petunjuk teknis fiks...hmi sebagai organisasi perkaderan (pasal 8 ad hmi). dari fungsi tersebut...

46
1 PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN TRAINING FORMAL PERKADERAN HMI PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM 2016-2018

Upload: others

Post on 28-Oct-2020

43 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: PETUNJUK TEKNIS fiks...HMI sebagai organisasi perkaderan (Pasal 8 AD HMI). Dari fungsi tersebut dapat diketahui bahwa jantung organisasi adalah perkaderan. HMI melalui bidang pembinaan

1

PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN TRAINING FORMAL

PERKADERAN HMI

PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

2016-2018

Page 2: PETUNJUK TEKNIS fiks...HMI sebagai organisasi perkaderan (Pasal 8 AD HMI). Dari fungsi tersebut dapat diketahui bahwa jantung organisasi adalah perkaderan. HMI melalui bidang pembinaan

2

Muqoddimah

HMI sebagai organisasi perkaderan (Pasal 8 AD HMI). Dari fungsi tersebut

dapat diketahui bahwa jantung organisasi adalah perkaderan. HMI melalui bidang

pembinaan anggota khususnya bertanggungjawab atas keberlangsungan perkaderan

formal baik pada latihan kader I, Latihan Kader II maupun Latihan Kader III.

Latihan Kader I sebagai gerbang bagi mahasiswa untuk menjadi kader HMI, dengan

tujuan terbinanya kepribadian muslim yang berkualitas akademis, sadar akan fungsi

dan peranannya dalam berorganisasi serta hak dan kewajibannya sebagai kader umat

dan bangsa. Salah satu perwujudan atas tanggungjawab tersebut adalah dengan

membuat Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Training Formal Perkaderan HMI.

Dengan adanya Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Training Formal

perkaderan HMI ini, diharapkan pelaksanaan training dapat terstandarisasi serta

mudah untuk dievaluasi. Panduan pelaksanaan Latihan Kader memang telah menjadi

kebutuhan yang urgent, mengingat pada saat ini sering terjadi kesimpang-siuran

dalam pengelolaan Latihan Kader yang berdampak pada turunnya kualitas pelatihan

dan muaranya adalah kejumudan dalam perkaderan HMI. Pembuatan petunjuk

penyelenggaraan Training Formal ini bertujuan untuk melakukan standarisasi, dan

perbaikan secara kualitatif perkaderan. Dengan demikian hendaknya dapat dijadikan

rujukan dalam setiap pengelolaan Latihan Kader, dengan catatan harus selalu

mengembangkan kreativitas tanpa meninggalkan hal-hal prinsip dalam perkaderan

HMI.

Berdasarkan pola dasar perkaderan, maka tahapan dalam sistem perkaderan

yang dilakukan meliputi rekrutmen, pembentukan, pembinaan dan pengabdian

kader. Dalam proses pembentukan kader, secara formal dibagi menjadi tiga fase,

masing-masing fase ini dimulai dengan suatu training formal. Training formal ini

dilakukan secara berjenjang, jenjang pertama merupakan prasyarat untuk mengikuti

jenjang berikutnya, sampai pada jenjang terakhir. Jenjang training formal yang dapat

dilalui dalam proses pembentukan kader adalah Latihan Kader I sebagai jenjang

pertama, Latihan Kader II sebagai jenjang menengah, dan Latihan Kader III sebagai

jenjang terakhir. Masing-masing jenjang memiliki tujuan tersendiri yang merupakan

Page 3: PETUNJUK TEKNIS fiks...HMI sebagai organisasi perkaderan (Pasal 8 AD HMI). Dari fungsi tersebut dapat diketahui bahwa jantung organisasi adalah perkaderan. HMI melalui bidang pembinaan

3

tahap dalam pembentukan kader umat dan kader bangsa. Selain training formal yang

bertujuan untuk menstandarisasi kader, terdapat juga training informal yang

bertujuan untuk mengembangkan kemampuan kader dalam bidang tertentu secara

professional. Dalam training informal ini dapat disesuaikan dengan kebutuhan kader

dan trend saat ini.

Jadi, training formal merupakan upaya untuk memberikan kemampuan

standar anggota HMI secara kualitatif, sedangkan training informal memberikan

kemampuan khusus pada kader. Oleh karena itu pada wilayah training formal harus

ada standar yang baku dan bersifat tetap dalam wilayah kurikulum, kreatifitas hanya

bisa dilakukan dalam wilayah metodologi. Sebagai upaya untuk menjaga arah

perkaderan agar sesuai dengan pedoman, maka sudah barang tentu kebutuhan

terhadap pedoman yang menjelaskan secara teknis dalam training formal khususnya,

menjadi mutlak adanya.

Page 4: PETUNJUK TEKNIS fiks...HMI sebagai organisasi perkaderan (Pasal 8 AD HMI). Dari fungsi tersebut dapat diketahui bahwa jantung organisasi adalah perkaderan. HMI melalui bidang pembinaan

4

PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN LATIHAN KADER I

“Terbinanya kepribadian muslim yang berkualitas akademis, sadar akan

fungsi dan peranannya dalam berorganisasi, serta hak dan

kewajibannya sebagai kader umat dan kader bangsa”

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

Page 5: PETUNJUK TEKNIS fiks...HMI sebagai organisasi perkaderan (Pasal 8 AD HMI). Dari fungsi tersebut dapat diketahui bahwa jantung organisasi adalah perkaderan. HMI melalui bidang pembinaan

5

A. Ruang Lingkup

Latihan Kader I merupakan pelatihan pertama bagi setiap calon kader, dengan

arti bahwa LK I menjadi media masuknya seorang kader pada lingkup organisasi

HMI. Selain itu, penting diperhatikan pada kegiatan-kegiatan pengadaan kader

sebelumnya, sehingga Latihan Kader I menjadi efektif dan berjalan sebagaimana

yang diharapkan. Adapun lingkup pelaksanaan Latihan Kader I adalah Komisariat

dan atau Latihan Kader bersama yang di inisiasi oleh Cabang sebagai penyelenggara.

B. Tujuan

Tujuan dilaksanakan Latihan Kader I adalah :

“Terbinanya kepribadian muslim yang berkualitas akademis, sadar akan fungsi dan

peranannya dalam berorganisasi, serta hak dan kewajibannya sebagai kader umat

dan kader bangsa”

C. Target

Target yang diharapkan pasca Latihan Kader I dapat dilihat dengan indikator

sebagai berikut :

1. Memiliki kesadaran menjalankan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari

(menjalankan ibadah secara baik, teratur dan rutin)

2. Mampu meningkatkan kemampuan akademis (IPK meningkat)

3. Memiliki kesadaran akan tanggungjawab keumatan dan kebangsaan

(berperan dalam kehidupan masyarakat : kampus, rumah, dll)

4. Memiliki kesadaran berorganisasi (aktif dalam kegiatan organisasi,

kepanitiaan, dll)

D. Unsur-Unsur Training

Yang dimaksud dengan unsur-unsur training adalah komponen yang terlibat

dalam kegiatan pelaksanaan Latihan Kader I. Unsur-unsur yang dimaksud adalah :

1. Pengurus HMI Cabang; Pengurus HMI cabang berperan dalam mengatur

regulasi pelaksanaan Latihan Kader I, dan legalisasi atas pengukuhan

kelulusan peserta yang dituangkan dalam Surat Keputusan tentang

Pengukuhan dan Pengesahan Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam.

Page 6: PETUNJUK TEKNIS fiks...HMI sebagai organisasi perkaderan (Pasal 8 AD HMI). Dari fungsi tersebut dapat diketahui bahwa jantung organisasi adalah perkaderan. HMI melalui bidang pembinaan

6

2. Pengurus HMI Komisariat; Pengurus HMI komisariat bertanggung jawab

atas terlaksananya Latihan Kader I sebagai penyelenggara kegiatan.

3. Badan Pengelola Latihan Cabang; merupakan institusi yang bertanggung

jawab atas pengelolaan Latihan Kader I.

Selain institusi di atas, terdapat unsur-unsur yang terlibat dalam pelaksanaan

training secara teknis, yaitu :

1. Organizing Committee; bertugas dan bertanggung jawab terhadap segala

sesuatu hal yang berhubungan dengan teknis penyelenggaraan kegiatan.

Tugas-tugas OC secara garis besar sebagai berikut :

a. Mengusahakan tempat, akomodasi, konsumsi dan fasilitas lainnya

b. Mengusahakan pembiayaan dan perijinan latihan

c. Menjamin kenyamanan suasana dan keamanan latihan

d. Mengusahakan ruangan, peralatan dan penerangan favourable

e. Bekerja sama dengan unsur-unsur lainnya dalam rangka menyukseskan

jalannya latihan.

Kriteria yang harus dipenuhi adalah : Anggota biasa HMI, Telah

mengikuti follow up dan Up-Grading LK I, minimal 30 hari diangkat oleh

pengurus HMI komisariat dengan surat keputusan.

2. Steering Committee; bertugas dan bertanggung jawab atas pengarahan dan

pelaksanaan latihan. Tugas-tugas SC secara garis besar sebagai berikut :

a. Menyiapkan perangkat lunak latihan

b. Mengarahkan OC dalam pelaksanaan latihan

c. Menentukan pemateri/instruktur/fasilitator

d. Menentukan pemandu/master of training

Kriteria yang harus dipenuhi adalah : Memenuhi kualifikasi umum

pengelola latihan, terlibat aktif dalam perkaderan HMI, diutamakan anggota

BPL cabang, Pernah menjadi Organizing Committee LK I

3. Pemandu/Master of Training; bertugas dan bertanggung jawab untuk

memimpin, mengawasi, dan mengarahkan latihan. Sejak dibukanya Latihan

Kader I (Basic Training), tanggung jawab pengelolaan latihan berada

sepenuhnya dalam tanggung jawab pemandu/master of training, sampai

Page 7: PETUNJUK TEKNIS fiks...HMI sebagai organisasi perkaderan (Pasal 8 AD HMI). Dari fungsi tersebut dapat diketahui bahwa jantung organisasi adalah perkaderan. HMI melalui bidang pembinaan

7

latihan dinyatakan ditutup. Tugas-tugas pemandu/master of training secara

garis besar sebagai berikut :

a. Memimpin latihan, baik di dalam forum ataupun di luar forum

b. Memberikan materi apabila pemateri/instruktur/fasilitator tidak dapat

hadir

c. Melakukan penajaman pemahaman atas materi yang telah diberikan

d. Melakukan evaluasi terhadap peserta

e. Menentukan kelulusan peserta latihan

f. Mengadakan koordinasi diantara unsur yang terlibat langsung dalam

latihan

Kriteria yang harus dipenuhi adalah :

a. Dinyatakan lulus dalam Training Of Trainer dan Training

Managemen Training

b. Terlibat aktif dalam perkaderan HMI

c. Pernah menjadi pemateri/fasilitator LK I

d. Menguasai dan memahami materi LK I

e. Dapat menjadi suri tauladan yang baik. Ditentukan oleh BPL

4. Pemateri/Instruktur/Fasilitator; bertugas untuk menyampaikan materi latihan

yang dipercayakan kepadanya.

Kriteria yang harus dipenuhi adalah :

a. Memenuhi kualifikasi umum dan khusus pengelola latihan (pernah

mengikuti Training Of Trainer)

b. Terlibat aktif dalam perkaderan HMI

c. Pernah menjadi Steering Committee LK I

d. Menguasai dan memahami materi yang dipercayakan kepadanya

e. Dapat menjadi suri tauladan yang baik

f. Ditentukan oleh SC

g. Peserta; adalah calon-calon kader yang telah lulus seleksi, dan telah

dinyatakan sebagai peserta oleh penyelenggara.

Kriteria yang harus dipenuhi adalah :

a. Terdaftar sebagai mahasiswa di perguruan tinggi, dan tidak sedang

menjalani skorsing akademik.

Page 8: PETUNJUK TEKNIS fiks...HMI sebagai organisasi perkaderan (Pasal 8 AD HMI). Dari fungsi tersebut dapat diketahui bahwa jantung organisasi adalah perkaderan. HMI melalui bidang pembinaan

8

b. Beragama Islam (Muslim/Muslimah)

c. Dapat membaca Al-Qur’an.

d. Bisa melakukan sholat (hafal bacaan sholat)

e. Bersedia mengikuti seluruh kegiatan training

E. Mekanisme Pelaksanaan

Proses pelaksanaan training dibagi dalam tiga fase, yaitu : Fase persiapan, Fase

Pelaksanaan, dan Fase sesudah training.

Pertama, dalam fase persiapan, terdapat hal-hal yang perlu dipersiapakan

sebagaimana berikut ini:

a. Pengurus HMI komisariat membentuk OC dan SC dengan surat keputusan,

dan OC membuat out line (term of reference) pelaksanaan LK I (min H-30)

b. OC mengirimkan surat pengajuan pelaksanaan training kepada Bidang PA

Cabang dan Surat permohonan mengelola training kepada BPL Cabang

dengan melampirkan proposal kegiatan dan SK penetapan OC selambat-

lambatnya 2 (dua) minggu sebelum rencana kegiatan dilaksanakan.

c. Selanjutnya, Bidang PA Cabang mendisposisikan surat pengajuan tersebut

pada BPL Cabang untuk dianalisa dan kaji untuk kemudian dikembalikan

pada Bidang PA Cabang agar diambil keputusan layak atau tidaknya training

diselenggarakan. Jika training dianggap layak, maka Bidang PA Cabang

mengeluarkan surat keputusan, sedangkan bilamana tidak dianggap layak,

bidang PA Cabang mengeluarkan surat keterangan berikut evaluasi

(masukan) yang telah dilakukan. Setelah mendapatkan Surat keputusan

Bidang PA Cabang, baru kemudian OC lebih lanjut melaksanakan tugas-

tugas lainnya.

d. OC mengusahakan tempat training dan hal-hal yang berhubungan dengannya

(min H-14)

e. Mempersiapkan dan mengusahakan fasilitas-faslitas akomodasi dari konsums

yang diperlukan selama training berlangsung (H-1)

f. SC Menghubungi instruktur-instruktur/pemateri dan MOT yang telah

ditetapkan, atau menghubungi BPL untuk mengelola training yang

bersangkutan. Dan memastikan kesiapan instruktur.

Page 9: PETUNJUK TEKNIS fiks...HMI sebagai organisasi perkaderan (Pasal 8 AD HMI). Dari fungsi tersebut dapat diketahui bahwa jantung organisasi adalah perkaderan. HMI melalui bidang pembinaan

9

g. Mengadakan pendaftaran peserta dan jika perlu diadakan seleksi oleh

pengurus komisariat, dan menyediakan hal-hal admnistratif yang berkaitan

dengan itu, misalnya formulir pendaftaran, pamflet, kuitansi sb.

h. Mempersiapkan bahan-bahan atau materi-materi yang diperlukan untuk

training seperti : Culrcillum vitae, topik-topik dskusi, case study, format

screaning, format penilaian, format presensi, post test, undangan pemateri,

dsb.

i. Sedapat mungkin diadakan pertemuan/rapat gabungan antara panitia

pelaksana (OC dan SC) dan MOTuntuk menyusun langkah-langkah yang

akan dilakukan untuk mensukseskan training. Dan konsultasi agenda acara

training kepada BPL atau PA Cabang.

Kedua, dalam fase pelaksanaan, dalam fase ini dilaksanakan hal-hal sebagi berikut:

a. Acara pembukaan dengan susunan acara sebaga berikut:

• Pembuka

• Pembacaan Ayat Suci Al-Qur’an

• Menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Hymne HMI

• Laporan Ketua Panitia

• Sambutan Ketua umum komisariat

• Sambutan ketua umum HMI Cabang dan membuka LK I

• Penyerahan berkas acara training dari SC ke MOT

• Do’a

• Penutup, dilanjutkan dengan penyerahan acara kepada MOT

b. Acara pertama setelah pembukaan adalah checking peserta training dan

perkenalan antara peserta dan panitia, selanjutnya adalah kontrak belajar dan

arah perkaderan oleh MOT

c. Pelaksanaa training selanjutnya dilaksanakan sesuai jadwal acara training

yang telah ditetapkan. Dan tetap harus dijaga suasana training yang

intelektualitas, religus, persaudaraan dan menyenangkan.

Page 10: PETUNJUK TEKNIS fiks...HMI sebagai organisasi perkaderan (Pasal 8 AD HMI). Dari fungsi tersebut dapat diketahui bahwa jantung organisasi adalah perkaderan. HMI melalui bidang pembinaan

10

d. Training harus memenuhi materi wajib LK I, dan komisariat diberikan

kreatifitas untuk menambahkan materi muatan lokal sesuai dengan kebiasaan

dan latarbelakang komisariatnya.

e. Adanya simulasi untuk materi-materi tertentu, misalnya; metodologi diskusi,

KMO, dan Teknik sidang

f. Adanya evaluasi dari training kepada peserta (post test) oleh BPL atau PA

Cabang

g. Acara penutupan dengan susunan acara sebagai berikut:

• Pembuka

• Pembacaan Ayat Suci Al-Qur’an

• Menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Hymne HMI

• Pembacaan SK kelulusan peserta LK I oleh MOT

• Pembacaan Ikrar Pelantikan oleh MOT

• Sambutan-sambutan (ketua angkatan peserta, ketua panitia, ketua umum

komisariat)

• Sambutan Ketua umum HMI Cabang dan Penutupan LK I

• Do’a

• Penutup, dilanjutkan dengan ramah tamah

Ketiga, fase sesudah training, adapun hal-hal yang mesti dilakukan adalah

sebagaimana berikut :

a. OC bertanggung jawab atas kesekretariatan (tempat ataupun inventaris) HMI

Cabang yang dipinjamkan oleh cabang.

b. Panitia wajib melakukan evaluasi dan membuat LPJ kepada pengurus

komisariat dan selanjutnya diteruskan kepada PA cabang

c. Pengurus komisariat melakukan follow-up kepada kader yang dinyatakan

tidak lulus atau lulus bersyarat dan melakukan pendampingan/monitoring/

serta menjadi kakak asuh bagi mereka

F. Manajemen Training

Page 11: PETUNJUK TEKNIS fiks...HMI sebagai organisasi perkaderan (Pasal 8 AD HMI). Dari fungsi tersebut dapat diketahui bahwa jantung organisasi adalah perkaderan. HMI melalui bidang pembinaan

11

Dalam upaya menciptakan pelaksanaan training yang baik dan berkualitas

diperlukan manajemen yang baik, yang dimaksud dengan manejemen training adalah

seni untuk mengatur agar tercapainya tujuan training. Berdasarkan hal tersebut, maka

LK I merupakan training penanaman nilai/ideologisasi organisasi, sehingga dalam

manajemen trainingnya harus mendukung pada aspek kesadaran dalam berpola pikir,

sikap, dan tindak, pembobotan dalam LK I adalah afektif (50%), kognitif (30%), dan

psikomotorik (20%). Hal-hal yang dimaksud dalam manajemen training ini adalah :

1. Kurikulum

Kurikulum yang terdapat dalam pedoman merupakan penggambaran tentang

metode dari training. Oleh sebab itu penerapan dari kurikulum adalah erat

kaitannya dengan masalah yang menyangkut metode-metode yang dipergunakan

dalam training. Dalam penerapan kurikulum ini agar diperhatikan aspek-aspek :

a. Penyusunan jadwal materi training

Jadwal training adalah sesuatu yang merupakan gambaran tentang isi dan

bentuk-bentuk training. Oleh karena itu penyusunan jadwal harus

memperhatikan urutan-urutan materi pokok sebagai korelasi yang tidak berdiri

sendiri (asas integratif). Berdasarkan hal tersebut maka urutan materi pokok

dalam LK I HMI adalah sebagai berikut :

• Sejarah Peradaban Islam dan HMI

• NDP HMI

• Mision HMI

• Konstitusi HMI

• Kepemimpinan dan Manajemen Organisasi

Dalam hal diperlukan adanya materi penunjang/tambahan, maka harus

diperhatikan korelasinya dengan materi pokok, jangan sampai memutus

hubungan antar materi pokok.

b. Metode Penyampaian

Cara penyampaian materi pada LK I pada dasarnya harus memenuhi prinsip

penyegaran dan pengembangan gagasan di tingkat pengelola, serta penyegaran

gagasan dan pemahaman di tingkat peserta, dengan demikian diharapkan akan

Page 12: PETUNJUK TEKNIS fiks...HMI sebagai organisasi perkaderan (Pasal 8 AD HMI). Dari fungsi tersebut dapat diketahui bahwa jantung organisasi adalah perkaderan. HMI melalui bidang pembinaan

12

muncul gagasan-gagasan yang kreatif dan inovatif di dalam forum training.

Selain itu penyampaian materi harus mencapai target/sasaran dari tujuan materi

khususnya dan tujuan LK I umumnya, serta membangun suasana training/forum

yang tidak menjenuhkan.

2. Suasana Training

Suasana training merupakan komponen penting dalam kesuksesan

pelaksanaan training, karena suasana akan mempengaruhi kondisi psikologis

orang-orang yang terlibat dalam pertrainingan. Suasana training harus dilihat

secara komprehensif, karena training bukan hanya sebatas forum penyampaian

materi, tetapi lebih jauh daripada itu, seluruh aktivitas sejak dibukanya training

sampai dengan penutupan, dalam arena atau lokasi tempat training diadakan.

Dengan demikian pemahaman tentang arena training tidak hanya terbatas

pada forum saja. Implikasi dari pemahaman tersebut adalah suasana training

harus dibangun pada keseluruhan arena training, sehingga segala aturan akan

mengikat pada keseluruhan kegiatan training, tidak hanya pada saat di forum.

Suasana yang harus dibangun dalam kegiatan pertrainingan secara umum adalah

sebagai berikut :

a. Menimbulkan kegairahan (motivasi) antara sesama unsur individu dalam

training

b. Tidak menimbulkan kejenuhan di antara unsur individu dalam training

c. Tercipta kondisi yang equal (setara) antara sesama unsur individu dalam

training; menciptakan kondisi equal antar segenap unsur training berarti

mensejajarkan dan menyetarakan semua unsur yang ada dalam training.

d. Terciptanya suasana Islami; untuk menciptakan suasana yang Islami

sebagai upaya awal pembentukan kader muslim, dapat dilakukan dengan

jalan mengisi dengan aktivitas ritual pada waktu-waktu tertentu, serta

menonjolkan sikap-sikap dan prilaku yang baik.

e. Terciptanya suasana intelektual; dapat dilakukan dengan cara penyediaan

bahan bacaan di arena training dan menyediakan media tempat

mencurahkan buah pemikiran.

Page 13: PETUNJUK TEKNIS fiks...HMI sebagai organisasi perkaderan (Pasal 8 AD HMI). Dari fungsi tersebut dapat diketahui bahwa jantung organisasi adalah perkaderan. HMI melalui bidang pembinaan

13

f. Dengan pemahaman bahwa training adalah seluruh aktivitas yang

dilakukan pada masa training, maka pada waktu tersebut seluruh

dinamika dan suasana training harus dibentuk oleh seluruh komponen,

khususnya senior harus mampu memberikan contoh yang baik pada

yuniornya. Dengan demikian suasana training yang mendidik dan

menyenangkan dapat terbangun, aktivitas yang tidak berkaitan dengan

training, “omongan bocor”, dan sikap lain yang kontraproduktif harus

dieliminir.

3. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana yang harus dipersiapkan dalam pelaksanaan training

menganut asas minimalis, maksudnya dengan kesiapan logistik yang minimal,

kegiatan training dapat tetap berlangsung dengan kualitas yang baik. Keperluan

forum yang mesti tersedia adalah alat tulis, lebih baik jika terdapat perlengkapan

pendukung lainnya. Demikian pula dengan akomodasi dan perlengkapan

lainnya, kondisi minimalis diharapkan dapat meningkatkan militansi dan

kreativitas kader.

4. Jumlah Peserta

Jumlah peserta akan mempengaruhi konsentrasi peserta dalam memahami

materi yang diberikan. Berdasarkan pemikiran tersebut maka dalam LK I jumlah

peserta yang ideal adalah minimal 15 (lima belas) orang dan maksimal 35 (tiga

puluh lima) orang perkelas.

G. Seleksi

Untuk mendapatkan output yang baik harus berangkat dari input dan process

yang baik pula. Latihan Kader I yang merupakan proses pembentukan output agar

sesuai dengan tujuan dan targetnya, maka harus didukung oleh input yang baik.

Calon kader sebagai bahan baku yang akan diproses dalam LK I tentu harus

memiliki kualifikasi tertentu agar dapat menjadi kader sesuai dengan harapan dan

tujuan perkaderan. Kualifikasi umum calon peserta LK I adalah sebagai berikut :

Page 14: PETUNJUK TEKNIS fiks...HMI sebagai organisasi perkaderan (Pasal 8 AD HMI). Dari fungsi tersebut dapat diketahui bahwa jantung organisasi adalah perkaderan. HMI melalui bidang pembinaan

14

a. Terdaftar sebagai mahasiswa di perguruan tinggi, dan tidak sedang

menjalani skorsing akademik

b. Muslim/muslimah (bisa baca Al-Qur’an)

c. Memiliki integritas

d. Akademis (cerdas; intelektual)

e. Memiliki potensi kepemimpinan

f. Berprestasi

g. Mau aktif berorganisasi

Seleksi dilakukan dengan cara : Wawancara, berfungsi untuk menguji

konsistensi jawaban, dan menggali lebih dalam pengetahuan calon peserta, serta

menggali motivasi dan potensi calon peserta. Apabila motivasi ada “distorsi” maka

pewawancara betugas untuk meluruskannya. Screaning berisi pertanyaan-

pertanyaan tentang selayang pandang HMI, Ke-organisasian, dan ke-Islam-an.

H. Waktu Training

Untuk Latihan Kader I minimun waktu yang diperlukan adalah tiga hari dua

malam dengan rincian waktu sebagai berikut :

1. Kegitan di mulai pada pukul 03.00-07.00 dengan rincian aktivitas; Qiyam

Al-Layl, sholat subuh berjama’ah, kultum, tadarus al-qur’an, olahraga pagi

dan sarapan.

2. Selanjutnya mulai pukul 08.00-17.30 adalah waktu yang digunakan untuk

penyampaian materi-materi.

3. Malam hari dari mulai pkl. 20.00-22.00 kegiatan yang diperuntukan adalah

FGD atau Personal Approach baik secara formal maupun informal.

4. Kegiatan malam di tutup pada pukul 22.00.

I. Materi Training

Latihan Kader I memiliki materi-materi dasar yang sifatnya penanaman dasar

organisasi HMI, atau dengan kata lain materi yang disampaikan pada LK I

merupakan fondasi dalam membentuk kader sesuai dengan kualitas insan cita.

Adapun materi yang diberikan dalam LK I ini harus seragam dan standar di seluruh

Page 15: PETUNJUK TEKNIS fiks...HMI sebagai organisasi perkaderan (Pasal 8 AD HMI). Dari fungsi tersebut dapat diketahui bahwa jantung organisasi adalah perkaderan. HMI melalui bidang pembinaan

15

komisariat, karena jika fondasi ini beragam akan mengakibatkan konstruksi yang

lemah.

Materi-materi yang diberikan dalam LK I ini dibagi menjadi dua kelompok,

yaitu materi pokok dan materi penunjang atau tambahan. Materi pokok adalah

kelompok materi yang wajib ada dan disampaikan dalam forum LK I, materi ini

merupakan materi standar secara bagi pelaksanaan LK I HMI.

Sedangkan materi penunjang atau tambahan adalah materi yang telah menjadi

kemestian untuk ada dalam training (misal materi perkenalan dan orientasi latihan,

dan materi evaluasi dan rencana tindak lanjut), atau materi yang merupakan prasyarat

tercapainya pemahaman materi pokok atau materi yang memiliki

hubungan/penurunan dari materi pokok dan memiliki keterkaitan dengan tujuan

perkaderan yang menjadi karakter lokal.

Page 16: PETUNJUK TEKNIS fiks...HMI sebagai organisasi perkaderan (Pasal 8 AD HMI). Dari fungsi tersebut dapat diketahui bahwa jantung organisasi adalah perkaderan. HMI melalui bidang pembinaan

16

IKRAR PELANTIKAN/BAI’AT

“Bismillaahirrahmaanirrahiim”

“Asyhadu allaa ilaa ha illallaah Wa asyhadu anna muhammadar rasuulullaah”

“Radhiitu billaahi rabba, wabil islaami diina,

Wabi muhammadin nabiyyau warasuula”

“Dengan nama ALLAH yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang”

“Aku Bersaksi, bahwasanya tidak ada tuhan, selain ALLAH, Dan sesungguhnya MUHAMMAD itu adalah Rasul ALLAH”

“Kami rela ALLAH Tuhan kami, ISLAM Agama kami, dan MUHAMMAD sebagai Nabi dan Rasul ALLAH”

Kami anggota HMI, dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab, BERJANJI dan BERIKRAR:

1. Bahwa kami, dengan kesungguhan hati, akan selalu menjalankan Ketetapan-Ketetapan serta Keputusan-Keputusan Himpunan.

2. Bahwa kami, dengan kesungguhan hati, akan senantiasa menjaga nama baik Himpunan, dengan selalu tunduk dan patuh kepada Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD / ART), dan Pedoman-Pedoman Pokok, beserta Ketentuan-Ketentuan HMI lainnya.

3. Bahwa apa yang kami kerjakan dalam keanggotaan ini adalah untuk mencapai Tujuan HMI, dalam rangka mengabdi kepada Alllah, demi tercapainya kebahagiaan ummat dan bangsa di dunia dan akhirat.

Inna shalaati, wanusuki, wamahyaaya, wamamaati, Lillaahi rabbil ‘aalamiin”

“Sesungguhnya Shalatku, Perjuanganku, Hidup dan Matiku, hanya untuk ALLAH Tuhan seru sekalian alam”

Page 17: PETUNJUK TEKNIS fiks...HMI sebagai organisasi perkaderan (Pasal 8 AD HMI). Dari fungsi tersebut dapat diketahui bahwa jantung organisasi adalah perkaderan. HMI melalui bidang pembinaan

17

FORMULIR PENDAFTARAN BASIC TRAINING

(BASIC TRAINING ENTRY FORM)

* Di isi oleh Calon Peserta Basic Training ketika mendaftar

“Dengan Mengucapkan BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIM,

Bahwa apa yang saya isi dalam formulir di bawah ini adalah BENAR adanya”.

A.INFORMASIDIRI:

1.NamaLengkap:

NamaPanggilan:

2.Tempat&TanggalLahir:

3.JenisKelamin:□Laki-Laki/□Perempuan

4.StatusKeluarga:□Nikah/□BelumNikah

5.AlamatAsal(Lengkap):

6.AlamatTinggalSekarang:

7.No.Telpon/HP:e-Mail:

B.LATARBELAKANGPENDIDIKAN:

8.PendidikanSekarang:

a.Universitas/Institute:

b.Fakultas:

c.Jurusan:

d.Angkatan/TahunMasuk:

9.JenjangPendidikanSebelumnya: TahunMasuk TahunTamat

a.SD*/MIN*

b.SMP*/MTSN*

c.SMU*/MAN*

Page 18: PETUNJUK TEKNIS fiks...HMI sebagai organisasi perkaderan (Pasal 8 AD HMI). Dari fungsi tersebut dapat diketahui bahwa jantung organisasi adalah perkaderan. HMI melalui bidang pembinaan

18

d.Lainnya

C.PENGALAMANORGANISASI

10.NamaOrganisasi&JabatanyangPernahSayaGeluti:

KetikaSMU/MAN Sekarang(DiKampus) Lainnya(Sosial

Kemasyarakatan,dsb)

a. a.. a.

b. b. b.

c. c. c.

d. d. d.

D.INFORMASIBAKAT/MINAT

11.Hobbysayaadalah:

12.Keahlian,Skill,atauBakatyangSayaMilikidalamBidang:

a.Seni:

b.OlahRaga:

c.Agama:

d.Lainnya:

13.KemampuanBahasaAsing:

a.Inggris: □TidakBisa □Kurang □Cukup □Bagus

b.Arab:□TidakBisa □Kurang □Cukup □Bagus

c.BahasaAsingLainnya:□Kurang □Cukup □Bagus

E.LATARBELAKANGKELUARGA

14.NamaAyah: Pekerjaan:

NamaIbu: Pekerjaan:

15.JumlahSaudaraKandung: laki-laki:perempuan:

16.SayaAnakke:

F.Ke-HMI-an

Page 19: PETUNJUK TEKNIS fiks...HMI sebagai organisasi perkaderan (Pasal 8 AD HMI). Dari fungsi tersebut dapat diketahui bahwa jantung organisasi adalah perkaderan. HMI melalui bidang pembinaan

19

17.SayaTauHMIdari:

18.YangMengajakSayaMasukHMIadalah:

19.Alasan(Motivasi)SayaMasukHMIadalah:

20.YangsayaharapkandapatpelajaridalamBasicTrainingnantinya(jikalulus)

adalah:

G.KONDISIFISIK/KESEHATAN

21.Penyakit/GangguanKesehatanyangseringsayaalamiadalah:

TANDATANGAN:

……………...................,………/………/…………….

(……………………………………………)

(Nama&TandaTangan)

Page 20: PETUNJUK TEKNIS fiks...HMI sebagai organisasi perkaderan (Pasal 8 AD HMI). Dari fungsi tersebut dapat diketahui bahwa jantung organisasi adalah perkaderan. HMI melalui bidang pembinaan

20

ABSENSIHARIANBASICTRAINING

BASICTRAININGHMIKOMISARIAT______________________________________

Materi :_____________________________________________________________

Hari/Tanggal :_____________________________________________________________

Waktu :_____________________________________________________________

Pemateri :_____________________________________________________________

Instruktur :_____________________________________________________________

N0

NAMA

LENGKAP

PANGGILAN

FAK/JUR/

AKT

*ABSENSI

KET.

MASUK KELUAR

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

Page 21: PETUNJUK TEKNIS fiks...HMI sebagai organisasi perkaderan (Pasal 8 AD HMI). Dari fungsi tersebut dapat diketahui bahwa jantung organisasi adalah perkaderan. HMI melalui bidang pembinaan

21

RAFIKKEAKTIFANPESERTABASICTRAINING

(GRAPHICFORPARTICIPANTSACTIVENESS)

BASICTRAININGHMIKOMISARIAT:________________

HARIKE :______________________

TANGGAL :_________________________________________

NAMAPESERTA

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

Quantitas(JUMLAH)BICARA

.:.Berikantandasilang‘X’padakolomtersediasetiapkaliseorangpeserta

berbicara.:.

Page 22: PETUNJUK TEKNIS fiks...HMI sebagai organisasi perkaderan (Pasal 8 AD HMI). Dari fungsi tersebut dapat diketahui bahwa jantung organisasi adalah perkaderan. HMI melalui bidang pembinaan

22

BIODATAPEMATERI

(SPEAKER’SDETAILS)

Materi/Topik :______________________________________________________________

Tanggal :______________________________________________________________

Waktu :______________________________________________________________

1.NamaPemateri :

2.Tempat/TanggalLahir :

3.Status:□Nikah(JumlahAnak:……Putra:……..Putri:………)

□BelumNikah□Lainnya………………………………………………….......................

4.PekerjaanTetapSekarang :

5.AlamatTinggal :

6.NomorTelpon/HP:

7. LATARBELAKANG

PENDIDIKAN

TEMPAT LULUSTAHUN

1.SD/MIN/Sederajat

……………………………….................

2.SMP/MTSN/Sederajat

…………………………........................

3.SMA/MAN/Sederajat

…………………………….....................

4.S1(Sarjana)

……………………………………….......

5.S2(Master)

……………………………………….......

6.S3(Doktor)

………………………………………........

Page 23: PETUNJUK TEKNIS fiks...HMI sebagai organisasi perkaderan (Pasal 8 AD HMI). Dari fungsi tersebut dapat diketahui bahwa jantung organisasi adalah perkaderan. HMI melalui bidang pembinaan

23

8. JENJANGTRAININGDIHMI TEMPAT TAHUN

§ BasicTraining(LK–1)

§ IntermediateTraining(LK–

2)

§ AdvancedTraining(LK–3)

§ SC(SeniourCourse)

§ Pusdiklat/Lainnya

……………………………......................

9. PENGALAMANORGANISASIDI

HMI

NAMA

JABATAN

TAHUN

o Komisariat

……………………………………….......

o Cabang

…………………………………………....

o Badko

…………………………………………….

o PB–HMI

o LembagaHMILainnya

………………………..

10

PENGALAMANORG.DILUAR

HMI

NAMA

JABATAN

TAHUN

1.

2.

11.Hobby:

12.MottoHidup:

13.TandaTangan:

…………………………………..,…………/………../………………

(……………………………………………………)

(Nama&TandaTangan)

Page 24: PETUNJUK TEKNIS fiks...HMI sebagai organisasi perkaderan (Pasal 8 AD HMI). Dari fungsi tersebut dapat diketahui bahwa jantung organisasi adalah perkaderan. HMI melalui bidang pembinaan

24

PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN LATIHAN KADER II

“Terbinanya kader HMI yang mempunyai kemampuan intelektual untuk

memetakan peradaban dan memformulasikan gagasan dalam lingkup

organisasi.”

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

Page 25: PETUNJUK TEKNIS fiks...HMI sebagai organisasi perkaderan (Pasal 8 AD HMI). Dari fungsi tersebut dapat diketahui bahwa jantung organisasi adalah perkaderan. HMI melalui bidang pembinaan

25

A. Ruang Lingkup Pelatihan

Latihan Kader II merupakan pelatihan lanjutan dari latihan kader I, dengan

demikian yang ditekankan pada LK II adalah penguatan intelektualitas kader,

sebagaimana terlihat dalam tujuan dan terget penyelenggaraan latihan. Sedangkan

lingkup pelaksanaan Latihan Kader II ini adalah tingkat Regional (Wilayah kerja

Badko) yang dilaksanakan oleh Cabang.

B. Tujuan

Tujuan dilaksanakan Latihan Kader II adalah :

“Terbinanya kader hmi yang mempunyai kemampuan intelektual untuk memetakan

peradaban dan memformulasikan gagasan dalam lingkup organisasi.”

C. Target

Target yang diharapkan pasca Latihan Kader II dapat dilihat dengan indikator

sebagai berikut :

1. Memiliki kesadaran intlektual yang kritis, dinamis, progresif, inovatif

dalam memperjuangkan misi HMI

2. Memiliki pengetahuan tentang peta peradaban dunia

3. Memiliki kemampuan manajerial dalam berorganisasi

D. Unsur-Unsur Training

Yang dimaksud dengan unsur-unsur training adalah komponen yang terlibat

dalam kegiatan pelaksanaan Latihan Kader II. Unsur-unsur yang dimaksud adalah :

1. Pengurus HMI Cabang; Pengurus HMI Cabang bertanggung jawab atas

terlaksananya Latihan Kader II sebagai penyelenggara kegiatan.

2. Badan Pengelola Latihan dan Tim Master of Training; merupakan institusi

yang bertanggung jawab atas pengelolaan Latihan Kader II dan mengeluarkan

Surat Keputusan kelulusan peserta Latihan Kader II.

Selain institusi di atas, terdapat unsur-unsur yang terlibat dalam pelaksanaan

training secara teknis, yaitu :

Page 26: PETUNJUK TEKNIS fiks...HMI sebagai organisasi perkaderan (Pasal 8 AD HMI). Dari fungsi tersebut dapat diketahui bahwa jantung organisasi adalah perkaderan. HMI melalui bidang pembinaan

26

1. Organizing Committee; bertugas dan bertanggung jawab terhadap segala

sesuatu hal yang berhubungan dengan teknis penyelenggaraan kegiatan.

Tugas-tugas OC secara garis besar sebagai berikut :

b. Mengusahakan tempat, akomodasi, konsumsi dan fasilitas lainnya

c. Mengusahakan pembiayaan dan perijinan latihan

d. Menjamin kenyamanan suasana dan keamanan latihan

e. Mengusahakan ruangan, peralatan dan penerangan favourable

f. Bekerja sama dengan unsur-unsur lainnya dalam rangka menyukseskan

jalannya latihan.

Kriteria yang harus dipenuhi adalah : Anggota biasa HMI, telah

mengikuti follow up dan Up-Grading LK II.

2. Steering Committee; bertugas dan bertanggung jawab atas pengarahan dan

pelaksanaan latihan. Tugas-tugas SC secara garis besar sebagai berikut :

a. Menyiapkan perangkat lunak latihan

b. Mengarahkan OC dalam pelaksanaan latihan

c. Menentukan pemateri/instruktur/fasilitator

d. Menentukan pemandu/master of training

Kriteria yang harus dipenuhi adalah : Memenuhi kualifikasi umum pengelola

latihan, Terlibat aktif dalam perkaderan HMI, Diutamakan anggota BPL cabang,

Pernah menjadi Organizing Committee LK II

3. Pemandu/Master of Training; bertugas dan bertanggung jawab untuk

memimpin, mengawasi, dan mengarahkan latihan. Sejak dibukanya Latihan

Kader II (Intermediate Training), tanggung jawab pengelolaan latihan berada

sepenuhnya dalam tanggung jawab pemandu/master of training, sampai

latihan dinyatakan ditutup. Tugas-tugas pemandu/master of training secara

garis besar sebagai berikut :

a. Memimpin latihan, baik di dalam forum ataupun di luar forum

b. Menjadi teladan bagi para peserta, dan setia mendampingi peserta baik

dalam forum maupun diluar forum, termasuk sholat berjama’ah.

c. Memberikan materi apabila pemateri/instruktur/fasilitator tidak dapat

hadir

Page 27: PETUNJUK TEKNIS fiks...HMI sebagai organisasi perkaderan (Pasal 8 AD HMI). Dari fungsi tersebut dapat diketahui bahwa jantung organisasi adalah perkaderan. HMI melalui bidang pembinaan

27

d. Melakukan penajaman pemahaman atas materi yang telah diberikan

e. Melakukan evaluasi terhadap peserta

f. Menentukan kelulusan peserta latihan

g. Mengadakan koordinasi diantara unsur yang terlibat langsung dalam

latihan

Kriteria yang harus dipenuhi adalah : Memenuhi kualifikasi umum dan

khusus pengelola latihan, Terlibat aktif dalam perkaderan HMI, Pernah menjadi

pemateri/fasilitator LK II, Menguasai dan memahami materi LK II, Dapat

menjadi suri tauladan yang baik.

4. Pemateri/Instruktur/Fasilitator; bertugas untuk menyampaikan materi latihan

yang dipercayakan kepadanya.

Kriteria yang harus dipenuhi adalah : Memenuhi kualifikasi umum dan

khusus pengelola latihan, terlibat aktif dalam perkaderan HMI, pernah menjadi

Steering Committee LK II, menguasai dan memahami materi yang dipercayakan

kepadanya, dapat menjadi suri tauladan yang baik.

5. Peserta; adalah calon-calon kader yang telah lulus seleksi, dan telah

dinyatakan sebagai peserta oleh penyelenggara. Kriteria yang harus dipenuhi

adalah : Masih terdaftar sebagai kader aktif HMI, dan tidak sedang menjalani

skorsing organisasi, telah lulus sebagai peserta LK 1 (dibuktikan dengan

sertifikat/surat keterangan dari cabang), telah mengikuti Up-Grading dan

Follow-up LK I (dibuktikan dengan rapot perkaderan), bukan pengurus

Cabang, membuat makalah secara sistematis yang berfokus pada materi yang

diberikan. Bersedia mengikuti seluruh kegiatan training, Lulus seleksi.

E. Mekanisme Pelaksanaan

Proses pelaksanaan training dibagi dalam tiga fase, yaitu : fase persiapan, fase

pelaksanaan dan fase setelah training.

Pertama, fase persiapan. Dalam fase ini dilaksanakan hal-hal sebagi berikut:

Page 28: PETUNJUK TEKNIS fiks...HMI sebagai organisasi perkaderan (Pasal 8 AD HMI). Dari fungsi tersebut dapat diketahui bahwa jantung organisasi adalah perkaderan. HMI melalui bidang pembinaan

28

1. Pengurus HMI Cabang membentuk OC dan SC dengan surat keputusan,

dan OC membuat out line (term of reference) pelaksanaan LK II (min H-

50 hari)

2. OC mengirimkan surat pengajuan pelaksanaan training kepada Bidang

PA/Internal BADKO HMI dan Surat permohonan mengelola training

kepada BPL PB HMI (jika BPL yang ada di cabang tidak menyanggupi

mengelola) dengan melampirkan proposal kegiatan dan SK penetapan OC

selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sebelum rencana kegiatan dilaksanakan.

3. Selanjutnya, Bidang PA/Internal BADKO mengeluarkan surat keputusan

layak atau tidaknya training diselenggarakan. Jika training dianggap layak,

maka Bidang PA/internal BADKO mengeluarkan surat keputusan,

sedangkan bilamana tidak dianggap layak, bidang PA/internal Badko

mengeluarkan surat keterangan berikut evaluasi (masukan) yang telah

dilakukan. Setelah mendapatkan Surat keputusan Bidang PA/internal

BADKO, baru kemudian OC lebih lanjut melaksanakan tugas-tugas

lainnya.

4. Setelah mendapatkan Surat Keputusan PA/internal Badko HMI, OC

Mengirimkan Surat dan Proposal LK II kepada Cabang-cabang yang akan

diundang dengan melampirkan Surat Keputusan PA/internal Badko HMI,

5. OC mengusahakan tempat training dan hal-hal yang berhubungan

dengannya (min H-20)

6. Mempersiapkan dan mengusahakan fasilitas-faslitas akomodasi dari

konsumsi yang diperlukan selama training berlangsung (H-7)

7. SC menghubungi instruktur-instruktur/pemateri dan MOT yang telah

ditetapkan, atau menghubungi BPL untuk mengelola training yang

bersangkutan. Dan memastikan kesiapan instruktur.

8. Mengadakan pembukaan pendaftaran peserta dan menyediakan hal-hal

admnistratif yang berkaitan dengan itu, misalnya formulir pendaftaran,

kuitansi sb.

9. Mempersiapkan bahan-bahan atau materi-materi yang diperlukan untuk

training seperti : Culrcillum vitae, topik-topik dskusi, case study, format

Page 29: PETUNJUK TEKNIS fiks...HMI sebagai organisasi perkaderan (Pasal 8 AD HMI). Dari fungsi tersebut dapat diketahui bahwa jantung organisasi adalah perkaderan. HMI melalui bidang pembinaan

29

screaning, format penilaian, format presensi, post test, undangan pemateri,

dsb.

10. Diwajibkan mengadakan pertemuan/rapat gabungan antara panitia

pelaksana (SC,OC), MOT, dan instruktur untuk menyusun langkah-

langkah yang akan dilakukan untuk mensukseskan training. Dan konsultasi

agenda acara training kepada BPL atau PA Cabang.

11. Panitia wajib melakukan screaning kepada calon peserta LK II yang

memuat materi Ke-HMI-an, NDP, Ke-Islam-an, Ke-Organisasi-an, Ke-

Indonesiaan dan Makalah.

Kedua, adalah fase pelaksanaan, dalam fase ini dilaksanakan hal-hal sebagi

berikut:

1. Acara pembukaan dengan susunan acara sebaga berikut:

• Pembuka

• Pembacaan Ayat Suci Al-Qur’an

• Menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Hymne HMI

• Sambutan-sambutan (Ketua panitia, ketua umum cabang)

• Sambutan ketua umum Badko/PB HMI dan membuka LK II

• Penyerahan berkas acara training dari OC ke MOT

• Do’a

• Penutup, dilanjutkan dengan penyerahan acara kepada MOT

2. Acara pertama setelah pembukaan adalah checking peserta training dan

perkenalan antara peserta dan panitia, selanjutnya adalah kontrak belajar.

3. Pelaksanaa training selanjutnya dilaksanakan sesua jadwal acara training

yang telah ditetapkan. Dan tetap harus dijaga suasana training yang

intelektualitas, religus, persaudaraan dan menyenangkan.

4. Training harus memenuhi materi wajib LK II, dan cabang diberikan

kreatifitas untuk menambahkan materi muatan lokal sesuai dengan

kebiasaan dan kebutuhan peserta.

5. Adanya evaluasi dari training kepada peserta (post test) oleh BPL atau PA

Cabang

Page 30: PETUNJUK TEKNIS fiks...HMI sebagai organisasi perkaderan (Pasal 8 AD HMI). Dari fungsi tersebut dapat diketahui bahwa jantung organisasi adalah perkaderan. HMI melalui bidang pembinaan

30

6. Acara penutupan dengan susunan acara sebagai berikut:

• Pembuka

• Pembacaan Ayat Suci Al-Qur’an

• Menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Hymne HMI

• Arah perkaderan (akhir) & Pembacaan SK kelulusan peserta LK II

• Pembacaan Ikrar Pelantikan

• Sambutan-sambutan (ketua panitia, ketua umum cabang)

• Sambutan Ketua umum Badko/PB HMI dan Penutupan LK II

• Do’a Penutup

Ketiga, adalah fase sesudah training. Hal-hal yang perlu dilakukan adalah :

1. OC bertanggung jawab atas kesekretariatan (tempat ataupun inventaris)

HMI Cabang yang dipinjamkan oleh cabang.

2. Panitia wajib melakukan evaluasi dan membuat LPJ kepada pengurus

cabang dan selanjutnya diteruskan kepada PA Cabang dan ditembuskan

pada Bidang PA Badko dan Bidang PA PB HMI.

3. Pengurus Cabang Bidang PA mengirimkan surat himbauan kepada pengurus

cabang asal peserta LK II yang lulus untuk mengadakan follow up kepada

kader yang telah lulus LK II dimaksud

F. Manajemen Training

Dalam upaya menciptakan pelaksanaan training yang baik dan berkualitas

diperlukan manajemen yang baik, yang dimaksud dengan manejemen training adalah

seni untuk mengatur agar tercapainya tujuan training. Berdasarkan hal tersebut, maka

LK II merupakan training pembentukan kader-kader yang mempunyai kemampuan

intelektualitas dan dapat mengelola organisasi dalam rangka memperjuangkan misi

HMI, sehingga dalam manajemen trainingnya harus mendukung pada aspek

intelektualitas dan kemampuan manajerial organisasi, pembobotan dalam LK II

adalah kognitif (40%), afektif (30%), dan psikomotorik (30%). Hal-hal yang

dimaksud dalam manajemen training ini adalah :

Page 31: PETUNJUK TEKNIS fiks...HMI sebagai organisasi perkaderan (Pasal 8 AD HMI). Dari fungsi tersebut dapat diketahui bahwa jantung organisasi adalah perkaderan. HMI melalui bidang pembinaan

31

1. Kurikulum

Kurikulum yang terdapat dalam pedoman merupakan penggambaran tentang

metode dari training. Oleh sebab itu penerapan dari kurikulum adalah erat kaitannya

dengan masalah yang menyangkut metode-metode yang dipergunakan dalam

training. Dalam penerapan kurikulum ini agar diperhatikan aspek-aspek :

a. Penyusunan jadwal materi training

Jadwal training adalah sesuatu yang merupakan gambaran tentang isi dan

bentuk-bentuk training. Oleh karena itu penyusunan jadwal harus memperhatikan

urutan-urutan materi pokok sebagai korelasi yang tidak berdiri sendiri (asas

integratif). Berdasarkan hal tersebut maka urutan materi pokok dalam LK II HMI

adalah sebagai berikut :

Ø Teori-Teori perubahan

Ø Ideopolitorstratak

Ø Studi gerakan islam

Ø Pendalaman NDP

Ø Wawasan nusantara

Ø KMO

Dalam hal diperlukan adanya materi penunjang/tambahan, maka harus

diperhatikan korelasinya dengan materi pokok, jangan sampai memutus hubungan

antar materi pokok.

b. Metode Penyampaian

Cara penyampaian materi pada LK II pada dasarnya harus memenuhi prinsip

penyegaran dan pengembangan gagasan di tingkat pengelola, serta penyegaran

gagasan dan pemahaman di tingkat peserta, dengan demikian diharapkan akan

muncul gagasan-gagasan yang kreatif dan inovatif di dalam forum training. Selain

itu penyampaian materi harus mencapai target/sasaran dari tujuan materi

khususnya dan tujuan LK II umumnya, serta membangun suasana training/forum

yang tidak menjenuhkan.

2. Suasana Training

Page 32: PETUNJUK TEKNIS fiks...HMI sebagai organisasi perkaderan (Pasal 8 AD HMI). Dari fungsi tersebut dapat diketahui bahwa jantung organisasi adalah perkaderan. HMI melalui bidang pembinaan

32

Suasana training merupakan komponen penting dalam kesuksesan pelaksanaan

training, karena suasana akan mempengaruhi kondisi psikologis orang-orang yang

terlibat dalam pentrainingan. Suasana training harus dilihat secara komprehensif,

karena training bukan hanya sebatas forum penyampaian materi, tetapi lebih jauh

daripada itu, seluruh aktivitas sejak dibukanya training sampai dengan penutupan,

dalam arena atau lokasi tempat training diadakan.

Dengan demikian pemahaman tentang arena training tidak hanya terbatas pada

forum saja. Implikasi dari pemahaman tersebut adalah suasana training harus

dibangun pada keseluruhan arena training, sehingga segala aturan akan mengikat

pada keseluruhan kegiatan training, tidak hanya pada saat di forum. Suasana yang

harus dibangun dalam kegiatan pertrainingan secara umum adalah sebagai berikut :

a. Menimbulkan kegairahan (motivasi) antara sesama unsur individu dalam

training

b. Tidak menimbulkan kejenuhan di antara unsur individu dalam training

c. Tercipta kondisi yang equal (setara) antara sesama unsur individu dalam

training; menciptakan kondisi equal antar segenap unsur training berarti

mensejajarkan dan menyetarakan semua unsur yang ada dalam training.

d. Terciptanya suasana Islami; untuk menciptakan suasana yang Islami sebagai

identitas an kader muslim intelektual profesional, dapat dilakukan dengan

jalan mengisi dengan aktivitas ritual pada waktu-waktu tertentu, serta

menonjolkan sikap-sikap dan prilaku yang baik.

e. Terciptanya suasana intelektual; dapat dilakukan dengan cara penyediaan

bahan bacaan di arena training dan menyediakan media tempat mencurahkan

buah pemikiran.

Dengan pemahaman bahwa training adalah seluruh aktivitas yang dilakukan pada

masa training, maka pada waktu tersebut seluruh dinamika dan suasana training

harus dibentuk oleh seluruh komponen, khususnya senior/pemandu/instruktur harus

mampu memberikan contoh yang baik pada yuniornya/peserta. Dengan demikian

suasana training yang mendidik dan menyenangkan dapat terbangun, aktivitas yang

tidak berkaitan dengan training, “omongan bocor”, dan sikap lain yang

kontraproduktif harus dieliminir.

Page 33: PETUNJUK TEKNIS fiks...HMI sebagai organisasi perkaderan (Pasal 8 AD HMI). Dari fungsi tersebut dapat diketahui bahwa jantung organisasi adalah perkaderan. HMI melalui bidang pembinaan

33

3. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana yang harus dipersiapkan dalam pelaksanaan training

menganut asas minimalis, maksudnya dengan kesiapan logistik yang minimal,

kegiatan training dapat tetap berlangsung dengan kualitas yang baik. Keperluan

forum yang mesti tersedia adalah alat tulis, lebih baik jika terdapat perlengkapan

pendukung lainnya. Demikian pula dengan akomodasi dan perlengkapan lainnya,

kondisi minimalis diharapkan dapat meningkatkan militansi dan kreativitas kader.

4. Jumlah Peserta

Jumlah peserta akan mempengaruhi konsentrasi peserta dalam memahami materi

yang diberikan. Berdasarkan pemikiran tersebut maka dalam LK II jumlah peserta

yang ideal adalah minimal 15 (lima belas) orang dan maksimal 35 (tiga puluh lima)

orang perkelas.

G. Seleksi

Untuk mendapatkan output yang baik harus berangkat dari input dan process

yang baik pula. Latihan Kader II yang merupakan proses pembentukan output agar

sesuai dengan tujuan dan targetnya, maka harus didukung oleh input yang baik.

Calon peserta sebagai bahan baku yang akan diproses dalam LK II tentu harus

memiliki kualifikasi tertentu agar dapat menjadi kader sesuai dengan harapan dan

tujuan perkaderan. Kualifikasi umum calon peserta LK II adalah sebagai berikut :

1. Terdaftar sebagai kader aktif HMI, tidak sedang menjalani skorsing

organisasi, dan bukan pengurus Cabang.

2. Telah lulus sebagai peserta LK 1

3. Telah mengikuti Up-Grading dan dan salah satu training Follow-up LK I

Seleksi dilakukan dengan cara : Wawancara, berfungsi untuk menguji konsistensi

jawaban, dan menggali lebih dalam pengetahuan calon peserta, serta menggali

motivasi dan potensi calon peserta. Apabila motivasi ada “distorsi” maka

pewawancara betugas untuk meluruskannya. Screaning berisi pertanyaan-pertanyaan

Page 34: PETUNJUK TEKNIS fiks...HMI sebagai organisasi perkaderan (Pasal 8 AD HMI). Dari fungsi tersebut dapat diketahui bahwa jantung organisasi adalah perkaderan. HMI melalui bidang pembinaan

34

tentang materi-materi HMI, NDP, ke-Islam-an dan ke-Indonesiaan/wawasan

nasional.

H. Waktu Training

Untuk Latihan Kader II waktu yang diperlukan adalah 7 (tujuh) hari dengan

pembagian 70% dalam kelas dan 30% diluar kelas. Adapun prinsip umum

pembagian waktunya sebagai berikut :

1. Kegitan di mulai pada pukul 03.00-07.00 dengan rincian aktivitas; Qiyam

Al-Layl, sholat subuh berjama’ah, kultum, tadarus al-qur’an, olahraga pagi

dan sarapan.

2. Selanjutnya mulai pukul 08.00-17.30 adalah waktu yang digunakan untuk

penyampaian materi-materi.

3. Malam hari dari mulai pkl. 20.00-22.00 kegiatan yang diperuntukan adalah

FGD atau Personal Approach baik secara formal maupun informal.

4. Kegiatan malam di tutup pada pukul 22.00.

I. Materi Training

Latihan Kader II memiliki muatan-muatan pembentukan kader yang

mempunyai kemampuan intelektualitas dan dapat mengelola organisasi dalam rangka

memperjuangkan misi HMI, sehingga dalam manajemen trainingnya harus

mendukung pada aspek intelektualitas dan kemampuan manajerial organisasi.

Adapun materi yang diberikan dalam LK II ini harus seragam dan standar di seluruh

cabang, karena jika fondasi ini beragam akan mengakibatkan konstruksi yang lemah.

Materi-materi yang diberikan dalam LK II ini dibagi menjadi dua kelompok,

yaitu materi pokok dan materi penunjang atau tambahan. Materi pokok adalah

kelompok materi yang wajib ada dan disampaikan dalam forum LK II, materi ini

merupakan materi standar bagi pelaksanaan LK II HMI.

Sedangkan materi penunjang atau tambahan adalah materi yang telah menjadi

kemestian untuk ada dalam training (misal materi perkenalan dan orientasi latihan,

dan materi evaluasi dan rencana tindak lanjut), atau materi yang merupakan prasyarat

tercapainya pemahaman materi pokok atau materi yang memiliki

Page 35: PETUNJUK TEKNIS fiks...HMI sebagai organisasi perkaderan (Pasal 8 AD HMI). Dari fungsi tersebut dapat diketahui bahwa jantung organisasi adalah perkaderan. HMI melalui bidang pembinaan

35

hubungan/penurunan dari materi pokok dan memiliki keterkaitan dengan tujuan

perkaderan yang menjadi karakter lokal.

Page 36: PETUNJUK TEKNIS fiks...HMI sebagai organisasi perkaderan (Pasal 8 AD HMI). Dari fungsi tersebut dapat diketahui bahwa jantung organisasi adalah perkaderan. HMI melalui bidang pembinaan

36

PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN LATIHAN KADER III

“Terbinanya kader pemimpin yang mampu menterjemahkan dan

mentransformasikan pemikiran konsepsional secara profesional dalam

gerak perubahan sosial.”

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

Page 37: PETUNJUK TEKNIS fiks...HMI sebagai organisasi perkaderan (Pasal 8 AD HMI). Dari fungsi tersebut dapat diketahui bahwa jantung organisasi adalah perkaderan. HMI melalui bidang pembinaan

37

A. Ruang Lingkup

Latihan Kader III merupakan jenjang terakhir dalam Training Formal HMI.

Dengan demikian, training ini mengarahkan peserta training untuk dapat

mengkontekstualisasikan dan mereproduksi gagasan-gagasan. Lingkup Latihan

Kader III ini adalah tingkat Nasional.

B. Tujuan

Tujuan dilaksanakan Latihan Kader III adalah :

“Terbinanya kader pemimpin yang mampu menterjemahkan pemikiran konsepsional

secara profesional dalam memberikan solusi terhadap permasalah bangsa dan

agama”

C. Target

Target yang diharapkan pasca Latihan Kader III dapat dilihat dengan

indikator sebagai berikut :

1. Mampu mereproduksi kemampuan intelektual

2. Mampu membangun konsepsi implementatif

3. Mampu menjalankan peran-peran strategis sebagai muslim inteligensia

D. Unsur-Unsur Training

Yang dimaksud dengan unsur-unsur training adalah komponen yang terlibat

dalam kegiatan pelaksanaan Latihan Kader III. Unsur-unsur yang dimaksud adalah :

1. Pengurus HMI Badko; Pengurus HMI Badko bertanggung jawab atas

terlaksananya Latihan Kader III sebagai pelaksana kegiatan.

2. Badan Pengelola Latihan dan Tim Master of Training; merupakan

institusi yang bertanggung jawab atas pengelolaan Latihan Kader III dan

mengeluarkan Surat Keputusan kelulusan peserta Latihan Kader III

Selain institusi di atas, terdapat unsur-unsur yang terlibat dalam pelaksanaan

training secara teknis, yaitu :

1. Organizing Committee; bertugas dan bertanggung jawab terhadap segala

sesuatu hal yang berhubungan dengan teknis penyelenggaraan kegiatan.

Tugas-tugas OC secara garis besar sebagai berikut :

Page 38: PETUNJUK TEKNIS fiks...HMI sebagai organisasi perkaderan (Pasal 8 AD HMI). Dari fungsi tersebut dapat diketahui bahwa jantung organisasi adalah perkaderan. HMI melalui bidang pembinaan

38

a. Mengusahakan tempat, akomodasi, konsumsi dan fasilitas lainnya

b. Mengusahakan pembiayaan dan perijinan latihan

c. Menjamin kenyamanan suasana dan keamanan latihan

d. Mengusahakan ruangan, peralatan dan penerangan favourable

e. Bekerja sama dengan unsur-unsur lainnya dalam rangka

menyukseskan jalannya latihan.

Kriteria yang harus dipenuhi adalah : Anggota biasa HMI, Telah

mengikuti follow up dan Up-Grading LK III.

2. Steering Committee; bertugas dan bertanggung jawab atas pengarahan dan

pelaksanaan latihan. Tugas-tugas SC secara garis besar sebagai berikut :

a. Menyiapkan perangkat lunak latihan

b. Mengarahkan OC dalam pelaksanaan latihan

c. Menentukan pemateri/instruktur/fasilitator

d. Menentukan pemandu/master of training

Kriteria yang harus dipenuhi adalah : Memenuhi kualifikasi umum pengelola

latihan, Terlibat aktif dalam perkaderan HMI, Diutamakan anggota BPL PB

HMI, Pernah menjadi Organizing Committee LK III

3. Pemandu/Master of Training; bertugas dan bertanggung jawab untuk

memimpin, mengawasi, dan mengarahkan latihan. Sejak dibukanya Latihan

Kader III, tanggung jawab pengelolaan latihan berada sepenuhnya dalam

tanggung jawab pemandu/master of training, sampai latihan dinyatakan

ditutup. Tugas-tugas pemandu/master of training secara garis besar sebagai

berikut :

a. Memimpin latihan, baik di dalam forum ataupun di luar forum

b. Memberikan materi apabila pemateri/instruktur/fasilitator tidak dapat

hadir

c. Melakukan penajaman pemahaman atas materi yang telah diberikan

d. Melakukan evaluasi terhadap peserta

e. Menentukan kelulusan peserta selama masa pelatihan (sertifikat

diberikan kepada peserta yang telah menyelesaikan hasil risetnya

maksimal 3 bulan setelah kegiatan LK III diselenggarakan)

Page 39: PETUNJUK TEKNIS fiks...HMI sebagai organisasi perkaderan (Pasal 8 AD HMI). Dari fungsi tersebut dapat diketahui bahwa jantung organisasi adalah perkaderan. HMI melalui bidang pembinaan

39

f. Mengadakan koordinasi diantara unsur yang terlibat langsung dalam

latihan

Kriteria yang harus dipenuhi adalah : Memenuhi kualifikasi umum dan

khusus pengelola latihan, Terlibat aktif dalam perkaderan HMI, Pernah menjadi

pemateri/fasilitator LK III, Menguasai dan memahami materi LK III, Dapat

menjadi suri tauladan yang baik.

4. Pemateri/Instruktur/Fasilitator; bertugas untuk menyampaikan materi latihan

yang dipercayakan kepadanya. Kriteria yang harus dipenuhi adalah :

Memenuhi kualifikasi umum dan khusus pengelola latihan, Terlibat aktif

dalam perkaderan HMI, Pernah menjadi Steering Committee LK III,

Menguasai dan memahami materi yang dipercayakan kepadanya, Dapat

menjadi suri tauladan yang baik.

5. Peserta; adalah calon-calon kader yang telah lulus seleksi, dan telah

dinyatakan sebagai peserta oleh penyelenggara.

Kriteria yang harus dipenuhi adalah :

a. Masih terdaftar sebagai kader aktif HMI, dan tidak sedang menjalani

skorsing organisasi

b. Bukan pengurus Badko atau PB HMI

c. Telah lulus sebagai peserta LK II (dibuktikan dengan sertifikat/surat

keterangan dari cabang)

d. Telah mengikuti up-grading dan mengikuti salah satu training Follow-up

LK II

e. Membuat proposal riset tentang permasalahan yang ada dilingkungan

sekitarnya.

f. Bersedia mengikuti seluruh kegiatan training

g. Lulus seleksi (screening)

E. Mekanisme Pelaksanaan

Proses pelaksanaan training dibagi dalam tiga fase, yaitu : fase persiapan, fase

pelaksanaan dan fase setelah training.

Pertama, fase persiapan. Dalam fase ini dilaksanakan hal-hal sebagi berikut:

Page 40: PETUNJUK TEKNIS fiks...HMI sebagai organisasi perkaderan (Pasal 8 AD HMI). Dari fungsi tersebut dapat diketahui bahwa jantung organisasi adalah perkaderan. HMI melalui bidang pembinaan

40

1. Pengurus HMI Badko membentuk OC dengan surat keputusan dan OC

membuat out line (term of reference) pelaksanaan LK III (min H-60)

2. OC mengirimkan surat pemohonan untuk mengelola latihan

(pemberitahuan) yang disertai SK penetapan OC dan out line yang telah

dibuat kepada pengurus PB HMI (Bidang PA) atau BPL selambat-

lambatnya 4 (empat) minggu sebelum pelaksanaan.

3. OC Mengirimkan Surat dan Proposal LK III kepada Cabang-cabang yang

akan diundang serta mengusahakan tempat training dan hal-hal yang

berhubungan dengannya (min H-20)

4. Mempersiapkan dan mengusahakan fasilitas-faslitas akomodasi dari

konsumsi yang diperlukan selama training berlangsung (H-7)

5. Menghubungi instruktur-instruktur/pemateri dan MOT yang telah

ditetapkan, atau menghubungi BPL untuk mengelola training yang

bersangkutan. Dan memastikan kesiapan instruktur.

6. Mengadakan pembukaan pendaftaran peserta dan menyediakan hal-hal

admnistratif yang berkaitan dengan itu, misalnya formulir pendaftaran,

kuitansi sb.

7. Mempersiapkan bahan-bahan atau materi-materi yang diperlukan untuk

training seperti : Culrcillum vitae, topik-topik dskusi, case study, format

screaning, format penilaian, format presensi, post test, undangan pemateri,

dsb.

8. Diwajibkan mengadakan pertemuan/rapat gabungan antara panitia

pelaksana, MOT, dan instruktur untuk menyusun langkah-langkah yang

akan dilakukan untuk mensukseskan training. Dan konsultasi agenda acara

training kepada BPL atau PA PB HMI.

9. Panitia wajib melakukan screaning kepada calon peserta LK III yang

memuat materi Ke-HMI-an, NDP, Ke-Islam-an, Ke-Organisasi-an dan Ke-

Indonesiaan, Wawasan Internasional dan Proposal riset

Kedua, adalah fase pelaksanaan, dalam fase ini dilaksanakan hal-hal sebagi

berikut:

1. Acara pembukaan dengan susunan acara sebaga berikut:

Page 41: PETUNJUK TEKNIS fiks...HMI sebagai organisasi perkaderan (Pasal 8 AD HMI). Dari fungsi tersebut dapat diketahui bahwa jantung organisasi adalah perkaderan. HMI melalui bidang pembinaan

41

• Pembuka

• Pembacaan Ayat Suci Al-Qur’an

• Menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Hymne HMI

• Sambutan-sambutan (Ketua panitia, ketua umum cabang)

• Sambutan ketua umum Badko/PB HMI dan membuka LK III

• Penyerahan berkas acara training dari OC ke MOT

• Do’a

• Penutup, dilanjutkan dengan penyerahan acara kepada MOT

2. Acara pertama setelah pembukaan adalah checking peserta training dan

perkenalan antara peserta dan panitia, selanjutnya adalah kontrak belajar.

3. Pelaksanaa training selanjutnya dilaksanakan sesua jadwal acara training

yang telah ditetapkan. Dan tetap harus dijaga suasana training yang

intelektualitas, religus, persaudaraan dan menyenangkan.

4. Training harus memenuhi materi wajib LK III, dan Badko diberikan

kreatifitas untuk menambahkan materi muatan lokal sesuai dengan

kebutuhan.

5. Adanya evaluasi dari training kepada peserta (post test) oleh MOT

6. Acara penutupan dengan susunan acara sebagai berikut:

• Pembuka

• Pembacaan Ayat Suci Al-Qur’an

• Menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Hymne HMI

• Arah perkaderan (akhir) & Pembacaan SK kelulusan peserta LK III

• Pembacaan Ikrar Pelantikan

• Sambutan-sambutan (ketua panitia, ketua umum cabang)

• Sambutan Ketua umum Badko/PB HMI dan Penutupan LK III

• Do’a Penutup

Ketiga, adalah fase sesudah training. Hal-hal yang perlu dilakukan adalah :

1. OC bertanggung jawab atas kesekretariatan (tempat ataupun inventaris)

HMI Badko yang dipinjamkan oleh Badko.

Page 42: PETUNJUK TEKNIS fiks...HMI sebagai organisasi perkaderan (Pasal 8 AD HMI). Dari fungsi tersebut dapat diketahui bahwa jantung organisasi adalah perkaderan. HMI melalui bidang pembinaan

42

2. Panitia wajib melakukan evaluasi dan membuat LPJ kepada pengurus

Badko dan selanjutnya diteruskan kepada PA Badko

3. Badko menyampaikan tembusan laporan kegiatan kepada Bidang PA PB

HMI

4. Pengurus Badko Bidang PA mengirimkan surat himbauan kepada

pengurus cabang asal peserta LK III yang lulus untuk mengadakan follow

up kepada kader yang telah lulus LK III dimaksud

F. Manajemen Training

Dalam upaya menciptakan pelaksanaan training yang baik dan berkualitas

diperlukan manajemen yang baik, yang dimaksud dengan manejemen training adalah

seni untuk mengatur agar tercapainya tujuan training. Berdasarkan hal tersebut, maka

LK III merupakan training pembentukan kader-kader pemimpin yang mampu

menterjemahkan dan mentransformasikan pemikiran konsepsional secara profesional

dalam gerak perubahan sosial.

, sehingga dalam manajemen trainingnya harus mendukung pada aspek

intelektualitas dan kemampuan manajerial organisasi, pembobotan dalam LK III

adalah kognitif (30%), afektif (30%), dan psikomotorik (40%). Hal-hal yang

dimaksud dalam manajemen training ini adalah :

1. Kurikulum

Kurikulum yang terdapat dalam pedoman merupakan penggambaran tentang

metode dari training. Oleh sebab itu penerapan dari kurikulum adalah erat kaitannya

dengan masalah yang menyangkut metode-metode yang dipergunakan dalam

training. Dalam penerapan kurikulum ini agar diperhatikan aspek-aspek :

a. Penyusunan jadwal materi training

Jadwal training adalah sesuatu yang merupakan gambaran tentang isi dan

bentuk-bentuk training. Oleh karena itu penyusunan jadwal harus memperhatikan

urutan-urutan materi pokok sebagai korelasi yang tidak berdiri sendiri (asas

integratif). Berdasarkan hal tersebut maka urutan materi pokok dalam LK II HMI

adalah sebagai berikut :

1. NDP dalam praktek

2. Pendalaman ideopolitorstratak

Page 43: PETUNJUK TEKNIS fiks...HMI sebagai organisasi perkaderan (Pasal 8 AD HMI). Dari fungsi tersebut dapat diketahui bahwa jantung organisasi adalah perkaderan. HMI melalui bidang pembinaan

43

3. Pendalaman wawasan nusantara

4. wawasan internasional

5. Analisis Ekonomi politik

6. Pendalaman doktrin dan peradaban islam

7. Aplikasi (turun-lapang,dll)

Dalam hal diperlukan adanya materi penunjang/tambahan, maka harus

diperhatikan korelasinya dengan materi pokok, jangan sampai memutus hubungan

antar materi pokok.

7. Metode Penyampaian

Cara penyampaian materi pada LK III pada dasarnya harus memenuhi prinsip

penyegaran dan pengembangan gagasan di tingkat pengelola, serta penyegaran

gagasan dan pemahaman di tingkat peserta, dengan demikian diharapkan akan

muncul gagasan-gagasan yang kreatif dan inovatif di dalam forum training. Selain

itu penyampaian materi harus mencapai target/sasaran dari tujuan materi

khususnya dan tujuan LK III umumnya, serta membangun suasana training/forum

yang tidak menjenuhkan.

b. Suasana Training

Suasana training merupakan komponen penting dalam kesuksesan pelaksanaan

training, karena suasana akan mempengaruhi kondisi psikologis orang-orang yang

terlibat dalam pertrainingan. Suasana training harus dilihat secara komprehensif,

karena training bukan hanya sebatas forum penyampaian materi, tetapi lebih jauh

daripada itu, seluruh aktivitas sejak dibukanya training sampai dengan penutupan,

dalam arena atau lokasi tempat training diadakan.

Dengan demikian pemahaman tentang arena training tidak hanya terbatas pada

forum saja. Implikasi dari pemahaman tersebut adalah suasana training harus

dibangun pada keseluruhan arena training, sehingga segala aturan akan mengikat

pada keseluruhan kegiatan training, tidak hanya pada saat di forum. Suasana yang

harus dibangun dalam kegiatan pertrainingan secara umum adalah sebagai berikut :

f. Menimbulkan kegairahan (motivasi) antara sesama unsur individu dalam

training

Page 44: PETUNJUK TEKNIS fiks...HMI sebagai organisasi perkaderan (Pasal 8 AD HMI). Dari fungsi tersebut dapat diketahui bahwa jantung organisasi adalah perkaderan. HMI melalui bidang pembinaan

44

g. Tidak menimbulkan kejenuhan di antara unsur individu dalam training

h. Tercipta kondisi yang equal (setara) antara sesama unsur individu dalam

training; menciptakan kondisi equal antar segenap unsur training berarti

mensejajarkan dan menyetarakan semua unsur yang ada dalam training.

i. Terciptanya suasana Islami; untuk menciptakan suasana yang Islami sebagai

identitas an kader muslim intelektual profesional, dapat dilakukan dengan

jalan mengisi dengan aktivitas ritual pada waktu-waktu tertentu, serta

menonjolkan sikap-sikap dan prilaku yang baik.

j. Terciptanya suasana intelektual; dapat dilakukan dengan cara penyediaan

bahan bacaan di arena training dan menyediakan media tempat mencurahkan

buah pemikiran.

Dengan pemahaman bahwa training adalah seluruh aktivitas yang dilakukan pada

masa training, maka pada waktu tersebut seluruh dinamika dan suasana training

harus dibentuk oleh seluruh komponen, khususnya senior/pemandu/instruktur harus

mampu memberikan contoh yang baik pada yuniornya/peserta. Dengan demikian

suasana training yang mendidik dan menyenangkan dapat terbangun, aktivitas yang

tidak berkaitan dengan training, “omongan bocor”, dan sikap lain yang

kontraproduktif harus dieliminir.

c. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana yang harus dipersiapkan dalam pelaksanaan training

menganut asas minimalis, maksudnya dengan kesiapan logistik yang minimal,

kegiatan training dapat tetap berlangsung dengan kualitas yang baik. Keperluan

forum yang mesti tersedia adalah alat tulis, lebih baik jika terdapat perlengkapan

pendukung lainnya. Demikian pula dengan akomodasi dan perlengkapan lainnya,

kondisi minimalis diharapkan dapat meningkatkan militansi dan kreativitas kader.

d. Jumlah Peserta

Jumlah peserta akan mempengaruhi konsentrasi peserta dalam memahami materi

yang diberikan. Berdasarkan pemikiran tersebut maka dalam LK III jumlah peserta

Page 45: PETUNJUK TEKNIS fiks...HMI sebagai organisasi perkaderan (Pasal 8 AD HMI). Dari fungsi tersebut dapat diketahui bahwa jantung organisasi adalah perkaderan. HMI melalui bidang pembinaan

45

yang ideal adalah minimal 15 (lima belas) orang dan maksimal 35 (tiga puluh lima)

orang perkelas.

G. Seleksi

Untuk mendapatkan output yang baik harus berangkat dari input dan process

yang baik pula. Latihan Kader III yang merupakan proses pembentukan output agar

sesuai dengan tujuan dan targetnya, maka harus didukung oleh input yang baik.

Calon peserta sebagai bahan baku yang akan diproses dalam LK III tentu harus

memiliki kualifikasi tertentu agar dapat menjadi kader sesuai dengan harapan dan

tujuan perkaderan. Kualifikasi umum calon peserta LK III adalah sebagai berikut :

4. Terdaftar sebagai kader aktif HMI, dan tidak sedang menjalani skorsing

organisasi

5. Telah lulus sebagai peserta LK II

6. Tidak terdaftar sebagai pengurus Badko atau PB HMI

7. Telah mengikuti up-grading dan salah satu training dalam follow-up

Seleksi dilakukan dengan cara : Wawancara, berfungsi untuk menguji

konsistensi jawaban, dan menggali lebih dalam pengetahuan calon peserta, serta

menggali motivasi dan potensi calon peserta. Apabilamotivasi ada “distorsi” maka

pewawancara betugas untuk meluruskannya. Screaning berisi pertanyaan-pertanyaan

tentang materi-materi HMI, NDP, ke-Islam-an dan ke-Indonesiaan/wawasan

nasional, Wawasan internasional.

H. Waktu Training

Untuk Latihan Kader III waktu yang diperlukan adalah 2 (dua) minggu dengan

pembagian waktu 50% materi dalam kelas dan 50% praktek lapangan. Adapun

prinsip umum pembagian waktu sebagai berikut :

1. Kegiatan di mulai pada pukul 03.00-07.00 dengan rincian aktivitas; Qiyam

Al-Layl, sholat subuh berjama’ah, kultum, tadarus al-qur’an, olahraga pagi

dan sarapan.

Page 46: PETUNJUK TEKNIS fiks...HMI sebagai organisasi perkaderan (Pasal 8 AD HMI). Dari fungsi tersebut dapat diketahui bahwa jantung organisasi adalah perkaderan. HMI melalui bidang pembinaan

46

2. Selanjutnya mulai pukul 08.00-17.30 adalah waktu yang digunakan untuk

penyampaian materi-materi.

3. Malam hari dari mulai pkl. 20.00-22.00 kegiatan yang diperuntukan adalah

FGD atau Personal Approach baik secara formal maupun informal.

4. Kegiatan malam di tutup pada pukul 22.00.

I. Materi Training

Latihan Kader III memiliki muatan-muatan pembentukan kader pemimpin

yang mampu menterjemahkan dan mentransformasikan pemikiran konsepsional

secara profesional dalam gerak perubahan sosial, sehingga dalam manajemen

trainingnya harus mendukung pada aspek intelektualitas dan kemampuan manajerial

organisasi serta menyiapkan ruang untuk melakukan praktik lapangan. Adapun

materi yang diberikan dalam LK III ini harus seragam dan standar di seluruh Badko,

karena jika fondasi ini beragam akan mengakibatkan konstruksi yang lemah.

Materi-materi yang diberikan dalam LK III ini dibagi menjadi dua kelompok,

yaitu materi pokok dan materi penunjang atau tambahan. Materi pokok adalah

kelompok materi yang wajib ada dan disampaikan dalam forum LK III, materi ini

merupakan materi standar bagi pelaksanaan LK III HMI.

Sedangkan materi penunjang atau tambahan adalah materi yang telah menjadi

kemestian untuk ada dalam training (misal materi perkenalan dan orientasi latihan,

dan materi evaluasi dan rencana tindak lanjut), atau materi yang merupakan prasyarat

tercapainya pemahaman materi pokok atau materi yang memiliki

hubungan/penurunan dari materi pokok dan memiliki keterkaitan dengan tujuan

perkaderan yang menjadi karakter lokal.