analisis data abses mandibula

7
Analisis Data No Data Etiologi Masalah 1. Data Subjektif : Nyeri menelan pada rahang bawah (kelenjar submandibula) Nyeri muncul saat mengunyah makanan Data objektif : Berkurangnya sekresi kelenjar saliva Didapatkan nyeri pada skala 6 Gangguan sekresi saliva Penghentian/Penurunan aliran saliva Nyeri 2. Data subjektif: Ada pembengkakan Data objektif : Inflamasi pada kelenjar submandibula Infeksi oleh Staphylococcus aureus, Stertococcus viridiansatau pneumococcus Gangguan sekresi saliva Penghentian/Penurunan aliran saliva Pengentalan/Penumpukan saliva Peradangan Risiko Infeksi 3. Data subjektif: § Tidak nafsu makan § Tidak mengkonsumsi makanan yang terlalu kasar § Badan lemas karena Gangguan sekresi saliva Penurunan aliran saliva Nyeri saat menelan Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Upload: azzahra-azza

Post on 14-Aug-2015

220 views

Category:

Documents


12 download

DESCRIPTION

Analisis data abses Mandubula

TRANSCRIPT

Page 1: Analisis Data Abses Mandibula

Analisis Data

 

No Data Etiologi Masalah

1. Data Subjektif :

Nyeri menelan pada

rahang bawah (kelenjar

submandibula)

Nyeri muncul saat

mengunyah makanan

Data objektif :

Berkurangnya sekresi

kelenjar saliva

Didapatkan nyeri pada

skala 6

Gangguan sekresi saliva

Penghentian/Penurunan

aliran saliva

Nyeri

2. Data subjektif:

Ada pembengkakan

Data objektif :        

Inflamasi pada kelenjar

submandibula

Infeksi oleh Staphylococcus

aureus, Stertococcus

viridiansatau pneumococcu

s

Gangguan sekresi saliva

Penghentian/Penurunan

aliran saliva

Pengentalan/Penumpukan

saliva

Peradangan

Risiko Infeksi

3. Data subjektif:

§ Tidak nafsu makan

§ Tidak mengkonsumsi

makanan yang terlalu

kasar

§ Badan lemas karena

Gangguan sekresi saliva

Penurunan aliran saliva

Nyeri saat menelan

 

 

Nutrisi kurang

dari kebutuhan

tubuh

Page 2: Analisis Data Abses Mandibula

kurang energi

Data objektif:

§ BB menurun 0,5 kg

dari berat awal menjadi

54,5 kg dalam 4 hari

BB awal = 55 kg

BB normal sesuai tinggi

seharusnya = 55,8 kg

§ TB: 162 cm

§ Porsi makan berkurang

4 Data subjektif:

Badan menggigil

Data objektif:

Suhu tubuh meningkat

dari keadaan normal:

38°C

Gangguan sekresi saliva

Penurunan aliran saliva

Pengentalan saliva

Inflamasi

Pembengkakan

Demam

 

Hipertermi

3.4 Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri berhubungan dengan penurunan sekresi saliva.

2. Risiko infeksi berhubungan dengan adanya penumpukan bakteri.

3. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan

menelan.

4. Hipertermi berhubungan dengan peradangan akibat infeksi virus.

3.5 Intervensi

1. Diagnosa: Nyeri berhubungan dengan penurunan sekresi saliva.

Tujuan: mengatasi rasa nyeri

Page 3: Analisis Data Abses Mandibula

Kriteria hasil: 

1. Produksi saliva kembali normal

2. Nyeri berkurang ditandai dengan:

Penurunan skala nyeri dari 6 menjadi 2

RR kembali normal = 20x/menit

No. Intervensi Rasional

1. Kolaborasi

Berikan obat analgesic

 

Menghilangkan rasa nyeri

2. Mandiri

Identifikasi dan batasi makanan

yang menimbulkan ketidak-

nyamanan, misalnya makan

yang terlalu keras atau susah

dikunyah.

 

Makanan dengan konsistensi

makanan yang tinggi dapat

mengrangi rasa nyeri saat menelan

3. Mandiri

Berikan klien permen karet dan

ajarkan untuk mengunyah

 

Meningkatkan produksi saliva

 

1. Diagnosa: Infeksi berhubungan dengan adanya penumpukan bakteri.

Tujuan: mencegah dan menghambat penyebaran infeksi.

Kriteria hasil:

1. Infeksi teratasi

1. Tidak ada inflamasi ditandai dengan tidak ada warna merah pada

bagian luar submandibula atau rahang bawah.

2. Bakteri mati

3. Leukosit kembali normal: 8.000 sel/mm3

No. Intervensi Rasional

1. Kolaborasi

Berikan obat antibiotic sesuai

 

Menurunkan kolonisasi bakteri dan

Page 4: Analisis Data Abses Mandibula

indikasi mencegah infeksi

2. Kolaborasi

Periksa darah lengkap pasien

 

Menegetahui jumlah leukosit

3. Mandiri

Ajarkan pada pasien tentang oral

hygiene

 

Mencegah bakteri berkembang biak

akibat kurangnya kebersihan

rongga mulut/oral hygiene.

 

3. Diagnosa: nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

ketidakmampuan menelan.

Tujuan: Memenuhi kebutuhan  nutrisi tubuh.

Kriteria Hasil:

1. Kebutuhan metabolismme tubuh terpenuhi

2. Pasien tidak lagi terlihat lemah

3. Nutrisi terpenuhi

4. BB kembali seperti awal: 55 kg

No Intervensi Rasional

1 Kolaborasi

Berikan terapi nutrisi. Lakukan

diet TKTP (tinggi kolesterol,

tinggi protein). Diet lunak dan

mengkonsumsi makanan yang

tidak merangsang.

 

Kebutuhan nutrisi klien kembali

terpenuhi.

2 Mandiri

Buat pilihan menu dan ijinkan

klien untuk memilih sebanyak

mungkin.

 

Memberikan variasi menu pada klien

sehingga nafsu makan klien

meningkat.

 

4. Diagnosa: Hipertermi berhubungan dengan peradangan akibat infeksi virus.

Tujuan: Mengatasi masalah peningkatan suhu tubuh untuk mencegah penyebaran

infeksi akibat virus.

Kriteria Hasil:

Page 5: Analisis Data Abses Mandibula

1. Badan tidak menggigil

2. Suhu tubuh kembali normal 37°C

No Intervensi Rasional

1 Kolaborasi

Berikan obat penurun

panas.

 

Demam dapat diatasi (suhu tubuh

kembali normal).

2 Mandiri

Berikan kompres hangat.

 

Melancarkan aliran pembuluh darah dan

menjadikan suhu tubuh kembali normal.

3 Mandiri

Anjurkan banyak minum bila

tidak ada kontraindikasi.

 

Mencegah dehidrasi akibat kekurangan

cairan yang dapat meningkatkan suhu

tubuh akibat infeksi.

4 Mandiri

Anjurkan klien untuk bedrest

total.

 

Memulihkan kondisi tubuh dengan

mencegah adanya peningkatan suhu

tubuh serta mengembalikan pada suhu

tubuh normal.

 

3.6 Evaluasi

1. Rasa nyeri berkurang ditandai dengan berkurangnya rasa nyeri.

2. Infeksi bakteri berkurang ditandai dengan berkurangnya inflamasi.

3. Kebutuhan nutrisi terpenuhi ditandai dengan berat badan yang meningkat.

4. Tidak terjadi demam ditandai dengan suhu tubuh kembali normal.

 

BAB IV

PENUTUP

 

4.1 Simpulan

                        Sialadenitis adalah infeksi berulang-ulang di glandula

submandibularis yang dapat diserati adanya batu atau penyumbatan. Biasanya

sistem duktus menderita kerusakan, jadi serangan tunggal sialadentis

Page 6: Analisis Data Abses Mandibula

submandibularis jarang terjadi. Kelenjar ini terasa panas, membengkak, nyeri tekan

dan merupakan tempat serangan nyeri hebat sewaktu makan. Pembentukan asbes

dapat terjadi didalam kelenjar maupun duktus. Sering terdapat batu tunggal atau

multiple.

                        Peradangan kronis pada Sialadenitis  dapat terjadi pada parenkim

kelenjar atau duktus seperti batu (sialolithiasis) yang disebabkan karena infeksi

(sialodochitis) dari Staphylococcus aureus, Streptococcus

viridians ataupneumococcus. Selain itu terdapat komponen obstruksi skunder dari

kalkulus air liur dan trauma pada kelenjar. Faktor risiko yang dapat mengakibatkan

sialadenitis antara lain dehidrasi, terapi radiasi, stress, malnutrisi dan hiegine oral

yang tidak tepat.

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Anonim. 2010. Sialadenitis. http://en.wikipedia.org/wiki/Sialadenitis, diakses tanggal

23 Oktober 2010

Doenges. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3. Jakarta: Penerbit buku

Kedokteran EGC

Greenberg. 2005. Teks Atlas Kedokteran Kedaruratan. Jakarta: Erlangga

Ngastiyah. 2007. Perawatan Pada Anak. Jakarta: EGC

Nelson. 2000. Ilmu Kesehatan Anak Edisi 15. Jakarta: EGC

Pedersen, Gordon W. 1996. Buku Ajar Praktis Bedah Mulut. Jakarta: EGC

Haskel, R. 1990. Penyakit Mulut. Jakarta: EGC

Lewis, Michel A.O. 1998. Tinjauan Klinis Penyakit Mulut. Jakarta: Widya Medika

Lynch, Malcolm A. 1997. Oral Medicine. United States of America: Lippincott Raven

Publishe