analisis hubungan antara pelaksanaanrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12603/1/bab...
TRANSCRIPT
ANALISIS HUBUNGAN ANTARA PELAKSANAAN
AUDIT MANAGEMENT DENGAN EFEKTIVITAS
PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN
(Studi Kasus pada PDAM kota Bogor)
Disusun oleh:
MOHAMMAD ZAINAL ABDUH
NIM: 103082029423
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS
EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UIN SYARIF
HIDAYATULLAH JAKARTA
1430 H/2009M
ANALISIS HUBUNGAN ANTARA PELAKSANAAN
AUDIT MANAGEMENT DENGAN EFEKTIVITAS
PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN
(Studi Kasus pada PDAM kota Bogor)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial untuk
Memenuhi Syarat-Syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh
Mohammad Zainal Abduh
NIM: 103082028423
Di bawah Bimbingan
Pembimbing I Pembimbing II
Prof. Dr. Abdul Hamid, MS Amilin, SE., Ak., M.
S.i
NIP. 131 474 891 NIP. 150 370 232
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1430 H/2009M
Hari ini Kamis tanggal Dua Puluh Lima Juni tahun Dua Ribu Sembilan telah
dilakukan ujian skripsi atas nama Mohammad Zainal Abduh NIM: 103082029423
dengan judul skripsi “Analisis Hubungan antara Pelaksanaan Audit Management
dengan Efektivitas Pelaksanaan Anggaran Pendapatan” (Studi Kasus PDAM Kota
Bogor). Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian
berlangsung, maka skirpsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari jurusan akuntasi fakultas ekonomi dan
ilmu sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 25 Juni 2009
Tim Penguji Ujian Skripsi
Prof. Dr. Abdul Hamid, MS Amilin, SE., Ak., M. Si
Ketua Sekretaris
Yessi Fitri, SE., Ak., M. Si
Penguji Ahli
ANALISIS HUBUNGAN ANTARA PELAKSANAAN
AUDIT MANAGEMENT DENGAN EFEKTIVITAS
PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN
(Studi Kasus pada PDAM kota Bogor)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial untuk
Memenuhi Syarat-Syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh
Mohammad Zainal Abduh
NIM: 103082028423
Di bawah Bimbingan
Pembimbing I Pembimbing II
Prof. Dr. Abdul Hamid, MS Amilin, SE., Ak., M.
S.i
NIP. 131 474 891 NIP. 150 370 232
Penguji Ahli
Yessi Fitri, SE., Ak., M. Si
NIP. 150 377 440
Curriculum Vitae
Nama lengkap : Mohammad Zainal Abduh
Tempat, tanggal lahir : Sukabumi, 25 Agustus 1985
Alamat rumah : Jl. BTN Surya Indah II Rt. 03/01 Karang Tengah
Kec. Cibadak Sukabumi Jawa Barat
Selular : 0813 879 14 234/0818 12 14 21
Email : [email protected]
Orangtua,
Ayah : Dr. Yurman Zainal., MM
Ibu : Nani Iriani, S. IP
Pendidikan : SDN I Karang Tengah Cibadak
SMPN 2 Cibadak Sukabumi
SMAN I Cibadak Sukabumi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas Ekonomi
Jurusan Akuntansi
Pengalaman Organisasi : - Koordinator Syiar dan Publikasi
LDK Komda FEIS (2004)
- Koord. Pelatihan dan Advokasi RIMASI (2006)
- Staf Litbang UKM Bahasa “Flat” (2005)
- Staf Ahli Dept. Ekonomi dan Lembaga Semi
Otonom (LSO) Ekonomi Islam BEM UIN Jakarta
(2005-2006)
- Koordinator database HMI Cabang Ciputat (2007)
Organisasi Komersil : - Pengurus Pusat Bio Technology Media
Jakarta (penyalur tunggal terapi organik Air Bio
Cosminergy treatment Japan di Indonesia)
(sejak tahun 2006-sekarang)
i
Hari ini Jumat, 9 September 2008 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas nama Mohammad Zainal Abduh NIM: 103082029423 dengan judul Skripsi “Analisis
Hubungan Antara Pelaksanaan Audit dengan Efektivitas Pelaksanaan Anggaran
Pendapatan” (Studi Kasus pada PDAM Kota Bogor). Memperhatikan penampilan
mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat
diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada
Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 9 September 2008
Tim Penguji Ujian Komprehensif
Prof. Dr. Abdul Hamid., MS Amilin, SE., Ak, M. Si
Ketua Sekretaris
Rahmawati, SE. Ak., MM
Penguji Ahli
ii
Abstract The RelationshipBetween Audit Management Implementation to
Revenue’s Budget Implementation Effectiveness Analysis
This research is aimed to find out of influence between audit
management and the effectiveness of revenue’s budget implementation. This
research conducted in Regional Water Supply Enterprise (PDAM) Tirta Pakuan
Bogor City, representing one of Corporate Regional Board (BUMD) moving area of drinking water management.
Research method used in this research is descriptive research method
with case strudy approach. Technique of data collecting through research of
bibliography and field research by observation, interview, and questioner. Hypothesis raised in this research is “Implementing of Audit
Management has Positive influence with Effectiveness of revenue’s budget
implementation. Hypothesis tested by using statistical methods of non paramentric
with analysis of correlation or rank spearman.
According to statistical result, the value of correlation coefficient is
0,975 and then from result of significance test obtained by value that taccount
(6,6170) bigger than ttable (2,353) at level significant 0,05 and degree of freedom
three. So that hypothesis of zero (H0) refused and alternative hyphotesis (H1)
accepted. The conclusion of this research show that there are positive influence
between audit management implementation to effectiveness of revenue’s budget
implementation.
Keywords: audit management, revenue’s budget
iii
Abstrak
Analisis Hubungan Antara Pelaksanaan Audit Management
dengan Efektivitas Pelaksanaan Anggaran Pendapatan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui antara pengaruh pelaksanaan audit management dengan efektivitas pelaksanaan anggaran pendapatan.
Penelitian ini dilakukan di Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Bogor
yang merupakan salah satu badan usaha milik daerah (BUMD) yang bergerak dibidang pengelolaan air minum.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Teknik pengumpulan data
dilakukan melalui penelitian kepustakaan dan penelitian lapangan dengan cara
observasi, wawancara, dan kuesioner.
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah “Pelaksanaan Audit
Management memiliki pengaruh yang positif terhadap Efektivitas Pelaksanaan
Anggaran Pendapatan”. Hipotesis ini diuji dengan menggunakan metode statistik
non parametrik dengan analisis korelasi rank spearman. Dari hasil perhitungan statistik diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar
0,975 dan dari hasil uji signifikansi ternyata diperoleh nilai bahwa thitung (6,6170) lebih besar dari ttabel (2,353) pada tingkat signifikansi 0,05 dan derajat kebebasan
tiga. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis nol (H0) ditolak dan hipotesis alternatif (H1) diterima. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh
yang posisitf antara pelaksanaan audit management terhadap efekitivitas pelaksanaan anggaran pendapatan.
Kata Kunci: audit management, anggaran pendapatan
iv
Kata Pengantar
Alhamdulillahirrabill’alamin puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah
SWT, Tuhan penggenggam alam semesta, berkat rahmat dan karunia-Nya doa kita
diijabah sehingga saya pun bisa menyelesaikan skripsi ini yang berjudul
“Pengaruh Pelaksanaan Audit Management Terhadap Efektivitas Pelaksanaan
Anggaran Pendapatan”, Sholatullah sallamullah ala toha rasulillah selalu tercurah
pada mu ya rasulallah Muhammad Saw, beserta keluarga, khulafaurrasyidin, dan
para sahabatnya.
Dalam kesempatan ini saya ingin memberikan penghargaan dan ucapan
terimakasih yang tak terhingga kepada yang telah membantu menyelesaikan
skripsi ini dari awal hingga akhir baik dalam bentuk dorongan motivasi, materi,
pikiran, waktu, dan tenaga. Di antaranya kepada:
1. Ayahanda Dr. Yurman Zainal., MM dan Ibunda tersayang Nani Iriani (semoga
mereka sehat selalu dan diberikan umur panjang, amin!) adek-adek tercinta
Uni Meriyana (tetap semangat kuliahnya), Dede Intania, dan De Yoanita.
2. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid., MS, selaku Pimpinan (Dekan) FEIS sekaligus
beliau adalah pembimbing pertama.
3. Bapak Amilin, SE, Ak., M. Si, selaku pembimbing kedua terimakasih juga
untuk keluarga bapak yang selalu menerima saya kapanpun.
4. Bapak Abdul Hamid Cebba, SE, Ak., MBA, selaku pimpinan BLU UIN Syarif
Hidayatullah dan mantan Kajur Akuntansi.
5. Kajur Akuntansi Bapak Afif Sulfa, SE, Ak, M. Si.
6. Ibu Yessi Fitri, SE., Ak., M. Si selaku dosen penguji skripsi sekaligus Sekjur
Akuntansi.
7. Ibu Rahmawati SE. Ak, MM., dosen penguji ujian komprehensif.
8. Seluruh dosen dan asisten tenaga pengajar khususnya Akuntansi UIN Syarif
Hidayatullah yang memiliki kualitas yang luar biasa dan terbaik yang pernah
saya kenal.
9. Ibu Liliek bagian akademik, Ibu Dewi bagian jurusan akuntansi, Ibu Siska dan
semua staf administrasi di Fakultas Ekonomi UIN Srif Hidayatullah Jakarta.
v
10. Staf dan pegawai Perpustakaan Fakultas Ekonomi dan Perpustakaan Utama
UIN Jakarta, Perpus STIEAD-UMJ, Perpus FEUI, Perpus FEUP, Perpus FE
Trisakti, dan Perpustakaan Kota Sukabumi.
11. Bapak Drs. H Achyani Suardi, MM, Direktur Umum PDAM Tirta Pakuan
Kota Bogor.
12. Bapak. H. Dedi Suryadi., SE., MM Kepala Satuan Pengawasan Intern PDAM
Kota Bogor .
13. Ibu. Hj. Sri Maryati, SE (Kabag Keuangan), Ibu Hj. Yani, SE (Kasubbag SPI
Keuangan), H. Sidik, SE (Kasubbag Anggaran) “terimakasih Pak atas
keterangan dan semua data anggaran”, Mas Eko (Thx atas semua data LK
selama 5 tahun), Mas Ashadi, Pak kamaludin, Pak Sony, Mbak Vera, Ibu Puji,
Ibu Yuyun, Pak Syafrial (Kasubbag PDE), H. Iwan (Kasubbag Penagihan),
Pak Handoyo (Kasubbag Akuntansi), seluruh staf auditor dan pegawai
PDAM Kota Bogor terimakasih atas keramahan dan sangat Wellcome!!
14. Adinda Desi Nurnaningsih yang selalu mengingatkan dan begitu banyak
memberikan bantuan hingga skripsi ini bisa selesai.
15. Kawan-kawan (Biotech Media Jakarta) senasib dan seperjuangan Zulfan
Hamidy (semoga anaknya lahir dengan selamat!), Roy Boscha (selain
ngurusin duit jangan ngurusin motor, urusin skripsi!), Ujang (hati-hati ngantar
barang), Andi dan Sofyan (kapan mau wisuda?! Ayo semangat jgn nyari agen
mulu!), Afrian dan Aries, Welly dan Rifki. Pak Widy, Ustadz. Mahmud,
Ustadz. Mizan terimakasih atas bantuan finansial, seluruh agen dan distributor
airbio cosminergy di Indonesia semoga anda sehat permanen dan sukses
selalu, amin!
16. Feril (thx informasinya), Roni dan Mega, Salawati (sukses deh!), Adit dan
Sandi, Zulfah (ayo smangat), Intan, Damayanti, Ucok (arde), Ilham, Heru,
Rosyidi, enchek, Adi Friandi (selamat kerja di Bappepam), Wachi (kerja di
BLU UIN) dan Adi Setyo, Solikhin (terimakasih semester satu saya numpang
tinggal 1bulan) Fahmi dan semua kawan-kawan kelas akuntansi C (angkatan
2003) yang mayoritas sudah lulus lebih dulu. Kawan-kawan kelas audit
(angkatan 2003) Endah (selamat kerja di Depkeu), Wulan (selamat kerja di
vi
BLU UIN), Yopi, Opik (staf di FEIS), agus, andhika thanks guys youre best
friend in the class.
17. Erna (kerja di FDI UIN) makasih atas bantuan ilmu statistika sukses ya! Rina,
dan semua adik kelas Akuntasi angkatan (2004), juga kawan-kawan
mahasiswa manajemen (2003) Didi (thanks ngajarin SPSS), Dida, Imron &
Nawiyah (Happy Wedding), Ucuy, Arif (Tamplang), Yasser,dkk. Semoga
cepat dapet kerja and get Married, salam sukses!!
18. Alumni Asrama Putera (2003), Kawan-kawan dari organisasi yang pernah
diikuti LDK, HMI, UKM Bahasa, Riungan Mahasiswa Sukabumi (Rimasi),
BEM UIN, Tarung Derajat AA Boxer dan semua organisasi baik internal
maupun eksternal kampus terimakasih atas ilmu-ilmu yang bermanfaat yang
tidak ada dalam kuliah (Ok mantap Lanjutkan!).
19. Semua teman-teman dan saudara-saudara yang saya kenal mohon maaf tidak
tersebutkan karena keterbatasan.
Semoga Allah SWT membalas dengan berlipat ganda segala amal baik dan
bantuan yang telah diberikan secara ikhlas kepada Peneliti. Amin
Peneliti menyadari meskipun telah berusaha sebaik mungkin dalam
penyusunannya, laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, dengan
segala kerendahan hati, peneliti menerima kritikan dan masukan yang
membangun atas skripsi ini. Saya berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi
siapapun yang membutuhkan khususnya bagi pendidikan akuntansi.
Ciputat, 26 April 2009
Mohammad Zainal Abduh
vii
Daftar Isi
Daftar Riwayat Hidup i
Pengesahan Ujian Komprehensif ii
Abstract iii
Abstrak iv
Kata Pengantar v
Daftar Isi viii
Daftar Tabel xi
Daftar Gambar xii
Daftar Lampiran xiii
BAB I Pendahuluan
A. Latar belakang Penelitian 1
B. Perumusan Masalah 7
C. Maksud dan Tujuan Penelitian 7
D. Manfaat Penelitian 8
BAB II Tinjauan Pustaka
A. Audit Management 9
1. Pengertian Audit Management 9
2. Tujuan Audit Management 11
3. Manfaat Audit Management 12
4. Ruang Lingkup Audit Management 14
5. Keterbatasan Audit Management 15
B. Perbedaan Finansial Audit dengan Audit Management 16
C. Pelaksanaan Audit Management 18
D. Tahap-Tahap Audit Management 20
E. Internal Auditor
1. Pengertian Internal Auditor 26
2. Peran Auditor Internal 27
3. Ruang Lingkup Auditor Internal 29
viii
4. Kedudukan Auditor Internal 30
F. Sistem Pengendali Manajemen
1. Pengertian Sistem Pengendali Manajemen 31
2. Elemen dan Karakteristik SPM 31
3. Struktur Sistem Pengendali Manajemen 33
4. Proses Sistem Pengendali Manajemen 34
G. Pendapatan
1. Pengertian Pendapatan 37
2. Penggolongan Pendapatan 38
H. Anggaran
1. Pengertian Anggaran 39
2. Fungsi dan Prinsip Anggaran 40
3. Keunggulan dan Keterbatasan Anggaran 41
4. Penggolongan Anggaran 42
5. Prosedur Penyusunan Anggaran 43
6. Laporan Anggaran 47
I. Anggaran Pendapatan 49
J. Kerangka Pemikiran 50
K. Hipotesis 54
Bab III
Metodologi Penelitian
A. Ruang Lingkup Penelitian 55
B. Metode Penentuan Sampel 55
C. Metode Analisis 56
1. Uji Kualitas Data 57
2. Uji Hipotesis 58
3. Penetapan Tingkat Signifikansi 60
4. Kriteria Pengambilan Keputusan 60
D. Metode Pengumpulan Data 61
E. Operasionalisasi Varaibel 62
ix
1. Variabel Independen 62
2. Variabel Dependen 65
3. Penetapan Hipotesis 66
BAB IV
Penemuan dan Pembahasan
A. Sekilas Gambaran Objek Penelitian 67
1. Sejarah Singkat Pendirian PDAM Kota Bogor 67
2. Perkembangan Usaha 69
B. Penemuan dan Pembahasan
1. Ketentuan Umum Pelaksanaan Audit Management 94
2. Anggaran Pendapatan 99
C. Pembahasan Penelitian 105
1. Pelaksanaan Audit Management di PDAM Kota Bogor 105
2. Penilaian terhadap Efektivitas Pelaksanaan Anggaran Pendapatan 109
3. Pengaruh Pelaksanaan Audit Management terhadap
Efektivitas Pelaksanaan Anggaran Pendapatan 111
BAB V
Kesimpulan dan Implikasi
A. Kesimpulan 122
B. Implikasi 123
Daftar Pustaka
Lampiran-Lampiran
x
i
i
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Perusahaan sebagai suatu lembaga perekonomian memiliki peranan
penting dalam memajukan perekonomian suatu negara. Setiap perusahaan baik
perusahaan pemerintah maupun perusahaan swasta diharapkan dapat
meningkatkan pendapatannya. Namun untuk memperoleh pendapatan yang
diharapkan tentunya tidak mudah, terlebih bagi perusahaan yang termasuk
golongan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). Perusahaan daerah yang
mengelola aset milik daerah haruslah berperan aktif dalam menghasilkan
pendapatan yang maksimum, karena selain menghasilkan pendapatan bagi
perusahaan itu sendiri juga diharapkan dapat memberikan kontribusi yang
berarti bagi pendapatan daerah.
Perusahaan Daerah Air minum (PDAM) kota Bogor Secara garis besar
mempunyai 2 fungsi yaitu fungsi ekonomi/perusahaan dan fungsi sosial.
PDAM Kota Bogor juga mempunyai misi:
1. Mencukupi keperluan atau kebutuhan air minum yang memenuhi
persyaratan kesehatan bagi masyarakat untuk setiap jenis pemakaian
dengan tetap memperhatikan keharusan PDAM meningkatkan peranan
sebagai fungsi sosial dan fungsi perusahaan (ekonomi).
2. Pembangunan air minum diintergrasikan pada aktivitas perkembangan
ekonomi daerah.
3. Menjadikan PDAM Kota Bogor benar-benar menguntungkan dan mampu
mengembangkan diri sesuai dengan tugas dan fungsinya sehingga dapat
menambah pendapatan daerah secara langsung dan merupakan tulang
punggung pendapatan asli daerah sendiri Pemda kota Bogor, dalam
mempersiapkan dari menyongsong otonomi daerah tingkat II.
Untuk mencapai tujuan tersebut, PDAM kota Bogor dituntut untuk
meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam melaksanakan kegiatan
operasional perusahaannya, sehingga diperlukan suatu pemeriksaan terhadap
seluruh kegiatan perusahaan. Manajemen bertanggungjawab terhadap seluruh
kegiatan perusahaan, oleh karena itu pihak manajemen tidak hanya
membutuhkan informasi mengenai laporan keuangan saja yang diperoleh dari
pemeriksaan (audit) atas laporan keuangan yang bersifat finansial akan tetapi
juga yang bersifat non finansial. Atas dasar hal tersebut, maka berkembang
suatu sistem pemeriksaan yang merupakan perluasan dari pemeriksaan
keuangan yaitu audit management.
Audit management merupakan pemeriksaan guna menilai atau
mengevaluasi kualitas pengelolaan sumber daya organisasi oleh pihak
manajemen dalam rangka mencapai tujuan perusahaan, dalam hal ini untuk
menilai bagian-bagian mana dalam perusahaan yang sudah baik atau masih
lemah dengan tujuan untuk meningkatkan pengelolaan organisasi oleh pihak
manajemen. Melalui pemeriksaan ini, manajemen perusahaan dapat lebih dini
menemukan masalah-masalah sebelum hal itu menjadi lebih serius dan
berakibat fatal bagi kelangsungan hidup perusahaan.
2
Pendapatan yang diperoleh PDAM kota Bogor salah satunya timbul
dari aktivitas penjualan air. Dengan besarnya perolehan pendapatan yang
diterima dari aktivitas yang dilakukannya, perusahaan dihadapkan pada risiko
tidak diterimanya sebagian dari pendapatan tersebut yang merupakan suatu
kerugian bagi perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan harus dapat
mengoptimumkan penerimaan pendapatan tersebut agar dapat menjamin
kelancaran kegiatan perusahaan.
Agar risiko yang ditanggung oleh perusahaan relatif kecil, maka segala
kegiatan atau tindakan harus direncanakan terlebih dahulu. Demikian pula
halnya dengan pendapatan. Fungsi perencanaan dilaksanakan untuk
menetapkan tujuan perusahaan dan merupakan dasar bagi fungsi
pengendalian. Fungsi pengendalian yang dijalankan oleh manajemen sangat
luas penerapannya, diantaranya adalah pelaksanaan pengendalian atas
pendapatan perusahaan. Pengendalian ini ditujukan agar pendapatan yang
diterima oleh perusahaan tersebut dapat berjalan dengan efektif. Salah satu
alat yang dapat membantu pelaksanaan pengendalian ini adalah anggaran.
Anggaran merupakan bagian yang penting untuk pengendalian dalam
suatu perusahaan. Anggaran merupakan pencerminan dari rencana kegiatan
perusahaan yang dinyatakan dalam nilai uang atau suatu kuantitatif lainnya,
mencakup taksiran-taksiran pendapatan dan biaya serta penerimaan dan
pengeluaran uang untuk aktivitas operasional maupun investasi.
3
Anggaran pendapatan berisi rencana mengenai pendapatan yang akan
diperoleh pada masa yang akan datang. Dengan demikian anggaran
pendapatan akan menjadi pengendali dalam efektivitas pendapatan. Sebagai
salah satu alat pengendalian, anggaran dibandingkan dengan hasil pelaksanaan
di lapangan dimana data aktual akan diamati dan dibandingkan dengan
rencana yang telah ditetapkan.
Suatu sistem pengawasan yang baik atas pelaksanaan anggaran akan
dapat membantu manajemen dalam menilai keberhasilan perusahaan di dalam
merealisasikan rencana yang telah ditetapkan. Hal tersebut tentunya akan
mendukung perusahaan dalam mencapai tujuan yang diharapkan, yaitu
memperoleh pendapatan yang optimal. Salah satu cara dalam melaksanakan
pengawasan adalah dengan melakukan audit management, dimana hasil dari
pelaksanaan tersebut diharapkan dapat memenuhi kebutuhan manajemen akan
informasi mengenai keefektifan pelaksanaan anggaran pendapatan PDAM
kota Bogor.
Oleh karena itu, audit management merupakan pemeriksaan yang
harus dilakukan dalam suatu perusahaan dimana sasaran utama dari
pemeriksaan ini adalah menilai apakah cara pengelolaan organisasi telah dapat
meningkatkan efisiensi dan efektivitas penggunaan sumberdaya yang
dikelolanya sehingga pendapatan yang diperoleh perusahaan pun semakin
meningkat setiap tahunnya. Dalam hal ini audit management merupakan
evaluasi secara independen dan berorientasi ke masa depan atas berbagai
4
kegiatan operasional perusahaan, khususnya dalam hal ini dengan pelaksanaan
anggaran pendapatan.
Penelitian tentang audit management atau audit kinerja (operational
audit) dalam meningkatkan efisiensi dan efektivitas dilakukan oleh A. Rodi
Kartamulja (2001). Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh A. Rodi
Kartamulja (2001) menunjukkan bahwa peranan audit kinerja berpengaruh
secara signifikan terhadap efisiensi dan efektivitas rencana, realisasi, dan
pencairan dana Bandung Urban Development Project II. Rujukan penelitian
lainnya, diantaranya penelitian yang dilakukan Muhammad Hasbi Saleh
(1997), setelah dilakukan pemeriksaan karena manajemen pemasaran tidak di
kelola dengan cukup efisien, ekonomis, dan efektif terbukti pendapatan
penjualan secara keseluruhan menjadi berkurang.
Penelitian selanjutnya yang dilakukan oleh peneliti merupakan
replikasi dari penelitian sebelumnya. Adapun perbedaan antara penelitian ini
dengan penelitian sebelumnya dapat dijelaskan dalam tabel berikut ini.
5
Tabel 1.1 Perbedaan Penelitian
Kategori Penelitian Sebelumnya Penelitian Peneliti
Variabel Penelitian
Sampel Penelitian
Populasi
Objek penelitian
Ada tiga variabel
penelitian yaitu variabel
hasil pemeriksaan kinerja
sebagai variabel bebas,
tingkat efisiensi dan
efektivitas sebagai variabel terikat.
1. Dari setiap sektor diambil lima orang
auditor yang terdiri
dari tiga auditor sektor
dan dua auditor proyek
induk 2. Sampel kedua diambil
semua biaya dari ketujuh sektor Proyek
BUDP II
Ada dua populasi: 1. Semua nilai audit
kinerja pada BUDP I
dan II
2. Hasil yang dicapai dari
pembangunan pada
BUDP I dan II
Bandung Urban
Development Project (BUDP)
Ada dua variabel yang akan diuji
dalam penelitian ini yaitu
pelaksanaan audit management
terdiri dari tahap-tahap
pelaksanaan audit management
sebagai varibel independen, sedangkan efektivitas
pelaksanaan anggaran pendapatan sebagai variabel
terikat.
Tahun pelaksanaan dijadikan
sebagai sampel penelitian.
Karena sampel penelitian ini adalah tahun pelaksanaan, maka
populasinya selama 5 tahun yaitu
dari periode tahun 2003 hingga
2007
Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM) Tirta Pakuan Kota
Bogor
(Sumber: A. Rodi Kartamulja, 2001)
Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh A. Rodi Kartmulja (2001)
dan Muhammad Hasbi Saleh (1997) membuat peneliti terinspirasi untuk
meneliti kembali mengenai pelaksanaan audit management yang dilakukan
perusahaan dan bagaimana pengaruhnya terhadap anggaran pendapatan
6
perusahaan. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti mengambil judul dalam
bentuk skripsi ini yaitu: “Analisis Hubungan antara Pelaksanaan Audit
Management dengan Efektivitas Pelaksanaan Anggaran Pendapatan”.
B. Perumusan masalah
Berdasarkan batasan masalah yang dikemukakan diatas, maka
diidentifikasi masalah yang akan dibahas pada penelitian ini yaitu
1. Bagaimana pelaksanaan audit management yang diterapkan di PDAM
Kota Bogor.
2. Bagaimana penilaian terhadap efektivitas pelaksanaan anggaran
pendapatan.
3. Bagaimana hubungan antara pelaksanaan audit management dengan
efektivitas pelaksanaan anggaran.
C. Maksud dan Tujuan Penelitian
Maksud dari penelitian ini adalah untuk menganalisis mengenai
hubungan antara pelaksanaan audit management dengan efektivitas
pelaksanaan anggaran pendapatan di PDAM Tirta Pakuan kota Bogor.
Sedangkan, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengukur dan memperoleh
bukti empiris tentang hubungan antara pelaksanaan audit management dengan
efektivitas pelaksanaan anggaran pendapatan.
7
D. Manfaat Penelitian
Penelitian yang dilakukan ini diharapkan dapat memberikan informasi dan
manfaat atau kegunaan sebagai berikut:
1. Bagi Pemerintah Daerah (Pemda) dan pelanggan, dengan efektivitas
anggaran pendapatan dan optimalnya pelaksanaan audit management dapat
menimbulkan kredibilitas laporan keuangan sehingga laporan tersebut dapat
dipercaya.
2. Bagi perusahaan, diharapkan dapat menjadi masukan yang bermanfaat dalam
mengembangkan dan memajukan perusahaan.
3. Bagi DPRD II kota Bogor, sebagai referensi bagi rancangan anggaran
pendapatan dan belanja daerah (RAPBD) dan pembuatan kebijakan yang
diusulkan daerah, karena PDAM adalah perusahaan yang memberikan
kontribusi pendapatan terbesar bagi daerah kota Bogor.
4. Bagi pihak lain, sebagai sumber informasi dan titik tolak bagi penelitian
selanjutnya.
5. Bagi peneliti, menambah dan memperluas wawasan ilmu pengetahuan
mengenai pelaksanaan audit management dan hubungannya terhadap
efektivitas pelaksanaan anggaran pendapatan.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Audit Management
1. Pengertian Audit Management
Pada saat ini pelaksanaan audit management masih mengalami
perkembangan sehingga belum ada satu definisi atau pendekatan tertentu
yang dapat disepakati oleh semua pihak. Penggunaan istilah audit
management sendiri dimaksudkan untuk membedakannya dengan kegiatan
pemeriksaan keuangan yang ada sebelumnya. Pengertian audit
management menurut British Institute of Management seperti yang di
kutip oleh Amin Widjaya (2001) adalah sebagai berikut:
“Audit management is a systematic, comprehensive, critical appraisal of
the organization structure, management practices and methods conducted
normally by external independent person…its primary objective is to
motivate management to take action which lead to increased efficiency
and profitability of the organization”.
Sedangkan menurut Sukriso Agoes (2004) adalah sebagai berikut:
“Audit management adalah suatu pemeriksaan terhadap kegiatan operasi suatu perusahaan, termasuk kebijakan akuntansi dan kebijakan operasional
yang telah ditentukan oleh manajemen, untuk mengetahui apakah kegiatan operasi tersebut sudah dilakukan secara efektif, efisien, dan ekonomis”.
Dari beberapa pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa audit
management merupakan suatu upaya untuk menilai atau mengevaluasi
kualitas pengelolaan suatu organisasi oleh pihak manajemen ditinjau dari
sudut kehematan, efisiensi, dan efektivitas dalam rangka mencapai tujuan
perusahaan.
9
Prosedur audit management didasarkan pada konsep pelaksanaan
operasional yang memenuhi kehematan, efisiensi, dan efektivitas. Menurut
Rob Reider (2002) adalah sebagai berikut:
“Economy (or the cost of operations). Is the organization carrying out its
responsibilities in the most economical manner – that is, through due
conservation of its resources?
Efficiency (or methode operations). Is the organization carrying out its
responsibilities with the minimum expenditure of effort? Effectiveness (or result of operations). Is the organization achieving
results or benefits on stated goals and objectives or some other
measureble criteria?”.
Sedangkan menurut A. Rodi Kartamulja (2001) seperti yang di
kutip dalam penelitiannya “Peranan Audit Kinerja dalam meningkatkan
Efisiensi dan Efektivitas (Bandung Urban Development Project)” adalah
sebagai berikut:
a. Efektivitas atau hasil guna dapat diartikan sebagai keberhasilan suatu
organisasi dalam usahanya untuk mencapai tujuan akhir organisasi tersebut. Dengan kata lain bahwa produk akhir suatu kegiatan operasi
telah mencapai tujuannya baik ditinjau dari segi kualitas hasil kerja,
kuantitas hasil kerja, maupun batas waktu yang ditargetkan.
b. Kehematan (economy) dapat dipahami sebagai perbandingan tingkat
biaya yang dikeluarkan untuk melaksanakan suatu kegiatan dengan
manfaat yang akan diperoleh, berarti cara penggunaan sesuatu barang
(hal) secara berhati-hati dan bijak (prudent) agar diperoleh hasil yang
terbaik.
c. Efisiensi atau berdaya guna adalah suatu tingkat penggunaan biaya
untuk melaksanakan suatu aktivitas (memperoleh sesuatu), berarti
bertindak dengan cara yang dapat meminimalisasi kerugian atau
pemborosan sumber daya dalam melaksanakan atau menghasilkan
sesuatu”.
10
2. Tujuan Audit Management
Tujuan audit management menurut Moh. Mansur (1990) adalah
sebagai berikut:
a. Untuk menilai apakah penyusunan rencana kebutuhan barang telah
sesuai dengan operasi perusahaan.
b. Untuk menilai ketaatan tehadap ketentuan intern maupun terhadap
ekstern.
c. Untuk menilai kelancaran pelayanan baik terhadap intern maupun
ekstern.
d. Untuk dapat memberikan rekomendasi kepada manajemen.
e. Untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan yang terdapat dalam
penerapan struktur pengendalian intern, pengendalian manajemen, dan
prosedur operasional perusahaan, dalam rangka meningkatkan
kehematan, efisiensi, dan efektivitas dari kegiatan operasional
perusahaan.
Menurut Rob Reider (2002) audit management selalu diarahkan
pada suatu kombinasi tiga tujuan berikut, yaitu:
a. Menilai pelaksanaan
Beberapa pemeriksaan manajemen seringkali melibatkan suatu
penilaian terhadap pelaksanaan organisasi terhadap berbagai kebijakan
yang ditetapkan oleh manajemen atau terhadap kriteria pengukuran
lainnya yang dianggap tepat.
11
b. Identifikasi berbagai peluang untuk perbaikan
Berdasarkan hasil penilaian terhadap pelaksanaan, auditor dapat
merumuskan secara umum berbagai peluang untuk melaksanakan
perbaikan. Peningkatan kehematan, efisiensi dan efektivitas
merupakan kategori utama dalam sasaran perbaikan.
c. Mengembangkan berbagai rekomendasi sebagai upaya perbaikan
tindak lanjut.
Sifat dan keluasan setiap rekomendasi yang dikembangkan dalam
audit management dapat berbeda-beda tergantung pada sifat
permasalahan dan kesempatan yang tersedia.
Dengan demikian, dapat dikemukakan bahwa audit management
bertujuan menghasilkan perbaikan dalam pengelolaan aktivitas objek yang
diterima, dengan membuat rekomendasi tentang cara-cara pelaksanaan
yang lebih efektif, efisien, dan hemat. Hal tersebut dilakukan dengan
menilai ketaatan pada ketentuan yang berlaku efisiensi, kehematan, dan
efektivitas objek yang diperiksa dalam mengelola dan
mempertanggungjawabkan pelaksanaan aktivitas atau program.
3. Manfaat Audit Management
Tergantung pada luasnya kajian, audit management mempunyai
manfaat yang signifikan bagi manajemen puncak dan staf perusahaan,
antara lain manfaat audit management yang akan diperoleh menurut Moh.
Mansur (1990) adalah sebagai berikut:
12
a. Manfaat bagi pemeriksa
Pembahasan atas konsep laporan hasil pemeriksaan dengan cara
meminta tanggapan objek atas temuan pemeriksaan seringkali dapat
mengungkapkan hal-hal yang diperlukan pemeriksa.
b. Manfaat bagi objek yang di periksa
Setelah petugas objek yang diperiksa dapat memahami
kekurangannya, maka ia akan memperoleh manfaat dengan adanya usulan
perbaikan atau penyempurnaan dari pemeriksa. Sehingga untuk
melanjutkannya ia dapat melaksanakan tugasnya dengan baik atau lebih
sempurna sesuai dengan kebijaksanaan yang berlaku.
Adapun manfaat utama audit management adalah untuk
meningkatkan kinerja dan akuntabilitas (Agung Rai, 2009: 46).
Menurutnya, audit management dapat meningkatkan kinerja suatu entitas
yang diaudit dengan cara sebagai berikut:
a. Mengidentifikasi permasalahan dan alternatif penyelesaiannya.
b. Mengidentifikasi sebab-sebab aktual (tidak hanya gejala atau
perkiraan-perkiraan) dari suatu permasalahan yang dapat diatasi oleh
kebijakan manajemen atau tindakan lainnya.
c. Mengidentifikasi peluang atau kemungkinan untuk mengatasi
keborosan atau ketidakefsienan.
d. Mengidentifikasi kriteria untuk menilai pencapaian tujuan organisasi.
e. Melakukan evaluasi atas sistem pengendalian internal.
13
f. Menyediakan jalur komunikasi antar tataran operasional dan
manajemen.
g. Melaporkan ketidak beresan.
4. Ruang Lingkup Audit Management
Penetapan ruang lingkup manajemen itu sangat bervariasi, dimulai
dari pemeriksaan operasi suatu organisasi secara keseluruhan atau hanya
bagian tertentu saja, seperti divisi, departemen, bagian, cabang, dan
sebagainya. Atau berdasarkan suatu fungsi tertentu, seperti pemasaran,
sumber daya manusia, keuangan, produksi dan sebagainya.
Ada dua sumber yang menjelaskan ruang lingkup dari audit
management:
a. Ruang lingkup yang didefinisikan oleh GAO (General Accounting
Office) yang dikutip oleh Cashin, Neuwirth, Levy (2001), yaitu:
“Economy ande efficiency – determines (a) whether the entity is
managing and utilizing its resources (such an personnel, property, and
space) economically and efficiently, (b) the causes of inefficiencies or
un ecconomical practices, and (c) whether the entity has complied
with laws and regulation concerning matters of economy and
efficiency.
Program results – determines (a) whether the desired result or benefits
established by the legislature or other authorizing body are being
achived, and (b) whether the agency has consired alternatives
alternatives that might yield desired results at alower cost”.
b. Ruang lingkup yang didefinisikan oleh IIA (The Institute of Internal
Auditors) yang dikutip oleh Cashin, Neuwirth, Levy (2001), yaitu:
“Management is responsible for setting operating standards to
measure an activity’s economical and efficient use of resources.
Internal auditors are responsible for determining whether: 1) Operating standards have been established for measuring economy
and efficiency.
14
2) Established operating standards are understood and are being
met.
3) Deviations from operating standards are identified, and analyzed
and communicated to those responsible for corrective action.
4) Corrective action has been taken.
Audit related to economical and efficient use of resources should
identify such condition as:
a) Underutilized facilities.
b) Nonproductive work.
c) Procedures that are not cost-justified.
d) Overstaffing or understaffing”.
5. Keterbatasan Audit Management
Audit management merupakan suatu teknik pengendalian yang
dapat membantu manajemen dengan menerapkan metode untuk
mengevaluasi keefektipan prosedur kegiatan dan pengendalian intern.
Tujuan utama dari audit management adalah mengurangi pemborosan dan
inefisiensi. Namun untuk mencapai hal-hal tersebut bukanlah usaha yang
ringan, karena audit management itu sendiri memiliki keterbatasan-
keterbatasan sebagaimana menurut Hans Kartikadi yang dikutip oleh
Soekrisno Agoes (2004) dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Tidak terdapatnya kriteria standar yang dapat dijadikan acuan untuk
mengevaluasi objek pemeriksaan. Dalam pelaksanaan finansial audit
kewajaran laporan keuangan diperiksa berdasarkan standar akuntansi
yang berlaku umum (di Indonesia berlaku standar akuntansi keuangan,
SAK). Standar umum seperti itu sulit disusun untuk audit
management.
15
b. Sasaran audit management sering bersifat kualitatif, tidak seperti
financial audit yang objek pemeriksaannya selalu dapat dikuantifir
dalam bentuk satuan uang, dalam audit management objek
pemeriksaan sering kali bersifat kualitatif sehingga menyulitkan dalam
proses evaluasi.
c. Hasil dari suatu proses audit management sering baru diketahui dalam
jangka panjang.
d. Pelaksanaan audit management memerlukan wawasan pengetahuan
dan pengalaman yang luas.
Namun terlepas dari masalah tersebut, tetap harus ditekankan
bahwa manfaat dari hasil audit management hanya akan diketahui setelah
pemeriksaan itu selesai dilakukan, yang paling penting adalah bagaimana
mengurangi sekecil mungkin hambatan-hambatan tersebut.
B. Perbedaan Finansial Audit dengan Audit Management
Perbedaan utama antara finansial dan audit management adalah tujuan
pengujinya. Finansial audit menekankan pada kewajaran laporan keuangan
sedangkan audit management menekan pada ekonomisasi, efisiensi, dan
efektivitas. Berikut adalah beberapa perbedaan antara finansial audit dengan
audit management menurut Amin Wijaya (2001) dapat di lihat pada tabel
berikut ini:
16
Tabel 2.1
Perbedaan Audit Management dengan Finansial Audit
Karakteristik Finansial Audit Audit Management
1. Tujuan
2. Ruang lingkup
3. Orientasi
4. Standar
5. Metode
6. Presasi
7. Pemakai
8. Realisasi
9. Keharusan
10. Sejarah
11. Katalisator
12. Frekuensi
Menyatakan pendapat tentang kewajaran laporan
keuangan
Data/catatan keuangan
Urusan keuangan dalam
periode yang sudah lalu
Prinsip-prinsip akuntansi
yang lazim dipakai atau
diterima secara umum
Standar-standar
pemeriksaan yang lazim
dipakai/diterima secara
umum Definitif
Terutama pihak luar: pemegang saham, publik,
pemerintah Aktual
Diharuskan oleh undang- undang/peraturan
Sudah berusia lama
Tradisi
Teratur paling sedikit
setahun sekali
Menilai dan meningkatkan efisiensi
dan keefektifan
pengelolaan
Operasi dan fungsi
Urusan operasional yang
sudah lalu, sekarang dan
yang akan datang
Prinsip-prinsip operasi
manajemen
Teknik-teknik operasi
manajemen
Relatif
Biasanya intern, umumnya pimpinan
Potensial
Tidak harus terutama merupakan periogratif
pimpinan
Belum lama, berkaitan
dengan adanya
pendekatan sistem
Terutama permintaan
pimpinan
Periodik, tetapi
kebanyakan saatnya tidak
tentu
(Sumber: Amin Widjaja, 2001: 8-9)
17
C. Pelaksanaan Audit Management
Audit management dapat dilakukan oleh akuntan publik (auditor
eksternal), konsultan manajemen, atau pemeriksa intern (auditor internal).
Namun audit management akan lebih baik hasilnya apabila dilakukan oleh
auditor internal. Hal ini terjadi karena di samping latar belakang
pendidikannya yang berbeda-beda (multi disiplin), biasanya mereka lebih
memahami kondisi perusahaan, lebih mudah dalam memperoleh data yang
diperlukan, sehingga dapat lebih peka dalam menentukan hal-hal yang dapat
mengurangi tingkat kehematan, efisiensi, dan efektivitas dalam pengelolaan
perusahaan.
Dilihat dari faktor biaya, akan menjadi lebih ekonomis apabila
pelaksana audit management dilakukan oleh pemeriksa intern dibandingkan
dengan tenaga konsultan. Menurut IAI (2007) dalam Standar Profesional
Auditor Internal ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam kaitannya
dengan auditor internal, yaitu:
a. Independensi, auditor internal harus mandiri dan terpisah dari kegiatan
yang diperiksanya.
1) Status organisasi: status organisasi dari unit auditor internal haruslah
memberikan keleluasaan untuk memenuhi dan menyelesaikan
tanggung jawab pemeriksaan yang diberikan kepadanya.
2) Objektivitas: para auditor internal harus melaksanakan tugasnya secara
objektif.
18
b. Kemampuan profesional, auditor internal harus mencerminkan keahlian
dan ketelitian profesional yaitu memiliki atau mendapatkan pengetahuan,
kecakapan, dan disiplin ilmu yang penting dalam pelaksanaan
pemeriksaan.
Standar pelaksanaan audit management terdiri atas empat pernyataan
yang berkaitan dengan syarat-syarat dalam merencanakan dan mengawasi
pekerjaan di lapangan yang harus dipenuhi (Agung Ray, 2009). Adapun
pernyataannya sebagai berikut.
a. Pekerjaan harus direncanakan secara memadai
b. Staf harus disupervisi dengan baik
c. Bukti yang cukup, kompeten, dan relevan harus diperoleh untuk menjadi
dasar yang memadai bagi temuan dan rekomendasi pemeriksa.
d. Pemeriksa harus mempersiapkan dan memelihara dokumen pemeriksaan
dalam bentuk kertas kerja pemeriksaan. Dokumen pemeriksaan yang
berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan pelporan pemeriksaan
harus berisi informasi yang cukup untuk memungkinkan pemeriksa yang
berpengalaman, tetapi tidak mempunyai hubungan dengan pemeriksa
tersebut, dapat memastikan bahwa dokumen pemeriksaan tersebut dapat
menjadi bukti yang mendukung temuan, simpulan, dan rekomendasi
pemeriksa.
19
D. Tahap-tahap Audit Management
Menurut Rob Reider (2002: 165) tahapan audit management, terdiri
dari:
a. Tahap Perencanaan (planning).
b. Tahap program kerja (work programs).
c. Tahap pelaksanaan kerja lapangan (field work).
d. Tahap pengembangan temuan audit dan rekomendasi (development of
findings and recomendations).
e. Tahap pelaporan (reporting)
Berikut ini penjelasan dari masing-masing tahap:
a. Tahap Perencanaan
Untuk memperoleh hasil yang yang lebih baik dari sumber daya
audit management, auditor harus melakukan identifikasi masalah-masalah
penting, sehingga dapat menawarkan potensi manfaat yang lebih besar
dengan cara survei pendahuluan. Tujuan dari tahap ini adalah untuk
mengumpulkan informasi tentang bidang operasi, mengidentifikasi
kemungkinan adanya masalah dalam bidang operasi terebut, serta sebagai
titik awal untuk mengembangkan dasar program kerja audit management.
Pada umumnya informasi yang dapat dikumpulkan, meliputi:
1) Hukum dan peraturan yang digunakan dalam aktivitas yang akan di
audit. Pemahaman mengenai dasar hukum kepengurusan dan aktivitas
bidang yang di audit sangat diperlukan untuk menentukan tujuan,
ruang lingkup, dan maksud aktivitas yang diaudit. Pemahaman
20
tersebut, diantaranya meliputi: latar belakang organisasi/perusahaan,
struktur organisasi, dan tujuan perusahaan.
2) Bahan atau materi yang ada dalam organisasi atau perusahaan.
Materi yang ada dalam organisasi yaitu organisasi dan aktivitasnya,
diantaranya meliputi: tugas dan tanggung jawab divisi/bagian,
pendelegasian wewenang, jumlah pegawai menurut segmen, dan lokasi
perusahaan.
3) Informasi keuangan.
Informasi keuangan, seperti: catatan laba dari pendapatan yang
dihasilkan oleh perusahaan, biaya operasi menurut periode, dan
analisis arus kas.
4) Prosedur dan metode operasi.
Prosedur dan metode operasi diperoleh informasinya dari pimpinan
puncak. Pada tahap ini, di peroleh informasi mengenai implementasi
prosedur dan metode operasi yang bersangkutan.
5) Laporan dan informasi manajemen.
Auditor harus memperoleh laporan dan informasi manajemen yang
tersedia, seperti sifat, isi, dan periode semua jenis pelaporan.
6) Masalah
Auditor harus memperoleh informasi mengenai masalah yang ada dan
mengidentifikasi, mendokumentasikan semua masalah penting dari
suatu aktivitas yang memerlukan suatu perbaikan.
21
Ada beberapa cara yang digunakan untuk mendapatkan informasi,
diantaranya:
a) Wawancara dengan pimpinan dan pegawai.
b) Data organisasi.
c) Data keuangan.
d) Kebijakan dan prosedur.
e) Laporan dan informasi manajemen.
f) Pemeriksaan fisik.
b. Tahap Program Kerja
Program kerja merupakan dasar pelaksanaan audit management
dalam masalah efisiensi dan efektivitas, juga merupakan kunci
keberhasilan dalam audit management. Program kerja audit management
merupakan suatu rencana kerja agar pelaksanaan audit mencapai hasil
terbaik. Program kerja bersifat fleksibel yang dapat disesuaikan dengan
perubahan kondisi tertentu, dapat di tambah atau dikurangi sesuai dengan
fakta yang ditemui.
Program kerja menguraikan secara terperinci apa yang harus
dilakukan untuk untuk memperoleh informasi yang dibutukan sehingga
dapat diperoleh suatu temuan pemeriksaan dan memberikan rekomendasi
perbaikan. Selain itu, program kerja pemeriksaan ini harus menyertakan
taksiran-taksiran waktu yang diperlukan sesuai dengan rencana
pemeriksaan guna melaksanakan kegiatan yang bersangkutan. Anggaran
waktu juga diperlukan untuk menentukan jumlah tenaga pemeriksa yang
22
harus dikerahkan agar tugas pemeriksaan dapat diselesaikan dalam waktu
yang telah ditetapkan.
c. Tahap Pelaksanaan Kerja Lapangan
Tahap pelaksanaan kerja lapangan merupakan tahap dimana
langkah-langkah kerja yang telah ditentukan dalam program kerja
dilaksanakan atau direalisasikan. Pada tahap ini auditor harus
mengumpulkan dan menganalisis bukti-bukti atau informasi yang cukup
untuk mendukung dan menyajikan temuan pemeriksaan. Ada dua faktor
yang harus diperhatikan dalam tahap pelaksanaan kerja lapangan, yaitu
berkaitan dengan compliance audit, apakah kebijakan dan prosedur telah
ditaati dan apakah prosedur operasi dan sistem pengendalian manajemen
tercapai dengan baik sehingga tercapai ekonomis, efisiensi, dan efektivitas,
hasil dari pelaksanaan ini kemudian dituangkan ke dalam kertas kerja.
d. Tahap Pengembangan Temuan Audit dan Rekomendasi
Selama pelaksanaan kerja lapangan, auditor mungkin menemukan
dan mengidentifikasi kekurangan (deficiency) yang secara keseluruhan
dapat mempengaruhi jalannya perusahaan. Namun tidak setiap kekurangan
yang ditemukan oleh seorang auditor adalah temuan audit yang dapat
dilaporkan. Oleh karena itu, auditor harus mengembangkan unsur-unsur
temuan audit untuk meyakinkan manajemen bahwa terdapatnya
kekurangan atau penyimpangan sehingga perlu dilakukan tindakan
korektif sesegera mungkin.
Pengembangan temuan udit ini, meliputi:
23
1) Pernyataan kondisi (Statement of condition)
Istilah kondisi biasanya mengandung arti hasil aktual, yaitu apa yang
auditor temukan selama melakukan observasi. Kondisi harus secara
benar dinilai, oleh karena itu informasi yang dikumpulkan harus
cukup, kompeten, dan relevan.
2) Kriteria (Criteria)
Kriteria merupakan hal penting dalam mengembangkan suatu temuan
audit. Auditor harus menentukan kriteria yang sesuai dengan kondisi
yang ditemukan, seperti: standar perusahaan, kebijakan dan prosedur
yang ditetapkan, peraturan hukum.
a) Penyebab (Cause)
Temuan audit tidak lengkap sampai auditor mengidentifikasi
penyebab atau alasan terjadinya penyimpangan dari kriteria yang
telah ditetapkan.
b) Akibat (Effect)
Akibat merupakan unsur yang diperlukan untuk meyakinkan
manajemen bahwa kondisi yang tidak diinginkan apabila dibiarkan
berjalan terus akan mengakibatkan kerugian yang serius.
c) Rekomendasi (Recommendations)
Rekomendasi yang diberikan harus menjelaskan mengenai kondisi,
sebab, serta apa yang harus dilakukan untuk mencegah keadaan
yang tidak diinginkan. Rekomendasi auditor harus praktis dan
24
masuk akal sehingga mempermudah manajemen untuk melihat hal
baik dari rekomendasi yang diberikan.
e. Tahap Pelaporan
Tahap pelaporan merupakan hasil akhir dari kegiatan pemeriksaan.
Laporan tersebut beretujuan memberikan informasi yang bermanfaat dan
tepat waktu atas kekurangan yang berpengaruh terhadap operasional
perusahaan dan merekomendasikan perbaikan. Selain itu, laporan
pemeriksaan berguna untuk mengkomunikasikan hasil dari pemeriksaan
kepada pimpinan.
Laporan hasil pemeriksaan harus dibuat secara tertulis. Laporan
pemeriksaan harus memuat ruang lingkup dan tujuan pemeriksaan, di
susun dengan baik serta menyajikan informasi yang layak. Dengan kata
lain, laporan harus dirancang sesuai dengan permasalahan dan temuan
pemeriksaan. Informasi dan bentuk permasalahan harus dinyatakan secara
jelas, singkat, wajar, dan dapat dimengerti oleh pemakai atau pembaca
laporan. Adapun karakteristik laporan yang baik menurut Rob Reider
(2002: 458), adalah sebagai berikut:
1) Significance
2) Usefulness and timeliness
3) Accuracy and adecuacy of support
4) Convincinges
5) Objectivity and persfective
6) Clarity and simplicity
25
7) Conciseness
8) Constructiveness of tone
9) Organization and positivity
E. Internal Auditor
1. Pengertian Internal Auditor
Menurut Sucipto (2004: 98) Istilah internal auditor terdiri dari kata
internal (intern) dan auditing (audit). Bila diartikan secara sederhana
adalah suatu audit yang dilakukan oleh pihak intern dalam arti oleh
perusahaan dengan menggunakan pegawai perusahaan. Sedangkan
eksternal auditing dilakukan oleh pihak luar perusahaan atau pihak yang
independen, dalam hal ini akuntan publik.
Menurut Soekrisno Agoes (2004) Internal audit adalah suatu
penilaian yang dilakukan oleh pegawai perusahaan yang terlatih, mengenai
ketelitian, dapat dipercayainya efisiensi dan kegunaan dari catatan
(akuntansi) perusahaan dan pengendalian intern yang terdapat dalam
perusahaan.
Sedangkan menurut Sawyer (2003: 10) Audit internal adalah
sebuah penilaian yang sistematis dan objektif yang dilakukan auditor
internal terhadap operasi dan kontrol yang berbeda-beda dalam organisasi
untuk menentukan apakah:
a. Informasi keuangan dan operasi telah akurat dan dapat diandalkan.
26
b. Risiko yang dihadapi perusahaan telah diidentifikasi dan
diminimalisasi.
c. Peraturan eksternal serta kebijakan dan prosedur internal yang bisa di
terima telah diikuti.
d. Kriteria operasi yang memuaskan telah dipenuhi.
e. Sumber daya telah digunakan secara efisien dan ekonomis, dan
f. Tujuan organisasi telah tercapai secara efektif.
2. Peran Auditor Internal
Pada saat ini peran auditor internal dalam suatu perusahaan
semakin diperlukan, terutama pada perusahaan yang memiliki skala
operasi yang luas dan besar. Internal auditor tidak hanya berperan untuk
mengurangi kebocoran dan penyelewengan dalam perusahaan, akan tetapi
lebih dari itu yaitu sebagai penghasil informasi yang tepat dan tidak
memihak serta dapat membantu meningkatkan mutu pimpinan dalam
pengendalian perusahan. Auditor internal memberikan informasi yang
diperlukan manajemen dalam menjalankan tanggung jawab mereka secara
efektif. Auditor internal bertindak sebagai penilai independen untuk
menelaah operasional perusahaan dengan mengukur dan mengevaluasi
kecukupan kontrol serta efisiensi dan efektivitas kinerja perusahaan.
Auditor internal memiliki peranan yang penting dalam semua hal yang
berkaitan dengan pengelolaan perusahaan dan risiko-risiko terkait dalam
menjalankan usaha (Sawyer, 2003).
27
Auditor internal juga berperan dalam memberikan jaminan bahwa
pengendalian intern yang berkaitan dengan kepatuhan atau kecurangan
pelanggaran hukum telah memadai dan efektif. Auditor internal harus
mampu menilai dan mengevaluasi berbagai hasil yang telah di capai
manajemen, mampu mendeteksi dan mengantisipasi kelemahan yang
mungkin terjadi di masa depan dan menciptakan saluran komunikasi pada
berbagai tingkat kegiatan dalam manajemen.
Internal auditor mengandung pengertian yang sama seperti
penasihat atau konsultan yang berasal dari perusahaan. Tetapi perlu di
catat bahwa nasihat yang diberikan oleh internal auditor bukanlah mutlak
harus diikuti oleh manajemen. Tanggung jawab hanyalah sebagai
penasihat yang berkewajiban memberikan nasihat yang paling baik,
sedangkan untuk mengambil keputusan tetap berada di tangan pimpinan.
Dengan demikian, bagian internal auditor bukanlah satu-satunya penasihat
bagi manajemen dalam mengambil keputusan. Dengan berperannya
auditor internal yang optimal diharapkan berpengaruh terhadap proses
manajemen yang efektif sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai
(Tugiman, 2001).
28
3. Ruang Lingkup Auditor Internal
Ruang lingkup auditor internal menurut Commitee of Sponsoring
Organization of the Treadway Comission (COSO) Internal Control
Integrated Framework (1994: 80) dalam Sucipto (2004: 99) yaitu:
a. Mereview reliabilitas dan integritas informasi keuangan dan operasi,
alat yang digunakan untuk mengidentifikasikan, mengukur,
menggolongkan, dan melporkan informasi tersebut.
b. Mereview sistem yang digunakan untuk menjamin ketaatan terhadap
kebijakan, rencana, prosedur, hukum dan peraturan-peraturan, yang
mempunyai pengaruh pada operasi dan laporan serta menentukan
apakah organisasi tergolong baru.
c. Mereview alat-alat untuk mengamankan aset yang tetap, dan
memverifikasi keberadaan aset tersebut.
d. Menilai ekonomis dan efisiensi penggunaan sumber-sumber daya, dan
e. Mereview operasi atau program untuk memastikan apakah hasilnya
telah konsisten dengan sasaran dan tujuan yang ditentukan, dan apakah
operasi atau program dilaksanakan sesuai dengan yang direncanakan.
Sedangkan menurut Sawyer (2003: 3) Ruang lingkup auditor
internal sebagai berikut:
a. Mengawasi kegiatan-kegiatan yang tidak dapat diawasi sendiri oleh
manajemen puncak;
b. Mengidentifikasi dan meminimalkan risiko;
c. Memvalidasi laporan ke manajemen senior, dan
29
d. Membantu manajemen pa dabidang-bidang teknis.
4. Kedudukan Internal Auditor
Menurut Sucipto (2004) Internal auditor tidak melaksanakan
wewenang pihak lain dalan perusahaan, tugas-tugasnya adalah melaporkan
hasil temuan audit kepada orang yang benar-benar berwenang untuk
mengambil tindakan yang diperlukan. Kedudukan bagian internal auditor
terutama sekali tergantung dari tempatnya di dalam organisasi perusahaan
dan dukungan orang diperolehnya. Manajemen puncak akan menentukan
luasnya tanggung jawab dan dasar-dasar kebijaksanaan yang mengatur
kegiatan-kegiatan dari bagian ini.
Dimanapun bagian internal auditing akan ditempatkan, yang
penting bahwa internal auditor harus bebas dari fungsi bagian lain yang di
audit. Dari penegasan di atas kelihatan bahwa internal auditor harus
memastikan pemeriksaan yang dilakukan mempunyai cakupan yang luas
juga tindakan yang efektif atas temuan-temuan audit serta saran-saran
yang dibuat. Ditinjau dari segi tanggung jawab pelaporan dan pembentuk
struktur organisasi, bagian internal auditing memiliki variasi yang berbeda
tergantung kondisi perusahaan serta tujuan yang hendak dicapai.
30
F. Sistem Pengendalian Manajemen
1. Pengertian Sistem Pengendalian Manajemen
Pengertian pengendalian manajemen menurut Robert N. Anthony
dan Vijay Govindarajan diterjemahkan oleh Kurniawan Tjakrawala
(2004), adalah sebagai berikut:
Pengendalian manajemen merupakan proses dimana para manajer mempengaruhi anggota organisasi lainnya untuk mengimplementasikan
strategi organisasi.
Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa
pengendalian manajemen bertujuan untuk memastikan anggota organisasi
melaksanakan yang dikehendaki manajemen. Dalam melaksanakan
pengendalian, manajemen untuk memastikan dipatuhinya kebijakan-
kebijakan dan strategi-strategi organisasi.
2. Elemen dan Karakteristik Sistem Pengendalian
Adapun elemen-elemen dari sistem pengendalian manajemen,
menurut Anthony & Govindarajan (2007: 2)
a. A detector or sensor – a device that measures what is actually
happening in the process being controlled.
b. An asessor – a divice that determines thesignificance of what is
actually happening by comparing it with some standard or expectation
of what should happen.
c. An affector – a device (often called “feed back”) that alters behavior if
the asessor indicates the need to do so.
31
d. A communications network – devices that transmit information
between the detector and asessor and between the asessor and the
effector.
Setelah diuraikan elemen-elemen sistem pengendalian manajemen,
maka dapat dikatakan bahwa sistem pengendalian manajemen merupakan
seperangkat tindakan yang digunakan oleh para manajer dalam suatu
organisasi untuk memastikan bahwa tujuan tercapai sesuai dengan yang
direncanakan secara efisien dan efektif.
Karakteristik pengendalian yang baik (good control) menurut
Yuwono, dkk (2005: 5), adalah suatu sistem pengendalian yang
berorientasi ke depan, objective driven, dan tidak selalu ekonomis. Untuk
tujuan pengendalian, sistem pengendalian manajemen memiliki
karakteristik sebagai berikut:
a. Donor restriction: sistem pengendali harus mampu memberikan
jaminan kepada donor bahwa dana mereka hanya digunakan untuk
kegiatan dengan tujuan spesifik.
b. Double entry: sistem akuntansi seharusnya menyuguhkan sistem
double entry organisasi non profit. Di masa lalu banyak organisasi
pemerintahan menggunakan single entry tidak relabel apabila tidak ada
cara untuk menjamin bahwa item telah dicatat.
c. Consistence with budget: sistem seharusnya konsisten dengan
anggaran, APBD dalam hal belanja menunjukkan rencana pengeluaran
dan sistem akuntansi yang mencatat pengeluaran aktual. Jika tidak
32
konsisten, maka tidak ada cara yang reliabel untuk menentukan apakah
pengeluaran akutal sudah sesuai dengan yagn direncakan. Hal ini tidak
berarti bahwa sistem akuntansi hanya berisi akun yang terdapat dalam
APBD. Manajemen biasanya membutuhkan informasi akuntansi yang
lebih detail dari pada yang terdapat dalam anggaran untuk keperluan
pengelolaan keuangan secara internal.
d. Need for intergrated system: sistem pengendali seharusnya menjadi
bagian integral dari total sistem informasi akuntansi yang melporkan
baik input maupun input.
3. Struktur Sistem Pengendalian Manajemen
Secara umum struktur sistem pengendalian manajemen
memusatkan pada berbagai jenis pusat pertanggungjawaban. Pusat-pusat
pertanggungjawaban adalah sebuah unit dalam organisasi yang dikepalai
oleh seorang manajer yang bertanggungjawab atas aktivitas bersangkutan.
Anthony & Dearden (2002: 195) membedakan pusat-pusat
pertanggungjawaban adalah sebagai berikut:
a. Pusat pendapatan (revenue center)
Pusat pendapatan merupakan pusat pertanggungjawaban yang tingkat
keluarannya (output) dapat diukur dalam bentuk nilai uang, akan tetapi
tidak ada upaya formal yang dilakukan untuk mengaitkan input (biaya)
dengan output.
33
b. Pusat biaya (expense center)
Pusat biaya adalah pusat dimana seluruh input diukur dalam bentuk
jumlah uang, namun output tidak diukur dengan cara yang sama. Ada
dua jenis umum pusat biaya, yaitu pusat biaya teknik (engineered
expense) dan pusat biaya kebijakan (discretionary expense).
c. Pusat laba (profit center)
Pusat laba merupakan suatu pusat pertanggungjawaban baik
pendapatan maupun biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan
pendapatan tersebut diukur dan diperbandingkan untuk menghitung
laba yang menjadi tanggung jawab manajer unit.
d. Pusat investasi (investment center)
Pusat investasi merupakan suatu pusat pertanggungjawaban baik laba
maupun modal (investasi) yang digunakan diukur. Disini laba
dibandingkan dengan investasi yang dilakukan.
Penataan organisasi, wewenang, dan tanggung jawab serta
konsepsi informasi dalam struktur sistem pengendalian manajemen ini
dimaksudkan untuk memudahkan pelaksaan pengendalian.
4. Proses Sistem Pengendalian Manajemen
Proses pengendalian manajemen merupakan perilaku yang
terwujud dalam interaksi para manajer dan antara manajer dengan
bawahannya. Menurut Anthony dan Dearden (2002: 436) terdapat empat
tahap proses pengendalian manajemen yang membentuk siklus tertutup,
yaitu:
34
a. Pemrograman (Programming)
Pemrograman adalah proses memilih program-program yang akan
dilaksanakan dan perkiraan jumlah sumber daya yang akan
dialokasikan untuk masing-masing program. Program merupakan
kegiatan pokok yang akan dilaksanakan strategi perusahaan untuk
mencapai tujuan.
b. Penganggaran (Budgeting)
Setelah tujuan perusahaan dan strategi untuk mencapainya ditentukan,
serta program telah dipilih dari sekian program alternatif yang
diusulkan, barulah disusun suatu anggaran yang merupakan rencana
manajemen yang dinyatakan dalam satuan uang untuk suatu periode
tertentu. Proses penyusunan anggaran pada dasarnya merupakan proses
penetapan peran setiap anggaran pada dasarnya merupakan proses
penetapan peran setiap manajer dalam melaksanakan program atau
bagian dari program. Penyusunan anggaran memerlukan kerja sama
para manajer dari berbagai jenjang organisasi.
c. Operasi dan pengukuran (operating and measurement)
Setelah kedua proses diatas, kemudian dibuatlah catatan-catatan
mengenai biaya dan pendapatan yang benar-benar terjadi selama
periode operasi. Catatan tersebut biasanya mencakup sumber daya
yang digunakan, pendapatan, laba, dan juga investasi untuk setiap
pusat pertanggungjawaban. Catatan yang berisikan data yang
sebenernya terjadi mempunyai kegunaan, baik untuk perencanaan
35
maupun penilaian prestasi. Bagi perencanaan, data aktual yang ada
dalam catatan digunakan untuk pembuatan program dan anggaran
untuk periode berikutnya. Sedangkan bagi penilaian prestasi, data
tersebut digunakan untuk menilai kinerja para manajer atas pusat-pusat
pertanggungjawaban.
d. Pelaporan dan analisis (Reporting and analysis)
Jika ada perbedaan atau penyimpangan antara realisasi prestasi (nilai
yang dicapai) dengan prestasi yang diharapkan, maka perbedaan
tersebut harus dilaporkan pada atasan dan manajer pusat
pertanggungjawaban yang bersangkutan. Penyimpangan yang terjadi
harus dianalisis baik penyebabnya maupun pengaruhnya terhadap
kebijakan perusahaan. Laporan para manajer tersebut meliputi
informasi akuntansi maupun non akuntansi sehinggan diharapkan
laporan tersebut dapat digunakan oleh atasan untuk
mengkoordinasikan semua pusat pertanggungjawaban.
36
G. Pendapatan
1. Pengertian Pendapatan
Pengertian pendapatan menurut IAI dalam PSAK Tahun 2007 No.
23 Paragraf 06 pengertian pendapatan adalah sebagai berikut:
“Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul
dari aktivitas normal perusahaan selama satu periode bila arus masuk itu
mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal”.
Pendapatan hanya terdiri atas arus masuk bruto dari manfaat
ekonomi yang diterima dan dapat diterima oleh perusahaan untuk dirinya
sendiri. Jumlah yang ditagih atas nama pihak ketiga seperti pajak
pertambahan nilai, bukan merupakan manfaat ekonomi yang mengalir ke
perusahaan dan tidak mengakibatkan kenaikan ekuitas, dan karena itu
harus dikeluarkan dari pendapatan yang merupakan pendapatan hanyalah
komisi yang diterima.
Dari pengertian aset yang mengakibatkan bertambahnya ekuitas,
tetapi bukan merupakan penambahan aset yang disebabkan oleh
penambahan kewajiban. Pendapatan bagi perusahaan merupakan hal
penting karena pendapatan menentukan berhasil atau tidaknya suatu
perusahaan dalam menjalankan aktivitas operasionalnya. Besar kecilnya
pendapatan yang diperoleh akan tercermin dalam daftar perhitungan rugi
laba perusahaan.
Sedangkan pendapatan bagi pendapatan daerah menurut Rinusu
dan Mastuti (2006: 23) adalah semua penerimaan kas daerah dalam
periode tahun anggaran tertentu yang menjadi hak daerah. Sumber-sumber
37
pendapatan daerah pada dasarnya berasal dari pendapatan asli daerah
(PAD), dana perimbangan, dan pendapatan lainnya yang sah. PAD itu
sendiri sebagian besar berasal dari pajak dan retribusi daerah yang ditarik
dari masyarakat. Sisanya berasal dari bagian laba usaha daerah.
2. Penggolongan Pendapatan
Ada dua jenis pendapatan yang diperoleh perusahaan menurut M.
Nafarin (2007), yaitu:
a. Pendapatan operasional (operating revenue), ialah pendapatan yang
diterima perusahaan dari hasil penjualan barang atau jasa yang
merupakan kegiatan usaha pokok perusahaan serta bersifat terus
menerus selama jangka waktu tertentu.
b. Pendapatan bukan operasional (non operating revenue), ialah
pendapatan yang diterima perusahaan dari hasil penjualan yang tidak
ada hubungan secara langsung dengan usaha pokok perusahaan dan
bersifat insidentil.
38
H. Anggaran
1. Pengertian anggaran
Secara umum anggaran dapat diartikan sebagai rencana keuangan
yang mencerminkan pilihan kebijakan suatu intitusi atau lembaga tertentu
untuk suatu periode di masa yang akan datang. Anggaran juga dipahami
sebagai pernyataan yang berisi penerimaan dan belanja operasional
maupun belanja modal, bersama dengan rencana untuk tahun yang akan
datang (Rinusu & Mastuti, 2008: 1).
Pengertian anggaran menurut Hansen dan Mowen (2005: 282)
menjelaskan sebagai berikut:
“Budgets are financial plans for the future; they identify objectives and the
actions needed to achive them. Before a budgets is prepared, an
organization should develop a strategic plan”.
Pengertian lainnya menurut Haka (2002: 918) mengatakan:
“Budgeting: the basis for planning and control. A budget is a
comprehensive financial planning. Event the smallest business will benefit
from preparing aformal written plan for its future operations including the
expected levels of sales, expenses, net income, cash receipts, and cash out
lays. The use of budget is a key element of financial planning it assists
managers in controlling cost”.
Sedangkan menurut M. Nafarin (2007) dikatakan bahwa anggaran
adalah suatu rencana kuantitatif (satuan jumlah) periodik yang di susun
berdasarkan program yang telah disahkan. Anggaran (budget) merupakan
rencana tertulis mengenai kegiatan usaha organisasi yang dinyatakan
dalam satuan uang, tetapi dapat juga dinyatakan dalam satuan barang atau
jasa. Anggaran merupakan alat manajemen dalam mencapai tujuan. Jadi
anggaran bukan tujuan dan tidak dapat menggantikan manajemen.
39
Dari pengertian tersebut nampaklah bahwa suatu anggaran
mempunyai empat unsur, yaitu:
a. Rencana, ialah suatu penentuan terlebih dahulu tentang aktivitas atau
kegiatan yang akan dilakukan di waktu yang akan datang.
b. Meliputi seluruh kegiatan perusahaan, yaitu mencakup semua kegiatan
yang akan dilakukan oleh semua bagian-bagian yang ada didalam
perusahaan.
c. Dinyatakan dalam unit moneter, yaitu unit (kesatuan) yang dapat
diterapkan pada berbagai kegiatan perusahaan yang beraneka ragam.
d. Jangka waktu tertentu yang akan datang, yaitu yang menunjukan
bahwa anggaran berlakunya untuk masa yang akan datang.
2. Fungsi dan Prinsip Anggaran
Adapun fungsi anggaran bagi perusahaan menurut M. Nafarin
(2007), adalah sebagai berikut:
a. Sebagai pedoman kerja.
Anggaran berfungsi sebagai pedoman kerja dan memberikan arah serta
sekaligus memberikan target-target yang harus dicapai oleh kegiatan-
kegiatan perusahaan diwaktu yang akan datang.
b. Sebagai alat pengkoordinasiaan kerja.
Anggaran berfungsi sebagai alat untuk pengkoordinasian kerja agar
semua bagian-bagian yang terdapat di dalam perusahaan dapat saling
menunjang, saling bekerja sama dengan baik, untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan.
40
c. Sebagai alat pengawasan kerja.
Anggaran berfungsi pula sebagai tolak ukur, sebagai alat pembanding
untuk menilai (evaluasi) realisasi kegiatan perusahaan.
Dalam penyusunan anggaran (APBD) menurut Rinusu & Mastuti
(2008: 4), ada beberapa prinsip dasar yang harus diakomodir, yaitu:
a. Transparan
b. Partisipatif
c. Disiplin
d. Keadilan
e. Efisiensi dan efektivitas
f. Rasional dan terukur
3. Keunggulan dan Keterbatasan Anggaran
Menurut Hansen dan Mowen (2005) menjelaskan keunggulan-
keunggulan anggaran sebagai berikut:
A budgetary systems gives an organization several advantage:
a. It forces managers to plan;
b. It provides information that can be used to improve decision making;
c. It provides a standard for performance evaluation;
d. It improves comunication and coordination.
Disamping keuntungan-keuntungan dari pemakaian anggaran,
namun anggaran pun memiliki keterbatasan, diantaranya:
a. Anggaran didasarkan pada estimasi atau proyeksi atas kegiatan yang
akan datang. Ketepatan dari estimasi sangat tergantung kepada
pengalaman dan kemampuan estimator, ketidaktepatan anggaran
41
berakibat tidak dapat dipakai sebagai alat perencana, koordinasi, dan
pengawasan dengan baik.
b. Anggaran harus selalu disesuaikan dengan perubahan kondisi dan
asumsi. Anggaran disusun atas dasar kondisi dan asumsi tertentu, oleh
karena itu perubahan kondisi dan asumsi yang mendasari penyusunan
anggaran mengharuskan adanya revisi anggaran.
c. Anggaran dapat diapakai sebagai alat oleh manajemen hanya apabila
semua pihak terutama manajer-manajer perusahaan secara terus
menerus dan terkoordinasi berusaha dan bertanggung jawab atas
tercapainya tujuan yang telah ditentukan dalam anggaran.
d. Semua pihak didalam perusahaan perlu menyadari bahwa anggaran
adalah alat untuk membantu manajemen, akan tetapi tidak dapat
menggantikan fungsi manajemen dan “judgement” manajemen masih
diperlukan atas dasar pengetahuan dan pengalamannya.
4. Penggolongan Anggaran
Menurut Mulyadi (2001), suatu organisasi atau perusahaan
biasanya memiliki suatu paket anggaran yang disebut dengan anggaran
induk atau master budget. Anggaran induk ini terdiri dari tiga bagian
penting, yaitu:
a. Anggaran operasi
Anggaran operasi adalah anggaran yang merencanakan kegiatan-
kegiatan perusahaan selama periode tertentu yang akan datang. Elemen
anggaran operasi ini antara lain: anggaran pendapatan dan anggaran
42
biaya. Dengan demikian anggaran operasi bersangkutan dengan
kegiatan untuk menghasilkan laba. Hasil akhir dari proses penyusunan
anggaran operasi adalah proyeksi laporan laba (projected income
statement).
b. Anggaran kas
Anggaran kas yaitu anggaran yang merencanakan secara lebih
terperinci tentang jumlah kas beserta perubahan-perubahannya dari
waktu ke waktu selama periode yang akan datang, baik perubahan
yang berupa penerimaan kas maupun perubahan yang berupa
pengeluaran kas.
c. Anggaran modal
Anggaran modal adalah anggaran yang merencanakan secara lebih
terperinci tentang perubahan-perubahan aktiva tetap dari waktu ke
waktuselama periode yang akan datang.
Dari klasifikasi tersebut diatas, maka anggaran pendapatan
termasuk kedalam anggaran operasi. Anggaran ini menggambarkan
rencana perusahaan untuk memperoleh pendapatan.
5. Prosedur Penyusunan Anggaran
Pada dasarnya yang berwenang dan bertanggung jawab atas
penyusunan anggaran serta pelaksanaan kegiatan anggaran lainnya, ada
ditangan pimpinan tertinggi perusahaan. Hal ini disebabkan karena
pimpinan yang paling berwenang dan bertanggung jawab terhadap seluruh
kegiatan perusahaan. Namun demikian tugas menyiapkan dan menyusun
43
anggaran dapat didelegasikan kepada bagian lain dalam perusahaan.
Adapun siapa dan bagian apa yang diserahi tugas mempersiapkan dan
menyusun anggaran perusahaan dikoordinasikan dan diadministrasikan
oleh dua unit organisasi, yaitu departemen atau bagian anggaran dan
panitia anggaran. Menurut Yuwono, dkk (2005: 33), departemen anggaran
melakukan beberapa fungsi berikut ini:
a. Menerbitkan prosedur dan formulir untuk penyiapan rancangan
anggaran.
b. Mengkoordinasikan dan menerbitkan asumsi-asumsi yang dipakai
sebagai dasar penyusunan rancangan anggaran perusahaan.
c. Membantu setiap manajer pusat pertanggungjawaban dalam menyusun
rancangan anggaran pusat pertanggungjawaban.
d. Mengolah rancangan anggaran pusat pertanggungjawaban menjadi
rancangan anggaran induk (master budget).
e. Menganalisis realisasi anggaran, menafsirkan hasil-hasilnya dan
membuat laporan ringkas mengenai hasil analisisnya tersebut kepada
direksi.
f. Mengadministrasikan proses perubahan dan penyesuaian anggaran
perusahaan.
g. Mengordinasikan dan secara fungsional mengendalikan pekerjaan
departemen anggaran di esselon bawah.
44
Menurut M. Nafarin (2007) dalam penyusunan anggaran perlu
diperhatikan perilaku para pelaksana anggaran dengan cara
mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
a. Anggaran harus dibuat serealitas dan secermat mungkin sehingga tidak
terlalu rendah atau terlalu tinggi. Anggaran yang di buat terlalu rendah
tidak menggambarkan kedinamisan, sedangkan anggaran terlalu tinggi
hanyalah angan-angan.
b. Untuk memotivasi manajer pelaksana diperlukan partisipasi
manajemen puncak (direksi).
c. Anggaran yang di buat harus mencerminkan keadilan, sehingga
pelaksana tidak merasa tertekan tetapi justru termotivasi.
d. Untuk membuat laporan realistis anggaran diperlukan laporan yang
akurat dan tepat waktu, sehingga apabila terjadi penyimpangan yang
merugikan dapat segera di antisipasi lebih dini.
Masih menurut M. Nafarin (2007) dalam penyusunan anggaran
perlu dipertimbangkan faktor-faktor sebagai berikut:
a. Pengetahuan tentang tujuan dan kebijakan umum perusahaan.
b. Data masa lalu.
c. Kemungkinan perkembangan kondisi ekonomi.
d. Pengetahuan tentang tak-tik, strategi, dan gerak-gerik pesaing.
e. Kemungkinan adanya perubahan pemerintah.
f. Penelitian untuk pengembangan perusahaan.
45
Panitia anggaran terdiri dari anggota senior manajemen, seperti
kepala bagian operasi, kepala bagian keuangan. Panitia anggaran
melakukan peranan yang penting. Mereka mengkoordinasikan berbagai
jenis usulan anggaran dari berbagai pusat pertanggungjawaban untuk
kemudian disusun menjadi rancangan induk (master budget).
Anggaran yang disusun merupakan rancangan anggaran atau draft
angaran. Rancangan anggaran tersebut kemudian diserahkan kepada
pimpinan tertinggi perusahaan untuk disahkan serta ditetapkan sebagai
anggaran yang definitif. Sebelum disahkan oleh pimpinan tertinggi
perusahaan, masih dimungkinkan untuk diadakan perubahan-perubahan
terhadap rancangan tersebut, dan dimungkinkan pula untuk diadakannya
pembahasan-pembahasan antara pimpinan tertinggi perusahaan dengan
pihak yang diserahi tugas menyusun anggaran tersebut.
Setelah disahkan oleh pimpinan tertinggi perusahaan, maka
rancangan anggaran tersebut telah menjadi anggaran yang definitf, yang
akan dijadikan sebagai pedoman kerja, dan sebagai alat pengawasan kerja.
Mulyadi (2001), untuk menghasilkan anggaran yang dapat
berfungsi sebagai alat perencanaan dan sekaligus sebagai alat
pengendalian, penyusunan anggaran harus memenuhi syarat berikut ini:
a. Partisipasi manajer pusat petanggungjawaban dalam proses
penyusunan angggaran.
b. Organisasi anggaran.
46
c. Penggunaan informasi akuntansi pertanggungjawaban sebagai alat
pengirim peran dalam penyusunan anggaran dan sebagai pengukur
kinerja manajer dalam pelaksanaan anggaran.
6. Laporan Anggaran
Laporan anggaran merupakan hal yang sangat penting dalam
pengendalian suatu perusahaan. Laporan anggaran adalah laporan yang
sistematis dan terperinci tentang realisasi pelaksanaan anggaran, beserta
analisis dan evaluasinya. Dengan kata lain, laporan anggaran menunjukan
analisis perbandingan antara angka-angka realisasi pelaksanaannya yang
tercantum dalam catatan akuntansi. Analisis tersebut pula yang
menunjukan apakah telah terjadi penyimpangan antara anggaran dengan
angka-angka realisasi pelaksanaannya yang tercantum dalam catatan
akuntansi. Analisis tersebut pula yang menunjukkan apakah telah terjadi
penyimpangan antara anggaran dengan pelaksanaannya, serta faktor-faktor
yang menyebabkan terjadinya penyimpangan tersebut. Penyimpangan
yang terjadi dapat bersifat positif (menguntungkan) atau bersifat negatif
(merugikan).
Analisis dan evaluasi atas pelaksanaan anggaran merupakan hal
penting bagi penyusunan kebijaksanaan tindak lanjut untuk menghadapi
periode-periode berikutnya. Realisasi anggaran dapat diperoleh dari suatu
sistem informasi akuntansi dalam bentuk laporan realisasi anggaran yang
dibuat secara periodik. Agar laporan realisasi anggaran periodik tersebut
47
dapat berfungsi secara efektif, menurut Mulyadi (2001), maka diperlukan
kriteria-kriteria sebagai berikut:
a. Penggunaan konsep pertanggungjawaban
Konsep pertanggungjawaban perlu ditetapkan untuk mengidentifikasi
pihak-pihak yang bertanggung jawab atas hasil pelaksanaan anggaran.
Untuk memudahkan proses pengendalian diperlukan adanya suatu
sistem organisasi yang secara jelas menggambarkan adanya suatu
pusat pertanggungjawaban. Dengan demikian, setiap pusat
pertanggungjawaban bertanggung jawab terhadap hasil yang mereka
pikul.
b. Penggunaan konsep “Management by Exception Principle”
Konsep “Management by Exeption Principle”, berarti mempersiapkan
suatu laporan pelaksanaan anggaran dengan bentuk penyajian yang
berguna bagi pengambilan keputusan manajemen. Oleh karena itu,
untuk mengajukan laporan pelaksanaan anggaran harus disusun
bentuk-bentuk pelaporan yang sesuai dengan kehendak pimpinan agar
laporan pelaksanaan anggaran tersebut dapat berfungsi secara efektif.
c. Mencerminkan unsur komperatif
Untuk melihat kemungkinan adanya penyimpangan atau selisih antara
anggaran dengan realisasinya, maka perlu dipikirkan bentuk penyajian
yang dengan mudah dapat dilihat adanya selisih atau penyimpangan
tersebut, karena satu sama lain dapat dibandingkan secara langsung.
48
d. Tepat waktu
Laporan pelaksanaan anggaran harus disajikan sesuai dengan waktu
yang dibutuhkan oleh manajemen agar dapat memberikan manfaat
bagi pengambilan keputusan dan harus mencerminkan kondisi historis
mengenai perusahaan yang sesungguhnya.
e. dapat dimengerti oleh pemakai
Laporan pelaksanaan anggaran harus dapat dimengerti oleh para
pemakainya, sehingga laporan yang disajikan tersebut memiliki arti
bagi para pemakainya.
I. Anggaran Pendapatan
Anggaran pendapatan merupakan bagian dari anggaran operasi.
Anggaran pendapatan adalah anggaran yang merencanakan secara lebih
terperinci tentang pendapatan yang akan diperoleh perusahaan. Anggaran
pendapatan terdiri atas proyeksi penjualan dalam unit dikalikan dengan harga
jual yang diharapkan. Diantara semua elemen dari anggaran laba, angaran
pendapatan adalah yang paling penting sehingga anggaran ini merupakan
elemen yang mengandung ketidakpastian paling besar. Tingkat ketidakpastian
berbeda dari satu perusahaan dengan perusahaan lainnya dan dalam satu
perusahaan pun ketidakpastian ini berbeda dari waktu ke waktu. Perusahaan
dengan tunggakkan pesanan yang besar atau perusahaan yang volume
penjualannya dibatasi oleh kapasitas produksi akan mempunyai tingkat
49
ketidakpastian yang lebih rendah dalam hal proyeksi penjualan daripada
perusahaan yang volume penjualannya dipengaruhi ketidakpastian di pasar.
J. Kerangka Pemikiran
Pada penelitian yang dilakukan A. Rodi Kartamulja (2001) yang
judulnya “Peranan Audit Kinerja dalam Meningkatkan Efisiensi dan
Efektivitas Bandung Urban Development Project ”. Dalam penelitian ini ada
tiga variabel yang diamati, yaitu pemeriksaan kinerja (performance auditing)
sebagai variabel bebas sedangkan tingkat efisiensi dan efektivitas sebagai
variabel tidak bebas. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang
dilakukan mengenai peranan audit kinerja terhadap efisiensi dan efektivitas
penggunaan dan untuk setiap sektor dari tujuh sektor pembangunan pada
BUDP, terdapat hubungan positif antara pemenuhan standar audit kinerja
dengan efisiensi dan efektivitas rencana, realisasi, dan pencairan dana proyek
Bandung Urban Development Project II. Atas hipotesis “semakin tinggi
pemenuhan tingkat kriteria audit kinerja, semakin tinggi tingkat efisiensi dan
efektivitas pengunaan dana BUDP II”. Dengan penjabaran hubungan antara
tingkat audit penglolaan dengan tingkat efisiensi pada ketujuh sektor
pembangunan BUDP II, yang dapat dianalisis baik secara empiris mupun
secara ilmiah melalui uji hipotesis statistik spearman suatu arah atas
paradigma gambaran hubungan struktur dua variabel yaitu: antara variabel
bebas atau audit pengelolaan (X) dengan variabel tidak bebas efficiency (Y)
dimana dapat disimpulkan: rs 0,982 ≥ 0,714 ; berarti H0 ditolak, maka dengan
50
demikian terdapat hubungan antara audit program dengan tingkat efektivitas
Bandung Urban Development Project II.
Pada hakekatnya, pemeriksaan bertujuan untuk melihat apakah kondisi
yang ada telah sesuai dengan apa yang diharapkan. Umumnya pemeriksaan
yang sering dilakukan adalah pemeriksaan laporan keuangan yang bertujuan
untuk menilai kewajaran laporan keuangan yang disajikan oleh perusahaan.
Namun dikarenakan semakin kompleksnya kegiatan perusahaan maka
diperlukan suatu pemeriksaan dimana sasaran utama pemeriksaan ini adalah
menilai efisiensi dan efektivitas kegiatan operasional perusahaan. Pemeriksaan
ini disebut sebagai audit management. Istilah lain yang sering digunakan
diantaranya adalah operational review, performance audit, nonfinancial audit,
programme result audit dan sebagainya.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa audit
management merupakan suatu upaya untuk menilai atau mengevaluasi
kualitas pengelolaan sumberdaya organisasi oleh pihak manajemen ditinjau
dari sudut efisien, efektif, dan ekonomis dalam rangka mencapai tujuan
perusahaan. Audit management dilaksanakan oleh auditor internal yang
merupakan staf yang berkedudukan setingkat dengan bagian/divisi dan
bertanggung jawab langsung kepada manajemen puncak, sehingga dalam
melaksanakan tugasnya dapat bersifat objektif dan independen. Pelaksanaan
audit management dimulai dari tahap perencanaan, program kerja,
pelaksanaan kerja lapangan, pengembangan atas temuan audit dan saran
perbaikan atau rekomendasi, sampai dengan tahap pelaporan.
51
Pada perusahaan yang tergolong BUMD dimana interaksi manusia
semakin kompleks dan volume pekerjaan sangat banyak, perlu sekali adanya
suatu perencanaan dan pengendalian yang memadai. Oleh karena itu, menjadi
suatu keharusan bagi PDAM kota Bogor untuk menggunakan anggaran
sebagai dasar dalam melaksanakan operasi perusahaan dan sebagai alat bantu
dalam mencapai tujuan perusahaan tersebut.
Anggaran membantu manajer dalam hal pendapatan, biaya, dan laba
yang mungkin diperoleh. Anggaran dapat juga bermanfaat untuk
mengevaluasi prestasi manajer dan anggaran merupakan cara efektif untuk
mengkomunikasikan seperangkat rencana kepada organisasi atau perusahaan
secara keseluruhan.
Menurut IAI (2007) dalam PSAK NO.23 paragraf 06 pengertian
pendapatan adalah sebagai berikut:
“Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari
aktivitas normal perusahaan selama suatu periode bila arus masuk itu
mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal”.
Anggaran pendapatan digunakan oleh manajemen puncak dalam
merencanakan dan mengendalikan pendapatan. Perencanaan dan pengendalian
pendapatan tersebut bertujuan untuk mencapai suatu efisiensi dan efektivitas,
sehingga tujuan perusahaan tercapai. Tanpa adanya usaha pengawasan dalam
pelaksanaan rencana perusahaan sebagai suatu usaha umpan balik (feed back)
dapat menyebabkan ketidakefektipan rencana tersebut. Hal-hal yang dapat
dilakukan dalam pengawasan pelaksanaan rencana ini diantaranya evaluasi
pelaksanaan, melakukan antisipasi bila ada penyimpangan dan mengambil
52
tindakan-tindakan koreksi. Salah satu cara pengawasan tersebut adalah dengan
melakukan audit management.
Oleh karena itu, audit management bertujuan untuk menyampaikan
informasi secara objektif mengenai hal-hal atau bidang-bidang yang
menyebabkan terjadinya kelemahan, ketidakefisienan, dan ketidakefektipan
yang kemudian memberikan saran perbaikan atau rekomendasi. Dengan
dilaksanakannya audit management, akan dapat dilihat apakah anggaran
pendapatan telah dilaksanakan dengan baik sehingga pendapatan dapat
tercapai sesuai dengan target yang diharapkan. Dengan demikian, pelaksanaan
audit management dapat membantu pihak manajemen dalam efektivitas
pelaksanakan anggaran pendapatan.
Audit Management Efektivitas Pelaksanaan
Anggaran Pendapatan
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
53
K. Hipotesis
Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini berkaitan dengan
terdapat tidaknya hubungan yang cukup signifikan antara variabel independen
dengan variabel dependen. Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dari
penelitian ini, maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut: “terdapat hubungan
yang positif dan signifikan antara pelaksanaan audit management dengan
efektivitas pelaksanaan anggaran pendapatan”.
54