analisis energi alternatif

Upload: apri-apriyanto

Post on 30-Oct-2015

295 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • LAPORAN AKHIR

    ANALISIS PEMANFAATAN SUMBERDAYA ENERGI ALTERNATIF UNTUK PENYEDIAAN

    ENERGI MASYARAKAT DI SUMATERA UTARA

    BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PROPINSI SUMATERA UTARA

    TAHUN 2 0 0 6

  • ABSTRAK

    Energi merupakan kebutuhan dasar manusia, yang terus meningkat sejalan dengan

    tingkat kehidupannya. Bahan bakar minyak/energi fosil merupakan salah satu sumber

    energi yang bersifat tak terbarukan (non renewable energy sources) yang selama ini

    merupakan andalan untuk memenuhi kebutuhan energi di seluruh sektor kegiatan.

    Kekayaan sumber daya energi di Propinsi Sumatera Utara, yaitu tenaga air, panas

    bumi, gas bumi, batubara, gambut, biomassa, biogas, angin, energi laut, matahari dan

    lainnya dapat dimanfaatkan sebagai energi alternatif, menggantikan ketergantungan

    terhadap bahan bakar minyak, yang semakin terbatas baik jumlah dan cadangannya.

    Dalam pemanfaatan ditetapkan strategi dengan memperhatikan kondisi geologi,

    geografis dan skala potensi serta investasi dan teknologi. Sumber daya energi panas

    bumi, gas bumi, tenaga air berskala besar diarahkan untuk penyediaan tenaga listrik

    yang dikelola PT. PLN (Persero) dan atau Pemegang Izin Usaha Ketenagalistrikan

    untuk Kepentingan Umum (PIUKU). Sumber daya energi berskala kecil/mini

    dimanfaatkan untuk penyediaan tenaga listrik oleh PT. PLN (Persero) dan sektor

    industri di lokasi yang sulit dijangkau jaringan dan juga dimanfaatkan sebagai bahan

    bakar keperluan proses. Skala mikro, sumber daya energi air digunakan untuk

    penyediaan tenaga listrik keperluan masyarakat desa. Biogas, biomassa digunakan

    untuk rumah tangga sebagai bahan bakar memasak di dapur dan bahan bakar industri

    kecil. Untuk daerah yang sulit dijangkau/pulau kecil dan tidak memiliki sumber daya

    energi, penyediaan tenaga listriknya dilakukan Pembangkit Listrik Tenaga Surya

    (PLTS) atau Tenaga Diesel (PLTD).

  • KATA PENGANTAR Bahan bakar minyak memegang posisi yang sangat dominan dalam pemenuhan

    kebutuhan energi di dalam negeri. Harus disadari saat ini Indonesia telah mengimpor

    minyak mentah maupun bahan bakar minyak untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

    Krisis energi yang melanda dunia berdampak, tingginya harga minyak mentah dunia,

    berpengaruh langsung terhadap kegiatan perekonomian. Kekayaan sumber daya

    energi, khususnya sumber energi baru dan terbarukan yang kita miliki, perlu

    difikirkan untuk dimanfaatkan sebagai energi alternatif, menggantikan dan

    mengurangi peran bahan bakar minyak dalam konsumsi energi di Sumatera Utara.

    Dalam rangka itu, Badan Penelitian dan Pengembangan Propinsi Sumatera Utara

    melakukan penelitian dengan kegiatan Analisis Pemanfaatan Sumber Daya Energi

    Alternatif Untuk Penyediaan Energi Masyarakat di Sumatera Utara, sebagai bahan

    kebijakan pengelolaan pemanfaatan sumber daya energi yang ada.

    Laporan ini memuat gambaran tentang kondisi potensi dan lokasi sumber daya energi

    yang terdapat di Sumatera Utara, dan langkah-langkah dalam upaya pengelolaannya

    untuk penyediaan kebutuhan energi masyarakat.umum dan kegiatan pembangunan.

    yang berkelanjutan. Kami menyadari bahwa laporan ini masih perlu penyempurnaan,

    untuk itu membuka hati atas tanggapan dan saran serta masukan dari semua pihak

    untuk penyempurnaannya. Semoga hasil kegiatan ini bermanfaat bagi kita semua, dan

    terima kasih.

    Medan, Desember 2006.

    Badan Penelitian dan Pengembangan Propinsi Sumatera Utara

    Kepala

    Ir. H. Syarifullah Harahap, M.Si. Pembina Utama Madya NIP. 010095728

  • DAFTAR ISI

    Hal

    ABSTRAK i KATA PENGANTAR ii DAFTAR ISI iii DAFTAR TABEL Vi` DAFTAR GAMBAR vii BAB I. PENDAHULUAN 1

    1.1.Latar Belakang Penelitian 1 1.2.Perumusan Masalah 4 1.3.Maksud dan Tujuan Penelitian 5 1.4.Kontribusi Penelitian 5 1.5.Manfaat Penelitian 5 1.6.Lokasi Daerah Penelitian 6 1.7.Ruang Lingkup Penelitian 7 1.8.Batasan Penelitian 7 1.9.Metode Penelitian 8

    BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 9

    2.1.Penggolongan energi 10 2.2.Pengembangan Energi Terbarukan (reneuable resources) 11 2.3.Sumber Energi Alternatif 12 2.3.1.Sumber Daya Energi Air 13 2.3.2.Panas Bumi (Geothermal) 14 2.3.3.Gas Bumi 14 2.3.4.Batubara 14 2.3.5.Bioenergi, Biogas dan Biomassa 15 2.3.6.Energi Surya 16 2.3.7.Tenaga Angin 18 2.3.8.Gambut 19 2.3.9.Energi Laut 19 2.3.10.Teknologi Nano 20 2.3.11.Fusi 21 2.3.12.Nuklir 21 2.3.13.Tenaga Baterai 21 2.4. Kebijakan Energi Nasional 22 2.4.1.Tujuan Kebijakan Energi Nasional 22 2.4.2.Sasaran Kebijakan Energi 24

  • BAB III. POTENSI SUMBERDAYA DAN PEMANFAATAN ENERGI DI SUMATERA UTARATINJAUAN PUSTAKA

    25

    3.1. Potensi Sumber Daya Energi 25 3.1.1.Tenaga Air 26 3.1.2.Batubara 27 3.1.3.Panas Bumi 27 3.1.4.Gambut 28 3.1.5.Gas Bumi 29 3.1.6.Biogas 29 3.1.7.Biomassa 30 3.1.8.Energi Surya 30 3.1.9.Energi Angin 31 3.1.10.Energi Laut 31 3.2.Pemanfaatan Sumber Daya Energi 31 3.2.1.Minyak Bumi 31 3.2.2.Gas Bumi 34 3.2.3.Panas Bumi 34 3.2.4.Tenaga Air 35 3.2.5.Tenaga Surya 35 3.2.6.Batubara 36 3.2.7.Gambut 36 3.2.8.Biogas 36 3.2.9.Biomassa 37 3.2.10.Tenaga Angin 37 3.3.Kelistrikan di Sumatera Utara 37

    BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 40

    4.1.Pemanfaatan Bahan Bakar Minyak 40 4.2.Pengembangan Sumber Daya Energi 41 4.2.1.Sumber Daya Energi Air 42 4.2.2.Panas Bumi 43 4.2.3.Batubara dan Gambut 44 4.2.4.Tenaga Angin 44 4.2.5.Tenaga Surya 45 4.2.6.Biogas 45 4.2.7.Biomassa 45 4.2.8.Biodiesel 46 4.3.Strategi Pemanfatan Energi 47 4.3.1.Kondisi Sumber Daya Energi 48 4.3.2.Pengusahaan dan Pengelolaannya 48 4.3.3.Masyarakat Pengusaha dan Konsumen 49 4.3.4.Kondisi Wilayah 49

    BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN REKOMENDASI 53

  • 5.1.Kesimpulan 53 5.2.Saran Rekomendasi 54

    DAFTAR PUSTAKA 56

    LAMPIRAN 57

  • DAFTAR TABEL

    Hal Tabel 1.Potensi Panas bumi di Sumatera Utara 28 Tabel 2.Konsumsi Bahan Bakar Minyak Nasional Tahun 2005 32 Tabel 3.Konsumsi BBM di Sumatera Utara Tahun 2003-2006 33 Tabel 4.Data Pemakaian Gas Per Sektor Pelanggan Industridi Sumatera Distrik Medan (dalam M3)

    34

    Tabel 5.Data Pelanggan Listrik Per Sektor Pelanggan 39

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 1.Peta Lokasi Daerah Penelitian 6 Gambar 2.Pemanfaatan Energi Surya 70

  • BAB I PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    Energi merupakan kebutuhan dasar manusia, yang terus meningkat sejalan dengan

    tingkat kehidupannya. Bahan bakar minyak (BBM) memegang posisi yang sangat

    dominan dalam pemenuhan kebutuhan energi nasional. Komposisi konsumsi energi

    nasional saat ini adalah BBM : 52,50%; Gas : 19,04%; Batubara : 21,52%; Air :

    3,73%; Panas Bumi : 3,01%; dan Energi Baru : 0,2%. Kondisi demikian terjadi

    sebagai akibat dari kebijakan subsidi masa lalu terhadap bahan bakar minyak dalam

    upaya memacu percepatan pertumbuhan ekonomi.

    Suatu kenyataan yang tidak dapat dipungkiri bahwa produksi minyak bumi Indonesia

    mengalami penurunan akibat adanya penurunan secara alamiah dan semakin

    menipisnya cadangan. Menurunnya produksi minyak mentah kita dan tingginya harga

    minyak mentah dunia sangat berpengaruh terhadap kemampuan anggaran

    pembangunan. Selama ini bahan bakar minyak di Indonesia masih disubsidi oleh

    negara (melalui APBN), sehingga menjadi beban yang sangat berat bagi pemerintah.

    Untuk mengurangi beban subsidi tersebut pemerintah berusaha mengurangi

    ketergantungan kepada energi bahan bakar minyak, dengan mencari dan

    mengembangkan sumber energi lain yang murah dan mudah didapat.

    Harus disadari bahwa saat ini Indonesia telah mengimpor minyak mentah maupun

    BBM untuk memenuhi kebutuhan konsumsi dalam negeri. Hingga saat ini sumber

  • energi minyak bumi masih menjadi sumber energi utama didalam penggunaannya

    terutama dalam bidang kelistrikan, industri dan transportasi. Ditengah krisis energi

    saat ini timbul pemikiran untuk penganekaragaman energi (diversifikasi energi)

    dengan mengembangkan sumber energi lain sebagai energi alternatif untuk

    penyediaan konsumsi energi domestik.

    Propinsi Sumatera Utara memiliki beranekaragam sumber daya energi, seperti

    minyak dan gas bumi, panas bumi (geothermal), batubara, gambut, energi air, biogas,

    biomassa, matahari, angin, gelombang laut dan lain lain. Potensi sumber daya energi

    tersebut tersebar diseluruh daerah Kabupaten dan Kota menurut karekteristik dan

    kondisi geologinya. Secara umum dalam pemakaian/konsumsi energi di Indonesia

    masih mengandalkan dan bergantung pada sumber daya energi minyak bumi. Kondisi

    real menunjukkan bahwa sumber daya energi minyak bumi akan habis dan memiliki

    keterbatasan baik persediaan dalam bentuk cadangannya. Disisi lain permintaan

    sumber daya energi tersebut semakin meningkat menyebabkan harga minyak

    semakin tinggi sehingga mempunyai potensi pasar ekspor yang tinggi. Seharusnya

    minyak bumi dapat diandalkan sebagai sumber pemasukan bagi pendapatan negara

    dan hanya sebagai energi untuk keperluan tertentu yang secara teknologi harus

    menggunakan bahan bakar minyak.

    Energi listrik sebagai energi sekunder sangat populer digunakan diseluruh sektor

    kegiatan. PT. Perusahaan Listrik Negara (Persero) sebagai badan usaha milik negara,

    menyelenggarakan tugas negara melakukan penyediaan dan pelayanan tenaga listrik,

  • dalam membangkitkan tenaga listrik masih banyak menggunakan sumber daya energi

    minyak bumi. Suatu kondisi bahwa, perkembangan teknologi menunjukkan bahwa

    hampir seluruh peralatan rumah tangga, perkantoran, perhotelan dan peralatan-

    peralatan lainnya menggunakan energi listrik yang kesemua tersebut bergantung pada

    bahan bakar minyak. Sementara teknologi konversi energi untuk pembangkit listrik

    telah banyak ditemukan dengan berbagai skala dan kapasitas seperti energi sumber

    daya air (PLTA), energi sumber daya nuklir (PLTN), energi sumber daya panas bumi

    (Geothermal), energi biodisel dan lain sebagainya.

    Ketergantungan pemanfaatan kepada minyak bumi ini tidak dapat dibiarkan, karena

    kebutuhan energi terus meningkat sejalan dengan pertumbuhan jumlah penduduk,

    meningkatnya industrialisasi dan perkembangan teknologi yang serba canggih dan

    mutakhir seperti pada saat sekarang ini. Komposisi penggunaan energi yang terlalu

    bersandar pada bahan bakar minyak harus segera difikirkan dengan jalan

    menganekaragamkan penggunaan sumber daya energi (diversifikasi energi) yang

    berbasis pada potensi dan kebutuhan yang ada pada saat ini. Dalam upaya tersebut

    perlu diketahui besaran penggunaan energi persektor kegiatan, jenis sumber daya

    energi yang dapat digunakan, jenis pemanfaatan dan penggunaan energi, teknologi

    penggunaan energi, lokasi/penyebaran kegiatan penggunaan energi.

    Pemanfaatan sumber energi baru dan terbarukan perlu dikembangkan mengingat

    peran dan harga BBM terus meningkat dan melambung tinggi sebagai pengganti

    untuk penyedia energi yang berkesinambungan. Berbagai cara yang dilakukan untuk

  • mengetahui potensi sumber daya energi yang dapat dikembangkan di Sumatera Utara,

    salah satunya adalah dengan melakukan pendataan. Berdasarkan data yang diperoleh

    dapat ditentukan langkah serta strategi dalam pemanfaatan dan pengelolaan seluruh

    potensi sumber kekayaan alam terutama sumber daya energi yang ada untuk

    penyediaan kebutuhan energi pada wilayah tertentu dan jenis kegiatan, sehingga

    dapat ditetapkan strategi pemanfaatannya. Penganekaragaman penggunaan energi

    dengan memanfaatkan sumber daya energi setempat, diharapkan dapat mengurangi

    ketergantungan pada sumber daya energi minyak bumi, sehingga dalam pemanfaatan

    dan pengelolaan sumber daya energi minyak bumi harus benar-benar kepada yang

    membutuhkannya terutama yang menjadi skala prioritas.

    1.2. Perumusan Masalah

    Beberapa permasalahan yang dapat dirumuskan dalam Analisis Pemanfaatan

    Sumberdaya Energi Alternatif untuk Penyediaan Energi Masyarakat di Sumatera

    Utara adalah :

    a. Sumber energi minyak bumi/energi fosil akan habis dan bersifat irreversible

    sehingga diperlukan diversifikasi energi.

    b. Mencari sumber-sumber energi sebagai pengganti sumber energi minyak bumi.

    c. Mendeliniasi pemanfaatan sumber energi, dengan melihat kondisi geografi dan

    geologinya.

    1.3. Maksud Dan Tujuan

  • Maksud dan tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi dan sumber-

    sumber daya energi yang dapat dikembangkan dan diusahakan di daerah Sumatera

    Utara, sebagai energi alternatif dengan memperhatikan kondisi geografi dan

    geologinya. Upaya ini mengingat potensi dan cadangan minyak bumi terbatas jumlah

    dan cadangannya, sehingga dapat mengurangi ketergantungan terhadap minyak bumi.

    1.4. Kontribusi Penelitian Mengingat keterbatasan jumlah dan cadangannya, maka untuk mengurangi

    ketergantungan terhadap sumber energi minyak bumi dilakukan dengan cara mencari

    potensi dan sumber daya energi yang dapat menggantikannya dan dapat

    dikembangkan sebagai diversifikasi energi dengan melihat kondisi geografi dan

    geologinya.

    1.5. Manfaat Penelitian

    Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan data awal

    tentang potensi sumber daya energi yang dapat dikembangkan dan diusahakan

    sebagai pengganti sumber daya energi minyak bumi, sehingga penggunaan dan

    pemanfaatan sumberdaya energi minyak dan gas bumi benar-benar digunakan dan

    dimanfaatkan tepat pada sasaran yang dimaksudkan (skala prioritas).

    1.6. Lokasi Penelitian

  • Daerah penelitian terletak di wilayah Propinsi Sumatera Utara dalam hal ini masing-

    masing daerah Kabupaten/Kota, dilakukan melalui pengumpulan data potensi sumber

    daya energi dan kemudian mendeliniasi daerah-daerah Kabupaten dan Kota dengan

    memperhatikan dan menentukan potensi sumber daya energi yang dapat dikelola dan

    dikembangkan menurut karakteristik geologi/geografinya.

    Gbr 1.1. Peta Lokasi Daerah Penelitian

    1.7. Ruang Lingkup Penelitian

    Ruang lingkup Analisis Pemanfaatan Sumberdaya Energi Alternatif untuk

    Penyediaan Energi Masyarakat di Sumatera Utara ini adalah untuk mendeliniasi

    pemanfaatan sumberdaya energi minyak dan gas bumi, sehingga penggunaan dan

    pemanfaatan sumber daya energi tersebut tepat kepada sasaran yang dimaksudkan

  • (skala prioritas). Kemudian mengingat demikian dominannya peran minyak bumi,

    sementara itu terbatasnya potensi sumber daya minyak dan gas bumi maka perlu

    dilakukan penganekaragaman penggunaan energi (diversifikasi energi) sebagai energi

    alternatif yang dapat dikembangkan berlandaskan kepada potensi sumber daya alam

    yang ada di daerah Sumatera Utara, sehingga kebutuhan energi tersebut dapat

    dipenuhi.

    1.8. Batasan Permasalahan

    Ada beberapa parameter yang digunakan dalam analisis pemanfaatan sumber daya

    energi sebagai energi alternatif yang dapat dikelola dan dikembangkan di daerah

    Sumatera Utara. Penelitian ini dibatasi pada penyediaan data dan informasi energi

    alternatif yang dapat dikelola dan dikembangkan di daerah. Kemudian perlu dicarikan

    solusi dengan memanfaatkan potensi sumber daya energi sebagai energi alternatif,

    dengan memperhatikan dan mempertimbangkan kondisi dan karakteritik

    geologi/geografi di daerah dengan cara mendeliniasi daerah tersebut dan menentukan

    sumber daya energi yang sesuai berdasarkan kondisi geologi dan geografinya.

    1.9. Metodologi Penelitian

    Metode penelitian yang digunakan didalam penelitian ini adalah metode studi

    pustaka dan metode survey lapangan. Pada tahap studi pustaka dilakukan dengan

    melakukan pengumpulan data sekunder yang meliputi mencari dan mengumpulkan

    referensi yang berhubungan dengan penelitian kemudian dapat dijadikan landasan

  • teori untuk dapat menyelesaikan persoalan/ kendala yang dihadapai didalam

    penelitian.

    Metode survey lapangan dilakukan dengan pengumpulan data primer dan analisis

    data, kompilasi data lapangan ke daerah kabupaten/kota. Data tersebut diolah

    sehingga dapat menjawab permasalahan dan problematika yang ada didalam

    penelitian ini. Hasil akhir dari penelitian ini disajikan dalam bentuk laporan

    penelitian.

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA

    Peranan dari pada energi dapat dilihat dalam pemanfaatan dari sumber daya alam

    yang dipunyai oleh tanah air kita bersama-sama dengan sumber daya manusia dan

    teknologi. Ketiga sumber daya tersebut diatas, merupakan sumber daya produksi

  • yang langsung menunjang perekonomian bangsa. Dari zaman ke zaman tingkat

    teknologi berubah terus sejalan dengan perkembangan peradaban manusia. Pada

    zaman dahulu bangsa primitif dalam memenuhi kebutuhannya langsung

    memanfaatkan sumber daya alam yang tersedia di alam ini tanpa proses perantara.

    Kemajuan teknologi yang semakin meningkat sebagai sifat kompetitif dari teknologi

    itu sendiri yang mengakibatkan penguasaan alam sekitar dan bukan lagi sebagai

    penundukan, bahkan telah menjurus kepada pengurasan sebagai akibat kebutuhan

    yang beranekaragam dari manusia, dimana hal ini juga terjadi di Indonesia.

    Peranan bahan bakar minyak sebagai sumber energi di negara kita cukup besar. Perlu

    disadari bahwa pada dasarnya minyak bumi merupakan sumber energi habis. Maka

    tidak mustahil pada suatu ketika akan mengalami krisis dalam penyediaan energi

    seperti yang terjadi saat ini. Untuk itu pada saat sekarang ini perlu difikirkan

    pemanfaatan sumber energi sebagai energi alternatif dan menganekaragamkan

    penggunaan energi (diversifikasi energi).

    Krisis energi yang melanda dunia telah mendorong peningkatan upaya untuk

    memanfaatkan energi yang bukan berasal dari energi fosil. Demikian juga yang

    terjadi di negeri yang kita cintai ini. Tingginya tingkat konsumsi energi fosil (BBM)

    dibandingkan dengan cadangan minyak bumi yang tersedia mengakibatkan sumber

    minyak dan gas bumi Indonesia diperkirakan akan habis dalam rentang waktu 20

    tahun mendatang. Konsumsi bahan bakar minyak (BBM) secara nasional mengalami

    peningkatan dari tahun ketahun. Disisi lain, produksi minyak bumi dalam negeri

  • menunjukkan trend menurun. Upaya yang harus dilakukan adalah melalui

    diversifikasi energi dan pencarian sumber-sumber lainnya.

    2.1. Penggolongan Energi

    Menurut Keoleian (2000), sumber energi terbagi atas dua golongan yaitu sumber

    energi tak terbarukan (non renewable energy sources) dan energi yang terbarukan

    (renewable energy resources). Sumber energi tak terbarukan bersifat konvensional

    yang terdiri dari minyak bumi, gas alam dan nuklir, sedangkan yang nonkonvensional

    adalah batubara, coalbed methan, shale gas, oil shale dan gambut. Energi tak

    terbarukan bersifat habis dan tidak dapat didaur ulang.

    Selanjutnya sumber energi terbarukan adalah geothermal, hydropower, ocean energy,

    solar, wind dan bioenergi dan lain-lain. Sifat utama yang terpenting dari energi yang

    terbarukan adalah ramah lingkungan dan dapat didaur ulang sehingga tidak akan

    habis dari waktu ke waktu.

    2.2. Pengembangan Energi Terbarukan

    Energi baru menurut pengertian rancangan undang undang energi (RUU Energi)

    merupakan energi yang sudah dikenal tetapi pemanfaatannya belum secara massal

    dan komersial. Energi baru dapat bersumber dari energi terbarukan seperti angin,

    surya, biofuel sedangkan energi baru yang bersumber dari mineral seperti uranium

    (nuklir), batubara dan gambut. Beberapa energi pengganti yang bersifat terbarukan

    seperti angin, bioenergi, energi surya, energi air dan panas bumi sampai saat ini

  • masih belum mencapai tahap yang dapat diandalkan secara komersial dan dalam

    skala yang besar. Ada beberapa potensi energi yang terbarukan yang dianggap

    memiliki prospek yang besar untuk dapat dikembangkan yakni energi air, panas bumi

    dan bioenergi. Dimasa depan ketiga energi tersebut dapat menjadi pilihan sebagai

    sumber energi untuk keperluan pengganti bahan bakar minyak (BBM).

    Karateristik energi terbarukan hampir tidak memiliki kesamaan satu sama lain.

    Meskipun demikian, teknologi energi terbarukan mempunyai beberapa sifat umum,

    antara lain :

    a. Sumber energi terbarukan tidak akan habis.

    b. Sumber energi terbarukan secara geografis bersifat menyebar dan umumnya

    dikembangkan dan dimanfaatkan didaerah tersebut.

    c. Sumber energi terbarukan mempunyai densitas daya dan energi yang rendah.

    d. Teknologi energi terbarukan pada umumnya bersifat ramah lingkungan.

    e. Teknologi energi terbarukan pada umumnya memerlukan biaya kapital yang

    tinggi tetapi biaya operasi yang rendah.

    f. Energi terbarukan umumnya bersumber dari sumber daya alam dan dapat didaur

    ulang

    Disamping memiliki karateristik tertentu, energi terbarukan juga mempunyai

    keunggulan yang menarik, seperti :

    a. Sumber energi terbarukan merupakan sumber daya indigenous yang tersedia

    dalam jumlah yang banyak

  • b. Beberapa energi terbarukan telah mencapai tahap yang kompetitif baik finansial

    maupun ekonomi untuk aplikasi tertentu

    c. Teknologi energi terbarukan bersifat fleksibel dan modular

    d. Perkembangan teknologi yang cepat dari sistem energi terbarukan dapat

    memperlebar skala ekonomi

    2.3 Sumber Energi Alternatif

    Sumber daya energi terbarukan adalah sumber energi yang outputnya akan konstan

    dalam rentang waktu yang lama. Berbagai sumber daya energi yang dapat

    dikembangkan sebagai energi alternatif di Sumatera Utara antara lain :

    2.3.1. Sumber Daya Energi Air

    Energi air merupakan air terjun atau air deras merupakan salah satu sumber daya

    energi kekayaan alam yang mempunyai energi potensial yang dapat dimanfaatkan.

    Pemanfaatan potensi ini sejak dahulu telah dikenal nenek moyang kita, terutama

    untuk menumbuk padi dan menaikkan air kebutuhan pengairan sawah.

    2.3.2. Panas Bumi (Geothermal)

  • Panas bumi merupakan salah satu jenis energi yang memanfaatkan energi panas yang

    terdapat didalam bumi. Dibandingkan dengan jenis energi yang lain energi ini dapat

    diperbaharui dan lebih ramah lingkungan. Di Indonesia cadangan panas bumi cukup

    banyak yang tersebar di masing-masing propinsi sesuai dengan karakteristik geologi

    dan tektonic setting yang bekerja pada daerah tersebut. Menurut data Direktorat

    Jenderal Listrik dan Pemanfaatan Energi tahun 2001, potensi energi panas bumi

    Indonesia mencapai 27.000 megawatt. Lokasinya membentang sepanjang jalur

    Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara sampai Sulawesi. Dari potensi tersebut baru

    dapat dimanfaatkan (kapasitas terpasang) sebesar 800 Megawatt atau 3%. Energi ini

    biasanya dimanfaatkan dalam dunia agroindustri seperti pengeringan, pengawetan,

    sterilisasi, pemanasan dan lain-lain. Melihat kondisi penyebarannya hampir merata di

    masing-masing Kabupaten/Kota di Propinsi Sumatera Utara. Energi panas bumi ini

    sangat prospek untuk menggantikan peran minyak dan gas bumi pada skala besar

    (sebagai energi pada pembangkitan tenaga listrik).

    2.3.3. Gas Bumi

    Gas bumi/gas alam penggunaannya saat ini semakin populer, namun masih

    dikelompokkan sebagai salah satu bentuk energi alternatif yang bisa diandalkan.

    Peran gas bumi untuk menggantikan bahan bakar minyak terus berkembang. Jenis

    energi ini lebih murah, ramah lingkungan dan tersedia dalam cadangan yang cukup

    besar yang mampu memenuhi kebutuhan energi domestik Indonesia hingga beberapa

    puluh tahun mendatang. Saat ini gas Indonesia hanya untuk ekspor, mengingat

    kebijakan pemerintah selama ini lebih memfokuskan pada upaya memenuhi

  • kebutuhan pasar internasional. Indonesia merupakan negara pemasok utama gas bagi

    negara industri seperti Jepang, Taiwan dan Korea Selatan. Dengan adanya krisis

    energi ini diharapkan kebijakan pemerintah harus diubah, dengan mengutamakan

    kepentingan energi dan kebutuhan lainnya di dalam negeri seperti untuk bahan baku

    pupuk, sehingga Pupuk Iskandar Muda dan PT. Asean Fertilizer dapat terus

    beroperasi kembali.

    2.3.4. Batubara

    Batubara merupakam endapan organik yang mutunya sangat ditentukan oleh

    beberapa faktor, antara lain tempat terdapatnya cekungan, umur dan banyaknya

    kontaminasi. Didalam penggunaannya sebagai bahan bakar, kualitas batubara sangat

    menentukan didalam peralatan yang akan dipergunakan nantinya. Cadangan batubara

    Indonesia sangat melimpah dan bisa menjadi andalan utama bagi pemenuhan

    kebutuhan energi didalam negeri untuk jangka waktu puluhan tahun. Cadangan yang

    besar membuat batubara bisa menjadi salah satu subtitusi minyak bumi atau alternatif

    pengganti BBM. Hanya saja, perlu diingatkan bahwa batubara merupakan barang

    tambang yang bersifat tidak bisa diperbaharui. Kemudian pemanfaatan batubara di

    Indonesia sangat lambat, padahal kebutuhan energi industri maupun rumah tangga

    dapat dipenuhi dari batubara. Berdasarkan data hasil eksplorasi selama 20 tahun

    terakhir sumber daya batubara Indonesia diperkirakan mencapai 36,5 miliar ton.

    Dengan tingkat produksi sekarang ini berarti deposit batubara yang dimiliki mampu

    memasok kebutuhan energi dalam jangka waktu puluhan tahun. Masalah yang utama

  • pengadaan pengolahan menjadi briket batubara untuk siap pakai sangat minim. Disisi

    lain, sebagian besar produksi batubara di Indonesia diekspor. Pada tahun 1994,

    ekspor batubara mencapai 23,6 juta metrik ton, sedangkan pemakai domestik hanya

    8,9 juta metrik ton.

    Berdasarkan hal tersebut batubara sebenarnya dapat diandalkan sebagai pengganti

    bahan bakar minyak disemua sektor kegiatan ekonomi. Tersedianya pengelolaan

    pengusahaan menjadi kan batubara dalam bentuk briket batubara dapat sebagai

    pengganti konsumsi minyak tanah disektor industri kecil dan sektor rumah tangga.

    2.3.5. Bioenergi, Biogas dan Biomassa

    Biofuel = biodiesel, straight vegetable oil (SVO), bioethanol (gasohol), biogas, bahan

    bakar minyak berbasis biomass kayu (bio-[crude] oil). Biodiesel = metil ester (fatty

    acid methyl ester, fame) hasil konversi asam-asam lemak trigliserida pada minyak

    nabati yang dapat digunakan sebagai pengganti bahan bakar minyak solar. SVO =

    bahan bakar minyak dari minyak-minyak nabati yang telah diolah melalui proses

    pemurnian (degumming, bleaching, deodorizing, fraksionasi) tanpa mengubah

    struktur kimiawi minyak nabati tersebut. Bio-[crude]oil = bahan bakar berbasis

    biomassa kayu atau straw melalui fast-pyrolysis or thermo chemical liquefaction.

    Bioethanol = etanol dari sumber daya hayati yang dapat digunakan untuk bahan bakar

    minyak sebagai gasohol, hydrous fuel ethanol, atau ETBE.

    2.3.6. Energi Surya

  • Tenaga surya telah lama dikenal sejak zaman dahulu bahkan lebih tua dari

    pemanfaatan tenaga angin. Pada abad 3 SM eksentrik zaman Yunani kuno

    Archimedes sudah menggunakan cermin parabola untuk memantulkan sinar matahari.

    Kemudian Antoine Bacqurk menemukan efek fotoelektrik yang menunjukkan bahwa

    sinar matahari dapat menunjukkan, bahwa sinar matahari dapat menghasilkan arus

    listrik melalui partikel-partikel.

    Selanjutnya pada tahun 1954 para ilmuwan mengembangkan pembangkit energi

    menjadi sel-sel fotovoltaik yang berperan sebagai penghantar energi dari panas sinar

    matahari. Sel-sel fotovoltaik dalam bentuk panel silikon hablur tersebut yang

    dikembangkan NASA semenjak tahun 1960 sebagai sumber energi matahari bagi

    pesawat pengorbit bumi dan satelit ruang angkasa. Semenjak saat itu berbagai pihak

    turut mengembangkan menjadi sumber energi untuk menggerakkan sistem

    komonikasi jarak jauh, marka marka lalu lintas, hingga barang elektronik ringan

    untuk keperluan sehari- hari. Negara Jepang terus mengembangkan pemanfaatannya

    untuk menggerakkan kenderaan bermotor. Panel raksasa yang terkenal sebagai

    penangkap sinar matahari adalah dikota Leipziq Jerman dimana mampu

    menghasilkan tenaga listrik 5 MW dengan jumlah panel 33.500 panel fotovoltaik.

    Pada tahun 1997, pemerintah Amerika Serikat dan Negara Uni Eropa meluncurkan

    satu program Atap Bangunan Bertenaga Matahari (solar roof program), dengan

    kompensasi keringanan pajak serta subsidi kepada warganya yang membangun

    rumah dengan atap tenaga matahari. Indonesia sebagai negara tropis, memiliki

  • potensi energi surya dengan radiasi harian matahari rata-rata 4,8 kwh per meter

    persegi. Hal tersebut berdasarkan hasil penelitian lembaga Badan Pengkajian dan

    Penerapan Teknologi (BPPT), yang dihimpun 18 lokasi radiasi sinar surya dibedakan

    menjadi dua kawasan yaitu kawasan barat dan timur. Pada kawasan barat sekitar 4,5

    kwh per meter persegi per hari dengan variasi bulanan sekitar 10%. Sedangkan pada

    kawasan timur 5,1 kwh per meter persegi dengan variasi bulanan sekitar 9%. Kendala

    yang dihadapi untuk saat ini harga sel-sel surya (solar cell) penangkap sinar matahari

    sangat mahal. Sebagai contoh sebuah panel surya berdaya 1.285 watt, berharga

    $15.000, sudah termasuk baterai untuk menyimpan energi ketika matahari tidak

    bersinar.

    Radiasi sinar matahari merupakan sumber energi yang tersedia dan melimpah di bumi

    kita ini. Energi surya yang diterima dipermukaan bumi dalam satu jam hampir sama

    dengan dua kali total konsumsi energi tahunan dunia saat ini. Intensitas matahari di

    wilayah Sumatera Utara mempunyai potensi untuk dapat dimanfaatkan untuk

    pembangkit listrik dan pemanas air.

    2.3.7. Tenaga Angin

    Angin adalah massa udara yang bergerak yang pada dasarnya timbul akibat

    penghangatan udara oleh matahari, sebenarnya merupakan cara lain untuk

    mengumpulkan tenaga surya. Bedanya energi ini bisa tetap tersedia dalam cuaca

    berawan sementara tenaga surya tidak. Kincir angin telah banyak dikenal, baik

  • sebagai energi untuk menaikkan air, penggilingan pada industri. Juga nenek moyang

    kita telah memanfaatkannya pada kapal layar.

    Untuk membangun pemanfaatannya dibutuhkan kompleks prasarana produksi yang

    cukup luas terutama untuk produksi masal. Namun karena angin yang tersedia di

    mana-mana, maka tenaga ini sangat mungkin didesentralisasikan pada skala

    menengah dan kecil. Kecepatan angin umumnya relatif rendah dengan kontiunitas

    tidak tetap. Pada daerah pantai dan perbukitan dapat dikembangkan dan dimanfaatkan

    sebagai tenaga mekanis (untuk memutar pompa).

    2.3.8. Gambut

    Gambut adalah sisa timbunan tumbuhan yang telah mati dan kemudian diuraikan

    oleh bakteri anaerobik dan aerobik menjadi komponen yang lebih stabil. Selain zat

    organik yang membentuk gambut terdapat juga zat anorganik dalam jumlah yang

    kecil. Di lingkungan pengendapannya gambut selalu dalam keadaan jenuh air.

    Zat organik pembentuk gambut sama dengan tumbuhan dalam perbandingan yang

    berlainan sesuai dengan tingkat pembusukannya. Zat organik tersebut terdiri dari

    cellulosa, lignin, humus, bitumin dan lain lain. Unsur-unsur pembentuk gambut

    sebagian besar terdiri dari karbon (C), hidrogen (H), nitrogen (N) dan oksigen (O),

    selain unsur utama tersebut terdapat unsur lain Al, Si, S, P, Ca dan lain-lain, dalam

    bentuk terikat. Tingkat pembusukan gambut akan menaikkan kadar karbon (C) dan

    menurunkan oksigen (O).

  • 2.3.9. Energi Laut

    Energi laut di Indonesia memiliki prospek baik, hal ini karena negara kita mempunyai

    pantai yang panjang, banyak pulau dan selat, sehingga arus alut akibat interaksi bumi-

    bulan-matahari mengalami percepatan saat melewati selat-selat tersebut. Disamping

    itu, Indonesia juga tempat pertemuan arus laut yang diakibatkan oleh konstanta

    pasang surut M2 yang dominan di Samudra Hindia dengan periode sekitar 12 jam dan

    konstanta pasang surut K1, yang dominan di Samudra Pasifik dengan periode lebih

    kurang 24 jam. M2 adalah konstanta pasang surut akibat gerak bulan mengelilingi

    bumi, sedangkan K1 adalah konstanta pasang surut yang diakibatkan oleh

    kecondongan orbit bulan saat mengelilingi bumi. Interaksi bumi-bulan diperkirakan

    menghasilkan daya energi arus pasang surut setiap harinya 3,17 TW.

    Ada tiga macam energi yang bisa dihasilkan Samudra, yaitu : Pertama adalah energi

    panas laut yang dihasilkan dengan memanfaatkan perbedaan temperatur dipermukaan

    dan dasar laut. Kedua energi pasang surut yang menggunakan prinsip beda ketinggian

    antara laut pasang terbesar dan laut pasang surut terkecil. Sedangkan yang ketiga

    energi gelombang (wave energy). Inilah pembangkit energi yang memanfaatkan

    ketinggian dan panjang gelombang. Potensi inilah yang kemudian dimanfaatkan dan

    diolah menjadi tenaga listrik melalui turbin.

    2.3.10. Teknologi Nano

  • Salah satu sumber energi alternatif yang saat ini banyak menjadi perhatian dan

    menarik bagi para peneliti adalah penggunaan teknologi nano. Teknologi nano

    bukanlah sebagai sumber energi langsung melainkan membantu mengefisiensikan

    penggunaan energi. Kemampuan teknologi nano dalam memanipulasi lapisan

    elektronik baik pada sel surya dan fuel cell maupun lapisan penyimpan energi seperti

    baterai membuat banyak ilmuan/peneliti percaya teknologi nano akan menjadi energi

    alternatif. Disamping itu kemampuan teknologi nano khususnya dalam nano material

    untuk menghasilkan lapisan yang sangat efesien dalam mengkonversikan energi

    diharapkan dapat menjadi sumber energi alternatif masa depan.

    2.3.11. Fusi

    Fusi merupakan reaksi penggabungan inti atom sehingga diharapkan menjadi

    revolusi sumber energi potensial dimasa yang akan datang. Prinsipnya memanfaatkan

    bintang-bintang yang terbakar. Diproduksi ketika dua atom digabungkan menjadi

    satu, diperkirakan bahan bakar yang tersedia dari cara ini cukup untuk memenuhi

    kebutuhan konsumsi dunia.

    2.3.12. Nuklir Di seluruh dunia terdapat 440 pembangkit listrik tenaga nuklir yang menghasilkan

    16% energi listrik dibumi. Manfaat dari pembelahan inti atom memang banyak

    seperti energi melimpah dan tak ada emisi karbondioksida. Tetapi seiring dengan

    masalah utama yang berkaitan dengan energi nuklir seperti kasus chernobil,

  • menyebabkan energi ini lebih mahal ketimbang energi fosil. Hal tersebut belum lagi

    tantangan limbah radioaktif .

    2.3.13. Tenaga Baterai

    Yang dimaksud dengan tenaga baterai adalah sel-sel elektrokimia yang

    mengkombinasikan bahan bakar dan oksidanya ke dalam cairan elektrolit. Inilah yang

    kemudian menghasilkan ion penghantar arus dan pada saat bersamaan langsung

    mengubah menjadi tenaga listrik, sehingga tidak diperlukan pengisian ulang

    sepanjang suapan bahan bakarnya (biasanya hidrogen, amonia) beserta oksidannya

    (umumnya udara atau oksigen) terus tersedia dari luar. Namun alternatif ini masih

    memerlukan penelitian yang panjang mengingat cara penggunaan langsung hidrogen

    murni sebagai bahan bakar utama lewat proses elektrolisis belum efesien.

    2.4. Kebijakan Energi Nasional

    Kebijakan bidang energi didasarkan searah dengan strategi pembangunan daerah

    untuk menunjang tercapainya sasaran pembangunan jangka panjang yang

    dilaksanakan secara bertahap. Sejalan dengan itu sasaran kebijakan pembangunan.

    dibidang energi diarahkan pada pengelolaan energi secara hemat dan efisiensi,

    dengan memperhitungkan kebutuhan energi, peluang ekspor dan kelestarian sumber

    daya energi untuk jangka panjang. Upaya penganekaragaman sumber energi dengan

  • usaha untuk mengembangkan dan memanfaatkan serta memasyarakatkan sumber

    energi alternatif.

    2.4.1. Tujuan Kebijakan Energi Nasional

    Kebijakan energi nasional bertujuan untuk mengarahkan upaya-upaya dalam

    mewujudkan keamanan pasokan energi dalam negeri dengan kebijakan utama, antara

    lain :

    a. Penyediaan energi, melalui :.

    Penjaminan ketersediaan pasokan energi di dalam negeri, sesuai dengan

    kebutuhan dan harga yang dapat dijangkau oleh masyarakat, sehingga dapat

    meningkatkan taraf hidup rakyat Indonesia secara merata dan mendorong laju

    perkembangan sosial ekonomi yang cukup tinggi.

    Pengoptimalan produksi energi.

    Pelaksanaan konservasi energi

    b. Pemanfaatan energi, melalui :

    Efisiensi pemanfaatan energi.

    Diversifikasi energi.

    c. Penetapan kebijakan harga energi ke arah harga keekonomian dengan tetap

    mempertimbangkan kemampuan usaha kecil, dan bantuan bagi masyarakat tidak

    mampu.

    d. Pelestarian lingkungan dengan menerapkan prinsip pembangunan berkelanjutan.

  • Kebijakan pendukung, meliputi :

    a. Pengembangan infrastruktur energi termasuk peningkatan akses konsumen

    terhadap energi.

    b. Kemitraan pemerintah dan dunia usaha.

    c. Pemberdayaan masyarakat.

    d. Pengembangan penelitian dan pengembangan, pendidikan dan pelatihan.

    2.4.2. Sasaran Kebijakan Energi

    Sasaran yang ingin dicapai adalah melanjutkan usaha pengurangan peranan minyak

    bumi sebagai sumber energi dengan meningkatkan peranan sumber energi lain

    sebagai pengganti. Sasaran kebijakan energi nasional adalah :

    1. Tercapainya elastisitas energi lebih kecil dari 1 (satu) pada tahun 2025,

    2. Terwujudnya energi (primer) mix yang optimal pada tahun 2025, yaitu

    peranan masing-masing jenis energi terhadap konsumsi energi nasional :

    a. Minyak bumi menjadi kurang dari 20%.

    b. Gas bumi menjadi lebih dari 30%.

    c. Batubara menjadi lebih dari 33%.

    d. Bahan bakar nabati (biofuel), menjadi lebih dari 5%.

    e. Panas bumi menjadi lebih dari 3%.

  • f. Energi baru terbarukan lainnya, khususnya biaomassa, nuklir, biogas, tenaga

    surya dan tenaga angin menjadi lebih dari 5%.

    g. Bahan bakar dicairkan menjadi lebih dari 2%,

    BAB III

    POTENSI SUMBER DAYA DAN PEMANFAATAN ENERGI DI SUMATERA UTARA

    Adanya krisis minyak pada dasawarsa terakhir ini telah menstimulir upaya untuk

    melepaskan ketergantungan terhadap minyak bumi dengan mencari sumber-sumber

    energi lain. Pengembangan sumber daya energi alternatif saat ini lebih didasarkan

    oleh keinginan untuk mengembangkan sistem energi yang mendukung upaya

    pelestarian dan menjamin penyediaan pasokan energi menunjang kelangsungan

    pembangunan yang berkelanjutan. Menurut Hardi. P. Agung (Staf Ahli Menteri

    Energi dan Sumber Daya Mineral), pada Seminar Bahan Bakar Minyak tanggal 13

    April 2006 di Medan, bahwa cadangan minyak Indonesia sudah sangat menurun.

    Berdasarkan hasil audit sekarang ini cadangan minyak Indonesia tinggal 4,7 milyar

    barel, sementara produksi minyak Indonesia saat ini 1 (satu) juta barel pertahun.

  • Diperkirakan cadangan minyak Indonesia tinggal 12-15 tahun lagi. Sedangkan trend

    komsumsi BBM meningkat terus dan telah mencapai 1,1 juta barel per tahun,

    menunjukkan kita harus mengimport minyak mentah untuk menutupi kekurangan

    tersebut.

    3.1 Potensi Sumber Daya Energi

    Kekayaan sumber daya energi di Sumatera Utara beranekaragam, yaitu ; minyak dan

    gas bumi, tenaga air, batubara, gambut, panas bumi, biogas, biomassa, tenaga surya,

    tenaga angin, tenaga pasang surut air laut dan tersedianya lahan untuk pengembangan

    biofuel dan lainnya. Potensi yang kita miliki ini sebagian besar belum dimanfaatkan

    dan mempunyai prospek dikembangkan untuk pemenuhan kebutuhan energi.

    3.1.1 Tenaga Air

    Daerah Sumatera Utara secara morfologi tersusun oleh morfologi pegunungan,

    perbukitan dan dataran. Dengan kondisi tersebut memungkinkan daerah ini memiliki

    potensi sumber daya energi air yang cukup besar. Pada daerah pegunungan/

    perbukitan yang secara hidrologi merupakan daerah tangkapan air (cathment area)

    merupakan daerah yang kaya akan potensi sumber daya energi air.

    Air sebagai kekayaan alam yang dapat diperbaharui, tenaga air yang dimiliki sebagai

    salah satu sumber energi dapat dimanfaatkan secara langsung untuk tenaga mekanis.

    Disamping digunakan sebagai energi lain, yang terpenting usaha pengembangan

    tenaga air adalah untuk pembangkit listrik. Berdasarkan hasil pendataan yang

  • dilakukan bahwa potensi tenaga air di Propinsi Sumatera Utara sebesar

    1.876.606,5 KW dengan rincian sebagai berikut :

    - skala besar dan menengah 1.723.054 KW tersebar pada 23 lokasi

    - skala mini 143.019,9 KW tersebar di 82 lokasi

    - skala mikro : 6.532,69 Kw tersebar pada 87 lokasi

    Rincian data potensi tenaga air dan penyebarannya di Sumatera Utara sebagaimana

    pada Lampiran 1 - 11.

    3.1.2. Batubara

    Batubara mempunyai nilai kalor cukup tinggi untuk menghasilkan energi. Nilai kalor

    batubara hampir setara dengan kalor minyak solar. Dari penyelidikan pendahuluan

    dan pengukuran, cadangan batubara di Propinsi Sumatera Utara cukup banyak yang

    tersebar di daerah Kabupaten. Dari beberapa daerah yang dilakukan penyelidikan

    batubara di Sumatera Utara tersebar di 6 (enam) Kabupaten.

    Jenis batubara yang terdapat di Propinsi Sumatera Utara mempunyai nilai kalor

    berkisar sekitar 3500 6000 kkal/ Kg. Data dan lokasi batubara di Sumatera Utara

    selengkapnya sebagaimana disusun pada Lampiran 12 - 17.

    3.1.3. Panas Bumi

    Daerah Sumatera Utara secara geologi terletak pada jalur gunung api (volcanic belt)

    dan dibatasi oleh tinggian-tinggian dan patahan Sumatera (sesar Semangko). Kondisi

  • geologi tersebut menyebabkan daerah ini memiliki potensi panas bumi yang tersebar

    pada daerah gunung api. Berdasarkan data yang ada potensi panas bumi di daerah ini

    sudah cukup layak untuk dikembangkan.

    Panas bumi merupakan energi terbarukan, yang apabila digunakan secara bijaksana

    akan dapat dimanfaatkan secara berkesinambungan terus menerus. Lambatnya

    perkembangan energi panas bumi disebabkan karena dari hasil perhitungan mahalnya

    biaya pembangunan pembangkit per kWH dibandingkan energi fosil. Tetapi seiring

    dengan meningkatnya harga minyak bumi yang begitu tinggi dan dikurangi beban

    subsudi yang selama ini ditanggung pemerintah serta semakin menipis dan

    terbatasnya jumlah cadangannya diharapkan pemanfaatan energi panas bumi dapat

    segera tumbuh dan terealisasi secara baik dan optimal. Potensi panas bumi di Propinsi

    Sumatera Utara berkisar 1.870 MW, tersebar di 5 (lima) Kabupaten. Data potensi dan

    penyebaran panas bumi di Sumatera Utara sebagaimana pada Tabel 1 berikut :

    Tabel 1. Potensi Panas Bumi di Sumatera Utara

    No Daerah Lapangan MW

    1 Tapanuli Selatan Sibual Buali 750

    2 Mandailing Natal Sorik Merapi 250

    3 Tapanuli Utara Sarulla 630

    4 Samosir Pusuk Bukit 100

    5 Karo Sibayak 240

    3.1.4. Gambut

  • Gambut di Propinsi Sumatera Utara terdapat di Kabupaten Labuhan Batu dan

    Kabupaten Humbang Hasundutan. Di daerah Kabupaten Labuhan Batu terdapat di

    Sungai Barumun dan Sungai Bilah dengan luas areal 500 Km2 dan ketebalan rata-rata

    1 - 2 meter. Potensi gambut di Kabupaten Humbang Hasundutan terdapat di daerah

    Siborong Borong, Lintong Nihuta dengan jumlah cadangan belum diketahui secara

    rinci.

    3.1.5. Gas Bumi

    Cadangan gas bumi di Propinsi Sumatera Utara ditemukan di daerah Kabupaten

    Langkat dan lepas pantai Selat Malaka, yaitu : pada lapangan Pangkalan Susu,

    Arubay, Aru (off shore) dan Secanggang. Jumlah potensi gas bumi dari lapangan

    tersebut berkisar 9.422 BCF. Di Kabupaten Deli Serdang terdapat di Hamparan

    Perak, Diski dan Polonia. Di samping itu pernah dilakukan pemboran eksplorasi 3

    (tiga) sumur di Binanga Kabupaten Tapanuli Selatan dan sedang berlangsung

    eksplorasi di Blok Kisaran Kabupaten Labuhan Batu oleh PT. Caltex Oil. Data dan

    informasi rinci cadangan dan produksi minyak dan gas bumi ini pun sampai saat ini

    belum dapat diperoleh.

    3.1.6. Biogas

    Kotoran ternak melalui proses fermentasi akan menghasilkan gas metan (CH4) yang

    disebut sebagai biogas. Gas ini mempunyai nilai bakar (nilai kalor) dan dapat

    dimanfaatkan sebagai bahan bakar. Untuk memproduksi biogas, proses dilakukan

  • didalam suatu ruangan pencerna (digester), dan gas yang dihasilkan dikumpul pada

    sisi atas dari ruang tersebut, untuk selanjutnya dapat dimanfaatkan.

    Biogas dapat digunakan sebagai bahan bakar untuk keperluan rumah tangga, yaitu

    bahan bakar memasak makanan di dapur dan lampu penerangan. Sisa kotoran ternak

    yang telah diproses permentasi (dikeluarkan biogasnya) sangat cocok untuk pupuk

    organik. Populasi ternak ini tersebar dan terdapat di beberapa daerah yaitu daerah

    Tapanuli Selatan, Kisaran, Tapanuli Utara dan Labuhan Batu. Nilai kalor biogas yang

    dihasilkan berkisar 5500 - 6000 Kkal/m3.

    3.1.7. Biomassa

    Biomassa adalah suatu jenis gas yang dapat diproduksi melalui proses fermentasi dari

    limbah pertanian. Sama halnya dengan pembuatan biogas, proses dilakukan didalam

    suatu ruangan pencerna (digester), dan gas yang dihasilkan dikumpul pada sisi atas

    dari ruangan tersebut. Limbah pertanian seperti cangkang sawit, batok kelapa, kayu

    dapat langsung dimanfaatkan sebagai bahan bakar. Nilai kalor yang dihasilkan

    berkisar 5500 s/d 6000 Kkal/m3. Potensi limbah pertanian banyak terdapat di areal

    perkebunan.dan hutan merupakan bagian yang tidak dapat diproses lagi yang

    merupakan produk sampingan. Dari pengumpulan data yang dilakukan hanya

    Kabupaten Mandailing Natal yang memiliki data biomassa dan selengkapnya

    sebagaimana pada Lampiran 18.

    3.1.8. Energi Surya

  • Daerah tropis menerima sinar matahari dengan intensitas dan kontinuitas yang tinggi.

    Potensi ini dapat dimanfaatkan sebagai energi, dengan teknologi solar sel dapat

    membangkitkan tenaga listrik dan dengan memfokuskan sinar matahari dapat

    digunakan untuk memanaskan air.

    3.1.9. Energi Angin

    Kecepatan masa angin umumnya relatif rendah dengan kontinuitas yang tidak tetap.

    Kecepatan angin didaerah pantai dan daerah perbukitan relatif lebih tinggi, dapat

    dimanfaatkan sebagai tenaga mekanis pemutar pompa untuk menaikkan air.

    3.1.10. Energi Laut

    Beda tinggi antara pasang naik dan pasang surut, dapat menghasilkan energi.

    Pemanfaatan diatur dengan konstruksi sedemikian, dimana disaat pasang naik massa

    air disimpan dan dilepaskan saat pasang surut terendah. Energi potensial dari air

    tersebut digunakan untuk memutar turbin/kincir sehingga menghasilkan energi putar

    (energi mekanik). Teknologi pengembangan pemanfaatan energi laut ini masih tahap

    percobaan konstruksi dan model. Demikian juga dengan pemanfaatan energi

    gelombang laut.

    3.2. Pemanfaatan sumber Daya Energi

  • 3.2.1. Minyak Bumi Pada era ini energi merupakan kebutuhan primer dalam kehidupan manusia sehari-

    hari. Bahan bakar minyak (BBM) yang merupakan hasil proses dari minyak bumi,

    masih merupakan energi utama yang digunakan diseluruh kegiatan-kegiatan.

    Penggunaan energi dimaksud diatas meliputi penggunaan di sektor listrik,

    transportasi, industri, komersial (perkantoran dan hotel), rumah tangga dan lainnya.

    Khusus disektor transportasi, perkembangan teknologi menunjukkan, seluruh alat

    angkutan baik darat, laut maupun udara menggunakan bahan bakar minyak. Sebagai

    dampak kebijakan subsidi bahan bakar minyak masa lalu, bahan bakar minyak

    (BBM), memegang posisi yang sangat tinggi dibandingkan dengan sumber daya

    energi lainnya yaitu mencapai 52% dalam pemenuhan kebutuhan energi nasional.

    Tingkat konsumsi BBM secara nasional pada tahun 2005 dapat dilihat pada Tabel 2

    berikut :

    Tabel 2. Konsumsi Bahan Bakar Minyak Nasional Tahun 2005

    Sektor Minyak Tanah Minyak Premium

    Minyak Solar

    Minyak Diesel

    Minyak Bakar

    Transportasi - 17.471.139 12.078.204 70.879 277.679 Industri 90.984 - 8.388.270 811.798 2.310.023 Pembangkitan Listrik - - 7.108.889 16.107 2.098.580

    R. Tangga 11.233.237 - - - - Total 11.324.221 17.471.139 27.535.363 898.784 4.686.282 Sumber : Data Penjualan BBM Pertamina Unit Pembekalan dan Pemasaran Dalam Negeri I Medan

  • Propinsi Sumatera Utara tercatat daerah di luar Pulau Jawa yang menggunakan energi

    terbesar. Hal ini terjadi seiring dengan pesatnya pertumbuhan industri dan sektor

    lainnya, sebagai realisasi dari program pembangunan yang memprioritaskan

    pembangunan sektor industri. Sebagai dampak dari kebijakan pemerintah, terlihat

    bahwa konsumsi energi di seluruh sektor kegiatan pembangunan di Propinsi

    Sumatera Utara yaitu sektor transportasi, sektor industri, sektor listrik dan sektor

    rumah tangga serta sektor lainnnya cenderung menggunakan minyak dan gas bumi.

    Peningkatan kebutuhan energi ini diperkirakan terus meningkat dimasa yang akan

    datang, paralel dengan peningkatan kehidupan masyarakat dan kemajuan teknologi.

    Ini dapat dilihat dari hasil penjualan tiap jenis BBM pada sektor kegiatan di Propinsi

    Sumatera Utara seperti Tabel 3 berikut :

    Tabel 3. Data Konsumsi BBM di Sumatera Utara Tahun 2003 - 2006

    Kebutuhan BBM (dalam KL)

    Tahun

    Sektor Premium MinyakTanah

    Minyak Solar

    MinyakDiesel

    MinyakBakar

    Elpiji (dalamMT)

    Transportasi 791,095 - 795,072 9,563 8,963 - Rmh.Tangga - 790,521 - - - 40,336 Industri 3,225 615 361,318 35,266 137,225 900

    2003

    Listrik - - 598,182 - 342,019 - Transportasi 910,579 - 861,736 6,882 8,503 - Rmh.Tangga - 780,342 - - - 42,113 Industri 3,609 1,185 357,077 32,274 134,029 1,383

    2004 Listrik - - 604,758 - 303,377 - Transportasi 988,023 - 903,238 9,323 13,340 - Rmh.Tangga - 722,068 - - - 39,967 Industri 3,318 1,185 315,604 26,264 132,793 398

    2005 Listrik - - 618,591 - 281,387 - Transportasi 548,496 - 443,459 3,357 6,663 -

    Rmh.Tangga - 393,210 - - - 20,364

  • Industri 1,592 555 115,956 8,178 39,998 159 2006* Listrik - - 342,795 - 153,898 -

    Sumber : Data Penjualan BBM Pertamina Unit Pembekalan dan Pemasaran Dalam Negeri I Medan * Kebutuhan BBM dan Elpiji sampai dengan bulan Juni 2006

    3.2.2. Gas Bumi

    Penggunaan gas bumi sebagai bahan bakar terus berkembang yaitu disektor listrik,

    industri dan rumah tangga. Pemanfaatan gas bumi sebagai bahan bakar memberi

    keuntungan disamping harga yang murah, dan juga relatif aman terhadap lingkungan

    dibandingkan sumber energi lainnya. Penggunaan gas bumi dan sektor kegiatan

    sebagaimana Tabel 4 sebagai berikut :

    Tabel 4. Data Pemakian Gas Per Sektor Pelanggan Industri Distrik Medan (dalam M3)

    Tahun Sektor Industri

    2003 2004 2005 Chemical 86,699,208 80,639,325 117,124,415 Metal 27,592,883 26,442,259 28,208,852 Food 17,368,652 18,145,267 9,280,911 Glass 22,847,359 29,837,176 29,1556,669 Paper 3,081,635 3,321,507 2,892,756 Textile 649,617 572,503 557,810 Total 158,239,354 158,958,037 187,221,413 Sumber : PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk.

    3.2.3. Panas Bumi

  • Potensi panas bumi di Propinsi Sumatera Utara berkisar 1.870 MW dan telah

    dilakukan penelitian eksplorasi di 3 (tiga) lokasi, yaitu di Sibualbuali Sipirok, Sarulla

    dan Sibayak. Sedangkan yang baru termanfaatkan relatif sangat kecil yaitu di Sibayak

    dengan telah dimanfaatkan sebesar 2 Megawatt (MW). Dalam waktu dekat Pertamina

    akan mengembangkan hingga 5 MW. PT Unocal juga telah melakukan eksplorasi di

    Desa Silangkitang Sarulla dan memperoleh panas bumi mencapai 330 MW. Dalam

    waktu dekat ini akan dibangun PLTP Sarulla dengan daya terpasang sebesar 50 MW

    dan pembangunan secara bertahap hingga mencapai daya terpasang 330 MW.

    3.2.4. Tenaga Air

    Zaman dahulu tenaga air dimanfaatkan untuk menumbuk padi. Pemanfaatan tenaga

    air ini terus dikembangkan untuk membangkitkan tenaga listrik. Sampai saat ini

    tercatat telah dibangun 33 unit PLTMH dengan daya terpasang 735,5 KVA, 23 unit

    PLTM dengan daya terpasang 15.044 KVA dan 8 unit PLTA dengan daya terpasang

    602.600 KVA.

    Pada masa yang akan datang dalam rangka penyediaan tenaga listrik di Sumatera

    Utara akan dibangun PLTA baik oleh PT. PLN maupun Swasta, antara lain : PLTA

    Renun 2 x 41 MW; PLTA Sipansihaporas 50 MW; PLTA Asahan I : 2 x 90 MW;

    PLTA Asahan III 400 MW dan PLTA Wampu 85 MW.

    3.2.5. Tenaga Surya

  • Pada daerah yang sangat terpencil dan sulit terjangkau jaringan PT. PLN,

    pemanfaatan tenaga surya untuk penyediaan energi khususnya penyediaan energi

    listrik adalah alternatif penting Pemerintah, melalui Departemen Kesehatan telah

    memanfaatkan tenaga surya untuk tenaga listrik pada peralatan pendingin (kulkas)

    Puskesmas serta Dinas Pertambangan dan Energi Propinsi Sumatera Utara secara

    bertahap terus membangun PLTS sesuai dengan kemampuan dana yang tersedia.

    3.2.6. Batubara

    Pengusahaan batubara yang terdapat di Sumatera Utara belum dilakukan dalam skala

    industri. Eksploitasi batubara dilokasi Sungai Bilah Labuhan Batu masih dilakukan

    secara tradisional dengan produksi yang relatif kecil.

    3.2.7. Gambut

    Pengusahaan penambangan gambut di daerah Lintong Nihuta telah berproduksi dan

    dimanfaatkan PT. Pulp Toba Lestari sebagai bahan bakar untuk pembangkit listrik.

    Upaya pengembangan briket gambut untuk bahan bakar keperluan rumah tangga dan

    industri kecil menggantikan peran minyak tanah telah dilakukan. Namun upaya ini

    tidak berkembang disebabkan kurangnya minat masyarakat.

    3.2.8. Biogas

  • Pengembangan pemanfaatan biogas sebagai bahan bakar untuk keperluan memasak

    di sektor rumah tangga mengalami kendala psikologi, mengingat biogas yang

    bersumber dari kotoran.

    3.2.9. Biomassa

    Limbah pertanian yaitu biomassa, seperti kayu-kayuan dan batok kelapa telah lama

    digunakan secara langsung oleh masyarakat sebagai bahan bakar baik untuk

    kebutuhan memasak di rumah tangga maupun untuk industri. Perkebunan kelapa

    sawit umumnya menggunakan limbah cangkang sawit untuk digunakan sebagai

    bahan bakar pembangkit listrik untuk keperluan sendiri dan bahan bakar

    memproduksi uap untuk keperluan proses pengolahan sawit.

    3.2.10. Tenaga Angin

    Tenaga angin masih dimanfaatkan hanya untuk memutar pompa air, untuk menaikkan

    air keperluan irigasi.

    3.3. Kelistrikan Sumatera Utara

    Tenaga listrik adalah salah satu bentuk energi sekunder yang sangat penting artinya

    dalam kehidupan dan mendorong peningkatan kegiatan perekonomian. Pada era ini

  • sebagian besar peralatan teknologi menggunakan tenaga listrik sebagai sumber

    energi. Demikian penting dan strategisnya peran tenaga listrik, penyediaannya pada

    dasarnya dilakukan oleh negara. PT. PLN (Persero) sebagai Badan Usaha Milik

    Negara diberi tugas melakukan penyediaan dan pelayanan tenaga listrik kepada

    masyarakat luas untuk seluruh sektor kegiatan. Disamping PT. PLN (Persero),

    penyediaan tenaga listrik juga dapat dilakukan oleh pihak lain dalam bentuk usaha

    ketenagalistrikan untuk keperluan umum (UKU) dan usaha ketenagalistrikan untuk

    kepentingan sendiri (UKS).

    PT. PLN (Persero) Wilayah II Sumatera Utara dalam melakukan penyediaan dan

    pelayanan tenaga listrik mengalami permasalahan yang kompleks. Daya terpasang

    yang ada belum mampu melayani kebutuhan. Pertumbuhan kebutuhan yang terus

    meningkat tidak diikuti dengan pembangunan pembangkit. Kondisi pelayanan saat ini

    selalu mengalami pemadaman bergilir, keadaan ini disebabkan daya mampu dibawah

    dari pada beban puncak. Sementara permintaan pelayanan penyediaan tenaga listrik

    dari tahun ketahun terus meningkat. Data pertumbuhan pelayanan tenaga listrik dari

    tahun 2003 dapat dilihat pada Tabel 5. Sedangkan data pembangkit listrik yang

    terdapat di Sumatera Utara sebagaimana pada Lampiran 19 25.

  • Tabel 5. Data Pelayanan Listrik Per Sektor Pelanggan

    Pelanggan

    Tahun Tarif 2003 2004 2005 Target 2006

    Rumah tangga 1.868.503 1.929.419 2.002.956 2.095.806 Bisnis 68.282 71.174 73.364 81.213 Industri 3.763 3.641 3.590 4.030 Publik 44.677 47.408 49.561 52.962 Multiguna - - - -

    Total 1.985.225 2.051.642 2.129.471 2.234.011

    KVA Pelanggan Tahun

    Tarif 2003 2004 2005 Target 2006 Rumah tangga 1.198.531 1.258.077 1.336.265 1.414.485 Bisnis 318.585 348.105 382.066 411.198 Industri 634.341 653.508 644.232 672.592 Publik 133.733 150.024 163.301 169.365 Multiguna - - - -

    Total 2.285.189 2.409.714 2.525.864 2.657.639

    MWH Jual Tahun

    Tarif 2003 2004 2005 Target 2006 Rumah tangga 1.788.593 1.914.058 1.989.333 2.147.184 Bisnis 492.628 559.115 609.106 678.792 Industri 1.593.199 1.620.232 1.635.369 1.693.072 Publik 266.889 338.629 367.690 423.391 Multiguna 9.112 7.935 11.874 8.199

    Total 4.150.421 4.439.969 4.613.372 4.950.637 Sumber : PT. PLN (Persero ) Wilayah Sumatera Utara.

  • BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1. Pemanfaatan Bahan Bakar Minyak

    Bahan bakar minyak masih merupakan sumber energi utama untuk penyediaan

    kebutuhan energi dalam menunjang seluruh sektor kegiatan pembangunan di Propinsi

    Sumatera Utara. Kemajuan teknologi sampai era ini menunjukkan bahwa bahan bakar

    minyak merupakan sumber energi yang paling efisien, murah dan populer serta baik

    digunakan untuk mesin tetap/diam (statyc engine) maupun mesin bergerak (dinamyc

    engine).

    Sebagian besar pembangkit listrik menggunakan bahan bakar minyak selama ini

    digunakan untuk keperluan penyediaan tenaga listrik disektor industri. Khusus

    pembangkitan PT. PLN (Persero) Wilayah II PLTG Sicanang, akibat terbatasnya

    pasokan gas alam maka substitusi bahan bakar minyak untuk menggantikan gas alam

    akan terus meningkat. Sulitnya dan tingginya harga minyak pada akhir-akhir ini

    menjadi kendala dalam menjamin keandalan pelayanan tenaga listrik. Keadaan ini

    berdampak kepada seringnya terjadi pemadaman listrik.

  • Di sektor industri, baik industri besar, menengah maupun kecil pembangunan

    pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) untuk penyediaan tenaga listrik untuk

    keperluan sendiri sudah seharusnya dilakukan oleh para pengusaha. Sedangkan untuk

    industri kecil dan industri rumah tangga umumnya masih dapat menggunakan bahan

    bakar minyak sebagai energi pada proses produksinya. Di sektor rumah tangga

    khusus untuk keperluan memasak, peran bahan bakar minyak masih dominan dan

    secara perlahan akan beralih kepada energi listrik, gas alam dan elpiji. Sedangkan

    masyarakat di pedesaan sebagian besar menggunakan kayu bakar. Di sektor

    transportasi, sumber energi bahan bakar minyak masih dominan. Ini ditunjukkan

    bahwa teknologi peralatan transportasi, baik darat, laut dan udara masih

    memanfaatkan bahan bakar minyak sebagai energi.

    4.2 Pengembangan Sumber Daya Energi

    Minyak bumi sebagai bahan dasar bahan bakar minyak merupakan sumber energi

    tidak terbarukan, dimana cadangannya akan habis. Kenyataan bahwa, pada kondisi

    saat ini, untuk kebutuhan bahan bakar minyak domestik kita telah mengimpor.

    Kekayaan dan keanekaragaman sumber daya energi di daerah Sumatera Utara

    merupakan potensi kekayaan yang dapat dikembangkan untuk melayani kebutuhan

    energi yang terus meningkat dari waktu ke waktu. Pemanfaatan sumber daya energi

    yang tidak bernilai ekspor perlu segera dikelola dan dikembangkan dalam upaya

  • mengurangi ketergantungan terhadap salah satu jenis energi terutama minyak bumi

    (BBM) / energi fosil lainnya yang jumlah cadangannya semakin kecil dan terbatas.

    Kedepan, upaya pengembangan dan pemanfaatan sumber energi lain yang ada di

    daerah Sumatera Utara perlu menjadi pemikiran. Khususnya pengembangan sumber

    energi yang teknologinya telah ada serta teruji dan telah kita miliki, seperti .tenaga

    air, batubara, gambut, biomassa, panas bumi, tenaga surya, angin, biofuel dan lain-

    lain. Potensi ini menjadi perhatian dan dikembangkan mengingat lokasi

    keterdapatannya tersebar.

    4.2.1. Sumber Daya Energi Air

    Daerah Sumatera Utara secara morfologi tersusun oleh morfologi pegunungan,

    perbukitan dan dataran. Dengan kondisi tersebut memungkinkan daerah ini memiliki

    potensi sumber daya energi air yang cukup besar. Pada daerah

    pegunungan/perbukitan yang secara hidrologi merupakan daerah tangkapan air

    (cathment area) merupakan daerah yang kaya akan potensi sumber daya air. Air

    terjun, air deras dan air sungai merupakan energi yang dapat dirobah kepada bentuk

    energi lainnya. Potensi tersebut dapat dikembangkan menjadi energi untuk

    membangkitkan tenaga listrik. Berdasarkan data yang didapat potensi sumber daya

    air di daerah ini adalah 1.876.606, 5 KWH yang tersebar di beberapa Kabupaten.

    Potensi energi air skala mikro dapat dibangun atas swadaya masyarakat dimanfaatkan

    untuk membangkitkan tenaga listrik mikro hidro (PLTMH) untuk penyediaan listrik

  • di pedesaan. PT. PLN (Persero) membangun skala mini dan skala besar sebagai

    upaya pengurangan ketergantungan terhadap BBM.

    4.2.2. Panas Bumi

    Daerah Sumatera Utara secara geologi terletak pada jalur gunung api (volcanic belt)

    dan dibatasi oleh tinggian-tinggian dan patahan Sumatera (Sesar Semangko).

    Kondisi geologi tersebut menyebabkan daerah ini memiliki potensi panas bumi yang

    tersebar pada daerah gunung api. Berdasarkan data yang ada potensi panas bumi di

    daerah ini sudah cukup layak untuk dikembangkan. Hal ini didukung dengan hasil

    pemboran yang dilakukan di daerah Sarulla (Tapanuli Utara) dan Sibayak (Karo) baik

    oleh pemerintah dan pihak swasta. Karena sifatnya yang tidak menghasilkan polusi

    pembakaran sehingga ramah lingkungan dan sifat lainnya yang terbarukan, maka

    dibandingkan energi fosil, energi panas bumi memiliki keunggulan dan kelebihan

    yang lebih baik. Lambatnya perkembangan energi panas bumi di daerah ini

    diperkirakan karena mahalnya biaya pembangkit per KWH dibandingkan energi fosil.

    Sedangkan pengusahaan pembangkit listrik tenaga panas bumi skala besar merupakan

    teknologi tinggi dan padat modal, sehingga masih ketergantungan dengan investor

    dari luar.

  • Tetapi seiring dengan meningkatnya harga minyak bumi yang begitu tinggi dan

    dikuranginya beban subsidi bahan bakar minyak yang selama ini ditanggung

    pemerintah, pemanfaatan panas bumi akan mempunyai daya saing. Disamping itu

    semakin menipis dan terbatasnya jumlah cadangan minyak dan gas bumi perlu dipacu

    pemanfaatan energi panas bumi dapat segera tumbuh dan terealisasi secara baik dan

    optimal.

    4.2.3. Batubara dan Gambut

    Cadangan batubara dan gambut yang tersebar di daerah Tapanuli Selatan, Tapanuli

    Tengah, Maindailing Natal, Labuhan Batu dan Langkat, perlu dieksploitasi dengan

    mengundang investor untuk dapat dimanfaatkan sebagai energi di Sumatera Utara.

    Rendahnya minat investor, pemerintah perlu memberikan insentif dalam upaya

    memicu pungusahaan batubara dan gambut. Berdasarkan hasil analisis menunjukkan

    kualitas batubara yang terdapat di daerah tersebut merupakan jenis sub bitminus

    dengan nilai kalori yang rendah. Dengan kalori yang rendah tersebut dapat

    dimanfaatkan untuk bahan bakar rumah tangga, untuk industri kecil dengan mengolah

    batubara ataupun gambut menjadi bentuk briket. Cara lainnya adalah pengolahan dan

    pemanfaatan batubara dan gambut yang memiliki nilai kalori rendah dengan metode

    Coal Oil Mixture (COM), Coal Water Fuel (COF) dan teknologi pencairan batubara.

    Diharapkan dengan metode tersebut pemanfaatan batubara dan gambut dapat

    memberikan andil untuk mengatasi permasalahan energi di daerah ini.

    4.2.4. Tenaga Angin

  • Pada daerah perbukitan dan pantai, untuk menggerakkan pompa baik untuk keperluan

    air irigasi, diarahkan penggunaan tenaga angin. Untuk penggunaan ini dapat

    dilakukan pembangunan kincir angin yang relatif sederhana dan dapat dikerjakan di

    dalam negeri.

    4.2.5. Tenaga Surya

    Teknologi pembangkit listrik tenaga surya (PLTS), masih relatif mahal. Untuk

    penyediaan energi skala kecil (khusus tenaga listrik), pada daerah yang tidak

    memiliki sumber daya energi lainnya dengan jumlah penduduk relatif kecil diarahkan

    pemanfaatan tenaga surya.

    4.2.6. Biogas

    Bagi masyarakat peternak, khususnya ternak jenis kerbau, lembu/sapi dan kambing,

    kotoran ternak dapat diproses (proses permentasi) menghasilkan biogas yang dapat

    digunakan sebagai bahan bakar untuk memasak didapur. dan juga sebagi bahan bakar

    lampu petromak untuk penerangan

    4.2.7. Biomassa

    Cangkang telah dimanfaatkan sebagai bahan bakar boiler (ketel pembangkit uap) di

    perkebunan kelapa sawit untuk membangkitkan tenaga listrik. Di PT. Perkebunan

  • Negara dan Perkebunan Swasta Nasional maupun Perkebunan Swasta Asing

    menggunakan limbah (cangkang, tandang dan ampas perasan) sebagai sumber energi

    untuk pembangkitan uap dan tenaga listrik untuk keperluan sendiri. Pengoptimalan

    pemanfaatan cangkang, tandan sawit dan ampas hasil pressan daging sawit total

    untuk keperluan pembangkit litrik akan mampu memberikan pelayanan penyediaan

    tenaga listrik untuk keperluan proses, keperluan bagi perumahan pekerja serta

    masyarakat di sekitar lokasi perkebunan sehingga ketergantungan kepada tenaga

    listrik dari PT. PLN akan semakin berkurang.

    4.2.8. Biodiesel

    Ditengah krisis bahan bakar saat ini pemikiran untuk mengembangkan dan

    memanfaatkan tanaman jarak pagar (Jatropha curcas L). Tanaman ini merupakan

    tanaman semak yang dapat tumbuh di lahan kritis dan tidak membutuhkan banyak air

    serta pupuk. Banyak lahan-lahan yang kurang produktif dan lahan kritis di wilayah

    Kabupaten. Karena sifatnya yang mudah beradaptasi dengan berbagai cuaca, maka

    untuk membudidayakannya tanaman ini tidak sulit dan yang penting adalah sentuhan

    bioteknologi untuk mendapatkan tanaman dan buah yang unggul.

    Berdasarkan hasil kajian ilmiah tanaman tersebut dapat menghasilkan minyak yang

    dapat digunakan sebagai pengganti minyak solar (biodisel) dan atau juga sebagai

    minyak bakar pengganti minyak tanah. Pengembangan minyak jarak sebagai energi

    alternatif pengganti minyak solar menjadi penting. Sementara dari hasil perhitungan

    harga minyak jarak lebih murah dari minyak solar. Pembuatan minyak jarak perlu

  • direalisasikan dengan segera, mengingat teknologi proses pengolahannya tersebut

    relatif mudah dan telah dikuasai, termasuk teknologi penanaman dan pembibitannya.

    Diharapkan pemanfaatan minyak jarak akan mengurangi peran bahan bakar minyak

    dan memberi manfaat bagi pertumbuhan ekonomi masyarakat, khususnya masyarakat

    petani setempat.

    4.3 . Strategi Pemanfaatan Energi

    Kegiatan pembangunan Propinsi Sumatera Utara yang maju dengan pesatnya

    menuntut penyediaan energi yang cukup. Kondisi ini memerlukan kebijakan

    pengelolaan sumber energi yang tersedia secara bijaksana, dalam upaya

    kesinambungan pembangunan. Kekayaan dan keanekaragam sumber daya energi

    yang dimiliki adalah potensi untuk memenuhi kebutuhan yang terus meningkat.yang

    perlu pengelolaan secara bijaksana untuk kelestariannya.. Pemanfaatan sumber daya

    energi yang tidak bernilai ekspor perlu dikembangkan dalam upaya mengurangi

    pemakaian bahan bakar minyak.

    Semakin meningkatnya kebutuhan energi, maka untuk menghadapi masalah ini perlu

    ditetapkan suatu strategi dengan menetapkan skala prioritas, sejalan dengan

    pemakaian dan penggunaan energi di Sumatera Utara. Penggunaan dan pemanfaatan

    sumber daya energi di Sumatera Utara disesuaikan dengan kebutuhan, tingkat

    teknologi dan analisis ekonominya dengan mengutamakan pemanfaatan jenis energi

    terbarukan dan tak dapat diekspor. Strategi yang ditempuh dalam pengusahaan jenis

  • sumber energi dengan mempertimbangkan klassifikasi potensi sumber energi atas

    dasar tingkat teknologi, dana dan jenis pemanfaatan. Untuk menyusun strategi dan

    langkah pemanfaatan sumber daya energi ini perlu memperhatikan beberapa faktor.

    4.3.1. Kondisi Sumber Daya Energi

    Potensi sumber daya energi yang bervariasi, letaknya tersebar dan jauh dari lokasi

    pusat pemanfaatannya. Beberapa sumber daya energi secara alami tidak dapat

    dipindahkan ataupun sulit dipindahkan ke lokasi lain. Penggarisan pemanfaatan

    potensi setempat merupakan suatu langkah yang penting dalam upaya

    penanggulangan biaya transportasi. Dalam rangka ini perlu penyusunan tata ruang

    pemanfaat sumber daya energi.

    4.3.2. Pengusahaan Serta Pengelolaannya

    Penggunaan diupayakan memanfaatkan sumber daya energi secara optimal sumber

    energi terbarukan yang tidak dapat dan tidak mempunyai nilai ekspor. Meningkatkan

    keterpaduan antara pengembangan sumber daya alam dengan sumber daya energi.

    Dalam rangka itu diupayakan produk limbah untuk dimanfaatkan sebagai energi,

    seperti cangkang, sabut pengepresan daging sawit, tandan sawit dan limbah lainnya.

    Langkah ini harus didukung melalui penelitian dan penyelidikan kelayakan dan

    prospek ekonomis, sehingga mampu menarik perhatian untuk mengusahakan.

    Pengembangan teknologi sederhana pemanfaatan potensi sumber daya energi skala

    kecil yang dapat dilakukan oleh perbengkelan lokal. Dengan demikian diharapkan

  • penyediaan energi yang relatif murah, harga stabil dan dapat menunjang pertumbuhan

    ekonomi masyarakat.

    4.3.3. Masyarakat Pengusaha dan Konsumen

    Peran serta masyarakat swasta dalam pengelolaan sumber daya energi untuk

    menunjang kebutuhan di sektor listrik sangat berkaitan dengan kelestarian

    penyediaan energi tersebut secara kontiniu. Penyediaan tenaga listrik tergantung

    daripada tingkat kebutuhan konsumen. Untuk keperluan bahan bakar rumah tangga

    dan industri kecil, pemakaian briket batubara/gambut dan sekam padi menjadi

    alternatif dan perlu dikembangkan untuk menggantikan peran bahan bakar minyak.

    Persaingan harga menjadi pertimbangan penting untuk menarik minat masyarakat

    dalam menggunakannya, sehingga perlu insentif untuk pengembangan pemanfaatan

    briket maupun sekam padi.

    4.3.4. Kondisi Wilayah

    Kondisi alam, infrastruktur, sosial ekonomi budaya serta pertahanan dan keamanan

    sangat diperlukan untuk pengembangan sumber daya energi di suatu wilayah

    diprioritaskan, karena dapat menumbuhkan nilai tambah pertumbuhan ekonomi,

    sebagai akibat dari pada pembangunan tersebut. Untuk kelancaran kegiatan ini peran

    masyarakat dan sosial ekonomi dan budaya sangat mendukung khususnya dalam

    pembebasan tanah. Strategi yang ditempuh dalam pemanfaatan sumber daya energi,

  • berpedoman pada kebijakan energi nasional. Pemanfaatan secara optimal

    memprioritaskan pengembangan sumber daya energi terbarukan dan tidak dapat

    diekspor. Disamping itu penggunaan teknologi yang dipakai, biaya pembuatan dan

    kelestarian lingkungan merupakan pertimbangan dalam menentukan strategi ini.

    Langkah-langkah tersebut antara lain :

    1. Potensi Skala Besar

    Pemanfaatan potensi skala besar adalah pembangunan dengan teknologi tinggi yang

    harus didukung dengan multi disiplin ilmu dan biaya yang besar. Hal ini diarahkan

    untuk penyediaan tenaga listrik yang dikelola PT. PLN (Persero), ataupun swasta

    untuk keperluan sendiri atau juga oleh pihak swasta untuk kepentingan umum.

    Sumber daya energi batubara, panas bumi, tenaga air skala besar dan gas bumi

    dimanfaatkan untuk pembangkit tenaga listrik skala besar. Khusus gas bumi perlu

    pertimbangan pemanfaatannya sebagai bahan baku pembuatan pupuk.

    2. Potensi Skala Mini

    Diarahkan untuk penyediaan tenaga listrik kebutuhan sektor industri, perkebunan dan

    pertanian, terutama potensi energi yang tersedia di sekitar pusat kegiatan. Penyediaan

    tenaga listrik termasuk diatas adalah pembangkit untuk kepentingan sendiri dan

    umum pada daerah-daerah yang belum terjangkau PT. PLN Persero. Jenis sumber

    energi air diarahkan untuk penyediaan tenaga listrik untuk keperluan sendiri dalam

    upaya memenuhi kebutuhan proses produksi dan penerangan.

    Disamping itu diarahkan untuk membangkitkan tenaga listrik kebutuhan pedesaan

    yang belum terjangkau PLN, dimana peran swasta diharapkan dapat untuk

  • penyediaan tenaga listrik kepentingan umum. Potensi batubara dan gambut juga dapat

    dikembangkan sebagai bahan bakar pada kegiatan industri. Di sektor industri

    perkebunan, pemanfaatan limbah pertanian (cangkang, tandan, kayu) diarahkan

    dikembangkan untuk pembangkit listrik skala mini (PLTM) untuk keperluan sendiri.

    3. Potensi Skala Kecil

    Pemanfaatan diarahkan pada penyediaan energi bahan bakar, tenaga listrik untuk

    keperluan industri kecil (home industry) dan rumah tangga. Jenis sumber energi

    batubara, gambut, limbah pertanian, dan kotoran ternak dapat dimanfaatkan untuk

    bahan bakar disektor rumah tangga. Tenaga air skala kecil diupayakan untuk

    pembangkit listrik tenaga mikro hidro (PLTMH) dalam upaya penyediaan tenaga

    listrik di desa yang belum terjangkau PT. PLN (Persero). Pengembangan

    pemanfaatan tenaga air skala mikro ini sangat positif mengingat pembuatannya telah

    dapat dilakukan di dalam negeri. Disisi lain dapat memberi nilai tambah yaitu di

    sekitar lokasi menjadi daerah wisata.

    Tenaga surya dapat dikembangkan sebagai pembangkit tenaga listrik di desa-desa

    terpencil dengan penduduk yang relatif kecil jumlahnya dan sulit dijangkau PT. PLN

    (Persero) dan tidak memiliki sumber daya energi lain. Pengelolaan sumber daya

    energi ini mencakup banyak kegiatan, biaya besar, teknologi dan lahan. Dalam

    penetapan langkah-langkah tersebut terdapat beberapa masalah antara lain :

    a. Aspek teknis

    Kemampuan teknis dalam pemanfaatan panas bumi masih sangat tergantung dari

    teknologi luar baik penelitian geologi, eksplorasi, eksploitasi maupun alat konversi

  • energinya. Kegiatan ini merupakan kegiatan padat modal dan tingkat keberhasilannya

    masih belum jaminan. Lokasi potensi pada umumnya sulit dijangkau dan pembebasan

    areal memerlukan koordinasi yang panjang. Demikian halnya dengan pemanfaatan

    tenaga air yang memerlukan kegiatan pembangunan memerlukan waktu yang

    panjang. Fungsi air yang sedemikian penting juga masih dimanfaatakan sebagai

    penyediaan air irigasi dan juga sebagai lokasi wisata alam.

    Pada pemanfaatan batubara/gambut hingga menjadi briket, harga jualnya masih

    relatif mahal dibandingkan dengan pemanfaatan BBM dalam satu satuan. Harga

    yang relatif mahal dan perobahan lingkungan dapat menghambat masyarakat untuk

    memanfaatkannya. Untuk mengatasi ini peran pemerintah dalam pelaksanakan alih

    teknologi perlu mendapat perhatian. Pengembangan tenaga kerja pada jabatan

    tertentu dalam kegiatan yang terkait, persiapan sumber daya manusia dengan disiplin

    ilmu yang relevan, mempunyai jiwa patriotisme dengan motivasi merebut dan

    menyelidiki ilmu serta pengalaman. Skala prioritas dalam pemanfaatan sumber daya

    perlu digariskan antar instansi pemerintah dan memperhatikan hajat orang banyak.

    b. Aspek Sosial Budaya

    Kultur masyarakat di sekitar lokasi sangat mempengarui rencana pembangunan.

    Status tanah yang sangat terkait dengan adat setempat, mempersulit pembebasan

    tanah. Kondisi masyarakat yang sedemikian, mudah dipengaruhi pihak tertentu untuk

    memintakan biaya pembebasan yang relatif tinggi. Kegiatan penyuluhan dan

    bimbingan kepada masyarakat setempat khususnya dengan bangsa pada umumnya.

  • Gambut, limbah pertanian, limbah ternak dikembangkan untuk kebutuhan Rumah

    Tangga dan industri kecil sebagai pengganti BBM.

    BAB V KESIMPULAN DAN SARAN REKOMENDASI

    5.1. Kesimpulan

    Energi telah menjadi kebutuhan penting dalam kehidupan masyarakat dan menunjang

    kegiatan pembangunan. Jaminan ketersediaan pasokan energi adalah mutlak untuk

    kelangsungan hidup dan pembangunan yang berkelanjutan. Kebutuhan akan energi

    terus meningkat seiring dengan tingkat kehidupan masyarakat dan kemajuan ilmu

    pengetahuan dan teknologi.

    Peran sumber daya energi minyak bumi masih sangat dominan dalam konsumsi

    energi pada semua sektor kegiatan. Di sektor transportasi, peran bahan bakar minyak

    masih belum dapat digantikan sumber daya energi lain. Pada sektor industri,

    penyediaan tenaga listrik untuk keperluan sendiri masih menggunakan sumber energi

    minyak solar.

    Propinsi Sumatera Utara memiliki keanekaragaman sumber daya energi yang tersebar

    di wilayah Kabupaten/Kota, dapat dikembangkan sebagai energi alternatif untuk

    memenuhi konsumsi energi di daerah. Potensi panas bumi, tenaga air, limbah

    pertanian (cangkang, tandan dan ampas daging sawit) adalah sumber energi

    terbarukan, dapat menggantikan peran minyak dan gas bumi, khususnya untuk

  • penyediaan tenaga listrik skala besar. Teknologi pemanfaatan sumber daya energi air,

    biodisel, biogas skala kecil telah kita miliki. Percepatan pemanfaatan sumber daya

    energi perlu dilakukan segera untuk kelestariannya.

    5.2. Saran Rekomendasi

    Bahan bakar minyak (BBM), memegang posisi yang sangat dominan dalam

    pemenuhan kebutuhan energi di Propinsi Sumatera Utara. Bahan bakar minyak yang

    bersumber dari minyak bumi adalah sumber energi yang tidak terbarukan berarti

    mempunyai cadangan yang terbatas. Suatu kenyataan bahwa kita telah mengimpor

    minyak maupun BBM untuk memenuhi konsumsi dalam negeri. Untuk itu

    direkomendasikan sebagai berikut :

    1. Percepatan penganekaragaman pemanfaatan potensi sumber daya energi yang

    terdapat di Propinsi Sumatera Utara diarahkan kepada penggunaan sumber energi

    baru dan terbarukan. Penggunaan jenis energi lebih diarahkan kepada penggunaan

    energi berbasis teknologi, dengan langkah-langkah :

    a. Sumber daya energi panas bumi, tenaga air, batubara dan limbah pertanian

    dengan skala besar, diarahkan untuk penyediaan tenaga listrik untuk

    kepentingan umum yang dikelola PT. PLN (Persero) dan atau Swasta

    pemegang Izin Usaha Ketenagalistrikan Untuk Kepentingan Umum (PIUKU).

    b. Sumber daya energi tenaga air, batubara dan limbah pertanian skala mini,

    diarahkan untuk penyediaan tenaga listrik keperluan sendiri di sektor industri,

  • perkebunan dan pertanian, terutama potensi energi yang tersedia di sekitar

    pusat kegiatan. Penyediaan tenaga listrik di atas adalah pembangkit untuk

    kepentingan sendiri dan umum pada daerah-daerah yang belum terjangkau

    PT. PLN (Persero).

    c. Sumber daya energi dengan skala kecil diarahkan pada penyediaan energi

    bahan bakar, tenaga listrik untuk keperluan industri kecil (home industry) dan

    rumah tangga. Jenis sumber energi batubara, gambut, limbah pertanian, dan

    kotoran ternak dapat dimanfaatkan untuk bahan bakar di sektor rumah tangga.

    Tenaga air skala kecil diupayakan untuk pembangkit listrik tenaga mikro

    hidro (PLTMH) dalam upaya penyediaan tenaga listrik di desa yang belum

    terjangkau PT. PLN (Persero). Tenaga Surya dikembangkan sebagai

    pembangkit tenaga listrik di desa-desa terpencil dengan penduduk yang relatif

    kecil jumlahnya dan sulit dijangkau PT. PLN (Persero) dan tidak memiliki

    sumber daya energi lain.

    2. Percepatan pengembangan biodisel jarak pagar, pemerintah pusat dan daerah agar

    mengelola dan memanfaatkan lahan marjinal/lahan kritis/lahan kosong yang

    ditinggalkan untuk menanam jarak pagar.

    3. Melakukan koordinasi dengan Kabupaten/Kota untuk penyiapan data dan

    informasi sumber daya energi yang akurat termasuk kondisi lingkungan di sekitar

    sumber.

    4. Membentuk dan atau mengaktifkan Badan Koordinasi Energi Daerah Sumatera

    Utara.

  • DAFTAR PUSTAKA

    Armstead, H., Cristopher, 1983, Geothermal Energy, E. &F.N. Spon Ltd, New York http//www.esdm.go.id Departerment Energi dan Sumber Daya Mineral., 2006,

    Blueprint Pengelolaan Energi Nasional 2005-2025, ESDM, Jakarta, Hardjono, H., 2001, Teknologi Minyak Bumi, Gadjah Mada University Press,

    Yogyakarta Irving and Adler, R.,1974, Coal, The John day Company, New York Nur Alamsyah, Andi., 2006, Biodisel Jarak Pagar, Agromedia Pustka, Jakarta Prihandana, Rama., 2006, Dari Energi Fosil menuju Energi Hijau, Proklamasi

    Publising House, Jakarta Sukandarrumidi., 1995, Batubara dan Gambut, Gadjah Mada University Press,

    Yogyakarta

  • LAMPIRAN

    Lampiran 1. Data Potensi Sumber Energi Air di Kabupaten Asahan

    Lokasi No. Skala Nama Air Terjun

    Desa Kecamatan Debit (m3/det)

    Head (Meter)

    Daya (KW)

    Ket.

    A. Skala Mikro 1. Sungai Kampak Sidomulyo Buntu Pane 0.35 10 34.3 *) 2. Pargambiran Pargambiran Bandar Pulau 0.5 10 37.5 **) 3. Aek Napah Adian Tukat Bandar Pulau 1 8 60 **) 4. Sirindang Gonting Malaha Bandar Pulau 0.5 10 49 *) 5. Aek Dalik Gonting Malaha Bandar Pulau 1 8 78.4 *) 6. Aek Nagari Gonting Malaha Pasir Mandoge 1 10 98.1 *) Jumlah 357.3 B. Skala Mini 1. Aek Sagar Liang Bandar Pulau 1 20 150 **) Jumlah 150

    Lampiran 2. Data Potensi Sumber Energi Air di Kabupaten Dairi

    Lokasi No. Skala Nama Air Terjun

    Desa Kecamatan Debit (m3/det)

    Head (Meter)

    Daya (KW)

    Ket.

    A. Skala Mikro 1. Semponan Ulu Pura Salak 0.3 6 13.5 **) 2. Pertimbahoan II Pertimbahoan Salak 0.5 8 30 **) 3. Pertimbahoan I Lau Soluk Salak 0.5 10 37.5 **) 4. Aek Galian Puno Teguh Puno Teguh 1 7 68.6 **)

  • Jumlah 149.6 B. Skala Mini 1. Lau Sembelin Silima Punga-

    Punga Sumbul 2 11 215.6 *)

    2. Lau Mbelgah Kecupat Salak 6 20 588 *) 3. Lau Papanca Parangil Silima Punga-

    punga 0.5 50 245 *)

    4. Lau Bongkaras Bongkaras Sda 1.5 50 735 *) 5. Lau Sembelin Pardomuan Sda 3 50 1470 *) Jumlah 3253.6

    Lampiran 3. Data Potensi Sumber Energi Air di Kabupaten Deli Serdang

    Lokasi No. Skala Nama

    Air Terjun

    Desa Kecamatan Debit (m3/det)

    Head (Meter)

    Daya (KW)

    Ket.

    A. Skala Mikro 1. Lau Jabi Cinta Rakyat Sibolangit 0.5 3 14.7 *) 2. Namo Mbiring Blenus Sda 0.02 8 1.5 *) 3. Binua Pik-pik Sda 0.5 10 47 *) 4. Lau Putih Tanjung Raja Tiga Juhar 0.02 16 39 *) 5. Lau Blumun Talun Kenas Talun Kenas 1 10 98 *) 6. Lau Besaman Sarung Kulit Deli Tua 0.1 50 49 *) Jumlah 249.2 B. Skala Mini 1. Lau Pulo Basukem Sibolangit 0.5 30 147 *) 2. Tarenggang Tiga Juhar Tiga Juhar 0.5 20 196 **) 3. Namo Sawa Malengo Tiga Juhar 1 15 147 **) 4. Lau Gembur Talapeta Deli Tua 1 20 196 *) 5. Betala Terumba Sbiru- biru 1.1 8 114 *) 6. Lau Putih Batu Sianggehen Sibolangit 2 100 1960 *) 7. Lau Malem Batu Sianggehen Sibolangit 0.5 50 245 *) 8. Lau Parira Negeri Suah Sibolangit 0.5 200 980 *) Jumlah 3965

    Lampiran 4. Data Potensi Sumber Energi Air di Kabupaten Karo

  • Lokasi No. Skala Nama Air Terjun

    Desa Kecamatan Debit (m3/det)

    Head (Meter)

    Daya (KW)

    Ket.

    A. Skala Mikro 1. Perteguhen Perteguhan Simpang

    Empat 0.4 8 30 *)

    2. Lau Solu Lau Solu Mardinding 0.3 6 13.5 *) 3. Lau Mulgak Lau Solu Mardinding 0.2 6.5 9.7 *) 4. Sikulikap Dolu Kabanjahe 0.2 10 19.6 *) Jumlah 72.80 B. Skala Mini 1. Pangolahan Pargendangan Tiga Binanga 10 4 392 *) 2. Tongging Tongging Tiga Juhar 0.5 100 490 *) 3. Lau Jandi Jandi Juhar 6 10 588 *) 4. Lau Biong/Dah Kandi Bata Kabanjahe 6 30 1764 *) Jumlah 3234

    Lampiran 5. Data Potensi Sumber Energi Air di Kabupaten Labuhan Batu

    Lokasi No. Skala Nama Air Terjun

    Desa Kecamatan Debit (m3/det)

    Head (Meter)

    Daya (KW)

    Ket.

    A Skala Mikro 1. Siabal- abal Hatapang Na IX-X 0.05 10 5 **) 2. Suruhen II Padang Laut Bilah Hulu 0.4 7 21 **) 3. Suruhen I Padang Laut Bilah Hulu 0.4 8 24 **) 4. Siringo-ringo Siringo-ringo Bilah Hulu 0.5 5 19.5 *) 5. Simongal-mongal I Padang Laut Bilah Hulu 0.05 121 45 *) 6. Simongal-mongal II Padang Laut Bilah Hulu 0.05 30 11.25 *) 7. Simongal-mongal III Padang Laut Bilah Hulu 0.05 19 7.12 *) 8. Simongal-mongal IV Padang Laut Bilah Hulu 0.05 50 18.75 *) 9. Labo Sona Ujung Bandar Bilah Hulu 0.2 40 78.4 *) 10. Montang Silumajang Na XI-X 0.05 8 39.2 *) 11. Siborgot Siborgot Bilah Hulu 1 10 98 *) 12 Suruhan Siborgot Bilah Hulu 0.5 15 73.5 *)

  • Jumlah 440.72 B Skala Mini 1. Simonis Simonis Na IX-X 9 20 1.764 *) 2. Ulumahuang Ulumahuang Kota Pinang 10 20 1.960 *) 3. Simahalinking Hatapang Na IX-X 2 60 1.176 *) Jumlah 4.900

    Lampiran 6. Data Potensi Sumber Energi Air di Kabupaten Langkat

    Lokasi No. Skala Nama Air Terjun

    Desa Kecamatan Debit (m3/det)

    Head (Meter)

    Daya (KW)

    Ket.

    A. Skala Mikro 1. Serenggana I Serenggana Selapian 0.2 30 58 **) 2. Gergas Gergas Stabat 0.2 10 19 **) 3. Lau Gersik Namo Tonga Bahorok 0.4 6 18 **) 4. Lau Berhala Sialangor Bahorok 0.3 7 15.75 **) Jumlah 110.75 B. Skala Mini 1. Serenggana II Serenggana Selapian 0.25 80 196 **) Jumlah 196

    Lampiran 7. Data Potensi Sumber Energi Air di Kabupaten Simalungun

    Lokasi No. Skala Nama Air Terjun

    Desa Kecamata