analisis kapasitas dan kondisi ruas jalan sragen palur

Upload: sulfah-anjarwati

Post on 14-Oct-2015

60 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • 5/24/2018 Analisis Kapasitas Dan Kondisi Ruas Jalan Sragen Palur

    1/28

    ANALISIS KAPASITAS DAN KONDISI RUAS JALAN

    SRAGEN PALUR

    TESIS

    Diajukan Kepada

    Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta

    Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar

    Magister Dalam Ilmu Teknik Sipil

    Oleh :

    EDY SUPRAPTO

    NIM : S 100030001

    Program Studi : Magister Teknik Sipil

    Konsentrasi : Manajemen Infrastruktur

    PROGRAM PASCASARJANA

    UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

    2005

  • 5/24/2018 Analisis Kapasitas Dan Kondisi Ruas Jalan Sragen Palur

    2/28

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Telah diketahui bersama keberadaan jalan raya sebagai prasarana

    transportasi darat adalah suatu hal yang sangat vital. Banyak aspek kehidupan

    yang telah terkait didalamnya. Diantara aspek tersebut ekonomi, sosial budaya,

    pertahanan dan keamanan, sosial politik dan lingkungan, oleh sebab itu, kemajuan

    suatu bangsa dapat diukur dari kemajuan dan perkembangan pada sektor

    transportasi.

    Pertumbuhan dan perkembangan penduduk saat ini semakin sulit

    dikendalikan, menyebabkan kegiatan manusia semakin bertambah dan komplek.

    Untuk mendukung pertumbuhan tersebut perlu diadakan sarana dan prasarana.

    Pendukungnya, dalam hal ini transportasi. Menyadari betapa pentingnya

    kelancaran sarana transportasi, khususnya jalan raya, maka Indonesia sebagai

    negara yang sedang tumbuh dan berkembang terus mengadakan perbaikan dan

    penambahan sarana dan prasarana tersebut, kebutuhan arus lalu lintas sesuai

    dengan perkembangan.

    Adanya sarana dan prasarana transportasi yang berkembang tersebut, bias

    diambil keuntungan, namun dibalik semua itu apabila tuntutan akan sarana dan

    prasarana tersebut tidak dapat memberikan peleyanan yang optimal, maka akan

    timbul berbagai macam masalah lalulintas diantaranya, semakin tinggi tingkat

    kecelakaan seiring terjadinya kemacetan pada jam-jam sibuk.

    Seiring pertumbuhan penduduk dan besarnya pembangunan serta

    meningkatnya transportasi, maka jumlah kendaraan atau volume lalu lintas pada

    ruas jalan Sragen Palur yang hanya mempunyai dua lajur dengan lebar 7m

    yang dipadati lalulintas setiap harinya sering mengalami kemacetan dan

    penurunan kecepatan dibeberapa segmen jalan, selain itu kondisi dibeberapa

    segmen jalan Sragen Palur juga mengalami crack dan lubang lubang pada

    beberapa segmen jalan .

    1

  • 5/24/2018 Analisis Kapasitas Dan Kondisi Ruas Jalan Sragen Palur

    3/28

    2

    Untuk mengkaji secara teliti penulis mencoba untuk melakukan penelitian

    mengenai kondisi ruas jalan dan kinerja ruas jalan dari aspek tingkat pelayanan

    terhadap lebar jalur yang diakibatkan oleh lalu lintas di ruas jalan Sragen - Palur

    sebesar kurang lebih 1000 kendaraan per jam yang merupakan bagian dari jalur

    yang menghubungkan kota-kota penting di Jawa.

    Sehingga diharapkan dari hasil penelitian tentang kondisi tersebut dapat

    dijadikan bahan pertimbangan dari permasalahan yang ada.

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat diambil suatu

    rumusan masalah yaitu :

    1. Bagaimana mengkaji ruas jalan Sragen - Palur dari aspek kinerja.2. Bagaimana cara mengidentifikasi kondisi ruas jalan dari kerusakan.3. Bagamana mengukur tingkat kerusakan yang diakibatkan oleh arus lalulintas

    yang ada pada ruas jalan Sragen Palur dengan metode Pavement Condition

    Index(PCI).

    4. Bagaimana mengetahui jenis penanganan kerusakan yang terjadi agarpemeliharaan jalan tepat sasaran dan efisien.

    C. Batasan Masalah

    Penelitian ini dititikberatkan sesuai dengan tujuan penelitian, agar

    penelitian ini tidak meluas, maka diberikan batasan-batasan masalah yangmeliputi hal-hal sebagai berikut :

    1. Lokasi Penelitian dibatasi hanya pada Km. 15+000 Km. 27+000 lokasipenelitian yang mewakili ruas jalan Sragen Palur dengan Km. 0 + 000 dari

    Palur.

    2. Variabel yang ditinjau adalah :a). Volume lalulintas

    b). Penelitian kecepatan arus lalulintas secara teoritis

  • 5/24/2018 Analisis Kapasitas Dan Kondisi Ruas Jalan Sragen Palur

    4/28

    3

    c). Penelitian kondisi jalan hanya dilakukan pada struktur perkerasa

    3. Dalam pengambilan data yang diambil dari Dinas Bina Marga.4. Untuk perhitungan tingkat kinerja didasarkan atas LOS (Level Of Service),

    derajat kejenuhan dan kecepatan.

    5. Pemeriksaan jalan dilakukan secara visualdi lapangan dari pengamatan yangdilakukan oleh Sub Din Bina Marga Sragen Purwodadi, Surakarta Bagian

    Timur.

    D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

    1. Tujuan penelitian

    a). Mengetahui kinerja ruas jalan Sragen-Palur dari aspek kapasitas terhadap

    tingkat pelayanan jalan raya.

    b). Mengidentifikasi kerusakan jalan mencakup jenis, luas dan kelas

    kerusakan.

    c). Mengetahui kondisi ruas jalan Sragen Palur

    d). Menetapkan jenis penanganan yang sesuai dengan kerusakan jalan yang

    terjadi.

    2. Manfaat penelitian

    a). Mengetahui kembali hasil kinerja ruas jalan Sragen - Palur dengan dasar

    keadaan lalu lintas yang ada dapat dicapai tingkat pelayanan optimal.

    b). Mengetahui cara penganan kerusakan tiap-tiap kerusakan berdasarkan

    metode yang ada.

    c). Memberikan masukan yang dapat dipakai sebagai pembanding bagi Sub

    Din Bina Marga Sragen Purwodadi, Surakarta Bagian Timur dalam

    melaksanakan pemeliharaan jalan seefisien mungkin.

  • 5/24/2018 Analisis Kapasitas Dan Kondisi Ruas Jalan Sragen Palur

    5/28

    4

    E. Keaslian Penelitian

    Penelitian tentang evaluasi kerusakan jalan dengan penilaian Nilai PCI

    dan Alternatif Penangannya Ruas Jalan Purwodadi Blora pernah diteliti oleh

    Departemen Pekerjaan Umum (2003) dengan hasil : jenis kerusakan pada ruas

    jalan Purwodadi Blora adalah alur, amblas, jembul, retak buaya, keriting, retak

    memanjang, rusak tengah, rusak tepi, pengelupasan, tergerus, dan lubang. Jenis

    kerusakan yang paling banyak adalah kerusakan amblas dengan luas kerusakan

    7254,5 m2 dan jenis kerusakan yang paling sedikit adalah kerusakan lubang

    dengan luas kerusakan 23,1 m2 .Manajemen Pemeliharaan Ruas Jalan Solo

    Gemolong diteliti oleh Sri Wardoyo (2003) dengan hasil : jenis kerusakan pada

    ruas jalan Solo Gemolong adalah amblas, retak buaya, keriting, retak

    memanjang, rusak tengah, rusak tepi, pengelupasan, jembul dan lubang. Jenis

    kerusakan yang paling banyak adalah kerusakan amblas 1459,93 m2 dan jenis

    kerusakan yang paling sedikit adalah kerusakan jembul dan sungkur 77 m2

    Pada penelitian ini, dilakukan pengembangan pada kapasitas terhadap

    tingkat pelayanan jalan raya. Dengan judul Analisis Kapasitas dan Kondisis Ruas

    Jalan Sragen Palur.

  • 5/24/2018 Analisis Kapasitas Dan Kondisi Ruas Jalan Sragen Palur

    6/28

    5

    II. TINJAUAN PUSTAKA

    A. Volume Lalu lintasMenurut Sukirman (1994) volume lalu lintas adalah banyaknya kendaraan

    yang melintasi suatu titik di suatu ruas jalan pada interval waktu tertentu yang

    dinyatakan dalam satuan kendaraan atau satuan mobil penumpang (smp). Pada

    dasarnya suatu perencanaan dapat berpedoman pada volume jam-jam sibuk, yang

    berarti jalan tersebut menerima beban maksimum. Sebagai syarat pertama dari

    ketentuan perencanaan adalah volume lalu lintas, yang harus mencakup

    keterangan pada saat sekarang dan untuk pada masa yang akan datang pada tahun

    rencana. Volume ini dapat dinyatakan dalam volume jam perencanaan (VJP) yang

    menunjukkan untuk kedua arah.

    B. Kapasitas JalanMenurut Sukirman (1994), kapasitas jalan adalah jumlah kendaraan

    maksimum yang dapat melewati suatu penampang jalan pada lajur jalan selama 1

    jam dengan kondisi serta arus lalu lintas tertentu. Nilai kapasitas dapat diperoleh

    dari penyesuaian kapasitas dasar dengan kondisi jalan yang direncanakan

    C. Jenis Konstruksi perkerasanKonstruksi perkerasan jalan menurut Sukirman, (1993) dibedakan

    berdasarkan bahan pengikatnya. Jenis konstruksi perkerasan tersebut terdiridari :

    1. Konstruksi perkerasan lentur (flexsible pavement), yaitu perkerasan yangmenggunakan aspal sebagai bahan pengikat. Lapisan-lapisan bersifat memikul

    dan menyebar kan beban lalu lintas ke tanah dasar.

    2. Konstruksi perkerasan kaku (rigid pavement), yaitu perkerasan yangmenggunakan semen (portland cement) sebagai bahan pengikat. Pelat beton

    dengan atau tanpa tulangan diletakkan di atas tanah dasar dengan atau tanpa

  • 5/24/2018 Analisis Kapasitas Dan Kondisi Ruas Jalan Sragen Palur

    7/28

    6

    lapisan pondasi bawah. Beban lalu lintas sebagian besar dipikul oleh pelat

    beton.

    3. Konstruksi perkerasan komposit (composit pavement), yaitu perkerasan kakuyang dikombinasikan dengan perkerasan lentur dapat berupa perkerasan lentur

    di atas perkerasan kaku, atau perkerasan kaku siatas oerkerasan lentur.

    D. Jenis dan Fungsi LapisanMenurut Sukirman (1993) konstruksi perkerasan lentur terdiri atas lapisan-

    lapisan yang diletakkan di atas tanah dasar yang telah dipadatkan.

    Lapisan-lapisan terdiri dari :

    1. Lapisan permukaan (surface course)Lapisan yang terletak paling atas disebut lapisan permukaan, yang

    berfungsi antara lain sebagai :

    a). Lapisan perkerasan penahan bahan roda.b). Lapisan kedap air.c). Lapisan untuk menyebarkan beban kelapisan bawah, sehingga dapat

    dipikul oleh lapisan laindengan daya dukung yang lebih jelek.

    2. Lapisan pondasi atasLapisan perkerasan yang terletak di antara lapisan pondasi atas dan

    bawah dan lapis permukaan dinamakan lapis pondasi atas (base course).

    Adapun fungsi dari lapisan pondasi atas antara lain sebagai berikut :

    a). Menahan gaya lintang dari beban roda dan menyebarkan beban kelapisandi bawahnya

    b). Lapisan peresapan untuk lapisan pondasi bawah.c). Bantalan terhadap lapisan permukaan.

    3. Lapisan pondasi bawah (subbase course)Lapisan yang terletak di antara lapis atas dan tanah dasar disebut lapis

    pondasi bawah.

    Lapis pondasi bawah berfungsi sebagai :

    a). Menyebarkan beban roda ke tanah dasar.

  • 5/24/2018 Analisis Kapasitas Dan Kondisi Ruas Jalan Sragen Palur

    8/28

    7

    b). Efisiensi penggunana material, kerena lebih murah dibandingkan denganlapisan di atasnya.

    c). Mengurangi tebal lapisan di atasnya yang lebih mahal.d). Lapisan untuk mencegah partikel-partikel halus dari tanah dasar naik ke

    lapis pondasi atas.

    4. Lapis tanah dasarLapisan tanah yang akan diletakkan pondasi bawah dinamakan lapisan

    tanah dasar. Lapis tanah dasar berfungsi mendukung lapisan-lapisan di

    atasnya dan mendukung beban roda lalulintas. Sifat-sifat daya dukung tanah

    dasar menentukan kekuatan dan keawetan konstroksi perkerasan jalan.

    E. Pemeliharaan JalanMenurut Departemen pekerjaan Umum, 1990, pengertian tentang

    pemeliharan jalan adalah penanganan jalan yang meliputi perawatan, rehabilitasi,

    penunjangan, dan peningkatan.

    Pekerjaan pemeliharaan jalan terdiri dari dua kategori yaitu pemeliharaan

    rutin dan pemeliharaan berkala. Pemeliharaan rutin adalah pekerjaan yang

    penanganannya diberikan hanya terhadap lapis permukaan yang sifatnya untuk

    meningkatkan kualitas berkendaraan (Ridding Quality), tanpa meningkatkan

    kekuatan struktur dan dilakukan sepanjang tahun, sedangkan pemeliharaan

    berkala adalah pemeliharaan yang dilakukan terhadap jalan pada waktu-waktu

    tertentu (tidak menerus sepanjang tahun) dan sifatnya untuk meningkatkan

    kemampuan struktur jalan.

    III. LANDASAN TEORI

    A. Tingkat Pelayanan Jalan

    1. Volume LalulintasSatuan volume lalulintas yang umum dipergunakan adalah Lalu lintas

    Harian Rata-Rata (LHR). Volume Jam Perencanaan dan Kapasitas. Lalu lintas

    Harian Rata-Rata adalah volume lalu lintas dalam satu hari. Dari lalu lintas harian

    rata-rata kita bisa menghitung VJP dengan cara sebagai berikut :

  • 5/24/2018 Analisis Kapasitas Dan Kondisi Ruas Jalan Sragen Palur

    9/28

    8

    Langkah pertama kita menghitung persentase volume lalu lintas dalam tiap

    jam dengan menggunakan rumus :

    2. Kapasitas DasarKapasitas dasar adalah jumlah kendaraan maksimum yang dapat

    melintasi suatu penampang pada suatu jalur atau jalan selama satu jam, dalam

    keadaan dan lalu lintas mendekati ideal yang bisa dicapai.

    Pada prakteknya untuk membuat seluruh bagian jalan dalam keadaan

    ideal adalah sangat sukar, sehingga pada umumnya kapasitas akan lebihrendah. Tabel III.1. di bawah ini menunjukkan besarnya kapasitas dasar pada

    jalan luar kota.

    Tabel III.1. Kapasitas dasar Pada Jalan Luar Kota

    Persentase volume lalu lintas tiap jam = 100%xhariVol.satu

    jamVol.Tiap... III.1

    Typejalan/type

    alinyemen

    Kapasitas dasar

    (smp/jam)Catatan

    Empat lajur terbagi

    Datar

    Bukit

    Gunung

    1.900

    1.850

    1.800

    Per lajur

    Empat lajur tak terbagi

    Datar

    Bukit

    Gunung

    1.700

    1.650

    1.600

    Per lajur

    Dua lajur terbagi

    Datar

    Bukit

    Gunung

    3.100

    3.000

    2.900

    Total kedua arah

    Sumber: Departemen Pekerjaan Umum, 1997

    3. Faktor Penyesuaian Akibat Lebar Jalur Lalu lintasPengetahuan untuk besarnya pengaruh-pengaruh tersebut adalah sangat

    penting untuk menghasilkan perencanaan yang sebaik-baiknya sesuai dengan

    keadaan dan pembatasan-pembatasan yang ada.

    Adapun faktor penyesuaian kapasitas akibat lebar jalur lalu lintas dapat

    dilihat dalam Tabel III.2.

  • 5/24/2018 Analisis Kapasitas Dan Kondisi Ruas Jalan Sragen Palur

    10/28

    9

    Tabel III.2. Faktor Penyesuaian Kapasitas Akibat Lebar Jalur Lalu lintas

    Type Jalan

    Lebar efektif jalur

    lalu lintas

    (Wc)

    (m)

    FCw

    Empat lajur terbagi

    Enam lajur terbagi

    Per lajur

    3,0

    0,91

    3,25

    3,5

    3,75

    0,96

    1,00

    1,03

    Empat lajur tak terbagi Per lajur

    3,0 0,91

    3,25

    3,5

    3,75

    0,96

    1,00

    1,03

    Dua lajur tak terbagi Total kedua arah

    5 0,69

    67

    8

    9

    10

    11

    0,911,00

    1,08

    1,15

    1,21

    1,27

    Sumber: Depertemen Pekerjaan Umum, 1997

    4. Faktor Penyesuaian Kapasitas Akibat Pemisahan ArahBatas jalan maupun jalur tambahan (tempat parkir, jalur perubahan

    kecepatan) akan mempengaruhi lebar efektif jalur yang berdampingandengannya.

    Besarnya faktor penyesuaian kapasitas akibat pemisahan arah dapat

    dilihat dalam Tabel III.3.

    Tabel III.3. Faktor Penyesuaian Kapasitas Akibat Pemisahan Arah

    Pemisahan arah SP%-% 50-50 55-45 60-40 65-35 70-30

    Dua lajur 2/1 1,0 0,97 0,94 0,91 0,88FCsp

    Empat lajur 4/2 1,0 0,975 0,95 0,925 0,09

    Sumber: Departemen Pekerjaan Umum, 1997

  • 5/24/2018 Analisis Kapasitas Dan Kondisi Ruas Jalan Sragen Palur

    11/28

    10

    5. Faktor Penyesuaian Kapasitas Akibat Hambatan SampingHalangan-halangan disisi jalan yang terlalu dekat dengan batas jalur

    akan mempengaruhi lebar efektif dari jalur yang bersangkutan, hal ini dapat

    mengakibatkan terganggunya jalan kendaraan.

    Besarnya faktor penyesuaian kapasitas akibat hambatan samping dapat

    dilihat dalam Tabel III.4. di bawah ini:Tabel III.4. Faktor Penyesuaian Kapasitas Akibat Hambatan Samping

    Faktor penyesuaian akibat hambatan

    Samping (FCsf)

    Lebar bahu WsTypeJalan

    Kelas

    hambatan

    Samping0,5 1,0 1,5 2,0

    4/2 D VL

    L

    M

    H

    VH

    0,99

    0,96

    0,93

    0,90

    0,88

    1,00

    0,97

    0,95

    0,92

    0,90

    1,05

    0,99

    0,96

    0,95

    0,93

    1,03

    1,01

    0,99

    0,97

    0,96

    2/2 UD

    VL

    L

    0,97

    0,93

    0,99

    0,95

    1,00

    0,97

    1,02

    1,00

    4/2/ UD M

    H

    VH

    0,88

    0,84

    0,80

    0,91

    0,87

    0,83

    0,94

    0,91

    0,88

    0,98

    0,95

    0,93

    Sumber: Departemen Pekerjaan Umum, 1997

    6. Pengaruh Sifat Lalu lintas Terhadap KapasitasFaktor dari berbagai tip kendaraan dibandingkan terhadap kendaraan

    ringan sehubungan dengan pengaruh kepada kecepatan kendaraan ringan

    dalam arus campuran (untuk mobil penumpang dan kendaraan ringan (LV)

    yang sama sasisnya, emp = 1,0), secara keseluruhan ekivalensi mobil

    penumpang dapat dilihat dalam Tabel III.5.

  • 5/24/2018 Analisis Kapasitas Dan Kondisi Ruas Jalan Sragen Palur

    12/28

    11

    Tabel III.5.EkivalenMobil Penumpang Untuk Jalan Dua Lajur Dua Arah Tak

    Terbagi

    Ekivalensimobil penumpang

    MC

    Lebar jalur lalu lintas

    Type

    Alinyemen

    Arus

    Total

    (kend/jam)MHV LB LT < 6 m 6 8 m > 8 m

    Datar 0

    800

    13501900

    1,2

    1,8

    1,51,3

    1,2

    1,8

    1,61,5

    1,8

    2,7

    2,52,5

    0,8

    1,2

    0,90,6

    0,6

    0,9

    0,70,5

    0,4

    0,6

    0,50,4

    Bukit 0

    650

    1100

    1600

    1,8

    2,4

    2,0

    1,7

    1,6

    2,5

    2,0

    1,7

    5,2

    5,0

    4,0

    3,2

    0,7

    1,0

    0,8

    3,2

    0,5

    0,8

    0,6

    0,4

    0,3

    0,5

    0,4

    0,3

    Gunung 0

    450

    900

    1350

    3,5

    3,0

    2,5

    1,9

    2,5

    3,2

    2,5

    2,2

    6,0

    5,5

    5,0

    4,0

    0,6

    0,9

    0,7

    0,5

    0,4

    0,7

    0,5

    0,4

    0,2

    0,4

    0,3

    0,3

    Sumber: Departemen Pekerjaan Umum, 1997

    Penentuan kapasitas pada kondisi sesungguhnya dapat dihitung dengan

    rumus :

    C = Co x FCw x FCsp x FCsf (smp/jam) III.2

    dengan :

    C : Kapasitas (smp/jam)

    Co : Kapasitas dasar (smp/jam)

    FCw : Faktor penyesuaian akibat lebar bahuFCsp : Faktor penyesuaian akibat pemisah arah

    FCsf Faktor penyesuaian akibat hambatan samping

    7. Kinerja Ruas Didasarkan Atas Tingkat Pelayanan Kecepatan danDerajat Kejenuhan

    a. Dasar Penentuan Tingkat Pelayanan

    Menurut Transportation Research Council Higway 1965, tingkat

    pelayanan jalan dapat ditentukan dari derajat kejenuhan yang merupakan

  • 5/24/2018 Analisis Kapasitas Dan Kondisi Ruas Jalan Sragen Palur

    13/28

    12

    perbandingan volume dan kapasitas dengan memakai rumus sebagai

    berikut :

    dengan

    DS = nilai rasio dan kapasitas

    Q = volume

    C = kapasitas

    b. Skala Interval Tingkat Pelayanan

    Tingkat pelayanan ditentukan dengan skala interval yang terdiri dari 6

    tingkatan yaitu : A, B, C, D, E, dan F. Tingkat pelayanan A merupakan

    tingkatan yang paling tinggi, apabila volume meningkat maka tingkat

    pelayanan menurun. Untuk mengukur tingkat pelayanan digunakan dua

    factor, kedua factor tersebut adalah kecepatan atau waktu perjalalanan dan

    rasio antara volume dan kapasitas atau sering disebut dengan derajad

    kejenuhan. Sebagai contoh apabila volume meningkat maka kecepatan

    biasanya berkurang, kebebasan manuver juga berkurang oleh karena

    bertambah banyaknya kendaraan yang ada, dan kenyamanan dalam

    mengemudi juga berkurang oleh karena harus mengawasi gerakan

    kendaraan yang lebih banyak, misalnya untuk tingkat pelayanan A untuk

    jalan arteri perkotaan batas maksimal rasio volume/kapasitas adalah 0,6.

    Tabel III.6 Karakteristik masing-masing tingkat pelayanan.

    Tingkat

    pelayananKarakteristik

    A

    Arus bebas, volume rendah, kecepatan tinggi, pengemudi

    dapat memilih kecepatan sesuai yang dikehendakinya.

    B

    Arus stabil, kecepatan sedikit terbatas oleh lalu lintas, volume

    pelayanan yang dipakai untuk desain jalan luar kota.

    C

    Arus stabil, kecepatan dikontrol oleh lalu lintas, volume

    pelayanan yang dipakai untuk desain jalan perkotaan.

    D

    Arus mendekati tidak stabil, kecepatan rendah.

    DS = Q/C III.3

  • 5/24/2018 Analisis Kapasitas Dan Kondisi Ruas Jalan Sragen Palur

    14/28

    13

    E

    Arus tidak stabil, kecepatan rendah dan berbeda-beda, volume

    mendekati kapasitas.

    F

    Arus terhambat, kecepatan rendah, volume di bawah kapasitas,

    banyak berhenti.

    Sumber:Transportation Research Council Higway1965

    c. Dasar Penentuan Kecepatan

    1). Kecepatan arus bebas

    Kecepatan (sebagai saklar) di definisikan sebagai perbandingan

    jarak yang ditempuh dan waktu yang diperlukan untuk menempuh

    jarak tersebut. Kecepatan biasa dianggap sebagai ukuran kualitas

    (mutu) dari suatu arus lalu lintas dan biasanya dinyatakan dalam

    km/jam.

    2). Kecepatan arus bebas dasar

    Kecepatan arus bebas kendaraan ringan telah dipilih sebagai

    kriteria dasar untuk kinerja segmen jalan pada saat arus sama dengan

    nol. Kecepatan arus bebas mobil penumpang biasanya adalah 10% -

    15% lebih tinggi dari typekendaraan ringan. Dalam tabel III.7. dapat

    dilihat kecepatan arus bebas dasar untuk jalan luar kota, type

    alinyemenumum.

    Tabel III.7. Kecepatan arus Bebas Dasar Untuk Jalan Luar Kota, Type

    AlinyemenUmumKecepatan arus bebas dasar (km/jam)

    Typejalan (Kelasjarak pandang)

    Kend.ringan(LV)

    Kend. beratmenengah

    (MHV)

    Busbesar(LB)

    Trukbesar(LT)

    SepedaMotor(MC)

    Enam jalur terbagiDatarBukitGunung

    837061

    675645

    856754

    645139

    645855

    Empat jalur terbagiDatarBukitGunung

    786860

    655544

    816653

    625139

    645855

    Four lane UndivinedDatarBukitGunung

    746658

    635443

    786552

    605039

    605653

    Two lane UndivinedDatar SDC A 68 60 73 58 55

  • 5/24/2018 Analisis Kapasitas Dan Kondisi Ruas Jalan Sragen Palur

    15/28

    14

    BC

    BukitGunung

    6561

    6155

    5754

    5242

    6963

    6250

    5552

    4938

    5453

    5351

    Sumber: Departemen Pekerjaan Umum, 1997

    3). Penyesuaian kecepatan arus bebas akibat lebar jalur lalu lintas

    Lebar jalur jalan yang dilewati lalu lintas, tidak termasuk bahu

    jalan. Lebar jalur yang tersedia untuk gerakan lalu lintas, setelah

    dikurangi akibat parkir biasa disebut lebar jalur efektif.Tabel III.8. Menunjukkan Penyesuaian Kecepatan Arus Jalur Lalu lintas

    FV w (km/jam)

    Typejalan

    Lebar

    efektif jalur

    lalu lintas

    (Wc) m

    Datar SDC =

    A,B

    Bukit SDC =

    A, B, C

    Datar SDC = C

    Gun

    ung

    Empat lajur

    dan enam

    lajur terbagi

    Per lajur

    3,00

    3,25

    3,50

    3,75

    -3

    -1

    0

    2

    -3

    -1

    0

    2

    -2

    -1

    0

    1Empat lajur

    tak terbagi

    Per lajur

    3,00

    3,25

    3,50

    3,75

    -2

    -1

    0

    2

    -2

    -1

    0

    2

    -1

    -1

    0

    2

    Dua lajur

    tak terbagi

    Total

    5

    6

    7

    8

    910

    11

    -11

    -3

    0

    1

    23

    3

    -9

    -2

    0

    1

    23

    3

    -7

    -1

    0

    0

    12

    2

    Sumber: Departemen Pekerjaan Umum, 1997

    4). Faktor penyesuaian kecepatan arus bebas akibat hambatan samping

    Faktor penyesuaian untuk kecepatan arus bebas dasar akibat

    hambatan samping sebagai fungsi dari lebar bahu. Hambatan samping

    adalah pengaruh kegiatan di samping ruas jalan terhadap kinerja lalu

    lintas, misalnya pejalan kaki, penghentian kendaraan umum atau

  • 5/24/2018 Analisis Kapasitas Dan Kondisi Ruas Jalan Sragen Palur

    16/28

    15

    kendaraan lainnya serta kendaraan masuk dan keluar lahan di samping

    jalan.

    Tabel III.9. Menunjukkan Faktor Penyesuaian Kecepatan Arus Bebas

    Akibat Hambatan Samping

    Faktor penyesuaian

    Hambatan samping

    Lebar bahu efektif

    Rata-rata Ws (m)Typejalan

    Kelas

    hambatan

    samping (SFC)

    0,5 m 1,0 m 1,5 m 2 m

    Empat lajur

    terbagi 4/2 D

    Sangat rendah

    Rendah

    Sedang

    Tinggi

    Sangat tinggi

    1,00

    0,98

    0,95

    0,91

    0,86

    1,00

    0,98

    0,95

    0,92

    0,87

    1,00

    0,98

    0,96

    0,93

    0,89

    1,00

    0,99

    0,98

    0,97

    0,96

    Empat lajur tak

    terbagi 4/2 UD

    Sangat rendah

    Rendah

    Sedang

    Tinggi

    Sangat tinggi

    1,00

    0,96

    0,92

    0,88

    0,81

    1,00

    0,97

    0,94

    0,89

    0,83

    1,00

    0,97

    0,95

    0,90

    0,85

    1,00

    0,98

    0,97

    0,96

    0,95

    Empat lajur takterbagi 2/2 UD

    Sangat rendahRendah

    Sedang

    Tinggi

    Sangat tinggi

    1,000,96

    0,91

    0,85

    0,76

    1,000,97

    0,92

    0,87

    0,79

    1,000,98

    0,95

    0,91

    0,86

    1,000,98

    0,97

    0,95

    0,93

    Sumber: Departemen Pekerjaan Umum, 1997)

    5). Faktor penyesuaian kecepatan arus bebas akibat kelas fungsional

    jalan dan tata guna lahan

    Untuk tujuan perhitungan, guna lahan ditentukan sebagaipersentase dari segmen jalan dengan pengembangan tetap dalam

    bentuk bangunan. Tabel III.10. menunjukkan faktor penyesuaian

    kecepatan arus bebas akibat kelas fungsional jalan dan tata guna lahan.

  • 5/24/2018 Analisis Kapasitas Dan Kondisi Ruas Jalan Sragen Palur

    17/28

    16

    Tabel III.10. Faktor Penyesuaian Kecepatan Arus Bebas Akibat Kelas

    Fungsional Jalan dan Tata Guna Lahan

    Faktor penyesuaian FFV RCPengembangan samping jalan (%)Typejalan

    0 25 50 75 100

    Empat lajur terbagi

    Arteri

    Kolektor

    Lokal

    1,00

    0,99

    0,98

    0,99

    0,98

    0,97

    0,98

    0,97

    0,96

    0,96

    0,95

    0,94

    0,95

    0,94

    0,93

    Empat lajur tak terbagi

    Arteri

    Kolektor

    Lokal

    1,00

    0,97

    0,95

    0,99

    0,96

    0,94

    0,97

    0,94

    0,92

    0,96

    0,93

    0,91

    0,945

    0,915

    0,895

    Dua lajur tak terbagi

    Arteri

    Kolektor

    Lokal

    1,00

    0,94

    0,90

    0,98

    0,93

    0,88

    0,97

    0,91

    0,87

    0,96

    0,90

    0,80

    0,94

    0,88

    0,84

    Sumber: Departemen Pekerjaan Umum, 1997Maka penentuan kecepatan arus bebas pada kondisi

    sesungguhnya dapat dihitung dengan rumus:

    FV = (FVo + FVw) x FFVSFx FFVRC III.4

    dengan:

    FV = kecepatan arus bebas sesungguhnya (km/jam)

    FVO = kecepatan arus bebas dasar (km/jam)

    FVW = penyesuaian akibat lebar lajur lalu lintas

    FFVSF = faktor penyesuaian akibat hambatan samping dan lebar bahu

    FFVRC= faktor penyesuaian akibat kelas fungsional jalan dan tata

    guna lahan.

    8. Derajat KejenuhanYang dimaksud dengan derajat kejenuhan adalah perbandingan rasio

    lalu lintas (smp/jam) terhadap kapasitas (smp/jam).

    Rumus:

    DS =C

    Q ... III.5

  • 5/24/2018 Analisis Kapasitas Dan Kondisi Ruas Jalan Sragen Palur

    18/28

    17

    dengan

    DS : derajat kejenuhan

    Q : volume arus lalu lintas pada jam puncak

    C : kapasitas

    B. Mengidentifikasi Kerusakan

    Survei dilakukan untuk mengidentifikasikan kerusakan- kerusakan yang

    terjadi pada perkerasan jalan yang nantinya dipergunakan untuk meningkatkan

    efisiensi, penjadwalan dan kontrol penggunaan dana dari kegiatan rutin.

    Pengidentifikasian di sini mencangkup jenis-jenis kerusakan, luas kerusakan dan

    kelas kerusakan. Adapun jenis-jenis kerusakan yang diamati dan kreteria

    pengukuran dapat dilihat pada Tabel III.11.

    Tabel III. 11. Kreteria Pengukuran Berdasarkan TypeKerusakan.

    No. TypeKerusakan Kreteria Pengukuran

    1. Deformasi

    a. Amblesb. Keriting

    c. Sungkur/Jembul

    Kedalaman (mm) diukur di bawah

    penggaris 1,2 m

    Kedalaman (mm) diukur di bawah

    penggaris 1,2 m jarak dari puncak ke

    puncak gelembung

    Kedalaman (mm) diukur di bawah

    penggars 1,2 m

    2. Retaka. Retak bulan sabit, retak

    diagonal, retak tengah, retak

    melintang.

    b. Retak blok, retak kulitbuaya tak memanjang.

    Lebar retak (mm) yang paling dominan

    (lebar).

    Lebar retak (mm) yang paling dominan

    (lebar), jarak antar celah (lebar kotak).

    3. Kerusakan tepi

    a. Rusak tepib. Penurunan tepi

    Lebar maksimum dari lapis permukaan

    yang lepas (mm).

    Tinggi penuranan (mm)

    4. Cacat permukaana. Pengelupasan Ketebalandari lapisan yang mengelupas

  • 5/24/2018 Analisis Kapasitas Dan Kondisi Ruas Jalan Sragen Palur

    19/28

    18

    b. Kegemukan, pengausan,pelepasan butir, tergores.

    (mm)

    Tidak ada spesifikasi.

    5. Lubang Kedalaman lubang (mm)6. Patch(penambahan) Tidak ada spesifikasi.

    Sumber : Austroads,1987

    C. Penentuan Nilai Kondisi Perkerasan (PCI)

    Nilai kondisi perkerasan Pavement Condition Index(PCI) digunakan untuk

    mengetahui nilai kondisi perkerrasan pada suatu jalan yang besarnya dipengaruhi

    oleh keadaan permukaan perkerasan yang diakibatkan oleh kerusakan yang

    terjadi. Adapun langkah-langkah untuk menghitung PCI adalah sebagai berikut :

    1. Menentukan densitas kerusakanDensitas didapat dari luas kerusakan dibagi dengan luas pekerjaan jalan

    (tiap segmem) kemudian dikalikan 100%. Rumus lengkapnya adalah

    sebagai berikut:

    .%100xPerkerasanLuas

    KerusakanLuas(%)Densitas = (III.6)

    2. Mencari deduct value(DV)Mencari Deduct Value (DV) yang berupa grafik jenis-jenis kerusakan.Adapun cara untuk menentukan DV, yaitu dengan memasukkan persentase

    densitas pada grafik masing-masing jenis kerusakan kemudian menarik

    garis vertical sampai memotong tingkat kerusakan (low, median,

    high),selanjutnya pada pertolongan tersebut ditarik garis horizontal dan

    akan didapat DV. Grafik yang digunakan untuk mencari nilai DV dapat di

    lihat pada lampiran II.

    3. Menjumlahkan total deduct valueTotal deduct value yang diperoleh pada suatu segmen jalan yang ditujusehingga diperoleh Total Deduct Value(TDV)

    4. Mencari correcteddedict valueCorected Deduct Value (CDV) dengan jalan memasukkan nilai DV ke

    grafik CDV dengan cara menarik garis vertical pada nilai TDV sampai

    memotong garis q kemudian ditarik garis horizontal. Nilai q merupakan

    jumlah masukan dengan DV >=5. Grafik CDV lihat pada lampiran III.

    5. Menghitung nilai kondisi perkerasanNilai kondisi perkerasan dengan mengurangi seratus dengan nilai CDV

    yang diperoleh. Rumus lengkapnya adalah sebagai berikut :

  • 5/24/2018 Analisis Kapasitas Dan Kondisi Ruas Jalan Sragen Palur

    20/28

    19

    PCI = 100 CDV .. ( III.7 )

    PCI = Nilai kondisi perkerasan

    CDV = Corrected Deduct Value

    6. Prioritas penanganan kerusakanNilai kondisi perkerasan untuk tiap-tiap segmen yang diperoleh kemudian

    dapat dipergunakan untuk menentukan prioritas penanganan kerusakan

    yaitu dengan memprioritaskan penanganan kerusakan pada perkerasan

    yang mempunyai nilai kondisi perkerasan yang terkecil terlebih dahulu.

    Untuk mengetahui nilai kondisi perkerasan keseluruhan (pada ruas jalan

    yang ditunjau) adalah dengan menjumlahkan semua nilai kondisi

    perkerasan pada tiap-tiap segmen dan membaginya dengan total jumlah

    segmen. rumus yang dipakai adalah sebagai berikut :

    SegmenJumlah

    SegmenPCIjalanruasuntukPCIrata-Rata

    = (III. 10)

    Rata-rata PCI yang di peroleh kemudian dimasukkan ke dalam parameter

    seperti nampak pada Gambar III.3.

    PCI Rating

    100

    85

    70

    55

    40

    25

    10

    0

    Excellent

    Very Good

    Good

    Fair

    Poor

    Very Poor

    Failed

  • 5/24/2018 Analisis Kapasitas Dan Kondisi Ruas Jalan Sragen Palur

    21/28

    20

    Gambar III.3. Nilai Kondisi Perkerasan (PCI) dan Tingkat Kerusakan(Sumber : Department of Transportation. US, 1982)

    D. Penanganan Kerusakan Jalan

    Penanganan kerusakan jalan pada lapisan lentur menggunakan metode Bina

    Marga 1992. Metode penanganan untuk tiap-tiap kerusakan adalah sebagai

    berikut:

    1. Metode Penanganan P1 (penebaran pasir)a. Jenis kerusakan yang ditangani

    1) Digunakan untuk kegemukan aspal

    b. Langkah penanganan1) Membersihkan daerah yang ditangani dengan air

    compressor

    2) Tandai daerah yang akan diperbaiki.3) Taburkan pasir atau agregat halus.4) Ratakan dengan sapu.5) Padatkan dengan pemadat ringan sampai diperoleh

    permukaan yang rata dan mempunyai kepadatan optimal.

    6) Bersihkan tempat pekerjaan dari sisa bahan dan alatpengaman.

    7) Demobilitas.2. Metode Perbaikan P2 (laburan aspal setempat)

    a. Jenis kerusakan yang ditangani1) Retak kulit buaya dengan lebar retak < 2 mm.2) Retak melinyang, retak tengah, retak diagonal, dan retak

    memanjang dengan lebar retak < 2 mm.

    3) Lokasi - lokasi setempat tempat terjadinya pelepasanbutiran.

    b. Langkah penanganan1) Membersihkan daerah yang ditangani dengan air

    compressor

  • 5/24/2018 Analisis Kapasitas Dan Kondisi Ruas Jalan Sragen Palur

    22/28

    21

    2) Beri tanda persegi pada daerah yang akan diperbaikidengan cat atau kapur

    3) Semprotkan aspal emulsi RS-1 atau RS-2 sebanyak 1,5l/m2 di daerah yang akan diperbaiki. Untuk cut back

    asphalt cukup sebanyak 1 l/m2

    4) Beri dengan aspal emulsi, tunggu sampai aspal mulaipecah sebelum penebaran pasir

    5) Taburkan pasir kasar atau agregat haluus 5 mm danratakamn hingga menutup seluruh daerah yang diberi

    tanda

    6) Padatkan dengan pemadat ringan sampai permukaan ratasampai kepadatan optimal (minimal 3 lintasan)

    7) Bersihkan tempat pekerjaan dari sisa bahan dan alatpengaman

    8) Demobilitas3. Metode Perbaikan P3 (melapisi retak)

    a. Jenis kerusakan yang ditangani1) Retak dengan lebar retakan < 2 mm tepi terdekat retak

    lebih dari satu

    b. Langkah penanganan1) Bersihkan daerah tersebut denganAir Compressor/ sapu2) Tandai daerah yang akan diperbaiki dengan cat atau kapur3) Buat campuran aspal emulsi dan pasir kasar dendan

    menggunakan Concrete Mixerdengan komposisi sebagai

    berikut : Pasir 20 Liter, aspal emulsi 6 Liter

    4) Semprotkan tack coatdengan aspal emulsi jenis RC (0,2Liter/m2) di daerah yang diperbaiki

    5) Tebar dan ratakan campuran aspal tersebut pada seluruhdaerah yang sudah diberi tanda

    6) Bersihkan tempat pekerjaan dari sisa bahan dan alatpengaman

  • 5/24/2018 Analisis Kapasitas Dan Kondisi Ruas Jalan Sragen Palur

    23/28

    22

    7) Demobilitas

    4. Metode Perbaikan P4 (pengisian retak)a. Jenis kerusakan yang ditangani

    1) Retak garis > 2 mm, disini termasuk juga kerusakan retakdiagonal,retak melintang.

    b. Langkah penanganan1) Membersihkan daerah yang ditangani dengan air

    compessor

    2) Tandai daerah yang akan diperbaiki dengan cat atau kapur3) Isi retak dengan aspal emulsi menggunakan aspal katlle4) Taburkan pasir kasar pada retakan yang telah diisi aspal

    (tebal 10 mm)

    5) Padatkan pasir tersebut dengan Baby Roller(minimum 3lintasan)

    6) Angkat kembali rambu pengaman dan beersihkan lokasidari sisa bahan

    7) Demobilitas5. Metode Perbaikan P5 (penambalan lubang)

    a. Jenis kerusakan yang ditangani1) Lubang, kedalaman < 50 mm2) Keriting, kedalaman < 30 mm3) Alur, kedalaman < 30 mm4) Penurunan setempat kedalaman < 30 mm

    b. Langkah penaganannya1) Bersihkan daerah yang ditangani dengan air compessor2) Tandai daerah yang akan diperbaiki dengan cat atau kapur3) Gali material sampai mencapai lapisan yang keras

    (biasanya kedalaman pekerjaan jalan 150 200 mm,

    harus diperbaiki)

  • 5/24/2018 Analisis Kapasitas Dan Kondisi Ruas Jalan Sragen Palur

    24/28

    23

    4) Pemeriksaan kadar air optimum material pekerjaan jalanyang ada. Jika kering tambahkan air hingga keadaan

    optimum. Jika basah gali material dan biarkan sampai

    kering

    5) Padatkan dasar galian dengan menggunakan pemadattangan (Vibrating Compactor)

    6) Isi galian dengan bahan pondasi agregat yaitu kelas Aatau kelas B (tebal maksimum 15 cm), kemudian

    padatkan dalam keadaan kadar optimum air sampai

    kepadatan maksimum

    7) Semprotkan lapis Prime Coatjenis RS dengan takaran 0,5l/m2 untuk Cut Back jenis MC-30 atau 0,8 l/m2 untuk

    aspal emulsi

    8) Aduk agregat untuk campuran dingin dalam ConcreteMixserperbandingan agregat kasar dan halus 1,5 : 1

    9) Kapasitas maksimum aspalt mixser kira-kira 0,1 m3.Untuk campuran dingin tambahkan semua agregat 0,1 m3

    sebelum aspal

    10)Tambahkan aspal dan aduk selama 4 menit siapkancampuran aspal dingin secukupnya untuk keseuruhan dari

    pekerjaan ini

    11)Tebarkan dan padatkan campuran aspal dingin dengantebal maksimum 40 mm sampai diperoleh permukaan

    yang rata dengan menggunakan alat perata

    12)Padatkan dengan Baby Roller minimum 5 lintasan,tambahkan material jika diperlukan

    13)Bersihkan lapangan dan periksa peralatan denganpermukaan yang ada

    14)Angkat kenbali rambu pengaman dan bersihkan lokasidari sisa materal

    15)Demobilitas

  • 5/24/2018 Analisis Kapasitas Dan Kondisi Ruas Jalan Sragen Palur

    25/28

    24

    6. Metode P6 Perataana. Jenis kerusakan yang ditangani

    1) Lubang, kedalaman < 50 mm2) Bergelombang, kedalaman < 30 mm3) Alur, kedalaman < 30 mm4) Penurunan setempat, kedalaman < 50 mm

    b. Langkah penanganan1) Bersihkan daerah tersebut dengan air compressor / sapu

    sampai kering dan bersih

    2) Tandai daerah yang akan diperbaiki dengan cat atau kapur3) Semprotkan tack coat dari jenis RS pada daerah

    kerusakan 0,5 l/m2untuk aspal emulsi atau 0,2 l/m2untuk

    cut back dengan aspalt ketlle/ kaleng berlubang

    4) Aduk agregat untuk campuran dingin denganperbandingan 1,5 agregat kasar : 1,0 agregat halus

    5) Kapasitas maksimum mixer kira-kira 0,1 m3. Untukcampuran dingin tambahkan agregat 0,1 m3 sebelum aspal

    6) Tambahkan material aspal dan aduk selama 4 menit.Siapkan campuran aspal dingin kelas A, kelas C, kelas E,

    atau campuran aspal beton secukupnya sampai pekerjaan

    selesai

    7) Hamparkan campuran aspal dingin pada permukaan yangtelah ditandai, sampai ketebalan diatas permukaan

    minimum 10 mm

    8) Padatkan dengan Baby Roller (minimum 5 lintasan)sampai diperoleh dan kepadatan optimum

    9) Bersihkan lapangan dan angkat kembali rambu pengaman10)Demobilitas

  • 5/24/2018 Analisis Kapasitas Dan Kondisi Ruas Jalan Sragen Palur

    26/28

    25

    IV. METODE PENELITIAN

    A. Cara PenelitianMetode yang digunakan dalam penelitian ini dengan cara Diskriptif

    Analitis. Diskriptif berarti penelitian memusatkan pada masalah-masalah yang ada

    pada saat sekarang. Keadaan lalu lintas di daerah penelitian dapat diperoleh data

    yang akurat dan cermat, sedangkan Analitis berarti data yang dikumpulkan mula-

    mula disusun, dijelaskan kemudian dianalisis.

    B. Teknik Pengumpulan DataPengambilan samplepenelitian dilakukan pada saat jam sibuk antara pukul

    06.00 sampai pukul 18.00 selama 12 jam. Hari yang dianggap paling

    memungkinkan untuk pendataan diambil tiga hari yang dapat mewakili hari-hari

    dalam satu minggu.

    1. Alat PenelitianAdapun peralatan dan hal-hal yang perlu dipersiapkan dalam

    penelitian ini meliputi :

    a). Kertas kerja, yaitu sebagai tempat untuk mencacah kendaraan.

    b). Alat tulis, yaitu digunakan untuk menulis berupa ballpoint, pena, pensil

    dan lain-lain.

    c). Counter, yaitu alat pencacah mekanis untuk memudahkan pencacahan.

    d). Hard Board, yaitu sebagai alat untuk menulis.

    e). Jam / Arloji sebagai petunjuk waktu, meteran dan kalender.Surveyor, di sini tenaga surveyor sekali dalam penelitian melibatkan 15

    orang surveyorselama 12 jam.

    f). Roll meter, digunakan mengukur lebar kerusakan dan lebar penampang

    jalan.

    g). Peralatan pengaman lalu lintas.

    2. Data PrimerYang dimaksud data primer adalah data yang tidak mengalami

    perubahan selama pelaksanaan survey, data yang dimaksud adalah data

  • 5/24/2018 Analisis Kapasitas Dan Kondisi Ruas Jalan Sragen Palur

    27/28

    26

    geometri jalan. Data geometri jalan diperoleh dengan cara pengukuran di

    lapangan, pengukuran yang dilakukan oleh peneliti meliputi :

    a). Lebar perkerasan

    b). Lebar bahu jalan dan perkerasan

    c). Lebar tiap jalur

    d). Lebar jalur lambat

    e). Pencatatan jenis kerusakan yang terjadi

    f). Pengukuran lebar kerusakan

    3. Data SekunderYang dimaksud data sekunder yaitu data yang diperoleh dari dari instasi

    terkait yang berupa peta lokasi penelitian, dan geometrik jalan.

    C. Analisis Hasil PenelitianData dari pengamatan visualdi lapangan kemudian diformulasikan ke

    dalam Tabel III.11 dapat diketahui tingkat kerusakannya kemudian ditentukan

    jenis penangannya, untuk tingkat pelayanan jalan pengukurannya berdasarkan

    kapasitas jalan

    D. Tahapan PenelitianTahap I : Persiapan dan studi literatur

    Tahap II : Desain data dan penelitian pendahuluan

    Tahap III : Penelitian di lapangan untuk mendapatkan data primer dan

    sekunder

    Tahap IV : Rekapitulasi data

    Tahap V : Pembahasan hasil penelitian dan kesimpulan

    Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar IV.1.

  • 5/24/2018 Analisis Kapasitas Dan Kondisi Ruas Jalan Sragen Palur

    28/28

    27

    E. Bagan Alir Penelitian

    Bagan alir penelitian ditunjukan pada Gambar IV.1. di bawah ini:

    Mulai

    Tahap IStudi Literatur

    Tahap II

    Desain Data

    Penelitian Pendahuluan

    Data Primer :

    1) Jumlah Kendaraan2) Jenis, Luas dan Kelas

    Kerusakan

    Data Sekunder :

    1) Peta Lokasi2) Geometrik Jalan dari Bina

    Marga

    Rekapitilasi Data Tahap IV

    Tahap III

    Pembahasan Hasil Penelitian

    Tahap V

    Kesimpulan

    Selesai

    Gambar IV.1. Bagan Alir Penelitian