatan yang jelas atas

85

awalnya ytiu Rp 177.000.000. Timbangan digital memiliki nilai sisa pada akhir

proyek sebesar Rp 457.142. Timbangan 60 kg memiliki nilai sisa pada akhir

proyek sebesar Rp 233.333. Motor memiliki nilai sisa pada akhir proyek sebesar

Rp 11.428.571 untuk dua unit motor. Tas motor memiliki nilai sisa pada akhir

proyek sebesar Rp 333.333 untuk dua unit tas motor. Rincian barang-barang

investasi yang memiliki nilai sisa dapat dilihat pada Tabel 15.

Tabel 15. Nilai Sisa Barang-barang Investasi pada Usaha Mi Mentah Jagung 30

Persen

No. Uraian Umur Nilai Beli (Rp) Nilai Sisa

1 Lahan - 177.000.000 177.000.000

2 Timbangan Digital 7 800.000 457.142

3 Timbangan 60 kg 3 350.000 233.333

4 Motor 7 10.000.000 11.428.571

5 Tas motor 3 200.000 333.333

Total 189.452.380

Sumber: UKM Mi Mentah Bapak Sukimin (2011)

7.6.2. Analisis Outflow Usaha Mi Mentah Jagung 30 Persen

Arus pengeluaran dalam usaha pembuatan mi mentah jagung 30 persen ini

dibagi ke dalam dua kelompok yaitu biaya investasi dan biaya operasional. Biaya

investasi merupakan biaya yang dikeluarkan di awal pelaksanaan proyek. Jika

terdapat aset yang umur ekonomisnya kurang dari umur bisnis, biaya investasi

yang dikeluarkan selama proyek bisnis berlangsung disebut dengan biaya

reinvestasi.

Selain biaya investasi, biaya di dalam menjalankan suatu usaha dilihat dari

biaya operasional. Biaya operasional adalah biaya yang dikeluarkan secara

berkala sesuai dengan umur ekonomis suatu barang selama usaha berjalan. Biaya

operasional terdiri dari dua macam, yaitu biaya tetap dan biaya variabel. Biaya

tetap merupakan biaya yang besarnya tidak dipengaruhi oleh jumlah produk yang

dihasilkan oleh perusahaan dan nilainya sama setiap tahun. Sedangkan biaya

variabel merupakan biaya yang besarnya dipengaruhi oleh jumlah produk yang

dihasilkan oleh perusahaan.

Biaya tetap yang dikeluarkan dalam usaha pembuatan mi mentah jagung

30 persen ini yaitu biaya telepon, gaji pegawai, tunjangan hari raya pegawai,

Page 103: ANALISIS KELAYAKAN USAHA MIE MENTAH JAGUNG (Studi … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN . ... sosial dan lingkungan, dan aspek hukum. ... pembukuan dan pencatatan yang jelas atas

86

tunjangan hari raya mitra usaha, Pajak Bumi Bangunan (PBB), service motor,

service mesin-mesin, dan pajak motor. Biaya variabel yang dikeluarkan terdiri

atas biaya listrik, air, upah tenaga kerja tambahan saat bulan Ramadhan, tepung

terigu, tepung sagu, garam, soda as, STPP, potasium karbonat, tartrazine, guar

gum, bumbu pangsit, plastik kemasan, bahan bakar transportasi, spidol marker

dan tinta spidol. Rincian biaya operasional yang terdiri dari biaya tetap dan biaya

variabel dapat dilihat pada Tabel 16.

Page 104: ANALISIS KELAYAKAN USAHA MIE MENTAH JAGUNG (Studi … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN . ... sosial dan lingkungan, dan aspek hukum. ... pembukuan dan pencatatan yang jelas atas

87

Tabel 16. Rincian Biaya Operasional Usaha Pembuatan Mi Mentah Jagung 30

persen

No. Uraian Satuan Jumlah per

Tahun

Harga per Satuan

(Rp)

Nilai per

Tahun (Rp)

A. Biaya Tetap

1 Telepon bulan 12 200.000 2.400.000

2 Gaji pegawai bulan 12 1.200.000 14.400.000

3 THR pegawai orang 1 600.000 600.000

4 THR mitra usaha orang 35 100.000 3.500.000

5 PBB tahun 1 259.120 259.120

6 Service motor unit 2 150.000 300.000

7 Service mesin-

mesin unit 3 250.000 750.000

8 Pajak motor unit 2 300.000 600.000

B. Biaya Variabel

9 Listrik bulan 12 270.000 3.240.000

10 Air bulan 12 170.000 2.040.000

11 Upah pegawai

tambahan orang 8 500.000 4.000.000

12 Tepung terigu 25 kg (zak)

1.155 167.000 275.550.000

13 Tepung jagung 25 kg

(zak) 495 125.000 61.875.000

14 Sagu 50 kg

(zak) 72 250.000 18.000.000

15 Garam 3 lusin

(bal) 92 17.000 1.564.000

16 Soda As kg 112 10.000 1.120.000

17 STTP kg 22 50.000 1.100.000

18 Potasium

Karbonat kg 12 70.000 840.000

19 Guar gum kg 207 18.000 3.726.000

20 Tartrazin kg 6 80.000 480.000

21 Bumbu pangsit paket 335 52.500 17.587.500

22 Plastik 20x35 bungkus 110 3.500 385.000

23 Plastik 28x50 bungkus 124 4.000 496.000

24 Plastik 40x60 bungkus 50 8.000 400.000

25 Spidol Marker buah 4 8.000 32.000

26 Tinta spidol

marker botol 2 10.000 20.000

27 Bensin

transportasi liter 1.340 4.500 6.030.000

Total biaya Operasioanal 338.629.620

Sumber: UKM Mi Mentah Bapak Sukimin (2011)

Page 105: ANALISIS KELAYAKAN USAHA MIE MENTAH JAGUNG (Studi … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN . ... sosial dan lingkungan, dan aspek hukum. ... pembukuan dan pencatatan yang jelas atas

88

Biaya tetap yang dibutuhkan dalam pembuatan mi mentah jagung 30

persen yaitu sebesar Rp 22.809.120 per tahun. Sedangkan biaya variabel yang

dibutuhkan untuk memproduksi mi mentah terigu sebesar Rp 315.820.500 per

tahun. Pada tahun ke-1, biaya variabel yang dibutuhkan sebesar 50 persen dari

kapasitas normal, yaitu sebesar Rp 157.910.250. Pada tahun ke-2, biaya variabel

yang dibutuhkan sebesar 70 persen dari kapasitas normal, yaitu sebesar Rp

221.074.350. Sedangkan pada tahun ke-3 sampai tahun ke-10, biaya variabel yang

dikeluarkan yaitu Rp 315.820.500. Maka, setelah kapasitas produksi mencapai

100 persen, total biaya operasional yang dibutuhkan yaitu sebesar Rp

338.629.620.

7.6.3. Analisis Finansial Usaha Mi Mentah Jagung 30 Persen

Kelayakan finansial usaha pembuatan mi mentah jagung 30 persen ini

dapat dilihat dari beberapa kriteria penilaian investasi yaitu Net Present Value

(NPV), Net B/C, Internal Rate of Return (IRR) dan Payback Period. Hasil

cashflow pada usaha mi mentah jagung 30 persen menunjukkan hasil yang tertera

pada Tabel 17. Rincian lebih lengkap dapat dilihat pada Lampiran 9.

Tabel 17. Hasil Analisis Finansial Usaha Pembuatan Mi Mentah Jagung 30

Persen

Kriteria Hasil

NPV Rp 508.680.026

IRR 32 %

Net B/C 2,40

PBP 3 tahun 7 bulan

Berdasarkan analisis finansial di atas dapat dilihat bahwa usaha pembuatan

mi mentah jagung 30 persen akan menghasilkan nilai NPV yang lebih besar dari

nol, yaitu Rp 508.680.026. Hal ini menunjukkan usaha pembuatan mi mentah

jagung 30 persen yang dilaksanakan akan memberikan manfaat bersih kini sebesar

Rp 508.680.026 selama jangka waktu 10 tahun. Dengan demikian, berdasarkan

kriteria NPV usaha ini layak untuk dilaksanakan.

Nilai IRR yang diperoleh yaitu sebesar 32 persen di mana IRR tersebut

lebih besar dari discount factor yang ditetapkan yaitu sebesar 7,47 persen. Hal ini

Page 106: ANALISIS KELAYAKAN USAHA MIE MENTAH JAGUNG (Studi … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN . ... sosial dan lingkungan, dan aspek hukum. ... pembukuan dan pencatatan yang jelas atas

89

menunjukkan bahwa usaha ini mampu memberikan hasil sebesar 32 persen.

Dengan demikian, berdasarkan kriteria IRR usaha pembuatan mi mentah jagung

30 persen ini layak untuk dilaksanakan.

Nilai Net B/C yang diperoleh yaitu sebesar 2,40. Hal ini berarti setiap Rp

1,00 yang dikeluarkan akan menghasilkan manfaat bersih sebesar Rp 2,40. Nilai

Net B/C yang diperoleh lebih besar dari satu, sehingga usaha pembuatan mi

mentah jagung 30 persen ini layak untuk dilaksanakan. Payback Period (PBP)

yang diperoleh adalah 3,63 tahun atau sama dengan 3 tahun 7 bulan. Nilai

Payback Period ini lebih pendek dibandingkan umur proyek sehingga berdasarkan

kriteria Payback Period usaha ini layak untuk dijalankan.

7.6.4. Analisis Switching Value Usaha Mi Mentah Jagung 30 Persen

Analisis nilai pengganti (switching value) digunakan untuk mengetahui

seberapa besar perubahan maksimal pada biaya variabel dan penerimaan

penjualan yang dapat ditolerir, sehingga usaha ini masih layak untuk diusahakan.

Switching value ditentukan dengan uji coba, sehingga menghasilkan keuntungan

normal berdasarkan kriteria investasi, yaitu NPV sama dengan nol, IRR

mendekati atau sama dengan tingkat suku bunga, dan Net B/C sama dengan satu.

Variabel yang dibahas dalam analisis switching value adalah variabel yang

dianggap paling signifikan dalam mempengaruhi usaha atau proyek. Dalam

penelitian ini variabel yang akan dibahas yaitu jumlah produksi mi mentah dari

sisi inflow dan biaya bahan baku yaitu tepung terigu dari sisi outflow. Variabel

tersebut digunakan karena berdasarkan hasil wawancara, usaha mi mentah jagung

30 persen ini sangat bergantung kepada tepung terigu sebagai bahan baku utama.

Tepung terigu ini dinilai memiliki harga yang berfluktuatif di pasar. Tepung terigu

digunakan sebagai dasar perhitungan dalam analisis switching value ini karena

memiliki proporsi yang lebih besar dibandingkan tepung jagung. Selain itu,

jumlah produksi mi mentah sebagai produk utama memiliki kemungkinan

mengalami penurunan produksi akibat penurunan penjualan. Variabel tingkat

harga jual tidak digunakan dalam analisis nilai pengganti. Hal ini karena, harga

jual mi mentah tidak pernah mengalami penurunan. Pemikiran ini berdasarkan

Page 107: ANALISIS KELAYAKAN USAHA MIE MENTAH JAGUNG (Studi … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN . ... sosial dan lingkungan, dan aspek hukum. ... pembukuan dan pencatatan yang jelas atas

90

fakta dan hasil wawancara di lokasi penelitian. Hasil analisis switching value

usaha pembuatan mi mentah terigu dapat dilihat pada Tabel 18.

Tabel 18. Hasil Analisis Switching Value Usaha Pembuatan Mi Mentah Jagung

30 persen

Perubahan Persentase

(%)

NPV (Rp) Net B/C IRR (%)

Penurunan

penjualan mi

mentah jagung 30

persen

17,91 12.315 1,00 7,47

Kenaikan harga

tepung terigu 42,89 12.528 1,00 7,47

Berdasarkan hasil analisis switching value, dapat dilihat perubahan-

perubahan variabel yang berpengaruh terhadap kelayakan usaha. Dengan asumsi

cateris paribus, jika salah satu dari perubahan terjadi yaitu penurunan penjualan

mi mentah jagung 30 persen sebesar 17,91 persen atau kenaikan harga tepung

terigu sebesar 42,89 persen usaha pembuatan mi mentah jagung 30 persen ini

masih layak untuk diusahakan dengan memperoleh keuntungan normal.

Usaha pembuatan mi mentah jagung 30 persen ini masih layak untuk

dilaksanakan apabila penuruna penjualan mi mentah tidak melebihi 17,91 persen.

Selain itu, jika kenaikan harga tepung terigu juga tidak melebihi 42,89 persen,

usaha ini masih layak untuk dilaksanakan. Dengan demikian, dapat dilihat bahwa

usaha pembuatan mi mentah jagung 30 persen ini paling sensitif terhadap

penurunan penjualan mi mentah. Sedangkan perubahan kenaikan harga tepung

terigu menjadi variabel yang paling rendah pengaruhnya terhadap kelayakan

usaha.

7.6.5. Laporan Laba Rugi Usaha Mi Mentah Jagung 30 Persen

Analisis laba rugi digunakan untuk mengetahui perkembangan usaha

dalam periode tertentu. Komponen laba rugi usaha pembuatan mi mentah ini

terdiri atas, pendapatan penjualan hasil produksi, biaya operasional, biaya

penyusutan, dan pajak penghasilan. Laba sebelum pajak (EBT) diperoleh dari

pendapatan penjualan dikurangi dengan biaya operasional dan biaya penyusutan.

Page 108: ANALISIS KELAYAKAN USAHA MIE MENTAH JAGUNG (Studi … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN . ... sosial dan lingkungan, dan aspek hukum. ... pembukuan dan pencatatan yang jelas atas

91

Laba setelah pajak (EAT) diperoleh dari laba sebelum pajak dikurangi pajak

penghasilan. Ketentuan pajak penghasilan yang digunakan yaitu pajak flat sebesar

25 persen berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia No. 36 Tahun 2008

tentang Perubahan Keempat atas Undang-undang No. 7 Tahun 1983 tentang Pajak

Penghasilan.

Laba rugi usaha pembuatan mi mentah jagung 30 persen menunjukkan

tingkat keuntungan yang diperoleh setiap tahunnya. Pada tahun ke-1, usaha

pembuatan mi mentah jagung 30 persen memperoleh keuntungan sebesar Rp

57.450.205. Pada tahun ke-2, usaha pembuatan mi mentah jagung 30 persen ini

memperoleh keuntungan sebesar Rp 91.887.130. Sedangkan pada tahun ke-3

sampai dengan tahun ke-10, usaha pembuatan mi mentah jagung 30 persen ini

memperoleh keuntungan sebesar Rp 143.542.517. Rincian perhitungan laba rugi

usaha mi mentah jagung 30 persen dapat dilihat pada Lampiran 12.

7.7. Analisis Aspek Finansial Usaha Mi Mentah Jagung 100 Persen

Usaha pembuatan mi mentah yang berkembang di berbagai daerah

biasanya menggunakan bahan baku tepung terigu sebagai input produksinya.

Namun mi mentah juga dapat diproduksi dengan menggunakan bahan baku utama

tepung jagung. Perbedaan dalam menggunakan bahan baku utama ini

menyebabkan perbedaan pada biaya investasi dan biaya variabel yang digunakan

dalam memproduksi mi mentah jagung 100 persen. Perbedaan-perbedaan ini

tentunya akan berpengaruh terhadap perhitungan manfaat dan biaya. Skala

produksi untuk analisis usaha mi mentah jagung 100 persen ini adalah 140

kilogram mi mentah dalam satu periode produksi.

7.7.1. Analisis Inflow Usaha Mi Mentah Jagung 100 Persen

Arus manfaat dari Usaha Mi Mentah Bapak Sukimin merupakan nilai

penjualan total dari produk mi mentah, pangsit basah, pangsit kering, dan jasa

penggilingan pangsit. Selain penerimaan dari hasil penjualan produk dan jasa

tersebut, terdapat nilai sisa dari dari barang-barang investasi.

Pendapatan penjualan diperoleh dari hasil kali total penjualan produk

dengan harga jual. Pendapatan penjualan diperoleh dari produk mi mentah jagung

Page 109: ANALISIS KELAYAKAN USAHA MIE MENTAH JAGUNG (Studi … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN . ... sosial dan lingkungan, dan aspek hukum. ... pembukuan dan pencatatan yang jelas atas

92

100 persen, pangsit mentah, pangsit kering, dan jasa penggilingan pangsit. Pada

tahun ke-1 dan ke-2, usaha belum mampu berproduksi secara optimal. Nilai

produksi pada tahun ke-1 dan ke-2 masing-masing sebesar 50 persen dan 70

persen. Hal ini karena usaha masih dalam tahap pengenalan produk kepada

konsumen sehingga usaha membatasi jumlah produksinya. Sedangkan mulai

tahun ke-3 sampai tahun ke-10 jumlah produksi sudah mencapai 100 persen.

Produksi optimal 100 persen yaitu sebesar 140 kilogram mi mentah, 10 kilogram

pangsit basah, 10 kilogram pangsit kering, dan 90 kilogram tepung untuk jasa

penggilingan pangsit.

Pada tahun ke-1, total penerimaan usaha mi mentah jagung 100 persen

adalah sebesar Rp 272.700.000. Pada tahun ke-2 total penerimaan usaha mi

mentah terigu adalah sebesar Rp 381.780.000. Pada tahun ke-3 hingga tahun ke-

10, total penerimaan usaha mi mentah terigu adalah sebesar Rp 545.400.000.

Rincian penerimaan usaha dapat dilihat pada Tabel 19.

Tabel 19. Proyeksi Pendapatan Penjualan Usaha Mi Mentah Jagung 100 Persen

per Tahun

Tahun

ke- Produk

Jumlah

(kg)

Harga

(Rp)

Pendapatan

(Rp)

Total

Pendapatan

(Rp)

1 Mi mentah 70 10.000 231.000.000

272.700.000

Pangsit basah 5 10.000 16.500.000

Pangsit kering 5 12.000 19.800.000

Jasa

penggilingan

pangsit

45 4.000 5.400,000

2 Mi mentah 98 10.000 323.400.000

381.780.000

Pangsit basah 7 10.000 23.100.000

Pangsit kering 7 12.000 27.720.000

Jasa

penggilingan

pangsit

63 4.000 7.560.000

3-10 Mi mentah 140 10.000 462.000.000

545.400.000

Pangsit basah 10 10.000 33.000.000

Pangsit kering 10 12.000 39.600.000

Jasa

penggilingan

pangsit

90 4.000 10.800.000

Sumber: UKM Mi Mentah Bapak Sukimin (2011)

Page 110: ANALISIS KELAYAKAN USAHA MIE MENTAH JAGUNG (Studi … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN . ... sosial dan lingkungan, dan aspek hukum. ... pembukuan dan pencatatan yang jelas atas

93

Pendapatan lain diperoleh dari nilai sisa yang dipunyai barang-barang

modal yang tidak habis terpakai selama umur bisnis dan dinilai pada saat tahun

bisnis terakhir. Barang-barang yang mempunyai nilai sisa yaitu lahan, timbangan

digital, timbangan 60 kg, motor, dan tas motor.

Lahan memiliki nilai Rp 1.416.000 per m2 dengan luas 125 m

2. Lahan

yang tidak didirikan bangunan di atasnya digunakan sebagai tempat pembuatan

gerobak, tempat penyimpanan gerobak baru, dan parkir motor. Timbangan digital,

timbangan 60 kg, motor, dan tas motor merupakan barang-barang reinvestasi

karena barang sudah tidak memiliki nilai ekonomis sebelum umur proyek

berakhir. Perusahaan melakukan pembelian ulang untuk timbangan digital dan

motor pada awal tahun ke-8. Perusahaan melakukan pembelian pembelian ulang

untuk timbangan 60 kg, dan tas motor pada awal tahun ke-4, ke-7, dan ke-10.

Total nilai sisa adalah sebesar Rp 189.452.380. Lahan tidak mengalami

penyusutan, sehingga nilai lahan di akhir proyek adalah sama dengan nilai

awalnya ytiu Rp 177.000.000. Timbangan digital memiliki nilai sisa pada akhir

proyek sebesar Rp 457.142. Timbangan 60 Kg memiliki nilai sisa pada akhir

proyek sebesar Rp 233.333. Motor memiliki nilai sisa pada akhir proyek sebesar

Rp 11.428.571 untuk dua unit motor. Tas motor memiliki nilai sisa pada akhir

proyek sebesar Rp 333.333 untuk dua unit tas motor. Rincian perhitungan nilai

sisa usaha mi mentah jagung 100 persen dapat dilihat pada Lampiran 13.

Tabel 20. Nilai Sisa Barang-barang Investasi pada Usaha Mi Mentah Jagung 100

Persen

No. Uraian Umur Nilai Beli (Rp) Nilai Sisa

1 Lahan - 177.000.000 177.000.000

2 Timbangan Digital 7 800.000 457.142

3 Timbangan 60 Kg 3 350.000 233.333

4 Motor 7 10.000.000 11.428.571

5 Tas motor 3 200.000 333.333

Total 189.452.381

Sumber: UKM Mi Mentah Bapak Sukimin (2011)

7.7.2. Analisis Outflow Usaha Mi Mentah Jagung 100 Persen

Arus pengeluaran dalam usaha pembuatan mi mentah jagung 100 persen

ini dibagi ke dalam dua kelompok yaitu biaya investasi dan biaya operasional.

Page 111: ANALISIS KELAYAKAN USAHA MIE MENTAH JAGUNG (Studi … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN . ... sosial dan lingkungan, dan aspek hukum. ... pembukuan dan pencatatan yang jelas atas

94

Biaya investasi merupakan biaya yang dikeluarkan di awal pelaksanaan proyek.

Jika terdapat aset yang umur ekonomisnya kurang dari umur bisnis, biaya

investasi yang dikeluarkan selama proyek bisnis berlangsung disebut dengan

biaya reinvestasi. Rincian biaya investasi pada usaha pembuatan mi mentah

jagung 100 persen dapat dilihat pada Lampiran 14.

Selain biaya investasi, biaya di dalam menjalankan suatu usaha dilihat dari

biaya operasional. Biaya operasional adalah biaya yang dikeluarkan secara

berkala sesuai dengan umur ekonomis suatu barang selama usaha berjalan. Biaya

operasional terdiri dari dua macam, yaitu biaya tetap dan biaya variabel. Biaya

tetap merupakan biaya yang besarnya tidak dipengaruhi oleh jumlah produk yang

dihasilkan oleh perusahaan dan nilainya sama setiap tahun. Sedangkan biaya

variabel merupakan biaya yang besarnya dipengaruhi oleh jumlah produk yang

dihasilkan oleh perusahaan.

Biaya tetap yang dikeluarkan oleh usaha mi mentah Bapak Sukimin yaitu

biaya telepon, gaji pegawai, tunjangan hari raya pegawai, tunjangan hari raya

mitra usaha, Pajak Bumi Bangunan (PBB), service motor, service mesin-mesin,

dan pajak motor. Biaya variabel yang dikeluarkan terdiri atas biaya listrik, air,

upah tenaga kerja tambahan saat bulan Ramadhan, tepung terigu, tepung sagu,

garam, soda as, STPP, potasium karbonat, tartrazine, bumbu pangsit, plastik

kemasan, bahan bakar transportasi, spidol marker dan tinta spidol. Rincian biaya

operasional yang terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel dapat dilihat pada

Tabel 21.

Page 112: ANALISIS KELAYAKAN USAHA MIE MENTAH JAGUNG (Studi … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN . ... sosial dan lingkungan, dan aspek hukum. ... pembukuan dan pencatatan yang jelas atas

95

Tabel 21. Rincian Biaya Operasional Usaha Pembuatan Mi Mentah Jagung 100

Persen

No. Uraian Satuan Jumlah per

Tahun

Harga per Satuan

(Rp)

Nilai per Tahun

(Rp)

A. Biaya Tetap

1 Telepon bulan 12 200.000 2.400.000

2 Gaji pegawai bulan 12 1.200.000 14.400.000

3 THR pegawai orang 1 600.000 600.000

4 THR mitra usaha orang 35 100.000 3.500.000

5 PBB tahun 1 259.120 259.120

6 Service motor unit 2 150.000 30.000

7 Service mesin-

mesin unit 3 250.000 750.000

8 Pajak motor unit 2 300.000 600.000

B. Biaya Variabel

9 Listrik bulan 12 270.000 3.240.000

10 Air bulan 12 170.000 2.040.000

11 Upah pegawai tambahan

orang 8 500.000 4.000.000

12 Tepung jagung 25 kg (zak)

1.474 125.000 184.250.000

13 Tepung terigu 25 kg (zak)

176 167.000 29.392.000

14 Sagu 50 kg (zak)

72 250.000 18.000.000

15 Garam 3 lusin (bal)

92 17.000 1.564.000

16 Soda As kg 112 10.000 1.120.000

17 STTP kg 22 50.000 1.100.000

18 Potasium Karbonat kg 12 70.000 840.000

19 Guar gum kg 412 18.000 7.416.000

20 Tartrazin kg 6 80.000 480.000

21 Bumbu pangsit paket 335 52.500 17.587.500

22 Plastik 20x35 bungkus 110 3.500 385.000

23 Plastik 28x50 bungkus 124 4.000 496.000

24 Plastik 40x60 bungkus 50 8.000 400.000

25 Spidol Marker buah 4 8.000 32.000

26 Tinta spidol marker

botol 2 10.000 20.000

27 Bensin transportasi liter 1,340 4.500 6.030.000

28 Kain saring lembar 6 15.000 90.000

Total biaya Operasioanal 355.693.620

Sumber: UKM Mi Mentah Bapak Sukimin (2011)

Page 113: ANALISIS KELAYAKAN USAHA MIE MENTAH JAGUNG (Studi … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN . ... sosial dan lingkungan, dan aspek hukum. ... pembukuan dan pencatatan yang jelas atas

96

Biaya tetap yang dibutuhkan dalam pembuatan mi mentah jagung 100

persen yaitu sebesar Rp 22.809.120 per tahun. Sedangkan biaya variabel yang

dibutuhkan untuk memproduksi mi mentah jagung 100 persen sebesar Rp

278.482.500 per tahun. Pada tahun ke-1, biaya variabel yang dibutuhkan sebesar

50 persen dari kapasitas normal, yaitu sebesar Rp 139.241.250. Pada tahun ke-2,

biaya variabel yang dibutuhkan sebesar 70 persen dari kapasitas normal, yaitu

sebesar Rp 194.937.750.

7.7.3. Analisis Finansial Usaha Mi Mentah Jagung 100 Persen

Kelayakan finansial usaha pembuatan mi mentah jagung 100 persen ini

dapat dilihat dari beberapa kriteria penilaian investasi yaitu Net Present Value

(NPV), Net B/C, Internal Rate of Return (IRR) dan Payback Period. Hasil

cashflow pada usaha mi mentah jagung 100 persen menunjukkan hasil yang

tertera pada Tabel 22. Rincian lebih lengkap dapat dilihat pada Lampiran 15.

Tabel 22. Hasil Analisis Finansial Usaha Pembuatan Mi Mentah jagung 100

persen

Kriteria Hasil

NPV Rp 1.011.003.777

IRR 38 %

Net B/C 3,96

PBP 3 tahun 11 bulan

Berdasarkan analisis finansial di atas dapat dilihat bahwa usaha pembuatan

mi mentah jagung 100 persen akan menghasilkan nilai NPV yang lebih besar dari

nol, yaitu Rp 1.011.003.777. Hal ini menunjukkan usaha pembuatan mi mentah

jagung 100 persen yang dilaksanakan akan memberikan manfaat bersih kini

sebesar Rp 1.011.003.777 selama jangka waktu 10 tahun. Dengan demikian,

berdasarkan kriteria NPV usaha ini layak untuk dilaksanakan.

Nilai IRR yang diperoleh yaitu sebesar 38 persen di mana IRR tersebut

lehih besar dari discount factor yang ditetapkan yaitu sebesar 7,47 persen. Hal ini

menunjukkan bahwa usaha ini mampu memberikan hasil sebesar 38 persen.

Dengan demikian, berdasarkan kriteria IRR usaha pembuatan mi mentah jagung

100 persen ini layak untuk dilaksanakan.

Page 114: ANALISIS KELAYAKAN USAHA MIE MENTAH JAGUNG (Studi … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN . ... sosial dan lingkungan, dan aspek hukum. ... pembukuan dan pencatatan yang jelas atas

97

Nilai Net B/C yang diperoleh yaitu sebesar 3,96. Hal ini berarti setiap Rp

1,00 yang dikeluarkan akan menghasilkan manfaat bersih sebesar Rp 3,96. Nilai

Net B/C yang diperoleh lebih besar dari satu, sehingga usaha pembuatan mi

mentah terigu ini layak untuk dilaksanakan. Payback Period (PBP) yang diperoleh

adalah 3,93 tahun atau sama dengan 3 tahun 11 bulan. Nilai Payback Period ini

lebih pendek dibandingkan umur proyek sehingga berdasarkan kriteria Payback

Period usaha ini layak untuk dijalankan.

7.7.4. Analisis Switching Value Usaha Mi Mentah Jagung 100 Persen

Analisis nilai pengganti (switching value) digunakan untuk mengetahui

seberapa besar perubahan maksimal pada biaya variabel dan penerimaan

penjualan yang dapat ditolerir, sehingga usaha ini masih layak untuk diusahakan.

Switching value ditentukan dengan uji coba, sehingga menghasilkan keuntungan

normal berdasarkan kriteria investasi, yaitu NPV sama dengan nol, IRR

mendekati atau sama dengan tingkat suku bunga, dan Net B/C sama dengan satu.

Variabel yang dibahas dalam analisis switching value adalah variabel yang

dianggap paling signifikan dalam mempengaruhi usaha atau proyek. Dalam

penelitian ini variabel yang akan dibahas yaitu jumlah produksi mi mentah dari

sisi inflow dan biaya bahan baku yaitu tepung jagung dari sisi outflow. Variabel

tersebut digunakan karena berdasarkan hasil wawancara, usaha mi mentah jagung

ini sangat bergantung kepada tepung jagung sebagai bahan baku utama memiliki

harga yang berfluktuatif di pasar karena belum banyak diproduksi. Selain itu,

jumlah produksi mi mentah sebagai produk utama memiliki kemungkinan

mengalami penurunan akibat penurunan produksi. Variabel tingkat harga jual

tidak digunakan dalam analisis nilai pengganti. Hal ini karena, harga jual mi

mentah tidak pernah mengalami penurunan. Pemikiran ini berdasarkan fakta dan

hasil wawancara di lokasi penelitian. Hasil analisis switching value usaha

pembuatan mi mentah jagung 100 persen dapat dilihat pada Tabel 23.

Page 115: ANALISIS KELAYAKAN USAHA MIE MENTAH JAGUNG (Studi … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN . ... sosial dan lingkungan, dan aspek hukum. ... pembukuan dan pencatatan yang jelas atas

98

Tabel 23. Hasil Analisis Switching Value Usaha Pembuatan Mi Mentah Jagung

100 Persen

Perubahan Persentase (%) NPV (Rp) Net B/C IRR (%)

Penurunan

penjualan mi

mentah 23,55 342.040.545 1,87 7,47

Kenaikan harga

tepung jagung 59,05 342.037.670 1,87 7,47

Berdasarkan hasil analisis switching value, dapat dilihat perubahan-

perubahan variabel yang berpengaruh terhadap kelayakan usaha. Dengan asumsi

cateris paribus, jika salah satu dari perubahan terjadi yaitu penurunan penjualan

mi mentah jagung 100 persen sebesar 23,55 persen atau kenaikan harga tepung

jagung sebesar 59,05 persen usaha pembuatan mi mentah jagung 100 persen ini

masih layak untuk diusahakan dengan memperoleh keuntungan normal.

Usaha pembuatan mi mentah jagung 100 persen ini masih layak untuk

dilaksanakan apabila penuruna penjualan mi mentah tidak melebihi 23,55 persen.

Selain itu, jika kenaikan harga tepung jagung juga tidak melebihi 59,05 persen,

usaha ini masih layak untuk dilaksanakan. Dengan demikian, dapat dilihat bahwa

usaha pembuatan mi mentah jagung 100 persen ini paling sensitif terhadap

penuruna penjualan mi mentah. Sedangkan perubahan kenaikan harga tepung

jagung menjadi variabel yang paling rendah pengaruhnya terhadap kelayakan

usaha.

7.7.5. Laporan Laba Rugi Usaha Mi Mentah Jagung 100 Persen

Analisis laba rugi digunakan untuk mengetahui perkembangan usaha

dalam periode tertentu. Komponen laba rugi usaha pembuatan mi mentah ini

terdiri atas, pendapatan penjualan hasil produksi, biaya operasional, biaya

penyusutan, dan pajak penghasilan. Laba sebelum pajak (EBT) diperoleh dari

pendapatan penjualan dikurangi dengan biaya operasional dan biaya penyusutan.

Laba setelah pajak (EAT) diperoleh dari laba sebelum pajak dikurangi pajak

penghasilan. Ketentuan pajak penghasilan yang digunakan yaitu pajak flat sebesar

25 persen berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia No. 36 Tahun 2008

Page 116: ANALISIS KELAYAKAN USAHA MIE MENTAH JAGUNG (Studi … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN . ... sosial dan lingkungan, dan aspek hukum. ... pembukuan dan pencatatan yang jelas atas

99

tentang Perubahan Keempat atas Undang-undang No. 7 Tahun 1983 tentang Pajak

Penghasilan.

Laba rugi usaha pembuatan mi mentah jagung 100 persen menunjukkan

tingkat keuntungan yang diperoleh setiap tahunnya. Pada tahun ke-1, usaha

pembuatan mi mentah jagung 100 persen memperoleh keuntungan sebesar Rp

70.349.455. Pada tahun ke-2, usaha pembuatan mi mentah jagung 100 persen ini

memperoleh keuntungan sebesar Rp 110.387.080 Sedangkan pada tahun ke-3

sampai dengan tahun ke-10, usaha pembuatan mi mentah jagung 100 persen ini

memperoleh keuntungan sebesar Rp 170.443.517. Rincian perhitungan laba rugi

dapat dilihat pada Lampiran 18.

7.8. Analisis Perbandingan Usaha Mi Mentah Terigu, Mi Mentah Jagung

30 Persen, dan Mi Mentah Jagung 100 Persen

Analisis perbandingan dilakukan dengan membandingkan hasil analisis

kelayakan finansial dari ketiga jenis usaha dengan bahan baku yang berbeda.

Berdasarkan hasi perhitungan analisis kelayakan finansial pada ketiga jenis usaha

tersebut dengan tingkat diskonto 7,47 persen dapat disimpulkan bahwa ketiga

usaha tersebut layak untuk diusahakan.

Tabel 24. Analisis Kelayakan Finansial Usaha Pembuatan Mi Mentah

Kriteria Mi Mentah Terigu Mi Mentah Jagung 30

Persen

Mi Mentah Jagung

100 Persen

NPV Rp 525.134.282 Rp 508.680.026 Rp 1.011.003.777

IRR 39,06 % 32 % 38 %

Net B/C 2,76 2,40 3,96

PBP 4 tahun 4 bulan 3 tahun 7 bulan 3 tahun 11 bulan

Hasil perbandingan yang dihasilkan seperti yang ditunjukkan pada Tabel

24 menunjukkan bahwa dari kedua jenis usaha, usaha pembuatan mi mentah

jagung 100 persen merupakan usaha yang paling layak diusahakan. Hal ini dapat

dilihat dari kriteria kelayakan finansial dari usaha pembuatan mi mentah jagung

100 persen lebih besar dibandingkan usaha pembuatan mi mentah terigu dan mi

mentah jagung 30 persen. Hal ini berdasarkan nilai NPV usaha pembuatan mi

mentah jagung 100 persen yang diperoleh sebesar Rp 1.011.003.777 lebih besar

Page 117: ANALISIS KELAYAKAN USAHA MIE MENTAH JAGUNG (Studi … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN . ... sosial dan lingkungan, dan aspek hukum. ... pembukuan dan pencatatan yang jelas atas

100

dibandingkan usaha pembuatan mi mentah terigu maupun mi mentah jagung 30

persen, sehingga usaha mi mentah jagung 100 persen memberikan manfaat bersih

yang lebih besar daipada usaha mi mentah terigu dan mi mentah jagung 30 persen.

Nilai Net B/C yang diperoleh juga paling tinggi dibandingkan usaha mi mentah

terigu dan mi mentah jagung 30 persen, yaitu sebesar 3,96.

Berdasarkan kriteria IRR, usaha mi mentah terigu memiliki nilai yang

paling besar dibandingkan usaha mi mentah jagung 30 persen dan usaha mi

mentah jagung 100 persen. Usaha mi mentah terigu memiliki nilai IRR sebesar

39,06 persen. Hal ini berarti usaha mi mentah terigu mampu memberikan hasil

yang paling besar dibandingkan tingkat discount factor yang digunakan.

Tingkat pengembalian investasi juga berbeda cukup besar pada tingkat

diskonto 7,47 persen. Nilai payback period usaha pembuatan mi mentah jagung

30 persen memiliki nilai paling kecil daripada usaha mi mentah terigu dan mi

mentah jagung 100 persen, yaitu selama 3 tahun 7 bulan. Hal ini berarti waktu

yang diperlukan untuk menutupi pengeluaran investasi pada usaha mi mentah

jagung 30 persen adalah paling singkat dibandingkan umur proyek. Maka, usaha

mi jagung 30 persen lebih layak untuk diusahakan dari segi nilai payback period.

Hasil analisis switching value yang dilakukan terhadap ketiga usaha

menunjukkan bahwa perubahan yang diakibatkan oleh penurunan jumlah

penjualan merupakan variabel yang paling sensitif terhadap proyeksi penerimaan.

Sedangkan untuk perubahan yang terjadi karena kenaikan harga bahan baku

tepung menjadi variabel yang kurang berpengaruh terhadap proyeksi aliran kas.

Batas maksimal perubahan yang terjadi pada masing-masing usaha ditampilkan

pada Tabel 25.

Tabel 25. Perbandingan Nilai Switching Value pada Ketiga Jenis Usaha

Perubahan Mi Mentah Terigu

(persen)

Mi Mentah Jagung

30 Persen (persen)

Mi Mentah Jagung

100 Persen

(persen)

Penurunan

penjualan mi

mentah

16,54 17,91 23,55

Kenaikan harga

tepung 27,73 42,89 59,05

Page 118: ANALISIS KELAYAKAN USAHA MIE MENTAH JAGUNG (Studi … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN . ... sosial dan lingkungan, dan aspek hukum. ... pembukuan dan pencatatan yang jelas atas

101

Berdasarkan Tabel 25 diketahui bahwa usaha pembuatan mi mentah terigu

memiliki kepekaan yang lebih tinggi terhadap perubahan yang disebabkan oleh

kedua variabel dibandingkan dengan usaha mi mentah jagung 30 persen dan mi

jagung 100 persen. Jadi usaha mi mentah terigu lebih peka terhadap perubahan.

Perhitungan laba rugi dari ketiga jenis usaha menunjukkan bahwa usaha

pembuatan mi mentah jagung 100 persen menghasilkan keuntungan yang lebih

besar jika dibandingkan dengan usaha mi mentah terigu dan mi mentah jagung 30

persen. Pada tahun pertama, keuntungan yang dihasilkan pada usaha mi mentah

jagung 100 persen sebesar Rp 70.349.455. Keuntungan tersebut lebih tinggi

dibandingkan dengan keuntungan yang dihasilkan oleh usaha mi mentah terigu

dan mi mentah jagung 30 persen. Begitu pula dengan keuntungan pada tahun-

tahun berikutnya, keuntungan yang dihasilkan oleh usaha mi mentah jagung 100

persen lebih besar daripada usaha mi mentah terigu dan mi mentah jagung 30

persen. Pada tahun kedua, usaha mi mentah jagung 100 persen menghasilkan

keuntungan Rp 110.387.080. Pada tahun ketiga dan selanjutnya, keuntungan yang

dihasilkan dari usaha mi mentah jagung 100 persen adalah sebesar Rp

170.443.517. Keuntungan dari kedua usaha ditampilkan pada Tabel 26.

Tabel 26. Perbandingan Keuntungan yang Diperoleh dari Ketiga Jenis Usaha

Jenis Mi Mentah

Keuntungan (Rp)

Tahun Ke-1 Tahun Ke-2 Tahun Ke-3

sampai Ke-10

Mi Mentah

Terigu 139.208.267 139.208.267 139.208.267

Mi Mentah

Jagung 30 Persen 57.450.205 91.887.130 143.542.517

Mi Mentah

Jagung 100

Persen

70.349.455 110.387.080 170.443.517

Page 119: ANALISIS KELAYAKAN USAHA MIE MENTAH JAGUNG (Studi … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN . ... sosial dan lingkungan, dan aspek hukum. ... pembukuan dan pencatatan yang jelas atas

102

VIII KESIMPULAN DAN SARAN

8.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan pada usaha pembuatan mi

mentah baik dari aspek finansial maupun aspek non finansial, maka dapat diambil

beberapa kesimpulan yaitu:

1. Usaha pembuatan mi mentah jika dilihat dari aspek pasar, aspek teknis, dan

aspek sosial dan lingkungan layak untuk diusahakan. Namun dari aspek

manajemen, usaha pembuatan mi mentah belum layak karena belum memiliki

pembukuan dan pencatatan yang jelas atas segala transaksi bisnis yang

dilakukan. Selain itu dari aspek hukum, usaha ini belum memiliki perizinan

dari pihak manapun sehingga dinilai belum layak karena tidak memiliki

kekuatan secara hukum.

2. Analisis kelayakan finansial menunjukkan bahwa usaha pembuatan mi mentah

terigu layak untuk diusahakan. Hal ini ditunjukkan oleh nilai NPV sebesar Rp

525.134.282, IRR sebesar 39,06 persen, net B/C sebesar 2,76 dan payback

period selama 4 tahun 4 bulan. Sedangkan untuk usaha pembuatan mi mentah

jagung 30 persen juga layak untuk diusahakan. Hal ini ditunjukkan oleh nilai

NPV sebesar Rp 508.680.026, IRR sebesar 32 persen, net B/C sebesar 2,40

dan payback period selama 3 tahun 7 bulan. Usaha pembuatan mi mentah

jagung 100 persen juga layak untuk dilaksanakan. Hal ini ditunjukkan oleh

nilai NPV sebesar Rp 1.011.003.777, IRR sebesar 38 persen, net B/C sebesar

3,96 dan payback period selama 3 tahun 11 bulan.

3. Analisis switching value pada ketiga usaha menunjukkan bahwa perubahan

yang diakibatkan penurunan penjualan berpengaruh paling besar terhadap

kelayakan usaha dibandingkan dengan perubahan lainnya. Perubahan

penurunan penjualan pada ketiga usaha berkisar antara 16 – 24 persen.

Perubahan ini lebih kecil dibandingkan perubahan peningkatan harga bahan

baku tepung yang berkisar antara 27 – 60 persen.

4. Analisis perbandingan menunjukkan usaha pembuatan mi mentah jagung 100

persen lebih layak diusahakan jika dibandingkan dengan usaha mi mentah

terigu dan mi mentah jagung 30 persen. Keuntungan yang diperoleh pada

Page 120: ANALISIS KELAYAKAN USAHA MIE MENTAH JAGUNG (Studi … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN . ... sosial dan lingkungan, dan aspek hukum. ... pembukuan dan pencatatan yang jelas atas

103

usaha pembuatan mi mentah jagung 100 persen pun lebih tinggi dibandingkan

dengan usaha mi mentah terigu dan mi mentah jagung 30 persen.

8.2. Saran

Adapun saran yang dapat diberikan adalah:

1. Usaha pembuatan mi mentah sebaiknya mulai melakukan pembukuan usaha

yang meliputi data produksi, data pemesanan, data penjualan, dan data

pengeluaran usaha agar diketahui secara pasti angka penjualan, pemasukan

dan pengeluaran dari perusahaan. Pencatatan yang jelas akan memudahkan

pemilik usaha untuk mengontrol usahanya.

2. Usaha pembuatan mi mentah sebaiknya mendaftarkan usahanya pada lembaga

perizinan terkait agar memiliki kekuatan hukum yang jelas dan diakui

keberadaanya oleh pemerintah. Perusahaan dapat memperoleh perizinan

melalui pemerintah setempat dan Departemen Perindustrian dan Perdagangan.

Hal ini akan memudahkan perusahaan jika di kemudian hari timbul masalah.

3. Pemerintah sebaiknya memberikan sosialisasi kepada masyarakat mengenai

usaha pembuatan mi mentah jagung agar semakin banyak masyarakat yang

mengetahui usaha mi mentah jagung dan tertarik untuk mengusahakannya.

Pemerintah juga memberikan pembinaan usaha kepada pengusaha mi mentah

untuk memperbaiki manajemen usaha.

Page 121: ANALISIS KELAYAKAN USAHA MIE MENTAH JAGUNG (Studi … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN . ... sosial dan lingkungan, dan aspek hukum. ... pembukuan dan pencatatan yang jelas atas

104

DAFTAR PUSTAKA

Budiyah. 2005. Pemanfaatan pati dan protein jagung (corn gluten meal) dalam

pembuatan mi jagung instan. [skripsi]. Departemen Teknologi Pertanian

dan Gizi, Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor.

Departemen Pertanian. 2008. Indikator Pertanian. Jakarta: Direktorat Tanaman

Pangan.

Fadlillah H. N. 2005. Verifikasi formulasi mi jagung instan dalam rangka

penggandaan skala. [skripsi]. Bogor: Fakultas Teknologi Pertanian, Institut

Pertanian Bogor.

Fardiaz D. 1983. Peningkatan Daya Guna Jagung sebagai Bahan Pembuat Tortila

dalam Rangka Penganekaragaman Makanan. Bogor: Direktorat Pembinaan

Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat, Direktorat Jenderal

Pendidikan Tinggi, dan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Gittinger J. Price. 1986. Analisa Ekonomi Proyek-proyek Pertanian. Edisi kedua.

Jakarta: UI-Press.

Gracecia D. 2005. Profil mi basah yang diperdagangkan di Bogor dan Jakarta.

[skripsi]. Bogor: Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Husnah S. 2010. Pembuatan tepung ubi jalar ungu (Ipomoea batatas

Ayamurasaki) dan aplikasinya dalam pembuatan roti tawar. [skripsi]

Bogor: Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Juniawati. 2003. Optimasi proses pengolahan mi jagung instan berdsarkan kajian

preferensi konsumen. [skripsi]. Departemen Teknologi Pertanian dan Gizi,

Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor.

Kadariah. 1988. Evaluasi Proyek Analisis Ekonomis. Jakarta: Fakultas Ekonomi,

Universitas Indonesia.

Kasmir dan Jakfar. 2003. Studi Kelayakan Bisnis, Edisi Kedua. Jakarta: Kencana.

Kotler dan Armstrong. 2008. Prinsip-prinsip Pemasaran. Edisi Ke-12. Jakarta:

Erlangga.

Kusnandar F, et al. 2008. Modifikasi Sifat Fungsional Pati Jagung (Zea mays) dan

Aplikasinya untuk Perbaikan Kualitas Mi Jagung. Laporan Hasil

Penelitian. Bogor: Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada

Masyarakat, Institut Pertanian Bogor bekerjasama dengan Sekretariat

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.

Kusnandar F., Muhandri T., Subarna, Palupi N. S., Syah D. 2009. Penelitian dan

Pengembangan Mi Jagung di Institut Pertanian Bogor (Untuk Mendukung

Program Diversifikasi Pangan). Bogor: Southeast Asian Food and

Agricultural Science and Technology (SEAFAST) Center dan Departemen

Ilmu dan Teknologi Pangan, Institut Pertanian Bogor.

Page 122: ANALISIS KELAYAKAN USAHA MIE MENTAH JAGUNG (Studi … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN . ... sosial dan lingkungan, dan aspek hukum. ... pembukuan dan pencatatan yang jelas atas

105

Lisnan V. 2008. Pengembangan beras artificial dari ubi kayu (Manihot esculenta

Crant.) dan ubi jalar (Ipomoea batatas) sebagai upaya diversifikasi

pangan. [skripsi]. Bogor:Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan,

Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Manijo. 2005. Analisis kelayakan usaha pengolahan jagung pada proyek

agribisnis BPPT – Pemda Sumedang di Desa Marga Mekar, Kecamatan

Sumedang Selatan, Kabupaten Sumedang, Propinsi Jawa Barat. [skripsi].

Bogor: Program Studi Ekstensi Manajemen Agribisnis, Departemen Ilmu-

ilmu Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian

Bogor.

Muhandri T. 2006. Karakterisasi Reologis pada Pengolahan Mi Jagung dengan

Proses Ekstruksi Pencetak. Bogor: Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan

Masyarakat, Institut Pertanian Bogor.

Napitupulu D. 2009. Analisis kelayakan usaha pembuatan jus dan sirup belimbing

manis dan jambu biji merah. [skripsi]. Bogor: Departemen Agribisnis,

Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Nurmalina, Sarianti, dan Karyadi. 2009. Studi Kelayakan Bisnis. Bogor:

Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut

Pertanian Bogor.

Pramuji I. 2007. Analisis kelayakan usaha agroindustri ubi jalar (Studi kasus pada

Agroindustri unit pengolahan tepung ubi jalar di Desa Giri Mulya,

Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat). [skripsi].

Bogor: Program Studi Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian, Institut

Pertanian Bogor.

Purnamawati D. A. 2007. Analisis kelayakan investasi usaha tepung talas Safira

(Safira powder) pada PT. Bogor Agro Lestari. [skripsi]. Bogor: Program

Studi Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Putra G. B. 2009. Analisis preferensi pedagang dan konsumen mi bakso terhadap

mi basah jagung dengan teknologi ekstruksi. [skripsi]. Bogor: Fakultas

Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Putera T. D. 2006. Evaluasi kelayakan usaha pada restoran Mie Kondang Jakarta

Selatan. [skripsi]. Bogor: Program Studi Manajemen Agribisnis, Fakultas

Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Sigit. 2008. Optimalisasi formula dan proses pembuatan mi jagung dengan

metode kalendering. [skripsi]. Bogor: Departemen Teknologi Pertanian

dan Gizi, Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor.

Siregar G. S. 2009. Analisis respon penawaran komoditas jagung dalam rangka

mencapai swasembada jagung di Indonesia. [skripsi]. Bogor: Departemen

Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian

Bogor.

Page 123: ANALISIS KELAYAKAN USAHA MIE MENTAH JAGUNG (Studi … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN . ... sosial dan lingkungan, dan aspek hukum. ... pembukuan dan pencatatan yang jelas atas

106

Soeharto I. 2002. Studi Kelayakan Proyek Industri. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Sugiyono, Thahir R., Kusnandar F., Purwani E. Y., Herawati D. 2008.

Peningkatan Kualitas Mi Instan Sagu Melaui Modifikasi Sifat Fisko-Kimia

Pati Sagu dan Optimasi Formulasi serta Proses Produksi. Laporan

Penelitian. Bogor: LPPM Institut Pertanian Bogor bekerja sama dengan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.

Suratman. 2002. Studi Kelayakan Proyek. Malang: Proyek Peningkatan Penelitian

Pendidikan Tinggi, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen

Pendidikan Nasional.

Wonojatun. 2010. Formulasi dan analisis nilai gizi produk mi berbasis sorgum

(Sorgum bicolor (L.) Moench.). [skripsi] Bogor: Fakultas Teknologi

Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Page 124: ANALISIS KELAYAKAN USAHA MIE MENTAH JAGUNG (Studi … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN . ... sosial dan lingkungan, dan aspek hukum. ... pembukuan dan pencatatan yang jelas atas

107

L A M P I R A N

Page 125: ANALISIS KELAYAKAN USAHA MIE MENTAH JAGUNG (Studi … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN . ... sosial dan lingkungan, dan aspek hukum. ... pembukuan dan pencatatan yang jelas atas

108

Lampiran 1. Kuisioner Penelitian

KUISIONER PENELITIAN MI JAGUNG

Pengrajin Mi

I. IDENTITAS RESPONDEN

No. Pertanyaan Jawaban

1 Nama …

2 Usia … tahun

3 Jenis Kelamin (1) Laki-laki

(2) Perempuan

4 Pendidikan terakhir (1) SD/Sederajat (2) SMP/Sederajat

(3) SMA/Sederajat

(4) Diploma I, II, III (5) Strata I

(6) Strata II

(7) Strata III

(8) …

5 Pengalaman usaha mi

mentah

(1) 1 tahun

(2) 2 tahun

(3) 3 tahun (4) 4 tahun

(5) 5 tahun

(6) > 6 tahun

6 Pelatihan/seminar tentang mi yang pernah diikuti

(1) Tidak pernah (2) Sanitasi dan kebersihan produksi

(3) Seminar UKM

(4) Pelatihan pembuatan mi jagung (5) …

7 Usaha mi mentah menjadi

pekerjaan utama

(1) Ya

(2) Tidak, maka pekerjaan utama : …

8 Alasan memilih melakukan usaha mi mentah

(1) Kemudahan produksi (2) Keuntungan yang lebih besar

(3) …

9 Usaha mi mentah (1) Utama

(2) Sampingan

Page 126: ANALISIS KELAYAKAN USAHA MIE MENTAH JAGUNG (Studi … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN . ... sosial dan lingkungan, dan aspek hukum. ... pembukuan dan pencatatan yang jelas atas

109

II. INVESTASI

2.1. Modal Awal

No. Pertanyaan Jawaban

1 Modal awal Rp.

2 Sumber kepemilikan modal (1) Pribadi

(2) Pinjaman

(3) Kerjasama

(4) Lainnya, yaitu …

3 Sumber pinjaman (1) Bank

(2) Koperasi

(3) Lainnya, yaitu …

4 Bunga pinjaman … % per tahun

5 Luas lahan yang digunakan … m x … m

6 Status kepemilikan lahan (1) Milik sendiri

(2) Sewa

(3) Lainnya, yaitu …

7 Besarnya biaya sewa lahan Rp.

2.2. Bangunan untuk Produksi Mi

No. Ruang Umur

Produktif

(tahun)

Biaya

Pembuatan

(Rp)

Luas

(m2)

Kapasitas

(sak)

Biaya

Perbaikan

(Rp)

1 Proses produksi

mi

2.3. Peralatan

No. Peralatan Umur

Ekonomis Jumlah

Harga Satuan

(Rp) Nilai (Rp)

Mesin adonan

varimixer

Mesin sheeting

Mesin steaming

box

Mesin grinder

Meja handling

Timbangan

Drum

Bak besar

Baskom sedang

Toples sedang

Gentong besar

Sendok tepung

Gayung

Page 127: ANALISIS KELAYAKAN USAHA MIE MENTAH JAGUNG (Studi … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN . ... sosial dan lingkungan, dan aspek hukum. ... pembukuan dan pencatatan yang jelas atas

110

Strap besi

Bangku kecil

Pisau

Ember

Pengaduk kayu

Tripleks kayu

Motor

Tas motor

Perizinan

Celemek

Sapu

Serokan

Tempat sampah

III. PENGELUARAN

3.1. Biaya Variabel

No. Variabel Jumlah Harga Satuan (Rp) Nilai (Rp)

1 Tepung terigu

2 Tepung jagung

3 Garam

4 Air

5 Benzoat

6 Soda As

7 Guar gum

8 Sagu

9 Plastik

Total biaya variabel

3.2. Biaya Tetap

No. Variabel Jumlah Harga Satuan (Rp) Nilai (Rp)

1 Upah tenaga kerja

3 Insentif tenaga kerja

(Co: THR)

4 Biaya transportasi

5 Listrik

6 Air

7 Telepon

Total biaya tetap

Page 128: ANALISIS KELAYAKAN USAHA MIE MENTAH JAGUNG (Studi … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN . ... sosial dan lingkungan, dan aspek hukum. ... pembukuan dan pencatatan yang jelas atas

111

IV. PENERIMAAN

No. Variabel Jumlah Harga Satuan (Rp) Nilai (Rp)

1 Mi mentah

2 Pangsit basah

3 Pangsit kering

4 Jasa penggilingan pangsit

Total penerimaan

Page 129: ANALISIS KELAYAKAN USAHA MIE MENTAH JAGUNG (Studi … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN . ... sosial dan lingkungan, dan aspek hukum. ... pembukuan dan pencatatan yang jelas atas

112

Lampiran 2. Penyusutan dan Nilai Sisa Usaha Mi Mentah Terigu Bapak Sukimin

No. Uraian Umur

Nilai Beli

(Rp)

Penyusutan

per Tahun

Akumulasi

Penyusutan Nilai Sisa

1 Aset Investasi

Lahan - 177.000.000

177.000.000

Gedung 10 87.120.000 8.712.000 87.120.000

Mesin adonan

15 Kg 10 7.500.000 750.000 7.500.000

Mesin adonan

25 Kg 10 11.000.000 1.100.000 11.000.000

Mesin sheeting 10 20.000.000 2.000.000 20.000.000

Lumpang dan

alu 10 200.000 20.000 200.000

Bangku kecil

kayu 10 100.000 10.000 100.000

Tabung gas 10 120.000 12.000 120.000

Meja besar 10 700.000 70.000 700.000

2

Aset

Reinvestasi

Timbangan

Digital 7 800.000 114.285 342.857 457.142

Timbangan 20

kg 3 75.000 25.000 25.000 50.000

Timbangan 60

kg 3 350.000 116.666 116.666 233.333

Baskom sedang 2 30.000 15.000 30.000

Baskom besar 2 50.000 25.000 50.000

Ember 2 25.000 12.500 25.000

Toples besar 5 50.000 10.000 50.000

Gentong besar 5 100.000 20.000 100.000

Centong sagu 5 25.000 5.000 25.000

Pisau 5 25.000 5.000 25.000

Strap besi 5 10.000 2.000 10.000

Bangku kecil

plastik 2 20.000 10.000 20.000

Sapu 2 15.000 7.500 15.000

Serokan 2 15.000 7.500 15.000

Celemek 5 15.000 3.000 15.000

Gerobak 5 3.000.000 600.000 3.000.000

Kepala kompor

gas 2 125.000 62.500 125.000

Regulator 2 85.000 42.500 85.000

Selang 2 75.000 37.500 75.000

Dandang 5 300.000 60.000 300.000

Sendok 5 20.000 4.000 20.000

Garpu 5 20.000 4.000 20.000

Sumpit 5 10.000 2.000 10.000

Page 130: ANALISIS KELAYAKAN USAHA MIE MENTAH JAGUNG (Studi … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN . ... sosial dan lingkungan, dan aspek hukum. ... pembukuan dan pencatatan yang jelas atas

113

Dandang kecil 5 40.000 8.000 40.000

Mangkok mi 5 45.000 9.000 45.000

Tempat sendok 5 7.500 1.500 7.500

Mangkok

sambal 5 5.000 1.000 5.000

Serokan mi 5 30.000 6.000 30.000

Sendok sayur 5 15.000 3.000 15.000

Motor 7 10.000.000 1.428.571 4.285.714 11.428.571

Tas motor 3 250.000 83.333 83.333 333.333

Total Nilai

Sisa

15.405.357

189.502.380

Sumber: UKM Mi Mentah Bapak Sukimin (2011)

Lampiran 3. Tabel Biaya Investasi Usaha Mi Mentah Terigu dan Mi Mentah

Jagung 30 Persen

No. Peralatan Umur Satuan Jumlah

Harga

satuan (Rp) Nilai (Rp)

1 Lahan - m2 125 1.416.000 177.000.000

2 Gedung 10 m2 90 968.000 87.120.000

3 Gerobak 5 Unit 35 3.000.000 105.000.000

4 Mesin Adonan 25 kg

10 Unit 1 11.000.000 11.000.000

5 Mesin

Adonan 15 kg 10 Unit 1 7.500.000 7.500.000

6 Mesin Sheeting

10 Unit 1 20.000.000 20.000.000

7 Meja besar 10 Unit 1 700.000 700.000

8 Timbangan Digital

7 Unit 1 800.000 800.000

9 Timbangan 20

kg 3 Unit 1 75.000 75.000

10 Timbangan 60 kg

3 Unit 1 350.000 350.000

11 Baskom

sedang 2 Unit 3 30.000 60.000

12 Baskom besar 2 Unit 1 50.000 40.000

13 Ember 2 Unit 3 25.000 36.000

14 Lumpang dan

alu 10 Unit 1 200.000 200.000

15 Toples besar 5 Unit 3 30.000 90.000

16 Gentong besar 5 Unit 1 100.000 75.000

17 Centong sagu 5 Unit 1 25.000 25.000

18 Pisau 5 Unit 7 25.000 175.000

19 Strap besi 5 Unit 1 10.000 10.000

20 Bangku kecil

kayu 10 Unit 2 100.000 200.000

21 Bangku kecil 2 Unit 2 20.000 30.000

Page 131: ANALISIS KELAYAKAN USAHA MIE MENTAH JAGUNG (Studi … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN . ... sosial dan lingkungan, dan aspek hukum. ... pembukuan dan pencatatan yang jelas atas

114

plastik

22 Sapu 2 Unit 1 15.000 12.000

23 Serokan 2 Unit 1 15.000 15.000

24 Celemek 5 Unit 5 15.000 75.000

25 Tabung gas 10 Unit 35 120.000 4.200.000

26 Kepala

kompor gas 2 Unit 35 125.000 4.375.000

27 Regulator 2 Unit 35 85.000 2.975.000

28 Selang 2 Unit 35 75.000 2.625.000

29 Dandang 5 Unit 35 300.000 10.500.000

30 Sendok 5 Lusin 35 20.000 700.000

31 Garpu 5 Lusin 35 20.000 700.000

32 Sumpit 5 10

pasang 35 10.000 350.000

33 Dandang kecil 5 Unit 35 40.000 1.400.000

34 Mangkok mi 5 Lusin 35 45.000 1.575.000

35 Tempat

sendok 5 Unit 35 7.500 262.500

36 Mangkok

sambal 5 Unit 35 5.000 175.000

37 Serokan mi 5 Unit 35 30.000 1.050.000

38 Sendok sayur 5 Unit 35 15.000 525.000

39 Motor 7 Unit 2 10.000.000 20.000.000

40 Tas motor 3 Unit 2 250.000 500.000

Total Biaya Investasi 463.377.500

Sumber: UKM Mi Mentah Bapak Sukimin (2011)

Page 132: ANALISIS KELAYAKAN USAHA MIE MENTAH JAGUNG (Studi … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN . ... sosial dan lingkungan, dan aspek hukum. ... pembukuan dan pencatatan yang jelas atas

115

Lampiran 4. Cashflow Usaha Mi Mentah Terigu

Uraian Tahun Ke-

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

INFLOW

1. Penjualan

Mi mentah 462,000,000 462,000,000 462,000,000 462,000,000 462,000,000 462,000,000 462,000,000 462,000,000 462,000,000 462,000,000

Pangsit basah 33,000,000 33,000,000 33,000,000 33,000,000 33,000,000 33,000,000 33,000,000 33,000,000 33,000,000 33,000,000

Pangsit 39,600,000 39,600,000 39,600,000 39,600,000 39,600,000 39,600,000 39,600,000 39,600,000 39,600,000 39,600,000

Jasa penggilingan pangsit 10,800,000 10,800,000 10,800,000 10,800,000 10,800,000 10,800,000 10,800,000 10,800,000 10,800,000 10,800,000

Total nilai penjualan 545,400,000 545,400,000 545,400,000 545,400,000 545,400,000 545,400,000 545,400,000 545,400,000 545,400,000 545,400,000

2. Nilai Sisa 0 0 0 0 0 0 0 0 0 189,502,380.95

Total Manfaat (Inflow) 545,400,000 545,400,000 545,400,000 545,400,000 545,400,000 545,400,000 545,400,000 545,400,000 545,400,000 734,902,381

OUTFLOW

1. Biaya Investasi

Lahan 177,000,000

Gedung 87,120,000

Gerobak 105,000,000

105,000,000

Mesin Adonan 25 Kg 11,000,000

Mesin Adonan 15 Kg 7,500,000

Mesin Sheeting 20,000,000

Meja besar 1,400,000

Timbangan Digital 800,000

800,000

Timbangan 20 Kg 75,000

75,000

75,000

75,000

Timbangan 60 Kg 350,000

350,000

350,000

350,000

Baskom sedang 90,000

90,000

90,000

90,000

90,000

Baskom besar 50,000

50,000

50,000

50,000

50,000

Ember 75,000

75,000

75,000

75,000

75,000

Lumpang dan alu 200,000

Toples besar 150,000

150,000

Gentong besar 100,000

100,000

Centong sagu 25,000

25,000

Pisau 175,000

175,000

Strap besi 10,000

10,000

Page 133: ANALISIS KELAYAKAN USAHA MIE MENTAH JAGUNG (Studi … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN . ... sosial dan lingkungan, dan aspek hukum. ... pembukuan dan pencatatan yang jelas atas

116

Bangku kecil kayu 200,000

Bangku kecil plastik 40,000

40,000

40,000

40,000

40,000

Sapu 15,000

15,000

15,000

15,000

15,000

Serokan 15,000

15,000

15,000

15,000

15,000

Celemek 75,000

75,000

Tabung gas 4,200,000

Kepala kompor gas 4,375,000

4,375,000

4,375,000

4,375,000

4,375,000

Regulator 2,975,000

2,975,000

2,975,000

2,975,000

2,975,000

Selang 2,625,000

2,625,000

2,625,000

2,625,000

2,625,000

Dandang 10,500,000

10,500,000

Sendok 700,000

700,000

Garpu 700,000

700,000

Sumpit 350,000

350,000

Dandang kecil 1,400,000

1,400,000

Mangkok mi 1,575,000

1,575,000

Tempat sendok 262,500

262,500

Mangkok sambal 175,000

175,000

Serokan mi 1,050,000

1,050,000

Sendok sayur 525,000

525,000

Motor 20,000,000

20,000,000

Tas motor 500,000

500,000

500,000

500,000

Total Biaya Investasi 463,377,500 - 10,260,000 925,000 27,497,500 105,535,000 11,185,000 20,800,000 10,260,000 925,000

2. Biaya Operasional

a. Biaya Tetap

Telepon 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000

Gaji pegawai 14,400,000 14,400,000 14,400,000 14,400,000 14,400,000 14,400,000 14,400,000 14,400,000 14,400,000 14,400,000

THR pegawai 600,000 600,000 600,000 600,000 600,000 600,000 600,000 600,000 600,000 600,000

THR mitra usaha 3,500,000 3,500,000 3,500,000 3,500,000 3,500,000 3,500,000 3,500,000 3,500,000 3,500,000 3,500,000

PBB 259,120 259,120 259,120 259,120 259,120 259,120 259,120 259,120 259,120 259,120

Service motor 300,000 300,000 300,000 300,000 300,000 300,000 300,000 300,000 300,000 300,000

Service mesin-mesin 750,000 750,000 750,000 750,000 750,000 750,000 750,000 750,000 750,000 750,000

Pajak motor 600,000 600,000 600,000 600,000 600,000 600,000 600,000 600,000 600,000 600,000

Total Biaya Tetap 22,809,120 22,809,120 22,809,120 22,809,120 22,809,120 22,809,120 22,809,120 22,809,120 22,809,120 22,809,120

b. Biaya Variabel

Page 134: ANALISIS KELAYAKAN USAHA MIE MENTAH JAGUNG (Studi … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN . ... sosial dan lingkungan, dan aspek hukum. ... pembukuan dan pencatatan yang jelas atas

117

Listrik 3,240,000 3,240,000 3,240,000 3,240,000 3,240,000 3,240,000 3,240,000 3,240,000 3,240,000 3,240,000

Air 2,040,000 2,040,000 2,040,000 2,040,000 2,040,000 2,040,000 2,040,000 2,040,000 2,040,000 2,040,000

Upah pegawai tambahan 4,000,000 4,000,000 4,000,000 4,000,000 4,000,000 4,000,000 4,000,000 4,000,000 4,000,000 4,000,000

Tepung terigu 275,550,000 275,550,000 275,550,000 275,550,000 275,550,000 275,550,000 275,550,000 275,550,000 275,550,000 275,550,000

Sagu 18,000,000 18,000,000 18,000,000 18,000,000 18,000,000 18,000,000 18,000,000 18,000,000 18,000,000 18,000,000

Garam 1,564,000 1,564,000 1,564,000 1,564,000 1,564,000 1,564,000 1,564,000 1,564,000 1,564,000 1,564,000

Soda As 1,120,000 1,120,000 1,120,000 1,120,000 1,120,000 1,120,000 1,120,000 1,120,000 1,120,000 1,120,000

STTP 1,100,000 1,100,000 1,100,000 1,100,000 1,100,000 1,100,000 1,100,000 1,100,000 1,100,000 1,100,000

Potasium Karbonat 840,000 840,000 840,000 840,000 840,000 840,000 840,000 840,000 840,000 840,000

Tartrazin 480,000 480,000 480,000 480,000 480,000 480,000 480,000 480,000 480,000 480,000

Bumbu pangsit 17,587,500 17,587,500 17,587,500 17,587,500 17,587,500 17,587,500 17,587,500 17,587,500 17,587,500 17,587,500

Plastik 20x35 385,000 385,000 385,000 385,000 385,000 385,000 385,000 385,000 385,000 385,000

Plastik 28x50 496,000 496,000 496,000 496,000 496,000 496,000 496,000 496,000 496,000 496,000

Plastik 40x60 400,000 400,000 400,000 400,000 400,000 400,000 400,000 400,000 400,000 400,000

Spidol Marker 32,000 32,000 32,000 32,000 32,000 32,000 32,000 32,000 32,000 32,000

Tinta spidol marker 20,000 20,000 20,000 20,000 20,000 20,000 20,000 20,000 20,000 20,000

Bensin transportasi 6,030,000 6,030,000 6,030,000 6,030,000 6,030,000 6,030,000 6,030,000 6,030,000 6,030,000 6,030,000

Total biaya variabel 332,884,500 332,884,500 332,884,500 332,884,500 332,884,500 332,884,500 332,884,500 332,884,500 332,884,500 332,884,500

Total biaya Operasional 355,693,620 355,693,620 355,693,620 355,693,620 355,693,620 355,693,620 355,693,620 355,693,620 355,693,620 355,693,620

Total biaya (Outflow) 819,071,120 355,693,620 365,953,620 356,618,620 383,191,120 461,228,620 366,878,620 376,493,620 365,953,620 356,618,620

Manfaat Bersih sebelum Pajak (273,671,120) 189,706,380 179,446,380 188,781,380 162,208,880 84,171,380 178,521,380 168,906,380 179,446,380 378,283,761

Pajak 46,402,755.71 46,402,755.71 46,402,755.71 46,402,755.71 46,402,755.71 46,402,755.71 46,402,755.71 46,402,755.71 46,402,755.71 46,402,755.71

Manfaat Bersih setelah Pajak (320,073,876) 143,303,624 133,043,624 142,378,624 115,806,124 37,768,624 132,118,624 122,503,624 133,043,624 331,881,005

DF (7.47%) 0.9305 0.8658 0.8056 0.7496 0.6975 0.6490 0.6039 0.5620 0.5229 0.4866

Present Value (297,826,254.50) 124,074,540.79 107,184,582.46 106,732,282.44 80,778,406.71 24,513,632.60 79,790,888.43 68,841,598.57 69,567,889.34 161,476,715.87

Jumlah PV positif (+) 822,960,537.21

Jumlah PV negatif (-) (297,826,254.50)

NET B/C 2.76

NPV 525,134,282.71

IRR 39.06%

PBP 4.39 4 Tahun 4 bulan

Page 135: ANALISIS KELAYAKAN USAHA MIE MENTAH JAGUNG (Studi … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN . ... sosial dan lingkungan, dan aspek hukum. ... pembukuan dan pencatatan yang jelas atas

118

Lampiran 5. Switching Value Usaha Mi Mentah Terigu - Peningkatan Harga Tepung Terigu sebesar 27,725 Persen

Uraian Tahun Ke-

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

INFLOW

1. Penjualan

Total nilai penjualan 545,400,000 545,400,000 545,400,000 545,400,000 545,400,000 545,400,000 545,400,000 545,400,000 545,400,000 545,400,000

2. Nilai Sisa 0 0 0 0 0 0 0 0 0 189,502,380.95

Total Manfaat (Inflow) 545,400,000 545,400,000 545,400,000 545,400,000 545,400,000 545,400,000 545,400,000 545,400,000 545,400,000 734,902,381

OUTFLOW

1. Biaya Investasi

Total Biaya Investasi 463,377,500 - 10,260,000 925,000 27,497,500 105,535,000 11,185,000 20,800,000 10,260,000 925,000

2. Biaya Operasional

Total Biaya Tetap 22,809,120 22,809,120 22,809,120 22,809,120 22,809,120 22,809,120 22,809,120 22,809,120 22,809,120 22,809,120

Total biaya variabel 402,846,645 402,846,645 402,846,645 402,846,645 402,846,645 402,846,645 402,846,645 402,846,645 402,846,645 402,846,645

Total biaya Operasional 432,089,858 432,089,858 432,089,858 432,089,858 432,089,858 432,089,858 432,089,858 432,089,858 432,089,858 432,089,858

Total biaya (Outflow) 895,467,358 432,089,858 442,349,858 433,014,858 459,587,358 537,624,858 443,274,858 452,889,858 442,349,858 433,014,858

Manfaat Bersih sebelum Pajak (350,067,358) 113,310,143 103,050,143 112,385,143 85,812,643 7,775,143 102,125,143 92,510,143 103,050,143 301,887,523

Pajak 46,402,755.71 46,402,755.71 46,402,755.71 46,402,755.71 46,402,755.71 46,402,755.71 46,402,755.71 46,402,755.71 46,402,755.71 46,402,755.71

Manfaat Bersih setelah Pajak (396,470,113) 66,907,387 56,647,387 65,982,387 39,409,887 (38,627,613) 55,722,387 46,107,387 56,647,387 255,484,768

DF (7.47%) 0.9305 0.8658 0.8056 0.7496 0.6975 0.6490 0.6039 0.5620 0.5229 0.4866

Present Value (368,912,359.93) 57,929,472.00 45,637,109.88 49,462,837.40 27,489,633.07 (25,071,157.25) 33,652,626.73 25,910,304.54 29,620,653.80 124,306,123.57

Jumlah PV positif (+) 368,937,603.74

Jumlah PV negatif (-) (368,912,359.93)

NET B/C 1.0001

NPV 25,243.81

IRR 7.47%

Page 136: ANALISIS KELAYAKAN USAHA MIE MENTAH JAGUNG (Studi … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN . ... sosial dan lingkungan, dan aspek hukum. ... pembukuan dan pencatatan yang jelas atas

119

Lampiran 6. Switching Value Usaha Mi Mentah Terigu - Penurunan Penjualan sebesar 16,536 Persen

Uraian Tahun Ke-

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

INFLOW

Total nilai penjualan 469,003,680 469,003,680 469,003,680 469,003,680 469,003,680 469,003,680 469,003,680 469,003,680 469,003,680 469,003,680

2. Nilai Sisa 0 0 0 0 0 0 0 0 0 189,502,380.95

Total Manfaat (Inflow) 469,003,680 469,003,680 469,003,680 469,003,680 469,003,680 469,003,680 469,003,680 469,003,680 469,003,680 658,506,061

OUTFLOW

1. Biaya Investasi

Total Biaya Investasi 463,377,500 - 10,260,000 925,000 27,497,500 105,535,000 11,185,000 20,800,000 10,260,000 925,000

2. Biaya Operasional

Total Biaya Tetap 22,809,120 22,809,120 22,809,120 22,809,120 22,809,120 22,809,120 22,809,120 22,809,120 22,809,120 22,809,120

Total biaya variabel 332,884,500 332,884,500 332,884,500 332,884,500 332,884,500 332,884,500 332,884,500 332,884,500 332,884,500 332,884,500

Total biaya Operasional 355,693,620 355,693,620 355,693,620 355,693,620 355,693,620 355,693,620 355,693,620 355,693,620 355,693,620 355,693,620

Total biaya (Outflow) 819,071,120 355,693,620 365,953,620 356,618,620 383,191,120 461,228,620 366,878,620 376,493,620 365,953,620 356,618,620

Manfaat Bersih sebelum Pajak (350,067,440) 113,310,060 103,050,060 112,385,060 85,812,560 7,775,060 102,125,060 92,510,060 103,050,060 301,887,441

Pajak 46,402,755.71 46,402,755.71 46,402,755.71 46,402,755.71 46,402,755.71 46,402,755.71 46,402,755.71 46,402,755.71 46,402,755.71 46,402,755.71

Manfaat Bersih setelah Pajak (396,470,196) 66,907,304 56,647,304 65,982,304 39,409,804 (38,627,696) 55,722,304 46,107,304 56,647,304 255,484,685

DF (7.47%) 0.9305 0.8658 0.8056 0.7496 0.6975 0.6490 0.6039 0.5620 0.5229 0.4866

Present Value (368,912,436.69) 57,929,400.57 45,637,043.41 49,462,775.56 27,489,575.52 (25,071,210.79) 33,652,576.90 25,910,258.18 29,620,610.66 124,306,083.43

Jumlah PV positif (+) 368,937,113.44

Jumlah PV negatif (-) (368,912,436.69)

NET B/C 1.0001

NPV 24,676.75

IRR 7.47%

Page 137: ANALISIS KELAYAKAN USAHA MIE MENTAH JAGUNG (Studi … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN . ... sosial dan lingkungan, dan aspek hukum. ... pembukuan dan pencatatan yang jelas atas

120

Lampiran 7. Laba Rugi Usaha Pembuatan Mi Mentah Terigu

Komponen Tahun

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

PENERIMAAN

1. Pendapatan Mi mentah 462,000,000 462,000,000 462,000,000 462,000,000 462,000,000 462,000,000 462,000,000 462,000,000 462,000,000 462,000,000

2. Pendapatan Pangsit basah 33,000,000 33,000,000 33,000,000 33,000,000 33,000,000 33,000,000 33,000,000 33,000,000 33,000,000 33,000,000

3. Pendapatan Pangsit 39,600,000 39,600,000 39,600,000 39,600,000 39,600,000 39,600,000 39,600,000 39,600,000 39,600,000 39,600,000

4. Pendapatan Jasa penggilingan pangsit 10,800,000 10,800,000 10,800,000 10,800,000 10,800,000 10,800,000 10,800,000 10,800,000 10,800,000 10,800,000

TOTAL PENERIMAAN 545,400,000 545,400,000 545,400,000 545,400,000 545,400,000 545,400,000 545,400,000 545,400,000 545,400,000 545,400,000

BIAYA VARIABEL

Tepung terigu 4,000,000 4,000,000 4,000,000 4,000,000 4,000,000 4,000,000 4,000,000 4,000,000 4,000,000 4,000,000

Sagu 275,550,000 275,550,000 275,550,000 275,550,000 275,550,000 275,550,000 275,550,000 275,550,000 275,550,000 275,550,000

Garam 18,000,000 18,000,000 18,000,000 18,000,000 18,000,000 18,000,000 18,000,000 18,000,000 18,000,000 18,000,000

Soda As 1,564,000 1,564,000 1,564,000 1,564,000 1,564,000 1,564,000 1,564,000 1,564,000 1,564,000 1,564,000

STTP 1,120,000 1,120,000 1,120,000 1,120,000 1,120,000 1,120,000 1,120,000 1,120,000 1,120,000 1,120,000

Potasium Karbonat 1,100,000 1,100,000 1,100,000 1,100,000 1,100,000 1,100,000 1,100,000 1,100,000 1,100,000 1,100,000

Tartrazin 840,000 840,000 840,000 840,000 840,000 840,000 840,000 840,000 840,000 840,000

Bumbu pangsit 480,000 480,000 480,000 480,000 480,000 480,000 480,000 480,000 480,000 480,000

Plastik 20x35 17,587,500 17,587,500 17,587,500 17,587,500 17,587,500 17,587,500 17,587,500 17,587,500 17,587,500 17,587,500

Plastik 28x50 385,000 385,000 385,000 385,000 385,000 385,000 385,000 385,000 385,000 385,000

Plastik 40x60 496,000 496,000 496,000 496,000 496,000 496,000 496,000 496,000 496,000 496,000

Spidol Marker 400,000 400,000 400,000 400,000 400,000 400,000 400,000 400,000 400,000 400,000

Tinta spidol marker 32,000 32,000 32,000 32,000 32,000 32,000 32,000 32,000 32,000 32,000

Bensin transportasi 20,000 20,000 20,000 20,000 20,000 20,000 20,000 20,000 20,000 20,000

TOTAL BIAYA VARIABEL 321,574,500 321,574,500 321,574,500 321,574,500 321,574,500 321,574,500 321,574,500 321,574,500 321,574,500 321,574,500

LABA KOTOR 223,825,500 223,825,500 223,825,500 223,825,500 223,825,500 223,825,500 223,825,500 223,825,500 223,825,500 223,825,500

BIAYA TETAP

Telepon 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000

Gaji pegawai 14,400,000 14,400,000 14,400,000 14,400,000 14,400,000 14,400,000 14,400,000 14,400,000 14,400,000 14,400,000

Page 138: ANALISIS KELAYAKAN USAHA MIE MENTAH JAGUNG (Studi … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN . ... sosial dan lingkungan, dan aspek hukum. ... pembukuan dan pencatatan yang jelas atas

121

THR pegawai 600,000 600,000 600,000 600,000 600,000 600,000 600,000 600,000 600,000 600,000

THR mitra usaha 3,500,000 3,500,000 3,500,000 3,500,000 3,500,000 3,500,000 3,500,000 3,500,000 3,500,000 3,500,000

PBB 259,120 259,120 259,120 259,120 259,120 259,120 259,120 259,120 259,120 259,120

Service motor 300,000 300,000 300,000 300,000 300,000 300,000 300,000 300,000 300,000 300,000

Service mesin-mesin 750,000 750,000 750,000 750,000 750,000 750,000 750,000 750,000 750,000 750,000

Pajak motor 600,000 600,000 600,000 600,000 600,000 600,000 600,000 600,000 600,000 600,000

TOTAL BIAYA TETAP 22,809,120 22,809,120 22,809,120 22,809,120 22,809,120 22,809,120 22,809,120 22,809,120 22,809,120 22,809,120

Biaya Penyusutan 15,405,357 15,405,357 15,405,357 15,405,357 15,405,357 15,405,357 15,405,357 15,405,357 15,405,357 15,405,357

LABA BERSIH SEBELUM PAJAK 185,611,023 185,611,023 185,611,023 185,611,023 185,611,023 185,611,023 185,611,023 185,611,023 185,611,023 185,611,023

PAJAK 25% 46,402,756 46,402,756 46,402,756 46,402,756 46,402,756 46,402,756 46,402,756 46,402,756 46,402,756 46,402,756

LABA BERSIH 139,208,267 139,208,267 139,208,267 139,208,267 139,208,267 139,208,267 139,208,267 139,208,267 139,208,267 139,208,267

Page 139: ANALISIS KELAYAKAN USAHA MIE MENTAH JAGUNG (Studi … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN . ... sosial dan lingkungan, dan aspek hukum. ... pembukuan dan pencatatan yang jelas atas

122

Lampiran 8. Penyusutan dan Nilai Sisa Usaha Mi Jagung 30 Persen Bapak Sukimin

No. Uraian Umur

Nilai Beli

(Rp)

Penyusutan

per Tahun

Akumulasi

Penyusutan Nilai Sisa

1 Aset Investasi

Lahan - 177.000.000 - - 177.000.000

Gedung 10 87.120.000 8.712.000 87.120.000

Mesin dough

mixer 15 Kg 10 7.500.000 750.000 7.500.000

Mesin dough

mixer 25 Kg 10 11.000.000 1.100.000 11.000.000

Mesin sheeting 10 20.000.000 2.000.000 20.000.000

Lumpang dan alu 10 200.000 20.000 200.000

Bangku kecil

kayu 10 100.000 10.000 100.000

Tabung gas 10 120.000 12.000 120.000

Meja besar 10 700.000 70.000 700.000

2 Aset Reinvestasi

.

Gerobak 5 3000.000 600.000 3.000.000

Timbangan Digital 7 800.000 114.285 342.857 457.142

Timbangan 60 Kg 3 350.000 116.666 116.666 233.333

Baskom sedang 2 30.000 15.000 30.000

Baskom besar 2 50.000 25.000 50.000

Ember 2 25.000 12.500 25.000

Toples besar 5 50.000 10.000 50.000

Gentong besar 5 100.000 20.000 100.000

Centong sagu 5 25.000 5.000 25.000

Pisau 5 25.000 5.000 25.000

Strap besi 5 10.000 2.000 10.000

Bangku kecil

plastik 2 20.000 10.000 20.000

Sapu 2 15.000 7.500 15.000

Serokan 2 15.000 7.500 15.000

Celemek 5 15.000 3.000 15.000

Kepala kompor gas 2 125.000 62.500 125.000

Regulator 2 85.000 42.500 85.000

Selang 2 75.000 37.500 75.000

Dandang 5 300.000 60.000 300.000

Sendok 5 20.000 4.000 20.000

Garpu 5 20.000 4.000 20.000

Sumpit 5 10.000 2.000 10.000

Dandang kecil 5 40.000 8.000 40.000

Page 140: ANALISIS KELAYAKAN USAHA MIE MENTAH JAGUNG (Studi … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN . ... sosial dan lingkungan, dan aspek hukum. ... pembukuan dan pencatatan yang jelas atas

123

Mangkok mi 5 45.000 9.000 45.000

Tempat sendok 5 7.500 1.500 7.500

Mangkok sambal 5 5.000 1.000 5.000

Serokan mi 5 30.000 6.000 30.000

Sendok sayur 5 15.000 3.000 15.000

Motor 7 10.000.000 1.428.571 4.285.714 11.428.571

Tas motor 3 250.000 83.333 83.333 333.333

Total Nilai Sisa

15.380.357

189.452.380

Sumber: UKM Mi Mentah Bapak Sukimin (2011)

Page 141: ANALISIS KELAYAKAN USAHA MIE MENTAH JAGUNG (Studi … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN . ... sosial dan lingkungan, dan aspek hukum. ... pembukuan dan pencatatan yang jelas atas

124

Lampiran 9. Cashflow Usaha Mi Mentah Jagung 30 Persen

Uraian Tahun Ke-

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

INFLOW

1. Penjualan

Mi mentah 231,000,000 323,400,000 462,000,000 462,000,000 462,000,000 462,000,000 462,000,000 462,000,000 462,000,000 462,000,000

Pangsit basah 16,500,000 23,100,000 33,000,000 33,000,000 33,000,000 33,000,000 33,000,000 33,000,000 33,000,000 33,000,000

Pangsit 19,800,000 27,720,000 39,600,000 39,600,000 39,600,000 39,600,000 39,600,000 39,600,000 39,600,000 39,600,000

Jasa penggilingan

pangsit 5,400,000 7,560,000 10,800,000 10,800,000 10,800,000 10,800,000 10,800,000 10,800,000 10,800,000 10,800,000

Total nilai penjualan 272,700,000 381,780,000 545,400,000 545,400,000 545,400,000 545,400,000 545,400,000 545,400,000 545,400,000 545,400,000

2. Nilai Sisa 0 0 0 0 0 0 0 0 0 189,452,380.95

Total Manfaat (Inflow) 272,700,000 381,780,000 545,400,000 545,400,000 545,400,000 545,400,000 545,400,000 545,400,000 545,400,000 734,852,381

OUTFLOW

1. Biaya Investasi

Lahan 177,000,000

Gedung 87,120,000

Gerobak 105,000,000

105,000,000

Mesin dough mixer 25 Kg 11,000,000

Mesin dough mixer 15 Kg 7,500,000

Mesin sheeting 20,000,000

Meja besar 1,400,000

Timbangan Digital 800,000

800,000

Timbangan 60 Kg 350,000

350,000

350,000

350,000

Baskom sedang 90,000

90,000

90,000

90,000

90,000

Baskom besar 50,000

50,000

50,000

50,000

50,000

Ember 75,000

75,000

75,000

75,000

75,000

Lumpang dan alu 200,000

Page 142: ANALISIS KELAYAKAN USAHA MIE MENTAH JAGUNG (Studi … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN . ... sosial dan lingkungan, dan aspek hukum. ... pembukuan dan pencatatan yang jelas atas

125

Toples besar 150,000

150,000

Gentong besar 100,000

100,000

Centong sagu 25,000

25,000

Pisau 175,000

175,000

Strap besi 10,000

10,000

Bangku kecil kayu 200,000

Bangku kecil plastik 40,000

40,000

40,000

40,000

40,000

Sapu 15,000

15,000

15,000

15,000

15,000

Serokan 15,000

15,000

15,000

15,000

15,000

Celemek 75,000

75,000

Tabung gas 4,200,000

Kepala kompor gas 4,375,000

4,375,000

4,375,000

4,375,000

4,375,000

Regulator 2,975,000

2,975,000

2,975,000

2,975,000

2,975,000

Selang 2,625,000

2,625,000

2,625,000

2,625,000

2,625,000

Dandang 10,500,000

10,500,000

Sendok 700,000

700,000

Garpu 700,000

700,000

Sumpit 350,000

350,000

Dandang kecil 1,400,000

1,400,000

Mangkok mi 1,575,000

1,575,000

Tempat sendok 262,500

262,500

Mangkok sambal 175,000

175,000

Serokan mi 1,050,000

1,050,000

Sendok sayur 525,000

525,000

Motor 20,000,000

20,000,000

Tas motor 500,000

500,000

500,000

500,000

Total Biaya Investasi 463,302,500 - 10,260,000 850,000 10,260,000 122,772,500 11,110,000 20,800,000 10,260,000 850,000

2. Biaya Operasional

Page 143: ANALISIS KELAYAKAN USAHA MIE MENTAH JAGUNG (Studi … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN . ... sosial dan lingkungan, dan aspek hukum. ... pembukuan dan pencatatan yang jelas atas

126

a. Biaya Tetap

Telepon 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000

Upah pegawai 14,400,000 14,400,000 14,400,000 14,400,000 14,400,000 14,400,000 14,400,000 14,400,000 14,400,000 14,400,000

THR pegawai 600,000 600,000 600,000 600,000 600,000 600,000 600,000 600,000 600,000 600,000

THR pelanggan tetap 3,500,000 3,500,000 3,500,000 3,500,000 3,500,000 3,500,000 3,500,000 3,500,000 3,500,000 3,500,000

PBB 259,120 259,120 259,120 259,120 259,120 259,120 259,120 259,120 259,120 259,120

Service motor 300,000 300,000 300,000 300,000 300,000 300,000 300,000 300,000 300,000 300,000

Service mesin-mesin 750,000 750,000 750,000 750,000 750,000 750,000 750,000 750,000 750,000 750,000

Pajak motor 600,000 600,000 600,000 600,000 600,000 600,000 600,000 600,000 600,000 600,000

Total Biaya Tetap 22,809,120 22,809,120 22,809,120 22,809,120 22,809,120 22,809,120 22,809,120 22,809,120 22,809,120 22,809,120

b. Biaya Variabel

Listrik 1,620,000 2,268,000 3,240,000 3,240,000 3,240,000 3,240,000 3,240,000 3,240,000 3,240,000 3,240,000

Air 1,020,000 1,428,000 2,040,000 2,040,000 2,040,000 2,040,000 2,040,000 2,040,000 2,040,000 2,040,000

Upah pegawai

tambahan 2,000,000 2,800,000 4,000,000 4,000,000 4,000,000 4,000,000 4,000,000 4,000,000 4,000,000 4,000,000

Tepung terigu 96,442,500 135,019,500 192,885,000 192,885,000 192,885,000 192,885,000 192,885,000 192,885,000 192,885,000 192,885,000

Tepung jagung 30,937,500 43,312,500 61,875,000 61,875,000 61,875,000 61,875,000 61,875,000 61,875,000 61,875,000 61,875,000

Sagu 9,000,000 12,600,000 18,000,000 18,000,000 18,000,000 18,000,000 18,000,000 18,000,000 18,000,000 18,000,000

Garam 782,000 1,094,800 1,564,000 1,564,000 1,564,000 1,564,000 1,564,000 1,564,000 1,564,000 1,564,000

Soda As 560,000 784,000 1,120,000 1,120,000 1,120,000 1,120,000 1,120,000 1,120,000 1,120,000 1,120,000

STTP 550,000 770,000 1,100,000 1,100,000 1,100,000 1,100,000 1,100,000 1,100,000 1,100,000 1,100,000

Potasium Karbonat 420,000 588,000 840,000 840,000 840,000 840,000 840,000 840,000 840,000 840,000

Guargum 1,863,000 2,608,200 3,726,000 3,726,000 3,726,000 3,726,000 3,726,000 3,726,000 3,726,000 3,726,000

Tartrazin 240,000 336,000 480,000 480,000 480,000 480,000 480,000 480,000 480,000 480,000

Bumbu pangsit 8,793,750 12,311,250 17,587,500 17,587,500 17,587,500 17,587,500 17,587,500 17,587,500 17,587,500 17,587,500

Plastik 20x35 192,500 269,500 385,000 385,000 385,000 385,000 385,000 385,000 385,000 385,000

Plastik 28x50 248,000 347,200 496,000 496,000 496,000 496,000 496,000 496,000 496,000 496,000

Plastik 40x60 200,000 280,000 400,000 400,000 400,000 400,000 400,000 400,000 400,000 400,000

Spidol Marker 16,000 22,400 32,000 32,000 32,000 32,000 32,000 32,000 32,000 32,000

Page 144: ANALISIS KELAYAKAN USAHA MIE MENTAH JAGUNG (Studi … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN . ... sosial dan lingkungan, dan aspek hukum. ... pembukuan dan pencatatan yang jelas atas

127

Tinta spidol marker 10,000 14,000 20,000 20,000 20,000 20,000 20,000 20,000 20,000 20,000

Bensin transportasi 3,015,000 4,221,000 6,030,000 6,030,000 6,030,000 6,030,000 6,030,000 6,030,000 6,030,000 6,030,000

Total biaya variabel

157,910,250

221,074,350

315,820,500

315,820,500

315,820,500

315,820,500

315,820,500

315,820,500

315,820,500

315,820,500

Total biaya Operasional

180,719,370

243,883,470

338,629,620

338,629,620

338,629,620

338,629,620

338,629,620

338,629,620

338,629,620

338,629,620

Total Biaya (Outflow)

644,021,870

243,883,470

348,889,620

339,479,620

348,889,620

461,402,120

349,739,620

359,429,620

348,889,620

339,479,620

Manfaat Bersih sebelum

pajak

(371,321,870)

137,896,530

196,510,380

205,920,380

196,510,380

83,997,880

195,660,380

185,970,380

196,510,380

395,372,761

Pajak 19,150,068.21 30,629,043.21

47,847,505.7

1

47,847,505.7

1

47,847,505.7

1 47,847,505.71 47,847,505.71 47,847,505.71 47,847,505.71 47,847,505.71

Manfaat Bersih setelah

Pajak

(390,471,938)

107,267,487

148,662,874

158,072,874

148,662,874

36,150,374

147,812,874

138,122,874

148,662,874

347,525,255

DF (7.47%) 0.9305 0.8658 0.8056 0.7496 0.6975 0.6490 0.6039 0.5620 0.5229 0.4866

Present Value (363,331,104.

69) 92,873,883.90

119,767,994.

85

118,497,272.

67

103,697,021.

17 23,463,311.42 89,269,174.76 77,618,923.69 77,735,122.16 169,088,426.30

Jumlah PV positif (+) 872,011,130.9

3

Jumlah PV negatif (-) (363,331,104.

69)

NET B/C 2.40

NPV

508,680,026.2

4

IRR 32%

PBP 3.63 3 tahun 7 bulan

Page 145: ANALISIS KELAYAKAN USAHA MIE MENTAH JAGUNG (Studi … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN . ... sosial dan lingkungan, dan aspek hukum. ... pembukuan dan pencatatan yang jelas atas

128

Lampiran 10. Switching Value Usaha Mi Mentah Jagung 30 Persen - Peningkatan Harga Tepung Terigu sebesar 42,891 Persen

Uraian Tahun Ke-

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

INFLOW

1. Penjualan

Total nilai penjualan 272,700,000 381,780,000 545,400,000 545,400,000 545,400,000 545,400,000 545,400,000 545,400,000 545,400,000 545,400,000

2. Nilai Sisa 0 0 0 0 0 0 0 0 0 189,452,380.95

Total Manfaat (Inflow) 272,700,000 381,780,000 545,400,000 545,400,000 545,400,000 545,400,000 545,400,000 545,400,000 545,400,000 734,852,381

OUTFLOW

1. Biaya Investasi

Total Biaya Investasi 463,302,500 - 10,260,000 850,000 10,260,000 122,772,500 11,110,000 20,800,000 10,260,000 850,000

2. Biaya Operasional

Total Biaya Tetap 22,809,120 22,809,120 22,809,120 22,809,120 22,809,120 22,809,120 22,809,120 22,809,120 22,809,120 22,809,120

b. Biaya Variabel

Total biaya variabel 199,275,403 278,985,564 398,550,805 398,550,805 398,550,805 398,550,805 398,550,805 398,550,805 398,550,805 398,550,805

Total biaya Operasional 222,084,523 301,794,684 421,359,925 421,359,925 421,359,925 421,359,925 421,359,925 421,359,925 421,359,925 421,359,925

Total Biaya (Outflow) 685,387,023 301,794,684 431,619,925 422,209,925 431,619,925 544,132,425 432,469,925 442,159,925 431,619,925 422,209,925

Manfaat Bersih sebelum pajak (412,687,023) 79,985,316 113,780,075 123,190,075 113,780,075 1,267,575 112,930,075 103,240,075 113,780,075 312,642,456

Pajak 19,150,068.21 30,629,043.21 47,847,505.71 47,847,505.71 47,847,505.71 47,847,505.71 47,847,505.71 47,847,505.71 47,847,505.71 47,847,505.71

Manfaat Bersih setelah Pajak (431,837,091) 49,356,273 65,932,569 75,342,569 65,932,569 (46,579,931) 65,082,569 55,392,569 65,932,569 264,794,950

DF (6.58%) 0.9305 0.8658 0.8056 0.7496 0.6975 0.6490 0.6039 0.5620 0.5229 0.4866

Present Value 401,821,057.87) 42,733,440.57 53,117,576.36 56,479,576.12 45,990,036.38 (30,232,589.57) 39,305,556.08 31,128,164.71 34,475,832.15 128,835,993.05

Jumlah PV positif (+) 401,833,585.86

Jumlah PV negatif (-) (401,821,057.87)

NET B/C 1.0000

NPV 12,528.00

IRR 7.47%

Page 146: ANALISIS KELAYAKAN USAHA MIE MENTAH JAGUNG (Studi … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN . ... sosial dan lingkungan, dan aspek hukum. ... pembukuan dan pencatatan yang jelas atas

129

Lampiran 11. Switching Value Usaha Mi Mentah Jagung 30 Persen - Penurunan Penjualan sebesar 17,907 Persen

Uraian Tahun Ke-

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

INFLOW

1. Penjualan

Total nilai penjualan 231,334,830 323,868,762 462,669,660 462,669,660 462,669,660 462,669,660 462,669,660 462,669,660 462,669,660 462,669,660

2. Nilai Sisa 0 0 0 0 0 0 0 0 0 189,452,380.95

Total Manfaat (Inflow) 231,334,830 323,868,762 462,669,660 462,669,660 462,669,660 462,669,660 462,669,660 462,669,660 462,669,660 652,122,041

OUTFLOW

1. Biaya Investasi

Total Biaya Investasi 463,302,500 - 10,260,000 850,000 10,260,000 122,772,500 11,110,000 20,800,000 10,260,000 850,000

2. Biaya Operasional

Total Biaya Tetap 22,809,120 22,809,120 22,809,120 22,809,120 22,809,120 22,809,120 22,809,120 22,809,120 22,809,120 22,809,120

Total biaya variabel 157,910,250 221,074,350 315,820,500 315,820,500 315,820,500 315,820,500 315,820,500 315,820,500 315,820,500 315,820,500

Total biaya Operasional 180,719,370 243,883,470 338,629,620 338,629,620 338,629,620 338,629,620 338,629,620 338,629,620 338,629,620 338,629,620

Total Biaya (Outflow) 644,021,870 243,883,470 348,889,620 339,479,620 348,889,620 461,402,120 349,739,620 359,429,620 348,889,620 339,479,620

Manfaat Bersih sebelum pajak (412,687,040) 79,985,292 113,780,040 123,190,040 113,780,040 1,267,540 112,930,040 103,240,040 113,780,040 312,642,421

Pajak 19,150,068.21 30,629,043.21 47,847,505.71 47,847,505.71 47,847,505.71 47,847,505.71 47,847,505.71 47,847,505.71 47,847,505.71 47,847,505.71

Manfaat Bersih setelah Pajak (431,837,108) 49,356,249 65,932,534 75,342,534 65,932,534 (46,579,966) 65,082,534 55,392,534 65,932,534 264,794,915

DF (6.58%) 0.9305 0.8658 0.8056 0.7496 0.6975 0.6490 0.6039 0.5620 0.5229 0.4866

Present Value (401,821,073.99) 42,733,419.57 53,117,548.44 56,479,550.14 45,990,012.21 (30,232,612.06) 39,305,535.16 31,128,145.24 34,475,814.03 128,835,976.20

Jumlah PV positif (+) 401,833,388.94

Jumlah PV negatif (-) (401,821,073.99)

NET B/C 1.0000

NPV 12,314.95

IRR 7.47%

Page 147: ANALISIS KELAYAKAN USAHA MIE MENTAH JAGUNG (Studi … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN . ... sosial dan lingkungan, dan aspek hukum. ... pembukuan dan pencatatan yang jelas atas

130

Lampiran 12. Laba Rugi Usaha Pembuatan Mi Mentah Jagung 30 Persen

Komponen Tahun

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

PENERIMAAN

1. Pendapatan Mi mentah 231,000,00

0 323,400,00

0 462,000,00

0 462,000,00

0 462,000,00

0 462,000,00

0 462,000,00

0 462,000,00

0 462,000,00

0 462,000,00

0

2. Pendapatan Pangsit basah 16,500,000 23,100,000 33,000,000 33,000,000 33,000,000 33,000,000 33,000,000 33,000,000 33,000,000 33,000,000

3. Pendapatan Pangsit 19,800,000 27,720,000 39,600,000 39,600,000 39,600,000 39,600,000 39,600,000 39,600,000 39,600,000 39,600,000

4. Pendapatan Jasa penggilingan pangsit

5,400,000 7,560,000 10,800,000 10,800,000 10,800,000 10,800,000 10,800,000 10,800,000 10,800,000 10,800,000

TOTAL PENERIMAAN

272,700,00

0

381,780,00

0

545,400,00

0

545,400,00

0

545,400,00

0

545,400,00

0

545,400,00

0

545,400,00

0

545,400,00

0

545,400,00

0

BIAYA VARIABEL

Listrik 1,620,000 2,268,000 3,240,000 3,240,000 3,240,000 3,240,000 3,240,000 3,240,000 3,240,000 3,240,000

Air 1,020,000 1,428,000 2,040,000 2,040,000 2,040,000 2,040,000 2,040,000 2,040,000 2,040,000 2,040,000

Upah pegawai tambahan 2,000,000 2,800,000 4,000,000 4,000,000 4,000,000 4,000,000 4,000,000 4,000,000 4,000,000 4,000,000

Tepung terigu 96,442,500

135,019,500

192,885,000

192,885,000

192,885,000

192,885,000

192,885,000

192,885,000

192,885,000

192,885,000

Tepung jagung 30,937,500 43,312,500 61,875,000 61,875,000 61,875,000 61,875,000 61,875,000 61,875,000 61,875,000 61,875,000

Sagu 9,000,000 12,600,000 18,000,000 18,000,000 18,000,000 18,000,000 18,000,000 18,000,000 18,000,000 18,000,000

Garam 782,000 1,094,800 1,564,000 1,564,000 1,564,000 1,564,000 1,564,000 1,564,000 1,564,000 1,564,000

Soda As 560,000 784,000 1,120,000 1,120,000 1,120,000 1,120,000 1,120,000 1,120,000 1,120,000 1,120,000

STTP 550,000 770,000 1,100,000 1,100,000 1,100,000 1,100,000 1,100,000 1,100,000 1,100,000 1,100,000

Potasium Karbonat 420,000 588,000 840,000 840,000 840,000 840,000 840,000 840,000 840,000 840,000

Guargum 1,863,000 2,608,200 3,726,000 3,726,000 3,726,000 3,726,000 3,726,000 3,726,000 3,726,000 3,726,000

Tartrazin 240,000 336,000 480,000 480,000 480,000 480,000 480,000 480,000 480,000 480,000

Bumbu pangsit 8,793,750 12,311,250 17,587,500 17,587,500 17,587,500 17,587,500 17,587,500 17,587,500 17,587,500 17,587,500

Plastik 20x35 192,500 269,500 385,000 385,000 385,000 385,000 385,000 385,000 385,000 385,000

Plastik 28x50 248,000 347,200 496,000 496,000 496,000 496,000 496,000 496,000 496,000 496,000

Plastik 40x60 200,000 280,000 400,000 400,000 400,000 400,000 400,000 400,000 400,000 400,000

Page 148: ANALISIS KELAYAKAN USAHA MIE MENTAH JAGUNG (Studi … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN . ... sosial dan lingkungan, dan aspek hukum. ... pembukuan dan pencatatan yang jelas atas

131

Spidol Marker 16,000 22,400 32,000 32,000 32,000 32,000 32,000 32,000 32,000 32,000

Tinta spidol marker 10,000 14,000 20,000 20,000 20,000 20,000 20,000 20,000 20,000 20,000

Bensin transportasi 3,015,000 4,221,000 6,030,000 6,030,000 6,030,000 6,030,000 6,030,000 6,030,000 6,030,000 6,030,000

TOTAL BIAYA VARIABEL

157,910,25

0

221,074,35

0

315,820,50

0

315,820,50

0

315,820,50

0

315,820,50

0

315,820,50

0

315,820,50

0

315,820,50

0

315,820,50

0

LABA KOTOR

114,789,75

0

160,705,65

0

229,579,50

0

229,579,50

0

229,579,50

0

229,579,50

0

229,579,50

0

229,579,50

0

229,579,50

0

229,579,50

0

BIAYA TETAP

Telepon 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000

Upah pegawai 14,400,000 14,400,000 14,400,000 14,400,000 14,400,000 14,400,000 14,400,000 14,400,000 14,400,000 14,400,000

THR pegawai 600,000 600,000 600,000 600,000 600,000 600,000 600,000 600,000 600,000 600,000

THR pelanggan tetap 3,500,000 3,500,000 3,500,000 3,500,000 3,500,000 3,500,000 3,500,000 3,500,000 3,500,000 3,500,000

PBB 259,120 259,120 259,120 259,120 259,120 259,120 259,120 259,120 259,120 259,120

Service motor 300,000 300,000 300,000 300,000 300,000 300,000 300,000 300,000 300,000 300,000

Service mesin-mesin 750,000 750,000 750,000 750,000 750,000 750,000 750,000 750,000 750,000 750,000

Pajak motor 600,000 600,000 600,000 600,000 600,000 600,000 600,000 600,000 600,000 600,000

TOTAL BIAYA TETAP 22,809,120 22,809,120 22,809,120 22,809,120 22,809,120 22,809,120 22,809,120 22,809,120 22,809,120 22,809,120

Biaya Penyusutan 15,380,357 15,380,357 15,380,357 15,380,357 15,380,357 15,380,357 15,380,357 15,380,357 15,380,357 15,380,357

LABA BERSIH SEBELUM PAJAK 76,600,273

122,516,17

3

191,390,02

3

191,390,02

3

191,390,02

3

191,390,02

3

191,390,02

3

191,390,02

3

191,390,02

3

191,390,02

3

PAJAK 25% 19,150,068 30,629,043 47,847,506 47,847,506 47,847,506 47,847,506 47,847,506 47,847,506 47,847,506 47,847,506

LABA BERSIH 57,450,205 91,887,130

143,542,517

143,542,517

143,542,517

143,542,517

143,542,517

143,542,517

143,542,517

143,542,517

Page 149: ANALISIS KELAYAKAN USAHA MIE MENTAH JAGUNG (Studi … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN . ... sosial dan lingkungan, dan aspek hukum. ... pembukuan dan pencatatan yang jelas atas

132

Lampiran 13. Penyusutan dan Nilai Sisa Usaha Mi Jagung 100 Persen

No Uraian Umur Nilai Beli

(Rp)

Penyusutan

per Tahun

Akumulasi

Penyusutan Nilai Sisa

1 Aset Investasi

Lahan - 177,000,000 - - 177,000,000

Gedung 10 87,120,000 8,712,000 87,120,000

Mesin dough

mixer 15 Kg 10 7,500,000 750,000 7,500,000

Mesin dough

mixer 25 Kg 10

11,000,000

1,100,000

11,000,000

Mesin

sheeting 10 20,000,000 2,000,000 20,000,000

Mesin grinder 10 7,700,000 770,000 7,700,000

Mesin steam 10 7,000,000 700,000 7,000,000

Lumpang dan

alu 10 200,000 20,000 200,000

Bangku kecil

kayu 10 100,000 10,000

100,000

Tabung gas 10 120,000 12,000 120,000

Meja besar 10 700,000 70,000 700,000

2

Aset

Reinvestasi

Gerobak 5 3,000,000 600,000 3,000,000

Timbangan

Digital 7 800,000 114,285 342,857 457,142

Timbangan 60

Kg 3 350,000 116,666 116,666.67 233,333

Baskom sedang 2 30,000 15,000 30,000.00

Baskom besar 2 50,000 25,000 50,000.00

Ember 2 25,000 12,500 25,000.00

Toples besar 5 50,000 10,000 50,000.00

Gentong besar 5 100,000 20,000 100,000.00

Centong sagu 5 25,000 5,000 25,000.00

Pisau 5 25,000 5,000 25,000.00

Strap besi 5 10,000 2,000 10,000.00

Bangku kecil

plastik 2 20,000 10,000 20,000.00

Sapu 2 15,000 7,500 15,000.00

Serokan 2 15,000 7,500 15,000.00

Celemek 5 15,000 3,000 15,000.00

Kepala kompor

gas 2 125,000 62,500 125,000.00

Regulator 2 85,000 42,500 85,000.00

Selang 2 75,000 37,500 75,000.00

Dandang 5 300,000 60,000 300,000.00

Sendok 5 20,000 4,000 20,000.00

Garpu 5 20,000 4,000 20,000.00

Page 150: ANALISIS KELAYAKAN USAHA MIE MENTAH JAGUNG (Studi … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN . ... sosial dan lingkungan, dan aspek hukum. ... pembukuan dan pencatatan yang jelas atas

133

Sumpit 5 10,000 2,000 10,000.00

Dandang kecil 5 40,000 8,000 40,000.00

Mangkok mi 5 45,000 9,000 45,000.00

Tempat sendok 5 7,500 1,500 7,500.00

Mangkok

sambal 5 5,000 1,000 5,000.00

Serokan mi 5 30,000 6,000 30,000.00

Sendok sayur 5 15,000 3,000 15,000.00

Motor 7 10,000,000 1,428,571 4,285,714 11,428,571

Tas motor 3 250,000 83,333 83,333 333,333

Total Nilai Sisa 16,850,357

189,452,380

Sumber: UKM Mi Mentah Bapak Sukimin (2011)

Lampiran 14. Biaya Investasi Usaha Mi Mentah Jagung 100 Persen

No Peralatan

Umur

(tahun) Satuan Jumlah

Harga satuan

(Rp) Nilai (Rp)

1 Lahan

- m2 1

177,000,000

177,000,00

0

2 Gedung 10 m2 1 87,120,000 87,120,000

3 Gerobak

5 Unit 35 3,000,000

105,000,00

0

4 Mesin adonan

25 Kg 10 Unit 1

11,000,000 11,000,000

5 Mesin adonan

15 Kg 10 Unit 1

7,500,000 7,500,000

6 Mesin steam 10 Unit 1 7,000,000 7,000,000

7 Mesin sheeting 10 Unit 1 20,000,000 20,000,000

8 Mesin grinder 10 Unit 1 7,700,000 7,700,000

9 Meja besar 10 Unit 2 700,000 1,400,000

10 Timbangan

Digital 7 Unit 1

800,000 800,000

11 Timbangan 60

Kg 3 Unit 1

350,000 350,000

12 Baskom sedang 2 Unit 3 30,000 90,000

13 Baskom besar 2 Unit 1 50,000 50,000

14 Ember 2 Unit 3 25,000 75,000

15 Lumpang dan

alu 10 Unit 1

200,000 200,000

16 Toples besar 5 Unit 3 50,000 150,000

17 Gentong besar 5 Unit 1 100,000 100,000

18 Centong sagu 5 Unit 1 25,000 25,000

19 Pisau 5 Unit 7 25,000 175,000

20 Strap besi 5 Unit 1 10,000 10,000

21 Bangku kecil 10 Unit 2 100,000 200,000

Page 151: ANALISIS KELAYAKAN USAHA MIE MENTAH JAGUNG (Studi … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN . ... sosial dan lingkungan, dan aspek hukum. ... pembukuan dan pencatatan yang jelas atas

134

kayu

22 Bangku kecil

plastik 2 Unit 2

20,000 40,000

23 Sapu 2 Unit 1 15,000 15,000

24 Serokan 2 Unit 1 15,000 15,000

25 Celemek 5 Unit 5 15,000 75,000

26 Tabung gas 10 Unit 35 120,000 4,200,000

27 Kepala kompor

gas 2 Unit 35

125,000 4,375,000

28 Regulator 2 Unit 35 85,000 2,975,000

29 Selang 2 Unit 35 75,000 2,625,000

30 Dandang 5 Unit 35 300,000 10,500,000

31 Sendok 5 Unit 35 20,000 700,000

32 Garpu 5 Unit 35 20,000 700,000

33 Sumpit 5 Unit 35 10,000 350,000

34 Dandang kecil 5 Unit 35 40,000 1,400,000

35 Mangkok mi 5 Unit 35 45,000 1,575,000

36 Tempat sendok 5 Unit 35 7,500 262,500

37 Mangkok

sambal 5 Unit 35

5,000 175,000

38 Serokan mi 5 Unit 35 30,000 1,050,000

39 Sendok sayur 5 Unit 35 15,000 525,000

40 Motor 7 Unit 2 10,000,000 20,000,000

41 Tas motor 3 Unit 2 250,000 500,000

Total Biaya Investasi 478,002,50

0

Sumber: UKM Mi Mentah Bapak Sukimin (2011)

Page 152: ANALISIS KELAYAKAN USAHA MIE MENTAH JAGUNG (Studi … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN . ... sosial dan lingkungan, dan aspek hukum. ... pembukuan dan pencatatan yang jelas atas

135

Lampiran 15. Cashflow Usaha Mi Mentah Jagung 100 Persen

Uraian Tahun Ke-

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

INFLOW

1. Penjualan

Mi mentah jagung 231,000,000 323,400,000 462,000,000 462,000,000 462,000,000 462,000,000 462,000,000 462,000,000 462,000,000 462,000,000

Pangsit basah 16,500,000 23,100,000 33,000,000 33,000,000 33,000,000 33,000,000 33,000,000 33,000,000 33,000,000 33,000,000

Pangsit 19,800,000 27,720,000 39,600,000 39,600,000 39,600,000 39,600,000 39,600,000 39,600,000 39,600,000 39,600,000

Jasa penggilingan pangsit 5,400,000 7,560,000 10,800,000 10,800,000 10,800,000 10,800,000 10,800,000 10,800,000 10,800,000 10,800,000

Total nilai penjualan 272,700,000 381,780,000 545,400,000 545,400,000 545,400,000 545,400,000 545,400,000 545,400,000 545,400,000 545,400,000

2. Nilai Sisa 0 0 0 0 0 0 0 0 0 189,452,380.95

Total Manfaat (Inflow) 272,700,000 381,780,000 545,400,000 545,400,000 545,400,000 545,400,000 545,400,000 545,400,000 545,400,000 734,852,381

OUTFLOW

1. Biaya Investasi

Lahan 177,000,000

Gedung 87,120,000

Gerobak 105,000,000

105,000,000

Mesin adonan 25 Kg 11,000,000

Mesin adonan 15 Kg 7,500,000

Mesin steam 7,000,000

Mesin sheeting 20,000,000

Mesin grinder 7,700,000

Meja besar 1,400,000

Timbangan Digital 800,000

800,000

Timbangan 60 Kg 350,000

350,000

350,000

350,000

Baskom sedang 90,000

90,000

90,000

90,000

90,000

Baskom besar 50,000

50,000

50,000

50,000

50,000

Ember 75,000

75,000

75,000

75,000

75,000

Page 153: ANALISIS KELAYAKAN USAHA MIE MENTAH JAGUNG (Studi … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN . ... sosial dan lingkungan, dan aspek hukum. ... pembukuan dan pencatatan yang jelas atas

136

Lumpang dan alu 200,000

Toples besar 150,000

150,000

Gentong besar 100,000

100,000

Centong sagu 25,000

25,000

Pisau 175,000

175,000

Strap besi 10,000

10,000

Bangku kecil kayu 200,000

Bangku kecil plastik 40,000

40,000

40,000

40,000

40,000

Sapu 15,000

15,000

15,000

15,000

15,000

Serokan 15,000

15,000

15,000

15,000

15,000

Celemek 75,000

75,000

Tabung gas 4,200,000

Kepala kompor gas 4,375,000

4,375,000

4,375,000

4,375,000

4,375,000

Regulator 2,975,000

2,975,000

2,975,000

2,975,000

2,975,000

Selang 2,625,000

2,625,000

2,625,000

2,625,000

2,625,000

Dandang 10,500,000

10,500,000

Sendok 700,000

700,000

Garpu 700,000

700,000

Sumpit 350,000

350,000

Dandang kecil 1,400,000

1,400,000

Mangkok mi 1,575,000

1,575,000

Tempat sendok 262,500

262,500

Mangkok sambal 175,000

175,000

Serokan mi 1,050,000

1,050,000

Sendok sayur 525,000

525,000

Motor 20,000,000

20,000,000

Tas motor 500,000

500,000

500,000

500,000

Total biaya Investasi 478,002,500 - 10,260,000 850,000 10,260,000 122,772,500 31,110,000 800,000 10,260,000 850,000

Page 154: ANALISIS KELAYAKAN USAHA MIE MENTAH JAGUNG (Studi … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN . ... sosial dan lingkungan, dan aspek hukum. ... pembukuan dan pencatatan yang jelas atas

137

2. Biaya Operasional

a. Biaya Tetap

Telepon 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000

Upah pegawai 14,400,000 14,400,000 14,400,000 14,400,000 14,400,000 14,400,000 14,400,000 14,400,000 14,400,000 14,400,000

THR pegawai 600,000 600,000 600,000 600,000 600,000 600,000 600,000 600,000 600,000 600,000

THR pelanggan tetap 3,500,000 3,500,000 3,500,000 3,500,000 3,500,000 3,500,000 3,500,000 3,500,000 3,500,000 3,500,000

PBB 259,120 259,120 259,120 259,120 259,120 259,120 259,120 259,120 259,120 259,120

Service motor 300,000 300,000 300,000 300,000 300,000 300,000 300,000 300,000 300,000 300,000

Service mesin-mesin 750,000 750,000 750,000 750,000 750,000 750,000 750,000 750,000 750,000 750,000

Pajak motor 600,000 600,000 600,000 600,000 600,000 600,000 600,000 600,000 600,000 600,000

Total Biaya Tetap 22,809,120 22,809,120 22,809,120 22,809,120 22,809,120 22,809,120 22,809,120 22,809,120 22,809,120 22,809,120

b. Biaya Variabel

Listrik 1,620,000 2,268,000 3,240,000 3,240,000 3,240,000 3,240,000 3,240,000 3,240,000 3,240,000 3,240,000

Air 1,020,000 1,428,000 2,040,000 2,040,000 2,040,000 2,040,000 2,040,000 2,040,000 2,040,000 2,040,000

Upah pegawai tambahan 2,000,000 2,800,000 4,000,000 4,000,000 4,000,000 4,000,000 4,000,000 4,000,000 4,000,000 4,000,000

Tepung jagung 92,125,000 128,975,000 184,250,000 184,250,000 184,250,000 184,250,000 184,250,000 184,250,000 184,250,000 184,250,000

Tepung terigu 14,696,000 20,574,400 29,392,000 29,392,000 29,392,000 29,392,000 29,392,000 29,392,000 29,392,000 29,392,000

Sagu 9,000,000 12,600,000 18,000,000 18,000,000 18,000,000 18,000,000 18,000,000 18,000,000 18,000,000 18,000,000

Garam 782,000 1,094,800 1,564,000 1,564,000 1,564,000 1,564,000 1,564,000 1,564,000 1,564,000 1,564,000

Soda As 560,000 784,000 1,120,000 1,120,000 1,120,000 1,120,000 1,120,000 1,120,000 1,120,000 1,120,000

STTP 550,000 770,000 1,100,000 1,100,000 1,100,000 1,100,000 1,100,000 1,100,000 1,100,000 1,100,000

Potasium Karbonat 420,000 588,000 840,000 840,000 840,000 840,000 840,000 840,000 840,000 840,000

Guargum 3,708,000 5,191,200 7,416,000 7,416,000 7,416,000 7,416,000 7,416,000 7,416,000 7,416,000 7,416,000

Tartrazin 240,000 336,000 480,000 480,000 480,000 480,000 480,000 480,000 480,000 480,000

Bumbu pangsit 8,793,750 12,311,250 17,587,500 17,587,500 17,587,500 17,587,500 17,587,500 17,587,500 17,587,500 17,587,500

Plastik 20x35 192,500 269,500 385,000 385,000 385,000 385,000 385,000 385,000 385,000 385,000

Plastik 28x50 248,000 347,200 496,000 496,000 496,000 496,000 496,000 496,000 496,000 496,000

Plastik 40x60 200,000 280,000 400,000 400,000 400,000 400,000 400,000 400,000 400,000 400,000

Page 155: ANALISIS KELAYAKAN USAHA MIE MENTAH JAGUNG (Studi … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN . ... sosial dan lingkungan, dan aspek hukum. ... pembukuan dan pencatatan yang jelas atas

138

Spidol Marker 16,000 22,400 32,000 32,000 32,000 32,000 32,000 32,000 32,000 32,000

Tinta spidol marker 10,000 14,000 20,000 20,000 20,000 20,000 20,000 20,000 20,000 20,000

Bensin transportasi 3,015,000 4,221,000 6,030,000 6,030,000 6,030,000 6,030,000 6,030,000 6,030,000 6,030,000 6,030,000

Kain saring 45,000 63,000 90,000 90,000 90,000 90,000 90,000 90,000 90,000 90,000

Total Biaya Variabel 139,241,250 194,937,750 278,482,500 278,482,500 278,482,500 278,482,500 278,482,500 278,482,500 278,482,500 278,482,500

Total Biaya Operasional 162,050,370 217,746,870 301,291,620 301,291,620 301,291,620 301,291,620 301,291,620 301,291,620 301,291,620 301,291,620

Total Biaya (Outflow) 640,052,870 217,746,870 311,551,620 302,141,620 311,551,620 424,064,120 332,401,620 302,091,620 311,551,620 302,141,620

Manfaat bersih sebelum

pajak (367,352,870) 164,033,130 233,848,380 243,258,380 233,848,380 121,335,880 212,998,380 243,308,380 233,848,380 432,710,761

Pajak 25% 23,449,818 36,795,693 56,814,506 56,814,506 56,814,506 56,814,506 56,814,506 56,814,506 56,814,506 56,814,506

Manfaat bersih setelah

pajak

(390,802,688)

127,237,437

177,033,874

186,443,874

177,033,874

64,521,374

156,183,874

186,493,874

177,033,874

375,896,255

DF (7.47%) 0.9305 0.8658 0.8056 0.7496 0.6975 0.6490 0.6039 0.5620 0.5229 0.4866

Present Value (341,818,991.35) 142,022,474.17 188,396,408.36 182,355,478.22 163,116,585.29 78,752,754.16 128,636,897.83 136,728,508.42 122,278,224.97 210,535,437.39

Jumlah PV positif (+) 1,352,822,768.82

Jumlah PV negatif (-) (341,818,991.35)

NET B/C 3.958

NPV 1,011,003,777.47

IRR 38%

PBP 3.93 3 tahun 11 bulan

Page 156: ANALISIS KELAYAKAN USAHA MIE MENTAH JAGUNG (Studi … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN . ... sosial dan lingkungan, dan aspek hukum. ... pembukuan dan pencatatan yang jelas atas

139

Lampiran 16. Switching Value Usaha Mi Mentah Jagung 100 Persen - Peningkatan Harga Tepung Jagung sebesar 59,051 Persen

Uraian Tahun Ke-

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

INFLOW

1. Penjualan

Total nilai penjualan 272,700,000 381,780,000 545,400,000 545,400,000 545,400,000 545,400,000 545,400,000 545,400,000 545,400,000 545,400,000

2. Nilai Sisa 0 0 0 0 0 0 0 0 0 189,452,380.95

Total Manfaat (Inflow) 272,700,000 381,780,000 545,400,000 545,400,000 545,400,000 545,400,000 545,400,000 545,400,000 545,400,000 734,852,381

OUTFLOW

Total biaya Investasi 478,002,500 - 10,260,000 850,000 10,260,000 122,772,500 31,110,000 800,000 10,260,000 850,000

2. Biaya Operasional

Total Biaya Tetap 22,809,120 22,809,120 22,809,120 22,809,120 22,809,120 22,809,120 22,809,120 22,809,120 22,809,120 22,809,120

Total Biaya Variabel 193,641,984 271,098,777 387,283,968 387,283,968 387,283,968 387,283,968 387,283,968 387,283,968 387,283,968 387,283,968

Total Biaya Operasional 216,451,104 293,907,897 410,093,088 410,093,088 410,093,088 410,093,088 410,093,088 410,093,088 410,093,088 410,093,088

Total Biaya (Outflow) 694,453,604 293,907,897 420,353,088 410,943,088 420,353,088 532,865,588 441,203,088 410,893,088 420,353,088 410,943,088

Manfaat bersih sebelum pajak (421,753,604) 87,872,103 125,046,913 134,456,913 125,046,913 12,534,413 104,196,913 134,506,913 125,046,913 323,909,293

Pajak 25% 23,449,818 36,795,693 56,814,506 56,814,506 56,814,506 56,814,506 56,814,506 56,814,506 56,814,506 56,814,506

Manfaat bersih setelah pajak (445,203,422) 51,076,410 68,232,407 77,642,407 68,232,407 (44,280,093) 47,382,407 77,692,407 68,232,407 267,094,788

DF (7.47%) 0.9305 0.8658 0.8056 0.7496 0.6975 0.6490 0.6039 0.5620 0.5229 0.4866

Present Value (392,438,451.43) 76,081,054.13 100,742,152.63 100,793,874.31 87,224,146.55 8,135,429.57 62,928,025.97 75,586,913.69 65,386,446.12 157,598,079.19

Jumlah PV positif (+) 734,476,122.17

Jumlah PV negatif (-) (392,438,451.43)

NET B/C 1.872

NPV 342,037,670.74

IRR 7.47%

Page 157: ANALISIS KELAYAKAN USAHA MIE MENTAH JAGUNG (Studi … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN . ... sosial dan lingkungan, dan aspek hukum. ... pembukuan dan pencatatan yang jelas atas

140

Lampiran 17. Switching Value Usaha Mi Mentah Jagung 100 Persen - Penurunan Produksi sebesar 23,55 Persen

Uraian Tahun Ke-

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

INFLOW

1. Penjualan

Total nilai penjualan 218,299,500 305,619,300 436,599,000 436,599,000 436,599,000 436,599,000 436,599,000 436,599,000 436,599,000 436,599,000

2. Nilai Sisa 0 0 0 0 0 0 0 0 0 189,452,380.95

Total Manfaat (Inflow) 218,299,500 305,619,300 436,599,000 436,599,000 436,599,000 436,599,000 436,599,000 436,599,000 436,599,000 626,051,381

OUTFLOW

Total biaya Investasi 478,002,500 - 10,260,000 850,000 10,260,000 122,772,500 31,110,000 800,000 10,260,000 850,000

2. Biaya Operasional

Total Biaya Tetap 22,809,120 22,809,120 22,809,120 22,809,120 22,809,120 22,809,120 22,809,120 22,809,120 22,809,120 22,809,120

Total Biaya Variabel 139,241,250 194,937,750 278,482,500 278,482,500 278,482,500 278,482,500 278,482,500 278,482,500 278,482,500 278,482,500

Total Biaya Operasional 162,050,370 217,746,870 301,291,620 301,291,620 301,291,620 301,291,620 301,291,620 301,291,620 301,291,620 301,291,620

Total Biaya (Outflow) 640,052,870 217,746,870 311,551,620 302,141,620 311,551,620 424,064,120 332,401,620 302,091,620 311,551,620 302,141,620

Manfaat bersih sebelum pajak (421,753,370) 87,872,430 125,047,380 134,457,380 125,047,380 12,534,880 104,197,380 134,507,380 125,047,380 323,909,761

Pajak 25% 23,449,818 36,795,693 56,814,506 56,814,506 56,814,506 56,814,506 56,814,506 56,814,506 56,814,506 56,814,506

Manfaat bersih setelah pajak (445,203,188) 51,076,737 68,232,874 77,642,874 68,232,874 (44,279,626) 47,382,874 77,692,874 68,232,874 267,095,255

DF (6.58%) 0.9305 0.8658 0.8056 0.7496 0.6975 0.6490 0.6039 0.5620 0.5229 0.4866

Present Value (392,438,233.93) 76,081,337.47 100,742,529.27 100,794,224.77 87,224,472.65 8,135,733.00 62,928,308.30 75,587,176.40 65,386,690.57 157,598,306.65

Jumlah PV positif (+) 734,478,779.09

Jumlah PV negatif (-) (392,438,233.93)

NET B/C 1.872

NPV 342,040,545.16

IRR 7.47%

Page 158: ANALISIS KELAYAKAN USAHA MIE MENTAH JAGUNG (Studi … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN . ... sosial dan lingkungan, dan aspek hukum. ... pembukuan dan pencatatan yang jelas atas

141

Lampiran 18. Laba Rugi Usaha Pembuatan Mi Mentah Jagung 100 Persen

Komponen Tahun

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

PENERIMAAN

Mi mentah jagung 231,000,000 323,400,000 462,000,000 462,000,000 462,000,000 462,000,000 462,000,000 462,000,000 462,000,000 462,000,000

Pangsit basah 16,500,000 23,100,000 33,000,000 33,000,000 33,000,000 33,000,000 33,000,000 33,000,000 33,000,000 33,000,000

Pangsit 19,800,000 27,720,000 39,600,000 39,600,000 39,600,000 39,600,000 39,600,000 39,600,000 39,600,000 39,600,000

Jasa penggilingan pangsit 5,400,000 7,560,000 10,800,000 10,800,000 10,800,000 10,800,000 10,800,000 10,800,000 10,800,000 10,800,000

TOTAL PENERIMAAN 272,700,000 381,780,000 545,400,000 545,400,000 545,400,000 545,400,000 545,400,000 545,400,000 545,400,000 545,400,000

BIAYA VARIABEL

Listrik 1,620,000 2,268,000 3,240,000 3,240,000 3,240,000 3,240,000 3,240,000 3,240,000 3,240,000 3,240,000

Air 1,020,000 1,428,000 2,040,000 2,040,000 2,040,000 2,040,000 2,040,000 2,040,000 2,040,000 2,040,000

Upah pegawai tambahan 2,000,000 2,800,000 4,000,000 4,000,000 4,000,000 4,000,000 4,000,000 4,000,000 4,000,000 4,000,000

Tepung jagung 92,125,000 128,975,000 184,250,000 184,250,000 184,250,000 184,250,000 184,250,000 184,250,000 184,250,000 184,250,000

Tepung terigu 14,696,000 20,574,400 29,392,000 29,392,000 29,392,000 29,392,000 29,392,000 29,392,000 29,392,000 29,392,000

Sagu 9,000,000 12,600,000 18,000,000 18,000,000 18,000,000 18,000,000 18,000,000 18,000,000 18,000,000 18,000,000

Garam 782,000 1,094,800 1,564,000 1,564,000 1,564,000 1,564,000 1,564,000 1,564,000 1,564,000 1,564,000

Soda As 560,000 784,000 1,120,000 1,120,000 1,120,000 1,120,000 1,120,000 1,120,000 1,120,000 1,120,000

STTP 550,000 770,000 1,100,000 1,100,000 1,100,000 1,100,000 1,100,000 1,100,000 1,100,000 1,100,000

Potasium Karbonat 420,000 588,000 840,000 840,000 840,000 840,000 840,000 840,000 840,000 840,000

Guargum 3,708,000 5,191,200 7,416,000 7,416,000 7,416,000 7,416,000 7,416,000 7,416,000 7,416,000 7,416,000

Tartrazin 240,000 336,000 480,000 480,000 480,000 480,000 480,000 480,000 480,000 480,000

Bumbu pangsit 8,793,750 12,311,250 17,587,500 17,587,500 17,587,500 17,587,500 17,587,500 17,587,500 17,587,500 17,587,500

Plastik 20x35 192,500 269,500 385,000 385,000 385,000 385,000 385,000 385,000 385,000 385,000

Plastik 28x50 248,000 347,200 496,000 496,000 496,000 496,000 496,000 496,000 496,000 496,000

Plastik 40x60 200,000 280,000 400,000 400,000 400,000 400,000 400,000 400,000 400,000 400,000

Spidol Marker 16,000 22,400 32,000 32,000 32,000 32,000 32,000 32,000 32,000 32,000

Tinta spidol marker 10,000 14,000 20,000 20,000 20,000 20,000 20,000 20,000 20,000 20,000

Page 159: ANALISIS KELAYAKAN USAHA MIE MENTAH JAGUNG (Studi … · FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN . ... sosial dan lingkungan, dan aspek hukum. ... pembukuan dan pencatatan yang jelas atas

142

Bensin transportasi 3,015,000 4,221,000 6,030,000 6,030,000 6,030,000 6,030,000 6,030,000 6,030,000 6,030,000 6,030,000

Kain saring 45,000 63,000 90,000 90,000 90,000 90,000 90,000 90,000 90,000 90,000

TOTAL BIAYA VARIABEL 139,241,250 194,937,750 278,482,500 278,482,500 278,482,500 278,482,500 278,482,500 278,482,500 278,482,500 278,482,500

LABA KOTOR 133,458,750 186,842,250 266,917,500 266,917,500 266,917,500 266,917,500 266,917,500 266,917,500 266,917,500 266,917,500

BIAYA TETAP

Telepon 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000

Upah pegawai 14,400,000 14,400,000 14,400,000 14,400,000 14,400,000 14,400,000 14,400,000 14,400,000 14,400,000 14,400,000

THR pegawai 600,000 600,000 600,000 600,000 600,000 600,000 600,000 600,000 600,000 600,000

THR pelanggan tetap 3,500,000 3,500,000 3,500,000 3,500,000 3,500,000 3,500,000 3,500,000 3,500,000 3,500,000 3,500,000

PBB 259,120 259,120 259,120 259,120 259,120 259,120 259,120 259,120 259,120 259,120

Service motor 300,000 300,000 300,000 300,000 300,000 300,000 300,000 300,000 300,000 300,000

Service mesin-mesin 750,000 750,000 750,000 750,000 750,000 750,000 750,000 750,000 750,000 750,000

Pajak motor 600,000 600,000 600,000 600,000 600,000 600,000 600,000 600,000 600,000 600,000

TOTAL BIAYA TETAP 22,809,120 22,809,120 22,809,120 22,809,120 22,809,120 22,809,120 22,809,120 22,809,120 22,809,120 22,809,120

Biaya Penyusutan 16,850,357 16,850,357 16,850,357 16,850,357 16,850,357 16,850,357 16,850,357 16,850,357 16,850,357 16,850,357

LABA BERSIH SEBELUM PAJAK 93,799,273 147,182,773 227,258,023 227,258,023 227,258,023 227,258,023 227,258,023 227,258,023 227,258,023 227,258,023

PAJAK 25% 23,449,818 36,795,693 56,814,506 56,814,506 56,814,506 56,814,506 56,814,506 56,814,506 56,814,506 56,814,506

LABA BERSIH 70,349,455 110,387,080 170,443,517 170,443,517 170,443,517 170,443,517 170,443,517 170,443,517 170,443,517 170,443,517