analisis faktor-faktor yang memengaruhi … · pemindahan ibukota memerlukan pembelajaran dari...

66
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMINDAHAN IBUKOTA NEGARA ECKY AGASSI DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013

Upload: trinhminh

Post on 09-Mar-2019

226 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · pemindahan ibukota memerlukan pembelajaran dari negara lain yang telah ... 4 Contoh negara yang memindahkan ibukotanya 25 ... (Meksiko)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI

PEMINDAHAN IBUKOTA NEGARA

ECKY AGASSI

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2013

Page 2: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · pemindahan ibukota memerlukan pembelajaran dari negara lain yang telah ... 4 Contoh negara yang memindahkan ibukotanya 25 ... (Meksiko)
Page 3: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · pemindahan ibukota memerlukan pembelajaran dari negara lain yang telah ... 4 Contoh negara yang memindahkan ibukotanya 25 ... (Meksiko)

iii

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Faktor-

Faktor yang Memengaruhi Pemindahan Ibukota Negara adalah benar karya saya

dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun

kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip

dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah

disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir

skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada

Institut Pertanian Bogor.

Bogor, November 2013

Ecky Agassi

NIM H14080111

Page 4: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · pemindahan ibukota memerlukan pembelajaran dari negara lain yang telah ... 4 Contoh negara yang memindahkan ibukotanya 25 ... (Meksiko)

ABSTRAK

ECKY AGASSI. Analisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi Pemindahan

Ibukota Negara. Dibimbing oleh MUHAMMAD FIRDAUS.

Salah satu solusi yang bisa dilakukan sebuah negara dalam mengatasi

permasalahan ibukota adalah dengan memindahkan ibukotanya. Pemindahan

ibukota yang didesain dan dieksekusi dengan baik dapat menjadi solusi dalam

mengatasi permasalahan ibukota negara. Terdapat tiga alasan umum pemindahan

ibukota, yaitu pertimbangan sosial ekonomi, pertimbangan politik, dan

pertimbangan geografis. Jakarta sebagai ibukota Indonesia memiliki banyak

permasalahan sehingga pemerintah mewacanakan pemindahan ibukota. Wacana

pemindahan ibukota memerlukan pembelajaran dari negara lain yang telah

memindahkan ibukotanya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor

yang yang memengaruhi pemindahan ibukota negara dengan cara menganalisis 26

negara yang dipilih pada periode 1990, 2000, dan 2010, menggunakan regresi

logistik. Negara-negara yang memindahkan ibukotanya umumnya adalah negara

berkembang dan memiliki tipe ibukota split capitals. Faktor-faktor yang

berpengaruh nyata terhadap pemindahan ibukota adalah GDP per kapita, luas

wilayah, jumlah penduduk, kepadatan penduduk, dan tipe ibukota. Dalam rencana

pemindahan ibukota, pemerintah sebaiknya menggunakan tipe split capitals

karena ibukota dengan tipe ini lebih memungkinkan untuk dilakukan.

Kata kunci: Jakarta, pemindahan ibukota, regresi logistik, split capitals

ABSTRACT

ECKY AGASSI. Analysis of Affecting Factors of Moving Capital City.

Supervised by MUHAMMAD FIRDAUS

One of the possible solutions to overcome the problems of a country’s

capital is to move its capital city. The moving of the capital which was well

designed and well executed can be a solution to overcome the problems of the

nation's capital. There are three common reasons for moving the capital, namely

socio-economic considerations, political considerations, and geographical

considerations. Jakarta as the capital of Indonesia has a lot of problems so that the

government has discourses about moving its capital. Discourses of moving the

capital require further investigation and learning from other countries who had

moved its capital. This study aims to determine the factors that affect the transfer

of the nation’s capital by analyzing 26 selected countries in the period of 1990,

2000, and 2010, by using logistic regression. Nations that moved its capital in

general is developing countries, and has split-type capital cities. The factors that

significantly affect the relocation of the capital is the GDP per capita, land area,

population, population density, and type of the capital. In the plan of moving its

capital, the government should use the split-type capital since this type of capital

is more likely to be done.

Keywords : Jakarta, moving capital cities, logistic regression, split capitals

Page 5: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · pemindahan ibukota memerlukan pembelajaran dari negara lain yang telah ... 4 Contoh negara yang memindahkan ibukotanya 25 ... (Meksiko)

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi

Pada

Departemen Ilmu Ekonomi

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI

PEMINDAHAN IBUKOTA NEGARA

ECKY AGASSI

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2013

Page 6: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · pemindahan ibukota memerlukan pembelajaran dari negara lain yang telah ... 4 Contoh negara yang memindahkan ibukotanya 25 ... (Meksiko)
Page 7: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · pemindahan ibukota memerlukan pembelajaran dari negara lain yang telah ... 4 Contoh negara yang memindahkan ibukotanya 25 ... (Meksiko)

Judul Skripsi : Analisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi Pemindahan

Ibukota Negara

Nama : Ecky Agassi

NIM : H14080111

Disetujui oleh

Prof. Muhammad Firdaus, Ph.D

Pembimbing

Diketahui oleh

Dr. Ir. Dedi Budiman Hakim, M.Ec

Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

Page 8: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · pemindahan ibukota memerlukan pembelajaran dari negara lain yang telah ... 4 Contoh negara yang memindahkan ibukotanya 25 ... (Meksiko)

.i udul Skripsi : Analisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi Pemindahan Ibukota N egara

Nama : Ecky Agassi NIM : H14080111

Disetujui oleh

Prof. Muham ad Firdaus Ph.D Pem imbing

Diketahui oleh

M.Ec

Tanggal Lulus: 2 4 DEC 013

Page 9: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · pemindahan ibukota memerlukan pembelajaran dari negara lain yang telah ... 4 Contoh negara yang memindahkan ibukotanya 25 ... (Meksiko)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala atas

segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang

dipilih dalam penelitian ini ialah bidang ekonomi regional dengan judul Analisis

Faktor-Faktor yang Memengaruhi Pemindahan Ibukota Negara.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Profesor Muhammad Firdaus, Ph.D

selaku pembimbing yang telah memberi arahan, dukungan, serta bantuan dalam

menyelesaikan penelitian ini. Terima kasih penulis ucapkan pula kepada Dr. Ir.

Wiwiek Rindayati, M.Si selaku dosen penguji utama dan Salahuddin El Ayyubi,

Lc, MA selaku dosen penguji komisi pendidikan atas bimbingan, saran, dan

kritikan dalam penyempurnaan skripsi ini.

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada ayah Supangat, Ibu Sundari,

adik Muhammad Jaesy Aniko dan Siti Nabila Azzahra, atas dukungan, doa,

semangat, kasih sayang, pengertian, dan bimbingan yang telah diberikan selama

ini. Terimakasih penulis pula ucapkan kepada seluruh keluarga besar, saudara, dan

sahabat yang telah mendukung, membantu, dan mendoakan penulis.

Bentuk penghormatan saya sampaikan kepada segenap dosen dan staf

Departemen Ilmu Ekonomi dan Fakultas Ekonomi dan Manajemen atas

bantuannya selama ini, dan juga kepada keluarga Ilmu Ekonomi khususnya Ilmu

Ekonomi angkatan 45 yang telah bersama-sama menimba ilmu di Institut

Pertanian Bogor. Ungkapan terimakasih penulis ucapkan pula kepada seluruh

pihak-pihak lainnya yang telah membantu, mendoakan, dan berkontribusi, yang

tidak dapat disebutkan satu persatu. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat baik bagi

penulis maupun pihak-pihak lain.

Bogor, November 2013

Ecky Agassi

Page 10: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · pemindahan ibukota memerlukan pembelajaran dari negara lain yang telah ... 4 Contoh negara yang memindahkan ibukotanya 25 ... (Meksiko)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR LAMPIRAN vi

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Perumusan Masalah 6

Tujuan Penelitian 8

Manfaat Penelitian 8

Ruang Lingkup Penelitian 8

TINJAUAN PUSTAKA 9

METODE 20

HASIL DAN PEMBAHASAN 23

Gambaran Umum Negara yang Memindahkan Ibukotanya 23

Analisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi Pemindahan Ibukota dengan

Menggunakan Model Logistik 34

Hubungan antara Hasil Analisis dengan Kondisi di Indonesia 38

SIMPULAN DAN SARAN 40

Simpulan 40

Saran 40

DAFTAR PUSTAKA 41

LAMPIRAN 44

RIWAYAT HIDUP 55

Page 11: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · pemindahan ibukota memerlukan pembelajaran dari negara lain yang telah ... 4 Contoh negara yang memindahkan ibukotanya 25 ... (Meksiko)

DAFTAR TABEL

1 Tipe ibukota dan contohnya 2 2 Jumlah penduduk DKI Jakarta tahun 2008 – 2012 (jiwa) 3 3 Negara yang memindahkan ibukotanya sejak Perang Dunia ke-2 7 4 Negara yang memindahkan ibukotanya sejak Perang Dunia ke-2 26 5 Hubungan GDP per kapita dengan pemindahan ibukota 27 6 Hubungan antara pertumbuhan ekonomi dengan pemindahan ibukota 28 7 Hubungan luas wilayah dengan pemindahan ibukota 29 8 Hubungan jumlah penduduk dengan pemindahan ibukota 30 9 Hubungan kepadatan penduduk dengan pemindahan ibukota 31

10 Hubungan bentuk pemerintahan dengan pemindahan ibukota 32 11 Hubungan bentuk wilayah dengan pemindahan ibukota 34 12 Hasil Hosmer and Lemeshow Test dan Overall Percentage 34 13 Analisis faktor-faktor yang memengaruhi pemindahan ibukota

negara 35

DAFTAR GAMBAR

1 Jumlah kepadatan penduduk Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Timur

tahun 2007-2011 (jiwa/ km2) 4

2 Kerangka pemikiran 18 3 Unifikasi ibukota Jerman dan Vietnam 24 4 Contoh negara yang memindahkan ibukotanya 25 5 Negara yang menjadi sampel dalam penelitian 26 6 Distribusi negara berdasarkan luas wilayah 29 7 Distribusi negara berdasarkan bentuk pemerintahan 32 8 Distribusi negara berdasarkan bentuk wilayah 33

DAFTAR LAMPIRAN

1 Daftar negara yang diteliti 44

2 Data GDP per kapita (dolar AS) 45

3 Data pertumbuhan ekonomi (persen) 46 4 Data luas wilayah (km

2) 47

5 Data jumlah penduduk (jiwa) 48

6 Data kepadatan penduduk (jiwa/ km2) 49

7 Data bentuk pemerintahan 50 8 Data bentuk wilayah 51

9 Data tipe ibukota 52 10 Output Logistic Regression 53

Page 12: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · pemindahan ibukota memerlukan pembelajaran dari negara lain yang telah ... 4 Contoh negara yang memindahkan ibukotanya 25 ... (Meksiko)

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Ibukota adalah pusat negara yang memiliki status utama dalam

pemerintahan negara yang diatur oleh Undang-Undang negara masing-masing.

Dalam perannya sebagai pusat pemerintahan, ibukota umumnya berfungsi sebagai

pusat kekuasaan politik dan ekonomi sehingga ibukota memainkan peran penting

dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Di banyak negara, ibukota merupakan

kota terbesar yang ada dalam sebuah negara dimana kota tersebut mencerminkan

corak yang unik dari sisi ekonomi dan budaya masyarakatnya sehingga ibukota

memiliki peran penting dalam menunjukkan karakter sebuah negara.

Ibukota dikarakteristikan sebagai kota multifungsi yang memiliki misi

diplomatik, institusi pemerintahan, dan pusat ekonomi yang begitu berkembang

sehingga seringkali ibukota dipilih menjadi kota tujuan urbanisasi. Sebagai bagian

dari identitas sebuah negara, ibukota dibangun untuk menjadikannya kota yang

memiliki fungsi utama dalam pemerintahan. Berbagai negara membangun

ibukotanya dengan cara yang berbeda-beda, dengan melanjutkan membangun kota

yang menjadi ibukota di masa lalu, atau memilih dan membangun ibukota baru di

kota yang berbeda.

Sebagian besar negara di dunia termasuk Indonesia memiliki ibukota yang

menjadi pusat dari fungsi eksekutif, legislatif, dan yudikatif (classic capital).

Sebagian kecil negara lain memisahkan pusat eksekutif, legislatif, dan

yudikatifnya ke kota yang berbeda (split capital) seperti Belanda (Amsterdam dan

The Hague), Afrika Selatan (Pretoria, Bloemfontein, dan Cape Town), Bolivia (La

Paz dan Sucre), Swaziland (Lobamba dan Mbabane), Malaysia (Kuala Lumpur

dan Putrajaya), dan Sri Lanka (Colombo dan Sri Jayawardenapura Kotte).

Campbell (2004) merangkum berbagai macam tipe ibukota dan

membaginya kedalam enam kategori utama yaitu classic capitals, relocated

capitals, constructed capitals, federal capitals, split capitals, archipelago capitals,

dan capitals with unique jurisdictions.

Menurut kategori Campbell, sebuah kota bisa termasuk lebih dari satu

kategori, contohnya adalah Jakarta (classic capital dan archipelago capital),

Mexico City (classic capital dan capitals with unique jurisdictions), dan Ottawa

(constructed capitals dan capitals with unique jurisdictions).

Dengan banyaknya kategori dalam mengelompokkan tipe ibukota,

Campbell (2004) menentukan tiga faktor krusial yang dapat membedakan

perkembangan ibukota, yaitu ukuran dan struktur pemerintahan, kondisi ekonomi

sebuah negara, dan waktu dimana ibukota sudah bisa berdiri stabil relatif terhadap

kondisi politik dan perkembangan ekonomi negara yang bersangkutan.

Page 13: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · pemindahan ibukota memerlukan pembelajaran dari negara lain yang telah ... 4 Contoh negara yang memindahkan ibukotanya 25 ... (Meksiko)

2

Tabel 1 Tipe ibukota dan contohnya

Tipe Kota Contoh

Classic Capitals

Jakarta (Indonesia), Bogota

(Kolombia), Caracas (Venezuela),

London (Inggris), Madrid (Spanyol),

Mexico City (Meksiko)

Relocated capitals

Ankara (dari Istanbul 1923, Turki),

Astana (dari Almaty 1998,

Kazakhstan), Lilongwe (dari Blantyre

1976, Malawi)

Constructed capitals

Abuja (dari Lagos 1991, Nigeria),

Brasilia (dari Rio de Janeiro 1960,

Brasil), Canberra (dari Melbourne

1927, Australia), Islamabad (dari

Karachi 1960, Pakistan)

Federal capitals

Canberra (Australia), Kinshasa

(Kongo), Moscow (Rusia), Ottawa

(Kanada)

Split capitals Amsterdam/ The Hague (Belanda),

Kuala Lumpur/ Putrajaya (Malaysia)

Archipelago capitals Jakarta (di pulau Jawa, Indonesia),

Tokyo (di pulau Honshu, Jepang)

Capitals with unique jurisdictions

Abuja (Federal Capital Territory,

Nigeria), Brasilia (Federal District,

Brasil), Mexico City (Federal

District, Meksiko) Sumber: Rawat (2005)

Dimasa lalu, perkembangan penelitian ibukota dalam ekonomi regional

lebih menitikberatkan pada lokasi geografis yang berada di tengah (sentral) untuk

menentukan lokasi terbaik dari ibukota terhadap perkembangan ekonomi wilayah.

Hal ini telah banyak ditinggalkan karena memiliki banyak kekurangan teoritis dan

terlalu menekankan pada faktor geografi yang gagal dalam mempertimbangkan

faktor sosial, politik, ekonomi, budaya, dan sejarah (Wolfel 2002). Walaupun

begitu beberapa negara masih menggunakan pertimbangan lokasi sentral sebagai

variabel untuk menentukan lokasi sebuah kota.

Mengelola ibukota bukanlah hal yang mudah karena ibukota adalah kota

utama dalam kegiatan sosial, ekonomi, dan politik sehingga kesalahan

pengelolaan berpotensi menimbulkan berbagai permasalahan. Ketika sebuah kota

menjadi ibukota, kota tersebut biasanya akan mengalami pertumbuhan yang

signifikan dan akibatnya menghasilkan dampak demografi dan ekonomi dari

kekuatan yang terakumulasi (Dascher 2000). Dampak demografi dan ekonomi

yang tidak diimbangi dengan pengelolaan yang baik akan menimbulkan berbagai

masalah perkotaan. Masalah yang timbul akibat kesalahan pengelolaan ibukota

antara lain terjadinya sentralisasi ekonomi dan politik, ketimpangan ekonomi,

buruknya sistem transportasi, tingginya angka kemiskinan, pengangguran, serta

timbulnya konflik horizontal. Selain itu, sebuah negara seringkali mengalami

Page 14: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · pemindahan ibukota memerlukan pembelajaran dari negara lain yang telah ... 4 Contoh negara yang memindahkan ibukotanya 25 ... (Meksiko)

3

masalah yang berkaitan dengan keadaan alam seperti banjir dan gempa bumi.

Sebagai contoh, bencana angin topan yang menimpa Belize City di negara Belize

telah menyebabkan negara tersebut memindahkan ibukotanya dari Belize City ke

Belmopan. Angin topan tersebut melumpuhkan kegiatan pemerintahan Belize dan

bahkan menyebabkan kerusakan dan kehilangan dokumen-dokumen penting

pemerintahan. Di Indonesia sendiri bencana banjir seringkali menimpa Jakarta

dan melumpuhkan kegiatan ekonomi dan pemerintahan.

Untuk mengatasi berbagai permasalahan ibukota, salah satu solusi yang bisa

dilakukan sebuah negara adalah dengan memindahkan ibukotanya. Schatz (2003)

berpendapat bahwa secara teori pemindahan ibukota yang didesain dan dieksekusi

dengan baik (well-designed and well-executed) dapat memberikan peluang

ekonomi dan pelayanan pemerintahan sebagai solusi masalah ketimpangan pada

daerah lain. Pasca Perang Dunia ke-2, beberapa negara telah memindahkan

ibukotanya dengan berbagai alasan. Terdapat tiga alasan umum pemindahan

ibukota yaitu pertimbangan sosial ekonomi, pertimbangan politik, dan

pertimbangan geografis (Rukmana 2010).

Di Indonesia, wacana untuk memindahkan ibukota telah lama muncul.

Wacana ini timbul dilatarbelakangi oleh berbagai permasalahan Jakarta yang

sangat kompleks. Masalah yang ada dikarenakan perkembangan Jakarta yang

kompleks tidak diimbangi oleh manajemen kota yang baik sehingga pemerintah

Jakarta terus kewalahan menghadapi berbagai masalah tersebut.

Pembangunan Jakarta sebagai ibukota berdampak pada pembangunan

ekonomi yang terlalu memusat sehingga menimbulkan adanya sentralisasi

ekonomi nasional. Hal ini menyebabkan Jakarta semakin dipadati oleh para

pendatang dari berbagai daerah yang berharap dapat memperbaiki kehidupan

ekonominya sehingga menyebabkan tingginya arus urbanisasi. Besarnya jumlah

penduduk yang ditambah dengan tingginya arus urbanisasi menyebabkan

timbulnya berbagai masalah demografi di Jakarta.

Tabel 2 Jumlah penduduk DKI Jakarta tahun 2008 – 2012 (jiwa)

Wilayah Tahun

2008 2009 2010 2011 2012

Kepulauan Seribu 19333 19587 21082 24928 22220

Jakarta Selatan 1748251 1894889 2062232 2134830 2148261

Jakarta Timur 2195300 2623288 2693896 2925622 2801784

Jakarta Pusat 813905 924679 899515 1122974 908829

Jakarta Barat 1635246 1635645 2281945 2259606 2395130

Jakarta Utara 1201431 1422838 1645659 1715538 1715564

DKI Jakarta 7616838 8523157 9604329 10183498 9991788

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta (2013)

Jika hal ini terus dibiarkan, maka jumlah penduduk Jakarta akan kian

membengkak dan semakin memperparah masalah demografi seperti kemacetan

yang semakin merajalela karena jumlah kendaraan yang semakin banyak,

buruknya ekologi, serta ancaman penurunan tingkat kesehatan. Lahan-lahan hijau

Page 15: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · pemindahan ibukota memerlukan pembelajaran dari negara lain yang telah ... 4 Contoh negara yang memindahkan ibukotanya 25 ... (Meksiko)

4

0

2000

4000

6000

8000

10000

12000

14000

16000

2007 2008 2009 2010 2011

Jakarta

Jawa Barat

Jawa Timur

dan pohon-pohon yang semakin berkurang karena telah berubah menjadi lapisan

beton untuk dibangun perumahan-perumahan baru, semakin membuat Jakarta

gersang dan udara pun tidak sehat. Daerah penyerapan yang berkurang dan posisi

Jakarta yang berada dibawah permukaan laut menyebabkan bencana banjir sulit

untuk dihindari.

Sumber: Badan Pusat Statistik, 2013 (diolah)

Gambar 1 Jumlah kepadatan penduduk Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Timur

tahun 2007-2011 (jiwa/ km2)

Besarnya jumlah penduduk dan tingginya kepadatan diprediksi akan terus

bertambah. Hal ini dapat dilihat dari Gambar 1 yang menunjukkan tren kepadatan

penduduk Jakarta yang semakin meningkat dari tahun ke tahun dibandingkan

dengan kepadatan penduduk dua provinsi dengan jumlah penduduk terbesar di

Indonesia yaitu Jawa Barat dan Jawa Timur.

Selain masalah kependudukan, salah satu masalah besar yang menimpa

Jakarta adalah kemacetan. Hasil kajian Dinas Pekerjaan Umum provinsi DKI

Jakarta menyatakan bahwa secara ekonomi, kemacetan menyebabkan peningkatan

waktu tempuh (inefisiensi waktu), biaya transportasi, gangguan serius

pengangkutan produk ekspor-impor (logistik secara umum), penurunan tingkat

produktivitas kerja, dan terbuangnya energi secara sia-sia.1

Penelitian Japan International Corporation Agency pada tahun 2004 dalam

Mirlanda (2011) menyatakan bahwa bila tidak dilakukan perbaikan pada sistem

transportasi di Jakarta, diperkirakan lalu lintas Jakarta akan macet total pada 2020

dengan estimasi kerugian ekonomi yang terjadi sebesar Rp 28,1 triliun dan

kerugian nilai waktu perjalanan yang mencapai Rp 36,9 triliun. Komponen biaya

kerugian sebesar di atas antara lain berupa biaya bahan bakar kendaraan, biaya

1 Kebijakan Mengatasi Kemacetan di Jakarta: Menuju Penguatan Peran Departemen PU.

http://www.pu.go.id [Maret 2013]

Page 16: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · pemindahan ibukota memerlukan pembelajaran dari negara lain yang telah ... 4 Contoh negara yang memindahkan ibukotanya 25 ... (Meksiko)

5

operasi kendaraan, biaya kehilangan nilai waktu, biaya kehilangan potensi

ekonomi, transaksi tertunda, biaya pencemaran udara/ polusi yang menyebabkan

berbagai penyakit pernapasan, tekanan psikologis/ stress berat dan lainnya.

Kementerian Pekerjaan Umum di tahun 2010 juga telah mengkaji wacana

pemidahan ibukota dan merangkum berbagai masalah yang dihadapi Jakarta.

Waduk dan situ mulai tercemar berat sebesar 83%, sedangkan 17% lainnya

tercemar sedang. Kualitas air sungai kini tidak memenuhi baku mutu fisik, kimia,

dan biologi (94% telah tercemar berat dan 6% tercemar sedang). Hal yang sama

juga terjadi pada mutu air tanah, yaitu 12% tercemar berat, 20% tercemar sedang,

45% tercemar ringan, dan hanya 25% berada dalam kategori baik. Sementara itu,

daya dukung lingkungan di Jakarta sudah berada pada taraf defisit. Telapak

ekologis DKI Jakarta sudah mencapai sebesar 13,5 juta global hektar (gha),

nilainya jauh lebih tinggi dari biokapasitasnya yang sebesar 142 ribu gha.

Selanjutnya dari aspek infrastruktur perairan Jakarta dan sekitarnya telah

mengalami krisis yang cukup serius. Kapasitas pengolahan dan distribusi air

bersih masih tidak memadai, yaitu hanya 50% masyarakat terlayani, terlebih

dengan adanya tingkat kebocoran yang relatif tinggi (sebesar 47%).

Dari aspek tata kelola, kerjasama antar daerah dalam kerangka kawasan

metropolitan hingga kini juga masih belum efektif. Masing-masing daerah masih

belum mampu bersinergi sehingga masih memerlukan koordinasi yang efektif

dalam perencanaan, pemrograman hingga implementasi program pembangunan.

Kepemimpinan kolektif pada tingkat metropolitan kurang berjalan sebagaimana

yang diharapkan, sehingga Jakarta dan sekitarnya belum mampu berkembang

secara matang berdasarkan satu visi jangka panjang.2

Berbagai masalah yang menimpa Jakarta menyebabkan Jakarta dianggap

tidak lagi tepat untuk menjadi Ibukota. Jakarta dianggap sudah tidak lagi mampu

memikul tugas sebagai ibukota sebagaimana yang diamanatkan oleh Undang-

Undang Nomor 29 Tahun 2007 tentang ibukota. Jakarta dianggap gagal dalam

tanggung jawabnya dibidang pengelolaan tata ruang, sumber daya alam dan

lingkungan hidup, pengendalian penduduk dan permukiman, serta transportasi.3

Multifungsi kota Jakarta (pusat ekonomi, keuangan, bisnis, politik,

pendidikan) merupakan dampak dari sistem pemerintahan sentralistis dan sistem

multifungsi yang terpusat secara terus-menerus di Jakarta. Akibatnya sejumlah

efek bernuansa sosial (kepadatan memicu konflik lokal, kejahatan jalanan), politik

(monopoli pengelolaan keuangan pusat yang terus menerus), ekonomi (disparitas

pemerataan ekonomi antar daerah dan intra daerah) dan ekologi (rusaknya tata

ruang dan lingkungan karena kekuatan "tata uang" para pemodal kuat), menjadi

persoalan dan beban Jakarta yang tak mudah diselesaikan tanpa jalan keluar yang

inovatif yaitu pemindahan ibukota (Yunia dan Rozi 2007).

Dengan berbagai fakta yang ada, didapat kecenderungan bahwa dalam

analisis garis besar aspek keruangan, ekologis, serta dampak sosial, ekonomi, dan

politik, menunjukkan bahwa penelitian tentang pemindahan ibu kota merupakan

suatu keharusan yang harus dilakukan demi menciptakan ibukota yang baik bagi

kelangsungan pemerintahan Indonesia.

2 Keynote Speech Menteri Pekerjaan Umum, 2010

3 Lorong Keluar dari Berbagai Paradoks Pembangunan, Menuju Indonesia yang Tertata. Visi

Indonesia 2033. http://www.visi2033.or.id [Maret 2013]

Page 17: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · pemindahan ibukota memerlukan pembelajaran dari negara lain yang telah ... 4 Contoh negara yang memindahkan ibukotanya 25 ... (Meksiko)

6

Perumusan Masalah

Salah satu solusi untuk mengatasi masalah Jakarta adalah dengan

memindahkan ibukota. Ide untuk memindahkan ibukota negara dari Jakarta ke

kota lain telah banyak diwacanakan baik dari kalangan pemerintahan maupun

akademisi. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah membicarakan wacana

pemindahan ibukota negara dari Jakarta ketika menghadiri rapat kerja nasional

Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia (APPSI) di Palangkaraya pada

awal Desember 2009. Selain itu Presiden juga telah membentuk tim kecil yang

bertugas untuk mengkaji kemungkinan pemindahan ibukota dari Jakarta ke kota

lain.4

Melalui rilis Sekretariat Kabinet RI, pada 2013 Presiden telah membuat tim

informal yang bertugas untuk meriset dan mempertimbangkan rencana

pemindahan ibukota ke kota lain. Selanjutnya Presiden melalui siaran pers di

Hotel Grand Emerald, St. Petersburg, Rusia, menyatakan bahwa jika secara

ekonomi Indonesia sudah kuat melalui pertumbuhan ekonomi, GDP,

dan income per kapita, dan di sisi lain memang tidak ada solusi yang lebih baik

untuk mengatasi permasalahan Jakarta, ditambah jika ada urgensi yang tidak bisa

ditunda-tunda lagi, adalah suatu hal yang tepat jika Indonesia memikirkan suatu

tempat yang bisa dibangun untuk menjadi pusat pemerintahan yang baru. Jika

tidak ada solusi tepat untuk mengatasi permasalahan Jakarta dan ada kepentingan

mendesak, tidak keliru jika pemerintah mempertimbangkan membangun pusat

pemerintahan baru.5

Dalam sejarah Indonesia, wacana pemindahan ibukota bukanlah hal yang

baru. Di masa kolonialisme, pemerintah Hindia Belanda pernah merencanakan

pemindahan ibukota dari Jakarta ke Bandung pada tahun 1906. Kemudian pada

masa kemerdekaan, Presiden Sukarno sempat menggagas pemindahan ibukota

negara ke Palangkaraya pada saat peresmian Palangkaraya sebagai Ibukota

Provinsi Kalimantan Tengah pada tahun 1957. Bahkan Presiden Sukarno sempat

dua kali mengunjungi langsung potensi kota Palangkaraya untuk menjadi ibukota

negara. Pada periode pemerintahan Orde Baru, Presiden Suharto sempat juga

menggagas pemindahan ibukota negara ke Jonggol, Jawa Barat melalui Keppres 1

tahun 1997 tentang Koordinasi Pengembangan Kawasan Jonggol sebagai Kota

Mandiri. Rencana pemindahan ibukota ke Jonggol tidak berlanjut seiring dengan

jatuhnya pemerintahan Orde Baru pada bulan Mei 1998 (Rukmana 2010).

Kebutuhan analisis untuk mengatasi masalah Jakarta bukan lagi sebuah

pilihan, tetapi sudah menjadi hal yang mendesak. Dalam pertimbangan untuk

memindahkan ibukota, Indonesia tidak bisa hanya melihat pada masalah dalam

negeri tanpa berkaca pada pengalaman dan faktor yang memengaruhi dari negara

yang telah memindahkan ibukotanya.

Pasca Perang Dunia ke-2, belasan negara sudah memindahkan ibukotanya

dengan berbagai dorongan. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang

sangat perlu untuk belajar dari negara lain tentang apa dan bagaimana negara

memindahkan ibukotanya.

4 Kemana Istana Negara Akan Diboyong? http://www.analisadaily.com [Maret 2013]

5 Soal Pemindahan Ibukota, Julian: Belum Ada Opsi Kota Yang Dianggap Layak

http://setkab.go.id [Oktober 2013]

Page 18: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · pemindahan ibukota memerlukan pembelajaran dari negara lain yang telah ... 4 Contoh negara yang memindahkan ibukotanya 25 ... (Meksiko)

7

Tabel 3 Negara yang memindahkan ibukotanya sejak Perang Dunia ke-2

No. Negara Ibukota Lama Ibukota Baru Tahun

Relokasi

1 Montenegro Cetinje Podgorica 1946

2 Brasil Rio de Janeiro Brasilia 1960

3 Pakistan Rawalpindi Islamabad 1967

4 Belize Belize City Belmopan 1970

5 Guinea Bissau Boe Bissau 1974

6 Malawi Zomba Lilongwe 1974

7 Filipina Quezon City Manila 1976

8 Sri Lanka Colombo Sri Jayawardenapura Kotte 1982

9 Pantai Gading Abidjan Yamoussoukro 1983

10 Nigeria Lagos Abuja 1991

11 Tanzania Dodoma Dar Es Salaam 1996

12 Kazakhstan Almaty Astana 1997

13 Myanmar Rangoon Naypyidaw 2005

Alasan umum pemindahan ibukota adalah pertimbangan sosial ekonomi,

pertimbangan politik, dan pertimbangan geografis (Rukmana 2010). Indonesia

perlu mempertimbangkan ketiga faktor tersebut dalam analisis untuk

memindahkan ibukotanya, tidak hanya analisis di dalam negeri, namun juga

analisis dari pengalaman negara lain di dunia yang sudah memindahkan

ibukotanya. Pengalaman dari berbagai negara yang telah memindahkan

ibukotanya akan memberikan masukan dan pertimbangan yang sekiranya dapat

digunakan sebagai bahan analisis yang lebih tepat untuk mengkaji masalah di

Indonesia.

Hasil analisis dari negara-negara yang telah memindahkan ibukotanya akan

menjadi penting karena akan menunjukkan seberapa besar faktor-faktor tertentu

yang memengaruhi sebuah negara dalam memindahkan ibukotanya. Hal ini

diperlukan agar keputusan yang nanti diambil dapat mempertimbangkan faktor-

faktor yang signifikan dengan lebih baik dan mendalam dalam kaitannya dengan

pemindahan ibukota negara.

Berdasarkan beberapa penjelasan yang diuraikan di atas, perumusan

masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apa saja

karakteristik dari negara-negara yang telah memindahkan ibukotanya? Apa saja

faktor-faktor yang memengaruhi negara untuk memindahkan ibukotanya?

Page 19: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · pemindahan ibukota memerlukan pembelajaran dari negara lain yang telah ... 4 Contoh negara yang memindahkan ibukotanya 25 ... (Meksiko)

8

Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah dibahas,

tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu:

1. Mendeskripsikan karakteristik negara yang memindahkan ibukotanya

2. Menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi pemindahan ibukota negara

Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna baik bagi penulis maupun

pihak-pihak lain yang berkepentingan. Manfaat yang diharapkan tersebut antara

lain adalah:

1. Memberikan gambaran mengenai karakteristik dan faktor yang

memengaruhi negara untuk memindahkan ibukotanya.

2. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan menjadi landasan

berpikir bagi pemerintah untuk merumuskan kebijakan pembangunan kota

dan lebih lanjut dalam perumusan mengenai rencana pemindahan ibukota

negara.

3. Diharapkan agar penelitian ini dapat menjadi sumber informasi dan

masukan dalam penelitian-penelitian selanjutnya.

Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini akan mengalisis faktor-faktor dan karakteristik yang

memengaruhi negara terhadap pemindahan ibukota. Data yang diambil merupakan

data sekunder yang dikumpulkan dari berbagai sumber resmi seperti The World

Bank, Global Finance Data (GFD), United Nation Data (UNdata) dan laporan

statistik ekonomi negara tersebut. Data yang diambil adalah data-data yang diduga

berhubungan dengan faktor yang menunjukkan karakteristik negara untuk

memindahkan ibukotanya.

Negara yang diteliti adalah negara-negara di dunia yang telah memindahkan

ibukotanya dan negara yang belum memindahkan ibukotanya. Negara

dikelompokkan menjadi dua, yaitu negara yang sudah memindahkan ibukotanya

(relocated capitals atau constructed capitals) dan negara yang tidak

memindahkan ibukotanya. Jumlah negara disesuaikan agar negara yang

memindahkan ibukotanya dan negara yang tidak memindahkan ibukotanya

perbandingannya sama. Pemilihan negara yang tidak memindahkan ibukotanya

dilakukan melalui purposive sampling yang dianggap dapat merepresentasikan

contoh.

Page 20: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · pemindahan ibukota memerlukan pembelajaran dari negara lain yang telah ... 4 Contoh negara yang memindahkan ibukotanya 25 ... (Meksiko)

9

TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan Pustaka

Pengertian Kota

Dalam pengertian geografis, kota adalah suatu tempat yang penduduknya

rapat, rumah berkelompok, dan mata pencaharian penduduknya bukan pertanian.

Sementara menurut Bintarto dalam Marangkup dan Eka (2006), kota dalam

tinjauan geografi adalah suatu bentang budaya yang ditimbulkan oleh unsur-unsur

alami dan non alami dengan gejala-gejala pemusatan penduduk yang cukup besar,

dengan corak kehidupan yang bersifat heterogen dan materialistis dibandingkan

dengan daerah di belakangnya. Tinjauan di atas merupakan batasan kota dari segi

sosial. Dalam perkembangannya, konsep-konsep kota paling tidak dapat dilihat

dari empat sudut pandang, yaitu segi fisik, administratif, sosial, dan fungsional.

Dengan banyaknya sudut pandang dalam membatasi kota, mengakibatkan

pemahaman kota dapat berdimensi jamak dan selama ini tidak satupun batasan

tolak ukur kota yang dapat berlaku secara umum.

Kota dalam tinjauan fisik atau morfologi menekankan pada bentuk-bentuk

kenampakan fisikal dari lingkungan kota. Smailes dalam Marangkup dan Eka

(2006) memperkenalkan 3 unsur morfologi kota yaitu penggunaan lahan, pola-

pola jalan dan tipe atau karakteristik bangunan. Sementara itu Conzen dalam

Marangkup dan Eka (2006) juga mengemukakan unsur -unsur yang serupa dengan

yang dikemukakan Smailes, yaitu plan, architectural style, dan land use.

Berdasarkan pada berbagai macam unsur morfologi kota yang dikemukakan di

atas, terlihat bahwa secara umum unsur-unsur morfologi kota berkisar antara

karakteristik bangunan, pola jalan dan penggunaan lahan. Unsur-unsur ini yang

paling sering digunakan untuk mengenali suatu daerah secara morfologis.

Menurut Kostof dalam Ardian (2007), kota adalah leburan dari bangunan

dan penduduk, sedangkan bentuk kota pada awalnya adalah netral tetapi

kemudian berubah sampai hal ini dipengaruhi dengan budaya yang tertentu.

Bentuk kota ada dua macam, yaitu geometri dan organik. Terdapat dikotomi

bentuk perkotaan yang didasarkan pada bentuk geometri kota yaitu planned dan

unplanned.

Bentuk Planned (terencana) dapat dijumpai pada kota-kota Eropa abad

pertengahan dengan pengaturan kota yang selalu regular dan rancangan

bentuk geometrik.

Bentuk Unplanned (tidak terencana) banyak terjadi pada kota-kota

metropolitan, dimana satu segmen kota berkembang secara spontan dengan

bermacam-macam kepentingan yang saling mengisi, sehingga akhirnya kota

akan memiliki bentuk semaunya yang kemudian disebut dengan organic

pattern, bentuk kota organik tersebut secara spontan, tidak terencana dan

memiliki pola yang tidak teratur dan non-geometrik.

Page 21: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · pemindahan ibukota memerlukan pembelajaran dari negara lain yang telah ... 4 Contoh negara yang memindahkan ibukotanya 25 ... (Meksiko)

10

Tipe Ibukota

Dalam menjalankan perannya, ibukota memiliki beberapa tipe yang berbeda.

Sebuah kota ada yang menjadi pusat eksekutif, legislatif, dan yudikatif sekaligus,

dan ada kota yang menjadi pusat salah satu dari fungsi tersebut saja. Meskipun

sebagian besar ibukota memiliki fungsi yang paling dominan dalam pemerintahan,

namun tidak semua kota sama. Hall (2006) membagi kota dalam tujuh tipe, yaitu:

1. Multi-Function Capitals: mengkombinasikan semua atau sebagian besar

fungsi tertinggi dari fungsi pemerintahan di level nasional (London, Paris,

Madrid, Stockholm, Moscow, Tokyo).

2. Global Capitals: kondisi spesial dari tipe pertama dimana ibukota juga

memiliki peran di tingkat super-nasional dalam politik, komersial (ekonomi),

atau keduanya (London, Tokyo).

3. Political Capitals: memiliki fungsi sebagai kota pusat pemerintahan, tetapi

tidak memiliki peran sebagai kota pusat ekonomi (The Hague, Bonn,

Washington, Ottawa, Canberra, Brasília).

4. Former Capitals: kota yang pernah menjadi ibukota (tidak lagi memiliki

status sebagai ibukota) tetapi tetap memertahankan fungsi historisnya (St.

Petersburg, Philadelphia, Rio de Janeiro).

5. Ex-Imperial Capitals: kondisi spesial dari tipe ketiga, dimana kota

merupakan mantan ibukota dimasa kerajaan yang kembali menjadi ibukota

dimasa modern. Kota tersebut juga memiliki fungsi penting dalam kegiatan

ekonomi dan budaya untuk wilayah mantan kerajaannya (London, Madrid,

Lisbon, Vienna).

6. Provincial Capitals: kondisi spesial dalam negara federal. Mirip seperti tipe

ketiga, sebuah kota pernah memiliki status sebagai ibukota secara de facto,

namun di era modern telah kehilangan statusnya. Perubahan status tersebut

tidak memengaruhi fungsi mereka terhadap daerah di sekelilingnya (Milan,

Turin, Stuttgart, Munich, Montréal, Toronto, Sydney, Melbourne).

7. Super Capitals: kota yang memiliki peran dan fungsi sebagai pusat dari

organisasi internasional. Kota ini hanyalah kota biasa ataupun kota yang

memiliki status sebagai sebuah ibukota (Brussels, Strasbourg, Geneva,

Rome, New York).

Selain tujuh tipe diatas, Campbell (2004) merangkum berbagai macam tipe

ibukota dan membaginya kedalam enam kategori utama. Campbell merangkum

dengan mempertimbangkan aspek historis yang ada dalam kota tersebut.

Kategorinya adalah:

1. Classic Capitals: Jakarta, Bogota, Caracas, London, Madrid, Mexico City).

2. Relocated Capitals: Ankara (dari Istanbul 1923, Turki), Astana (dari

Almaty 1998, Kazakhstan), Lilongwe (dari Blantyre 1976, Malawi).

3. Constructed Capitals: Abuja (dari Lagos 1991, Nigeria), Brasilia (dari Rio

de Janeiro 1960, Brasil), Canberra (dari Melbourne 1927, Australia),

Islamabad (dari Karachi 1960, Pakistan).

4. Federal Capitals: Canberra (Australia), Kinshasa (Kongo), Moscow (Rusia),

Ottawa (Kanada).

5. Split Capitals: Amsterdam/ The Hague (Belanda), Bloemfontein/ Cape

Town (Afrika Selatan).

Page 22: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · pemindahan ibukota memerlukan pembelajaran dari negara lain yang telah ... 4 Contoh negara yang memindahkan ibukotanya 25 ... (Meksiko)

11

6. Archipelago Capitals: Jakarta (di pulau Jawa, Indonesia), Tokyo (di pulau

Honshu, Jepang).

7. Capitals with Unique Jurisdictions: Abuja (Federal Capital Territory,

Nigeria), Brasilia (Federal District, Brasil), Mexico City (Federal District,

Meksiko).

Berdasarkan pengkategorian dari Hall dan Campbell, sebuah ibukota yang

memindahkan ibukotanya dapat dikategorikan dalam tipe former capitals,

relocated capitals, dan constructed capitals.

Faktor yang Berpengaruh Dalam Perkembangan Kota

Dalam perkembangan kota terdapat banyak faktor yang memengaruhinya,

baik sosial, ekonomi, maupun geografi, yang seringkali sangat signifikan.

Perkembangan kota dipengaruhi berbagai aspek yang sangat signifikan ini

membuat pengembangan wilayah tidak dapat lepas dari adanya ikatan-ikatan

ruang perkembangan wilayah baik secara geografis maupun sosial-ekonomi.

Raharjo dalam Marangkup dan Eka (2006) mengungkapkan variabel-variabel

yang memengaruhi perkembangan kota, yaitu:

1. Penduduk, keadaan penduduk, proses penduduk, lingkungan sosial

penduduk.

2. Lokasi yang strategis, sehingga aksesibilitasnya tinggi.

3. Fungsi kawasan perkotaan.

4. Kelengkapan fasilitas sosial ekonomi yang merupakan faktor utama

timbulnya perkembangan dan pertumbuhan pusat kota.

5. Kelengkapan sarana dan prasarana transportasi untuk meningkatkan

aksesibilitas penduduk ke segala arah.

6. Faktor kesesuaian lahan.

7. Faktor kemajuan dan peningkatan bidang teknologi yang mempercepat

proses pusat kota mendapatkan perubahan yang lebih maju.

Hendarto dalam Novita (2003) mengatakan bahwa pertumbuhan dan

perkembangan kota pada prinsipnya menggambarkan proses berkembangnya

suatu kota. Pertumbuhan kota mengacu pada pengertian secara kuantitas, yang

dalam hal ini diindikasikan oleh besaran faktor produksi yang dipergunakan oleh

sistem ekonomi kota tersebut. Sedangkan perkembangan kota mengacu pada

kualitas, yaitu proses menuju suatu keadaan yang bersifat pematangan. Indikasi

ini dapat dilihat pada struktur kegiatan perekonomian dari primer ke sekunder

atau tersier. Secara umum kota akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan

melalui keterlibatan aktivitas sumber daya manusia berupa peningkatan jumlah

penduduk dan sumber daya alam dalam kota yang bersangkutan.

Pada umumya terdapat tiga faktor utama yang memengaruhi perkembangan

kota, yaitu:

1. Faktor penduduk, yaitu adanya pertambahan penduduk baik disebabkan

karena pertambahan alami maupun karena migrasi.

2. Faktor sosial ekonomi, yaitu perkembangan kegiatan usaha masyarakat

Page 23: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · pemindahan ibukota memerlukan pembelajaran dari negara lain yang telah ... 4 Contoh negara yang memindahkan ibukotanya 25 ... (Meksiko)

12

3. Faktor sosial budaya, yaitu adanya perubahan pola kehidupan dan tata cara

masyarakat akibat pengaruh luar, komunikasi, dan sistem informasi.

Dalam menentukan perkembangan kota memang terdapat berbagai variabel

yang diukur. Mengenai hal ini Campbell (2004) menentukan tiga faktor penting

yang dapat membedakan perkembangan ibukota yaitu ukuran dan struktur

pemerintahan, kondisi ekonomi sebuah negara, dan waktu dimana ibukota sudah

bisa berdiri stabil relatif terhadap kondisi politik dan perkembangan ekonomi

negara yang bersangkutan. Penentuan faktor ini berguna agar penggunaan variabel

yang terlalu banyak dapat dihindari, dan sebaliknya, tiga faktor tersebut dapat

dielaborasi lebih lanjut sehingga dapat menentukan variabel-variabel baru yang

dapat diukur untuk menentukan perkembangan sebuah kota ataupun ibukota.

GDP

Gross Domestic Product (GDP) atau Produk Domestik Bruto (PDB)

diyakini sebagai indikator ekonomi terbaik dalam menilai perkembangan ekonomi

suatu negara. Mankiw (2008) mendefinisikan GDP sebagai nilai pasar semua

barang-barang dan jasa-jasa yang diproduksi dalam perekonomian selama kurun

waktu tertentu, dan perhitungan pendapatan nasional ini mempunyai ukuran

makro utama tentang kondisi suatu negara. Pada umumnya perbandingan kondisi

antar negara dapat dilihat dari pendapatan nasionalnya. Dalam menentukan

apakah suatu negara berada dalam kelompok negara maju atau berkembang, maka

Bank Dunia (The World Bank) melakukannya melalui pengelompokan besarnya

GDP, dan GDP suatu negara sama dengan total pengeluaran atas barang dan jasa

dalam perekonomian (Todaro dan Smith 2003).

Todaro dan Smith (2003) lebih lanjut mengatakan bahwa GDP adalah

indikator yang mengukur jumlah output final barang (goods) dan jasa (services)

yang dihasilkan oleh perekonomian suatu negara, dalam wilayah negara tersebut,

baik oleh penduduk (warga negara) sendiri maupun bukan penduduk (misalnya,

perusahaan asing), tanpa memandang apakah produksi output tersebut nantinya

akan dialokasikan ke pasar domestik atau luar negeri. Dengan demikian warga

negara yang bekerja di negara lain, pendapatannya tidak dimasukan ke dalam

GDP. Sebagai gambaran, GDP Indonesia dihitung melalui kontribusi Warga

Negara Indonesia (WNI) maupun Warga Negara Asing (WNA) yang ada di

Indonesia tetapi tidak mengikutsertakan produk WNI di luar negeri.

Pertumbuhan Ekonomi

Secara umum, pertumbuhan ekonomi didefinisikan sebagai peningkatan

kemampuan dari suatu perekonomian dalam memproduksi barang-barang dan

jasa-jasa. Pertumbuhan ekonomi menunjukkan sejauh mana aktivitas

perekonomian akan menghasilkan tambahan pendapatan masyarakat pada suatu

periode tertentu. Pada dasarnya aktivitas perekonomian adalah suatu proses

penggunaan faktor-faktor produksi untuk menghasilkan output, maka proses ini

pada gilirannya akan menghasilkan suatu aliran balas jasa terhadap faktor

produksi yang dimiliki oleh masyarakat. Perekonomian dianggap mengalami

pertumbuhan jika seluruh balas jasa riil terhadap penggunaan faktor produksi pada

Page 24: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · pemindahan ibukota memerlukan pembelajaran dari negara lain yang telah ... 4 Contoh negara yang memindahkan ibukotanya 25 ... (Meksiko)

13

tahun tertentu lebih besar dari pada tahun sebelumnya. Berdasarkan hal ini, maka

dengan kata lain perekonomian dikatakan mengalami pertumbuhan jika

pendapatan riil masyarakat pada tahun tertentu lebih besar dari pada pendapatan

riil masyarakat pada tahun sebelumnya (Basri dalam Sihombing 2012).

Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan ekonomi lebih

menunjukkan kepada perubahan yang bersifat kuantitatif (quantitative change)

dan biasanya diukur dengan menggunakan data Gross Domestic Product (GDP)

atau pendapatan atau nilai akhir pasar (total market value) dari barang-barang

akhir dan jasa-jasa (final goods and services) yang dihasilkan dari suatu

perekonomian selama kurun waktu tertentu (biasanya satu tahun).

Negara Kepulauan

Menurut United Nations Convention on the Law of the Sea/ UNCLOS,

sesuai dengan Pasal 46 UNCLOS, definisi negara kepulauan itu adalah terdiri atas

satu atau lebih kepulauan, sedangkan "kepulauan" adalah sekelompok pulau,

termasuk bagian pulau, perairan, dan fitur alami yang terkait erat membentuk

entitas geografi, ekonomi, dan politik intrinsik. Persyaratan negara kepulauan

sesuai dengan Pasal 47 UNCLOS adalah menarik garis pangkal lurus kepulauan

yang menghubungkan pulau terluar, tidak mengabaikan konfigurasi umum

kepulauan, rasio daratan dan lautan dari mulai 1:1 hingga 9:1, dan panjang garis

pangkal tidak lebih dari 125 mil laut.6

Model Logit

Analisis regresi logit merupakan bagian dari analisis regresi. Analisis ini

mengkaji hubungan pengaruh-pengaruh peubah penjelas (χ) terhadap peubah

respon (Y) melalui model persamaan matematis tertentu. Namun jika peubah

respon dari analisis regresinya berupa kategorik, maka analisis regresi yang

digunakan adalah analisis regresi logit (Hosmer dan Lemeshow 1989). Peubah

kategori bisa merupakan suatu pilihan ya/ tidak atau suka/ tidak. Sedangkan

peubah penjelas pada analisis regresi logit ini dapat berupa peubah kategori

maupun numerik, untuk menduga besarnya peluang kejadian tertentu dari kategori

peubah respon.

Model logit diturunnkan berdasarkan fungsi peluang logistik kumulatif yang

dispesifikasikan sebagai berikut:

Pi = F(Zi) = F(α+βXi) =

=

(1)

=

(2)

Peubah Pi/ (1-Pi) dalam persamaan di atas disebut odds, yang sering juga

diistilahkan dengan risiko atau kemungkinan, yaitu rasio peluang terjadi pilihan

satu terhadap peluang terjadinya pilihan nol alternatifnya. Nilai Odds adalah suatu

6 United Nations Convention on the Law of the Sea , 10 Desember 1982

Page 25: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · pemindahan ibukota memerlukan pembelajaran dari negara lain yang telah ... 4 Contoh negara yang memindahkan ibukotanya 25 ... (Meksiko)

14

indikator kecenderungan seseorang menentukan pilihan satu. Jika persamaan (2)

ditransformasikan dengan logaritma natural maka:

= ln

→ ln

= = α+βXi (3)

Persamaan (3) ini menunjukan bahwa salah satu karakteristik penting dari

model logit adalah bahwa model ini mentransformasikan masalah prediksi

peluang dalam selang (0;1) ke masalah prediksi log odds tentang kejadian (Y=1)

dalam selang bilangan riil (Juanda 2009).

Tinjauan Penelitian Terdahulu

Studi tentang konsep pemindahan ibukota yang dilakukan oleh Schatz

(2003) mengungkapkan bahwa pemindahan ibukota (pemindahan secara fisik

pusat negara dari satu lokasi ke lokasi lain) adalah cara biasa (tidak seaneh seperti

yang terlihat) yang dilakukan untuk membuat bentuk suatu negara. Dalam

penelitian ini diungkapkan bahwa ada keterkaitan antara politik geografi dengan

pembangunan nasional dalam pemindahan ibukota. Pemindahan ibukota

seringkali tidak hanya dilakukan atas dasar rasional-teknik semata, namun lebih

daripada itu ada alasan politis dan sosial yang dilakukan dalam pemindahan

tersebut. Pemindahan ibukota adalah salah satu cara inovatif untuk membentuk

negara (buiding states) dan karakter bangsa (national identification). Kebijakan

ini merupakan kebijakan besar dimana kebanyakan pemimpin tidak berani untuk

melakukannya karena besarnya biaya finansial, logistik, dan politik. Seperti

kebijakan-kebijakan politis, kebijakan pemindahan ibukota dipengaruhi oleh

berbagai faktor. Perbedaan perspektif akan menghasilkan suatu variabel yang

berbeda dengan variabel yang diambil dengan perspektif lain. Dari analisis yang

telah dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa pemindahan ibukota (khususnya

dalam analisis mengenai pemindahan ibukota Kazakhstan dari Almaty ke Astana)

tidak hanya dilakukan berdasarkan alasan rasional-teknis, namun lebih dari itu

dilakukan atas dasar pertimbangan sosial dan budaya seperti pembentukan

karakter bangsa dan negara. Pemindahan ibukota juga sangat dipengaruhi oleh

corak negara tersebut seperti pemerintahan negara, persebaran budaya, dan

kondisi negara setelah masa imperialisme. Hal penting lain yang juga ditemukan

adalah ketika lokasi dari pemindahan ibukota seringkali dikompetisikan dalam

formasi dan konsolidasi dari pemerintah (yang seringkali menimbulkan

kontroversi), walaupun kontroversi tersebut bertedensi menghilang setelah

pemilihan ibukota baru.

Mewacanakan pemindahan ibukota keluar Jakarta mesti dipahami sebagai

suatu proses penting sebelum menentukan keputusan besar untuk memindahkan

ibukota keluar Jakarta atau tetap menempatkan Jakarta sebagai ibukota negara.

Rukmana (2010) mengungkapkan pengalaman dari berbagai negara menunjukkan

bahwa pemindahan ibukota tidak semata didorong oleh pertimbangan kondisi

ibukota lama yang sudah terlalu padat dan kurang tersedianya infrastruktur dan

fasilitas perkotaan. Pertimbangan politik dan sosio-ekonomi juga menjadi faktor

penting dalam keputusan pemindahan ibukota negara. Sementara itu terdapat tiga

alasan umum pemindahan ibukota, yaitu pertimbangan politik, pertimbangan

sosio-ekonomi, dan pertimbangan fisik. Pertimbangan politik seringkali menjadi

Page 26: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · pemindahan ibukota memerlukan pembelajaran dari negara lain yang telah ... 4 Contoh negara yang memindahkan ibukotanya 25 ... (Meksiko)

15

pertimbangan utama dalam pemindahan ibukota. Dalam pertimbangan ini berguna

untuk meningkatkan persatuan nasional (national cohesion), membangun simbol

kebangkitan negara, dan merepresentasikan lebih baik keragaman suku bangsa

adalah pertimbangan yang digunakan pemerintah Brasil, Nigeria, dan Pakistan

dalam memindahkan ibukota negaranya masing-masing.

Rawat (2005) melakukan penelitian tentang perspektif global-lokal dalam

pemindahan ibukota menyatakan bahwa faktanya, kebijakan pemindahan ibukota

dalam sejarahnya banyak dilakukan oleh pemimpin yang kuat dan ambisius jika

dibandingkan oleh kekuatan demokrasi. Hal ini karena sulitnya usaha —yang

melibatkan aliansi politik— untuk meyakinkan publik bahwa biaya besar yang

dikeluarkan oleh sumberdaya pemerintah tidak sia-sia dan bermanfaat.

Selanjutnya, kemunculan ibukota-ibukota baru di pertengahan abad ke-20 datang

untuk merepresentasikan harapan dan mimpi dari negara yang baru merdeka. Hal

ini menunjukkan bahwa banyak negara yang memindahkan ibukotanya untuk

membangun kembali negaranya dari keterpurukan. Perpindahan ibukota tidak

hanya dilihat dalam persepektif lokal, namun juga perspektif global untuk

menciptakan kota yang memiliki budaya hibrid, kosmopolitan, dan memiliki daya

saing global yang baik yang terhubung dalam jaringan internasional.

Dalam penelitiannya tentang hubungan antara politik dengan geografi di

kawasan Eropa, Dascher (2000) menganalisis hubungan antara pengaruh kekuatan

politik di ibukota dan kekuatan politik regional dan dampaknya terhadap ekonomi.

Dari hasil analisis dapat diambil kesimpulan bahwa lokasi geografi dan politik

memiliki hubungan dan berdampak pada ekonomi rumah tangga serta landskap

ekonomi negara. Walaupun kota yang berbeda memiliki ukuran kota yang

berbeda pula, namun kekuatan politik dari pusat pemerintahan yang ada di ibukota

memiliki kekuatan yang lebih kuat dalam hal produksi dan konsumsi jika

dibandingkan dengan kekuatan regional. Besarnya kota dianggap sebagai hasil

endogenus dimana besaran kota memengaruhi besarnya eksternalitas.

Sutikno (2007) merangkum permasalahan yang dialami Jakarta yaitu: (1)

pemerintahan sentralitis, sehingga sistem kekuasaan yang memusat membuat

sistem pemerintahan daerah kehilangan kemandirian dan fungsi birokrasi tidak

dapat berkembang melayani dan memfasilitasi partisipasi masyarakat; (2)

kedekatan sumber pusat pemerintahan dan pusat ekonomi yang mengerucut pada

elite dan hampir tanpa kontrol dari rakyat secara konstitusional maupun publik;

(3) pemusatan fungsi yang akhirnya membawa beban bagi Jakarta yang ditandai

dengan ledakan jumlah penduduk, kemacetan lalu lintas, kesenjangan ekonomi,

kerawanan sosial, kekerasan, dan kejahatan; (4) permasalahan selanjutnya diikuti

krisis ekologi, yang berupa pencemaran udara, pencemaran air tanah, air bersih,

banjir rutin, tataruang yang semrawut, munculnya kawasan kumuh, lingkungan

hidup yang kurang nyaman; (5) konflik mudah terjadi antara kepentingan

ekonomi dan ekologi, kepentingan sesaat dan jangka panjang, kepentingan elit

dan masyarakat. Dalam analisis dihasilkan dua kesimpulan yaitu (1) pemindahan

ibu kota merupakan suatu keharusan, tetapi dengan tenggang waktu, dan

seharusnya tidak sebagai wacana lagi; (2) ibu kota negara tetap di Jakarta tetapi

pemindahan beberapa departemen dan pusat-pusat kegiatan dialihkan ke luar

Jakarta.

Dalam kasus wacana pemindahan ibukota di Indonesia, wacana ini

dianggap sangat memungkinkan karena di dalam Undang-Undang Dasar Republik

Page 27: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · pemindahan ibukota memerlukan pembelajaran dari negara lain yang telah ... 4 Contoh negara yang memindahkan ibukotanya 25 ... (Meksiko)

16

Indonesia dan Amandemennya, tidak atau belum mengatur secara tegas tentang

hal tersebut. Dalam Bab II ayat (2) UUD NKRI tertulis: Majelis Permusyawaratan

Rakyat bersidang sedikitnya sekali dalam lima tahun di ibu kota negara. Dalam

UUD tersebut tidak ada pasal yang menyebutkan dimana dan bagaimana ibu kota

negara diatur. Dengan demikian, terdapat fleksibilitas yang tinggi dalam mengatur

termasuk memindahkan ibu kota negara. Selanjutnya dalam penelitian terhadap

opini masyarakat internal ISIIP Jakarta dan analisis literatur, menunjukkan bahwa

dalam waktu lima tahun ke depan wacana perpindahan ibukota mesti sudah

ditindaklanjuti oleh pihak terkait dengan serius. Pertama, secara umum (34%)

responden memberikan respon bahwa gagasan pemindahan ibu kota di Indonesia

baru sekedar wacana, dan ada 25% responden yang berpandangan optimis

pemindahan ibukota harus segera diwujudkan dalam waktu 10 tahun ke depan.

Kedua, mayoritas (46%) responden setuju terhadap gagasan pemindahan ibukota

secara bergilir di antara propinsi di Indonesia atau di antara tiga daerah waktu.

Ketiga, alasan yang menjadi pertimbangan pokok pemindahan ibukota negara.

Suara terbanyak (17%) responden mensyaratkan lokasi tersebut belum padat.

Sebanyak 16% responden mensyaratkan lokasinya kondusif dan strategis. Sekitar

14% responden mensyaratkan efisien ditempuh dari ibukota yang lama. Keempat,

bagaimana sebaiknya pemindahan ibu kota dilakukan. Mayoritas (33%)

responden berpandangan pemindahan ibukota dilakukan dengan langkah teknis

seperti memindahkan kantor kepresidenan, departemen, parlemen dan kedutaan

asing secara bertahap (Yunia dan Rozi 2007).

Kerangka Pemikiran

Peran Jakarta yang sangat mendominasi dalam berbagai aspek di

Indonesia tidak lepas dari faktor sejarah. Jakarta merupakan ibukota yang

termasuk dalam ex-imperial capitals dalam tujuh tipe ibukota Peter Hall, dimana

Jakarta menjadi ibukota karena peran tersebut yang telah melekat sejak jaman

pejajahan Belanda. Sejak dahulu, Belanda telah menjadikan Jakarta sebagai pusat

keluar-masuk barang dari dan ke Indonesia dan pusat pemerintahan sehingga

Jakarta menjelma sebagai pusat ekonomi dan politik jaman penjajahan. Di era

kemerdekaan, peran tersebut tidak berubah dan bahkan semakin kuat dan melebar

ke dominasi politik dan ekonomi terhadap daerah-daerah lain di Indonesia.

Kekuatan Jakarta yang tak diimbangi dengan manajemen dan perencanaan kota

yang baik mengakibatkan timbulnya berbagai permasalahan yang menerpa Jakarta

dan merembet pula di skala nasional. Permasalahan yang menerpa Jakarta mulai

dari masalah demografi, ekologi, dan ekonomi, seperti tingginya kepadatan

penduduk, kencangnya arus urbanisasi, potensi bencana banjir, pencemaran

lingkungan, kemiskinan, kesehatan, dan kriminalitas. Selain itu pemusatan

berbagai aspek kehidupan di Jakarta menimbulkan sentralisasi yang sangat buruk

di Indonesia sehingga menimbulkan kecemburuan sosial serta ketimpangan

ekonomi. Berbagai permasalahan yang ada akhirnya menimbulkan wacana

kebijakan untuk memindahkan ibukota dari Jakarta ke kota lain di Indonesia.

Wacana pemindahan ibukota sebenarnya bukanlah wacana baru. Sejak

zaman penjajahan, Orde Lama, Orde Baru, hingga era demokrasi wacana ini terus

bergulir. Sayangnya selama ini wacana hanyalah sekedar menjadi wacana tanpa

eksekusi matang dan penelitian lebih lanjut. Pemerintah terlihat kurang memiliki

Page 28: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · pemindahan ibukota memerlukan pembelajaran dari negara lain yang telah ... 4 Contoh negara yang memindahkan ibukotanya 25 ... (Meksiko)

17

political will untuk menyelesaikan masalah Jakarta dan Indonesia dengan

kebijakan yang strategis, sedangkan menurut Rawat (2005) kebijakan pemindahan

ibukota dalam sejarahnya banyak dilakukan oleh pemimpin yang kuat dan

ambisius jika dibandingkan oleh kekuatan demokrasi. Sebagaimana Nehru dari

India, Khan dari Pakistan, Kubitschek dari Brasil, yang percaya bahwa kota yang

direncakan dengan baik (well planned) akan berkontribusi dalam modernisasi dan

menjadi dasar bagi pembangunan di masa depan.

Dalam penelitian tentang pemindahan ibukota, Indonesia harus banyak

belajar dari negara lain yang telah memindahkan ibukotanya. Sejak Perang Dunia

ke-2, belasan negara telah melakukan kebijakan untuk memindahkan ibukotanya.

Kebijakan pemindahan ibukota tak bisa dilepaskan dalam teori perkembangan

ibukota. Hendarto dalam Novita (2003) mengungkapkan tiga faktor utama

perkembangan ibukota yaitu faktor penduduk, faktor sosial ekonomi, dan faktor

sosial budaya. Dascher (2000) juga mengungkapkan bahwa ada keterkaitan antara

politik dengan geografi dalam analisis cross section ibukota negara. Schatz (2004)

dalam penelitiannya dengan negara mantan Uni Soviet dalam 12 periode dan

negara Afrika dalam 26 tahun periode mengungkapkan bahwa pemindahan

ibukota juga berfungsi untuk membangun karakter bangsa dan negara.

Analisis dari negara lain akan menjadi masukan dan pelajaran yang

berharga untuk Indonesia. Dengan melihat faktor pendorong dari negara lain,

Indonesia dapat membandingkan kondisinya dengan hasil analisis sehingga dapat

menentukan kebijakan dengan lebih baik. Berikut adalah kerangka pemikiran

yang disajikan dalam Gambar 2.

Page 29: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · pemindahan ibukota memerlukan pembelajaran dari negara lain yang telah ... 4 Contoh negara yang memindahkan ibukotanya 25 ... (Meksiko)

18

Pemindahan Ibukota

Negara Dunia

Ekonomi Politik Geografi

Analisis Regresi Logistik

Masalah

Jakarta

Masalah

Nasional

Wacana

Pemindahan

Ibukota

Kondisi di

Indonesia

Permasalahan

Ibukota

Rekomendasi Kebijakan

Gambar 2 Kerangka pemikiran

Hipotesis Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian dan kerangka pemikiran,

maka hipotesis penelitian ini adalah:

a. GDP per kapita memiliki pengaruh negatif terhadap peluang negara untuk

memindahkan ibukotanya. Hal ini dikarenakan semakin tinggi GPD per

kapita yang dimiliki sebuah negara maka negara tersebut termasuk dalam

kategori negara maju. Negara maju biasanya memiliki perekonomian,

Page 30: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · pemindahan ibukota memerlukan pembelajaran dari negara lain yang telah ... 4 Contoh negara yang memindahkan ibukotanya 25 ... (Meksiko)

19

teknologi, dan manajamen kota yang baik. Hal ini biasanya membuat negara

maju sehingga bisa mengatasi berbagai masalah ekonomi dan demografi

yang biasanya timbul di ibukota sehingga negara maju tidak perlu sampai

memindahkan ibukotanya.

b. Pertumbuhan ekonomi memiliki pengaruh negatif terhadap peluang negara

untuk memindahkan ibukotanya, sebab semakin tinggi pertumbuhan

ekonomi maka semakin baik kondisi perekonomian sebuah negara. Negara

yang memiliki perekonomian yang baik biasanya termasuk kedalam negara

maju yang memiliki kebijakan dan tata kelola kota yang baik sehingga bisa

mengatasi berbagai masalah yang timbul di ibukotanya.

c. Luas wilayah memiliki pengaruh negatif terhadap peluang negara untuk

memindahkan ibukotanya, karena semakin luas sebuah negara maka negara

tersebut memiliki lahan yang cukup untuk menampung pertumbuhan

penduduk dan kepadatan populasi negaranya.

d. Populasi memiliki pengaruh positif terhadap peluang negara untuk

memindahkan ibukotanya. Hal ini dikarenakan semakin tinggi populasi

sebuah negara maka negara tersebut akan semakin padat dan cenderung

memiliki permasalahan demografi dalam kotanya sehingga semakin

mendorong sebuah negara untuk memindahkan ibukotanya.

e. Kepadatan penduduk memiliki pengaruh positif terhadap peluang negara

untuk memindahkan ibukotanya. Hal ini dikarenakan semakin tinggi

kepadatan penduduk suatu negara maka negara tersebut lebih cenderung

memiliki masalah-masalah demografi. Kota yang terlampau padat juga

biasanya memiliki kualitas hidup yang tidak baik karena tingginya harga

dan berbagai masalah perkotaan. Masalah yang timbul akibat kepadatan

penduduk bisa menciptakan masalah yang mengharuskan negara tersebut

memindahkan ibukotanya.

f. Bentuk negara republik memiliki pengaruh negatif terhadap peluang negara

untuk memindahkan ibukotanya, sebab negara republik yang demokratis

cenderung sulit untuk meyakinkan rakyatnya untuk memindahkan

ibukotanya. Selain itu, kebijakan pemindahan ibukota dalam sejarahnya

banyak dilakukan oleh pemimpin yang kuat dan ambisius jika dibandingkan

oleh kekuatan demokrasi.

g. Bentuk wilayah kepulauan memiliki pengaruh positif terhadap peluang

negara untuk memindahkan ibukotanya karena negara kepulauan seringkali

mengalami masalah bencana alam dan memiliki daerah yang terpisah-pisah

oleh laut sehingga memerlukan kebijakan khusus untuk mengatasi

sentralisasi perekonomian dan pemerintahan.

h. Tipe ibukota memiliki pengaruh positif terhadap peluang negara untuk

memindahkan ibukotanya karena memecah ibukota menjadi dua adalah hal

yang lebih memungkinkan dalam pemindahan ibukota. Hal ini dikarenakan

sumberdaya yang sudah memusat di ibukota lama yang tidak mungkin

untuk ditinggalkan. Pemecahan ibukota menjadi lebih dari satu

meningkatkan peluang sukses sebuah negara untuk memindahkan

ibukotanya.

Page 31: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · pemindahan ibukota memerlukan pembelajaran dari negara lain yang telah ... 4 Contoh negara yang memindahkan ibukotanya 25 ... (Meksiko)

20

METODE

Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini menggunakan jenis data sekunder dengan rentang jarak

sepuluh tahun yaitu tahun 1990, 2000, dan 2010. Data sekunder yang digunakan

adalah data yang diperlukan untuk pengambilan keputusan pemindahan suatu

negara meliputi variabel keputusan pemindahan ibukota (pindah atau tidak), GDP

per kapita, pertumbuhan ekonomi, jumlah penduduk, kepadatan penduduk, luas

wilayah, bentuk pemerintahan (republik atau non-republik), bentuk wilayah

(kepulauan atau non-kepulauan), dan tipe ibukota (dipisah dan non-dipisah). Data

dibuat dengan metode pooled data sebelum dianalisis menggunakan perangkat

lunak IBM SPSS. Data sekunder yang digunakan didapat dari berbagai sumber

yaitu The World Bank, The World Factbook dari The Central Intelligence Agency

USA (CIA), Global Finance Data (GFD), United Nation Data (UNdata) dan

sumber lainnya. Selain itu pula dilakukan studi pustaka yang bersumber dari buku

literatur, jurnal, dan hasil penelitian terkait.

Metode Analisis dan Pengolahan Data

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

kualitatif. Metode yang digunakan untuk melihat karakteristik dan faktor

pendorong negara yang memindahkan ibukotanya menggunakan analisis regresi

logistik. Pada penelitian ini, pengolahan data dilakukan secara bertahap. Tahap

yang pertama adalah pengelompokkan data berdasarkan tahun yang dilanjutkan

dengan penyatuan data dalam bentuk pooled data. Tahap yang berikutnya adalah

pengolahan data dalam model analisis. Pengolahan data dilakukan dengan

menggunakan software Microsoft Excel 2010 dan IBM SPSS Statistics versi 22

untuk Windows.

Metode Logit

Metode analisis data yang digunakan untuk menentukan faktor-faktor yang

memengaruhi persepsi individu adalah logistic regression model. Regresi logistik

merupakan analisis yang mengkaji hubungan pengaruh peubah-peubah penjelas

( ) terhadap peubah respon ( ) melalui model persamaan matematis tertentu.

Analisis regresi logistik merupakan suatu teknik untuk menerangkan peluang

kejadian tertentu dari kategori peubah respon (Firdaus 2008).

Menentukan keputusan negara untuk memindahkan Ibukotanya berdasarkan

karakteristik yang telah ditentukan dan berupa data biner. Data biner merupakan

bentuk data yang menggambarkan pilihan ―Ya atau Tidak‖. Dalam kondisi seperti

ini, jenis penggunaan regresi yang sesuai untuk pemodelan adalah regresi logit.

Logistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah model regresi logistik

dengan dua pilihan (binary logistic regression) yaitu regresi logistik dengan dua

kategori atau binomial pada variabel dependennya ―1‖ jika negara pernah

memindahkan ibukotanya, dan ―0‖ jika negara tidak memindahkan ibukotanya.

Page 32: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · pemindahan ibukota memerlukan pembelajaran dari negara lain yang telah ... 4 Contoh negara yang memindahkan ibukotanya 25 ... (Meksiko)

21

Hal yang membedakan model regresi logit dengan regresi biasa adalah peubah

terikat dalam model bersifat dikotomi (Hosmer dan Lameshow, 1989).

Menurut Ghozali (2006), kelebihan model regresi logistik adalah lebih

fleksibel dibanding teknik lainnya, antara lain:

1. Regresi logistik tidak memiliki asumsi normalitas atas variabel bebas yang

digunakan dalam model. Artinya variabel penjelas tidak harus memiliki

distribusi normal linier maupun memiliki varian yang sama setiap grup.

2. Variabel bebas dalam regresi logistik bisa merupakan campuran dari

variabel kontinyu, diskrit dan dikotomis. Regresi logistik digunakan apabila

distribusi respon atas variabel terikat diharapkan non-linier dengan satu atau

lebih variabel bebas.

Spesifikasi Model Logit untuk Faktor-Faktor yang Memengaruhi

Pemindahan Ibukota

Perumusan model secara lengkap dapat dinotasikan dalam persamaan

matematis sebagai berikut:

pi1

pilogLogit(pi) e

dimana:

Logit(pi) = Peluang negara memindahkan ibukotanya (bernilai 1 untuk

―pindah‖ dan bernilai 0 untuk ―tidak pindah‖)

0 = Intersep

= Koefisien dari regresi

GD = GDP per kapita (dolar)

PT = Pertumbuhan ekonomi (persen)

LS = Luas wilayah (km2)

JP = Jumlah penduduk (jiwa)

KP = Kepadatan penduduk (jiwa/ km2)

= Dummy bentuk pemerintahan (republik=1, non-republik=0)

= Dummy bentuk wilayah (kepulauan=1, non-kepulauan=0)

= Dummy tipe ibukota (dipisah=1, non-dipisah=0)

= Galat

Pengujian terhadap parameter model dilakukan untuk memeriksa kebaikan

model. Uji statistik yang dilakukan adalah dengan menggunakan statistik Odds

Ratio, uji G atau likelihood ratio, dan statistik uji Wald. Penjelasan setiap

pengujian adalah sebagai berikut :

1. Odds Ratio

Odds Ratio merupakan rasio peluang terjadi pilihan-1 terhadap peluang

terjadi pilihan-0. Koefisien bertanda positif menunjukan nilai odds ratio

Page 33: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · pemindahan ibukota memerlukan pembelajaran dari negara lain yang telah ... 4 Contoh negara yang memindahkan ibukotanya 25 ... (Meksiko)

22

yang lebih besar dari satu, hal tersebut mengindikasikan bahwa peluang

kejadian sukses lebih besar dari peluang kejadian tidak sukses. Sedangkan

koefisien yang bertanda negatif mengindikasikan bahwa peluang kejadian

tidak sukses lebih besar dari peluang kejadian sukses (Juanda, 2009).

2. Uji Wald

Uji Wald digunakan untuk uji nyata parsial bagi masing-masing koefisien

variabel. Dalam pengujian hipotesa, jika koefisien dari variabel penjelas

sama dengan nol, hal ini berarti variabel penjelas tidak berpengaruh pada

variabel respon. Uji wald mengikuti sebaran normal baku dengan kaidah

keputusan menolak H0 jika W > Zα/2 atau p-value < α. (Hosmer dan

Lemeshow, 1989).

Rumus umum untuk uji Wald sebagai berikut :

H0 : βi = 0

H1 : βi ≠ 0

dimana ;

βi = Vektor koefisien dihubungkan dengan penduga (koefisien X)

SE (βi) = Galat dari kesalahan βi

Definisi Operasional Penelitian

Variabel tak bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah respon

terhadap pemindahan ibukota negara. Sementara untuk variabel bebas yang

digunakan adalah GDP per kapita (GD), pertumbuhan ekonomi (PT), luas

wilayah (LS), jumlah penduduk (JP) dan kepadatan penduduk (KP). Penelitian ini

juga menggunakan tiga dummy dalam model regresinya yaitu dummy bentuk

pemerintahan (D1), dummy bentuk wilayah (D2), dan dummy tipe ibukota (D3).

Data dari variabel-variabel ini merupakan data sekunder yang didapat dari

berbagai sumber. Berikut adalah definisi operasional dalam penelitian ini:

a. Pemindahan ibukota negara

Variabel ini adalah variabel yang mencerminkan kebijakan suatu negara

dalam dua pilihan yaitu telah memindahkan ibukotanya atau tidak

memindahkan ibukotanya. Variabel ini memiliki nilai ukuran nominal,

dimana:

1 = Jika negara memindahkan ibukotanya

0 = Jika negara tidak memindahkan ibukotanya

b. GDP per kapita

Variabel ini menunjukkan nilai GDP per kapita yang dimiliki sebuah negara

dalam tahun tertentu. Variabel ini diukur menggunakan ukuran rasio dengan

satuan dolar Amerika ($).

Page 34: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · pemindahan ibukota memerlukan pembelajaran dari negara lain yang telah ... 4 Contoh negara yang memindahkan ibukotanya 25 ... (Meksiko)

23

c. Pertumbuhan ekonomi

Variabel ini menunjukkan nilai pertumbuhan ekonomi yang dimiliki sebuah

negara dalam tahun tertentu. Variabel ini diukur menggunakan ukuran rasio

dengan satuan persen (%).

d. Luas wilayah

Variabel ini menunjukkan ukuran luas land area sebuah negara. Land area

adalah wilayah yang berupa daratan yang dapat ditinggali oleh penduduk.

Variabel ini diukur menggunakan ukuran rasio dengan satuan kilometer

persegi (km2)

e. Jumlah penduduk

Variabel ini menunjukkan nilai jumlah penduduk sebuah negara dalam

tahun tertentu. Variabel ini diukur menggunakan ukuran rasio dengan satuan

jiwa.

f. Kepadatan penduduk

Variabel ini menunjukkan nilai kepadatan penduduk sebuah negara dalam

tahun tertentu. Variabel ini dihitung dengan membagi jumlah penduduk

dengan luas daratan sebuah negara dan diukur menggunakan ukuran rasio

dengan satuan jiwa per km2 luas daratan.

g. Bentuk pemerintahan

Variabel ini adalah variabel dummy yang mencerminkan bentuk

pemerintahan yang dianut sebuah negara dalam menjalankan negaranya.

Variabel ini memiliki nilai ukuran nominal, dimana:

1 = Negara memiliki bentuk pemerintahan republik

0 = Negara tidak memiliki bentuk pemerintahan republik (non-republik)

h. Bentuk wilayah

Variabel ini adalah variabel dummy yang mencerminkan bentuk wilayah

yang dimiliki sebuah negara. Variabel ini memiliki nilai ukuran nominal,

dimana:

1 = Negara memiliki bentuk wilayah kepulauan

0 = Negara tidak memiliki bentuk wilayah kepulauan (non-kepulauan)

i. Tipe Ibukota

Variabel ini adalah variabel dummy yang mencerminkan tipe ibukota yang

dimiliki sebuah negara. Variabel ini memiliki nilai ukuran nominal, dimana:

1 = Negara memiliki tipe ibukota yang dipisah

0 = Negara tidak memiliki tipe ibukota yang dipisah (non-dipisah)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Negara yang Memindahkan Ibukotanya

Sejak Perang Dunia ke-2 berakhir, terdapat belasan negara yang telah

memindahkan ibukotanya. Pemindahan ibukota yang terjadi dilakukan dengan

berbagai alasan, tapi secara umum terdapat tiga alasan utama negara

memindahkan ibukotanya yaitu pertimbangan sosial ekonomi, pertimbangan

politik, dan pertimbangan geografis. Pemindahan ibukota ke kota baru yang

Page 35: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · pemindahan ibukota memerlukan pembelajaran dari negara lain yang telah ... 4 Contoh negara yang memindahkan ibukotanya 25 ... (Meksiko)

24

dirancang dan dieksekusi dengan baik (well-designed and well-executed)

dianggap dapat menjadi solusi berbagai permasalahan dalam skala regional

maupun skala nasional.

Negara yang telah memindahkan ibukotanya termasuk dalam tipe relocated

capitals atau constructed capitals. Relocated atau constructed capitals

menunjukkan bahwa negara tersebut telah memindahkan ibukota lama dan dan

membangun ibukota baru. Berikut adalah gambar contoh negara yang telah

memindahkan ibukotanya.

Sumber: Rawat, 2010 (diolah)

Gambar 3 Unifikasi ibukota Jerman dan Vietnam

Gambar 3 menunjukkan dua negara yaitu Jerman dan Vietnam yang

memindahkan ibukotanya setelah konflik selesai. Jerman memindahkan

ibukotanya dari Bonn ke Berlin sebagai hasil dari unifikasi Jerman Barat dan

Jerman Timur pada tahun 1990. Vietnam menyatukan ibukotanya ke Hanoi

setelah konflik Vietnam Utara dan Vietnam Selatan pada tahun 1975. Berlin

merupakan ibukota yang juga merupakan kota terbesar di Jerman, sedangkan

Vietnam memiliki ibukota (Hanoi) yang bukan merupakan kota terbesar di

negaranya (Ho Chi Minh City yang dahulu bernama Saigon).

Gambar 4 menunjukkan contoh negara yang memindahkan ibukotanya dari

kota lama ke kota yang baru. Terlihat dalam gambar bahwa kota yang menjadi

ibukota baru bukanlah kota terbesar dalam negara tersebut. Turki memindahkan

ibukotanya dari Istanbul ke Ankara pada 1923, Brasil memindahkan ibukotanya

dari Rio De Janeiro ke Brasilia pada tahun 1960. Malawi memindahkan

ibukotanya dari Blantyre ke Lilongwe pada tahun 1975, Nigeria memindahkan

ibukotanya dari Lagos ke Abuja pada tahun 1991, dan Kazakhstan memindahkan

ibukotanya dari Almaty ke Astana pada tahun 1998.

Page 36: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · pemindahan ibukota memerlukan pembelajaran dari negara lain yang telah ... 4 Contoh negara yang memindahkan ibukotanya 25 ... (Meksiko)

25

Sumber: Rawat, 2010 (diolah)

Gambar 4 Contoh negara yang memindahkan ibukotanya

Berikut pada Table 4 adalah daftar tabel negara yang telah memindahkan

ibukotanya setelah Perang Dunia ke-2. Tabel 4 menunjukkan setidaknya terdapat

tiga belas negara yang telah memindahkan ibukotanya sejak Perang Dunia ke-2

berakhir. Ketiga belas negara tersebut adalah negara yang memindahkan

ibukotanya sehingga ibukotanya masuk kedalam kategori relocated capitals atau

constructed capitals. Tabel 4 tidak memasukkan negara-negara yang tidak

memindahkan ibukotanya (hanya memisahkan antara kota eksekutif dan legislatif

(split capitals)). Contoh ibukota yang termasuk kategori split capitals adalah

Amsterdam - The Hague (Belanda) dan Kuala Lumpur - Putrajaya (Malaysia).

Negara dalam Tabel 4 adalah negara-negara yang akan dimasukkan dalam

model analisis sebagai negara yang telah memindahkan ibukotanya. Dalam tiga

dasawarsa pertama sejak Perang Dunia ke-2 berakhir terdapat enam negara yang

memindahkan ibukotanya. Kemudian dalam tiga dasawarsa selanjutnya terdapat

tujuh negara yang memindahkan ibukotanya. Negara terbaru yang memindahkan

ibukotanya adalah Myanmar. Negara dari Asia Tenggara ini memindahkan

ibukotanya dari Rangoon ke Naypyidaw pada tahun 2005.

Page 37: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · pemindahan ibukota memerlukan pembelajaran dari negara lain yang telah ... 4 Contoh negara yang memindahkan ibukotanya 25 ... (Meksiko)

26

Tabel 4 Negara yang memindahkan ibukotanya sejak Perang Dunia ke-2

No. Negara Ibukota Lama Ibukota Baru Tahun

Relokasi

1 Montenegro Cetinje Podgorica 1946

2 Brasil Rio de Janeiro Brasilia 1960

3 Pakistan Rawalpindi Islamabad 1967

4 Belize Belize City Belmopan 1970

5 Guinea Bissau Boe Bissau 1974

6 Malawi Zomba Lilongwe 1974

7 Filipina Quezon City Manila 1976

8 Sri Lanka Colombo Sri Jayawardenapura Kotte 1982

9 Pantai Gading Abidjan Yamoussoukro 1983

10 Nigeria Lagos Abuja 1991

11 Tanzania Dodoma Dar Es Salaam 1996

12 Kazakhstan Almaty Astana 1997

13 Myanmar Rangoon Naypyidaw 2005

Gambar 5 Negara yang menjadi sampel dalam penelitian

Karakteristik Negara Berdasarkan GDP per Kapita

Untuk tujuan penelitian dan analisis, Bank Dunia mengklasifikasikan negara

dalam empat klasifikasi pendapatan, yaitu:

Pendapatan rendah, yaitu negara yang memiliki pendapatan $1.005 atau

kurang.

Page 38: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · pemindahan ibukota memerlukan pembelajaran dari negara lain yang telah ... 4 Contoh negara yang memindahkan ibukotanya 25 ... (Meksiko)

27

Pendapatan menengah bawah, yaitu negara yang memiliki pendapatan

antara $1.006 sampai $3.975.

Pendapatan menengah atas, yaitu negara yang memiliki pendapatan antara

$3.976 sampai $12.275.

Pendapatan tinggi, yaitu negara yang memiliki pendapatan lebih dari

$12.275

Negara pendapatan rendah dan menengah adalah negara yang disebut juga

sebagai kelompok negara berkembang. Sementara itu negara dengan

pendapatan tinggi adalah golongan yang disebut juga sebagai kelompok

negara maju.

Hubungan antara pemindahan ibukota dengan GDP per kapita bisa dilihat

pada Tabel 5. Tabel dibuat berdasarkan tahun, keterangan pemindahan

ibukota serta kategori GDP per kapita negara yang diteliti. Terlihat bahwa

negara yang memiliki GPD tinggi relatif tidak memindahkan ibukotanya

jika dibandingkan dengan negara yang memiliki GDP menengah dan rendah.

Tabel 5 Hubungan GDP per kapita dengan pemindahan ibukota

Tahun Keterangan

GDP per kapita

Rendah Menengah Menengah

Tinggi Bawah Atas

1990 Pindah 9 4 0 0

Tidak Pindah 5 3 2 3

2000 Pindah 8 5 0 0

Tidak Pindah 4 2 4 3

2010 Pindah 4 5 4 0

Tidak Pindah 1 4 3 5

Berdasarkan Tabel 5 dapat dilihat bahwa tidak ada satu pun negara yang

memindahkan ibukotanya termasuk dalam kategori GPD per kapita tinggi di tahun

1990, 2000, maupun 2010. Walaupun tidak ada yang termasuk kategori GPD per

kapita tinggi, dari tahun ke tahun terjadi peningkatan jumlah negara yang naik

dari GDP per kapita lebih rendah ke GDP per kapita lebih tinggi. Untuk negara

yang memindahkan ibukotanya, pada tahun 1990 terdapat sembilan negara di

kategori GDP per kapita rendah, lalu pada tahun 2000 berkurang menjadi delapan

negara, dan berkurang lagi secara signifikan menjadi hanya empat negara pada

tahun 2010. Di kategori GDP per kapita menengah kebawah terjadi peningkatan

jumlah negara yang memindahkan ibukotanya. Jumlah ini meningkat karena

adanya perpindahan status negara dari kategori GDP per kapita rendah ke

menengah kebawah. Untuk kategori GDP per kapita menengah atas, jika pada

tahun 1990 dan 2000 tidak ada satu pun negara yang memindahkan ibukotanya

yang masuk dalam kategori tersebut, pada tahun 2010 terjadi peningkatan

sebanyak empat negara. Hal ini menunjukkan bahwa negara-negara yang

Page 39: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · pemindahan ibukota memerlukan pembelajaran dari negara lain yang telah ... 4 Contoh negara yang memindahkan ibukotanya 25 ... (Meksiko)

28

memindahkan ibukotanya terus mengalami peningkatan GDP per kapita dari

tahun ke tahun.

Karakteristik Negara Berdasarkan Pertumbuhan Ekonomi

Dalam penelitian World Bank (2004), pertumbuhan ekonomi di negara

berkembang dalam rata-rata lebih tinggi dibandingkan negera maju. Dalam

rentang waktu 1965 – 1999, pertumbuhan rata-rata di negara pendapatan rendah

adalah sebesar 4,1%, negara pendapatan menengah sebesar 4,2%, dan negara

pendapatan tinggi sebesar 3,2%. Hal ini menunjukkan bahwa pertumbuhan

ekonomi tidak menunjukkan status perkembangan suatu negara.

Tingkat pertumbuhan ekonomi negara yang dianalisis dalam penelitian ini

memiliki nilai yang bervariasi. Pada tahun 1990 negara dengan pertumbuhan

ekonomi terbesar adalah Belize dengan 10,6% dan negara dengan pertumbuhan

ekonomi terkecil adalah Kazakhstan dengan -8,2%. Pada tahun 2000 Myanmar

menjadi negara dengan pertumbuhan ekonomi terbesar dengan 13,7% dan Pantai

Gading menjadi negara dengan pertumbuhan ekonomi terkecil dengan -3,7%.

Selanjutnya pada tahun 2010 pertumbuhan ekonomi terendah adalah Portugal

dengan 1,4% dan pertumbuhan ekonomi tertinggi adalah Cina dengan 10,4%.

Tabel 6 Hubungan antara pertumbuhan ekonomi dengan pemindahan ibukota

Tahun Keterangan

Pertumbuhan Ekonomi

negatif 1% - 4% 4% - 7% ≥7%

1990 Pindah 4 2 4 3

Tidak Pindah 3 4 5 1

2000 Pindah 1 2 6 4

Tidak Pindah 1 6 4 2

2010 Pindah 0 5 2 6

Tidak Pindah 0 4 6 3

Hubungan antara pemindahan ibukota dengan pertumbuhan ekonomi bisa

dilihat pada Tabel 6. Di tahun 1990 keadaan antara negara yang memindahkan

ibukotanya dengan negara yang tidak memindahkan ibukotanya relatif berimbang.

Perbedaan terbesar ada di kategori 1% - 4% dan diatas 7% dimana terdapat

perbedaan sebanyak dua negara. Di tahun 2000 dan 2010 terlihat bahwa negara

yang memindahkan ibukotanya memiliki pertumbuhan ekonomi yang lebih baik

dimana negara banyak yang masuk dalam kategori pertumbuhan ekonomi 4% -

7% dan diatas 7%. Hal ini menunjukkan bahwa negara yang memindahkan

ibukotanya banyak memiliki pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Terlihat bahwa

semakin tinggi pertumbuhan ekonomi, negara cenderung untuk memindahkan

ibukotanya. Secara umum ekonomi dunia berjalan dengan lebih baik dilihat dari

Page 40: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · pemindahan ibukota memerlukan pembelajaran dari negara lain yang telah ... 4 Contoh negara yang memindahkan ibukotanya 25 ... (Meksiko)

29

menurunnya jumlah negara yang memiliki pertumbuhan ekonomi yang negatif

dari tahun 1990 – 2010.

Karakteristik Negara Berdasarkan Luas Wilayah

Luas wilayah dari negara yang diteliti memiliki nilai yang bervariasi. Luas

wilayah dihitung berdasarkan land area sebuah negara. Land area adalah wilayah

yang berupa daratan yang dapat ditinggali oleh penduduk. Negara dengan luas

wilayah terkecil adalah Montenegro dengan luas wilayah 13.450 km2

dan negara

dengan luas terbesar adalah Cina dengan luas wilayah 9.327.480 km2.

Gambar 6 Distribusi negara berdasarkan luas wilayah

Dalam Gambar 6 dapat dilihat bahwa kelompok minoritas adalah negara-

negara yang memiliki luas antara 10.000 – 100.000 km2 dengan frekuensi

sebanyak delapan negara. Kelompok dengan rentang 100.000 – 1000.000 km2

memiliki frekuensi sebanyak sembilan negara. Jumlah ini sama dengan jumlah

negara dalam kelompok negara yang memiliki luas diatas 1000.000 km2.

Tabel 7 Hubungan luas wilayah dengan pemindahan ibukota

Respon

Luas Wilayah

Total 10ribu –

100ribu

km2

100ribu –

1juta km2

≥ 1juta km2

Pindah 5 5 3 13

Tidak Pindah 3 4 6 13

Total 8 9 9 26

Dalam Tabel 7 dapat dilihat hubungan antara luas wilayah dengan

pemindahan ibukota. Dalam rentang 10.000 – 100.000 km2 terdapat lima negara

7.4

7.6

7.8

8

8.2

8.4

8.6

8.8

9

9.2

10ribu - 100ribu 100ribu - 1juta ≥ 1juta frekuensi negara

Page 41: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · pemindahan ibukota memerlukan pembelajaran dari negara lain yang telah ... 4 Contoh negara yang memindahkan ibukotanya 25 ... (Meksiko)

30

yang memindahkan ibukotanya dan tiga negara yang tidak memindahkan

ibukotanya. Dalam rentang 100.000 – 1000.000 km2

terdapat lima negara yang

memindahkan ibukotanya dan empat negara yang tidak memindahkan ibukotanya,

sedangkan hanya tiga negara yang memindahkan ibukotanya dalam kelompok

yang memiliki luas wilayah diatas 1000.000 km2

dengan enam negara yang tidak

memindahkan ibukotanya.

Karakteristik Negara Berdasarkan Jumlah Penduduk

World Bank (2004) menyatakan bahwa dinamika populasi adalah satu dari

faktor kunci yang harus dipertimbangkan dalam penelitian tentang perkembangan

(development). Dalam skala global, negara berkembang memiliki share paling

besar dalam kontribusi terhadap jumlah penduduk dunia. Dalam perkembangan

kedepan, pertumbuhan dan jumlah penduduk yang semakin besar akan

memengaruhi tren dan kebijakan ekonomi negara-negara dunia khususnya negara

berkembang yang belum memiliki pondasi dan kebijakan yang kuat dalam

struktur ekonominya.

Tabel 8 Hubungan jumlah penduduk dengan pemindahan ibukota

Tahun Keterangan

Jumlah Penduduk

≤ 25

juta

25 juta –

50 juta

50 juta –

100 juta

≥ 100

juta

1990 Pindah 7 2 2 2

Tidak Pindah 7 1 3 2

2000 Pindah 7 2 1 3

Tidak Pindah 7 1 3 2

2010 Pindah 7 2 1 3

Tidak Pindah 7 1 1 4

Hubungan jumlah penduduk dengan pemindahan ibukota dapat dilihat

dalam Tabel 8. Negara lebih banyak terkonsentrasi dalam kategori negara dengan

jumlah penduduk dibawah 25 juta orang dengan jumlah yang sama antara negara

yang memindahkan ibukotanya dengan yang tidak memindahkan ibukotanya yaitu

tujuh. Jumlah ini tetap konstan sejak tahun 1990 hingga tahun 2010. Dari tahun ke

tahun dapat dilihat bahwa jumlah negara dalam masing-masing kategori relatif

konstan, kategori dibawah 25 juta dan 25 – 50 juta tidak ada yang berubah sejak

1990 hingga 2010. Terjadi sedikit perubahan di kategori 50 – 100 juta dan diatas

100 juta dengan perbandingan yang tidak terlalu berbeda antara negara yang

memindahkan ibukotanya dengan yang tidak memindahkan ibukotanya.

Berdasarkan Tabel 8 dapat dilihat bahwa diatas rentang 25 juta, banyak negara

yang memindahkan ibukotanya adalah negara dengan jumlah penduduk menengah

antara 25 – 50 juta.

Page 42: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · pemindahan ibukota memerlukan pembelajaran dari negara lain yang telah ... 4 Contoh negara yang memindahkan ibukotanya 25 ... (Meksiko)

31

Karakteristik Negara Berdasarkan Kepadatan Penduduk

Kepadatan penduduk adalah salah faktor penting yang dianalisis sebagai

bagian dari perumusan kebijakan ekonomi regional. Negara-negara yang

dianalisis dalam penelitian ini memiliki jumlah kepadatan penduduk yang

bervariasi. Negara yang memiliki jumlah kepadatan penduduk terkecil adalah

Mongolia dengan kepadatan penduduk 1 jiwa/ km2 pada tahun 1990, sedangkan

negara yang memiliki jumlah kepadatan penduduk terbesar adalah Belanda

dengan kepadatan penduduk 493 jiwa/ km2 pada tahun 2010.

Tabel 9 Hubungan kepadatan penduduk dengan pemindahan ibukota

Tahun Keterangan

Jumlah Penduduk

≤ 50

jiwa 50 – 100 jiwa

101 – 150

jiwa

≥ 151

jiwa

1990 Pindah 7 2 2 2

Tidak Pindah 5 2 4 2

2000 Pindah 6 2 2 3

Tidak Pindah 4 3 4 2

2010 Pindah 4 4 0 5

Tidak Pindah 4 3 4 2

Hubungan kepadatan penduduk dengan pemindahan ibukota dapat dilihat

dalam Tabel 9. Negara lebih banyak terkonsentrasi dalam kategori negara dengan

kepadatan penduduk dibawah 50 jiwa/ km2. Di tahun 1990 dan 2000 terdapat

perbedaan perbandingan antara negara yang memindahkan ibukotanya dengan

yang tidak memindahkan ibukotanya dalam kategori kepadatan penduduk

dibawah 50 jiwa/ km2. Jika dibandingkan dalam kategori tersebut maka lebih

banyak negara yang memindahkan ibukotanya dibandingkan dengan negara yang

tidak memindahkan ibukotanya. Pada tahun 2010 jumlah masing-masing negara

dalam kategori tersebut sama banyak dengan jumlah empat negara.

Berdasarkan tabel dapat dilihat bahwa negara yang memindahkan

ibukotanya memiliki kepadatan penduduk yang terus naik dibandingkan dengan

negara yang tidak memindahkan ibukotanya. Negara yang tidak memindahkan

ibukotanya bahkan jumlahnya konstan dalam tiap kategori di tahun 2000 dan

2010. Kepadatan penduduk di negara yang memindahkan ibukotanya terus naik

hingga pada tahun 2010 terdapat lima negara yang memindahkan ibukotanya

dalam kategori kepadatan penduduk diatas 150 jiwa/ km2. Hal ini menunjukkan

bahwa semakin padat sebuah negara maka negara tersebut cenderung

memindahkan ibukotanya.

Page 43: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · pemindahan ibukota memerlukan pembelajaran dari negara lain yang telah ... 4 Contoh negara yang memindahkan ibukotanya 25 ... (Meksiko)

32

Karakteristik Negara Berdasarkan Bentuk Pemerintahan

Bentuk pemerintahan yang dianalisis dalam penelitian ini membagi negara

dalam dua kategori yaitu republik dan non-republik. Dalam Gambar 7 dapat

dilihat distribusi negara berdasarkan bentuk pemerintahan. Terdapat delapan belas

negara yang memiliki bentuk pemerintahan republik dan sisanya yaitu delapan

negara memiliki bentuk pemerintahan non-republik.

Gambar 7 Distribusi negara berdasarkan bentuk pemerintahan

Tabel 10 Hubungan bentuk pemerintahan dengan pemindahan ibukota

Keterangan Bentuk Pemerintahan

Total Republik Non-Republik

Pindah 9 4 13

Tidak Pindah 9 4 13

Total 18 8 26

Hubungan antara pemindahan ibukota dengan bentuk pemerintahan dapat

dilihat dalam Tabel 10. Terdapat masing-masing sembilan negara dengan bentuk

pemerintahan republik yang memindahkan dan tidak memindahkan ibukotanya.

Selanjutnya terdapat masing-masing empat negara dengan bentuk pemerintahan

non-republik yang memindahkan dan tidak memindahkan ibukotanya. Hasil

dalam tabel menunjukkan bahwa terdapat keseimbangan hubungan antara bentuk

pemerintahan republik dan non-republik. Jumlah antara negara yang pindah dan

tidak pindah tepat sama yaitu sembilan untuk bentuk pemerintahan republik dan

empat untuk bentuk pemerintahan non-republik. Berdasarkan tabel dapat dilihat

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

20

Republik Non-Republikfrekuensi negara

Page 44: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · pemindahan ibukota memerlukan pembelajaran dari negara lain yang telah ... 4 Contoh negara yang memindahkan ibukotanya 25 ... (Meksiko)

33

bahwa negara yang memindahkan ibukotanya lebih banyak memiliki bentuk

pemerintahan republik yaitu sebanyak sembilan negara dibandingkan dengan yang

memiliki bentuk pemerintahan non-republik sebanyak empat negara.

Karakteristik Negara Berdasarkan Bentuk Wilayah

Bentuk wilayah yang dianalisis dalam penelitian ini membagi negara dalam

dua kategori yaitu negara kepulauan dan negara non-kepulauan. Dalam Gambar 8

dapat dilihat bahwa terdapat lima negara dengan bentuk wilayah kepulauan dan

terdapat 21 negara dengan bentuk wilayah non-kepulauan.

Gambar 8 Distribusi negara berdasarkan bentuk wilayah

Hubungan antara pemindahan ibukota dengan bentuk pemerintahan dapat

dilihat dalam Tabel 11. Terdapat tiga negara kepulauan yang memindahkan

ibukotanya dan dua negara kepulauan yang tidak memindahkan ibukotanya.

Selanjutnya terdapat sepuluh negara non-kepulauan yang memindahkan

ibukotanya dan sebelas negara non-kepulauan yang tidak memindahkan

ibukotanya. Hasil pada Tabel 11 menunjukkan bahwa lebih banyak negara non-

kepulauan yang memindahkan ibukotanya dibandingkan dengan negara kepulauan.

Perbedaan jumlah cukup besar dengan sepuluh negara non-kepulauan yang pindah

dan tiga negara kepulauan yang pindah. Hal ini menunjukkan bahwa negara non-

kepulauan lebih cenderung untuk memindahkan ibukotaya dibandingkan dengan

negara kepulauan.

0

5

10

15

20

25

Kepulauan Non-Kepulauanfrekuensi negara

Page 45: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · pemindahan ibukota memerlukan pembelajaran dari negara lain yang telah ... 4 Contoh negara yang memindahkan ibukotanya 25 ... (Meksiko)

34

Tabel 11 Hubungan bentuk wilayah dengan pemindahan ibukota

Keterangan Bentuk Wilayah

Total Kepulauan Non-Kepulauan

Pindah 3 10 13

Tidak Pindah 2 11 13

Total 5 21 26

Analisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi Pemindahan Ibukota dengan

Menggunakan Model Logistik

Uji regresi logistik yang dilakukan adalah uji binomial dengan dua kategori

variabel dependen, yakni memindahkan ibukota dan tidak memindahkan ibukota.

Model regresi logistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah model regresi

logistik dengan dua pilihan (binnary logistic regression) yaitu regresi logistik

dengan dua kategori atau binomial pada variabel dependennya (1 = jika

memindahkan ibukota, 0 = jika tidak memindahkan ibukota). Variabel-variabel

penjelas yang digunakan dalam model ini terdiri dari lima variabel yaitu GDP per

kapita, pertumbuhan ekonomi, luas wilayah, jumlah penduduk, kepadatan

penduduk, dan tiga dummy yaitu bentuk pemerintahan, bentuk wilayah, dan tipe

ibukota.

Tabel 12 dan Tabel 13 menyajikan hasil dari pengujian untuk model logit

yang diperoleh, maka interpretasi dari nilai-nilai adalah sebagai berikut :

1. Hasil Hosmer and Lemeshow Test dapat dilihat nilai dari p-value yaitu

sebesar 0,82 yang artinya nilai tersebut lebih besar dari taraf nyata 5 persen

(0,05) maka tolak H0 yang artinya model logit fit dan dapat diterima serta

pengujian hipotesis dapat dilakukan.

2. Nilai Overall Precentage sebesar 78,2 yang artinya model logit mampu

mengklasifikasikan secara tepat sebesar 78,2 persen.

Tabel 12 Hasil Hosmer and Lemeshow Test dan Overall Percentage

Hasil Pengujian Model Nilai yang Diperoleh

Hosmer and Lemeshow Test 0,82

Overall Percentage 78,2

Page 46: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · pemindahan ibukota memerlukan pembelajaran dari negara lain yang telah ... 4 Contoh negara yang memindahkan ibukotanya 25 ... (Meksiko)

35

Tabel 13 Analisis faktor-faktor yang memengaruhi pemindahan ibukota negara

Variabel Koefisien P-value Odd Ratio

GDP per kapita -39,373 0,001* 0,0001

Pertumbuhan Ekonomi 0,072 0,381 1,074

Luas Wilayah 0,074 0,021* 1,077

Jumlah Penduduk -0,001 0,067** 0,999

Kepadatan Penduduk 0,014 0,017* 1,014

Bentuk Pemerintahan -0,849 0,428 0,428

Bentuk Wilayah -0,383 0,702 1,467

Tipe Ibukota 1,566 0,040* 4,786

Konstanta -0,136 0,885 0,873

Keterangan: * signifikan pada taraf nyata 5%

** signifikan pada taraf nyata 10%

Berdasarkan hasil output pada Tabel 8 maka model logit yang diperoleh adalah:

Tabel 13 menunjukkan hasil dari analisis dengan mengunakan model

logistik. Dapat dilihat dalam tabel bahwa terdapat empat variabel yang signifikan

yaitu GDP per kapita, luas wilayah, jumlah penduduk, dan kepadatan penduduk.

Penjelasan untuk masing-masing varibel akan dijelaskan sebagai berikut:

1. GDP per kapita

Hasil model logit diperoleh p-value sebesar 0,001 yang nilainya lebih kecil

dari taraf nyata 5 persen (0,05), yang artinya signifikan pada taraf

kepercayaan 95 persen sehingga tolak H0. Hal ini menunjukkan bahwa GDP

per kapita berpengaruh nyata terhadap peluang pemindahan ibukota. GDP

per kapita memiliki koefisien negatif sehingga semakin tinggi GDP maka

negara akan semakin tidak memindahkan ibukotanya. Hal ini sesuai dengan

hipotesis awal bahwa GDP per kapita berhubungan negatif terhadap

pemindahan ibukota. Variabel GDP per kapita memiliki nilai odd ratio

sebesar 0,0001 yang artinya semakin tinggi nilai GDP maka peluang untuk

tidak memindahkan ibukotanya adalah 0,0001 kalinya dibandingkan dengan

memindahkan ibukotanya.

Kesimpulan yang didapat adalah semakin tinggi GDP per kapita suatu

negara maka negara tersebut cenderung tidak memindahkan ibukotanya,

begitu juga sebaliknya. Hal ini menunjukkan bahwa negara maju dengan

GDP per kapita yang lebih besar biasanya memiliki tata kota yang lebih

baik sehingga lebih sedikit mengalami masalah demografi dan perkotaan.

Page 47: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · pemindahan ibukota memerlukan pembelajaran dari negara lain yang telah ... 4 Contoh negara yang memindahkan ibukotanya 25 ... (Meksiko)

36

Selain itu banyak negara yang memindahkan ibukotanya dengan tujuan

pemerataan dan peningkatan ekonomi nasional, sehingga negara-negara

dengan GDP per kapita rendah lebih memiliki kecenderungan untuk

memindahkan ibukotanya dengan harapan mendapatkan keuntungan dalam

sisi ekonomi.

2. Pertumbuhan Ekonomi

Hasil model logit diperoleh p-value sebesar 0,381 yang nilainya lebih besar

dari taraf nyata 5 persen (0,05) yang artinya terima H0. Hal ini memiliki arti

bahwa pertumbuhan ekonomi tidak berpengaruh nyata terhadap peluang

pemindahan ibukota. Variabel pertumbuhan ekonomi juga memiliki nilai

odd ratio sebesar 1,074 yang artinya semakin tinggi nilai pertumbuhan

ekonomi maka peluang untuk tidak memindahkan ibukotanya adalah 1,074

kalinya dibandingkan dengan memindahkan ibukotanya.

Hasil ini berbeda dengan hipotesis awal bahwa pertumbuhan ekonomi

berhubungan negatif terhadap pemindahan ibukota. Pertumbuhan ekonomi

berhubungan positif terhadap pemindahan ibukota karena pertumbuhan

ekonomi tidak selalu mencerminkan kemajuan suatu negara. Pertumbuhan

ekonomi seringkali dipengaruhi oleh situasi ekonomi lokal dan global

sebuah negara yang tidak dapat menunjukkan status maju atau tidaknya

sebuah negara. Banyak negara maju yang ternyata memiliki pertumbuhan

ekonomi yang lebih rendah dibandingkan dengan negara berkembang, dan

sebaliknya.

3. Luas Wilayah

Luas wilayah adalah bagian penting dalam tata wilayah dalam wilayah

perkembangan urban. Dalam penelitian didapatkan hasil model logit p-value

sebesar 0,074 yang nilainya lebih kecil dari taraf nyata 5 persen (0,05), yang

artinya signifikan pada taraf kepercayaan 95 persen sehingga tolak H0. Hal

ini menunjukkan bahwa luas wilayah berpengaruh nyata terhadap peluang

pemindahan ibukota. Variabel luas wilayah berbeda dengan hipotesis awal

karena ternyata luas wilayah memiliki koefisien positif sehingga semakin

luas wilayah sebuah negara maka negara akan cenderung memindahkan

ibukotanya.

Semakin luas wilayah maka semakin luas pula berbagai kemungkinan dan

kebijakan yang diambil oleh pemerintah. Hal ini menunjukkan bahwa

semakin luas wilayah sebuah negara, negara tersebut akan memiliki lebih

banyak pilihan untuk mengatasi masalah demografi dan kependudukan.

Salah satu pilihan dan solusi yang bisa diambil oleh negara adalah

memindahkan ibukotanya. Solusi pemindahan ibukota memerlukan banyak

pilihan dalam hal spasial, dan dengan semakin luas wilayah sebuah negara

maka negara tersebut akan semakin memiliki banyak pilihan dalam

kebijakan spasialnya. Variabel luas wilayah juga memiliki nilai odd ratio

sebesar 1,077 yang artinya semakin tinggi luas wilayah maka peluang untuk

memindahkan ibukotanya adalah 1,077 kalinya dibandingkan dengan tidak

memindahkan ibukotanya.

4. Jumlah Penduduk

Faktor penduduk adalah salah satu hal utama yang memengaruhi

perkembangan suatu kota. Bertambahnya jumlah penduduk karena adanya

penambahan alami maupun karena migrasi berpengaruh dalam kebijakan

Page 48: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · pemindahan ibukota memerlukan pembelajaran dari negara lain yang telah ... 4 Contoh negara yang memindahkan ibukotanya 25 ... (Meksiko)

37

suatu kota karena termasuk dalam hal yang memengaruhi masalah

demografi. Hasil model logit diperoleh p-value sebesar 0,067 yang nilainya

lebih kecil dari taraf nyata 10 persen (0,1) yang artinya tolak H0. Hal ini

memiliki arti bahwa jumlah penduduk berpengaruh nyata terhadap peluang

pemindahan ibukota. Jumlah penduduk memiliki koefisien negatif yaitu -

0,001 yang berbeda dengan hipotesis awal. Jumlah penduduk memiliki

koefisien negatif yang artinya semakin tinggi jumlah penduduk maka negara

cenderung untuk tidak memindahkan ibukotanya. Hal ini dikarenakan

jumlah penduduk tidak selalu berbanding lurus dengan kepadatan. Banyak

masalah perkotaan yang disebabkan bukan hanya oleh jumlah penduduk,

tapi juga lonjakan kepadatan. Jumlah penduduk yang besar tidak langsung

menunjukkan bahwa negara tersebut memiliki masalah perkotaan pada

ibukotanya. Variabel jumlah penduduk juga memiliki nilai odd ratio sebesar

0,999 yang artinya semakin tinggi jumlah penduduk maka peluang untuk

tidak memindahkan ibukotanya adalah 0,999 kalinya dibandingkan dengan

memindahkan ibukotanya.

5. Kepadatan Penduduk

Kepadatan yang terlalu tinggi akan menimbulkan berbagai permasalahan

kota seperti masalah demografi, dan lingkungan. Hasil model logit diperoleh

p-value sebesar 0,017 yang nilainya lebih kecil dari taraf nyata 5 persen

(0,05), yang artinya signifikan pada taraf kepercayaan 95 persen sehingga

tolak H0. Hal ini menunjukkan bahwa kepadatan penduduk berpengaruh

nyata terhadap peluang pemindahan ibukota. Kepadatan penduduk memiliki

koefisien positif sehingga semakin padat penduduknya maka negara akan

semakin memindahkan ibukotanya. Hal ini sesuai dengan hipotesis awal

bahwa kepadatan penduduk berpengaruh positif terhadap pemindahan

ibukota.

Kepadatan yang tinggi dan tak terkendali akan menimbulkan berbagai

permasalahan kota sehingga semakin tinggi kepadatan penduduk sebuah

negara maka negara tersebut akan semakin memindahkan ibukotanya.

Masalah yang ditimbulkan tingginya kepadatan penduduk antara lain

menurunnya kualitas hidup, terbentuknya area kumuh, degradasi lingkungan,

tingginya harga, dan disparitas ekonomi. Variabel kepadatan penduduk juga

memiliki nilai odd ratio sebesar 1,014 yang artinya semakin tinggi nilai

kepadatan penduduk maka peluang untuk memindahkan ibukotanya adalah

1,014 kalinya dibandingkan dengan tidak memindahkan ibukotanya.

6. Bentuk Pemerintahan

Hasil model logit diperoleh p-value sebesar 0,428 yang nilainya lebih besar

dari taraf nyata 5 persen (0,05) yang artinya terima H0. Hal ini memiliki arti

bahwa bentuk pemerintahan tidak berpengaruh nyata terhadap peluang

pemindahan ibukota. Bentuk pemerintahan memiliki koefisien negatif

sehingga negara dengan bentuk pemerintahan republik lebih cenderung

untuk tidak memindahkan ibukotanya dibandingkan negara dengan bentuk

pemerintahan non-republik. Hal ini sesuai dengan hipotesis karena negara

republik biasanya memiliki sistem pemerintahan demokrasi. Sistem

demokrasi adalah sistem pemerintahan dimana warga negara lebih bebas

untuk mengungkapkan pendapatnya. Pada sistem demokrasi, jika

pemerintah tidak dapat meyakinkan rakyatnya untuk memindahkan

Page 49: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · pemindahan ibukota memerlukan pembelajaran dari negara lain yang telah ... 4 Contoh negara yang memindahkan ibukotanya 25 ... (Meksiko)

38

ibukotanya maka hal ini akan membuka peluang adanya kontroversi,

penolakan, diskusi yang berlarut-larut, dan gagalnya rencana pemerintah.

Selain itu, kebijakan pemindahan ibukota dalam sejarahnya banyak

dilakukan oleh pemimpin yang kuat dan ambisius dibandingkan dengan

melalui kekuatan demokrasi.

7. Bentuk Wilayah

Hasil model logit diperoleh p-value sebesar 0,702 yang nilainya lebih besar

dari taraf nyata 5 persen (0,05) yang artinya terima H0. Hal ini memiliki arti

bahwa bentuk wilayah tidak berpengaruh nyata terhadap peluang

pemindahan ibukota. Bentuk wilayah memiliki koefisien negatif sehingga

negara dengan bentuk wilayah kepulauan lebih cenderung untuk tidak

memindahkan ibukotanya dibandingkan negara dengan bentuk

pemerintahan non-kepulauan. Hal ini berbeda dengan hipotesis awal dimana

negara kepulauan lebih cenderung untuk memindahkan ibukotanya.

Kecenderungan ini timbul ini dikarenakan negara kepulauan memiliki

wilayah yang terpisah-pisah oleh laut dimana mobilitas relatif lebih sulit

dibandingkan dengan negara non-kepulauan. Bentuk wilayah yang terpisah-

pisah membuat negara kepulauan lebih sulit untuk memindahkan

ibukotanya karena mobilisasi sumber daya manusia dan ekonomi yang akan

lebih sulit dan mahal dibandingkan dengan negara bukan kepulauan.

8. Tipe Ibukota

Hasil model logit diperoleh p-value sebesar 0,040 yang nilainya lebih besar

dari taraf nyata 5 persen (0,05) yang artinya terima H0. Hal ini memiliki arti

bahwa tipe ibukota berpengaruh nyata terhadap peluang pemindahan

ibukota. Bentuk wilayah memiliki koefisien positif sehingga negara yang

memutuskan untuk membentuk ibukotanya dengan tipe split capitals yaitu

memisahkan ibukotanya akan lebih sukses dalam pemindahan ibukotanya.

Hal ini sesuai dengan hipotesis awal dimana pemilihan bentuk split capitas

memiliki hasil positif terhadap peluang negara untuk memindahkan

ibukotanya. Hal ini dikarenakan memecah ibukota menjadi dua adalah hal

yang lebih memungkinkan dalam pemindahan ibukota. Sumberdaya yang

sudah memusat di ibukota lama yang tidak mungkin untuk ditinggalkan

sehingga ibukota lama membutuhkan peran baru dalam pemerintahan agar

sumberdayanya tidak disia-siakan. Selain itu hal ini dapat menekan biaya

relokasi dan pembuatan ibukota baru. Kebijakan pemecahan ibukota

menjadi lebih dari satu akan meningkatkan peluang sukses sebuah negara

untuk memindahkan ibukotanya.

Hubungan antara Hasil Analisis dengan Kondisi di Indonesia

Hasil menunjukkan bahwa negara-negara yang memindahkan ibukotanya

umumnya adalah negara berkembang. Negara-negara ini memiliki GDP per kapita

yang rendah, luas wilayah yang besar, jumlah penduduk yang besar, dan

kepadatan penduduk yang tinggi. Indonesia sebagai negara berkembang memiliki

karakteristik yang hampir mirip dengan hal tersebut. Indonesia memiliki GPD per

kapita menengah bawah, luas wilayah yang sangat besar dengan urutan terbesar

ke-15 di seluruh dunia. Indonesia juga memiliki jumlah penduduk yang besar di

urutan ke-4 terbesar di dunia dan memiliki kepadatan penduduk yang tinggi

Page 50: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · pemindahan ibukota memerlukan pembelajaran dari negara lain yang telah ... 4 Contoh negara yang memindahkan ibukotanya 25 ... (Meksiko)

39

khususnya di kota-kota besar. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia memiliki

peluang besar untuk memindahkan ibukotanya karena Indonesia masih termasuk

negara berkembang.

Dari analisis faktor-faktor yang memingkatkan peluang pemindahan ibukota

dengan menggunakan model logistik, GDP per kapita, luas wilayah, jumlah

penduduk, kepadatan penduduk, dan tipe ibukota adalah faktor-faktor yang

meningkatkan peluang negara untuk memindahkan ibukotanya. Semakin tinggi

GDP per kapita sebuah negara maka akan menurunkan peluang negara tersebut

untuk memindahkan ibukotanya. Semakin luas wilayah sebuah negara maka akan

meningkatkan peluang negara tersebut untuk memindahkan ibukotanya. Dalam

kepadatan penduduk, semakin padat sebuah negara maka akan meningkatkan

peluang negara tersebut untuk memindahkan ibukotanya. Terakhir, pemindahan

ibukota dengan tipe split capitals akan meningkatkan peluang sukses untuk

memindahkan ibukotanya.

Kondisi Indonesia saat ini masih memiliki GDP per kapita menengah

kebawah, selain itu Indonesia juga memiliki luas wilayah yang besar yang masih

bisa dieksplorasi dan dibangun menjadi kota-kota baru. Selanjutnya Indonesia

memiliki kepadatan penduduk yang tinggi sehingga meningkatkan peluangnya

untuk memindahkan ibukota. Berdasarkan hal tersebut, pemindahan ibukota

Indonesia adalah hal yang sangat mungkin. Pemindahan ibukota diharapkan akan

menjadi kebijakan yang bermanfaat untuk mengatasi permasalahan regional

maupun nasional. Pemindahan ibukota ke daerah yang tepat diharapkan dapat

mengatasi berbagai permasalahan ibukota lama dan meningkatkan pemerataan

pembangunan yang selama ini terpusat di Jakarta.

Dalam pemilihan tipe ibukota, akan lebih baik jika Indonesia menggunakan

tipe split capitals dimana ibukota dipisah sesuai dengan perannya masing-masing.

Secara historis, dari tiga belas negara yang telah memindahkan ibukotanya pasca

Perang Dunia ke-2, setidaknya terdapat enam negara yang memiliki tipe split

capitals yaitu memisahkan ibukotanya. Negara-negara tersebut adalah

Montenegro (Podgorica dan Cetinje), Myanmar (Naypyidaw dan Rangoon),

Nigeria (Lagos dan Abuja), Pantai Gading (Yamoussoukro dan Abidjan), Sri

Lanka (Colombo dan Sri Jayawardenapura Kotte), serta Tanzania (Dodoma dan

Dar Es Salaam). Hal ini menunjukkan hampir setengah negara yang sukses

menindahkan ibukotanya menggunakan tipe split capitals dalam membangun

ibukota baru. Pemisahan ini dilakukan karena sumberdaya yang telah ada dan

berkembang di ibukota lama seperti infrastruktur, pusat ekonomi, sumber daya

manusia, kemudahan akses, dan sebagainya akan sia-sia jika tidak dimanfaatkan.

Pemisahan ibukota biasanya terbagi menjadi kota yang memiliki peran utama

masing-masing misalnya Malaysia yang menjadikan Kuala Lumpur sebagai

ibukota resmi, ibukota kerajaan, dan pusat legislatif, sementara Putra Jaya

dijadikan sebagai pusat administratif dan pusat peradilan (yudikatif). Selain itu

ada pula Sri Lanka yang menjadikan Colombo sebagai pusat komersial ekonomi,

pemerintahan eksekutif, dan peradilan, sementara Sri Jayawardenapura Kotte

dijadikan sebagai pusat lembaga legislatif.

Jakarta telah menjadi pusat perekonomian, pemerintahan, peradilan,

legislatif, dan memiliki sumberdaya manusia maupun infrastruktur yang maju

dibanding daerah lain di Indonesia. Jakarta sudah memiliki semua hal yang

diperlukan untuk menjalankan sebuah pemerintahan negara. Hal ini menyebabkan

Page 51: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · pemindahan ibukota memerlukan pembelajaran dari negara lain yang telah ... 4 Contoh negara yang memindahkan ibukotanya 25 ... (Meksiko)

40

pemindahan semua fungsi pemerintahan negara dari Jakarta ke daerah lain akan

memakan biaya yang sangat besar karena pembangunan infrastruktur dan

pendukung di daerah baru akan sangat mahal.

Biaya pemindahan ibukota negara akan sangat besar, namun di sisi lain

kerugian bila ibukota tetap di Jakarta pun juga besar. Melihat hal ini, akan lebih

baik jika pemerintah lebih serius dalam kajiannya untuk memindahkan ibukota.

Pemindahan ibukota ke kota baru pun akan mendorong adanya arah pembangunan

yang lebih merata dan tidak terpusat di Jakarta. Hal ini juga menghindari

Indonesia dari perekonomian nasional yang sangat tergantung pada laju pesat

perekonomian segelintir kota besar yang menjadi pusat segala kegiatan. Hal ini

dapat dilihat dari Jakarta yang menjadi pusat segala kegiatan ekonomi dan

pemerintahan padahal kondisi ini yang disertai dengan kehidupan sosial-ekonomi

yang kontras di dalamnya akan membahayakan perekonomian nasional itu sendiri.

Gurr dalam Visi Indonesia 2033 mengatakan bahwa hal tersebut akan

menimbulkan potensi ledakan sosial dan politik yang bersumber pada deprivasi

relatif (relative depreviation) yang berupa kesenjangan dan ketidakpuasan yang

terjadi di berbagai elemen masyarakat.

Jika pemerintah ingin melaksanakan pemindahan ibukota negara, Jakarta

dapat dimanfaatkan sebagai pusat perekonomian agar sumberdaya yang telah

terkumpul tidak disia-siakan. Selain itu hal ini dapat menekan biaya pembangunan

di ibukota baru yang diestimasi sebesar 100 triliun dalam 10 tahun pembangunan.

Selanjutnya ibukota baru dapat dibangun dengan peran sebagai pusat

pemerintahan dimana kota tersebut bebas dari berbagai masalah perkotaan dan

kependudukan yang selama ini melanda Jakarta. Selain itu tipe split capitals juga

bermanfaat untuk dapat mengurangi beban ibukota baru dalam menjalankan

perannya karena sebagian tugas sudah dilaksanakan oleh ibukota lama.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Negara-negara yang memindahkan ibukotanya umumnya adalah negara

berkembang. Negara-negara yang memindahkan ibukotanya pasca Perang Dunia

ke-2 belum memiliki karakteristik perekonomian sebaik negara maju. Negara-

negara ini memiliki GDP per kapita yang rendah, luas wilayah yang besar, jumlah

penduduk yang besar, dan kepadatan penduduk yang tinggi.

Berdasarkan hasil analisis faktor-faktor yang memengaruhi pemindahan

ibukota dapat disimpulkan bahwa GDP per kapita, luas wilayah, jumlah penduduk,

kepadatan penduduk, dan tipe ibukota adalah faktor-faktor yang memengaruhi

peluang negara untuk memindahkan ibukotanya.

Saran

Dalam kajian pemindahan ibukota, sebaiknya pemerintah memberikan

perhatian yang besar terhadap perekonomian makro negara khususnya GDP per

kapita, serta proyeksi dan rencana jangka panjang dalam pembangunan regional.

Kestabilan ekonomi makro diperlukan agar perekonomian Indonesia lebih stabil

Page 52: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · pemindahan ibukota memerlukan pembelajaran dari negara lain yang telah ... 4 Contoh negara yang memindahkan ibukotanya 25 ... (Meksiko)

41

sehingga apapun kebijakan mengenai pemindahan ibukota di masa depan akan

lebih mudah dan tidak mengganggu kestabilan ekonomi dan politik negara.

Indonesia masih sangat berpeluang untuk memindahkan ibukotanya. Dalam

rencana pemindahan ibukota, pemerintah sebaiknya menggunakan tipe split

capitals karena tipe ini lebih memungkinkan untuk dilakukan. Pemberian peran

baru kepada ibukota lama akan menekan biaya pembangunan dan membuat

sumberdaya dari ibukota lama bisa terus dimanfaatkan. Disisi lain beban ibukota

baru akan lebih terbantu jika sebagian perannya dimaksimalkan oleh ibukota lama.

Pemerintah perlu melakukan kebijakan demografi berupa pengaturan jumlah

dan pemerataan sebaran kepadatan penduduk sehingga tidak terjadi penumpukan

penduduk di ibukota. Selain itu pemerintah harus melakukan desentralisasi

pembangunan agar perekonomian lebih merata dan menghindari pemusatan

kegiatan perekonomian di ibukota.

DAFTAR PUSTAKA

Analisadaily. 2013 Mar. Kemana Istana Negara Akan Diboyong? [internet].

Analisadaily. Tersedia pada http://www.analisadaily.com

Ardian, B. 2007. Teori Pertumbuhan Kota [internet]. Tersedia pada

http://www.p2kp.org

Badan Pusat Statistik (ID). 2013. Informasi Statistik DKI Jakarta 2012. Badan

Pusat Statistik DKI Jakarta.

_____________________. 2013. Statistik Indonesia, Statistical Yearbook of

Indonesia 2013. Badan Pusat Statistik.

Campbell, S. 2004. The Enduring Importance of National Capital Cities in the

Global Era. URRC. 03(08):1-32.

Dascher, K. 2000. Are Politics and Geography Related?: Evidence from a Cross-

section of Capital Cities. Public Choice. 105: 373-392.

Firdaus, M. 2008. Aplikasi Metode Kuantitatif Terpilih Untuk Manajemen dan

Bisnis. Bogor (ID): IPB Pr.

Ghozali, I. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang

(ID): BP UNDIP.

Hall, P. 2006. Seven Types of Capital City. Didalam: Gordon P, editor. Planning

Twentieth Century Capital Cities. London (GB): Routledge.

Hosmer D, Lemeshow S. 1989. Applied Logistic Regression. New York (US):

John Wiley and Sons Inc.

[IDRE] Institute for Digital Research and Education. 2013. Annotated SPSS

Output Multinomial Logistic Regression [internet]. Los Angeles (US):

University of California. Tersedia pada http://www.ats.ucla.edu/stat/spss/

output/mlogit.htm

Juanda, B. 2009. Ekonometrika Pemodelan dan Pendugaan. Bogor (ID): IPB Pr.

Juanda, B. 2009. Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis, Ed ke-2. Bogor (ID):

IPB Pr.

Page 53: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · pemindahan ibukota memerlukan pembelajaran dari negara lain yang telah ... 4 Contoh negara yang memindahkan ibukotanya 25 ... (Meksiko)

42

Kirmanto, D. 2010. Keberlanjutan Jakarta Sebagai Ibu Kota Negara dan Kota

Pusat Pemerintahan [internet]. Jakarta (ID): Kementerian PU RI. [diunduh

28 Februari 2013]. Tersedia pada http://www.penataanruang.net/

taru/upload/paper/KeynoteMPU_PSIL_221110.pdf

Mankiw, N G. 2008. Makroekonomi, Ed ke-6. Jakarta (ID): Erlangga.

Marangkup H, Ulin E. 2006. Identifikasi Pola Pengembangan Daerah Pinggiran

dan Pola Jaringan Jalan Kota Semarang [skripsi]. Semarang (ID):

Universitas Diponegoro.

Mirlanda, A M. 2011. Kerugian Ekonomi Akibat Kemacetan Lalu Lintas di

Ibukota [skripsi]. Depok (ID): Universitas Indonesia.

Novita, F. 2003. Pengaruh Perkembangan Ekonomi Kota Bandar Lampung

Terhadap Perkembangan Kawasan Pesisir [tesis]. Semarang (ID):

Universitas Diponegoro.

Pusat Kajian Strategis Kementerian PU. 2012. Kebijakan Mengatasi Kemacetan

di Jakarta: Menuju Penguatan Peran Departemen PU [internet]. Jakarta

(ID): Kementerian PU RI. Tersedia pada http://www.pu.go.id/isustrategis/

view/24

Rawat, R. 2005. Capital City Relocation: Global-Local Perspective in The Search

for an Alternative Modernity [internet]. [diunduh 28 Februari 2013].

Rukmana, D. 2010. Pemindahan Ibukota Negara [internet]. Savannah (US):

Savannah State University. [diunduh 28 Februari 2013]. Tersedia pada

http://bulletin.penataanruang.net/upload/data_artikel/edisi5i.pdf

Schatz, E. 2003. When Capital Cities Move: The Political Geography of Nation

and State Building. Kellog Institute. 303:1-29.

Schatz, E. 2004. What Capital Cities Say About State and nation Building.

Nationalism and Ethnic Politics, 9:111–140. doi: 10.1080/

13537110390444140.

[Setkab] Sekretariat Kabinet RI. 2013 Okt. Soal Pemindahan Ibukota, Julian:

Belum Ada Opsi Kota Yang Dianggap Layak [internet]. Sekretariat Kabinet

RI. Tersedia pada http://setkab.go.id/berita-10204-soal- pemindahan-

ibukota-julian-belum-ada-opsi-kota-yang-dianggap-layak.html

Sihombing, M N. 2012. Pengaruh Pengeluaran Pemerintah dan Pertumbuhan

Ekonomi Terhadap Penerimaan Pajak di Indonesia [skripsi]. Bandung (ID):

Universitas Komputer Indonesia.

Sutikno. 2007. Perpindahan Ibukota Negara Suatu Keharusan Atau Wacana?. Di

dalam Diskusi Sejarah, Kota dan Perubahan Sosial Dalam Perspektif

Sejarah; 2007 Apr 11-12; Yogyakarta (ID): Balai Pelestarian Sejarah dan

Nilai Tradisional Yogyakarta.

Tempo.co. 2010 Nov. Andrinof: Kita Belum Memiliki Ibukota Berkelas Dunia

[internet]. Tempo Media Group. Tersedia pada http://www.tempo.co/read/

news/2010/11/15/173292054/Andrinof-Kita-Belum-Memiliki-Ibukota-

Berkelas-Dunia

Todaro MP, Smith SC. 2003. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga, Ed ke-8.

Jakarta (ID): Erlangga.

[UN] United Nations. 1994. United Nations Convention on the Law of the Sea,

Montego Bay (JM): UN.

Page 54: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · pemindahan ibukota memerlukan pembelajaran dari negara lain yang telah ... 4 Contoh negara yang memindahkan ibukotanya 25 ... (Meksiko)

43

Visi Indonesia 2033 (ID). 2010. Pemindahan Ibu Kota ke Kalimantan: Lorong

Keluar dari Berbagai Paradoks Pembangunan, Menuju Indonesia yang

Tertata [internet]. Jakarta (ID): Visi Indonesia 2033. Tersedia pada

http://www.visi2033.or.id/news_8.htm

Wolfel, R L. 2002. North to Astana: Nationalistic Motives for the Movement of

the Kazakh Capital. Nationalities Papers, 30(3):485-506. doi:10.1080/

0090599022000011723.

Worldbank. 2004. Beyond Economic Growth, An Introduction to Sustainable

Development. WBI Learning Resources Series, 2nd Ed. Washington (US):

The World Bank.

Yunia L, Rozi S. 2007. Wacana Pemindahan Ibukota di Indonesia (Studi Kasus

Opini Mahasiswa, Dosen, dan Karyawan IISIP Jakarta). IISIP Jakarta.

Page 55: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · pemindahan ibukota memerlukan pembelajaran dari negara lain yang telah ... 4 Contoh negara yang memindahkan ibukotanya 25 ... (Meksiko)

44

LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar negara yang diteliti

No. Negara Keterangan Ibukota

1 Argentina tidak pindah

2 Australia tidak pindah

3 Belanda tidak pindah

4 Bolivia tidak pindah

5 Ceko tidak pindah

6 Cina tidak pindah

7 Indonesia tidak pindah

8 Italia tidak pindah

9 Kamboja tidak pindah

10 Meksiko tidak pindah

11 Mesir tidak pindah

12 Mongolia tidak pindah

13 Portugal tidak pindah

14 Belize pindah

15 Brasil pindah

16 Filipina pindah

17 Guinea Bissau pindah

18 Kazakhstan pindah

19 Malawi pindah

20 Montonegro pindah

21 Myanmar pindah

22 Nigeria pindah

23 Pakistan pindah

24 Pantai Gading pindah

25 Sri Lanka pindah

26 Tanzania pindah

Page 56: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · pemindahan ibukota memerlukan pembelajaran dari negara lain yang telah ... 4 Contoh negara yang memindahkan ibukotanya 25 ... (Meksiko)

45

Lampiran 2 Data GDP per kapita (dolar AS)

No. Negara Tahun

1990 2000 2010

1 Argentina 4330 7696 9124

2 Australia 18251 11471 43100

3 Belanda 19722 24180 46623

4 Bolivia 731 1011 1979

5 Ceko 3787 5725 18910

6 Cina 314 949 4433

7 Indonesia 621 773 2952

8 Italia 20065 19388 33787

9 Kamboja 106 294 795

10 Meksiko 3116 5817 9128

11 Mesir 759 1476 2698

12 Mongolia 1168 471 2250

13 Portugal 7779 11471 21538

14 Belize 2185 3330 4057

15 Brasil 3087 3696 10993

16 Filipina 719 1048 2140

17 Guinea Bissau 240 174 551

18 Kazakhstan 1647 1229 9070

19 Malawi 200 155 362

20 Montenegro 2171 1556 6510

21 Myanmar 231 459 702

22 Nigeria 292 372 1443

23 Pakistan 358 512 1017

24 Pantai Gading 862 628 1161

25 Sri Lanka 472 855 2400

26 Tanzania 172 308 527

Page 57: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · pemindahan ibukota memerlukan pembelajaran dari negara lain yang telah ... 4 Contoh negara yang memindahkan ibukotanya 25 ... (Meksiko)

46

Lampiran 3 Data pertumbuhan ekonomi (persen)

No. Negara Tahun

1990 2000 2010

1 Argentina -2.4 -1 9.2

2 Australia 3.6 4 2.3

3 Belanda 4.2 4 1.6

4 Bolivia 4.6 3 4.1

5 Ceko -1.2 4 7.5

6 Cina 3.8 8 10.4

7 Indonesia 9 5 6.2

8 Italia 2 4 1.8

9 Kamboja 1.1 9 6

10 Meksiko 5.1 7 5.5

11 Mesir 5.7 5 5.1

12 Mongolia -3.2 1 6.4

13 Portugal 4 4 1.4

14 Belize 10.6 13 2.9

15 Brasil -4.3 4 7.5

16 Filipina 3 4 7.6

17 Guinea Bissau 6.1 8 3.5

18 Kazakhstan -8.15 10 7.3

19 Malawi 5.7 2 6.5

20 Montenegro -4.8 3 2.5

21 Myanmar 2.8 13.7 5.2

22 Nigeria 8.2 5 7.9

23 Pakistan 4.5 4 3.5

24 Pantai Gading -1.1 -4 2.4

25 Sri Lanka 6.4 6 8

26 Tanzania 7 5 7

Page 58: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · pemindahan ibukota memerlukan pembelajaran dari negara lain yang telah ... 4 Contoh negara yang memindahkan ibukotanya 25 ... (Meksiko)

47

Lampiran 4 Data luas wilayah (km2)

No. Negara Luas Wilayah

1 Argentina 2736690

2 Australia 7682300

3 Belanda 33730

4 Bolivia 1083300

5 Ceko 77250

6 Cina 9327480

7 Indonesia 1811570

8 Italia 294140

9 Kamboja 176520

10 Meksiko 1943950

11 Mesir 995450

12 Mongolia 1553560

13 Portugal 91470

14 Belize 22810

15 Brasil 8459420

16 Filipina 298170

17 Guinea Bissau 28120

18 Kazakhstan 2699700

19 Malawi 94280

20 Montenegro 13450

21 Myanmar 653520

22 Nigeria 910770

23 Pakistan 770880

24 Pantai Gading 318000

25 Sri Lanka 62710

26 Tanzania 885800

Page 59: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · pemindahan ibukota memerlukan pembelajaran dari negara lain yang telah ... 4 Contoh negara yang memindahkan ibukotanya 25 ... (Meksiko)

48

Lampiran 5 Data jumlah penduduk (jiwa)

No. Negara Tahun

1990 2000 2010

1 Argentina 32642442 36930709 40412376

2 Australia 7677850 19153000 22299800

3 Belanda 14951510 15925513 16615394

4 Bolivia 6658462 8307248 9929849

5 Ceko 10333355 10272322 10519792

6 Cina 1135185000 1262645000 1337825000

7 Indonesia 184345939 213395411 239870937

8 Italia 56719240 56942108 60483385

9 Kamboja 9531928 12446949 14138255

10 Meksiko 84306602 99959594 113423047

11 Mesir 56843275 67648419 113423047

12 Mongolia 2192553 2411369 2756001

13 Portugal 9983218 10225836 10637346

14 Belize 189000 249800 344700

15 Brasil 149650206 174425387 194946470

16 Filipina 61628668 77309965 93260798

17 Guinea Bissau 1016695 1240655 1515224

18 Kazakhstan 16348000 14883626 16323287

19 Malawi 9380892 11228756 14900841

20 Montenegro 608816 632606 631490

21 Myanmar 39268304 44957660 47963012

22 Nigeria 97552057 123688536 158423182

23 Pakistan 111844679 144522192 173593383

24 Pantai Gading 12517730 16581653 19737800

25 Sri Lanka 17015000 19102000 20653000

26 Tanzania 25478979 34038161 44841226

Page 60: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · pemindahan ibukota memerlukan pembelajaran dari negara lain yang telah ... 4 Contoh negara yang memindahkan ibukotanya 25 ... (Meksiko)

49

Lampiran 6 Data kepadatan penduduk (jiwa/ km2)

No. Negara Tahun

1990 2000 2010

1 Argentina 12 13 15

2 Australia 2 2 3

3 Belanda 443 472 493

4 Bolivia 6 8 9

5 Ceko 134 133 136

6 Cina 122 135 143

7 Indonesia 102 118 132

8 Italia 193 194 206

9 Kamboja 54 71 80

10 Meksiko 43 51 58

11 Mesir 57 68 81

12 Mongolia 1 2 2

13 Portugal 109 112 116

14 Belize 8 11 15

15 Brasil 18 21 23

16 Filipina 207 259 313

17 Guinea Bissau 36 44 54

18 Kazakhstan 6 6 6

19 Malawi 100 119 158

20 Montenegro 45 47 47

21 Myanmar 60 69 73

22 Nigeria 107 136 174

23 Pakistan 145 187 225

24 Pantai Gading 39 52 62

25 Sri Lanka 271 305 329

26 Tanzania 29 38 51

Page 61: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · pemindahan ibukota memerlukan pembelajaran dari negara lain yang telah ... 4 Contoh negara yang memindahkan ibukotanya 25 ... (Meksiko)

50

Lampiran 7 Data bentuk pemerintahan

No. Negara Bentuk Negara

1 Argentina republik

2 Australia non-republik

3 Belanda republik

4 Bolivia republik

5 Ceko republik

6 Cina republik

7 Indonesia republik

8 Italia republik

9 Kamboja non-republik

10 Meksiko non-republik

11 Mesir republik

12 Mongolia republik

13 Portugal republik

14 Belize non-republik

15 Brasil non-republik

16 Filipina republik

17 Guinea Bissau non-republik

18 Kazakhstan republik

19 Malawi republik

20 Montenegro republik

21 Myanmar republik

22 Nigeria non-republik

23 Pakistan republik

24 Pantai Gading republik

25 Sri Lanka republik

26 Tanzania republik

Page 62: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · pemindahan ibukota memerlukan pembelajaran dari negara lain yang telah ... 4 Contoh negara yang memindahkan ibukotanya 25 ... (Meksiko)

51

Lampiran 8 Data bentuk wilayah

No. Negara Bentuk Wilayah

1 Argentina non-kepulauan

2 Australia non-kepulauan

3 Belanda non-kepulauan

4 Bolivia non-kepulauan

5 Ceko non-kepulauan

6 Cina non-kepulauan

7 Indonesia kepulauan

8 Italia kepulauan

9 Kamboja non-kepulauan

10 Meksiko non-kepulauan

11 Mesir non-kepulauan

12 Mongolia non-kepulauan

13 Portugal non-kepulauan

14 Belize non-kepulauan

15 Brasil non-kepulauan

16 Filipina kepulauan

17 Guinea Bissau kepulauan

18 Kazakhstan non-kepulauan

19 Malawi non-kepulauan

20 Montenegro non-kepulauan

21 Myanmar non-kepulauan

22 Nigeria non-kepulauan

23 Pakistan non-kepulauan

24 Pantai Gading non-kepulauan

25 Sri Lanka kepulauan

26 Tanzania non-kepulauan

Page 63: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · pemindahan ibukota memerlukan pembelajaran dari negara lain yang telah ... 4 Contoh negara yang memindahkan ibukotanya 25 ... (Meksiko)

52

Lampiran 9 Data tipe ibukota

No. Negara Tipe Ibukota

1 Argentina tidak dipisah

2 Australia tidak dipisah

3 Belanda dipisah

4 Bolivia dipisah

5 Ceko tidak dipisah

6 Cina tidak dipisah

7 Indonesia tidak dipisah

8 Italia tidak dipisah

9 Kamboja tidak dipisah

10 Meksiko tidak dipisah

11 Mesir tidak dipisah

12 Mongolia tidak dipisah

13 Portugal tidak dipisah

14 Belize tidak dipisah

15 Brasil tidak dipisah

16 Filipina tidak dipisah

17 Guinea Bissau tidak dipisah

18 Kazakhstan tidak dipisah

19 Malawi tidak dipisah

20 Montonegro dipisah

21 Myanmar dipisah

22 Nigeria dipisah

23 Pakistan tidak dipisah

24 Pantai Gading dipisah

25 Sri Lanka dipisah

26 Tanzania dipisah

Page 64: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · pemindahan ibukota memerlukan pembelajaran dari negara lain yang telah ... 4 Contoh negara yang memindahkan ibukotanya 25 ... (Meksiko)

53

Lampiran 10 Output Logistic Regression

Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square df Sig.

Step 1 Step 41,804 8 ,000

Block 41,804 8 ,000

Model 41,804 8 ,000

Model Summary

Step -2 Log likelihood

Cox & Snell R

Square

Nagelkerke R

Square

1 66,327a ,415 ,553

a. Estimation terminated at iteration number 7 because

parameter estimates changed by less than ,001.

Hosmer and Lemeshow Test

Step Chi-square df Sig.

1 4,421 8 ,817

Classification Tablea

Observed

Predicted

Y Percentage

Correct tidak pindah pindah

Step 1 Y tidak pindah 29 10 74,4

pindah 7 32 82,1

Overall Percentage 78,2

a. The cut value is ,500

Page 65: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · pemindahan ibukota memerlukan pembelajaran dari negara lain yang telah ... 4 Contoh negara yang memindahkan ibukotanya 25 ... (Meksiko)

54

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 1a GDP -39,373 11,623 11,476 1 ,001 ,000

Growth ,072 ,082 ,766 1 ,381 1,074

luas ,074 ,032 5,315 1 ,021 1,077

JML -,001 ,001 3,363 1 ,067 ,999

bentuknegara -,849 ,796 1,138 1 ,286 ,428

bentukwilayah ,383 1,001 ,147 1 ,702 1,467

kepadatan ,014 ,006 5,681 1 ,017 1,014

tipeibukota 1,566 ,761 4,229 1 ,040 4,786

Constant -,136 ,945 ,021 1 ,885 ,873

Variables in the Equation

95% C.I.for EXP(B)

Lower Upper

Step 1a GDP ,000 ,000

Growth ,914 1,242

luas 1,005 1,131

JML ,997 1,000

bentuknegara ,155 2,516

bentukwilayah ,136 5,825

kepadatan 1,002 1,025

Constant

a. Variable(s) entered on step 1: GDP, Growth, luas, JML, bentuknegara, bentukwilayah, kepadatan.

Page 66: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · pemindahan ibukota memerlukan pembelajaran dari negara lain yang telah ... 4 Contoh negara yang memindahkan ibukotanya 25 ... (Meksiko)

55

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Ecky Agassi, lahir pada 21 Oktober 1989 di Bogor. Penulis

adalah anak pertama dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Supangat dan Ibu

Sundari Ratnaningrum. Penulis mendapatkan pendidikan menengah atas di SMA

Negeri 1 Depok dan lulus pada tahun 2007. Pada tahun 2008 penulis melanjutkan

pendidikan ke jenjang perguruan tinggi di Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui

ujian Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) dan diterima

di Program Studi Ekonomi dan Studi Pembangunan, Departemen Ilmu Ekonomi,

Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM).

Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif di berbagai kegiatan pemuda dan

kemahasiswaan. Pada Tingkat Persiapan Bersama (TPB) penulis menjadi ketua

Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) TPB IPB. Pada tingkat dua penulis masih

berkecimpung di dunia legislatif kampus di Komisi 2 DPM FEM. Pada tingkat

tiga penulis aktif di kegiatan Badan Ekskutif Mahasiswa (BEM) dengan menjadi

ketua Departemen Komisi dan Informasi.

Penulis pernah menjadi delegasi IPB dalam Konferensi Mahasiswa

Ekonomi Indonesia (KMEI) yang diselenggarakan pada tahun 2011 oleh BEM

Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Pada tahun 2012 penulis berserta tim

berhasil lolos Pekan Kreativitas Mahasiswa bidang penelitian yang didanai

Direktorat Pendidikan Tinggi (Dikti). Selain berorganisasi, penulis juga menjadi

pekerja lepas di bidang desain grafis, web developer, fotografi, dan sudah pernah

bekerja dengan klien dalam skala pribadi maupun perusahaan.